Top Banner
Case Report Sesion ULKUS KORNEA Oleh : Bobby Rojas 07120145 Yuanico Lirauka 07923069 Charan Pal Singh 0810314156 Preseptor : Dr. Hj. Getry Sukmawati, Sp.M (K) BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA
29

Case Ulkus Kornea Jamur

Jul 30, 2015

Download

Documents

Sri Wildanur J
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Case Ulkus Kornea Jamur

Case Report Sesion

ULKUS KORNEA

Oleh :

Bobby Rojas 07120145

Yuanico Lirauka 07923069

Charan Pal Singh 0810314156

Preseptor :

Dr. Hj. Getry Sukmawati, Sp.M (K)

BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA

RS Dr. M. DJAMIL PADANG

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2012

Page 2: Case Ulkus Kornea Jamur

ULKUS KORNEA

I. Definisi

Ulkus kornea adalah kehilangan epitel sampai ke stromal kornea, yang

mempunyai batas, dinding, dan dasar.1,2

II. Faktor Resiko

Faktor resiko terjadinya ulkus kornea dapat dibedakan atas dua, yaitu :3

1. Faktor Okular

a. Trauma

Trauma akibat tumbuh-tumbuhan, trauma kimiadanpanas, Iatrogenic

trauma ocular, seperti Keratoplasty dan Keratorefractive surgery.

b. Abnormalitas pada permukaan mata

Misdirection of lashes, Incomplete lid closure

c. Infeksi pada adneksa

Blepharitis, Meibomitis, Dry Eye, Dacryocystitis

d. Nutrisi

Defisiensi vitamin A

e. Lensa kontak

Kebersihan lensa kontak, penggunaan solusi yang terkontaminasi

f. Compromised cornea

Viral keratitis, bullous keratoplasty, recurrent erosion syndrome,

Neurotrophic keratitis

2. Faktor Sistemik

Diabetes mellitus, Stevens-Johnson Syndrome, Blepharoconjunctivitis, Infeksi

Gonococcal dengan konjungtivitis, Immunocompromised status.

III. Patogenesis

            Karena kornea terletak paling luar maka kornea dapat dengan mudah

terpapar mikroorganisme dan faktor lingkungan lainnya. Sebenarnya lapisan

epitel kornea merupakan barier utama terhadap paparan mikroorganisme namun

jika epitel ini rusak maka stroma yang avaskuler dan membran bowman akan

mudah terjadi infeksi oleh berbagai macam organisme seperti bakteri, amuba dan

Page 3: Case Ulkus Kornea Jamur

jamur. Apabila infeksi ini dibiarkan atau tidak mendapat pengobatan yang tidak

adekuat maka akan terjadi kematian jaringan kornea atau ulkus kornea.4

Lokasi ulkus kornea it sendiri ada 4, sentral, parasentral, perifer, dan marginal :1

IV. Diagnosis

Diagnosis dari ulkus kornea ditegakkan berdasarkan anamnesis,

pemeriksaan oftalmologi dan pemeriksaan laboratorium.4

1. Anamnesis

Dari anamnesis didapatkan adanya riwayat trauma, benda asing

dan abrasi pada kornea, riwayat pernah terkena kerattis yang berulang,

pemakaian lensa kontak, serta kortikosteroid yang merupakan presdiposisi

infeksi virus dan jamur, dan juga gejala klinis yang ada.

2. Pemeriksaan Oftalmologi

Untuk memeriksa ulkus kornea diperlukan slit lamp atau kaca

pembesar dan pencahayaan terang. Dari slit lamp kita bias melihat dasar,

batas, dinding, dan warna dari ulkus, desematokel, dan hipopion.

            Cara lain untuk melihat ulkus adalah dengan tes fluoresein. Pada

tes fluoresein defek epitel ditandai dengan adanya daerah yang berwarna

hijau.

3. Pemeriksaan Laboratorium

Page 4: Case Ulkus Kornea Jamur

Pemeriksaan laboratorium berguna untuk diagnosa kausa dan juga

penting untuk pemilihan terapi yang tepat dengan hasil kultur kerokan.

