B. KEADAAN KHUSUS Keadaan Pertanian : Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan dan Peternakan dapat digambarkan sebagai berikut: B.1. Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan a. Tanaman Pangan Tabel 1. Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Tanaman Pangan Tahun 2016 *) No Komoditi Luas Tanam (ha) Luas Panen (ha) Produksi (ton) Produktiv itas (kw) Rata-rata Produktiv itas Nasional Thn 2016 (ton/ha) 1 Padi **) 280,161 259,270 924,403 35,65 5,2 - Padi Sawah 195,654 185,288 751,529 40,56 - - Padi Ladang 84,508 73,982 172,874 23,37 - 2 Jagung **) 299,649 265,318 688,432 25,95 5,3 3 Kedelai **) 7,807 6,711 5,834 8,69 1,5 4 Kacang Tanah **) 13,857 11,474 10,431 9,09 1,3 5 Kacang Hijau **) 11,590 10,586 6,128 5,79 1,1 6 Ubi Kayu **) 53,418 51,336 618,281 120,44 2,45 7 Ubi Jalar **) 7,919 7,772 55,448 71,34 1,76 Keterangan : *) Sumber : PDE Distan Provinsi NTT **) Produksi padi berbentuk gabah kering giling, produksi jagung berbentukpipilan kering, produksi kedeklai, kacang tanah dan kacang hijau berbentuk biji kering, produksi ubi kayu dan ubi jalar berbentuk umbi basah. b. Tanaman Hortikultura Tabel 2. Luas Tanam, Luas Panen, Produkisi dan Produktivitas Tanaman Sayur-sayuran Tahun 2016 No Komoditi Luas Tanam (Ha) Luas Panen (Ha) Produkt ivitas (kw/ha) Produks i (ton) Ket Rata-rata Produktiv itas Nasional tahun 2016 6
43
Embed
全国組立設置無料 【送料込み】【ポイント5倍】選べるカタ … · Web viewPopulasi ternak sapi di NTT menurun Luas lahan pekerangan kantor BPTP-Balitbangtan-NTT
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
B. KEADAAN KHUSUSKeadaan Pertanian : Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan dan Peternakan dapat digambarkan sebagai berikut:
B.1. Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunana.Tanaman Pangan
Tabel 1. Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Tanaman Pangan Tahun 2016*)
No KomoditiLuas
Tanam(ha)
Luas Panen(ha)
Produksi(ton)
Produktivitas
(kw)
Rata-rata Produktivitas Nasional Thn 2016 (ton/ha)
Sumber : PDE Distan NTTKeterangan: TBM = Tanaman Belum Menghasilkan
TM = Tanaman MenghasilkanTT = Tanaman TuaTR = Tanaman Rusak
B.2. PeternakanKeadaan sub sektor Peternakan sampai dengan tahun 2016 dapat dilihat pada tabel 5 di bawah ini.Tabel 5 Populasi, Produksi daging, pemotongan dan
B.3. Program Pembangunan Kedaulatan Pangan di Prov.NTTPembangunan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT),
Embung pertanian dan Irigasi perpipaan/ perpompaan tahun 2017 dapat dilihat pada tabel 6 di bawah ini :
Tabel 6. Pembangunan RJIT, Embung pertanian dan Irigasi perpipaan/perpompaan di NTT tahun 2017
I. Pembangunan RJIT No Kabupaten Jumlah (ha)12345678910
EndeManggarai BaratManggarai TimurNgadaSumba Barat DayaTimor Tengah SelatanKupangSikkaKupangSikka
8005008008008008002101689072
Jumlah 5.040
Sumber : Bidang PPS Distan NTT
II. Pembangunan Irigasi Perpipaan No Kabupaten Jumlah (unit)
9
123456789101112131415161718
LembataSumba TimurSumba Barat DayaFlores TimurTimor Tengah UtaraMalakaManggarai BaratBeluSabu RaijuaAlorSumba BaratNagekeoKota KupangTimor Tengah SelatanManggarai BaratSumba Barat DayaSikkaSumba Tengah
99
106
155
16129222144222
Jumlah 112Sumber : Bidang PPS Distan NTT
III. Pembangunan Embung
No Kabupaten Jumlah (unit)1234567891011121314151617
KupangTimor Tengah SelatanTimor Tengah UtaraAlor Sumba TimurRote NdaoManggarai BaratNagekeoFlores TimurSumba Barat DayaSumba TengahManggarai TimurSabu RaijuaMalakaKupangTimor Tengah UtaraEnde
1014101015121510101410131048
104
Jumlah 179 Sumber : Bidang PPS Dinas Pertanian Provinsi NTT
B.4. Data Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Keadaan P3A di NTT tahun 2017 dapat dilihat pada tabel 7Tabel 7. P3A di NTT tahun 2017
B.5. Kegiatan Cetak Sawah Kegiatan cetak sawah di NTT tahun 2017 dapat dilihat pada tabel 8. Tabel 8. Kegiatan cetak sawah tahun 2017 No Kabupaten Kontruksi
NTT 511,38 206,73 15,02 Sumber : Bidang PPS Distan Provinsi NTT
B.6. Realisasi Fisik dan Tanam pada Lahan Tercetak Kegiatan Perluasan Sawah di NTT TA. 2017 Realisasi fisik dan tanam pada lahan tercetak kegiatan perluasan sawah tahun 2017 dapat dilihat pada tabel 9 di bawah ini.Tabel 9. Realisasi fisik dan tanam pada lahan tercetak
kegiatan perluasan sawah Tahun 2017 No Kabupaten Realisasi Sudah tanam Belum tanam1.2.3.4.5.6.7.8.9.
