Top Banner
KATA PENGANTAR Pujidansyukurpenulispanjatkankeha dirat Allah Swt. atasrahmatdankarunia yang telahdilimpahkankepadapenulissehinggap enulisanbukuinidapatterselesaikandenga nbaik. Bukuinimencakupsubtansimaupuntekn ikpenyajian.Berkaitandengansubtansi, dalambukuinidisajikan analisis puisi, hakikat dan masalah-masalah kritik sastra. Hal itudimaksudkanpembacamemilikipengetahu andanketerampilan yang lebihbaikberkenaandenganbab tersebut. Sementaraitu, bertaliandenganteknikpenyajian,
84

Buku saku Pramuka

Dec 23, 2015

Download

Documents

Kak Budi

buku pramuka
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Buku saku Pramuka

KATA PENGANTAR

Pujidansyukurpenulispanjatkankehadirat Allah

Swt. atasrahmatdankarunia yang

telahdilimpahkankepadapenulissehinggapenulisanbukuin

idapatterselesaikandenganbaik.

Bukuinimencakupsubtansimaupunteknikpenyajia

n.Berkaitandengansubtansi, dalambukuinidisajikan

analisis puisi, hakikat dan masalah-masalah kritik sastra.

Hal

itudimaksudkanpembacamemilikipengetahuandanketera

mpilan yang lebihbaikberkenaandenganbab tersebut.

Sementaraitu, bertaliandenganteknikpenyajian,

padabukuinidisajikancontoh menganalisis puisi yang

baik.Melaluicontohanalisisitudiharapkanpembacabetul-

betulakandapatmemilikikompetensi yang diharapkan.

Penulisanbukuinidapatterlaksanadenganbaikberka

tkerjakeraskelompok

penulisdanpartisipasidariberbagaipihak.Berkenandengani

tu, penulisinimengucapkanterimakasihkepadarekan-

rekanyang telahmembantupenyelesaianbukuini.

Page 2: Buku saku Pramuka

Apabila di

dalambukuinimasihbanyakkekurangandankesalahanpenu

lisbenar-benarmengakuinya.Olehkarenaitu,

kritikkonstruktif demi

perbaikanbukuinisangatdiharapkan.Semuajenisbantuand

ankritikankonstruktifdariberbagaipihak (termasuk yang

belumtersebutkan di

atas).Memberikanandildalampenulisandanpenyelesaianb

ukuini.Semogasegalabantuandanpengorbananitumenjadi

amalbaikdandilimpahirahmat Allah Swt.

Semogabukuinibermanfaatbagi guru/dosen/penulisdan

teman-teman semua

dalamupayameningkatkanmutupendidikan.

Bojonegoro,

Page 3: Buku saku Pramuka

Daftar isi

Sampul

Halaman sampul

Hak cipta

Kata pengantar

Daftar isi

Bab 1

a. Tujuanb. Manfaatc. Strategid. Hasil yang diharapkan

Bab 2

a. Hakikat kritik sastrab. Masalah kritik sastra indonesia modern

Page 4: Buku saku Pramuka

Bab 3

a. Analisis buku malam bertambah malamb. Resensi buku tenggelamnya kapal van der wijck

Bab 4

a. Analisis puisi karena akub. Analisis puisi surat rajac. Analisis puisi pergantian tahund. Analisis puisi

Biografi

BAB 1

PENDAHULUAN

Page 5: Buku saku Pramuka

Pada kesempatan kali ini, anda akan mempelajari

buku tentang Hakikat, Masalah dan Analisis Kritik

Sastra. Bagi anda yang sudah mempelajarinya, materi ini

dapat di gunakan sebagai bahan untuk memperoleh

sesuatu yang baru.

A. Tujuan

Setelah mempelajari buku ini, anda diharapkan

dapat memiliki kompetensi, antara lain :1. Menjelaskan hakikat kritik sastra2. Memahami masalah kritik sastra Indonesia

modern3. Memahami menganalisis buku4. Memahami dan menghayati menganalisis

puisi B. Manfaat

Dengan mempelajari buku ini, anda akan

memperoleh manfaat sebagai berikut:

1. Meningkatnya pengetahuan atau wawasan baru

dalam upaya memperdalam ilmu kritik sastra.

2. Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan untuk

semakin meningkatkan profesinalitas anda sebagai

penulis.

Page 6: Buku saku Pramuka

3. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan anda

dalam menulis puisi dan menganalisisnya dengan

baik dan benar.

4. Meningkatkan pengetahuan hakikat-hakikat kritik

sastra

5. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan

tentang masalah-masalah kritik sastra

C. Strategi

Agar dapat mempelajari buku ini secara baik,

siapkan diri anda sebagai pembelajar yang selalui ngin

tahu, terlebih surat sangat bermanfaat bagi anda sebagai

mahasiswa dan guru/dosen. Semangat dan motivasi anda

dalam mempelajari materi buku ini sangat membantu

untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang

dibutuhkan.Baik, fokuskan perhatian anda, pelajari

dengan sungguh-sungguh, dan berlatihlah dengan penuh

semangat, niscaya akan mampu menguasa menganalisis

puisi dengan baik dan benar.

Bacalah buku ini dengan suasana hati yang

tenang dan senang. Jika perlu, gunakan music pengiring

untuk membaca. Pilihlah musik yang lembut yang dapat

merangsang saraf otak anda untuk bergairah belajar.

Page 7: Buku saku Pramuka

Praktikkannlah materi yang ada pada buku ini.

Diskusikan dengan teman anda. Jika anda menemukan

istilah-istilah yang sulit, carilah pertolongan pada istilah

atau setidak-tidaknya pada Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI) atau tanyakan kepadasejawatan anda.

Dengan cara semacam itu, masalah masalah yang Anda

hadapi pasti dapat dipecahkan.

D. Hasil yang Di Harapkan

Dengan adanya buku ini, semoga bisa bermanfaat

khususnya bagi Mahasiswa IKIP PGRI Bojonegoro

khususnya Program Study Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia. Bisa menambah wawasan dan lebih

termotifasi untuk membuat karya berupa buku.

HAKIKAT KRITIK SASTRA

Page 8: Buku saku Pramuka

Secara etimologis, kata kritik berasal dari bahasa

Yunani, yaitu dari kata krinein (menghakimi,

membanding, menimbang). Kata krinein menjadi bentuk

dasar bagi kata kreterion (dasar, pertimbangan,

penghakiman). Orang yang melakukan

pertimbangan/penghakiman disebut krites yang berarti

hakim. Bentuk krites inilah yang menjadi dasar kata

kritik.

