Top Banner
PENDAMPINGAN KURIKULUM 2013 SEKOLAH DASAR 1. Latar belakang pendekatan tematik terpadu dalam Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar : Sesuai dengan tingkatan usia, serta jenjang pendidikan, siswa SD secara psikologis belum membutuhkan pengetahuan yang spesifik, melainkan butuh pengetahuan yang lebih umum tetapi komprehensif. Sehingga untuk memudahkan memahami pelajaran dan mengetahui segala sesuatu yang berada di luar mereka dibutuhkan pendekatan berbasis tematik yang terpadu, yang erat kaitannya dengan kehidupan di sekeliling mereka. 2. Perlunya pengembangan kurikulum 2013. Pada penjelasan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 di bagian umum dijelaskan bahwa strategi pembangunan pendidikan nasional salah satunya melalui pengembangan kurikulum berbasis kompetensi. Penjelasan pasal 35 Undang-Undang Sisdiknas ditegaskan bahwa kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional pendidikan sebagaimana PP Nomor 19 Tahun 2005. 3. Seseorang dikatakan paham terhadap Kurikulum 2013 jika : 1. Memahami kompetensi 2. Memahami Materi 3. Memahami Proses, dan 4. Memahami Penilaian 4. Ada 3 kompetensi yang harus di pahami dalam kurikulum 2013 yaitu : 1. Kompetensi Lulusan : adalah kompetensi yang dimiliki siswa setelah menyelesaikan jenjang Sekolah Dasar BUKU SAKU
17

Buku Pintar.final.sotis 16-19 Juni

Oct 03, 2015

Download

Documents

buku pintar
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

PENDAMPINGAN KURIKULUM 2013

SEKOLAH DASAR1. Latar belakang pendekatan tematik terpadu dalam Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar :

Sesuai dengan tingkatan usia, serta jenjang pendidikan, siswa SD secara psikologis belum membutuhkan pengetahuan yang spesifik, melainkan butuh pengetahuan yang lebih umum tetapi komprehensif. Sehingga untuk memudahkan memahami pelajaran dan mengetahui segala sesuatu yang berada di luar mereka dibutuhkan pendekatan berbasis tematik yang terpadu, yang erat kaitannya dengan kehidupan di sekeliling mereka.

2. Perlunya pengembangan kurikulum 2013.

Pada penjelasan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 di bagian umum dijelaskan bahwa strategi pembangunan pendidikan nasional salah satunya melalui pengembangan kurikulum berbasis kompetensi. Penjelasan pasal 35 Undang-Undang Sisdiknas ditegaskan bahwa kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional pendidikan sebagaimana PP Nomor 19 Tahun 2005.

3. Seseorang dikatakan paham terhadap Kurikulum 2013 jika :1. Memahami kompetensi

2. Memahami Materi

3. Memahami Proses, dan4. Memahami Penilaian

4. Ada 3 kompetensi yang harus di pahami dalam kurikulum 2013 yaitu : 1. Kompetensi Lulusan : adalah kompetensi yang dimiliki siswa setelah menyelesaikan jenjang Sekolah Dasar

2. Kompetensi Inti : kemampuan yang dimiliki siswa setelah menyelesaikan suatu jenjang kelas. berfungsi sebagai pengorganisasian kompetensi-kompetensi dasar semua muatan pembelsjsrsn yang di pelajari di kelas tersebut. Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah Kelas V adalah sebagai berikut.

1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya serta cinta tanah air.

3. Memahami pengetahuan faktual dan konseptual dengan cara mengamati, menanya dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat bermain.

4. Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis, dan kritis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

3. Kompetensi Dasar :Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Rumusan Kompetensi Dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Kompetensi dasar dibagi menjadi empat kelompok sesuai dengan pengelompokkan kompetensi inti sebagai berikut:

1. Kelompok 1: kelompok kompetensi dasar sikap spiritual dalam rangka menjabarkan KI-1;

2. Kelompok 2: kelompok kompetensi dasar sikap sosial dalam rangka menjabarkan KI-2;

3. Kelompok 3: kelompok kompetensi dasasr pengetahuan dalam rangka menjabarkan KI-3;

4. Kelompok 4: kompetensi dasar keterampilan dalam rangka menjabarkan KI-4.

5. Perbedaan sikap, keterampilan, pengetahuan dan afektif, psikomotor, kognitif adalah :Afektif, psikomotor, kognitif merupakan modal dasar yang dimiliki dan melekat dalam diri manusia. Afektif berhubungan dengan perasaan, psikomotor berhubungan dengan fisik, dan kognitif berhubungan dengan otak, ketiganya menghasilkan kemampuan sikap, kemampuan keterampilan dan kemampuan pengetahuan.

6. Contoh dari pernyataan tersebut di atas :Apabila ada teman sakit, anak tidak sekedar merasa kasihan, tetapi anak datang menjenguk untuk menghibur dengan memperhatikan jam bezoeknya, anak dapat memprediksi jarak dan lama tempuh dari rumah/sekolah dengan rumah sakit.

7. Dalam Kurikulum 2013 sumber belajar selain dari buku teks dan guru juga dapat melalui : Penyesuaian konteks dengan lingkungan sekitar sekolah/daerah Contoh : pada tema hidup rukun, di kegiatan ayo bercerita siswa diminta untuk mengamati interaksi antar anggota keluarga di rumah pada tema kegemaranku, di kegiatan ayo bernyanyi tentang lagu daerah berjudul cublak-cublak suweng dari Jawa Tengah, guru harus menyesuaikan dengan lagu daerah masing-masing sesuai dengan daerah dimana siswa berada Mengintegrasikan sumber belajar yang lain dengan topik yang sedang hangat dibicarakanContoh :pada tema benda-benda di lingkungan sekitar, di kegiatan ayo bacalah terdapat bacaan dengan topik wabah ulat bulu yang di sarikan dari berita di internet dan surat kabar

8. Identifikasi dan integrasi muatan lokal dalam pembelajaran sangat di perlukan, hal ini di sebabkan karena muatan lokal erat kaitannya dengan kearifan lokal, muatan lokal bisa memberikan warna dan terintegrasi ke dalam muatan pelajaran kelompok wajib B dan memperkaya muatan pelajaran pada kelompok wajib A serta dapat berdiri sendiri sebagai muatan pelajaran.Contoh :

Memperkaya kelompok wajib A Muatan pelajaran Bahasa Indonesia pada tema Hidup Rukun, di kegiatan ayo ceritakan siswa boleh bercerita dengan bahasa daerahnya untuk lebih memahamkan bahasa Indonesia Terintegrasi ke dalam kelompok muatan pelajaran wajib B Muatan pelajaran SBDP pada tema kegemaranku, di kegiatan ayo lakukan, terdapat tari Yospan dari Papua dan siswa di minta melakukan, jika ingin memperkaya kelompok muatan pelajaran wajib B pada tema kegemaranku tersebut guru di saran kan bisa mencontohkan tarian sesuai dengan daerah masing-masing Terintegrasi kedalam kelompok muatan pelajaran wajib B Muatan pelajaran PJOK pada tema bermain di lingkunganku di kegiatan ayo mengamati tentang cara bermain kayu malele dari papua, jika ingin memperkaya kelompok muatan pelajaran wajib B pada tema bermain di lingkunganku tersebut, guru di sarankan bisa mencontohkan permainan sesuai dengan daerah masing-masing jika ada, misalkan di Jawa Tengah ada permainan yang mirip dengan kayu malele di sebut dengan BENTHIK.

9. Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar dijadikan sebagai faktor penghela muatan pelajaran. Bahasa Indonesia menjadi penting karena siswa bisa memahami sesuatu karena bahasanya.Contoh :

Pada tema peristiwa dalam kehidupan di kegiatan ayo bacalah menyajikan bacaan berjudul berkunjung ke museum perjuangan .

