Top Banner
Seri Masyarakat Buku Pegangan Pemberantasan Perdagangan Orang Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan 2008
28

Buku Pegangan Pemberantasan Perdagangan Orang

Oct 02, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Buku Pegangan Pemberantasan Perdagangan Orang

1

Seri Masyarakat

Buku PeganganPemberantasan

Perdagangan Orang

Kementerian NegaraPemberdayaan Perempuan

2008

Page 2: Buku Pegangan Pemberantasan Perdagangan Orang

2

Pengarah:Sri Pardina Pudiastuti

Penyusun (menurut abjad):Andy Sutejo - Saung BogorAnto Ikayadi - YKAIBdarudidin Nur - LPA NTBBudi Rahardjo - Impact IndonesiaCatrinna - YPI DKIEdy Hartono - LPPA Jawa TengahEndah Khodijah - PPSW SukabumiFarid Ma’ruf - KNPPSuma Mihardja - Konsorsium CAPILHendra Jamal - KNPPHari Sadewo - UNICEFIsmangil - KNPPMeiliani Yuliasari - LPA Papuan JabarPrioyono Adi Nugroho - LPA Jawa TimurRita Hastuti - Kakak SurakartaRusdjiono - LPA ProbolinggoSeirindah Nur - FA SurabayaSuprapto - FA CirebonWinny Isnaini - LPA TulungagungVici Yulian - FA NAD

Buku ini dapat digandakan dan disebarluaskan dengan bebasselama tidak ditujukan untuk mencari keuntungan.

Gambar sampul oleh Pandan, peserta anakLokakarya Pemberantasan Perdagangan Orang.

Page 3: Buku Pegangan Pemberantasan Perdagangan Orang

3

Seri Masyarakat

Buku PeganganPemberantasan

Perdagangan Orang

Kementerian NegaraPemberdayaan Perempuan

2008

Page 4: Buku Pegangan Pemberantasan Perdagangan Orang

12

APAKAHPERDAGANGAN ORANG ITU?

Perdagangan orang adalah kejahatan kemanusiaan yang terjadi apabila serangkaian proses cara dan

tujuan seperti tergambar di bawah ini:

PROSES + CARA + TUJUAN

Perekrutanatau

Pengangkutanatau

Penampunganatau

Pengirimanatau

Pemindahanatau

Penerimaan

deng

an

Ancamanatau

Penggunaan Kekerasan

atauPenculikan

atauPemalsuan

atauPenipuan

atau Penyalahgu-

naanKekuasaan

atauJeratan Hutang

untu

kEKSPLOITASI

termasukPelacuran

atauKerja Palsa

atauPerbudakan

atauKekerasanSeksual

atauTransplantasi

Organ

Page 5: Buku Pegangan Pemberantasan Perdagangan Orang

13

Apabila salah satu dari proses, salah satu dari cara dan salah satu dari tujuan di atas terpenuhi, maka sudah bisa dikelompokkan sebagai tindak pidana perdagangan orang.

Khusus apabila korbannya adalah anak (usia di bawah 18 tahun, termasuk yang masih dalam kandungan), meskipun tidak memenuhi cara-cara di atas, sudah merupakan tindak pidana perdagangan orang.

Page 6: Buku Pegangan Pemberantasan Perdagangan Orang

14

Contoh Kasus:

Siti dari Jawa Timur berangkat menjadi TKW melalui sponsor Pak Dedi. Pak Dedi sering bertandang ke rumah dan mendorong Siti untuk mau menjadi TKW. Siti memilih Pak Dedi, sebab menurutnya dapat memberangkatkan lebih cepat dibandingkan melalui Dinas Tenaga Kerja. Saat pemberangkatan ke Jakarta, semua dokumen pribadi (KTP) dan uang Siti dipegang Pak Dedi dengan alasan agar aman. Sesampai di Jakarta, ternyata Siti tidak dapat menghubungi dan dihubungi keluarganya. Siti akhirnya berangkat dengan menyepakati gaji sebesar Rp. 5 juta/bulan, dengan tidak digaji selama 6 bulan pertama sebagai ganti biaya di penampungan. Tetapi pada kenyataannya dia tidak digaji selama 9 bulan (lebih panjang 3 bulan dari kesepakatan) dan setelah bulan

Page 7: Buku Pegangan Pemberantasan Perdagangan Orang

15

Dari contoh di atas, maka kisah Siti tersebut sudah dapat disebut tindak pidana perdagangan orang (PTPPO) dengan melihat:

1. Proses: Terjadi perekrutan, pemindahan, penampungan.

2. Cara: Terjadi bujuk rayu untuk menjadi TKW yang berangkat secara ilegal; ada penipuan - sebab informasi yang diberikan oleh sponsor tidak benar; ada penjeratan hutang dengan istilah ganti biaya penampungan; ada penipuan sebab gaji tidak sesuai perjanjian.

