Manajemen Tambang
By : Arif Nurwaskito,ST
PENDAHULUAN
Literatur :1. Adjat Sudrajat, Prof. Dr. Ir., Teknologi &
Manajemen Sumberdaya Mineral, ITB Bandung, 1999.
2. Irwandy Arif, Dr. Ir. M.Sc., Organisasi Dan Manajemen, Dirjen
Pertambangan Umum PPTP Bandung, 1993.
3. Sukanto Reksohadiprodjo, Prof. Dr. M.com., Dasar-Dasar
Manajemen, FE UGM Yogyakarta, 2000.
4. Manulang, Drs. M., Manajemen Personalia, 1984.
5. Sofyan Badri., Dasar-Dasar Net Work Planning, 1999.
6. Tjutju Tarliah Dimyati, Ahmad Dimyati., Operations Research,
1999.
7. Stephen P. Robbins, Mary Coulter., Manajemen, Edisi 7,
2004.
8. Dll.
Catatan :
Pada dasarnya buku-buku Manajemen dibidang Teknik yang beredar
dipasaran, dapat digunakan sebagai pegangan.
Arti Pentingnya Manajemen Di Industri Mineral Mineral itu
sifatnya pakai habis, sekali mineral itu tidak membawa manfaat bagi
masyarakat, maka kesempatan itu hilang untuk selama-lamanya.
Kesalahan mengelola sumberdaya mineral bisa berakibat fatal.
Setelah habis, mineral tidak mungkin tumbuh lagi, dan tinggallah
nanti penduduknya yang merana. Karena itu peranan manajer yang
memahami benar masalah mineral dan berhati bersih, serta teruji
keberpihakannya kepada rakyat, mutlak diperlukan. Taruhannya adalah
masa depan rakyat.
Dunia industri mineral selalu berkaitan dengan pengetahuan
khusus yang padat teknologi. Jadi manajer industri mineral harus
memiliki kemampuan khusus, bila mungkin memahami masalah mineral
itu sendiri.
Penguasaan pengetahuan untuk menangani pengelolaan sumberdaya
mineral.
Masalah lingkungan dan hak-hak penduduk sekitar serta peranan
pertambangan dalam pembangunan daerah.
Mahasiswa adalah calon Manajer di masa depan (Insya Allah). Oleh
karena itu perlu landasan yang kuat untuk menjadi seorang
Manajer.
Kemajuan teknologi dan pemahaman yang lebih baik mengenai bumi
ini, dilain pihak, peningkatan intensitas pengerukan kekayaan bumi.
Bilamana pemanfaatan sumberdaya ala mini tidak disertai dengan
investasi untuk mencari kembali (eksplorasi), atau memperbarui
sumberdaya alam yang terbarukan, sudah dapat dipastikan bahwa
neraca sumberdaya alam dari tahun ke tahun akan menyusut. Kita
seolah-olah tidak berdaya dan terpaksa harus menjalani globalisasi
seperti telah diramalkan oleh para futurologist, antara lain John
Naisbitt dan Patricia Aburdene (1990), kita harus bersaing keras
dengan pihak luar tanpa adanya perlindungan sedikitpun. Suka atau
tidak suka, siap atau tidak siap, sudah ada jawabannya. Tanpa ikut
globalisasi, kita mengisolasikan diri atau diisolasi.
Isu-isu masa depan ; Lingkunga & Hak Asasi Manusia (Tuntutan
Masyarakat). Dunia pertambangan harus mewaspadai hal ini, karena
dapat menjadi penghalang bahkan penghancur dunia pertambangan.
Industri mineral tidak hanya terbatas pada pengembangan
sumberdaya mineral, tetapi juga menyangkut masalah peningkatan
kualitas hidup.
Dengan adanya persaingan yang lebih ketat akibat globalisasi,
diperlukan strategi dalam pengembangan mineral yang padat teknologi
dan modal. Masalah hokum, dana, manusia, dll, merupakan hal penting
untuk dikuasai. Singkatnya; diperlukan manajer-manajer dalam bidang
mineral. Mahasiswa dituntut untuk menguasai hal ini, agar mampu
menyusun strategi (tanpa strategi persaingan globalisasi akan sulit
dimenangkan), mengambil keputusan dengan tepat, dan memecahkan
segala masalah dengan baik dan bijaksana, dengan hati bersih.
Di dalam negeri, kecendrungan dekonsentrasi, tampaknya akan
semakin meningkat. Artinya, pengelolaan sumberdaya mineral akan
dilakukan oleh daerah (Daerah tingkat I dan daerah Tingkat II).
Disini kembali diperlukan banyak sekali manajer industri
mineral.
Terakhir, para manajer yang piawai diperlukan untuk dengan hati
yang bersih menerjemahkan dan melaksanakan tugas tersebut
dilapangan. Globalisasi yang menuntut berbagai dimensi baru hanya
dapat dijawab dengan meningkatkan kualitas, sedangkan persaingan
hanya akan dapat dimenangkan dengan strategi.
HAL LAIN DARI INDUSTRI PERTAMBANGAN
Kontribusi Industri Pertambangan Kepada Masyarakat Sekitar Dan
Pengembangan Wilayah; Manfaat Sektor Pertambangan Di Indonesia Bagi
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah setiap pembentukan
perusahaan berarti pendapatan dari berbagai jenis pajak, sekalipun
perusahaan baru pada tahap eksplorasi (suatu KK membayar 11 jenis
pajak kepada pemerintah).
