Top Banner
Opini : Door Duisternis tot Lich Laporan Utama : Kemajuan Sebuah Bangsa Resensi : Konflik Timur Tengah Aktor, Isu dan Dimensi Konflik
20

Buletin Sayyidul Ayyam edisi ke VII

Mar 28, 2016

Download

Documents

PPI Maroko

Buletin Sayyidul Ayyam edisi ke VII
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Buletin Sayyidul Ayyam edisi ke VII

Opini : Door Duisternis tot Lich

Laporan Utama :Kemajuan Sebuah Bangsa

Resensi :Konflik Timur Tengah Aktor, Isu dan Dimensi Konflik

Page 2: Buletin Sayyidul Ayyam edisi ke VII

Daftar isiSusunan Redaksi

Penanggung Jawab :

H Habib Chairul Mustain lc

Pimpinan Redaksi :

Kusnadi El Ghezwa

Layout :

Farid Mawardi

Penerbit :

Media Informasi

Email :

[email protected]

Web :

http://ppimaroko.org/

1. Opini : Door Duisternis tot Lich

3. Laporan Utama :Kemajuan Sebuah Bangsa

5. Resensi :Konflik Timur Tengah Aktor, Isu dan Dimensi Konflik

6. Tausiah :ORIENTASI KEHIDUPAN

8. The Kartini’s day11.Muslimah14.

Puisi :“Ibuku Kartiniku”

Tips : Facebook Has Been Hacked

15. Humor : Indonesia Hebat

16

Page 3: Buletin Sayyidul Ayyam edisi ke VII

Salam Redaksi

Assalamu’alaikum Wr. Wb.Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. Yang telah memberi kami kekua-

tan, kelancaran dan kesehatan sehingga kami dapat menerbitkan kembali buletin SA edisi ke VIII den-gan lancar tanpa adanya suatu hambatan yang berarti. Terimakasih yang sebesar- besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu penerbitan buletin Sayyidul Ayyam ini.

Seiring dengan perkembangan zaman yang serba modern banyak sekali perubahan-perubahan yang kita rasakan didalam kehidupan kita, begitu juga ketika memaknai kembali peringatan hari Kartini yang setiap tahunnya diperingati pada tanggal 21 April. Dimana sosok Kartini merupakan salah satu tokoh perempuan Indonesia yang berjuang demi membela kaumnya dari marginalisasi pendidikan, so-sial, ekonomi dan budaya. Ironisnya peringatan hari Kartini seringkali diidentikkan dengan pemakaian kebaya, sanggul, dan kegiatan-kegiatan yang cenderung semakin mengkerdilkan esensi makna yang sesungguhnya, terus bagaimanakah cara memaknai hari Kartini dengan semestinya? Temukan segera jawabannya pada edisi kali ini.

Tak ketinggalan, karya emas putra-putri Indonesia di Maroko juga ikut menghiasi terbitnya Bule-tin SA edisi ke VIII ini, Anda bisa menemukannya pada kolom opini, artikel, puisi, kisah dan kesehatan.

Tentunya kesalahan ataupun banyak kekurangan baik dari segi bahasa, tulisan dan lainya menghiasi Buletin ini. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun selalu kami nantikan demi perbaikan dan kemajuan PPI dan Buletin SA ini.

Selamat membaca..Wassalamualaikum. Wr. Wb.

Page 4: Buletin Sayyidul Ayyam edisi ke VII

Opini : Door Duisternis tot Lich

Berbicara mengenai Hari Kartini,, tentu kita tidak lepas dari peranan sosok Raden Ajeng Kartini di masa perjuangan-nya saat itu.

Sosok kartini merupakan salah satu tokoh perempuan Indonesia yang berjuang demi membe-la kaumnya dari marginalisasi pendidikan, sosial, ekonomi dan budaya. Perjuangan yang dilakukan melalui tulisan dan surat-menyurat antar Kartini dengan beberapa rekan penanya, telah menghasilkan sebuah perjuangan yang sering dikenal dengan “emansipasi”. Makna kata ini tentu sangat dalam, terlebih makna emansipasi sering kali berkaitan erat dengan eksistensi perempuan di masa kini yang dapat dikatakan selangkah lebih maju ketimbang era perjuangan dulu.

Perempuan yang diklaim dan dikonstruksi sebagai sosok yang hanya berkecimpung di ranah domestic, kini lebih mampu menunjukkan geliatnya di ranah publik. Tentu tidak heran, bila perjuangan Kartini tersebut dapat dinikmati oleh perempuan saat ini, meski memang pada kenyataannya masalah mengenai marginalisasi perempuan masih acapkali terjadi. Terlepas dari hal tersebut, konteks pemak-naan Hari Kartini saat ini cenderung memiliki pergeseran dan tereduksi.

Bila kita meninjau realita, Hari Kartini seringkali diidentikkan dengan pemakaian kebaya, sang-gul, dan kegiatan-kegiatan yang cenderung semakin mengkerdilkan esensi makna yang sesungguhn-ya. Hal-hal demikian justru semakin mengukuhkan sterotipe bahwa perempuan hanya berkutat di ranah domestic. Klaim tersebut hendaknya menjadi satu refleksi untuk kembali meneguhkan makna Hari Kartini yang sepatutnya dihargai sebagai perjuangan emansipasi.

