Top Banner
Problem Based Learning Traktus Urinarius Nama : Celine Martino NIM : 102011005 Kelompok : C1 Email : [email protected] Tutor : dr. Heni 25 Septemnber 2012 Program Studi Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran
35

Celine

Dec 22, 2015

Download

Documents

Febri Anto

cece
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Celine

Problem Based Learning

Traktus Urinarius

Nama : Celine Martino

NIM : 102011005

Kelompok : C1

Email : [email protected]

Tutor : dr. Heni

25 Septemnber 2012

Program Studi Sarjana Kedokteran

Fakultas Kedokteran

Universitas Kristen Krida Wacana

2011/2012

Page 2: Celine

Traktus Urinarius

Celine Martino

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Pendahuluan

Dalam tubuh manusia yang mayoritasnya terdiri dari air, tentu

diperlukam sebuah sistem homeostasis untuk menjaga kestabilannya. Dalam

tinjauan pustaka ini akan dibahas sistem tractus urinarius yang dijabarkan dari segi

anatomi, histologi, fisiologi, serta biokimia yang saling berhubungan. Sistem traktus urinarius

merupakan suatu sistem dimana terjadinya proses penyaringan seluruh darah di tubuh

seseorang sehingga darah bebas dari zat-zat yang yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan

menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh serta sekresi zat-zat yang tidak lagi

diperlukan tubuh. Semua proses ini berlaku di ginjal. Zat-zat yang tidak dipergunakan lagi

oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih) melalui saluran air

kencing.

Pembahasan

Skenario C

Bu Aminah 26 tahun mengeluh nyeri pada waktu dan setelah BAK dan merasa nyeri

pada perut bagian bawah. Ia juga kadang merasa demam.

Ginjal memiliki fungsi penting dalam mempertahankan homeostatis.

Ginjal, bekerja sama dengan masukan hormonal saraf yang mengontrol

fungsinya, adalah organ yang terutama beperan dalam mempertahankan

stabilitas volume, komposisi elektrolit, dan osmolaritas (konsentrasi zat

terlarut) CES. Dengan menyesuaikan jumlah air dan berbagai konstituen

plasma yang dipertahankan di tubuh atau dikeluarkan di urin, ginjal dapat

mempertahankan keseimbangan air dan elektrolit dalam kisaran yang

sangat sempit yang memungkinkan kehidupan, meskipun pemasukan dan

pengeluaran konstituen-konstituen ini melalui saluran lain sangat

Page 3: Celine

bervariasi. Ginjal tidak hanya melakukan penyesuaian terhadap beragam

asupan air (H20), garam, dan elektrolit lain tetapi juga menyesuaikan

pengeluaran konstituen-konstituen CES ini melalui urin untuk

mengompensasi kemungkinan pengeluaran abnormal melalui keringat

berlebihan, muntah, diare, atau perdarahan. Karena ginjal melakukan

tugasnya mempertahankan homeostasis maka komposisi urin dapat

sangat bervariasi.1

Makro

Ren dan Ureter

Kedua ren teletak retroperitoneal pada dinding abdomen, masing-

masing di sisi kanan dan kiri columna vertebralis setinggi vertebra T 12

sampai L3. Ren dexter terletak sedikit lebih rendah daripada ren sinister

karena besarnya lobus hepatis dexter. Masing-masing ren memiliki facies

anteriorlis, extremitas superior dan extremitas inferior.2

Ke arah cranial masing-masing ren berbatas pada diafragma yang

memisahkannya dari cavitas pleuralis dan costa XII. Lebih ke caudal facies

posterior ren berbatas pada muskulus quadratus lumborum. Nerves

subcostalis dan Arteria Subcostalis dan Vena Subcostalis, serta N.

Iliohypogastricus melintas ke caudal dengan menyilang fascies posterior

ren secara diagonal. Hepar, duodenum, dan colon ascendens terletak

ventral terhadap ren dexter, sedangkan ren sinister di sebelah ventral

berbatas pada gaster (ventriculus), splen (lien), pancreas, jejunum dan

colon descendens.2

Pada tepi medial masing-masing ren yang cekung terdapat celah

vertikal yang dikenal sebagai hilum renalis, yakni tempat Arteri Renalis

masuk dan Vena Renalis dan pelvis renalis keluar. Hilum renale sinistrum

terletak dalam bidang transpiloric, kira-kira 5 cm dari bidang median,

setinggi vertebra L1. Di hilum renale vena renalis terlentak ventral dari

arteria renalis yang berada ventral dari pelvis renalis. Hilum renale

memberi jalan ke suatu ruang dalam ren yang dikenal sebagai sinus

renalis, dan berisi pelvis renalis, calices renales, pembuluh, saraf dan

jaringan lemak yang banyaknya dapat berbeda-beda.2

Page 4: Celine

Kedua ureter adalah pipa berotot sempit yang mengantar urin dari

kedua ren ke vesica urinaria. Bagian cranial ureter yang lebar, yakni

pelvis renalis terjadi karena persatuan dua atau tiga calices renales

majores yang masing-masing menghimpun dua atau tiga calices renales

minores. Setiap calices renales minores memperlihatkan sebuah takik

yang terjadi karena menonjolnya masuk puncak pyramis renalis yang

disebut papilla renalis. Pars abdominalis ureter melintas amat dekat pada

peritoneum parietale dan terletak retroperitoneal dalam seluruh

panjangnya. Kedua ureter melintas ke arah medio caudal sepanjang

processus transversi vertebrarum lumbaliorum dan menyilang arteri iliaca

externa tepat distal dari tempat arteri iliaca externa dipercabangkan dari

arteria iliaca comunis. Lalu masing-masing ureter menyusuri dinding

pelvis lateral untuk bermuara dalam vesica urinaria.2

Pembuluh Ren dan Ureter

Arteria renalis dilepaskan setinggi discus invertebralis antara

vertebra L1 dan vertebra L2. Arteria renalis dextra yang lebih panjang,

melintas dorsal dari vena cava infeior. Secara khas di dekat hilum renale

masing-masing arteri bercabang menjadi lima arteria segmentalis yang

merupakan arteri-arteri akhir, artinya ialah bahwa arteri-arteri ini tidak

beranastomosis. Arteriae segmentales melintas ke segmenta renalia.

Beberapa vena menyalurkan darah dari ren dan bersatu menurut pola

yang berbeda-beda, untuk membentuk vena renalis. Vena renalis terletak

ventral terhadap arteria renalis, dan vena renalis sinistra yang lebih

panjang, melintas ventral terhadap aorta. Masing-masing vena renalis

bermuara ke dalam vena cava inferior.2

Arteri untuk pars abdominalis ureter biasanya berasal dari tiga

sumber: arteria renali, arteria testicularis atau arteri ovarica, dan aorta.