V. Pembagian

Ulkuskorneasecaraumumdibagi 2:4

1. Infeksi

i. Ulkus kornea karena bakteri

ii. Ulkus korneakarena jamur

iii. Ulkus kornea karena virus

2. Non – infeksi

i. Ulkus dan infiltrate marginal

ii. Ulkus mooren

iii. Keratokonjungtivitis Fliktenular

iv. Keratitis marginal pada penyakit autoimun

v. Ulkuskorneaakibatdefisiensi vitamin A

vi. Keratitis neurotropik

vii. Exposure Keratitis

A. INFEKSI

1. Ulkus Kornea Bakteri

Ulkus kornea bakteri adalah keadaan patologik kornea yang ditandai oleh

infiltrate supuratif disertai defek epitel kornea yang bergaung. Ulkus kornea

bakteri memerlukan penanganan yang tepat untuk mencegah perluasan ulkus dan

timbulnya komplikasi seperti desemetokel, perforasi, endolftalmitis dan

kebutaan.4

Gambaran ulkus bakteri dapat membantu menentukan kausa penyebab

ulkus kornea, secara umum, gambaran ulkus kornea karena bakteri adalah :

1. Ulkusnya kotor, sekret banyak sesuai kuman penyebab2

2. Hipopion di COA, dengan permukaan rata dan reaksi radang hebat, sel dan

flare positif2

3. Onset nyeri cepat diikuti injeksi konjungtiva, fotofobia, penurunan visus1

Page 5: Case Ulkus Kornea Jamur

            Penatalaksanaan ulkus kornea bakteri pasien harus dirawat dan beri

antibiotik. Keputusan pemberian antibiotik awal harus didasarkan pada:6

1. gambaran klinik berat ringannya ulkus kornea bakteri pada pemeriksaan

awal

2. enterpretasi dari hasil pulasan gram

3. efektivitas dan keamanan antibiotik

Pada kasus ulkus kornea bakteri terdapat 2 prinsip terapi antibiotik yaitu :6

1. Kombinasi antibiotik berspektrum luas, fortified secara intensif tanpa

memperhatikan kasil pulasan (shoot gun therapy)

2. antibiotik tunggal spesifik berpedoman pada hasil pemeriksaan

mikrobiologi. Cara ini diindikasikan untuk ulkus kornea bakteri ringan dan

pemeriksaan pulasan gram hanya ditemukan satu jenis bakteri.

Pengobatan awal dinilai setelah 24-48 jam.

Tabel 1. Evaluasi klinis pengobatan ulkus kornea bakteri

Tanda Perbaikan Perburukan

Ukuran defek epitel

Infiltrasi stroma

- batas

- dalam

- ukuran

Reaksi sel darah putih pada

stroma

Reaksi pada bilik mata depan

Tidak berubah/mengecil

Menurun

Lebih jelas

Tidak berubah

Tidak berubah/mengecil

Menurun/terlokalisasi

Menurun

Meluas

Meningkat

Kurang jelas

Lebih dalam

Lebih luas

Meningkat

Meningkat

Terapi awal dilanjutkan jika respon klinik terhadap pengobatan membaik

walaupun pada hasil uji resistensi menunjukkan bakteri resisten. Untuk merubah

pengobatan awal perlu dipertimbangkan respon klinik terhadap pengobatan awal,

hasil kultur, dan hasil uji resistensi. Jenis antibiotik dapat diubah jika secara klinis

terjadi perburukan dan hasil uji resistensi menunjukkan organisme resisten.5

Tidak terdapat kesepakatan waktu dihentikannya atau dikuranginya

pemberian antibiotik pada ulkus kornea bakteri. Keberhasilan keberhasilan

Page 6: Case Ulkus Kornea Jamur

eradikasi kuman tergantung pada jenis bakteri, lamanya infeksi, beratnya supurasi

dan faktor-faktor lain.

