Top Banner
i Dr. Umar Abdullah Kamil TAWASUL BAGIAN DARI AJARAN RASUL Ihya Media Lembaga penerbitan PP. Al Ihya ‘Ulumaddin Kesugihan I Cilacap
72

Buku Tawasul

Jan 24, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Buku Tawasul

i

Dr. Umar Abdullah Kamil

TAWASUL

BAGIAN DARI AJARAN RASUL

Ihya Media Lembaga penerbitan PP. Al Ihya ‘Ulumaddin

Kesugihan I Cilacap

Page 2: Buku Tawasul

ii

Judul Asli:

ن تصحح أسلة مفاهيم جيبسل التوسل دئة يفكلمة ها

Silsilah Mafahim Yajibu An Tushahhah

Kalimah Hadi’ah Fit Tawassul

Penulis: Dr. Umar Abdullah Kamil Penerbit: Dar al Mushtafa

_________________________

Edisi Indonesia:

Tawasul Bagian Dari Ajaran Rasul

Penerjemah: Tim Penerjemah PP. Al-Ihya ‘Ulumaddin Ali Muchson

Giyatno Ma’mun F. Rofiq Rofikurrohman Joko Radiyanto

Design Cover & Isi: Ihya Media

Cetakan: Pertama, Jumadil Akhir 1430 H.

Penerbit: Ihya Media

(Lembaga Penerbitan PP. Al-Ihya ‘Ulumaddin Kesugihan Cilacap)

Page 3: Buku Tawasul

iii

PERSEMBAHAN

Buku terjemah yang sederhana ini, kami persembahkan kepada :

� Romo KH. Chasbulloh Badawi, Ibu Ny. Hj. Chaizah Mustholih, KH. Imdadurrohman Al-'Ubudy beserta segenap Dewan Kyai dan Nyai Pondok Pesantren Al-Ihya 'Ulumaddin Kesugihan Cilacap tercinta yang Yang tak kenal lelah dengan penuh keikhlasan mengajar dan mendidik kami.

� Segenap Keluarga Besar PP. Al-Ihya ‘Ulumaddin Kesugihan Cilacap.

� KH. Ahmed Shoim el-Amin, Lc. Yang tak kenal lelah dengan penuh keikhlasan dalam membimbing kami selama proses penerjemahan kitab ini.

� Tim penerjemah yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya dalam penyelesaian terjemahan Kitab ini.

� Segenap Rekan-rekan pengurus PP. Al-Ihya ‘Ulumaddin Kesugihan Cilacap.

� Rekan-rekan santri PP. Al Ihya ‘Ulumaddin Kesugihan Cilacap yang selalu memberi semangat untuk berkarya terlebih kepada rekan-rekan santri yang mengikuti proses pengkajian kitab Silsilah Mafahim Yajibu An Tushahhah Kalimah Hadi’ah Fit Tawassul.

� Semua pihak yang telah membantu penerbitan dan pemanfaatan buku ini.

� Semua pembaca budiman.

Page 4: Buku Tawasul

iv

KATA PENGANTAR PENERJEMAH

Bismillahirrahmanirrahiim

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam mudah-mudahan senantiasa Allah karuniakan atas penutup dan Nabi paling mulia, Muhammad SAW, juga atas segenap keluarga, para sahabat, para tabi’in, dan tabit tabi’in serta para pengikut setianya hingga akhir kiamat.

Kitab yang ada ditangan pembaca ini adalah terjemahan dari salah satu seri buku Silsilah Mafahim Yajibu An Tushahhah karya Dr. Umar Abdullah Kamil. Adapun kitab seri yang diterjemahkan ini mengupas tentang tawasul beserta dasar-dasar hukumnya yang kuat yang bersumber dari al-Qur’an dan hadits-hadits yang shahih.

Hal yang mendasari penerjemahan buku ini adalah upaya untuk meningkatkan kualitas pemahaman keagamaan melalui literartur-literatur keagamaan, khususnya bagi kami dan umumnya bagi para pembaca. Karena memang sumber-sumber hukum Islam dan kebanyakan teks dan literatur keagamaan menggunakan bahasa Arab. Maka upaya penerjemahan merupakan hal diperlukan, mengingat sedikitnya umat Islam yang mampu memahami bahasa Arab dengan baik.

Tentunya buku terjemahan ini masih jauh dari sempurna, karena memang ini merupakan proses awal pembelajaran bagi kami dalam bidang penerjemahan. Selain itu, terjemahan ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sarana dakwah. Di era sekarang telah muncul berbagai inovasi dalam

Page 5: Buku Tawasul

v

bidang dakwah, yang tadinya didominasi oleh tradisi lisan, kini sudah mulai berkembang. Termasuk upaya yang kami lakukan kalau boleh dikatakan sebagai salah bentuk dari dakwah bil qolam, yang sesungguhnya dulu pernah berkembang sangat pesat pada masa kejayaan Islam.

Mengingat belum maksimalnya upaya yang kami lakukan. Maka masukan, saran, dam kritik yang konstruktif dari para pembaca sangat kami harapkan demi perbaikan bagi kami. Semoga terjemahan yang sangat sederhana ini, dapat bermanfaat bagi kami khususnya, dan bagi pembaca budiman serta umat Islam pada umumnya.

Page 6: Buku Tawasul

vi

SAMBUTAN TERJEMAH BUKU TENTANG TAWASUL

Bismillahirrahmanirrahiim

Segala puji bagi Allah yang telah mengajar manusia,

melalui kegiatan baca-tulis (qolam), sehingga dapat mengetahui segala sesuatu yang belum diketahui. Dengan pengetahuan tersebut, manusia dapat membedakan sesuatu yang bermanfaat dan yang membahayakan bagi dirinya. Dengan kemampuan membedakan melalui olah pikirnya, ia mampu membuat skala prioritas mana sesuatu yang seharusnya dikerjakan dan mana yang ditinggalkan, dalam mencari keselamatan serta kebahagiaan di dunia serta di akherat.

Shalawat serta salam semoga selalu tetap kehadirat

Rasulullah, Nabi Muhamad SAW, yang menjadi panutan manusia untuk mendapatkan kebahagiaan dunia akhirat, yang harus selalu diikuti, sang penerima wahyu pertama tentang perintah baca tulis.

Di sini kami memberi sambutan atas kegiatan anak

santri Al-Ihya’ dalam bidang penterjemahan kitab-kitab yang dipandang perlu dipahami oleh umat Islam secara umum, guna lebih meningkatkan kwalitas pemahaman keagamaan, baik oleh santri itu sendiri maupun umat. Apalagi ada gagasan bahwa hasil dari kegiatan penerjemahan tersebut akan diterbitkan dalam bentuk buku dan kebetulan yang telah siap

Page 7: Buku Tawasul

vii

diterbitkan merupakan buku yang mengupas tentang masalah yang sering menjadi pembicaraan dikalangan masyarakat.

Maksud kami, keluarga Al-Ihya’, kegiatan tersebut

dalam rangka meningkatkan kegiatan anak-anak santri dalam menuntut ilmu dan menyampaikan kepada masyarakat atas hasil yang dicapai untuk mendapat kritik yang membangun. Kami yakin bahwa hasilnya masih sangat mengecewakan, tetapi dengan adanya kritik akan dapat memacu untuk meningkat lebih baik. Dengan kegiatan tersebut diharapkan dapat menghasilkan santri yang mampu melahirkan pemikiran dengan bentuk tulisan, bukan sekedar dengan perkataan, sehingga menjadi penulis.

Sedangkan tentang isi dari kitab tersebut, bukan

maksud kami untuk memancing perpecahan, tetapi agar timbul adanya saling memahami sesuai dengan dasarnya masing-masing. Karena setiap ajaran agama harus mempunyai dasar dari al-Qur an atau al-Hadits, sedangkan pemahamannya dimungkinkan terjadi perbedaan.

Demikian sambutan kami, sekali lagi, kritik serta

koreksi pembaca sangat besar manfaatnya bagi pondok pesantren Al-Ihya’, khususnya bagi kemajuan anak santri. Oleh karena itu, sengaja kami lampirkan naskah aslinya yang berbahasa Arab agar para pembaca dapat membandingkannya.

Page 8: Buku Tawasul

viii

Semoga penerbitan ini dapat menjadi awal dari peningkatan pendidikan pondok pesantren Al-Ihya, sehingga setiap acara Harlah Al-Ihya’ selalu ada penerbitan buku, serta diiringi kegiatan seperti bedah buku atau yang lain yang dapat mendorong kearah peningkatan semangat menulis dan membaca. Karena keduanya itu merupakan dasar atau pondasi Agama Islam sebagaimana tercermin dalam sejarah turunnya wahyu al-Qur’an.

Kesugihan, 10 Juni 2009 Pengasuh PP. Al-Ihya ‘Ulumaddin Kesugihan Cilacap KH. Chasbullah Badawi

Page 9: Buku Tawasul

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………….. i HALAMAN PERSEMBAHAN …………….…… iii KATA PENGANTAR PENERJEMAH…………. iv KATA PENGANTAR PENGASUH …..……..… vi DAFTAR ISI …………………………………..… viii MUQADDIMAH ……………………………… 1 PENGERTIAN TAWASUL …………………… 4 MACAM-MACAM TAWASUL ………………… 17

Tawasul Dengan Pengertian Doa Dengan Wasilah Kedudukan Seseorang Atau Sesuatu ……………………………………………

18 1. Tawasul dalam periode sebelum wujud

sang wasilah di alam ini ……………….

18

A.

2. Tawasul dengan wasilah orang yang memilki derajat tinggi yang dilakukan semasa hidupnya ……………………

37 3. Tawasul dengan wasilah orang yang

memiliki derfajat tiggi, dilaksanakan sesudah Wafat orang tersebut………….

49

B. Tawasul dengan arti meminta do’a …………. 53 PENUTUP …………………………………… 62

Page 10: Buku Tawasul

x

Page 11: Buku Tawasul

1

MUQADIMAH

املقدمة وأغاث للعاملني، رمحة حممدا جعل الذي هللا احلمد

حممد سيدنا على والسالم والصالة املخلوقني، عموم برمحته إليه وتشد املطي أكباد له تضرب من خري الكمال، صاحب .وبعد. وآل صحب خري وصحبه آله وعلى الرحال،

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah menjadikan Muhammad SAW sebagai rahmat bagi seluruh alam, yang dengan rahmat-Nya itu menolong seluruh makhluk. Shalawat beserta salam semoga tercurahkan keatas baginda Nabi Muhammad SAW pemilik kesempurnaan makhluk, sebaik-baik orang yang kepadanyalah perjalanan di bentangkan, dan pelana di kencangkan. Semoga tercurah juga keatas keluarga dan para sahabatnya. Mereka itu sebaik-baik keluarga dan sahabat.

فاز واليت ،))تصحح أن جيب مفاهيم ((سلسلة فهذه علوي حممد الدوكتور األستاذ السيد املرحوم فيها السبق بقدم

.النعيم جنات ىف به ناومجع اهللا، رمحه املالكيBuku ini adalah bagian dari seri “paham-paham yang harus

diluruskan” yang telah lebih dulu di kupas oleh Prof. Dr. Muhammad Alawi al-Maliki, semoga Allah merahmatinya,

Page 12: Buku Tawasul

2

dan semoga kita di pertemukan dengannya di surga kenikmatan.

