-
1
BUPATI JEPARA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA
NOMOR 6 TAHUN 2012
TENTANG
PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN JEPARA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI JEPARA, Menimbang : a. bahwa Perusahaan Daerah Air Minum
dalam rangka
pembangunan Daerah, diharapkan mampu menunjang penyelenggaraan
pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat;
b. bahwa Perusahaan Daerah Air Minum merupakan
sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli daerah (PAD) dan
sebagai sarana pengembangan perekonomian;
c. bahwa dengan diberlakukannya beberapa peraturan
perundang-undangan yang terkait dengan pembentukan peraturan daerah
tentang Perusahaan Daerah air minum, maka dipandang perlu meninjau
kembali Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Jepara Nomor 3
tahun 1993 tentang Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten daerah
Tingkat II Jepara, untuk disesuaikan;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a, huruf b dan huruf c perlu membentuk
Peraturan Daerah tentang Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten
Jepara;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa
Tengah;
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang
Perusahaan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1962
Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
2387);
-
2
3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber
Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4377);
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 124, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5234);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4490);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4578);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan
Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4858);
-
3
11. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan,
Pengundangan dan Penyebarluasan Peraturan Perundang-undangan;
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 1998 tentang
Bentuk Badan Usaha Milik Daerah
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2007 tentang
Organ dan Kepegawaian Perusahaan Daerah Air Minum;
14. Peraturan Daerah Kabupaten Jepara Nomor 3 Tahun
2008 tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan
Pemerintahan Daerah Kabupaten Jepara (Lembaran Daerah Kabupaten
Jepara Tahun 2008 Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten
Jepara Nomor 2);
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN JEPARA
dan
BUPATI JEPARA
MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PERUSAHAAN
DAERAH
AIR MINUM KABUPATEN JEPARA.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah
adalah Kabupaten Jepara; 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan
perangkat daerah sebagai unsur
penyelenggara pemerintah daerah; 3. Bupati adalah Bupati Jepara;
4. Perusahaan Daerah Air Minum yang selanjutnya disingkat PDAM
adalah
Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Jepara; 5. Dewan Pengawas
adalah Dewan Pengawas PDAM Kabupaten Jepara; 6. Direksi adalah
Direksi PDAM Kabupaten Jepara; 7. Pegawai adalah pegawai PDAM
Kabupaten Jepara yang diangkat dan
diberhentikan oleh Direksi; 8. Jasa produksi adalah bagian dari
laba bersih setelah dikurangi dengan
penyusutan, cadangan tujuan, dan pengurangan yang wajar dalam
perusahaan.
-
4
BAB II
PENDIRIAN
Pasal 2
(1) Dengan Peraturan Daerah ini didirikan PDAM. (2) Dengan
didirikan PDAM ini, maka semua hak dan kewajiban,
perlengkapan dan kekayaan Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten
Daerah Tingkat II Jepara yang dibentuk dengan Peraturan Daerah
Kabupaten Daerah Tingkat II Jepara Nomor 3 Tahun 1993 tentang
Pembentukan Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Daerah Tingkat II
Jepara beralih kepada PDAM Kabupaten Jepara, menjadi hak dan
kewajiban, perlengkapan dan kekayaan PDAM.
BAB III
TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 3
(1) PDAM berkedudukan dan berkantor pusat di ibukota
Kabupaten.
(2) Untuk mendukung efektifitas dan peningkatan pelayanan
kepada
pelanggan, PDAM dapat membuka Kantor Cabang yang berkedudukan
dan berkantor di Kecamatan-kecamatan.
BAB IV
SIFAT, TUJUAN DAN LAPANGAN USAHA
Pasal 4
Sifat usaha dari PDAM adalah sebagai berikut : a. berusaha di
bidang pengelolaan, penyediaan, dan distribusi air minum dan
air bersih sesuai standar baku mutu untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat dan usaha lainnya yang dapat mendorong perkembangan
perusahaan di Daerah sesuai dengan prinsip-prinsip ekonomi
perusahaan; dan
b. melaksanakan fungsi sosial dan fungsi pelayanan publik di
bidang air minum dan air bersih yang memenuhi standar baku
mutu.
Pasal 5
Tujuan dari PDAM adalah : a. untuk melaksanakan sebagian tugas
dan urusan Pemerintahan Daerah
khususnya di bidang : 1. pengelolaan, penyediaan, dan distribusi
air minum dan air bersih yang
memenuhi standar baku mutu;
-
5
2. pengelolaan pendapatan hasil daerah yang bersumber dari usaha
pengelolaan, penyediaan, dan distribusi air minum dan air bersih;
dan
3. pengembangan perekonomian dalam rangka pembangunan Daerah. b.
Untuk mengembangkan pemenuhan kebutuhan air minum bagi
masyarakat di Daerah dalam rangka mewujudkan masyarakat yang
sehat dan sejahtera.
Pasal 6
PDAM dalam rangka melayani air minum bagi masyarakat mempunyai
lapangan usaha menyelenggarakan pelayanan air minum kepada
masyarakat secara tertib dan teratur.
BAB V
MODAL
Pasal 7
(1) Modal PDAM terdiri dari : a. Penyisihan sebagian Keuangan
Daerah yang dicantumkan dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; b. Bantuan/Subsidi
Pemerintah Propinsi Jawa Tengah; c. Bantuan/Subsidi Pemerintah
Pusat; d. Pinjaman serta bantuan lainnya.
(2) Semua alat liquid disimpan di Bank Pemerintah dan/atau Bank
Pemerintah Daerah yang ditunjuk oleh Bupati.
Pasal 8
(1) Modal Awal PDAM sebesar Rp. 37.108.402.314,00 (Tiga puluh
tujuh
milyar seratus delapan juta empat ratus dua ribu tiga ratus
empat belas rupiah).
(2) Rincian Modal Awal sebagaimana ayat (1) termasuk kekayaan
PDAM pada saat pendirian sebagaimana tercantum dalam Neraca akhir
per 31 Desember 2011 yang merupakan hasil audit Kantor Akuntan
Publik Darsono & Budi Cahyo Santoso dan merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
(3) Modal Awal sebagaimana ayat (1) merupakan kekayaan Daerah
yang dipisahkan.
BAB VI
ORGAN PDAM
Pasal 9
Organ PDAM, terdiri dari : a. Bupati selaku pemilik modal; b.
Dewan Pengawas; dan
-
6
c. Direksi.
Pasal 10
(1) Pengelolaan dan pelaksanaan tugas, fungsi, dan tujuan PDAM
dilaksanakan oleh Direksi.
