Top Banner
i CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA TUTURAN LISAN) KELUARGA MAHASISWA ADONARA YOGYAKARTA (KMAY) 2017 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Oleh: Aryanto Abdi NIM: 111224077 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SATRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
196

CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

Dec 13, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

i

CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA TUTURAN

LISAN) KELUARGA MAHASISWA ADONARA YOGYAKARTA (KMAY)

2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Oleh:

Aryanto Abdi

NIM: 111224077

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SATRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

iv

MOTO

Rahasia kesuksesan adalah melakukan hal yang biasa

secara tak biasa

(Jhon D. Rockefeller Jr)

Jika kamu benar menginginkan sesuatu, kamu akan

menemukan caranya. Namun jika tak serius kamu hanya

akan menemukan alasan

(Jim Rohn)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan untuk:

1. Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan lewo tana yang telah memberikan bimbingan dan

melancarkan segala proses, saat pertama kuliah hingga lulus dari Universitas

Sanata Dharma.

2. Kedua orang tuaku bapak Gabriel B Luron dan mama Yeni Abdi yang selalu

membimbing dan memberikan motivasi.

3. Adik-adikku tersayang yang senantiasa menghibur dan berbagi banyak

pengalaman.

4. Pacar dan sahabat terbaik My Boo Aloysia B. Burin yang selalu setia menemani

dan berbagi banyak pengalaman yang sangat berharga.

5. Teman-teman skonyeng dan rimba yang selalu menghibur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

viii

ABSTRAK Abdi, Aryanto. 2018. Campur Kode pada Perisiwa Tutur Keluarga Mahasiswa

Adonara Yogyakarta (KMAY) 2017. Skripsi. Yogyakarta: Pendidikan Bahasa

Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata

Dharma.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Tujuan dari penelitian ini yaitu

untuk mendeskripsikan jenis-jenis campur kode dan faktor-faktor penyebab

terjadinya campur kode pada peristiwa tutur Keluarga Mahasiswa Adonara

Yogyakarta 2017.

Subjek dalam penelitian ini adalah 30 mahasiswa yang berasal dari

Kecamatan Adonara, yang tergabung dalam Keluarga Mahasiswa Adonara

Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode

simak dengan teknik simak bebas libat cakap, teknik rekam, teknik catat. Setelah data

diperoleh, peneliti melakukan transkip, tabulasi, analisis data dan triangulasi. Teknik

analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Teknik tersebut

berhubungan dengan cara membandingkan verbal yang ada pada peristiwa tutur

Keluarga Mahasiswa Adonara Yogyakarta, yang kemudian diubah ke dalam bentuk

tulisan.

Hasil penelitian, pembahasan, dan simpulan mengenai campur kode pada

peristiwa tutur keluarga mahasiswa adonara Yogyakarta 2017 terdapat data penelitian

berupa jenis-jenis campur kode yang meliputi: campur kode ke dalam dan campur

kode keluar. Campur kode ke dalam dibagi menjadi beberapa substansi, yaitu campur

kode ke dalam pada tataran kata meliputi mitra bicara, pembicara dan pribadi

pembicara dan membangkitkan rasa humor, campur kode ke dalam pada tataran frasa

meliputi mitra bicara dan pembicara dan pribadi pembicara. Campur kode pada

tataran klausa meliputi mitra bicara, pembicara dan pribadi pembicara,

membangkitkan rasa humor. Pada campur kode ke luar di bagi menjadi dua yaitu,

campur kode ke luar pada tataran frasa meliputi penggunaan istilah yang lebih

populer, dan campur kode ke luar pada tataran frasa meliputi penggunaan istilah yang

lebih populer.

Faktor-faktor penyebab terjadinya campur kode ke dalam pada tataran kata

meliputi: mitra bicara, pembicara dan pribadi pembicara, membangkitkan rasa humor,

sedangkan faktor-faktor penyebab terjadinya campur kode ke dalam pada tataran

terdapat dua faktor yaitu mitra bicara dan pribadi pembicara. pada penyisipan klausa

terdapat beberapa faktor penyebab terjadinya campur kode yaitu mitra bicara,

pembicara dan pribadi pembicara, dan membangkitkan rasa humor. Selain itu,

terdapat juga faktor-faktor penyebab terjadinya campur kode ke luar yaitu campur

kode ke luar pada tataran kata meliputi penggunaan istilah yang lebih populer dan

campur kode ke luar pada tataran frasa meliputi penggunaan istilah yang lebih

populer.

Kata kunci: Campur kode, jenis-jenis campur kode, faktor penyebab campur kode..

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

ix

ABSTRACT

Abdi, Aryanto. 2018. Mix the Code in the Adonara Yogyakarta Family Student

Speech (KMAY) 2017. Thesis. Yogyakarta: Indonesian Literature and

language Education Major, Faculty of Teacher and Education, Sanata Dharma

University.

This research is a qualitative research. The Purpose of this study is to describe

and the factors causing the interference code in the event said Adonara Yogyakarta

student family 2017.

Subjects in this study were 30 student who came from Adonara district, which

is incorporated in Adonara Yogyakarta Student Family (KMAY). The data collection

method refer to the technique of free libat ably proficient, recording technique, record

technique. After the data was,abtained, the researcher performed transcripts,

tabulation, data analysis and triangulation. Data analysis technique used is descriptive

qualitative.The technique is related to how to compare verbal existing in the event

said Adonara Yogyakarta student family, which then change into the form of writing.

The result of research, discussion, and conclusion about the code mix in the

event of student speech of Adonara Yogyakarta in 2017 there is data of research in

the form of mixed code types which include: Mixed code into and mix out code.

Mixed out code into subdivisions, which are mixed code into word level include talk

partners, speakers and personal speakers and generate a sense of humor, mix code

into phrases including speech partners and speakers and personal speakers. Mixed

code at the clause level includes talk partners, speakers and personal speakers,

evoking a sense of humor. In the mixed out code, divide into some substance that is,

mix the exit code at the phrase level including the use of more popular terms. In

addition, there are also factors that cause mixed code into and out code.

Factors causing the code on the word level include: talk partners, speakers and

personal speakers, generate a sense of humor, while the factors causing the

interference in the code on the level there are two factors, namely talk partners and

personal speakers. On the insertion of clauses there are several factors causing the

interference of the speakers and personal speakers, and evoke a sense of humor. in

addition to the factors causing the interference in the code there are also factors

causing the mixed out code is mixed out code on the word level includes the use of

more popular terms and mixed out code at the phrase level include the use of more

popular terms.

Keywords: mixed code, mixed types of code, causal factors mixed with code

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT kerena kasih-Nya yang begitu besar,

penulis bisa menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

sarjana Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia di Universitas Sanata Dharma.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan, perhatian,

dukungan, bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd.,M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Sanata

Dharma.

2. Rishe Purnama Dewi, S.Pd.,M.Hum., selaku Ketua Program Studi PBSI

Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan izin penulisan skripsi ini

serta selalu memberikan semangat dan motivasi kepada penulis agar cepat

selesai.

3. Dr. B. Widharyanto, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang dengan penuh

kesabaran, ketelitian dan perhatian membimbing dan mendampingi penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Para dosen Program Studi PBSI Universitas Sanata Dharma yang telah

berjerih payah memberikan seluruh tenaga, ilmu, dan perhatian kepada

penulis selama menempuh studi.

5. Teman-teman komunitas keluarga mahasiswa Adonara Yogyakarta yang telah

memberikan izin untuk melakukan penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii

HALAMAN MOTO .................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................... vi

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ............................ vii

ABSTRAK ................................................................................................. viii

ABSTRACT ................................................................................................... x

KATA PENGANTAR ................................................................................. xi

DAFTAR ISI .............................................................................................. xiii

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................... 4

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................... 4

1.4.1 Manfaat Teoritis .............................................................................. 4

1.4.2 Manfaat Praktis ............................................................................... 5

1.5 Batasan Istilah ......................................................................................... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ...................................................................... 6

2.1 Penelitian yang Relevan .......................................................................... 6

2.2 Kajian teori ............................................................................................... 8

2.2.1 Sosiolinguistik ................................................................................. 8

2.2.2 Kedwibahasan ................................................................................. 9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

xiii

2.2.3 Kode .............................................................................................. 11

2.2.4 Peristiwa Tutur ............................................................................. 12

2.2.5 Campur Kode ............................................................................... 14

2.2.6 Macam-macam Campur Kode ..................................................... 16

2.2.7 Latar Belakang Terjadinya Campur Kode .................................... 18

2.2.8 Faktor Penyebab Campur Kode .................................................... 19

2.3 Kerangka Berpikir ................................................................................. 24

BAB III METODELOGI PENELTIAN ................................................. 25

3.1 Jenis Penelitian ...................................................................................... 25

3.2 Subjek Penelitian ................................................................................... 25

3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data ................................................. 27

3.4 Instrument Penelitian ............................................................................ 31

3.5 Metode dan Teknik Analisi Data ........................................................... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 35

4.1 Deskripsi Data ....................................................................................... 35

4.2 Analisi Data ........................................................................................... 37

4.2.1 Analisis jenis-jenis campur kode .................................................. 37

4.2.1.1 Campur Kode Kedalam (inner code mixing) ........................ 37

4.2.1.2 Campur Kode Keluar (outer kode mixing) ............................. 44

4.2.2 Analisis faktor-faktor penyebab terjadinya campur kode .............. 48

4.3 Pembahasan ............................................................................................ 58

4.3.1 Jenis-jenis campur kode ................................................................... 58

4.3.1.1 Campur Kode Kedalam (Inner code mixing) ........................... 59

4.3.1.2 Campur Kode Keluar (outer kode mixing) ............................... 65

4.3.2 Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Campur Kode .......................... 69

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

xiv

BAB V PENUTUP ..................................................................................... 79

Simpulan ...................................................................................................... 79

Saran ............................................................................................................ 79

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 81

LAMPIRAN ............................................................................................... 81

Lampiran 3. Tabel Triangulasi Data ............................................................ 83

BIOGRAFI PENULIS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sebagai alat komunikasi dan alat interaksi, bahasa dapat dikaji secara internal

maupun secara eksternal. Pengkajian secara internal, artinya pengkajian itu hanya

dilakukan terhadap struktur intern bahasa itu saja. Sedangkan secara eksternal, artinya

kajian itu dilakukan terhadap hal-hal atau faktor-faktor yang berada diluar bahasa

yang berkaitan dengan pemakaian bahasa itu oleh para penuturnya didalam

kelompok-kelompok sosial masyarakatnya. Karena peran dari bahasa yang begitu

penting, Jujun Suriasumantri dalam Khoyin (2013:27) yang mengatakan bahwa

bahasa adalah serangkaian bunyi dan lambang yang membentuk makna. Secara lebih

lengkap, ia menyebutkan bahwa bahasa adalah sarana sistematis untuk

mengkomunikasikan ide-ide perasaan dengan menggunakan tanda-tanda

conventionalized, suara, gerakan, atau tanda memiliki makna yang dapat dipahami.

Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang dwibahasaan. Artinya

masyarakat Indonesia dapat menggunakan satu atau dua bahasa dalam

berkomunikasi. Dimana, dalam proses komunikasi itu dapat digunakan bahasa daerah

untuk berkomunikasi pada situasi kedaerahan dan Bahasa Indonesia untuk tingkat

nasional. Menurut KBBI edisi ke empat dan kamus linguistik dalam Suandi

(2014:12), kedwibhahasaan (bilingulisme) diartikan sebagai pemakain dua bahasa

atau lebih oleh penutur bahasa atau oleh suatu masyarakat bahasa. Dengan kata lain

kebiasaan menggunakan dua bahasa atau lebih dalam bilingulisme berlaku secara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

2

perorangan dan juga secara kelompok kemasyarakatan. Penekanan bilingulisme disini

terletak pada keadaan atau kondisi seorang penutur atau masyarakat bahasa.

Kedwibahasaan (bilingualisme) ialah penggunaan dua bahasa oleh seorang

penutur dalam pergaulannya dengan orang lain secara bergantian (Chaer dan

Agustina, 2010:84). Maksudnya adalah bahwa dalam berkomunikasi dengan lawan

bicara seseorang atau sekelompok masyarakat tertentu menggunakan dua bahasa

yaitu Bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Hal ini tentunya bukan merupakan suatu

hal baru bagi masyarakat di Indonesia, mengingat banyaknya ragam bahasa daerah

yang dimiliki oleh sekelompok orang atau masyarakat tertentu dalam berkomunikasi.

Dalam halnya kedwibahasaan (bilingualisme), tidak jarang kita menemukan

beberapa orang atau pun kelompok anggota masyarakat yang memvariasikan Bahasa

Indonesia dengan bahasa daerah yang lebih dikenal dengan campur kode atau

pengkodean saat berkomunikasi. Dalam masyarakat yang bilingual maupun yang

multilingual sering kali ditemukan peristiwa yang disebut campur kode. Nababan

dalam Suandi (2014:139) mengatakan bahwa campur kode ialah percampuran dua

atau lebih bahasa atau ragam bahasa dalam suatu tindak bahasa (speech act atau

discourse) tanpa ada sesuatu dalam situasi berbahasa itu yang menuntut percampuran

bahasa itu. Lebih lanjut beliau mengungkapkan bahwa dalam situasi tersebut tidak

ada situasi yang menuntut pembicara, hanya masalah kesantaian dan kebiasaan yang

dituruti oleh pembicara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

3

Poedjosoedarmo dalam Rahardi (2010:25) mendefinisikan kode sebagai suatu

sistem tutur yang penerapan unsur bahasanya mempunyai ciri khas sesuai dengan

latar belakang, penutur, relasi penutur dengan lawan bicara dan situasi tutur yang ada.

Kode biasanya berbentuk varian bahasa yang secara nyata dipakai berkomunikasi

anggota suatu masyarakat bahasa. Selain itu pengertian kode juga dikemukakan oleh

Kridalaksan (2008:127) membedakan kode kedalam tiga bagian sebagai berikut: (1)

Kode adalah lambang atau sistem ungkapan yang dipakai untuk menggambarkan

makna tertentu. (2) Kode adalah sitem bahasa dalam suatu masyarakat. (3) Kode

adalah variasi tertentu dalam suatu masyarakat. Dengan demikian dapat disimpukan

bahwa kode memiliki sifat yang netral. Dikatakan netral karena kode itu tidak

memiliki kecendrungan interpretasi yang menimbulkan emosi.

Seperti yang telah kita ketahui bahwa bilingulisme adalah penggunaan dua bahasa

atau dua kode bahasa oleh masyarakat yang terjadi karena adanya kontak bahasa.

Dengan demikian, penggunaan bahasa itu mempengaruhi masyarakat tutur yang satu

dengan yang lainnya baik secara langsung maupun tidak langsung pada peristiwa

kontak bahasa. Peristiwa kontak bahasa yang demikian menyebabkan adanya

pencapuran kode atau pun pengalihan kode oleh masyarakat tutur. Hal ini dapat

dilihat pada peristiwa tutur Keluarga Mahasiswa Adonara Yogyakarta 2017.

Mahasiswa-mahasiswi kecamatan Adonara yang tergabung dalam keluarga

mahasiswa Adonara Yogyakarta 2017 Dengan jumlah anggota sebanyak 68 orang.

Terdiri dari anggota laki-laki sebanyak 35 orang dan anggota perempuan sebanyak 33

orang. Masing-masing anggota tersebut, tersebar dibeberapa Universitas yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

4

terdapat di Yogyakarta. Dimana pada peristiwa tutur, khususnya Mahasiswa Adonara

Yogyakarta 2017, banyak ditemukan penggunaan dua bahasa yang disebut

bilingualisme pada saat berkomunikasi dengan lawan bicaranya. Dipilihnya kode atau

penggunaan bahasa biasanya dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti lawan bicara,

topik pembicaraan, suasana pembicaraan, maupun tujuan dari pembicaraan. Dalam

hal menentukan kode biasanya seorang individu mencampurkan atau memvariasikan

bahasa saat berkomunikasi. Dengan demikian pemahaman mengenai penggunaan

campur kode beserta hal yang meliputinya dalam peristiwa tutur tersebut, baik dari

fungsi, struktur, maupun konstruksi bahasa akan bisa terjawab permasalahannya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka fokus penelitian ini dapat dirumuskan

sebagai berikut.

1. Apa sajakah jenis-jenis campur kode yang digunakan pada peristiwa Tutur

Keluarga Mahasiswa Adonara Yogyakarta 2017?

2. Apa sajakah faktor-faktor penyebab terjadinya campur kode pada peristiwa Tutur

Keluarga Mahasiswa Adonara Yogyakarta 2017?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan masalah dapat dirumuskan

sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan jenis-jenis campur kode yang digunakan pada peristiwa Tutur

Keluarga Mahasiswa Adonara Yogyakarta 2017?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

5

2. Mendeskripsikan faktor-faktor penyebab terjadinya campur kode pada peristiwa

Tutur Keluarga Mahasiswa Adonara Yogyakarta 2017?

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu manfaat praktis dan manfaat

teoritis.

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan agar dapat menambah wawasan

penelitian dibidang kebahasaan (linguistik), khususnya analisis campur kode dalam

ranah sosiolinguistik. Selain itu, penelitian diharapkan dapat menjadi sumber

referensi penelitian-penelitian selanjutnya

2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

pembaca mengenai penggunaan campur kode pada peristiwa tutur Keluarga

Mahasiswa Adonara Yogyakarta 2017.

Penelitian ini sebagai bentuk pemahaman penulis terhadap teori-teori

kebahasaan, khususnya mengenai teori alih kode dalam pemahaman bahasa Indonesia

berdasarkan kajian sosiolinguistik. Selain itu, hasil penelitian ini dapat memberi

masukan bagi pembaca khususnya mengenai proses interaksi campur kode.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

6

1.5 Batasan istilah

1. Bahasa: Suatu sistem lambang bunyi yang bersifat arbitrer yang digunakan oleh

sekelompok anggota masyarakat untuk berinteraksi dan mengidentifkiasi diri.

2. Kode: Suatu sistem tutur yang penerapan unsur bahasanya mempunyai ciri khas

sesuai dengan latar belakang, penutur, relasi penutur dengan lawan bicara dan

situasi tutur yang ada.

3. Kedwibahasaan: Penggunaan dua bahasa atau lebih yang dipakai oleh seorang

penutur saat berkomunikasi

4. Peristiwa tutur: Terjadinya atau berlangsungnya interaksi linguistik dalam satu

bentuk ujaran atau lebih yang melibatkan dua pihak, yaitu penutur dan lawan

tutur dengan satu pokok tuturan di dalam waktu, tempat dan situasi tertentu.

5. Campur kode: Percampuran dua atau lebih bahasa atau ragam bahasa dalam

suatu tindak bahasa (speech act atau discourse) tanpa ada sesuatu dalam situasi

berbahasa itu yang menuntut percampuran bahasa itu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan

oleh Ardian Pitra Satya Purnama (2015), berjudul “Alih kode dan campur kode iklan

obat disiaran radio kedaulatan rakyat Yogyakarta”. Jenis penelitian yang digunakan

yakni deskriptif kualitatif. Dengan tujuan yaitu mendeskripsikan mengenai alih kode

dan campur kode beserta faktor penyebab terjadinya alih kode pada iklan obat

disiaran radio kedaulatan rakyat Yogyakarta. Hasil dari penelitian disimpulkan bahwa

wujud alih kode yang terdiri dari alih kode internal dan eksternal. Alih kode internal

terdiri dari alih kode antar ragam formal dan informal, dan alih kode antar bahasa

yang meliputi bahasa Jawa, bahasa Batak, dan bahasa Betawi. Wujud alih kode

eksternal meliputi alih kode bahasa Inggris dan bahasa Arab. Wujud campur kode

yang terdiri dari campur kode ke dalam (iner code- mixing) dan campur kode keluar

(outer code- mixing). Campur kode ke dalam terdiri dari penyisipan kata, frasa dan

istilah, campur kode keluar terdiri dari penyisipan frasa dan istilah.

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan

oleh Andronikus Kresna (2015), berjudul “Campur kode dan alih kode pada interaksi

informal mahasiswa di Yogyakarta: studi kasus pada mahasiswa asrama lantai merah,

jalan cendrawasi no. 1B, demangan baru, Yogyakarta”. Jenis penelitian yang

digunakan yaitu deskriptif kualitatif dengan tujuan mendeskripsikan atau menjelaskan

jenis alih kode dan campur kode pada mahasiswa asrama lantai merah. Hasil dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

8

penelitian ini berupa jenis campur kode yang terdiri dari campur kode ke dalam

(inner code-mixing) dan campur kode keluar (outer code mixing). Campur kode ke

dalam terdiri dari penyisipan kata, farsa, klausa, sedangkan campur kode keluar

terdiri dari penyisipan kata dan frasa. Jenis alih kode terdiri dari alih kode internal

dan eksternal. Alih kode internal terdiri dari alih kode antar ragam formal dan

informal dan alih kode antar bahasa yang meliputi bahasa Jawa, bahasa Batak dan

bahasa NTT sedangkan jenis alih kode eksternal yang meliputi alih kode bahasa

Inggris.

Penelitian yang dilakukan oleh Yakobus Dolame (2016), berjudul “Kode dan

alih kode dalam siaran radio bumi Mimika kabupaten Timika provinsi Papua”. Jenis

penelitian Kode dan Alih Kode dalam Siaran Radio Bumi Mimika Kabupaten Timika

Provinsi Papua ini adalah jenis penelitian kualitatif. Dengan hasil didapatkan adanya

alih kode dari penutur dalam siaran radio bumi Mimika di kabupaten Timika provinsi

Papua berupa pemakaian bahasa Indonesia yang di dalamnya terdapat alih kode yaitu,

alih kode dari bahasa Indonesia ke bahasa daerah, alih kode dari bahasa daerah ke

bahasa Indonesia, alih kode dari bahasa asing ke bahasa daerah dan alih kode dari

bahasa indonesia ke bahasa asing. Selain itu, terdapat juga ragam bahasa, yaitu ragam

bahasa baku dan tidak baku, ragam bahasa formal dan non formal, dialeg bahasa

Papua, Jawa dan lainnya serta ragam bahasa ilmiah. Alasan-alasan penutur dan mitra

tutur dalam siaran radio bumi beralih kode meliputi, 1) adanya perasaan jengkel

penutur kepada mitra tutur, 2) adanya perasaan jengkel mitra tutur kepada penutur, 3)

penutur merasa senang dengan mitra tutur, 4) penutur mempunyai maksud tertentu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

9

kepada mitra tutur tetapi disembunyikan, 5) mitra tutur ingin menyesuaikan kode

dengan kode yang di pakai oleh penutur, 6) kehadiran teman lain pada saat

percakapan berlangsung, 7) mitra tutur ingin berpura-pura dengan penutur, 8) mitra

tutur ingin bergurau dengan penutur, 9) penutur dan mitra tutur iingin menyesuaikan

dengan situasi

2.2 Kajian Teori

Penelitian ini juga didukung oleh beberapa teori yang akan dijadikan acuan

atau pedoman untuk mendukung penelitian campur kode pada peristiwa tutur

keluaraga masyarakat Adonara Yogyakarta 2017.

2.2.1 Sosiolinguistik

Sosiolinguistik terdiri dari dua unsur, yaitu “sosio” dan “linguistik”. Sosio

adalah seakar dengan sosial, yaitu yang berhubungan dengan masyarakat, kelompok-

kelompok masyarakat, dan fungsi-fungsi kemasyarakatan. linguistik adalah ilmu yang

mempelajari atau membicarakan bahasa, khususnya unsur-unsur bahasa (fonem,

morfem, kata, kalimat) dan hubungan antar unsur-unsur itu (struktur), termasuk

hakekat dan unsur-unsur itu.Dapat kita simpulkan bahwa sosiolinguistik adalah studi

atau pembahasan dari bahasa sehubungan dengan penutur bahasa itu sebagai anggota

masyarakat. Lebih lanjutnya, sosiolinguistik juga dapat diartikan sebagai ilmu yang

mempelajari dan membahas aspek-aspek kemasyarakatan bahasa, khususnya

perbedaan-perbedaan (variasi) yang terdapat dalam bahasa yang berkaitan dengan

faktor-faktor kemasyarakatan (Nababan,1984:2).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

10

Kridalaksan dalam Chaer dan Leonie (2010:3) mendefinisikan sosiolunguistik

sebagai ilmu yang mempelajari ciri dan pelbagai variasi bahasa, serta hubungan

diantara para bahasawan dengan ciri fungsi variasi bahasa itu didalam suatu

masyarakat bahasa. Berhubungan denga pengertian sosiolinguistik ini, Nancy dalam

Chaer dan Leonie (2010:4) juga mengemukakan pendapatnya yang mengatakan

bahwa sosiolinguistik merupakan pengembangan subbidang linguistik yang

memfokuskan penelitian pada variasi ujaran, serta mengkajinya dalam suatu konteks

sosial. Sosiolinguistik meneliti korelasi antara faktor-faktor sosial itu dengan variasi

bahasa.

Berdasarakan pengertian sosiolinguistik diatas, dapat disimpulkan bahwa

sosiolinguistik adalah cabang ilmu linguistik yang bersifat interdisipliner dengan ilmu

sosiologi, dengan objek penelitian hubungan antara bahasa dengan faktor-faktor

sosial didalam suatu masyarakat tutur.

2.2.2 Kedwibahasaan

Istilah bilingualisme (Inggris: bilingualism) dalam Bahasa Indonesia disebut

juga kdwibahasaan. Dari istilah secara harafiah sudah dapat dipahami apa yang

dimaksud dengan bilingualisme, yaitu berkenaan dengan penggunaan dua bahasa atau

dua kode bahasa (Chaer dan Leonie, 2010:84). Menurut KBBI edisi ke empat dan

kamus linguistik dalam Suandi (2014:12), kedwibhahasaan (bilingulisme) diartikan

sebagai pemakain dua bahasa atau lebih oleh penutur bahasa atau oleh suatu

masyarakat bahasa. Dengan kata lain kebiasaan menggunakan dua bahasa atau lebih

dalam bilingulisme berlaku secara perorangan dan juga secara kelompok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

11

kemasyarakatan. Penekanan bilingulisme disini terletak pada keadaan atau kondisi

seorang penutur atau masyarakat bahasa.

Kridalaksana (2008:36) mengemukakan bahwa bilingualisme adalah

penggunaan dua bahasa atau lebih oleh seseorang atau oleh suatu masyarakat. Selain

pengertian itu, kridalaksana juga membagi bilingualisme menjadi 3 jenis yakni.

1. Bilingualisme Koordinat

Bilingualisme dengan dua sistem bahasa atau lebih yang terpisah. Seseorang

yang bilingual koordinat, ketika mempergunakan suatu bahasa, tidak menampakan

unsur-unsur dari bahasa yang lain; pada waktu beralih kebahasa lain tidak terjadi

pencampuran sistem.

2. Bilingualisme Majemuk

Bilingualisme dengan dua sistem bahasa atau lebih yang terpadu. Seseorang

yang bilingual majemuk sering “Mengacaukan” unsur-unsur kedua bahasa atau lebih

yang dikuasainya.

3. Bilingualisme Subordinat

Bilingualisme dengan dua sistem bahasa atau lebih yang terpisah, tetapi masih

terdapat proses penerjemahan. Seseorang yang bilingual subordinat biasanya masih

mencampurkan konsep-konsep bahasa pertama kedalam bahasa kedua.

Menurut Suandi (2014:19) dilihat dari segi kemampuan, kedwibahasan

seseorang dapat dibedakan menjadi kedwibahasaan berimbang dan kedwibahasaan

dominan, kedwibahasaan berimbang atau belanced bilingulity adalah penguasaan atau

kemampuan atas bahasa yang satu sama baiknya dengan penguasaan atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

12

kemampuan atas bahasa yang kedua, orangnya disebut ambililingual atau equlingual.

Kedwibahasaan dominan (dominant bilinguality) mengacu pada penguasaan atau

kemampuan atas bahasa yang satu lebih dominan daripada penguasaan atau

kemampuan atas bahasa lain.Dapat disimpulkan bahwa bilingualisme adalah

penguasaan dua bahasa yang dimilki oleh seorang individu pada peristiwa tutur.

Suwito dalam Rahardi (2010:20) mengatakan bahwa apabila terdapat dua

bahasa atau lebih digunakan secara bergantian oleh penutur yang sama maka akan

terjadi kontak bahasa. Sejalan dengan apa yang disampaikan diatas, Mackey dalam

Rahardi (2010:21) mengatakan bahwa kontak bahasa adalah peristiwa saling

mempengaruhi antara bahasa yang satunya denga bahasa yang lain, baik yang terjadi

secara langsung maupun tidak langsung. Peristiwa kontak bahasa antar bahasa itu

akan dapat menimbulkan perubahan bahasa (language change).

Dalam masyarakat bilingual kita akan menemukan adanya kontak bahasa

antara bahasa yang satu dengan bahasa lainnya pada masyarakat tutur. Artinya, tidak

ada seorang penutur dalam masyarakat tutur yang hanya menggunakan satu bahasa

dan tidak terpengaruhi oleh bahasa lainnya yang sebenarnya sudah ada dalam diri

penutur tersebut. Hal ini tentunya akan meimbulkan gejala campur kode (code

mixing).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

13

2.2.3 Kode

Kode dapat didefinisikan sebagai suatu sistem tutur yang penerapan unsur

bahasanya mempunyai ciri khas sesuai dengan latar belakang, penutur, relasi penutur

dengan lawan bicara dan situasi tutur yang ada. Kode biasanya berbentuk varian

bahasa yang secara nyata dipakai berkomunikasi anggota suatu masyarakat bahasa

Poedjosoedarmo dalam Rahardi (2010:25).

Suwito dalam Rahardi (2010:25) juga mengemukakan batasan yang tidak

terlalu jauh dengan yang disampaikan diatas, yakni bahwa kode adalah salah satu

varian didalam hierarki kebahasaan yang dipakai dalam komunikasi. Berbeda dengan

penjelasan mengenai kode diatas, kridalaksan (2008:127) membedakan kode kedalam

tiga bagian sebagai berikut.

1. Kode adalah lambang atau sistem ungkapan yang dipakai untuk menggambarkan

makna tertentu.

2. Kode adalah sitem bahasa dalam suatu masyarakat.

3. Kode adalah variasi tertentu dalam suatu masyarakat.

Dapat disimpukan bahwa kode memiliki sifat yang netral. Dikatakan netral

karena kode itu tidak memiliki kecendrungan interpretasi yang menimbulkan emosi.

Lebih lanjut dikatakan bahwa kode adalah semacam sistem yang dipakai oleh dua

orang atau lebih untuk berkomunikasi Wardhaugh dalam Rahardi (2010:26).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

14

2.2.4 Peristiwa tutur

Chaer (2010:47) Peristiwa tutur (Inggris: speech event) adalah terjadinya atau

berlangsungnya interaksi linguistik dalam satu bentuk ujaran atau lebih yang

melibatkan dua pihak, yaitu penutur dan lawan tutur, dengan satu pokok tuturan,

dalam waktu, temapat dan situasi tertentu, jadi interaksi yang berlangsung antara

seorang pedagang dan pembeli dipasar pada waktu tertentu dengan menggunakan

bahasa sebagai alat komunikasinya adalah sebuah peristiwa tutur.

Sebuah percakapan dapat dikatakan sebagai peristiwa tutur apa bila memenuhi

syarat-syarat seperti yang disebutkan di atas, atau seperti yang dikatakan Hymes

dalam Chaer dan Leonie (2010:48-49) seorang pakar sosiolinguistik terkenal, bahwa

suatu peristiwa tutur harus memenuhi delapan komponen, yang bila huruf-huruf

pertamanya dirangkaikan akan menjadi akronim SPEAKING. Kedelapan komponen

itu adalah (diangkat dari Wadhaugh 1990)

S (= Setting and scene)

P (= Participants)

E (= Ends: purpose and goal)

A (= Act sequences)

K (= Key: tone or spirit of act)

I (= instrumentalities)

N (= Norms of interaction and interpretation)

G (= Genres)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

15

Setting and scene. Disini seeting berkenaan dengan waktu dan tempat tutur

berlangsung, sedangkan scene mengacu pada situasi tempat dan waktu atau situasi

psikologis pembicaraan. Waktu, tempat, dan waktu situasi tuturan yang berbeda dapat

menyebabkan penggunaan variasi bahasa yang berbeda.

Berikut ini diberikan contoh: Berbicara dilapangan sepak bola pada waktu ada

pertandingan sepak bola dalam situasi yang ramai tentu berbeda dengan pembicaraan

di ruang perpustakaan pada waktu banyak orang membaca dan dalam keadaan sunyi.

Di lapangan sepak bola kita dapat berbicara keras-keras, sedangkan diruang

perpustakaan harus seperlahan mungkin.

Participanst adalah pihak-pihak yang terlibat dalam pertuturan, bisa pembicara

dan pendengar, penyapa dan pesapa, atau pengirim dan penerima (pesan). Contoh:

Dua orang yang bercakap-cakap akan berganti peran sebagai pembicara atau

pendengar, tetapi dalam khotbah dimasjid, khotib sebagai pembicara dan jemaah

sebagai pendengar tidak dapat bertukar peran.

Ends, merujuk pada maksud dan tujuan pertuturan. Contoh: Peristiwa tutur

yang terjadi di ruang pengadilan bermaksud untuk menyelesaikan suatu kasus

perkara; namun, para partisipan di dalam peristiwa tutur itu mempunyai tujuan yang

berbeda.

Act sequence, mengacu pada bentuk ujaran. Bentuk ujaran ini berkenaan

dengan kata-kata yang digunakan, bagaimana penggunaannya, dan hubungan antara

apa yang dikatakan dengan topik pembicaraan. Contoh: Bentuk ujaran dalam kuliah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

16

umum, dalam percakapan biasa, dan dalam pesta adalah berbeda. Begitu juga dengan

isi yang dibicarakan.

Key, mengacu pada cara dan semangat di mana suatu pesan disampaikan:

dengan senang hati, dengan serius, dengan singkat, dengan sombong, dengan

mengejek, dan sebagainya. Hal ini dapat juga ditunjukan dengan gerak tubuh dan

isyarat.

Instrumentalities, mengacu pada jalur bahasa yang digunakan, seperti jalur

lisan, tertulis, melalui telegraf atau telepon. Instrumentalities ini juga mengacu pada

kode ujaran yang digunakan, seperti bahasa, dialek, fragam, atau register.

Norm of interaction and interpretation, mengacu pada norma atau aturan dalam

berinteraksi. Misalnya, yang berhubungan dengan cara berinterupsi, bertanya, dan

sebagainya. Juga mengacu pada norma penafsiran terahadap ujaran dari lawan bicara.

Genre, mengacu pada jenis bentuk penyampaian, seperti narasi, puisi, pepatah,

doa, dan sebagainya.

2.2.5 Campur Kode

Kesamaan yang ada antar alih kode dan campur kode adalah digunakannya

dua bahasa atau lebih atau dua varian dari sebuah bahasa dalam satu masyarakat

tutur. Banyak ragam pendapat mengenai perbedaan keduanya. Dalam, alih kode

setiap bahasa atau ragam bahasa yang digunakan masih memiliki fungsi otonomi

masing-masing, dilakukan dengan sadar, dan sengaja dengan sebab-sebab tertentu.

Sedangkan didalam campur kode ada sebuah kode utama atau kode dasar yang

digunakan dan memiliki fungsi dan keotonomiannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

17

Nababan dalam Suandi (2014:139) mengatakan bahwa campur kode adalah

percampuran dua atau lebih bahasa atau ragam bahasa dalam suatu tindak bahasa

(speech act atau discourse) tanpa ada sesuatu dalam situasi berbahasa itu yang

menuntut percampuran bahasa itu. Lebih lanjut beliau mengungkapkan bahwa dalam

situasi tersebut tidak ada situasi yang menuntut pembicara, hanya masalah kesantaian

dan kebiasaan yang dituruti oleh pembicara.

Campur kode adalah percampuran atau kombinasi antara variasi-variasi yang

berbeda di dalam satu klausa yang berbeda didalam satu klausa buster (hybrid

clauses) Thelander dalam Suandi (2014:139). Ahli lain yang mengungkapkan batasan

mengenai campur kode adalah Kachru dalam Suandi (2014:139) yang mengatakan

bahwa campur kode merupakan pemakaian dua buah bahasa atau lebih dengan saling

memasukan unsur-unsur bahasa yang satu ke dalam bahasa yang lain secara

konsisten.

Thelander dalam Chaer dan Leonie (2010:115) menjelaskan perbedaan alih

kode dan campur kode. Bila didalam suatu peristiwa tutur terjadi peralihan dari satu

klausa bahasa ke bahasa lain, maka peristiwa yang terjadi adalah alih kode. Tetapi

apabila didalam suatu peristiwa tutur, klausa-klausa maupun frase-frase yang

digunakan terdiri dari klausa dan frase campuran (hybrid clauses, hybrid phrases) dan

masing-masing klausa atau frase itu tidak lagi mendukung fungsi sendiri-sendiri,

maka peristiwa yang terjadi adalah campur kode.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

18

Istiati dalam Suandi (2014: 140) mengatakan bahwa campur kode dilakukan

oleh penutur bukan semata-mata karena alasan situasi pada saat terjadinya interaksi

verbal, melainkan oleh sebab-sebab yang bersifat kebahasaan. Sumber dari campur

kode bisa datang dari kemampuan berbahasa, bisa juga datang dari kemampuan

berkomunikasi. Jika gejala itu hadir karena penutur telah terbiasa menggunakan

bahasa campur-demi kemudahan belaka-sebagai sistem budaya, sistem sosial atau

sistem kepribadian secara terus menerus, maka gejala itu datang dari sistem tingkah

laku, artinya, gejala ini bersumber dari kemampuan berkomunikasi.

Berdasarkan beberapa definisi tersebut, dapat diketahui bahwa campur kode

berbeda dengan alih kode. Alih kode merupakan perubahan bahasa oleh seorang

dwibahasawan disebabkan karena adanya perubahan situasi. Sedangkan campur kode,

perubahan bahasa tidak disertai dengan adanya perubahan situasi. Campur kode

terjadi apabila seorang penutur menggunakan suatu bahasa secara dominan

mendukung suatu tuturan disisipi dengan unsur bahasa lainnya (Suandi 2014:139).

2.2.6 Macam-macam campur kode

Menurut Suandi (2014:140) berdasarkan asal usul serapannya, campur kode

dibedakan menjadi tiga jenis yaitu campur kode ke dalam (inner code mixing),

campur kode ke luar (outer code mixing), dan campur kode campuran (hybrid code

mixing). Berikut akan diuraikan masing-masingnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

19

1. Campur Kode Ke Dalam (inner code mixing)

Campur kode ke dalam (inner code mixing) adalah jenis campur kode yang

menyerap unsur-unsur bahasa asli yang masih sekerabat. Misalnya, dalam peristiwa

campur kode tuturan bahasa Indonesia terdapat didalamnya unsur-unsur bahasa Jawa,

Sunda, Bali, dan bahasa daerah lainnya.

