Top Banner

of 30

Case

Oct 31, 2015

Download

Documents

kedkel
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

STUDI KASUS PASIEN

TB PARU PADA ANAK DENGAN PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI PUSKESMASKECAMATAN SENENPERIODE 24 FEBRUARI 2013 30 MARET 2013

Pembimbing :

DR. Dr. Artha Budi Susila Duarsa, M.KesDisusun oleh :

Ratih Mary Farahdisa1102007224KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI

JAKARTAPERNYATAAN PERSETUJUAN

Laporan Hasil Studi Kasus Pasien dengan judul TB Paru pada anak dengan pendekatan kedokteran keluarga di puskesmas kecamatan senen periode 24 Februaru 2013- 30 Maret 2013 telah disetujui oleh pembimbing untuk di presentasikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas Kepaniteraan Kedokteran Keluarga Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi.

Jakarta, 2013 Pembimbing,

DR. Dr. Artha Budi Susila Duarsa, M.KesKATA PENGANTAR

Assalamua`alaikum, Wr. Wb

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dengan terselesaikannya Laporan Studi Kasus Pasien yang berjudul TB Paru pada anak dengan pendekatan kedokteran keluarga di puskesmas kecamatan senen periode 24 Februaru 2013- 30 Maret 2013. Tujuan penulis menyusun laporan ini adalah dalam rangka memenuhi tugas Kepaniteraan Kedokteran Keluarga Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada :

1. DR. Dr. Artha Budi Susila Duarsa, M.Kes, selaku dosen pembimbing dan kepala bagian dan staf pengajar Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi.

2. Dr. Sugma Agung P, MARS, selaku Koordinator Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga dan staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi.

3. Dr. Citra Dewi, M.Kes, selaku Sekretaris Kepaniteraan Kedokteran Keluarga dan staf pengajar Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi.

4. Rifda Wulansari, SP, M.Kes, selaku staf pengajar Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi5. Dr. Dian Mardiyah, M.KK, selaku staf pengajar Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi

6. Dr. H. Sumedi Sudarsono, MPH, Dr. Fathul Jannah, M. Si, dan Rifqatussa`adah, SKM, M.Kes, selaku staf pengajar Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi.

7. Seluruh tenaga kesehatan yang terkait di Puskesmas Kecamatan Senen, Jakarta Pusat.

8. Seluruh rekan sejawat yang telah memberikan motivasi dan kerjasama sehingga tersusun laporan ini.

Semoga laporan ini dapat berguna bagi semua pihak yang terkait.

Wassalamu`alaikum, Wr. Wb

Jakarta, 2013

Penulis

BERKAS PASIEN

A. Identitas Pasien

Nama

: An. M Jenis kelamin: Perempuan

Umur

: 8 Tahun 2 Bulan

Status

: Belum Menikah

Alamat : Jl. Gandasuri No. 10 RT 11 RW 01 Kelurahan Senen, Kecamatan Senen, Jakarta PusatPekerjaan

: PelajarPendidikan

: Sekolah DasarAgama

: IslamPuskesmas

: Puskesmas Kecamatan SenenTanggal berobat: 5 Maret 2013B. AnamnesaAutoanamnesa dan alloanamnesa yang dilakukan pada tanggal 5 Maret 2013 Keluhan Utama

Kontrol OAT 2 bulan pertama dan batuk berdahak sejak 3bulan1. Keluhan Tambahan

Tidak nafsu makan dan terkadang demam 2. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang diantar oleh ibunya untuk berobat ke Puskesmas Kecamatan Senen untuk control penggunaan OAT dua bulan pertama. Keluhan awal yang dirasakan batuk berdahak sejak tiga bulan yang lalu. Batuk berdahak dirasakan sepanjang hari. Keluhan ini dirasakan hilang timbul selama 3bulan ini. Dahak awalnya berwarna jernih, namun lama kelamaan berwarna kehijauan, batuk disertai darah disangkal oleh ibu pasien. Ibu pasien juga mengeluhkan pasien susah makan sejak 4bulan terakhir. Setiap diberi makan, pasien selalu menolak dan memuntahkan makanan dari mulutnya sehingga badan pasien terlihat mengalami penurunan berat badan. Keluhan demam yang hilang timbul juga diakui oleh ibu pasien, demam tidak terlalu tinggi. Ibu pasien mengaku sudah dua bulan ini pasien mengalami pengobatan TB di Puskesmas Kecamatan Senin, namun keluhan batuk pada pasien belum kunjung hilang.