3. Tujuan: Ada eksploitasi mengingat jam kerja lebih dari 8 jam sehari, tidak digaji selama 3 bulan dan juga terjadi penggajian yang tidak adil.

Page 8: Buku Pegangan Pemberantasan Perdagangan Orang

16

BAGAIMANA KETENTUAN PIDANANYA?

Pelaku perdagangan orang akan dijerat dengan menggunakan Undang-undang PTPPO yang menyebutkan ketentuan pidana secara terperinci sesuai dengan bentuk kejahatan dan peran yang diambil oleh pelaku.

Dalam Undang-undang PTPPO, secara garis besar bentuk pidana yang ditetapkan bagi pelaku adalah sebagai berikut:

Bagi orang yang terbukti melakukan tindak • pidana perdagangan orang diancam diancam hukuman paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun, ditambah denda paling sedikit Rp. 120 juta, dan paling banyak Rp. 600 juta.

Jika korbannya meninggal, maka ancamannya • menjadi lebih berat. Pidana penjara minimal 5 (lima) tahun dan paling lama seumur hidup, ditambah dengan pidana denda paling sedikit Rp. 200 juta, dan paling banyak Rp. 5 milyar.

Page 9: Buku Pegangan Pemberantasan Perdagangan Orang

17

Perlu diingat !!!

Baru merencanakan atau melakukan pemufakatan untuk menjalankan perdagangan orang saja, sudah dapat dijerat dengan Undang-undang PTPPO.

Page 10: Buku Pegangan Pemberantasan Perdagangan Orang

18

SIAPA PELAKUPERDAGANGAN ORANG?

Semua jenis pelaku tindak pidana perdagangan orang dapa dikenakan hukuman seperti yang disebutkan di atas. Pelaku bisa menjalankannya secara langsung atau tidak langsung. Karena itu perdagangan orang bisa saja dilakukan oleh:

Orang yang menjalankan dan membantu • proses perekrutan, penampungan, pemindahan, pengiriman, dan pengangkutan terhadap korban. (rekruter, tekong, sponsor, calo, makelar, kafi l, dan sebagainya).

Orang yang melakukan dan membantu • penyekapan, penipuan, penculikan, penjeratan hutang, ancaman dan penggunaan kekerasan terhadap korban (agen tenaga kerja, germo, mafi oso, mami, bos besar, PT, dan sebagainya)

Orang yang melakukan eksploitasi terhadap • korban (majikan, germo, mucikari, mami, bos jermal, tuan, pemangsa anak, dan sebagainya)

Orang atau kelompok (petugas, pejabat, biro • jasa) yang terlibat dalam pembuatan dokumen palsu (pemalsuan nama, pemalsuan umur, alamat,

Page 11: Buku Pegangan Pemberantasan Perdagangan Orang

19

status perkawinan) termasuk yang memberikan keterangan palsu (saksi palsu) untuk pembuatan dokumen tersebut.

Orang yang • menghalangi proses pengusutan tindak pidana perdagangan orang, termasuk yang menyembunyikan atau membantu pelaku menghindari tuntutan hukum.

Semua orang bisa menjadi pelaku. Bahkan orang terdekat sekalipun, yang seharusnya melindungi, antara lain:

Orang tua.•

Tetatngga.•

Pacar.•

Teman.•

Suami/istri.•

Kakak/adik.•

Saudara dan Sanak Kerabat.•

Aparat (Camat, Lurah, RW, RT, Polisi, Bidan, • dan lain-lain).

Tokoh masyarakat.•

Untuk itu kita harus WASPADA!Untuk itu kita harus WASPADA!

Page 12: Buku Pegangan Pemberantasan Perdagangan Orang

20

BAGAIMANACARA KERJANYA?

Mereka yang melakukan praktek perdagangan orang seringkali menyamarkan kejahatannya dengan berbagai tipu muslihat:

Memberikan hutang dengan syarat-syarat tertentu yang memaksa orang tersebut/keluarganya untuk terus menerus bekerja sebagai pelunasan hutang.

Menjanjikan pengiriman Tenaga Kerja ke kota, ke luar kota atau ke luar negeri.

Menjadi PRT, menculik dan mengaku sebagai ibunya.

Menggunakan kedok atau penyalahgunaan kesempatan dalam kegiatan resemi seperti:

Duta seni/budaya/kontes kecantikan.•

Mencarikan pekerjaan yang menarik dengan • gaji menggiurkan.