2. Campur Kode Ke Luar (outer code mixing)

Campur kode ke luar (outer code mixing) adalah campur kode yang menyerap

unsur-unsur bahasa asing. Misalanya, gejala campur kode pada pemakaian bahasa

Indonesia terdapat sisipan bahasa Belanda, Inggris, Arab, bahasa Sansekerta, dll.

3. Campur Kode Campuran (hybrid code mixing)

Campur kode campuran (hybrid code mixing) adalah yang didalamnya

(mungkin klausa atau kalimat) telah menyerap unsur bahasa asli (bahasa-bahasa

daerah) dan bahasa asing.

Campur kode juga bisa diklasifikasikan berdasarkan tingkat perangkat

kebahasaan. Berdasarkan kategori tersebut campur kode juga dapat dibedakan

menjadi tiga jenis. Jendra dalam Suandi (2014: 141).

1. Campur kode pada tataran klausa

Campur kode pada tataran klausa merupakan campur kode yang berada pada

tataran yang paling tinggi.

2. Campur kode pada tataran frasa

Campur kode pada tataran frasa setingkat lebih rendah dibandingkan dengan

dengan campur kode pada tataran klausa. Contoh: “kehidupan keluarga pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

20

hakikatnya harus memendam sifat saling asah, saling asih, dan saling asuh” (saling

mengingatkan, saling mengasihi, dan saling membimbing). Campur kode ini bisa

murni bersifat campur kode ke dalam (inner code mixing) seperti contoh kalimat

diatas dan bisa murni bersifat ke luar (outer code mixing) seperti “Rima

menyumbangkan suara emasnya dalam sebuah talk show di Surabaya”,tetapi bisa

juga bersifat campuran ( hybrid, baster) seperti yang ditunjukan pada contoh

berikut. “Kumala melakukan studi banding ke Australia”. Campur kode tataran

frase ini dapat juga berupa ungkapan (idiom) seperti contoh berikut: “the last but

not least” (terakhir, tetapi tidak kalah pentingnya).

3. Campur kode pada tataran kata

Campur kode pada tataran kata merupakan campur kode yang paling banyak

terjadi pada setiap bahasa. Campur kode pada tataran kata bisa berwujud kata

dasar (kata tunggal), bisa berupa kata kompleks, kata berulang, dan kata majemuk.

2.2.7 Latar belakang terjadinya campur kode

Berbeda dengan alih kode, campur kode memang tidak muncul karena adanya

tuntutan situasi, tetapi ada hal lain yang melatar belakangi terjadinya campur kode

tersebut. Suwito dalam Suandi (2014:142) mengemukakan bahwa terdapat 3 alasan

terjadinya campur kode, antara lain: 1) Identifikasi peranan, 2) Identifkasi ragam, 3)

Keinginan untuk menjelaskan dan menafsirkan

Ketiga alasan yang dikemukan oleh Suwito tersebut saling bergantung dan

tidak jarang mengalami tumpang tindih. Ukuran untuk mengidentifikasi peranan

adalah sosial, registral, dan edukasional.Campur kode yang terjadi ditunjukkan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

21

mengidentifikasi peranan penutur, baik secara sosial, regional, maupun registrasional.

Misalnya dalam pemakaian bahasa Jawa, pemilihan variasi bahasa tersebut dapat

memberikan kesan tertentu baik tentang status sosial dan identifikasi keinginan untuk

menjekaskan dan menafsirkan tampak dalam sikap terhadap penutur.

Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Jendra dalam Suandi (2014:

142). Menurutnya latar belakang terjadinya sebuah campur kode pada dasarnya dapat

dikategorikan menjadi tiga, yaitu (1) peserta pembicara, (2) media bahasa yang

digunakan, (3) tujuan pembicara. Ketiga hal tersebut masih dapat dibagi lagi menjadi

dua bagian pokok, misalnya peserta pembicara menjadi (1) penutur dan dua faktor

yang lain, yaitu media bahasa dan tujuan pembicaraan disatukan menjadi (2) faktor

kebahasaan. Kedua faktor tersebut saling berkaitan dan mengisi satu sama lain.

1. Faktor penutur

Seorang penutur yang berlatar belakang bahasa ibu adalah bahasa Bali yang

memiliki sikap bahasa yang positif dan kadar kesetiaan yang tinggi terhadap

bahasa Bali, bila ia berbicara bahasa Indonesia tentukan akan terjadi campur kode

kedalam. Artinya, bahasa Indonesianya akan sering disisipi unsur bahasa Bali.

Bisa juga karena ia kurang menguasai bahasa Indonesia dengan baik, maka

bahasa Indonesia yang digunakannya akan sering tercampur dengan kode bahasa

Bali atau ragam bahasa Indonesianya kurang tepat pada situasi.

2. Faktor kebahasaan

Penutur dalam memakai bahasanya sering berusaha untuk mencampurkan

bahasanya dengan kode bahasa lain untuk mempercepat penyampaian pesan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

22

2.2.8 Faktor Penyebab Campur Kode

Suandi (2014:143) mengklasifikasikan faktor penyebab terjadinya campur

kode ke dalam beberapa bagian, yaitu sebagai berikut.

1. Keterbatasan penggunaan kode

Faktor keterbatasan kode terjadi apabila penutur melakukan campur kode

karena tidak mengerti padanan kata, frasa, atau klausa dalam bahasa dasar yang

digunakannya. Campur kode karena faktor ini lebih dominan terjadi ketika penutur

bertutur dengan kode dasar BI dan BJ. Fenomena campur kode dengan kode dasar BI

yang disebabkan karena keterbatasan penggunaan kode tampak pada tuturan berikut

ini.

a) Kasihan ya Bu Agus, semaput ko sampai dua hari belum sadar-sadar.

b) Tambah lomboknya dua ribu mabak, nggak pake rawit ya.

c) Jadi pada kesempatan ini bapak ingin memberikan wanti-wanti kepada kalian

semua, khususnya bagi yang sudah kelas tiga untuk lebih giat belajar.

Tuturan (1), (2), dan (3) menunjukkan adanya peristiwa campur kode BJ pada

kode dasar BI. Tuturan seorang ibu rumah tangga yang baru pulang dari menjenguk

kerabatnya yang sakit di sebuah rumah sakit, tuturan (2) terjadi pada ranah pergaulan

pada latar pasar, dan tuturan 3) terjadi pada ranah pendidikan pada acara upacara

bendera. Pada peristiwa tutur tersebut penutur melakukan campur kode dengan

memasukan BJ semaput “pingsan” pada tuturan (1), Lombok “cabai” pada tuturan (2),

dan wanti-wanti “berpesan” pada tuturan (3) dalam tuturan dengan kode dasar BI.

Faktor penyebab terjadinya campur kode itu adalah keterbatasan kode penutur dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

23

bertutur dengan kode BI. Penutur tidak memahami padananya dalam BI sehingga

memasukan kode yang diketahuinya dalam kode BJ. Fenomena campur kode ini

dapat juga terjadi karena penutur lebih sering menggunakan kode tersebut dalam

bertutur walaupun penutur sebenarnya mengetahui padanannya dalam BI. Faktor

keterbatasan kode penutur yang menyebabkan terjadinya campur kode juga tampak

ketika penutur menggunakan kode dasar BJ dalam berkomunikasi verbal.

2. Penggunaan istilah yang lebih popular

Dalam kehidupan sosial, terdapat kosa kata tertentu yang dinilai mempunyai

padanan yang lebih popular.

3. Pembicara dan pribadi pembicara

Pembicara terkadang sengaja melakukan campur kode terhadap mitra bahasa

karena dia memiliki maksud dan tujuan tertentu. Dipandang dari pribadi pembicara,

ada berbagai maksud dan tujuan melakukan campur kode antara lain, pembicara ingin

mengubah situasi pembicaraan, yakni dari situasi formal yang terikat ruang dan

waktu. Pembicara juga terkadang melakukan campur kode dari suatu bahasa ke

bahasa lain karena faktor kebiasaan dan kesantaian.

4. Mitra Bicara

Mitra bicara dapat berupa individu atau kelompok. Dalam masyarakat

bilingual, seorang pembicara yang mula-mula menggunakan satu bahasa dapat

melakukan campur kode menggunakan bahasa lain dengan mitra bicaranya yang

memiliki latar belakang daerah yang sama.

5. Tempat tinggal dan waktu pembicaraan berlangsung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

24

6. Modus pembicaraan

Modus pembicaraan merupakan sarana yang digunakan untuk berbicara.

Modus lisan (tatap muka, melalui telepon atau audio visual) lebih banyak

menggunakan ragam non-formal dibandingkan dengan modus tulis (surat dinas, surat

kabar, buku ilmiah) yang biasanya menggunakan ragam formal. Dengan modus lisan

lebih sering terjadi campur kode dibandingkan dengan modus tulis.

7. Topik

Campur kode dapat disebabkan karena faktor topik. Topik ilmiah disampaikan

dengan menggunakan ragam formal. Topik non-ilmiah disampaikan dengan

“bebas”dan “santai” dengan menggunakan ragam non-formal. Dalam ragam non-

formal terkadang terjadi “penyisipan” unsur bahasa lain, disamping itu topik

pembicaraan non-ilmiah (percakapan sehari-sehari) menciptakan pembicaraan yang

santai. Pembicaraan yang santai tersebutlah yang kemudian mendorong adanya

campur kode.

8. Fungsi dan tujuan

Fungsi bahasa yang digunakan dalam pembicaraan didasarkan pada tujuan

berkomunikasi. Pembicara menggunakan bahasa menurut fungsi yang

dikehendakinya sesuai dengan konteks dan situasi berkomunikasi. Campur kode

dapat terjadi karena situasi dipandang tidak sesuai atau relevan. Dengan demikian,

campur kode menunjukan adanya saling ketergantungan antara fungsi kontekstual

dan situasional yang relevan dalam pemakaian dua bahasa atau lebih.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

25

9. Ragam dan tingkat tutur bahasa

Pemilihan ragam dan tingkat tutur bahasa banyak didasarkan pada

pertimbangan pada mitra bicara. Pertimbangan ini menunjukan suatu pendirian

terhadap topik tertentu atau relevansi dengan situasi tertentu. Campur kode lebih

sering muncul pada penggunaan rgam non-formal dan tutur bahasa daerah jika

dibandingkan dengan penggunaan ragam bahasa tinggi.

10. Hadirnya penutur ketiga

Dua orang yang berasal dari etnis yang sama pada umumnya saling

berinteraksi dengan bahasa kelompok etniknya. Tetapi apabila kemudian hadir orang

ketiga dalam pembicaraan tersebut dan orang tersebut memiliki latar belakang

kebahasaan yang berbeda, maka biasanya dua orang pertama beralih kode ke bahasa

yang dikuasai oleh orang tersebut. Hal tersebut dilakukan untuk menetralisasi situasi

dan sekaligus menghormati kehadiran orang ketiga tersebut.

11. Pokok pembicaraan

Pokok pembicaraan atau topik pembicaraan merupakan faktor dominan yang

menentukan terjadinya campur kode. Pokok pembicaraan pada dasarnya dapat

dibedakan menjadi dua golongan besar yaitu: 1) pokok pembicaraan yang bersifat

formal, 2) pokok pembicaraan yang bersifat informal.

12. Untuk membangkitkan rasa humor

Campur kode sering dimanfaatkan pemimpin rapat untuk menghadapi

ketegangan yang mulai timbul dalam memecahkan masalah atau kelesuan karena

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

26

telah cukup lama bertukar pikiran, sehingga memerlukan rasa humor. Bagi pelawak,

hal tersebut berfungsi untuk membuat penonton merasa senang dan puas.

13. Untuk sekadar bergengsi

Sebagian penutur ada yang melakukan campur kode sekedar untuk bergengsi.

Hal itu terjadi apabila faktor situasi, lawan bicara, topik, dan faktor-faktor

sosiosituasional yang lain sebenarnya tidak mengharuskan penutur untuk melakukan

campur kode atau dengan kata lain, naik fungsi kontekstualnya maupun situasi

relevansinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

27

2.3 Kerangka Berpikir

Keluarga Mahasiswa Adonara

Yogyakarta 2017

Sosiolingustik

Dwibahasaan

Campur Kode

Jenis campur Kode Faktor penyebab campur kode

Nababan

Chaer dan Leonie

Kridalaksana

Suandi

Kunjana Rahardi

Abdul Chaer

Hymes

Suwito

Poedjosodarmo

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

28

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis-jenis campur kode dan

faktor-faktor penyebab terjadinya campur kode pada peristiwa tutur Keluarga

Mahasiswa Adonara Yogyakarta 2017. Berdasarkan tujuannya, maka metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Metode deskriptif

kualitatif adalah prosedur penelitian yang dilakukan dengan hasil penyajian datanya

berupa tuturan lisan dalam suatu peristiwa tutur. Adapun beberapa metode yang

digunakan yakni, 1). Tahap pengumpulan data, 2). Tahap analisis data, 3). Tahap

pemaparan hasil analisis data atau tahap penyajian hasil penguraian data

(Sudaryanto,1988:57).

3.2 Subjek penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang berasal dari Kecamatan

Adonara yang tergabung dalam Keluarga Mahasiswa Adonara Yogyakarta 2017 yang

berjumlah 68 orang. Perempuan sebanyak 33 orang dan laki-laki sebanyak 35 orang,

yang tersebar dibeberapa perguruan tinggi di Yogyakarta dengan rata-rata umur

mahasiswa adonara yang tergabung dalam Keluarga Mahasiswa Adonara Yogyakarta

2017 adalah 18 tahun sampai 20 tahun. Dari jumlah tersebut, peneliti membatasi

jumlah anggota yang diteliti sebanyak 30 orang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

29

Penelitian ini membahas campur kode pada peristiwa tutur keluarga

mahasiswa Adonara Yogyakarta 2017. Fokus dalam penelitian ini adalah mengenai

hal-hal yang berhubungan dengan penggunaan campur kode pada peristiwa tutur

keluarga mahasiswa adonara Yogyakarta 2017. Dengan demikian, adapun beberapa

hal yang menjadi fokus peneliti dalam penelitian ini adalah mengenai faktor-faktor

penyebab terjadinya campur kode dan jenis-jenis campur kode yang digunakan.

3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode simak. Dimana data yang dikumpulkan dalam bentuk pengambilan data

primer. Agar peneliti dapat melakukan analisis data, terlebih dahulu peneliti

mempersiapkan instrumen dan juga tahap pengumpulan data. Instrument yang

digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Peneliti sebagai pelaku dalam

seluruh penelitian dan juga alat perekam serta catatan lapangan.

Adapun beberapa tahapan yang dilakukan dalam pengumpulan data pada

penelitian ini. Peneliti melakukan observasi pemakaian bahasa pada peristiwa tutur

keluarga mahasiswa Adonara Yogyakarta. Teknik dasar yang digunakan dalam

memperoleh data adalah dengan teknik sadap. Teknik sadap adalah teknik yang

dilakukan oleh seorang peneliti dengan cara menyadap (Sudaryanto,1993:133).

Teknik sadap ini merupakan teknik awal yang akan digunakan untuk menyadap

tuturan yang dilakukan oleh keluarga mahasiswa Adonara Yogyakarta, sebelum

menggunakan teknik lanjutannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

30

Beberapa teknik lanjutan yang dapat dilakukan oleh peneliti sebagai berikut

(Sudaryanto, 1993:133-134).

1. Teknik simak libat cakap

Kegiatan menyadap itu pertama-tama dilakukan dengan berpartisipasi sambil

menyimak. Maksudnya, peneliti terlibat didalam pembicaraan dan juga ikut meyimak

pembicaraan tersebut. Ciri khas pelaksanaan berpartisipasi sambil meyimak ialah

diakui dan disadarinya keikutsertaan si peneiti dalam proses pembicaraan oleh mitra

wicaranya yang bersifat konkret itu; dan serempak dengan itu, si mitra wicara sama

sekali tidak tahu bahwa yang diperhatikan oehnya bukan isi pembicaraan mitra

wicara melainkan bahasa yang sedang digunakan oleh mitra wicara itu.

2. Teknik simak bebas libat cakap

Teknik ini merupakan salah satu teknik dimana peneliti didalam dialog,

konversasi, atau imbal wicara; jadi peneliti tidak ikut serta dalam proses pembicaraan

orang-orang yang saling berbicara. Peneliti tidak bertindak sebagai pembicara yang

berhadapan dengan mitra wicara atau sebagai pendengar yang memperhatikan apa

yang dikatakan pembicara.

3. Teknik rekam

Teknik dimana peneliti melakukan proses perekaman terhadap tuturan yang

sedang berlangsung yang dilakukan oleh sekelompok orang. Sehingga dalam

prakteknya dapat dikatakan bahwa proses merekam cenderung dilakukan tanpa

sepengetahuan penutur sumber data atau pembicara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

31

4. Teknik catat

Teknik ini dapat dilakukan dengan pencatatan pada kartu data yang segera

dilanjutkan dengan klasifikasinya. Pencatatan itu dapat dilakukan langsung ketika

teknik pertama atau kedua selesai digunakan atau sudah setelah perekaman dilakukan

dana dengan menggunakan alat tulis tertentu.

Dalam hal ini, peneliti dapat menggunakan teknik simak yang kemudian

dilanjutkan dengan melakukan teknik penyadapan sebagai teknik dasar yang

digunakan. Pada tahapan selanjutnya, pada peristiwa tutur keluarga mahasiswa

Adonara Yogyakarta dianggap penting sebagai data, maka dilakukan perekaman

dengan menggunakan alat perekam. Selain itu, peneliti juga menggunakan catatan di

lapangan untuk melakukan beberapa percakapan yang menurut peneliti penting.

Setelah semua data telah didapat langkah selanjutnya ialah melakukan transkripsi

data sebagai langkah akhir tahap penyediaan data. Dengan demikian peneliti

melakukan tahap akhir yaitu menganalisis secara deskriptif dari data-data yang telah

didapat. Berikut adalah kartu data dan tabel analisis data.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

32

Kartu Data campur Kode pada Peristiwa Tutur Keluarga Mahasiswa Adonara

Yogyakarta 2017

Tabel 1. Kartu Data

Keterangan:

P1 : Penutur 1

P2 : Penutur 2

Ttr : Tuturan

Jenis CK : Jenis Campur Kode

1-2 : Nomor Data

25-10-2017 : Peristiwa Tutur

No Data : 1-2/25-10-2017

Ttr :

P1 : kamu mai digaku?

P2 : Go mau kaik pasar

P1 : Mo hope apa saja?

P2 : Hope sayur dengan ayam

Jenis CK : Campur kode ke dalam

FP CK : pembicara dan pribadi pembicara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

33

Tabel 3.2 Tabel Analisis Campur Kode Pada Peristiwa Tutur Keluarga

mahasiswa Adonara Yogyakarta 2017

No

.

No. Data Tuturan Perubahan

Kode

Jenis CK Faktor Penyebab

CK

Judul

1 3-4/26-10-

2017

P1: Kapan atarua

jalan-jalan?

P2: Bauk atau

ararua saja e

P1: Oke, tapi

nake mia mari e.

BI-BA D L C Pembicara dan

pribadi pembicara

P1P2

Keterangan:

CK : Campur Kode

D : Dalam

L : Luar

C : Campuran

3.4 Instrumen Penelitian

Seperti yang kita ketahui mengenai penelitian kualitatif, instrument yang

digunakan dalam penelitian ini adalah manusia tepatnya peneliti itu sendiri, dimana

peneliti sebagai pelaku dari seluruh kegiatan peenelitian yang dilakukan. Selain itu

peneliti digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data, berdasarkan kriteria-

kriteria yang dipahami. Kriteria yang dimaksud ialah pengetahuan mengenai alih

kode. Selain manusia sebagai peneliti adapun instrument lain yang digunakan dalam

penelitian ini terdiri atas perangkat keras dan perangkat lunak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

34

Perangkat keras yang dimaksud dalam penelitian ini berupa alat

perekam/handphone, laptop, kartu data, dan alat tulis. Alat perekam/handphone

digunakan untuk merekam data yang bersifat lisan pada peristiwa tutur keluarga

mahasiswa Adonara Yogyakarta 2017. Kartu berisikan kolom kriteria campur kode

yang terdiri dari bentuk campur kode dan faktor penyebab terjadinya campur kode;

alat tulis digunakan untuk mencatat data. Perangkat lunaknya kriteria campur kode

yang dipakai sebagai instrument dalam penelitian ini dapat ditunjukan pada tabel

dibawah ini (Suandi 2014:140).

Tabel 3.3 Tabel Kriteria Campur Kode

Kriteria Campur Kode

Ciri-ciri

identitas

bahasa

Ciri-ciri identitas bahasa untuk menentukan digunakannya kamus

dan bertanya pada nara sumber

Jenis campur

kode

Campur kode ke

dalam

Campur kode ke dalam (inner code mixing)

adalah jenis campur kode yang menyerap

unsur-unsur bahasa asli yang masih

sekerabat. Misalnya, dalam peristiwa

campur kode tuturan bahasa Indonesia

terdapat di dalamnya unsur-unsur bahasa

Jawa, Sunda, Bali, dan bahasa daerah

lainnya.

Campur kode ke luar Campur kode ke luar (outer code mixing)

adalah campur kode yang menyerap unsur-

unsur bahasa asing. Misalanya, gejala

campur kode pada pemakaian bahasa

Indonesia terdapat sisipan bahasa Belanda,

Inggris, Arab, bahasa Sansekerta, dll.

Campur kode

campuran

Campur kode campuran (hybrid code

mixing) adalah yang di dalamnya (mungkin

klausa atau kalimat) telah menyerap unsur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

35

bahasa asli (bahasa-bahasa daerah) dan

bahasa asing.

Ciri campur

kode

Campur kode tidak dituntut oleh situasi dan konteks pembicaraan

seperti yang terjadi dalam alih kode, tetapi bergantung kepada

pembicaraan (fungsi bahasa)

Campur kode terjadi karena kesantaian pembicara dan

kebiasaannya dalam pemakaian bahasa

Campur kode pada umumnya terjadi dan lebih banyak dalam

situasi tidak resmi (informal)

Campur kode berciri pada ruang lingkup di bawah klausa pada

tataran yang paling tinggi dan kata pada tataran yang terendah.

3.5 Metode dan Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

kualitatif. Teknik tersebut berhubungan dengan perbandingan data, yakni kegiatan

yang dilakukan dengan cara membandingkan verbal yang ada pada peristiwa tutur

keluarga mahasiswa Adonara Yogyakarta 2017, yang kemudian diubah kedalam

bentuk tulisan. Penyajian data yakni teknik dalam penyajian data dengan bentuk

tabel. Infrensi data yaitu memaknai, menyimpulkan, dan membandingkan data-data

yang ditemukan pada peristiwa tutur keluarga mahasiswa Adonara Yogyakarta 2017

dengan data alih kode yang mendukung.

Teknik tersebut sering digunakan dalam kajian sosiolinguistik untuk mendeskripsikan

hal-hal berikut.

1. Jenis-jenis campur kode yang dilakukan penutur pada peristiwa tutur keluarga

mahasiswa Adonara Yogyakarta 2017.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

36

2. Faktor-faktor penyebab campur kode pada peristiwa tutur keluarga mahasiswa

Adonara Yogyakarta 2017.

Hasil analisis selanjutnya di triangulasikan pada ahli sosiolinguistik, Dalam

hal ini Dr.Y.Yapi Taum, M.Pd. Triangulasi data adalah teknik keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau

sebagai pembanding terhadap data itu. Triangulasi yang digunakan dalam penelitian

ini guna mencari keterpercayaan dan keabsahan data. Triangulasi dapat dilakukan

dengan dua cara, yakni (1), pengecekan derajat kepercayaan penemuan data dengan

beberapa teknik pengumpulan data, (2), pengecekan derajat kepercayaan beberapa

sumber data dengan metode yang sama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi uraian (1) deskripsi data, (2) analisi data, dan (3) pembahasan. Pada

bagian deskripsi data penulis mendeskripsikan data-data yang telah diperoleh di

lapangan, pada bagian pembahasan peneliti akan memaparkan hasil analisi data. Pada

deskripsi data penulis mendeskripsikan data-data campur kode yang di dapat dari

percakapan keluarga mahasiswa Adonara Yogyakarta 2017. Pada bagian pembahasan

penulis memaparkan hasil analisis data berdasarkan bentuk-bentuk campur kode yang

digunakan pada peristiwa tutur keluarga mahasiswa Adonara Yogyakarta 2017, dan

memaparkan faktor-faktor penyebab terjadinya campur kode.

4.1 Deskripsi Data

Data penelitian ini berupa tuturan kalimat dalam percakapan yang dilakukan oleh

mahasiswa Adonara, bertempat disekretariat keluarga mahasiswa Adonara

Yogyakarta 2017. Data percakapan tersebut berjumlah 82 data, dengan 70 data

campur kode ke dalam dan 12 data campur kode keluar beserta dengan faktor

penyebabnya.

Data campur kode dibagi menjadi dua bentuk, yaitu campur kode ke dalam dan

campur kode keluar kemudian dibagi lagi menjadi tiga substansi, yaitu campur kode

pada tataran kata, campur kode pada tataran frasa dan campur kode pada tataran

klausa. Penulis juga memaparkan faktor penyebab terjadi campur kode.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

38

Tabel 4.1 Jenis-jenis Campur Kode

Campur

kode ke

dalam

Contoh

data

Jumlah Campur kode

ke luar

Contoh

data

Jumlah

Penyisipan

kata

10/25-11-

2017

15/25-11-

2017

33

data

Penyisipan

kata

47/8-12-

2017

22/8-12-

2017

11 data

Penyisipan

frasa

25/8-12-

2017

31/8-12-

2017

13 data Penyisipan

frasa

29/8-12-2-

17

1 data

Penyisipan

klausa

33/8-12-

2017

3/24-11-

2017

24 data - - -

Pada Tabel 4.1, Campur kode ke dalam pada tataran kata, frasa dan klausa

ditemukan 71 data. Penyisipan kata sebanyak 33 data, penyisipan frasa sebanyak 13

data dan penyisipan klausa sebanyak 24 data. Campur kode keluar pada tataran kata

dan frasa ditemukan 12 data. Penyisipan kata sebanyak 11 dan penyisipan frasa

sebanyak 1 data saja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

39

Tabel 4.2 Faktor Penyebab Campur Kode Ke luar

Faktor penyebab terjadinya

campur kode

Contoh data Jumlah

Mitra bicara 1/24-11-2017

7/25-11-2017

27 data

Pembicara dan pribadi pembicara 14/25-11-2017

8/25-12-2017

18 data

Membangkitkan rasa humor 13/25-11-2017

58/8-12-2017

4 data

Penggunaan istilah yang lebih

populer 2/24-11-2017

12/25-11-2017

12 data

Pada Tabel 4.2, faktor penyebab campur kode pada mitra bicara, pembicara

dan pribadi pembicra, membangkitkan rasa humor dan penggunaan istilah yang lebih

populer ditemukan 61 data. Mitra bicara sebanyak 27 data, pembicara dan pribadi

pembicara sebanyak 18 data, membangkitkan rasa humor sebanyak 4 data dan

penggunaan istilah yang lebih populer sebanyak 12 data.

4.2 Analisis Data

Dalam analisis data ini, peneliti memaparkan jenis-jenis beserta faktor penyebab

terjadinya campur kode. Berdasarkan hasil penelitian studi kasus dan analisis yang

telah diuraikan, peneliti menemukan beberapa jenis campur kode yang terjadi pada

peristiwa tutur keluarga mahasiswa Adonara Yogyakarta 2017. Selain itu, peneliti

juga menemukan faktor-faktor penyebab terjadinya campur kode.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

40

4.2.1 Analisis Jenis-jenis Campur Kode

Pada bagian ini, peneliti menemukan dua jenis campur kode yang terjadi pada

peristiwa tutur keluarga mahasiswa Adonara Yogyakarta 2017 yaitu campur kode ke

dalam (inner code mixing) dan campur kode keluar.

4.2.1.1 Campur Kode Ke dalam (inner code mixing)

Campur kode ke dalam terbagi menjadi tiga jenis yaitu penyisipan kata,

penyisipan frasa, dan penyisipan klausa. Ketiga jenis tersebut akan diuraikan sebagai

berikut.

1. Penyisipan Kata

Penyisipan kata yang dimaksud adalah ketika penutur atau mitra tutur tidak bisa

menggunakan kata yang baku dan tepat dalam percakapannya, sehingga penutur atau

mitra tutur tersebut melakukan campur kode dengan menyisipkan kata. Berikut akan

dipaparkan percakapan antara P1 dan P2 pada penyisipan kata yang berlangsung pada

situasi informal, dengan agenda pembahasan mengenai penambahan pemateri pada

kegiatan seminar. Tempat terjadinya percakapan adalah disekretariat keluarga

mahasiswa Adonara Yogyakarta.

(1). Percakapan 1

P1: Saya setuju dengan ditambahkan satu pemateri lagi, tetapi kalau bisa dari

mahasiswa saja.

P2: Kalau goe setuju hala dengan adanya penambahan pemateri, karena samapai

pada pemateri ke empat orang pasti sudah bosan.

(10/25-11-2017)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

41

Berikut ini P1 dan P2 yang disajikan dalam bahasa Indonesia.

P1: Saya setuju dengan ditambahkan satu pemateri lagi, tetapi kalau bisa dari

mahasiswa saja.

P2: Kalau goe setuju hala dengan adanya penambahan pemateri, karena samapai

pada pemateri ke empat orang pasti sudah bosan.

Pada percakapan (1) tersebut, penutur melakukan campur kode dengan mitra

bicaranya ketika membahas mengenai penambahan pemateri pada kegiatan seminar.

Hal tersebut terjadi karena penutur merasa bahwa mitra tuturnya mempunyai latar

belakang bahasa yang sama dengannya yaitu bahasa Adonara. Campur kode yang

dilakukan oleh penutur merupakan campur kode ke dalam pada tataran kata. Hal

tersebut dapat dilihat pada kata goe (saya), dan kata hala (tidak).

Selain data pada percakapan (1) peneliti juga akan memaparkan data lain yang

serupa dengan data pada percakapan (1) mengenai penyisipan kata yaitu data pada

percakapan (2). Data pada percakapan (2) tersebut akan dipaparkan sebagai berikut.

(2). Percakapan 2

P1 : Teman-teman semua bisa tite sepakati bersama kalau lagi H- dua minggu itu

tite kerucutkan diseminar noloki.

P2 : Iya untuk sekarang ini juga kalau bisa kita fokusnya di seminar saja dlu.

(15/25-11-2017)

Berikut ini P1 dan P2 yang disajikan dalam bahasa Indonesia.

P1 : Teman-teman semua bisa kita sepakati bersama kalau lagi H- dua minggu itu

tite kerucutkan di seminar duluan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

42

P2 : Iya untuk sekarang ini juga kalau bisa kita fokusnya di seminar saja dulu.

Pada percakapan (2) tersebut, penutur melakukan campur kode dengan mitra

bicaranya ketika membahas mengenai kegiatan seminar yang akan di selenggarakan

terlebih dahulu. Hal tersebut terjadi karena penutur merasa bahwa mitra tuturnya

mempunyai latar belakang bahasa yang sama dengannya yaitu bahasa Adonara.

Campur kode yang dilakukan oleh penutur merupakan campur kode ke dalam pada

tataran kata. Hal tersebut dapat dilihat pada kata tite (saya), dan kata noloki (duluan).

Selain data pada percakapan (10/25-11-2017) dan (15/25-11-2017), ada

beberapa data lain yang serupa dengan kedua data tersebut yakni pada data (1/24-11-

2017), (4/24-11-2017), (5/24-11-2017), (6/24-11-2017), (7/25-11-2017), (8/25-11-

2017), (14/25-11-2018), (61/8-12-2017), (17/25-11-2017), (18/25-11-2017), (19/25-

11-2017), (21/8-12-2017), (23/8-12-2017), (26/8-12-2017), (27/8-12-2017), (28/8-12-

2017), (32/8-12-2017), (58/8-12-2017), (59/8-12-2017), (34/8-12-2017), (35/8-12-

2011), (36/8-12-2017), (37/8-12-2017), (39/8-12-2017), (42/8-12-2017), (43/8-12-

2017), (44/8-12-2017), (45/8-12-2017), (48/8-12-2017), (49/8-12-2017), (56/8-12-

2017). Jumlah data campur kode ke dalam pada tataran kata sebanyak 33 data.

Selain data pada percakapan (1) dan (2) tersebut, peneliti juga akan

memaparkan data lain pada percakapan (3) dan percakapan (4) mengenai penyisipan

frasa. Data pada percakapan (3) dan (4) tersebut akan dipaparkan sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

43

2. Penyisipan Frasa

Penyisipan frasa adalah penyisispan unsur frasa yang berasal dari bahasa asing

atau bahasa daerah yang masuk kedalam tuturan yang menggunakan suatu pokok

bahasa tertentu. Penyisipan frasa yang dimaksudkan dalam peristiwa campur kode

ini adalah penyisipan yang menggunakan bahasa yang tidak baku. Berikut akan

dipaparkan percakapan antara P1 dan P2 pada penyisipan frasa yang berlangsung

pada situasi informal, dengan agenda pembahasan mengenai acara temu kangen yang

tidak lagi dipandu oleh pembawa acara. Bertempat disekretariat keluarga mahasiswa

Adonara Yogyakarta.

3). Percakapan 3

P1: Masukan dari kaka ne kame terima, kalau pembawa acara yang mengarahkan

dokumentasi.

P2: Berarti acara temu kangen itu sudah diluar tanggung jawab pembawa acara. Jadi

tidak lagi di pandu oleh pembawa acara.

(25/8-12-2017)

Berikut ini percakapan antara P1 dan P2 yang di sajikan dalam bahasa Indonesia.

P1: Masukan dari kaka itu kami terima, kalau pembawa acara yang mengarahkan

dokumentasi.

P2: Berarti acara temu kangen itu sudah diluar tanggung jawab pembawa acara. Jadi

tidak lagi di pandu oleh pembawa acara.

Pada percakapan (3) tersebut, penutur melakukan campur kode dengan mitra

bicaranya ketika membahas mengenai acara temu kangen. Hal tersebut terjadi karena

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

44

penutur merasa bahwa mitra tuturnya mempunyai latar belakang bahasa yang sama

dengannya yaitu bahasa Adonara. Campur kode yang dilakukan oleh penutur

merupakan campur kode kedalam pada tataran frasa. Hal tersebut dapat dilihat pada

frasa ne kame (itu kami).

Selain data pada percakapan (3) mengenai penyisipan frasa, peneliti juga akan

memaparkan data serupa yaitu pada percakapan (4). Data pada percakapan (4)

tersebut akan dipaparkan sebagai berikut.

(4). Percakapan 4

P1 : Itu di depan Mervin ae ne.

P2 : Ege mio kami punya.

((31/8-12-2017))

Berikut ini percakapan antara P1 dan P2 yang di sajikan dalam bahasa Indonesia.

P1 : Itu di depan Mervin depan muka.

P2 : jangan begitu kami punya.

Pada percakapan (4) tersebut, penutur melakukan campur kode dengan mitra

bicaranya ketika membahas mengenai makanan. Hal tersebut terjadi karena penutur

merasa bahwa mitra tuturnya mempunyai latar belakang bahasa yang sama

dengannya yaitu bahasa Adonara. Campur kode yang dilakukan oleh penutur

merupakan campur kode kedalam pada tataran frasa. Hal tersebut dapat dilihat pada

frasa ae ne (depan muka) dan ege mio (jangan begitu).

Selain data pada percakapan (25/8-12-2017) dan (31/8-12-2017), ada beberapa

data lain yang serupa dengan kedua data tersebut yakni pada data (4/25-11-2017),

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

45

(8/240-11-2017), (17/25-11-2017), (38/8-12-2017), (39/8-12-2017), (41/8-12-2017),

(44/8-12-2017), (50/8-12-2017), (51/8-12-2017), (53/8-12-2017), (55/8-12-2017).

Jumlah keseleruhan data penyisipan frasa pada campur kode kedalam adalah

sebanyak 13 data.

Selain data pada percakapan (3) dan (4) tersebut, peneliti juga akan

memaparkan data lain pada percakapan (5) dan percakapan (6) mengenai penyisipan

klausa. Data pada percakapan (5) dan (6) tersebut akan dipaparkan sebagai berikut.

3. Penyisipan Klausa

Penyisipan klausa adalah penyisispan unsur klausa yang berasal dari bahasa

asing atau bahasa daerah yang masuk kedalam tuturan yang menggunakan suatu

pokok bahasa tertentu. Penyisipan klausa yang dimaksudkan dalam peristiwa campur

kode ini adalah penyisipan yang menggunakan bahasa yang tidak baku. Berikut akan

dipaparkan percakapan antara P1 dan P2 pada penyisipan klausa yang berlangsung

pada situasi informal, dengan agenda pembahasan mengenai makanan yang disajikan

pada anggota pertemuan yang hadir. Bertempat disekretariat keluarga mahasiswa

Adonara Yogyakarta.

5). Percakapan 5

P1: Jeruk itu saya mau makan juga iri nato mo go gohuk.

P2: Berarti nanti saya dapat sedikit saja.

(33/8-12-2017)

Berikut ini percakapan antara P1 dan P2 yang di sajikan dalam bahasa Indonesia.

P1: Jeruk itu saya mau makan juga kau sudah habiskan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

46

P2: Berarti nanti saya dapat sedikit saja.

Pada percakapan (5) tersebut, penutur melakukan campur kode dengan mitra

bicaranya ketika menanyakan rencana untuk jalan-jalan. Hal tersebut terjadi karena

penutur merasa bahwa mitra tuturnya mempunyai latar belakang bahasa yang sama

dengannya yaitu bahasa Adonara. Campur kode yang dilakukan oleh penutur

merupakan campur kode kedalam pada tataran klausa. Hal tersebut dapat dilihat pada

klausa iri nato mo go gohuk (kau sudah habiskan).

Selain data pada percakapan (5), peneliti juga akan memaparkan data lain

yang serupa dengan data pada percakapan (5) mengenai penyisipan klausa yaitu data

pada percakapan (6).Data pada percakapan (6) tersebut akan dipaparkan sebagai

berikut.

6). Percakapan 6

P1: Moe pana ta? Biar kita jalannya sama-sama.

P2: Memangnya mau jalan jam berapa?

(3/24-11-2017)

Berikut ini percakapan antara P1 dan P2 yang di sajikan dalam bahasa Indonesia.

P1: kamu jalan tidak? Biar kita jalan sama-sama

P2: memangnya mau jalan jam berapa?

Pada percakapan (6) tersebut, penutur melakukan campur kode dengan mitra

bicaranya ketika menanyakan rencana untuk jalan-jalan. Hal tersebut terjadi karena

penutur merasa bahwa mitra tuturnya mempunyai latar belakang bahasa yang sama

dengannya yaitu bahasa Adonara. Campur kode yang dilakukan oleh penutur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

47

merupakan campur kode kedalam pada tataran klausa. Hal tersebut dapat dilihat pada

klausa Moe pana ta (kamu jalan tidak).

