Ternak lele dengan Drum Plastik Menantang Kondisi ekonomi saat ini haruslah lebih ulet dan berani mencoba segala usaha yang mungkin belum pernah terpikirkan sebelumnya oleh kita. Saya juga tidak pernah memiliki cita cita menjadi peternak lele. Tetapi tidak ada salahnya bila kita mencoba usaha untuk menambah penghasilan melalui ternak lele. Dipilih ternak lele karena : 1. Biaya investasi murah 2. Lahan tidak perlu lebar 3. Hasil ternak dapat diharapkan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Ternak lele dengan Drum Plastik
Menantang Kondisi ekonomi saat ini haruslah lebih ulet dan berani mencoba segala
usaha yang mungkin belum pernah terpikirkan sebelumnya oleh kita.
Saya juga tidak pernah memiliki cita cita menjadi peternak lele.
Tetapi tidak ada salahnya bila kita mencoba usaha untuk menambah penghasilan
melalui ternak lele.
Dipilih ternak lele karena :
1. Biaya investasi murah
2. Lahan tidak perlu lebar
3. Hasil ternak dapat diharapkan
Ikan lele mempunyai beberapa nama daerah, antara lain: ikan kalang (Padang), ikan
maut (Gayo, Aceh), ikan pintet (Kalimantan Selatan), ikan keling (Makasar), ikan
cepi (Bugis), ikan lele atau lindi (Jawa Tengah). Sedang di negara lain dikenal dengan
nama mali (Afrika), plamond (Thailand), ikan keli (Malaysia), gura magura
Ihan bawa lele terbesar :Cara Baru Beternak Lele Menggunakan Drum Plastik
Saturday, December 1, 2012
Ikan lele adalah salah satu jenis ikan konsumsi, yang sering kita jumpai dipasar-pasar atau swalayan. Ikan ini rasanya gurih sehingga banyak diminati oleh masyarakat, harganyapun juga tergolong terjangkau dibanding jenis ikan konsumsi lain. Hal ini karena juga dipengaruhi oleh mudahnya untuk membudidayakannya, karena pada dasarnya ikan ini kuat bertahan hidup walaupun kolam tidak menggunakan sirkulasi udara, sehingga lebih mudah dan lebih hemat.
Terkadang sebagian dari kita ada yang berminat untuk berternak ikan lele, namun salah satu kendala yang ada adalah faktor biaya dan tempat untuk beternak. Namun ditengah jaman yang serba sulit ini kita dituntut untuk lebih kreatif agar bisa mencapai apa yang kita inginkan.
Pada umumnya para peternak lele menggunakan kolam permanen, kolam terpal maupun bekas sawah sebagai media untuk peternakan. Namun jika anda ingin mencoba sesuatu yang lain, lebih hemat dan lebih praktis dalam berternak lele, anda juga bisa memanfaatkan drum plastik berukuran besar untuk berternak lele.
Drum seperti ini pada umumnya bisa menampung hingga 200 liter dan cukup bisa diandalkan ketangguhannya dalam menahan air dan tentu saja lebih baik dari pada terpal. Kelebihan lainnya adalah biaya investasi yang lebih terjangkau dan tidak memerlukan tempat yang luas.
Drum seperti ini bisa anda dapatkan dengan harga sekitar Rp.200.000 atau jika ingin lebih hemat belilah yang bekas namun masih bagus. Langkah-langkah yang bisa anda lakukan.
1. Isilah dasar drum tersebut dengan tanah dan pupuk kandang 0.5 kg, kemudian diamkanlah sekitar 2 minggu sampai keluar jentik-jentik.
2. Jika sudah masukan air sumur (jangan air ledeng yang mengandung kaporit) namun jangan terlalu penuh, untuk mencegah ikan lele naik dan melompat keluar.
