8/3/2019 Case Nuero 09
1/21
Stroke Hemoragik 2009
I. STATUS PASIEN NEUROLOGI
A. IDENTITAS PASIENNama : Ny. F
Umur : 29 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Agama : Islam
Status pernikahan : Menikah
Suku bangsa : Jawa
Tanggal masuk : 12-02-2009
Dirawat yang ke : 3
Tanggal pemeriksaan : 18-02-2009
B. ANAMNESIS
Autoanamnesa dan Alloanamnesa tanggal 18 Februari 2009, pukul 08.30 WIB
KELUHAN UTAMA : Penurunan kesadaran sejak 2 hari SMRS
KELUHAN TAMBAHAN : Sakit kepala dan mual
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG :
Pasien datang ke IGD RSPAD Gatot Soebroto dengan keluhan penurunan
kesadaran sejak 2 hari SMRS. Pasien terlihat gelisah dan bicara kacau sambil memegang
kepala, berteriak-teriak mengeluhkan sakit kepala. sakit kepala dirasakan seperti ditusuk
tusuk dan terus-menerus terutama dibagian belakang dan depan kepala. Pasien juga
mengeluh tangan dan kaki kanan terasa lebih lemas dari tangan dan kaki kiri namun
masih bisa digerakkan dengan bebas. Mual diakui pasien, namun keluhan adanya muntah,
demam, kejang, bicara pelo, sering tersedak jika makan atau minum, kesemutan dan baal
pada wajah, kaki dan tangan disangkal pasien. 2 hari SMRS pasien dirawat di RS Kesdam
setelah ditemukan dalam keadaan tidak sadar dan terjatuh dari tempat duduknya , namun
masih dapat bangun dengan goncangan yang kuat oleh suami pasien. Tak lama kemudian
pasien tiba-tiba muntah menyembur berisi makanan dan air dan setelah sadar pasien
mengeluh sakit kepala sampai keluar keringat dingin.
Page 1
8/3/2019 Case Nuero 09
2/21
Stroke Hemoragik 2009
Pasien mempunyai riwayat trauma kepala akibat kecelakaan lalu lintas tahun 1999
dan sejak saat itu pasien sering mengeluh sakit kepala. Riwayat hipertensi, diabetes
mellitus, penyakit jantung dan kebiasaan merokok disangkal.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU :
Hipertensi : disangkal
Diabetes melitus : disangkal
Sakit jantung : disangkal
Trauma kepala : Tidak disangkal, pada tahun 1999
Sakit kepala sebelumnya : Tidak disangkal, sejak trauma kepala tahun 1999
Kegemukan : Tidak disangkal
Gastritis : disangkal
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA :
Tidak ada keluarga yang menderita penyakit stroke.
RIWAYAT KELAHIRAN/PERTUMBUHAN/PERKEMBANGAN :
Tidak ada kelainan
C. PEMERIKSAAN (18-02-2009 08.30 WIB)
STATUS INTERNUS
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Gizi : Berlebih
Tanda vital :
Tekanan darah kanan : 100 / 70 mmHg
Tekanan darah kiri : 100 / 70mmHg
Nadi kanan : 64 x / menit
Nadi kiri : 64 x / menit
Pernafasan : 20 x /menit
Suhu : 36,7 C
Limfonodi : Tidak teraba membesar
Jantung : BJ I - II reguler, gallop (-), murmur (-)
Paru : Suara dasar vesikuler, wheezing (-), rhonki (-)
Page 2
8/3/2019 Case Nuero 09
3/21
Stroke Hemoragik 2009
Hepar : Tidak teraba pembesaran
Lien : Tidak teraba pembesaran
Ekstremitas : Akral hangat, tidak ada edema
STATUS PSIKIATRI
Tingkah laku : wajar