Bagi masyarakat sekitar, kehadiran perusahaan merupakan potensi
multiplier effect ekonomi : kesempatan kerja baik langsung maupun
tidak langsung serta transfer teknologi.
Pengembangan teritorial dan pengadaan infrastruktur di daerah
terpencil yang belum terjangkau oleh program pembangunan pemerintah
(Geopolitik Persatuan Bangsa).
Pengembangan masyarakat sekitar wilayah kegiatan pertambangan
(Pendidikan, Kesehatan, dsb).
Industri Pertambangan(Proyek-proyek pertambangan Indonesia hanya
memakai kurang dari 0,1 % dari luas daratan Indonesia) Pada Tahun
2001
Rp. 4.309,4 Milliar untuk Sumbangan kepada Ekonomi Indonesia.
Rp. 8.329,8 Milliar Pendapatan Pemerintah.
Rp. 279,1 Milliar untuk Pengembangan Daerah &
Kemasyarakatan.
Rp. 45.558,1 Milliar sumbangan untuk GDP
Rp. 34.766,3 Milliar untuk reklamasi, penutupan tambang, dan
pengendalian lingkungan.
Rp. 33.441 jumlah lapangan kerja langsung untuk orang-orang
Indonesia.
Beberapa Kontribusi Pertambangan Untuk Daerah Secara Nasional
hasil tambang menyumbang Rp. 45.5 Trilliun atau 3.1 % Produk Bruto
Nasional tetapi dibeberapa daerah pertambangan menyumbang :
Kabupaten Kutai Timur 74.7 % PDRB tergantung pada pertambangan.
Kabupaten Luwu Utara Sulawesi Selatan, pertambangan menyumbang
80 % PDRB.
Kabupaten Sumbawa, Pertambangan menyumbang 70 % PDRB.
Kabupaten Mimika (Papua) Pertambangan menyumbangkan 97.4 % PDRB.
Di Mimika pertumbuhan PDRB hanyalah dari Pertambangan. Sejak 1993
pertumbuhan PDRB adalah sebesar 60.5 % dan berasal dari
pertambangan.
Beberapa Kontribusi Pertambangan Bagi Masyarakat Sekitar
1995 2001
2001
Rata-rata Pengembangan daerah dan
Kemasyarakatan
Rp. 279 MiliarRp. 160 Miliar
Sumbangan Kemanusiaan dan
Kontribusi
Rp. 40 Miliar
Rp. 33 Miliar
Lingkungan
US$ 56 MillionUS$ 51 Million
Pertambangan memberikan sumbangan yang sangat berarti bagi
daerah sekitar operasionalnya, al :
Bagi Masyarakat Sekitar
Tenaga kerja langsung dan tidak langsung. Penghasilan bagi
pekerja sekitar.
Transfer teknologi dengan program Training bagi pekerja
sekitar.
Peningkatan sarana pendidikan, kesehatan dan pengembangan
wilayah.
Pengembangan dan peningkatan infrastruktur.
Peningkatan pendapatan daerah dari pemasukan pajak, royalty,
dll.
pengembngan industri hilir di masyarakat sekitar.
Beberapa Kesimpulan Dari Industri Pertambangan
Sumbangan sektor pertambangan di Indonesia hendaknya jangan
hanya diukur dari aspek penerimaan keuangan belaka, tetapi juga
harus dari a.l.: Pembukaan lapangan kerja, peningkatan kemampuan
SDM, transfer teknologi, pengembangan wilayah dan pemberdayaan
masyarakat setempat.
Perkembangan pertambangan disuatu Negara tidak hanya ditentukan
oleh potensi sumberdaya mineral, tetapi lebih banyak tergantung
pada kebijakan pemerintah dalam menciftakan iklim usaha yang
kondusif.
Sektor industri pertambangan adalah mesin pertumbuhan yang dapat
diandalkan, terutama bagi Kawasan Timur Indonesia yang mempunyai
Comparative Advantage dalam bidang ini.
Banyak daerah yang sangat bergantung pada sektor industri
pertambangan.
Industri pertambangan adalah usaha yang membutuhkan waktu yang
lama sebelum membuahkan hasil maka para investor perlu diyakinkan
bahwa apa yang sudah disepakati tidak dirubah secara sepihak.
Materi I :
MANAJEMEN TAMBANG
PENDAHULUAN
Disusun oleh : Arif Nurwaskito
A. Definisi dan Pengertian Manajemen
1. Definisi Manajemen
George R. Terry
Management is a distinct process consisting of planning,
organizing, actuating, and controlling; utiliting in each both
science and art, and followed in order to accomplish predetermined
objectives.
Dalam definisi ini manajemen dititik beratkan pada proses
POAC.
Dalam kesempatan lain George R. Terry secara singkat
mendefinisikan : Management is the accomplishing of predetermined
objective through the effort of other people.
Harold Koontz and Cyril ODonnel
Management is getting things done through the effort of other
people.
Dalam definisi ini manajemen dititik beratkan pada usaha
memanfaatkan orang lain dalam pencapaian tujuan. Untuk mencapai
tujuan tersebut maka orang-orang dalam organisasi harus jelas
wewenang (authority) dan tanggung jawab (responsibility), serta
tugas pekerjaannya (job description). John D. Millet
Management is the process of directing and facilitating the work
of people organized in formal groups to achieve a desired goal.
2. Pengertian Manajemen
Manajemen telah ada sejak lama, dan pengertian pokok daripada
manajemen adalah mencapai tujuan yang dikehendaki dengan jalan
menggunakan orang lain atau menyuruh orang lain bekerja, guna
mendapatkan hasil yang dinginkan.
