7/26/2019 Butter and Buttermilk_D5_13.70.0062_Dayvelin Samantha
1/22
Acara III
BUTTER & BUTTERMILK
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM
TEKNOLOGI PENGOLAHAN SUSU
Disusun oleh :
Dayvelin Samantha
13.70.0062
Kelompok D5
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIANUNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
SEMARANG
2016
7/26/2019 Butter and Buttermilk_D5_13.70.0062_Dayvelin Samantha
2/22
1
1. PENDAHULUAN
1.1.Topik
Praktikum Teknologi Pengolahan Susu mengenai bab Butterdan Buttermilkdilakukan
oleh kloter D pada hari Rabu, 1 Juni 2016 pukul 15.00 di Laboratorium Rekayasa
Pangan bersamaan dengan pengamatan es krim dan praktikum susu kental manis.
Selama praktikum, praktikan didampingi oleh asisten dosen praktikum Teknologi
Pengolahan Susu yaitu Graytta Intannia dan Tjan, Ivana C dan Hedrianus Supriyana
selaku laboran. Praktikan harus memakai jas lab, sepatu tertutup, dan bagi praktikan
yang memiliki rambut panjang wajib mengikat rambutnya. Setelah memasuki
laboratorium dan semua kelompok sudah lengkap, asisten dosen memberikan instruksi
langkah kerja yang harus dilakukan. Setelah itu, praktikan dapat langsung memulai
praktikum. Pada praktikum ini, dilakukan proses pengocokan whipped cream sampai
terbentuk 2 produk yaitu butter dan buttermilk yang kemudian akan dilakukan analisa
sensori (warna, rasa, aroma, dan tekstur) dan fisik (penampakan dan rendemen). Kuis
mengenai susu pasteurisasi diberikan pada hari yang sama di bagian akhir praktikum.
Sebelum pulang, praktikan diharuskan membersihkan alat-alat yang digunakan dan
mengembalikannya ke tempat semula. Praktikum berakhir sekitar pukul 17.00.
Praktikan juga melengkapi hasil pengamatan di modul dan diacc oleh asisten dosen
yang bersangkutan.
1.2.Tujuan Praktikum
Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk dapat membuat mustard butter yang
tidak difermentasi dan memahami prinsip pembuatannya.
7/26/2019 Butter and Buttermilk_D5_13.70.0062_Dayvelin Samantha
3/22
2
2. HASIL PENGAMATAN
2.1.Foto Butter
Foto mengenai produk butter dapat dilihat pada gambar 1.
(a) (b) (c) (d) (e)
Gambar 1. (a) Kelompok D1, (b) kelompok D2, (c) kelompok D3, (d) kelompok D4,
dan (e) kelompok D5
2.2.Foto Buttermilk
Foto mengenai produk butter dapat dilihat pada gambar 2.
(a) (b) (c) (d) (e)
Gambar 2. (a) Kelompok D1, (b) kelompok D2, (c) kelompok D3, (d) kelompok D4,
dan (e) kelompok D5
2.3.Hasil Uji Sensori dan Fisik Butterdan Buttermilk
Hasil pengamatan mengenai uji sensori dan fisik butter dan buttermilk dapat dilihat
pada tabel 1.
Tabel 1. KarakteristikButterdanButtermilk
Kel ProdukFisik Rendemen
(%)Warna Rasa Aroma Tekstur Penampakan
7/26/2019 Butter and Buttermilk_D5_13.70.0062_Dayvelin Samantha
4/22
3
D1
Butter ++ +++ + +++
Punya body,
tidak mudah
dioles,
creamy
31,64
Buttersetelah
disimpan
di kulkas
++ ++ + +
Punya body,tidak mudah
dioles,
creamy
Buttermilk + ++++ + -Sedikit
creamy66,62
D2
Butter ++ +++ + +++
Punya body,
tidak mudah
dioles,
creamy
28,90
Butter
setelah
disimpan
di kulkas
++ ++ + +
Punya body,
tidak mudah
dioles,
creamy
Buttermilk + ++++ + -Sedikit
creamy65,00
D3
Butter ++ +++ + +++
Punya body,
tidak mudah
dioles,
creamy
32,61
Butter
setelah
disimpan
di kulkas
++ ++ + +
Punya body,
tidak mudah
dioles,
creamy
Buttermilk + ++++ + -Sedikit
creamy63,33
D4 Butter ++++ ++ +++ ++++
Tidak punya
body, mudah
dioles, sangat
creamy
35,89
Butter
setelah
disimpan
di kulkas
++++ ++ +++ +++
Punya body,
mudah
dioles, sangat
creamy
Buttermilk ++ ++ ++ - Tidakcreamy 56,67
7/26/2019 Butter and Buttermilk_D5_13.70.0062_Dayvelin Samantha
5/22
4
D5 Butter +++ ++ +++ ++++
Tidak punya
body, mudah
dioles, sangat
creamy
25,55
Buttersetelah
disimpan
di kulkas
+++ ++ +++ +++
Punya body,mudah dioles,
sangat
creamy
Buttermilk ++ ++ ++ - Tidak creamy 46,67
Keterangan :
Warna
+ : putih
++ : agak kuning
+++ : kuning
++++ : sangat kuning
+++++ : coklat
Rasa
+ : tidak enak
++ : agak enak
+++ : enak
++++ : sangat enak
Penampakan
Punya body atau
tidak
Mudah dioles atau
tidak Creamy atau tidak
Aroma
+ : tidak kuat
++ : agak kuat
+++ : kuat
++++ : sangat kuat
Tesktur
+ : kasar/keras
++ : agak kasar/agak keras
+++ : lembut
++++ : sangat lembut
Berdasarkan tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa produk yang dibuat dalam praktikum
ini adalah butter dan buttermilkyang dianalisa secara sensoris dan fisik. Pada analisa
sensori dilakukan analisa warna, rasa, aroma, dan tekstur. Secara keseluruhan, warna
yang dihasilkan dari butter yang dibuat oleh kelompok D1, D2, dan D3 adalah agak
kuning, sedangkan pada kelompok D4 dan D5 adalah sangat kuning dan kuning. Untuk
produk buttermilk yang dibuat oleh kelompok D1, D2, dan D3 adalah putih, sedangkan
pada kelompok D4 dan D5 adalah agak kuning. Pada parameter rasa untuk butter dan
buttermilk yang dibuat oleh kelompok D1, D2, dan D3 adalah enak, sedangkan pada
kelompok D4 dan D5 adalah agak enak. Pada parameter aroma untuk butter dan
buttermilk yang dibuat oleh kelompok D1, D2, dan D3 adalah tidak kuat, sedangkan
pada kelompok D4 dan D5 adalah kuat. Pada parameter tekstur untuk butter yang dibuatoleh kelompok D1, D2, dan D3 adalah lembut, sedangkan pada kelompok D4 dan D5
adalah sangat lembut. Pada analisa fisik parameter penampakan untuk butter kelompok
D1, D2, dan D3 adalah punya body, tidak mudah dioles, dan creamy, sedangkan untuk
kelompok D4 dan D5 adalah tidak punya body, mudah dioles, dan sangat creamy.