Perasaan hati : baik
Orientasi : baik
Jalan fikiran : baik
Daya ingat : kurang baik
STATUS NEUROLOGI
Kesadaran : Compos Mentis, GCS : 15 ( E4M6V5 )
Sikap tubuh : Berbaring terlentang aktif
Cara berjalan : Tidak dilakukan
Gerakan abnormal : Tidak ada
Kepala
Bentuk : Normocephal
Simetris : Simetris
Pulsasi a.Temporalis : Teraba
Nyeri tekan : Tidak ada
Leher
Sikap : Normal
Gerakan : Bebas tak terbatas
Vertebrae : Dalam batas normal
Nyeri tekan : Tidak ada
Pulsasi a. Carotis : Teraba
Page 3
8/3/2019 Case Nuero 09
4/21
Stroke Hemoragik 2009
TANDA RANGSANG MENINGEAL
Kanan Kiri
Kaku kuduk : ( - )
Laseque : > 70o > 70o
Kernig : > 135o > 135o
Brudzinsky I : ( - ) ( - )
Brudzinsky II : ( - ) ( - )
NERVI KRANIALES
Kanan Kiri
N I ( Olfactorius )
Daya penghidu : Normosmia Normosmia
N II ( Optikus )
Ketajaman penglihatan : Baik Baik
Pengenalan warna : Baik Baik
Lapang pandang : Sama dengan pemeriksa
Fundus : Tidak dilakukan
N III ( Occulomotoris )/ N IV ( Trochlearis )/ N VI ( Abducens )
Ptosis : ( - ) ( - )
Strabismus : ( - ) ( - )
Nistagmus : ( - ) ( - )
Exopthalmus : ( - ) ( - )
Enopthalmus : ( - ) ( - )
Gerakan bola mata :
Lateral : ( + ) ( + )
Medial : ( + ) ( + )
Atas lateral : ( + ) ( + )
Atas medial : ( + ) ( + )
Bawah lateral : ( + ) ( + )Bawah medial : ( + ) ( + )
Page 4
8/3/2019 Case Nuero 09
5/21
Stroke Hemoragik 2009
Atas : ( + ) ( + )
Bawah : ( + ) ( + )
Gaze : ( + ) ( + )
Pupil :
Ukuran pupil : 2 mm 2 mm
Bentuk pupil : bulat bulat
Isokor/anisokor : isokor
Posisi : ditengah ditengah
Reflek cahaya langsung : ( + ) ( + )
Reflek cahaya tidak langsung : ( + ) ( + )
Reflek akomodasi/konvergensi: ( + ) ( + )
N V ( Trigeminus )
Menggigit : Baik
Membuka mulut : Simetris
Sensibilitas atas : ( + ) ( + )
Tengah : ( + ) ( + )
Bawah : ( + ) ( + )
Reflek masseter : ( + ) ( + )
Reflek zigomatikus : ( + ) ( + )
Reflek kornea : ( + ) ( + )
Reflek bersin : Tidak dilakukan
N VII ( Facialis )
Pasif
Kerutan kulit dahi : Simetris
Kedipan mata : Simetris
Lipatan nasolabial : Asimetris, lebih datar ( +)
Sudut mulut : Asimetris, lebih datar ( + )
Aktif
Mengerutkan dahi : Simetris
Mengerutkan alis : Simetris
Page 5
8/3/2019 Case Nuero 09
6/21
Stroke Hemoragik 2009
Menutup mata : Simetris
Meringis : Asimetris , tertinggal pada sisi kanan
Mengembungkan pipi : Asimetris, kiri lebih mengembung
Gerakan bersiul : Asimetris, kanan tertinggal
Daya pengecapan lidah 2/3 depan : Tidak dilakukan
Hiperlakrimasi : Tidak ada
Lidah kering : Tidak ada
N VIII ( Vestibulocochlearis )
Mendengarkan suara gesekan jari tangan : ( + ) ( + )
Mendengar detik jam arloji : ( + ) ( + )
Test swabach : Tidak dilakukan
Test rinne : Tidak dilakukan
Test weber : Tidak dilakukan
N IX ( Glossopharyngeus )
Arcus pharynx : Simetris
Posisi uvula : Di tengah
Daya pengecapan lidah 1/3 belakang : Tidak dilakukan
Reflek muntah : (+)
N X ( Vagus )
Denyut nadi : Teraba, Reguler
Arcus pharynx : Simetris
Bersuara : Baik
Menelan : tidak ada gangguan.
