PENGESAHAN Dengan hormat , Presentasi kasus pada kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Anak RSUD Bekasi periode 16 Junil 2012 - 4 Agustus 2012 dengan judul “ Leukemia Limfoblastik Akut” yang disusun oleh : Nama : Setio Leksono NIM : 0761050160 Telah disetujui dan diterima hasil penyusunannya oleh : Yth. Dr.Mas Wisnuwardhana, SpA 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGESAHAN
Dengan hormat ,
Presentasi kasus pada kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Anak RSUD Bekasi
periode 16 Junil 2012 - 4 Agustus 2012 dengan judul “ Leukemia Limfoblastik
Akut” yang disusun oleh :
Nama : Setio Leksono
NIM : 0761050160
Telah disetujui dan diterima hasil penyusunannya oleh :
Yth. Dr.Mas Wisnuwardhana, SpA
Pembimbing,
Dr. Mas Wisnuwhardhana, Sp.A
1
BAB I
STATUS PASIEN
I. Identitas Pasien
Nama Pasien : An. Nn
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Kp. Bulak Sana Jaya Sakti Muara Genteng
Tempat Lahir : Bekasi
Tanggal Lahir : 28 Oktober 2010
Pendidikan : -
Identitas Orang Tua
Ayah Ibu
Nama : Tn. E Ny.E
Umur : 26 tahun 23 tahun
Pendidikan : SLTA SD
Agama : Islam Islam
Pekerjaan : Wiraswasta Ibu Rumah tangga
Suku : Sunda Sunda
Hubungan dengan orang tua : Anak kandung
II. Anamnesa
Alloanamnesa dilakukan pada ibu kandung pasien pada hari jumat, 14 Juni 2012, jam
10.00 WIB.
Keluhan Utama :
Lemas sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit
Keluhan tambahan :
Pucat, tidak nafsu makan, BAB mencret dan berwarna hitam
2
Riwayat Penyakit Sekarang :
± 7 hari SMRS menurut ibu pasien, pasien terlihat lemas, lemas dirasakan setiap saat
walaupun tidak beraktivitas. Keluhan lemas dirasakan diseluruh tubuh. Karena lemas
pasien tidak dapat melakukan aktivitas seperti biasanya bermain dengan teman dan
keluargannya. Selain itu pasien juga merasakan sesak napas, tidak nafsu makan, dan
terlihat pucat yang dirasakan bersamaan dengan keluhan lemas. Untuk mengurangi
keluhan orang tua pasien sudah memberikan multivitamin namun keluahan tidak
berkurang. 1 hari SMRS pasien mngeluh BAB mencret berwarna hitam, BAK normal,
batuk (-), sesak (-).
Pasien memiliki riwayat kejang sebelumnnya sebanyak 2x pada saat umur 8 bulan dan
18 bulan. Menurut orang tua pasien keluhan ini muncul pada saat pasien panas tinggi.
Pasien dirawat di rumah sakit selama 7 hari untuk keluhan ini.
Riwayat kebiasaan pribadi pasien sehari-hari bermain dengan teman sebayanya di
lingkungan tempat tinggalnya, riwayat makan-makanan jajanan disangkal, riwayat
alergi disangkal..
Riwayat Kehamilan / Kelahiran :
Kehamilan Morbiditas kehamilan Ibu pasien ketika hamil
tidak menderita penyakit
apapun.
Perawatan antenatal Ibu pasien jarang kontrol
ke dokter selama masa
kehamilan
Kelahiran Tempat kelahiran Bidan Praktek Swasta
Penolong kelahiran Bidan
Cara persalinan Normal
Masa Gestasi 36 minggu
Keadaan bayi BB : 2600 gram
PB : 47 cm
Bayi langsung menangis
dan tidak ada kelainan
bawaan.