Bacaan tersebut berisi pengetahuan tentang museum perjuangan yang merupakan muatan pelajaran IPS, di pahamkan kepada siswa dengan bahasa Indonesia

10. Siswa Sekolah Dasar harus sudah di kenalkan dengan pengetahuan prosedural dan metakognitif karena siswa dalam mengerjakan tugas harus bisa membuat langkah-langkah, tidak langsung pada hasilnya, hal ini dimulai dengan membuat perencanaan, pelaksanaan sampai pada pembuatan pelaporan yang disusun secara sistematis. Pada saat perencanaan itulah siswa sudah berlatih tentang metakognitif.

Contoh : Pada tema selalu berhemat energi di kegiatan ayo lakukan, siswa diminta membuat laporan kegiatan percobaan dan membuktikan bahwa matahari sebagai sumber energi Pada tema hidup rukun di kegiatan ayo berkreasi, siswa diminta untuk merencanakan sebuah kegiatan membuat karya relief

11. Tematik Integratif dalam kurikulum 2013 adalah sebuah pendekatan yang mengenalkan pembelajaran interdisipliner dan transdisipliner.Pembelajaran Interdisipliner adalah bahwa pengetahuan ada kaitannya, sehingga kita belajar materi yang satu terkait dengan materi yang lainnya, sehingga bisa memadukan kompetensi dari berbagai disiplin ilmu yang tumpang tindih.

Sedangkan pembelajaran transdisipliner bahwa pembelajaran bukan lepas dari konteks artinya pemilihan tema-tema yang sesuai dengan konteks kehidupan peserta didik. Contoh Interdisipliner pada pembelajaran kelas 1 dan 2 mengintegrasikan disiplin ilmu Bahasa Indonesia, Matematika, PPKn, PJOK dan SBDP : Integrasi Bahasa Indonesia dan PPKn pada tema Hidup Rukun, dalam muatan pelajaran Bahasa Indonesia tercantum Kompetensi dasar (KD) bahwa siswa di harapkan memahami teks tentang terima kasih, hal ini dapat di padukan/dikaitkan dengan Kompetensi Dasar (KD) yang ada di muatan pelajaran PPKn bahwa siswa diharapkan memahami interaksi antar teman dan mempraktekkannya, jika dikaitkan lagi dengan muatan pelajaran SBDP pada KD membuat karya dengan cara mengunting dan menempel, siswa mampu membuat kartu ucapan terima kasih. Contoh Transdisipliner pada pembelajaran kelas 1 dan 2 yang menggunakan konteks dalam pembelajaran tematik :

Pada tema bermain di lingkunganku , di kegiatan ayo beraktifitas siswa diminta melakukan permainan yang disukai bersama temannya. Pada saat bermain, siswa harus memahami aturan permainannya dan di harapkan mampu mengembangkan sikap tanggung jawab.

Dari permainan yang kontekstual tersebut, menghasilkan sebuah kemampuan yang utuh dan bermakna yang di timbulkan dari pemahaman dalam aturan permainan, mampu melakukan/mempraktekkan dan dapat menumbuhkan sikap tanggung jawab.Dari kegiatan pembelajaran tersebut disiplin ilmu yang di integrasikan adalah PJOK, SBDP dan PPKn

12. Di dalam Kurikulum 2013 ada beberapa model variasi pembelajaran yaitu normal, remedial dan pengayaan. Variasi model pembelajaran normal di peruntukkan bagi siswa yang biasa dan normal tanpa mempunyai kelambatan dan kecepatan dalam pembelajaranContoh :

Pada tema bangga sebagai bangsa Indonesia sub tema 3 pembelajaran 6, siswa harus mencapai Kompetensi Dasar dalam muatan pelajaran SBDP tentang mengenal prinsip seni dalam berkarya seni rupa. Siswa dikatakan dapat mencapai KD tersebut apabila siswa mampu melakukan kegiatan pembelajaran yang sudah di rancang seperti yang tercantum dalam buku guru dan sesuai dengan indikator yang tercantum dalam jaringan tema yaitu mampu mengidentifikasi prinsip-prinsip seni dalam berkarya seni rupa. Variasi model remedial di peruntukkan bagi siswa yang mengalami kelambatan dalam mengikuti pembelajaran dan materi yang di ajarkan adalah sama, yang membedakan adalah cara mengajarnya.

