Kata candimengacu kepada fungsinya masing-masing,yakni sebagai
tempat beribadah,pusat pengajaran agama,tempat penyimpanan abu
jenazah para raja,tempat pemujaan atau tempat bersemayam
dewa,pemandian dan gapura.Walau pun fungsi nya bermacam
macam,secara umum fungsi candi tidak dapat di lepaskan dari
kegiatan keagaman khusus nya agama hindu dan Buddha. Oleh karena
itu,sejarah pembangunan candi sangat erat kaitan nya dengan sejarah
kerajaan kerajaan dan perkembangan agama hindu dan Buddha di
Indonesia,terutama di jawa ,selama abad ke 7 sampai dengan abad ke
14.Pada umumnya candi-candi Buddhis adalah pembesaran dari stupa.
Stupa adalah suatu monument yang didirikan sebagai tempat
penyimpanan abu jenazah (relik) dari orang suci. Stupa juga
digunakan sebagai obyek penghormatan.Di Indonesia stupa stupa
selalu di tempat kan di bagian atas dari candi- candi.candi juga
digunakan sebagai tempat penyimpanan relik.Candi candi buddhis di
Indonesia yang terkenal,seperti :candi
Borobudur,pawon,mendut,sewu,sari, plaosan di jawa tengah ,sedangkan
candi jago dan kidal di jawa timur,candi muara takus di riau.Ajaran
Buddha yang tercermin pada candi-candi di Jawa Tengah adalah Buddha
Mahayana, yang masih dianut oleh umat Buddha di Indonesia sampai
saat ini.
Candi tandihat terletak di desa tandihat,kecamatan barumun
tengah ,kabupaten tapanuli selatan, Sumatra utara. Candi ini di
duga berasal dari abad 13-14 masehi.Candi Tandihat terletak di
areal situs kerajaan Portibi di masa lalu yang diperkirakan telah
eksis sejak abad ke-11 Masehi, dalam wilayah 3 kecamatan, yakni
kecamatan Batang Pane, Lubuk Barumun, dan Padang Bolak, di
Kabupaten Padang Lawas Utara. Prasasti yang ditemukan berupa
prasasti Gunung Tua, yang ditulis dalam aksara Jawa Kuno dan Bahasa
Melayu Kuno.Selain candi tandihat di padang lawas ini,terdapat pula
candi bahal I,candi bahal II,candi bahal III,candi sitopayan,candi
bara,candi pulo,candi sipamutung,candi sisangkilon,candi
manggis.
Candi Muara Takus terletak di desa Muara Takus, kecamatan Tiga
Belas Koto Kampar, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, berjarak
sekitar 128KM dari Pekanbaru, Ibukota provinsi Riau.KOmpleks Candi
Muara Takus, merupakan satu-satunya peninggalan sejarah berbentuk
candi di Riau. Candi bernuansa berbudhistis ini merupakan bukti
bahwa agama Buddha pernah berkembang di kawasan ini.Candi Muara
Takus merupakan sebuah kompleks yang terdiri atas beberapa
bangunan, yakni Candi Tuo, Candi Mahligai, Candi Palangka dan Candi
Bungsu.
Luas situs Candi Muaro Jambi sebesar 12KM persegi, merupakan
kawasan peribadatan Buddha aliran Tantrayana, pada zaman kerajaan
Sriwijaya. Situs percandian Muaro Jambi terletak di Desa Muaro
Jambi, kecamatan Muaro Sebo, Kabupaten Muara Jambi. Jaraknya dari
Ibukota Provinsi Jambi sekitar 40KM. Situs candi ini pertama kali
ditemukan pada tahun 1820 oleh SC Crooke, seorang tentara Inggris,
yang sedang memetakan sungai Batang Hari.Candi Muaro Jambi memiliki
80an candi, dengan 9 candi besar, yakni: Candi Kotomahligai, Candi
Kedaton, Candi Gedong I dan Gedong II, Candi Gumpung, Candi Tinggi,
Telago Rajo, Candi kembar Batu dan Candi Astano.
Situs purbakala Batu Jaya merupakan kompleks candi yang
menempati area seluas 40Ha, meliputi dua desa, yaitu Desa Senggaran
dan Desa Telagajaya di Kecamatan Batu Jaya, Kabupaten Karawang.
