-
Taki - Takining Sewaka Guna Widya
ISSN: 09854-1678
Di Balik Kelahiran UKT 5 Golongan
Budaya: Endek, Kain Tenun Ikat Khas Bali
Resensi film: Jobs, Inovator Teknologi
Laporan Khusus:Susunan Baru Kementerian BEM-PM Unud
Essay Foto: Keindahan Pantai Senggigi
-
2 BULETIN AKADEMIKA edisi 1 - Februari 2014
DAFTAR ISI
Tajuk / 3
Laporan Utama / 4
Profil / 10
Essay Foto / 12
Resensi / 14
Laporan Khusus / 16
Jejak / 18
Budaya / 20
Opini / 22
Salam Persma! Edisi perdana!! Edisi perdana di kepengu-rusan
2013-2014 tentunya, Edisi Februari ini kami menghadirkan tema,
Dibalik Kelahiran UKT 5 Golon-gan. Ide ini muncul disebabkan
obrolan ringan di awak redaksi mengenai adanya pro dan kontra UKT 5
golongan. Maka timbullah pertanyaan, sudah adilkah penggolongan
yang telah diberlakukan? Kemudian adapun rubrik laporan khusus ini
men-gangkat tema mengenai penambahan kementrian kabinet baru di BEM
PM Unud. Tujuannya apa? Per-timbangannya apa? Disisipi juga berita
ringan mengenai keinda-han di Pantai Senggigi dan Pantai Lembongan.
Se-moga bisa menjadi referensi tempat tongkrongan bagi pembaca.
Itulah sekilas isi bulletin ini. Lebih lengkapnya pembaca bisa
simak dengan lebih seksama. Kami sangat berharap buletin ini bisa
menjadi bahan bacaan alternatif untuk kawan-kawan mahasiswa. Kami
senantiasa ingin menjadikan kampus sebagai kawasan akademik tempat
lahirnya orang-orang kritis dan bukan sekadar manusia-manusia
peker-ja. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran konstruktif
untuk kemajuan kita bersama. Pemimpin Redaksi
Pelindung: Rektor Universitas Udayana.Penasihat: Pembantu Rektor
III Universitas Udayana. Ketua Unit/Pemimpin Umum: Jaya Kusuma.
Pemimpin Redaksi: Alit Purwaningsih. Redaktur Pelaksana: Nila
Pertina Dewi, Dhar-ma Yanti, Resita Yuana, Indah Kusuma.Editor: Ary
Pratiwi, Vera Aryantini, Diah Dhar-mapatni. Tim Redaksi: Bagus,
Ulul, Wirat, Gunawan, Febri, Elok, Anik, Cahyani, Mita, Arimbawa,
Rifai, Dwijayanthi, Bhaskara. Layouter: Gamaliel Sangga Buana.
Ilustrasi: Anik, Adit.
Diterbitkan oleh: Pers Mahasiswa Akademika
Universitas Udayana.
Izin terbit: SK Rektor Unud 499/SK/PT/07/OM/LA/83.
Alamat Sekretariat:
Gedung Student Center Lantai 2,
Jalan Dr. R. Goris, Denpasar-Bali.
Email: [email protected]
-
www.persakademika.com / @persakademika 3
Pelaksanaan Uang Kuliah Tunggal (UKT) di Universitas Udayana
banyak menu-ai protes dari kalangan mahasiswa. Mu-lai dari
ketidakpahaman mengenai UKT yang berdampak kekisruhan saat
pembayaran, hingga munculnya upaya - upaya dari maha-siswa untuk
mengganti golongannya ke yang lebih rendah. Mereka menganggap
penggolon-gan UKT yang didapat tidak sesuai dengan keadaan
ekonominya. Ini yang salah sistemn-ya, pengelolanya, pihak
universitas, atau ma-hasiswa? Berdasarkan peraturan menteri
pendi-dikan dan kebudayaan Republik Indonesia no-mor 55 tahun 2013
pasal 1 ayat 3, uang kuli-ah tunggal merupakan sebagian biaya
kuliah tunggal yang ditanggung setiap mahasiswa berdasarkan
kemampuan ekonominya. Kon-sep sistem UKT lima golongan yang
diprakarsai oleh Kemendikbud Indonesia ini sebenarnya sudah baik.
Hanya saja baik di konsep, belum tentu baik dalam eksekusinya,
bukan? Kurangnya sosialisasi atau dalam istilah kerennya PDKT
tentang sistem UKT menye-babkan mahasiswa kebingungan. Ada yang
mengira UKT seperti uang gedung yang han-ya dibayar sekali saja
sehingga berakibat fatal, misalnya keliru dalam memilih golongan.
Duh! Begitu kisruhnya sistem ini, sehingga dibangun posko pelayanan
informasi UKT di Universitas Udayana. Terbukti sebanyak kurang
lebih 210 mahasiswa menyampaikan keluhannya. Ini menandakan
penerapan sistem UKT belum cukup berhasil. Belum lagi tersirat
kabar bahwa ada beberapa mahasiswa yang tidak jujur dalam
melengkapi keperluan administrasi. Sistem ini rawan dari
mahasiswa-mahasiswa nakal yang
sebenarnya dalam kategori mampu, namun ingin membayar dalam
jumlah yang lebih ke-cil. Hal ini memang sudah diwaspadai oleh
pihak Universitas Udayana dengan memberi-kan ancaman akan
mengeluarkan mahasiswa tersebut apabila diketahui memalsukan data.
Lantas, apakah ini sudah menjamin? Apakah pihak Unud akan mampu
memproteksi ribuan mahasiswa dalam waktu yang cukup singkat? Dalam
suatu pelaksanaan konsep baru, hal yang wajar jika banyak menuai
kritik dan saran. Hanya saja, apabila dipersiapkan secara matang
UKT ini tidak akan merugikan banyak mahasiswa. Sosialisasi harusnya
dilakukan se-cara menyeluruh, apalagi ini menyangkut bi-aya kuliah
yang akan ditanggung kurang lebih hingga empat tahun ke depan.
Apapun yang menyangkut tentang mahasiswa, maka ber-pengaruh juga
tentang orang tua dan mas-yarakat umum di sekitarnya. Jangan
sampai, tujuan dari pemerintah yang mensubsidi biaya kuliah ini
tercoreng karena pelaksanaannya yang dikemas secara tidak tertata.