Dua bulan yang lalu , pasien dating berobat ke Puskesmas Kecamatan Senen, dengan keluhan batuk berdahak sejak satu bulan sebelumnya disertai pilek , penurunan berat badan dan hilang nya nafsu makan diakui ibu pasien. BAK dan BAB lancer dan tidak ada kelainan.

Pasien kemudian disarankan untuk menjalani beberapa pemeriksaan lebih lanjut, yaitu pemeriksaan foto toraks dan mantoux test. Dan dari hasil pemeriksaan, pasien kemudian didiagnosis mengidap penyakit tuberkulosis paru. Sejak saat itu, pasien mulai rutin berobat dan meminum Obat Anti Tuberkulosis (OAT) di Puskesmas Kecamatan Senen.

3. Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat penyakit asma disangkal Riwayat alergi obat dan makanan disangkal Riwayat penyakit yang sama sebelumnya disangkal4. Riwayat Penyakit Keluarga:

Sekitar tujuh bulan yang lalu Ayah pasien bernama Tri menjalani pengobatan TB paru selama enam bulan di Puskesmas Kecamatan Senen, dan dinyatakan sembuh. Riwayat hipertensi disangkal

Riwayat diabetes mellitus disangkal

Riwayat asma disangkal Riwayat alergi obat dan makanan disangkal Riwayat penyakit jantung disangkal

Riwayat penyakit kuning disangkal

5. Riwayat Sosial Ekonomi:Biaya hidup pasien dan anggota keluarga diperoleh dari penghasilan ayah pasien yang bekerja sebagai karyawan di salah satu toko sembako, dengan penghasilan sebanyak Rp. 1.000.000 per bulan total. Jumlah tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari dengan lauk seadanya. Sedangkan sebagian sisanya disisihkan untuk kebutuhan rumah tangga lainnya seperti, biaya sekolah anak, biaya berobat ke dokter, dan lain-lain.

6. Riwayat KebiasaanPasien memiliki kebiasaan jajan sembarangan, seperti es lilin dan permen yang biasa dibeli di warung atau pinggir jalan. Pasien juga mengaku bahwa ia tidak suka mengkonsumsi sayur-sayuran, ia lebih suka memilih makanan mie instan.8.Riwayat ImunisasiImunisasiJumlah

Hepatitis BI, II, III (usia 0, 1, 6 bulan)

BCGI (usia 1 bulan)

DPTI, II, III (usia 2, 3, 4 bulan)

PolioI, II, III, IV (usia 0,2, 4, 6 bulan)

CampakI (usia 9 bulan)

9. Riwayat Perkembangan

UsiaMotorik kasarMotorik halusKomunikasi/BicaraSosial

4 bulanTengkurap/telentang sendiriMemegang mainanTertawa/berteriakMemandangi tangan sendiri

7 bulanMerangkak, duduk tanpa berpeganganMeraih, menggapai dan mengambil mainanMenoleh kearah datangnya suara, berkata tanpa arti Memasukan biskuit ke mulut

12 bulanBerdiri sendiri tanpa dibantu, dan berjalan Dapat menyusun balok dan mainanBerkata tanpa artiBermain dengan orang lain.