3. Kemudian masukan benih lele ukuran 7-10 cm, dan satu drum plastik bisa memuat antara 200-250 benih. Jangan heran jika pada awal-awal hari ada yang mati, dan jika memang demikian benih lele yang mati segera ambil dan dibuang dari drum
4. Berilah makanan berupa pelet 3x sehari, namun jika sudah usia 2 bulan bisa berikan makanan lain sebagai tambahan seperti limbah usus ayam yang dipotong-potong cukup sehari sekali. Jangan terlalu banyak atau harus habis termakan jangan sampai sisa, karena jika sisa akan membusuk dan menjadi sumber penyakit.
5. Gantilah air setiap seminggu sekali, disarankan tetap air sumur. Hal ini karena ini menggunakan drum dengan kapasitas air terbatas dan tanpa filter sehingga tingkat keasaman air akan meningkat lebih cepat.
6. Setelah dua bulan pilahlah ukuran ikan yang sama untuk setiap drum, karena pada umumnya pertumbuhan ikan akan berbeda-beda, ada yang lebih cepat beasar namun juga ada yang masih kecil. Yang besar jadikan satu dengan yang besar, yang kecil jadikan satu dengan yang kecil dalam satu ukuran supaya petumbuhan tetap baik.
7. Pada umumnya ikan lele akan panen dalam waktu 3 bulan, dan tiap satu kilo akan berisi 6 – 8 ekor, dan satu drum kira-kira akan menghasilkan hingga 30 KG.
Sumber :http://caraberternak.com/ternak-lele-di-drum/You might also like:
Sukses budidaya belut dalam drum -Â Belut adalah binatang yang memiliki
kandungan protein tinggi dan sangat baik jika dikonsumsi manusia. Belakangan ini
belut sudah menjadi hidangan di restoran-restoran karena disamping kandungan
proteinnya bagus buat tubuh, belut juga memiliki rasa yang enak. Belut merupakan
binatang yang cukup unik, belut senang hidup pada lumpur atau campuran lumpur
dan bahan organik yang berair. Dengan cara membenamkan diri di media lumpurÂ
tersebut belut dapat melakukan kehidupan, pemijahan, merawat anak dan
pembesaran. Tidak punya lahan luas bukan halangan bagi kita untuk berkarya dan
mendapatkan penghasilan. Anda bisa mendapatkan penghasilan baik untuk
sampingan ataupun bisa dilakukan sebagai pekerjaan utama Anda di rumah dengan
cara mengikuti kiat sukses budi daya belut dalam drum.Hal yang harus diketahui dan perlengkapan yang harus disiapkan antara lain :
A. PERLENGKAPAN
   Tong/drum, disarankan dari bahan plastik, supaya tidak berkarat.
   Paralon.
   Kawat kasa.
   Tandon penampungan air.
   Ember, serok, cangkul, baskom, jerigen dll.
B. PERSIAPAN DAN TEKNIK BUDIDAYA
Sebelum memulai budidaya belut dalam drum/tong, dibutuhkan media pemeliharaan
sebagai tempat belut berkembang biak, media pemeliharaan ini sangat penting mengingat
keberhasilan budidaya yang kita lakukan sangat bergantung pada media pemeliharaan ini.
Untuk media pembesaran hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
1. Drum
drum yang digunakan sebaiknya tidak bocor dan berkarat, jika menggunakan drum/tong
dari besi yang berkarat sebaiknya dibersihkan dahulu dari karat dan lakukan pengecatan
ulang dan diamkan sampai kering dan tidak berbau cat lagi.
Cara merakit Drum/tong :
 Letakkan tong pada posisi mendatar, agar media menjadi lebih luas.
 Buka bagian tengah drum/tong, sisakan 5 cm pada sisi kanan dan kiri.
 Pasanglah tumpuan/ganjal supaya drum/tong tidak menggelinding, atau
bergerak.
 Buat saluran pembuangan dibawah drum, letaknya dapat disesuaikan dengan
penampungan limbah pembuangan.
