BAB I PENDAHULUAN ITP (idiophatic thrombocytopenic purpura) merupakan kelainan perdarahan didapat pada anak yang paling sering dijumpai, ITP adalah kelainan akibat trombositopenia yang tidak diketahui penyebabnya (idiopatik), tetapi sekarang diketahui bahwa sebagian besar kelainan ini disebabkan oleh proses imun berupa munculnya suatu autoantibodi terhadap trombosit autoimun sehingga penghancuran trombosit dalam sistem retikuloendotelial meningkat.. Oleh karena itu disebut juga sebagai autoimmune thrombocytopenic purpura 1,2 Kelainan ini biasanya menyertai infeksi virus atau imunisasi yang disebabkan oleh respon sistem imun yang tidak tepat (inappropriate). Sering terjadi 1-3 minggu setelah infeksi saluran nafas atas. Diagnosis ITP sebagian besar ditegakkan berdasarkan gambaran klinis adanya gejala dan atau tanda perdarahan, disertai penurunan jumlah trombosit (trombositopenia). Awitan PTI biasanya akut dengan gambaran ekimosis, petekie, epistaksis, atau gejala perdarahan lain. Biasanya secara klinis tidak dijumpai kelainan lain. Timbul becak petekie yang tersebar luas, kemudian berkembang menjadi titik-titik purpura kecil. Mungkin terdapat perdarahan dari hidung atau dalam membran mukosa. Jarang didapatkan perdarahan intrakranial yang serius. Diagnosis ITP ditegakkan dengan menyingkirkan kemungkinan penyebab trombositopenia yang lain. Pemeriksaan aspirasi sumsum tulang 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
ITP (idiophatic thrombocytopenic purpura) merupakan kelainan perdarahan didapat
pada anak yang paling sering dijumpai, ITP adalah kelainan akibat trombositopenia yang tidak
diketahui penyebabnya (idiopatik), tetapi sekarang diketahui bahwa sebagian besar kelainan ini
disebabkan oleh proses imun berupa munculnya suatu autoantibodi terhadap trombosit autoimun
sehingga penghancuran trombosit dalam sistem retikuloendotelial meningkat.. Oleh karena itu
disebut juga sebagai autoimmune thrombocytopenic purpura 1,2
Kelainan ini biasanya menyertai infeksi virus atau imunisasi yang disebabkan oleh respon
sistem imun yang tidak tepat (inappropriate). Sering terjadi 1-3 minggu setelah infeksi saluran
nafas atas. Diagnosis ITP sebagian besar ditegakkan berdasarkan gambaran klinis adanya gejala
dan atau tanda perdarahan, disertai penurunan jumlah trombosit (trombositopenia). Awitan PTI
biasanya akut dengan gambaran ekimosis, petekie, epistaksis, atau gejala perdarahan lain.
Biasanya secara klinis tidak dijumpai kelainan lain. Timbul becak petekie yang tersebar luas,
kemudian berkembang menjadi titik-titik purpura kecil. Mungkin terdapat perdarahan dari
hidung atau dalam membran mukosa. Jarang didapatkan perdarahan intrakranial yang serius.
Diagnosis ITP ditegakkan dengan menyingkirkan kemungkinan penyebab trombositopenia yang
lain. Pemeriksaan aspirasi sumsum tulang tidak rutin dilakukan pada ITP, hanya untuk kasus
yang meragukan. 3,4,5
Perjalanan penyakit ITP dapat bersifat akut dan kemudian menghilang sendiri (self
limited) atau menahun dengan atau tanpa remisi dan kambuh. Umumnya penyembuhan penyakit
ini baik. Tujuh puluh lima persen anak mengalami penyembuhan sempurna dalam satu bulan.