10. Riwayat Kehamilan dan Kelahiran

KEHAMILANMorbiditas kehamilanIbu pasien ketika hamil tidak mengalami sakit yang berat

Perawatan antenatalIbu pasien rajin kontrol ke bidan ( lupa berapa kalinya selama kehamilan )

KELAHIRAN

Tempat kelahiranTempat Praktek Bidan

Penolong persalinanBidan

Cara persalinanSpontan

Masa gestasiCukup bulan

Keadaan bayi berat lahir : 2800 gram

panjang : - lingkar kepala: -

langsung menangis

kelainan (-)

C. Pemeriksaan FisikPemeriksaan fisik tanggal 5 Maret 2013 : 1. Keadaan Umum: tampak sakit ringan2. Vital Sign

Tekanan darah: - mmHg

Nadi

: 90 x/menit

Respirasi: 24 x/menit

Suhu

: 36,80C3. Status Gizi

Berat badan

: 22 kg

Tinggi badan

: 130 cm BB/TB: 22 / 28 x 100% = 79% (status gizi baik)4. Status Generalis Kepala

: bentuk oval, simetris

Rambut: Hitam, tumbuh lebat, tidak mudah dicabut

Mata

: konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-)

pupil bulat, isokor

Hidung: septum tidak deviasi, tidak terdapat sekret

Telinga: terdapat sedikit serumen Mulut

: bibir tidak sianosis, lidah tidak kotor, tonsil T1-T1

Leher : tidak terdapat pembesaran KGB, pembesaran kelenjar tiroid (-), trakea di tengah

Paru-paru Inspeksi: Pergerakan dinding dada simetris kanan dan kiri Palpasi: fremitus taktil simetris kanan dan kiriPerkusi: sonor seluruh lapang paru, peranjakan paru-hati (+)Auskultasi: vesikuler kanan dan kiri, rhonki (-), wheezing (-) Jantung

Inspeksi: iktus kordis tidak terlihatPalpasi: iktus kordis teraba di ICS V linea midklavikula sinistraPerkusi

Batas jantung kanan: ICS IV linea sternalis dextra

Batas jantung kiri

: ICS V linea midklavikula sinistra

Batas pinggang jantung: ICS III linea parasternalis sinistraAuskultasi: bunyi jantung I dan II normal, tidak terdapat murmur maupun gallop Abdomen

Inspeksi: simetris, datar, kelainan kulit (-), pelebaran vena (-)Auskultasi: bising usus normal

Palpasi: nyeri tekan perut bawah, nyeri lepas (-), nyeri ketuk (-)

hepatomegali (-), splenomegali (-) Perkusi: timpani di semua lapang abdomen, nyeri ketuk (-) Genitalia: tidak diperiksa Ekstrimitas: akral hangat, edema (-), sianosis (-)

D. Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan mantoux test : (+), diperiksa pada tanggal 28 Desember 2012Pemeriksaan radiologi (Ro. Paru), dilakukan pada tanggal 02 Januari 2013Kesan : Suspek Spesifik ProsesBERKAS KELUARGAA. Profil Keluarga

1. Karakteristik Keluarga

a. Identitas Kepala Keluarga

: Tn. Tri b. Identitas Pasangan

: Ny. Novic. Struktur Komposisi Keluarga: Keluarga inti

Tabel 1. Anggota Keluarga yang Tinggal serumahNo.NamaStatus keluargaGenderUsia PendidikanPekerjaanKeterangan

1. Tn. TriKepala keluargaL34 thSMAKaryawan tokoRiwayat Tb paru +

2. Ny. NoviIstriP31 thSMPIRT

3.An. IvanAnak ke-1L10 thSDPelajar-

4.An. MayzahrahAnak ke-2P8 thSDPelajar Pasien ( Tb paru )

Tn.Tri dan Ny. Novi mempunyai dua orang anak. Semua anaknya tinggal satu rumah dengan mereka. Anak pertama bernama An.Ivan, saat ini berusia 10 tahun dan bersekolah di SD . Anak kedua bernama An. Mayzahrah berusia 8 tahun dan masih bersekolah di SD. 2. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup

a. Lingkungan Tempat TinggalTabel 2. Lingkungan Tempat Tinggal

Status kepemilikan rumah: milik sendiri

Daerah perumahan: padat

Karakteristik Rumah dan LingkunganKesimpulan

Luas rumah: 180 m2Keluarga tinggal di rumah dengan status kepemilikan rumah sendiri yang terletak di lingkungan padat penduduk. Rumah tersebut kurang cukup nyaman untuk ditempati oleh seluruh anggota keluarga dan tidak memenuhi syarat-syarat rumah sehat