Tanda yang memperlihatkan perbaikan adalah1

1. reepitelisasi

2. infiltrat seluler yang berkurang

3. penumpulan pinggir infiltrate stroma

4. edema pada perbatasan antara ulkus dengan stroma berkurang

5. penipisan kornea berhenti

6. penurunan inflamasi di COA

2. Ulkus Kornea Jamur

Etiologi :

1. Jamur berfilamen ( filamentous fungi ); bersifat multiseluler dengan cabang-

cabang hifa.

a. Jamur bersepta ; fusarium sp, Acremonium sp, Aspergilus

sp, Clodosporium sp, Penicillium sp, Paecilomyces sp,

phialophora sp, Curvularia sp, Altenaria sp.

b. Jamur tidak bersepta : Mucor sp, Rhizopus sp, Absidia sp.

2. Jamur ragi ( yeast )

Jamur uniselular dengan pseudohifa dan tunas : candida albicans,

Cryptococcus sp, Rodotolura sp.

3. Jamur difasik

Pada jaringan hidup membentuk ragi sedang pada media perbiakan

membentuk miselium : Blastomices sp, Coccidididies sp, Histoplasma sp,

Sporothrix sp.

Tampaknya di Asia Tenggara penyebabnya yang terbanyak adalah

Aspergllus sp dan fusarium sp.

Manifestasi Klinik

Untuk menegakkan diagnosis klinik dapat dipakai pedoman berikut

Page 7: Case Ulkus Kornea Jamur

1. Riwayat trauma terutama tumbuhan, pemakaian streoid topikal

lama.

2. Lesi satelit

3. Tepi ulkus sedikit menonjol dan kering, tepi yang irregular dan

tonjolan seperti hifa di bawah endotel utuh.

4. Plak endotel

5. Hipopion, kadang-kadang rekuren

6. Formasi cincin sekeliling ulkus

7. Lesi kornea yang indolen

Reaksi di atas timbul akibat investasi jamur pada kornea yang

memproduksi mikotoksin, enzim-enzim serta antigen jamur sehingga terjadi

nekrosis kornea dan reaksi radang yang cukup berat.

Diagnosis Laboratorium

Sangat membantu diagnosis pasti

1. Melakukan pemeriksaan kerokan kornea

pemeriksaan kerokan kornea sebaiknya dengan menggunakan spatula

kimura yaitu dari dasar dan tepi ulkus dengan biomikroskop. Dapat

dilakukan pewarnaan KOH, Gram, Giemsa atau KOH + Tinta India,

dengan angka keberhasilan masing-masing 20-30%,50-60%,60-75% dan

80%.

2. Biopsi Jaringan kornea

Diwarnai dengan Periodic acid schiff atau Methenamine Silver.

3. Nomarski differential interference contrast microscope

Untuk melihat morfologi jamur dari kerokan kornea ( metode Nomarski )

yang dilaporkan cukup memuaskan.

Penatalaksanaan

Untuk penatalaksanaan jamur pada kornea pengobatan didasarkan pada jenis dari

jamur.

1.Belum diidentifikasi jenis jamur penyebabnya

Page 8: Case Ulkus Kornea Jamur

berikan topikal amphotericin B 0,25 mg/ml, Thimerosal 10 mg/ml, Natamycin

> 10 mg / ml, golongan imidazole.

I. Jamur berflamen

topikal Amphotericin B, Thiomerosal, Natamycin, imidazole.

II. Ragi (yeast)

Amphotericin B, Natamycin, imidazole

III. Golongan Actinomyces yang sebenarnya bukan jamur sejati

Golongan sulfa, berbagai jenis antibiotik.

Pemberian Amphotericin B subkonjungtival hanya untuk usaha terakhir.

Steroid topikal adalah kontraindikasi, terutama pada saat terapi awal.

Diberikan juga obat siklopegik ( atropin ) guna mencegah sinekia posterior

untuk mengurangi uveitis anterior.

