PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Coats disease adalah kelainan kongenital dari perkembangan
pembuluh darah retina yang ditandai dengan kelemahan endotel
pembuluh darah retina dan bila berlanjut dapat mengakibatkan
degenerasi pembuluh darah retina, aneurisma, teleangiektasis,
eksudasi subretina dan lepasnya lapisan retina (retinal
detachment).1-6
Angka insiden dan prevalensi dari Coats disease tidak diketahui
secara pasti. Kelainan ini bersifat unilateral dan lebih sering
dialami oleh laki-laki yaitu sekitar 70-90% dibandingkan wanita.
Dua pertiga kasus biasanya muncul sebelum berumur 10 tahun tetapi
kelainan ini dapat pula terlihat pada dekade awal atau dekade
kedelapan kehidupan.1-3
Penyebab pasti dari Coats disease belum diketahui sampai saat
ini. Beberapa penulis menduga bahwa penyebab dari kelainan ini
adalah kelainan primer dari vaskular retina terutama di daerah
perifer. Gambaran histopatologis menunjukan adanya sel-sel endotel
yang menghilang dan keadaan ini menyebabkan terjadinya
disorganisasi, dilatasi, aneurisma, dan telangiektasis.
Abnormalitas yang terjadi pada vaskular retina ini akan mengganggu
fungsi dari permeabilitas kapiler sehingga menimbulkan eksudasi.
Dugaan teori adanya gangguan transpor kolesterol, endokrin, dan
keterlibatan gen NDP juga pernah dilaporkan. 3
Manifestasi klinis kelainan ini dapat berupa penurunan tajam
penglihatan, leukokorea, dan strabismus. Kelainan ini diatas 25%
bersifat asimtomatik dan biasanya kelainan ditemukan dalam
pemeriksaan rutin oftalmologi. Pemeriksaan segmen anterior sebagian
besar tidak menunjukan adanya kelainan.7-10 Shields
mengklasifikasikan kelainan segmen posterior menjadi 5 stadium
yaitu pertama hanya berupa telangiektasis, stadium kedua terdapat
telangiektasis dan eksudat, stadium ketiga terdapat ablatio retina
eksudatif, stadium keempat terdapat ablatio retina total dan
glaukoma sekunder, dan stadium kelima merupakan stadium akhir dari
Coats disease.3
Diagnosis Coats disease ditegakan berdasarkan anamnesis,
pemerikasaan oftalmologi, dan pemeriksaan penunjang. Funduskopi
memperlihatkan gambaran telangiektasis pembuluh darah retina yang
disertai adanya eksudasi. Pemeriksaan penunjang yang dikerjakan
antara lain flouresin angiografi intravena, ultrasonografi (USG),
computed tomografi (CT-scan), magnetic resonance imaging (MRI), dan
analisis cairan subretina.3-6
Penatalaksanaan Coats disease dilakukan bertujuan untuk
mengurangi terjadinya eksudasi pada retina. Tehnik yang dapat
dikerjakan adalah dengan cryoablation, argon laser fotokoagulasi,
xenon fotokoagulasi, dan drainase cairan subretina.1,3,11,12
Salah satu manifestasi klinis dari Coats disease adalah
leukokorea. Leukokorea merupakan kelainan yang dapat menunjukan
berbagai kelainan khususnya pada anak-anak terutam retinoblastoma.