Jumlah penghuni dalam satu rumah: 4 orang

Luas halaman rumah: tidak ada

Bertingkat/tidak bertingkat:

Lantai rumah terbuat dari: keramik & semen

Dinding rumah terbuat dari: tembok

Jamban keluarga: ada

Tempat bermain: tidak ada

Penerangan listrik: 600 watt

Air bersih: ada (PAM)

Tempat pembuangan sampah: ada

b. Kepemilikan Barang-Barang Berharga

Keluarga Tn. Tri memiliki satu televisi, satu player dvd, satu radio, memiliki satu kulkas, memiliki satu kompor gas double, dua buah kipas angin., dan satu kendaraan bermotor roda dua.

c. Denah Rumah

3. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga

a. Tempat Berobat

Jika ada salah satu anggota keluarga yang sakit, awalnya keluarga Tn. Tri mengobati sendiri dengan obat-obat warung. Namun, apabila sakit tidak sembuh-sembuh barulah keluarga Tn. Tri berobat ke puskesmas Senen..b. Balita: -c. Asuransi/Jaminan KesehatanKartu Jakarta Sehat (KJS)4. Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)Tabel 3. Pelayanan KesehatanFaktorKeteranganKesimpulan

Cara mencapai pusat pelayanan kesehatanAngkutan UmumPasien berobat ke puskesmas diantar oleh orang tuanya dengan menggunakan angkutan umum dan terkadang oleh sepeda motor. Menurut keluarganya tarif berobat di puskesmas cukup terjangkau, yaitu hanya Rp. 2000 dan sekarang sudah gratis, kualitas pelayanannya pun dinilai baik.

Tarif pelayanan kesehatanTerjangkau

Kualitas pelayanan kesehatanBaik

5. Pola Konsumsi Makanan Keluarga

a. Kebiasaan Makan

Keluarga Tn. Tri makan sebanyak tiga kali sehari. Biasanya mereka makan pada pagi, siang dan malam hari. Untuk An. Ivan dan An. Mayzarah mereka biasa membawa bekal makan siang di sekolah.

Ny. Novi memasak sendiri masakan untuk keluarga. Terkadang mereka juga membeli makanan diluar. Seperti pagi hari, keluarga Tn. Tri sering memakannasi goreng atau bubur ayam. Tn Tri sering tidak ikut makan siang bersama, karena beliau masih beraktivitas di luar rumah. An. Ivan dan An.Mayzahrah karena saat ini sudah bersekolah, memiliki kebiasaan jajan sembarangan, seperti membeli es lilin dan permen di pinggir jalan atau warung terutama ketika sepulang sekolah.Karena keterbatasaan biaya, menu makanan sehari-hari tidak terlalu bervariasi, contoh makanannya antara lain ikan, tahu, tempe, sayur bayam. Keluarga ini jarang sekali makan buah dan minum susu

Mereka juga kurang membiasakan diri untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah makan serta merapikan dan membersihkan peralatan makan mereka setelah selesai makan.b. Penerapan Pola Gizi SeimbangKeluarga Tn. Tri belum dapat memenuhi pola gizi seimbang. Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang gizi seimbang dan keterbatasan ekonomi keluarga Tn. Tri. Adapun menu makanan sehari-hari yang sering dimasak oleh Ny. Novi antara lain nasi, tahu, tempe, telur, dan ikan. Sedangkan menu lainnya seperti daging, sayur-sayuran dan buah-buahan jarang sekali dikonsumsi. Komposisi makanan An. Mayzarah pun sama dengan menu anggota keluarga lainnya. An. Mayzarah juga tidak rutin minum susu setiap hari.c.Recall Jadwal Makan 2 hari SebelumnyaTabel 4. Food Recall Menu Makanan Harian pasien HariMenu Makanan

Sabtu / 26-01-2013PagiNasi + Tempe + telur dadar

SiangNasi + Ikan goreng

Malam-

minggu / 27-01-2013PagiNasi goreng

SiangNasi + Ayam goreng

MalamMie Goreng Instan

HariMenu Makanan

Senin/ 28-01-2013PagiBubur ayam

SiangNasi + Tempe + Telur dadar

MalamNasi + Ikan goreng

6. Pola Dukungan Keluarga

a. Faktor Pendukung Terselesaikannya Masalah dalam KeluargaOrangtua pasien senantiasa memberikan dukungan kepada An. Mayzahrah agar dapat sembuh dari penyakitnya dengan cara: Mengantar pasien berobat ke dokter untuk kontrol penyakit secara rutin serta jika terdapat keluhan.

