BUPATI MUSI BANYUASIN PROVINSISUMATERASELATAN PERATURANBUPATIMUSI BANYUASIN NOMOR72 TAHUN2018 TENTANG PERUBAHANATASPERATURANBUPATINOMOR33 TAHUN2016 TENTANGTATACARAPENCALONAN,PEMILIHAN,PENGANGKATAN DANPEMBERHENTIANKEPALADESA DENGANRAHMATTUHANYANGMAHAESA BUPATIMUSI BANYUASIN, Menimbang a. bahwa untuk melaksanakan Putusan Mahkamah Konstitusi dalam perkara Nomor 128/PUU-XIII/2015, ketentuan Pasal 33 huruf g Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa dinyatakan bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat sehingga berimplikasi hukum dalam penyelenggaraan pemilihan Kepala Desa; b. bahwa untuk melaksanakan Putusan Mahkamah Agung dalam perkara Nomor 42.P/HUM/2016, ketentuan Pasal 31 ayat (2) huruf d Peraturan Bupati Musi Banyuasin Nomor 33 Tahun 2016 tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan, Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa dinyatakan bertentangan dengan Undang - Undang yang lebih tinggi yaitu Undang - Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat sehingga berimplikasi hukum dalam penyelenggaraan pemilihan Kepala Desa; c. bahwa untuk menyesuaikan dinamika perkembangan Peraturan Perundang-Undangan yang lebih tinggi yang berlaku saat ini dan kebutuhan dalam penyelenggaraan pemilihan Kepala Desa serentak dalam Kabupaten Musi Banyuasin maka
21
Embed
BUPATIMUSIBANYUASIN - jdih.mubakab.com 72...Pasal I Beberapa ketentuan dalam Peraturan Bupati MusiBanyuasin Nomor 33 Tahun 2016 tentang Tata Cara Pencalonan, PemiIihan, Pengangkatan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BUPATI MUSI BANYUASINPROVINSISUMATERASELATAN
PERATURANBUPATIMUSI BANYUASIN
NOMOR72 TAHUN2018
TENTANG
PERUBAHANATASPERATURANBUPATINOMOR33 TAHUN2016
TENTANGTATACARAPENCALONAN,PEMILIHAN,PENGANGKATAN
DANPEMBERHENTIANKEPALADESA
DENGANRAHMATTUHANYANGMAHAESA
BUPATIMUSI BANYUASIN,
Menimbang a. bahwa untuk melaksanakan Putusan Mahkamah Konstitusi
dalam perkara Nomor 128/PUU-XIII/2015, ketentuan Pasal 33
huruf g Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
dinyatakan bertentangan dengan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan tidak mempunyai
kekuatan hukum mengikat sehingga berimplikasi hukum
dalam penyelenggaraan pemilihan Kepala Desa;
b. bahwa untuk melaksanakan Putusan Mahkamah Agung dalam
perkara Nomor 42.P/HUM/2016, ketentuan Pasal 31 ayat (2)
huruf d Peraturan Bupati Musi Banyuasin Nomor 33 Tahun
2016 tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan, Pengangkatan
dan Pemberhentian Kepala Desa dinyatakan bertentangan
dengan Undang - Undang yang lebih tinggi yaitu Undang -
Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan dan Undang-Undang Nomor
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan tidak
mempunyai kekuatan hukum mengikat sehingga berimplikasi
hukum dalam penyelenggaraan pemilihan Kepala Desa;
c. bahwa untuk menyesuaikan dinamika perkembangan
Peraturan Perundang-Undangan yang lebih tinggi yang berlaku
saat ini dan kebutuhan dalam penyelenggaraan pemilihan
Kepala Desa serentak dalam Kabupaten Musi Banyuasin maka
Mengingat
Peraturan Bupati Musi Banyuasin Nomor 33 Tahun 2016
ten tang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan, Pengangkatan dan
Pemberhentian Kepala Desa perlu diubah;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan
Peraturan Bupati Musi Banyuasin tentang Perubahan atas
Peraturan Bupati Nomor 33 Tahun 2016 tentang Tata Cara
Pencalonan, Pemilihan, Pengangkatan dan Pemberhentian
Kepala Desa;
1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1959 tentang Penetapan
Undang-Undang Darurat Nomor 4 Tahun 1956 (Lembaran
Negara Tahun 1956 Nomor 55), Undang-Undang Darurat
Nomor 5 Tahun 1956 (Lembaran Negara Tahun 1956 Nomor 56)
dan Undang - Undang Darurat Nomor 6 Tahun 1956 (Lembaran
Negara Tahun 1956 Nomor 57) tentang Pembentukan Daerah
Tingkat II termasuk Kotapraja, Dalam Lingkungan Daerah
Tingkat I Sumatera Selatan, sebagai Undang-Undang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 73,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1821);
2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang - Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pe1aksanaan Undang - Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
123, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5539) sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun
2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 43
-2-
Menetapkan
Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 157, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 5717);
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 112 Tahun 2014
tentang Pemilihan Kepala Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 2092) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 65 Tahun 2017
tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
112 Tahun 2014 tentang Pemilihan Kepala Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1221);
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 82 Tahun 2015 tentang
Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 4) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66
Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 82 Tahun 2015 tentang Pengangkatan dan
Pemberhentian Kepala Desa (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2017 Nomor 1222);
7. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2008 ten tang Urusan
Pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah
Kabupaten Musi Banyuasin (Lembaran Daerah Tahun 2008
Nomor 33);
8. Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 6 Tahun
2016 tentang Pemilihan Kepala Desa (Lembaran Daerah
Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2016 Nomor 6);
9. Peraturan Bupati Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 33 Tahun
2016 tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan, Pengangkatan
Dan Pemberhentian Kepala Desa (Berita Daerah Kabupaten
Musi Banyuasin Tahun 2016 Nomor 38).