(2) Dalam pengelolaan PDAM sebagaimana ayat (1), diawasi oleh
Dewan Pengawas.
BAB VII
DIREKSI
Bagian Kesatu Pengangkatan
Pasal 11
(1) Direksi diangkat oleh Bupati atas usul Dewan Pengawas
setelah
mendengar pertimbangan dari DPRD Kabupaten Jepara.
(2) Batas usia Direksi yang berasal dari luar PDAM pada saat
diangkat pertama kali berumur paling tinggi 50 (lima puluh)
tahun.
(3) Batas usia Direksi yang berasal dari PDAM pada saat diangkat
pertama kali berumur paling tinggi 55 (lima puluh lima) tahun.
(4) Jabatan Direksi sebagaimana ayat (1) berakhir pada saat
yang
bersangkutan berumur paling tinggi 60 (enam puluh) tahun.
Bagian Kedua Persyaratan Calon Direksi
Pasal 12
Calon Direksi harus memenuhi persyaratan : a. Warga Negara
Indonesia (WNI); b. Mempunyai pendidikan minimal Sarjana Strata 1
(S 1); c. Mempunyai pengalaman kerja paling sedikit 10 (sepuluh)
tahun bagi yang
berasal dari PDAM atau mempunyai pengalaman kerja minimal 15
(lima belas) tahun mengelola perusahaan bagi yang bukan berasal
dari PDAM yang dibuktikan dengan surat keterangan (referensi) dari
perusahaan sebelumnya dengan penilaian baik;
d. Lulus pelatihan manajemen air minum di dalam atau di luar
negeri yang telah terakreditasi dibuktikan dengan sertifikasi atau
ijazah;
e. Membuat dan menyajikan proposal mengenai visi dan misi PDAM;
f. Bersedia bekerja penuh waktu; g. Tidak terikat hubungan keluarga
dengan Bupati/Wakil Bupati atau Dewan
Pengawas atau Direksi lainnya sampai derajat ketiga menurut
garis lurus atau kesamping termasuk menantu dan ipar; dan
h. Lulus uji kelayakan dan kepatutan yang dilaksanakan oleh Tim
ahli yang ditunjuk oleh Bupati.
-
7
Bagian Ketiga
Jumlah Direksi Pasal 13
(1) PDAM dipimpin oleh Direksi yang jumlah anggotanya
disesuaikan dengan
tingkat jumlah pelanggan PDAM, dengan ketentuan sebagai berikut
: a. 1 (satu) orang Direksi untuk jumlah pelanggan sampai dengan
30.000
(tiga puluh ribu); b. paling banyak 3 (tiga) orang Direksi untuk
jumlah pelanggan dari
30.001 (tiga puluh ribu satu) sampai dengan 100.000 (seratus
ribu); dan
c. paling banyak 4 (empat) Direksi untuk pelanggan di atas
100.000 (seratus ribu).
(2) Penentuan jumlah Direksi sebagaimana ayat 1 (satu) huruf b
dan c,
dilakukan berdasarkan asas efisiensi dan efektivitas pengurusan
dan pengelolaan PDAM.
Pasal 14
Apabila anggota Direksi 3 (tiga) orang atau lebih, seorang
diantaranya diangkat sebagai Direktur Utama berdasarkan penilaian
terbaik atas hasil uji coba kelayakan dan kepatutan yang dilakukan
oleh Bupati terhadap seluruh Direksi.
Bagian Keempat
Masa Jabatan Direksi
Pasal 15
(1) Masa jabatan Direksi selama 4 (empat) tahun dan dapat
diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan.
(2) Pengangkatan kembali sebagaimana ayat (1), dilakukan apabila
Direksi terbukti mampu meningkatkan kinerja PDAM dan pelayanan
kebutuhan air minum kepada masyarakat setiap tahun.
(3) Kriteria dan ketentuan mengenai kemampuan meningkatkan
kinerja dan
pelayanan sebagaimana ayat (2), diatur lebih lanjut oleh
Bupati.
Bagian Kelima Tugas, dan Wewenang Direksi
Pasal 16
Direksi mempunyai tugas : a. menyusun perencanaan, melakukan
koordinasi dan pengawasan seluruh
kegiatan operasional PDAM; b. membina pegawai; c. mengurus dan
mengelola karyawan PDAM; d. menyelenggarakan administrasi umum dan
keuangan; e. menyusun rencana strategis bisnis 5 (lima) tahunan
(business
plan/corporate plan) yang disahkan oleh Bupati melalui usul
Dewan Pengawas;
-
8
f. menyusun dan menyampaikan Rencana Bisnis dan Anggaran Tahunan
PDAM yang merupakan penjabaran tahunan dari Rencana Strategis
Bisnis (business plan/corporate plan) kepada Bupati melalui Dewan
Pengawas; dan
g. menyusun dan menyampaikan laporan seluruh kegiatan PDAM.
Pasal 17
(1) Laporan sebagaimana Pasal 16 huruf g terdiri dari Laporan
Triwulan dan Laporan Tahunan.
(2) Laporan Triwulan sebagaimana ayat (1) terdiri dari laporan
kegiatan operasional dan keuangan yang disampaikan kepada Dewan
Pengawas.
(3) Laporan Tahunan sebagaimana ayat (1) terdiri dari laporan
keuangan yang
telah diaudit dan laporan manajemen yang ditandatangani bersama
Direksi dan Dewan Pengawas disampaikan kepada Bupati.
(4) Laporan Tahunan sebagaimana ayat (3) disampaikan paling lama
120 (seratus dua puluh) hari setelah tahun buku PDAM ditutup untuk
disahkan oleh Bupati paling lama dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
setelah diterima.
(5) Direksi menyebarluaskan Laporan Tahunan melalui media massa
paling lama 15 (lima belas) hari setelah disahkan oleh Bupati.
(6) Anggota Direksi atau Dewan Pengawas yang tidak
menandatangani Laporan Tahunan sebagaimana ayat (3) harus
disebutkan alasannya secara tertulis.