Lagi-lagi, bukan emansipasi yang justru mengelontorkan pada kesalahpahaman pemikiran yang mengklaim persamaan hak antara laki-laki dan perempuan. Melainkan sebuah wujud kebebasan per-

1

Page 5: Buletin Sayyidul Ayyam edisi ke VII

Semoga makna Kartini ditahun ini dan juga tahun-tahun mendatang bukan sekedar memperingati dengan kegiatan kegiatan tapi muncul Kartini-Kartini baru yang melegenda seperti Ibu Kartini. Sebuah bangsa akan maju tergantung pada kualitas perempuan. Dan dibalik suksesnya sebuah keluarga biasanya ada seorang perempuan yang kuat, dan tabah memikul beban sebagai seorang istri, seorang ibu, seorang karyawati dan seorang wanita yang baik berkepribadian. (garutk-ab.go.id)

Raden Adjeng Kartini sendiri adalah putri dari golongan bangsawan Jawa "Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat", Bupati Jepara pada saat itu berkuasa. Kartini lahir di Jepara, tanggal 21 April 1879 dan wafat pada tanggal 17 September 1904 di Rembang.

Sebagai penghormatan atas jasa-jasanya sebagai pelopor kebangkitan perempuan, Presiden Soekarno menetapkan tanggal 21 April sebagai hari lahir Kartini dan sekaligus juga menetapkan Ra-den Adjeng Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional yang di peringati setiap tahun. Dan se-karang di kenal dengan Hari Kartini.

Kusnadi El-Ghezwa Telepon Seluler : 0630-325257Alamat : Tanger Boukhalef, MoroccoSitus Web : http://www.kusnadi-elghezwa.com/Facebook:http://facebook.com/kusnadi.elghezwa

empuan dalam menentukan secara subjektif keinginannya untuk dapat mengeksplorasi diri. Artinya, manakala seorang perempuan memilih untuk menjadi seorang ibu rumah tangga dengan kesadaran matang, tanpa paksaan sehingga disana ia mampu menemukan dirinya, maka hal tersebut sebenarn-ya sudah merupakan bentuk dari emansipasi. Begitu juga sebaliknya, tatkala seorang perempuan ingin bereksistensi di ruang publik, tanpa paksaan dengan tetap memperhatikan peran dan nilainya sebagai seorang ibu dan perempuan, maka hal tersebut sudah perwujudan dari emansipasi. Sehingga pada perayaan hari Kartini ini, seyogyanya kita bisa merefleksi diri menjadi seorang perempuan yang memi-liki nurani untuk terus berkarya dan bereksistensi hingga ke masa depan. Sebagaimana surat-surat Kartini yang dikirim kepada sahabat-sahabatnya di Belanda yang di beri judul Habis Gelap Terbitlah Terang ( Door Duisternis tot Lich ) merupakan bukti begitu besar keinginan seorang Kartini untuk mele-paskan kaumnya dari diskriminasi yang sudah membudaya pada zamannya.

Opini : Door Duisternis tot Lich

2

Page 6: Buletin Sayyidul Ayyam edisi ke VII

Laporan Utama

Kemajuan Sebuah Bangsa

Gus Sholah sendiri sepaham penulis saat itu kebetulan sedang ‘mampir’ atau mengadakan kunjungan muhibah disela-sela perjalanannya menuju Spanyol bersama satu tim rombongan dari Pon-dok Pesantren Tebuireng, Jombang.

Boleh dibilang, termasuk hal menarik untuk diketengahkan adalah ‘oleh-oleh’ beliau tentang potret bangsa Indonesia saat ini yang tentunya bisa menjadi bahan acuan bagi mahasiswa Indonesia di Maroko ketika ingin ambil bagian dalam proyek menjadi agen perubahan.

Dalam pemaparannya beliau menjelaskan bahwa adanya kemajuan yang dialami bangsa In-donesia beberapa tahun kebelakang merupakan hal yang tidak bisa dipungkiri. Namun, kita juga tidak bisa mengelak jika faktanya masih jauh tertinggal oleh Negara-negara tetangga, termasuk Malaysia.

Dalam hal kesejahteraan rakyat misalnya, bias dikatakan bangsa Indonesia masih terpuruk. Sebab bila dikalkulasikan dengan standar pendapatan dunia, yaitu 2 USD/hari, maka sebanyak lebih kurang 117 juta rakyat Indonesia masuk dalam radar kemiskinan. Berbeda jika dibandingkan dengan Malaysia misalkan yang hanya 7 % (sekitar 2 juta rakyat miskin) dari 30 jutaan jumlah penduduk. Atau dengan China yang hanya sekitar 10 % (sekitar 150 juta rakyat miskin) dari 1,4 milyar jumlah pen-duduk.

Selain itu, pemasukan dana pajak yang belum memadai dan maksimal juga merupakan sebab ketertinggalan bangsa Indonesia. Buruknya pengelolaan dan adanya keringanan terhadap pengusa-ha-pengusaha dengan tanpa imbalan yang memadai menjadikan kemajuan negri ini tersendat. Meski-pun pada akhirnya pemerintah menaikkan biaya pajak bagi para pengusaha, tetap saja masih belum memberikan hasil yang signifikan.

Tepat pada Jum’at malam (05/04) penulis berkesempatan menghadiri acara silaturahmi dan sarasehan atau diskusi ber-sama KH. Sholahudin Wahid yang biasa dipanggil ‘Gus Sholah’ di Wisma Duta RI untuk Kerajaan Maroko.

3

Page 7: Buletin Sayyidul Ayyam edisi ke VII

Disektor pendidikan pun demikian. Ketertinggalan standar kompetensi dengan negara-negara tetangga. Ditambah orientasi pendidikan yang ‘mentok’ pada pengajaran, dalam artian hanya berhenti pada penyalurkan ilmu saja lalu lepas tangan dan bukan pada hakikat pendidikan yang berwujud nilai output dalam laku keseharian, menjadi hal yang menarik untuk disikapi dan ditindaklanjuti.