10.11.12.13.14.15.16.17.
Sumba TImurSabu RaijuaKupangMalakaManggaraiManggarai BaratTTSFlores TimurNgadaNagekeoRote NdaoTTUAlorManggarai TimurEndeSikkaSumba Barat
40.0040.0030.0030.00
20.6260
20.0039.43458.55100
000
24.703.511
00
40.0040.0015.007.00
19.6260
20.003943458.55
0000
24.703511
00
00
15.0023.001.00
05300
1000000000
NTT 446.821 304.821 142.000 Sumber : Bidang PPS Dinas Pertanian Provinsi NTT
B.7. Penyebaran Alat dan Mesin Pertanian di Provinsi NTT Penyebaran alat mesin pertanian di Provinsi NTT Tahun 2017 dapat dilihat pada tabel 10 di bawah ini.Tabel 10 Penyebaran Alat dan Mesin Pertanian Tahun 2017
NO Kabupaten
APBN (unit) APBD I (unit)
TR2 PA TR4 RTCultivato
rHS
Corn planter
TrayExcavator
TR2 TR4
UPPO
Peralatan
bengkel
PA
12
1.Kota Kupang 3 - - - 4 - - - - 4 1
2. Kupang 9 10 6 2 4 50 3 1,200 - 13 1
3.
Timor TengahSelatan
7 10 1 - 4 - - 300 - 12 10 1
4.
Timor TengahUtara
7 6 1 - - - - - - 10 00 0
2
5. Belu 7 65 20 3 5 50 - - 2 4 1 1
6. Rote Ndao 10 10 1 2 4 34 4 - - 3 0 0 0 1
7. Alor 7 5 - 2 - - - 200 - 7 0 0 0 0
8. Lembata 7 11 2 - - - - - 1 3 1 0 0 0
9. Flores Timur 10 15 6 2 4 9 6 500 1 6 1 0 0 0
10. Sikka 12 2 7 - - - - - - 7 1 2
11. Ende 5 - - - - - - - - 3 1
12. Ngada 34 12 - - 4 - - 2,000 - 5 1
13. Nagekeo 16 8 - - 3 - - 2,200 - 8 1 1 1
14. Manggarai 11 17 2 - - - - 5 - - - - - -
15. Manggarai Timur 11 11 5 2 - - 2 500 - 5
16.Manggarai Barat 18 23 2 2 5 39 3 - - 8 1
17.Sumba Timur 34 36 5 2 6 9 2 200 - 5
18.Sumba Barat 34 16 2 - - 9 4 200 - 4 1
19.Sumba Tengah 22 16 2 - 2 9 4 - - 4
20. SBD 62 22 2 - 8 - 10 - - 9
21Sabu Raijua - - - - - - - - - 2 - - - -
22 Malaka 60 30 22 - - - 4 1,000 2 3 1 1
NTT 386 325 86 17 53 209 42 8,300 6 130 6 1 5 10
Sumber : Bidang PPS Distan NTT. Keterangan : TR2 : Traktor roda 2 PA : Pompa Air TR4 : Traktor roda 4 RT : Rice Transplanter HS : Hands Spraiyer, UPPO : Unit Pengolahan Pupuk Organiik
B.8. Alokasi Pupuk Bersubsidi tahun 2018Penyebaran Pupuk Bersubsidi di Provinsi NTT tahun 2018 dapat dilihat pada tabel 11 di bawah ini :
Kebutuhan Pupuk BersubsidiMenurut Jenis Pupuk dan Sebaran tahun 2018
22 Sumba Barat Daya 550,31 199,11 50,54 29,2 107,6J u m l a h 23.440 15.490 4.820 1.640 3.110
Sumber : Data Bidang PPS Distan Provinsi NTT
B.9. Keberadaan Perbenihan Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan serta Aset Pendukung Potensi Penghasil PAD di NTTKeberadaan UPT Perbenihan Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan serta aset pendukung potensi penghasil PAD dapat dilihat pada tabel 12 di bawah ini.Tabel 12. Keragaan Perbenihan Tanaman Pangan, Hortikultura
dan Perkebunan serta aset pendukung Potensi Penghasil PAD
No Kabupaten Jenis Nama BBI/BBU Jenis kegiatan ALamat1. Kupang
TPBBI Noelbaki Perbanyakan benih
padiDs. Noelbaki, Kec. Kupang Tengah,
TP BBI Tarus Perbanyakan benih palawija
Ds. Mata air Kec. Kupang Tengah
Horti BBH Nonbes Perbanyakan tanaman Hortikultura
Ds. Nonbes Kec. Amarasi
