STATUS ILMU PENYAKIT MATA I. IDENTITAS Nama : Tn. S Umur : 46 tahun Jenis Kelamin : laki-laki Agama : Islam Pekerjaan : Buruh Alamat : manusrejo sambi duwur tanon sragen. II. ANAMNESIS Dilakukan Autoanamnesis pada tanggal 4 mei 2010 Keluhan Utama: Mata kanan merah dan nyeri sejak satu setengah bulan smrs Keluhan tambahan: Mata berair, belekan, serta pandangan kabur. Riwayat Penyakit Sekarang: Satu setengah bulan smrs mata kanan os terkena batang jerami, sehingga dirasa nyeri, berwarna kemerahan, gatal(-),berair(+), os juga mengaku sering keluar belekan jernih namun dirasa lengket, pengelihatan buram disangkal os. os mengaku sudah berobat ke rumah sakit tetapi tidak mengalami perubahan. 2 minggu smrs os mengaku sakitnya tambah parah, dan pengelihatan semakin buram,os mengaku bahwa sering merasa pusing,dan susah tidur, sakit kepala, maka os memeriksakan diri di rs mata DR.Yap. Riwayat Penyakit Dahulu: a. Umum - Hipertensi (-) - DM (-) - Asma (-) - Alergi obat disangkal os. b. Mata - Os mengaku 10 tahun yang lalu mata nya pernah kena besi berkarat namun dinyatakan sembuh oleh dokter. Riwayat Penyakit Keluarga: - Hipertensi(+). Asma(-). - Diabetes miletus(-). Alergi obat(-) 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
II. ANAMNESISDilakukan Autoanamnesis pada tanggal 4 mei 2010
Keluhan Utama:Mata kanan merah dan nyeri sejak satu setengah bulan smrsKeluhan tambahan:Mata berair, belekan, serta pandangan kabur.Riwayat Penyakit Sekarang:
Satu setengah bulan smrs mata kanan os terkena batang jerami, sehingga dirasa nyeri, berwarna kemerahan, gatal(-),berair(+), os juga mengaku sering keluar belekan jernih namun dirasa lengket, pengelihatan buram disangkal os. os mengaku sudah berobat ke rumah sakit tetapi tidak mengalami perubahan.
2 minggu smrs os mengaku sakitnya tambah parah, dan pengelihatan semakin buram,os mengaku bahwa sering merasa pusing,dan susah tidur, sakit kepala, maka os memeriksakan diri di rs mata DR.Yap.
Riwayat Penyakit Dahulu:a. Umum
- Hipertensi (-)
- DM (-)
- Asma (-)
- Alergi obat disangkal os.
b. Mata- Os mengaku 10 tahun yang lalu mata nya pernah kena besi berkarat namun
dinyatakan sembuh oleh dokter.
Riwayat Penyakit Keluarga:- Hipertensi(+). Asma(-).
1
- Diabetes miletus(-). Alergi obat(-)
III. PEMERIKSAAN FISIKA. STATUS GENERALIS
Keadaan Umum : Tampak sakit sedangKesadaran : Compos MentisTanda Vital : Tekanan Darah: 140/90mmHg
Punctum Lakrimalis Terbuka TerbukaTes Anel Tidak dilakukan Tidak dilakukan
8. SKLERA
3
Warna Sulit dinilai Putih Ikterik - -Nyeri Tekan - -
9. KORNEA
Kejernihan Keruh JernihPermukaan Terdapat ulkusø2mm LicinUkuran 12 mm 12mmSensibilitas kurang BaikInfiltrat + -Keratik Presipitat - -Sikatriks - -Ulkus + -Perforasi - -Arkus Senilis - -Edema - -Tes Placido Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Letak Di tengah Di tengahBentuk Sulit dinilai BulatUkuran Sulit dinilai 3 mmRefleks Cahaya Langsung
Sulit dinilai Positif
Refleks Cahaya TakLangsung
Sulit dinilai Positif
4
13. LENSA
Kejernihan Sulit dinilai JernihLetak Di tengah Di tengahShadow Test Sulit dinilai Negatif
14. BADAN KACA
Kejernihan Tidak dilakukan Tidak dilakukan
15. FUNDUS OKULI
Batas Tidak dilakukan Tidak dilakukanWarna Tidak dilakukan Tidak dilakukanEkskavasio Tidak dilakukan Tidak dilakukanRasio Arteri : Vena Tidak dilakukan Tidak dilakukanC/D Ratio Tidak dilakukan Tidak dilakukanMakula Lutea Tidak dilakukan Tidak dilakukanRetina Tidak dilakukan Tidak dilakukanEksudat Tidak dilakukan Tidak dilakukanPerdarahan Tidak dilakukan Tidak dilakukanSikatriks Tidak dilakukan Tidak dilakukanAblasio Tidak dilakukan Tidak dilakukan
16. PALPASI
Nyeri Tekan + -Massa Tumor - -Tensi Okuli Normal per palpasi Normal per palpasiTonometri Schiotz Tidak dilakukan Tidak dilakukan
17. LAPANG PANDANG
Tes Konfrontasi Tidak samadengan pemeriksa
Sama dengan pemeriksa
18. PERSEPSI CAHAYA DAN WARNA
Persepsi cahaya Baik Baik
Persepsi warna Baik Baik
5
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG1. Swab kornea dan uji resistensi
7 mei 2010 Hasil nya: aspergillus fumigatus dengan hasil uji sensitivitas didapatkan resisten pada: ketokonasol,itrakonasol,flukonasol, dan sensitif pada terbinafin.
