Top Banner
Chap 9a Aplikasi Distribusi Fermi Dirac (part-1)
36

Chap 9a Aplikasi Distribusi - multisite.itb.ac.id...β€’ Dengan pmomentum dan A: vektor potensial magnetik . Konstanta e: besar muatan elektron (+). Sedangkan 𝑯= Γ— 𝑨 β€’ Pers.

Feb 25, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Chap 9a Aplikasi Distribusi - multisite.itb.ac.id...β€’ Dengan pmomentum dan A: vektor potensial magnetik . Konstanta e: besar muatan elektron (+). Sedangkan 𝑯= Γ— 𝑨 β€’ Pers.

Chap 9aAplikasi Distribusi

Fermi Dirac

(part-1)

Page 2: Chap 9a Aplikasi Distribusi - multisite.itb.ac.id...β€’ Dengan pmomentum dan A: vektor potensial magnetik . Konstanta e: besar muatan elektron (+). Sedangkan 𝑯= Γ— 𝑨 β€’ Pers.

Teori Bintang Katai Putih

β€’ Apakah bintang Katai Putih

– Bintang yg warnanya pudar/pucat krn hanya memancarkansedikit cahaya krn supply hidrogennya sudah tinggal sedikitberubah menjadi helium.

β€’ Tipikal data bintang katai putih

– Isi : sebagian besar helium

– Kerapatan massa 107 gr/cm3 (107 0)

– Massa : 1033 gr ( 1 MO)

– Suhu pusat : 107 K (=T0 )

Page 3: Chap 9a Aplikasi Distribusi - multisite.itb.ac.id...β€’ Dengan pmomentum dan A: vektor potensial magnetik . Konstanta e: besar muatan elektron (+). Sedangkan 𝑯= Γ— 𝑨 β€’ Pers.

Teori Bintang Katai Putih

β€’ Jadi bintang katai putih : suhu tinggi dengan tekanan tinggi. Sehingga atom-atom sudah terionisasi. Sehingga bintang bisadianggap terdiri dari inti helium dan elektron.

β€’ Jadi dianggap sebagai gas elektron yg bersifat seperti gas Fermi ideal dengan kerapatan sekitar 1030 elektron/cm3 yang setara dengan energi Fermi :

β€’ πœ–πΉ =ℏ2

2π‘š

1

𝑣23

= 20 𝑀𝑒𝑉 π»π‘’π‘Žπ‘›π‘” β†’ 0.4 𝑀𝑒𝑉 (π‘π‘’π‘˜!)

β€’ Dengan temperature Fermi setara TF = 1011K. (cek 4 x109K)

β€’ Karena ternyata TF >>> T bintang, maka praktis bintang kataiputih bisa dianggap sebagai gas Fermion degenerate dekatground state.

Page 4: Chap 9a Aplikasi Distribusi - multisite.itb.ac.id...β€’ Dengan pmomentum dan A: vektor potensial magnetik . Konstanta e: besar muatan elektron (+). Sedangkan 𝑯= Γ— 𝑨 β€’ Pers.

Model

β€’ Model Bintang Katai Putih:

– Sistem N gas elektron dalam kondisi ground state dengankerapatan bahwa elektron diperlakukan secara relativistik.

– Gas Elektron bergerak dengan latar belakang inti helium sejumlah N/2 yg diam yg memberikan daya tarik gravitasi.

– Ada tiga efek : prinsip Pauli, dinamika relativistik, hukumgravitasi.

Page 5: Chap 9a Aplikasi Distribusi - multisite.itb.ac.id...β€’ Dengan pmomentum dan A: vektor potensial magnetik . Konstanta e: besar muatan elektron (+). Sedangkan 𝑯= Γ— 𝑨 β€’ Pers.

Energi Elektron

β€’ Elektron dengan spin = Β½ dengan momentum p. Elektronmemiliki energi :

πœ–π’‘,𝑠 = 𝑝𝑐 2 + π‘šπ‘’π‘2 2

Dengan me : massa elektron.

β€’ Energi ground state dari gas Fermi:

𝐸0 = 2

𝒑 <𝑝𝐹

𝑝𝑐 2 + π‘šπ‘’π‘2 2

=2𝑉

β„Ž3ΰΆ±

0

𝑝𝐹

𝑑𝑝 4πœ‹π‘2 𝑝𝑐 2 + π‘šπ‘’π‘2 2

Page 6: Chap 9a Aplikasi Distribusi - multisite.itb.ac.id...β€’ Dengan pmomentum dan A: vektor potensial magnetik . Konstanta e: besar muatan elektron (+). Sedangkan 𝑯= Γ— 𝑨 β€’ Pers.