 Buat peneduh, sehingga intensitas panas matahari tidak terlalu tinggi dan
terkena langsung ke permukaan drum/tong, bahan bisa dibuat dengan memasang
shading net/waring atau bisa juga dengan bahan yang murah dan mudah didapat
lainnya.
2. Media Tanah
Tanah yang digunakan sebaiknya tanah yang tidak berpasir, tidak terlalu liat serta masih
memiliki kandungan hara, disarankan untuk menggunakan media tanah dari sawah, atau
dapat pula menggunakan media tanah bekas pemeliharaan ikan lele. Untuk melakukan
pematangan media tanah tahapan yang dilakukan yaitu :
   Masukkan tanah kedalam drum/tong hingga ketinggian 30–40 cm.
   Masukkan air hingga tanah becek namun tidak menggenang.
   Masukkan EM 4 sebanyak 4 botol kedalam tong.
   Aduk tanah sebanyak 2 kali sehari hingga tanah lembut dan gembur.
3. Media Instan Bokashi
Media instan ini dibuat diluar drum/tong yang merupakan campuran bahan utama dan
bahan campuran. Penggunaan 100 kg bahan akan menghasilkan 90 kg media instan
bokashi. Setiap drum/tong ukuran 200 liter dibutuhkan 45 kg bokashi.
Bahan utama terdiri atas :
   Jerami Padi (40%).
   Pupuk Kandang (30%).
   Bekatul/dedak (20%).
   Potongan batang pisang (10%).
Bahan campuran terdiri atas :
   EM4.
   Air sumur.
   Larutan 250 gram gula pasir untuk menghasilkan 1 liter larutan (molases.
Cara membuat Media Instan Bokashi :
Cacah jerami dan potongan batang pisang kemudian keringkan. Tanda bahan
sudah kering adalah hancur ketika digenggam.
Campuran cacahan bahan diatas dengan bahan pokok lain dan aduk hingga
merata.
Campurkan bahan campuran sedikit demi sedikit tapi tidak terlalu basah.
Tutup media dengan karung goni atau terpal selama 4–7 hari. Bolak balik
campuran agar tidak membusuk.
4. Mencampur Media point 1 dan 2
Masukkan media instan kedalam tong dan aduk hingga merata.
Massukkan air kedalam drum/tong hingga ketinngian 5 cm dan diamkan hingga
terdapat plankton dan cacing (sekitar 1 minggu) selama proses ini berlangsung
drum/tong tidak perlu ditutup.
Keluarkan air dari drum/ tong dan ganti dengan air baru dengan ketinggian yang
sama.
Massukkan tumbuhan air yang tidak terlalu besar sebanyak ¾ bagian dan ikan
ikan kecil.
Masukkan vetsin secukupnya sebagai perangsang nafsu makan belut dan diamkan
selama 2 hari.
Yang perlu diperhatikan ketinggian seluruh media , kecuali tumbuhan air tidak lebih dari
50 cm.
5. Memasukkan bibit belut
Setelah semua media budidaya tersebut siap tahapan selanjutnya menebarkan bibit belut.
Bibit yang ditebar sebaiknya sebanyak 2 kg dengan jumlah bibit sebesar 80–100 ekor
per kg.
C. PEMELIHARAAN
Pemeliharaan atau perawatan belut didalam tong drum/tong relatif lebih mudah karena
pemantauan budidaya relatif kecil, namun demikian perawatan tetap harus diperhatikan,
antara lain:
1. Pemberian Pakan
Tidak ada aturan baku volume pemberian pakan, namun sebaiknya pakan diberikan 5%
dari jumlah bibit yang ditebarkan. Pakan yang sebaiknya diberikan yaiyu cacing,
kecebong, ikan ikan kecil , dan cacahan keong mas atau bekicot. Pemberian pakan
diberikan pada hari ke 3 setelah bibit ditebar dalam drum/ tong. Pemberian
pakandilakukan pada sore hari seperti kebiasaan belut dialam yang makan disore/malam
hari. Untuk menekan biaya pemeliharaan sebaiknya pakan untuk belut dibudidayakan
sendiri.
