Top Banner
November 2012 CASE REPORT: CLOSED FRACTURE 1/3 MIDDLE OF THE LEFT FEMUR Written By: Farnisyah Febriani (C 111 08 102) Mentors: dr.Toton Zulkamad F dr. Denal Bato Tampak Supervisor: dr. Notinas Horas Sp.OT ORTHOPAEDIC AND TRAUMATOLOGY DEPARTMENT FACULTY OF MEDICINE 1
13

Closed Fracture One Per Three Middle Left Femur

Aug 09, 2015

Download

Documents

referat
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Closed Fracture One Per Three Middle Left Femur

November 2012

CASE REPORT:

CLOSED FRACTURE 1/3 MIDDLE OF THE LEFT

FEMUR

Written By:

Farnisyah Febriani (C 111 08 102)

Mentors:

dr.Toton Zulkamad F

dr. Denal Bato Tampak

Supervisor:

dr. Notinas Horas Sp.OT

ORTHOPAEDIC AND TRAUMATOLOGY DEPARTMENT

FACULTY OF MEDICINE

HASANUDDIN UNIVERSITY

MAKASSAR

2012

IDENTITAS PASIEN

1

Page 2: Closed Fracture One Per Three Middle Left Femur

Nama

: An. J.E.T

Umur : 5 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tanggal Masuk: 2 November 2012

Nomor RM : 576813

ANAMNESIS

Keluhan Utama : Sakit pada paha sebelah kiri

Riwayat Penyakit : Dialami sejak 3 hari yang lalu.

Mekanisme trauma : Pasien sedang bermain-main di jalan lalu

ditabrak motor dari arah yang tidak diketahui. Riw pingsan (-), muntah (-),

riw. Penanganan pertama di RS.Toraja.

PEMERIKSAAN FISIK

PRIMARY SURVEY

Airway : paten

Breathing : P=23x/mnt, simetris, spontan, thoracoabdominal

Circulation : N=100x/menit regular dan kuat angkat, TD=110/60

mmHg,

Disability : GCS 15 (E4M6V5), pupil isokor ϕ 2.5 mm/2.5 mm

Environment : 36.8oC (suhu aksila)

SECONDARY SURVEY

(Regio Femur Sinistra)

2

Page 3: Closed Fracture One Per Three Middle Left Femur

Inspeksi : deformitas (+), hematoma (+), swelling (+), luka (-)

Palpasi : Nyeri tekan (+)

ROM : Gerak aktif dan pasif dari sendi panggul dan sendi lutut tidak

dilakukan karena nyeri.

NVD : Sensibilitas normal, arteri dorsalis pedis teraba, CRT

(capillary refill time) <2”

LEG LENGTH DISCREPANCY

PEMERIKSAAN PENUNJANG

3

Right Left

ALL 53 51

TLL 49 47

LLD 2 cm

Page 4: Closed Fracture One Per Three Middle Left Femur

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

WBC : 12,92 . 103/uL

HGB : 9,5 g/dl

RBC : 3.49.106

PLT : 302.103/uL

CT : 8’00”

BT : 2’00”

PEMERIKSAAN RADIOLOGI

4

Gb.1 Foto Pelvis posisi AP

Gb.4 Foto Femur dextra posisi AP/lateral (kiri) dan foto femur sinistra posisi AP/lateral

Page 5: Closed Fracture One Per Three Middle Left Femur

RESUME

Seorang anak laki-laki berusia 5 tahun datang ke rumah sakit dengan

keluhan utama nyeri pada paha sebelah kiri. Yang dialami sejak 3 hari yang lalu

sebelum masuk rumah sakit Wahidin. Pasien ditabrak oleh sepeda motor saat

sedang bermain di jalan. Luka (-), deformitas (+), hematoma (+), edema (+), dan

nyeri (+). Gerak aktif dan pasif dari hip joint dan knee joint terbatas karena nyeri.

Sensibilitas normal, arteri dorsalis pedis teraba dan CRT <2” .

DIAGNOSIS

Closed fracture 1/3 middle of the left femur

PENATALAKSANAAN

IVFD RL

Analgetik

Immobilisasi -> Skin Traction load 1,5 kg

DISKUSI

FRAKTUR DIAFISIS FEMUR PADA ANAK

1. Pendahuluan

Fraktur diafisis femur sering ditemukan pada anak-anak dan harus

dianggap sebagai suatu fraktur yang dapat menimbulkan perdarahan dan syok.

Dan juga merupakan salah satu penyebab paling umum kasus rawat inap

untuk cedera ortopedi pediatri. Femur merupakan tulang terbesar dan terkuat

pada tubuh, yang dapat rusak ketika anak mengalami benturan kuat secara

tiba-tiba. Fraktur pada anak-anak berbeda dengan orang dewasa karena adanya

perbedaan anatomi, biomekanik, serta fisiologi tulang. Sehingga fraktur pada

anak-anak mempunyai gambaran khusus, yaitu: lebih sering ditemukan,

periosteum sangat aktif dan kuat, penyembuhan fraktur sangat cepat, koreksi

spontan pada suatu deformitas residual berbeda dalam pengobatan, robekan

5

Page 6: Closed Fracture One Per Three Middle Left Femur

ligament dan dislokasi lebih jarang ditemukan, kurang toleransi terhadap

kehilangan darah.

2. Epidemiologi

Fraktur diafisis femur, termasuk fraktur subtrochanter dan subcondylar,

mewakili sekitar 1,6% dari semua cedera tulang pada anak. Perbandingan laki-

laki dan perempuan dalam kasus fraktur femur adalah 2,6 :1. Insiden tertinggi

terjadi pada anak usia dini dan kedua di pertengahan masa remaja.

