BAB I KASUS KARSINOMA KOLON I. IDENTITAS PASIEN Nama Lengkap : Ny E Tempat / Tanggal Lahir : Depok / 22 Agustus 1978 Alamat :Jl Haji Sa’a, Desa Serua, RT01, RW01, Sawangan, Depok, Jakarta Selatan Jenis Kelamin :Perempuan Suku Bangsa : Betawi Agama : Islam Status Perkahwinan : Menikah dengan dua anak Pekerjaan : Ibu rumah tangga Pendidikan : SD No Rekam Medis : 965240 Ruangan : Teratai 423 Tanggal MRS : Datang ke poli Bedah pada tanggal 28 Desember 2009 Dirawat di RS pada tanggal 8 Januari 2010 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
KASUS KARSINOMA KOLON
I. IDENTITAS PASIEN
Nama Lengkap : Ny E
Tempat / Tanggal Lahir : Depok / 22 Agustus 1978
Alamat :Jl Haji Sa’a, Desa Serua, RT01, RW01,
Sawangan, Depok, Jakarta Selatan
Jenis Kelamin :Perempuan
Suku Bangsa : Betawi
Agama : Islam
Status Perkahwinan : Menikah dengan dua anak
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan : SD
No Rekam Medis : 965240
Ruangan : Teratai 423
Tanggal MRS : Datang ke poli Bedah pada tanggal 28 Desember
2009
Dirawat di RS pada tanggal 8 Januari 2010
II. ANAMNESIS
Di ambil dari auto tanggal 15 Januari 2010, jam 1115 pagi, di kamar
423 Gedung Teratai Selatan
1
a) Keluhan Utama
Os datang dengan keluhan sulit buang air besar dengan
kadang- kadang mencret sejak 1 tahun yang lalu.
b) Keluhan Tambahan
Nyeri perut yang bersifat tajam dan hilang timbul sepanjang hari
c) Riwayat Penyakit Sekarang
Sejak 1 tahun yang lalu, os datang dengan keluhan sulit BAB,
konsistensi keras, berwarna hitam, berlendir, bercampur darah
berwarna merah disertai bekuan darah berwarna hitam, frekwensi BAB
lebih 5 kali sehari, disertai nyeri saat buang air besar serta kadang-
kadang mencret. Pasien mengeluh nyeri perut sepanjang hari, cepat
letih saat melakukan aktivitas harian, hilang selera makan dan perut
kembung. Pasien mengatakan bahawa sejak 1 tahun yang lalu, berat
badannya menurun dari 47 kg ke 41 kg sekarang. Mual dan muntah
disangkal. Buang air kecil dengan frekwensi 3 hingga 4 kali sehari,
lancar, berwarna jernih, tidak berdarah, tidak nyeri saat berkemih dan
tidak perlu mengedan.
2
d) Riwayat Penyakit Dahulu
Os tidak alergi terhadap obat-obatan dan makanan. Pasien
tidak mempunyai riwayat darah tinggi, diabetes, maag, sakit jantung
dan asma. Os pernah menderita cacar dan campak waktu kecil, tidak
pernah dioperasi dan tidak ada kontak dengan racun atau bahan
berbahaya.
e) Riwayat Keluarga
Tiada riwayat diabetes, darah tinggi, penyakit jantung, asma
dan kanker dalam keluarga.
f) Riwayat Pribadi dan Kebiasaan
Os adalah anak pertama dari dua bersaudara. Dilahirkan di
rumah sakit dengan dibantu bidan. Dia sudah menikah dengan dua
anak. Os tidak minum alkohol, tidak mengambil obat-obatan terlarang
dan tidak mengalami masalah tidur. Pasien mendapat imunisasi yang
lengkap. Pola makannya baik dengan makan 3 kali sehari, makanan
yang bervariasi seperti nasi, telur dan tempe. Pasien mengatakan dia
kurang makan buah-buahan, susu dan sayuran, Pasien jarang stress.
Dia jarang olahraga dan tidak merokok. Pasien tidak mempunyai
kesulitan dalam keuangan, pekerjaan dan keluarga.
