Top Banner
TUGAS TERSTRUKTUR DOSEN PENGAMPU Psikologi Pendidikan Drs. H. Syarifuddin Sy. M. Ag. Cara Mengatasi Lupa dalam Islam Disusun oleh: Liny Mardhiyatirrahmah (NIM. 1401251508) Rima Aprilia Larasati (NIM. 1401250909) Hiffatun Najah (NIM. 1401250868 ) 1
37

Cara Mengatasi Lupa dalam Islam

Mar 29, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Cara Mengatasi Lupa dalam Islam

TUGAS TERSTRUKTUR DOSEN PENGAMPU

Psikologi Pendidikan Drs. H. Syarifuddin

Sy. M. Ag.

Cara Mengatasi Lupa dalam Islam

Disusun oleh:

Liny Mardhiyatirrahmah (NIM. 1401251508)

Rima Aprilia Larasati (NIM. 1401250909)

Hiffatun Najah (NIM. 1401250868 )

1

Page 2: Cara Mengatasi Lupa dalam Islam

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

TAHUN AKADEMIK 2014/2015

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Ingatan memiliki peranan yang penting dalam

kehidupan manusia. Dengan ingatanlah manusia dapat selalu

menyimpan seluruh informasi, pengetahuan, dan

pengalamannya yang pernah didapatkannya. Kemudian, untuk

memunculkannya kembali di saat orang itu membutuhkannya

dalam memecahkan permasalahan yang sedang dihadapinya

dan akan dihadapi di masa yang akan datang. Ingatan juga

dapat membantu manusia dalam menyambung informasi dan

ilmu pengetahuan yang pernah didapatnya dengan

informasi dan ilm pengetahuan yang lebih aktual, serta

mengungkapkan hakikat terbaru.

Dalam sisi keagamaan, ingatan memegang peranan

penting. Dengannya, manusia akan selalu mengingat

Allah, kekuasaan-Nya, nikmat yang berlimpah dari-Nya di

dunia, dan juga akhirat ataupun hari perhitungan dimana

is menunggu pahala dan hukuman-Nya. Dengan mengingat

hal-hal semacam inilah, maka akan tumbuh motivasi

2

Page 3: Cara Mengatasi Lupa dalam Islam

dalam diri manusia untuk selalu bertkawa kepada

Allah dan selalu mengerjakan amal saleh serta

menghiasi diri dengan akhlak-akhlak terpuji.

Allah telah memerintahkan manusia untuk mengingat

tanda-tand kekuasaan-Nya yang tersebar di semua makhluk

ciptaan-Nya. Juga memerintahkan manusia untuk mengingat

risalah yang dibawa oleh Para nabi dan rasul-Nya, baik

yang berupa kabar gembira maupun peringatan dari-Nya.

Aktivitas mengingat sangat erat kaitannya dengan

aktivitas belajar. Banyak ayat Al-Qur'an yang ditutup

dengan kata-kata agar manusia selalu ingat yang

tujuannya agar manusia selalu dapat mengambil pelajaran

dari sesuatu, di antaranya adalah firman-Nya,

"Maka apakah kamu tidak dapat mengambil pelajaran

(daripadanya)?" (Q.S. Al-An'aam, 6: 80)

"Supaya mereka mengambil pelajaran" (al-Baqarah: 221)

"Sedikit sekah kamu mengambil pelajaran" (al-Mu'min: 58)

"Supaya mereka mengambil pelajaran" (al-A'raaf: 130)

"Amat sedikitlah kamu mengambil pelajaran (daripadanya)"(al-

A'raaf: 3)

"Supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai

pikiran." (Shaad: 29)

"Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima

pelajaran” (Az-Zumar: 9)

“Dan tidak dapat mengambil pelajaran (dari padanya) melainkan

orang-orang yang berakal.” (Ali Imran: 7)

3

Page 4: Cara Mengatasi Lupa dalam Islam

Allah telah mengutus Rasulullah dan menurunkan

kepadanya Al-Qur’an agar menjadi pengingat bagi

manusia akan akidah, hari kebangkitan, dan hari

perhitungan di akhirat serta juga sebagai pengingat

akan azab yang telah diturunkan pada umat sebelumnya

karena mereka mendustakan nabi dan rasul-Nya. Hal ini

tampak pada firman-Nya.

1. Alif laam mim shaad.1

2. ini adalah sebuah kitab yang diturunkan kepadamu,

Maka janganlah ada kesempitan di dalam dadamu

karenanya, supaya kamu memberi peringatan dengan

kitab itu (kepada orang kafir), dan menjadi1 Ialah huruf-huruf abjad yang terletak pada permulaan

sebagian dari surat-surat Al Quran seperti: Alif laam miim,Alif laam raa, Alif laam miim shaad dan sebagainya. diantaraAhli-ahli tafsir ada yang menyerahkan pengertiannya kepadaAllah karena dipandang Termasuk ayat-ayat mutasyaabihaat, danada pula yang menafsirkannya. golongan yang menafsirkannya adayang memandangnya sebagai nama surat, dan ada pula yangberpendapat bahwa huruf-huruf abjad itu gunanya untuk menarikperhatian Para Pendengar supaya memperhatikan Al Quran itu,dan untuk mengisyaratkan bahwa Al Quran itu diturunkan dariAllah dalam bahasa Arab yang tersusun dari huruf-huruf abjad.kalau mereka tidak percaya bahwa Al Quran diturunkan dariAllah dan hanya buatan Muhammad s.a.w. semata-mata, Makacobalah mereka buat semacam Al Quran itu.

4

Page 5: Cara Mengatasi Lupa dalam Islam

pelajaran bagi orang-orang yang beriman.

3. ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari

Tuhanmu dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-

pemimpin selain-Nya2. Amat sedikitlah kamu mengambil

pelajaran (daripadanya). (QS. Al-‘Araaf, 7: 1-3)

Artinya: (Al Quran) ini adalah penjelasan yang sempurna

bagi manusia, dan supaya mereka diberi peringatan

dengan-Nya, dan supaya mereka mengetahui bahwasanya Dia

adalah Tuhan yang Maha Esa dan agar orang-orang yang

berakal mengambil pelajaran. (QS. Ibrahim: 52)

Artinya: dan Tiadalah kamu berada di dekat gunung Thur

ketika Kami menyeru (Musa), tetapi (kami beritahukan

itu kepadamu) sebagai rahmat dari Tuhanmu, supaya kamu

memberi peringatan kepada kaum (Quraisy) yang sekali-

kali belum datang kepada mereka pemberi peringatan

2 Maksudnya: pemimpin-pemimpin yang membawamu kepada kesesatan.

5

Page 6: Cara Mengatasi Lupa dalam Islam

sebelum kamu agar mereka ingat. (QS. Al-Qashash: 46)

Artinya: ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan

kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka

memperhatikan ayat-ayatNya dan supaya mendapat

pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran. (QS.

Shaad: 29)

Artinya: Sesungguhnya Kami mudahkan Al Quran itu dengan

bahasamu supaya mereka mendapat pelajaran. (QS. Ad-

Dukhan: 58)

Artinya: Kami lebih mengetahui tentang apa yang mereka

katakan, dan kamu sekali- kali bukanlah seorang pemaksa

terhadap mereka. Maka beri peringatanlah dengan Al

Quran orang yang takut dengan ancaman-Ku. (QS. Qaaf:

45)

6

Page 7: Cara Mengatasi Lupa dalam Islam

Artinya: dan tetaplah memberi peringatan, karena

Sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang

yang beriman. (QS. Adz-Dzaariyaat; 55)

Artinya: Maka berilah peringatan, karena Sesungguhnya

kamu hanyalah orang yang memberi peringatan. (QS. Al-

Ghasiyah: 21)

Lupa adalah permasalahan yang sering menimpa

manusia merupakan hal yang berbahaya baginya. Lupa akan

mampu menghalangi manusia dalam mencapai tujuannya dan

dengannya terkadang manusia akan banyak menemui

banyak masalah kehidupannya. Oleh karena itu, tim

penulis akan mgulas banyak tentang dalam berbagai

segi.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, dapat

disimpulkan beberapa rumusan masalah, yaitu sebagai

berikut.

1. Bagaimana perspektif psikologis dan islam mengenai

lupa?

2. Apa saja makna lupa yang terdapat dalam Al-Qur’an?

3. Apa hubungan antara lupa dengan setan?

4. Bagaimana cara mengatasi lupa dalam Islam?

7

Page 8: Cara Mengatasi Lupa dalam Islam

1.3. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makala ini adalah

sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui padangan dalam psikologis dan

islam mengenai lupa.

2. Untuk mengetahui makna lupa dalam Al-Qur’an.

3. Untuk megetahui hubungan antara lupa dengan setan.

4. Untuk mengetahui cara mengatasi lupa dalam Islam.

1.4. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dari penulisan ini ialah sebagai

berikut.

1. Mengetahui pandangan psikologis dan islam mengenai

lupa.

2. Mendapatkan informasi tentang makna lupa yang

terdapat dalam Al-Qur’an.

3. Mengetahui hubungan yang sebenarnya antara lupa

dengan setan.

4. Mendapatkan informasi mengenai cara mengatasi lupa

dalam Islam.

8

Page 9: Cara Mengatasi Lupa dalam Islam

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Lupa dalam Berbagai Pandangan

2.1.1. Perspektif Psikologis

Sifat lupa dapat didefinisikan sebagai

kelemahan alamiah pada seseorang, baik secara

parsial atau keseluruhan (general); permanen maupun

tidak, baik mengingat berbagai pengetahuan atau

keahlian fisik tertentu yang dia miliki sebelumnya.

Selain itu, lupa juga dapat diartikan sebagai

ketidakmampuan untuk mengembalikan ingatan, atau

melakukan pengenalan terhadap sesuatu atau

melakukannya padahal berbagai situasi dan perangkat

yang biasanya bisa mewujudkan aktivitas tersebut,

seperti kebutuhan, perhatian, upaya, maupun kondisi

sekitar yang kondusif, telah terpenuhi. Dengan

demikian, sifat lupa ini telah menghalangi seseorang

dari hal-hal yang dahulu pernah ia capai. Oleh sebab

itu, dalam kajian psikologi, dikenal beberapa

istilah tentang lupa seperti yang kemudian disebut

dengan pengembalian ingatan (istirjaa'), lupa ingatan

(hilang ingatan), atau lupa diri (hilang kesadaran).

Selanjutnya, harus dipisahkan antara lupa

sebagai sebuah kejadian yang alamiah, seperti

9

Page 10: Cara Mengatasi Lupa dalam Islam

disinggung di atas, dengan amnesia. Yang terakhir

ini, sekalipun juga merupakan ketidakmampuan otak,

baik secara parsial maupun keseluruhan, untuk

mengembalikan ingatan atau mengenali kembali

pengalaman maupun kecakapan tertentu yang sebelumnya

pernah dicapai, namun ia biasanya disebabkan oleh

adanya gangguan tertentu pada organ tubuh, seperti

pada otak atau jaringan saraf. Pada stadium

(tingkatan) lanjut, seseorang yang terkena amnesia

ini biasanya lupa dengan aktivitas yang barn beberapa

menit saja dilakukannya. Sebagai contoh, ketika baru

beberapa menit Yang lalu selesai menyantap makanan,

tetapi orang itu kembali bertanya, "Kapan kita akan

makan?".

Amnesia terkadang bersumber dari faktor

psikologis yang biasanya dipergunakan si penderita

sebagai tameng untuk menghindar dari situasi

tertentu yang tidak sanggup dipikulnya. Contohnya,

seorang ibu yang menderita gangguan jiwa karena

kematian anak. lbu tersebut bisa lupa secara total

dengan berbagai kondisi maupun kejadian di seputar

kematian anaknya tersebut namun bisa mengingat dengan

baik hal-hal di luar itu. Bentuk lain dari amnesia

ialah yang penyebabnya berasal dari faktor-faktor

yang berada di luar lingkup perasaan si penderita.