Penyaluran balik darah dari kedua ureter terjadi melalui vena testicularis

atau vena ovarica.2

Pembuluh limfe ren mengikuti vena renalis dan ditampung oleh nodi

lymphoidei lumbales aortici. Pembuluh limfe dari bagian cranial ureter

dapat bersatu dengan yang berasal dari ren atau langsung ditampung dari

nodi lymphoidei lumbales aortici. Pembuluh limfe dari bagian tengah

Page 5: Celine

ureter biasanya ditampung oleh kelenjar limfe sepanjang arteri iliaca

comunis, sedangkan yang berasal dari bagian caudal ditampung oleh nodi

lymphoidei iliaci comunes, nodi lymphoidei externi atau nodi lymphoidei

iliaci interni.2

Saraf Ren dan Ureter

Saraf-saraf untuk ren dan ureter berasal dari plexus renalis dan

terdiri dari serabut simpatis dan parasimpatis. Serabut aferen plexus

renalis berasal dari nervi splanchinici thoracici. Kedua glandula

suprarenalis dipersarafi secara luas dari plexus coeliacus dan nervi

splanchnici thoracici.2

Vesica Urinaria

Sewaktu kosong, vesica urinaria terletak dalam pelvis minor, dorsal

dan agak cranial dari ossa pubis. Vesica urinaria terpisah dari tulang-

tulang tersebut oleh spatium retropubicum dan pada tempat ia bersandar

di atas dasar pelvis, terletak kaudal dari peritoneum. Kedudukan vesica

urinaria dalam jaringan lemak ekstraperitoneal membuatnya relatif bebas,

kecuali cervix vesicae yang tertambat erat oleh ligamentum pubovesicale

pada wanita dan ligamentum puboprostaticum pada laki-laki. Sewaktu

terisi, vesica urinaria membesar ke arah cranial ke dalam lemak

ekstraperitoneal lembar superfisial fascia dinding abdomen ventral.2

Dalam vesica urinaria selalu terdapat sedikit banyak urin dan

bentuknya lebih kurang membulat. Vesica urinaria yang kosong dan

berbentuk limas, memiliki empat permukaan: sebuah permukaan kranial,

dua permukaan laterokaudal dan sebuah permukaan dorsal. Permukaan-

permukaan laterokaudal bersentuhan dengan fascia penutup musculus

levator ani. Permukaan dorsokaudal vesica urinaria adalah fundus

vesicae. Pada wanita fundus vesicae ini berhubungan erat dengan dinding

ventral vagina; pada laki-laki fundus vesicae berbatas pada rectum. Apex

vesicae mengarah ke tepi kranial symphysis pubica. Cervix vesicae

merupakan pertautan fundus vesicae dengan permukaan-permukaan

laterokaudal.2

Palungan vesica urinaria pada masing-masing sisi dibentuk oleh os

pubis, musculus obturator internus dan musculus levator ani, dan ke arah

Page 6: Celine

dorsal oleh rectum. Seluruh vesica urinaria terbungkus oleh jaringan ikat

jarang yang dikenal sebagai fascia vesicalis dan ditempati oleh plexus

venosus vesicalis. Dinding vesica urinaria terutama dibentuk oleh

musculus detrusor vesicae. Ke arah cervix vesicae serabut ototnya

membentuk sphincter urethtrae internus, sebuah otot involuntar.

Beberapa serabutnya teratur radial dan membantu membuka ostium

urethrae internum. Pada laki-laki serabut otot dalam cervix vesicae

bersinambungan dengan serabut otot dalam dinding urethra. Ostium

ureteris dan ostium urethrae internum terletak pada sudut-sudut trigonum

vesicae. Kedua ureter melewati dinding vesica urinaria secara serong

dalam arah mediokaudal. Peningkatan tekanan dalam vesica urinaria

menekan rapat dinding ureter, dan menghindari urin terdorong balik ke

dalam ureter karena peningkatan tekanan tersebut.2

Pendarahan arterial. Arteri-arteri utama yang mengantar darah ke

vesica urinaria adalah cabang arteria iliaca interna. Arteria vesicalis

superior memasok darah pada bagian ventrokranial vesica urinaria. Pada

laki-laki arteria vesicalis inferior mengantar darah kepada fundus vesicae.