Energi Elektron

Dengan momentum Fermi pF didefinisikan sbg (untuk elektron ):

2 βˆ—π‘‰

β„Ž34

3πœ‹π‘πΉ

3 = 𝑁 β†’ 𝑝𝐹 = ℏ3πœ‹2

𝑣

1/3

Dengan substitusi π‘₯ =𝑝

π‘šπ‘’π‘, maka integral dalam E0 dapat

dituliskan sbg:𝐸0𝑁=π‘šπ‘’4𝑐5

πœ‹2ℏ2𝑣𝑓 π‘₯𝐹

Dengan

𝑓 π‘₯𝐹 = ΰΆ±

0

π‘₯𝐹

𝑑π‘₯ π‘₯2 1 + π‘₯2

Page 7: Chap 9a Aplikasi Distribusi - multisite.itb.ac.id...β€’ Dengan pmomentum dan A: vektor potensial magnetik . Konstanta e: besar muatan elektron (+). Sedangkan 𝑯= Γ— 𝑨 β€’ Pers.

Energi Elektron

Untuk x<<1 maka : π‘₯2 1 + π‘₯2 = π‘₯2 ࡬

ΰ΅°

1 +1

2π‘₯2 +

1

2

1

2βˆ’1

2π‘₯4 +

β‹― . = π‘₯2 +1

2π‘₯4 +β‹― .

Untuk x>>1 maka :

π‘₯2 1 + π‘₯2 = π‘₯4 1 +1

π‘₯2

1/2

= π‘₯4 1 +1

2

1

π‘₯2+

12

12βˆ’ 1

2

1

π‘₯4+β‹― . =

= π‘₯4 +1

2π‘₯2 +β‹― . .

Page 8: Chap 9a Aplikasi Distribusi - multisite.itb.ac.id...β€’ Dengan pmomentum dan A: vektor potensial magnetik . Konstanta e: besar muatan elektron (+). Sedangkan 𝑯= Γ— 𝑨 β€’ Pers.

Zero Point Pressure

Dengan aproksimasi tsb maka:

𝑓 π‘₯𝐹 =

1

3π‘₯𝐹3(1 +

3

10π‘₯𝐹2 +β‹― . ) π‘₯𝐹 β‰ͺ 1

1

4π‘₯𝐹4(1 +

1

π‘₯𝐹2 +β‹― . ) π‘₯𝐹 ≫ 1

Dengan π‘₯𝐹 =𝑝𝐹

π‘šπ‘’π‘=

ℏ

π‘šπ‘’π‘

3πœ‹2

𝑣

1/3

Tekanan zero point yang ditimbukan gas Fermi diberikan oleh:

𝑃0 = βˆ’πœ•πΈ0

πœ•π‘‰=

π‘šπ‘’4𝑐5

πœ‹2ℏ3βˆ’π‘“ π‘₯𝐹 βˆ’ 𝑉

πœ•π‘“ π‘₯𝐹

πœ•x𝐹

πœ•π‘₯𝐹

πœ•π‘‰

𝑃0 =π‘šπ‘’4𝑐5

πœ‹2ℏ31

3π‘₯𝐹3 1 + π‘₯𝐹

2 βˆ’ 𝑓 π‘₯𝐹

Page 9: Chap 9a Aplikasi Distribusi - multisite.itb.ac.id...β€’ Dengan pmomentum dan A: vektor potensial magnetik . Konstanta e: besar muatan elektron (+). Sedangkan 𝑯= Γ— 𝑨 β€’ Pers.

Zero Point Pressure

Untuk kasus non relativistik (xF<<1)

𝑃0 β‰ˆπ‘šπ‘’4𝑐5

πœ‹2ℏ31

3π‘₯𝐹3 1 + π‘₯𝐹

2 βˆ’1

3π‘₯𝐹3(1 +

3

10π‘₯𝐹2

𝑃0 β‰ˆπ‘šπ‘’4𝑐5

πœ‹2ℏ31

3π‘₯𝐹3(1 +

1

2π‘₯𝐹2) βˆ’

1

3π‘₯𝐹3(1 +

3

10π‘₯𝐹2

𝑃0 β‰ˆπ‘šπ‘’4𝑐5

15πœ‹2ℏ3π‘₯𝐹5

Untuk kasus relativistik ekstreem (xF>>1):

𝑃0 β‰ˆπ‘šπ‘’4𝑐5

πœ‹2ℏ31

3π‘₯𝐹3 1 + π‘₯𝐹

2 βˆ’1

4π‘₯𝐹4(1 +

1

π‘₯𝐹2)

Page 10: Chap 9a Aplikasi Distribusi - multisite.itb.ac.id...β€’ Dengan pmomentum dan A: vektor potensial magnetik . Konstanta e: besar muatan elektron (+). Sedangkan 𝑯= Γ— 𝑨 β€’ Pers.