Contohnya seseorang yang mengalami benturan emosi

10

Page 11: Cara Mengatasi Lupa dalam Islam

yang sangat keras dalam kehidupan kesehariannya atau

seorang prajurit yang menderita kekalahan di medan

perang sehingga mengalami goncangan kejiwaan serius.

Begitu seriusnya goncangan tersebut sehingga si

prajurit, bahkan tidak dapat mengingat hal-hal Yang

paling sederhana sekalipun sekaligus berkaitan erat

dengan kehidupan pribadinya, seperti nama, tempat

tinggal, maupun orangorang terdekatnya, seperti

orang tua, kerabat, atau sahabat. Akan tetapi,

kesadaran penderita amnesia dalam bentuk terakhir

ini biasanya dapat dikembalikan dengan cara hipnotis

atau pemberian beberapa obat/zat kimia tertentu.

2.1.2. Perspektif Islam

Kata lupa juga banyak disebut oleh hadits-hadits

Rasulullah SAW, terutama dalam rangka menunjukkan

bahwa sifat ini menipakan bagian dari tabiat dasar

manusia.

Nafi' berkata, "Apabila Abdullah bin Umar

ditanya tentang apa yang harus dilakukan seseorang

yang lupa dalam (jumlah rakaat) shalatnya, dia

berkata,""Hendaklah orang tersebut segera berniat dan

menambah kembali rakaat shalatnya.""(HR. Malik)

Rasulullah saw. pernah bersabda, "Sesungguhnya

Allah memberi maaf kepada umatku terhadap hal-hal (kesalahan)

yang mereka lakukan karena tidak sengaja, terlupa, maupun ter-

paksa." (HR. Ibnu Majah)

11

Page 12: Cara Mengatasi Lupa dalam Islam

Dalam hadits lain beliau bersabda,

"Sesungguhnya Allah tidak menganggap (sebagai dosa) kesalaha'-

kesalahan yang dilakukan umatku karena tidak sengaja,

terlupa, maupun dipaksa melakukannya." (HR. Ibnu Majah)

2.2. Makna Lupa dalam Al-Qur’an

Lupa dalam Al-Qur'an memiliki banyak makna, yaitu

sebagai berikut.

1. Lupa atas suatu

kejadian, nama seseorang, ataupun suatu informasi

yang pernah diketahuinya sebelumnya adalah lupa

biasa yang banyak dihadapi manusia karena

banyaknya yang masuk dalam akal dan pikirannya. Hal

ini dipertegas dengan firman-Nya,

Artinya: Kami akan membacakan (Al Quran) kepadamu

(Muhammad) Maka kamu tidak akan lupa, (QS.

Al-‘Alaa, 87: 6)

2. Lupa yang tersembunyi dan lebih tepat sebagai

suatu kelengahan atau kelalaian, seperti lupa

meletakkan suatu barang. Contoh ini pun dapat

dilihat pada Al-Qur'an.

12

Page 13: Cara Mengatasi Lupa dalam Islam

Artinya: Muridnya menjawab: "Tahukah kamu tatkala

kita mecari tempat berlindung di batu tadi, Maka

Sesungguhnya aku lupa (menceritakan tentang) ikan

itu dan tidak adalah yang melupakan aku untuk

menceritakannya kecuali syaitan dan ikan itu

mengambil jalannya ke laut dengan cara yang aneh

sekali". (QS. Al-Kahfi, 18: 63)

Juga sebagaimana yang dikatakan Musa kepada seorang

hamba yang saleh, yaitu:

Artinya: Musa berkata: "Janganlah kamu menghukum aku

karena kelupaanku dan janganlah kamu membebani aku

dengan sesuatu kesulitan dalam urusanku". (QS. Al-

Kahfi, 18: 73)

3. Lupa yang bermakna hilangnya konsentrasi akan

suatu permasalahan, sebagaimana firman Allah yang

berbunyi:

Artinya: orang-orang munafik laki-laki dan

13

Page 14: Cara Mengatasi Lupa dalam Islam

perempuan. sebagian dengan sebagian yang lain adalah

sama, mereka menyuruh membuat yang Munkar dan

melarang berbuat yang ma'ruf dan mereka

menggenggamkan tangannya3. mereka telah lupa kepada

Allah, Maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya

orang-orang munafik itu adalah orang-orang yang

fasik. (QS. At-Taubah, 9: 67)

Lupa yang dimaksud di sini adalah meninggalkan

ketaatan kepada Allah karena hilangnya konsentrasi

mereka dalani mernatuhl segala perintah-Nya, hingga

Allah pun memalingkan segala kemuliaan dari mereka

dan meninggalkan diri mereka. Lupa dalam artian ini

pun tampak dalam firman-Nya,

Artinya: dan janganlah kamu seperti orang-orang yang

lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa

kepada mereka sendiri. mereka Itulah orang-orang

yang fasik. (QS. Al-Hasyr, 59: 19)

Yang dimaksud lupa kepada diri sendiri adalah

mereka lupa untuk mengerjakan bagi diri mereka

sendiri amal-amal di dunia. Masuk ke dalam jenis

ketiga ini pula yaitu lupa yang dialami oleh Adam,3 Maksudnya: Berlaku kikir

14

Page 15: Cara Mengatasi Lupa dalam Islam

sebagaimana firman-Nya,

Artinya: dan Sesungguhnya telah Kami perintahkan4

kepada Adam dahulu, Maka ia lupa (akan perintah

itu), dan tidak Kami dapati padanya kemauan yang

kuat. (QS. Thaahaa, 20: 115)

Artinya bahwa Adam sedang lengah akan janjinya

kepada Allah hingga ia melupakan larangan-Nya. Pada

saat itulah, setan menggodanya dan membuatnya

melanggar larangan Allah.

