Top Banner
CEDERA KEPALA & KONSEP ASKEP
30

Cedera Kepala

Mar 31, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Cedera Kepala

CEDERA KEPALA&

KONSEP ASKEP

Page 2: Cedera Kepala

NAMA ANGGOTA KELOMPOK

Page 3: Cedera Kepala

PENGERTIAN

Cedera kepala atau cedera otak merupakan suatu gangguan traumatik dari fungsi otak yang di sertai atau tanpa di sertai perdarahan innterstiil dalm substansi otak tanpa di ikuti terputusnya kontinuitas otak.

Page 4: Cedera Kepala

KLASIFIKASI

Morfologi

Keparahan

Mekanisme

Page 5: Cedera Kepala

1.Mekanisme : berdasarkan adanya penetrasi duramater Trauma tumpul: kecepatan tinggi (tabrakan

otomobil) kecepatan rendah (terjatuh, dipukul) Trauma tembus (luka tembus peluru dan cidera

tembus lainnya)2.Keparahan Cedera

3.  Morfologi• Fraktur tengkorak:

cranium:linear/stelatum;depresi/non depresi; terbuka/tertutup

• Basis: dengan/tanpa kebocoran cairan cerebrospinal; dengan/tanpa kelumpuhan nervous VII

• Lesi intracranial: fokal: epidural, subdural, intracerebral

Page 6: Cedera Kepala

SUBDURAL HEMATOMA

INTRASEREBRAL HEMORRHAGE

SKULL FRACTURE

CONCUSSION

CONTUSION

EPIDURALHEMATOMA

JENIS

CIDERA

OTAK

Page 7: Cedera Kepala

ETIOLOGI

KECELAKAAN LALU LINTAS

KECELAKAAN INDUSTRI

JATUHKECELAKAAN OLAHRAGA

TINDAKAN KRIMINAL

Page 8: Cedera Kepala

Nyeri Fraktur pada kubah cranial Fraktur pada basal tulang tengkorak

Ekimosis Drainase cairan serebro spinal dari telinga dan hidung

Drainase CSF

MANIFESTASI KLINIS

Page 9: Cedera Kepala

PATOFISIOLOGITrauma Kepala

Cidera otak

Tulang kepala Jaringan otakKulit kepala

Hematoma pada kulit

Fraktur linear, fraktur

communited, fraktur

depressed, fraktur basis

Komusio, hematoma, edema, kontusio

Cidera otak primer:RinganSedangBerat

TIK meningkat

Respons fisiologis otak

Cedera otak sekunder

Kerusakan sel otak ↑

Gangguan kesadaran,

gangguan TTV, kelainan neurologis

Hipoksemia cerebral

Perdarahan

Page 10: Cedera Kepala

Kerusakan sel otak ↑

↑ rangsangan simpatis

↑ tahanan vaskuler sistemik

↓ tek. Pemb. darah pulmonal

↑ tek. hidrostatik

Kebocoran cairan kapiler

Edema paru

Difusi O2 terhambat

Gangguan pola nafas

stress

↑ katekolamin↑ sekresi asam

lambung

Mual, muntah

Intake nutrisi tidak adekuat

Cardiac output ↓

Gangguan perfusi jaringan

Gangguan autoregulasi

Aliran darah ke otak ↓

O2 ↓ → gangguan metabolisme

Produksi asam laktat ↑

Edema otak

Gangguan perfusi jaringan serebral

Tukak lambung akut

Page 11: Cedera Kepala

KOMPLIKASI

DEFISIT NEUROLOGI FOKAL KEJANG PNEUMONIA DISRITMIA JANTUNG HIDROSEPALUS KERUSAKAN KONTROL RESPIRASI INKONTINENSIA BLADDER DAN BOWEL

Page 12: Cedera Kepala

PENATALAKSANAAN MEDIK1) Penatalaksanaan UmumMonitor Respirasi : bebaskan jalan napas, monitor keadaan ventilasi, pemeriksaan AGD, berikan oksigen jika perlu.

