Cara Stek TanamanAuthor: KUMPULAN MAKALAH | Posted at: 07:54 |
Filed Under: Pertanian
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembiakan secara tak kawin
atau aseksual merupakan dasar pembiakan vegetatif, dimana terlihat
kesanggupan tanaman membentuk kembali jaringan jaringan dan bagian
bagian lain. Pada sebagian tanaman, pembiakan vegetatif merupakan
proses alamiah yang sempurna atau merupakan suatu proses buatan
manusia. Perbanyakan secara vegetatif adalah cara perkembangbiakan
tanaman dengan menggunakan bagianbagian tanaman seperti batang,
cabang, ranting, pucuk daun, umbi dan akar, untuk menghasilkan
tanaman yang baru, yang sama dengan induknya. Prinsipnya adalah
merangsang tunas adventif yang ada dibagian-bagian tersebut agar
berkembang menjadi tanaman sempurna yang memiliki akar, batang,
daun, sekaligus. Pembanyakan secara vegetatif ini dapat dilakukan
dengan beberapa cara yaitu: stek atau cutting, okulasi,
penyambungan, dan cangkok. Perbanyakan stek tidak memerlukan teknis
yang rumit yang dimana dalam perbanyaka tanaman stek ini mempunyai
keunggulan yaitu dapat menghasilkan tanaman baru dalam jumlah yang
banyak walaupun bahan tanaman yang tersedia terbatas dan dapat
menghasilkan tanaman yang sifatnya sama dengan induknya. Penyetekan
merupakan suatu perlakuan pemisahan, pemotongaan beberapa bagian
dari tanaman seperti; akar, batang, daun dan tunas dengan tujuan
bagian bagian tanaman tersebut menghasilkan tanaman baru.
Perbanyakan dengan stek umumnya dilakukan pada tanaman dikotil,
pada monokotil masih jarang, namun pada beberapa tanaman seperti
Asparagus dalam kondisi terkontrol dapat dilakukan Pemberikan zat
pengatur tumbuh (ZPT) pada bahan stek. dapat mendorong pertumbuhan
akar. Dalam pemberian ZPT yang dipergunakan untuk meransang
pembentukan akar, perlu memperhatikan konsentrasi yang digunakan.
Sebagai contohnya adalah pada tanaman lada, stek cabang buah
memiliki persentase stek tumbuh yang rendah dan waktu yang
dibutuhkan untuk pelaksanaan stek relatif lebih lama. Cara
pemberian ZPT pada stek juga sangat beragam, sebagai contohnya yang
dilakukan pada stek melati (Jasminum multiflorum dan Jasminum
sambat) yang bahan stek berupa ujung cabang, kita dapat merendam
bahan stek dalam larutan 2000 ppm Asam Indol Butirat (IBA) selama
24 jam, cara ini mampu meningkatkan tumbuhnya stek, memacu
pertumbuhan akar dan tunas tajuk. Selain direndam ada juga yang
dicelupkan selama beberapa detik, umumnya konsentrasi zat pengatur
tumbuh yang dipergunakan lebih tinggi daripada cara rendam Pada
kondisi tertentu zat pengatur tumbuh buatan sangat sulit didapat,
sebagai penggantinya kita dapat menggunakan beberapa hormon tumbuh
yang terdapat di dalam kencing sapi. Dari hasil percobaan yang
dilakukan oleh Suparman, Sunaryo dan Sumarko (1990) didapat bahwa
sapi dalam 5 detik memiliki daya ransang akar yang sama dengan 2000
ppm IBA pada stek sulur panjat lada. Tetapi bila dilakukan pada
bahan stek yang berasal dari cabang buah, perlakuan tersebut belum
cukup untuk meransang pertumbuhan stek yang baik. 1. 2 Tujuan Untuk
melihat perkembangan dan pertumbuhan tanaman dengan menggunakan
metode stek yang dilakukan dengan berbagai perlakuan (tanpa ZPT,
menggunakan Rhotoon F, menggunakan Auksin dan Giberelin).