Sari pustaka ini dibuat untuk meningkatan pengetahuan tentang
kelainan ini sehingga dapat menegakan diagnosis serta memberikan
terapi yang tepat ditinjau dari anatomi, etipatogenesis,
manifestasi klinis, diagnosis, dan penatalaksanaannya. ANATOMI
Retina merupakan lapisan yang tipis, semitransparan, dan terdiri
dari banyak lapisan jaringan neural terletak pada bagian dalam bola
mata. Retina meluas ke arah anterior sampai pada badan siliar dan
berakhir sebagai suatu tepi kasar yang disebut ora serata. Ora
serata terletak 6,5 mm dibelakang Schwalbes line didaerah temporal
dan 5,7 mm didaerah nasal. Bagian permukaan luar dari retina adalh
epitel pigmen yang mempunyai hubungan dengan membran Bruchs, koroid
dan sklera. Retina dan epitel pigmen retina merupakan daerah yang
lemah sehingga lebih mudah terpisah kecuali di daerah papil otik
dan ora serata keduanya melekat cukup kuat.13-14
Retina mempunyai 10 lapisan yang terdiri atas epitel pigmen dan
lapisan neurosensoris retina. Lapisan retina dari dalam ke luar
adalah: limiting membran interna, lapisan serat saraf , lapisan sel
ganglion, lapisan pleksiform dalam, lapisan nuklear dalam, lapisan
pleksiform luar, lapisan nuklear luar, limiting membran eksterna,
lapisan sel fotoreseptor, dan epitel pigmen epitelium.lapisan
bagian dalam dari memnbran Bruchs berfungsi sebagai basal membran
dari lapisan epitel pigmen epitelium.13-14
Gambar 1. lapisan epitel pigmen dan neurosensoris retina
(dikutip dari kepustakaan 14)
Retina mempunyai ketebalan 0,1 mm di daerah ora serata dan 0,56
di daerah pole posterior. Makula terletak dibagian tengah dari
retina posterior dan memberikan tajam penglihatan paling tajam,
berbentuk lonjong berukuran 1,5 mm2, berwarna kuning oleh pengaruh
pigmen xantofil. Pigmen ini berfungsi untuk melindungi kerucut
makula dari cahaya yang menyilaukan. Retina pada daerah ini juga
membentuk fovea sentral yaitu suatu lekukan yang bebas sel batang
dan hanya berisi sel kerucut serta terletak tepat pada sumbu
penglihatan.13-14
Retina mendapatkan pendarahan dari 2 sumber yaitu pembuluh darah
koriokapilaris dan cabang arteri retina sentralis. Koriokapilaris
memberikan pendarahan pada 3 lapisan bagian luar retina termasuk
lapisan pleksiform luar dan lapisan nukleus luar, sel fotoreseptor,
dan sel pigmen epitelium. Cabang arteri retina sentralis memberikan
pendarahan 2/3 bagian dalam retina. Endotel pada pembuluh darah
retina menyatu sehingga membentuk suatu darah-retina barier
sedangkan endotel pada pembuluh darah koroid tidak menyatu. Barier
retina bagian luar terletak pada daerah epitel pigmen
retina.13-14ETIOPATOGENESIS
Penyebab dari Coats disease sampai saat ini belum diketahui
dengan jelas. Reese menemukan pada pemeriksaan dengan pewarnaan
periodc acid-Schiff (PAS) pada basal membran endotelium dari vena
retina terdapat penumpukan polisakarida sehingga menimbulkan
terjadinya atresia dan penyempitan lumen pembuluh darah.
Penyempitan lumen pembuluh darah ini menyebabkan vascular ectasia
dan terbentuknya saluran pembuluh darah kolateral. Weis
memperkirakan adanya hipoksia pada derah lokal retina merangsang
faktor vasoproleferasi sehingga menyebabkan terbentuknya pembuluh
darah baru dari vena dan kapiler.1
Suatu penelitian histologi dan ultrastuktur menyokong perkiraan
bahwa Coats desease berasal dari perubahan primer beberapa pembuluh
darah. Studi ini menemukan gambaran histopatologi klasik berupa
menipis atau hilangnya elemen endotelium diantara ketebalan dan
hyalinisasi pembuluh darah. Keadaan ini menyebabkan rusaknya barier
