Laporan Kasus KASUS DENGAN TUMOR BULI-BULI SUMMARY A case of bladder cancer is reported. A 55 years old man with main complained of bloody urine. This complain was happen since 8 months ago. At first, bloody urine happen sometimes, but in the last two month the complain of bloody urine happen each time this patient urinate. The bloody urine appeared from the beginning of urination till the end. He also complain of lower abdominal pain and feverish since a month before. From physical examination on external genitalia, there are no abnormalities found. From Bimanual Rectal Touche’, there are masses in the bladder at the anterolateral wall right and left, 4x3xm in size, immobile, the consistency is solid and hard, irregular surface, no pain in palpation, circumscribed. From laboratorium we found that this patient haemoglobin is quite low which is 9,1 g/dL. From urinalysis, there are blood, protein, ketone body, fulled erythrocyte. From liver function test, no abnormality found. From Whole Abdomen Ultrasonography, there are isoechoic masses in the bladder. From Urography MSCT we found that 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Laporan Kasus
KASUS DENGAN TUMOR BULI-BULI
SUMMARY
A case of bladder cancer is reported. A 55 years old man with
main complained of bloody urine. This complain was happen since 8 months ago.
At first, bloody urine happen sometimes, but in the last two month the complain of
bloody urine happen each time this patient urinate. The bloody urine appeared
from the beginning of urination till the end. He also complain of lower abdominal
pain and feverish since a month before.
From physical examination on external genitalia, there are no
abnormalities found. From Bimanual Rectal Touche’, there are masses in the
bladder at the anterolateral wall right and left, 4x3xm in size, immobile, the
consistency is solid and hard, irregular surface, no pain in palpation,
circumscribed. From laboratorium we found that this patient haemoglobin is
quite low which is 9,1 g/dL. From urinalysis, there are blood, protein, ketone
body, fulled erythrocyte. From liver function test, no abnormality found. From
Whole Abdomen Ultrasonography, there are isoechoic masses in the bladder.
From Urography MSCT we found that there are masses in this patient bladder.
From the anamnesis and physical examination our early diagnosis is bladder
cancer suspect malignancy.
On 28 of August 2013 cystoscopy biopsy has been performed on this
patient and the result shows the high grade urethelial cell carcinoma.
On 12 September 2013, TUR- BT has been performed.
1
RINGKASAN
Dilaporkan 1 kasus tumor buli-buli pada laki-laki umur 55 tahun, dengan
keluhan utama kencing bercampur darah. Keluhan ini dialami sejak 8 bulan
yang lalu. Awalnya kencing bercampur darah ini dirasakan tidak terus-menerus,
namun dalam 2 bulan terakhir kencing bercampur darah dirasakan terus-menerus
setiap buang air kecil. Kencing bercampur darah ini mulai dari awal berkemih
sampai akhir berkemih. Dirasakan juga keluhan nyeri pada perut bagian bawah
sejak 1 bulan terakhir dan keluhan demam sejak 1 bulan terakhir.
Pemeriksaan fisik, pada genitalia externa tidak ditemukan adanya
kelainan. Pada Pemeriksaan Rectal Touche dengan Bimanual teraba massa tumor,
kesan dalam buli-buli di bagian anterolateral kiri dan kanan, ukuran sekitar 4 x
3cm, kesan terfiksir, konsistensi padat keras, permukaan irreguler, nyeri tekan
tidak ada, batas kesan tegas. Pada pemeriksaan penunjang didapatkan,
hemoglobin pasien rendah, 9,1 g/dL. Pada pemerikaan urin rutin ditemukan warna
urin merah, didapatkan protein, keton, darah dan sedimen eritrosit penuh . Tes
fungsi hepar masih dalam batas normal. Pada pemeriksaan USG Whole Abdomen
2
kesan suspek massa buli-buli, MSCT Urografi didapatkan gambaran massa buli-
buli. Dari anamnesis dan pemeriksaan fisis didapatkan diagnose tumor buli-buli
suspek malignancy.
Kemudian dilakukan sistoskopi disertai biopsi tanggal 28 Agustus 2013
dengan hasil patologi anatomi: high grade urethelial cell carcinoma.
Dilakukan operasi TUR-BT pada tanggal 12 September 2013.