Adapula yang memberikan pengertian manajemen dalam arti sebagai
suatu system, suatu proses, sebagai suatu fungsi, sebagai suatu
ilmu, sebagai suatu kumpulan orang, sebagai kegiatan yang
tersendiri, serta sebagai suatu profesi. Berdasarkan literature
yang ada, istilah manajemen mengandung beberapa pengertian :
Manajemen sebagai suatu proses. Manajemen sebagai
kolektifitas/kumpulan orang-orang yang melakukan aktifitas
manajemen.
Manajemen sebagai suatu seni.
Manajemen sebagai suatu ilmu.
[Manajemen sebagai suatu seni dan ilmu sering dijadikan satu
kesatuan].
ad. a. Manajemen sebagai suatu proses
Didalam Encyclopedia of the Social Sciences : Manajemen adalah
suatu proses dengan proses mana pelaksanaan suatu tujuan tertentu
diselenggarakan dan diawasi.
Menurut Halmann : Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu
melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu
untuk mencapai tujuan bersama.
George R. Terry : Manajemen adalah pencapaian tujuan yang
ditetapkan terlebih dahulu dengan mempergunakan kegiatan orang
lain.
Jadi, ada 3 (tiga) pokok penting dari definisi tersebut :
1. Adanya tujuan yang ingin dicapai2. Tujuan dicapai dengan
mempergunakan kegiatan orang-orang lain.
3. Kegiatan-kegiatan orang lain itu harus dibimbing dan
diawasi.
Manajemen suatu proses, merupakan serangkaian tahap kegiatan
yang diarahkan pada pencapaian suatu tujuan dengan memanfaatkan
sumber-sumber yang ada.
ad. a.Manajemen sebagai suatu Kolektifitas
Manajemen adalah Kolektifitas/kumpulan orang-orang yang
melakukan aktivitas manajemen. Jadi dengan kata lain ; segenap
orang-orang yang melakukan aktifitas manajemen dalam suatu badan
tertentu disebut Manajemen.
Arti singular (tunggal)-nya : Manajer.
ad. c.Manajemen Sebagai suatu Seni dan Ilmu
Manajemen sebagai suatu seni, berfungsi untuk mencapai tujuan
yang nyata mendatangkan hasil atau manfaat. Unsur seni, menerapkan
pemakaian pengetahuan (Unsur ke ilmuan) pada situasi tertentu.
Dengan memanfaatkan pengalaman-pengalaman dalam membuat suatu
keputusan dan mengatasi masalah.
Manajemen sebagai suatu Ilmu, berfungsi menerangkan
fenomena-fenomena (gejala-gejala), kejadian-kejadian,
keadaan-keadaan, jadi memberikan penjelasan-penjelasan. Unsure
keilmuan, merupakan kumpulan pengetahuan yang tertentu seperti yang
dinyatakan oleh peraturan-peraturan atau statemen-statemen umum,
dan dipertahankan oleh berbagai tingkat ujian-ujian dan
penyelidikan-penyelidikan. Ilmu itu adalah sesatu yang dapat
dipelajari.
Menurut Chester I. Barnard, Henry Fayol, Alfin Brown Harold
Koontz, Cyril ODonnel, dan george R. Terry beranggapan bahwa
manajemen itu adalah ilmu sekaligus seni.
Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), penyusunan (staffing), pengarahan
(directing), dan pengawasan (controlling) daripada sumberdaya
manusia untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan terlebih
dahulu.
Manajemen dan Intinya :
Manajemen diartikan sebagai suatu ilmu atau seni mengelola atau
menggunakan orang lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
terlebih dahulu. Inti dari suatu manajemen adalah leadership
(kepemimpinan) dan inti dari leadership adalah Decision Making
(Pengambilan Keputusan).B. Sarana ManajemenUntuk mencapai tujuan,
maka para manajer harus menggunakan sarana (alat=tools) manajemen,
yaitu :
1. Man
2. Money
3. Material
4. Methods
5. Machine/Maintenance
6. Market
7. Minute (Time)
Kesemua itu disebut sumberdaya.
C. Fungsi-fungsi Manajemen
Fungsi-fungsi manajemen menurut para ahli manajemen adalah
sebagai berikut :
1. Louis A. Allen
: Leading, Planning, Organizing, Controlling.
2. John Robert Beishline: Planning, Organizing, Comanding,
Controlling.
3. Henry Fayol
: Planning, Organizing, Comanding, Coordinating,
Controlling.
4. Luther Gulich
: Planning, Organizing, Staffing, Directing, Coordinating,
Reporting, Budgeting.
5. Koontz & Cyril ODonnel: Organizing, Staffing, Directing,
Planning,
Controlling.
6. William H. Newman: Planning, Organizing, Assembling
Resources,
Directing (Supervising), Controlling.
7. William Spriegel
: Planning, organizing, Controlling.
8. George R. Terry
: Planning, organizing, Actuating, Controlling.
9. Lyndal F. Urwick
: Forecasting, Planning, Organizing, Comanding,
Coordinating, Controlling.
10. The Liang Gie
: Planning, Decision Making, Directing,
Coordinating, Controlling, Improving.