Monitor tekanan intracranial (TIK).Atasi syok bila ada. Control tanda vital.Keseimbangan cairan dan elektrolit.2) Operasi

Untuk mengeluarkan darah pada intra serebral, debridement luka, kranioplasti, prosedur shunting pada hidrocepalus, kraniotomi.3) Pengobatan- Diuretic - Antikonvulsan- Kortokosteroid- Antagonis histamine - Antibiotic

Page 13: Cedera Kepala

ASUHAN KEPERAWATAN1.Pengkajiana. Keluhan UtamaSering menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan kesehatan tergantung seberapa jauh dampak dari trauma kepala disertai penurunan tingkat kesadaran.b. Riwayat Penyakit SekarangAdanya riwayat trauma yang mengenai kepala akibat dari kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian, trauma langsung ke kepala.c. Riwayat Penyakit DahuluPengkajian yang perlu ditanyakan meliputi adanya riwayat hipertensi, riwayat cedera kepala sebelumnya, diabetes mellitus, penyakit jantung, anemia, penggunaan obat-obat anti koagulan, aspirin, vasodilator, obat-obat adiktif dan konsumsi alcohol berlebihan.d. Riwayat Penyakit Keluarga• Mengkaji adanya anggota generasi terdahulu yang menderita hipertensi dan

diabetes mellitus.• Pengkajian Psiko-Sosio-Spiritual• Pengkajian mekanisme koping yang digunakan klien untuk menilai respon emosi

klien terhadap penyakit yang dideritanya dan perubahan peran klien dalam keluarga serta respon atau pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari.

Page 14: Cedera Kepala

e. Pengkajian Psiko-Sosio-SpriritualPengkajian mekanisme koping yang digunakan klien

untuk menilai respon emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya dan perubahan peran klien dalam keluarga serta respon atau pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari.

Page 15: Cedera Kepala

2. Pemeriksaan FisikB1 (Breathing)• Inspeksi didapatkan klien batuk, peningkatan produksi sputum,

sesak napas, penggunaan otot bantu napas, dan peningkatan frekuensi pernapasan. Ekspansi dada:dinilai penuh/tidak penuh dan kesimetrisannya.

• Palpasi fremitus menurun dibandingkan dengan sisi yang lain akan didapatkan jika melibatkan trauma pada rongga toraks.

• Perkusi konsentrasi adanya suara redup sampai pekak pada keadaan melibatkan trauma pada toraks/hematoraks.

• Auskultasi bunyi napas tambahan seperti bunyi, stridor, ronkhi pada klien dengan peningkatan produksi secret, dan kemampuan batuk yang menurun

Page 16: Cedera Kepala

B2 (Blood)• Pengkajian pada system kardiovaskular didapatkan

renjatan (syok hipovolemik) yang sering terjadi pada klien cedera kepala sedang dan berat. Hasil pemeriksaan kardiovaskular klien cedera kepala pada beberapa keadaan dapat ditemukan tekanan darah normal atau berubah, nadi bradikardi, takikardia, dan aritmia..

Page 17: Cedera Kepala

B3 (Brain)• Pengkajian Tingkat Kesadaran. • Pengkajian Fungsi Serebral• Pengkajian Saraf Cranial. • Pengkajian Sistem Motorik. • Pengkajian Refleks.

Page 18: Cedera Kepala

B4 (Bladder)• Kaji keadaan urin meliputi warna, jumlah dan

karakteristik urin, termasuk berat jenis urin.

Page 19: Cedera Kepala

B5 (Bowel)• Didapatkan adanya keluhan kesulitan menelan, nafsu

makan menurun, mual dan muntah pada fase akut. Mual sampe muntah dihubungkan dengan peningkatan prodksi asam lambung sehingga menimbulkan masalah pemenuhan nutridi. Pola defekasi biasanya terjadi konstipasi akibat penurunan peristaltic usus. Adanya incontinensia alviyang berlanjut menunjukkan kerusakan neurologis luas.