3
Riwayat Perkembangan :
Pertumbuhan gigi I : 7 bulan
Psikomotor :
Tengkurap : 2,5 bulan
Duduk : 7 bulan
Berdiri : 12 bulan
Berjalan : 15 bulan
Bicara : 12 bulan
Riwayat makanan
Umur
(bulan)
ASI/PASI Buah/biscuit Bubur susu Nasi Tim
0-2 *
2-4 * *
4-6 * * *
6-8 * * * *
8-10 *
10-12 *
Riwayat imunisasi
Ibu pasien lupa kapan tepatnya dan imunisasi apa saja yang diberi, ia hanya merasa
imunisasi yang diberikan pada pasien dimulai pertama kali setelah pasien lahir dan
imunisasi DPT + polio sebanyak 3 kali.
a. BCG : 1 bulan
b. DPT : 2 bulan, 3 bulan, 6 bulan
c. Polio : 0 bulan, 1 bulan, 4 bulan
d. Campak : -
e. Hepatitis B : 0 bulan, 3 bulan
Kesan : Imunisasi dasar PPI tidak lengkap
4
Riwayat Penyakit yang pernah diderita
Penyakit Umur Penyakit Umur Penyakit Umur
Alergi - Difteri - Peny. Jantung -
Cacingan - Diare Sering Peny. Ginjal -
Deman
berdarah
- Kejang 2x
(8 bln
&18
bln)
Peny. Darah -
Deman
tifoid
- Kecelakaan - Radang Paru -
Otitis - Morbili - Tuberculosis -
Parotitis - Operasi - Asma -
III. Pemeriksaan Fisik
Tanggal 14 Juni 2012, jam 10.00 WIB.
Keadaan Umum : Tampak Sakit Berat
Tanda Vital
√ Kesadaran : Composmentis
√ Frekuensi Nadi : 120 x/ menit
√ Tekanan Darah : tidak diukur
√ Frekuensi Pernafasan : 34 x/ menit
√ Suhu Tubuh : 370 C
Data Antropoemetri
√ Berat Badan : 9 kg
√ Panjang Badan : 76 cm
Kepala
√ Bentuk : Normocephali
√ Rambut : Rambut hitam, tidak mudah dicabut, distribusi merata
√ Mata : Pupil isokor, RCL (+)/(+), RCTL (+)/(+), sklera tidak ikterik,
- Kelainan jumlah kromosom seperti diploid (2n), haploid (2n-a), hiperploid
- Kariotip yang pseudodiploid pada kasus dengan jumlah kromosom yang diploid
(2n+a)
- Bertambah atau hilangnya bagian kromosom (partial depletion)
- Terdapat marker kromosom yaitu elemen yang secara morfologis bukan merupakan
kromosom normal, dari bentuk yang sangat besar sampai yang sangat kecil.
Untuk menentukan pengobatannya harus diketahui jenis kelainan yang
ditemukan. Pada leukemia biasanya didapatkan dari hasil darah tepi berupa
limfositosis lebih dari 80% atau terdapat sel blast. Juga diperlukan pemeriksaan
dari sumsum tulang dengan menggunakan mikroskop elektron akan terlihat
adanya sel patologis.
20
H. Penatalaksanaan
Program terapi
Pengobatan terutama ditunjukkan untuk 2 hal yaitu:
1.Memperbaiki keadaan umum (suportif) dengan tindakan:
- Tranfusi sel darah merah padat (Pocket Red Cell-PRC) untuk mengatasi anemi.
- Apabila terjadi perdarahan hebat dan jumlah trombosit kurang dari 10.000/mm³,
maka diperlukan transfusi trombosit.
- Pemberian antibiotik profilaksis untuk mencegah infeksi.
2. Pengobatan spesifik
Terutama ditunjukkan untuk mengatasi sel-sel yang abnormal. Pelaksanaannya
tergantung pada kebijaksanaan masing-masing rumah sakit, tetapi prinsip dasar
pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
Induksi untuk mencapai remisi, obat yang diberikan untuk mengatasi kanker sering
disebut sitostatika (kemoterapi). Obat diberikan secara kombinasi dengan maksud
untuk mengurangi sel-sel blastosit sampai 5% baik secara sistemik maupun intratekal
sehingga dapat mengurangi gejala-gajala yang tampak.
Intensifikasi dilakukan selama 8 minggu segera setelah penderita mengalami
pemuliah baik klinis maupun laboratories dan mencapai remisi komplit, yaitu dengan
cara pengobatan secara intensif agar sel-sel yang tersisa tidak memperbanyak diri lagi
dan mengurangi sel pokok (stem cell) leukemia.
