-
Serah Terima
AsetRusunawa Agar Tak Mangkrak Lama
Karya Cipta Infrastruktur PermukimanEdisi 03/Tahun XII/Maret
2014
LENSA CK Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan Fisik dan Mental
Satgas Tanggap Darurat Bencana Angkatan III Ditjen Cipta Karya
TPST 3R Mulyo Agung Malang Sisakan 16% Sampah ke TPA27
Ketika Materi UU SDA Diuji Atas UUD 1945
23
-
Edisi 034Tahun XII4Maret 2014daftar isi
2
4
16
925
19
30
Serah Terima Aset Rusunawa Agar Tak Mangkrak Lama
4Berita Utama
lipUtan khUsUsAmunisi Satgas Tanggap Darurat Bencana
Bertambah
9
inovasiKementerian PU Siap Bangun IPA 1.000 Liter/Detik untuk
Mamminasata
Ide-Ide Inovatif Kreatif di Pecha Kucha ke 9 Cipta Karya
29
30
info BarU
Cipta Karya Tajamkan Program 2015
Menteri PU Resmikan Infrastruktur Cipta Karya Sarbagitaku
SBY Resmikan Proyek PU dan Permukiman di Jawa Tengah
PU Serahkan Aset Bantuan Banjir Wasior
Ketika Materi UU SDA Diuji Atas UUD 1945
Rusun Asrama Mahasiswa UNISMA Malang Diresmikan
TPST 3R Mulyo Agung Malang Sisakan 16% Sampah ke TPA
13
16
19
21
23
25
27
lensa ck Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan Fisik dan Mental
Satgas Tanggap Darurat Bencana Angkatan III Ditjen Cipta Karya
PLUS!
-
Edisi 03 4Tahun XII4Maret 2014 3
Redaksi menerima saran maupun tanggapan terkait bidang Cipta
Karya ke email [email protected] atau saran dan pengaduan di
www.pu.go.id
3
PelindungBudi Yuwono P
Penanggung JawabAntonius Budiono
Dewan RedaksiSusmono, Danny Sutjiono, M. Sjukrul Amin, Amwazi
Idrus, Guratno Hartono, Tamin MZ. Amin, Nugroho Tri Utomo
Pemimpin RedaksiDian Irawati, Sudarwanto
Penyunting dan Penyelaras NaskahT.M. Hasan, Bukhori
Bagian ProduksiErwin A. Setyadhi, Djoko Karsono, Diana
Kusumastuti, Bernardi Heryawan, M. Sundoro, Chandra RP. Situmorang,
Fajar Santoso, Ilham Muhargiady, Sri Murni Edi K, Desrah, Wardhiana
Suryaningrum, R. Julianto, Bhima Dhananjaya, Djati Waluyo Widodo,
Indah Raftiarty, Danang Pidekso
Bagian Administrasi & DistribusiLuargo, Joni Santoso,
Nurfathiah
KontributorDwityo A. Soeranto, Hadi Sucahyono, Nieke
Nindyaputri, R. Mulana MP. Sibuea, Adjar Prajudi, Rina Farida,
Didiet A. Akhdiat, RG. Eko Djuli S, Dedy Permadi, Th Srimulyatini
Respati, Joerni Makmoerniati, Syamsul Hadi, Hendarko Rudi S, Iwan
Dharma S, Rina Agustin, Handy B. Legowo, Dodi Krispatmadi, Rudi A.
Arifin, Endang Setyaningrum, Alex A. Chalik, Djoko Mursito, N.
Sardjiono, Oloan M. Simatupang, Hilwan, Kun Hidayat S, Deddy
Sumantri, Halasan Sitompul, Sitti Bellafolijani, M. Aulawi Dzin
Nun, Ade Syaiful Rahman, Aryananda Sihombing, Agus Achyar, Ratria
Anggraini, Dian Suci Hastuti, Emah Sudjimah, Susi MDS Simanjuntak,
Didik S. Fuadi, Kusumawardhani, Airyn Saputri, Budi Prastowo, Aswin
G. Sukahar, Wahyu K. Susanto, Putri Intan Suri, Siti Aliyah
Junaedi
Alamat RedaksiJl. Patimura No. 20, Kebayoran Baru 12110
Telp/Fax. [email protected]
PelindungImam S. Ernawi
Penanggung JawabAntonius Budiono
Dewan RedaksiDadan Krisnandar, Danny Sutjiono, Djoko Mursito, M.
Maliki Moersid, Adjar Prajudi, Tamin MZ. Amin, Nugroho Tri
Utomo
Pemimpin RedaksiSri Murni Edi K, Sudarwanto
Penyunting dan Penyelaras NaskahBhima Dhananjaya, Buchori
Bagian ProduksiElkana Catur H., Djati Waluyo Widodo, Dian
Ariani
Bagian Administrasi & DistribusiLuargo, Joni Santoso
KontributorHadi Sucahyono, R. Mulana MP. Sibuea, Dwityo A.
Soeranto, M. Sundoro, Dian Irawati, Nieke Nindyaputri, Prasetyo,
Oloan MS., Diana Kusumastuti, Aswin G. Sukahar, TM Hasan,
Kusumawardhani, Ade Syaiful Rachman, Aryananda Sihombing, Dian Suci
Hastuti.
Alamat RedaksiJl. Patimura No. 20, Kebayoran Baru 12110
Telp/Fax. 021-72796578
[email protected]
website http://ciptakarya.pu.go.id
twitter @ditjenck
Cover :Rusun Asrama Jatinangor ITB(Foto : Buchori)
Judul tersebut pernah menjadi headline Buletin Cipta Karya Edisi
Mei 2013. Penulisnya dua orang pesohor Rusun di lingkungan Ditjen
Cipta Karya, Th. Sri Mulyatini Respati yang akrab dipanggil Bu
Ninik, dan Christ Robert Marbun. Keduanya mengawali tulisan dengan
premis yang menggoda: Rusunawa mangkrak, sudah sekian tahun belum
juga dimanfaatkan. Rusunawa menjadi rumah hantu karena kosong dan
gelap gulita. Rusunawa rusak berat karena komponen bangunannya
hilang. Rusunawa menjadi kumuh setelah dihuni setahun.
Permasalahan penghunian, pemeliharaan, perawatan, hingga
kelembagaan yang buruk menjadi keniscayaan dalam membangun
Rusunawa. Alih-alih mengurangi kekumuhan di suatu kawasan, yang
terjadi adalah memindahkan kekumuhan baru di hunian vertikal
tersebut. Pengalokasian anggaran APBD untuk pemeliharaan dan
perawatan dibesar-besarkan menjadi penyebab. Namun kesimpulan
paling umum dimengerti publik adalah karena asetnya yang belum
diserahterimakan ke Pemda dan mengganjal gelontoran APBD yang
diharapkan.
Di tengah keruwetan tersebut, Ditjen Cipta Karya Kementerian
Pekerjaan Umum terus menggenjot proses alih aset dengan berbagai
pihak dan mendorong Pemda untuk segera melengkapi syarat
adminsitratif. Hasilnya, pada tahun 2014 ini, dalam tempo tiga
bulan tercatat sudah ada 88 Twin Block (TB) Rusunawa
diserahterimakan pengelolaannya kepada 46 Pemda. Semoga saja upaya
Ditjen Cipta Karya mendapatkan respon positif Pemda untuk segera
membenahi pengelolaan Rusunawa. Selamat membaca dan berkarya. (Teks
: Buchori)
Rusunawa Mangkrak, Salah Siapa?
editorial
Buletin ini menggunakan 100% kertas daur ulang (cyclus
paper)
-
4Dalam waktu tiga bulan, asset Barang Milik Negara (BMN) berupa
Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) sebanyak 88 Twin Block (TB)
dihibahkan ke Pemerintah Daerah. Langkah ngebut itu salah satunya
terdorong oleh sorotan masyarakat perihal maraknya Rusunawa yang
mangkrak.
Foto Atas : Rusunawa Aceh
berita utama
Serah Terima Aset Rusunawa Agar Tak Mangkrak Lama
-
5Selama ini Pemerintah dianggap tidak mampu dan tidak mau
merencanakan dengan baik pembangunan Rusunawa sehingga sekitar 40%
Rusunawa terbangun belum dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Lebih
dari itu, Rusunawa yang sudah dihunipun banyak
yang mengalami degradasi kualitasnya, rusak dan bocor. Ini
memberi kesan telah terjadi perpindahan kumuh, dari horisontal
menjadi kumuh vertikal. Salah satu penyebab keterlambatan proses
penghunian karena belum ada alokasi Pemda terhadap Rusunawa karena
assetnya belum diserahterimakan. Proses hibah membutuhkan waktu
lebih dari enam bulan. Waktu enam bulan tersebut adalah masa
pemeliharaan oleh kontraktor setelah bangunan Rusunawa selesai dan
layak fungsi. Pada kenyataannya, proses hibah membutuhkan waktu
lebih dari satu tahun. Semakin lengkaplah kendala percepatan
pemanfaatan Rusunawa. Karena asset masih berupa Barang Milik Negara
(BMN), maka sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17
tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah,
Pemda tidak dapat menganggarkan APBD untuk penyambungan listrik dan
air atau pendukung apapun untuk membuat Rusunawa tersebut layak
dihuni. Tidak ada pemangku kepentingan yang sengaja menghambat
proses alih asset tersebut. Semua lebih disebabkan karena tahapan
dalam semua proses tersebut butuh waktu dan keseluruhannya sudah
diatur secara jelas. Kementerian Keuangan khususnya Ditjen Kekayaan
Negara dengan gigih dan cermat mencari jalan agar proses hibah
dapat dilakukan cepat. Demikian pula Kementerian Pekerjaan Umum
khususnya Setjen PU dan Ditjen Cipta Karya juga mempersiapkan lebih
awal persyaratan-persyaratannya. Upaya tersebut memang membuahkan
hasil, beberapa Twin Block (TB) Rusunawa sudah dihibahkan dan
dialihstatuskan. Di sisi lain, hibah harus melalui tahapan
sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004
tentang Perbendaharaan Negara, Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun
2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara dan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 96 tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan dan Pemindah Tanganan Barang
Milik Negara/Daerah. Pada akhir Januari 2014, Kementerian PU dan 21
pemerintah kabupaten/kota melakukan serah terima asset 44 TB
Rusunawa dengan nilai hibah sebesar Rp540,3 miliar. Kabupaten/Kota
tersebut yaitu Kota Medan, Kota Tanjung Balai, Kota Batam, Kota
Pangkal Pinang, Kabupaten Serang, Kota Tangerang, Kota Bandung,
Kota Cimahi, Kab. Bandung, Kota Semarang, Kab. Jepara, Kota
Surakarta, Kota Salatiga, Kab. Sleman, Kab. Bantul, Kota Surabaya,
Kab. Sidoarjo, Kota Probolinggo, Kabupaten Madiun, Kota Banjarmasin
dan Kab. Bantaeng. Sementara pada akhir Maret 2014, sebanyak 44 TB
kembali dihibahkan kepada 25 pemerintah kabupaten/kota dengan nilai
asset Rp 470,84 miliar. Dari jumlah tersebut terdapat 4.174 unit
rusunawa yang dihibahkan. Satu twin block bisa menampung rata-rata
98 unit rumah. Sebanyak 44 Rusunawa yang dihibahkan tersebut
tersebar di 14 provinsi, yakni, NAD, Sumatera Utara, Bengkulu,
Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa
Timur, Kalimantan Timur, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Papua,
Kepulauan Riau, dan DKI Jakarta. Dengan diserahkannya 44 twin block
rusun itu, aset tersebut
nantinya menjadi milik Pemerintah Kabupaten/Kota. Sehingga akan
lebih mudah dalam pemeliharaan dan pengelolaannya. Hal tersebut
dikemukakan Sekjen PU Agoes Widjanarko dalam penandatanganan hibah
rusunawa didampingi Dirjen Cipta Karya Imam S. Ernawi dan Kepala
Pusat PBMN Alex A. Chalik, Selasa (25/3/2014) di Jakarta. Agoes
menjelaskan, Kementerian PU berwenang menyelenggarakan
infrastruktur permukiman melalui bantuan penanganan permukiman
kumuh kepada pemerintah daerah. Pembangunan Rusunawa adalah
komponen penting yang dirancang untuk menghilangkan kantong-kantong
kumuh beserta segala permasalahannya. Yakni dengan cara memukimkan
masyarakat yang semula tinggal didalamnya ke hunian yang layak,
nyaman aman dan terjangkau pada lokasi-lokasi sesuai peruntukannya
sebagaimana diamanatkan oleh RTRW . Sementara itu, Imam S. Ernawi
mengatakan terdapat 67 twin block baru yang mulai dibangun pada
akhir tahun lalu dan 20 twin block yang akan dimulai pada tahun
ini. Pada tahun ini sedang dalam proses untuk serah terima tahap
berikutnya sebanyak 57,5 twin block, ujar Imam. Sedangkan untuk 87
twin block yang sedang
Rusun Asrama Mahasiswa ITB Jatinangor
berita utama
Edisi 03 4Tahun XII4Maret 2014
-
66
berita utama
dibangun akan diserahterimakan setelah proses administrasi
selesai. Imam mengakui, proses serah terima twin block kepada
pemerintah daerah seringkali terhambat karena persyaratan
administrasi yang belum dipenuhi pemda, sehingga tidak bisa
diproses oleh Kementerian Keuangan. Persyaratan yang diminta
kemenkeu adalah sertifikat lahannya harus jelas dan juga Izin
Sebanyak 44 Rusunawa yang dihibahkan tersebut tersebar di 14
provinsi, yakni, NAD,
Sumatera Utara, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah,
Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa
Timur, Kalimantan Timur, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah,
Papua, Kepulauan Riau, dan DKI
Jakarta.