Dengan adanya UKT ini diharapkan seluruh calon mahasiswa semakin
berani melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi. Jangan sampai
yang terjadi justru seba-liknya, dengan penerapan UKT yang
bermas-alah menjadikan mereka takut untuk mendaft-ar ke bangku
kuliah. Takut tidak sesuai dengan keadaan ekonomi. Takut tidak bisa
melanjut-kan kuliah saat berada di tengah perjalanan. (red)
UKT Udayana Perlu PDKT
EDITORIAL
-
4 BULETIN AKADEMIKA edisi 1 - Februari 2014
LAPORAN UTAMA 1
UKT 5 kelompok adalah sistem pemba-yaran uang perkuliahan
menurut Pera-turan Menteri Pendidikan dan Kebu-dayan Republik
Indonesia Nomor 55 Tahun 2013 yang kelompoknya dibagi berdasarkan
kemampuan ekonomi mahasiswa. Sistem UKT berlandaskan atas
Undang-undang Perguruan Tinggi Pasal 88 Ayat 5 dan berlaku di
seluruh universitas negeri di nusantara. Mau tidak mau, sistem
pembayaran UKT ini harus dilaku-kan karena dalam berorganisasi ada
susunan pemerintahan. Ada pemimpin yang mem-buat peraturan dan
orang yang dipimpin serta mengikuti peraturan, jelas Pembantu
Rektor (PR) II Unud, Prof.Dr.Ir. Ketut Budi Susrusa M.S. saat
ditanya mengenai kesiapan Universitas Udayana menanggapi
Permendikbud Nomor 55 Tahun 2013. Pembantu Rektor II Unud yang
mem-bidangi administrasi dan keuangan tersebut juga memberikan
alasan mengenai pember-lakuan UKT 5 kelompok di Unud. UKT ini
diberlakukan di seluruh universitas negeri di Indonesia. Sebenarnya
dari Kemendikbud memberi kuasa kepada tiap tiap universi-tas untuk
membagi UKT menjadi 7 kelompok. Saya tidak tahu bagaimana dengan
universitas lain. Tapi Unud hanya mengambil 5 kelompok untuk
penyederhanaan saja, ujarnya. Sistem UKT 5 kelompok sendiri
merupa-kan sistem yang baru diberlakukan oleh pemer-intah mulai
tahun akademik 2013. Oleh karena itu, pada tahun tahun sebelumnya
semua
Di usianya yang
menginjak 51 tahun,
sistem uang kuliah
terbaru diberlakukan
di Universitas Udayana
(Unud). Sistem Uang
Kuliah Tunggal (UKT) 5
Kelompok muncul di
tahun 2013. Lalu,
seperti apa UKT 5
Kelompok tersebut?
Unud Berlakukan Sistem UKT 5 Kelompok
-
www.persakademika.com / @persakademika 5
LAPORAN UTAMA 1
mahasiswa membayar jumlah uang kuliah se-suai dengan prodi yang
dipilihnya. Menurut Prof.Dr.Ir. Ketut Budi Susrusa M.S, sistem
pem-bayaran pada tahun-tahun sebelumnya terse-but mengakibatkan
banyak mahasiswa dengan ekonomi yang kurang, merasa terbebani.
Se-mentara orang yang mampu secara ekonomi membayar biaya kuliah
yang sama dengan orang orang yang kurang mampu. Sehing-ga
ditetapkanlah sistem pembayaran di Unud dengan sistem UKT 5
kelompok. Tujuan pengadaan UKT 5 kelompok pada Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebu-dayaan Republik Indonesia No 55 Tahun 2013
adalah untuk meringankan beban mahasiswa terutama yang kurang mampu
terhadap pem-biayaan pendidikan. Prof.Dr.Ir. Ketut Budi Sus-rusa
M.S menambahkan bahwa tujuan adanya UKT 5 kelompok ini adalah untuk
meningkat-kan akses masyarakat agar bisa memasuki per-guruan
tinggi. Berdasarkan studi atau sosial-isasi tentang UKT, sistem UKT
ini diberlakukan agar orang yang mampu secara intelektual
tapi tidak mampu dalam ekonomi bisa masuk ke perguruan tinggi.
Kemudian dengan adanya UKT ini diharapkan bisa mewujudkan tujuan
UUD 1945 untuk meningkatkan kecerdasan bangsa, terangnya dengan
penuh antusias. Padahal tanpa adanya UKT 5 kelompok sudah banyak
bantuan berupa beasiswa bagi orang yang kurang mampu agar bisa
melanjutkan kuliah di perguruan tinggi seperti beasiswa. Secara
sederhana, uang UKT ini lebih kecil daripada biaya kuliah yang
seharusnya dibayarkan karena sisanya telah disubsidi oleh
pemerintah. Mahasiswa yang memiliki ke-mampuan ekonomi yang standar
atau berke-cukupan akan dikenakan UKT 3 berdasarkan syarat syarat
yang sudah dikumpulkan da-lam pendaftaran mahasiswa baru. Sedangkan
mahasiswa yang kemampuan ekonominya ku-rang, akan dikenakan UKT 1
atau UKT 2 sesuai penilaian dari tim verifikasi. UKT 4 dan UKT 5
tentu saja diperuntukkan bagi mahasiswa den-gan kemampuan ekonomi
yang mapan. Kare-na kelebihan dananya akan digunakan untuk
Tabel besar biaya UKT per fakultas di Universitas Udayana.
Perbedaan jumlah pembayaran pada UKT II, IV dan V ditentukan
berdasarkan jurusan yang diambil.
-
6 BULETIN AKADEMIKA edisi 1 - Februari 2014
LAPORAN UTAMA 1
menutupi biaya kuliah mahasiswa yang mem-bayar UKT 1 dan UKT 2.
Dengan adanya sistem UKT 5 kelompok tersebut, Tjokorda Dharma Putra
Pemayun yang merupakan salah seorang mahasiswa se-mester 1 Fakultas
Hukum Unud merasa bahwa uang kuliah yang dibayarkannya cocok. Tidak
terlalu tinggi, tidak terlalu rendah, dan ses-uai dengan pendapatan
orang tuanya. Saat saya mengisi form data UKT, saya telah
mendi-skusikannya dengan orang tua saya sebelum-nya sehingga tidak
terjadi keluhan di dalam keluarga saya, jelas mahasiswa yang akrab
di-panggil Cok Dharma ini. Namanya suatu kebijakan, pasti ada pro
dan kontra. Jika ada yang setuju, pasti ada saja yang tidak setuju.
Seorang mahasiswa dari Fakultas Pertanian yang tidak ingin
disebutkan namanya merasa tidak setuju dengan kelom-pok UKT yang
didapatkannya. Ia meminta agar kelompok UKT-nya diturunkan karena
ia mera-sa kelompok UKT yang didapatkannya tidak se-suai dengan
kemampuan ekonomi keluargan-ya. Banyak juga mahasiswa yang protes
akan kelompok UKT yang diberikan dan meminta agar kelompok UKT-nya
dirubah. Ada juga kasus mahasiswa yang ber-bohong dalam formulir
pengisian kelompok UKT. Ia yang perekonomiannya mapan, tetapi
menginginkan kelompok UKT yang lebih kecil. Menurut saya UKT 5
kelompok ini sebenarnya ide yang bagus, hanya dalam implementasinya
yang kurang baik. Saran buat pak rektor untuk UKT per-kelompok
harusnya disosialisasikan sebelum penerimaan mahasiswa baru agar
para orang tua bisa menyesuaikan keuangan mereka dengan prodi yang
ingin dituju, harap Cok Dharma. Untuk menanggapi pernyataan seperti
itu, PR II sudah meminta bantuan pada timn-ya dan juga BEM untuk
mensosialisasikan hal mengenai UKT 5 kelompok. Hal ini pun telah
dikonfirmasi oleh Ketua BEM Fakultas Pertani-an UNUD, Ida Bagus
Wahyu Permana. Untuk saat ini sih belum dapat kabar sosialisasi
dari rektorat, tapi dari BEM PM sudah ada. Sosial-isasinya kalau
nggak salah di Student Center dan sebenarnya ditujukan untuk adik
adik 2013 yang ingin berkonsultasi saja, jelas Wa-hyu Permana. Pada
intinya UKT 5 kelompok ini dib-uat dengan tujuan untuk meringankan
beban ekonomi mahasiswa, khususnya yang kurang mampu. Namun dalam
penerapannya, masih banyak yang perlu dibenahi. Tugas kita
bersa-malah untuk membenahi hal tersebut demi Unud yang lebih baik.
