KARSINOMA BULI Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Mengikuti Ujian Stase Bedah di Rumah Sak it Umum Daerah Tidar MagelangDiajukan Kepada : dr. Hj. Isti Sad Aryanti, Sp.B Disusun Ole: Andrea!ika Kusu"anin#tyas Har$i$i %&'((')('&('* SM+ BAIAN ILMU B-DAH RUMAH SAKIUMUM DA-RAH IDAR MA-LAN+AKULAS K-DOK-RAN DAN ILMU K-S-HAAN UNI/-RSIAS MUHAMMADI0AH 0O0AKARA &'(1 BAB I
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
8/18/2019 ca buli.doc
http://slidepdf.com/reader/full/ca-bulidoc 1/13
KARSINOMA BULI
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Mengikuti Ujian
Stase Bedah di Rumah Sakit Umum Daerah Tidar Magelang
Diajukan Kepada :
dr. Hj. Isti Sad Aryanti, Sp.B
Disusun Ole :Andrea!ika Kusu"anin#tyas Har$i$i
%&'((')('&('*
SM+ BAIAN ILMU B-DAH
RUMAH SAKI UMUM DA-RAH IDAR MA-LAN
+AKULAS K-DOK-RAN DAN ILMU K-S-HAAN
UNI/-RSIAS MUHAMMADI0AH 0O0AKARA
&'(1
BAB I
8/18/2019 ca buli.doc
http://slidepdf.com/reader/full/ca-bulidoc 2/13
IN2AUAN 3USAKA
A. D-+INISI
Karsinoma buli-buli merupakan suatu karsinoma yang berasal dari jaringan pada
buli-buli. Sebagian besar karsinoma buli-buli merupakan karsinoma sel transisional(karsinoma yang berasal dari sel yang secara normal berada pada lapisan terdalam dari
buli-buli). Tipe lain dari karsinoma buli-buli yakni karsinoma sel skuamosa dan
adenokarsinoma. (1)
Karsinoma buli-buli merupakan 2% dari keganasan dan merupakan keganasan
kedua terbanyak pada sistem urogenitalia setelah karsinoma prostat. ata-rata usia
penderita adalah !" tahun. Karsinoma ini lebih sering terjadi pada kelompok golongan
kulit putih dibanding orang kulit hitam dimana rasio laki-laki dibanding perempuan yaitu
2#$1. &"% terlokalisasi di buli-buli dan 1"% menyebar ke lim'onodus regional atau ke
tempat yang lebih jauh . Sekali diagnosis ditegakkan maka tendensi untuk berulang
sepanjang aktu dan lokasi yang baru pada traktus urinarius dapat terjadi sehingga
diperlukan monitoring yang berkelanjutan.
Tindakan pertama bila seseorang didiagnosis karsinoma buli-buli adalah dengan
melakukan T buli-buli sekaligus menentukan luas in'iltrasi tumor. *lternati' tindakan
selanjutnya ditentukan berdasarkan stadium karsinoma itu sendiri. Tindakan tersebut
dapat berupa pengaasan ketat# instilasi intra+esika# sistektomi atau radiasi# radiasi
eksterna dan terapi adju+an dengan kemoterapi sistemik.
B. -3ID-MIOLOI
,erdasarkan data dari Global Cancer Statistic# pada tahun 2& ditemukan
&!. kasus baru karsinoma buli-buli di seluruh dunia dengan angka kematian
mencapai 1".2. /nsiden terbanyak ditemukan di negara-negara 0ropa# *merika tara
dan *'rika tara dan insiden paling rendah di negara-negara elanesia dan *'rika
Tengah. i *sia Tenggara ditemukan pada pria 3#"41. penduduk dan pada anita
1#41. penduduk . i /ndonesia berdasarkan data yang dikumpulkan di ni+ersitas
/ndonesia pada tahun 1551# karsinoma buli-buli menempati urutan ke 5 dari 1 kanker
terbanyak pada laki laki dengan jumlah #5$%.
Karsinoma buli-buli merupakan kanker yang kebanyakan terjadi pada laki-laki
dengan predileksi usia "-$ tahun. 6enyebabnya hingga saat ini kebanyakan belum jelas
namun terdapat 'aktor terkait yang saat ini umum diakui yakni lingkungan dan pekerjaan#
merokok# metabolisme# serta 'aktor lain seperti iritasi dan in'eksi.