Secara harafiah, kritik sastra adalah upaya menentukan

nilai hakiki karya sastra dalam bentuk memberi pujian,

mengatakan kesalahan, memberi pertimbangan lewat

pemahaman dan penafsiran yang sistemik.

Jenis Kritik Sastra Menurut bentuk:

a. Kritik Teoritis

b. Kritik Terapan

Berdasarkan Pelaksanaan/pendekatan/metode:

a. Kritik Judisial

b. Kritik Induktif

c. Kritik Impresionistik

d. Kritik ekspresionistik

Berdasarkan Orientasi Terhadap Karya Sastra

Page 9: Buku saku Pramuka

a. Mimetic criticism/kritik mimetik

b. Pragmatic criticism/kritik pragmatik

c. Expresive criticism/kritik ekspresif

d. Objective criticism/kritik objektif

Perincian dari kritik sastra penilaian yaitu:

a. Kritik sastra ilmiah

b. Kritik sastra estetis

c. Kritik sastra sosial

Kritik Teoritis

Kritik sastra yang berusaha (bekerja) atas dasar

prinsip-prinsip umum untuk menetapkan seperangkat

istilah yang berhubungan, pembedaan-pembedaan,

dan kategori-kategori, untuk diterapkan pada

pertimbangan-pertimbangan dan interpretasi-

interpretasi karya sastra maupun penerapan “kriteria”

(standar atau norma) untuk menilai karya sastra dan

pengarangnya.

Page 10: Buku saku Pramuka

Kritik Terapan

Merupakan diskusi karya sastra tertentu dan penulis-

penulisnya. Misalnya buku “Kesusastraan Indonesia

Modern dalam Kritik dan Esei” Jilid II (1962) dikritik

sastrawan-sastrawan dan karyanya, diantaranya

Mohammad Ali, Nugroho Notosusanto, Subagio

Sastrowardoyo, dan lain sebagainya

Kritik Judisial

Adalah kritik sastra yang berusaha menganalisis dan

menerangkan efek-efek karya sastra berdasarkan

pokoknya, organisasinya, teknik, serta gayanya, dan

mendasarkan pertimbangan-pertimbangan individu

kritikus atas dasar standar-standar umum tentang

kehebatan dan keluarbiasaan sastra.

Penilaia terhadap karya dan pengarang berdasarkan

ukuran yang telah ditetapkan sebelumnya.

Kritik Induktif

Kritik sastra yang menguraikan bagian-bagian karya

sastra berdasarkan fenomena-fenomena yang ada

secara objektif.

Page 11: Buku saku Pramuka

Kritik induktif meneliti karya sastra sebagaimana

halnya ahli ilmu alam meneliti gejala-gejala alam

secara objektif, tanpa menggunakan standar-standar

yang tetap yang berasal dari luar dirinya.

Kritik ini tidak mau mengakui adanya aturan-aturan

atau ukuran-ukuran yang ada sebelumnya.

Kritik Impresionistik

Adalah kritik sastra yang berusaha menggambarkan

dengan kata-kata, sifat-sifat yang terasa dalam

bagian-bagian khusus atau dalam sebuah karya sastra

dan menyatakan tanggapan-tanggapan (impresi)

kritikus yang ditimbulkan secara langsung oleh karya

sastra.

Kritik ekspresionistik

Kritik yang menekankan kepada kebolehan pengarang

dalam mengeksresikan atau mencurahkan idenya ke

dalam wujud sastra.

Kritik ini cenderung menimbang karya sastra dengan

memperlihatkan kemampuan pencurahan, kesejatian,

Page 12: Buku saku Pramuka

atau visi penyair yang secara sadar atau tidak

tercermin pada karya tersebut

Kritik Mimetik

Kritik yang bertolak pada pandangan bahwa karya

sastra merupakan tiruan atau penggambaran dunia dan

kehidupan manusia. Kritik ini cenderung mengukur

kemampuan suatu karya sastra dalam menangkap

gambaran kehidupan yang dijadikan suatu objek

Kritik Pragmatik

Kritik yang disusun berdasrkan pandangan bahwa

sebuah karya sastra disusun untuk mencapai efek-efek

tertentu kepada pembaca, seperti efek kesenangan,

estetika, pendidikan, dan sebagainya. Model kritik ini

cenderung memberikan penilaian terhadap suatu

karya berdasarkan ukuran keberhasilannya dalam

mencapai tujuan tersebut.

Kritik Ekspresif

Kritik yang menekankan kepada kebolehan pengarang

dalam mengekspresikan atau mencurahkan idenya ke

dalam wujud sastra. Kritik ini cenderung menimbang

Page 13: Buku saku Pramuka

karya sastra dengan memperlihatkan kemampuan

pencurahan, kesejatian, atau visi penyair yang secara

sadar atau tidak tercermin pada karya tersebut.

Kritik Objektif

Suatu kritik sastra yang menggunakan pendekatan

bahwa suatu karya sastra adalah karya yang mandiri.

Kritik ini menekankan pada unsur intrinsik.

Tidak perlu dilihat dari segi pengarang, pembaca, atau

dunia sekitarnya.

Rincian dari kritik sastra penilaian, yakni:

Kritik sastra ilmiah; dilakukan dengan pendekatan

ilmiah.

Kritik sastra estetis; menggunakan pendekatan estetis,

yang mengutamakan kritik dari segi keindahan suatu

karya sastra.

Kritik sastra sosial; menggunakan pendekatan

sosiologis, karya sastra tsb ditelaah dengan segi-segi

sosial kemasyarakatan yang berada disekitar kelahiran

karya tsb, serta sumbangan yang diberikan terhadap

pembinaan tata keidupan masyarakat.

Page 14: Buku saku Pramuka

Tujuan kritik sastra

Mempertimbangkan/menjelaskan ttg karya sastra serta

prinsip-prinsip terpenting tentang karya sastra tsb kpd

penikmat yang kurang memahami.

Menerangkan seni imajinatif shg mampu memberi

jawaban terhadap hal-hal yang dipertanyakan pembaca.

Membuatkan aturan-aturan untuk para pengarang dan

mengatur selera pembaca.

Menginterprestasikan suatu karya sastra thd pembaca

yang tidak mampu memberikan apresiasi.

Lanjutan …

Memberikan keputusan atau pertimbangan dengan

ukuran penilaian yang telah ditetapkan.

Menemukan dan mendapatkan asas yang dapat

menerangakan dasar-dasar seni yang baik.