Contoh :

Pada tema bangga sebagai bangsa Indonesia sub tema 3 pembelajaran 6, siswa belum mampu mencapai Kompetensi Dasar dalam muatan pelajaran SBDP tentang mengenal prinsip seni dalam berkarya seni rupa.

Siswa diberikan materi yang sama tentang mengenal prinsip seni dalam berkarya seni rupa, tetapi di berikan cara yang berbeda, misalkan pada saat pembelajaran normal dengan diskusi kelompok, pada saat remidi dengan tanya jawab secara individu. Variasi pengayaan di peruntukkan bagi siswa yang mengalami kecepatan dalam pembelajaran dan materi yang di ajarkan di tambahkan dengan materi yang lebih.Contoh :

Pada tema bangga sebagai bangsa Indonesia sub tema 3 pembelajaran 6, siswa sudah mampu mencapai Kompetensi Dasar dalam muatan pelajaran SBDP tentang mengenal prinsip seni dalam berkarya seni rupa.

Siswa diberikan materi yang lebih banyak tentang mengenal prinsip seni dalam berkarya seni rupa. Jika dalam pembelajaran normal sudah mampu belajar teknik melukis maka di perkaya dengan prosedur melukis.

13. Belajar berbasis aktifitas merupakan ciri kurikulum 2013, dimana siswa di ajak belajar untuk mencari tahu, dengan melakukan tidak hanya sekedar membaca, menghafal dan mencatat.Contoh :

Pada tema hidup rukun di kegiatan Ayo mengamati, siswa diajak datang ke perpustakaan sekolah dan siswa diberi masalah tentang bagaimana cara menghitung buku-buku yang ada di perpustakaan.

Pada tema peristiwa dalam kehidupan di kegiatan ayo lakukan, siswa diminta untuk melakukan percobaan tentang daur air.

14. Model pembelajaran discovery learning adalah model pembelajaran penemuan, dengan cara mengekplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan, menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah ada. Contoh :

Discovery Learning pada tema 6 : Organ Tubuh Manusia dan Hewan , sub tema 2 : Organ Manusia dan Hewan Dalam kegiatan belajar mengajar dengan tema Organ Tubuh Manusia dan Hewan subtema Organ Manusia dan Hewan, KD IPA: 3.2 Mengenal organ tubuh manusia dan hewan serta mendeskripsikan fungsinya, dan KD bahasa Indonesia 3.2 Menguraikan isi teks penjelasan tentang proses daur air, rangkaian listrik, sifat magnet, anggota tubuh (manusia, hewan, tumbuhan) dan fungsinya, serta sistem pernapasan dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku, serta KD 4.2 Menyampaikan teks proses daur air, rangkaian listrik, sifat magnet, anggota tubuh (manusia, hewan, tumbuhan) dan fungsinya, serta sistem pernapasan secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku. Maka untuk memahami KD tersebut dapat diterapkan model pembelajaran Discovery Learning dipadukan dengan pendekatan saintifik seperti berikut ini.Fase 1 : Pemberian Rangsangan a. Guru menstimulus rasa ingin tahu siswa dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan penuntun tentang nama-nama hewan di sekitar kita. Misalnya: Sebutkan nama-nama hewan di sekitar kita! Adakah yang pernah melihat iguana? Adakah hewan lain yang bentuknya menyerupai iguana? Adakah yang pernah melihat ikan? Sebutkan nama-nama ikan!

