Top Banner
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA Oleh : Nama : Rolas Sinaga NPM : E1D013082 Prodi : Agribisnis Kelompok : III (Tiga) Hari/jam : Jumat/ 08.00-09.40 Wib Tanggal : 8 November 2013 KO-Ass : 1. Al Arbi 2. Deri Gustian Dosen : Drs. Hasan Bahri Daulay MS Objek Praktikum : CARA MENYATAKAN KONSENTRASI LARUTAN LABORATORIUM TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BENGKULU 2013
14

CARA MENYATAKAN KONSENTRASI LARUTAN

Feb 19, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: CARA MENYATAKAN KONSENTRASI LARUTAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

Oleh :

Nama : Rolas Sinaga

NPM : E1D013082

Prodi : Agribisnis

Kelompok : III (Tiga)

Hari/jam : Jumat/ 08.00-09.40 Wib

Tanggal : 8 November 2013

KO-Ass : 1. Al Arbi

2. Deri Gustian

Dosen : Drs. Hasan Bahri Daulay MS

Objek Praktikum : CARA MENYATAKAN KONSENTRASI LARUTAN

LABORATORIUM TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2013

Page 2: CARA MENYATAKAN KONSENTRASI LARUTAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ketika mempelajari kimia dikenal adanya larutan. Larutan pada dasarnya

adalah fase yang homogen yang mengandung lebih dari satu komponen.

Komponen yang terdapat dalam jumlah yang besar disebut pelarut atau solvent,

sedang komponen yang terdapat dalam jumlah yang kecil disebut zat terlarut atau

solute. Konsentrasi suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah solute yang ada

dalam sejumlah larutan atau pelarut. Konsentrasi dapat dinyatakan dalam beberapa

cara, antara lain molaritas, molalitas, normalitas dan sebagainya. Molaritas yaitu

jumlah mol solute dalam satu liter larutan, molalitas yaitu jumlah mol solute per

1000 gram pelarut sedangkan normalitas yaitu jumlah gram ekuivalen solute

dalam 1 liter larutan. Dalam ilmu kimia, pengertian larutan ini sangat penting

karena hampir semua reaksi kimia terjadi dalam bentuk larutan. Larutan dapat

didefinisikan sebagai campuran serba sama dari dua komponen atau lebih yang

saling berdiri sendiri.

Disebut campuran karena terdapat molekul-molekul, atom-atom atau ion-ion

dari dua zat atau lebih.Larutan dikatakan homogen apabila campuran zat tersebut

komponen-komponen penyusunnya tidak dapat dibedakan satu dengan yang

lainnya lagi. Misalnya larutan gula dengan air dimana kita tidak dapat lagi melihat

dari bentuk gulanya, hal ini karena larutan sudah tercampur secara homogen.

Dalam pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu sering dihasilkan

konsentrasi yang tidak tepat dengan yang diinginkan, untuk itu diperlukan

praktikum dan pada praktikum acara ini akan dilaksanakan acara pembuatan dan

standarisasinya.Dalam pembuatan larutan harus dilakukan seteliti mungkin dan

menggunakan perhitungan yang tepat, sehingga hasil yang didapatkan sesuai

dengan yang diharapkan. Untuk mengetahui konsentrasi sebenarnya dari larutan

yang dihasilkan maka dilakukan standarisasi.

1.2 Tujuan

1. Menjelaskan berbagai satuan konsentrasi larutan.

2. Mampu membuat larutan pada berbagai konsentrasi.

Page 3: CARA MENYATAKAN KONSENTRASI LARUTAN

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Solute atau zat terlarut adalah zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam

larutan. Solvent atau zat yang pelarut adalah zat yang jumlahnya lebih banyak

daripada zat-zat lain dalam larutan. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan

dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses pencampuran zat terlarut dan

pelarut membentuk larutan disebut pelarutan atau solvasi.

Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air, selain air yang

berfungsi sebagai pelarut adalah alkohol amoniak, kloroform, benzena, minyak, asam

asetat, akan tetapi kalau menggunakan air biasanya tidak disebutkan (Gunawan, 2004).

Larutan terbentuk melalui percampuran atau lebih zat murni yang molekulnya

berinteraksi langsung dalam keadaan tercampur. Perubahan gaya antar molekul yang

dialami oleh molekul dalam bergerak dari zat terlarut murni atau pelarut ke keadaan

tercampur mempengaruhi baik kemudahan pembentukan maupun kestabilan

larutan. Larutan dapat berada dalam kesetimbangan fase dengan gas,padatan atau

cairan lain: kesetimbangan ini seringkali menunjukan efek yang menarik yang

ditentukan oleh molekul zat terlarut (Oxtoby,2001).

