CARA KERJA MATA
Cara Kerja mataApril 28, 2010 - Posted by bluancie Q : Bagaimana
cara kerja alat indra mata? A : Mata dapat melihat benda bila ada
cahaya yang dipantulkan oleh benda itu dan masuk ke mata. Pantulan
cahaya dari benda tersebut akan diterima oleh kornea dan diteruskan
ke lensa melalui pupil. pada mata yang normal, lensa mata akan
memfokuskan bayangan benda agar jatuh tepat pada bintik kuning.
selanjutnya oleh sel-sel reseptor (rod dan cone) rangsangan cahaya
tadi diteruskan ke pusat syaraf pengelihatan di otak.
Cara Kerja Mata Nah sekarang saya akan berbagi ilmu kali ini
saya akan menerangkan bagaimana cara kerja mata nah berikut artikel
cara kerja mata: Cahaya yang dipantulkan oleh benda yang kita lihat
masuk ke mata melalui kornea dan mengalami pembiasan. Dari kornea,
cahaya yang dipantulkan oleh benda akan diteruskan ke retina. Pada
mata kita terdapat 2 jenis otot mata yang melingkari retina, yaitu
otot silinder dan otot radikal. Otot silinder berfungsi untuk
menekan retina dan menjadikannya lebih tebal. Otot radikal
berfungsi untuk menarik retina agar menjadi tipis. Ketika kita
melihat objek yang berdekatan, otot silinder akan menekan dan otot
radikal akan mengembang. Ini menjadikan retina lebih tebal dan
lebih dekat dengan penerima. Ketika
kita melihat objek yang berjauhan, otot radikal akan mengembang,
sehingga retina lebih tipis dan menjauhi dari penerima. Menebal dan
menipisnya retina ini menjadikan objek yang kita lihat dapat
difokuskan dan jatuh tepat di pada bintik kuning.
Pada mata normal, bayang-bayang benda akan jatuh tepat pada
bintik kuning. Namun pada mata minus, maka bayang-bayang akan jatuh
sebelum bintik kuning, dan pada mata plus bayang-bayang akan jatuh
setelah bintik kuning.
Indra mempunyai sel-sel reseptor khusus untuk mengenali
perubahan lingkungan. Indra yang kita kenal ada lima, yaitu: 1. 2.
3. 4. 5. Indra Indra Indra Indra Indra penglihat (mata) pendengar
(telinga) peraba (kulit) pengecap (lidah) pencium (hidung).
Kelima indra tersebut berfungsi untuk mengenali perubahan
lingkungan luar, oleh karenanya disebut eksoreseptor. Reseptor yang
berfungsi untuk mengenali lingkungan dalam, misalnya nyeri, kadar
oksigen atau karbon dioksida, kadar glukosa dan sebagainya, disebut
interoreseptor. Sel-sel interoreseptor misalnya terdapat pada sel
otot, tendon, ligamentum, sendi, dinding saluran pencernaan,
dinding pembuluh darah, dan lain sebagainya. Akan tetapi,
sesungguhnya interoreseptor terdapat di seluruh tubuh manusia.
Interoreseptor yang membantu koordinasi dalam sikap tubuh disebut
kinestesis. INDERA PENGLIHAT (MATA)
Mata mempunyai reseptor khusus untuk mengenali perubahan sinar
dan warna. Sesungguhnya yang disebut mata bukanlah hanya bola mata,
tetapi termasuk otot-otot penggerak bola mata, kotak mata (rongga
tempat mata berada), kelopak, dan bulu mata. 1. Bola Mata Bola mata
mempunyai 3 lapis dinding yang mengelilingi rongga bola mata.
Ketiga lapis dinding ini dari luar ke dalam adalah sebagai
berikut.