Selain data pada percakapan 33/8-12-2017) dan (24/25-12-2017), ada

beberapa data lain yang serupa dengan kedua data tersebut yakni pada data (3/24-11-

2017), (5/24-11-2017), (6/24-11-2017), (7/25-11-2017), (13/25-11-2017), (21/8-12-

2017), (32/8-12-2017), (33/8-12-2017), (34/8-12-2017), (35/8-12-2017), (40/8-12-

2017), (43/8-12-2017), (45/8-12-2017), (46/8-12-2017), (51/8-12-2017), (53/8-12-

2017), (54/8-12-2017), (55/8-12-2017), (56/8-12-2017), (58/8-12-20170, (59/8-12-

2017), (60/8-12-2017). Jumlah data pada jenis-jenis campur kode kedalam pada

tataran klausa sebanyak 24 data.

4.2.1.2 Campur Kode Keluar (outer code mixing)

Campur kode keluar terbagi menjadi dua jenis yaitu, penyisipan kata dan

penyisipan frasa. Kedua jenis penyisipan itu akan diuraikan sebagai berikut.

1. Penyisipan Kata

Penyisipan kata yang dimaksud adalah ketika penutur atau mitra tutur tidak bisa

menggunakan kata yang baku dan tepat dalam percakapannya, sehingga penutur atau

mitra tutur tersebut melakukan campur kode dengan menyisipkan kata. Berikut akan

dipaparkan percakapan antara P1 dan P2 pada penyisipan kata yang berlangsung pada

situasi informal, dengan agenda pembahasan mengenai penjualan tiket untuk kegiatan

seminar. Bertempat disekretariat keluarga mahasiswa Adonara Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

48

7). Percakapan 7

P1 : Terima kasih buat masukannya.

P2 : Tunggu saya masuk lagi, jadi tiket sampai saat ini kita belum tahu pasti berapa

yang terjual dan berapa yang belum. Jadi kalau bisa di buat list mengenai tiket

yang terjual.

(47/8-12-2017)

Berikut ini percakapan antara P1 dan P2 yang disajikan dalam bahasa Indonesia.

P1 : Terima kasih buat masukannya.

P2 : Tunggu saya masuk lagi, jadi tiket sampai saat ini kita belum tahu pasti berapa

yang terjual dan berapa yang belum. Jadi kalau bisa di buat list mengenai tiket yang

terjual.

Pada percakapan (7) tersebut penutur melakukan campur kode dengan mitra

tuturnya ketika membahas mengenai kegiatan seminar. Campur kode yang dilakukan

oleh penutur merupakan campur kode keluar dengan menggunakan bahasa inggris

pada penyisipan kata. Hal tersebut dapat dilihat pada kata list (daftar).

Selain data pada percakapan (7), peneliti juga akan memaparkan data lain

yang serupa dengan data pada percakapan (7) yaitu data pada percakapan (8)

mengenai penyisipan klausa. Data pada percakapan (8) tersebut akan dipaparkan

sebagai berikut.

8). Percakapan 8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

49

P1: Untuk doorprice yang pertama ini tiketnya di ambil dan diserahkan oleh divisi

ticketing, kedua dari acara ketiga dari konsumsi dan keempat dari perlengkapan

untuk menyerahkan doorprice

P2: Setelah penyerahan doorprice, acara selanjutnya bagaimana?

(22/8-12-2017)

Berikut ini percakapan antara P1 dan P2 yang disajikan dalam bahasa Indonesia.

P1: Untuk hadiah yang pertama ini tiketnya di ambil dan diserahkan oleh divisi

ticketing, kedua dari acara ketiga dari konsumsi dan keempat dari perlengkapan

untuk menyerahkan hadiah.

P2: Setelah penyerahan hadiah, acara selanjutnya bagaimana?

Pada percakapan (8) tersebut, penutur melakukan campur kode dengan mitra

tuturnya ketika membahas mengenai kegiatan seminar terkait dengan susunan acara.

Campur kode yang dilakukan oleh penutur tersebut merupakan campur kode keluar

dengan menggunakan bahasa inggris pada penyisipan kata. Hal tersebut dapat dilihat

pada kata doorprice (hadiah).

Selain data pada percakapan (6/47/8-12-2017) dan (7/22/8-12-2017), ada

beberapa data lain yang serupa dengan kedua data tersebut yakni pada data (2/24-11-

2017), (11/25-11-2017), (12/25-11-2017), (20/25-11-2017), (24/8-12-2017), (27/8-

12-2017), (30/8-12-2017), (52/8-12-2017), (57/8-12-2017). Jumlah data jenis-jenis

campur kode keluar pada tataran kata sebanyak 11 data.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

50

Selain data pada percakapan (7) dan (8) tersebut, peneliti juga akan

memaparkan data lain pada percakapan (9) mengenai penyisipan frasa. Data pada

percakapan (9) tersebut akan di paparkan sebagai berikut.

2. Penyisipan Frasa

Penyisipan frasa adalah penyisispan unsur frasa yang berasal dari bahasa asing

atau bahasa daerah yang masuk kedalam tuturan yang menggunakan suatu pokok

bahasa tertentu. Penyisipan frasa yang dimaksudkan dalam peristiwa campur kode ini

adalah penyisipan yang menggunakan bahasa yang tidak baku. Berikut akan di

paparkan percakapan antara P1 dan P2 pada penyisipan frasa yang berlangsung pada

situasi informal, dengan agenda pembahasan mengenai tiket dan pengisi acara pada

kegiatan seminar. Bertempat di sekretariat keluarga mahasiswa Adonara Yogyakarta

2017.

9). Percakapan 9

P1 : Mungkin kita juga harus pertimbangkan mengenai tiket. Karena di tiket kita ada

cantumkan special perform itu pantonim dan coba kita pertimbangkan. Soalnya kalau

pantonim tidak ada juga kita sudah punya alasan begitu.

P2 : Kalau memang seperti ini, nanti saya coba lebih teliti lagi di poster dan tiket. Jadi

kalau sudah terlanjur seperti itu tinggal di tambahkan saja. Hanya saja bisa

dipenyerahan kenang-kenangan yang sebelum semuanya pulang kita bisa

masukan pantonim saja. Biar setelah itu langsung dengan penyerahan hadiah.

(29/8-12-2017)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

51

Berikut ini percakapan antara P1 dan P2 yang di sajikan dalam bahasa Indonesia.

P1 : Mungkin kita juga harus pertimbangkan mengenai tiket. Karena ditiket kita ada

cantumkan penampilan yang special itu pantonim dan coba kita pertimbangkan.

Soalnya kalau pantonim tidak ada juga kita sudah punya alasan begitu.

P2 : Kalau memang seperti ini, nanti saya coba lebih teliti lagi di poster dan tiket. Jadi

kalau sudah terlanjur seperti itu tinggal di tambahkan saja. Hanya saja bisa

dipenyerahan kenang-kenangan yang sebelum semuanya pulang kita bisa

masukan pantonim saja. Biar setelah itu langsung dengan penyerahan hadiah.

Pada percakapan (8) tersebut, penutur melakukan campur kode dengan mitra

tuturnya ketika membahas mengenai pengisi acara. Hal tersebut terjadi karena

penutur melakukan campur kode dengan penggunaan istilah yang lebih populer.

Campur kode yang dilakukan oleh penutur merupakan campur kode keluar pada

tataran frasa. Hal tersebut dapat dilihat pada frasa special perform (penampilan

spesial). Pada penyisipan frasa, jumlah data yang ditemukan sebanyak 1 data saja.

4.2.2 Analisis Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Campur Kode

Pada bagian ini, peneliti menemukan empat faktor penyebab terjadinya

campur kode pada peristiwa tutur keluarga mahasiswa Adonara Yogyakarta 2017

yaitu 1) mitra bicara, 2) pembicara dan pribadi pembicara, 3) membangkitkan rasa

humor, 4) penggunaan istilah yang lebih populer. Keempat faktor tersebut akan

diuraikan sebagai berikut.

1. Mitra bicara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

52

Percakapan berikut ini berlangsung pada situasi informal, dengan agenda

pembahasan mengenai kesediaan dari sosobud untuk menjadi pengisi acara pada

kegiatan seminar. Tempat terjadinya percakapan adalah di sekretariat keluarga

mahasiswa Adonara Yogyakarta.

10). Percakapan 10

P1 : Kami dari sosbud. Mungkin maina saja, tite jalankan seminar saja dulu tidak

apa-apa.di seminar nanti mungkin mio membutuhkan pengisi acaranya kami dari

sosbud sangat siap, misalnya hedung buat hode pemateri kami siap sekali dan

untuk pagelaran tite undurkan, kemudian seminar nolo ki.

P2 : Baik terima kasih buat masukan dari sosbud.

(1/24-11-2017)

Berikut ini P1 dan P2 yang di sajikan dalam bahasa Indonesia.

P1 : Kami dari sosbud, mungkin itu saja, kita jalankan seminar dulu tidak apa-apa. Di

seminar nanti mungkin kamu membutuhkan pengisi acaranya kami dari sosbud

sangat siap. Misalnya hedung buat jemput pemateri kami siap sekali dan untuk

pagelaran kita undurkan, kemudian seminar duluan.

P2 : Baik terima kasih buat masukan dari sosbud.

Pada percakapan tersebut, penutur melakukan campur kode dengan mitra

bicaranya ketika membahas mengenai kesediaan dari sosbud untuk menjadi pengisi

acara pada kegiatan seminar. Faktor penyebab penutur melakukan campur kode

adalah karena mitra bicara. Penutur merasa bahwa mitra bicaranya mempunyai latar

belakang bahasa yang sama dengannya yaitu bahasa Adonara. Hal tersebut dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

53

dilihat pada kata Tite (kita), maine (itu), mio (kamu), hode (jemput), nolo ki

(duluan).

Selain data pada percakapan (10) mengenai mitra bicara, peneliti juga akan

memaparkan data serupa yaitu data pada percakapan (11) mengenai mitra bicara.

Data pada percakapan (11) tersebut akan dipaparkan sebagai berikut.

11). Percakapan 11

P1 : Mengenai makanan lokal, di Yogja juga ada atau begini tite nei resep di ibu yang

catering supaya hudaro na seba atau tite juga bisa cari bahan-bahan supaya dia

bisa masak. Soalnya kalau ubi atau jagung mainekan ada.

P2 : Iya saya setuju, kita buat begitu saja.

(7/25-11-2017)

Berikut ini P1 dan P2 yang di sajikan dalam bahasa Indonesia.

P1 : Mengenai makanan lokal, di Yogja juga ada atau begini kita kasih resep di ibu

yang catering supaya suruh dia beli atau kita juga bisa cari bahan-bahan supaya

dia bisa masak. Soalnya kalau ubi atau jagung sepertinya ada.

P2 : Iya saya setuju, kita buat begitu saja.

Pada percakapan (11) tersebut, penutur melakukan campur kode dengan mitra

bicaranya ketika membahas mengenai makanan lokal yang akan disajikan untuk

peserta yang hadir pada kegiatan seminar. Faktor penyebab penutur melakukan

campur kode adalah karena mitra bicara. Penutur merasa bahwa mitra bicaranya

mempunyai latar belakang bahasa yang sama dengannya yaitu bahasa Adonara. Hal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

54

tersebut dapat dilihat pada kalimat tite nei (kita kasih), hudaro na seba (suruh dia

beli), dan pada kata tite (kita), maine (sepertinya).

Selain data pada percakapan (9/1/24-11-2018) dan (10/7/25-11-2017), ada

beberapa data lain yang serupa dengan kedua data tersebut yakni pada data (3/24-11-

2017), (4/24-11-2017), (10/25-11-2017), (15/25/11-2017), (16/25-11-2018), (19/25-

11-2017), (21/8-12-2017), (23-8-12-2017),(25/8-12-2017), (26/8-12-2017),(33-8-12-

2017), (34/8-12-2017), (36/8-12-2017), (37/8-12-2017), (38/8-12-2017), (39/8-12-

2017), (42/8-12-2017), (43/8-12-2017), (46/8-12-2017), (48/8-12-2017), (49/8-12-

2017), (50/8-12-2017), (51/8-12-2017), (59/8-12-2017), (60/8-12-2017). Jumlah data

pada faktor penyebab terjadinya campur kode kedalam pada mitra bicara sebanyak 27

data.

Selain data pada percakapan (10) dan (11) mengenai mitra bicara, peneliti juga

akan memaparkan data (12) dan (13) mengenai pembicara dan pribadi pembicara.

Data pada percakapan (12) dan (13) tersebut akan diuraikan sebagai berikut.

2. Pembicara dan pribadi pembicara

Percakapan berikut ini berlangsung pada situasi informal, membahas mengenai

gedung untuk kegiatan seminar dan dibatalkannya pegelaran budaya. Bertempat di

sekretariat keluarga mahasiswa Adonara Yogyakarta.

(12). Percakapan 12

P1 : Mengenai pagelaran budaya, karena ada beberapa pertimbangan terkait dengan

persiapan dan dana, Maka untuk pagelaran budayanya kita undur bulan lima

atau enam.saya berharap ini tidak mematahkan semangat teman-teman semua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

55

untuk tite bergabung bekerja sama. Tetapi ini go rasa ini membuat tite lebih

semangat lagi dengan jiwa gelekat saya rasa semuanya bisa berjalan dengan

lancar.

P2 : Bagaimana teman-teman, kita sepakat? Kalau kegiatan kali ini tite dengan

seminar.

(14/25-11-2017)

Berikut ini percakapan antara P1 dan P2 yang di sajikan dalam bahasa Indonesia.

P1 : Mengenai pagelaran budaya, karena ada beberapa pertimbangan terkait dengan

persiapan dan dana, Maka untuk pagelaran budayanya kita undur bulan lima

atau enam.saya berharap ini tidak mematahkan semangat teman-teman semua

untuk kita bergabung bekerja sama. Tetapi saya rasa ini membuat kita lebih

semangat lagi dengan jiwa saling membantu saya rasa semuanya bisa berjalan

dengan lancar.

P2 : Bagaimana teman-teman, kita sepakat? Kalau kegiatan kali ini kita dengan

seminar.

Pada percakapan tersebut, penutur melakukan campur kode untuk

menyemangati anggota dan juga panitia yang bekerja. Faktor penyebab campur kode

yang dilakukan oleh penutur adalah pembicara dan pribadi pembicara. Dimana

penutur merasa bahwa adanya kedekatan antara penutur itu sendiri dengan mitra

tuturnya. Hal tersebut dapat dilihat pada kata tite (kita), go (saya), gelekat

(membantu).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

56

Selain data pada percakapan (12) mengenai pembicara dan pribadi pembicara

peneliti juga akan memaparkan data lain yang serupa dengan data pada percakapan

(12) yaitu data pada percakapan (13). Data pada percakapan (13) tersebut akan di

paparkan sebagai berikut.

(13). Percakapan 13

P1 : Untuk kegiatan tite ini, go harap tite wahakae semangat. Karena kegiatan tite ini

kegiatan besar menyangkut seminar nasional. Jadi ahe yang mio mau mari, mari

saja. Supaya kegiatan ini bisa berjalan dengan baik dan lancar.

P2 : Iya dan semoga dengan harapan yang begitu besar dari tite wahakae kegiatan tite

ni bisa berjalan sesuai dengan yang di harapkan.

(8/25-11-2017)

Berikut ini percakapan antara P1 dan P2 yang di sajikan dalam bahasa Indonesia.

P1 : Untuk kegiatan kita ini, saya harap kita semua semangat. Karena kegiatan kita ini

kegiatan besar menyangkut seminar nasional. Jadi apa yang kamu mau bicara,

bicara saja. Supaya kegiatan ini bisa berjalan dengan baik dan lancar.

P2 : Iya dan semoga dengan harapan yang begitu besar dari kita semua kegiatan kita

ini bisa berjalan sesuai dengan yang di harapkan.

Pada percakapan (13), tersebut penutur melakukan campur kode untuk

menyemangati dan meminta anggota pertemuan yang hadir agar memberikan

pendapatnya. Faktor penyebab campur kode yang dilakukan oleh penutur adalah

pembicara dan pribadi pembicara. Dimana penutur merasa bahwa adanya kedekatan

antara penutur itu sendiri dengan mitra tuturnya. Hal tersebut dapat dilihat pada kata

tite (kita), tite wahakae (kita semua), ahe (apa), mari (bicara) titeni (kita ini).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

57

Selain data pada percakapan (14/25-11-2017) dan (8/25-11-2017), ada

beberapa data lain yang serupa dengan kedua data tersebut yakni pada data (5/24-11-

2017), (6/24-11-2017), (17/25-11-2017), (18/25-11-2017), (28/8-12-2017), (31/8-12-

2017), (32/8-12-2017),(35/8-12-2017), (40/8-12-2017), (41/8-12-2017), (44/8-12-

2017), (45/8-12-20170), (54/8-12-2017), (55/8-12-2017), (56/8-12-2017), (61/8-12-

2017). Jumlah keseluruhan data pada faktor penyebab pembicara dan pribadi

pembicara sebanyak 18 data.

Selain data pada percakapan (12) dan (13) mengenai pembicara dan pribadi

pembicara, peneliti juga akan memaparkan data (14) dan (15) mengenai

membangkitkan rasa humor. Data pada percakapan (14) dan (15) tersebut akan

diuraikan sebagai berikut.

3. Membangkitkan rasa humor

Percakapan ini berlangsung pada situasi informal, membahas mengenai salah

seorang anggota keluaraga mahasiswa adonara yang memberikan pendapatnya

kepada peserta yang hadir pada pertemuan tersebut. Bertempat di sekretariat

keluarga mahasiswa Adonara Yogyakarta.

(14). Percakapan 14

P1: Inikan forum teman-teman, jadi ide semenarik apapun kalau teman-teman tidak

menerima tidak apa-apa.

P2 : Pekodaket ta daerahka lebih bagus lagi, campur aduk supaya lebih cantik

(sambil tertawa).

(13/25-11-2017)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

58

Berikut ini percakapan antara P1 dan P2 yang di sajikan dalam bahasa Indonesia.

P1: Inikan forum teman-teman, jadi ide semenarik apapun kalau teman-teman tidak

menerima tidak apa-apa.

P2: Pakai bahasa daerah lebih bagus lagi, campur aduk supaya lebih cantik (sambil

tertawa).

Pada percakapan tersebut penutur melakukan campur kode untuk meminta

anggota pertemuan yang hadir untuk memberikan pendapatnya. Faktor penyebab

campur kode yang dilakukan oleh penutur adalah membangkitkan rasa humor.

Dimana penutur merasa bahwa suasana pada saat pertemuan sudah mulai melelahkan

sehingga penutur melakukan campur kode tersebut. Hal ini dapat dilihat pada kalimat

Pekodaket ta daerahka (pakai bahasa daerah).

Selain data pada percakapan (14) mengenai membangkitkan rasa humor,

peneliti juga akan memaparkan data lain yang serupa dengan data pada percakapan

(14) yaitu data pada percakapan (15) mengenai membangkitkan rasa humor.Data

pada percakapan (15) tersebut akan di paparkan sebagai berikut.

(15). Percakapan 15

P1 : Mantap sekali solusinya. Jadi mereka datang registrasi habis langsung makan.

Makan habis langsung masuk tidak nongkrong di luar saja.

P2 : Berarti kalau mereka datang terlambat suruh mereka makan dulu begitu. No

kamu makan dulu (sambil tertawa).

P1 : No goong kia (sambil tertawa)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

59

(58/8-12-2017)

Berikut ini percakapan antara P1 dan P2 yang di sajikan dalam bahasa Indonesia.

P1 : Mantap sekali solusinya. Jadi mereka datang registrasi habis langsung makan.

Makan habis langsung masuk tidak nongkrong di luar saja.

P2 : Berarti kalau mereka datang terlambat suruh mereka makan dulu begitu. No

(Panggilan untuk anak laki-laki) kamu makan dulu (sambil tertawa).

P1 : No makan dulu (sambil tertawa).

Pada percakapan tersebut penutur melakukan campur kode ketika membahas

mengenai susunan acara. Faktor penyebab campur kode yang dilakukan oleh penutur

adalah membangkitkan rasa humor. Dimana penutur merasa bahwa suasana pada saat

pertemuan sudah mulai melelahkan sehingga penutur melakukan campur kode

tersebut. Hal ini dapat dilihat pada kata No (panggilan untuk anak laki-laki) dan

kalimat No goong ki (No makan dulu).

Selain data pada percakapan (13/25-11-2017) dan (58/8-12-2017), ada beberapa

data lain yang serupa dengan kedua data tersebut yakni pada data (9/25-11-2017),

(53/8-12-2017), jumlah keseluruhan data pada faktor penyebab membangkitkan rasa

humor sebanyak 4 data.

Selain data pada percakapan (14) dan (15) mengenai membangkitkan rasa humor,

peneliti juga akan memaparkan data (16) dan (17) mengenai penggunaan istilah yang

lebih populer. Data pada percakapan (16) dan (17) tersebut akan diuraikan sebagai

berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

60

4. Penggunaan istilah yang lebih populer

Percakapan ini berlangsung pada situasi informal, membahas mengenai

persiapan untuk kegiatan seminar. Bertempat di sekretariat keluarga mahasiswa

Adonara Yogyakarta 2017.

(16). Percakapan 16

P1: Karena kemarin kita sudah bicarakan juga.karena pertimbangan waktu jadi kita

jalankan saja

P2: Jadi semuanya sudah fix. Saya hanya minta supaya kita semua tetap semangat.

(2/24-11-2017)

Berikut ini percakapan antara P1 dan P2 yang di sajikan dalam bahasa Indonesia.

P1: Karena kemarin kita sudah bicarakan juga.karena pertimbangan waktu jadi kita

jalankan saja

P2: Jadi semuanya sudah tidak dapat diganggu lagi. Saya hanya minta supaya kita

semua tetap semangat.

Pada percakapan tersebut penutur melakukan campur kode untuk memberikan

semangat kepada panitia yang sudah bekerja. Faktor penyebab campur kode yang

dilakukan oleh penutur adalah penggunaan istilah yang lebih populer. Dimana

penutur merasa bahwa kata atau kalimat yang digunakannya mempunyai nilai atau

padanan yang lebih tinggi. Hal ini dapat dilihat pada kata Fix (tidak dapat diganggu

lagi).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

61

Selain data pada percakapan (16) tersebut, peneliti juga akan memaparkan data

lain yang serupa yaitu pada data percakapan (17) mengenai penggunaan istilah yang

lebih populer. Data pada percakapan (17) tersebut akan dipaparkan sebagai berikut.

(17). Percakapan 17

P1 : Semuanya tergantung teman-teman saja. Mau kita masukan satu perwakilan kita

dari sini atau kita bisa seting di forum.

P2 : Kalau menurut saya kita omong disini sekarang memang saja.

(12/25-11-2017)

Berikut ini percakapan antara P1 dan P2 yang di sajikan dalam bahasa Indonesia.

P1 : Semuanya tergantung teman-teman saja. Mau kita masukan satu perwakilan kita

dari sini atau kita bisa atur di forum.

P2 : Kalau menurut saya kita omong disini sekarang memang saja.

Pada percakapan tersebut penutur melakukan campur kode ketika membahas

mengenai perwakilan salah seorang anggot keluarga mahasiswa Adonara Yogyakarta

sebagai pemateri untuk kegiatan seminar. Faktor penyebab campur kode yang

dilakukan oleh penutur adalah penggunaan istilah yang lebih populer. Dimana

penutur merasa bahwa kata atau kalimat yang digunakannya mempunyai nilai atau

padanan yang lebih tinggi. Hal ini dapat dilihat pada kata seeting (atur atau

mengatur).

Selain data pada percakapan (2/24-11-2017) dan (12/25-11-2017), ada beberapa

data lain yang serupa dengan kedua data tersebut yakni pada data (11/25-11-2017),

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

62

(20/25-11-2017), (22/8-12-2017), (24/8-12-2017), (27/8-12-2017), (29/8-12-2017),

(30/8-12-2017), (47/8-12-2017), (52/8-12-2017), (57/8-12-2017), jumlah keseluruhan

data pada faktor penyebab penggunaan istilah yang lebih populer sebanyak 12 data.

4.3 Pembahasan

Nababan dalam Suandi (2014:139) mengatakan bahwa campur kode adalah

percampuran dua atau lebih bahasa atau ragam bahasa dalam suatu tindak bahasa

(speech act atau discourse) tanpa ada sesuatu dalam situasi berbahasa itu yang

menuntut percampuran bahasa tersebut. Campur kode dibagi menjadi dua bagian

yaitu campur kode ke dalam (inner code mixing) dan campur kode keluar (outer code

mixing). Campur kode kedalam (inner code mixing) adalah campur kode yang

menyerap unsur-unsur bahasa asli yang masih sekerabat. Campur kode keluar (outer

code mixing) adalah campur kode yang menyerap unsur bahasa asing.

4.3.1 Jenis-jenis campur kode

Campur kode dibagi menjadi dua jenis yaitu campur kode ke dalam dan campur

kode keluar. Kedua campur kode tersebut dibagi lagi menjadi campur kode kedalam

pada tataran kata, frasa dan klausa, serta campur kode keluar pada tataran kata dan

frasa. Masing-masingnya akan diuraikan sebagai berikut.

4.3.1.1 Campur kode ke dalam (inner code mixing)

1. Penyisipan Kata

Penyisipan kata yang terdapat dalam campur kode ini merupakan penyisipan

kata tidak baku, penyisipan kata yang menggunakan bahasa daerah, penyisipan kata

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

63

yang tidak ada dalam kamus besar bahasa Indonesia. Hal tersebut akan diuraikan

sebagai berikut.

(1). Percakapan 1

Tuturan pada data (1) tersebut berlangsung pada situasi informal dengan

menggunakan ragam lisan. Lokasi terjadinya tuturan tersebut yaitu di sekretariat

keluarga mahasiswa Adonara Yogyakarta. Pihak yang terlibat adalah pembicara dan

pendengar. Keduanya berganti peran sebagai pembicara dan pendengar.

Pada tuturan (1) tersebut, penutur melakukan campur kode ke dalam pada

tataran kata. Hal tersebut sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Jendra dalam

Suandi (2014:141) campur kode pada tataran kata merupakan unsur terkecil dalam

pembentukan kalimat yang sangat penting peranannya dalam tata bahasa, yang

dimaksud kata adalah satuan bahasa yang berdiri sendiri. Penelitian terdahulu yang

relevan dengan hasil ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Ardian (2015)

berjudul”Alih Kode dan Campur Kode Iklan Obat di Siaran Radio Kedaulatan Rakyat

Yogyakarta”.

Penelitian ini melengkapi penelitian yang terdahulu. Pada penelitian ini di

temukan bahwa jenis campur kode ke dalam terbagi menjadi tiga substansi yaitu

campur kode ke dalam pada tataran kata, frasa dan klausa. Pada penelitian terdahulu

terdapat tiga substansi pada campur kode ke dalam yaitu penyisipan kata, frasa dan

istilah. Campur kode yang dilakukan oleh penutur merupakan campur kode ke dalam

pada tataran kata yang di tandai dengan adanya penyisipan bahasa asli atau bahasa

Adonara. Hal tersebut dapat dilihat pada kata goe (saya) dan kata hala (tidak).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

64

Tuturan pada data (1) tersebut disampaikan dengan santai dan serius. Hal ini

dikarenakan penutur memiliki maksud dan tujuan yaitu menyampaikan pendapat

terkait dengan penambahan pemateri pada kegiatan seminar. selain data pada

percakapan (1) tersebut ada juga data serupa yakni pada percakapan (2) yang akan di

uraiakan sebagai berikut.

(2). Percakapan 2

Data pada percakapan (2) tersebut, campur kode yang dilakukan oleh penutur

merupakan campur kode ke dalam pada penyisipan kata. Hal tersebut sejalan dengan

teori yang dikemukakan oleh Jendra dalam suandi (2014:141) campur kode pada

tataran kata merupakan unsur terkecil dalam pembentukan kalimat yang sangat

penting peranannya dalam tata bahasa, yang dimaksud kata adalah satuan bahasa

yang berdiri sendiri. Penelitian terdahulu yang relevan dengan hasil ini adalah

penelitian yang dilakukan oleh Ardian (2015) berjudul “Alih Kode dan Campur Kode

Iklan Obat di Siaran Radio Kedaulatan Rakyat Yogyakarta.

Penelitian ini melengkapi penelitian yang terdahulu. Pada penelitian ini di

temukan bahwa jenis campur kode ke dalam terbagi menjadi tiga substansi yaitu

campur kode ke dalam pada tataran kata, frasa dan klausa. Pada penelitian terdahulu

terdapat tiga substansi pada campur kode ke dalam yaitu penyisipan kata, frasa dan

istilah. Campur kode yang dilakukan oleh penutur merupakan campur kode ke dalam

pada tataran kata yang di tandai dengan adanya penyisipan bahasa asli atau bahasa

Adonara. Hal tersebut dapat dilihat pada kata tite (saya), dan kata noloki (duluan).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

65

Tuturan pada percakapan (2) tersebut berlangsung pada situasi informal

dengan menggunakan ragam lisan. Lokasi terjadinya tuturan tersebut yaitu di

sekretariat keluarga mahasiswa Adonara Yogyakarta. Pihak yang terlibat adalah

pembicara dan pendengar. Keduanya berganti peran sebagai pembicara dan

pendengar. Tuturan yang dilakukan pada percakapan (2) disampaikan dengan santai

dan serius. Hal ini dikarenakan penutur memiliki maksud dan tujuan yaitu membahas

mengenai kegiatan seminar yang akan diselenggrakan terlebih dahulu.

2. Penyisipan Frasa

Penyisipan frasa adalah penyisipan unsur frasa yang berasal dari bahasa asing

atau bahasa daerah yang masuk ke dalam tuturan yang menggunakan suatu pokok

bahasa tertentu. Penyisipan frasa yang dimaksudkan dalam peristiwa campur kode ini

adalah penyisipan yang menggunakan bahasa yang tidak baku. Hal tersebut akan

diuraikan sebagai berikut.

(3). Percakapan 3

Tuturan pada data (3) tersebut berlangsung pada situasi informal dengan

menggunakan ragam lisan. Lokasi terjadinya tuturan tersebut yaitu di sekretariat

keluarga mahasiswa Adonara Yogyakarta. Pihak yang terlibat adalah pembicara dan

pendengar. Keduanya berganti peran sebagai pendengar dan pembicara.

Pada tuturan (3) tersebut, penutur melakukan campur kode ke dalam pada

tataran frasa. Hal tersebut sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Jendra dalam

Suandi (2014:141) campur kode pada tataran frasa setingkat lebih rendah

dibandingkan dengan campur kode pada tataran klausa, frasa adalah gabungan dua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

66

kata atau lebih yang sifatnya tidak perdiktif, gabungan itu dapar rapat dan renggang.

Penelitian terdahulu yang relevan dengan hasil ini adalah penelitian yang dilakukan

oleh Andronikus Kresna (2015) berjudul “Campur kode dan Campur Kode Pada

Interaksi Informal Mahasiwa di Yogyakarta: Studi Kasus Pada Mahasiswa Asrama

Lantai Merah, Jalan Cendrawasih no 1B, Demangan Baru Yogyakarta”.

Penelitian ini melengkapi penelitian yang terdahulu. Pada penelitian ini di

temukan bahwa jenis campur kode ke dalam terbagi menjadi tiga substansi yaitu

campur kode ke dalam pada tataran kata, frasa dan klausa. Pada penelitian terdahulu

terdapat tiga substansi pada campur kode ke dalam yaitu penyisipan kata, frasa dan

klausa. Campur kode yang dilakukan oleh penutur merupakan campur kode ke dalam

pada tataran frasa yang di tandai dengan adanya penyisipan bahasa asli atau bahasa

Adonara. Hal tersebut dapat dilihat pada frasa ne kame (itu kami). Tuturan pada data

(3) tersebut disampaikan dengan santai dan serius. Hal ini dikarenakan penutur

memiliki maksud dan tujuan yaitu menyampaikan pendapat terkait dengan acara temu

kangen yang tidak di pandu oleh pembawa acara. Selain data pada percakapan (3)

adapun data serupa yang sama yaitu data pada percakapan (4) mengenai penyisipan

frasa. Hal tersebut akan diuraikan sebagai berikut

(4). Percakapan 4

Data pada percakapan (4) tersebut, penutur melakukan campur kode ke dalam

pada tataran frasa. Hal tersebut sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Jendra

dalam Suandi (2014:141) campur kode pada tataran frasa setingkat lebih rendah

dibandingkan dengan campur kode pada tataran klausa, frasa adalah gabungan dua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

67

kata atau lebih yang sifatnya tidak perdiktif, gabungan itu dapar rapat dan renggang.

Penelitian terdahulu yang relevan dengan hasil ini adalah penelitian yang dilakukan

oleh Ardian (2015) berjudul”Alih Kode dan Campur Kode Iklan Obat di Siaran Radio

Kedaulatan Rakyat Yogyakarta”.

Penelitian ini melengkapi penelitian yang terdahulu. Pada penelitian ini di

temukan bahwa jenis campur kode ke dalam terbagi menjadi tiga substansi yaitu

campur kode ke dalam pada tataran kata, frasa dan klausa. Pada penelitian terdahulu

terdapat tiga substansi pada campur kode ke dalam yaitu penyisipan kata, frasa dan

istilah. Campur kode yang dilakukan oleh penutur merupakan campur kode ke dalam

pada tataran frasa yang di tandai dengan adanya penyisipan bahasa asli atau bahasa

Adonara. Hal tersebut dapat dilihat pada frasa ae ne (depan muka) dan ege mio

(jangan begitu).

Tuturan pada percakapan (4) tersebut berlangsung pada situasi informal

dengan menggunakan ragam lisan. Lokasi terjadinya tuturan tersebut yaitu di

sekretariat keluarga mahasiswa Adonara Yogyakarta. Pihak yang terlibat adalah

pembicara dan pendengar. Keduanya berganti peran sebagai pembicara dan

pendengar. Tuturan yang dilakukan pada percakapan (4) disampaikan dengan santai

dan serius. Hal ini dikarenakan penutur memiliki maksud dan tujuan yaitu membahas

mengenai makanan yang telah disajikan kepada anggota yang hadir pada pertemuan

keluarga mahasiswa Adonara Yogyakarta.

3. Penyisipan Klausa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

68

Penyisipan klausa adalah penyisipan unsur klausa yang berasal dari bahasa asing

atau bahasa daerah yang masuk ke dalam tuturan yang menggunakan suatu pokok

bahasa tertentu. Penyisipan klausa yang dimaksudkan dalam peristiwa campur

kode ini adalah penyisipan yang menggunakan bahasa yang tidak baku. Hal

tersebut akan diuraikan sebagai berikut.

(5). percakapan 5

Tuturan pada data (5) tersebut berlangsung pada situasi informal dengan

menggunakan ragam lisan. Lokasi terjadinya tuturan tersebut yaitu di sekretariat

keluarga mahasiswa Adonara Yogyakarta. Pihak yang terlibat adalah pembicara dan

pendengar. Keduanya berganti peran sebagai pendengar dan pembicara.

Pada tuturan (5) tersebut, penutur melakukan campur kode ke dalam pada

tataran klausa. Hal tersebut sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Jendra

dalam Suandi (2014:141) campur kode pada tataran klausa merupakan campur kode

yang berada pada tataran paling tinggi, klausa adalah satuan gramatikal yang beruapa

kelompok kata yang sekurang-kurangnya terdiri dari subjek dan predikat serta

mempunyai potensi untuk menjadi kalimat. Penelitian terdahulu yang relevan dengan

hasil ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Ardian (2015) berjudul”Alih Kode dan

Campur Kode Iklan Obat di Siaran Radio Kedaulatan Rakyat Yogyakarta”.

Penelitian ini melengkapi penelitian yang terdahulu. Pada penelitian ini di

temukan bahwa jenis campur kode ke dalam terbagi menjadi tiga substansi yaitu

campur kode ke dalam pada tataran kata, frasa dan klausa. Pada penelitian terdahulu

terdapat tiga substansi pada campur kode ke dalam yaitu penyisipan kata, frasa dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

69

istilah. Campur kode yang dilakukan oleh penutur merupakan campur kode ke dalam

pada tataran klausa yang di tandai dengan adanya penyisipan bahasa asli atau bahasa

Adonara. Hal tersebut dapat dilihat pada klausa iri nato mo go gohuk

(kau sudah habiskan).

Tuturan pada data (5) tersebut disampaikan dengan santai dan serius. Hal ini

dikarenakan penutur memiliki maksud dan tujuan yaitu membahas mengenai

makanan yang disajikan pada saat pertemuan keluarga mahasiswa Adonara

Yogyakrata. Selain tuturan pada percakapan (5), adapun data serupa yang akan

diuraikan pada percakapan (6) yaitu sebagai berikut.

(6). Percakapan 6

Pada tuturan (6) tersebut, penutur melakukan campur kode ke dalam pada

tataran klausa. Hal tersebut sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Jendra

dalam Suandi (2014:141) campur kode pada tataran klausa merupakan campur kode

yang berada pada tataran paling tinggi, klausa adalah satuan gramatikal yang beruapa

kelompok kata yang sekurang-kurangnya terdiri dari subjek dan predikat serta

mempunyai potensi untuk menjadi kalimat. Penelitian terdahulu yang relevan dengan

hasil ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Ardian (2015) berjudul”Alih Kode dan

Campur Kode Iklan Obat di Siaran Radio Kedaulatan Rakyat Yogyakarta”.

Penelitian ini melengkapi penelitian yang terdahulu. Pada penelitian ini di

temukan bahwa jenis campur kode ke dalam terbagi menjadi tiga substansi yaitu

campur kode ke dalam pada tataran kata, frasa dan klausa. Pada penelitian terdahulu

terdapat tiga substansi pada campur kode ke dalam yaitu penyisipan kata, frasa dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

70

istilah. Campur kode yang dilakukan oleh penutur merupakan campur kode ke dalam

pada tataran klausa yang di tandai dengan adanya penyisipan bahasa asli atau bahasa

Adonara. Hal tersebut dapat dilihat pada klausa Moe pana ta (kamu jalan tidak).

Tuturan pada data (6) tersebut berlangsung pada situasi informal dengan

menggunakan ragam lisan. Lokasi terjadinya tuturan tersebut yaitu di sekretariat

keluarga mahasiswa Adonara Yogyakarta. Pihak yang terlibat adalah pembicara dan

pendengar. Keduanya berganti peran sebagai pendengar dan pembicara. Tuturan yang

dilakukan pada percakapan (6) disampaikan dengan santai dan serius. Hal ini

dikarenakan penutur memiliki maksud dan tujuan yaitu membahas mengenai rencana

untuk jalan-jalan.