retina-darah pada tingkat endotelium sehingga pembuluh darah
menjadi nekrotik dan terbentuk dilatasi dan telangiektasis. Tahap
lanjut dari kelemahan pembuluh darah ini pada jaringan yang
berdekatan dengan retina menghasilkan eksudat kolesterol
intraretinal dan subretinal, pendarahan, kista, edema, infiltrasi
limfosit, dan penumpukan lemak atau fibrin. Perubahan ini
mengakibatkan degenerasi dari lapisan neural retina dan infiltrasi
fagosit dari lipid-laden.1
Black dan rekan menyatakan bahwa Coats disease adalah suatu
mutasi somatik dari gen NPD yang menghasilkan norrin (produk
protein dari gen NDP). Mutasi somatik ini mengakibatkan terjadinya
defisiensi dari norrin yang berperan penting dalam perkembangan
retina terutama retinal vasculogenesis.1,15MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis Coats disease bervariasi tergantung berat
atau ringannya kondisi penderita. Penurunan tajam penglihatan pada
penderita Coats disease dapat 20/50, 20/60, 20/200, tetapi pada
kondisi yang lebih jelek tajam penglihatan dapat sampai hitung
jari, lambaian tangan, atau persepsi cahaya.1,7,8
Leukokorea merupakan manifestasi klinis yang paling sering
dijumpai. Leukokorea biasanya digambarkan sebagai masa putih yang
terdapat di belakang pupil. Leukokorea ini biasanya bersifat
unilateral dan usia penderita diatas 1 tahun.7-10
Strabismus atau mata juling dapat ditemukan sebagai tanda awal
dari perkembangan Coats disease. Tipe strabismus yang sering
dijumpai adalah eksotropia. Shield dan rekan dalam studinya
menemukan 18% gejala strabismus pada penderita dengan Coats disease
.1,7,8,10
Heterochromia, nistagmus, dan nyeri pada mata dapat pula
ditemukan pada penderita sedangkan pergerakan bola mata tidak
mengalami gangguan. Secara umum segmen anterior bola mata tidak
didapatkan kelainan.7DIAGNOSIS
Penegakan diagnosis Coats disease berdasarkan adanya manifestasi
klinis dan pemeriksaan oftalmologi serta pemeriksaan penunjang.
Pemeriksaan penunjang untuk menegakan diagnosis antara lain
pemeriksaan flouresin angiografi, USG, CT scan, MRI, dan
pemeriksaan analisa cairan retina.1,3-5Pemerikasaan oftalmologi
dengan funduskopi didapatkan gambaran adanya telangiektasis
pembuluh darah retina, aneurisma dan adanya sheathing oleh
penumpukan kolesterol. Pada tahap awal perubahan ini terjadi
didaerah ekuator dan retina perifer serta kuadran temporal dari
fovea. Makula dapat terlibat secara langsung oleh eksudasi dari
telangiektasis makula atau secara tidak langsung disebabkan oleh
penumpukan yang berasal dari telangiektasis retina perifer. Edema
makula, ablatio retina eksudatif, dan adanya masa disciform di
daerah makula menyebabkan penurunan tajam penglihatan yang
bermakna. Pendarahan intraretina dan vitreus kadang dapat pula
ditemukan.1-6
Gambar. 2. Fundus perifer dilatasi vena, mikro- Gambar 3. Total
eksudatif ablatio retina
aneurisma, subretinal lipid eksudasi (dikutip (dikutip dari
kepustakaan 5)
dari kepustakaan 5)
Pemeriksaan flouresin angiografi memperlihatkan gambaran
pelebaran pembuluh darah yang nyata disertai dengan adanya
kelemahan pembuluh darah dan daerah nonperfusi di sekitar retina.
Mikroaneurisma yang luas biasanya ditemukan pada arteri dan kapiler
serta sedikit pada pembuluh darah vena. Pengisian capillary bed
sangat terlambat dan pembuluh darah vena tampak dilatasi serta
terdapat pewarnaan pada dinding vena.4,7
Gambar 4. A. Coats desease B. Gambaran abnormalitas vaskular
dengan latar belakang eksudat
pada FA (dikutip dari kepustakaan 4) Pemeriksaan USG sangat aman
dan efektif untuk evaluasi leukokorea pada penderita Coats desease.