Pada wanita arteria vaginalis mengambil alih fungsi arteria vesicalis

inferior, dan melepaskan cabang-cabang kecil ke bagian dorsokaudal

vesica urinaria. Arteria obturatoria dan arteria glutealis inferior juga

melepaskan cabang-cabang kecil ke vesica urinaria.2

Penyaluran balik darah dan penyaluran limfe. Nama vena adalah

sesuai dengan nama arteri yang diiringinya, dan merupakan anak cabang

vena iliaca interna. Pada laki-laki plexus venosus vesicalis yang

bergabung dengan plexus venosus prostaticus, meliputi fundus vesicae

dan prostata, kedua vesicula seminalis, kedua ductus deferens, dan ujung

kaudal kedua ureter. Plexus venosus prostaticus yang merupakan

anyaman yang rapat, menerima darah dari vena doralis penis.2

Urethra

Urethra menyalurkan urin keluar dari vesica urinaria. Pada wanita,

urethra melintas dari vesica urinaria ke arah ventrokaudal, dorsal dan lalu

kaudal dari symphysis pubica. Ostium urethrae externum berada di dalam

vestibulum vaginae. Urethra terletak ventral terhadapa vagian dan

Page 7: Celine

melalui diaphragma pelvis, diaphragma urogenitale, dan perineum

bersama dengan vagina. Pada ujung kaudal urethra, melingkari musculus

sphincter urethrae.2

Urethra pada wanita memperoleh darah melalui arteria pudenda

interna dan arteria vaginalis. Vena mengikuti arteri dan mempunyai nama

yang sama. Pembuluh limfe terbanyak dari urethra melintas ke nodi

lymphoidei sacrales dan nodi lymphoidei iliadci interni. Beberapa

pembuluh limfe ditampung oleh nodi lymphoidei inguinales. Saraf-saraf

untuk urethra berasal dari nervus pudendus. Serabut aferen terbanyak

dari rethra terdapat dalam nervi splanchinici pelvici (nervi erigentes).2

Mikro

Ginjal: Korteks dan Piramid

Ginjal dibagi atas daerah luar, yaitu korteks dan daerah dalam, yaitu

medula. Korteks ditutup oleh simpai jaringan ikat dan jaringan ikat

perirenal, dan jaringan lemak. Di dalam korteks terdapat tubuli

kontortus, glomeruli, tubuli lurus, dan berkas medula.3

Korteks juga mengandung korpuskulum renal (kapsul glomerular

[Bowman] dan glomeruli), tubuli kontortus proksimal dan distal nefron di

dekatnya, arteri interlobular dan vena interlobular. Berkas medular

mengandung bagian-bagian lurus nefron dan duktus koligens. Berkas

medula tidak meluas ke dalam kapsul ginjal karena ada zona sempit

tubuli kontorti.3

Medula dibentuk oleh sejumlah piramid renal. Dasar setiap piramid

menghadap korteks dan apeksnya mengarah ke dalam. Apeks piramid

renal membentuk papila yang terjulur ke dalam kaliks minor. Medula juga

mengandung ansa Henle (tubuli proksimal pars desendens atau bagian

lurus, segmen tipis dan tubuli distal pars asendens atau bagian lurus) dan

duktus koligens. Duktus koligens bergabung di medula membentuk

duktus papilaris yang besar.3

Page 8: Celine

Papila biasanya ditutupi epitel selapis silindris. Saat epitel ini

berlanjut ke dinding luar kaliks, epitel ini menjadi epitel transisional. Di

bawah epitel, terdapat selapis tipis jaringan ikat dan otot polos (tidak

tampak) yang kemudian menyatu dengan jaringan ikat sinus renalis.3

Di dalam sinus renalis di antara piramid, terdapat cabang-cabang

arteri dan vena renalis, yaitu pembuluh interlobaris. Pembuluh ini

memasuki ginjal, kemudian melengkung menyusuri dasar piramid pada

taut korteks-medula sebagai arteri arkuata. Pembuluh arkuata

mencabangkan arteri dan vena interlobular yanglebill kecil . Arteri arkuata

berjalan secara radial menuju korteks ginjal dan mencabangkan banyak

arteri aferen glomerular di glomeruli.3

Ginjal: Daerah Korteks di dalam dan Medulla di luar

Pembesaran kuat korteks ginial menampakkan korpuskulum

renal secara lebih rinci. Setiap korpuskulum terdiri atas sebuah

glomerulus dan sebuah kapsul glomerular (Bowman). Glomerulus

adalah sekumpulan kapiler yang terbentuk dari arteriol aferen

dan ditunjang jaringan ikat halus.3

Lapisan viseral kapsul glomerular terdiri atas sel epitel yang

dimodifikasi, disebut podosit. Sel-sel ini mengikuti kontur

glomerulus dengan rapat dan membungkus kapiler-kapilernya. Di

kutub (polus) vaskular, epitel viseral membalik membentuk lapisan

parietal kapsul glomerular. Ruang di antara lapisan viseral dan

parietal adalah rongga kapsul yang akan menjadi lumen tubulus

kontortus proksimal di polus urinarius. Di polus urinarius, epitel

gepeng lapisan parietal berubah menjadi epitel kuboid tubulus

kontortus proksimal.3

Terlihat banyak potongan tubuli di sekitar korpuskulum

renal. Tubuli ini terutarna terdiri atas dua jenis, yaitu kontortus

proksimal dan kontortus distal; tubuli ini berturut-turut adalah

segmen awal dan akhir nefron. Tubuli kontortus proksimal ban yak

terdapat di korteks, dengan lumen kecil tidak rata, dan clibentuk

Page 9: Celine

oleh selapis sel kuboid besar dengan sitoplasma eosinofilik kuat

dan bergranul. Terdapat brush border yang berkembang baik,

namun tidak selalu ada pada setiap sediaan.3

Tubuli kontortus distal jumlahnya lebih sedikit, merniliki

lumen lebih besar yang dilapisi sel-sel kuboid lebih kecil.

Sitoplasmanya kurang terpulas, tanpa brush border. 3

Korpuskulum renal dan tubuli terkait membentuk korteks

ginjal. Korteks mengelilingi berkas medula yang terdiri atas

bagian-bagian lurus nefron dan duktus koligens. Berkas medula

terdiri atas tiga jenis tubuli: segmen lurus (desendens) tubuli

kontortus proksimal, segmen lurus (asendens) tubuli kontortus

distal, dan duktus koligens. Segmen lurus tubuli proksimal serupa

dengan tubulus kontortus proksimal dan segmen lurus tubuli

distal yang serupa dengan tubulus kontortus distal. Duktus

koligens dapat dikenali karena sel-selnya kuboid pucat dan

membran basalnya yang jelas terlihat.3

Medula hanya rnengandung bagian-bagian lurus tubuli dan

segmen tipis ansa Henle. Di bagian luar medula terlihat segmen-

segmen tipis ansa Henle yang dilapisi epitel gepeng, segmen lurus

tubuli distal, dan duktus koligen.3

Korteks Ginjal: Aparatus Jukstaglomerular

Pembesaran lebih kuat lagi pada sebagian korteks ginjal memperlihatkan

korpuskulum renal, tubuli cii dekatnya, dan aparatus jukstaglomerular.3

Korpuskulum renal menampakkan kapiler glomerular, epitel parietal

dan viseral kapsul glomerular (Bowman), dan ruang kapsular. Brush border

yang tampak jelas dan sel asidofilik membedakan tubuli kontortus

proksimal dengan tubuli kontortus distal yang selnya lebih kecil dan pucat

tanpa brush border. Sel-sel tubulus koligens berbentuk kuboid, dengan

batas sel jelas dan sitoplasma pucat bening. Membran basal yang jelas

mengelilingi tubuli ini.3

Page 10: Celine

Setiap korpuskulum renal memiliki sebuah polus vaskular pada

satu sisi yang merupakan tempat arteriol glomerular aferen masuk dan

arteriol eferen keluar. Di sisi lain korpuskulum, terdapat polus urinarius

tempat ruang kapsular menyatu dengan lumen tubulus kontortus

proksimal. Bidang irisan melalui korpuskulum renal seperti pada gambar

ini kadang-kadang terlihat di dalam korteks ginjal; meskipun demikian,

gambar polus vaskular dan urinarius menggambarkan hubungan struktur

penting korpuskulum renal dengan daerah penyaringan darah,

pengumpulan filtrat glomerular, dan tahap awal modifikasi filtrat

pembentukan urine.3

Di polus vaskular, sel-sel otot polos tunika media arteriol aferen

diganti oleh sel-sel epiteloid yang sangat termodifikasi dengan granul

sitoplasma. Inilah sel-sel jukstaglomerular. Pada segmen tubulus

kontortus distal yang bersebelahan, sel-sel yang berhatasan dengan

daerah jukstaglomerular lebih langsing dan tinggi dibanding dengan

bagian lain di tubulus. Daerah dengan sel-sel yang lebih padat dan

tampak lebih gelap ini disebut makula densa. Sel-sel jukstaglomerular

pada arteriol eferen dan sel-sel macula densa pada tubulus kontortus

distal bersama-sama membentuk apparatus jukstaglomerular. 3

Ureter

Ureter yang tidak diregangkan memiliki lumen berkelok karena

adanya lipatan memanjang. Dinding ureter terdiri atas mukosa,

muskularis, dan adventisia.3

Mukosa terdiri atas epitel transisional dan lamina propria lebar.

Epitel transisional terdiri atas beberapa lapis sel, lapisan terluar ditandai

sel-sel kuboid besar. Sel-sel intermediat berbentukpolihedral karena sel di

basal berbentuk koboid atau silindris rendah. Permukaan basal epitel ini

licin, tanpa lekukan papil-papil jaringan ikat.3

Lamina propria terdiri atas jaringan ikat fibroelastis dengan

fibroblas lebih padat di bawah epitel lebih padat dibandingkan dengan

Page 11: Celine

fibroblas di dekat muskularis yang lebih longgar. Jaringan limfoid difus

dan kadang-kadang limfonodus kecil mungkin terlihat di lamina propria.3

Pada ureter bagian atas, muskularis terdiri atas lapisan otot polos

longitudinal dalam dan sirkular luar; lapisan-lapisan ini tidak selalu jelas.

Lapisan longitudinal luar tambahan terdapat pada sepertiga ureter

bagian bawah.3

Adventisia menyatu dengan jaringan ikat fibroelastis dan jaringan

lemak di sekitarnya yang mengandung banyak arteri, venul, dan saraf

kecil.3

Vesika Urinaria: Dinding (potongan melintang)

Lapisan otot polos dinding vesika urinaria serupa dengan lapisan

otot di ureter, kecuali ketebalannya. Dinding vesika urinaria terdiri atas

mukosa, muskularis, dan serosa pada permukaan superior vesika

urinaria. Permukaan inferiornya ditutupi adventisia yang menyatu

dengan jaringan ikat struktur-struktut di dekatnya.3

Mukosa vesika yang kosong tampak berlipat-lipat; namun lipatan

ini hilang sewaktu vesika diregangkan. Epitel transisional mengandung

lebih banyak lapisan sel dan lamina propria lebih lebar daripada yang di

ureter. Jaringan ikat longgar di bagian lebih dalam mengandung lebih

banyak serat elastin.3

Muskularisnya tebal, dan ketiga lapisan di bagian leher vesika

tersusun dalam berkas yang saling beranastomosis dengan jaringan ikat

longgar di antaranya. Pada sediaan ini, berkas otot terpotong menurut

berbagai bidang irisan dan ketiga lapisan otot itu sukar dibedakan.