4. ANAOMI
Saat terisi buli-buli memiliki kapasitas sekitar " ml dan berbentuk o+oid dan
pada saat kosong buli-buli berbentuk tetrahedral dan memiliki permukaan superior yaitu
8/18/2019 ca buli.doc
http://slidepdf.com/reader/full/ca-bulidoc 3/13
pada urakus# dua permukaan in'erolateral dan permukaan posteroin'erior atau dasar
dengan leher buli-buli pada bagian terendah.
rakus menggantungkan buli-buli pada dinding abdomen anterior. rakus terdiri
dari otot polos longitudinal yang terbentuk dari dinding buli-buli. Semakin dekat dengan
umbilius# urakus semakin banyak jaringan ikat dan biasanya bersatu dengan arteri
umbilikalis.
6ermukaan superior dari buli-buli ditutupi oleh peritoneum. i anterior#
peritoneum berjalan hingga ke dinding anterior abdomen. Saat mengalami distensi# buli-
buli terangkat ke rongga per+is dan memisahkan antara peritoneum dan dinding anterior
abdomen. 7al ini memungkinkan dilakukannya sistostomi suprapubik tanpa beresiko
masuk kedalam ka+um peritoneal. i bagian posterior# peritoneum berjalan hingga le+el
+esika seminalis dan bergabung dengan peritoneum yang berada pada anterior rektum
dan membentuk ruang rekto+esika. 6ada perempuan# peritoneum pada permukaan
superior berjalan di depan uterus dan membentuk kantung +esicouterine dan berlanjut ke
posterior menbentuk kantung rektouterine.
6ada bagian anteroin'erior dan lateral dari buli-buli dilindungi dari dinding lateral
pel+is oleh bantalan lemak retropubis dan peri+esika serta jaringan ikat longgar. 6ada
bagian dasar dari buli-buli berhubungan dengan +esika seminalis# ampulla +as de+erens
dan ureter terminalis. 8eher buli-buli terletak pada meatus uretra internus sekitar -3 cm
dibelakang titik tengah sim'isis pubis dan di'iksasi oleh 'ascia pel+is. *kibat
hubungannya dengan prostat maka posisinya sedikit berubah dengan berbagai kondisi
pada buli-buli dan rektum.
a"5ar &. *natomi rongga pel+is&
ukosa buli-buli terdiri dari epitel transisional. ibaahnya terdapat jaringan
submukosa yang terdiri dari jaringan ikat dan jaringan elastis. ibagian luar dari mukosa
terdiri dari otot detrusor yang merupakan campuran dari serat otot polos yang tersusun
8/18/2019 ca buli.doc
http://slidepdf.com/reader/full/ca-bulidoc 4/13
secara acak dari longitudinal# sirkuler# dan spiral yang tidak memiliki orientasi kecuali
ada daerah sekitar ori'icium uretra interna dimana terdiri dari tiga lapis yakni longitudinal
dibagian dalam# sirkuler di tengah dan longitudinal di bagian terluar.
a"5ar ). *natomi buli-buli&
,uli-buli mendapatkan suplai darah dari arteri +esica superior# media dan in'erior
yang berasal dari trunkus anterior arteri iliaca interna (hipogastrika) dan dari percabangan
dari arteri gluteal in'erior dan obturator. 6ada perempuan buli-buli juga mendapatkan
suplai darah dari arteri +aginalis dan arteri uterina.
D. -IOLOI
0tiologi karsinoma buli-buli kebanyakan belum jelas. Saat ini 'aktor terkait yang
umum diakui adalah
N6n enetik
1. erokok Sekitar "% laki-laki dan 1% perempuan yang menderita karsinoma buli-buli memiliki
riayat merokok. isiko terkena karsinoma buli-buli meningkat dua kali lipat pada
perokok dibandingkan dengan yang bukan perokok.iduga agen penyebabnya adalah al'a
dan beta-na'tilamin yang ditemukan pada urine perokok.
2. 8ingkungan dan pekerjaan
,eta-na'tilamin# ben9idin# 3-aminobi'enil merupakan 9at karsinogen kandung kemih#
kontak jangka panjang dengan 9at tersebut dapat menimbulkan kanker kandung kemih.
:at pearna# produk karet-plastik# cat# 9at pencuci#dll juga mungkin menjadi 'aktor
karsinogen. ;
. etabolisme tripto'an dan asam nikotinat abnormal
Kelainan metabolisme tripto'an dapat menghasilkan beberapa metabolit yang setelah
melalui proses dalam hati lalu dieksresikan ke buli-buli bersi'at karsinogenik.