بتصحيح بعيد أمد منذ نادى حينما مصيبا انك وكم إىل وصلت واليت -البعض جمازفة عن فالسكوت املفاهيم، هذه هذه ىف املغاالة بسبب بالشرك واالتـهام التكفري حد

أحدث - الفروع من وهي العقائد من بعضها وجعل، املفاهيم .نتائجها اليوم حنصد اليت الفنت من كثريا

Beliau bertindak sangat tepat, sedari dulu telah menyerukan pelurusan paham-paham ini. Sikap diam yang secara kebetulan, diambil oleh Ulama lain–padahal permasalahan sudah sampai pengkafiran dan tuduhan kemusyrikan yang disebabkan oleh sikap berlebihan terhadap beberapa pemahaman, hingga seakan itu adalah bagian dari akidah padahal masalah furu’iyah – melahirkan beberapa fitnah, yang sedang kita petik sekarang ini.

وهو املفاهيم، هذه ثالث هو يدينا بني الذي واملفهوم ).التوسل (مفهوم

Buku yang ada di hadapan pembaca ini adalah buku ketiga dari seri di atas, yaitu seri pemahaman tawasul.

Page 13: Buku Tawasul

3

اتفاق ونقلت األمر، هذا مشروعية الرسالة هذه ىف بينت والسنة، الكتاب إىل ذلك كل ىف مستندا عليه، املسلمني علماء

له كان منل ((ذلك، مشروعية يف للشك جماال يدع ال مباقلب ألقى أو عمالس وهو دهيش((

Dalam tulisan singkat ini, saya berusaha menjelaskan serta memaparkan legal formal syari’atnya, dan mengutip titik kesepahaman para Ulama, dengan landasan dasar al-Qur’an dan Hadits Nabi SAW, suatu penjelasan yang tidak memberi ruang untuk meragukan hukum syari’atnya (bagi orang yang memiliki hati dan mau mendengar sekaligus bersaksi).

قدير يشاء ما على إنه والتوفيق القبول أرجو واهللا .الوكيل ونعيم حسبنا وهو جدير، وباإلجابة

Hanya kepada Allah SAW kami berharap dan memohon pertolongan, karena sesungguhnya Allah SWT kuasa atas apapun yang Beliau kehendaki, selalu mementingkan untuk memenuhi permohonan, dan Dialah kecukupan kita juga sebaik penguasa.

كامل اهللا عبد عمر. د مصر - القاهرة، هـ ١٤٢٦ األول عربي ىف

Kairo, Robiul Awwal, 1426 H Dr. Umar Abdullah Kamil

Page 14: Buku Tawasul

4

التوسل مفهوم PENGERTIAN TAWASUL

اهللا إىل الصاحلني من بغريه أوص به نتوسل أن غرابة ال خاصة إليه، احلاجات وتعوزنا له، الضرورة تدعونا فيما تعاىل لنا وسن كتابه، يف ذلك نال شرع وتعاىل، سبحانه اهللا وأن

y㕃$ : تعاىل اهللا يقول سنته، يف هذاص الرسول r' ‾≈ tƒ šÏ%©!$#

(#θ ãΖ tΒ#u (#θ à)®?$# ©!$# (#þθ äótGö/ $#uρ ϵø‹s9Î) s's#‹Å™ uθ ø9$# ....١

Pada dasarnya, dalam keadaan mendesak, tidak asing lagi melakukan tawasul kepada Allah SWT dengan wasilah Nabi Muhammad SAW atau orang shaleh lainnya. Allah SWT pun telah mensyari’atkannya dalam al-Qur’an, Nabi SAW juga memberikan teladan dalam hadits-haditsnya. Allah berfirman:

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah SWT dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, ..." (QS. Al-Ma’idah; 35).

.٣٥من اآلية : املائدة ١

Page 15: Buku Tawasul

5

×y7Í: سبحانه ويقول ‾≈ s9 'ρé& tÏ%©!$# šχθãã ô‰ tƒ šχθäó tG ö6tƒ 4’ n< Î) ÞΟÎγÎn/u‘

s's#‹ Å™ uθø9 $# öΝåκš‰r& Ü>t� ø%r& tβθã_ ö� tƒuρ … çµtG yϑ ôm u‘ šχθèù$ sƒs†uρ ÿ çµt/#x‹tã.....٢

Dan Allah SWT berfirman: "Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan

kepada Tuhan mereka siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya; Sesungguhnya azab Tuhanmu adalah suatu yang (harus) ditakuti." (QS. Al-Isra’; 57).

.الغري إىل به يتقرب ما : والوسيلة واحد، والتوسل والتوسيل والوسائل، الوسل، واجلمع

إذا بوسيلة، إليه وتوسل وسيلة، ربه إىل فالن وسل : يقال .بعمل إليه تقرب

Secara etimologi wasilah memiliki makna sesuatu yang di jadikan sarana untuk mendekatkan pada yang lain. Bentuk jamaknya adalah al-Wusul, al-Wasa’il, al-Tawsil juga semakna dengannya. Contoh penggunaan makna ini bisa di ucapkan: wasala fulan ila rabbihi wasilatan atau tawassala ilaihi bi wasilatin (sifulan bertawasul kepada Tuhannya dengan suatu wasilah)=

).٥٧من اآلية : االسراء ٢

Page 16: Buku Tawasul

6

dia mendekatkan diri pada-Nya dengan perantara atau wasilah amal tertentu.

عنده، القرىب يف سببا اهللا جعله ما كل : أيضا وهي يكون أن على فيها واملدار منه، احلوائج قضاء إىل ووصلة .إليه املتوسل عند وحرمة قدر للوسيلة

Dengan demikian, wasilah juga berarti apapun yang telah di tentukan oleh Allah SWT menjadi sarana atau sebab menuju pendekatan diri pada-Nya, dan berarti jembatan penyambung menuju tercapainya kebutuhan hidup dari-Nya. Cakupan wasilah ini seputar apapun saja yang memiliki derajat dan kehormatan di sisi termohon.

للتوسل شامل فهو اآليتني، يف عام الوسيلة ولفظ وبعد احلياة يف والصاحلني، األنبياء من الفاضلة بالذوات به، املأمور الوجه على الصاحلة األعمال وبإتيان املمات، إىل آووا الذين الثالثة من وقع كما وقوعها، بعد ا وللتوسل

فمه، سدت صخرة الغار على فألقى السيل فسال غار،

Page 17: Buku Tawasul

7

٣البخاري صحيح يف وهو اخلروج، يستطيعون ال فصاروا وغريه،

Kata al-Wasilah dalam kedua ayat di atas masih bersifat umum; mencakup wasilah dalam bentuk sosok mulia, baik para Nabi atau orang shaleh, dilakukan semasa hidup beliau atau setelah wafat. Juga mencakup bentuk pelaksanaan amal kebaikan yang sesuai dengan syari’at. Bahkan, amal yang sudah dilakukan pun masih bisa di jadikan wasilah. Yang terakhir ini pernah terjadi pada tiga orang (Bani Isra’il) yang berteduh di dalam gua, namun kemudian terjadi banjir yang menyeret batu besar ke mulut gua tersebut hingga menutupinya, praktis mereka tidak bisa keluar dari sana. Kisah ini tercatat dalam Shahih al-Bukhari dan lain-lain.

إال فيه أنتم مما ينجيكم ال انه ياهؤالء، : ((قالوا أم وفيه بصاحل منهم كل فدعا)) عملتم ما بصاحل تعاىل اهللا تدعوا أن وفرج هلم، تعاىل اهللا فاستجاب عمله، من قبوله يرجو ما

.عنهمDalam buku itu lebih lanjut disebutkan, mereka

berkata: Wahai teman-teman, sungguh tidak ada yang dapat menyelamatkan kita dari keadaan ini kecuali berdo’a kepada Allah SWT dengan wasilah (menyebutkan) amal shaleh yang

.عبد الباقي) ٣٤٦٥( البخاري ٣

Page 18: Buku Tawasul

8

pernah kita lakukan. Kemudian satu persatu berdo’a dengan wasilah (menyebutkan) amal shaleh yang diharapkan telah di terima disisi-Nya. Allah SWT pun mengabulkan do’a mereka, dan mereka menemukan kembali jalan keluar dari gua itu.

أقر حيث الصاحل، بالعمل التوسل جواز احلديث هذا ويف اإلمام يقول الثناء، معرض ىف وذكره ذلك،ص الرسول يستحب أنه على ذا، أصحابنا استدل: ((ر النووي

االستسقاء دعاء ويف كربه، حال ىف يدعو أن لإلنسان، هؤالء ألن به، تعاىل اهللا إىل ويتوسل عمله، بصاحل وغريه، عليهم الثناء معرض يفص وذكره هلم، فاستجيب فعلوه )).فضائلهم لجبمي

Hadits tersebut menunjukkan tawasul dengan wasilah amal shaleh diperbolehkan, berdasarkan pengakuan Rasulullah SAW dalam redaksi hadits itu, pun kisah ini, diangkat oleh beliau juga dalam konteks pujian untuk mereka. Tidak aneh jika Imam Nawawi berkata: “bagi madzhab kami hadits ini adalah dalil ke-sunnah-an tawassul kepada Allah SWT saat berdo’a dalam kesusahan, istisqa’ (mohon guyuran hujan), dan lain-lain, dengan wasilah amal shaleh yang pernah dilakukan. Kisah teladan yang di tuturkan oleh baginda Nabi SAW, dalam hadits itu sejatinya sebentuk sanjungan yang dipersembahkan Nabi SAW untuk mereka bertiga”.

Page 19: Buku Tawasul

9

ماتت ملا : قال أنه أنس عن وغريه، الطرباين وروى رسول عليها دخل عنهما، اهللا رضي علي أم أسد بنت فاطمة

حفر من فرغ امل أنه : آخره وىف احلديث، ...... ص اهللا : وقال فيه فاضطجعص اهللا رسول دخل وحلدها قربها

فاطمة ألمي اغفر الميوت، حي وهو ومييت، حيي الذي اهللا(( نبيك حبق مدخلها، عليها ووسع حجتها، ولقنها أسد، بنت

.٤))الرامحني أرحم فإنك قبلي من الذين واألنبياءImam Thabrani dan juga yang lain meriwayatkan dari

Anas RA, ia berkata: Ketika Fathimah binti As’ad (ibu kandung shahabat Ali RA) meninggal, Nabi Muhammad SAW datang untuk ta’ziyah, pada akhir hadits ini disebutkan; setelah selesai penggalian kubur Rasulullah SAW masuk ke dalamnya, kemudian berbaring di sana seraya berkata: “Allah adalah dzat yang memberi hidup dan mati, Dia Maha Hidup dan tak kan mati. (ya Allah...) ampunilah ibuku, Fathimah binti As’ad, bimbinglah dalam menjawab pertanyaan kuburnya, dan lapangkanlah tempatnya, dengan wasilah (kedekatan) Nabi-Mu (ini) juga Nabi-nabi sebelumku. Sesungguhnya Engkau Maha Asih di antara para pengasih”.

).١/٧٦(واألوسط ) ٢٤/٣٥١( الطرباين يف الكبري ٤

Page 20: Buku Tawasul

10

والسالم، الصالة عليه توسله، الثابت احلديث هذا ففي من وبإخوانه قدرا، الذوات أرفع هي اليت بذاته، ربه إىل .والسالم الصالة مجيعا عليهم موتى وجلهم بيني،الن

Dalam hadits shahih ini jelas, Nabi SAW melakukan tawassul pada Allah SWT dengan wasilah dirinya sendiri, sosok yang memiliki derajat paling luhur, dan para Nabi sebelumnya yang semuanya telah wafat. Shalawat serta salam semoga tercurahkan atas mereka.

باألنبياء توسله يفص، اهللا أبرسول تقتدي، بأيهما فانظر بدعتهم، يف املغالني املبتدعة، ؤالء أم أمواتا؟ أو كانوا أحياء

وعدهم والصاحلني، األنبياء من مات مبن التوسل منعهم يف شركا؟ أو مشروع غري ذلك

Lihat! dan renungkan! siapa yang engkau ikuti? Apakah Rasulullah SAW yang telah meneladani kita dengan melakukan tawassul dengan wasilah para Nabi yang masih hidup maupun yang telah wafat?! atau ahli bid’ah, yang mana bid’ah mereka ini di perparah lagi oleh usahanya melarang tawassul dengan wasilah para Nabi dan orang Shalih, mereka menganggap itu tidak sah atau, bahkan, syirik?!! Na’u dzubillah min mitsli hazdal kalaam.