Jaringan ikat interstisial menyatu dengan jaringan ikat serosa; mesotel

adalah lapisan terluar.3

Vesika Urinaria: Mukosa (potongan melintang)

Mukosa vesika urinaria diperlihatkan dengan pembesaran lebih

kuat. Pada vesika kosong, sel-sel supefisial epitel transisional berbentuk

Page 12: Celine

kuboid atau silindris rendah. Bila vesika penuh dan epitel transisionalnya

diregangkan, sel-selnya menjadi gepeng. Membran permukaan asidofilik

sel-sel superfisial tampak jelas. Lapisan yang lebih dalam pada epitel

terdiri atas sel-sel bulat dan sel-sel basal lebih silindris.3

Terdapat dua daerah di lamina propria (seperti pada ureter), tetapi

tidak nyata. Daerah subepitel terdiri atas serat halus dan seiumlah

fibroblas yang lebih padat. Pada daerah yang lebih dalam, terdiri atas

jaringan ikat tidak teratur longgar atau sedang yang meluas di antara

serat otot sebagai jaringan ikat interstisial.3

Sistem traktus urinarius

Ginjal memiliki fungsi penting dalam mempertahankan homeostatis.

Ginjal, bekerja sama dengan masukan hormonal saraf yang mengontrol

fungsinya, adalah organ yang terutama beperan dalam mempertahankan

stabilitas volume, komposisi elektrolit, dan osmolaritas (konsentrasi zat

terlarut) CES. Dengan menyesuaikan jumlah air dan berbagai konstituen

plasma yang dipertahankan di tubuh atau dikeluarkan di urin, ginjal dapat

mempertahankan keseimbangan air dan elektrolit dalam kisaran yang

sangat sempit yang memungkinkan kehidupan, meskipun pemasukan dan

pengeluaran konstituen-konstituen ini melalui saluran lain sangat

bervariasi. Ginjal tidak hanya melakukan penyesuaian terhadap beragam

asupan air (H20), garam, dan elektrolit lain tetapi juga menyesuaikan

pengeluaran konstituen-konstituen CES ini melalui urin untuk

mengompensasi kemungkinan pengeluaran abnormal melalui keringat

berlebihan, muntah, diare, atau perdarahan. Karena ginjal melakukan

tugasnya mempertahankan homeostasis maka komposisi urin dapat

sangat bervariasi.1

Ginjal melakukan fungsi-fungsi spesifik berikut, yang

sebagian besar membantu mempertahankan

stabilitaslingkungan cairan internal.1

1. Mempertahankan keseimbangan 11,0 di tubuh.

Page 13: Celine

2. Mempertahankan osmolaritas cairan tubuh yang sesuai,

Terutama regulasi keseimbangan H20. Fungsi ini penting untuk

mencegah fluks-fluks osmotik masuk atau keluar sel, yang

masing-masing dapat menyebabkan pembengkakkan atau

penciutan sel yang merugikan.

3. Mengatur jumlah dan konsentrasi sebagian besar ion CES, termasuk

natrium (Na+), klorida (Cl-), kalium (K+), kalsium (Ca2+), ion

hidrogen (H+), bikarbonat (HCO3-), fosfat (P04

3-), sulfat (S042-), dan

magnesium (Mg2+). Bahkan fluktuasi kecil konsentrasi sebagian

elektrolit ini dalam CES dapat berpengaruh besar. Sebagai contoh,

perubahan konsentrasi K+ CES dapat menyebabkan disfungsi

jantung yang mematikan.

4. Mempertahankan volume plasma yang tepat, yang penting dalam

pengaturan jangka panjang tekanan darah arteri. Fungsi ini

dilaksanakan melalui peran regulatorik s ginjal dalam

keseimbangan garam (Na+ dan Cl-) dan H20.

5. Membantu mempertahankan keseimbangan asam-basa tubuh yang

tepat dengan menyesuaikan pengeluaran H+ dan HCO3- di urin.

6. Mengeluarkan (mengekskresikan) produk-produk akhir 1 (sisa)

metabolisme tubuh, misalnya urea, asam urat, dan kreatinin. Jika

dibiarkan menumpuk maka bahan-bahan sisa ini menjadi racun,

terutama bagi otak.

7. Mengeluarkan banyak senyawa asing, misalnya obat, aditif

makanan, pestisida, dan bahan eksogen non-nutritif -lain yang

masuk ke tubuh.

8. Menghasilkan eritropoietin, suatu hormon yang merangsang

produksi sel darah merah.

9. Menghasilkan renin, suatu hormon enzim yang memicu suatu reaksi

berantai yang penting dalam penghematan garam oleh ginjal.

10.Mengubah vitamin D menjadi bentuk aktifnya.

Ginjal membentuk urin; sistem kemih sisanya membawa urin keluar

tubuh. Sistem kemih terdiri dari organ pembentuk urin ginjal dan struktur-

struktur yang membawa urin dari ginjal keluar untuk dieliminasi dari

Page 14: Celine

tubuh. Ginjal bekerja pada plasma yang mengalir melaluinya untuk

menghasilkan urin, menghemat bahan-bahan yang akan dipertahankan di

dalam tubuh dan mengeluarkan bahan-bahan yang tidak diinginkan

melalui urin. Setelah terbentuk, urin disalurkan ke dalam ureter yang

mengangkut urin dari masing-masing ginjal ke sebuah kandung kemih.

Secara periodik, urin dikosongkan dari kandung kemih ke luar melalui

saluran lain, uretra, akibat kontraksi kandung kemih.1

Nefron adalah unit fungsional ginjal. Setiap ginjal terdiri dari sekitar 1

juta unit fungsional mikroskopik yang dikenal sebagai nefron, yang disatukan

oleh jaringan ikat. Unit fungsional adalah unit terkecil di dalam suatu

organ yang mampu melaksanakan semua fungsi organ tersebut. Karena

fungsi utama ginjal adalah menghasilkan urin dan, dalam

pelaksanaannya, mempertahankan stabilitas komposisi CES, maka nefron

adalah unit terkecil yang mampu membentuk urin. Setiap nefron terdiri

dari komponen vaskular dan komponen tubular, dan keduanya berkaitan

erat secara struktural dan fungsional.1

Bagian dominan komponen vaskular nefron adalah glomerulus,

suatu kuntum kapiler berbentuk bola tempat filtrasi sebagian air dan zat

terlarut dari darah yang melewatinya. Cairan yang telah disaring ini, yang

komposisinya hampir identik dengan plasma, kemudian mengalir

melewati komponen tubular nefron, tempat berbagai proses transpor

mengubahnya menjadi urin.1

Komponen tubular nefron adalah suatu tabung berongga

berisi cairan yang dibentuk oleh satu lapisan sel epitel. Meskipun

komponen ini adalah saluran kontinyu dari pangkalnya dekat glomerulus

hingga ke ujungnya di pelvis ginjal, namun komponen ini dibagi menjadi

berbagai segmen berdasarkan perbedaan struktur dan fungsinya.

Komponen tubulus berawal dari kapsul Bowman, suatu invag inas i

berd ind ing rangkap yang mel ingkup i g l omeru lu s un tuk

mengumpu lkan ca i r an da r i kap i l e r glomerulus.1

Page 15: Celine

Dari kapsul Bowman, cairan yang difiltrasi mengalir ke dalam

tubulus proksimal, yang seluruhnya terletak di dalam korteks dan

membentuk gulungan-gulungan rapat sepanjang perjalanannya.

