-
SNTE-2012 POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
ISBN: 978-602-97832-0-9 1
SUSUNAN PANITIA Panitia Pelaksana :
Pelindung : Abdillah, SE., MSi. Selaku Direktur Politeknik
Negeri Jakarta
Penanggung Jawab : Iwa Sudradjat, ST., MT.
Selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri
Jakarta
Wakil Penanggung Jawab : Ismujianto, ST., MT. Selaku Sekretaris
I Jurusan Teknik Elektro Ir. Anik Tjandra Setiati Selaku Sekretaris
II Jurusan Teknik Elektro
Ketua Panitia : Drs. Aminuddin Debataraja, ST., MSi. Wakil Ketua
: Drs. Abdul Aziz, MMSi. Sekretaris : Mohamad Fathurahman, ST., MT.
Bendahara : Murie Dwiyaniti, ST., MT. Tim Editor Makalah : Ir. Nur
Fauzi Soelaiman, ST., MKom.
Isdawimah, ST., MT. Agus Wagyana, ST., MT. Benny, ST., MT.
Publikasi dan Dokumentasi : Mauldy Laya, S.Kom., M.Kom. Toto
Supriyanto, ST., MT.
Sponsorship : Syupriadi Nasution, ST. A Damar Aji, ST.,
MKom.
Perlengkapan : Indra Z., ST., MKom. Entis Sutisna, ST.
Konsumsi : Dra. Wartiyati, MSi. Serifikat : Drs. Latif Mawardi,
MKom.
Reviewer:
1. Prof. T. Basuruddin, MSc., PhD. (Universitas Indonesia) 2.
Prof. Dr. V.R Singh (Chairman IEEE Delhi Section) 3. Prof. Tsong P.
Perng, PhD. (NTHU-Taiwan) 4. Prof. Dr. Ir. Harry Sudibyo S., DEA.
(Universitas Indonesia) 5. Dr. Santoso Sukirno (Universitas
Indonesia) 6. Prof. Dr. Ir. Eko Tjipto Rahardjo, MSc. (Universitas
Indonesia) 7. Dr.Eng. Son Kuswandi (ITS) 8. Dr-Ing. Cuk Imawan
(Universitas Indonesia) 9. Ir. Era Purwanto, M.Eng. (PENS-ITS) 10.
Ir. Carlos RS, MT., (Politeknik Negeri Sriwijaya) 11. Dr. Ir.
Gibson Hilman Sianipar (ITB) 12. Dr. Hiskia (LIPI) 13. Dr. Drs.
Hanief S. Ghofur, SAg., MHum (Staf Ahli Kemendikbud RI)
Keynote Speaker:
1. Prof. Dr. Ir. Djoko Santoso, MSc. (Dirjen Dikti Kemendikbud
RI) 2. Dr. Ir. Mashury Wahab, M.Eng. (Ketua Asosiasi RADAR
Indonesia, AsRI) 3. Ir. Mombang Sihite, MM. (Presiden Direktur PT.
Azbil Berca Indonesia) 4. Budianto Surbakti, ST., MM. (Sales
Manager Energy & Power Plant Segment
PT.Schneider Electric Indonesia)
-
SNTE-2012 POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
2 ISBN: 978-602-97832-0-9
SAMBUTAN KETUA PANITIA
Kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena kasih dan
rahmat-Nya kita dapat bertemu pada acara Seminar Nasional Teknik
Elektro (SNTE) 2012 dengan tema Peningkatan Kualitas Penelitian
Sains Terapan dalam Upaya Meningkatkan Produktivitas Industri
Nasional. Pelaksanaan seminar ini merupakan agenda Jurusan Teknik
Elektro Politeknik Negeri Jakarta yang rutin diadakan setiap
tahun.
Maksud diadakannya SNTE-2012, memasuki era globalisasi pada
fenomena perubahan bidang sains, teknologi, ekonomi, dan sistem
informasi dengan prespektif yang lebih luas, adanya berbagai
bencana alam yang merupakan tantangan strategis perguruan tinggi
dan instansi penelitian untuk mengaktualisasikan diri dalam
menyelesaikan tantangan ini, serta mewujudkan sumber daya manusia
yang berkualitas, unggul, dan trampil memberdayakan IPTEK. Melalui
seminar ini diharapkan agar kita dapat melengkapi kemampuan
akademik secara integratif, baik dari aspek-aspek teoritik maupun
aspek praktis (terapan) ditengah-tengah perubahan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Adapun tujuan SNTE-2012 sebagai bentuk salah satu pelaksanaan
Tridharma Perguruan Tinggi, untuk mempublikasikan hasil penelitian
secara nasional dan sebagai wahana interaksi kemitraan antara para
peneliti mensinergikan antara penelitian di Perguruan Tinggi dan
inovasi di industri. Dalam proses pengembangan kwalitas potensi
akademik dalam upaya Link and Match antara perguruan tinggi,
lembaga penelitian dan industri, membutuhkan sumber daya yang
memiliki sikap kreatif, inovatif, tanggap terhadap perkembangan
IPTEK untuk mendorong terciptanya masyarakat dialogis dan terbuka,
saling mengisi, membangun untuk mendorong kemandirian bangsa.
Sedangkan sasaran SNTE-2012 terciptanya pembaharuan diri yang
satu dengan yang lain untuk dapat melahirkan pemikiran-pemikiran
strategis sesuai dengan pola ilmiah pokok yang dikembangkan melalui
jalur pengembangan penelitian (riset), teknologi, dan kualitas
akademik untuk mempersiapkan masyarakat mandiri. Seminar Nasional
Teknik Elektro 2012 menampilkan pembicara kunci Prof. Dr. Ir. Djoko
Santoso, MSc., dari Dirjen Dikti Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan RI, Dr. Ir. Mashury Wahab, M. Eng. Ketua Asosiasi RADAR
Indonesia dan Peneliti PPET LIPI Bandung, serta pakar praktisi
mewakili industri di Indonesia. SNTE-2012 diikuti sekitar 90 orang
pemakalah dari berbagai Perguruan Tinggi dan Instansi Penelitian di
Indonesia meningkat dibandingkan dengan SNTE-2011. Peneliti
tersebut berasal dari: Universitas Kristen Petra Surabaya,
Universitas Sultan Ageng Tertayasa Banten, Universitas Brawijaya,
Institut Teknologi Adhitama Surabaya, Universitas Lampung, ITS, UI,
Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, LAPAN, LIPI, Akademi Teknik
Industri Makasar, STIKOM Dinamika Bangsa Jambi, Universitas Negeri
Menado, Universitas Negeri Jakarta, Universitas Riau, Universitas
Sriwijaya Palembang, Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang,
Politeknik Negeri Perkapalan Surabaya, Politeknik Negeri Jakarta
dan Universitas Pancasila.
Kita mengharapkan seminar ini dapat melangkah ke depan lagi,
mengintegrasikan ilmu dan teknologi melalui penelitian dalam
mengatasi permasalahan dan memberikan repon yang tepat, yang
menyumbangkan hal yang positif dalam pembangunan dan perubahan di
dalam masyarakat. Tidak lupa kami ucapan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada para sponsor yang mendukung kegiatan ini
sehingga dapat berjalan sebagaimana mustinya. Dengan
terselenggaranya seminar ini, kami selaku panitia menyampaikan
bahwa kesuksesan SNTE-2012 adalah berkat dukungan, kerjasama, dan
partisipasi dari semua pihak yang terkait. Selamat berseminar
semoga kontribusi yang diberikan oleh para peneliti dapat bermakna
untuk kemakmuran dan kesejahteraan umat manusia.
Depok, 06 Desember 2012 Panitia SNTE-2012 Ketua, Drs. Aminuddin
Debataraja, ST., MSiNIP.19650425 199703 1 001
.
-
SNTE-2012 POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
ISBN: 978-602-97832-0-9 3
SAMBUTAN KETUA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI
JAKARTA
Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Allah Subhanallahu wa
Taala
Sebagai akademisi dan praktisi, kita berkewajiban untuk
menghimpun sinergi dalam menyumbangkan pemikiran konstruktif guna
memajukan bidang ilmu pengetahuan dan teknologi terapan di Negara
kita. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di negara maju
khususnya di bidang teknik elektro telah membawa dunia ini semakin
maju dan ini merupakan peluang sekaligus tantangan bagi kita untuk
memanfaatkannya demi kemajuan dan kesejahteraan bangsa ini.
, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, Seminar Nasional Teknik
Elektro (SNTE) tahun 2012 dapat diselenggarakan sesuai waktu yang
direncanakan. Seminar ini merupakan kegiatan rutin tahunan Jurusan
Teknik Elektro Politeknik Negeri Jakarta sebagai wadah pertemuan
ilmiah para akademisi, peneliti dan praktisi industri.
Seminar Nasional Teknik Elektro (SNTE) tahun 2012 ini, mengambil
tema Peningkatan Kualitas Sains Terapan dan Teknologi dalam Upaya
Meningkatkan Produktivitas Industri Nasional. Dengan tema ini, kami
berharap SNTE 2012 menjadi ajang diseminasi hasil-hasil inovasi
para akademisi dan praktisi sehingga akan semakin meperkaya wawasan
IPTEKS. Melalui seminar ini pula berharap menjadi jembatan emas
untuk menghubungkan para akademisi dengan praktisi industri
sehingga akan terjadi kerjasama riset terapan yang pada akhirnya
akan membawa perubahan dari prototype menjadi produk yang bisa
dinikmati masyarakat.
Seminar nasional ini dapat diselenggarakan dengan baik atas
bantuan berbagai pihak, baik internal maupun eksternal. Maka,
perkenankan kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah berkontribusi atas terselelenggaranya
Seminar Nasional Teknik Elektro tahun 2012. Ucapan terima kasih
secara khusus kami sampaikan kepada keynote speaker, pemakalah,
juga seluruh panitia pelaksana yang telah bekerja maksimal sehingga
seminar ini dapat berlangsung dengan sukses.
Depok, 06 Desember 2012 Jurusan Teknik Elektro PNJ Ketua,
NIP. 19610607 198601 1 002 Iwa Sudradjat, ST. MT.
-
SNTE-2012 POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
4 ISBN: 978-602-97832-0-9
SAMBUTAN DIREKTUR POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan YME
atas segala karunia
dan rahmat-Nya yang diberikan kepada kita sekalian sehingga
sampai saat ini kita dalam keadaan sehat dan dapat melaksanakan
tugas serta kewajiban kita masing-masing tanpa halangan suatu
apapun
Saya menyambut baik dan mengucapkan selamat atas kegiatan
Seminar Nasional Teknik Elektro Politeknik Negeri Jakarta tahun
2012 karena hal ini merupakan tanggung jawab kita bahwa penelitian
merupakan salah satu kewajiban yang harus dilaksanakan dari Tri
Darma Perguruan Tinggi yang harus dilakukan. Untuk mengetahui sudah
sampai seberapa jauh penelitian yang telah dilakukan, maka perlu
dilakukan seminar ini dan yang terpenting jangan sampai ada
duplikasi penelitian yang pada akhirnya jangan sampai terjadi
plagiat.
Menurut Undang-undang Nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan
Tinggi, pada pasal 46 ayat (2) bahwa hasil penelitian wajib
disebarluaskan dengan cara diseminarkan, dipublikasikan dan atau
dipatenkan oleh Perguruan Tinggi. Hal ini berarti seminar ini
merupakan sebuah kewajiban yang harus dilakukan dari suatu hasil
penelitian.
Tak lupa ucapan terima kasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada seluruh Pemangku Kepentingan baik
Akademisi, Pemerintah dan Industri serta Panitia yang mendukung
kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik.
Harapan saya Seminar Nasional Teknik Elektro Politeknik Negeri
Jakarta tahun 2012 ini dapat dijadikan kegiatan rutin dan juga
dapat ditingkatkan menjadi Seminar Internasional aga Visi dan Misi
Politeknik Negeri Jakarta dapat segera tercapai.
Akhir kata saya berharap kepada para Pemangku Kepentingan untuk
terus dapat mendukung kegiatan ini agar Seminar Nasional ini dapat
berjalan dengan sukses dan lancer.
Depok, 06 Desember 2012 Politeknik Negeri Jakarta Direktur,
NIP 19590309 198910 1 001 Abdillah, SE., MSi.
-
SNTE-2012 POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
ISBN: 978-602-97832-0-9 5
JADWAL ACARA SEMINAR NASIONAL TEKNIK ELEKTRO (SNTE)
TAHUN 2012 Waktu Kegiatan Penanggung jawab
08.00 08.30 WIB Registrasi Peserta Penerima tamu
08.30 09.00 WIB
Pembukaan Acara Menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya
Acara
Laporan Ketua Panitia Ketua Panitia SNTE 2012
Sambutan Ketua Jurusan Teknik Elektro Ketua Jurusan Teknik
Elektro PNJ Iwa Sudradjat, ST., MT.
Sambutan Direktur Politeknik Negeri Jakarta Sekaligus Membuka
Seminar Nasional Teknik
Elektro 2012
Direktur Politeknik Negeri Jakarta Abdillah, SE., MSi.