Prosedur alIH sTaTUs, atas Rusunawa kemen. PU yang dibangun
diatas tanah negara seperti di atas tanah Perguruan Tinggi
negeri
Prosedur HIBaH BMn, atas Rusunawa kemen. PU yang dibangun diatas
tanah milik Pemerintah Daerah
Press Conference Serah Terima Aset Rusunawa menghadirkan (dari
kiri-kanan): Direktur Pengembangan Permukiman Ditjen Cipta Karya M.
Maliki Moersid, Dirjen Cipta Karya Imam S. Ernawi, Sekjen
Kementerian Pekerjaan Umum Agoes Widjanarko, Kepala Pengelolaan
Barang Milik Negara (PBMN) Alex a. Chalik
-
7berita utama
Foto Atas : Rusunawa BantulFoto Tengah : Interior Rusunawa
CimahiFoto Bawah : Suasana kekeluargaan di Rusunawa Pekalongan
Mendirikan Bangunan (IMB). Pemda juga lama mengumpulkan
persyaratannya, ujar Imam. Selain itu pemda juga harus
mempersiapkan instalasi listrik dan air. Agar proses serah terima
dapat lebih cepat, Imam mengharapkan pemda dapat menyelesaikan
persyaratan administrasi sebelum rusunawa dibangun serta
mempersiapkan sarana utilitas seperti air dan listrik. Lebih jauh
Imam mengungkapkan, salah satu tugas dan fungsi Direktorat Jenderal
Cipta Karya Kementerian PU adalah pembinaan dan penyediaan
infratsuktur permukiman. Diantaranya dalam rangka penataan kawasan
kumuh perkotaan, dan penyelenggaraan rumah susun (umum, khusus, dan
negara) sewa yang kemudian disebut Rusunawa adalah satu yang
dibangun sejak tahun 2005 melanjutkan komponen kegiatan yang telah
diawali oleh Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah pada tahun
2003. Dari ratusan twin block Rusunawa yang menjadi tugas
Kementerian PU dan telah terbangun dua ratus lebih, ternyata
belum semua dapat dimanfaatkan secara optimal. Berbagai
permasalahan yang timbul disebabkan antara lain belum dilakukannya
serah terima asset dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah.
Akibatnya, pemerintah daerah kesulitan untuk mengalokasikan dana
pengelolaan Rusun tersebut. Sejumlah Rusunawa yang telah dihuni
ternyata juga
Edisi 03 4Tahun XII4Maret 2014
-
88
berita utama
mengalami berbagai masalah. Banyak Rusunawa yang kurang
terpelihara dan kurang terawat dengan baik. Belum atau tidak
terbentuknya pengelola Rusunawa menjadi salah satu penyebab,
meskipun sudah dibentuk pengelola namun masih banyak pula yang
belum menjamin terpeliharanya rusunawa secara optimal, imbuh Imam.
Setelah dicermati, penyebab utamanya adalah asset yang belum
diserahterimakan sehingga Pemda belum dapat mengalokasikan uang
pemeliharaan dan perawatan, dan perilaku penghuni yang belum siap
tinggal di hunian vertikal. Selain itu penyebab lainnya yaitu
personil pengelola yang sebagian besar tidak membidangi masalah
pengelolaan dan penghunian. Akibatnya kurang memahami mekanisme
pengelolaan, utamanya pemeliharaan gedung bertingkat dan penerapan
peraturan kepada penghuni. Ditjen Cipta Karya telah menyusun
pedoman tata cara pengelolaan dan penghunian Rusunawa yang
sudah
disosialisasikan dan disebarluaskan kepada Pemda. Buku tersebut
berisi pokok-pokok materi tentang kelembagaan dan aspek legal,
pemeliharaan dan perawatan, penghunian, manajemen keuangan,
manajemen pemasaran, manajemen konflik, dan pengembangan
komunitas/penghuni. Disusunnya pedoman tersebut bertujuan untuk
mewujudkan pengelolaan dan pengunian rusunawa yang dibangun secara
optimal dan baik sesuai peraturan yang berlaku. Pedoman juga
memberikan panduan tentang pengelolaan dan penghunian rusunawa
kepada pemerintah daerah dan atau organisasi penerima bantuan
rusunawa serta para pengelola dan penghunian rusunawa. (Teks:
Buchori)
Foto Atas : Rusunawa CimahiFoto Bawah Kanan dan Kiri : Aktivitas
mahasiswa PTIQ menempati Rusunawa
-
99
liputan khusus
Edisi 03 4Tahun XII4Maret 2014
Kementerian Pekerjaan Umum melalui Direktorat Jenderal Cipta
Karya bekerjasama dengan Resiment Induk Daerah Militer (Rindam)
Jaya melatih Satuan Tugas (Satgas) Tanggap Darurat Bencana angkatan
III sebanyak 68 personil dan angkatan IV berjumlah 57 personil.
Pelatihan yang dimulai pada (06/03/2014), diikuti calon Satgas
Tanggap Darurat Bencana dari 34 provinsi.
Amunisi Satgas Tanggap Darurat Bencana Bertambah
Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki kondisi
geografis, geologis, hidrologis dan demografis yang memungkinkan
terjadinya bencana, baik yang disebabkan oleh faktor alam, faktor
non alam maupun faktor manusia.
Bencana tersebut menyebabkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.
Dalam penanggulangan bencana perlu adanya koordinasi dan penanganan
yang cepat, tepat, efektif, efisien,
terpadu dan akuntabel, agar korban jiwa dan kerugian harta benda
dapat diminimalisir. Kementerian Pekerjaan Umum (PU) melalui
Direktorat Jenderal Cipta Karya dimana salah satu tugas dan
fungsinya adalah melaksanakan tugas kemanusiaan dalam Tanggap
Darurat
-
10
liputan khusus
Bencana alam untuk membantu pengungsi korban bencana dalam
bentuk penyediaan air bersih, sanitasi darurat serta permukiman
darurat. Meskipun langkah-langkah yang dilakukan diklasifikasikan
sebagai kegiatan tanggap darurat, namun setiap kali terjadi bencana
alam sering dituntut mobilisasi personil, bahan, maupun peralatan
untuk membantu pengungsi dalam pemenuhan kebutuhan hidup yang
sangat mendasar secara cepat dan tepat. Memperhatikan tuntutan
tersebut, dipandang perlu pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Tanggap
Darurat Bencana di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya yang
dapat diandalkan dengan bekal teknis, mental dan fisik, sehingga
siap untuk dimobilisasi ke daerah yang mengalami bencana dan
mendukung perkuatan fungsi Depo logistik nasional. Untuk
mendapatkan personil yang terampil dan siap dalam mengemban tugas
mulia ini, sebelumnya diberikan pembekalan yang memadai melalui
pembinaan dan pelatihan teknis peningkatan kemampuan mental dan
fisik Satgas Tanggap Darurat Bencana. Pelatihan dipusatkan di dua
tempat, yaitu di Wisma Sanita Pejompongan dan Rindam Jaya Jakarta.
Para peserta akan menjalani pelatihan selama 16 hari dimana mereka
akan mendapatkan materi mengenai praktik peralatan tanggap darurat
bidang Cipta Karya, pelatihan fisik 10 hari, satu hari survival.
Sekretaris Ditjen Cipta Karya Dadan Krisnandar dalam sambutannya di
acara Pembinaan Mental dan Fisik Personil Satuan Tugas Tanggap
Darurat Bencana menjelaskan, tujuan dari pembentukan Satgas
penanggulangan Tanggap Darurat Bencana
Ditjen Cipta Karya yaitu tersedianya personil anggota Satgas
penanggulangan bencana yang tangguh dan siap setiap saat ditugaskan
membantu Tanggap Darurat Bidang Cipta Karya di wilayah bencana,
terselenggaranya pembekalan kemampuan dan keterampilan personil
yang memiliki dasar-dasar sikap, mental dan fisik serta kemampuan
teknis Ke-Cipta Karya-an dan terlaksananya kaderisasi personil
dalam penanggulangan Tanggap Darurat Bencana yang memenuhi baik
dari aspek kuantitas maupun kualitas. Selanjutnya Dadan menegaskan,
tiga prinsip untuk terjun di medan bencana, yaitu disiplin,
kerjasama, dan loyalitas. Ketiga karakter tersebut diharapkan
terwujud usai menjalankan pelatihan di Rindam Jaya, dan akan
melengkapi keterampilan teknis yang selama ini melekat pada pegawai
Kementerian Pekerjaan Umum.Para calon Satgas Tanggap Darurat
Bencana Ditjen Cipta Karya Angkatan III mulai berlatih di Komando
Daerah Militer Jaya Resimen Induk (Rindam) Jaya selama 12 hari.
Upacara pembukaan dipimpin oleh Wakil Komandan Depo Pendidikan
Kejuruan (Dodikjur) Rindam Jaya Mayor Inf. Teguh Waluyo, Senin
(10/3). Upacara tersebut dihadiri oleh Sekretaris Ditjen Cipta
Karya Dadan Krisnandar, Kabag Umum Sesditjen Cipta Karya Sudarwanto
dan 68 peserta Satgas. Pendidikan ini merupakan salah satu upaya
yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian
Pekerjaan Umum dalam rangka membentuk karyawan yang memiliki sikap
mental yang tanggap, terlatih dan mampu menjadi pemimpin dalam
menangani situasi darurat atau bencana alam yang terjadi di
lingkungan kerja dan wilayah sekitar, kata Teguh dalam Upacara
Pembinaan Mental dan Fisik Personel Satuan Tugas Tanggap Darurat
Bencana Ditjen Cipta Karya Kementerian PU. Teguh mengharapkan
selama pelatihan para calon Satgas Tanggap Darurat Bencana dapat
mengikuti dan melaksanakan setiap aturan dan tata tertib yang ada
di Rindam Jaya, tujuannya agar para peserta dapat senantiasa hidup
disiplin sehingga mampu memberikan kontribusi yang maksimal bagi
keberhasilan di tempat para Satgas ditugaskan. Untuk dapat
menghasilkan personil Satgas Tanggap darurat Bencana yang memadai,
maka perancangan lingkup materi meliputi aspek teknis (substansi)
serta aspek mental dan fisik. Aspek Teknis/Substansi ke-Cipta
Karya-an antara lain mitigasi Bencana, agar para peserta mendapat
pembekalan untuk mendata jumlah pengungsi yang memerlukan bantuan,
menganalisa jenis dan jumlah bantuan ke-Cipta Karya-an yang
diperlukan, menentukan titik-titik penempatan jenis dan jumlah
bantuan, serta dapat mempertimbangkan mobilisasi bantuan. Mekanisme
penanganan Tanggap Darurat bagi pengungsi korban
Untuk dapat menghasilkan personil Satgas Tanggap darurat Bencana
yang memadai, maka
perancangan lingkup materi meliputi aspek teknis (substansi)
serta aspek mental dan fisik.
