1. MATERI METODE 1.1 Alat dan Bahan Alat-alat yang dipakai antara lain oven, blender, ayakan, peralatan gelas. Bahan-bahan yang dipakai ;ombah udang, HCl 0,75; !; dan !,"5, a#H $,5%, a#H &0%, 50% dan '0%. 1.2 Metode Demineralisasi 1 (imbah udang di)u)i dengan air mengalirdandikeringkan, laludi)u)idengna air panas " kali, dandikeringkankembali. (imbah udang kemudian dihan)urkan hingga men*adi serbuk dan dia yak dengan ayakan &0-'0 mesh. HClditambahkandenganperbandingan !0+!.elompok A! dan A" menggunakanHCl 0,75, A$ dan A& HCl !, dan A5 HCl !,"5emudiandipanaskanpadasuhu 0 o C selama ! *am.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
memiliki karakteristik yang kompatibel dengan berbagai aplikasi, dapat dibuat dari
limbah udang putih. olimer kitin adalah (1-4) linked 2-acetamido-2-deoxy-D
glucopyranose.
itin dapat ditemukan dalam komponen struktural eksoskeleton dari insecta dan
crustacean , di dalam dinding sel :ungi 3$0-'0%4, kulit kerang, paruh burung, dan
tulang raan 3bagian tengah4 dari )umi-)umi. itin dipakai untuk bahan pendukung
beberapa enim seperti papain, laktase, kimotripsin, asam :os:atase, dan glukosa
isomerase. ada industry pangan dan industry pangan pengaplikasian kitin yang paling
besar 3eter, !54. /etapi, karena kitin sangat sulit larut dengan air, hal ini membuat
peman:aatan kitin men*adi terbatas. 8alah satu )ara untuk mengatasi si:at kitin tersebut
adalah dengan )ara memodi:ikasi struktur kimiai sehingga akan mendapatkan turunan
kitin yang mempunyai si:at kimia lebih baik. 8alah satu turunan kitin tersebut adalah
kitosan. itosan bersi:at larut dalam asam dan viskositas larutannya bergantung pada
dera*at diasetilasi dan dera*at degradasi dari polimer kitin. Hal ini sesuai dengan *urnal
9Dun)tional Chara)teriation o: Chitin and Chitosan= itin tidak larut dalam media air
sementara kitosan larut dalam kondisi asam karena gugus amino protonable gratis hadir
di unit 6-glukosamin. arena asal alam mereka, baik )hitin dan )hitosan tidak dapat
dide:inisikan sebagai struktur kimia yang unik tapi sebagai keluarga polimer yang
menya*ikan variabilitas yang tinggi dalam kimia dan si:at :isik.
itosan kering tidak memiliki titik lebur dan apabila disimpan dalam *angka aktu
yang lama dengan suhu sekitar !00oD, maka si:at kelarutan dan viskositas dari kitosan
ini akan berubah. Eika kitosan disimpan lama dengan keadaan terbuka atau mengalami
kontak dengan udara, akan mengakibatkan ter*adinya dekomposisi, perubahan arnakitosan men*adi kekuningan, dan viskositas mengalami penurunan. itosan hanya bisa
larut dalam asam en)er seperti asam asetat, asam :ormat, dan asam sitrat. /etapi *ika
kitosan telah disubstitusikan, kitosan dapat larut dengan air. itosan dapat mudah larut
dengan asam asetat karena asam asetat memiliki gugus karboksil yang akan
mempermudah pelarutan kitosan karena adanya interaksi hidrogen antara gugus
karboksil dan gugus amina dari kitosan 36unn et al.,!74.