Segmen berikutnya, ansa Henle (lengkung Henle), membentuk

lengkung berbentuk U tajam atau hair-pin yang masuk ke dalam

medula ginial. Pars desendens ansa Henle masuk dari korteks ke

dalam medula; pars asendens berjalan balik ke korteks. Pars

asendens kembali ke regio glomerulus nefronnya sendiri, tempat

saluran ini berjalan melewati garpu yang dibentuk oleh arteriol aferen

dan eferen. Sel-sel tubulus dan vaskular di titik ini mengalami

spesialisasi u n t u k m e m b e n t u k a p a r a t u s j u k s t a g l o m e r u l u s ,

s u a t u struktur yang terletak di samping glomerulus (juksta artinya "di

samping"). Regio khusus ini berperan penting dalam mengatur

fungsi ginjal. Setelah aparatus jukstaglomerulus, tubulus kembali

membentuk kumparan erat menjadi tubulus distal, yang juga seluruhnya

berada di dalam korteks. Tubulus distal mengal i rkan is inya ke dalam

duktus atau tubulus koligentes, dengan masing-masing duktus

menerima cairan dari hingga delapan nefron berbeda. Setiap duktus

koligentes berjalan ke dalam medula untuk mengosongkan cairan isinya

(sekarang berubah menjadi urin) ke dalam pelvis ginjal.1

Tiga proses dasar yang terlibat dalam pembentukan urin:

filtrasi glomerulus, reabsorpsi tubulus, dan sekresi tubulus. 1

Filtrasi glomerulus

Sewaktu darah mengalir melalui glomerulus, plasma bebas- protein

tersaring melalui kapiler glomerulus ke dalam kapsul Bowman. Dalam

keadaan normal, 20% plasma yang masuk ke glomerulus tersaring.

Proses ini, dikenal sebagai filtrasi g lomero lus , adalah langkah

pertama dalam pembentukan ur in. Secara rerata, 125 ml f i l t rat

glomerulus (cairan yang difi ltrasi) terbentuk secara kolektif dari

seluruh glomerulus setiap menit. Jumlah ini sama dengan 180 liter

(sekitar 47,5 g a l o n ) s e t i a p h a r i . D e n g a n m e m p e r t i m b a n g k a n

b a h w a volume rerata plasma pada orang dewasa adalah 2,75 l i ter,

Page 16: Celine

maka hal in i berart i bahwa gin ja l menyar ing keseluruhan volume

plasma sekitar 65 kali sehari. Jika semua yang difiltrasi keluar sebagai

urin, semua plasma akan menjadi urin dalam waktu kurang dari setengah

jam! Namun, hal ini tidak terjadi karena tubulus ginjal dan kapiler

peritubulus berhubungan erat d i se luruh pan jangnya, seh ingga

bahan-bahan dapat dipertukarkan antara cairan di dalam tubulus

dan darah di dalam kapiler peritubulus.1

Cairan yang difiltrasi dari glomerolus ke dalam kapsul Bowman

harus melewati tiga lapisan yang membentuk membrane glomerolus,

yaitu dinding kapiler glomerolus, membran basal, dan lapisan dalam

kapsul Bowman. Secara kolektif, lapisan ini berfungsi sebagai saringan

molekuler halus yang menahan sel darah dan protein plasma tetapi

membolehkan H2O dan zat terlarut dengan ukuran molekul kecil lewat. 1

Dinding kapiler glomerolus terdiri dari satu lapis sel endotel

gepeng. Lapisan ini memiliki banyak pori besar yang menyebabkan 100

kali lebih permeable terhadap H2O dan zat terlarut lainnya. Membran

basal adalah lapisan gelatinosa aselular (tidak mengandung sel) yang

terbentuk dari kolagen dan glikoprotein yang tersisip di antara

glomerolus dan kapsul Bowman. Kolagen menghasilkan kekuatan

struktural, dan glikoprotein menghambat filtrasi protein plasma yang

kecil. Protein plasma yang lebih besa tidak dapat difiltrasi karena tidak

dapat melewati pori kapiler, tetapi pori ini masih dapat melewatkan

albumin, protein plasma terkecil. Namun, karena bermuatan negative

maka glikoprotein menolak albumin dan protein plasma lain, yang juga

bermuatan negative. Karena itu protein plama hampir tidak ada di

dalam filtrat, dengan kurang dari 1% molekul albumin berhasil lolos ke

dalam kapsul Bowman.1

Untuk melaksanakan filtrasi glomerolus, harus terdapat daya yang

mendorong dari plasma di glomerolus menembus lubang di membran

glomerolus. Filtrasi glomerolus dilakukakn oleh gaya fisik pasif. Tiga

gaya fisik terlibat dalam filtrasi glomerolus, yaitu tekanan darah kapiler

Page 17: Celine

glomerolus, tekanan osmotik koloid plasma, dan tekanan hidrostatik

kapsul Bowman.1

1. Tekanan darah kapiler glomerolus adalah tekanan cairan yang

ditimbulkan oleh darah dalam kapiler glomerolus. Tekanan ini

bergantung pada kontraksi jantung dan resistensi terhadap aliran darah

yang ditimbulkan oleh arteriol aferen dan eferen.

2. Tekanan osmotic koloid plasma ditimbulkan oleh distribusi tak

seimbang protein plasma di kedua sisi membran glomerolus. Karena

tidak dapat dapat difiltrasi maka protein plasma terdapat di kapiler

glomerolus tetapi tidak di kapsul Bowman.

3. Tekanan hidrostatik kapsul Bowman, tekanan yang ditimbulkan oleh

cairan di bagian awal tubulus. Tekanan ini cenderung mendorong cairan

keluar dari kapsul Bowman.

Laju filtrasi glomerolus adalah gaya yang bekerja menembus membran

glomerolus tidak berada dalam keseimbangan. Gaya total yang mendorong

filtrasi adalah terutama darah kapiler glomerolus yaitu 55 mm Hg. Jumlah dua

gaya yang melawan filtrasi adalah 45 mm Hg. Perbedaan netto yang

mendorong filtrasi (10 mm Hg) disebut tekanan filtrasi netto. Tekanan yang

ringan ini mendorong cairan dalam jumlah besar dari darah menembus

membran glomerolus yang sangat permeable. Laju filtrasi yang sebenarnya,

laju filtrasi glomerolus (LFG), bergantung pada tidak saja pada tekanan filtrasi

netto tetapi juga pada seberapa luas permukaan glomerolus yang tersedia

untuk penetrasi dan seberapa permeable membran glomerolus. Dalam

keadaan normal, sekitar 20% plasma yang masuk ke glomerolus disarin pada

tekanan filtrasi netto 10 mm Hg, melalui seluruh glomerolus secara kolektif

dihasilkan 180 liter filtrate setiap hari untuk LFG rerata 125 ml/mnt pada pria

dan 160 liter filtrate per hari pada LFG rerata 115 ml/mnt pada wanita.1

Karena tekanan darah arteri adalah gaya utama yang

mendorong darah masuk ke dalam glomerulus maka tekanan darah kapiler

glomerulus, dan LFG, akan meningkat berbanding lurus jika tekanan arteri

meningkat bila faktor lain tidak berubah. Demikian juga, penurunan

tekanan di darah arteri akan menyebabkan penurunan LFG. Perubahan

Page 18: Celine

spontan tak sengaja LFG seperti ini umumnya dicegah oleh mekanisme

regulasi intrinsik yang dilakukan oleh ginjal sendiri, suatu proses yang

dikenal sebagai otoregulasi (oto artinya "sendiri"). Ginjal, dalam batas-

batas tertentu, dapat mempertahankan aliran darah ke dalam kapiler

glomerulus (dan karenanya tekanan darah kapiler glomerulus konstan dan

LFG stabil) meskipun terjadi perubahan tekanan darah arteri. Ginjal

melakukannya dengan mengubah-ubah kaliber arteriol aferen sehingga

resistensi terhadap aliran melalui pembuluh ini dapat disesuaikan. Sebagai

contoh, jika LFG meningkat akibat peningkatan tekanan darah arteri maka

tekanan filtrasi netto dan LFG dapat dikurangi ke normal oleh konstriksi

arteriol aferen, yang menurunkan aliran darah ke dalam glomerulus.

