Top Banner
i Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji Kamaludi Syarif Primasari Nurhayati Lembaga Penerbit BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN 2014
120

Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

Apr 28, 2019

Download

Documents

phungnhi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

i

Buku

Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu

Provinsi Sulawesi Selatan 2014

Tim Penulis :

Hadjar Siswantoro Armaji Kamaludi Syarif

Primasari Nurhayati

Lembaga Penerbit BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN

2014

Page 2: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

i

KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kepada Allah SWT kami panjatkan, karena hanya dengan rahmat dan karunia

Allah, kami dapat menyelesaikan Laporan Hasil Studi Diet Total (SDT) tahun 2014 Provinsi

Sulawesi Selatan SDT terdiri dari Survei Konsumsi Makanan Individu (SKMI) dan Analisis

Cemaran Kimia Makanan (ACKM).

Pelaksanaan pengumpulan data SDT yang diawali SKMI 2014 di provinsi Sulawesi Selatan

dilakukan di bulan Mei - Juli 2014 di 24 kabupaten/kota. Sebanyak 112 enumerator disebar

di seluruh provinsi, dan 12 koordinator klaster yang terdiri dari peneliti Balitbangkes dan

dosen Poltekkes Jurusan Gizi serta satu orang penanggung jawab operasional Dinas

Kesehatan Provinsi. Sebanyak 2.169 rumah tangga dapat dikunjungi dan sebanyak 6.987

individu dapat di wawancara. Sebelum pelaksanaan pengumpulan data dilakukan terlebih

dahulu pelatihan koordinator klaster dan enumerator.

Proses manajemen data dimulai dari pengumpulan dan entri data ke komputer data di

lapangan. Selanjutnya, proses „data cleaning‟ dilakukan oleh Tim Manajemen Data

(mandat) dan Tim Teknis di Balitbangkes. Masih terbatasnya ketersediaan komposisi zat

gizi dalam bahan makanan menyebabkan hasil SKMI belum dapat mencakup semua zat

gizi.

Perkenankanlah kami menyampaikan penghargaan yang tinggi serta terima kasih yang tulus

atas semua kerja cerdas dan penuh dedikasi dari seluruh enumerstor, koordinator klaster,

penanggung jawab operasional peneliti dari Dins kesehatan Provinsi serta Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota, rekan sekerja dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan BPS Provinsi Sulawesi

Selatan, para pakar dari Perguruan Tinggi, Para Dosen Poltekkes dan semua pihak yang

telah berpartisipasi mensukseskan SDT ini.

Secara khusus, perkenankan ucapan terima kasih kami dan para peneliti kepada Ibu

Menteri Kesehatan yang telah memberi kepercayaan kepada kita semua, anak bangsa,

dalam menunjukkan karya baktinya.

Billahi taufiq walhidayah, wassalamu‟alaikum wr. wb.

Jakarta, Desember 2014 Kepala Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik

Dr. Siswanto, MHP, DTM NIP. 196005271988031001

Page 3: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

ii

KATA SAMBUTAN

Page 4: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

iii

RINGKASAN EKSEKUTIF

Studi Diet Total (SDT) 2014 termasuk dalam Riset Kesehatan Nasional (Riskesnas)

berbasis komunitas, dilaksanakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,

Kementerian Kesehatan RI. Studi Diet Total terdiri dari dua kegiatan besar, yaitu Survei

Konsumsi Makanan Individu (SKMI) dan Analisis Cemaran Kimia Makanan (ACKM). Survei

Konsumsi Makanan Individu merupakan kegiatan mengumpulkan informasi data konsumsi

makanan individu yang lengkap, sebagai dasar untuk melakukan kegiatan ACKM untuk

menentukan tingkat keterpaparan senyawa kimia pada makanan yang dikonsumsi

penduduk. Laporan ini difokuskan pada hasil SKMI.

Riskesdas 2013 menunjukkan peningkatan penyakit degeneratif dan masih tingginya

masalah gizi di masyarakat yang diduga berkaitan dengan perubahan pola konsumsi

makanan di masyarakat. Oleh karena itu, penting untuk dilakukan SKMI sebagai bagian dari

kegiatan SDT.

Survei konsumsi makanan individu bertujuan untuk memperoleh informasi tentang

gambaran pola konsumsi makanan dan tingkat kecukupan zat gizi penduduk, dan untuk

menyediakan informasi tentang cara, proses dan alat yang digunakan untuk memasak

makanan serta daftar bahan makanan untuk keperluan ACKM di Provinsi Sulawesi Selatan.

Disain penelitian SKMI adalah kroseksional yang mencakup 7.753 individu pada 2.180

rumah tangga dan tersebar di 97 blok sensus di seluruh kabupaten/kota di Sulawesi

Selatan. Survei konsumsi makanan individu dilaksanakan pada tahun 2014 dan pada tahun

2015 dilanjutkan dengan kegiatan ACKM.

SKMI menggunakan cara pengumpulan data yang sudah digunakan secara universal. Data

yang dikumpulkan meliputi menu dan jenis makanan, cara memasak dan alat yang

digunakan untuk memasak. Data dikumpulkan dengan cara wawancara tentang konsumsi

makanan individu sehari sebelumnya. Wawancara dibantu dengan menggunakan pedoman

pengumpulan data konsumsi makanan.

Dalam proses pengumpulan data dihadapi berbagai kendala antara lain mobilitas penduduk,

tidak ditemukan alamat dan tidak bersedia diwawancara sehingga tidak memungkinkan

untuk menjangkau lokasi blok sensus.

Dari 97 BS terpilih untuk sampel SDT 2014 di Sulawesi Selatan, berhasil ditemukan dan

dikunjungi sebanyak97 BS (100%) yang tersebar di 24 Kabupaten/Kota. Adapun dari jumlah

target rumah tangga sebesar 2.180 RT terdapat 2.169 RT yang berhasil dikunjungi (99,5%).

Sedangkan untuk jumlah target ART 7.753 orang terdapat 6.987orang yang berhasil

diwawancarai (90,1%).

Page 5: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

iv

Hasil analisis SKMI 2014 menunjukkan berat bahan makanan yang dikonsumsi menurut

jenis dan kelompok makanan, mempengaruhi asupan zat gizi dan kecukupan energi dan

protein individu, hasil secara lengkap sebagai berikut:

1. Pada makanan pokok penduduk Sulawesi Selatan, beras terbanyak dikonsumsi oleh

sebagian besar penduduk (98,2%) dengan konsumsi sebesar 223,3 gram per orang

per hari diikuti terigu dan olahannya yang dikonsumsi oleh sekitar 56,6 persen

penduduk dengan konsumsi sebesar 54,7 gram per orang per hari.

2. Konsumsi protein hewani penduduk Sulawesi Selatan, terbanyak berasal dari

kelompok ikan dan olahan, yaitu sebesar 110,5 gram per orang per hari. Disusul oleh

kelompok daging dan olahan sebanyak 30,6 gram per orang per hari, dan tiga

kelompok lain yang sedikit dikonsumsi, secara berurutan yaitu telur dan olahan

sebesar 18,4 gram per orang per hari, susu dan olahan sebanyak 4,5 gram per

orang per hari, dan kelompok jeroan sebesar 0,38 gram per orang perhari.

3. Konsumsi sayur dan olahan dan buah-buahan dan olahan penduduk masih kecil

yaitu 53,7gram per orang per hari dan 18,4 gram per orang per hari. Dalam

kelompok sayur, sayuran hijau dikonsumsi paling banyak (74,5 %) dibandingkan

sayur lainnya. Sebaliknya dalam kelompok buah-buahan dan olahan, buah pisang

terbanyak dikonsumsi oleh penduduk (17,7%). Konsumsi sayur dan olahan dan

buah-buahan dan olahan yang belum memadai berpengaruh terhadap suplai vitamin

dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh.

4. Konsumsi minyak, lemak dan olahan sebesar 24,9 gram per orang per hari,

terbanyak dikonsumsi dalam kelompok ini adalah minyak kelapa dan olahan (12,3

gram/orang/hari) dan minyak kelapa sawit dan minyak kelapa(12,1 gram/orang/hari).

Minyak kelapa sawit dan minyak kelapa tertinggi dikonsumsi oleh penduduk

Sulawesi Selatan (82,2%), menyusul kelapa dan olahannya (26,1%) dan minyak

lainnya (9,7%).

5. Konsumsi gula dan konfeksionari penduduk Sulawesi Selatan sebesar 16,7 gram per

orang per hari, terbanyak dikonsumsi dalam kelompok ini adalah gula putih/gula

pasir (14,7 gram/orang/hari). Gula pasir dikonsumsi oleh sebagian besar penduduk

(63 %), diikuti oleh coklat dan permen dengan kisaran antara 3,1 sampai 3,5 persen

dan terendah sirup (1,6%).

6. Konsumsi kelompok bumbu penduduk Sulawesi Selatan sebesar 13,1 gram per

orangper hari, terbanyak dikonsumsi dalam kelompok ini adalah bumbu basah (7,6

gram/orang/hari), menyusul garam (3,7 gram/orang/hari) dan terkecilbahan

tambahan (0,05 garam/orang/hari). Garam tertinggi dikonsumsi penduduk (95,6%)

diikuti dengan vetsin (74%) dan terendah bahan tambahan (5,5%).

7. Konsumsi minuman serbuk penduduk Sulawesi Selatan sebesar 5,9 gram per orang

per hari. Teh instan/daun kering dikonsumsi terbanyak (28 %) diikuti kopi bubuk

(25,1%) dan terendah minuman serbuk (2,1%), dengan konsumsi terbanyak adalah

kopi bubuk (6,0 gram/orang/hari), menyusul teh instan daun kering (3,9

gram/orang/hari) dan terendah adalah minuman serbuk (1,2 gram/orang/hari).

Minuman serbuk sudah dikonsumsi oleh balita (kelompok umur 0-59 bulan), dan

konsumsi tertinggi ditemukan pada kelompok 5-12 tahun (6,5%).

8. Konsumsi total kelompok air minum penduduk Sulawesi Selatan 1.379,6 ml per

orang per hari. Air minum dikonsumsi terbanyak yaitu oleh 99,4 persen penduduk

Page 6: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

v

diikuti minuman cair kemasan pabrikan (14,9%) dan terendahair minum kemasan

bermerek (11,2%).

9. Konsumsi kelompok makanan komposit, suplemen termasuk jamu penduduk

Sulawesi Selatan amat kecil yaitu dibawah 1,0 gram per orang per hari.

Asupan dan kecukupan gizi

10. Secara provinsi, rerata kecukupan energi per orang per hari tertinggi terlihat pada

penduduk kelompok umur 0-59 bulan (103,6 % AKE), diikuti kelompok umur 5-12

tahun (88,2 % AKE), kelompok umur >55 tahun (81,5% AKE), kelompok umur 19-55

tahun (76,4% AKE) dan terendah, kelompok umur 13-18 tahun (71,7% AKE).

11. Secara provinsi kecukupan protein per orang per hari tertinggi terlihat pada kelompok

umur 0-59 bulan (128,0% AKP), diikuti kelompok umur 5-12 tahun (117,5% AKP),

kelompok umur 19-55 tahun (115,4% AKP), kelompok umur >55 tahun (104,0%

AKP) dan terendah kelompok umur 13-18 tahun (93,5% AKP).

12. Secara provinsi, penduduk dengan tingkat kecukupan energi sangat kurang (<70%

AKE) berkisar9,3 hingga 51,1 persen dan kecukupan energi melebihi 130 %

AKEberkisar 4,4 hingga15,8 persen.

13. Secara provinsi, penduduk dengan tingkat kecukupan protein sangat kurang (<80%

AKP) sebesar24,8 - 46 persen dan kecukupan protein normal (>120% AKP) sebesar

20,4 - 50 persen.

14. Secara provinsi, penduduk dengan asupan gula, garam, natrium dan lemak yang

melebihi batas yang ditetapkan permenkes nomor 30 tahun 2013 tentang AKG yang

dianjurkan adalah berkisar antara 1,0 hingga 30,9 persen.

Seluruh hasil SKMI dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk evaluasi dan

perencanaan kesehatan khususnya di bidang gizi di tingkat pusat maupun daerah.

Rekomendasi

1. Mengingat sumber makanan pokok lokal (ubi-ubian) sedikit dikonsumsi penduduk

dibandingkan dengan makanan pokok impor (terigu dan olahannya) dan tingginya

jumlah penduduk yang tidak mampu memenuhi kecukupan energinya maka perlu

dirumuskan kebijakan penganekaragaman makanan pokok yang berbasis makanan

lokal.

2. Mengingat sumbangan protein dari hasil laut masih sedikit dibandingkan dengan

potensi yang ada maka perlu kebijakan peningkatan potensi hasil laut sebagai

sumber protein hewani bagi penduduk

3. Mengingat konsumsi sayuran dan buah masih sedikit maka perlu dirumuskan

kebijakan untuk meningkatkan konsumsi sayur dan buah melalui edukasi dan

peningkatan ketersediaan sayuran dan buah dengan harga yang terjangkau

4. Mengingat konsumsi minuman kemasan baik serbuk maupun cair pada anak mulai

meningkat maka perlu dirumuskan kebijakan untuk melindungi anak dari konsumsi

minuman kemasan yang berlebihan

5. Mengingat sudah terdapat sebagian penduduk yang mengonsumsi gula, garam dan

minyak/lemak melebihi batas yang ditetapkan dalam Permenkes nomor 30 tahun

2013 maka perlu ditingkatkan pemahaman masyarakat tentang risiko mengonsumsi

berlebih gula, garam dan minyak/lemak melalui edukasi atau kampanye.

Page 7: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

vi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i

KATA SAMBUTAN .................................................................................................................ii

RINGKASAN EKSEKUTIF .................................................................................................... iii

DAFTAR ISI .......................................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ................................................................................................................. viii

DAFTAR GRAFIK ................................................................................................................. xi

DAFTAR SINGKATAN ......................................................................................................... xii

BAB 1. PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1

1.1 Latar belakang ............................................................................................................ 1

1.2 Perumusan Masalah Penelitian ................................................................................... 2

1.3 Pertanyaan Penelitian ................................................................................................. 2

1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................................................ 3

1.5 Manfaat Penelitian....................................................................................................... 3

BAB 2. METODE PENELITIAN ............................................................................................. 4

2.1 Disain penelitian .......................................................................................................... 4

2.2 Tempat dan Waktu ...................................................................................................... 4

2.3 Populasi dan Sampel .................................................................................................. 4

2.4 Variabel dan Definisi Operasional ............................................................................... 4

2.5 Instrumendan Cara Pengumpulan Data .................................................................... 13

2.5.1 Instrumen ........................................................................................................... 13

2.5.2 Cara Pengumpulan Data .................................................................................... 13

2.5.3 Wawancara ........................................................................................................ 13

2.5.4 Proses wawancara ............................................................................................. 14

2.5.5 Penimbangan Berat Badan ................................................................................. 15

2.6 Bahan dan Prosedur Pengumpulan Data .................................................................. 15

2.7 Pengawasan Kualitas Data ....................................................................................... 19

2.7.1 Analisis Data ...................................................................................................... 20

2.8 Izin penelitian ............................................................................................................ 20

2.9 Pertimbangan etik penelitian ..................................................................................... 20

Bab 3. HASIL ...................................................................................................................... 22

3.1. Gambaran Umum Provinsi Sulawesi Selatan ........................................................ 22

3.1.1 Letak Geografis ............................................................................................. 22

3.1.2. DataKependudukan ....................................................................................... 22

3.1.3. Sosial Ekonomi .............................................................................................. 23

3.1.4. Keadaan Kesehatan Lingkungan ................................................................... 23

3.1.5. Status Gizi ..................................................................................................... 24

3.2. Hasil Survei Konsumsi Makanan Individu ............................................................. 24

Page 8: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

vii

3.2.1 Sebaran sampel menurut karakteristik ........................................................... 24

3.2.2. KonsumsiBahanMakananMenurut Kelompok Makanan ................................. 26

3.3 Asupan dan Kecukupan Energi ............................................................................ 65

3.4 Asupan dan Kecukupan Protein ............................................................................ 67

3.5 Asupan Lemak ...................................................................................................... 69

3.6 Asupan karbohidrat ............................................................................................... 70

3.7 Asupan natrium ..................................................................................................... 71

3.8 Konsumsi gula, garam dan minyak/lemak ............................................................. 72

3.9 Proporsi penduduk menurut tingkat kecukupan energi .......................................... 73

3.10 Proporsi penduduk menurut tingkat kecukupan protein ......................................... 74

BAB 4. KESIMPULAN ................................................................................................... 75

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 77

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................................... 79

Lampiran 1 Surat Izin Etik ................................................................................................... 79

Lampiran 2 Surat Izin Kementerian Dalam Negri ................................................................ 80

Lampiran 3 Rekomendasi Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan ....................................... 82

Lampiran 4 Naskah Penjelasan .......................................................................................... 84

Lampiran 5 Kuesioner Rumah Tangga ................................................................................ 86

Lampiran 6 Kuesioner Individu ............................................................................................ 98

Lampiran 7 Kontributor ...................................................................................................... 105

Page 9: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

viii

DAFTAR TABEL NAMA TABEL HALAMAN

Tabel 2.1 Variabel dan definisi operasional SKMI ................................................................. 6

Tabel 3.2.2 Distribusi BS, RT dan ART yang dapat dikunjungi (response rate) menurut kabupaten/kota, Sulawesi Selatan 2014 ............................................................................. 25

Tabel 3.2.3 Distribusi ART yang berhasil dikunjungi (response rate) menurutkarakteristik, Sulawesi Selatan 2014 ........................................................................................................ 26

Tabel 3.2.4 Rerata konsumsi bahan makanan kelompok serealia dan olahannya perorang perhari (gram) menurut kelompok Umur, Provinsi Sulawesi Selatan 2014 ......................... 27

Tabel 3.2.5 Proporsi penduduk yang mengonsumsi bahan makanan kelompok serelia dan olahan menurut kelompok umur, Provinsi Sulawesi Selatan 2014...................................... 28

Tabel 3.2.6 Rerata konsumsi bahan makanan kelompok umbi/pati dan olahannya perorang perhari (gram) menurut kelompok umur, provinsi Sulawesi Selatan 2014 ........................... 29

Tabel 3.2.7 Proporsi penduduk yang mengonsumsi bahan makanan kelompok umbi dan olahan menurut kelompok umur, Provinsi Sulawesi Selatan 2014....................................... 30

Tabel 3.2.8 Rerata konsumsi bahan makanan kelompok kacang-kacangan dan olahannya perorang perhari (gram) menurut kelompok umur, Provinsi Sulawesi Selatan 2014 ............ 31

Tabel 3.2.9 Proporsi penduduk yang mengonsumsi bahan makanan kelompok kacang-kacangan dan olahan menurut kelompok umur, Provinsi Sulawesi Selatan 2014 ............... 32

Tabel 3.2.10 Rerata konsumsi bahan makanan kelompok sayur dan olahannyaper orang per hari (gram) menurut kelompok umur, Provinsi Sulawesi Selatan 2014 ................................ 32

Tabel 3.2.11 Proporsi penduduk yang mengonsumsi bahan makanan kelompok sayur dan olahan menurut kelompok umur, Provinsi Sulawesi Selatan 2014....................................... 33

Tabel 3.2.12 Rerata konsumsi kelompok buah- buahan dan olahannya per orang per hari (gram) menurut kelompok umur, Provinsi Sulawesi Selatan 2014 ....................................... 34

Tabel 3.2.13 Proporsi penduduk yang mengonsumsi kelompok buah - buahan dan olahan menurut kelompok umur, Provinsi Sulawesi Selatan 2014 .................................................. 35

Tabel 3.2.14 Rerata konsumsi bahan makanan kelompok daging dan olahannya per orang per hari (gram)menurut kelompok umur, Provinsi Sulawesi Selatan 2014 ........................... 37

Tabel 3.2.15 Proporsi penduduk yang mengonsumsi bahan makanan kelompok daging dan olahan menurut kelompok umur, Provinsi Sulawesi Selatan 2014....................................... 39

Tabel 3.2.16 Rerata konsumsi bahan makanan kelompok jeroan dan olahannya per orang per hari (gram) menurut kelompok umur, Provinsi Sulawesi Selatan 2014 .......................... 39

Tabel 3.2.17 Proporsi Penduduk yang Mengonsumsi Bahan Makanan Kelompok Jeroan dan Olahan Menurut Kelompok Umur, Provinsi Sulawesi Selatan 2014 .............................. 40

Tabel 3.2.18 Rerata konsumsi bahan makanan kelompok ikan dan olahannya per orang per hari (gram) menurut kelompok umur, Provinsi Sulawesi Selatan 2014 ................................ 41

Tabel 3.2.19 Proporsi penduduk yang mengonsumsi bahan makanan kelompok Ikan dan olahan menurut kelompok umur, Provinsi Sulawesi Selatan 2014....................................... 43

Tabel 3.2.20 Rerata konsumsi bahan makanan kelompok telur dan olahannyaper orang per hari (gram) menurut kelompok umur, Provinsi Sulawesi Selatan 2014 ................................ 44

Tabel 3.2.21 Proporsi penduduk yang mengonsumsi bahan makanan kelompok telur dan olahan menurut kelompok umur, Provinsi Sulawesi Selatan 2014....................................... 46

Tabel 3.2.22 Rerata konsumsi kelompok susu dan olahannya per orang per hari (gram) menurut kelompok umur, provinsi Sulawesi Selatan 2014 .................................................. 47

Page 10: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

ix

Tabel 3.2.23 Proporsi penduduk yang mengonsumsi bahan makanan kelompok susu dan olahannya menurut kelompok umur, Provinsi Sulawesi Selatan 2014 ................................. 48

Tabel 3.2.24 Rerata konsumsi bahan makanan kelompok minyak, lemak dan olahan menurut kelompok umur, Provinsi Sulawesi Selatan 2014 .................................................. 49

Tabel 3.2.25 Proporsi penduduk yang mengonsumsi bahan makanan kelompok minyak, lemak dan olahan menurut kelompok umur, Provinsi Sulawesi Selatan 2014 ..................... 50

Tabel 3.2.26 Rerata konsumsi bahan makanan kelompok gula dan konfeksionari menurut kelompok umur, Provinsi Sulawesi Selatan 2014 ................................................................ 51

Tabel 3.2.27 Proporsi penduduk yang mengonsumsi bahan makanan kelompok gula dan konfeksionari menurut kelompok umur, Provinsi Sulawesi Selatan 2014 ............................ 52

Tabel 3.2.28 Rerata konsumsi kelompok bumbu menurut kelompok umur, Provinsi Sulawesi Selatan 2014 ....................................................................................................................... 53

Tabel 3.2.29 Proporsi penduduk yang mengonsumsi bumbu menurut kelompok umur, Provinsi Sulawesi Selatan 2014 .......................................................................................... 54

Tabel 3.2.30 Rerata konsumsi kelompok minumanmenurut kelompok umur, Provinsi Sulawesi Selatan 2014 ........................................................................................................ 55

Tabel 3.2.31 Proporsi penduduk yang mengonsumsi minuman menurut kelompok umur, Provinsi Sulawesi Selatan 2014 .......................................................................................... 57

Tabel 3.2.32 Rerata konsumsi kelompok makanan komposit menurut kelompok umur, Provinsi Sulawesi Selatan 2014 .......................................................................................... 58

Tabel 3.2.33 Proporsi penduduk yang mengonsumsi makanan komposit menurut kelompok umur, Provinsi Sulawesi Selatan 2014 ................................................................................ 58

Tabel 3.2.34 Rerata konsumsi kelompok air menurut kelompok umur, Provinsi Sulawesi Selatan 2014 ....................................................................................................................... 59

Tabel 3.2.35 Proporsi penduduk yang mengonsumsi air menurut kelompok umur, Provinsi Sulawesi Selatan 2014 ........................................................................................................ 60

Tabel 3.2.36 Rerata konsumsi kelompok suplemen dan jamumenurut kelompok umur, Provinsi Sulawesi Selatan 2014 .......................................................................................... 60

Tabel 3.2.37 Proporsi penduduk yang mengonsumsi suplemen dan jamu menurut kelompok umur, Provinsi Sulawesi Selatan 2014 ................................................................................ 61

Tabel 3.2.38 Rerata konsumsi serelia, umbi/pati, kacang, sayur, buah, daging dan olahannya per orang per hari (gram) menurut kelompok umur, provinsi Sulawesi Selatan 2014 .................................................................................................................................... 62

Tabel 3.2.39 Rerata konsumsi jeroan, ikan, telur, susu, minyak, olahannya, gula dan konfeksionari menurut kelompok umur, provinsi Sulawesi Selatan2014 .............................. 63

Tabel 3.2.40 Rerata konsumsi bumbu, minuman, makanan komposit, air dan suplemen dan jamu per orang per hari menurut kelompok umur, provinsi Sulawesi Selatan2014 ............. 64

Tabel 3.3.41 Rerata asupan energi penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin, Provinsi Sulawesi Selatan 2014 .......................................................................................... 65

Tabel 3.3.42 Rerata kecukupan energi penduduk menurut karakteristik, Provinsi Sulawesi Selatan2014 ........................................................................................................................ 66

Tabel 3.4.43 Rerata asupan protein penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin, Provinsi Sulawesi Selatan 2014 .......................................................................................... 67

Tabel 3.4.44 Reratakecukupan protein penduduk menurut karakteristik, provinsi Sulawesi Selatan 2014 ....................................................................................................................... 68

Page 11: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

x

Tabel 3.5.45 Rerata asupan lemak penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin,Provinsi Sulawesi Selatan2014 .............................................................................. 69

Tabel 3.6.46 Rerata asupan karbohidrat penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin Provinsi Sulawesi Selatan2014 .............................................................................. 70

Tabel 3.7.47 Rerata asupan natrium penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin Provinsi Sulawesi Selatan 2014 .......................................................................................... 71

Tabel 3.8.48 Proporsi penduduk mengonsumsi gula, natrium dan lemak, melebihi pesan permenkes nomor 30 tahun 2013 menurut karakteristik, provinsi Sulawesi Selatan 2014 ... 72

Tabel 3.9.49 Proporsi penduduk menurut karakteristik demografi dan status kepemilikan asset,dan menurut tingkat kecukupan asupan energi, provinsi Sulawesi Selatan 2014 ....... 73

