8/2/2019 CITRA R. LESTARI (2101411079)
1/196
1
TUGAS MEMBACA
Disusun untuk Memenuhi Nilai Ujian Akhir Semester Satu Mata Kuliah Membaca
Disusun Oleh:
Citra Rizky Lestari2101411079
Rombel 3
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2011
8/2/2019 CITRA R. LESTARI (2101411079)
2/196
2
BAB 1 JENIS-JENIS MEMBACA
1.1 Pengertian Membaca1.1.1Membaca Sebagai Proses1.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca
1.2 Membaca Intensif1.2.1 Membaca Telaah Isi
1.2.1.1 Membaca Teliti
1.2.1.2 Membaca Pemahaman
1.2.1.3 Membaca Kritis
1.2.1.4Membaca Ide1.2.2Membaca Telaah Bahasa
1.2.2.1 Membaca Bahasa
1.2.2.2 Membaca Sastra
1.3 Membaca Ekstensif1.3.1 Membaca Survai1.3.2 Membaca Sekilas1.3.3 Membaca Dangkal
BAB 2 RETORIKA MEMBACA
2.1 Pengertian2.2 Model Membaca
2.2.1Model Membaca Atas Bawah2.2.2Model Membaca Bawah Atas2.2.3Model Membaca Timbal Balik2.2.4Perbedaan MMAB, MMBA, MMTB
2.3 Pendekatan dalam Model Membaca
BAB 3 TEKNIK MEMBACA
3.1Teknik Dasar3.1.1Teknik Tertib3.1.2Teknik Taktertib3.1.3Teknik Campuran
3.2Teknik Menengah3.2.1Close Reading3.2.2Close Prosedur
3.3Teknik Lanjutan3.3.1Teknik Skimming3.3.2Teknik Scanning
BAB 4 METODE MEMBACA
8/2/2019 CITRA R. LESTARI (2101411079)
3/196
3
4.1 Metode Dasar
4.1.1 Metode Abjad dan Bunyi
4.1.2 Metode Kupas Rangkai Suku Kata dan Metode Lembaga
4.1.3 Metode Global
4.1.4 Metode SAS
4.2 Metode Menengah
4.2.1 Metode Kata
4.2.2 Metode Frase
4.2.3 Metode Kalimat
4.2.4 Metode Paragraf
4.3 Metode Lanjutan
4.3.1 Metode S-D4
4.3.2 Metode P2R
4.3.3 Metode S2QR
4.3.4 Metode GDIP
4.3.5 Metode PACER
4.3.6 Metode SQ3R
4.3.7 Metode PQ3R
4.3.8 Metode PQRST
4.3.9 Metode SUPER SIX Re
4.3.10Metode OK5R
8/2/2019 CITRA R. LESTARI (2101411079)
4/196
4
BAB 1
JENIS-JENIS MEMBACA
1.1 Pengertian Membaca
Bagi masyarakat yang hidup dalam babakan pasca industri, atau yang lazim disebut
era sumber daya manusia, atau era sibermatika, seperti sekarang ini, kemahiran membaca dan
menulis atau yang lazim disebut literacy memang telah dirasakan sebagai conditio sine
quanon alias prasyarat mutlak yang tidak dapat ditawar-tawar lagi. Sebagai sebuah bukti,
konon para ahli ekonomi telah membuat prakiraan bahwa kehidupan perekonomian
mendatang akan menemukan sumber kekuatannya pada kegiatan-kegiatan yang bertalian
dengan suatu sumber daya yang hanya ada pada manusia, yakni daya nalarnya. Sebab daya
nalar tersebut merupakan sumber utama yang dimiliki oleh manusia untuk berkreasi dan
beradaptasi agar mereka mampu memacu kehidupan dalam jaman teknologi yang semakin
canggih dan berkembang ini. Nalar manusia akan berkembang secara maksimal jika ia diasah
melalui pendidikan. Dan jantung dari pendidikan adalah kegiatan berliterasi atau kegiatan
baca-tulis. Dengan demikian kedudukan kemahiran berliterasi pada abad informasi seperti
sekarang ini sesungguhnya merupakan modal utama bagi siapa saja yang berkehendak
meningkatkan kemampuan serta kesejahteraan penghidupannya.
Dalam dunia pendidikan kemahiran berliterasi merupakan hal yang sangat
fundamental. Sebab semua proses belajar sesungguhnya didasarkan atas kegiatan membaca
dan menulis, juga dengan melalui kegiatan literasi membaca dan menulislah kita dapat
menjelajahi luasnya dunia ilmu yang terhampar luas dari berbagai penjuru dunia dan dari
berbagai babakan jaman. Dengan demikian, dunia pendidikan dan persekolahan memiliki
8/2/2019 CITRA R. LESTARI (2101411079)
5/196
5
tugas untuk mengupayakan kehadiran salah satu aspek keterampilan berbahasa ini kepada
para siswanya.
Hingga saat ini cukup banyak pengertian atau definisi yang telah dikemukakan oleh
para pakar tentang membaca. Dari berbagai pengertian dan definisi membaca tersebut kita
dapat mengklasifikasikan ke dalam tiga kelompok besar. Pertama, pengertian membaca yang
ditarik sebagai interpretasi pengalaman membaca itu bermula dengan penemuan waktu dan
berawal dengan pengelolaan tanda-tanda berbagai benda (membaca itu berawal dengan tanda
dan pertanda). Kedua, definisi atau pengertian membaca yang ditarik dari interpretasi
lambang grafis; membaca merupakan upaya memperoleh makna dari untaian huruf tertentu.
Dan ketiga, definisi atau pengertian membaca yang ditarik dari keduanya, yakni membaca
merupakan perpaduan antara pengalaman dan upaya memahami lambang-lambang grafis atau
dari halaman bercetakan. Jika dihubungkan dengan masalah pembelajarannya, setiap definisi-
definisi membaca tersebut sudah barang tentu senantiasa berimplikasi. Sebagai seorang guru
atau calon guru kita perlu memahami implikasi-implikasi tersebut.
Membaca merupakan suatu proses komunikasi antara pembaca dan peenulis dengan
bahasa tulis. Hakikat membaca ada tiga hal, yaitu afektif, kognitif, dan bahasa. Perilaku afekti
mengacu pada perasaan, perilaku kognitif mengacu pada pikiran, dan perilaku bahasa
mengacu pada bahasa anak.1
Membaca sebagai suatu proses penciptaan makna terhadap segala sesuatu yang ada
dalam lingkungan tenpat pembaca mengembangkan suatu kesadaran.2
1Kolker 1893:3
2Doglass (dalam Cox 1988:6)
8/2/2019 CITRA R. LESTARI (2101411079)
6/196
6
Dalam pengertian lain disebutkan bahwa membaca merupakan proses transaksional.
Proses membaca meliputi langkah-langkah selama pembaca pengkonstruk makna melalui
interaksinya dengan teks bacaan atau pembaca saja.3
Membaca merupakan rangkaian respon yang kompleks, di antaranya mencakup
respon kognitif, sikap, dan manipulatif. Membaca tersebut dapat dibagi menjadi beberapa sub
keterampilan, yang meliputi: sensori, persepsi, sekuensi, pengalaman, berpikir, belajar,
asosiasi, afektif, dan konstriktif. Aktivitas membaca dapat terjadi jika beberapa sub
keterampilan tersebut dilakukan secara bersama-sama dalam suatu keseluruhan yang
terpadu.4
Setelah dilihat dari sudut pandang beberapa ahli, dapat diserap berbagai pemahaman
kompleks mengenai definisi membaca, diharapkan dengan banyaknya referensi mengenai
pengertian membaca kita dapat lebih memahami untuk apa, bagaimana, dan seperti apa
membaca pada hakikatnya. Atas dasar pemahaman konsep apa itu membaca, kita dapat
mengambil sikap cerdas dan kritis atas penguasaan diri kita dalam membaca agar output dari
proses membaca yang kita lakukan dapat maksimal. Berbagai metode dan teknik dilakukan
untuk mengoptimalkan proses membaca agar tujuan yang diharapkan berhasil. Untuk
menikmati proses membaca tersebut, kita perlu mengubah pola pikir kita bahwa membaca
merupakan kebutuhan, bukan tuntutanseperti yang orang anggap selama ini.
Membaca merupakan aspek berbahasa yang paling bermanfaat. Tujuan dari membaca
antara lain untuk mendapatkan informasi, gagasan, pendapat, pesan yang disampaikan
penulis melalui lambang-lambang grafis yang sudah dikenal. Melalui kegiatan membaca akan
memperoleh informasi dari belahan dunia. Dalam hidup melibatkan membaca dan semakin
3Rosenblatt (dalam Tompikns 1911:267)
4Fredick Mc Donald (dalam Burns 1966:8)
8/2/2019 CITRA R. LESTARI (2101411079)
7/196
7
kesini membaca menjadi semakin penting. Disamping itu kemampuan membaca merupakan
tuntutan kehidupan sehari-hari manusia.5
Membaca merupakan proses akomodasi antara penerimaan dan penguasaan atas
sebuah bahasa tulis yang dirangkai menjadi suatu makna yang mempunyai tujuan untuk
disampaikan kepada pembaca dalam hal ini menjadi objek sasaran bahasa tersebut. 6
1.1.1 Membaca Sebagai Proses
Membaca bukanlah suatu kegiatan yang berdiri sendiri, melainkan suatu sintesis
berbagai proses yang tergabung ke dalam suatu sikap pembaca yang aktif. Proses membaca
yakni membaca sebagai proses psikologi, membaca sebagai proses sensori, membaca sebagai
proses perseptual, membaca sebagai proses perkembangan, dan membaca sebagai proses
perkembangan keterampilan.
Sebagai proses psikologi membaca itu perkembangannya akan dipengaruhi oleh hal-
hal yang sifatnya psikologi pembaca, seperti intelegensi, usia mental, jenis kelamin, tingkat
sosial ekonomi, bahasa, ras, kepribadian, sikap, pertumbuhan fisik, kemampuan persepsi,
tingkat kemampuan membaca. Di antara faktor-faktor tersebut menurut Harris (1970), bahwa
faktor terpenting dalam masalah kesiapan membaca yaitu intelegensi umum.
Membaca sebagai proses sensoris mengandung pengertian bahwa kegiatan membaca
itu dimulai dengan melihat. Stimulus masuk lewat indra penglihatan mata. Setelah dilakukan
pemaknaan atau pengucapan terhadapnya. Pernyataan membaca sebagai proses sensoris
tidak berarti bahwa membaca merupakan proses sensoris semata-mata. Banyak hal yang
5Rahim 2008:11
6Citra R. Lestari
8/2/2019 CITRA R. LESTARI (2101411079)
8/196
8/2/2019 CITRA R. LESTARI (2101411079)
9/196
9
kebiasaan membaca yang jelek, dan minimnya pengetahuan tentang cara membaca cepat dan
efektif.
Faktor yang mempengaruhi kemampuan serta minat baca dapat diklasifikasikan ke
dalam dua kategori, yaitu
a. Faktor intrinsik
Merupakan faktor yang berasal dari dalam diri pembaca, melipiti kepemilikan
kompetensi bahasa si pembaca, minat, motivasi, dan kemampuan membacanya.
b. Faktor ekstrinsik
Merupakan faktor yang berasal dari luar diri pembaca, antara lain unsur-unsur yang
berasal dari dalam teks bacaan (misal keterbacaan, organisasi teks, wacana) dan unsur yang
berkenaan dengan fasilitas, guru, model pengajaran)7
Beberapa penyebab kesukaran memahami isi bacaan berakar pada kebiasaan baca
yang salah. Kebiasaan-kebiasaan yang dimaksud meliputi:
a. Terlalu banyak memperhatikan butir demi butir informasi sehingga gagal memberimakna pada teks
b. Kurang memberi perhatian kepada detail, sehingga meskipun maksud umum bacaantertangkap secara utuh namun gagal dalam memahami butir-butir tertentu, dengan
demikian unsur-unsur kecil dalam bacaan seperti kata hubung, kata ingkar, kata modal,
luput dari perhatian pembaca
7Pearson (dalam Hafni 1981:2-3)
8/2/2019 CITRA R. LESTARI (2101411079)
10/196
10
c. Terlalu imajinatif, terutama jika pembaca menganggap telah mengetahui topik tertentudalam bahan bacaan atau mempunyai pendapat yang kuat tentang topik tersebut, dengan
demikian pembaca akan menafsirkan makna teks dari sudut pandangnya sendiri
d. Kalimat-kalimat yang tersaji dalam teks mempunyai tingkat kompleksitas tinggi,keruwetan sintaksis dapat menyebabkan kesulitan pembacanya
e. Gaya penulisan yang bertipe mengulang-ulang gagasan dengan ungkapan-ungkapandengan kata-kata khusus juga menyulitkan bagi pembacanya
f. Gaya pengungkapan pokok pikiran penting secara tidak langsung yang mengharuskanpembaca mengambil inferensi atas informasi-informasi yang tidak tersirat dalam bacaan,
juga menimnulkan kesulitan bagi pembacanya
g. Penggunaan kata yang tidak akrab bagi pembacanya juga merupakan kendala bagipembaca untuk memahami isi dari bacaan8
1.2 Membaca Intensif
Membaca intensif adalah membaca secara cermat untuk memahami suatu teks secara
tepat dan akurat. Kemampuan membaca intensif adalah kemampuan memahami detail secara
akurat, lengkap, dan kritis terhadap fakta, konsep, gagasan, pendapat, pengalaman, pesan, dan
perasaan yang ada pada wacana tulis.