Mengawasi dan mengingatkan pasien untuk minum obat dari dokter secara rutin. Mengawasi pola makan pasien dan memberi pasien makanan yang bergizi agar pasien mau lebih banyak makan terutama lauk dan sayur-sayuran

Memberikan dukungan dan semangat kepada pasien agar sembuh dari penyakitnya. Menuntun dan mengajak pasien untuk selalu berdoa agar diberi kesembuhan oleh Allah.b. Faktor Penghambat Terselesaikannya Masalah dalam KeluargaAdapun faktor-faktor yang menghambat dalam kesembuhan pasien antara lain: Kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit yang diderita oleh pasien , sehingga mereka tidak dapat mencegah faktor-faktor yang dapat memperburuk atau faktor-faktor yang dapat menyebabkan berulangnya penyakit. Keluarga dari pasien tidak memiliki biaya untuk berobat ke dokter yang lebih ahli dan melakukan pemeriksaan yang lebih akurat.

Kurangnya kesadaran anggota keluarga untuk hidup sehat, seperti tidak membiasakan diri untuk berolah raga, makan makanan yang bergizi seimbang ataupun yang memenuhi syarat 4 sehat 5 sempurna. Terdapat anggota keluarga yang sering merokok di dalam rumah, yaitu Tn. Tri Keadaan rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan. Ventilasi udara dan pencahayaan sinar matahari yang sangat kurang, sehingga membuat sirkulasi udara di dalam rumah tidak baik serta rumah tampak gelap meski pada siang hari.B. Genogram

1. Bentuk Keluarga: Bentuk keluarga ini adalah keluarga inti (nuclear family). Dimana keluarga ini terdiri dari ayah, ibu dan anak-anaknya.2. Tahapan Siklus KeluargaMenurut Duvall (1977) dikutip dalam Friedman (1998), keluarga Tn. Tri berada pada tahapan siklus keluarga yang keempat, yaitu keluarga dengan anak usia sekolah. Dimulai ketika anak pertama telah berusia sebelas tahun dan mulai masuk sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa remaja.Adapun tugas perkembangan pada tahapan ini yaitu: Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi sekolahdan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sehat. Mendidikanak, mengajari anak untuk mempersiapkan masa depannya, membiasakananak belajar secara teratur, mengontrol tugas-tugas sekolah anak, dan meningkatkan pengetahuan umumanak. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga. Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan.

3. Family map

Keterangan gambar:

: pasien perempuan

: garis keturunan

: : laki-laki

: garis keturunan : perempuan

: garis perkawinanC.Identifikasi Permasalahan yang Didapat dalam KeluargaAda beberapa permasalahan yang dapat ditemukan pada keluarga ini yaitu:a. Pasien adalah seorang anak yang tinggal bersama kedua orang tuanya dang satu orang kakak laki lakinya.. Orang tua pasien selalu memberikan dukungan kepada pasien agar rajin berobat. b. Masalah dalam fungsi biologis

Pasien saat ini di diagnosis TB paru dan sedang menjalani pengobatan Obat Anti Tubrculosis (OAT) dua bulan pertama.Di dalam keluarga pasien terdapat anggota yang mempunyai riwayat TB paru dan sudah menjalani pengobatan OAT selama 6bulan yaitu ayah pasien. c. Masalah dalam fungsi psikologi

Pasien adalah seorang anak berusia 8th. Pasien belum memiliki pengetahuan yang cukup tentang penyakit yang dideritanya. Ayah pasien bekerja sebagai karyawan toko dan terkadang sibuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari hari sehingga kurang memerhatikan pasien. Ibu pasien merupakan seorang ibu rumah tangga yang kurang memiliki pengetahuan tentang kesehatan sehingga kurang memahami masalah kesehatan pasien.d. Masalah dalam fungsi ekonomi

