Page 1
LAPORAN R-LAB
Calori Work
Nama : Yohanes Lomi Djari
NPM : 1306368431
Fakultas : Teknik
Departemen : Teknik Komputer
Kode Praktikum : KR 01
Tanggal Praktikum : 14 April 2014
Unit Pelaksana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Dasar (UPP-
IPD)
Universitas Indonesia
Depok
Page 2
CALORI WORK
I. Tujuan Percobaan :
Menghitung nilai kapasitas kalor suatu kawat konduktor.
II. Peralatan :
1 unit sumber tegangan yang dapat divariasikan
1 buah kawat konduktor bermassa 2 gr
1 buah termometer
1 unit amperemeter dan voltmeter
I unit adjustable power supply
Camrecorder
Unit PC beserta DAQ dan perangkat pengendali otomoatis
III. Landasan Teori.
Kalor merupakan energi yang berpindah. Kalor dapat didefinisikan sebagai energi yang
pindah dari benda yang bersuhu lebih tinggi ke benda yang bersuhu lebih rendah ketika kedua
benda bersentuhan. Josep Black merupakan orang pertama yang memberikan pengertian
perbedaan antara suhu dan kalor. Suhu adalah derajat panas atau dinginnya suatu benda yang
diukur oleh termometer , perbedaan antara suhu antara dingin atau panasnya suatu benda
diakibatkan oleh gerak-gerak partikel yang ada dalam benda. Gerak partikel menimbulkan suatu
energi kinetik yang akibat gerak partikel gerak partikel yang saling bertabrakan dan
menimbulkan suatu gesekan mengakibatkan terjadinya suhu. Sedangkan kalor merupakan
sesuatu yang mengalir dari benda bersuhu lebih tinggi ke benda yang bersuhu lebih rendah untuk
menyesuaikan suhunya. Energi menyatakan ukuran energi seluruh molekul dalam zat , dan kalor
dapat diartikan sebagai perpindahan sebagian energi dalam dari suatu zat ke zat lain karena
adanya perbedaan suhu.
Kalor sebagai suatu ukuran tentunya memiliki satuannya sendiri dan ketika kalor
diberikan kepada suatu benda, maka suhu benda tersebut akan naik. Satu kalori dapat
didedfinisikan sebagai jumlah kalor yang ketika diberikan kepada satu gram air , maka akan
menaikan suhu air tersebut sebesar satu derajat celcius. Secara sistematis kalor dapat ditulis ;
Page 3
Q=m c (T akhir –T awal )
Q = kalor ( Joule )
c = Kalor Jenis ( Joule / Kg oC)
m = massa benda (Kg)
T akhir - Tawal = Perubahan suhu (oC)
Satuan internasional bagi kalor (Q) adalah Joule , Kalor juga dapat ditulis sebagai dengan satuan
kalori (kal) dengan konversi sebagai berikut :
1 kalori = 4 , 18 J ≈4,2 joule 1 joule ≈0 , 238 kalori
Berdasarkan persamaan kalor di atas Q bergantung dengan pada jenis zat , yaitu kalor
jenis zat (c).Kalor jenis merupakan kalor yang diperlukan unruk menaikkan 1 kg suatu zat
sebesar 1 K atau 1oC. Satuan dari kalor jenis dapat ditulis dengan Joule / Kg oC, kalori/ gram oC
, Kkal / Kg oC. Kalor jenis merupakan sifat khas suatu zat yang menunjukan kemampuannya
untuk menyerap kalor. Zat yang memiliki kalor jenis tinggi mampu menyerap kalor lebih banyak
untuk menaikan suhunya yang rendah.
Tabel kalor jenis benda ( P = 1 atm dan suhu >= 0oC)
Kapasitas Kalor
Kapasitas kalor adalah banyak energi yang harus
diberikan dalam bentuk kalor untuk menaikkan suhu
suatu benda sebesar satu derajat celcius.
mc = Q / (Ta-To)
C = Q / (Ta-To)≈C = mc
C adalah kapasitas kalor dengan satuan Joule/oC
Perubahan suhu yang positif menunjukan bahwa sistem menerima kalor sehingga
suhunya naik , sedangkan perubahan suhu yang negatif menunjukan suhu menjadi turun karena
sistem melepas kalor ke lingkungan.