N XI ( Accesorius )
Memalingkan kepala : Normal
Sikap bahu : Simetris
Mengangkat bahu : Simetris
Page 6
8/3/2019 Case Nuero 09
7/21
Stroke Hemoragik 2009
N XII ( Hipoglossus )
Menjulurkan lidah : Tidak ada deviasi
Kekuatan lidah : Simetris
Atrofi lidah : Tidak ada
Artikulasi : Baik
Tremor lidah : Tidak ada
MOTORIK
Gerakan : Bebas
Kekuatan :
Tonus : normotonus
Trofi : eutrofi
REFLEK FISIOLOGI
Reflek tendon
o Reflek bicep : ( + ) ( + )
o Reflek tricep : ( + ) ( + )
o Reflek brachioradialis : ( + ) ( + )
o Reflek patella : ( + ) ( + )
o Reflek achilles: ( + ) ( + )
Reflek periosteum : ( + ) ( + )
Reflek permukaan
Dinding perut : ( + ) ( + )
Cremaster : tidak dilakukan
Spincter ani : tidak dilakukan
REFLEK PATOLOGIS
Kanan Kiri
Page 7
5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5
8/3/2019 Case Nuero 09
8/21
Stroke Hemoragik 2009
Hoffman tromer : ( - ) ( - )
Babinski : ( - ) ( - )
Chaddok : ( - ) ( - )
Oppenheim : ( - ) ( - )
Gordon : ( - ) ( - )
Schafer : ( - ) ( - )
Klonus paha : ( - ) ( - )
Klonus kaki : ( - ) ( - )
SENSIBILITAS
Eksteroseptif
Nyeri : ( + ) ( + )
Suhu : ( + ) ( + )
Taktil : ( + ) ( + )
Propioseptif
Posisi : ( + ) ( + )
Vibrasi : ( + ) ( + )
Tekanan dalam : ( + ) ( + )
KOORDINASI DAN KESEIMBANGAN
Test romberg : tidak dilakukan
Test tandem : tidak dilakukan
Test fukuda : tidak dilakukan
Disdiadokokenesis : tidak dilakukan
Rebound phenomen : tidak dilakukan
Dismetri : tidak dilakukan
Test tunjuk hidung : ( + ) ( + )
Test telunjuk-telunjuk : ( + ) ( + )
Test tumit lutut : ( + ) ( + )
FUNGSI OTONOM
Miksi (terpasang kateter urin)
Inkontinentia : tidak ada kelainan
Retensi : tidak ada kelainan
Page 8
8/3/2019 Case Nuero 09
9/21
Stroke Hemoragik 2009
Anuria : tidak ada kelainan
Defekasi
Inkontinentia : tidak ada kelainan
Retensi : ( + ), selama 8 hari
FUNGSI LUHUR
Fungsi bahasa : baik
Fungsi orientasi : baik
Fungsi memori : kurang baik
Fungsi emosi : baik
Fungsi kognisi : baik
D. RESUME
Anamnesa
Pasien perempuan berusia 29 tahun datang dengan keluhan penurunan kesadaran
sejak 2 hari SMRS. Pasien terlihat gelisah dan bicara kacau sambil memegang kepala
berteriak-teriak mengeluhkan sakit kepala. sakit kepala dirasakan seperti ditusuk-tusuk
dan terus-menerus terutama dibagian belakang kepala. Pasien juga mengeluh tangan dan
kaki kanan terasa lebih lemas dari tangan dan kaki kiri namun masih bisa digerakkan
dengan bebas. Mual diakui pasien. 2 hari SMRS pasien dirawat di RS Kesdam setelah
ditemukan dalam keadaan tidak sadar dan terjatuh dari tempat duduknya , namun masih
dapat bangun dengan goncangan yang kuat oleh suami pasien. Tak lama kemudian pasien
tiba-tiba muntah menyembur berisis makanan dan air dan setelah sadar pasien mengeluh
sakit kepala.