-
11
liputan khusus
Edisi 03 4Tahun XII4Maret 2014
bencana. Pengenalan Peralatan/Infrastruktur ke Cipta-Karya-an
yang dipersiapkan untuk membantu pengungsi korban bencana. Terakhir
pemasangan dan pengoperasian peralatan yang dibutuhkan pada lokasi
pengungsi korban bencana baik untuk bidang Penyediaan Air Minum,
Permukiman dan Sanitasi. Sedangkan aspek pembinaan mental dan
fisik, rencana pembekalan yang akan diberikan, meliputi sub
pembinaan ilmu pengetahuan dan keterampilan diantaranya mengenai
wawasan kebangsaan, bela negara, pembinaan disiplin, pelatihan
baris berbaris, pembinaan motivasi, sistem pengamanan, ilmu
medan/navigasi darat, tata cara bertahan hidup (survival), serta
kepeloporan (pioneering). Sub pembinaan jasman, akan diberikan
pembekalan atau pelatihan yang mencakup materi ketinggian
(mountaineering), teknik mendayung, caraka/jejak malam serta
keterampilan individu atau kelompok. Setelah mendapat bekal materi
yang cukup dari Rindam Jaya, para calon anggota Satgas Tanggap
Darurat bencana melanjutkan pelatihan ke Gunung Bunder, di Bogor,
Jawa Barat. Para calon Satgas berlatih selama 4 hari yaitu
17-21/03/2014). Kepala Bagian Umum Sesditjen Cipta Karya Sudarwanto
mengatakan, tujuan acara ini adalah menjadikan satuan tugas baik
secara individu maupun tim/kelompok yang tangguh, sigap, dan siap
setiap saat dalam menyikapi keadaan darurat dan menjadikannya
sebagai tugas yang mulia. Selain itu, acara ini bermaksud untuk
membiasakan personil satuan tugas secara individu maupun secara
tim/kelompok untuk lebih mandiri dalam melaksanakan tugas dan
konsolidasi antar personil satuan tugas secara berkala. Kita latih
di tempat ini agar mendekati kondisi bencana yang sesungguhnya,
kata Sudarwanto. Dalam latihan ini, satgas akan diatur berdasarkan
peleton yang berisi 44 orang. Personil pada setiap peleton harus
mampu secara mental, fisik, serta kemampuan teknis penyediaan
infrastruktur dasar Cipta Karya (air minum, permukiman, dan
sanitasi). Mobilisasi personil dilaksanakan secepatnya mendekati
titik terdekat dari daerah bencana yang paling aman untuk dapat
membantu pengungsi. Personil juga dituntut untuk dapat
berkoordinasi dengan pihak lain di lapangan, serta mendirikan posko
sementara hingga dapat melakukan bantuan secepatnya bagi pengungsi.
Personil tanggap darurat juga wajib melaksanakan tugas tanggap
darurat dengan penuh tanggung jawab. Tak terasa waktu cepat
berlalu, pada(1/4/2014) Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian
Pekerjaan Umum secara resmi mengesahkan 125 Satuan Tugas (Satgas)
Tanggap Darurat Bencana angkatan III dan IV, 68 personil angkatan
III dan 57 personil angkatan IV. Dengan tambahan personil Satgas
tersebut,
Personil juga dituntut untuk dapat berkoordinasi dengan pihak
lain di lapangan, serta mendirikan
posko sementara hingga dapat melakukan bantuan secepatnya bagi
pengungsi.
-
liputan khusus
12
Ditjen Cipta Karya semakin siap dan solid untuk memberikan
bantuan tanggap darurat pada saat terjadi bencana di seluruh
wilayah Indonesia. Wakil Komandan Depo Pendidikan Kejuruan
(Dodikjur) Rindam Jaya Mayor Inf. Teguh Waluyo di lapangan Rindam
Jaya, secara resmi melepas Angkatan IV dengan menyematkan lencana
wing. Dadan Krisnandar, Sekretaris Ditjen Cipta Karya, secara
terpisah mengungkapkan, tahun ini Ditjen Cipta Karya bekerjasama
dengan Rindam Jaya melatih Satgas Tanggap Darurat Bencana sebanyak
125 personil. Pendidikan ini merupakan salah satu upaya yang
dilakukan oleh Ditjen Cipta Karya dalam rangka membentuk karyawan
yang memiliki sikap mental yang tanggap, terlatih dan mampu menjadi
pemimpin dalam menangani situasi darurat atau bencana alam yang
terjadi di lingkungan kerja dan wilayah sekitar, kata Dadan. Para
Satgas Tanggap Darurat Bencana Ditjen Cipta Karya Angkatan III dan
IV secara hampir bersamaan berlatih di bawah Komando Daerah Militer
Jaya Resimen Induk (Rindam) Jaya selama 12 hari, termasuk berlatih
menghadapi medan berat Gunung Bunder, Bogor, Jawa Barat. Dari 125
personil Satgas yang mengikuti pelatihan di Rindam
Jaya, masing-masing memiliki kesan yang tidak dapat dilupakan
oleh mereka, Hamzah merupakan salah seorang personil Satgas
tersebut. Menurutnya banyak hal yang didapat dari pelatihan selama
di Rindam, terutama dalam melatih mental. Rasanya plong dan senang
bisa jadi salah satu personil Satgas Tanggap Darurat Bencana
Kementerian PU, selain dapat banyak teman dari seluruh Indonesia
juga bisa melatih keberanian saya, ujar Hamzah. Hal serupa juga
diakui Tia salah satu personil perempuan Satgas Tanggap Darurat,
senang bisa bergabung di pelatihan Satgas kali ini, karena saat ini
saya menjadi lebih berani dan mandiri dalam menghadapi hal-hal yang
darurat saat bencana, tungkas Tia. Sementara dalam amanatnya, Mayor
Inf. Teguh Waluyo mengungkapkan, dalam penanggulangan bencana perlu
adanya koordinasi dan penanganan yang cepat, tepat, efektif,
efisien, terpadu dan akuntabel, agar korban jiwa dan kerugian harta
benda dapat diminimalisir. Teguh menambahkan pembentukan Satuan
Tugas Tanggap Darurat Bencana diharapkan akan menjadi ujung tombak
dalam penanganan bencana yang terjadi di seluruh Indonesia demi
kelancaran penanggulangan bencana di daerahnya.(Teks : ari Iswanti
dan Bramanti nawangsari)
-
13
info baru
Di penghujung tahun 2014 ini, sesuai agenda nasional kita akan
menghadapi pemerintahan yang baru. Seluruh elemen Direktorat
Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum harus mengarahkan
programnya untuk mendukung program pemerintah mewujudkan
infrastruktur permukiman yang layak huni dan berkelanjutan.
Cipta Karya Tajamkan Program 2015
Hal ini merupakan cita-cita seluruh Pemerintah di Dunia yang
tertuang dalam agenda internasional yang sudah disepakati, ujar
Imam S. Ernawi dalam pembukaan forum penajaman program bidang Cipta
Karya region Sumatra, di Palembang (3/3/2014).
Forum tersebut merupakan bagian dari pelaksanaan Konsultasi
Regional Kementerian PU tahun 2015 yang terdiri dari dua tahap,
yaitu Konreg tahap pertama yang merupakan pertemuan pembukaan dan
arahan dari Menteri PU, serta Konreg tahap kedua yang merupakan
forum penajaman program masing-masing Satmikal. Konsultasi Regional
merupakan forum koordinasi dan sinkronisasi program tahunan yang
merupakan salah satu tahap penyiapan program yang diselenggarakan
guna mensinergikan sumber daya pembangunan bidang PU dan permukiman
yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah dan Kementerian PU. Forum
Penajaman Program Region I, II, dan III di Palembang, Jakarta, dan
Makassar sudah dilewati dengan menghadirkan seluruh unsur terkait
seperti kepala Bappeda, Kepala Dinas Bidang Cipta Karya dan
Kasatker bidang Cipta Karya.
Edisi 03 4Tahun XII4Maret 2014
-
14
info baru
Kegiatan diawali dengan arahan Dirjen Cipta Karya untuk
kebijakan program bidang Cipta Karya tahun 2015 dan arahan
kebijakan tata ruang wilayah Sumatera yang disampaikan oleh
Direktur Pembinaan Wilayah 1, Ditjen Penataan Ruang. Pembahasan
program Cipta Karya untuk masing-masing provinsi dilakukan pada
desk provinsi yang terdiri dari perwakilan masing-masing sektor,
serta pemerintah provinsi. Diharapkan melalui desk tersebut dapat
diidentifikasi isu-isu strategis bidang Cipta Karya pada
masing-masing wilayah, serta dirumuskan program-program yang akan
dilakukan Ditjen Cipta Karya di tahun 2015 untuk mengatasi
persoalan-persoalan kawasan permukiman di tiap provinsi. Dalam
arahannya untuk program 2015, Imam menegaskan komitmen Ditjen Cipta
Karya untuk mendukung struktur dan pola ruang nasional dan
provinsi, terutama dalam mewujudkan fungsi-fungsi Kawasan Strategis
Nasional (KSN). Selain itu untuk 2015, Ditjen Cipta Karya berupaya
mendorong pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) oleh tiap-tiap
kabupaten/kota. Untuk itu proses pemrograman pada skala regional
dan lokal harus memperhatikan data capaian SPM oleh masing -masing
kabupaten/kota. Ditjen Cipta Karya juga membuka akses terhadap
program-program kreatif dan inovatif yang dikreasikan oleh
komunitas atau kelompok masyarakat. Program-program yang dapat
menstimulan pengembangan infrastruktur Cipta Karya, baik skala
komunitas maupun skala kawasan, tambah Imam.
Tiga IndikatorSalah satu arahan dari rancangan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019 (RPJMN 3) adalah
mewujudkan kota tanpa permukiman kumuh pada 2019. Upayanya adalah
pemenuhan kebutuhan hunian dan peningkatan kualitas hunian yang
dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung. Hal tersebut
menjadi indikator pencapaian Direktorat Jenderal Cipta Karya
Kementerian Pekerjaan Umum dengan sasaran umum untuk memenuhi
ketersediaan infrastruktur dasar dan Standar Pelayanan Minimum
(SPM). Demikian diungkapkan Imam S. Ernawi saat memberikan arahan
pada Penyusunan dan Penajaman Program bidang Pembinaan dan
Pengembangan Infrastruktur Permukiman (Cipta Karya) Regional II di
Jakarta (6/3/2014). Imam menyebut tiga indikator yang dicanangkan
yaitu, pertama, berkurangnya proporsi rumah tangga yang menempati
hunian dan permukiman tidak layak menjadi 0%. Kedua, meningkatnya
akses penduduk terhadap air minum layak menjadi 100%. Ketiga,
meningkatnya akses sanitasi menjadi 100%. Imam menjelaskan dua
penanganan dilaksanakan untuk mengurangi permukiman kumuh dengan
skala berat. Pertama, pada permukiman di atas tanah illegal
(squatter) harus dengan merelokasi ke Rusunawa yang sudah dibangun.
Kedua, pada permukiman kumuh di atas tanah legal (slum area) dengan
menerapkan program peningkatan kualitas lingkungan permukimannya
seperti yang diterapkan dalam program
Direktur Bina Program Antonius Budiono memberikan penghargaan
kepada tiga Satker Randal terbaik 2014 mewakili tiga regional
(Provinsi Sumatera Barat, Jawa Tengah, dan Sulawesi Selatan).