Untuk produk buttermilk yang dihasilkan oleh kelompok D1, D2, dan D3 adalah sedikit
creamy, sedangkan untuk kelompok D4 dan D5 tidak creamy. Butter dengan parameter
rendemen tertinggi ada pada kelompok D4 yaitu sebesar 35,89%, sedangkan yang
7/26/2019 Butter and Buttermilk_D5_13.70.0062_Dayvelin Samantha
6/22
5
paling rendah ada pada kelompok D5 yaitu sebesar 25,55%. Untuk buttermilk dengan
parameter rendemen tertinggi ada pada kelompok D1 yaitu sebesar 66,62%, sedangkan
yang paling rendah ada pada kelompok D5 yaitu sebesar 46,67%.
7/26/2019 Butter and Buttermilk_D5_13.70.0062_Dayvelin Samantha
7/22
6
3. PEMBAHASAN
Butter merupakan produk turunan lemak yang terbuat dari susu atau produk yang
diperoleh dari susu khususnya dalam bentuk emulsi water-in-oil (
w
/o) Codex Standard279-1971. Butter termasuk salah satu produk olahan dari susu yang dibuat dengan
proses pemadatan krim, susu segar, atau susu yang sudah difermentasi. Buttertersusun
dari butterfat yang dikelilingi droplet air dan protein susu yang sangat kecil. Pada
pembuatan butter dapat ditambah dengan garam, perisa, ataupun pengawet. Butter
memiliki bentuk yang solid jika disimpan dalam lemari es, tetapi ketika berada di suhu
ruang butterberubah sifat menjadi mudah dioles karena butterakan meleleh pada suhu
32-35oC. Secara fisik butterberwarna kuning pucat di mana warna ini dipengaruhi oleh
jenis susu yang digunakan untuk membuat butter(Anonim, 2007).
Butter adalah produk olahan yang terbuat dari susu dan dibuat melalui proses
pengocokan (churning) sejumlah krim. Mentega yang baik harus mengandung lemak
minimal 83%, kadar air maksimal 16%, kadar protein maksimal 1%. Sebagian besar
lemak yang terdapat dalam mentega adalah asam palmitat, oleat, stearat, dan sejumlah
kecil asam butirat, serta asam lemak sejenis lainnya. Selain itu juga mengandung
sejumlah kecil vitamin A, D dan E, serta sebagai flavoradalah diasetil, butirat dan laktat(Usmiati & Abubakar, 2009). Menurut Barron et al. (1990) dalam Nurrulhidayah (2015)
butter adalah salah satu dari lemak yang dapat dikonsumsi dan memiliki lebih dari 500
jenis asam lemak seperti asam lemak jenuh, asam lemak tidak jenuh tunggal, dan sedikit
kandungan asam lemak tidak jenuh jamak. Di samping itu butter memiliki lebih dari
1300 triasilgliserol tunggal. Shukla et al. (1983) dalam Nurrulhidayah (2015)
menambahkan bahwa pada sektor produk sehari-hari, butter adalah sumber yang baik
akan vitamin yang larut lemak, seperti vitamin A, D, E, dan K sehingga butter memilikiharga yanglebih mahal jika dibandingkan dengan produk sejenis lainnya. Oleh sebab itu
banyak yang meneliti mengenai butter yang dibuat dengan lemak hewani lainnya,
seperti lemak ayam, lemak mutton, dan lemak babi untuk mendapatkan keuntungan
ekonomis.
Butter dalam fase air mengandung garam dan padatan susu bukan lemak. Butter
umumnya terbuat dari susu sapi yang mengandung 3%-4% lemak, kemudian
dikonversikan terlebih dulu menjadi creamyang mengandung 30%-45% lemak. Cream
7/26/2019 Butter and Buttermilk_D5_13.70.0062_Dayvelin Samantha
8/22
7
adalah emulsi lemak dalam air. Perubahan susu menjadi creamdapat dilakukan melalui
proses sentrifugasi, sedangkan proses pembuatan cream menjadi butter dapat dilakukan
melalui proseschurning dankneading. Selama proses churning emulsi lemak dalam air
akan terpecah sehingga menyebabkan inversi atau perubahan fase dari emulsi minyak
dalam air menjadi emulsi air dalam minyak. Pada proses kneading globula lemak akan
berkumpul dan mengkristal membentuk butter dan air yang berlebih akan dikeluarkan
pada akhir proses pembuatan (Gunstone, 2002).
Susu dan krim yang tidak melalui proses homogenisasi akan mengandung butterfat
dalam bentuk globula yang sangat kecil. Globula tersebut dikelilingi oleh membran
fosfolipid (emulsifierasam lemak) dan protein. Globula ini menyebabkan terbentuknya
lapisan pada susu. Butterdibuat dengan mengaduk krim sehingga membran krim akan
rusak dan membuat lemak susu dapat bergabung dan terpisah dari bagian lain. Hasil
akhir dari produk buttersangat dipengaruhi oleh komposisi butterfat. Lemak yang ada
dalam butteradalah lemak bebas, kristal butterfat, dan globula lemak yang tidak rusak.