Pasien mempunyai riwayat trauma kepala akibat kecelakaan lalu lintas tahun 1999
dan sejak saat itu pasien sering mengeluh sakit kepala. Riwayat hipertensi, diabetes
mellitus, penyakit jantung dan kebiasaan merokok disangkal.
Pemeriksaan
Status internus : Dalam batas normal
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Gizi : berlebih
Tekanan darah kanan : 100 / 70 mmHg
Page 9
8/3/2019 Case Nuero 09
10/21
Stroke Hemoragik 2009
Tekanan darah kiri : 100 / 70mmHg
Nadi kanan : 64 x / menit
Nadi kiri : 64 x / menit
Pernafasan : 20 x /menit
Suhu : 36,7 C
Status neurologis
Kesadaran : Compos mentis GCS : 15 ( E4M6V5 )
Nervi Cranialis VII :
Pasif
Lipatan nasolabial : Asimetris, kanan lebih datar
Sudut mulut : Asimetris, kanan lebih datar
Aktif
Meringis : Asimetris , sisi kanan tertinggal
Mengembungkan pipi : Asimetris, kiri lebih gembung
Bersiul : asimetris, sisi kanan tertinggal
MOTORIK
Gerakan : Bebas
Kekuatan :
Tonus : normotonus
Trofi : eutrofi
Refleks fisiologis : +/+
Refleks patologis : -/-
SSO : retensi (+) selama 8 hari
Fungsi luhur : fungsi memori : kurang baik
Page 10
5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5
8/3/2019 Case Nuero 09
11/21
Stroke Hemoragik 2009
Follow up sebelumnnya
tanggal Keterangan
12/02/2009 S : sakit kepala (+), mual (+)
O : KU : tampak sakit sedang
TD : 140/90 mmHg
N : 100 x/mnt
RR : 20 x/mnt
S : afebris
St Generalis : DBN
St Neurologis :
Kesadaran : E4M6V3
Rangsang meningeal : -
N craniales : DBN
Motorik : eutrofi
Tonus : normotonus
Gerakan : bebas
Kekuatan : 4 4 4 4 5 5 5 5
4 4 4 4 5 5 5 5
Refleks fisiologis : + / +
Refleks patologis : babinski +/-
SSO : BAB retensi (+) 1 hr
A : diagnosis klinis : penurunan kesadaran, hemiparese dextra tipe
UMN,cephalgia
Diagnosis topis : hemisfer serebri sinistraDiagnosis etiologis : stroke hemoragik
P : Th/ mannitol 4 x 125 cc
Citicholine 2x 500 mg
Ranitidin 2 x 1 ampul
Neurobion 2 x 500 mg
13/02/09 S : sakit kepala (+), mual (+)
O : KU : tampak sakit sedang
TD : 120/80 mmHg
Page 11
8/3/2019 Case Nuero 09
12/21
Stroke Hemoragik 2009
N : 96 x/mnt
RR : 20 x/mnt
S : afebris
St Generalis : DBN
St Neurologis : dbn
Kesadaran : E4M6V4
Rangsang meningeal : -
N craniales :
Motorik : eutrofi
Tonus : normotonus
Gerakan : bebas
Kekuatan : 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5
Refleks fisiologis : + / +
Refleks patologis : -/-
Fungsi luhur : fungsi memori : kurang baik
SSO : BAB retensi (+) 2 hr
A : diagnosis klinis : riwayat penurunan kesadaran, riwayat hemiparese
dextra tipe UMN, cephalgia
Diagnosis topis : hemisfer serebri sinistra
Diagnosis etiologis : stroke hemoragik
P : Th/ mannitol 4 x 125 cc
Citicholine 2x 500 mg
Ranitidin 2 x 1 ampul
Neurobion 2 x 500 mg16/02/09 S : sakit kepala (+), mual (+)
O : KU : tampak sakit sedang
TD : 120/70 mmHg
N : 96 x/mnt
RR : 20 x/mnt
S : afebris
St Generalis : DBN
St Neurologis :
Page 12
8/3/2019 Case Nuero 09