-
15
info baru
Edisi 03 4Tahun XII4Maret 2014
Kampung Improvement Program (KIP) untuk miskin perkotaan
(Miskot). Saat ini capaian kita hingga 2014 adalah 12% atau
menyentuh 7,2 juta KK di Indonesia. Untuk menghabiskan hingga 0%,
kita perkirakan kebutuhan dana sekitar Rp22 triliun. Kita akan
keroyok ramai-ramai dengan membangun prasarana dan sarana air minum
dan sanitasinya untuk memenuhi basic need mereka, tutur Imam.Untuk
menyiapkan pelaksanaan RPJMN 3, Ditjen Cipta Karya saat ini
melakukan penajaman program sebagai bahan untuk forum Konsultasi
Regional Kementerian PU di Denpasar pertengahan Maret 2014
mendatang. Saat ini menurut Imam, Ditjen Cipta Karya telah
menetapkan desain delivery program dalam lima klaster. Klaster A
menyasar 94 kabupaten/kota strategis nasional yang menjadi Pusat
Kegiatan Nasional, Pusat Kegiatan Strategis Nasional, Kawasan
Strategis Nasional, MP3EI dan Kawasan Perhatian Investasi (KPI).
Kabupaten/kota tersebut memiliki Perda RTRW dan Perda Bangunan
Gedung.Sedangkan dalam Klaster B ada 82 kabupaten/kota strategis
nasional yang hanya memiliki Perda RTRW. Sementara dalam Klaster C
adalah kabupaten/kota yang memiliki komitmen, pedoman rencana, dan
program yang berkualitas untuk pemenuhan SPM di daerah. Dalam
Klaster D disebutkan pemberdayaan masyarakat di bidang Cipta Karya
yang bertujuan untuk penanggulangan kemiskinan di perkotaan dan
perdesaan. Dalam klaster E dibuka kemungkinan program inovasi baru,
program yang diusulkan oleh daerah/stakeholder secara kompetitif
dan selektif, maupun program yang ditujukan untuk memfasilitasi
daerah berprestasi. Pada 2015 nanti, dari sekitar 330
kabupaten/kota yang mendapatkan bantuan program karena memiliki SPM
bisa berkurang separuhnya karena sikap pasif mereka, tukas Imam.
Dalam salah satu kesempatan pada rangkaian penajaman program
Regional III di Makassar, Ditjen Cipta Karya memberikan
pengharagaan kepada tiga Satker Perencanaan dan Pengendalian
(Randal) terbaik di tiga region. Terbaik dalam Regional I
adalah
Satker Randal Provinsi Sumatera Barat, Satker Randal Provinsi
Jawa Tengah menjadi terbaik di Regional II, dan Satker Randal
Provinsi Sulawesi Selatan terbaik di Regional III.
Ringkasan Hasil konregSetelah melalui proses penyusunan dan
penajaman program infrastruktur bidang Cipta Karya di tiga region,
Ditjen Cipta Karya mempresentasikan ringkasan hasilnya dalam forum
Konsultasi Regionaol (Konreg) di Denpasar (21/3/2014). Kesiapan
(readiness criteria) usulan kegiatan hasil penajaman program
memunculkan tiga status kesiapan, antara lain yang siap
dilaksanakan sebanyak 48,36%. Sedangkan yang siap sebelum Desember
2014 sebanyak 40,25%, dan yang siap pada tahun 2015 sebanyak
11,39%. Ditjen Cipta Karya juga menajamkan pada tahun 2015 akan
melakukan fasilitasi pembangunan bidang Cipta Karya di 242
Kabupaten/Kota Strategis Nasional. Penanganan di Kabupaten/Kota
Strategis Nasional ini diarahkan secara keterpaduan pada KSK sesuai
arahan RTRW-nya. Dari hasil penajaman program di tiga region
tercatat juga jumlah KSK yang ditangani secara keterpaduan pada
2015 sebanyak 130 KSK di 82 Kabupaten/Kota Strategis Nasional.
Sementara untuk pemenuhan kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya
untuk memenuhi arahan Rencana Tata Ruang (RTR) Kawasan Strategis
Nasional sesuai hasil penajaman program sebesar 63,11%. Dirjen
Cipta Karya juga menyajikan hasil sinkronisasi air baku dengan
Ditjen Sumber Daya Air. Menurutnya, kegiatan Sistem Penyediaan Air
Minum (SPAM) yang membutuhkan dukungan penyediaan air baku untuk
air minum oleh Ditjen SDA sebanyak 157 lokasi. (Teks: Buchori)
Ketua BPPSPAM Tamin MZ. Amin dan para Satker terbaik nasional
(dari kiri-kanan): Kasatker Randal Jawa Tengah, Kasatker PKPAM Jawa
Tengah, Ketua BPPSPAM, Kasatker PBL Sumatera Barat, Kasatker PPLP
Jawa Timur, dan Kasatker Bangkim Bangka Belitung.
-
16
info baru
Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, Jumat (21/3/2014),
meresmikan infrastruktur Cipta Karya di Provinsi Bali untuk
mendukung kawasan Bali Selatan yang dikenal dengan Sarbagita (Kota
Denpasar, Kabupaten Badung, Kabupaten Gianyar, Kabupaten Tabanan).
Infrastruktur tersebut terdiri dari Sistem Penyediaan Air Minum
(SPAM), penanganan drainase, dan sanitasi.
Djoko Kirmanto mengungkapkan, Kawasan Bali Selatan termasuk
dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi
Indonesia (MP3EI) Koridor Bali-Nustra. Kawasan tersebut dikenal
sebagai kawasan Sarbagitaku dan merupakan salah
satu destinasi pariwisata andalan yang terkenal baik bagi turis
domestik hingga mancanegara. Sebagai salah satu dampaknya,
kebutuhan air minum saat ini meningkat sangat tajam seiring dengan
pertumbuhan penduduk dan perkembangan industri pariwisata, ujarnya.
Dijelaskan, salah satu kendala dalam pengembangan SPAM untuk
kawasan Sarbagitaku adalah ketersediaan air baku yang tidak merata
di kabupaten/kota dalam kawasan tersebut. Oleh karena itu,
pembangunan SPAM untuk kawasan ini dilakukan dengan berbasis SPAM
Regional yang bersifat lintas kabupaten/kota. Salah satunya yang
saat ini diresmikan adalah SPAM Petanu yang menjadi bagian dari
rencana besar pengembangan SPAM Regional Sarbagitaku yang akan
memberikan tambahan pelayanan
Menteri PU Resmikan Infrastruktur Cipta Karya Sarbagitaku
Penandatanganan prasasti peresmian infrastruktur Cipta Karya
Sarbagitaku oleh Menteri PU disaksikan Wamen PU, Wakil Gubernur
Bali, Dirjen Cipta Karya, Kepala Dinas PU Provinsi Bali, dan Kepala
Satker PKPAM Provinsi Bali.
-
17
info baru
Edisi 03 4Tahun XII4Maret 2014
air minum bagi Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Kabupaten
Gianyar, Kabupaten Tabanan, dan Kabupaten Klungkung. Pembangunan
SPAM Petanu memiliki kapasitas 300 liter/detik untuk melayani
bagian timur kawasan. Dilanjutkan dengan pembangunan SPAM Penet
dengan kapasitas 300 liter/detik untuk melayani bagian barat
kawasan. Selanjutnya akan disiapkan pembangunan SPAM Ayung dengan
kapasitas 1.800 liter/detik dan SPAM Unda sebesar 1.000 liter/detik
untuk memenuhi kebutuhan air minum kawasan Sarbagitaku sampai tahun
2025. Pembangunan SPAM Petanu dilakukan secara bersama-sama dengan
investasi sebesar Rp 344,3 miliar yang didukung dengan dana APBN
Kementerian PU sebesar Rp 97,5 milliar, dana APBD Provinsi Bali
sebesar Rp 120,8 miliar, dan dana APBD Kabupaten Badung dan Kota
Denpasar bersama PDAM terkait sebesar Rp 126,0 miliar.
Pada kesempatan ini kami menyampaikan apresiasi kepada Gubernur
Bali, Bupati Badung, Bupati Gianyar, dan Walikota Denpasar, yang
telah menunjukan komitmen dan melakukan upaya sinergis untuk
mewujudkan pengembangan SPAM Petanu. Hal ini merupakan contoh yang
perlu dikembangkan oleh Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten/Kota lainnya di Indonesia seiring dengan makin
terbatasnya air baku yang tersedia khususnya di daerah perkotaan,
tutur Djoko. Selain SPAM Regional Petanu, Kementerian PU juga telah
menyelesaikan SPAM Ibu Kota Kecamatan (IKK) Pupuan di Kabupaten
Tabanan, SPAM IKK Petang di Kabupaten Badung, serta SPAM Perdesaan
pada Desa Ekasari, Tukadaya dan Pancardawa di kabupaten Jembrana,
Desa Beraban dan Banjar Anyar di Kabupaten Tabanan dengan total
kapasitas 40 liter/detik. Pengelola SPAM Perdesaan Pancardawa
Kabupaten Jembrana,
Peta Masterplan SPAM Sarbagitaku Bali Selatan
Foto Atas : IPA Petanu BaliFoto Bawah : Menteri PU membuka keran
air tanda diresmikannya SPAM Regional
Petanu dan Groundbreaking SPAM Regional Penet.
-
18
info baru
Nyoman Waluya Widada, merasakan manfaat SPAM Perdesaan yang
dibangun di desanya. SPAM Desa Pancardawa dengan kapasitas 5
liter/detik mampu melayani sekitar 400 KK (Sambungan Rumah).
Bersama kelompok masyarakat yang dipimpinnya, Nyoman bertekad terus
menambah penyambungan hingga 400 SR. Sudah ada penambahan Sambungan
Rumah semenjak SPAM Perdesaan telah selesai dibangun. Pengelola
juga semakin solid dan diterima oleh masyarakat desa karena kami
telah diajarkan manajemen pengelolaan sistem dan pengoperasian
instalasi ini dengan baik, kata Nyoman. Seluruh SPAM tersebut masih
harus dikembangkan pelayanannya oleh pemerintah daerah
kabupaten/kota, sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal untuk
memberikan pelayanan bagi 27.500 rumah tangga atau 135.000 jiwa.
Apabila hal tersebut dapat dilakukan, akan memberikan kontribusi
untuk peningkatan cakupan layanan air minum kepada masyarakat,
sehingga target MDGs sebesar 68,87% pada tahun 2015 dan Direktif
Presiden pada tahun 2025 sebesar 100% dapat terwujud. Selain bidang
air minum, Kementerian PU juga memberikan perhatian penuh pada
penanganan drainase dan sanitasi dengan meningkatkan pembangunan
bidang ini di Kota Denpasar, mengingat pengurangan genangan dan
pencegahan pencemaran merupakan hal yang sangat berpengaruh pada
kegiatan pariwisata. Pembangunan Sistem Drainase Tukad Teba
termasuk membangun sodetannya ke Tukad Badung untuk mengurangi
beban Tukad Teba di bagian hilir. Penanganan sistem drainase di
Tukad Teba ini dapat meningkatkan kapasitas saluran dari 18,5 m3/dt
menjadi 33,26 m3/dt dan dapat mengurangi luas genangan di daerah
tangkapannya sebesar 111 Ha. Sebagai bentuk sharing penanganan
genangan, Pemerintah Kota Denpasar menormalisasi saluran-saluran
sekunder dan tersier. Saat ini beberapa area di Kecamatan Denpasar
Barat mendapatkan manfaat atas terbangunnya Sistem Drainase Tukad
Teba ini. Disamping itu, pembangunan Drainase Sistem IV Denpasar
telah diselesaikan pada akhir tahun lalu. Pembangunan sistem
drainase ini dapat mengurangi genangan sebesar 162 Ha di daerah
tangkapan Tukad Punggawa dan Tukad Rangga sehingga beberapa
kelurahan dan desa di Denpasar Selatan dapat menikmati manfaatnya.
Pada saat ini program Sanitasi Berbasis Masyarakat telah selesai
dilaksanakan di Banjar Tunggal Sari, Lingkungan Kampung Kodok
Kabupaten Tabanan, sehingga dapat dimanfaatkan oleh 554 jiwa.
