Skenario D Amri, laki-laki, usia 12 bulan, dibawa ke klinik karena belum bisa duduk dan merangkak. Amri anak pertama dari ibu usia 18 tahun. Lahir spontan dengan bidan pada kehamilan 36 minggu. Selama hamil ibu tidak ada keluhan dan periksa kehamilan ke bidan 3 kali. Segera setelah lahir tidak langsung menangis, skor APGAR 1 menit 2, menit kelima 5. Berat badan waktu lahir 2000 gram.Amri bisa tengkurap pada usia 10 bulan, tetapi belum bisa berbalik sendiri. Saat ini belum bisa duduk dan merangkak. Sampai saat ini belum bisa makan nasi, sehingga masih diberi bubur dan susu. Amri sudah mengoceh, tapi belum bisa memanggil mama dan papa, bila ingin sesuatu dia selalu menangis. Tidak ada riwayat kejang. Pemeriksaan fisik : berat badan 7,2 kg, panjang badan 70 cm, lingkaran kepala 41 cm. Tidak ada gambaran dismorfik. Anak sadar, kontak mata baik, mau melihat dan tersenyum kepada pemeriksa. Menoleh ketika dipanggil namanya. Tidak ada gerakan yang tidak terkontrol. Pada posisi tengkurap dapat mengangkat dan menahan kepala beberapa detik. Refleks Moro dan refleks menggenggam masih ditemukan. Kekuatan kedua lengan dan tungkai 3, lengan dan tungkai kaku dan susah untuk 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Skenario D
Amri, laki-laki, usia 12 bulan, dibawa ke klinik karena belum bisa duduk dan
merangkak. Amri anak pertama dari ibu usia 18 tahun. Lahir spontan dengan
bidan pada kehamilan 36 minggu. Selama hamil ibu tidak ada keluhan dan periksa
kehamilan ke bidan 3 kali. Segera setelah lahir tidak langsung menangis, skor
APGAR 1 menit 2, menit kelima 5. Berat badan waktu lahir 2000 gram.Amri bisa
tengkurap pada usia 10 bulan, tetapi belum bisa berbalik sendiri. Saat ini belum
bisa duduk dan merangkak. Sampai saat ini belum bisa makan nasi, sehingga
masih diberi bubur dan susu. Amri sudah mengoceh, tapi belum bisa memanggil
mama dan papa, bila ingin sesuatu dia selalu menangis. Tidak ada riwayat kejang.
Pemeriksaan fisik : berat badan 7,2 kg, panjang badan 70 cm, lingkaran kepala 41
cm. Tidak ada gambaran dismorfik. Anak sadar, kontak mata baik, mau melihat
dan tersenyum kepada pemeriksa. Menoleh ketika dipanggil namanya. Tidak ada
gerakan yang tidak terkontrol. Pada posisi tengkurap dapat mengangkat dan
menahan kepala beberapa detik. Refleks Moro dan refleks menggenggam masih
ditemukan. Kekuatan kedua lengan dan tungkai 3, lengan dan tungkai kaku dan
susah untuk ditekuk, refleks tendon meningkat. Pada waktu diangkat ke posisi
vertikal kedua tungkai saling menyilang. Tidak ada kelainan anatomi pada kedua
tungkai dan tangan.
I. Klarifikasi Istilah
1. Skor APGAR : penilaian keadaan umum bayi segera
setelah lahir dalam bentuk angka
2. Lahir spontan : pengeluaran hasil konsepsi melalui jalan
lahir dengan tenaga ibu sendiri
3. Gambaran dismorfik : gambaran defek/malformasi tubuh
4. Kejang : kontraksi involunter hebat atau serentetan
kontraksi otot-otot volunter
1
5. Refleks Moro : fleksi paha dan lutut bayi, jari-jari tangan
menyebar kemudian mengepal, kedua
lengan mulanya bergerak keluar kemudian
bersama-sama seperti hendak memeluk
6. Refleks menggenggam : refleks terdiri dari gerakan menggenggam
pada jari-jari tangan atau kaki sebagai
akibat suatu stimulasi normal pada bayi,
tetapi pada kehidupan lanjut menunjukkan
lesi frontalis
7. Refleks tendon : kontraksi involunter sebuah otot setelah
peregangan singkat yang dihasilkan oleh
pengetukan pada tendonnya, meliputi
refleks biseps, refleks triseps,reflex
kuadriseps
II. Identifikasi Masalah
1. Amri (laki-laki, 12 bulan) dibawa ke klinik karena belum bisa duduk dan
merangkak.
2. Amri, anak pertama, lahir spontan dari ibu usia 18 tahun pada bidan pada
usia kehamilan 36 minggu dengan skor APGAR menit pertama 2 dan
menit kelima, tidak langsung menangis dan BBL 2000 gram.
3. Amri bisa tengkurap pada usia 10 bulan, tapi belum bisa berbalik sendiri.
4. Pada usia 12 bulan, Amri belum bisa makan nasi, sehingga masih diberi
bubur saring dan susu. Amri sudah mengoceh, tapi belum bisa
memanggil mama, papa bila menginginkan sesuatu dia selalu menangis.