Tabel 3.10.50 Proporsi penduduk menurut karakteristik demografi dan status kepemikian asset,dan menurut tingkat kecukupan asupan protein, provinsi Sulawesi Selatan 2014 ...... 74

Page 12: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

xi

DAFTAR GRAFIK

NAMA GRAFIK HALAMAN

Grafik 3.2.1 Rerata konsumsi bahan makanan kelompok serealia dan olahannya perorang perhari (gram), Provinsi Sulawesi Selatan 2014 ................................................................. 28

Grafik 3.2.2 Rerata konsumsi bahan makanan kelompok umbi dan olahannya perorang perhari (gram), Provinsi Sulawesi Selatan 2014 ................................................................. 30

Grafik 3.2.3 Rerata konsumsi bahan makanan kelompok kacang-kacangan dan olahannya perorang perhari (gram), Provinsi Sulawesi Selatan 2014 .................................................. 31

Grafik 3.2.4 Rerata konsumsi bahan makanan kelompok sayur dan olahannya perorang perhari (gram), Provinsi Sulawesi Selatan 2014 .................................................................. 33

Grafik 3.2.5 Rerata konsumsi bahan makanan kelompok buah-buahan dan olahannya perorang perhari (gram), Provinsi Sulawesi Selatan 2014 ................................................... 35

Grafik 3.2.6 Rerata konsumsi bahan makanan kelompok daging dan olahannya perorang perhari (gram), Provinsi Sulawesi Selatan 2014 .................................................................. 38

Grafik 3.2.7 Rerata konsumsi bahan makanan kelompok jeroan dan olahannya perorang perhari (gram), Provinsi Sulawesi Selatan 2014 .................................................................. 40

Grafik 3.2.8 Rerata konsumsi bahan makanan kelompok ikan dan olahannya perorang perhari (gram), Provinsi Sulawesi Selatan 2014 .................................................................. 42

Grafik 3.2.9 Rerata konsumsi bahan makanan kelompok telur dan olahan perorang perhari (gram), Provinsi Sulawesi Selatan 2014 .............................................................................. 45

Grafik 3.2.10 Rerata konsumsi bahan makanan kelompok minyak, lemak dan olahan perorang perhari (gram), Provinsi Sulawesi Selatan 2014 ................................................... 50

Grafik. 3.2.11 Rerata konsumsi bahan makanan kelompok gula dan konfeksionari perorang perhari (gram), Provinsi Sulawesi Selatan 2014 .................................................................. 52

Grafik 3.2.12 Rerata konsumsi kelompok bumbu perorang perhari (gram), Provinsi Sulawesi Selatan 2014 ....................................................................................................................... 53

Grafik 3.2.13 Rerata konsumsi kelompok minuman perorang perhari (ml), Provinsi Sulawesi Selatan 2014 ....................................................................................................................... 56

Grafik 3.2.14 Rerata konsumsi kelompok air perorang perhari (ml), Provinsi Sulawesi Selatan 2014 ....................................................................................................................... 59

Page 13: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

xii

DAFTAR SINGKATAN

ACKM : Analisis Cemaran Kimia Makanan

AKG : Angka Kecukupan Gizi

ART : Anggota Rumah Tangga

Badan PPSDMK : Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya

Manumur Kesehatan

Balita : Bawah Lima Tahun

Balitbangkes : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

BB : Berat Badan

BDD : Berat Dapat Dimakan

BPOM : Badan Pengawasan Obat dan Makanan

BPS : Badan Pusat Statistik

BS : Blok Sensus

BTP : Bahan Tambahan Pangan

DKBM : Daftar Komposisi Bahan Makanan

DKI : Daerah Khusus Ibukota

DS SDT : Daftar Sampel Studi Diet Total

EFSA : European Food Safety Authority

FAO : Food and Agriculture Organization

FAO/WHO GIFT : FAO/WHO Global Individual Food Consumption Data Tool

JECFA : Joint FAO/WHO Expert Committee on Food Additives

KK : Kepala Keluarga

Mandat : Manajemen Data

MDG‟s : Millenium Development Goals

MSG : Mono Sodium Glutamat

PAM : Perusahaan Air Minum

Page 14: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

xiii

Poltekkes : Politeknik Kesehatan

PSP : Persetujuan Sesudah Penjelasan

PTM : Penyakit Tidak Menular

RAN : Rencana Aksi Nasional

RSE : Relative Standard Error

RT : Rumah Tangga

SDT : Studi Diet Total

SKMI : Survey Kesehatan Masyarakat Indonesia

WHO : World Health Organization

Page 15: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Survei Konsumsi Makanan Individu (SKMI) merupakan survei yang bertujuan untuk

mengumpulkan data makanan yang dikonsumsi penduduk. Survei ini menjadi dasar bagi

pelaksanaan Studi Diet Total (SDT). Studi Diet Total penting dilaksanakan karena

berdasarkan data yang diperoleh dari Riskesdas (2010), makanan yang dikonsumsi

masyarakat Indonesia belum sesuai dengan kebutuhan. Masih terdapat mayarakat yang

kurang gizi, namun terdapat juga masyarakat yang menghadapi kelebihan gizi terutama di

perkotaan. Konsumsi makanan dan atau minuman bergula, bergaram dan berlemak-jenuh

tinggi disertai dengan konsumsi sayuran dan buah yang rendah, merupakan salah satu

faktor risiko utama PTM terkait-gizi (Beaglehole et al, 2011). Selain itu tingkat pencemaran

kimia pada bahan makanan dan minuman cukup tinggi ditemukan didaerah industri

pertambangan dan pertanian hortikultura (Kemenkes 2012) berkaitan dengan penyakit tidak

menular.

Data mortalitas menurut kelompok penyakit berdasarkan kajian hasil survei kesehatan

nasional 1995-2007 (Atmarita, 2011) menunjukkan terjadinya pergeseran pola penyakit

penyebab kematian pada berbagai golongan umur. Kasus kematian akibat penyakit tidak

menular (PTM) seperti hipertensi, kanker dan diabetes melitus semakin meningkat

dibandingkan dengan kasus kematian akibat penyakit menular. Angka kematian akibat

penyakit diabetes melitus meningkat dari 1,1 persen menjadi 2,1 persen, hipertensi dari 7,6

persen menjadi 9,5 persen, dan stroke dari 8,3 persen menjadi 12,1 persen (Depkes, 2008

dan Kemenkes, 2014). Prevalensi gizi kurang, kependekan dan prevalensi gizi lebih di tahun

2013 cenderung tidak berubah dibandingkan dengan tahun 2007. Masalah gizi lebih sangat

berkaitan dengan kejadian PTM, sehingga peningkatan angka kematian akibat PTM diduga

berhubungan erat dengan pola konsumsi pangan (bahan makanan atau minuman) yang

mencakup jumlah, mutu dan keamanan.

Saat ini telah terdapat banyak data SDT yang berasal dari negara-negara yang telah

melakukan studi ini, antara lain Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru, Kanada, Itali,

Inggris, Perancis dan negara-negara Asia seperti Cina dan Malaysia. Saat ini SDT dilakukan

di seluruh dunia dengan mengikuti pedoman umum yang dikembangkan oleh WHO

terutama dari segi metode, sehingga pada akhirnya dapat diperoleh suatu informasi tingkat

internasional yang terharmonisasi.Di Indonesia sampai saat ini belum pernah dilakukan SDT

yang mencakup survei konsumsi pangan dan analisis senyawa kimia di dalam bahan

pangan. Data konsumsi makanan tingkat nasional dari Susenas, Riskesdas 2007, dan

Riskesdas 2010, belum memenuhi syarat untuk digunakan dalam pelaksanaan SDT sesuai

pedoman umum harmonisasi dari WHO. Data konsumsi dari Susenas merupakan hasil

pendekatan dari biaya pengeluaran rumah tangga untuk pembelian pangan sehingga tidak

bisa menunjukkan jumlah pangan yang sebenarnya dikonsumsi dan masuk ke dalam tubuh.

Data konsumsi dalam Riskesdas 2007 juga merupakan data konsumsi rumah tangga,

sehingga tidak bisa dihubungkan dengan data kejadian penyakit yang mewakili data

individu, sedangkan Riskesdas 2010 sudah mempunyai data konsumsi individu tetapi tidak

Page 16: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

2

memiliki informasi tentang proses pengolahan yang diperlukan dalam menyiapkan sampel

bahan makanan untuk keperluan analisis senyawa kimia. Dengan tidak adanya data

nasional kecukupan dan keamanan konsumsi pangan serta kajiaan risikonya, maka

Indonesia belum memiliki data sebagai evidence based yang dapat mewakili mayoritas

penduduk Indonesia yang dapat digunakan sebagai informasi dalam forum-forum di tingkat

internasional dan sebagai dasar pengambilan kebijakan.

Sampai saat ini belum ada data konsumsi pangan terkini dan lengkap dengan cara

pengolahan makanan dan data paparan senyawa kimia pada populasi yang sangat terbatas,

sehingga tidak dapat dihubungkan dan menjelaskan meningkatnya prevalensi PTM di

Indonesia. Oleh karena itu untuk mendapatan data yang sangat penting ini, perlu dilakukan

Studi Diet Total tingkat nasional.

SDT yang dilakukan pada tahun 2014-2015 mempunyai dua kegiatan yaitu kegiatan SKMI

pada tahun 2014 bertujuan untuk mendapatkan data perubahan tingkat konsumsi gizi dan

status gizi serta keragaman hidangan dan bahan makanan yang dikonsumsi penduduk

dibandingkan dengan data Riskesdas 2010 dan kegiatan ACKM pada tahun 2015 untuk

mengumpulkan data tingkat cemaran kimia dalam makanan yang dikonsumsi oleh

penduduk.

Oleh karena itu SDT dilaksanakan di Indonesia dimulai dengan kegiatan SKMI yang

dilakukan di seluruh provinsi pada tahun 2014 termasuk di provinsi Sulawesi Selatan.

1.2 Perumusan Masalah Penelitian

Seperti telah dikemukakan di atas bahwa kejadian PTM semakin meningkat dari tahun ke

tahun, demikian juga halnya dengan angka kematian yang diakibatkan PTM. Prevalensi

masalah gizi tidak banyak mengalami perbaikan dari tahun 2007 sampai tahun 2013. Ada

kecenderungan peningkatan prevalensi pendek (stunting), gizi kurang (underweight) dan

kegemukan (obesity). Gambaran kesehatan dan gizi seseorang sangat erat kaitannya

dengan jumlah, mutu dan keamanan makanan yang dikonsumsinya dikenal dengan istilah

“you are what you eat”. Prinsip ketahanan pangan bertumpu pada tiga hal, yaitu:

tersedianya jumlah pangan yang cukup, bermutu dan aman bagi penduduk. Meningkatnya

kejadian PTM dan tetap tingginya masalah gizi di Indonesia memberikan indikasi adanya

masalah dalam makanan yang dikonsumsi oleh penduduk Indonesia baik dari segi jumlah,

mutu maupun keamanannya.

1.3 Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan penelitian untuk SKMI 2014 Provinsi Sulawesi Selatan yaitu :

1. Berapakah jumlah makanan dan bahan makanan yang dikonsumsi penduduk

menurut jenis dan kelompok makanan di tingkat provinsi?

2. Berapa tingkat asupan zat gizi individu dari semua kelompok umur di tingkat

provinsi?

Page 17: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

3

3. Apa saja zat gizi yang konsumsinya kurang dan apa saja zat gizi yang konsumsinya

lebih di tingkat provinsi?

4. Berapa jumlah garam, gula dan minyak yang dikonsumsi penduduk di tingkat

provinsi?

5. Makanan apa saja yang merupakan komponen sedikitnya 90 persen dari diet yang

dikonsumsi penduduk di tingkat provinsi?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan Umum

Tersedianya data tentang kecukupan dan keamanan makanan yang di konsumsi oleh

penduduk di Provinsi Sulawesi Selatan.

Tujuan Khusus

1. Memperoleh informasi reratakonsumsi bahan makanan individu menurut jenis dan kelompok makanan (food group) di Provinsi Sulawesi Selatan

2. Memperoleh informasi tentang tingkat asupan zat gizi (makro dan mikronutrien)

individu di Provinsi Sulawesi Selatan

3. Mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan konsumsi zat gizi individu dibandingkan

Angka Kecukupan Gizi (AKG) untuk Provinsi Sulawesi Selatan

4. Memperoleh konsumsi garam, gula dan minyak yang dikonsumsi penduduk di

Provinsi Sulawesi Selatan

5. Memperoleh daftar makanan (food list) yang merupakan komponen sedikitnya 90

persen dari diet yang dikonsumsi penduduk Provinsi Sulawesi Selatan

1.5 Manfaat Penelitian

1. Mendapat informasi pola konsumsi bahan makanan penduduk di wilayah Provinsi Sulawesi Selatan

2. Mendapat informasi konsumsi zat gizi penduduk di wilayah Provinsi Sulawesi Selatan

3. Memperoleh daftar makanan (foodlist) untuk keperluan Analisis Cemaran Kimia Makanan (ACKM) di Provinsi Sulawesi Selatan

4. Mampu merencanakan penelitian lanjutan sesuai dengan permasalahan kesehatan

Page 18: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

4

BAB 2. METODE PENELITIAN

2.1 Disain penelitian

Penelitian ini merupakan survei berskala nasional. Oleh karena itu disain SKMI 2014 di

Provinsi Sulawesi Selatan mengikuti disain nasionalyaitu dengan disain potong lintang

(cross-sectional), non-intervensi/observasi,deskriptif dan analitik.

2.2 Tempat dan Waktu

Pelaksanaan penelitian dilakukan di24 kabupaten/kota di provinsi Sulawesi Selatan pada

tanggal 5 Mei 2014 hingga 18 Juni 2014.

2.3 Populasi dan Sampel

Populasi dalam SKMI Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2014 adalah seluruh rumah tangga

biasa yang mewakili 24 kabupaten/kota. Besar sampel Provinsi Sulawesi Selatan

berdasarkan kerangka sampling nasional terpilih 97 BS di 24 kabupaten/kota dan 2.180 RT

dengan perkiraan individu sebesar 7.753 individu.

Kriteria Inklusi dan Ekslusi

Sampel adalah semua rumah tangga yang sudah didatangi dan terdaftar pada data

Riskesdas 2013 dan semua anggota rumah tangga yang ada pada saat pengumpulan data

SKMI di Provinsi Sulawesi Selatan berlangsung.Kriteria eksklusi adalah rumah tangga tidak

diambil datanya bila tidak memungkinkan untuk dikunjungi karena berbagai kendala; dan

rumah tangga serta anggota rumah tangga yang menolak berpartisipasi dalam SKMI di

Provinsi Sulawesi Selatan.

Cara Pemilihan Sampel

Rumah tangga yang akan dikunjungi adalah rumah tangga yang menjadi sampel dalam

Riskesdas 2013 di Provinsi Sulawesi Selatan. Untuk mendapatkan sampel individu, rumah

tangga di BS yang sudah dikunjungi Riskesdas 2013 akan diambil secara acak sebanyak

2.180 rumah tangga. Dalam satu rumah tangga terdapat rata-rata 4,5 individu

2.4 Variabel dan Definisi Operasional

Jenis data yang dikumpulkan secara lengkap dapat dilihat pada kuesioner, yaitu terdiri dari

blok pertanyaan sebagai berikut:

Tingkat Rumah Tangga

Blok I : Pengenalan Tempat

Blok II : Keterangan Rumah Tangga

Blok III : Keterangan Pengumpul Data

Page 19: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

5

Blok IV : Keterangan Anggota Rumah Tangga

Blok V : Daftar Hidangan Makanan/Minuman yang Dimasak di RT (Quicklist)

Blok VI : Persiapan dan Cara Mengolah Makanan/Minuman di Rumat Tangga

Tingkat Individu

Blok VII :Keterangan Pengumpul Data

Blok VIII : Keterangan Individu

Blok IX : Daftar Makanan yang Dikonsumsi ART dalam Satu Hari Kemarin

Blok X : Konsumsi Makanan Individu Recall 1 x 24 Jam

Page 20: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

6

Tabel 2.1 Variabel dan definisi operasional SKMI

No Variabel Penjelasan tentang variabel Metoda pengukuran Skala ukur Pengkategorian

1 Zat Gizi Diperoleh dari DKBM berdasarkan berat bahan

makanan yang dikonsumsi

Analisis DKBM Rasio Rerata dan standar

deviasi

2 Konsumsi serealia Berat bahan makanan kelompok serealia yang

dikonsumsi Wawancara Rasio Rerata dan standar

deviasi

3 Konsumsi umbi-

umbian

Berat bahan makanan kelompok umbi-umbian yang

dikonsumsi Wawancara Rasio Rerata dan standar

deviasi

4 Konsumsi kacang-

kacangan, biji

Berat bahan makanan kelompok kacang-kacangan

yang dikonsumsi Wawancara Rasio Rerata dan standar

deviasi

5 Konsumsi sayuran Berat bahan makanan kelompok sayuran yang

dikonsumsi Wawancara Rasio Rerata dan standar

deviasi

6 Konsumsi buah Berat bahan makanan kelompok buah yang

dikonsumsi Wawancara Rasio Rerata dan standar

deviasi

7 Konsumsi daging Berat bahan makanan kelompok daging yang

dikonsumsi Wawancara Rasio Rerata dan standar

deviasi

8 Konsumsi

jeroan/non daging

Berat bahan makanan kelompok jeroan, non daging

yang dikonsumsi Wawancara Rasio Rerata dan standar

deviasi

9 Konsumsi ikan Berat bahan makanan kelompok ikan yang

dikonsumsi Wawancara Rasio Rerata dan standar

deviasi

10 Konsumsi telur Berat bahan makanan kelompok telur yang

dikonsumsi Wawancara Rasio Rerata dan standar

deviasi

11 Konsumsi susu Berat bahan makanan kelompok susu yang

dikonsumsi Wawancara Rasio Rerata dan standar

deviasi

12 Konsumsi minyak,

lemak

Berat bahan makanan kelompok minyak, lemak

yang dikonsumsi Wawancara Rasio Rerata dan standar

deviasi

13 Konsumsi gula, Berat bahan makanan kelompok gula, sirup, Wawancara Rasio Rerata dan standar

Page 21: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

7

No Variabel Penjelasan tentang variabel Metoda pengukuran Skala ukur Pengkategorian

sirup, konfeksionari konfeksionari yang dikonsumsi deviasi

14 Konsumsi bumbu Berat bahan makanan kelompok bumbu yang

dikonsumsi Wawancara Rasio Rerata dan standar

deviasi

15 Konsumsi minuman Berat bahan makanan kelompok minuman yang

dikonsumsi Wawancara Rasio Rerata dan standar

deviasi

16 Konsumsi makanan

komposit

Berat bahan makanan kelompok makanan

komposit yang dikonsumsi Wawancara Rasio Rerata dan standar

deviasi

17 Konsumsi air Berat bahan makanan kelompok air yang

dikonsumsi Wawancara Rasio Rerata dan standar

deviasi

18 Konsumsi suplemen Berat bahan makanan kelompok suplemen yang

dikonsumsi Wawancara Rasio Rerata dan standar

deviasi

19 Asupan energi Jumlah energi yang dikonsumsi Perhitungan berat

bahan makanan yang

dikonsumsi dengan

kandungan zat gizinya

Rasio Rerata, standar deviasi

dan proporsi

20 Asupan protein Jumlah protein yang dikonsumsi Perhitungan berat

bahan makanan yang

dikonsumsi dengan

kandungan zat gizinya

Rasio Rerata, standar deviasi

dan proporsi

21 Tingkat Kecukupan

Asupan Energi

Persentase asupan energi per orang per hari

terhadap Angka Kecukupan Energi (AKE) yang

dianjurkan untuk setiap kelompok umur dan jenis

kelamin. AKE yang digunakan adalah didasarkan

Permenkes No 75 Tahun 2013.

Ordinal 1. < 70 % AKE

2. 70 -100% AKE

3. 100-130% AKE

4.>130% AKE

22 Tingkat Kecukupan

Asupan Protein

Persentase asupan protein per orang per hari

terhadap Angka Kecukupan Protein (AKP) yang

dianjurkan untuk setiap kelompok umur dan jenis

kelamin. AKP yang digunakan adalah didasarkan

Permenkes No 75 Tahun 2013.

Ordinal 1. < 80 % AKP

2. 80 -100% AKP

3 100-120% AKP

4 >120% AKP

23 Asupan natrium Jumlah natrium yang dikonsumsi individu sehari Dihitung berdasarkan Rasio

Page 22: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

8

No Variabel Penjelasan tentang variabel Metoda pengukuran Skala ukur Pengkategorian

kemarin kandungan natrium

bahan makanan yang

ada dalam DKBM

24 Asupan lemak Jumlah lemak yang dikonsumsi individu sehari

kemarin

Dihitung berdasarkan

kandungan lemak

bahan makanan yang

ada dalam DKBM

Rasio

25 Asupan karbohidrat Jumlah karbohidrat yang dikonsumsi individu sehari

kemarin

Dihitung berdasarkan

kandungan karbohidrat

bahan makanan yang

ada dalam DKBM

Rasio

26 Berat badan Berat badan seluruh responden,

bayi,balita,remaja,dewasa dan lansia, baik

perempuan dan laki-laki

Dengan menggunakan

timbangan badan

dengan ketelitian 0,1

kg

Ordinal

27 Makanan yang

dikonsumsi ART

Nama makanan dan minuman yang dikonsumsi

individu sesuai waktu dalam satu hari kemarin

Wawancara Nominal

28 Konsumsi makanan

individu

Jenis bahan makanan/minuman yang dikonsumsi

individu anggota rumahtangga baik yang dimasak

dirumah maupun yang diperoleh/dibeli diluar rumah

selama sehari kemarin

Wawancara dan

penimbangan

hidangan

Nominal

29 Kode Hidangan Kode hidangan menurut daftar makanan yang telah

disiapkan dalam buku pedoman SKMI

Buku kode hidangan Nominal

30 Asal hidangan Bagaimana cara mendapatkan hidangan Wawancara Nominal 1.Di rumah tangga

2. dibeli

3. diberi

31 Nama dagang/merek Nama produk atau pembuat hidangan/makanan

rumahtangga maupun pabrikan

Wawancara dan

pengamatan

Nominal

32 Spesifikasi rasa Rasa yang tertera dalam kemasan pabrikan Wawancara dan

pengamatan

Nominal

Page 23: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

9

No Variabel Penjelasan tentang variabel Metoda pengukuran Skala ukur Pengkategorian

33 Alamat tempat

makanan dijual

Alamat tempat hidangan /makanan yang

dikonsumsi individu di luar

Wawancara Nominal

34. URT/porsi

hidangan/makanan Ukuran yang dipakai rumahtangga untuk

menyatakan jumlah hidangan atau bahan makanan

Wawancara Ordinal sendok makan(sdm)

sendok teh (sdt)

centong, potong, biji,

buah, piring

35. Sumber air Tempat memperoleh air yang digunakan untuk

memasak dan minum

Wawancara Nominal

1.Air kemasan

2.Air isi ulang

3.Air ledeng/PDA

4.Air ledeng eceran/beli

5.Sumur bor/pompa

6.Sumur gali terlindung

7.Mata air tak terlindung

8.Penampungan air Hujan

9.Air danau/sungai/irigasi

10.Tidak tahu

36 Perlakuan pada

bahan makanan

mentah

Tindakan yang dilakukan terhadap makanan yang

dikonsumsi mentah

Wawancara Nominal 1.Dicuci dan dikupas

2.Dicuci, tidak dikupas

3.Tidak dicuci, dikupas

4.Tidak dicuci dan tidak

dikupas

8.Tidak berlaku

37 Cara pengolahan Bagaimana cara hidangan/makanan tersebut

dimasak yang paling berisiko terhadap adanya

cemaran.

Wawancara Nominal 1.Bakar/asap

2.Goreng

3.Panggang/sangan/sang

rai

4.Rebus/Ungkep/presto

5.Tumis

6.Kukus

7.Seduh

9.Tidak diolah

Page 24: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

10

No Variabel Penjelasan tentang variabel Metoda pengukuran Skala ukur Pengkategorian

38 Status responden

terkini

Informasi atau keberadaan responden (KK dan

ART) sebagai sampel individu SKMI 2014 pada

saat pengumpulan data masih sama atau ada

perubahan dibandingkan dengan data yang

dikumpulkan dalam Riskesdas 2013.

Wawancara Nominal 1.Tidak ada perubahan

2.Ada perubahan

3.Meninggal

4.Pindah

5.Lahir

6.ART baru

7.Tidak pernah ada dalam

RT (fiktif)

39 Umur Umur anggota rumahtangga Wawancara Nominal a. < 1 bln isikan hari

b. < 5 thn isikan bulan

c. >= 5 thn isikan tahun

40 Status Pekerjaan Pekerjaan utama anggota rumah tangga yang

berumur diatas 10 tahun

Wawancara Nominal 1.Tidak bekerja

2.Bekerja

3.Sekolah

41 Persiapan cara

memasak

makanan/minuman

di rumahtangga

Diperoleh keterangan tentang asal, siapa yang

memasak, beratbahan makanan, sumber air cara

perlakuan dan pengolahan termasuk bahan bakar

yang dipergunakan untuk memasak hidangan yang

dimasak di rumah tangga

Wawancara

42 Bahan Dasar Alat

Masak yang

digunakan

Bahan dasar alat masak yang dipakai untuk

memasak makanan dan minuman yang dikonsumsi

keluarga. Contoh aluminium, gerabah, gelas

Wawancara/pengamat

an

Nominal 1.Aluminium

2.Seng

3.Besi

4.Kaca

5.Tanah/gerabah

6.Plastik

7.Keramik

8.Tembaga

9.Stainless steel

10.Enamel

11.Tidak pakai alat

Page 25: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

11

No Variabel Penjelasan tentang variabel Metoda pengukuran Skala ukur Pengkategorian

43 Asal hidangan Asal bahan makanan/minuman tersebutdiperoleh

sebelum dimasak di rumahtangga

Wawancara Nominal 1.Di rumah tangga

2. Dibeli

3. Diberi

44 Air minum Jumlah air yang diminum individu selama satu hari

(24 jam) kemarin

Wawancara Mililiter

45 Perlakuan pada

bahan mentah

Perlakuan terhadap setiap rincian bahan makanan

yang digunakan dalam proses pemasakan

hidangan makanan/minuman di rumahtangga

Wawancara Nominal 1.Dicuci

2.Dikupas

3.tidak dicuci

4.Tidak dikupas

5.Tidak dicuci&tidak

dikupas

7.Tidak berlaku

46 Pengolahan/pemasa

kan

Cara pengolahan dan pemasakan responden

terhadap setiap hidangan yang dimasak di

rumahtangga yang dapat menimbulkan cemaran

dan rincian bahan makanannya

Nominal Kukus<tumis<

rebus<panggang<goreng

<bakar* *<makin kecilrisiko

47 Rincian bahan

makanan

Rincian bahan sesuai resep yang digunakan dalam

memasak hidangan makanan/minuman di rumah

tangga termasuk bumbu dan air.

