Pengertian Tenaga KerjaPada zaman penjajahan belanda yang dimaksud dengan buruh atau tenaga kerja adalah pekerja kasar seperti kuli, tukang, mandor yang melakukan pekerjaan kasar, sedangkan yang melakukan pekerjaan di kantor baik itu dalam sektor pemerintahan atau non pemerintahan disebut dengan ³karyawan/pegawai´ (White Collar). Tenaga ke rja atau peke rja adalah tiap orang y ang melakukan pekerjaan baik dalam hubungan kerja maupun di luar hubungan kerja yang biasanya disebut dengan buruh bebas misalnya seorang dokter yang membuka praktek, pengacara, penjuan koran/majalah di pinggirjalan, petani yang menggarap lahannya sendiri. Tenaga kerja/buiruh ini disebut dengan istilah swa pekerja. Sedangkan karyawan ialah setiap orang yang melakukan karya/pekerjaan seperti karyawan toko, karyawan buruh, karyawan perusahaan dan karyawan angkatan bersenajata, mereka ini disebut dengan istilah tenaga kerja. Masalah tenaga kerja sudah sangat populer dalam dunia perburuhan/ketenagakerjaan, sebab selain itu juga istilah ini sudah dipergunakan sejak lama bahkan mulai zaman penajajahan Belanda juga karena peraturan perundang-undangan yang lama (sebelum Undang-Undang Nomor 25 tahun 1997 tentang Ketenagakerjaan) menggunakan istilah buruh. Sedangkan dalam kamus besar bahsa Indonesia tenaga kerja diartikan sebagai tenaga kerja adalah setiap orang yang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untukmasyarakat. Pekerja atau tenaga kerja dapat diartikan sebagai orang yang bekerja dengan menerimah upah atau imbalan dalam bentuk lain. Tenaga kerja dapat pula diartikan sebagai setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di luar m aupun di dalam hubungan kerja guna me nghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam UU No 14 Tahun 1969 dijelaskan tentang pengertian tenaga kerja yaitu bahwa tenaga kerja yang dimaksudkan adalah buruh di dalam hubungan kerja. Sedangkan dalam pasal 1 poin 2 Undang- undang No 25 Tahun 1997 dijelaskan tentang pengertian ketenaga kerjaan yang menyebutkan bahwa tenaga kerja adalah se tiap orang yang sedang dalam dan atau akan melakukan pekerjaan, baik di luarmaupun di dalam hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, sedangkan pengertian tenaga kerja oleh Payaman J. Simanjuntak memberikan pengertian bahwa tenaga kerja atau manpower adalah mencakup penduduk yang sudah atau sedang bekerja, yang sedang mencari kerja dan yang melakukan pekerjaan lain seperti sekolah, mengurus rumah tangga d an memiliki batas umur minimal 15 tahun dan batas maksinal 55 tahun, sedangkan dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1957 tidak membedakan antara tenaga kerja perempuan dan laki-laki tetapi memberikan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Pada zaman penjajahan belanda yang dimaksud dengan buruh atau tenaga kerja adalah pekerja
kasar seperti kuli, tukang, mandor yang melakukan pekerjaan kasar, sedangkan yang melakukan
pekerjaan di kantor baik itu dalam sektor pemerintahan atau non pemerintahan disebut dengan³karyawan/pegawai´ (White Collar). Tenaga kerja atau pekerja adalah tiap orang yang melakukan
pekerjaan baik dalam hubungan kerja maupun di luar hubungan kerja yang biasanya disebut dengan buruh
bebas misalnya seorang dokter yang membuka praktek, pengacara, penjuan koran/majalah di pinggir
jalan, petani yang menggarap lahannya sendiri. Tenaga kerja/buiruh ini disebut dengan istilah swa
pekerja. Sedangkan karyawan ialah setiap orang yang melakukan karya/pekerjaan seperti karyawan toko,
karyawan buruh, karyawan perusahaan dan karyawan angkatan bersenajata, mereka ini disebut dengan
istilah tenaga kerja.
Masalah tenaga kerja sudah sangat populer dalam dunia perburuhan/ketenagakerjaan, sebab
selain itu juga istilah ini sudah dipergunakan sejak lama bahkan mulai zaman penajajahan Belanda juga
karena peraturan perundang-undangan yang lama (sebelum Undang-Undang Nomor 25 tahun 1997
tentang Ketenagakerjaan) menggunakan istilah buruh. Sedangkan dalam kamus besar bahsa Indonesia
tenaga kerja diartikan sebagai tenaga kerja adalah setiap orang yang yang mampu melakukan pekerjaan
guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk
masyarakat. Pekerja atau tenaga kerja dapat diartikan sebagai orang yang bekerja dengan menerimah upah
atau imbalan dalam bentuk lain. Tenaga kerja dapat pula diartikan sebagai setiap orang yang mampu
melakukan pekerjaan baik di luar maupun di dalam hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Dalam UU No 14 Tahun 1969 dijelaskan tentang pengertian tenaga kerja yaitu bahwa tenaga
kerja yang dimaksudkan adalah buruh di dalam hubungan kerja. Sedangkan dalam pasal 1 poin 2 Undang-
undang No 25 Tahun 1997 dijelaskan tentang pengertian ketenaga kerjaan yang menyebutkan bahwa
tenaga kerja adalah setiap orang yang sedang dalam dan atau akan melakukan pekerjaan, baik di luar
maupun di dalam hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat, sedangkan pengertian tenaga kerja oleh Payaman J. Simanjuntak memberikan pengertian
bahwa tenaga kerja atau manpower adalah mencakup penduduk yang sudah atau sedang bekerja, yang
sedang mencari kerja dan yang melakukan pekerjaan lain seperti sekolah, mengurus rumah tangga dan
memiliki batas umur minimal 15 tahun dan batas maksinal 55 tahun, sedangkan dalam Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 1957 tidak membedakan antara tenaga kerja perempuan dan laki-laki tetapi memberikan
sebagai manusia dengan segala harkat dan martabatnya perlu mendapatkan hak-hak dasar mereka. Hak-
hak dasar ini telah ditetapkan melalui berbagai konvensi ILO yang disebut core convention yang pada
dasarnya mengatur hak-hak yang fundamental. Hak-hak dasar tersebut telah disepakati oleh masyarakat
internasional dan harus dihormati dan dilaksanakan antara lain adalah hak berserikat.
Dalam Undang-undang tenaga kerja No 13 Tahun 2003 tidak membedakan antara hak tenaga
kerja perempuan dan laki-laki, tetapi lebih banyak menyinggung tentang hak-hak tenaga kerja perempuan
yang sedang hamil atau menyusui. Olehnya itu penulis hanya akan membahas lebih gambang tentang
hak-hak tenaga kerja perempuan tetapi tidak menavikan hak-hak tenaga kerja laki-laki. Dengan
diadakannya perjanjina kerja antar majikan dan buruh/tenaga kerja, itu akan menimbulkan suatu hak dan
kewajiban bagi buruh/tenaga kerja. Bekerja pada pihak lain itu berarti melakukan macam pekerjaan
tertentu di bawah pimpinan pihak lainnya (majikan) dan karena itu menimbulkan kewajiban bagi
buruh/tenaga kerja untuk melakukan pekerjaan tertentu menurut petunjuk pihak majikan. Dalam hal ini pekerjaan yang dilakukan oleh pihak buruh/tenaga kerja itu ialah pekerjaan yang telah ditetapkan dalam
perjanjian kerja. Sedangkan apa yang menjadi hak tenaga kerja itu ialah hak atas upah yang ditentukan
menurut tenggang waktu dalam perjanjian, jaminan keselamatan kerja, jaminan hari tua, dan jaminan
sosial tenaga kerja. Pada dasarnya pekerjaan yang ditetapkan dalam perjanjian kerja itu harus dilakukan
oleh pihak buruh/tenaga kerja itu sendiri yang merupakan pihak pekerja dalam perjanjian kerja itu.
Seorang tenaga kerja baik itu perempuan maupun laki-laki semuanya memiliki hak yang harus mereka
terima setelah melakukan pekerjaannya, seperti menerima upah atau gaji, jamin keselamatan kerja, dan
lain-lain.
Adapun hak-hak tenaga kerja sesuai dengan pasal 18 Undang-undang Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun
2003 adalah sebagai berikut :
1. Seorang tenaga kerja perempuan berhak memperoleh pengakuan kompetensi kerja setelah
mengikuti pelatihan kerja yang diselenggarakan oleh lembaga pelatihan kerja pemerintah,
lemabaga pelatihan kerja swasta, atau pelatihan di tempat kerja.
2. Pengakuan kompetensi kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan melalui sertifikat
kompetensi kerja.
3. Sertifikat kompetemsi kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dapat pula diikuti oleh tenaga
kerja yang telah berpengalaman.
4. Untuk melakukan sertifikat kompetensi kerja dibentuk badan nasional sertifikat profesi yang
5. Pembentukan badan nasional sertifikat profesi yang independen sebagaimana dimaksudkan dalam
ayat (4) diatur dengan peraturan pemerintah.
Sedangkan pada pasal 81 disebutkan (1) Bahwa pekerja/buruh perempuan atau tenaga kerja perempuan
yang dalam masa haid merasakan sakit dan memberitahukan kepada pengusaha, tidak wajib bekerja padahari pertama dan kedua pada waktu haid; (2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksudkan dalam
ayat (1) diatur dalam perjanjina kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama. Sedangkan
dalam padal 81 disebutkan bahwa pekerja/buruh atau tenaga kerja perempuan (1) berhak memperoleh
istirahat selama 1,5 bulan sebelum saatnya melahirkan anak dan 1,5 bulan sesudah melahirkan menurut
perhitungan dokter kandungan atau bidan; (2) pekerja/buruhatau tenaga kerja perempuan ymengalami
keguguran kandungan berhak memperoleh istirahat 1,5 bulan atau sesuai dengan surat keterangan dokter
kandungan atau bidan. Pada pasal 83 undang-undang Tenaga Kerja Nomor 13 Tahun 2003 menyubutkan
bahwa pekerja/buruh atau tenaga kerja perempuan yang anaknya masih menyusui harus diberi hak ataukesempatan sepatutnya untuk menyusui anaknya jika hal itu harus dilakukan selama waktu bekerja. Pada
pasal 84 menyebutkan bahwa setiap pekerja.buruh atau tenaga kerja perempuan yang menggunakan hak
waktu istirahat sebagaimana dimaksud dalam pasal 29 ayat (2) huruf b, c, dan, d, pasal 80, dan pasal 82
berhak mendapat upah penuh. Sedangkan dalam pasal 86 dijelaskan bahwa tenaga kerja perempuan
mempunyai hak untuk (1) memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan
kesusilaan serta perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama; (2)
untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktifitas kerja yang optimal
diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja.