5. Hasil pemeriksaan fisik:
a). BB 7,2 kg
b). PB 72 cm
c). Lingkaran kepala 41 cm.
d). Refleks Moro dan refleks menggenggam masih ditemukan.
2
e). Kekuatan kedua lengan dan tungkai 3, lengan dan tungkai kaku
dan susah untuk ditekuk, refleks tendon meningkat.
f). Pada waktu diangkat ke posisi vertikal kedua tungkai saling
menyilang.
III. Analisis Masalah
1. Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan normal usia 0-12 bulan ?
2. Apa saja kemungkinan penyebab belum bisa duduk dan merangkak?
3. Apa hubungan riwayat kelahioran dengan keluhan utama?
4. Apa interpretasi skor APGAR?
5. Apa hubungan skor APGAR dengan keluhan utama?
6. Apa penyebab keterlambatan perkembangan Amri?
7. Apa makna tidak ada riwayat kejang?
8. Apa hubungan riwayat asupan nutrisi dengan keluhan utama?
9. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan fisiknya?
10. Bagaimana alur penegakan diagnosis pada kasus ini?
11. Apa diagnosis bandingnya?
12. Apa diagnosis kerjanya?
13. Bagaimana penatalaksanaannya?
14. Bagaimana prognosis?
15. Apa komplikasinya?
16. Bagaimana rujukan dan kompetensi dokter umum pada kasus ini?
IV. Hipotesis
Amri (laki-laki, 12 bulan) mengalami gangguan perkembangan motorik kasar
dan bahasa karena cerebral palsy tipe spastik quadriplegia, mikrosefali dan
KEP derajat 2.
V. Sintesis
3
V.1.Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Normal Usia 0-12 Bulan
Tabel 1. Pertumbuhan anak normal usia 0-12 bulan
Umur Perkiraan
Pertambahan
BB Harian (g)
Perkiraan
Pertambaha
n BB per
Bulan
Pertumbuha
n Panjang
(cm/ bulan)
Pertumbuh
an Lingkar
Kepala
(cm/
bulan)
Pemberian
Kalori Harian
yang
Dianjurkan
( kcal/kg/hr)
0-3 bln 30 2 lb 3,5 2,00 115
3-6 bln 20 1 ¼ lb 2,0 1,00 110
6-9 bln 15 1 lb 1,5 0,50 100
9-12
bln
12 13 oz 1,2 0,50 100
1-3 thn 8 8 oz 1,0 0,25 100
4-6 thn 6 6 oz 3 cm/ tahun 1 cm/
tahun
90-100
Tabel 2. Milestone perkembangan anak normal usia 0-24 bulan
Saat-saat Penting
(Milestone)
Rata-rata
Umur
Pencapaian
(bulan)
Makna Perkembangan
Motorik Kasar
Kemantapan kepala pada saat
duduk
2 Memungkinkan interaksi visual
yang lebih baik
Menarik untuk duduk, kepala
tidak tertinggal
3 Tonus otot
Menempatkan kedua tangan di
garis tengah
3 Menemukan diri
Refleks tonus leher asimetris 4 Anak dapat memperhatikan
4
hilang tangan dari garis tengah
Duduk tanpa bantuan 6 Peningkatan eksplorasi
Tengkurap 6,5 Fleksi trunkus,risiko jatuh
Berjalan sendiri 12 Eksplorasi, pengendalian dekan
pada orang tua
Lari 16 Pengawasan lebih sulit
Motorik Halus
Menggenggam mainan 3,5 Penggunaan benda
Meraih benda 4 Koordinasi visuomotor
Genggaman tanggan hilang 4 Pelepasan sukarela
Memindahkan benda dari satu
tangan ke tangan lain
5,5 Perbandingan benda
Memegang benda dengan ibu
jari dan jari lainnya
8 Mampu eksplorasi benda yang
kecil
Membuka lembaran buku 12 Meningkatkan otonomi saat
‘membaca’ buku
Mencoret-coret 13 Koordinasi visuomotor
Membangun menara dari dua
kubus
15 Memerlukan koordinasi
penglihatan, motorik kasar dan
halus
Komunikasi dan Bahasa
Tersenyum untuk merespon
wajah dan suara
1,5 Anak lebih aktif berpartisipasi
social
Mengoceh satu suku kata 6 Bereksperimen dengan suara,
sensasi taktil
Mengikuti perintah yang disertai
gerakan tubuh
7 Komunikasi nonverbal
Mengikuti perintah yang tidak
disertai gerakan tubuh
10 Kemampuan bahasa reseptif
verbal
Bicara kata yang sesungguhnya 12 Mulai menyebut
5
pertama kali
Bicara 4-6 kata 15 Menguasai nama benda dan
orang
Bicara 10-15 kata 18 Menguasai nama benda dan
orang
Bicara kalimat yang terdiri dari
dua kata
19 Mulai gramatisasi, sesuai
dengan perbendaharaan kata
(sekitar 50 kata atau lebih)
Kognitif
Menatap sebentar pada titik
tembat suatu objek menghilang
2 Tidak mengingat objek ( hilang
dari pandangan, hilang dari
pikiran)
Menatap tangannya sendiri 4 Penemuan diri, sebab dan