Page 4
Azas Black merupakan Azas yang menyatakan prinsip kekekalan energi . Kalor yang
dilepas sama dengan kalor yang diterima. Benda bersuhu yang lebih tinggi melepas kalor dan
dan suhu yang lebih rendah menerima kalor sehingga terjadi keseimbangan suhu dalam hal ini
disebut kekekalan energi.
Azas Black berisi bahwa untuk benda yang dicampur dan disolasi sempurna(tidak ada
pertukaran kalor dengan lingkungan) , banyak kalor yang dilepas benda sama dengan banyak
kalor yang diterima oleh lingkungannya. Dari pernyataan ini maka dapat dirumuskan , azas
Black yang ditemukan oleh Josep Black(1728-1799).
Q lepas= Q terima
Kalor dengan energi listrik memiliki hubungan . Berdasarkan hukum kekekalan energi
maka energi dapat diubah ke bentuk lain salah satunya adalah kalor dan juga energi listrik.
Energi listrik yang diubah atau diserap sama besar dengan jumlah kalor yang dihasilkan seperti
yang disebutkan oleh hukum azas Black.
Berdasarkan hukum kekekalan energi bahwa energi tidak dapat dimusnahkan, maka
suatu energi yang terjadi tidak dapat hilang melainkan diubah dalam bentuk lainnya. Sebagai
contoh energi potensial yang terjadi pada suatu benda meluncur tidak hilang saat benda itu
meluncur , namun diubah dalam bentuk energi lainnya yaitu energi kinetik yang membuat benda
itu bergerak , kalor , dan bunyi. Sama halnya seperti energi yang ada dalam muatan listrik. Ketika
suatu sumber tegangan membuat suatu muatan listrik mengalir dari potensial yang lebih tinggi
ke potensial yang lebih rendah akibat adanya perbedaan potensial. Secara sistematis ;
W=q V
W= Energi listrik (Joule)
q= muatan listrik(coulumb)
V = tegangan(Volt)
Energi listrik adalah energi yang disebabkan oleh mengalirnya muatan listrik dalam suatu
rangkaian tertutup. Secara sistematis.
W=V I t
Page 5
W=Usaha atau energi listrik (Joule)
V=Tegangan(volt)
t = Waktu (s)
Pada percobaan yang terjadi kali ini sebuah sumber tegangan dihubungkan dengan
kawat konduktor atau filamen. Beberapa lama kemudian suhu kawat akan naik karena kawat
menerima kalor sebesar Q=m c (T akhir – Tawal) dimana m adalah massa kawat , c kalor jenis
kawat , dan (T akhir – T awal) perubahan suhu . Energi yang memanaskan kawat tersebut / energi
kalor berasal dari energi listrik yang didisipasikan ketika arus listrik sumber tegangan melalui
kawat. Energi listrik yang didisipasikan dirumuskan oleh W = V i t. Kawat yang dialiri listrik
pada waktu tertentu menyebabkan kawat panas dan terjadi fenomena Joule Heating . Arus listrik
yang mengandung muatan yaitu berupa elektron-elektron mengalir dalam logam konduktor dari
kutub bertegangan lebih tinggi ke lebih rendah , terkadang elektron menumbuk ion positif dalam
kawat yang menyebabkan ion positif bergetar yang memunculkan energi kinetik yang
menyebabkan adanya gesekan akibat tumbukan sehingga menimbulkan panas.
Substance Specific Heat Capacity
at 25oC in J/goC
H2 gas 14.267
He gas 5.300
H2O(l) 4.184
lithium 3.56
ethyl alcohol 2.460
ethylene glycol 2.200
ice @ 0oC 2.010
steam @ 100oC 2.010
vegetable oil 2.000
sodium 1.23
air 1.020
Page 6
magnesium 1.020
aluminum 0.900
Concrete 0.880
glass 0.840
potassium 0.75
sulphur 0.73
calcium 0.650
iron 0.444
nickel 0.440
zinc 0.39
copper 0.385
brass 0.380
sand 0.290
silver 0.240
lead 0.160
mercury 0.14
gold 0.129
Tabel 1. Nilai Kalor Jenis Beberapa Bahan
Page 7
IV. Prosedur Percobaan :
Eksperimen rLab ini dapat dialakukan dengan meng – klik tombol rLab di bagian bawah
halaman jadwal.
1. Mengaktifkan Web-Cam (meng-klik icon video pada halaman web rLab).
2. Memberikan tegangan sebesar V0 ke kawat konduktor.
3. Menghidupkan Power Supply dengan meng-klik radio button desebelahnya.
4. Mengambil data perubahan temperatur, tegangan dan arus listrik pada kawat konduktor setiap
1 detik selama 10 detik dengan cara meng-klik icon ukur.
5. Memperhatikan temperatur kawat yang terlihat di Web-Cam, menunggu hingga mendekati
temperatur awal saat diberika tegangan V0.
6. Mengulangi langkah 2 hingga 5 untuk tegangan V1, V2 dan V3
Data Pengamatan:
Hubungan waktu dengan perubahan suhu pada V0
No. Waktu (s) I V Suhu / T ∆T
1 3 23.75 0 23 0
2 6 23.76 0 22.9 0.1
3 9 23.77 0 22.7 0.2
4 12 23.78 0 22.6 0.1
5 15 23.79 0 22.4 0.2
6 18 23.80 0 22.3 0.1
Page 8
7 21 23.81 0 22.3 0
8 24 23.82 0 22.1 0.2
9 27 23.83 0 22.1 0
10 30 23.84 0 22 0.1
Hubungan waktu dengan perubahan suhu pada V1
No. Waktu (s) I V Suhu / T ∆T
1 3 35.36 0.66 23.1 0
2 6 35.36 0.66 23 0.1
3 9 35.36 0.66 23.1 0.1
4 12 35.36 0.66 23.1 0
5 15 35.36 0.66 23.3 0.2
6 18 35.36 0.66 23.3 0
7 21 35.36 0.66 23.4 0.1
8 24 35.36 0.66 23.4 0
9 27 35.36 0.66 23.5 0.1
10 30 35.36 0.66 23.5 0
21.4
21.6
21.8
22
22.2
22.4
22.6
22.8
23
23.2
3 6 9 12 15 18 21 24 27 30
Hubungan waktu dengan suhu pada V0
Page 9
Hubungan waktu dengan perubahan suhu pada V2
No. Waktu (s) I V Suhu / T ∆T
1 3 51.56 1.59 23.8 0
2 6 51.56 1.59 24.1 0.3
3 9 51.45 1.6 24.8 0.7
4 12 51.45 1.6 25.7 0.9
5 15 51.56 1.6 26.6 0.9
6 18 51.56 1.6 27.3 0.7
7 21 51.56 1.6 28 0.7
8 24 51.56 1.6 28.6 0.6
9 27 51.56 1.6 29.2 0.6
10 30 51.56 1.6 29.6 0.4
22.7
22.8
22.9
23
23.1
23.2
23.3
23.4
23.5
23.6
3 6 9 12 15 18 21 24 27 30
Hubungan waktu dengan suhu pada V1
Page 10
Hubungan waktu dengan perubahan suhu pada V3
No. Waktu (s) I V Suhu / T ∆T
1 3 42.32 1.07 22.7 0
2 6 42.32 1.07 22.8 0.1
3 9 42.32 1.07 23.3 0.5
4 12 42.32 1.07 23.6 0.3
5 15 42.32 1.07 24.1 0.5
6 18 42.32 1.07 24.4 0.3
7 21 42.32 1.07 24.8 0.4
8 24 42.32 1.07 25.1 0.3
9 27 42.32 1.07 25.3 0.2
10 30 42.43 1.07 25.6 0.3
0
5
10
15
20
25
30
35
3 6 9 12 15 18 21 24 27 30
Hubungan waktu dengan suhu pada V2
Page 11
Pengolahan Data:
Dari persamaan di atas, energi listrik sama dengan energi kalor, sehingga :
Jika direfleksikan ke persamaan garis y = mx, maka T ≈ y, t ≈ x, V . I
𝑚 .𝑐 ≈ m
Untuk V1 = 0,66V
No. X (sekon) Y (celcius) XY X2 Y2
1 3 0 0 9 0
2 6 0.1 0.6 36 0.01
3 9 0.1 0.9 81 0.01
4 12 0 0 144 0
5 15 0.2 3 225 0.04
21
21.5
22
22.5
23
23.5
24
24.5
25
25.5
26
3 6 9 12 15 18 21 24 27 30
Hubungan waktu dengan suhu pada V3
𝑊 = 𝑄
𝑉 . 𝐼 . 𝑡 = m . 𝑐 . Δ𝑇
𝑇= 𝐕 . 𝐈
𝒎 .𝒄 𝒕
Page 12
6 18 0 0 324 0
7 21 0.1 2.1 441 0.01
8 24 0 0 576 0
9 27 0.1 2.7 729 0.01
10 30 0 0 900 0
∑ 165 0.6 9.3 3465 0.08
𝑚 =𝑛 ∑ 𝑥𝑖𝑦𝑖 − (∑ 𝑥𝑖)(∑ 𝑦𝑖)
𝑛 ∑ 𝑥𝑖2 − (∑ 𝑥𝑖)2
𝑚 =10 (9,3) − (165)(0,6)
10(3465) − (165)2
𝑚 = −0,00808
= 3465∗0.6 − 165∗9.3
10∗3465 − 1652
= 0.073
= 1
8[0.08 −
(3465∗0.36)−(2∗165∗0.6∗9.3)+(10∗86.49)
7425]
= 0,0054
∆y = 0.07348
Page 13
= 0.0735 √10
7425
= 0.0027
Persamaan garis: y = -0,00808x + 0,0735
m = 𝑉 𝑥 𝐼
𝐶
C = 𝑉 𝑥 𝐼
𝑚 =
0,66 𝑥 35,36 𝑥 10−3
0,00808
C = 2,888 𝐽/°𝐶
Jadi;
C = m x c
c = 𝐶
𝑚=
2,888
2= 1,444 𝐽 / 𝑔𝑟 ℃
Kesalahan relatif
∆b
𝑚∗ 100% =
0.0027
0.00808∗ 100% = 33.41%
Untuk V2 = 1,598V
No. X (sekon) Y (celcius) XY X2 Y2
1 3 0 0 9 0
2 6 0.3 1.8 36 0.09
3 9 0.7 6.3 81 0.49
4 12 0.9 10.8 144 0.81
5 15 0.9 13.5 225 0.81
6 18 0.7 12.6 324 0.49
Page 14
7 21 0.7 14.7 441 0.49
8 24 0.6 14.4 576 0.36
9 27 0.6 16.2 729 0.36
10 30 0.4 12 900 0.16
∑ 165 5.8 102.3 3465 4.06
𝑚 =𝑛 ∑ 𝑥𝑖𝑦𝑖 − (∑ 𝑥𝑖)(∑ 𝑦𝑖)
𝑛 ∑ 𝑥𝑖2 − (∑ 𝑥𝑖)2
𝑚 =10 (102,3) − (165)(5,8)
10(3465) − (165)2
𝑚 = 0,00888
= 3465∗5.8 − 165∗102.3
10∗3465 − 1652
= 0.433
= 1
8[4.06 −
(3465∗33.64)−(2∗165∗5.8∗102.3)+(10∗10465.29)
7425]
= 0.08
∆y = 0.283
= 0.283 √10
7425
Page 15
= 0.0104
Persamaan garis: y = 0,00888x + 0.283
m = 𝑉 𝑥 𝐼
𝐶
C = 𝑉 𝑥 𝐼
𝑚 =
1,598 𝑥 51,538 𝑥 10−3
0,00888
C = 9,274 𝐽/°𝐶
Jadi;
C = m x c
c = 𝐶
𝑚=
9,274
2= 4,637 𝐽 / 𝑔𝑟 ℃
Kesalahan relatif
∆b
𝑚∗ 100% =
0.0104
0.00888∗ 100% = 117.12%
Untuk V3 = 1,07V
No. X (sekon) Y (celcius) XY X2 Y2
1 3 0 0 9 0
2 6 0.1 0.6 36 0.01
3 9 0.5 4.5 81 0.25
4 12 0.3 3.6 144 0.09
5 15 0.5 7.5 225 0.25
6 18 0.3 5.4 324 0.09
7 21 0.4 8.4 441 0.16
Page 16
8 24 0.3 7.2 576 0.09
9 27 0.2 5.4 729 0.04
10 30 0.3 9 900 0.09
∑ 165 2.9 43.5 3465 1.07
𝑚 =𝑛 ∑ 𝑥𝑖𝑦𝑖 − (∑ 𝑥𝑖)(∑ 𝑦𝑖)
𝑛 ∑ 𝑥𝑖2 − (∑ 𝑥𝑖)2
𝑚 =10 (43,5) − (165)(2,9)
10(3465) − (165)2
𝑚 = −0,00586
= 3465∗2.9 − 165∗43.5
10∗3465 − 1652
= 0.3867
= 1
8[1.07 −
(3465∗8.41)−(2∗165∗2.9∗43.5)+(10∗1892.25)
7425]
= 0.0255
∆y = 0.16
= 0.16 √10
7425
= 0.0059
Page 17
Persamaan garis: y = -0,00586x + 0,16
m = 𝑉 𝑥 𝐼
𝐶
C = 𝑉 𝑥 𝐼
𝑚 =
1,07 𝑥 42,331 𝑥 10−3
0,00586
C = 7,729 𝐽/°𝐶
Jadi;
C = m x c
c = 𝐶
𝑚=
7,729
2= 3,8645 𝐽 / 𝑔𝑟 ℃
Kesalahan relatif
∆b
𝑚∗ 100% =
0.0059
0.00586∗ 100% = 100.68%
Jenis Kawat Konduktor
Dari data diatas, kita dapat menghitung rata-rata kalor jenis kawat yang digunakan dengan cara;
𝑐̅ = ∑ 𝑐
𝑛
𝑐̅ = 1,444 + 4,637 + 3,8645
3
𝑐̅ = 3,315 𝐽/𝑔 ℃
Nilai c dari kawat konduktor sebesar 3,315 𝐽/𝑔 ℃. Nilai tersebut mendekati nilai c yang dimiliki oleh
lithium yaitu sebesar 3,56 𝐽/𝑔 ℃ . Jadi, dapat disimpulkan bahwa kawat konduktor yang digunakan
dalam percobaan ini adalah lithium.
Page 18
Untuk menentukan jenis kawat konduktor yang digunakan pada percobaan ini, nilai kalor jenis
yang didapat mendekati nilai kalor jenis lithium sebesar 3,56 J/goC. Maka dapat dihitung
kesalahan literaturnya sebesar :
Kesalahan literatur = |𝑐𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛−𝑐𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟
𝑐𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟| 𝑥100%
= |3.315−3.56
3.56| 𝑥100% =6,88 %
Analisis Percobaan
Pada percobaan R-Lab KR-02 Calori Work terdapat 1 jenis percobaan untuk mencari
data kuat arus yang mengalir (i), dan suhu yang dihasilkan oleh kawat penghantar terhadap
perbedaan tegangan dan diukur tiap perubahan waktu sebesar 3 sekon. Dalam percobaan ini
dilakukan 4 kali pengulangan terhadap pengukuran data, dimana pada masing-masing
pengulangan menggunakan besar tegangan dari catu daya yang berbeda-beda (V0=0V,
V1=0.66V, V2=1.598V, dan V3=1.07V). Pada percobaan ini memanfaatkan prinsip dari
kesetimbangan energi, dan azas Black, dimana jumlah dari energi yang dipindahkan melalui
suatu medium akan sama besarnya dengan jumlah energi yang diterima oleh medium lain
meskipun wujud dari medium tersebut berbeda. Kawat penghantar yang dialiri arus listrik
mengandung elektron-elektron yang akan merambat pada batang konduktor tersebut. Pada
perambatan elektron di kawat konduktor tersebutlah terjadi peristiwa Joule Heating. Peristiwa
Joule Heating dapat terjadi akibat elektron-elektron yang mengalir pada suatu kawat
penghantar dari kutub bertegangan tinggi ke kutub yang bertegangan lebih rendah akan
memungkinkan terjadinya tubrukan antara elektron tersebut dengan ion-ion positif pada kawat
penghantar, sehingga dengan terjadinya tumbukan secara terus-menerus antara ion-ion positif
dengan elektron yang mengalir selama kawat masih dialiri arus listrik mengakibatkan
timbulnya energi kalor (panas) pada batang kawat penghantar tersebut. perubahan bentuk
energi yang terjadi adalah antara energi mekanik dengan energi kalor, meskipun belum tentu
semua dari energi mekanik akibat dari pergerakan elektron-elektron tersebut berubah secara
keseluruhan menjadi energi kalor. Dimungkinkan juga terjadinya perambatan energi pada
medium yang berbeda-beda (radiasi pada udara), selain dalam hal ini yang jadi pengukuran
kenaikan suhu adalah kenaikan suhu dari kawat penghantar. Dengan diberi tegangan yang
berbeda-beda dari catu daya pada setiap pengulangan percobaan, maka nilai kuat arus (i) dan
Page 19
suhu yang dihasilkan setiap 3 sekon pun akan membentuk kecenderungan nilai yang berbeda-
beda namun dengan pola perubahan yang hampir sama.
Percobaan ini menggunakan alat-alat seperti sumber tegangan (catu daya), kawat
penghantar, voltmeter dan amperemeter, termometer, dan praktikan terhubung dengan PC
beserta webcam melalui sambungan jaringan internet agar dapat berinteraksi secara langsung
dengan alat percobaan agar dapat mendapatkan data percobaan yang diminta. Setelah
percobaan dengan menggunakan tegangan V0 selesai dilakukan, maka pada saat ingin
melakukan pengulangan percobaan dengan sumber tegangan V1 terlebih dahulu praktikan
harus menunggu suhu pada termometer mendekati suhu T0 dari percobaan menggunakan
tegangan V0. Dengan tujuan agar tingkat ketelitian pada saat praktikan melakukan perhitungan
data percobaan untuk mendapatkan nilai dari kalor jenis kawat penghantar (c) didapat seakurat
mungkin. Terdapat sedikit anomali yang terjadi pada percobaan ini, yaitu pada saat dilakukan
perhitungan kuat arus (i) dan suhu pada selang 3 detik. Data terakhir pada termometer sebelum
tombol hitung ditekan menunjukkan nilai yang berbeda dengan T0 dari data percobaan yang
didapat pada tabel. Suhu pada tabel data percobaan cenderung bernilai lebih kecil 30C
dibandingkan dengan nilai pada layar termometer. Hal ini membuat praktikan harus
mengulangi percobaan ini lebih dari 1 kali, agar data percobaan yang didapat sesuai dengan
ketentuan dari prosedur percobaan.
Analisis Hasil
Dari data percobaan yang diolah untuk mendapatkan nilai kalor jenis dari kawat
penghantar, ditemukan bahwa nilai kalor jenis yang didapat dari masing-masing pengulangan
percobaan menunjukkan nilai yang berbeda-beda. Hal ini dapat terjadi salah satunya mungkin
diakibatkan dari anomali yang terjadi pada data percobaan.
Pada percobaan 1 hingga percobaan 4, pertama-tama yang perlu dilakukan adalah
membuat grafik hubungan antara waktu dan suhu pada kawat penghantar. Data percobaan
dipindahkan pada tabel agar mudah dalam memindahkannya pada grafik percobaan.