Gbr. Struktur bola mata dilihat dari samping
a. Sklera Sklera merupakan jaringan ikat dengan serat yang kuat;
berwarna putih buram (tidak tembus cahaya), kecuali di bagian depan
bersifat transparan, disebut kornea. Konjungtiva adalah lapisan
transparan yang melapisi kornea dan kelopak mata. Lapisan ini
berfungsi melindungi bola mata dari gangguan. b. Koroid Koroid
berwarna coklat kehitaman sampai hitam; merupakan lapisan yang
berisi banyak pembuluh darah yang memberi nutrisi dan oksigen
terutama untuk retina. Warna gelap pada koroid berfungsi untuk
mencegah refleksi (pemantulan sinar). Di bagian depan, koroid
membentuk badan siliaris yang berlanjut ke depan membentuk iris
yang berwarna. Di bagian depan iris bercelah membentuk pupil (anak
mata). Melalui pupil sinar masuk. Iris berfungsi sebagai diafragma,
yaitu pengontrol ukuran pupil untuk mengatur sinar yang masuk.
Badan siliaris membentuk ligamentum yang berfungsi mengikat lensa
mata. Kontraksi dan relaksasi dari otot badan siliaris akan
mengatur cembung pipihnya lensa. c. Retina Lapisan ini peka
terhadap sinar. Pada seluruh bagian retina berhubungan dengan badan
selsel saraf yang serabutnya membentuk urat saraf optik yang
memanjang sampai ke otak. Bagian yang dilewati urat saraf optik
tidak peka terhadap sinar dan daerah ini disebut bintik buta.
Adanya lensa dan ligamentum pengikatnya menyebabkan rongga bola
mata terbagi dua, yaitu bagian depan terletak di depan lensa berisi
carian yang disebut aqueous humor dan bagian belakang terletak di
belakang lensa berisi vitreous humor. Kedua cairan tersebut
berfungsi menjaga lensa agar selalu dalam bentuk yang benar. Kotak
mata pada tengkorak berfungsi melindungi bola mata dari kerusakan.
Selaput transparan yang melapisi kornea dan bagian dalam kelopak
mata disebut konjungtiva. Selaput ini peka terhadap iritasi.
Konjungtiva penuh dengan pembuluh darah dan serabut saraf. Radang
konjungtiva disebut konjungtivitis. Untuk mencegah kekeringan,
konjungtiva dibasahi dengan cairan yang keluar dari kelenjar air
mata (kelenjar lakrimal) yang terdapat di bawah alis. Air mata
mengandung lendir, garam, dan antiseptik dalam jumlah kecil. Air
mata berfungsi sebagai alat pelumas dan pencegah masuknya
mikroorganisme ke dalam mata. 2. Otot Mata Ada enam otot mata yang
berfungsi memegang sklera. Empat di antaranya disebut otot rektus
(rektus inferior, rektus superior, rektus eksternal, dan rektus
internal). Otot rektus berfungsi menggerakkan bola mata ke kanan,
ke kiri, ke atas, dan ke bawah. Dua lainnya adalah otot obliq atas
(superior) dan otot obliq bawah (inferior). 3. Fungsi Mata Sinar
yang masuk ke mata sebelum sampai di retina mengalami pembiasan
lima kali yaitu waktu melalui konjungtiva, kornea, aqueus humor,
lensa, dan vitreous humor. Pembiasan terbesar terjadi di kornea.
Bagi mata normal, bayang-bayang benda akan jatuh pada bintik
kuning, yaitu bagian yang paling peka terhadap sinar. Ada dua macam
sel reseptor pada retina, yaitu sel kerucut (sel konus) dan sel
batang (sel basilus). Sel konus berisi pigmen lembayung dan sel
batang berisi pigmen ungu. Kedua macam pigmen akan terurai bila
terkena sinar, terutama pigmen ungu yang terdapat pada sel batang.
