EDISI 04/TAHUN III/2011 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA JUNI 2011 KAJIAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA PALANGKA RAYA PENYUSUNAN DATABASE INFRASTRUKTUR PENGAIRAN DISAIN PENCETAKAN SAWAH DI KELURAHAN GAUNG BARU POTENSI DAN KENDALA PENGEMBANGAN SAWAH DI KELURAHAN TANJUNG PINANG PEMBANGUNAN PERTOKOAN PASAR KAHAYAN Foto: Pertokoan Pasar Kahayan PEMERINTAH KOTA PALANGKA RAYA
52
Embed
Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya edisi 04-juni 2011
Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya edisi 04-juni 2011
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
EDISI 04/TAHUN III/2011
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA
JUNI 2011
KAJIAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA PALANGKA RAYA
PENYUSUNAN DATABASE INFRASTRUKTUR PENGAIRAN
DISAIN PENCETAKAN SAWAH DI KELURAHAN GAUNG BARU
POTENSI DAN KENDALA PENGEMBANGAN SAWAH
DI KELURAHAN TANJUNG PINANG
PEMBANGUNAN PERTOKOAN PASAR KAHAYAN
Foto: Pertokoan Pasar Kahayan
PEMERINTAH KOTA
PALANGKA RAYA
Penanggung Jawab
Ir. SAING SALEH Pemimpin Umum
SRI SULASTRI, SH Pemimpin Redaksi
MARTINA, SH, MSi Redaktur Pelaksana
Drs. SERNUS Staf Redaksi
KRISTHINE AGUSTINE, SE ROYSART ALFONS, ST, MT, MSc
Analisis dan Kajian Potensi Pendapatan Asli Daerah Kota Palangka Raya
12
PENDAHULUAN
Pemerintah Kota Palangka Raya melalui
Dinas Pekerjaan Umum Kota Palangka Raya
dalam Tahun Anggaran 2010 telah
melaksanakan kegiatan penyusunan database
sarana prasarana dan infrastuktur pengairan/
irigasi. Pelaksanaan kegiatan ini merupakan
pengejawantahan dari UU Nomor 7 Tahun 2004
tentang Sumber Daya Air dan PP Nomor 20
Tahun 2006 tentang Irigasi yang memberi
wewenang dan peluang yang lebih luas pada
daerah untuk memanfaatkan sumber data air
yang ada di daerah untuk dipergunakan sebesar
-besarnya guna kemakmuran rakyat secara adil
dan merata. Penyusunan database sarana
prasarana dan infrastruktur pengairan/irigasi
ini diharapkan dapat mendukung pengambilan
kebijakan yang tepat mengingat fungsi air
mempengaruhi hajat hidup orang banyak dan
berdampak jangka panjang.
Kondisi terkini pengairan/irigasi di Kota
Palangka Raya ditandai dengan adanya
perkembangan pencetakan sawah-sawah baru
dan oleh karena itu diperlukan jaringan irigasi
yang handal. Jaringan-jaringan irigasi yang
sudah terbangun sampai saat ini sudah ada di
sembilan lokasi Daerah Irigasi (DI). Dengan
berkembangnya jaringan irigasi di Kota
Palangka Raya dan tren pertumbuhannya di
masa yang akan datang, maka perlu
dilaksanakan pendataan sejak dini demi
mendukung perencanaan ke depan yang
bersifat komprehensif, akuntabel serta
mempertimbangkan aspek sustainabilitas.
PERMASALAHAN
Permasalahan di bidang pertanian
khususnya pengelolaan Sarana Prasarana
Infrastruktur Pengairan selama ini adalah
belum tersusunnya secara digital data sumber
daya air dan jaringan irigasi yang ada di Kota
Palangka Raya sehingga dirasa kurang efektif
dan efisien dalam pengelolaannya. Kegiatan
Penyusunan Data Base Sarana Prasarana dan
Infrastruktur Pengairan/Irigasi Kota Palangka
Raya berbasis GIS ini dimaksudkan untuk
menjawab beberapa hal sebagai berikut :
a. Data-data yang ada masih berupa data
manual sehingga proses updating, analisa
dan evaluasi juga sifatnya manual.
b. Belum efektif dan efisiennya proses
updating, analisa dan evaluasi sehingga
Penyusunan Database Sarana dan Prasarana Infrastruktur Irigasi Kota Palangka Raya
13
proses pengembangan dan pengelolaan
sumber daya air dan jaringan irigasi dirasa
belum efektif dan efisien.
c. Sistem pengembangan dan pengelolaan
jaringan irigasi yang ada belum mampu
memenuhi harapan seluruh petani khususnya
petani pengguna air karena arah
pengembangannya belum komprehensif atau
parsial.
d. Sumber daya manusia yang ada belum
kompetitif dan perlu ditingkatkan termasuk
kuantitasnya.
TUJUAN DAN SASARAN
Tujuan kegiatan ini adalah membangun
software Sistem Jaringan Manajemen Jaringan
Irigasi berbasis GIS Kota Palangka Raya.
Sasarannya adalah :
1. Teridentifikasinya potensi Sumber Daya Air
khususnya sistem irigasi di Kota Palangka
Raya.
2. Teridentifikasinya Pengembangan Jaringan
Irigasi yang terdiri dari pembangunan dan
peningkatan Jaringan Irigasi serta
Pengelolaan Jaringan Irigasi meliputi operasi,
pemeliharaan serta rehabilitasi jaringan
irigasi di Kota Palangka Raya.
3. Tersusunnya desain sistem dan flowchart
data sumber daya air dan jaringan irigasi di
Kota Palangka Raya.
4. Terciptanya perangkat lunak (software)
sistem informasi yang dapat digunakan untuk
melakukan updating, evaluasi dan analisa
data secara cepat, tepat dan akurat dengan
nilai efisiensi tinggi.
5. Teridentifikasinya kebutuhan jenis, jumlah
dan kualitas irigasi.
MANFAAT
Manfaat dari pembuatan Database Sarana
Prasarana dan Infrastruktur Pengairan/Irigasi
berbasis GIS adalah untuk mengakomodasi
Lokasi : Kelurahan Kameloh Baru
Penyusunan Database Sarana dan Prasarana Infrastruktur Irigasi Kota Palangka Raya
14
tuntutan kebutuhan akan pengembangan dan
pengelolaan jaringan irigasi yang lebih efektif
dan efisien, dalam rangka peningkatan
pelayanan masyarakat sesuai visi dan misi Kota
Palangka Raya. Selain itu dengan tersusunnya
database ini diharapkan proses pengembangan
dan pengelolaan jaringan irigasi di Kota
Palangka Raya dapat lebih terukur dan
berkelanjutan.
LOKASI STUDI
Lokasi studi kegiatan ini meliputi area :
METODOLOGI DAN PENDEKATAN
PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pendekatan yang dilakukan dalam
pekerjaan ini menyangkut beberapa aspek yang
terkait dengan perencanaan dan pengelolaan
pada lingkup pekerjaan dan tanggung jawab
Dinas Pekerjaan Umum Kota Palangka Raya,
yaitu:
1. Aspek Strategis
Melalui pengelolaan dan perencanaan
sumber daya air yang baik diharapkan dapat
memberikan rangsangan bagi perkembangan
dan pertumbuhan sektor-sektor lain sehingga
mampu meningkatkan Pendapatan Asli Daerah.
Pengembangan sistem informasi manajemen
diharapkan dapat berintegrasi dengan database
dan sistem aplikasi lainnya baik yang ada di
lingkungan Dinas Pekerjaan Umum Kota
Palangka Raya atau pun dari luar.
2. Aspek Teknis
Aspek teknis yang diperhatikan dalam
sistem informasi ini meliputi kondisi geofisik
kawasan, sosial ekonomi dan budaya
masyarakat, kondisi teknis sumber daya air
serta kondisi sarana dan prasarana
pendukungnya. Aspek teknis database yang
ditonjolkan pada sistem informasi ini adalah
koneksitas atau relasional antara data yang
bersifat tabular dengan data yang bersifat
spasial (kewilayahan) sehingga lebih
komunikatif dan informatif. Pengelolaan data
sumber air secara multi waktu dan integral
merupakan aspek penting sebagai landasan
dalam penyampaian informasi pada
perencanaan dan pengelolaan sumber daya air.