Diharapkan dengan adanya program ini, Lingkungan Kampung Kodok
dapat menjadi bersih, sehat serta terbebas dari pencemaran
lingkungan. (Teks: Buchori)
Foto Kiri : Menteri PU meninjau Tukad (Bendung) Petanu yang
merupakan sumber air baku untuk SPAM Petanu
Foto Kanan : Penjelasan informasi proyek yang diresmikan kepada
Menteri PU. Petanu
Foto Bawah : Drainase Sistem IV di Kota Denpasar
-
19
info baru
Provinsi Jawa Tengah terbagi menjadi 29 Kabupaten dan 6 Kota.
Provinsi ini memiliki banyak kawasan strategis, seperti Pusat
Kegiatan Nasional (PKN) Kedungsepur (Kendal, Demak, Ungaran,
Semarang, Purwodadi), dan Kawasan Strategis Nasional (KSN)
Borobudur. Untuk mendukung kawasan pertumbuhan tersebut diperlukan
dukungan infrastruktur permukiman yang andal.
SBY Resmikan Proyek PU dan Permukiman di Jawa Tengah
Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum
setiap tahunnya mengalokasikan anggaran cukup besar di provinsi
yang saat ini dipimpin Ganjar Pranowo tersebut. Komitmen Pemda
untuk menyelenggarakan infrastukrut permukiman
bersama Ditjen Cipta Karya terbilang berhasil. Salah satunya
terbukti dengan pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)
Regional Bregas dan beberapa SPAM regional lainnya. Di tempat lain,
SPAM regional masih terkendala masalah klasik bernama komitmen dan
kemauan Pemda. Pada Jumat (14/3/2014) yang lalu, SPAM Regional
Bregas (Brebes, Tegal, Slawi) diresmikan Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono dalam kunjungan kerja ke Jawa Tengah. SPAM Bregas
melayani air minum untuk masyarakat di Kabupaten Brebes, Kota
Tegal, dan Kabupaten Tegal dengan pembangunan Tahap I memiliki
kapasitas 300 liter/detik. Selain meresmikan SPAM Bregas, Presiden
SBY juga meresmikan infrastruktur Pekerjaan Umum dan Permukiman
se-Jawa Tengah. Proyek-proyek bidang permukiman (Cipta Karya)
Edisi 03 4Tahun XII4Maret 2014
Presiden SBY menandatangani prasasti peresmian proyek PU dan
Permukiman se-Jawa Tengah didampingi Menteri ESDM, Menteri PU, dan
Gubernur Jawa Tengah.
-
20
info baru
yang diresmikan oleh Presiden SBY senilai Rp 339 miliar antara
lain enam Sistem Penyediaan Air Minum Ibukota Kecamatan (SPAM IKK),
4 Twin Block (TB) Rusunawa, dan Penataan dan Revitalisasi Kawasan
Sobokartti Kota Semarang. Enam SPAM tersebut yakni SPAM IKK Adipala
Kabupaten Cilacap (50 liter/detik), SPAM IKK Sarang Kabupaten
Rembang (20 liter/detik), SPAM IKK Wanareja Kabupate Cilacap (50
liter/detik), SPAM IKK Baki Kabupaten Sukoharjo (30 liter/detik),
SPAM IKK Kaliwungu Kabupaten Semarang (25 liter/detik), dan SPAM
IKK Colomadu Kabupaten Karanganyar (30 liter/detik). Sedangkan SPAM
Regional Bregas (260 liter/detik) mencakup pelayanan di Kabupaten
Brebes, Kota Tegal, dan Kabupaten Tegal. SPAM IKK sudah sangat
familiar bagi Bapak Presiden, yaitu membangun prasarana dan sarana
air minum di kecamatan-kecamatan di Indonesia, tutur Menteri
Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto kepada Presiden SBY saat meninjau
display pameran pembangunan bidang PU yang diresmikan. Djoko
menambahkan, pada Tahap I pembangunan SPAM Regional Bregas
bertujuan untuk menambah cakupan pelayanan air minum untuk
masyarakat di tiga kabupaten/kota tersebut sebanyak 19.200 unit
Sambungan Rumah (SR) atau setara dengan 96 ribu jiwa. Sedangkan
dari enam SPAM IKK tersebut di atas sudah dimanfaatkan sebanyak
9.479 unit SR atau setara dengan 47.395 jiwa. Sementara pembangunan
Rusunawa yang diresmikan adalah 2 TB Rusunawa di Kecamatan Klaten
Utara Kabupaten Klaten dan 2 TB Rusunawa di Kecamatan Tegal Barat
Kota Tegal. Rusunawa tersebut bertujuan menyediakan hunian layak
bagi masyarakat yang tinggal di perumahan dan permukiman kumuh atau
kelompok masyarakat yang diprediksi akan menimbulkan
kantong-kantong kumuh di perkotaan dan kelompok masyarakat
yang terkena dampak dari implementasi kebijakan sehingga
kehilangan tempat tinggalnya. Pada kesempatan menjelaskan Penataan
dan Revitalisasi Kawasan Sobokartti Kota Semarang, Djoko
menerangkan komitmen Kementerian PU melalui Ditjen Cipta Karya
untuk mendukung kawasan haritage dengan penyediaan prasarana dan
sarana dasar. Sobokartti dinilainya memiliki nilai penting dalam
tumbuh dan berkembangnya kesenian di kota itu. Dalam peninjauan
tersebut hadir pula dalam rombongan yaitu Ibu Negara Ani Bambang
Yudhoyono, Menteri ESDM Jero Wacik, Gubernur Jawa Tengah Ganjar
Pranowo, Direktur Pengembangan Air Minum Ditjen Cipta Karya,
Direktur Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman (PPLP) Djoko
Mursito, Kepala Pusat Komunikasi Publik Danis H. Sumadilaga,
beserta jajaran Kementerian PU lainnya. Pada hari yang sama,
Presiden RI dan rombongan juga meninjau pembangunan Jalan Tol
Semarang-Solo seksi Ungaran-Bawen. Pada kesempatan tersebut,
Menteri PU Djoko Kirmanto juga memberikan penjelasan mengenai
proyek infrastruktur permukiman di Jateng dan DIY. Satu per satu
Djoko menerangkan mengenai Perbaikan Sistem Drainase Kota Semarang
(Semarang Urban Drainage), PNPM Mandiri Perkotaan di Jateng, 4 SPAM
IKK di DIY, dua TB Rusunawa di Kabupaten Bantul dan Kabupaten
Sleman, dan Penataan dan Revitalisasi Kawasan Pasar Ngasem.(Teks:
Buchori)
Foto Kiri : Menteri PU menjelaskan proyek-proyek di Jawa Tengah
dan DIY Foto Kanan : Menteri PU menjelaskan proyek-proyek yang
diresmikan di Jawa
Tengah
-
21
info baru
Apa pun penyebab banjir bandang di Wasior itu, yang pasti
musibah itu telah menyentak nurani berbangsa kita. Demikian
dahsyatnya sehingga 100 orang lebih meninggal dunia dan ratusan
lainnya dinyatakan hilang. Kegiatan Rehabilitasi dan
Rekonstruksi
akibat banjir bandang di Wasior Kabupaten Teluk Wondama terus
dilakukan Kementerian PU. Sesuai tugas dan fungsinya, Kemen PU
telah melakukan berbagai upaya penanggulangan. Mulai dari tanggap
darurat sampai dengan rehabilitasi dan rekonstruksi. Terutama dalam
penanganan jalan dan jembatan, penyediaan air minum, penyediaan
infrastruktur perumahan dan lingkungan permukiman. Serah terima
asset dihadiri langsung oleh Sekjen Kementerian PU Agoes
Widjanarko, Bupati Teluk Wondama Alberth H. Torey, Staf Ahli
Menteri PU Bidang Keterpaduan Pembangunan Taufik Widjoyono,
Sesditjen Cipta Karya Dadan Krisnandar, Sesditjen Bina Marga Yusid
Toyib, dan Kepala PMU Wasior Amirudin. Dalam kesempatan itu, Agoes
Widjanarko menekankan pentingnya aspek operasional dan pemeliharaan
(OP) infrastruktur-infrastruktur yang telah diserahkan tersebut.
Tahap OP harus dilakukan sehingga pemanfaatannya dapat maksimal.
Agoes menambahkan, dalam setiap kegiatan diharapkan menganggarkan
pemberdayaan masyarakat. Ini baru serah terima kelola, ini masuk
dalam belanja modal aset Kementerian PU untuk ditindaklanjuti
dengan proses ke Kementerian Keuangan untuk Kementerian PU dan
dicatat di Teluk Wondama, ujar Agoes.Sementara Bupati Teluk
Wondama, Albert H. Torey, menyampaikan pihaknya siap untuk
memanfaatkan, memelihara dan menjaga
Banjir bandang dan tanah longsor di Wasior Papua Barat yang
terjadi pada Oktober 2010 silam sudah tercatat dalam sejarah.
Catatan itu berlanjut dengan diserahterimakannya aset bantuan
penanganan bencana senilai Rp61 Miliar dari Kementerian Pekerjaan
Umum kepada Pemeintah Kabupaten Teluk Wondama pada Senin
(03/03/2014).
PU Serahkan Aset Bantuan Banjir Wasior
infrastruktur yang diserahkan Kementerian PU. Albert juga
menyampaikan rasa terima kasih atas perhatian, komitmen dan
konsistensi Kementerian PU dalam membantu rakyat Wasior dalam
mengatasi banjir Wasior dan dengan sigap dan cepat Kementerian PU
memperbaiki saranan dan prasarana publik yang rusak. Alberth juga
menyampaikan pihaknya akan menjaga dan merawat asetaset ini untuk
kemajuan masyarakat Teluk Wondama kedepannya.Ini merupakan bukti
perhatian dan komitmen Pemerintah melalui Kementerian PU untuk
membantu masyarakat Wasior. Untuk itu kami mengucapkan terima
kasih, kata Alberth. Puncak acara adalah penandatanganan berita
acara serah terima bersama antara Pemerintah Kabupaten Teluk
Wondama dengan Ditjen Cipta Karya dan Ditjen Bina Marga yang
dilakukan oleh Bupati Teluk Wondama, Alberth H. Torey, Sesditjen.
Cipta Karya, Dadan Krisnandar dan Sesditjen. Bina Marga, Yusid
Toyib. Dalam acara ini diserahkan asetaset yang telah selesai
dilaksanakan pembangunannya ke Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama
senilai Rp 61 miliar dengan perincian untuk Ditjen Cipta
Edisi 03 4Tahun XII4Maret 2014
-
22
info baru
Karya sebesar Rp 44 miliar dan Ditjen Bina Marga sebesar Rp 17
miliar.