Hanya saja, poros utama dalam kemandegan perkembangan bangsa Indonesia menurut beliau ialah masih lemahnya penegakan hukum. Adanya tekak-tekuk hukum yang menahun serta penega-kkan hukum yang tidak setegak-tegaknya bias dilihat oleh rakyat jelata dalam fenomena-fenomena yang ada. Ditambah lagi birokrasi pemerintah yang terkadang jauh dari nilai-nilai pancasila yang ti-dak hanya dibicarakan tapi jauh lebih perlu untuk diamalkan, seperti terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Lalu jika keadaannya seperti ini, bagaimana agar bangsa Indonesia tetap mampu melesat maju??

Tentunya untuk menuju perubahan dan kemajuan tersebut perlu dimulai dari tiap-tiap individu masyarakat. Penanaman sikap jujur misalkan perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga apabila karakter tersebut telah melekat dalam diri masing-masing, bias dilebarkan cakupannya terha-dap keluarga, lembaga-lembaga, bahkan partai-partai politik yang sedikit banyaknya bias memberikan pengaruh pada perubahan dan kemajuan bangsa. Meskipun hakekatnya kebanyakan partai politik tidak ada yang benar-benar atas nama rakyat, tapi lebih pada bagaimana modal yang keluar bias be-rubah menjadi keuntungan atau mnimal balik modal sebagaimana teori perdagangan.

Disamping berangkat dari karakter tiap-tiap individu, juga perlu diterapkan dengan sebenar-be-narnya perekonomian yang sesuai Undang-Undang Dasar Republik Indonesia. Agar cita-cita untuk menyejahterakan rakyat serta memajukan sebuah bangsa bias terwujud.

Walhasil, sependek yang penulis tangkap dari hal diatas, jika dikaitkan dengan rumusan dasar dalam islam tentu banyak kaidah-kaidah baik dari ayat al Qur’an ataupun Hadits yang salah satu esen-sinya menyatakan bahwa dengan manusia yang berakal, hati dan pikiran yang jernih lagi sehat akan bias memberikan pengaruh pada pencapaian-pencapaian yang penuh maslahat. Dan tentunya sebuah kejujuran, keadilan, kearifan maupun ketidakserakahan berangkat dari kejernihan hati dan kesehatan akal pikiran.

Bukankah Tuhan yang maha bijaksana tidak akan merubah sebuah kenikmatan selagi manusia tidak merubah atau merusak tatanan kenikmatan itu dengan tidak mensyukuri dan memanfaatkannya dijalur yang semestinya?? Bukankah kerusakan dan kemerosotan kualitas sering disebabkan oleh kelakuan manusia itu sendiri??, Hanya saja Tuhan yang maha pemaaf sering memberikan dispensasi dan kemurahan. Wallahua’lam.

Laporan Utama

Ali Syahbana‘Santri’ di Universitas Ibnu Thufail Kenitra, MarokoSeluler: 0660-936879, 0633-755955Situs Web: http://syahbana-ali.blogspot.com/http://www.univ-ibntofail.ac.ma

4

Page 8: Buletin Sayyidul Ayyam edisi ke VII

ResensiJudul buku : Konflik Timur Tengah Aktor, Isu dan Dimensi Konflik Penulis : Dr. Ibnu Burdah, MAPenerbit: Tiara WacanaCetakan :Pertama, November 2008Tebal Halaman : 126 HlmJumlah bab : 3 BabUkuran buku : 21 Cm

Perbedaan dan perselisihan dalam dunia perpolitikan ada-lah suatu yang wajar, karena pada dasarnya politik mengajarkan penganutnya etika menghadapi perbedaan persepsi dalam suatu persoalan, namun tidak selamanya suatu persoalan tersebut dapat diselesaikan dengan jalan politik tergantung jenis dan kadarnya, termasuk persoalan yang menyangkut kemaslahatan bersama khususnya dalam menjaga kestabilan sebuah Negara.

Persoalan tidak selamanya berhujung pada titik temu solu-si, justru sebaliknya, sebuah persoalan kerap kali berdampak pada

munculnya konflik, mungkin begitu juga terjadi pada Dunia Timur Tengah. Dalam buku ini penulis mengu-rai persoalan Konflik Timur Tengah melalui tiga variabel dominan, yakni dari aktor yang terlibat, isu yang berkembang, serta dari dimensi konflik yang ada di dalamnya.

Tiga variable tersebut sebagai key word untuk memahami dan menelusuri pokok permasalahan yang memicu konflik di Timur Tengah. Oleh karenanya dengan key word tersebut penulis mengajak para pemb-aca untuk mengikuti peta persoalan konflik Timur Tengah melalui tiga pembahasan yang ditulisnya. Pada bab pertama disebutkan poros konflik yang paling krusial, yaitu permasalahan antara Negara-negara Arab dengan Israel yang kian memanjang dan semakin kompleks bak “benang ruwet” sangat susah untuk diurai.

Pada bab kedua dikemukakan konflik di antara Negara-negara Arab yang ikut mewarnai kawasan Timur Tengah. Sedangkan konflik yang lebih spesifik lagi, yakni konflik internal Palestina terutama antara dua partai terkemuka yaitu Hamas dan Fatah yang kian memanas walaupun kondisi palestina sendiri dalam keadaan akut, semua dipaparkan secara khusus pada bab tiga. Buku ini berisikan fakta lapangan dengan diperkuat bukti-bukti akurat dan ilmiah dari berbagai referensi, dengan demikian buku ini tergolong karya ilmiah hasil riset penulis yang langsung bergelut dan terjun ke dunia konflik.