Disamping hak-hak tenaga kerja perempuan yang telah disebutkan di atas terdapat pula beberapa
haknya seperti (1) meminta kepada pemimpin atau pengurus perusahaan tersebut agar dilaksanakan
semua syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang diwajibkan di tempat kerja/perusahaan yang
bersangkutan; (2) menyatakan keberatan melakukan pekerjaan bila syarat keselamatan dan kesehatan
kerja serta alat perlindungan diri yang diwajibkan tidak memenuhi persyaratan, kecuali dalam hal khusus
ditetapkan lain oleh pegawai pengawas dalam batas-batas yang masih dapat dipertangguing jawabkan,
dan berhak mendapatkan jamina keselamatan kerja, memberian upah kepada tenaga kerja, jamim sosial
buruh/tenaga kerja laki-laki dan perempuan untuk jenis pekerjaan yang sama nilainya, yaitu untuk
menghilangkan diskriminasi berdasarkan jenis kelamin.
Dengan adanya pengupahan yang sama bagi tenaga kerja laki-laki dan perempuan dalam jenis
pekerjaan dan derajat pekerjaan yang sama, selain menghilangkan diskriminasi antara jenis, ternyata halini sangat mendorong pihak perempuan untuk bertindak maju dalam segala lapangan yang dapat
meningkatkan nilai-nilai kehidupan mereka. Dari ketentuan yang terdapat dalam hasil konvensi ILO
terdapat juga ketentuan khusus bagi tenaga kerja perempuan yaitu berlaku suatu prinsip juga suatu
prinsip tersebut dianut oleh tenaga kerja orang muda/anak-anak, yakni pada umumnya diperbolehkan
menjalankan pekerjaan, tetapi diadakan pembatasan, untuk tenaga kerja perempuan tidak ada larangan
mutlak menjalankan pekerjaan. Seorang tenaga kerja perempuan tidak boleh menjalankan pekerjaan pada
malan hari, kecuali jika pekerjaan itu menurut sifat, tempat dan keadaan seharusnya dijalankan oleh
perempuan, hal ini sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1984 pasal 7 ayat 1 yang berbunyi jika pekerjaan perempuan pada malan hari itu tidak dapat dihindarkan karena kepentingan atau
kesejahteraan umum, dan pada ayat 2 dijelaskan bahwa malan hari yang dimaksud oleh pasal ini adalah
waktu antara jam 18.00 sampai 06.00.
Untuk tenaga kerja perempuan berlaku juga ketentuan bhawa adanya larangan untuk tidak
diperkenankannya bekerja di dalam tambang, lobang di dalam tanah atau tempat lain untuk mengambil
logam dan bahan dari dalam tanah, seorang tenaga kerja perempuan juga tidak diperbolehkan untuk
menjalankan pekerjaan yang berbahaya bagi kesehatan atau keselamatannya, demikian pula pekerjaan
yang menurut sifat, tempat dan keadaannya berbahaya bagi kesusilaannya, hal ini terdapat dalam pasal 9
ayat 1, dan dalam peraturan pemerintah akan ditetapkan pekerjaan yang termasuk padfa ayat 1 tersebut.
Perlindungan Tenaga Kerja Perempuan Berdasarkan Undang-Undang Perburuhan
Tanpa adanya pekerja tidak akan mungkin perusahaan itu berjalan dan berpartisipasi dalam
pembangunan. Menyadari akan pentingnya pekerja bagi perusahaan, pemerintah damn masyarakat maka
perlu dilakukan pemikiran agar pekerja dapat menjaga keselamatannya dalam menjalankan pekerjaan.
Dengan demikian perlu diusahakan ketenangan dan kesehatan pekerja agar apa yang di hadapinya dalam
pekerjaannya dpat diperhatikan semaksimal mungkin, sehingga kewaspadaan dalam menjalankan
pekerjaan itu tetap terjamin. Pemikiran-pemikiran ini merupakan program perlindungan pekerja, yang
dalam praktek sehari-hari berguna untuk dapat mempertahankan produktivitas dan kestabilan perusahaan.
Mengenai konsep perlindungan tenaga kerja perempuan menurut Undang-Undang perburuhan adalah
bahwa seorang tenaga kerja atau buruh harus dilindungi dan diberikan haknya sebagai seorang tenaga
kerja baik itu mereka yang bekerja di dalam negeri maupun mereka yang bekerja di luar negeri, sebab
mereka adalah merupakan aset terbesar bagi negera.
Perlindungan pekerja dapat dilakukan baik dengan jalan memberikan tuntunan, maupun dengan
jalan meningkatkan pengakuan hak-hak asasi manusia, perlindungan fisik dan teknis serta sosial danekonomi melalui norma yang berlaku dalam lingkungan kerja tersebut. Dengan demikian perlindungan
pekerja ini mencakup :
1. Norma Keselamatan Kerja: yang meliputi keselamatan kerja yang bertalian dengan mesin, pesawat,
alat-alat kerja bahan dan proses pengerjaanya, keadaan tempat kerja dan lingkungan serta cara-cara
melakukan pekerjaan.
2. Norma Kesehatan Kerja dan Heigiene Kesehatan Perusahaan yang meliputi : pemeliharaan dan
mempertinggi derajat kesehatan kerja, dilakukan dengan mengatur pemberian obat, perawatan tenaga
kerja yang sakit.
3. Norma Kerja yang meliputi : perlindungan terhadap tenaga kerja yang bertalian dengan waktu
bekerja, sistem pengupahan, istirahat, cuti, kerja perempuan, anak, kesusilaan ibadah menurut agam dan
kepercayaan masing-masing yang diakui oleh pemerintah.
4. Kepada Tenaga Kerja yang mendapat kecelakaan dan/atau menderita penyakit kuman akibat
pekerjaan, berhak atas gantu rugi perawatan dan rehabilitasi akibat kecelakaan dan atau penyakit akibat pekerjaan, ahli warisnya berhak mendapatkan ganti rugi.
Sedangkan menurut Imam Soepormo yang membagi konsep perlindungan tenaga kerja menjadi 3 yaitu :
a. Perlindungan Ekonomi, yaitu suatu jenis perlindungan yang berkaitan dengan usaha-usaha untuk
memberikan kepada pekerja suatu penghasilan yang cukup memenuhi keperluan sehari-hari baginya
beserta keluarganya.
b. Perlindungan Sosial yaitu suatu perlindungan yang berkaitan dengan usaha kemasyarakatan, yang
bertujuan memungkinkan pekerja itu mengenyam dan memperkembangkan prikehidupannya sebagai
c. Perlindungan Teknis, yaitu usaha-usaha jenis perlindungan yang berkaitan dengan usaha-usaha untuk
menjaga pekerja dari bahaya kecelakaan yang dapat ditimbulkan oleh pesawat-pesawat atau alat kerja
lainnya.
Sedangkan untuk tenaga kerja perempuan diberikan perlindungan khusus seperti tidak diwajibkannya bekerja pada hari pertama dan kedua waktu haid, sebab pada hari pertama dan kedua kondisi pisik sedikit
terganggu, diberikannya kesempatamnn sepatutnya untuk menyusui bayi pada jam kerja, sebab seorang
ibu diharuskan untuk menyusui bayinya selama 2 tahun penuh menurut al-Qur¶an dan anjuran dokter
sebab Asi sangat bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi. Pekerja perempuan harus
diberikan istirahat selama sebulam sebelun dan dua bulan setelah melahirkan, untuk perekaj perempuan
yang mengalami keguguran diberikan wakt istirahat selama 1,5 bulan, perlindungan tersebut sesuai
dengan kodrat kewanitaannya. Batasan dan larangan yang diberikan kepada perempaun dimaksudkan
untuk melindungi pekerja perempuan itu sendiri dari norma kesusilaan maupun untuk menjaga kondisi pisiknya karena secara kodrati pisik perempuan lebih lemah dibandingkan dengan laki-laki. Demikianlah
beberapa konsep perlindungan tenaga kerja perempuan berdasarkan ketentuan-ketentuan dalam sidang
konvensi ILO yang telah diratifikasi oleh bangsa Indonesia kedalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun
Pasca Reformasi 1998, persoalan perburuhan yang ada di Indonesia berkembang kian kompleks dan
rumit. Krisis ekonomi yang terjadi berkepanjangan memberi kontribusi yang signifikan terhadap
persoalan perburuhan, mulai dari masalah pengangguran hingga masalah kepastian hukum. Di Asia,
Indonesia adalah Negara yang terakhir mengalami krisis namun menjadi yang paling lama lepas dari
krisis. Krisis ekonomi yang berkepanjangan jelas berdampak pada persoalan perburuhan di Indonesia.
Persoalan perburuhan yang terjadi di Indonesia dibagi ke dalam beberapa masalah pokok.
Masalah Pengangguran
Pengangguran sudah menjadi masalah utama Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Jumlah lapangan
kerja yang ada tidak sebanding dengan jumlah angkatan kerja yang tengah mencari pekerjaan.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), angka pengangguran menurun. BPS mencatat tingkat
pengangguran terbuka di Indonesia Agustus 2007 sebesar 9,11 % atau 10,01 juta orang dari angkatan
kerja. Sedangkan Agustus 2008, angka pengangguran mencapai 8,39 % atau 9,34 juta orang dari total
angkatan kerja sebesar 111,95 juta orang. Angka pengangguran memang menurun namun klaim
penurunan tersebut perlu dikritisi. Menurut definisi data statistik bila seseorang bekerja kurang dari 35
jam per minggu maka dia tergolong pengangguran terselubung, belum masuk dalam kelompok
pengangguran terbuka, yakni orang dengan produktivitas nol. Artinya, seseorang yang bekerja satu jam
saja dalam satu minggu belum bisa disebut pengangguran terbuka.