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perbanyakan Tanaman dengan Stek
Perbanyakan dengan stek mudah dilakukan dan tidak memerlukan
peralatan khusus dan teknis pelaksanaan yang rumit. Dimana,
perbanyakan tanaman dengan stek ini mempunyai berbagai keunggulan
seperti dapat menghasilkan tanaman yang memiliki sifat yang sama
dengan tanaman induknya dan dengan dilakukan perbanyakan tanaman
secara stek lebih cepat berbuah dan berbunga, dapat menghasilkan
tanaman baru dalam jumlah yang banyak walaupun bahan tanaman yang
tersedia terbatas atau sedikit. Selain adanya keunggulan,
perbanyakan tanaman secara stek terdapat juga kelemahan baik secara
fisiologis maupun morfologi dalam pertumbuhan tanaman yaitu
perbanyakan tanaman secara stek ini memiliki akar serabut yang
dimana akar serabut pertumbuhan tanamannya rentan yaitu sangant
mudah roboh pada keadaan ikim yang kurang mendukung seperti angin
kencang, tanah selalu jenuh, dsb sehingga perakarannya dangkal,
membutuhkan tanaman induk yang lebih besar dan lebih banyak
sehingga membutuhkan biaya yang banyak dan dalam perbanyakan
tanaman secara stek tingkat keberhasilanya sangat rendah. 2.2 Aspek
Anatomi dan Fisiologi Stek Beberapa fase dalam proses pembentukan
akar adventif antara lain sebagai berikut: Diferensiasi seluler
yang diikuti oleh inisiasi yaitu permulaan pertumbuhan dari
sekelompok sel-sel merismatik, keadaan ini biasanya disebut dengan
inisiasi akar. Diferensiasi dari kelompok sel-sel tersebut menjadi
promodia akar (bakal akar) yang dapat dilihat. Pertumbuhan dan
pemunculan akar-akar baru yang meliputi pelebaran dari jaringan
batang, dan pembentukan hubungan vaskular dengan jaringan
penghubung yang menghubungkan batang yang distek dengan jaringan
vaskular. Menurut Winners (1975), akar adventif adalah akar yang
muncul kerna adanya perlukaan, dimana pada stek batang berasala
dari sekelompok sel yang berbeda-beda untuk setiap jenis tanaman
yang kemudian kelompok sel berkembang menjadi sel merismatik. Pada
kebanyakan tanaman, inisiasi akar dan akar adventif terjadi setelah
stek dibuat, yang disebut dengan akar yang diinduksi (induced root)
atau akar yang muncul karena adanya perlukaan. Pembentukan akar
adventif dibatasi oleh faktor-faktor inherent (faktor bawaan dari
tanaman) yang tidak ditranslokasikan didalam jaringan tanaman.
Namun, pembentukan akar adventif dapat dikatakan bahwa interaksi
antara faktor-faktor yang tidak bergerak (immobile) yang terletak
didalam sel yang berupa enzim-enzim tertentu dan nutrien serta
faktor-faktor endogen yang mudah ditranslokasikan yang saling
berinteraksi untuk menciptakan kondisi yang favorable untuk
perakaran. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Stek Dari
beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa inisiasi akar dapat
merangsang sintesis protein dan roduksi RNA (Baraer, 1972). Dalam
perkembangbiakan vegetaatif secara stek memiliki beberapa faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan stek pada tanaman antara lain sebagai
berikut: Faktor endogenus Faktor hormon Faktor lingkungan Faktor
dari nutrisi tanaman stok Faktor dari food reserve Faktor
darikemampuan memobilisasi food reserve Tanaman induk yang dimaksud
dalam melakukan proses penyetekan adalah berupa bahan tanam yang
akan digunakan untuk perbanyakan tanaman. Bahan tanam berasal dari
pohon induk yang sehat dan telah
2.3
diketahui asal-usulnya, mudah dibiakkan, tahan terhadap hama dan
penyakit, produktivitas tinggi, bercabang kekar, tumbuh normal,
serta memiliki perakaran yang kuat dan rimbun. Tanaman induk dapat
berupa tanaman lokal atau tanaman yang diintroduksi yaitu tanaman
unggulan dari dalam negeri (lokal) atau dodatangkan dari luar
negeri yang dilakukan oleh para hobiss yang ingin mendapatkan pohon
induk secara cepat. Selain itu, dapat juga dilakukan secara
eksplorasi atau melacak keberbagai tempat yang diduga merupakan
sentra atau banyak terdapat tanaman unggul atau tanaman unik.