2. Pewarnaan kornea dengan zat fluoresensi.3. Lab rutin
Sel darah merah : 6,45 jutaLeukosit : 10400Hb : 16,7 g/dlHt : 55,7 %Trombosit : 218.000Mcv : 86 um3MCH : 25,9 lpgMCHC : 30L g/dlRDW :14,3%MPV : 5,9Lum3PDW : 13%
V. RESUMELaki-laki berusia 46 tahun, dengan keluhan mata kanan os nyeri, dan berwarna
kemerahan, berair(+), os juga mengaku sering keluar belekan jernih namun dirasa lengket, pengelihatan burambaru dirasa 2 minggu smrs, os mengaku mata kanan ini terkena jerami. Pada pemerikasaan visus didapat pada mata kanan 1/~,dan pada palpebra terdapat spasme,hiperemis pada konjungtiva tarsal dan bulbi,injeksi konjungtiva dan siliar, terdapat kekeruhan, infiltrat dan ulkus pada kornea, pada kamera okuli anterior terdapat hipopion, pada pemeriksaan lapang pandang,terdapat penurunan lapang padang pada mata kanan os.
VI. DIAGNOSIS KERJAa. Okuli Dextra (OD):
Ulkus kornea cum hipopion ec trauma tumpul(jerami)
b. Okuli Sinistra (OS): Emetrop
VII. DIAGNOSIS BANDINGKeratitis bacterialKeratitis jamur
VIII. PENATALAKSANAAN 1. rawat inap.2. evakuasi benda asing.3. pemberian sikloplegik : SA 1% 3 kali per hari.
6
4. pemberian antibiotik broad spectrum dan anti jamur sebelum hasil uji resistensi keluar:ceftriaxone forte per 15 menit, natacin / jam, tobro / jam , fungicid tiap 3 jam, diflucan tiap 30 menit.5. apabila tidak sembuh di rencanakan untuk keratoplasti.
IX. PROGNOSISOKULO DEXTRA (OD) OKULO SINISTRA (OS)
Ad Vitam : Dubia ad malam Bonam Ad Fungsionam : Dubia ad malam BonamAd Sanationam : Dubia ad malam Bonam
TINJAUAN PUSTAKA
I. Latar Belakang
Pembentukan parut akibat ulserasi kornea adalah penyebab utama kebutaan dan ganguan
penglihatan di seluruh dunia. Kebanyakan gangguan penglihatan ini dapat dicegah, namun hanya
bila diagnosis penyebabnya ditetapkan secara dini dan diobati secara memadai.1
Ulkus kornea adalah keadaan patologik kornea yang ditandai oleh adanya infiltrat supuratif
disertai defek kornea bergaung, diskontinuitas jaringan kornea dapat terjadi dari epitel sampai
stroma. Ulkus kornea yang luas memerlukan penanganan yang tepat dan cepat untuk mencegah
perluasan ulkus dan timbulnya komplikasi berupa descematokel, perforasi, endoftalmitis, bahkan
kebutaan. Ulkus kornea yang sembuh akan menimbulkan kekeruhan kornea dan merupakan
penyebab kebutaan nomor dua di Indonesia.2
Ulkus kornea termasuk kasus kegawat daruratan pada penyakit mata. Dimana mata
terancam akan kehilangan fungsi penglihatan atau terjadi kebutaan bila tidak dilakukan tindakan
ataupun pengobatan secepatnya. Hal ini dapat diakibatkan oleh penyakit atau kelainan mata dan
trauma mata. Kebanyakan gangguan penglihatan ini dapat dicegah, namun hanya bila diagnosis
penyebabnya ditetapkan secara dini dan diobati secara memadai. Sehingga penatalaksanaan yang
tepat akan dapat mengurangi komplikasi yang dapat ditimbulkan.
7
II. Anatomi dan Fisiologi Kornea
Kornea adalah jaringan transparan, yang ukurannya sebanding dengan kristal sebuah jam tangan
kecil. Kornea ini disisipkan ke sklera di limbus, lengkung melingkar pada persambungan ini
disebut sulkus skelaris. Kornea dewasa rata-rata mempunyai tebal 0,54 mm di tengah, sekitar
0,65 di tepi, dan diameternya sekitar 11,5 mm dari anterior ke posterior, kornea mempunyai lima
lapisan yang berbeda-beda: lapisan epitel (yang bersambung dengan epitel konjungtiva bulbaris),
lapisan Bowman, stroma, membran Descement, dan lapisan endotel. Batas antara sclera dan
kornea disebut limbus kornea. Kornea merupakan lensa cembung dengan kekuatan refraksi
sebesar + 43 dioptri. Kalau kornea udem karena suatu sebab, maka kornea juga bertindak sebagai
prisma yang dapat menguraikan sinar sehingga penderita akan melihat halo.1
Kornea terdiri dari 5 lapisan dari luar kedalam:
1. Lapisan epitel
Ø Tebalnya 50 µm , terdiri atas 5 lapis sel epitel tidak bertanduk yang saling tumpang tindih;
satu lapis sel basal, sel polygonal dan sel gepeng.