13/21
Stroke Hemoragik 2009
Kesadaran : E4M6V4
Rangsang meningeal : -
Tanda peningkatan TIK : sakit kepala (+)
N craniales : parese n VII dextra tipe sentral
Motorik : eutrofi
Tonus : normotonus
Gerakan : bebas
Kekuatan : 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5
Refleks fisiologis : + / +
Refleks patologis : -/-
Fungsi luhur : fungsi memori : kurang baik
SSO : BAB retensi (+) 6 hr
A : diagnosis klinis : riwayat penurunan kesadaran, riwayat hemiparese
dextra tipe UMN, parese n VII dextra tipe sentral,
cephalgia
Diagnosis topis : hemisfer serebri sinistra
Diagnosis etiologis : stroke hemoragik
P : Th/ mannitol 3 x 125 cc
Citicholine 2x 500 mg
Ranitidin 2 x 1 ampul
Neurobion 2 x 500 mg
17/02/09 S : sakit kepala (+), mual (+)
O : KU : tampak sakit sedang
TD : 130/80 mmHg
N : 98 x/mntRR : 20 x/mnt
S : afebris
St Generalis : DBN
St Neurologis :
Kesadaran : E4M6V4
Rangsang meningeal : -
Tanda peningkatan TIK : sakit kepala (+)
N craniales : parese N VII dextra tipe sentral
Page 13
8/3/2019 Case Nuero 09
14/21
Stroke Hemoragik 2009
Motorik : eutrofi
Tonus : normotonus
Gerakan : bebas
Kekuatan : 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5
Refleks fisiologis : + / +
Refleks patologis : -/-
Fungsi luhur : fungsi memori : kurang baik
SSO : BAB retensi (+) 7 hr
A : diagnosis klinis : riwayat penurunan kesadaran, riwayat hemiparese
dextra tipe UMN, parese n VII dextra tipe sentral,
cephalgia
Diagnosis topis : hemisfer serebri sinistra
Diagnosis etiologis : stroke hemoragik
P : Th/ mannitol 2 x 100 cc
Citicholine 2x 500 mg
Ranitidin 2 x 1 ampul
Neurobion 2 x 500 mg
E. DIAGNOSIS
Diagnosis klinis : Riwayat penurunan kesadaran, cephalgia, riwayat
hemiparese dextra tipe UMN, parese N VII dextra tipe
sentral
Diagnosis topik : Hemisfer serebri sinistra
Diagnosis etiologi : Stroke Hemoragik
F. TERAPI
Medikamentosa :
IVFD RL 20 tts / menit
Anti udem otak : mannitol 20% 1-1,5 mg/ kgBB
dilanjutkan dengan 6 x 100 cc (0,5 mg/kgBB)
Proteksi neuronal : Citikolin inj. 2 X 500mg
Vit B1,B6,B12 : 2 X 500 mg
Page 14
8/3/2019 Case Nuero 09
15/21
Stroke Hemoragik 2009
Non medikamentosa :
Mobilisasi bertahap dan Fisiotherapi
G. PEMERIKSAAN ANJURANLaboratorium : Darah : Hb, Ht, leukosit, trombosit
Kimia : Ureum, kreatinin, kolesterol, trigliserida, gula darah
Elektroit : Na, K, Cl,
EKG
CT scan kepala
Angiografi cerebral
H. PROGNOSA
Ad vitam : Dubia ad bonam
Ad fungsionam : Dubia ad bonam
Ad sanam : ad bonam
Ad cosmeticum : Dubia ad bonam
ANALISA KASUS
Diagnosis pada pasien ini adalah :
Page 15
8/3/2019 Case Nuero 09
16/21
Stroke Hemoragik 2009
Diagnosis klinis : Riwayat penurunan kesadaran, cephalgia, riwayat
hemiparese dextra tipe UMN, parese N VII dextra tipe
sentral
Diagnosis topik : Hemisfer serebri sinistra
Diagnosis etiologi : Stroke Hemoragik
Hal ini berdasarkan:
Ny.F 29 tahun datang ke IGD RSPAD Gatot Soebroto dengan penurunan