Wawancara Nominal

48 Siapa yang

memasak

Orang yang memasak makanan atau minuman dari

masing-masing makanan/minuman yang dimasak

di rumahtangga

Wawancara Nominal 1. KK

2. Istri/suami

3. Anak kandung

4. Anak angkat/tiri

5. Menantu

6.Cucu

7. Orangtua/mertua

8.Famili lain

Page 26: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

12

No Variabel Penjelasan tentang variabel Metoda pengukuran Skala ukur Pengkategorian

9. Pembantu

10. Lainnya

49 Merek Pabrik dalam

Kemasan

Tulisan atau label yang dibuat oleh pabrik/industri

yang berada pada pembungkus atau kemasan

makanan jadi/pabrikan yang dikonsumsi responden

yang dibuat di rumahtangga

Wawancara dan

pengamatan

Page 27: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

13

2.5 Instrumendan Cara Pengumpulan Data

2.5.1 Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:

1. Daftar Sampel SDT (DS SDT) Provinsi Sulawesi Selatan (dari Daftar Sampel Rumah

Tangga yang sudah tersedia pada saat Riskesdas 2013)

2. Kuesioner RT dan Kuesioner Individu

3. Buku foto makanan

4. Timbangan makanandan penggaris

5. Peralatan antropometri timbangan berat badan digital

2.5.2 Cara Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan penimbangan berat badan.

Wawancara dilakukan untuk mengumpulkan data : pengenalan tempat, keterangan rumah

tangga dan anggota rumah tangga, daftar hidangan, keterangan individu, konsumsi

makanan individu (recall 1x24 jam), Daftar makanan yang dikonsumsi 24 jam terakhir,

URT/porsi serta sumber air. Wawancara dan penimbangan bahan makanan dilakukan untuk

mengumpulkan data : berat rincian hidangan yang dimakan. Wawancara dan pengamatan

dilakukan untuk mengambil data : persiapan, bahan dasar alat masak dan cara mengolah

makanan dan keadaan biologis pada saat recall. Wawancara dan membeli bahan makanan

dilakukan untuk mengambil data : jenis bahan makanan. Penimbangan menggunakan

timbangan digital dilakukan untuk mengambil data berat badan dengan ketelitian 0,1 kg.

2.5.3 Wawancara

Pengumpulan data di tingkat rumah tangga dan individu dilakukan dengan metode

wawancara secara tatap muka. Wawancara dilakukan oleh tenaga pengumpul data yang

berlatar belakang pendidikan gizi dan telah mendapat pelatihan sebelum pengumpulan data

dilakukan. Wawancara dengan menggunakan instrumen yaitu 2 kuesioner yang berbeda:

a. Kuesioner rumah-tangga, terutama ditujukan untuk mendapatkan informasi proses

penyediaan makanan yang dikonsumsi keluarga. Mulai dari sumber bahan makanan

diperoleh, proses persiapan sebelum pemasakan, cara pengolahan hinggaalat masak

dan bahan bakar yang digunakan dalam pemasakan.

b. Kuesioner individu, terutama ditujukan untuk mendapatkan informasi jenis dan kuantitas

(berat) makanan dikonsumsi oleh setiap anggota rumah-tangga. Termasuk minuman,

bumbu, suplemen makanan, gula, garam dan minyak individu juga dikumpulkan.

Tehnik wawancara

Tehnik wawancara untuk mengumpulkan data jenis dan kuantitas makanan yang

dikonsumsi individu serta proses penyediaan makanan yang dikonsumsi keluarga,

digunakan metode Recall 1 x 24 jam. Metode Recall adalah cara pengumpulan data individu

dan keluarga yang prinsipnya meminta responden mengingat kembali semua makanan yang

Page 28: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

14

dikonsumsi selama 24 jam yang lalu dengan cara probing (penggalian). Tehnik metode

Recall yang digunakan adalah 5-Step Multiple-Pass Method secara detail diuraikan dalam

buku pedoman umum dan buku pedoman pengisian kuesioner.

Kunjungan ulangan Recall 1 x 24 jam hanya dipilih secara purposive 3 RT dalam 1 BS, RT

yang dipilih yang dapat ditentukan dalam 3 hari pertama pengumpulan data dalam setiap

BS.

2.5.4 Proses wawancara

Persiapan

Satu hari sebelum tim turun ke lapangan, ketua tim pengumpul data berkewajiban untuk

memeriksa ulang semua rumah tangga di BS sesuai dengan DS-SDT Provinsi Sulawesi

Selatan, sedangkan anggota tim lainnya mempersiapkan instrumen dan peralatan serta

kalibrasi alat. Apabila rumah tangga tersebut sudah tidak ada karena berbagai alasan dan

tidak mungkin dikunjungi, tidak perlu dicarikan penggantinya.Tim pengumpul data

mengunjungi rumah tanggal terpilih untuk membuat janji kapan wawancara untuk

pengumpulan data konsumsi dapat dilakukan.

Hari Pengumpulan data

Wawancara dilakukan sesuai dengan waktu yang telah disepakati antara tenaga pengumpul

data dan ART yang akan diwawancarai.Setelah memperkenalkan diri, kemudian

menjelaskan naskah penjelasan yang intinya menerangkan maksud dan tujuan survei

dilakukan, penggunaan hasil, metoda yang digunakan, risiko yang ditimbulkan, manfaat

termasuk kompensasi yang diberikan atau yang akan diterima sebagai pengganti

terganggunya waktu responden karena harus diwawancarai, jaminan kerahasiaan, hak

mengundurkan diri serta alamat kontak yang bisa dihubungi dan waktu yang dibutuhkan

untuk wawancara.

Setelah diberikan waktu responden berfikir menerima atau menolak, kemudian ditanyakan

kesediaan responden untuk diwawancarai. Responden diminta untuk menanda tangai

informed consent jika bersedia. Setelah itu apabila responden bersedia untuk diwawancarai,

setiap responden diminta untuk menandatangani formulir persetujuan setelah penjelasan

(informed consent)

Pewawancara melakukan penggalian informasi (probing) makanan dan minuman yang

dikonsumsi dan rinci, untuk mendapatkan data yang akurat dan lengkap dengan cara

membantu mengingat kembali makanan dan minuman yang dikonsumsi sehari kemarin

dengan tidak mengarahkan pertanyaan yang dapat menggiring responden ke suatu

jawaban. Wawancaradapat dilakukan secara serempak pada suatu rumah tangga

dimanasetiap anggota tim bertanya pada masing-masing individu yang hadir secara

bersamaan atau dapat dilakukan satu demi satu jika ART tidak hadir secara bersamaan.

Mekanisme wawancara dapat disesuaikan dengan kondisi dan situasi yang paling sesuai

dilakukan pada rumah tangga tersebut.

Seperti telah disebutkan di atas, ada dua kuesioner yang digunakan sebagai alat

pengumpulan data, yaitu kuesioner yaitu rumah tangga dan individu. Untuk kuesioner rumah

tangga, ART yang diwawancarai adalah ART yang paling mengerti tentang pengolahan

makanan yang dilakukan di rumah tangga, biasanya adalah ibu. Untuk kuesioner individu,

wawancara dilakukan kepada seluruh ART di dalam rumah tangga tersebut, termasuk bayi

Page 29: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

15

dan anak-anak. Untuk bayi, wawancara dilakukan terhadap ibu, sedangkan pada anak-anak

berusia < 15 tahun, wawancara dilakukan dengan pendampingan.Akan terdapat ARTyang

diwawancarai lebih dari sekali,yaitu sebagai responden kuesioner rumah tangga dan

sebagai responden kuesioner individu, atau sebagai responden yang mewakili bayi.

Keseluruhan proses pengambilan dataakan memerlukan waktu selama kurang lebih 45

menit/orang untuk kuesioner individu, dan 45 menit untuk kuesioner rumah tangga, sehingga

hal ini cukup menyita waktu responden. Setelah selesai wawancara, teliti lagi apa ada

informasi yang kurang lengkap atau terlewatkan. Sebelum meninggalkan rumah responden,

sebagai ucapan terima kasih dan pengganti terganggunya waktu responden, maka akan

diberikan kompensasi (bahan kontak) berupa uang sebesar Rp.50.000 untuk setiap ART

yang diwawancarai untuk kuesioner rumah tangga, dan Rp.20.000,- untuk setiap individu

yang diwawancara.

Partisipasi responden bersifat sukarela tanpa paksaan, dan bila tidak berkenan dapat

menolak, dan sewaktu-waktu selama proses pengumpulan data dapat mengundurkan diri

tanpa sanksi apapun.

2.5.5 Penimbangan Berat Badan

Penimbangan berat badan dilakukan dengan penimbangan berat badan dilakukan pada

seluruh anggota rumah tangga menggunakan timbangan berat badan digital dengan tingkat

ketelitian 0,1 Kg. Rincian cara penimbangan berat badan terdapat di buku pedoman

pengisian kuesioner.

2.6 Bahan dan Prosedur Pengumpulan Data

Bahan pengumpulan data yaitu berupa instrumen dan peralatan yang telah disebutkan

diatas, dilengkapi juga dengan :

1. Daftar Sampel SDT (DS SDT) Provinsi Sulawesi Selatan – (dari Daftar Sampel

Rumah Tangga sudah tersedia pada saat Riskesdas 2013)

2. Kuesioner RT dan Kuesioner Individu

3. Buku pedoman umum

4. Buku pedoman kode bahan pangan

5. Buku pedoman pengisian kode hidangan

6. Buku pedoman perkiraan jumlah garam dan penyerapan minyak goreng

7. Buku pedoman konversi berat matang-mentah, berat dapat dimakan (BDD) dan

resep makanan siap saji dan jajanan

8. Buku foto makanan

9. Buku pedoman pengisian kuesioner

10. Buku pedoman pengorganisasian dan manajemen

11. Buku pedoman manajeman data

12. Timbangan makanandan penggaris

Page 30: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

16

13. Peralatan antropometri timbangan berat badan digital

14. Peralatan manajemen data: Laptop, CD, flashdisk, program data entri

15. Perlengkapan lapangan enumerator: tas, payung, alat tulis, rompi, topi.

Rekrutmen Petugas Pelaksanaan Pengumpulan

Data yang valid didapatkan dengan cara melakukan proses seleksi tenaga pengumpul data

yang mempunyai keahlian khusus dengan latar belakang pendidikan ahli gizi (minimal D3

gizi).Proses seleksi tenaga enumerator bekerjasama dengan Poltekkes dan Perguruan

Tinggi dibantu Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan. Persyaratan bagi petugas

lapangan adalah sebagai berikut:

Laki-laki dan wanita lulusan D3 Gizi- S1 Gizi

Diutamakan yang mempunyai dasar pendidikan D3 Gizi (menyertakan fotokopi

ijazah) dan yang sudah berpengalaman melakukan wawancara recall 24

jam(menyertakan fotokopi sertifikat/tanda bukti)

Mempunyai kemampuan mengoperasikan aplikasi office dan internet

Menyerahkan fotokopi kartu tanda penduduk (KTP)

Usia tidak lebih dari 40 tahun

Menyertakan surat keterangan berbadan sehat dari dokter

Menandatangani kontrak kerja (tidak hamil selama menjalani kontrak kerja) bersedia

ditempatkan di lapangan.

Satu tim pengumpul data menangani tiga BS, oleh karena provinsi Sulawesi Selatan

mempunyai 97 BS maka diperlukan sebanyak 28 tim dengan jumlah anggota 4 orang per

tim.

Proses rekrutmen:

Proses rekrutmen di provinsi Sulawesi Selatan dilakukan dengan koordinasi antara

korwil satu(Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik) dan Dinas

Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan serta Poltekes Makasar, Sulawesi Selatan.

Peminat/pelamar menyampaikan dokumen persyaratan tersebut diatas ke alamat:

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan untuk menjadi dokumentasi dan bahan

dasar seleksi

Pelamar yang telah memenuhi semua dokumen persyaratan akan diberitahu dan

diseleksi oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan

Dalam pelatihan tenaga, Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan berkoordinasi

dengan Badan Litbang Kesehatan

Tenaga enumerator yang telah terpilih dalam proses seleksi diharuskan mengikuti pelatihan

selama 10 hari yang meliputi:

Latar belakang dan tujuan Studi Diet Total (SDT)

Metode SDT

Cara wawancara dan mengisi formulir/kuesioner

Penimbangan berat

Page 31: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

17

Praktek lapangan

Cara kerja dan pembagian tugas di lapangan

Menyusun jadwal pelaksanaan pengumpulan data

Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) dilaksanakan tanggal 5– 7 Mei 2014 diikuti 48

orang yang berasal dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan dan 24 dinas

kesehatan kabupaten/kota provinsi Sulawesi Selatan di Makasar

Training Center (TC) untuk pengumpul data rumah tangga dan individu

dilaksanakan tanggal 9 – 18 Mei 2014 diikuti 43 orang di Hotel Kenari Sulawesi

Selatan.

Pelaksanaan Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilaksanakan pada tanggal 19 Mei 2014 sampai dengan 18 Juni 2014.

Pengumpulan data yang dilakukan di BS dilakukan oleh tim yang terdiri dari 4 orang yaitu:

1 orang ketua tim sekaligus sebagai koordinator lapangan dan bertanggungjawab

untuk melaksanakan data entry

3 orang pewawancara konsumsi makanan (recall 24 jam) sekaligus melakukan

penimbangan berat badan

Setiap tim bertanggung jawab pada tiga BS yang akan diselesaikan dalam waktu 30 hari

hari.

Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengunjungi RT dan BS yang terpilih. Kegiatan

tenaga pengumpul data di RT yang dikunjungi adalah :

Melakukan wawancara dengan individu ART dari RT yang ada dalam daftar sampel

provinsi Sulawesi Selatan

Mengisi kuesioner/formulir wawancara individu sesuai dengan pedoman

Melakukan konfirmasi komposit bahan makanan (jenis dan berat)

Melakukan penimbangan berat badan individu yang di wawancara

Melakukan data entry hasil wawancara

Melakukan editing dan cleaning data yang telah di entry

Mengirim data yang telah di edit/ di cleaning ke alamat yang telah ditetapkan oleh tim

mandat

Bertanggung jawab pada barang-barang perlengkapan penelitian

Proses seleksi tenaga enumerator bekerjasama dengan Poltekkes, Perguruan Tinggi dan

DinasKesehatan Provinsi Sulawesi Selatan.

Koordinator Klaster

Petugas lapangan lainnya yang dibutuhkan adalah koordinator klaster, yang bertanggung

jawab pada tim yang bertugas mengumpulkan data. Setiap koordinator klaster

bertanggungjawab pada 2 kabupaten yang berdekatan.

Tugas penanggungjawab klaster

Mengikuti pelatihan Training of Trainer (TOT) selama 10 hari.

Page 32: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

18

Melakukan pelatihan kepada tenaga pengumpul data

Melakukan koordinasi dengan tenaga pengumpul data dalam pelaksanaan

pengumpulan data di lapangan.

Melakukan editing kuesioner yang telah diisi oleh petugas pengumpul data.

Syarat-syarat koordinator klaster :

Laki-laki atau perempuan

Berpendidikan S1/S2/S3 menyertakan fotocopi ijazah

Diutamakan yang berlatarbelakang pendidikan jurusan gizi dan atau yang sudah

berpengalaman menjadi penanggungjawab teknis kabupaten/kota dalam Riskesdas

Mempunyai kemampuan mengoperasikan aplikasi office dan internet

Menyerahkan fotocopi KTP

Usia tidak lebih dari 55 tahun

Menyerahkan persetujuan/ijin atasan

Dokumen berkas lamaran diserahkan kepada Kordinator Wilayah (Korwil) yang menjadi

penanggungjawab di provinsi Sulawesi Selatan dan Korwil akan berkoordinasi dengan

Poltekkes Makasar.

Pelatihan petugas

Pelatihan direncanakan secara berjenjang. Pelatihan pertama yaitu melatih para koordinator

klaster, yaitu koordinator yang bertanggung langsung kepada tim. Pelatihan dilaksanakan

selama 10 hari, dengan materi semua bahan yang diperlukan untuk mengumpulkan data.

Metode yang digunakan adalah pemaparan materi, praktek dikelas dan praktek di lapangan.

Koordinator klaster yang telah mendapatkan pelatihan (TOT) akan melakukan pelatihan

kepada seluruh tim enumerator (TC) diwilayah kordinasinya. Selesai pelatihan tim

enumerator langsung melaksanakan pengumpulan data.

Pelatihan Pengumpul dan Manajemen Data

Pelatihan pengumpul data ditujukan kepada enumerator yang direkrut sebagai pengumpul

data dan penimbang berat badan. Dalam pelatihan ini termasuk juga pelatihan ketua tim

pengumpul data serta mekanisme kerjasama tim pengumpul data.

Tujuan pelatihan pengumpul dan manajemen data di lapangan:

1. Untuk memperoleh keseragaman dalam pemahaman materi kuesioner, pemeriksaan,

pengukuran, dan manajemen data.

2. Untuk memperoleh kesepakatan antar anggota tim mengenai pembagian tugas, jadual

dan mekanisme pelaksanaan.

3. Untuk memperoleh kesepakatan tentang mekanisme pengelolaan data di lapangan.

4. Untuk memperoleh kesepakatan tentang mekanisme pengaturan administrasi dan logistik.

Pelaksanaan di lapangan

Pengumpulan data provinsi Sulawesi Selatan dilakukan oleh enumerator yang terbagi

menjadi 28 tim. Masing-masing tim terdiri dari empat orang enumerator yang bertanggung

jawab terhadap tiga BS. Tiga orang sebagai pengumpul data, satu orang bertanggung jawab

Page 33: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

19

untuk data entry. Satu enumerator setiap hari bertanggung jawab mengumpulkan data di

satu rumah tangga.

Satu BS terdiri dari 25 rumahtangga dan dipilih secara acak 3 rumah tangga yang

diwawancara ulang setidaknya satu minggu kemudian. Waktu yang diperlukan selama 8-10

hari.Dibutuhkan 12 orang koordinator klaster, masing-masing koordinator

klasterbertanggung jawab terhadap 2 kabupatan/kota atau 5-6 BS. Sebelum tim dilepas

untuk mengambil data, perlu dilakukan pengecekan ulang keberadaan RT

(pemutakhiran),menyiapkan seluruh kelengkapan yang diperlukan yaitu kuesioner,alat tulis,

perlengkapan lapangan, serta peralatan untuk menimbang.

Setiap selesai pengumpulan data, tim harus melakukan pengecekan kelengkapan pengisian

kuesioner; melakukan „data editing‟,melakukan „data entri‟; mengirimkan data setiap selesai

„data entri‟ di setiap BS. Supervisi substansi dan administrasi dilakukan oleh tim Pusat dan

tim korwil.

2.7 Pengawasan Kualitas Data

Untuk menjamin kualitas data yang dikumpulkan dilakukan beberapa kegiatan sebelum

pengumpulan data (quality assurance), proses pengumpulan data (quality control)dan

manjemen datasebagai berikut:

1. Penyediaan pedoman dan alat bantu wawancara, termasuk buku foto makanan,

konversi bahan makanan matang ke mentah, perhitungan serapan minyak dan garam,

perhitungan umur, timbangan makanan dan timbangan berat badan, serta pedoman

editing dan entry data di lapangan

2. Pelatihan bagi ketua pelaksana provinsi, koordinator klaster, dan petugas pengumpul

data (enumerator) dalam teknik wawancara dan penggunaan alat bantu wawancara

3. Koordinator klaster melakukan supervisi/pendampingan dalam proses pengumpulan

data yang dilakukan oleh enumerator.

4. Dilakukan editing data setiap hari setelah selesai pengumpulan data oleh enumerator

yang dikoordinir oleh ketua tim, agar bila diperlukan konfirmasi ulang maka enumerator

masih bisa mengunjungi ulang responden. Sebelum dientry ke komputer data sudah

harus melalui proses editing.

5. Dilakukan spot-check(validasi data isian kuesioner) oleh koordinator klaster terhadap 6

RT dalam 1 Tim pengumpul data. Dilakukan pemeriksaan terhadap konsistensi data,

data yang tidak masuk akal, dan kelengkapan informasi dalam kuesioner.

6. Setelah data selesai di entry di lapangan untuk setiap BS, harus dikirim ke Mandat

Badan Litbangkes untuk segera dilakukan cek receiving dan batching, dan data

cleaning agar bila diperlukan konfirmasi dapat segera menghubungi petugas di

lapangan. Selain itu entry data juga dikirimkan ke koordinator klaster.

7. Koordinator klaster melakukan supervisi dan pendampingan terhadap pengumpulan

data yang dilakukan oleh enumerator.

8. Semua kegiatan koster: supervisi/pendampingan, validasi data isian kuesioner

enumerator, mengecek hasil entry dan form kontrol yang dilakukan enumerator dicatat

dalam log book yang dikirimkan setiap 5 hari sekali ke Ketua Pelaksana provinsi dan

Manajemen Data Pusat untuk dilakukan penggabungan, data cleaning dan pengolahan

data.

Page 34: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

20

2.7.1 Analisis Data

Analisis data dilakukan di Laboratorium Manajemen Data, Jakarta. Tim teknis akan

melakukan analisis data didampingi oleh tim mandat untuk mengeluarkan output sesuai

dengan dummy table yang telah dibuat.

Hasil wawancara recall makanan pada individu, diperoleh berat masing-masing

bahan makanan yang dikonsumsi dalam satuan gram dan ml, kemudian setiap jenis bahan

makanan dikelompokkan dalam 17 grup makanan menurut pengelompokkan ASEANyaitu:

1. Sereal dan hasil olahannya

2. Umbi-umbian dan hasil olahannya

3. Kacang-kacangan, biji

4. Sayuran dan hasil olahannya

5. Buah dan hasil olahannya

6. Daging dan hasil olahannya

7. Jeroan/non daging dan olahannya

8. Ikan, hewan laut lainnya dan hasil olahannya

9. Telur dan hasil olahannya

10. Susu dan hasil olahannya

11. Minyak, lemak dan olahan

12. Gula, sirup, dan konfeksioneri

13. Bumbu dan olahannya

14. Minuman

15. Makanan komposit

16. Air

17. Suplemen

a. Sehubungan terbatasnya data zat gizi pada daftar komposisi bahan makanan, maka

hanya 5 jenis zat gizi yang dianalisi yaitu :

1. Energi

2. Protein

3. Lemak

4. KH

5. Natrium

Hasil analisis oleh tim mandat pusat dikirim ke masing-masing provinsi untuk penyusun

laporan

2.8 Izin penelitian

Izin penelitian diajukan pada Depdagri Pusat diteruskan sampai Pemerintah Daerah di

tingkat Provinsi dan Kabupaten sesuai dengan waktu penelitian. Izin penelitian dari Badan

Koordinasi Penanaman Modal Daerah, Unit Pelaksana Teknis – Pelayanan Terpadu (UPT –

P2T) pemerintah provinsi Sulawesi Selatan dengan nomor 0091/P2T-

BKPMD/18.25N/VII/05/2014.

2.9 Pertimbangan etik penelitian

Pelaksanaan SDT tahun 2014, telah memperoleh persetujuan etik dari Komisi Etik

Penelitian Kesehatan (KEPK), Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan RI dengan nomor

Page 35: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

21

LB.02.01/5.2/KE.189/2014. Persetujuan etik, naskah penjelasan serta formulir Informed

Consent (Persetujuan Setelah Penjelasan) dapat dilihat pada Lampiran.

Page 36: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

22

Bab 3. HASIL

3.1. Gambaran Umum Provinsi Sulawesi Selatan

3.1.1 Letak Geografis

Provinsi Sulawesi Selatan yang beribukota di Makassar terletak antara 0°12‟ - 8° Lintang

Selatan dan 116°48‟ - 122°36‟ Bujur Timur, yang berbatasan dengan Provinsi Sulawesi

Barat di sebelah utara, Teluk Bone dan Sulawesi Tenggara di sebelah timur, batas sebelah

barat dan timur masing-masing adalah Selat Makassar dan Laut Flores. Jumlah sungai yang

mengaliri wilayah Sulawesi Selatan tercatat sekitar 65 aliran sungai dengan jumlah aliran

terbesar di Kabupaten Luwu, yakni 25 aliran sungai. Sungai terpanjang tercatat ada satu

sungai yakni Sungai Saddang dengan panjang 150 km yang mengalir meliputi Kabupaten

Tator, Enrekang, Pinrang dan Polmas.

Sulawesi Selatan memiliki empat danau yakni Danau Tempe dan Sidenreng yang berada di

Kabupaten Wajo, serta Danau Matana dan Towuti yang berlokasi di Kabupaten Luwu Timur.

Adapun jumlah gunung tercatat sebanyak 7 gunung dengan gunung tertinggi adalah

Gunung Rantemario dengan ketinggian 3.470 m di atas permukaan air laut. Gunung ini

berdiri tegak di perbatasan Kabupaten Enrekang dan Luwu.

Luas wilayah Provinsi Sulawesi Selatan tercatat 45.519,24 km2 yang secara administrasi

pemerintahan terbagi menjadi 21 kabupaten dan 3 kota, dengan 304 kecamatan dan 2.953

desa/kelurahan. Kabupaten Luwu Utara merupakan kabupaten terluas dengan luas

7.502,68 km2 atau luas kabupaten tersebut merupakan 16,48% dari seluruh wilayah

Sulawesi Selatan.

