Top Banner
1 DAFTAR ISI PERESMIAN RU- MAH SAKIT (RS) ROYAL CARE KHARTOUM 3 DIALOG INTER- AKTIF DUBES RI - ORGANISASI MA- HASISWA INDO- NESIA 5 UPAYA PENING- KATAN KERJASA- MA MAHKAMAH AGUNG RI DAN SUDAN 7 TARIAN POCO- POCO HIBUR PASUKAN PBB DI SUDAN 8 HAJRIYANTO: JARGON BANGSA SERUMPUN TIDAK RELEVAN LAGI 10 RI TERMASUK PENENTU EKONOMI DUNIA 2025 11 AUSTRALIA STOP IMPOR SAPI, DPR SAMBUT BAIK 12 INDONESIA NEGARA PALING OPTIMISTIS 13 PRESIDEN DORONG PEM- BANGUNAN PERDESAAN 14 GONTOR KER- JASAMA DENGAN RUSIA 15 Daerah Khartoum untuk membangun kota industri perkulitan diatas area seluas 500 ribu hektar. Proyek tersebut bertujuan untuk mendukung program in- dustrisasi perkulitan di Sudan, mengingat potensi kulit Sudan yang cukup melimpah. Pernyataan terse- but disampaikan menteri Perindustrian Sudan, Dr. Awad El Gaz saat berkunjung ke Pusat Teknologi Perkulitan Sudan (8/6). Menteri mengapresiasi usaha perusahaan- perusahaan pengolahan kulit di Sudan yang telah berupaya untuk meningkatkan produksi produk kulit di Sudan seperti tas sekolah, sepatu dan sandal. Menteri juga menyampaikan bahwa pihaknya berencana akan menyelenggarakan pameran produk kulit Sudan pada pertengahan bulan Juli 2011 menda- tang guna mempromosikan potensi dan produk- produk kulit di Sudan serta untuk merangsang inves- tasi pada sektor tersebut. Direktur Pusat Teknologi Perkulitan Sudan, Dr. Awad El Sayyed El Syeikh menegaskan bahwa, ….. Berlanjut ke halaman 3 I ndonesia memiliki peluang yang cukup besar untuk memasarkan produk-produk kulitnya di Sudan, melakukan investasi di bidang industri perkulitan” ujar Pelaksana Fungsi Ekonomi, Gatot Amrih Djemirin saat menanggapi pemberitaan me- dia tentang rencana pembangunan kota industry perkulitan di Sudan. Gatot menyatakan, kementeri Perindustrian Sudan, telah menjalin kerjasama dengan Pemerintah PELUANG INDUSTRI KULIT DI SUDAN P emisahan Sudan Selatan dari wilayah kesatuan Sudan tanggal 9 Juli 2011 mendatang, diprediksi akan berdampak negatif terhadap perekonomian Sudan. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: tingginya hutang luar negeri Su- dan, hilangnya cadangan devisa negara dari sektor perminyakan dan tingginya tingkat inflasi. Kondisi tersebut juga dipengaruhi oleh masih diberla- kukannya embargo ekonomi AS terhadap Sudan dan kebergantungan ekonomi Sudan yang berlebi- han pada sektor perminyakan. Menyikapi kemungkinan dampak negatif terse- but, Pemerintah Sudan telah melakukan peninjauan ulang terhadap kebijakan-kebijakan ekonomi yang diterapkan dan mencari pengganti sektor permin- yakan melalui pengembangan sektor-sektor lain seperti: pertambangan, pertanian dan industri. Sektor Pertambangan Emas Sektor pertambangan emas tampaknya akan menjadi pengganti utama sektor perminyakan Sudan. Pada tahun 2010, hasil pertambangan emas tradisional Sudan mencapai 35 Kg perhari dan 30 ton emas setahun serta menyerap tenaga kerja hingga 40 ribu orang. Para pengamat ekonomi Sudan mem- perkirakan bahwa, pada tahun 2011 devisa negara dari sektor pertambangan emas diperkirakan men- capai US$ 4 milyar. Kementerian Pertambangan telah mengeluarkan surat izin usaha kepada... Berlanjut ke halaman 2 baca juga Duta Besar Republik Indonesia untuk Sudan dan Eritrea, Dr. Sujatmiko mengatakan sebanyak 40 orang TKI bermasalah 4 Tiga puluh pengusaha konstruksi Sudan bertolak ke Indonesia untuk jajagi peluang kerjasama dalam pameran Indobuildtech di Jakarta, 4 Pihak Bank Dunia memuji pendidi- kan di Indonesia yang dinilai mengalamiperkembangan yang cukup signifikan. 15 PENGEMBANGAN SEKTOR NON-MIGAS SUDAN FOKUS BERITA NASIONAL LINTAS PERISTIWA Edisi 2/2011, Juni 2011 | KBRI Khartoum | email : [email protected] | web : www.kemlu.go.id/khartoum
20

Buletin KBRI Khartoum Juni 2011

Jan 12, 2017

Download

Documents

doankhanh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Buletin KBRI Khartoum Juni 2011

1

D A F T A R I S I

P E R E S M I A N R U -

M A H S A K I T ( R S )

R O Y A L C A R E

K H A R T O U M

3

D I A L O G I N T E R -

A K T I F D U B E S R I -

O R G A N I S A S I M A -

H A S I S W A I N D O -

N E S I A

5

U P A Y A P E N I N G -

K A T A N K E R J A S A -

M A M A H K A M A H

A G U N G R I D A N

S U D A N

7

T A R I A N P O C O -

P O C O H I B U R

P A S U K A N P B B D I

S U D A N

8

H A J R I Y A N T O :

J A R G O N B A N G S A

S E R U M P U N T I D A K

R E L E V A N L A G I

1 0

R I T E R M A S U K

P E N E N T U

E K O N O M I D U N I A

2 0 2 5

1 1

A U S T R A L I A S T O P

I M P O R S A P I ,

D P R S A M B U T

B A I K

1 2

I N D O N E S I A

N E G A R A P A L I N G

O P T I M I S T I S

1 3

P R E S I D E N

D O R O N G P E M -

B A N G U N A N

P E R D E S A A N

1 4

G O N T O R K E R -

J A S A M A D E N G A N

R U S I A

1 5

Daerah Khartoum untuk membangun kota industri

perkulitan diatas area seluas 500 ribu hektar. Proyek

tersebut bertujuan untuk mendukung program in-

dustrisasi perkulitan di Sudan, mengingat potensi

kulit Sudan yang cukup melimpah. Pernyataan terse-

but disampaikan menteri Perindustrian Sudan, Dr.

Awad El Gaz saat berkunjung ke Pusat Teknologi

Perkulitan Sudan (8/6).

Menteri mengapresiasi usaha perusahaan-

perusahaan pengolahan kulit di Sudan yang telah

berupaya untuk meningkatkan produksi produk kulit

di Sudan seperti tas sekolah, sepatu dan sandal.

Menteri juga menyampaikan bahwa pihaknya

berencana akan menyelenggarakan pameran produk

kulit Sudan pada pertengahan bulan Juli 2011 menda-

tang guna mempromosikan potensi dan produk-

produk kulit di Sudan serta untuk merangsang inves-

tasi pada sektor tersebut.

Direktur Pusat Teknologi Perkulitan Sudan, Dr.

Awad El Sayyed El Syeikh menegaskan bahwa, ….. Berlanjut ke halaman 3

I ndonesia memiliki peluang yang cukup besar

untuk memasarkan produk-produk kulitnya

di Sudan, melakukan investasi di bidang industri

perkulitan” ujar Pelaksana Fungsi Ekonomi, Gatot

Amrih Djemirin saat menanggapi pemberitaan me-

dia tentang rencana pembangunan kota industry

perkulitan di Sudan. Gatot menyatakan, kementeri Perindustrian

Sudan, telah menjalin kerjasama dengan Pemerintah

PELUANG INDUSTRI KULIT DI SUDAN

P emisahan Sudan Selatan dari wilayah kesatuan

Sudan tanggal 9 Juli 2011 mendatang, diprediksi

akan berdampak negatif terhadap perekonomian

Sudan. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa

faktor, antara lain: tingginya hutang luar negeri Su-

dan, hilangnya cadangan devisa negara dari sektor

perminyakan dan tingginya tingkat inflasi. Kondisi

tersebut juga dipengaruhi oleh masih diberla-

kukannya embargo ekonomi AS terhadap Sudan

dan kebergantungan ekonomi Sudan yang berlebi-

han pada sektor perminyakan.

Menyikapi kemungkinan dampak negatif terse-

but, Pemerintah Sudan telah melakukan peninjauan

ulang terhadap kebijakan-kebijakan ekonomi yang

diterapkan dan mencari pengganti sektor permin-

yakan melalui pengembangan sektor-sektor lain

seperti: pertambangan, pertanian dan industri.

Sektor Pertambangan Emas

Sektor pertambangan emas tampaknya

akan menjadi pengganti utama sektor perminyakan

Sudan. Pada tahun 2010, hasil pertambangan emas

tradisional Sudan mencapai 35 Kg perhari dan 30

ton emas setahun serta menyerap tenaga kerja

hingga 40 ribu orang.

Para pengamat ekonomi Sudan mem-

perkirakan bahwa, pada tahun 2011 devisa negara

dari sektor pertambangan emas diperkirakan men-

capai US$ 4 milyar. Kementerian Pertambangan

telah mengeluarkan surat izin usaha kepada...

Berlanjut ke halaman 2

baca juga

Duta Besar Republik Indonesia

untuk Sudan dan Eritrea, Dr. Sujatmiko mengatakan sebanyak 40 orang TKI bermasalah 4

Tiga puluh pengusaha konstruksi

Sudan bertolak ke Indonesia untuk jajagi peluang kerjasama dalam pameran Indobuildtech di Jakarta, 4

Pihak Bank Dunia memuji pendidi-

kan di Indonesia yang dinilai mengalamiperkembangan yang cukup signifikan. 15

PENGEMBANGAN SEKTOR NON-MIGAS SUDAN

FOKUS BERITA NASIONAL LINTAS PERISTIWA

E d i s i 2 / 2 0 1 1 , J u n i 2 0 1 1 | K B R I K h a r t o u m | e m a i l : k h a r t o u m . k b r i @ k e m l u . g o . i d | w e b : w w w . k e m l u . g o . i d / k h a r t o u m

Page 2: Buletin KBRI Khartoum Juni 2011

2

Dari halaman 1 : izin usaha kepada…

127 perusahan untuk melakukan penambangan

emas di Sudan dengan prioritas hak konsesi

diberikan kepada perusahaan-perusahaan dalam

negeri. Hingga pertengahan tahun ini di-

perkirakan 4 perusahaan penambangan sudah

akan memasuki tahap produksi, sedangkan yang

lain diperkirakan pada pertengahan kedua. Di-

perkirakan sedikitnya 200 ribu orang akan

bekerja di sektor tersebut untuk menghasilkan

emas seberat 74 ton. Angka tersebut akan

menempatkan Sudan pada posisi ke-10 negara-

negara penghasil emas yang rencananya akan

dipasarkan di wilayah Timur-tengah.

Untuk menertibkan penambangan emas

tradisional di Sudan, Kementerian Pertambangan

Sudan juga akan menerbitkan peraturan penam-

bangan dan mengupayakan

penggunaan alat-alat modern yang

dapat lebih menjamin keamanan pekerja dan menjaga kelestarian

lingkungan sekitar.

Selain itu, Kementerian Per-

tambangan bekerjasama dengan

Bank Sentral Sudan, Badan Mete-

orologi, Importir dan pihak kea-

manan akan membentuk jaringan

khusus untuk mengantisipasi tin-

dak penyelundupan emas ke luar

negeri. Para ahli geologi mem-

perkirakan bahwa, di dasar laut

merah Sudan terdapat kandungan

emas, besi, perak dan magnizium seberat 2,500

ton, sementara di daerah Nakhil, Nuba dan New

Halfa juga telah ditemukan kandungan besi

seberat 2 milyar ton. Beberapa daerah lain yang

juga memiliki kandungan emas dan hasil tambang

lainya seperti besi, fosfat, mika, platina dan pota-

sium, antara lain adalah: Kordofan, Red Sea,

River Nile, Gadarif dan Darfur Selatan.

Sektor Pertanian

Lahan pertanian Sudan yang mencapai ± 84

juta hektar merupakan potensi yang cukup besar

untuk memenuhi kebutuhan pangan lokal mau-

pun untuk tujuan ekspor. Namun di sisi lain,

lahan tersebut belum terkelola secara maksimal

karena terbentur masalah dana. Lahan pertanian

yang telah dikelola kira-kira baru mencapai 13%.

Sebagai upaya untuk mengembangkan sektor

pertanian di Sudan, pada tahun 2008 Pemerintah

telah mencanangkan Program Kebangkitan Per-

tanian sebagai pilar utama perekonomian dan

juga berupaya menciptakan lingkungan yang kon-

dusif bagi investasi pertanian di Sudan.

Di sisi lain, Pemerintah juga tetap

mengupayakan peningkatan hasil minyak di

Sudan Utara yang saat ini baru mencapai ± 115

bph menjadi ± 195 bph pada tahun 2012

dengan meningkatkan kegiatan penelitian dan

eksplorasi di beberapa ladang minyak baru di

Sudan, antara lain: di Sudan Tengah (Kosti,

Sennar dan El Gazira), di Sudan Timur (Red

Sea, Mohammad Gol, dan El Gadarif), dan di

Sudan Utara (Halfa, Darfur, dan Nile River) serta membuka peluang bagi para investor

asing untuk menanamkan modal dan alih

teknologi di Sudan.

Sejak 11 tahun terakhir atau sejak

ditemukannya minyak di Sudan pada tahun

1999, Pemerintah Sudan sangat bergantung

pada sektor tersebut untuk mendukung per-

tumbuhan ekonominya dan

kurang memperhatikan

pengembangan sektor-

sektor potensial yang lain

seperti: pertanian, peter-

nakan, pertambangan dan

industri.

Paska Referendum di Sudan

Selatan yang dimenangkan

oleh opsi berpisah dari

wilayah kesatuan Sudan

menyebabkan hilangnya

sebagian besar cadangan

devisa negara dari sektor

perminyakan, dimana seki-

tar 74% diantaranya berada di wilayah Sudan

Selatan. Hal tersebut memaksa Pemerintah

untuk meninjau ulang kebijakan-kebijakan

ekonomi sebelumnya dan mencari pengganti

sektor perminyakan untuk menutupi devisit

anggaran negara. Namun demikian, di-

perkirakan hingga 5 tahun mendatang hubungan

kerjasama Sudan Utara dan Sudan Selatan di

bidang perminyakan akan tetap berlangsung,

mengingat pusat-pusat refinary dan pelabuhan

laut berada di wilayah Sudan Utara.

Dalam rangka mendiversifikasi pendapatan

negara dari sektor migas ke sektor non-migas,

Pemerintah mulai mengembangkan sektor-

sektor non migas seperti: pertanian, peter-

nakan, industri dan pertambangan.

Kondisi semacam ini merupakan peluang-

peluang ekonomi yang tentunya dapat di-manfaatkan oleh para pemangku kebijakan

nasional dan para pengusaha di berbagai bidang.