3
III. PEMERIKSAAN FISIK
a) Pemeriksaan umum
Tinggi badan : 150 cm
Berat Badan : 41 kg
Tekanan darah : 110/ 70 mm Hg
Nadi : 80 kali/ menit
Suhu : 35,8 o C
Pernapasan : 20 kali/menit
Keadaan gizi : Kurang
Kesadaran : Compos Mentis
Sianosis : Tidak didapati
Udema umum : Tidak didapati
Habitus : Astenikus
Cara berjalan : Normal
Mobilisasi : Normal
Umur menurut perkiraan: Sesuai dengan umur sebenar
4
b) Aspek Kejiwaan
Tingkah laku : Wajar
Alam perasaan : Biasa
Proses pikir : Wajar
c) Kulit
Warna : Cerah
Jaringan Parut : Tidak didapati
Effloresensi : Tidak didapati
Pigmentasi : Tidak didapatii
Rambut : Distribusi rambut merata, tiada yang rontok
Suhu : Teraba hangat
Keringat : Tidak didapati
Turgor : Baik
Ikterik : Tidak didapati
Edema : Tidak didapati
d) Kelenjar Getah Bening
Tidak didapati pembesaran kelenjar getah bening submandibula,
supraklavikular, leher, ketiak dan lipat paha
5
e) Kepala
Ukuran : Normocephali
Ekspresi wajah : Tenang
Rambut : Berwarna hitam, distribusi cukup
Simetri muka : Simetri, tidak ada deformitas
Hidung : Tidak deviasi, mimisan dan sekret
f) Mata
Kelopak : Tidak bengkak, tidak ptosis dan radang
Lensa : Jernih, tidak keruh, tiada selaput
Konjungtiva : Anemis kiri dan kanan, tiada peradangan
Sklera : Berwarna putih, tiada peradangan, tidak
ikterik, tiada selaput
Visus : Baik, tidak memakai kaca mata
Lapangan penglihatan : Baik
Tekanan Bola Mata : Normal/ palpasi
Nystagmus : Tidak didapati
6
g) Telinga
Tuli : Tidak didapati
Serumen : Tidak didapati
Cairan : Tidak didapati
Penyumbatan : Tidak didapati
Perdarahan : Tidak didapati
h) Mulut
Bibir : Pucat, tidak sianosis
Langit-langit : Normal, warna merah muda, tiada selaput
dan tidak hiperemis
Gigi geligi : Kebersihan mulut sedang
Faring : Tenang, warna merah muda, tiada
peradangan, sekret dan selaput
Lidah : Saiz normal, warna merah pucat, tidak
kotor, tiada selaput
Tonsil : Tenang, warna merah, tidak membesar T1-
T1 simetris kanan kiri, Tidak berselaput,
tiada sekret atau darah di sekitarnya
7
Bau pernapasan : Tidak didapati
Trismus : Tidak didapati
Selaput lendir : Tidak didapati
i) Leher
JVP : 5-2 cm H2O
Kelenjar tiroid : Tidak membesar, tidak membenjol
Kelenjar limfe : Tidak membesar
j) Dada
Bentuk : Normal, oval, tidak ada kelainan bentuk,
simetris
Pembuluh darah : Tidak didapati
Buah dada : Simetris kanan dan kiri, tiada benjolan,
tiada sekret
8
k) Paru-paru
Inspeksi : gerakan dada simetris saat inspirasi dan
ekspirasi, tidak ada bagian yang tertinggal
Palpasi : Vokal fremitus simetris kanan kiri
Perkusi : Sonor di lapangan paru kanan dan
kiri, depan dan belakang
Auskultasi : Suara napas vesikuler, tidak kedengaran
wheezing, krepitasi dan ronchi
l) Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Perkusi : Batas jantung berada dalam batas normal
Auskultasi : BJ 1 dan BJ 2 normal, tiada BJ tambahan, Tidak
kedengaran murmur dan gallop
m) Perut
Inspeksi : terdapat benjolan lonjong di kuadran kanan
bawah, membuncit, tidak asites, tidak kelihatan
smiling umbilicus
9
Palpasi
Hati : Hepar tidak teraba
Limpa : Limpa tidak teraba
Ginjal : Ginjal tidak teraba