Butter dengan jumlah kristal yang banyak akan memiliki tekstur akan lebih keras
daripada butteryang mengandung banyak lemak bebas (Anonim, 2007).
Klasifikasi butterberdasarkanflavornya dibagi menjadi :
Unsalted butter
Ripened cream
Salted butter
Memiliki aroma dan rasa yang kurang mencolok dan dapat disimpan dalam jangka
waktu yang lama. Flavor pada butter dihasilkan oleh senyawa diasetil, asam format,
asetat, propionat, dan asetaldehid. Selain itu asam dekanoat, fenol, p-cresol, indol dan
skatol juga mengkontribusiflavordarisweet cream butter (Herschdoefer, 1986). Bahanbaku pada pembuatan butteradalah lemak susu dalam bentuk creamyang nantinya akan
dipisahkan dari susu hingga mengandung 30-35% lemak (Potter & Hotchkiss, 1996).
Tahap pembuatan butterdimulai dari tahap pemisahan krim dan skim pada susu, proses
netralisasi dengan basa, pasteurisasi, pendinginan, pewarnaan (bila perlu), pengocokan,
penggaraman (bila perlu), dan peremasan (Usmiati & Abubakar, 2009). Butter adalah
produk yang memiliki bentuk padat yang lunak dan terbuat dari lemak atau krim susu
7/26/2019 Butter and Buttermilk_D5_13.70.0062_Dayvelin Samantha
9/22
8
atau campurannya dengan atau tanpa penambahan garam (NaCl) atau bahan makanan
yang diizinkan (SNI, 1995).
Pengelompokan butter menurut Winarno (1993) adalah : Butteryang dibuat dari krim manis (sweet cream) atau krim asam (sour cream).
Butteryang dibuat tidak mengalami penyimpanan (segar) dan yang telah mengalami
penyimpanan.
Butteryang digarami atau yang tidak digarami.
Butteryang dibuat dari krim yang telah dipasteurisasi (pasteurized cream) atau tanpa
pasteurisasi (unpasteurized cream).
Butter yang dibuat dari krim yang diperam (ripened cream) atau yang tidak diperam.
Pengelompokan butter menurut Herschdoefer (1986) :
Flavoured butter : dibuat dengan mematangkan krim atau krim asam.
Sweet cream butter : dibuat tanpa menggunakan starter.
Buttermilk adalah produk samping (by product) dari proses pembuatan butter.
Buttermilk terbagi menjadi 2 macam yaitu sweet cream buttermilk dan sour cream
buttermilk. Sweat cream buttermilk diproses melalui pasteurisasi cream dengan kultur
starter butter setelah pemisahan dengan lemak butter sehingga disebut juga fermented
buttermilk. Sour cream buttermilk fermentasinya dilakukan sebelum pemisahan dengan
lemak butter. Pada buttermilk jenis ini ada kerusakan off-flavour yang disebut metalic
off-flavour (Smit, 2003). Definisi buttermilkmenurut Codex Standard192-1995 adalah
cairan yang mirip dengan susu bebas lemak dan didapatkan dari sisa proses pembuatan
butter. Selain itu buttermilk juga dapat diproduksi dari proses fermentasi susu skim
dengan menggunakan asam spontan oleh bakteri asam laktat, bakteri pembentuk aroma,
ataupun dengan menggunakan inokulasi kultur murni bakteri pada susu yang
dipanaskan.Buttermilkjuga dapat dipanaskan atau disterilisasi.
Pada praktikum ini dilakukan proses pembuatan butter dan buttermilk. Untuk membuat
butter yang harus dilakukan adalah menyiapkan 300 ml krim yang ditimbang beratnya
lalu berat krim juga ditimbang. Pada kelompok D1, D2, dan D3 menggunakan susu
krim merk Roselle, sedangkan kelompok D4 dan D5 menggunakan krim merk Elle
and vire. Bahan yang digunakan sesuai dengan pernyataan dari Potter & Hotchkiss
7/26/2019 Butter and Buttermilk_D5_13.70.0062_Dayvelin Samantha
10/22
9
(1996) bahwa bahan baku dalam pembuatan butter dan buttermilk adalah lemak susu
yang berbentuk cream yang kemudian dipisahkan hingga mengandung 30%-35%
lemak. Kemudian krim dilakukan pengocokan dengan menggunakan mixer kecepatan
tinggi sampai terpisah antara lemak dan buttermilk. Pengocokan ini disebut juga dengan
proses churning yang berfungsi untuk memisahkan lemak atau butter dari buttermilk.
Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Gunstone (2002) yang menyatakan bahwa selama
proses churning emulsi lemak dalam air akan terpecah sehingga menyebabkan inversi
atau perubahan fase dari emulsi minyak dalam air menjadi emulsi air dalam minyak.
Boode, dkk (1993) dalam Ronholt (2014) menyatakan bahwa semakin singkat waktu
proses churning dan pedinginan yang lama akan menghasilkan kristal yang besar
diantara droplet-droplet minyak. Selama proses churning,jaringan kristal tersebut akan
bekerja sebagai agen pengikis yang akan menembus membran globula lemak pada susu.
Kristal yang semakin besar akan menyebabkan membran globula lemak menjadi rusak
sehingga membuat perubahan fase dari oil in water menjadi emulsi water in oil.
Wiking, dkk (2009) dalam Ronholt (2014) mengungkapkan bahwa pendinginan yang
cepat akan membentuk kristal yang kecil sehingga jaringan kristal tersebut akan lebih
kuat jika dibandingkan dengan pendinginan yang lama di mana semakin besar kristal
memperkecil pembentukan jaringan dan menghasilkan jaringan yang lemah.