(ekn)

Lahan pertanian di Sudan yang cukup

luas juga sangat potensial untuk memen-

uhi kebutuhan pangan di negara-negara

Arab pada khususnya dan dinominasikan

sebagai pusat lumbung pangan dunia ke-3

setelah Kanada dan Australia. Data

statistik Persatuan Liga Arab menunjuk-

kan bahwa, nilai ekspor produk per-

tanian Sudan ke negara-negara Arab

semakin meningkat dari tahun ke tahun hingga mencapai 47% sebesar US$ 650

juta. Jika peluang tersebut dikelola

secara maksimal, nilai ekspor hasil per-

tanian Sudan ke negara-negara Arab

diperkirakan dapat mencapai sebesar

US$ 20 milyar pertahun.

Sektor Industri

Pemerintah Sudan juga berupaya

mengembangkan sektor industri guna

memenuhi kebutuhan lokal maupun

untuk tujuan ekspor. Dalam rangka

mempercepat sektor industri di Sudan,

Pemerintah mulai melengkapi pabrik-

pabrik industri dengan mesin berte-

knologi modern sehingga dapat memper-

cepat proses pengolahan dan pening-

katan produksi. Selain itu, Pemerintah

juga merencanakan pembangunan kawa-

san-kawasan industri baru di Sudan,

antara lain di Khartoum, Sennar, White

Nile dan Darfur. Beberapa produk ek-

spor Sudan, antara lain adalah: ethanol,

obat-obatan, terigu, gula, keramik,

porselin, minuman soft drink, biskuit, referigerator, pendingin udara, mesin

cuci, besi, kabel, seng, timah, deterjen,

pipa, semen, sabun, barang-barang plas-

tik dan lain sebagainya.

Page 3: Buletin KBRI Khartoum Juni 2011

3

P residen Sudan, Omer Hassan Ahmed El

Basher Pada (29/5/2011), meresmikan

Rumah Sakit (RS) Royal Care International

Khartoum yang menghabiskan dana senilai

US$ 100 juta. Dalam Sambutannya, Presiden mengajak

kepada para pelaku usaha untuk berinvestasi

di bidang kesehatan Sudan dengan

meningkatkan fasilitas dan pelayanan,

mengingat Sumber Daya Manusia Sudan cukup

memadai. Oleh karena itu, Presiden berharap

agar Komisi Kesehatan Sudan tidak

merekomendasikan kepada masyarakat Sudan

untuk berobat ke luar negeri, kecuali dalam

kondisi tertentu dimana rumah sakit di Sudan

tidak dapat menangani penyakit yang diderita.

Sementara itu, Gubernur Negara Bagian

Khartoum, Dr. Abdel Rahman El Khadar

menyampaikan bahwa, pembangunan gedung-

gedung Rumah Sakit di Sudan merupakan awal

langkah dalam mengembangkan pelayanan

kesehatan di Sudan, disebutkan jumlah

rumah sakit spesialis di Khartoum sebanyak

30 buah.

Wakil Menteri Kesehatan Sudan, Dr. El Sadig Qasmallah menyampaikan bahwa,

menejemen dan fasilitas serta pelayanan

yang dimiliki oleh RS. Royal care International

setara dengan standar internasional,

sehingga diharapkan dapat memenuhi

kebutuhan masyarakat Sudan terhadap

kesehatan.

Ketua Dewan Pimpinan RS. Royal Care

International, Mu’taz El Birair menyampaikan

bahwa, rencana pembangunan rumah sakit

tersebut telah digagas sejak tahun 1984

bekerjasama dengan Uni Emirat Arab (UEA)

yang tergabung dalam PT. Nomless Group

dan kembali diperbaharui pada tahun 2007.

Royal Care International merupakan

rumah sakit Sudan pertama yang bertaraf

internasional, dibangun di lahan seluas

18.000 M2, didukung oleh 700 orang dokter

dan perawat yang berasal dari berbagai

negara, dilengkapi dengan 51 klinik

pengobatan, 9 ruang operasi dan

labolatorium, 18 balai pengobatan khusus

dan 150 tempat tidur serta ruang forensik.

Dalam rangka meningkatkan pelayanan

kesehatan, RS. Royal Care International juga

merencanakan akan membangun rumah

sakit spesialis kanker dan penyakit ganas

dengan alokasi dana senilai US$ 25 juta serta

memberikan asuransi kesehatan dan bantuan

kesehatan bagi masyarakat tidak mampu.

RS. Royal Care International didirikan atas

dorongan tingginya kebutuhan masyarakat

Sudan terhadap pelayanan kesehatan

bertaraf internasional yang selama ini belum

dijumpai di Sudan, sehingga sebagian besar masyarakat memilih untuk berobat ke luar

negeri seperti ke negara-negara Eropa,

Mesir, Yordania dan Saudi Arabia.

P.F Ekonomi KBRI Khartoum, Gatot

Amrih Djemirin menyatakan bahwa hal ini

merupakan salah satu peluangusaha di

Sudan, khususnya di bidang kesehatan

seperti: pembangunan sarana rumah sakit,

penyediaan kelengkapan kesehatan dan

pengiriman tenaga dokter dan perawat

dapat dimanfaatkan oleh para pemangku

kebijakan dan pelaku usaha di Indonesia.

(ekn)

PERESMIAN RUMAH SAKIT (RS) ROYAL CARE INTERNATIONAL, KHARTOUM

Lanjutan halaman 1 : menegaskan bahwa, …..

pihaknya siap memberikan layanan konsultasi

tentang rancang-bangun pabrik kulit dan fasili-

tas pendukung lainnya serta teknologi pen-

yamakan kulit.

Sudan dikenal sebagai negara dengan

jumlah hewan ternak dan penghasil kulit

terbesar di kawasan Afrika dan Timur-tengah

dengan populasi hewan ternak mencapai ±

144 juta ekor. Namun di sisi lain, sektor in-

dustri Sudan belum mampu mengolah hasil

kulit tersebut dengan baik menjadi produk-

produk siap pakai seperti sepatu, sandal, tas,

perlengkapan olah raga dan lain-lain. Selama

ini hasil kulit Sudan diekspor ke luar negeri

dalam bentuk bahan mentah hingga men-

capai 88% senilai US$ 31,5 juta pertahun.

Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan

masyarakatnya terhadap produk kulit masih

harus mengimpor dari luar negeri senilai

US$ 54 juta pertahun.

Pabrik penyamakan kulit di Sudan ber-

jumlah 25 buah dan mengolah sekitar 600

ribu lembar kulit pertahun, dengan nilai

investasi mencapai US$ 179 juta. Sedangkan

pabrik sepatu dan sandal di Sudan berjumlah

70 pabrik dengan kapasitas produksi

sebanyak 18 juta pasang dan menyerap tena-

ga kerja sebanyak 15 ribu orang.

O l e h

karena itu,

tegas Gatot

lagi, Indo-

nesia mem-

iliki peluang

yang cukup

besar untuk

melakukan investasi di bidang industri perku-

litan di Sudan, termasuk memasarkan produk

-produk kulit dan pengiriman tenaga terampil

untuk mengoperasikan mesin-mesin produksi

pengolahan kulit. (ekn)

Page 4: Buletin KBRI Khartoum Juni 2011

4

D uta Besar Republik Indonesia untuk

Sudan dan Eritrea, Dr. Sujatmiko

mengatakan sebanyak 40 orang TKI bermasa-

lah di Sudan telah dipulangkan ke Indonesia.

“Malam ini (20/6), 40 TKI di Sudan yang ber-

masalah telah dipulangkan dengan pen-

erbangan Qatar Airways”.

Dubes Sujatmiko mengungkapkan bahwa

TKI yang bekerja di Khartoum ini umumnya

lari dari rumah majikan dan agen, dengan permasalahan yang dihadapi diantaranya ada-

lah gaji tidak dibayar, disiksa majikan, tidak

siap bekerja, tidak memiliki izin tinggal/bekerja

dan ingin pulang ke tanah air. Mereka lari ke

KBRI Khartoum untuk meminta perlindungan,

dan kemudian ditampung di Wisma Perlin-

dungan yang tersedia di KBRI Khartoum un-

tuk selanjutnya dilakukan pendataan dan pros-

es administrasi oleh staf KBRI Khartoum.

ini sepenuhnya ditanggung oleh Pemerintah

RI” sambungnya lagi.

Sukarno menyatakan, KBRI Khartoum

berupaya semaksimal mungkin untuk me-

nyelesaikan setiap permasalahan TKI di wila-

yah akreditasi dalam waktu singkat. Hal ini

merupakan perwujudan misi perwakilan, yaitu

memaksimalkan perlindungan terhadap WNI/

TKI. “Saat ini, jumlah TKI di Wisma Perlin-

dungan KBRI Khartoum yang masih dalam proses untuk dipulangkan ke Indonesia tinggal

3 orang, namun jumlah mereka yang berada di

luar penampungan cukup banyak”, ujarnya.

Ke 40 WNI yang dipulangkan itu, terdiri

atas 35 wanita, satu pria, dan empat balita.

“Para TKI berasal dari Tasikmalaya, Sukabumi,

Semarang, Indramayu, dan Pekalongan”, kata

Dubes Sujatmiko. Mereka dijadwalkan akan

tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang

pada 21 Juni 2011, pukul 15.30 WIB dengan

penerbangan Qatar, QR-672. Sebelum

menuju bandara Khartoum, kepulangan mere-

ka dilepas terlebih dahulu oleh Duta Besar RI

di Wisma Indonesia.

Untuk proses kali ini, KBRI Khartoum

melibatkan Kemenakertrans, Kemlu dan

Kepolisian RI untuk mengawasi dan men-

dampingi proses pemulangan TKI sekaligus

untuk melakukan koordinasi lebih lanjut

mengenai penanganan TKI bermasalah. (psb)

Dubes RI menekankan bahwa KBRI

Khartoum akan terus berupaya meningkat-

kan perlindungan kepada seluruh WNI di

Sudan dan Eritrea, khususnya para TKI. Na-

mun di saat yang sama, akan mendorong

peningkatan jumlah TKI skilled di Sudan se-

hingga akan membantu peningkatan citra

Indonesia di Sudan.

Sementara itu, Pelaksana Fungsi Protokol

dan Konsuler KBRI Khartoum, Muhammad Sukarno mengatakan, sesuai prosedur yang

berlaku, tenaga kerja asing yang bekerja di

Sudan dan tidak memiliki izin tinggal dan

ingin meninggalkan Sudan, diwajibkan mem-

bayar denda per hari SDG 10 (Rp 25.000).

Selain itu mereka juga diharuskan membayar

pajak penghasilan, surat penyelesaian perjal-

anan dan biaya pendaftaran orang asing.

“Setelah melalui proses negosiasi panjang

antara KBRI Khartoum dengan pihak terkait

di Sudan antara lain, Kementerian Tenaga

Kerja Sudan, Imigrasi dan Kemlu Sudan,

akhirnya dapat diperoleh pembebasan denda

izin tinggal, biaya pendaftaran orang asing dan

pajak penghasilan. Hanya saja, masing-masing

TKI harus menebus surat penyelesaian per-

jalanan sebesar SDG 350 (Rp. 1 Juta) yang

akhirnya ditanggung oleh KBRI Khartoum”

jelas Sukarno. “Selain itu KBRI Khartoum

juga memfasilitasi penerbitan Surat Perjalan-

an Laksana Paspor (SPLP) bagi yang tidak

memiliki paspor. Adapun biaya pemulangan

KBRI KHARTOUM PULANGKAN 40 ORANG TKI BERMASALAH

T iga puluh pengusaha konstruksi Sudan

bertolak ke Indonesia untuk jajagi pelu-

ang kerjasama dalam pameran Indobuildtech

di Jakarta, pada 22-26 Juni 2011. Sebagian dari

mereka adalah pengusaha-pengusaha yang

tergabung dalam delegasi pengusaha yang

melakukan pertemuan dengan KADIN dan

beberapa pengusaha besar di Indonesia bulan

April 2011 lalu.

Disampaikan dalam siaran pers KBRI

Khartoum bahwa kondisi Sudan pasca refer-

endum, yang membuat negara terluas di Afri-

ka ini menjadi dua negara yang terpisah, men-

dorong Sudan semakin berbenah diri. Negara

itu tengah memfokuskan diri untuk mem-

tersebut.

Menurut rencana, selain mengunjungi

Indobuildtech, para pengusaha tersebut juga

mengunjungi pabrik keramik dan beberapa

pertokoan besar. Mereka juga akan melihat

perumahan di Jakarta untuk memberikan

gambaran mengenai infrastruktur di Indone-

sia.

Delegasi juga akan dipertemukan dengan

pengusaha-pengusaha Indonesia di bidang konstruksi dalam format one-on-one meet-

ing, termasuk dengan BNP2TKI sebagai ba-

dan yang berperan dalam pengerahan tenaga

kerja.

Rangkaian kunjungan itu diharapkan akan

bangun infrastrukturnya, baik infrastruktur

jalan, bangunan, jembatan, bandara dan lain-

lain.

Hal itulah yang nampaknya mendorong

para pengusaha Sudan untuk mencari pelu-

ang-peluang usaha di bidang konstruksi dan

juga mencari partner-partner potensial di

Indonesia. Indobuildtech dipandang sebagai

kesempatan yang baik untuk menjalankan

misi tersebut. “Oleh sebab itu KBRI Khartoum dengan

menggandeng Sudan Construction Associa-

tion (SCA) sengaja menggalang para pengu-

saha kontraktor Sudan untuk pergi ke Indo-

nesia,” demikian dikutip dalam siaran pers

PENGUSAHA KONSTRUKSI SUDAN CARI PELUANG KE INDONESIA

Page 5: Buletin KBRI Khartoum Juni 2011

5

U ntuk lebih mempererat hubungan per-

saudaraan dan silaturrahim masyarakat

Indonesia di Sudan, khususnya para maha-

siswa, KBRI Khartoum menyelenggarakan

dialog interaktif bersama sekitar 100 maha-

siswa yang tergabung dalam beberapa organ-

isasi di Sudan, tanggal 13 Juni yang lalu di Wis-

ma Duta. “Sebelumnya telah dilakukan dengan

mengundang secara terpisah organisasi-

organisasi yang ada seperti Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI), Pengurus

Cabang Istimewa/ PCI-NU, Pusat Informasi

dan Pelayanan/PIP-PKS, namun kali ini sengaja

dikumpulkan bersama agar setiap organisasi

dapat saling mengenal visi, misi serta

kegiatannya masing-masing sehingga dapat

disinergikan,” ungkap Dubes Sujatmiko.

Malam itu, setiap organisasi yang hadir

yaitu, PPMI, PCI-NU, PIP-PKS dan Ikatan

Keluarga Pondok Modern Gontor (IKPM)

mendapat kesempatan untuk memperkenal-

kan kepengurusannya, khususnya yang baru

saja terbentuk seperti PPMI dan PCI-NU,

dan menyampaikan program-program

unggulan yang akan dilaksanakan.