Membaca Intensif adalah suatu aktivitas membaca yang sangat membutuhkan
kecermatan dan ketajaman piker dan merupakan kunci mendapatkan ilmu pengetahuan.9
8Swan 1979
9Suyatmi dan Mujiyanto 1989:85-86
8/2/2019 CITRA R. LESTARI (2101411079)
11/196
11
Membaca intensif sering diidentikkan dengan teknik membaca untuk belajar. Dengan
keterampilan membaca intensif pembaca dapat memahami baik pada tingkatan lateral,
interpretatif, kritis, dan evaluatif.
Aspek kognitif yang dikembangkan dengan berbagai teknik membaca intensif tersebut
adalah kemampuan membaca secara komprehensif. Membaca komprehensif merupakan
proses memahami paparan dalam bacaan dan menghubungkan gambaran makna dalam
bacaan dengan skemata pembaca guna memahami informasi dalam bacaan secara
menyeluruh.
Kemampuan membaca intensif mencakup
a. kemampuan pemahaman literal,b. pemahaman inferensial,c. pemahaman kritis,d. pemahaman kreatif.
Karakteristik membaca intensif mencakup
a. membaca untuk mencapai tingkat pemahaman yang tinggi dan dapat mengingat dalamwaktu yang lama,
b. membaca secara detail untuk mendapatkan pemahaman dari seluruh bagian teks,c. cara membaca sebagai dasar untuk belajar memahami secara baik dan mengingatlebih lama,
d. membaca intensif bukan menggunakan cara membaca tunggal (menggunakanberbagai variasi teknik membaca seperti scanning, skimming, membaca komprehensif,
dan teknik lain),
8/2/2019 CITRA R. LESTARI (2101411079)
12/196
12
e. tujuan membaca intensif adalah pengembangan keterampilan membaca secara detaildengan menekankan pada pemahaman kata, kalimat, pengembangan kosakata, dan juga
pemahaman keseluruhan isi wacana,
f. kegiatan dalam membaca intensif melatih siswa membaca kalimat-kalimat dalam tekssecara cermat dan penuh konsentrasi. Kecermatan tersebut juga dalam upaya menemukan
kesalahan struktur, penggunaan kosakata, dan penggunaan ejaan/tanda baca,
g. kegiatan dalam membaca intensif melatih siswa untuk berpikir kritis dan kreatif,h. kegiatan dalam membaca intensif melatih siswa mengubah/menerjemahkan wacana-wacana tulis yang mengandung informasi padat menjadi uraian (misalnya: membaca
intensif tabel, grafik, iklan baris, dan sebagainya).
1.2.1 Membaca Telaah Isi
Membaca telaah isi merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk menelaah
isi bacaan. Membaca teliti atau pemahaman ialah kegiatan membaca yang bertujuan untuk
memperoleh pengertian atau memahami bahan bacaan secara cepat dan tepat.
Dalam membaca pemahaman ada beberapa aspek yang diperlukan, antara lain
a. Seorang pembaca harus mempunyai kosa kata yang banyak.b. Memiliki kemampuan menafsirkan makna katac. Memiliki kemampuan ide pokokd. Memiliki kemampuan menangkap urutan peristiwa.
8/2/2019 CITRA R. LESTARI (2101411079)
13/196
13
1.2.1.1 Membaca TelitiMembaca teliti adalah membaca yang dilakukan secara seksama dan dalam membaca
ini memerlukan keterampilan-keterrampilan. Keterampilan-keterampilan itu diantaranya:
a. Survey cepat untuk melihat organisasi dan pendekatan umum.b. Membaca seksama dan membaca ulang paragraft untuk menentukan kalimat judul.c. Penemuan hubungan paragraft dengan keseluruhan tulisan membaca teliti mencakup
membaca paragraft dengan pengertian membac pilihan yang lebih panjang, membuat catatan,
dan meneelaah tugas.
Dalam metode membaca menelaah ini terdiri atas lima tahap:
a. Surveyadalah kegiatan membaca sepintas sepintas hal-hal yang pokok dalam table. Manfaat
mensurvey juduladalaah untuk memahami pesan secar utuh dan menyeluruh. Pembaca harus
meresapi judul yang disurvey karena judul merupakan ringkasan yang padat tentang
informasi yang disampaikan penulis.
b. Questionadalah tahap kedua dari SQ3R yang berupa kegiatan pembaca menyusun pertanyaan-
pertanyaan. Pertanyaan dibuat berdasarkan perkiraan-perkiraan pembaca sewaktu melakukan
survey. Pertanyaan muncul karena keinginan pembaca untuk mengetahui sesuatu hal yang
diperkirakan terdapat dalam bacaan. Sebaiknya pertanyaan-pertanyaan itu dicatat agar tidak
lupa dan tidak membebani pembaca untuk mengingat-ingat pertanyaan yang dapat
menganggu konsentrasi pada waktu membaca.
c. Reading
8/2/2019 CITRA R. LESTARI (2101411079)
14/196
14
adalah tahap ketiga dari SQ3R yang berupa kegiatan untuk membaca bacaan. Tahap ini
merupakan tahap terpenting dari metode ini. Pada tahap ini pembaca melakukan kegiatan
membaca secara menyeluruh yaitu membaca bab demi bab dan bagian demi bagian. Untuk
memperlancar proses membaca pembaca memfokuskan pada kata-kata kunci, pikiran-pikiran
pokok yang terdapat dalam bacaan dan simpulan yang dibuat penulis. Dalam membaca
d. Reciteadalah tahap keempat dari metode SQ3R yang berupa kegiatan membaca untuk
menceritakan kembali isi bacaan yang telah dibaca dengan kata-kata sendiri. Tahap ini
dilakukan apabila pembaca sudah merasa yakin bahwa pertanyaan yang telah dirumuskan
pada tahap question bias dijawab dan dapat menceritakan dengan benar mengenai bacaan
yang telah dibacanya. Tingkat kesulitan dan panjang pendeknya bacaan menjadi
pertimbangan dalam melakukan recite. Sebaiknya recite dilakukan secara tulis, bukan lisan,
dan recite berupa ikhtisar.
e. Reviewadalah tahap akhir dari metode SQ3R yang berupa membaca kegiatan membaca untuk
memeriksa ulang bagian-bagian yang telah dipahami dan dibaca. Meninjau ualan tidak sama
dengan membaca ulang. Membaca ulang merupakan kegiatan membaca untuk mengulang
membaca bacaan yang telah dibaca secara teliti. Sedangkan meninjau ulang merupakan
merupakan kegiatan untuk melihat-lihat bagian-bagian bacaan secara cepat kilat. Bagian yang
ditinjau ulang adalah misalnya Judul, Sub Judul, gambar, diagram, dan pertanyaan-
pertanyaaan yang ada dibuku.
8/2/2019 CITRA R. LESTARI (2101411079)
15/196
15
1.2.1.2 Membaca Pemahaman
Membaca pemahan merupakan suatu kegiatan membaca yang tujuan utamanya
adalah memahami bacaan secara tepat dan cepat. Sejumlah aspek yang perlu diperlukan
pembaca dalam membaca pemahaman adalah:
a. memiliki kosa kata yang banyakb. memiliki kemampuan menafsirkan makna kata, frasa, kalimat, dan wacanac. memiliki kemampuan menangkap ide pokok dan ide penunjangd.
memiliki kemampuan menangkap garis besar dan rincian
e. memiliki kemampuan menangkap urutan peristiwa dalam bacaan101.2.1.3 Membaca Kritis
Membaca kritis ialah kegiatan membaca dilakukan dengan bijaksana, penuh tenggang
rasa, mendalam, evaluatif, serta analitis, dan bukan ingin mencari kesalahan penulis.
Membaca kritis berusaha memahami makna tersirat sebuah bacaan. Dalam membaca kritis,
pembaca mengolah bahan bacaan secara kritis.
Aspek membaca kritis yang dikaitkan dengan ranah kognitif dalam taksonomi Bloom,
sebagai berikut ini.
1. Kemampuan mengingat dan mengenali ditandai dengana. mengenali ide pokok paragrafb. mengenali tokoh cerita dan sifatnyac. menyatakan kembali ide pokok paragrafd. menyatakan kembali fakta bacaane. menyatakan kembali fakta perbandingan, hubungan sebab-akibat, karakter tokoh, dll.10Kamijan 1966
8/2/2019 CITRA R. LESTARI (2101411079)
16/196
16
2. Kemampuan menginterpretasi makna tersirat ditandai dengana. menafsirkan ide pokok paragrafb. menafsirkan gagasan utama bacaanc. membedakan fakta/detail bacaand. menafsirkan ide-ide penunjange. memahami secara kritis hubungan sebab akibatf. memahami secara kritis unsur-unsur pebandingan.
3. Kemampuan mengaplikasikan konsep-konsep ditandati dengan
a. mengikuti petunjuk-petunjuk dalam bacaanb. menerapkan konsep-konsep/gagasan utama bacaan ke dalam situasi baru yangproblematis
c. menunjukkan kesesuaian antara gagasan utama dengan situasi yang dihadapi
4. Kemampuan menganalisis ditandai dengan
a. memeriksa gagasan utama bacaanb. memeriksa detail/fakta penunjangc. mengklasifikasikan fakta-faktad. membandingkan antar gagasan yang ada dalam bacaane. membandingkan tokoh-tokoh yang ada dalam bacaan
5. Kemampuan membuat sintesis ditandai dengan
8/2/2019 CITRA R. LESTARI (2101411079)
17/196
17
a. membuat simpulan bacaanb. mengorganisasikan gagasan utama bacaanc. menentukan tema bacaand. menyusun kerangka bacaane. menghubungkan data sehingga diperoleh kesimpulanf. membuat ringkasan
6. Kemampuan menilai isi bacaan ditandai dengan
a. menilai kebenaran gagasan utama/ide pokok paragraf/bacaan secara keseluruhanb. menilai dan menentukan bahwa sebuah pernyataan adalah fakta atau opinic. menilai dan menentukan bahwa sebuah bacaan diangkat dari realitas atau fantasipengarang
d. menentukan relevansi antara tujuan dan pengembangan gagasane. menentukan keselarasan antara data yang diungkapkan dengan kesimpulan yangdibuat
f. menilai keakuratan dalam penggunaan bahasa, baik pada tataran kata, frasa, ataupenyusunan kalimatnya.11
1.2.1.4 Membaca Ide
Membaca ide adalah sejenis kegiatan membaca yang ingin mencari, memperoleh,
serta memanfaatkan ide-ide yang terdapat pada bacaan
1.2.2 Membaca Telaah Bahasa
11Nurhadi 1987
8/2/2019 CITRA R. LESTARI (2101411079)
18/196
18
Membaca telaah bahasa adalah suatu keterampilan membaca dengan cara membaca
dari segi isi dan bahasa suatu bacaan sehingga mencerminkan keindahan.