3. iet
,eberapa peneliti menghubungkan 'aktor diet dengan risiko terjadinya karsinoma buli-
buli. Sebuah penelitian case-control menemukan baha risiko meningkat dengan
mengonsumsi makanan berminyak atau berlemak dan risiko menurun dengan
mengonsumsi +itamin *. Kualitas air minum dimana melalui proses klorinisasi dan
8/18/2019 ca buli.doc
http://slidepdf.com/reader/full/ca-bulidoc 5/13
adanya kandungan arsen dalam air minum meningkatkan risiko terjadinya karsinoma
buli-buli. Konsumsi kopi dan pemanis buatan belum sepenuhnya diyakini sebagai 'aktor
risiko terjadinya karsinoma buli-buli.". <bat-obatan dan penyakit
6enggunaan analgetik 'enasetin berhubungan dengan penyakit ginjal kronik dan dapat
berkembang menjadi kanker pada buli-buli# ureter dan pel+is ginjal. 6enggunaan agensitotoksik4imunosupresi' seperti siklo'os'amid meningkatkan risiko terjadinya kanker
buli-buli hingga 5 kali dengan periode laten kurang dari 1 tahun. /radiasi daerah pel+is
pada kanker prostat# kanker ser+iks atau kanker o+arium dapat meningkatkan risiko
terjadinya karsinoma buli-buli sekunder.
!. =aktor lainnya
/ritasi kronis mukosa buli-buli# seperti in'eksi kronis# batu buli-buli serta obtruksi uretral.
8eukoplakia mukosa# sistisis adenomatosa dianggap sebagai lesi prekanker# dapat
menginduksi perubahan ke ganas. *danya parasit dalam buli-buli dapat menjadi 'aktor
prediposisi karsinoma buli-buli.
enetik 1. Telah dilaporkan adanya abnormalitas pada kromosom #"#$#5# dan 112. *bnormalitas utama pada kromosom 5p dan 11p. Kelainan pada kromosom 5p paling
sering ditemukan pada karsinoma super'isial dan kelainan pada kromosom 11p terjadi
pada karsinoma in+asi'.
-. KLASI+IKASI
Karsinoma buli-buli terdiri atas bebrapa tipe yaitu
1. Karsinoma sel transisional
Karsinoma sel transisional merupakan karsinoma terbanyak dengan presentasi mencapai
5% dari semua kasus karsinoma buli-buli. Karsinoma ini terdiri dari
• Karsinoma sel transisional tipe papilar merupakan tipe yang berbentuk 'rondular
ekso'itik. kuran dan jumlahnya ber+ariasi. Tipe ini merupakan bentuk yang paling
umum pada karsinoma sel transisional pada buli-buli. Sebagian besar tumor kecil dan
non-in+asi'.
• Karsinoma sel transisional tipe sesile muncul dengan bentuk yang kurang 'rondular#lebih solid dan dengan dasar yang lebih luas. Tumor ini memiliki kecenderungan untuk
menjadi lebih in+asi'.
• Karsinoma in situ ditandai dengan empat ciri karakteristik yaitu berbentuk datar#
eritema# multi'okal dan tingkat keganasan tinggi. *danya karsinoma in situ dapat
dijadikan indikator peningkatan agresi'itas biologis. Tumor papiler atau sesile lebih
mudah mengalami rekurensi dan in+asi dibandingkan dengan karsinoma insitu.
8/18/2019 ca buli.doc
http://slidepdf.com/reader/full/ca-bulidoc 6/13
2. Karsinoma sel skuamosa
>umlah tipe ini sekitar $-&% dari karsinoma buli-buli yang biasanya dikaitkan dengan
adanya iritasi kronis pada urotelium (misalnya schistosomiasis# batu buli-buli atau adanya
benda asing pada buli-buli)
. *denomaksinoma
Karsinoma ini menyumbang1% sampai 2% dari kasusdan berhubungan dengan in'eksikronis# ekstro'i buli-buli# atau sisa-sisa urachal dalam kubah buli-buli. *denokarsinoma
cenderung merupakan tumor penghasil mukus.
3. Karsinoma tipe lain
+. 3AO-N-SIS
Kanker pada saluran urotelium ditandai dengan kecenderungan untuk mengalami
kekambuhan# baik di tempat yang sama ataupun di tempat yang jauh dari saluran
urotelial. 7al ini mendukung hipotesis yang menyatakan baha adanya de'ek pada
urotelium dapat berkembang dan memiliki kecenderungan untuk membentuk suatu tumor yang baru. eskipun pendapat baha tumor yang tumbuh pada tempat yang berbeda
pada saluran urotelial berasal dari klon yang sama masih kontro+ersial# namun beberapa
penelitian mendukung hal ini.