“KBRI mendorong mahasiswa untuk aktif menyusun dan melaksanakan kegiatan-

kegiatan yang kreatif dan inovatif untuk

kepentingan peningkatan kapasitas dan kapa-

bilitas mahasiswa dan kami senang sekali

melihat bagaimana mereka mampu

melakukan itu”, ungkap Pelaksana Fungsi

Pensosbud KBRI Khartoum.

Menanggapi paparan-paparan tersebut,

Dubes RI mengingatkan pentingnya silatu-

rahmi, kesetiakawanan, kebersamaan,

perdamaian, dan kerukunan. “Topi boleh

berbeda, visi organisasi boleh berbeda, na-

mun kebersamaan, persaudaraan, dan

kerukunan sesama WNI harus tetap terpeli-

hara”. ujarnya.

Selain itu Dubes RI juga menyampaikan

pilar-pilar penting yang dapat menunjang

DIALOG INTERAKTIF DUBES RI DENGAN ORGANISASI MAHASISWA INDONESIA

memunculkan ide-ide yang lebih luas untuk

bekerjasama dengan pengusaha-pengusaha

Indonesia.

Seluruh pengusaha Sudan yang akan

berangkat ini adalah para pengusaha besar,

salah satunya adalah DAL Group yang

mempunyai bisnis dari bidang pertanian,

otomotif hingga konstruksi.

“Jadi, waktu yang mereka sisihkan un-

tuk berkunjung ke Indonesia harus benar-

benar dimanfaatkan semaksimal mungkin

sehingga kunjungan ini akan memberikan

hasil yang maksimal pula kepada para pen-

gusaha sudan itu sendiri, dan para pengu-

saha indonesia,” ungkap Duta Besar

Sujatmiko di sela-sela kesempatan saat

menjamu makan malam para pengusaha

Sudan pada sabtu malam (18/6) di Wisma

Duta.

“Masih banyak peluang yang bisa di-manfaatkan di Sudan. apa yang kita dengar

dan melihat mengenai Sudan tidak sepe-

nuhnya benar dan ini dibuktikan dengan

banyaknya pengusaha besar Sudan yang ke

Indonesia” lanjutnya lagi.

Harapkan Imbas Yang Besar

Sujatmiko menilai upaya memper-

temukan kedua pengusahan dari Indonesia

dan Sudang adalah sebuah pekerjaan besar.

Keduanya mempunyai latar belakang penge-

tahuan yang minim satu sama lain, meski jika

dilihat dari sisi sejarahnya, Indonesia dan

Sudan memiliki hubungan yang cukup dekat.

Jika ini berhasil, menurutnya, akan mem-

berikan imbas yang cukup besar bagi Indone-

sia. Baik untuk peningkatan nilai

perdagangan, peluang tenaga kerja Indonesia,

hingga ke promosi pariwisata dan seni bu-

daya Indonesia yang secara tidak langsung

akan mendapat efek yang positif.

“Untuk itu, diperlukan dukungan dan

keterlibatan semua pihak baik di Perwakilan

RI di luar negeri maupun di Indonesia sendiri untuk mensukseskan pekerjaan besar ini”,

tegas Dubes RI untuk Sudan dan Eritrea ini.

Dalam berbagai kesempatan, Dr.

Sujatmiko berulangkali menekankan bahwa

bidang konstruksi di Sudan mempunyai arti

strategis bagi Indonesia. Tidak hanya karena

bidang konstruksi tengah “booming”, tetapi

akan membawa efek domino yang besar bagi

Indonesia.

Diawali dengan mendatangkan tenaga

ahli konstruksi, arsitek dan tenaga skill

lainnya kemudian impor building material

dari Indonesia. Setelah bangunan tegak

berdiri, diharapkan semua isi bangunan...

Berlanjut ke halaman 9

suksesnya organisasi serta keterampilan yang

harus dimiliki oleh pemimpin organisasi.

“Organisasi yang baik adalah organisasi yang

ramping namun produktifitasnya tinggi, fleksi-

bel dan yang terpenting adalah mandiri serta

mampu memberikan manfaat baik bagi organ-

isasi tersebut maupun bagi masyarakat luas”,

jelasnya. “Ayo buat kegiatan yang kreatif, dan

dibutuhkan oleh mahasiswa dan masyarakat

luas, KBRI akan mendukung”, ungkapnya lagi.

Saat kesempatan tanya jawab dibuka,

beberapa mahasiswa langsung menyambutnya

dengan menyampaikan hal-hal yang terkait

kemahasiswaan salah satunya adalah Fakhru-

razi yang menyampaikan apresiasinya dan

berharap dapat terus dilaksanakan karena

dapat menjadi salah satu sarana perekat sila-

turahmi di antara mahasiswa. Selain itu dia

juga berharap, untuk menyambut ajakan

Dubes, kiranya program-program antar or-ganisasi yang memiliki kesamaan hendaknya

dapat dilakukan secara bersama-sama pula.

“Kami berharap adanya langkah konkrit untuk

mewujudkan harapan bapak Duta Besar, yaitu

terciptanya suasana kebersamaan dan

kekeluargaan di tengah masyarakat Indonesia

di Sudan”. (psb)

Page 6: Buletin KBRI Khartoum Juni 2011

6

P eringatan HUT RI di Khartoum Sudan, kali

ini berbeda dengan tahun-tahun sebe-

lumnya. Peringatan tahun ini dibuat lebih

meriah dengan menggandeng PPMI (Persatuan

Pelajar Mahasiswa Indonesia) Sudan sebagai

penyelenggara kegiatan olahraga.

Pertandingan olahraga yang bertajuk

Nusantara Games 2011, secara resmi dibuka

oleh Dubes RI untuk Sudan dan Eritrea, Dr.

Sujatmiko, Sabtu, 11 Juni 2011 di Lapangan

Futsal Riyad, Khartoum. Dubes RI menyam-

paikan dalam sambutannya bahwa

“pertandingan olahraga tidak sekedar men-

jadikan jiwa dan raga menjadi sehat dan kuat,

tapi melalui olahraga diharapkan juga dapat

mempererat keakraban, tali persaudaraan dan

meningkatkan daya sportifitas. Akan sangat

indah jika seluruh masyarakat Indonesia di

Sudan yang jumlahnya sekitar 1.000 orang

dapat terus mempererat persaudaraan dan silaturahmi”.

Cabang olah raga yang dipertandingkan

pada rangkaian acara peringatan HUT-RI ta-

hun 2011 kali ini antara lain futsal, sepak

takraw, catur, tenis meja dan bandminton.

Tahun ini KBRI Khartoum bergabung dengan

tenaga kerja profesional Indonesia di Sudan

membentuk satu

Grup yang ber-

tanding melawan 7

group lain yaitu

KMA (Aceh), IPSU

(Sumut), FOKUS

(Sumatera), KMJ

(Jakarta), PASUN-

DAN (Jabar),

PAKUWOJO

(Jateng, Jatim, Ma-

dura), dan FOS-

MATIM (Indonesia

Tengah dan Ti-

mur).

Untuk lebih

memacu semangat,

sebelum pem-

bukaan Nusantara Games 2011 dimulai,

kekompakan masing-masing grup diuji dengan membuat yel-yel yang dinilai oleh

Dubes RI. Tim yang dinilai paling kompak

adalah IPSU, Pakuwojo, dan KMJ. “1,2,3,

Hartap…. Hartap…. Harimau Tapanuli, Raja

Sumatera. Mantap…. sedap… yang lain…

lewaaat..” sorak salah satu grup pemenang

yel-yel dengan kompak dan semangat.

Cuaca hari itu yang berkabut dan disertai

badai debu tebal tak menyurutkan semangat warga untuk menikmati setiap rangkaian

acara, termasuk untuk menyantap bazar ma-

kanan yang disediakan oleh mahasiswa. Be-

ragam hidangan kuliner khas Indonesia seperti

bakso, mie aceh dan coto Makassar turut

menyemarakkan hajatan tahunan warga ini.

(psb)

P ertunjukan Tari Saman mahasiswa

Indonesia yang tergabung dalam Sanggar

Budaya KBRI Khartoum, berhasil memukau

sekitar 300 penonton yang memadati ruangan

acara penutupan Festival Seni dan Budaya di

International University of Africa (IUA)

Khartoum, Sudan, 9 Juni 2011.

Mahasiswa asing yang berasal dari 60

negara di Afrika, Asia, Amerika, dan Eropa

turut serta dalam kegiatan tahunan tersebut.

Dalam sambutannya Dekan Urusan

Kemahasiswaan IUA, Prof. Dr. Awad El

Karim Awadullah El Zein mengatakan

bahwa pihaknya merasa bangga dengan sajian

seni budaya yang ditampilkan oleh

mahasiswa dan mahasiswinya, serta berharap

seni yang ditampilkan tersebut dapat

dijadikan modal berkarya di masa

mendatang. Selain itu, Prof. Awad

memberikan apresisasi khusus kepada

mahasiswa Indonesia atas penampilan Tari

Saman yang luar biasa. “Kami baru pertama

kali menyaksikan keindahan Tari Saman ini”.

ujarnya.

Beberapa dosen dan mahasiswa yang

menyaksikan tarian tersebut juga

menyampaikan kekagumannya atas kesenian

tersebut dan berharap di di acara-acara yang

lain, mahasiswa Indonesia juga dapat

menampilkan kebolehan mereka. Bahkan,

seorang penonton paruh baya serta merta

mendatangi para penari usai pertunjukan.

Dengan mata berkaca-kaca, terharu melihat

kekompakan dan keindahan tarian, berbaur

dengan duka memori tragedi tsunami di

Aceh, ia menyalami penari seraya berkata Alfu

Mabruk (Selamat dan Sukses).

Pelaksana Fungsi Pensosbud KBRI

Khartoum, Muhammad Syafri yang turut hadir

dalam kegiatan tersebut menyatakan bahwa

apresiasi masyarakat di Sudan terhadap

tampilan mahasiswa Indonesia merupakan

pemacu untuk terus meningkatkan prestasi

sanggar budaya KBRI Khartoum. “Saya

percaya, Tim Kesenian lain yang tergabung

dalam sanggar budaya, seperti Pencak Silat,

Angklung, Tari Rantak, Tari Badinding, Tari

Merak dan lainnya, dapat melakukan hal

serupa”, tegasnya. (psb)

TAMPILAN TARI SAMAN DI KHARTOUM MENGUNDANG HARU

KEMERIAHAN PERINGATAN HUT RI DI KHARTOUM

Page 7: Buletin KBRI Khartoum Juni 2011

7

OPINI

D unia hukum di Indonesia terus berkem-

bang dan menyesuaikan diri dengan

kebutuhan di masyarakat. Oleh sebab itu,

Mahkamah Agung RI sebagai lembaga tertinggi

peradilan di Indonesia kini mulai mengaplikasi-

kan beberapa sendi hukum yang diambil dari syariah Islam, salah satunya di bidang

ekonomi syariah. Perkembangan ini cukup

menarik, karena di beberapa aspek, Indonesia

masih menggunakan hukum yang mengacu

pada hukum pada masa kolonial, yang sudah

tidak relevan di masa sekarang.

Perkembangan ini juga didorong dengan

semakin maraknya transaksi ekonomi ber-

M. Rum Nessa, SH., MH. menjelaskan bahwa

Sudan memiliki sejumlah keunggulan di bidang

Peradilan, utamanya di bidang pengelolaan

anggaran yang independen tanpa ada inter-

vensi instansi lain di luar Mahkamah Agung.

Jumlah pengadilan dari tingkat pertama

hingga Pengadilan Tinggi di seluruh wilayah

Sudan mencapai 1.000 Pengadilan dan Hakim

Agung yang dimiliki Sudan berjumlah 80

orang. Jumlah ini tidak terpaut jauh dengan Indonesia yang memiliki 800 pengadilan dan

51 Hakim Agung. Beliau juga menyinggung

mengenai tujuan kunjungan delegasi yaitu

untuk menyiapkan Memorandum of Under-

standing antara MA RI dengan MA Sudan yang

menurut rencana akan ditandatangani pada

bulan September 2011. Salah satu program

kerjasama yang akan digulirkan adalah pelati-

han peningkatan kapasitas hakim-hakim Indo-

nesia terutama di bidang syariah, di mana

Sudan merupakan pioneer di bidang ini”.

lanjut Nessa.

Sementara itu, Dirjen Badan Peradilan

Agama MA, Drs. H. Wahyu Widiana, MA,

mendorong mahasiswa Indonesia yang telah

merampungkan studinya di Sudan untuk dapat

bergabung di instansinya. “Mahasiswa alumni

Timur Tengah telah teruji dan terbukti

Berlanjut ke halaman 9

basis syariah di Indonesia, oleh sebab itu

dibutuhkan payung hukum dan SDM yang

mengerti dan memahami konsep ekonomi

syariah. Dengan latar belakang demikian,

Mahkamah Agung RI telah memulai kerjasa-

ma dengan Mahkamah Agung Sudan dalam

bentuk pelatihan. “Pada bulan Oktober 2010

yang lalu, 7 hakim telah mengikuti pelatihan

selama 3 minggu di Sudan. Langkah ini diam-

bil karena Sudan merupakan tempat yang tepat untuk mendidik hakim khususnya di

bidang ekonomi syariah”, ungkap Rum

Nessa, Sekretaris MA RI, di sela-sela kunjun-

gannya ke Sudan 30 Mei-2 Juni 2011.

“Untuk lebih meningkatkan lagi kerjasa-

ma yang telah terjalin, saat ini tengah disiap-

kan sebuah Memorandum of Understanding

(MoU) antara MA RI dengan MA Sudan.

Diharapkan, dengan ditandatanganinya MoU

tersebut, kerjasama kedua lembaga hukum

tertinggi kedua negara dapat terus dikem-

bangkan dapat memberi manfaat bagi kedua

pihak”, lanjutnya lagi.

Tatap muka dengan WNI di Khartoum

Di sela-sela kunjungannya, delegasi

Mahkamah Agung RI juga melakukan tatap

muka dengan masyarakat Indonesia di Khar-

toum yang dilaksanakan di Wisma Duta.

Dalam sambutannya, Sekretaris MA, Drs. H.

UPAYA PENINGKATAN KERJASAMA MAHKAMAH AGUNG RI DAN SUDAN

L ima puluh agen perjalanan siap mempro-

mosikan keindahan pariwisata Indonesia

untuk menarik wisatawan Sudan ke Indonesia.

Hal tersebut disampaikan oleh salah satu

perwakilan agen perjalanan sesaat setelah

menyimak tampilan promosi wisata yang

disuguhkan KBRI Khartoum dalam acara Pro-

mosi Wisata Sudan-Indonesia di Villa Esaam

Elsyeikh di Soba, Khartoum (5/5).

“Kami yang hadir di sini juga akan

mengajak serta agen perjalanan lain di Sudan,

yang jumlahnya lebih dari 1400 perusahaan

jasa perjalanan, untuk mempromosikan objek

wisata Indonesia kepada masyarakat Sudan”,

ujar Muhammad Ibrahim, Direktur Agen Per-

jalanan “Allam”.