4.3.1.2 Campur Kode Keluar (outer code mixing)

1. Penyisipan kata

Penyisipan kata yang terdapat dalam campur kode ini merupakan penyisipan

kata tidak baku, penyisipan kata yang menggunakan bahasa daerah, penyisipan kata

yang tidak ada dalam kamus besar bahasa Indonesia. Hal tersebut akan diuraikan

sebagai berikut.

(7). Percakapan 7

Tuturan pada data (7) tersebut berlangsung pada situasi informal dengan

menggunakan ragam lisan. Lokasi terjadinya tuturan tersebut yaitu di sekretariat

keluarga mahasiswa Adonara Yogyakarta. Pihak yang terlibat adalah pembicara dan

pendengar. Keduanya berganti peran sebagai pendengar dan pembicara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

71

Pada tuturan (7) tersebut, penutur melakukan campur kode keluar pada tataran

kata. Hal tersebut sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Jendra dalam Suandi

(2014:141) campur kode pada tataran kata merupakan unsur terkecil dalam

pembentukan kalimat yang sangat penting peranannya dalam tata bahasa, yang

dimaksud kata adalah satuan bahasa yang berdiri sendiri. Penelitian terdahulu yang

relevan dengan hasil ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Ardian (2015)

berjudul”Alih Kode dan Campur Kode Iklan Obat di Siaran Radio Kedaulatan Rakyat

Yogyakarta”.

Penelitian ini melengkapi penelitian yang terdahulu. Pada penelitian ini di

temukan bahwa jenis campur kode keluar terbagi menjadi dua substansi yaitu campur

kode ke dalam pada tataran kata dan frasa. Pada penelitian terdahulu terdapat dua

substansi pada campur kode keluar yaitu penyisipan kata dan frasa. Campur kode

yang dilakukan oleh penutur merupakan campur kode keluar pada tataran kata yang

di tandai dengan adanya penyisipan bahasa asing atau bahasa Inggris. Hal tersebut

dapat dilihat pada kata list (daftar).

Tuturan pada data (7) tersebut disampaikan dengan santai dan serius. Hal ini

dikarenakan penutur memiliki maksud dan tujuan dari tuturan tersebut yaitu

menyampaikan pendapat terkait dengan acara temu kangen. Selain data pada

percakapan (7) adapun data serupa yang sama yaitu data pada percakapan (8). Data

pada percakapan (8) tersebut akan diuraikan sebagai berikut.

(8). Percakapan 8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

72

Pada tuturan (7) tersebut, penutur melakukan campur kode keluar pada tataran

kata. Hal tersebut sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Jendra dalam Suandi

(2014:141) campur kode pada tataran kata merupakan unsur terkecil dalam

pembentukan kalimat yang sangat penting peranannya dalam tata bahasa, yang

dimaksud kata adalah satuan bahasa yang berdiri sendiri. Penelitian terdahulu yang

relevan dengan hasil ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Ardian (2015)

berjudul”Alih Kode dan Campur Kode Iklan Obat di Siaran Radio Kedaulatan Rakyat

Yogyakarta”.

Penelitian ini melengkapi penelitian yang terdahulu. Pada penelitian ini di

temukan bahwa jenis campur kode keluar terbagi menjadi dua substansi yaitu campur

kode ke dalam pada tataran kata dan frasa. Pada penelitian terdahulu terdapat dua

substansi pada campur kode keluar yaitu penyisipan kata dan frasa. Campur kode

yang dilakukan oleh penutur merupakan campur kode keluar pada tataran kata yang

di tandai dengan adanya penyisipan bahasa asing atau bahasa Inggris. Hal tersebut

dapat dilihat pada kata doorprice (hadiah).

Tuturan pada data (8) tersebut berlangsung pada situasi informal dengan

menggunakan ragam lisan. Lokasi terjadinya tuturan tersebut yaitu di sekretariat

keluarga mahasiswa Adonara Yogyakarta. Pihak yang terlibat adalah pembicara dan

pendengar. Keduanya berganti peran sebagai pendengar dan pembicara. Tuturan pada

data (8) tersebut disampaikan dengan santai dan serius. Hal ini dikarenakan penutur

memiliki maksud dan tujuan dari tuturan tersebut yaitu membahas mengenai kegiatan

seminar terkait dengan susunan acara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

73

2. Penyispan frasa

Penyisipan frasa adalah penyisipan unsur frasa yang berasal dari bahasa asing

atau bahasa daerah yang masuk ke dalam tuturan yang menggunakan suatu pokok

bahasa tertentu. Penyisipan frasa yang dimaksudkan dalam peristiwa campur kode ini

adalah penyisipan yang menggunakan bahasa yang tidak baku. Hal tersebut akan

diuraikan sebagai berikut.

(9). Percakapan 9

Tuturan pada data (9) tersebut berlangsung pada situasi informal dengan

menggunakan ragam lisan. Lokasi terjadinya tuturan tersebut yaitu di sekretariat

keluarga mahasiswa Adonara Yogyakarta. Pihak yang terlibat adalah pembicara dan

pendengar. Keduanya berganti peran sebagai pendengar dan pembicara.

Pada tuturan (9) tersebut, penutur melakukan campur kode keluar pada tataran

frasa. Hal tersebut sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Jendra dalam Suandi

(2014:141) campur kode pada tataran frasa setingkat lebih rendah dibandingkan

dengan campur kode pada tataran klausa, frasa adalah gabungan dua kata atau lebih

yang sifatnya tidak perdiktif, gabungan itu dapar rapat dan renggang.Penelitian

terdahulu yang relevan dengan hasil ini adalah penelitian yang dilakukan oleh

Andronikus Kresna (2015) berjudul “Campur Kode dan Alih Kode Pada Interaksi

Informal Mahasiswa di Yogyakarta: Studi Kasus Pada Mahasiswa Asrama Lantai

Merah, Jalan Cendrawasih no 1B, Demangan Baru Yogyakarta.

Penelitian ini melengkapi penelitian yang terdahulu. Pada penelitian ini di

temukan bahwa jenis campur kode keluar terbagi menjadi dua substansi yaitu campur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

74

kode keluar pada tataran kata dan frasa. Pada penelitian terdahulu terdapat dua

substansi pada campur kode keluar yaitu penyisipan kata dan penyisipan frasa.

Campur kode yang dilakukan oleh penutur merupakan campur kode keluar pada

tataran frasa yang di tandai dengan adanya penyisipan bahasa asing atau bahasa

Inggris. Hal tersebut dapat dilihat pada frasa special perform (penampilan spesial)

Tuturan pada data (9) tersebut disampaikan dengan santai dan serius. Hal ini

dikarenakan penutur memiliki maksud dan tujuan yaitu menyampaikan pendapat

terkait dengan acara temu kangen yang tidak di pandu oleh pembawa acara.

4.3.2 Faktor penyebab terjadinya campur kode

Pada bagian ini, peneliti menemukan empat faktor penyebab terjadinya

campur kode pada peristiwa tutur keluarga mahasiswa Adonara Yogyakarta 2017

yaitu 1) mitra bicara, 2) pembicara dan pribadi pembicara, 3) membangkitkan rasa

humor, 4) penggunaan istilah yang lebih populer. Keempat faktor tersebut akan

diuraikan sebagai berikut.

1. Mitra Bicara

(10). Percakapan 10

Data pada percakapan (10) tersebut, berlangsung pada situasi informal, dengan

agenda pembahasan mengenai kesediaan dari sosbud untuk menjadi pengisi acara

pada kegiatan seminar. Lokasi terjadinya percakapan adalah di sekretariat keluarga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

75

mahasiswa Adonara Yogyakarta. Pihak yang terlibat adalah pembicara dan

pendengar. Keduanya berganti peran sebagai pendengar dan pembicara.

Pada tuturan (10) tersebut, penutur melakukan campur kode karena mitra

bicara. Hal tersebut sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Suandi (2014:144)

mitra bicara dapat berupa individu atau kelompok. Dalam masyarakat bilingual,

seorang pembicara yang mula-mula menggunakan satu bahasa dapat melakukan

campur kode menggunakan bahasa lain dengan mitra bicaranya yang memiliki latar

belakang bahasa yang sama dengannya. Penelitian terdahulu yang relevan dengan

hasil ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Andronikus Kresna (2015), yang

berjudul Campur kode dan alih kode pada interaksi informal pada mahasiswa di

Yogyakarta: studi kasus pada mahasiswa asrama lantai merah, jalan cendrawasih no

1B, demangan baru, Yogyakarta.

Penelitian ini melengkapi penelitian yang terdahulu. Pada penelitian ini di

temukan empat faktor penyebab terjadinya campur kode yaitu 1) mitra bicara, 2)

pembicara dan pribadi pembicara, 3) membangkitkan rasa humor, 4) penggunaan

istilah yang lebih populer. Pada peneltian terdahulu di temukan empat faktor

penyebab terjadinya campur kode yaitu 1) menjelaskan sesuatu, 2) mempertegas

sesuatu, 3) kebiasaan penutur, 4) rasa peseimis. Campur kode yang dilakukan oleh

penutur tersebut di sebabkan oleh mitra bicaranya yang mempunyai latar belakang

bahasa yang sama dengannya yaitu bahasa Adonara. Hal tersebut dapat dilihat pada

kata tite (kita), maine (itu), mio (kamu), noloki (duluan)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

76

Tuturan pada data (10) tersebut disampaikan dengan santai dan serius. Hal ini

dikarenakan penutur memiliki maksud dan tujuan yaitu menyampaikan pendapatnya

terkait dengan kesediaan dari sosobud sebagai pengisi acara pada kegiatan seminar.

selain data pada percakapan (10) tersebut, adapun serupa yang sama yaitu data pada

percakapan (11) yang akan diuraikan sebagai berikut.

(11). Percakapan 11

Pada tuturan (11) tersebut, penutur melakukan campur kode karena mitra

bicara. Hal tersebut sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Suandi (2014:144)

mitra bicara dapat berupa individu atau kelompok. Dalam masyarakat bilingual,

seorang pembicara yang mula-mula menggunakan satu bahasa dapat melakukan

campur kode menggunakan bahasa lain dengan mitra bicaranya yang memiliki latar

belakang bahasa yang sama dengannya. Penelitian terdahulu yang relevan dengan

hasil ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Andronikus Kresna (2015), yang

berjudul Campur kode dan alih kode pada interaksi informal pada mahasiswa di

Yogyakarta: studi kasus pada mahasiswa asrama lantai merah, jalan cendrawasih no

1B, demangan baru, Yogyakarta.

Penelitian ini melengkapi penelitian yang terdahulu. Pada penelitian ini di

temukan empat faktor penyebab terjadinya campur kode yaitu 1) mitra bicara, 2)

pembicara dan pribadi pembicara, 3) membangkitkan rasa humor, 4) penggunaan

istilah yang lebih populer. Pada peneltian terdahulu di temukan empat faktor

penyebab terjadinya campur kode yaitu 1) menjelaskan sesuatu, 2) mempertegas

sesuatu, 3) kebiasaan penutur, 4) rasa peseimis. Campur kode yang dilakukan oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

77

penutur tersebut di sebabkan oleh mitra bicaranya yang mempunyai latar belakang

bahasa yang sama dengannya yaitu bahasa Adonara. Hal tersebut dapat dilihat pada

kalimat tite nei (kita kasih), hudaro na seba (suruh dia beli), dan pada kata tite (kita),

maine (sepertinya).

Tuturan pada data (11) tersebut berlangsung pada situasi informal dengan

menggunakan ragam lisan. Lokasi terjadinya tuturan tersebut yaitu di sekretariat

keluarga mahasiswa Adonara Yogyakarta. Pihak yang terlibat adalah pembicara dan

pendengar. Keduanya berganti peran sebagai pendengar dan pembicara. Tuturan pada

data (11) tersebut disampaikan dengan santai dan serius. Hal ini dikarenakan penutur

memiliki maksud dan tujuan yaitu membahas mengenai makanan lokal yang akan

disajikan untuk peserta yang hadir pada kegiatan seminar.

2. Pembicara dan pribadi pembicara

(12). Percakapan 12

Tuturan pada data (12) tersebut berlangsung pada situasi informal dengan

menggunakan ragam lisan. Lokasi terjadinya tuturan tersebut yaitu di sekretariat

keluarga mahasiswa Adonara Yogyakarta. Pihak yang terlibat adalah pembicara dan

pendengar. Keduanya berganti peran sebagai pendengar dan pembicara.

Pada percakapan tersebut penutur melakukan campur kode karena pembicara

dan pribadi pembicara. Hal tersebut sejalan dengan teori yang di kemukan oleh

Suandi (2014:144) yang mengatakan bahwa pembicara terkadang melakukan campur

kode dari satu bahasa ke bahasa lain karena faktor kebiasaan dan kesantaian.

Penelitian terdahulu yang relevan dengan hasil ini adalah penelitian yang dilakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

78

oleh Ardian Pitra Satya Purnama (2015) berjudul Alih Kode dan Campur Kode Iklan

Obat di Siaran Radio Kedaulatan Rakyat Yogyakarta.

Penelitian ini melengkapi penelitian yang terdahulu. Pada penelitian ini di

temukan empat faktor penyebab terjadinya campur kode yaitu 1) mitra bicara, 2)

pembicara dan pribadi pembicara, 3) membangkitkan rasa humor, 4) penggunaan

istilah yang lebih populer. Pada peneltian terdahulu di temukan empat faktor

penyebab terjadinya campur kode yaitu 1) menjelaskan sesuatu, 2) sekedar bergengsi,

3) penggunaan istilah yang lebih populer, 4) memberitahukan sesuatu. Campur kode

yang dilakukan oleh penutur tersebut di sebabkan oleh faktor kebiasaan dan

kesantaian. Hal tersebut dapat dilihat pada kata tite (kita), go (saya), gelekat

(membantu).

Tuturan pada data (12) tersebut disampaikan dengan santai dan serius. Hal ini

dikarenakan penutur memiliki maksud dan tujuan yaitu membahas mengenai

pembatalan pagelaran budaya dan diselenggrakannya kegiatan seminar

(menyemangati). Selain data pada percakapan (12), adapun data serupa yang sama

yaitu data pada percakapan (13). Hal tersebut akan diuraikan sebagai berikut.

(13). Percakapan 13

Pada percakapan (13) tersebut penutur melakukan campur kode karena

pembicara dan pribadi pembicara. Hal tersebut sejalan dengan teori yang di kemukan

oleh Suandi (2014:144) yang mengatakan bahwa pembicara terkadang melakukan

campur kode dari satu bahasa ke bahasa lain karena faktor kebiasaan dan kesantaian.

Penelitian terdahulu yang relevan dengan hasil ini adalah penelitian yang dilakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

79

oleh Ardian Pitra Satya Purnama (2015) berjudul “Alih Kode dan Campur Kode Iklan

Obat di Siaran Radio Kedaulatan Rakyat Yogyakarta”.

Penelitian ini melengkapi penelitian yang terdahulu. Pada penelitian ini di

temukan empat faktor penyebab terjadinya campur kode yaitu 1) mitra bicara, 2)

pembicara dan pribadi pembicara, 3) membangkitkan rasa humor, 4) penggunaan

istilah yang lebih populer. Pada peneltian terdahulu di temukan empat faktor

penyebab terjadinya campur kode yaitu 1) menjelaskan sesuatu, 2) sekedar bergengsi,

3) penggunaan istilah yang lebih populer, 4) memberitahukan sesuatu. Campur kode

yang dilakukan oleh penutur tersebut di sebabkan oleh faktor kebiasaan dan

kesantaian. Hal tersebut dapat dilihat pada kata kata tite (kita), tite wahakae (kita

semua), ahe (apa), mari (bicara) titeni (kita ini).

Tuturan pada data (13) tersebut berlangsung pada situasi informal dengan

menggunakan ragam lisan. Lokasi terjadinya tuturan tersebut yaitu di sekretariat

keluarga mahasiswa Adonara Yogyakarta. Pihak yang terlibat adalah pembicara dan

pendengar. Keduanya berganti peran sebagai pendengar dan pembicara. Tuturan pada

data (13) tersebut disampaikan dengan santai dan serius. Hal ini dikarenakan penutur

memiliki maksud dan tujuan yaitu untuk menyemangati dan meminta agar anggota

yang hadir pada peretmuan tersebut memberikan pendapatnya.

3. Membangkitkan rasa humor

(14). Percakapan 14

Data pada percakapan (14) tersebut berlangsung pada situasi informal. Tujuan

dari percakapan tersebut adalah meminta agar peserta yang hadir pada pertemuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

80

keluarga mahasiswa Adonara Yogyakarta memberikan pendapatnya. Tempat

terjadinya percakapan adalah di sekretariat keluarga mahasiswa Adonara Yogyakarta.

Pihak yang terlibat adalah pembicara dan pendengar. Keduanya berganti peran

sebagai pendengar dan pembicara.

Pada percakapan (14) tersebut penutur melakukan campur kode

membangkitkan rasa humor. Hal tersebut sejalan dengan teori yang di kemukan oleh

Suandi (2014:144) yang mengatakan bahwa campur kode ini sering dimanfaatkan

untuk menghadi ketegangan atau kelesuan karena telah cukup lama bertukar pikiran

sehingga memerlukan rasa humor untuk memecahkan masalah tersebut. Penelitian

terdahulu yang relevan dengan hasil ini adalah penelitian yang dilakukan oleh

Andronikus Kresna (2015), yang berjudul “Campur kode dan alih kode pada interaksi

informal pada mahasiswa di Yogyakarta: studi kasus pada mahasiswa asrama lantai

merah, jalan cendrawasih no 1B, demangan baru, Yogyakarta”.

Penelitian ini melengkapi penelitian yang terdahulu. Pada penelitian ini di

temukan empat faktor penyebab terjadinya campur kode yaitu 1) mitra bicara, 2)

pembicara dan pribadi pembicara, 3) membangkitkan rasa humor, 4) penggunaan

istilah yang lebih populer. Pada peneltian terdahulu di temukan empat faktor

penyebab terjadinya campur kode yaitu 1) menjelaskan sesuatu, 2) mempertegas

sesuatu, 3) kebiasaan penutur, 4) rasa peseimis. Campur kode yang dilakukan oleh

penutur tersebut, karena ingin mencairkan suasana. Hal tersebut dapat dilihat pada

kata tite (kita).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

81

Tuturan pada data (8) tersebut disampaikan dengan santai dan serius. Hal ini

dikarenakan penutur memiliki maksud dan tujuan yaitu meminta agar peserta yang

hadir pada pertemuan keluarga mahasiswa Adonara Yogyakarta. Selain data pada

percakapan (14) tersebut adapun data serupa yang sama yaitu data pada percakapan

(15). Hal tersebut akan diuraikan sebagai berikut.

(15). Percakapan 15

Data pada percakapan (15) tersebut berlangsung pada situasi informal. Tujuan

dari percakapan tersebut adalah meminta agar peserta yang hadir pada pertemuan

keluarga mahasiswa Adonara Yogyakarta memberikan pendapatnya. Tempat

terjadinya percakapan adalah di sekretariat keluarga mahasiswa Adonara Yogyakarta.

Pihak yang terlibat adalah pembicara dan pendengar. Keduanya berganti peran

sebagai pendengar dan pembicara.

Pada percakapan (15) tersebut penutur melakukan campur kode

membangkitkan rasa humor. Hal tersebut sejalan dengan teori yang di kemukan oleh

Suandi (2014:144) yang mengatakan bahwa campur kode ini sering dimanfaatkan

untuk menghadi ketegangan atau kelesuan karena telah cukup lama bertukar pikiran

sehingga memerlukan rasa humor untuk memecahkan masalah tersebut. Penelitian

terdahulu yang relevan dengan hasil ini adalah penelitian yang dilakukan oleh

Andronikus Kresna (2015), yang berjudul “Campur kode dan alih kode pada interaksi

informal pada mahasiswa di Yogyakarta: studi kasus pada mahasiswa asrama lantai

merah, jalan cendrawasih no 1B, demangan baru, Yogyakarta”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

82

Penelitian ini melengkapi penelitian yang terdahulu. Pada penelitian ini di

temukan empat faktor penyebab terjadinya campur kode yaitu 1) mitra bicara, 2)

pembicara dan pribadi pembicara, 3) membangkitkan rasa humor, 4) penggunaan

istilah yang lebih populer. Pada peneltian terdahulu di temukan empat faktor

penyebab terjadinya campur kode yaitu 1) menjelaskan sesuatu, 2) mempertegas

sesuatu, 3) kebiasaan penutur, 4) rasa peseimis. Campur kode yang dilakukan oleh

penutur tersebut, karena ingin mencairkan suasana. Hal tersebut dapat dilihat pada

kata kata No (panggilan untuk anak laki-laki) dan kalimat No goong ki (No makan

dulu).

Tuturan pada data (15) tersebut disampaikan dengan santai dan serius. Hal ini

dikarenakan penutur memiliki maksud dan tujuan yaitu membahas mengenai susunan

acara.

4. Penggunaan istilah yang lebih populer

(16). Percakapan 16

Tuturan pada data (16) tersebut berlangsung pada situasi informal dengan

menggunakan ragam lisan. Lokasi terjadinya tuturan tersebut yaitu di sekretariat

keluarga mahasiswa Adonara Yogyakarta. Pihak yang terlibat adalah pembicara dan

pendengar. Keduanya berganti peran sebagai pendengar dan pembicara.

Tuturan pada data (16) tersebut, penutur melakukan campur kode karena

penggunaan istilah yang lebih populer. Hal tersebut sejalan dengan teori yang

dikemukakan oleh Suandi (2014:144) yang mengatakan bahwa dalam kehidupan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

83

sosial, terkadang seorang penutur melakukan campur kode dengan menggunakan

kata-kata yang dinilainya mempunyai padanan yang lebih populer. Penelitian

terdahulu yang relevan dengan hasil ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Ardian

Pitra Satya Purnama (2015) berjudul “Alih Kode dan Campur Kode Iklan Obat di

Siaran Radio Kedaulatan Rakyat Yogyakarta”.

Penelitian ini melengkapi penelitian yang terdahulu. Pada penelitian ini di

temukan empat faktor penyebab terjadinya campur kode yaitu 1) mitra bicara, 2)

pembicara dan pribadi pembicara, 3) membangkitkan rasa humor, 4) penggunaan

istilah yang lebih populer. Pada peneltian terdahulu di temukan empat faktor

penyebab terjadinya campur kode yaitu 1) menjelaskan sesuatu, 2) sekedar bergengsi,

3) penggunaan istilah yang lebih populer, 4) memberitahukan sesuatu. Campur kode

yang dilakukan oleh penutur disebabkan karena penutur tersebut menilai bahwa kata

tersebut mempunyai padanan yang lebih populer. Hal tersebut dapat dilihat pada kata

fix (tidak dapat diganggu lagi).

Tuturan pada data (16) tersebut disampaikan dengan santai dan serius. Hal ini

dikarenakan penutur memiliki maksud dan tujuan yaitu menyemangati panitia yang

bekerja. Selain data pada percakapan (16), adapun data serupa yang sama yaitu data

pada percakapan (17). Hal tersebut akan diuraikan sebagai berikut.

(17). Percakapan 17

Tuturan pada data (17) tersebut berlangsung pada situasi informal dengan

menggunakan ragam lisan. Lokasi terjadinya tuturan tersebut yaitu di sekretariat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

84

keluarga mahasiswa Adonara Yogyakarta. Pihak yang terlibat adalah pembicara dan

pendengar. Keduanya berganti peran sebagai pendengar dan pembicara.

Tuturan pada data (16) tersebut, penutur melakukan campur kode karena

penggunaan istilah yang lebih populer. Hal tersebut sejalan dengan teori yang

dikemukakan oleh Suandi (2014:144) yang mengatakan bahwa dalam kehidupan

sosial, terkadang seorang penutur melakukan campur kode dengan menggunakan

kata-kata yang dinilainya mempunyai padanan yang lebih populer. Penelitian

terdahulu yang relevan dengan hasil ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Ardian

Pitra Satya Purnama (2015) berjudul “Alih Kode dan Campur Kode Iklan Obat di

Siaran Radio Kedaulatan Rakyat Yogyakarta”.

Penelitian ini melengkapi penelitian yang terdahulu. Pada penelitian ini di

temukan empat faktor penyebab terjadinya campur kode yaitu 1) mitra bicara, 2)

pembicara dan pribadi pembicara, 3) membangkitkan rasa humor, 4) penggunaan

istilah yang lebih populer. Pada peneltian terdahulu di temukan empat faktor

penyebab terjadinya campur kode yaitu 1) menjelaskan sesuatu, 2) sekedar bergengsi,

3) penggunaan istilah yang lebih populer, 4) memberitahukan sesuatu. Campur kode

yang dilakukan oleh penutur disebabkan karena penutur menilai bahwa kata tersebut

mempunyai padanan yang lebih populer. Hal tersebut dapat dilihat pada kata seeting

(atur atau mengatur).

Tuturan pada data (16) tersebut disampaikan dengan santai dan serius. Hal ini

dikarenakan penutur memiliki maksud dan tujuan yaitu membahas mengenai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

85

perwakilan salah seorang anggota keluarga mahasiswa Adonara Yogyakarta sebagai

pemateri untuk kegiatan seminar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

86

BAB V

PENUTUP

Bab ini terdiri dari dua hal pokok, yaitu (1) simpulan dan (2) saran. Simpulan

berisi rangkuman keseluruhan isi dari penelitian ini dan saran berisi hal-hal yang

relevan yang perlu diperhatikan untuk peneliti lanjutan, baik mahasiswa jurusan

Bahasa Indonesia, maupun peneliti lain. Berikut adalah pemaparan dari kedua hal

tersebut.

5.1 Simpulan

Berdasarkan analisis data mengenai campur kode pada peristiwa tutur keluarga

mahasiswa adonara Yogyakarta dapat disimpulkan sebagai berikut:

Campur kode yang ditemukan pada peristiwa tutur keluarga mahasiswa adonara

Yogyakarta dibagi menjadi dua, yaitu (a) campur kode ke dalam, (b) campur kode ke

luar. Campur kode ke dalam terbagi menjadi tiga jenis, yaitu (a) penyisipan kata, (b)

penyisipan frasa, (c) penyisipan klausa. Campur kode keluar terbagi menjadi tiga

jenis, yaitu (a) penyisipan kata, (b) penyisipan frasa, (c) penyisipan klausa.

Faktor penyebab terjadinya campur kode pada peristiwa tutur keluarga mahasiswa

adonara Yogyakarta dibagi menjadi empat, yaitu (a) mitra bicara, (b) pembicara dan

pribadi pembicara, (c) membangkitkan rasa humor, (d) penggunaan istilah yang lebih

populer.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

87

5.2 Saran

Berdasarkan hasil yang telah ditemukan, peneliti memberikan beberapa saran bagi

peneliti lanjutan yang ingin meneliti topik yang serupa dengan penelitian ini. Berikut

adalah saran–saran dari peneliti.

1. Bagi peneliti lanjutan

a) Penelitian ini meneliti mengenai jenis-jenis campur kode dan faktor penyebab

terjadinya campur kode pada keluarga mahasiswa adonara Yogyakarta.

Peneliti lanjutan dapat meneliti campur kode pada peristiwa tutur yang terjadi

pada ranah pendidikan, ranah hiburan, atau ranah yang lainnya yang

menunjang bagi penelitian, dan menunjang sebagai contoh penelitian kajian

sosiolinguistik.

b) Pada penelitian ini, peneliti menemukan empat faktor penyebab terjadi

campur kode. Diharapakan peneliti lanjutan dapat menemukan faktor lainnya

agar dapat menyempurnakan penelitian terdahulu.

c) Selain bidang ilmu kajian sosiolinguistik, data yang dianalisis nantinya bisa

dikaji bukan hanya dari segi sosiolinguistik melainkan bisa dikaji dari bidang

ilmu lainnya.

2. Bagi Keluarga Mahasiswa Adonara Yogyakarta

Peristiwa campur kode merupakan peristiwa yang sangat sering terjadi dalam

percakapan di kehidupan sehari-hari. Namun, banyak orang yang tidak menyadari

bahwa penutur maupun mitra tutur mengalami fenomena campur kode. Hal ini

bukanlah sesuatu yang negatif jika penutur mampu menempatkan diri dengan siapa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

88

dia berbicara. Maka diharapakan dengan adanya penelitian ini, keluarga mahasiswa

adonara Yogyakarta mampu menempatkan diri siapa dia berbicara, dan dengan tujuan

apa dia berbicara. Seseorang akan berbicara formal ketika situasi formal, namun

adakalanya seseorang akan berbicara formal untuk menghargai mitra tutur sekalipun

situasi menunjukan tidak formal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

89

Daftar Pustaka

Alwasilah, A. Chaedar. 2008. Filsafat Bahasa dan Pendidikan. Bandung: Remaja

Rosdakarya

Chaer Abdul dan Leonie Agustina. 2010. Sosiolinguistik: Perkenalan awal Jakarta:

Rineka Cipta.

Chaer, Abdul. 2012. Linguistik umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Chaer, Abdul.2009. Psikolinguistik kajian teoritik. Jakarta: Rineka Cipta.

Dolame, Yakobus. 2016. Kode dan Alih Kode dalam Siaran Radio Bumi Mimika

Kabupaten Timika Provinsi Papua. Skripsi pada FKIP Sanata Dharma

Yogyakarta.

Kresna, Andronikus. 2015. Campur Kode dan Alih Kode pada Interaksi Informal

Mahasiswa di Yogyakarta: Studi Kasus pada Mahasiswa Lantai Merah, Jalan

cendrawasih No.1B, Demangan Baru, Yogyakarta. Skripsi pada FKIP Sanata

Dharma Yogyakarta.

Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia

Khoyin, Muhammad. 2013. Filsafat Bahasa: Philosophy of Language: Pustaka Setia

Bandung

Nababan, PW.J. 1984. Sosiolinguitik: suatu pengantar.Jakarta: Gramedia

Pitra, Ardian. 2015. Alih Kode dan Campur Kode Iklan Obat di Siaran Radio

Kedaulatan Rakyat Yogyakarta. Skripsi pada FKIP Sanata Dharma

Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

90

Rahardi, Kunjana. 2010. Kajian Sosiolinguistik: ihwal kode dan alih kode. Bogor:

Ghalia Indonesia

Suandi, I. Nengah. 2014. Sosiolinguistik: Yogyakarta: Graha Ilmu

Sudaryanto.1986. Metode linguistik bagian pertama. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press

Sudaryanto.1993. metode dan aneka teknik analisis bahasa pengantar penelitian

wahana kebudayaan secara linguistik. Yogyakarta: Duta Wacana University.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

91

TABEL ANALISIS DATA JENIS-JENIS CAMPUR KODE YANG TERJADI PADA PERISTIWA TUTUR KELUARGA

MAHASISWA ADONARA YOGYAKARTA (KMAY) 2017

NO Tuturan Kode Perubahan kode Jenis-jenis

campur kode

Keterangan Setuju Tidak

setuju

keterangan

Kata Frasa Klausa Ke

dalam

Keluar

1. P1:Kami dari sosbud.

Mungkin maina saja, tite

jalankan seminar saja dulu

tidak apa-apa.di seminar

nanti mungkin mio

membutuhkan pengisi

acaranya kami dari sosbud

sangat siap, misalnya

hedung buat hode pemateri

kami siap sekali. Dan

untuk pagelaran tite

undurkan, kemudian

seminar nolo ki.

P2: Baik terima kasih buat

masukan dari sosbud.

(24-11-2017)

Tite,

maina,

mio,

hode,

nolo ki.

Pihak yang terlibat adalah

pembicara dan pendengar

yang berasal dari adonara.

Bertempat di sekretariat

keluarga mahasiswa adonara

Yogyakarta. Tujuan dari

tuturan tersebut adalah

menyampaikan pendapat

terkait dengan kesediaan dari

sosbud untuk menjadi

pengisi acara pada kegiatan

seminar. Percakapan

tersebut disampaikan dengan

santai menggunakan ragam

lisan pada situasi informal.

Campur kode yang

dilakukan oleh penutur

merupakan campur kode

kedalam pada tataran kata,

yang di tandai dengan

adanya bahasa asli atau

bahasa adonara. hal tersebut

dapat di lihat pada kata tite

(kita), maine (itu),mio

(kamu), noloki (duluan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

92

2. P1: Karena kemarin kita sudah

bicarakan juga. Karena

pertimbangan waktu jadi

kita jalankan saja.

P2: Jadi semuanya sudah fix.

Saya hanya minta supaya

kita semua tetap semangat.

(24-11-2017)

Fix Pihak yang terlibat adalah

pembicara dan pendengar

yang berasal dari adonara.

Bertempat di sekretariat

keluarga mahasiswa adonara

Yogyakarta. Tujuan dari

percakapan tersebut adalah

untuk menyemangati panitia

yang bekerja. Percakapan

tersebut disampaikan dengan

santai menggunakan ragam

lisan pada situasi informal.

Campur kode yang

dilakukan oleh penutur

merupakan campur kode

keluar pada tataran kata yang

di tandai dengan adanya

bahasa bahasa inggris. Hal

tersebut dapat dilihat pada

kata fix (tidak dapat di

ganggu lagi)

3. P1: Moe pana ta? Biar kita

jalannya sama-sama

P2: Memangnya mau jalan

jam berapa?

(24-11-2017)

Moe

pana ta

Pihak yang terlibat adalah

pembicara dan pendengar

yang berasal dari adonara.

Bertempat di sekretariat

keluarga mahasiswa adonara

Yogyakarta. Tujuan dari

percakapan tersebut adalah

untuk menanyakan sesuatu

terkait dengan rencana untuk

jalan-jalan. Percakapan

tersebut disampaikan dengan

santai menggunakan ragam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

93

lisan pada situasi informal.

Campur kode yang

dilakukan oleh penutur

merupakan campur kode

kedalam pada tataran klausa

yang ditandai dengan adanya

bahasa asli atau bahasa

adonara. Hal tersebut dapat

dilihat pada klausa moe

pana ta (kamu jalan tidak).

4. P1: Jam 8 saja. supaya jangan

terlalu malam

P2: Iya jam 8 saja. Mia ki, goe

kaka telpon. (Sambil

berjalan keluar rumah).

(24-11-2017)

Mia ki,

goe

Pihak yang terlibat adalah

pembicara dan pendengar

yang berasal dari adonara.

Bertempat di sekretariat

keluarga mahasiswa adonara

Yogyakarta. Tujuan dari

percakapan tersebut adalah

menyampaikan pendapat

terkait dengan jam yang

disepakati untuk jaln-jalan.

Percakapan tersebut

disampaikan dengan santai

menggunakan ragam lisan

pada situasi informal.

Campur kode yang

dilakukan oleh penutur

merupakan kedalam pada

tataran kata dan frasa yang di

tandai dengan adanya bahasa

asli atau bahasa adonara. Hal

tersebut dapat dilihat pada

kata goe (saya) dan frasa mia

ki (tunggu dulu).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

94

5. P1: Iya bagaimana teman ra

siap atau belum?

P2: Sudah siap. Rae sudah

jalan, rae pia hauka ni.

(24-11-2017)

ra,rae,

rae pia

hauka

ni

Pihak yang terlibat adalah

pembicara dan pendengar

yang berasal dari adonara.

Bertempat di sekretariat

keluarga mahasiswa adonara

Yogyakarta. Tujuan dari

percakapan tersebut adalah

menanyakan sesuatu dan

memberitahukan sesuatu

terkait dengan teman-teman

yang akan ikut untuk jalan-

jalan. Percakapan tersebut

disampaikan dengan santai

menggunakan ragam lisan

pada situasi informal.

Campur kode yang

dilakukan oleh penutur

meruapakan campur kode

kedalam pada tataran kata

dan klausa yang di tandai

dengan adanya penggunaan

bahasa asli atau bahasa

adonara. Hal tersebut dapat

dilihat pada kata rae

(mereka) dan klausa rae pia

hauka (mereka lagi dalam

perjalanan).

6. P1: Makanan yang ra buara

pada saat seminar untuk

peserta dan pemateri kira-

kira makanan aku?

P2: Kalau dari goe, makanan

lokal saja. Soalnya bisa

Ra

buara,

aku,

goe,tite

Pihak yang terlibat adalah

pembicara dan pendengar

yang berasal dari adonara.

Bertempat di sekretariat

keluarga mahasiswa adonara

Yogyakarta. Tujuan dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

95

mengangkat nama budaya

tite.

(24-11-2017)

percakapan tersebut adalah

membahas mengenai

makanan yang akan di

hidangkan pada kegiatan

seminar. Percakapan

tersebut disampaikan dengan

santai menggunakan ragam

lisan pada situasi informal.

Campur kode yang

dilakukan oleh penutur

merupakan campur kode

kedalam pada tataran kata

dan klausa yang di tandai

dengan adanya bahasa asli

atau bahasa adonara. hal

tersebut dapat dilihat pada

kata aku (apa), goe (saya),

tite (kita ) dan klausa ra

buara (mereka makan)

7. P1: Mengenai makan lokal di

jogja juga ada atau begini,

tite nei resep di ibu yang

catering supaya hudaro na

seba atau tite juga bisa cari

bahan- bahan supaya dia

yang masak. Soalnya kalau

ubi atau jagung mainekan

ada.

P2: Iya saya setuju. Kita buat

begitu saja.

(25-11-2017)

Tite

nei,

hudaro

na

seba,

maine

Pihak yang terlibat adalah

pembicara dan pendengar

yang berasal dari adonara.

Bertempat di sekretariat

keluarga mahasiswa adonara

Yogyakarta. Tujuan dari

percakapan tersebut adalah

menyampaikan pendapat

terkait dengan makanan

lokal yang akan disajikan

pada kegiatan seminar.

Percakapan tersebut

disampaikan dengan santai

menggunakan ragam lisan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

96

pada situasi informal.

Campur kode yang

dilakukan oleh penutur

merupakan campur kode ke

dalam pada tataran kata dan

klausa yang di tandai dengan

adanya bahasa asli atau

bahasa adonara. hal tersebut

dapat di lihat pada kata

maine (seperti) dan klausa

tite nei (kita kasih), hudaro

sna seba (suruh dia beli)

8. P1: Untuk kegiatan tite ini, go

harap tite wahakae

semangat. Karena kegiatan

tite ini kegiatan besar

menyangkut seminar

nasional. Jadi ahe yang

mio mau mari, mari saja,

supaya kegiatan ini bisa

berjalan dengan baik dan

lancar.

P2: Iya dan semoga dengan

harapan yang begitu besar

dari tite wahakae kegiatan

tite ni bisa berjalan sesuai

dengan yang di harapkan.

P1: Oke semangat buat kita

semua.

(25-11-2017)

Tite,go,

titewah

akae,

ahe,mi

o,mari

Pihak yang terlibat adalah

pembicara dan pendengar

yang berasal dari adonara.

Bertempat di sekretariat

keluarga mahasiswa adonara

Yogyakarta. Tujuan dari

percakapan tersebut adalah

untuk menyemangati semua

anggota yang bekerja.

Percakapan tersebut

disampaikan dengan santai

menggunakan ragam lisan

pada situasi informal.