Bila dikombinasikan pendapat-pendapat tersebut diatas, maka
fungsi-fungsi manajemen adalah sebagai berikut :
1. Forecasting.
2. Planning.
3. Organizing.
4. Staffing atau Assembling Resources.
5. Directing atau Comanding.
6. Leading.
7. Coordinating.
8. Motivating.
9. Controlling.
10. Reporting.
Kesepuluh fungsi manajemen diatas, saling cakup mencakup. Dan
ternyata pendapat Harold Koontz, Cyril ODonnel, dan William Herbert
Newman lebih tegas pemisahannya. Maka jika dilihat dari sudut
proses atau urutan-urutan pelaksanaan aktivitas manajemen
(manajer), fungsi-fungsi manajemen adalah :
1. Planning
: Perencanaan
2. Organizing: Pengorganisasian
3. Staffing
: Penyusunan
4. Directing
: Pengawasan
5. Controlling: Pengawasan
ad. 1.Planning (Perencanaan)
Adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan penentuan
terlebih dahulu apa yang akan dikerjakan (William H. Newman). Bisa
juga penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai suatu hasil yang
diinginkan (Louis A. Allen). Atau bisa juga, perencanaan adalah
penetapan apa yang harus dicapai, bila (kapan) hal itu dicapai,
dimana hal itu dicapai, bagaimana hal itu harus dicapai (John
Robert Belshline).
ad. 2.Organizing (Pengorganisasian)
Adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan pengelompokan
kegiatan yang diperlukan yakni penetapan susunan organisasi serta
tugas dan fungsi-fungsi dari setiap unit yang ada dalam organisasi,
serta menetapkan kedudukan dan sifat hubungan antara masing-masing
unit tersebut.
Dapat juga dikatakan organisasi atau pengorganisasian sebagai
keseluruhan aktifitas manajemen dalam mengelompokkan orang-orang
serta penetapan tugas, fungsi, wewenang, serta tanggung jawab
masing-masing dengan tujuan terciptanya aktivitas-aktivitas yang
berdaya guna dan berhasil guna dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan terlebih dahulu.
ad. 3.Staffing (Penyusunan)
Adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan penyusunan
personalia pada suatu organisasi sejak dari merekrut tenaga kerja,
pengembangannya sampai dengan usaha agar setiap petugasmemberi daya
guna maksimal kepada organsasi.
ad. 4.Directing (Pengarahan)/Comanding
Adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha memberi
bimbingan, saran-saran, perintah-perintah atau instruksi-instruksi
kepada bawahan dalam pelaksanaan tugas masing-masing bawahan
tersebut, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar
tertuju kepada tujuan yang telah ditetapkan semula.
ad. 5.Controlling (Pengawasan/Pengendalian)
Adalah fungsi manajemen yang berupa mengadakan penilaian dan
sekaligus bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang sedang
dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud
tercapai tujuan yang sudah digariskan semula. Fungsi-fungsi lain
adalah :
ad. 6.Forecasting, atau Provoyance (Perancis)
Adalah kegiatan meramalkan, memproyeksikan, atau mengadakan
taksiran terhadapa berbagai kemungkinan yang akan terjadi sebelum
suatu rencana yang lebih pasti dapat dilakukan.
ad. 7.Leading
Dirumuskan sebagai (Louis A. Allen) pekerjaan yang dilakukan
oleh seorang manajer yang menyebabkan orang-orang lain
bertindak.
Pekerjaan leading meliputi lima macam kegiatan, yakni :
1. Mengambil keputusan.
2. Mengadakan komunikasi agar ada bahasa yang sama antara
manajer dan bawahan.
3. Memberi semangat inspirasi dan dorongan kepada bawahan supaya
mereka bertindak.
4. Memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya.
5. Memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka
terampil dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
ad. 8.Coordinating, atau mengkoordinasi
Adalah fungsi manajemen untuk melakukan berbagai kegiatan agar
tidak terjadi kekacauan, percekcokkan, kekosongan kegiatan, dengan
jalan menghubung-hubungkan, menyatupadukan, dan menyelaraskan
pekerjaan-pekerjaan bawahan, sehingga terdapat kerjasama yang
terarah dalam usaha mencapai tujuan bersama atau tujuan
organisasi.
ad. 9.Motivating, atau Pendorongan Kegiatan
Merupakan fungsi manajemen berupa pemberian inspirasi, semangat
dan dorongan kepada bawahan, agar bawahan melakukan kegiatan secara
sukarela sesuai apa yang dikehendaki oleh atasan tersebut.
ad.10.Reporting, atau Pelaporan
Adalah fungsi manajemen berupa penyampaian perkembangan atau
hasil kegiatan atau pemberian keterangan mengenai segala hal yang
bertalian dengan tugas dan fungsi-fungsi kepada pejabat yang lebih
tinggi baik secara lisan maupun tertulis, sehingga yang menerima
laporan dapat memperoleh gambaran tentang pelaksanaan tugas orang
yang memberi laporan. Seorang manajer yang mengerjakan kelima
fungsinya sehari-hari (Planning, Organizing, Staffing, Directing
& Controlling), mau tidak mau bergerak dalam berbagai bidang,
seperti : bidang penjualan, pembelian, produksi, personalia, dsb.
Bidang-bidang itu disebut : bidang-bidang manjemen. Dapat
dibayangkan bahwa kegiatan-kegiatan manajer amat komplek.
Jadi fungsi-fungsi manajer ke dalam perusahaan (sering disebut :
Internal function of a manager) dapat dilihat dari dua sudut, yaitu
:
1. Dari sudut proses yakni : perencanaan, pengorganisasian,
penyusunan, pengarahan dan pengawasan.