Kepala Bagian Pariwisata Asosiasi Agen

Perjalanan dan Pariwisata Sudan, Ny. Ikhlas

Hasan dalam sambutannya menyampaikan

bahwa acara tersebut dimaksudkan untuk

wisatawan Sudan ke Indonesia. “Musim panas

di Sudan yang jatuh pada bulan April-Juli

merupakan saat yang tepat bagi wisatawan

Sudan untuk berlibur ke Indonesia dan menik-

mati indahnya Indonesia”, lanjutnya lagi. Akan

sangat disayangkan, jika kesiapan agen perjal-

anan wisata di Sudan untuk mempromosikan

Indonesia tidak mendapat tanggapan yang

positif dari para pengusaha pariwisata di Indo-

nesia. (psb)

meningkatkan kerjasama antara Sudan dan

Indonesia di bidang pariwisata. “Pada hari-

hari mendatang, kami berharap terjadi pen-

ingkatan jumlah wisatawan Sudan ke Indone-

sia maupun wisatawan Indonesia ke Sudan

secara signifikan”, tegasnya.

Saat diwawancarai oleh Blue Nile TV,

Pelaksana Fungsi Pensosbud KBRI Khar-

toum, Muhammad Syafri menekankan pent-

ingnya kerjasama di bidang pariwisata se-bagai salah satu sarana merekatkan hub-

ungan kedua negara. “Kedua negara perlu

mencari berbagai terobosan untuk mening-

katkan hubungan bilateral dan bidang pari-

wisata adalah salah satunya”, ujarnya.

Diakuinya, saat ini KBRI Khartoum ten-

gah giat melakukan promosi budaya dan

pariwisata Indonesia serta melakukan pen-

dekatan kepada agen-agen perjalanan di

Sudan untuk turut berperan meningkatkan

50 AGEN PERJALANAN SUDAN SIAP PROMOSIKAN INDONESIA

Page 8: Buletin KBRI Khartoum Juni 2011

8

Duta Besar Sujatmiko menjelaskan bah-

wa Sudan dan Indonesia masing-masing

memiliki potensi ekspor yang menjanjikan.

Sudan misalnya, memiliki potensi ekspor ke

Indonesia seperti minyak mentah, daging

halal, habbatussauda (jintan hitam), gum

arabic, dsb. Sementara Indonesia memiliki

potensi ekspor ke Sudan di sektor industri

kertas, material bangunan, produk el-

ektronik, perlengkapan rumah sakit, alat pertanian, furniture, alat-alat berat, dsb.

Sektor jasa juga menjadi perhatian.

"Sejumlah kalangan telah meminta secara

resmi kepada kami untuk mengembangkan

bisnis sektor ini dengan mendatangkan tena-

ga kerja di bidang konstruksi, buruh tani,

sektor peternakan dan perawat", tutur

Sujatmiko. Khusus untuk perawat, tengah

diupayakan untuk mendatangkan, sebagai

tahap awal, 120 perawat Indonesia ke Su-

dan.

Menurut rencana, business trip akan

dilakukan pada tanggal 26-29 April 2011

yang meliputi pertemuan dengan pejabat

kementerian terkait, pertemuan dengan

para Pengusaha Indonesia di kantor KA-

DIN, one-on-one meeting dengan para pen-

gusaha Indonesia, serta kunjungan ke sejumlah

pabrik untuk lebih mengenali potensi

ekonomi Indonesia.

"Dalam waktu dekat kami juga akan

mengundang pengusaha Indonesia untuk da-

tang ke Sudan guna menjajaki peluang usaha

dan investasi di negeri ini", tambah Sujatmiko.

“Dari berbagai pertemuan yang kami lakukan,

telah banyak permintaan agar Indonesia dapat mengerjakan proyek-proyek besar di Sudan

dan juga melakukan investasi di bidang per-

tanian skala besar, industri gula, kulit, pabrik

ban, dsb”. ”Yang cukup menarik adalah adan-

ya peluang bagi pengusaha retailer Indonesia.

Pemilik Hotel Corinthians (Burj El Fateh),

salah satu hotel internasional di Khartoum,

telah meminta pengusaha Indonesia untuk

menjadi pengelola pusat perbelanjaan di hotel

tersebut’, lanjut Sujatmiko.

Dalam kesempatan tersebut juga dit-

ampilkan video mengenai produk-produk

strategis dan maju, serta pariwisata Indonesia

untuk lebih meningkatkan motivasi para pen-

gusaha Sudan untuk menjalin kerjasama

dengan pengusaha Indonesia. (psb)

P ada tanggal 16 April 2011Dubes RI

menerima sebanyak 50 pengusaha Sudan

dalam jamuan makan malam di Wisma Duta

KBRI Khartoum. Sebagian besar pengusaha

yang hadir adalah pengusaha besar Sudan yang

memiliki jaringan kerja luas, tidak hanya Su-

dan tapi juga meliputi negara-negara Timur

Tengah dan Afrika. Pengusaha terkemuka yang turut hadir

dalam jamuan tersebut antara lain dari Aso-

siasi Pengusaha Sudan, Export Development

Bank, Sidgo Holding Co. Ltd., Asosiasi Kon-

traktor Sudan, dan Social Security Investment

Authority (SSIA).

INDONESIA DAN SUDAN MILIKI POTENSI PERDAGANGAN YANG MENJANJIKAN

TARIAN POCO-POCO HIBUR PASUKAN PBB DI SUDAN

P eringatan Hari Penjaga Perdamaian PBB

(Peacekeepers Day) di wilayah bergolak

Darfur, Sudan, pada Ahad (29/5) dimeriahkan

dengan tarian khas Indonesia dari daerah

Sulawesi Utara, Poco-Poco.

"Begitu lagu dan Tarian Poco-Poco dihen-

takkan, semua pasukan penjaga perdamaian

PBB dari berbagai negara di Darfur pun

berdiri berjoget bersama," kata Komandan

Satgas Garuda Bhayangkara FPU Indonesia III,

AKBP Gatot Mangkurat P.PJ, kepada ANTA-

RA Kairo, Selasa.

Tarian tersebut dipersembahkan personel

Kontingen Satuan Tugas (Satgas) Garuda Bha-

yangkara "Formed Police Unit (FPU)" Indone-

sia III.

Menurut Perwira Administrasi Personel

FPU Indonesia III, AKP Andri Ananta

Yudhistira, hentakan Tarian Poco-Poco yang

dipersembahkan para anggota Satgas Garuda

Bhayangkara itu semakian semarak lagi keti-

ka digabungkan dengan tarian Sajojo.

"Kekompakan dan kebersamaan dalam

melaksanakan tugas pokok sebagai pasukan

pemelihara perdamaian tergambar dalam

persembahan keserasian tarian Poco-Poco

dan Sasojo itu," papar Andri Ananta.

Selain mempersembahkan Tarian Poco-

Poco, Kontingen Polri juga menyajikan masa-

kan khas Nusantara berupa soto ayam yang

ternyata banyak disukai oleh kontingen dari

negara-negara lain.

"Ini adalah momen yang tepat untuk

memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia

di mata masyarakat internasional," ujar Ga-

tot.

Kontingen Garuda Bayangkara Indonesia

III yang tergabung dalam Pasukan Perdama-

ian PBB di Darfur (United Nations-Hybrid

African Union Mission In Darfur (UNAMID) pada Peacekeepers Day itu, melaksanakan

upacara peletakan karangan bunga untuk

mengenang gugurnya 28 anggota pasukan PBB

di Darfur sejak 2008.

Upacara ini dipimpin oleh Deputy Joint

Special Representatif (DJSR) Mohamed B.

Yonis.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB

Ban Ki-moon dalam amanatnya menjelaskan

beragam persoalan yang dihadapi badan dunia

itu dalam misi perdamaian internasional. Berlanjut ke halaman 9

Page 9: Buletin KBRI Khartoum Juni 2011

9

PENGUMUMAN NO. 525/04/06/2011/KRT

Berdasarkan hasil seleksi Panitia TEMUS 2011, dari 54 pendaftar yang masuk, bersama ini disampaikan nama-nama yang lolos untuk calon TEMUS 2011 asal Sudan sebagai berikut:

Demikian disampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih. Khartoum, 12 Juni 2011

Panitia Seleksi Temus 2011

Lanjutan halaman 8 :

….kualitasnya. Beberapa diantaranya telah

mengabdi di lingkungan peradilan RI”, ujarn-

ya.

Pertemuan tersebut benar-benar di-

manfaatkan oleh masyarakat Indonesia yang

hadir. Hal tersebut terlihat dari begitu ban-

yaknya pertanyaan yang digulirkan terutama

yang mengangkat isu-isu terkini seperti pe-

nanganan korupsi, penerapan hukum syariah

di Indonesia hingga peluang-peluang maha-

siswa lulusan Sudan untuk menjadi hakim,

dan lain sebagainya. (psb) Lanjutan halaman 5

….tersebut dari office supplies, furniture, dan

lain sebagainya juga akan diimpor dari Indone-

sia.

Dengan demikian, jumlah TKI skill di

Sudan akan terus meningkat sehingga citra

Indonesia akan semakin positif. Upaya ini tidak

akan berhenti di sini, KBRI Khartoum akan

terus membawa pengusaha Sudan ke Indone-

sia maupun sebaliknya, agar hubungan

perdagangan indonesia-Sudan terus meningkat

yang diharapkan akan memberikan kontribusi

kepada peningkatan ekspor Indonesia tidak

hanya ke Sudan tetapi juga ke regional Afrika

dan Timur Tengah. (psb)

Lanjutan halaman 8 :

Amanat Sekjen PBB bertema "Penegakan

Supremasi Hukum" yang dibacakan oleh Yo-

nis itu menitikberatkan pada dua persoalan

penting.

Pertama, penyebaran pasukan PBB blue

helmet merupakan perwujudan dari keya-

kinan bersama bahwa orang yang telah

selamat dalam perang seharusnya tidak men-

derita lagi karena situasi ketidakamanan,

ketidakadilan dan ketakutan, maka dengan

menghilangkan kondisi tersebut kita dapat

menciptakan perdamaian abadi.

Kedua, penegakan supremasi hukum,

sangatlah penting untuk keberhasilan pemeli-

haraan perdamaian.

"Dalam posisi itu, misi perdamaian PBB

membutuhkan kepercayaan dalam tugas-

tugas kepolisian, sistem peradilan dan pela-

yanan masyarakat," kata Ki-moon. -Itulah sebabnya PBB mewajibkan polisi

untuk tidak pernah menyalahgunakan

kekuasaan, mendukung tata kelola pengadilan

guna melayani keadilan dan bekerja secara

manusiawi dalam hal penahanan terhadap

seseorang, katanya (antara)

Nama

1. Muhammad Firdaus

2. Mochammad Firdaus

3. Abdul Kahar Bin Sudak

4. Andri Lupias Satedy

5. Edi Purwanto

6. Abdussalam Bin Oyo

7. Aang Muhdi Gozali

8. Tonang Bin Hasan Lubis

9. Maimun Muhammad Yacob

10. Zainul Alim

11. Suci Ramadhona

12. Mochamad Tamrin

13. Horas Nasution

14. Khairul Arif Giawa

Nama

15. Karimulloh

16. Ajam Jamhur

17. Nurul Abidin

18. Mochamad Abdul Ghofur

19. Muhibul Zamil

20. Muhammad Fikri Mukaddas

21. Sangidun

22. Musthofa Abu Bakar

23. Hasyim Amrullah

24. Asep Ami Azwar Farid

25. Taufiqurrahman

26. Subhan Wahyudi Bin Surahwan

27. Nur Azizah Zawie

28. Rovita Agustin Zulaiminah

Cadangan

1. Dzufikar Radafi

2. Siti Masyruchah

3. Fitriana Rusyai Ali

Ket.

S2

S2

S2

S2

S2

S2

S2

S2

S2

S2

S2

S2

S2

S2

Ket.

S2

S2

S2

S2

S2

S2

S2

S2

S2

S2

S2

S2

S2

S3

Ket.

S2

S2

S3

Page 10: Buletin KBRI Khartoum Juni 2011

10

W akil Ketua MPR Hajriyanto Tohari

berpendapat, jargon-jargon yang

sifatnya emosional dan primordial dalam

membina hubungan antara Indonesia dan

Malaysia harus segera diakhiri dan diganti

dengan dasar-dasar berdiplomasi yang

rasional.

"Jargon-jargon seperti Indonesia dan

Malaysia adalah satu rumpun harus segera

diakhiri dalam membina hubungan dengan Malaysia," ujar Hajriyanto saat menjadi

pembicara dalam peluncuran buku "Soft

Power Approach Indonesia-Malaysia" karya

Musni Umar di ruang wartawan DPR Jakarta,

Selasa.

Menurut politisi Partai Golkar itu,

hubungan harus didasarkan pada rasionalitas

semisal untuk hubungan ketenagakerjaan,

maka yang berlaku adalah hukum perjanjian

internasional.

Sementara diplomasi yang masih

mengandalkan jargon-jargon bangsa

serumpun, menurut dia, itu sudah tidak

relevan lagi dan hanya akan menyebabkan

berbagai persoalan antara kedua bangsa

tetap akan berulang dan tidak pernah selesai. Penggunaan jargon demikian juga hanya

menjadi justifikasi dan legitimasi yang salah

dalam menjalin hubungan kedua negara.

Lebih lanjut Hajriyanto mengatakan,

membina hubungan bilateral antara

Indonesia dan Malaysia harus sama dengan

jalinan hubungan Indonesia dengan negara-

negara lainnya.

Dia mencontohkan tidak bisa hubungan

antara Indonesia dengan Arab saudi hanya

didasarkan pada kesamaan agama yang

dianut masyarakat kedua negara. "Tidak bisa

demikian. Dimensi yang harus dikedepankan

adalah rasionalitas," ujarnya.

Sementara jargon-jargon bangsa

serumpun, kesamaan nenek moyang dan lain

sebagainya hanya bisa digunakan untuk basa-

HAJRIYANTO: JARGON BANGSA SERUMPUN TIDAK RELEVAN LAGI

I ndonesia diakui sebagai salah satu

negara yang paling progresif dalam

penguatan mekanisme HAM di tingkat

nasional maupun di kawasan Asia tenggara

atau ASEAN.

Hal itu disampaikan Kepala Divisi Asia

Pasifik Kantor Komisioner Tinggi HAM

PBB, Rory Mungoven, pada Seminar

mengenai Mekanisme HAM di Asia yang

diadakan Universitas Essex, Inggris bekerja

sama dengan KBRI London di Ruang

Crutacala KBRI London, Jumat.

Rory Mungoven kemudian menunjuk

berbagai upaya dilakukan Indonesia baik di

tingkat nasional melalui pendirian Komnas

HAM maupun di tingkat kawasan,

khususnya melalui inisitatif pendirian Bali

Democracy Forum dan penguatan

mekanisme HAM di ASEAN.

Seminar yang diadakan di KBRI London merupakan bagian dari the 3rd Human

Rights in Asia Conference, yang

diselenggarakan secara tahunan University of

Essex Human Rights Centre berlangsung

selama dua hari di London dan Essex, ujar

Sekretaris Satu KBRI London, Novan

Ivanhoe Saleh kepada Antara, Sabtu.