Serangkaian peristia genetik cenderung mengarahkan ke perkembangan
(peristia primer) dan progresi (peristia sekunder) dari karsinoma buli-buli. 7al ini
diyakini mengakibatkan akti+asi protoonkogen dan4atau inakti+asi gen supresor tumor.
,eberapa studi menyatakan baha hal yang berperan penting yakni perubahan jalur gen
p" dan kerentanan gen retinoblastoma (,). 6erubahan ekspresi pada produk
retinoblastoma (,) pada tumor buli-buli dapat diperoleh melalui spesimen sistektomi
atau reseksi transuretral dimana hal ini dikaitkan dengan perlangsungan yang lebih buruk.
*kumulasi protein nuklear p" yang diperoleh dari analisis imunohistokimia dikaitkan
dengan kemungkinan perkembangan tumor super'isial dan kekambuhan pada tumor yang
in+asi'. 6engaruh dari perubahan gen lain seperti p21 dan p1! saat ini menjadi sorotan
terbaru.
. DIANOSIS
Ana"nesis
Sekitar &"% pasien dengan karsinoma buli-buli memberikan gejala hematuria
yang bersi'at total atau mikroskopik# tidak nyeri# dan bersi'at kambuhan (intermitten).
6ada sebagian kecil kasus dapat disertai gejala-gejala iritasi seperti 'rekuensi# urgensi dan
disuria. ?ejala ini sering ditemukan pada pasien dengan karsinoma insitu atau karsinoma
yang telah mengadakan in'iltrasi luas yang menurunkan kapasitas buli-buli atau juga
disebabkan oleh o+erakti+itas dari buli-buli.
7ematuria dapat menimbulkan retensi bekuan darah sehingga pasien datang
dengan keluhan tidak dapat miksi. Keluhan akibat penyakit yang lebih lanjut berupa
8/18/2019 ca buli.doc
http://slidepdf.com/reader/full/ca-bulidoc 7/13
obstruksi saluran kemih bagian atas atau edema tungkai. 0dema tungkai disebabkan
karena penekanan aliran lim'e oleh massa tumor atau oleh kelenjar lim'e yang membesar
pada daerah pel+is.
@yeri pada karsinoma buli-buli disebabkan karena tumor lokal yang makin
berkembang atau karena telah bermetastasis. @yeri pada daerah panggul dapat
mengindikasikan adanya obstruksi uretra. @yeri pada daerah suprapubik dapat
disebabkan karena in+asi tumor ke jaringan lunak peri+esika# obstruksi pada muara buli-
buli dan adanya retensi urin. @yeri pada tulang mengindikasikan baha tumor telah
bermetastasis ke tulang.
3e"eriksaan !isik
6alpasi bimanual dapat dilakukan dengan narkose umum (agar otot buli-buli
relaks) pada saat sebelum dan setelah reseksi tumor T buli-buli. >ari telunjuk kanan
melakukan colok dubur atau colok +agina sedangkan tangan kiri melakukan palpasi pada
daerah suprasim'isis untuk memperkirakan in'iltrasi tumor. . Selain itu pemeriksaan ini
dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya massa dan penyebarannya# ukuran# mobilitas#dan derajat 'iksasi pada organ lain. >ika buli-buli tidak mobile# hal ini menunjukkan
'iksasi tumor pada struktur didekatnya melalui in+asi langsung. itemukannya massa saat
palpasi di flank area menunjukkan terjadinya hidrone'rosis.
itemukannya hepatomegali atau lim'adenopati suprakla+ikuler merupakan tanda
dari metastasis.6ada kasus yang jarang# metastasis dapat terjadi pada organ yang tidak
biasa seperti pada kulit yang menunjukkan nodul yang nyeri yang disertai dengan ulkus.
3e"eriksaan la56rat6riu"
Tes laboratorium yang dapat dilakukan pada pasien dengan karsinoma buli-buli yakni
1. Tes laboratorium rutin
6ada tes ini yang paling sering ditemukan adalah hematuria. 7ematuria kadang
disertai dengan pyuria yang disebabkan oleh adanya in'eksi traktus urinarius secara
bersamaan. *9otemia terjadi pada pasien dengan oklusi ureter akibat tumor primer pada
buli-buli atau adanya lim'adenopati. *nemia ditemukan pada pasien yang kehilangan
darah kronik atau perubahan pada sumsum tulang akibat metastasis.