2. Dari sudut subyek atau bidang yaitu : keuangan, personalia,
pemasaran, pembelian, produksi (5 hal ini fungsi pokok dari sudut
bidang), dan sebagainya.Fungsi manajer keluar perusahaan (external
function of a manager), ada tiga jenis :
1. Mewakili perusahaan dibidang pengadilan.
2. Mengambil kegiatan sebagai warga Negara biasa.
3. Mengadakan hubungan dengan unsur-unsur masyarakat.
D. Tingkat-tingkat Manajemen
Manajer : adalah pejabat yang bertanggung jawab atas
terselenggaranya aktifitas-aktifitas manajemen agar tujuan unit
yang dipimpinnya tercapai dengan menggunakan bantuan orang
lain.
Jamak dari manajer adalah Manajemen, yaitu kolektifitas
orang-orang yang melakukan aktifitas atau fungsi-fungsi
manajemen.
Fungsi-fungsi manajer pada dasarnya sama (planning, organizing,
staffing, directing & controlling), hanya corak kegiatannya
yang berbeda-beda, sesuai dengan tingkatan manajer itu dalam
perusahaan atau organisasi dimana ia bekerja.
Ada 3 tingkatan manajer, yaitu :
a. Top Manager atau Manajer Tertinggi, disebut juga pucuk
pimpinan. Misal : Para anggota Board of Manager (Dewan Direksi) dan
Presiden Perusahaan.
b. Middle Manager atau Manajer Menengah. Misal : Kabag, Kadiv,
Kasi, Kajur.
c. Supervisory Manager atau First Line Manager atau Manager
Tingkat Pertama. Misal : Kepala mandor dan Mandor
Materi II :
Manajemen Tambang
Tokoh-tokoh Manajemen dan Opininya
Disusun : Arif Nurwaskito, ST.
Ilmu manajemen masih merupakan suatu ilmu pengetahuan yang masih
muda. Ilmu pengetahuan baru ini timbul berkat hasil-hasil
penyelidikan para ahli sejak dahulu hingga sekarang. Oleh karena
itu ada baiknya jika dikemukakan hasil pemikiran beberapa tenaga
ahli yang eletakkan dasar bagi timbulnya ilmu Manajemen.
A. Tokoh Utama
1. John Robert BelshlineMenurut John Robert Belshline,
berdasarkan cara memecahkan persoalan, manajemen itu digolongkan ke
dalam tiga kelas, yaitu :
1. Manajemen Konvensional
2. Manajemen Sistematis
3. Manajemen Berdasarkan Ilmu Pengetahuan
Manajemen Konvensional, disebut juga manajemen tradisional atau
manajemen untung-untungan. Manajemen jenis ini, manajer dalam
menghadapi sesuatu persoalan, meremehkannya dengan mendasarkan diri
kepada tindakan-tindakan yang diambilnya di zaman yang lampau dan
selalu mendasarkan dirinya atau tradisi.
Disini pengalaman si manajer sangat memegang peranan penting.
Manajemen jenis ini si manajer memegang peranan penting, digunakan
secara luas, tetapi jenis ini merupakan bentuk manajemen yang
paling sedikit efektivitas dan efisiensinya.
Manajemen Sistematis, dapat dikatakan sebagai langkah
pertengahan antara manajemen Konvensional dan manajemen yang
berdasarkan Ilmu Pengetahuan.
Disini, manajer dalam memecahkan suatu persoalan yang
dihadapinya, bukan saja mendasarkan diri pada pengalamannya, tetapi
juga pada pengalaman orang lain yang menghadapi masalah yang
serupa. Apa yang dipergunakan oleh orang lain dengan berhasil baik,
dipedomani dan dipraktekkan.
Manajemen Yang Berdasarkan Ilmu Pengetahuan, tidak menerima
suatu cara manajemen semata-mata oleh karena cara itu di waktu yang
lampau telah dipakai dengan hasil baik, melainkan menetapkan dengan
seksama persoalan-persoalan yang dihadapi, membuat suatu patokan
sebagai pegangan untuk bekerja, mengumpulkan bahan-bahan mencapai
cara pemecahan sementara dan memeriksa kembali cara pemecahan
itu.
Dengan demikian manajemen berdasarkan Ilmu Pengetahuan adalah
suatu cara yang berupa pemeriksaan dan analisis yang logis, yang
membawa kepada suatu rencana yang efektif. Ini mendekati apa yang
dikemukakan oleh Spriegel dan Lansburgh, yang mengatakan sebagai
berikut :
In scientifict management the steps in decision making are :
1. Get the facts2. Analyze the facts
3. Consider the objective in the light of the available facts,
and
4. Decide (Keputusan)
Ini tidak berarti bahwa hasil pengalaman pada waktu yang lalu
sama sekali tidak perlu diperhatikan. Dalam keadaan yang sangat
mendesak dimana pengumpulan dan penganalisaan data-data tidak
dimungkinkan adanya mau tidak mau pengalaman yang baik pada masa
lalu dapat diterapkan. Hal ini disadari betul oleh Spriegel dan
Lansburgh yang mengatakan sbb :
Unifortunately, action frequently has to be taken without the
facts. If immediate action to be taken, time is not available for
collecting all the fact. In this case past experience serve as
available guide Many of the long run business decisions can be
supported by scientific forecasting but there still remains a
measure of enlightened in sight in terms of past experience.
2. Frederich Winslow Taylor (1856 1915)F.W. Taylor adalah
seorang manajer dan penasehat perusahaan serta merupakan salah
seorang tokoh terbesar dari manajemen. Ia menerapkan cara-cara ilmu
pengetahuan untuk memecahkan masalah dalam perusahaan dan dari
hasil analisanya menetapkan beberapa prinsip yang menggantikan
system coba-coba yang lazim pada masanya.