3. Aspek Perencanaan dan Pengelolaan
Hukum dan perundangan yang terkait
dengan aspek perencanaan dan pengelolaan
Daerah Irigasi (DI) Luas (Ha)
DI Kelurahan Gaung Baru 500
DI Kelurahan Petuk Bukit 200
DI Kelurahan Habaring Hurung 500
DI Kelurahan Sei Gohong 250
DI Kelurahan Petuk Katimpun 150
DI Kelurahan Tanjung Pinang 750
DI Kelurahan Bereng Bengkel 1.550
Kelurahan Kalampangan 950
Kelurahan Kameloh Baru 500
Lokasi : Kelurahan Bereng Bengkel
Lokasi : Kelurahan Bereng Bengkel
Penyusunan Database Sarana dan Prasarana Infrastruktur Irigasi Kota Palangka Raya
15
sumber daya air merupakan bagian dari
perangkat agar rencana dan pelaksanaan
kegiatan dapat berlangsung dengan baik.
Dengan demikian dalam kegiatan ini perlu
dikaji aspek hukum, kelembagaan dan sumber-
sumber pembiayaannya.
PENDEKATAN SISTEM PERENCANAAN
DAN PENYUSUNAN PROGRAM
Penyusunan Sistem Informasi Daya Air
Kota Palangka Raya ini diharapkan dapat
memberikan kemudahan dalam melakukan
evaluasi kondisi jaringan irigasi beserta sarana
dan prasarana pendukungnya sehingga dapat
dipergunakan dalam perencanaan dan
penyusunan program kegiatan di masa/periode
mendatang. Dengan demikian dalam
penyusunan sistem informasi ini perlu
memperhatikan cakupan data yang ada baik
data yang berasal dari Dinas Pekerjaan Umum
Kota Palangka Raya maupun dari instansi
lainnya. Kedudukan Sistem Informasi Sumber
Daya Air Kota Palangka Raya ditunjukkan pada
Gambar 1.
Pendekatan Manajemen Sistem
Penyusunan Sistem Informasi Sumber
Daya Air Kota Palangka Raya disusun dengan
memperhatikan model data dan output yang
diharapkan. Dengan demikian maka dalam
menyusun langkah-langkah yang diperlukan
untuk perancangan, pengoperasian dan
perawatan sebuah sistem jaringan irigasi/
Daerah Irigasi harus mempertimbangkan
identifikasi informasi, survei lokasi, formulasi
konsep sistem informasi, desain program,
Pelaksanaan
Program Kerja/
Kegiatan
BAPPEDA
Kelembagaan dan Sumber
Daya Manusia
Pengembangan
SDM, Sarana dan
Prasarana Opera-
sional
Data dan Sistem
Jaringan Irigasi
Input Data
Sarana dan
Prasarana
Pendukung
Pelaksanaan Pro-
gram Kerja/
Kegiatan
Program Kerja/
Kegiatan Dinas PU
Tolak Ukur &
Evaluasi Pro-
gram Kerja
Sistem Informasi Jaringan Irigasi, Pe-
nyajian Data Secara Cepat, Tepat,
Akurat dan Interaktif
Umpan Balik untuk Pembangunan Kelem-
bagaan & SDM serta Penyusunan Program
Kerja Tahunan, Jangka Menengah dan
Jangka Panjang
Hasil Pelak-
sanaan Pro-
gram
Gambar 1. Kedudukan Sistem Informasi Sumber Daya Air Kota Palangka Raya
Lokasi : DR Gaung Baru
Penyusunan Database Sarana dan Prasarana Infrastruktur Irigasi Kota Palangka Raya
16
pembuatan program, validasi dan evaluasi,
masukan data, manual operasi, pelatihan dan
tahap implementasi. Model sistem input-output
yang dikembangkan dalam sistem jaringan
irigasi ini ditunjukkan pada Gambar 2.
TAHAP PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Persiapan
Tahap ini meliputi kegiatan-kegiatan :
perijinan dan administrasi, pembentukan tim
kerja dengan instansi terkait, pendataan dan
pengumpulan data, penyiapan perangkat lunak
dan perangkat keras, studi terhadap
dokumentasi sistem informasi yang telah ada,
penentuan tingkat otomatisasi sistem.
2. Pendataan dan Pengumpulan Data
Sekunder
Data yang dikumpulkan meliputi/
bersumber dari : Buku Kota Palangka Raya
Dalam Angka, Peta Irigasi/Drainase yang ada,
Peta Rupa Bumi, Peta Jaringan jalan, Peta
tematik yang berhubungan dengan sarana
prasarana dan infrastruktur pengairan/irigasi.
3. Survey Lapangan
Survei lapangan dilakukan untuk
memastikan kondisi terkini dari saluran yang
ada. Pada survey lapangan ini dilakukan
beberapa pengambilan data yaitu : data posisi,
pengukuran dimensi saluran, dan data visual
(foto) masing-masing saluran.
4. Perancangan Model Database dan
Sistem Informasi Manajemen
Perancangan model didasarkan atas
entitas-entitas dalam perencanaan dan
pengelolaan sumber daya air di lingkungan
Dinas Pekerjaan Umum yang meliputi : entitas
aspek perencanaan dan pengelolaan, entitas
aspek hukum dan perundangan, dan entitas
aspek kelembagaan dan sumber daya manusia.
Data demografi sosial, peta
kewilayahan/spasial, dan data
sosial kemasyarakatan lainnya
Program kerja tahunan /
rencana kegiatan Bappeda dan
kelembagaannya
Data pengamatan lapangan
(kondisi fisik dan non fisik,
akses, fasilitas, dll)
Data dinas/instansi/lembaga
terkait dengan kondisi gedung
Laporan dan evaluasi hasil
pelaksanaan program kerja
Bappeda
Informasi / masukan
masyarakat
Membantu dalam penentuan
prioritas program kerja dan
pengambilan keputusan
Sebagai sarana untuk menam-
pung data dan informasi ter-
kait dengan prasarana ba-
ngunan daerah
Sebagai sarana untuk
menampung data terkait
program kerja tahunan, jangka
menengah dan jangka panjang
di lingkungan Bappeda
Sebagai sarana untuk meng-
analisis kondisi bangunan
daerah, membantu dalam pela-
poran dan evaluasi program
kerja/kegiatan
INPUT PROSES OUTPUT
Gambar 2. Sistem Input-Output yang dikembangkan dalam sistem informasi sarana prasarana pengairan
Lokasi : DR Habaring Hurung
Penyusunan Database Sarana dan Prasarana Infrastruktur Irigasi Kota Palangka Raya
17
5. Penyusunan Database
Database yang dibangun menyangkut
aspek perencanaan dan pengelolaan, peraturan
dan perundangan, serta sumber daya manusia
dan kelembagaan. Penyusunan database
mengacu pada format database standar karena
diharapkan dapat dikorelasikan dengan
database yang sudah ada.
Khususnya database yang sifatnya
keruangan/spasial dilakukan melalui beberapa
tahapan, yaitu : digitasi peta, editing/
penyuntingan, transformasi koordinat,
pembangunan topologi, konversi format data
dan penyusunan atribut.
6. Penyusunan Aplikasi Sistem Informasi
Aplikasi yang dikembangkan bersifat
standalone.