MEMUTUSKAN:
PERATURAN BUPATI TENTANG PERUBAHAN ATAS
PERATURANBUPATI MUSI BANYUASINNOMOR 33 TAHUN
2016 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN,
PENGANGKATANDANPEMBERHENTIANKEPALADESA.
- 3-
Pasal I
Beberapa ketentuan dalam Peraturan Bupati Musi Banyuasin
Nomor 33 Tahun 2016 tentang Tata Cara Pencalonan,
PemiIihan, Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa
(Berita Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2016 Nomor
38), diubah sebagai berikut :
1. Ketentuan Pasal 1 diubah, sehingga berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :
1. Kabupaten adalah Kabupaten Musi Banyuasin.
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat
Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan
daerah.
3. Bupati adalah Bupati Musi Banyuasin.
4. Camat adalah pemimpin kecamatan yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati meIalui
Sekretaris Daerah.
5. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang
memiliki batas wilayah yang berwenang untuk
mengatur dan mengurus urusan pemerintahan,
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan
prakarsa masyarakat, hak asal usul dan hak tradisional
yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
6. Pemerintahan Desa adalah penyeIenggaraan urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Indonesia.
7. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dibantu perangkat
Desa sebagai unsur penyeIenggara Pemerintahan Desa.
8. Kepala Desa adalah Pejabat Pemerintah Desa yang
mempunyai wewenang, tugas dan kewajiban untuk
menyeIenggarakan rumah tangga desanya dan
meIaksanakan tugas dari Pemerintah dan Pemerintah
Daerah.
9. Badan Permusyawaratan Desa (BPD) adalah lembaga
desa yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang
- 4-
anggotanya mempakan wakil dari penduduk Desa
berdasarkan perwakilan wilayah dan ditetapkan secara
demokratis.
10. Musyawarah Desa adalah musyawarah antara Badan
Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan unsur
masyarakat yang diselenggarakan oleh Badan
Permusyawaratan Desa untuk menyepakati hal yang
bersifat strategis.
11. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan
yang ditetapkan oleh Kepala Desa setelah dibahas dan
disepakati bersama Badan Permusyawaratan Desa.
12. Perangkat Desa adalah un sur staf yang membantu
Kepala Desa dalam penyusunan kebijakan dan
koordinasi yang diwadahi dalam Sekretariat Desa dan
unsur pendukung tugas Kepala Desa dalam
pelaksanaan kebijakan yang diwadahi dalam bentuk
Pelaksana Teknis dan Unsur Kewilayahan.
13. Pemilihan Kepala Desa adalah pelaksanaan kedaulatan
rakyat di desa dalam rangka memilih kepala desa yang
bersifat langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil.
14. Calon Kepala Desa adalah bakal calon Kepala Desa yang
telah ditetapkan oleh panitia pemilihan sebagai calon
yang berhak dipilih menjadi Kepala Desa serta berhak
mengikuti Pemilihan Kepala Desa.
15. Calon Kepala Desa Terpilih adalah calon Kepala Desa
yang memperoleh suara terbanyak dalam Pemilihan
Kepala Desa.
16. Penjabat Kepala Desa adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS)
dalam Pemerintah Daerah Kabupaten Musi Banyuasin
yang diangkat oleh Bupati untuk melaksanakan tugas,
hak dan wewenang serta kewajiban Kepala Desa dalam
kuIUn waktu 1 (satu) tahun dan atau sampai terpilih
dan dilantiknya Kepala Desa yang banI.
17. Putusan Pengadilan adalah pemyataan hakim yang
diucapkan dalam sidang pengadilan terbuka yang dapat
bempa pemidanaan atau bebas atau lepas dari segala
tuntutan hukum.
- 5-
18. Tersangka adalah seorang yang karena perbuatannya
atau keadaannya berdasarkan bukti permulaan patut
diduga sebagai pelaku tindak pidana.
19. Terdakwa adalah seorang tersangka yang dituntut,
diperiksa dan diadili di pengadilan.
20. Terpidana adalah seorang yang dipidana berdasarkan