Page 20: Cedera Kepala

B6 (Bone)• Disfungsi motoric paling umum adalah kelemahan pada

seluru extremitas. Kaji warna kulit, suhu, kelembapan dan turgor kulit.

Page 21: Cedera Kepala

3. Pemeriksaan DiaKnostik• CT-scan (dengan tanpa contras)• MRI• Anggiografi Serebral k/p• EEG berkala.• Foto Rontgen, • Kadar Kimia Klinik • Analisis Gas Darah (AGD),

Page 22: Cedera Kepala

4. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Resiko tinggi peningkatan intracranial yang berhubungn dengan desak ruang sekunder dari kompresi korteks sereberi akibat perdarahan, baik bersifat hematom intra serebral, subdural, maupun epidural

b. Ketidakefektifan pola pernapasan yang berhubungan dengan depresi pada pusat pernapasan di otak, kelemahan otot-otot pernapasan, ekspansi paru yang tidak maksimal karena akumulasi udara atau cairan dan perubahan perbandingan O2 dengan CO2, serta kegagalan ventilator

c. Gangguan perfusi jaringan otak yang berhubungan dengan edema pada otak

d. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan menurunnya cardiac output

e. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan perubahan kemampuan mencerna makanan, peningkatan metabolism tubuh.

Page 23: Cedera Kepala

5. INTERVENSI

1.Resiko tinggi peningkatan TIK berhubungan dengan desak ruang sekunder dari kompresi korteks sereberi dari adanya perdarahan, baik bersifat intraserebral hematom, subdural hematom, maupun epidural hematom.Tujuan : dalam waktu 2x 24 jam tidak terjadi peningkatan TIK pada klienKriteria : klien tidak gelisah, klien tidak mengeluh sakit kepala, mual-mual dan muntah, GCS : 4,5,6 , tidak terdapat papilledema. TTV dalam batas normalIntervensi Rasional

Kaji factor penyebab dari situasi/keadaan individu/penyebab koma/penurunan perfusi jaringan dan kemungkinan penyebab peningkatan TIK

Deteksi dini untuk memprioritaskan intervensi, mengkaji status neurologi/tanda-tanda kegagalan untuk menentukan perawatan kegawatan/tindakan pembedahan

Page 24: Cedera Kepala

Intervensi Rasional

Memonitor tanda-tanda vital tiap 4 jam Suatu keadaan normal bila sirkulasi

serebral terpelihara dengan baik atau

fluktuasi ditandai dengan tekanan

darah sistemik, penurunan dari

autoregulator kebanyakan merupakan

tanda penurun difusi local

vaskularisasi darah serebral. Dengan

peningkatan tekanan darah (diastolic)

maka dibarengi dengan peningkatan

tekanan darah intracranial. Adanya

peningkatan tensi, bradikardi,

distrimia, dan dyspnea merupakan tanda

terjadinya peningkatan TIK

Evaluasi pupil, amati ukuran,

ketajaman, dan reaksi terhadap cahaya.

Reaksi pupil dan pergerakan kembali

dari bola mata merupakan tanda dari

gangguan saraf jika batang otak

terkoyak. Reaksi pupil diatur oleh

saraf ketiga kranial (akulomorik) yang

menunjukkan keutuhan bagan otak,

ukuran pupil menunjukkan keseimbangan

antara parasimpatis dan simpatis.

Respon terhadap cahaya merupakan

kombinas fungsi dari saraf kranial II

dan III.

Page 25: Cedera Kepala

Intervensi Rasional

Monitor temperature dan pengatur suhu

lingkungan

Panas merupakan reflek dari

hipotalamus. Peningkatan kebutuhan

metabolism dan O2 akan menunjang

peningkatan TIK

Pertahankan kepala atau leher pada

posisi yang netral, usahakan dengan

sedikit bantal. Hindari penggunaan

bantal yang tinggi pada kepala.

