This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI
Disusun guna memenuhi tugas Blok Sistem Pencernaan Semester IV
Dosen Pengampu:
Ely Isnaeni, S.Kep. M.Kes
1) Lia Kristia (10210012)
2) Micke Dini Nur (10210013)
3) Miranti Kusuma .W (10210014)
4) Moh. Defri .M (10210015)
5) Ninda Mulya Ike (10210016)
6) Nurhayati (10210017)
7) Gerson Adi .S (10210031)
PROGRAM STUDI S1-KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
TAHUN 2012
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-
Nya yang melimpah, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul,
“PEMERIKSAAN FISIK DIGESTIVE SISTEM“ dapat diselesaikan tepat waktu.
Terselesainya makalah ini tidak terlepas dari beberapa pihak, oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih.
Demikian ucapan terima kasih penulis. Penulis sangat menantikan kritik dan
saran yang membangun bagi kemajuan tugas ini. Terima kasih.
Kediri, 17 Februari 2012
Penulis.
2
DAFTAR ISI
Halaman Judul 1
Kata Pengantar 2
Daftar Isi 3
Bab I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 4
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan Umum 4
1.4 Tujuan Khusus 4
Bab II: TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian 5
2.2 Indikasi 6
2.3 Komplikasi 7
2.4 Konsep Keperawatan Pra Dan Pasca Operatif 12
Bab III: PENUTUP
3.1 Kesimpulan 27
DAFTAR PUSTAKA 28
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Colostomy adalah pembuatan lubang (stoma) pada kolon secara bedah.
(Keperawatan Medical Bedah, Brunner & Suddart hal 1127).
Colostomy adalah prosedur pembedahan dimana sebagian dari usus besar
dibawa keluar melewati dinding abdomen untuk mengeluarkan feses atau kotoran
dari tubuh. (Evelyn. 2010)
Colostomy adalah pengalihan isi kolon yang dapat permanen atau sementara.
(Rencana Asuhan Keperawatan, Doenges hal 486).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang dapat diambil
dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1.2.1 Apa pengertian dari kolostomi?
1.2.2 Apa saja indikasinya?
1.2.3 Apa saja komplikasi dari kolostomi?
1.2.4 Bagaimana konsep keperawatan pra dan pasca operatif?
1.3 Tujuan Umum
Tujuan umum dari makalah ini agar mahasiswa S-1 Keperawatan mengerti
tentang kolostomi dan dapat menjelaskan kepada masyarakat nantinya.
1.4 Tujuan Khusus
1.4.1 Untuk mengetahui dengan jelas pengertian dari kolostomi.
1.4.2 Untuk mengetahui dengan jelas indikasi dari kolostomi.
1.4.3 Untuk mengetahui dengan jelas komplikasi dari kolostomi.
1.4.4 Untuk mengetahui dengan jelas konsep keperawatan pra dan pasca
operatif.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Colostomy adalah pembuatan lubang (stoma) pada kolon secara bedah.
(Keperawatan Medical Bedah, Brunner & Suddart hal 1127).
Colostomy adalah prosedur pembedahan dimana sebagian dari usus besar
dibawa keluar melewati dinding abdomen untuk mengeluarkan feses atau kotoran
dari tubuh.
Colostomy adalah pengalihan isi kolon yang dapat permanen atau sementara.
(Rencana Asuhan Keperawatan, Doenges hal 486)
Deskripsi tindakan
Colostomy bisa dibuat sementara atau permanen.
Colostomy sementara / temporer dibuat untuk diversi feses oleh karena
trauma atau penyakit pada sebagian usus besar sehingga memungkinkan
untuk istirahat dan sembuh.
Colostomy yang permanen dikerjakan bila dibagian ujung usus (usus yang
paling jauh jaraknya) harus diangkat atau tersumbat dan tidak dapat dilakukan
operasi.