PENDAHULUAN
Tumor buli-buli atau juga dikenali sebagai karsinoma buli-buli merupakan
suatu tumor yang berasal dari jaringan pada buli-buli. 90% tumor buli-buli
merupakan tumor sel transisional (tumor yang berasal dari sel yang secara normal
berada pada lapisan terdalam dari buli-buli). Tipe lain dari tumor buli-buli yakni
tumor sel non-transisional antaranya karsinoma sel skuamosa, karsinoma sel
adenokarsinoma, sarcoma, dan karsinoma campuran.. (1)
Tumor atau karsinoma buli-buli merupakan 2% dari keganasan dan
merupakan keganasan kedua terbanyak pada sistem urogenitalia setelah
karsinoma prostat. Rata-rata usia penderita adalah 65 tahun. (2) (3) Karsinoma ini
lebih sering terjadi pada kelompok golongan kulit putih dibanding orang kulit
hitam dimana rasio laki-laki dibanding perempuan yaitu 2,7:1. 85% terlokalisasi
di buli-buli dan 15% menyebar ke limfonodus regional atau ke tempat yang lebih
jauh (3). Sekali diagnosis ditegakkan maka tendensi untuk berulang sepanjang
waktu dan lokasi yang baru pada traktus urinarius dapat terjadi sehingga
diperlukan monitoring yang berkelanjutan. (4)
3
Faktor resiko kejadian tumor buli-buli terbagi kepada genetik dan non
genetik, pada faktor resiko non genetik antaranya adalah dewasa diatas usia 50
tahun, yang mengkonsumsi kopi yang mengandung pemanis tiruan dalam kadar
yang banyak dan dalam jangka masa yang panjang. Riwayat merokok dalam
jangka masa yang lama juga merupakan antara faktor resiko terbanyak sehingga
dikatakan 4 kali lipat lebih rentan terkena tumor buli-buli. Paparan terhadap zat
kimiawi seperti benzidine, beta-naphthylamine, cat, petroleum dan lainnya, faktor
resiko lain seperti infeksi kronis, Schistosomiasis, radioterapi pelvis, pengguna
anti analgetik dosis tinggi, dan paparan terhadap agen sitotosik meningkatkan
faktor resiko terjadinya tumor buli-buli.(3),(4) dari faktor genetik telah
dilaporkan adanya abnormalitas pada kromosom 3,5,7,9, dan 11. Abnormalitas
utama pada kromosom 9p dan 11p. Kelainan pada kromosom 9p paling sering
ditemukan pada karsinoma superfisial dan kelainan pada kromosom 11p terjadi
pada karsinoma invasif. (3),(4)
Bagi membuat diagnosa awal pada suatu kasus tumor buli-buli, terdapat
gejala trias tumor buli-buli yang boleh menjadi patokan yaitu hematuri total
(kencing bercampur darah dari awal hingga akhir), hematuri tidak disertai nyeri
dan hematuri bersifat intermittency ( hematuri tidak terus menerus). Namun tetap
harus ditegakkan dengan pemeriksaan penunjang lainnya. (3),(4)
4
I. Laporan Kasus
Laki-laki, 55 tahun, masuk Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo pada
tanggal 26 Agustus 2013 (No.RM 62-36-95), dengan keluhan utama kencing
bercampur darah sejak 8 bulan lalu. Kencing bercampur darah ini dirasakan dari
awal hingga akhir berkemih dengan warna kemerahan seperti air cucian daging.
Kencing bercampur darah ini tidak disertai nyeri. Kencing bercampur darah saat
itu dirasakan selama 3 hari dan kemudian berhenti, keluhan muncul lagi setelah
pasien pulang dari sawah. Keluhan kencing bercampur darah ini sembuh tanpa
diobati, tetapi muncul lagi baik pada waktu melakukan pekerjaan maupun pada
saat beristirahat. Pasien merasakan nyeri pada perut bagian bawah namun nyeri
tidak terus menerus yang dirasakan sejak 1 bulan lalu. Riwayat demam sejak 1
bulan terakhir, mual tidak ada, muntah tidak ada.
Riwayat kencing berpasir tidak ada, Riwayat kencing disertai nanah tidak
ada, Riwayat kencing keluar batu tidak ada. Riwayat susah kencing tidak ada.