2. Sitologi urin
6emeriksaan ini dilakukan untuk melihat sel-sel urotelium yang terlepas bersama
urin. 6emeriksaan ini berguna untuk mendeteksi adanya tumor pada pasien dengan gejala
simptomatik dan untuk mene+aluasi pengobatan
. Kira-kira &2-5% menunjukkan hasil positi'# 2% memberikan hasil negati' palsu dan 1-12% positi' palsu.
. *ntigen permukaan sel
6emeriksaan ,T* ( Bladder Tumor Antigen) merupakan pemeriksaan yang
menggunakan partikel /g? untuk mendeteksi adanya tumor super'isial pada buli-buli.
6emeriksaan lain berupa nuclear matri !rotein "#M$%% test&' fibrin degradation
8/18/2019 ca buli.doc
http://slidepdf.com/reader/full/ca-bulidoc 8/13
!roduct "(D$ assay&' telomerase acti)ity dan hyaluronidase le)el dapat digunakan untuk
skrining sitologi.
3. =lo cytometry
6emeriksaan ini untuk mendeteksi adanya kelainan kromosom pada sel-sel urotelium.
3e"eriksaan radi6l6#i1. 6ielogra'i eksretorik
6emeriksaan ini dapat melihat pel+is renis# ureter apakah terdapat tumor dan
pengaruh tumor terhadap 'ungsi ginjal. 6encitraan buli-buli dapat melihat de'ek
pengisian# in'iltrasi dinding buli-buli menjadi keras dan tidak beraturan.
2. S?
S? dapat menemukan tumor di atas #" cm# jika dilakukan scanning
transuretral# akurasi dapat mencapai 53%# dapat secara lebih tepat mengetahui lingkup
in+asi dan stadium tumor. *khir-akhir ini penggunaan pencitraan ultrasonik dimensi
dapat menunjukkkan bentuk dan lokasi tumor secara stereoskopik.
. AT*kurasi stadium lebih tinggi dibandingkan dengan S?# dapat mencapai
5%.6eemriksaan ini dapat memahami secara tepat hubungan tumor dan sekitarnya
maupun ada tidaknya metastasis kelenjar lim'e regional.
Sist6sk6pi
Sistoskopi merupakan metode paling utama dalam diagnosis# dapat langsung
melihat lokasi# ukuran# jumlah# bentuk# situasi tangkai dan derajat in'iltrasi di basis
tumor. Karsinoma in situ selain mukosa setempat yang mengalami eritema# tidak ada
kelainan lain. 6ada aktu sistoskopi# harus diperhatikan hubungan tumor dengan ostium
ureter dan leher buli-buli dan dilakukan biopsi. ,elakangan ini terutama diperhatikan lesi
patologis mukosa buli-buli# dilakukan biopsi random# jika secara +isual ditemukan
karsinoma in situ pada mukosa normal# hiperplasia atipikal# pertanda prognosis tidak
baik.
H. SADIUM
a5el &. Stadium karsinoma buli sesuai sistem T@ dan stadium menurut arshal
NM Marsal Uraian
TisTa
T1
T2
Ta
Tb
T3
@1-
*
,1
,2
A
1
1
2
Karsinoma in situTumor papilari non in+asi'
/n+asi submukosa
/n+asi otot super'isial
/n+asi otot pro'unda
/n+asi jaringan lemak pre+esika
/n+asi ke organ sekitar
etastasis ke lim'onoduli regional
etastasis homogen
8/18/2019 ca buli.doc
http://slidepdf.com/reader/full/ca-bulidoc 9/13
Klasi'ikasi gradasi menunjukkan tingkat keganasan tumor
?rade 1 di'erensiasi baik# epitel transisional lebih dari $ lapis# displasia inti ringan#
mitosis jarang ditemukan.
?rade 2 epitel menebal# polarisasi sel menghilang# mitosis sering ditemukan# displasiainti derajat sedang.
?rade tergolong tidak berdi'erensiasi# tidak ada persamaan dengan epitel normal#
mitosis banyak.
/. 3RONOSIS
=aktor yang menentukan prognosis karsinoma buli-buli tergantung pada stadium
saat didiagnosis dan derajat di'erensiasi tumor. *ngka harapan hidup lima tahun pada
pasien dengan tumor super'isial# in+asi ke otot# dan tumor yang telah metastasis yakni berturut-turu t 5"%# "%# dan !%. sia tua# ekspresi p"# aneuploid# tomor multi'okal
dan massa yang teraba merupakan 'aktor lain yang dapat memperburuk prognosis
penyakit.