3.1.2. Data Kependudukan

Masalah utama kependudukan di Indonesia pada dasarnya meliputi tiga hal pokok, yaitu:

jumlah penduduk yang besar, komposisi penduduk yang kurang menguntungkan dimana

Proporsi penduduk berusia muda masih relatif tinggi, dan persebaran penduduk yang

kurang merata.

a. Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk

Penduduk Sulawesi Selatan berdasarkan estimasi penduduk yang diterbitkan oleh pusat

data dan informasi Kementerian Kesehatan RI tahun 2014 berjumlah 8.395.747 jiwa terdiri

dari laki-laki sebanyak 4.098.674 jiwa dan perempuan sebanyak 4.297.073 jiwa yang

tersebar di 24 kabupaten/kota, dengan jumlah penduduk terbesar yakni 1.410.783 jiwa

(16.94%) mendiami Kota Makassar. Tingginya tingkat pertumbuhan penduduk di Kota

Makassar dimungkinkan karena terjadinya arus urbanisasi dari daerah lainnya di Sulawesi

Selatan terutama untuk melanjutkan pendidikan, disamping daerah ini merupakan pusat

pemerintahan dan konsentrasi kegiatan ekonomi tingkat provinsi.

Laju pertumbuhan penduduk di Indonesia pada periode 1990-2000 rerata sebesar 1,35%

per tahun, sedangkan laju pertumbuhan penduduk di Provinsi Sulawesi Selatan pada

periode 2004-2008 rerata sebesar 1,32%, sedangkan antara tahun 2008-2009 melaju

sebesar 6,69% per tahun. Hal ini terjadi karena sumber data yang berbeda, yaitu dari

Bagian Kependudukan Setda Provinsi Sulawesi Selatan.

b. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Secara keseluruhan, jumlah penduduk yang berjenis kelamin perempuan lebih banyak dari

penduduk yang berjenis kelamin laki-laki, hal ini tercermin dari angka rasio jenis kelamin

yang lebih kecil dari 100. Hanya di daerah Kabupaten Enrekang, Tana Toraja, Luwu Utara,

Page 37: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

23

Luwu Timur, Makassar dan Toraja Utara yang menunjukkan angka rasio jenis kelamin lebih

besar dari 100, yang berarti penduduk laki-laki di enam daerah tersebut lebih besar dari

jumlah penduduk perempuan.

c. Persebaran dan Kepadatan Penduduk

Penduduk Sulawesi Selatan pada tahun 2008 tercatat sebanyak 7.771.671 jiwa (BPS)

tersebar di 21 kabupaten dan 3 kota. Namun persebaran tersebut tidak merata, sekitar

32,86% penduduk Sulawesi Selatan tinggal di tiga daerah kabupaten/kota yaitu Kabupaten

Gowa (7,76%), Bone (9,03%), dan Kota Makassar (16,06%). Sedangkan jumlah penduduk

pada tahun 2009 tercatat sebanyak 8.328.957 jiwa (kependudukan). Persebarannya sekitar

33,75% diantaranya tinggal di tiga daerah kabupaten/ kota Sulawesi Selatan, yaitu Kota

Makassar (16,94%), Kab. Bone (9,12%), dan kab. Gowa (7,70%).

Daerah yang sangat menonjol jumlah penduduknya adalah Kota Makassar yaitu lebih dari

satu juta jiwa atau sekitar 16,94% dari jumlah penduduk Sulawesi Selatan padahal luas

wilayahnya hanya meliputi 0,39% dari luas Provinsi Sulawesi Selatan, yaitu 175,77 km2 dari

45.519,24 km².

3.1.3. Sosial Ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu pencerminan kemajuan

ekonomi suatu daerah, yang didefinisikan sebagai keseluruhan nilai tambah barang dan

jasa yang dihasilkan dalam waktu satu tahun diwilayah tersebut. PDRB Sulawesi Selatan

atas dasar harga berlaku pada tahun 2006 sekitar 60.902,82 milyar rupiah dengan kontribusi

terbesar diberikan oleh sektor pertanian yakni sebesar 30,40% dan disusul oleh sektor

perdagangan, restoran dan hotel dengan sumbangan sebesar 15,61%. Sektor industri

pengolahan Sulawesi Selatan yang diharapkan mampu menunjang sektorpertanian dengan

berorientasi pada agroindustri pada tahun 2006 memberikan sumbangan sebesar 13,54%,

menurun 0,24% dibandingkan dengan tahun 2005.

PDRB Sulawesi Selatan atas dasar harga konstan tahun 2000 pada tahun 2006 sebesar

38.867,68 milyar rupiah atau meningkat sekitar 6,71%, lebih tinggi dibandingkan dengan

tahun 2005. Selain dari itu, keadaan perekonomian suatu wilayah dapat diukur dari

banyaknya penduduk miskin. Kemiskinan menjadi isu yang cukup menjadi perhatian

berbagai kalangan termasuk kesehatan. Keterjangkauan masyarakat terhadap pelayanan

kesehatan terkait dengan daya beli ekonomi.

Data Profil Kesehatan Kab./Kota di Sulawesi Selatan pada tahun 2008 mencatat sebanyak

1.532.074 penduduk miskin, mengalami peningkatan pada tahun 2009 yaitu sebanyak

2.538.212 penduduk miskin. Dari jumlah penduduk miskin tersebut, yang mendapat

pelayanan kesehatan pada sarana kesehatan mencapai 65,66 %. Kab./kota yang Proporsi

penduduk miskinnya tertinggi yaitu Kab. Toraja Utara, sedangkan terendah pada Kab. Bone.

3.1.4. Keadaan Kesehatan Lingkungan

Berdasarkan Hasil riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, rumah tangga yang bisa akses

ke sumber air minum meningkat dari 60,3% tahun 2007 menjadi 61,3% tahun 2013 di

provinsi Sulawesi Selatan. Demikian pula halnya untuk rumah tangga yang memiliki akses

ke fasilitas sanitasi juga meningkat dari 44,8% (2007) menjadi 54,9% (2013).

Page 38: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

24

3.1.5. Status Gizi

Dari hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 menunjukkan prevalensi gizi kurang pada

balita memberikan gambaran peningkatan dari 17,6 persen (2007) menjadi 25,0 persen

(2010) dan25,6 persen (2013) di Sulawesi Selatan. Masalah stunting/pendek pada balita

masih cukup serius, angka provinsi 40,9 persen, bervariasidari yang terendah di Soppeng

(30,6%) sampai yang tertinggi di Enrekang (53,7%).

3.2. Hasil Survei Konsumsi Makanan Individu

3.2.1 Sebaran sampel menurut karakteristik

Total dari 97 BS terpilih untuk sampel SDT 2014 di Sulawesi Selatan, BS yang berhasil

ditemukan dan dikunjungi adalah 97 BS (100%) yang tersebar di 24 Kabupaten/Kota.

Adapun dari jumlah target rumah tangga sebesar 2180 RT terdapat 2169 RT yang berhasil

dikunjungi (99,5%). Sedangkan untuk jumlah target ART 7.753 orang terdapat 6.987 orang

yang berhasil diwawancarai (90,1%).

Page 39: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

25

Tabel 3.2.2

Distribusi BS, RT dan ART yang dapat dikunjungi (response rate) menurut kabupaten/kota, Sulawesi Selatan 2014

Kode Kab/kota

BS RT ART

Dikunjungi Response

Rate (%) Sampel Dikunjungi

Response

Rate (%) Sampel Didata

Response

Rate (%)

7301 Selayar 4 100 88 88 100,0 269 246 91,5

7302 Bulukumba 4 100 86 86 100,0 279 250 89,6

7303 Bantaeng 3 100 69 69 100,0 240 215 89,5

7304 Jeneponto 4 100 85 83 97,6 260 246 94,6

7305 Takalar 5 100 122 120 98,3 437 398 91,1

7306 Gowa 4 100 100 100 100,0 397 371 93,5

7307 Sinjai 4 100 94 93 98,9 317 263 82,9

7308 Maros 4 100 85 84 98,8 303 256 84,5

7309 Pangkep 4 100 97 97 100,0 331 310 93,7

7310 Barru 4 100 89 89 100,0 329 299 90,9

7311 Bone 4 100 87 87 100,0 276 252 91,3

7312 Soppeng 5 100 112 112 100,0 367 346 94,3

7313 Wajo 4 100 95 93 97,9 327 293 89,6

7314 SidRap 4 100 95 95 100,0 340 317 93,2

7315 Pinrang 4 100 92 92 100,0 347 321 92,5

7316 Enrekang 4 100 91 91 100,0 356 321 90,2

7317 Luwu 4 100 98 98 100,0 353 314 88,9

7318 Tana Toraja 3 100 74 74 100,0 266 213 80,1

7322 Luwu Utara 4 100 97 96 98,9 309 273 88,4

7325 Luwu Timur 5 100 92 91 98,9 326 297 91,1

7326 Toraja Utara 3 100 72 72 100,0 307 249 81,1

7371 Kota Makassar 6 100 109 109 100,0 413 386 93,5

7372 Kota Pare-pare 4 100 84 83 98,8 320 282 88,1

7373 Kota Palopo 3 100 67 67 100,0 284 269 94,7

Sulawesi Selatan 97 100 2.18 2.169 99,5 7.753 6.987 90,1

Page 40: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

26

Tabel 3.2.3 Distribusi ART yang berhasil dikunjungi (response rate) menurutkarakteristik, Sulawesi Selatan 2014

Karakteristik Jumlah (N=6.987)

n %

Jenis kelamin

Laki-laki 3.431 48,8

Perempuan 3.574 51,2

Kelompok Umur

0 – 59 bulan 249 4,7

5 – 12 tahun 1.019 14,6

13 – 18 tahun 906 13,0

19 – 55 tahun 3.654 52,3

> 55 tahun 1.08 15,5

Status Ekonomi

Terbawah 1.056 15,1

Menengah Bawah 1.286 18,4

Menengah 1.469 21,0

Menengah Atas 1.582 22,6

Teratas 1.593 22,8

Tabel 3.2.3 memperlihatkan bahwa yang banyak dikunjungi dan dilakukan wawancara selama kegiatan SDT adalah perempuan (51,2%) dibandingkan laki-laki (48,8%).

Total individu dalam kelompok umur 0-59 bulan adalah 249 orang, yang terdiri atas 28 orang pada kelompok umur 0-5 bulan, 23 orang pada kelompok umur 6-11 bulan, 82 orang pada kelompok umur 12-35 bulan dan 117 orang pada kelompok umur 36-59 bulan. Sementara berdasarkan kelompok umur, individu yang terbanyak berhasil dikunjungi adalah kelompok umur 19-55 tahun (52,3%) dan terendah adalah kelompok umur 0-59 bulan (4,7%). Sementara berdasarkan status ekonomi terbanyak yang berhasil dikunjungi adalah kelompok teratas (22,8%) dan terendah adalah kelompok terbawah (15,1%).

3.1.6. Konsumsi BahanMakanan Menurut Kelompok Makanan

Page 41: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

27

Tabel3.2.4 Rerata konsumsi bahan makanan kelompok serealia dan olahannya perorang perhari (gram) menurut kelompok Umur, Provinsi Sulawesi Selatan 2014

Kelompok

Umur

Jenis Serealia dan Olahan (gram)

Beras Olahan Beras Terigu Olahan Terigu Mie Jagung dan Olahan Lainnya Total

Rerata SD Rerata SD Rerata SD Rerata SD Rerata SD Rerata SD Rerata SD Rerata SD

0- 59 bln 86,6 71,7 2,0 9,0 4,6 13,6 22,5 38,8 32,6 64,0 2,2 13,0 2,3 7,8 152,8 109,7

5 -12 thn 183,2 92,6 1,4 7,5 10,9 22,4 17,8 32,2 71,3 146,6 5,3 25,7 1,9 8,3 291,8 155,8

13 – 18 thn 204,1 112,2 1,5 8,0 10,8 24,6 15,8 33,7 74,6 111,1 5,1 26,6 0,8 5,5 312,7 149,0

19 – 55 thn 252,2 125,7 3,3 14,5 11,3 25,2 10,7 29,7 35,9 80,5 6,5 33,8 0,2 2,5 320,2 146,2

>55 thn 220,5 119,0 4,3 17,0 6,7 17,6 8,2 24,1 13,9 47,4 6,6 33,1 0,0 0,2 260,4 126,8

Seluruh umur 223,3 123,2 2,9 13,3 10,1 23,3 12,6 30,6 42,5 95,2 5,9 31,1 0,6 4,6 297,9 148,8

Page 42: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

28

Tabel 3.2.4 menunjukkan bahwa total rerata bahan makanan kelompok serealia oleh

penduduk provinsi Sulawesi Selatan adalah sebesar 416,8 gram perorang perhari. Grafik

3.2.1memperlihatkanjenis serealia dan olahan, beras merupakan jenis makanan yang paling

banyak dikonsumsi oleh penduduk Sulawesi Selatan dengan rerata 223,3 gram perorang

perhari, diikuti oleh mie (42,5 g) danolahan terigu (12,2 gr). Sementara menurut kelompok

umur, rerata konsumsi beras tetap terbesar dalam kelompok serealia dan olahannya, diikuti

mie dan olahan terigu.Kelompok umur yang terbanyak mengkonsumsi beras terdapat pada

kelompok umur 19 - 55 tahunsebesar 252,2 gram perorang perhari, sementara pada

kelompok umur 0 – 59 bulan mengonsumsi beras denganrerata sebanyak 86,6

gramperorang perhari (lihat tabel 3.2.5).

Grafik 3.2.1 Rerata konsumsi bahan makanan kelompok serealia dan olahannya perorang perhari (gram), Provinsi Sulawesi Selatan 2014

Tabel 3.2.5 Proporsi penduduk yang mengonsumsi bahan makanan kelompok serelia dan olahan menurut kelompok umur, Provinsi Sulawesi Selatan 2014

Kelompok

Umur

Jenis Serealia dan Olahan (%)

Beras Olahan

Beras

Terigu Olahan

Terigu

Mie Jagung

dan

Olahan

Lainnya

0- 59 bln 86,9 6,7 18,3 43,3 33,5 7,3 10,1

5 -12 thn 98,5 7,5 34,2 39,6 51,5 11,1 7,7

13 – 18 thn 98,2 6,6 32,3 30,4 48,5 9,2 3,2

19 – 55 thn 99,0 11,4 34,3 20,6 26,9 12,8 1,0

>55 thn 98,8 11,1 25,0 17,3 12,5 11,8 0,1

Seluruh umur 98,2 10,0 31,8 25,2 31,4 11,7 2,5

Tabel 3.2.5 menunjukkan bahwa dalam kelompok serealia dan olahannya, beras dikonsumsi

terbanyak oleh 98,2 persen penduduk Sulawesi Selatan, diikuti terigu (31,8%) dan mie

223,3

42,5

12,2 10,1 5,9 2,9 0,6 0

50

100

150

200

250

Beras Mie OlahanTerigu

Terigu Jagung danOlahan

OlahanBeras

Lainnya

rera

ta (

gram

)

Serealia dan olahannya

Page 43: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

29

(31,4%) dan terendah bahan makanan lainnya (2,5%). Pada semua kelompok umur, beras

tetap dikonsumsi tertinggi, diikuti oleh terigu dan mie. Berdasarkan kelompok umur Proporsi

penduduk mengonsumsi beras tertinggi pada kelompok umur 19 - 55 tahun yaitu sebesar

99,0% dan terendah kelompok umur 0 – 59 bulan sebesar 86,9%. Proporsi penduduk

mengonsumsi terigu tertinggi pada kelompok umur 19-55 tahun sebesar 34,3% dan

terendah 0-59 bulan sebesar 18,3%. Proporsi penduduk mengonsumsi mie tertinggi pada

kelompok umur 5-12 tahun sebesar 51,5% dan terendah kelompok umur > 55 tahun sebesar

12,5 %. Proporsi penduduk mengonsumsi jagung dan olahan tertinggi pada kelompuk umur

19-55 tahun sebesar 12,8 % dan terendah umur 0-59 bulan sebesar 7,3 %.

Tabel 3.2.6 Rerata konsumsi bahan makanan kelompok umbi/pati dan olahannya perorang perhari (gram) menurut kelompok umur, provinsi Sulawesi Selatan 2014

Kelompok

Umur

Jenis Umbi/Pati dan olahan (gram)

Singkong dan

Olahan

Ubi jalar Kentang dan

Olahan

Sagu dan

Olahan

Umbi lainnya Total

Rerata SD Rerata SD Rerata SD Rerata SD Rerata SD Rerata SD

0-59 bln 6,6 23,5 0,1 0,5 3,5 13,2 0,6 6,4 0,0 0,0 10,8 28,7

5 -12 thn 10,6 36,9 1,8 18,9 3,7 17,2 1,3 15,5 0,2 2,7 17,6 47,9

13 – 18 thn 10,2 45,6 1,4 12,4 3,5 25,1 1,5 16,8 0,2 3,6 16,8 55,7

19 – 55 thn 8,5 45,4 3,5 32,4 2,0 11,8 2,6 25,0 0,1 1,6 16,6 61,4

>55 thn 6,8 48,6 3,3 27,0 0,9 6,2 2,2 21,5 0,1 3,4 13,3 59,2

Seluruh umur 8,6 44,0 2,8 27,1 2,4 14,6 2,1 21,7 0,1 2,4 16,0 57,4

Tabel 3.2.6 memperlihatkan bahwa total rerata konsumsibahan makanan kelompok umbi

dan olahannya oleh penduduk provinsi Sulawesi Selatan adalah sebesar 16,0 gram

perorang perhari. Grafik 3.2.2 memperlihatkan jenis umbi dan olahannya, singkong dan

olahan merupakan jenis makanan yang paling banyak dikonsumsi oleh penduduk Sulawesi

Selatan dengan rerata 8,6 gram perorang perhari, diikuti oleh ubi jalar (2,8 gr) dan kentang

dan olahannya (2,4 gr). Sementara menurut kelompok umur, rerata konsumsi singkong dan

olahan tetap terbesar dalam kelompok umbi dan olahannya, diikuti ubi jalar,dan kentang dan

olahan. Kelompok umur yang terbanyak mengonsumsi singkong dan olahannya terdapat

pada kelompok umur 5 – 12tahun sebesar 10,6 gram perorang perhari, sedangkan terendah

adalah kelompok umur 0 – 59 bulan sebesar 6,6 gram perorang perhari.

Page 44: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

30

Grafik 3.2.2 Rerata konsumsi bahan makanan kelompok umbi dan olahannya perorang perhari (gram), Provinsi Sulawesi Selatan 2014

Tabel 3.2.7 Proporsi penduduk yang mengonsumsi bahan makanan kelompok umbi dan olahan menurut kelompok umur, Provinsi Sulawesi Selatan 2014

Kelompok Umur

Jenis Umbi dan olahan (%)

Singkong dan Olahan Ubi jalar Kentang dan

Olahan

Sagu dan

Olahan Umbi lainnya

0-59 bln 13,4 0,9 12,8 2,4 0

5 -12 thn 19,7 2,6 11,5 2,5 0,3

13 – 18 thn 12,9 3,2 8,8 1,7 0,3

19 – 55 thn 7,6 3,4 5,9 2,5 0,3

>55 thn 4,8 2,3 3,1 2,6 0,1

Seluruh umur 9,9 3,0 7,0 2,4 0,2

Tabel 3.2.7 memperlihatkan bahwa Proporsi penduduk yang mengonsumsi bahan

makanankelompok umbi dan hasil olahannya di Provinsi Sulawesi Selatan, Proporsi

terbanyak adalahsingkong dan olahannya sebesar 9,9%, diikuti kentang dan olahan (7,0 %)

dan ubi jalar (3,0 %),sedangkanterendah adalah umbi lainnya sebesar 0,2%. Berdasarkan

kelompok umur,Proporsi penduduk mengonsumsi singkong dan olahannya tertinggi pada

kelompok umur 5 –12tahun sebesar 19,7% danterendah adalah kelompok umur > 55tahun

sebesar 4,8%.Proporsi penduduk mengonsumsi tertinggi kentang dan olahan tertinggi pada

kelompok umur 0-59 bulan sebesar 12,8% dan terendah pada kelompok >55tahun sebesar

3,1%.

8,6

2,8 2,4 2,1

0,1 0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Singkong danOlahan

Ubi jalar Kentang danOlahan

Sagu danOlahan

Umbi lainnya

rera

ta (

gram

)

Umbi dan olahannya

Page 45: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

31

Tabel 3.2.8 Rerata konsumsi bahan makanan kelompok kacang-kacangan dan olahannya perorang perhari (gram) menurut kelompok umur, Provinsi Sulawesi Selatan 2014

Kelompok Umur

Jenis Kacang- kacangan dan olahannya (gram)

Kacang Tanah

dan Olahan

Kacang Kedelai

dan Olahan

Biji-bijian dan

Olahan

Kacang lainnya

dan Olahan

Total

Rerata SD Rerata SD Rerata SD Rerata SD Rerata SD

0-59 bln 1,2 7,8 4,5 20,4 0,02 0,4 0,3 2,5 6,0 21,8

5 -12 thn 1,0 5,5 21,1 62,5 0,2 2,3 0,6 3,6 22,9 63,0

13 – 18 thn 1,5 7,9 22,7 58,8 0,1 1,3 1,6 9,0 25,8 60,1

19 – 55 thn 1,3 6,9 15,7 52,2 0,3 3,8 1,7 10,1 19,0 53,7

>55 thn 0,9 5,8 6,9 35,2 0,1 1,2 2,3 13,4 10,2 37,6

Seluruh umur 1,2 6,7 15,5 51,7 0,2 3,0 1,6 9,7 18,5 53,1

Tabel 3.2.8 memperlihatkan bahwa total rerata konsumsi bahan makanan jenis kacang-

kacangan dan olahannya oleh penduduk provinsi Sulawesi Selatan adalah sebesar 18,5

gram perorang perhari. Berdasarkan grafik 3.2.3 terlihatjenis kacang - kacangandan hasil

olahannya,kacang kedelai dan olahan jenis makanan yang paling banyak dikonsumsi oleh

penduduk Sulawesi Selatandengan rerata15,5 gram perorang perhari, diikuti oleh kacang

lainnya (1,6 gram) dankacang tanah dan olahansebesar 1,2 gram. Sementarakelompok

umur yang terbanyak mengonsumsi kacang kedelai dan olahannyaadalah kelompok umur

13 – 18tahun dengan rerata sebanyak22,7 gram perorang perhari dan terendah kelompok

umur 0 – 59 bulansebanyak 4,5 gramperorang perhari (lihat tabel 3.2.8).

Grafik 3.2.3 Rerata konsumsi bahan makanan kelompok kacang-kacangan dan olahannya perorang perhari (gram), Provinsi Sulawesi Selatan 2014

15,5

1,6 1,2 0,2

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

Kacang Kedelai danOlahan

Kacang lainnya danOlahan

Kacang Tanah danOlahan

Biji-bijian danOlahan

Re

rata

(gr

am)

Kelompok Kacang dan Olahannya

Page 46: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

32

Tabel 3.2.9 Proporsi penduduk yang mengonsumsi bahan makanan kelompok kacang-kacangan dan olahan menurut kelompok umur, Provinsi Sulawesi Selatan 2014

Kelompok Umur

Jenis Kacang kacangan dan olahan (%)

Kacang Tanah dan

Olahan

Kacang Kedelai dan

Olahan

Biji-bijian dan

Olahan

Kacang lainnya dan

Olahan

0-59 bln 4,9 8,2 0,3 3,0

5 -12 thn 7,2 23,5 0,7 4,6

13 – 18 thn 7,9 24,7 0,9 7,1

19 – 55 thn 9,3 16,3 1,2 7,5

>55 thn 6,3 8,7 0,4 6,9

Seluruh umur 8,2 16,9 0,9 6,7

Tabel 3.2.9 menunjukkan bahwa dalam kelompok jenis kacang-kacangan dan olahan,

kacang kedelai dan olahannyadikonsumsi terbanyak oleh 16,9% penduduk Sulawesi

Selatan, diikuti kacang tanah dan olahan (8,2%) dan kacang lainnya dan olahan

(6,7%).Berdasarkan kelompok umurProporsi penduduk mengonsumsi kacang kedelai dan

olahan tertinggiadalah pada kelompok umur 13 –18 tahun sebesar 24,7% danterendah

kelompok umur 0- 59 bulan sebesar 8,2 %.Proporsi penduduk mengonsumsi kacang tanah

dan olahan tertinggi pada kelompok umur 19-55 tahun sebesar 9,3% dan terendah

kelompok umur 0-59 bulan sebesar 4,9 %. Proporsi penduduk mengonsumsi kacang lainnya

dan olahan tertinggi pada kelompuk umur 19-55 tahun sebesar 7,5 % dan terendah umur 0-

59 bulan sebesar 3,0 %.

Tabel 3.2.10 Rerata konsumsi bahan makanan kelompok sayur dan olahannya per orang per hari (gram) menurut kelompok umur, Provinsi Sulawesi Selatan 2014

Kelompok Umur

Jenis Sayuran dan olahannya (g)

Sayuran Daun Sayuran Buah/

Sayuran Akar

Sayuran Polong Sayuran lainnya Total

Rerata SD Rerata SD Rerata SD Rerata SD Rerata SD

0-59 bln 14,8 32,7 0,2 1,8 0,00 0,00 0,00 0,00 14,9 32,7

5 -12 thn 29,3 47,3 0,2 2,6 0,00 0,00 0,01 0,44 29,5 47,3

13 – 18 thn 38,8 52,6 0,4 5,3 0,00 0,00 0,00 0,00 39,2 53,2

19 – 55 thn 64,2 78,3 0,6 6,7 0,00 0,11 0,00 0,14 64,8 78,5

>55 thn 65,7 84,5 1,0 10,5 0,03 0,61 0,00 0,00 66,7 84,8

Seluruh umur 53,7 72,8 0,6 6,7 0,01 0,25 0,00 0,19 54,3 73,1

Tabel 3.2.10 memperlihatkan bahwa total rerata konsumsi bahan makanankelompok sayur

dan hasil olahannya di Provinsi Sulawesi Selatan adalah sebesar 54,3 gram perorang

perhari. Grafik 3.2.4 memperlihatkan jenis sayuran dan olahan, sayuran daun merupakan

jenis sayuran yang paling banyak dikonsumsi oleh penduduk Sulawesi Selatan dengan

rerata 53,7 gram perorang perhari, diikuti oleh sayuran buah/ sayuran akar (0,6 gram)dan

Page 47: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

33

sayuran polong (0,01 gram). Kelompok umur yang terbanyak mengonsumsi sayuran daun

terdapat pada kelompok umur >55 tahunsebesar 65,7 gram perorang perhari dan kelompok

umur yang terendah adalah 0 – 59 bulan sebesar 14,8 gram perorang perhari.