Riwayat trauma pada daerah abdomen tidak ada, Riwayat batuk lama dan berobat
6 bulan tidak ada. Riwayat merokok ada sejak usia remaja, 1-2 bungkus per hari.
Riwayat minum kopi ada, 2 gelas sehari sejak berumur 20 tahun. Riwayat minum
5
alkohol tidak ada. Riwayat penurunan berat badan ada dalam 6 bulan terakhir.
Pasien bekerja sebagai petani. Riwayat keluarga yang memiliki keluhan yang
sama tidak ada, Riwayat penyakit gula tidak ada. Riwayat penyakit hipertensi
tidak ada Buang air besar biasa.
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis : Sakit sedang/ Gizi cukup/ komposmentis
IMT= BB/TB=55/160=21,48
Status Vitalis : TD : 100/80 mmHg, N : 88 x/menit,
P : 20 x/menit, S : 36,7oC
Status Urologi
Regio Costovertebralis Dextra
Inspeksi : Warna kulit sama dengan sekitarnya, gibbus tidak ada,
ballottement tidak teraba edema tidak ada, hematoma tidak ada.
Palpasi : Nyeri tekan tidak ada, massa tumor tidak teraba.
Perkusi : Nyeri ketok tidak ada.
Regio Costovertebralis Sinistra
Inspeksi : Warna kulit sama dengan sekitarnya, gibbus tidak ada,
ballottement tidak teraba edema tidak ada, hematoma tidak ada.
Palpasi : Nyeri tekan tidak ada, massa tumor tidak teraba.
Perkusi : Nyeri ketok tidak ada.
6
Regio Suprapubik
Inspeksi : Warna kulit sama dengan sekitarnya, edema tidak ada,
hematoma tidak ada, buli-buli kesan kosong.
Palpasi : Nyeri tekan tidak ada, massa tumor tidak teraba
Perkusi : Nyeri ketok tidak ada.
Status Genitalia Eksterna
Penis
Inspeksi : Tampak penis sudah disirkum dengan muara Orificium Urethra
Externum (OUE) terletak pada ujung glans penis, massa tumor
tidak tampak
Palpasi : Nyeri tekan tidak ada, massa tumor tidak teraba.
Scrotum
Inspeksi : Tampak warna kulit lebih gelap dari sekitarnya, edema tidak ada,
hematom tidak ada.
Palpasi : Teraba dua buah testis ukuran sama besar, nyeri tekan tidak ada,
bentuk dan ukuran normal.
Perineum
Inspeksi :Tampak warna kulit lebih gelap dari sekitarnya, tidak tampak
massa tumor, udem dan hematom tidak ada.
Palpasi : Massa tumor tidak teraba dan nyeri tekan tidak ada.
Rectal Touch er dengan Bimanual :
7
Sphincter ani mencekik, mukosa rekti licin, ampulla rekti terisi feces. Tidak teraba
penonjolan prostat. Teraba massa tumor kesan dalam buli-buli di bagian
anterolateral kanan dan kiri, ukuran sekitar 4 x 3cm, kesan terfiksir, konsistensi
padat keras, permukaan irreguler, nyeri tekan tidak ada.
Handscoen: Feses ada, lendir tidak ada, darah tidak ada.
Diagnosa Sementara : Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik, maka
diagnosa yang paling mendekati pasien ini adalah Tumor Buli-Buli suspek
malignancy.
Pemeriksaan Penunjang diagnostik
USG Abdomen Atas + Bawah (Whole Abdomen)
(20/08/2013)
8
Dilakukan pemeriksaan USG Abdomen dengan hasil sebagai berikut:
Hepar : Ukuran dan echo parenkim dalam batas normal, tip tajam, tepi
regular. Tidak tampak echo mass/cyst. Tidak tampak dilatasi
vaskuler dan bile duct intra dan ekstrahepatik.
GB : Sulit dinilai ( kontraktil)
Pankreas : Bentuk dan ukuran dalam batas normal, tidak tampak SOL.
Tidak tampak dilatasi duktus pankreatikus.
Lien : Ukuran dan echo parenkim dalam batas normal. Tidak tampak
echo mass/cyst ataupun SOL.