1.2.2.1 Membaca BahasaMembaca bahasa adalah suatu keterampilan membaca suatu bahasa bersifat
khusus, misal: bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan lain-lain. Tujuan utama membaca
bahasa adalah
a. Memperbesar Daya Kata Ragam bahasa (bahasa formal, informal, percakapan, vulgar, slang, dan bahasa teknis) Makna kata dari konteks(pragmatik) Bagian kata (nomina, verba, adjektiva, keterangan) Penggunaan kamus Makna varian (semantik) Idiom (ungkapan) Sinonim dan antonim Konotasi dan denotasi Derivasi (asal usul kata)
b. Mengembangkan Kosakata Kritik Bahasa kritik sastra, menggunakan kata-kata yang tepat dan mengandung penilaian
sehingga menguatarakan informasi khusus kepada orang lain agar mengetahui
beberapa alternatif dari suatu kata
Memetik makna dari konteks, makna designatif yaitu sejumlah karakteristik harusdimiliki oleh sesuatu yang dirujuk, denotasi, dan konotasi
Petunjuk konteks, melalui a. Definisi, b. Contoh, c. Uraian baru (tanda baca kurungatau tanda pisah), d. Mempergunakan pengubah (memperkenalkan secara langsung
8/2/2019 CITRA R. LESTARI (2101411079)
19/196
19
suatu istilah dengan menggunakan tanda baca koma), e. Mempergunakan koma
(mempertentangkan)
1.2.2.2 Membaca SastraMembaca sastra adalah suatu keterampilam membaca hasil karya sastra seperti
cerpen, novel, novelet, dan lain sebagainya. Seorang pembaca sastra harus mengetahui hal
berikut
a. Bahasa Ilmiah dan Bahasa SastraBahasa ilmiah umumnya menggunakan kata yang bersifat denotatif, sedangkan
bahasa sastra biasanya menggunakan bahasa yang bersifat konotatif
b. Gaya Bahasa Perbandingan
o Metafora, Nani jinak-jinak merpatio Kesamaan, Mereka bak batu-batu yang tanduso Analogi, Agama sejati dibendung, aliran-aliran politik dibandung
Hubungano Metonimia, Karet bagi penghapus pensil terbuat dari kareto Sinekdoke, Berjuta mulut yang harus diberi makan oleh pemerintah
Pernyataano Hiperbolao Litotes, Datanglah ke gubuk kami inio Ironi, suaramu bagaikan petir yang menggelegar sehingga memek
8/2/2019 CITRA R. LESTARI (2101411079)
20/196
20
1.3 Membaca Ekstensif
Membaca ektensif merupakan membaca secara luas. Objeknya meliputi sebanyak
mungkin teks dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Yang dimaksud proses membaca
secara luas yaitu bahan bacaan beraneka dan banyak ragamnya, serta waktu membaca cepat
dan singkat. Tujuan membaca ekstensif adalah sekedar memahami isi yang penting dari
bahan bacaan dengan waktu yang cepat dan singkat.12
Membaca ekstensif meliputi:
1.3.1 Membaca Survai (Survey Reading)Membaca survai adalah kegiatan membaca untuk mengetahui secara sekilas terhadap
bahan bacaan yang akan dibaca lebih mendalam. Kegiatan membaca survai merupakan
pendahuluan dalam membaca intensif
Yang dilakukan seseorang ketika membaca survai adalah sebagai berikut:
Memeriksa judul bacaan/ buku, kata pengantar, daftar isi, dan melihat abstrak (jikaada)
Memeriksa bagian terakhir dan isi (kesimpulan) jika ada Memeriksa indeks dan apendiks (jika ada)
1.3.2 Membaca SekilasMembaca sekilas atau membaca cepat adalah kegiatan membaca dengan
mengandalkan kecepatan gerak mata dalam melihat dan memerhatikan bahan tertulis yang
dibaca dengan tujuan untuk mendapatkan informasi secara cepat.
Metode yang digunakan dalam melatihkan membaca cepat adalah:
Metode kosakata, metode yang berusaha untuk menambah kosakata
12Tarigan (1984:11)
8/2/2019 CITRA R. LESTARI (2101411079)
21/196
21
Metode motivasi, metode yang berusaha menambah motivasi pembaca (pemula) yangmengalami hambatan
Metode gerak mata, metode yang mengembangkan kecepatan membaca denganmeningkatkan kecepatan gerak mata
1.3.3 Membaca Dangkal (Superficial Reading)Membaca dangkal pada hakikatnya bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang
dangkal yang bersifat luaran, yang tidak mendalam dari suatu bacaan. Membaca jenis ini
biasanya dilakukan seseorang demi kesenangan, kegembiraan atau sebagai pengisi waktu
senggang.
Perbedaan membaca Intensif dan Ekstensif
Intensif Ekstensif
1. Teliti 1. Cepat
2. Terbatas 2. Terbatas
3. Seksama 3. Waktu Singkat4. Pemahaman mendetail 4. Jangkauan Luar
8/2/2019 CITRA R. LESTARI (2101411079)
22/196
22
BAB 2
RETORIKA MEMBACA
2.3 Pengertian
Retorika mula-mula tumbuh dan berkembang pada abad V Sebelum Masehi di Yunani. Pada
mulanya retorika diberi pengertian oratoria atau seni berpidato. Orang yang paling pertama
memperkenalkan oratoria adalah orang Yunani Sicilia, walaupun tokoh pendiri oratoria adalah orang
dari Sirakusa yang bernama Corax. Ia memperkenalkan seni berpidato pada tahun 500 Sebelum
Masehi.
Pada zaman Yunani kuno pertumbuhan retorika difokuskan pada seni berpidato. Hal tersebut
terjadi karena publikasi secara meluas mengenai hasil pemikiran atau gagasan hanya dapat dilakukan
melalui sarana lisan. Publikasi secara tulis belum dapat dilakukan sebab belum ada percetakan. Yang
dapat digunakan dalam memecahkan masalah atau penyebaran informasi yang melibatkan banyak
orang atau kepada massa pada waktu itu hanyalah dengan bahasa lisan, yaitu berpidato. (Haryadi
2006: 1)
2.4 Model Membaca
Model membaca mempunyai hubungan yang erat dengan proses membaca. Kajian
yang sistematis mengenai proses membaca dimulai sejak tahun 1990-an. Pada waktu itu,
proses membaca merupakan fokus perhatian para ahli psikologi eksperimental. Sebelumnya,
yaitu tahun 1950 dan 1960-an, fokus pakar tertuju pada kajian definisi dan penjelasan tentang
8/2/2019 CITRA R. LESTARI (2101411079)
23/196
23
membaca. Kajian mengenai model-model membaca dan teori membaca baru muncul sejak
tahun 1970-an. Model dan teori membaca muncul berdasarkan pandangan dari ahli psikologi
(perkembangan dan kognitif), proses informasi, psikolinguistik, dan linguistik.
Model membaca yang lahir dari penelitian tersebut ternyata banyak.walaupun banyak,
model membaca dapat diklasifikasi menjadi tiga model, yaitu model membaca atas bawah,
model membaca bawah atas, dan model membaca timbal balik. (Harjasujana dan Sujati 1997:
28).
Haryadi (dalam Retorika Membaca 2006:5) menjelaskan pengertian model bahwa
Model merupakan sistem atau cara kerja dari sesuatu yang dibuat. Cara kerja yang diciptakan
didasarkan atas asumsi atau tesis yang dianut. Asumsi yang dianut merupakan pendekatan.
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa model muncul berdasarkan pendekatan yang dianut
atau dipakai.
Apakah pendekatan itu? Dalam pembelajaran, penegrtian pendekatan sering kali
disamakan atau disinonimkan dengan pengertian metode dan pengertian metode
disinonimkan dengan teknik. Sebenarnya, ketiga istilah tersebut adalah berbeda, hanya saja
perbedaannya tidak terlalu jelas jika kita kurang cermat dalam menggunakan istilah-istilah
tersebut. Oleh karenanya, dalam pemakaian ketiga istilah tersebut tumpang tindih.
Ketumpangtindihan terjadi dalam tatanan persepsi dan tatanan produksi.
Sampai sekarang di kalangan guru sekolah masih hidup suatu keyakinan, bahwa
pandangan seseorang terhadap suatu teori tertentu akan melandasinya dalam bersikap dan
bertindak. Pandangan ini disitir dari pernyataan Wardhaugh (1969), yang berarti kira-kira
sesungguhnya bagi guru sekolah tidak ada yang lebih praktis daripada suatu teori yang
baik. Pengajaran yang baik ialah pengajaran yang didasari oleh suatu pemahaman dan
pengertian teoretis yang baik terhadap suatu teori tertentu.
8/2/2019 CITRA R. LESTARI (2101411079)
24/196
24
Teori adalah penjelasan yang abstrak tentang suatu kejadian tertentu atau tentang
seperangkat fenomena. Sebagai contoh, ambilah teori kinetik tentang gas yang menjelaskan
pola gas di alam ini. Teori ini menganut pandangan bahwa gas itu tersusun atas partikel-
partikel yang bergerak terus-menerus. Istilah teori mempunyai kedekatan makna dengan
istilah model. Model dapat diartikan sebagai definisi operasional tentang suatu teori tertentu.
Kembali kepada contoh kita tentang teori kinetik. Teori kinetik mengenai gas
mempunyai banyak model. Namun, tidak selayaknya dibicarakan di sini semuanya. Untuk
memahami arti kata model baiklah kita ambil suatu contoh saja. Model yang paling umum
diterima adalah model yang menyatakan bahwa pola gas itu merupakan suatu fungsi efek
tekanan, panas, dan volume terhadap molekul-molekul gas tertentu. Teori kinetik untuk gas
itu, baik teorinya sendiri maupun modelnya, kedua-duanya mempunyai sifat yang formal,
cermat, dan spesifik, meliputi sejumlah hukum yang valid, yang bisa dinyatakan dengan
rumus yang dikenal dan bisa dipahami oleh siswa tingkat lanjutan atas.
Dalam bab ini anda akan memperoleh keterangan tentang teori dan model membaca
yang mempunyai sifat yang tidak sama dengan teori dan model yang telah disinggung di atas
tentang teori kinetik itu. Model-model membaca tersebut mempunyai pengaruh yang penting
terhadap pengajaran membaca. Karenanya anda perlu mempelajarinya dengan baik. Sayang,
uraian mengenai hal ini belum ada yang ditulis dalam bahasa Indonesia. Mudah-mudahan
dengan mempelajari bab ini anda akan memperoleh gambaran yang cukup baik tentang
model-model membaca.
Para ahli membaca mencari penjelasan yang lebih terinci mengenai proses membaca
dan penjelasan teoretisnya mengenai hal tersebut. Model membaca itu ternyata tidak hanya
satu melainkan banyak model. Namun, model-model proses membaca tersebut tampaknya
dapat dikelompokkan ke dalam tiga klasifikasi model.
8/2/2019 CITRA R. LESTARI (2101411079)
25/196
25
2.2.1 Model Membaca Atas Bawah (MMAB)
Teori ini dikenal sebagai model psikolinguistik dalam membaca dan teori ini
dikembangkan oleh Goodman (1976). Model ini memandang kegiatan membaca sebagai
bagian dari proses pengembangan skemata seseorang yakni pembaca secara stimultan (terus-
menerus) menguji dan menerima atau menolak hipotesis yang ia buat sendiri pada saat proses
membaca berlangsung. Pada model ini, informasi grafis hanya digunakan untuk mendukung
hipotesa tentang makna. Pembaca tidak banyak lagi membutuhkan informasi grafis dari
bacaan karena mereka telah memiliki modal bacaan sendiri untuk mengerti bacaan. Proses
membaca model ini dimulai dengan hipotesis dan prediksi-prediksi kemudian
memverifikasinya dengan menggunakan stimulus yang berupa tulisan yang ada pada teks.
Inti dari model membaca atas bawah adalah pembaca memulai proses pemahaman
teks dari tataran yang lebih tinggi. Pembaca memulai tahapan membacanya dengan membaca
prediksi-prediksi, hipotesis-hipotesis, dugaan-dugaan berkenaan dengan apa yang mungkin
ada dalam bacaan, bermodalkan pengetahuan tentang isi dan bahasa yang dimilikinya. Untuk
membantu pemahaman dengan menggunakan teori ini, pembaca menggunakan strategi yang
didasarkan pada penggunaan petunjuk semantik dan sintaksis, artinya untuk mendapatkan
makna bacaan, pembaca dapat menggunakan petunjuk tambahan yang berupa kompetensi
berbahasa yang ia miliki. Jadi, kompetensi berbahasa dan pengetahuan tentang apa saja
memainkan peran penting dalam membentuk makna bacaan.