Secara klinis dapat ditemukan dua jenis gambaran# yaitu gambaran super'isial dan
yang bertumbuh in+asi'. 6ada karsinoma buli-buli super'isisal# penderita berulang-ulang
ditangani dengan sistoskopi untuk mengontrol reseksi lokal dan instilasi kemoterapi.
Kebanyakan tidak mengalami metastasis sehingga prognosis ketahanan hidup agak baik
alaupun morbiditasnya cukup berat. 6ada penderita karsinoma buli-buli in+asi'
mengalami riayat penyakit yang sangat berbeda dengan karsinoma buli-buli super'isial.
Sekitar 5% tidak pernah mengalami gambaran klinis karsinoma super'isial dan kurang
lebih setengahnya telah bermetastasis jauh samar (occult ) yang kebanyakan menjadi jelas
dalan aktu satu tahun. 6rognosisnya buruk dalam aktu satu-dua tahun.
>. AA Laksana
etode terapi pada pasien dengan karsinoma buli-buli meliputi operasi#
radioterapi# kemoterapi dan imunoterapi# namun yang utama adalah operasi. 6enentuan
jenis operasi didasarkan atas patologi tumor dan kondisi umum pasien.
6asien dengan karsinoma buli-buli super'isial dapat ditangani dengan T yang
diikuti dengan kemoterapi atau imunoterapi. 6asien dengan tumor yang kecil dan stadium
rendah memiliki resiko rendah untuk mengalami progresi sehingga dapat ditangani
dengan T saja disertai dengan pengaasan ketat atau diberikan kemoterapi
intra+esika. 6asien dengan T1# stadium tinggi# multipel# besar# tumor rekuren atau
disertai dengan adanya A/S pada biopsi merupakan tumor yang berisiko tinggi untuk
8/18/2019 ca buli.doc
http://slidepdf.com/reader/full/ca-bulidoc 10/13
mengalami progresi dan rekuren sehingga harus dipertimbangkan pemberian kemoterapi
atau imunoterapi intra+esika setelah dilakukan T komplit. eseksi yang kedua pada
daerah yang sama dilakukan untuk menentukan stadium tumor yang lebih akurat dan
untuk mementukan terapi. eseksi ulangan dapat meningkatkan respon terhadap terapi
inta+esika. 6enanganan pada pasien dengan T1 hingga saat ini masih kontro+ersial.
,eberapa klinisi menyarankan untuk dilakukan radikal sistektomi khususnya pada grade
/// atau adanya lesi yang beresiko tinggi untuk mengalami progresi. @amun progresi'itas
dapat diturunkan dengan pemberian imunoterapi intra+esika.
6asien dengan tumor yang lebih in+asi' namun masih terlokalisir (T2#T)
memerlukan tindakan lokal yang lebih agresi' berupa parsial atau radikal sistektomi atau
kombinasi antara radiasi dan kemoterapi sistemik. Tumor yang lebih cepat perluasannya
perlu dilakukan terapi yang lebih agresi'. 6asien dengan tumar yang tidak dapat direseksi
T3b dapat diberikan kemoterapi sistemik yang diikuti oleh operasi. 6asien dengan
metastasis jauh diberikan kemoterapi sistemik dan diikuti pemberian terapi selekti' seperti radiasi atau operasi tergantung pada respon pasien.
,erikut merupakan pilihan terapi inisial pada pasien dengan karsinoma buli-buli
(. UR 5uli75uli
T merupakan bentuk penatalaksanaan aal karsinoma buli-buli. T ini
memungkinkan hasil yang lebih akurat dalam memperkirakan stadium dan tingkat tumor
serta merupakan pengobatan tambahan pada karsinoma buli-buli. 6asien dengan tumor
tunggal# stadium dini dan tumor yang bersi'at non in+asi' dapat diterapi dengan T saja
namun tumor yang super'isial dengan stadium lanjut harus diterapi dengan T yang
disertai dengan terapi intra+esika selekti'. T tunggal jarang dilakukan dalammenangani pasien dengan karsinoma yang in+asi' karena memiliki tingkat progresi'itas
dan kekambuhan tinggi.