kesadaran dimana pasien tampak gelisah dan setelah dilakukan penilaian
berdasarkan Glasgow coma scale (GCS) pasien dapat membuka mata dengan
spontan, tanggapan motorik mengikuti perintah dan bicara membentuk kalimat
yang kacau (E4M6V3). Kesadaran membaik menjadi compos mentis (GCS15) setelah hari kedua perawatan. Penurunan kesadaran dapat terjadi akibat
proses desak ruang supratentorial dimana udem otak dan hematom intrakranial
mendesak hemisferium ke arah foramen magnum sehingga diencephalon
mengalami distorsi dan penekanan. Pasien mengalami gangguan fungsi
memori dimana pasien tidak dapat mengingat secara lengkap memori jangka
panjangnya, namun gangguan ini bertahap membaik. Gangguan memori ini
dapat disebabkan oleh topis lesi di daerah sistem limbik ( hipokampus dan
talamus) dan neocorteks temporalis sebagai daerah anatomis memori.
Pasien juga mengeluh sakit kepala hebat dibagian depan dan belakang
kepala . nyeri atau sakit kepala ini dapat timbul akibat perangsangan terhadap
selaput meningens yang mengandung banyak saraf nyeri.
Pasien juga mengeluh kaki dan tangan kanan lemas mendadak namun
masih dapat bergerak dengan bebas. Dan pada pemeriksaan kekuatan motorik
didapatkan kaki dan tangan kanan dalam derajat 4, dimana seluruh gerakan
otot dapat dilakukan dengan melawan gaya gravitasi dan melawan tahanan
ringan pemeriksa. Namun pada hari kedua perawatan kekuatan lengan dan
tungkai kanan pasien menjadi normal kembali. Dengan keadaan seperti ini,
maka pasien dikatakan pernah mengalami suatu hemiparese dextra.
Tipe lesi UMN dari hemiparese dextra ini didapatkan dari pemeriksaan
neurologis dimana pada pasien ini terdapat peningkatan dari refleks fisiologis
dari otot-otot dextra. Keadaan hiperefleksia ini terjadi karena impuls inhibisi
dari susunan piramidal dan ekstrapiramidal untuk lengkung refleks tidak dapat
Page 16
8/3/2019 Case Nuero 09
17/21
Stroke Hemoragik 2009
disampaikan ke motorneuron medula spinalis. Dan ditemukan juga adanya
refleks patologis babinski pada tungkai kanan.
Selain itu mulut pasien juga tertarik ke arah kiri saat aktif. Hal ini
didukung oleh pemeriksaan neurologis saraf kranial ketujuh, dimana padakeadaan aktif seperti meringis dan mengembungkan pipi terlihat asimetris,
dimana terlihat mulut sisi kanan tertinggal dan pasien tidak bisa
menggembungkan pipi sebelah kanan karena mulut bagian kanan pasien tidak
bisa menutup dengan sempurna. Keadaan ini menunjukan adanya kelemahan
dari muskulus oblikularis oris dextra yang dipersarafi oleh nervus kranialis
ketujuh dextra.
Tipe lesi sentral dari parese nervus kranial dextra ketujuh ini didapatkan
karena kelemahan muskulus oblikularis oris sinistra tidak diikuti dengan
kelemahan dari muskulus oblikularis okuli. Hal ini terjadi karena subdivisi inti
nervus fasialis yang mempersarafi muskulus oblikularis okuli mendapatkan
inervasi kortikal secara bilateral.