Terapi lain yang bias dilakukan :

1. Debridement

2. Flap konjungtiva, partial atau total

3. Keratoplasti tembus

4. Bandage soft contact lens

5. Tissue Adhesive glue seperticynoacrylate

3. Ulkus Kornea Virus

a. Herpes simplex keratitis

Penyakit ini terdiri dari dua jenis primer dan rekuren. Penyebabnya disebabkan

oleh HSV 1 dan ada juga dilaporkan pada bayi dan dewasa oleh HSV 2. Herpes

simplex okuler primer jarang dilihat tapi dimanifestasi sebagai

blefarokonjuctivitis dan melibatkan kornea selalunya pada anak-anak.

Penyakit ini self limited tanpa kerusakan okuler yang signifikan. Dengan

prophylaxis antiviral topikal dapat melindungi kornea dan juga sebagai terapi

pada penyakit yang melibatkan kornea.

Rekuren herpetic keratitis disebabkan oleh demam, atau imunosuppresi. Lesinya

unilateral sekitar 4-6% bilateral.

Page 9: Case Ulkus Kornea Jamur

Simptom- sensasi benda asing, sensitivity pada cahaya, mata merah, penglihatan

kabur.lesi di tengah kornea akan menyebabkan gangguan penglihatan. Permulaan

penyakit berlaku anestasi kornea menyebabkan symptom yang dirasakan

penderita sangat minimal. Ini akan menyebabkan penderita tidak akan berobat

pada awal penyakitnya.

Lesi- Lesi di epithelium kornea

1. lesi karakteristik adalah dendritic ulcer. Lesi ini terdapat di epitelium

kornea, bercabang khas, lurus dengan tepi berbulu (feathery) dan

dihujungnya ada terminal bulb. Dendrit boleh dilihat dengan

pewarnaan florescin

2. lesi dendritik boleh menjadi kronic dan membentuk lesi ulkus

Geografik (geographic ulceration). Pinggir ulkus tidak berbulu.

Lesi di stroma kornea

1. disciform keratitis yang paling sering dijumpai. Stroma edematous

berada di sentral yang berbentuk cakram. Ini disebabkan oleh reaksi

imunologi terhadap antigen virus di stroma atau endothelium. Lesinya

self limited dari beberapa minggu sampai berbulan

apabila ulkus keratitis dendritik mengalami resolusi, berlaku infiltrasi

subepitel nonsuppuratif dan menyebabkan terbentuk jaringan parut

dibawah epitel yang mengalami ulserasi yang menghasilkan ghost image/

ghost dendrite

Tatalaksana :

1. Debridement- effective terhadap dendritic keratitis kerana lesinya di

epithelium kornea dan akan mengurangi viral load pada stroma kornea.

2. Obat antiviral topikal- acyclovir 3% 5x/ hari sampai ulkus sembuh dan

seterusnya 3x/hari selama 5 hari,

3. Operatif – penetrating keratoplasty

Page 10: Case Ulkus Kornea Jamur

dendritic ulcer disciform keratitis

Geographical ulceration

ghost dendrit

b. Varicella Zoster Viral Keratitis

Infeksi primer (varicella) dan rekuren (herpes zoster). Manifestasi okuler oleh

varicella adalah jarang tapi sering disebabkan oleh herpes zoster. Pada varicella

penyakitnya pada palpebra mata dan jarang menyebabkan keratitis.

Oftalmik herpes zoster sering menyebabkan lesi di kornea yang diikuti dengan

keratouveitis yang bergantung kepada status imun penderita. VZV keratitis sering

menginfeksi bagian stroma dan anterior uvea.

Lesi di epithelial berbintik dan amorf dan ditemukan pseudodendrite yang hampir

menyerupai dendrite pada HSV keratitis. Terdapat edema stroma dan boleh

menyebabkan nekrosis pada lesi yang dalam. Disciform keratitis yang menyerupai

HSV keratitis boleh terbentuk

Tatalaksana – IV dan oral antiviral acyclovir 800mg 5x/hari selama 10-14 hari,

valacyclovir 1g 3x/hari 7-10 hari. Terapi dimulakan dalam masa 72 jam selepas

penemuan lesi di kulit.