Pendidikan/pemagangan kerja.•

Pertukaran pelajar/pemuda.•

Perjalanan “religius”.•

Page 13: Buku Pegangan Pemberantasan Perdagangan Orang

21

Pencarian model/bintang fi lm/artis.•

Mencari pengantin.•

Pengangkatan anak.•

Faktor-faktor yang mendorong terjadinya perdagangan orang antara lain:

Kemiskinan.•

Perempuan tidak dihargai, dianggap • barang.

Anak dianggap sebagai budak.•

Pendidikan dan keterampialn rendah.•

Perilaku konsumtif dan modis.•

Keluara yang tidak harmonis.•

Pernikahan dan perceraia usia dini.•

Masyarakat yang tidak peduli dan kurangnya • informasi tentang perdagangan orang.

Norma-norma sosial yang merugikan seperti • lamaran pertama harus diterima.

Page 14: Buku Pegangan Pemberantasan Perdagangan Orang

22

Mental aparat yang mendiamkan.•

Masyarakat yang asertif (menerima sebagai • hal yang wajar).

Sebagai akibatnya, jumlah perdagangan orang tidak juga menurun sebagaimana dapat dilihat pada data pada tabel berikut.

Tahun Kasus PelakuKorban

Dewasa Anak

2004 76 83 103 -

2005 71 83 125 18

2006 84 155 496 129

2007 123 139 210 71

2008

Sumber: Bareskrim - Mabes Polri, 2008

Page 15: Buku Pegangan Pemberantasan Perdagangan Orang

23

APA AKIBATPERDAGANGAN ORANG?

Secara fi sik:

Luka ringan hingga berat• Cacat• Kehamilan yang tidak dikehendaki• Terkena penyakit menular, penyakit kelamin, • HIV, AIDSKematian•

Secara psikologis:

Rendah diri• Merasa tidak berguna• Ketakutan yang berlebihan• Trauma• Gangguan jiwa/• stress

Secara seksual:

Hilang keperawanan•

Secara sosial:

Terkucil dari masyarakat•

Berikut ini adalah contoh-contoh kasus:

Page 16: Buku Pegangan Pemberantasan Perdagangan Orang

24

Kasus Eksploitasi Seksual

Pasca bencana di suatu daerah, banyak datang orang luar memberikan bantuan. Namun ada suatu kelompok pemuda yang datang ke satu wilayah dengan modus berjualan dari rumah ke rumah. Kemudian mereka melakukan pendekatan dengan salah satu perempuan muda. Mereka kemudian berpacaran. Si Pemuda tersebut menunjukkan perilaku yang baik. Namun, akhirnya mereka kawin lari karena pihak keluarga wanita tidak menyetujui hubungan tersebut. Akhirnya pemuda tersebut membawa pasangannya ke provinsi lain. Sesampainya di sana ternyata perempuan tersebut dijadikan pelacur, padahal saat itu dia sedangang hamil tua. Akhirnya dia mencoba melarikan diri dan bertemu dengan LBH. Dia disembunyikan karena suaminya terus mencari dengan maksud anak yang lahir nantinya akan dijual ke Negeri Jiran dan ibunya akan dijadikan pelacur. Proses pemulangan begitu sulit, oleh karenanya dia diminta menunggu sampai melahirkan baru kemudian dikembalikan ke daerahnya. Diduga, suaminya adalah anggota suatu jaringan perdagangan orang.

Page 17: Buku Pegangan Pemberantasan Perdagangan Orang

25

Proses: Pemindahan, penampungan

Cara: Penipuan, penyekapan

Tujuan: Eksploitasi (pelacuran)

Page 18: Buku Pegangan Pemberantasan Perdagangan Orang

26

Kasus Pemindahan atau Pentransplantasian Organ dan Jaringan Tubuh

Di Kota B, sebuah keluarga telah kehilangan anaknya selama 1 minggu. Anak itu hilang saat pulang dari sekolahnya. Ada orang yang melihat anak tersebut dipaksa oleh 2 orang naik sepeda motor. Minggu berikutnya keluarga tersebut menemukan anak itu berada di Kota C dengan kondisi sudah tidak bernyawa lagi dan organ-organ tubuhnya sudah tidak ada lagi.

Page 19: Buku Pegangan Pemberantasan Perdagangan Orang

27

Proses: Pemindahan

Cara: Penculikan

Tujuan: Transplantasi organ

Page 20: Buku Pegangan Pemberantasan Perdagangan Orang

28

BAGAIMANA CARA MENCEGAHNYA?