Jadi menurut model membaca atas-bawah dapat disimpulkan bahwa pengetahuan,
pengalaman dan kecerdasan pembaca diperlukan sebagai dasar dalam memahami bacaan.
8/2/2019 CITRA R. LESTARI (2101411079)
26/196
26
Model membaca atas bawah ini berpijak pada teori psikolinguistik, mengenai
interaksi antara pikiran dan bahasa. Goodman (1967) bependapat bahwa membaca itu
merupakan proses yang meliputi penggunaan isyarat kebahasaan yang dipilih dari masukan
yang diperoleh melalui persepsi pembaca. Pemilihannnya itu dilakukan dengan kemampuan
memperkirakan. Ketika informasi itu di proses, terjadilah keputusan-keputusan sementara
untuk menerima, menolak atau memperhalus. MMBA menggunakan informasi grafis itu
hanya untuk mengukung atau menolak hipotesis mengenai makna.
Makna diperoleh dengan menggunakan informasi yang perlu saja dari system isyrat
semantik, sintaksis, dan grafik. Isyarat grafik diturunkan dari media cetak, isyarat-isyarat
lainnya berasal dari kebahasaan pembaca, pembaca mengembangkan berbagai strategi untuk
memillih isyarat grafis yang paling berguna, setelah pembaca menjadi semakin terampil,
informasi grafis itu semakin berkurang pula perlunya, sebab pembaca telah memiliki
perbendaharaan kata dan konsep-konsep yang semakin kaya. Strategi-strategi untuk membuat
perkiraan yang didasarkan pada penggunaan isyarat semantic dan sintaksis, memungkinkan
pembaca untuk memahami materi dan umtuk mengantisipasi apa yang tampak berikutnya di
dalam materi cetak yang sedang dibaca.
2.2.2 Model Membaca Bawah Atas (MMBA)
Pada model membaca bawah atas stuktur-struktur yang ada dalam teks itu dianggap
sebagai unsure yang memainkan peran utama, sedangkan struktur-struktur yang ada dalam
pengetahuan sebelumnya merupakan hal yang sekunder. MMBA pada dasarnya merupakan
proses penerjemahan dekode dan encode. Decode adalah kegiatan mengubah tanda-tanda
menjadi berita. Encode ialah kegiatan mengubah berita menjadi lambing-lambang. Pada
MMBA pembaca mulai dengan hurufhuruf atau unit-unit yang lebih besar, dan setelah itu
barulah ia melakukan antisipasi terhadap kata-kata yang diejanya itu.
8/2/2019 CITRA R. LESTARI (2101411079)
27/196
27
Teori proses informasi (cough) bepandapat bahwa membaca itu pada dasarnya adalah
penerjenahan lambang grafik kedalam bahasa lisan. Mempelajari apa yang dikatakan
lambang tercetak merupakan kegiatan satu-satunya dalam proses membaca. Menrut MMBA,
tugas pertama seorang pembaca ialah mendekode lambang-lambang tertulis itu menjadi
bunyi-bunyi bahasa. Peran pembaca bersifat relative pasif dalam proses penerjemahan itu.
Satu-satunya pengetahuan yang didiapkan ialah pengetahuan tentang hubungan antara
lambang dan bunyi. Jelaslah bahwa menurut MMBA teks bacaan itu diproses okeh pembaca
tanpa informasi yang mendahuluinya yang ada hubungannya dengan isi bacaan.
Inti proses membaca menurut teori ini adalah proses kengkodean kembali simbol
tuturan tertulis (Harris & Sipay, 1980). Membaca dalam proses bottom-up merupakan proses
yang melibatkan ketepatan, rincian, dan rangkaian persepsi dan identifikasi huruf-huruf, kata-
kata, pola ejaan, dan unit bahasa lainnya. Tugas utama pembaca menurut teori ini adalah
mengkode lambang-lambang yang tertulis menjadi bunyi-bunyi bahasa (Harjasuna, 1996).
Brown (2001) menyatakan bahwa pada proses bottom-up membaca terlebih dahulu
mengetahui berbagai tanda linguistik, seperti huruf, morfem, suku kata, kata-kata frasa,
petunjuk gramatika dan tanda wacana, kemudian menggunakan mekanisme pemrosesan yang
masuk akal, koheren dan bermakna. Agar bisa memahami bacaan pada teori ini, pembaca
membutuhkan keterampilan yang berhubungan dengan lambang bahasa yang digunakan
dalam teks.
Fries (1962), mendefinisikan membaca debagai kegiatan mengembangkan kebisaan
merespon kepada seperangkat pola yang terdiri atas lambang-lambang grafis. Model-model
pemikiran yang sejalan dengan MMBA itu, menimbulkan metode-metode membaca yang
disebut metode alphabet, metode fonik. Metode alphabet meruakan metode pengajaran
membaca yang tertua. Dalam zaman keemasan Yunani dan Roma orang mengajarkan
8/2/2019 CITRA R. LESTARI (2101411079)
28/196
28
membaca dengan metode alphabet. Dalam metode ini, huruf-huruf yang di ajarkan itu
diucapkan sama dengan ucapan alphabet. Dengan demikian, huruf d diucapkan /de/, huruf
k diucapkan /ka/, huruf l diucapkan /el/, huruf m diucapkan /em/ dan selanjutnya.
Menghubungkan ucapan ka /ka/ dan I /i/ menjadi ki /ki/ ternyata merupakan hal
yang tidak mudah bagi anak-anak yang baru mulai belajar membaca. Itulah sebabnya dalam
metode fonik, konsonan-konsonan itu tidak diucapkan seperti ucapan alphabet. Huruf k
tidak di ucapkan /ka/ tetapi /kh/, huruf d tidak di ucakan /de/ tetapi /dh/, dem ikian
seterusnya.
Model membaca sangat berkaitan dengan proses membaca. Studi yang sintesis
tentang proses membaca dimulai sejak tahun 1880-an. Pada waktu itu proses membaca
merupakan pusat perhatian para ahli psikologi eksperimental. Di antara tahun 1950-an dan
tahun 1960-an perhatian para ahli diarahkan pada definisi dan penjelasan tentang membaca.
Semenjak tahun 1970-an tumbul model-model dan teori membaca yang bertitik tolak dari
pandangan ahli psikologi perkembangan dan psikologi kognitif, proses informasi,
psikolinguistik dan linguistik.
Gambar di bawah ini melukiskan perbedaan pokok antara MMBA dan MMAB.
8/2/2019 CITRA R. LESTARI (2101411079)
29/196
29
Salah seorang tokoh MMBA Gough (1972) mencoba menunjukkan proses membaca itu
dalam sebuah model berurut lanjut, tidak interaktif. Menurut pandangannya, proses tersebut
meliputi urutan-urutan berikut:
(1) Informasi grafemik diserap melalui system visual dan disimpan secara singkat di dalam
ikon.
(2) Image tersebut dikilas dan diolah di dalam perlengkapan pengenal pola yang dapat
mengenali huruf-huruf.
(3) Huruf-huruf ini kemudian dikirim ke pencatat huruf yang menahan huruf-huruf itu,
sementara pendekod mengubah huruf-huruf tersebut menjadi gambaran fonem.
(4) Gambaran fonem ini masuk ke dalam librarian yang mencarikan leksikon, dan
mencocokkan untaian fonemik dengan entri yang sudah ada dalam leksikon.
(5) Untaian leksikal yang dihasilkan oleh librarian itu masuk ke dalam memori pertama.
8/2/2019 CITRA R. LESTARI (2101411079)
30/196
30
(6) Memori pertama itu dapat menangkap satuan leksikal itu sampai lima buah, dan hal ini
merupakan masukan bagi merlin.
(7) Merlin menggunakan pengetahuannya tentang sintaksis dan semantic untuk menentukan
struktur dalam atau mungkin makna masukan itu.
(8) Akhirnya, struktur dalam atau pernyataan-pernyataan tentang makna itu masuk ke
dalam Tempat Tujuan Kalimat-kalimat (TTKSMD), setelah maknanya dipahami.
Dengan demikian, kegiatan membaca itu selesai setelah semua masukan teks itu dapat
melewati sederetan transformasi dan mencapai (TTKSMD).
Gambar di bawah ini membantu menjelaskan proses membaca menurut MMBA.
8/2/2019 CITRA R. LESTARI (2101411079)
31/196
31
8/2/2019 CITRA R. LESTARI (2101411079)
32/196
32
2.2.3 Model Membaca Timbal Balik
Model Membaca Timbal-Balik (MMTB) dicanangkan oleh teoris Rumelhart (1977).
Rumeljart mereaksi dua model membaca yang telah kita singgung di muka. Dia beranggapan
bahwa model-model yang terdahulu itu tidak memuaskan, karena pada umumnya model-
model tersebut bertitik tolak pada pandangan formalisme model-model perhitungan yang
linear. Model-model itu mempunyai sifat-sifat berurut-berlanjut, tidak interaktif.
Secara sederhana, konsep MMTB dapat dilukiskan sebagai berikut.
MMTB melukiskan MMBA dan MMAB berlangsung simultan pada pembaca yang
mahir. Artinya, proses membaca tidak lagi menunjukkan suatu proses yang bersifat linier,
tidak menjukkan proses yang berturut-berlanjut, melainkan suatu proses timbal balik yang
bersifat simultan. Pada suatu saat MMBA berperan dan pada saat lain justru MMAB yang
berperan. Para penganut paham MMTB percaya bahwa pemahaman itu tergantung pada
informasi grafis atau informasi visual dan informasi nonvisual atau informasi yang sudah
8/2/2019 CITRA R. LESTARI (2101411079)
33/196
33
tersedia dalam pikiran pembaca. Oleh karenanya, pemahaman bisa terganggu jika ada
pengetahuan yang diperlukan untuk memahami bacaan yang dibacanya tidak bisa digunakan,
baik disebabkan pembaca lupa akan informasi tersebut atau mungkin juga karena skemanya
terganggu.
Paradigma yang diajukan Rumelhart untuk melukiskan proses membaca itu berlainan
dengan paradigma-paradigma yang pernah ada sebelumnya. Dalam kompultasi paralel selalu
terjadi interaksi di antra proses-proses yang berlangsung berkelanjutan dan akhirnya sampai
pada suatu kesimpulan. Rumelhart mengajukan pendapat yang menyatakan bahwa membaca
sebagai kegiatan yang meliputi berbagai tipe pemrosesan informasi dan unit-unit
pemrosesan itu bersifat sangat interaktif dan berlanjut. Dengan menggunakan formalisme
yang dikembangkan dengan komputer, Rumelhart dapat menjelaskan secara tepat aspek-
aspek membaca yang bersifat parallel dan yang bersifat interaktif. Aspek-aspek yang
dikemukakan oleh Rumelhart itu sudah dijelaskan oleh para ahli yang terdahulu. Akan
tetapi, penjelasan yang disampaikan para pendahulunya tidak mencapai tingkat kejelasan
seperti yang dijelaskan oleh Rumelhart.
MMTB sukar dilukiskan dalam diagram dua dimensi. Dalam gambar yang berikut ini
penyimpan informasi visual (PIV) mencatat informasi grafis. PIV itu disentuh oleh alat
penyadap ciri (APC). Ciri-ciri yang disadap itu digunakan sebagai masukan untukpemadu
pola (PP).
PP merupakan komponen yang utama dalam model ini. Ke dalamnya bisa masuk
informasi sensoris, informasi tentang kemungkinan-kemungkinan sintaksis, semantik,
leksikal, dan struktur ortografis tentang berbagai untaian huruf. PP membuat keputusan
berdasarkan informasi-informasi yang masuk ke dalamnya itu.
8/2/2019 CITRA R. LESTARI (2101411079)
34/196
34
Mari kita perhatikan paradigma Rumelhart dalam gambar berikut.