Penyesuaian lokal ini menurunkan tekanan darah glomerulus dan LFG ke

normal.1

Sebaliknya, jika LFG turun akibat penurunan tekanan arteri maka

tekanan glomerulus dapat ditingkatkan ke normal oleh vasodilatasi

arteriol aferen, yang memungkinkan lebih banyak darah masuk meskipun

tekanan pendorong berkurang. Peningkatan volume darah glomerulus

meningkatkan tekanan darah glomerulus, yang pada gilirannya membawa

LFG kembali ke normal.1

Dua mekanisme intrarenal berperan dalam otoregulasi: (1)

mekanisme miogenik, yang berespons terhadap perubahan a tekanan di

dalam komponen vaskular nefron; dan (2) mekanisme umpan balik

tubuloglomerolus, yang mendeteksi perubahan kadar garam di cairan

yang mengalir melalui komponen tubular nefron.1

Reabsorpsi tubulus

Sewaktu filtrat mengalir melalui tubulus, bahan-bahan yang

be rman faa t bag i t ubuh d i kemba l i kan ke p l a sma kap i l e r

peritubulus. Perpindahan selektif bahan-bahan dari bagian dalam

tubulus ( lumen tubulus) ke dalam darah in i d isebut reabsorps i

tubulus . Bahan-bahan yang d i reabsorps i t ida k ke luar dar i tubuh

mela lu i ur in tetap i d ibawa o leh kapi ler peritubulus ke sistem vena

Page 19: Celine

dan kemudian ke jantung untuk diresirkulasi . Dari 180 l i ter plasma

yang disaring per hari , sekitar 178,5 liter direabsorpsi. Sisa 1,5 liter di

tubulus mengalir ke dalam pelvis ginjal untuk dikeluarkan sebagai

urin. Secara umum, bahan-bahan yang perlu dihemat oleh tubuh

secara selektif direabsorpsi, sementara bahan-bahan yang tidak

dibutuhkan dan harus dikeluarkan tetap berada di urin. 1

Terdapat dua jenis reabsorpsi tubulus - reabsorpsi pasif dan

reabsorpsi aktif bergantung pada apakah diperlukan pengeluaran

energi lokal untuk mereabsorpsi bahan tertentu. Pada reabsorpsi

pasif, semua tahap dalam transpor transepitel suatu bahan dari

lumen tubulus ke plasma bersifat pasif; yaitu tidak ada

pengeluaran energi pada perpindahan netto bahan, yang terjadi

mengikuti penurunan gradien elektro kimia atau osmotik.

Sebaliknya, reabsorpsi aktif berlangsung jika salah satu dari tahap-

tahap dalam transpor transepitel suatu bahan memerlukan energi,

bahkan jika keempat tahap lainnya bersifat pasif. Pada reabsorpsi

aktif, perpidahan netto bahan dari lumen tubulus ke plasma terjadi

melawan gradien elektrokimia. Bahan yang secara aktif reabsorpsi

bersifat penting bagi tubuh, misalnya glukosa, asam amino, dan

nutr ien organik la innya, serta Na - dan elektrolit lain seperti P043-.

Di sini tidak secara spesifik di jelaskan proses reabsorpsi masing-

masing bahan yang difiltrasi untuk dikembalikan ke plasma tetapi akan

diperlihatkan contoh ilustratif mekanisme umum yang berperan,

setelah mula-mula kita menguraikan reabsorpsi Na+ yang penting

dan unik.1

Reabsorpsi natrium bersikt unik dan kompleks. Dari energi

tota l vang d ike luarkan o leh g in ja l , 809 d igunakan untuk

t ranspor Na+, yang menun jukkan pent ingnya proses in i . Tidak

seperti kebanyakan zat terlarut yang terfiltrasi, Na+ d i reabsorps i

hampir d i sepanjang tubulus , tetap i dengan derajat berbeda-

beda di bagian yang berbeda. Dari Na+ yang difiltrasi, 99,5% secara

normal direabsorpsi. Dari Na+ yang direabsorpsi, sekitar 67%

Page 20: Celine

direabsorpsi di tubulus proksimal, 25% di ansa Henle, dan 8% di

tubulus distal dan koligentes. Reabsorpsi natrium memiliki peran

penting berbeda-beda di masing-masing segmen tersebut, seperti

akan tampak seiring dengan berlanjutnya pembahasan kita. Inilah

sekilas peran- peran tersebut:

- Reabsorpsi natrium di tubulus proksimal berperan penting dalam

reabsorpsi glukosa, asam amino, H 2O, CI, dan urea.

- Reabsorpsi natrium di pars asendens ansa Hen le, bersama dengan

reabsorpsi C1, berperan sangat penting dalam kemampuan ginjal

menghasilkan urin dengan konsentras i dan volume bervariasi,

bergantung pada kebutuna tubuh untuk menghemat atau

mengeluarkan H2O.

- Reabsorbsi natrium di tubulus distal dan koligentes bervariasi dan

berada di bawah control hormon. Reabsorbsi ini berperan kunci

dalam mengatur jumlah CES, yang penting dalam control jangka

panjang tekanan darah arteri, dna juga sebagian berkaitan

dengan sekresi K+ dan sekeresi H+.

Natrium direabsorpsi di sepanjang tubulus kecuali di pars desendens

ansa Henle. Nanti anda akan mempelajari makna dari pengecualian ini. Di

seluruh segmen tubulus yang mereabsorpsi Na+, tahap aktif dalam

reabsorpsi Na. melibatkan pembawa Na+K+ ATPase dependen energi yang

terletak di membran basolateral sel tubulus. Pembawa ini sama dengan

pompa Na+K+ yang terdapat di semua sel yang secara aktif mengeluarkan

Na+ dari sel. Sewaktu pompa basolateral memindahkan Na+ keluar sel

tubulus ke dalam ruang lateral, konsentrasi Na+ intrasel terjaga tetap

rendah sementara konsentrasi Na+ di ruang lateral terus meningkat; jadi,

pompa ini memindahkan Na+ melawan gradien konsentrasi. Karena

konsentrasi Na+ intrasel dijaga tetap rendah oleh aktivitas pompa

basolateral maka terbentuk gradien konsentrasi yang mendorong

perpindahan pasif Na+ dari konsentrasinya yang lebih tinggi di lumen

tubulus menembus batas luminal ke dalam sel tubulus. Sifat saluran Na+

luminal dan atau pengangkut yang memungkinkan perpindahan Na+ dari

Page 21: Celine

lumen ke dalam sel bervariasi di berbagai bagian tubulus, tetapi

bagaimanapun perpindahan Na; menembus membran luminal selalu

merupakan proses pasif. Sebagai contoh, di tubulus proksimal, Na+ menye-

berangi batas luminal melalui pembawa kotranspor yang secara bersamaan

memindahkan Na+ dan suatu nutrien organik misalnya glukosa dari lumen

ke dalam sel. Anda akan segera belajar lebih banyak tentang proses

kotranspor ini. Sebaliknya, di duktus koligentes, Na+ menyeberangi batas

luminal melalui suatu saluran Na+. Setelah masuk ke dalam sel melewati

batas luminal melalui cara apapun, Na+ secara aktif dikeluarkan ke ruang

lateral oleh pompa Na+K+ basolateral. Langkah ini sama di seluruh tubulus.