2 Rote NdaoTP
BBU Rote Ndao Perbanyakan benih padi/palawija dan kacang2an
Ds. Baadale Kec. Lobalain
3 Nagekeo TP BBI Mbay Perbanyakan Benih Padi
Kel. Mbay I, Kec. Aesesa
Horti BBH Mbay Perbanyakan tanaman Hortikultura
Kel. Mbay Kec. Aesesa
Bun Kebun Dinas Perkebunan
Perbanyakan benih Perkebunan
Ds. Anakoli Kec. Wolowae
14
Anakoli4 Manggarai
BaratTP BBI Lembor Perbanyakan
benih PadiDs. Siru Kec. Lembor
Horti BBH Lembor Perbanyakan tanaman Hortikultura
Ds. Lembur Kec. Lembor
TP Kebun Dinas Palawija lembor
Perbanyakan benih palawija
Ds. Daleng Kec. Lembor
5 Sumba Timur TP BBI Lewa Paku Perbanyakan benih Padi
9 TTS Horti BBH Oelbubuk Perbanyakan tanaman Hortikultura
Ds. Oelbubuk Kec. Mollo Utara
10 TTU Horti BBH Oelnitep Perbanyakan tanaman hortikultura
Ds. Oelnitep Kec. Insana Barat
11 Ende Horti BBH Ende Perbanyakan tanaman Hortikultura
Ds. Wolofeo Kec. Detusoko
Sumber : UPT Perbenihan Dinas Pertanian Provinsi NTT
B.10. Luas Areal dan Produksi Kebun Dinas pada UPT Perbenihan, Kebun Dinas dan Laboratorium Hayati Perkebunan Tahun 2017Keragaan luas areal dan data produksi tanaman Perkebunan pada UPT Kebun Dinas dan Laboratorium Hayati Perkebunan tahun 2017 dapat di lihat pada tabel 13 di bawah ini :
Tabel 13 Luas Areal, Jenis Komoditi dan ProduksiNo
Sumber : Data UPT Kebun Dinas Pertanian Provinsi NTT
B.11. Data Luas Areal, Populasi dan Produksi Kebun Induk Komoditas Perkebunan di 6 (enam) Kabupaten
Keragaan Luas Areal, Populasi dan Produksi pada Kebu induk tanaman perkebunan di 6 (enam) Kabupaten tahun 2017 dapat dilihat pada tabel 14
Tabel 14 Luas areal, Komoditi dan Produktivitas tahun 2017
No
Lokasi/KabLuas Areal(Ha)
Komoditi
Populasi hidup
(pohon)
Produksi
Ket
1 Flores Timur-Larantuka- Kebun Induk Kelapa di Desa
Adabang Kec. Titehena- Kebun Induk Kelapa di Desa
Bao Bage Kec. Witihama
5
5
Kelapa
Kelapa
870
777
-
-
-
-2 Sikka – Maumere
- Kebun Induk Kelapa di Desa Darat Gunung Kec. Talibura
7 Kelapa 1.001 - -
16
- KebunInduk Kelapa di Kebun Dinas Likonggete 3 Kelapa 349 - -
3 Ngada – Bajawa- Kebun Induk Kopi di Desa
Dadawea Kec Golewa- Kebun Induk Kopi di Desa
Turekisa Kec. Golewa Barat
2
1
Kopi
Kopi
2.655
1.456
- -
4 Sumba Tengah -Katikuluku- Kebun Induk Jambu Mete di
Desa Wendewa Utama Kec. Mamboro
5 Kopi 500
- -
5 Kalabahi – Alor- Kebun Induk Jambu mete di
Kelurahan Kolana Utara Kec. Alor Timur
- Kebun Induk Kelapa di DesaWolwal Barat Kec. Alor Barat Daya
5
5
Jambu mete
Kelapa
600
800
- -
6 Manggarai Timur – Borong- Kebun Induk Kopi di Kebun
Dinas Pinis Desa Bangka Kec. Rana Mese
2 Kopi 4.000
- -
Jumlah 40 - 8.808 - -Sumber : Data UPT Kebun Dinas Pertanian Provinsi NTT
B. 12. Penyebaran Petugas OPT/PHP Provinsi NTTPenyebaran petugas OPT/PHP Provinsi NTT dapat di lihat pada tabel 15.
Tabel 15 Penyebaran petugas OPT/PHP Provinsi NTT di 22 Kabupaten/Kota
No Kabupaten JumLah Keterangan
17
1.2.3.4.5.6.7.8.9.
10.11.12.13.14.15.16.17.18.19.20.