Zero Point Pressure

𝑃0 β‰ˆπ‘šπ‘’4𝑐5

πœ‹2ℏ31

3π‘₯𝐹4 +

1

6π‘₯𝐹2 βˆ’

1

4π‘₯𝐹4 βˆ’

1

4π‘₯𝐹2 =

π‘šπ‘’4𝑐5

12πœ‹2ℏ3π‘₯𝐹4 βˆ’ π‘₯𝐹

2

β€’ Jika massa total bintang M dan jari-jarinya R, maka:

β€’ 𝑀 = π‘šπ‘’ + 2π‘šπ‘ 𝑁 β‰ˆ 2π‘šπ‘π‘

β€’ 𝑅 =3𝑉

4πœ‹

1/3

β€’ Dengan mp:massa proton. Memakai besaran ini maka :

𝑣 =𝑉

𝑁=

4

3πœ‹π‘…3

𝑁=

8πœ‹π‘šπ‘π‘…3

3𝑀

Page 11: Chap 9a Aplikasi Distribusi - multisite.itb.ac.id...β€’ Dengan pmomentum dan A: vektor potensial magnetik . Konstanta e: besar muatan elektron (+). Sedangkan 𝑯= Γ— 𝑨 β€’ Pers.

Zero Point Pressure

Dan :

π‘₯𝐹 =ℏ

π‘šπ‘’π‘

1

𝑅

9πœ‹

8

𝑀

π‘šπ‘

1/3

≑𝑀1/3

𝑅

Dengan definisi

𝑀 =9πœ‹

8

𝑀

π‘šπ‘dan 𝑅 =

π‘šπ‘’π‘π‘…

ℏ=

𝑅ℏ

π‘šπ‘’π‘

Page 12: Chap 9a Aplikasi Distribusi - multisite.itb.ac.id...β€’ Dengan pmomentum dan A: vektor potensial magnetik . Konstanta e: besar muatan elektron (+). Sedangkan 𝑯= Γ— 𝑨 β€’ Pers.

Zero Point Pressure

β€’ Memakai definisi 𝑀 dan 𝑅 tsb, dan

β€’ 𝐾 =π‘šπ‘’π‘

2

12πœ‹2π‘šπ‘’π‘

ℏ

3, maka:

𝑃0 β‰ˆ4

5𝐾

𝑀5/3

𝑅5 (kasus non relativistik)

𝑃0 β‰ˆ 𝐾(𝑀4/3

𝑅4 βˆ’

𝑀2/3

𝑅2 ) (kasus extrem

relativistik)

Page 13: Chap 9a Aplikasi Distribusi - multisite.itb.ac.id...β€’ Dengan pmomentum dan A: vektor potensial magnetik . Konstanta e: besar muatan elektron (+). Sedangkan 𝑯= Γ— 𝑨 β€’ Pers.

Kesetimbangan Bintang Katai Putih

β€’ Kesetimbangan bisa dihitung sbb:

– Andai tak ada gravitasi, maka perlu tekanan dari luar untukmelawan tekanan gas fermi. Besar usaha untukmemampatkan gas tsb dari R= hingga jari-jari tertentu R:

π‘Š = βˆ’ ΰΆ±

∞

𝑅

𝑃04πœ‹π‘Ÿ2π‘‘π‘Ÿ

– Jika sekarang gravitasi ada, maka akan ada gaya tarik antarmassa di dalam bintang tsb, kita hitung usaha untukmembentuk bintang tsb oleh gaya gravitasi (gravitational self-energy ), berdasarkan analisa dimensionalitasbentuknya :

Page 14: Chap 9a Aplikasi Distribusi - multisite.itb.ac.id...β€’ Dengan pmomentum dan A: vektor potensial magnetik . Konstanta e: besar muatan elektron (+). Sedangkan 𝑯= Γ— 𝑨 β€’ Pers.

Kesetimbangan Bintang Katai Putih

π‘Šπ‘” = βˆ’π›Όπ›Ύπ‘€2

𝑅Dengan konstanta pembanding (sekitar 1) dan tetapangravitasi umum. Perlu info ttg distribusi massa bintang untukmenghitung .

β€’ Pada jari-jari kesetimbangan mestilah usaha oleh gaya luar tsb= - usaha oleh gaya gravitasi

ࢱ∞

𝑅

𝑃04πœ‹π‘Ÿ2π‘‘π‘Ÿ = βˆ’

𝛼𝛾𝑀2

𝑅

Page 15: Chap 9a Aplikasi Distribusi - multisite.itb.ac.id...β€’ Dengan pmomentum dan A: vektor potensial magnetik . Konstanta e: besar muatan elektron (+). Sedangkan 𝑯= Γ— 𝑨 β€’ Pers.