2.3. Hubungan Lupa dengan Setan

Setan adalah musuh manusia sejak manusia

diciptakan Allah berfirman,

Artinya: 116. dan (ingatlah) ketika Kami berkata kepada

Malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam", Maka mereka

sujud kecuali iblis. ia membangkang. 117. Maka Kami

berkata: "Hai Adam, Sesungguhnya ini (iblis) adalah

musuh bagimu dan bagi isterimu, Maka sekali-kali

4 Perintah Allah ini tersebut dalam ayat 35 surat Al Baqarah.

15

Page 16: Cara Mengatasi Lupa dalam Islam

janganlah sampai ia mengeluarkan kamu berdua dari

surga, yang menyebabkan kamu menjadi celaka. (QS.

Thaahaa: 116-117)

Dalam banyak ayat dalam Al-Qur'an, dijelaskan

bagaimana setan selalu siap menggoda manusia dan

menemukan jalan masuk ke dalam hati manusia dengan cara

menghilangkan ingatan manusia. Sehingga, manusia menjadi

lupa akan banyak hal penting dalam hidupnya, khususnya

yang berkaitan dengan kepentingan dan kebaikannya.

Allah selalu mengingatkan manusia agar mewaspadai

perangkap setan, sebagaimana firman-Nya,

Artinya: dan apabila kamu melihat orang-orang

memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, Maka tinggalkanlah

mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang

lain. dan jika syaitan menjadikan kamu lupa (akan

larangan ini), Maka janganlah kamu duduk bersama orang-

orang yang zalim itu sesudah teringat (akan larangan

itu). (QS. Al-An'aam, 6: 68)

Apabila kemudian setan berhasil menggoda manusia

16

Page 17: Cara Mengatasi Lupa dalam Islam

dan m emasukkannya dalam perangkapnya sehingga manusia

lupa untuk mengingat Allah, maka hal itu hanya bisa

dilakukannya kepada orang-orang yang munafik saja,

sebagaimana firman-Nya,

Artinya: 19. syaitan telah menguasai mereka lalu

menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka Itulah

golongan syaitan. ketahuilah, bahwa Sesungguhnya

golongan syaitan Itulah golongan yang merugi. (QS. Al-

Mujaadilah, 58: 19)

Artinya: dan Yusuf berkata kepada orang yang

diketahuinya akan selamat diantara mereka berdua:

"Terangkanlah keadaanku kepada tuanmu." Maka syaitan

menjadikan Dia lupa menerangkan (keadaan Yusuf) kepada

tuannya. karena itu tetaplah Dia (Yusuf) dalam penjara

beberapa tahun lamanya. (QS. Yusuf, 12: 42)

Cara yang diapaki setan dalam memperdaya manusia

adalah membuatnya lupa untuk mengngat Allah dan lupa

17

Page 18: Cara Mengatasi Lupa dalam Islam

akan semua kebaikan pada umumnya. Setan pun

mempengaruhi manusia untuk memperkuat dorongan hawa

nafsunya yang merupakan titik kelemahan bagi manusia,

hingga is pun akan melakukan berbagai hal untuk

memenuhi dorongannya tersebut.

Sudah menjadi tabiat manusia untuk selalu

mendapatkan kenikmatan dan hal inilah yang dipergunakan

setan dalam menjerat manusia. Setan telah masuk ke

dalam diri Adam dan mengiming-iminginya untuk makan

buah khuldi serta menjanjikannya kekuasaan yang tiada

akan habis apabila ia makan dari pohon yang Allah

larang baginya walau hanya untuk mendekatinya. Namun,

impian untuk mendapatkan kenikmatan telah membuatnya

melanggar larangan Allah tersebut.

Demikianlah cara setan melakukan tipu dayanya

kepada semua manusia. Setan selalu masuk ke dalam titik

kelemahan manusia, balk dengan memunculkan dorongan

hawa nafsunya, dengan menyibukkan diri dengan segala

hal yang makin menjauhkannya dari Allah, maupun yang

lainnya. Allah telah berfirman,

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu

18

Page 19: Cara Mengatasi Lupa dalam Islam

mengikuti langkah- langkah syaitan. Barangsiapa yang

mengikuti langkah-langkah syaitan, Maka Sesungguhnya

syaitan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji

dan yang mungkar. Sekiranya tidaklah karena kurnia

Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya

tidak seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-

perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi

Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. dan

Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui. (QS. An-

Nuur, 24: 21)

Artinya: syaitan itu memberikan janji-janji kepada

mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada

mereka, Padahal syaitan itu tidak menjanjikan kepada

mereka selain dari tipuan belaka. (QS. An-Nisaa, 4:

120)

Artinya: dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang

telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat Kami

(pengetahuan tentang isi Al Kitab), kemudian Dia

melepaskan diri dari pada ayat-ayat itu, lalu Dia

19

Page 20: Cara Mengatasi Lupa dalam Islam

diikuti oleh syaitan (sampai Dia tergoda), Maka jadilah

Dia Termasuk orang-orang yang sesat. (QS. Al-A’raaf, 7:

175)

2.4. Cara Mengatasi Lupa dalam Islam

Seperti yang telah diketahui lupa adalah lawan

dari ingat dan hafal. Allah SWT telah berfirman dalam

Al-Qur’an,

Artinya: Jikalau mereka memperoleh tempat

perlindunganmu atau gua-gua atau lobang-lobang (dalam

tanah) niscaya mereka pergi kepadanya dengan secepat-

cepatnya. (QS. At-Taubah, 9: 57)

Karena manusia itu adalah makhluk yang sering lupa

dan lalai, maka Rasulullah SAW telah memerintahkan

umatnya untuk selalu membaca dan mempelajari Al-Qur’an

agar ia tidak terpisah dari golongan orang yang membawa

dan membaca Al-Qur’an.