Grafik 3.2.4 Rerata konsumsi bahan makanan kelompok sayur dan olahannya perorang perhari (gram), Provinsi Sulawesi Selatan 2014

Tabel 3.2.11 Proporsi penduduk yang mengonsumsi bahan makanan kelompok sayur dan olahan menurut kelompok umur, Provinsi Sulawesi Selatan 2014

Kelompok Umur

Jenis Sayuran dan olahan (%)

Sayuran Daun Sayuran Buah/

Sayuran Akar

Sayuran Polong Sayuran lainnya

0-59 bln 43,0 0,9 0 0

5 -12 thn 60,1 1,1 0 0,1

13 – 18 thn 72,4 1,0 0 0

19 – 55 thn 80,1 1,8 0,1 0

>55 thn 80,6 2,0 0,3 0

Seluruh umur 74,5 1,6 0,1 0

Tabel 3.2.11 menunjukkan proporsi penduduk yang mengonsumsi bahan makanankelompok

sayur dan hasil olahannya di Provinsi Sulawesi Selatan, proporsi paling besar adalah

sayuran daun sebesar 74,5%, diikuti sayuran buah/ sayuran akar (1,6%) dan sayuran

polong (0,1%). Sementara berdasarkan kelompok umur, proporsi penduduk mengonsumsi

sayuran daun tertinggi pada kelompok umur > 55tahun sebesar 80,6% dan terendah pada

kelompok umur 0 – 59 bulansebesar 43,0%. Proporsi penduduk mengonsumsi sayuran

buah/ sayuran akar tertinggi pada kelompok >55 tahun sebesar 2% dan terendah pada

kelompok umur 0-59 bulan sebesar 0,9%.

53,7

0,6 0,01 0 0

10

20

30

40

50

60

Sayuran Daun Sayuran Buah/Sayuran Akar

Sayuran Polong Sayuran lainnya

Re

rata

(gr

am)

Jenis Sayuran dan olahannya

Page 48: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

34

Tabel 3.2.12 Rerata konsumsi kelompok buah- buahan dan olahannya per orang per hari (gram) menurut kelompok umur, Provinsi Sulawesi Selatan 2014

Kelompok Umur

(Tahun)

Jenis Buah buahan dan olahan (g)

Pisang Jeruk Mangga Pepaya Semangka Buah lainnya Buah Olahan Total

Rerata SD Rerata SD Rerata SD Rerata SD Rerata SD Rerata SD Rerata SD Rerata SD

0-59 bln 6,0 22,6 1,1 9,1 0,2 1,6 0,1 1,6 0,3 5,7 1,0 10,2 0,00 0,00 8,7 30,6

5 -12 tahun 14,7 50,5 2,2 19,4 3,5 29,3 0,3 3,6 0,4 9,4 4,9 29,0 0,00 0,00 25,9 69,4

13 – 18 tahun 12,3 42,5 2,6 21,6 1,4 14,6 1,1 13,2 0,0 0,9 5,4 49,4 0,00 0,00 22,8 70,9

19 – 55 tahun 20,8 60,4 2,7 19,4 3,7 40,1 2,2 20,0 0,6 10,5 3,7 27,2 0,05 2,09 33,7 86,9

>55 tahun 22,6 61,9 1,6 20,1 2,5 17,0 1,7 16,8 0,3 6,2 3,4 32,5 0,00 0,00 32,2 84,2

Seluruh umur 18,4 56,1 2,4 19,5 3,0 32,3 1,6 16,7 0,4 8,8 3,9 31,5 0,03 1,51 29,7 80,5

Page 49: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

35

Tabel 3.2.12 memperlihatkan bahwa total rerata konsumsi bahan makanan kelompok buah-

buahan dan olahan oleh penduduk provinsi Sulawesi Selatan adalah sebesar 29,7 gram

perorang perhari. Grafik 3.2.5 memperlihatkan kelompok buah-buahan dan olahannya,

pisang merupakan kelompok buah-buahan yang paling banyak dikonsumsi oleh penduduk

Sulawesi Selatan dengan rerata 18,4 gram perorang perhari, diikuti oleh buah lainnya (3,9

gram) dan mangga (3 gram). Sementara menurut kelompok umur, rerata konsumsi pisang

tetap terbesar dalam kelompok buah-buahan dan olahannya, diikuti buah lainnya dan

mangga. Kelompok umur yang terbanyak mengkonsumsi pisang terdapat pada kelompok

umur > 55 tahun sebesar 22,6 gram perorang perhari, sementara pada kelompok umur 0 –

59 bulan mengonsumsi pisang dengan rerata sebanyak 6,0 gram perorang perhari (lihat

tabel 3.2.12).

Grafik 3.2.5 Rerata konsumsi bahan makanan kelompok buah-buahan dan olahannya perorang perhari (gram), Provinsi Sulawesi Selatan 2014

Tabel 3.2.13 Proporsi penduduk yang mengonsumsi kelompok buah - buahan dan olahan menurut kelompok umur, Provinsi Sulawesi Selatan 2014

Kelompok

Umur

Jenis Buah buahan dan olahan (%)

Pisang Jeruk Mangga Pepaya Semangka Buah lainnya Buah

Olahan

0-59 bln 11,0 4,3 4,6 1,2 0,3 2,4 0

5 -12 thn 14,4 6,5 9,4 1,3 0,2 5,4 0

13 – 18 thn 12,8 9,7 9,4 1,0 0 4,7 0

19 – 55 thn 19,1 9,7 11,7 2,1 0,4 4,6 0,2

>55 thn 22,1 7,0 13,5 1,8 0,4 4,6 0

Seluruh umur 17,7 8,6 11,0 1,7 0,3 4,6 0,1

Tabel 3.2.13 memperlihatkan bahwa Proporsi penduduk yangmengonsumsi kelompok buah-

buahan dan olahannya di Provinsi Sulawesi Selatan, paling besar adalah pisang sebesar

17,7%, diikuti mangga (11%) dan jeruk (8,6%), sedangkan terendah adalah buah olahan

18,4

3,9 3 2,4

1,6 0,4 0,03

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

Pisang Buahlainnya Mangga

JerukPepaya Semangka

BuahOlahan

Rer

ata

(gra

m)

Jenis Buah-buahan dan olahannya

Page 50: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

36

sebesar 0,1%. Berdasarkan kelompok umur, Proporsi penduduk yang mengonsumsi pisang

terbanyak pada kelompok umur >55 tahun sebesar 22,1 % dan terendah kelompok umur 0 –

59 bulansebesar 11,0%.Proporsi penduduk yang mengonsumsi mangga terbanyak pada

kelompok umur >55 tahun sebesar 13,5 % dan terendah kelompok umur 0 – 59

bulansebesar 4,6 %. Proporsi penduduk yang mengonsumsi jeruk terbanyak pada kelompok

umur 13-18 tahun dan 19-55 tahun masing-masing sebesar 9,7 % dan terendah kelompok

umur 0 – 59 bulansebesar 4,3 %

Page 51: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

37

Tabel 3.2.14 Rerata konsumsi bahan makanan kelompok daging dan olahannya per orang per hari (gram) menurut kelompok umur, Provinsi Sulawesi Selatan 2014

Kelompok

Umur

Jenis Daging dan olahan (g)

Daging Unggas Daging Sapi,

Kerbau

Daging Kambing,

domba

Olahan Daging

Unggas

Olahan Daging

sapi,Kerbau

Daging Babi

dan Olahan

Daging Lainnya Total

Rerata SD Rerata SD Rerata SD Rerata SD Rerata SD Rerata SD Rerata SD Rerata SD

0-59 bln 14,1 61,6 0,9 12,0 0,3 3,7 2,0 10,3 6,3 26,2 0,8 8,4 0,0 0,0 24,4 67,4

5 -12 thn 20,7 64,9 2,9 24,1 0,5 6,6 3,2 16,2 8,6 34,4 1,2 14,7 0,2 4,0 37,3 80,1

13 – 18 thn 17,3 55,7 3,4 31,1 0,2 5,0 2,0 13,7 9,4 32,6 2,0 21,8 0,1 2,8 34,5 80,4

19 – 55 thn 18,5 61,6 5,8 44,3 0,9 17,7 1,0 10,3 5,7 29,0 1,5 18,9 0,6 10,7 34,0 88,9

>55 thn 7,0 35,8 2,5 25,8 0,1 3,4 0,0 1,0 0,3 4,0 1,7 20,4 0,0 0,0 11,6 49,2

Seluruh umur 16,7 58,2 4,3 36,7 0,6 13,3 1,4 11,1 5,8 28,2 1,5 18,6 0,3 8,0 30,6 81,0

Page 52: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

38

Tabel 3.2.14 memperlihatkan bahwa total rerata konsumsi bahan makanan kelompok daging

dan olahan oleh penduduk provinsi Sulawesi Selatan adalah sebesar 30,6 gram perorang

perhari. Grafik 3.2.6 memperlihatkan jenis daging dan olahan, daging unggas merupakan

jenis daging yang paling banyak dikonsumsi oleh penduduk Sulawesi Selatan dengan rerata

16,7 gram perorang perhari, diikuti oleh olahan daging (5,8 g) dan daging sapi, kerbau (4,3

gr). Sementara menurut kelompok umur, rerata konsumsi daging unggas tetap terbesar

dalam kelompok daging dan olahannya, diikuti olahan daging sapi, kernau dan daging sapi,

kerbau. Kelompok umur yang terbanyak mengonsumsi daging unggas terdapat pada

kelompok umur 5 - 12 tahun sebesar 20,7 gram perorang perhari, sementara pada

kelompok umur >55 tahun mengonsumsi daging unggas dengan rerata sebanyak 7,0 gram

perorang perhari (lihat tabel 3.2.14).

Grafik 3.2.6 Rerata konsumsi bahan makanan kelompok daging dan olahannya perorang perhari (gram), Provinsi Sulawesi Selatan 2014

16,7

5,8 4,3

1,5 1,4 0,6 0,3

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

DagingUnggas

OlahanDaging

sapi,Kerbau

Daging Sapi,Kerbau

Daging Babidan Olahan

OlahanDagingUnggas

DagingKambing,

domba

DagingLainnya

Re

rata

(gr

am)

Kelompok Daging dan olahannya

Page 53: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

39

Tabel 3.2.15 Proporsi penduduk yang mengonsumsi bahan makanan kelompok daging dan olahan menurut kelompok umur, Provinsi Sulawesi Selatan 2014

Kelompok Umur

Jenis Daging dan Olahan (%)

Daging

Unggas

Daging

Sapi,

Kerbau

Daging

Kambing,

domba

Olahan

Daging

Unggas

Olahan

Daging

sapi,Kerbau

Daging

Babi dan

Olahan

Daging

Lainnya

0-59 bln 9,8 1,2 0,6 4,6 11,0 1,2 0

5 -12 thn 15,3 2,9 0,5 6,3 12,0 0,9 0,2

13 – 18 thn 14,1 2,4 0,2 3,2 12,3 1,5 0,2

19 – 55 thn 14,0 3,3 0,5 1,3 6,4 0,8 0,4

>55 thn 5,7 1,8 0,1 0,1 0,6 0,9 0

Seluruh umur 12,7 2,8 0,4 2,2 7,3 1,0 0,3

Tabel 3.2.15 menunjukkan bahwa proporsi penduduk yang mengonsumsi bahan makanan

kelompok daging dan olahandi Provinsi Sulawesi Selatan, Proporsipaling besar adalah

daging unggas sebesar 12,7 %, diikuti olahan daging sapi, kerbau (7,3%) dan paling rendah

adalah daging lainnyasebesar 0,3 %. Berdasarkan kelompok umur, Proporsi penduduk yang

terbanyak mengonsumsi daging unggas terdapat pada kelompok umur 5-12 tahun sebesar

15,3 % dan terkecil pada kelompok umur >55tahun sebesar 5,7%.Proporsi penduduk yang

terbanyak mengonsumsi olahan daging sapi, kerbau terdapat pada kelompok umur 13-18

tahun sebesar 12,3% dan terendah pada kelompok umur >55 tahun sebesar 0,6%.

Tabel 3.2.16 Rerata konsumsi bahan makanan kelompok jeroan dan olahannya per orang per hari (gram) menurut kelompok umur, Provinsi Sulawesi Selatan 2014

Kelompok Umur

Jenis Jeroan dan olahan (g)

Jeroan hewan

berkaki empat

Jeroan Unggas Lainnya Total

Rerata SD Rerata SD Rerata SD Rerata SD

0 – 59 bln 0,00 0,00 0,02 0,84 0,01 0,21 0,03 0,87

5 -12 thn 0,00 0,00 0,11 3,18 0,03 0,71 0,15 3,25

13 – 18 thn 0,07 1,91 0,34 5,55 0,14 1,79 0,56 6,12

19 – 55 thn 0,16 4,21 0,28 5,02 0,11 2,14 0,54 7,93

>55 thn 0,03 0,99 0,00 0,00 0,00 0,00 0,03 0,99

Seluruh umur 0,10 3,15 0,21 4,32 0,08 1,70 0,38 6,28

Tabel 3.2.16 memperlihatkan bahwa total rerata konsumsi bahan makanan kelompok jeroan

dan olahan oleh penduduk provinsi Sulawesi Selatan adalah sebesar 0,38 gram perorang

perhari. Grafik 3.2.7 memperlihatkan jenis jeroan dan olahan, jeroan unggas merupakan

jenis jeroan yang paling banyak dikonsumsi oleh penduduk Sulawesi Selatan dengan rerata

0,21 gram perorang perhari, diikuti oleh jeroan hewan berkaki empat (0,1 g) dan lainnya

Page 54: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

40

(0,08 gr). Sementara menurut kelompok umur, rerata konsumsi jeroan unggas tetap terbesar

dalam kelompok jeroan dan olahannya, diikuti jeroan hewan berkaki empat dan lainnya.

Kelompok umur yang terbanyak mengonsumsi jeroan unggas terdapat pada kelompok umur

13 - 18 tahun sebesar 0,34 gram perorang perhari, sementara pada kelompok umur >55

tahun tidak mengonsumsi jeroan unggas (lihat tabel 3.2.16).

Grafik 3.2.7 Rerata konsumsi bahan makanan kelompok jeroan dan olahannya perorang perhari (gram), Provinsi Sulawesi Selatan 2014

Tabel 3.2.17 Proporsi penduduk yang mengonsumsi bahan makanan kelompok jeroan dan olahan menurut kelompok umur, Provinsi Sulawesi Selatan 2014

Kelompok Umur

Jenis Jeroan dan Olahan (%)

Jeroan hewan

berkaki empat

Jeroan Unggas Lainnya

0- 59 bln 0 0 0,3

5 -12 thn 0 0,1 0,3

13 – 18 thn 0,1 0,4 0,8

19 – 55 thn 0,2 0,5 0,4

>55 thn 0,1 0 0

Seluruh umur 0,2 0,3 0,4

Tabel 3.2.17 memperlihatkan bahwa proporsi penduduk yang mengonsumsi jenis jeroan dan

olahan di Provinsi Sulawesi Selatan, paling besar adalah jenis jeroan dan olahanlainnya

sebesar 0,4% dan paling rendah adalah jeroan hewan berkaki empat sebesar 0,2%.

Proporsi kelompok umur yang terbanyak mengonsumsi jenis jeroan dan olahanlainnya

terdapat pada kelompok umur 13-18tahun sebesar 0,8 %, sedangkan kelompok umur >55

tahun tidak mengonsumsi jenis jeroan dan olahan lainnya.

0,21

0,1 0,08

0

0,05

0,1

0,15

0,2

0,25

Jeroan Unggas Jeroan hewan berkakiempat

Lainnya

Re

rata

(gr

am)

Jenis jeroan dan olahannya

Page 55: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

41

Tabel 3.2.18 Rerata konsumsi bahan makanan kelompok ikan dan olahannya per orang per hari (gram) menurut kelompok umur, Provinsi Sulawesi Selatan 2014

Kelompok Umur

Jenis Ikan dan Olahan (g)

Ikan Laut Olahan Ikan Ikan Air Tawar Udang, Kepiting dan

Olahan

Cumi, Kerang, Keong

dan Olahan Hewan Air lainnya

Total

Rerata SD Rerata SD Rerata SD Rerata SD Rerata SD Rerata SD Rerata SD

0-59 bln 29,3 49,8 1,4 6,4 6,4 27,4 0,7 5,8 0,3 3,6 0,0 0,0 38,2 55,4

5 -12 thn 57,2 81,7 3,8 15,7 10,3 44,9 3,1 24,6 0,7 8,3 0,0 0,0 75,1 90,4

13 – 18 thn 64,6 87,2 4,3 17,0 13,1 50,7 2,6 14,5 0,4 5,5 0,0 0,0 85,0 94,1

19 – 55 thn 98,8 109,6 4,7 21,2 18,3 71,1 4,0 28,4 0,6 9,1 0,0 0,0 126,5 123,1

>55 thn 103,1 116,3 4,2 16,4 23,7 88,0 1,4 13,2 0,3 7,4 0,0 0,0 132,8 128,6

Seluruh umur 85,7 104,4 4,3 18,8 16,8 67,3 3,1 23,8 0,5 8,1 0,0 0,0 110,5 117,0

Page 56: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

42

Tabel 3.2.18 memperlihatkan bahwa total rerata konsumsi bahan makanan kelompok ikan

dan olahan oleh penduduk provinsi Sulawesi Selatan adalah sebesar 110,5 gram perorang

perhari. Grafik 8 memperlihatkan jenis ikan dan olahannya, ikan laut merupakan jenis

makanan yang paling banyak dikonsumsi oleh penduduk Sulawesi Selatan dengan rerata

85,7 gram perorang perhari, diikuti oleh ikan air tawar (16,8 gram) dan olahan ikan (4,3 gr).

Sementara menurut kelompok umur, rerata konsumsi ikan laut tetap terbesar dalam

kelompok ikan dan olahannya, diikuti ikan air tawar dan olahan ikan. Kelompok umur yang

terbanyak mengonsumsi ikan laut terdapat pada kelompok umur >55 tahun sebesar 103,1

gram perorang perhari, sementara pada kelompok umur 0 – 59 bulan mengonsumsi ikan

laut dengan rerata sebanyak 29,3 gram perorang perhari (lihat tabel 18).

Grafik 3.2.8 Rerata konsumsi bahan makanan kelompok ikan dan olahannya perorang perhari (gram), Provinsi Sulawesi Selatan 2014

85,7

16,8

4,3 3,1 0,5 0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Ikan Laut Ikan Air Tawar Olahan Ikan Udang, Kepitingdan Olahan

Cumi, Kerang,Keong dan

Olahan

Re

rata

(gr

am)

Jenis Ikan dan olahannya

Page 57: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

43

Tabel 3.2.19 Proporsi penduduk yang mengonsumsi bahan makanan kelompok Ikan dan olahan menurut kelompok umur, Provinsi Sulawesi Selatan 2014

Kelompok

Umur

Jenis Ikan dan Olahan (%)

Ikan Laut Olahan

Ikan

Ikan Air

Tawar

Udang, Kepiting

dan Olahan

Cumi, Kerang,

Keong dan Olahan

0-59 bln 38,4 6,1 8,2 2,4 0,9

5 -12 thn 50,1 9,7 8,5 3,5 1,1

13 – 18 thn 52,2 11,1 9,9 4,4 0,8

19 – 55 thn 67,6 11,2 11,3 3,8 0,7

>55 thn 67,0 10,5 13,1 2,3 0,4

Seluruh umur 61,6 10,6 10,8 3,6 0,7

Tabel 3.2.19 memperlihatkan bahwa proporsi penduduk yang mengonsumsi bahan

makanan kelompok ikan dan olahan di Provinsi Sulawesi Selatan, Proporsipaling besar

adalah konsumsi ikan lautsebesar 61,6%, diikuti ikan air tawar sebesar 10,8% dan paling

rendah adalah cumi, kerang, keong dan olahan (0,7%). Kelompok umur yang terbanyak

mengonsumsi ikan laut terdapat pada kelompok umur 19-55 tahun (67,6%), sedangkan

kelompok umur 0 – 59 bulan adalah terendah (38,4 gram).

Page 58: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

44

3.3.9 Bahan makanan kelompok telur dan olahan

Bahan makanan kelompok telur dan olahan menurut kelompok umur dibagi menjadi 4

kelompok yaitu : 1) telur ayam, 2) telur bebek 3) olahan telur, 4) telur lainnya. Informasi

secara lengkap bahan makanan kelompok telur dan olahan dapat dilihat pada Tabel 3.2.20,

grafik 3.2.9 dan Tabel 3.2.21.

Tabel 3.2.20 Rerata konsumsi bahan makanan kelompok telur dan olahannyaper orang per hari (gram) menurut kelompok umur, Provinsi Sulawesi Selatan 2014

Kelompok

Umur

Jenis Telur dan Olahan (g)

Telur Ayam Telur Bebek Olahan Telur Telur Lainnya Total

Rerata SD Rerata SD Rerata SD Rerata SD Rerata SD

0-59 bln 15,1 30,7 1,1 11,2 0,7 11,4 0,02 0,60 16,9 33,8

5 -12 thn 24,6 38,1 1,9 13,3 0,6 5,6 0,11 3,50 27,2 39,9

13 – 18 thn 21,7 38,2 1,8 12,6 0,2 2,5 0,01 0,54 23,7 39,3

19 – 55 thn 15,1 31,3 1,2 9,9 0,3 4,7 0,08 2,89 16,6 33,0

>55 thn 10,5 27,8 1,0 8,4 0,3 3,3 0,00 0,00 11,7 28,9

Seluruh umur 16,6 33,1 1,3 10,7 0,3 5,0 0,06 2,49 18,4 34,8

Tabel 3.2.20 memperlihatkan bahwa total rerata berat bahan makanan kelompok telur dan

olahan yang dikonsumsi oleh penduduk provinsi Sulawesi Selatan adalah sebesar 18,4

gram perorang perhari. Grafik 3.2.9 memperlihatkan jenis telur dan olahannya, telur ayam

merupakan jenis makanan yang paling banyak dikonsumsi oleh penduduk Sulawesi Selatan

dengan rerata 16,6 gram perorang perhari, diikuti oleh telur bebek (1,3 g) dan olahan telur

(0,3 gr). Sementara menurut kelompok umur, rerata konsumsi telur ayam tetap terbesar

dalam kelompok telur dan olahannya, diikuti telur bebek dan olahan telur. Kelompok umur

yang terbanyak mengonsumsi telur ayam terdapat pada kelompok umur 5 - 12 tahun

sebesar 24,6 gram perorang perhari, sementara pada kelompok umur >55 tahun

mengonsumsi telur ayam dengan rerata sebanyak 10,5 gram perorang perhari (lihat tabel

3.2.20).

Page 59: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

45

Grafik 3.2.9 Rerata konsumsi bahan makanan kelompok telur dan olahan perorang perhari (gram), Provinsi Sulawesi Selatan 2014

16,6

1,3 0,3 0,06

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

Telur Ayam Telur Bebek Olahan Telur Telur Lainnya

Rer

ata

(g)

Bahan Makanan Kelompok Telur dan Olahan

Page 60: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

46

Tabel3.2.21 Proporsi penduduk yang mengonsumsi bahan makanan kelompok telur dan olahan menurut kelompok umur, Provinsi Sulawesi Selatan 2014

Kelompok Umur

Jenis Telur dan Olahan (%)

Telur Ayam Telur Bebek Olahan Telur Telur Lainnya

0-59 bln 31,7 1,5 0,3 0,3

5 -12 thn 47,9 3,1 1,3 0,1

13 – 18 thn 39,5 3,3 0,6 0,1

19 – 55 thn 34,8 2,1 0,4 0,1

>55 thn 26,4 1,8 0,7 0

Seluruh umur 35,9 2,3 0,6 0,1

Tabel 3.2.21 memperlihatkan bahwa proporsi penduduk yang mengonsumsi bahan

makanan kelompok telur dan olahan di Provinsi Sulawesi Selatan, Proporsi yang terbesar

adalah telur ayam sebesar 35,9%, diikuti telur bebek (2,3%) dan paling rendah adalah telur

lainnya (0,1%). Berdasarkan kelompok umur, Proporsi penduduk yang terbanyak

mengonsumsi telur ayamadalah kelompok umur 5-12 tahun sebesar 47,9% dan yang

terendah pada kelompok umur > 55tahun sebesar 26,4%. Proporsi penduduk yang

terbanyak mengonsumsi telur bebek adalah kelompok umur 13-18 tahun sebesar 3,3 % dan

yang terendah pada kelompok umur 0-59 bulan sebesar 1,5 %.

Page 61: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

47

Tabel 3.2.22 Rerata konsumsi kelompok susu dan olahannya per orang per hari (gram) menurut kelompok umur, provinsi Sulawesi Selatan 2014

Kelompo

k umur

Jenis susu dan olahannya

Susu kental

manis Susu bubuk

Susu formula

balita

Susu

formula

khusus

Olahan susu Total Susu cair

Rerata SD Rerata SD Rerata SD Rerata SD Rerata SD Rerata SD Rerata SD

0-59 bln 9,9 32,6 3,3 17,9 20,1 43,5 0,3 5,7 1,2 7,5 36,4 53,9 7,0 34,3

5 -12 thn 3,1 14,6 0,9 8,7 0,2 4,1 0,0 0,0 1,9 15,9 6,2 23,6 3,8 27,5

13 – 18

thn

1,1 6,7 0,5 4,9 0,1 1,3 0,1 1,5 0,3 3,9 2,1 10,3 5,2 56,9

19 – 55

thn

1,6 8,6 0,1 1,8 0,0 0,6 0,2 2,8 0,5 8,1 2,4 12,4 1,3 15,4

>55 thn 0,9 5,3 0,1 1,3 0,2 1,8 0,5 3,2 0,1 2,0 1,7 6,9 0,2 2,5

Seluruh

umur

2,0 11,5 0,5 5,6 1,0 10,5 0,2 2,8 0,6 8,8 4,4 19,3 2,3 26,7

Tabel 3.2.22 menunjukkan bahwa total rerata konsumsi bahan makanan kelompok susu

kental manis, susu bubuk, susu formula balita, susu formula khusus dan olahan susu oleh

penduduk provinsi Sulawesi Selatan adalah sebesar 4,8 gram perorang perhari. Sementara

rerata berat kelompok susu cair yang dikonsumsi oleh penduduk Sulawesi Selatan adalah

sebesar 2,3 gram perorang perhari.Jenis susu cair merupakan jenis susu yang paling

banyak dikonsumsi oleh penduduk Sulawesi Selatan dengan rerata 2,3 gram perorang

perhari, diikuti oleh susu kental manis (2,1 g) dan susu formula balita (1,0 gr). Sementara

menurut kelompok umur, kelompok umur yang terbanyak mengonsumsi susu cair terdapat

pada kelompok umur 0 – 59 bulan sebesar 7,0 gram perorang perhari, sementara pada

kelompok umur >55tahun mengonsumsi susu cair dengan rerata sebanyak 0,2 gram

perorang perhari (lihat tabel 3.2.22).