Perbanyakan tanaman yang dilakukan dengan perkembangbiakan
vegetatif secara stek dapat dipengaruhi faktor fisiologi tanaman
yang merupakan zat tumbuh tanaman. Seperti Auksin, Giberelin,
Cytokinin, dsb. Auksin secara spesifik aktivitasnya dapat
merangsang perpanjangan sel. Auksin merupakan zat pengatur tumbuh
pertama yang diisolasi dari alam yang dikenal dengan Indole acetic
acid (IAA) yang termasuk IAA adalah 2,4 D, NAA (Naptaline acetic
acid) dan precursor IAA adalah asam amino triptopan. Auksin
dihasilkan pada jaringan meristem yang aktif seperti bud, kuncup,
daun muda, dan buah yang dimobilisasi oleh enzim IAA oksidase
disamping enzim peroksidasi dan beberapa enzim oksidase lainnya.
Auksin ditransportasikan secara besipetal dan symplastik melalui
floem. Auksin dalam berbagai aktivitasnya tanaman seperti
pertumbuhan batang, pembentukan akar, membantu untuk menginduksi
tunas lateral, pengaktifan sel-sel- kambium dsb. Secara alami,
auksin mempunyai kerja yang sangat kuat dan dapat memacu
pembentukan akar adventif. Zat tumbuh tanaman yang digunakan adalah
giberelin yang dimana zat tumbuh tanaman ini berbeda dengan auksin
berdasarkan aktivitas fisiologisnya. GA secara khusus dan sangat
spesifik adalah perpanjangan buku (internode elongation). Beberapa
penelitian tanaman yang cukup GA, apabila kekurangan akan
memberikan pengaruh dwarfisme. GA dalam kondisi yang tidak langsung
menyebabkan toksik dan pengaruh penghambat (inhibitor). Giberelin
mempunyai fungsi regulasi sintesis asam nukleat dan kemungkinan
menekan inisiasi akar melalui interferensi dalam suatu proses.
Namun dari beberapa para penelitian berpendapat bahwa giberelin
pada kosentrasi rendah giberelin dapat merangsang inisiasi akar.
Giberelin yang terutama mempunyai fungsi dari seluruh fisiologi
adalag perpanjangan sel dan merangsang aktivitas kambium. III. 3.
1. Waktu dan Tempat METODOLOGI
3.2. 3.3.
Bahan dan Alat Cara Kerja Praktikum mata kuliah pembiakan
vegetatif yang telah dilakukan adalah penyetekan pada beberapa
jenis tanaman yang dilakukan secara bertahap dari waktu dan
perlakuan yang berbeda yaitu sebagai berikut: A. Pembiakan
vegetatif stek tanaman cocor bebek, jahe, tanpa diberikan ZPT Yang
dilaksanakan pada: Hari/ Tanggal : Selasa:/ 23 September 2007 Waktu
: 14.00-16.00 wib Tempat : Lab. Bioteknologi Fakultas Pertanian
Universitas Jambi Bahan dan alat yang digunakan dalam praktikum
pertama ini adalah : Bahan: Stok tanaman (lidah cocor bebek,
kunyit,) Tanah sekam
Alat : Polibag/ aqua gelas Gunting stek Alat persiapan media
tanam
Cara Kerja mempersiapkan tanaman yang akan distek, dan media
tanam yang diisi dengan tanah sekam sampai penuh. Tanaman yang
distek dipotong sesuai dengan tanaman itu sendiri. Sedangkan pada
cocor bebek merupakan tanaman yang ditanam dengan cara pisah anakan
jadi dibuang bagian tanaman yang tidak diperlukan lalu langsung
ditanam kemedia tanam serta jahe juga langsung ditanam ke media
tanam karena ditanam secara umbi. Kemudian tanaman yang telah
dipotong dan telah ditanam ke media tanah sekam dirawat dengan
dilakukan pemeliharaan seperti penyiramandan kemudian dilihat
pertumbuhan tanaman itu. B. Pembiakan vegetatif stek tanaman mawar,
euporbia yang diberikan ZPT (Auksin dan Giberelin) Yang
dilaksanakan pada: Hari : Selasa Tanggal : 06 September 2007 Waktu
: 14.00-16.00 wib Tempat : Lab. Bioteknologi Fakultas Pertanian
Universitas Jambi Bahan dan alat yang digunakan dalam praktikum
pertama ini adalah : Bahan: Stok tanaman (mawar, euporbia) ZPT
(Auksin dan Giberelin) Tanah sekam Alat: Polibag/ aqua gelas
Kantong plastik Gunting stek Alat persiapan media tanam
Cara Kerja Persiapkan tanaman yang akan distek, dan siapkan 4
buah media tanam yang diisi dengan tanah sekam sampai penuh.