Tata laksana ITP khususnya ITP akut pada anak masih kontroversial. Pengobatan umumnya
dilakukan hanya untuk meningkatkan jumlah trombosit, namun tidak menghilangkan risiko
terjadinya perdarahan intrakranial dan perjalanan menjadi ITP kronis. Transfusi trombosit dan
darah jarang diperlukan. Kortikosteroid mengurangi risiko perdarahan masif. Splenektomi
dilakukan pada sejumlah kecil anak yang mengalami trombositopenia persisten atau berulang. 3,4
1
BAB II
LAPORAN KASUS
BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
RS PENDIDIKAN : RSUD BUDHI ASIH
STATUS PASIEN KASUS
Nama Mahasiswa : I.G.A. Sattwika Pramita Pembimbing : dr. Meiharty, SpA
NIM : 030.09.116 Tanda tangan:
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. AS Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 1 tahun 5 bulan Suku Bangsa : Padang-Betawi
Tempat / tanggal lahir : Jakarta, 25 Mei 2013 Agama : Islam
Alamat : Jl. Cipinang Cimpedak No. 40, RT/RW 07/05, Jatinegara, Jakarta Timur
Pendidikan : -
Orang tua / Wali
Ayah: Ibu :
Nama : Tn. M
Umur : 38 tahun
Alamat Jl. Cipinang Cimpedak No. 40, RT/RW
07/05, Jatinegara, Jakarta Timur
Pekerjaan : Karyawan swasta
Penghasilan: Rp. 2.000.000,00/ bulan
Pendidikan : SMA
Suku Bangsa : Betawi
Agama : Islam
Nama : Ny. L
Umur : 28 tahun
Alamat : Jl. Cipinang Cimpedak No. 40,
RT/RW 07/05, Jatinegara, Jakarta Timur
Pekerjaan : karyawan swasta
Penghasilan: Rp 1. 500.000,00/ hari
Pendidikan : SMA
Suku Bangsa : Jawa
Agama : Islam
Hubungan dengan orang tua : pasien merupakan anak kandung
2
I. ANAMNESIS
Dilakukan secara alloanamnesis dengan Ny. L (ibu kandung pasien)
Lokasi : Bangsal lantai VI Timur, kamar 610
Tanggal / waktu : 30 Oktober 2014 pukul 15.00 WIB
Tanggal masuk : 29 Oktober 2014 (di Poli Anak RSBA)
Keluhan utama : Memar-memar
Keluhan tambahan : penurunan nafsu makan, penurunan berat badan
A. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG :
Pasien datang ke Poli Anak RSUD Budhi Asih dengan keluhan memar-memar kebiruan
seluruh tubuh sejak 4 minggu SMRS. Memar-memar tersebut hilang timbul kadang pada tempat
yang berbeda tanpa didahului adanya trauma. Memar awalnya timbul pada daerah wajah
berjumlah 5 buah. Memar semakin bertambah dan menyebar ke kaki , tangan, badan, dan
punggung. Memar tersebut baru menghilang dalam seminggu. Namun, akan timbul memar baru
lagi setelahnya. Lima hari sebelum timbul memar pasien batuk dan pilek serta BAB encer
dengan frekuensi 4-6x, ampas (-), lendir (+), darah (-). Ibu pasien kemudian membawa pasien ke
dokter, tapi ibu lupa obat apa yang diberikan oleh dokter.
Dua minggu SMRS, timbul bintik-bintik merah yang menyebar rata pada kedua tungkai
pasien serta sebuah bintik merah kehitaman di lapisan bagian dalam mulut. Bintik – bintik
tersebut menghilang dalam waktu ± seminggu digantikan oleh memar-memar.
Satu minggu SMRS, memar semakin sering timbul dan semakin banyak. Lima hari
SMRS pasien BAB berwarna hitam sebanyak 3x selama 2 hari. Sejak dua hari SMRS gusi pasien
berdarah. Riwayat demam dan mimisan disangkal. BAK lancar seperti biasa, berwarna kuning
jernih dengan frekuensi 4-5 kali/ harinya. Menurut ibu pasien, satu minggu terakhir, pasien
tampak lemas dan nafsu makan pasien menurun. Pasien tidak pernah seperti ini sebelumnya.
Sebelum datang ke RSBA pasien berobat ke RSCM, dilakukan pemeriksaan laboratorium
dan ditemukan hasil trombosit yang rendah, oleh dokter disarankan untuk rawat inap. Akan
tetapi ibu pasien meminta agar pasien di rawat di RSBA karena lebih dekat dengan rumah.