09.00 10.00 WIB
Pembicara Tamu I : Prof. Dr. Ir. Djoko Santoso, MSc.
Dirjen Dikti Kemendikbud RI Masa Depan Pendidikan Politeknik
ditinjau dari sumber daya manusia, kurikulum dan
UU PT
Moderator : Drs. Aminuddin Debataraja, ST., MSi.
10.00 10.15 WIB Coffee Break Panitia
10.15 11.15 WIB
Pembicara Tamu II : Dr. Ir. MashuryWahab, M.Eng.,
KetuaAsosiasi RADAR Indonesia (AsRI)
PerkembanganPenelitianTeknologi RADAR
di Indonesia
Moderator : Indri Neforawati, ST., MT.
10.20 11.55 WIB
Pembicara tamu III : Ir. Mombang Sihite, MM.
President Director of PT. Azbil Berca Indonesia
Moderator : Dra. Wartiyati, MSi.
12.00 12.30 WIB Pembicara Tamu IV : Budianto Surbakti, ST.,
MM.
Sales Manager Global Sales Indonesia Infrastructure Business
Moderator :
PT. Schneider Indonesia
Drs. Syupriadi Nasution, MKom.
12.30 13.00 WIB Ishoma Konsumsi 13.00 15.30 WIB Presentasi Sesi
Paralel Moderator
Ruang Seminar I (Ruang Aula Gedung Q Lantai 3) Sesi Paralel
Waktu Pembicara Judul Makalah Moderator
13.00 13.15 WIB Muhammad Rozali ,
Bhakti Yudho Suprapto dan Djulil Amri
PERANCANGAN GRAPHICAL USER INTERFACE (GUI) UNTUK PENGENDALIAN
SUHU PADA STIRRED TANK HEATER BERBASIS MICROSOFT VISUAL BASIC
6.0
Benny, ST., MT
13.20 13.35 WIB Noveri Lysbetti M dan Edy Ervianto
DATA LOGGER SENSOR SUHU BERBASIS MIKROKONTROLER
Benny, ST., MT
-
SNTE-2012 POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
6 ISBN: 978-602-97832-0-9
Waktu Pembicara Judul Makalah Moderator ATMEGA 8535 DENGAN PC
SEBAGAI TAMPILAN
13.40 13.55 WIB Sofiar Agusta, Tony Mulia dan M. Sidik INSTRUMEN
PENGUJIAN BUTA WARNA OTOMATIS
Benny, ST., MT
14.00 14.15 WIB Arief Budiman dan Prawito
DISAIN DAN IMPLEMENTASI FIELD-PROGRAMMABLE GATE ARRAY UNTUK
IDENTIFIKASI CITRA WAJAH MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORKS
Benny, ST., MT
14.20 14.35 WIB Emir Nasrullah, Agus Trisanto dan Kurnia
Ramdhani
MODEL SISTEM KONTROL PEMILAHAN PRODUK BERBENTUK KOTAK
Benny, ST., MT
14.40 14.55 WIB Aminuddin dan Hiskia
IMPLEMENTASI KONTROL OTOMASITISASI TERINTEGRASI PADA SISTEM FLOW
INJECTION ANALISIS BERBANTUAN MIKROKONTROLER
Benny, ST., MT
15.00 15.15 WIB Kusnadi dan Prawito
KONVERTER AC-DC TIGA FASA TERKENDALI TERHADAP TOTAL HARMONIC
DISTORTION (THD) PADA BEBAN INDUKTIF BERBASIS LAB-VIEW
Benny, ST., MT
15.20 15. 35 WIB Syaprudin dan Darwin SIMULASI SISTEM
FILLING-DRAINING CONTROLLER
Benny, ST., MT
Ruang Seminar II (Ruang Teleconference Gedung Q Lantai 3)
Waktu Pembicara Judul Makalah Moderator
13.00 13.15 WIB Djulil Amri
ANALISA DGA TERHADAP KINERJA TRANSFORMATOR 30 MVA GARDU INDUK
BETUNG MENGGUNAKAN METODE FUZZY
Isdawimah, ST., MT.
13.20 13.35 WIB Rudy Setyabudy, Eko
Adhi Setiawan, Hartono BS dan Budiyanto
PENINGKATAN KINERJA GRID TIE INVERTER PADA JARINGAN LISTRIK
MIKRO SAAT KONDISI ISLANDING DENGAN PENAMBAHAN PERANGKAT UPS
(Uninterrupted Power Supply)
Isdawimah, ST., MT.
13.40 13.55 WIB Masjono
DESAIN DAN SIMULASI KONVERTER ENERGI GELOMBANG LAUT SEBAGAI
PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
Isdawimah, ST., MT.
14.00 14.15 WIB Ferry Johnny Sangari RANCANGAN DAN UJICOBA
PROTOTIPE PEMBANGKIT LISTRIK PASANG SURUT DI SULAWESI UTARA
Isdawimah, ST., MT.
14.40 14.55 WIB Yusak Tanoto, BASELINE ENERGY USE Isdawimah,
-
SNTE-2012 POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
ISBN: 978-602-97832-0-9 7
Waktu Pembicara Judul Makalah Moderator Murtiyanto Santoso
dan
Emmy Hosea BASED RESIDENTIAL LIGHTING LOAD CURVE ESTIMATION: A
CASE OF SURABAYA
ST., MT.
15.00 15.15 WIB Fatahula dan Iksan Kamil RANCANG BANGUN SISTEM
PENGAMAN MOTOR LISTRIK DENGAN BANTUAN PLC
Isdawimah, ST., MT.
15.20 15. 35 WIB Imam Halimi dan EntisSutisna
EFISIENSI ENERGI LISTRIK MENGGUNAKAN CAPASITOR PADA JARINGAN
INSTALASI LISTRIK
Isdawimah, ST., MT.
15.40 15.55 WIB Sutanto
PERUBAHAN JARAK ELEKTRODA TERHADAP ARUS LISTRIK DAN KADAR MINYAK
SERTA LEMAK PADA PENGOLAHAN AIR LIMBAH SECARA ELEKTROKOAGULASI
Isdawimah, ST., MT.
Ruang Seminar III (Ruang kelas PT BADAK Gedung Q Lantai III)
Waktu Pembicara Judul Makalah Moderator
13.00 13.15 WIB Hetty Rohayani. AH dan Herti Yani
RANCANGAN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN BERBASIS WEB (STUDI
KASUS STIKOM DINAMIKA BANGSA JAMBI)
Nur Fauzi Soelaiman, ST., MKom.
13.20 13.35 WIB Suprapto dan Kenty Wantri Anita
SEGMENTASI MORFOLOGI UNTUK MENGKUANTIFIKASI HASIL PEMERIKSAAN
PAP SMEAR DALAM MENDETEKSI KANKER SERVIKS
Nur Fauzi Soelaiman, ST., MKom.
13.40 13.55 WIB Hetty Rohayani. AH dan Herti Yani
ANALISIS SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBELIAN BARANG DENGAN
MENGGUNAKAN FUZZY METODE MAMDANI
Nur Fauzi Soelaiman, ST., MKom.
14.00 14.15 WIB Adhi Mahendra PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP
BOW-TIE PADA APLIKASI ULTRA WIDEBAND
Nur Fauzi Soelaiman, ST., MKom.
14.40 14.55 WIB Mulyono, Aniati Murni
Arimurty dan Dina Cahyati
KAJIAN PEMILIHAN CIRI SEQUENTIAL FORWARD FLOATING SELECTION
(SFFS) DAN TRANSFORMASI KOMPONEN UTAMA PADA DATA CITRA RADAR SKALA
KECIL
Nur Fauzi Soelaiman, ST., MKom.
15.00 15.15 WIB Mauldy Laya dan Juniardi Ibrahim
SISTEM PENGENALAN QRCODE UNTUK APLIKASI OTENTIFIKASI
KEHADIRAN
Nur Fauzi Soelaiman, ST., MKom.
15.20 15. 35 WIB Abdul Aziz dan Muhammad Nur Arifin
PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI BEASISWA PNJ
BERBASIS WEB
Nur Fauzi Soelaiman, ST., MKom.
15.40 15.55 WIB Indri Neforawati dan Hanifa Shofiah APLIKASI
E-LEARNING Nur Fauzi
-
SNTE-2012 POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
8 ISBN: 978-602-97832-0-9
Waktu Pembicara Judul Makalah Moderator KRYPTOGRAFI KLASIK
Soelaiman,
ST., MKom
16.00 16.15 WIB Achmad Bachris Sati
PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PADA PRAKTIK
KEBIDANAN
Nur Fauzi Soelaiman, ST., MKom
Ruang Seminar IV (Ruang kelas PT PLN Gedung Q Lantai III)
Waktu Pembicara Judul Makalah Moderator
13.00 13.15 WIB Agus Susanto
ANALISIS SIMULASI UNTUK MEMPREDIKSI BATAS STABILITAS CHATTER
BERBASIS PERSAMAAN GETARAN SATU DERAJAT KEBEBASAN PADA PROSES
BUBUT
Agus Wagyana, ST., MT.
13.20 13.35 WIB Mat Syaiin, Adi
Soeprijanto, Ontoseno Penangsang dan Jamal
Darusalam Giu
INTEGRASI SUMBER RENEWABLE ENERGY PADA SISTEM DISTRIBUSI
MENGGUNAKAN METODE DIRECT ZBR+IPSO
Agus Wagyana, ST., MT.
13.40 13.55 WIB Toto Supriyanto, Teguh
Firmansyah, dan Achmad Budi Fathoni
RANCANG BANGUN MULTIBAND BAND PASS FILTER DENGAN CROSS OPEN
STUB
Agus Wagyana, ST., MT.
14.00 14.15 WIB
Whempy, Dani Rahmaniar, Dian Figiana, Murie
Dwiyaniti dan Kendi Moro NS
MONITORING POSISI KERETA REL LISTRIK JAKARTA-BOGOR MENGGUNAKAN
GPS DAN KOMUNIKASI GSM
Agus Wagyana, ST., MT.
14.40 14.55 WIB Rika Novita Wardhani
dan Mera Kartika Delimayanti
ANALISIS PENERAPAN METODE KONVOLUSI UNTUK REDUKSI DERAU PADA
CITRA DIGITAL
Agus Wagyana, ST., MT.
15.00 15.15 WIB Mohamad Fathurahman dan Kalamullah Ramli
EFISIENSI KINERJA PENGELOLAAN ENERGI PADA ARSITEKTUR DATA CENTER
KOMPUTASI AWAN MENGGUNAKAN GREENCLOUD
Agus Wagyana, ST., MT.
15.20 15. 35 WIB Latif Mawardi
SISTEM PREDIKSI MAHASISWA DROP OUT DENGAN MENGGUNAKAN METODE
BAYESIAN NETWORK
Agus Wagyana, ST., MT.
15.40 15.55 WIB Wartiyati dan Minto Rahayu
STRATEGI PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN BELA NEGARA DALAM PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN (STUDI KASUS DI PERGURUAN TINGGI)
Agus Wagyana, ST., MT.
