BAB IPENDAHULUAN
Sesak napas atau dispnea adalah perasaan sulit bernapas ditandai
dengan napas pendek dan penggunaan otot bantu pernapasan. Dispnea
dapat ditemukan pada penyakit kardiovaskular, emboli paru, penyakit
paru interstisial atau alveolar, gangguan dinding dada, penyakit
obstruktif paru (emfisema, bronkitis, asma), maupun
kecemasan.1Sesak napas karena kelainan saluran pernapasan paling
sering ditemukan pada Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK).
Penyakit ini disebabkan oleh proses peradangan paru dan ditandai
dengan gangguan aliran udara dalam saluran pernapasan yang bersifat
irreversible. Gejala lain yang menyertai adalah batuk lama (kronik)
yang berdahak. Faktor risiko tinggi untuk menderita penyakit ini
adalah perokok, usia diatas 40 tahun, sering terpapar debu dan zat
kimia dalam jumlah banyak. Penelitian terhadap PPOK sebagai
penyakit inflamasi lokal paru yang mempunyai beban inflamasi
sistemik telah banyak diteliti, dan dampak yang ditimbulkan dapat
menyebabkan angka morbiditas dan mortalitas yang semakin
meningkat.2Menurut data Sukernas Tahun 2001, penyakit pernafasan
(termasuk PPOK) merupakan penyebab kematian ke-2 di Indonesia.
World Health Organization (WHO) memperkirakan pada tahun 2020
prevalensi PPOK akan terus meningkat dari urutan ke-6 menjadi
peringkat ke-3 di dunia penyebab kematian tersering. Prevalensi
PPOK meningkat dengan meningkatnya usia. Prevalensi ini juga lebih
tinggi pada pria daripada wanita.PPOK lebih tinggi pada
negara-negara dimana merokok adalah gaya hidup, angka kesakitannya
meningkat dengan usia lanjut. Kematian akibat PPOK sangat rendah
pada pasien usia di bawah 45 tahun.3Penyakit PPOK harus mendapatkan
pengobatan yang baik dan terutama perawatan yang komprehensif,
sejak serangan sampai dengan perawatan di rumah sakit. Dan yang
lebih penting adalah perawatan untuk memberikan pengetahuan dan
pendidikan kepada pasien dan keluarga tentang perawatan dan
pencegahan serangan berulang pada pasien PPOK di rumah. Oleh karena
itu penulis tertarik membahas mengenai cara penegakan diagnosa dan
prinsip penatalaksanaan PPOK dalam laporan kasus ini.
BAB IILAPORAN KASUS
2.1 Identifikasi Nama: Tn. M DUsia : 64 tahun Jenis kelamin :
Laki-lakiAlamat : Komplek RSS A Blok 10, Sako, PalembangPekerjaan :
BuruhAgama : Islam Status : Menikah MRS : 03 Februari 2015Med Rec:
873428
2.2 Anamnesis (Autoanamnesis tanggal 05 Februari 2015 pukul
09.00 WIB)2.2.1 Keluhan Utama :Sesak bertambah hebat sejak 2 hari
SMRS.Keluhan Tambahan :Batuk berdahak (+) sejak 1 minggu yang
lalu.
2.2.2 Riwayat Perjalanan Penyakit : 6 bulan SMRS, os mengeluh
sering batuk, berdahak (+) warna hijau, sebanyak 1/2 sendok makan,
darah (-), sesak nafas (+), mengi (-), sesak dipengaruhi cuaca
dingin, namun tidak dipengaruhi aktivitas, debu maupun posisi,
nyeri dada tidak ada, terbangun di malam hari karena sesak tidak
ada, merasa mudah lelah tidak, demam tidak ada, nafsu makan
berkurang (-), berat badan turun (-), mual dan muntah tidak ada,
BAB dan BAK tidak ada keluhan. OS berobat ke Puskesmas dikatakan
sakit asma kemudian diberi obat salbutamol 2x1 dan sirup batuk. 1
minggu SMRS os mengeluh sesak nafas (+), sesak tidak dipengaruhi
cuaca, debu, posisi, makanan maupun emosi, ada mengi, ada batuk
berdahak berwarna hijau sebanyak 1 sendok makan, terbangun di malam
hari karena sesak (-), merasa mudah lelah (+) jika berjalan 50
meter, os nyaman tidur dengan 2-3 bantal, nyeri dada (-), demam
(-), nafsu makan berkurang (-), berat badan turun (-), mual (-),
muntah (-), BAB dan BAK tidak ada keluhan.2 hari SMRS os mengeluh
sesak semakin hebat, os berobat ke RS Pusri dan diasap 1x sesak
berkurang namun karena tidak ada ruangan, kemudian os dirujuk ke
RSMH Palembang.
