PENDAMPINGAN KURIKULUM 2013
SEKOLAH DASAR1. Latar belakang pendekatan tematik terpadu dalam
Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar :
Sesuai dengan tingkatan usia, serta jenjang pendidikan, siswa SD
secara psikologis belum membutuhkan pengetahuan yang spesifik,
melainkan butuh pengetahuan yang lebih umum tetapi komprehensif.
Sehingga untuk memudahkan memahami pelajaran dan mengetahui segala
sesuatu yang berada di luar mereka dibutuhkan pendekatan berbasis
tematik yang terpadu, yang erat kaitannya dengan kehidupan di
sekeliling mereka.
2. Perlunya pengembangan kurikulum 2013.
Pada penjelasan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 di bagian umum
dijelaskan bahwa strategi pembangunan pendidikan nasional salah
satunya melalui pengembangan kurikulum berbasis kompetensi.
Penjelasan pasal 35 Undang-Undang Sisdiknas ditegaskan bahwa
kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar
nasional pendidikan sebagaimana PP Nomor 19 Tahun 2005.
3. Seseorang dikatakan paham terhadap Kurikulum 2013 jika :1.
Memahami kompetensi
2. Memahami Materi
3. Memahami Proses, dan4. Memahami Penilaian
4. Ada 3 kompetensi yang harus di pahami dalam kurikulum 2013
yaitu : 1. Kompetensi Lulusan : adalah kompetensi yang dimiliki
siswa setelah menyelesaikan jenjang Sekolah Dasar
2. Kompetensi Inti : kemampuan yang dimiliki siswa setelah
menyelesaikan suatu jenjang kelas. berfungsi sebagai
pengorganisasian kompetensi-kompetensi dasar semua muatan
pembelsjsrsn yang di pelajari di kelas tersebut. Uraian tentang
Kompetensi Inti untuk jenjang Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
Kelas V adalah sebagai berikut.
1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang
dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun,
peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman,
guru, dan tetangganya serta cinta tanah air.
3. Memahami pengetahuan faktual dan konseptual dengan cara
mengamati, menanya dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda
yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa
yang jelas, sistematis, logis, dan kritis, dalam karya yang
estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam
tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak
mulia.
3. Kompetensi Dasar :Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai
kompetensi inti. Rumusan Kompetensi Dasar dikembangkan dengan
memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta
ciri dari suatu mata pelajaran. Kompetensi dasar dibagi menjadi
empat kelompok sesuai dengan pengelompokkan kompetensi inti sebagai
berikut:
1. Kelompok 1: kelompok kompetensi dasar sikap spiritual dalam
rangka menjabarkan KI-1;
2. Kelompok 2: kelompok kompetensi dasar sikap sosial dalam
rangka menjabarkan KI-2;
3. Kelompok 3: kelompok kompetensi dasasr pengetahuan dalam
rangka menjabarkan KI-3;
4. Kelompok 4: kompetensi dasar keterampilan dalam rangka
menjabarkan KI-4.
5. Perbedaan sikap, keterampilan, pengetahuan dan afektif,
psikomotor, kognitif adalah :Afektif, psikomotor, kognitif
merupakan modal dasar yang dimiliki dan melekat dalam diri manusia.
Afektif berhubungan dengan perasaan, psikomotor berhubungan dengan
fisik, dan kognitif berhubungan dengan otak, ketiganya menghasilkan
kemampuan sikap, kemampuan keterampilan dan kemampuan
pengetahuan.
6. Contoh dari pernyataan tersebut di atas :Apabila ada teman
sakit, anak tidak sekedar merasa kasihan, tetapi anak datang
menjenguk untuk menghibur dengan memperhatikan jam bezoeknya, anak
dapat memprediksi jarak dan lama tempuh dari rumah/sekolah dengan
rumah sakit.