Oleh karena itu, pigmen pada sel basilus berfungsi untuk situasi
kurang terang, sedangkan pigmen dari sel konus berfungsi lebih pada
suasana terang yaitu untuk membedakan warna, makin ke tengah maka
jumlah sel batang makin berkurang sehingga di daerah bintik kuning
hanya ada sel konus saja. Pigmen ungu yang terdapat pada sel
basilus disebut rodopsin, yaitu suatu senyawa protein dan vitamin
A. Apabila terkena sinar, misalnya sinar matahari, maka rodopsin
akan terurai menjadi protein dan vitamin A. Pembentukan kembali
pigmen terjadi dalam keadaan gelap. Untuk pembentukan kembali
memerlukan waktu yang disebut adaptasi gelap (disebut juga adaptasi
rodopsin). Pada waktu adaptasi, mata sulit untuk melihat. Pigmen
lembayung dari sel konus merupakan senyawa iodopsin yang merupakan
gabungan antara retinin dan opsin. Ada tiga macam sel konus, yaitu
sel yang peka terhadap warna merah, hijau, dan biru. Dengan ketiga
macam sel konus tersebut mata dapat menangkap spektrum warna.
Kerusakan salah satu sel konus akan menyebabkan buta warna. Jarak
terdekat yang dapat dilihat dengan jelas disebut titik dekat
(punctum proximum). Jarak terjauh saat benda tampak jelas tanpa
kontraksi disebut titik jauh (punctum
remotum). Jika kita sangat dekat dengan obyek maka cahaya yang
masuk ke mata tampak seperti kerucut, sedangkan jika kita sangat
jauh dari obyek, maka sudut kerucut cahaya yang masuk sangat kecil
sehingga sinar tampak paralel. Lihat Gambar 11.18. Baik sinar dari
obyek yang jauh maupun yang dekat harus direfraksikan (dibiaskan)
untuk menghasilkan titik yang tajam pada retina agar obyek terlihat
jelas. Pembiasan cahaya untuk menghasilkan penglihatan yang jelas
disebut pemfokusan. Cahaya dibiaskan jika melewati konjungtiva
kornea. Cahaya dari obyek yang dekat membutuhkan lebih banyak
pembiasan untuk pemfokusan dibandingkan obyek yang jauh. Mata
mamalia mampu mengubah derajat pembiasan dengan cara mengubah
bentuk lensa. Cahaya dari obyek yang jauh difokuskan oleh lensa
tipis panjang, sedangkan cahaya dari obyek yang dekat difokuskan
dengan lensa yang tebal dan pendek. Perubahan bentuk lensa ini
akibat kerja otot siliari. Saat melihat dekat, otot siliari
berkontraksi sehingga memendekkan apertura yang mengelilingi lensa.
Sebagai akibatnya lensa menebal dan pendek. Saat melihat jauh, otot
siliari relaksasi sehingga apertura yang mengelilingi lensa
membesar dan tegangan ligamen suspensor bertambah. Sebagai
akibatnya ligamen suspensor mendorong lensa sehingga lensa
memanjang dan pipih.Proses pemfokusan obyek pada jarak yang
berbeda-berda disebut daya akomodasi.a. Akomodasi mata saat melihat
jauh b. Akomodasi mata saat melihat dekat
Cara kerja mata manusia pada dasarnya sama dengan cara kerja
kamera, kecuali cara mengubah fokus lensa. Persamaan dan
perbedaannya disajikan pada Tabel.
Tabel 11.3 Cara kerja kamera dart mata4. Kelainan pada Mata Pada
anak-anak, titik dekat mata bisa sangat pendek, kira-kira 9 cm
untuk anak umur 11 tahun. Makin tua, jarak titik dekat makin
panjang. Sekitar umur 40 tahun - 50 tahun terjadi perubahan yang
menyolok, yaitu titik dekat mata sampai 50 cm, oleh karena itu
memerlukan pertolongan kaca mata untuk membaca berupa kaca mata
cembung (positif). Cacat mata seperti ini disebut presbiopi atau
mata tua karena proses penuaan. Hal ini disebabkan karena
elastisitas lensa berkurang. Penderita presbiopi dapat dibantu
dengan lensa rangkap. Mata jauh dapat terjadi pada anak-anak;
disebabkan bola mata terlalu pendek sehingga bayang-bayang jatuh di
belakang retina. Cacat mata pada anak-anak seperti ini disebut
hipermetropi. Miopi atau mata dekat adalah cacat mata yang
disebabkan oleh bola mata terlalu panjang sehingga bayang-bayang
dari benda yang jaraknya jauh akan jatuh di depan retina. Pada mata
dekat ini orang tidak dapat melihat benda yang jauh, mereka hanya
dapat melihat benda yang jaraknya dekat. Untuk cacat seperti ini
orang dapat ditolong dengan lensa cekung (negatif). Miopi biasa
terjadi pada anak-anak.