(Bagus/Ulul)
Selamat Ulang Tahun Persma Akademika ke-31Tim Redaksi
mengucapkan :
-
www.persakademika.com / @persakademika 7
LAPORAN UTAMA 2
Menurut SK Permendikbud No 55 Ta-hun 2013, UKT bertujuan agar
ma-hasiswa tidak dikenakan pungutan lain selama menjalani masa
perkuliahan. UKT bertujuan agar masyarakat Indonesia bisa
me-nikmati perkuliahan, demikian paparan Prof. Dr. Ir. Ketut Budi
Susrusa MS, yang merupakan Pembantu Rektor II Universitas Udayana.
Saat ini Menteri Pendidikan dan Budaya mulai fokus pada
pengembangan pendidikan secara nasi-onal. Salah satu pilar dari
visi dan misi Kemen-dikbud adalah meningkatkan akses masyarakat
untuk masuk perguruan tinggi. Lebih lanjut beliau menjelaskan
adanya peningkatan akses masyarakat agar masyarakat yang tidak
mam-pu secara ekonomi namun mumpuni secara intelektual, mampu masuk
perguruan tinggi. Berdasarkan kuisioner yang disebar Ak-ademika
terkait sudah sesuaikah penerapan UKT 5 golongan dengan tujuannya,
sebanyak 35% menyatakan tidak sesuai, 35% ragu-ragu , dan 30% yang
menyatakan sudah sesuai. Di-tambah dengan cukup banyaknya mahasiswa
yang melakukan protes terhadap penggolon-gan tersebut. Salah
seorang mahasisiwi Ju-
rusan Pendidikan Dokter Gigi, Fitri Agustiari menyatakan
sosialisasi yang kurang dari pi-hak universitas menjadi salah satu
penyebab dari banyaknya protes dan ketidaksetujuan dengan golongan
UKT yang diperoleh. Saya sendiri mengira UKT dibayar sekali
bukannya persemester dan hanya merupakan sumban-gan sukarela saja,
jika tahu demikian maka ti-dak mungkin saya memilih UKT 5,
ungkapnya. Pembantu Rektor II menyatakan bah-wa memang benar pihak
universitas kurang melakukan sosialisasi UKT 5 golongan.
Pem-beritahuan yang mendadak dari Kemendikbud dan waktu yang pendek
dalam penyusunan instrument penggolongan tersebut menjadi kendala
kami, ujarnya. SK tersebut baru dike-luarkan pada bulan April
sedangkan pihak uni-versitas sudah harus menerapkannya di bulan
September. Dalam kurun waktu yang singkat, pihak universitas sudah
harus mempersiapkan penggolongan tersebut. Apalagi sosialisa-si,
sementara kami dari pihak universitas saja masih mempelajarinya,
sambung beliau. Menanggapi protes dan keluh maha-siswa perihal UKT,
pihak Universitas melakukan
Mila Purwaningsih, mahasiswi Fakultas Peternakan kini harus
pas-rah dengan penggolongan UKT yang diterimanya. Ia, bahkan
banyak
temannya tak puas dengan penggolangan UKT tersebut. Lalu,
apakah
UKT dapat dikatakan berjalan sesuai dengan tujuannya?
SK Datang Mendadak, Kami Belum Siap
UKT 5 Golongan :
-
8 BULETIN AKADEMIKA edisi 1 - Februari 2014
LAPORAN UTAMA 2
kerja sama dengan BEM-PM Universitas Udaya-na dalam bentuk posko
pengaduan. Posko pengaduan tersebut yang nantinya melakukan
verifikasi ulang dan wawancara kepada maha-siswa. Ditemui disela
kesibukannya, Bima Ku-mara Presiden BEM-PM Udayana menyatakan
adanya posko pengaduan tersebut merupakan inisiatif dari BEM untuk
membantu mahasiswa angkatan 2013. Hal tersebut guna memban-tu
mahasiswa memperbaiki UKT-nya sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya, ujarnya. Posko pengaduan ini didasari dari ban-yaknya
protes terhadap penggolongan UKT. Ter-lebih sistem UKT baru
diterapkan pada tahun 2013. Selain itu BEM memiliki akses langsung
ke rektorat dalam hal ini PR II yang membidan-
gi keuangan, ungkapnya lagi. Menurut data dari Menteri Dalam
Negeri BEM-PM Udayana, jumlah Mahasiswa yang mengajukan protes UKT
sekitar 210 orang yang dilakukan dari berbagai media. Protes yang
dilakukan pun beragam, antara lain karena salah input data, tidak
mengetahui bahwa penginputan data UKT itu berpengaruh pada UKT yang
didapat, keadaan keluarga yang tidak dicantumkan pada kuisioner UKT
seperti jumlah saudara, ataupun tanggungan hingga tidak sesuai
den-gan pengeluaran dan pendapatan keluarga. Faktanya penggolongan
UKT masih ditemui adanya banyak kecurangan. Bebera-pa mahasiswa
yang tergolong mampu banyak melakukan manipulasi data untuk
mendapa-
Adik dapat UKT 1
ya...
Kok dia bisa dapat UKT 1 ya??...
Aku aja UKT 4...
Pada-hal dia mampu loh...
Adit
-
www.persakademika.com / @persakademika 9
LAPORAN UTAMA 2
tkan UKT golongan 1 maupun 2. Dari 100 re-sponden, 85%-nya
menyatakan bahwa banyak mahasiswa yang terbilang mampu namun
jus-tru mendapatkan UKT golongan 1 ataupun 2. Padahal UKT golongan
1 dan 2 hanya diperun-tukkan bagi mahasiswa yang kurang mampu.
Menanggapi adanya kecurangan terse-but pihak universitas sudah
mengingatkan ke-pada mahasiswa bahwa data yang diisi harus sesuai
dan jujur. Jika terbukti curang akan dike-nai sanksi. Sanksi paling
berat adalah dikeluar-kan dari Universitas Udayana. Memang
kesuli-tan dari pihak universitas adalah memproteksi orang-orang
yang berperilaku curang seperti ini, ungkap PR II UNUD . Pihak
universitas sendi-ri saat ini belum mampu melakukan verifikasi
ulang karena terhalang waktu. Kami memang
Di sela wawancara,
Pembantu Rektor II
menyatakan bahwa
memang benar pi-
hak universitas kurang
melakukan sosialisasi
UKT 5 golongan.
belum melakukan verifikasi ulang, namun saat ini kami masih
mencari waktu yang sesuai untuk melakukan verifikasi ulang,
jelasnya. UKT 5 golongan memang masih belum sempurna penerapannya.