-
SNTE-2012 POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
ISBN: 978-602-97832-0-9 9
DAFTAR ISI
Susunan Panitia 1
Sambutan Ketua Panitia 2
Sambutan Ketua Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Jakarta
3
Sambutan Direktur Politeknik Negeri Jakarta 4
Jadwal Acara 5
A. Bidang Teknik Elektronika
Kode Judul Makalah Hal (TE)
TE-01
PERANCANGAN GRAPHICAL USER INTERFACE (GUI) UNTUK PENGENDALIAN
SUHU PADA STIRRED TANK HEATER BERBASIS MICROSOFT VISUAL BASIC 6.0
Muhammad Rozali , Bhakti Yudho Suprapto dan Djulil Amri
01-06
TE-02
DATA LOGGER SENSOR SUHU BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535
DENGAN PC SEBAGAI TAMPILAN Noveri Lysbetti M dan Edy Ervianto
07-12
TE-03 INSTRUMEN PENGUJIAN BUTA WARNA OTOMATIS Sofiar Agusta,
Tony Mulia dan M. Sidik
13-21
TE-04
DISAIN DAN IMPLEMENTASI FIELD-PROGRAMMABLE GATE ARRAY UNTUK
IDENTIFIKASI CITRA WAJAH MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORKS
Arief Budiman dan Prawito
22-26
TE-05
MODEL SISTEM KONTROL PEMILAHAN PRODUK BERBENTUK KOTAK Emir
Nasrullah, Agus Trisanto dan Kurnia Ramdhani
27-34
TE-06
IMPLEMENTASI KONTROL OTOMASITISASI TERINTEGRASI PADA SISTEM FLOW
INJECTION ANALISIS BERBANTUAN MIKROKONTROLER Aminuddin dan
Hiskia
35-41
TE-07 SIMULASI SISTEM FILLING-DRAINING CONTROLLER Syaprudin dan
Darwin
42-48
B. Bidang Teknik Listrik
Kode Judul Makalah Hal (TL)
TL-01 KONVERTER AC-DC TIGA FASA TERKENDALI TERHADAP TOTAL
HARMONIC DISTORTION (THD) PADA BEBAN INDUKTIF BERBASIS LAB-VIEW
01-06
-
SNTE-2012 POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
10 ISBN: 978-602-97832-0-9
Kode Judul Makalah Hal (TL)
Kusnadi dan Prawito TL02 ANALISA DGA TERHADAP KINERJA
TRANSFORMATOR 30 MVA
GARDU INDUK BETUNG MENGGUNAKAN METODE FUZZY Djulil Amri
07-13
TL-03 PENINGKATAN KINERJA GRID TIE INVERTER PADA JARINGAN
LISTRIK MIKRO SAAT KONDISI ISLANDING DENGAN PENAMBAHAN PERANGKAT
UPS (UNINTERRUPTED POWER SUPPLY) Rudy Setyabudy, Eko Adhi Setiawan,
Hartono BS dan Budiyanto
14-21
TL-04 DESAIN DAN SIMULASI KONVERTER ENERGI GELOMBANG LAUT
SEBAGAI PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK Masjono
22-28
TL-05 RANCANGAN DAN UJICOBA PROTOTIPE PEMBANGKIT LISTRIK PASANG
SURUT DI SULAWESI UTARA Ferry Johnny Sangari
29-32
TL-06 BASELINE ENERGY USE BASED RESIDENTIAL LIGHTING LOAD CURVE
ESTIMATION: A CASE OF SURABAYA Yusak Tanoto, Murtiyanto Santoso dan
Emmy Hosea
33-37
TL-07 RANCANG BANGUN SISTEM PENGAMAN MOTOR LISTRIK DENGAN
BANTUAN PLC Fatahula dan Iksan Kamil
38-42
TL-08 EFISIENSI ENERGI LISTRIK MENGGUNAKAN CAPASITOR PADA
JARINGAN INSTALASI LISTRIK Imam Halimi dan EntisSutisna
43-46
C. Bidang Teknologi Informasi dan Telekomunikasi
Kode Judul Makalah Hal (TI)
TI-01 RANCANGAN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN BERBASIS WEB
(STUDI KASUS STIKOM DINAMIKA BANGSA JAMBI) Hetty Rohayani. AH dan
Herti Yani
01-03
TI-02 SEGMENTASI MORFOLOGI UNTUK MENGKUANTIFIKASI HASIL
PEMERIKSAAN PAP SMEAR DALAM MENDETEKSI KANKER SERVIKS Suprapto dan
Kenty Wantri Anita
04-08
TI-03 ANALISIS SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBELIAN BARANG
DENGAN MENGGUNAKAN FUZZY METODE MAMDANI Hetty Rohayani. AH dan
Herti Yani
09-12
-
SNTE-2012 POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
ISBN: 978-602-97832-0-9 11
Kode Judul Makalah Hal (TI)
TI-04 PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP BOW-TIE PADA APLIKASI ULTRA
WIDEBAND Adhi Mahendra
13-22
TI-05 KAJIAN PEMILIHAN CIRI SEQUENTIAL FORWARD FLOATING
SELECTION (SFFS) DAN TRANSFORMASI KOMPONEN UTAMA PADA DATA CITRA
RADAR SKALA KECIL Mulyono, Aniati Murni Arimurty dan Dina
Cahyati
23-29
TI-06 SISTEM PENGENALAN QRCODE UNTUK APLIKASI OTENTIFIKASI
KEHADIRAN Mauldy Laya dan Juniardi Ibrahim
30-33
TI-07 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI BEASISWA PNJ
BERBASIS WEB Abdul Aziz dan Muhammad Nur Arifin
34-44
TI-08 RANCANG BANGUN MULTIBAND BAND PASS FILTER DENGAN CROSS
OPEN STUB Toto Supriyanto, Teguh Firmansyah, dan Achmad Budi
Fathoni
45-51
TI-09 MONITORING POSISI KERETA REL LISTRIK JAKARTA-BOGOR
MENGGUNAKAN GPS DAN KOMUNIKASI GSM Whempy, Dani Rahmaniar, Dian
Figiana, Murie Dwiyaniti dan Kendi Moro NS
52-57
TI-10 ANALISIS PENERAPAN METODE KONVOLUSI UNTUK REDUKSI DERAU
PADA CITRA DIGITAL Rika Novita Wardhani dan Mera Kartika
Delimayanti
58-63
TI-11 EFISIENSI KINERJA PENGELOLAAN ENERGI PADA ARSITEKTUR DATA
CENTER KOMPUTASI AWAN MENGGUNAKAN GREENCLOUD Mohamad Fathurahman
dan Kalamullah Ramli
64-72
TI-12 SISTEM PREDIKSI MAHASISWA DROP OUT DENGAN MENGGUNAKAN
METODE BAYESIAN NETWORK Latif Mawardi
73-78
TI-13 APLIKASI E-LEARNING KRYPTOGRAFI KLASIK Indri Neforawati
dan Hanifa Shofiah
79-83
TI-14 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PADA PRAKTIK
KEBIDANAN Achmad Bachris Sati
84-89
TI-15
PEMANFAATAN NOISE RADAR KAPAL UNTUK PEMANTAUAN CURAH HUJAN
WILAYAH LOKAL Ginaldi Ari, Asif Awaludin
90-94
dan Soni Aulia Rahayu
-
SNTE-2012 POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
12 ISBN: 978-602-97832-0-9
D. Bidang Teknologi
Kode Judul Makalah Hal (EM)
EM-01 ANALISIS SIMULASI UNTUK MEMPREDIKSI BATAS STABILITAS
CHATTER BERBASIS PERSAMAAN GETARAN SATU DERAJAT KEBEBASAN PADA
PROSES BUBUT Agus Susanto.
01-06
EM-02 INTEGRASI SUMBER RENEWABLE ENERGY PADA SISTEM DISTRIBUSI
MENGGUNAKAN METODE DIRECT ZBR+IPSO Mat Syaiin, Adi Soeprijanto,
Ontoseno Penangsang dan Jamal Darusalam Giu
07-14
EM-03 PERUBAHAN JARAK ELEKTRODA TERHADAP ARUS LISTRIK DAN KADAR
MINYAK SERTA LEMAK PADA PENGOLAHAN AIR LIMBAH SECARA
ELEKTROKOAGULASI Sutanto
15-21
E. Bidang Humaniora
Kode Judul Makalah Hal (HU)
HU-01 STRATEGI PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN BELA NEGARA DALAM
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (STUDI KASUS DI PERGURUAN TINGGI)
Wartiyati, Minto Rahayu
01-09
-
SNTE-2012 POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
ISBN: 978-602-97832-0-9 13
PROSIDING
-
SNTE-2012 POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
14 ISBN: 978-602-97832-0-9
-
T E | 1
SNTE-2012 ISBN: 978-602-97832-0-9
PERANCANGAN GRAPHICAL USER INTERFACE (GUI) UNTUK PENGENDALIAN
SUHU PADA STIRRED TANK HEATER BERBASIS
MICROSOFT VISUAL BASIC 6.0
Muhammad Rozali 1, Bhakti Yudho Suprapto2, Djulil Amri
3
1. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Sriwijaya, Jl. Raya Palembang Prabumulih km 32, Indralaya,
30662
Email : [email protected]
Abstrak Heater mempunyai peranan penting dalam proses industri.
Salah satunya fungsi heater digunakan pada stirred tank heater.
Sistem kontrol suhu pada stirred tank heater yang utama adalah
kontrol posisi bukaan burner. Pada penelitian ini, dirancang sebuah
Graphical User Interface (GUI) yang difungsikan sebagai monitoring
suhu dan mengontrol posisi bukaan burner. Metode kontrol yang
digunakan pada kontrol suhu stirred tank heater adalah fuzzy logic
control. Sedangkan bahasa pemrograman yang digunakan adalah
Microsoft visual basic 6.0 pada PC dan codevision AVR dalam
mikrokontrolerATMega 8535. Dari hasil pengujian didapatkan bahwa
persentase kesalahan dari perpindahan posisi bukaan burner terhadap
nilai logika output adalah 0%. Interval waktu pengambilan nilai
error sebelumnya sangat mempengaruhi nilai delta error.
Abstract
Design program control the temperature on stirred tank heater
use fuzzy logic control based visual microsoft basic 6.0. Heater
has an important role in the process industry. One of these
functions is used in stirred tank heater heater. The main
temperature control system instirred tank heater is the control
position openings burner. In this Research, Graphical User
Interface (GUI) serves as a temperature monitoring and controlling
position openings burner. Control method used in temperature
control stirred tank heater is fuzzy logic control. Microsoft
visual basic 6.0 is used to programming language on the PC
andcodevision AVR inmicrocontrollerATMega 8535. From the test
results obtained that the error percentage of displacement position
openings with output logic value is 0%. Time Interval of retrieval
previous error value greatly affects the value of the delta error.
Keyword : Stirred tank heater, GUI, fuzzy logic control, Microsoft
Visual Basic 6.0 1. Pendahuluan Di industri, heater mempunyai
peranan penting dalam proses industri. Salah satunya fungsi heater
digunakan pada Stirred Tank Heater. Stirred Tank Heater adalah
tangki pengaduk yang sering digunakan pada industri kimia untuk
melakukan reaksi secara batch pada skala kecil menghasilkan suatu
material baru. Material baru tersebut merupakan hasil proses dari
pencampuran dua material yang digabungkan menjadi satu atau hanya
menggunakan satu material dengan adanya bantuan katalis sehingga
dapat menghasilkan material yang baru serta dilalui dengan proses
pemanasan. Burner pada stirred tank heater menggunakan gas sebagai
bahan bakar. Posisi bukaan burner sangat
mempengaruhi kenaikan suhu pada stirred tank heater. Untuk
mengontrol suhu agar mencapai set point yang diinginkan, maka
burner tersebut harus dikontrol, agar efisiensi gas bisa maksimal.
Pada penelitian ini dibuat desain rancangan Grapichal User
Interface (GUI) menggunakan microsoft visual basic 6.0 dan
memanfaatkan algoritma fuzzy logic control yang berfungsi sebagai
program kontrol burner pada stirred tank heater. GUI berperan
sebagai alat bantu operator dalam memonitor dan mengontrol suhu
pada stirred tank heater. Sehingga diharapkan dapat melakukan
pengontrolan burner pada stirred tank heater
-
T E | 2
ISBN: 978-602-97832-0-9 SNTE-2012
2. Metode Penelitian Penelitian diawali dengan merancang
peralatan stirred tank heater seperti yang terlihat pada gambar 1.
Sebagai pemanasnya dipergunakan kompor dengan bahan gas sehingga
dapat meningkatkan suhu hingga yang diinginkan. Suhu pada stirred
tank heater ini di ukur menggunakan termokopel type-k dan rangkaian
pengkondisi sinyal sebagai penguat sinyal. GUI mengolah suhu pada
stirred tank heater menggunakan fuzzy logic control, lalu
memberikan sinyal numerik ke kontrol burner dalam hal ini adalah
mikrokontroler. Sinyal tersebut diolah di mikrikontroler untuk
kemudian menentukan aksi yang akan dilakukan oleh burner.
T
Stirred tank
heater
Kontrol burner
Thermometer
burner
GUI
gas
Gambar 1 sistem kendali suhu pada stirred tank heater
Blok diagram dari sistem kendali suhu pada stirred tank heater
menggunakan metode fuzzylogiccontrol ditunjukkan pada gambar 3
berikut:
Gambar 2 blok diagram sistem kendali suhu
2.1. Graphical User Interface (GUI) [1] GUI pada penelitian ini
berfungsi sebagai monitoring dan program kontrol suhu menggunakan
metode fuzzy logic control dan dibuat dengan berbasis Microsoft
visual basic6.0.
Gambar 3 tampilan GUI kontrol suhu
2.2. Microsoft Visual Basic 6.0 [2] Microsoft visual basic 6.0
merupakan program yang digunakan untuk membuat GUI. Program ini
berfungsi untuk memproses suhu yang terbaca pada stirred tank
heater sehingga menjadi crisp fuzzy input logic control. Crisp
input tersebut berupa error dan delta error (selisih error sekarang
dan error sebelumnya). Kedua crisp input tersebut akan di proses
oleh fuzzy logic control.Output dari fuzzy logic control berupa
suatu nilai untuk pemilihan logika bukaan burner. Data ini dikirim
ke mikrokontroler melalui komunikasi serial RS232.
2.3. Fuzzy logic control [3] Fuzzy logic control akan
mengevaluasi tiap fuzzy input yaitu error dan delta error dari
hasil pembacaan suhu stirrer tank heater kemudian melakukan
perhitungan sinyal kontrol melalui tahapan fuzzifikasi, evaluasi
rule dan defuzzifikasi. Sistem inferensi fuzzy yang digunakan yaitu
metode Mamdani.