Astigmatisma merupakan kelainan yang disebabkan bola mata atau
permukaan lensa mata mempunyai kelengkungan yang tidak sama,
sehingga fokusnya tidak sama, akibatnya bayang-bayang jatuh tidak
pada tempat yang sama. Untuk menolong orang yang cacat seperti ini
dibuat lensa silindris, yaitu yang mempunyai beberapa fokus.
Gbr. Kelainan mata : (a) Miopi, (b) Hipermetropi
Katarak adalah cacat mata, yaitu buramnya dan berkurang
elastisitasnya lensa mata. Hal ini terjadi karena adanya pengapuran
pada lensa. Pada orang yang terkena katarak pandangan menjadi kabur
dan daya akomodasi berkurang. Kelainan-kelainan mata yang lain
adalah: Imeralopi (rabun senja): pada senja hari penderita menjadi
rabun Xeroftalxni: kornea menjadi keying dan bersisik
Keratomealasi: kornea menjadi putih dan rusak.
inggu, 20 Maret 2011 12:59 Teakoes
Mata merupakan salah satu panca indera yang penting bagi
manusia. Dengan mata, kita dapat melihat indahnya dunia yang penuh
warna serta berbagai bentuk yang unik. Mata yang sempurna adalah
dambaan setiap orang, hanya saja hal tersebut tidak selalu dimiliki
setiap orang. Berikut ini akan disampaikan beberapa kelainan pada
mata : 1. STRABISMUS (MATA JULING) Strabismus atau mata juling
adalah keadaan kedudukan kedua bola mata dimana sumbu
penglihatannya tidak sejajar. Bila satu mata melihat kearah benda
yang menjadi pusat perhatiannya maka mata satunya menyimpang kearah
lain. Arah penyimpangan tersebut ada yang kearah hidung, kearah
pelipis, kearah atas atau kearah bawah bahkan ada yang berputar.
Strabismus ada yang terjadi sejak lahir dan ada pula yang terjadi
dalam perjalanan hidupnya. Penyebab strabismus ada yang tidak
diketahui penyebabnya dan sebagian lagi disebabkan oleh : herediter
(keturunan); kelainan refraksi/kaca mata; kelainan dalam otak;
lumpuh sebagian syaraf yang mensyarafi otot-otot luar bola mata;
penyakit sistemis; kelainan otot-otot luar bola mata;
kelainan-kelainan didalam bola mata. Pengobatan strabismus
ditujukan untuk membangun atau mengembalikan penglihatan binokular
tunggal, namun pengobatannya tergantung pada jenis julingnya atau
memerlukan pemeriksaan yang sabar. Beberapa teknik yang dilakukan
dalam pengobatan strabismus antara lain : latihan, obatobatan,
kacamata, operasi atau campuran antara latihan & obat-obatan;
latihan & kacamata; latihan & operasi; obat-obatan &
kacamata; obat-obatan & operasi; kacamata & operasi.
Sebaiknya pengobatan dilakukan tidak jauh dari mulai terjadinya
strabismus. Pseudo strabismus atau juling palsu penampilannya
seperti juling padahal kedua matanya tidak juling. Kekeliruan ini
dapat disebabkan antara lain oleh bentuk kelopak mata atau pangkal
hidung yang masih datar sehingga kulit pangkal hidung masih lebar.