Pasal 18
Direksi dalam melaksanakan tugas sebagaimana Pasal 16 mempunyai
wewenang : a. mengangkat dan memberhentikan pegawai PDAM
berdasarkan Peraturan
Kepegawaian PDAM dengan pertimbangan Dewan Pengawas; b.
menetapkan susunan organisasi dan tata kerja PDAM dengan
pertimbangan Dewan Pengawas; c. mengangkat pegawai untuk
menduduki jabatan dan melakukan mutasi,
serta memberhentikan jabatan di bawah Direksi dengan
pertimbangan Dewan Pengawas;
d. mewakili PDAM di dalam dan di luar pengadilan; e. menunjuk
kuasa untuk melakukan perbuatan hukum mewakili PDAM; f.
menandatangani Laporan Bulanan, Triwulan, dan Laporan Tahunan; g.
menjual, menjaminkan atau melepaskan aset milik PDAM
berdasarkan
persetujuan Bupati atas pertimbangan Dewan Pengawas, untuk aset
diatas Rp. 500.000.000,00 (Lima ratus juta rupiah) harus dengan
pertimbangan DPRD Kabupaten Jepara;
h. melakukan pinjaman, mengikatkan diri dalam perjanjian, dan
melakukan kerjasama dengan pihak lain dengan persetujuan Bupati
atas pertimbangan Dewan Pengawas.
-
9
Pasal 19
Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, Direksi bertanggung
jawab kepada Bupati melalui Dewan Pengawas.
Bagian Keenam
Penghasilan dan Hak-hak Direksi
Pasal 20
(1) Penghasilan Direksi terdiri dari gaji dan tunjangan.
(2) Gaji Direktur Utama paling banyak 2,5 kali skala tertinggi
gaji pokok pegawai PDAM Kabupaten Jepara.
(3) Apabila jumlah Direksi hanya 1 (satu) orang, maka Gaji
Direktur disamakan Gaji Direktur Utama.
(4) Gaji Direksi lainnya sebesar 75% (tujuh puluh lima persen)
dari gaji
Direktur Utama.
(5) Tunjangan sebagaimana ayat (1) terdiri dari : a. Tunjangan
perawatan/kesehatan yang layak termasuk istri/suami dan
2 (dua) orang anak; b. Tunjangan lainnya.
(6) Dalam hal PDAM memperoleh keuntungan, Direksi memperoleh
bagian
dari jasa produksi.
(7) Besarnya gaji, tunjangan dan bagian dari jasa produksi
sebagaimana ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat (4), ayat (5) dan
ayat (6) ditetapkan oleh Bupati setelah memperhatikan pendapat
Dewan Pengawas dan kemampuan PDAM.
Pasal 21
(1) Untuk mendukung kelancaran pengelolaan dan dalam rangka
pengembangan PDAM, Direksi dapat diberikan dana representatif
paling banyak 75 % (tujuh puluh lima persen) dari jumlah
penghasilan Direksi dalam 1 (satu) tahun.
(2) Penggunaan dana sebagaimana ayat (1) ditetapkan oleh Direksi
secara efektif dan efisien.
Pasal 22
(1) Direksi setiap akhir masa jabatan diberikan uang jasa
pengabdian yang
besarnya ditetapkan oleh Bupati berdasarkan usul Dewan Pengawas
dan kemampuan PDAM.
(2) Direksi yang diberhentikan dengan hormat sebelum masa
jabatannya berakhir dapat diberikan uang jasa pengabdian
sebagaimana ayat (1) dengan syarat telah menjalankan tugasnya
paling sedikit 1 (satu) tahun.
-
10
(3) Besarnya uang jasa pengabdian sebagaimana ayat (1) dan ayat
(2)
didasarkan atas perhitungan lamanya bertugas dibagi masa jabatan
dikalikan penghasilan bulan terakhir.
Pasal 23
(1) Anggota direksi memperoleh hak cuti, yang meliputi :
a. cuti tahunan; b. cuti besar; c. cuti sakit; d. cuti karena
alasan penting atau cuti untuk menunaikan ibadah haji; e. cuti
nikah; f. cuti bersalin; dan g. cuti di luar tanggungan PDAM.
(2) Direksi yang menjalankan cuti sebagaimana ayat (1), tetap
diberikan
penghasilan penuh kecuali cuti di luar tanggungan PDAM.
(3) Pelaksanaan cuti sebagaimana ayat (1), diatur lebih lanjut
oleh Bupati dengan berpedoman pada peraturan
perundang-undangan.
Bagian Ketujuh
Larangan Direksi
Pasal 24
(1) Direksi dilarang memangku jabatan rangkap dalam : a. jabatan
struktural atau fungsional pada instansi/lembaga Pemerintah
Pusat dan Daerah; b. anggota Direksi pada Badan Usaha Milik
Daerah lainnya, Badan
Usaha Milik Negara, atau badan usaha lainnya; c. jabatan yang
dapat menimbulkan benturan kepentingan pada PDAM;
dan/ atau d. Jabatan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-
undangan.
(2) Direksi dilarang mempunyai kepentingan pribadi secara
langsung atau tidak langsung yang dapat menimbulkan benturan
kepentingan pada PDAM.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai kepentingan pribadi secara
langsung atau tidak langsung sebagaimana ayat (2), diatur oleh
Bupati.
Bagian Kedelapan Pemberhentian
Pasal 25
(1) Direksi berhenti karena :
a. masa jabatannya berakhir; atau b. meninggal dunia.
(2) Direksi diberhentikan karena :
a. permintaan sendiri;
-
11
b. reorganisasi; c. melakukan tindakan yang merugikan PDAM; d.
melakukan tindakan atau bersikap yang bertentangan dengan
kepentingan Daerah atau Negara; e. mencapai batas usia 60 (enam
puluh) tahun; dan/atau f. tidak dapat melaksanakan tugasnya.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tidak dapat melaksanakan
tugas sebagaimana ayat (2) huruf f, diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Bupati.
Pasal 26
(1) Direksi yang diduga melakukan perbuatan sebagaimana Pasal 25
ayat (2) huruf c dan huruf d diberhentikan sementara oleh Bupati
atas usul Dewan Pengawas untuk jangka waktu paling lama 1 (satu)
bulan.
(2) Pemberhentian sementara sebagaimana ayat (1) ditetapkan oleh
Bupati disertai dengan alasan dan diberitahukan kepada yang
bersangkutan.
Pasal 27
(1) Paling lama 1 (satu) bulan sejak pemberhentian sementara
sebagaimana
Pasal 26, Dewan Pengawas melakukan sidang yang dihadiri oleh
Direksi untuk menetapkan yang bersangkutan diberhentikan atau
direhabilitasi.
(2) Dewan Pengawas melaporkan kepada Bupati hasil sidang
sebagaimana ayat (1) sebagai bahan Bupati untuk memberhentikan atau
merehabilitasi.
(3) Apabila dalam persidangan sebagaimana ayat (1) Direksi tidak
hadir tanpa
alasan yang sah, yang bersangkutan dianggap menerima hasil
sidang Dewan Pengawas.