2.3.1. Fuzzifikasi Fuzzifikasi merupakan proses mengubah crisp
input menjadi fuzzy input. Dalam perancangan fuzzy logic control
ini terdapat 2 fungsi keanggotaan fuzzy input (Error dan delta
error).
Gambar 4 fungsi keanggotaan error
-
T E | 3
SNTE-2012 ISBN: 978-602-97832-0-9
Gambar 5 fungsi keanggotaan deltaerror
Gambar 6 fungsi keanggotaan crispoutput
2.3.2. Evaluasi aturan Metode pengambilan keputusan (inferensi)
yang digunakan dalam pemrograman ini adalah metode min (minimum),
dimana hasil fuzzifikasi input error dan delta error diambil
derajat keanggotaan terkecil. Nilai keanggotaan terkecil dimasukkan
ke dalam tabel basis aturan fuzzy.
Tabel 1 Basis aturan fuzzy
Untuk mendapatkan nilai fuzzy output pada model fuzzyMamdani
yaitu dengan menggunakan metode Largest Of Maximum (LOM). Dimana
nilai fuzzy output didapat dari nilai terbesar pada tabel basis
aturan fuzzy. Dan nilai crisp output didapat dari nilai terbesar
pada himpunan fuzzy output. 2.3.3. Defuzzifikasi Defuzzifikasi
berperan dalam mengubah nilai fuzzy output menjadi nilai crisp
output . Nilai crisp output akan menentukan aksi yang akan
dilakukan oleh motor stepper sebagai penggerak burner. 2.4.
Flowchart Perancangan Program Kontrol Suhu
Gambar 7 Flowchart Perancangan Program
2.5. Flowchart GUI
Gambar 8. FlowchartGUI
2.6. Flowchart Logika Bukaan Burner
-
T E | 4
ISBN: 978-602-97832-0-9 SNTE-2012
Gambar 9. flowchart logika bukaan burner
Tabel 2 berikut adalah proses aktifasistepper, dimana pada saat
data berada diantara 0 dan 4, maka motor stepper akan bergerak
membuka burner dengan delay 50 ms per step. Tabel 3 adalah proses
aktifasistepperdimana pada saat data lebih besar dari 4, maka motor
stepper akan bergerak membuka burner dengan delay 50 ms per step.
Tabel 2 adalah proses aktifasi stepper, dimana pada saat data sama
dengan 0, maka motor stepper akan bergerak membuka dan menutup
burner dengan delay 50 ms per step.
Tabel 2. Langkah langkah motor stepper
open burner
Step ke-
Pin pada mikrokontroler
D.4 D.5 D.6 D.7 1 1 1 0 0 2 0 1 1 0 3 0 0 1 1 4 1 0 0 1
Tabel 3. Langkah langkah motor steppercloseburner
Step ke-
Pin pada mikrokontroler
D.4 D.5 D.6 D.7 1 1 0 0 1 2 0 0 1 1 3 0 1 1 0 4 1 1 0 0
3. Hasil dan Pembahasan Untuk menguji pemrograman fuzzy logic
control akan dilakukan secara bertahap. Tahap pertama akan
dilakukan pengujian pemrograman fuzzifikasi tahap kedua dilakukan
pengujian pemrograman evaluasi aturan dan tahap terakhir adalah
pengujian pemrograman defuzzifikasi.
Dalam pengujian fuzzy mengunakan text input pada program dan
membandingkannya dengan perhitungan manual. Sebagai contoh akan
dicari nilai derajat keanggotaan dari suatu fuzzy input yaitu error
= 3 dan dengan fungsi keanggotaan diperlihatkan pada gambar 10
berikut:
Gambar 10. Fungsi keanggotaan error
Pada Gambar diatas, crisp input error = 3 akan memotong derajat
keanggotaan Z dan PS. Maka derajat keanggotaan dapat ditentukan
sebagai berikut :
Sedangkan untuk fuzzy input delta error yaitu dengan -1 dengan
fungsi keanggotaan diperlihatkan seperti gambar dibawah ini:
Gambar 11. Fungsi keanggotaan delta error
Pada Gambar diatas, crisp input delta error = -1 akan memotong
derajat keanggotaan NS dan Z. Maka derajat keanggotaan dapat
ditentukan sebagai berikut :
Langkah selanjutnya yaitu melakukan Pengujian pemrograman
evaluasi aturan. Karena pada Fuzzifikasi error hanya ada 2 fungsi
keanggotaan yang tidak bernilai 0 dan pada delta error juga hanya
ada 2 fungsi keanggotaan yang tidak bernilai 0 maka hanya ada 4
rule saja yang tidak bernilai 0 yaitu :
E_Z dan DE_NS
-
T E | 5
SNTE-2012 ISBN: 978-602-97832-0-9
E_Z dan DE_Z
E_PS dan DE_NS
= E_PS dan DE_Z
Setelah tahap evaluasi aturan, tahap berikutnya yaitu Pengujian
program defuzzifikasi. Pada model fuzzy mamdani, output fuzzy
didapatkan dengan metode Largest of Maximum (LOM). Solusi crisp
diperoleh dengan cara mengambil nilai terbesar dari domain yang
memiliki nilai keanggotaan maksimum.
= max (0,33 ; 0,4 ; 0,33 ; 0,6) = 0,6
Dari penyelesaian diatas dan berdasarkan tabel basis aturan
diketahui bahwa domain yang bernilai maksimum adalah O1 dengan
nilai 0,6. Dimana nilai fuzzy output O1 setelah defuzzifikasi
didapatkan crisp output yaitu 1.
Hasil pengujian diatas selanjutnya dibandingkan dengan hasil
crisp output pada GUI yaitu sebagai berikut :
Gambar 12. Tampilan hasil fuzzyoutput
Pada fuzzy logic control terdapat tujuh crisp output yang
berfungsi sebagai logika kontrol bukaan burner. Pada perancangan
program kontrol burner di mikrokontroler perpindahan satu step
berlangsung selama 50 ms dan satu step sama dengan 0,9O
.
Berikut adalah hasil pengujian perubahan posisi bukaan burner
dari 0O sampai dengan 180O.
(a) (b)
Gambar 13. Posisi bukaan burner (a) 0O (b) 180
O
Tabel 4. Pengujian kontrol burner
Dari data tabel 6diatas dapat dilihat persentase kesalahan
kontrol burner antara posisi bukaan burner perhitungan dan
pengujian yaitu dengan persamaan berikut:
=
Sehingga didapatlah persentase kesalahan masing masing fuzzy
output terhadap kontrol bukaan burner sebagai berikut:
Tabel 5.persentase kesalahan kontrol burner
Dari hasil pengujian fuzzy logic control didapat nilai
keanggotaan fuzzy input error dan delta error, nilai pada tabel
basis aturan, nilai fuzzy output serta nilai crisp output adalah
sama dengan program yang dirancang. Pada pengujian kontrol burner
didapat perpindahan posisi burner pada perhitungan sama dengan
pengujian. Tabel berikut menunjukkan tingkat keakuratan perpindahan
posisi bukaan burner terhadap masing-masing logika output.
Tabel 6 persentase tingkat kesalahan perpindahan posisi
bukaan burner
Logika output Persentase (%) 1 0 2 0 3 0 0 0 4 0 5 0 6 0
Rata rata 0
-
T E | 6
ISBN: 978-602-97832-0-9 SNTE-2012
Dari Tabel 6 di atas diketahui bahwa tingkat kesalahan
perpindahan posisi bukaan burner terhadap logika output secara
keseluruhan adalah 0 %.
4. Kesimpulan Berdasarkan pelaksanaan perancangan dan pengujian
yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa: 1.
Interval waktu pengiriman data ke mikrokontroler
dapat menentukan jumlah bukaan burner. 2. Persentase kesalahan
perubahan posisi bukaan
burner terhadap logika output adalah 0%. 3. Interval waktu
pengambilan nilai error sebelumnya
sangat mempengaruhi nilai delta error.
Daftar Acuan [1]. Gladen, Jonathan, 2000, Introduction to
the
Graphical User Interface, New York: Xerox PARC and GUI, 1
[2]. Tim Penyusun, 2005, Panduan Pemograman dan Referensi Kamus
Visual Basic 6.0. Madiun : Penerbit Andi.
[3]. Kusuma, Dewi, 2003, Artificial Inteligence (teknik dan
aplikasinya), Yogyakarta: Graha Ilmu.
-
T E | 7
SNTE-2012 ISBN: 978-602-97832-0-9
DATA LOGGER SENSOR SUHU BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535
DENGAN PC SEBAGAI TAMPILAN
Noveri Lysbetti M1, Edy Ervianto
2
1 Elektro, Teknik, Universitas Riau, Kampus Bina Widya,
Pekanbaru, 28293, Indonesia 2
Instrumentation and Control, Universitas Riau, Kampus Bina
Widya, Pekanbaru, 28293, Indonesia
Email : [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prinsip kerja dari
Data Logger Sensor Suhu Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535 Dengan
Personal Computer (PC) Sebagai Tampilan. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metoda merancang simulasi alat untuk
mendeteksi dan merekam data-data suhu di dalam sebuah ruangan atau
suhu benda-benda dalam setiap detik. Oleh karena itu, data logger
untuk sensor suhu, berfungsi sebagai pencatat data suhu dan
menampilkan hasil pencatatan suhu secara terus-menerus melalui
monitor PC. Sensor suhu yang digunakan adalah tipe DS1621, yang
membaca suhu dengan range pengukuran dari 00C sampai 500C. Kemudian
hasil pembacaan suhu dikirim ke mikrokontroler ATmega 8535 untuk
diproses sebelum dikirim melalui RS232 menuju ke monitor PC untuk
di tampilkan dalam bentuk tabel. Untuk membuat database dan
tampilan pada layar monitor digunakan software Visual Basic 6.0.
Dari hasil pengujian data logger sensor suhu ini dapat digunakan
untuk mengukur suhu ruangan dan suhu suatu benda dengan
kenaikan/penurunan suhu sebesar 0,50
C. Error dari pengukuran sensor adalah 2,03%. Data Logger Sensor
Suhu Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535 Dengan PC Sebagai
Tampilan, telah bekerja sesuai dengan prinsip kerjanya.
Abstract
TEMPERATURE CENSOR OF DATA LOGGER BASED ON ATMEGA 8535
MICROCONTROLLER WITH PC DISPLAY. This research is aimed to observe
the principle procedure of Temperature Logger Data Sensor based on
Atmega 8535 Microcontroller with Personal Computer Display. This
research uses method for designing equipment simulation for
detecting and recording temperature in a room or things for every
second. Therefore, the function of Temperature Logger Data Sensor
is to measure and display the temperature continuously through PC
monitor. The type of temperature censor used is DS1621 which can
measure temperature from 0C up to 50C. The data is processed in
Atmega 8535 microcontroller, and then the result is sent to PC
monitor through RS232 which display data in table. Visual Basic 6.0
is used to create database and display data in monitor. The result
of the study shows that the Temperature Data Logger Sensor can be
used to measure temperature of rooms or things which fluctuation
range of 0,5
C and the error of 2,03%. The Temperature Data Logger Sensor
based on the Atmega 8535 microcontroller works according to the
procedure.
Keywords : Data Logger, DS1621 Temperatur Censor,
Microcontroller ATmega 8535, 232 Interface Serial,
Thermocouple.
1. Pendahuluan Seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi di
segala bidang, maka meningkat pula daya pikir manusia akan
teknologi tinggi sebagai kebutuhan. Dari perkembangan kompleks
tersebut, tentu muncul teknologi-teknologi baru. Kemajuan teknologi
sangat membantu dalam
bidang informasi. Seperti halnya sensor, yang kini banyak
digunakan untuk mendapatkan informasi yang diinginkan tanpa
keterbatasan ruang dan waktu dengan mendayagunakan secara maksimal
cara kerja sistem sensor tersebut, yang dalam aplikasianya dibantu
dengan mikrokontroler.
-
T E | 8
ISBN: 978-602-97832-0-9 SNTE-2012
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat
pesat sekali, terutama hal-hal yang dapat membantu pekerjaan
manusia sehingga menjadi lebih mudah dan efisien. Seperti melakukan
pencatatan suhu yang saat ini dilakukan secara manual membuat
pekerjan menjadi tidak efisien. Apalagi jika pencatatan suhu
diakukan secara terus-menerus dengan pencatatan suhu tiap jam.