Page 15: Buku saku Pramuka

MANFAAT KRITIK SASTRA

Berguna bagi perkembangan sastra

Berguna untuk penerangan bagi pembaca

Berguna bagi ilmu sastra itu sendiri

Memberi sumbangan pendapat untuk menyusun sejarah

sastra

Peran Kritikus Sastra

Menjalankan disiplin pribadinya sebagai jawaban

terhadap karya sastra tertentu. Berbeda dengan seorang

estetikus, karena kritikus adalah orang yang terlatih

kemampuannya dalam memisahkan hal-hal yang bersifat

emosional dengan hal-hal yang rasional.

Bertindak sebagai pendidik yang berupaya membina dan

mengembangkan kejiwaan suatu masyarakat.

Bertindak sebagai hakim yang bijaksana, yang dapat

membangkitkan kesadaran serta menghidupkan suara

hati nurani, pembinaan akl budi, ketajaman pikiran, dan

kehalusan cita rasa.

Page 16: Buku saku Pramuka

BEBERAPA MASALAH KRITIK SASTRA INDONESIA MODEREN

Masalahpertamatidaksesuaikaryasastradengandasarkritikkaryasastraataukriteriauntukmemnyaringkaryasastra yang hendakditerbitkan, yaitudasarkritikpragmatik yang merupakanaturanbalaipustaka. Contohnyakasussalahasuhandanbelenggu.

Masalahkedua, padapriodepujanggabaruadamasalahperbedaandasartahun 1950-an itudianggaptidakadakarya-karyasastrabernilaisastratinggi.

Padaprieode 1950-1965 tokoh-tokohsastralekramembuatseranganterhadapkaryasastradansastrawandiluarlekrasecaragencar, yaitutentangTenggelamnyakapal van der Wijck roman Hamka.

Padaparokeduatahun1960-an, timbul pula masalahkhususdalamkritiksatradengandimuatnyacerpen Ki padjikusmin yang berjudul “Langitmakinmendung” dalammajalahsastra.

Padaparojkeduatahun 1960-an s.d. 1975 terjadiperdebatandalammetode (teorikritiksastra) antarapengikutkritiksastrailmiah (kritikojbjekif)yang dikenalsebagai “kritikanalitik” denganpengikut “kritiksastrametodeGanzheit”

Page 17: Buku saku Pramuka

Padaawaltahun 1970-an, terjadiketidakpuasanparapenyairmudaterhadapsajak-sajakdanpenyair yang sudahmapan, terutama yang berkubu di majalah Horizon, Dengandemikian, timbul “puisimbeling” yang dimuatdalammajalahaktuil. “puisimbeling” inidipanglimaioleh Remy sylado(JapieTambajong). Kemudian, “puisimbeling” inidikenaldengannama “puisilugu”

Padasekitarpertengahantahun 1980-an, terjadipojlemiksekitarmasalah “sastrakontekstual”. Polemikini di bukukanoleh Ariel Haryanto

Padaparojkeduoatahun 1980-an timbulmasalahkritiksastra di Indonesia, terutamadengantimbulnyakarya-karyasastra yang menunjukkanlatarbelakang social budayaIndonesia(nusantara) yang khusus .

Padatahun 1984, SubagioSastrojwardojitelahmenyatakanpenolakkanterhadapteorisastraBarat (yang baru) untukditerapkanbegitusajadalammengkritikkaryasastra Indonesia

Padaawaltahuon 1988 diadakan seminar kritikdanteorisastradiuoniversitas Bung Hattapadanguontukmendorongterbentuoknyateori

Page 18: Buku saku Pramuka

sastradankritiksastra yang sesuaidengankaryasastra Indonesia Sendiri.

Page 19: Buku saku Pramuka

MALAM BERTAMBAH MALAM

1.       Plot

a.       Eksposisi

Drama menggambarkan

NyomansedangmenyiapkanmakanmalamuntukGustiBian

g.sementaraWayanmengampelaspatung.

b.      Konflik

GustiBiang yang sedangberadadalamkondisisakit-

sakitanterusmemakiNyoman yang

datangmenawarkanobatpadanya.GustiBiangbahkanmeng

usirNyomandanmenyebutnyasebagaileak.

c.       Komplikasi

GustiBiangbertambahberangketikaWayanmemberitahuk

anbahwaNyomanadalahtunanganNgurah,

putranya.Akibatnya, GustiBiangjugamengusirWayan

yang berkastasamadenganNyoman.

d.      Klimaks

Ngurah yang

barudatangselepaskepergianNyomanlangsungmembenar

kanpernyataanWayanbahwaiasangatmencintaiNyoman.

Page 20: Buku saku Pramuka

GustiBiangsangatmarahmendengarpernyataanNgurah.Ap

alagiditambahdenganucapan yang

dilontarkanWayansebelumiabenar-

benarkeluardarirumahGustiBiang. Ngurah yang

mengetahuikenyataanbahwaayahnya yang

sebenarnyaadalahWayanjelassangatterkejut.GustiBiangti

dakpernahmaumenikahiWayanakibatperbedaankasta

yang adadiantaramereka.

e.      ResolusiatauFalling Action

AkhirnyaNgurahdiperbolehkanuntukmenikahiNyoman,

f.        Keputusan

NgurahpergimenyusulNyomandanWayantidakjadimenin

ggalkanGustiBiang.Wayanseumurhidupakanterusmencin

taidanmengabdipadaGustiBiang.

2.       KlasifikasiTokoh

a.       TokohProtagonis : GustiBiang

b.      TokohAntagonis : Wayan, Nyoman, Ngurah

c.       TokohTritagonis :

a.       TokohSentral : GustiBiang

b.      TokohUtama : Nyoman, Wayan

c.       TokohPembantu : Ngurah

Page 21: Buku saku Pramuka

3.       WatakTokoh

a.       Keadaanfisik (fisikologis)

         GustiBiang :seorangwanitatua, sakit-sakitan

         Wayan : seorangpriasetuaGustiBiang,

sudahberkurangpendengarannya

         Nyoman :

seoranggadismanisberusiaduapuluhtahunan

         Ngurah : seorangpria yang

tidaklebihtuadaripadaNyoman

b.      Keadaanpsikis (psikologis)

         GustiBiang : pemarah, kasar, sukamenuduh orang,

sukaperhitungan

         Wayan : sabar, setia, pemaaf

         Nyoman : tabah, sopan

         Ngurah : berani, setia.

c.       Keadaansosial (sosiologis)

         GustiBiang : bangsawan, kastakesatria

         Wayan : orang biasa, setiapadanegara, kastasudra

         Nyoman : gadisdesa, miskin, kastasudra

         Ngurah : putratunggalkeluargabangsawan,

kastakesatria

Page 22: Buku saku Pramuka

4.       Setting

a.       Setting Tempat : rumahkediamanGustiBiang,

perabotanserbamewah, di

ruangdepanadakursigoyangdankursitamu

b.      Setting Waktu : malamhari

c.       Setting Ruang: tegang, penuhdenganperdebatan

5.       Temaatau Nada DasarCerita

 Perbedaankasta.

TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK

Sebuahbuku yang

berjudulTenggelamnyaKapalVan

DerWijckkaryaBuyaHamka. TenggelamnyaKapal Van

Der

Wijckmengisahkantentangperbedaanlatarbelakangsosial

yang

Page 23: Buku saku Pramuka

menghalangihubungancintasepasangkekasihhinggaberak

hirdengankematian.

Berlatartahun 1930-an, daritanahkelahirannya

Makassar,

ZainuddinberlayarmenujukampunghalamanayahnyaBati

puh, Padang Panjang. Di sana, iabertemudenganHayati,

seoranggadiscantikjelita yang menjadibunga di

persukuannya. Keduanyasalingjatuhcinta.Zanuddin pun

akhirnya memutuskan untuk melamar pujaan hatinya,

akan tetapi lamaran Zainuddinpun ditolak oleh keluarga

Hayati, adatistiadat yang

kuatmeruntuhkancintamerekaberdua.

Zainuddinhanyaseorangmelarat yang

takbersukukarenaibunyaberdarahBugisdanayahnyaberdar

ahMinang, status dalammasyarakatMinang yang

bernasabkangarisketurunanibutidakdiakui.Olehsebabitu,

diadianggaptidakmemilikipertaliandarahlagidengankelua

rga di

Minangkabau.SedangkanHayatiadalahperempuanminang

santunketurunanbangawan.Kelarganyapun akhirnya

memilih Aziz untuk menikahi Hayati yang berasal dari

orang terpandang keturunan Minang yang lebih disukai

keluarganya dari pada Zainuddin.

Page 24: Buku saku Pramuka

Mengetahui Hayati menikah, Zainuddin yang

sempat putus asa akhirnya memutuskan untuk merantau

pergi ke Jawa, tinggal pertama kali di Batavia sebelum

akhirnya pindah ke Surabaya. Di perantauan Zainuddin

menjadi penulis yang terkenal. Pada saat yang sama,

Aziz juga pindah ke Surabaya bersama Hayati karena

alasan pekerjaan, tetapi rumah tangga mereka akhirnya

menjadi berantakan. Setelah Aziz dipecat, mereka

menumpang di rumah Zainuddin, tetapi Aziz lalu bunuh

diri dan dalam sepucuk surat ia berpesan agar Zainuddin

menjaga Hayati. Hayati akhirnya disuruh pulang ke

Batipuh dengan menaiki kapal Van der Wijck. Di

tengah-tengah perjalanan, kapal yang dinaiki Hayati

tenggelam.

Page 25: Buku saku Pramuka

“Karena Aku?”

Oleh: Gita

Engkau selalu menatapku

Meski diriku selalu lupa terhadapmu

Engkau selalu di dekatku

Meski aku mengacuhkanmu

Page 26: Buku saku Pramuka

Engkau selalu menantiku

Meski aku tak menginginkanmu

Engkau selalu menjadi masa depanku

Meski aku tak berharap untukmu

Engkau selalu menjadi temanku

Meski engkau akan menghancurkan semua cintaku

Karena........!

Engkau adalah aku

Sehingga aku takkan menjaud darimu

PENAFSIRAN

1. Penafsiran berdasar pada orientasi sastra

Bait pertama puisi KARENA AKU

menggambarkan bagaimana perasaan si pengarang saat

itu yang telah merasakan keheranan kepada sosok si

Page 27: Buku saku Pramuka

“engkau” yang tak henti-hentinya mengagumi si

pengarang tanpa rasa lelah sedikitpun walaupun si

pengarang tak memperdulikannya,

Engkau selalu menatapku

Meski diriku selalu lupa terhadapmu

Engkau selalu di dekatku

Meski aku mengacuhkanmu

Engkau selalu menantiku

Meski aku tak menginginkanmuLarik-larik di atas menggambarkan suasana yang

penuh harapan bagi si engkau. Namun kenyataannya si pengarang justru mengacuhkannya seakan tak perduli pada perasaan si engkau yang selalu mengaguminya dengan sepenuh hati hingga tak ada rasa menyerah sedikitpun.

Engkau adalah aku

Sehingga aku takkan menjauh darimu

Larik di atas menggambarkan terbukanya pintu hati si pngarang hingga akhirnya dia sadar bahwa si engkaulah yang selalu menemani dan mengagumi dirinya tanpa batasan waktu.

2. Penafsiran dalam kerangka semiotik

a. Konvensi bahasa

Page 28: Buku saku Pramuka

Pada puisi diatas sang pengarang menggunakan

bahasa kesehariannya. Sehingga kita mudah

mengartikan maksud dari puisi tersebut. Dengan

intonasi yang tepat maka kita akan bisa mengerti

makna dari isi puisi tersebut. Meskipun pada puisi

diatas tidak semuanya menggunakan kata yang

tepat ( tepat sesuai KBBI ).

b. Konvensi sastra

Diksi atau pemilihan kata yang digunakan dalam

mengungkapkan perasaannya pada puisi di atas,

menggunakan kata-kata yang mudah di pahami,

sehingga pembaca tidak harus memaknai lebih

lanjut apa maksud dari puisi tersebut. Keseluruhan

puisi, didominasi oleh kata selalu, terbukti pada

larik: engkau selalu menatapku, engkau selalu di

dekatku.

Imaji dalam puisi ini menggambarkan atau

melukiskan perasaan kagum yang luar biasa yang

ditimbulkan dalam bentuk imaji perasaan.

Nada dalam puisi ini menunjukkan kesedihan

disertai rasa kagum karena perjuangan si engkau

yang tak pernah lelah selalu menunggu si

pengarang

Page 29: Buku saku Pramuka

Rima atau persamaan bunyi pada konsonan “U”:

Engkau selalu menatapku

Meski diriku selalu lupa terhadapmu

Engkau selalu di dekatku

Amanat yang terkandung dalam puisi ini yaitu,

jangan menyianyiakan orang yang selalu ada

menemanimu karena dia adalah penyemangatmu,

jangan sampai penyesalan datang karena kau tak

memperdulikannya.