Sesungguhnya terapi lupa yang muncul dari

kelalaian hati untuk mengingat Allah dilakukan

dengan cara mengingat-Nya secara konsisten dan

berkesinambungan. Juga mengingat nikmat yang telah

diberikan-Nya, kemuliaan-Nya, mengingat akhirat dan

hari perhitungan, sebagaimana firman Allah,

20

Page 21: Cara Mengatasi Lupa dalam Islam

Artinya: kecuali (dengan menyebut): "Insya Allah"5. dan

ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan Katakanlah:

"Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada

yang lebih dekat kebenarannya dari pada ini". (QS. Al-

Kahfi, 18: 24)

Sesungguhnya Allah telah memuji hamba-Nya yang

selalu mengingat-Nya, sebagaimana firman-Nya,

Artinya: 190. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan

bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat

tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, 191.5 Menurut riwayat, ada beberapa orang Quraisy bertanya kepada

Nabi Muhammad s.a.w. tentang roh, kisah ashhabul kahfi (penghunigua) dan kisah Dzulqarnain lalu beliau menjawab, datanglah besokpagi kepadaku agar aku ceritakan. dan beliau tidak mengucapkaninsya Allah (artinya jika Allah menghendaki). tapi kiranya sampaibesok harinya wahyu terlambat datang untuk menceritakan hal-haltersebut dan Nabi tidak dapat menjawabnya. Maka turunlah ayat 23-24 di atas, sebagai pelajaran kepada Nabi; Allah mengingatkan pulabilamana Nabi lupa menyebut insya Allah haruslah segeramenyebutkannya kemudian.

21

Page 22: Cara Mengatasi Lupa dalam Islam

(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil

berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan

mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi

(seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau

menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka

peliharalah Kami dari siksa neraka. (QS. Ali-Imran, 3:

190-191)

Artinya: Maka apabila kamu telah menyelesaikan

shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu

duduk dan di waktu berbaring. kemudian apabila kamu

telah merasa aman, Maka dirikanlah shalat itu

(sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah

fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang

beriman. (QS. An-Nisaa: 103)

Artinya: apabila telah ditunaikan shalat, Maka

bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia

Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu

22

Page 23: Cara Mengatasi Lupa dalam Islam

beruntung. (QS. Al-Jumuah, 62: 10)

Rasulullah menanggulangi lupa dengan berdoa dan

diterapkan di saat Ali bin Abi Thalib mengadu kepadanya

akan hilangnya hapalan Al-Qur'an dari dalam dirinya.

Diriwayatkan oleh Tirmidzi dari Ibnu Abbas bahwa is

berkata, "Di saat kami sedang bersama Rasulullah,

datang Ali seraya berkata, 'Demi ayah dan ibuku, ya

Rasulullah telah hilang hafalan Al-Qur'an dari dadaku.

Aku tidak tak bisa menanggulanginya.' Lalu Rasulullah

berkata padanya,

'Wahai Abu Hasan, apakah kau ingin aku ajarkan satu

kalimat. Allah akan memberikanmu manfaat dari kalimat itu dan

kalimat itu pun semakin bermanfaat bagi siapa pun yang kau

ajarkan tentangnya. Dengan kalimat itu pula maka apa yang kau

pelajari akan tertancap kuat dalam dadamu", maka Abu menjawab,

'Baiklah ya Rasulullah, ajarkan padaku kalimat tersebut:

Rasulullah bersabda, 'Pada malam Jumat, apabila kau mampu, maka

bangunlah sepertiga malam terakhirnya. Sesungguhnya itulah saat-

saat yang menjadi saksi dan setiap doa yang dipanjatkan akan

dikabulkan. Saudaraku Yakin telah berkata kepada kaumnya,

'Sesungguhhnya pada saat itulah aku meminta ampun kepada Allah

atas dosa kalian. Ia lalu mengatakannya hingga datang malam Jumat.

Namun apabila kau tidak mampu, maka bangun di pertengahan

malamnya. Namun, apabila tetap tidak bisa, bangunlah di awal malam.

Shalatlah empat rakaat. Di rakaat pertama, bacalah surah al-Fatihah

23

Page 24: Cara Mengatasi Lupa dalam Islam

dan surah Yaasiin; di rakaat kedua bacalah surah al-Faatihah dan

surah ad-Dukhaan; di rakaat ketiga bacalah surah al-Faatihah dan

surah as-Sajadah di rakaat keempat bacalah surah al-Faatihah dan

surah al-Mulk. Apabila kau telah selesai dari tasyawwudmu, maka

panjatkanlah pujian kepada Allah dengan sebaik-baiknya pujian dan

bershalawatlah kepadaku dan kepada semua nabi. Mintalah ampun

bagi kaum mukmin dan mukminat dan juga bagi semua saudaramu

yang telah mendahuluimu dalam iman. Lalu katakanlah di akhir

doamu, 'Ya Allah, berikanlah kasih sayang-Mu padaku dengan

membuatku jauh dari maksiat selamanya, selama aku hidup, dan

janganlah Kau bebankan sesuatu yang aku tidak sanggup pikul.

Berikanlah rezeki-Mu padaku berupa pandangan yang selalu membuat-

Mu ridha padaku. Ya Allah pencipta langit dan bumi, Yang Mahakuasa,

Mahaagung dan Mahamulia., demi segala keagungan-Mu, kasih

sayang-Mu, cahaya wajah-Mu, aku mohon padamu agar membuat

kitab-Mu mampu menyinari penglihatanku, melancarkan lisanku, f -

membuka hatiku, melapangkan dadaku dan membuat jasadku

menerapkan apa yang ada di dalamnya. Sesungguhnya tiada sesuatu

pun yang mengarahkanku dan memberikanku kebenaran kecuali Engkau.

Tiada daya dan upaya melainkan Engkau'. Wahai Abu Hasan,

lakukanlah hal tersebut selama tiga kali jum’at atau lima atau tujuh,

maka dengan seizin Allah, doamu akan dikabulkan. Demi Yang

Mengutusku dengan kebenaran, aku tidak pernah memberikan hal

yang salah kepada seorang muknin.””