Hemiparese dextra tipe UMN dengan parese Nervus VII dextra tipe sentral
ini terjadi karena adanya lesi pada hemisfer serebri sinistra. Karena setiap lesi
yang terjadi di hemisfer serebri akan menimbulkan kelumpuhan UMN pada
belahan tubuh sisi kontralateralnya.
Gejala-gejala yang terjadi pada pasien ini terjadi karena stroke, hal ini
dapat dilihat dari gejala klinisnya dimana onsetnya bersifat mendadak dengan
gejala klinis fokal berupa parese dan global berupa penurunan kesadaran.
Untuk membedakan stroke hemoragik atau non hemoragik, dilakukan
penilaian berdasarkan skor stroke yaitu :
Algoritma Stroke Gajah Mada
Penurunan kesadaran (+)
Nyeri kepala (+)
Refleks Babinsky (+)
Kesan : Stroke haemoragik
Algoritma Siriraj
Kesadaran (1 x 2.5) + muntah (1 x 2) + cephalgia (1 x 2) + tekanan darah
(70 x 10%) - ateroma(0 x -3) - 12 = 1,5
Kesan : Stroke haemoragik
Page 17
8/3/2019 Case Nuero 09
18/21
Stroke Hemoragik 2009
Djoenaedi Stroke Score
Permulaan serangan Sangat mendadak : 6,5
Waktu serangan saat duduk : 1
Sakit kepala waktu serangan hebat : 7,5Muntah mendadak : 7,5
Kesadaran menurun mendadak : 10
Tekanan darah waktu MRS tinggi (>140/100) : 7,5
Tanda rangsang selaput otak tidak ada : 0
Pupil isokor : 5
Fundus okuli tidak dilakukan : - +
Total score : 45
Kesan : Stroke Haemoragik
Stroke yang terjadi adalah tipe hemoragik. Dimana ketiga kriteria menurut
Algoritma Stroke Gadjah Mada ditemukan pada pasien ini yaitu adanya
penurunan kesadaran, nyeri kepala, dan reflek Babinsky (+). Serta didukung
juga dari hasil penghitungan dari Djoenaedi Stroke Score sebesar 45 dan
Siriraj Stroke Score sebesar 1,5 memberi kesan untuk Stroke Hemoragik.
Penatalaksanaan
Tujuan utama peatalaksanaan stroke adalah untuk memperbaiki aliran darah ke otak
secepat mugkin dan proteksi neuro dengan memotong kaskade iskemik. Penatalaksanaan
pada pasien ini :
Medikamentosa :
IVFD RL 20 tts / menit
Anti udem otak : mannitol 20% 1-1,5 mg/ kgBB
dilanjutkan dengan 6 x 100 cc (0,5 mg/kgBB)
Proteksi neuronal : Citikolin inj. 2 X 500mg selama
14 hari
Vit B1,B6,B12 : 2 X 500 mg
Page 18
8/3/2019 Case Nuero 09
19/21
Stroke Hemoragik 2009
Non medikamentosa :
mobilisasi bertahap dan fisioterapi
Penatalaksaan dilakukan berdasarkan :
Penatalaksanan umum stroke dengan 5B
Breathing, jalan nafas harus terbuka dan oksigenasi dijaga agar
tetap baik dengan pemberian O2 nasal 3 liter/menit
Blood, tekanan darah tahap awal tidak boleh segera diturunkan
kecuali > 220/120 mmHg (stroke nonhemoragik) dan >180/100
mmHg (stroke hemoragik). Pada pasien ini diberikan IVFD RL 20
tetes per menit untuk memelihara keseimbangan cairan dan
elektrolit, serta untuk memasukkan obat melalui vena.