2.2.3 Riwayat Penyakit Dahulu dan Kebiasaan Riwayat asma (+)
sejak 6 bulan yang lalu. Riwayat alergi obat, makanan, bahan
tertentu disangkal. Riwayat darah tinggi (+) sejak 5 tahun yang
lalu, namun tidak kontrol berobat. Riwayat penyakit kencing manis
disangkal. Riwayat penyakit paru disangkal. Riwayat mengonsumsi
obat OAT disangkal. Riwayat merokok (+), selama 30 tahun, dalam
satu hari menghabiskan 1 bungkus rokok (20 batang), namun os sudah
berhenti merokok sejak 2 tahun yang lalu.
2.2.4 Riwayat Dalam Keluarga Riwayat keluarga dengan sakit asma,
bersin-bersin pada pagi hari, alergi terhadap makanan tertentu
disangkal Riwayat kencing manis dalam keluarga disangkal. Riwayat
darah tinggi dalam keluarga disangkal. Riwayat penyakit paru dalam
keluarga disangkal.
2.2.5 Riwayat Sosial Ekonomi Os sudah tidak bekerja sejak 6
bulan yang lalu, sebelumnya os bekerja sebagai tukang becak.
Keadaan sosial ekonomi menengah ke bawah.
2.3 Pemeriksaan Fisik (Tanggal 05 Februari pukul 10.00 WIB) :
Keadaan Umum Keadaan Sakit: Tampak sakit sedangKesadaran : Kompos
mentis Tekanan darah : 150/90 mmHgNadi : 94 X/menit, reguler, isi
dan tekanan cukupFrekuensi pernafasan : 26 X/menitSuhu : 36,7oC BB:
75 kgTB: 170 cmIMT: 25,95 Kesan: overweight
Keadaan Spesifik :Kepala : Muka tampak simetris, warna kulit
sawo matang, rambut warna hitam-putih, mudah dicabut (-), alopesia
(-), nyeri tekan supra dan infra orbita (-).Mata : Konjungtiva
pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor (+/+), refleks
cahaya (+/+), mata cekung (-/-), air mata (+/+).Hidung : Bagian
luar tidak ada kelainan, septum dan tulang baik dalam perabaan,
sekret (-)Mulut : Bibir pucat (-), bibir kering (-), chelitis (-),
lidah basah (+), atrofi papil lidah (-), stomatitis (-), pembesaran
tonsil (-), pursed-lips breathing (-).Telinga : Pendengaran baik,
nyeri tekan processus mastoideus (-), sekret (-)Leher : JVP
(5-2cmH2O), pembesaran KGB (-), pembesaran struma/tiroid (-).
Thoraks : Bentuk dada normal simetris, Barrel chest (-), venektasi
(-), spider nevi (-).Cor : Inspeksi: Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi: Iktus kordis tidak teraba Perkusi: Batas jantung atas ICS
II, batas jantung kanan ICS V linea sternalis, batas jantung kiri
ICS V linea axilaris anterior sinistra. Auskultasi : HR 94 x/menit,
reguler, bunyi jantung terdengar menjauh, murmur (-), gallop
(-).
Pulmo : Inspeksi: Statis dan dinamis kanan = kiri. Palpasi:
Stemfremitus melemah di kanan dan kiri. Perkusi: Hipersonor di
kedua lapang paru. Auskultasi : Vesikuler (+) normal, Wheezing
ekspirasi (+), Ekspirasi memanjang (+), Ronkhi Basah Sedang (+) di
basal kanan.
Abdomen : Inspeksi: Datar Palpasi: Lemas, Nyeri tekan
epigastrium (-), hepar teraba 2 jari dibawah arcus costae, lien tak
teraba, turgor baik. Perkusi: Timfani, shifting dullness (-)
Auskultasi: Bising usus (+) normal.
Ekstremitas :Ekstremitas Superior : Deformitas (-), edema (-),
pucat (-/-), akral sianosis (-), akral hangat (+), pembesaran KGB
aksilla (-), CRT 50 %, jantung membesar ke kiri, apeks terangkat.
Aorta dilatasi dan kalsifikasi. Trakea di tengah. Mediastinum
superior tidak melebar. Tampak fibrotik pada kedua apeks paru.
Sudut costo phrenicus hemidiafragma kanan tumpul, kiri lancip.
Tulang-tulang dan jaringan lunak baik.Kesan : Kardiomegali dan
aorta kalsifikasi (HHD). Bekas TB Paru tidak aktif. Efusi Pleura
minimal.
Pemeriksaan Elektrokardiografi :
Interpretasi :Irama Sinus; Axis Normal; HR 98 kali/menit;
Gelombang P normal; PR interval 0,16; QRS kompleks 0,06 detik; R/S
V1