Lalu mixer dimatikan dan didiamkan hingga semua lemak naik ke atas. Lemak yang ada
dipisahkan dari buttermilk dengan cara menyaring buttermilk dengan kain saring dan
memisahkannya ke wadah lain.Butter ditekan untuk mengeluarkan sisa-sisa buttermilk.
Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Gunstone (2002) bahwa pada proses kneading
globula lemak akan berkumpul dan mengkristal membentuk butter dan air yang berlebih
akan dikeluarkan pada akhir proses pembuatan. Buttermilk yang telah terpisah
kemudian ditimbang. Lalu diamati karakter produk yang dihasilkan secara fisik dan
sensori. Butter yang telah dianalisa kemudian ditutup dengan cling wrap dan
dimasukkan ke dalam kulkas selama 1 jam kemudian diamati kembali secara fisik dan
sensoris. Menurut Winarno & Fernandez (2007) proses pendinginan di dalam kulkas
berfungsi untuk memperkecil ukuran kristal lemak, memperbanyak, dan memadatkan
lemak sehingga butter tersebut lebih memiliki struktur atau dapat dioles. Rendemen
butteryang dihasilkan dihitung dengan membagi antara berat butter dengan berat awal
7/26/2019 Butter and Buttermilk_D5_13.70.0062_Dayvelin Samantha
11/22
10
dan dikalikan dengan 100%, sedangkan rendemen buttermilk dihitung dengan membagi
volume buttermilk dengan volume awal dan dikalikan dengan 100%.
Prinsip pembuatan butter dalam praktikum ini sesuai dengan prinsip churningkonvensional dari Walstra et al. (2006). Selain itu juga sesuai dengan pernyataan dari
Gunstone (2002) bahwa pembuatan butterdapat dilakukan melalui proses pengocokan
(churning) dan penggumpalan (kneading). Proses penggumpalan pada proses
pembuatan butter di praktikum ini terletak pada penyaringan dan pemerasan lapisan
lemak yang terbentuk sehingga butter terpisah dari cairannya. Lemak yang dihasilkan
merupakan butter, sedangkan cairannya adalah buttermilk. Prinsip pada praktikum ini
tidak sesuai dengan prinsip pembuatan butter yang dinyatakan oleh Usmiati &
Abubakar (2009) bahwa tahap pembuatan butterdimulai dari tahap pemisahan krim dan
skim pada susu, proses netralisasi dengan basa, pasteurisasi, pendinginan, pewarnaan
(bila perlu), pengocokan, penggaraman (bila perlu), dan peremasan. Pada praktikum ini
bahan baku yang digunakan bukan susu tetapi adalah krim sehingga tidak perlu
dipisahkan krim dan skimnya. Selain itu pada praktikum ini tidak dilakukan proses
pasteurisasi, pewarnaan, dan penggaraman. Jadi dapat disimpulkan bahwa butter yang
dibuat dalam praktikum ini dapat digolongkan sebagai unsalted butter.
Jika dilihat dari hasil pengamatan yang ada maka dapat dibandingkan antara butter dan
buttermilk kelompok D1, D2, dan D3 yang menggunakan whipped cream merk
Roselle dengan butter dan buttermilk kelompok D4 dan D5 yang menggunakan
whipped cream merk Elle and vire. Butter dan buttermilk yang dihasilkan oleh
kelompok yang menggunakan whipped cream merk Elle and vire memiliki warna
yang lebih kuning, aroma yang lebih kuat, dan tekstur yang lebih lembut daripada merk
Roselle. Untuk parameter rasa, butter dan buttermilk yang dihasilkan dari whippedcream merk Roselle memiliki rasa yang lebih creamy dan enak serta memiliki
persentase rendemen yang lebih tinggi daripada butter dan buttermilk yang dibuat
dengan menggunakan whipped cream merk Elle and vire. Jadi dapat disimpulkan
bahwa butter dan buttermilk yang dihasilkan antara kedua merk whipped cream
memiliki karakteristik yang berbeda. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan
kandungan bahan yang ada pada whipped creaam, misalnya lemak. Pada whipped
cream merk Elle and vire memiliki kandungan lemak yang lebih tinggi daripada merk
7/26/2019 Butter and Buttermilk_D5_13.70.0062_Dayvelin Samantha
12/22
11
Roselle yaitu sebesar 35,1%. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Anonim (2007)
yang menyatakan bahwa hasil akhir dari produk butter sangat dipengaruhi oleh
komposisi butterfat. Hercshdoefer (1986) juga menyatakan bahwa tekstur butter
dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya jumlah lemak yang ada, metode proses
produksi, bentuk kristal lemak, suhu penyimpanan, jenis lemak, metode pendinginan
krim, dan working butter. Kandungan lemak pada whipped cream merk Elle and vire
lebih tinggi daripada whipped cream merk Roselle sehingga menghasilkan
karakteristik butter dan buttermilk yang berbeda dari parameter warna menjadi lebih
kuning, aromanya menjadi lebih kuat, dan teksturnya menjadi lebih lembut. Tetapi
untuk parameter rasa kurang sesuai karena seharusnya butter dan buttermilk dari
whipped cream merk Elle and vire menjadi lebih enak dan creamy. Hal ini dapat
disebabkan karena sensori yang dilakukan oleh panelis bersifat sangat subjektif dan
bergantung pada selera setiap konsumen/panelis (Hercshdoefer, 1986).
Usmiati & Abubakar (2009) menyatakan bahwa mutu butter yang dihasilkan
dipengaruhi oleh kualitas krim yang digunakan dan proses penanganan selanjutnya.
Krim yang telah terkontaminasi olehyeastatau bakteri memiliki rasa yang kurang enak.