Perencanaan dan
Pengelolaan Sumber
Daya Air
Hukum, Perundangan
dan Operasional
SDM, Kelembagaan
serta Pembiayaan
Hardware dan
Software
Analisis
Kebutuhan Sistem
Informasi
Layanan dan
Informasi GIS
Hirarki penyusunan database sarana prasarana dan infrastruktur pengairan Kota Palangka Raya
Dinas PU
Kota Palangka Raya
Lokasi : DR Kameloh Baru
Penyusunan Database Sarana dan Prasarana Infrastruktur Irigasi Kota Palangka Raya
18
Lokasi : Kelurahan Bereng Bengkel Lokasi : Kelurahan Gaung Baru
7. Pelaporan Hasil Pekerjaan
REKAPITULASI SALURAN IRIGASI
No Nama DI Nama Saluran Fungsi Panjang Tipe
Kon-
struksi
Arah Aliran Permasalahan Lapangan
1 DR Kalampangan Primer Kalampangan 1 Primer 5972,8 Tanah Sungai Kahayan Banjir di pangkal saluran 2 DR Kalampangan Primer Kalampangan 2 Primer 979,0 Tanah Primer 1 Kalampangan Sedimen di ujung
3 DR Kalampangan Primer Kalampangan 3 Primer 1475,1 Tanah Primer 1 Kalampangan Sampah kayu di ujung 4 DR Kalampangan Primer Kalampangan 4 Primer 2481,5 Tanah Sungai Kameloh Banjir
5 DR Kalampangan Primer Kalampangan 5 Primer 4610,4 Tanah Sungai Kahayan Banjir di pangkal saluran 6 DR Kalampangan Primer Kalampangan 5.1 Primer 2197,2 Tanah Primer 1 Kalampangan Banjir di pangkal saluran
7 DR Kalampangan Sekdr Kalampangan 1.1 Sekunder 550 Tanah Sungai Kahayan Banjir
8 DR Kalampangan Sekdr Kalampangan 1.2 Sekunder 800 Tanah Sungai Kahayan Banjir 9 DR Kalampangan Sekdr Kalampangan 1.3 Sekunder 900 Tanah Sungai Kahayan Banjir
10 DR Kalampangan Sekdr Kalampangan 1.4 Sekunder 900 Tanah Sungai Kahayan Banjir 11 DR Kalampangan Sekdr Kalampangan 1.5 Sekunder 1300 Tanah Sungai Kahayan Banjir
12 DR Kalampangan Sekdr Kalampangan 1.6 Sekunder 1000 Tanah Sungai Kahayan Banjir
13 DR Kalampangan Sekdr Kalampangan 1.7 Sekunder 1000 Tanah Sungai Kahayan Banjir 14 DR Kalampangan Sekdr Kalampangan 1.8 Sekunder 1500 Tanah Sungai Kahayan Banjir
15 DR Kalampangan Sekdr Kalampangan 1.9 Sekunder 1500 Tanah Sungai Kameloh Banjir 16 DR Kalampangan Sekdr Kalampangan 2.1 Sekunder 1892 Tanah Primer 4 Kalampangan Banjir di pangkal
17 DR Kalampangan Sekdr Kalampangan 2.2 Sekunder 1000 Tanah Primer 2 Kalampangan 18 DR Kalampangan Sekdr Kalampangan 2.3 Sekunder 1957 Tanah Primer 4 Kalampangan Banjir di pangkal
19 DR Kalampangan Sekdr Kalampangan 2.4 Sekunder 891 Tanah Primer 2 Kalampangan 20 DR Kalampangan Sekdr Kalampangan 3.1 Sekunder 1883 Tanah Primer 4 Kalampangan Banjir di pangkal 21 DR Kalampangan Sekdr Kalampangan 3.2 Sekunder 1026 Tanah Primer 2 Kalampangan 22 DR Kalampangan Sekdr Kalampangan 3.3 Sekunder 1882 Tanah Primer 4 Kalampangan Banjir di pangkal 23 DR Kalampangan Sekdr Kalampangan 3.4 Sekunder 1000 Tanah Primer 2 Kalampangan 24 DR Kalampangan Sekdr Kalampangan 3.5 Sekunder 792 Tanah Sungai Kameloh 25 DR Kalampangan Sekdr Kalampangan 3.6 Sekunder 1000 Tanah Primer 2 Kalampangan Sampah kayu di ujung
26 DR Kalampangan Sekdr Kalampangan 5.1 Sekunder 1001 Tanah Primer 5 Kalampangan Banjir
27 DR Kalampangan Sekdr Kalampangan 5.2 Sekunder 2197 Tanah Primer 1 Kalampangan Banjir 28 DR Kalampangan Sekdr Kalampangan 5.3 Sekunder 1000 Tanah Primer 5 Kalampangan Banjir
29 DR Kalampangan Sekdr Kalampangan 5.4 Sekunder 2196 Tanah Primer 1 Kalampangan Banjir 30 DR Kalampangan Sekdr Kalampangan 5.5 Sekunder 1000 Tanah Primer 5 Kalampangan Banjir di pangkal
31 DR Kalampangan Sekdr Kalampangan 5.6 Sekunder 1221 Tanah Primer 4 Kalampangan Banjir
32 DR Kalampangan Sekdr Kalampangan 5.7 Sekunder 1000 Tanah Primer 5 Kalampangan Banjir di pangkal 33 DR Kalampangan Sekdr Kalampangan 5.8 Sekunder 890 Tanah Primer 5 Kalampangan Sedimen di ujung
34 DR Kalampangan Sekdr Kalampangan 5.9 Sekunder 1000 Tanah Primer 5 Kalampangan Sedimen di pangkal 35 DR Kalampangan Sekdr Kalampangan 5.10 Sekunder 991 Tanah Primer 5 Kalampangan 36 DR Kalampangan Sekdr Kalampangan 5.11 Sekunder 1000 Tanah Primer 5 Kalampangan Sedimen di pangkal
37 DR Kalampangan Sekdr Kalampangan 5.12 Sekunder 1008 Tanah Primer 5 Kalampangan Sedimen di ujung
Bersambung
Penyusunan Database Sarana dan Prasarana Infrastruktur Irigasi Kota Palangka Raya
19
No Nama DI Nama Saluran Fungsi Panjang Tipe
Kon-
struksi
Arah Aliran Permasalahan Lapangan
38 DR Kalampangan Sekdr Kalampangan 5.13 Sekunder 1000 Tanah Primer 5 Kalampangan Sampah kayu di pangkal
39 DR Kalampangan Sekdr Kalampangan 5.14 Sekunder 981 Tanah Primer 5 Kalampangan Sedimen di ujung
40 DR Kalampangan Sekdr Kalampangan 5.15 Sekunder 842 Tanah Primer 5 Kalampangan Sedimen di ujung
41 DR Kalampangan Sekdr Kalampangan 5.16 Sekunder 999 Tanah Primer 5 Kalampangan
42 DR Kalampangan Sekdr Kalampangan 5.17 Sekunder 939 Tanah Primer 5 Kalampangan Ujung kena tambang pasir
43 DR Kalampangan Sekdr Kalampangan 5.18 Sekunder 986 Tanah Primer 5 Kalampangan Sedimen di pangkal
44 DR Kalampangan Sekdr Kalampangan 5.19 Sekunder 972 Tanah Primer 5 Kalampangan Sampah kayu di pangkal
45 DR Hbr Hurung Primer 1 Hbr Hurung Primer 992 Tanah Sekdr 8 Hbr Hurung
46 DR Hbr Hurung Primer 2 Hbr Hurung Primer 1000 Tanah Sekdr 23 Hbr Hurung
47 DR Hbr Hurung Sekdr 1 Hbr Hurung Sekunder 423 Tanah Sekdr 2 Hbr Hurung
48 DR Hbr Hurung Sekdr 2 Hbr Hurung Sekunder 252 Tanah Sekdr 3 Hbr Hurung
49 DR Hbr Hurung Sekdr 3 Hbr Hurung Sekunder 277 Tanah Primer 1 Hbr Hurung
50 DR Hbr Hurung Sekdr 4 Hbr Hurung Sekunder 728 Tanah Sekdr 1 Hbr Hurung
51 DR Hbr Hurung Sekdr 5 Hbr Hurung Sekunder 665 Tanah Sekdr 4 Hbr Hurung
52 DR Hbr Hurung Sekdr 6 Hbr Hurung Sekunder 318 Tanah Sekdr 7 Hbr Hurung
53 DR Hbr Hurung Sekdr 7 Hbr Hurung Sekunder 288 Tanah Sekdr 8 Hbr Hurung
54 DR Hbr Hurung Sekdr 8 Hbr Hurung Sekunder 307 Tanah Primer 1 Hbr Hurung
55 DR Hbr Hurung Sekdr 9 Hbr Hurung Sekunder 629 Tanah Sekdr 12 Hbr Hurung
56 DR Hbr Hurung Sekdr 10 Hbr Hurung Sekunder 614 Tanah Sekdr 13 Hbr Hurung
57 DR Hbr Hurung Sekdr 11 Hbr Hurung Sekunder 314 Tanah Sekdr 12 Hbr Hurung
58 DR Hbr Hurung Sekdr 12 Hbr Hurung Sekunder 284 Tanah Sekdr 13 Hbr Hurung
59 DR Hbr Hurung Sekdr 13 Hbr Hurung Sekunder 286 Tanah Primer 1 Hbr Hurung
60 DR Hbr Hurung Sekdr 14 Hbr Hurung Sekunder 500 Tanah Primer 1 Hbr Hurung
61 DR Hbr Hurung Sekdr 15 Hbr Hurung Sekunder 500 Tanah Sekdr 12 Hbr Hurung
62 DR Hbr Hurung Sekdr 16 Hbr Hurung Sekunder 487 Tanah Sekdr 13 Hbr Hurung
63 DR Hbr Hurung Sekdr 17 Hbr Hurung Sekunder 402 Tanah Sekdr 1 Hbr Hurung