Selain dari pada itu, buku ini diwarnai dengan beberapa istilah-istilah asing baik diambil dari bahasa Inggris, Arab dan Jawa, sehingga menuntut para pembaca untuk mengetahui istilah-istilah tersebut dalam menangkap informasi secara utuh. Penjelasan yang detail mengenai sumber konflik dan pertumbuhannya menjadi ciri khas penulis dalam buku ini, penulis berusaha mengungkap realita politik yang memicu konf-lik dan mencoba untuk memberikan solusi dari permasalahan yang ada. Dengan pembahasan mengenai konflik yang berakar dari kekejaman politik maka buku ini tergolong berat, dengan demikian buku ini lebih tepat bagi kalangan terpelajar yang menekuni bidang ini. Khususnya para mahasiswa yang menggandrungi pergerakan perpolitikan Internasional.

Selayaknya karya ilmiah yang lain, disamping berbagai kelebihan yang dimiliki, buku ini tidak lepas dari kesalahan dan kekurangan, khususnya kesalahan tulis sehingga mempengaruhi kenyamanan pembaca ketika terhipnotis oleh alur pembahasan penulis. Dan pada akhirnya, buku ini sangat berharga bagi kita untuk mengetahui peta konflik dari pertama munculnya hingga pergerakannya. Demikian dan selamat membaca.

Ditulis oleh Habib Chairul Musta’in. NB : Maaf foto tidak di sertakan, karena halamannya udah mepet :D

5

Page 9: Buletin Sayyidul Ayyam edisi ke VII

Judul buku : Konflik Timur Tengah Aktor, Isu dan Dimensi Konflik Penulis : Dr. Ibnu Burdah, MAPenerbit: Tiara WacanaCetakan :Pertama, November 2008Tebal Halaman : 126 HlmJumlah bab : 3 BabUkuran buku : 21 Cm

Tausiah

ORIENTASI KEHIDUPANKehidupan dunia adalah kehidupan sementara, dan kehidupan akherat adalah kehidupan aba-

di. Jangan sampai kehidupan sementara ini mengalahkan, apalagi melupakan kehidupan abadi. Ke-hidupan sementara harus seiring sejalan dengan kehidupan abadi. Jika tidak, maka akan terjadi keti-dakseimbangan dalam menjalani kehidupan ini. Seorang Muslim senantiasa dituntut untuk mengisi dan memanfaatkan kehidupan ini dengan sebaik-baiknya, seorang Muslim hendaknya memiliki orien-tasi hidup yang jelas, yang paling tidak meliputi tiga hal:

Pertama: Orientasi kemaslahatan. Sebaik-baik manusia adalah yang bisa memberikan masla-hat kebaikan bagi orang lain. Karena itu, segala potensi yang dimilikinya harus senantiasa digunakan untuk memberi manfaat kebaikan yang sebesar-besarnya bagi orang lain, bila hal itu dilakukan, maka banyak persoalan yang bisa dipecahkan dan banyak pula kemajuan yang bisa diraih, begitupula seba-liknya. Hal itu seiring sejalan dengan Sabda Rasulullah saw :

Sebaik-baik orang adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain (HR. Qudha’i dari Jabir ra).Kedua: Orientasi kepedulian. Para sahabat telah mencontohkan betapa besar tingkat kepeduliaan

mereka antara yang satu dengan yang lainnya, sebut saja misalnya Abu Bakar Ash Shiddiq yang tidak ragu untuk mengeluarkan uangnya yang banyak ketika harus membebaskan Bilal dari siksaan ma-jikannya dengan sebab beriman, hanya satu cara untuk menolongnya, yakni membebaskannya dari status perbudakan. Ketika Nabi dan para sahabat berhijrah ke Madinah, sahabat-sahabat di Madinah menunjukkan kepedulian mereka yang luar biasa dengan menolong, bahkan mengutamkan sahabat dari Makkah daripada diri mereka dan keluarganya.

Oleh karena itu, apa yang dicontohkan oleh para Sahabat Radhiallahu ‘Anhum sebagaimana tersebut di atas, semestinya membuat kita menjadi orang-orang yang peduli terhadap kesulitan hidup yang dialami orang lain, dan kita akan berusaha menjadi bagian dari solusinya apalagi di negeri kita seringkali terjadi bencana yang menuntut semakin besarnya kepedulian kita, persoalan di suatu daer-ah belum bisa diatasi, sudah muncul lagi persoalan yang lebih besar di daerah lain, inilah kebajikan yang harus kita tunjukkan dalam kehidupan nyata sebagaimana firman Allah S.w.t:

6

Page 10: Buletin Sayyidul Ayyam edisi ke VII

Tausiah

Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi Sesung-guhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba saha-ya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa. (QS Al Baqarah [2]:177)

Ketiga: Orientasi kedisiplinan. Seorang Muslim senantiasa dituntut untuk disiplin dalam melaksanakan nilai-nilai kebenaran yang datang dari Allah swt. Ia telah dibimbing dengan diturunkannya Al-Qur’an sebagai petunjuknya sehingga bisa membedakan mana jalan hidup yang benar dan mana yang salah, sebagaimana Firman Allah swt :

(beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (per-mulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). (QS Al Baqarah [2]:185).

Jika seorang Muslim menjalankan ketiga orientasi kehidupannya dengan baik, maka hidupnya akan lebih berarti dan bermakna. Wallahu A’lam bi ash-showab.

Khoirurrijal, M.A.Mahasiswa S3 pada Fakultas Adab

dan Humaniora Universitas Moulay Ismail Meknes Maroko.

7

Page 11: Buletin Sayyidul Ayyam edisi ke VII

The Kartini’s daySetiap tanggal 21 April seluruh wanita Indo-

nesia secara khusus memperingati hari Kartini un-tuk mengingat kembali peran dan kiprah wanita ini dalam sejarah Indonesia. Peringatan ini sarat den-gan simbol-simbol ibu rumah tangga seperti berke-baya, bersanggul, lomba masak-memasak, yang sebenarnya kalau dibaca sejarah tentang perjuan-gan Kartini ini jauh sekali dengan yang dicita-cita-kannya atas wanita-wanita Indonesia. Memasak, bersanggul, berkebaya merupakan simbol domesti-kasi (simbol-simbol yang berhubungan dengan akti-vitas rumahan). Ditambah lagi dengan suara-suara kaum wanita yang merasa bahwa momen peringa-tan hari Kartini merupakan hari peringatan emansi-pasi kaum wanita dan ia merasa bebas dan berhak memiliki hak yang sejajar dengan kaum pria.