Dalam seminar sesi pertama di KBRI,

hadir tiga pembicara, yaitu wakil Indonesia di

ASEAN Inter-governmental Commission for

Human Rights, Rafendi Djamin , kemudian

Profesor Hukum Internasional Bangor Law

School,Dr Suzannah Linton dan aktivis HAM

Palestina lulusan Universitas Essex, Mervat

ishmawi.

Duta Besar RI untuk Inggris, Yuri

Octavian Thamrin menyampaikan bahwa

Indonesia setelah fase reformasi memiliki

komitmen tinggi untuk mempromosikan dan

melindungi demokrasi serta HAM.

Dalam hal ini, Indonesia berhasil menciptakan kondisi yang kondusif bagi

berkembangnya promosi dan perlindungan

demokrasi dan HAM melalui proses

penguatan parlemen , media yang bebas dan

independen, peranan masyarakat madani,

dan sebagainya.

Dubes Yuri Thamrin membenarkan

proses demokrasi dan pemajuan HAM di

Indonesia masih belum sempurna. Oleh

karena itu, Indonesia selalu

Berlanjut ke halaman 17

basi semata dan yang menyangkut hubungan

lebih formal, maka rasionalitas dikedepankan.

Kesetaraan dalam hubungan bilateral

yang rasional dan menguntungkan seharusnya

menjadi syarat mutlak dalam jalinan hubungan

itu.

Ia mencontohkan, Singapura tidak pernah

mau menandatangani perjanjian ekstradisi

dengan Indonesia karena faktanya banyak

koruptor lari ke negara itu.

"Jadi kalau mau menggertak ya gertak

saja dan tidak perlu ditutup-tutupi degan dalih

bangsa serumpun," ujarnya.

Sementara itu ditempat yang sama, Dirut

LKBN ANTARA Mukhlis Yusuf yang juga

menjadi pembicara mengatakan bahwa

rasionalitas itu basisnya data dan informasi. Dengan demikian, ia menambahkan,

penyelesaian kasus-per kasus dalam hubungan

antara Indonesia dan Malaysia perlu didasarkan pada data, informasi dan bukti yang obyektif.

Mukhlis juga mengatakan bahwa

masyarakat saat ini sudah bergerak melalui

berbagai medium teknologi informasi yang

terus berkembang pesat dan itu tidak

bisa lagi dihambat. Sementara diplomasi yang

dibangun tidak berjalan seiring dan masih

sebatas simbolis. (antara)

PBB : INDONESIA PALING PROGRESIF DALAM PENGUATAN HAM

Page 11: Buletin KBRI Khartoum Juni 2011

11

EKSPOR SEPATU TERUS NAIK

L ebih dari separuh pertumbuhan

ekonomi global sebelum 2025 akan

didorong oleh negara-negara berkembang.

Indonesia bersama Brasil, India, Korea

Selatan, dan Rusia akan setara dengan China

dan negara maju sebagai pusat pertumbuhan

global.

"Melalui transaksi komersial dan finansial, keenam negara itu akan turut

mendorong pertumbuhan negara

berpendapatan rendah," kata ekonom Bank

Dunia Mansoor Dailami dalam peluncuran

laporan Global Development Horizons

2011 Multipolarity: The New Global

Economy di Jakarta, kemarin.

Saat ini ekonomi global baru mulai

terbentuk dengan bergesernya pertumbuhan

dari negara maju ke negara berkembang.

Diproyeksikan pada 2011-2025 ekonomi

negara berkembang akan tumbuh dua kali

lipat ketimbang negara maju, dengan rata-

rata 4,7% per tahun. AS, Inggris, Uni Eropa,

dan Jepang pada periode yang sama

diproyeksikan hanya akan tumbuh 2,3% per

tahun.

Khusus untuk Indonesia, Dailami

memproyeksikan pertumbuhan ekonomi

akan berada pada batas atas kisaran 6,0%-

6,5% pada 2011 dan meningkat sebesar 6,%-

6,6% pada 2012.

Namun, terdapat negara berkembang

yang ekonominya beroperasi di atas

kapasitas sehingga berisiko overheating,

terutama di Asia dan Amerika Latin.

"Derasnya arus modal asing yang masuk,

termasuk ke Indonesia, jika tidak

dimanfaatkan optimal, dikhawatirkan akan

berisiko pembalikan arus dengan cepat,"

jelas Dailami.

Dailami juga menyebut soal tiga

tantangan pertumbuhan Indonesia, yakni

pendidikan yang harus produktif, alokasi

anggaran subsidi yang harus ditingkatkan untuk kesehatan dan pendidikan, serta

kehati-hatian dalam aliran modal.

Meski dapat tumbuh 6,5%, ekonom Bank

Danamon Anton Gunawan mengingatkan

tingginya pertumbuhan ekonomi Indonesia

lebih banyak didorong sektor swasta dan

tren konsumsi yang meningkat di negara

berkembang. Peningkatan itu seiring dengan

bertambahnya jumlah kelas menengah di

Indonesia yang mencapai 7 juta orang per

tahun. "Jika dibandingkan negara

sepadanannya, ini tergolong sangat cepat,"

kata Anton. (media indonesia)

B ank Indonesia (BI) menilai perekonomian

Indonesia berpotensi tumbuh lebih tinggi

dari yang diperkirakan apabila kendala-

kendala perekonomian dapat diidentifikasi

dengan baik dan dicarikan jalan keluarnya.

"Dengan dukungan infrastruktur yang

memadai, baik yang terkait prasarana

transportasi, seperti jalan, pelabuhan, dan

bandar udara, maupun yang terkait

ketersediaan energi bagi pelaku usaha, kami

berpandangan bahwa pertumbuhan ekonomi

Indonesia di tahun 2012 dapat lebih tinggi dari kisaran 6,1-6,6 persen," kata Gubernur Bank

Indonesia Darmin Nasution di Jakarta, Kamis.

Menurutnya, perekonomian Indonesia ke

depan diprakirakan terus membaik berkat

dorongan stabilitas makroekonomi yang tetap

terjaga, dengan pertumbuhan ekonomi

diprakirakan berada pada kisaran 6,0-6,5

persen pada 2011 dan meningkat sebesar 6,1-

6,6 persen pada 2012.

Membaiknya perekonomian Indonesia

juga akan diikuti oleh sumber pertumbuhan

yang semakin berimbang didukung investasi

dan konsumsi rumah tangga yang meningkat

serta masih solidnya kinerja ekspor seiring

dengan masih kuatnya pertumbuhan di negara

-negara mitra dagang, terutama kawasan Asia.

Selain itu, peran pengeluaran Pemerintah

diperkirakan meningkat didorong kuatnya

permintaan domestik dan tingginya

pertumbuhan ekspor yang akan mendorong

impor barang dan jasa tumbuh tinggi.

Sejalan dengan perkembangan investasi

yang membaik selama 2011, pada 2012 peran

investasi dalam penambahan kapasitas

perekonomian, terutama melalui PMA,

diperkirakan meningkat sejalan dengan masih

kuatnya permintaan, baik domestik maupun

eksternal.

Optimisme membaiknya kinerja investasi

tersebut juga didukung oleh membaiknya

sovereign credit rating Indonesia. Ekspor

diperkirakan masih akan menunjukkan kinerja

menggembirakan dan tumbuh solid sejalan

dengan perekonomian global yang semakin

baik. (antara)

RI TERMASUK PENENTU EKONOMI DUNIA 2025

S etelah naik

27 persen

pada tahun 2010,

perkembangan

ekspor sepatu

tahun ini sangat

menggembirakan. Nilai ekspor sepatu pada

bulan Januari-Februari naik 146 persen

dibandingkan periode yang sama pada 2010.

Penjajakan kerja sama dengan Amerika akan

semakin memantapkan kinerja ekspor sepatu.

Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Aso-

siasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Eddy

Wijanarko, di Jakarta, Selasa (21/6/2011).

"Memang kemarin-kemarin ada peningkatan

impor dari China. Tapi, kita jangan

terkungkung di sana. Industri sepatu kita bisa

bangkit untuk merebut pasar luar negeri,"

katanya.

Saat ini pihak Aprisindo tengah meneri-

ma kedatangan asosiasi distribusi dan peritel

sepatu Amerika. Mereka datang ke Indone-

sia untuk melihat langsung proses produksi

sepatu. Amerika tertarik mengimpor sepatu

lebih banyak setelah pasokan sepatu dari

China mulai tidak kompetitif seiring naiknya

biaya produksi di Negeri Tirai Bambu terse-

but. (kompas)

PERTUMBUHAN EKONOMI 2012 6,6%

Page 12: Buletin KBRI Khartoum Juni 2011

12

AUSTRALIA STOP IMPOR SAPI, DPR SAMBUT BAIK

K eputusan Pemerintah Australia

menghentikan ekspor sapi hidup

selama enam bulan disambut baik para wakil

rakyat di Komisi IV DPR. Mereka berharap

pemerintah bisa memanfaatkan momentum ini

untuk pengembangan sapi lokal.

Anggota Komisi IV DPR Viva Yoga

Mauladi berharap Indonesia menghentikan

sekalian ekspor sapi hidup dari Australia. "Ini

kesempatan mewujudkan swasembada daging

sapi," katanya dalam rapat dengar pendapat

dengan Menteri Pertanian Suswono, Kamis

(9/6/2011).

Menurut Viva, mewujudkan swasembada

daging sapi ini perlu ketegasan pemerintah.

Jadi, dia menyarankan, pemerintah tidak

membuka impor daging sapi beku untuk

menutup kebutuhan daging sapi yang terus

meningkat.

Lagi pula, ia menilai bagi masyarakat Indonesia daging sapi bukan kebutuhan

primer. Jadi, tidak masalah jika Australia

menghentikan ekspor sapinya ke Indonesia.

"Makan daging sapi hanya mengejar status

sosial seperti orang barat. Tidak makan daging

sapi kan tidak apa-apa masih ada kelinci dan

ayam," ujarnya.

Hal senada

diutarakan anggota

Komisi IV DPR,

Ibnu Multazam. Ia

menilai keputusan

Australia itu

merupakan

anugerah karena

memberi peluang

bagi peternak sapi

domestik

memenuhi pasar

dalam negeri. "Jadi

masyarakat tidak

perlu takut

kehilangan daging

sapi," ujarnya.

Menteri

Pertanian, Suswono mengaku tidak

mempersoalkan jika Australia menghentikan sementara ekspor sapi ke Indonesia. "Itu hak

Australia," katanya.

Cuma, ia menyayangkan sikap Australia

yang terburu-buru menetapkan kebijakan

penghentian ekspor sapi hidup. Padahal,

belum ada proses pembuktian bahwa

Indonesia melanggar standar animal welfare

seperti tudingan LSM Australia. LSM itu

menuding Indonesia tak memperlakukan hewan yang hendak disembelih dengan baik

saat di rumah pemotongan hewan.

Suswono akan melakukan verifikasi

terhadap rumah pemotongan sapi di

Indonesia. "Kami mengundang empat orang

ahli Australia dan empat ahli dari Indonesia,"

tandasnya. (kompas)

S ebanyak 13 wirausahawan dan investor pemula Amerika Serikat yang tergabung

dalam Global Entrepreneurship Delegation bakal berkunjung ke Indonesia pada 19 Juli - 24 Juli 2011.

Menurut siaran pers Kedutaan Besar Amerika Serikat yang diterima Kompas.com, delegasi ini akan dipimpin oleh Steven Koltai, penasihat senior di Kementerian Luar Negeri

AS untuk Kewirausahaan Global, dan Global Entrepreneurship Porgram Indonesia atau GEPI akan bertindak sebagai tuan rumah.

Diantara ke 13 wirausahawan itu ter-dapat antara lain Arthur Benja-min (Pengusaha dan investor, dengan fokus pada industri media dan pendidikan; Presiden dan CEO DataMark; Presiden dan CEO ATI), Seth Goldstein (Roots Markets, Stickybits, Sitespecific, Majestic Research, pencipta istilah "sosial media", blogger, dan juga mentor terkenal di Silicon Valley), Yao-Hui Huang (salah satu pendiri Hatchery, inkubator bisnis yang berbasis di New York; peraih gelar PhD dari Rutgers College of Pharmacy), serta Naeem Zafar (Staf pengajar University of California, Berkeley Haas School of Business; Presiden dan CEO Bitzer Mobile; CEO Concordia Ventures; pengarang buku “7 Steps to a Successful Startup”).

Disebutkan delegasi ini akan meningkat-

kan upaya-upaya AS dan Indonesia untuk menggalakkan kewirausahaan serta mem-perkuat hubungan bisnis di bawah prakarsa Kemitraan Komprehensif. Meningkatkan perdagangan dan investasi merupakan salah satu dari enam pilar prakarsa Kemitraan Komprehensif.

"Kewirausahaan adalah salah satu bagian dari Kemitraan Komprehensif yang paling cepat berkembang dan telah berhasil men-ciptakan hubungan yang lebih erat dan me-meperluas keterlibatan orang-orang demi keuntungan ekonomi bagi kedua negara,” ujar Duta Besar AS untuk Indonesia Scot Marciel.

Inti kunjungan Delegasi ini merupakan semacam ajang bagi para wirausahawan In-donesia. Sebanyak 32 wirausahawan pemula akan menyajikan rencana bisnis mereka di hadapan anggota Delegasi tersebut. ...

Berlanjut ke halaman 20

13 WIRAUSAHAWAN AS BAKAL KUNJUNGI INDONESIA

Page 13: Buletin KBRI Khartoum Juni 2011

13

INDONESIA NEGARA PALING OPTIMISTIS

I ndonesia termasuk salah satu negara paling

optimistis di dunia. Lembaga survei Nielsen

mencatat, tingkat optimisme konsumen di

Indonesia hanya berada di bawah India dan

Afrika Selatan.

Managing Director Nielsen Catherine

Eddy mengungkapkan, Indonesia mencatat

indeks keyakinan 116 pada kuartal I/2011 alias

tidak berubah dibandingkan kuartal IV/2010.

Adapun India mencatat indeks keyakinan 131

dan Afrika Selatan 118.

”Keadaan positif yang konsisten tetap

berlangsung di Indonesia lantaran pemerintah

tetap melanjutkan subsidi bahan bakar mes-

kipun ada kenaikan pada harga minyak dunia,”

ujar Catherine di Jakarta kemarin. Nielsen

melakukan survei terhadap lebih dari 28.000

konsumen online di 51 negara, termasuk 500

di Indonesia, tentang pandangan mereka pada

pekerjaan, ekonomi, dan kesiapan untuk ber-

belanja. Hasil survei mengungkapkan 53%

konsumen online di Indonesia mengatakan, 12

bulan ke depan merupakan waktu yang tepat

untuk membeli hal yang mereka inginkan dan

butuhkan saat ini. Angka itu naik 6% dari

kuartal IV/2010.