Page 11: Case Ulkus Kornea Jamur

c. Adenovirus keratitis

Kebanyakan infeksi Adenovirus pada mata terdiri 1 dari 3 sindrom dibawah:

1. simple follicular conjuctivitis (multiple serotype)

2. pharyngoconjunctival fever ( serotype 3 or 7)

3. epidemic keratoconjunctivitis (EKC; serotype 8, 19, or 37, subgroup D)

Sindrom ini susah dibedakan pada awal infeksi dan boleh bermanifestasi

unilateral atau bilateral

Follicular conjunctivitis adalah self limited dan tidak terkait penyakit sistemik.

Keratitis pada epitel kornea adalah ringan

Pharyngoconjuctivitis fever berkarakteristik dengan demam, nyeri kepala,

pharyngitis, follicular conjunctivitis, dan perauricular adenopathy. Keratitis epitel

juga ringan

Epidermic keratoconjuctivitis adalah infeksi Adenovirus yang melibatkan kornea

secara signifikan dan majoritas penderita mendapat infeksi bilateral. Sering

dikaitkan dengan infeksi saluran pernafasan atas. Terjadi follicular konjucktivits7-

10 hari setelah inokulasi di ikuti bintik bintik kecil pada epitel kornea

Terdapat pesudomembran atau true membrane pada konjuktiva tarsal dan

petechial subconjuktival hemorrhage

Symptom- lakrimasi, sensitivitas cahaya dan sensasi benda asing di mata

Diagnosa- dengan ditemukan pseudomembran di konjuktiva dan pada slit lamp

kelihatan infiltrasi di subepitel kornea

Tatalaksana-

1. suportif- kompres dingin dan air mata buatan

Page 12: Case Ulkus Kornea Jamur

2. Topical corticosteroid- mengurang fotofobia dan mengelak scar

3. Mengangkat pseudomembran secara manual dengan forsep atau swab

setiap 2-3 hari

B. ULKUS KORNEA NON-INFEKSI

1. Keratokonjungtivitis Fliktenular

Fliktenula adalah akumulasi setempat limfosit, monosit, makrofag, dan

akhirnya neutrofil.Lesi ini mula-mula muncul di limbus, tetapi padas erangan-

serangan berikutnya akan mengenai konjungtiva bulbi dan kornea. Fliktenula

kornea, umumnya bilateral, membentuk parut, dan vaskularisasi.4

Keratokonjungtivitis fliktenular adalah respon hipersensitivitas tipe lambat

terhadap stafilokokus aureus atau bakteri lain yang berproliferasi di tepi palpebra

pada blefaritis. Fliktenula yang tidak di obati akan menyembuh dalam 10-14 hari.