b. Siswa dihadapkan pada suatu permasalahan sederhana tentang organ tubuh hewan yang ada di sekitar kita, misalnya ikan (lihat buku siswa tema 6 subtema 2). Guru mengajukan pertanyaan penuntun: bagaimanakah bentuk tubuh ikan? Apa sajakah nama-nama organ tubuh ikan?

c. Guru menugasi siswa mengamati dan membaca teks laporan sederhana tentang organ tubuh ikan (lihat buku siswa tema 6 subtema 2).

d. Guru membimbing siswa untuk dapat memahami isi teks bacaan.

Fase 2 : Identifikasi Masalah a. Guru mengajak siswa ke luar kelas untuk mengamati langsung ikan hidup dan mencatat hal-hal penting tentang organ tubuh ikan secara berkelompok

b. Siswa menyentuh langsung tubuh ikan sehingga menimbulkan rasa ingin tahu dan mendapatkan pengetahuan baru tentang tubuh ikan.

c. Guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang ikan hidup yang diamati: misalnya: nama ikan, ukuran ikan, berat ikan, warna ikan.

d. Siswa dengan bantuan guru membedah ikan hidup untuk mengamati organ tubuh ikan, kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab.

Fase 3 : Pengumpulan Data a. Guru kembali membawa siswa ke dalam kelas untuk berdiskusi dalam kelompok.

b. Siswa dengan bimbingan guru membuat catatan sederhana tentang pengamatannya.

c. Secara berkelompok siswa mengumpulkan data dan informasi sebanyak-banyaknya tentang nama-nama bagian tubuh hewan, melalui mengamati gambar bagian-bagian tubuh ikan, membaca literatur tentang nama-nama bagian ikan, atau mengadakan wawancara.

Fase 4 : Pengolahan Data a. Siswa mengolah data tentang bagian-bagian tubuh ikan dalam kerja kelompok, melalui pengisian tabel di bawah ini.

b. Siswa secara berkelompok berdiskusi untuk mengisi tabel di atas.

Fase 5 : Pembuktian a. Siswa berdiskusi untuk menemukan suatu konsep atau teori tentang bagian-bagian tubuh ikan dan fungsinya, dihubungkan dengan hasil pengolahan data pada fase 4.

b. Siswa memeriksa secara cermat tabel isian pada fase 2 dan mengkonfirmasi dengan temuan yang dilakukan pada fase 5 ini.

Fase 6 : Menarik Kesimpulan a. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan nama-nama bagian ikan dan fungsinya berdasarkan isi teks yang dibaca dan hasil pengamatannya.

b. Siswa melaporkan hasil temuannya dalam forum kelas .

15. Pendekatan saintifik adalah pendekatan ilmiah dengan aktifitas mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengomunikasikan.Contoh :

Tema bangga sebagai bangsa Indonesia, di kegiatan ayo lakukan, siswa diminta melakukan kegiatan berotasi mencari informasi. Kegiatan tersebut di lakukan dengan cara :

a. Mengamati

Siswa mengamati gambar reklame atau iklan dari majalah, Koran atau media yang lain.

b. Mencari informasi, Siswa saling bertukar informasi. Pada kegiatan ini akan terjadi proses saling menanya

c. Mengomunikasikan

Siswa membacakan hasil tanya jawab dengan temannya mengenai informasi yang di peroleh, kemudian hasil tugas tersebut di tempelkan di dinding kelas agar dapat di baca oleh siswa yang lain

16. Model pembelajaran berbasis projek adalah model pembelajaran yang memberikan tugas kepada siswa untuk membuat projek sebagai tagihannya dalam setiap akhir tema.

Pembelajaran kolaboratif dilakukan secara berkelompok. Tagihan produk secara kelompok namun penilaiannya masing-masing siswa (individu). Contoh :

Tema bangga sebagai bangsa Indonesia terdapat kegiatan berbasis projek dengan topik agen iklan. Kegiatan ini dilakukan secara berkelompok ( berkolaboratif )

Siswa mempraktekkkan pekerjaan sebagai seorang agen iklan, dalam kegiatan ini siswa membuat rancangan bentuk iklan cetak terhadap barang tertentu sesuai pesanan.