Ibnu Abbas berkata, "Demi Allah, tidak ada yang

berkumpul dengan jumlah lima atau tujuh orang, hingga

24

Page 25: Cara Mengatasi Lupa dalam Islam

Ali datang menemui Rasulullah di dalam majelis ini

seraya berkata, 'Ya Rasulullah, setiap kali aku merasa

kosong, aku menghafal empat ayat atau lebih. Namun

ketika aku mengulangnya, aku terlupa. Hari ini aku

belajar empat puluh ayat atau lebih. Namun di saat aku

kembali membacanya, seolah al-Qur'an tercampur dengan

hadits. Apabila aku mencoba melafazkannya, aku seolah

tidak bisa mengucapkannya dengan yakin walaupun hanya

satu huruf.' Lalu Rasulullah berkata,

Artinya: berimanlah kepada penguasa Ka'bah wahai Abu

Hasan.”6

Cara lain dalam islam untuk menghindari kelupaan

terutama dalam belajar yaitu menjaga ilmu dengan

mencatatnya. Curahkan kemampuan diri untuk menjaga

ilmu dengan mencatatnya, karena dengan mencatat akan

aman dari hilangnya ilmu itu, juga bisa mempersingkat

waktu kalau ingin membahasnya saat dibutuhkan, terutama

beberapa masalah ilmiyah yang terdapat bukan pada

tempat yang selayaknya. Dan di antara faidahnya yang

paling besar adalah saat sudah berusia lanjut dan

kekuatan badan sudah melemah maka engkau masih

mempunyai ilmu yang masih bisa engkau tulis tanpa

harus capek membahas dan menelaahnya kembali.

6 Yang dimakksud dengan Abu Hasan adalah Ali.

25

Page 26: Cara Mengatasi Lupa dalam Islam

Mencurahkan kesungguhan dalam mencatat ilmu adalah

sesuatu yang sangat penting, terlebih lagi dalam

masalah-masalah yang langka ataupun masalah-masalah

yang tidak ditemukan di sembarang kitab.

Betapa banyak masalah-masalah langka dan

penting namun tidak tercatat dengan alasan bahwa

insya Allah saga tidak akan lupa, tapi ternyata

akhirnya dia pun lupa, maka dia berangan-angan

seandainya dulu dia mencatatnya, akan tetapi janganlah

sekali-kali engkau menulis di pinggiran atau tempat

kosong antara baris-baris tulisan dalam kitabmu, karena

itu akan menghapus tulisan aslinya, sebab ada sebagian

pelajar yang menulis tulisan di pinggiran atau antara

baris kitabnya yang berakibat bisa menghapuskan

aslinya, tetapi seharusnya engkau menulisnya jauh dari

tulisan aslinya agar tidak bercampur antara tulisanmu

dan tulisan asli kitabmu, namun iika itu sulit

dilakukan karena banyak yang harus kau tulis sebagai

keterangan maka sebaiknya engkau menulis di kertas lain

kemudian engkau tempelkan di tengah-tengah kitabmu

dengan memberi tanda tempat masalah tersebut, lalu

tulislah sebanyak yang dikehendaki.

Dulu para murid Syaikh `Abdurrahman as-Sa'di

menceritakan pada kami bahwa mereka membuat buku

catatan kecil yang mereka letakkan di saku baju, maka

setiap kali ada orang yang mengajukan permasalahan

26

Page 27: Cara Mengatasi Lupa dalam Islam

kepadanya akan dia catat, mungkin berupa sebuah

faidah yang terlintas dalam fikiran atau sesuatu

yang ditanyakan kepada asy-syaikh maka merekapun

mengambil banyak faidah dari catatan itu.

Maka dari itu buatlah buku saku atau catatan untuk

menulis faidah, masalah-masalah penting dan

pembahasan yang tersebar bukan pada tempatnya, jika

menggunakan sampul kitab untuk mencatat masalah-masalah

penting dalam kitab itu maka itu suatu yang bagus,

kemudian nantinya engkau pindahkan catatan itu pada

sebuah buku dengan mengurutkan judul-judulnya sambil

menyebutkan pokok permasalahan, nama kitab, serta

halaman dan jilidnya, kemudian tulislah pada catatan

itu "nukilan" sehingga tidak tercampur dengan yang

bukan nukilan sebagaimana engkau juga harus menulis

"sampai halaman ini" terhadap kitab yang telah dibaca,

sehingga tidak terlewatkan halaman yang belum sempat

terbaca.

Para ulama mempunyai banyak tulisan semacam

ini di antaranya Bada-Pul Fawa-id oleh Ibnul Qayyim al-

Jauziyyah. Khabaya az-Zawaya oleh Imam az-Zarkasyi, al-

Ighfal dan Baqayal Khabaya serta kitab lainnya.

Oleh karena itu catatlah ilmu, terutama

faidah-faidah penting yang terdapat bukan pada

tempat yang sewajarnya, juga mutiara-mutiara ilmu yang

mungkin dilihat dan dengar yang dikhawatirkan akan

27

Page 28: Cara Mengatasi Lupa dalam Islam

hilang serta hal lainnya, karena hafalan itu bisa

melemah dan orang bisa saja lupa.

Maksudnya bahwasanya Syaikh Bakr menganjurkan

kepada kita untuk mencatat hal-hal tersebut di atas,

misalnya masalah-masalah yang penting sehingga tidak

akan terlupakan terutama apabila masalah-masalah itu

terdapat bukan pada tempat yang sewajarnya, karena

kadang-kadang dibahas sebuah masalah yang dikira

terdapat di pembahasan mengenai binatang buruan,

padahal dia terdapat di bab yang lain. Maka apabila hal

itu disebutkan di tempat yang lain bersegeralah untuk

mencatatnya. Demikian juga mutiara ilmu yang mungkin

dilihat dan didengar yang dikhawatirkan akan hilang,

juga banyak masalah lain yang tersebar di kitab-kitab

para ulama, engkau harus mengumpulkannya dan

menjadikannya dalam sebuah kitab.