Mengenang Banjir WasiorMusibah banjir telah menjadi hal yang
biasa di negeri ini. Belakangan, hampir setap hari berita banjir
dari seluruh Indonesia menghiasi berbagai media. Banjir telah
menjadi bencana yang semakin meningkat, baik frekuensi maupun
luasannya. Salah
satunya adalah musibah banjir bandang dan tanah longsor di kota
Wasior Papua Barat yang terjadi pada Oktober 2010 silam. Ada
beberapa faktor penyebab terjadinya banjir bandang dan tanah
longsor di kota tersebut, antara lain, tingginya curah hujan di
daerah tersebut, mengakibatkan danau yang berada di wilayah atas
kemudian meluap. Luapan tersebut yang membuat tanah di sekitar
danau tidak mampu menyerap dan mengakibatkan longsor. Ada pula
indikasi pergerakan tanah di daerah tersebut sangat labil, apalagi
dipicu oleh gempa bumi yang sebelumnya terjadi sehingga tebing
lereng terjal menjadi tidak stabil. Wasior dilewati sesar
Australia, sehingga banyak patahan atau tanah ambles. Pada bagian
hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Menggarai menunjukkan bekas
amblesan yang membentuk lembah di antara perbukitan. Di hilir
pertemuan dua sungai kemungkinan terjadi tanah longsor yang
menyumbat palung sungai. Sumbatan tersebut menyebabkan akumulasi
air yang cukup besar karena daerah genangannya luas. Akibat hujan
terus-menerus maka akumulasi air melebihi daya tampung maka terjadi
penyumbatan dan palung menjadi jebol. Bencana banjir merupakan buah
dari kesalahan dalam pengelolaan sumber daya alam yang tidak
memperhatikan kemampuan daya dukung atas lingkungan. Kejadian ini
jelas sekali terlihat, pengelolaan sumber daya alam yang tidak
bijaksana adalah penyebab utama dari bencana banjir. Juga kegiatan
dan perencanaan pembangunan yang dilakukan, sama sekali tidak
memperhitungkan dampak akan terjadi serta tidak mengakomodir resiko
bencana. Penyebab lain adalah pengambilan manfaat dari sumber daya
alam, tidak memperhitungkan dampak secara ekologi serta sosial
dengan adanya kegiatan tersebut. Banyak musibah terjadi karena
faktor sistem (aturan) buruk yang diterapkan oleh manusia, juga
akibat perilaku manusia yang merusak. (Bangkim/bns)
IPA SPAM IKK Wasior
-
23
info baru
Sidang lanjutan pengujian Undang-Undang No.7 Tahun 2004 Tentang
Sumber Daya Air (SDA) terhadap UU Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 kembali digelar di Mahkamah Konstutusi (MK) pada Senin
(3/03/2014). Agenda sidang kali ini yaitu mendengarkan kesaksian 3
orang saksi. Turut hadir dalam persidangan tersebut Direktur
Penatagunaan SDA Ditjen SDA Arie Setiadi Moerwanto dan Kepala
BPPSPAM Tamin M. Zakaria Amin.
Salah satu saksi yang merupakan anggota Tim Koordinasi
Pengelolaan Sumber Daya Air (TKPSDA) Wilayah Sungai (WS) Bengawan
Solo Teguh Soeprapto menyatakan, alokasi air dibahas dan disepakati
oleh para pihak yang berkepentingan dalam pengelolaan
SDA. Penguasaan SDA oleh pihak di luar pemerintah tidak terjadi
pada WS Bengawan Solo. Undang-undang SDA tidak menimbulkan konflik
horizontal.
Ketika Materi UU SDA Diuji Atas UUD 1945
Raimont Valiant Ruritan, Direktur Teknik Perusahaan Umum Jasa
Tirta I yang merupakan saksi ahli dari pemerintah menyatakan, UU
No. 7 tahun 2004 tentang pengelolaan sumber daya air merupakan
aspek yang paling dekat dengan kepentingan masyarakat, sebagai
contoh penyediaan layanan air yang bermanfaat dan melindungi
masyarakat dari bahaya atau daya rusak air. Pendayagunaan sumber
daya air merupakan salah satu bagian dari pengelolaan SDA di dalam
UU No.7 tahun 2004 dan memerlukan pengembangan prasarana. Pengairan
secara fisik dalam wujud pembangunan infrastuktur sumber daya air
dan pelayanan manfaat air melalui kegiatan alokasi air. Di WS
Brantas, UU No.7 tahun 2004 dapat diterapkan dalam bentuk pelayanan
air, melalui alokasi air yang memperhatikan berbagai kriteria, baik
dari segi prioritas pemanfaatan, ketersediaan air secara stokastik
kebutuhan dari berbagai pengguna, tambah Raimont. Secara praktek UU
No.7 tahun 2004 telah menjadi amanat bagi Pemerintah dalam proses
perencanaan dan pelaksanaan alokasi air yang melayani para
pemanfaat secara adil, transparan dan tidak merugikan salah satu
pemanfaat, baik yang berizin maupun untuk pertanian dan kebutuhan
pokok sehari-hari. Rumusan dan semangat UU No.7 tahun 2004 tidak
didasari oleh semangat untuk melakukan komersialisasi, namun justru
memberikan keberpihakan dalam bentuk perlindungan atau
Edisi 03 4Tahun XII4Maret 2014
Ketua BPPSPAM Tamin MZ. Amin dan Direktur PAM Danny Sutjiono
menjadi saksi ahli di Mahkamah Konsstitusi pada sidang uji materi
UU No. 7/2004 tentang Sumber Daya Air
-
info baru
24
pemberian prioritas dalam pemanfaatan SDA kepada masyarakat yang
kurang mampu secara ekonomi khususnya sektor rumah tangga dan
pertanian untuk mewujudkan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat
sebagaimana amanah UUD 1945 Pasal 33. Sementara itu Selasa
(18/03/2014), MK kembali menggelar sidang lanjutan mengenai UU No.7
tahun 2004. Sidang tersebut dihadiri oleh Direktur Penatagunaan SDA
Ditjen SDA Arie Setiadi Moerwanto, Kepala Badan Pendukung
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (BPPSPAM) Tamin MZ Amin
dan Direktur Pengembangan Air Minum (PAM) Danny Sutjiono. Sidang
kali ini beragendakan mendengar kesaksian 3 orang saksi, 2 orang
saksi dari pemerintah dan 1 orang saksi ahli. Saksi pertama yang
tampil dalam sidang MK kali ini yaitu dari Persatuan Perusahaan Air
Minum Seluruh Indonesia (Perpamsi). Ketua Perpamsi Agus Sunara
mengungkapkan, PDAM ditetapkan
sebagai penyelenggara SPAM dan investasi sarana prasarana di
dukung oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Pemerintah dan Pemda
bertanggung jawab meningkatkan kinerja PDAM melalui Bantuan Program
(Fisik) dan Bantuan Manajemen (Non Fisik). Peningkatan Layanan PDAM
dapat mengurangi ketergantungan masyarakat kepada air minum isi
ulang/kemasan. Kerjasama PDAM dengan pihak swasta hanya salah satu
pilihan dalam menjalankan Business Plan PDAM untuk mencapai visi
pelayanan kepada masyarakat, tegas Agus. Saksi kedua dari Asosiasi
Pengelola Sarana Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Seluruh
Indonesia (Aspamsi). Ketua Umum DPP Aspamsi Sardi AK menjelaskan,
dengan program PAMSIMAS, pemenuhan air minum bagi masyarakat miskin
di perdesaan dan peri-urban dapat terlayani berkat dukungan
Pemerintah, Pemda dan partisipasi masyarakat. Masyarakat dapat
mengakses air minum dengan mudah, murah, berkualitas dan layak
berdasarkan uji laboratorium. Selaku penerima program, masyarakat
diberdayakan mulai dari pengidentifikasian masalah yang dihadapi
terkait air minum, perencanaan, pembangunan sistem, swadaya
pembiayaan, pembangunan sarana, mengatur keuangan dengan
transparan, kata Sardi. Selanjutnya saksi ketiga dari Ikatan Ahli
Teknik Penyehatan Dan Lingkungan Indonesia Propinsi Jawa Timur
Endah Angreni mengungkapkan, Pemerintah telah mendorong kerjasama
lintas daerah dalam pelaksanaan SPAM melalui Perda RTRW Propinsi
Jawa Timur. Pemerintah telah melaksanakan tanggung jawab negara
dalam pemenuhan kebutuhan air melalui alokasi dana APBN dan APBD
Propinsi yang cukup besar untuk pembangunan SPAM dalam upaya
mencapai target MDGs di Propinsi Jawa Timur, ungkap Endah. (Teks :
Buchori)
-
info baru
25
Turut hadir dalam ground breaking Rusunawa senilai Rp 12,7
miliar tersebut diantaranya Direktur Jenderal Cipta Karya Budi
Yuwono, Inspektur Jenderal Kementerian PU Basoeki Hadimoeljono,
Direktur Pengembangan Permukiman Direktorat Jenderal Cipta Karya
Amwazi
Idrus serta Rektor Unisma Surahmat. Djoko Kirmanto mengatakan,
pembangunan Rusunawa asrama tersebut bertujuan memfasilitasi
berlangsungnya proses belajar mengajar generasi muda dalam bentuk
hunian yang layak untuk para mahasiswa Unisma. Bangunan tersebut
terdiri dari 96 unit kamar, dengan luas masing-masing kamar 24
meter persegi. Pembangunan Rumah Susun Sewa (Rusunawa) merupakan
komponen penting yang dirancang untuk menghilangkan kantong-kantong
kumuh beserta segala permasalahannya. Yaitu dengan cara memukimkan
masyarakat yang semula tinggal didalamnya ke hunian yang layak,
nyaman aman dan terjangkau pada lokasi-lokasi sesuai peruntukannya
sebagaimana diamanatkan oleh RTRW. Kota-kota besar yang memiliki
banyak perguruan tinggi dihadapkan pada permasalahan menjamurnya
hunian-hunian yang tidak terencana dengan baik sebagai respon pasar
atas kebutuhan hunian bagi mahasiswa pendatang. Hal tersebut
menunjukkan perguruan tinggi turut andil dalam permasalahan hunian
perkotaan. Karena hal itu maka hunian layak bagi
Rusun Asrama Mahasiswa UNISMA Malang Diresmikan
Edisi 03 4Tahun XII4Maret 2014
Pertengahan Oktober tahun lalu Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko
Kirmanto melakukan peletakan batu pertama pembangunan Rumah Susun
Sederhana Sewa (Rusunawa) Universitas Islam Malang (Unisma) di
Malang, Jawa Timur. Konstruksi bangunan lima lantai tersebut
direncanakan akan selesai dalam delapan bulan.
Dirjen Cipta Karya mewakili Menteri PU menandatangani prasasti
sebagai tanda diresmikannya Rusun Asrama Mahasiswa Unisma
Malang.
-
26
mahasiswa menjadi sasaran bagi PU dalam membantu Pemda membenahi
perumahan di wilayahnya, ungkap Menteri PU. Pembangunan Rusunawa di
kampus Unisma tersebut, bukan merupakan bantuan Rusunawa pertama
Kementerian PU terhadap Pemerintah Kota Malang. Sebelumnya
Kementerian PU juga telah membangun dua twin block Rusunawa di
Kedungkandang. Djoko Kirmanto meminta kepada Unisma untuk mulai
menyiapkan pengelolaan dan calon penghuni asrama baru tersebut.
Langkah tersebut penting agar pada saat bangunan sudah rampung bisa
segera dihuni oleh para mahasiswa Unisma. Banyak Rusun yang
dibangun PU atas permintaan Pemda atau Universitas begitu dibangun
sampai selang beberapa bulan belum termanfaatkan, ucap Djoko
Kirmanto, mulai sekarang disiapkan, jadi pada saat selesai,
penghuni udah siap, furnitur sudah siap jadi tidak sempat bangunan
ini menganggur, tambah Djoko Kirmanto. Kini Rusunawa Unisma telah
selesai pembangunannya, pada penghujung bulan Februari 2014,
Direktur Jenderal Cipta Karya, Imam S. Ernawi mewakili Menteri
Pekerjaan Umum meresmikan pemanfaatan Rusun Asrama Mahasiswa
Universitas Islam Malang (UNISMA), di Malang, Jawa Timur. Peresmian
dilakukan bersamaan dengan peletakan batu pertama pembangunan
gedung yayasan sekaligus dalam rangka peringatan Dies Natalis
UNISMA ke-33. Hadir dalam acara tersebut Direktur Pengembangan
Permukikan, Ditjen Cipta Karya Maliki Moersaid, Rektor UNISMA
Surahmat. Dalam mendukung usaha menjaga kualitas lingkungan
permukiman di kota Malang, Kementerian Pekerjaan Umum
bekerjasama dengan UNISMA untuk membangun Rusun Asrama Mahasiswa
UNISMA. Pembangunan Rusun tersebut merupakan solusi terhadap
persoalan penyediaan hunian layak huni di Kota Malang. Hunian
vertikal yang berfungsi sebagai asrama di kota Malang ini juga
dimaksudkan untuk membantu pemerintah Kota Malang dalam mencegah
dan mengatasi tumbuhnya permukiman kumuh yang ditengarai makin
berkembang dan hampir tidak terkendali sebagai dampak dari
meningkatnya jumlah pendatang terutama mahasiswa dari luar kota
yang cenderung memilih tempat tinggal terjangkau disekitar kampus.