Brain, dengan pemberian mannitol 20% 1-1,5 mg/ kgBB
dilanjutkan dengan 6 x 100 cc (0,5 mg/kgBB). Diberikan karena
adanya tanda peningkatan tekanan intrakranial yaitu nyeri kepala
dan muntah proyektil utuk mengurangi udem otak dan keuntungan
lainnya adalah mannitol dapat menghancurkan radikal bebas. Obat
golongan neuro protektor juga diberikan, pada kasus ini diberikan
citicholin injeksi 2x500 mg untuk melindungi sel-sel otak danmeningkatkan aliran darah ke otak. Bekerja dengan memperbaiki
membran sel dengan cara menambah sintesa phospatidylcholine,
menghambat terbentuknya radikal bebas dan juga menaikkan
sintesis asetilkolin suatu neurotransmitter untuk fungsi kognitif
Selain itu diberikan juga terapi support dengan memberikan Vit
B1,B6,B12 2 X 500mg.
Bladder, pemasangan kateter untuk mengatasi kemungkinan
adanya retensi atau inkontinensia urin juga untuk mencegah
terjadinya infeksi saluran kemih
Bowel, dipasang NGT untuk mencukupi kebutuhan cairan da kalori
bila ada kesulita menelan, jaga defekasi agar tetap teratur.
Penatalaksanan mobilisasi bertahap mobilisai bertahap dan
fisioterapi berguna untuk memperbaiki fungsi motorik dan mencegah
kontraktur sendi.
Page 19
8/3/2019 Case Nuero 09
20/21
Stroke Hemoragik 2009
Pengobatan yang cepat dan tepat diharapakan dapat menekan
mortalitas dan mengurangi kecacatan. Tujuan utama pengobatan adalah
mencegah progresivitas dan mencari dan menghilangkan faktor
predisposisi.
Pemeriksaan Anjuran
Laboratorium :
Pemeriksaan darah lengkap dan kimia darah dilakukan untuk mencari
faktor risiko, dimana pada pasien ini diketahui memiliki masalah
kegemukan. Elektrolit untuk mencari apakah terjadi kekurangan atau
kelebihan dari masing-masing unsur.
EKG dilakukan untuk melihat apakah ada kelainan jantung.
CT scan kepala untuk menentukan etiologi dan prognosis dari
penyakit stroke.
Angiografi serebral atau CT scan dengan kontras untuk mengetahui
faktor resiko seperti arterivena malformasi dan aneurisma
Prognosis
Untuk prognosis ad vitam adalah dubia ad bonam karena pemeriksaan
tanda vital, keadaan umum dan kesadaran pasien dalam keadaan stabil
dan semaki membaik
Prognosis ad fungsionam dubia ad bonam karena pada pasien ini
ditemukan adanya perbaikan gejala yang signifikan
Untuk ad sanam ad bonam karena gejala sisa yang timbul tidak
membatasi aktivitas pasien Prognosis ad cosmeticum dubia ad bonam karena melihat perkembangan
pada mulut dimana hanya sedikit yang masih terlihat tertarik ke kiri.
DAFTAR PUSTAKA
Page 20
8/3/2019 Case Nuero 09
21/21
Stroke Hemoragik 2009
1. Ginsberg, Lionel. Lecture Notes Neurologi. Edisi ke-8. Erlangga. Jakarta.
2008.
2. Harsono. Kapita Selekta Neurologi. Edisi ke-2. Gadjah Mada University
press. Yogyakarta. 2003.
3. Lumbantobing, S.M. Neurologi Klinik Pemeriksaan Fisik dan Mental. FK
UI. Jakarta.2008.
4. Mardjono, Mahar, Priguna Sidharta. Neurologi Klinis Dasar. Dian Rakyat.
Jakarta. 2004.
5. Pengenalan dan Penatalaksanaan Kasus-Kasus Neurologi. Buku ke-2.
Departemen Saraf RSPAD Gatot Soebroto. Jakarta. 2009
6. Sidharta, priguna. Tata Pemeriksaan Dalam Neurologi.Dian Rakyat.
Jakarta. 2005.
7. Sukardi, E.Neuroanatomia Medica.UI press. Jakarta. 1984
Page 21