Lain-lain: Tiada nyeri tekan, lemas, defans muskuler
(-)
Perkusi : Redup pada kuadran kanan bawah, timpani pada
kuadran abdomen yang lain
Auskultasi : Bising usus ( +)
Status lokalis abdomen:
terdapat benjolan sebesar 15x8x15cm di kuadran kanan bawah,
berbentuk lonjong, permukaan rata, keras, tidak dapar digerakkan,
tidak ada nyeri tekan
n) Anggota gerak
Lengan
Kulit : tidak ada petechiae, luka, teraba hangat
Otot Tonus: Baik
Massa : Tidak atrofi
10
Sendi : Bisa digerakkan, tidak nyeri, tidak
bengkak
Gerakan : Baik, tidak tremor, tidak kaku
Kekuatan : 5
Tungkai dan kaki
Kulit : Tidak didapatkan luka, varices, petechiae,
hangat
Otot : Baik, tidak atrofi
Sendi ; Bisa digerakkan. tidak nyeri, tidak
bengkak
Gerakan : Baik, tidak termor, tidak kaku
Kekuatan : 5
Edema : Tidak didapati
Sianosis : tidak didapati
11
IV. LABORATORIUM RUTIN
Hematologi
Hb : 8,6 g/dL
Leukosit : 8,000/uL
Eritrosit : 3,83 juta/uL
L.E.D : 110 mm
Trombosit : 622, 000/uL
VER/HER/KHER/RDW
VER : 71.8 fl
HER : 22.5 pg
KHER: 31.3 g/dl
RDW : 15. 2%
Hitung Jenis
Hitung jenis : Basofil 0%, Eosinofil 1%, Netrofil
75%, Limfosit 23%, Monosit 1%
Masa perdarahan: 1, 5 menit
Masa Pembekuan: 4,5 menit
12
Fungsi Hati
SGOT : 14 U/L
SGPT : 6 U/L
Fungsi Ginjal
Ureum: 14 mg/ dl
Creatinin: 0.4 mg/dl
Diabetes
Gula Darah Sewaktu: 108mg/dl
USG abdomen
Dirujuk dari Rumah Sakit Syarif Hidayatullah
Kesan: hepar, kandung hempedu, limpa, pancreas dan ginjal normal
Buli tampak pendesakan
Abdomen kanan bawah tampak massa dengan batas berbenjol-benjol
EKG : Normal
13
V. RINGKASAN ( RESUME)
Sejak 1 tahun yang lalu, os datang dengan keluhan BAB yang sedikit,
konsistensi keras, berwarna hitam, berlendir, bercampur darah berwarna
merah disertai bekuan darah berwarna hitam, frekwensi BAB lebih 5 kali
sehari dan disertai nyeri saat buang air besar. Pasien mengeluh nyeri perut
sepanjang hari, cepat letih saat melakukan aktivitas harian, hilang selera
makan dan perut kembung. Pasien mengatakan bahawa sejak 1 tahun yang
lalu, berat badannya menurun dari 47 kg ke 41 kg sekarang. Pasien
mengatakan dia kurang makan buah-buahan, susu dan sayuran
Pasien terlihat kurus, lemas, konjungtiva anemis, terdapat benjolan
sebesar 15x8x15cm di kuadran kanan bawah yang berbentuk lonjong,
permukaan rata, keras, tidak dapar digerakkan serta tidak ada nyeri tekan
Pada pemeriksaan lab didapati peningkatan LED dan penurunan
hemoglobin. Pada pemeriksaan USG didapati massa dengan batas
berbenjol-benjol di abdomen kanan bawah.
VI. DIAGNOSIS KERJA
Diagnosis kerja: Tumor kolon sigmoid
Dasar diagnosis:
Benjolan keras di abdomen kuadran kanan bawah, BAB yang sedikit,
konsistensi keras, berwarna hitam, berlendir, bercampur darah berwarna
merah disertai bekuan darah berwarna hitam, nyeri saat buang air
besar,nyeri perut sepanjang hari, cepat letih, konjungtiva anemis, hilang
selera makan dan perut kembung. Pasien mengatakan bahawa sejak 1 tahun
14
yang lalu, berat badannya menurun dengan drastis. Pada pemeriksaan lab
didapati peningkatan LED dan penurunan hemoglobin. Pada pemeriksaan
USG didapati massa dengan batas berbenjol-benjol di abdomen kanan
bawah.