Syarat Kesetimbangan

Ambil turunan thd R pers. Di atas, maka syarat kesetimbangan:

P0 =𝛼𝛾𝑀2

4πœ‹π‘…4=

𝛼𝛾

4πœ‹

8π‘šπ‘

9πœ‹

2 π‘šπ‘’π‘

ℏ

4 𝑀2

𝑅4 (*)

Sebenarnya persamaan ini mendefinisikan konstanta !

Hubungan M dan R, akan diperoleh untuk 3 kasus :

a. Misal suhu elektron jauh lebih tinggi dari suhu Fermi, sehingga distribusi Fermi-Dirac β†’ gas Boltzmann , sehingga:

𝑃0 =π‘˜π‘‡

𝑣=

3π‘˜π‘‡

8πœ‹π‘šπ‘

𝑀

𝑅3

Page 16: Chap 9a Aplikasi Distribusi - multisite.itb.ac.id...β€’ Dengan pmomentum dan A: vektor potensial magnetik . Konstanta e: besar muatan elektron (+). Sedangkan 𝑯= Γ— 𝑨 β€’ Pers.

Hubungan M-R

β€’ Substitusi ke (*) diperoleh:

𝑅 =2

3𝛼𝑀

π‘šπ‘π›Ύ

π‘˜π‘‡Jadi R sebanding dengan M. Hubungan ini tak pernah dijumpaiuntuk bintang katai putih.

b. Misal bintang katai putih memiliki kerapatan (1/v) yang rendahdan bersifat non relativistik (xF<<1), menggunakan P0 untukkasus ini diperoleh:

4

5𝐾𝑀5/3

𝑅5 = 𝐾′

𝑀2

𝑅4

Page 17: Chap 9a Aplikasi Distribusi - multisite.itb.ac.id...β€’ Dengan pmomentum dan A: vektor potensial magnetik . Konstanta e: besar muatan elektron (+). Sedangkan 𝑯= Γ— 𝑨 β€’ Pers.

Hubungan M-R

Dengan

𝐾′ =𝛼𝛾

4πœ‹

8π‘šπ‘

9πœ‹

2π‘šπ‘’π‘

ℏ

4

Sehingga diperoleh persamaan:

𝑀5/3

𝑅 =4

5

𝐾

𝐾′Artinya :

jika massa bintang besar maka jari-jarinya kecil. Cocok dengan aproksimasi yg adalah density rendah, ketika R besar dan M kecil.

Page 18: Chap 9a Aplikasi Distribusi - multisite.itb.ac.id...β€’ Dengan pmomentum dan A: vektor potensial magnetik . Konstanta e: besar muatan elektron (+). Sedangkan 𝑯= Γ— 𝑨 β€’ Pers.

Hubungan M-R

β€’ C. Misal gas elektron memiliki kerapatan besar sehingga efekrelativistik penting (xF>>1), maka dengan P0 yg sesuaididapatkan:

β€’ 𝐾𝑀43

𝑅4 βˆ’

𝑀23

𝑅2 = 𝐾′

𝑀2

𝑅4 atau 𝑅 = 𝑀

2/31 βˆ’ 𝑀/𝑀0

2/3

β€’ Dengan

β€’ 𝑀0 =𝐾

𝐾′

3/2=

27πœ‹

64𝛼

3/2 ℏ𝑐

π›Ύπ‘šπ‘2

3/2

π‘›π‘–π‘™π‘Žπ‘– 𝑀0 β‰ˆ

1033π‘”π‘Ÿ =massa matahari

‒ Aproksimasi ini valid untuk kerapatan tinggi, atau R→0. Jadiketika massa mendekati massa matahari.

Page 19: Chap 9a Aplikasi Distribusi - multisite.itb.ac.id...β€’ Dengan pmomentum dan A: vektor potensial magnetik . Konstanta e: besar muatan elektron (+). Sedangkan 𝑯= Γ— 𝑨 β€’ Pers.

Limit Chandrasekhar

β€’ Berarti : tidak ada bintang katai putihyg massanya lebih besar dari matahari(kalau tidak jari-jarinya akan imajiner)!. Secara fisis hal ini dijelaskan karenakalau massa terlalu besar makatekanan (tolak-menolak) karenaprinsip Pauli tidak akan cukupmelawan oleh keruntuhan bintangkarena gaya gravitasinya.

Note: Perhitungan yg lebih akurat memberikan estimate thd M’0 = 1,4 M0 ygdikenal dengan nama limit Chandrasekhar. Jadi tak akan ada bintang ygbisa jadi bintang katai putih kalau massanya lebih dari massaChandrasekhar.