Namun, pihak univer-sitas berjanji akan segera melakukan perbaikan
agar hal yang sama tidak terjadi lagi. Kedepan-nya pihak
universitas akan memperbaiki sistem yang ada. Calon mahasiswa yang
mendaftar di Universitas Udayana akan melakukan pengi-sian biodata
terlebih dahulu. Sehingga jika calon mahasiswa tersebut tidak
menyanggu-pi penggolongan UKT di Universitas Udayana maka calon
mahasiswa tersebut berhak tidak mendaftar ulang ataupun memilih
universitas lainnya yang dirasa mampu dan sesuai den-gan keadaan
ekonominya. (Wirat/Gunawan)
Pembantu Rektor II Universitas Udayana, Prof. Dr. Ir. Ketut
Budi
Susrusa M.S, .
-
10 BULETIN AKADEMIKA edisi 1 - Februari 2014
PROFIL
Saya tidak malu membawa bekal makanan sendiri dari rumah. Jadi,
menggunakan waktu makan siang untuk bekerja, tentunya lebih irit
bukan? Simple, Life is choice, tutur wanita berambut sebahu ini
sembari tersenyum.
Kisah Unik Bekal Makanan di Balik Sebuah Kesuksesan
Ellies Sutrisna
-
www.persakademika.com / @persakademika 11
PROFIL
Ellies Sutrisna. Ya, begitulah sosok yang tak asing lagi bagi
peminat buku bisnis dan pengembangan diri. Ellies sapaann-ya-
adalah seorang book writer, entrepreneur, speaker sekaligus trainer
handal yang terkenal dengan the best bussines coach. Pencapaiann-ya
saat ini tidaklah serta-merta didapatkann-ya. Berbagai upaya
dilakukan oleh perempuan yang pada bulan April ini genap berusia 50
ta-hun untuk mencapai kesuksesan. Kehidupan saya dulu sangat
sederhana. Makan pun su-sah. Hanya 1 telur untuk makan dan itupun
harus dibagi menjadi 7 bagian untuk keluarga saya lainnya dan kami
hanya makan daging saat ada keluarga atau tetangga yang berulang
tahun, ungkap Ellies yang selalu memotivasi dirinya agar
anak-anaknya tidak mengalami kehidupan yang sulit seperti dirinya
terdahulu. Kehidupan sulit di masa lalu memotiva-si perempuan
lulusan terbaik di University of Wollongong New South Wales ini
untuk men-ciptakan kehidupan yang layak dan nyaman. Berbagai
pekerjaan dilakoninya untuk dapat bertahan hidup dan meneruskan
kuliahnya di negeri kangguru tersebut. Setiap malam saya kerja di
restoran dari hari Senin-Jumat dan ker-ja di toko ikan pada hari
Sabtu dan Minggu dari pukul 4 sore-6 sore, kenang perempuan yang
saat kecil memiliki hobi menyanyi dan menari ini. Hingga pada tahun
1989 Ellies mem-ulai karirnya di Indonesia. Hampir setiap ta-hun ia
meraih penghargaan Top Achiever dari perusahaannya. Tak hanya itu,
wanita yang telah memutuskan pensiun pada tahun 2005 ini juga
sempat menjadi direktur termu-da dari beberapa anak perusahaan
Teknologi Informasi Publik terbesar di Indonesia karena karirnya
yang melesat begitu cepat. Ada satu rahasia unik sejak dulu dari
Ellies yang hing-
ga saat ini masih terus dilakukannya. Meng-hemat waktu dan uang
yang dimilikinya den-gan membawa bekal makanan sendiri dari rumah
menjadi pilihan hidupnya. Ya, Ellies tidak pernah malu walaupun
sering dihina oleh teman di kantornya terdahulu. Baginya sejak
dahulu ia terbiasa tidak memiliki uang. Kesuksesan itu ada karena
pilihan diri sendiri. Tak berhenti sampai disana, ideal-isme Ellies
untuk membangun sebuah tayan-gan yang mampu menginspirasi,
memotiva-si, memberikan ide dan peluang baru, serta mengedukasi
melalui tv streaming di www.tvexelent.com pun menjadi kesibukannya
be-lakangan ini. Saya ingin terus mendalami ten-tang leadership
yang benar dan berbagi ke-pada masyarakat, ungkap perempuan yang
sempat menjabat sebagai Chief Executive Offi-cer (CEO) perusahaan
PMA & Joint Venture ini. Ellies selalu berupaya membagikan ilmu
dan pengalamannya melalui banyak media seperti buku, majalah,
online, dan yang sedang giat-giatnya dibesarkan adalah TV
streamingn-ya. Mulailah menjadi anak muda yang terbaik di mata
orang tua lalu menjadi mahasiswa ter-baik, dan ketika Anda bekerja
jadilah karyawan atau pengusaha terbaik. Selalu pastikan saat ada
pekerjaan maka lakukan yang terbaik. Work smart, work hard, and be
the best, tut-up Ellies yang telah menerbitkan banyak buku mengenai
pengembangan diri dan bisnis sep-erti 12 Jurus Jitu Meroketkan
Bisnis dan Achieving Financial Independence. (Cahyani)
-
12 BULETIN AKADEMIKA edisi 1 - Februari 2014
Bagi mereka yang mengenal Pulau Lombok, Pantai Senggigi adalah
pantai yang paling mereka ingat. Pantai yang berada seki-tar
sepuluh kilometer dari Kota Mataram ini menjadi daya tarik wisata
pantai yang utama bagi warga Lombok dan wisatawan lokal serta
mancanegara selama bertahun-tahun. Pantai berpasir putih ini
menawarkan pemandangan matahari terbenam yang disertai dengan
silu-et pemandangan Gunung Agung di Bali dari kejauhan, dan juga
para nelayan yang me-mancing dari pinggir pantai dan yang pergi
berangkat melaut dengan kapal-kapal mereka. Pantai ini juga
menawarkan pemandan-gan terumbu karang yang dapat dinikmati den-gan
ber-snorkeling. Ada pula fasilitas permain-an air yaitu surfing,
penyewaan kano dan ban. Wisatawan tak perlu khawatir akan haus atau
kelaparan, karena tersedia banyak warung
Pantai SenggigiMenikmati Indahnya Pesisir Lombok di
ESSAY FOTO
yang menjajakan minuman ringan, kelapa muda utuh, dan makanan
khas lombok seperti sate bulayak, pecel, pelecing, dan yang
lainnya. Wisatawan dapat mengakses pantai ini dari Kota Mataram.