Misalnya pencatatan statistik suhu dari sebuah kota, gunung,
ruangan, ruang pembakaran pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas, dll
pasti akan lebih mudah tanpa harus mencatat secara manual dengan
waktu tertentu. Dalam hal ini dibutuhkan suatu alat yang dapat
membuat pekerjaan tersebut menjadi lebih efisien dan mudah. Hanya
dengan memasang sensor suhu tersebut pada ruangan atau benda maka
dapat diketahui berapa suhunya secara terus menerus dan data
pengukuran dari sensor suhu dapat disimpan ke dalam sebuah PC
berbentuk file (data base) dengan jangka waktu yang lama tergantung
kapasitas harddisk yang digunakan pada PC tersebut. Data yang
disimpan juga dapat diakses kapanpun dan data suhu beberapa bulan
yang lalu dapat kita lihat di layar monitor bentuk grafik atau
tabel. Tampilan pada monitor dibuat menggunakan program visual
basic 6.0. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk membuat sebuah
data logger suhu yang menggunakan PC sebagai display dan tempat
penyimpanan data hasil pengukuran suhu, dan menguji kinerja dari
sistem Data Logger Suhu. 1.1. Perekam Data (Data Logger) Data
logger adalah suatu alat elektronik yang berfungsi mencatat data
dari waktu ke waktu secara continue. Beberapa data logger
menggunakan Personal komputer dan software sebagai tempat menyimpan
data dan menganalisa data. Data yang disimpan di harddisk dapat
diakses kapanpun kita ingginkan. Hal ini termasuk beberapa
perangkat akuisisi data seperti plug-in board atau system
komunikasi serial yang menggunakan komputer sebagai sistem
penyimpanan data real time. Hampir semua pabrikan menganggap sebuah
data logger adalah sebuah perangkat yang berdiri sendiri
(standalone device) yang dapat membaca berbagai macam tipe sinyal
elektronika dan menyimpan data didalam memori internal untuk
kemudian di-download ke sebuah komputer. Logging data (data
logging) adalah proses otomatis pengumpulan dan perekaman data dari
sensor untuk tujuan pengarsipan atau tujuan analisis. Sensor
digunakan untuk mengkonversi besaran fisik menjadi sinyal listrik
yang dapat diukur secara otomatis dan akhirnya dikirimkan ke
komputer atau mikroprosesor untuk pengolahan. Berbagai macam sensor
sekarang tersedia. Sebagai contoh, suhu, intensitas cahaya,
tingkat
suara, sudut rotasi, posisi, kelembaban relatif, pH, oksigen
terlarut, pulsa (detak jantung), bernapas, kecepatan angin, dan
gerak. Selain itu, banyak peralatan laboratorium dengan output
listrik dapat digunakan bersama dengan konektor yang sesuai dengan
data logger. Data logger (perekam data) adalah sebuah alat
elektronik yang mencatat data dari waktu ke waktu baik yang
terintegrasi dengan sensor dan instrument didalamnya maupun
ekternal sensor dan instrumen. Atau secara singkat data logger
adalah alat untuk melakukan data logging. Biasanya ukuran fisiknya
kecil, bertenaga baterai, portabel, dan dilengkapi dengan
mikroprosesor, memori internal untuk menyimpan data dan sensor.
Beberapa data logger diantarmukakan dengan komputer dan menggunakan
software untuk mengaktifkan data logger dan melihat dan menganalisa
data yang terkumpul, sementara yang lain memiliki peralatan
antarmuka sendiri (keypad dan LCD) dan dapat digunakan sebagai
perangkat yang berdiri sendiri (Stand-alone device). Data logger
berbasis PC (PC-Based data logger) menggunakan komputer, biasanya
PC, untuk mengumpulkan data melalui sensor dalam rangka
menganalisis dan menampilkan hasilnya. Sistem data logger juga
dapat menyediakan fitur tambahan seperti perhitungan waktu proses
pemantauan alarm dan kontrol. SCADA (Supervisory Control Dan Data
Acquisition) merupakan evolusi lebih lanjut dari sistem data logger
berbasis komputer, dimana data disajikan dalam bentuk grafis
sehingga operator dapat mengawasi percobaan atau proses. Karena
fleksibilitas dari data logger berbasis komputer, mereka sekarang
digunakan dalam berbagai aplikasi dan industri. Sistem data logger
memiliki skalabilitas yang tinggi dan setidaknya 8 input hingga
ribuan. Peralatan dasar untuk pengukuran berbasis komputer terdiri
dari sensor, unit scanner atau pengukuran komputer dan beberapa
perangkat lunak aplikasi yang dirancang untuk data logging
aplikasi. Biasanya, sensor yang dipasang ke perangkat sinyal
input-output yang pada gilirannya dihubungkan ke komputer
menggunakan port standar seperti RS232, Ethernet atau USB. Atau
dipasang langsung ke bus komputer. Sebagai tambahan, printer juga
berguna untuk membuat grafik cetak atau laporan. Perangkat lunak
yang teradapat pada komputer biasanya digunakan untuk mengelola
pengumpulan data, display, penyimpanan dan analisis dan transmisi
data. Sistem data logger berbasis komputer dapat sub kategori untuk
menjadi baik terpusat atau terdistribusi. Salah satu keuntungan
menggunakan data logger adalah kemampuannya secara otomatis
mengumpulkan data setiap 24 jam. Setelah diaktifkan, data
logger
-
T E | 9
SNTE-2012 ISBN: 978-602-97832-0-9
digunakan dan ditinggalkan untuk mengukur dan merekam informasi
selama periode pemantauan. Hal ini memungkinkan untuk mendapatkan
gambaran yang komprehensif tentang kondisi lingkungan yang
dipantau, contohnya seperti suhu udara dan kelembaban relatif.
Selain data logger, ada instrumen lain yang digunakan untuk
mengumpulkan data yang disebut sistem akuisisi data. Istilah
logging data dan data akuisisi sering digunakan secara bergantian.
Namun, dalam konteks sejarah mereka cukup berbeda. Sebuah data
logger adalah sebuah sistem akuisisi data, tetapi system akuisisi
data tidak selalu merupakan data logger. Ada beberapa perbedaan
antara data logger dengan sistem akuisisi data 1.2. Sensor Suhu
DS1621 DS1621 adalah thermometer digital dan thermostat yang
memiliki resolusi output sebesar 9 bit. Alarm panas keluaran (Tout)
aktif ketika suhu dari peralatan melebihi suhu yang telah di atur
(TH). Alarm panas keluaran masih akan aktif sampai suhu turun pada
suhu yang telah di atur (TL). DS1621 ini memiliki beberapa
keistimewaan seperti dapat mengukur suhu dari -550C sampai 1250C,
mampu membaca suhu hingga 9-bit, dan di supply mulai dari 2,7 V
sampai 5,5 V. DS1621 Memiliki jangkauan pengukuran suhu antara -55C
hingga +125C dengan akurasi 0.5C. Tegangan outputnya adalah 10mV/C.
Tegangan output dapat langsung dihubungkan dengan salah satu port
mikrokontroler yang memiliki kemampuan ADC, misalnya ATmega8535.
ADC pada ATmega8535 memiliki resolusi 10-bit, yang dapat memberikan
keluaran 210 = 1024. Bila digunakan catu daya 5V, resolusi yang
dihasilkan adalah 5000mV/1024 = 4.8mV. Karena LM35 memiliki
resolusi output 10mV/C, maka resolusi termometer yang dibuat dengan
ATmega8535 adalah 10mV/4.8mV ~ 0.5C. Keluaran sensor ini akan naik
sebesar 10 mV setiap derajad celcius sehingga diperoleh persamaan
sebagai berikut :
V = Suhu C x10 mV .....persamaan 1 2. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini berupa
1. Studi literatur yang berkaitan dengan sensor suhu,
Mikrokontroler Atmega 8535, Interface serial RS-232, perekam
data.
2. Merancang simulasi alat untuk mendeteksi dan merekam
data-data suhu di dalam sebuah ruangan atau suhu benda-benda dalam
setiap detik.
3. Melakukan pengujian di lapangan untuk mengetahui besar suhu
yang ditampilkan berdasarkan hasil dari sensor suhu.
4. Membaca hasil pengujian/pengamatan. 5. Menganalisa hasil
pengujian/pengamatan.
Diagram blok dari perancangan alat perekam data, dapat dilihat
pada gambar 1.
Dari gambar 1, diagram blok Data Logger Sensor Suhu Berbasis
Mikrokontroler Atmega 8535 Dengan PC Sebagai Display terdiri atas 4
bagian yaitu peranti Masukan, Mikrokontroler, antarmuka
(interface), keluaran. Pada bagian Peranti masukan digunakan sebuah
sensor suhu yaitu jenis DS1621 yang merupakan sebuah sensor suhu.
Bagian mikrokontroler yang digunakan adalah jenis ATmega 8535 jenis
ini lebih bagus dan memiliki lebih besar onboard memory. Di bagian
Interface digunakan komunikasi jenis serial RS-232 untuk
menghubungkan antara mikrokontroler dengan Personal Computer (PC).
Dan pada bagian keluaran digunakan sebuah PC untuk dapat menyimpan
hasil pembacaan suhu di dalam Hardisk dan ditampilkan di layar
monitor berupa grafik dan tabel. Secara singkat prinsip kerja blok
diagram adalah sensor suhu DS1621 membaca suhu yang kemudian hasil
pengukuran di proses di dalam mikrokontroler untuk dikirim melalui
RS2-32 menuju komputer untuk disimpan di dalam PC. Hasil pengukuran
yang telah diterima PC ditampilkan di layar monitor dan disimpan di
dalam hardisk. 3. Hasil dan Pembahasan Pengujian dilakukan untuk
mendapatkan besarnya suhu yang diukur pada setiap detiknya. 1.
Pengujian pengukuran suhu ruangan Suhu yang dibaca oleh sensor
DS1621 adalah 310C dan suhu yang dibaca oleh termokopel 30,60C.
Suhu tersebut adalah suhu ketika dilakukan pengukuran secara
bersamaan tanpa ada dipengaruhi oleh sesuatu. Hasil pengukuran
tersebut terlihat bahwa ada selisih atau perbedaan antara
termokopel dengan logger suhu sebesar 0,40C.
Gambar 1. Diagram blok alat
2. Pengujian dengan memberikan panas solder ke sensor suhu
-
T E | 10
ISBN: 978-602-97832-0-9 SNTE-2012
Data Logger perubahan suhu yang dipanaskan dengan solder, dapat
dilihat pada tabel 1. Dari tabel 1 dapat dilihat, pada 12:38:50
suhu 310C adalah suhu ruangan. Pada saat 12:39:07 sensor suhu mulai
dipanaskan dengan solder selama satu menit sampai 12:40:08 dan
terlihat terjadi peningkatan suhu. Kenaikan suhu selama dipanaskan
terjadi setiap 5-6 detik sebesar 0,50C. Penurunan suhu setelah
tidak dipanaskan lagi sebesar 0,50
C adalah lebih lama dari waktu penurunan suhu sebelumya. Jadi
sensor suhu DS1621 ini lebih lambat dalam menyesuaikan diri dengan
suhu lingkungan (suhu ruangan) setelah sensor diberi perubahan suhu
dengan solder.
Tabel 1. Data Logger perubahan suhu yang dipanaskan dengan
solder
Tanggal Jam Suhu
16/09/2011 12:38:50 31 16/09/2011 12:39:09 31 16/09/2011
12:39:10 31.5 16/09/2011 12:39:16 31.5 16/09/2011 12:39:17 32
16/09/2011 12:39:21 32 16/09/2011 12:39:22 32.5 16/09/2011 12:39:25
32.5 16/09/2011 12:39:26 33 16/09/2011 12:39:30 33 16/09/2011
12:39:31 33.5 16/09/2011 12:39:35 33.5 16/09/2011 12:39:36 34
16/09/2011 12:39:41 34 16/09/2011 12:39:43 34.5 16/09/2011 12:39:48
34.5 16/09/2011 12:39:49 35 16/09/2011 12:39:54 35 16/09/2011
12:39:55 35.5 16/09/2011 12:40:08 35.5 16/09/2011 12:40:09 35
16/09/2011 12:40:21 35 16/09/2011 12:40:22 34.5 16/09/2011 12:40:36
34.5 16/09/2011 12:40:37 34 16/09/2011 12:40:59 34 16/09/2011
12:41:00 33.5 16/09/2011 12:41:26 33.5 16/09/2011 12:41:27 33
16/09/2011 12:42:11 33 16/09/2011 12:42:13 32.5 16/09/2011 12:42:21
32.5 16/09/2011 12:43:22 32 16/09/2011 12:45:20 32 16/09/2011
12:45:21 31.5 16/09/2011 12:49:55 31.5 16/09/2011 12:49:56 31
3. Pengujian dengan memberikan dingin es batu ke sensor suhu
Pengujian dengan es batu ini hampir sama dengan pengujian dengan
solder. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui berapa lama sensor
suhu untuk kembali normal (membaca suhu ruangan) setelah
didinginkan dalam satu menit oleh es batu. Dari pengujian ini dapat
dilihat berapa lama sensor suhu akan turun suhunya sebesar 0,50
C. Tabel 2 menunjukkan data logger perubahan suhu setelah
didinginkan sampai suhu kembali seperti semula (suhu ruangan).
Dari data logger suhu tabel 2, jam 12:18:53 logger mulai
mencatat suhu yang dibaca sensor sebesar 300C. Suhu tersebut adalah
suhu ruangan sebelum didinginkan dengan es batu. Sensor suhu mulai
didinginkan pada waktu 12:19:00 selama satu menit hingga pada waktu
12:20:00 dengan suhu paling rendah yang terekam adalah sebesar
27,50C. Setelah melihat hasil logger suhu 4.3 dapat diketahui bahwa
satu menit sensor suhu didinginkan dengan es suhu dapat turun
hingga pada suhu 27,50
C dan untuk kembali kepada suhu awal (suhu ruangan) membutuhkan
waktu lebih kurang 10 menit.