Bila penampilannya sangat buruk bisa saja dioperasi kulitnya (bukan
matanya) tetapi biasanya setelah remaja tulang hidungnya meninggi
sehingga kesan juling akan hilang dengan sendirinya. 2. BUTA WARNA
Buta warna terjadi akibat tidak ada atau tidak berfungsinya sel
yang sensitif dengan warna di lapisan retina mata. Retina adalah
lapisan syaraf yang meneruskan rangsangan cahaya dan mengirimkan ke
otak. Seseorang yang mendeerita buta warna mendapat kesulitan dalam
membedakan warna merah, hijau, biru atau campuran dari berbagai
warna. Mata memiliki tiga jenis sel kerucut yang sensitif terhadap
cahaya dan terletak di dalam lapisan retina. Setiap jenis sel ada
yang sensitif terhadap warna merah, hijau atau biru. Kita dapat
membedakan warna bila kita mempunyai sejumlah tertentu sel
tersebut. Kebanyakan kasus buta warna disebabkan karena bawaan
sejak lahir (buta warna turunan). Dapat pula disebabkan karena
umur, penyakit atau kecelakaan (buta warna didapat). Buta warna
turunan
jauh jauh lebih banyak dibanding yang didapat dan (prevelensi)
pada laki-laki jauh lebih banyak dibanding wanita. Gejala buta
warna sangat bervariasi. Pada beberapa orang sangat ringan dan
mereka sukar dibedakan dengan orang-orang yang melihat warna dengan
normal. Pada orang-orang yang mempunyai gangguan buta warna berat,
hanya dapat membedakan beberapa warna, sedangkan orang normal dapat
membedakan ribuan warna. Yang amat jarang dijumpai adalah orang
yang hanya dapat melihat warna hitam, putih dan abu-abu.
Pemeriksaan yang dilakukan untuk mendiagnosa buta warna adalah
dengan uji Pseudoisochromatic. Pada pemeriksaan ini penderita
diminta melihat rangkaian titik-titik berwarna yang mempunyai pola
tertentu. Namun, orang yang terkena buta warna turunan tidak dapat
diobati. Pada beberapa buta warna yang didapat masih bisa diobati,
tergantung penyebabnya. Masalah buta warna dapat mempengaruhi
kehidupan seseorang, seperti mempengaruhi kemampuan belajar atau
membaca serta membatasi pilihan karir seseorang. Bagaimanapun,
anak-anak atau orang dewasa dengan masalah ini dapat belajar untuk
mengkompensasi ketidak mampuannya dalam melihat warna. 3. AGE
RELATED MAKULAR DEGENERATION (ARMD) ARMD adalah penyakit pada mata
yang merusak penglihatan sentral. Penyakit ini merusak makula,
yaitu suatu daerah kecil dibagian retina yang terdapat didalam bola
mata. Makula berperan dalam membedakan warna dan melihat jelas atau
detail. Kita memerlukan penglihatan sentral untuk beraktivitas
seperti membaca, mengendarai motor/mobil dan mengenali wajah
seseorang. ARMD tidak menganggu penglihatan tepi, sehingga tidak
menyebabkan kebutaan total. Resiko bertambah dengan bertambahnya
umur, biasanya dimulai pada umur 50 tahun. Ada 2 (dua) tipe ARMD
yaitu : Tipe Kering (Dry ARMD) merupakan kasus yang paling banyak
terjadi (sekitar 85-90%). Penyakit ini berkembang perlahan. Pada
kasus ini, sel dan pembuluh darah dibawah makula retina rusak dan
terjadi penumpukan eksudat di belakangnya (drusen). Ini merusak
makula dan menghambat jalannya signal ke otak. Penglihatan sentral
perlahan menjadi redup. Tipe Basah (Wet ARMD) merupakan kasus yang
jarang terjadi. Hal ini dapat menyebabkan gangguan/kerusakan di
makula dalam hitungan bulan atau minggu. Pada ARMD ini terdapat
pembuluh darah abnormal yang rapuh yang tumbuh di bagian belakang
retina. Kebocoran pembuluh darah ini menyebabkan makula rusak. Saat
ini para ahli masih mempelajari penyebab penyakit ini, namun
diketahui ada beberapa faktor yang menjadi penyebabnya, antara lain
: genetik, nutrisi, merokok dan matahari. Sedangkan gejala utama
ARMD adalah melihat redup pada penglihatan sentral. Benda nampak
berubah atau lebih kecil dari yang sesungguhnya. Lama kelamaan
nampak adanya daerah delap di lapang pandang sentral. Bila ARMD
semakin memburuk, maka akan terjadi kesulitan untuk membaca atau
mengendarai kendaraan. Dokter mata dapat mendiagnosa ARMD apabila
menemukan drusen, dimana terdapat beberapa lesi yang berisi materi
sisa metabolisme yang terbentuk di mata bagian dalam. Dokter dapat
pula meminta anda melihat pada Amster grid, yaitu suatu gambar
dengan garis dan titik di bagian tengah untuk melihat perubahan di
penglihatan sentral.