Dengan definisi seperti ini, seseorang masih dianggap bekerja, meskipun pada dasarnya tidak mendapatkan hidup yang layak dari pekerjaan tersebut. Dengan definisi tersebut, kita akan mendapatkan
profil angka pengangguran yang kecil, namun pada saat yang sama angka kemiskinan yang merujuk pada
kehidupan yang tidak layak justru makin bertambah.
Guna mengatasi masalah pengangguran ini, yang diperlukan adalah perubahan paradigma di dalam
strategi besar perekonomian kita. Selama ini kita tergantung pada teori pertumbuhan ekonomi, dengan
asumsi bahwa pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara otomatis menciptakan lapangan kerja. Padahal
dalam kenyataan pertumbuhan ekonomi yang tinggi yang didorong oleh pasar modal hanya akan
menciptakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi tetapi tidak menciptakan lapangan kerja. Seharusnya kita
dirangsang untuk menciptakan lapangan kerja, jadi tidak harus menunggu pertumbuhan ekonomi dulu
baru menciptakan lapangan kerja. Salah satu kelemahan pemerintah dalam menggerakan pertumbuhan
ekonomi nasional selama ini adalah terlalu bergantung pada pelaku ekonomi besar. Padahal, jika saja
pemerintah menaruh perhatian yang sungguh-sungguh terhadap usaha kecil menengah (UKM), maka
efeknya terhadap ekonomi secara keseluruhan akan sangat besar. Dan itu berarti akan sangat membantu
untuk mengurangi pengangguran.
Meningkatnya Jumlah Pekerja Informal
Dalam lima tahun terakhir ini terjadi penurunan jumalah pekerja formal sebaliknya jumlah pekerja
informal semakin bertambah. JIka sebelumnya diperkirakan jumlah pekerja formal sebesar 34 juta orang,kini jumlahnya tinggal 28 juta orang. Meningkatnya migrasi pekerja formal ke pekerja informal dalam
lima tahun terakhir ini disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, krisis ekonomi yang berkepanjangan
yang disertai dengan kurangnya ketersediaan lapangan pekerjaan. Bahkan kemudian banyak perusahaan
melakukan PHK untuk mempertahankan operasional perusahaan. Kedua, migrasi itu pun disebabkan oleh
faktor penyerapan teknologi. Perkembangan teknologi membuat tenaga manusia tidak lagi dibutuhkan.
Ketiga, makin kuatnya kecenderungan perusahaan untuk melakukan outsourcing atau memanfaatkan
pekerja-pekerja harian atau musiman. Situasi ini dipersulit lagi oleh kenyataan bahwa sejumlah
perusahaan melakukan relokasi ke luar negeri.
Dalam situasi seperti ini , yang kita butuhkan adalah kehadiran banyak perusahaan padat karya yang bisa
menampung tenaga kerja dalam jumlah yang besar. Setiap tahun Indonesia mengalami kelebihan tenaga
kerja. Setidaknya sekitar 2,7 juta tenaga kerja baru setiap tahun baru lepas dari sekolah dan siap
memasuki pasar kerja. Kenyataan ini memaksa kita untuk tetap harus memberikan prioritas pada industri
padat karya, agar dapat menyerap tenaga kerja secara cepat.
Masalah Pendidikan dan Kapasitas
Tingginya angka pengangguran dikarenakan selama ini kita belum memiliki strategi penganggulangan
pengangguran yang tepat. Salah satunya adalah belum terintegrasinya sistem pendidikan dengan
kebutuhan pasar kerja. Kurikulum yang dirancang tidak menjawab kompleksitas kebutuhan pasar kerja.
Masalah lain adalah sedikitnya pendidikan kejuruan berkualitas yang kita miliki. Pendidikan menengah
lebih didomonasi oleh sekolah menengah umum yang tentu saja orientasinya adalah mempersiapkan anak
didik menuju jenjang pendidikan yang lebih tinggi yaitu universitas atau sekolah tinggi. Namun dalam
terlibat dalam menetapkan upah minimum di tiap Kabupaten atau Kotamadya (upah jarring pengaman).
Sehingga perusahaan yang beruntung diharuskan membayar buruh diatas upah minimum jaring
pengaman, apakah lebih tinggi 5 % atau 10% tergantung produktivitas dan keuntungan perusahaan.
Dalam sistem yang baru ini, upah minimum itu menjadi batas bawah yang lebih berfungsi sebagai rujukan
minimal besaran upah di berbagai daerah.
Sistem pengupahan yang baru ini menuntut adanya transparansi antara pengusaha dan pekerja dalam
menegosiasikan besaran upah untuk satu perusahaan. Karena itu adalah syarat mutlak. Tanpa
keterbukaan, akan terbuka lebar ruang bagi kemungkinan timbulnya konflik. Sebagian kalangan
mengungkapkan dilemma klasik dalam soal upah ini dalam kaitannya dengan penyerapan tenaga kerja. Di
satu sisi buruh menuntut upah yang lebih besar, di sisi lain ada pengangguran yang tinggi. Upah yang
tinggi mengurangi daya serap masing-masing perusahaan, kemudian sebagian orang berpendapat
membiarkan upah sesuai mekanisme pasar.
Praktek Outsoucing dan Kontrak
Praktek outsourcing dan buruh kontrak merupakan gejala global yang dapat dipandang sebagai ikon dari
globalisasi. Outsourcing adalah bagian dari mekanisme pasar yang dimaksudkan untuk melakukan
efisiensi dalam kegiatan atau proses bisnis. Dari sisi lain praktek ini menimbulkan ketidakpastian kerja.
Dipihak buruh, outsourcing membuat buruh miskin dan tidak mempunyai kepastian kerja. Sebaliknya di
pihak perusahaan, praktek ini membantu mereka melindungi bisnis mereka dengan memenggal operasi
bisnis menjadi perusahaan yang kecil-kecil. Kondisi ini bagi buruh justru berakibat, yakni semakin sulit bagi buruh untuk melakukan pengorganisasian diri untuk memperjuangkan kepentingan mereka. Para
buruh ini biasanya hanya dikontrak dalam periode waktu tertentu, sehingga sama sekali tidak memiliki
kepastian dan jaminan kerja jangka panjang. Secara konseptual, praktek buruh kontrak berbeda dengan
outsourcing. Outsourcing sifatnya permanent dan buruh kontrak tidak. Tenaga outsourcing bisa
menimbulkan persaingan, tenaga kontrak tidak. Tenaga outsourcing memiliki akses terhadap pesangon,
tenaga kontrak tidak. Tetapi biasanya buruh outsourcing 80% adalah kontrak. Kritik terbesar terhadap
sistem outsourcing ini adalah bahwa sistem ini tidak memberikan perlindungan yang baik bagi pekerja.
Hak-hak buruh kontrak dan outsourcing menjadi tidak jelas. Kritik terhadap penggunaan tenagaoutsourcing dan buruh kontrak juga berkaitan dengan kondisi kerja. Praktek ini menciptakan kesenjangan
antara buruh tetap dan bueuh kontrak /outsourcing dalam bentuk pembedaan fasilitas, upah, status kerja,
padahal mereka melakukan pekerjaan yang sama. Juga terjadinya fleksibilisasi waktu kerja. Sering kali
buruh tidak tetap dipekerjakan tanpa batasan jam kerja dan tanpa tambahan upah.
sesuatu yang lain kepada kalian. Begitu kontradiksi dan gerakan rakyat di semua kawasan terbelakang di
dunia ini berhasil mengusir eksponen imperialisme ekonomi yang paling agresif, yakni Amerika Serikat,
segera agresinya akan berbalik bahkan dengan lebih kuat melawan kawasan yang paling dekat dan paling
ketat dikontrolnya, yaitu kawasan Amerika-dan seluruh kawasan Amerika, mengganggu "kuda betina"
kawasan itu, kawasan Karibia. Dengan kata lain, kebangkitan luar biasa ini, kebangkitan besar rakyat di
Korea, di Turki, di Jepang -untuk menyebut hanya sebagian dari contoh-contoh paling eksplosif di
kawasan lain di luar benua kita-juga mengandung sebuah bahaya bagi Kuba. Selama bulan April dan Mei
1960, mahasiswa Turki yang menuntut hak-hak demokratik dijawab oleh peluru, dan pemerintahan
Perdana Menteri Menderes mengumumkan undang-undang darurat. Di bawah kondisi tak stabil ini,
sebuah kudeta militer telah menggulingkan pemerintahan.
Pada bulan Juni 1960 puluhan ribu demonstran Jepang memprotes rencana kujungan Presiden
Eisenhower ke negeri itu, yang berakhir dengan dibatalkannya perjalanan tersebut. Saat ini kita harusmenganggap, tanpa kesopanan semu, bahwa sampai derajat tertentu kita ikut bertanggung jawab atas
kenyataan terjadinya semua peristiwa tersebut. Jelas telah terjadi sebuah kebangkitan rakyat negeri-negeri
terbelakang, dan sampai tingkat tertentu contoh Kuba telah memberikan sumbangannya, terutama di bumi
Amerika Latin. Jelas bahwa pengaruh tersebut lebih banyak terasa di Amerika Latin daripada di negeri-
negeri seperti Jepang, dengan jumlah penduduk 90 juta jiwa atau kurang sedikit, dengan tingkat industri
yang luar biasa. Namun apapun kenyataannya, telah nyata terbukti bahwa kekuatan kolonial tak ada
artinya ketika berhadapan dengan rakyat yang telah bertekad untuk melenyapkan kolonialisme itu. Itulah
aspek positif dari jalan yang kita pilih, jalan yang akan memberi inspirasi solidaritas internasional bilamana ada agresi. Dan bila saya berbicara tentang agresi, saya berbicara tentang agresi yang
sesungguhnya. Saya tidak berbicara tentang agresi kecil-kecilan. Saya tidak berbicara tentang agresi
ekonomi seperti yang baru akan dilancarkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat terhadap
gula Kuba.[2] Dengan kata lain, jalan kita adalah jalan yang sangat sulit, dan kekuatan kita terletak pada
persatuan antara kaum buruh, petani, dan seluruh kelas-kelas miskin negeri ini, yang perlu melangkah
maju ke masa depan. Sekarang, pembahasan ini ditujukan secara langsung kepada kelas buruh; bukan
kepada petani tetapi kepada buruh, karena dua alasan. Pertama, karena kaum tani telah menyelesaikan
seluruh tahap pertama dari tugas sejarahnya. Mereka telah berjuang secara gagah berani untuk memenangkan hak mereka atas tanah, dan mereka telah mulai menerima buah dari penaklukan itu;
mereka sepenuhnya mendukung revolusi. Kelas pekerja masih harus berupaya meraih buah dari
industrialisasi, buah dari kekuatan gerakan revolusioner. Dan itu belum diterima karena tugas pertama
yang harus dikerjakan terlebih dahulu adalah meletakkan landasan pokok bagi industrialisasi, dan hal itu
telah dikerjakan secara sempurna dengan perubahan pemilikan tanah. Dengan kata lain, landasan itu
diletakkan melalui reforma agraria.