ANALISIS

1. Analisis struktural: lapis norma karya sastra

a. Lapis Suara (sound straum)

Baris 1 : ada asonansi u: engkau, selalu,

menatapku

Baris 2: ada asonansi u dan aliterasi l: selalu, lupa

Baris 3: ada asonansi u

Baris 4: ada aliterasi k: meski, aku, mengacuhkan

Baris 5: ada asonansi u

Page 30: Buku saku Pramuka

Baris 6: ada asonansi i dan aliterasi k: meski, aku,

tak, menginginkanmu

Baris 7: ada asonansi u: engkau, selalu, masa

depanku

Baris 8: ada asonansi a: aku, tak, berharap

Baris 9: ada asonansi e, a: engkau, selalu, temanku

Baris 10: ada aliterasi k: meski, engkau, akan

Baris 12: ada aliterasi a: engkau, adalah, aku

Baris 13: ada asonansi a: aku, takkan, darimu

Pola sajak akhirnya: a-a-a-: menatapku,

terhadapmu, di dekatku

Kombinasi asonansi, aliterasi, dan sajak akhir itu

merupakan orkestrasi yang merdu dan berirama.

b. Lapis Satuan Arti (units of meaning)

Baris 1 : engkau berarti yang diajak bicara, yang

menyayangiku

Selalu; senantiasa, terus-menerus, menatap:

memandang

Jadi baris pertama berarti menunjukkan dia

“engkau” yang menyayangi si pengarang terus

menerus memperhatikannya

Page 31: Buku saku Pramuka

Baris 2 : walaupun si pengarang yang lupa kepada

si engkau yang selalu memperhatikannya

Baris 3 : dia mau senantiasa menemani dan tidak

bisa jauh dari si pengarang

Baris 4 : walupun si pengarang tak

memperdulikannya

Baris 5 : namun si engkau senantiasa

menemaninya setiap waktu

Baris 6: walaupun si pengarang tidak ingin

bersamanya dan dekat dengannya

Baris 7: si engkau tetap selalu senantiasa berharap

menjadi selalu yang di tunggu di suatu hari nanti

Baris 8: walaupun pengarang tidak sedikitpun

berkeinginan supaya bersama dengan si engkau

Baris 9: si engkau senantiasa berkeinginan menjadi

sahabat yang selalu menemani dalam suka dan

duka

Baris 10: walaupun si engkau akan menghilangkan

cinta yang kini dimiliki si pengarang

Baris 12: si pengarang mulai menyadari bahwa si

engkaulah bagian dari hidupnya

Baris 13: hingga akhirnya pengarang tak mau pergi

beranjak darinya yang selalu menemani dan

mengaguminya selama ini.

Page 32: Buku saku Pramuka

c. Lapis objek-objek yang dikemukakan, latar,

pelaku, dan dunia pengarang

Objek-objek yang dikemukakan berupa:

Sepi, mendesak, memagut, melepas-renggut

menanti, mencekik, udara bertuba, setan

bertempik.

Pelaku atau tokoh: Chairil Anwar dan Sri

d. Lapis “dunia” yang tidak usah dinyatakan, tetapi

sudah tersirat atau implisit

Pada tiap-tiap bait tergambar suasana hati

“engkau” yang semakin tak mau menyerah dan tak

pernah lelah, tersirat dari kata-kata: selalu

menatapku, selalu di dekatku, meski diriku

mengacuhkanmu

e. Lapis Metafisik

Dalam sajak ini dikemukakan keteguhan hati si

engkau yang selalu tak pernah lelah menanti si

pengarang.

2. Analisis struktural: hubungan antar unsur karya sastra

a. Analisis Struktur (Tema)

Page 33: Buku saku Pramuka

Penggambaran rasa kekaguan pengarang

terhadap sosok “engkau” yang senantiasa menanti

pengarang tanpa rasa lelah.

Puisi diatas mengangkat tema yang sudah sangat

lazim di masyarakat sehingga kita sebagai

pembaca tidak kesulitan dalam mengartikan arti

tema tersebut. Karena biasanya bila tema puisi

mudah diterima ( easy accepting) dimasyarakat itu

akan membawa minat pembaca itu sendiri untuk

meneruskan membaca isi puisi tersebut atau tidak.

b. Struktur Tokoh dan penokohan

Tokoh: aku dan engkau

Puisi KARENA AKU ini menyiratkan kisah

pengorbanan si engkau yang selalu mengagumi,

menanti, dan menemani pengarang tanpa kata

menyerah.

PENILAIAN

1. Aliran-aliran penilaian

a. AbsolutismePenilaian absolutisme menyatakan bahwa

penilaian karya sastra harus didasarkan pada ukuran dogmatis, misalnya, agama seperti yang

Page 34: Buku saku Pramuka

dikemukakan oleh Tolstoy: “Agama adalah eksponen (yang memegang peranan) pengertian kehidupan tertinggi yang mungkin diterima oleh sebagian besar masyarakat pada waktu dan tempat tertentu. Agama merupakan suatu pengertian terhadap hal-hal yang harus tak dielakkan dan kemajuan yang tidak dapat ditolak oleh semua anggota masyarakat. Karena itu, agama selalu berlaku dan tetap berlaku sebagai dasar penilaian perasaan manusia. Bila perasaan itu mendekatkan orang-orang kepada ideal yang ditunjukkan oleh agama mereka dan mereka selaras dengannya, maka perasaan itu baik. Bila perasaan itu menjauhkan orang-orang dari ideal yang ditunjukkan oleh agama mereka dan mereka berlawanan dengannya, maka perasaan itu buruk.”

b. Relativisme

Karya ini dianggap bernilai pada suatu waktu dan

tempat tertentu,  pada waktu dan tempat yang lain

juga dianggap bernilai

c. Perspektivisme

Penilaian perspektivisme menyatakan bahwa

penilaian karya sastra harus dilakukan dari

berbagai sudut pandang sejak karya sastra itu

tercipta (terbit) sampai sekarang (Pradopo, 1997:

49-51).

Page 35: Buku saku Pramuka

2. Penilaian berdasar orientasi kepada karya sastra

a. Kritik mimetik

Kritik mimetik yaitu yang memandang karya sastra

sebagai tiruan alam atau kehidupan. Kriteria yang

dikenakan adalah ketepatan karya sastra

menggambarkan alam atau kehidupan. Pendekatan

mimetik ini sangat dekat dengan hubungan

permodelan seperti

Dalam puisi “KARENA AKU?” ini menurut saya

sudah tepat dalam menggambarkan situasi yang

penuh pengharapan.

b. Kritik pragmatik

Karya sastra dipandang sebagai sarana mencapai

tujuan pada pembaca. Kriteria yang dikenakan

adalah tercapainya tujuan tersebut. Peran pembaca

menjadi sangat besar karena dari waktu ke waktu,

karya sastra selalu mendapat tanggapan dan

penilaian. Karya itu memang tetap, tetapi

tanggapan terhadapnya bisa berbeda-beda.