Djoko Kirmanto mengatakan, Kementerian Pekerjaan Umum melalui
Direktorat Jenderal Cipta Karya membangun Rusunawa sebagai asrama
mahasiswa di Universitas Islam Malang (Unisma) guna membantu
Pemerintah Daerah dalam menangani permasalahan permukiman khususnya
penanganan kawasan kumuh serta memberikan wadah pembinaan bagi
mahasiswa. Kerjasama dengan UNISMA dalam pembangunan Rusunawa
adalah model pembangunan kolaboratif antara Pemerintah dan
Universitas dalam mewujudkan cita-cita pembangunan permukiman yang
layak huni dan berkelanjutan, tukas Imam. Bagi pihak pengelola
UNISMA, penyediaan Rusun ini adalah langkah awal dalam melakukan
pembinaan mental dan spiritual serta memberikan dorongan kepada
mahasiswa/mahasiswi agar sepenuhnya berkonsentrasi dalam proses
belajar. Surahmat menyampaikan, terima kasih atas pembangunan
Rusunawa di UNISMA. Dengan adanya Rusun, program UNISMA dalam
membentuk karakter mahasiswa baru dibidang rohani ke-Islam-an
diharapkan lebih mudah pelaksanaannya karena menumbuhkan rasa
kebersamaan dan mudah untuk memantau aktifitas mahasiswanya, kata
Surahmat. Rusun UNISMA terdiri dari satu Twin Block yang berisi 92
unit dengan tipe 24. Pembiayaan Rusunawa tersebut, mencapai Rp 12,7
miliar. Selain Rusunawa Asrama Mahasiswa ini, Kementerian Pekerjaan
Umum juga telah menyelesaikan pembangunan Rusunawa lain di Jawa
Timur yaitu di Kota Blitar, Kota Kediri, Kabupaten Pasuruan, Kota
Surabaya, Kabupaten Lumajang, Universitas Jember dan Ponpes
Al-Ghozali Jember. Surahmat menambahkan setelah adanya Rusunawa di
UNISMA diharapkan mahasiswa baru dapat membangun karakter positif
untuk bekal mereka sebelum terjun ke lingkungan masyarakat. Menteri
PU mengharapkan selain menjaga bangunan fisik Rusunawa dengan baik
agar dapat beroperasional dengan baik, pengelola dan mahasiswa
diminta memperhatikan lingkungan sekitar Rusunawa untuk menjamin
keberlanjutan infrastruktur Rusunawa. (Teks : ari)
info baru
Foto Atas : Rusun Asrama Mahasiswa Unisma Malang tampak dari
dalam. Foto Bawah : Dirjen Cipta Karya menyerahkan cinderamata
kepada Rektor Unisma,
Surahmat.
Dirjen Cipta Karya melakukan groundbreaking pembangunan gedung
Yayasan Unisma Malang.
-
info baru
27
Edisi 03 4Tahun XII4Maret 2014
Permasalahan sampah yang tidak tertangani dengan baik sering
merugikan lingkungan, apalagi di kawasan perkotaan yang selalu
kesulitan untuk mengkondisikan sampah. Kebanyakan masyarakat sering
membuangnya di sungai karena dianggap
tidak meninggalkan jejak di lingkungan mereka secara
langsung.
Pengelolaan sampah berbasis 3R (Reduce, Reuse, Recycle) di
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Desa Mulyo Agung, Kecamatan
Dau, Kabupaten Malang mampu menyisakan 16% sampah untuk dibuang ke
Tempat Pengelolaan Akhir (TPA) Sampah. TPST 3R terebut merupakan
wujud dukungan Ditjen Cipta Karya pada model pengelolaan sampah
berbasis masyarakat.
TPST 3R Mulyo Agung Malang Sisakan 16% Sampah ke TPA
Pola pemikiran semacam ini selalu saja diterapkan dan menjadi
tradisi masyarakat yang tinggal di sekitar sungai atau paling tidak
di kelurahan tempat tinggal mereka yang terdapat sungai. Keberadaan
TPST 3R di sini sangat bermanfaat bagi masyarakat setempat dan
mendukung tercapainya target pelayanan persampahan, kata Direktur
Jenderal Cipta Karya
-
28
info baru
Kementerian Pekerjaan Umum, Imam S. Ernawi saat mengunjungi TPST
3R Mulyo Agung, Kamis (27/3/2014). Imam mengapresiasi TPST 3R yang
telah dibangun di Desa Mulyo Agung karena dapat bermanfaat bagi
masyarakat dengan mengurangi volume sampah yang diangkut ke TPA,
serta dapat menghasilkan kompos dan memilah sampah yang dapat
diolah kembali. Dengan manajemen yang bagus, TPST Mulyo Agung
Malang mampu mengatasi masalah lingkungan di kawasan Desa Mulyo
Agung yang memiliki tingkat populasi penduduk mencapai 3.970 Kepala
Keluarga. Lebih lanjut dijelaskan, dengan adanya TPST tersebut 45 %
dari volume sampah mampu dipilah menjadi barang yang siap digunakan
kembali, 39 % menjadi pupuk kompos dan hanya 16 % yang diangkut ke
TPA. Tentu hal ini sangat luar biasa dan dapat berdampak pada umur
TPA yang lebih panjang karena volume sampah yang diangkut ke TPA
dapat diminimalisir, tutur Imam. TPST 3R ini dibangun pada tahun
2010 dan 2012 dengan biaya Rp 2,8 Miliar, yang terdiri dari APBN
2010 Rp 1,2 Miliar, APBN 2012 Rp 1,034 Miliar, APBD Rp 500 Juta,
PNPM Mandiri Rp 100 Juta, CSR Rp 13 Juta dan swadaya masyarakat
sekitar Rp 20 Juta. Dari sumber dana tersebut, Imam menegaskan
keterlibatan berbagai stakeholder dalam pembiayaan penyediaan
infrastruktur bidang Cipta Karya dapat dilakukan. Imam berharap
kedepannya peran swasta dan masyarakat semakin meningkat. Imam
menilai program penanganan dan pengelolaan sampah dengan pola 3R
ini telah berhasil secara bertahap menuntaskan permasalahan sampah.
Saat ini TPST 3R Mulyoagung dikelola oleh masyarakat melalui wadah
Kelompok Swadaya Masyarakat Mulyoagung Bersatu. TPST 3R Mulyoagung
sendiri telah mampu mengelola sampah dengan volume 64 m3/hari dari
sekitar 5.903 rumah di Kawasan Mulyo Agung. Kementerian Pekerjaan
Umum terus mengejar pelayanan bidang persampahan sesuai target MDGs
sebesar 70% pada tahun 2015. Salah satu upayanya dengan membangun
infrastruktur TPST berbasis 3R, TPA, serta infrastruktur pendukung
lainnya di daerah. Oleh karena itu, mari kita peduli dengan
lingkungan kita sejak hari ini untuk ikut serta meringankan beban
lingkungan yang kita tempati. Berawal dari diri pribadi menuju
lingkungan keluarga dan
masyarakat kita kelola sampah yang ada dengan mulai membuang
sampah pada tempatnya, mulai memilah sampah sesuai dengan
kategorinya. Mari kita dukung bersama keberadaan TPST Mulyo Agung
Malang meringankan beban lingkungan sekitar dan mensejahterakan
masyarakatnya, tutup Imam.
Manfaat lainManfaat dibangunnya TPST Mulyo Agung Bersatu tidak
hanya dapat dirasakan pada sektor lingkungan, yaitu mengurangi
pencemaran lingkungan semata, tapi juga akan berdampak pada
sektor-sektor lain. Diantaranya sektor ekonomi dengan membuka
peluang lapangan kerja baru, terciptanya kemungkinan limbah organik
dan non organik yang lebih bermanfaat dan memiliki nilai ekonomi
karena mampu menguraikan sampah organik secara alami dan ramah
lingkungan, menjadi pupuk kompos dan bahan kondisioner tanah yang
memiliki nilai tambah dan nilai jual yang diharapkan. Disamping
itu, limbah non organik dapat didaur ulang sebagai bahan baku
industri. Dengan demikian para pelaku kegiatan ini memperoleh
peluang untuk meningkatkan pendapatan perkapitanya dan sekaligus
merefleksikan adanya peningkatan pemberdayaan masyarakat. Dari
sektor pendidikan, TPST ini dapat digunakan untuk penelitian dan
pengembangan bagi dosen dan mahasiswa yang peduli terhadap
pengolahan sampah. TPST Mulyo Agung Malang dapat mengumpulkan
sampah yang dihasilkan setiap harinya oleh tiap rumah warga tidak
kurang dari 7.940 kg. Jumlah tersebut belum termasuk sampah dari
rumah produksi di wilayah Desa Mulyo Agung. Sehingga dapat
diperkirakan total keseluruhan volume sampah yang dihasilkan oleh
Desa Mulyo Agung setiap harinya rata-rata mencapai 8-9 ton.Coba
bayangkan, apa yang akan terjadi jika sampah di biarkan begitu saja
tanpa diolah? Dapat dihitung secara perhitungan kasar jika sampah
dalam 1 desa mencapai 7.940 kg/hari, maka dalam 1 bulan sebanyak
238.200 kg sampah, dan dalam 1 tahun 2.858.400 kg sampah atau 2,9
ton. Begitu mengerikan jika kita tidak peduli pada lingkungan,
bukan tidak mungkin hari-hari kita akan dipenuhi dengan sampah.
Perhitungan ini hanya diberlakukan pada 1 desa, bagaimana jika 1
kecamatan? 1 kabupaten/kota? Maka miliaran ton yang kita hasilkan.
(Teks: eko Febrianto/randaljatim/bcr)
-
inovasi
2929
Kawasan perkotaan di Makassar, Maros, Sungguminasa (Gowa), dan
Takalar (Mamminasata) menyambut dibangunnya Instalasi Pengolahan
Air (IPA) Regional berkapasitas 1.000 liter/detik. Pembangunan IPA
tersebut mendukung Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Kawasan
Strategis Nasional (KSN) dengan dukungan Japan International
Coorporation Agency (JICA).
Data yang dirilis Direktorat Bina Program Direktorat Jenderal
Cipta Karya mencatat rencana penyaluran air minum dari IPA Regional
tersebut ke empat lokasi, yaitu kota Makassar sebesar 600
Iiter/detik, Kabupaten Maros 130 Iiter/detik, Kabupaten Gowa
200 Iiter/detik, dan Kabupaten Takalar 70 Iiter/detik. Maros 130
Iiter/detik, Kabupaten Gowa 200 Iiter/detik, dan Kabupaten Takalar
70 Iiter/detik. Direktur Bina Program Antonius Budiono menyampaikan
harapannya dengan tersedianya SPAM Regional tersebut dapat melayani
masyarakat di kawasan perkotaan Mamminasata dengan Air minum yang
memenuhi syarat dan layak. Diperkirakan akan ada penambahan sekitar
440 ribu jiwa yang berarti meningkatnya pelayanan air minum di
kawasan Mamminasata dari 46,8% menjadi 61,5 % pada tahun 2018.