Kita telah menyusuri bagian tersebut dari jalan ini, dan sekarang kita sedang melangkah dengan
semangat dan aspirasi yang luar biasa di atas jalan menuju industrialisasi. Pada titik ini, peran kelas pekerja menjadi faktor yang menentukan. Apakah kelas pekerja akan memahami secara sempurna seluruh
tugas-tugasnya dan pentingnya momen ini, dan kita akan meraih keberhasilan; atau mereka tidak paham,
dan industrialisasi hanya akan menjadi upaya setengah hati lainnya seperti yang terjadi di kawasan
Amerika Latin untuk menghapuskan penindasan kolonial. Saya ingin mengatakan secara langsung kepada
kalian dan menganalisa fakta-faktanya secara tepat, karena diantara kaum revolusioner adalah lebih baik
mengetahui semua kesalahan-kesalahan yang mungkin akan dilakukan oleh masing-masing kita dan
berusaha memperbaikinya. Bukan rahasia lagi bahwa kekuatan gerakan revolusioner terutama terletak di
tangan kaum tani, dan kedua di tangan kelas pekerja. Ada alasan untuk itu. Alasan pertama, bahwagerakan pemberontakan kita yang paling kuat berbasis pada daerah-daerah petani, dan di antara pemimpin
yang paling gigih, Fidel Castro, ada di daerah petani. Namun ada pula alasan ekonomi dan sosial
terpenting untuk hal ini: Kuba, seperti semua negeri terbelakang, tidak memiliki proletariat yang kuat. Di
kebanyakan negeri industri, khususnya adalah negeri industri baru yang tercipta karena hubungan dengan
rantai modal monopoli, buruh kadang-kadang menjadi individu yang diistimewakan. Sementara buruh
gula harus berkeringat sejak matahari terbit hingga matahari tenggelam selama tiga bulan dalam satu
tahun dan kemudian mereka kelaparan untuk sembilan bulan berikutnya, beberapa jenis buruh lainnya
bisa bekerja sepanjang tahun dan memperoleh upah sebanyak lima atau enam kali lipat dari yang diterima buruh gula. Hal ini membuat perbedaan besar dan karena itu menimbulkan gagasan perpecahan diantara
mereka. Inilah yang secara konstan selalu diciptakan dan dipertahankan oleh kekuatan kolonial: gagasan
pemecahbelahan diantara kaum buruh, sehingga buruh yang diistimewakan akan berusaha
mempertahankan hak istimewanya itu, dan sementara mereka yang berada di bawah akan berusaha untuk
merangkak ke atas, bukan melalui usaha kolektif tetapi dengan cara sendiri-sendiri, sehingga
menghancurkan solidaritas di antara kelas buruh.
Itulah sebabnya mengapa, setelah kemenangan revolusi, kita kadang-kadang bahkan menghadapi
kesulitan dalam pertarungan menentang wakil-wakil dari Mujalisme, wakil dari seluruh boneka-boneka
yang didudukkan dalam CTC. Dan hal ini juga telah menghambat perkembangan gerakan buruh. Saat ini
kita tidak dapat mengatakan bahwa pemimpin-pemimpin serikat buruh lama dari masa terdahulu tersebut
sudah dieliminasi secara total, namun mereka sedang berada dalam perjalanan menjadi sebuah kenangan
masa lalu. Mereka yang telah berbuat kekeliruan sedang dalam proses memperbaikinya, dan mereka yang
telah secara sadar bertindak menentang rakyat sedang disingkirkan satu per satu. Di dalam barisan kelas
misalnya, karena negara-majikan (dan di sini saya membicarakan proses industrialisasi, yakni, partisipasi
yang besar dari negara dalam keseluruhan proses ini) mengambil posisi yang sangat keras kepala dan
sangat absurd sehingga memaksa buruh melakukan mogok. Hal itu akan menjadi awal dari akhir
pemerintahan rakyat, karena hal itu akan menjadi pengingkaran dari segala sesuatu yang telah kita
perjuangkan. Memang, kadang-kadang pemerintah akan meminta kepada kaum buruh di sektor-sektor
tertentu untuk berkorban. Karena diminta, buruh-buruh gula telah dua kali membuat langkah ke depan
seperti ini. Mereka telah membuktikan diri menjadi-dan saya katakan ini dengan sejujurnya-kelompok
pejuang paling gigih, dengan kesadaran kelas paling tinggi, kesadaran mendalam terhadap tugas-tugas
revolusioner mereka. Namun pada titik tertentu, demi kepentingan seluruh komunitas, kita semua harus
memikul tanggung jawab tersebut dan untuk sementara melupakan beberapa hak-hak istimewa kita. Di
situ letak tugas pemimpin buruh: menganalisa momen tersebut, menganalisanya dan memastikan bahwa
pengorbanan buruh, seandainya perlu, adalah seminimal mungkin. Meskipun demikian, pada saat yang
sama ia mesti meyakinkan kawan-kawannya sesama buruh bahwa pengorbanan itu perlu dan
menjelaskan mengapa perlu, sehingga setiap orang menjadi yakin. Karena dalam sebuah pemerintahan
revolusioner, pengorbanan tidak bisa dipaksakan dari atas; pengorbanan itu harus merupakan hasil dari
keinginan dan keyakinan semua yang melakukannya.
Industrialisasi merupakan kerja pengorbanan. Memasuki proses percepatan industrialisasi
bukanlah sebuah plesiran, dan kita akan menyaksikannya di masa depan. Kekuatan kaum monopoli telah
menghantam kita, atau paling tidak mereka telah memperlihatkan kuku-kuku tajam mereka, karena
sampai saat ini mereka masih belum melancarkan pukulan dalam kasus minyak.[5] Masalah minyak adalah sesuatu yang hampir saja meruntuhkan pemerintahan revolusioner, atau penyerahan secara total,
belum lama ini. Untungnya, saat ini ada negara-negara yang memiliki minyak dan memiliki kemandirian
penuh untuk menjualnya, dan memiliki kekuatan untuk mengangkutnya ke negara yang telah
membelinya, tak peduli betapa kuatnya permusuhan. Dengan kata lain, hubungan kekuatan di dunia
dewasa ini telah memungkinkan Kuba untuk menyingkirkan rintangan yang memisahkan negeri terjajah
dari negeri tak terjajah: kontrol terhadap sumber daya alam dan industri dasarnya.
Tidak ada gunanya kita memiliki lapisan bawah tanah, sebab kita belum tahu apakah tanah kita
mengandung minyak atau tidak, dan minyak harus dicari, dan biayanya sangat mahal. Sementara industri
kita harus tetap jalan. Kalian semua tahu bahwa sebuah negeri dewasa ini 90% atau bahkan lebih
tergantung pada listrik untuk tetap bisa beroperasi, dan bahwa listrik di sebuah negeri seperti Kuba 90%
atau lebih tergantung pada minyak. Dengan kata lain, minyak adalah titik strategis di atas mana sebagian
besar pertentangan kepentingan berlangsung. Kita sadari bahwa cepat atau lambat pertentangan itu pasti
akan berlangsung, namun kita sudah melakukan cara-cara legal dalam berhadapan dengan perusahaan-
perusahaan asing. Kenyataan selanjutnya, ternyata mereka menampilkan arogansi monopolistiknya,
berusaha saat itu juga menciptakan masalah, sebagaimana akan mereka lakukan pada kesempatan lain,
mencoba menciptakan masalah yang serius. Sebagaimana saya katakan sebelumnya, ada satu bangsa yang
memiliki minyak, yang memiliki kapal untuk membawanya kemari, mau membawanya ke sini, dan punya
kekuatan untuk melakukan itu. (Tepuk tangan) Kalau saja saat itu kita belum mampu memperhitungkan
pasokan minyak itu, dilema kita pada saat ini tentu akan berbeda. Bisa jadi kita akan dihadapkan pada
pilihan menyerah untuk selamanya, atau kembali ke masa-masa nenek moyang Siboney kita, [6] dengan
hanya satu kemajuan-karena kita telah memiliki kuda dan burror , yang tidak mereka miliki pada masa
itu-namun membuat semua industri kita lumpuh. Tentu saja situasi tersebut amat sulit. Saya bahkan tidak
ingin memikirkannya. Beruntung sekali situasi kita tidak seperti itu, dan kita harus bergerak maju terus.