Natrium terus berdifusi menuruni gradien konsentrasi dari konsentrasinya

yang tinggi di ruang lateral ke dalam cairan interstisiurn sekitar dan akhirnya

ke dalam pembuluh darah peritubulus. Karena itu, transpor netto Na+ dari

lumen tubtlitts ke dalam darah berlangsung dengan menggunakan energi.1

Di tubulus proksimal dan ansa Henle, terjadi reabsorbsi Na+ yang

terfiltrasi dengan presentase tetap berapapun beban Na+. Di bagian

distal tubulus, reabsorpsi persentase kccil Na' yang terffltrasi berada di

bawah kontrol hormon. Tingkat reabsorpsi terkontrol ini berbanding

terbalik dengan tingkat beban Na4 di tubuh. Jika Na+ banyak maka

hanya sedikit dari Na+ yang terkontrol ini direabsorpsi, Na+ ini akan

keluar melalui urin sehingga kelebihan Na+ dapat dikeluarkan dari

tubuh. Namun, jika terjadi kekurangan Na+ maka sebagian besar atau

seluruh Na+ yang terkontrol ini direabsorpsi, menghemat Na+ tubuh

yang seharusnya keluar melalui urin.1

Beban/jumlah Na+ di tubuh tercermin dalam volume CES. Natrium

dan ion Cl penyertanya membentuk lebih dari 90% aktivitas osmotik CES

(NaCI adalah garam dapur). ingatlah bahwa tekanan osmotik secara

longgar dapat dianggap sebagai gaya yang menarik dan menahan H2O.

Ketika beban Na+ atas normal dan karenanya aktivitas osmotik CES

meningkat maka kelebihan Na+ ini akan "menahan" tambahan H2O,

meningkatkan volume CES. Sebaliknya, ketika beban Na+ di bawah

normal sehingga aktivitas osmotik CES berkurang, jumlah H2O yang dapat

Page 22: Celine

ditahan di CES lebih rendah daripada normal sehingga volume CES

berkurang. Karena plasma adalah bagian dari CES maka hasil terpenting

dari perubahan volume CES adalah penyamaan perubahan tekanan darah

dengan ekspansi (naiknya tekanan darah) atau penurunan tekanan

darah) volume plasma. Karena itu, kontrol jangka panjang tekanan darah

arteri akhirnya bergantung pada mekanisme pengatur Na+.1

Sistem hormon terpenting dan paling terkenal yang terlibat dalam

regulasi Na+ adalah sistem renin-angiotensin-aldosteron (SRAA). Sel

granular aparatus jukstaglornerulus mengeluarkan suatu hormon

enzimatik, renin, ke dalam darah sebagai respons terhadap

penurunan NaCl vo lume CES/ tekanan darah. Fungs i in i ada lah

tambahan terhadap peran sel makula densa aparatus jukstaglomerulus

dalam otoregulasi. Secara spesifik, tiga masukan berikut ke sel granular

meningkatkan sekresi renin:

1. Se l granu lar i tu send i r i ber fungs i sebaga i baroreseptor

internal sel ini peka terhadap perubahan tekanan di dalam

arter io l aferen. Ket ika mendeteksi penurunan tekanan darah

se l g ranu la r i n i menge luarkan l eb ih banyak renin.

2. Sel makula densa di bagian tubulus aparatus jukstaglomerulus

peka terhadap NaCl yang melewatinya lumen tubulus. Sebagai

respons terhadap penurunan NaC l , se l maku la densa

memicu se l g ranu la r un tuk mengeluarkan lebih banyak renin.

3. Selgranular disarafi oleh sistem saraf simpatis. Ketika tekanan

darah turun di bawah normal, ref leks baroreseptor

meningkatkan aktivitas simpatis. Sebagai bagian dari respons

refleks ini, peningkatan aktivitas simpatis merangsang sel

granular mengetuarkan lebih banyak renin.

S inyal -s inyal yang sa l ing terka i t untuk meningkatkan

sekresi renin ini semuanya menunjukkan perlunya mening katkan

volume plasma untuk meningkatkan tekanan arteri ke normal dalam

jangka panjang. Melalui serangkaian proses kompleks yang

melibatkan SRAA, peningkatan sekresi renin menyebabkan

Page 23: Celine

peningkatan reabsorpsi Na+ oleh tubulus distal dan ko l i gen tes .

K l o r i da se la lu seca ra pas i f meng iku t i N a+ menuruni gradien

l istr ik yang terbentuk oleh perpindahan aktif Na+. Manfaat akhir

dari retensi garam ini adalah bahwa retensi tersebut mendorong

retensi H20 secara osmotis, yang membantu memulihkan volume

plasma sehingga penting dalam kontrol jangka panjang tekanan darah.1

Pada mekanisme SRAA di mana sekresi renin akhirnya menyebabkan

peningkatan reabsorpsi Na+. Setelah dikeluarkan ke da lam darah , ren in

beker ja sebaga i enz im untuk mengakt i fkan ang io tens inogen

menjad i ang io tens in I . Ang io tensinagen adalah suatu protein plasma

yang disintesis oleh hati dan selalu terdapat di plasma dalam

konsentrasi tinggi. Ketika melewati paru melalui sirkulasi paru,

angiotensin diubah menjadi angiotensin I I oleh angiotensin-

convert ing e n z y m e ( A C E ) , y a n g b a n y a k t e r d a p a t d i k a p i l e r

p a r u . Ang iotens in I I ada lah perangsang utama sekres i hormon

aldosteron dari korteks adrenal. Korteks adrenal adalah kelen jar endokrin

yang menghasilkan beberapa hormon berbeda, masing-masing

disekresikan sebagai respons terhadap rangsangan yang berbeda. 1

Sekresi tubulus

Proses g in ja l ket iga, sekres i tubulus , adalah pemindahan

selektifbahan-bahan dari kapiler peritubulus ke dalam lumen tubulus. Proses

in i merupakan rute kedua bagi masuknya bahan ke dalam tubulus

ginjal dari darah, sedangkan yang pertama adalah melalu i f i l t ras i

g lomerulus. Hanya sekitar 20% dari plasma yang mengalir melalui

kapiler glomerulus difiltrasi ke dalam kapsul Bowman; sisa 80% mengalir

melaluinarteriol eferen ke dalam kapiler peritubulus. Sekresi

tubulusnmerupakan mekanisme untuk mengeluarkan bahan dari plasma

secara cepat dengan mengekst raks i se jumlah ter tentu bahan dari

80% plasma yang tidak terfiltrasi di kapiler peri tubulus dan

memindahkannya ke bahan yang sudah ada di tubulus sebagai hasil

filtrasi.1

Page 24: Celine

Sistem sekresi terpenting adalah untuk:

1. H+ yang pent ing da lam regulas i kese imbangan asam basa.

2. K+ yang menjaga konsentras i K+ p lasma pada kadar yang

sesuai untuk mempertahankan eks i tab i l i tas membrane se l

otot dan saraf .