Model yang dilukiskan dalam diagram di atas, menunjukkan adanya pengaruh berbgai
tahapan (grafik, semantic, dan sebagainya) terhadap kegiatan membaca dalam bentuk
interaktif. Yang tidak dijelaskan dalam proses tersebut ialah bagaimana komponen-
komponen itu berinteraksi. Hal inilah yang kemudian menjadi bahan pemikiran ahli lain,
seperti Goodman dan Ruddel. Yang tidak ada di dalam model itu ialah gambaran tentang
kerjapemandu polanya sendiri.
Pengembangan gambaran proses membaca yang dibuat oleh Rumelhart merupakan
sumbangan utama terhadap model-model membaca. Rumelhart menampilkan suatu model
membaca yang menunjukkan komponen-komponen sensori, semantik, sintaksis, dan
pragmatik yang diperoleh dalam bentuk interaktif untuk memperoleh pemahaman tentang
bahasa tulis. Berbagai jenis informasi masuk ke dalam pusat berita; berbagai hipotesis
dirumuskan, kemudian disetujui, ditentukan, dikukuhkan atau ditolak oleh sumber informasi
8/2/2019 CITRA R. LESTARI (2101411079)
35/196
35
yang layak. Hipotesis baru digeneralisasikan hingga pada akhirnya tercapailai hipotesis yang
paling layak. Interaksi antara hipotesis dan sumber informasi dapat ditandai secara
matematis dalam model probabilitas. Dengan demikian, membaca itu dipandang sebagai
formulasi hopotesis, pengujian probabilitas dengan menggunakan serangkaian sumber
informasi, dan akhirnya dibuatlah keputusan tentang hipotesis yang terbaik yang diterima
sebagai makna.
Rumelhat telah melengkapi kita dengan pengetahuan tentang sebuah model yang
cukup canggih. Dengan menggunakan model tersebut kita dapat mengatasi masalah yang
berkenaan dengan proses kebahasaan seperti yang tampak pada perilaku pola membaca.
Model ini mempunyai ciri yang esensial yang menjelaskan betapa proses kebahasaan
peringkat yang lebih tinggi (semantik dan makna) mempermudah proses kebahasaan
peringkat rendah (huruf, kata), dan betapa penguasaan atas peringkat yang lebih tinggi itu
mempermudah penguasaan atas peringkat yang lebih rendah.
Model membaca yang dikemukakan oleh Rumelhart itu mengingatkan pembaca agar
informasi yang dimilikinya (meskipun jumlahnya sangat terbatas) dapat dimanfaatkan pada
saat melakukan kegiatan membaca. Dilihat dari bidang pengajaran, hal tersebut
menunjukkan adanya kemungkinan besar bagi guru untuk menolong para siswanya menjadi
pembaca yang fleksibel, ialah pembaca yang mampu mengatur kecepatan tempo bacanya
sesuai dengan sifat, manfaat, tujuan, kebutuhan dan relevansi dari materi bacaan tersebut.
Pembaca harus dialihkan perhatiannya dari struktur lahir bahasa (kata, huruf, kalimat, dan
sebagainya) ke struktur batin, ke bagian yang menghendaki prakiraan.
Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan memprakirakan dan menemukan
makna bacaan itu ialah strategi pengajaran yang memungkinkan siswa menggunakan
bahasa yang dimilikinya serta informasi pragmatik yang telah dimilikinya dalam proses
8/2/2019 CITRA R. LESTARI (2101411079)
36/196
36
menyimak dan berbicara. Guru dituntut untuk mengembangkan strategi yang mendorong
siswa supaya bersikap aktif-kognitif agar dapat menjadi pembaca yang mahir.
Yang dapat kita lakukan sebagai guru adalah menciptakan lingkungan yang kondusif,
yang mendorong menumbuhkan minat baca yang positif. Perlu diutamakan keyakinan bahwa
dalam hal ini bukanlah kehadiran guru dalam lingkungan itu yang pertama dan utama,
melainkan kehadiran siswa itu sendiri. Kemampuan membaca akan meningkat hanya dengan
jalan melakukan kegiatan membaca itu sendiri. Melakukan aktifitas baca sama dengan
berlatih membaca. Latihan tersebut akan mendorong mereka meningkatkan kemampuan
membaca serta menemukan sendiri strategi yang paling tepat untuk dirinya dalam
menghadapi bacaan.
Dalam praktek pengajaran membaca, hal tersebut menunjukkan kita pada berbagai
konsep dan pandangan tentang berbagai metode pengajaran membaca. Kiranya kita perlu
meninggalkan berbagai asumsi yang pernah menguasai metode pengajaran pada masa-masa
silam. Sebagai contoh, guru tidak perlu lagi terlalu memikirkan adanya kebolongan
kosakata yang mungkin belum diketahui siswa. Dengan keterbatasan-keterbatasan tersebut,
kemudian guru berpikir bahwa pengajaran membaca tidak mungkin dilakukan. Para guru
lebih baik meyakinkan para siswanya bahwa bagaimanapun para siswa tidak perlu berkecil
hati dan frustasi dengan bacaan yang sarat dengan kosakata sukar yang tidak dapat
dipahaminya. Yang terpenting bagi mereka adalah bagaimana mereka dapat memanfaatkan
informasi nonvisual. Informasi ini akan membantu siswa untuk merekontruksi makna dari
lambang-lambang yang berupa cetakan. Perubahan sikap seperti itu akan membuat mereka
percaya diri dan bergantung pada kemampuan sendiri. Hambatan kosakata yang dialaminya
akan diatasi sendiri dengan jalan memproses masukan linguistik dan memadukannya dengan
aspek kognitif yang dimilikinya. Dengan demikian, para siswa tidak lagi akan bergantung
8/2/2019 CITRA R. LESTARI (2101411079)
37/196
37
kepada guru atau pun sumber-sumber lainnya yang datang dari luar pada waktu mereka
menghadapi masalah-masalah dalam membaca.
Model yang dianjurkan oleh Rumelhart itu mendukung salah satu keyakinan yang
secara intuitif telah diterima oleh banyak orang, ialah bahwa pembaca akan lebih merasa
terlayani jika kita membekali mereka dengan kesiapan untuk membaca materi yang disajikan
kepada mereka. Banyak hal yang bisa dilakukan guru dalam upaya membekali pengetahuan
siap mereka. Prosedur-prosedur tersebut dapat berupa kegiatan-kegiatan berikut: diskusi,
pertunjukan film, karyawisata, bercerita, dan sebagainya. Kegiatan-kegiatan ini bermanfaat
bagi para siswa dalam upaya membantu mereka untuk menggunakan latar belakang
informasi (pengetahuan) yang dimilikinya. Pengetahuan siap ini akan mempermudah proses
memahami bacaan dengan lebih layak dan lebih baik.
Cara lama yang masih banyak digunakan para guru ialah pemberian tugas membaca.
Pemberian tugas ini kadang-kadang merupakan tugas prasyarat untuk tugas berikutnya
berupa diskusi. Tampaknya, meskipun metode pemberian tugas ini tidak terlalu jelek dan
merupakan salah satu cara yang bisa digunakan untuk membangkitkan motivasi siswa,
namun cara ini tampaknya sudah ketinggalan zaman. Bagaimanapun hal-hal yang dibawa
pembaca tersebut dari proses yang dijalaninya itu. Oleh karena itu, guru boleh berkeyakinan
bahwa proses membaca akan berlangsug lebih baik jika prosedur penugasan itu dibalikkan,
diskusi dulu, baru kemudian membaca.
Dalam bidang metode pengajaran, model Rumelhart itu dipandang sebagai model
yang sudah membaur dengan berbagai strategi pengajaran yang telah menunjukkan
keberhasilannya. SQ3R misalnya, memberikan dorongan kepada siswa untuk menyurvai,
bertanya dan bertanya, membuat prakiraan, dan membaca untuk menguji hipotesis. Model
membaca yang baik harus dapat menjelaskan teori berbagai pendekatan yang baik untuk
8/2/2019 CITRA R. LESTARI (2101411079)
38/196
38
membaca dan belajar. Model yang baik harus pula memberikan penjelasan terhadap
langkah-langkah pengajaran yang baru.
Model Rumelhart berguna sekali untuk pengajaran membaca pada peringkat sekolah
menengah, baik sekolah mengengah pertama maupun peringkat di atasnya. Model ini sangat
baik untuk mengakrabkan dan mendorong mereka dalam pengujian cara dan strategi
membaca yang biasa mereka lakukan sendiri.
Setelah Anda mempelajari dengan seksama konsep-konsep MMTB yang diprakarsai
Rumelhart, bagaimana pendapat dan komentar anda terhadap prinsip-prinsip yang ada di
dalamnya? Ya, mungkin anda tergolong orang yang berpendapat bahwa model Rumelhart itu
tidak menarik karena di dalamnya sesungguhnya tidak ada hal-hal yang baru bagi anda.
Sebagai guru, anda mungkin sudah terbiasa dengan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat
terbuka yang biasa timbul dalam pikiran anda selagi membaca. Bukankah pertanyaan-
pertanyaan yang muncul selagi kita membaca merupakan cerminan dari proses interaktif dari
kerja mata dan kerja kognisi pada saat kita merespon bacaan. Sebagai guru anda pun sudah
terbiasa dengan pemberian rangsangan-rangsangan kepada para siswa anda agar mereka
membuat prakiraan-prakiraan, hipotesis, antisipasi, klasifikasi, yang memungkinkan mereka
untuk berfikir secara divergen. Mungkin, kita telah melakukan sesuatu yang tidak kita
ketahui landas pijaknya. Dengan pengetahuan ini, mudah-mudahan apa yang telah kita
lakukan tersebut dapat kita yakini sebagai sebuah kebenaran dan sesuatu yang dapat
memberikan manfaat yang lebih baik.
Dalam model Rumelhart, mungkin Anda tidak melihat adanya pembicaraan tentang
aplikasi. Memang, Rumelhart boleh dikatakan tidak menyinggung masalah aplikasi itu. Dia
tidak pula menyinggung masalah pramembaca, yakni suatu kondisi sebelum seseorang
8/2/2019 CITRA R. LESTARI (2101411079)
39/196
39
sampai pada halaman-halaman bercetak. Dia memulai konsepnya dari halaman bercetak, dan
dari situ kemudian bergerak ke depan dengan konsep-konsep interaksi.
MMTB sangat berbeda dengan MMBA seperti yang dikemukakan oleh Gough, La
Berge dan Samuel (1974). MMBA bersifat linear dan berjenjang, dimulai dari pemrosesan
unit linguistik yang paling kecil, yakni huruf-huruf, kemudian bergerak menuju pemrosesan
kelompok huruf, kata-kata, kelompok kata, kalimat, hingga akhirnya sampai ke makna.
Sebaliknya MMTB membenarkan proses yang dimulai dari peringkat yang lebih tinggi
MMTB mulai dengan semantik atau makna kata. Pada peringkat yang lebih tinggi itu ada
bank data yang bekerja secara simultan. Kita memiliki sintaksis, semantik, ortografi, dan
leksikon yang bekerja secara serentak, tidak bekerja secara berurutan seperti halnya dalam
MMBA.
Kemampuan membaca dapat dikembangkan secara baik melalui pengayaan
pengalaman membaca. Siswa perlu sekali membaca materi sebanyak-banyaknya sehingga
mereka dapat memahami kata dalam konteks yang berbeda-beda. Guru dapat membantu
muridnya mempertinggi dan meningkatkan keterampilannya dalam membaca dengan jalan
membimbing mereka untuk terus membaca sebanyak-banyaknya. Yang perlu diperhatikan
benar dalam hal ini ialah sikap murid. Guru yang terlalu sering memberi tugas yang berada
di luar jangkauan kemampuan muridnya akan membuat siswa terbunuh minat dan
motivasinya. Salah satu upaya untuk membangkitkan minat baca siswa ialah dengan jalan
menyediakan bahan bacaan yang kira-kira dapat menarik perhatian mereka.