3
B. RIWAYAT KEHAMILAN / KELAHIRAN
KEHAMILAN
Morbiditas kehamilan Tidak ada. Anemia (-), HT (-), DM (-),
penyakit jantung (-), penyakit paru (-), infeksi
(-)
Perawatan antenatal Rutin kontrol ke dokter 1x setiap bulan dan
saat menginjak usia tujuh bulan dilakukan 2x
setiap bulan, sudah melakukan imunisasi TT 2x
KELAHIRAN
Tempat persalinan Rumah bersalin
Penolong persalinan Dokter
Cara persalinanSpontan
Penyulit : -
Masa gestasi Cukup Bulan
Keadaan bayi
Berat lahir : 2900 gram
Panjang lahir : 49 cm
Lingkar kepala : tidak tahu
Langsung menangis (+) kuat
Kemerahan (+),
Nilai APGAR : (tidak tahu)
Kelainan bawaan : -
Kesimpulan riwayat kehamilan / kelahiran : pasien lahir secara pervaginam, spontan tanpa
penyulit cukup bulan, saat lahir pasien langsung menangis dan kulit tampak kemerahan.
C. RIWAYAT PERKEMBANGAN
Pertumbuhan gigi I : Umur 6 bulan (Normal: 5-9 bulan)
Gangguan perkembangan mental : Tidak ada
Psikomotor
Tengkurap : Umur 3 bulan (Normal: 3-4 bulan)
Duduk : Umur 6 bulan (Normal: 6-9 bulan)
Berdiri : Umur 9 bulan (Normal: 9-12 bulan)
Berjalan : Umur 12 bulan (Normal: 13 bulan)
Bicara : Umur 9 bulan (Normal: 9-12 bulan)
4
Perkembangan pubertas
Rambut pubis : -
Kesimpulan riwayat pertumbuhan dan perkembangan : tidak terdapat kertelambatan dalam
pertumbuhan dan perkembangan pasien, baik sesuai usia.
D. RIWAYAT MAKANAN
Umur
(bulan)ASI/PASI
Buah /
BiskuitBubur Susu Nasi Tim
0 – 2 ASI - - -
2 – 4 PASI - - -
4 – 6 PASI - - -
6 – 8 PASI + + -
8 – 10 PASI + + -
10 -12 PASI + - +
Jenis Makanan Frekuensi dan Jumlah
Nasi / Pengganti Nasi 3x/hari, sekali makan ¼ - ½ piring
Sayur 3x / hari
Daging 2x/minggu
Telur 4x/minggu
Ikan 3x/hari
Tahu 2x/ hari
Tempe 2x/ hari
Susu (merk / takaran) Susu Bebelac 7-8 botol/ hari
Lain – lain Biskuit/ wafer/ roti/ buah setiap hari
(papaya/pisang)
Kesulitan makanan : selama sakit ini, diakui asupan makanan pasien berkurang dikarenakan
nafsu makan yang menurun
5
Kesimpulan riwayat makanan : Sejak lahir pasien mendapatkan ASI eksklusif sampai usia 2
bulan, lalu dilanjutkan dengan susu formula . Asupan makanan pasien sehari-hari cukup baik,
pasien rutin mengonsumsi sayur/ makanan berserat. Saat sakit ini didapatkan asupan makanan
yang berkurang.
E. RIWAYAT IMUNISASI
Vaksin Dasar ( umur ) Ulangan ( umur )
BCG 2 bulan - - - - -
DPT / PT 2 bulan 4 bulan 6 bulan - - -
Polio 0 bulan 2 bulan 6 bulan - - -
Campak - - 9 bulan - - -
Hepatitis B 0 bulan 1 bulan 6 bulan - - -
Kesimpulan riwayat imunisasi : Imunisasi wajib lengkap dan sesuai jadwal. Tidak dilakukan
imunisasi tambahan.