Selain itu, wisatawan dapat menaiki speedboat dari Sanur atau
Padangbai Bali dengan waktu tempuh yang lebih cepat dar-ipada
menggunakan kapal ferry dari Pelabuhan Padangbai Bali ke Pelabuhan
Lembar Lombok.
Pojok kiri atas: Pantai Senggigi dilengkapi fasilitas penyewaan
kano untuk rekreasi wisatawan pengun-jung pantai. Selain itu ada
juga penyewaan alat-alat snorkeling. kiri bawah: para surfer yang
sedang mengamati dan mengambil gambar teman-teman mereka yang
sedang berselancar di Pantai Senggigi, kanan: salah satu dinding
pemecah ombak di sisi se-latan Pantai Senggigi yang dijadikan
sebagai tempat duduk-duduk dan beristirahat bagi para
peselancar.
-
www.persakademika.com / @persakademika 13
ESSAY FOTO
Atas: pemandangan matahari tenggelam di Pantai Senggigi. Bila
cuacanya cerah, siluet Gunung Agung dapat terlihat dari kejau-han,
bawah kiri: para pemancing yang memulai aktivitasnya di sekitar
sore hari, memancing dengan menggunakan jorang pan-jang, bawah
kanan: dermaga di pantai senggigi ini melayani pela-yaran kapal
boat yang dari dan menuju Bali serta Gili Trawangan.
Oleh: Made Arimbawa
-
14 BULETIN AKADEMIKA edisi 1 - Februari 2014
"Para seniman besar seperti Dylan, Pi-casso dan Newton berani
melawan risiko. Dan jika kita ingin menjadi besar, kita harus
men-gambil risiko itu juga," itulah salah satu kuti-pan dalam film
Jobs. Film yang diangkat dari kisah perjalanan hidup salah seorang
pendi-ri Apple, Steve Jobs (Asthon Kutcher). Steve Jobs yang selalu
punya ambisi besar dalam hidupnya memulai ambisinya di bidang
kom-puter bersama temannya Steve Wozniak (Josh Gad). Mereka mulai
membangun perusahaan komputernya dari garasi milik keluarga Jobs.
Dengan usaha yang tak kenal putus asa kare-na berkali-kali
ciptaannya ditolak oleh beber-
INOVATOR TEKNOLOGIJ O B S
JOBSJenis Film : Biography Drama Produser : Mark HulmeProduksi :
Open Road FilmsSutradara : Joshua Michael SternDurasi : 128
menitPemain : Ashton Kutcher, Dermot Mul-roney, Josh Gad, Lukas
Haas, Ahna O'Reilly, J.K. Simmons, Matthew Modine, Kevin Dunn,
Victor Rasuk, Eddie Hassell, Ron Eldard, John Getz, Lesley Ann
Warren, James Woods, Amanda Crew, Brett Gelman, Brad William
Henke
apa investor. Sampai pada suatu hari datang seorang investor
yang tertarik dengan produk yang mereka ciptakan. Dari sanalah
berdiri perusahaan Apple yang produk pertaman-ya diberi nama Apple
II. Kesuksesan Steve Jobs bersama Apple ternyata tidak membuat
semua orang senang dengan dirinya. Sifat pribadinya yang selalu
keras kepala dan ber-temperamental tinggi membuat beberapa orang di
Apple memusuhinya. Puncak konflik antara Jobs dan rekan-rekannya di
Apple ada-lah ketika tahun 1995 dirinya dibuang dari perusahaan
yang telah didirikannya tersebut. Setelah keluar dari Apple, Jobs
mendi-rikan perusahaan komputer lain yang diberi nama NeXT. Pada
tahun 1996, akhirnya Ap-ple mengambil alih NeXT. Tak hanya itu
Ap-ple juga membawa Jobs kembali ke tem-pat asalnya di Apple. Sejak
saat itulah Apple mulai menjadi bagian dari sejarah perkem-bangan
teknologi di dunia hingga sekarang. Film yang disurtadarai Joshua
Michael Stern ini mendapat kritikan keras dari salah satu pendiri
Apple, Steve Wozniak. Menurut Wozniak, terdapat banyak kesalahan
film Jobs. Salah satunya adalah banyak orang-orang yang dahulu ikut
berjasa dalam pendirian Apple jus-tru tidak dimunculkan dalam film
tersebut. Akting Asthon Kutcher dan pemer-an lainnya dalam film ini
tentunya tak boleh terlewatkan bagi penggemar film bergenre
biography drama. Apalagi bagi yang mengi-dolakan Steve Jobs dan
karya teknologinya yang inovatif. Kemiripan wajah Kutcher den-gan
Jobs yang memiliki sifat tentramental dan kharismatik juga dapat
membuat mem-buat penonton beranggapan bahwa seo-lah-olah Steve Jobs
hidup kembali. (Rifai)
RESENSI FILM
-
www.persakademika.com / @persakademika 15
Derita Mahasiswa merupakan buku non-fiksi bergenre komedi. Ikuti
pen-galaman Derma, seorang mahasiswa bernasib tragis. Ada saja
hal-hal konyol menim-pa dirinya saat menjalani perkuliahan. Mulai
dari salah atribut waktu OSPEK, tertimpa gosip karena menjadi
tempat curhat dosen, bertemu mantan gebetan yang jadi asisten
dosen, jadi biro jodoh dadakan, ditinggal lulus teman dekat, hingga
berusaha sidang skripsi dan lulus kuliah. Perjuangan ini dilalui
bersama teman-teman akrabnya. Rio, teman Derma yang menurutnya
merupakan peranakan manu-sia dan kaktus yang jatuh cinta dan
Maryam, teman seangkatan Derma yang tomboi mer-angkap galak di
waktu-waktu tertentu. Mer-eka menjalani perkuliahan dengan
seman-gat walaupun banyak hal menimpa mereka. Masalah tersebut
antara lain adalah meng-hadapi pengajar yang hobi tunjuk-ma-ju, PHP
nilai oleh dosen, sampai menger-jakan tugas sulit dengan jarak
waktu H-1. Hal ini tidak membuat Derma jera menyan-dang status
sebagai mahasiswa. Meskipun terkesan apes, itu semua merupakan
pengala-man berharga baginya. Mengingat pengala-man masa silam
tersebut kini membuatnya rindu akan masa-masa tersebut kemudian
ber-pikir, Gue pingin balik jadi mahasiswa lagi!. Kekurangan buku
ini terdapat di bagian karikatur yang berhubungan dengan para-graf
sehingga cukup membingungkan bagi pembaca pada awalnya. Akan
tetapi, buku ini memiliki gaya bahasanya yang ringan se-hingga
cocok dibaca untuk menghibur kita di saat-saat jenuh. Perjuangan
Derma yang dipenuhi lika-liku untuk mencapai kelulusan memiliki
pesan bahwa hal itu pada akhirnya akan membantu kita di masa depan.