Delapan dari 10 konsumen juga menga-

takan, keadaan keuangan pribadi mereka saat

ini sangat baik. Kepala Ekonom Danareksa

Research Institute Purbaya Yudhi Sadewa

menilai, hasil survei yang dilansir Nielsen

wajar jika melihat keadaan perekonomian

saat ini.Kondisi fundamental ekonomi na-

sional yang terus membaik dipandang sebagai

dasar kepercayaan masyarakat. ”Saya

melihat, belum ada gangguan yang mengkha-

watirkan karena kenaikan harga pangan yang

terjadi pada Januari mulai mere-

da,”ungkapnya. Sebagai perbandingan, survei

Danareksa Research Institute yang dirilis

pertengahan Mei lalu juga menunjukkan kon-

disi kepercayaan masyarakat pada Maret-

April meningkat sejalan dengan stabilnya

harga pangan.

Survei Danareksa Research Institute

pada Maret menunjukkan, Indeks Keyakinan

Konsumen naik ke level 85 dan berlanjut

pada April yang meningkat 5,9% hingga be-

rada pada level 90. Indeks pada April 2011

itu tertinggi sejak pertengahan 2009. Purba-

ya mengatakan,perlu diakui,secara funda-

mental,keadaan ekonomi masyarakat mem-

baik. Hal ini terlihat dari tingkat daya beli

masyarakat yang terus terjaga. Menurutnya,

selama harga pangan dalam negeri bisa terus

terjaga, dampak buruk terhadap sentimen

masyarakat tidak akan terjadi.

Namun, meski memperlihatkan opti-

misme tinggi, menurut Catherine Eddy, ham-

pir 60% konsumen di Tanah Air merasa

Indonesia tengah mengalami resesi. Angka itu

naik tiga poin dari kuartal IV/2010.

”Sementara di Thailand 67%, Filipina 65%, dan

Vietnam 61%,” ucapnya. Hanya 26% kon-

sumen percaya Indonesia keluar dari krisis

pada akhir 2011.

Menabung Jadi Prioritas

Di bagian lain, menurut Nielsen, layaknya

mayoritas negara di Asia Pasifik, jumlah kon-

sumen yang tidak memiliki uang cadangan

(spare cash) di Indonesia pada kuartal I/2011

relatif rendah.Hanya 2% konsumen online

menyatakan bahwa mereka tidak memiliki

uang lebih. Jumlah ini tidak berubah dari

kuartal sebelumnya.” Menabung tetap menjadi

prioritas utama bagi sebagian besar konsumen

di seluruh dunia.

Sebanyak 7 dari 10 konsumen di Indone-

sia akan menaruh uang lebih mereka ke dalam

tabungan dibandingkan dengan hanya 47% bagi konsumen global dan 62% untuk Asia Pasifik.

Singapura juga mencatat proporsi yang tinggi

untuk tabungan dengan 74%,” kata Catherine.

Setelahtabungan,konsumen di Indonesia akan

menghabiskan uang mereka untuk liburan

sebesar 36%, investasi saham 31%, produk

teknologi baru 29%, dan hiburan luar rumah

28%.”Meskipun ada sedikit penurunanpa-

dajumlahkonsumen yang menaruh uang lebih

mereka ke tabungan,tingginya tingkat

penabung di Asia merupakan indikasi bahwa

konsumen di Indonesia dan wilayah ini

umumnya masihberhati-hatiuntuk bel-

anja,”ujar Catherine.

Dia menuturkan,konsumen di Indonesia

umumnya masih memiliki keprihatinan ter-

hadap ekonomi meskipun stabilitas ekonomi

telah dinikmati dalam beberapa tahun tera-

khir.Spekulasi yang terusmenerus mengenai

kenaikan harga telah mendorong peningkatan

kekhawatiran konsumen atas kenaikan harga

bahan bakar minyak (BBM). Sekjen Asosiasi

Pedagang Ritel Indonesia (Aprindo) Rudy J

Sumampouw mengatakan, indeks keyakinan

konsumen dipengaruhi oleh faktor eksternal

dan internal.

Rudy mencontohkan, dari sisi eksternal

misalnya situasi stabilitas politik yang tidak

kondusif, sedangkan faktor internal adalah

berbagai regulasi yang dikeluarkan

pemerintah, misalnya yang terkait dengan

lokasi minimarket. ”Faktor-faktor itu

Berlanjut ke halaman :20

Page 14: Buletin KBRI Khartoum Juni 2011

14

RI PERKETAT PENGAWASAN SAYUR DARI EROPA

P emerintah Indonesia, pemerintah

memperketat pengawasan impor sayuran

dari Eropa untuk mencegah penyebaran

penyakit yang disebabkan bakteri

Escherichiacoli (E-coli).

Kementerian Perdagangan akan

berkoordinasi dengan Badan Karantina Pertanian. “Impor dari Eropa ini akan dipindai

lebih cermat.Sayuran impor dari Eropa ada

pengawasan khusus,” kata Direktur Jenderal

Standarisasi dan Perlindungan Konsumen

Kementerian Perdagangan, Nus Nuzulia Ishak.

Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu

menambahkan, Kementerian Perdagangan

akan berkoordinasi dengan Badan Pengawas

Obat dan Makanan (BPOM) dan

Kementerian Kesehatan untuk melakukan

pembinaan kepada konsumen. Kementerian

Perdagangan akan terus mempelajari

perkembangan di Eropa.

“Kami perlu sosialisasi di dalam negeri

agar kejadian ini tidak terjadi di sini.Impor

dari Eropa utamanya berasal dari Inggris,

Belanda, dan Prancis. Dari Jerman paling

sedikit,” katanya. Menteri Kesehatan Endang

Rahayu Sedyaningsih mengatakan, wabah di

Eropa disebabkan strainbaru E-coliyang

diyakini kebal terhadap antibiotik dan obat-

obatan biasa.”Di Eropa dihebohkan karena

menurut mereka strain-nya baru, sehingga

resisten atau tahan terhadap

antibiotik,”ujarnya.

Meski belum ditemukan kasus di

Indonesia,menurutnya, wabah tersebut patut

diwaspadai. Dalam fase waspada Kementerian Kesehatan menganjurkan

masyarakat untuk melakukan perilaku hidup

bersih seperti mencuci tangan dengan sabun

dan memperhatikan kebersihan saat

menyiapkan makanan. Selain menganjurkan

perilaku hidup bersih, antisipasi dilakukan

Kementerian Kesehatan juga dengan

mengamati warga negara Indonesia yang

habis bepergian ke Jerman ataupun negara

Eropa,apabila di bandara ataupun sesudahnya

mendapat gejala sakit perut, diare, hingga

diare berdarah. Mereka harus dirujuk ke

rumah sakit.

Dirjen Pengendalian Penyakit dan

Penyehatan Lingkungan Kemenkes, Tjandra

Yoga Aditama, mengemukakan, selain Jerman,

ada 11 negara Eropa lain yang juga mengalami

wabah EHEC di antaranya Austria, Republik

Ceko,Denmark,Prancis,

Belanda,Norwegia,Spanyol, Swedia,

Switzerland, Inggris, dan Amerika Serikat.

Karena itu, Kementerian Kesehatan meminta

seluruh Kantor Kesehatan Pelabuhan waspada

terhadap mereka yang baru datang dari

Jerman. Menurutnya, Direktorat Jenderal

P2PL Kementerian Kesehatan bersama WHO

terus memantau perkembangan di Eropa.

“Sebagai focal pointdi Indonesia untuk International Health Regulation, kami

menyampaikan informasi dan kewaspadaan ke

jajaran kesehatan di Tanah Air,”paparnya.

Wabah infeksi E-coli di Eropa belum juga

mereda. Sejumlah rumah sakit di Jerman utara

harus berupaya keras untuk menampung

lonjakan pasien yang terserang wabah E-coli.

Berlanjut ke halaman 19

P residen Susilo Bambang Yudhoyono

menaruh perhatian tinggi terhadap pem-

bangunan perdesaan, antara lain dengan ke-

bijakan pemberian dana Rp100 juta per desa

untuk program Pengembangan Usaha Agri-

bisnis Perdesaan (PUAP).

"Perhatian kepada desa ini tidak hanya

diberikan pada periode 2010 - 2014 ini, na-

mun keberpihakan ini telah tampak sejak ta-

hun 2004 lalu," kata Staf Khusus Presiden

Bidang Pembangunan Daerah dan Otonomi

Daerah Velix Vernando Wanggai di Jakarta,

Senin.

Menurut dia, sejak tahun 2004, Indonesia

diwariskan oleh tingginya kemiskinan di wila-

yah perdesaan.

Ada lima warisan permasalahan yang

dihadapi oleh Presiden SBY sejak 2004, yai-

tu, belum optimalnya peran kelembagaan,

rendahnya kapasitas sumber daya manusia

dan masyarakat perdesaan, terbatasnya al-

ternatif lapangan kerja yang berkualitas, ren-

dahnya akses terhadap permodalan dan ren-

dahnya ketersediaan dan akses terhadap

sarana dan prasarana.

Menyikapi kondisi seperti ini, katanya,

Presiden SBY telah menetapkan pem-

bangunan perdesaan secara khusus dalam

kebijakan Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2005 -

2009, dan dilanjutkan di dalam RPJMN Ta-hun 2010 - 2014.

Dalam menguatkan komitmen tersebut,

pembangunan perdesaan ditegaskan kembali

di dalam Rencana Pembangunan Jangka Pan-

jang (RPJP) Tahun 2005 - 2025. Dalam konteks

jangka panjang, pembangunaan perdesaan di-

dorong keterkaitannya dengan pembangunan

perkotaan secara sinergis dalam suatu wilayah

pengembangan ekonomi. Presiden SBY juga mendorong pengembangan

agroindustri padat pekerja di sektor pertanian

dan kelautan, sebagaimana kebijakan dana Rp100

juta per desa untuk program Pengembangan

Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP), program

pertanian kawasan transmigrasi, maupun pro-

gram pengembangan masyarakat pesisir dan

kepulauan, serta reformasi agraria untuk mening-

katkan akses lahan bagi petani desa.

Presiden SBY mendorong pengembangan

jaringan infrastruktur penunjang kegiatan

produksi di kawasan perdesaan dan kota-kota

kecil terdekat, baik yang didanai oleh Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)

Perdesaan maupun berbagai kegiatan sektoral

dari Kementerian, seperti pembangunan jalan…

Berlanjut ke halaman 19

PRESIDEN DORONG PEMBANGUNAN PERDESAAN

Page 15: Buletin KBRI Khartoum Juni 2011

15

GONTOR TEKEN KERJASAMA DENGAN UNIVERSITAS ISLAM RUSIA

I barat sambil menyelam minum air,

pimpinan Pondok Modern Gontor yang

menjadi pembicara dalam forum interfaith

dialogue Indonesia Rusia, menandatangani

kerjasama bidang pendidikan antara Institut

Studi Islam Darussalam (ISID) Gontor dan

Universitas Islam Rusia. Keduanya sepakat

untuk mengembangkan kerjasama bidang

pendidikan agama Islam.

Di bawah guyuran sinar matahari yang

temaram, MoU on Internastional Educational

Cooperation antara keduanya diteken di kota

Kazan, bagian tengah Rusia. Konsep yang baru

seminggu dilayangkan oleh ISID tersebut

langsung disambut hangat oleh pihak Rusia

tanpa ada perubahan yang signifikan. Dr. KH.

Syukri Zarkasyi mewakili ISID Gontor

berjabat tangan erat dengan Rektor

Universitas Islam Rusia, Prof. Dr. Rafik

Mukhametsin. Menurut Rektor Universitas Islam Rusia

itu, mengapa kerjasama ini tidak perlu

dicerna terlalu lama karena manfaat yang

mungkin dipetik sudah bisa diperkirakan.

Berdasarkan pengalaman kunjungannya ke

Indonesia serta pengiriman beberapa

mahasiswanya ke UIN di Malang,

menunjukkan hal-hal yang sangat positif.

Karenanya , MoU in i d isegerakan

penandatanganannya pada saat kunjungan

pimpinan Pondok Modern Gontor sedang

berada di Kazan.

Rafik lebih lanjut menyatakan,

pengiriman mahasiswanya ke berbagai

negara yang tidak multikultur, multietnis dan

multi agama menjadikan mereka asing ketika

pulang ke Rusia. Inilah yang menyebabkan

orientasi belajar ke luar negeri bagi

mahasiswanya kini tertuju ke negara-negara

yang mirip dengan Rusia. “Dan bagi saya,

Indonesia merupakan negara yang paling

tepat untuk studi anak-anak kami,” ujarnya

mantap.

Sedangkan KH. Syukri Zarkasyi

menyatakan kakagumannya atas semangat

keagamaan yang ada di Rusia saat ini dan

keharmonisan hidup masyarakat di Kazan.

Diyakini, tautan kerjasama dengan Indonesia

yang sudah terbangun selama ini akan bisa berkembang pesat atas dasar saling tolong

menolong dan jiwa yang ikhlas. “Silakan

datang ke Indonesia menjadi bagian dari

kami,” katanya.

MoU kerjasama pendidikan antara

keduanya direncanakan berlangsung selama

3 tahun dan mencakup bidang tukar-

menukar pelajar, riset bersama, program

pelatihan, kuliah jarak jauh, seminar serta

publikasi bersama. Kerjasama itu mulai

berlaku saat ditandatangani pada 7 Juni 2011.

Perkenalan Universitas Islam Rusia dengan

dunia pendidikan Indonesia terjadi saat sang

rektor berkunjung ke Indonesia pada tahun

2009 untuk meneken kerjasama dengan UIN

Jakarta, Yogyakarta dan Malang. Kunjungan

yang didesain oleh KBRI Moskow dan Kemenag itu segera membuahkan hasil. Tahun

lalu, sebanyak 6 mahasiswanya telah dikirim

untuk menempuh S2 di UIN Malang dan tahun

ini juga merencanakan pengiriman serupa ke

UIN Malang atau Yogyakarta atau Jakarta.

Mungkinkah tahun depan dikim ke Gontor?

(republika)

P ihak Bank Dunia memuji pendidikan di

Indonesia yang dinilai mengalamiperkem-

bangan yang cukup signifikan dengan

dianggarkannya 20 persen dana pendidikan di

APBN dan APBD. "Perkembangan itu semakin

unik, jika dilihat dari kemampuan Indonesia

dalam soal pembinaan peserta didik yang

jumlahnya sangat banyak bahkan keempat

terbesar di dunia," kata Managing Director

The World Bank Mahmoud Mohieldin di Bali,

Ahad (5/6).

Hal tersebut dikatakannya di sela-sela

acara 'System Assesment and Benchmarking

for Education Results (SABER)', di Nusa Dua,

Bali. Dia mengatakan, jumlah peserta didik di

negara kepulauaan itu sebanyak 53 juta orang

dengan jumlah staf pengajar 2,7 juta.

Jumlah peserta didik itu hampir setara

dengan yang ditanggung oleh negara China,

India dan Amerika Serikat. Selain bisa

melakukan pembinaan yang cukup baik

terhadap peserta didik, tambah dia,

pemerintah Indonesia juga telah menerapkan

peningkatan sumber daya manusia dalam hal

penyetaraan guru.

"Bentuknya adalah dengan melakukan

sertifikasi terhadap staf pendidik di

Indonesia, dengan memberikan batas

minimal pendidikan yang harus ditempuh

seorang guru," ujarnya.