Tabel 2. Data Logger perubahan suhu didinginkan dengan es
batu
4. Pengujian dengan menyentuh sensor suhu dengan
jari
-
T E | 11
SNTE-2012 ISBN: 978-602-97832-0-9
Pengujian ini juga dilakukan untuk mengetahui perubahan suhu
apabila sensor suhu disentuh dengan jari. Perbedaan pengujian ini
dengan pengujian sebelumnya adalah jika sebelumnya hanya mengukur
suhu dengan meningkatkan dan menurunkan suhu kemudian dilihat
berapa lama waktu sensor suhu kembali ke suhu awal (suhu ruangan)
atau berapa lama menyesuaikan dengan suhu sekitar sensor maka
pengujian dengan menyentuhkan jari pada sensor suhu ini akan di uji
bagaimana jika benda yang akan di logger suhunya tersebut harus
menyentuh sensor suhu. tabel 3 menunjukkan data logger perubahan
suhu setelah sensor suhu disentuh menggunakan jari. Hasil pengujian
pada tabel 3 menunjukkan, perubahan suhu yang terjadi pada saat
sensor suhu disentuh selama satu menit berubah-ubah hingga suhu
tertinggi adalah 330
C. Hal ini menunjukan bahwa alat ini dapat digunakan untuk
mengukur suhu suatu benda artinya alat ini tidak hanya digunakan
untuk mengukur suhu ruangan saja.
Tabel 3. Data Logger perubahan suhu pada saat sensor suhu
disentuh dengan jari
5. Pengujian keakuratan sensor suhu DS1621
Tabel 4. Persentase error sensor suhu DS1621
N O
S U H U Sensor DS1621(0 Thermokopel (C) 0 Error (%) C)
1 11 10.4 5.76 2 14 13.5 3.70 3 17 16.6 2.40 4 24 23.4 2.50 5 31
30.3 2.31 6 33 32.6 1.20 7 36 35.5 1.40 8 39 38.6 1.03 9 42 41.4
0.01
10 44 43.4 0.01 Rata-rata 2.03
Pengujian ini berguna untuk melihat seberapa akurat sensor
DS1621 dibandingkan dengan termokopel. Pengujian ini dilakukan
dengan memberikan perubahan suhu pada sensor DS1621 dan pada
termokopel dengan sebuah oven digital. Dari pengujian tersebut
diambil beberapa data pengukuran suhu DS1621 dan hasil pengukuran
termokopel. Hasil pengukuran data tersebut beserta error dari
pengujian ini dapat dilihat pada tabel 4. Untuk mendapatkan error
dari sensor suhu DS1621 digunakan rumus :
%1001621 xtermokopelsuhu
DSsuhutermokopelsuhuerror = ....persamaan 2
Dari rumus tesebut maka diperoleh data seperti pada tabel 4,
dengan rata-rata error 2,03 %. Faktor yang mempengaruhi terjadinya
error tersebut karena tingkat kepekaan sensor termokopel lebih baik
dari pada sensor DS1621. Dengan error 2,03% sensor DS1621 masih
dapat dikatakan layak untuk digunakan sebagai alat untuk mengukur
suhu. 4. Kesimpulan Dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa : 1.
Data logger ini dapat digunakan untuk memantau
suhu suatu ruangan atau suhu suatu benda dengan sensor suhu yang
menempel pada benda tersebut.
1. Alat ini hanya disetting untuk mengukur suhu antara 00C
sampai 500C dengan kenaikan atau penurunan suhu 0,50
2. Error kesalahan pengukuran suhu adalah 2,03%. C.
3. Data logger sensor suhu ini dapat bekerja sesuai dengan yang
diinginkan yaitu dapat berfungsi sebagai pencatat suhu dengan waktu
pencatatan suhu setiap detik.
-
T E | 12
ISBN: 978-602-97832-0-9 SNTE-2012
Ucapan Terima Kasih Penulis mengucapkan Terima Kasih kepada Jhon
Freddy M., AMd sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan
baik. Daftar Acuan [1]. Agus, Kurniawan, Pemrograman COM, DCOM,
dan COM+ dengan Visual Basic 6.0. Elex Media Komputindo,
Jakarta, 2003.
[2]. Lingga, Wardhana, Belajar Sendiri Mikrokontroller AVR Seri
ATMega 8535, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2006.
[3]. Malvino, A., Prinsipprinsip Elektronika Jilid 1, Edisi
Ketiga, Erlangga, Jakarta, 1986.
[4]. Romanson, F., Perancangan Sistem Interface RS232 Berbasis
Mikrokontroler AT89C2051, 2006.
[5]. Sonoku, Data Logger Bagian-2, http://sonoku.com, akses Mei
2011.
-
T E | 13
ISBN: 978-602-97832-0-9 SNTE-2012
INSTRUMEN PENGUJIAN BUTA WARNA OTOMATIS
Sofiar Agusta1, Tony Mulia2, M. Sidik
3
1,2. Departemen Fisika, FMIPA, Universitas Indonesia, Jalan.
Salemba Raya, Jakarta Pusat, 10430, Indonesia 3. Departemen Ilmu
Kesehatan Mata, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jalan
Salmba Raya, Jakarta
Pusat, 10430, Indonesia
E-mail: [email protected]
ABSTRAK
Salah satu gangguan yang terjadipada mataadalah buta warna.Buta
warna adalah suatu keadaan dimana seseorang tidak dapat membedakan
warna tertentu yang bisa dibedakan oleh orang dengan mata
normal.Seseorang yang menderita buta warna dapat disebabkan oleh
kelainan sejak lahir atau akibat penggunaan obat-obatan yang
berlebihan. Buta warna umumnya diderita oleh laki-laki, sedangkan
wanita hanyalah sebagai gen pembawa/resesif.Tujuan: penelitian ini
bertujuan memudahkan user, dokter maupun pelayanan kesehatan dalam
melakukan tes buta warna secara massal, dengan membuat suatu
program berbasis visual basic 6.0 . Metode: membandingkan hasil tes
buta warna yang dilakukan secara konvensional menggunakan Instrumen
pengujian tes buta warna otomatis menggunakan software berbasis
visual basic dengan perangkat bantuan berupa notebook dan tablet.
Kesimpulan: 1) Instrumen Pengujian Tes Buta Warna Otomatisdapat
berfungsi dengan baik dalam melakukan tes buta warna secara
otomatis, 2) Instrumen Pengujian Tes Buta Warna Otomatisini user
friendly dan mudah digunakan, 3) Instrumen Pengujian Tes Buta Warna
Otomatisini memenuhi persyaratan untuk mengajukan HAKI.
ABSTRACT
One of the disruption of the eye is color blind. Color blindness
is a condition in which a person can not distinguish certain colors
that can be distinguished by a person with normal eyes. A person
suffering from color blindness can be caused by abnormalities since
birth or due to the use of excessive drugs. Color blindness is
generally suffered by men, while women are just as gene carrier /
recessive.This study aims to facilitate users, physicians and
health care in performing the color blind test mass, to create a
program based on visual basic 6.0. Methods: compare the color blind
test results conducted using conventional Ishihara test book with
color blindness test automation system using visual basic-based
software with the help of notebook and tablet form. Conclusions: 1)
the color blind test automation systems can function well in a
color blind test automatically, 2) the color blind test automation
system is user friendly and easy to use, 3) color blind test
automation system meets the requirements to apply for HAKI
proposal.
Keywords: color vision, color blind, ishihara book test, tes
farnsworth munsell
1. Pendahuluan Salah satu gangguan yang terjadi pada mata adalah
buta warna.Buta warna adalah suatu keadaan dimana seseorang tidak
dapat membedakan warna tertentu yang bisa dibedakan oleh orang
dengan mata normal.Seseorang yang menderita buta warna dapat
disebabkan oleh kelainan sejak lahir atau akibat penggunaan
obat-obatan yang berlebihan.Buta warna umumnya diderita oleh
laki-laki, sedangkan wanita hanyalah sebagai gen pembawa/resesif.
Kemajuan ilmu kedokteran dan ilmu pengetahuan pada umumnya
memunculkan peralatan medis yang semakin
canggih dalam upaya memerangi penyakit atau melakukan deteksi
lebih dini pada kondisi-kondisi tertentu.Salah satu perkembangan
dari kemajauan ilmu kedokteran adalah Pengetesan buta warna
menggunakan buku Ishihara Test. Tes buta warna saat ini sangat
dibutuhkan bagi dunia industri, pendidikan, maupun pemerintahan.
Hal ini di sebabkan oleh ketergantungannya manusia dalam pekerjaan
atau pendidikan yang erat sekali berhubungan dengan warna. Ishihara
test adalah sebuah metode pengetesan buta warna yang dikembangkan
oleh Dr. Shinobu Ishihara. Tes ini pertama kali dipublikasi pada
tahun 1917 di Jepang.Sejak saat itu, tes ini terus digunakan di
seluruh dunia, sampai sekarang. Tes buta warna Ishihara terdiri
-
T E | 14
SNTE-2012 ISBN: 978-602-97832-0-9
dari lembaran yang didalamnya terdapat titik-titik dengan
berbagai warna dan ukuran.Titik berwarna tersebut disusun sehingga
membentuk lingkaran. Warna titik itu dibuat sedemikian rupa
sehingga orang buta warna tidak akan melihat perbedaan warna
seperti yang dilihat orang normal. Tes berikutnya adalah tes
Farnsworth munsell. Tes ini berfungsi sebagai tes lanjutan dari tes
Ishihara yang hanya dapat menentukan kelainan partial atau
tidaknya. Sedangkan tes farnsworth munsell, bisa melakukan
screening kelemahan warna tertentu, seperti kelemahan terhadap
warna merah (protan), kelemahan terhadap warna hijau (deutan), dan
kelemahan terhadap warna biru (tritan). Kedua tes Ishihara dan
farnsworth Munsell ini mempunyai kelemahan yaitu berupa media tes.
Media yang digunakan adalah lembaran kertas bagi ishihara dan
koin-koin warna dari kertas bagi farnsworthmunsell. Media tes ini
sendiri hanya dapat dilakukan pada ruangan bercahaya putih dengan
intensitas penerangan yang cukup, sehingga melakukan tes buta warna
ini tidak bisa di sembarang tempat/ruangan dengan bercahaya redup
dan menggunakan cahaya kemerahan atau lampu pijar. Hal ini
merupakan salah satu dari kelemahan tes konvensional, karena jika
penerangan ruangan tidak sesuai dengan ketentuan standar, maka
warna pada media tes pun akan berubah. Media lembaran kertas bagi
ishihara pun mempunyai kelemahan berupa pemudaran warna, mudah
robek dan bisa saja salah satu dari lembaran tes terselip ataupun
hilang. Sedangkan media koin-koin warna pada tes farnsworth munsell
sendiri, memiliki kelemahan berupa pemudaran warna, mudah robek dan
bentuk koin yang sangat kecil, sehingga bisa hilang atau tercecer.
TesisInstrumen pengujian buta warna otomatis ini menggunakan
software visual basic ini akan mencoba berusaha menggantikan buku
ishihara tes dan farnsworth munsell yang selama ini menjadi
pegangan bagi para dokter mata. Penelitian ini mengacu pada sifat
dari buku yang mudah robek, dan pemudaran warna apabila sudah lama
terpakai. Buta Warna Buta warna adalah suatu kelainan yang
disebabkan ketidakmampuan sel-sel kerucut mata untuk menangkap
suatu spektrum warna tertentu yang disebabkan oleh faktor genetis
(Birch, 2001). Buta warna merupakan kelainan genetika yang
diturunkan dari orang tua kepada anaknya, kelainan ini sering juga
disebut sex linked, karena kelainan ini dibawa oleh kromosom X.
Artinya kromosom Y tidak membawa faktor buta warna. Hal inilah yang
membedakan antara penderita buta warna pada laki-laki dan
Klasifikasi Buta Warna
perempuan. Seorang
perempuan terdapat istilah 'pembawa sifat', hal ini menunjukkan
ada satu kromosom X yang membawa sifat buta warna. Perempuan dengan
pembawa sifat, secara fisik tidak mengalami kelainan buta warna
sebagaimana wanita normal pada umumnya, tetapi wanita dengan
pembawa sifat berpotensi menurunkan faktor buta warna kepada
anaknya kelak. Apabila pada kedua kromosom X mengandung faktor buta
warna maka seorang wanita tersebut menderita buta warna.
Ada tiga jenis gangguan penglihatan terhadap warna, yaitu:
1.Monochromacy Monochromacy adalah keadaan dimana seseorang hanya
memiliki sebuah sel pigmen cones atau tidak berfungsinya semua sel
cones . Monochromacy ada dua jenis, yaitu rodmonochromacy dan cone
monochromacy .
a. Rod monochromacy (typical) adalah jenis buta warna yang
sangat jarang terjadi, yaituketidakmampuan dalam membedakanwarna
sebagai akibat dari tidakberfungsinya semua cones retina .