8/2/2019 CITRA R. LESTARI (2101411079)
40/196
8/2/2019 CITRA R. LESTARI (2101411079)
41/196
41
Pendidikan Taksonomik dikembangkn oleh Gray. Ia berpendapat bahwa dalam proses
membaca diperlukan empat keterampilan, yaitu mengenal kata, koperhensif, reaksi, dan
asimilasi.
b. Pendekatan PsikologisPendekatan psikologis terdiri dari dari dua yaitu behavior dan kognitif. Pendekatan
behavior dipelopori oleh Skinner tahun 1957. Pendekatan ini berpandangan bahwa belajar
bahasa dapat dikendalikan dari luar. Seseorang belajar kalau ada stimulus, ia merespon
stimulus tersebut. Lingkungan memberikan stimulusdan rancangan, kemudian orang yang
belajar member respon.
c. Pendekatan Proses InformasiTokoh yang dikenal dalam pendekatan proses informasi adalah Smith. Ia menyatakan
bahwa keterampilan membaca merupakan suatu proses informasi. Pendekatan ini berprinsip
bahwa membaca adalah aktivitas komunikasi yang memungkinkan informasi ditransformasi
dari penulis kepada pembaca. Istilah dalam teori komunikasi informasi yang dipakai dalam
studi membaca adalah seluruh komunikasi, suara, keterbatasan kapasitas alat, dan
pengurangan.
d. Pendekatan PsikomotorikPendekatan Psikomotorik dikembangkan oleh Holmes dan Singer. Penerapan
pendekatan ini dalam membaca untuk mengukur tingkat kenyaringan dn kecepatan membaca
diukur secara stastiktik dengan menggunakan analisis subsastra. Hasil pengukuran
menunjukkan bahwa 89% perbedaan kenyaringan dikarenakan factor kata.
e. Pendekatan Linguistik
8/2/2019 CITRA R. LESTARI (2101411079)
42/196
42
Pendekatan Linguistik dikembangkan dalam dua periode, yaitu periode pertama
dikembangkan oleh Bloomfield, Fries, Lefevre, dan periode kedua oleh Chomsky, Halle,
Goodman, dan Ruddell. Bloomfield berpendapat bahwa membaca merupakan hubungan
teratur antara system tulisan dan ujaran. Senada dengan pendapat itu Fries mengatakan bahwa
membaca merupakan hubungan antara bunyi-bunyi bahasa dengan huruf.
8/2/2019 CITRA R. LESTARI (2101411079)
43/196
43
BAB 3
TEKNIK MEMBACA
Teknik membaca (reading technical) merupakan implementasi dari metode membaca.
Teknik membaca merujuk pada siasat yang dilakukan oleh pembaca dalam memahami
bacaan untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam membaca. Teknik membaca bersifat
individu dan situasional. Individual maksudnya adalah teknik yang dipilih oleh seseorang
dalam membaca tergantung kemampuan yang dimilikinya. Yang dimaksud situasional adalah
pemilihan teknik membaca adalah tergantung pada kondisi bacaan dan tujuan membaca.
Bacaan yang tingkat kesukarannya berbeda, misalnya sukar, sedang, mudah, menggunakan
teknik yang berbeda pada waktu membaca. Tujuan membaca mempengaruhi pilihan teknik
membaca. Pembaca yang mempunyai tujuan umum menggunakan teknik yang berbeda
dengan pembaca yang mempunyai tujuan khusus.13
3.4 Teknik DasarHaryadi dalam Retorika Membaca (2002) menjelaskan bahwa teknik membaca yang
digunakan untuk pemula merupakan teknik dasar. Dalam membaca permulaan yang
dipentingkan adalah pembaca dapat menyandingkan kembali simbol-simbol tulisan. Pembaca
hanya mempraktikkan membaca secara sederhana. Kemampuan yang dilatihkan dalam teknik
ini adalah
13Haryadi (dalam Retorika Membaca 2002:115)
8/2/2019 CITRA R. LESTARI (2101411079)
44/196
44
a. Pengenalan simbol-simbol tertulis dalam bentuk huruf, suku kata, kata, frase, dankalimat
b. Kemahiran mengayunkan mata secara teratur tanpa lompatan balik. Ketrampilanmemahami dan menafsirkan makna tidak diperhatikan karena pemahaman dan
penafsiran dipandang sebagai proses berpikir yang menyerti proses membaca secara
visual
Teknik membaca yang termasuk dalam teknik dasar ada tiga. Ketiga teknik tersebut
adalah teknik tertib, tektik taktertib, dan teknik campuran.
3.4.1Teknik TertibTeknik tertib merupakan teknik permulaan yang digunakan atau dilakukan secara
urut. Urutan dalam teknik ini berdasarkan urutan secara formal. Urutan formal dipandang dari
aspek huruf, jumlah huruf, jumlah suku kata, dan jumlah kata. Misalnya huruf b lebih
didahulukan untuk dibaca dan dipelajari dibanding huruf c. Tektik tertib dapat diterapkan
dalam membaca huruf, suku kata, kata, dan kalimat.
3.4.2Teknik TaktertibTeknik taktertib atau acak merupakan teknik membaca permulaan yang digunakan
atau dilakukan secara tidak urut. Alasan pemakaian teknik secara acak adalah kepraktisan,
keempirisan, dan kemudahan. Pertimbangan kepraktisan yang dimaksud ialah berdasarkan
sering tidaknya huruf, suku kata, kata yang digunakan atau didengar. Misalnya huruf f, q, v,
x, z diajarkan setelah huruf-huruf yang lain karena huruf-huruf tersebut tidak sering dipakai.
Teknik taktertib dapat diterapkan dalam membaca huruf, suku kata, kata, dan kalimat.
8/2/2019 CITRA R. LESTARI (2101411079)
45/196
45
3.4.3Teknik CampuranTeknik campuran merupakan perpaduan antara teknik tertib dan teknik taktertib.
Teknik ini digunakan atau dipilih jika teknik tertib dan taktertib tidak dapat digunakan secara
sendiri-sendiri. Pelaksanaan masing-masing teknik itu mengalami kendala. Kendala yang bisa
dihadapi dalam penerapan teknik tertib adalah kadangkala siswa mengalami kesulitan dalam
membaca karena yang dibaca sulit dan tidak praktis. Kendala dalam metode taktertib adalah
apabila ada pilihan siswa belajar (membaca) tentang A atau b karena keduanya sama-sama
praktis dan mudah. Untuk mengatasinya digunakan dengan teknik campuran, yaitu
membelajarkan (belajar) membaca secara praktis dan mudah dengan mempertimbangkan
urutan formal
3.5 Teknik MenengahMerupakan teknik membaca yang digunakan atau diperuntukkan bagi pembaca yang
sudah mahir dalam penyandian kembali symbol-simbol yang berbentuk grafis atau sudah ahli
dalan teknik dasar.
Pembaca melakukan teknik ini untuk melakukan proses membaca secara teliti.
Pembaca memahami isi atau makna bacaan yang dibaca. Pembaca mengayunkan mata
menelusuri lambing-lambang grafis secara teratur dengan sekaligus memahami isi bacaan.
Teknik menengah terdiri dari empat jenis. Keempat jenis itu adalah Close Reading,
mengingat, retensi, dan close prosedur.
3.5.1Close ReadingAdalah teknik membaca yang digunakan untuk memperoleh pemahaman atau suatu
bacaan.
Tujuan Close reading adalah mencari dan memperoleh informasi yang mencakup
pemahaman terhadap isi dan makna bacaan secara eksplisit.
8/2/2019 CITRA R. LESTARI (2101411079)
46/196
46
Tujuan Close reading adalah mencari dan memperoleh informasi yang mencakup
pemahaman terhadap isi dan makna bacaan secara eksplisit.
a. Teknik MengingatAdalah sebuah informasi yang diperoleh dari suatu bacaan yang kemudian hal-hal penting
untuk ditindak lanjuti bagaimana caranya menghafal atau mengingat informasi-informasi
yang telah diperoleh.
b. Teknik aliterasiAdalah teknik mengingat informasi atau isi dari bacaan dengan pengulanagan bunyi atau
huruf pada kata kunci.
c. Teknik AkronimAdalah teknik mengingat informasi atau isi yang ada dalam bacaan dengan membentuk kata
dari huruf awal kata.
d. Teknik AkrostikAdalah teknik memngingat informasi yang ada daalam bacaan dengan membentuk kata atau
frase.
e. Teknik SajakAdalah teknik mengingat informasi pada bacaan dengan membuat sebuah sajak.
f. Teknik LociAdalah teknik mengingat yang mula-mula digunakan untuk mengingat bahan pidato yang
akan disampaikan.
g. Teknik LinkAdalah teknik menghafal yang digunakan untuk menghafal isi atau informasi dalam bacaan.
h. Teknik Peg
8/2/2019 CITRA R. LESTARI (2101411079)
47/196
47
Adalah teknik mengingat yang digunakan untuk menghafal isi atau informasi bacaan dengan
menciptakan hubungan asosiasi.
i. Teknik FonetikAdalah teknik yang digunakan untuk mengingat isi dan informasi yang ada pada bacaan
yang menghubungkan antara system fonetik dan system yang dihafalkan.
j. Teknik RetensiAdalah teknik menghafal kemudian pembaca mengingat atau menyimpan hafalan supaya
sewaktu hafalan tersebut digunakan cepat mengingatnya kembali.
3.5.2Close ProsedurAdalah teknik yang mula-mula diperkenalkan oleh Wilson Tailor. Close procedure ini
sendiri merupakan teknik penangkapan pesan dari sumbernya.
Teknik close procedure dalam teknik menengah digunakan untuk melatih keterampilan baca
siswa melalui kegiatan belajar-mengajar terutama:
a. Penggunaan isyaraat sintaksisb. Penggunaan isyarat sematikc. Penggunaan isyarat skematikd. Peningkatan kosa kata
3.6 Teknik LanjutanMerupakan teknik membaca yang digunakan oleh pembaca untuk membaca secara
luas dalam waktu sesingkat mungkin.. Pembaca dalam menggunakan metode ini mempunyai
8/2/2019 CITRA R. LESTARI (2101411079)
48/196
48
target membaca sebanyak mungkin dalam waktu seminimal mungkin. Atau pembaca
menerapkan prinsip efisiensi.
Teknik lanjutanditerapkan oleh pembaca yang sudah mahirbaik yang sudah mahir
secara mekanik maupun secara pemahaman. Yang termasuk dalam teknik lanjutan adalah
skimming dan scanning.
3.6.1Teknik SkimmingBerasal dari bahasa inggris to skim. Membaca Skimming merupakan istilah dalam
membaca ekstensif. Skimming adalahteknik membaca dengan menjelajahi halaman demi
halaman secara cepat.
Jadi, kesimpulannya membaca skimming adalah teknik membaca dengan menjelajahi
atau menyapu bacaan dengan cepat untuk memahami atau menemukan hal-hal penting.
Tujuan membaca skimming adalah untuk mengenal topic bacaan,opini, bagian penting
organisasi bacaan, penyegaran dan memperoleh kesan umum.
Jenis teknik skimming:
a. Skipping adalah membaca dengan melompat-lompat bagian yang penting atau pokok.b. Sampling adalah teknik membaca bagian tertentu dengan cepat supaya mendapat gambaran
umum dari bacaan.
c. Locating adalah teknik membaca vertical yang berarti mata pembaca bergerak secara verticalyaitu pandangan mata bergerak dari atas kebawah secara cepat.
d. Previewing adalah gabungan dari teknik sampling dan locating.
3.6.2Teknik ScanningAdalah teknik baca sepintas,tetap teliti dengan maksud menemukan dan memperoleh
informasi tertentu atau fakta khusus dari sebuah bacaan.
8/2/2019 CITRA R. LESTARI (2101411079)
49/196
49
Tujuan teknik scanning adalah digunakan untuk menemukan topic tertentu, memilih
acara televise,menemukan kata dikamus, mencari nomor telepon dan mencari entri pada
indeks.
Pola yang digunakan pada teknik lanjutan:1. Pola vertical
Adalah pola membaca dengan cara bola mata bergerak meluncur secara vertical dari atas
kebawah.
2. Pola diagonalAdalah pola membaca dengan cara mata bergerak secara diagonal yaitu dari sudut kiri
halaman bergerak meluncur kesudut kanan bawah.
3. Pola zig-zagAdalah pola membaca dengan mata bergerak muali dari sudut kiri atas halaman.
4. Pola SpiralAdalah pola membaca dengan cara gerak mata pada bagian tengah dengan membentuk pola
spiral.
5. Pola BlokAdalah pola membaca dengan arah gerak mata berhenti sejenak pada akhir blok-blok
tertentu.