Mahmoud menilai secara umum

pendidikan di Indonesia telah bisa membuat

seluruh lapisan merasakan hasil dari sistem

yang diterapkan. Akan tetapi masih cukup

banyak tantangan yang harus ditangani oleh

Pemerintah Indonesia dalam hal pendidikan,

karena wilayahnya yang luas dan memiliki

banyak pulau.

Sementara Menteri Pendidikan Nasional

Mohammad Nuh mengatakan, pada acara

pertemuan menteri pendidikan dari sembilan

negara di kawasan Asia itu akan membahas

beberapa isu yang cukup penting terkait

'SABER'. "Pembahasan yang paling utama

adalah cara penilaian sistem pembelajaran dan

kinerjanya apakah sudah sesuai dengan negara

tersebut dan lainnya," katanya.

BANK DUNIA ANGKAT JEMPOL PENDIDIKAN DI INDONESIA

Page 16: Buletin KBRI Khartoum Juni 2011

16

RI MENUJU NEGARA MAJU

M impi Indonesia menjadi negara maju bisa

terwujud dalam 15 tahun mendatang

apabila semua kalangan bekerja keras dan

bekerja sama

Selama ini Indonesia sudah membuktikan

mampu bangkit dari keterpurukan akibat

krisis. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

(SBY) mengatakan, kemajuan Indonesia tidak

diperoleh dengan cuma-cuma. Butuh per-

juangan dan pengorbanan agar mimpi Indone-

sia menjadi negara maju dapat terealisasi.

“Bersama-sama kita berjalan bergan-

dengan agar mimpi dapat menjadi realitas

nanti. Alhamdulillah kita bisa maju dan

berkembang sampai saat ini, dapat memini-

malisasi krisis, sehingga nanti 15 tahun

mendatang mudah-mudahan kita bisa menjadi

negara maju,” ujar Presiden SBY di National

Graduate Institute for Policy Studies

(GRIPS), Tokyo, kemarin. Di sela kunjungan ke Jepang kema-

rin,Presiden memberikan kuliah umum di

GRIPS, Roppongi, Minato-ku,Tokyo.Kuliah

umum kali ini mengambil tema Menanggapi

Tantangan Global dan Memperkuat Hub-

ungan Indonesia-Jepang.Kuliah umum yang

disampaikan Presiden SBY disimak oleh seki-

tar 300 undangan yang terdiri atas

politisi,akademisi,pebisnis,dan masyarakat

Jepang. T

erdapat pula mahasiswa asal Indonesia

yang sedang belajar di Jepang. SBY berharap

agar para pemuda yang belajar di Jepang

setelah selesai studi segera kembali ke Indo-

nesia. Mereka diharapkan mengabdikan

dirinya bagi bangsa dan negara. “Saya ber-

harap para pemimpin muda di mana pun

berada agar dapat ikut bersama membangun

bangsa dan

negara Indone-

sia.

Apabila memang

kal ian c inta

I n d o n e s i a ,

bergabung ber-

s a m a k i t a

semua, menjadi-

kan satu sinergi

untuk maju

bersama dengan

belajar dari

masa la-

lu,”ujarnya seraya mengingatkan bahwa Indo-

nesia 13 tahun lalu hampir ambruk gara-gara

krisis ekonomi, tetapi dengan kebersamaan

dapat bangkit kembali.

Khusus terhadap Jepang, SBY berharap

agar di masa mendatang hubungan kedua

negara dapa t leb ih ba ik l a g i .

Keduanegaradapatbelajarsatu sama lain da-

lam segala hal.Demikian pula lantaran

struktur Jepang dan Indonesia merupakan

negara kepulauan dan banyak ditimpa

bencana alam,kedua negara dapat kerja sama

saling menimba pengalaman.

Di bidang ekonomi, menurut Presiden,

kerja sama di antara kedua negara sudah

cukup bagus.Volume perdagangan kedua

negara mencapai USD42,7 miliar, sedangkan

total investasi Jepang di Indonesia mencapai

USD21,6 miliar pada 1990-2009. “Ini statis-

tik yang memberi semangat.Tapi, masih ban-yak ruang untuk memperluas kerja sama,”

katanya.Menurut Presiden, sejumlah perus-

ahaan Jepang memahami pasar Indonesia.

Mereka juga memiliki mitra dan bisa

bekerja sama dengan birokrat di Indonesia.

Di lain pihak, masyarakat Indonesia me-

maham i d an memu j i s emanga t

kewirausahaan dan inovasi investor Je-

pang.“Saya berharap untuk melihat lebih

banyak investasi dari Jepang, khususnya di

bidang infrastruktur, manufaktur,dan ener-

gi,” kata Presiden.

Keseriusan Pemerintah Di bagian

lain,sejumlah kalangan mendesak pemerintah

untuk segera menuntaskan berbagai hambat-

an ekonomi nasional. Keinginan pemerintah

untuk melakukan perubahan dan perbaikan

dalam tatanan sistem ekonomi nasional hen-

daknya tidak hanya sebuah wacana,namun

dibuktikan dengan keseriusan.

Ketua umum Asosiasi Pengusaha Indone-

sia (Apindo) Sofjan Wanadi menilai, berbagai

persoalan yang menghadang laju ekonomi

nasional terletak pada sisi kemampuan

mengelola negeri yang kaya ini. “Memang

saat ini terlambat, seharusnya sudah dari

dulu pembenahan dan perbaikan dil-

akukan.Tapi, ya meskipun terlambat, tetap

harus dibenahi,” ungkap Sofjan kepada SIN-

DO kemarin.

Menurutnya, peluang ekonomi Indonesia

untuk tampil dalampetaperekonomiandunia

cukup besar dengan bermodal potensi serta

kekayaan sumber daya alam.Jika sumber-

sumber kekayaan bangsa ini bisa dikelola

dengan baik,bukan hal yang mustahil

ekonomi nasional menjadi penopang

sekaligus penggerak laju perekonomian

global. Sebaliknya, semua itu tidak akan ada

artinya jika tidak mampu dimaksimalkan.

Sofjan menegaskan, perkembangan

ekonomi dalam negeri sangat bergantung

keinginankuatdariseluruhpihakuntuk mem-

perbaiki dan menyelesaikan akar permasala-

han yang ada.Tanpa itu semua,gerak

ekonomi kita akan kalah dengan ekonomi

negara maju yang saat ini masih terpuruk.

“Perbaikan harus cepat dan serius. Kita

jangan kalah terus dengan ekonomi negara

maju.Jangan sampai kita sebatas potensi-

potensi saja tanpa bisa menunjukkan real-

isasinya,”tandasnya. Wakil Ketua Umum Kadin Haryadi Sukamdani menilai, pada

dasarnya tidak ada kata terlambat untuk

sebuah perubahan ke arah yang lebih baik.

Hanya saja, komitmen untuk melakukan

perubahan membutuhkan sisi kepemimpinan

yang tangguh dan mampu mengoordinasikan

berbagai lini. Menurutnya, persoalan utama

terletak dari jiwa kepemimpinan di negeri

ini yang belum maksimal mengelola dan

mengembangkan potensi yang ada serta

memperbaiki hambatan yang terlihat di

depan mata.

“Kita memang masih lemah di sisi

kepemimpinan dan ini yang harus diperbaiki

dan mendapat perhatian serius agar pola

koordinasi antarlembaga pemerintahan,

termasuk dengan daerah, bisa terwujud

baik,”ungkap Haryadi. Jika serius melakukan

pembenahan, potensi ekonomi Indonesia

bisa dimaksimalkan.

Terlebih jika melihat kondisi saat

ini.Ekonomi Indonesia sekarang tumbuh

secara alami dengan besarnya potensi sum-

ber daya alam dan pasar yang besar. Tan-

tangannya memang diakui cukup besar. Na-

mun, dengan keseriusan melakukan pem-

benahan, pihaknya optimistis prediksi dari

berbagai lembaga internasional bisa tereal-

isasi.

“ Sekarang bagaimana menggerakkan

energi positif yang ada saat ini agar ke depan

lebih maksimal,”ucapnya. (kpindo)

Page 17: Buletin KBRI Khartoum Juni 2011

17

TNI DI KONGO DAPAT MEDALI PBB

S atuan Tugas Kompi Zeni (Satgas Kizi) TNI

Konga XX-H di Kongo, mendapat Medali

PBB atas keberhasilannya menjalankan misi

perdamaian PBB di Kongo (Monusco) selama

enam bulan.

Penyematan medali penghargaan PBB itu

dilakukan Komandan Monuso Letjen Chender

Prakhas di Bumi Cenderawasih Camp Dungu,

Kongo, Senin (6/6), demikian perwira

penerangan Konga XX-H/Monusco Lettu Inf

Imam Mahmud melalui surat elektroniknya

yang diterima ANTARA Jakarta, Selasa.

Medali PBB diberikan kepada

Komandan Satgas Letkol Czi Widiyanto.

Letjen Prakhas mengatakan selama

penugasan di Kongo, Kontingen Indonesia

telah menunjukkan prestasi luar biasa.

Dicontohkannya, pembangunan jalan

Dungu-Faradje sejauh 147 KM. "Kontingen

Indonesia bukan hanya membangun jalan

Lanjutan halaman 10

...menyambut baik berbagai macam saran dan

kritik yang obyektif dan konstruktif dari

berbagai pihak, baik di dalam maupun di luar

negeri.

Selain itu, Dubes Yuri menekankan

kebijakan luar negeri Indonesia yang

merefleksikan berbagai nilai baru serta

kemajuan yang terjadi di dalam negeri, seperti

peran aktif Indonesia dalam mendorong

penguatan upaya promosi dan perlindungan

HAM di tingkat regional dan global, utamanya

dalam konteks ASEAN melalui pembentukan

ASEAN Inter-Governmental Commission on

Human Rights (AICHR).

Disisi lain, Indonesia juga menyadari

adanya perkembangan politik internasional

HAM (, dimana negara merupakan salah satu

aktor selain adanya peningkatan peran dari

organisasi regional dan internasional, LSM/

aktivis HAM serta akademisi.

Untuk itu, Pemerintah RI

berkomitmen untuk terus menjalin kerja

sama secara kreatif, konstruktif, serta

objektif dengan beragam aktor tersebut.

Komitmen Pemerintah RI tersebut

tercermin melalui penunjukan Rafendi

Djamin, seorang aktivis HAM yang kritis

dan memiliki kredibilitas tinggi, sebagai

wakil Indonesia dalam AICHR.

Hal ini menunjukkan kepeloporan dan

keseriusan Indonesia dalam upaya

memajukan promosi dan perlindungan

HAM, kata Dubes RI.

Seminar dihadiri oleh lebih dari 70

peserta yang terdiri atas kalangan

akademisi berbagai universitas di Inggeris ,

kalangan LSM serta aktivis HAM

(Amnesty International, Article 19, AHRC,

Minority Rights Group International,

REDRESS Trust, Solidarity with Refugees,

International Human Rights Law).

Beberapa pembicara baik dalam seminar

di KBRI London maupun dalam sesi seminar

di lokasi lain seperti Amnesty International,

Daiwa Centre dan Essex University

menyampaikan pujiannya berbagai

perkembangan positif yang diraih Indonesia

dalam meningkatkan penegakan, promosi dan

perlindungan HAM baik pada tingkatan

domestik maupun juga kepeloporan Indonesia

di bidang HAM pada kawasan serta di tingkat

global. (antara)

dan jembatan antara Dungu-Faradje, tetapi

juga telah membangun jembatan hati antara

orang Kongo dengan tentara PBB khususnya

Monusco," tutur Prakhas.

Ia menambahkan, Indonesian Engineering

Company (IEC) juga dinilai telah berbuat

ramah terhadap penduduk lokal dan

komunitas lokal.

Prakhas menyatakan Medali PBB adalah

bukti nyata kontribusi IEC selama enam

bulan di Kongo, sekaligus kontribusi TNI

dalam menciptakan perdamaian di wilayah

Kongo.

Pada kesempatan itu kepada Kontingen

negara lain, Letjen Prakhas menekankan agar

dapat mengambil pelajaran dan contoh dari

Kontingen Zeni Indonesia dalam kerja

kerasnya kepada UN dan Monusco.

Sejak 1956 Indonesia telah mengirimkan

militernya untuk bergabung dalam misi perdamaian PBB di Mesir, yang dikenal

dengan nama Kontingen Garuda.

Prakhas menilai, militer Indonesia

mempunyai upaya tinggi sebagai pasukan

penjaga perdamaian di seluruh dunia.

Saat ini terdapat 1.795 personel TNI

yang tergabung dalam berbagai misi PBB.

(antara)

Page 18: Buletin KBRI Khartoum Juni 2011

18

PENGIRIMAN TNI BUKTIKAN INDONESIA CIPTAKAN KETERTIBAN DUNIA

P engiriman prajurit-prajurit TNI ke

berbagai wilayah konflik menunjukkan

Indonesia berperan aktif dalam menciptakan

ketertiban dunia sesuai dengan amanat

Undang-Undang Dasar 1945.

Demikian salah satu butir paparan Menteri

Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, di hadapan

sekitar 200 peserta Konferensi dengan tajuk

"Regional Architecture in Southeast Asia"

yang diadakan Royal Higher Institute for

Defense, Kementerian Pertahanan Belgia dan

KBRI Brussel di Brussel, Belgia baru-baru ini.

Purnomo adalah menteri pertahanan

pertama yang memberikan kuliah umum di

lembaga pemikir atau"think tank" hankam

Belgia ini, demikian Sekretaris III Penerangan,

Sosial Budaya dan Diplomasi Publik KBRI

Brussel, Punjul Nugraha kepada Antara

London, Jumat.

Punjul Nugraha menjelaskan pada konferensi itu Purnomo Yusgiantoro

menekankan bahwa dunia yang aman, tertib

dan damai merupakan tanggung jawab semua

bangsa, dan Indonesia telah menekankan

prinsip tersebut sejak kemerdekaannya.

Bukti konkret peran itu adalah

keikutsertaan Indonesia pada berbagai

pasukan pemelihara perdamaian dalam

kerangka Perserikatan Bangsa-bangsa,

melalui pengiriman kontingen Garuda yang

telah dimulai sejak 50 tahun lalu.

Purnomo juga menggarisbawahi bahwa

letak Indonesia sangat strategis dalam

memainkan peran pemeliharaan keamanan

kawasan, utamanya keamanan laut di

perairan Indonesia dan sekitarnya yang vital

bagi kelancaran perdagangan dunia.

Se jumlah peserta menyatakan

penghargaan mereka atas peran dan

sumbangan Indonesia dalam pengamanan

Selat Malaka dan Selat Singapura, serta

pengiriman misi penjaga perdamaian di

berbagai belahan dunia.

Menhan menggarisbawahi tantangan dan

potensi ancaman terhadap keamanan

Indonesia baik yang datang dari luar maupun dari dalam, serta prioritas strategi dalam

mengatasinya.

Menhan juga menggarisbawahi situasi

terkini di ASEAN, termasuk perkembangan

di perbatasan Thailand dan Kamboja, serta

peran ASEAN dalam meredam ketegangan

di kawasan itu.