Berdasarkan tinjauan Maryland Hospital Discharge Database yang dilakukan

oleh Hilton et al, menunjukkan insiden tertinggi terjadi pada usia 2 dan 12

tahun. Di Swiss, insiden fraktur diafisis femur pada anak adalah 1 per 2000

kasus setiap tahun.

3. Anatomi

Tulang primer dari paha adalah femur, yang juga merupakan tulang

terpanjang pada tubuh dan dikelilingi oleh otot-otot besar. Komponen yang

terdapat di femur yaitu:

a. Caput femoralis dihubungkan dengan acetabulum dari tulang panggul pada

sendi panggul. Terbentuk dari perpanjangan collum femoralis dan

bentuknya bulat, halus, licin, dan dilapisi oleh kartilago articulation.

Konfigurasi ini memungkinkan rentang pergerakan yang luas. Caput

femoralis menghadap ke medial, terletak di atas dan di depan dari

acetabulum. Fovea adalah sentral dari depresi caput yang merupakan

tempat melekatnya ligamentum teres.

b. Collum femoralis membentuk sudut 125o dengan diafisis femoralis.

c. Diafisis femoralis merupakan bagian femur yang terpanjang.

6

Page 7: Closed Fracture One Per Three Middle Left Femur

Gbr 3. Femur

Paha terdiri dari tiga kompartemen, anterior, medial, dan posterior.

Kompartemen anterior : kompartemen anterior dari paha terdiri dari otot

yang berfungsi sebagai fleksor panggul dan ekstensor lutut seperti

satoruus, iliacus, psoas, pectineus, dan quadriceps femoralis. Arteri utama

dari kompartemen ini adalah arteri femoralis, dan saraf yang terdapat

dalam kompartemen ini adalah nervus femoralis.

Kompartemen medial : muskulus yang berfungsi adductor pelvis terdiri

dari gracilis, adductor longus, adductor brevis, adductor magnus, dan

m.obturator externus. Arteri pada kompartemen ini adalah a.femoralis

profunda dengan nervus obturator.

Kompartemen posterior : terdiri dari m.hamstring dengan fungsi fleksi

lutut dan ekstensi panggul. Dimana terdiri dari biceps femoris,

semitendinous, semimembranous, dan hamstring dari adductor magnus.

Nervus yang terdapat pada kompartemen ini yaitu n.sciatic.

7

Page 8: Closed Fracture One Per Three Middle Left Femur

4. Klasifikasi

Fraktur femur dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Tranversal, spiral atau oblik

b. comminuted atau noncomminuted

8

Gbr 5. Anterior and medial compartment of femur

Gbr 6. Posterior compartment of femur

Page 9: Closed Fracture One Per Three Middle Left Femur

c. Open atau closed fracture

Pada anak, umumnya (lebih dari 50%) bersifat tranversal sederhana

(simple transverse), tertutup dan cedera non communited.

5. Gejala Klinis

Penderita fraktur diafisis femur biasanya datang dengan gejala tidak dapat

berjalan dan disertai nyeri hebat. Pembengkakan, deformitas, instabilitas,

krepitasi, dan nyeri tekan biasanya terdapat pada kasus ini. Pemeriksaan pada

anak harus dilakukan secara hati-hati. Hipotensi kadang dapat ditemukan pada

kasus ini sebagai hasil dari fraktur femur isolated. Waddell’s triad fraktur

femur, cedera intraabdominal atau intrathoraksis, dan cedera kepala dapat

terjadi dengan cedera high-velocity automobile.

6. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan tambahan berupa pemeriksaa radiologis dari femur termasuk

lutut dan panggul karena cedera pada sendi tersebut juga sering terjadi.

Fraktur diafisis femur bias disertai fraktur intertrokanter panggul, fraktur leher

femur, dan dislokasi dari bagian ujung atas femur. Pemeriksaan plain x-ray

umumnya dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis. Bone scanning dan

MRI bisa membantu dalam diagnosis fraktur buckle kecil pada anak dengan

limping atau stress fracture pada atlet, tetapi pemeriksaan tersebut lebih sering

tidak dibutuhkan. Communition atau nondisplaced, fraktur sekunder, dislokasi

sendi dan lesi patologik seharusnya dapat terlihat dalam setiap evaluasi karena

efek dari fraktur femur.

7. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan fraktur diafisis femur pada anak tergantung kelompok

usia. Berikut tabel penatalaksanaan fraktur diafisis femur berdasarkan

kelompok usia pada anak.

Age Fracture Treatment Treatment

Infants Stable/undisplaced Splint

9

Page 10: Closed Fracture One Per Three Middle Left Femur

Unstable/angulatedPavlik harness, gallows traction, spica cast

1-6 y

Stable fracture Immediate spica cast

Unstable fracture/unacceptable reduction

Traction followed by spica cast

Multiple traumaFlexible intramedullary nails/external fixator

6-11 y

Low-energy stable fractures Early spica

High-energy unstable fracture

Traction followed by spica/ plating/external fixator/flexible nailing

≥ 11 yInternal or external fixation; external fixator for comminuted, unstable, and compound fractures

8. Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi berupa:

a. Tungkai yang tidak sama panjang setelah sembuh

b. Malrotasi atau deformitas anguler

c. Pembentukan spur yang menonjol pada otot, yang dapat mengganggu

aktivitas

d. Kontraktur kuadrisep

10