Berkata Imam asy-Sya'bi: "Apabila engkau mendengar

sesuatu maka catatlah meskipun di dinding."7

(Diriwayatkan oleh Khaitsamah) Apabila sudah terkumpul

pada dirimu catatan tersebut, maka urutkanlah dalam

kitab atau buku saku sesuai dengan judulnya, karena itu

akan sangat membantumu pada saat-saat mendesak, yang

mana para ulama besar pun terkadanc, sulit untuk

mendapatkannya.

Selain menjaga ilmu dengan mencatatnya, seseorang7 Al-'Utsaimin, Syaikh Muhammad bin Shalih, Syarah Adab &

Manfaat Menuntut Ilmu, 2005, hal. 164.

28

Page 29: Cara Mengatasi Lupa dalam Islam

juga menjaga ilmunya dengan mengamalkannya.

Jagalah i1mumu8 dengan cara mengamalkan dan

mengikuti Sunnah Rasulullah &". Al-Khatib al-Baghdadi

berkata: "Seorang yang mempelajari hadits, wajib untuk

mengikhlaskan niatnya dalam belajar dan bertujuan

mencari wajah (ridha) Allah, dan janganlah ia jadikan

ilmu itu sebagai sarana untuk mencapai kedudukan

yang tinggi, jangan pula digunakan untuk mencari

jabatan, karena telah datang ancaman bagi orang yang

menjual ilmunya untuk mendapatkan keuntungan duniawi.

Telah datang ancaman bagi orang yang menuntut

ilmu namun tidak ikhlas karena Allah yaitu dia tidak

akan mendapatkan bau surga, sebagaimana yang

disebutkan oleh al-Khatib al-Baghdadi,

seharusnya seorang penuntut ilmu itu mengikhlaskan

niat-niatnya yaitu berniat melaksanakan perintah

Allah dan mencari pahala dalam belajarnya, menjaga

dan membela syari'at Allah, dan bertujuan

menghilangkan kebodohan dari dirinya sendiri juga

orang lain. Semua hal itu menunjukkan adanya

keikhlasan. Dan bukan bertujuan untuk mendapatkan

kehormatan, kemuliaan, martabat dan jabatan.

Hindarilah sikap berbangga dan menyombongkan diri,

dan juga jangan sampai tujuan dalam belajar hadits

adalah untuk mencari jabatan, memperbanyak pengikut

8 Ibid.

29

Page 30: Cara Mengatasi Lupa dalam Islam

serta mendirikan majelis i1mu. Karena kebanyakan

penyakit yang merasuki para ulama adalah dari sisi ini.

Ada sebuah ancaman keras bagi yang belajar ilmu

agama hanya untuk menyaingi para ulama dan berdebat

dengan orang-orang yang bodoh.9 Janganlah engkau

bertujuan untuk berbangga dan menyombongkan diri, juga

jangan bertujuan agar orang lain berpaling kepadamu

atau niat lainnya yang semacam itu. Karena ini semua

adalah niat yang jelek. Padahal semua itu akan engkau

dapatkan meskipun berniat yang baik, karena jika ber-

niat yang baik maka akan menjadi imam dan pemimpin

manusia, sehingga mereka akan belajar darinya.

Jadikanlah hafalanmu terhadap hadits Rasulullah

sebagai hafalan ri'ayah (menjaga ajaran agama) bukan

sekedar menghafal untuk meriwayatkannya, karena perawi

ilmu itu banyak, namun yang mampu menjaga dan

mengamalkannya itu cuma sedikit. Dan betapa banyak

orang yang datang untuk belajar tetapi seperti orang

yang tidak datang, juga betapa banyak orang yang

berilmu seperti orang bodoh dan orang-orang menghafal

hadits namun sama sekali tidak memahaminya, apabila di

dalam menyampaikan ilmunya, menyampaikan hukumnya

seperti orang yang kehilangan ilmu dan pengetahuannya.

Maksud menjaga ri'ayah adalah memahami makna hadits,

mengamalkan lalu menjelaskannya kepada orang lain,

9 Ibid., hal. 166.

30

Page 31: Cara Mengatasi Lupa dalam Islam

karena kalau sekedar menghafalkan tanpa memahami

maknanya akan sangat kurang sekali. Rasulullah SAW,

bersabda: "Betapa banyak yang orang yang disampaikan

ilmu kepadanya itu lebih faham daripada yang mendengar

langsung."10 Sebenarnya tujuan dari belajar al-Hadits

dan al-Qur-an al-Karim adalah untuk memahami maknanya,

sehingga bisa mengamalkan Berta mendakwahkannya, Namun

Allah Ta'ala menjadikan manusia itu bermacam-macam, Ada

di antara manusia itu yang cuma bisa meriwayatkan namun

dia tidak tabu sama sekali tentang maknanya kecuali

makna yang sangat jelas yang tidak butuh dijelaskan

lagi, namun dalam masalah hafalan dia sangat kuat

sekali. Ada lagi manusia yang diberikan oleh Allah

kefahaman namun hafalannya sangat lemah, hanya saja dia

bisa mencurahkan sumbersumber ilmu yang terambil dari

nash-nash yang ada. Namun ada sebagian manusia yang

memiliki keduanya, yaitu kekuatan hafalan dan

kefahaman, namun ini sangat jarang. Rasulullah telah

menggambarkan tentang orang-orang yang diberi oleh

Allah Ta'ala ilmu sebagai air hujan yang menyirami

bumi, maka bumi yang terkena air hujan itu ada tiga

macam11:

Pertama, tanah tandus yang menelan air namun tidak

bisa menumbuhkan rerumputan. Ini permisalan orang10 Shahih, riwayat at-Tirmidzi (2657), beliau berkata:

"Hadits ini hasan shahih."11 Riwayat al-Bukhari (79), Muslim (2282). Asal-usul

hadits ini dari Abu Musa al-Asy'ari.

31

Page 32: Cara Mengatasi Lupa dalam Islam

yang sama sekali tidak memperhatikan ilmu, dia tidak

dapat mengambil manfaat baik untuk dirinya sendiri

maupun orang lain.