6. Pola HorisontalAdalah pola membaca dengaan cara gerak mata meluncur dengan cepat sekali dari ujung kiri
sampai ujung kanan.
8/2/2019 CITRA R. LESTARI (2101411079)
50/196
50
BAB 4
METODE MEMBACA
Metode membaca adalah tingkat penerapan teori-teori membaca yang ada pada tingkat
model membaca yang dilakukan dengan cara melakukan pemilihan kemahiran khusus yang
akan digunakan untuk membaca.
Ragam Metode Membaca dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu:
41. Metode DasarMetode yang digunakan atau diperuntukkan pembaca pemula atau yang baru
pertama membaca atau belajar membaca.
Metode membaca dasar ada enam, yaitu metode abjad, bunyi, kupas rangkai suku
kata, kata lembaga, global, dan struktur analisis dan sitesis (SAS).
4.1.1 Metode Abjad dan Metode Bunyi- Metode Abjad adalah metode yang digunakan untuk pembaca pemula yang baru belajar
membaca atau mengenal huruf dalam bentuk abjad.
Contoh: Huruf a,b,c dan seterusnya dibaca a,be,ce,de dst.
- Metode Bunyi adalah metode pembaca yang digunakan untuk pembaca pemula yang barubelajar membaca dengan wujud bunyi.
Contoh: Huruf a,b,c dst dibaca a,eb,ec,ed dst
8/2/2019 CITRA R. LESTARI (2101411079)
51/196
51
Jadi,kesimpulannya bahwa metode abjad dengan metode bunyi sama-sama diperuntukkan
untuk pemula hanya berbeda yang metode abjad dalam wujud abjad dan dalam metode bunyi
dalam wujud metode bunyi.
4.1.2 Metode Kupas Rangkai Suku Kata dan Metode Kata Lembaga- Metode Kupas Rangkai Suku Kata
adalah metode membaca yang diperuntukkan untuk pembaca pemula dengan cara merangkai
suku kata yang dibaca.
Contoh:
Bo-la
b-o-l-a
bo-la
- Metode Kata LembagaAdalah metode membaca demi kata yang diperuntukkan bagi pembaca pemula dengan
merangkai kata lembaga yang dibaca. Kata lembaga adalah kata yang sudah dikenal oleh
pembaca.
Contoh:
Topi
To-pi
t-o-p-i
8/2/2019 CITRA R. LESTARI (2101411079)
52/196
52
to-pi
topi
4.1.3 Metode GlobalAdalah metode yang diperuntukkan bagi pembaca pemula dengan prosedur memperkenalkan
bacaan secara utuh,bagian demi bagian bacaan, kemudian dibaca kembali secara utuh
Metode global sama dengan metode kupas rangkai suku kata dan metode kata lembaga.
Sedangkan metode sebelumnya(abjad,bunyi) membaca penerapannya secara berurutan.
4.1.4 Metode SASAdalah Metode Struktur Analisis Sintaksis yang merupakan metode membaca permulaan
yang terdiri atas tiga bagian (Stuktural,Analisis dan Sintaksis)
Dalam penerapannya SAS dibagi menjadi dua yaitu metode SAS tanpa buku dan dengan
buku.
Metode SAS tanpa buku dilaksanakan dengan cara merekam bahasa siswa, menampilkan
gambar sambil cerita, membaca gambar, membaca gambar dengan kartu kalimat, membaca
kalimat secara structural,analisis dan sintesis.
a. Merekam bahasa siswaBahasa yang digunakan adalah bahan bacaan siswa dan berwujud kaliamat. Kalimat yang
digunakan sebagai bahan bacaan adalah yang sesuai dengan tingkat baca siswasehingga
bahasa hasil rekaman siswa bias dipilih terlebih dahulu dan tidak semua hasil rekaman
dipakai sebagai bahan bacaan.
b. Menampilkan Gambar Sambil Cerita
8/2/2019 CITRA R. LESTARI (2101411079)
53/196
53
Guru menampilkan gambar kepada siswa sambil bercerita. Gambar yang
diperlihatkanpun terlihat sederhana. Cerita yang disampaikan merupakan cerita gambar yang
diceritakan menggunakan kalimat-kalimat yang bias dipahami.
c. Membaca GambarMembaca gambar hampir sama dengan menampilkan gambar sambil cerita. Dimana nanti
cerita gambar itu siswa sendiri yang menceritakan lagi atau meneruskan cerita tersebut.
d. Membaca secara StrukturalMembaca bacaan yang berupa kalimat secara structural yaitu membaca demi kata yang
menyusun kalimat yang dibacanya.
Contoh membaca secara structural:
Ini sepatu
Ini sepatu Ani
Sepatu Ani baru
Sepatu Ani Bagus
e. Membaca secara SintesisAdalah membaca dengan cara merangkai unsure pembentuk bacaan yang kecil menjadi lebih
besar seperti merangkai huruf-huruf menjadi suku kata, suku kata menjadi kata, dan kata
menjadi kalimat.
4.2 Membaca Menegah
8/2/2019 CITRA R. LESTARI (2101411079)
54/196
54
Membaca menengah adalahmetode pembaca yang dilakukan oleh pembaca yang
sudah ahli dalam membaca permulaan. Keeahlian disini berarti ahli membaca unsure bacaan
yang berbentuk huruf, suku kata, kata dan kalimat.
Berdasarkan visualisasi symbol grafis metode menengah terdapat empat metode,
yaitu:
a. Katab. Frasec. Kalimatd. Paragraf
4.2.1 Metode Kata
Merupakan cara membaca kata demi kata pada sebuah bacaan. Metode ini
diterapkan berdasarkan atas pandangan bahwa bacaan merupakansususna atas kata yang
mengandung makna.
Membaca dengan metode kata dapaat dilihat dari dua aspek:
o Aspek Mekanik merupakan cara mata bergerak melihat kata demi kata pada sebuah bacaan.o Aspek Konseptual merupakan cara otak memahami makna-makna yang terkandung dalam
kata-kata yang dibaca.
4.2.2 Metode FraseMerupakan cara membaca unsure bagian-bagian yang berbentuk frase. Dasar
penggunaan ini adalah penulis menyampaikan ide-ide dan perasaannya bukan dalam bentuk
kata melainkan dalam bentuk frase.
4.2.3 Metode Kalimat
8/2/2019 CITRA R. LESTARI (2101411079)
55/196
55
Merupakan cara membaca bacaaan dengan menelaah kalimat demi kalimat.
Pembavca mengayunkan pandangan matanya dari kaalimat satu ke kaliamat berikutnya dan
sekaligus memahami maknanya. Metode ini diterapakan untuk menyampaikan gagasan-
gagasan dalam bentuk kalimat. Dengan menerapkan metode ini pembaca dapat membaca
lebih efisien dan efektif.
4.2.4 Metode ParagrafAdalah metode membaca dengan cara menelaah paragraph demi paragraph. Metode
paragraph merupakan metode yang paling tinggi tingkatannya dalam metode menengah.
Membaca paragraf merupakan membaca yang paling rumit maka dari itu supaya dapat
menguasai perlu latihan secara continue, berkesinambungan,dan tekun. Metode paragraph
juga dibagi menjadi dua yaitu metode paragraph mekanik dan konseptual.
4.3 Metode LanjutanMetode lanjutan adalah metode yang cara penerapan dilakukan oleh pembaca yang
sudah menguasai metode mengah untuk mengembangkan dan meningkatkan kemahiran
membaca. Metode ini sangat sesuai dengan tuntutan zaman,dimana seperti saat ini zaman
globalisasi orang dituntut untuk berlomba-lomba dalam menguasai ilmu pengetahuan.
Metode yang dapat digunakan agar pembaca dapat membaca secara efektif dan
efisien maka paraa ahli memngungkapkan dengan menggunakan metode S-D4, P2R, S2QR,
GPID, PACER, PQR, PQRST, SQ3R, SUPER SIX RS, OK5R.
4.3.1 Metode S-D4
8/2/2019 CITRA R. LESTARI (2101411079)
56/196
56
Metode ini merupakan metode menbaca yang dilakukan dengan tahap survey dan
decide. Metode ini diterapkan menganut prinsip fleksibilitas yang artinya metode ini dilahat
melalui situasi bacaan.
Pembahasan mengenai S-D4:
a. Survey adalah kegiatan pembaca dalam melakukan aktivitasmembaca secara sepintaskemudian mengidentifikasikan pokok-pokok pikiran utama. Survey dilakukan secara cepat,
mata digerakkan untuk menyapu halaman secara kilat. Bagian yang disurvey adalah judul
atau sub judul .
b. Decide adalah proses seorang pembaca memutuskan untuk melakukan salah satu dari pilihanberikut:
1. Skip adalah mengabaikan atau sama sekali tidak membaca.2. Membaca sepintas adalah pilihan yang dilakukan agar pembaca merasa tidak perlu membaca
bacaan yang telah disurvey.
3. Membaca dengan kecepatan wajar adalah pilihan yang apabila pembaca belum tahu tentangbacaan yang telah disurvey sehingga pembaca perlu membacanya dengan kecepatan yang
normal.
4. Mempelajari materi bacaan adalah pembaca membaca dengan sungguh-sungguh teliti, danhati-hati sehingga kecepatan membaca relative pelan. Hal ini dilakukan pembaca karena
bacaan relative sullit untuk dipahami.
4.3.2 Metode P2RAdalah metode membaca yang terdiri atas tiga tahap yaitu preview,read dan review
yang biasa digunakan sebagian besar pembaca efisien dan cepat.
8/2/2019 CITRA R. LESTARI (2101411079)
57/196
57
a. Preview adalah membaca sepintas untuk mengetahui struktur bacaan,pokok-pokokbacaan,relevansi dan sebagainya.
b. Read adalah membaca secepat mungkin sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai sesuaitingkat kesulitan bacaan. Tujuannya adalah mencari informasi yang ada pada bacaan serta
bersifat pokok atau inti.
c. Review adalah membaca sepintas untuk memastikan bahwa tidak ada yang terlewatkan atauuntuk memperkuat ingatan terhadap pokok-pokok pikiran yang didapat dari tahap read. Yang
berbeda adalah tujuannya jika preview untuk mengenal bacaan dan review untuk
memantapkkan kembali apa yang dipahami.
4.3.3 Metode S2QRAdalah metode membaca yang digunakan untuk membaca table,grafik atau diagram
yang taahap-tahapnyaa terdiri dari survey,seek,question,reading, tersebut digunakan apabila
pembaca tidak memiliki tujuan khusus. Metode ini bertujuan untuk emncari informasi yang
tertuang dalam table dan grafik.
a. SurveyAdalah kegiatan membaca sepintas hal-hal yang inti didalam table maupun grafik. Hal-hal
yang disurvey adalah judul table dan sub judul. Manffat dari metode ini adalah untuk
memahami pesan secara menyeluruh, selain itu pembaca harus dapat memahami tentang
judul yang disurvey karena judul merupakan ringkasan yang padat.
b. SeekAdalah kegiatan dari pembac untuk mencari informasi pada kolom dan informasi tambahan
yang ada diluar kolom tabel.
8/2/2019 CITRA R. LESTARI (2101411079)
58/196
58
c. QuestionAdalah kegiatan dari seorang pembaca untuk emmbuat pertanyaan berdsarkan tabel dan
kolom. Yang dipertanyakan mengenai informasi apa saja yang terdapat dalam tabel dan
kolom.
d. ReadingAdalah kegiatan membaca tabel secara seksama dan teliti sehingga diperoleh informasi yang
dicari. Pembaca melakukan metode ini berpegangan pada tahap Question.
4.3.4 Metoden GDIPMetode ini diperkenalkan oleh Merrit. Metode GDIP adalah metode membaca yang
terdiri atas empat tahap yaitu goal, plans, implementasion dan development.
a. Goalladalah apa yang diharapkan, dimaksud, dan apa yang dimaksud tujuan membaca. Goal dapat
dilakukan dengan cara membatasi perhatian, latar belakang, kendala, memusatkan perhatian
dan merumuskan maksud dan tujuan.
b. PlansAdalala sebuah rencana untuk mencapai tujuan. Plans dapat dilakukan dengan
mengkorelasikan maksud pilihan bagian-bagian yang dibaca, perincian maksud lebih khusus
dan penyusunan pola membaca.
c. ImplementationAdalah kegiatan membaca dengan memperhatikan tujuan yang ingin dicapai dan rencana
yang sudah disusun untuk mencapai tujuan tersebut.
d. Development
8/2/2019 CITRA R. LESTARI (2101411079)
59/196
59
Adalah proses evaluasi mengambil kesimpulan dimana yang dievaluasi adalah apakah tujuan
membaca sudah tercapai, apakah rencana sudah berjalan sesuai dengan rencana dan apakah
kegiatan keseluruhan telah tercapai.