Namun hal itu bukan berarti bahwa bahaya telah berlalu sepenuhnya, bahwa kemenangan akhir
telah diraih, dan bahwa apa yang perlu kita lakukan sekarang adalah melakukan analisa masalah-masalahindustrialisasi. Ada alasan mengapa kebanyakan dari kita di sini memakai seragam milisia, dan
kewaspadaan serta latihan kalian masih merupakan faktor yang perlu, mungkin sekarang malah lebih
daripada sebelumnya. Barangkali kebanyakan dari kita akan mengorbankan hidupnya untuk
mempertahankan revolusi ini. Namun yang penting adalah-dan inilah yang menjadikan seorang
revolusioner yang baik-bahwa kita harus melaksanakan pekerjaan kita sambil menyadari bahwa saat itu
akan datang, dan menyiapkan diri untuk itu; pada saat yang sama, kita juga musti mengembangkan
pekerjaan kita seolah-olah momen itu tak akan pernah datang, sambil terus memikirkan tentang
pembangunan negeri ini secara damai, karena kita memiliki hak untuk berpikir seperti itu, dan karena ituadalah solusi yang ideal. Kalau mereka menyerang kita, kita harus mempertahankan diri; kalau bom-bom
musuh merusakkan apa yang menjadi milik kita, sayang sekali! Tapi setelah kemenangan kita, kita akan
membangunnya kembali. Namun hari ini yang harus kita pikirkan tiada lain kecuali membangun. Hal ini
selanjutnya mengarahkan kita pada analisis, pada neraca keseimbangan, mengenai apa yang kita miliki
pada saat ini, secara politik dan ekonomi. Kita dapat mengatakan bahwa kita memiliki pemerintahan
revolusioner-saya pikir tidak banyak keraguan tentang kenyataan ini, bahwa pemerintahan kita adalah
pemerintahan revolusioner, sebuah pemerintahan rakyat yang bekerja secara fundamental untuk
memperbaiki standard hidup rakyatnya dan menciptakan kondisi bagi kesejahteraannya. Dan kitamemiliki sesuatu yang lain yang sangat penting, sesuatu yang belum pernah ditekankan: kita telah
menghancurkan rejim tentara lama hingga hancur berantakan. (Tepuk tangan) Dengan kata lain, apa yang
pertama sekali dan paling pokok harus terjadi adalah penempatan para wakil rakyat di dalam
pemerintahan; dengan itu kita memiliki sebuah pemerintahan rakyat. Namun sebuah pemerintahan harus
mempertahankan dirinya dengan sesuatu dan sesuatu itu adalah, sayang sekali, tentara. Kalian harus
memiliki tentara. Tentara sesungguhnya adalah sebuah badan parasit-hanya tentara kita saja yang hingga
tahap tertentu bisa menghindarkan sifat parasit ini-namun sesungguhnya merupakan badan yang harus
kalian punyai. Seandainya badan itu adalah tetap tentara lama, paling banter kita sudah ada di La Cabana.
[7] (Suara tertawa). Itulah yang bisa terjadi. Itulah sebabnya mengapa sangat penting bagi rakyat dan
tentara untuk menjadi satu dan sama. Pemerintahan revolusioner selanjutnya dapat bergerak maju dengan
didukung oleh Tentara Pemberontak ( Rebel Army, nama untuk kekuatan militer penentang rejim Batista,
ed .) oleh angkatan bersenjata pemberontak, semuanya bersatu sebagai suatu kesatuan. Lagipula, kita
memiliki lokasi geografik dan tanah subur yang memungkinkan tingkat pembangunan yang luar biasa.
Kita masih memiliki sumber daya mineral yang belum dieksplorasi. Kita, misalnya, adalah penghasil
nikel terbesar kedua di seluruh dunia, paling tidak di dunia Barat, dan nikel adalah komponen utama dari
semua peluru dan roket di dunia Barat dan juga persenjataan tank-setidaknya hingga saat ini-dan nikel
juga ditemukan dalam logam campuran yang paling sensitif yang digunakan untuk merakit pesawat
tempur. Dengan kata lain, nikel merupakan mineral strategis, mineral masa depan. Mungkin kita memiliki
minyak, namun yang sudah pasti kita memiliki besi. Agak sulit memang untuk mengolahnya, tapi kita
memilikinya, dan kita memiliki banyak jenis mineral lainnya. Kita tidak punya beberapa jenis mineral
lain seperti batubara, namun kita akan mencari jalan untuk mendapatkannya. Kita juga memiliki kekayaan
luar biasa sumberdaya tebu, sebuah potensi untuk mengkonversikan tebu menjadi industri gula kimiawi,
yang akan menjadi sumber kekayaan yang tak habis-habisnya.
Itulah gambaran hal-hal bagus yang kita miliki. Namun kita juga memiliki beberapa hal buruk.
Pertama, kita memiliki kelemahan seperti yang dimiliki semua negeri terbelakang. Kita adalah negeridengan satu jenis hasil produksi yaitu gula. Kita adalah negeri yang seluruh kehidupannya bertumpu di
sekitar produk tersebut, negeri dimana yang berkembang hanya pabrik pengolahan gula dan importir
barang-barang manufaktur, yang dibeli dengan uang yang dihasilkan dari pabrik gula. Namun karena kita
memiliki pemerintahan (di bawah rejim Batista, ed .) yang tidak secara gigih menjual gula kita itu selain
dari pada menjadi antek sistem ekonomi yang didominasi oleh kekuatan kolonialis-dalam kasus kita
adalah Amerika Serikat-kita tidak pernah ke luar dan mencari pasar baru untuk gula kita. Tidak jadi
masalah bila bagian besar dari dunia memang mengkonsumsi lebih sedikit gula dari yang semestinya bisa
mereka nikmati. Dan tidak jadi masalah bila daya beli sebagian besar dari dunia terus tumbuh dan bersedia membeli gula. Tapi, kita buta terhadap kenyataan itu. Kita memiliki sistem kuota; sistem kuota
yang memungkinkan tuan-tuan tanah besar memiliki tanah lebih daripada yang mereka butuhkan. Itu
berarti metode pertanian tidak mengalami kemajuan sedikitpun, karena tuan-tuan tanah besar itu tidak
dengan kekayaan seperti Kuba, negeri dengan kesuburan seperti Kuba dan yang mengkhususkan dalam
pertanian tebu, sungguh jauh ketinggalan dalam hal hasil pertaninan. Teknik pertanian kita berada pada
tingkat yang sangat rendah.
Kita juga memiliki-dan setiap orang mengetahuinya-sebuah pangkalan udara militer,menggunakan istilah sangat halus, hanya sembilan puluh mil dari teritori kita, dan itu adalah sebuah
pangkalan dengan segala macam penjahat perang, pangkalan potensial bagi operasi segala jenis agresi.
Tak peduli apapun jenisnya, apakah diplomat-diplomat mereka di negeri kita atau pembunuh-pembunuh
bayaran di negeri lain. Situasi agresi terhadap Kuba sedang mencapai tingkat yang amat tinggi. Kita
adalah jantung strategis dari kawasan Karibia. Kita memiliki pangkalan militer yang bisa kita
klasifikasikan sebagai sebuah pangkalan musuh di daerah teritori kita yang terus menerus melakukan
provokasi, yang mengancam menjadi M aine di zaman ini. Dan di atas segalanya, kita memiliki
kehormatan sebagai bahaya "contoh buruk" bagi kawasan Amerika Latin. Kalian tahu, Eisenhower pernah berkunjung dan harus menangis karena gas air mata (gas air mata itu sesungguhnya ditujukan kepada para
pemrotes kunjungan Eisenhower, ed .). Pokoknya, situasi presiden sungguh kritis. Lalu, bila presiden kita
yang melakukan kunjungan, seringkali ia mendapatkan penerimaan resmi yang dingin dari beberapa
penguasa yang takut; namun penerimaan yang ia peroleh dari rakyat negeri itu sungguh luar biasa. Itulah
kebanggaan kita dan kekuatan kita, namun di lain pihak hal itu juga berbahaya bagi kita. Kekuatan
tersebut membangun sebuah "contoh buruk." Dan kekuasaan kolonial berusaha mengisolir kita-dari
sesama pemerintahan setidaknya; namun, mengisolir kita dari rakyat adalah jelas tidak mungkin.
Kekuasaan kolonial berusaha secara bertahap mengisolir kita. Saya kira Fidel telah menyampaikan perihal tindakan yang sedang dipersiapkan Amerika Serikat, (ed .) yaitu menyapu Republik Dominika
lebih dahulu untuk kemudian Kuba. Pertama mereka akan bertindak terhadap Republik Dominika, secara
bertahap memutuskan hubugan diplomatik dengan diktator di sana. Selanjutnya mereka akan berkata,
"masih ada diktator lain di Amerika Latin," dan mereka akan mulai menutup Kuba, dan ketika buah telah
masak, mereka akan memetiknya. Itulah bahaya dari luar yang saya maksud. Dewasa ini kita harus terus
maju apapun bahaya politik yang kita hadapi. Kita hanya perlu mengukur kekuatan ekonomi kita dan
kelemahan-kelemahannya. Begitu kita telah memperhitungkannya, begitu kita mengetahui secara tepat
kemungkinan-kemungkinan apa yang ada, kita musti segera mengambil langkah pasti dan tegas untuk secara bertahap mencapai industrialisasi kita. Sekarang, yang pertama harus kita lakukan adalah
merumuskan sejumlah tujuan kita, sejumlah batasan bagi ambisi kita, jika bisa dikatakan demikian. Apa
tujuan pokok kita, tujuan besar kita, garis-garis pokok yang ingin kita rintis? Dari sudut pandang politik,
yang pertama kita inginkan adalah untuk bisa menentukan nasib kita sendiri, menjadi sebuah negeri yang
mandiri, sebuah negeri yang bebas dari campur tangan asing, yang mencari sistem pembangunannya
Dewasa ini tugas dari pemerintahan revolusioner pada level ekonomi adalah, sebelum hal lainnya,
pertama kali memecahkan problem pengangguran, dan setelah itu problem setengah pengangguran. Itulah
sebabnya mengapa kita harus berjuang secara gigih menentang kenaikan upah, karena setiap upah naik itu
berarti satu orang (tenaga kerja) upahan akan tersingkir. Modal negeri ini adalah satu kesatuan. Kita tidak
dapat begitu saja mencetak uang, itu adalah sebuah kebohongan. Makin banyak kita mencetak uang
makin berkurang nilainya. Karena modal kita adalah satu kesatuan, dan karena dengan modal itulah kita
musti membangun negeri ini, kita harus berpikir keras tentang industri mana yang hendak kita
kembangkan, bidang mana yang akan kita kerjakan, sehingga kita dapat memilih industri yang
memberikan paling banyak pekerjaan. Saya ulangi: itulah tugas pokok kita, sebelum tugas yang lainnya,
guna memastikan bahwa setiap orang di Kuba bisa makan. Setelah memastikan bahwa setiap orang di
Kuba bisa makan setiap hari, selanjutnya, memastikan bahwa setiap orang berpakaian dan memiliki
tempat tinggal yang layak di Kuba. Dan terakhir bahwa setiap orang memiliki hak untuk memperoleh
pelayanan kesehatan secara cuma-cuma dan pendidikan secara cuma-cuma. Namun soal pertama adalah
pengangguran, itulah yang harus dipikirkan oleh kita semua. Kita musti ingat bahwa pertukaran mata
uang asing bukanlah sebuah permainan, namun sebuah keharusan vital. Setiap sen dollar yang kita tabung
adalah satu sen yang dapat diinvestasikan dalam sebuah perusahaan yang akan memberikan pekerjaan.