DIAGNOSIS BANDING
Irritable Bowel Disease
Perubahan frekwensi buang air besar, BAB yang keras, berlendir dan
kadang-kadang mencret disertai nyeri perut dan kembung.
VII. PEMERIKSAAN ANJURAN
- Pemeriksaan CEA, LFT
- colonoscopy
- sigmoidoscopy
- barium enema x-ray
- CT scan
- Foto thorax
15
VIII. RENCANA PENGELOLAAN
a) Non medika mentosa
- Diet cair
- IVFD Ringer lactate: NaCl: dextrose 5% = 1:1:2 dalam 24 jam
- Pemeriksaan Hb dan Ht
- Perbaiki keadaan umum dan tanda vital sementara direncanakan
operasi
- Transfusi PRC 6x250 cc golongan darah A
b) Pembedahan
Laparotomi direncanakan Rabu 20 Januari 2010
Laporan operasi
Telah dilakukan laparotomi pada 20 Januari 2010. Dilakukan
tindakan asepsis dan antisepsis pada abdomen kanan. Insisi di
garisan umbilukus. Terlihat massa bulat berukuran 15cmx10cm di
ovarium kanan. Diputuskan untuk dilakukan histerektomi bilateral.
Ureter terlihat perlengketan dan penebalan peritoneum. Operasi
dilanjutkan oleh ahli bedah. Dilakukan pengangkatan sigmoid dan
rectum serta appendik. Dilanjutkan dengan kolostomi.
c) Medika mentosa
Anjuran untuk menjalani terapi kemoterapi dan pemberian antibiotik
16
IX. PENCEGAHAN
- Makan banyak buah-buahan dan sayuran, kurangkan makanan
berlemak dan daging merah
- Suplemen kalsium dan multivitamin
- Mengurangkan berat badan, olahraga secara regular, berhenti
merokok dan minum minuman keras
- Screening test untuk kanker dan polip saat berusia lebih dari 50 tahun
dan 45 tahun bagi pasien yang mempunyai riwayat kanker dalam
keluarga. Ini termasuk sigmoidoscopy, double contrast barium enema
setiap 5 tahun, flexible sigmoidoscopy setiap 10 tahun dan fecal occult
blood test
X. PROGNOSIS
ad vitam : dubia ad malam
Ad functionam: dubia ad malam
Ad sanationam: dubia ad malam
17
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. PENDAHULUAN
Sebagian besar kasus kanker usus besar mulai sebagai adenomatosa
sel kecil dan jinak yang disebut polip. Seiring waktu beberapa polip berubah
menjadi ganas. Kanker adalah transformasi sel normal. Sel-sel yang berubah
tumbuh dan berkembang biak secara tidak normal. Apabila tidak diobati,
kanker ini tumbuh dan akhirnya menyebar melalui dinding usus besar untuk
melibatkan kelenjar getah bening yang berdekatan dan organ. Pada akhirnya,
menyebar ke organ seperti hati, paru-paru, otak, dan tulang. Sel kanker
menyerang sel sehat, jaringan, dan organ dengan mengambil oksigen
mereka, nutrisi, dan ruang. Kebanyakan kanker usus besar adenokarsinoma
yang berkembang dari lapisan kelenjar usus dinding batin. Tumor ini kadang-
kadang disebut sebagai kanker kolorektal, yang menunjukkan rektum turut
terkena. (1)
Kanker kolon adalah penyebab kematian kedua akibat kanker.