(Mita)
Judul buku : Derita Mahasiswa Aku Ingin Kuliah Seribu Tahun
LagiPengarang : DermaPenerbit : Gagasan MedikaTahun Terbit :
Indonesia, Jakarta: 2013Halaman : 246
Lika-LikuKehidupan Mahasiswa
RESENSI BUKU
-
16 BULETIN AKADEMIKA edisi 1 - Februari 2014
Pemilu raya pemilihan Presiden-Wakil Presiden Badan Eksekutif
Mahasiswa Pemerintahan Mahasiswa Universitas Udayana (BEM PM-Unud)
periode 2014-2015 sudah usai. Kini yang ditunggu adalah bagaima-na
kinerja BEM di bawah pasangan terpilih, Bima Kumara Dwiatmaja dan
Edy Januar. Salah satu terobosan dalam membantu menunjang kinerja
BEM adalah membentuk kementrian baru. "Ide membuat beberapa
kementrian baru ini lebih dapat memfokuskan kinerja dari BEM,"
jelas Presiden BEM Unud, Bima Kumara Dwiatmaja. Kementrian baru
yang dibentuk yaitu kementrian minat dan bakat, kemen-trian sosial
lingkungan, kementrian apara-tur kabinet dan kementrian kebijakan
publik. Kementrian minat dan bakat adalah satu dari kementrian baru
yang ada dalam kabinet Harmonisasi Udayana. "Kementrian minat dan
bakat memiliki program kerja dalam hal meny-alurkan minat dan bakat
mahasiswa, khususnya dalam hal non akademik," papar pria yang akrab
disapa Bima tersebut. Lebih lanjut ia menjelas-kan bahwa kementrian
minat dan bakat dalam prokernya mengatur bahwa Udayana bukanlah
universitas yang hanya memiliki prestasi aka-demik, tetapi Udayana
juga memiliki prestasi non akademik. Dalam hal penyaluran bakat,
kementrian minat dan bakat akan mengopti-
malkan kinerja dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang berada di
bawah naungan BEM. Tak hanya UKM, acara besar seperti Dies Na-talis
ikut dalam program kerja kementrian ini. Selain kementrian minat
dan bakat, masih ada dua kementrian baru lagi dalam Kabinet
Harmonisasi Udayana yaitu kemen-trian sosial dan lingkungan, dan
kementrian aparatur kabinet. Kinerja masing masing kementrian
tersebut berbeda beda. Ke-mentrian sosial dan lingkungan salah
satunya, program kerja mereka lebih kepada kegiatan sosial di dalam
dan luar Unud serta kegia-tan tentang lingkungan dengan lingkup
kerja juga di dalam dan luar Unud. Berbeda haln-ya dengan
kementrian pemberdayaan desa, kementrian yang telah ada yang hanya
fokus memberdayakan kegiatannya di satu desa saja. "Kementrian
sosial dan lingkungan leb-ih memfokuskan kegiatan sosial dan
lingkun-gan di luar dari daerah," tutur Bima antusias. Kementrian
aparatur kabinet mempu-nyai program kerja yang kelihatannya lebih
simple tapi terbilang berat untuk dijalani. Ki-nerja kementrian
aparatur kabinet adalah menguatkan hubungan internal di dalam BEM,
seperti menindak anggota BEM yang ti-dak pernah ikut ambil bagian
dalam kegiatan BEM. Saya rasa kementrian yang tahun ini
"Saya optimis bahwasanya ide ini bisa membantu untuk mencapai
visi misi saya dalam pemilu kemarin, yaitu membumikan karya
Udayana," ungkap Bima Kumara Dwiatmaja ketika ditanya tentang
pembentukan kementrian
baru dalam BEM PM Unud.
LAPORAN KHUSUS
-
www.persakademika.com / @persakademika 17
lebih optimal dari yang tahun kemarin, kare-na dari setiap
kementrian itu sendiri memili-ki proker yang lebih fokus dengan
bidangnya daripada tahun kemarin, kata Putu Mutia Septiyaningsih,
ketua Dewan Perwakilan Ma-hasiswa (DPM) Universitas Udayana. Hal
senada juga diungkapkan Komang Eke Suardane selaku kepala
kementrian so-sial dan lingkungan hidup. Ia mengatakan ke-mentrian
untuk tahun ini lebih terkoordinasi daripada tahun kemarin. "Ini
bukan berarti pemerintahan tahun kemarin jelek tapi lebih
memperbaiki kekurangan dari pemerintahan BEM tahun kemarin," jelas
Komang Eke Suardane. Ia juga menjelaskan tahun ini kementri-an di
BEM lebih terfokus kinerja masing-mas-ing kementrian yang ada.
Menurut pria yang akrab disapa Eke ini terbentuknya kemen-trian
sosial dan lingkungan adalah karena di kabinet yang sebelumnya
bernama kemen-trian sosial dan politik. Agar setiap kemen-trian
bekerja secara terfokus, maka dalam Kabinet Harmonisasi Udayana,
kementrian tersebut terbagi dua menjadi kementrian sosial dan
lingkungan dan kementrian kebi-
LAPORAN KHUSUS
jiakan publik. Terbentuknya kementrian minat dan bakat dan juga
kementrian aparatur kabi-net juga memiliki ceritanya masing masing.
Kementrian minat dan bakat, itu merupakan pecahan dari kementrian
da-lam negeri. Begitu pula dengan kemen-trian aparatur kabinet yang
juga merupa-kan pecahan dari kementrian pendidikan. Terlepas dari
semua itu, dengan diben-tuknya kementrian kementrian baru ini
di-harapkan agar BEM-PM Unud dengan Kabi-net Harmonisasi Udayana
dapat memberikan kontribusi yang nyata terhadap mahasiswa Udayana.
"Ide membuat beberapa kementrian baru ini lebih dapat memfokuskan
kinerja dari BEM dan mengoptimalkan program kerja dari
masing-masing kementrian agar dapat mewu-judkan visi dan misi yang
telah dijanjikan pada waktu pemilu dulu," tutup Bima Kumara.
(Febri)
Bima Kumara, presiden BEM-PM Unud 2014 - 2015.
-
18 BULETIN AKADEMIKA edisi 1 - Februari 2014
Pagi itu tampak bangku panjang penuh dengan deretan penumpang.
Begitu pula saya turut men-jadi bagian yang tak sabar menunggu
perjalanan ke Lembongan.
Jam telah menunjukkan pukul 09.30 WITA. Perjalanan dari Sanur ke
Lembongan dengan menggunakan boat pagi itu diirin-gi cuaca dengan
angin kencang. Tak jarang di dalam boat yang ketika itu berisi dua
pu-luh penumpang ada yang mulai mabuk laut akibat ombak yang besar.