Page 21: Buku Tawasul

11

يذكر أال التزم وقد -)النبوة دالئل (يف البيهيقي وأخرج يف والطرباين – موضوعا واحدا حديثا الكتاب هذا يف للطرباين، واللفظ ،)املستدرك (يف واحلاكم ،)الصغري معجمه(

ملا: ((ص اهللا رسول قال : قالر اخلطاب بن عمر عن غفرت إال حممد حبق أسألك رب، يا : قال اخلطيئة آدم اقترف

أخلقه؟ ومل حممدا عرفت كيف آدم، يا : تعاىل اهللا فقال يل؟ على فرأيت رأسي، رفعت قتينخل ملا إنك رب، يا : قال

،))اهللا رسول حممد اهللا إال إله ال : ((مكتوبا العرش قوائم فقال. إليك اخللق أحب إال امسك إىل تضف مل أنك فعلمت

سألتين وإذ إيل، اخللق ألحب انه آدم، يا صدقت : تعاىل اهللا )).خلقتك ما حممد ولوال لك، غفرت فقد حبقه

من األنبياء آخر وهو : ((فيه وزاد الطرباين ورواه .٥))ذريتك

). ٦/٣١٣(، الطرباين يف األوسط )٢/٦٧٢( احلاكم يف املستدرك ٥

Page 22: Buku Tawasul

12

Al-Baihaqi dalam bukunya Dalail an-Nubuwwah – al-Baihaqi ini tidak mencantumkan satupun hadits maudlu’

dalam buku ini-, Imam Thabrani dalam Majma’ Shaghirnya,

dan al-Hakim dalam al-Mustadraknya mengangkat satu hadits dengan redaksi yang di ambil dari Thabrani dari riwayat shahabat Umar bin Khattab RA berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Setelah Adam mengakui kesalahannya ia berkata: wahai Tuhanku, aku mohon kepada-Mu dengan wasilah (kedekatan) Muhammad tidakkah Engkau mengampuni aku? Allah menjawab: Adam! Bagaimana kau tahu Muhammad sedangkan aku belum menciptakannya? Tuhanku...sahut Adam, sesungguhnya setelah Engkau selesai menciptakan aku, aku tengadahkan kepalaku ke atas, disitulah aku melihat di atas tiang-tiang Arasy tertulis ”La ilaha illa-llah Muhammad Rasulullah”, aku sadar sungguh Engkau tidak akan menyandarkan kepada Nama agung-Mu kecuali makhluk yang paling Engkau sayangi. Kemudian Allah menjawab: benar! Dialah makhluk yang paling Aku kasihi, dan saat kamu minta ampunanKu dengan wasilah kedekatannya padaku, sungguh aku telah mengampunimu. Jika bukan karena Muhammad, aku tidak menciptakanmu”. Dalam riwayat Thabrani ini ada tambahan redaksi “dialah Nabi terakhir dari anak cucumu”.

ابن رواه احلسن درجة إىل به يرتقي شاهد احلديث وهلذ عن – حجر ابن احلافظ قال كما – قوي بإسناد بشران

Page 23: Buku Tawasul

13

: قال نبيا؟ كنت مىت اهللا رسول يا قلت : قال الفجر مسرية .٦احلديث......)) السماء إىل واستوى األرض اهللا خلق ملا((

Hadits di atas dikukuhkan dengan hadits lain yang memiliki kekuatan sanad hingga mendongkrak peringkatnya masuk dalam klasifikasi hadits hasan. Adalah riwayat Ibnu Basyran dari Maisarah al-Fajr berkata: aku berkata: wahai Rasul…kapan engkau jadi Nabi? Beliau menjawab: “ketika Allah menciptakan bumi dan beranjak ke langit…”

فقال أنس بن مالك اإلمام به وأخذ اخلرب هذا أكد وممن ووسيلة وسيلتك فهو: ((ص يبالن عن متحدثا للمنصور

...))القيامة يوم إىل آدم أبيكAdapun tokoh yang menguatkan sekaligus

mengamalkan Hadits di atas adalah Imam Malik bin Anas, ia pun berkata pada al-Manshur seraya meriwayatkan hadits tersebut: “dia (Nabi Muhammad SAW) adalah wasilahmu sejak Nabi Adam AS sampai hari kiamat…”

اهللا برسول التوسل مشروعية على داللة احلديث هذا ويف يف يشترط ال وأنه جوده، بو العلم هذا يتشرف أن قبلص،

الوفا بفضائل املصطفى من طريق احلافظ أيب احلسن ابن بشران أجرجه ابن اجلوزي يف٦

.وإسناده قوي كما قال احلافظ ابن حجر

Page 24: Buku Tawasul

14

أن هذا من ويعلم الدنيا، دار يف حيا كونه التوسل صحة الدنيا دار ىف حياته وقت إال بأحد يصح ال التوسل بأن القول .تعاىل اهللا من هدى بغري هواه اتبع من قول

Ada petunjuk dari hadits di atas, tawassul dengan wasilah Nabi Muhammad SAW telah ada dan disyari’atkan jauh sebelum dunia ini tercerahkan dengan kelahiran beliau. Berarti wujud hidup beliau di alam dunia juga bukan syarat keabsahan tawasul. Dari sini kita tahu bahwa pendapat yang mengatakan tawasul dengan seseorang tidak sah kecuali di saat orang itu masih hidup adalah bentuk dari ketundukan pada hawa nafsu tanpa didasari petunjuk Allah SWT.

األنبياء بسائر والتوسل ص، اهللا رسول بسيدنا فالتوسل اهللا عباد من بالصاحلني والتوسل والسالم، الصالة عليهم

األمة عليه الذي النحو على مجيعا، م واالستغاثة سبحانه، تعاىل اهللا عند الشفاعة مقبولوا مكرومون، عباد أم اعتقاد من

ونطقت الكتاب، عليه ودل األمة، عليه أمجعت مما هو بفضله .األمة والسلف العلماء، وأقوال السنة، صحاح به

Artinya, tawasul yang seperti ini, baik wasilahnya berupa Nabi Muhammad SAW atau Nabi-nabi yang lain, alaihim as-shalatu was-salam, dan para shalihin, sekali lagi,

Page 25: Buku Tawasul

15

dengan cara-cara yang di tempuh oleh umat Islam ini; tetap meyakini beliau-beliau adalah hamba-hamba Allah yang mulia dan syafa’atnya pun telah di terima disisi-Nya, adalah merupakan titik ijma’ (kesepakatan) umat, dengan dalil al-Qur’an, teladan Nabi SAW, pendapat para ulama’, dan salaful ummah.

خطبته يفر، اخلطاب بن عمر املؤمنني أمري قول ويف وسيلة واختذوه:((العباس حق يف والتابعني، الصحابة مبحضر

يكونوا مل أم على الواضحة الداللة ،))سبحانه اهللا إىل عندهم الوسيلة ابتغاء بل فقط، عمالاأل إال الوسيلة من يفهموا .م يتعلق وما والصاحلني، باألنبياء للتوسل شامل

Dalam statement sahabat Umar bin Khattab RA yang bertutur tentang ketokohan Sayyid Abbas dan disampaikan dalam salah satu pidatonya di hadapan para shahabat yang lain: “jadikanlah beliau sebagai wasilah kepada Allah SWT” terdapat bukti yang sangat tegas bahwa para shahabat memahami wasilah bukan terbatas pada amal perbuatan an sich. Lebih dari itu, juga mencakup sosok para Nabi, para shalih, dan bahkan, apapun saja yang berkaitan dengannya.

من املنكر قول بلغ ومهما، األحوال من حال أي وعلى، خلقه قبل، حال كل يف جائز ص بالنيب التوسل فإن، اإلنكار

Page 26: Buku Tawasul

16

مدة يف موته وبعد، الدنيا يف حياته مدة يف، خلقه وبعد .واجلنة، القيامة عرصات يف البعث وبعد، الربزخ

Akhirnya, apapun keadaannya, sampai mana pun komentar para pengingkar, sesungguhnya tawassul dengan wasilah Nabi Muhammad SAW dibenarkan! Baik dilakukan sebelum penciptaan maupun sesudahnya, dalam masa hidup di dunia maupun setelah wafatnya (di alam barzakh), pada hari kebangkitan, hari-hari berat dari hari kiamat, dan juga di sorga kelak.

Page 27: Buku Tawasul

17

التوسل أنواع MACAM-MACAM TAWASUL

:نوعني على التوسل .به املتوسل جباه الدعاء مبعىن التوسل: األول النوع .الدعاء طلب مبعىن التوسل: الثاين النوع : هلما تفصيل وهاك به املتوسل جباه الدعاء مبعىن التوسل: األول النوع

به، املتوسل جباه تعاىل اهللا يسأل احلاجة طالب أن مبعىن يتوسل أن بني التوسل من النوع هذا يف فرق وال بربكته، أو

الدنيا، حياته يف وجوده، وبعد وجوده، قبل الرفيع القدر بذي وسنفصل ،الثالثة األحوال يف ذلك فيجوز األخرى، حياته أو

:ثابتة صحيحه أخبار من منها كل يف ورد حسبما القولTawasul Terbagi 2 Macam yaitu : Pertama, Tawasul

dengan pengertian do’a dengan wasilah tertentu. Kedua, Tawasul dengan pengertian meminta do’a.

Page 28: Buku Tawasul

18

1. Tawasul dengan pengertian do’a dengan wasilah kedudukan seseorang atau sesuatu.

Artinya, orang yang mencari hajat tertentu memohon kepada Alloh SWT dengan wasilah, baik kedudukan maupun barakahnya. Dalam hal ini tidak dibedakan antara tawasul yang dilakukan dalam periode sebelum terwujudnya wasilah maupun sesudahnya, baik semasa hidupnya di dunia ini ataupun di akhirat, dalam tiga periode itu tawassul sama diperbolehkannya. Lebih jelasnya, berikut perincian yang di dasarkan pada hadits-hadits shahih:

:وجوده قبل لرفيعا القدر بذي التوسل : األوىل احلالة اهللا صلوات املاضني، األنبياء عن آثار ذلك على ويدل

صحته، لنا تبني ما على منها اقتصرنا أمجعني، عليهم وسالمه :وهو

A. Bagian Pertama: Tawasul dalam periode sebelum wujud sang wasilah di alam ini

Tawassul dalam periode ini bisa dilakukan dengan dalil jejak para Nabi terdahulu, shalawatullah ’alaihim ajma’in. kiranya kita cukup mengutip hadits yang shahih saja di sini, yaitu:

Page 29: Buku Tawasul

19

على املستدرك يف اهللا عبد أبو احلاكم رواه ما � بن عمرو يدسع أبو حدثنا : قال الصحيحني

رسول قال : قال ر اخلطاب بن عمر عن حممد، قال اخلطيئة السالم عليه آدم اقترف ملا((: ص اهللا فقال يل، غفرت إال حممد حبق أسألك رب يا: قال أخلقه؟ ومل حممدا عرفت وكيف آدم، يا : اهللا من يف ونفخت بيدك، خلقتين ملا ألنك رب، يا:

العرش قوائم على فرأيت رأسي رفعت روحك، فعرفت اهللا، رسول حممد اهللا إال إله ال : مكتوبا

. إليك اخللق أحب إال امسك إىل تضف مل أنك اخللق ألحب إنه آدم، يا صدقت : تعاىل اهللا فقال ال ولو لك، غفرت فقد حبقه سألتين وإذا إيل، )).خلقتك ما حممد

� Hadits riwayat al-Hakim Abu Abdillah dalam bukunya al-Mustadrak ala al-shahihain, berkata: Abu Sa’id Amr bin Muhammad meriwayatkan kepadaku

Page 30: Buku Tawasul

20

dari Umar bin Khattab RA, berkata : Rasulullah SAW bersabda: “Ketika Adam telah mengakui kesalahannya berkata: wahai Tuhanku, aku mohon kepadamu dengan wasilah (kedekatan) Muhammad, tidakkah Engkau mengampuni aku? Allah menjawab: Adam! Bagaimana kau tahu Muhammad sedangkan aku belum menciptakannya? Tuhanku…sahut Adam, sesungguhnya setelah Engkau selesai menciptakan aku dengan kekuasaan-Mu, setelah Engkau tiupkan ruh-Mu padaku, aku tengadahkan kepalaku ke atas, saat itu aku melihat di atas tiang-tiang Arasy tertulis ”la ilaha illa-llah Muhammad Rasulullah”, aku sadar sungguh Engkau tidak akan menyandarkan kepada Nama agung-Mu kecuali makhluk yang paling Engkau sayangi. Kemudian Allah menjawab: benar! Dialah makhluk yang paling aku kasihi, dan saat kamu minta ampunanku dengan wasilah kedekatannya padaku, sungguh aku telah mengampunimu. Jika bukan karena Muhammad, aku tidak menciptakanmu”.

