BAB 11
BAB I
PendahuluanSinusitis adalah infeksi atau peradangan dari mukosa
sinus paranasal. Sinusitis mungkin hanya terjadi pada beberapa hari
(sinusitis akut) atau dapat berlanjut menjadi sinusitis kronis jika
tanpa pengobatan yang adekuat.(1)Angka kejadian sinusitis akut
mendekati 3 dalam 1000 orang. Sedangkan sinusitis kronis lebih
jarang kira-kira 1 dalam 1000 orang. Bayi di bawah 1 tahun tidak
menderita sinusitis karena pembentukan sinusnya belum sempurna,
tetapi sinusitis dapat terjadi pada berbagai usia dengan cara
lain.(2) Di Amerika diperkirakan lebih dari 30 juta pasien
menderita sinusitis.(3)Sekitar 0,5 sampai dengan 2 persen kasus
viral rhinosinusitis akan berkembang menjadi infeksi bakterial.(1)
Sinusitis jarang mengancam jiwa, tetapi kadang dapat menimbulkan
komplikasi yang serius.(3)BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi Hidung dan Sinus Paranasal
Rongga hidung atau kavum nasi adalah rongga yang berbentuk
terowongan dari depan ke belakang yang dipisahkan oleh septum di
bagian tengah menjadi rongga hidung kanan dan kiri. Lobang hidung
depan disebut nares anterior dan lobang hidung belakang disebut
nares posterior ( khoana ) yang memisahkan rongga hidung dengan
nasofaring. Di dinding lateral rongga hidung terdapat 3 tonjolan
tulang yang dilapisi mukosa yaitu konka superior, media dan
inferor. Celah yang terdapat diantara konka-konka tersebut atau
lebih tepat ruang diantara konka tersebut dengan dinding lateral
rongga hidung disebut meatus yaitu meatus superior, media dan
inferior.5Sinus paransal merupakan salah satu organ tubuh manusia
yang sulit dideskripsi karena bentuknya sangan bervariasi pada tiap
individu. Ada empat pasang sinus paranasal mulai dari yang terbesar
yaitu sinus maksila, sinus frontal, sinus etmoid,dan sinus sphenoid
kanan dan kiri. Sinus paranasal merupakan merupakan hasil
pneumatisasi tulang-tulang kepala , sehingga berbentuk rongga di
dalam tulang. Semua sinus mempunyai muara ( ostium ) ke dalam
rongga hidung.6
Pada sepertiga tengah dinding lateral hidung yaitu di meatus
medius terdapat muara-muara dari sinus maksila, sinus frontal dan
sinus etmoid anterior. Di daerah yang sempit ini terdapat prosessus
uncinatus, infundibulum, hiatus semilunaris, recessus frontalis,
bula etmoid dan sel-sel etmoid anterior. Daerah yang sempit dan
rumit ini disebut kompleks osteomeatal ( KOM ) yang merupakan
factor utama patogenesa tejadinya sinusitis.5,6Mukosa hidung dan
sinus paranasal terdiri dari epitel torak berlapis semu bersilia
dan diatasnya terdapat sel-sel goblet yang menghasilkan lendir.
Sekresi dari sel-sel goblet dan kelenjar ini membentuk selimut
mukosa,. Diatas permukaan mukosa terdapat silia yang di rongga
hidung bergerak secara teratur kea rah nasofaring dan dari rongga
sinus kearah ostium dari sinus tersebut. Silia dan selimut mukosa
ini berfungsi sebagai proteksi dan melembabkan udara inspirasi yang
disebut sebagai system mukosilier. Sinus dari kelompok anterior
dailirkan ke naso faringdi bagian depan muara tuba eustakius sedang
sinus grup posterior dialirkan ke nasofaring di bagian postero
superior tuba eustakius.5
Gambar 1. Anatomi sinus2.2 Definisi
Sinusitis atau istilah yang seharusnya rinosinusitis adalah
penyakit inflamasi mukosa yang melapisi hidung dan sinus paranasal.
Bila mengenai beberapa sinus disebut multisinus, sedangkan bila
mengenai semua sinus disebut pansinusitis. Sesuai anatomi yang
terkena , dapat dibagi menjadi sinusitis maksila, sinusitis etmoid,
sinusitis frontal dan sinusitis sphenoid.6Yang paling sering
ditemukan ialah sinusitis maksilaris dan sinusitis etmoid,
sinuisitis frontal dan sinusitis etmoid lebih jarang. Pada anak
hanya sinus maksila dan sinus etmoid yang berkembang, sedangkan
sinus sphenoid belum.
Sinus maksila merupakan sinus yang paling sering terinfeksi
karena:
1. Merupakan sinus paranasal yang terbesar
2. Letak ostiumnya lebih tinggi dari dasar, sehingga aliran
secret ( drenase ) dari sinus maksila hanya tergantung dari gerakan
silia.
3. Dasar sinus maksila adalah dasar akar gigi ( prosessus
alveolaris ) sehingga infeksi gigi dapat menyebabkan sinusitis
maksilaostium sinus maksila terletak di meatus medius , disekitar
hiatus semilunaris ynag sempit sehingga mudah tersumbat.2.3
Klasifikasi
Konsensus intersional yang merupakan hasil intersional
Conference On Sinus Disease 1993 dan telah disepakati untuk dipakai
di Indonesia, mendefinisikan sinusitis akut dan kronis lebih
berdasarkan pada patofisiologi daripada pembagian waktu yang ketat
berdasarkan lamanya penyakit .1Sinusitis diklasifikasikan sebagai
sinusitis akut jika periode infeksinya sembuh dengan terapi
medikamentosa , tanpa terjadi kerusakan mukosa. Sinusitis akut
rekuren didefinisikan sebagai episode akut yang berulangyang dapat
sembuh dengan terapi medikamentosa saja sehingga tidak terdapat
kerusakan mukosa yang irreversible. Sinusitis kronis adalah
penyakit yang tidak dapat sembuh dengan terapi medikamentosa saja.
Hal yang merupakan paradigmabaru dari consensus internasional ini
adalah, baik pada sinusitis akut maupun kronis,jika obstruksi
ostium dihilangkan dan terjadi aerasi yang adekuat dari sinus-sinus
yang menderita maka mukosa yang telah rusak dapat kembali mengalami
regenerasi.5Untuk kepentingan praktis, kriteria untuk sinusitis
akut dan kronis pada penderita dewasa dan anak berdasarkan gambaran
klinik dapat dilihatpada tabel 1
Tabel 1. criteria sinusitis akut dan kronik pada anak dan dewasa
menurut Internasional Confrence on Sinus Disease 1993.KRITERIA
SINUSITIS AKUT SINUSIIS KRONIKDewasa Anak Dewasa Anak
1. lama gejala dan tanda