Profilaksis SSP selama kurang lebih 12 minggu yaitu, mencegah penyebaran sel-sel
abnormal ke sistem saraf pusat
Terapi rumatan (pemeliharaan) dimaksudkan untuk mempertahankan masa remisi
yang dilakukan selama 2-3 tahun.
3 fase Pelaksanaan Kemoterapi:
1. Fase Induksi
Dimulai 4-6 minggu setelah diagnosa ditegakkan. Pada fase ini diberikan terapi
Cyclophosphamide 1200 mg/m2 i.v pada 1 hari pertama, daunorubicin 45 mg/m2/hari pada
hari 1-3 pertama, vyncristine 2mg i.v, kortikosteroid (prednison) 60mg/m2/hari, L
Asparaginase 6000 IU/m2 SK.. Fase induksi dinyatakan berhasil jika tanda-tanda penyakit
21
berkurang atau tidak ada dan di dalam sumsum tulang ditemukan jumlah sel muda kuurang
dari 5%.
2.Fase Intensifikasi
Pada fase ini diberikan 6- mercaptopurine 60mg/m2/hari PO 1-14 hari, intratekal
methotrexate 15 mg, cyclophosphamide 1000 mg/m2 i.v pada 1 hari pertama. Vyncristin 2mg
i.v , L asparaginase 6000 IU/m2 dimulai hari ke 15
3. Fase profilaksis sistem saraf pusat
Pada fase ini diberikan terapi terapui radiasi intra cranial, methotrexate, cytarabine, dan
hydrocortison melalui intratekal untuk mencegah invasi sel leukemia ke otak.Terapi irradiasi
cranial dilakukan hanya pada pasien leukemia yang mengalami gangguan sistem saraf pusat.
4.Terapi Rumatan
Pada fase ini, kombinasi pengobatan dilakukan untuk mempertahankan remisis dan
mengurangi jumlah sel-sel leukemia yang beredar dalam tubuh. Secara berkala, dilakukan
pemeriksaan darah lengkap untuk menilai respon sumsum tulang terhadap pengobatan. Jika
terjadi supresi sumsum tulang, maka pengobatan dihentikan sementara atau dosis obat
dikurangi.
22
Tabel 2a dan 2b Protokol Penatalaksanaan ALL 2006
Prognosis
Prognosis Leukemia limfoblastik akut, antara lain :
1. Jumlah leukosit awal lebih dari 50.000 /m3
2. Umur pasien saat didiagnosis
3. Jenis Kelamin
4. Respon terapi pada saat pemberian terapi inisial, dilihat melalui BMP jumlah sel Blast
5. Kelainan jumlah kromosom, dilihat dari indeks DNA
6. Fenotipe imunologis
Faktor Prognosis Buruk Prognosis Baik
Usia <1,5 th atau > 10 th 1,5 th -10 th
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan
Jumlah Leukosit awal >50.000 /mm3 <50.000 /mm3
Imunofenotip Pro-B,B,T Common, pre B
23
Ploidi Non hiperploidi Hiperploidi
Sitogenetik t(4;11), t(9;22) T(12;21)
Blast darah tepi hari ke-8 >1000/mm3 <1000/mm3
Remisi Setelah Induksi Tak remisi Tercapai Remisi
DNA Indeks >1.16 ≤1.16
Tabel 1. Dikutip dari Tornqvist M, Ehrenberg L. Estimation of Cancer Risk Caused by
Environmental Chemical Based On In Vivo Dose Measurement. J eviron Pathol Toxocol
Oncol 2001
24
DAFTAR PUSTAKA
1. Permono.B, Ratwita M. Leukemia Limfoblastik Akut. Dikutip dari (http://www.pediatrik.com/isi03.php?page=html&hkategori=pdt&direktori=pdt&filepdf=0&pdf=&html=07110-xjkr243.html) diakses pada 30 Juni 2012
2. Simon. N, Meadow.R. Lecture Note Pediatrika. Edisi Ke 7. BAB. 21 Penyakit Neoplastik. Hal. 223-225. 2003. Erlangga
3. Thomas W. McLean, Marcia M. Wofford . Essential Of Pediatri. Nelson. Chapter 155 Hal 737-740. 2007. Elsevier
4. Tornqvist M, Ehrenberg L. Estimation of Cancer Risk Caused by Environmental Chemical Based On In Vivo Dose Measurement. J eviron Pathol Toxocol Oncol 2001