Prioritas kerja sama yang telah

ditetapkan di ASEAN mencakup keamanan

kelautan, penanggulangan terorisme,

kesiapsiagaan dan tanggap darurat menghadapi

bencana, serta pengembangan kerja sama

operasi misi perdamaian.

Selama di Belgia, selain menjadi pembicara

di Konferensi, Purnomo Yusgiantoro juga

mengadakan pertemuan dengan Menteri

Pertahanan Belgia, Pieter de Crem dan Ketua

Komite Militer Uni Eropa, Jenderal Hakan

Syren serta bertemu dengan beberapa wakil

dari kalangan industri strategis Belgia.

Dubes RI di Brussel, Arif Havas

Oegroseno mengatakan kehadiran Menhan

Purnomo Yusgiantoro di Brussel memiliki arti

Berlanjut ke halaman 19

S taf Khusus Presiden Bidang Hukum

Denny Indrayana mengatakan, Indonesia

sudah bukan lagi menjadi surga bagi para

koruptor. "Para koruptor lebih memilih

melarikan diri ke luar negeri karena merasa

lebih aman berada di luar negeri daripada di

Indonesia," kata Denny Indrayana pada diskusi

"Polemik: Koruptor Ngeloyor Negara

Tekor" di Jakarta, Sabtu.

Menurut dia, para karuptor yang

melarikan diri keluar negeri karena menilai

sudah tidak untuk tetap berada di Indonesia.

Bahkan, kata dia, Nunun Nurbaeti, istri

mantan Wakapolri, Adang Dorojatun, ikut

melarikan diri keluar negeri.

"Penegakan hukum pada era reformasi di

Indonesia, membuat para koruptor lebih

sulit bergerak dibandingkan pada masa orde

baru," kata Denny Indrayana.

Menurut dia, aturan perundangan

antikorupsi di Indonesia saat ini sudah

semakin lengkap, termasuk UU tentang

Lembaga Perlingkungan Saksi dan Korban

(LPSK) dan UU yang melarang TNI

berbisnis. Selain itu, kata dia, Indonesia juga

memiliki lembaga pemberantasan korupsi

yang dipercaya oleh publik.

"Lembaga tersebut seperti, KPK,

Pengadilan Tipikor, PPATK, LPSK, serta

Komisi Yudisial," katanya.

Denny menambahkan, pers juga

memberikan kontribusi besar dalam

membantu pemberantasan korupsi.

Sekretaris Satgas Pemberantasan Mafia

Hukum ini mengalistrasikan, indeks persepsi

korupsi Indonesia mengalami peningakatan

signifikan sejak 2004.

Indeks persepsi korupsi Indonesia pada

2004 adalah 2,0 dan meningkat 0,8 menjadi

2,8 pada 2010.

"Peningkatan indeks persepsi korupsi

Indonesia menunjukkan kemajuan negara

Indonesia dalam pemberantasan korupsi,"

katanya.

Sementara itu, Wakil Koordinator

Indonesia Corruption Watch (ICW), Emerson Yuntho, mengatakan, Indonesia

masih kesulitan melakukan pembarantasan

korupsi.

Berlanjut ke halaman 19

INDONESIA BUKAN LAGI "SURGA" BAGI KORUPTOR

Page 19: Buletin KBRI Khartoum Juni 2011

19

Lanjutan dari halaman 14

Menteri Kesehatan Jerman Daniel Bahr

mengatakan, sejumlah rumah sakit di Jerman

utara memang memprihatinkan lantaran

kesulitan menyediakan tempat tidur dan

perawatan untuk pasien yang terjangkit

bakteri mematikan itu.

Penyakit akibat E-coli telah mencapai

lebih dari 2.000 kasus dengan korban

meninggal 22 orang.Wabah itu telah

menjangkiti 12 negara mulai dari Austria,

Inggris, Republik Ceko,

Denmark,Prancis,Belanda, Norwegia,

Spanyol, Swedia, Swiss, dan Amerika

Serikat. Mereka yang terserang pernah

bepergian ke Jerman. “Sumber infeksi

bakteri itu masih aktif.Petugas kesehatan

makanan bekerja sepanjang hari untuk

mengidentifikasi sumber infeksi,” kata

Daniel Bahr, seperti dikutip harian Ruhr Nachrichten,kemarin.

Menteri Pertanian Negara Bagian Lower

-Saxony, Jerman, Gert Lindermann,menduga

tanaman taoge sebagai sumber wabah E-coli

yang telah menewaskan 22 orang. (sindo)

Lanjutan dari halaman 14

...poros desa, sanitasi lingkungan desa, air

bersih dan permukiman masyarakat lokal.

Dari sisi penguatan kelembagaan, masih

menurut Velix, Presiden SBY konsisten un-

tuk menerjemahkan UU No 32/2004 ten-

tang Pemerintahan Daerah, khususnya yang

terkait dengan agenda desa.

Presiden telah menerbitkan PP No

72/2005 tentang Desa, yang menekankan

pentingnya kemandirian desa, perencanaan

pembangunan desa yang lebih tertata, kapa-

sitas kepala desa dan perangkat desa yang

baik, dan sumber-sumber keuangan desa

yang semakin baik.

Untuk membangun desa kedepan, lanjut-

nya, Presiden SBY telah menetapkan

kewenangan dan urusan yang ditangani desa-

desa, dan juga memiliki Alokasi Dana Desa

(ADD) yang bersumber dari dana perim-bangan yang diterima kabupaten/kota. Kabu-

paten/kota memberikan paling sedikit 10 per-

sen dari dana perimbangan tersebut kepada

desa yang didistribusi secara proporsional.

"Untuk mengoptimalkan dana desa terse-

but, Presiden SBY harapkan agar desa-desa

memiliki Rencana Pembangunan Jangka

Menengah (RPJM) Desa lima tahun dan

Rencana Kerja Pembangunan Desa satu ta-

hun," katanya lagi.

Velix juga menambahkan bahwa

pemerintah telah memutuskan untuk memec-

ah UU No 32/2004 tentang Pemerintahan

Daerah. Salah satunya adalah aspek desa dia-

tur dalam sebuah payung hukum tersendiri.

Hal ini adalah bagian penting dari strategi

untuk wujudkan pembangunan yang inklusif

dan berkeadilan.

Untuk itu, lanjutnya, pemerintah konsisten

mempercepat pembahasan RUU Desa, dan

Pemerintah akan menata pembangunan desa secara menyeluruh.

Lanjutan dari halaman 18

Ini terlihat dari teris bermunculannya

parakoruptor di Indonesia dan bahkan tidak

hanya berada di Jakarta tapi telah menyebar

ke berbagai daerah.

Emerson juga meng ibaratkan,

pemberantasan korupsi ibarat pelari

maraton yang berlari tidak terlalu kencang,

sedangkan para koruptor ibarat pelari

sprint yang berlari kencang.

Dalam catatan ICW, dalam 10 tahun

terakhir ada sebanyak 45 koruptor yang

melarikan diri keluar negeri, 20 koruptor di

antaranya melarikan diri ke Singapura.

Saat ini dua warga negara Indonesia

yang melarikan diri ke luar negeri dan

kasusnya sedang ramai dibicarakan

Muhammad Nazaruddin dan Nunun

Nurbaeti.

Muhammad Nazaruddin diduga terkait pada kasus penyuapan terhadap Sekretaris

Kementeroan Pemuda dan Olahraga untuk

proyek pembangunan Wisma Atlet untuk

SEA Games di Palembang serta dugaan

penyuapan Sekretaris Jenderal Mahkamah

Konstitusi.

Sedangkan, Nunun Nurbaeti adalah

tersangka pada kasus pemberian cek

perjalanan kepada seumlah anggota DPR RI,

pada pemilihan Deputi Gubernur Senior

Bank Indonesia, Miranda S Goeltom, tahun

2004. (antara)

Lanjutan dari halaman 15

Dia mengatakan, selain itu semua pihak

bisa saling bertukar pengalaman tentang

sistem pendidikan, sehingga sistem yang

dianggap baik tersebut dapat diterapkan.

Peserta dalam forum Menteri Pendidikan itu,

antara lain berasal dari Indonesia, China,

Kamboja, Laos, Korea dan Vietnam.

(republika)

Lanjutan dari halaman 18

...penting, salah satunya, adalah sebagai bentuk

pengakuan Eropa atas peran Indonesia dalam

menciptakan dan memelihara perdamaian

dunia.

Dubes Arif Havas Oegroseno menjelaskan

diterimanya Purnomo Yusgiantoro oleh

Menhan Belgia dan pejabat tinggi di Uni Eropa

merupakan momentum untuk meningkatkan

rasa saling percaya antara kedua pihak pada

isu pertahanan dan keamanan yang sensitif,

demikian Dubes Havas. (antara)

Page 20: Buletin KBRI Khartoum Juni 2011

20

mendiskusikan permasalahan itu, juga

menyampaikan sikap pemerintah RI kepada

Duta Besar Arab Saudi di Jakarta terkait

eksekusi Ruyati.

Kemenlu menyatakan sebelumnya telah

berkomunikasi dengan pihak keluarga Ruyati

untuk menjelaskan permasalahan hukum

yang menjerat Ruyati di Arab Saudi. Ke-

menlu juga menjelaskan upaya-upaya yang

telah ditempuh pemerintah untuk membantu proses hukum Ruyati, baik selama per-

s idangan d i pengadi lan maupun

mengupayakan pengampunan dari ahli waris

korban untuk Ruyati. Namun, upaya terse-

but tak mampu menyelamatkan Ruyati dari

eksekusi mati.

Adapun, Ruyati berangkat ke Arab Saudi

melalui penyalur tenaga kerja PT Dasa Gra-

ha Utama yang berlokasi di Pondok Gede,

Kota Bekasi sejak 2008. Wanita itu terpaksa

meninggalkan Indonesia demi memenuhi

kebutuhan keluarganya setelah bercerai.

Presiden prihatin

Sementara itu, Presiden Susilo Bambang

Yudhoyono atas nama pribadi dan

Pemerintah Republik Indonesia telah menya-

takan keprihatinannya dengan kasus Ruyati.

Pernyataan itu disampaikan Juru Bicara Pres-

iden Julian Aldrin Pasha.

"Presiden sangat prihatin dan betul-betul

berduka atas apa yang menimpa Ruyati," kata

Julian, ketika dihubungi Kompas.com, Minggu

(19/6/2011).

Rasa prihatin dan berduka itu juga di-

tujukan kepada keluarga almarhuman Ruyati.

Julian mengatakan, tak ada instruksi khusus

dari Presiden terkait penanganan kasus

tersebut.

Sebelumnya, seperti diberitakan,

menurut anak kandungnya, Evi (32), Ruyati

kerap mendapatkan perlakuan kasar dari

majikannya itu. "Mulai dari pemukulan,

pelemparan, penendangan, hingga men-

imbulkan patah tulang pada bagian kaki, tapi

tidak ada yang peduli," katanya.

Saat komunikasi terakhir dengan Ruyati, sekitar Desember 2010, pihak keluarga

sudah memintanya pulang ke Tanah Air.

Namun, Ruyati tidak juga pulang. Evi juga

menyesalkan putusan eksekusi mati ter-

hadap ibunya. Menurut dia, eksekusi mati

seharusnya tidak terjadi jika advokasi

Pemerintah Indonesia merespon cepat

vonis mati terhadap Ruyati. Sekitar seten-

gah tahun yang lalu, Ruyati membunuh

majikannya dengan pisau dapur. Ruyati

mengakui hal tersebut saat disidang di pen-

gadilan. Pengadilan Syariah Arab Saudi

kemudian memutuskan hukuman mati un-

tuknya. Keputusan tersebut lalu disetujui

pengadilan banding.

Nasib serupa dialami seorang TKW

Asal Subang Darsem binti Daud Tawar.

Darsem juga terancam hukuman mati akibat

membunuh majikannya di Arab Saudi. Un-

tungya, Darsem mendapat maaf dari ahli

waris dengan syarat harus membayar 2 juta

riyal atau sekitar Rp 4,5 miliar sebagai uang

pengganti. Kini, pemerintah tengah

menempuh proses banding untuk Darsem.

(kompas)

INI PERNYATAAN RESMI PEMERINTAH SOAL RUYATI

P emerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri mengeluarkan pernyataan

melalui siaran pers yang dikirimkan kepada

media, Minggu (19/6/2011) malam. Dalam

siaran pers itu, pemerintah menyampaikan

duka cita yang mendalam atas eksekusi mati

terhadap tenaga kerja wanita Indonesia

Ruyadi binti Satubi (54) di Arab Saudi. Ruyati

dihukum pancung pada Sabtu (18/6/2011) lalu,

karena membunuh majikannya, seorang

wanita Arab Saudi bernama Khairiya binti

Hamid Mijlid.

"Pemerintah Indonesia merasakan duka

cita yang sangat mendalam, bersama dengan

pihak keluarga almarhumah Ruyati atas

pelaksanaan hukuman terhadap almarhumah,"

demikian termuat dalam siaran pers itu.

Pemerintah juga mengecam pelaksanaan

eksekusi mati terhadap Ruyati. Menurut Ke-

menlu, eksekusi mati terhadap Ruyati dil-

akukan tanpa memerhatikan praktek inter-

nasional terkait dengan hak tahanan asing

untuk memperoleh bimbingan kekonsuleran.

Eksekusi mati itu juga dilaksanakan tanpa

sepengetahuan KBRI di Riyadh. Atas hal ter-

sebut, Kementerian Luar Negeri berencana

memanggil Duta Besar RI di Riyadh untuk

Diterbitkan oleh : KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA

Khartoum - Sudan Pembina / Penasehat : Duta Besar LB & BP RI | Pengarah: Kepala Kanselerai | Koordinator: Pelaksana Pensosbud | Editor : Suparman Man-jan, M. Suaeb Tahir, M. Afifullah, Fahmi Umar, Elbatoul. M. Taha, Rasyid | Desain/Lay Out : Agus Aulia Elluthfie | Distribusi : Nakmaluddin

Nawir, Aris Fudjasmedi, Taufik Kurnia, Jamal Ismail | Alamat Penerbit : 17, Amarat 35 Juba St, Block 11 K | PO.Box 13374 Khartoum, Sudan | Telp. (00249-183) 225106 , 229106 | Fax. (00249-183) 225528 | website : www.kemlu.go.id/Khartoum l

email : [email protected]

Lanjutan dari halaman 12 Peminat masih bisa mendaftarkan ide

bisnis hingga 19 Juni ini di: http://gepi.mekar.biz. Nantinya, para peserta yang terpilih akan menyajikan ide bisnis mereka kepada para anggota delegasi. (kompas)

Lanjutan dari halaman 13

...dampaknya lebih ke psikologis. Konsumen

akan lebih berhati-hati dalam membeli barang

yang mereka butuhkan, terutama produk ma-

kanan dan minuman,” ujarnya.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia

(Apindo) Sofjan Wanandi mengatakan, faktor

stabilitas politik juga secara langsung memen-

garuhi indeks keyakinan konsumen. ”Selain itu,

kondisi infrastruktur juga ikut memengaruhi. Jadi

semuanya hanya wait and see,”tutup Sofjan.

(sindo)