7. Dalam Kurikulum 2013 sumber belajar selain dari buku teks dan
guru juga dapat melalui : Penyesuaian konteks dengan lingkungan
sekitar sekolah/daerah Contoh : pada tema hidup rukun, di kegiatan
ayo bercerita siswa diminta untuk mengamati interaksi antar anggota
keluarga di rumah pada tema kegemaranku, di kegiatan ayo bernyanyi
tentang lagu daerah berjudul cublak-cublak suweng dari Jawa Tengah,
guru harus menyesuaikan dengan lagu daerah masing-masing sesuai
dengan daerah dimana siswa berada Mengintegrasikan sumber belajar
yang lain dengan topik yang sedang hangat dibicarakanContoh :pada
tema benda-benda di lingkungan sekitar, di kegiatan ayo bacalah
terdapat bacaan dengan topik wabah ulat bulu yang di sarikan dari
berita di internet dan surat kabar
8. Identifikasi dan integrasi muatan lokal dalam pembelajaran
sangat di perlukan, hal ini di sebabkan karena muatan lokal erat
kaitannya dengan kearifan lokal, muatan lokal bisa memberikan warna
dan terintegrasi ke dalam muatan pelajaran kelompok wajib B dan
memperkaya muatan pelajaran pada kelompok wajib A serta dapat
berdiri sendiri sebagai muatan pelajaran.Contoh :
Memperkaya kelompok wajib A Muatan pelajaran Bahasa Indonesia
pada tema Hidup Rukun, di kegiatan ayo ceritakan siswa boleh
bercerita dengan bahasa daerahnya untuk lebih memahamkan bahasa
Indonesia Terintegrasi ke dalam kelompok muatan pelajaran wajib B
Muatan pelajaran SBDP pada tema kegemaranku, di kegiatan ayo
lakukan, terdapat tari Yospan dari Papua dan siswa di minta
melakukan, jika ingin memperkaya kelompok muatan pelajaran wajib B
pada tema kegemaranku tersebut guru di saran kan bisa mencontohkan
tarian sesuai dengan daerah masing-masing Terintegrasi kedalam
kelompok muatan pelajaran wajib B Muatan pelajaran PJOK pada tema
bermain di lingkunganku di kegiatan ayo mengamati tentang cara
bermain kayu malele dari papua, jika ingin memperkaya kelompok
muatan pelajaran wajib B pada tema bermain di lingkunganku
tersebut, guru di sarankan bisa mencontohkan permainan sesuai
dengan daerah masing-masing jika ada, misalkan di Jawa Tengah ada
permainan yang mirip dengan kayu malele di sebut dengan
BENTHIK.
9. Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar dijadikan sebagai faktor
penghela muatan pelajaran. Bahasa Indonesia menjadi penting karena
siswa bisa memahami sesuatu karena bahasanya.Contoh :
Pada tema peristiwa dalam kehidupan di kegiatan ayo bacalah
menyajikan bacaan berjudul berkunjung ke museum perjuangan .
Bacaan tersebut berisi pengetahuan tentang museum perjuangan
yang merupakan muatan pelajaran IPS, di pahamkan kepada siswa
dengan bahasa Indonesia
10. Siswa Sekolah Dasar harus sudah di kenalkan dengan
pengetahuan prosedural dan metakognitif karena siswa dalam
mengerjakan tugas harus bisa membuat langkah-langkah, tidak
langsung pada hasilnya, hal ini dimulai dengan membuat perencanaan,
pelaksanaan sampai pada pembuatan pelaporan yang disusun secara
sistematis. Pada saat perencanaan itulah siswa sudah berlatih
tentang metakognitif.