Page 62: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

48

Tabel 3.2.23 Proporsi penduduk yang mengonsumsi bahan makanan kelompok susu dan olahannya menurut kelompok umur, Provinsi Sulawesi Selatan 2014

Kelompok Umur

Jenis Susu dan Olahan (%)

Susu Kental manis Susu

Bubuk

Susu Formula

Balita

Susu Formula

Khusus

Olahan

Susu

Susu

Cair

0-59 bln 14,6 7,6 23,5 0,3 4,0 5,5

5 -12 thn 9,4 5,3 0,6 0 2,7 3,3

13 – 18 thn 4,1 3,4 0,3 0,1 0,7 1,7

19 – 55 thn 6,3 2,4 0,1 0,5 1,1 1,6

>55 thn 5,9 2,4 0,9 1,9 0,4 1,0

Seluruh umur 6,8 3,2 1,4 0,6 1,3 1,9

Tabel 3.2.23 menunjukkan proporsi penduduk yang mengonsumsi bahan makanan

kelompok susu dan olahan di Provinsi Sulawesi Selatan, Proporsipaling besar adalah susu

kental manissebesar 6,8%, diikuti susu bubuk (3,2%) dan paling rendah adalah susu formula

khusus sebesar 0,6%. Proporsi penduduk mengonsumsi susu kental manis tertinggi pada

kelompok umur 0-59bulansebesar 14,6 % dan terendah pada kelompok umur >55 tahun

sebesar 5,9 %.

Page 63: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

49

Tabel 3.2.24 Rerata konsumsi bahan makanan kelompok minyak, lemak dan olahan menurut kelompok umur, Provinsi Sulawesi Selatan 2014

Kelompok Umur

Minyak, Lemak dan Olahan (g)

Minyak Kelapa

Sawit dan Minyak

Kelapa

Minyak Kelapa

dan Olahan

Minyak Lainnya,

lemak dan Olahan Total

Rerata SD Rerata SD Rerata SD Rerata SD

0-59 bln 5,8 7,9 3,6 14,0 0,3 1,3 9,6 16,4

5 -12 thn 13,1 12,6 8,2 23,7 0,7 3,2 21,9 26,8

13 – 18 thn 13,0 12,4 9,5 28,1 0,4 2,2 22,9 31,5

19 – 55 thn 13,0 13,6 14,3 45,9 0,5 2,4 27,8 48,6

>55 thn 9,4 11,1 14,4 40,4 0,4 1,9 24,2 41,9

Seluruh umur 12,1 12,9 12,3 39,5 0,5 2,4 24,9 42,1

Tabel 3.2.24 menunjukkan bahwa total rerata konsumsi bahan makanan kelompok minyak,

lemak dan olahan oleh penduduk provinsi Sulawesi Selatan adalah sebesar 24,9 gram

perorang perhari. Grafik 3.2.10menunjukkan jenis minyak, lemak dan olahan, minyak kelapa

dan olahan merupakan jenis minyak yang paling banyak dikonsumsi oleh penduduk

Sulawesi Selatan dengan rerata 12,3 gram perorang perhari, diikuti oleh minyak kelapa

sawit dan minyak kelapa (12,1 g) dan minyak lainnya, lemak dan olahan (0,5 gr). Sementara

menurut kelompok umur, kelompok umur yang terbanyak mengonsumsi minyak kelapa dan

olahan terdapat pada kelompok umur >55 tahun sebesar 14,4 gram perorang perhari,

sementara pada kelompok umur 0 – 59 bulan mengonsumsi minyak kelapa dan olahan

dengan rerata sebanyak 3,6 gram perorang perhari (lihat tabel 3.2.24).

Page 64: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

50

Grafik 3.2.10 Rerata konsumsi bahan makanan kelompok minyak, lemak dan olahan perorang perhari (gram), Provinsi Sulawesi Selatan 2014

Tabel 3.2.25 Proporsi penduduk yang mengonsumsi bahan makanan kelompok minyak, lemak dan olahan menurut kelompok umur, Provinsi Sulawesi Selatan 2014

Kelompok Umur

Minyak, Lemak dan Olahan (%)

Minyak Kelapa Sawit dan

Minyak Kelapa

Kelapa dan

Olahan

Minyak Lainnya,

lemak dan Olahan

0- 59 bln 61,6 14,9 7,0

5 -12 thn 88,1 24,8 12,3

13 – 18 thn 88,3 22,6 7,6

19 – 55 thn 83,5 27,7 10,3

>55 thn 73,4 28,1 8,1

Seluruh umur 82,2 26,1 9,7

Berdasarkan tabel 3.2.25 terlihat bahwa proporsi penduduk yang mengonsumsi bahan

makanan kelompok minyak, lemak dan olahan di Provinsi Sulawesi Selatan, Proporsipaling

besar adalah konsumsi minyak kelapa sawit dan minyak kelapa sebesar 82,2 %, diikuti

kelapa dan olahan (26,1%) dan paling rendah adalah minyak lainnya, lemak dan olahan (9,7

%). Kelompok umur yang terbanyak mengonsumsi minyak kelapa sawit dan minyak kelapa

terdapat pada kelompok umur 13 - 18 tahun sebesar 88,3 % dan terendah pada kelompok

umur 0-59 bulan sebesar 61,6 %.

12,1 12,3

0,5

0

2

4

6

8

10

12

14

Minyak Kelapa Sawit dan MinyakKelapa

Minyak Kelapa dan Olahan Minyak Lainnya, lemak dan Olahan

Rer

ata

(gra

m)

Kelompok Minyak, lemak dan olahan

Page 65: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

51

Tabel 3.2.26 Rerata konsumsi bahan makanan kelompok gula dan konfeksionari menurut kelompok umur, Provinsi Sulawesi Selatan 2014

Kelompok

Umur

Gula dan Konfeksionari (g)

Gula Permen Sirup Coklat

Lainnya

(madu,Selai agar-

agar, jely)

Total

Rerata SD Rera

ta

SD Rera

ta

SD Rera

ta

SD Rerata SD Rerata SD

0-59 bln 5,6 12,4 1,1 3,9 0,1 1,8 0,8 4,9 2,5 18,8 10,1 24,9

5 -12 thn 7,8 13,1 0,8 3,4 0,2 2,2 0,7 3,0 2,8 21,0 12,2 24,9

13 – 18 thn 6,9 12,8 0,4 3,1 0,5 8,0 0,6 4,2 0,9 10,1 9,4 19,2

19 – 55 thn 17,9 20,1 0,1 0,9 0,3 2,7 0,2 1,7 0,4 4,1 18,8 21,2

>55 thn 19,8 19,5 0,0 0,4 0,3 3,4 0,1 1,0 1,7 21,3 22,0 28,8

Seluruh

umur

14,7 18,8 0,3 2,1 0,3 3,8 0,3 2,6 1,1 13,2 16,7 23,4

Tabel 3.2.26 menunjukkan bahwa total rerata konsumsi bahan makanan kelompok gula dan

konfeksionari oleh penduduk provinsi Sulawesi Selatan adalah sebesar 16,7 gram perorang

perhari. Grafik 3.2.11menunjukkan jenis gula dan konfeksionari, gula merupakan jenis gula

dan konfeksionari yang paling banyak dikonsumsi oleh penduduk Sulawesi Selatan dengan

rerata 14,7 gram perorang perhari, diikuti oleh lainnya (1,1 g) dan permen (0,3 gram), sirup

(0,3 gram) dan coklat (0,3 gr). Sementara menurut kelompok umur, kelompok umur yang

terbanyak mengonsumsi gula terdapat pada kelompok umur >55 tahun sebesar 19,8 gram

perorang perhari, sementara pada kelompok umur 0 – 59 bulan mengonsumsi gula dengan

rerata sebanyak 5,6 gram perorang perhari (lihat tabel 3.2.26).

Page 66: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

52

Grafik. 3.2.11 Rerata konsumsi bahan makanan kelompok gula dan konfeksionari perorang perhari (gram), Provinsi Sulawesi Selatan 2014

Tabel 3.2.27 Proporsi penduduk yang mengonsumsi bahan makanan kelompok gula dan konfeksionari menurut kelompok umur, Provinsi Sulawesi Selatan 2014

Kelompok Umur

Gula dan Konfeksionari

Gula Permen Sirup Coklat Lainnya (madu,Selai

agar-agar, jely)

0-59 bln 33,8 11,6 1,2 5,2 3,7

5 -12 thn 46,7 8,5 1,6 7,5 4,3

13 – 18 thn 42,2 5,2 1,2 4,4 2,0

19 – 55 thn 70,8 1,1 1,7 2,5 2,5

>55 thn 78,4 0,6 1,7 1,9 2,4

Seluruh umur 63,0 3,1 1,6 3,5 2,8

Tabel 3.2.27 menunjukkan bahwa proporsi penduduk yang mengonsumsi bahan makanan

kelompok gula dan konfeksionari di Provinsi Sulawesi Selatan, paling besar adalah gula

sebesar 63,0 %, diikuti coklat (3,5%) dan paling rendah adalah sirup sebesar 1,6 %.

Kelompok umur yang terbanyak mengonsumsi gula terdapat pada kelompok umur >55

tahun (78,4 %) dan terendah pada kelompok umur 0-59 bulan sebesar 33,8 %.

14,7

0,3 0,3 0,3 1,1

0

2

4

6

8

10

12

14

16

Gula Permen Sirup Coklat Lainnya(madu,Selai agar-

agar, jely)

Rer

ata

(g)

Bahan Makanan Kelompok Gula dan Konfensionari

Page 67: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

53

Tabel 3.2.28 Rerata konsumsi kelompok bumbu menurut kelompok umur, Provinsi Sulawesi Selatan 2014

Kelompok

Umur

Jenis Bumbu (g)

Garam Vetsin/ MSG/

Mecin

Bumbu

Instan

Bumbu

Kering

Bumbu

Basah

Bahan

Tambahan Total

Rerata SD Rerata SD Rerata SD Rerata SD Rerata SD Rerata SD Rerata SD

0-59 bln 1,3 1,9 0,3 0,7 0,4 2,6 0,1 0,4 3,7 6,1 0,01 0,09 5,9 7,8

5 -12 thn 3,0 2,8 0,5 1,0 0,9 3,4 0,2 2,1 6,7 9,3 0,02 0,1 11,6 12,2

13 – 18 thn 3,2 3,0 0,5 1,2 1,1 3,5 0,3 1,4 7,0 9,3 0,07 1,0 12,3 12,5

19 – 55 thn 4,1 3,8 0,6 2,2 0,8 3,8 0,4 1,6 8,2 10,6 0,06 0,6 14,5 14,4

>55 thn 4,0 4,0 0,6 1,1 0,3 1,3 0,3 1,1 7,6 11,5 0,04 0,4 13,1 14,0

Seluruh

umur 3,7 3,6 0,6 1,7 0,8 3,4 0,3 1,6 7,6 10,3 0,05 0,6 13,1 13,7

Tabel 3.2.28 menunjukkan bahwa total rerata konsumsi bahan makanan kelompok bumbu

oleh penduduk provinsi Sulawesi Selatan adalah sebesar 13,1 gram perorang perhari.

Grafik 3.2.12menunjukkan rerata jenis bumbu yang dikonsumsi, bumbu basah merupakan

jenis bumbu yang paling banyak dikonsumsi oleh penduduk Sulawesi Selatan dengan rerata

7,6 gram perorang perhari, diikuti oleh garam (3,7 g) dan bumbu instan (0,8 gr). Sementara

menurut kelompok umur, kelompok umur yang terbanyak mengonsumsi bumbu basah

terdapat pada kelompok umur 19 - 55 tahun sebesar 8,2 gram perorang perhari, sementara

pada kelompok umur 0 – 59 bulan mengonsumsi bumbu basah dengan rerata sebanyak 3,7

gram perorang perhari (lihat tabel 28).

Grafik 3.2.12 Rerata konsumsi kelompok bumbu perorang perhari (gram), Provinsi Sulawesi Selatan 2014

3,7

0,6 0,8 0,3

7,6

0,05 0

1

2

3

4

5

6

7

8

Garam Vetsin/ MSG/Mecin

Bumbu Instan Bumbu Kering Bumbu Basah Bahan Tambahan

Rer

ata

(g)

Bumbu

Page 68: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

54

Tabel 3.2.29 Proporsi penduduk yang mengonsumsi bumbu menurut kelompok umur, Provinsi Sulawesi Selatan 2014

Kelompok Umur

Jenis Bumbu (%)

Garam Vetsin/ MSG/

Mecin

Bumbu

Instan

Bumbu

Kering

Bumbu

Basah

Bahan

Tambahan

0-59 bln 78,7 56,4 15,9 13,7 57,3 4,0

5 -12 thn 94,7 71,1 25,0 20,3 75,3 5,0

13 – 18 thn 93,5 73,2 25,8 19,9 78,7 4,1

19 – 55 thn 97,5 76,7 22,8 25,0 83,4 6,2

>55 thn 97,2 73,4 16,0 23,7 79,3 5,2

Seluruh umur 95,6 74,0 22,1 22,9 79,7 5,5

Tabel 3.2.29 menunjukkan Proporsi penduduk yang mengonsumsi bumbu di Provinsi

Sulawesi Selatan, Proporsi jenis bumbu paling besar dikonsumsi adalah garam sebesar

95,6 %, diikuti bumbu basah (79,7%) dan paling rendah adalah bahan tambahan sebesar

5,5 %. Berdasarkan kelompok umur, Proporsi penduduk mengonsumsi garam terbanyak

pada kelompok umur>55 tahun sebesar 97,2 % dan terendahpada kelompok umur 0-59

bulan sebesar 78,7 %.

Page 69: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

55

Tabel 3.2.30 Rerata konsumsi kelompok minuman menurut kelompok umur, Provinsi Sulawesi Selatan 2014

Kelompok

Umur

(tahun)

Jenis Minuman Serbuk (g) Jenis Minuman cairan (ml)

Teh Instan /

Daun Kering Kopi Bubuk Minuman Serbuk

Total

Minuman

Kemasan

Cairan

Minuman

Berkarbonasi

Minuman

Beralkohol

Minuman

Lainnya Total

Rerata SD Rerata SD Rerata SD Rerata SD Rerata SD Rerata SD Rerata SD Rerata SD Rerata SD

0-59 bln 2,8 20,9 0,2 1,7 0,8 12,2 4,0 24,1 56,4 126,9 0,3 4,8 0,2 4,2 0,5 3,9 57,4 126,7

5 -12 thn 1,0 9,2 0,2 1,9 2,0 12,0 3,3 15,1 68,9 128,5 4,8 41,2 0,0 0,0 0,9 7,3 74,8 139,9

13 – 18 thn 1,4 13,0 1,3 8,4 1,9 19,8 4,7 25,2 68,7 152,5 6,6 48,0 0,1 3,0 0,8 8,6 76,2 157,8

19 – 55 thn 1,2 7,8 5,3 12,3 0,3 3,2 6,8 14,6 15,5 65,6 3,4 35,0 6,2 94,3 1,6 21,7 26,8 122,6

>55 thn 1,2 5,8 5,8 11,0 0,1 2,2 7,1 12,4 2,0 19,8 0,8 12,7 6,8 111,6 0,8 11,9 10,5 114,8

Seluruh

umur 1,2 9,6 3,9 10,6 0,7 9,2 5,9 16,7 30,0 95,7 3,5 34,8 4,3 81,1 1,2 16,9 39,1 131,6

Page 70: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

56

Tabel 3.2.30 menunjukkan bahwa total rerata konsumsi bahan makanan kelompok minuman

serbuk dan minuman cair oleh penduduk provinsi Sulawesi Selatan adalah sebesar 5,9

gram dan 39,1 ml perorang perhari. Grafik 3.2.13 menunjukkanrerata jenis minuman serbuk

dan minuman cairan yang dikonsumsi, kopi bubuk dan minuman kemasan cairan

merupakan jenis minuman yang paling banyak dikonsumsi oleh penduduk Sulawesi Selatan

dengan rerata 3,9 gram dan 30 ml perorang perhari. Sementara menurut kelompok umur,

kelompok umur yang terbanyak mengonsumsi kopi bubuk terdapat pada kelompok umur

>55 tahun sebesar 5,8 gram dan terkecil pada kelompok umur 0-59 bulan sebesar 0,2 gram

perorang perhari. Sedangkan kelompok umur terbanyak mengonsumsi minuman kemasan

cairan adalah kelompok umur 5-12 tahun sebesar 68,9 ml dan terendah pada kelompok

umur >55 tahun dengan rerata sebanyak 2,0ml perorang perhari (lihat tabel 3.2.30).

Grafik 3.2.13 Rerata konsumsi kelompok minuman perorang perhari (ml), Provinsi Sulawesi Selatan 2014

1,2 3,9

0,7

30

3,5 4,3

1,2

0

5

10

15

20

25

30

35

Teh Instan /Daun Kering

Kopi Bubuk MinumanSerbuk

MinumanKemasan

Cairan

MinumanBerkarbonasi

MinumanBeralkohol

MinumanLainnya

Rer

ata,

ser

bu

k (g

), c

aira

n (

ml)

Minuman

Page 71: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

57

Tabel 3.2.31 Proporsi penduduk yang mengonsumsi minuman menurut kelompok umur, Provinsi Sulawesi Selatan 2014

Kelompok

Umur

Jenis Minuman Serbuk (%) Jenis Minuman cairan (%)

Teh Instan /

Daun

Kering

Kopi

Bubuk

Minuman

Serbuk

Minuman

Kemasan

Cairan

Minuman

Berkarbonasi

Minuman

Beralkohol

Minuman

Lainnya

0-59 bln 18,3 3,4 1,2 21,6 0,6 0,3 1,5

5 -12 thn 20,0 3,8 6,5 29,4 2,0 0,0 3,2

13 – 18 thn 18,2 7,9 3,1 26,2 2,8 0,2 3,0

19 – 55 thn 32,2 33,0 1,1 7,3 1,6 0,8 2,4

>55 thn 32,2 39,4 0,6 1,6 0,8 0,6 1,8

Seluruh umur 28,0 25,1 2,1 12,7 1,7 0,6 2,5

Tabel 3.2.21 menunjukkan bahwa proporsi penduduk yang mengonsumsi jenis minuman

serbuk di Provinsi Sulawesi Selatan paling besar adalah teh instan/ daun kering sebesar

28,0 % dan paling rendah adalah minuman serbuk sebesar 2,1 %. Sementara Proporsi jenis

minuman cairan terbesar adalah minuman kemasan cairan sebesar 12,7% dan terendah

minuman beralkohol sebesar 0,6%. Berdasarkankelompok umur, Proporsi penduduk

mengonsumsi the instan/ daun kering terbanyak pada kelompok umur 19 -55 tahun dan > 55

tahun masing-masing sebesar 32,2 %, sedangkan terendah pada kelompok umur 13-18

tahun sebesar 18,3%. Sementarakelompok umur yang terbanyak mengonsumsi minuman

kemasan cairan terdapat pada kelompok umur 5 - 12 tahun sebesar 29,4% dan terendah

pada kelompok umur >55 tahun sebesar 1,6%.

Page 72: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

58

Tabel 3.2.32 Rerata konsumsi kelompok makanan komposit menurut kelompok umur, Provinsi Sulawesi Selatan 2014

Kelompok Umur

Jenis MakananKomposit (g)

Ayam goreng Pizza Burger Kentang

Goreng

Total

Rerata SD Rerata SD Rerata SD Rerata SD Rerata SD

0-59 bln 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0

5 -12 thn 0,4 7,0 0,2 4,4 0,0 0,0 0,0 0,0 0,6 8,3

13 – 18 thn 0,1 2,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,1 2,0

19 – 55 thn 0,2 4,8 0,0 1,1 0,0 0,0 0,0 0,0 0,2 4,9

>55 thn 0,0 1,1 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 1,1

Seluruh umur 0,2 4,5 0,0 1,8 0,0 0,0 0,0 0,0 0,2 4,8

Tabel 3.2.32 menunjukkan bahwa total rerata konsumsi bahan makanan kelompok makanan

komposit oleh penduduk provinsi Sulawesi Selatan adalah sebesar 0,2 gram perorang

perhari. Jenis makanan komposit yang paling banyak dikonsumsi oleh penduduk Sulawesi

Selatan adalah ayam goreng dengan rerata 0,2 gram perorang perhari. Sementara

berdasarkan kelompok umur, kelompok umur yang terbanyak mengonsumsi ayam gorang

terdapat pada kelompok umur 5-12 tahun sebesar 0,4 gram perorang perhari, sementara

pada kelompok umur 0 – 59 bulan dan >55 tahun tidak mengonsumsi ayam goreng (lihat

tabel 3.2.32).

Tabel 3.2.33 Proporsi penduduk yang mengonsumsi makanan komposit menurut kelompok umur, Provinsi Sulawesi Selatan 2014

Kelompok Umur Jenis Makanan Komposit (%)

Ayam goreng Pizza

0- 59 bln 0,0 0,0

5 -12 thn 0,4 0,1

13 – 18 thn 0,1 0,0

19 – 55 thn 0,2 0,1

>55 thn 0,1 0,0

Seluruh umur 0,2 0,1

Tabel 3.2.33 menunjukkan bahwa proporsi penduduk yang mengonsumsi makanan

komposit di Provinsi Sulawesi Selatan paling besar adalah ayam goreng sebesar 0,2 % dan

paling rendah adalah Pizza sebesar 0,1 %. Sementara berdasarkan kelompok umur,

Proporsi konsumsi ayam goreng terbesar pada kelompok umur 5-12 tahun sebesar 0,4%

dan kelompok umur 0-59 bulan tidak mengkonsumsi ayam goreng.

Page 73: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

59

Tabel 3.2.34 Rerata konsumsi kelompok air menurut kelompok umur, Provinsi Sulawesi

Selatan 2014

Kelompok

Umur

Sumber Air (ml)

Air Minum Air Minum Kemasan

Bermerek

Minuman cair

kemasan pabrikan (jus

cair, kopi cair, teh cair,

,minuman

berkarbonasi,

berenergi, isotonik,

beralkohol dan

minuman lain)

Total

Rerata SD Rerata SD Rerata SD Rerata SD

0-59 bln 722,7 504,4 11,0 64,0 57,0 126,8 790,6 518,9

5 -12 thn 934,4 502,2 43,5 153,1 73,8 139,5 1.051,7 524,7

13 – 18 thn 1.094,1 583,2 76,9 269,7 75,6 157,8 1.246,6 634,6

19 – 55 thn 1.458,2 798,2 69,7 279,2 25,4 120,4 1.553,3 826,8

>55 thn 1.340,1 769,8 41,6 240,6 9,8 114,3 1.391,5 810,8

Seluruh umur 1.281,8 755,7 59,7 251,0 38,0 130,4 1.379,6 783,5

Tabel 3.2.34 menunjukkan bahwa total rerata konsumsi air yang diminum oleh penduduk

provinsi Sulawesi Selatan adalah sebesar 1.379,6ml perorang perhari. Grafik

3.2.14menunjukkanrerata sumber air yang diminum, air minum merupakan sumber air yang

paling banyak diminum oleh penduduk Sulawesi Selatan dengan rerata 1.281,8ml perorang

perhari, diikuti oleh air minum kemasan bermerek (59,7 ml) dan minuman cair kemasan

(38ml). Sementara menurut kelompok umur, kelompok umur yang terbanyak minumair

minum terdapat pada kelompok umur 19-55 tahun sebesar 1.43.58,2 ml perorang perhari,

sementara pada kelompok umur 0 – 59 bulan minumair minum dengan rerata sebanyak

722,7ml perorang perhari (lihat tabel 3.2.34).

Grafik 3.2.14 Rerata konsumsi kelompok air perorang perhari (ml), Provinsi Sulawesi Selatan 2014

1.281,80

59,7 38

0,00200,00400,00600,00800,00

1.000,001.200,001.400,00

Air Minum Air Minum Kemasan Bermerek Minuman cair kemasanpabrikan (jus cair, kopi cair, tehcair, ,minuman berkarbonasi,

berenergi, isotonik, beralkoholdan minuman lain)

Rer

ata

(ml)

Kelompok Air

Page 74: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

60

Tabel 3.2.35 Proporsi penduduk yang mengonsumsi air menurut kelompok umur, Provinsi Sulawesi Selatan 2014

Kelompok

Umur

Sumber Air (%)

Air Minum

Air Minum

Kemasan

Bermerek

Minuman cair kemasan pabrikan

(jus cair, kopi cair, teh cair,

,minuman berkarbonasi, berenergi,

isotonik, beralkohol dan minuman

lain)

0-59 bln 90,9 4,6 22,6

5 -12 thn 99,7 14,0 30,2

13 – 18 thn 99,7 17,4 28,9

19 – 55 thn 99,9 11,2 10,0

>55 thn 99,7 5,1 3,0

Seluruh umur 99,4 11,2 14,9

Tabel 3.2.35 menunjukkan bahwa proporsi penduduk yang mengonsumsi air di Provinsi

Sulawesi Selatan, jenis konsumsi sumber air paling besar adalah sumber air minum

sebesar 99,4 % dan paling rendah adalah air minum kemasan bermerek sebesar 11,2 %.

Berdasarkan kelompok umur, Proporsiyang terbanyak mengonsumsi air minum terdapat

pada kelompok umur 19 - 55 tahun sebesar 99.9 % dan terkecil pada kelompok umur 0-59

bulan sebesar 90,9%.