itosan adalah produk turunan dari kitin yang mempunyai rumus kimia polimer 3"-
amino-"-dioksi-F-6-lukosa4 yang dihasilkan dengan )ara menghidrolisis kitin dengan
menggunakan basa kuat. itosan mempunyai bentuk padatan amor: yang berarna
putih dengan struktul ristal yang tetap dari bentuk aal kitin murni. Bentuk dari
kitosan mirip dengan selulosa, perbedaannya terletak digugus hidroksi C-"nya, dimana
gugus tersebut disubtitusi dengan gugus amino 3H"4. 3>uarelli, !54. arameter
yang paling penting, yang men)irikan kitosan dan aplikasinya, adalah dera*at
deasetilasi. 6alam penelitian ini pengaruh aktu deasetilasi pada kualitas kitosan yang
dihasilkan diselidiki dengan mengukur *umlah glukosamin dan asetil glukosamin. 3
iarsagh,"0!04.
itosan dapat diman:aatkan sebagai pengaet karena kitosan mengandung gugus amino
yang memiliki muatan positi: dan mengikat muatan negati: dari senyaa lain. Hal ini
men*adikan karakteristik yang khas dari kitosan dimana polisakarida lainnya biasanya
memiliki muatan yang netral 31obert, !"4. Berdasarkan *urnal Chitin and Chitosan+
9A 8imple Colorimetri) >ethod :or the <valuation o: Chitosan=, menyatakan sebuah
metode kolorimetri sederhana sensiti: dan )epat telah dikembangkan, dan di sini
di*elaskan, untuk penilaian kimia kualitati: dan kuantitati: dari produk kitosan yang
tersedia se)ara komersial. >etode yang di*elaskan bergantung pada reaktivitas :ungsi
amino dasar kitosan dengan pearna asam Bromo)resol ungu. Chitosan memiliki
berbagai aplikasi di berbagai bidang seperti kesehatan 3mulai dari *ahitan medis untuk
bantu ke)antikan4, pemurnian air 3koagulan untuk pengolahan limbah4, aplikasi
biomedis, pertanian 3pelapis benih4, bioteknologi, nutrisi 3suplemen makanan4, dan
dalam proses :inishing serat tekstil. Chitosan tersedia se)ara komersial dari banyak pemasok di berbagai kelas kemurnian, berat molekul, dan dera*at deasetilasi. 3>ohamed
Abou-8hoer, "0!04.
ada praktikum ini, proses ekstraksi kitin dilakukan dengan bahan baku limbah kulit
udang yang telah dipisahkan dari kepalanya. (imbah kulit udang yang dipakai tidak
memiliki keseragaman dari segi *enis, arna, dan ukuran karena berasal dari tempat
pembelian yang berbeda-beda. ada saat mengekstraksi kitin, limbah kulit udang harus
mengalami tahap demineralisasi dan deproteinasi. 8edangkan untuk mendapatkan
kitosan, kitin yang sudah didapat sebelumnya harus diproses lebih lan*ut dengan proses
desasetilasi.
!.1. Pem"#atan $itin
!.1.1. Demineralisasi
8ebelum proses demineralisasi, pertama-tama dilakukan proses persiapan sampel.
roses persiapan sampel yang pertama adalah limbah kulit udang di)u)i menggunakan
air mengalir. en)u)ian bertu*uan untuk menghilangkan kotoran yang ada pada kulit
udang, dimana kotoran memiliki potensi untuk men)emari ekstrak kitin yang
dihasilkan. 8etelah itu, kulit udang tersebut kemudian di)u)i dengan menggunakan air
panas sebanyak dua kali pen)u)ian. /u*uan pen)u)ian kulit udang dengan air panas
adalah untuk proses sterilisasi yang mengakibatkan mikroorganisme kontaminan yang
pada kulit udang bisa dihilangkan. emudian kulit udang dikeringkan menggunakan
dehumidifier pada suhu 0oC selama beberapa *am. /u*uan dari proses pengeringan
dengan dehumidifier adalah untuk membuat air panas yang masih ada di kulit udang
dapat dihilangkan, sehingga kadar air yang ada pada kulit udang dapat berkurang dan
menghasilkan produk kulit udang yang kering. ulit udang tersebut kemudian
dihan)urkan dengan food processor . /u*uan dari proses penghan)uran dengan food
processor adalah untuk memperbesar luas permukaan bahan sehingga pelarut yang akan
digunakan dapat melarutkan komponen-komponen dengan maksimal 3rasetyo, "00'4.