Campur kode yang

dilakukan oleh penutur

merupakan campur kode

kedalam pada tataran kata

dan frasa yang di tandai

dengan adanya bahasa asli

atau bahasa adonara. Hal

tersebut dapat dilihat pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

97

kata tite (kita), go (saya), ahe

(apa), mio (kamu), mari

(bicara) dan frasa tite

wahakae (kita semua).

9. P1: Tolong tite semua

memberikan pendapat.

Mungkin dari ade nona

sedon lepan, dan sedon

boleng. (sambil tertawa).

P2: Omong saja tidak apa-apa.

Atau takut ada yang

marah. (sambil tertawa)

(25-11-2017)

Tite Pihak yang terlibat adalah

pembicara dan pendengar

yang berasal dari adonara.

Bertempat di sekretariat

keluarga mahasiswa adonara

Yogyakarta. Tujuan dari

percakapan tersebut adalah

meminta agar peserta yang

hadir pada pertemuan

tersebut memberikan

pendapatnya. Percakapan

tersebut di sampaikan

dengan santai menggunakan

ragam lisan pada situasi

informal. Campur kode yang

dilakukan oleh penutur

merupakan campur kode

kedalam pada tataran kata

yang ditandai dengan adanya

bahasa asli atau bahasa

adonara. hal tersebut dapat

dilihat pada kata tite (kita)

10. P1: Saya setuju dengan di

tambahkan satu pemateri

lagi, tetapi kalau bisa dari

mahasiswa saja.

P2: Kalau goe setuju hala

dengan adanya

penambahan pemateri.

Goe,

hala

Pihak yang terlibat adalah

pembicara dan pendengar

yang berasal dari adonara.

Bertempat di sekretariat

keluarga mahasiswa adonara

Yogyakarta. Tujuan dari

percakapan tersebut adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

98

Karena sampai pada

pemateri ke empat orang

pasti sudah bosan.

(25-11-2017)

membahas mengenai adanya

penambahan pemateri

seminar. Percakapan

tersebut disampaikan dengan

santai menggunakan ragam

lisan pada situasi informal.

Campur kode yang

dilakukan oleh penutur

merupakan campur kode

kedalam pada tataran kata

yang ditandai dengan adanya

bahasa asli atau bahasa

adonara. Hal tersebut dapat

dilihat pada kata goe (saya)

dan kata hala (tidak).

11. P1: Kalau ada penambahan

pemateri ke empat supaya

audience jangan bosan,

kita berikan kepada

moderator untuk

mengarahkannya.

P2: kalau seperti itu biar kita

tentukan saja salah satu

diantara kita.

P3: Ka grace saja sebagai

pemeteri ke empatnya.

(25-11-2017)

Audien

ce,mod

erator

Pihak yang terlibat adalah

pembicara dan pendengar

yang berasal dari adonara.

Bertempat di sekretariat

keluarga mahasiswa adonara

Yogyakarta. Tujuan dari

percakapan tersebut

membahas mengenai

penambahan pemateri

seminar. Percakapan

tersebut disampaikan dengan

santai menggunakan ragam

lisan pada situasi informal.

Campur kode yang

dilakukan oleh penutur

merupakan campur kode

keluar pada tataran kata yang

ditandai dengan adanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

99

bahsa asing atau bahasa

inggris. Hal tersebut dapat

dilihat pada kata audience

(peserta) dan kata moderator

(ketua sidang).

12. P1: Semuanya tergantung

teman-teman saja. Mau

kita masukan satu

perwakilan kita dari sini

atau kita bisa seting di

forum.

P2: Kalau menurut saya kita

omong disini sekarang

memang saja.

(25-11-2017)

seting Pihak yang terlibat adalah

pembicara dan pendengar

yang berasal dari adonara.

Bertempat di sekretariat

keluarga mahasiswa adonara

Yogyakarta. Tujuan dari

percakapan tersebut

membahas mengenai

perwakilan salah seorang

anggota keluarga mahasiswa

adonara Yogyakarta sebagai

pemateri keempat.

Percakapan tersebut

disampaikan dengan santai

menggunakan ragam lisan

pada situasi informal.

Campur kode yang

dilakukan oleh penutur

merupakan campur kode

keluar pada tataran kata yang

ditandai dengan adanya

bahsa asing atau bahasa

inggris. Hal tersebut dapat

dilihat pada kata seting (atur

atau mengatur)

13. P1: Inikan forum teman-

teman, jadi ide semenarik

apapun kalau teman-teman

Pekoda

ket ta

Pihak yang terlibat adalah

pembicara dan pendengar

yang berasal dari adonara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

100

tidak menerima tidak apa-

apa.

P2: Pekodaket ta daerahka

lebih bagus lagi, campur

aduk supaya lebih cantik

(sambil tertawa).

(25-11-2017)

daerah

ka

Bertempat di sekretariat

keluarga mahasiswa adonara

Yogyakarta. Tujuan dari

percakapan tersebut

meminta kepada seluruh

anggota yang hadir untuk

menyampaikan pendapatnya

meskipun harus

menggunakan bahasa

daerah. Percakapan tersebut

disampaikan dengan santai

menggunakan ragam lisan

pada situasi informal.

Campur kode yang

dilakukan merupakan

campur kode kedalam pada

tataran klausa yang ditandai

dengan adanya bahasa asli

atau bahasa adonara. Hal

tersebut dapat dilihat pada

klusa pekodaket ta

daerahaka (menggunakan

bahasa daerah)

14. P1: Pagelaran budaya karena

ada beberapa

pertimbangan terkait

persiapan dan mungkin

lebih kepada dana. Untuk

masalah yang belum pasti

dan masih menjadi tanda

tanya besar adalah masalah

gedung. Karena sekarang

kita kerucukan pada

Tite,go,

gelekat,

Pihak yang terlibat adalah

pembicara dan pendengar

yang berasal dari adonara.

Bertempat di sekretariat

keluarga mahasiswa adonara

Yogyakarta. Tujuan dari

percakapan tersebut adalah

untuk menyemangati.

Percakapan tersebut

disampaikan dengan santai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

101

seminar dan pagelaran

budaya di undurkan

mungkin bulan lima atau

bulan enam. Tapi ini tidak

mematahkan semangat

teman-teman semua untuk

tite bergabung bekerja

sama. Tetapi ini go rasa

justru tite lebih semangat

lagi dengan jiwa gelakat

saya rasa semuanya bisa

berjalan dengan lancar.

P2: Bagaimana teman-teman

sepakat? Kalau kegiatan

kali ini tite dengan

seminar.

(25-11-2017)

menggunakan ragam lisan

pada situasi informal.

Campur kode yang

dilakukan merupakan

campur kode kedalam pada

tataran kata yang ditandai

dengan adanya pemakaian

bahasa asli atau bahasa

adonara. Hal tersebuut dapat

dilihat pada kata tite (kita),

go (saya), dan gelekat

(membantu).

15. P1: Teman-teman semua bisa

tite sepakati bersama kalau

lagi H- dua minggu itu tite

kerucutkan di seminar nolo

ki?

P2: Iya untuk sekarang ini

juga kalau bisa kita

fokusnya di seminar saja

dulu.

(25-11-2017)

Tite,

nolo ki

Pihak yang terlibat adalah

pembicara dan pendengar

yang berasal dari adonara.

Bertempat di sekretariat

keluarga mahasiswa adonara

Yogyakarta. Tujuan dari

percakapan tersebut

membahas mengenai

kegiatan seminar yang akan

dilaksanakan terlebih

dahulu. Percakapan tersebut

disampaikan dengan santai

menggunakan ragam lisan

pada situasi informal.

Campur kode yang

digunakan merupakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

102

campur kode kedalam pada

tataran kata yang ditandai

dengan adanya bahasa asli

atau bahasa adonara. Hal

tersebut dapat dilihat pada

kata tite (kita) dan kata

noloki (duluan).

16. P1: Jangan sepakat-sepakat

saja, harus no nei

alasannya.

P2: Bagaimana teman-teman

inikan rapat anggota jadi

berapapun anggota yang

hadir ketika teman-teman

menyampaikan dalam

forum sah-sah saja.

(25-11-2017)

No nei Pihak yang terlibat adalah

pembicara dan pendengar

yang berasal dari adonara.

Bertempat di sekretariat

keluarga mahasiswa adonara

Yogyakarta. Tujuan dari

percakapan tersebut

meminta kepada anggota

yang hadir jika ingin

memberikan pendapatnya

harus dengan alasan yang

jelas. Percakapan tersebut

disampaikan dengan santai

menggunakan ragam lisan

pada situasi informal.

Campur kode yang

dilakukan merupakan

campur kode kedalam pada

tataran kata yang ditandai

dengan adanya bahasa asli

atau bahasa adonara. Hal

tersebut dapat dilihat pada

kata nonei (dengan).

17. P1: Mudah-mudahan apa yang

sudah dibicarakan ini, kita

langsung menyatakan

Tite,

emu,

goe,

Pihak yang terlibat adalah

pembicara dan pendengar

yang berasal dari adonara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

103

pertanggung jawaban kita

dengan aksi. Jadi coba kalau

tite yang sudah

dipercayakan sebagai

panitia itu tolong lebih

respon dan bergegas mu.

Soalnya di grup sangat sepi.

Dan humas juga. Tadi siang

goe hubungi seonai ina yesi

dan rae juga sudah punya

rancangan-rancangan.

P2: Bagaimana dengan

pemateri ne?

P3: Terkait pemateri ada tiga

pemateri. Yang pertama

Mas eko prasetio (bung eko)

jadi nae itu lebih

memberikan kepada

semangat untuk gerakan

yang kedua Dr.utomo nae

lebih pada pengembangan

kelompok massyarakat. Nae

lebih kaya pemberdayaan

begitu terus yang terakhir itu

dari bupati flores timur.

(25-11-2017)

seonai

ina,

rae, ne,

nae,

Bertempat di sekretariat

keluarga mahasiswa adonara

Yogyakarta. Tujuan dari

percakapan tersebut

membahas mengenai

kesiapan dari pemateri yang

akan diundang pada kegiatan

seminar. Percakapan

tersebut disampaikan dengan

santai menggunakan ragam

lisan pada situasi informal.

Campur kode yang

dilakukan merupakan

campur kode kedalam pada

tataran kata dan frasa yang

ditandai dengan adanya

bahasa asli atau bahasa

adonara. Hal tersebut dapat

dilihat pada tite (kita), emu

(cepat), rae (mereka), ne

(itu), nae (dia) dan frasa

seonai ina (adik perempuan)

18. P1: Bagaimana dengan tempat

untuk kegiatan tite?

P2: Kalau tempatnya tadi

sudah ada yang Tanya, jadi

esimu baru kita dengar

hasilnya bagaimana.

(25-11-2017)

Tite,

Esimu

Pihak yang terlibat adalah

pembicara dan pendengar

yang berasal dari adonara.

Bertempat di sekretariat

keluarga mahasiswa adonara

Yogyakarta. Tujuan dari

percakapan tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

104

membahas mengenai

kesiapan dari pemateri yang

akan diundang pada kegiatan

seminar. Percakapan

tersebut disampaikan dengan

santai menggunakan ragam

lisan pada situasi informal.

Campur kode yang

dilakukan oleh penutur

merupakan campur kode

kedalam pada tataran kata

yang ditandai dengan adanya

bahasa asli atau bahasa

adonara. Hal tersebut dapat

dilihat pada kata tite (kita)

dan kata esimu (sebentar).

19. P1: Misalnya seminar tite

kasih hari senin, teman-

teman mungkin boaya

yang berhalangan soalnya

ra ujian. UST hari sabtu

sudah mulai ujian.

Bagaimana dengan ina dan

ama yang di belakang?

P2: Kami ujian tanggal 16

atau 18 kalau tidak salah.

(25-11-2017)

Tite,

boaya,

ra,ina

ama,

Pihak yang terlibat adalah

pembicara dan pendengar

yang berasal dari adonara.

Bertempat di sekretariat

keluarga mahasiswa adonara

Yogyakarta. Tujuan dari

percakapan tersebut

membahas mengenai hari

dan tanggal di

selenggarakannya kegiatan

seminar. Percakapan

tersebut disampaikan dengan

santai menggunakan ragam

lisan pada situasi informal.

Campur kode yang

dilakukan oleh penutur

merupakan campur kode

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

105

kedalam pada tataran kata

yang ditandai dengan adanya

bahasa asli atau bahasa

adonara. Hal tersebut dapat

dilihat pada kata tite (kita),

boaya (banyak), ra

(mereka), ina (panggilan

untuk saudari perempuan)

dan ama (panggilan untuk

saudara laki-laki).

20. P1: Teman-teman yang

pertama kita harus

mengerti bahwa ini agenda

besar, saya mau laporan

berikutnya entah besok

lusa atau kapanpun

seminggu bila perlu empat

kali pertemuannya. Karena

ini urgent teman-teman.

Ini agenda besar yang

kalian juga harus bisa

mengerti bahwa butuh

sekali intens.

P2: Terimakasih untuk

masukannya. Jadi

mungkin mulai besok dan

seterusnya kita semua bisa

lebih rutin lagi untuk

pertemuan.

(25-11-2017)

urgent Pihak yang terlibat adalah

pembicara dan pendengar

yang berasal dari adonara.

Bertempat di sekretariat

keluarga mahasiswa adonara

Yogyakarta. Tujuan dari

percakapan tersebut

membahas mengenai jadwal

pertemuan terkait dengan

laporan dari masing-masing

anggota yang sudah

dipercayakan sebagai panitia

kerja. Percakapan tersebut

disampaikan dengan santai

menggunakan ragam lisan

pada situasi informal.

Campur kode yang

dilakukan penutur

merupakan campur kode

keluar pada tataran kata yang

ditandai dengan adanya

penggunaan bahasa asing

atau bahasa inggris. Hal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

106

tersebut dapat dilihat pada

kata urgent (mendesak).

21. P1: Sudah,Itu dari abang

Bosko terkait dengan

susunan acara yang lebih

kepada temu kangen.

P2: Kaka yesi di gute iya ni,

terus kenapa kalian bilang

saya sendiri yang ambil.

(8-12-2017)

Abang,

di gute

iya ni

Pihak yang terlibat adalah

pembicara dan pendengar

yang berasal dari adonara.

Bertempat di sekretariat

keluarga mahasiswa adonara

Yogyakarta. Tujuan dari

percakapan tersebut

membahas mengenai

susunan acara pada kegiatan

seminar. Percakapan

tersebut disampaikan dengan

santai menggunakan ragam

lisan pada situasi informal.

Campur kode yang

dilakukan penutur

merupakan campur kode

kedalam pada tataran kata

dan klausa yang ditandai

dengan adanya pengunaan

bahasa asli atau bahasa

adonara. Hal tersebut dapat

dilihat pada kata abang

(kakak) dan klausa di gute

iya ne (dia juga ambil).

22. P1: Untuk doorprice yang

pertama ini tiketnya di

ambil dan diserahkan

oleh divisi ticketing,

kedua dari acara ketiga

dari konsumsi dan

keempat dari

Doorpr

ice

Pihak yang terlibat adalah

pembicara dan pendengar

yang berasal dari adonara.

Bertempat di sekretariat

keluarga mahasiswa adonara

Yogyakarta. Tujuan dari

percakapan tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

107

perlengkapan untuk

menyerahkan doorprice

P2: Setelah penyerahan

doorprice, acara

selanjutnya bagaimana?

(8-12-2017)

membahas mengenai

susunan acara terkait dengan

penyerahan hadiah.

Percakapan tersebut

disampaikan dengan santai

menggunakan ragam lisan

pada situasi informal.

Campur kode yang

dilakukan penutur

merupakan campur kode

keluar pada tataran kata yang

ditandai dengan adanya

bahasa asing atau bahasa

inggris. Hal tersebut dapat

dilihat pada kata doorprice

(hadiah).

23. P1: Acara selanjutnya, foto

bersama yang kemudian di

lanjutkan dengan temu

kangen anggota, alumni

dan teman-teman dari

organda lain.

P2: Kemudian bagaimana

dengan notulennya? Wia

memang tite sudah

menunjuk ama asis hanya

saja kalau acaranya

tanggal 16 nae tidak bisa

hadir. Jadi bagaimana?

P1: Kalau memang maine

sudah. Mungkin mengenai

.notulen tite serahkan

sepenuhnya ke acara saja.

Wia,

tite,am

a,

maine,

nae

Pihak yang terlibat adalah

pembicara dan pendengar

yang berasal dari adonara.

Bertempat di sekretariat

keluarga mahasiswa adonara

Yogyakarta. Tujuan dari

percakapan tersebut

membahas mengenai

notulen pad kegiatan

seminar. Percakapan

tersebut disampaikan dengan

santai menggunakan ragam

lisan pada situasi informal.

Campur kode yang

dilakukan oleh penutur

merupan campur kode

kedaalam pada tataran kata

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

108

Biar teman-teman dari

acara yang mengaturnya

saja.

(8-12-2017)

yang ditandai dengan adanya

bahasa asli atau bahasa

adonara. Hal tersebut dapat

dilihat pada kata wia

(kemarin), tite (kita), ama

(panggilan untuk saudara

laki-laki), maina (itu), dan

nae (dia).

24. P1: Acara saya tambahkan

sedikit, kalau bisa

hedungnya di dalam

saja.penutupan oleh mc ne

kalau bisa setelah semua

acara selesai. Kemudian

untuk diskusi saya rasa

dari siang sudah menguras

otak dengan berbagai

materi. Untuk pantonim

tadi sebelum doorprice, di

tampilkan saja biar orang-

orang dari luar bisa

menyaksikan.

P2: Iya saya juga setuju kalau

pantonim lebih dulu di

tampilkan dan doorprice

terkahir saja.

(8-12-2017)

Doorpr

ice, ne

Pihak yang terlibat adalah

pembicara dan pendengar

yang berasal dari adonara.

Bertempat di sekretariat

keluarga mahasiswa adonara

Yogyakarta. Tujuan dari

percakapan tersebut

membahas mengenai pengisi

acara yang akan ditampilkan

pada kegiatan seminar.

Percakapan tersebut

disampaikan dengan santai

menggunakan ragam lisan

pada situasi informal.

Campur kode yang

dilakukan oleh penutur

merupakan campur kode

kedalam dan keluar pada

tataran kata yang ditandai

dengan adanya bahasa asing

dan bahasa daerah. Hal

tersebut dapat dilihat pada

kata doorprice (hadiah) dan

ne (itu).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

109

25. P1: Masukan dari kaka ne

kame terima. Kalau

pembawa acara yang

mengarahkan

dokumentasi.

P2: Berarti acara temu kangen

itu sudah diluar tanggung

jawab mc. Jadi tidak lagi di

pandu oleh pembawa

acara.

(8-12-2017)

Ne

kame,

Pihak yang terlibat adalah

pembicara dan pendengar

yang berasal dari adonara.

Bertempat di sekretariat

keluarga mahasiswa adonara

Yogyakarta. Tujuan dari

percakapan tersebut

membahas mengenai

susunan acara pada kegiatan

seminar. Tuturan tersebut

disampaikan dengan santai

menggunakan ragam lisan

pada situasi informal.

Campur kode yang

dilakukan oleh penutur

merupakan campur kode

kedalam pada tataran frasa

yang ditandai dengan adanya

bahasa asli atau bahasa

adonara. Hal tersebut dapat

dilhat pada frasa ne kame

(itu kami).

26. P1: Mia mc dari acara saja

P2: Ini sebenarnya satu

kesatuan acara jadi semua

kegiatan ini sudah selesai

dengan pematerinya jadi di

arahkan saja ke acara

santai seperti permintaan

foto-foto.

(8-12-2017)

mia Pihak yang terlibat adalah

pembicara dan pendengar

yang berasal dari adonara.

Bertempat di sekretariat

keluarga mahasiswa adonara

Yogyakarta. Tujuan dari

percakapan tersebut

membahas mengenai

susunan acara pada kegiatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

110

seminar. Tuturan tersebut

disampaikan dengan santai

menggunakan ragam lisan

pada situasi informal.

Campur kode yang

dilakukan penutur

merupakan campur kode

kedalam pada tataran kata

yang ditandai dengan adanya

bahasa asli atau bahasa

adonara. Hal tersebut dapat

dilihat pada kata mia

(tunggu).

27. P1: Masukan sedikit untuk

acara. Kalau bisa di

buatkan teks khusus untuk

mc. Karena teks itu

penting sekali biar apa

yang di sampaikan tidak

ngawur atau asal-asalan

saja. Kemudian tadi

sempat dibahas juga,

setelah pemateri satu dan

dua ada sesi Tanya

jawabnya. Jadi kursi yang

disediakan didepan itu

beberapa? Dua pemateri,

dua moderator atau satu

moderator? Inikan

kerjasama dengan

kanisius, kalau bisa ada

sesi untuk kanisius untuk

mempromosikan diri,

Doorpr

ice,

aku, fix

Pihak yang terlibat adalah

pembicara dan pendengar

yang berasal dari adonara.

Bertempat di sekretariat

keluarga mahasiswa adonara

Yogyakarta. Tujuan dari

percakapan tersebut

membahas mengenai

susunan cara terkait dengan

penyerahan hadiah. Tuturan

tersebut disampaikan dengan

santai menggunakan ragam

lisan pada situasi informal.

Campur kode yang

dilakukan penutur

merupakan campur kode

kedalam dan keluar pada

tataran kata yang ditandai

dengan adanya penggunaan

bahasa asing dan bahasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

111

sekaligus ada doorprice

juga.

P2: Itu masukan dari abang

rian. Mungkin ini yang

perlu atau misalkan yang

kurang aku kita langsung

benahi saja. Supaya pada

pertemuan berikutnya dari

acara tidak ada perubahan

lagi. Dan semuanya sudah

fix untuk proses gladinya.

(8-12-2017)

daerah. Hal tersebut dapat

dilihat pada kata doorprice

(hadiah), fix (tidak dapat

diganggu lagi), dan kata aku

(apa)

28. P1: Yang pertama goe masuk

dulu. Goe tanggapi dari

acara dulu. Maksudnya

begini, teman-teman harus

pahami bahwa ini seminar.

Beberapa yang terkait

dengan pementasan hanya

sebagai penghibur Dan

minggu lalu kita sudah

sepakati bahwa pantonim

itu memang masuk di acara

temu kangen dan hanya

sebagai pengantar saja.

P2: Saya mau tanggapi

mengenai pantonim.

Maksudnya pantonim kita

sudah masukan ke tiket

untuk di cetak. Misalnya

go jual tiket dan ditiket no

tulisan tampilkan

pantonim dan kalau saat re

Goe,ne,

no,

ra,ra

beto ne

ra roi

Pihak yang terlibat adalah

pembicara dan pendengar

yang berasal dari adonara.

Bertempat di sekretariat

keluarga mahasiswa adonara

Yogyakarta. Tujuan dari

percakapan tersebut

membahas mengenai pengisi

acara yang akan ditampilkan

pada kegiatan seminar.

Tuturan tersebut

disampaikan dengan santai

menggunakan ragam lisan

pada situasi informal.

Campur kode yang

dilakukan merupakan

campur kode kedalam pada

tataran kata dan kalusa yang

ditandai dengan adanya

bahasa asli atau bahasa

adonara. Hal tersebut dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

112

beto ne, ra roi pantonim ne

tidak ada dan kalau ra

protes.

(8-12-2017)

dilihat pada kata goe (saya),

na (ada), ra (mereka), ne

(itu), dan klausa ra beto ne

ra roi (mereka datang lihat)

29. P1: Mungkin kita juga harus

pertimbangan mengenai

tiket. Karena di tiket, kita

ada cantumkan special

perform itu pantonim dan

coba kita pertimbangkan.

Soalnya kalau pantonim

tidak ada juga kita sudah

punya alasan begitu.

P2: Kalau memang seperti ini,

nanti saya coba lebih teliti

lagi di poster dan tiket. Jadi

kalau memang sudah

terlanjur seperti itu tinggal

di tambahkan saja. Hanya

saja bisa dipenyerahan

kenang-kenangan yang

sebelum semuanya pulang

kita bisa masukan

pantonim saja. biar setelah

itu langsung dengan

penyerahan hadiah

(8-12-2017)

Special

perfor

m,

Pihak yang terlibat adalah

pembicara dan pendengar

yang berasal dari adonara.

Bertempat di sekretariat

keluarga mahasiswa adonara

Yogyakarta. Tujuan dari

percakapan tersebut

membahas mengenai pengisi

acara yang akan ditampilkan

pada kegiatan seminar.

Tuturan tersebut

disampaikan dengan santai

menggunakan ragam lisan

pada situasi informal.

Campur kode yang

dilakukan merupakan

campur kode keluar pada

tataran frasa yang ditandai

dengan adanya penggunaan

bahasa asing atau bahasa

inggris. Hal tersebut dapat

dilihat pada farsa special

perform (penampilan

spesial).

30. P1: Oke terimah kasih untuk

teman-teman dari humas.

Tapi sebelumnya teman-

teman acara tolong

breafing di mc.

breafin

g

Pihak yang terlibat adalah

pembicara dan pendengar

yang berasal dari adonara.

Bertempat di sekretariat

keluarga mahasiswa adonara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

113

P2: Kalau begitu nanti acara

bisa berkolaborasi dengan

mc terkait dengan sponsor

seperti apa begitu.

(8-12-2017)

Yogyakarta. Tujuan dari

percakapan tersebut

membahas mengenai seksi

acara. Tuturan tersebut

disampaikan dengan santai

menggunakan ragam lisan

pada situasi informal.

Campur kode yang

dilakukan penutur

merupakan campur kode

keluar pada tataran kata yang

ditandai dengan adanya

bahasa asing atau bahasa

inggris. Hal tersebut dapat

dilihat pada kata breafing

(pertemuan).

31. P1: Itu di depan Mervin ae ne.

P2: Ege mio kami punya.

(8-12-2017)

Ae ne,

ege mio

Pihak yang terlibat adalah

pembicara dan pendengar

yang berasal dari adonara.

Bertempat di sekretariat

keluarga mahasiswa adonara

Yogyakarta. Tujuan dari

percakapan tersebut

membahas mengenai

makanan yang disajikan

kepada anggota yang hadir

pada pertemuan tersebut.

Tuturan tersebut

disampaikan dengan santai

menggunakan ragam lisan

pada situasi informal.

Campur kode yang

dilakukan penutur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

114

merupakan campur kode

kedalam pada tataran frasa

yang ditandai dengan adanya

bahasa asli atau bahasa

daerah. Hal tersebut dapat

dilihat pada frasa ae ne

(depan muka), dan frasa ege

mio (jangan begitu).

32. P1: Kaka Mus ne mo mudam?

P2: Ina berarti kau neaka .

P1: Tidak kaka.

(8-12-2017)

Ne mo

mudam

ne,

neaka

Pihak yang terlibat adalah

pembicara dan pendengar

yang berasal dari adonara.

Bertempat di sekretariat

keluarga mahasiswa adonara

Yogyakarta. Tujuan dari

percakapan tersebut

membahas mengenai

makanan ringan yang

dihidangkan pada anggota

yang hadir pada pertemuan

tersebut. Tuturan tersebut

disampaikan dengan santai

menggunakan ragam lisan

pada situasi informal.

Campur kode yang

dilakukan merupakan

campur kode kedalam pada

tataran kata dan klausa yang

ditandai dengan adanya

penggunaan bahasa asli atau

bahasa adonara. Hal tersebut

dapat dilhat pada kata neaka

(berbohong), dan klausa ne

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

115

mo mudam (ini kau punya

jeruk)

33. P1: Jeruk itu saya mau makan

juga iri nati mo go gohuk

P2: Berarti nanti saya dapat

sedikit saja.

(8-12-2017)

Iri nati

mo go

gohuk

Pihak yang terlibat adalah

pembicara dan pendengar

yang berasal dari adonara.

Bertempat di sekretariat

keluarga mahasiswa adonara

Yogyakarta. Tujuan dari

percakapan tersebut

membahas mengenai

makanan ringan yang

dihidangkan pada anggota

yang hadir pada pertemuan

tersebut. Tuturan tersebut

disampaikan dengan santai

menggunakan ragam lisan

pada situasi informal.

Campur kode yang

dilakukan merupakan

campur kode kedalam pada

tataran klausa yang ditandai

dengan adanya bahasa asli

atau bahasa adonara. Hal

tersebut dapat dilihat pada

klausa iri nati mo go gohuk

(kau sudah habiskan).

34. P1: Febi lain kali di rebus dulu

baru bawa datang.

P2: Nedi mo goro kae ne, tapi

mo masih huda buat yang

lain.

(8-12-2017)

nedi

mo

goro

kae ne,

mo,

huda.

Pihak yang terlibat adalah

pembicara dan pendengar

yang berasal dari adonara.

Bertempat di sekretariat

keluarga mahasiswa adonara

Yogyakarta. Tujuan dari

percakapan tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

116

membahas mengenai

makanan ringan yang

dihidangkan pada anggota

yang hadir pada pertemuan

tersebut. Tuturan tersebut

disampaikan dengan santai

menggunakan ragam lisan

pada situasi informal.

Campur kode yang

dilakukan penutur

merupakan campur kode

kedalam pada tataran kata

dan klausa yang ditandai

dengan adanya bahasa asli

atau bahasa adonara. Hal

tersebut dapat dilihat pada

kata mo (kau), huda (ambil),

dan klausa nedi mo goro kae

ne (itu kau sudah makan).

35. P1: Take tapi saya baru ingat

nage goreng ne enak hiko di

P2: Teman-teman goe nuku

nae ne ka hala saya tunggu

kalian

P1: Nae ga hala tapi sudah

kasih habis baru.

(8-12-2017)

Nage,n

e, hiko

di, goe

nuku

nae ne

ka

hala,

nae ga

hala

Pihak yang terlibat adalah

pembicara dan pendengar

yang berasal dari adonara.

Bertempat di sekretariat

keluarga mahasiswa adonara

Yogyakarta. Tujuan dari

percakapan tersebut

membahas mengenai

makanan ringan yang

dihidangkan pada anggota

yang hadir pada pertemuan

tersebut. Tuturan tersebut

disampaikan dengan santai

menggunakan ragam lisan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

117

pada situasi informal.

Campur kode yang

dilakukan merupakan

campur kode kedalam pada

tataran kata dan klausa yang

ditandai dengan adanya

penggunaan bahasa asli atau

bahasa adonara. Hal tersebut

dapat dilihat pada kata take

(tidak), hiko (sekali), nage

(terus), ne (itu), dan klausa

nae ga hala (dia tidak

makan), goe nuku nae ka

hala (dari tadi saya tidak

makan).

36. P1: Untuk promosi di awal

kira-kira bisa tidak? Dia

usahakan untuk bisa

masuk. Untuk

wawancaranya dia minta

kontak pak ketua dan saya

sudah kirim. Mungkin

nanti bisa wawancara

langsung di whatsup atau

lewat telpon. Satu lagi

coba tite juga lihat tiket.

P2: Mohon maaf, ini terkait

dari organisasi dari luar.

Yang pertama untuk yang

dari malang mereka sudah

pasti akan mengirim tiga

perwakilannya sedangkan

dari Surabaya dengan

tite Pihak yang terlibat adalah

pembicara dan pendengar

yang berasal dari adonara.

Bertempat di sekretariat

keluarga mahasiswa adonara

Yogyakarta. Tujuan dari

percakapan tersebut

membahas mengenai sesi

wawancara dari seorang

wartawan kepada ketua

keluarga mahasiswa adonara

Yogyakarta. Tuturan

tersebut disampaikan dengan

santai menggunakan ragam

lisan pada situasi informal.

Campur kode yang

dilakukan penutur

merupakan campur kode

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

118

Jakarta belum ada

konfirmasi pasti.

(8-12-2017)

kedalam pada tataran kata

yang ditandai dengan adanya

penggunaan bahasa asli atau

bahasa adonara. Hal tersebut

dapat dilihat pada kata tite

(kita).

37. P1: Terima kasih atas infonya.

Go tambahkan esi, tite ada

undangan untuk taa futsal

soalnya ada turnamen yang

di selenggarakan oleh

teman-teman flobamorata

jadi mungkin tite bisa izin

dengan panitianya untuk

bisa menjual tiket disana

bauk ne. terima kasih

P2: Baik teman-teman semua,

ada titipan salam dari

sesepuh untuk kita semua.

(8-12-2017)

Go, esi,

tite

,taa,

bauk

ne

Pihak yang terlibat adalah

pembicara dan pendengar

yang berasal dari adonara.

Bertempat di sekretariat

keluarga mahasiswa adonara

Yogyakarta. Tujuan dari

percakapan tersebut

membahas mengenai

penjualan tiket pada

turnamen futsal flobamorata

Tuturan tersebut

disampaikan dengan santai

menggunakan ragam lisan

pada situasi informal.

Campur kode yang

dilakukan penutur

merupakan campur kode

kedalam pada tataran kata

yang ditandai dengan adanya

pengunaan bahasa asli atau

bahasa adonara. Hal tersebut

dapat dilihat pada kata go

(saya), esi (sedikit), tite

(kita), taa (ikut), dan bauk

ne (besok)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

119

38. P1: Teman-teman yang lain,

untuk humas ada masukan

le take?

P2: Untuk organisasi dalam

jogja undangannya sudah

di sebarkan dan di

harapkan untuk segera

konfirmasi tetapi sampai

sekarang belum ada

kepastian. Kira-kira

bagaimana?

(8-12-2017)

Le take Pihak yang terlibat adalah

pembicara dan pendengar

yang berasal dari adonara.

Bertempat di sekretariat

keluarga mahasiswa adonara

Yogyakarta. Tujuan dari

percakapan tersebut adalah

menanyakan sesuatu terkait

dengan laporan dari seksi

humas. Tuturan tersebut

disampaikan dengan santai

menggunakan ragam lisan

pada situasi informal.

Campur kode yang

dilakukan merupakan

campur kode kedalam pada

tataran frasa yang ditandai

dengan adanya pengunaan

bahsa asli atau bahasa

adonara. Hal tersebut dapat

dilihat pada frasa le take

(atau tidak).

39. P1: Terkait organisasi di jogja

lebih kepada bagaimana

tite wahakae membangun

komunikasi dengan

mereka. Mungkin ada

kendala atau halangan

yang penting kita

komunikasikan terus.

Untuk teman-teman dari

lamahala ne, coba tite

lakukan pendekatan dulu.

Tite

wahaka

e,ne,

tite.

Pihak yang terlibat adalah

pembicara dan pendengar

yang berasal dari adonara.

Bertempat di sekretariat

keluarga mahasiswa adonara

Yogyakarta. Tujuan dari

percakapan tersebut

membahas mengenai

undangan kepada komunitas

lain yang ada di Yogyakarta.

Tuturan tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

120

P2: Mohon maaf ini terkait

dengan gamaflora yang

mengatakan bahwa kalau

bupati hadir mereka juga

hadir karena yang mereka

pentingkan dalam seminar

itu adalah kehadiran

bupatinya.

(8-12-2017)

disampaikan dengan santai

menggunakan ragam lisan

pada situasi informal.

Campur kode yang

dilakukan penutur

merupakan campur kode

kedalam pada tataran kata

dan frasa yang ditandai

dengan adanya penggunaan

bahasa asli atau bahasa

adonara. Hal tersebut dapat

dilihat pada kata ne (itu), tite

(kita), dan frasa tite waha

kae (kita semua).

40. P1: Mo mari rae sudah pasti

hadir

P2: Mo mari pasti

(8-12-2017)

Mo

mari

rae.

Pihak yang terlibat adalah

pembicara dan pendengar

yang berasal dari adonara.

Bertempat di sekretariat

keluarga mahasiswa adonara

Yogyakarta. Tujuan dari

percakapan tersebut

membahas mengenai

penjualan tiket pada

turnamen futsal flobamorata.

Tuturan tersebut

disampaikan dengan santai

menggunakan ragam lisan

pada situasi informal.

Campur kode yang

dilakukan penutur

merupakan campur kode

kedalam pada tataran klausa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

121

yang ditandai dengan adanya

penggunaan bahasa asli atau

bahasa adonara. Hal tersebut

dapat dilihat pada klausa mo

mari rae (kamu bilang ke

dia) dan mo mari (kamu

bilang).

41. P1: Untuk kegiatan kita ini

pastinya bupati yang

datang dan mungkin

wakilnya sempat,

wakilnya juga datang. Jadi

maina bauk atau hari senin

bagian tiketing dan poster

mulai bekerja lagi.

P2: Ne kan kegiatannya untuk

tite wahakae jadi kalau

bisa promosikan di grup

juga.

(8-12-2017)

Maina

bauk,

tite

wahaka

e

Pihak yang terlibat adalah

pembicara dan pendengar

yang berasal dari adonara.

Bertempat di sekretariat

keluarga mahasiswa adonara

Yogyakarta. Tujuan dari

percakapan tersebut

membahas mengenai

kehadiran bupati flores timur

pada kegiatan seminar.

Tuturan tersebut

disampaikan dengan santai

menggunakan ragam lisan

pada situasi informal.

Campur kode yang

dilakukan oleh penutur

merupakan campur kode

kedalam pada tataran frasa

yang di tandai dengan

adanya penggunaan bahasa

aslia atau bahasa adonara.

hal tersebut dapat dilihat

pada frasa maina bauk

(mungkin besok), tite

wahakae (kita semua)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

122

42. P1: Lanjut ke seksi konsumsi

atau tiketing dulu?

P2: Tiketing saja dulu.

P1: Tiketing heku ?

(8-12-2017)

Heku Pihak yang terlibat adalah

pembicara dan pendengar

yang berasal dari adonara.

Bertempat di sekretariat

keluarga mahasiswa adonara

Yogyakarta. Tujuan dari

percakapan tersebut

membahas mengenai seksi

tiketing terkait dengan

penjualan tiket. Tuturan

tersebut disampaikan dengan

santai menggunakan ragam

lisan pada situasi informal.

Campur kdoe yang

dilakukan penutur

merupakan campu rkode

kedalam pada tataran kata

yang ditandai dengan

penggunaan bahasa asli atau

bahasa adonara. Hal tersebut

dapat dilihat pada kata heku

(siapa).

43. P1: Terima kasih, selamat

malam, salam nusa tadon.

Kami dari tiketing

kebetulan yang hadir

Cuma goe saja. Jadi dari

kame tiketing, wia ne

tiket di goe itu 29. Yang go

bagikan ke abang boston

itu ada lima, terus abang

roni sepuluh, ke merfin

tiga terus abang rudi dua.

Wia ne,

goe,

nae

duu

gohuk

kae,wat

i,

kame,

wahaka

e

Pihak yang terlibat adalah

pembicara dan pendengar

yang berasal dari adonara.

Bertempat di sekretariat

keluarga mahasiswa adonara

Yogyakarta. Tujuan dari

percakapan tersebut

membahas mengenai seksi

tiketing terkait dengan

penjualan tiket. Tuturan

tersebut disampaikan dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

123

Itu nae duu gohuk kae atau

wati juga, belum ada

konfirmasi ke saya. Terus

di saya Ada Sembilan,

yang sudah terjual lima

tiket jadi sisa empat di

saya. Jadi nanti kame akan

buat pertemuan khusus

tiketing saja untuk hule

hasil penjualan wahakae.