Selama 45 menit akhirnya kami (Saya, Mitsue, Eka Fitri, Shine, Gung
Rias) tiba di Pulau Lembongan. Sesampainya di Pulau Lembongan,
ham-paran pasir putih dan perahu nelayan yang berla-buh memenuhi
pandangan mata kami. Lautnya yang terlihat biru bening menggoda
keinginan untuk berenang saat itu pula. Namun, keingi-nan itu harus
saya tahan dahulu. Tempat awal yang harus kami tuju adalah tempat
menginap selama dua hari tinggal di Lembongan. Kebe-tulan ada salah
satu teman yang berasal dari Lembongan jadi kami bisa tinggal di
sana. Kami mulai menyusun list tempat-tempat yang akan
Dua hari singkat menikmati keindahanLembongan
kami kunjungi di Lembongan. Tempat-tempat yang akan dikunjungi
sudah kami searhcing di google sebelumnya. List tempat pertama yang
akan kami kunjungi adalah Blue-Lagoon. Kami menggunakan sepeda
motor yang diperoleh dari menyewa, kami pun siap meny-usuri
tempat-tempat indah di Lembongan. Se-lama perjalanan kami hanya
berbekal dengan nama tempat-tempat yang akan dikunjungi tan-pa tahu
alamat pastinya. Hanya bermodal kata Blue-Lagoon dan bertanya
kepada masyarakat di sana akhirnya kami sampai di tempat tujuan.
Tiba di tempat pertama saya mulai memahami kenapa tempat itu diberi
nama Blue-Lagoon. Pemandangan yang memikat mata saya adalah warna
laut yang memang biru yang san-gat indah dan berbeda dari air laut
sekitarnya. Jika kita beruntung kawanan lumba-lumba ser-ing
melintas di perairan Blue Lagoon ketika pagi hari atau sore hari.
Sayangnya kami ke sana saat
JEJAK
-
www.persakademika.com / @persakademika 19
matahari menyengat kulit. Namun, pemandan-gan Blue-Lagoon sudah
membuat hati senang. Hari ke-dua di Lembongan, kali ini kami
mengunjungi kawasan mangrove Lembongan. Jalan menuju mangrove
tampak rusak banyak lubang di sepanjang jalan. Kerikil-kerikil yang
berserakan pun menjadi kawan setia di per-jalan menuju mangrove.
Kali ini kami berhenti di sebuah warung, namanya Jiva Warung
Ac-tivities. Di warung tersebut kami ditawarkan untuk snorkeling,
kami pun akhirnya memilih menghabiskan hari ke-dua dengan
snorkeling. Bermodal sebesar seratus ribu rupi-ah kami pun
snorkeling di kawasan Gamat Bay Nusa Penida. Kawasan Gamat Bay Nusa
Penida merupakan tempat yang ditawarkan kepada wisatawan yang
datang untuk menik-mati snorkeling. Dipandu oleh Pak Nyoman kami
menikmati keindahan bawah laut. Arus yang cukup keras membuat kami
kewalahan ber-snorkeling di sana, mengingat cuaca saat kami
snorkeling berangin. Tapi hal tersebut tak mengganggu keindahan
yang kami dapatkan di bawah laut sana. Ikan-ikan kecil berwarna
cantik menggoda kami untuk menyentuhnya, namun sayang gerakan
tangan kami kalah ce-pat dengan gerakan tubuh ikan kecil yang
gesit. Tempat ke dua yang tak kalah bagusnya adalah kawasan
Jungutbatu dekat areal man-grove. Lagi-lagi di kawasannya ini kami
melihat ikan lebih banyak dari tempat pertama. Wisa-tawan yang
menikmati snorkeling pun tak ha-nya saya dan kawan-kawan namun
wisatawan asing lainnya pun meramaikan. Tak kalah menarik kami
melihat balita ikut menikmati snorkeling di sana. Tampak raut
mukanya sen-ang dan ia pun berteriak kecil kegirangan. Se-hati
dengan balita tersebut, kami pun berteriak menikmati liburan
singkat yang menyenakan di Pulau yang bernama Lembongan. (Nila)
JEJAK
Perahu nelayan yang sedang menepi di kawasan man-grove
Lembongan.
Panorama menyegarkan di pantai Lembongan yang biru.
Kawasan hutan mangrove.
Panorama tebing Blue Lagoon.
-
20 BULETIN AKADEMIKA edisi 1 - Februari 2014
Endek merupakan kain tenun ikat khas Bali. Hal yang unik dari
kain endek ini terletak pada motifnya yang beragam. Ada beber-apa
motif kain endek yang dianggap sakral dan hanya boleh digunakan
untuk kegiatan-kegia-tan di pura atau kegiatan keagamaan lainnya.
Adapula motif kain endek yang hanya boleh di-gunakan oleh
orang-orang tertentu saja seper-ti halnya para raja atau keturunan
bangsawan. Dahulu kain ini memang lebih banyak digunakan oleh para
orang tua dan kalangan bangsawan. Kain endek mulai berkembang sejak
ta-hun 1985, yaitu pada masa pemerintahan Raja Dalem Waturenggong
di Gelgel Klungkung. Kain endek ini kemudian berkembang di seki-tar
daerah Klungkung, salah satunya adalah di Desa Sulang. Meskipun
kain endek telah ada sejak zaman Kerajaan Gelgel, akan teta-pi
endek mulai berkembang pesat di Desa Sulang setelah masa
kemerdekaan. Perkem-bangan kain endek di Desa Sulang dimulai pada
tahun 1975 dan kemudian berkembang
pesat pada tahun 1985 hingga sekarang. Kain endek memiliki
beberapa periode perkembangan dalam produksinya. Dapat di-lihat
pada tahun 1985-1995 kain endek men-galami masa kejayaan akibat
adanya dukun-gan dari pemerintah. Pada masa ini, proses produksi
kain endek sudah menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM).
Kemudian pada tahun 1996-2006, kain endek mengalami penurunan
akibat dari banyaknya persaingan produksi kain sejenis buatan
pabrik yang mu-lai masuk ke pasaran. Tahun 2007-2012 juga mengalami
penurunan. Fluktuasi penurunan sangat dirasakan pada tahun
2008-2010. Hal tersebut disebabkan oleh bahan baku yang sulit
didapat, harga benang yang mahal, dan kualitas yang tidak sesuai
dengan standar pro-duksi kain endek. Namun, pada tahun 2011 kain
endek mulai berkembang kembali akibat bahan baku yang murah serta
berkembangn-ya berbagai motif kain endek yang sesuai den-gan
kebutuhan pasar. Selain itu pula banyak
Endek,Kain Tenun Ikat
Khas Bali
BUDAYA
-
www.persakademika.com / @persakademika 21
perusahaan atau instansi menggunakan kain endek sebagai pakaian
kantor dan anak sekolah. Penggunaan kain endek berbeda-be-da sesuai
motifnya. Motif patra dan encak saji yang bersifat sakral biasa
digunakan un-tuk kegiatan upacara keagamaan. Motif-mo-tif tersebut
menunjukkan rasa hormat ke-pada Sang Pencipta. Sedangkan motif yang
mencerminkan nuansa alam, biasa digu-nakan untuk kegiatan sosial
atau kegiatan se-hari-hari. Hal ini menyebabkan motif tersebut
lebih banyak berkembang dalam masyarakat. Wastra endek atau disebut
kain endek saat ini sudah mulai banyak mengalami peng-gabungan
dengan jenis-jenis kain khas Bali lainnya. Hal ini menjadikannya
lebih beragam. Saat ini ada satu teknik tenun ikat yang berkem-bang
di Bali, terutama pada motif kain endek. Teknik itu dilakukan
dengan penambahan co-letan pada bagian-bagian tertentu yang disebut
dengan nyantri. Teknik nyantri adalah penam-bahan warna kain endek
dengan goresan kuas bambu seperti layaknya orang melukis di kain.