Menurut saya puisi ini sudah bisa mencapai tujuan

yang diharapkan pengarang, karena bisa saja setiap

Page 36: Buku saku Pramuka

individu mempunyai penilaian yang berbeda

setelah membaca puisi ini.

c. Kritik ekspresif

Dalam puisi ini sang pengarang terlihat cukup

ekspresif dalam mengungkapkan apa yang ia

rasakan. Hingga si pembaca dapat cukup larut di

dalam suasana puisi tersebut.

d. Kritik objektif

Kriteria dalam puisi ini merupakan salah satu puisi

yang mempunyai kemampuan sebagai karya sastra

yang berdiri sendiri.

3. Kriteria Penilaian Karya Sastra

Dalam struktur estetik karya sastra puisi ini dapat

dikatakan jenis puisi yang telah mendapatkan efek

estetik. Karena dalam puisi ini terdapat nilai-nilai

estetik atau seni dalam persajakan (rima), penyusunan

irama, pemilihan kata, gaya bahasa, penyusunan alur,

konflik-konflik, dan sebagai karya imaginatif yang

kreatif.

4. Konsep estetik dalam karya sastra puisi ini mengacu

pada perwujudan, potensi dalam karya sastra, dan

Page 37: Buku saku Pramuka

pengembalian makna yang dapat memudahkan untuk

memberi suatu penilaian karya sastra tersebut.

ANALISIS STRUKTURAL PUISI KARYA

THOKAWI

Berjudul ”SURAT RAJA’’

SURAT RAJA

Karya : Thokawi

Page 38: Buku saku Pramuka

Bagaimana aku berjalan

Jika kaki ini menjadi gelap

Meski matahari dan bulan

Terus bergantian tak berkedip

Tebing masih menutupi mataku

Karena burung berjalan disekitarku

Berkicau sumbang ditelingaku

Selalu terdengar ditidurku

Bagaimana aku meringkuh

Page 39: Buku saku Pramuka

Karena masih terus menodong dengan angkuh

Dan selalu kosong

Tak terisi surat raja

A. AnalisisPuisi

1. Lapisannormakaryasastra

a. Lapisansuara

Dalam bait I

Baris I = Ada asonansi a pada

kata “Bagaimana”

Baris II = Ada asonansi i pada

kata “Jika, kaki, ini”

Baris III = Ada aliterasi s

pada kata “ meski”

Baris IV = Ada aliterasi s

pada kata “terus”

Dalam bait II

BarisI = Ada asonansi a

danaliterasingpada kata

Page 40: Buku saku Pramuka

“tebing” danasonansi I pada

kata “menutupi”

Baris II = Ada aliterasingpada

kata “burung”

Baris III = Ada

aliterasingpada kata

“sumbang”

Dalam bait III

Baris I = Ada asonansi a pada

kata “bagaimana”

Baris II = Ada aliterasi s pada

kata “terus’

Baris III =adaaliterasingpada

kata “kosong’

Baris IV = adaasonansi i pada

kata “terisi” danasonansi a

“raja’

b. Lapisansatuanarti

Dalam bait I

Page 41: Buku saku Pramuka

Baris I =

Bagaimanaakuberjalan (Si

penuliskebingunganuntukmen

jalanikehidupannyasehari-

hari)

Baris II = Jika kaki

inimenjadigelap

(Jikahidupinitaktentuarah)

Baris III =

Meskimataharidanbulan

(Meskiantaraimpiandankenyat

aan)

Baris IV =

Terusbergantiantakberkedip

(Meskihidupselaluberjalantan

pahenti)

Bait II

Page 42: Buku saku Pramuka

Baris I

=Tebingmasihmenutupimatak

u (kenanganmasalalu

yang ,masihmembayangi)

Baris II =

Karenaburungberjalan di

sekitarku (karenaangan-

anganpahit yang selalu di

sekitarperjalananhidupku)

Baris III = Berkicausumbang

di telingaku

(selaluterdengardanterasa)

Baris IV = Selaluterdengar di

tidurku (Selaluterbayang di

setiapwaktu)

Bait III

Baris I =

Bagaimanaakumeringkuh

(Bagaimana Ku

menjalanihidup)

BarisII =

Karenamasihterusmenodongd

Page 43: Buku saku Pramuka

enganangkuh

(Karenaselaluterbawaakanbay

anganmasalalu)

Baris III = Dan selalukosong

(Dan selalumembayangi)

Baris IV = Takterisisurat raja

(Takterisikebahagiaan yang

mendalam)

c. Lapisanobyek- obyek yang di kemukakan,

latar, pelaku, danduniapengarang.

Objek-objek yang ditemukan, disebuah

perkampungan, masa lampau, kerajaan

Pelakuatautokoh;sipenyair, warga kampung,

raja

Duniapengarang :. Pengarang

menggambarkan tentang kesengsaraan

kehidupan rakyat jelatayang tak pernah

dihiraukan pendapat mereka.

Si penyairmengungkapkanakan gedundahan

penduduk tentang pendapat mereka yang tak

didengar

Page 44: Buku saku Pramuka

d. Lapisan “DUNIA” yang

tidakusahdinyatakantetapsudahtersiratatau

implicit.

Pada tiap-tiap baik tergambar suasana

hati yang semakin putus asa dengan

keadaan. Tersirat dari kata-kata

bagaimana aku meringkuh.

e. Lapisanmetafisik

Dalam puisi di atas penulis berharap

mendapatkan ketenangan dalam hati dan

kehidupannya bisa kembali.

B. Penilaian

Dalampuisisurat raja diatas penulis

mengungkapkan isi hati. Tentang kegundahan

hari hari yang di jalaninya. Si penulis

mengungkapkan kegundahan jiwa akan hari

yang tidak bersahabat. Karena dalam

kenangannya masih hidup dengan kesedihan

Page 45: Buku saku Pramuka

tentang ketakutan ketakutan yang mengancam.

Sampai waktu yang belum di tentukan penulis

masih mencari ketenangan dalam hati dan

kehidupannya .