Tabel 3.2.36 Rerata konsumsi kelompok suplemen dan jamumenurut kelompok umur, Provinsi Sulawesi Selatan 2014

Kelompok

Umur

Suplemen Jamu

Multi Vitamin

(mg)

Minuman

Suplemen

(ml)

Total Jamu Tradisional

(ml)

Jamu

Pabrikan

(mg)

Total

Rerata SD Rerata SD Rerata SD Rerata SD Rerata SD Rerata SD

0-59 bln 0 0,5 0 0 0,1 1,2 0 0 0 0 0 0

5 -12 thn 0,1 1,9 0 2,7 0,1 3,3 0,3 5 0 0 0,3 5

13 – 18 thn 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,7 0 0,7

19 – 55 thn 0 1 0,4 8,7 0,5 8,7 0,4 7,4 0,1 1,3 0,4 7,5

>55 thn 0 0 0 0 0 0,1 0,4 5,9 0,1 1,1 0,5 6

Seluruh

umur 0 1 0,2 6,3 0,3 6,4 0,3 6,2 0 1 0,3 6,2

Page 75: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

61

Tabel 3.2.36 menunjukkan bahwa total rerata konsumsi berat bahan makanan kelompok

suplemen dan jamu oleh penduduk provinsi Sulawesi Selatan adalah sebesar 0,3 ml dan

0,3 ml perorang perhari. Berdasarkan konsumsi jenis suplemen, minuman suplemen

merupakan jenis suplemen yang paling banyak dikonsumsi oleh penduduk Sulawesi Selatan

dengan rerata 0,2 ml. Sementara pada kelompok jamu, jamu tradisional merupakan jenis

jamu yang banyak dikonsumsi dengan rerata sebesar 0,3 ml perorang perhari.

Tabel 3.2.37 Proporsi penduduk yang mengonsumsi suplemen dan jamu menurut kelompok umur, Provinsi Sulawesi Selatan 2014

Kelompok Umur

Suplemen Jamu

Multi Vitamin Non Multi

Vitamin

Minuman

Suplemen

Jamu Tradisional Jamu

Pabrikan

0-59 bln 0,6 0,0 0,0 0,0 0,0

5 -12 thn 0,3 0,0 0,0 0,7 0,0

13 – 18 thn 0,2 0,0 0,1 0,0 0,2

19 – 55 thn 0,7 0,3 0,3 0,5 0,6

>55 thn 0,0 0,7 0,0 0,7 0,6

Seluruh umur 0,5 0,3 0,2 0,5 0,4

Tabel 3.2.37 menunjukkan proporsi penduduk yang mengonsumsi suplemendan jamu di

Provinsi Sulawesi Selatan, jenis suplemen tertinggi dikonsumsi adalah multi vitamin sebesar

0,5 % dan terendah adalah minuman suplemen sebesar 0,2 %. Sementara pada kelompok

jamu, jamu tradisonal (0,5%) lebih banyak dikonsumsi dibandingkan jamu pabrikan (0,4 %).

Berdasarkan kelompok umur, jenis suplemen multivitamin terbanyak dikonsumsi pada

kelompok umur 19-55 tahun sebesar 0,7% dan kelompok umur >55 tahun tidak

mengonsumsi. Sementarakelompok umur yang terbanyak mengonsumsi jamu tradisional

terdapat pada kelompok umur 5 - 12 tahunsebesar 0,7% dan kelompok umur 0-59 bulan dan

13-18 tahun tidak mengonsumsi jamu tradisional.

Page 76: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

62

Tabel 3.2.38 Rerata konsumsi serelia, umbi/pati, kacang, sayur, buah, daging dan olahannya per orang per hari (gram) menurut kelompok umur, provinsi Sulawesi Selatan 2014

Kelompok

umur

Bahan makanan

Serealia dan

olahannya

Umbi/pati dan

olahannya

Kacang dan

olahannya

Sayur dan

olahannya

Buah dan

olahannya

Daging dan

olahannya

Rerata SD Rerata SD Rerata SD Rerata SD Rerata SD Rerata SD

0-59 bln 269,8 107,3 10,8 28,7 6,0 21,8 14,9 32,7 8,7 30,6 24.4 67.4

5 -12 thn 406,0 154,2 17,6 47,9 22,9 63,0 29,5 47,3 25,9 69,4 37.3 80.1

13 – 18 thn 426,5 144,8 16,8 55,7 25,8 60,1 39,2 53,2 22,8 70,9 34.5 80.4

19 – 55 thn 441,3 145,3 16,6 61,4 19,0 53,7 64,8 78,5 33,7 86,9 34.0 88.9

>55 thn 380,6 122,4 13,3 59,2 10,2 37,6 66,7 84,8 32,2 84,2 11.6 49.2

Seluruh

umur

416,8 147,1 16,0 57,4 18,5 53,1 54,3 73,1 29,7 80,5 30.6 81.0

Tabel 3.2.38 menunjukkan bahwa rerata berat serealia dan olahan, umbi/pati dan olahan,

kacang dan olahan, sayur dan olahan, buah dan olahan, daging dan olahan yang

dikonsumsi oleh penduduk Sulawesi Selatan adalah sebesar 416,8 gram, 16,0 gram, 18,5

gram, 54,3 gram, 29,7 gram dan 30,6 gram perorang perhari.

Dari konsumsi serealia dan olahan dan umbi/pati dan olahan, terlihat bahwa makanan pokok

penduduk Indonesia masih didominasi oleh kelompok serealia dan olahannya. Kelompok

kacang dan olahan dan kelompok daging yang dikonsumsi penduduk merupakan sumber

protein nabati dan hewani dalam makanan sehari-hari. Sedangkan kelompok sayur dan

olahan serta buah dan olahan yang dikonsumsi peduduk merupakan sumber vitamin dan

mineral serta serat. Pada semua kelompok umur konsumsi serealia mendominasi dalam

makanan pokok penduduk.

Page 77: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

63

Tabel 3.2.39 Rerata konsumsi jeroan, ikan, telur, susu, minyak, olahannya, gula dan konfeksionari menurut kelompok umur, provinsi Sulawesi Selatan2014

Kelompok

umur

Bahan makanan

Jeroan dan

olahannya

Ikan dan

olahannya

Telur dan

olahannya

Susu bubuk

olahannya

Susu cair Minyak dan

olahannya

Gula dan

konfeksionari

Rerata SD Rerata SD Rerata SD Rerata SD Rerata SD Rerata SD Rerata SD

0-59 bln 0,03 0,87 38,2 55,4 16,9 33,8 47,6 61,1 7,0 34,3 9,6 16,4 10,1 24,9

5 -12 thn 0,15 3,25 75,1 90,4 27,2 39,9 6,2 23,6 3,8 27,5 21,9 26,8 12,2 24,9

13 – 18 thn 0,56 6,12 85,0 94,1 23,7 39,3 2,2 10,3 5,2 56,9 22,9 31,5 9,4 19,2

19 – 55 thn 0,54 7,93 126,5 123,1 16,6 33,0 2,3 12,3 1,3 15,4 27,8 48,6 18,8 21,2

>55 thn 0,03 0,99 132,8 128,6 11,7 28,9 1,4 6,6 0,2 2,5 24,2 41,9 22,0 28,8

Seluruh

umur

0,38 6,28 110,5 117,0 18,4 34,8 4,8 21,2 2,3 26,7 24,9 42,1 16,7 23,4

Tabel 3.2.39 menunjukkan bahwa rerata konsumsi jeroan dan olahan, ikan dan olahan, telur

dan olahan, susu bubuk dan olahan, susu cair, minyak dan olahan serta gula dan

konfeksionari yang dikonsumsi oleh penduduk Sulawesi Selatan adalah sebesar 0,38 gram,

110,5 gram, 18,4 gram, 4,8 gram, 2,3 gram, 4,5 gram, 24,9 gram dan 16,7 gram perorang

perhari.

Dari konsumsi kelompok bahan makanan sumber protein hewani, terlihat yang banyak

dikonsumsi penduduk adalah ikan dan olahan diikuti telur dan olahan, sedangkan konsumsi

susu bubuk olahannya, susu cair dan jeroan dan olahannya termasuk yang rendah.

Tabel 3.2.40 dibawah ini menunjukkan bahwa rerata konsumsi air minum penduduk

Indonesia adalah air sebesar 1.379,6 ml perorang perhari, kemudian minuman cair

(39,1ml/org/hr) dan bumbu (13,1 gr/org/hr). Sedangkan rerata berat suplemen dan jamu

yang dikonsumsi penduduk sangat kecil yaitu dibawah 1 gram perorang perhari.

Page 78: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

64

Tabel 3.2.40 Rerata konsumsi bumbu, minuman, makanan komposit, air dan suplemen dan jamu per orang per hari menurut kelompok umur, provinsi Sulawesi Selatan 2014

Kelompok umur

Bahan makanan

Bumbu Minuman serbuk Minuman cair Makanan komposit Air Suplemen Jamu

Rerata SD Rerata SD Rerata SD Rerata SD Rerata SD Rerata SD Rerata SD

0-59 bln 5,9 7,8 4,0 24,1 57,4 126,7 0,0 0,0 790,6 518,9 0,1 1,2 0 0

5 -12 thn 11,6 12,2 3,3 15,1 74,8 139,9 0,6 8,3 1.051,7 524,7 0,1 3,3 0,3 5

13 – 18 thn 12,3 12,5 4,7 25,2 76,2 157,8 0,1 2,0 1.246,6 634,6 0 0 0 0,7

19 – 55 thn 14,5 14,4 6,8 14,6 26,8 122,6 0,2 4,9 1.553,3 826,8 0,5 8,7 0,4 7,5

>55 thn 13,1 14,0 7,1 12,4 10,5 114,8 0,0 1,1 1.391,5 810,8 0 0,1 0,5 6

Seluruh umur 13,1 13,7 5,9 16,7 39,1 131,6 0,2 4,8 1.379,6 783,5 0,3 6,4 0,3 6,2

Page 79: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

65

3.3 Asupan dan Kecukupan Energi

Rerata asupan energi penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin dan rerata kecukupan

energi menurut karakteristik penduduk Sulawesi Selatan dapat dilihat pada Table 3.3.41 dan tabel

3.3.42.

Tabel 3.3.41 Rerata asupan energi penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin, Provinsi Sulawesi Selatan 2014

Kelompok

Umur

Asupan Energi (Kkal)

Perkotaan Perdesaan Perkotaan dan Perdesaan

Rerata SD Rerata SD Rerata SD

0 – 59 bln 1.217 478 1.079 445 1.131 462

Laki laki

5 – 12 thn 1.820 580 1.644 610 1.703 602

13 – 18 thn 1.925 686 1.781 619 1.835 745

19 - 55 thn 2.056 772 1.945 620 1.989 744

>55 Tahun 1.805 685 1.659 479 1.705 672

Perempuan

5 – 12 thn 1.756 611 1.510 566 1.594 593

13 – 18 thn 1.757 619 1.489 627 1.593 637

19 - 55 thn 1.648 620 1.564 607 1.596 613

>55 Tahun 1.360 479 1.264 510 1.294 502

Tabel 3.3.41 menunjukkan bahwa rerata asupan energi penduduk menurut kelompok umur, jenis

kelamin, dan tempat tinggal di Provinsi Sulawesi Selatan, pada kelompok usia 0-59 bulan, rerata

asupan energi di pedesaan (1.079 Kkal) lebih rendah dibandingkan di perkotaan (1.217 Kkal). Pada

laki-laki kelompok usia 19-55 tahun dan tinggal di perkotaan, rerata asupan energinya tertinggi (2.056

Kkal) dibandingkan dengan perempuan, kelompok usia di bawah dan di atas 19-55 tahun dan tinggal

di pedesaan. Pada perempuan kelompok usia >55 tahun dan tinggal di pedesaan mempunyai rerata

asupan energi terendah (1.264 Kkal).

Page 80: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

66

Tabel 3.3.42 Rerata kecukupan energi penduduk menurut karakteristik,

Provinsi Sulawesi Selatan2014

Karakteristik Kecukupan Energi (% AKE)

Rerata SD

Kelompok Umur

0 – 59 bln 103,6 28,7

Laki laki

5 – 12 thn 88,2 32,3

13 – 18 thn 71,7 29,2

19 - 55 thn 76,4 28,5

>55 Tahun 81,5 32,5

Perempuan

5 – 12 thn 84,6 31,6

13 – 18 thn 75,0 30,0

19 - 55 thn 74,8 28,6

>55 Tahun 75,8 29,1

Tempat Tinggal

Perkotaan 81,0 30,2

Perdesaan 75,3 29,5

Kuintil indeks Kepemilikan

Terbawah 71,3 29,5

Menengah Bawah 74,4 29,7

Menengah 75,8 28,4

Menengah atas 80,2 30,3

Teratas 82,5 30,1

Tabel 3.3.42 memperlihatkan rerata kecukupan energi penduduk menurut karakteristik di

Provinsi Sulawesi Selatan, pada kelompok usia 0-59 bulan, rerata kecukupan energi

mencapai 103,6% AKG. Pada laki-laki, rerata kecukupan energi tertinggi pada kelompok

usia 5-12 tahun (88,2% AKG) dan rerata kecukupan energi terendah pada kelompok usia

13-18 tahun (71,7% AKG). Pada perempuan, rerata kecukupan energi tertinggi juga

sama pada kelompok usia 5-12 tahun (84,6% AKG) dan kecukupan energi terendah

pada kelompok usia 19-55 tahun (75,0% AKG). Di wilayah perkotaan kecukupan energi

lebih tinggi dibandingkan di perdesaan. Berdasarkan kuintil indeks kepemilikan,

kecukupan energi cenderung naik dari kuintil terbawah sampai teratas.

Page 81: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

67

3.4 Asupan dan Kecukupan Protein

Rerata asupan protein penduduk menurut kelompok umur, jenis kelamin dan rerata kecukupan proteinmenurut karakteristik tempat tinggal dan kuintil indeks kepemilikan di Sulawesi Selatan dapat dilihat pada Tabel 3.4.43 dan 3.4.44.

Tabel3.4.43 Rerata asupan protein penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin, Provinsi Sulawesi Selatan 2014

Kelompok Umur

Asupan Protein (g)

Perkotaan Perdesaan Perkotaan dan Perdesaan

Rerata SD Rerata SD Rerata SD

0 – 59 bln 41,1 25,7 32,1 22,0 35,5 23,8

Laki laki

5 – 12 thn 62,6 23,6 56,7 26,3 58,7 25,5

13 – 18 thn 72,3 33,5 60,2 27,8 64,7 30,5

19 - 55 thn 78,2 36,0 71,2 30,2 73,9 32,8

>55 Tahun 74,6 38,6 62,2 29,8 66,1 33,3

Perempuan

5 – 12 thn 59,7 22,0 49,5 22,1 53,0 22,6

13 – 18 thn 64,1 26,8 50,5 21,6 55,8 24,6

19 - 55 thn 65,4 30,7 59,2 27,6 61,6 29,0

>55 Tahun 52,0 26,6 49,1 22,7 50,0 24,0

Tabel 3.4.43 memperlihatkan rerata asupan protein penduduk menurut kelompok umur, jenis kelamin, dan tempat tinggal di Provinsi Sulawesi Selatan, pada kelompok usia 0-59 bulan, rerata asupan protein di pedesaan (32,1 g) lebih rendah dibandingkan di perkotaan (41,1 g). Pada laki-laki kelompok usia 19-55 tahun dan tinggal di perkotaan, rerata asupan proteinnya tertinggi (78,2 g) dibandingkan dengan perempuan, kelompok usia di bawah dan di atas 19-55 tahun dan tinggal di pedesaan. Pada perempuan kelompok usia >55 tahun dan tinggal di pedesaan mempunyai rerata asupan proteinnya terendah (49,1 g).

Page 82: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

68

Tabel 3.4.44 Rerata kecukupan protein penduduk menurut karakteristik, provinsi Sulawesi Selatan 2014

Karakteristik Kecukupan Protein (% AKP)

Rerata SD

Kelompok Umur

0 – 59 bln 128,0 75,8

Laki laki

5 – 12 thn 117,5 52,6

13 – 18 thn 93,5 44,3

19 - 55 thn 115,4 51,2

>55 Tahun 104,0 51,9

Perempuan

5 – 12 thn 103,6 48,9

13 – 18 thn 86,9 39,5

19 - 55 thn 108,6 51,1

>55 Tahun 88,5 42,4

Tempat Tinggal

Perkotaan 115,0 54,0

Perdesaan 100,9 47,2

Kuintil indeks Kepemilikan

Terbawah 89,3 45,1

Menengah Bawah 97,6 46,1

Menengah 103,7 46,2

Menengah atas 113,2 50,4

Teratas 119,3 55,3

Tabel 3.4.44 menunjukkan bahwa rerata kecukupan protein penduduk menurut karakteristik di Provinsi Sulawesi Selatan, pada kelompok usia 0-59 bulan, rerata kecukupan protein mencapai 128% AKG. Pada laki-laki, rerata kecukupan protein tertinggi pada kelompok usia 5-12 tahun (117,5% AKG) dan rerata kecukupan protein terendah pada kelompok usia 13-18 tahun (93,5% AKG). Pada perempuan, rerata kecukupan protein tertinggi pada kelompok usia 19-55 tahun (108,6% AKG) dan kecukupan protein terendah pada kelompok usia >55 tahun (88,5% AKG). Di wilayah perkotaan kecukupan protein lebih tinggi dibandingkan di pedesaan. Berdasarkan kuintil indeks kepemilikan, kecukupan protein tertinggi pada kuintil teratas (119,3% AKG).

Page 83: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

69

3.5 Asupan Lemak

Rerata asupan lemak penduduk menurut kelompok umur, jenis kelamin dan karakteristik tempat tinggal di Sulawesi Selatan dapat dilihat pada Tabel 3.6.45.

Tabel 3.5.45 Rerata asupan lemak penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin, Provinsi Sulawesi Selatan 2014

Kelompok Umur

Asupan Lemak (g)

Perkotaan Perdesaan Perkotaan dan Perdesaan

Rerata SD Rerata SD Rerata SD

0 – 59 bln 39,2 23,7 30,8 23,8 34,0 24,1

Laki laki

5 – 12 thn 57,6 31,9 45,4 30,7 49,5 31,6

13 – 18 thn 63,0 38,1 45,6 38,3 52,1 39,1

19 - 55 thn 57,9 40,3 40,4 34,6 47,3 37,9

>55 Tahun 41,6 28,8 30,2 25,5 33,7 27,1

Perempuan

5 – 12 thn 60,0 36,9 42,5 29,6 48,5 33,3

13 – 18 thn 61,3 45,6 43,0 32,9 50,1 39,3

19 - 55 thn 47,3 33,9 34,9 30,0 39,7 32,1

>55 Tahun 31,4 22,7 24,6 22,2 26,7 22,6

Tabel 3.5.45 menunjukkan bahwa rerata asupan lemak penduduk menurut kelompok umur,

jenis kelamin, dan tempat tinggal di Provinsi Sulawesi Selatan, pada kelompok usia 0-59 bulan,

rerata asupan lemak di pedesaan (30,8 g) lebih rendah dibandingkan di perkotaan (39,2 g).

Pada laki-laki kelompok usia 13-18 tahun dan tinggal di perkotaan, rerata asupan lemak

tertinggi (63,0 g) dibandingkan dengan perempuan, kelompok usia di bawah dan di atas 13-18

tahun dan tinggal di pedesaan. Pada perempuan kelompok usia >55 tahun dan tinggal di

pedesaan mempunyai rerata asupan lemak terendah (24,6 g).

Page 84: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

70

3.6 Asupan karbohidrat

Rerata asupan karbohidrat penduduk menurut kelompok umur, jenis kelamin dan karakteristik

tempat tinggal di Sulawesi Selatan dapat dilihat pada Tabel 3.6.46.

Tabel 3.6.46 Rerata asupan karbohidrat penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin Provinsi Sulawesi Selatan 2014

Kelompok Umur

Asupan Karbohidrat (g)

Perkotaan Perdesaan Perkotaan dan Perdesaan

Rerata SD Rerata SD Rerata SD

0 – 59 bln 164,8 76,0 152,6 92,0 157,2 86,4

Laki laki

5 – 12 thn 265,9 88,3 255,1 95,9 258,8 93,4

13 – 18 thn 276,5 106,4 286,8 131,3 283,0 122,6

19 - 55 thn 310,4 122,5 328,1 126,7 321,1 125,3

>55 Tahun 284,0 106,6 287,3 118,7 286,3 115,0

Perempuan

5 – 12 thn 253,2 96,0 237,1 91,9 242,6 93,5

13 – 18 thn 247,0 96,1 230,1 102,9 236,7 100,6

19 - 55 thn 245,5 95,1 256,9 102,7 252,5 100,0

>55 Tahun 218,0 84,0 214,2 90,2 215,4 88,2

Tabel 3.6.46 menunjukkan bahwa rerata asupan karbohidrat penduduk menurut kelompok

umur, jenis kelamin, dan tempat tinggal di Provinsi Sulawesi Selatan, pada kelompok usia 0-

59 bulan, rerata asupan karbohidrat di pedesaan (152,6 g) lebih rendah dibandingkan di

perkotaan (164,8 g). Pada laki-laki kelompok usia 19-55 tahun dan tinggal di pedesaan, rerata

asupan karbohidrat tertinggi (328,1 g) dibandingkan dengan perempuan, kelompok usia di

bawah dan di atas 19-55 tahun dan tinggal di perkotaan. Pada perempuan kelompok usia >55

tahun dan tinggal di pedesaan mempunyai rerata asupan karbohidrat terendah (214,2 g).

Page 85: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

71

3.7 Asupan natrium Rerata asupan natrium penduduk menurut kelompok umur, jenis kelamin dan karakteristik

tempat tinggal di Sulawesi Selatan dapat dilihat pada Tabel 3.8.47.

Tabel 3.7.47 Rerata asupan natrium penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin Provinsi Sulawesi Selatan 2014

Kelompok

Umur

Asupan Natrium (mg)

Perkotaan Perdesaan Perkotaan dan Perdesaan

Rerata SD Rerata SD Rerata SD

0 – 59 bln 1.088 862 933 1.078 991 1.003

Laki laki

5 – 12 thn 1.579 1.322 1.606 1.387 1.596 1.364

13 – 18 thn 1.891 1.761 1.787 1.830 1.826 1.804

19 - 55 thn 1.641 1.834 1.319 1.454 1.445 1.621

>55 Tahun 1.157 993 908 879 986 922

Perempuan

5 – 12 thn 1.782 1.487 1.402 1.277 1.532 1.363

13 – 18 thn 1.956 1.512 1.447 1.526 1.644 1.539

19 - 55 thn 1.303 1.322 1.074 1.113 1.161 1.202

>55 Tahun 868 674 776 819 805 776

Tabel 3.7.47 memperlihatkan bahwa rerata asupan natrium penduduk menurut kelompok umur,

jenis kelamin, dan tempat tinggal di Provinsi Sulawesi Selatan, pada kelompok usia 0-59 bulan,

rerata asupan natrium di pedesaan (933 mg) lebih rendah dibandingkan di perkotaan (1.088

mg). Pada laki-laki kelompok usia 13-18 tahun dan tinggal di perkotaan, rerata asupan natrium

tertinggi (1.891 mg) dibandingkan dengan perempuan, kelompok usia di bawah dan di atas 13-

18 tahun dan tinggal di pedesaan. Pada perempuan kelompok usia >55 tahun dan tinggal di

pedesaan mempunyai rerata asupan natrium terendah (776 mg).

Page 86: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

72

3.8 Konsumsi gula, garam dan minyak/lemak Rerata konsumsi gula, garam, minyak/lemak pada penduduk usia ≥ 10 tahun menurut

karakteristik:kelompok umur, tempat tinggal dan kuintil indeks kepemilikan di Sulawesi

Selatan dapat dilihat pada Tabel 3.9.48.

Tabel 3.8.48 Proporsi penduduk mengonsumsi gula, natrium dan lemak, melebihi pesan permenkes nomor 30 tahun 2013 menurut karakteristik, provinsi Sulawesi Selatan 2014

Karakteristik Bahan makanan (%)

Gula > 50 gram Natrium > 2000 mg Lemak > 67 gram

KelompokUmur

0 – 59 bln 2,1 12,9 8,2 5-12 thn 1,4 28,7 22,2 13 – 18 thn 1,0 30,9 24,7 19 – 55 thn 6,6 18,4 18,1 55 + thn 7,1 8,5 7,8 Tempat Tinggal

Perkotaan 4,7 24,6 26,4 Perdesaan 5,1 16,7 12,5

Kuintil indeks Kepemilikan

Terbawah 6,8 13,0 6,0 Menengah Bawah

4,4 17,4 12,1

Menengah 4,8 20,1 15,0 Menengah atas 4,9 18,6 21,4 Teratas 4,5 26,2 28,5

Tabel 3.8.48 menunjukkan bahwa proporsi penduduk Sulawesi Selatan yang

mengonsumsi gula, natrium dan lemak melebihi batas yang ditetapkan Permenkes

nomor 30 tahun 2013 tentang AKG yang dianjurkan menurut karakteristik. Proporsi

tertinggi konsumsi gula > 50 gram adalah pada kelompok usia 55 tahun ke atas (7,1 %),

di wilayah perdesaan (5,1 %), dan pada kuintil terbawah (6,8 %). Sedangkan proporsi

terendah konsumsi gula > 50 gram adalah pada kelompok usia 13-18 tahun (1 %), di

wilayah perkotaan (4,7 %), dan pada kuintil menengah bawah (4,4 %).

Proporsi tertinggi asupan natrium > 2000 mg adalah pada kelompok usia 13-18 tahun

(30,9%), di wilayah perkotaan (24,6%), dan pada kuintil teratas (26,2%).Sementara

proporsi terendah asupan natrium > 2000 mg adalah pada kelompok usia 55 tahun ke

atas (8,5%), di wilayah perdesaan (16,7%), dan pada kuintil terbawah (13%).

Proporsi tertinggi asupan lemak > 67 gramadalahpada kelompok usia 13-18 tahun

(24,7%), di wilayah perkotaan (26,4%), dan pada kuintil teratas (28,5%). Sedangkan

proporsi terendah asupan lemak > 67 gram adalah pada kelompok usia 55 tahun ke atas

(7,8%), di wilayah perdesaan (12,5%), dan pada kuintil terbawah (6,0%).

Page 87: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

73

3.9 Proporsi penduduk menurut tingkat kecukupan energi

Proporsi penduduk defisit dan lebih dari 100 AKG energi menurut karakteristik umur,

jenis kelamin, tempat tinggal dan indeks kepemilikan di Sulawesi Selatan dapat dilihat

pada Tabel 3.10.49.