Terlepas dari itu semua, emansipasi itu sebenarnya di ilhami oleh gerakan feminisme di barat. Selanjutnya dalam perjuangannya, orang-orang feminis seringkali menuduh Islam sebagai penghambat tercapainya kesetaraan dan kema-juan kaum perempuan. Hal ini di lakukan baik se-cara terang-terangan maupun 'malu-malu'. Tudu-han-tuduhan 'miring' yang sering dilontarkan antara

lain peran domestik perempuan yang menempatkan perempuan sebagai ibu dan pengatur rumah tangga itu dianggap sebagai peran rendahan. Gerakan feminisme tidak dikenal dalam Islam, karena Islam sendiri sudah meletakkan posisi wanita itu dengan sangat hormat, antara laki-laki dan wanita memiliki hak yang sama dalam beribadah, menuntut ilmu, mendapat pahala dan sebagainya. Bahkan kemuliaan wanita itu diabadikan dalam sebuah hadis Rasulullah Saw yang menyebutkan bahwa : Surga itu berada di bawah telapak kaki ibu’, bahkan dalam Al Quran terma-terma yang digolongkan kepada muannaś (kata benda yang termasuk kategori perempuan), seperti : jannah (surga), annār (neraka), ardhun (bumi), samā’un (bumi), dan sebagainya.

Berdasarkan nukilan sejarah bahwa RA Kartini ini lahir dari keluarga ningrat Jawa. Ayahnya RMAA Sosroningrat dan ibunya MA Ngasirah anak seorang ulama bernama Kyai Haji Madirono. Sejak kecil Kartini sudah berinteraksi dengan Islam. Tapi interaksi itu bukanlah hal yang menyenangkan, kare-na dia mengenal Islam sebagai perpaduan budaya Jawa yang dilegitimasi Islam. Dia saat itu diajarkan membaca Al-Qur’an , huruf Arab, tanpa diperbolehkan mengetahui artinya, sementara bila malas ia di-marahi. Mungkin itulah sebabnya dia dimasa mudanya kurang tertarik dengan Islam. Dalam buku Kartini yang fenomenal berjudul Door Duisternis Tot Licht (dari gelap kepada cahaya) atau Habis Gelap Terbitlah Terang, RA Kartini saat itu menuliskan kegelisahan hatinya menyaksikan wanita Jawa yang terkungkung adat sedemikian rupa. Tujuan utama beliau menginginkan hak pendidikan untuk kaum wanita sama den-gan laki-laki. Tidak lebih. Ia begitu prihatin dengan budaya adat yang mengungkung kebebasan wanita untuk menuntut ilmu.

Kartini memiliki cita-cita yang luhur pada saat itu yaitu mengubah masyarakat. Khususnya kaum perempuan yang tidak memperoleh hak pendidikan. Juga untuk melepaskan diri dari hukum yang tidak adil dan paham-paham materialisme untuk kemudian beralih ke keadaan ketika kaum perempuan mendapatkan akses untuk mendapatkan hak dan dalam menjalankan kewajibannya. Ini sebagaimana terlihat dalam tulisan Kartini kepada Prof Anton dan Nyonya pada 4 oktober 1902 yang isinya,” Kami di

8

Page 12: Buletin Sayyidul Ayyam edisi ke VII

The Kartini’s daysini memohon diusahakan pengajaran dan pendidikan anak-anak perempuan, bukan sekali-kali, kare-na kami itidak menginginkan anak-anak perempuan itu menjadi saingan laki-laki dalam perjuangan hidupnya, tapi karena kami yakin akan pengaruhnya yang besar sekali bagi kaum wanita, agar wanita lebih cakap melakukan kewajibannya; menjadi ibu, pendidik manusia yang pertama-tama."

Menurut Kartini ilmu yang diperoleh para wanita melalui pendidikan ini sebagai bekal mendidik anak-anak kelak agar menjadi generasi berkualitas. Bukankah anak yang dibesarkan dari ibu yang berpendidikan akan sangat berbeda kualitasnya dengan mereka yang dibesarkan secara asal? Inilah yang berusaha diperjuangkan Kartini saat itu.

Dalam buku tersebut Kartini adalah sosok yang berani menentang adat-istiadat yang kuat di lingkungannya. Dia menganggap setiap manusia sederajat sehingga tidak seharusnya adat-istiadat membedakan berdasarkan asal-usul keturunannya. Memang, pada awalnya Kartini begitu mengagung-kan kehidupan liberal di Eropa yang tidak dibatasi tradisi sebagaimana di Jawa. Namun, setelah sedikit mengenal Islam. Pemikiran Kartini pun berubah, yakni ingin menjadikan Islam sebagai landasan dalam pemikirannya. Sebuah komentar disampaikan Kartini ketika bertanya pada gurunya, Kyai Sholeh bin Umar, seorang ulama besar dari Darat Semarang, sebagai berikut: "Kyai, selama kehidupanku baru kali inilah aku sempat mengerti makna dan arti surat pertama dan induk Al Quran yang isinya begitu indah menggetarkan sanubariku. Maka bukan bualan rasa syukur hatiku kepada Allah. Namun, aku heran tak habis-habisnya, mengapa para ulama saat ini melarang keras penerjemahan dan penafsiran Al Quran dalam Bahasa Jawa? Bukankah Al-Quran itu justru kitab pimpinan hidup bahagia dan se-jahtera bagi manusia?" Komentar cerdas ini terlontar dari analisa Kartini atas nasib pelajaran agama yang diterimanya pada masa itu.