Siswa juga membuat desain iklan tersebut dan menentukan harga pasang iklan per sentimeter, kemuadina secara berkelompok dan bergantian siswa harus mempresentasuikan hasil pekerjaannya di deoan kelas. Siswa lain menialai dan memilih iklan yang paling di sukai. Selanjutnya siswa proses refleksi atas tugas yang sudah di lakukan.

17. Manfaat kegitan ekstrakurikuler kepramukaan sebagai aktualisasi materi pembelajaran adalahKegiatan ekstrakurikuler kepramukaan dilaksanakan oleh seluruh siswa, dilaksanakan setiap satu minggu satu kali.

Manfaat kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan potensi , bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama dan kemandirian peserta didik secara optimal.

18. Interaksi dengan orang tua diperlukan dalam proses pembelajaran karena dengan terjalinya interaksi antara orang tua dan guru akan memperkuat proses pembelajaran di sekolah. Hal tersebut sebagai upaya menyelaraskan nilai-nila inti yang berlaku di sekolah dan di rumah. Karena pendidikan tidak hanya tanggung jawab dari sekolah tetapi juga tanggung jawab orang tua.Contoh :

Guru memberikan penugasan kepada siswa yang dilakukan bersama orang tua.

Pada tema sehat itu penting , di kegiatan kerjasama dengan orang tua, siswa diminta untuk mengamati dan mengidentifikasi seberapa banyak air putih yang diminum oleh anggota keluarga di rumahnya.

Siswa bekerjasama dengan orang tua untuk mencatat seberapa banyak air putih yang di minum oleh anggota keluarga di rumah.

Apabila air putih yang di minum kurang maka antar anggota keluarga dapat saling mengingatkan.

Kegiatan ini akan menyelaraskan nilai-nilai inti yang berlaku di sekolah bahwa anak harus cukup minum

19. Penilaian diri sendiri dilakukan oleh masing-masing siswa sebelum ulangan setiap akhir sub tema. Tujuannya diperuntukan bagi guru untuk membandingkan sebelum dan sesudah ulangan sebagai umpan balik dan guru harus dapat memberikan komentar (sikap, ketertampilan dan pengetahuan).

20. Penilaian antar teman adalah penilaian yang dilakukan oleh siswa yang dilakukan dengan cara saling menilai terhadap sikap dan perilaku keseharian antar teman.

Contoh : antar teman menilai tentang kesungguhan dalam melaksanakan belajar, melaksanakan tugas, menghormati dan menghargai teman dan guru.

21. Ulangan sub tema adalah ulangan yang dilakukan secara periodik untuk menilai kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu sub tema.

Contoh :TEMA : Benda-benda di Lingkungan Sekitar SUBTEMA 1 : Wujud Benda dan Cirinya

Berdasarkan contoh kisi-kisi di atas maka distribusi soal ulangan harian subtema 1 untuk ranah pengetahuan adalah sebagai berikut:

A. Untuk KD Bahasa Indonesia dengan nomor soal 1 6

B. Untuk KD PPKn dengan Nomor 7 9

C. Untuk KD Matematika dengan Nomor 10 12

D. Untuk KD SBDP dengan Nomor 13 15

E. Untuk KD IPS dengan nomor 16 18

F. Untuk KD IPA dengan nomor 19 21 Bentuk soal menyesuaikan, bisa pilihan ganda, isian maupun uraian. Namun perlu diperhatikan dalam pengaturan soalnya. Jika dibuat lebih dari satu model soal, maka dikelompokkan sesuai bentuk soal sehingga memudahkan pemberian skor.