Ia sampai pada suatu kesimpulan bahwa hasil yang memuaskan akan
diperoleh oleh perusahaan industri dengan melaksanakan pekerjaan
yang sudah direncanakan dan apabila manajer memperhatikan dengan
seksama baik unsur-unsur mesin maupun unsur manusia.
Kedudukan Taylor dalam ilmu Pengetahuan Manajemen dapat
disamakan dengan kedudukan Darwin sebagai pemuka dalam natural
Science. Jadi Taylor bahkan dianggap sebagai Scientific
Management.
Taylor berkata bahwa hakikat daripada Scientific Management : A
great mental revolution, atau revolusi mental yang maha besar,
karena menyangkut manajer dan para karyawan.
Taylor melihat bahwa pertentangan yang terjadi antara pihak
manajer dan pihak pekerja pada masa lalu berkisar pada Division of
The Surplus pembagian surplus. Surplus itu terjadi karena pihak
manajer atau pemilik dan para pekerja sama-sama bekerja untuk
memproduksikan sesuatu barang, maka perusahaan mengeluarkan biaya
untuk pembelian bahan mentah, biaya pemeliharaan mesin-mesin, biaya
penjualan dan sebagainya.
Jumlah hasil penjualan barang tersebut dikurangi biaya-biaya
diperoleh apa yang disebut dengan Surplus. Surplus inilah yang akan
dibagi antara para pekerja dan pemimpin perusahaan (pemilik). Dalam
pembagian inilah timbul pertentangan antara kedua belah pihak.
Hakikat yang kedua dari Scientific Management adalah penerapan Ilmu
Pengetahuan untuk melenyapkan system coba-coba untuk setiap unsur
pekerjaan. Dengan tegas Taylor pernah berkata :
Scientific Management cant be said to exist, then, in any
establishment until after this changes has taken place in the
mental attitude of both the management and the man, both as to
their duty to cooperate in producing the largest surplus and as to
the necessity for substituting excact scientific knowledge for
opinions or the old rule of thumb or individual knowledge.
Dalam bukunya yang bernama scientific management, yang
pertama-tama diterbitkan oleh Darmouth College, Hannover pada tahun
1911 dan yang dikemukakannya pada konferensi pertama tentang
Scientific Management antara lain ia mengemukakan empat prinsip
Scientific Management yaitu :
1. Melenyapkan system coba-coba dan untuk tiap unsure-unsur
pekerjaan harus diterapkan kemajuan ilmu pengetahuan.
2. Memilih pekerja yang terbaik untuk setiap tugas tertentu
untuk selanjutnya melatih dan mendidiknya.
3. Setiap petugas itu menerapkan hasil-hasil ilmu
pengetahuan.
4. Membagi pekerjaan yang sebaik-baiknya antara pimpinan dan
petugas-petugas.
Salah satu hal yang paling menarik dari pendapat Tylor adalah
mengenai posisi manajer. Ia berpendapat bahwa manajer itu adalah
pelayan bagi bawahannya, jasi sungguh bertentangan dengan pendapat
umum pada masa itu dimana pegawai dianggap sebagai pelayan bagi
atasannya. Mengenai hal itu ia berpendapat :
..Under Scientific Management the manajer are more the servant
of the men than the men are the servants of the managers. I can say
that the sense of obligation is greater on the part of the
management than on the part of the men.
Selanjutnya ia berpendapat bahwa dalam Scientific Management,
adalah tugas setiap manajer untuk mengetahui apa yang terbaik yaitu
dengan jalan penganalisaan, pengobservasian, dan
percobaan-percobaan.
Secara garis besar pendekatan Tylor dalam pemecahan
masalah-masalah manajemen berorientasi padda pendekatan ilmiah yang
mmemiliki pola sbb:
a. Identifikasi persoalan
b. Pengumpulan imformasi persoalan melalui pengamatan c.
Perumusan hipotesis awal
d. Pembuktian hipotesis
e. Pemecahan persoalan
Hasil ciptaan Tylor yang lainnya adalah sistem organisasi yang
terkenal dengan nama Organisasi Fungsional.Pada sisten organisasi
ini Tylor mmembedakan dalam sebuah pabrik, bagian perencanaan dan
bagian pelaksanaan. Pada bagian perencanaan terdapat ahli-ahli yang
diberi nama Route Clerk, Instruction Card Clerk dan time and Cost
Clerk, sedang pada bagian pelaksanaan teerdapat para mandor yang
diberi nama Gang Boss, Speed Boss, Repair Boss dan inspector.
Disamping itu untuk seluruh pabrik, terdapat mandor yang dinamainya
Diciplinarian.Banyak sumbangan positif yang diberikan oleh aliran
manajemen ini, seperti pengukuran waktu kerja dan konsep-konsep
penetapan efisiensi yang sampai saat ini masih digunakan. Tetapi
aliran ini mempunyai beberapa kelemahan, yang paling menonjol yang
dirasakan adalah masalah memanusiakan pekerja.
Manajemen ilmiah dinilai memandang pekerja semata-mata hanya
sebagai obyek kerja saja. Kenyataan inilah yang kemudian mendorong
pemikiran-pemikiran baru dikalangan ilmuan manajemen.