8erbuk kulit udang yang telah terbentuk diambil sebanyak !0 gram dan diberi
penambahan HCl dengan perbandingan serbuk kitin banding HCl yakni !+!0 dimanaHCl yang digunakan pada setiap kelompok memiliki konsentrasi berbeda-beda. Gntuk
kelompok A! dan A" konsentrasi dari HCl yang digunakan adalah 0,75 . 8edangkan
untuk kelompok A$ dan A& ditambahkan HCl dengan konsentrasi ! , dan kelompok
A5 ditambahkan dengan HCl dengan konsentrasi !,"5 . roses penambahan HCl
memiliki :ugnsi sebagai pelarut komponen mineral yang dikandung oleh kulit udang.
ulit udang mengandung mineral sebanyak $0 - 50% dari berat keringnya dimana
mineral utama yang ada pada kulit udang merupakan kalsium karbonat dan kalsium
:os:at 3Bastaman, !4.
8elan*utnya, kitin dipanaskan pada suhu 0oC dan diaduk se)ara terus menerus selama !
*am. roses pemanasan ber:ungsi untuk memper)epat proses perusakan mineral. roses
pengadukan yang dilakukan bersamaan dengan proses pemanasan memiliki tu*uan
untuk menghindari timbulnya gelembung-gelembung udara yang akibat proses
pemisahan mineral selama ter*adinya proses demineralisasi 3uspaati et al ., "0!04.
elembung udara yang mun)ul merupakan dampak dari terbentuknya gas C# " ketika
larutan HCl ditambahkan dalam sampel pada proses perusakan mineral 3demineralisasi4.
itin kemudian di)u)i dengan air sampai pH kitin men*adi netral dimana pH tersebut
diu*i dengan menggunakan kertas pH. emudian kitin tersebut dikeringkan dengan
dehumidifier selama "& *am dengan suhu 00C. roses demineralisasi dilakukan untuk
menghilangkan garam-garam anorganik dan kandungan mineral yang dikandung oleh
kitin, terutama kandungan kalsium karbonat atau CaC#$ 3Hargono Haryani, "00&4.
roses demineralisasi mengakibatkan kalsium karbonat beraksi dengan asam klorida
sehingga membentuk kalsium klorida, asam karbonat, dan asam :os:at.senyaa yang
larut dengan pelarut polar seperti air sedangkan residu yang tidak larut dengan pelarut
polar 3air4 merupakan senyaa kitin yang telah terekstrak. >ineral yang ada pada kitin
dapat terlarut dengan air, sehingga dibutuhkan proses penyaringan dalam proses
penetralan pH ini sehingga hanya residu kitin sa*a yang tersisa3Bastaman, !4.