Sekarang saya ingin mengajak bergerak lebih jauh, karena salah satu pertanyaan dasar lainnya yang perlu
diajukan, yang secara alamiah sesungguhnya telah kita kerjakan lantaran kita harus mengikuti sebuah
garis besar, adalah bagaimana dan dengan cara apakah pembangunan ini dicapai.
Pada dasarnya ada dua cara, masing-masing dengan variasinya, namun tetap ada dua cara. Salahsatunya disebut perdagangan bebas. Istilah ini pernah digunakan untuk mengacu pada sebuah istilah
dalam bahasa Prancis (laissez-faire) yang berarti "biarkan berlangsung." Biarkan semua kekuatan
ekonomi bekerja secara bebas, secara setara, sehingga dalam kompetisi masing-masing kekuatan ini akan
menghasilkan pembangunan negeri. Dengan kata lain, fasilitasi saja perdagangan bebas. Itulah yang
sudah ada di Kuba. Dan apa yang terjadi? Saya seringkali menekankan contoh, karena apa yang terjadi
memang dahsyat, dan menunjukkan betapa sebuah negeri dapat diperbudak secara ekonomi tanpa rakyat
memiliki gagasan tentang apa yang sebenarnya sedang terjadi. Tentu saja, ada juga sebuah kediktatoran,
namun hal ini akan tetap berlangsung bahkan tanpa ada kediktatoran. Ada contoh yang amat drastis: adasebuah perusahaan, sekarang sudah di tangan pemerintah, bernama Cubanitro. Perusahaan ini bernilai
sedikitnya 20 juta peso dan akan terus dikembangkan dan yang akan memakan biaya lebih banyak lagi;
ini adalah sebuah perusahaan yang akan bermanfaat bagi negeri kita. Perusahaan bernilai 20 juta peso itu
dimiliki oleh sebuah kelompok pemilik saham yang katakanlah menanamkan saham 400.000 peso di
dalamnya. Itu berarti 400.000 peso bisa memperoleh. Puncaknya, 400.000 peso itu dipinjam dari sebuah
lain, seorang buruh harus menjual dirinya sebagai barang yang bekerja, bersaing dengan tetangganya
sesama buruh yang juga lapar dan yang juga harus menjual dirinya. Dan para kapitalis memandangnya
hanya sebagai membeli komoditi yang paling murah. Selalu ada seseorang yang lebih lapar daripada yang
lain, atau lebih lemah daripada kebanyakan, atau yang mengkhianati kepentingan kelasnya dan runtuh-
pasrah. Itulah orang-orang yang memperoleh pekerjaan, orang yang memperoleh keistemewaan, dan
orang yang menetapkan standar hidup sangat rendah bagi sesama buruh lainnya yang mengikuti dan yang
akan menerima kondisi tersebut. Itulah akibat lain dari perdagangan bebas.
Terkadang situasi sebaliknya terjadi. Sebuah perusahaan kapitalis, sebuah perusahaan monopoli
asing, menujukkan kepada negara, atau kepada perusahaan-perusahaan kapitalis negeri itu, betapa efisien
dan beruntung dirinya. Ia membayar upah buruhnya lebih tinggi daripada kebanyakan perusahaan lain dan
menjadikan para buruhnya sebagai orang-orang yang lebih istimewa. Buruh itu adalah buruh yang
memperoleh sebuah pekerjaan di sebuah perusahaan asing, yang memperoleh upah lebih tingi, yangsemata-mata harus loyal kepada perusahaan yang "baik" tersebut, yang menggaruk, seperti perusahaan
minyak, misalnya, kira-kira 30 juta peso hasil keuntungan per tahun. Dengan kata lain, saya hanya
mengeluh tentang seorang Kuba yang telah mengantongi 20 juta peso, namun di lain pihak ia disingkirkan
oleh perusahaan minyak yang mengeduk 34 juta peso per tahun, bukan hanya 20 juta lewat selama hidup
mereka. Inilah yang terjadi pada perusahaan listrik, perusahaan telepon, semua gurita-gurita raksasa
internasional itu. Mereka memiliki sebuah sistem: membayar upah sedikit lebih tinggi. Itulah alat untuk
memecah-belah kelas pekerja. Lebih-lebih lagi, segera mereka mulai menekankan bahwa pegawai mereka
adalah orang-orang istimewa, memberi mereka klub tersendiri, klub ekslusif. Selain itu, kulit hitam tidak boleh bekerja di tempat itu karena tempat itu khusus untuk kaum kulit putih saja-suatu alat lainnya untuk
memecah-belah buruh. Inilah akibat lain dari adanya perdagangan bebas. Tentu saja kita melihat hal ini,
karena itu adalah contoh kongkret yang kita kenal, contoh sebuah sistem yang berkuasa di Kuba dan yang
sekarang sedang mereka jual kepada kita sebagai satu-satunya jalan yang paling mungkin dan demokratis
bagi sebuah negeri untuk berkembang.
Namun ada sebuah sistem lain. Sebuah sistem yang kita yakini, di mana kita dapat mengucapkan:
"Kita adalah kaum revolusioner, kita adalah pemerintahan revolusioner yang mewakili rakyat." Karena
itu, untuk siapakah kita membangun industri, dan siapa yang harus diuntungkan kalau bukan rakyat? Dan
kalau rakyat yang harus mengambil keuntungan, dan kalau kita adalah wakil rakyat, kitalah, pemerintah,
yang harus mengontrol proses industrialisasi dan menanggung beban industrialisasi, sedemikian rupa
sehingga anarkhi tidak muncul. Di mana sebuah pabrik sekrup dibutuhkan akan didirikan sebuah pabrik
sekrup. Di mana sebuah pabrik baju dibutuhkan maka akan didirikan sebuah pabrik baju, bukan tiga.
Mula-mula kita akan menghemat modal negeri. Lagi pula, bila sebuah industri dasar besar dibutuhkan,
bahkan sekalipun tidak menghasilkan uang, bahkan seandainya itu bukanlah langkah terbaik dari sudut
pandang usaha, industri dasar itu akan dibangun, karena industri itu yang akan memberikan dasar bagi
keseluruhan jalan menuju industrialisasi.
Di luar itu semua, kita tidak akan pernah harus mematahkan pemogokan, atau mematahkansebuah pemogokan buruh dengan tipu daya, dengan beberapa manuver di bawah tangan, atau dengan
beberapa taktik yang memecah belah. Kita tidak boleh memberi upah kepada seorang buruh atau
profesional lebih tinggi daripada standar yang umum diterima di dalam industri tersebut, daripada upah
yang wajar, untuk memperoleh keuntungan sosial atau dengan tujuan untuk menghancurkan seseorang,
karena prosedur semacam itu bukan cara revolusioner. Kita akan selalu mencoba memastikan upah buruh
setinggi yang dimungkinkan oleh industri, selalu ingat bahwa prioritas utama kita adalah menjamin
adanya pekerjaan bagi setiap orang, dan setelah menciptakan pekerjaan bagi pengangguran total,
selanjutnya adalah menciptakan pekerjaan bagi para setengah pengangguran. Terlepas dari itu, terdapat perbedaan besar antara kedua jenis pembangunan itu, antara pembangunan perdagangan bebas dan
pembangunan revolusioner. Dalam pembangunan perdagangan bebas, kekayaan terpusat di tangan sedikit
orang, di tangan teman dekat birokrat pemerintahan, pada mereka yang pandai dan lihai berusaha.
Sementara dalam pembangunan revolusioner, kekayaan adalah milik rakyat. Negeri dapat membangun
lebih banyak dan pada saat yang sama memastikan masuk ke dalam keseluruhan gambaran industri, dan
menempatkan setiap perusahaannya untuk melayani pembangunan seluruh bangsa. Juga tidak akan ada
lagi penyerahan sumber daya negeri kita ke tangan monopoli asing. Sebaliknya, kita akan mulai perlahan-
lahan mengambil kembali kekayaan yang telah direnggut dari kita.
Itulah perbedaan mendasar di antara kedua jalan tersebut: jalan perusahaan perdagangan bebas
dan jalan revolusioner. Kita, bersama seluruh rakyat Kuba, telah memilih jalan revolusioner. Perusahaan-
perusahaan kita adalah perusahaan-perusahaan yang pernah disebut Fidel sebagai Perusahaan Rakyat.
(Tepuk tangan) Seandainya kau menganalisis pekerjaan kita hingga saat ini, kau akan melihat kita telah
konsisten memilih jalan pembangunan ini. Kita mulai pertama dengan jalan yang semestinya kita mulai,
dengan hukum-hukum yang, meski secara hati-hati, menguntungkan rakyat. Tarif dan sewa listrik
diturunkan, pelayanan publik dibersihkan. Lalu datang undang-undang yang membuat perbedaan besar di
jalan kita. Karena sampai saat itu kita telah menurunkan tarif listrik, tarif telepon, sewa, dan
membersihkan pelayanan publik; kita sedang melakukan apa yang diminta oleh para pendukung laissez-
faire, perdagangan bebas, untuk kita lakukan. Mereka senang. Memang, mereka yang memiliki bangunan
apartemen tidak senang. Perusahaan listrik tidak senang, dan demikian pula perusahaan telepon. Namun
bahkan perusahan monopoli asing besar merasa senang. Itulah yang mereka cari: sebuah pemerintahan
yang jujur, sebuah pemerintahan dengan otoritas populer, pemerintahan yang akan sedikit memperbaiki
kondisi hidup rakyatnya dan membuat segala sesuatunya nampak bersih dan jujur. Pemerintahan seperti
ini akan menjadi pemerintahan yang sempurna. Ia akan sangat mewakili kebesaran "Demokrasi Barat"
daripada pemerintahan Figueres, misalnya, karena Figueres adalah tuan tanah besar, antara lain, namun
itulah yang ideal.