Misalnya pendekatan hubungan manusia (Human relation behavioral
approach). Penyelidikan operasional (Management Science). Manajemen
dengan pendekatan sistem (System Management Approach), manajemen
dengan sistem pendekatan situasional (Situasional Management
Approach/Contingency Approach), dll. 3. Henry Fayol
(1841-1952)Henry Fayol menjuruskan perhatiannya kepada pimpinan
tingkat atas, maka Tylor menitikberatkan perhatiannya kepada
pimpinan menengah dan pertama. Henry Fayol menggunakan seluruh
karier businesnya pada sebuah perusahaan pertambangan dan industri
di Prancis dan pension sebagai direktur setelah membuat kemajuan
besar dalam mengorganisir dan memperluasnya.
Prinsip atau asas merupakan suatu ketentuan atau kebenaran yang
bersifat mendasar (fundamental), dan menjadi pedoman atau pegangan
dalam bertindak atau dalam mengahadapi masalah-masalah tertentu.
Prinsip dapat pula diartikan sebagai dalil umum yang dipergunakan
sebagai petunjuk bagi seseorang dalam melakukan tindakan-tindakan
tertentu.Prinsip-prinsip manajemen adalah dalil-dalil umum yang
dijadikan pedoman dalam proses menggerakkan orang-orang dan
mengelola fasilitas-fasililtasyang ada sebagai dasar petunjuk dalam
melakukan kegiatan atau tindakan suatu usaha kerjasama dalam
melaksanakan usaha-usahanya guna mencapai tujuan yang
dikehendaki.
Henry Fayol mengemukakan ada 14 prinsip manajemen yang
penggunaannya dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi sebagai
berikut :
1. Division on Work yaitu suatu pembagian pekerjaan/tugas yang
mengarah kepada pertumbuhan spesialisasi disegala bidang yang
memang diperlukan guna mencapai efisiensi dan efektivitas
penggunaan tenaga kerja.
2. 2 Authority and Responsibility, yaitu suatu keseimbangan
antara wewenang (kekuasaan) dan tanggung-jawab, dimana keduanya
mempunyai hubungan yang erat dan tidak dapat dipisahkan.3.
Discipline, yaitu suasana yang tertib dan teraturdimana sekalian
orang yang ada dalam organisasi tunduk, patuh, dan taat pada
norma-norma atau peraturan-peraturan ataupun
ketentuan-ketentuanyang ada dengan perasaan ikhlas, dan senang hati
tanpaada unsure paksaan.
4. Unity of Command yaitu setiap bawahan (karyawan) hanya
menerima perintah dan melaporkan pelaksanan perintah serta
mempertanggung-jawabkan kegiatannya kepada pimpinan atau seorang
atasan saja.
5. Unity of Direction yaitu kesatuan arah, dimana setiap
golongan (kelompok) aktivitas/kegiatan yang mempunyai
sasaran/tujuan yang sama harus mempunyai seorang pemimpin dan satu
rencana
6. Subordination of Individual Interest to General Interest
yaitu kepentingan umum harus ditempatkan diatas segala kepentingan,
baik kepentingan golongan, maupun kepentingan pribadi.
7. Renumeration of Personel yaitu sistem penggajian dan
metode-metode pembayarannya harus adil dan memberikan kepuasan
secara maksimal, baik bagi bawahan atupun atasannya, baik bagai
karyawan maupun majikannya (pemilik)nya.
8. Centralization yaitu seberapa jauh wewenang individu
disentralisasikan atau didesentralisasikan kepada unit-unit
tertentu, guna memberikan hasil yang sebaik-baiknya
9. Scalar Chain (jenjang hirarki) atau Span of Control (jenjang
pengawasan) yaitu garis tingkatan wewenang dan tanggung-jawab
dikendalikan atau disederhanakan sesuai kebutuhan.10. Order
(ketertiban) yaitu dalam arti ketertiban material, dan ketertiban
social, yang maksudnya tempat yang tepat bagi segala sesuatu dan
bagi seseorang yang tepat pada tempat yang tepat (the right man on
the right place).
11. Equity (kepemilikan) yaitu sifat pimpinan yang
memperlihatkan kebaikan, keramah-tamahan, dan keadilan kepada
bawahan terhadap kepemimpinannya. Rasa memiliki organisasi (self of
belonging).12. Stability of Tonure of Personel yakni stabilitas
jabatan pegawai, dimana manajemen yang kurang baik menyebabkan
ketidak-stabilan atau ketidak-pastian jabatan.
13. Initiative (prakarsa) yaitu pemikiran dan pelaksanaan suatu
rencana. Prakarsa merupakan salah satu indikasi adanya kepuasan
(satifaction) bagi seseorang, karenanya perlu diberi kesempatan
kepada bawahan untuk berprakarsa.
14. Esprit de Corps (kesetiakawanan rekan sekerja) yaitu prinsip
persatuan dan kesatuan merupakan perluasan prinsip Unity of
Command, karenanya perlu ada kerjasama (team work), dan komunikasi
yang baik.Selain dari empat belas prinsip manajemen, yang sudah
disebutkan diatas, Henry Fayol mengemukakan pula, bahwa kegiatan
dalam setiap industri dapat dibagi atas enam bidang yaitu :
1. Manjerial
2. Pembukuan termasuk didalamnya statistic
3. Teknis (Produksi)
4. Komersial (membeli, menjual dan melaksanakan pertukaran)
5. Finansial (Pencaharian dan penggunaan modal secara
optimal)
6. Kepastian (perhitungan harta dan manusia)
B. Tokoh-tokoh lain1. Robert Owen (1771-1858)
Mencurahkan perhatiannya baik kepada faktor produksi mesin
maupun faktor produksi tenaga kerja. Dia sampai kepada suatu
kesimpulan bahwa bilamana mesin-mesin diadakan suatu perawatan yang
baik akan memberikan keuntungan kepada perusahaan, maka hal yang
sama akan terjadi pula bila terhadap tenaga kerja diberikan
perawatan dan perhatianoleh pimpinan.Selanjutnya Owen percaya bahwa
kualitas dan kuantitas hasil pekerjan buruh dipengaruhi oleh
keadaan baik dilingkungan maupun diluar lingkungan pekerjaan.