64 DR Hbr Hurung Sekdr 18 Hbr Hurung Sekunder 496 Tanah Sekdr 1 Hbr Hurung
65 DR Hbr Hurung Sekdr 19 Hbr Hurung Sekunder 489 Tanah Sekdr 21 Hbr Hurung
66 DR Hbr Hurung Sekdr 20 Hbr Hurung Sekunder 447 Tanah Sekdr 21 Hbr Hurung
67 DR Hbr Hurung Sekdr 21 Hbr Hurung Sekunder 568 Tanah Sekdr 21 Hbr Hurung
68 DR Hbr Hurung Sekdr 22 Hbr Hurung Sekunder 373 Tanah Primer 2 Hbr Hurung
69 DR Hbr Hurung Sekdr 23 Hbr Hurung Sekunder 610 Tanah Sekdr 23 Hbr Hurung
70 DR Hbr Hurung Sekdr 24 Hbr Hurung Sekunder 363 Tanah Primer 2 Hbr Hurung
71 DR Hbr Hurung Sekdr 25 Hbr Hurung Sekunder 517 Tanah Sungai Hbr Hurung
72 DR Ptk Katimpun Primer Petuk Katimpun Primer 1924 Tanah Saluran Desa Petuk Katimpun Banjir
73 DR Ptk Katimpun Sekdr Petuk Katimpun Sekunder 1489 Tanah Primer Petuk Katimpun Banjir
74 DR Petuk Bukit Primer Petuk Bukit Primer 1057 Tanah Sungai Petuk Bukit
75 DR Petuk Bukit Sekdr Petuk Bukit Sekunder 100 Tanah Primer Petuk Bukit
76 DR Kameloh Baru Primer Kameloh Baru Primer 4600 Tanah Saluran hilang dan banjir
77 DR Tj Pinang Primer 1 Tanjung Pinang Primer 3530 Tanah Sungai Kahayan
78 DR Tj Pinang Primer 2 Tanjung Pinang Primer 1965 Tanah Sungai Kahayan
79 DR Tj Pinang Primer 3 Tanjung Pinang Primer 3485 Tanah Sungai Kahayan
80 DR Tj Pinang Sekdr Tanjung Pinang Sekunder 876 Tanah Primer 1 Tanjung Pinang
81 DR Gaung Baru Primer 1 Gaung Baru Primer 40 Pasangan Primer 2 Gaung Baru
82 DR Gaung Baru Primer 2 Gaung Baru Primer 1160 Tanah Hutan Sedimen di ujung
83 DR Gaung Baru Sekdr 1 Gaung Baru Sekunder 174 Pasangan Sekdr 2 Gaung Baru
84 DR Gaung Baru Sekdr 2 Gaung Baru Sekunder 642 Tanah Hutan Sedimen di ujung
85 DR Gaung Baru Sekdr 3 Gung Baru Sekunder 400 Tanah Hutan Sedimen di ujung
Lanjutan
Sumber : Laporan Akhir Pekerjaan Penyusunan Data Base Sarana Prasarana dan Infrastruktur Pengairan/ Irigasi Kota Palangka Raya
Penyusunan Database Sarana dan Prasarana Infrastruktur Irigasi Kota Palangka Raya
20
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Swasembada dan ketahanan pangan
merupakan dua sisi mata uang yang saling
melengkapi dalam menjawab memenuhi
kebutuhan pangan suatu wilayah. Keduanya
hanya dapat dicapai dengan adanya
peningkatan jumlah produksi yang antara lain
dapat dicapai melalui perluasan areal
(ekstensifikasi) produksi pangan. Upaya
perluasan lahan pertanian berkaitan dengan
ketersediaan lahan dan air, pembangunan
infrastruktur, serta ketersediaan tenaga kerja
terampil.
Terkait dengan isu pemenuhan kebu-
tuhan pangan, berdasarkan hasil studi
“Pemetaan Potensi dan Penyusunan Master Plan
Pengembangan Bidang Pertanian dan Peterna-
kan di Kota Palangka Raya” pada tahun 2009,
Dinas Pertanian Perikanan dan Peternakan Pe-
merintah Kota Palangka Raya telah mencanang-
kan pencetakan lahan sawah di beberapa lokasi.
Skema pencetakan sawah yang dicanangkan
tersebut ialah pencetakan sawah di wilayah
desa-desa yang tersebar sepanjang Sungai Ru-
ngan dengan target luasan disesuaikan dengan
jumlah kepala keluarga petani sasaran di
masing-masing desa. Untuk Tahun 2010 ini te-
lah dicanangkan kajian perancangan pence-
takan sawah dengan target seluas 100 ha untuk
50 kepala keluarga di Kelurahan Gaung Baru,
Kecamatan Rakumpit.
Kelurahan ini terletak di bagian utara
wilayah Kota Palangka Raya di jalur aliran Su-
ngai Rungan. Di kelurahan ini tersedia lahan
yang berpotensi untuk pengembangan sawah.
Lahan yang dimaksud memiliki topografi ter-
golong datar dengan tanah terdiri dari tanah
mineral pada bagian lahan yang agak tinggi dan
tanah gambut tipis di atas bahan alluvium halus
pada bagian rendah (rawa). Sebagian rawa yang
ada di wilayah ini berada pada posisi lebih
tinggi dari bagian lain, sehingga berpotensi un-
tuk dijadikan sumber air irigasi.
Masyarakat setempat merupakan pen-
duduk asli suku Dayak yang secara tradisionil
tidak memiliki kebudayaan bercocok tanam
padi pada lahan sawah. Namun demikian hal ini
bukan menjadi hambatan, karena justru aspirasi
pengembangan lahan sawah berasal dari
mereka yang sudah mulai menjalani kehidupan
dengan bertani sebagai mata pencaharian.
Untuk merealisasikan rencana pence-
takan sawah di lokasi yang dimaksud maka
diperlukan suatu rancangan teknis. Rancangan
ini harus dibuat dengan cermat meliputi seluruh
komponen konstruksi pencetakan sawah secara
detail berikut perhitungan kebutuhan biayanya.
Perancangan atau disain yang baik harus di-
dasarkan pada pengukuran berbagai parameter
yang diperlukan secara akurat.
Tujuan dan Sasaran
Tujuan dari kegiatan ini ialah untuk
menyusun disain pencetakan sawah dengan tar-
get seluas 100 ha di Kelurahan Gaung Baru, Ke-
camatan Rakumpit, Kota Palangka Raya.
Sasaran kegiatan ini adalah tersusunnya
disain pencetakan sawah dengan target luas
sesuai kondisi lapangan pada hamparan lahan
seluas maksimal 100 ha di Kelurahan Gaung
Penyusunan Desain Pencetakan Sawah di Kelurahan Gaung Baru Kecamatan Rakumpit Kota Palangka Raya
21
Baru, Kecamatan Rakumpit, Kota Palangka Raya
yang meliputi tata letak petak sawah, tata sa-
luran dan tata jalan usaha tani berikut ukuran-
ukuran vertikal dan horisontal sebagai pedo-
man pengerjaan konstruksi.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan ini adalah sebagai
berikut :
1. Lokasi kajian adalah lahan calon sawah, se-
luas 100 ha di Kelurahan Gaung Baru, Ke-
camatan Rakumpit, Kota Palangka Raya.
2. Pengamatan, pengukuran dan kajian
(analisis) faktor fisik seperti tanah, topografi
dan hidrologi yang berpengaruh terhadap
disain pencetakan sawah.
3. Kajian terhadap faktor sosial ekonomi untuk
menunjang pencetakan sawah.
4. Menyusun peta situasi sebagai dasar
pencetakan sawah.
5. Membuat rancangan (disain) detil areal
pencetakan sawah.
METODOLOGI
Pengumpulan Data
Tahap Persiapan, terdiri dari pengadaan
peta situasi dan peta kerja serta bahan pustaka
lain yang diperlukan, konsolidasi tim,
pengadaan bahan dan peralatan untuk survey,
pembuatan kuisioner serta form isian untuk
pelaksanaan pencatatan dan pengumpulan data.
Tahap Survey Lapang, ditujukan ter-
utama untuk pengukuran dan observasi serta
pengambilan sampel unsur sumber daya lahan.
Selain itu juga dilakukan pengumpulan data se-
kunder dan primer, yaitu :
Data Sekunder, meliputi kependudukan ,
hidrologi dan klimatologi, serta harga
perkiraan setempat.