ورواه ،))اإلسناد صحيح هذا : ((احلاكم قال وزاد الطرباين وذكره ،٧ النبوة دالئل يف أيضا البيهقي

)).ذريتك من األنبياء آخر وهو : ((فيهAl-Hakim berkata : ”hadits ini shahih sanadnya”.

Al-Baihaqi juga meriwayatkannya dalam bukunya dalail an Nubuwwah, Thabrani juga menyebutkan dan

. سبق خترجيه٧

Page 31: Buku Tawasul

21

menambahkan redaksi: ”dialah Nabi terakhir dari anak cucumu”.

يف الرزاق وعبد مستدركه، يف احلاكم وذكر � بن قتادة عن : همسند يف شيبة أيب وابن مصنفه،

عنهما، اهللا رضي عباس ابن عن املسيب بن سعيد يا السالم، عليه عيسى إىل اهللا أوحى : ((قال

أن أمتك من أدركه من وأمر مبحمد، آمن عيسى ما ولواله آدم، خلقت ما حممد فلوال به، يؤمنوا املاء على العرش خلقت ولقد والنار، اجلنة خلقت

رسول حممد اهللا إال إله ال : عليه فكتبت فاضطرب )).فسكن اهللا،

� Hadits yang diriwayatkan Al-Hakim dalam al-

Mustadrak-nya, Abd al-Razaq dalam mushannaf-nya, dan Ibnu Abi Syaiba dalam kitab Musnad-nya, dari Qatadah bin Sa’id bin Musayyab, dari Ibnu Abbas RA berkata: ”Allah memberi wahyu kepada Nabi Isa AS, wahai Isa... berimanlah kepada Muhammad, dan serukanlah pada umatmu yang menjumpainya untuk beriman kepadanya. Kalau bukan karena Muhammad, niscaya Aku tidak

Page 32: Buku Tawasul

22

menciptakan Adam, kalau bukan karenanya pula, tidak Kuciptakan surga dan neraka, telah Kuciptakan ’Arsy diatas air maka air itu beriak, lalu Saya tulis diatasnya ”La ilaha Illallah Muhammad Rasulullah” maka ia pun tenang kembali.

وإبراهيم، نوح، توسل من ورد ما وأما � هفذكر والسالم، الصالة عليهم األنبياء من وغريمها، جلودته احلديث ذا عنه واكتفينا املفسرون .له احلاكم وتصحيح

� Adapun riwayat yang menceritakan tawasul yang dilakukan oleh para Nabi seperti Nabi Nuh, Ibrahim, dan Nabi-nabi lain–semoga Allah mencurahkan salawat dan salamnya kepada mereka–telah banyak disebutkan oleh para mufassir dalam karya-karya mereka. Hadits-hadits di atas sudah cukup kuat dengan jaminan shahih dari salah satu pakar hadits terkemuka, Imam al-Hakim.

بلفظ عنه يعرب أن بني املعىن، هذا يف فرق وال .التجوه أو لتشفع،ا أو االستعانة، أو التوسل،

Pemaknaan tawassul yang demikian itu tidak berubah meski diistilahkan dengan al-Isti’anah, at-Tasyaffu’, dan at-tajawwuh.

Page 33: Buku Tawasul

23

بالنيب متوسل معناه يف وما التوسل هذا مبثل والداعي .به ومستغيث دعاءه، اهللا إلجابة وسيلة جعله ألنهص،

Jadi, orang yang berdo’a dengan cara tawassul atau yang searti ini adalah orang yang mencari perantara terhadap Nabi SAW dan memohon pertolongan Allah SWT dengan wasilahnya. Karena dia menjadikan Nabi sebagai wasilah (perantara) agar Allah SWT mengkabulkan do’anya.

) الغوث اهللا من به طلب أي (به اهللا استغاث أنه واملعىن كما للتعدية ترد وقد للسببية، هنا ها فالباء يقصده، ما على به، ومتجوه به، ومستشفع فأغثه، بك استغاث من : يقول

.واحد معىن إىل راجعان والتوجه التجوه فإن به، ومتوجهPemaparannya adalah dia memohon pertolongan

kepada Allah melalui Nabi SAW atas apa yang ia inginkan, huruf ba’ di sini menunjukkan arti sababiyah (sebab) bisa juga berarti ta’diyah (agar kata kerja bisa melampaui pelaku sampai

obyek kerjanya) sebagaimana contoh: فأغثه بك استغاث من (siapapun yang minta tolong kepadamu maka tolonglah),

begitu juga contoh: به ومتوجه ، به ومتجوه ،به ومتشفـع karena kedua kata terakhir kembali pada satu arti.

Page 34: Buku Tawasul

24

به جاء من بالشخص املتشفع : يقال أن يصح وال به؟ يتشفع : يقال أن يصح فكيف ليشفع،

Oleh karenya tidak tepat jika dikatakan: al-mutasyaffi’ bisy-syakhshi semakna dengan man ja’a bihi li yusyaffi’. Bagaimana bisa dikatakan: yatasyaffa’u bihi?

وهو املعىن، يف الكالم وإمنا العبارة، يف ليس الكالم فإن من الناس يفهم وكما آدم، عن ورد كما ص بالنيب اهللا سؤال والتجوه واالستعانة والتوسل التشفع من يفهمون فإم ذلك، املعىن، ذاه على األلفاظ ذه اللغة إطالق من مانع وال ذلك،

له أن يقطع مبن تعاىل، اهللا العبد يسأل أن جواز واملقصود، .ومرتبة قدرا اهللا عند

Karena sebenarnya inti pembicaraan ini bukanlah pada redaksinya, tapi lebih pada isi. Yaitu memohon kepada Allah SWT dengan wasilah Nabi SAW Sebagaimana yang terjadi dari kisah Nabi Adam AS, juga pemahaman umum umat Islam, karena mereka memahami istilah; tasyaffu’, tawassul, dan tajawwuh seperti di atas, dan tidak ada alasan yang menghalangi penggunaan istilah-isltilah ini selama untuk mengungkapkan pemahaman di atas. Jadi, boleh-boleh saja memohon kepada Allah SWT, dengan wasilah orang-orang

Page 35: Buku Tawasul

25

yang dapat dipastikan memiliki derajat luhur dan terhormat disisi-Nya.

رفيعة، ومرتبة عال قدر اهللا عند له ص النيب أن والشك .عظيم وجاه

Nah, tidak diragukan lagi bahwa Nabi Muhammad SAW memiliki derajat, kedudukan, dan pangkat yang tinggi di sisi Allah SWT.

أنه حبيث ،قدر الشخص عند له كان من أن العادة ويف غيبته، يف شخص إليه انتسب فإذا شفاعته، قبل عنده شفع إذا

وال حاضرا يكن مل وان حرج، فال به وتشفع بذلك وتوسل .خلقه قبلص بالنيب التوسل هذا وعلى شافعا،

Toh, biasanya seseorang yang memiliki kedudukan di sisi fulan –dalam arti kalaupun dia memberi rekomendasi maka akan diterima- seumpama ada orang lain yang mengaitkan dirinya dengan orang tersebut, berwasilah, dan minta rekomendasi darinya akan diterima oleh sifulan tadi, meskipun orang itu tidak ada di depan mata juga bukan orang yang mengambil keputusan (pertolongan). Dalam pengertian seperti inilah terjadinya tawassul dengan Nabi Muhammad SAW yang dilakukan sebelum penciptaanya.

Page 36: Buku Tawasul

26

إياه، إال داعني وال تعاىل، اهللا غري سائلني ذلك يف ولسنا كما لإلجابة، ذلك يف سببا التعظيم أو احملبوب ذكر ويكون

.املأثورة الصحيحة األدعية يفKita bukan para pemohon yang mengajukan

permohonannya pada selain Allah SWT, juga bukan para pendo’a melainkan hanya kepada Allah SWT. Adapun penyertaan nama-nama orang yang kita cintai atau sosok agung (sebagaimana lazimnya dalam bertawasul) adalah (diharapkan) sebagai sebab terkabulnya permohonan, seperti do’a-do’a kita yang shahih bersumber dari Nabi.

.العمل بصاحل التوسل عن هذا :وشفاعته ص الرسول بدعاء التوسل عن أما

öθ: تعاىل قوله عليه فيدل s9 uρ öΝ ßγ‾Ρr& ŒÎ) (#þθ ßϑn=¤ß öΝßγ|¡ à�Ρr&

x8ρ â!$ y_ (#ρ ã�x�øótGó™$$ sù ©!$# t� x�øótGó™$#uρ ÞΟ ßγs9 ãΑθß™§�9$# (#ρ ߉ y uθ s9 ©!$#

$ \/#§θ s? $ VϑŠÏm §‘ ∩∉⊆∪ ٨

.٦٤من اآلية : النساء ٨

Page 37: Buku Tawasul

27

›õ: تعاىل قوله ولعل è{ ô ÏΒ öΝÏλ Î;≡ uθ øΒr& Zπ s% y‰ |¹ öΝ èδã�ÎdγsÜè?

Ν Íκ�Ïj.t“è?uρ $ pκÍ5 Èe≅ |¹uρ öΝ Îγø‹n=tæ ( ¨βÎ) y7 s?4θ n=|¹ Ö s3y™ öΝ çλ °; 3 ª!$#uρ ìì‹Ïϑy™

íΟŠÎ=tæ ∩⊇⊃⊂∪ ٩

املطلوب كان إذا لإلجابة، أرجى الغري من الدعاء وطلب .والصالح التقوى أهل من الدعاء منه

Pemaparan di atas adalah bentuk tawasul dengan wasilah amal shaleh.

Adapun tawasul dengan wasilah do’a Rasulullah SAW, dan syafa’atnya mengacu pada Firman Allah SWT:

"Sesungguhnya Jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasul pun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang." (QS. An-Nisa’; 64).

Juga terdapat dalam firman Allah: "Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu

kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS. At-Tawbah; 103).

.١٠٣ اآلية من: التوبة ٩

Page 38: Buku Tawasul

28

Meminta doa dari orang lain justru lebih bisa di harapkan untuk dikabulkan, jika orang tersebut termasuk orang-orang yang bertaqwa dan shaleh.