Karena perhatiannya yang besar terhadap para pekerja inilah, maka
Owen diberi gelar sebagai Bapak Manajemen Personalia.2. Charles
Baabbage (1792-1871)
Charles Babbage adalah seseorang sarjana matematika Inggris yang
menaruh perhatian kebidang Manajemen. Ia berpendapat bahwa ada
prinsip-prinsip manajemen, dan itu ditentukan melalui pengalaman.Ia
menganjurkan supaya terjadi pertukaran-pertukaran pengalaman antar
para manajer dan dalam menerapkan prinsip-prinsip manajemen. Dia
menaruh perhatian soal pembagian kerja (Division of Labour).
Bila seseorang membatasi bidang pekerjaannya akan memudahkan dan
menimbulkan kegenbiraan pada orang tersebut.
Selanjutnya dikemukakannya beberapa keuntungan dari pembagian
pekerjaan (division of labour) yaitu :
1. Tentang waktu yang dibutuhkan untuk belajar.2. Banyak waktu
yang terbuang bila seseorang berpindah dari pekerjaan kepekeerjaan
lain.
3. Keahlian yang terus bertambah karena proses yang
berulang-ulang.
4. Kemungkinan timbulnya perhatian pekerjaan untuk memperbaiki
alat-alatnya karenaperhatian sudah tertuju kepada obyek itu
saja.
3. Kapten Henry Metcalfe (1847-1917)Menurut pendapatnya ada
suatu Science of Administration (ilmu pengetahuan) manajemen,
berdasar kepada prinsip-prinsip yang dapat diterapkan kepada
keadaan-keadaan yang beraneka ragam. Prinsip dapat diperoleh dengan
pencatatan, observasi dan membandingkan.
Kapten Henry Metcalfe adalah seorang militer dan tamat dari West
Point tahun 1868. dalam kegiatannya dibidang militer inilah ia
memajukan dan menerapkan metode-metode yang diciptakannya.
4. Henry Robinson Towne (1844-1924)
Henry Robinson Towne maju selangkah lagi. Ia menganjurkan agar
para manajer itu mengadakan pertukaran pengalaman yang
diselenggarakan atau dibantu oleh Organisasi Sarajana Mesin-mesin
yang ada di Amerika saat itu.
5. Henry Laurence Gantt (1861-1919)
Selama bertahun-tahun Henry Laurence Gantt, menjadi asisten
Frederick. W. Tylor, kemudian berdiri sendiri menjadi seorang
konsultan. Dalam berbagai aspek pendapat F. W. Tylor, ia memberikan
titik perhatian kepada unsure manusia dalam menaikkan
produktivitas. Sungguhpun ia tidak melecehkanperanan penggunaan
metode yang baik dn kemahiran kerja daripada pegawai.
Dalam pembayaran upah pegawai. Gantt memperkenalkan sistim
bonus.
6. Russel Robb (1864-1927)Russel Robb telah memberikan
serangkaian kuliah tentang organisasi industri atas undangandari
Harvard Bussines School yang baru didirikan itu. Ia mengatakan
bahwa para manajer dapat lebih banyak belajar dari pengalaman
berabad-abad dari organisasi militer, tetapi harus selalu mengingat
prinsip bahwa jenis organisasi yang terpilih tergantung kondisi dan
kepada jenis hasil yang inginmereka peroleh. Russel Robb selama 36
tahun bekerja pada Store & Webster. Inc di Boston, beranggapan
bahwa manajemen merupakan suatu tehknik horizontal dan dapat
diterapkan pada segala jenis aktivitas.7. Harrington Emerson
(1853-1931)
Harrington Emerson, berpendapat bahwa prinsip pokok adalah
tujuan yang digambarkan secara jelas. Hasil-hasil studi akhir-akhir
ini oleh para sarjana sosial telah menunjukan kebenaran prinsip
pokokyang dikemukakan oleh Harrington Emerson bahwa orang akan
lebih berhasil bila mereka mengetahuitujuan terhadap mana segala
usaha dikenakan. Adanya istilah Manajemen by Objective dewsa ini
adalah pula merupakansuatu bukti nyata akan prinsip pokok
Emerson.
Emerson aktif mengajar, dalam perbankan, pembangunan perumahan,
dari perindustrian dan akhirnya membuka biro konsultan pada tahun
1901. ia merupakan salesman yang bertaut dan berusaha
sungguh-sungguh mempromosikan prinsip-prinsip dan praktek manajemen
dalam dunia perusahaan.
Menurut Harrington Emerson, terdapat sebelas prinsip efisiensi
yaitu :
1. Tujuan yang jelas (clearly defined ideals)
2. Common Sense3. Competent Causal
4. Dicipline
5. The fair Deal
6. Reilable
7. Immidiate & Adequate Records
8. Standardized Conditions
9. Standardized Operations
10. Writen Standard Practice Instructions
11. Eficiency Rewad
PAGE 5