Kota KupangKupangTTSTTUBeluMalakaLembataFlores TimurSikkaEndeNgadaNagekeoManggarai TimurManggaraiManggarai BaratSumba TimurSumba BaratSumba TengahSumba Barat DayaRote Ndao
24546364
135
138
10197
116241
Jumlah 133 Sumber : UPT Proteksi Tanaman Pangan Dinas Pertanian Provinsi NTT
B.13. Luas Serangan Hama Penyakit Terpadu (HPT) di NTT tahun 2017Keragaan luas serangan hama/penyakit terpadu (HPT) di NTT tahun 2017 dapat dilihat pada tabel 16 di bawah ini Tabel 16 Luas tanaman, jenis OPT dan Luas serangan
Data di atas menunjukan bahwa serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) pada tanaman pangan (padi, jagung, ubi kayu dan ubi jalar) di 22 kabupaten/kota hanya terjadi pada tingkatkan serangan ringan saja dengan total luasan serangan masing-masing komoditas dapat dilihat pada tabel diatas sedangkan serangan sedang, berat dan puso tidak ada
B.14. Keberadaan Laboratorium Tanaman Pangan dan Hortikultura di NTT Tahun 2017Tabel 17. Laboratorium Tan.Pangan dan Hortikultura Provinsi
NTTNo Nama Tempat Ket
1.2.3.
Laboratorium Provinsi NTTSub Laboratorium EndeSub Laboratorium Sumba Barat
Kota KupangEnde
Waikabubak
Berfungsi baikBerfungsi baikBerfungi basik
Sumber : UPT Pengawasan dan Sertifikasi Benih Dinas Pertanian Provinsi NTT
20
Tabel 18. Keberadaan Petugas Pengawas Benih Provinsi NTT TA. 2017
No Kabupaten Banyaknya petugas (orang)
Ket
1.2.3.456789101112131415161718192021
Manggarai BaratManggaraiManggarai TimurNgadaNagekeoEndeSikkaFlores TimurAlorLembataMalakaBeluTTUTTSKupangKota KupangRote NdaoSumba Barat DayaSumba baratSumba TengahSumba Timur
222112111121212121212
Jumlah 31 Sumber : UPT Pengawas dan Sertifikasi Benih Dinas Pertanian Provinsi NTT
B.15. Keragaan Produksi benih TPH di NTT tahun 2017Realisasi Produksi Sertifikasi Benih Padi dan Palawija serta yang
Dilabel TA. 2017
No KomoditiKelas Benih
Total NTTLuas (Ha) Prod (kg) Diuji (kg) Lulus (kg) Dilabel
(kg)1 Padi BD
BPBR
6.82121.36815,05
20.330301.6401.183.050
19.980300.6901.181.950
18.680290.140941.550
17.180257.420790.680
Jumlah 943,23 1.505.02 1.502.620 1.250.370 1.065.280
21
02 Jagung BD
BPBR
4,80129,55488,00
5.515104.090560.830
5.515103.890560.730
4.91598.470555.230
4.91598.270547.530
Jumlah 622,35 670.435 670.135 658.615 650.7153 Kelelai BD
BPBP1BP2BRBR1BR2BR3BR4
1,500,252,5025,00-36,0040,0049,50241,00
400-1.00020.000-31.30023.00044.800107.100
400-1.00020.000-31.30023.00044.800107.100
--1.00020.000-31.30023.00015.000107.100
--1.00020.000-31.30023.00015.000107.100
Jumlah 395,75 227.600 227.600 197.400 197.4004 K. Hijau BD
BPBP1BRBR1BR2
-2,330,902,505,502,00
-530700-2.950400
-530700-2.905400
-530700-2.105-
-530700-2.105-
Jumlah 13,23 4.580 4.535 3.335 3.3355 K.Tanah BD
BPBP1BR1
0,603,500,255,00
1601.0306503.350
1601.0306503.350
1601.030650-
1601.030640-
Jumlah 9,35 5.190 5.190 1.840 1.830Total NTT 1.983,91 2.412.82
52.410.080 2.111.560 1.918.560
Sumber : UPT Pengawas dan Sertifikasi Benih Distan NTT
B.16. Realisasi Sertifikasi Benih Hortikultura Tahun 2017
No Komoditi/Kabupaten
VarietasKomulatif
Total DilabelKelas benih
BD BP BR1
A
Buah – buahanManggaBBH
22
1 Kab. KupangBBH Nonbes
Manggarai Barat
Arumanis 143Golek 31Arumanis 143Arumanis 143
7.5004.000
5.000
7.5004.000
5.000
--2.1004.500
Sumba TimurBBH LambanapuNagekeoBBH Mbay
Arumanis 143
Arumanis 143
2.100
1.700Total Mangga BBH 16.500 16.500 10.400
B DinasC Swasta
Kota KupangKab. KupangSikka
Arumanis 143Arumanis 143Arumanis 143
68.0003.0008.000
68.0003.00018.00
17.400-2.000
Total Mangga Swasta 92.500 102.500 19.400Total Mangga A+B+C 109.00
0119.000 29.800
A1
JerukKab. TTSKebun Dinas Keprok Soe 7.400 7.400 8.550
B SwastaKota KupangTTS
Keprok SoeKeproh Soe
11.00072.666
11.00072.666
1.02547.616
Total Swasta 92.666 92.666 50.677LengkengKab. KupangBBH Nonbes Diamon River 720 720 -
Total Sukun 1.000 1.000Total Mangga + Jeruk + Sukun 219.28
6229.286 89.027
Sumber : Data UPT PSB Distan NTT
B.17. BPTP-Balitbangtan-NTTBPTP-Balitbangtan-NTT sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Litbang Pertanian telah dibentuk sejak tahun 1995 berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian No.798/KPTS/OT.210/12/94 tentang Organisasi dan Tata Kerja