Penderitarod monochromacy tidak dapat membedakan warna sehingga
yang terlihat hanya hitam, putih dan abu-abu.
b. Cone monochromacy (atypical) adalah tipe monochromacy yang
sangat jarang terjadi yang disebabkan oleh tidak berfungsinya dua
sel cones. Penderita cone monochromacy masih dapat melihat
warnatertentu, karena masih memiliki satu sel cones yang
berfungsi.
2.Dichromacy Dichromacy adalah jenis buta warna dimana salah
satu dari tiga sel cone tidak ada atau tidak berfungsi. Akibat dari
disfungsi salah satu sel pigmen pada cone, seseorang yang menderita
dikromatis akan mengalami gangguan penglihatan terhadap warna-warna
tertentu. Dichromacy dibagi menjadi tiga bagian berdasarkan sel
pigmen yang rusak.
a. Protanopia adalah salah satu tipe dichromacy yang disebabkan
oleh tidakadanya photoreseptor retina merah . Padapenderita
protanopia, penglihatan terhadapwarna merah tidak ada. Dichromacy
tipe initerjadi pada 1% dari seluruh pria.Protanopia juga dikenal
dengan buta warnamerah-hijau seperti terlihat pada gambar 1.
-
T E | 15
ISBN: 978-602-97832-0-9 SNTE-2012
b. Deutanopia adalah gangguan penglihatan
terhadap warna yang disebabkan tidak adanya photoreseptor
retinahijau seperti terlihat pada gambar 2.
c. Tritanopia adalah keadaan dimana seseorang
tidak memiliki short-wavelength cone. Seseorang yang menderita
tritanopia akan mengalami kesulitan dalam membedakan warna biru dan
kuning dari spektrum cahaya tampak. Tritanopia disebut juga buta
warna biru-kuning dan merupakan tipe dichromacy yang sangat jarang
dijumpai.
3.Anomalous trichromacy Anomalous trichromacy adalah
gangguan
penglihatan warna yang dapat disebabkan oleh faktor keturunan
atau kerusakan pada mata setelah dewasa. Penderita
anomaloustrichromacy memiliki tiga sel cones yang lengkap, namun
terjadi kerusakan mekanisme sensitivitas terhadap salah satu dari
tiga sel reseptor warna tersebut .
a. Protanomaly adalah tipe anomalous trichromacy dimana terjadi
kelainanterhadap long-wavelength (red) pigment,sehingga menyebabkan
rendahnyasensitifitas terhadap cahaya merah . Artinyapenderita
protanomaly tidak akan mampumembedakan warna dan melihat
campuranwarna yang dapat dilihat oleh mata normal. Penderita juga
akan mengalami penglihatan yang buram terhadap warna spektrum
merah. Hal ini mengakibatkan mereka dapat salah membedakan warna
merah dan hitam. Pergeseran panjang gelombangnya bisa kita lihat
pada gambar 3.
b. Deuteranomaly disebabkan oleh kelainan pada
bentuk pigmen middle-wavelength (green)
Sama halnya dengan protanomaly, deuteranomaly tidak mampu
melihat perbedaan kecil pada nilai hue dalam area spektrum untuk
warna merah, orange, kuning, dan hijau. Penderita salah dalam
menafsirkan hue dalam region warna tersebut karena hue-nya lebih
mendekatiwarna merah.Perbedaan antara keduanya yaitu penderita
deuteranomaly tidak memiliki masalah dalam hilangnya penglihatan
terhadap kecerahan (brigthness). Pergeseran panjang gelombang bisa
kita lihat pada gambar 4.
c. Tritanomaly adalah tipe anomolous
trichromacy yang sangat jarang terjadi,baik pada pria maupun
wanita. Pada tritanomaly, kelainan terdapat pada shortwavelength
pigment (blue).Pigmenbiruinibergeserke area hijau
darispektrumwarna.Tidakseperti protanomaly dan deuteranomaly,
tritanomaly diwariskanoleh kromosom 7. Inilah alasan
mengapapenderita tritanomaly sangat jarangditemui.
-
T E | 16
SNTE-2012 ISBN: 978-602-97832-0-9
BLOK DIAGRAM SISTEM PENELITIAN Blok diagram pada penelitian ini
bisa kita lihat pada gambar 5. Penelitian ini dimulai dengan
pengujian buta warna menggunakan buku tes ishihara 17 plate. Hasil
dari pengujian buta warna menggunakan buku ishihara ini
dibandingkan dengan instrumen pengujian buta warna otomatis
menggunakan tablet dan notebook. Hasil dari kedua pengujian
tersebut dibandingkan untuk mendapatkan kesimpulan. Ishihara Test
Peralatan untuk tes buta wana ini berupa buku yang berisi
plate-plate warna yang disusun dari bulatan-bulatan kecil
berwarna-warni sehingga membentuk sebuah image berupa angka. Untuk
pengujiannya pun tidaklah sulit, karena hanya dengan menunjukkan
gambar-gambar yang ada kepada pasien lalu pasien di minta untuk
menyebutkan angka yang ada.Untuk lebih
jelas mengenai plate-plate warna tersebut, bisa kita lihat pada
gambar 6.
Gambar 6. Plate-plate Ishihara test Farnsworth Munsell test
Peralatan berikutnya adalah tes farnsworth munsell. Tes ini
merupakan tes kelanjutan dari tes ishihara.Pada tes ishihara, hasil
yang didapat hanyalah mendiagnosa apakah pasien mengalami buta
warna parsial atau tidak. Sedangkan pada tes farnsworth munsell,
tes ini bisa mendiagnosa dengan melakukan screening kelemahan warna
tertentu, seperti kelemahan terhadap warna merah (protan),
kelemahan terhadap warna hijau (deutan), dan kelemahan terhadap
warna biru (tritan) (Birch, 2001). Untuk pengujian tes farnsworth
munsell D-15 ini pun tidaklah sulit. Pasien diminta untuk menghafal
urutan-urutan warna pada koin-koin yang sudah disiapkan.Lalu kita
melakukan acak warna pada koin-koin warna tersebut.Setelah
koin-koin warna tersebut di acak, maka pasien di minta untuk
mengurutkan kembali warna-warna yang ada.Setelah selesai, maka kita
bisa menyocokkan urutan warna yang telah di susun kembali oleh
pasien.Untuk lebih jelas mengenai koin-koin warna pada tes
farnsworh munsell, bisa di lihat pada gambar 7.
Gambar 7. Koin-koin warna farnsworth munsell Instrumen Pengujian
Buta Warna Otomatis Pada instrumen pengujian buta warna otomatis
ini, dibuat menggunakan alat bantu berupa notebook dan tablet PC.
Untuk spesifikasi dari notebook yang di pakai adalah sebagai
berikut : 1. Merek : Fujitsu
Start
Masukkan data dokter
Masukkan data pasien
Tes ishihara
Hasil tes ishihara
Score < 60%?
Tes Farnsworth Munsell
Simpan, Print
Hasil tes farnsworth munsell
Finish
-
T E | 17
ISBN: 978-602-97832-0-9 SNTE-2012
2. Operating System : Windows 7 Home Basic 64 bit
3. Processor : AMD E450 dual CPU 4. Memory Graphics : Radeon HD
Graphics 512
MB 5. RAM : 6 GB 6. Display : WXGA HD with LED
BackLight Sedangkan spesifikasi tablet PC yang di gunakan adalah
sebagai berikut : 1. Merek : Cyrus 2. Operating System :Android
Ginger Bread V.2.3 3. Processor : Cortex A8 1 Ghz 4. Memory RAM :
512 MB 5. Display :LCD with HD (High
Definition) Display 6. Koneksi : WiFi 2. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menguji parameter tes yang ada
berupa tes konvensional yang selama ini di gunakan oleh
dokter-dokter mata, setelah itu lalu di bandingkan dengan menguji
parameter konvensional yang sudah di rubah menjadi bentuk perangkat
lunak berbasis PC dan tablet yang dapat berjalan secara otomatis.
Hasil dari kedua tes ini akan dibandingkan dan dihitung tingkat
kesalahan yang ada pada instrumen pengujian buta warna otomatis
ini, agar bisa mengetahui seberapa jauh instrumen pengujian buta
warna otomatis ini dapat digunakan sebagai pengganti tes
konvensional berupa buku ishihara dan tes fanrsworth munsell yang
masih berupa koin-koin warna. Pembuatan Perangkat Lunak Instrumen
pengujian buta warna otomatis Berdasarkan hasil analisis kebutuhan
informasi pengguna dan disain perangkat lunak instrumen pengujian
buta warna otomatis, maka perangkat lunak ini dapat segera dibuat
guna menjawab kebutuhan tersebut. Dalam pembuatan perangkat lunak
apapun, antar muka juga memegang peranan yang penting. Antar muka
dapat memudahkan user dalam mengoperasikan perangkat lunak yang
telah dibuat. Oleh karena itu, antar muka pada tes buta warna ini
dibuat menarik dan sederhana sehingga petugas dapat mengoperasikan
perangkat lunak ini dengan mudah. 3. Hasil dan Impementasi Tampilan
Muka (Interface) Tampilan muka pertama ini menampilkan tampilan
awal dari perangkat lunak yang dibuat. Disini terdapat judul dari
program dan nama mahasiswa dari pembuat
program. Tampilan awal ini bisa kita lihat pada gambar 8.Pada
tampilan awal ini terdapat tombol masuk dan tombol keluar. Tombol
masuk, akan ke tampilan berikutnya dari program yaitu berupa tombol
input data dari dokter sebagai user dari program ini yang bisa di
lihat pada gambar 9.Serta tombol keluar untuk keluar dari program
tes buta warna ini.
Gambar 8. Tampilan awal dari Instrumen pengujian buta warna
otomatis
Gambar 9. Tampilan kedua dari Instrumen pengujian buta warna
otomatis
Tampilan Input Data Dokter Pada tampilan input data dokter,
disini kita bisa memilih data dokter yang sudah ada sebelumnya pada
field pilih dokter, lalu kita klik tombol pilih atau kita juga bisa
menambahkan data dokter yang baru dengan mengklik tombol tambah,
atau mengedit data dokter yang sudah ada dengan mengklik tombol
edit. Tampilan program bisa di lihat pada gambar 10.
Gambar 10. Tampilan pilih/tambah/edit dokter
-
T E | 18
SNTE-2012 ISBN: 978-602-97832-0-9
Pada tombol tambah, kita bisa memasukkan data dokter yang baru,
lantas memasukkan nama dokter secara lengkap pada field nama
dokter, lalu memasukkan nomor Induk kepegawaian dengan mengisi
field NIK dan selanjutnya memilih bidang keahlian dan status pada
field bidang keahlian dan field status. Setelah semua field di isi
secara lengkap, maka kita bisa mengklik tombol simpan. Setelah di
klik tombol simpan, maka data yang kita isikan tadi, akan secara
otomatis masuk di dalam listing field pilih doker. Lalu kita pilih
nama dokter yang sudah kita isikan datanya, setelah itu tekan
tombol pilih. Tampilan Input Data Pasien Sebelum kita memasukkan
data pasien, maka setelah kita memilih tombol pilih pada tampilan
input dokter, maka akan ke tampilan tombol masukkan data pasien.
Tampilan nya bisa kita lihat pada gambar 11.Pada tampilan itu, kita
tekan tombol masukkan data pasien, agar dapat menginput data pasien
baru, atau memilih data pasien lama. Setelah tombol masukkan data
pasien ditekan, maka akan tampil pada tampilan input data pasien.
Pada tampilan ini, kita bisa memilih data pasien lama yang
sebelumnya pernah berkonsultasi dengan mengklik pada field pilih
pasien. Pada field pilih pasien kita bisa memilih salah satu dari
listing yang ada, sehingga user/dokter tidak perlu repot kembali
dengan mengisi data pasien baru. Tampilan bisa kita lihat pada
gambar 12.
Gambar 11. tampilan tombol masukkan data pasien Untuk mengisi
data pasien baru, kita bisa mengklik pada tombol tambah.Maka
field-field yang telah tersedia harus kita isi sesuai dengan data
pasien yang sebenarnya. Field yang tersedia antara lain: 1. Nama
pasien 2. Tempat lahir 3. Tanggal lahir 4. Jenis kelamin 5.
Pekerjaan 6. Nomor handphone
7. Alamat 8. Status
Gambar 12. Tampilan pilih/edit/simpan pasien Setelah mengklik
tombol pilih, maka akan ke tampilan berikutnya yaitu tampilan untuk
memulai proses pengetesan buta warna. Proses pengetesan buta warna
yang pertama adalah pengetesan dengan menggunakan plate-palte
ishihara yang sudah di scan. Setelah kita mengklik tombol start,
maka akan muncul plate ishihara test yang akan muncul per 10 detik,
dengan 5 option jawaban yang tersedia d bawahnya. Apabila sampai 10
detik, pasien tidak mengetahui jawabannya, maka software akan
melanjutkan ke plate berikutnya secara otomatis dan pasien di
anggap salah dalam memilih jawaban yang tersedia. Tampilan pada
software bisa kita lihat pada gambar13.