(4) Apabila perbuatan yang dilakukan oleh Direksi merupakan
tindak pidana
dengan putusan bersalah dan telah memperoleh kekuatan hukum
tetap, yang bersangkutan diberhentikan dengan tidak hormat.
Bagian Kesembilan
Penunjukan Pejabat Sementara
Pasal 28
(1) Apabila sampai berakhirnya masa jabatan Direksi,
pengangkatan Direksi baru masih dalam proses penyelesaian, Bupati
dapat menunjuk/mengangkat Direksi yang lama atau seorang pejabat
Struktural PDAM sebagai pejabat sementara.
(2) Pengangkatan pejabat sementara sebagaimana ayat (1)
ditetapkan dengan Keputusan Bupati.
(3) Keputusan Bupati sebagaimana ayat (2) berlaku paling lama 6
(enam) bulan dan wajib menetapkan direksi definitif.
(4) Pejabat sementara sebagaimana ayat (1) tidak dilakukan
pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan.
-
12
(5) Pejabat Struktural PDAM sebagaimana ayat (1) yang diangkat
sebagai pejabat sementara Direksi, yang bersangkutan hanya menerima
penghasilan Direksi.
Pasal 29
Tugas, wewenang, dan tanggung jawab Pejabat Sementara sama
dengan Pejabat Direksi Definitif.
BAB VIII
DEWAN PENGAWAS
Bagian Kesatu Pengangkatan
Pasal 30
(1) Dewan Pengawas berasal dari unsur Pejabat Pemerintah
Daerah,
profesional dan/atau masyarakat konsumen yang diangkat oleh
Bupati.
(2) Batas usia Dewan Pengawas saat diangkat paling tinggi 60
(enam puluh) tahun.
Pasal 31
(1) Calon anggota Dewan Pengawas ditetapkan berdasarkan jumlah
pelanggan dengan ketentuan : a. Menguasai manajemen PDAM; b.
Menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugasnya; dan c.
Tidak terikat hubungan keluarga dengan Bupati/Wakil Bupati atau
Dewan Pengawas yang lain atau Direksi sampai derajat ketiga baik
menurut garis lurus atau ke samping termasuk menantu dan ipar.
(2) Pengangkatan anggota Dewan Pengawas sebagaimana ayat (1)
ditetapkan
dengan Keputusan Bupati.
Pasal 32
(1) Jumlah anggota Dewan Pengawas ditetapkan berdasarkan jumlah
pelanggan dengan ketentuan : a. paling banyak 3 (tiga) orang untuk
jumlah pelanggan sampai dengan
30.000 (tiga puluh ribu); dan b. paling banyak 5 (lima) orang
untuk jumlah pelanggan di atas 30.000
(tiga puluh ribu).
(2) Anggota Dewan Pengawas sebagaimana ayat (1) diangkat seorang
sebagai Ketua merangkap anggota dan seorang sebagai Sekretaris
merangkap anggota dengan Keputusan Bupati.
Pasal 33
(1) Masa jabatan anggota Dewan Pengawas paling lama 3 (tiga)
tahun dan
dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan.
-
13
(2) Pengangkatan kembali anggota Dewan Pengawas sebagaimana ayat
(1) dibuktikan dengan kinerja dalam melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan kegiatan Direksi dan kemampuan PDAM dalam meningkatkan
kinerja pelayanan air minum kepada masyarakat.
Bagian Kedua
Tugas dan Wewenang
Pasal 34
Dewan Pengawas mempunyai tugas sebagai berikut : a. melaksanakan
pengawasan, pengendalian dan pembinaan terhadap
pengurusan dan pengelolaan PDAM; b. memberikan pertimbangan dan
saran kepada Bupati, baik diminta atau
tidak diminta guna perbaikan dan pengembangan PDAM antara lain
pengangkatan Direksi, program kerja yang diajukan Direksi, rencana
perubahan status kekayaan PDAM, rencana pinjaman dan ikatan hukum
dengan pihak lain, serta menerima, memeriksa dan atau
menandatangani Laporan Bulanan, Triwulan, dan Laporan Tahunan;
dan
c. meneliti dan menilai hasil pekerjaan dan pertanggungjawaban
Direksi untuk disampaikan kepada Bupati di masa periode pertama
paling lama 6 (enam) bulan.
d. memeriksa dan menyampaikan Rencana Strategis dan Anggaran
Tahunan PDAM yang dibuat Direksi kepada Bupati untuk mendapatkan
pengesahan.
Pasal 35
Dewan Pengawas dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana Pasal 34,
mempunyai wewenang : a. menilai kinerja Direksi dalam mengelola
PDAM; b. menilai Laporan Triwulan dan Laporan Tahunan yang
disampaikan
Direksi untuk mendapat pengesahan Bupati; c. meminta keterangan
Direksi mengenai pengelolaan dan pengembangan
PDAM; d. Mengusulkan pemberhentian sementara, rehabilitasi dan
pemberhentian
Direksi kepada Bupati; e. mengusulkan pengangkatan, untuk masa
jabatan kedua paling lama 6
(enam) bulan sebelum berakhir masa jabatan pertama; f.
memberikan pertimbangan dalam pengangkatan dan pemberhentian
pegawai PDAM berdasarkan Peraturan Kepegawaian PDAM; dan g.
memberikan pertimbangan dalam pengangkatan pegawai untuk
menduduki jabatan dan melakukan mutasi, serta memberhentikan
jabatan di bawah Direksi.
Pasal 36
(1) Untuk membantu kelancaran tugas Dewan Pengawas dapat
dibentuk
Sekretariat Dewan Pengawas dengan Keputusan Ketua Dewan
Pengawas.
(2) Sekretariat Dewan Pengawas sebagaimana ayat (1)
beranggotakan paling banyak 3 (tiga) orang dan dibebankan pada
Anggaran PDAM.
(3) Pembentukan Sekretariat Dewan Pengawas sebagaimana ayat (1)
dan ayat
(2) memperhatikan efisiensi pembiayaan PDAM.
-
14
Bagian Ketiga Penghasilan dan Jasa Pengabdian
Pasal 37
Dewan Pengawas diberikan penghasilan berupa uang jasa.
Pasal 38
(1) Ketua Dewan Pengawas merangkap anggota menerima uang jasa
paling banyak 45% (empat puluh lima persen) dari gaji Direktur
Utama.
(2) Sekretaris Dewan Pengawas merangkap anggota menerima uang
jasa paling banyak 40% (empat puluh persen) dari gaji Direktur
Utama.
(3) Setiap anggota Dewan Pengawas menerima uang jasa paling
banyak 35%
(tiga puluh lima persen) dari gaji Direktur Utama.