23
BPTP NTT dan LPTP dengan suatu terobosan penting adalah menyatukan penyuluh dan peneliti dalam satu lembaga riset.Tujuan Pembentukan untuk mempercepat proses alih teknologi pertanian (hilirisasi teknologi), mendukung pembangunan pertanian spesifik lokasi (daerah), dan mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya penelitian di wilayah. Sedangkan mandatnya adalah menyiapkan paket teknologi spesifik lokasi dalam rangka meningkatkan pelayanan hasil-hasil penelitian kepada petani dengan paradigma : penelitian berawal dari petani dan berakhir pada petani.Namun, Keputusan Menteri Pertanian No. 798 Tahun 1994 terus mengalami perkembangan dan perubahan, yang akhirnya menjadi suatu Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) No. 19/Permentan/OT.020/5/2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja BPTP. Penyempurnaan tugas dan fungsi di dalam permentan tersebut adalah untuk meningkatkan kinerja BPTP berdasarkan : 1. Hasil Rapat Komisi IV DPR tanggal 23 Januari 2017 tentang
a. Pengorganisasian penyuluh sesuai dengan UU.NO. 16/2006 dan UU No. 23/2014
b. Meningkatkan fungsi dan profesionalitas serta kesejahteraannya
c. Mensinergikan peran UPT Pusat di daerah dalam pelaksanaan UU NO. 16/2006
2. Hasil pertemuan Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP) dengan Biro OKE dan badan Penyuluhan dan Sumber Daya Manusia Pertanian.
Dengan demikian, setelah diberlakukannya Permentan No. 19/Permentan/OT.020/5/2017, maka tugas BPTP adalah melaksanakan pengkajian, perakitan, pengembangan dan diseminasi teknologo pertanian tepat guna spesifik lokasi.Sedangkan Fungsi BPTP adalah :1. Pelaksanaan penyusunan program, rencana kerja, angaran,
eksekusi dan laporan pengkajian, perakitan, pengembangan
24
dan diseminasi teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi
2. Pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi kebutuhan teknologi tepat guna spesifik lokasi
3. Pelaksanaan penelitian, pengkajian dan perakitan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi
4. Pelaksanaan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi
5. Perakitan materi penyuluhan dan diseminasi hasil pengkajian teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi
6. Pelaksanaan bimbingan teknis materi penyuluhan dan diseminasi hasil pengkajian teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi
7. Penyiapan kerjasama, informasi, dokumentasi serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi
8. Pemberian pelayanan teknis pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi
9. Pelaksanaan urusan kepegawaian, keuangan, rumah tangga dan perlengkapan BPTPDengan demikian salah satu fungsi BPTP-Balitbangtan-NTT
erat hubungannya dengan kegiatan penyuluhan pertanian di NTT.
Adapun keadaan khusus yang dihadapi oleh BPTP-Balitbangtan-NTT adalah sebagai berikut : 1. Belum tersebar dan diadopsinya inovasi teknologi budidaya
padi pada kawasan Pertanian di NTT2. Belum tersebar dan diadopsinya inovasi teknologi budidaya
jagung pada kawasan Pertanian Tanaman Pangan Jagung di NTT
25
3. Belum tersebar dan diadopsinya inovasi teknologi budidaya jagung pada kawasan Pengembangan Pertanian Hortikultura di NTT
4. Belum tersebar dan diadopsinya inovasi teknologi budidaya kakao pada kawasan Pengembangan Peternakan Rakyat
5. Belum tersebar dan diadopsinya inovasi teknologi budidaya jagung pada kawasan Pertanian Tanaman Perkebunan di NTT
6. Populasi ternak sapi di NTT menurun7. Luas lahan pekerangan kantor BPTP-Balitbangtan-NTT adalah
1,5 ha namun belum ditata secara optimal dengan berbagai jenis inovasi teknologi pertanian
8. Teknologi pertanian spesifik lokasi sudah banyak dihasilkan namun belum dikomunikasi dengan optimal
9. Belum terdata dan teridentifikasinya potensi komoditas strategis kementan
10. Belum dimanfaatkan secara baik hasil dan limbah pertanian dan peternakan
11. Produksi tanaman padi saat ini masih rendah, belum menggunakan varietas benih unggul yang disebabkan harga benih padi relatif tinggi, penggunaan pupuk berimbang belum sepenuhnya dilakukan oleh petani.