Page 20: Chap 9a Aplikasi Distribusi - multisite.itb.ac.id...β€’ Dengan pmomentum dan A: vektor potensial magnetik . Konstanta e: besar muatan elektron (+). Sedangkan 𝑯= Γ— 𝑨 β€’ Pers.

Diamagnetism Landauβ€’ Diamagnetism : gejala terinduksinya suatu bahan oleh medan

magnet luar, dan menghasilkan medan magnet induksi yang berlawanan dengan medan magnet luar penginduksi sehinggaterjadi tolak-menolak.

β€’ Landau mendemonstrasikan sumber diagmagnetism darikuantisasi orbit partikel bermuatan di bawah pengaruhmedan magnet

β€’ Susceptibilitas magnetik per volum didefinisiknan sbg: πœ’ β‰‘πœ•π‘€/πœ•π»

β€’ Dengan M: momen dipol magnet/volume yg searah dengan

medan magnet H: 𝑀 ≑1

𝑉< βˆ’πœ•π»0/πœ•π» >

Page 21: Chap 9a Aplikasi Distribusi - multisite.itb.ac.id...β€’ Dengan pmomentum dan A: vektor potensial magnetik . Konstanta e: besar muatan elektron (+). Sedangkan 𝑯= Γ— 𝑨 β€’ Pers.

Diamagnetism Landauβ€’ Diamagnetism : gejala terinduksinya suatu bahan oleh medan

magnet luar, dan menghasilkan medan magnet induksi yang berlawanan dengan medan magnet luar penginduksi sehinggaterjadi tolak-menolak.

β€’ Landau mendemonstrasikan sumber diagmagnetism darikuantisasi orbit partikel bermuatan di bawah pengaruhmedan magnet

β€’ Susceptibilitas magnetik per volum didefinisiknan sbg: πœ’ β‰‘πœ•π‘€/πœ•π»

β€’ Dengan M: momen dipol magnet/volume yg searah dengan

medan magnet H: 𝑀 ≑1

𝑉< βˆ’πœ•π»0/πœ•π» >

Page 22: Chap 9a Aplikasi Distribusi - multisite.itb.ac.id...β€’ Dengan pmomentum dan A: vektor potensial magnetik . Konstanta e: besar muatan elektron (+). Sedangkan 𝑯= Γ— 𝑨 β€’ Pers.

Diamagnetism Landauβ€’ Dengan H0: hamiltonian sistem dengan adanya medan magnet

luar H.

β€’ Untuk Ensembel Kanonik: 𝑀 = π‘˜π‘‡πœ• ln 𝑄𝑁/𝑉

πœ•π»dan

β€’ Ensembel Grand Kanonik 𝑀 = π‘˜π‘‡πœ•

πœ•π»

ln 𝜁

𝑉 𝑇,𝑉,𝑧

β€’ Jika πœ’ < 0 maka sistem bersifat diagmagnetik dan jika πœ’ > 0bersifat paramagnetik

Page 23: Chap 9a Aplikasi Distribusi - multisite.itb.ac.id...β€’ Dengan pmomentum dan A: vektor potensial magnetik . Konstanta e: besar muatan elektron (+). Sedangkan 𝑯= Γ— 𝑨 β€’ Pers.

Model Diamagnetism

β€’ Sumber sifat magnetik bahan :

β€’ (a) elektron (bebas/terikat) yg bergerak di orbit ygterkuantisasi di bawah medan magnet luar. Hal ini terkaitdengan diagmagnetism

β€’ (b) spin elektron yg cenderung paralel dengan medan magnet luar. Hal ini terkait dengan paramagnetism.

β€’ Model diagmagnetism :

gas elektron bebas (spinless) di bawah pengaruh medanmagnet luar. Elektron non relativistik.

Page 24: Chap 9a Aplikasi Distribusi - multisite.itb.ac.id...β€’ Dengan pmomentum dan A: vektor potensial magnetik . Konstanta e: besar muatan elektron (+). Sedangkan 𝑯= Γ— 𝑨 β€’ Pers.

Model Diamagnetism

Hamiltonian diberikan oleh:

β€’ 𝐻0 =1

2π‘šπ’‘πŸ +

𝑒

𝑐𝑨

𝟐

β€’ Dengan p momentum dan A: vektor potensial magnetik . Konstanta e: besar muatan elektron (+). Sedangkan 𝑯 = 𝛻 ×𝑨

β€’ Pers. Schrodinger sistem ini : 𝐻0πœ“ = πΈπœ“

β€’ Asumsi : medan magnet luar : 𝑯 = ΰ·œπ’›π», dengan H: konstan(uniform external field), dengan ini maka : 𝑨 = βˆ’π»π‘¦ ෝ𝒙 kitapilih Ay=Az=0.