&. Operasi
<perasi4pembedahan dilakukan jika penyebaran karsinoma sudah mencapai otot
buli-buli. >enis operasi yang dapat digunakan dalam menangani karsinoma buli-buli
adalah sistektomi parsial# sistektomi total# dan sistektomi radikal. Sistektomi parsial
merupakan indikasi untuk tumor soliter dengan batas tegas pada mukosa. Sistektomi total
merupakan terapi de'initi' untuk karsinoma super'isialis yang mengalami kekambuhan.
Sistektomi radikal merupakan suatu tindakan pilihan jika terapi lain tidak berhasil atau
timbul kekambuhan.
). Sistektomi 6arsial
Sistektomi parsial dapat memberikan kemampuan dan 'ungsi buli-buli yang
normal setelah dilakukan operasi. >enis operasi ini memiliki angka morbiditas dibanding
jenis sistektomi lain . 6asien dengan tumor yang soliter# tumor yang mengin'iltrasi lokal
(T1-T) di sepanjang dinding posterior lateral atau di kubah buli-buli merupakan indikasi
8/18/2019 ca buli.doc
http://slidepdf.com/reader/full/ca-bulidoc 11/13
untuk dilakukan sistektomi parsial# begitu juga pada karsinoma yang berada pada
di+ertikulum. selain itu indikasi dilakukan sistektomi parsial adalah jika tidak ditemukan
A/S# letak tumor tidak berada pada leher buli-buli# dasar ataupun pada prostat# tidak ada
riayat penyakit yang sama sebelumnya ataupun riayat keganasan urotelial. . Setelah
dilakukan operasi maka untuk meminimalkan inplantasi tumor pada daerah luka maka
pada saat dilakukan operasi dapat diberikan iradiasi dosis terbatas (1-1! c?y) dan
dapat diberikan agen kemoterapi intra+esika sebelum dilakukan operasi.
8. Sistektomi Total
Sistektomi total pada laki-laki dilakukan dengan cara mengangkat buli-buli#
Sistektomi radikal memiliki prosedur yang hampir sama dengan sistektomi total
dengan tambahan dilakukan diseksi pada lim'atik disepanjang bi'urkasio aorta. /ndikasi
dilakukan sistektomi radikal yakni jika ukuran tumor terlalu besar untuk dilakukan
sistektomi parsial# posisi tumor tidak memungkinkan untuk dilakukan resesksi misalnya
pada dasar buli-buli# tumor multipel# karsinoma sel sBuamosa dan sarkoma yang radio
resisten# ditemukannya leukoplakia dimana dapat berkembang ke arah keganasan.
1. iatermi Terbuka
iatermi terbuka dilakukan jika ditemukan tumor dengan ukuran yang sangat
besar dan pada pemeriksaan histologi ditemukan tumor berdi'erensiasi baik tanpa adanyain'iltrasi ke lapisan otot. Aara ini memungkinkan untuk membuka buli-buli melalui rute
suprapubik dan kemudian meresesksi tumor hingga ke dasarnya. >ika ukuran tumor lebih
dari " cm dan memunjukkan in'iltrasi pada lapisan otot maka yang dilakukan adalah
mengangkat bagian super'isial kemudian diberikan material radioakti' misalnya emas
radioakti'. 7al ini dapat mengeradikasi tumor yang berada di baah yang tidak terangkat
pada eksisi preeliminasi.
. Ke"6terapi intra;esika
*gen imunoterapi atau kemoterapi diinstilasi kedalam buli-buli +ia kateter untuk
menghindari morbiditas sistemik yang terjadi pada banyak kasus.Terapi intra+esika dapatmenjadi propilaksis maupun terapi objekti' dimana dapat menurunkan rekurensi tumor
pada pasien yang telah diberikan T komplit. Kemoterapi intra+esika digunakan pada
dua keadaaan. iberikan saat setelah dilakukan T yang bertindak sebagai pro'ilaktik
untuk mengurangi terjadinya implantasi sel tumor. 7al ini juga dapat digunakan sebagai
terapi untuk mengurangi resiko terjadinya kekambuhan dan progresi'itas tumor
8/18/2019 ca buli.doc
http://slidepdf.com/reader/full/ca-bulidoc 12/13
super'isisal dengan resiko rendah. <leh karena itu kemoterapi atau imunoterapi
intra+esika dapat diberikan dalam bentuk yakni adju+an# pro'ilaksis# maupun terapi.
i *merika Serikat agen pengobatan yang biasa digunakan adalah itomisin#
Thiotepa# dan ,A? ( Bacillus Calmette*Guerin).