لعمر قال حينما لنا، سنه قدص غريه بدعاء والتوسل ال: ((له وقال له فأذن العمرة يف استأذنه وقد ر، اخلطاب بن

١٠))دعائك من أخي يا تنسناBahkan, meminta doa pada orang lain juga pernah di

teladankan oleh Nabi Muhammad SAW, ini terekam dari ucapan beliau terhadap sahabat Umar bin Khattab RA, ketika Umar memohon izin untuk berangkat ibadah umroh, maka Nabi mengizinkannya seraya berkata: ” jangan lupakan kami dalam doamu wahai saudaraku” (HR Abi Dawud dan Ibnu Majah).

صحيحه، يف مسلم رواه فيما له، تبعا ولغريه لعمر وسنه: يقول ص اهللا رسول مسعت إين : قال راخلطاب بن عمر عن به وكان والدة، وله أويس، له يقال رجل التابعني خري إن((

.١١))لكم فليستغفر فمروه بياض،

).٢٨٩٣(، وسنن ابن ماجه )١٣٩٨(سنن أيب داود ١٠ )٢٥٤٢( مسلم ١١

Page 39: Buku Tawasul

29

Nabi SAW juga pernah menganjurkan hal ini pada sahabat Umar RA yang juga berarti anjuran untuk ummat Islam lainnya, dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dari Umar bin Khattab RA berkata: sungguh aku telah mendengar Rasulullah SAW bersabda: ”seseungguhnya sebaik-baik pengikut (tabi’in) adalah seorang lelaki yang bernama Uwais, dia memiliki seorang ibu, dia sangat bersih, maka mintalah kalian kepadanya agar memohonkan ampunan untuk kalian”.

على أقسم لو بر، ا هو والدة وله : ((رواية ويف )).فافعل لك يستغفر أن استطعت فإن ألبره، اهللا

Dalam riwayat lain ada sedikit perbedaan redaksi: ...dia memiliki seorang ibu dan dia sangat baik terhadapnya, jika dia bersumpah atas nama Allah maka ia akan memenuhinya dengan baik, jika kamu bisa (usahakan) agar dia memohonkan ampunan untukmu maka lakukanlah”.

جواز على ذلك فدل له، يستغفر أن منه عمر طلب وقد من درجة أقل الداعي كان ولو املسلمني، بدعاء التوسل .له املدعو

Dan sahabat Umar bin Khattab RA benar-benar telah meminta Uwais untuk memohonkan ampunan baginya. Hal ini menunjukkan boleh bertawasul dengan wasilah do’a ummat Islam, meski mungkin derajatnya lebih rendah.

Page 40: Buku Tawasul

30

له اهللا سؤال على لنا ص حثه أيضا، ذلك على يدل مماو احملمود، امواملق الرفيعة، العالية والدرجة والفضيلة الوسيلة .ذلك إىل وما عليه، يصلي أن اهللا وسؤالنا

من أحد فيها ميانع ال اليت التوسل أوجه من وهذا .العلماء

ال وحده اهللا هو كلها الدعوات هذا يف فاملسئول .له شريك

والسؤال إشراكا، ذلك يوجب ومل خمتلف، به واملسئول .وتعاىل سبحانه اهللا غري

Dalil lain yang membolehkan tawasul model ini adalah penekanan Nabi SAW kepada kita untuk memohon kepada Allah SWT agar menganugerahinya wasilah, keutamaan, derajat yang tinggi nan luhur, dan tempat yang terpuji, juga menekankan kita untuk memohon kepada Allah SWT agar melimpahkan rahmat atasnya, dan lain-lain.

Bentuk-bentuk tawasul seperti ini tidak dipertentangkan lagi oleh satupun ulama.

Hanya Allah SWT semata yang menjadi muara permintaan dalam semua do’a-do’a tawasul, tiada sekutu bagi-Nya, adapun wasilahnya beragam bentuk, dan hal itu tidak

Page 41: Buku Tawasul

31

menimbulkan kemusyrikan, juga bukan berarti meminta kepada selain Alloh SWT.

هو بل ص، للنيب سؤاال ليس ص بالنيب السؤال كذلك .به اهللا سؤال

Begitu juga memohon dengan wasilah Nabi SAW, adalah bukan memohon kepada Nabi itu sendiri, akan tetapi memohon kepada Alloh SWT dengan perantara Nabi-Nya.

بالنيب فالسؤال خملوقة، وهي باألعمال السؤال جاز وإذا تقتضي األعمال بأن القول واليسمع أوىل، باب من ص

وإال عليها، يكن مل الدعاء استجابة ألن عليها، اازاة .مالبااألع الدعاء على كانت وإمنا ذكرها، بدون حلصلت

Jika boleh berdoa dengan wasilah amal shaleh sebagaimana di atas, sedangkan amal itu adalah makhluk juga, maka wasilah Nabi lebih bisa untuk diperbolehkan, tidak ada pendapat yang mengatakan bahwa amal saleh itu berarti wajib mendapat balasan, karena memang terkabulnya do’a bukan didasarkan atas amal itu sendiri, kalau memang didasarkan seharusnya tanpa menyebutkan amal -seperti dalam contoh kasus tiga orang dalam gua di atas- dalam do’a pun seharusnya sudah terkabulkan, tapi terkabulnya doa itu ternyata atas penyebutan amal saleh di dalamnya.

Page 42: Buku Tawasul

32

إن : يقال حىت الشرائع فيه ختتلف مما املعىن هذا وليس مل بالتوحيد خيل مما ذلك كان لو فإنه قبلنا، من شرع ذلك التوحيد، على متفقة كلها الشرائع فإن امللل، من ملة يف جييء نأ يقتضي إمنا اللفظ فإن بذلك، الدعاء من املانع فما

.املسئول عند قدرا به للمسئولPemaknaan tawasul di atas tidak masuk dalam masalah

perbedaan syariat antar agama, hingga bisa dikatakan bahwa tawasul itu adalah syari’atnya umat terdahulu, sebelum kita umat Islam (bukan syari’at Islam). Mengapa? Karena, jika memang tawasul dianggap sebagai racun akidah tauhid –sebagaimana keyakinan segelintir orang- seharusnya juga tidak ada dalam agama apapun, karena setiap syariat dalam suatu agama samawi pasti memiliki kesamaan tauhid. Lalu apa yang menghalangi doa dengan tawasul?! Karena redaksi tawasul hanya menyimpulkan bahwa sesuatu atau sosok yang dijadikan wasilah memiliki kedudukan di sisi sosok yang menjadi tempat permohonan.

Page 43: Buku Tawasul

33

.املسئول من أعلى به املسئول يكون وتارة من((: ص قوله يف كما وتعاىل، سبحانه الباري أما وتعاىل، سبحانه اهللا هو به فاملسئول ١٢))فأعطوه باهللا سألكم

.األمسى واجلالل األعلى، الكربياء صاحب وهو أسألك : ((واألعمى واألقرع، األبرص، : حديث ويف

احلديث، ١٣...))احلسن واجللد احلسن، اللون أعطاك بالذي .مشهور وهو

قول القسم هذا من يكون أن وحيتمل البشر، بعض وأما )).حق من عليك يل مبا أسألك : ((لفاطمة عائشة

Terkadang apa yang menjadi wasilah derajatnya lebih tinggi dari pada yang dituju dalam meminta.

Adakalanya wasilah dimaksud adalah Allah SWT seperti sabda Nabi Muhammad SAW ”barangsiapa memintamu dengan wasilah (menyebut) Allah, maka berilah apa yang ia minta”. (HR an-Nasa’i dan Abi Dawud). Yang menjadi wasilah di sini

).٥١٠٩(، )٥١٠٨(أبو داود ) ٢٥٦٧( النسائي ١٢ ).٢٩٦٣(، مسلم )٣٤٦٤(ي متفق عليه، البخار١٣

Page 44: Buku Tawasul

34

Allah SWT, Dzat yang memiliki kebesaran tertinggi lagi maha memiliki keagungan yang luhur.

Contoh lainnya ada dalam Hadits yang mengkisahkan tentang cobaan Allah SWT yang ditimpakan pada tiga orang yang terserang penyakit kusta, rambut rontok, dan buta. Dalam Hadits tersebut disebutkan salah satu ucapan demikian: “saya mohon kepadamu demi Dzat yang telah menganugerahkan warna dan kulit yang bagus kepadamu......”. Hadits ini tergolong Hadits Masyhur.

Atau, bisa jadi wasilah tersebut adalah manusia, termasuk ungkapan Sayidah Aisyah RA yang di tujukan pada sayidah Fatimah RA: ”aku minta kepadamu demi hakku atas kamu ”.

سؤال يف كما به، املسئول من أعلى املسئول يكون وتارة سبحانه، اهللا عند قدرا ص النيب أن شك ال فإنه ص تعاىل اهللا

.شيء يف اإلسالم من فليس ذلك أنكر ومن شك وال عليه، اعتراض فال ص بالنيب أسألك : قال فمىت

.جوازه يفTerkadang (kebanyakan) pihak yang dimohon lebih

tinggi derajatnya dari pada yang menjadi wasilah. Seperti jamaknya permohonan kepada Allah SWT, maka sesungguhnya tiada keraguan bahwa Nabi memiliki derajat dan kedudukan di sisi Allah. Barangsiapa mengingkari hal itu maka berarti telah keluar dari Islam.

Page 45: Buku Tawasul

35

الرتبة باحلق واملراد صحممد سيدنا حبق : قال إذا ذاوك الذي احلق أو اخللق، على اهللا جعله الذي واحلق واملنـزلة،

: قال الصحيح، احلديث يف كما عليه، له بفضله اهللا جعله الوجوب باحلق املراد وليس ؟١٤))اهللا على العباد حق وما(( ورد ما حيمل املعىن، هذا وعلى. شيء اهللا على جيب ال نهفا

.اللفظية هذه إطالق من االمتناع يف الفقهاء بعض عنDengan demikian, jika ada orang yang berkata: aku

mohon kepadamu dengan nama Nabi SAW, maka tidak perlu di pertentangkan dan tidak diragukan lagi itu diperbolehkan. begitu juga jika menggunakan redaksi ”dengan hak Nabi Muhammad SAW”. Yang dimaksud dengan hak adalah derajat dan kedudukan, hak yang Allah berikan kepada beliau atas makhluk yang lain, dan atau hak yang Allah berikan kepada beliau atas-Nya, seperti hadits sahih riwayat Bukhari berkata: ”apa hak hamba atas Alloh?” hak di sini bukan bermakna kewajiban, karena tidak ada satu kewajibanpun atas Allah SWT. Oleh karena itu pula sebagian ulama melarang penggunaan redaksi ini.

)٣٠(، مسلم )٢٨٥٦( متفق عليه، البخاري ١٤

Page 46: Buku Tawasul

36

:حياته يف الرفيع القدر بذي التوسل : الثانية احلالة :ذلك فمن كثرية، احلالة هذه على واألدلة

كتاب يف جامعه يف الترمذي عيسى أبو ورد ما � البصر ضرير رجال أن حنيف بن عثمان عن : الدعوات

إن: ((قال. يعافين أن اهللا ادع : فقال ص النيب أتى: قال)) لك خري فهو صربت، شئت وإن دعوت، شئت

ويدعوا وضوءه فيحسن يتوضأ أن فأمره:قال فادعه، بنبيك إليك وأتوجه أسألك إين اللهم:((الدعاء ذا

ىف ريب إىل بك جهتتو إين حممد يا الرمحة، نيب حممد، .١٥))يف شفعة اللهم يل، لتقضى حاجيت

).٣٥٧٨( الترمذي ١٥

Page 47: Buku Tawasul

37

B. Bagian Kedua : Tawasul Dengan Wasilah Orang Yang Memiliki Derajat Tinggi Yang Di Lakukan Semasa Hidupnya

Dalil diperbolehkan tawasul bagian ini antara lain:

� Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Isa At-Turmudzi dalam kitab al-Jami’nya pada bab Al-Da’awat dari Utsman bin Hunaif sesungguhnya seorang lelaki buta datang kepada Nabi, lalu berkata : “Berdo’alah engkau kepada Alloh agar menyembuhkan penyakitku. Kemudian Nabi berkata: Jika kamu mau akan aku doakan, atau jika mau, bersabarlah! Dan itu lebih baik bagimu” laki-laki itu menjawab: “berdoalah kepada-Nya” kemudian Nabi SAW menyuruhnya berwudlu, ia pun berwudlu dengan baik dan berdo’a bersama Nabi dengan do’a ini : "Ya Alloh aku memohon kepada-Mu, dan dengan wasilah Nabi-Mu aku menghadap kepada-Mu, Nabi pembawa rahmat. Wahai Muhammad.. sesungguhnya dengan (wasilah) mu, aku menghadap Tuhanku, dalam memhon agar Allah mengabulkan hajatku, Ya Allah berilah aku syafa’atMu melaluinya."