Berdasarkan teori Eohnson dan eterson 3!7&4 dikatakan baha penambahan asam atau
basa dengan konsentrasi yang lebih tinggi dengan disertai proses atau aktu yang lebih pan*ang, akan mengakibatkan lepasnya atau regangnya ikatan protein dan mineral
dengan kitin serta bahan organik lainnya yang ada pada kulit udang. Eika konsentrasi
HCl yang ditambahkan *uga semakin tinggi maka rendemen kitin yang dihasilkan *uga
akan semakin banyak pula. Hal ini disebabkan karena danya senyaa-senyaa mineral
pada serbuk udang semakin mudah untuk dilepaskan. 8ehingga dapat ditarik
kesimpulan baha penambahan HCl dengan konsentrasi yang lebih besar akan
8etelah kulit udang melalui proses pembuatan kitin 3demineralisasi dan deproteinasi4,
maka kitin yang telah dihasilkan tersebut diberikan perlakuan lan*utan sehingga
terbentuk senyaa turunannya, yakni kitosan. roses ekstraksi kitosan dari kulit udang
sendiri terbagi men*adi tiga tahap, yakni tahap demineralisasi dan deproteinasi yang
merupakan tahap pembuatan kitin, serta deasetilasi yang akan mengubah senyaa kitin
yang telah terbentuk sebelumnya men*adi senyaa kitosan 31obert, !"4. /rans:ormasi
senyaa kitin men*adi senyaa kitosan pada tahap deastilasi ini sendri dilakukan
dengan langkah penghilangan gugus asetil yang ada pada kitin men*adi gugus amina
yang ada pada kitosan 31amadhan et al ., "0!04. >utu kitosan yang dihasilkandigambarkan dengan persentase gugus asetil yang bisa dihilangkan dari rendemen kitin
sebelumnya maupun kitosan tersebut. 8tandar mutu kitosan yang menilai berdasarkan
persentase gugus asetil yang bisa dihilangkan ini bernama dengan dera*at deasetilasi.
6engan semakin tingginya dera*at deasetilasi dari kitosan yang dihasilkan, hal ini
menandakan baha gugus asetil yang dimiliki kitosan tersebut semakin rendah sehingga
komponen lainnya. roses pen)u)ian dengan air mengalir ini bertu*uan untuk
menetralkan larutan kitosan yang terbentuk. 8etelah melalui proses tersebut, kitosan
yang telah didapatkan kemudian dikeringkan dengan menggunakan dehumidifier pada
suhu 70oC selama "& *am. 8etelah proses pengeringan tersebut, maka kitosan yang
dihasilkan akanberbentuk serbuk dengan arna putih kekuningan 31amadhan et al.,
"0!04.
6ari tabel !.hasil pengamatan, dapat dilihat baha rendemen kitosan yang didapatkan
oleh setiap kelompok dengan perbedaan penambahan larutan a#H berbeda-beda.
6imana rendemen kitosan terendah didapatkan oleh kelompok A! dengan penambahan
a#H dengan konsentrasi &0% yakni sebesar !0,&0%. 8edangkan rendemen kitosan
tertinggi dihasilkan oleh kelompok A& dengan penambahan a#H dengan konsentrasi
50%, yakni sebesar !&,5%. ada kelompok A! tidak sesuai dengan teori dari Hong et
al . 3!4 yang menyatakan baha, penggunaan a#H dengan konsentrasi yang lebih
tinggi akan menghasilkan kitosan dengan rendemen yang lebih rendah. Hal ini
dikarenakan penambahan a#H akan mengakibatkan proses depolimerisasi rantai
molekul kitosan sehingga berat molekul dari kitosan akan menurun. Akan tetapi tidak
sesuai dengan kelompok A&. Hal ini mungkin disebabkan karena kesalahan praktikan
yang tidak teliti saat menambahkan a#H. ualitas dari produk kitosan yang dihasilkan
sangat ditentukan oleh dera*at deasetilasinya dimana dera*at deasetilasi pada proses
pembuatan kitosan ini dipengaruhi oleh *enis dan kualitas bahan dasar yang digunakan
dan kondisi proses yang dilakukan 3konsentrasi larutan alkali, suhu, dan aktu4
38uhardi, !"4.
>enurut *urnal 9Chitin and Chitosan+ >arine Biopolymers ith GniJue roperties andersatile Appli)ations= menyatakan baha Chitin dan )hitosan adalah polisakarida laut
yang unik dan khas menunggu perkembangan masa depan dan telah menarik minat
banyak peneliti dari berbagai disiplin ilmu. itin dan turunannya menun*ukkan berbagai
si:at :isikokimia dan biologi mengakibatkan berbagai aplikasi di bidang mulai dari
pengolahan air limbah untuk agrokimia, environemental dan industri. 8elain kurangnya
toksisitas dan alergenisitas, biokompatibilitas yang, biodegradasi dan bioaktivitas