Data Primer, merupakan kombinasi peng-
amatan visual dan pengukuran. Terdiri dari
kontur dan hidrologi (debit air, cadangan
air), pengamatan tanah, data sosial ekonomi
CPCL melalui wawancara.
Pengolahan dan Interpretasi Data (Analisis)
Data hasil survey dikompilasi dan Diana-
lisis untuk menentukan/menetapkan posisi
geografis dan luasan pasti lahan terpilih, pem-
buatan peta dan gambar rancangan, serta perhi-
tungan kebutuhan biaya. Analisis yang dilaku-
kan meliputi :
a. Analisis topografi dan hidrologi ;
Untuk menetapkan batas tata letak petak
sawah dan tata air. Untuk menggambarkan
kondisinya juga dibuatkan profil melintang
dan membujur.
b. Analisis sifat tanah dan kedalaman gambut ;
Sebagai dasar untuk menetapkan tata letak
petak sawah serta disain konstruksinya
(pematang dan petakan) serta konstruksi
saluran dan bangunan air serta jalan.
c. Pembuatan disain ;
Meliputi pembuatan peta rencana pence-
takan sawah (tata letak, pembagian petak,
saluran irigasi, pintu air dan jalan usaha
tani), serta penggambaran rencana kon-
struksi (gambar saluran irigasi dan drainase,
bangunan air dan jalan usaha tani) berikut
metode pelaksanaan konstruksinya.
d. Perhitungan volume pekerjaan konstruksi dan
penyusunan RAB (Rencana Anggaran Biaya).
Penyajian Hasil
Hasil analisis disajikan dalam peta-peta
dan gambar berskala dan diperjelas dengan
uraian naratif.
KEADAAN UMUM LOKASI
Administrasi, Letak dan Aksesibilitas
Lokasi lahan yang direncanakan dibangun
sawah beririgasi dengan memanfaatkan sumber
air rawa yang berada di dalam wilayah Kelu-
rahan Gaung Baru, Kecamatan Rakumpit, Kota
Palangka Raya dengan batas-batas sebagai beri-
kut :
Sebelah Utara : Kelurahan Panjehang,
Kecamatan Rakumpit
Penyusunan Desain Pencetakan Sawah di Kelurahan Gaung Baru Kecamatan Rakumpit Kota Palangka Raya
22
Sebelah Selatan : Kelurahan Kanarakan,
Kecamatan Bukit Batu
Sebelah Timur : Kabupaten Pulang Pisau
Sebelah Barat : Kelurahan Pager,
Kecamatan Rakumpit
Kelurahan ini berada di bagian utara Kota
Palangka Raya memanjang sejajar Sungai Ru-
ngan. Secara geografis wilayah kelurahan ini
terletak pada 113° 43’ BT dan 1° 48’ LS. Kelura-
han ini relatif terisolir dari keramaian, sulit di-
jangkau dengan cepat karena belum terhubung
dengan jalan darat. Jalur tercepat menuju kelu-
rahan ini hanya melalui jalur sungai, dimulai
dari Sungai Pager Besar pada perpotongan den-
gan jalan raya yang menuju Tbg Talaken meng-
gunakan perahu motor menuju Sungai Rungan
dan bergerak ke arah hulu pada sungai ini.
Karakteristik Lahan
Lahan yang direncanakan untuk dijadikan
sawah berada pada daerah rendahan di dekat
Sungai Rungan dan anaknya yaitu Sungai Be-
ngamat. Secara geomorfologi lokasi ini meru-
pakan bagian dari rawa belakang tanggul su-
ngai. Di luar areal yang direncanakan topo-
grafinya agak naik (kemiringan lereng 3-8%),
namun pada bagian agak tinggi ini masih terda-
pat bagian-bagian yang permukaannya ter-
genang. Hal ini disebabkan karena tanah ini
memiliki lapisan kedap air. Kumpulan air ini
kemudian terakumulasi di bagian-bagian ce-
kung sehingga membentuk genangan perma-
nen, sehingga walaupun agak jauh dari sungai
nampak bentukan rawa yang karakteristiknya
berbeda dari rawa belakang tanggul sungai.
Salah satu rawa tersebut berdekatan de-
ngan lokasi rencana pencetakan sawah ini. Dari
informasi masyarakat setempat, air di rawa atas
ini tidak pernah kering walaupun di musim
kemarau. Atas dasar fakta ini, masyarakat
setempat berkeyakinan lokasi rencana ini layak
dijadikan sawah dengan mengandalkan sumber
air dari rawa atas.
Berdasarkan kondisi sumber air (rawa
atas) tersebut, Dinas Pekerjaan Umum telah
membangun saluran primer yang ditarik dari
rawa atas dan diarahkan ke lahan sasaran
pencetakan sawah.
Lahan yang direncanakan untuk pence-
takan sawah ini merupakan tempat terakumu-
lasinya bahan organik sisa-sisa vegetasi alami
sepanjang waktu karena sisa-sisa tumbuhan
sulit terdekomposisi pada kondisi seperti ini.
Oleh karena itu maka lahan ini memiliki tanah
yang tergolong tanah organik.
Sosial Ekonomi dan Kependudukan
Potensi sumber daya alam serta aktivitas
sosial ekonomi yang tidak merata dan tidak
seragam menyebabkan terdapat sektor-sektor
yang bersifat strategis yang berbeda oleh akibat
besarnya sumbangan ataupun sumber peng-
hidupan masyarakat Gaung Baru. Karakteristik
tersebut dapat ditunjukan dengan distribusi
penggunaan lahan dan mayoritas sumber peng-
hidupan masyarakat yang saat ini masih domi-
nan di perkebunan.
Kelurahan Gaung Baru memiliki total ke-
luarga petani sebanyak 54 KK dengan ke-
pemilikikan lahan pertanian pangan antara 1-5
ha, namun didominasi oleh para petani tanaman
pangan yang tidak memiliki lahan (lihat Tabel
1). Sedangkan luas lahan tanaman pangan yang
utama yaitu ubi kayu dan umbi-umbian (lihat
Tabel 2).
Tabel 1 Jumlah KK dan Luas Tanah Pertanian
Yang Diusahakan di Kelurahan Gaung Baru
Tipe Kepemilikan Jumlah KK
Keluarga memiliki tanah pertanian
Tidak memiliki
Memiliki kurang 1 Ha
Memiliki 1.0 — 5.0 Ha
Memiliki 5.0 —10.0 Ha
Memiliki lebih dari 10 Ha
18
36
3
15
0
0
Jumlah total keluarga petani 54
Penyusunan Desain Pencetakan Sawah di Kelurahan Gaung Baru Kecamatan Rakumpit Kota Palangka Raya
Penyusunan Desain Pencetakan Sawah di Kelurahan Gaung Baru Kecamatan Rakumpit Kota Palangka Raya
24
Gambar 1. Garis Kontur Areal Rencana Pencetakan Sawah Kelurahan Gaung Baru, Kecamatan Rakumpit, Kota Palangka Raya
Penyusunan Desain Pencetakan Sawah di Kelurahan Gaung Baru Kecamatan Rakumpit Kota Palangka Raya
25
struktur saluran irigasi dan drainase berikut
jalan usaha taninya.
Karena karakteristik tanah di areal ini
merupakan tanah gambut dan atau tanah mi-
neral bergambut, maka sangat penting untuk
diperhatikan dalam merancang tata letak dan
dimensi saluran drainase dan irigasi dengan
prinsip menjaga lahan tidak pernah kering de-
ngan tinggi air disesuaikan dengan kebutuhan
padi. Sifat tanah gambut yang porous (bobot isi
rendah) dan daya dukung mekanik rendah se-
cara bersama-sama harus diperhitungkan
dalam merancang tata letak dan dimensi pe-
metakan dan saluran-saluran yang perlu diba-
ngun.
Profil Petani
Masyarakat kelurahan Gaung Baru ham-
pir 90% berasal dari keturunan Dayak Kalteng.
Dari segi ekonomi kondisi masyarakatnya ma-
sih tergolong ekonomi lemah yang berprofesi
sebagai penyadap karet, penambang emas, pen-
cari rotan dan nelayan.
Masyarakat Gaung Baru belum terbiasa
untuk bekerja keras. Mereka tidak memiliki
pengetahuan di bidang pertanian dan lebih
cenderung suka menyadap karet yang sudah
pasti hasilnya dari pada bertani, di samping itu
pekerjaan tersebut dirasa sudah cukup me-
madai untuk kehidupan mereka. Mereka hanya
berorientasi untuk memenuhi kebutuhannya
pada saat hari itu saja, sementara untuk hari
esok mereka baru akan memikirkannya esok
harinya.