Page 25: Chap 9a Aplikasi Distribusi - multisite.itb.ac.id...β€’ Dengan pmomentum dan A: vektor potensial magnetik . Konstanta e: besar muatan elektron (+). Sedangkan 𝑯= Γ— 𝑨 β€’ Pers.

Hamiltonian Sistem

β€’ Substitusikan ke pers. Schrodinger akan menghasilkan:

1

2π‘šβ„2π‘˜π‘₯

2 + ℏ2π‘˜π‘§2 + 𝑝𝑦

2 +𝑒𝐻

𝑐𝑦

2

βˆ’2𝑒𝐻

π‘β„π‘˜π‘₯𝑦 πœ“ = πΈπœ“

ℏ2

2π‘šπ‘˜π‘₯2 + π‘˜π‘§

2 +1

2π‘šπ‘π‘¦2 +

1

2π‘š

𝑒𝐻

𝑐𝑦

2

βˆ’ β„π‘˜π‘₯𝑒𝐻

π‘šπ‘π‘¦ πœ“

= πΈπœ“

Page 26: Chap 9a Aplikasi Distribusi - multisite.itb.ac.id...β€’ Dengan pmomentum dan A: vektor potensial magnetik . Konstanta e: besar muatan elektron (+). Sedangkan 𝑯= Γ— 𝑨 β€’ Pers.

Pers. Schrodinger System

Pakai definisi frekuensi cyclotron :πœ”0 ≑𝑒𝐻

π‘šπ‘, maka:

ℏ2

2π‘šπ‘˜π‘₯2 + π‘˜π‘§

2 +1

2π‘šπ‘π‘¦2 +

1

2π‘šπœ”0

2𝑦2 βˆ’πœ”0β„π‘˜π‘₯𝑦 πœ“ = πΈπœ“

Selanjutnya kuantitas dalam [..] dapat dituliskan sbg:

[..] =1

2mpy2 +

1

2π‘šπœ”0

2 𝑦 βˆ’ 𝑦02 βˆ’

ℏ2 π‘˜π‘₯2

2π‘šdengan 𝑦0 ≑

ℏ𝑐

π‘’π»π‘˜π‘₯

Sehingga persamaan Schrodinger menjadi:1

2π‘šπ‘π‘¦2 +

1

2π‘šπœ”0

2 𝑦 βˆ’ 𝑦02 𝑓 𝑦 = 𝐸′𝑓(𝑦)

Dengan Eβ€² = E βˆ’β„2 π‘˜π‘§

2

2π‘š

Page 27: Chap 9a Aplikasi Distribusi - multisite.itb.ac.id...β€’ Dengan pmomentum dan A: vektor potensial magnetik . Konstanta e: besar muatan elektron (+). Sedangkan 𝑯= Γ— 𝑨 β€’ Pers.

Energi eigen sistem

Arti:1

2π‘šπ‘π‘¦2 +

1

2π‘šπœ”0

2 𝑦 βˆ’ 𝑦02

Suku : Energi kinetik + potensial dari osilator harmonis dengan pusatosilasi di y0 dengan frekuensi Ο‰0. Oleh karena itu energi eigen sistemosilator ini adalah:

β„πœ”0 𝑛 +1

2, 𝑛 = 0,1,2,…

Dan energi eigen sistem keseluruhan adalah:

𝐸′ = 𝐸 βˆ’β„2π‘˜π‘§

2

2π‘š= β„πœ”0 𝑛 +

1

2π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘’ 𝐸(𝑝𝑧, 𝑛) =

𝑝𝑧2

2π‘š+ β„πœ”0 𝑛 +

1

2

E’ : kontribusi energi dari komponen gerak arah XY = β„πœ”0(n+1/2 ).

Ingat πœ”0 ≑𝑒𝐻

π‘šπ‘

Energi kinetik darigerak sejajar medan

luar (z)

Energi krn gerak di bidang tegak lurus

medan luar (XY)

Page 28: Chap 9a Aplikasi Distribusi - multisite.itb.ac.id...β€’ Dengan pmomentum dan A: vektor potensial magnetik . Konstanta e: besar muatan elektron (+). Sedangkan 𝑯= Γ— 𝑨 β€’ Pers.

Analisa Energi & Level Landau

β€’ Jika H=0, maka eigenstates hanyalah gerak di bidang XY saja, dengan spektrum energi diberikan oleh :

β€’ 𝐸′ =ℏ2π‘˜π‘₯

2

2π‘š+

ℏ2π‘˜π‘¦2

2π‘š

β€’ Tapi sejalan dengan L (ukuran sistem) β†’, maka praktisspektrum energi ini kontinu.