Dari kota Karawang, kompleks candi tersebut berjarak 39KM kea rah
barat kota Karawang, sekitar 6KM dari garis pantai utara.Candi Batu
Jaya merupakan yang tertua di Jawa, yang dibangun pada masa
kerajaan Tarumanegara (Abad ke-5 sampai ke-6M). Keistimewaan dari
Candi Batu Jaya ini adalah bahwa semua bangunan candi menghadap
kearah yang sama, yaitu 50 derajat dari arah utara.Berdasarkan
bentuk bangunan stupa yang ditemukan di Desa Senggaran Telagajaya,
diduga kompleks percandian Batu Jaya berlatar belakang agama
Buddha.
Candi Borobudur adalah sebuah candi Buddha terbesar di Indonesia
yang terletak di Kabupaten Magelang, jawa Tengah, sekitar 15KM kea
rah Barat daya Yogyakarta.Lokasi candi Borobudur dikelilingi oleh
Pegunungan Menoreh, Gunung Merapi dan Gunung Merbabu di Timur Laut,
serta Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro di Barat laut.Candi
Borobudur dibangun oleh Raja Samaratungga, salah satu raja kerajaan
Mataram Kuno, keturunan Wangsa Syailendra. Candi Borobudur
dipercayai sebagai tempat penyimpanan rambut Sang Buddha. Nama asli
candi Borobudur adalah Dasabhumi Shambara Budara yang berarti:
bukit 10 tingkat kerohanian, yang disingkatkan dalam logat jawa
menjadi Borobudur.Candi Borobudur terkenal pula dengan sebutan
candi Seribu Buddha karena disini banyak terdapat arca Buddha
berupa stupa maupun dalam relung-relung candi.Candi Borobudur
menghadap kea rah timur diperkuat dengan adanya pahatan relief
pradaksina (searah jarum jam) yang berawal dari dan berakhir di
sisi tmur, serta arca singa terbesar di sisi timur.Candi Borobudur
dibanyn sekitar tahun 780M pada masa pemerintahan raja-raja Wangsa
sanjaya,dan baru selesai pada sekitar tahun830M,dimasa pemerintahan
raja samaratungga dari wangsa syailendra. Pembuatan candi Borobudur
dipercayakan pada seorang arsitek dari india bernama
Gunadharma.Pada tahun 950M, Candi Borobudur terkubur oleh lava
letusan gunung Merapi dan baru ditemukan kembali hampir seribu
tahun kemudian. Pada tahun 1814, atas jasa Sir Thomas Stanford
Raffles.Borobudur berukuran alas 123x123M; tinggi aslinya 42M, dan
terdiri atas 4 bagian, yaitu: Alas bawah5 (lima) lapis lingkaran
persegi yang berlekuk membentuk segi 203 (tiga) lapis lingkaran
bundar1 (satu) stupa besar ditengah-tengahnya, yang melambangkan
Dasa Bhumi/10 kesempurnaan (Paramitha) yang harus dimiliki oleh
seorang Bodhisatta untuk dapat menjadi Buddha.
Candi ini terdiri dari beberapa tingkatan.Di setiap dinding
terdapat relief (pahatan dinding ) tentangkehidupan manusia dan
riwayat hidup Buddha Gautama, berdasarkan naskah Lalitavistara.Pada
dinding luar terdapat cerita tentang kelahiran Pangeran Sidharta
sebagai Boddhisata, menurut Kitab JatakamalaPada lorong-lorong
candi terdapat cerita-cerita dari para Boddhisata lain menurut
Kitab Gandhavyuha.Di kaki candi tertutup, terdapat lukisan-lukisan
yang berhubungan dengan hukum Kamma dari Kitab Kamma
Vibhanga.Jumlah arca Buddha mencapai 504 buah, yang menggambarkan
Buddha dalam berbagai sikap:Di sisi timur terdapat arca Dhyani
Buddha Aksobhya, yang bersila dengan sikap tangan menyinggung tanah
(Bhumiparsyamudra)Di sisi selatan terdapat Arca Dhyani Buddha
Ratnasambhawa, yang bersila dengan sikap tangan member anugerah
(Varamudra).