Sumber dana kegiatan ini direncanakan melalui pinjaman JICA sebesar
USD 100 juta. Lokasi rencana pembangunan IPA Regional berada di
Kabupaten Gowa dengan mengambil sumber air baku dari Waduk
Bili-Bili, kata Antonius. Pada kesempatan lain, Dinas Tata Ruang
dan Permukiman Provinsi Sulawesi Selatan mengadakan pertemuan
dengan Representative JICA Indonesia Office, Direktorat Bina
Program Kementerian PU, Bappenas, serta Kepala Bappeda dan Direktur
PDAM kabupaten/kota yang masuk dalam kawasan Mamminasata. Mereka
membahas Fact Finding Mission For Mamminasata Water Supply
Development Project di Makassar (4/3/2014). Dalam pertemuan
tersebut Kasubdit Kerjasama Luar Negeri Ditjen Cipta Karya, Dwityo
A. Soeranto, menyatakan pemerintah Indonesia memiliki komitmen kuat
untuk mencapai target
Kementerian PU Siap Bangun IPA 1.000 Liter/Detik untuk
Mamminasata
MDGs 2015 bidang air minum dan 100% pelayanan air minum sesuai
yang ditargetkan dalam Rencana Program Jangka Menengah Nasional
2015-2019 (RPJMN 3). Pembangunan SPAM Mamminasata mendukung
implementasi Pepres No. 55 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang
Kawasan Perkotaan Makassar, Maros, Sungguminasa, dan Takalar
sebagai Kawasan Strategis Nasional, ujar Dwityo. Dalam rangka
penyiapan kegiatan, JICA telah melaksanakan studi penyiapan
Mamminasata Water Supply Development Project 2011. Kesepakatan
bersama untuk membangun IPA tersebut tertuang dalam MoU tentang
SPAM untuk kawasan perkotaan Mamminasata antara Kementerian PU,
Pemerintah Provinsi Sulsel, dan pemerintah kabupaten/kota di
kawasan Mamminasata. MoU tersebut telah ditandatangani oleh seluruh
pihak pada 16 Juli 2013 yang memuat pembagian debit air baku untuk
masing-masing kabupaten/kota di wilayah Mamminasata, serta tugas
dan tanggung jawab pihak yang terlibat.(Teks : bcr/JM _Randal sul
sel)
Edisi 03 4Tahun XII4Maret 2014
-
inovasi
30
Pecha Kucha merupakan forum presentasi yang berasal dari Jepang
di bidang seni, desain, dan arsitektur yang dikemas sederhana
dengan teknik 20 slide tayangan dan waktu tiap slidenya 20 detik.
Ditjen Cipta Karya menggelar Pecha Kucha setiap bulan dengan
tema-tema yang dibawakan berkaitan dengan inovasi baru, teknologi,
rancangan pengembangan dan hasil pembangunan, hot topic dan
lain-lain di bidang Cipta Karya.
Selain sebagai ajang silaturahmi, Pecha Kucha merupakan ajang
mengeluarkan pendapat dari masing-masing yang diwakilkan satu atau
dua orang tentang tema yang berbeda-beda setiap
bulannya.Penyelenggaraan Pecha Kucha Cipta Karya (PKCK)
dikoordinir oleh Tim Sekretariat yang telah ditetapkan.
Diupayakan PKCK diselenggarakan sekali dalam sebulan, setiap hari
Jumat di pekan kedua setiap bulannya. Tema yang diangkat berubah
setiap bulan dan dengan sub-tema yang dikembangkan serta dikaitkan
dengan tema-tema perayaan hari besar seperti Hari Air Dunia, Hari
Habitat Dunia, dan lain-lain. Tema penyelenggaraan harus terkait
dengan lingkup tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Cipta Karya.
Pecha Kucha edisi ke-9 diselenggarakan oleh Direktorat Bina Program
Ditjen Cipta Karya, di ruang Pendopo Kementerian PU, Jumat (13/3).
Direktur Jenderal Cipta Karya, Imam S. Ernawi, memuji penyajian
alat komunikasi canggih yang dipergunakan. Imam mengatakan, Pecha
Kucha yang bertema Toward
Ide-Ide Inovatif Kreatif di Pecha Kucha ke 9 Cipta Karya
-
inovasi
31Edisi 03 4Tahun XII4Maret 2014
Sustainable Human Settlements ini, pelaksanaannya sudah bagus
hanya saja harus disosialisasikan lebih luas agar lebih banyak yang
berkomentar. Pada Pecha Kucha kali ini, dibuka dengan penampilan
penyaji pertama Andri M. Sijabat dari Direktorat Penataan Bangunan
dan Lingkungan yang memaparkan tentang Rumah Susun Negara.
Selanjutnya penyaji kedua dari Direktorat Bina Program yang
diwakili oleh Yoyok S. Utomo yang memaparkan tentang Sinergi menuju
Permukiman Layak Huni. Penyaji ketiga dari Direktorat Pengembangan
PLP Ashila Rieska Munazah memaparkan tentang Jambore Sanitasi.
Penyaji keempat dari Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan
Air Minum (BPPSPAM), Farid Baknur, yang memaparkan tentang
Permukiman Sehat, Nyaman dan Layak Huni. Penyaji kelima dari
Direktorat Pengembangan Pemukiman Astriana Harjanti yang memaparkan
slum community identification program. Penyaji kelima ini
mengusulkan 7 scene dalam melakukan Community Slum Identification
(CSI), antara lain melalui penyusunan NSPK, penguatan kelembagaan,
identifikasi lingkungan sekitar melalui kuisioner, Diseminasi
Program, MoU penanganan Kawasan, Sosialisasi, validasi data,
kesepakatan kawasan kumuh dan penerbitan SK Kumuh oleh Kepala
Daerah. Astriana mengatakan dalam mewujudkan permukiman bebas kumuh
tidak dapat dilakukan sendiri, melainkan harus bekerjasama antara
pihak terkait. Sementara penyaji keenam dari Direktorat Air Minum,
Darwawel Umar, memaparkan tentang Pemanfaatan Energi Terbarukan
Dalam Mendukung Terciptanya Permukiman yang berkelanjutan.
Pemanfaatan energi terbarukan berupa mikro
hidro dapat menjadi alternatif dalam mewujudkan infrastruktur
Cipta Karya yang berkelanjutan. Sebagai ilustrasi, penggunaan Mikro
Hidro di HIPPAM (Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum) Sumber Maron,
Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung berhasil
menurunkan biaya penggunaan listrik PLN sekitar 90% akibat adanya
substitusi penggunaan listrik melalui penggunaan mikro hidro.
Penyaji terakhir dari Sesditjen yang merupakan satu-satunya penyaji
yang pemaparannya dilakukan dengan berduet antara Tyaswadi dan Sri
Hartati. Dalam paparannya mereka menyampaikan tentang Permukiman
yang Nyaman, Sehat dan Bermasa Depan. Dalam mewujudkan permukiman
yang berkelanjutan perlu dilakukan perencanaan secara holistic,
Kerjasama lintas sektoral. Balai Teknik Air Minum Sanitasi sebagai
salah satu pusat pelatihan Bidang Air Minum Sanitasi telah
menerapkan konsep permukiman hijau melalui program balai hijau
anatar lain dengan penggunaan Energi yang ramah lingkungan,
penerapan utilitas air bersih yang hemat energi, penerapan
fasilitas Balai Hijau: grey water system, biopori, sumur resapan,
tata vegetasi. Pada Pecha Kucha ke 9 ini, ditentukan penyaji yang
terbaik yaitu dari Sesditjen Tyaswadi dan Sri Hartati, Direktorat
Air Minum Darwawel Umar, dan Direktorat Pengembangan Pemukiman
Astriana Harjanti. Imam meminta, Pecha Kucha ke depan setiap
paparan dapat menyampaikan kisi-kisi apa yang diharapkan sehingga
dapat disaring ide-ide orisinil guna mendukung kegiatan bidang
Cipta Karya. Pecha Kucha bukan sekedar memberikan informasi
melainkan lebih kepada menjual ide yang kreatif dan inovatif
sehingga dapat diterapkan di lingkungan Cipta Karya,kata Imam.
(Teks : bns/ari)
-
lensa ck
32
Foto-foto : Buchori
Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan Fisik dan Mental Satgas
Tanggap Darurat Bencana Angkatan III Ditjen Cipta Karya
-
lensa ck
33Edisi 03 4Tahun XII4Maret 2014
Foto-foto : Buchori
Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan Fisik dan Mental Satgas
Tanggap Darurat Bencana Angkatan IV Ditjen Cipta Karya
-
34
Kementerian PU Berpartisipasi Dalam Pameran Kebencanaan
Internasional di PadangMenghadapi berbagai bencana yang terjadi di
wilayah Indonesia, Kementerian Pekerjaan Umum melalui Direktorat
Jenderal Cipta Karya telah berperan aktif dalam tahap kesiapsiagaan
dengan mobilisasi Satuan Tugas (Satgas) Tanggap Darurat Bencana dan
menyediakan peralatan yang tanggap darurat di 5 Depo (Medan,
Padang, Bekasi, Surabaya, dan Makassar). Acara Mentawai Megathrust
Disaster Relief Exercise (MM Direx) 2014 di Padang, Sumatera Barat
ini diikuti beberapa negara antara lain Tiongkok, Rusia, Jepang,
Korea, India, Australian, dan Selandia Baru pada 16-23 Maret 2014.
Acara yang dibuka Kepala BNPB Syamsul Maarif dan Gubernur Sumatera
Barat Irwan Prayitno ini, bertujuan memberikan kesempatan kepada
pemerintah dan non pemerintah yang memiliki peran dalam penanganan
bencana untuk menunjukkan kemajuan dan kesiapan dalam menanggulangi
bencana terutama gempa bumi dan Tsunami.(Teks : bcr)
Direktorat Jenderal Cipta Karya memberikan perhatian khusus
kepada aspek komunikasi untuk meningkatkan pemahaman mengenai
program dan mutu program serta hasil pembangunan bidang Cipta
Karya. Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Pekerjaan Umum,
Perumahan, Energi dan Sumber Daya Mineral Daerah Istimewa
Yogyakarta Rani Sjamsinarsi saat membuka acara Sosialisasi
Pelaksanaan Kegiatan TA 2014 di Lingkungan Direktorat Jenderal
Cipta Karya di Yogyakarta, Selasa (25/03/2014). Sosialisasi ini
terdiri dari dua kegiatan yaitu pemantapan penerapan sistem
pemantauan secara elektronik dalam rangka monitoring pelaksanaan
pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya melalui DAK, sub
bidang air minum dan sub bidang sanitasi serta workshop fotografi,
videografi dan media publikasi bidang Cipta Karya. Sosialisai ini
bertujuan untuk membangun publikasi informasi Cipta Karya melalui
peningkatan penguasaan jurnalistik, fotografi dan videografi bidang
pelaporan, diharapkan dapat terpantaunya progres kegiatan Dana
Alokasi Khusus (DAK) bidang Air Minum dan sanitasi melalui
e-Monitoring DAK.
Cipta Karya Tingkatkan Kualitas Pelaporan DAK dan Publikasi
Bupati Sanggau Resmikan IPA Mukok di Sanggau
Instalasi Pengelolaan Air (IPA) di desa Kedukul Kecamatan Mukok
diresmikan oleh Bupati Sanggau Paulus Hadi bersama Satker PKPAM
Provinsi Kalimantan Barat, beberapa waktu lalu. IPA ini memberikan
manfaat untuk masyarakat di Mukok, dalam hal penyediaan Air Minum.
Dalam sambutannya Paulus Hadi menyampaikan kepada masyarakat harus
bersyukur dan berterimakasih atas terbangunnya IPA karena
masyarakat selama ini mengalami kesulitan air. Paulus Hadi juga
berharap kepada PDAM Kabupaten Sanggau, IPA ini supaya dapat
dikelola dengan sebaik-baiknya, tetap menjaga kebersihan dan rasa
aman lingkungan sekitarnya. Sehingga masyarakat dapat memberikan
konstribusi dengan baik. Sedangkan PPK Wilayah III Satker PK-PAM
Kalimantan Barat Mega Chandra mengatakan, sangat tidak mudah
membangun IPA, memerlukan biaya besar. Dengan terbangunnya IPA 10
liter/detik memerlukan biaya sebesar Rp 6 Miliar.
seputar kita
-
Kunjungi Kami di :website :
http://ciptakarya.pu.go.id
twitter :@ditjenck
-
Cerita adalah semangat. Maka perlusebuah rumah untuk
menampungnya.
Tulislah kisah perjalanan yang sudah membuka mata Anda,
berbagilah dengan yang lain untuk memperkaya makna. Jurnalisme
Warga Cipta Karya siap menampung kisah Anda lewat kata-
kata dan karya foto.
http://ciptakarya.pu.go.id/jurnalisme
Citizen Journalism Cipta Karya