Selanjutnya di tahun-tahun terakhir sebelum wafat ia menemukan jawaban atas per-tanyaan-pertanyaan yang bergolak di dalam pemikirannya. Ia mencoba mendalami ajaran yang dia-nutnya, yaitu Islam. Pada saat Kartini mempelajari Islam dalam arti yang sesungguhnya dan mengkaji isi Al Quran melalui terjemahan bahasa Jawa, Kartini terinspirasi dengan firman Allah SWT (yang art-inya), " ... mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman)’ (QS Al Baqarah [2]: 257)," yang diistilahkan Armyn Pane dalam tulisannya dengan, "Habis Gelap Terbitlah Terang". Sesungguhnya Kar-tini adalah sosok yang mengajak setiap perempuan memegang teguh ajaran agamanya dan meninggalkan ide ke-bebasan yang menjauhkan perempuan dari fitrahnya. Beberapa surat Kartini kepada sahabatnya menunjukan bahwa Kartini berjuang dalam rangka mengu-bah keadaan perempuan pada saat itu agar dapat mendapatkan haknya. Di an-taranya; menuntut pendidikan dan pen-gajaran untuk kaum perempuan yang juga merupakan kewajibannya dalam Islam. Bukan berjuang menuntut kese-taraan (emansipasi) antara perempuan dan pria sebagaimana yang diklaim oleh para pengusung ide feminis.

Sebenarnya apa yang diperjuangkan aktivis jender dengan mendorong perempuan meraih kebe-basan dan meninggalkan rumah tang-

9

Page 13: Buletin Sayyidul Ayyam edisi ke VII

ganya bukanlah perjuangan Kartini. Sejarah Kartini telah disalahgunakan sesuai dengan kepentingan mereka. Kaum Muslim telah dijauhkan dari Islam dengan dalih kebebasan, keadilan, dan kesetaraan jender.

Refleksi perjuangan Kartini saat ini sangat disayangkan karena banyak disalah artikan oleh wanita-wanita Indonesia dan telah dimanfaatkan oleh pejuang-pejuang feminisme untuk menipu para wanita. Agar mereka beranggapan bahwa perjuangan feminisme memiliki akar di negerinya sendiri yaitu perjuangan Kartini. Mereka berusaha menyaingi laki-laki dalam berbagai hal yang kadangkala sampai di luar batas kodrat sebagai wanita.

Tanpa disadari wanita-wanita Indonesia telah diarahkan kepada perjuangan feminisme dengan membawa ide-ide sistem kapitalisme yang pada akhirnya merendahkan, menghinakan derajat wanita itu sendiri. Sebagai contoh tidak sedikt wanita lebih rela meninggalkan suami dan anaknya un-tuk menjadi TKW, misalnya, meskipun nyawa taruhannya. Ribuan kasus kekerasan terhadap mereka kerap terjadi.

Mereka disiksa oleh majikan hingga pulang dalam keadaan cacat badan. Bahkan, di an-taranya ada yang akhirnya menemui ajal di negeri orang Tidak sedikit juga dari mereka menjadi korban dan dipekerjakan sebagai pekerja seks komersial (PSK). Fakta-fakta tersebut setidaknya memberikan gambaran kepada kita bahwa sistem kapitalisme telah gagal dalam memuliakan wanita. Karena itu upaya meneladani perjuangkan Kartini seharusnya bukanlah kembali pada ide-ide feminis dengan membawa ide kapitalisme yang absurd (mengada-ada) melainkan kembali pada sistem syariah Islam yang dalam rentang masa kepemimpinannya selama 13 Abad mampu memposisikan wanita pada kedudukannya yang teramat mulia. Sekarang sudah saatnya baik laki-laki dan perempuan berjuang untuk mengamalkan ajaran Al Quran dan hadis secara kaffah sebagai wujud ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Karena hanya dengan mengamalkan kedua pedoman tersebutlah kita tidak akan pernah tersesat selamanya. (lan tadhillu mā in tamassakum bihimā).

Wallāhu ‘alam.

The Kartini’s day

10

Nurlaela Fatah Arif, Lc.

Page 14: Buletin Sayyidul Ayyam edisi ke VII

Muslimah

Kata istiqomah berasal dari bahasa arab yang artinya lurus dan konsisten, dan menurut Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhu : ‘Istiqomah mengandung 3 macam arti : istiqomah dengan lisan ( yaitu bertahan terus mengucapkan kalimat syahadat ), istiqomah dengan hati ( artinya terus melakukan niat yang jujur ) dan is-tiqomah dengan jiwa ( senantiasa melaksanakan ibadah dan keta-atan secara terus-menerus ).

Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Robb kami ialah Allah”, kemudian mereka tetap beristiqomah, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mer-eka tiada (pula) berduka cita, mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mer-eka kerjakan (di dunia)” (QS. Al Ahqaaf [46]: 13-14)

11

Page 15: Buletin Sayyidul Ayyam edisi ke VII

MuslimahMuslimah adalah wanita yang senantiasa menjaga tingkah lakunya dengan syariat, mulai dari

pakaian sampai dengan hubungannya terhadap sesama muslim dan muslimat, ketika dia bekerja selalu bekerja dengan jujur berkompetisi dalam pekerjaan dengan baik dan menjaga kepercayaan setiap orang yang mempekerjakanya, karena seorang muslimah akan di katakana muslimah yang takwa taat atas ajaran Allah azza wazala ketika ia menjalankan semua perintah Allah , dan menjauhi larangan Allah tidak hanya dalam beribadah tapi juga dalam tingkah laku dan tutur kata karna, islam adalah solusi dalam se-gala aspek kehidupan dan jika semua dilakukan dalam tuntunan ajaran islam maka hidup akan tenang nyaman dan surga adalah jawaban atas keistiqomahanya.