4.3.5 Metode PACERMetode PACER merupakan metode yang terdiri dari lima tahap, yaitu Preview,
Asses, Choose, Expedite dan review.
a. Preview atau meninjauAdalah kegiatan membaca secara sepintas kemudian menggali hal-hal yang bersifat luaran.
b. AssesAdalah kegiatan membaca untuk menentukan tujuan membaca dan materi membaca. Tujuan
umum membaca adalah tujuan utama dalam membaca sedangkan tujuan khususnya sesuai
dengan kperluan yang diinginkan pembaca.
c. ChooseAdalah kegiatan membaca yang berkaitan dengan memilih dan melakukan membaca dengan
teknik yang tepat. Teknik yang tepat akan menentukan keberhasilan dalam membaca.
d. ExpediteAdalah kegiatan pembaca untuk mempercepat kecepatan membaca. Pengertian mempercepat
dapat diartikan sebagai sebagai kegiaatan mempercepat proses membaca baik pada bagian
yang muda,sedang dan sulit.
e. ReviewAdalah kegiatan pembaca untuk membaca kembali secara sepintas
4.3.6 Metode SQ3R
8/2/2019 CITRA R. LESTARI (2101411079)
60/196
60
Adalah metode membaca yang ditujukan untuk kepentingan studi yang terdiri dari
lima tahap yaitu suvey,question,reading,recite,review. Metode ini dibuat untuk kepentingan
membaca bacaan yang berupa buku untuk kepentingan belajar.
a. SurveyAdalah meninjau,meneliti,mengkaji cara membaca bagian-bagian tertentu dari sebuah buku.
Bagian-bagian yang disurvey adalah bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir. Bagian awal
yang disurvey adalah daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan abstrak. Bagian isi yang
disurvey adalah judul tiap bab,sub judul,bagan, diagram,grafik. Bagian akhir adalah
simpulan, daftar pustaka dan indeks.
b. QuestionAdalah kegiatan pembaca menyusun pertanyaan-pertanyaan.
Pertanyaan disusun berdasarkan perkiraan pembaca sewaktu mensurvey.
c. ReadingAdalah Kegiatan pembaca untuk membaca bacaan. Tahap ini adalah tahap yang paling
penting. Pembaca melakukan kegiatan membaca secara menyeluruh yaitu dengaan membaca
bab demi bab, bagian demi bagian.
d. ReciteAdalah kegiatan pembaca untuk memceritakan kembali isi bacaan yang telaah dibaca dengan
menggunakan kata-kata sendiri. Sebaiknya recite dilakukan secara tertulis. Sebab recite
berupa ikhtisar.
e. Review
8/2/2019 CITRA R. LESTARI (2101411079)
61/196
61
Adalah keegiatan pembaca untuk memeriksa ulang bagian yang telah dibaca dan dipahami.
Meninjau ulamg tidak sama dengan membaca ulang. Membaca ulang adalah kegiatan
membaca ulang bacaan yang telah dibaca. Bagian yang ditinjau ulang seperti judul,ssubjudul,
gambar, diagram.
4.3.7 Metode PQ3R
Metode PQ3R adalahmetode membaca buku untuk studi yang meliputi tahap
prepare,question,reading,recite dan review. Dalam metode sebelumnya telah dijelaskan
mengenai metode Question, Reading, Recite dan Review. Dalam hal ini metode yang belum
dijelaskan adalah metode prepare.
a. Metode prepare adalah tahap awal dalam membaca sebuah buku dengan cara melihat secarasekilas keseluruhan isi buku.
b. ReadingAdalah Kegiatan pembaca untuk membaca bacaan. Tahap ini adalah tahap yang paling
penting. Pembaca melakukan kegiatan membaca secara menyeluruh yaitu dengaan membaca
bab demi bab, bagian demi bagian.
c. ReciteAdalah kegiatan pembaca untuk memceritakan kembali isi bacaan yang telaah dibaca dengan
menggunakan kata-kata sendiri. Sebaiknya recite dilakukan secara tertulis. Sebab recite
berupa ikhtisar.
d. Review
8/2/2019 CITRA R. LESTARI (2101411079)
62/196
62
Adalah keegiatan pembaca untuk memeriksa ulang bagian yang telah dibaca dan dipahami.
Meninjau ulamg tidak sama dengan membaca ulang. Membaca ulang adalah kegiatan
membaca ulang bacaan yang telah dibaca. Bagian yang ditinjau ulang seperti judul,ssubjudul,
gambar, diagram.
4.3.8 Metode PQRST
Adalah metode membaca untuk keperluan studi yang meliputi lima tahap yaitu
preview,question,summarize, read dan survey.
a. SurveyAdalah meninjau,meneliti,mengkaji cara membaca bagian-bagian tertentu dari sebuah buku.
Bagian-bagian yang disurvey adalah bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir. Bagian awal
yang disurvey adalah daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan abstrak. Bagian isi yang
disurvey adalah judul tiap bab,sub judul,bagan, diagram,grafik. Bagian akhir adalah
simpulan, daftar pustaka dan indeks.
b. QuestionAdalah kegiatan pembaca menyusun pertanyaan-pertanyaan.
Pertanyaan disusun berdasarkan perkiraan pembaca sewaktu mensurvey.
c. ReadingAdalah Kegiatan pembaca untuk membaca bacaan. Tahap ini adalah tahap yang paling
penting. Pembaca melakukan kegiatan membaca secara menyeluruh yaitu dengaan membaca
bab demi bab, bagian demi bagian.
8/2/2019 CITRA R. LESTARI (2101411079)
63/196
63
d. Preview atau meninjauAdalah kegiatan membaca secara sepintas kemudian menggali hal-hal yang bersifat luaran.
e. SummerizeAdalah kegiatan untuk membuat ringkasan informasi yang telah diperoleh dari buku ysng
telah dibacanya. Ringkasan dibuat setelah selesai membaca satu bab dengan tujuan agar
informasi yang telah diperoleh tidak lupa atau hilang.
4.3.9 Metode SUPER SIX Re
Adalah metode membaca buku untuk keperluan studi yang terdiri dari enam tahap,
yaitu reconnoiter, read, recite,record, review dan reflect.
a. ReadingAdalah Kegiatan pembaca untuk membaca bacaan. Tahap ini adalah tahap yang paling
penting. Pembaca melakukan kegiatan membaca secara menyeluruh yaitu dengaan membaca
bab demi bab, bagian demi bagian.
b. ReciteAdalah kegiatan pembaca untuk memceritakan kembali isi bacaan yang telaah dibaca dengan
menggunakan kata-kata sendiri. Sebaiknya recite dilakukan secara tertulis. Sebab recite
berupa ikhtisar.
c. ReviewAdalah keegiatan pembaca untuk memeriksa ulang bagian yang telah dibaca dan dipahami.
Meninjau ulamg tidak sama dengan membaca ulang. Membaca ulang adalah kegiatan
membaca ulang bacaan yang telah dibaca. Bagian yang ditinjau ulang seperti judul,ssubjudul,
gambar, diagram.
8/2/2019 CITRA R. LESTARI (2101411079)
64/196
64
d. RecordAdalah kegiatan membuat catatan atau menandai bacaan pada margin bab dan membuat
ringkasan ide-ide pokok yang ada pada setiap bab.
e. ReflectAdalah kegiatan merenungkan kembali hal-hal yang telah dibacanya dan ide-ide pokok yang
ada dalam bacaan dipikirkan lebih mendalam.
4.3.10 Metode OK5RMetode ini adalah metode membaca buku untuk kepentingan studi yang terdiri atas
overview,key ideas, read,record,recite,review, dan reflect.
a. ReadingAdalah Kegiatan pembaca untuk membaca bacaan. Tahap ini adalah tahap yang paling
penting. Pembaca melakukan kegiatan membaca secara menyeluruh yaitu dengaan membaca
bab demi bab, bagian demi bagian.
b. ReciteAdalah kegiatan pembaca untuk memceritakan kembali isi bacaan yang telaah dibaca dengan
menggunakan kata-kata sendiri. Sebaiknya recite dilakukan secara tertulis. Sebab recite
berupa ikhtisar.
c. ReviewAdalah keegiatan pembaca untuk memeriksa ulang bagian yang telah dibaca dan dipahami.
Meninjau ulamg tidak sama dengan membaca ulang. Membaca ulang adalah kegiatan
membaca ulang bacaan yang telah dibaca. Bagian yang ditinjau ulang seperti judul,ssubjudul,
gambar, diagram.
8/2/2019 CITRA R. LESTARI (2101411079)
65/196
65
d. RecordAdalah kegiatan membuat catatan atau menandai bacaan pada margin bab dan membuat
ringkasan ide-ide pokok yang ada pada setiap bab.
e. ReflectAdalah kegiatan merenungkan kembali hal-hal yang telah dibacanya dan ide-ide pokok yang
ada dalam bacaan dipikirkan lebih mendalam.
f. Key ideasAdalah kegiatan membaca untuk memisahkan ide-ide atau pikiran utama dari kumpulan ide
penjelas.
g. Over view (Survey)Adalah meninjau,meneliti,mengkaji cara membaca bagian-bagian tertentu dari sebuah buku.
Bagian-bagian yang disurvey adalah bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir. Bagian awal
yang disurvey adalah daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan abstrak. Bagian isi yang
disurvey adalah judul tiap bab,sub judul,bagan, diagram,grafik. Bagian akhir adalah
simpulan, daftar pustaka dan indeks.
8/2/2019 CITRA R. LESTARI (2101411079)
66/196
66
BAB 5
PRAKTIK MEMBACA TELITI DAN PEMAHAMAN
5.1 Praktik Membaca Teliti dan Pemahaman
Dalam sub bab ini akan dijelaskan mengenai praktik membaca teliti dan pemahaman,
disertai dengan contoh dan penerapan guna memaksimalkan pemahaman terhadap pembaca
mengenai praktik membaca teliti dan pemahaman.
5.1.1 Bacaan
TEKS 1:
Indonesian National Orchestra: Orkestra Musik Tradisional Pertama Dunia
Oleh: Franky Raden
Indonesia memiliki orchestra musik tradisional pertama di dunia. Bila di Barat sudah
ratusan tahun memiliki musik orkestra modern yang digunakan hingga sekarang ini, di Timur
lahir orkestra musik tradisional yang diwakili dari seluruh wilayah Indonesia. Orkestra musik
tradisional ini tergabung dalam Indonesian National Orchestra (INO) .
Bila dalam ujicoba orchestra musik tradisional ini berhasil, kita akan menjadi negara
pertama di dunia yang memiliki national orchestra yang berbeda dengan orchestra musik
umumnya selama ini yang bersumber dari barat, kata Franky Raden, pimpinan INO saat
latihan di gedung Sapta Pesona Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Jakarta, 4 Mei
2010.
http://indonesiaproud.wordpress.com/2010/05/21/indonesian-national-orchestra-orchestra-musik-tradisional-pertama-dunia/http://indonesiaproud.wordpress.com/2010/05/21/indonesian-national-orchestra-orchestra-musik-tradisional-pertama-dunia/8/2/2019 CITRA R. LESTARI (2101411079)
67/196
67
INO melakukan pertunjukan perdana sebagai ujicoba performance mereka di
Balairung Gedung Sapta Pesona Jakarta pada 12 Mei 2010. Dalam pegelaran musik
tradisional yang difasilitasi Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar) ini
dihadiri para musikus kreatif termasuk para maestro musik tradisional di Indonesia.
Menurut Frangky, ada tiga hal yang mendasari berdirinya INO , yakni estetika, bisnis
dan politik. Dalam hal estetika, Indonesia adalah negara yang memiliki kekayaan budaya
musik hampir tida