Contoh : Pada tema selalu berhemat energi di kegiatan ayo
lakukan, siswa diminta membuat laporan kegiatan percobaan dan
membuktikan bahwa matahari sebagai sumber energi Pada tema hidup
rukun di kegiatan ayo berkreasi, siswa diminta untuk merencanakan
sebuah kegiatan membuat karya relief
11. Tematik Integratif dalam kurikulum 2013 adalah sebuah
pendekatan yang mengenalkan pembelajaran interdisipliner dan
transdisipliner.Pembelajaran Interdisipliner adalah bahwa
pengetahuan ada kaitannya, sehingga kita belajar materi yang satu
terkait dengan materi yang lainnya, sehingga bisa memadukan
kompetensi dari berbagai disiplin ilmu yang tumpang tindih.
Sedangkan pembelajaran transdisipliner bahwa pembelajaran bukan
lepas dari konteks artinya pemilihan tema-tema yang sesuai dengan
konteks kehidupan peserta didik. Contoh Interdisipliner pada
pembelajaran kelas 1 dan 2 mengintegrasikan disiplin ilmu Bahasa
Indonesia, Matematika, PPKn, PJOK dan SBDP : Integrasi Bahasa
Indonesia dan PPKn pada tema Hidup Rukun, dalam muatan pelajaran
Bahasa Indonesia tercantum Kompetensi dasar (KD) bahwa siswa di
harapkan memahami teks tentang terima kasih, hal ini dapat di
padukan/dikaitkan dengan Kompetensi Dasar (KD) yang ada di muatan
pelajaran PPKn bahwa siswa diharapkan memahami interaksi antar
teman dan mempraktekkannya, jika dikaitkan lagi dengan muatan
pelajaran SBDP pada KD membuat karya dengan cara mengunting dan
menempel, siswa mampu membuat kartu ucapan terima kasih. Contoh
Transdisipliner pada pembelajaran kelas 1 dan 2 yang menggunakan
konteks dalam pembelajaran tematik :
Pada tema bermain di lingkunganku , di kegiatan ayo beraktifitas
siswa diminta melakukan permainan yang disukai bersama temannya.
Pada saat bermain, siswa harus memahami aturan permainannya dan di
harapkan mampu mengembangkan sikap tanggung jawab.
Dari permainan yang kontekstual tersebut, menghasilkan sebuah
kemampuan yang utuh dan bermakna yang di timbulkan dari pemahaman
dalam aturan permainan, mampu melakukan/mempraktekkan dan dapat
menumbuhkan sikap tanggung jawab.Dari kegiatan pembelajaran
tersebut disiplin ilmu yang di integrasikan adalah PJOK, SBDP dan
PPKn
12. Di dalam Kurikulum 2013 ada beberapa model variasi
pembelajaran yaitu normal, remedial dan pengayaan. Variasi model
pembelajaran normal di peruntukkan bagi siswa yang biasa dan normal
tanpa mempunyai kelambatan dan kecepatan dalam pembelajaranContoh
:
Pada tema bangga sebagai bangsa Indonesia sub tema 3
pembelajaran 6, siswa harus mencapai Kompetensi Dasar dalam muatan
pelajaran SBDP tentang mengenal prinsip seni dalam berkarya seni
rupa. Siswa dikatakan dapat mencapai KD tersebut apabila siswa
mampu melakukan kegiatan pembelajaran yang sudah di rancang seperti
yang tercantum dalam buku guru dan sesuai dengan indikator yang
tercantum dalam jaringan tema yaitu mampu mengidentifikasi
prinsip-prinsip seni dalam berkarya seni rupa. Variasi model
remedial di peruntukkan bagi siswa yang mengalami kelambatan dalam
mengikuti pembelajaran dan materi yang di ajarkan adalah sama, yang
membedakan adalah cara mengajarnya.
Contoh :
Pada tema bangga sebagai bangsa Indonesia sub tema 3
pembelajaran 6, siswa belum mampu mencapai Kompetensi Dasar dalam
muatan pelajaran SBDP tentang mengenal prinsip seni dalam berkarya
seni rupa.