Allah berfirman dalam Alquran : Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, ke-cuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara la-ki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mere-ka, atau wanita-wanita Islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wan-ita. dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung ( Qur'an Surah An-Nuur:31 ).

Akan tetapi derajat sebagai muslimah yang mempunya pendirian teguh menjalankan perintah Allah dan RasulNya tentu tidak mudah apalagi dijaman yang serba teknologi dan ancaman globalisasi yang sudah sangat mengkhawatirkan karena kita sebagai muslimah dituntut tampil sebagai “Manusia Super” yang mampu menempatkan dirinya untuk tampil tetap cantik dan menarik, cerdas, energik, modern (up to date), namun kita jangan sampai melupakan kodrat kita untuk menjalankan kewajiban kita disela sela rutinitas kita, karena pada dasarnya segala sesuatu pasti akan ada plus minusnya. Dari itu untuk menjadi wanita muslimah yang konsisten menjalankan hak dan kewajibanya perlu banyak dukungan dari orang di sekitar, karena mereka tidak bisa dilepas sendiri, dukungan yang paling besar adalah dukungan dari

orang tua keluarga kerabat dan suami, khususnya wanita yang sudah bersuami dan bias menjalankan semua kewajiban-ya dengan sempurna atas ridho sua-minya maka jika ini bisa dilakukan oleh para wanita muslimah di dunia dengan itu disamping hidupnya akan nyaman dan tentram mereka juga bisa memilih pintu mana saja untuk masuk ke dalam surga yang telah Allah janjikan. Seperti firman Allah dan sabda nabi Muhammad SAW, firman Allah dan hadist yang menggam-barkan tentang perempuan yang akan masuk surga yang mereka boleh memilih dari pintu mana saja yang mereka ingink-an.

Allah Ta'ala berfirman :

“Hai Nabi, katakanlah kepada is-tri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang-orang mukmin : Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh

12

Page 16: Buletin Sayyidul Ayyam edisi ke VII

tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal dan oleh karenanya mer-eka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (Qs. Al-Ahzab: 59).

Rasulullah SAW bersabda: “Jika seorang isteri itu telah menunaikan shalat lima waktu, dan shaum (puasa) di bulan Ramadhan, dan menjaga kemaluannya dari yang haram serta taat kepada suaminya, maka akan di-persilakan: masuklah ke surga dari pintu mana saja kamu suka.” (HR. Ahmad)

Dari firman dan sabda Nabi di Atas kita bisa mengambil pesan penting mengenai buah dari sikap istiqamah;

1. Orang yang istiqamah akan mendapatkan kedudukan mulia di sisi Allah.2. Orang-orang yang istiqamah akan mendapatkan kehidupan yang nyaman dan damai, jauh

dari duka lara, dan tegar dalam mengarungi bahtera kehidupan dunia yang fana ini 3. Orang yang is-tiqamah akan mulus masuk ke dalam surga Allah.

Kesimpulannya, istiqamah tidak saja berlaku pada tataran ubudiyah semata. Istiqamah berlaku dalam konteks akidah, syariah, akhlak, ilmu, dan perjuangan di jalan Allah.

Oleh karena itu, kita harus bersikap istiqamah dalam iman dan keyakinan, istiqamah dalam syariah dengan selalu mendukung tegak hidupnya syariat di tengah-tengah umat dengan diawali dari keluarga kita sendiri, istiqamah dalam akhlak dengan menjadikan akhlak sebagai salah satu ujung tombak menyampaikan dakwah, istiqamah di ranah ilmu dengan mengkaji ilmu Allah yang terbentang luas, dan istiqamah dalam membela tiap inci ajaran Allah, bangga dengan agama Islam, serta benci kepada setiap kekufuran. Dan Istiqomah dimulai dari sekarang dan seterusnya.

Muslimah

Magfirotul Fatkha

13

Mahasiswi SII Universitas Hasan II Casablanca, Maroko

Page 17: Buletin Sayyidul Ayyam edisi ke VII

Tips : Facebook Has Been Hacked

Kekuatan PasswordKombinasikan password menggunakan angka dan huruf. Dan harus diakui, disinilah tulisan

alay diperlukan. :v . Dan rajinlah mengganti password. Mungkin sebulan sekali.Hindari Auto Like dan Bot KomenSebelumnya saya ingin bertanya . Apa sih untungnya pake autolike ? Apa kalo misalnya sta-

tusmu dilike 1000x terus temen-temen pada ngasih hadiah gitu ? pada bilang WOW gitu ? Enggak juga kan. Jadi mending dihindari. Sadar enggak, saat menggunakan autokomen ataupun autolike, pasti aplikasinya minta akses token. Secara tidak sadar kalian telah memberikan "kunci pagar" face-book kalian padai si pembuat aplikasi. Dengan akses token tersebut, hacker bisa membuat status dengan facebookmu, atau malah mereset password mu. Jadi mending hindari hal-hal yang tidak perlu.

Gunakan Keyboard Virtual di WarnetKadang di warnet yang tidak terpasang deepfreeze, atau yang terpasang sekalipun, hal itu di-

gunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab untuk memasang keylogger. Cara kerja keylogger adalah merekam semua ketukan keyboard saat kamu online dan itu artinya dia bisa merekan akun dan password facebook kalian. Cara menghindarinya, gunakan keyboard virtual saat login. Ini berlaku untuk semua akun. Bukan hanya facebook.