Pasal 39
Dalam hal PDAM memperoleh keuntungan, Dewan Pengawas memperoleh
bagian dari jasa produksi secara proporsional dengan berpedoman
pada ketentuan dalam Pasal 38.
Pasal 40
Besarnya uang jasa dan bagian dari jasa produksi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 37 dan Pasal 38 ditetapkan oleh Bupati dengan
memperhatikan kemampuan PDAM.
Pasal 41
(1) Dewan Pengawas mendapat uang jasa pengabdian yang
besarnya
ditetapkan oleh Bupati dengan memperhatikan kemampuan PDAM. (2)
Dewan Pengawas yang diberhentikan dengan hormat sebelum masa
jabatannya berakhir, mendapat uang jasa pengabdian dengan syarat
telah menjalankan tugasnya paling sedikit 1 (satu) tahun.
(3) Besarnya uang jasa pengabdian sebagaimana ayat (1) dan ayat
(2)
didasarkan atas perhitungan lamanya bertugas dibagi masa jabatan
dikalikan uang jasa bulan terakhir.
Bagian Keempat Pemberhentian
Pasal 42
(1) Anggota Dewan Pengawas berhenti karena :
a. masa jabatannya berakhir; dan/atau b. meninggal dunia.
(2) Anggota Dewan Pengawas diberhentikan karena : a. permintaan
sendiri; b. reorganisasi;
-
15
c. kedudukan sebagai pejabat daerah telah berakhir; d. mencapai
batas usia 63 (enam puluh tiga) tahun; e. tidak dapat melaksanakan
tugas; f. melakukan tindakan yang merugikan PDAM; dan g. melakukan
tindakan atau bersikap yang bertentangan dengan
kepentingan Daerah atau Negara.
(3) Pemberhentian anggota Dewan Pengawas sebagaimana ayat (2)
ditetapkan oleh Bupati.
Pasal 43
(1) Anggota Dewan Pengawas yang melakukan perbuatan sebagaimana
Pasal 42 ayat (2) huruf f dan g diberhentikan sementara oleh
Bupati.
(2) Pemberhentian sementara sebagaimana ayat (1) ditetapkan
dengan Keputusan Bupati.
Pasal 44
(1) Paling lama 1 (satu) bulan sejak pemberhentian sementara,
Bupati melaksanakan rapat yang dihadiri oleh Anggota Dewan Pengawas
untuk menetapkan yang bersangkutan diberhentikan atau
rehabilitasi.
(2) Apabila dalam waktu 1 (satu) bulan Bupati belum melakukan
rapat sebagaimana ayat (1) pemberhentian sementara batal demi
hukum.
(3) Apabila dalam persidangan sebagaimana ayat (1) anggota
Dewan
Pengawas tidak hadir tanpa alasan yang sah, yang bersangkutan
dianggap menerima hasil rapat.
(4) Apabila perbuatan yang dilakukan oleh anggota Dewan Pengawas
merupakan tindak pidana yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap,
yang bersangkutan diberhentikan dengan tidak hormat.
BAB IX
KEPEGAWAIAN
Bagian Kesatu Pengangkatan
Pasal 45
(1) Pengangkatan pegawai PDAM harus memenuhi persyaratan :
a. Warga Negara Republik Indonesia; b. berkelakuan baik dan
belum pernah dihukum; c. mempunyai pendidikan, kecakapan dan
keahlian yang diperlukan; d. dinyatakan sehat oleh rumah sakit umum
yang ditunjuk oleh Direksi; e. usia paling tinggi 35 (tiga puluh
lima) tahun; dan f. lulus seleksi.
-
16
(2) Pengangkatan pegawai dilakukan setelah melalui masa
percobaan paling singkat 3 (tiga) bulan dan paling lama 6 (enam)
bulan dengan ketentuan memenuhi daftar penilaian kerja setiap unsur
paling sedikit bernilai baik.
(3) Selama masa percobaan sebagaimana ayat (2) dilakukan
penilaian meliputi : a. loyalitas; b. kecakapan; c. kesehatan; d.
kerjasama; e. kerajinan; f. prestasi kerja; dan g. kejujuran.
(4) Apabila pada akhir masa percobaan calon pegawai tidak
memenuhi
persyaratan sebagaimana ayat (3), dapat diberhentikan tanpa
mendapat uang pesangon.
Pasal 46
(1) Direksi dapat mengangkat tenaga honorer atau tenaga kontrak
dengan
pemberian honorarium yang besarnya ditetapkan dengan Keputusan
Direksi yang berpedoman pada Upah Minimum Kabupaten.
(2) Tenaga honorer atau tenaga kontrak sebagaimana ayat (1)
tidak diperbolehkan menduduki jabatan.
Pasal 47
(1) Batas usia pensiun pegawai PDAM 56 (lima puluh enam)
tahun.
(2) Pegawai yang memasuki masa pensiun dapat diberikan kenaikan
pangkat
pengabdian setingkat lebih tinggi dari pangkatnya dengan
ketentuan paling sedikit telah 2 (dua) tahun dalam pangkat
terakhir.
Bagian kedua Penghasilan
Pasal 48
(1) Pegawai PDAM berhak atas gaji, tunjangan dan penghasilan
lainnya yang
sah sesuai dengan pangkat, jenis pekerjaan dan tanggung
jawabnya.
(2) Tunjangan sebagaimana ayat (1) meliputi : a. tunjangan
pangan; b. tunjangan kesehatan; c. tunjangan kompensasi kerja; d.
tunjangan air; e. tunjangan jabatan; f. tunjangan komunikasi; g.
tunjangan transportasi; h. tunjangan kasir; dan i. tunjangan
operator.
-
17
(3) Tunjangan kesehatan sebagaimana ayat (1) huruf b diberikan
kepada pegawai beserta keluarganya yang menjadi tanggungan.
(4) Tunjangan kesehatan sebagaimana ayat (1) meliputi pengobatan
dan/atau perawatan di rumah sakit, klinik dan lain-lain yang
pelaksanaannya ditetapkan dengan Keputusan Direksi.
(5) Pemberian hak sebagaimana ayat (1) disesuaikan dengan
kemampuan
PDAM.
Pasal 49
(1) Penyusunan skala gaji pegawai PDAM dapat mengacu pada
prinsip-prinsip skala gaji Pegawai Negeri Sipil yang disesuaikan
dengan kebutuhan dan kemampuan PDAM.
(2) Ketentuan skala gaji Pegawai PDAM sebagaimana ayat (1)
ditetapkan oleh Bupati setelah memperhatikan pendapat Dewan
Pengawas dan kemampuan PDAM.