Perubahan kepala pada satu sisi dapat

menimbulkan penekanan pada vena

jugularis dan menghambat aliran darah

otak (menghambat drainase pada vena

serebral), untuk dapat meningkatkan

tekanan intrakranial

Berikan periode istirahat antara

tindakan perawatan dan batasi lamanya

prosedur

Tindakan yang terus menerus dapat

meningkatkan TIk oleh efek rangsangan

kumulatif.

Page 26: Cedera Kepala

Intervensi Rasional

Kurangi rangsangan ekstra dan berikan

rasa nyaman seperti masase punggung,

lingkungan yang tenang, sentuhan yang

ramah dan suasana/pembicaraan yang tidak

gaduh.

Memberikan suasana yang tenang dapat

mengurangi respon psikologis dan

memberikan istirahat untuk

mempertahankan TIk yang rendah

Cegah/hindari terjadinya valsava

maneuver.

Mengurangi tekanan intratorakal dan

intra abdominal sehingga menghindari

peningkatan TIK

Bantu klien jika batuk, muntah Aktifitas ini dapat meningkat

intratoraks/tekanan dalam torak dan

tekanan intra abdomen yang dapat

meningkatkan tekanan TIK

Kaji peningkatan istirahat dan tingkah

laku

Tingkah non verbal ini dapat merupakan

indikasi peningkatan TIK atau memberikan

refleksi nyeri yakni pasien tidak mampu

mengungkapkan keluhan secara verbal,

nyeri yang tidak menurun dapat

meningkatkan TIK

Palpasi pada pembesaran/ pelebaran

bladder, pertahankan drainase urine

secara paten jika digunakan dan juga

monitor terdapatnya konstipasi

Dapat meningkatkan respons otomatik yang

potensial menaikkan TIK.

Page 27: Cedera Kepala

Intervensi Rasional

Berikan penjelasan pada klien (jika

sadar) dan keluarga tentang sebab

akibat TIK mneningkat

Meningkatkan kerjasama dalam

meningkatkan perawatan klien dan

mengurangi kecemasan.

Observasi tingkat kesadaran dengan GCS Perubahan kesadaran menunjukkan

peningkatan TIK dan berguna menentukan

lokasi dan perkembangan penyakit

Kolaborasi : Pemberian O2 sesuai indikasi

Mengurangi hipoksemia yang dapat

meningkatkan vasodilatasi serebral dan

volume darah serta menngkatkan TIK

Kolaboraasi untuk tindakan operatif

evakuasi darah dari dalam

intracranial

Tindakan pembedahan untuk evakuasi

darah dilakukan bila kemungkunan

terdapat tanda-tanda deficit neurologis

yang menandakan peningkatan inrakranial

Berikan cairan intravena sesuai yang

diindikasikan

Pemberian cairan mungkin diinginkan

untuk mengurangi edema serebral,

peningkatan minimum pada pembuluh

darah, tekanan darah dan TIK

Page 28: Cedera Kepala

Intervensi Rasional

Berikan obat diuretic osmotic

contohnya manitol, furoscide

Diuretic mungkin digunakan pada pase

akut untuk mengalirkan air dari brain

cells serta mengurangi edema serebral

dan TIK Berikan steroid, contohnya

dexthamethasone, methyl

prednisolone

Untuk menurunkan inflamasi (radang)

dan mengurangi edema jaringan

Berikan analgesic narkotik,

contohnya kodeine

Mungkin di indikasikan untuk

mengurangi nyeri dan obat ini berefek

negative pada TIK tetapi dapat

digunakan dengan tujuan untuk

mencegah dan menurunkan sensasi nyeri Berikan antipiretik, contonya

asetaminofen

Mengurangi/mengontrol hari dan pada

metabolisme serebral/oksigen yang

diinginkan Monitor hasil lab sesuai dengan

indikasi seperti prothombin, LED

Membantu memberiakan informasi tentan

efektifitas pemberian obat

Page 29: Cedera Kepala
Page 30: Cedera Kepala

Any questions…

.?


Related Documents