Kortikosteroid topical memperpendek lama penyakit dan mengurangi timbulnya

parut dan vaskularisasi.5

2. Ulkus Kornea Akibat Defisiensi Vitamin A

Ulkus kornea yang khas pada avitaminosis A terletak di sentral dan

bilateral, berwarna kelabu dan indolen, disertai kehilangan kilau kornea di

sekitarnya. Kornea melunak dan nekrotik dan sering timbul perforasi. Epitel

konjungtiva mengalami keratinisasi yang tampa sebagai bercak Bitot.Di dalam

bercak ini, konjungtiva berlipat-lipat konsentris terhadap limbus, dan materi

Page 13: Case Ulkus Kornea Jamur

kering bersisik dapat terlihat merontok dari daerah ini kedalam cul-de-sac

inferior.5

Klasifikasidefisiensi vitamin A :1

a) X1A : xerosis konjungtiva tanpa bercak bitot

b) X1B : xerosis konjungtiva dengan bercak bitot

c) X2 : kornea xerosis

d) X3A : ulserasi kornea dengan keratomalasia kurang 1/3 permukaan kornea

e) X3B : ulserasi kornea dengan keratomalasia lebih 1/3 permukaan kornea

Defisiensi vitamin A ringan harus diterapi pada orang dewasa dengan dosis

30.000 unit/hari selama 1 minggu. Kasus lanjut memerlukan dosis awal yang jauh

lebih tinggi( 20.000 unit/ kg/ hari ). Salep sulfanamida atau antibiotic dapat

digunakan secara local pada mata untuk mencegah infeksi bakteri sekunder.5

3. Keratitis Marginal pada Penyakit Autoimun

Bagian perifer kornea mendapat nutrisi dari aqueous humor, kapiler

limbus, dan tear film. Bagian ini berhubungan dengan jaringan limfoid

subkonjungtival dan pembuluh-pembuluh limfe di limbus. Konjungtiva

perilimbus berperan penting dalam patogenesis lesi-lesi kornea yang berasal dari

penyakit mata lokal atau kelainan sistemik, terutama yang asalnya

autoimun.terdapat persamaan yang mencolok antara jalinan kapiler limbus dan

jalinan kapiler glomerulusginjal. Pada membran basal endotel kedua kapiler

tersebut terdapat endapan kompleks-kompleks imun yang menimbulkan penyakit

imunologik. Jadi kornea perifer sering terlibat pada penyakit auto imun seperti

arthritis reumatoid, poliarteritis nodosa, SLE, dan lain sebagainya. Terapi

diarahkan pada penyakit sistemik yang bersangkutan.5

4. Infiltrat Marginal dan Ulkus

Kebanyakan dari ulkus kornea marginal lesinya jinak tapi sangat nyeri. Ulkus ini

disebabkan oleh infeksi sekunder akut atau kronic konjuktivitis bakteri,

blefarokonjuktivitis stafilokokus. Lesinya tidak disebabkan oleh infeksi dan

sampel yang diambil tidak ditemukan bakteri penyebabnya.

Page 14: Case Ulkus Kornea Jamur

Ulkus disebabkan sensitisasi dari produk bakteri, antibody dari pembuluh darah

limbus bereaksi dengan antigen yang berdifus melalui epithelium kornea. Ulkus

bermula dengan infiltrat linier atau oval terpisah dari limbus oleh interval lucid

yang kemudiannya akan mengalami ulserasi dan vaskularisasi.

Penyakit ini biasanya self limited selama 7-10 hari.

Tatalaksana :

1. Rawatan blepharitis – shampoo, antimikroba

2. Topikal kortikosteroid- meringankan gejala

5. Ulkus Mooren

Ulkus yg penyebabnya masih belum diketahui

Merupakan ulkus marginal

60-80% pada kasus ini unilateral dan ditandai dg exavacation(penggalian)

limbus dan kornea perifer

Progresif dan sering berakibat kehilangan mata

Sering dijumpai pada usia tua

Ulkus ini tidak responsif thd antibiotik dan kortikosteroid

Unilateral biasanya pada orang tua, bilateral pada orang muda

Tata Laksana :

Bare Sklera dan dengan flap amnion

Eksisi konjungtiva pada bagian limbus > guna menghilangkan substansi

yg menimbulkan sensitisasi

Sebagian kasus yg masi tahap awal dilakukan keratoplasti tektonik lamelar

dan berhasil baik

Page 15: Case Ulkus Kornea Jamur

Untuk kontrol pada tahap menengah sampai lanjut dilakukan terapi

imunosupresif sistemik

6. Ulkus Neurotropik

Disebabkan karna disfungsi nervus trigeminus sehingga hilangnya refleks

kedip pada mata

Akibatnya mekanisme pertahanan epitel kornea melemah

Pada tahap awal terdapat edema epitel bebercak difus

Dilanjutkan dg meluasny daerah yg kehilangan epitel mencakup sebagian

besar kornea

Khas pada kasus ini sensasi pada kornea telah hilang, jadi pasien tidak

merasakan gangguan keseharian meski pada kasus berat sekalipun

Tata Laksana

Pasien harus diperingatkan untuk memperhatikan kemerahan atau sekret

berlebihan, ataupun gangguan penglihatan pada matanya untuk segera

diperiksa

Menjaga kornea agar tetap basah dg air mata buatan dan salep pelumas

Penggunaan kacamata renang di malam hari untuk melindungi mata

Ptosis buatan yg diinduksikan dg zat toksin butolinum

Dan yg paling penting kasus2 infeksi sekuder pada kornea harus ditangani

sebaik2nya

VI. Komplikasi 

            Pengobatan ulkus yang tidak adekuat dan terlambat dapat menimbulkan

komplikasi yaitu :3

1. Terbentuknya jaringan parut kornea sehingga dapat menurunan visus

mata.