Tanaman yang distek dipotong sesuai dengan tanaman itu sendiri.
Kemudian direndam kedalam ZPT yaitu 2 tanaman diberikan auksin dan
2 lagi tanaman diberikan giberelin yang perendamannya dilakukan
selama 5 menit, setelah 5 menit tanaman tersebut di tanam kedalam
media yang telah disediakan kemudian disungkup dengan plastik dan
ditempatkan ditempat yang sejuk dan dilakukan pemeliharaan dengan
dilakukan penyiraman dan dilihat pertumbuhan tanaman tersebut.
C.
pembiakan vegetatif stek tanaman melati, asoka, dan mawar yang
diberikan ZPT (Rhotoon F). Yang dilaksanakan pada : Hari : Selasa
Tanggal : 30 September 2007 Waktu : 14.00-16.00 wib Tempat : Lab.
Bioteknologi Fakultas Pertanian Universitas Jambi Bahan dan alat
yang diperlukan dalam praktikum yang kedua ini adalah : Bahan: Stok
tanaman (melati, asoka, mawar) ZPT (Rhotoon F) Tanah sekam Alat:
Polibag/ aqua gelas Gunting stek Kantong plastik Alat persiapan
media tanam
Cara Kerja Persiapkan tanaman yang akan distek, dan siapkan 4
buah media tanam yang diisi dengan tanah sekam sampai penuh dan
media tanaman 2 buah dilubangi. Tanaman yang distek dipotong sesuai
dengan tanaman itu sendiri. Pada tanaman melati, mawar unjung
tanaman dipotong miring, sedangkan pada tanaman asoka menggunakan
stek pucuk, setelah tanaman dipoong sesuai yang diinginkan kemudian
tanaman tersebut diberikan ZPT (Rhotoon F) lalu lansung ditanam
kemedia tanah sekan yang telah disiapkan dan dari 4 buah media yang
disiapkan hanya 2 buah media yang diberikan tanamannya dengan ZPT
(Rhotoon F) dan 2 lagi tidak diberikan Rhotoon F. Setelah itu,
tanaman diberi sukup plastik. Kemudian dilakukan pemeliharaan
seperti dilakukan penyiraman dan dilihat pertumbuhan tanaman itu.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pembiakan vegetatif stek tanaman cocor
bebek, jahe, tanpa diberikan ZPT Hasil Dalam pertumbuhan tanaman
stek pada tanaman cocor bebek, jahe, adalah sebagai berikut :
Tanaman cocor bebek : mati (tidak tumbuh) Tanaman jahe : hidup
(tumbuh) Pembahasan
perbanyakan tanaman yang lebih mudah dilakukan pada pembiakan
vegetatif adalah dengan melakukan penyetekkan yaitu memotong bagian
tanaman induk untuk dapat menghasilkan tanaman yang baru tetapi
dalam stek tanaman yang dihasilkan sifatnya sama dengan tanaman
induknya. Tujuan dari pemotomngan miring tersebut adalah Karena
agar dapat mempercepat pembentukan kalus yang dapat menutup luka
setelah itu tanaman dapat membentuk akar yang dapt menyerap unsur
hara yang ada didalam tanah. Tanaman yang telah disetek tidak ada
yang mati, ini dikarenakan lingkunagan yang cocok untuk menunjang
tanaman tersebut hidup dengan menjaga suhu, kelembaban serta
kebutuhan air bagi tanaman ( dimasukan dalam wadah yang sudah
dirancang sedemikian rupa untuk menyimpan tanaman khususnya
penyetekan) B. Pembiakan vegetatif stek tanaman melati dan asoka
yang diberikan ZPT (auksin dan giberelin) Hasil Dalam pertumbuhan
tanaman stek pada tanaman melati dan asoka adalah sebagai berikut :
Tanaman euporbia : hidup (tumbuh) Tanaman mawar : hidup (tumbuh)
Pembahasan Pembiakan vegetatif dalam perbanyakan tanaman yang lebih
mudah dilakukan adalah dengan melakukan penyetekkan yang memotong
bagian tanaman induk uantuk dapat menghasilkan tanaman yang baru
tetapi dalam stek tanaman yang dihasilkan sifatnya sama dengan
tanaman induknya. Pengaruh pemberian ZPT (auksin dan giberelin)
dalam pertumbuhan tanaman mawar dan euporbia yang diberikan dapat
merangsang pertumbuhan tanaman yang membantu induksi tunas lateral
dan mengaktifkan selsel kambium sehingga tanaman yang distek dapat
tumbuh dengan baik. C. Pembiakan vegetatif stek tanaman melati dan
asoka yang diberikan ZPT (Rhotone F) Hasil Dalam pertumbuhan
tanaman stek pada tanaman melati, asoka, mawar adalah sebagai
berikut : Tanaman asoka : hidup (tumbuh) Tanaman melati : hidup
(tumbuh) Tanaman mawar : mati (tidak tumbuh) Pembahasan Pembiakan
vegetatif dalam perbanyakan tanaman yang lebih mudah dilakukan
adalah dengan melakukan penyetekkan yang memotong bagian tanaman
induk uantuk dapat menghasilkan tanaman yang baru tetapi dalam stek
tanaman yang dihasilkan sifatnya sama dengan tanaman induknya.