Kemungkinan mengidapnya adalah 1 dalam 17. Negara industri kecuali
Jepang mempunyai insiden tertinggi manakala Amerika Selatan dan China
mempunyai angka kejadian yang relative rendah. Afrikan Amerikan
mempunyai resiko mengidap kanker. Di Amerika, lelaki lebih banyak
mengidap kanker kolon berbanding wanita. Insiden kanker ini meningkat
dengan bertambahnya usia, mulai dari umur 50 tahun. (1) Diperkirakan
150.000 kasus baru kanker kolorektal didiagnosis dan 57.000 orang
meninggal karena penyakit ini di Amerika Serikat setiap tahun. Insiden
18
meningkat dengan usia, dari 0,39 per 1.000 orang per tahun pada usia 50-4,5
per 1.000 orang per tahun pada usia 80. (4)
Terdapat perdebatan tentang terapi yang untuk pasien dengan kanker
kolon. Kemoterapi dianjurkan untuk stadium 0 dan setelah operasi serta
operasi untuk stadium I hingga IV. Pada stadium II, ada yang tidak
menyarankan pemberian kemoterapi pada pasien setelah operasi tetapi pada
stadium III dan IV, kemoterapi disarankan. Walau bagaimanapun, bukan
semua pasien mampu meneruskan rawatan kemoterapi setelah operasi
karena masalah biaya dan efek sampingnya. (7)
Kemoterapi dapat memperbaiki gejala dan memperpanjang
kelangsungan hidup. Irinotecan, oxaliplatin, capecitabine, dan 5-fluorourasil
adalah tiga obat yang paling sering digunakan. Monoklonal antibodi,
termasuk cetuximab (Erbitux), panitumumab (Vectibix), dan bevacizumab
(Avastin) telah digunakan sendiri atau dikombinasikan dengan kemoterapi.
Untuk stadium IV yang telah menyebar ke hati, dilakukan perawatan secara
khusus termasuk ablasi, pemotongan luar kanker, kemoterapi atau radiasi
langsung ke hati dan pembekuan kanker (cryotherapy). (7)
Kemoterapi dengan 5-fluorourasil (5-FU) dengan levamisole dapat
mengurangkan kekambuhan sebanyak 40% dan angka kematian sebanyak
33% setelah operasi pada pasien dengan Dukes C (stadium III) ( 5)
Terapi operasi untuk kanker kolon adalah laparoscopic
proctosigmoidectomy di mana laparoskop dimasukkan melalui insisi dan
bagian kolon sigmoid dan rectum dipotong dari kolon yang sehat.
Seterusnya, kolon desenden disambung dengan sisa ujung rectum dengan
menggunakan stapel khusus dan membentuk anastomosis. Dengan teknik
ini, bekas insisi minimal. (3)
19
Bedah reseksi kolorektal primer kanker dengan tujuan kuratif
merupakan terapi pilihan pada sebagian besar pasien. Ini melibatkan reseksi
luas dari segmen usus yang terlibat dan pengangkatan KGB. Tingkat reseksi
kolon ditentukan sebagian oleh suplai vaskular kolon dan penyebaran
kelenjar getah bening regional. Rectosigmoid dan banyak lesi dapat
dihilangkan dengan reseksi anterior rendah melalui insisi perut,
dikombinasikan dengan primer anastomosis dari sisa usus. Anastomose
utama dapat dilakukan bahkan untuk lesi rektum rendah menggunakan end-
to-end sfingter stapling devices dan operasi sphingter saving. Jika 2 ujung
kolon tidak disambung kembali, kolostomi dilakukan. (4)
20
II. ANATOMI
Kolon memanjang dari ujung ileum ke rektum. Sekum, kolon
ascending dan kolon transversum proksimal adalah bagian dari kolon
sebelah kanan. Kolon transversum distal , fleksura lienalis, kolon descending,
kolon sigmoid, dan terdiri dari rectosigmoid kolon sebelah kiri. Kolon
transversum dan kolon sigmoid bergantungan di rongga peritoneal. Dinding
usus besar memiliki empat lapisan: mukosa, submucosa, muscularis, dan
serosa. Muscularis propria yang terdiri dari lapisan sirkular dalam dan satu
lapisan longitudinal luar. Otot longitudinal usus besar mengelilingi
sepenuhnya dalam lapisan yang sangat tipis, dan di tiga titik di sekitar lingkar
itu dikumpulkan ke dalam band tebal disebut taeniae coli. Haustra adalah
hasil pemendekan usus oleh taeniae dan kontraksi otot melingkar Terdapa
lemak pelengkap pada permukaan serosal. Dinding usus besar begitu tipis
sehingga membengkak apabila terjadi obstruksi. (4)
21
Rektum berukuran 12-15 cm. Taeniae coli yang menyebar di
persimpangan rectosigmoid. Massa tumor atau abses di lokasi ini dengan
mudah teraba pada dubur digital atau pemeriksaan panggul. Dubur biasanya
luas dan dpt dilembungkan. Pada pria, kelenjar prostat, vesikula seminalis,
dan saluran seminalis terletak di sebelah anterior rektum. Biasanya prostat
mudah dirasakan, tapi vesikula seminalis tidak teraba kecuali menggembung,
Pada rektovaginal toucher, struktur mudah teraba dengan satu jari di vagina
dan satu di anus. (4)
i) Suplai Darah dan Limfatik
Perdarahan bagi kolon kanan, dari persimpangan ileocaecal kira-kira
pertengahan kolon transversum, berasal dari arteri mesenterika superior
melalui ileocolic, kolik kanan, dan cabang tengah kolik media.