Pengelolaan tanaman yang dilakukan
dalam bertani karet umumnya masih terbatas
pada membersihkan lahan. Mereka belum terbi-
asa bertani secara intensif dan menggunakan
saprodi secara teratur dalam usaha taninya.
Bahkan sebagian dari mereka membiarkan
gulma berkembang di lahan karetnya. Kalaupun
mereka memiliki pengalaman bertanam padi,
pengalaman tersebut adalah bertanam padi
gogo dengan pola ladang berpindah.
DESAIN, PENGERJAAN DAN PEMBIAYAAN
Komponen dan Parameter Disain
Komponen disain pencetakan sawah :
a. Tata letak (lay out) ; konfigurasi petak-petak
sawah, tata air serta jalan usaha tani.
b. Gambar konstruksi ; tampak atas detail kom-
ponen yang terkait dengan komponen lain,
penampang melintang masing-masing kon-
struksi.
Parameter disain yang digunakan untuk
pencetakan sawah adalah sebagai berikut :
a. Tata letak (lay out) petak-petak sawah diran-
cang dengan memperhatikan arah garis kon-
tur, yaitu memposisikan arah panjang sejajar
garis kontur guna meminimalkan perataan
permukaan petak.
b. Tata letak irigasi ditata dengan memperhati-
kan sistem sumber air di lokasi dan ran-
cangan saluran primer yang sudah dibangun
dengan titik ikat muka air pada saluran se-
kunder.
c. Tata letak jalan usaha tani disesuaikan de-
ngan tata letak petak sawah dan saluran iri-
gasi hamparan perluasan sawah.
d. Luas masing-masing petak sawah dibuat
sama 1 ha dengan jumlah sesuai dengan jum-
lah petani yang ada 50 kk.
Disain Tata Letak
Tata letak sawah beserta saluran irigasi
tersier, saluran drainase, stop log, jalan usaha
tani, serta komponen pelengkap yang diperlu-
kan disajikan pada Gambar 2. Pada peta terse-
but ditunjukkan pengaturan letak petak-petak
sawah yang berjumlah 50 buah dengan ukuran
masing-masing 1 Ha termasuk infrastruktur
yang mengelilinginya. Setiap petak sawah dike-
lilingi oleh saluran keliling yang terhubung ke
saluran tersier dimana sebuah stoplog dibuat
untuk mengatur tinggi muka air saluran tersier
agar air dapat masuk ke saluran keliling dan
selanjutnya melimpas pada petak sawah.
Saluran tersier berjumlah 5 buah yang
menyadap air dari satu saluran sekunder. Tinggi
Penyusunan Desain Pencetakan Sawah di Kelurahan Gaung Baru Kecamatan Rakumpit Kota Palangka Raya
26
muka air saluran sekunder diatur oleh bendung
yang dipasang pada saluran primer yang sudah
terbangun yang sumber airnya berasal dari
rawa diluar areal cetak sawah ini. Air berlebih
akan dibuang melalui spill way yang mengalir
sepanjang batas luar petak sawah menuju ke
anak Sungai Rungan.
Jalan usaha tani utama sebesar 3m diapit
oleh saluran drainase sawah. Jalan usaha tani ini
terhubung dengan jalan usaha tani pada saluran
sekunder.
Sesuai dengan topografi alami yang ter-
golong datar dengan beda tinggi sekitar hanya
0,5m pada jarak 200m, maka jika ditarik tran-
sek utara-selatan terlihat potongan melintang
dari petak ke petak pada arah lereng permu-
kaan petak sawah sedikit bertingkat.
Gambar 2. Desain Pencetakan Sawah
Penyusunan Desain Pencetakan Sawah di Kelurahan Gaung Baru Kecamatan Rakumpit Kota Palangka Raya
27
Gambar 3. Peta Situasi Lokasi Pencetakan Sawah di Kelurahan Gaung Baru, Kecamatan Rakumpit, Kota Palangkaraya (Sumber Dinas Pekerjaan Umum Kota Palangkaraya).
Penyusunan Desain Pencetakan Sawah di Kelurahan Gaung Baru Kecamatan Rakumpit Kota Palangka Raya
28
Disain Konstruksi
Petak sawah
Dimensi ukuran petak sawah bersih ialah
seluas 0.945 ha, terhitung dari batas terluar
yang dikelilingi saluran keliling.
Jalan Usaha Tani
Dimensi/bahan material jalan usaha tani
pada proyek ini disesuaikan dengan kebutuhan
di lapangan dan kemampuan petani melalui
RRA (Rapid Rural Appraisal) sederhana yang
telah dilakukan dan dituangkan dalam disain
sederhana. Gambar tipikal konstruksi jalan
usaha tani berikut saluran drainase di kiri
kanannya dapat dilihat pada Gambar 4, dimana
air dari kelima ruas saluran drainase ditampung
pada saluran kolektor yang berada pada batas
bawah lahan sawah.
Gambar 4. Jalan Usaha Tani dan Saluran
Drainase di Kiri-Kanannya
Tata Air
Petak-petak sawah telah dipilih berada
pada ketinggian lebih rendah dari saluran se-
kunder. Air irigasi dari saluran sekunder akan
dialirkan ke tata air mikro (saluran tersier) dan
selanjutnya ke saluran keliling yang mengelil-
ingi satu unit petak sawah dan akhirnya ke
petak-petak sawah melalui saluran cacing. Air
dari saluran sekunder disadap dan dialirkan ke
saluran tersier, di kedua sisi saluran tersier
dibuat jalan inspeksi (lihat Gambar 5 dan 6).
Untuk tampak atas petakan sawah beserta
dengan saluran keliling dan saluran drainase
dapat dilihat pada Gambar 8. Sedangkan
penampang melintang lengkap satu petakan
sawah beserta saluran tersier, drainase, saluran
keliling, jalan usaha tani dan jalan inspeksi di-
tampilkan pada Gambar 7.
Gambar 5. Saluran Sekunder beserta Jalan
Usaha Tani di Kedua Sisinya
Gambar 6. Saluran Tersier beserta Jalan
Inspeksi di Kedua Sisinya
Stoplog atau pintu air pengatur ketinggian
saluran tersier harus dibuat pada setiap pe-
takan sawah dengan jarak masing-masing
100m. Masing-masing stoplog terdiri dari tum-
pukan 5-7 karung yang diisi pasir tergantung
dari ketinggian air yang dikehendaki (lihat
Gambar 9).
Penyusunan Desain Pencetakan Sawah di Kelurahan Gaung Baru Kecamatan Rakumpit Kota Palangka Raya
29
Gambar 8. Tampak Atas Saluran Keliling,
Saluran Cacing pada Satu Unit
Petakan Sawah
Gambar 9. Penumpang Melintang Stoplog pada
Saluran Tersier
Penyiapan Lahan
Batas Pembukaan Lahan
Pembukaan lahan meliputi lahan untuk
petak sawah berikut jalan usaha tani dan sa-
lurannya. Secara keseluruhan berdasarkan tata
letaknya pembukaan lahan akan dilakukan pada
lahan di seluruh bagian areal di dalam batas
(lihat Tabel 5).
Tabel 5 Rencana Pembukaan Lahan Total
Metode Pembukaan Lahan (land clearing)
dan Perataan Lahan (land leveling)
Pembukaan lahan (land clearing) yang
disarankan adalah dengan cara mekanis. Dalam
penggunaan alat berat hendaknya mengguna-
kan rel berupa balok-balok kayu untuk
menghindarkan pemadatan tanah gambut yang
berlebihan. Pohon-pohon yang ditebang hen-
daknya ditumpuk diluar area persawahan di
sebelah barat lokasi dan diusahakan tidak
Gambar 7. Posisi Petakan Sawah, Saluran Keliling dan Saluran Drainase
No Pembukaan Lahan Luas Total
1. Petak sawah bersih (0,945Ha) 42,45 Ha
2. Saluran-saluran tata air mikro, galengan, jalan inspeksi dan jalan usaha tani
2,75 Ha
3. Lahan konservasi air (embung)
1 Ha
Penyusunan Desain Pencetakan Sawah di Kelurahan Gaung Baru Kecamatan Rakumpit Kota Palangka Raya
30
mengganggu aliran air, setelah itu baru dilaku-
kan pembuatan saluran tersier, drainase dan
jalan usaha tani.