9
Kedua Ginjal : Ukuran dan echo parenkim dalam batas normal. Tidak tampak
batu ataupun SOL. Palvocalyceal system tidak dilatasi.
VU : Tampak massa isoechoic, batas tegas, tepi irregular pada dinding
anterolateral. Tidak tampak echo batu/massa didalamnya.
Kesan
: Suspek Massa Buli-buli DD/ blood clot
MSCT Whole Abdomen Non Kontras (26/08/2013)
10
Telah dilakukan pemeriksaan MSCT Scan Abdomen tanpa kontras irisan axial,
reformat coronal dan sagital, dengan hasil sebagai berikut:
- Tampak massa isodens (36,98 HU), batas tegas, tepi irregular, ukuran
4x5,5cm, pada dinding anterosuperior buli-buli.
- Tidak tampak pembesaran kelenjar getah bening regional
- Hepar : Ukuran dan densitas parenkim dalam batas normal,
permukaan regular, tip tajam, tidak tampak nodul-nodul
metastasis, system vascular maupun bile duct tidak
dilatasi.
- GB : dinding regular dan tidak menebal, tidak tampak densitas
batu
- Pankreas : bentuk dan ukuran dalam batas normal, tidak tampak
SOL. Duktus pankreatikus tidak dilatasi.
- Lien : ukuran dan densitas parenkim normal homogen, tidak
tampak SOL
11
- Kedua ginjal : ukuran dan densitas parenkim dalam batas normal, tidak
tampak densitas batu maupun SOL PCS tidak dilatasi.
- Gaster dan loop-loop usus yang terscan dalam batas normal
- Osteofit pada corpus vertebra lumbalis disertai vacuum disc phenomenon
pada level CV L2-3 dan L4-5 (degenerative disc disease) dan posterior
spondylolisthesis CV L4 terhadap L5.
- Tidak tampak densitas cairan bebas dalam cavum peritoneum dan cavum
pleura
Kesan : sesuai gambaran massa buli-buli
Patologi Anatomi dari Sistoskopi Biopsi ( 29 -0 8 -2013)
Makroskopik: Jaringan compang-camping ukuran 0,2cc putih lunak, sc.
Mikroskopik: Sediaan jaringan menunjukkan sarang-sarang sel maligna asal sel
transisional, inti atypic, pleomorfik, hiperkromatik dan nucleoli prominent,
tersusun cukup padat.
Kesimpulan: HIGH GRADE UROTHELIAL CELL CARCINOMA
12
Pemeriksaan Laboratorium
Hematologi Rutin ( 02/09/2013)
Pemeriksaan Hasil Rujukan
WBC 5,5 x103 4.00-10.0x103/uL
RBC 3,37 x106 4.00-6.00x106//dL
HGB 9,1 12.0-16.0 g/dL
HCT 26,2 37.0-40.0 %
PLT 379x103 150-400x103/uL
GDS 85 140 mg/dl
Ureum 23 10-5- mg/dl
Kreatinin 1.4 L(<1.3), P(<1.1)
SGOT 21 <38 U/L
SGPT 15 <41 U/L
Natrium 137 136-145
Kalium 4,3 3,5-5,1
Klorida 108 97-111
13
Pemeriksaan Urine Rutin (20-08-2013)
Pemeriksaan Hasil Rujukan
Warna Merah Kuning muda
pH 7 4.5 – 8.0
Bj 1.015 1.005-1.035
Protein 500 Negatif
Glukosa Negatif Negatif
Bilirubine Negatif Negatif
Urobilinogen Normal Normal
Keton 5 Negatif
Nitrit Negatif Negatif
Blood 250 Negatif
Lekosit Negatif Negatif
Vit. C Negatif Negatif
Sedimen lekosit 4 < 5
Sedimen eritrosit Penuh < 5
Sedimen torak -
Sedimen kristal -
Sedimen epitel sel -
Sedimen lain-lain
14
Pemeriksaan Toleransi Operasi dan Faktor Komorbid
Foto Thorax (1 3 /0 8 /2013)
- Corakan bronchovaskular dalam batas normal
- Tidak tampak proses spesifik aktif dan lesi-lesi noduler pada kedua paru