ورواه ،))غريب صحيح حديث هذا : ((الترمذي قال بكر أيب للحافظ) النبوة دالئل (ويف) والليلة اليوم (يف النسائي .البيهقي

Page 48: Buku Tawasul

38

فقام : ((روايته يف يونس بن حممد وزاد : البيهقي قال مث اهـ)) أبصر وقد

بإسناد الدعوات كتاب يف ورويناه : البيهقي قال الرجل ففعل : ((قال شعبة عن عبادة، بن روح عن صحيح،

)).فربأImam Turmudzi berkata “ ini adalah hadits shohih yang

ghorib”. Hadits ini juga diriwayatkan oleh an-Nasa’i dalam kitab al-yaum wal-lailah serta dalam kitab Dalail an-Nubuwwah karya Abu Bakar al-Baihaqi, lalu Al-Baihaqi berkata: Muhammad bin Yunus dalam riwayatnya menambahkan “maka kemudian lelaki itu berdiri dan benar-benar bisa melihat“ saya meriwayatkannya dalam kitab ad-da’awat dengan sanad yang shohih dari Rauh bin Ubadah, dari Syu’bah berkata: “kemudian laki-laki itu melakukannya, maka ia pun sembuh”.

فذكره حنيف بن عثمان عن بسنده سلمة بن محاد ورواه عن فيجلي ريب إىل بك أتوجه إين حممد يا : ((آخره ويف

)).نفسي يف وشفعين يف شفعه اللهم بصري،Hammad bin Salamah meriwayatkan dengan sanadnya

dari Utsman bin Hunaif lalu ia menuturkan Hadits ini serta diakhir redaksi Hadits terdapat kalimat “Wahai Muhammad, sesungguhnya denganmu aku menghadap Tuhanku, agar

Page 49: Buku Tawasul

39

menyembuhkan mataku,ya Allah berilah syafa’at-Mu melaluinya untukku dan berilah syafa’at-Mu melaluiku untuk aku sendiri”.

حىت احلديث طال وال تفرقنا ما فواهللا : ((عثمان قال اهـ)) قط ضر به يكن مل وكأنه الرجل دخل

Utsman berkata : ”Demi Allah, saya tidak beranjak kemana-mana dan pembicaraan pun tidak begitu panjang. Sampai laki-laki itu masuk seperti tidak terjadi buta sebelumnya”.

بعد ص بالنيب التوسل يف أيضا، احلديث هذا وسنذكر الترمذي كفانا وقد والبيهقي، الطرباين، طريق من موته النظر مؤنة احلديث، هذا بتصحيحهما اهللا رمحهما هقيوالبي .املقصود يف حجة وذلك تصحيحه، يف

Hadits ini akan kembali kami angkat nanti pada sub pembahasan tawasul dengan Nabi SAW yang di laksanakan setelah wafat beliau, melalui riwayat at-Thabrani dan al-Baihaqi. At-Turmudzi dan al-Baihaqi telah memberi jaminan kepada kita untuk memegangi Hadits ini, dengan penilaian sahihnya, tanpa harus repot-repot mengeluarkan energi untuk menguji lagi. Itu sudah merupakan dalil.

فلهذا فيه، شفع ص النيب ألن كان إمنا ذلك بأن : ويقال )).بنبيك إليك توجهت إين : ((يقول أن له الق

Page 50: Buku Tawasul

40

Bisa saja dikatakan: (kejadian dalam Hadits di atas) terjadi hanya karena Nabi SAW memang memberi syafaat kepada sahabat buta itu (tindakan memberi hanya dilakukan oleh orang yang masih hidup. Pen.), makanya beliau menganjurkan agar dia mengucapkan kalimat: “sesungguhnya aku menghadap kepadaMu dengan wasilah Nabi-Mu”

احلديث ذلك يف مبا عملوا وغريه حنيف بن عثمان فإن احلياة، اشتراط يفهموا مل أم على يدل وذلك ص، موته بعد

.ذلك اشتراط بين ص النيب أن احلديث يف وليسPerkataan di atas bisa di jawab dengan bukti sahabat

Utsman bin Hunaif RA dan yang lain masih mengamalkan Hadits ini pada periode setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW, Ini membuktikan bahwa mereka tidak memahami adanya syarat hidup dalam tawasul dengan wasilah sosok manusia, dan dari Hadits di atas tidak ditemukan pula penjelasan yang menyatakan Nabi menetapkan syarat itu.

أرشده وملا ص، النيب علمه ملا فائدة ذلك يف يكن مل ولو أن أراد ص ولكنه فيك، شفعت قد إين : له قال وملا إليه،

واالفتقار الضطرارا بذل التوجه احلاجة صاحب من حيصل .مقصوده كمال فيحصل ص بالنيب مستغيثا واالنكسار،

Jika diandaikan dalam “tanpa menyebut syarat hidup” tidak ada guna dan pengaruh apapun, maka Nabi tidak akan

Page 51: Buku Tawasul

41

mengajarkan, dan mengarahkan demikian, dan tidak pula akan berkata “sesungguhnya aku telah memberimu syafaat” kepada sahabat itu, tapi itulah ajaran Nabi. Beliau ingin mengajarkan agar si pendo’a bisa menghadap Alloh SWT dengan membawa rasa ketertundukan, rasa sangat membutuhkan, dan sangat lemah, hingga (harus) meminta bantuan Nabi Muhammad SAW, semoga bisa mencapai seluruh tujuannya.

كعدم احلي حق يف جاز ملا عبادة التوسل كان ولو حيا اهللا لغري صرفها يصح ال العبادة ألن امليت حق يف جوازه

.ميتا أوJika tawasul itu adalah bentuk ibadah, maka berarti

tidak boleh dilakukan meski orang yang menjadi wasilah masih hidup, sebagaimana tidak boleh dilakukan setelah wafatnya, karena tidak boleh beribadah untuk selain Alloh SWT, dalam hidup maupun matinya.

ص، الرسول حضرة يف حاصل املعىن هذا أن شك وال إىل وانتقاله وفاته بعد وحاصل حياته، يف غيبته يف وحاصل

م، ورفقه أمته على ص شفقته نعلم فإنا األعلى، الرفيق ô‰s)s9. وشفاعته املؤمنني، جلميع واستغفاره هلم، ورمحته

Page 52: Buku Tawasul

42

öΝà2 u!% y Ñ^θß™ u‘ ôÏiΒ öΝà6 Å¡à�Ρ r& ͕tã ϵø‹ n=tã $tΒ óΟšG ÏΨtã ëȃÌ� ym

Νà6 ø‹ n=tæ šÏΖÏΒ÷σßϑ ø9 $$ Î/ Ô∃ρâu‘ ÒΟŠÏm §‘ ∩⊇⊄∇∪ ١٦

Tiada ragu, makna tawasul yang benar ini tercapai (terjaga) saat dilaksanakan pada masa hidup Nabi SAW; di hadapan beliau langsung maupun tidak dihadapannya. Juga tetap terjaga saat dilaksanakan setelah beliau wafat dan berpindah alam disisi Tuhan yang maha luhur, karena kita semua tahu rasa cinta, kasih, dan sayang Nabi SAW terhadap umatnya. Beliau juga selalu memintakan ampunan dan syafaat untuk seluruh umat Islam. Alloh SWT berfirman:

"Sungguh Telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi Penyayang terhadap orang-orang mukmin." (QS. at-Tawbah: 128).

من باملؤمنني أوىل عليه، وسالمه اهللا صلوات وهو .أنفسهم الغرض هذا حصل ص به العبد توجه إليه انضم فإذا

.إليه األعمى ص النيب أرشد الذي

.١٢٨: التوبة ١٦

Page 53: Buku Tawasul

43

حفاظ، أئمة مجع أخرجه ما ذكره، يتقدم مل ومما � كتاب يف خزمية وابن مسنده، يف أمحد اإلمام : منهم

سننه، يف ماجه وابن الدعاء، يف والطرباين التوحيد، يف النووي واإلمام والليلة، اليوم عمل يف السين وابن

أنر، اخلدري سعيد أيب عن: وغريهم األذكار الصالة إىل بيته من خرج من : ((قال ص اهللا رسول عليك، السائلني حبق أسألك إين اللهم : وقال

وال أشرا، أخرج مل فإين هذا، ممشاي حبق وأسألك سخطك، اتقاء وخرجت مسعة، وال رياء، وال بطرا،

وأن النار، من تعيذين أن فأسألك مرضاتك، وابتغاء يغفر ال إنه ذنويب، يل تغفر وأن اجلنة، ينتدخل

من يفرغ حىت بوجهه عليه اهللا أقبل أنت، إال الذنوب .١٧))ملك ألف سبعون له واستغفر صالته،

).٧٧٨(ابن ماجه ) ٠١٠٧٢٩(أمحد ١٧

Page 54: Buku Tawasul

44

اهللا إىل التوسل يف لألمة ص اهللا رسول من ترغيب فهذا كانوا أحياء اء،واألولي االنبياء، من له السائلني املؤمنني، جبميع .أمواتا

Nabi Muhammad SAW lebih berhak terhadap umat Islam daripada diri mereka sendiri, jika ini disatukan dengan tawajjuh seorang muslim dengan wasilah beliau, tujuan itu (pengajaran Nabi terhadap sahabat buta) akan tercapai.

� Selanjutnya adalah Hadits yang belum disebutkan sebelumnya, yaitu Hadist yang telah di-takhrij oleh beberapa pemuka Hadits diantaranya: Imam Ahmad dalam al-Musnad-nya, Ibnu Khuzaimah dalam kitab pembahasan tauhid, Imam at-Thabrani dalam kitab al-Du’a, Ibnu Majah dalam al-sunan-nya, Ibnu Sina didalam kitab Amalul Yaum wa al-Lailah, dan Imam Nawawi dalam kitab al-Adzkar dan lainnya: Dari Abu sa’id Al-khudry R.A sesungguhnya Rasulullah SAW telah bersabda: “barangsiapa keluar dari rumahnya dengan tujuan shalat seraya mengucapkan (do’a): “ya Allah sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dengan wasilah haqnya orang-orang yang memohon kepadamu, dan aku memohon kepada-Mu dengan wasilah haqnya jalan yang aku tapaki ini, karena sesungguhnya aku tidak keluar rumah utuk melakukan keburukan, menantang, ria, dan untuk kesombongan, tapi aku keluar karena takut amarah-Mu, dan karena mencari ridla-Mu, maka aku memohon kepada-Mu agar Engkau jaga aku dari api neraka, dan agar Engkau masukkan aku kedalam surga, dan agar Engkau ampuni dosa-dosaku, sesungguhnya tiada yang dapat

mengampuni dosa kecuali Engkau” niscaya Allah menerima

Page 55: Buku Tawasul

45

dengan Wajah Agung-Nya hingga ia selesai shalat, dan tujuh puluh ribu malaikat memintakan ampunan untuknya.’’ (HR Ahmad).