Saya rasa hanya itu saja,

mungkin ada masukan?

P2: Ok itu tiketing. Kira-kira

tiket yang sudah di

bagikan itu berapa

sebenarnya?

P1: Seluruhnya itu ama paskal

yang pegang semua tiket

tu. Yang di saya hanya 29

sembilan.

(8-12-2017)

santai menggunakan ragam

lisan pada situasi informal.

Campur kode yang

dilakukan oleh penutur

merupakan campur kode ke

dalam pada tataran kata dan

klausa yang di tandai dengan

adanya penggunaan bahasa

asli atau bahasa Adonara.

Hal tersebut dapat di lihat

pada kata wia ne (kemarin),

goe (saya), wati (belum),

kame (kami), wahakae

(semua) dan klausa nae duu

gohuk kae (dia sudah jual

habis juga)

44. P1: Jadi baik ini dari tiketing,

mungkin salah satu seksi

yang koordinasinya sangat

baik. Sejauh inikan tite

melaporkan

perkembangan itu untuk

semuanya sama-sama

mengetahuinya begitu.

Jadi untuk sekarang 29 ya?

P2: Iya dua puluh Sembilan

dan yang sudah terjual 5

ticket. Jadi sa pegang uang

Tite,

bauk

ne, go,

daha,

ne pira

kae.

Pihak yang terlibat adalah

pembicara dan pendengar

yang berasal dari adonara.

Bertempat di sekretariat

keluarga mahasiswa adonara

Yogyakarta. Tujuan dari

percakapan tersebut

membahas mengenai seksi

tiketing terkait dengan

penjualan tiket. Tuturan

tersebut disampaikan dengan

santai menggunakan ragam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

124

sekarang Rp 150.000.jadi

bauk ne, go coba daha

lagi di paskal yang sudah

terjual pira kae?

(8-12-2017)

lisan pada situasi informal.

Campur kode yang

dilakukan penutur

merupakan campur kode

kedalam pada tataran kata

dan frasa yang ditandai

dengan adanya penggunaan

bahasa asli atau bahasa

adonara. Hal tersebut dapat

dilihat pada kata tite (kita),

bauk ne (besok, go (saya),

daha (Tanya), dan frasa pira

kae (sudah berapa).

45. P1: Jadi teman-teman yang

sudah dipercayakan untuk

jual tiket, dari goe sendiri

itu lima tiket. Jadi tiga itu

goe belum bagikan ke

mereka tapi mereka sudah

dp.Jadi mungkin kita bisa

lebih kreatif untuk

menjualnya. Jadi,

kebanyakan yang pegang

tiket itu, rae promosinya

kurang. Jadi kebanyakan

rae pe pola di kos k apa

waha. Jadi ini sudah

menjadi tanggung jawab

kita bersama.

P2: Saya tambahklan sedikit

.jadi Misalnya rae pegang

tiket lema ka, pulo ka ,

pulo rua ka, jadi ne

Goe,

rae, rae

pe pola,

waha,

lema,

pulo

ka,

pulo

rua, ne,

rua

pulo na

gohuk

hala,

nae.

Pihak yang terlibat adalah

pembicara dan pendengar

yang berasal dari adonara.

Bertempat di sekretariat

keluarga mahasiswa adonara

Yogyakarta. Tujuan dari

percakapan tersebut

membahas mengenai seksi

tiketing terkait dengan

penjualan tiket dan tanggung

jawab dari masing-masing

anggota yang sudah

mengambil tiket. Tuturan

tersebut disampaikan dengan

santai menggunakan ragam

lisan pada situasi informal.

Campur kode yang

dilakukan penutur

merupakan campur kode

kedalam pada tataran kata

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

125

kreatifnya kita untuk

mejualnya sampai habis.

Jadi tolonglah, misalnya

rua pulo na gohuk hala

minimal setengah naelah.

Begitu

(8-12-2017)

dan klausa yang ditandai

dengan adanya penggunaan

bahasa asli atau bahasa

adonara. hal tersebut dapat

dilihat pada kata goe (saya),

rae (mereka), waha

(sendiri), lema (lima),puluh

ka (sepuluh), puluh rua (dua

puluh), ne (itu), nae (dia dan

klausa rae pe pola (mereka

simpan), rua pulo na gohuk

hala (dua puluh tidak habis).

46. P1: Ini sudah H-8.baru pada

saat ata hope wati amu.

Sebenarnya ata hope

Cuma promosinya kurang

jadi hama amu. Jadi

catatan juga buat teman-

teman ticketing supaya

kedepannya laporanya

lebih jelas, terkait dengan

tiket yang di cetak itu

berapa, yang sudah

dibagikan itu berapa

supaya lebih jelas lagi.

Untuk tiketing ada

masukan lagi?

P2: Jadi untuk tiketing kalau

bisa, setelah bagi tiket itu

Tanya terus. Sudah terjual

berapa? Harus Tanya tiap

hari supaya tahu

perkembangannya. Terus

Ata

hope

wati

amu,

ata

hope

Pihak yang terlibat adalah

pembicara dan pendengar

yang berasal dari adonara.

Bertempat di sekretariat

keluarga mahasiswa adonara

Yogyakarta. Tujuan dari

percakapan tersebut

membahas mengenai seksi

tiketing terkait dengan

penjualan tiket dan tanggung

jawab dari masing-masing

anggota yang sudah

mengambil tiket. Tuturan

tersebut disampaikan dengan

santai menggunakan ragam

lisan pada situasi informal.

Campur kode yang

dilakukan oleh penutur

merupakan campur kode

kedalam pada tataran klausa

yang ditandai dengan adanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

126

kaliankan ada grup

whatsup? Jadi kalau

teman-teman tidak bisa

hadir lapor di grup saja.

P1: Tambahan sedikit. Jadi

kalau bisa sebelum

pertemuan dengan kaka-

kaka lagi teman-teman

bisa melaporkan tiket yang

terjual sekian begitu.

(8-12-2017).

penggunaan bahasa asli atau

bahasa adonara. Hal tersebut

dapat dilihat pada klausa ata

hope wati amu (orang belum

beli), dan klausa ata hope

(orang beli).

47. P1: Terima kasih buat

masukannya.

P2: Tunggu saya masuk lagi.

Jadi tiket sampai saat ini

kita belum tahu pasti

sudah berapa yang terjual

dan berapa yang belum.

Jadi kalau bisa di buat list

mengenai tiket yang

terjual.

(8-12-2017)

list Pihak yang terlibat adalah

pembicara dan pendengar

yang berasal dari adonara.

Bertempat di sekretariat

keluarga mahasiswa adonara

Yogyakarta. Tujuan dari

percakapan tersebut

membahas mengenai seksi

tiketing terkait dengan

penjualan tiket dan tanggung

jawab dari masing-masing

anggota yang sudah

mengambil tiket. Tuturan

tersebut disampaikan dengan

santai menggunakan ragam

lisan pada situasi informal.

Campur kode yang

dilakukan oleh penutur

merupakan campur kode

keluar pada tataran kata yang

di tandai dengan adanya

penggunaan bahasa asing

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

127

atau bahasa inggris. Hal

tersebut dapat dilihat pada

kata list (daftar).

48. P1: Baik terima kasih buat

masukannya abang. Jadi

tiketing ini nae harus

pastikan dulu. Jumlah

yang terjual dan belum

pira?

P2: Tiketing pas e?

P1: Ok pas.

(8-12-2017)

Pira,

nae

Pihak yang terlibat adalah

pembicara dan pendengar

yang berasal dari adonara.

Bertempat di sekretariat

keluarga mahasiswa adonara

Yogyakarta. Tujuan dari

percakapan tersebut

membahas mengenai seksi

tiketing terkait dengan

penjualan tiket dan tanggung

jawab dari masing-masing

anggota yang sudah

mengambil tiket. Tuturan

tersebut disampaikan dengan

santai menggunakan ragam

lisan pada situasi informal.

Campur kode yang

dilakukan oleh penutur

merupakan campur kode

kedalam pada tataran kata

yang ditandai dengan adanya

penggunaan bahasa asli atau

bahasa adonara. Hal tersebut

dapat dilihat pada kata pira

(berapa) dan kata nae (dia).

49. P1: Buat teman-teman yang

sudah gute tiketnya. Entah

di saya ataupun di heku

saja, kalo bisa nei

konfirmasi di kami

Gute,

heku,n

ei,waha

kae

Pihak yang terlibat adalah

pembicara dan pendengar

yang berasal dari adonara.

Bertempat di sekretariat

keluarga mahasiswa adonara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

128

tiketing. Supaya kami bisa

data nama wahakae.

P2: Baik terimah kasih buat

teman-teman ticketing.

Kita lanjut ke perkap.

(8-12-2017)

Yogyakarta. Tujuan dari

percakapan tersebut

membahas mengenai seksi

tiketing terkait dengan

penjualan tiket dan tanggung

jawab dari masing-masing

anggota yang sudah

mengambil tiket. Tuturan

tersebut disampaikan dengan

santai menggunakan ragam

lisan pada situasi informal.

Campur kode yang

dilakukan penutur

merupakan campur kode

kedalam pada tataran kata

yang di tandai dengan

adanya bahasa asli atau

bahasa adonara. Hal tersebut

dapat dilihat pada kata gute

(ambil), heku (siapa), nei

(dia), wahakae (semua).

50. P1: Baik terima kasih atas

kesempatan yang

diberikan. Untuk perkap

sendiri untuk keperluan

yang belum tinggal

HT,Mic, sama lampu

halogen. Lampu halogen

disini dibutuhkan dua dan

satu set mic isinya dua.

Dan kita butuhkan disini

ada 5 mic. Saya masukan

sedikit buat teman panitia

Ama

lake

telo

meha

Pihak yang terlibat adalah

pembicara dan pendengar

yang berasal dari adonara.

Bertempat di sekretariat

keluarga mahasiswa adonara

Yogyakarta. Tujuan dari

percakapan tersebut

membahas mengenai seksi

perlengkapan terkait dengan

perlengkapan yang akan

disediakan untuk kegiatan

seminar. Tuturan tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

129

semua, seperti yang sudah

dijelaskan oleh teman-

teman acara tadi teknisnya

nanti banyak. Sedangkan

dari perkap sendirikan

Cuma Ama lake telo meha

jadi mungkin teman-teman

semua bisa ikut membantu

kami begitu.

P2: Terima kasih dari teman-

teman perkap. Jadi untuk

sekarang kita fokusnya

cari Ht ,Mic dan lampu

halogen. Supaya pada

waktu pertemuan

berikutnya tu semuanya

sudah ada. Perkap ada

masukan?

(8-12-2017)

disampaikan dengan santai

menggunakan ragam lisan

pada situasi informal.

Campur kode yang

dilakukan penutur

merupakan campur kode

kedalam pada tataran klausa

yang ditandai dengan adanya

penggunaan bahasa asli atau

bahasa adonara. hal tersebut

dapat dilihat pada frasa ama

lake telo meha ( laki-laki

hanya tiga orang saja)

51. P1: Meja untuk pembicara

membutuhkan kain, jadi

mungkin ina wae atau ama

lake, yang nowing noon ne

bisa konfirmasi biar kita

pake itu saja.

P2: Tambahan buat perkap.

Untuk perkap kalau bisa

Tanya lagi di pengisi acara

itu mereka pake alatnya

mereka tapi apa yang

kurang itu coba ditanyakan

lagi. Biar bisa di usahakan

bersama.

Ina

wae,

ama

lake,

kwatek,

nowing

noon

ne

Pihak yang terlibat adalah

pembicara dan pendengar

yang berasal dari adonara.

Bertempat di sekretariat

keluarga mahasiswa adonara

Yogyakarta. Tujuan dari

percakapan tersebut

membahas mengenai seksi

perlengkapan terkait dengan

perlengkapan yang akan

disediakan untuk kegiatan

seminar. Tuturan tersebut

disampaikan dengan santai

menggunakan ragam lisan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

130

P1: Iya, biar kita juga bisa

mempersiapkan dari

sekarang. Pantonim juga

kalo butuh apa-apa bisa

disampaikan ke perkap.

Begitu.

(8-12-2017)

pada situasi informal.

Campur kode yang

dilakukan oleh penutur

merupakan campur kode

kedalam pada tataran frasa

dan klausa yang ditandai

dengan adanya penggunaan

bahasa asli atau bahasa

daerah. Hal tersebut dapat

dilihat pada frasa ina wae

(saudari perempuan, ama

lake (saudara laki-laki) dan

klausa nowing noon ne

(yang punya sarung itu).

52. P1: Oke perkap pas, kita

lanjut untuk seksi

konsumsi, silakan.

P2: Terima kasih atas

kesempatan yang

diberikan. Kalau untuk

konsumsi masih sama

seperti yang minggu lalu,

hanya ada tambahan snack

untuk pemateri. Untuk

snackkan tidak bisa makan

didalam, jadi mau minta

pendapat teman-teman

snacknya di bagi di awal

atau di akhir?

(8-12-2017)

snack Pihak yang terlibat adalah

pembicara dan pendengar

yang berasal dari adonara.

Bertempat di sekretariat

keluarga mahasiswa adonara

Yogyakarta. Tujuan dari

percakapan tersebut

membahas mengenai seksi

konsumsi terkait dengan

makanan ringan yang akan

disajikan kepada peserta dan

pemateri seminar. Tuturan

tersebut disampaikan dengan

santai menggunakan ragam

lisan pada situasi informal.

Campur kode yang

dilakukan oleh penutur

merupakan campur kode

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

131

keluar pada tataran kata yang

ditandai dengan adanya

penggunaan bahasa asing

atau bahasa inggris. Hal

tersebut dapat dilihat pada

kata snack (makanan

ringan).

53. P1: Bera esi jam sudah salah.

Jadi coba masukannya

teman-teman semua.

P2: Bagaimana teman-teman?

P1: Jadi maunya pada saat

penutupan baru rae nekin

di kertas baru rekan di kos

atau bagaimana? Atau

nekin di saku? (Sambil

tertawa)

(8-12-2017)

Bera

esi,, rae

nekin

Pihak yang terlibat adalah

pembicara dan pendengar

yang berasal dari adonara.

Bertempat di sekretariat

keluarga mahasiswa adonara

Yogyakarta. Tujuan dari

percakapan tersebut

membahas mengenai temapt

duduk dan makanan ringan

bagi peserta seminar.

Tuturan tersebut

disampaikan dengan santai

menggunakan ragam lisan

pada situasi informal.

Campur kode yang

dilakukan penutur

merupakan campur kode

kedalam pada tataran frasa

dan klausa yang ditandai

dengan penggunaan bahasa

asli atau bahasa adonara. Hal

tersebut dapat dilihat pada

frasa bera esi (cepat sedikit),

dan klausa rae nekin

(mereka simpan).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

132

54. P1: Kalau menurut goe bua di

loe saja. Biar pakai berdiri

atau duduk saja.

Tempatnya jugakan luas.

Jadi nanti bisa disediakan

kursi.

P2: iya biar buanet ne tabe dei

saja, kalau tidak itu, tite

tabe siapkan tikar saja.

Jadi rae wahakae ne rabe

tobo.

(8-12-2017)

Goe

bua

diloe,

buanet

ne tabe

dei,

tite

tabe,

rae

wahaka

e ne

rabe

tobo.

Pihak yang terlibat adalah

pembicara dan pendengar

yang berasal dari adonara.

Bertempat di sekretariat

keluarga mahasiswa adonara

Yogyakarta. Tujuan dari

percakapan tersebut

membahas mengenai temapt

duduk dan makanan ringan

bagi peserta seminar.

Tuturan tersebut

disampaikan dengan santai

menggunakan ragam lisan

pada situasi informal.

Campur kode yang

dilakukan oleh penutur

merupakan campur kode

kedalam pada tataran klausa

yang ditandai dengan adanya

penggunaan bahasa asli atau

bahasa daerah. Hal tersebut

dapat dilihat pada klausa goe

bua diloe (saya makan

diluar), buanet ne tabe dei

(makan pakai duduk saja),

tite tabe (kita duduk), rae

wahakae ne rabe tobo

(mereka semua pakai

duduk).

55. P1: Moe tou ki baru ekan taa?

P2: Kalau untuk buanet ne

acaranya sendiri jadi biar

Tou ki,

ekan

taa,

Pihak yang terlibat adalah

pembicara dan pendengar

yang berasal dari adonara.

Bertempat di sekretariat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

133

teman-teman dari seksi

acara yang arahkan saja.

(8-12-2017)

buanet

ne.

keluarga mahasiswa adonara

Yogyakarta. Tujuan dari

percakapan tersebut

membahas mengenai p1

yang menginginkan p2

menyampaikan pendapatnya

terkait dengan susunan

acara. Tuturan tersebut

disampaikan dengan santai

menggunakan ragam lisan

pada situasi informal.

Campur kode yang

dilakukan penutur

merupakan campur kode

kedalam pada tataran frasa

dan klausa yanag di tandai

dengan penggunaan bahasa

asli atau bahasa adonara. hal

tersebut dapat dilihat pada

frasa moe tou ki (kamu satu

dulu) buenet ne (makan itu),

dan klau ekan taa (kita

makan)

56. P1: Iya baik. Mungkin kalo

untuk makan ini, di woho

juga bisa karena teras atau

balkonnya juga besar. Jadi

mungkin yang kita

fokuskan sekarang ini ne

soal waktu saja, karena

sootnya, jangan sampe ada

yang buana rolo gohuk

dan ada yang wari

woho,

soot,

buana

rolo

gohuk,

wari,

hekat,

dione

ne.

Pihak yang terlibat adalah

pembicara dan pendengar

yang berasal dari adonara.

Bertempat di sekretariat

keluarga mahasiswa adonara

Yogyakarta. Tujuan dari

percakapan tersebut

membahas mengenai tempat

duduk dan makanan bagi

peserta seminar. Tuturan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

134

kemudian pada saat itu

acara memang harus di

mulai lagi.itu bagaimana

teman-teman.?

P2: Kalau memang seperti itu

kita tinggal majukan atau

kita hekat saja waktunya

itu. Jadi buat akustikan

nanti kita pake di luar

supaya dione ne tetap

seperti susunan acara

sebelumnya begitu.

(8-12-2017)

tersebut disampaikan dengan

santai menggunakan ragam

lisan pada situasi informal.

Campur kode yang

dilakukan oleh penutur

merupakan campur kode

kedalam pada tataran kata

dan klausa yang ditandai

dengan penggunaan bahasa

asli atau bahasa adonara. Hal

tersebut dapat dilihat pada

kata woho (belakang), soot

(takut), wari (belum) hekat

(ganti), dione (dalam), dan

klausa buana rolo gohuk

(belum selesai makan).

57. P1: Saya mungkin bisa kasih

solusinya ya. Saya pernah

ikut seminar yang

konteksnya sama tetapi

mereka seeting makan

siangnya duluan. Jadi pas

datang peserta itu

langsung di persilakan

untuk makan. Diluar itu

nanti disediakan tempat

duduk, pas jeda itu mereka

Cuma disediakan snack.

Jadi mereka keluar untuk

snack setelah itu mereka

masuk lagi kedalam

begitu. Tapi kalo snacknya

Seeting

, snack

Pihak yang terlibat adalah

pembicara dan pendengar

yang berasal dari adonara.

Bertempat di sekretariat

keluarga mahasiswa adonara

Yogyakarta. Tujuan dari

percakapan tersebut adalah

menyampaikan pendapat

terkait dengan tempat makan

untuk peserta seminar.

Tuturan tersebut

disampaikan dengan santai

menggunakan ragam lisan

pada situasi informal.

Campur kode yang

dilakukan penutur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

135

diakhir setelah semuanya

selesai baru kalian kasih

snack itu juga bisa.

P2: Itu juga baik.

(8-12-2017)

merupakan campur kode

keluar pada tataran kata yang

ditandai dengan adanya

penggunaan bahasa asing

atau bahasa inggris. Hal

tersebut dapat dilihat pada

kata snack (makanan ringan)

dan seting (atur atau

mengatur).

58. P1: Mantap sekali solusinya.

Jadi mereka datang

registrasi habis langsung

makan. Makan habis

langsung masuk tidak

nongkrong diluar saja.

P2: Berarti kalau mereka

datang terlambat suruh

mereka makan dulu

begitu. No kamu makan

dulu (sambil tertawa).

P1: no goong kia (sambil

tertawa)

(8-12-2017)

No

goong

kia

no,no

Pihak yang terlibat adalah

pembicara dan pendengar

yang berasal dari adonara.

Bertempat di sekretariat

keluarga mahasiswa adonara

Yogyakarta. Tujuan dari

percakapan tersebut

membahas mengenai waktu

makan siang untuk peserta

dan pemateri. Tuturan

tersebut disampaikan dengan

santai menggunakan ragam

lisan pada situasi informal.

Campur kode yang

dilakukan oleh penutur

merupakan campur kode

kedalam pada tataran kata

dan klausa yang di tandai

dengan penggunaan bahasa

asli atau bahasa adonara. Hal

tersebut dapat dilihat pada

kata no (panggilan untuk

anak laki-laki) dan klausa no

goong kia (no makan dulu)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

136

59. P1: Maksudnya, solusi dari ka

grace itu. Sebelumnya ra

buana ki terus sekalian

alas sampai akhir rae

keluar baru ti neiwe

makanan ringan dengan

sertifikat.

P2: Iya biar nanti pada saat

mereka keluar baru kita

kasih makanan ringan.

(8-12-2017)

Ra

buana

ki, rae,

ti neiwe

Pihak yang terlibat adalah

pembicara dan pendengar

yang berasal dari adonara.

Bertempat di sekretariat

keluarga mahasiswa adonara

Yogyakarta. Tujuan dari

percakapan tersebut

membahas mengenai

makanan dan sertifikat untuk

peserta seminar. Tuturan

tersebut disampaikan dengan

santai menggunakan ragam

lisan pada situasi informal.

Campur kode yang

dilakukan penutur

merupakan campur kode

kedalam dan keluar pada

tataran kata dan klausa yang

ditandai dengan adanya

penggunaan bahasa daerah

dan bahasa asing. Hal

tersebut dapat dilihat pada

kata rae (mereka) dan klausa

ra buana ki (mereka makan

dulu), ti neiwe (kita berikan).

60. P1: Besok KMAY akan

bertanding dalam

turnamen Flobamorata

jadi harap teman-teman

semua supaya besok bisa

Ne, mio

moi

hala,

Pihak yang terlibat adalah

pembicara dan pendengar

yang berasal dari adonara.

Bertempat di sekretariat

keluarga mahasiswa adonara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

137

hadir di lapangan.

Berikutnya mengenai

waktu dan tempatnya yang

akan dilaksanakan di

lapangan telaga futsal tiga.

P2: Himbauan saja ne, kartu

kuning ne 30, kartu merah

ne 50. Jadi teman-teman

yang pergantian pemain

mio moi hala hati-hati esi

soalnya kartu kuning ne 30

jadi bahaya.

P1: Satu lagi yaitu uang

jaminan. Uang

jaminannya 100 teman-

teman.

(8-12-2017)

Yogyakarta. Tujuan dari

percakapan tersebut

membahas mengenai aturan

pertandingan futsal yang

diselenggarakan oleh

flobamorata. Tuturan

tersebut disampaikan dengan

santai menggunakan ragam

lisan pada situasi informal.

Campur kode yang

dilakukan penutur

merupakan campur kode

kedalam pada tataran kata

dan frasa yang ditandai

dengan penggunaan bahasa

asli atau bahasa adonara. Hal

tersebut dapat dilihat pada

kata ne (itu), dan klausa mio

moi hala (kalian tidak tahu).

61. P1: Mulai jam pira?

P2: Besok pertandingan

pertamanya kita jam

11:00-11:30, main kedua

jam 4:30- jam 5:00 dan

main ketiga jam 6:00- jam

6:30.

P3: berarti stamina ne harus

kuat.

(8-12-2017)

Pira,

ne

Pihak yang terlibat adalah

pembicara dan pendengar

yang berasal dari adonara.

Bertempat di sekretariat

keluarga mahasiswa adonara

Yogyakarta. Tujuan dari

percakapan tersebut

membahas mengenai jadwal

pertandingan keluarga

mahasiswa adonara yang

juga mengambil bagian

sebagai peserta dalam

turnamen yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

138

diselenggarakan oleh

flobamorata. Tuturan

tersebut disampaikan dengan

santai menggunakan ragam

lisan pada situasi informal.

Campur kode yang

dilakukan penutur

merupakan campur kode

kedalam pada tataran kata

yang ditandai dengan adanya

penggunaan bahasa asli atau

bahasa adonara. Hal tersebut

dapat dilihat pada kata pira (

berapa) dan kata ne (itu)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

139

TABEL ANALISIS DATA FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR

KELUARGA MAHASISWA ADONARA YOGYAKARTA (KMAY) 2017

No Tutuuran Kode Konteks Faktor

penyebab

Keterangan Setuju Tidak

setuju

Keterangan

1. P1: Kami dari sosbud.

Mungkin maina saja, tite

jalankan seminar saja

dulu tidak apa-

apa.diseminar nanti

mungkin mio

membutuhkan pengisi

acaranya kami dari

sosbud sangat siap,

misalnya hedung buat

hode pemateri kami siap

sekali. Dan untuk

pagelaran tite undurkan,

kemudian seminar nolo

ki.

P2: Baik terimaksih buat

masukan dari sosbud..

(24-11-2017)

Tite,

maina,

mio,

hode,

nolo ki.

Pihak yang terlibat dalam

tuturan tersebut adalah

pembicara dan pendengar.

Pembicara yang di maksud

adalah penutur dan pendengar

adalah mahasiswa adonara

yang hadir pada pertemuan

keluaraga mahasiswa adonara

Yogyakarta. Bertempat di

secretariat keluarga mahasiswa

adonara Yogyakarta. Tujuan

dari tuturan tersebut adalah

menyampaikan pendapat

terkait dengan kesediaan dari

sosbud untuk menjadi pengisi

acara pada kegiatan seminar.

Tuturan tersebut disampaikan

dengan santai, menggunakan

ragam lisan pada situasi

informal.

Mitra bicara Kode yang digunakan oleh

penutur adalah kode dalam

bahasa daerah adonara. Hal

tersebut dapat dilihat pada

kata Tite (kita),maine (itu),

mio (kamu), hode (jemput),

nolo ki (duluan).Faktor

penyebab terjadinya

campur kode karena mitra

bicara. Dimana seorang

pembicara yang awalnya

menggunakan satu bahasa

dapat melakukan campur

kode dengan bahasa lain

karena melihat bahwa mitra

bicaranya tersebut

memiliki latar belakang

daerah dan bahasa yang

sama denganya yaitu

bahasa Adonara

2. P1: Karena kemarin kita

sudah bicarakan juga.

Karena pertimbangan

waktu jadi kita jalankan

saja.

P2: Jadi semuanya sudah fix.

Saya hanya minta supaya

Fix Percakapan tersebut terjadi di

secretariat keluarga mahasiswa

adonara Yogyakarta. Kedua

partisipan yang terlibat dalam

percakapan tersebut adalah

mahasiswa yang berasal dari

adonara yang hadir pada

Penggunaan

istilah yang

lebih populer

Kode yang digunakan oleh

penutur adalah kode dalam

bahasa asing atau bahasa

inggris. Hal tersebut dapat

dilihat pada kata fix (tidak

dapat diganggu lagi).

Penyebab p2 melakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

140

kita semua tetap

semangat.

(24-11-2017)

pertemuan keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Keduanya

berganti peran sebagai

pendengar dan pembicara.

Tujuan dari percakapan

tersebut adalah untuk

menyemangati dan

disampaikan dengan santai

menggunakan ragam lisan

pada situasi informal.

campur kode dengan

penggunaan istilah yang

lebih populer karena

kosakata tersebut dinilai

mempunyai padanan yang

lebih populer.

3. P1: Moe pana ta? Biar kita

jalannya sama-sama

P2: Memangnya mau jalan

jam berapa?

(24-11-2017)

Moe

pana ta

Percakapan tersebut terjadi di

sekretariat keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Kedua mahasiswa

yang terlibat dalam

percakapan tersebut adalah

mahasiswa yang berasal dari

adonara yang hadir pada

pertemuan keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Keduanya

berganti peran sebagai

pendengar dan pembicara.

Tujuan dari percakapan

tersebut adalah untuk

menanyakan sesuatu terkait

dengan rencana untuk jalan-

jalan dan disampaikan dengan

santai menggunkan ragam

lisan pada situasi informal.

Mitra bicara Kode yang digunakan oleh

penutur adalah kode dalam

bahasa daerah adonara. Hal

tersebut dapat dilihat pada

klausa mo pana ta (kamu

jalan tidak). Faktor

penyebab terjadinya

campur kode karena mitra

bicara. Dimana seorang

pembicara yang awalnya

menggunakan satu bahasa

dapat melakukan campur

kode dengan bahasa lain

karena melihat bahwa mitra

bicaranya tersebut

memiliki latar belakang

daerah dan bahasa yang

sama denganya.

4. P1: Jam 8 saja. supaya

jangan terlalu malam Mia ki,

goe

Percakapan tersebut terjadi di

sekretariat keluarga

Mitra bicara Kode yang digunakan

adalah kode dalam bahasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

141

P2: Iya jam 8 saja. Mia ki,

goe kaka telpon. (Sambil

berjalan keluar rumah).

(24-11-2017)

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Kedua partisipan

yang terlibat dalam

percakapan tersebut adalah

mahasiswa yang berasal dari

adonara yang hadir pada

pertemuan keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Keduanya

berganti peran sebagai

pendengar dan pembicara.

Tujuan dari percakapan

tersebut adalah menyampaikan

pendapat terkait dengan jam

yang disepakati untuk jalan-

jalan. Percakapan tersebut

disampaikan dengan singkat

menggunakan ragam lisan

pada situasi informal.

adonara. Hal tersebut dapat

dilihat pada frasa mia ki

(tunggu dulu) dan kata goe

(saya). Faktor penyebab

terjadinya campur kode

karena mitra bicara.

Dimana seorang pembicara

yang awalnya

menggunakan satu bahasa

dapat melakukan campur

kode dengan bahasa lain

karena melihat bahwa mitra

bicaranya tersebut

memiliki latar belakang

daerah dan bahasa yang

sama denganya.

5. P1: Iya bagaimana teman ra

siap atau belum?

P2: Sudah siap. Rae sudah

jalan,rae pia hauka ni.

(24-11-2017)

ra,rae,

rae pia

hauka

ni

Percakapan tersebut terjadi di

sekretariat keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Kedua mahasiswa

yang terlibat dalam

percakapan tersebut adalah

mahasiswa yang berasal dari

adonara yang hadir pada

pertemuan keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Keduanya

berganti peran sebagai

pendengar dan pembicara.

Tujuan dari percakapan

Pembicara

dan pribadi

pembicara

Kode yang digunakan

adalah kode dalam bahasa

adonara. Hal tersebut dapat

dilihat pada kata rae

(mereka), ra (mereka) dan

klausa rae pia hauka ni

(mereka lagi dalam

perjalanan). Faktor

penyebab terjadinya

campur kode adalah

pembicara dan pribadi

pembicara. Campur kode

yang dilakukan tersebut di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

142

tersebut adalah menanyakan

sesuatu dan memberitahukan

sesuatu terkait dengan teman-

teman yang akan ikut untuk

jalan-jalan dan disampaikan

dengan singkat pada situasi

informal.

karenakan faktor kebiasaan

dan kesantaian.

6. P1: Makanan yang ra buara

pada saat seminar untuk

peserta dan pemateri kira-

kira makanan aku?

P2: Kalau dari goe, makanan

lokal saja. Soalnya bisa

mengangkat nama budaya

tite.

(24-11-2017)

Ra

buara,

aku,

goe,tite

Percakapan tersebut terjadi di

sekretariat keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Kedua mahasiswa

yang terlibat dalam

percakapan tersebut adalah

mahasiswa yang berasal dari

adonara yang hadir pada

pertemuan keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Keduanya

berganti peran sebagai

pendengar dan pembicara.

Tujuan dari percakapan

tersebut adalah membahas

mengenai makanan yang akan

di sajikan untuk peserta dan

pemateri pada kegiatan

seminar. Hal tersebut

disampaikan dengan santai

menggunakan ragam lisan

pada situasi informal.

Pembicara

dan pribadi

pembicara

Kode yang digunakan

adalah kode dalam bahasa

adonara. Hal tersebut dapat

dilihat pada klausa rabuara

(mereka makan), dan kata

aku (apa), goe (saya), tite

(kita). Faktor penyebab

terjadinya campur kode

adalah pembicara dan

pribadi pembicara. Campur

kode yang dilakukan

tersebut di karenakan

faktor kebiasaan dan

kesantaian.

7. P1: Mengenai makan lokal di

Yogja juga ada, Atau

begini, tite nei resep di ibu

yang cateringsupayahudaro

Tite nei,

hudaro

na seba,

maine

Pihak yang terlibat dalam

tuturan tersebut adalah

pembicara dan pendengar.

Pembicara yang di maksud

Mitra bicara Kode yang digunakan

adalah kode dalam bahasa

adonara. Hal tersebut dapat

dilihat pada klausa tite nei

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

143

na seba atautitejuga bisa

cari bahan-bahan supaya

dia yangmasak. Soalnya

kalau ubi atau jagung

mainekan ada.

P2 : Iya saya setuju, kita buat

begitu saja

(25-11-2017)

adalah penutur dan pendengar

adalah mahasiswa adonara

yang hadir pada pertemuan

keluaraga mahasiswa adonara

Yogyakarta. Bertempat di

sekretariat keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Tujuan dari

tuturan tersebut adalah

menyampaikan pendapat

terkait dengan makanan lokal

yang disajikan untuk peserta

dan pemateri pada saat

kegiatan seminar. Tuturan

tersebut di sampaikan dengan

santai menggunkan ragam

lisan pada situasi informal.

(kita kasih), hudaro na

seba (suruh dia beli), dan

kata maine (sepertinya).

Faktor penyebab terjadinya

campur kode karena mitra

bicara. Dimana seorang

pembicara yang awalnya

menggunakan satu bahasa

dapat melakukan campur

kode dengan bahasa lain

karena melihat bahwa mitra

bicaranya tersebut

memiliki latar belakang

bahasa dan daerah yang

sama dengannya.

8. P1: Untuk kegiatan tite ini, go

harap tite wahakae

semangat. Karena

kegiatan tite ini kegiatan

besar menyangkut

seminar nasional. Jadi ahe

yang mio mau mari, mari

saja. Supaya kegiatan ini

bisa berjalan dengan baik

dan lancar.

P2: Iya dan semoga dengan

harapan yang begitu besar

dari tite wahakae kegiatan

titeni bisa berjalan sesuai

dengan yang di harapkan.

Tite,go,

titewaha

kae,

ahe,mio

,mari

Percakapan tersebut terjadi di

sekretariat keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Partisipan yang

terlibat dalam percakapan

tersebut adalah mahasiswa

yang berasal dari adonara yang

hadir pada pertemuan keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Mereka berganti

peran sebagai pendengar dan

pembicara. Tujuan dari

percakapan tersebut adalah

untuk menyemangati.hal

tersebut disampaikan dengan

Pembicara

dan pribadi

pembicara

Kode yang digunakan

adalah kode dalam bahasa

adonara. Hal tersebut dapat

dilihat pada kata tite (kita),

go (saya), ahe (apa), mio

(kamu), mari (bicara) dan

frasa tite wahakae (kita

semua). Faktor penyebab

terjadinya campur kode

adalah pembicara dan

pribadi pembicara. Campur

kode yang dilakukan

tersebut di karenakan

faktor kebiasaan dan

kesantaian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

144

P1: Oke semangat buat kita

semua.

(25-11-2017)

singkat menggunakan ragam

lisan pada situasi informal.

9. P1: Tolong tite semua

memberikan pendapat.

Mungkin dari ade nona

sedon lepan, dan sedon

boleng. (sambil tertawa)

P2: Omong saja tidak apa-apa

atau takut ada yang marah.

(sambil tertawa)

(25-11-2017)

Tite Pihak yang terlibat dalam

tuturan tersebut adalah

pembicara dan pendengar.

Pembicara yang di maksud

adalah penutur dan pendengar

adalah mahasiswa adonara

yang hadir pada pertemuan

keluaraga mahasiswa adonara

Yogyakarta. Bertempat di

sekretariat keluarga

mahasiswa Adonara

Yogyakarta. Tujuan dari

tuturan tersebut adalah

meminta agar peserta yang

hadir pada pertemuan

tersebutmemberikan

pendapatnya. Tuturan tersebut

disampaikan dengan santai

menggunakan ragam lisan

pada situasi informal.

Membangkit

kan rasa

humor

Kode yang digunakan

adalah kode dalam bahasa

adonara. Hal tersebut dapat

dilihat pada kata tite (kita).

Faktor penyebab terjadinya

campur kode adalah

membangkitkan rasa

humor. Hal tersebut

dikarenakan pembicara

ingin memecahkan

kelusuhan karena telah

lama bertukar pikiran.

10. P1: Saya setuju dengan di

tambahkan satu pemateri

lagi, tetapi kalau bisa dari

mahasiswa saja.

P2: Kalau goe setuju hala

dengan adanya

penambahan pemateri.

Karena sampai pada

pemateri ke empat orang

pasti sudah bosan.

Goe,

hala

Percakapan tersebut terjadi di

sekretariat keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Kedua mahasiswa

yang terlibat dalam

percakapan tersebut adalah

mahasiswa yang berasal dari

adonara yang hadir pada

pertemuan keluarga

mahasiswa adonara

Mitra bicara Kode yang digunakan

adalah kode dalam bahasa

adonara. Hal tersebut dapt

dilihat pada kata goe (saya)

dan kata hala (tidak).

Faktor penyebab terjadinya

campur kode karena mitra

bicara. Dimana seorang

pembicara yang awalnya

menggunakan satu bahasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

145

(25-11-2017) Yogyakarta. Keduanya

berganti peran sebagai

pendengar dan pembicara.

Tujuan dari percakapan

tersebut adalah membahas

mengenai adanya penambahan

pemateri seminar.

Hal tersebut disampaikan

dengan senang singkat

menggunakan ragam lisan

pada situasi informal.

dapat melakukan campur

kode dengan bahasa lain

karena melihat bahwa mitra

bicaranya tersebut

memiliki latar belakang

bahasa dan daerah yang

sama dengannya.

11. P1: Kalau ada penambahan

pemateri ke empat supaya

audience jangan bosan,

kita berikan kepada

moderator untuk

mengarahkannya.

P2: Kalau seperti itu biar kita

tentukan saja salah satu

diantara kita.

P3: Ka grace saja sebagai

pemeteri ke empatnya.