Kedua, tanah yang bisa menahan (menyerap) air

namun tidak bisa menumbuhkan tanaman. Merekalah para

perawi hadits, mereka mampu menahan air sehingga orang

lain bisa minum dan mengairi sawah untuk menanam, namun

diri mereka sendiri tidak bisa melakukan apa-apa

kecuali hanya sekedar menghafalkannya.

Ketiga, tanah subur yang mampu menerima air dan

menumbuhkan tanaman, maka orang lain bisa mengambil

manfaat dan juga memberi makan bagi hewan ternak

mereka. Mereka lah yang diberikan oleh Allah ilmu dan

kefahaman, mereka bisa memberi manfaat bagi orang lain,

begitu juga diri mereka sendiri mengambil manfaatnya.

Maka seharusnya seseorang yang belajar ilmu agama

untuk bersikap yang berbeda dengan kebiasaan orang-

orang awwam dengan cara mengikuti Sunnah Rasulullah

sebisanya serta m praktekkan Sunnah pada dirinya,

sebagaimana firman Allah:

Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah

itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang

yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari

32

Page 33: Cara Mengatasi Lupa dalam Islam

kiamat dan Dia banyak menyebut Allah. (QS. Al-Ahzaab,

33: 21)

Kalau hal ini dalam perkara ibadah maka masalahnya

jelas, adapun kalau dalam urusan yang kebetulan

dilakukan oleh Rasulullah tanpa sengaja, apakah

disyari'atkan bagi kita untuk mengikutinva ataukah

tidak? Dulu 'Abdullah bin 'Umar dan bapaknya mengikuti

hal tersebut sampai-sampai beliau memperhatikan

tempat yang pernah disinggahi oleh Rasulullah untuk

kencing maka beliau pun singgah di situ dan kencing,

meskipun sebenarnya sedang tidak ingin kencing.

Sebagian ulama berkata: "Setiap kemuliaan yang

tidak didukung dengan ilmu, maka akan berakhir pada

kehinaan."12

12 Ini adalah ucapan al-Akhnas bin Qais.

33

Page 34: Cara Mengatasi Lupa dalam Islam

BAB III

PENUTUP

3.1. Simpulan

Berdasarkan pembahasan sebelumnya, maka dapat

ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut.

1. Dalam kajian psikologi, dikenal beberapa istilah

tentang lupa seperti yang kemudian disebut dengan

pengembalian ingatan (istirjaa'), lupa ingatan (hilang

ingatan), atau lupa diri (hilang kesadaran).

Sedangkan dalam kajian Islam, kata lupa juga banyak

disebut oleh hadits-hadits Rasulullah SAW, terutama

dalam rangka menunjukkan bahwa sifat ini menipakan

bagian dari tabiat dasar manusia.

2. Makna lupa yang disebutkan dalam Al-Qur’an, yaitu:

a. Lupa atas suatu kejadian, nama seseorang, ataupun

suatu informasi yang pernah diketahuinya sebelumnya

adalah lupa biasa yang banyak dihadapi manusia

karena banyaknya yang masuk dalam akal dan

pikirannya.

34

Page 35: Cara Mengatasi Lupa dalam Islam

b. Lupa yang tersembunyi dan lebih tepat sebagai

suatu kelengahan atau kelalaian, seperti lupa

meletakkan suatu barang.

c. Lupa yang bermakna hilangnya konsentrasi akan

suatu permasalahan.

3. Dalam banyak ayat dalam Al-Qur'an, dijelaskan

bagaimana setan selalu siap menggoda manusia dan

menemukan jalan masuk ke dalam hati manusia dengan

cara menghilangkan ingatan manusia. Sehingga, manusia

menjadi lupa akan banyak hal penting dalam hidupnya,

khususnya yang berkaitan dengan kepentingan dan

kebaikannya.

4. Manusia itu adalah makhluk yang sering lupa dan

lalai, maka Rasulullah SAW memerintahkan umatnya

untuk mengatasi hal tersebut dengan beberapa cara

yang terdapat dalam Islam, yaitu sebagai berikut.

a. Selalu membaca dan mempelajari Al-Qur’an agar ia

tidak terpisah dari golongan orang yang membawa dan

membaca Al-Qur’an.

b. Sesungguhnya terapi lupa yang muncul dari

kelalaian hati untuk mengingat Allah

dilakukan dengan cara mengingat-Nya secara

konsisten dan berkesinambungan. Juga mengingat nik-

mat yang telah diberikan-Nya, kemuliaan-Nya,

mengingat akhirat dan hari perhitungan, dan lain-

lain.

35

Page 36: Cara Mengatasi Lupa dalam Islam

c. Cara lain dalam islam untuk menghindari kelupaan

terutama dalam belajar yaitu menjaga ilmu dengan

mencatatnya.

d. Selain menjaga ilmu dengan mencatatnya, seseorang

juga menjaga ilmunya dengan mengamalkannya.

3.2. Saran-saran

Penulis mengetahui bahwa makalah ini masih banyak

memiliki kekurangan. Oleh karena itu, untuk kedepannya

para pembaca dapat menambahkan hal-hal yang kurang

dalam karya tulis ini. Penulis juga berharap bahwa

nantinya para pembaca banyak mengetahui dengan baik

cara mengatasi lupa sesuai dengan ajaran Islam dan

dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

36

Page 37: Cara Mengatasi Lupa dalam Islam

DAFTAR PUSTAKA

Al-'Utsaimin, Syaikh Muhammad bin Shalih. 2005. Syarah

Adab & Manfaat Menuntut Ilmu. Jakarta: Pustaka Imam

Asy-Syafi'i.

Az-Zahrani, Dr. Musfir bin Said. 2005. Konseling Terapi.

Jakarta: Gema Insani Press.

Raslan, Abu Abdullah Muhammad bin Said. 2007. Penyakit

Ilmu. Jakarta: Cendekia.

Riyadh, Saad. 2007. Jiwa dalam Bimbingan Rasulullah SAW.

Jakarta: Gema Insani Press.

37