Lalu datang reformasi agraria, dan segalanya mulai menjadi rumit. Mula-mula ada perusahaan
U nited Fruit Company, yang seperti kalian ketahui terkait secara langsung dengan Departemen Negara
Amerika Serikat, atau setidaknya pernah terkait. Selain itu, orang bisa menyaksikan tekad pemerintah
untuk sungguh-sungguh memecahkan masalah rakyat dan bukan hanya bicara, bukan hanya menghasut
rakyat saja. Pada saat yang sama, kekayaan rakyat, harta milik rakyat, tumbuh dan sejalan dengannya juga
ruang gerak bagi manuver pemerintah. Pemerintah memiliki tanah dan mendistribusikannya diantara
petani dan buruh-buruh pertanian, dan juga baru-baru ini kepada koperasi gula tebu. Dan atas dasar
reformasi agraria kita mulai mengembangkan sistem pabrik kita dan menciptakan pada level lainnya. Dan pada saat yang sama, hal ini menciptakan kondisi yang perlu bagi rakyat Kuba untuk masuk, sekali dan
selamanya, dalam proses revolusioner dan maju dengan mantap menuju masa depan. Beberapa hal kecil
lainnya, seperti penyitaan terhadap harta milik penjahat perang, penyitaan terhadap kekayaan yang telah
dicuri dari harta negara, juga memberikan tambahan kekuatan kepada rakyat. Lalu datanglah agresi,
agresi dengan pesawat terbang, mengebom Havana, kita menjawab agresi itu dengan undang-undang
revolusioner baru. Undang-undang minyak, undang-undang penambangan. Kita terus maju sepanjang
jalan revolusioner. Mereka mengancam untuk memotong kuota gula; kita menandatangani sebuah
persetujuan dengan Uni Soviet. Mereka memotong semua kredit bank kita; kita menandatangani persetujuan dengan beberapa negara komunis, dan dengan lainnya seperti Jepang, yang merupakan
sebuah perjanjian yang amat menguntungkan. Dengan kata lain, kita telah menganekaragamkan
perdagangan luar negeri kita, mempersiapkan diri untuk menghadapi pukulan. Karena siapapun yang tahu
bagaimana orang-orang ini bertindak, mestinya tahu bahwa pukulan itu akan datang cepat atau lambat.
Pukulan itu ditakdirkan untuk datang, karena kaum monopoli terkenal tidak adil. Ketika mereka mulai
melihat bahwa kemungkinan mengeduk kekayaan dari sebuah negeri mulai berakhir, mereka lalu
menyerangnya, kadang-kadang secara langsung seperti dalam masa tongkat besar , atau kadang-kadang
secara ekonomi. Dan itulah sebabnya mengapa kita meramalkan apa yang akan terjadi dengan kuota gula. Namun Kuba masih dihadapkan dengan dilema yang sama: apakah kita akan melakukan apa yang
memang harus kita lakukan dan menghadapi agresi, atau kita begitu saja menjadi Figueres yang paling
baik di benua ini. Selama ini kita selalu menghindari menjadi seperti Figueres, karena itu berarti akan
mengingkari aspirasi rakyat. Itu merupakan tipu muslihat yang paling licik yang pernah ada, mencoba
berlagak seperti seorang demokrat. Bahkan lebih baik menjadi seorang Somoza, seorang yang dikenal
orang apa adanya. Namun jangan berpura-pura menjadi seorang patriot, seorang revolusioner, seorang
kiri, "namun moderat," sebagaimana mereka menyebut diri, dan mengkhianati kepentingan rakyat.
Itulah yang tidak bisa kita lakukan. Kita tidak bisa berbicara kepada rakyat tentang revolusi sementara
juga berbicara dengan kaum monopoli di balik pintu tertutup. Kita telah memilih jalan yang sulit. Kita
menganggap inilah yang paling adil, dan seluruh rakyat bergabung dengan kita di jalan ini. Nah, sekarang
setelah kita langsung berada di dalam pertempuran, di dalam pertempuran ganda-pertempuran yang kita
hadapi secara fisik untuk mempertahankan pantai-pantai kita dan pertempuran untuk membangun industri
negeri ini-dan setelah menganalisis semua masalah yang dihadapi negeri kita, kita lalu bertanya: apa
tugas-tugas fundamental dari kelas pekerja?
Tentu saja, ada banyak tugas. Namun dalam bidang ekonomi ada tiga tugas besar yang harus
dipenuhi, tiga kewajiban yang kadang-kadang bahkan bisa bertabrakan dengan kepentingan umum yang
telah ditempa oleh kelas pekerja melalui aspirasinya dan pertempurannya menentang kelas majikan.Karena salah satu dari kewajiban besar kelas pekerja adalah memproduksi. Sekarang, ketika kita katakan
"memproduksi," buruh mungkin berkata, "itu yang selalu dikatakan oleh para majikan kami, dan semakin
banyak kita banyak memproduksi semakin banyak uang yang kita berikan kepada mereka, dan makin
banyak buruh yang tidak diperlukan, dan itu mengarah pada pengangguran dan penumpukan kekayaan
yang semakin besar." Itu benar, dan itu sebabnya mengapa tampak ada kontradiksi. Namun kenyataannya
adalah bahwa produksi pada saat ini justru harus diarahkan pada produksi kekayaan sehingga negara bisa
menginvestasikan lebih banyak lagi untuk menciptakan sumber-sumber pekerjaan baru, dan itu harus
merupakan jenis produksi yang tidak menyebabkan satu orang pun tercampak dari kerja. Kita harus terusmenerus melakukan investasi, mengembangkan daya kreatif rakyat, sehingga sumber daya yang
maksimum dapat diinvestasikan dalam penciptaan sumber pekerjaan baru. Kalian tentu tahu bahwa ada
garis pedoman, kurang lebih, untuk mengkalkulasi investasi. Ada investasi, misalnya, bagi konsentrasi
modal yang tinggi, lebih dari 10.000 peso untuk setiap buruh yang dipekerjakan; pada umumnya
investasi itu juga akan menghasilkan laba lebih besar. Dan ada investasi dengan konsentrasi modal kecil,
yang dapat berkisar antara 1.000 atau 2.000 peso untuk setiap buruh. Ini memang menghasilkan sedikit
keuntungan, namun merupakan jenis investasi yang paling cocok untuk kita saat ini, yaitu
mengembangkan industri yang membutuhkan jumlah uang paling sedikit dan mempekerjakan jumlah buruh yang paling banyak. Kita butuh hal ini lebih dulu, saya tekankan sekali lagi, karena investasi seperti
itu merupakan basis bagi segala sesuatunya, dalam rangka menghapuskan pengangguran; dan kemudian
juga dalam rangka menciptakan basis teknis yang dibutuhkan untuk mengambil langkah kedua, yakni
Ini adalah contoh jelas dari apa yang harus dilakukan kelas pekerja. Ini hanya sebuah usulan agar
kita menyelamatkan semua pita mesin ketik di negeri ini-bukan pitanya, tapi kumparannya, sehingga kita
tidak harus mengimpornya. Sejalan dengan produksi, inilah salah satu tanggung jawab besar lainnya dari
kelas pekerja: menyelamatkan, dan selalu mengembangkan daya temu sehingga kita tidak pernah
membuang satu sen pun. Uang yang kita buang tidak akan menguntungkan siapa pun, dan kalau pun
menguntungkan seseorang, ia pastilah bukan buruh; ia pasti menguntungkan seorang pemilik modal, tapi
tidak akan pernah buruh. Dan setiap kali kita menghemat satu sen, kita menempatkannya ke dalam
cadangan pertukaran asing kita, atau ke dalam bendahara nasional, dengan kata lain, menciptakan
kemungkinan mengembangkan sumber kerja. Produksi dan tabungan adalah tonggak pembangunan
ekonomi. Maksudnya produksi dan tabungan, ijinkan aku mengulanginya, untuk keuntungan buruh.
Kalian tidak bisa meminta pada siapapun juga untuk berkorban, memberikan perhatian lebih besar,
memanfaatkan waktu seefisien mungkin, jika semua itu pada akhirnya hanya menghasilkan kekayaan
bagi orang lain. Akan sangat tidak adil bila kita menuntut hal itu. Kita meminta ini dilakukan semua di
semua pabrik yang manajemennya dipegang langsung oleh pemerintah. Akan lebih banyak lagi pabrik-
pabrik yang dibangun, tentu saja-yang akan menjadi milik negara. Dengan berjalannya waktu, partisipasi
negara akan menjadi lebih besar, dan tanggung jawab kelas pekerja juga menjadi lebih besar. Namun kita
juga harus menghindarkan pemborosan dalam industri yang masih bertahan di tangan-tangan pribadi, dan
kita harus memelihara mesin, karena hingga saat ini kita belum berhati-hati dengan mesin.
Dalam banyak kasus kita masih baru mulai belajar, namun kita telah belajar dengan kurang
bertanggung jawab, di semua tingkatan. Kalian tahu dengan baik, misalnya, bahwa pengemudi dari LaCabana sangat sembrono. Mereka hanya belajar bagaimana mengemudi mobil yang kita sita dari semua
pejabat-pejabat tinggi dari rejim lama, namun mereka belajar dengan cara yang tidak bertanggung jawab.