Pasal 50
(1) Pegawai yang beristri/suami diberikan tunjangan istri/suami
paling tinggi
10% (sepuluh persen) dari gaji pokok.
(2) Pegawai yang mempunyai anak berumur kurang dari 21 (dua
puluh satu) tahun, belum mempunyai penghasilan sendiri dan belum
atau tidak menikah diberikan tunjangan anak sebesar 5% (lima
persen) dari gaji pokok untuk setiap anak.
(3) Tunjangan anak sebagaimana ayat (2) dapat diperpanjang
sampai umur
25 (dua puluh lima) tahun, dalam hal anak masih
bersekolah/kuliah yang dibuktikan dengan surat keterangan dari
sekolah/perguruan tinggi.
(4) Tunjangan anak sebagaimana ayat (2) diberikan paling banyak
untuk 2
(dua) orang anak.
Pasal 51
(1) Pegawai berhak atas jaminan hari tua yang dananya dihimpun
dari usaha PDAM atau iuran pegawai PDAM yang ditetapkan dengan
Keputusan Direksi.
(2) Besarnya tunjangan jaminan hari tua sebagaimana ayat (1)
didasarkan atas perhitungan gaji.
Pasal 52
Dalam hal PDAM memperoleh keuntungan, pegawai PDAM diberikan
bagian dari jasa produksi sesuai dengan kemampuan keuangan
PDAM.
-
18
Pasal 53
(1) Pegawai yang memiliki rata-rata baik dalam Daftar Penilaian
Kerja Pegawai diberikan kenaikan gaji berkala setiap 2 (dua)
tahun.
(2) Apabila penilaian prestasi kerja pegawai belum memenuhi
persyaratan sebagaimana ayat (1) dalam pasal ini, maka kenaikan
gaji berkala ditunda paling lama 2 (dua) tahun.
Bagian Ketiga
Cuti
Pasal 54
(1) Pegawai memperoleh hak cuti meliputi : a. cuti tahunan; b.
cuti besar; c. cuti sakit; d. cuti karena alasan penting atau untuk
menunaikan ibadah haji; e. cuti nikah; f. cuti bersalin; g. cuti di
luar tanggungan PDAM.
(2) Pegawai yang menjalankan cuti sebagaimana ayat (1) tetap
diberikan penghasilan penuh, kecuali cuti di luar tanggungan
PDAM.
(3) Pegawai berhak mendapat cuti tahunan, cuti nikah, cuti
bersalin, cuti sakit dan cuti karena alasan penting atau cuti untuk
menunaikan ibadah haji serta cuti di luar tanggungan
Perusahaan.
(4) Pelaksanaan cuti sebagaimana ayat (1) dalam pasal ini diatur
lebih lanjut
oleh Direksi dengan berpedoman pada peraturan
perundang-undangan.
Bagian Keempat Penghargaan dan Tanda Jasa
Pasal 55
(1) Direksi memberikan penghargaan kepada pegawai yang mempunyai
masa
kerja secara terus menerus selama 10 (sepuluh) tahun, 20 (dua
puluh) tahun dan 30 (tiga puluh) tahun yang besarnya disesuaikan
dengan kemampuan PDAM.
(2) Direksi memberikan tanda jasa kepada pegawai yang telah
menunjukkan prestasi luar biasa dalam pengembangan PDAM.
(3) Pemberian penghargaan dan tanda jasa kepada pegawai
sebagaimana ayat
(1) dan ayat (2) ditetapkan dengan Keputusan Direksi.
Bagian Kelima Kewajiban dan Larangan
-
19
Pasal 56
Setiap pegawai wajib : a. memegang teguh dan mengamalkan
Pancasila dan melaksanakan
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; b.
mendahulukan kepentingan PDAM di atas kepentingan lainnya; c.
mematuhi dan mentaati segala kewajiban dan larangan; dan d.
memegang teguh rahasia PDAM dan rahasia jabatan.
Pasal 57
Setiap pegawai dilarang : a. melakukan kegiatan yang merugikan
PDAM, daerah dan/atau Negara; b. menggunakan kedudukannya untuk
memberikan keuntungan diri sendiri
dan/atau orang lain yang merugikan PDAM; c. mencemarkan nama
baik PDAM, daerah dan/atau Negara; dan d. memberikan keterangan
tertulis maupun lisan tentang PDAM kepada
pihak lain di luar wewenangnya tanpa ijin tertulis dari
Direksi.
Bagian Keenam Pelanggaran dan Pemberhentian
Pasal 58
(1) Pegawai PDAM dapat dikenakan hukuman disiplin.
(2) Jenis hukuman sebagaimana ayat (1) meliputi :
a. teguran lisan; b. teguran tertulis; c. penundaan kenaikan
gaji berkala; d. penundaan kenaikan pangkat; e. penurunan pangkat;
f. pembebasan jabatan; g. pemberhentian sementara; h. pemberhentian
dengan hormat; dan i. pemberhentian tidak dengan hormat.
(3) Pelaksanaan penjatuhan hukuman sebagaimana ayat (2) dalam
pasal ini
ditetapkan dengan Keputusan Direksi.
Pasal 59
(1) Pegawai diberhentikan sementara apabila diduga telah
melakukan larangan sebagaimana Pasal 57 dan/atau tindak pidana.
(2) Pemberhentian sementara sebagaimana ayat (1) paling lama 6
(enam) bulan atau adanya putusan pengadilan yang berkekuatan hukum
tetap atas dugaan tindak pidana yang dilakukan.
Pasal 60
(1) Pegawai yang diberhentikan sementara sebagaimana Pasal 59,
mulai
bulan berikutnya diberikan 50% (lima puluh persen) dari
gaji.
-
20
(2) Dalam hal pegawai yang diberhentikan sementara sebagaimana
ayat (1) tidak terbukti bersalah, pegawai yang bersangkutan harus
dipekerjakan kembali dalam jabatan yang sama dan berhak menerima
sisa penghasilan yang belum diterima.
(3) Dalam hal pegawai yang diberhentikan sementara sebagaimana
ayat (1) terbukti bersalah, Direksi memberhentikan dengan tidak
hormat.
Pasal 61
(1) Pegawai diberhentikan dengan hormat, karena :
a. meninggal dunia; b. permintaan sendiri; c. tidak dapat
melaksanakan tugas; d. tidak sehat yang dibuktikan dengan surat
keterangan dokter; e. telah mencapai usia pensiun; dan/atau f.
reorganisasi.