Siswa diberikan materi yang sama tentang mengenal prinsip seni
dalam berkarya seni rupa, tetapi di berikan cara yang berbeda,
misalkan pada saat pembelajaran normal dengan diskusi kelompok,
pada saat remidi dengan tanya jawab secara individu. Variasi
pengayaan di peruntukkan bagi siswa yang mengalami kecepatan dalam
pembelajaran dan materi yang di ajarkan di tambahkan dengan materi
yang lebih.Contoh :
Pada tema bangga sebagai bangsa Indonesia sub tema 3
pembelajaran 6, siswa sudah mampu mencapai Kompetensi Dasar dalam
muatan pelajaran SBDP tentang mengenal prinsip seni dalam berkarya
seni rupa.
Siswa diberikan materi yang lebih banyak tentang mengenal
prinsip seni dalam berkarya seni rupa. Jika dalam pembelajaran
normal sudah mampu belajar teknik melukis maka di perkaya dengan
prosedur melukis.
13. Belajar berbasis aktifitas merupakan ciri kurikulum 2013,
dimana siswa di ajak belajar untuk mencari tahu, dengan melakukan
tidak hanya sekedar membaca, menghafal dan mencatat.Contoh :
Pada tema hidup rukun di kegiatan Ayo mengamati, siswa diajak
datang ke perpustakaan sekolah dan siswa diberi masalah tentang
bagaimana cara menghitung buku-buku yang ada di perpustakaan.
Pada tema peristiwa dalam kehidupan di kegiatan ayo lakukan,
siswa diminta untuk melakukan percobaan tentang daur air.
14. Model pembelajaran discovery learning adalah model
pembelajaran penemuan, dengan cara mengekplorasi dan memecahkan
masalah untuk menciptakan, menggabungkan pengetahuan baru dan
pengetahuan yang sudah ada. Contoh :
Discovery Learning pada tema 6 : Organ Tubuh Manusia dan Hewan ,
sub tema 2 : Organ Manusia dan Hewan Dalam kegiatan belajar
mengajar dengan tema Organ Tubuh Manusia dan Hewan subtema Organ
Manusia dan Hewan, KD IPA: 3.2 Mengenal organ tubuh manusia dan
hewan serta mendeskripsikan fungsinya, dan KD bahasa Indonesia 3.2
Menguraikan isi teks penjelasan tentang proses daur air, rangkaian
listrik, sifat magnet, anggota tubuh (manusia, hewan, tumbuhan) dan
fungsinya, serta sistem pernapasan dengan bantuan guru dan teman
dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah
kosakata baku, serta KD 4.2 Menyampaikan teks proses daur air,
rangkaian listrik, sifat magnet, anggota tubuh (manusia, hewan,
tumbuhan) dan fungsinya, serta sistem pernapasan secara mandiri
dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah
kosakata baku. Maka untuk memahami KD tersebut dapat diterapkan
model pembelajaran Discovery Learning dipadukan dengan pendekatan
saintifik seperti berikut ini.Fase 1 : Pemberian Rangsangan a. Guru
menstimulus rasa ingin tahu siswa dengan cara mengajukan
pertanyaan-pertanyaan penuntun tentang nama-nama hewan di sekitar
kita. Misalnya: Sebutkan nama-nama hewan di sekitar kita! Adakah
yang pernah melihat iguana? Adakah hewan lain yang bentuknya
menyerupai iguana? Adakah yang pernah melihat ikan? Sebutkan
nama-nama ikan!
b. Siswa dihadapkan pada suatu permasalahan sederhana tentang
organ tubuh hewan yang ada di sekitar kita, misalnya ikan (lihat
buku siswa tema 6 subtema 2). Guru mengajukan pertanyaan penuntun:
bagaimanakah bentuk tubuh ikan? Apa sajakah nama-nama organ tubuh
ikan?
c. Guru menugasi siswa mengamati dan membaca teks laporan
sederhana tentang organ tubuh ikan (lihat buku siswa tema 6 subtema
2).
d. Guru membimbing siswa untuk dapat memahami isi teks
bacaan.