Pengaruh pemberian ZPT (Rhotoon F) dalam pertumbuhan tanaman melati
dan asoka yang diberikan dapat merangsang pertumbuhan tanaman yang
membantu induksi tunas lateral dan mengaktifkan sel-sel kambium
sehingga tanaman yang distek dapat tumbuh dengan baik. Tetapi pada
tanaman mawar pertumbuhannya tidak baik atau tanaman mawar ini
tidak dapat tumbuh dengan baik yang diduga dikarenakan kelebihan
air atau banyak mengandung air dan kurang perawatan sehinnga
tanaman ini menjadi mati dan membusuk.
V. KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan dan pembahasan yang telah lakukan, maka
dapat diambil kesimpulan bahwa : 1. Pebanyakan tanaman secara
vegetatif dengan menggunakan metode stek (memanfaatkan
bagian-bagian tanaman seperti batang, cabang, ranting, pucuk, daun,
umbi, dan akar) untuk menghasilkan tanaman yang baru yang sifatnya
sama dengan tanaman induknya didalam pelaksanaannya tidak
memerlukan teknis yang khusus karena pada umumnya stek ini mudah
dilakukan dan. Pemberian ZPT (zat pengatur tumbuh) dalam
pertumbuhan tanaman stek yaitu dapat membantu pembentukan kalus dan
terjadi pembentukan akar.Stek Daun Bahan awal perbanyakan yang
dapat digunakan pada stek daun dapat berupa lembaran daun atau
lembaran daun beserta petiol. Bahan awal pada stek daun tidak akan
menjadi bagian dari tanaman baru. Penggunaan bahan yang mengandung
kimera periklinal dihindari agar tanaman-tanaman baru yang
dihasilkan bersifat true to type (Hartmann et al, 1997). Akar dan
tunas baru pada stek daun berasal dari jaringan meristem primer
atau meristem sekunder. Pada tanaman Bryophyllum, akar dan tunas
baru berasal dari meristem primer pada kumpulan sel-sel tepi daun
dewasa, tetapi pada tanaman Begonia rex, Saint paulia (Avrican
violet), Sansevieria, Crassula dan Lily, akar dan tunas baru
berkembang dari meristem sekunder dari hasil pelukaan. Pada
beberapa species seperti Peperomia, akar dan tunas baru muncul dari
jaringan kalus yang terbentuk dari aktivitas meristem sekunder
karena pelukaan. Masalah pada stek daun secara umum adalah
pembentukan tunas-tunas adventif, bukan akar adventif. Pembentukan
akar adventif pada daun lebih mudah dibandingkan pembentukan tunas
adventif (Hartmann, et al, 1997). Secara teknis stek daun dilakukan
dengan cara memotong daun dengan panjang 7,5 10 cm (Sansevieria)
atau memotong daun beserta petiolnya kemudian ditanam pada media
(Hartmann et al, 1997). Untuk Begonia dan Violces, perlakuan kimia
yang umum dilakukan adalah penyemprotan dengan IBA 100 ppm. Stek
Umbi Pada stek umbi, bahan awal untuk perbanyakan berupa umbi,
yaitu: umbi batang, umbi kakr, umbi sisik, dan lain-lain. Senagai
bahan perbanyakan, umbi dapat digunakan utuh atau dipotong-potong
dengan syarat setiap potongannya mengadung calon tunas. Untuk
menghindari terjadinya busuk pada setiap potongan umbi, maka umbi
perlu dierandap dalam bakterisida dan fungisida. Contoh tanaman
yang bisa diperbanyak dengan stek umbi antara lain: Solanum