Arteri mesenterika inferior berasal dari aorta abdominalis dan bercabang
membentuk arteri kolik kiri dan cabang sigmoid sebelum menjadi arteri
hemoroidal superior. Vasa recta adalah cabang arteri terminal ke usus besar
dan masuk ke dinding atau mesocolic melalui dinding usus ke perbatasan
antimesocolic. Arteri kolikus membagi kepada dua cabang membentuk
arcade sekitar 2,5 cm dari perbatasan mesocolic usus, membentuk sebuah
jalur yang disebut marginal artery of Drummond. Arteri marginalis
membentuk anastomosis dengan arteri mesenterika superior dan inferior.
Vena bersama arteri masuk ke hati melalui vena porta atau ke dalam sirkulasi
sistemik melalui vena hipogastrika. Pleksus limfatik di lapisan submkus dan
subserous dinding usus mengalir ke saluran limfatik dan kelenjar getah
bening yang menyertai pembuluh darah. (4)
22
III. EPIDEMIOLOGI
Kanker kolon adalah penyebab kematian kedua akibat kanker.
Kemungkinan mengidapnya adalah 1 dalam 17. Insidennya berkurang 2
peratus setahun sejak 1985 hingga 1995 tetapi baru-baru ini peratusannya
meningkat kembali. Ini menunjukkan keberhasilan deteksi awal melalui
program skrining.
Insiden kanker kolon menunjukkan variasi geografik. Negara industri
kecuali Jepang mempunyai insiden tertinggi. Manakala Negara Amerika
Selatan dan China mempunyai angka kejadian yang relative rendah. Ini
disebabkan oleh perbedaan diet antara negara berkenaan dan faktor
lingkungan (1)
Afrikan Amerikan mempunyai resiko mengidap kaknker kolon
berbanding Kaukasian tetapi perbedaannya hanya sedikit. Amerikan Indian
beresiko rendah. Di Amerika, lelaki lebih banyak mengidap kanker kolon
berbanding wanita. Insiden kanker ini meningkat dengan bertambahnya usia,
mulai dari umur 50 tahun. Ini bersangkutan dengan akumulasi mutasi somatic
dengan umur. (1)
Di negara-negara Barat, kanker kolon dan rektum menempati posisi
kedua setelah kanker paru-paru dalam insiden dan angka kematian.
Diperkirakan 150.000 kasus baru kanker kolorektal didiagnosis dan 57.000
orang meninggal karena penyakit ini di Amerika Serikat setiap tahun. Tingkat
kematian dari kanker kolorektal di Amerika Serikat telah mulai menurun untuk
pertama kalinya, mungkin berkaitan dengan deteksi sebelumnya. Insiden
meningkat dengan usia, dari 0,39 per 1.000 orang per tahun pada usia 50-4,5
per 1.000 orang per tahun pada usia 80. Karsinoma kolon, terutama kolon
yang tepat, lebih sering terjadi pada wanita, dan karsinoma rektum lebih
23
sering terjadi pada pria. Sembilan puluh lima persen dari tumor ganas kolon
dan rektum adalah adenokarsinoma. (4)
IV. ETIOLOGI
Tidak ada penyebab khusus untuk kanker kolon. Hampir semua
bermula dengan polip benign yang lama kelamaan akan berubah menjadi
kanker.