12. Produksi tanaman jagung saat ini masih rendah, belum menggunakan varietas benih unggul yang disebabkan harga benih padi relatif tinggi, penggunaan pupuk berimbang belum sepenuhnya dilakukan oleh petani.
13. Daerah perbatasan masih terisolir dan tertinggal14. Target kementerian pertanian surplus 85 juta ton gabah
kering belum tercapai.15. Belum optimalnya peran dan fungsi penyuluh BPTP16. Sinkronisasi program dinas dan instansi terkait dalam
pembangunan pertanian dengan lembaga terkait dan penghasil inovasi teknologi pertanian
26
17. Inovasi teknologi spesifik lokasi belum seluruhnya diketahui oleh para penyuluh pertanian lapangan.
18. Inovasi teknologi budidaya tanaman pangan sudah banyak dihasilkan tapi belum digunakan oleh penyuluh daerah secara optimal.
19. Belum optimalnya peran dan fungsi penyuluh pertanian daerah
B.18. Kelembagaan PenyuluhanB.18.1. Tingkat ProvinsiKelembagaan Penyuluhan tingkat Provinsi telah berubah organisasinya dari Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi ke Dinas Pertanian Provinsi pada Bidang Penyuluhan, Prasarana dan Sarana di Seksi Kelembagaan dan Penyuluhan.
B.18.2. Tingkat Kabupaten/KotaKelembagaan penyuluhan tingkat Kabupaten/Kota terus dilakukan penataan organisasi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan daerah masing-masing. Tabel 19. Kelembagaan Penyuluhan Tingkat Kabupaten/Kota se-
Provinsi NTT tahun 2017NO. KABUPATEN/
KOTA NAMA KELEMBAGAAN DASAR PEMBENTUKAN1 Kota Kupang Dinas Pertanian Perda No. 3 Tahun 2016
2 Kab. KupangBadan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan
Perbup No. 12 tahun 2009Tanggal, 10 September 2009
3 TTS Dinas Tanaman Pangan, Perkebunan dan Hortikultura
Perda No. 5 tahun 2016Tanggal, 20 Oktober 2016
4 TTU Dinas Pertanian Perda No. 12 tahun 20165 Belu Dinas Tanaman Pangan,
Hortikultura dan PerkebunanPerda No. 7 tahun 2016Tanggal, 25 Oktober 2016
6 MalakaDinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
Perda No. 76 tahun 2016Tanggal, 19 Desember 2016
7 Rote Ndao Dinas Tanaman Pangan, Perkebunan dan Hortikultura
Perda No. 3 tahun 2016Tanggal, 8 Nopember 2016
8 Sabu Raijua Dinas Pertanian dan Pangan Perda No. 7 tahun 2016
9 Alor Dinas Pertanian dan Perkebunan
Perda No. 36 tahun 2016Tanggal, 21 Nopember 2016
10 Lembata Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
Perda No. 6 tahun 2016Tanggal, 2 Nopember 2016
11 Flores Timur Dinas Pertanian Perda No. 11 Tahun 2016Tanggal, 12 Desember
27
201612 Sikka Dinas Pertanian Perda No. 13 tahun 201613 Ende Dinas Pertanian Perda No. 11 tahun 201614 Nagekeo Dinas Pertanian Perda No. 3 tahun 201615 Ngada Dinas Pertanian Perda No. 12 tahun 201616 Manggarai Timur Dinas Pertanian Perda No. 6 tahun 201617 Manggarai Dinas pertanian Perda No. 9 tahun 2016
18 Manggarai BaratDinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
Perda No. 5 tahun 2016
19 Sumba Timur Dinas Pertaniandan Pangan Perda No. 7 tahun 2016Tanggal, 28 Desember 2016
20 Sumba Tengah Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
Perda No. 4 tahun 2016
21 Sumba Barat Dinas Pertanian Perda No. 2 Tahun 201622 Sumba Barat
DayaDinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
Perda No. 9 tahun 2016Tanggal, 7 Nopember 2016
Sumber: Informasi dari Kabupaten/Kota, Februari 2017
Dari data di atas menunjukkan bahwa kelembagaan penyuluhan di Kabupaten/Kota telah bergabung dengan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota sesuai dengan Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah kecuali Kabupaten Kupang masih menggunakan nomenklatur lama Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP4K).