(2) Pegawai yang diberhentikan dengan hormat diberikan pesangon
yang
besarnya ditetapkan dengan Keputusan Direksi.
(3) Pegawai yang diberhentikan sebagaimana ayat (1) huruf b
pelaksanaannya berlaku pada akhir bulan berikutnya.
Pasal 62
Pegawai diberhentikan dengan tidak hormat, karena : 1. Melanggar
sumpah pegawai dan/atau sumpah Jabatan; 2. Dihukum berdasarkan
putusan pengadilan dalam perkara pidana yang
telah memperoleh kekuatan hukum tetap; dan/atau 3. Merugikan
keuangan PDAM.
BAB X
DANA PENSIUN
Pasal 63
(1) Direksi dan pegawai wajib diikutsertakan pada program
pensiun yang diselenggarakan oleh Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK)
atau Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK).
(2) Penyelenggara Program pensiun sebagaimana ayat (1)
didasarkan atas pertimbangan optimalisasi dan kepastian manfaat
bagi Direksi dan pegawai sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
(3) Atas pertimbangan efektifitas dan efisiensi penyelenggara
program pensiun
sebagaimana ayat (1) diutamakan dana pensiun pemberi kerja yang
diselenggarakan oleh gabungan PDAM.
(4) Anggaran dana pensiun Direksi dan pegawai bersumber dari :
a. anggaran PDAM; b. iuran Direksi dan pegawai; c. sumber lainnya
yang sah.
-
21
BAB XI
ASOSIASI
Pasal 64
(1) PDAM wajib menjadi anggota Persatuan Perusahaan Air Minum
Seluruh Indonesia (PERPAMSI).
(2) PDAM dapat memanfaatkan PERPAMSI sebagai asosiasi yang
menjembatani kegiatan kerja sama antar PDAM dalam dan luar negeri
dan berkoordinasi dengan instansi terkait di pusat dan daerah.
BAB XII
TANGGUNG JAWAB DAN GANTI RUGI
Pasal 65
Direksi, Dewan Pengawas, dan pegawai yang karena tindakannya
melawan hukum dan/atau melalaikan tugas, kewajiban, dan wewenang
yang dibebankan kepada mereka dengan langsung atau tidak langsung
telah menimbulkan kerugian bagi PDAM, diwajibkan mengganti kerugian
tersebut sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
BAB XIII
PENGGUNAAN LABA BERSIH
Pasal 66
(1) Penggunaan laba bersih setelah pajak penghasilan PDAM
ditetapkan sebagai berikut : a. untuk disetor ke Kas Daerah sebesar
55% (lima puluh lima persen); b. untuk cadangan umum sebesar 10%
(sepuluh persen); c. untuk jasa produksi sebesar 15% (lima belas
persen); d. untuk dana pensiun dan pesangon sebesar 5% (lima
persen).; e. untuk sosial dan pendidikan sebesar 5% (lima persen);
dan f. untuk cadangan tujuan sebesar 10%(sepuluh persen).
(2) Penggunaan dana cadangan umum, diatur dengan Keputusan
Bupati.
(3) Penggunaan dana sosial dan pendidikan, jasa produksi, serta
dana pensiun dan pesangon diatur dengan Keputusan Direksi.
(4) Bagian laba PDAM yang menjadi hak Pemerintah Daerah, setelah
diaudit
oleh Auditor Independen disetor ke kas daerah.
BAB XIV
KETENTUAN TARIF
-
22
Pasal 67
(1) Tarif air minum ditetapkan oleh Bupati atas usul Direksi
melalui Dewan Pengawas.
(2) Konsep usulan tarif sebagaimana ayat (1) diajukan oleh
Direksi PDAM dengan mempertimbangkan mutu pelayanan, pemulihan
biaya, dan target pengembangan, tingkat pelayanan, dilengkapi data
pendukung sebagai berikut : a. Dasar perhitungan usulan penetapan
tarif; b. Hasil perhitungan proyeksi biaya dasar; c. Perbandingan
proyeksi biaya dasar dengan tarif berlaku; d. Proyeksi peningkatan
kualitas, kuantitas, dan kontinuitas pelayanan; e. Perhitungan
besaran subsidi yang diberikan kepada kelompok
pelanggan yang kurang mampu; dan f. Kajian dampak kenaikan beban
per bulan kepada kelompok-kelompok
pelanggan.
(3) Berdasarkan penetapan tarif oleh Bupati sebagaimana ayat (1)
Direksi menerbitkan Keputusan besarnya tarif bagi setiap
pelanggan.
Pasal 68
(1) Peninjauan tarif secara periodik dapat dilakukan dalam
keadaan luar
biasa yang mengakibatkan diperlukannya perubahan rencana kerja
perusahaan (coorporate plan).
(2) Untuk kesinambungan pelayanan PDAM paling lama 5 (lima)
tahun sekali Direksi dapat melakukan peninjauan tarif.
BAB XV
PEMBUBARAN
Pasal 69
(1) Pembubaran/likuidasi PDAM ditetapkan dengan Peraturan
Daerah.
(2) Penunjukan dan tugas panitia likuidasi ditetapkan oleh
Bupati.
(3) Setelah diadakan pembubaran/likuidasi semua kekayaan PDAM
menjadi milik Pemerintah Daerah.
(4) Dalam pembubaran/likuidasi, Pemerintah Daerah bertanggung
jawab atas kerugian pihak lain apabila kerugian itu disebabkan oleh
karena neraca dan perhitungan laba/rugi yang telah disahkan tidak
menggambarkan yang sebenarnya.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembubaran/likuidasi diatur
oleh Bupati.
BAB XVI
KETENTUAN PERALIHAN
-
23
Pasal 70
Pada saat berlakunya Peraturan Daerah ini semua peraturan
pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Jepara
Nomor 3 Tahun 1993 tentang Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten
Daerah Tingkat II Jepara, masih tetap berlaku sepanjang tidak
bertentangan dan belum disesuaikan dengan Peraturan Daerah ini.
BAB XVII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 71
Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah
Kabupaten Tingkat II Jepara Nomor 3 Tahun 1993 tentang Perusahaan
Daerah Air Minum Kabupaten Daerah Tingkat II Jepara (Lembaran
Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Jepara Nomor 7 Tahun 1993 seri D
Nomor 7), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 72
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah
Kabupaten Jepara.