Pergantian Tahun (Malam tahun baru)

Malam yang indah

Ditemani angin yang sejuk

Diiringi germuruh gelombang

Dan ombak pantai yang terlihat indah

Malam yang indah

Page 46: Buku saku Pramuka

Ditemani air penghangat

Yang membuat suasana melek

Dan seakan terasa melayang

Malam yang indah

Ditemani suara merdu dari jalan

Seakan akan jalanan

Penuh warna

Dan ditengah-tengah malam

Dihiasi letusan petasan

Menggambarkan bintang-bintang

Melambangkan keceriaan mala mini

Page 47: Buku saku Pramuka

Keindahan dunia ini masih hampa

Kenapa….?

Karena bunga yang diharapkan

Belum bias mekar

PENILAIAN

1. Aliran-aliran penilaian :

a. Absolutisme

Puisi Pergantian tahun(malm tahun baru) dipandang dari

tujuannya sangat baik. Untuk tujuan setiap orang atau

masyarakat. Karena puisi ini mengambil tema Hubungan

manusia dengan sekitarnya. Dan setiap orang wajib

melakukan hal tersebut.

b. Perspektivisme

Karya sastra ini berbeda dengan yang lain yang

kebanyakan mengangkat tema percintaan sedangan ini

Page 48: Buku saku Pramuka

lebih mengarah kepada lingkungan. Dengan demikian

puisi ini mudah dipahami pembacanya.

2. Penilaian berdasar orientasi kepada karya sastra :

a. Kritik mimetik

Puisi ini menceritakan pengalaman penulis yang telah

melakukan sutu kegiatan dimalam hari.

b. Kritik pragmatik

Karya sastra yang dapat memberi contoh kepada setiap

orang untuk menceritakan keadaannya.

c. Kritik ekspresif

Melalui karya sastra pengarang, orang dapat mengetahui

apa yang dipikirkan, apa yang akan dilakukan

selanjutnya oleh pengarang.

d. Kritik objektif

Karya sastra ini di dominan oleh unsur intrinsiknya dari

tema yaitu hubungan seseorang dengan lingkungan..

3. Kriteria penilaian karya sastra :

Page 49: Buku saku Pramuka

Secara keseluruhan kata-kata yang digunakan dalam

puisi ini sudah bai. karena puisi ini mengangkat tema

tentang keadaan lingkungannya pada malam tahun baru.

4. Ciri-ciri empiris sifat estetik karya sastra :

Bahasa yang digunakan dalam puisi ini sedikit susah

untuk di pahami. Orang merasakan keanehan

kebingungan dari sajak “karena bunga yang diharapkan

belum bias mkekar”.

5. Konsep-konsep estetik :

Konsep-konsep estetik dalam puisi ini keluar karena

dalam puisi ini menggunakan gaya bahasa yang baik dan

penuh keindahan.

ANALISIS

1. Analisis struktural : lapis norma karya sastra.

a. Lapis suara (sound straum).

Bila orang membaca puisi (karya sastra) ini, yang

terdengar adalah rangkaian bunyi yang dibatasi jeda

Page 50: Buku saku Pramuka

pendek, agak panjang dan panjang. Akan tetapi, suara itu

bukan hanya bunyi tetapi juga mengandung makna yang

estetik atau indah.

b. Lapis satuan arti (units of meaning).

Baris 1 : Malam yang indah artinya suasana dimalam

hari.

Baris 2 : Ditemani angin yang sejuk yaitu ada semilir

angin yang sejuk.

Baris 3 : Diiringi gemuruh gelombang yaitu ada suara

gelombang.

Baris 4 : Dan ombak pantai yang tertlihat indah yaitu

ada ombak pantai yang indah.

Baris 5 : malam yang indah artinya suasana dimalam

hari

Baris 6 : ditemani air penghangat yaitu kopi.

Baris 7 : yang membuat suasana melek artinya membuat

mata selalu terbuka.

Page 51: Buku saku Pramuka

Baris 8 : dan seakan terasa melayang artinya dan

membuat bahagia

Baris 9 : malam yang indah artinya suasana malam hari

Baris 10 : ditemani suara merdu dari jalan yaitu ada

suara dari jalan.

Baris 11 : seakan akan jalanan artinya jalanan itu.

Baris 12 : penuh warna artinya indah.

Baris 13 : dan ditengah tengah malam artinya tepat

tengah malam.

Baris 14 : dihiasi letusan petasan artinya ada petasan.

Baris 15 : menggambarkan bintang bintang yaitu seperti

bintang

Baris 16:melambangkan keceriaan mala mini artinya

yang memberikan keceriaan

Baris 17: keindahan dunia ini masih hampa artinya

dunianya masih terasa hampa

Baris 18: kenapa..? artinya kenapa

Page 52: Buku saku Pramuka

Baris 19: Karena bunga yang diharapkan artinya

seseorang yang diharapkan

Baris20: belum bias mekar artinya tidak bias dating

menemani.

c. Lapis objek-objek yang dikemukakan,

latar, pelaku, dan dunia pengarang.

Pelaku atau tokoh : aku.

Latar waktu : malam hari.

Latar tempat : Dipantai, dipinggir jalan.

Jadi latar tempat yaitu dipantai dan dipinggir jalanan.

d. Lapis “dunia” yang tidak usah

dinyatakan, tetapi sudah tersirat atau

implisit.

Dipandang dari bunga yang diharapkan belum bias

mekar maka pernyataan tersebut seseorang yang

mengharapkan kehadiran kekasihnya.

e. Lapis metafisik.

Dalam sajak ini tidak terdapat lapis metafisik.

Page 53: Buku saku Pramuka

2. Analisis struktural : hubungan antar unsur

karya sastra.

a. Analisis struktur (tema).

Puisi ' tersebut di atas mengungkapkan tema tentang

keadaan lingkungan. Hal ini dapat kita rasakan dari

beberapa bukti.

Pertama, diksi yang digunakan sangat kentaldengan

kata-kata malam. Kata `dua´ yang digunakan sebagai

judul menggambarkan suasana atau keadaan malam

tahun baru yang penuh keceriaan.

Kata-kata lain yang mendukung tema adalah:

gemuruh gelombang, suara merdu dijalanan, dihiasi

letusan petasan.

 Kedua, dari segi isi puisi tersebut menggambarkan

suasana hatinya pada malam tahun baru.

Dari cara penyair memaparkan isi hatinya, puisi´Doa

´sangat tepat bila digolongkan padaaliran

ekspresionisme, yaitu sebuah aliran yang menekankan

segenap perasaan atau jiwanya.