Fase 2 : Identifikasi Masalah a. Guru mengajak siswa ke luar
kelas untuk mengamati langsung ikan hidup dan mencatat hal-hal
penting tentang organ tubuh ikan secara berkelompok
b. Siswa menyentuh langsung tubuh ikan sehingga menimbulkan rasa
ingin tahu dan mendapatkan pengetahuan baru tentang tubuh ikan.
c. Guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang
ikan hidup yang diamati: misalnya: nama ikan, ukuran ikan, berat
ikan, warna ikan.
d. Siswa dengan bantuan guru membedah ikan hidup untuk mengamati
organ tubuh ikan, kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab.
Fase 3 : Pengumpulan Data a. Guru kembali membawa siswa ke dalam
kelas untuk berdiskusi dalam kelompok.
b. Siswa dengan bimbingan guru membuat catatan sederhana tentang
pengamatannya.
c. Secara berkelompok siswa mengumpulkan data dan informasi
sebanyak-banyaknya tentang nama-nama bagian tubuh hewan, melalui
mengamati gambar bagian-bagian tubuh ikan, membaca literatur
tentang nama-nama bagian ikan, atau mengadakan wawancara.
Fase 4 : Pengolahan Data a. Siswa mengolah data tentang
bagian-bagian tubuh ikan dalam kerja kelompok, melalui pengisian
tabel di bawah ini.
b. Siswa secara berkelompok berdiskusi untuk mengisi tabel di
atas.
Fase 5 : Pembuktian a. Siswa berdiskusi untuk menemukan suatu
konsep atau teori tentang bagian-bagian tubuh ikan dan fungsinya,
dihubungkan dengan hasil pengolahan data pada fase 4.
b. Siswa memeriksa secara cermat tabel isian pada fase 2 dan
mengkonfirmasi dengan temuan yang dilakukan pada fase 5 ini.
Fase 6 : Menarik Kesimpulan a. Siswa dengan bimbingan guru
menyimpulkan nama-nama bagian ikan dan fungsinya berdasarkan isi
teks yang dibaca dan hasil pengamatannya.
b. Siswa melaporkan hasil temuannya dalam forum kelas .
15. Pendekatan saintifik adalah pendekatan ilmiah dengan
aktifitas mengamati, menanya, mencoba, menalar dan
mengomunikasikan.Contoh :
Tema bangga sebagai bangsa Indonesia, di kegiatan ayo lakukan,
siswa diminta melakukan kegiatan berotasi mencari informasi.
Kegiatan tersebut di lakukan dengan cara :
a. Mengamati
Siswa mengamati gambar reklame atau iklan dari majalah, Koran
atau media yang lain.
b. Mencari informasi, Siswa saling bertukar informasi. Pada
kegiatan ini akan terjadi proses saling menanya
c. Mengomunikasikan
Siswa membacakan hasil tanya jawab dengan temannya mengenai
informasi yang di peroleh, kemudian hasil tugas tersebut di
tempelkan di dinding kelas agar dapat di baca oleh siswa yang
lain
16. Model pembelajaran berbasis projek adalah model pembelajaran
yang memberikan tugas kepada siswa untuk membuat projek sebagai
tagihannya dalam setiap akhir tema.
Pembelajaran kolaboratif dilakukan secara berkelompok. Tagihan
produk secara kelompok namun penilaiannya masing-masing siswa
(individu). Contoh :
Tema bangga sebagai bangsa Indonesia terdapat kegiatan berbasis
projek dengan topik agen iklan. Kegiatan ini dilakukan secara
berkelompok ( berkolaboratif )
Siswa mempraktekkkan pekerjaan sebagai seorang agen iklan, dalam
kegiatan ini siswa membuat rancangan bentuk iklan cetak terhadap
barang tertentu sesuai pesanan.