Security QustionIni penting. Setting security question anda untuk menghindari hal yang tidak dinginkan. Dan

gunakan jawaban yang nggak nyambung. Contoh : Siapakah nama ayah anda ? Jawaban : pacar gue nabilahDijamin yang suka nebak security question pasti pasrah. :v

Waspadai Social EngineringDan ini yang paling penting ! jangan pernah termakan rayuan akun facebook cewek yang sa-

masekali anda belum kenal. bisa jadi dibalik akun cewek tersebut adalah laki-laki bangsat.Jangan pernah mau menggunakan aplikasi diluar facebook apapun yang membutuhkan akses

login ke facobook kamu. Pastikan saat login alamatnya benar. www.facebook.com .Jika bukan itu, lebih baik jangan !

Masih seputar soceng, jangan pernah menggunakan aplikasi yang tidak kamu kenal. Contoh : Tools Hack Facebook, Cheat Poker, atau sebangsanya. Bisa jadi aplikasi tersebut disisipi trojan atau-pun keylogger. Gunakan nalar anda, kalo ada yang namanya Tools hack facebook, semua orang bisa jadi hacker. Kalo ada software cheat chip poker, Zynga bisa bangkrut dong. Dan dari situ harusnya kalian sudah sadar.

Sumber : http://www.madura-cyber.org/2013/03/tips-agar-facebook-aman-dari-serangan.html

14

Page 18: Buletin Sayyidul Ayyam edisi ke VII

Humor : Indonesia HebatAlkisah ada seorang Mahasiswa Indonesia di Maroko, dia seorang yang koplak, pelupa, suka

dipuji dan suka bertanya, sebut saja Jablud. Suatu hari sepulang kuliah Jablud jalan ke Madinah sendi-rian, niatnya si dia ingin menduplikat kunci.

Ditengah jalan, sebelum sampai ke tempat duplikat kunci, ada seorang kakek tua berjenggot panjang dan berjas biru using memanggilnya.

“Anaku,,,,,” sapa kakek tua tersebut“Iya Sidi,,,,” sahut si Jablud“wah kamu bisa bahasa arab, kamu muslim?” Tanya kakek tua sambil melangkah mendekati

Jablud“Iya Kek, saya muslim, saya dari Indonesia” jawab Jablud dengan mantap“Tabrakallah tabarakallah, Indonesia itu hebat anakku, Negara dengan jumlah penduduk muslim

terbesar di dunia” Puji sang Kakek. Mendengar pujian itu Jablud langsung semangat untuk mengobrol dengan kakek tua tersebut, ia pun dengan segera menimpali ucapan kakek

“hehe alhamdulilah sesuatu kek, btw kakek kok tau Indonesia hebat?” Tanya Jablud.“Lha iya wong kakek banyak makan zaitun, hehe” Jawab kakek dengan terkekeh-kekeh.Indonesia itu Negara paling hebat di Dunia, gak ada yang bisa nandingin, terus sang kakek.Jablud yang wataknya suka dipuji mendengar Indonesia mendapat pujian maka ia pun tak tahan

untuk melontarkan berbagai macam pertanyaan.“ Wah betul itu kek, terus btw Indonesia sama Jepang hebatan mana?” Tanya Jablud“ Ya jelas hebat Indoneisa, kamu ini gimana tho? Wong Jepang aja cari makan dari penduduk

Indonesia dengan mengekspor kendaraan ke Indonesia” jawab sang kakek mantapMasih haus akan pujian untuk Indonesia, si Jablud pun bertanya kembali:“ Kalo itu kek, Indonesia sama Amerika hebat mana?.hmmm sang kakek mengerutkan keningnya, lalu kakekpun menjawab:“Le,,, le,,, ya jelas hebat Indonesia, wong kedelai Amerika saja sampai dibeli sama Indonesia”sambil menyolek si Jablud, dan akhirnya mereka berdua pun ketawa terkekeh-kekeh.Masih pingin mendengarkan pujian segaligus glitikan dari sang kakek, tanpa malu si Jablud ber-

tanya lagi “ Sekarang kalau Indonesia sama Maroko kek, hayo,,, hebatan mana?”.Sambil menahan tawa, sang kekek pun menjawab “ heuheuheu masih tetap hebatan Indonesia

lah, kalau di Maroko gak punya tambang emas, tapi di Indonesia itu emas emas berserakan, ada eMas Kaniv, eMas Iyus, eMas Burhan eMas Kamdun eMas Jazmi, eMas Evan dan masih banyak lagi eMas eMas yang lain, kehkehkeh” tanpa komando merekapun tertawa bersama-sama, seperti sang kakek yang sedang membacakan dongeng untuk cucunya.

Ini kek, ini yang terahir, tadi kan Indonesianya, sekarang penduduk Indonesianya, menurut ka-kek penduduk Indonesia sama Nabi itu hebat mana? Tanya Jablud dengan serius.

Gini Nak, eh siapa nama kamu? Saya jadi belum sempat Tanya nama kamu gara-gara kamu cerewet melulu dari tadi. “Jablud kek.. Ayo dong kek Jawab” Jawab Jablud dengan cepat.

Kalau menurut kakek hebat penduduk Indonesia, karena nabi saja takut sama Tuhan, kalau penduduk Indonesia mah sudah tidak takut lagi dengan Tuhan” jawab sang kakek.

Kali ini si Jablud ketawa terpingkal-pingkal sampai menutupkan matanya “Bhahahahahahaha-hahahahahahahha” dan begitu mata Jablud terbuka, sang kakek sudah menghilang dari pandangan matanya.

Hanif FatkhurrokhmanSitus Web: http://www.uh2c.ac.maEmail : [email protected]

15

Page 19: Buletin Sayyidul Ayyam edisi ke VII

16

Page 20: Buletin Sayyidul Ayyam edisi ke VII