Ø Pada sel basal sering terlihat mitosis sel, dan sel muda ini terdorong kedepan menjadi lapis sel
sayap dan semakin maju kedepan menjadi sel gepeng, sel basal berikatan erat dengan sel basal
disampingnya dan sel polygonal didepannya melalui desmosom dan macula okluden; ikatan ini
menghambat pengaliran air, elektrolit dan glukosa yang merupakan barrier.
Ø Sel basal menghasilkan membrane basal yang melekat erat kepadanya. Bila terjadi gangguan
akan menghasilkan erosi rekuren.
Ø Epitel berasal dari ectoderm permukaan.
2. Membran Bowman
Ø Terletak dibawah membrana basal epitel kornea yang merupakan kolagen yang tersusun tidak
teratur seperti stroma dan berasal dari bagian depan stroma.
8
Ø Lapis ini tidak mempunyai daya regenerasi.
3. Jaringan Stroma
Ø Terdiri atas lamel yang merupakan sususnan kolagen yang sejajar satu dengan yang lainnya,
Pada permukaan terlihat anyaman yang teratur sedang dibagian perifer serat kolagen ini
bercabang; terbentuknya kembali serat kolagen memakan waktu lama yang kadang-kadang
sampai 15 bulan.Keratosit merupakan sel stroma kornea yang merupakan fibroblast terletak
diantara serat kolagen stroma. Diduga keratosit membentuk bahan dasar dan serat kolagen dalam
perkembangan embrio atau sesudah trauma.
4. Membran Descement
Ø Merupakan membrana aselular dan merupakan batas belakang stroma kornea dihasilkan sel
endotel dan merupakan membrane basalnya.
Ø Bersifat sangat elastis dan berkembang terus seumur hidup, mempunyai tebal 40 µm.
5. Endotel
Ø Berasal dari mesotelium, berlapis satu, bentuk heksagonal, besar 20-40 mm. Endotel melekat
pada membran descement melalui hemidosom dan zonula okluden.4
Kornea dipersarafi oleh banyak saraf sensorik terutama berasal dari saraf siliar longus,
saraf nasosiliar, saraf ke V, saraf siliar longus berjalan supra koroid, masuk ke dalam stroma
kornea, menembus membran Bowman melepaskan selubung Schwannya. Bulbus Krause untuk
sensasi dingin ditemukan diantara. Daya regenerasi saraf sesudah dipotong di daerah limbus
terjadi dalam waktu 3 bulan.4
Sumber nutrisi kornea adalah pembuluh-pembuluh darah limbus, humour aquous, dan air
mata. Kornea superfisial juga mendapat oksigen sebagian besar dari atmosfir. Transparansi
kornea dipertahankan oleh strukturnya seragam, avaskularitasnya dan deturgensinya.1
III. Definisi Ulkus Kornea
9
Ulkus kornea adalah hilangnya sebagian permukaan kornea akibat kematian jaringan
kornea, yang ditandai dengan adanya infiltrat supuratif disertai defek kornea bergaung, dan
diskontinuitas jaringan kornea yang dapat terjadi dari epitel sampai stroma.
IV. Faktor Pencetus
Terjadinya ulkus kornea biasanya didahului oleh faktor pencetus yaitu rusaknya sistem barier
epitel kornea oleh penyebab-penyebab seperti :
a. Kelainan pada bulu mata (trikiasis) dan sistem air mata (insufisiensi air mata, sumbatan
saluran lakrimal)
b. Oleh faktor-faktor eksternal yaitu : luka pada kornea (erosi kornea) karena trauma,
2. Anonimous. 2007. Ulkus Kornea. Dikutip dari www.medicastore.com.
3. Suharjo, Fatah widido.2007. Tingkat keparahan Ulkus Kornea di RS Sarjito Sebagai Tempat Pelayanan Mata Tertier. Dikutip dari www.tempo.co.id.
4. Ilyas, Sidarta. 2004. Ilmu Penyakit Mata, Edisi ketiga FKUI : Jakarta.
5. Perhimpunan Dokter Spesislis Mata Indonesia.2002. Ulkus Kornea dalam : Ilmu Penyakit Mata Untuk Dokter Umum dan Mahasiswa Kedokteran, edisi ke2. Penerbit Sagung Seto: Jakarta.
6. Anonymous, Corneal Ulcer. Dikutip dari www.HealthCare.com. 2007-04-14
7. Anonimus, Corneal Ulcer. Dikutip dari www.wikipedia.org