Siswa juga membuat desain iklan tersebut dan menentukan harga
pasang iklan per sentimeter, kemuadina secara berkelompok dan
bergantian siswa harus mempresentasuikan hasil pekerjaannya di
deoan kelas. Siswa lain menialai dan memilih iklan yang paling di
sukai. Selanjutnya siswa proses refleksi atas tugas yang sudah di
lakukan.
17. Manfaat kegitan ekstrakurikuler kepramukaan sebagai
aktualisasi materi pembelajaran adalahKegiatan ekstrakurikuler
kepramukaan dilaksanakan oleh seluruh siswa, dilaksanakan setiap
satu minggu satu kali.
Manfaat kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan potensi ,
bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama dan kemandirian
peserta didik secara optimal.
18. Interaksi dengan orang tua diperlukan dalam proses
pembelajaran karena dengan terjalinya interaksi antara orang tua
dan guru akan memperkuat proses pembelajaran di sekolah. Hal
tersebut sebagai upaya menyelaraskan nilai-nila inti yang berlaku
di sekolah dan di rumah. Karena pendidikan tidak hanya tanggung
jawab dari sekolah tetapi juga tanggung jawab orang tua.Contoh
:
Guru memberikan penugasan kepada siswa yang dilakukan bersama
orang tua.
Pada tema sehat itu penting , di kegiatan kerjasama dengan orang
tua, siswa diminta untuk mengamati dan mengidentifikasi seberapa
banyak air putih yang diminum oleh anggota keluarga di
rumahnya.
Siswa bekerjasama dengan orang tua untuk mencatat seberapa
banyak air putih yang di minum oleh anggota keluarga di rumah.
Apabila air putih yang di minum kurang maka antar anggota
keluarga dapat saling mengingatkan.
Kegiatan ini akan menyelaraskan nilai-nilai inti yang berlaku di
sekolah bahwa anak harus cukup minum
19. Penilaian diri sendiri dilakukan oleh masing-masing siswa
sebelum ulangan setiap akhir sub tema. Tujuannya diperuntukan bagi
guru untuk membandingkan sebelum dan sesudah ulangan sebagai umpan
balik dan guru harus dapat memberikan komentar (sikap,
ketertampilan dan pengetahuan).
20. Penilaian antar teman adalah penilaian yang dilakukan oleh
siswa yang dilakukan dengan cara saling menilai terhadap sikap dan
perilaku keseharian antar teman.
Contoh : antar teman menilai tentang kesungguhan dalam
melaksanakan belajar, melaksanakan tugas, menghormati dan
menghargai teman dan guru.
21. Ulangan sub tema adalah ulangan yang dilakukan secara
periodik untuk menilai kompetensi peserta didik setelah
menyelesaikan satu sub tema.
Contoh :TEMA : Benda-benda di Lingkungan Sekitar SUBTEMA 1 :
Wujud Benda dan Cirinya
Berdasarkan contoh kisi-kisi di atas maka distribusi soal
ulangan harian subtema 1 untuk ranah pengetahuan adalah sebagai
berikut:
A. Untuk KD Bahasa Indonesia dengan nomor soal 1 6
B. Untuk KD PPKn dengan Nomor 7 9
C. Untuk KD Matematika dengan Nomor 10 12
D. Untuk KD SBDP dengan Nomor 13 15
E. Untuk KD IPS dengan nomor 16 18
F. Untuk KD IPA dengan nomor 19 21 Bentuk soal menyesuaikan,
bisa pilihan ganda, isian maupun uraian. Namun perlu diperhatikan
dalam pengaturan soalnya. Jika dibuat lebih dari satu model soal,
maka dikelompokkan sesuai bentuk soal sehingga memudahkan pemberian
skor.
22. Ujian Tengah Semester (UTS) adalah kegiatan penilaian yang
dilakukan oleh guru untuk mengukur pencapaian kompetensi siswa
setelah melaksanakan 8 sampai 9 minggu kegiatan pembelajaran.