Sampai dengan sekarang, tidak ada obat ataupun operasi untuk
ARMD tipe kering (Dry ARMD). Sebaiknya pasien memeriksakan diri
segera apabila terjadi perubahan pada penglihatan dan melakukan
kontrol yang rutin dan berkala ke dokter mata. Sedangkan pada Wet
ARMD kadangkadang dapat dilakukan laser atau dengan PDT
(Photodynamic Therapy). Pengobatan ini tidak akan mengembalikan
penglihatan sentral tetapi dapat menurunkan/mencegah progresifitas
penyakit. Ada beberapa penelitian yang mengatakan penggunaan
vitamin dan mineral mengurangi memburuknya gejala ARMD tipe basah
(wet ARMD). Laser hanya dapat digunakan pada 20-30% kasus Wet ARMD
dan PDT hanya dapat digunakan pada 10-15% kasus. Para ahli masih
terus melakukan penelitian tentang hal ini dan mencari cara yang
efektif untuk mengobati AMRDini. Salah satu cara adalah dengan
menyuntikkan sejenis obat anti VEGF (Vascular Endotelial Growth
Factor). Penurunan penglihatan akibat ARMD ini akan mempengaruhi
pekerjaan dan gaya hidup seseorang. Untuk itu, diharapkan alat
bantu penglihata, konseling dan latihan akan membantu mengatasi hal
tersebut agar kualitas hidup tetap terjaga
2.3
Kelainan
dan
Gangguan
pada
Mata
Mata seperti organ tubuh yang lain juga dapat mengalami
kelainan. Beberapa kelainan dan gangguan kesehatan pada mata adalah
sebagai berikut.
1)Faktor
Keturunan
Kelainan ini terjadi pada sel-sel retina yang dikenal dengan
buta warna, Pada kelainan ini penderita tidak dapat membedakan
warna-warni benda. Warna dibedakan berdasarkan intensitas
penguraian terhadap masing-masing iodopsin. Orang yang buta warna
tidak memiliki satu atau lebih pigmen iodopsin. Contoh : pada
penderita buta warna merah tidak memiliki iodopsin merah, penderita
hanya dapat melihat warna hijau dan biru atau campurannya. Buta
warna didefinisikan sebagai kelainan atau gangguan dalam melihat
warna. Paling sering ditemui adalah gangguan melihat warna
merah-hijau. Gangguan warna birukuning lebih jarang. Sedangkan buta
warna total, yaitu tidak dapat melihat warna sama sekali, lebih
jarang lagi. Buta warna disebabkan oleh dua hal, yaitu karena
turunan dan karena dapatan (acquired). Buta warna turunan terjadi
akibat kurang atau tidak adanya sel konus. Fungsi sel ini adalah
'menangkap" warna. Ada tiga jenis sel konus, yaitu yang sensitif
terhadap warna merah, hijau, dan biru. Warna yang kita lihat
merupakan perbaduan dari ketiganya. Jika hanya satu atau dua jenis
sel konus yang jumlahnya kurang atau tidak ada, disebut buta warna
sebagian atau parsial. Artinya, penderita masih mampu melihat warna
tertentu. Sedangkan jika ketiganya tidak ada atau tidak berfungsi
sama sekali,
maka penderita akan melihat dunia ini hitam, putih, dan abu-abu.