Kontaminasi juga bisa berasal dari peralatan yang dipakai untuk mencuci/memisahkan
mentega. Rasa butter yang kurang enak dapat disebabkan karena hilangnya gas CO2dan
gas O2 karena proses pemanasan dan adanya perubahan protein susu yang dapat
mempengaruhi rasa pada saat susu dimasak (Bennion & Hughes, 1975). Senyawa dalam
butter yang berkontribusi memberikan flavor adalah gugus karbonil, ketonil, dan
aldehidik. Off-flavor yang sering terjadi adalah ketengikan karena adanya kerusakan
bakteriologis. Selain itu cheesiness dapat terjadi karena adanya pemecahan komponen
protein pada butter. Adanya asam yang tinggi pada butter disebabkan oleh proses yang
kurang baik sehingga menyebabkan inversi berlebihan (Kosikowski, 1977).
Berdasarkan hasil pengamatan mengenai butter yang ada di suhu ruang dan yang
disimpan selama 1 jam dalam kulkas tidak banyak bahkan tidak mengalami perubahan.
Pada butter yang dibuat dengan menggunakan whipped cream merk Roselle memiliki
dan whipped cream merk Elle and vire memiliki warna yang tidak berubah yaitu tetap
kuning. Secara parameter warna, rasa, tekstur, dan aroma juga tidak mengalami
perubahan setelah disimpan selama 1 jam dalam kulkas. Warna butter tetap kuning,
7/26/2019 Butter and Buttermilk_D5_13.70.0062_Dayvelin Samantha
13/22
12
sedangkan buttermilk tetap kuning dan putih. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari
Smith (2003) yang menyatakan bahwa warna kuning pada butter disebabkan karena
adanya kandungan lemak dalam krim yang digunakan dan semakin tinggi kandungan
lemak dalam krim maka warna butter juga akan semakin kuning. Saleh (2004)
menyatakan bahwa warna kuning pada butterdisebabkan karena adanya karoten yang
terkandung dalam krim.
Dari segi tekstur seharusnya butter yang disimpan dalam kulkas selama 1 jam
mengalami pengkristalan lemak sehingga tekstur menjadi lebih keras. Hal ini sesuai
dengan pernyataan dari Anonim (2007) yang menyatakan bahwa buttermemiliki bentuk
yang solid jika disimpan dalam lemari es, tetapi ketika berada di suhu ruang butter
berubah sifat menjadi mudah dioles karena butter akan meleleh pada suhu 32-35oC.
Secara fisik butterberwarna kuning pucat di mana warna ini dipengaruhi oleh jenis susu
yang digunakan untuk membuat butter. Butterdengan jumlah kristal yang banyak akan
memiliki tekstur akan lebih keras daripada butter yang mengandung banyak lemak
bebas. Tetapi dari hasil praktikum yang ada, butter tidak mengalami perubahan tekstur
justru tetap lembut. Menurut Bobe et al. (2003) asam lemak tidak jenuh akan membuat
butter bersifat mudah dioles dan lembut. Lee & Jackson (1980) menambahkan bahwa
tekstur butter dipengaruhi oleh tipe dan jenis lemak yang ada, suhu penyimpanan,
bentuk kristal lemak, dan metode pembuatan.
Penampakan butter yang disimpan di dalam kulkas selama 1 jam dan sebelum disimpan
tidak mengalami perubahan. Penampakan pada butter yang menggunakan whipped
cream merk Roselle adalah tetap punya body, tidak mudah dioles, dan creamy,
sedangkan butter yang dibuat dengan whipped cream merk Elle and vire tetap
memiliki penampakan tidak punya body, mudah dioles, dan sangat creamy. MenurutHerschdoefer (1986) bodybutter dipengaruhi oleh suhu, lamanya waktu penyimpanan
pada suhu tertentu, metode pembuatan, dan struktur kimia lemak. Spreadability atau
kemudahan dioles adalah sifat kompleks dari butter yang berhubungan dengan
viskositas dan perubahan seiring dengan adanya tekanan dan perubahan suhu. Jenis
lemak, metode pendinginan krim, dan working dari butterini juga dapat mempengaruhi
spreadability. Menurut Kaufmann, dkk (2012) dalam Ronholt (2014) umumnya produk
7/26/2019 Butter and Buttermilk_D5_13.70.0062_Dayvelin Samantha
14/22
13
seperti butter ditambah dengan minyak sayur, seperti canola oil untuk mendapatkan
tekstur yang lembut dan kemudahan untuk dioles.
Buttermilk yang dihasilkan dari whipped cream merk Roselle memiliki warna putih,rasa yang enak, aroma yang tidak kuat, dan penampakannya sedikit creamy, sedangkan
buttermilk yang dihasilkan dari whipped cream merk Elle and vire memiliki warna
agak kuning, rasa yang agak enak, aroma yang kuat, dan penampakannya tidak creamy.
Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Sodini et al. (2006) yang menyatakan bahwa
buttermilk ini memiliki flavor seperti susu, manis, dan seperti mentega. Heiler &
Schieberle (1996) menambahkan bahwa komposisi buttermilk adalah air sebanyak
90,7%, gula sebanyak 4,6%, protein sebanyak 3,5%, mineral sebanyak 0,7%, dan lemak
sebanyak 0,5%. Selain itu buttermilk juga mengandung kalsium, kalium, vitamin B12,
riboflavin, fosfor, dan kandungan lemaknya yang lebih rendah jika dibandingkan susu
biasa. Smith (2003) menyatakan bahwa kualitas buttermilk ditentukan dari krim yang
digunakan untuk membuat butter.
Buttermilk yang terlalu encer disebabkan karena adanya padatan bukan lemak yang
rendah dalam susu, suhu penyimpanan yang terlalu tinggi, keasaman yang terlalu
rendah ketika curd pecah, pengadukan yang berlebih, dan adanya bakteri yang
mencerna protein. Buttermilkmemiliki penampakan yang cair atau tidak terlalu kental
maupun tidak terlalu encer karena jika asam terlalu tinggi maka curd pecah,
pengadukan tidak kurang maupun berlebih, padatan non fat tidak rendah, dan tidak
adanya bakteri pencerna protein. Buttermilk yang terlalu kental disebabkan keasaman
yang terlalu tinggi, suhu penyimpanan yang terlalu rendah, dan kurangnya agitasi saat
pendinginan (Kosikowski, 1977).