Ujian Akhir Semester (UAS) kegiatan penilaian yang dilakukan
oleh guru untuk menilai kompetensi siswa di akhir semester.Contoh
:
Ulangan Tengah Semester (UTS) Ulangan tengah semester bisa
dilakukan setelah 2 tema berlangsung. Contoh persiapan UTS
Pemetaan dilakukan pada semua muatan mapel yang diajarkan pada
subtema dan tema. Berdasarkan pemetaan tersebut, dibuatkan
kisi-kisi soal sesuai KD yang dipadukan. Proses penyusunan
kisi-kisi sama dengan contoh kisi-kisi ulangan, hanya pada UTS
memuat 2 tema dan masing-masing tema memuat 4 subtemaContoh :
Ulangan Akhir Semester (UAS) Ulangan akhir semester dilakukan
setelah semua tema pada semester tersebut selesai dipelajari. Di
kelas V terdapat 9 tema, ulangan akhir semester I dilakukan setelah
selesai mempelajari 5 tema. Ulangan akhir semester 2 dilakukan
setelah selesai mempelajari 4 tema. Berikut ini adalah contoh
format pemetaan KD muatan mapel untuk kelas 1 semester 2.
Proses pemetaan dan penyusunan kisi-kisi UAS sama dengan proses
ulangan maupun UTS, hanya jumlah tema lebih banyak. Dengan demikian
guru memiliki data tentang komptensi yang telah dikuasai oleh
siswa. Pentingnya memiliki data komptensi dasar adalah untuk
membantu guru merumuskan nilai rapor, yang dideskripsikan adalah
hal-hal yang menonjol dan yang perlu ditingkatkan oleh siswa.
Penjadwalan UAS Tujuan penilaian adalah mengetahui ketercapaian
kompetensi yang telah ditetapkan, sedangkan dalam pelaksanaan
pembelajaran, guru sudah memadukan berbagai mapel. Maka untuk UAS
pihak sekolah bisa menggunakan jadwal ulangan tema. Penggunaan
jadwal tema dimaksudkan agar memudahkan siswa dan orang tua dalam
membantu anaknya belajar dikarenakan bukunya disusun per-tema.
Meskipun demikian dalam penyusunan soal tema tersebut tetap bisa
diidentifikasi kompetensi-kompetensi muatan mata pelajaran yang
akan diujikan pada tema tersebut.
23. Penialaian autentik adalah penilaian yang dilakukan pada
saat kejadian dan tidak boleh ditunda-tunda. Tujuannya adalah
mendapatkan informasi yang asli dan akurat dari siswa baik sikap,
keterampilan dan pengetahuan.
Contoh :
24. UTK adalah Uji Tingkat Kompetensi di kelas 2, 4 dan 6 yang
dilakukan oleh satuan pendidikan bukan dilakukan oleh guru.
Tujuannya untuk pemetaan bukan untuk kenaikan kelas.
25. UMTK adalah ujian mutu tingkat kompetensi dilakukan oleh
pemerintah untuk mengetahui tingkat kompetensi. Cakupan UMTK
meliputi sejumlah kompetensi dasar yang merepresentasikan
kompetensi inti pada tingkat kompetensi tersebut.
26. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana
kegiatan pembelajaran
tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan
secara rinci dari suatu
materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus untuk
mengarahkan
kegiatan pembelajaran siswa dalam upaya mencapai Kompetensi
Dasar (KD).
Proses penyusunan meliputi mengkaji silabus tematik, mengkaji
buku guru, mengkaji buku siswa, mengembangkan kegiatan
pembelajaran, menjabarkan jenis penilaian, menentukan alokasi
waktu, menentukan sumber belajar.
Komponen RPP meliputi identitas sekolah, kelas/semester, tema,
sub tema, pembelajaran, alokasi waktu KI, KD, indikator pencapaian
kompetensi, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode
pembelajaran, media/alat sumbe rpembelajaran, langkah-langkah
kegiatan pembelajaran, penilaian.
BUKU SAKU