tuberosum, Ipomoea batatas, Caladium, Helianthus tuberosus,
Amarilis, dan lainlain. Stek Batang Bahan awal perbanyakan berupa
batang tanaman. Stek batang dikelompokkan menjadi empat macam
berdasarkan jenis batang tanaman, yakni: berkayu keras, semi
berkayu, lunak, dan herbaceous. Bahan tanaman yang biasa
diperbanyak dengan stek batang berkayu keras antara lain: apel,
pear, cemara, dan lain-lain, dengan perlakuan kimia IBA atau NAA
2500 5000 ppm. Panjang stek berkisar antara 10 76 cm atau dua buku
(nodes). Stek batang semi berkayu, contohnya terdapat pada tanaman
Citrus sp. dengan perlakuan kimia yang sudah umum yaitu IBA dan NAA
1000 3000 ppm dan panjang stek 7,5 15 cm. Pada stek batang semi
berkayu ini, daun-daun seharusnya dibuang untuk mengendalikan
transpirasi. Disamping itu, pelukaan sebelumnya mungkin dapat
membantu pengakaran. Untuk stek batang berkayu lunak, contohnya
terdapat pada tanaman Magnolia dengan perlakuan IBA atau NAA 500
1250 ppm dan panjang stek 7,5 12,5 cm. Pada stek batang berkayu
2.3.
4.
lunak ini umumnya akar relatif cepat keluar (2 5 minggu). Stek
batang yang tergolong herbaceus, dilakukan pada tanaman
Dieffenbachia, Chrisanthemum, dan Ipomoea batatas. Pada dasarnya
perlakuan auksin tidak pdiperlukan pada stek batang herbaceous ini,
tetapi kadang diberikan IBA atau NAA 500 1250 ppm dan panjang stek
yang biasa digunakan adalah 7,5 12,5 cm (Hartmann et al, 1997).
Sumber:
http://id.shvoong.com/exact-sciences/agronomy-agriculture/2114639-cara-pengerjaan-stekterhadap-tanaman/#ixzz1wFAnLhdH
ERANAN ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) DALAM PERTUMBUHAN
DANPERKEMBANGAN TUMBUHANPosted by Bioma pada 4 Juni, 2008
Sinyal kimia interseluler untuk pertama kali ditemukan pada
tumbuhan. Konsentrasi yang sangat rendah dari senyawa kimia
tertentu yang diproduksi oleh tanaman dapat memacu atau menghambat
pertumbuhan atau diferensiasi pada berbagai macam sel-sel tumbuhan
dan dapat mengendalikan perkembangan bagian-bagian yang berbeda
pada tumbuhan. Dengan menganalogikan senyawa kimia yang terdapat
pada hewan yang disekresi oleh kelenjar ke aliran darah yang dapat
mempengaruhi perkembangan bagian-bagian yang berbeda pada tubuh,
sinyal kimia pada tumbuhan disebut hormon pertumbuhan. Namun,
beberapa ilmuwan memberikan definisi yang lebih terperinci terhadap
istilah hormon yaitu senyawa kimia yang disekresi oleh suatu organ
atau jaringan yang dapat mempengaruhi organ atau jaringan lain
dengan cara khusus. Berbeda dengan yang diproduksi oleh hewan
senyawa kimia pada tumbuhan sering mempengaruhi sel-sel yang juga
penghasil senyawa tersebut disamping mempengaruhi sel lainnya,
sehingga senyawa-senyawa tersebut disebut dengan zat pengatur
tumbuh untuk membedakannya dengan hormon yang diangkut secara
sistemik atau sinyal jarak jauh. 1. Lima tipe utama ZPT Ahli
biologi tumbuhan telah mengidentifikasi 5 tipe utama ZPT yaitu
auksin, sitokinin, giberelin, asam absisat dan etilen (Tabel 1).