Buttermilk adalah produk samping (by product) dari proses pembuatan butter.
Buttermilk terbagi menjadi 2 macam yaitu sweet cream buttermilk dan sour cream
buttermilk. Sweat cream buttermilk diproses melalui pasteurisasi cream dengan kultur
starter butter setelah pemisahan dengan lemak butter sehingga disebut juga fermented
buttermilk. Sour cream buttermilk fermentasinya dilakukan sebelum pemisahan dengan
lemak butter. Pada buttermilk jenis ini ada kerusakan off-flavour yang disebut metalic
off-flavour (Smit, 2003). Definisi buttermilkmenurut Codex Standard192-1995 adalah
7/26/2019 Butter and Buttermilk_D5_13.70.0062_Dayvelin Samantha
15/22
14
cairan yang mirip dengan susu bebas lemak dan didapatkan dari sisa proses pembuatan
butter. Selain itu buttermilk juga dapat diproduksi dari proses fermentasi susu skim
dengan menggunakan asam spontan oleh bakteri asam laktat, bakteri pembentuk aroma,
ataupun dengan menggunakan inokulasi kultur murni bakteri pada susu yang
dipanaskan. Buttermilk juga dapat dipanaskan atau disterilisasi. Heiler & Schieberle
(1996) menambahkan bahwa komposisi buttermilk adalah air sebanyak 90,7%, gula
sebanyak 4,6%, protein sebanyak 3,5%, mineral sebanyak 0,7%, dan lemak sebanyak
0,5%. Selain itu buttermilkjuga mengandung kalsium, kalium, vitamin B12, riboflavin,
fosfor, dan kandungan lemaknya yang lebih rendah jika dibandingkan susu biasa.
Menurut Sodini, dkk (2006) dalam Lonkar, dkk (2011) buttermilk mengandung semua
komponen yang larut dalam air, seperti protein susu, laktosa, dan mineral. Selain itu
juga termasuk senyawa lain seperti fosfotidil kolin atau lesitin yang merupakan turunan
dari membran globula lemak yang rusak selama proses churning dan mempengaruhi
karakteristik buttermilk. Dalam kehidupan sehari-hari, buttermilk digunakan sebagai
bahan dalam industri makanan karena memiliki kemampuan mengemulsi dan
memberikan dampak yang baik pada flavor makanan. Hal ini juga sesuai dengan
pernyataan dari Spitsberg (2005) dalam Vanderghem (2010) Buttermilk mengandung
laktosa, mineral, kasein, dan serum protein yang dapat diekstrak dan dimurnikan
menjadi banyak aplikasi jenis makanan maupun bukan makanan. Sebagai tambahan,
buttermilk memiliki kandungan yang tinggi akan membran globula lemak yang
berhubungan dengan fase cair selama churning creamatau destabilisasi globula lemak
susu. Ini mengandung protein yang spesifik dan lemak polar yang unik dan
berhubungan erat dengan struktur yang kompleks. Beberapa dari membran globula
lemak susu mempunyai keuntungan dalam kesehatan.
Chandan, dkk (2008) dalam Lonkar, dkk (2011) menyatakan bahwa buttermilk bubuk
adalah produk yang dihasilkan dengan menghilangkan kadar air dari buttermilk cair
yang merupakan turunan dari proses churningpada butter. Jinjarak, dkk (2006) dalam
Lonkar (2011) menambahkan bahwa komposisi dari buttermilk bubuk hampir sama
dengan susu skim bubuk, tetapi buttermilk mengandung lebih banyak lemak dan
komponen membran globula lemak. Membran globula lemak fosfolipid, khususnya
spingomyelin diketahui memiliki efek keuntungan bagi kesehatan yaitu dapat mencegah
potensi kanker dan mengontrol pertumbuhan sel kanker. Hal ini sesuai dengan
7/26/2019 Butter and Buttermilk_D5_13.70.0062_Dayvelin Samantha
16/22
15
pernyataan dari Salhab (1998) dalam Bahrami (2015) yang menyatakan bahwa
komposisi kimia dari buttermilk dipengaruhi oleh metode produksi, sumber susunya
sendiri, dan kandungan air yang ditambahkan selama proses churning. Pal & Garg
(1989) dalam Bahrami (2015) menambahkan bahwa buttermilk memiliki komposisi
yang hampir sama dengan susu skim kecuali pada tingginya kandungan fosfolipid dan
kandungan fragmen membran globula lemak. Menurut El-Sayed et al. (2006) dalam
Bahrami (2015) keju oles yang mengandung 30% buttermilk secara signifikan
mengurangi total dan kandungan kolestrol lipoprotein ketika diberikan kepada tikus.
Wong and Kitts (2003) dalam Bahrami (2015) juga menambahkan bahwa buttermilk
padat sudah dibuktikan bahwa memiliki sifat antioksidan yang tinggi dan dapat
digunakan untuk menstabilkan matriks pada makanan terhadap reaksi peroksidasi
lemak.
Menurut Federal Food and Drug Administration cultured buttermilk adalah produk
yang diperoleh dari susu skim atau sebagian susu skim yang sudah dipasteurisasi
kemudian diasamkan dengan kultur bakteri asam laktat. Cultured buttermilk
mengandung minimal 8,5% padatan susu bukan lemak. Kualitas cultured buttermilk
dipengaruhi proses fermentasi laktosa menjadi asam laktat oleh Streptococcus,
Lactobacillus, atau oleh kombinasi bakteri tersebut. Selain itu terdapat juga bakteri
penghasil flavor dan produk ini tidak mengandung alkohol (Kosikowski, 1977).