B.18.3. Tingkat KecamatanKelembagaan penyuluhan di tingkat kecamatan, yaitu Balai Penyuluhan Pertanian (BPP), yang diharapkan dapat berperan sebagai pusat koordinasi pembangunan pertanian, tempat pertemuan penyuluh, tempat pelatihan pelaku utama dan pelaku usaha ditingkat kecamatan sekaligus melakukan supervisi kepada para penyuluh di wilayah kerjanya secara berjenjang.Tabel 20. Keadaan BPP di Provinsi NTT tahun 2017
Data di atas menunjukan bahwa dari 309 BPP yang ada, masih terdapat 55 BPP yang belum memiliki fisik bangunan dan 19 BPP yang sudah memiliki fisik bangunan tetapi dalam keadaan rusak. Pada sisi lain BPP yang sudah memiliki fisik bangunan dalam keadaan baik namun sarana penyuluhannya yang masih terbatas .
Keragaan Klasifikasi BPP di NTT menurut kelasnya dapat dilihat pada tabel 21Tabel 21. Klasifikasi BPP di Provinsi NTT tahun 2017
Data di atas menunjukan bahwa, BPP di Provinsi NTT klasifikasi kelas Pratama 220 BPP, Madya 75 BPP, Utama 12 BPP dan Aditama 2 BPP di Kabupaten Sikka.
B.18.4. Tingkat DesaKelembagaan penyuluhan di tingkat desa, yaitu Pos Penyuluhan Desa (Posluhdes), yang diharapkan dapat berperan sebagai pusat koordinasi pembangunan pertanian di desa, tempat pertemuan pelaku utama, tempat pelatihan pelaku utama dan pelaku usaha ditingkat desa sekaligus melakukan penyuluhan di tingkat desa.
Tabel 22. Keragaan Posluhdes di Provinsi NTT tahun 2017No
Kabupaten Jumlah Posluhdes
1 Kota Kupang 82 Kupang 83 Timor Tengah Selatan 44 Timor Tengah Utara 115 Belu 26 Malaka 27 Alor 48 Lembata 49 Flores Timur 4610 Sikka 5611 Ende 121
30
12 Nagekeo 4913 Ngada 814 Manggarai Timur 015 Manggarai 916 Manggarai Barat 417 Sumba Barat Daya 618 Sumba Barat 019 Sumba Tengah 2420 Sumba Timur 1021 Rote Ndao 7422 Sabu Raijua 0
NTT 450Sumber: Distan Provinsi NTT
Data diatas menunjukkan bahwa, Posluhdes di Provinsi NTT sampai dengan Desember 2017 sebanyak 450 tersebar di 22 Kabupaten/Kota dengan jumlah posluhdes terbanyak di Kabupaten Ende 121 (26,76%), Rote Ndao 74 (16,37%) dan Nagekeo 49 (10,84%) dan jumlah posluhdes yang paling sedikit di Kabupaten Belu dan Malaka masing-masing hanya 2 (0,44%), sedangkan Kabupaten Sumba Barat, Sabu Raijua dan Manggarai Timur belum terbentuk.
B.19. Kelembagaan PetaniB.19.1. Kelas Kemampuan Kelompok Tani (K3T)Keadaan Kelas Kemampuan Kelompok tani di Provinsi NTT sampai dengan Desember 2017 dapat di lihat pada tabel 23 dibawah ini : Tabel 23. Data Kelas Kemampuan Kelompok Tani se-NTT
NO KABUPATEN/KOTA
JUMLAHDESA/KEL
KELAS KEMAMPUANJUMLAH
KEL TANI
Pra P P L M U1 Kota Kupang 51 0 251 15 0 0 2662 Kupang 177 0 834 187 9 0 1.0303 Timor Tengah Selatan 278 0 1.262 101 27 0 1.3904 Timor Tengah Utara 193 0 1.436 115 6 0 1.5575 Belu 81 0 849 40 6 0 895
Sumber : Distan Provinsi NTT (Pra P = Pra Pemula, P=Pemula, L=Lanjut, M=Madya dan U=Utama)
Data diatas menunjukkan bahwa jumlah kelompok tani di Provinsi NTT sampai dengan Desember 2017 sebanyak 24.948 kelompok tani yang tersebar di 22 Kabupaten/Kota dengan jumlah poktan terbanyak di Kabupaten Sikka 2.209 (8,85%), Sumba Barat Daya 1.903 (7,62%) dan Ende 1.824 (7,31%) sedangkan jumlah poktan yang paling sedikit di Kota Kupang 266 (1,06%), Sabu Raijua 454 (1.81%) dan Rote Ndao 635 (2,54%). Dibandingkan dengan data programa tahun 2017 sebanyak 22.848 poktan, maka jumlah poktan mengalami peningkatan sebesar 2.100 (9,19%). Klasifikasi poktan tahun 2017 yaitu : Pra Pemula 1.193 (4,78%), Pemula 18.074 (72,44%), Lanjut 5.254 (21,05%), Madya 400 (1,60%) dan Utama 28 (0,11%). Deskripsi Kelas Kemampuan Kelompok tani menggambarkan bahwa Kelas Kemampuan Kelompok tani di NTT masih didominasi oleh kelas pemula. Oleh karena itu, perlu adanya upaya yang lebih intensif terutama pendampingan dan penilaian
32
secara rutin setiap tahun oleh penyuluh, guna meningkatkan kelas kemampuan kelompok tani.