Pasien belum bekerja. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan biaya untuk berobat pasien dapatkan dari Ayah pasien yang bekerja sebagai karyawan toko dengan gaji kurang lebih rp. 1.000.000,00 dan digunakan untuk kebutuhan sehari hari, biaya sekolah pasien dan kakaknya. Status ekonomi keluarga ini termasuk menengah kebawah. Hal ini menyebabkan belum mencukupi terpenuhi kebutuhan keluarga.e. Masalah lingkungan

Pasien tinggal di lingkungan yang cukup padat penduduk. Kebersihan lingkungan disekitar rumah pasien kurang bersih. Sumber pencahayaan pada rumah pasien cukup baik tetapi dalam pemenuhan sirkulasi pertukaran udara dalam memenuhi syarat ventilasi yang baik belum terpenuhi.f. Masalah perilaku kesehatan

Dalam keseharian nya pasien sering jajan sembarangan disekolah maupun dirumah nya. Pasien juga tidak dibiasakan mencuci tangan sebelum dan sesudah makan.C. Diagnosis Holistik1. Aspek Personal

Orang tua dating membawa anaknya untuk berobat karena orang tua pasien menginginkan anaknya untuk sembuh dari penyakitnya. Orang tua pasien mengkhawatirkan penyakit yang diderita pasien akan menjadi lebih parah sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari.Orang tua pasien berharap pasien dapat sembuh sempurna dari penyakit yang dideritanya dan mendapat langsung pelayanan medis dari tenaga medis untuk kesehatan anaknya dan mendapat informasi yang cukup tentang penanganan dan pengawasan yang diperlukan anaknya..2. Aspek Klinik

Berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang, dapat disimpulkan sebagai berikut:

Diagnosis Kerja: Tuberkulosis paru kasus baru Diagnosis Banding: Bronkitis Kronik3. Aspek Resiko Internal Genetik :

Pasien tidak memiliki kelainan atau penyakit menurun dari orang tua pasien.

Pola makan :

Pola makan pasien belum memenuhi pola gizi seimbang. Kebiasaan :

Pasien memiliki kebiasaan jajan sembarangan di sekolah dan rumahnya.Dalam sehari pasien bisa jajan sampai 3 kali sehari dan semenjak keluhan batuk pasien tidak kunjung hilang, pasien mengurangi kebiasaan minum es yang dijual pedagang dipinggir jalan. Spiritual :

Pasien diajarkan untuk tahu dan percaya bahwa penyakit yang di alaminya adalah cobaan dari Allah SWT. Pasien dituntun untuk selalu bersabar dan bertawakal..4. Aspek Psikososial Keluarga

Dari sisi keluarga juga terdapat faktor-faktor yang dapat menghambat dan mendukung kesembuhannya. Antara lain, keterbatasan ekonomi keluarga dan kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit TBC paru. Tn. Tri juga pernah didiagnosis TBC Paru walaupun telah tuntas pengobatannya. Saat dulu Tn. Tri belum berobat, saat batuk bilau memiliki kebiasaan membuang dahak sembarangan dan beliau juga sering melakukan kontak dengan anaknya,. Sedangkan faktor yang dapat mendukung kesembuhan pasien yaitu, adanya dukungan dan motivasi dari semua anggota keluarga baik secara moral dan materi untuk kesembuhan pasien..5. Aspek FungsionalSecara aspek fungsional, pada penyakit pasien ini, pasien masih dapat melakukan aktivitas sehari-hari baik di dalam maupun di luar rumah. Dengan menggunakan score ECOG adalah grade 1.D. Rencana PelaksanaanAspekKegiatanSasaranWaktuHasil diharapkanBiaya

Aspek personalMenjelaskan kepada orangtua pasien bahwa : TB Paru adalah penyakit kronik dan berisiko apabila tidak diobati yang membutuhkan pengobatan yang disiplin berkelanjutan & memerlukan ketekunan dan ketaatan berobat Memberikan harapan dan semangat berobat dengan menyampaikan bahwa TB paru merupakan penyakit yang dapat disembuhkanPasien dan orang tuaPada saat di puskesmas