Cultured buttermilkumumnya mengandung 90% air, 5% laktosa, 3% kasein, 2% butter
milk dari lemak susu. Pada susu skim maupun non-skim sejumlah laktosa diubah oleh
bakteri asam laktat menjadi asam laktat sehingga menghasilkan rasa asam. Selain itu
buttermilk ini menjadi lebih mudah dicerna oleh penderita lactose intolerant. Cultured
buttermilk biasanya lebih bersinar daripada whey butter. Whey butter memiliki warna
yang lebih kuning daripada sweet cream butter. Whey butter juga lebih mudah
menyerap, memiliki flavoryang lebih nutty, dan memiliki bau yang lebih menyengat
daripada sweet cream butter dan cultured buttermilk. Cultured buttermilk lebih
memiliki mouth coating, rasa dan bau tengik, serta flavor yang lebih grassy daripada
yang lain (Jinjarak, et al., 2006).
7/26/2019 Butter and Buttermilk_D5_13.70.0062_Dayvelin Samantha
17/22
16
4. KESIMPULAN
Proses pembuatan cream menjadi butter dapat dilakukan melalui proseschurning
dankneading.
Pada proses churning emulsi lemak dalam air akan terpecah sehingga menyebabkan
inversi atau perubahan fase dari emulsi minyak dalam air menjadi emulsi air dalam
minyak.
Pada proses kneading globula lemak akan berkumpul dan mengkristal membentuk
butter dan air yang berlebih akan dikeluarkan pada akhir proses pembuatan.
Prinsip pembuatan butter dalam praktikum ini sesuai dengan prinsip churning
konvensional.
Tekstur butter dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya jumlah lemak yang
ada, metode proses produksi, bentuk kristal lemak, suhu penyimpanan, jenis lemak,
metode pendinginan krim, dan working butter.
Semakin tinggi kadar lemak pada whipped cream maka warna semakin kuning, rasa
semakin creamy, aromanya kuat, dan tekstur akan semakin lembut.
Warna kuning pada butterdisebabkan karena adanya kandungan lemak dalam krim.
Butter memiliki bentuk yang solid jika disimpan dalam lemari es, tetapi ketika
berada di suhu ruang butterberubah sifat menjadi mudah dioles karena butterakan
meleleh pada suhu 32-35oC.
Buttermilk adalah produk samping dari proses pembuatan butter.
Komposisi buttermilk adalah air sebanyak 90,7%, gula sebanyak 4,6%, protein
sebanyak 3,5%, mineral sebanyak 0,7%, lemak sebanyak 0,5%, kalsium, kalium,
vitamin B12, riboflavin, fosfor.
Semarang, 10 Juni 2016
Praktikan, Asisten Dosen,
Kelompok D5 - Graytta Intannia
Dayvelin Samantha
13.70.0062
7/26/2019 Butter and Buttermilk_D5_13.70.0062_Dayvelin Samantha
18/22
17
5. DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2007). Butter Manufacture.
Barron, L.J.R., Hierro, M.T.G. and Santa-Mara, G. 1990. HPLC and GLC analysis of
the triglyceride composition of bovine, ovine and caprine milk fat. Journal of
Dairy Research 57: 517-526. dalam Nurrulhidayah, dkk. 2015. Detection of butter
adulteration with lard using differential scanning calorimetry. International Food
Research Journal 22(2): 832-839. Malaysia.
Bennion, M. & O. Hughes. (1975). Introductory Foods. Macmillan Publishing Co., Inc.
New York.
Bobe, G; Hammond, E. G.; Freeman, A. E.; Lindberg, G. L. & Beitz D. C. (2003).Texture of Butter from Cows with Different Milk Fatty Acid Compositions.
Boode, K., Walstra, P., & de Groot-Mostert, A. E. A. (1993). Partial coalescence in
oilin- water emulsions. 2. Influence of the properties of the fat. Colloids and
Surfaces A: Physicochemical and Engineering Aspects, 81, 139e151. Dalam
Ronholt, S., dkk. 2014. Effect of cream cooling rate and water content on butter
microstructure during four weeks of storage. Food Hydrocolloids 34 (2014) 169-
176. Denmark.
Chandan, R.C., A. Kilara and N.P. Shah, 2008. Dairy processing and quality assurance.Willy-blackwell publishing USA., pp:1-21 and 319-325. Dalam Lonkar, S.P, dkk.
2011. Development of Instant Mattha Mix. World Journal of Dairy & Food
Sciences 6(2) : 125-129. India.
Codex Stan 192-1995, Rev. 7-2006. Codex General Standard For Food Additives.
Codex Stan 279-1971. Codex Standard For Butter.
El-Sayed, M. S., Samah, M. E. S., Hamed, I. M., Asker, A. A., Hamza wi, L. F. and El-Sayed, M. M. 2006. Plasma lipid profile of rats fed on processed cheese spread
enriched with buttermilk concentrate.Egyptian Journal of Dairy Science 34: 169-
174. Dalam Bahrami, Masoud., dkk. 2015. Mixing sweet cream buttermilk with
whole milk to produce cream cheese. Irish Journal of Agricultural and Food
Reasearch 54(2), 73-75. Iran.
Gunstone, F. D. (2002). Food Application of Lipid, in Food Lipids: Chemistry,
Nutrition & Biotechnology, Second Edition, Revised & Expanded. Ed. Akoh, C.C
& D. B. Min. Marcel Dekker, Inc. New York.
7/26/2019 Butter and Buttermilk_D5_13.70.0062_Dayvelin Samantha
19/22
18
Heiler, C. And P. Schieberle. (1996). Studies on the Metalic Off Flavour in Buttermilk:
identification of potent aroma compuound. Lebenson Wiss U. Technol. 29. 460-
464.
Herschdoefer, S. M. (1986). Quality Control in the Food Industry Volume 2.Academic
Press.London.
Jinjarak, et al. (2006). Sensory, Functional, and Analytical Comparisons of Whey
Butter with Other Butters.
Jinjarak, S., A. Olabi., R. Jimenez-Florez, I. Sodini and J.H. Walkar, 2006. Sensory
evaluation of the whey and sweet cream buttermilk, J. Dairy, Sci., 89:2441-2450.