Tabel 3.9.49 Proporsi penduduk menurut karakteristik demografi dan status kepemilikan asset,dan menurut tingkat kecukupan asupan energi, provinsi Sulawesi Selatan 2014

Karakteristik

Tingkat Kecukupan asupan energi

< 70% AKE 70 - <100% AKE ≥100-<130% AKE ≥130% AKE

Kelompok umur

0 – 59 bln 9,3 50,5 24,4 15,8

5-12 thn 31,7 38,6 17,1 12,6

13 – 18 thn 51,1 31,0 13,6 4,4

19 – 55 thn 47,0 33,9 14,2 4,9

55 + thn 45,0 31,8 16,0 7,2

Jenis kelamin

Laki-laki 42,5 35,4 15,2 7,0

Perempuan 45,5 33,6 15,1 5,8

tempat tinggal

Perkotaan 39,9 35,1 17,4 7,6

Perdesaan 46,4 34,1 13,8 5,7

Kuintil indeks kepemilikan

Terbawah 53,6 30,0 11,0 5,5

Menengah bawah 47,1 33,4 14,2 5,2

Menengah 44,5 37,6 12,7 5,2

Menengah atas 40,9 34,4 16,6 8,1

Teratas 38,0 35,4 19,2 7,4

Tabel 3.9.49 menunjukkan proporsi penduduk berdasarkan tingkat kecukupan asupan energi

menurut karakteristik demografi dan status kepemilikan asset di Provinsi Sulawesi Selatan.

Pada tingkat kecukupan asupan energi <70% AKE, proporsi tertinggi pada kelompok umur 13-

18 tahun sebesar 51,1%, perempuan (45,5%), di perdesaan (46,4%), dan pada kuintil

terbawah (53,6%). Sedangkan proporsi terendah pada kelompok umur 0-59 bulan (9,3%), laki-

laki (42,5%), di perkotaan (39,9%), dan pada kuintil teratas (38%).

Pada tingkat kecukupan energy >=100% - <130% AKE, proporsi tertinggi pada kelompok 0-59

bulan (24,4%), laki-laki (15,2%), di perkotaan (17,4%), dan pada kuintil teratas (19,2%).

Sementara proporsi terendah tingkat kecukupan energi>=100% - <130% AKE pada kelompok

umur 13-18 tahun (13,6%), perempuan (15,1%), di perdesaan (13,8%), dan pada kuintil

terbawah sebesar 11 %.

Pada tingkat kecukupan energy >=130% AKE, proporsi tertinggi pada kelompok 0-59 bulan

(15,8%),laki-laki (7%), di perkotaan (7,6%), dan pada kuintil menengah atas (8,1%).

Sementara proporsi terendah tingkat kecukupan energy >=130% AKE pada kelompok umur

13-18 tahun (4,4%), perempuan (5,8%), di pedesaan (5,7%), dan pada kuintil menengah

bawah dan menengah masing-masing sebesar 5,2%.

Page 88: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

74

3.10 Proporsi penduduk menurut tingkat kecukupan protein

Proporsi penduduk defisit dan lebih dari 100 AKG protein menurut karakteristik umur, jenis

kelamin, tempat tinggal dan indeks kepemilikan di Sulawesi Selatan dapat dilihat pada Tabel

3.11.50.

Tabel 3.10.50 Proporsi penduduk menurut karakteristik demografi dan status kepemikian asset,dan menurut tingkat kecukupan asupan protein, provinsi Sulawesi Selatan 2014

Karakteristik

Tingkat Kecukupan Asupan Protein

<80% AKP 80-<100% AKP ≥100-<120% AKP ≥120% AKP

Kelompok umur

0 – 59 bln 24,8 10,1 15,1 50,0

5-12 thn 31,0 16,9 15,4 36,7

13 – 18 thn 46,0 19,4 14,2 20,4

19 – 55 thn 28,3 19,2 15,6 36,9

55 + thn 43,3 17,8 12,5 26,4

Jenis kelamin

Laki-laki 28,8 18,4 15,6 37,2

Perempuan 36,5 18,4 14,3 30,8

Tempat tinggal

Perkotaan 27,0 17,4 14,8 40,8

Perdesaan 36,2 19,0 15,0 29,8

Kuintil indeks kepemilikan

Terbawah 48,7 17,1 11,5 22,7

Menengah bawah 38,5 18,7 15,4 27,4

Menengah 32,6 19,9 16,5 31,0

Menengah atas 27,0 17,1 15,7 40,2

Teratas 23,6 18,9 14,6 42,9

Tabel 3.10.50 menunjukkan proporsi penduduk dengan tingkat kecukupan asupan protein

menurut karakteristik demografi dan status kepemilikan asset di Provinsi Sulawesi Selatan. Pada

tingkat kecukupan asupan protein <80% AKP, proporsi tertinggi pada kelompok umur 13-18

tahun (46%), perempuan (36,5%), di perdesaan (36,2%), dan pada kuintil terbawah (48,7%).

Sedangkan proporsi terendah pada kelompok umur 0-59 bulan (24,8%), laki-laki (28,8%), di

perkotaan (27%), dan pada kuintil teratas (23,6%).

Pada tingkat kecukupan protein >=100% - <120% AKP, proporsi tertinggi pada kelompok 19-55

tahun (15,6%), laki-laki (15,6%), di perdesaan (15%), dan pada kuintil menengah (16,5%).

Sementara proporsi terendah tingkat kecukupan protein >=100% - <120% AKP pada kelompok

umur 55 tahun keatas (12,5%), perempuan (14,3%), di perkotaan (14,8%), dan pada kuintil

terbawah sebesar 11,5 %.

Pada tingkat kecukupan protein >=120% AKP, proporsi tertinggi pada kelompok 0-59 bulan

(50%), laki-laki (37,2%), di perkotaan (40,8%), dan pada kuintil teratas (42,9%). Sementara

proporsi terendah tingkat kecukupan protein >=120% AKP pada kelompok umur 13-18 tahun

(20,4%), perempuan (30,8%), di perdesaan (29,8%), dan pada kuintil terbawah sebesar 22,7%.

Page 89: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

75

BAB 4. KESIMPULAN

1. Pada makanan pokok penduduk Sulawesi Selatan, beras terbanyak dikonsumsi oleh

sebagian besar penduduk (98,2%) dengan konsumsi sebesar 223,3 gram per orang

per hari diikuti terigu dan olahannya yang dikonsumsi oleh sekitar 56,6 persen

penduduk dengan konsumsi sebesar 54,7 gram per orang per hari.

2. Konsumsi protein hewani penduduk Sulawesi Selatan, terbanyak berasal dari

kelompok ikan dan olahan, yaitu sebesar 110,5 gram per orang per hari. Disusul oleh

kelompok daging dan olahan sebanyak 30,6 gram per orang per hari, dan tiga

kelompok lain yang sedikit dikonsumsi, secara berurutan yaitu telur dan olahan

sebesar 18,4 gram per orang per hari, susu dan olahan sebanyak 4,5 gram per orang

per hari, dan kelompok jeroan sebesar 0,38 gram per orang perhari.

3. Konsumsi sayur dan olahan dan buah-buahan dan olahan penduduk masih kecil yaitu

53,7gram per orang per hari dan 18,4 gram per orang per hari. Dalam kelompok

sayur, sayuran hijau dikonsumsi paling banyak (74,5 %) dibandingkan sayur lainnya.

Sebaliknya dalam kelompok buah-buahan dan olahan, buah pisang terbanyak

dikonsumsi oleh penduduk (17,7%). Konsumsi sayur dan olahan dan buah-buahan

dan olahan yang belum memadai berpengaruh terhadap suplai vitamin dan mineral

yang dibutuhkan oleh tubuh.

4. Konsumsi minyak, lemak dan olahan sebesar 24,9 gram per orang per hari,

terbanyak dikonsumsi dalam kelompok ini adalah minyak kelapa dan olahan (12,3

gram/orang/hari) dan minyak kelapa sawit dan minyak kelapa(12,1 gram/orang/hari).

Minyak kelapa sawit dan minyak kelapa tertinggi dikonsumsi oleh penduduk Sulawesi

Selatan (82,2%), menyusul kelapa dan olahannya (26,1%) dan minyak lainnya

(9,7%).

5. Konsumsi gula dan konfeksionari penduduk Sulawesi Selatansebesar 16,7 gram per

orang per hari, terbanyak dikonsumsi dalam kelompok ini adalah gula putih/gula pasir

(14,7 gram/orang/hari). Gula pasir dikonsumsi oleh sebagian besar penduduk (63 %),

diikuti oleh coklat dan permen dengan kisaran antara 3,1 sampai 3,5 persen dan

terendah sirup (1,6%).

6. Konsumsi kelompok bumbu penduduk Sulawesi Selatan sebesar 13,1 gram per

orangper hari, terbanyak dikonsumsi dalam kelompok ini adalah bumbu basah (7,6

gram/orang/hari), menyusul garam (3,7 gram/orang/hari) dan terkecilbahan tambahan

(0,05 garam/orang/hari). Garam tertinggi dikonsumsi penduduk (95,6%) diikuti

dengan vetsin (74%) dan terendah bahan tambahan (5,5%).

7. Konsumsi minuman serbuk penduduk Sulawesi Selatan sebesar 5,9 gram per orang

per hari. Teh instan/daun kering dikonsumsi terbanyak (28 %) diikuti kopi bubuk

(25,1%) dan terendah minuman serbuk (2,1%), dengan konsumsi terbanyak adalah

kopi bubuk (6,0 gram/orang/hari), menyusul teh instan daun kering (3,9

gram/orang/hari) dan terendah adalah minuman serbuk (1,2 gram/orang/hari).

Minuman serbuk sudah dikonsumsi oleh balita (kelompok umur 0-59 bulan), dan

konsumsi tertinggi ditemukan pada kelompok 5-12 tahun (6,5%).

8. Konsumsi total kelompok air minum penduduk Sulawesi Selatan 1.379,6 ml per orang

per hari. Air minum dikonsumsi terbanyak yaitu oleh 99,4 persen penduduk diikuti

minuman cair kemasan pabrikan (14,9%) dan terendahair minum kemasan bermerek

(11,2%).

9. Konsumsi kelompok makanan komposit, suplemen termasuk jamu penduduk

Sulawesi Selatan amat kecil yaitu dibawah 1,0 gram per orang per hari.

10. Secara provinsi, rerata kecukupan energi per orang per hari tertinggi terlihat pada

penduduk kelompok umur 0-59 bulan (103,6 % AKE), diikuti kelompok umur 5-12 tahun

Page 90: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

76

(88,2 % AKE), kelompok umur >55 tahun (81,5% AKE), kelompok umur 19-55 tahun

(76,4% AKE) dan terendah, kelompok umur 13-18 tahun (71,7% AKE).

11. Secara provinsi kecukupan protein per orang per hari tertinggi terlihat pada kelompok umur

0-59 bulan (128,0% AKP), diikuti kelompok umur 5-12 tahun (117,5% AKP), kelompok

umur 19-55 tahun (115,4% AKP), kelompok umur >55 tahun (104,0% AKP) dan terendah

kelompok umur 13-18 tahun (93,5% AKP).

12. Secara provinsi, penduduk dengan tingkat kecukupan energi sangat kurang (<70% AKE)

berkisar9,3 hingga 51,1 persen dan kecukupan energi melebihi 130 % AKEberkisar 4,4

hingga15,8 persen.

13. Secara provinsi, penduduk dengan tingkat kecukupan protein sangat kurang (<80% AKP)

sebesar24,8 - 46 persen dan kecukupan protein normal (>120% AKP) sebesar 20,4 - 50

persen.

14. Secara provinsi, penduduk dengan asupan gula, natrium dan lemak yang melebihi batas

yang ditetapkan permenkes nomor 30 tahun 2013 tentang AKG yang dianjurkan adalah

berkisar antara 1,0 hingga 30,9 persen.

Page 91: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

77

DAFTAR PUSTAKA

ATSDR (Agency for Toxic Substances and Disease Registry). 1995. Public Health Statement

Polycyclic Aromatic Hydrocarbon. CDC. Tersedia pada [www.atsdr.cdc.gov/ToxProfiles/tp69-c1-

b.pdf].

Beaglehole R, Bonita R, Horton R, Adams C, Alleyne G, Asaria P, et al. 2011. Priority actions

for the non-communicable crisis. Lancet377: 1438-47.

Kementerian Kesehatan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset Kesehatan

Dasar (Riskesdas) 2007: Laporan Nasional. Jakarta: Balitbangkes Kemenkes, 2008.

Djaja S, Irianto J, Mulyono L, Soemantri S. Pola Penyakit Penyebab Kematian di Indonesia:

Survei Kesehatan Rumah Tangga 2001. Jakarta: Balitbangkes Depkes, 2002.

Duffey KJ, Gordon-Larsen P, Steffen LM, Jacobs Jr DR, Popkin BM. 2010. Drinking caloric

beverages increases the risk of adverse cardiometabolic outcomes in the Coronary Artery Risk

Development in Young Adults (CARDIA) Study. Am J Clin Nutr 92: 954-9.

EFSA, 2009. General Principles for the collection of national food consumption data in the view

of a pan European dietary survey. EFSA Journal 2009, 7(12): 1435.

IFST (Institute of Food Science and Technology). 3-MCPD and Glycidyl ester. 2014. Tersedia

pada [www.ifst.org/science_technology_resources/for_food_professionals/

information_statements/3mcpd/].

Islam MR, Khan I, Hassan SMN, McEvoy M, D‟Este C, Attia J, et al. 2012. Association between

type 2 diabetes and chronic arsenic exposure in drinking water: a cross sectional study in

Bangladesh. Environ Health. 11: 38-45.

Jorhem L. “Chapter 9: Heavy Metals”. In: D‟Mello JPF, editor. 2003. Food Safety: Contaminants

and Toxins. Wallingford: CABI Publishing, p. 199-215.

Kementerian Kesehatan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset Kesehatan

Dasar (Riskesdas) 2010: Laporan Nasional. Jakarta: Balitbangkes Kemenkes, 2010.

Larsson SC, Bergkvist L, Wolk A. 2006. Consumption of sugar and sugar-sweetened foods and

the risk of pancreatic cancer in a prospective study. Am J Clin Nutr 84: 1171-6.

Montonen J, Järvinen R, Knekt P, Heliövaara M, Reunanen A. 2007. Consumption of

sweetened beverages and intakes of fructose and glucose predict type 2 diabetes occurrence. J

Nutr 137: 1447-54.

Smith LE, Stoltzfus RJ, Prendergast A. 2012. Food chain mycotoxin exposure, gut health, and

impaired growth: a conceptual framework. Adv Nutr 3: 526-31.

Page 92: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

78

Soetrisno USS, Atmarita, Jahari AB, Sandjaja, Mudjianto TT, Almasyhuri,et al. 2008. Total Diet

Study: Pengembangan di Indonesia. Laporan Akhir Penelitian. Bogor: Puslitbang Gizi dan

Makanan Balitbangkes Depkes, 2008.

Takachi R, Inoue M, Shimazu T, Sasazuki S, Ishihara J, Sawada N, et al. 2010. Consumption of

sodium and salted foods in relation to cancer and cardiovascular disease: the Japan Public

Health Center-based Prospective Study. Am J Clin Nutr 91: 456-64.

Williams JH, Phillips TD, Jolly PE, Stiles JK, Jolly CM, Aggarwal D. 204. Human aflatoxicosis in

developing countries: a review of toxicology, exposure, potential health consequences, and

interventions. Am J Clin Nutr 80: 1106-22.

World Health Organization (WHO) &Food and Agriculture Organization (FAO) of the United

Nations andEuropean Food Safety Authority (EFSA). 2011. Towards a Hormonised Total Diet

Study approach: a Guidance document. Geneva: WHO.

Ferraro, P. M., et al. 2013. "Soda and Other Beverages and the Risk of Kidney Stones."Clinical

Journal of the American Society of Nephrology.doI: 10.2215/CJN/11661112

Malik, V. S., et al. 2010. "Sugar-sweetened beverages and risk of metabolic syndrome and type

2 diabetes: a meta-analysis." Diabetes Care 33(11): 2477-2483.

Grace Wyshak, Rose E. Frisch, Carbonated beverages, dietary calcium, the dietary

calcium/phosphorus ratio, and bone fractures in girls and boys, 1994. Journal of Adolescent

Health, Volume 15, Issue 3, May, Pages 210-215, ISSN 1054-139X, http://dx.doi.org/10.1016/1054-

139X(94)90506-1.

World Health Organization (WHO) &Food and Agriculture Organization (FAO) of the United

Nations andEuropean Food Safety Authority (EFSA). 2011. Towards a Hormonised Total Diet

Study approach: a Guidance document. Geneva: WHO.

Almatsier Sunita. 2006. Prinsip dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Nyoman Supariasa, Bakri Bachyar, Fajar Ibnu. 2002. Penilaian Status Gizi. ECG, Jakarta.

Gibson Rosalind S. 2006. Principles of Nutritional Assessment. Second Edition.

Page 93: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

79

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Etik

Page 94: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

80

Lampiran 2 Surat Izin Kementerian Dalam Negri

Page 95: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

81

Page 96: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

82

Lampiran 3 Rekomendasi Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan

Page 97: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

83

Page 98: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

84

Lampiran 4 Naskah Penjelasan

NASKAH PENJELASAN

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI akan mengadakan

Survei Konsumsi Makanan, Studi DietTotal (SDT) di seluruh wilayah Indonesia yang dimulai bulan

Februari sampai dengan Agustus 2014. Dilakukan dua tahap kegiatan yaitu Survei Konsumsi

Makanan Individu (SKMI) dan Analisis Cemaran Kimia Makanan.

SKMI bertujuan untuk mendapatkan data mengenai konsumsi baik yang ada di rumah tangga

maupun individu. Hasil dari riset ini akan didapatkan daftar makanan/minuman yang banyak

dikonsumsi oleh individu di Indonesia.

Sasaran dari survei ini adalah rumah tangga yang terpilih beserta seluruh anggota rumah tangga.

Pengambilan data dilakukanolehtenagapengumpul data yang sudahterlatih.

TerhadapkeluargaBapak/Ibu/Sdr/Sdriakandilakukancarawawancaratentang, keterangan diri,

keterangan cara pengolahan hidangan dan makanan/minuman yang dikonsumsi oleh masing-

masing anggota rumah tangga pada satu hari sebelum wawancaradanmenimbangberatbadan

(BB). Manfaat dari survei ini adalah diketahuinya konsumsi makanan Bapak/Ibu/Sdr/Sdri

berdasarkan hasilwawancara, dan tidak ada risiko yang ditimbulkan.

Wawancara, danpenimbanganBBakanmemerlukanwaktu selama kurang lebih 45 menit/orang,

sehingga hal ini cukup menyita waktu Bapak/Ibu/Sdr/Sdri. Oleh karena itu kami akan

memberikan kompensasi berupa uang pada tiap rumah tanggasebesar Rp.50.000/RT dan

Rp.20.000/orang yang diwawancara. Partisipasi Bapak/Ibu/Sdr/Sdri bersifat sukarela tanpa

paksaan dan bila tidak berkenan dapat menolak dan sewaktu-waktu dapat mengundurkan diri

tanpa sanksi apapun.

Semua informasiwawancaradan pengukuran yang Bapak/Ibu/Sdr/Sdri berikan kepada kami akan

dijaga kerahasiaannya dan apabila ada pertanyaan yang terkait survei ini dapat menghubungi :

DR. Ir. Dewi Permaesih, M.Kes (HP 08129090334)

DR. Astuti Lamid, M.Sc (HP 085282844196)

Yuniar Rosmalina, M.Sc (HP 08568603999)

DR. Fitrah Ernawati, M.Sc (HP 082110069069)

Drs.Almasyhuri, Apt., M.Si (HP 081310650750)

DR. Nelis Imaningsih, M.Sc (HP 08121017565)

Dinas Kesehatan provinsi Setempat

Page 99: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

85

PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP)

Saya telah mendapatkan penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai hal yang

berkaitan dengan Riset Kesehatan Nasional 2014 Survei Konsumsi MakananIndividu yang

dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.

Saya memutuskan setuju untuk ikut berpartisipasi dalam riset ini secara sukarela tanpa

paksaan. Bila saya inginkan maka saya dapat mengundurkan diri sewaktu-waktu tanpa

sanksi apapun.

No.

Urut

ART

Nama

Responden Tgl/Bln/Thn

Tanda

Tangan/Cap

JempolDiri

Sendiri

Tanda Tangan/Cap

Jempol Wali

Sah/Pendamping

Nama Saksi* Tgl/Bln/Thn Tanda Tangan

Keterangan :

Responden yang menandatangani PSP adalah responden yang telah berumur 18 tahun

Bagi responden yang berumur kurang dari 18 tahun, PSP ditandatangani oleh wali yang sah

*saksi : diluar tim pengumpul data, bisa oran yang mempunyai hubungan keluarga, tetangga

atau Ketua RT

Page 100: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

86

Lampiran 5 Kuesioner Rumah Tangga

Page 101: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

87

Page 102: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

88

Page 103: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

89

Page 104: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

90

Page 105: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

91

Page 106: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

92

Page 107: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

93

Page 108: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

94

Page 109: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

95

Page 110: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

96

Page 111: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

97

CATATAN

Page 112: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

98

Lampiran 6 Kuesioner Individu

Page 113: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

99

Page 114: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

100

Page 115: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

101

Page 116: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

102

Page 117: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

103

Page 118: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

104

CATATAN PENGUMPUL DATA

KONSUMSI MAKANAN INDIVIDU RECALL 1 X 24 JAM

Page 119: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

105

Lampiran 7 Kontributor

PENGARAH

Kepala Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik

EDITOR

Dr. Djoko Kartono, M.Sc

PENYUSUN:

dr. Hadjar Siswantoro, MSc. dr. Armaji Kamaludi Syarif Dr. Nurhayati, SKM, MKM Primasari, S.Kep, MKP

Kontributor dan Pelaksana Lapangan:

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi:

Dr. dr. H. Rachmat Latief, Sp.PD, M.Kes., FINASIM

Kepala Seksi Gizi, Dinkes Provinsi (PJO Provinsi):

Astati Made Amin, S.SiT.,M.Kes

PAL Provinsi:

Ahmad Ismail, SKM.,M.Kes.

SAL Provinsi:

Manji Lala, S.Gz.,M.Gizi

Koordinator Kabupaten/Kota:

Sarianti, S.Si., Apt, Rifai, SKM, Dedy Hardy Hamzah, SKM, M.Kes, Amirullah,

SKM.,M.Kes, Hj. Nursyamsi, SKM.,M.Kes, Asmini Yuddin, SKM.M.Si, Magawati

Baso, SKM.M.Si.,,M.Kes., Hj. Rusmawatiah, SKM.,M.Kes, A. Bau Ratna,

SKM.,M.Kes, H.S Zainuddin, SKM.,M.Kes, Hajerah, SKM, Muriyani, SKM.,M.Kes,

Paulina Pumpun, SKM, H. Huslan, S.SiT.,M.Kes, Andi Heriati Zainal, St. Chadijah,

SKM, Adriyani, SKM, Tajuddin Kaddaso, SKM.,M.Kes, Mariany Sampe, SKM.,M.Kes,

Monica A Buttu, SKM.,MPH, Nurjannah, SKM, Irmalia Syafruddin, SKM, Julaeha

Talib, Amd.Keb, Muhammad Ridwan Gus, SKM.,M.Kes.

Page 120: Buku Studi Diet Total - pusat2.litbang.kemkes.go.id filei Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu Provinsi Sulawesi Selatan 2014 Tim Penulis : Hadjar Siswantoro Armaji

106

Koster:

Primasari, S.Kep, MKP, Sirajudin, SP, Suriani Rauf, Ir. Sukar, DR. Aria Kusuma, Nur

Azizah, SKM, Hendrik Edison, S.Si, Drg. Rudi Hendro, M.Kes., Wibowo, SKM, Tamri,

SKM, M.Kes, Ir. Sehatman, Meyke Cynthia, SKM.

Enumerator:

Ria Qadariah Arief, Muh Kabir Wahab, Dg.Ningai, Ashap Taufik, Achiani Asra,

Syamsul Alam, Rosniyastuti Hasim, Dian Permata Sari, Murni, Muh. Ridzal, Yuniar

Raslianty J., Susmi Akhriani, Suriyanti, Randa Inka Saputra, Annisa, Andi Tenri

Awani, Ferawati Budiman, Muhammad Amin, Sri Sunarti, Rizka Purnama Sari,

Nurlina, Rahmat Fijai, Nurlis, Musfirah, Fahmi Hafid, Desti Sagita Putri, Kurnia Yusuf,

Jihan Fadillah Arsyad, Susanti, Bakar Sidik, Risdamayanti, Rahmadani Purnama

Azis, Wahyuni, Ishak Yunus, Fajriani, Hajirah, Muh. Ridwan Zaini, Raodathul Jannah,

Ardiyanti Limpo, Wa Ode Amelia, Fitri Irianti, Sahwin Permadi Yahya, Puspita Sari,

Marlina Sari, M.D. Akmal Nasution, Sumarni, Andi Riska Arsyad, Ittang, Nasyithah

Usman, Andi Syam Haeru, Andi Purnamasari, Nursyafitri Ramadani, Faradillah Astri

Utami, Andi Muhammad Asrul Irawan, Reski Amalia, Hasmirawati Nur, Asni Rahayu,

Ahmad, Reski Amalia Umar, Vera Anrina, Harna, Sigit Angriawan, Suryani Mansyur,

Indasari, Renny Nursaidah, Hermansyah, Fitri Herman, Nurzakiah, Eka Merdeka

Wati Nawir, Asdar H, Marina, Humairah, Nurhikmah, Soleman, Azizah Sudirman,

Nurpadilah, Brigitte Sarah Renyoet, Adhyanti, Anita Caroline, Diana Parending, Andi

Ade Ula Saswini, Aswat, Andi Musdalifah Tenri Engka, Lisna Yanti,Tanty

Rachmawaty, Irwan, St. Maulidia Djuddawi, Rosmiati, Andi Musfirah Usman,

Sulfitriadi, Maryatun, Fatimah Zahrah, Burhan, Guruh Amir Putra, Anisa Ishak,

Yesiche Marseline, Siti Hardiyanti Ilham, Nurul Fauziah, Bohari, Hermawati, Balfas,

Herawati Amin, Musdalifah Dahlan,Asrie Abu, Kridayanti, Desti Cici Pilomangalik,

Erna Magga, Kasmir, Irawati, Nikmah, Anugrah Roswita Anggraini, Allauddin, Rina

Adriana, Islah H.Ilyas.