Jenis yang terakhir ini dinamakan buta warna total. 2)Kelainan pada
Akomodasi Lensa Mata a)Astigmat Astigmat adalah suatu keadaan mata
yang mengalami pandangan kabur. Ini disebabkan karena rusaknya
kornea mata. Untuk mengatasinya seseorang harus menggunakan
kacamata silindris. b)Miopi (Mata dekat) Kelainan ini disebabkan
karena daya akomodasi yang lemah, sehingga bayangan benda tidak
tepat pada bintik kuning melainkan di depan bintik kuning. Gejala
kelainan ini yaitu hanya dapat melihat dalam jarak lebih dekat dari
normal, sekitar kurang dari 30 cm, Untuk mengatasinya penderita
harus menggunakan kacamata lensa negative.
copied and modified from HERE
(http://physicforsale.blogspot.com/)
Klik disini untuk animasi miopi!c)Hipermetropi (mata jauh)
Gejala penyakit hipermetropi adalah seseorang hanya dapat melihat
dengan jarak yang jauh sekitar lebih jauh dari 30 cm. Untuk
mengatasinya penderita harus menggunakan kacamata lensa
positif.
d)Presbiopi Kelainan presbiop sering diderita oleh orang tua,
disebabkan karena daya akomodasi berubah-ubah akibat titik
proksimum dan remotum penglihatan berubah-ubah. Untuk mengatasinya
penderita harus menggunakan kacamata berlensa rangkap yaitu positif
dan negatif. 3)Penyakit pada Mata Penyakit yang terjadi pada mata
antara lain seperti berikut. a)Katarak Katarak merupakan keadaan
pengeruhan pada lensa mata. Sebab- sebabnya adalah diabetes
melitus, sinar X, obat-obat kortison dalam waktu lama. Penyakit ini
dapat disembuhkan melalui operasi, dengan menanam lensa buatan di
dalam bola mata.
b)Trakhoma Trakhoma merupakan penyakit yang disebabkan
terjadinya peradangan konjungktiva, yang diakibatkan karena infeksi
virus. Apabila dibiarkan penyakit ini dapat menimbulkan
kebutaan.
copied from HERE http://www.ideaexplore.net/news/060516.html
c)Kekurangan vitamin A Kelainan yang terjadi karena kekurangan
vitamin A yaitu rabun senja. Vitamin A sangat penting untuk kerja
retina.
2.2
Proses
Penglihatan
Setelah Anda mengetahui masing-masing bagian dari organ mata di
atas, apakah Anda dapat menjelaskan bagaimana proses penglihatan
dapat terjadi? Cahaya merupakan salah satu dari suatu spektrum
gelombang elektromagnetik. Panjang gelombang cahaya adalah
400-700nm yang dapat merangsang sel batang (rod cell) dan kerucut
(cone cell) sehingga dapat terlihat oleh kita. Gelombang cahaya
antara 400-700nm ini akan terlihat sebagai suatu spektrum warna,
yaitu :
Apabila ada rangsang cahaya masuk ke mata maka rangsang tersebut
akan diteruskan mulai dari kornea, aqueous humor, pupil, lensa,
vitreous humor dan terakhir retina. Kemudian akan diteruskan ke
bagian saraf penglihat atau saraf optik yang berlanjut dengan lobus
osipital sebagai pusat penglihatan pada otak besar. Bagian lobus
osipital kanan akan menerima rangsang dari mata kiri dan sebaliknya
lobus osipital kiri akan menerima rangsang mata kanan. Di dalam
lobus osipital ini rangsang akan diolah kemudian diinterpretasikan.
Sehingga apabila seseorang mengalami kecelakaan dan mengalami
kerusakan lobus osipital ini maka dia akan mengalami buta permanen,
walaupun bola matanya sehat.