Dalam Lonkar, S.P, dkk. 2011. Development of Instant Mattha Mix. World
Journal of Dairy & Food Sciences 6(2) : 125-129. India.
Kaufmann, N., Andersen, U., & Wiking, L. (2012). The effect of cooling rate and
rapeseed oil addition on the melting behaviour, texture and microstructure of
anhydrous milk fat. International Dairy Journal, 25, 73e79. Dalam Ronholt, S.,
dkk. 2014. Effect of cream cooling rate and water content on butter microstructure
during four weeks of storage.Food Hydrocolloids 34 (2014) 169-176. Denmark.
Kosikowski, F. V. (1977). Cheese and Fermented Milk Foods. Edwards Brother, Inc.
USA.
Lee, R. & E.B. Jackson. (1980). Sugar Confectionery and Chocolate Manufacture.
Leonard Hill. Glasgow.
Pal, D. and Garg, F. C. 1989. Studies on the utilization of sweet-cream buttermilk in
manufacturing of paneer. Journal of Food Science Technology. 26: 259-564.
Dalam Bahrami, Masoud., dkk. 2015. Mixing sweet cream buttermilk with whole
milk to produce cream cheese. Irish Journal of Agricultural and Food Reasearch
54(2), 73-75. Iran.
Potter, N. N & J. H. Hotchkiss. (1996). Food Scince Fifth Edition.CBS Publishers &
Distributors.New Delhi.
Saleh, Eniza. (2004). Teknologi Pengolahan Susu dan Hasil Ternak.
Salhab, H. 1998. The application ultrafiltration in the manufacture of cream cheese.
M.Sc. thesis, Alberta Univ., Edmonton, Canada. Dalam Bahrami, Masoud., dkk.
2015. Mixing sweet cream buttermilk with whole milk to produce cream cheese.
Irish Journal of Agricultural and Food Reasearch 54(2), 73-75. Iran.
7/26/2019 Butter and Buttermilk_D5_13.70.0062_Dayvelin Samantha
20/22
19
Shukla, V.K.S., Schiotz Nielsen, W. and Batsberg, W. 1983. A Simple and Direct
Procedure for the Evaluation of Triglyceride Composition of Cocoa Butters by
High Performance Liquid Chromatography-A Comparison with the Existing TLC-
GC Method. Fette Seifen An-strichm. 85: 274-278. dalam Nurrulhidayah, dkk.
2015. Detection of butter adulteration with lard using differential scanningcalorimetry.International Food Research Journal 22(2): 832-839. Malaysia.
Smith, G. (2003). Dairy Processing. Woodhead Publishing Limited. Cambridge.
Sodini, I., P. Morin, A. Olabi, dan R.J Flores. (2006). Compositional and Functional
Properties of Buttermilk: A Comparison Between Sweet, Sour, and Whey
Buttermilk.
Sodini, I., P. Mortin, A. Olabi, dan R. Jimenez-flores, 2006. Compositional andfunctional properties of Buttermilk : A comparison between sweet-sour and whey
buttermilk, J. Dairy Sci., 89:525-536. Dalam Lonkar, S.P, dkk. 2011.
Development of Instant Mattha Mix. World Journal of Dairy & Food Sciences
6(2) : 125-129. India.
Spitsberg V.L., 2005. Invited review: bovine milk fat globule membrane as a potential
nutraceutical. J. Dairy Sci., 88, 2289-2294. Dalam Vanderghem, Caroline, dkk.
2010. Milk fat globule membrane and buttermilk : from composition to
valorization.Biotechnol. Agron. Soc. Environ. 14(3), 485-500.Belgium.
Usmiati & Abubakar. (2009). Teknologi Pengolahan Susu. Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Pascapanen Pertanian. Bogor.
Walstra, P., J. T. M. Woulters & T. J. Geurts. (2006). Dairy Science and Technology.
2ndEd.Taylor & Francis Group, LTC. Boca Raton.
Wiking, L., De Graef, V., Rasmussen, M., & Dewettinck, K. (2009). Relations between
crystallisation mechanisms and microstructure of milk fat. International Dairy
Journal, 19, 424e430. Dalam Ronholt, S., dkk. 2014. Effect of cream cooling rate
and water content on butter microstructure during four weeks of storage. FoodHydrocolloids 34 (2014) 169-176. Denmark.
Winarno, F. G.(1993). Pangan:Gizi, Teknologi, dan Konsumen. PT. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.
Winarno, F.G. dan I.E. Fernandez. (2007). Susu dan Produk Fermentasinya. M-Brio
Press, Bogor.
7/26/2019 Butter and Buttermilk_D5_13.70.0062_Dayvelin Samantha
21/22
20
Wong, P. Y. Y. and Kitts, D .D. 2003. Chemistry of buttermilk solid antioxidant
activity.Journal of Dairy Science. 86: 1541-1547. Dalam Bahrami, Masoud., dkk.
2015. Mixing sweet cream buttermilk with whole milk to produce cream cheese.
Irish Journal of Agricultural and Food Reasearch 54(2), 73-75. Iran.
7/26/2019 Butter and Buttermilk_D5_13.70.0062_Dayvelin Samantha
22/22
21
6. LAMPIRAN
6.1.Perhitungan
Rumus :
Rendemen =berat
berat awal 100%
Rendemen =volume
volume awal 100%
Kelompok D1
Rendemen =106
335 100% = 31,64%
Rendemen = 200300
100% = 66,67%
Kelompok D2
Rendemen =88
303,5 100% = 28,90%
Rendemen =195
300 100% = 65%
Kelompok D3
Rendemen = 101,1310
100% = 32,61%
Rendemen =190
300 100% = 63,33%
Kelompok D4
Rendemen =107,5
299,5 100% = 35,89%
Rendemen =170
300 100% = 56,67%
Kelompok D5
Rendemen =75
293,5 100% = 25,55%
Rendemen =140
300 100% = 46,67%
6.2.Jurnal
6.3.Laporan Sementara