Ditetapkan di Jepara pada tanggal 4 Juli 2012
BUPATI JEPARA,
Cap ttd
AHMAD MARZUQI
Diundangkan di Jepara pada tanggal 4 Juli 2012
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN JEPARA,
Cap ttd
SHOLIH
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN JEPARA TAHUN 2012 NOMOR 6
-
24
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 6 TAHUN 2012
TENTANG
PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM
KABUPATEN JEPARA
I. UMUM Bahwa dengan semakin dituntutnya peningkatan
pelayanan
kepada masyarakat dalam penyediaan dan pemenuhan kebutuhan pokok
air minum yang memenuhi syarat kualitas, kuantitas, dan kontinuitas
harus didukung dengan menejemen dan pengelolaan perusahaan yang
lebih baik sehingga diperlukan penataan kembali terhadap Organ dan
Kepegawaian PDAM aga lebih berdaya guna dan berhasil guna secara
efektif dan efisien.
Untuk menjawab tuntutan tersebut, Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Kabupaten Jepara selalu berupaya untuk membenahi dan
menyesuaikan diri dengan perkembangan dan aturan yang berlaku,
tidak terkecuali dengan terbitnya alat regulasi baru dari
pemerintah pusat berupa Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2
Tahun 2007 tentang Organ dan Kepegawaian Perusahaan Daerah Air
Minum yang akan membenahi kembali perangkat-perangkat yang ada di
Perusahaan Daerah Air Minum di seluruh Indonesia, dengan tujuan
untuk meningkatkan kinerja pelayanan air minum kepada masyarakat
secara terus menerus sesuai standar kesehatan.
Dengan pertimbangan tersebut di atas, sebagai bentuk penyesuaian
diri terhadap perubahan regulasi, maka Pemerintah kabupaten Jepara
perlu untuk membentuk dan menetapkan kembali Peraturan Daerah
Kabupaten Jepara tentang Organ dan Kepegawaian Perusahaan Daerah
Air Minum (PDAM).
II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1
Pasal ini memuat pengertian istilah yang dipergunakan dalam
Peraturan Daerah ini. Dengan adanya pengertian istilah tersebut
dimaksudkan untuk mencegah timbulnya salah tafsir dan salah
pengertian dalam memahami dan melaksanakan pasal-pasal yang
bersangkutan.
Pasal 2 Cukup jelas.
Pasal 3 Cukup jelas.
Pasal 4 Cukup jelas.
-
25
Pasal 5 Cukup jelas.
Pasal 6 Cukup jelas.
Pasal 7 Cukup jelas.
Pasal 9 Cukup jelas.
Pasal 10 Cukup jelas.
Pasal 11 Ayat (1)
Yang dimaksud “Pertimbangan DPRD” adalah berupa rekomendasi DPRD
yang disampaikan kepada Bupati setelah melalui pembahasan dalam
rapat kerja komisi yang membidangi. Isi Rekomendasi DPRD berupa
saran-saran kepada Bupati dalam rangka menetapkan direksi.
Ayat (2) Cukup jelas
Ayat (3) Cukup jelas
Ayat (4) Cukup jelas
Pasal 12 Cukup jelas.
Pasal 13 Cukup jelas.
Pasal 14 Cukup jelas.
Pasal 15 Cukup jelas.
Pasal 16 Cukup jelas
Pasal 17 Cukup jelas.
Pasal 18 Cukup jelas.
Pasal 19 Cukup jelas.
Pasal 20 Ayat (1)
Cukup jelas. Ayat (2)
Cukup jelas. Ayat (3)
Cukup jelas. Ayat (4)
Cukup jelas. Ayat (5)
Cukup jelas. Ayat (6)
Cukup jelas
-
26
ayat (7) Ketentuan ini dimaksudkan agar pengeluaran untuk biaya
penghasilan Direksi, Dewan Pengawas, Pegawai dan biaya tenaga kerja
lainnya sebanding dengan pendapatan PDAM dan diharapkan
rentabilitas PDAM dapat terjamin sehingga PDAM dapat menjalankan
tugas pokok dan fungsinya.
Pasal 21
Ayat (1) Dana representatif dimaksudkan untuk mendukung
kelancaran pengelolaan dan operasional Direksi yang berkaitan
dengan tugasnya untuk kemajuan PDAM sehingga penggunaan harus
diatur oleh Direksi secara efektif dan efisien.
Ayat (2) Cukup jelas
Pasal 22 Cukup jelas. Pasal 23
Cukup jelas. Pasal 24
Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2)
Yang dimaksud dengan kepentingan pribadi adalah setiap kegiatan
yang memberikan keuntungan baik moril maupun materiil kepada
pribadi, keluarga, kroni, maupun kelompok yang berakibat kepada
kebijakan yang dikeluarkan tidak sesuai dengan peraturan
perundang-undangan dan norma yang berlaku di PDAM.
Ayat (3) Cukup jelas
Pasal 25
Cukup jelas.
Pasal 26 Cukup jelas.
Pasal 27 Cukup jelas.
Pasal 28 Cukup jelas.
Pasal 29 Cukup jelas.
Pasal 30 Cukup jelas.
Pasal 31 Cukup jelas.
Pasal 32 Cukup jelas.
Pasal 33 Cukup jelas.
-
27
Pasal 34 Cukup jelas.
Pasal 35 Cukup jelas.
Pasal 36 Cukup jelas.
Pasal 37 Cukup jelas.
Pasal 38 Cukup jelas.
Pasal 39 Cukup jelas.
Pasal 40 Cukup jelas.
Pasal 41 Cukup jelas.
Pasal 42 Cukup jelas.
Pasal 43 Cukup jelas.
Pasal 44 Cukup jelas.
Pasal 45 Cukup jelas.
Pasal 46 Cukup jelas.
Pasal 47 Cukup jelas.
Pasal 48 Cukup jelas.
Pasal 49 Cukup jelas.
Pasal 50 Cukup jelas.
Pasal 51 Cukup jelas.
Pasal 52 Cukup jelas.
Pasal 53 Cukup jelas.
Pasal 54 Cukup jelas.
Pasal 55 Cukup jelas.
Pasal 56 Cukup jelas.
Pasal 57 Cukup jelas.
Pasal 58 Cukup jelas.
Pasal 59 Cukup jelas.
Pasal 60 Cukup jelas.
-
28
Pasal 61 Cukup jelas.
Pasal 62 Cukup jelas.
Pasal 63 Cukup jelas.
Pasal 64 Cukup jelas.
Pasal 65 Cukup jelas.
Pasal 66 Cukup jelas.
Pasal 67 Cukup jelas.
Pasal 68 Cukup jelas.
Pasal 69 Cukup jelas.
Pasal 70 Cukup jelas.
Pasal 71 Cukup jelas.
Pasal 72 Cukup jelas.
TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 4