Tiap kelompok ZPT dapatmenghasilkan beberapa pengaruh yaitu kelima
kelompok ZPT mempengaruhi pertumbuhan, namun hanya 4 dari 5
kelompok ZPT tersebut yang mempengaruhi perkembangan tumbuhan yaitu
dalam hal diferensiasi sel. Seperti halnya hewan, tumbuhan
memproduksi ZPT dalam jumlah yang sangat sedikit, akan tetapi
jumlah yang sedikit ini mampu mempengaruhi sel target.ZPT
menstimulasi pertumbuhan dengan memberi isyarat kepada sel target
untuk membelah atau memanjang, beberapa ZPT menghambat pertumbuhan
dengan cara menghambat pembelahan atau pemanjangan sel. Sebagian
besar molekul ZPT dapat mempengaruhi metabolisme dan perkembangan
sel-sel tumbuhan. ZPT melakukan ini dengan cara mempengaruhi
lintasan sinyal tranduksi pada sel target. Pada tumbuhan seperti
halnya pada hewan, lintasan ini menyebabkan respon selular seperti
mengekspresikan suatu gen, menghambat atau mengaktivasi enzim, atau
mengubah membran. Pengaruh dari suatu ZPT bergantung pada spesies
tumbuhan, situs aksi ZPT pada tumbuhan, tahap perkembangan tumbuhan
dan konsentrasi ZPT. Satu ZPT tidak bekerja sendiri dalam
mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, pada umumnya keseimbangan
konsentrasi dari beberapa ZPT-lah yang akan mengontrol pertumbuhan
dan perkembangan tumbuhan Auksin : Mempengaruhi pertambahan panjang
batang, pertumbuhan, diferensiasi dan percabangan akar;
perkembangan buah; dominansi apikal; fototropisme dan geotropisme.
Sitokinin : Mempengaruhi pertumbuhan dan diferensiasi akar;
mendorong pembelahan sel dan pertumbuhan secara umum, mendorong
perkecambahan; dan menunda penuaan. Giberelin : Mendorong
perkembangan biji, perkembangan kuncup, pemanjangan batang dan
pertumbuhan daun; mendorong pembungaan dan perkembangan buah;
mempengaruhi pertumbuhan dan diferensiasi akar. Asam absisat (ABA)
: Menghambat pertumbuhan; merangsang penutupan stomata pada waktu
kekurangan air, memper-tahankan dormansi. Etilenn : Mendorong
pematangan; memberikan pengaruh yang berlawanan dengan beberapa
pengaruh auksin; mendorong atau menghambat pertumbuhan dan
perkembangan akar, daun, batang dan bunga. Meristem apikal tu-nas
ujung, daun muda, embrio dalam biji. 2. Peranan ZPT 2.1. Auksin
Istilah auksin diberikan pada sekelompok senyawa kimia yang
memiliki fungsi utama mendorong pemanjangan kuncup yang sedang
berkembang. Beberapa auksin dihasikan secara alami oleh tumbuhan,
misalnya IAA (indoleacetic acid), PAA (Phenylacetic acid),
4-chloroIAA (4-chloroindole acetic acid) dan IBA (indolebutyric
acid) dan beberapa lainnya merupakan auksin sintetik, misalnya NAA
(napthalene acetic acid), 2,4 D (2,4 dichlorophenoxyacetic acid)
dan MCPA (2-methyl-4
chlorophenoxyacetic acid) . Gambar 2 menunjukkan pengaruh IAA
terhadap pertumbuhan batang dan akar tanaman kacang kapri. Kecambah
yang diberi perlakuan IAA menunjukkan pertambahan tinggi yang lebih
besar (kanan) dari tanaman kontrol (kurva hitam). Tempat sintesis
utama auksin pada tanaman yaitu di daerah meristem apikal tunas
ujung. IAA yang diproduksi di tunas ujung tersebut diangkut ke
bagian bawah dan berfungsi mendorong pemanjangan sel batang. IAA
mendorong pemanjangan sel batang hanya pada konsentrasi tertentu
yaitu 0,9 g/l. Di atas konsentrasi tersebut IAA akan menghambat
pemanjangan sel batang. Pengaruh menghambat ini kemungkinan terjadi
karena konsentrasi IAA yang tinggi
mengakibatkan tanaman mensintesis ZPT lain yaitu etilen yang
memberikan pengaruh berlawanan
dengan IAA. Berbeda dengan pertumbuhan batang, pada akar (kurva
merah), konsentrasi IAA yang rendah (