Gambaran USG yang menyokong Coats desease adalah adanya ablatio
retina dengan pergerakan minimal, gambaran opacity kolesterol
subretina yang merata disertai constant slow convection movements,
dan tidak ditemukannya masa atau kalsifikasi.3,4
Gambar 4. Gambaran USG pada penderita Coats desease (dikutip
dari ke-
pustakaan 8)Pemeriksaan MRI dapat memberikan gambaran jaringan
yang lebih besar sehingga dapat membedakan gambaran tumor padat
intraokular. Pada Coats desease dijumpai peningkatan intensitas
ruang subretina pada T1, peningkatan atau penurunan intensitas
ruang subretina pada T2, dan peninggian linier dari ablatio retina
mengikuti gambaran kontras. Hasil MRI dapat bervariasi tergantung
luasnya eksudat subretina dan ablatio retina.3Analisa cairan
subretina diaspirasi dengan jarum halus saat operasi dan dikerjakan
secara hati-hati sekaligus sebagai drainase. Hasil pemeriksaan
cairan ini pada Coats desease terdapat adanya kristal kolesterol
pucat, sel pigmen-laden yang besar, dan fat laden
macrophages.3DIAGNOSIS BANDING
Retinoblastoma
Retinoblastoma terjadi pada usia yang lebih muda (rata-rata 18
bulan), tidak terdapat perbedaan predileksi laki-laki dan wanita
serta dapat bilateral pada 1/3 kasus atau unilateral diatas 19%
kasus. Pemeriksaan oftalmologi memperlihatkan lesi berwarna merah
muda, pembuluh darah yang meningkat, dan terdapat kalsifikasi.
Retinoblastoma tipe eksofitik sulit dibedakan dengan Coats desease
tetapi dapat dikonfirmasi dengan pemeriksaan CT-scan dan
MRI.3-6Retinopathy of Prematurity (ROP)
ROP adalah kelainan yang terjadi oleh karena abnormalitas
pembuluh darah retina perifer. Perubahan vaskular ini biasanya
terjadi bilateral terjadi didaerah yang menghubungkan antara
vitreus dan retina, bukan didalam retina. Riwayat kelahiran
prematur menjadi faktor predisposisi kelainan ini.2,3,6Persistent
hyperplastic primary vitreus (PHPV)
PHPV merupakan kelainan kongenital dan selalu disertai dengan
mikrophthamia tanpa kelainan sistemik. Kelainan ini bersifat
unilateral dan laki-laki lebih banyak dari wanita. Pemeriksaan
oftalmoskopi ditemukan reflek putih pada pupil, prosesus siliaris
yang tertarik di depan pupil, dan adanya gambaran seperti tangkai
dari papil optik ke daerah retrolental. Kadang ditemukan pula
lipatan retina didaerah kuadran inferior.1,3,6Familial exudative
vitreoretinopathy (FEVR)
FEVR merupakan suatu kelainan herediter autosomal dominan dan
bersifat asimtomatis. Kelainan ini bersifat bilateral tetapi
seringkali asimetris, mengenai anak-anak usia prasekolah, dan
riwayat kelahiran yang normal. Pemeriksaan oftalmologi didapatkan
adanya strabismus atau reflek putih serta terdapatnya gambarab
nonperfusi kapiler retina perifer pada
funduskopi.3,6PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan penderita Coats desease berbeda berdasarkan
perkembangan penyakitnya. Penderita stadium ringan, tidak
memerlukan pengobatan khusus pada mata, dan kondisi mata yang masih
nyaman atau yang disertai dengan ablatio retina total umumnya hanya
dilakukan observasi.4
Cyroablation dikerjakan bila terdapat lesi vaskular dibagian
perifer yang disertai atau tidak adanya cairan eksudasi subretina.