22. Ujian Tengah Semester (UTS) adalah kegiatan penilaian yang dilakukan oleh guru untuk mengukur pencapaian kompetensi siswa setelah melaksanakan 8 sampai 9 minggu kegiatan pembelajaran.

Ujian Akhir Semester (UAS) kegiatan penilaian yang dilakukan oleh guru untuk menilai kompetensi siswa di akhir semester.Contoh :

Ulangan Tengah Semester (UTS) Ulangan tengah semester bisa dilakukan setelah 2 tema berlangsung. Contoh persiapan UTS

Pemetaan dilakukan pada semua muatan mapel yang diajarkan pada subtema dan tema. Berdasarkan pemetaan tersebut, dibuatkan kisi-kisi soal sesuai KD yang dipadukan. Proses penyusunan kisi-kisi sama dengan contoh kisi-kisi ulangan, hanya pada UTS memuat 2 tema dan masing-masing tema memuat 4 subtemaContoh :

Ulangan Akhir Semester (UAS) Ulangan akhir semester dilakukan setelah semua tema pada semester tersebut selesai dipelajari. Di kelas V terdapat 9 tema, ulangan akhir semester I dilakukan setelah selesai mempelajari 5 tema. Ulangan akhir semester 2 dilakukan setelah selesai mempelajari 4 tema. Berikut ini adalah contoh format pemetaan KD muatan mapel untuk kelas 1 semester 2.

Proses pemetaan dan penyusunan kisi-kisi UAS sama dengan proses ulangan maupun UTS, hanya jumlah tema lebih banyak. Dengan demikian guru memiliki data tentang komptensi yang telah dikuasai oleh siswa. Pentingnya memiliki data komptensi dasar adalah untuk membantu guru merumuskan nilai rapor, yang dideskripsikan adalah hal-hal yang menonjol dan yang perlu ditingkatkan oleh siswa. Penjadwalan UAS Tujuan penilaian adalah mengetahui ketercapaian kompetensi yang telah ditetapkan, sedangkan dalam pelaksanaan pembelajaran, guru sudah memadukan berbagai mapel. Maka untuk UAS pihak sekolah bisa menggunakan jadwal ulangan tema. Penggunaan jadwal tema dimaksudkan agar memudahkan siswa dan orang tua dalam membantu anaknya belajar dikarenakan bukunya disusun per-tema. Meskipun demikian dalam penyusunan soal tema tersebut tetap bisa diidentifikasi kompetensi-kompetensi muatan mata pelajaran yang akan diujikan pada tema tersebut.

23. Penialaian autentik adalah penilaian yang dilakukan pada saat kejadian dan tidak boleh ditunda-tunda. Tujuannya adalah mendapatkan informasi yang asli dan akurat dari siswa baik sikap, keterampilan dan pengetahuan.

Contoh :

24. UTK adalah Uji Tingkat Kompetensi di kelas 2, 4 dan 6 yang dilakukan oleh satuan pendidikan bukan dilakukan oleh guru. Tujuannya untuk pemetaan bukan untuk kenaikan kelas.

25. UMTK adalah ujian mutu tingkat kompetensi dilakukan oleh pemerintah untuk mengetahui tingkat kompetensi. Cakupan UMTK meliputi sejumlah kompetensi dasar yang merepresentasikan kompetensi inti pada tingkat kompetensi tersebut.

26. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran

tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan secara rinci dari suatu

materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus untuk mengarahkan

kegiatan pembelajaran siswa dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD).

Proses penyusunan meliputi mengkaji silabus tematik, mengkaji buku guru, mengkaji buku siswa, mengembangkan kegiatan pembelajaran, menjabarkan jenis penilaian, menentukan alokasi waktu, menentukan sumber belajar.

Komponen RPP meliputi identitas sekolah, kelas/semester, tema, sub tema, pembelajaran, alokasi waktu KI, KD, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, media/alat sumbe rpembelajaran, langkah-langkah kegiatan pembelajaran, penilaian.

BUKU SAKU