2. Pengaturan Air.
Pengaturan air sangat diperlukan untuk membuang sisa makanan agar tidak menumpuk
dan menimbulkan bibit penyakit. Pengaturan air ini dengan cara mengalirkan air bersih
kedalam drum/tong, sebaiknya air yang masuk berupa percikan air untuk melakukan ini
digunakan pipa paralon sebagai media aliran. Sedangkan untuk saluran pembuangan
dengan membuat lubang pada drum /tong dengan ketinggian 8 cm dari genangan air di
media. Selain sebagai pengatur pembuangan sisa kotoran percikan air ini juga berfungsi
sebagai penambah oksigen.
3. Perawatan Tanaman Air.
Tanaman air ini digunakan sebagai penjaga kelembaban tempat budidaya dan juga
menjaga belut dari kepanasan.
4. Pemberian EM4.
EM4 berfungsi sebagai penetralisir sisa sisa pakan, selain itu juga berfungsi untuk
mengurangi bau. EM4 diberikan2-3 kali sehari dengan dosis ½ sendok makan dilarutkan
dalam 1 liter air.
5. Perawatan Sekitar Lokasi.
Perawatan sekitar lokasi ini untuk menjaga tong dari tanaman liar, lumut, dan hama
maupun predator pemangsa seperti ayam.
D. PEMANENAN
Pemanenan dilakukan setelah 3–4 bulan atau sesuai dengan ukuran permintaan dari
pembeli, jika pembeli menginginkan ukuran lebih besar tentunya waktu panennya bisa
lebih lama.
Demikian artikel mengenai sukses budidaya belut dalam drum, semoga bermanfaat bagi
anda yang ingin memulai usaha budidaya belut.
Cara beternak belut di kolam dan drum
Cara beternak belut di kolam dan drum. Beternak atau budidaya belut saat ini mulai
digemari seiring dengan banyaknya permintaan akan belut dan ketersediaan belut
dipasar dari hasil penangkapan secara alami semakin sedikit. Beternak belut
sebenarnya tidak begitu susah karena belut dapat dibudidayakan baik itu dalam kolam
ataupun drum.
Cara beternak belut di kolam dan drum
Cara Budidaya Belut didalam kolam adalah dengan cara membuat kolam sedangkan
jika beternak dalam drum maka wadah untuk pemeliharaan yang digunakan adlah
srum itulah perbedaan keduanya sedangkan dalam tehnis budidaya sama saja.
Perlu diingat bahwa belut akan cepat besar jika medianya cocok sehingga
dalam budidaya belut dalam kolam dan drum media harus menjadi perhatian yang
utama . Media yang baik untuk beternak belut di kolam dan drum adalah lumpur
kering, kompos, jerami padi, pupuk TSP, dan mikroorganisme stater. Peletakkannya
diatur: bagian dasar kolam dilapisi jerami setebal 50 cm. Di atas jerami disiramkan 1
liter mikroorganisma stater. Berikutnya kompos setinggi 5 cm. Media teratas adalah
lumpur kering setinggi 25 cm yang sudah dicampur pupuk TSP sebanyak 5 kg.
Karena belut tetap memerlukan air maka dalam beternak belut dalam kolam dan drum
ini sebagai habitat hidupnya, kolam diberi air sampai ketinggian 15 cm dari media
teratas. Jangan lupa tanami eceng gondok sebagai tempat bersembunyi belut. Eceng
Bibit belut yang ingin diternakkan tersebut tidak serta-merta dimasukkan. Media
dalam kolam perlu didiamkan selama 2 minggu agar terjadi fermentasi. Media yang
sudah terfermentasi akan menyediakan sumber pakan tambahan untuk ternak belut
nantinya secara alami seperti jentik nyamuk, zooplankton, cacing, dan jasad-jasad
renik. Setelah itu baru bibit belut yang akan diternakkan dimasukkan.