Faktor resiko untuk mendapat kanker kolon ialah umur yang melebihi
60 tahun. Kemungkinan menderita kanker kolon meningkat setelah umur 45
tahun dan 90 persen darinya adalah orang yang berumur lebih dari 50 tahun. (5)
Faktor keturunan dipercaya untuk memberikan kontribusi 20-30% dari
kanker kolorektal, namun gen-gen yang bertanggung jawab untuk sebagian
besar kasus ini belum teridentifikasi. Riwayat keluarga kanker kolorektal atau
polip adenomatosa adalah salah satu faktor risiko terpenting untuk kanker
kolorektal. Resiko kanker usus besar adalah sebanding dengan jumlah dan
usia mempengaruhi tingkat pertama anggota keluarga dengan kanker usus
besar. Orang-orang dengan satu tingkat pertama anggota keluarga dengan
kanker kolorektal memiliki resiko kira-kira 2 kali dari populasi umum. Namun,
risiko relatif 3,8 kali jika anggota keluarga didiagnosis kanker pada <45 tahun,
2.2 jika didiagnosis pada usia 45-59 tahun, dan hanya 1,8 jika didiagnosis
pada> 59 tahun. Pasien dengan dua kerabat tingkat pertama memiliki empat
kali lipat atau 25-30% seumur hidup-risiko pengembangan kanker usus
besar. Tingkat pertama keluarga pasien dengan adenomas juga mengalami
peningkatan risiko untuk neoplasia kolorektal, terutama jika adenoma
24
terdeteksi sebelum usia 60 tahun. Kanker muncul pada usia dini pada pasien
dengan riwayat keluarga yang positif, meriting skrining pada usia dini. Risiko
40 tahun orang tua dengan riwayat keluarga yang positif sebanding dengan
yang berisiko rata-rata 50-tahun-orang tua. (5)
Orang kulit hitam lebih beresiko mendapatnya berbanding orang kulit
putih. Menurut kajian epidemiologi, makanan yang tinggi lemak, rendah serat
dan daging merah dapat meningkatkan resiko kanker kolorektal. (5)
Risiko adenokarsinoma kolon mulai naik 7-10 tahun setelah onset
penyakit pada pasien dengan ulseratif kolitis Crohn dan kolitis. Pendekatan
risiko kumulatif 5-10% setelah 20 tahun dan 20% setelah 30 tahun.(5)
Sindroma genetik tertentu meningkatkan resiko kanker kolon.
Anataranya adalah hereditary nonpolyposis colorectal cancer (HNPCC), atau
juga dikenali dengan Lynch syndrome, dan familial adenomatous polyposis
(FAP). Faktor lain ialah merokok dan konsumsi alkohol. (7)
V. METASTASIS
Ada tiga cara yang kanker menyebar di dalam tubuh.
Tiga cara yang kanker menyebar di dalam tubuh adalah melalui jaringan,
melalui sistem getah bening dan melalui darah. Ketika sel-sel kanker
melepaskan diri dari primer tumor dan perjalanan melalui getah bening atau
darah ke tempat-tempat lain di dalam tubuh, tumor akan mengenai organ-
organ yang lain. Proses ini disebut metastasis. Metastasis sekunder adalah
jenis yang sama kanker sebagai tumor primer. Sebagai contoh, jika kanker
payudara menyebar ke tulang, sel-sel kanker di tulang sebenarnya sel-sel
25
kanker payudara. Penyakit ini metastasis kanker payudara, kanker tulang
tidak. (6)
i)Tahap I
Pada tahap I, kanker telah terbentuk dan menyebar di luar jaringan terdalam
lapisan dinding usus besar ke tengah lapisan. Tahap I kanker usus besar
kadang-kadang disebut Dukes.
ii) Tahap II
Tahap II kanker usus besar dibagi menjadi tahap tahap IIA dan IIB.
26
• Stadium IIA: Kanker telah menyebar di luar jaringan tengah lapisan dinding
usus besar atau telah menyebar ke jaringan terdekat di sekitar kolon atau
rektum.