1) itomisin
itomycin-A adalah antitumor# antibiotik# alkylating agen yangmenghambat sintesis
@*. engan berat molekul 25# penyerapan sistemik minimal. osis umum adalah
3 mg dalam 3 cc cairan steril atau larutan garam diberikan sekali seminggu selama
! minggu. osis yang sama digunakan secara berangsur-angsur sebagai pro'ilaksis
tunggal. *ntara 5% dan$&% dari pasien dengan riayat rekurensi# memberikan
respon terhadap pemberian mitomisin-A secara intra+esika dan angka kekambuhan
berkurang setelah dilakukan T lengkap. 0'ek samping yang dicatat dalam 1-3%
dari pasien dan sebagian besar terdiri dari gejala iritasi berkemih termasuk 'rekuensi#
urgensi# dan disuria. Keunikan obat ini adalah menyebabkan munculnya ruam pada
telapak tangan dan alat kelamin kira-kira !% dari pasien# tetapi e'ek ini bisa dikurangi jika pasien mencuci tangan dan alat kelamin setelah pemberian intra+esika.
2) Thiotepa
Thiotepa adalah agen alkilasi denganberat molekul dari 1&5. eskipun berbagai dosis
telahdigunakan# mg per minggu tampaknya cukup.7ingga ""% dari pasien
merespon sepenuhnya. Aystitis tidakjarang terjadi setelah pemberian# tetapi biasanya
ringan dan self*limited .
yelosupresi merupakan leukopenia dan trombositopenia terjadi sampai dengan 5%
dari pasien karena penyerapan sistemik. 7itung darah lengkap harus diperiksa pada
semua pasien sebelum instilasi berikutnya.
) ,A?
,A? adalah strain Mycobacteriumbo)is yang dilemahkan.ekanisme yang tepat
dimana ,A?memberikan e'ek antitumor tidak diketahui# tetapi tampaknya dimediasi
imunologi. ,A? telah terbukti sangat e'ekti' baik terapi dan pro'ilaksis dan menjadi
agen intra+esika paling baik untuk pengelolaan A/S.
<. Radi6terapi
6enyinaran dengan irradiasi eksternal ("-$ c?y) diberikan selama "-&
minggu merupakan alternati' pilihan pada pasien dengan sistektomi radikal dimana
karsinoma sangat berin'iltrasi. 6engobatan pada umumnya ditoleransi dengan baik.
@amun kira-kira 1"% pasien memberikan komplikasi usus# buli-buli atau rektal yang
signi'ikan. *ngka harapan hidup lima tahun pada pasien dengan T2-T berada pada
rentang 1&-31%. @amun sayangnya kekambuhan lokal sering terjadi sekitar -!&% dari pasien.
<leh karena itu pemberian radiasi sebagai monoterapi biasanya diberikan hanya pada
pasien yang memberikan respon yang tidak baik jika dilakukan operasi akibat lanjut usia
ataupun ada penyakit penyerta.
=. Ke"6terapi
8/18/2019 ca buli.doc
http://slidepdf.com/reader/full/ca-bulidoc 13/13
Sekitar 1"% dari pasien dengan karsinoma buli-buli ditemukan adanya metastasis
regional maupun metastasis jauh dan -3% pasien dengan penyakit yang in+asi' dapat
mengalami metastasis jauh meskipun telah dilakukan sistektomi radikal. Tanpa adanya
pengobatan# kelangsungan hidup pasien akan terbatas. 6emberian agen kemoterapi
tunggal dan yang paling sering kombinasi beberapa obat menunjukkan respon terapi
parsial ataupun komplit yang signi'ikan terhadap sejumlah pasien karsinoma buli-buli
dengan metastasis. Aisplatin merupakan agen tunggal yang paling akti' yang jika
digunakan secara tunggal# memberikan respon terapi sekitar %. *gen e'ekti' lainnya
yakni methotreCate# doCorubicin# +inblastin# siklo'os'amid# gemcitabin# dan "-
'luorouracil. Tingkat respon meningkat dengan mengkombinasikan beberapa bahan akti'.
egimen methotreCate# +inblastin# doksorubicin (adriamicin) dan cisplatin (D*A)
merupakan regimen yang sering digunakan pada pasien karsinoma buli-buli tahap lanjut
dan sekitar 1-1"% pasien yang menerima regimen ini memberikan respon komplit.
@amun demikian angka harapan hidup sekitar 2-2"%.6engobatan dengan D*A
kadang dikaitkan dengan adanya toksisitas substansial meliputi kematian akibatkeracunan sekitar -3%.