Mengingat lahan yang berupa gambut dan
kemungkinan masih ada sisa-sisa tunggul kayu,
maka disarankan perataan sawah (land level-
ing) hendaknya dilakukan secara manual.
Jadwal Penyiapan Lahan
Berdasarkan analisis data hujan dan
wawancara dengan masyarakat, hari kering ter-
jadi pada akhir bulan Mei sampai pertengahan
bulan Agustus, sehingga pada saat seperti inilah
direkomendasikan untuk dilaksanakan pembu-
kaan lahan sekaligus pelaksanaan pemba-
ngunan saluran tata air dan jalan usaha tani.
Volume dan Pembiayaan Kegiatan
Biaya pencetakan sawah yang pem-
biayaannya menjadi tanggung jawab Dinas Per-
tanian meliputi pembukaan lahan (tebang habis,
penumpukan dan pembersihan), perataan la-
han, pemetakan dan pembuatan jalan usaha tani
dan saluran-saluran tata air mikro.
Perhitungan pembiayaan ini didasarkan
atas dasar Harga Perkiraan Setempat (HPS)
Tabel 6 Kebutuhan Biaya Pencetakan Sawah 50 Ha
Di Kelurahan Gaung Baru
No. Uraian Kegiatan Volume Harga Satuan Total Biaya
1 Pembukaan lahan (tebas habis, penumpukan, pembersihan, land leveling)
50 Ha Rp 7.480.000/Ha Rp 374.000.000
2 Pembuatan jalan usaha tani (timbunan) 3,2 km Rp 50.000/km Rp 160.000.000
3 Pembuatan drainase (galian) 1.775 m3 Rp 48.601/m3 Rp 86.266.775
4 Pembuatan saluran tersier (galian) 1.792 m3 Rp 48.601/m3 Rp 87.092.992
5 Pembuatan jalan inspeksi saluran tersier (timbunan)
576 m3 Rp 48.601/m3 Rp 27.994.176
6 Pembuatan saluran keliling 1.650 m3 Rp 48.601/m3 Rp 80.191.650
7 Pembuatan stoplog 60 HOK Rp 90.000/m3 Rp 5.400.000
8 Pembuatan embung 1 unit Rp 50.000.000
Sub Total Pencetakan Sawah Rp 871.066.211
Keterangan : harga satuan disesuaikan dengan ketentuan HPS Kota Palangka Raya
Kota Palangka Raya, termasuk di dalamnya un-
tuk item timbunan dan galian disesuaikan de-
ngan HPS Dinas Pekerjaan Umum Kota Palangka
Raya. Disamping itu volume kegiatan juga sa-
ngat menentukan total besar biaya yang
diperkirakan akan dikeluarkan.
Berdasarkan volume kegiatan dan HPS Kota
Palangka Raya, maka kebutuhan biaya dari 2
komponen utama kegiatan pembukaan sawah
50 Ha tersaji pada Tabel 6.
REKOMENDASI
Rekomendasi Teknis Pencetakan Sawah dan
Pengelolaan Lahan
1. Tinggi muka air pada lahan sawah harus se-
lalu diperhatikan, untuk itu diperlukan
disiplin dari para petani dalam mengoperasi-
kan stoplog yang telah terpasang.
2. Pembuatan saluran tersier, drainase dan
jalan usaha tani disarankan dikerjakan de-
ngan konsep JITUT (Jaringan Irigasi Tingkat
Usaha Tani) atau JIDES (Jaringan Irigasi
Desa).
Penyusunan Desain Pencetakan Sawah di Kelurahan Gaung Baru Kecamatan Rakumpit Kota Palangka Raya
31
3. Sangat disarankan agar TIDAK menggunakan
api pada saat pembukaan lahan.
4. Untuk menghindari adanya lahan garung
yang tidak tergarap dan ditumbuhi semak
belukar, disarankan pada para petani agar
melakukan pembagian kerja yang terjadwal
dalam kelembagaan kelompok tani.
5. Disarankan untuk menjaga kelestarian sum-
ber air (air rawa) yang berada di daerah
atasnya dengan cara membangun komitmen
dengan masyarakat setempat yang tertuang
dalam aturan yang mengikat (seperti RTRW/
RDTR).
Rekomendasi Pemberdayaan Petani
Kelurahan Gaung Baru
Sesuai dengan kemampuan dan peng-
alaman petani di kelurahan Gaung Baru yang
masih sangat terbatas, maka pengembangan
atau pencetakan sawah di kelurahan Gaung
Baru perlu dilakukan secara bertahap, sehingga
calon-calon petani sawah di kelurahan Gaung
Baru mempunyai kesempatan yang cukup untuk
belajar, melihat dan mengalami pengelolaan
pertanaman padi di sawah. Beberapa program
yang perlu dilaksanakan untuk mempersiapkan
calon petani sawah di Gaung Baru untuk siap
mengelola sawah mereka adalah:
a. Sawah Percontohan
Sebagai langkah awal yang penting bagi
petani yang belum memiliki pengalaman dalam
pengelolaan tanaman di sawah adalah membuat
sawah percontohan. Jadi dalam tahap pertama
pencetakan sawah sebaiknya dalam luasan ter-
batas, dan digunakan untuk percontohan. Seba-
iknya petani calon pemilik sawah yang akan
dicetak di Kelurahan Gaung Baru dilibatkan mu-
lai dari persiapan awal penanaman, pemeli-
haraan hingga panen. Dengan demikian bisa
diharapkan para petani dapat mengelola sawah
mereka dengan baik nantinya.
b. Pelatihan Pengelolaan Tanaman Terpadu
(PTT) Padi Sawah
Teknologi PTT perlu disosialisasi dan di-
latihkan kepada para petani calon pemilik sa-
wah. Sawah yang dibuka pada tahun pertama
dapat dijadikan media sekolah lapang PTT bagi
para petani calon pemilik sawah, sehingga bisa
diharapkan para petani akan menerapkan
teknologi PTT pada saat mereka bertanam padi
di sawahnya.
c. Pendampingan dalam produksi tahun I
dan II
Petani sebaiknya didampingi dalam mela-
kukan penanaman padi di sawah pada tahun I
dan II, sehingga mereka dapat segera konsultasi
apabila mereka menemukan permasalahan
dalam usaha mereka. Pendampingan juga diper-
lukan untuk memberikan arahan dan bimbingan
kepada petani dalam pengelolaan pertanaman
padi di sawah.
d. Dukungan dalam pengadaan benih dan
saprodi Tahun
Bantuan pengadaan benih di tahun I perlu
diberikan kepada petani agar meringankan
mereka dalam persiapan awal penanaman padi
di sawah, sehingga mereka dapat berkonsen-
trasi pada teknis – teknis pelaksanaan budidaya
padi di sawah.
e. Penguatan Kelembagaan
Kelembagaan kelompok tani yang baru
terbentuk di Kelurahan Gaung Baru perlu diber-
dayakan, agar dapat mendukung para petani
dalam mengelola sawah mereka. Kegiatan sim-
pan pinjam perlu dikembangkan untuk mendu-
kung permodalan petani. Selain itu, perlu di-
dorong adanya kebersamaan anggota dalam
pengadaan input maupun dalam pekerjaan –
pekerjaan teknis budidaya.
Kebersamaan dalam pemanfaatan dan
pengaturan air irigasi perlu dikembang diantara
petani, apakah menggunakan kelompok tani
yang ada atau membentuk kelembagaan baru.
Penyusunan Desain Pencetakan Sawah di Kelurahan Gaung Baru Kecamatan Rakumpit Kota Palangka Raya
32
PENDAHULUAN
Produksi beras di Kota Palangkaraya ma-
sih defisit dibandingkan dengan kebutuhan.
Berdasarkan kenyataan itu perlu dilakukan
upaya-upaya peningkatan produksi beras untuk
mengurangi ketergantungan terhadap produk
beras dari luar Kota Palangkaraya. Salah satu
cara untuk meningkatkan produksi beras terse-
but adalah dengan memperluas areal tanam
padi. Kota Palangkaraya masih mempunyai la-
han yang cukup luas, namun lahan tersebut
umumnya bersifat marginal baik berupa lahan
kering dengan tingkat kesuburan yang rendah
ataupun berupa lahan rawa gambut. Lahan
rawa gambut mempunyai produktivitas yang
rendah namun tersedianya air pada lingkungan
lahan gambut memungkinkan lahan tersebut
dijadikan sawah, dengan catatan penge-
lolaannya harus dilakukan dengan hati-hati agar
dekomposisi gambut dapat dikurangi serendah
mungkin.