2. Perforasi kornea

3. Iritis dan iridosiklitis

4. Descematokel

5. Glaukoma sekunder

6. Endoftalmitis atau panoftalmitis

Page 16: Case Ulkus Kornea Jamur

7. Katarak

VII. Prognosis 

Dengan penanganan sedini mungkin, infeksi pada kornea dapat

sembuh,mungkin tanpa harus terjadi ulkus. Bila ulkus kornea tidak diterapi, dapat

merusak kornea secara permanen. Dan juga dapat mengakibatkan perforasi dari

interior mata, sehingga menimbulkan penyebaran infeksi dan meningkatkan

resiko kehilangan penglihatan yang permanen. Semakin telat pengobatan ulkus

kornea, akan menimbulkan kerusakan yang banyak dan timbul jaringan parut

yang luas.3

Page 17: Case Ulkus Kornea Jamur

LAPORAN KASUS

Seorang laki-laki berusia 57 tahun datang kepoliklinik Mata RS.Dr. M.

Djamil Padang tanggal 3 Maret 2012 dengan:

Keluhan Utama:

Mata kiri merah, perih, dan kabur sejak 1 minggu yang lalu

Riwayat Penyakit Sekarang:

• Mata kiri merah, perih, dan kabur sejak 1 minggu yang lalu

• Awalnya 2 minggu yang lalu, mata pasien gatal karena terkena debu,

karena keluhan gatal tidak berkurang lalu pasien menggosok2 matanya dan

mencucinya dg air sirih dan air seni.

• Pada hari ke-4 setelah dicuci dengan air sirih setiap harinya, pasien

merasakan matanya merah perih kabur dan tampak bercak putih keabu2an.

• Dua hari yang lalu pasien berobat ke rumah sakit swasta dan diberi

solnazole dan ciprofloxacin

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU :

• Pasien tidak pernah mengalami kejadian yang sama sebelumnya.

• Pasien tidak mempunyai riwayat alergi.

• Pasien tidak pernah mengkonsumsi obat jangka lama.

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA:

Tidak ada anggota keluarga yang mengalami penyakit yang sama

Status Ophtalmikus

Status Ophtalmikus OD OS

Visus tanpa koreksi 5/7 1/∞PS

Refleks fundus + -

Silia/supersilia Trikiasis (-),madarosis (-) Trikiasis (-),madarosis (-)

Palpebra superior Udem -, hiperemis - Udem+, hiperemis -

Page 18: Case Ulkus Kornea Jamur

Palpebra inferior

Aparat lakrimalis Lakrimasi normal Lakrimasi normal

Konjungtiva tarsalis

Konjungtiva fornik

Konjungtiva bulbi

Hiperemis-, injeksi silier- Hiperemis +, injeksi silier +

Sclera Putih Putih

Kornea Bening Ulkus + sentral, ukuran

10x8mm, kedalaman 2/3

stroma, seidel test (-)

Kamera okuli anterior Cukup dalam Cukup dalam, hipopion +

Iris Bulat, rugae (+) Tidak bisa dinilai

Pupil Bulat, reflex (+/+) Tidak bisa dinilai

Lensa Bening Tidak bisa dinilai

Fundus:

- papil

- pembuluh darah

- retina

- macula

Bulat, batas tegas

aa:vv= 2:3

perdarahan (-),eksudat (-)

fovea (+)

Tidak tembus

Tekanan bulbus okuli N(Palpasi) Tidak bisa dinilai

Posisi bulbus okuli Orto Orto

Gerakan bulbus okuli Bebas Bebas

Pemeriksaan lainnya

Gambar

Diagnosis Kerja: Ulkus kornea sentralis OS ec. Susp Jamur

Terapi:Solnazole ed/jam OS

Ciprofloxacin 2x 500mg

DISKUSI

Telah dilaporkan seorang pasien laki-laki berusia 57 tahun datang ke

poliklinik mata RS Dr. M Djamil Padang tanggal 3 Maret 2012 dengan diagnosis

Page 19: Case Ulkus Kornea Jamur

ulkus kornea sentralis OS ec susp jamur. Diagnosis ditegakkan dari anamnesis dan

pemeriksaan fisik.