Larutan dilihat berdasarkan keadaan fasa setelah bercampur ada yang homogen

dan heterogen. Campuran homogen adalah campuran yang membentuk satu fasa yaitu

yang mempunyai sifat dan komposisi yang sama antara satu bagian dengan bagian lain

didekatnya. Contoh larutan homogen yaitu air gula dan alkohol dalam air. Sedang

campuran heterogen adalah campuran yang mengandung dua fasa atau lebih

contohnya air susu dan air kopi (Syukri, 1999).

Page 4: CARA MENYATAKAN KONSENTRASI LARUTAN

BAB III

METEDOLOGI

3.1 Alat dan Bahan

Alat

1. Alat Tulis

2. Pipet ukur

3. Pipet gondok

4. Neraca analitik

5. Botol semprot

6. Kaca arloji

7. Labu ukur

8. Bola hisap

9. Sikat tabung reaksi

10. Corong

Bahan

1. Buku Panduan Pratikum

2. Buku Tulis

3. NaCl

4. Aquades

5. Etanol

6. KIO3

7. H2SO4

8. HCL

9. H2C2O4

10. Na OH

11. N2

Page 5: CARA MENYATAKAN KONSENTRASI LARUTAN

3.2 Cara Kerja

Adapun cara kerja dalam Praktikum Pengenalan Alat-alat Laboratorium

adalah sebagai berikut ini :

1. Membuat larutan NaCl 1%

Ditimbang sebanyak 0,5 gram NaCl dengan neraca analitik, kemudian

dilarutkan dengan aquades di dalam labu ukur 50 ml, sampai tanda batas.

2. Membuat larutan etanol 5%

Dipipet sebanyak 2,5 ml etanol absolute dengan pipet ukur, kemudian

dimasukkan ke dalam labu ukur 50 ml. tambahkan aquades sampai tanda

batas. Kocok sampai homogen.

3. Membuat larutan 0,01 M KIO3 (Mr. 214 gram/mol)

Ditimbang sebanyak 0,017 gram KIO3 dengan neraca analitik, kemudian

dimasukkan ke dalam labu ukur 50 ml, dilarutkan dengan aquades

(ditambah sampai batas).

4. Membuat larutan 0,1 M H2SO4 (Mr. 98 gram/mol)

Dipipet sebanyak 0,5 ml H2SO4 dengan pipet ukur, kemudian diencerkan

dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.

Labu ukur 50 ml diisi terlebih dahulu dengan aquades, kira-kira 25

ml, selanjutnya baru dipipetkan H2SO4 ke dalam labu ukur,

selanjutnya ditambahkan lagi dengan aquades sampai tanda batas.

Cara seperti ini berlaku untuk membuat larutan asam kuat dan basa

kuat yang lain.

5. Membuat larutan 0,1 NHCL (Mr. 36,5 gram.mol)

Dipipet sebanyak 0,415 ml HCl 37% dengan pipet ukur, kemudian

diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml, sampai tanda batas.

6. Membuat larutan 0,1 asam oksalat (Mr. H2C2O4. 2H2O. 126 gram/mol)

Ditimbang 0,3151 gram asam oksalat dengan neraca analitik, kemudian

diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai ttanda batas.

7. Membuat larutan 1 N NaOH (Mr. 40 gram/mol)

Ditimbang 0,2 gram NaOH, kemudian diencerkan dengan aquades dalam

labu ukur 50 ml sampai tanda batas.

8. Membuat larutan 1000 ppm Nitrogen (N2) (Mr.urea 60 gram/mol)

Ditimbang 0,1086 gram urea, kemudian diencerkan dengan aquades dalam

labu ukur 50 ml sampai tanda batas.

Page 6: CARA MENYATAKAN KONSENTRASI LARUTAN

BAB IV

HASIL PENGAMATAN

1. Membuat larutan NaCl 1%

Ditimbang sebanyak 0,5 gram NaCl dengan neraca analitik, kemudian

dilarutkan dengan aquades di dalam labu ukur 50 ml, sampai tanda batas.

2. Membuat larutan etanol 5%

Dipipet sebanyak 2,5 ml etanol absolute 100% dengan pipet ukur,

kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 50 ml dan diencerkan dengan

aquades sampai tanda batas.

3. Membuat larutan 0,01 M KIO3 (Mr. 214 gram/mol)

Ditimbang sebanyak 0,017 gram KIO3 dengan neraca analitik, kemudian

dimasukkan ke dalam labu ukur 50 ml, dilarutkan dengan aquades sampai

batas.

4. Membuat larutan 0,1 M H2SO4 (Mr. 98 gram/mol)

Dipipet sebanyak 0,5 ml H2SO4 dengan pipet ukur, kemudian diencerkan

dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.