Page 54: Buku saku Pramuka

Perhatikan kutipan larik berikut :

(1) Malam yang indah

(2) diiringi gemuruh gelombang

(3) bunga yang diharapkan belum bias mekar

Puisi yang bertemakan suasana lingkungannya ini

memang mengungkapkan dialog dirinya dengan

lingkungan sekitarnya

b. Struktur tokoh dan penokohan.

Puisi pergantian tahun ini tokoh dan penokohannya yaitu

orang pertama seba tahu karena puisi ini menceritakan

pengalaman penulis sendiri yang menceritakan suasana

malam tahun baru.

c. Alurnya maju.

Dalam puisi Doa karya Chairil Anwar ini ber alur maju.

Karena penulis menceritakan malam sebelum tahun baru

smpai tahun baru.

Page 55: Buku saku Pramuka

SENYUMAN MAWAR KETIKA MALAM

Oleh : mufid

Sejuk melambai dalam angan

Mawar mekar ketika malam

Nampak indah dengan tudung tercorak

Tenang berdiri dengan tangkainya

Sejuk memangil dalam pandang

Helaian sutra bergelora

Memaku mata terjaga

Kumbang melembut bak kupu

Sejuk bertutur dalam tenang

Menarilah keluguan dengan senyum

Page 56: Buku saku Pramuka

Menghibur di tengah keheningan

Sungguh indah mawar itu

Menafsirkan karya sastra puisi “senyuman mawar ketika

malam”.

Penafsiran dalam kerangka semiotic

Konfensi bahasa

Sajak mufid dalam “senyuman mawar ketika

malam” mengartikan seseorang yang berusaha

tersenyum ketika malam pergantian tahun. Tersirat

bagaimana seseorang itu hanya menikmati kesendirian,

hanya kembang api yang menghibur dan menjadikan dia

nyaman.

Analisis structural lapis suara

Bait pertama :

Baris pertama, kita dapati pertanyaan retoris (pertanyaan

yang menuntut adanya jawaban) dengan ritme suara liris,

kata sejuk melambai dalam angan.

Page 57: Buku saku Pramuka

Baris kedua, kita jumpai adanya asonansi a, yaitu pada

kata mawar mekar ketika malam.

Baris ke tiga, terdapat aliterasi k, yaitu kata nampakkan

tercorak.

Baris ke empat, terdapat asonansi a, yaitu kata terang dan

tangkainya.

Bait kedua

Baris pertama, kedua, ketiga, terdapat asonansi a,a,a,a

pada baris ke empat terdapat asonansi u, yaitu pada kata

kumbang melembut bak kupu.

Bait ke tiga

Pada baris pertama dan ke empat terdapat asonansi u,u,

pada baris ke dua dan tiga terdapat asonansi a, a.

Analisis structural lapis arti

Page 58: Buku saku Pramuka

Seseorang yang berusaha tersenyum ketika malam

pergantian tahun. Dalam ketenangan, mengapa tidak ada

kekasih untukku. Suara petasan hiasi malam itu. Begitu

indah dengan warna-warni.Aku berdiri diatas jalan

trotoar. Dalam tanang datang seorang teman berpakaian

melekat dengan postur tubuhnya hingga aku harus

menjaga mata ini. suara yang lembut dan sopan,

ketenanganku menciptakan suasana baru dengan rasa

malu aku tersenyum. Kedatngannya bagiku sudah

menghibur sunggu indah malam itu.

Tema penokohan dan alur

Tema atau sense

Dalam setiap sajak pasti mengandung tema yang dapat

diartikan sebagai suatu pokok permasalahan bagi

seorang penyair. Begitu pula dalam sajak senyuman

mawar ketika malam mengandung tema yang diangkat

penyair, sebuah tema mengandung dua unsure, yakni

tema umum dan khusus.

Penilaian karya puisi senyuman mawar ketika malam

Page 59: Buku saku Pramuka

senyuman mawar ketika malam adalah dimana

terdapat seseorang yang mengalami kegelisahan

pada saat malam pergantian tahun, hanya warna-

warni dan suasana keras yang dia lihat.

pengarang menyajikan puisis dengan bahasa

yang indah agar bisa menarik perhatian bagi si

pembaca.

penilaian berdasarkan orientasi kepada karya

sastra.

Kritik mimetic

Karya sastra ini menyampaikan ketenangan dalam

menghadapi masalah, dai tahu bahwa kesabaran akan

membuatnya menjadi terhibur.

Kritik pragmatic

Senyuman mawar ketika malam adalah seseorang

yang berusaha tetap tegar, tersenyum di malam

pergantian tahun. Memadu rasa tenang hingga akhirnya

seorang teman mendatanginya, memang terasa pahit tapi

dia cukup terhibur dengan datangnya teman wanita itu.

Page 60: Buku saku Pramuka

Criteria penilaian karya sastra

Puisi itu bermacam-macam, banyak kita jumpai

puisi bersajak sedih, gelisah perumpamaan salah satu

karya mufid.

Page 61: Buku saku Pramuka

BIOGRAFI

Menuntut ilmu di perguruan tinggi IKIP PGRI

Bojonegoro, mengambil program studi Pendidikan

Bahasa dan Sastra indonesia. Yuni Tri Utami, kelahiran

Tuban, 06 Juni 1992, riwayat pendidikan SDN

Mojomalang 1, SMPN 1 Parengan, SMK PGRI 3

Bojonegoro, alamat Desa Mojomalang Kec. Parengan

Kab. Tuban, Motto hidup : syukuri apapun yang telah

engkau terima, tanamkan keiklasan dan kesabaran dalam

setiap langkahmu. Fauzianah Fitri Kurnia Wati,

kelahiran Blora, 12 Juni 1996, riwayat pendidikan SDN

Giyanti 1, SMPN 2 Sambong, SMKN 1 Cepu, alamat

Desa Brawowan Kec. Sambong Kab. Blora, Motto hidup

: jadi yang membanggakan itulah tujuanku, maka dari itu

tak mudah menyerahlah caraku. Dian Wahyu Putri

Ermalasari, kelahiran Blora, 26 Maret 1995, riwayat

pendidikan SDN 2 Randublatung, SMPN4

Randublatung, SMAN 1 Randublatung, Alamat Randu

Blatung Blora, Motto : lebih baik jadi diri sendiri, apa

adanya, dari pada kelihatannya baik tapi munafik.

Ahmad Muzaki El Barok.

Page 62: Buku saku Pramuka

Penulis dapat di kontak melalui email :

[email protected] atau pin: 519F97EA.