Ini adalah sugesti dari Rasulullah SAW kepada umatnya dalam bertawasul kepada Allah SWT dengan wasilah semua orang yang beriman yang senatiasa memohon kepada Allah SWT; para Nabi maupun para wali, baik di masa hidup maupun sesudah wafat mereka.

مؤذن بالل عنص فعله من ذلك السين ابن وروى � إىل خرج إذا ص النيب كان : قال ص، اهللا سولر

على توكلت باهللا، آمنت اهللا، بسم : ((قال الصالة حبق أسألك إين اللهم باهللا، إال والقوة الحول اهللا،

.احلديث)) خمرجي وحبق عليك، السائلني من هلم اهللا جعل ما احلديث، يف السائلني حبق واملراد

.-وجل عز منه التفض -عليه والكرامة عنده احلرمة� Periwayatan Ibnu Sinni tentang Hadits tersebut justru

keluar dari perbuatan Rasulullah SAW dari Bilal, juru adzan Rasulullah SAW, berkata: jika Nabi SAW hendak keluar untuk shalat beliau membaca do’a: “Dengan nama Allah, aku beriman kepada Allah, dan bertawakkal kepada-Nya, tiada daya upaya melainkan dengan pertolongan-Nya, ya Allah aku memohon kepada-Mu dengan wasilah haqnya orang-

Page 56: Buku Tawasul

46

orang yang senatiasa berdo’a kepadamu dan dengan wasilah jalan keluarku”.

Yang dimaksud dengan “haqnya orang-orang yang berdo’a” dari hadits ini adalah harkat dan karamah yang telah Allah berikan kepada mereka –sebagai bentuk kemurahan dari Allah-.

يف يتوسل كان ص النيب أن هذا، بالل حديث من ويعلم .واآلخرين منهم األولني واألموات، األحياء بالصاحلني دعائه

Dari sini dapat diketahui bahwa Nabi dalam do’anya pernah bertawasul dengan wasilah orang-orang shaleh baik yang masih hidup maupun yang sudah wafat, golongan awal maupun golongan akhir.

التوسل وأنكر أىب من والسالم الصالة عليه أنصفه فهل .قدرا؟ هم وأعال مكانة؟ اخللق أرفع وهو به

Apakah proporsional, mereka yang menolak dan mengingkari tawasul dengan wasilah Nabi SAW?!, padahal dialah makhluk dengan kedudukan tertinggi dan derajat paling luhur?!

: قل : ((بصره ذهاب إليه شكا ملن ص قوله ليس أو يف. السابق احلديث)) بنبيك إليك توجهوأ أسألك إىن اللهم األوقات مجيع يف امللمات، كل يف يب توسلوا : لألمة قوله قوة

Page 57: Buku Tawasul

47

لديه، واجلاه ريب عند املكانة من يل فإن ممايت، وبعد حيايت يف .يب مستغيثا يل، مناديا يب، متوسال سائال، معه يرد ال ما

Dan bukankah jawaban Nabi SAW pada seorang sahabat yang mengadu tetang kebutaannya: “Ucapkanlah (doa): ya Allah sungguh aku memohon pada-Mu dan menghadap-Mu dengan wasilah Nabi-Mu....” (sebagaimana hadits yang lalu) ada dalam sepektrum sabdanya untuk umat ini: “lakukanlah tawasul dengan wasilah diriku dalam setiap musibah, setiap waktu dalam masa hidup maupun setelah matiku, karena aku memiliki tempat dan kedudukan di sisi Tuhanku, yang bersamanya tiada penolakan bagi orang yang meminta, yang bertawasul, memanggil, dan meminta bantuanku”.

:وفاته بعد الرفيع القدر بذي التوسل : الثالثة احلالة :ذلك جواز على ويدل

بن عثمان عن : ((الكبري معجمه يف الطرباين رواه ما � ر، عفان بن عثمان إىل خيتلف كان رجال أن حنيف

يف ينظر وال اليه، يلتفت ال عثمان فكان له، حاجة يف له فقال اليه، ذلك فشكا حنيف ابن فلقي ه،حاجت إيت مث فتوضأ، امليضأة إيت : حنيف بن عثمان

Page 58: Buku Tawasul

48

أسألك إين اللهم : ((قل مث ركعتني، فيه فصل املسجد إين ياحممد الرمحة، نيب ص حممد بنبينا إليك وأتوجه .حاجتك وتذكر)) حاجيت فيقضي ربك إىل بك أتوجه بن عثمان باب أتى مث له، قال ما فصنع الرجل، فانطلق

بن عثمان على فأدخله بيده أخذه حىت البواب فجاء عفان، حاجتك؟ ما : فقال الطنفسة، على معه فاجلسه عفان،

Page 59: Buku Tawasul

49

C. Bagian Ketiga : Tawasul Dengan Wasilah Orang Yang Memiliki Derajat Tinggi, Dilaksanakan Sesudah Wafat Orang Tersebut.

Dalil yang membolehkan tawasul bagian ketiga ini

adalah:

� Hadits riwayat at-Thabrani dalam Mu’jamnya: dari Utsman bin Hunaif sesungguhnya ada seorang lelaki yang datang mondar-mandir kepada sahabat Utsman bin Affan RA untuk meyampaikan hajatnya, namun Utsman, sang Khalifah, nampak tidak memberi muka kepadanya dan tidak mempedulikan hajatnya itu. Lalu lelaki itu menemui Utsman bin Hunaif RA dan mengadukan apa yang ia alami tadi, Utsman bin Hunaif pun berkata kepadanya : pergilah ke tempat wudlu dan berwudlulah, kemudian datanglah ke masjid dan lakukan shalat dua raka’at, setelah itu berdo’alah : Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dan bertawajjuh kepada-Mu dengan wasilah Nabi-Mu, Muhammad SAW, Nabi yang menjadi rahmat, wahai Muhammad aku bertawajjuh dengan wasilahmu kepada Tuhanmu, semoga Tuhanmu mengabulkan hajatku”. Lalu sebutkan hajatmu.

Lalu lelaki itu pergi dan melaksanakan petunjuk Utsman bin Hunaif. Kemudian ia pun datang ke rumah Utsman bin Affan RA, ia disambut oleh penjaga pintu diambillah tangannya untuk diajak masuk menemui sang Khalifah. Kemudian Khalifah Utsman bin Affan mempersilahkan duduk

Page 60: Buku Tawasul

50

bersamanya di atas karpet. Selanjutnya Utsman berkata: “apa hajatmu?

ذكرت ما : له قال مث، له وقضاها حاجته فذكر من لك ماكانت: وقال الساعة، كان حىت حاجتك

.فاذكرها حاجةIa pun menyebutkan hajatnya dan

Utsman mengabulkan hajat itu. Seraya berkata: “kamu tidak menyebutkan apa yang menjadi hajatmu hingga sekarang”. Utsman menambahkan: “sebutkan apa yang menjadi hajatmu”.

بن عثمان فلقي نده،ع من خرج الرجل إن مث ينظر ماكان خريا، اهللا جزاك : له فقال حنيف،

فقال. يف كلمته حىت إيل يلتفت وال حاجيت يف شهدت ولكين كلمته، ما واهللا: حنيف بن عثمان ذهاب إليه فشكا ضرير وأتاه ص، اهللا رسول يا : فقال ؟))تصرب أو ((: صالنيب له فقال بصره فقال علي، شق وقد دقائ يل ليس إنه اهللا، رسول

Page 61: Buku Tawasul

51

صلي مث فتوضأ امليضأة، إيت ((:ص النيب له ابن قال...)). الدعوات ذه ادع مث ركعتني،

احلديث، بنا وطال تفرقنا ما اهللا فو : ((حنيف ضرر به يكن مل كأنه الرجل، علينا دخل حىت اهـ ١٨)).قط

Beberapa waktu kemudian dia mohon diri kepada Utsman bin Affan RA, kemudian menemui kembali Utsman bin Hunaif dan berkata kepadanya: “semoga Allah membalas kebaikanmu. Beliau (Khalifah Utsman) tadinya tidak melihat hajatku, tidak pula menolehkan muka kepadaku sampai engkau melaporkan keadaanku kepada beliau. Utsman bin Hunaif bergegas menimpali: Demi Allah aku tiada pernah mengatakan apapun padanya, melainkan aku menyaksikan Rasulullah SAW kedatangan orang buta lalu mengadukan hilangnya penglihatan. Maka Nabi SAW berkata kepadanya: “bersabarlah” lelaki itu berkata: “wahai Rasulullah, sungguh aku tidak memiliki pembantu yang menuntunku, dan aku merasa sangat repot”. Kemudian Nabi SAW berkata: “pergilah ke tempat wudlu dan berwudlulah lalu shalatlah dua raka’at dan berdo’alah dengan do’a ini (sebagaimana doa yang diajarkan bin Hunaif) .......”. Demi Alloh, saya tidak beranjak dan percakapan kami pun tidak

).٩/٣٠( الطرباين يف الكبري ١٨

Page 62: Buku Tawasul

52

panjang, sampai lelaki itu datang kepada kami, seperti tidak pernah terjadi kebutaan sama sekali. Demikian beliau menutup kisah.

ومن ر، عثمان فهم جهة من األثر، ذا واالحتجاج .ورسوله باهللا أعلم هم ممن حضره

Pengambilan dalil di sini memandang sisi pemahaman yang dimiliki oleh seorang sahabat bernama Utsman bin Hunaif RA dan lelaki yang sowan kepadanya itu. Mereka adalah orang-orang yang lebih tahu tentang Allah dan Rasul-Nya. Dan, ternyata mereka memahami sekaligus mempraktekkan tawasul dengan wasilah Nabi setelah wafat beliau, tepatnya pada era kekhalifahan Utsman bin Affan RA.

Page 63: Buku Tawasul

53

الدعاء طلب مبعىن التوسل : الثاين النوع

2. Tawasul Jenis Yang Ke-Dua : Tawasul Dengan Arti Meminta Do'a

.منه الدعاء طلب مبعىن ص بالنيب التوسل ذلك ومن متواترة واألخبار متواتر، وهذاص، حياته يف يكون وقد

.حصرها ميكن ال حىت. أيضا بهTermasuk darinya adalah tawassul dengan wasilah Nabi

SAW, dalam pengertian meminta do'a dari Nabi SAW. Kadang hal ini dilakukan pada masa hidupnya, dan ini sangat sering dilakukan, hadits yang meriwayatkannya juga hadits-hadits mutawattir. Saking banyaknya sampai tidak mungkin untuk diringkas disini.

مجيع يف به ويستغيثون اليه يفزعون املسلمون كان وقد :نام وما م نزل ما

اجلمعة، يوم املسجد دخل رجال أن : ((الصحيحني يف كما قائما ص اهللا رسول فاستقبل خيطب، قائم ص، اهللا ورسول

السبيل وانقطعت األموال هلكت اهللا، رسول يا : قال مث : قال مث يديه ص اهللا رسول فرفع يغيثنا، أن تعاىل اهللا فادع

Page 64: Buku Tawasul

54

مثل سحابة ورائه من فطلعت)) أغثنا اللهم أغثنا، اللهم(( فال : قال. أمطرت مث انتشرت السماء توسطت فلما الترس .احلديث ١٩)).ستا الشمس رأينا ما واهللا

Dulu umat Islam selalu berlindung dan meminta pertolongan melalui Nabi SAW dalam semua musibah yang menimpa mereka.