Motif yang dihasilkan lebih banyak menggam-barkan flora, fauna, dan
tokoh pewayangan yang sering muncul dalam mitologi-mitolo-gi cerita
Bali. Motif tersebut memberikan ciri
khas tersendiri pada kain endek dibanding-kan dengan motif-motif
kain pada umumnya. Kain endek juga dapat dikombinasikan dengan kain
songket. Kain songket adalah kain yang dihiasi benang-benang emas
atau perak. Pemberian benang emas atau perak ini dapat dilakukan
pada kain endek. Pada umumnya dijadikan sebagai hiasan pinggir
kain. Kain ini kemudian dikenal sebagai kain endek songket. Kain
endek sudah mulai banyak digu-nakan oleh masyarakat Bali. Meskipun
demikian motif-motif sakral tetap dipertahankan dan ti-dak
digunakan secara sembarangan. Umumnya kain ini digunakan untuk
kegiatan upacara, ke-giatan sembahyang ke pura, ataupun digunakan
sebagai busana modern layaknya baju atau celana yang dapat
digunakan semua kalangan. Begitu pesatnya perkembangan kain tenun
ikat khas Bali menjadi tantangan be-sar bagi masyarakat Bali untuk
menjaga kele-stariannya. Masyarakat Bali juga harus ajeg, tetap
memperhatikan aturan penggunaan kain tersebut. Terutama untuk
motif-motif kain endek yang disakralkan, jangan sampai digunakan
sebagai pakaian sehari-hari. Hal tersebut akan merusak nilai sakral
dan bu-daya dari kain endek itu sendiri. (Bhaskara)
BUDAYA
Endek motif patra yang bersifat sakral. Endek dengan motif
wajik.
Sumber gambar: http://manikskebya.blogspot.comSumber gambar:
http://www.facebook.com/pages/Tenun-Patra/
-
22 BULETIN AKADEMIKA edisi 1 - Februari 2014
Antara menDEKATkan yang JAUH danmenJAUHkan yang DEKAT
MEDIA SOSIAL:
Siapa yang tak kenal media sosial? Ham-pir semua anak muda
sekarang akrab dengan kata ini. Dengan ponsel pintarnya, mereka
bisa memiliki akun untuk setiap media sosial yang sedang hits pada
masanya. Akun yang dimiliki pun tidak mungkin hanya satu. Termasuk
saya. Saya mulai mengenal media sosial ke-tika masih berseragam
putih-biru. Seorang teman memperkenalkan Friendster. Karena in-gin
diterima dalam pergaulan, saya pun mem-buat akunnya. Saat itu
memiliki akun Friend-ster menjadi hal paling keren dalam pergaulan.
Padahal, teman-teman dalam akun saya hany-alah teman-teman satu
sekolah, yang tentu saja saya temui setiap hari. Setelah
Friend-ster, datanglah Facebook. Lagi-lagi, karena
OPINI
Sumber gambar: www.livablecities.org
-
www.persakademika.com / @persakademika 23
tak ingin dianggap ketinggalan jaman, saya pun membuat akun
Facebook. Dan lagi-la-gi, teman yang saya miliki dalam akun
Face-book saya hanyalah teman-teman sekolah. Setelah Facebook, ada
pula Twitter, Tumblr, Path, Instagram, dan masih banyak yang lain.
Selain itu bermunculan juga aplika-si untuk chatting, mulai dari
BBM, Whatsapp, Line, WeChat, KakaoTalk, dan sebagainya.
Masing-masing menawarkan keunggulan yang berbeda. Ada stiker yang
lucu-lucu, diskon pro-duk setiap hari, dan aneka promosi lain yang
semuanya bisa diperoleh secara gratis. Ham-pir rata-rata anak muda
memiliki akun di se-tiap media sosial dan aplikasi chatting
terse-but. Termasuk saya. Lagi-lagi hanya karena keinginan untuk
diterima dalam pergaulan. Di sisi lain dengan adanya media so-sial
yang mempermudah segala urusan, mu-lai bermunculan online shop.
Dimana kita hanya perlu melihat foto barangnya, jika ter-tarik bisa
langsung menghubungi contact person yang tertera, dan melakukan
transak-si. Dalam beberapa hari barang akan sam-pai di rumah. Tak
jarang yang merasa tertipu karena barangnya berbeda dengan yang
di-foto. Juga tak jarang yang benar-benar ter-tipu. Sudah transfer
uang dan sebagainya, tapi barang tidak pernah sampai ke tangan
pembeli bahkan setelah hitungan bulan. Masalahnya, bahasa tekstual
dan visual di media sosial berkembang lebih pesat daripada norma
dan etikanya. Tak jarang, guyonan men-jadi perseteruan, canda
berkembang menjadi silang-sengketa. Saat ini para pengguna media
sosial mungkin sudah lebih kalem, namun be-berapa tahun lalu,
perselisihan akibat mis-ko-munikasi di media sosial cukup sering
terjadi.Anehnya, media sosial ternyata berkembang jadi anti-sosial.
Tak jarang ditemukan, keti-
ka sedang berkumpul bersama, setiap orang lebih memilih untuk
memegang ponsel pin-tarnya, dan update di media sosial tentang
ke-beradaan mereka. Tentu tak lupa upload foto makan siang hari
itu. Bisa jadi dalam satu meja mereka malah saling berkomentar di
media so-sial, bukannya berbincang langsung. Media so-sial memang
berhasil mendekatkan yang jauh, namun ternyata juga menjauhkan yang
dekat. Mungkin ada baiknya sedikit melangkah ke belakang. Membangun
kembali hubungan langsung antar-sesama. Manusia dengan manu-sia,
tanpa melalui dunia maya. Pasti akan lebih menyenangkan, berbincang
langsung dengan teman sambil menyantap kudapan sore, daripa-da
menatap layar seharian hingga leher pegal.
OPINI
Oleh: Elokhauri
Sumber gambar:
www.mobzine.ro/wp-content/uploads/2013/11/pile-of-smart-phones.jpg
-
Redaksi menerima kiriman artikel, opini, masukkan, kritik, saran
atau tanggapan tentangkehidupan civitas akademika Universitas
Udayana. Tulisan bisa dialamatkan langsung ke Sek-
retariat Pers Mahasiswa Akademika Jl. Dr. R. Goris No. 7A,
Denpasar atau dikirim lewat email [email protected].
redaksi berhak menyunting isi tulisan sepanjang tidak
menyimpang esensi tulisan.www.persakademika.com
@persakademika
Crash
Anik
Anik
Anik
Anik