β€’ Jika H0, maka spektrum energi yg kontinu akan pecahmenjadi satu set tingkat energi diskrit yg degenerate yg

dilabeli bilangan kuantum n, dengan energi E’ = β„πœ”0 𝑛 +1

2

Page 29: Chap 9a Aplikasi Distribusi - multisite.itb.ac.id...β€’ Dengan pmomentum dan A: vektor potensial magnetik . Konstanta e: besar muatan elektron (+). Sedangkan 𝑯= Γ— 𝑨 β€’ Pers.

Analisa Energi & Level Landau

β€’ Untuk tiap nilai n tertentu, ada banyak status degenerate ygdilabeli kx. Set yg dilabeli satu nilai n disebut level Landau.

β€’ Jarak antara 2 Level Landau adalah β„πœ”0 =𝑒ℏ

π‘šπ‘π». Jelas

semakin besar medan luar, semakin besar juga jarak ini.

β€’ Misal elektron ini berada dalam kotak LxLxL. Dengan syaratbatas periodik, maka nilai-nilai kx yg diijinkan adalah

β€’ π‘˜π‘₯ =2πœ‹π‘›π‘₯

𝐿, dengan nx=0, 1, 2,…

Page 30: Chap 9a Aplikasi Distribusi - multisite.itb.ac.id...β€’ Dengan pmomentum dan A: vektor potensial magnetik . Konstanta e: besar muatan elektron (+). Sedangkan 𝑯= Γ— 𝑨 β€’ Pers.

Degenerasi Level Landau

β€’ Tetapi ada batasan nx sebab y0

mestilah: 0y0 L, sehingga nx

mestilah positif.

β€’ 𝑦0 =ℏ𝑐

π‘’π»π‘˜π‘₯ =

β„Žπ‘

𝑒𝐻

𝑛π‘₯

𝐿

β€’ Berarti nx max :

𝑛π‘₯,π‘šπ‘Žπ‘₯ =𝑒𝐻

β„Žπ‘πΏ2 ≑ 𝑔

g: degenerasi tiap level Landau!

n=0

Page 31: Chap 9a Aplikasi Distribusi - multisite.itb.ac.id...β€’ Dengan pmomentum dan A: vektor potensial magnetik . Konstanta e: besar muatan elektron (+). Sedangkan 𝑯= Γ— 𝑨 β€’ Pers.

Susceptibility Magnetik

β€’ Fungsi partisi Grand Kanonik:

𝜁 =ΰ·‘

π‘š

(1 + π‘§π‘’βˆ’π›½πœ–π‘š)

β€’ Dengan m =(pz,n,) dengan =1,2,..,g.

ln 𝜁 =

𝛼=1

𝑔

𝑛=0

∞

𝑝𝑧

ln(1 + π‘§π‘’βˆ’π›½πœ–π‘π‘§,𝑛,𝛼 )

mengingat 𝑝𝑧 = β„π‘˜π‘§ =β„Ž

2πœ‹

2πœ‹

𝐿𝑛𝑧 =

β„Ž

𝐿𝑛𝑧, sehingga Σ𝑝𝑧 β†’

2𝐿

β„Žβˆ« 𝑑𝑝: banyak momentum pz :βˆ’βˆž,… ,∞

Page 32: Chap 9a Aplikasi Distribusi - multisite.itb.ac.id...β€’ Dengan pmomentum dan A: vektor potensial magnetik . Konstanta e: besar muatan elektron (+). Sedangkan 𝑯= Γ— 𝑨 β€’ Pers.

Susceptibility Magnetik

Sehingga:

ln 𝜁 β‰ˆ2𝑔𝐿

β„Ž

𝑛=0

ΰΆ±0

∞

𝑑𝑝 ln(1 + π‘§π‘’βˆ’π›½πœ– 𝑝,𝑛 )

Jumlah rata-rata elektron:

N β‰ˆ2𝑔𝐿

β„Ž

𝑛=0

ΰΆ±0

∞

𝑑𝑝1

π‘§βˆ’1π‘’π›½πœ– + 1

Pada daerah klasik, yaitu T>>. Pada limit ini z→ 0 agar N tetapberhingga. Sehingga persamaan di ln di ekspansi dan diambilorder-1:

ln 1 + π‘§π‘’βˆ’π›½πœ– β‰ˆπ‘§π‘’βˆ’π›½πœ–

Page 33: Chap 9a Aplikasi Distribusi - multisite.itb.ac.id...β€’ Dengan pmomentum dan A: vektor potensial magnetik . Konstanta e: besar muatan elektron (+). Sedangkan 𝑯= Γ— 𝑨 β€’ Pers.