Dari anamnesis didapatkan mata kiri merah, perih, dan kabur sejak 1

minggu sebelum masuk RS. Awalnya 2 minggu yang lalu, mata pasien gatal

karena terkena debu, karena keluhan gatal tidak berkurang lalu pasien

menggosok2 matanya dan mencucinya dengan air sirih dan air seni. Padahari ke-4

setelah dicuci dengan air sirih setiap harinya, pasien merasakan matanya merah

perih kabur dan tampak bercak putih keabu2an. Dua hari yang lalu pasien berobat

ke rumah sakit swasta dan diberi solnazole dan ciprofloxacin

Dari pemeriksaan fisik pada mata kiri ditemukan visus 1/ PS, injeksi

siliar (+), pada kornea terdapat ulkus (+) sentral dengan ukuran 10x8 mm,

kedalaman 2/3 anterior stoma, tepi irregular dan hipopion (+) pada COA dengan

permukaan agak mencembung.

Berdasarkan literatur, ulkus kornea adalah

Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik diagnosis pasien adalah ulkus

kornea sentralis e.c suspek jamur dikarenakan gejala tadi timbul setelah mata

pasien di cuci dengan air tumbuh-tumbuhan, yaitu air sirih selama 4 hari berturut-

turut. Untuk memastikan diagnosis pasien ini dianjurkan untuk dilakukan

pemeriksaan pewarnaan KOH dan gram dari kerokan dasar dan tepi ulkus

kornea.Adapun pemeriksaan lain yang dianjurkan untuk pasien ini adalah kultur

dan sensitivity test.

Untuk saat ini diberikan pengobatan anti jamur untuk mengobati dan

mencegah terjadinya infeksi yang meluas.Pemberian antibiotic spectrum luas juga

di lakukan karena mungkin saja infeksi di sebabkan oleh bakteri dan mencegah

infeksi sekunder

Terapi yang telahdiberikan

• Solnazole ed/jam OS

• Ciprofloxacin 2x 500mg

Prognosis pasien ini, quo ad vitam adalah bonam, karena tanda-tanda

vitalnya masih dalam batas normal, sedangkan quo ad functionam adalah dubia ad

malam karena walaupun dengan pengobatan yang tepat dan teratur ulkusnya dapat

Page 20: Case Ulkus Kornea Jamur

sembuh, namun meninggalkan bekas berupa sikatrik yang dapat menimbulkan

gangguan tajam penglihatan.

DAFTAR PUSTAKA

Page 21: Case Ulkus Kornea Jamur

1. American Academy of Ophtalmology . External Disease and Cornea.

Basic and Clinical Science Course, Section 11. The Foundation of AAO.

San Fransisco. 2008-2009.

2. Getry Sukmawati. Bahan Kuliah Kornea. FK Unand. Padang. 2010

3. Titiyal JS. Standart Treatment Guidelines ; Management of Corneal

Injuries and Infections. New Delhi. Government of India-WHO

Collaborative Program 2006-07. 2007. 24-39

4. Vaughan DG, et al. Kornea dalam oftalmologi umum. Jakarta,

Widiamedika, 2000, hal 129-140.

5. Soehardjo, Widodo F, Dewi UM. Tingkat keparahan ulkus kornea di RS

Dr. Sardjito sebagai tempat pelayanan matatertier. Yogyakarta, Bagian

Ilmu Penyakit Mata FK UGM/SMF Penyakit Mata RS Dr.Sardjito. 2001

6. Sitompul R, dkk. Arah penatalaksanaan ulkus kornea bakteri dalam

Understanding okulator infection and inflamation. Jakarta. Perdami Jaya,

1999, 25-35

7. Khurana AK, Comprehensive Ophtalmology. Rohtak, 2010.