Tehnik ini dikerjakan dengan anestesi sampai daerah ekuator dengan
transkonjungtiva. Pendinginan dilakukan sampai terjadi penyatuan
pembuluh darah yang mengalami telangiektasis.4,11,12
Xenon fotokoagulasi digunakan untuk mengatasi kapiler yang
dilatasi dan aneurisma dari arteri dan vena di daerah posterior
sampai ekuator. Adanya cairan subretina kadang menyulitkan tetapi
diusahakan untuk membekukan pembuluh darahnya saja. Pemanasan 4.5
dengan power 5 dapat menimbulkan lesi dan spasme pembuluh
darah.3,11
Argon laser fotokoagulasi digunakan untuk menangani abnormalitas
pembuluh darah pada posterior dan perifer. Power atau kekuatan
laser yang dipergunakan adalah 500 mikron untuk membuat pembuluh
darah spasme dan white burn di daerah yang berdekatan dengan
retina.3,11,12
Drainase cairan retina dilakukan untuk melekatkan retina dan
lebih memperkuat efek cryo. Skeral buckle dapat saja dikerjakan
bila diperlukan dan dapat pula untuk mempertahan tekanan
intraokular pada saat drainase.11PROGNOSIS
Prognosis penderita sangat ditentukan oleh kondisi atau stadium
dari kelainan yang ditemukan. Penangan yang selektif dan hati-hati
dapat mempertahan kondisi mata pada 76% kasus meskipun peningkatan
tajam penglihatan tidak begitu baik. Penderita yang dikatagorikan
menderita Coats desease stadium 1-3 mempunyai prognosis yang baik
dengan tajam penglihatannya tetapi stadium 4-5 mempunyai prognosis
yang jelek.12DAFTAR PUSTAKA
1. American Academyof Ophthalmology Staff (US). Pediatric
ophthalmology and strabismus. Basic and clinical course. Section 6.
San Fransisko : AAO; 2005-2006. p.314-5.
2. American Academyof Ophthalmology Staff (US). Retina and
vitreus. Basic and clinical course. Section 12. San Fransisko :
AAO; 2005-2006. p.156-7.
3. Recchia FM, Capone A, Trese MT. Coats desease. In: Hartnett,
ME. editors. Pediatric retina. Philadelphia : Lippincott Williams
& Wilkins; p. 429-36.4. Kanski JJ. Clinical ophthalmology, a
systemic approach. 5th ed. Eidenburg : Butterworth Heinemann; 2003.
p. 481-3
5. Ho AC, Brown GC, McNamara JA, Recchia FM, Regillo CD, Vander
JF. Retina color atlas & synopsis of clinical ophthalmology.
New York : McGraw-Hill; 2003. p.216-9.
6. Wright KW, Spiegel PH. Pediatric ophthalmology and strabismus
the requisites in ophthalmology. St Louis : Mosby; 1999. p.110-3.7.
Tarkkanen A, Laatikainen L. Coats desease: clinical, angiographic,
histopathological findings and clinical management. Br J
Ophthalmol. 1983;67;766-76.
8. Shields JA, Shields Cl, Honavar SG, Demirci H. Clinical
variations and Complications of coats desease in 150 cases: the
2000 sanford gifford memorial lecture. Am J Ophthalmol
2001;131:561-71.9. Newman NM. Neuro-ophthalmology a practical text.
Norwalk : Appleton & lange; 1992. p.82-3.
10. Cibis GW, Tongue AC, Stass-Isern ML. Pediatric
ophthalmology. BC decker; 1993. p. 28-9.
11. Ridley ME, Shields JA, Brown GC, Tasman W. Coats disease
evaluation of management. Ophthalmology 1982. p.1381-7.12. Shields
JA, Shields Cl, Honavar SG, Demirci H, Cater J. Classification and
management of coats desease: the 2000 proctor lecture. Am J
Ophthalmol 2001;131:572-83.
13. American Academyof Ophthalmology Staff (US). Fundamental and
principles of ophthalmology. Basic and clinical course. Section 2.
San Fransisko : AAO; 2005-2006. p.76-88.
14. Riordan-Eva P, Whitcher JP. Vaughan and asburys general
ophthalmology. 6th ed. Boston: McGraw-Hill; 2004. p.14-15.
15. Black GC, Perveen R, Bonshek R, Cahill M, Clayton-Smith J,
Lloyd C, McLeod D. Coats desease of retina (unilateral retinal
telangiektasis) caused by somatic mutation in the NDP gene: a role
for norrin in retinal angiogenesis. Human molecular genetics, 1999.
Vol. 8. No. 11. 2031-5.