Sifat kanibalisme dalam beternak belut di kolam dan drum yang dimiliki Monopterus
albus itu tidak terjadi selama pembesaran. Asal, pakan dalam budidaya belut tersebut
tersedia dalam jumlah cukup. Saat masih anakan belut tidak akan saling mengganggu.
Sifat kanibal muncul saat belut berumur 10 bulan, ujarnya. Sebab itu tidak perlu
khawatir memasukkan bibit dalam jumlah besar hingga ribuan ekor. Dalam 1 kolam
berukuran 5 m x 5 m x 1 m, saya dapat memasukkan hingga 9.400 bibit, katanya.
Pakan yang diberikan agar budidaya belut haruslah segar dan hidup, seperti ikan
cetol, ikan impun, bibit ikan mas, cacing tanah, belatung, dan bekicot. Pakan
diberikan minimal sehari sekali di atas pukul 17.00. Untuk menambah nafsu makan
dapat diberi temulawak Curcuma xanthorhiza. Sekitar 200 g temulawak ditumbuk
lalu direbus dengan 1 liter air. Setelah dingin, air rebusan dituang ke kolam
pembesaran. Pilih tempat yang biasanya belut bersembunyi, ujar Ruslan.
Pelet ikan dapat diberikan sebagai pakan selingan untuk memacu pertumbuhan belut
yang dibudidayakan. Pemberiannya ditaburkan ke seluruh area kolam. Tak sampai
beberapa menit biasanya anakan belut segera menyantapnya. Pelet diberikan
maksimal 3 kali seminggu. Dosisnya 5% dari bobot bibit yang ditebar. Jika bibit yang
ditebar 40 kg, pelet yang diberikan sekitar 2 kg.
Hama utama dalam budidaya belut di kolam dan drum adalah kehadiran hama seperti
burung belibis, bebek, dan berang-berang perlu diwaspadai. Mereka biasanya spontan
masuk jika kondisi kolam dibiarkan tak terawat. Kehadiran mereka sedikit-banyak
turut mendongkrak naiknya pH karena kotoran yang dibuangnya. Hama bisa
dihilangkan dengan membuat kondisi kolam rapi dan pengontrolan rutin sehari sekali,
tutur Ruslan.
Perlu diingat selain pakan, yang perlu diperhatikan dalam budidaya belut di kolam
atau drum adalah kualitas air. Bibit belut menyukai pH 5-7. Selama pembesaran,
perubahan air menjadi basa sering terjadi di kolam. Air basa akan tampak merah
kecokelatan. Penyebabnya antara lain tingginya kadar amonia seiring bertumpuknya
sisa-sisa pakan dan dekomposisi hasil metabolisme. Belut yang hidup dalam kondisi
itu akan cepat mati. Untuk mengatasinya, pH air perlu rutin diukur. Jika terjadi
perubahan, segera beri penetralisir.
Suhu air optimal untuk beternak belut perlu dijaga agar tetap pada kisaran 26-28oC.
Peternak di daerah panas bersuhu 29-32oC, seperti Jakarta, Depok, Tangerang, dan
Bekasi, perlu hujan buatan untuk mendapatkan suhu yang ideal. Hanya dalam tempo
4 bulan sudah siap panen.
Baca juga :
Cara beternak lele di kolam dan terpal
Cara beternak jangkrik
Read more: http://konsultasisawit.blogspot.com/2011/08/cara-beternak-belut-di-kolam-dan-drum.html#ixzz2cD24Ixb1Beternak Belut atau Budidaya Belut merupakan salah satu alternatif untuk memenuhi
permintaan pasar yang tinggi atas daging belut yang enak dan bergizi karena
terbatasnya belut yang hidup secara alami di alam liar. Kali ini saya akan berbagi