F. RIWAYAT KELUARGA
a. Corak Reproduksi
NoTanggal lahir
(umur)
Jenis
kelaminHidup
Lahir
matiAbortus
Mati
(sebab)
Keterangan
kesehatan
1. 25 Mei 2013 Perempuan + - - -Sehat
(pasien)
b. Riwayat Pernikahan
Ayah / Wali Ibu / Wali
Nama Tn. M Ny. L
Perkawinan ke- 1 1
Umur saat menikah 35 tahun 25 tahun
Pendidikan terakhir Tamat SMA Tamat SMA
Agama Islam Islam
Suku bangsa Betawi Jawa
6
Keadaan kesehatan Sehat Sehat
Kosanguinitas - -
Penyakit, bila ada - -
c. Riwayat Penyakit Keluarga : Pada anggota keluarga pasien, tidak ada yang menderita gejala
atau penyakit yang sama seperti yang dialami oleh pasien. Riwayat penyakit berupa kelainan
darah dan gangguan pembekuan darah disangkal. Riwayat keganasan dalam keluarga disangkal.
d. Riwayat Kebiasaan Keluarga : Pada anggota keluarga pasien tidak ada yang memiliki
kebiasaan merokok, minum minuman beralkohol, dan membeli sembarang obat tanpa resep
dokter.
Kesimpulan Riwayat Keluarga : tidak ada anggota keluarga yang mengalami gejala dan
penyakit yang serupa dengan pasien.
G. RIWAYAT PENYAKIT YANG PERNAH DIDERITA
Penyakit Umur Penyakit Umur Penyakit Umur
Alergi (-) Difteria (-)Penyakit
jantung(-)
Cacingan (-) Diare Jarang Penyakit ginjal (-)
DBD (-) Kejang (-) Radang paru (-)
Otitis (-) Morbili (-) TBC (-)
Parotitis (-) Operasi (-)Lain-lain: batuk
dan pilek (flu)Jarang
Kesimpulan Riwayat Penyakit yang pernah diderita : Pasien belum pernah mengalami
penyakit yang sama sebelumnya, diakui pernah mengalami batuk dan pilek (flu) dan diare namun
jarang.
H. RIWAYAT LINGKUNGAN PERUMAHAN
7
Pasien tinggal di rumah milik sendiri bersama ayah dan ibunya. Rumah terdiri atas 1
kamar mandi, 1 dapur, dan 1 ruang tamu. Ventilasi dan pencahayaannya baik. Keperluan mandi,
mencuci, memasak dan minum menggunakan air PDAM. Sampah dibungkus plastik dibuang
setiap harinya. Diakui lingkungan sekitar rumah cukup baik, kawasan padat penduduk namun
tidak kumuh.
Kesimpulan Keadaan Lingkungan : Lingkungan rumah cukup baik.
I. RIWAYAT SOSIAL DAN EKONOMI
Ayah pasien saat ini bekerja sebagai karyawan swasta, dengan penghasilan sekitar Rp
2.000.000,00/ bulannya. Sedangkan ibu pasien sebagai karyawan swasta, dengan penghasilan Rp
1.500.000,00/ hari. Penghasilan tersebut diakui cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Kesimpulan sosial ekonomi: Cukup baik, pasien berasal dari keluarga dengan taraf sosial
ekonomi menengah.
II. PEMERIKSAAN FISIK (Tanggal 30 Oktober 2014 pukul 15.00 WIB)
STATUS GENERALIS
Keadaan Umum
Kesan Sakit : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Kesan Gizi : Gizi kurang
Keadaan lain : Lemas, pucat (-), ikterik (-), sesak (-), sianosis (-)
Data Antropometri
Berat Badan sebelum sakit : 11 kg
Berat Badan sekarang : 10 kg
Tinggi Badan : 72 cm
Lingkar Kepala : 43 cm (normosefali, terletak diantara -2 dan +2 SD Kurva
Neillhaus)
Lingkar Lengan Atas : 14 cm
Status Gizi
8
BB / U = 10/10,8 x 100 % = 92% (gizi baik)
TB / U = 72/79 x 100 % = 91% (gizi baik)
BB / TB = 10/9 x 100 % = 111% (gizi baik)
Kehilangan BB sejak sakit = 1 kg
Status gizi diatas berdasarkan kurva CDC 2000, pasien termasuk dalam kategori gizi baik. Dari
ketiga parameter yang digunakan diatas didapatkan gizi baik untuk parameter BB/U, TB/U, dan
BB/TB.
Tanda Vital
Tekanan Darah: - mmHg
Nadi : 120 x / menit, kuat, isi cukup, ekual kanan dan kiri, regular