Pemahaman pasien dan orang tua pasien tentang penyakit yang diderita . dan pasien mau terus berobat.Tiap kali kunjungan membayar sebesar Rp.2000 ,-Transportasi Rp. 8.000,-

Aspek Klinik Memberikan obat TB paru kategori 1secara rutin selama minimal 6 bulan baik yang IV maupun obat oral

Obat TB : 2RHZ /4RH - Rifampicin 1x (22kg x 10mg/kg) = 220mg pulv- Isoniazid 1x (22kg x 10mg/kg)= 220 mg pulv

- Pirazinamid 2 x (22kg x 20mg/kg) = 440 mg pulv

PasienPada saat di puskesmas dan kunjungan ke rumah

Pasien mampu meminum obat TB paru secara teratur minimal selama 6 bulan.Tiap kali kunjungan membayar sebesar Rp.2000,- Transportasi Rp. 8.000,-

AspekKegiatanSasaranWaktuHasil diharapkanBiaya

Aspek risiko internalMenganjurkan untuk menerapkan pola hidup sehat selalu berolah raga dan memakan makanan bergizi seimbang. Pasien juga dianjurkan lebih sering terkena sinar matahari, menghirup udara segar dengan membuka jendela ketika pagi.Pasien dan keluargaPada saat di puskesmas

-Pasien mau makan makanan bergizi dan mengurangi jajan sembarangan. -Jendela rumah selalu terbuka dari pagi sampai sore sehingga udara segar dan cahaya matahari dapat masuk. Tiap kali kunjungan membayar sebesar Rp.2000,-Transportasi

Rp.8000,-

Aspek psiko sosial keluarga-Menganjurkan kepada keluarga untuk selalu memberi dukungan kepada pasien agar menjaga kesehatannya, banyak makan makanan yang bergizi serta mengurangi jajan sembarangan.-Memberi dukungan dan saran kepada pasien dan orang tua pasien agar selalu sabar, tidak mudah putus asa dan bosan dalam menjalani pengobatan.-Ayah pasien yaitu TnTri juga pernah didiagnosis TBC Paru walaupun telah tuntas pengobatannya. Saat dulu Tn. Tri belum berobat, beliau juga sering melakukan kontak dengan anaknya, An.Mayzrah sehingga menyarankan memisahkan peralatan makan Ayah pasien dengan keluarga lainnya-Memberitahukan Ayah pasien untuk tidak lagi merokok di dalam rumah.- Mengajak Orang tua pasien untuk lebih giat dalam bekerja tanpa melupakan perhatian kepada anak-anaknya.

Pasien dan keluargaPada saat kunjungan ke rumah

-Keluarga memberi perhatian dan dukungan lebih kepada pasien-Orang tua pasien dapat memahami dengan baik tentang penyakit yang sedang diderita pasien dan bisa lebih siap dalam menerima apapun keadaan pasien.

-Pasien dan keluarganya dapat berperilaku hidup sehat setiap hari.Transportasi Rp. 10.000,-

Aspek fungsional-Menyarankan pasien beraktivitas seperti biasa namun segera beristirahat jika terasa lelah. Pasien diharapkan untuk menggunakan masker atau menutup mulut dan hidung apabila batuk.

Pasien Pada saat kunjungan ke rumah

Kualitas hidup pasien meningkatTransportasi Rp. 8.000,-

TotalRp 46.000

F. Prognosis1. Ad vitam

: ad bonam2. Ad sanationam: ad bonam3. Ad fungsionam: dubia ad bonam

Tn. Navi

30 th

Tn. Nurman

58 th

Tn. Budi

62 th

Tn. Tri

34 th

An. Ivan

10 th

An. Mayza

8th

Ny.Novi

31 th

Nn.Nana

20 th

Ny.Nani

55 th

Ny.Aisyah

56 th

Ny. Tifa

32 th

Tn.Akhmad

36 th

1