• Stadium IIB: Kanker telah menyebar luar ke dalam dinding usus besar
organ terdekat dan / atau melalui peritoneum.
iii) Tahap III
Tahap III kanker usus besar dibagi menjadi tahap III A, III B tahap, dan tahap
III C
• Stadium IIIA: Kanker telah menyebar dari jaringan terdalam lapisan dinding
usus besar untuk lapisan tengah dan telah menyebar ke sebanyak 3 kelenjar
getah bening.
• Tahap IIIB: Kanker telah menyebar ke sebanyak 3 kelenjar getah bening di
dekatnya dan telah menyebar ke luar jaringan tengah lapisan dinding usus
besar, ke tempat jaringan di sekitar kolon atau rektum atau ke luar dinding
usus ke organ terdekat dan / atau melalui peritoneum.
• Stadium IIIC: Kanker telah menyebar ke 4 atau lebih kelenjar getah bening
di dekatnya dan telah menyebar ke luar jaringan tengah lapisan dinding usus
besar, jaringan di sekitar kolon atau rectum atau ke organ terdekat atau
melalui peritoneum.
27
iv) Tahap IV
Di tahap IV, kanker mungkin telah menyebar ke kelenjar getah bening di
dekatnya dan telah menyebar ke bagian lain dari tubuh, seperti hati atau
paru-paru. Tahap IV kanker usus besar kadang-kadang disebut Dukes D
kanker usus besar. (6)
VI. GEJALA KLINIS
Gejala menjadi lebih menonjol saat kanker stadium akhir berbanding
di stadium awal. Gejala yang biasa didapatkan ialah nyeri abdomen,
perdarahan saat buang air besar, frekwensi buang air besar yang berubah
dan penurunan berat badan. Kanker kolon dapat bermanifestasi sama ada
konstipasi atau diare. Gejala yang lain ialah anemia, mual muntah, lemas,
anoreksia dan distensi abdomen. (5)
Gejala tergantung apada lokasi kanker, size kanker dan metastase.
Kanker kolon kiri akan menyebabkan parsial atau obtruksi usus total
berbanding kanker kolon kanan karena lumennya lebih sempit dan feses di
kolon kiri lebih keras karena air telah diserap di kolon proksimal. Obstruksi
usus parsial menyebabkan konstipasi, diare, mual, distensi abdomen dan
nyeri perut. (5)
28
Kanker kolon distal kadang-kadang menyebabkan perdarahan rectal
tetapi kanker proksimal. Pasien kanker kolon proksimal mengalami anemia
defisiensi besi yang menyebabkan cepat letih, sesak napas, lemah dan
palpitasi. Pada kanker stadium lanjut dengan metastasis, pasien mengalami
penurunan berat badan, anoreksia, kelemahan otot dan lemah. (1)
VII. PEMERIKSAAN FISIK
Seperti halnya dengan gejala, kanker usus besar cenderung tidak
menghasilkan tanda-tanda sampai lanjutan. Anemia dari perdarahan
gastrointestinal dapat menghasilkan pucat. Anemia kekurangan zat besi
dapat menyebabkan koilonychias, glossitis dan cheilitis. Hipoalbuminemia
mungkin klinis bermanifestasi sebagai edema perifer,asites atau edema
anasarca. Bising usus yang berkurang menunjukkan obstruksi usus. . Pada
palpasi teraba sebuah massa di bagian perut bawah (1)
VIII. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan yang digunakan untuk mengetahui apakah kanker telah
menyebar dalam usus besar atau ke bagian lain dari tubuh. Informasi yang
dikumpulkan darinya dapat menentukan tahap penyakit dan membantu
rencana perawatan.
29
i) Pemeriksaan Darah
Suatu prosedur di mana sampel darah diambil dan diperiksa untuk
diperiksa jumlah eritrosit, leukosit, platelet dan hemoglobin. Temuan
laboratorium yang bermakna jarang didapati sampai kanker sudah di stadium
lanjut. Anemia mikrositik dan kekurangan zat besi akibat kehilangan darah
yang banyak. Kelainan pada tes fungsi hati didapatkan apabila sudah