Salah satu lokasi yang dianggap mempu-
nyai potensi untuk mengembangkan pertanian
adalah areal rawa pada Kelurahan Tanjung Pi-
nang. Keadaan tanah di sebagian besar wilayah
Kelurahan Tanjung Pinang keadaannya berpasir
dan gambut dengan kedalaman 1—2,5 m. Na-
mun ada beberapa lokasi yang terdiri dari ba-
han liat hasil endapan Sungai Kahayan yang cu-
kup potensial untuk dikembangkan menjadi
areal pertanian. Curah hujan di wilayah Tanjung
Pinang berdasarkan pemantauan Stasiun Mete-
orologi dan Geofisika Bandar Udara Tjilik Riwut
Palangka Raya termasuk beriklim tropis basah.
Terkait dengan iklim ini maka sering terjadi
curah hujan tinggi yang menyebabkan Sungai
Kahayan melimpah dan menyebakan genangan
di areal sekitarnya termasuk wilayah studi.
Berdasarkan kondisi tersebut di atas
perlu dilakukan suatu studi untuk menganalisis
potensi dan permasalahan sejauh mana areal
rawa tersebut dapat dikembangkan sebagai
areal pertanian, khususnya untuk persawahan
tanaman padi.
KEADAAN UMUM
Kondisi Umum Wilayah Studi
Lokasi wilayah kajian terletak di Kelu-
rahan Tanjung Pinang, tepatnya di antara Ban-
dara Tjilik Riwut dan Sungai Kahayan. Wilayah
studi masuk ke dalam Kecamatan Pahandut se-
bagai salah satu di antara 5 (lima) kecamatan
yang ada di Kota Palangka Raya dengan luas
wilayah 14.652 km2 dengan topografi terdiri
dari tanah datar, berawa-rawa dan dilintasi oleh
Sungai Kahayan.
Gambar 1. Lokasi Kelurahan Tanjung Pinang,
Kecamatan Pahandut, Kota
Palangka Raya
Inventarisasi Potensi dan Kendala Pengembangan Sawah di Kelurahan Tanjung Pinang
33
Penduduk dan Mata Pencaharian
Jumlah penduduk Kelurahan Tanjung Pi-
nang tahun 2009 tercatat 2.684 jiwa dengan
dominasi penduduk berumur 22-59 sebanyak
1.452 jiwa berikutnya 7-15 tahun sebanyak 546
jiwa, dan 16-21 tahun sebanyak 277 jiwa. Hal
ini artinya jumlah penduduk yang berada pada
usia produktif mencapai hampir 65 % dari jum-
lah penduduk yang ada (Tabel 1).
Tabel 1 Jumlah Penduduk Kel. Tanjung Pinang
Berdasarkan Kelompok Usia
Petani responden di Kelurahan Tanjung
Pinang berusia 41 - 51 tahun, berpendidikan SD
dengan mata pencaharian sebagai petani sayur
atau nelayan. Lahan diusahakan antara 0,5 sam-
pai 3,0 Ha.
Komoditas yang ditanam relatif beragam,
mulai jagung, ubi, sawi hijau, kacang tanah, ba-
yam, semangka. Jagung dijual dengan harga
Rp 2000,-/biji, ubi Rp 2000,-/kg, sawi hijau
Rp 4.000,-/ikat, kacang tanah dengan harga
antara Rp 12.000, - 15.000,-/kg. Bayam diang-
gap salah satu komoditas yang paling mengun-
tungkan. Semangka juga merupakan salah satu
tanaman yang menguntungkan yang dapat di-
jual dengan harga mencapai Rp 1000,-/kg.
Pengelolaan tanaman sayuran umumnya
telah dilakukan secara intensif, sudah banyak
menggunakan pupuk seperti Urea, TSP dan NPK
dan pembelian saprodi dari toko pertanian.
Pembelian saprodi umumnya dilakukan secara
tunai, dan kualitas saprodi yang digunakan se-
lama ini kualitasnya baik menurut petani.
Petani di kelurahan Tanjung Pinang yang
berasal dari Jawa dan Kalimantantan Selatan
umumnya sudah mempunyai pengalaman ber-
tanam padi di sawah. Dalam mengelola perta-
namannya petani dibantu oleh 1—3 orang
tenaga kerja keluarga, dan untuk kegiatan-
kegiatan yang memerlukan banyak tenaga pada
suatu waktu, seperti menanam dan panen,
digunakan tenaga kerja yang diupah.
Tenaga kerja yang digunakan dalam usaha
budidaya semangka dan sayuran di Kelurahan
Tanjung Pinang semuanya masih dengan tenaga
kerja satu keluarga. Sistem pemasaran yang di-
lakukan dengan cara menjual langsung ke pasar
atau menjual kepada pengumpul besar di pasar,
sebagian hasil panen yang lain diambil oleh
pedagang pengumpul dari Palangka Raya.
Tabel 2 Jumlah Petani dan Peternak di Kelurahan
Tanjung Pinang
Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan di Kelurahan Tanjung
Pinang (Tabel 3), nampak bahwa luasan sawah
di Kelurahan ini masih sangat kecil (5 Ha). Se-
dangkan penduduk menurut mata pencaharian
terdiri dari petani tanaman pangan sebanyak
158 jiwa, perkebunan 25 jiwa, peternakan 45
jiwa, nelayan 65 jiwa, selebihnya 2.158 jiwa
atau hampir 89 % dari jumlah penduduk yang
ada berprofesi di luar sektor pertanian dalam
arti luas (Tabel 4).
Rendahnya persentase jumlah penduduk
yang bekerja pada lapangan pekerjaan perta-
nian (kurang dari 11%) merupakan suatu per-
masalahan dalam rangka pengembangan areal
pertanian. Areal pertanian yang dikembangkan
akan efektif apabila diusahakan, dan dalam ka-
itan ini memerlukan ketersediaan tenaga kerja
pertanian.
No Kelompok Usia Jumlah (jiwa)
1 2 3 4 5 6 7
0—1 1—4 5—6
7—15 16—21 22—59
> 60
28 159 141 546 277
1.452 81
Total 2.684 Pengusaha/Peternak (orang) Keramba (unit) Sapi Ayam Sayur Palawija Ikan
3 8 30 25 24 -
Inventarisasi Potensi dan Kendala Pengembangan Sawah di Kelurahan Tanjung Pinang
34
Tabel 3 Penggunaan Lahan
di Kelurahan Tanjung Pinang
Tabel 4
Jumlah Penduduk Kelurahan Tj. Pinang Berdasarkan Kelompok Pekerjaan
Kondisi Hidrologi dan Topografi
Secara geomorfologis daerah survey me-
rupakan backswamp dan flood plain dari sungai
Kahayan. Daerah ini secara periodis terkena
genangan banjir oleh Sungai Kahayan. Banjir
tersebut membawa endapan dari daerah atas
yang diendapkan pada lokasi survey. Selain
langsung dari Sungai Kahayan, limpasan air juga
masuk ke lokasi survey berasal dari outlet salur
-an drainase kota yang berada di sebelah barat
bandara.
Berdasarkan survey topografi dan survey
tanah yang dilakukan pada dua jalur transek,
yaitu Transek A-B dan Transek C-D pada Gam-
bar 2 maka diketahui bahwa lokasi ini ter-
golong daerah rawa yang digenangi air. Terda-
pat 2 (dua) bekas danau tapak kuda (oxbow
lake) di lokasi survey. Danau tapak kuda terse-
but merupakan cekungan genangan yang diba-
tasi oleh tanggul di bagian luarnya.
Gambar 2. Transek Survey Hydro-Topografi dan
Survey Tanah
Hasil survey hydro-topografi pada transek
A-B ditunjukkan pada Gambar 3. Transek C-D
ditunjukkan pada Gambar 4. Hampir keselu-
ruhan titik pengamatan pada transek digenangi
oleh air. Kedalaman genangan air diberapa tem-
pat mencapai dapat mencapai 2 m.
Gambar 3. Profil Kedalaman Air pada Transek A-B
Gambar 4. Profil Kedalaman Air pada Transek C-D
No Jenis Penggunaan Luas (Ha)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
10
Pekarangan Tegal/Kebun/Ladang/huma Padang rumput Tambak Kolam/Tabat/Empang Tanah yg tidak diusahakan Tanah utk tanaman kayu-kayuan Perkebunan Sawah Lain-lain