Ada tiga macam tipe colostomy bila dilihat dari segi pembedahan yaitu :
1. End colostomy: Fungsi ujung akhir dari usus dibawa keluar ke
permukaan perut, pembuatan stoma dilakukan dengan membalik usus
dan dijahitkan kekulit, permukaan stoma biasanya tampak lembab dan
berwarna merah muda. Bagian distal dari usus besar diangkat atau
ditutup dengan dijahit dan ditinggalkan didalam perut. End colostomy
biasanya adalah stoma yang permanen, ini biasanya disebabkan oleh
karena trauma, kanker atau penyakit yang lain.
2. Double – barrel colostomy: Colostomy ini termasuk pembuatan dua
stoma yang terpisah di dinding perut. Stoma yang proksimal adalah
stoma yang berfungsi mengeluarkan kotoran dan berhubungan dengan
saluran pencernaan bagian atas. Stoma yang distal berhubungan dengan
rectum dan disebut mucous fistula, mengalirkan sedikit material lendir.
5
Stoma ini sering merupakan stoma yang temporer yang dibuat untuk
mengistirahatkan sebagian dari usus dan nantinya ditutup.
3. Loop colostomy: Colostomy ini dibuat dengan membawa lengkungan
usus besar (loop of bowel) melalui sebuah sayatan di dinding perut.
Lengkungan usus ditahan dengan diluar dinding perut dengan sebuah
batang plastik yang diselipkan dibawahnya. Sebuah sayatan dibuat di
usus sehingga memungkinkan aliran kotoran melewati colostomy.
Tangkai penahan diangkat (diambil) setelah kira-kira 7-10 hari setelah
pembedahan, bila telah sembuh maka usus tidak akan tertarik kedalam
perut. Loop colostomy paling sering adalah untuk stoma yang temporer
yang berguna untuk diversi kotoran agar tidak melewati daerah usus
yang obstruksi atau adanya sepsis pelvis karena kanker usus,
diverticulitis, trauma kolorektal, trauma radiasi atau komplikasi
penyakit peradangan usus besar. Dapat pula digunakan untuk proteksi
sambungan koloanal atau adanya fistula.
Berdasarkan letaknya:
1. Colostomy acending pada perut kanan
2. Colostomy transversal pada perut tengah atas
3. Colostomy sigmoid / desenden pada perut kiri
2.2 Indikasi
Kanker
Obstruksi
Penyakit peradangan usus
Divertikulum yang pecah
Iskemia usus
Trauma
2.3 Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi pada pasien dengan colostomy adalah sebagai
berikut:
6
Penempatan letak stoma yang tidak tepat. Dimana disini mengakibatkan
pemakaian stoma bag menjadi sulit akan cenderung menjadi bocor sehingga
merusak kulit, ini akan menghalangi aktivitas sehari-hari.
Nekrosis dan retraksi stoma Vaskularisasi yang tidak memadai pada stoma
akan segera mengakibatkan iskemia atau nekrosis segera setelah operasi,
perkembangan nekrosis harus segera dievaluasi dan ditentukan perluasannya.
Bila nekrosis hanya terjadi pada bagian permukaan serosa tidak perlu
dilakukan tindakan segera, mungkin jaringan yang nekrotik akan mengelupas
atau perlu debridement. Bila nekrosis meluas hingga dibawah fasia maka
perlu segera dilakukan laparatomy untuk mencegah terjadinya peritonitis.
Mobilisasi yang tidak memadai dari mesentrium atau fiksasi yang jelek dari
stoma ke kulit atau fasia mengakibatkan retraksi dari stoma, biasanya pada
masa awal periode operasi. Retraksi dibawah fasia memerlukan tindakan
segera untuk mencegah peritonitis. Retraksi diatas fasia tidak memerlukan
tindakan intervensi segera. Ini biasanya akibat pemasangan stoma bag /
appliance yang jelek.