5. Membuat larutan 0,1 NHCL (Mr. 36,5 gram.mol)

Dipipet sebanyak 0,415 ml HCl 37% dengan pipet ukur, kemudian

diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml, sampai tanda batas.

6. Membuat larutan 0,1 asam oksalat (Mr. H2C2O4. 2H2O. 126 gram/mol)

Ditimbang 0,3151 gram asam oksalat dengan neraca analitik, kemudian

diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai ttanda batas.

7. Membuat larutan 1 N NaOH (Mr. 40 gram/mol)

Ditimbang 0,2 gram NaOH, kemudian diencerkan dengan aquades dalam

labu ukur 50 ml sampai tanda batas.

8. Membuat larutan 1000 ppm Nitrogen (N2) (Mr.urea 60 gram/mol)

Ditimbang 0,1086 gram urea, kemudian diencerkan dengan aquades dalam

labu ukur 50 ml.

Page 7: CARA MENYATAKAN KONSENTRASI LARUTAN

BAB V

PEMBAHASAN

1. Persen berat ( % w/w)

Menyatakan banyaknya gram zat terlarut dalam gram larutan.

% W/W =

2. Persen volume

Menyatakan volume (ml) zat terlarut dalam Volume larutan (ml)

% V/V

x100%

3. Persen berat per volume (%W/V)

Menyatakan jumlah gram zat terlarut dalam 100 ml larutan.

4. Part Permillion (ppm) dan Part Perbillion (ppb)

Satuan konsentrasi ppm dan ppb adalah satuan yang mirip dengan persen berat.

Satuan konsentrasi ppm dan ppb digunakan untuk larutan yang sangat encer.

Ppm adalah gram zat terlarut 100 gram larutan, sedangkan ppb adalah gram zat

terlarut persejuta gram larutan.

1 ppm

atau ppm

x 10

-6

1ppb

atau ppb

x 10

-9

5. Fraksi Mol (fx)

Menyatakan jumlah zat terlarut ataun pelarut dalam larutan.

Fraksi mol A

Fraksi mol zat terlarut

Fraksi mol pelarut

Page 8: CARA MENYATAKAN KONSENTRASI LARUTAN

6. Molaritas (M)

Menyatakan jumlah mol zat teralrut per liter larutan.

m

7. Molalitas (m)

Menyatakan jumlah mol zat terlarut per kilogram (1000 g) pelarut.

m

8. Normalitas (N)

Menyatakan banyaknya mol ekivalen zat terlarut dalam liter larutan.

Perbandingan dengan hasil

Ada pun hasil yang dihitung secara manual adalah :

1. Membuat Larutan NaCl 1%

→ W/V = gram zat terlarut * 100 %

ml larutan

1% = gram zat terlarut *100%

50 ml

100 gram = 50

= 50 / 100 = 0,5 gram

Page 9: CARA MENYATAKAN KONSENTRASI LARUTAN

2. Membuat Larutan Etanol 5%

→ V/V = ml zat terlarut * 100%

ml larutan

5% = ml zat *100%

50

100 ml = 250

ml = 2,5 ml

3. Membuat larutan 0,01 M KIO3

→ = gram zat terlarut

Mr zat terlarut x liter larutan

0,01 M = gram terlarut

214 x 0,05 l

gram = 0,107 gram

4. Membuat Larutan 0,1 M H2SO4

→ ,5 ,3 3 = ,65 5

M = 0,6515 = 0.6515 = 0,13 gram

98 x 0,05 4,9

5. Membuat Larutan 0,1 N HCl

→ N = mol ekivalen zat terlarut ( Ek ) Ek = Gram zat terlarut

volume larutan BE

BE = Mr / n 37 / 100 x 0,415 = 0,15355 gram

= 36,5 / 1 = 36,5

Ek = 0,15355 gram = 0,0042 N = 0,0042 = 0,08 N

36,5 0,05

6. Membuat Larutan 0,1 N Asam Oksalat

→ BE = 26 / 2 = 63

EK = 0,3151 / 63 = 0,005

N = 0,005 / 0,05 = 0,1

Page 10: CARA MENYATAKAN KONSENTRASI LARUTAN

7. Membuat Larutan 1 N NaOH

→ BE = 40 / 10 = 4

Ek = 0,2 / 4 = 0,05

N = 0,05 / 0,05 = 1

8. Membuat Larutan 1000 ppm N2 dalam Urea

→ = 0,1086 x 106

50 gram

ppm = 2172 / gram

Dari hasil perhitungan yang didapati, kami tidak dapat membandingkan dengan literatur

lainnya, karena ketidaktersediaannya literatur yang membahas lengkap mengenai pembuatan

larutan tersebut satu per satu. Akan tetapi di sini kami mendapati hasil yang tidak jauh

berbeda dari Buku Penuntun Prakikum sendiri. Hanya, apabila terdapat kekeliruan, semata-

mata faktor human error atau kesalahan pada saat perhitungan itu sendiri yang dilakukan

praktikan.