(25-11-2017)

Audienc

e,moder

ator

Percakapan tersebut terjadi di

sekretariat keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Partisipan yang

terlibat dalam percakapan

tersebut adalah mahasiswa

yang berasal dari adonara yang

hadir pada pertemuan keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Mereka berganti

peran sebagai pendengar dan

pembicara. Tujuan dari

percakapan tersebut adalah

membahas mengenai adanya

penambahan pemateri

seminar. Hal tersebut

disampaikan dengan singkat

menggunakan ragam lisan

pada situsi informal.

Penggunaan

istilah yang

lebih populer

Kode yang digunakan

adalah kode dalam bahasa

asing yaitu kode bahasa

inggris. Hal tersebut dapat

dilihat pada kata audience

(peserta) dan kata

moderator (ketua sidang).

Faktor penyebab terjadinya

campur kode adalah

penggunaan istilah yang

lebih populer. Campur

kode yang dilakukan oleh

pembicara dikarenakan

kosakata tersebut di nilai

mempunyai padanan yang

lebih populer.

12. P1: Semuanya tergantung

teman-teman saja. Mau

kita masukan satu

setting Pihak yang terlibat dalam

tuturan tersebut adalah

pembicara dan pendengar.

Penggunaan

istilah yang

lebih populer

Kode yang digunakan

adalah kode bahasa asing

atau bahasa inggris. Hal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

146

perwakilan kita dari sini

atau kita bisa setting di

forum.

P2: Kalau menurut saya kita

omong disini sekarang

memang saja.

(25-11-2017)

Pembicara yang di maksud

adalah penutur dan pendengar

adalah mahasiswa adonara

yang hadir pada pertemuan

keluaraga mahasiswa adonara

Yogyakarta. Bertempat di

sekretariat keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Tujuan dari

tuturan tersebut adalah

membahas mengenai

perwakilan salah seorang

anggota keluarga mahasiswa

adonara Yogyakarta sebagai

pemateri ke empat. Tuturan

tersebut di sampaikan dengan

singkat menggunakan ragam

lisan pada situasi informal.

tersebut dapat dilihat pada

kata seting (atur atau

mengatur). Faktor

penyebab terjadinya

campur kode adalah

penggunaan istilah yang

lebih populer. Campur

kode yang dilakukan oleh

pembicara dikarenakan

kosakata tersebut di nilai

mempunyai padanan yang

lebih populer.

13. P1: Inikan forum teman-

teman, jadi ide semenarik

apapun kalau teman-

teman tidak menerima

tidak apa-apa.

P2: Pekodaket ta daerahka

lebih bagus lagi,campur

aduk supaya lebih cantik

(sambil tertawa).

(25-11-2017)

Pekoda

ket ta

daerah

ka

Percakapan tersebut terjadi di

sekretariat keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Kedua mahasiswa

yang terlibat dalam

percakapan tersebut adalah

mahasiswa yang berasal dari

adonara yang hadir pada

pertemuan keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Keduanya

berganti peran sebagai

pendengar dan pembicara.

Tujuan dari percakapan

tersebut adalah meminta

Membangkit

kan rasa

humor

Kode yang digunakan

adalah kode dalam bahasa

adonara. Hal tersebut dapat

dilihat pada klausa

pekodaket ta daerahka

(pakai bahasa daerah).

Faktor penyebab terjadinya

campur kode adalah

membangkitkan rasa

humor. Hal tersebut di

karenakan pembicara ingin

memecahkan kelusuhan

karena telah lama bertukar

pikiran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

147

kepada seluruh anggota yang

hadir pada pertemuan tersebut

untuk menyampaikan

pendapatnya meskipun harus

menggunakan bahasa daerah.

Hal tersebut disampaikan

dengan santai menggunakan

ragam lisan pada situasi

informal. 14. P1: Pagelaran budaya karena

ada beberapa

pertimbangan terkait

persiapan dan mungkin

lebih kepada dana. Untuk

masalah yang belum pasti

dan masih menjadi tanda

tanya besar adalah

masalah gedung. Karena

sekarang kita kerucukan

pada seminar dan

pagelaran budaya di

undurkan mungkin bulan

lima atau bulan enam.

Tapi ini tidak

mematahkan semangat

teman-teman semua untuk

titebergabung bekerja

sama. Tetapi ini gorasa

justru titelebih semangat

lagi dengan jiwa

gelakatsaya rasa

semuanya bisa berjalan

dengan lancar.

Tite,go,

gelekat,

Percakapan tersebut terjadi di

sekretariat keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Kedua mahasiswa

yang terlibat dalam

percakapan tersebut adalah

mahasiswa yang berasal dari

adonara yang hadir pada

pertemuan keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Keduanya

berganti peran sebagai

pendengar dan pembicara.

Tujuan dari percakapan

tersebut adalah untuk

menyemangati. Hal tersebut

disampaikan dengan santai

menggunakan ragam lisan

pada situasi informal.

.

Pembicara

dan pribadi

pembicara

Kode yang digunakan

adalah kode dalam bahasa

adonara. Hal tersebut dapat

dilihat pada kata tite (kita),

go (saya), gelekat

(membantu). Faktor

penyebab terjadinya

campur kode adalah

pembicara dan pribadi

pembicara. Campur kode

yang dilakukan tersebut di

karenakan faktor kebiasaan

dan kesantaian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

148

P2: Bagaimana teman-teman

sepakat? Kalau kegiatan

kali ini tite dengan

seminar.

(25-11-2017) 15. P1: Teman-teman semua bisa

tite sepakati bersama

kalau lagi H- dua minggu

itu tite kerucutkan di

seminar noloki?

P2: Iya untk sekarang ini juga

kalau bisa kita fokusnya

di seminar saja dulu.

(25-11-2017)

Tite,

nolo ki

Pihak yang terlibat dalam

tuturan tersebut adalah

pembicara dan pendengar.

Pembicara yang di maksud

adalah penutur dan pendengar

adalah mahasiswa adonara

yang hadir pada pertemuan

keluaraga mahasiswa adonara

Yogyakarta. Bertempat di

sekretariat keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Tujuan dari

tuturan tersebut adalah

membahas mengenai kegiatan

seminar yang akan

dilaksanakan terlebih dahulu.

Tuturan tersebut di sampaikan

dengan singkat menggunakan

ragam lisan pada situasi

informal.

Mitra bicara Kode yang digunakan

adalah kode dalam bahasa

adonara. Hal tersebut dapat

dilihat pada katatite (kita)

dan kata nolo ki (duluan).

Faktor penyebab terjadinya

campur kode karena mitra

bicara. Dimana seorang

pembicara yang awalnya

menggunakan satu bahasa

dapat melakukan campur

kode dengan bahasa lain

karena melihat bahwa mitra

bicaranya tersebut

memiliki latar belakang

daerah dan bahasa yang

sama denganya.

16. P1: Jangansepakat-sepakat

saja, harus no nei

alasannya.

P2: Bagaimana teman-teman

inikan rapat anggota jadi

berapapun anggota yang

hadir ketika teman-teman

No nei Percakapan tersebut terjadi di

sekretariat keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Kedua mahasiswa

yang terlibat dalam

percakapan tersebut adalah

mahasiswa yang berasal dari

adonara yang hadir pada

Mitra bicara Kode yang digunakan

adalah kode dalam bahasa

adonara. Hal tersebut dapat

dilihat pada kata no nei

(dengan). Faktor penyebab

terjadinya campur kode

karena mitra bicara.

Dimana seorang pembicara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

149

menyampaikan dalam

forum sah-sah saja.

(25-11-2017)

pertemuan keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Keduanya

berganti peran sebagai

pendengar dan pembicara.

Tujuan dari percakapan

tersebut adalah meminta agar

anggota yang hadir pada

pertemuan keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta jika mau

memberikan pendapatnya

harus ada dengan alasan. Hal

tersebut disampaikan dengan

santaimenggunakan ragam

lisan pada situasi informal.

.

yang awalnya

menggunakan satu bahasa

dapat melakukan campur

kode dengan bahasa lain

karena melihat bahwa mitra

bicaranya tersebut

memiliki latar belakang

daerah dan bahasa yang

sama denganya.

17. P1: Mudah-mudahan apa

yang sudah dibicarakan

ini, kita langsung

menyatakan pertanggung

jawaban kita dengan aksi.

Jadi coba kalau tite yang

sudah dipercayakan

sebagai panitia itu tolong

lebih respon dan

bergegass mu. Soalnya di

grup sangat sepi. Dan

humas juga. Tadi siang

goe hubungi seonai ina

yesi dan rae juga sudah

punya rancangan-

rancangan.

Tite,

emu,

goe,

seonai

ina, rae,

ne, nae,

Percakapan tersebut terjadi di

sekretariat keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Partisipan yang

terlibat dalam percakapan

tersebut adalah mahasiswa

yang berasal dari adonara yang

hadir pada pertemuan keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Mereka berganti

peran sebagai pendengar dan

pembicara. Tujuan dari

percakapan tersebut adalah

membahas mengenai kesiapan

dari pemateri yang akan

diundang pada kegiatan

Pembicara

dan pribadi

pembicara

Kode yang di gunakan

adalah kode dalam bahasa

adonara. Hal tersebut dapat

dilihat pada kata tite (kita),

mu (cepat), rae (dia),ne

(itu),nae (dia) dan frasa

seonai ina (adik

perempuan). Faktor

penyebab terjadinya

campur kode adalah

pembicara dan pribadi

pembicara. Campur kode

yang dilakukan tersebut di

karenakan faktor kebiasaan

dan kesantaian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

150

P2: Bagaimana dengan

pemateri ne?

P3: Terkait pemateri ada tiga

pemateri. Yang pertama

maseko prasetio (bung

eko) jadi nae itu lebih

memberikan kepada

semangat untuk gerakan

yang kedua Dr.utomo nae

lebih pada pengembangan

kelompok masyarakat.

Nae lebih kaya

pemberdayaan begitu

terus yang terakhir itu dari

bupati flores timur.

(25-11-2017)

seminar. Hal tersebut di

sampaikan dengan santai

menggunakan ragam lisan

pada situasi informal.

18. P1: Bagaimana dengan

tempat untuk kegiatan

tite?

P2: Kalau tempatnya tadi

sudah ada yang Tanya,

jadi esimu baru kita

dengar hasilnya

bagaimana.

(25-11-2017)

Tite,

Esimu

Percakapan tersebut terjadi di

sekretariat keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Partisipan yang

terlibat dalam percakapan

tersebut adalah mahasiswa

yang berasal dari adonara yang

hadir pada pertemuan keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Mereka berganti

peran sebagai pendengar dan

pembicara. Tujuan dari

percakapan tersebut adalah

membahas mengenai kesiapan

dari pemateri yang akan

diundang pada kegiatan

seminar. Hal tersebut di

Pembicara

dan pribadi

pembicara

Kode yang digunakan

dalam percakapan tersebut

adalah kode dalam bahasa

adonara. Hal tersebut dapat

dilihat pada kata tite (kita)

dankata esimu (sebentar).

Faktor penyebab terjadinya

alih kode adalah pembicara

dan pribadi pembicara.

Campur kode yang

dilakukan tersebut di

karenakan faktor kebiasaan

dan kesantaian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

151

sampaikan dengan santai

menggunakan ragam lisan

pada situasi informal. 19. P1: Misalnya seminar tite

kasih hari senin, teman-

teman mungkin boaya

yang berhalangan soalnya

raujian. UST hari sabtu

sudah mulai ujian.

Bagaimana dengan ina

dan ama yang di

belakang?

P2: Kamiujian tanggal 16

atau 18 kalau tidak salah.

(25-11-2017)

Tite,

boaya,

ra,ina

ama,

Percakapan tersebut terjadi di

sekretariat keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Kedua mahasiswa

yang terlibat dalam

percakapan tersebut adalah

mahasiswa yang berasal dari

adonara yang hadir pada

pertemuan keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Keduanya

berganti peran sebagai

pendengar dan pembicara.

Tujuan dari percakapan

tersebut adalah membahas

mengenai hari dan tanggal di

selenggarakannya kegiatan

seminar. Hal tersebut di

sampaikan dengan santai

menggunakan ragam lisan

pada situasi informal.

Mitra bicara Kode yang digunakan

dalam percakapan tersebut

adalah kode dalam bahasa

adonara. Hal tersebut dapat

dilihat pada kata tite

(kita),boaya (banyak), ra

(mereka), ina (panggilan

untuk saudari perempuan)

dan ama (panggilan untuk

saudara laki-laki). Faktor

penyebab terjadinya

campur kode karena mitra

bicara. Dimana seorang

pembicara yang awalnya

menggunakan satu bahasa

dapat melakukan campur

kode dengan bahasa lain

karena melihat bahwa mitra

bicaranya tersebut

memiliki latar belakang

daerah dan bahasa yang

sama dengannya.

20. P1:Teman-teman yang

pertama kita harus

mengerti bahwa ini

agenda besar, saya mau

laporan berikutnya entah

besok lusa atau kapanpun

seminggu bila perlu empat

kali pertemuannya.

urgent Pihak yang terlibat dalam

tuturan tersebut adalah

pembicara dan pendengar.

Pembicara yang di maksud

adalah penutur dan pendengar

adalah mahasiswa adonara

yang hadir pada pertemuan

keluaraga mahasiswa adonara

Penggunaan

istilah yang

lebih populer

Kode yang digunakan

adalah kode dalam bahasa

asinga atau bahasa inggris.

Hal tersebut dapat dilihat

pada kata urgent

(mendesak). Faktor

penyebab terjadinya

campur kode adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

152

Karena ini urgent teman-

teman. Ini agenda besar

yang kalian juga harus

bisa mengerti bahwa

butuh sekali intens.

P2:Terimakasih untuk

masukanya. Jadi mungkin

mulai besok dan

seterusnya kita semua bisa

lebih rutin lagi untuk

pertemuan.

(25-11-2017)

Yogyakarta. Bertempat di

sekretariat keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Tujuan dari

tuturan tersebut adalah

membahas mengenai jadwal

pertemuan keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta terkait dengan

laporan dari amsing-masing

anggota yang sudah

dipercayakan sebagai panitia

kerja. Tuturan tersebut

disampaikan dengan serius

menggunakan ragam lisan

pada situasi informal.

penggunaan istilah yang

lebih populer. Campur

kode yang dilakukan oleh

pembicara dikarenakan

kosakata tersebut di nilai

mempunyai padanan yang

lebih populer.

21. P1: Sudah. Itu dari abang

bosko terkait dengan

susunan acara yang lebih

kepada temu kangen.

P2: Kaka yesi di gute iya ni,

terus kenapa kalian bilang

saya sendiri yang ambil.

(8-12-2017)

Abang,d

i gute

iya ni

Percakapan tersebut terjadi di

sekretariat keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Kedua mahasiswa

yang terlibat dalam

percakapan tersebut adalah

mahasiswa yang berasal dari

adonara yang hadir pada

pertemuan keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Keduanya

berganti peran sebagai

pendengar dan pembicara.

Tujuan dari percakapan

tersebut adalah membahas

mengenai pendapat dari salah

seorang anggota yang ahdir

Mitra bicara Kode yang digunakan

adalah kode dalam bahasa

asli atau bahasa adonara.

Hal tersebut dapat di lihat

pada kata abang (kakak)

danklausa di gute iya ni

(dia juga ambil). Faktor

penyebab terjadinya

campur kode karena mitra

bicara. Dimana seorang

pembicara yang awalnya

menggunakan satu bahasa

dapat melakukan campur

kode dengan bahasa lain

karena melihat bahwa mitra

bicaranya tersebut

memiliki latar belakang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

153

pada pertemuan keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta terkait dengan

susunan acara. Hal tersebut

disampaikan dengan santai

menggunakan ragam lisan

pada situasi informal.

daerah dan bahasa yang

sama dengannya.

22. P1: Untuk doorprice yang

pertama ini tiketnya di

ambil dan diserahkan oleh

divisi ticketing, kedua dari

acara ketiga dari

konsumsi dan keempat

dari perlengkapan untuk

menyerahkan doorprice

P2: Setelah penyerahan

doorprice,acara selanjutnya

bagaimana?

(8-12-2017)

Doorpri

ce

Percakapan tersebut terjadi di

sekretariat keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Kedua mahasiswa

yang terlibat dalam

percakapan tersebut adalah

mahasiswa yang berasal dari

adonara yang hadir pada

pertemuan keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Keduanya

berganti peran sebagai

pendengar dan pembicara.

Tujuan dari percakapan

tersebut adalah membahas

mengenai susunan acara

terkait dengan penyerahan

hadiah. Hal tersebut di

sampaikan dengan singkat

pada situasi informal.

Penggunaan

istilah yang

lebih populer

Kode yang digunakan

adalah kode dalam bahasa

asing atau bahasa inggris.

Hal tersebut dapat di lihat

pada kata doorprice

(hadiah). Faktor penyebab

terjadinya campur kode

adalah penggunaan istilah

yang lebih populer.

Campur kode yang

dilakukan oleh pembicara

dikarenakan kosakata

tersebut di nilai

mempunyai padanan yang

lebih populer

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

154

23. P1: Acara selanjutnya, foto

bersama yang kemudian

di lanjutkan dengan temu

kangen anggota, alumni

dan teman-teman dari

organda lain.

P2: Kemudian bagaimana

dengan notulennya? Wia

memang tite sudah

menunjuk ama asis hanya

saja kalau acaranya

tanggal 16 nae tidak bisa

hadir. Jadi bagaimana?

P1: Kalau memang maine

sudah. Mungkin

mengenai. Notulen

titeserahkan sepenuhnya

ke acara saja. Biar teman-

teman dari acara yang

mengaturnya saja.

(8-12-2017)

Wia,

tite,ama

,

maine,n

ae

Percakapan tersebut terjadi di

sekretariat keluarga

mahasiswa Adonara

Yogyakarta. Partisipan yang

terlibat dalam percakapan

tersebut adalah mahasiswa

yang berasal dari adonara yang

hadir pada pertemuan

keluargamahasiswa adonara

Yogyakarta. Mereka berganti

peran sebagai pendengar dan

pembicara. Tujuan dari

percakapan tersebut adalah

membahas mengenai notulen

pada kegiatan seminar yang

akan di selenggarakan oleh

keluarga mahasiswa adonara

Yogyakarta. Hal tersebut

disampaikan dengan santai

menggunakan ragam lisam

pada situasi informal.

Mitra bicara Kode yang digunakan

adalah kode dalam bahasa

asli atau bahasa adonara.

Hal tersebut dapat dilihat

pada kata wia (kemarin),

tite (kita), ama (panggilan

untuk laki-laki), maine

(itu), nae (dia). Faktor

penyebab terjadinya

campur kode karena mitra

bicara. Dimana seorang

pembicara yang awalnya

menggunakan satu bahasa

dapat melakukan campur

kode dengan bahasa lain

karena melihat bahwa mitra

bicaranya tersebut

memiliki latar belakang

daerah dan bahasa yang

sama dengannya.

24. P1: Acara saya tambahkan

sedikit, kalau bisa

hedungnya di dalam

saja.penutupan oleh mc ne

kalau bisa setelah semua

acara selesai. Kemudian

untuk diskusi saya rasa

dari siang sudah menguras

otak dengan berbagai

materi. Untuk pantonim

tadi sebelum doorprice, di

tampilkan saja biar orang-

Doorpri

ce, ne

Pihak yang terlibat dalam

tuturan tersebut adalah

pembicara dan pendengar.

Pembicara yang di maksud

adalah penutur dan pendengar

adalah mahasiswa adonara

yang hadir pada pertemuan

keluaraga mahasiswa adonara

Yogyakarta. Bertempat di

sekretariat keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Tujuan dari

Penggunaan

istilah yang

lebih populer

Kode yang digunakan

adalah kode dalam bahasa

inggris dan bahasa adonara.

Hal tersebut dapat dilihat

pada kata doorprice

(hadiah), ne (itu). Faktor

penyebab terjadinya

campur kode adalah

penggunaan istilah yang

lebih populer. Campur

kode yang dilakukan oleh

pembicara dikarenakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

155

orang dari luar bisa

menyaksikan.

P2: Iya saya juga setuju kalau

pantonim lebih dulu

ditampilkan dan

doorprice terakhir saja.

(8-12-2017)

tuturan tersebut adalah

membahas mengenai pengisi

acara yang akan tampil pada

kegiatan seminar yang di

selenggarakan oleh keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Tuturan tersebut

disampaikan dengan singkat

menggunakan ragam lisan

pada situasi informal.

kosakata tersebut di nilai

mempunyai padanan yang

lebih populer.

25. P1: Masukan dari kaka ne

kame terima. Kalau

pembawa acara yang

mengarahkan

dokumentasi.

P2: Berarti acara temu

kangen itu sudah diluar

tanggung jawab mc. Jadi

tidak lagi di pandu oleh

pembawa acara.

(8-12-2017)

Ne

kame,

Percakapan tersebut terjadi di

sekretariat keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Kedua mahasiswa

yang terlibat dalam

percakapan tersebut adalah

mahasiswa yang berasal dari

adonara yang hadir pada

pertemuan keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Keduanya

berganti peran sebagai

pendengar dan pembicara.

Tujuan dari percakapan

tersebut adalah membahas

mengenai susunan acara pada

kegiatan seminar. Hal tersebut

disampaikan dengan santai

menggunakan ragam lisan

pada situasi informal.

Mitra bicara Kode yang digunakan

adalah kode dalam bahasa

asli atau bahasa adonara.

Hal tersebut dapat dilihat

pada frasa ne kame (itu

kami). Faktor penyebab

terjadinya campur kode

karena mitra bicara.

Dimana seorang pembicara

yang awalnya

menggunakan satu bahasa

dapat melakukan campur

kode dengan bahasa lain

karena melihat bahwa mitra

bicaranya tersebut

memiliki latar belakang

daerah dan bahasa yang

sama dengannya.

26. P1: Mia mc dari acara saja

P2: Ini sebenarnya satu

kesatuan acara jadi semua

mia Percakapan tersebut terjadi di

sekretariat keluarga

mahasiswa adonara

Mitra bicara Kode yang digunakan

adalah kode dalam bahasa

asli atau bahasa adonara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

156

kegiatan ini sudah selesai

dengan pematerinya jadi

di arahkan saja ke acara

santai seperti permintaan

foto-foto.

(8-12-2017)

Yogyakarta. Kedua mahasiswa

yang terlibat dalam

percakapan tersebut adalah

mahasiswa yang berasal dari

adonara yang hadir pada

pertemuan keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Keduanya

berganti peran sebagai

pendengar dan pembicara.

Tujuan dari percakapan

tersebut adalah membahas

mengenai susunan acara pada

kegiatan seminar. Hal tersebut

disampaikan dengan santai

menggunakan ragam lisan

pada situasi informal.

Hal tersebut dapat dilihat

pada kata mia (tunggu).

Faktor penyebab terjadinya

campur kode karena mitra

bicara. Dimana seorang

pembicara yang awalnya

menggunakan satu bahasa

dapat melakukan campur

kode dengan bahasa lain

karena melihat bahwa mitra

bicaranya tersebut

memiliki latar belakang

daerah dan bahasa yang

sama dengannya.

27. P1: Masukan sedikit untuk

acara. Kalau bisa di

buatkan teks khusus untuk

mc. Karena teks itu

penting sekali biar apa

yang di sampaikan tidak

ngawur atau asal-asalan

saja. Kemudian tadi

sempat dibahas juga,

setelah pemateri satu dan

dua ada sesi Tanya

jawabnya. Jadi kursi yang

disediakan didepan itu

beberapa? Dua pemateri,

dua moderator atau satu

moderator? Inikan

Doorpri

ce, aku,

fix

Percakapan tersebut terjadi di

sekretariat keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Kedua mahasiswa

yang terlibat dalam

percakapan tersebut adalah

mahasiswa yang berasal dari

adonara yang hadir pada

pertemuan keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Keduanya

berganti peran sebagai

pendengar dan pembicara.

Tujuan dari percakapan

tersebut adalah membahas

mengenai susunan acara

Penggunaan

istilah yang

lebih populer

Kode yang digunakn

adalah kode dalam bahasa

inggris dan bahasa adonara.

Hal tersebut dapat dilihat

pada kata doorprice

(hadiah), fix (tidak dapat

diganggu lagi) dan kata

aku (apa). Faktor penyebab

terjadinya campur kode

adalah penggunaan istilah

yang lebih populer.

Campur kode yang

dilakukan oleh pembicara

dikarenakan kosakata

tersebut di nilai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

157

kerjasama dengan

kanisius, kalau bisa ada

sesi untuk kanisius untuk

mempromosikan diri,

sekaligus ada doorprice

juga.

P2: itu masukan dari abang

rian. Mungkin ini yang

perlu atau misalkan yang

kurang akukita langsung

benahi saja. Supaya pada

pertemuan berikutnya dari

acara tidak ada perubahan

lagi. Dan semuanya sudah

fix untuk proses gladinya.

(8-12-2017)

terkait dengan penyerahan

hadiah. Hal tersebut

disampaikan dengan santai

menggunakan ragam lisan

pada situasi informal.

mempunyai padanan yang

lebih populer.

28. P1: Yang pertama goe masuk

dulu. Goe tanggapi dari

acara dulu. Maksudnya

begini, teman-teman

harus pahami bahwa ini

seminar. Beberapa yang

terkait dengan

pementasan hanya

sebagai penghibur Dan

minggu lalu kita sudah

sepakati bahwa pantonim

itu memang masuk di

acara temu kangen dan

hanya sebagai pengantar

saja.

P2: Saya mau tanggapi

mengenai pantonim.

Goe,ne,

no,

ra,ra

beto ne

ra roi

Percakapan tersebut terjadi di

sekretariat keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Kedua mahasiswa

yang terlibat dalam

percakapan tersebut adalah

mahasiswa yang berasal dari

adonara yang hadir pada

pertemuan keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Keduanya

berganti peran sebagai

pendengar dan pembicara.

Tujuan dari percakapan

tersebut adalah membahas

mengenai pengisi acara yang

akan ditampilkan pada

Pembicara

dan pribadi

pembicara

Kode yang di gunakan

adalah kode dalam bahasa

asli atau bahasa adonara.

Hal tersebut dapat dilihat

pada kata goe (saya), no

(ada), ra (mereka), ne (itu)

dan klausa ra beto ne ra roi

(mereka datanglihat).

Faktor penyebab terjadinya

alih kode adalah pembicara

dan pribadi pembicara.

Campur kode yang

dilakukan tersebut di

karenakan faktor kebiasaan

dan kesantaian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

158

Maksudnya pantonim kita

sudah masukan ke tiket

untuk di cetak. Misalnya

go jual tiket dan ditiket no

tulisan tampilkan

pantonim dan kalau saat

re beto ne, ra roi pantonim netidak ada dan

kalau raprotes.

(8-12-2017)

kegiatan seminar. Hal tersebut

di sampaikan dengan

menggunakan ragam lisan

pada situasi informal.

29. P1: Mungkin kita juga harus

pertimbangan mengenai

tiket. Karena di tiket, kita

ada cantumkan special

perform itu pantonim dan

coba kita pertimbangkan.

Soalnya kalau pantonim

tidak ada juga kita sudah

punya alasan begitu.

P2: Kalau memang seperti

ini, nanti sayacoba lebih

teliti lagi di poster dan

tiket. Jadi kalau memang

sudah terlanjur seperti itu

tinggal di tambahkan saja.

Hanya saja bisa

dipenyerahan kenang-

kenangan yang sebelum

semuanya pulang kita bisa

masukan pantonim saja.

biar setelah itu langsung

dengan penyerahan

hadiah

Special

perform

Percakapan tersebut terjadi di

sekretariat keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Kedua mahasiswa

yang terlibat dalam

percakapan tersebut adalah

mahasiswa yang berasal dari

adonara yang hadir pada

pertemuan keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Keduanya

berganti peran sebagai

pendengar dan pembicara.

Tujuan dari percakapan

tersebut adalah membahas

mengenai pengisi acara yang

akan tampil pada kegiatan

seminar. Hal tersebut

disampaikan dengan santai

menggunakan ragam lisan

pada situasi informal.

Penggunaan

istilah yang

lebih populer

Kode yang digunakan

adalah kode dalam bahasa

inggris .hal tersebut dapat

dilihat pada frasa special

perform (penampilan yang

spesial). Faktor penyebab

terjadinya campur kode

adalah penggunaan istilah

yang lebih populer.

Campur kode yang

dilakukan oleh pembicara

dikarenakan kosakata

tersebut di nilai

mempunyai padanan yang

lebih populer.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

159

(8-12-2017) 30. P1: Oke terimah kasih untuk

teman-teman dari humas.

Tapi sebelumnya teman-

teman acara tolong

breafing di mc.

P2: Kalau begitu nanti acara

bisa berkolaborasi dengan

mc terkait dengan sponsor

seperti apa begitu.

(8-12-2017)

breafing Percakapan tersebut terjadi di

sekretariat keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Kedua mahasiswa

yang terlibat dalam

percakapan tersebut adalah

mahasiswa yang berasal dari

adonara yang hadir pada

pertemuan keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Keduanya

berganti peran sebagai

pendengar dan pembicara.

Tujuan dari percakapan

tersebut adalah membahas

mengenai pendapat dari salah

seorang anggota keluarga

mahasisiwa adonara terkait

dengan seksi acara. Hal

tersebut di sampaikan dengan

menggunakan ragam lisan

pada situasi informal.

Penggunaan

istilah yang

lebih populer

Kode yang digunak adalah

kode dalam bahasa asing

atau bahasa inggris. Hal

tersebut dapat dilihat pada

kata breafing (pertemuan).

Faktor penyebab terjadinya

campur kode adalah

penggunaan istilah yang

lebih populer. Campur

kode yang dilakukan oleh

pembicara dikarenakan

kosakata tersebut di nilai

mempunyai padanan yang

lebih popular.

31. P1: Itu di depan Mervin ae ne

P2: Ege mio kami punya.

(8-12-2017)

Ae ne,

ege mio

Percakapan tersebut terjadi di

sekretariat keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Kedua mahasiswa

yang terlibat dalam

percakapan tersebut adalah

mahasiswa yang berasal dari

adonara yang hadir pada

pertemuan keluarga

mahasiswa adonara

Pembicara

dan pribadi

pembicara

Kode yang digunakan

adalah kode dalam bahasa

asli atau bahasa adonara.

Hal tersebut dapat dilihat

pada frasa ae ne (depan

muka), ege mio (jangan

begitu). Faktor penyebab

terjadinya alih kode adalah

pembicara dan pribadi

pembicara. Campur kode

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

160

Yogyakarta. Keduanya

berganti peran sebagai

pendengar dan pembicara.

Tujuan dari percakapan

tersebut adalah membahas

mengenai makanan yang di

sajikan kepada anggota yang

hadir pada pertemuan keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Hal tersebut di

sampaikan dengan santai

menggunakan ragam lisan

pada situasi informal.

yang dilakukan tersebut di

karenakan faktor kebiasaan

dan kesantaian.

32. P1: Kaka Mus ne mo mudam?

P2: Ina berarti kau neaka.

P1: Tidak kaka.

(8-12-2017)

Ne mo

mudam

ne,

neaka

Percakapan tersebut terjadi di

sekretariat keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Kedua mahasiswa

yang terlibat dalam

percakapan tersebut adalah

mahasiswa yang berasal dari

adonara yang hadir pada

pertemuan keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Keduanya

berganti peran sebagai

pendengar dan pembicara.

Tujuan dari percakapan

tersebut adalah membahas

mengenai makanan ringan

yang di hidangkan pada

anggota yang hadir pada

pertemuan keluarga

mahasiswa adonara

Pembicara

dan pribadi

pembicara

Kode yang digunakan

adalah kode dalam bahasa

asli atau bahasa adonara.

Hal tersebut dapat dilihat

pada kata neaka

(berbohong) dan klausa ne

mo mudam (ini kau punya

jeruk). Faktor penyebab

terjadinya alih kode adalah

pembicara dan pribadi

pembicara. Campur kode

yang dilakukan tersebut di

karenakan faktor kebiasaan

dan kesantaian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

161

Yogyakarta. Hal tersebut di

sampaikan dengan santai

menggunakan ragam lisan

pada situasi informal. 33. P1: Jeruk itusaya mau makan

juga iri nati mo go gohuk

P2: Berarti nanti saya dapat

sedikit saja.

(8-12-2017)

Iri nati

mo go

gohuk

Percakapan tersebut terjadi di

sekretariat keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Kedua mahasiswa

yang terlibat dalam

percakapan tersebut adalah

mahasiswa yang berasal dari

adonara yang hadir pada

pertemuan keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Keduanya

berganti peran sebagai

pendengar dan pembicara.

Tujuan dari percakapan

tersebut adalah membahas

mengenai makanan ringan

yang di sajikan untuk anggota

yang hadir pada pertemuan

keluarga mahasiswa adonara

Yogyakarta. Hal tersebut

disampaikan dengan santai

menggunakan ragam lisan

pada situasi informal.

Mitra bicara Kode yang digunakan

adalah kode dalam bahasa

asli atau bahasa adonara.

hal tersebut dapat dilihat

pada klausa iri nati mo go

gohuk (kau sudah

habiskan)

Faktor penyebab terjadinya

campur kode karena mitra

bicara. Dimana seorang

pembicara yang awalnya

menggunakan satu bahasa

dapat melakukan campur

kode dengan bahasa lain

karena melihat bahwa mitra

bicaranya tersebut

memiliki latar belakang

daerah dan bahasa yang

sama dengannya.

34. P1: Febi lain kali di rebus

dulu baru bawa datang.

P2: Nedi mo goro kae ne, tapi

mo masih huda buat yang

lain.

(8-12-2017)

Nedimo

goro

kae ne,

mo,

huda.

Percakapan tersebut terjadi di

sekretariat keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Kedua mahasiswa

yang terlibat dalam

percakapan tersebut adalah

Mitra bicara Kode yang digunakan

adalah kode dalam bahasa

asli atau bahasa adonara.

Hal tersebut dapat dilihat

pada klausa nedi mo goro

kae ne (itu kau sudah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

162

mahasiswa yang berasal dari

adonara yang hadir pada

pertemuan keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Keduanya

berganti peran sebagai

pendengar dan pembicara.

Tujuan dari percakapan

tersebut adalah membahas

mengenai makanan

tradisioanal yang dihidangkan

kepada anggota yang hadir

pada pertemuan keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Hal tersebut

disampaikan dengan santai

menggunakan ragam lisan

pada situasi informal.

makan) dan kata mo (kau),

huda (ambil). Faktor

penyebab terjadinya

campur kode karena mitra

bicara. Dimana seorang

pembicara yang awalnya

menggunakan satu bahasa

dapat melakukan campur

kode dengan bahasa lain

karena melihat bahwa mitra

bicaranya tersebut

memiliki latar belakang

daerah dan bahasa yang

sama dengannya.

35. P1:Take tapi saya baru ingat

nage goreng ne enak hiko

di

P2: Teman-teman goe nuku

nae ne ka hala saya

tunggu kalian

P1:Naega halatapi sudah

kasih habis baru.

(8-12-2017)

Nage,ne

, hiko

di, goe

nuku

nae ne

ka hala,

nae ga

hala

Percakapan tersebut terjadi di

sekretariat keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Partisipan yang

terlibat dalam percakapan

tersebut adalah mahasiswa

yang berasal dari adonara yang

hadir pada pertemuan keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Mereka berganti

peran sebagai pendengar dan

pembicara. Tujuan dari

percakapan tersebut adalah

membahas mengenai makanan

tradisioanal yang disajikan

Pembicara

dan pribadi

pembicara

Kode yang digunakan

adalah kode dalam bahasa

asli atau bahasa adonara.

Hal tersebut dapat dilihat

pada kata take (tidak), hiko

(sekali) nage (terus), ne

(itu) dan klausa nae ga

hala (dia tidak makan), goe

nuku nae ka hala (dari tadi

saya tidak makan). Faktor

penyebab terjadinya alih

kode adalah pembicara dan

pribadi pembicara. Campur

kode yang dilakukan

tersebut di karenakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

163

kepada anggota yang hadir

pada pertemuan keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Hal tersebut

disampaikan dengan santai

menggunakan ragam lisan

pada situasi informal.

faktor kebiasaan dan

kesantaian.

36. P1: Untuk promosi di awal

kira-kira bisa tidak? Dia

usahakan untuk bisa

masuk. Untuk

wawancaranya dia minta

kontak pak ketua dan saya

sudah kirim. Mungkin

nanti bisa wawancara

langsung di whatsup atau

lewat telpon. Satu lagi

coba tite juga lihat tiket.

P2: Mohon maaf, ini terkait

dari organisasi dari luar.

Yang pertama untuk yang

dari malang mereka sudah

pasti akan mengirim tiga

perwakilannya sedangkan

dari Surabaya dengan

Jakarta belum ada

konfirmasi pasti.

(8-12-2017)

tite Percakapan tersebut terjadi di

sekretariat keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Kedua mahasiswa

yang terlibat dalam

percakapan tersebut adalah

mahasiswa yang berasal dari

adonara yang hadir pada

pertemuan keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Keduanya

berganti peran sebagai

pendengar dan pembicara.

Tujuan dari percakapan

tersebut adalah membahas

mengenai sesi wawancara dari

seorang wartawan kepada

ketua keluarga mahasiswa

adonara Yogyakarta. Hal

tersebut di sampaikan dengan

santai menggunakan ragam

lisan pada situasi informal.

Mitra bicara Kode yang digunakan

adalah kode dalam bahasa

asli atau bahasa adonara.

Hal tersebut dapat dilihat

pada kata tite (kita). Faktor

penyebab terjadinya

campur kode karena mitra

bicara. Dimana seorang

pembicara yang awalnya

menggunakan satu bahasa

dapat melakukan campur

kode dengan bahasa lain

karena melihat bahwa mitra

bicaranya tersebut

memiliki latar belakang

daerah dan bahasa yang

sama dengannya.

37. P1: Terima kasih atas

infonya. Go tambahkan

esi, tite ada undangan

untuk taa futsal soalnya

Go, esi,

tite ,taa,

bauk ne

Percakapan tersebut terjadi di

sekretariat keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Kedua mahasiswa

Mitra bicara Kode yang digunakna

adalah kode dalam bahasa

asli atau bahasa adonara.

Hal tersebut dapat dilihat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

164

ada turnamen yang di

selenggarakan oleh

teman-teman flobamorata

jadi mungkin tite bisa izin

dengan panitianya untuk

bisa menjual tiket disana

bauk ne. terima kasih

P2: Baik teman-teman

semua, ada titipan salam

dari sesepuh untuk kita

semua.

(8-12-2017)

yang terlibat dalam

percakapan tersebut adalah

mahasiswa yang berasal dari

adonara yang hadir pada

pertemuan keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Keduanya

berganti peran sebagai

pendengar dan pembicara.

Tujuan dari percakapan

tersebut adalah membahas

mengenai penjualan tiket yang

akan dilakukan oleh keluarga

mahasiswa adonara pada

turnamen futsal yang di

selenggarakan oleh

flobamorata. Hal tersebut

disampaikan dengan santai

menggunakan ragam lisan

pada situasi informal.

pada kata go (saya), esi

(sedikit), tite (kita), taa

(ikut), bauk ne (besok).