3. Ion organic yang melaksanakan e l iminas i leb ih ef is ien

senyawa organic as ing dar i tubuh.

H+ d isekres ikan d i tubulus proks imal , d is ta l , dan ko l igentes .

K+ d isekres ikan hanya d i tubulus d is ta l dan ko l igentes d i bawah

kendal i a ldosteron. Ion organic hanya d isekres ikan d i tubulus

proks imal . 1

Ekskresi urin

E k s k r e s i u r i n a d a l a h p e n g e l u a r a n b a h a n - b a h a n d a r i t u buh

ke da lam ur in . In i bukan merupakan proses terp isah te tap i

merupakan has i l da r i t i ga p roses pe r tama d i a tas . Semua

konstituen plasma yang terf i l trasi atau disekresikan tetap i t idak

d i reabsorps i akan tetap d i tubu lus dan meng al i r ke pe lv is g in ja l

untuk d iekskres ikan sebagai ur in dan d i k e l u a r k a n d a r i t u b u h .

Perhat ikan bahwa semua y a n g d i f i l t r a s i d a n k e m u d i a n

d i r e a b s o r p s i , a t a u t i d a k d i f i l t r a s i sama seka l i , masuk ke

da rah vena da r i kap i l e r per i tubulus dan karenanya

d ipertahankan d i da lam tubuh d a n t i d a k d i e k s k r e s i k a n d i u r i n ,

m e s k i p u n m e n g a l i r m e lewati ginjal. 1 , 4

Dari 125 ml/mnt f i ltrate yang terbentuk di glomerolus,

normalnya hanya 1 ml/mnt yang tersisa di tubulus untuk

diekskresikan di urin. Hanya zat sisa dan kelebihan elektrol it yang

tidak dibutuhkan oleh tubuh yang tertinggal, larut dalam H2O dalam

volume tertentu untuk diel iminasi melalui urin. 1

Ginjal dapat mengekskresikan urin dengan volume dan konsentrasi

bervariasi untuk menahan atau mengeluarkan masing-masing bergantung

pada apakah tubuh mengalami kekurangan atau kelebihan H2O. Ginjal dapat

Page 25: Celine

menghasilkan urin vang berkisar dari 0,3 ml/mnt pada 1200 mosm/liter

hingga 25 ml/mnt pada 100 mosm/liter dengan mereabsorpsi dalam jumlah

bervariasi dari bagian distal nefron.1

Reabsorpsi bervariasi ini dimungkinkan oleh gradien osmotik vertikal di

cairan interstisium medula, yang terbentuk oleh ansa Henle panian.g nefron

jukstamedula melalui multiplikasi aliran balik dan dipertahankan oleh vasa

rekta nefron ini oleh pertukaran aliran balik. Cairan tubulus hipotonik (100

mosmiliter) terpajan ke gradien osmotik vertikal ini waktu mengalir melewati

bagian distal nefron, menciptakan gaya dorong pasif untuk reabsorpsi

progresif H2O dari cairan tubulus, tetapi jumlah sebenarnya dari reabsropsi

H,0 bergantung Pada jumlah vasopresin (hormon antidiuretik) yang

disekresikan.1

Vasopresin meningkatkan permeabilitas tubulus distal dan

kol igentes terhadap H 2O; tubulus-tubulus ini impermeabel

terhadap H,0 jika tidak terdapat vasopresin. Sekresi vasopresin

meningkat sebagai respons terhadap defisit H 2O, dan karenanya

reabsorpsi H,0 meningkat. Sekresi vasopresin dihambat sebagai

respons terhadap kelebihan H,0 sehingga reabsorpsi H,0

berkurang. Dengan cara in i , penyesuaian reabsorpsi H 20 yang

dikendal ikan oleh vasopresin membantu tubuh mengoreksi setiap

ketidakseimbangan cairan.1

Setelah terbentuk, urin terdorong oleh kontraksi peristalt ik melalui

ureter dari ginjal ke kandung kemih untuk disimpan sementara.

Kandung kemih dapat menampung hingga 250 sampai 400 ml

urin sebelum reseptor regang di dindingnya memicu refleks

berkemih. Refleks ini menyebabkan pengosongan involunter kandung

kemih dengan menyebabkan kontraksi kandung kemih dan pembukaan

sfingter uretra internus dan eksternus secara bersamaan. Berkemih dapat

sementara dicegah sampai waktu yang lebih tepat, dengan

mengencangkan sfingter eksternus dan diafragma pelvis di sekitarnya

secara sengaja.1

Page 26: Celine

Komposisi urine

Urine normal, sebagian dibentuk oleh filtrasi di bawah tekanan

kapsul dan sebagian oleh reabsorpsi dan oleh sekresi di dalam tubulus.

Urine adalah cairan berwarna pucat yang memiliki variasi warna sesuai

kuantitasnya. Urine adalah suatu asam dan mempunyai berat jenis 1015

sampai 1025.5

Urine tediri dari air, garam, dan produk sisa protein, yang disebut

urea, asam urat, dan kreatinin. Komposisi rata-rata urine adalah air 96%,

urea 2%, asam urat, dan garam 2%.5

Persentase urea dalam plasma darah adalah 0,04 dibanding 2% di

dalam urine, sehingga konsentrasi ditingkatkan 50 kali oleh kerja ginjal.

Garam terutama terdiri dari natrium klorida, fosfat, dan sulfat, yang

sebagian dihasilkan dari penggunaan fosfor dan sulfur, yang terkandung

pada makanan berprotein. Garam-garam ini harus direabsorpsi atau

terdapat dalam jumlah yang cukup untuk mempertahankan supaya air dan

elektrolit seimbang. Karena reaksi ini dan konsentrasi garam esensial

untuk kehidupan korpus darah dan sel-sel jaringan, fungsi ginjal ini

menjadi sangat penting. Kuantitas normal urine yang disekresikan ialah 1-

5 liter dalam 24 jam, tetapi dapat meningkat akibat minum dan cuaca

dingin dan menurun akibat penurunan masukan cairan dan cuaca panas,

latihan fisik, dan demam karena hal ini menyebabkan produksi keringat

meningkat. Dalam kondisi normal, garam kalium disaring dan direabsorpsi

atau diekresi sesuai kebutuhan, untuk mempertahankan kadar dalam

cairan tubuh normal.5

Kesimpulan

Melalui tinjauan pustaka diatas telah dipaparkan apa yang mempengaruhi nyeri pada

perut bagian bawah, saat dan setelah BAK. Hal ini dipengaruhi oleh gangguan pada saluran

kemih yang terdiri dari struktur makroskopik dan mikroskopik serta sistem traktus urinarius

sendiri. Ginjal memiliki fungsi penting untuk mempertahankan homeostasis dalam tubuh.

Dimana didalamnya terjadi proses filtrasi, reabsorpsi, sekresi, dan ekskresi. Serta ada juga

peran hormonal lain yang berperan dalam traktus urinarius.

Page 27: Celine

Daftar Pustaka

1. Sherwood Lauralee. Fisiologi manusia. Jakarta: EGC; 2011.h.277-304.

2. Moore KL, Agur AMR. Anatomi klinis dasar. Jakarta: Hipokrates; 2002.h.48-52.

3. Eroschenko VP. Atlas histology. Jakarta: EGC; 2003.h.247-262.

4. O’Challanghan C. At a glance sistem ginjal. Jakarta: Erlangga; 2007.h.35-40.

5.Roger Watson. Anatomi dan fisiologi. Jakarta: EGC; 2002.h.380.