Page 11: CARA MENYATAKAN KONSENTRASI LARUTAN

BAB VI

6.1 Kesimpulan

1. Larutan adalah campuran homogen antara dua zat atau lebih.

2. Ada dua unsur Larutan, yaitu solvent dan solut

3. Konsentrasi larutan adalah :

Perbandingan jumlah zat terlarut dalam pelarut

Perbandingan jumlah zat terlarut dalam larutan

4. Berbagai Cara menyatakan konsentrasi larutan,diantaranya :

Persen Volume

Persen Massa

Part per Million atau Part per Billion

Fraksi Mol

Molaritas

Molalitas

Normalitas

6.2 Saran

Dalam melarutkankan suatu zat dalam suatu praktikum kimia, kita harus

memperhatikan zat-zat yang dilarutkan apakah zat-zat tersebut tidak akan

menghasilkan sesuatu yang berbahaya.

Page 12: CARA MENYATAKAN KONSENTRASI LARUTAN

JAWABAN PERTANYAAN

1. 80 gram H2SO4 dilarutkan dengan 120 gram air.

Dik : Mr. H2SO4 98 gram / mol Mr. air ( H2O ) 18 gram / mol

BJ H2SO4 1303 gram / ml BJ Air 1 gram / ml

Konsentrasi H2SO4 100 %

Mr. air 18

a) Persen Berat = masa zat terlarut x 100% = 80 x 100%

Massa pelarut 120

= 8000 / 120

= 66,69 %

b) Molalitas ( m ) = mol zat terlarut = 98 gram / mol

kg pelarut 0,12 kg

= 816,67 mol / 1000 gram

c) Molaritas ( M ) = mol zat terlarut

Liter larutan

V terlarut = 80 gram / 1,303 gram / ml = 61,39 ml

V pelarut = 120 gram / 1 gram / ml = 120 ml

V larutan = 181,39 ml = 0,18139 l

M = 98 mol = 540,27 mol / l

0,18139 l

d) Fraksi Mol zat terlarut

Mol terlarut = 0,816 Mol pelarut = 6,67

X = jumlah mol terlarut = 0,816 = 0,109

jumlah mol larutan 7,48

X = Jumlah mol pelarut = 6,67 = 0,89

jumlah mol larutan 7,48

2.

Zat

Terlarut

Gram Zat

terlarut

Mol Zat

Terlarut

Volume

Larutan

Molaritas

NaNO3 25 A. 0,29 B. 0,241 L 1,2

NaNO3 C. 31,28 gram D. 0, 368 16 liter 0,023

KBr 91 E. 0,76 mol 450 ml F. 1,699 mol / l

KBr G. 49,98 gram 0,42 H. 1,8

Page 13: CARA MENYATAKAN KONSENTRASI LARUTAN

A. Mol zat terlarut = massa / Mr = 25 / 85 = 0,29

B. M = mol zat terlarut

Liter larutan

1,2 = 0,29

liter larutan

Liter larutan = 0,29 / 1,2 = 0,241 L = 241, 167 ml

C. Mol = massa zat terlarut

Mr

0,368 = massa terlarut / 85

massa terlarut = 31,28 gram

D. M = mol zat terlarut

Liter larutan

0,023 = mol / 16

mol = 0,368

E. Mol zat terlarut = gram zat terlarut / Mr

= 91 / 119 = 0,76 mol

F. M = Mol zat terlarut

Liter larutan

= 0, 76 mol / 0,45 l = 1,699 mol / l

G. Mol zat terlarut = gram zat terlarut

Mr

0,42 = Gram terlarut / 119

gram terlarut = 49,98 gram

H. M = mol zat terlarut

Liter larutan

1,8 = 0,42 / liter larutan

liter larutan = 0,42 / 1,8 = 0, 233 l

Page 14: CARA MENYATAKAN KONSENTRASI LARUTAN

Daftar Pustaka

Brady, E. James. 1999. Kimia Universitas Asas dan Sruktur. Binarupa Aksara:Jakarta

Gunawan, Adi dan Roeswati. 2004. Tangkas Kimia. Kartika. Surabaya.

Keenan, Charles W., et al. 1989. Ilmu Kimia untuk Universitas. Jilid II, edisi ke-6. Erlangga

:Jakarta

Oxtoby, David W. 2001. Prinsip-prinsip Kimia Modern. Erlangga. Jakarta.