Seperti disebutkan dalam kitab Bukhari dan Muslim : "Seorang laki-laki masuk masjid pada hari Jum’at, Rasulullah SAW sedang berdiri berkhutbah, laki-laki menghadap Nabi seraya berdiri dan berkata; “Wahai Rasulullah, telah rusak harta benda dan jalan-jalan menjadi tertutup, maka berdo'alah engkau kepada Allah SWT agar menurunkan hujan kepada kami”, kemudian Rasulullah SAW mengangkat kedua tangannya dan berdo'a ; “Ya Allah hujanilah kami, Ya Allah Hujanilah kami”, setelah itu munculah mendung dari arah belakang bagai perisai ketika mendung tersebut berada persis ditengah-tengah langit turunlah hujan, Rasulullah berkata; "Demi Allah, sebelum ini saya tidak melihat matahari tertidur (tertutup awan)…".

قال مطعم بن جبري عن : السنة كتاب يف داود أىب سنن يفو جهدت اهللا، رسول يا : فقال أعرايبص، اهللا رسول أتى: ((

األنعام، وهلكت األموال، وكت العيال، وضاعت األنفس،

).٨٩٧ (، مسلم)١٠١٤ ن ١٠١٣( البخاري ١٩

Page 65: Buku Tawasul

55

باهللا ونستشفع اهللا، على بك ستشفعن فإنا لنا، اهللا فاستسق ال إنه تقول؟ ما أتدري وحيك: ((ص اهللا رسول قال. عليك

من أعظم اهللا شأن خلقه، من أحد على باهللا يستشفع ينكر مل فإنه ملقصودنا، موافق احلديث، وذكر ٢٠))ذلك

سبب ولعل باهللا، االستشفاع أنكر وإمنا به، اإلستشفاع .عنده للمشفوع يتواضع أن الشافع شأن أن ذلك،

Dalam kitab Sunan Abi Dawud : "Diriwayatkan dari Jabir ibn Muth'im, beliau berkata: “datanglah kepada Rasulullah SAW seorang Arab badui kemudian berkata: Wahai Rasulullah, hidup kami sangat susah, keluarga tersia-sia, harta benda telah rusak dan telah musnah binatang-binatang ternak, maka mintalah hujan kepada Allah untuk kami, sesungguhnya kami meminta pertolongan kepadamu atas Allah dan mencari pertolongan kepada Allah atasmu. Rasulullah SAW berkata:”'celaka kamu! Tahukah apa yang baru saja kamu ucapkan? Sesungguhnya tidak boleh meminta dengan Allah atas siapapun dari makhluk-Nya, karena keadaan Allah lebih agung dari itu`". Penyebutan hadits ini sesuai tujuan pembahasan kita, karena sesunguhnya Nabi Muhammad SAW tidaklah mengingkari permintaan syafa'at dengan wasilah beliau, akan tetapi Nabi SAW mengingkari permintaan syafa'at pada beliau dengan wasilah Allah SWT. Kenapa Nabi mengatakan

).٤٧٢٦(أبو داود ٢٠

Page 66: Buku Tawasul

56

demikian? Barangkali Itu disebabkan keadaan orang yang memberi syafa'at (pertolongan) bertawadlu' dihadapan pihak yang diberi syafaat.

اهللا رسول اىل أعرايب جاء : ((قالر مالك بن أنس وعن يعري وال يغط، صيب لنا وما أتيناك اهللا يارسول : فقال ص

:وأنشد يئط،قدو غلتش أم يبن الصالطفل ع � اكنياء أتذرالعدمى وا يـهابلب

ع منفا اجلوا ضعم رال ميحيلي و � الستكانة الفىت بكفيه وألقى

� والعلهزالفسل اميالع احلنظل سوى عندنا الناس يأكل مما شيء وال

نأيو اراس فرل إىل إال النسالر � سليا وإال لن كا إلينارفر Diceritakan dari Anas Ibn Malik RA, beliau berkata :

"Telah datang kepada Nabi Muhammad SAW, seorang Arab Badui, kemudian berkata: `Wahai Rasulullah, kami menghadap kepada-mu sedangkan anak-anak kami tidak lagi bisa tidur nyenyak, unta pun tak lagi bisa mendengkur (kenyang), lalu ia melantunkan syair;

Kami menghadapmu, sedang seorang perawan kering susu

� sang ibu sangat disibukkan oleh polah anak-anaknya

Para muda menepukkan tangannya menghibur diri

� Dari lapar, dengan lunglai, yang belum juga lewat

tiada suatupun disisi kami � selain buah handzal dan

Page 67: Buku Tawasul

57

yang bisa dimakan manusia

'alhazilfasl yang berbuah tahunan

tiada lagi yang bisa kami lakukan kecuali berlari kepadamu

� Kemana lagi manusia berlindung selain Rasul

يديه فرفع املنرب صعد حىت رداءه جير ص اهللا رسول فقام رد فما : قال أن إىل الدعاء وذكر)) اسقنا اللهم : ((قال مث

البطانة أهل وجاء بأوراقها، السماء ألقت حىت يده ص النيب)) والعلينا حوالينا ((:ص النيب فقال. الغرق الغرق : يصيحون كاإلكليل، ا أحدق حىت املدينة عن السحاب فاجناب

أيب رد هللا : ((قال مث. نواجذه دتب حىتص النيب وضحك فقال ؟))قوله ينشدنا من عيناه، لقرت حيا كان لو طالب،

قوله تريد كأنك اهللا، رسول يا :ر طالب أيب بن علي:

بوجهه الغمام يستسقي وأبيض � لألرامل عصمة اليتامى مثال

هاشم آل من اهلالك به تطيف � وفواضل نعمة يف عنده فهم

)).أجل((ص اهللا لرسو فقال

Page 68: Buku Tawasul

58

Kemudian Rasulullah SAW berdiri seraya menarik sorban beliau dan naik mimbar kemudian mengangkat kedua tangannya dan berdo'a : "Ya Allah turunkanlah hujan kepada kami...” beliau tidak menurunkan kedua tangan beliau sampai turun hujan, lalu datanglah orang dari daerah Bithanah seraya berteriak : `banjir...! banjir...!` kemudian Rasulullah SAW berdo'a; ”Ya Allah, turunkan hujan disekeliling kami, bukan yang membanjiri kami”, serentak mendung berpencar menjauh dari kota Madinah mengelilinginya (melingkupi) bagai mahkota, kemudian Nabi SAW tertawa sampai gigi gerahamnya terlihat, lalu berkata; ”Bagi Allah kebaikan Abu Thalib, seandainya beliau masih hidup pasti dia akan gembira, siapa yang mau melantunkan perkataan Abu Thalib untuk kita? Maka Sahabat 'Ali ibn Abi Thalib RA, menjawab: Wahai Rasulullah, sepertinya engkau mengharapkan syair Abu Thalib:

Demi kesucian (Nabi) mendung telah menurunkan hujan lantarannya

� pengayom para yatim, pelindung para janda

Dialah benteng bagi bani Hasyim dari kehancuran

Di sisinya nikmat serta keutaman menyertai mereka

Kemudian Rasulullah SAW, berkata: ”ya”.

Page 69: Buku Tawasul

59

öθs9: تعاىل قوله ونص uρ … öΝßγ‾Ρ r& Œ Î) (#þθßϑ n=¤ß öΝßγ|¡à�Ρ r& x8ρâ!$ y_

(#ρã� x�øó tG ó™ $$ sù ©! $# t� x�øó tG ó™$#uρ ÞΟßγs9 ãΑθß™§�9 $# ...∩∉⊆∪ ٢١

Al-Qur'an sangat jelas menunjukan boleh bertawassul model ini: Artinya :

....Sesungguhnya Jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasulpun memohonkan ampun untuk mereka.....(QS. An-Nisa’; 64)

من نسبة له مبن التوسل، هذا مثل وحيسن، وزجي وكذلك استسقى قحط إذ ر، اخلطاب بن عمر كان كما ص النيب

قحطنا إذا كنا إنا اللهم : ((ويقول ر املطلب عبد ابن بالعباس حممد نبيك بعم إليك نتوسل وإنا فتسقينا، بنبينا إليك توسلنا

)).فيسقون : قال فاسقنا، صTawassul ini juga boleh dan baik dilaksanakan dengan

wasilah orang yang memiliki hubungan keluarga dengan Nabi Muhammad SAW, seperti tindakan sahabat Umar bin Khattab RA bertawasul dengan wasilah 'Abbas bin Abdul Muthalib RA (paman Nabi) ketika terjadi musim kemarau panjang untuk meminta hujan, Sahabat Umar bin Khattab

.٦٤من اآلية : النساء ٢١

Page 70: Buku Tawasul

60

berkata ”Ya Allah, dulu, jika kemarau menimpa kami, kami bertawassul (meminta) kepada-Mu dengan wasilah Nabi kami, maka Engkau pun memberi kami hujan, dan sekarang, kami bertawassul kepadamu dengan wasilah paman Nabi-Mu, Muhammad SAW, maka berilah kami hujan.”. maka turunlah hujan, kata Umar dalam akhir riwayat ini.

وهذا الصاحلني، بسائر التوسل هذا مثل جيوز وكذلك لم : يقال وال امللل، من مبلة متدين وال مسلم، ينكره ال شيء أو ص؟ يببالن يتوسل ومل بالعباس اخلطاب بن عمر توسل أو ص بالنيب للتوسل إنكار بالعباس توسله يف فليس بقربه؟ .بالقرب

Tawassul seperti ini juga bisa diterapkan pada orang saleh lain, dan ini bukanlah suatu yang seharusnya diingkari oleh seorang muslim manapun, apapun madzhabnya. Tidak tepat kiranya ditanyakan: kenapa sahabat Umar RA tawassul dengan wasilah sahabat Abbas bin Abdul muthalib RA bukan dengan Nabi SAW atau pusaranya? karena tawassul dengan Abbas RA bukan berarti mengingkari tawasul dengan Nabi SAW ataupun pusaranya.

شديدا قحطا املدينة أهل قحط : قال وزاءاجل أيب فعن النيب قرب فانظروا : ((فقالت عنها، اهللا رضي عائشة إىل فشكوا

Page 71: Buku Tawasul

61

وبني بينه يكون ال حىت السماء، إىل كوى منه فاجعلوا ص، ومسنت العشب نبت حىت فمطروا ففعلوا)) سقف السماء )).الفتق عام فسمي الشحم، من تفتقت حىت اإلبل،

Dari Abi al-Jawza’ berkata: kemarau panjang menimpa penduduk Madinah, kemudian mereka mengadukan hal itu pada Sayyidah Aisyah RA, beliau menjawab: ”Kalian lihatlah makam Nabi SAW, dan buatlah lubang keatas, sehingga tembus tidak ada atap yang menghalanginya” maka kemudian mereka melakukan petunjuk Ummul Mu’minin tersebut dan turunlah hujan sehingga rerumputan menjadi subur dan unta-unta menjadi gemuk. Kejadian ini lantas dinamakan tahun kesuburan.

Page 72: Buku Tawasul

62

PENUTUP

وأرنا اتباعه وارزقنا حقا احلق أرنا ص حممد نبيك حبق اللهم

.اجتنابه وارزقنا باطال الباطل .وسلم وصحبه آله وعلى حممد سيدنا على اهللا وصلى .العاملني رب هللا واحلمد

Ya Allah, dengan wasilah hak Nabi-Mu Muhammad SAW, perlihatkanlah kepada kami yang benar adalah benar serta berilah kami kemampuan untuk mengikutinya dan tunjukkanlah kepada kami yang bathil adalah bathil dan berilah kami kekuatan untuk menjauhinya.

Shalawat dan salam mudah-mudahan tetap terlimpah curah atas Nabi kita Muhammad SAW, keluraga dan sahabat-sahabatnya.

Segala puji milik Tuhan semesta alam.