Kerusakan kulit: Pengotoran cairan produk stoma dikulit sekitar stoma
mengakibatkan kulit maserasi dan rusak. Hal ini lebih sering terjadi pada
ileostomi dimana produk stomanya cair dan mengandung zat proteolitik dari
enzim pancreas, hal ini bisa pula terjadi pada colostomy di proksimal dari
pleksura lienalis atau pada kolostomi yang diare. Biasanya terjadi oleh karena
pemasangan stoma bag/appliance yang jelek sehingga bocor. Kerusakan kulit
mungkin juga terjadi oleh karena folikulitis peristomal, dermatitis
kontak/alergi. Produk ileostomi yang tinggi, penyakit crohn’s yang kambuh,
obstruksi parsial usus halus, sepsis intra abdominal stenosis soma dan gastro
enteritis juga berperan terhadap kejadian kerusakan kulit. Ekskoriasi kulit
harus ditangani dengan pemasangan stoma bag/appliance yang baik untuk
mencegah kerusakan kulit lebih lanjut. Dianjurkan untuk konsultasi pada
stomal terapis khususnya pada kerusakan kulit yang berat. Bila konstruksi
stoma yang tidak baik dan perawatan enterostomal yang intensif tidak
membaik maka diperlukan tindakan pembedahan untuk merekonstruksi stoma
tersebut. Perhatian harus diberikan pada ileostomi dengan produk tinggi
dengan menggunakan obat-obat anti diare, manipulasi dengan diet serta
penggantian cairan dan elektrolit.
Striktura stoma: Walaupun striktura stoma merupakan komplikasi yang terjadi
kemudian, ini biasanya terjadi karena perkembangan serositis segera setelah
periode operasi. Paling sering disebabkan oleh nekrosis dan retraksi yang
mengakibatkan lepasnya jahitan mukokutaneus sehingga serosa menjadi
7
terpapar dan akibatnya terjadi serositis. Dilatasi stoma biasanya tidak efektif,
diperlukan tindakan eksisi kulit dan skar dan menjahit ulang mukosa intestinal
ke kulit untuk membuat lubang stoma yang memadai.
Prolap stoma: Biasanya terjadi pada saat konstruksi stoma usus dalam
keadaan dilatasi atau edema. Lubang stoma dibuat terlalu besar dan setelah itu
usus mengecil menjadi normal kembali ukurannya. Bila kasusnya colostomy
yang temporer maka diperlukan tindakan definitif menyambung usus.
Bilamana stomanya permanen maka konversi loop colostomy ke end
colostomy dengan mucous fistule pada tempat yang baru sangat membantu.
Tetapi pada prolaps kolostomi yang berlebihan perlu didiskusikan reseksi
pada bagian yang berlebihan tersebut dan merekonstruksi stomanya.
Hernia para stomal: Hernia parastomal merupakan problem paling sering yang
memerlukan tindakan koreksi pembedahan berkenaan dengan konstruksi
kolostomi. Komplikasi ini terjadi mungkin karena pembuatan lubang stoma
yang terlalu besar atau peletakkan stoma diluar muskulus rektus. Indikasi
tindakan koreksinya adalah adanya gejala obstruksi, nyeri para stomal,
kesulitan perawatan stoma atau pemasangan stoma bag / appliance. Relokasi
stoma dan penutupan defek hernia adalah tindakan yang paling efektif.
2.4 Konsep Keperawatan Pra Dan Pasca Operatif
Pasien yang memerlukan colostomy pada pra operasi dapat dimunculkan
intervensi keperawatan sebagai berikut yaitu :
Dukungan psikososial :
o Pasien yang di diagnosis kanker kolon / rectum memerlukan
colostomy permanen dan merasa sedih akibat di diagnosa penyakit
dan rencana pembedahan begitu juga yang menjalani colostomy
sementara dapat mengekspresikan rasa takut dan masalah yang
serupa dengan individu.
o Perawat dapat membantu mengurangi ketakutan dengan
memberikan informasi actual tentang prosedur pembedahan dan
pembentukan serta penatalaksanaan ostomi.
o Berikan pasien kesempatan untuk mengajukan pertanyaan.
o Semua anggota tim kesehatan, termasuk perawat terapi
enterostomal dan keluarga harus ada di samping pasien untuk
memberikan bantuan dan dukungan.
8
o Berdiskusi dengan individu yang berhasil menghadapi kolostomy
sering membantu pasien.
o Menunjukkan sikap kompeten yang meningkatkan percaya diri dan
kerjasama. Konsultasi dengan ahli terapi enterostoma selama