Hasilnya adalah seperti yang bisa kalian lihat: baru satu atau dua tahun mobil-mobil Cadillac itu sudah
seperti rongsokan, penyot-penyot, dan lecet-lecet. Sama halnya dengan yang dialami dengan traktor-
traktor itu, dan ini lebih serius lagi, sebab bila sebuah Cadillac rusak, apakah itu penting? Kita tidak akan
membeli Cadillac baru, kita tidak akan menghambur-hamburkan uang lagi. Bagaimanapun juga itu
kurang penting. Tapi menelantarkan traktor adalah sesuatu yang serius, karena traktor penting bagi
produksi. Dan ketika sebuah mesin rusak karena ketidakperdulian buruh, mesin itu harus direparasi,karena jika mesin itu tidak direparasi kita tidak bisa berproduksi. Sehingga dalam hal ini setiap orang
harus memberikan perhatian dan belajar sebanyak mungkin. Kewajiban penting ketiga bagi kaum buruh,
di samping produksi dan menghemat, adalah berorganisasi. Bukan dalam pengertian lama kelas
menentang kelas, namun berorganisasi untuk menyumbangkan lebih banyak lagi bagi revolusi, yang
berarti menyumbangkan lebih banyak lagi bagi rakyat, yang berarti menyumbangkan lebih banyak lagi
bagi kelas pekerja. Karena dengan berjalannya waktu, perbedaan antara buruh dan petani, misalnya, akan
berkurang hingga hampir tak ada. Saat ini sudah ada sebuah kelompok buruh pertanian, 300.000 orang,
yang sedang mengolah tanah dengan menggunakan metoda yang semakin mekanik. Mereka secara
bertahap sedang berubah menjadi buruh-buruh yang secara teknik semakin maju, dan dengan cara ini
setiap orang akan secara bertahap ditransformasikan menjadi seorang buruh, setiap orang yang terkait
secara langsung dengan produksi. Kita harus terus mengembangkan hal ini dan memikirkan bangsa secara
keseluruhan. Yakni, kita harus melakukan hal yang sebaliknya dari yang biasa kita lakukan. Mereka telah
membiasakan kita untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan kecil kita-perhimpunan seandainya ada
perhimpunan, selanjutnya dengan tetangga kita, selanjutnya dengan keluarga kita, selanjutnya dengan
individu-diri kita-yang paling penting: ...Kadang-kadang seseorang berpikir seorang anaklah yang paling
penting, namun pada umumnya, orang berpikir bahwa dirinya lah yang paling penting. Kita harus
berusaha bertindak sebaliknya, berpikir tentang diri kita sebagai yang kurang penting, yang paling tidak
penting di dalam roda gerak kerja, walaupun dengan tugas membuat bagian dari mesin tersebut-individu-
berfungsi baik. Yang paling penting adalah bangsa, keseluruhan rakyat Kuba, dan kita selalu harus siap
mengorbankan beberapa keuntungan pribadi untuk keuntungan komunitas secara keseluruhan. Dan setiap
kelompok manusia berikutnya adalah jauh lebih penting daripada individu. Sebuah sektor buruh yang
terorganisasi adalah lebih penting daripada serikat buruh pada satu pusat kerja, dan seluruh buruh lebih
penting daripada satu orang buruh. Inilah yang musti kita pahami. Kita musti mengorganisasi diri kita
dengan cara yang baru samasekali untuk mengubah mentalitas lama. Kita harus mengubah mentalitas
pempimpin serikat buruh, yang fungsinya bukan menjadi seorang yang berteriak paling keras terhadap
pimpinan, seseorang yang kadang-kadang memaksakan aturan-aturan kerja absurd dalam produksi yang
memungkinkan seorang buruh memperoleh uang padahal tidak mengerjakan apapun. Buruh yang saat ini
menerima upah tanpa mengupayakannya, tanpa melakukankan apapun, pada dasarnya adalah
bersekongkol menentang bangsa dan menentang dirinya sendiri. (Tepuk tangan)
Demikian, ada tiga tugas mendasar dari kelas pekerja, dalam pandangan saya. Untuk itu, seseorang harus
memiliki pemahaman terhadap masalah, pemahaman terhadap pembangunan revolusioner, dan setelah
itu, pengetahuan khusus tentang pabrik tempat ia bekerja, bahkan lebih banyak pengetahuan lagi tentang
mesin yang ia kerjakan, dan pengetahuan tentang keseluruhan sistem produksi. Hal itu harus menjaditugas-dan hak-yang dituntut oleh seorang buruh, tugas untuk memahami dan belajar cara kerja mesin
mereka secara sempurna dan mereparasi dan memperbaikinya bila mungkin; mempelajari mesinnya,
bagiannya, dan keseluruhan proses produksi. Namun selain merupakan sebuah tugas, hal ini adalah juga
merupakan haknya yang harus dituntut dari semua administratur.
kira-kira 400 peso per tahun. Kalau jumlah ini kalian bagi lagi dengan dua belas bulan, kalian akan
melihat bahwa betapa kecilnya penghasilan setiap warga Kuba sepanjang tahun. Tentu saja, banyak
perempuan dan anak-anak yang tidak bekerja, namun tetap saja jumlah tersebut sangat kecil. Sekarang,
dalam waktu sepuluh tahun kita ingin meningkatkan pendapatan per kapita per tahun di Kuba menjadi
kira-kira lebih dari 900 peso. Jumlah ini, dua kali lipat dari yang sekarang, merupakan sebuah upaya yang
sangat besar yang harus bisa kita lakukan. Meskipun pada kenyataannya kami menyampaikan pada kalian
bahwa kita melakukan hal ini secara sederhana, apa yang kita lakukan ini adalah sesuatu yang belum
pernah dilakukan di manapun di bumi Amerika Latin ini. Di Amerika Latin hal itu berarti pertumbuhan 7
persen per tahun pada daya beli rakyat, pada pendapatan rakyat, dan hingga kini di beberapa negeri
Amerika Latin pertumbuhannya hanya kira-kira 1 atau 2 persen dan di tempat lainnya bahkan menurun.
Dengan kata lain, kita akan memiliki sebuah percepatan pembangunan yang luar biasa. Proses ini akan
lebih besar lagi apabila setiap orang memahami dengan jelas apa tugas mereka sesungguhnya. Saya tidak
bermaksud mengeluh sama sekali. Mencapai hal ini akan berarti sebuah kemenangan luar biasa. Atau,
bahwa kita akan mencapai pertumbuhan itu, dan ini akan menjadi kemenangan utama. (Tepuk tangan)
Satu tujuan lain yang telah kita tetapkan akan, setidaknya, membutuhkan perhatian lebih besar:
menghapuskan pengangguran kira-kira pada akhir 1962, yakni, dalam dua setengah tahun. (Tepuk tangan)
Jangan tepuk tangan dulu; ini adalah sasaran yang telah kita rumuskan bersama, dan kita baru bisa
bertepuk tangan jika kita telah mencapainya, atau dicemooh jika kita gagal. Tapi hal ini adalah tugas
setiap orang, tugas pemerintah dan rakyat bersama-sama. Dan untuk kita semua yang telah punya sesuatu
untuk dimakan, adalah tugas mulianya untuk menunjukkan solidaritas terhadap mereka yang tidak memiliki apa-apa atau hampir tidak memiliki apa-apa. Seseorang dari pendengar memotong: "Komandan
Guevara, hanya dalam waktu empat hari setelah negara mulai mengelola hotel-hotel, jumlah tamu
meningkat; terdapat lebih dari 4000 tamu hanya dalam waktu tiga hari. Itu semua karena revolusi kita,
Komandan Guevara." (Tepuk tangan) Tentu saja, itu adalah salah satu tugas bersama lainnya yang kita
hadapi. Pengelolaan setiap perusahaan oleh buruh dan pemerintah. Misalnya, hotel-hotel adalah sebuah
industri di mana kualitas kelas pekerja dan para pemimpinnya sedang diuji. Para pemimpin kelas pekerja,
yang dipilih secara demokratis oleh kelas pekerja, dan yang tidak menerima bayaran, bertugas
memecahkan masalah industri perhotelan. Tentu saja, kemenangan awal ini bukan kemenangan akhir.Hotel merupakan masalah yang sulit, karena di Kuba hotel dibangun dan distrukturkan dengan mentalitas
kolonial, untuk turis yang datang untuk membelanjakan dollar nya dalam perjudian atau dalam hiburan-
hiburan immoral lainnya. Dengan kata lain, hotel-hotel itu diperuntukkan bagi para majikan yang datang
ke pemilikan mereka di Karibia untuk meninggalkan sedikit saja dari yang mereka peroleh sepanjang
tahun. Kita hendaknya jangan lupa hal itu. Sekarang kita harus sepenuhnya mengubah sistem dan
struktur serta mentalitas bisnis turisme. Turis akan datang. Bila mereka datang dari Amerika Serikat,
mereka akan menjadi turis-turis dengan cukup pengertian dan keberanian untuk menghadapi semua
ancaman, yang kurang lebih tersembunyi, terhadap mereka. Turis dari Amerika Latin adalah mereka yang
ingin menyaksikan secara langsung proses revolusioner kita. Dan hotel-hotel kita juga harus diisi dengan
warga-warga kita sendiri, dengan warga Kuba yang datang dari seluruh pelosok kepulauan dalam
perjalanan untuk mengetahui negerinya. Dengan kata lain, kita perlu memperbarui sistem hotel kita secara
total, dan itu bukan pekerjaan gampang. Dan saya yakin bahwa mereka-mereka yang akan
mengerjakannya dengan baik adalah justru para pemimpin yang telah dipilih oleh para buruh,
bekerjasama dengan pejabat-pejabat dari pemerintahan revolusioner.
Beberapa waktu yang lalu dalam sebuah pidato awal, saya telah menjanjikan, sebagai pimpinan
dari departemen perindustrian, sebuah sistem manajemen campuran dalam pabrik-pabrik. Tentu saja, kita
tidak melupakan hal itu. Sistem tersebut masih di bawah penelitian. Prosesnya memang berjalan agak lambat karena ternyata prosesnya tidak sederhana, dan banyak masalah yang harus diantisipasi. Namun
semua itu masih dalam penelitian, dan dalam waktu singkat akan segera dipraktekkan di semua pabrik
negara dan semua pabrik yang dijalankan oleh negara untuk alasan apapun, yang sekarang ini jumlahnya
sangat banyak. Untuk mengakhiri pidato ini, dan bila kalian ijinkan, aku ulangi: tugas dari kelas buruh
sekarang adalah berproduksi, dan ingat bahwa hal ini berarti memproduksi tanpa mengarah kepada
berhenti; memproduksi lebih banyak, menciptakan banyak kekayaan yang pada gilirannya akan
menciptakan lebih banyak sumber kerja; berhemat sebanyak-banyaknya, bukan hanya di tingkat negara,
namun di bidang apapun di mana penghematan berarti penghematan untuk seluruh bangsa; mempertajamkewaspadaan revolusioner, menemukan-dan ini barangkali yang paling penting-sumber daya baru dan
metoda kerja baru yang akan menyelamatkan uang negara; bagi kelas pekerja untuk mengorganisasi diri
dalam rangka menyumbangkan usahanya yang paling baik untuk tugas kolektif industrialisasi. Dan untuk
melakukan itu semua, adalah penting untuk mempelajari dan memahami proses revolusioner yang akan
membimbing kita menuju persatuan dan tingkat ketegaran yang paling besar. Dan kita harus mempelajari
proses produksi, pada kemampuan kita yang paling baik di setiap levelnya, dengan teliti sehingga kita
dapat menemukan inovasi-inovasi yang akan memungkinkan kita untuk menghasilkan lebih banyak dan
menghemat lebih banyak. Itu saja pesanku untuk hari ini.
Jelas sudah bahwa buruh atau perburuhan merupakan sebuah masalah yang harus di naungi oleh
pemerintah, dengan sumber sumber yang jelas kemanusiaan dan perburuhan harus diteliti dan diperjelas