Faktor penyebab terjadinya

campur kode karena mitra

bicara. Dimana seorang

pembicara yang awalnya

menggunakan satu bahasa

dapat melakukan campur

kode dengan bahasa lain

karena melihat bahwa mitra

bicaranya tersebut

memiliki latar belakang

daerah dan bahasa yang

sama dengannya.

38. P1: Teman-teman yang lain,

untuk humas ada masukan

le take?

P2: Untuk organisasi dalam

jogja undangannya sudah

di sebarkan dan di

harapkan untuk segera

konfirmasi tetapi sampai

sekarang belum ada

kepastian. Kira-kira

bagaimana?

(8-12-2017)

Le take Percakapan tersebut terjadi di

sekretariat keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Kedua mahasiswa

yang terlibat dalam

percakapan tersebut adalah

mahasiswa yang berasal dari

adonara yang hadir pada

pertemuan keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Keduanya

berganti peran sebagai

pendengar dan pembicara.

Mitra bicara Kode yang digunakan

adalah kode dalam bahasa

sli atau bahasa adonara. Hal

tersebut dapat dilihat pada

frasa le take (atau tidak).

Faktor penyebab terjadinya

campur kode karena mitra

bicara. Dimana seorang

pembicara yang awalnya

menggunakan satu bahasa

dapat melakukan campur

kode dengan bahasa lain

karena melihat bahwa mitra

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 180: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

165

Tujuan dari percakapan

tersebut adalah menanyakan

sesuatu terkait dengan laporan

dari seksi humas. Hal tersebut

disampaikan dengan santai

menggunakan ragam lisan

pada situasi informal.

bicaranya tersebut

memiliki latar belakang

daerah dan bahasa yang

sama dengannya.

39. P1: Terkait organisasi di jogja

lebih kepada bagaimana

tite wahakae membangun

komunikasi dengan

mereka. Mungkin ada

kendala atau halangan

yang penting kita

komunikasikan terus.

Untuk teman-teman dari

lamahala ne, coba tite

lakukan pendekatan dulu.

P2: Mohon maaf ini terkait

dengan gamaflora yang

mengatakan bahwa kalau

bupati hadir mereka juga

hadir karena yang mereka

pentingkan dalam seminar

itu adalah kehadiran

bupatinya.

(8-12-2017)

Tite

wahaka

e, ne,

tite.

Percakapan tersebut terjadi di

sekretariat keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Kedua mahasiswa

yang terlibat dalam

percakapan tersebut adalah

mahasiswa yang berasal dari

adonara yang hadir pada

pertemuan keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Keduanya

berganti peran sebagai

pendengar dan pembicara.

Tujuan dari percakapan

tersebut adalah membahas

mengenai undangan kepada

komunitas yang ada di dalam

daerah Yogyakarta. Hal

tersebut di sampaikan dengan

santai dengan menggunakan

ragam lisan pada situasi

informal.

Mitra bicara Kode yang digunakan

adalah kode dalam bahasa

asli atau bahasa adonara.

Hal tersebut dapat dilihat

pada frasa tite wahakae

(kita semua), ne (itu), tite

(kita). Faktor penyebab

terjadinya campur kode

karena mitra bicara.

Dimana seorang pembicara

yang awalnya

menggunakan satu bahasa

dapat melakukan campur

kode dengan bahasa lain

karena melihat bahwa mitra

bicaranya tersebut

memiliki latar belakang

daerah dan bahasa yang

sama dengannya.

40. P1: Mo mari rae sudah pasti

hadir

P2: Mo mari pasti

Mo

mari

rae. Mo

mari

Percakapan tersebut terjadi di

sekretariat keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Kedua mahasiswa

Pembicara

dan pribadi

pembicara

Kode yang digunakan

adalah kode dalam bahasa

asli atau bahasa adonara.

Hal tersebut dapat dilihat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 181: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

166

(8-12-2017) yang terlibat dalam

percakapan tersebut adalah

mahasiswa yang berasal dari

adonara yang hadir pada

pertemuan keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Keduanya

berganti peran sebagai

pendengar dan pembicara.

tujuan dari percakapan

tersebut adalah membahas

mengenai penjualan tiket yang

akan dilakukan oleh keluarga

mahasiswa adonara pada

turnamen futsal yang di

selenggarakan oleh

flobamorata. Hal tersebut

disampaikan dengan santai

menggunakan ragam lisan

pada situasi informal.

pada klausa mo mari rae

(kau bilang dia),mo mari

(kau bilang). Faktor

penyebab terjadinya alih

kode adalah pembicara dan

pribadi pembicara. Campur

kode yang dilakukan

tersebut di karenakan

faktor kebiasaan dan

kesantaian.

41. P1: Untuk kegiatan kita ini

pastinya bupati yang

datang dan mungkin

wakilnya sempat,

wakilnya juga datang. Jadi

maina bauk atau hari

senin bagian tiketing dan

poster mulai bekerja lagi.

P2: Ne kan kegiatannya untuk

tite wahakae jadi kalau

bisa promosikan di grup

juga.

(8-12-2017)

Maina

bauk,

tite

wahaka

e

Percakapan tersebut terjadi di

sekretariat keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Kedua mahasiswa

yang terlibat dalam

percakapan tersebut adalah

mahasiswa yang berasal dari

adonara yang hadir pada

pertemuan keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Keduanya

berganti peran sebagai

pendengar dan pembicara.

Pembicara

dan pribadi

pembicara

Kode yang digunakan

adalah kdoe dalm bahasa

asli atau bahasa adonara.

Hal tersebut dapat dilihat

pada frasa maina bauk

(mungkin besok), tite

wahakae (kita semua).

Faktor penyebab terjadinya

alih kode adalah pembicara

dan pribadi pembicara.

Campur kode yang

dilakukan tersebut di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 182: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

167

Tujuan dari percakapan

tersebut adalah membahas

mengenai kehadiran bupati

flores timur pada kegiatan

seminar yang di selenggarakan

oleh mahasiswa adonara

Yogyakarta. Hal tersebut di

sampaikan dengan santai

menggunakan ragam lisan

pada situasi informal.

karenakan faktor kebiasaan

dan kesantaian.

42. P1: Lanjut ke seksi konsumsi

atau tiketing dulu?

P2: Tiketing saja dulu.

P1: Tiketing heku?

(8-12-2017)

Heku Percakapan tersebut terjadi di

sekretariat keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Partisipan yang

terlibat dalam percakapan

tersebut adalah mahasiswa

yang berasal dari adonara yang

hadir pada pertemuan keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Mereka berganti

peran sebagai pendengar dan

pembicara. Tujuan dari

percakapan tersebut adalah

membahas mengenai pendapat

dari seksi tiketing terkait

dengan penjualan tiket. Hal

tersebut di sampaikan dengan

santai menggunakan ragam

lisan pada situasi informal.

Mitra bicara Kode yang digunakan

adalah kode dalam bahasa

asli atau bahasa adonara.

Hal tersebut dapat dilihat

pada heku (siapa). Faktor

penyebab terjadinya

campur kode karena mitra

bicara. Dimana seorang

pembicara yang awalnya

menggunakan satu bahasa

dapat melakukan campur

kode dengan bahasa lain

karena melihat bahwa mitra

bicaranya tersebut

memiliki latar belakang

daerah dan bahasa yang

sama dengannya.

43. P1: Terima kasih, selamat

malam, salam nusa tadon.

Kamidari tiketing

kebetulan yang hadir

Wia ne,

goe, nae

duu

gohuk

Percakapan tersebut terjadi di

sekretariat keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Kedua mahasiswa

Mitra bicara Kode yang digunakan

adalah kode dalm bahasa

asli atau bahasa adonara.

hal tersebut dapat dilihat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 183: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

168

Cuma goesaja. Jadi dari

kame tiketing, wia

netiketdigoe itu 29.

Yanggo bagikan ke abang

boston itu ada lima, terus

abang roni sepuluh, ke

merfin tiga terus abang

rudi dua.Itu nae duu

gohuk kae atau watijuga,

belum ada konfirmasi ke

saya. Terus di saya Ada

Sembilan yang sudah

terjual lima tiket jadi sisa

empat di saya. Jadi nanti

kame akan buat

pertemuan khusus

tiketing saja untuk hule

hasil penjualan wahakae.

Saya rasa hanya itu saja,

mungkin ada masukan?

P2: Ok itu tiketing. Kira-kira

tiket yang sudah di

bagikan itu berapa

sebenarnya?

P1: Seluruhnya itu ama

paskal yang pegang

semua tiket tu. Yang di

saya hanya 29 sembilan.

(8-12-2017)

kae,wati

, kame,

wahaka

e

yang terlibat dalam

percakapan tersebut adalah

mahasiswa yang berasal dari

adonara yang hadir pada

pertemuan keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Keduanya

berganti peran sebagai

pendengar dan pembicara.

Tujuan dari percakapan

tersebut adalah membahas

mengenai tiketing terkait

dengan penjualan tiket. Hal

tersebut disampaikan dengan

santai menggunakan ragam

lisan pada situasi informal.

pada kata wia ne

(kemarin), goe (saya),wati

(belum),kame (kami),

wahakae (semua) dan

klausa nae duu gohuk kae

( dia sudah habis jual.

Faktor penyebab terjadinya

campur kode karena mitra

bicara. Dimana seorang

pembicara yang awalnya

menggunakan satu bahasa

dapat melakukan campur

kode dengan bahasa lain

karena melihat bahwa mitra

bicaranya tersebut

memiliki latar belakang

daerah dan bahasa yang

sama dengannya.

44. P1: Jadi baik ini dari tiketing,

mungkin salah satu seksi

yang koordinasinya

sangat baik. Sejauh inikan

Tite,

bauk

ne, go,

daha,

Percakapan tersebut terjadi di

sekretariat keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Kedua mahasiswa

Pembicara

dan pribadi

pembicara

Kode yang digunakan

adalah kode dalam bahasa

asli atau bahasa adonara.

Hal tersebut dapat dilihat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 184: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

169

titemelaporkan

perkembangan itu untuk

semuanya sama-sama

mengetahuinya begitu.

Jadi untuk sekarang 29

ya?

P2: Iya dua puluh Sembilan

dan yang sudah terjual 5

ticket. Jadi sa pegang

uang sekarang Rp

150.000.jadi bauk ne, go

coba daha lagi di paskal

yang sudah terjual pira

kae?

(8-12-2017)

ne pira

kae.

yang terlibat dalam

percakapan tersebut adalah

mahasiswa yang berasal dari

adonara yang hadir pada

pertemuan keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Keduanya

berganti peran sebagai

pendengar dan pembicara.

Tujuan dari percakapan

tersebut adalah membahas

mengenai tiketing terkait

dengan penjualan tiket. Hal

tersebut disampaikan dengan

santai menggunakan ragam

lisan pada situasi informal.

pada kata tite (kita), bauk

ne (besok), go (saya), daha

(tanya) dan frasa pira kae

(sudah berapa). Faktor

penyebab terjadinya alih

kode adalah pembicara dan

pribadi pembicara. Campur

kode yang dilakukan

tersebut di karenakan

faktor kebiasaan dan

kesantaian.

45. P1: Jadi teman-teman yang

sudah dipercayakan untuk

jual tiket, dari goesendiri

itu lima tiket. Jadi tiga itu

goe belum bagikan ke

mereka tapi mereka sudah

dp.Jadi mungkin kita bisa

lebih kreatif untuk

menjualnya. Jadi,

kebanyakan yang pegang

tiket itu, rae promosinya

kurang. Jadi kebanyakan

rae pe pola di kos k apa

waha. Jadi ini sudah

menjadi tanggung jawab

kita bersama.

Goe,

rae, rae

pe pola,

waha,

lema,

pulo ka,

pulo

rua, ne,

rua

pulo na

gohuk

hala,

nae.

Percakapan tersebut terjadi di

sekretariat keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Kedua mahasiswa

yang terlibat dalam

percakapan tersebut adalah

mahasiswa yang berasal dari

adonara yang hadir pada

pertemuan keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Keduanya

berganti peran sebagai

pendengar dan pembicara.

Tujuan dari percakapan

tersebut adalah membahas

mengenai tiketing terkait

dengan penjualan tiket dan

Pembicara

dan pribadi

pembicara

Kode yang digunakn

adalah kode dalam bahasa

asli atau bahasa adonara.

hal tersebut dapt dilihat

pada kata goe (saya), rae

(mereka),waha (sendiri),

lema (lima), pulo ka

(sepuluh), pulo rua (dua

puluh), ne (itu), nae (dia)

dan klausa rae pe pola

(mereka simpan), rua pulo

na gohuk hala ( dua puluh

tidak habis). Faktor

penyebab terjadinya alih

kode adalah pembicara dan

pribadi pembicara. Campur

kode yang dilakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 185: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

170

P2: Saya tambahklan sedikit

.jadi Misalnya rae pegang

tiketlema ka, pulo ka ,

pulo rua ka, jadi

nekreatifnya kita untuk

mejualnya sampai habis.

Jadi tolonglah, misalnya

rua pulo na gohuk hala

minimal setengah naelah.

Begitu

(8-12-2017)

tanggung jawab dari masing-

masing anggota yang sudah

mengambil tiket. Hal tersebut

disampaikan dengan santai

menggunakan ragam lisan

pada situasi informal.

tersebut di karenakan

faktor kebiasaan dan

kesantaian.

46. P1: Ini sudah H-8.baru pada

saat ata hope wati amu.

Sebenarnya ata hope

Cuma promosinya kurang

jadi hama amu. Jadi

catatan juga buat teman-

teman ticketing supaya

kedepannya laporanya

lebih jelas, terkait dengan

tiket yang di cetak itu

berapa, yang sudah

dibagikan itu berapa

supaya lebih jelas lagi.

Untuk tiketing ada

masukan lagi?

P2: Jadi untuk tiketingkalau

bisa, setelah bagi tiket itu

Tanya terus. Sudah terjual

berapa? Harus Tanya tiap

hari supaya tahu

perkembangannya. Terus

kaliankan ada grup

Ata

hope

wati

amu,

ata hope

Percakapan tersebut terjadi di

sekretariat keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Partisipan yang

terlibat dalam percakapan

tersebut adalah mahasiswa

yang berasal dari adonara yang

hadir pada pertemuan keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Mereka berganti

peran sebagai pendengar dan

pembicara. Tujuan dari

percakapan tersebut adalah

membahas mengenai tiketing

terkait dengan penjualn tiket

dan tanggung jawab dari

masing-masing anggota yang

sudah mengambil tiket. Hal

tersebut di sampaikan dengan

santai menggunakan ragam

lisan pada situasi informal.

Mitra bicara Kode yang digunakan

adalah kode dalam bahasa

asli atau bahasa adonara.

Hal tersebut dapat dilihat

pada klausa ata hope wati

amu (orang belum beli),

ata hope (orang beli).

Faktor penyebab terjadinya

campur kode karena mitra

bicara. Dimana seorang

pembicara yang awalnya

menggunakan satu bahasa

dapat melakukan campur

kode dengan bahasa lain

karena melihat bahwa mitra

bicaranya tersebut

memiliki latar belakang

daerah dan bahasa yang

sama dengannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 186: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

171

whatsup? Jadi kalau

teman-teman tidak bisa

hadir lapor di grup saja.

P1: Tambahan sedikit. Jadi

kalau bisa sebelum

pertemuan dengan kaka-

kaka lagi teman-teman

bisa melaporkan tiket

yang terjual sekian begitu.

(8-12-2017). 47. P1: Terima kasih buat

masukannya.

P2: Tunggu saya masuk lagi.

Jadi tiket sampai saat ini

kita belum tahu pasti

sudah berapa yang terjual

dan berapa yang belum.

Jadi kalau bisa di buat list

mengenai tiket yang

terjual.

(8-12-2017)

list Percakapan tersebut terjadi di

sekretariat keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Kedua mahasiswa

yang terlibat dalam

percakapan tersebut adalah

mahasiswa yang berasal dari

adonara yang hadir pada

pertemuan keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Keduanya

berganti peran sebagai

pendengar dan pembicara.

Tujuan dari percakapan

tersebut adalah membahas

mengenai tiketing terkait

dengan penjualan tiket dan

tanggung jawab dari masing-

masing anggota yang sudah

mengambil tiket. Hal tersebut

disampaikan dengan santai

menggunakan ragam lisan

pada situasi informal.

Penggunaan

istilah yang

lebih populer

Kode yang digunakan

adalah kode berbahasa

asing atau bahasa inggris.

Hal tersebut dapt dilihat

pada kata list (daftar).

Faktor penyebab terjadinya

campur kode adalah

penggunaan istilah yang

lebih populer. Campur

kode yang dilakukan oleh

pembicara dikarenakan

kosakata tersebut di nilai

mempunyai padanan yang

lebih populer.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 187: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

172

48. P1: Baik terima kasih buat

masukannya abang. Jadi

tiketing ini nae harus

pastikan dulu. Jumlah

yang terjual dan belum

pira?

P2: Tiketing pas e?

P1: Ok pas.

(8-12-2017)

Pira,

nae

Percakapan tersebut terjadi di

sekretariat keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Partisipan yang

terlibat dalam percakapan

tersebut adalah mahasiswa

yang berasal dari adonara yang

hadir pada pertemuan keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. mereka berganti

peran sebagai pendengar dan

pembicara. Tujuan dari

percakapan tersebut adalah

membahas mengenai tiketing

terkait dengan penjualan tiket

dan tanggung jawab dari

masing-masing anggota yang

sudah mengambil tiket. Hal

tersebut disampaikan dengan

santai menggunakan ragam

lisan pada situasi informal.

Mitra bicara Kode yang digunakan

adalah kode dalam bahasa

asli atau bahasa adonara.

Hal tersebut dapat dilihat

pada kata pira (berapa),

nae (dia). Faktor penyebab

terjadinya campur kode

karena mitra bicara.

Dimana seorang pembicara

yang awalnya

menggunakan satu bahasa

dapat melakukan campur

kode dengan bahasa lain

karena melihat bahwa mitra

bicaranya tersebut

memiliki latar belakang

daerah dan bahasa yang

sama dengannya.

49. P1: Buat teman-teman yang

sudahgute tiketnya. Entah

di saya ataupun di heku

saja, kalo bisa nei

konfirmasi di kami

tiketing. Supaya kami

bisa data nama wahakae.

P2: Baik terimah kasih buat

teman-teman ticketing.

Kita lanjut ke perkap.

(8-12-2017)

Gute,

heku,ne

i,wahak

ae

Percakapan tersebut terjadi di

sekretariat keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Kedua mahasiswa

yang terlibat dalam

percakapan tersebut adalah

mahasiswa yang berasal dari

adonara yang hadir pada

pertemuan keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Keduanya

berganti peran sebagai

Mitra bicara Kode yang digunakan

adalah kode dalam bahasa

asli atau bahasa adonara.

Hal tersebut dapat dilihat

pada kata gute (ambil),

heku (siapa), nei (dia),

wahakae (semua). Faktor

penyebab terjadinya

campur kode karena mitra

bicara. Dimana seorang

pembicara yang awalnya

menggunakan satu bahasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 188: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

173

pendengar dan pembicara.

Tujuan dari percakapan

tersebut adalah membahas

mengenai tiketing terkait

dengan penjualan tiket dan

tanggung jawab dari masing-

masing anggota yang sudah

mengambil tiket. Hal tersebut

disampaikan dengan santai

menggunakan ragam lisan

pada situasi informal.

dapat melakukan campur

kode dengan bahasa lain

karena melihat bahwa mitra

bicaranya tersebut

memiliki latar belakang

daerah dan bahasa yang

sama dengannya.

50. P1: Baik terima kasih atas

kesempatan yang

diberikan. Untuk perkap

sendiri untuk keperluan

yang belum tinggal

HT,mic, sama lampu

halogen. Lampu halogen

disini dibutuhkan dua dan

satu set mic isinya dua.

Dan kita butuhkan disini

ada 5 mic. Saya masukan

sedikit buat teman panitia

semua, seperti yang sudah

dijelaskan oleh teman-

teman acara tadi

teknisnya nanti banyak.

Sedangkan dari perkap

sendirikan Cuma Ama

lake telo meha jadi

mungkin teman-teman

semua bisa ikut

membantu kami begitu.

Ama

lake telo

meha

Percakapan tersebut terjadi di

sekretariat keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Kedua mahasiswa

yang terlibat dalam

percakapan tersebut adalah

mahasiswa yang berasal dari

adonara yang hadir pada

pertemuan keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Keduanya

berganti peran sebagai

pendengar dan pembicara.

Tujuan dari percakapan

tersebut adalah membahas

mengenai seksi perlengkapan

terkait dengan perlengkapan

yang akan disediakan untuk

kegiatan seminar. Hal tersebut

di sampaikan dengan santai

menggunakan ragam lisan

pada situasi informal.

Mitra bicara Kode yang digunakan

adalah kode dalam bahasa

asli atau bahasa adonara.

Hal tersebut dapat dilihat

pada frasaama lake telo

meha (laki-laki hanya tiga

orang saja). Faktor

penyebab terjadinya

campur kode karena mitra

bicara. Dimana seorang

pembicara yang awalnya

menggunakan satu bahasa

dapat melakukan campur

kode dengan bahasa lain

karena melihat bahwa mitra

bicaranya tersebut

memiliki latar belakang

daerah dan bahasa yang

sama dengannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 189: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

174

P2: Terima kasih dari teman-

teman perkap. Jadi untuk

sekarang kita fokusnya

cari Ht ,Mic dan lampu

halogen. Supaya pada

waktu pertemuan

berikutnya tu semuanya

sudah ada. Perkap ada

masukan?

(8-12-2017) 51. P1: Meja untuk pembicara

membutuhkan kain, jadi

mungkin ina wae atau

ama lake, yang nowing

noon ne bisa konfirmasi

biar kita pake itu saja.

P2: Tambahan buat perkap.

Untuk perkap kalau bisa

Tanya lagi di pengisi

acara. Itu mereka pake

alatnya mereka tapi apa

yang kurang itu coba

ditanyakan lagi. Biar bisa

di usahakan bersama.

P3: Iya, biar kita juga bisa

mempersiapkan dari

sekarang. Pantonim juga

kalo butuh apa-apa bisa

disampaikan ke perkap.

Begitu.

(8-12-2017)

Ina

wae,

ama

lake,

kwatek,

nowing

noon ne

Percakapan tersebut terjadi di

sekretariat keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Partisipan yang

terlibat dalam percakapan

tersebut adalah mahasiswa

yang berasal dari adonara yang

hadir pada pertemuan keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Mereka berganti

peran sebagai pendengar dan

pembicara. Tujuan dari

percakapan tersebut adalah

membahas mengenai seksi

perlengkapan terkait dengan

perlengkapan yang akan di

sediakan untuk kegiatan

seminar. Hal tersebut di

sampaikan dengan santai

menggunakan ragam lisan

pada situasi informal.

Mitra bicara Kode yang digunakan

adalah kode dalam bahasa

asli atau bahasa adonara.

Hal tersebut dapat dilihat

pada frasa ina wae (saudari

perempuan), ama lake

(saudara laki-laki) dan

klausa nowing noon ne (

yang punya sarung itu).

Faktor penyebab terjadinya

campur kode karena mitra

bicara. Dimana seorang

pembicara yang awalnya

menggunakan satu bahasa

dapat melakukan campur

kode dengan bahasa lain

karena melihat bahwa mitra

bicaranya tersebut

memiliki latar belakang

daerah dan bahasa yang

sama dengannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 190: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

175

52. P1: Oke perkap pas, kita

lanjut untuk seksi

konsumsi, silakan.

P2: Terima kasih atas

kesempatan yang

diberikan. Kalau untuk

konsumsi masih sama

seperti yang minggu lalu,

hanya ada tambahan

snack untuk pemateri.

Untuk snackkan tidak

bisa makan didalam, jadi

mau minta pendapat

teman-teman snacknya di

bagi di awal atau di akhir?

(8-12-2017)

snack Percakapan tersebut terjadi di

sekretariat keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Kedua mahasiswa

yang terlibat dalam

percakapan tersebut adalah

mahasiswa yang berasal dari

adonara yang hadir pada

pertemuan keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Keduanya

berganti peran sebagai

pendengar dan pembicara.

Tujuan dari percakapan

tersebut adalah membahas

mengenai seksi konsumsi

terkait dengan makanan ringan

yang akan di sajikan kepada

peserta dan pemateri seminar.

Hal tersebut di sampaikan

dengan santai menggunakan

ragam lisan pada situasi

informal.

Penggunaan

istilah yang

lebih populer

Kode yang digunakan

adalah kode dalam bahasa

asing atau bahasa inggris.

Hal tersebut dapat dilihat

padsa kata snack (makanan

kecil). Faktor penyebab

terjadinya campur kode

adalah penggunaan istilah

yang lebih populer.

Campur kode yang

dilakukan oleh pembicara

di karenakan kosakata

tersebut di nilai

mempunyai padanan yang

lebih populer.

53. P1: Bera esi jam sudah salah.

Jadi coba masukannya

teman-teman semua.

P2: Bagaimana teman-

teman?

P1: Jadi maunya pada saat

penutupan baru rae nekin

di kertas baru rekan di kos

atau bagaimana? Atau

Bera

esi,, rae

nekin

Percakapan tersebut terjadi di

sekretariat keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Partisipan yang

terlibat dalam percakapan

tersebut adalah mahasiswa

yang berasal dari adonara yang

hadir pada pertemuan keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Mereka berganti

Membangkit

kan rasa

humor

Kode yang digunakn

adalah kode dalam bahasa

asli atau bahasa adonara.

Hal tersebut dapt dilihat

pada frasa bera esi (cepat

sedikit) dan klausa rae

nekin (mereka simpan).

Faktor penyebab terjadinya

campur kode adalah

membangkitkan rasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 191: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

176

nekin di saku? (Sambil

tertawa)

(8-12-2017)

peran sebagai pendengar dan

pembicara. Tujuan dari

percakapan tersebut adalah

membahas mengenai tempat

duduk dan makanan ringan

bagi peserta seminar. Hal

tersebut di sampaikan dengan

santai menggunkan ragam

lisan pada situasi informal.

humor. Hal tersebut di

karenakan pembicaraingin

memecahkan kelusuhan

karena telah lama bertukar

pikiran.

54. P1: Kalau menurut goe bua

di loen saja. biar pakai

berdiri atau duduk saja.

tempatnya jugakan luas.

Jadi nanti bisa disediakan

kursi.

P2: Iya biar buanet ne tabe

deisaja. Kalau tidak itu,

tite tabe siapkan tikar

saja. Jadirae wahakae ne

rabe tobo.

(8-12-2017)

Goe bua

diloe,

buanet

ne tabe

dei, tite

tabe,

rae

wahaka

e ne

rabe

tobo.

Percakapan tersebut terjadi di

sekretariat keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Kedua mahasiswa

yang terlibat dalam

percakapan tersebut adalah

mahasiswa yang berasal dari

adonara yang hadir pada

pertemuan keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Keduanya

berganti peran sebagai

pendengar dan pembicara.

Tujuan dari percakapan

tersebut adalah membahas

mengenai tempat duduk dan

makanan ringan bagi peserta

seminar. Hal tersebut di

sampaikan dengan santai

menggunkan ragam lisan pada

situasi informal.

Pembicara

dan pribadi

pembicara

Kode yang digunakan

adalah kode dalam bahasa

asli atau bahasa adonara.

Hal tersebut dapat dilihat

pada pada klausa goe bua

diloe (saya makan

diluar),buanet ne tabe dei (

makan pakai duduk ), tite

tabe (kita duduk), rae

wahakae ne rabe tobo

(mereka semua itu pakai

duduk). Faktor penyebab

terjadinya alih kode adalah

pembicara dan pribadi

pembicara. Campur kode

yang dilakukan tersebut di

karenakan faktor kebiasaan

dan kesantaian.

55. P1: Moe tou ki baru ekan taa?

P2: Kalau untuk buanet ne

acaranya sendiri jadi biar

Tou ki,

ekan

taa,

Percakapan tersebut terjadi di

sekretariat keluarga

mahasiswa adonara

Pembicara

dan pribadi

pembicara

Kode yang digunakan

adalah kode dalam bahasa

asli atau bahasa adonara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 192: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

177

teman-teman dari seksi

acara yang arahkan saja.

(8-12-2017)

buanet

ne.

Yogyakarta. Kedua mahasiswa

yang terlibat dalam

percakapan tersebut adalah

mahasiswa yang berasal dari

adonara yang hadir pada

pertemuan keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Keduanya

berganti peran sebagai

pendengar dan pembicara.

Tujuan dari percakapan

tersebut adalah membahas

mengenai p1 yang

menginginkan p2

menyampaikan pendapatnya

terkait dengan susunan acara.

Hal tersebut di sampaikan

dengan santai menggunakan

ragam lisan pada situasi

informal.

Hal tersebut dapat dilihat

pada frasa moe tou ki

(kamu satu dulu), buanet

ne (makan) dan klausa

ekan taa (kita makan).

Faktor penyebab terjadinya

alih kode adalah pembicara

dan pribadi pembicara.

Campur kode yang

dilakukan tersebut di

karenakan faktor kebiasaan

dan kesantaian.

56. P1: Iya baik. Mungkin kalo

untuk makan ini, diwoho

juga bisa karena teras atau

balkonnya juga besar.

Jadi mungkin yang kita

fokuskan sekarang ini ne

soal waktu saja.

Karenasootnya, jangan

sampe ada yang buana

rologohuk dan ada yang

warikemudian pada saat

itu acara memang harus di

woho,

soot,

buana

rolo

gohuk,

wari,

hekat,

dione

ne.

Percakapan tersebut terjadi di

sekretariat keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Kedua mahasiswa

yang terlibat dalam

percakapan tersebut adalah

mahasiswa yang berasal dari

adonara yang hadir pada

pertemuan keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Keduanya

berganti peran sebagai

pendengar dan pembicara.

Pembicara

dan pribadi

pembicara

Kode yang digunakan

adalah kode dalam bahasa

asli atau bahasa adonara.

Hal tersebut dapat dilihat

pada kata woho (belakang),

soot (takut),wari

(belum),hekat (ganti)

dione (dalam), dan klausa

buana rolo gohuk (lebih

dulu makan). Faktor

penyebab terjadinya alih

kode adalah pembicara dan

pribadi pembicara. Campur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 193: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

178

mulai lagi.itu bagaimana

teman-teman.?

P2: Kalau memang seperti

itu kita tinggal majukan

atau kita hekat saja

waktunya itu. Jadi buat

akustikan nanti kita pake

di luar supaya dione

netetap seperti susunan

acara sebelumnya begitu.

(8-12-2017)

Tujuan dari percakapan

tersebut adalah membahas

mengenai tempat makan untuk

peserta seminar dan pengisi

acara yang akan ditampilkan

pada kegiatan seminar.

kode yang dilakukan

tersebut di karenakan

faktor kebiasaan dan

kesantaian.

57. P1: Saya mungkin bisa kasih

solusinya ya. Saya pernah

ikut seminar yang

konteksnya sama tetapi

mereka seetingmakan

siangnya duluan. Jadi pas

datang peserta itu

langsung di persilakan

untuk makan. Diluar itu

nanti disediakan tempat

duduk, pas jeda itu

mereka Cuma disediakan

snack. Jadi mereka keluar

untuk snack setelah itu

mereka masuk lagi

kedalam begitu. Tapi kalo

snacknyadiakhir setelah

semuanya selesai baru

kalian kasihsnackitu juga

bisa.

P2: Itu juga baik.

(8-12-2017)

Seeting,

snack

Pihak yang terlibat dalam

tuturan tersebut adalah

pembicara dan pendengar.

Pembicara yang di maksud

adalah penutur dan pendengar

adalah mahasiswa adonara

yang hadir pada pertemuan

keluaraga mahasiswa adonara

Yogyakarta. Bertempat di

sekretariat keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Tujuan dari

tuturan tersebut adalah

menyampaikan pendapat

terkait dengan tempat makan

untuk peserta seminar. Hal

tersebut di sampaikan dengan

santai menggunakan ragam

lisan pada situasi informal.

Penggunaan

istilah yang

lebih populer

Kode yang digunakan

adalah kode dalam bahasa

asing atau bahasa inggris.

Hal tersebut dapat dilihat

pada kata seeting (atur atau

mengatur) dan kata snack

(makanan ringan). Faktor

penyebab terjadinya

campur kode adalah

penggunaan istilah yang

lebih populer. Campur

kode yang dilakukan oleh

pembicara di karenakan

kosakata tersebut di nilai

mempunyai padanan yang

lebih populer.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 194: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

179

58. P1: Mantap sekali solusinya.

Jadi mereka datang

registrasi habis langsung

makan. Makan habis

langsung masuk tidak

nongkrong diluar saja.

P2: Berarti kalau mereka

datang terlambat suruh

mereka makan dulu

begitu. No kamu makan

dulu (sambil tertawa).

P1: No goong kia (sambil

tertawa)

(8-12-2017)

No

goong

kia

no,no

Percakapan tersebut terjadi di

sekretariat keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Kedua mahasiswa

yang terlibat dalam

percakapan tersebut adalah

mahasiswa yang berasal dari

adonara yang hadir pada

pertemuan keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Keduanya

berganti peran sebagai

pendengar dan pembicara.

Tujuan dari percakapan

tersebut adalah membahas

mengenai waktu makan siang

untuk peserta dan pemateri

pada kegiatan seminar. Hal

tersebut di sampaikan dengan

menggunakan ragam lisan

pada situasi informal.

Membangkit

kan rasa

humor

Kode yang digunakan

adalah kode dalam bahasa

asli atau bahasa adonara.

Hal tersebut dapat dilihat

pada kata no (panggilan

untuk anak laki-laki) dan

klausa no goong kia (no

makan dulu). Faktor

penyebab terjadinya

campur kode adalah

membangkitkan rasa

humor. Hal tersebut di

karenakan pembicaraingin

memecahkan kelusuhan

karena telah lama bertukar

pikiran.

59. P1: Maksudnya, solusi dari

ka grace itu. Sebelumnya

ra buana ki terus sekalian

alas sampai akhir rae

keluar baru

tineiwemakanan ringan

dengan sertifikat.

P2: Iya biar nanti pada saat

mereka keluar baru kita

kasih makanan ringan.

(8-12-2017)

Ra

buana

ki, rae,

ti neiwe

snack

Pihak yang terlibat dalam

tuturan tersebut adalah

pembicara dan pendengar.

Pembicara yang di maksud

adalah penutur dan pendengar

adalah mahasiswa adonara

yang hadir pada pertemuan

keluaraga mahasiswa adonara

Yogyakarta. Bertempat di

sekretariat keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Tujuan dari

Mitra bicara Kode yang digunakan

adalah kode dalam bahasa

asli atau bahasa adonara.

Hal tersebut dapat dilihat

pada kata rae (mereka), dan

klausa ra buana ki (mereka

makan dulu), ti neiwe (kita

kasih). Faktor penyebab

terjadinya campur kode

karena mitra bicara.

Dimana seorang pembicara

yang awalnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 195: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

180

tuturan tersebut adalah

membahas mengenai makanan

dan sertifikat bagi peserta

seminar. Hal tersebut di

sampaikan dengan santai

menggunakan ragam lisan

pada situasi informal.

menggunakan satu bahasa

dapat melakukan campur

kode dengan bahasa lain

karena melihat bahwa mitra

bicaranya tersebut

memiliki latar belakang

daerah dan bahasa yang

sama dengannya. 60. P1: Besok KMAY akan

bertanding dalam

turnamen Flobamorata

jadi harap teman-teman

semua supaya besok bisa

hadir di lapangan.

Berikutnya mengenai

waktu dan tempatnya

yang akan dilaksanakan

di lapangan telaga futsal

tiga.

P2: Himbauan saja ne, kartu

kuning ne 30, kartu merah

ne 50. Jadi teman-teman

yang pergantian pemain

mio moi hala hati-hati esi

soalnya kartu kuning ne

30 jadi bahaya.

P1: Satu lagi yaitu uang

jaminan. Uang

jaminannya 100 teman-

teman.

(8-12-2017)

Ne, mio

moi

hala,

Percakapan tersebut terjadi di

sekretariat keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Partisipan yang

terlibat dalam percakapan

tersebut adalah mahasiswa

yang berasal dari adonara yang

hadir pada pertemuan keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Mereka berganti

peran sebagai pendengar dan

pembicara. Tujuan dari

percakapan tersebut adalah

membahas mengenai aturan

dari pertandingan futsal yang

di selenggarakan oleh

flobamorata. Hal tersebut di

sampaikan dengan santai pada

situasi informal.

Mitra bicara Kode yang digunakan

adalah kode dalam bahasa

asli atau bahasa adonara.

Hal tersebut dapat dilihat

pada kata ne (itu) dan

klausa mio moi hala

(kalian tidak tahu). Faktor

penyebab terjadinya

campur kode karena mitra

bicara. Dimana seorang

pembicara yang awalnya

menggunakan satu bahasa

dapat melakukan campur

kode dengan bahasa lain

karena melihat bahwa mitra

bicaranya tersebut

memiliki latar belakang

daerah dan bahasa yang

sama dengannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 196: CAMPUR KODE PADA PERISTIWA TUTUR (KONTEKSNYA …repository.usd.ac.id/31976/2/111224077_full.pdf · 2018. 11. 7. · Yogyakarta (KMAY). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

181

61. P1: Mulai jam pira?

P2: Besok pertandingan

pertamanya kita jam

11:00-11:30, main kedua

jam 4:30- jam 5:00 dan

main ketiga jam 6:00- jam

6:30.

P3: Berarti stamina neharus

kuat.

(8-12-2017)

Pira, ne Percakapan tersebut terjadi di

secretariat keluarga mahasiswa

adonara Yogyakarta.

Partisipan yang terlibat dalam

percakapan tersebut adalah

mahasiswa yang berasal dari

adonara yang hadir pada

pertemuan keluarga

mahasiswa adonara

Yogyakarta. Mereka berganti

peran sebagai pendengar dan

pembicara. Tujuan dari

percakapan tersebut adalah

membahas mengenai jadwal

pertandingan dari keluarga

mahasiswa adonara yang juga

mengambil bagian sebagai

peserta dalam turnamen futsal

yang di selenggarakan oleh

flobamorata. Hal tersebut di

sampaikan dengan santai

menggunakan ragam lisan

pada situasi informal.

Pembicara

dan pribadi

pembicara

Kode yang digunakan

adalah kode dalam bahasa

asli atau bahasa adonara.

Hal tersebut dapat dilihat

pada kata pira (berapa), ne

(ini). Faktor penyebab

terjadinya campur kode

adalah pembicara dan

pribadi pembicara. Campur

kode yang dilakukan

tersebut di karenakan

faktor kebiasaan dan

kesantaian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI