BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Cahaya Cahaya adalah sebuah pancaran elektromagnetik, yang mempunyai sifat dapat Memantul, Menembus, Membias, Menyerap dan dapat terlihat oleh mata kita. Pencahayaan merupakan salah satu faktor untuk mendapatkan keadaan lingkungan yang aman dan nyaman dan berkaitan erat dengan produktivitas manusia. Pencahayaan yang baik memungkinkan orang dapat melihat objek-objek yang dikerjakannya secara jelas dan cepat, dengan kata lain cahaya merupakan kebutuhan vital dalah kehidupan sehari-hari. Kebutuhan pencahayaan dalam suatu ruang dapat diperoleh melalui sistem pencahayaan buatan dan sistem pencahayaan alami (sinar matahari) atau kombinasi keduanya. Pencahayaan buatan terdiri dari lampu listrik, lilin dan lampu minyak. Kombinasi antara pencahayaan alam dan pencahayaan buatan pada ruang/gedung sangat dimungkinkan. Cahaya alam untuk ruang tergantung pada letak ruangan atau gedung terhadap rotasi bumi yang bergerak dari arah barat menuju kearah timur dan sangat baik terhadap ruangan yangmempunyai sistem pencahayaan alam
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Pengertian Cahaya
Cahaya adalah sebuah pancaran elektromagnetik, yang mempunyai sifat dapat
Memantul, Menembus, Membias, Menyerap dan dapat terlihat oleh mata kita.
Pencahayaan merupakan salah satu faktor untuk mendapatkan keadaan lingkungan
yang aman dan nyaman dan berkaitan erat dengan produktivitas manusia.
Pencahayaan yang baik memungkinkan orang dapat melihat objek-objek yang
dikerjakannya secara jelas dan cepat, dengan kata lain cahaya merupakan kebutuhan
vital dalah kehidupan sehari-hari.
Kebutuhan pencahayaan dalam suatu ruang dapat diperoleh melalui sistem
pencahayaan buatan dan sistem pencahayaan alami (sinar matahari) atau kombinasi
keduanya. Pencahayaan buatan terdiri dari lampu listrik, lilin dan lampu minyak.
Kombinasi antara pencahayaan alam dan pencahayaan buatan pada ruang/gedung
sangat dimungkinkan.
Cahaya alam untuk ruang tergantung pada letak ruangan atau gedung terhadap
rotasi bumi yang bergerak dari arah barat menuju kearah timur dan sangat baik
terhadap ruangan yangmempunyai sistem pencahayaan alam (matahari) yang
menghadap ke timur atau barat. Pemanfaatan pencahayaan buatan, yang umum
dipakai adalah lampu listrik. Oleh karenanya, diperlukan suatu inovasi agar suatu
ruang dapat menggunakan system pencahayaan yang baik sesuai standar, sehingga
memungkinkan konsumen dapat mengoptimalkan kinerja pencahayaan buatan
(lampu) di ruangan
agar penggunaan energi listrik lebih efisien.
1.2 Pencahayaan Buatan
Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang dihasilkan oleh sumber cahaya
selain cahaya alami. Pencahayaan buatan sangat diperlukan apabila posisi ruangan
sulit dicapai oleh pencahayaan alami atau saat pencahayaan alami tidak mencukupi.
Fungsi pokok pencahayaan buatan baik yang diterapkan secara tersendiri maupun
yang dikombinasikan dengan pencahayaan alami adalah sebagai berikut:
1. Menciptakan lingkungan yang memungkinkan penghuni melihat secara detail serta
terlaksananya tugas serta kegiatan visual secara mudah dan tepat
2. Memungkinkan penghuni berjalan dan bergerak secara mudah dan aman
3. Tidak menimbukan pertambahan suhu udara yang berlebihan pada tempat kerja
4. Memberikan pencahayaan dengan intensitas yang tetap menyebar secara merata,
tidak berkedip, tidak menyilaukan, dan tidak menimbulkan bayang-bayang.
5. Meningkatkan lingkungan visual yang nyaman dan meningkatkan prestasi.
6. Disamping hal-hal tesebut di atas, dalam perencanaan penggunaan pencahayaan
untuk suatu lingkungan kerja maka perlu pula diperhatikan hal-hal berikut ini
· Seberapa jauh pencahayaan buatan akan digunakan, baik untuk menunjang dan
melengkapi pencahayaan alami.
· Tingkat pencahayaan yang diinginkan, baik untuk pencahayaan tempat kerja yang
memerlukan tugas visual tertentu atau hanya untuk pencahayaan umum
· Distribusi dan variasi iluminasi yang diperlukan dalam keseluruhan interior, apakah
menyebar atau tefokus pada satu arah
· Arah cahaya, apakah ada maksud untuk menonjolkan bentuk dan kepribadian
ruangan yang diterangi atau tidak
· Warna yang akan dipergunakan dalam ruangan serta efek warna dari cahaya
· Derajat kesilauan obyek ataupun lingkungan yang ingin diterangi, apakah tinggi
atau rendah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sistem penerangan/Pencahayaan
Sistem pencahayaan/Sistem Penerangan buatan yang sering dipergunakan secara
umum dapat dibedakan atas 3 macam yakni:
1. Sistem Pencahayaan Merata
Pada sistem ini iluminasi cahaya tersebar secara merata di seluruh ruangan. Sistem
pencahayaan ini cocok untuk ruangan yang tidak dipergunakan untuk melakukan
tugas visual khusus. Pada sistem ini sejumlah armatur ditempatkan secara teratur di
seluruh langi-langit.
2. Sistem Pencahayaan Terarah
Pada sistem ini seluruh ruangan memperoleh pencahayaan dari salah satu arah
tertentu. Sistem ini cocok untuk pameran atau penonjolan suatu objek karena akan
tampak lebih jelas. Lebih dari itu, pencahayaan terarah yang menyoroti satu objek
tersebut berperan sebagai sumber cahaya sekunder untuk ruangan sekitar, yakni
melalui mekanisme pemantulan cahaya. Sistem ini dapat juga digabungkan dengan
sistem pencahayaan merata karena bermanfaat mengurangi efek menjemukan yang
mungkin ditimbulkan oleh pencahayaan merata.
3. Sistem Pencahayaan Setempat
Pada sistem ini cahaya dikonsentrasikan pada suatu objek tertentu misalnya tempat
kerja yang memerlukan tugas visual. Sistem pencahayaan ini sangat bermanfaat
untuk:
Ø memperlancar tugas yang memerlukan visualisasi teliti
Ø mengamati bentuk dan susunan benda yang memerlukan cahaya dari arah tertentu.
Ø Melengkapi pencahayaan umum yang terhalang mencapai ruangan khusus yang
ingin diterangi
Ø Membantu pekerja yang sudah tua atau telah berkurang daya penglihatannya.
Ø Menunjang tugas visual yang pada mulanya tidak direncanakan untuk ruangan
tersebut.
Cahaya buatan yang tidak baik tentunya akan mengganggu aktivitas
keseharian kita, misalnya ditempat kita bekerja. Bahkan, ada kalanya dengan cahaya
buatan yang baik akan mempertinggi aktivitas kita dalam bekerja jika dibandingkan
pada saat beraktivitas pada cahaya siang hari (alamiah).
Perkembangan cahaya buatan dimulai dari cahaya obor dari kayu cemara,
lampu minyak tanah, lilin, lampu gas sampai pada lampu listrik. Setelah listrik
ditemukan, mungkin lampu-lampu jenis lain ada yang sudah tidak dipergunakan lagi.
Penerangan dibutuhkan agar mata kita merasa nyaman bila melihat dan beraktivitas.
Tingkat kenyamanan ini sebenarnya relatif bagi setiap orang. Ada orang yang merasa
nyaman dengan penerangan yang relatif sedikit (gelap) dan ada pula yang merasa
nyaman bila ruangannya terang benderang dengan cahaya. Bila dirasa kurang terang,
kebanyakan solusi yang dipakai adalah menambah pencahayaan buatan dengan m
emasang lampu-lampu. Penerangan buatan ini tidak diperlukan bila pencahayaan
alami pada siang hari dirasa sudah cukup.
Sebagai seorang arsitek, sebaiknya memiliki pengetahuan yang cukup tentang
pencahayaan, baik pencahayaan alami ataupun pencahayaan buatan, memperkirakan
banyaknya cahaya dalam ruangan juga ada dalam ilmu arsitektur, yang hasilnya dapat
menjadi sebuah acuan dalam rancangan rumah, yang menentukan berapa banyak
lampu yang dibutuhkan, jendela yang dibutuhkan, dan berapa lumens (satuan ukur
intensitas cahaya) sebaiknya hadir dalam sebuah ruangan.
2.2 Satuan-Satuan yang digunakan pada Teknik Penerangan
1. Steradian (sudut ruang Sr) lambang W(omega)
2. Flux Cahaya (satuan lumen lm) lambang (phi) Ø
3. Intensitas Cahaya (satuan kandela cd) lambang I
4. Intensitas penerangan (Iluminasi) (satuan lux) lambang E
5. Luminansi (satuan cd/m2) lambang L
1. Steradian
Karena keliling lingkaran sama dengan
maka
Karena luas permukaan bola sama dengan 4x22/7xRxR, maka disekitar titik tengah
bola dapat diletakkan 4x22/7 sudut ruang, masing-masing =1 steradian. Jumlah
steradian sudut ruang
2. Flux Cahaya
Karena Intensitas Cahaya nya 1 cd, maka Ø = 4 x 22/7 lm