Setelah dilakukan percobaan maka didapat total sebanyak 40 data yang didapat dari
empat variasi percobaan. Pada tegangan pertama yaitu 0V terjadi perubahan suhu, dimana hal
ini dikarenakan pengaruh suhu lingkungan. Selanjutnya pada tegangan 0.66V suhu mengalami
Page 20
kenaikan dari 23.1 oC hingga 23.5 oC selama 30 detik. Selanjutnya pada 1.598V suhu
mengalami kenaikan dari 23.8 oC menjadi 29.6 oC selama 30 detik. Terakhir pada tegangan
1.07V suhu mengalami kenaikan dari 22.7 oC menjadi 25.6 oC. setelah dilakukan pencatatan
tersebut maka dilakukan penghitungan least square untuk mencari kalor jenis setiap percobaan.
Pada percobaan dengan Vo=0V didapatkan Co= 0 J/Kg oC, lalu V1=0.66V menghasilkan kalor
jenis sebesar 1.444 J/g oC. Sedangkan pada V2 dan V3 dihasilkan C2 dan C3 sebesar 4,637 J/g
oC dan 3,8645 J/g oC. Setelah didapatkan kalor jenis masing-masing maka perlu dicari rata-rata
kalor jenisnya untuk menentukan jenis kawat apa yang digunakan pada percobaan maka
didapat ∆C =3,315 J/goC yang mendekati kalor jenis lithium sebesar 3,56 J/goC
Analisis Kesalahan
Pada percobaan 2 (V1=0.66 V) didapat nilai kesalahan relatifnya adalah 33.41%. Pada
percobaan 3 (V2=1.598 V) didapat nilai kesalahan relatifnya adalah 117.12%. Sedangkan
pada percobaan 4 dengan (V3=1.07 V) didapat nilai kesalahan relatifnya adalah 100.68%. Dan
nilai kesalahan literatur dari ketiga percobaan diatas adalah 0.157%. kesalahan yang terjadi
dapat timbul akibat :
Kesalahan praktikan dalam menentukan waktu yang tepat untuk menekan tombol
hitung pada layar percobaan.
Timbul anomali pada saat percobaan, dimana nilai T0 dari masing-masing percobaan
nilainya berbeda-beda antara nilai pada layar termometer dengan nilai yang didapat
didalam tabel data percobaan.
Tingkat keakuratan pengambilan data percobaan yang belum stabil, karena harus
bergantung dari kecepatan jaringan internet yang digunakan sebagai media
memberikan perintah kepada komputer server.
Kesimpulan:
Kalor ialah sesuatu yang dipindahkan sebagai akibat dari perbedaan suhu
Besar energi yang berpindah sebelum arus dialirkan pada kawat penghantar, dengan
energi yang dihasilkan setelah arus dialirkan pada kawat penghantar nilainya pasti
sama.
Kapasitas kalor sebuah kawat konduktor dapat ditentukan dengan melakukan
percobaan calori work yaitu dengan memanfaatkan energi listrik yang terdisipasi pada
Page 21
kawat sehingga terjadi perubahan energi pada kawat yaitu energi listrik menjadi kalor
yang mengakibatkan adanya ∆ 𝑇 sehingga nilai kalor jenis zat dapat ditemukan.
Setiap konduktor memiliki nilai kalor jenisnya sendiri dan spesifik pada setiap jenis
konduktor.
Ketika kawat dialiri listrik maka temperatur kawat tersebut akan naik.
Semakin tinggi arus listrik yang mengalir maka temperatur kawat akan semakin besar.
Benda yang memiliki kalor jenis kecil, hal tersebut menandakan bahwa benda tersebut
mempunyai konduktivitas yang tinggi, karena dapat menaikkan suhunya dengan
energi yang kecil.
Benda yang memiliki kalor jenis besar menandakan bahwa konduktivitasnya rendah,
karena berarti benda tersebut membutuhkan energi yang besar untuk menaikkan
suhunya.
Daftar Pustaka:
Giancoli, D.C.; Physics for Scientists & Engeeners, Third Edition, Prentice Hall,
NJ, 2000.
Halliday, Resnick, Walker; Fundamentals of Physics, 7th Edition, Extended
Edition, John Wiley & Sons, Inc., NJ, 2005.
http://rlab.ui.ac.id
http://www.e-learning.com
http://www2.ucdsb.on.ca/tiss/stretton/database/Specific_Heat_Capacity_Table.ht
ml