Susceptibility Magnetik

Sehingga:

ln 𝜁 β‰ˆ2𝑔𝐿𝑧

β„Ž

𝑛=0

ΰΆ±0

∞

π‘‘π‘π‘§π‘’βˆ’π›½πœ– =2𝑔𝐿𝑧

β„Ž

𝑛=0

ΰΆ±0

∞

π‘‘π‘π‘§π‘’βˆ’π›½(

𝑝2

2π‘š+β„πœ”0 𝑛+12 )

ln 𝜁 β‰ˆ2𝑔𝐿𝑧

β„Ž

𝑛=0

π‘’βˆ’π›½β„πœ”0 𝑛+

12 ΰΆ±

0

∞

π‘‘π‘π‘§π‘’βˆ’π›½(𝑝2

2π‘š)

β‰ˆ2𝑔𝐿𝑧

β„Ž

2πœ‹mkT

2

𝑛=0

∞

π‘’βˆ’π›½β„πœ”0 𝑛+

12

ln 𝜁 β‰ˆπ‘”πΏπ‘§

πœ†

π‘’βˆ’π›½β„πœ”02

1 βˆ’ π‘’βˆ’π›½β„πœ”0=𝑔𝐿𝑧

πœ†

π‘’βˆ’π‘₯

1 βˆ’ π‘’βˆ’2π‘₯

Page 34: Chap 9a Aplikasi Distribusi - multisite.itb.ac.id...β€’ Dengan pmomentum dan A: vektor potensial magnetik . Konstanta e: besar muatan elektron (+). Sedangkan 𝑯= Γ— 𝑨 β€’ Pers.

Aproksimasi suhu Tinggi

Dengan πœ† =β„Ž

2πœ‹mktπ‘‘π‘Žπ‘› π‘₯ =

π›½β„πœ”0

2, aproksimasi untuk x kecil:

π‘’βˆ’π‘₯

1 βˆ’ π‘’βˆ’2π‘₯=

1

𝑒π‘₯ βˆ’ π‘’βˆ’π‘₯

β‰ˆ1

1 + π‘₯ +π‘₯2

2+π‘₯3

6+β‹―βˆ’ (1 βˆ’ π‘₯ +

π‘₯2

2βˆ’π‘₯3

6+β‹―)

β‰ˆ1

2π‘₯ +13π‘₯3 +β‹― .

β‰ˆ1

2π‘₯1 +

1

6π‘₯2+. .

βˆ’1

β‰ˆ1

2π‘₯(1 βˆ’

1

6π‘₯2 +β‹―)

Sehingga

ln 𝜁 β‰ˆπ‘”πΏπ‘§

πœ†

1

2π‘₯1 βˆ’

1

6π‘₯2 =

𝑔𝐿𝑧

πœ†

π‘˜π‘‡

β„πœ”01 βˆ’

1

24

β„πœ”0

π‘˜π‘‡

2

Page 35: Chap 9a Aplikasi Distribusi - multisite.itb.ac.id...β€’ Dengan pmomentum dan A: vektor potensial magnetik . Konstanta e: besar muatan elektron (+). Sedangkan 𝑯= Γ— 𝑨 β€’ Pers.

Susceptibilitas Magnetik

Dengan mengingat definisi 𝑔 =𝑒𝐻

β„Žπ‘πΏ2 dan πœ”0 =

𝑒𝐻

π‘šπ‘, maka faktor

π‘”πΏβ„Ž

π‘šπœ”0= 𝑉 dengan V=L3. Sehingga :

ln 𝜁 β‰ˆπ‘§π‘‰

πœ†31 βˆ’

1

24

β„πœ”0

π‘˜π‘‡

2

Sekarang kita bisa menghitung susceptibilitas magnetik :

πœ’ =πœ•

πœ•π»π‘€ π‘‘π‘’π‘›π‘”π‘Žπ‘› 𝑀 = π‘˜π‘‡

πœ•

πœ•π»

ln 𝜁

𝑉

Maka akan diperoleh :

πœ’ = βˆ’π‘§

3π‘˜π‘‡πœ†3eℏ

2π‘šπ‘

2

Page 36: Chap 9a Aplikasi Distribusi - multisite.itb.ac.id...β€’ Dengan pmomentum dan A: vektor potensial magnetik . Konstanta e: besar muatan elektron (+). Sedangkan 𝑯= Γ— 𝑨 β€’ Pers.

Susceptibilitas Magnetik

β€’ Jelas πœ’ <0 faktor dalam (..) tak lain adalah Bohr Magneton. Variabel z dapat dieliminasi dengan bantuan N denganmempertahankan hingga order satu dalam z.

β€’ Hasil akhirnya dapat diperoleh:

πœ’ = βˆ’1

3π‘˜π‘‡π‘£

𝑒ℏ

2π‘šπ‘

2

Hasil ini sesuai dengan hukum Curie yang terkenal bahwa πœ’ ~1

𝑇