B.19.2. Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan)Untuk meningkatkan akses kelompok tani terhadap daya saing ekonomi dan program-program pemerintah lainnya maka perlu di tingkatkan kelompok tani menjadi gapoktan. Proses penguatan kelompok tani menjadi gabungan kelompok tani dilakukan secara partisipatif dan bertahap untuk mengembangkan menjadi kelembagaan ekonomi petani (Koperasi, LKMA, PT, BUMP). Jumlah Gapoktan sampai dengan Desember 2017 dapat dilihat pada tabel 24 dibawah ini :
Data diatas menunjukan bahwa dengan jumlah desa sebanyak 3.314 terdapat 2.528 Gapoktan, sehingga masih terdapat desa-desa yang belum membentuk gapoktan sebanyak 786 gapoktan.
B.19. 3. Kelembagaan Ekonomi PetaniKelembagaan Ekonomi Petani (KEP) merupakan Organisasi yang melaksanakan kegiatan usahatani dari hulu sampai hilir yang ditumbuhkembangkan oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum dalam bentuk Koperasi tani, LKMA atau Badan Usaha Milik Petani lainnya.
34
Keadaan Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP) di Provinsi NTT dapat di lihat pada tabel 26 dibawah ini :
Tabel 26. Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP) se-NTT tahun 2017
Data diatas menunjukkan bahwa jumlah kelembagaan ekonomi petani (KEP) di Provinsi NTT sesuai simluhtan sampai dengan Desember 2017 sebanyak 421 KEP yang tersebar di 22 Kabupaten/Kota.
Keragaan Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP) APBN dan APBNP tahun 2017 dapat dilihat pada tabel dibawah ini.KEP APBN
22 Kab. 22 BPP 17 KWT, 5 KUB Sumber : Bidang PPS Distan NTT
Data diatas menunjukan bahwa KEP APBN berjumlah 15 unit di 4 Kabupaten yaitu Kabupaten Kupang 7 unit, Ngada 5 unit, Nagekeo 2 unit dan Manggarai 1 unit.KEP APBNP berjumlah 22 unit di 22 Kabupaten/Kota dalam bentuk KWT 17 dan KUB 5 unit.
B.20. Ketenagaan PenyuluhanB.20.1. Pengawalan dan Pendampingan THL-TBPPUntuk meningkatkan pendampingan bagi poktan dan gapoktan, maka pemerintah menambah jumlah penyuluh pertanian (THL-TBPP) melalui program revitalisasi penyuluhan pertanian. Jumlah THL-TBPP di Provinsi NTT sampai dengan bulan Desember tahun 2017 dapat dilihat pada tabel 27 dibawah ini :
JUMLAH 185 4 90 339 618 232Sumber: Distan Provinsi NTT tahun 2017
Data di atas menunjukan bahwa jumlah THL-TBPP di NTT sampai dengan tahun 2017 sebanyak 850 orang yang lulus CPNS 232 orang sehingga tersisa 618 orang THL-TBPP, dengan aktifitas kegiatan yang dilakukan oleh THL-TBPP telah memberikan kontribusi terhadap pelaksanaan kegiatan usaha tani di 22 Kabupaten/Kota khususnya dalam kegiatan upsus pajale babe siwab.
B.20.2. Penyuluh PertanianPenyuluh Pertanian PNS, CPNS, THL-TBPP telah di-tempatkan pada wilayah kerja di 22 Kabupaten/Kota untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagai penyuluh pertanian. Khusus penyuluh pertanian tingkat Provinsi yang berjumlah 28 orang di tempatkan di Dinas Pertanian 9 orang, Dinas Peternakan 1 orang dan BPTP 18 orang. Dapat dilihat pada tabel 28.Tabel 28. Penyuluh Pertanian sesuai sehun 2017
Jumlah 307 3.314 1.241 232 102 618 376 3 2.631Sumber: Distan Provinsi NTT
Keadaan penyuluh pertanian yang ada di Provinsi NTT belum semua desa di dampingi oleh penyuluh pertanian namun berdasarkan undang-undang nomor 19 tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani pasal 46 ayat 4 mengamanatkan paling sedikit 1 penyuluh dalam 1 desa potensi pertanian. Berdasarkan data di atas menunjukan bahwa penyuluh pertanian baik PNS, CPNS, THL-TBPP, Honor/Kontrak , Swadaya dan Suwasta sebanyak 2.631 orang dan untuk memenuhi 1 (satu) desa 1 (satu) penyuluh, maka masih terdapat kekurangan tenaga penyuluh sebanyak 683 orang dari jumlah desa sebanyak 3.314 desa/kelurahan.