Gambar 13. Tampilan plate ishihara dan pengetesan buta warna
Setelah pengetesan buta warna menggunakan plate-plate ishihara
tes selesai dilakukan, maka kita dapat melihat hasil tes dari buta
warna dengan mengklik tombol lihat hasil setelah itu kita dapat
melihat hasilnya seperti pada gambar 14.
-
T E | 19
ISBN: 978-602-97832-0-9 SNTE-2012
Gambar 14. Tampilan hasil setelah melakukan tes buta
warna Hasil tes berupa prosentase. Apabila hasil prosentasenya
kurang dari 60%, maka pasien akan melanjutkan ke tes berikutnya
yaitu tes farnsworth munsell. Tombol tes farnsworth munsell sendiri
secara otomatis akan muncul apabila hasil yang didapat kurang dari
60%. Sebelum kita melakukan pengetesan buta warna menggunakan
farnsworth munsell, kita dapat menyimpan dan mencetak hasil
tersebut menggunakan printer. Hasil datanya berupa file pdf.
Setelah kita mengklik tombol cetak pdf, maka akan muncul nama data
yang akan di simpan ke dalam folder instalasi software tersebut.
Nama file tersebut disesuaikan dengan tanggal dan jam saat file
disimpan. Selain kita dapat menyimpan dan mencetak, kita juga bisa
mengirim hasil tes tersebut melalui email, ke seluruh penjuru dunia
menggunakan fasilitas internet. Fasilitas email tersebut terbatas
pada email pengirim. Email pengirim hanya bisa menggunakan
fasilitas dari google mail. Tetapi untuk penerima, email tidak
dibatasi, dengan kata lain kita bisa mengirim email ke alamat
manapun di seluruh penjuru dunia. File pdf secara otomatis menjadi
sisipan atau lampiran yang akan dikirimkan ke email tujuan dengan
mengklik tombol kirim. Tampilan softwarenya bisa kita lihat pada
gambar 15.
Gambar 15. Tampilantoolbox untuk mengirim email
Tes kedua adalah tes farnsworth munsell. Saat kita mengklik
tombol farnsworth munsell di komputer makaakan tampil seperti
gambar 16.
Gambar 16. Tampilan urutan-urutan warna gradasi yang
berurut Pada tampilan ini, pasien di minta untuk mengingat
urutan-urutan warna yang telah tersusun sesuai gradasinya.Setelah
pasien di rasa cukup waktu dalam mengingat urutan-urutan warna
tersebut, maka dokter atau user dapat mengklik tombol lanjut pada
komputer. Maka setelah itu, komputer akan mengacak warna-warna yang
telah berurutan tadi dan pasien diminta untuk menyusun kembali
sesuai dengan urut-urutan yang telah di ingat sebelumnya. Prosesnya
adalah menggunakan tablet dengan mendrag warna-warna yang ada
dibawah dan di taruh kedalam kolom yang tersedia. Tampilan ini bisa
kita lihat pada gambar 17. Setelah semua urutan-urutan warna di
sesuaikan dengan urutan-urutan yang telah di ingat sebelumnya, maka
pasien dapat mengklik tombol selesai, dan pada komputer user bisa
mengklik tombol lihat hasil. Maka kita akan mendapatkan hasil dari
tes farnsworth munsell tersebut pada komputer.Tampilan bisa kita
lihat pada gambar 18.
Gambar 17. Proses pengacakan warna
-
T E | 20
SNTE-2012 ISBN: 978-602-97832-0-9
Gambar 18. Hasil tes farnsworth munsell
Hasil yang di dapat pada tes farnsworth munsell ini kita rujuk
terhadap kesalahan-kesalahan urutan warna yang di susun. Untuk
lebih jelasnya maka kita bisa lihat pedoman pada gambar dibawah
19a, 19b, 19c, 19d.
Gambar 19.a. Mata Normal
Gambar 19.b. Mata dengan kelainan Protan
Gambar 19.c. Mata dengan kelainan Deutan
Gambar 19d. Mata dengan kelainan tritan 4. Simpulan Pada bagian
ini akan ditarik kesimpulan atas pembahasan terhadap pengolahan
data hasil penelitian. Kesimpulan ini akan menjawab tujuan dari
penelitian, selain itu juga berisi tentang saran penelitian
sehingga diharapkan dapat dilanjutkan oleh peneliti yang akan
datang dan dapat memberikan manfaat lebih lanjut. Dari data hasil
penelitian dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1.
Percobaan menggunakan metode tes buta warna
secara otomatis menggunakan perangkat lunak berbasis visual
basic 6.0 menggunakan notebook dan tablet tidak berbeda dari hasil
yang di dapat dengan metode konvensional dengan menggunakan
ishihara book test. Dengan kata lain, perangkat lunak yang di
gunakan, bisa dijadikan acuan dan pegangan dalam melakukan tes buta
warna dan dapat membantu user maupun dokter agar pekerjaan dalam
melakukan tes buta warna menjadi mudah dan cepat.
2. Pada metode tes buta warna secara otomatis ini, masih
terdapat kesalahan-kesalahan kecil yang di akibatkan kurang
pahamnya pasien dalam menggunakan teknologi terbaru berupa layar
sentuh pada tablet. Hal ini bisa di edukasikan terlebih dahulu
kepada pasien agar dapat melakukan tes buta warna secara benar
dengan menggunakan layar sentuh.
5. Saran Penelitian ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
berbagai keterbatasan yang ada, oleh karena itu direkomendasikan
untuk: 1. Melakukan penelitian lebih lanjut dengan
menampilkan edukasi yang diperlukan, agar pasien bisa
menggunakan teknologi terbaru berlayar sentuh.
2. Memperbaiki hasil akhir pada tes farnsworth munsell, sehingga
hasil yang di dapat bisa di tampilkan secara otomatis.
-
T E | 21
ISBN: 978-602-97832-0-9 SNTE-2012
DAFTAR PUSTAKA [1]. Birch, J. (2001). Diagnosis of Detective
Color
Vision. London: Oxford University Press.
[2]. Bruce James& Chris Chew& Antony Bron. (2006).
Lecture Note on Ophthalmology. Erlangga.
[3]. Gabriel, d. J. (1996). Fisika Kedokteran. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
[4]. Richard S. Snell, M. A. (2006). Clinical Anatomy of The
Eye.
[5]. Ramadhan, A. (2004). Microsoft Visual Basic 6.0. Jakarta:
Elex Media Computindo.
[6]. Kementerian Kesehatan RI. (2007). Laporan Nasional
Riskesdas 2007. Retrieved October 30, 2012, from Kementerian
Kesehatan RI:
http://www.ppid.depkes.go.id/index.php?option=com_docman&task=doc_download&gid=53&Itemid=87
[7]. Kementrian Kesehatan RI. (2011). Profil Data Kesehatan
Indonesia Tahun 2011. Retrieved October 30, 2012, from Kementrian
Kesehatan RI:
http://www.depkes.go.id/downloads/Buku%20PSPK%202011%20-%202014.pdf
[8]. Majalah Kesehatan, m. (2011, March 20). Buta Warna, mengapa
terjadi dan bagaimana mengetahuinya. Retrieved October 30, 2012,
from majalah kesehatan:
http://majalahkesehatan.com/buta-warna-mengapa-terjadi-bagaimana-mengetahui/
[9]. Philips, M. E. (2007). Learning PHP and My SQL. United
Stated: O'Reilly Media, Inc.
[10]. Ramadhan, A. (2006). Pemograman Web Database dengan PHP
dan My SQL. jakarta: Elex Media Komputindo
[11]. Jay Neitz, J. C. (2001). Color Vision Almost Reason Enough
for Having Eyes. Color Vision, 26-30.
[12]. Ratri Widianingsih, A. H. (2010). Aplikasi Tes Buta Warna
Dengan Metode Ishihara Berbasis Komputer. Aplikasi Tes Buta Warna
Dengan Metode Ishihara Berbasis Komputer, 36-41.
-
T E | 22
SNTE-2012 ISBN: 978-602-97832-0-9
DISAIN DAN IMPLEMENTASI FIELD-PROGRAMMABLE GATE ARRAY UNTUK
IDENTIFIKASI CITRA WAJAH MENGGUNAKAN ARTIFICIAL
NEURAL NETWORKS
Arief Budiman1, Prawito
1
1. Departemen Fisika, FMIPA,Universitas Indonesia, Depok
16424
E-mail: [email protected], [email protected]
Abstrak
Mikroprosesor menjadi bagian penting dalam dunia elektronika
namun kendala yang dihadapi dalam perancangan mikroprosesor adalah
mahal dan lamanya fabrikasi. Untuk mengatasi kendala waktu dan
biaya fabrikasi, mikroprosesor dapat diimplementasikan dalam Field
Programmable gate Array (FPGA). FPGA merupakan piranti yang
bersifat dapat dikonfigurasi-ulang (reconfigurable). Pengujian
identifikasi secara konvensional seringkali mengalami kegagalan
karena keterbatasan kemampuan visual manusia, apalagi jika
pengujian harus dilakukan terhadap banyak data. Oleh karenanya
suatu sistem cerdas dan secara otomatis diperlukan untuk proses
identifikasi. Oleh karenanya disain dan implementasi FPGA untuk
aplikasi kecerdasan buatan dalam hal ini ANN, dirasa perlu untuk
membuat sistem yang terintegrasi, mampu melakukan inferensi dan
melakukan proses belajar sesuai dengan perbedaan Iingkungan dan
Kondisi yang dihadapi dan berbiaya produksi murah.
Keywords: FPGA, Artificial Neural Networks, Face
Identification
1. Pendahuluan Berkembangnya mikroprosesor menjadi bagian
penting dalam dunia elektronika. Kendala yang dihadapi dalam
perancangan mikroprosesor adalah mahal dan lamanya fabrikasi. Untuk
mengatasi kendala waktu dan biaya fabrikasi, mikroprosesor dapat
di-implementasikan dalam Field Programmable gate Array (FPGA). FPGA
merupakan piranti yang bersifat dapat dikonfigurasi-ulang
(reconfigurable). FPGA memiliki komponen kombinasional dan
sekuensial dalam tiap sel logik-nya, sehingga memungkinkan FPGA
dapat digunakan untuk implementasi rangkaian tersebut. Dengan
teknologi FPGA, implementasi rancangan sistem digital dapat
dilakukan secara cepat [1] Perkembangan teknologi yang mengarah ke
bidang aplikasi yang rnernerlukan keputusan cepat, yang juga
terkadang mengandung risiko tinggi bagi manusia yang terlibat di
dalamnya dan kadang memerlukan keputusan kondisional merupakan
tempat untuk mengaplikasikan kecerdasan buatan. Kemampuan belajar
yang menjadi ciri utama kecerdasan buatan dalam hal ini Artificial
neural
Networks (ANN) memungkinkan teknik ini mampu melakukan inferensi
secara berbeda sesuai dengan perbedaan Iingkungan dan Kondisi yang
dihadapi. ANN yang mampu belajar dari variabel variabel lingkungan
dan pada bisa beradaptasi dengan Iingkungan merupakan langkah maju
yang membedakan sistem ini dari yang konvensional. Oleh karenanya
disain dan implementasi FPGA untuk aplikasi kecerdasan buatan dalam
hal ini ANN, dirasa perlu untuk membuat sistem yang terintegrasi,
mampu melakukan inferensi dan melakukan proses belajar sesuai
dengan perbedaan Iingkungan dan Kondisi yang dihadapi dan berbiaya
produksi murah. Yang penerapaannya dalam makalah ini adalah untuk
mengidentifikasi citra wajah. 2. Field-Programmeble Gate Array
(FPGA) Karakteristik dari Field Programmable Gate Array atau FPGA
antara lain adalah dapat dirancang sesuai dengan keinginan dan
kebutuhan. FPGA adalah sebuah integrated circuit (IC) digital yang
berisi sekumpulan blok logika dan blok interkoneksi yang dapat
dikonfigurasi. FPGA dapat dikonfigurasi untuk menjalankan banyak
sekali fungsi digital (Maxfield,
-
T E | 23
ISBN: 978-602-97832-0-9 SNTE-2012
2004). FPGA memiliki 3 komponen penyusun yaitu blok logika, blok
I/O, dan blok koneksi. Blok-blok logika maupun hubungan antar blok
dapat dikonfigurasi [2]. 3. Sistem Identifikasi Citra Wajah Sistem
pengenalan wajah termasuk dalam sistem biometrik yang merupakan
sistem outentifikasi yang akan melakukan pengenalan secara otomatis
atas identitas seseorang. Sistem identifikasi bertujuan untuk
memecahkan identitas seseorang pengguna, pengguna tidak mengklaim
atau memberi klaim secara implisit terhadap identitas yang
terdaftar, maka dibutuhkan pencocokan satu ke banyak data yang
tersimpan. Unjuk kerja dari sistem identifikasi di pengru