Mengatasi perdagangan orang memang membutuhkan perhatian dan dukungan dari semua lapisan masyarakat, misalnya melalui:

Keluarga (penguatan fungsi keluarga, • sehingga terbentuk keluarga harmonis).

Masyarakat agar lebih kritis dan waspada • terhadap bujuk rayu yang menawarkan pekerjaan bagus, mudah dan dengan gaji besar.

Tekad aparat dan masyarakat untuk tidak • memalsukan identitas/keterangan pribadi (misalnya memalsukan usia untuk menikah, bekerja atau alasan-alasan apapun).

Memastikan mengenai benar-benar • tersedianya pekerjaan di daerah, dalam negeri maupun di luar negeri yang ditawarkan.

Kesadaran untuk tidak menelan mentah-• mentah informasi yang diterima (termasuk dari perangkat desa, orang yang mengaku-aku tokoh masyarakat/agama).

Page 21: Buku Pegangan Pemberantasan Perdagangan Orang

29

Segera melaporkan kepada pihak yang • berwajib jika mengetahui adanya indikasi perdagangan orang.

Pemberian sangsi terhadap aparat yang • mendiamkan/membantu pihak-pihak yang memalsukan dokumen akan terkena sangsi sangat berat.

Penegakan hukum.•

Pencerahan oleh tokoh masyarakat dan • tokoh agama akan dampak negatif dari norma-norma sosial yang berlaku di daerah setempat.

Page 22: Buku Pegangan Pemberantasan Perdagangan Orang

30

ALUR PUSAT PELAYANAN TERPADU

Pelayanan Terpadu

Pelayanan untuk

Perempuandan Anak

Peranserta Masyarakat

Identifikasi kasus (perdagangan orang

ataukah bukan), wawancarara

Bantuan Hukum (pendampingan,

pembelaan)

Reintegrasi (penyatuan

kembali kepada masyarakat)

Reahibilitasi (pemulihan,

penyembuhan, perlindungan)

Pemulangan

Page 23: Buku Pegangan Pemberantasan Perdagangan Orang

31

APA PERAN MASYARAKAT?

Masyarakat berperan serta membantu upaya pencegahan dan penanganan korban perdagangan orang.

Masyarakat memberikan informasi dan/atau melaporkan adanya tindak pidana perdagangan orang kepada penegak hukum atau pihak yang berwajib, lembaga layanan lain seperti Telpon Sahabat Anak (TESA) 129.

Selain itu, masyarakat juga bisa ikut serta membantu menyelamatkan korban dengan merujuk korban ke pusat-pusat layanan seperti Pusat Pelayanan Terpadu (PPT).

Kalau ada korban kita harus bagaimana? Kita harus segera melaporkan kasus tersebut ke instansi yang terkait di wilayah tersebut agar korban dapat segera dibantu.

Jangan menunda-nunda laporan apabila mlihat adanya korban. Mungkin nasib dan nyawa korban akan sangat tergantung kepada uluran tangan anda yang mengetahui kejadian tersebut. Semakin cepat penanganan, pada umumnya akan semakin baik bagi penyelamatan korban.

Page 24: Buku Pegangan Pemberantasan Perdagangan Orang

32

Bagaimana cara pandang kita terhadap anak yang

menjadi pelaku tindak pidana perdagangan orang?

Terhadap anak, kita harus menempatkannya dalam kerangka pikir sebagai berikut:

Anak harus dianggap terpaksa atau dipaksa • untuk menjadi pelaku, bukan semata-mata karena kemauan sendiri.

Anak dianggap sebagai korban, seperti salah • pengasuhan, salah didik, tekanan teman sebaya, lingkungan masyarakat yang tidak memihak kepada anak.

Walaupun anak sebagai pelaku, dia berhak • mendapat perlakuan khusus dan tetap dilindungi hak-haknya.

Sangsi yang diberikan lebih diarahkan kepada • pembinaan, bimbingan dan pemngembalian kepada keluarga danmasyarakat (sesuai dengan restorative justice).

Page 25: Buku Pegangan Pemberantasan Perdagangan Orang

33

Untuk anak yang menjadi korban ataupun saksi, kita harus menempatkannya dalam perlindungan sesuai UU Perlindungan Saksi dan Korban yang terdiri dari:

Pengamanan bagi korban dan saksi (Rumah • Aman/Shelter).

Pendampingan korban dengan tenaga hukum, • kesehatan dan psikologi.

Kerahasiaan identitas korban.•

Perlindungan anak dalam bentuk pemenuhan • hak-haknya.

Pemulihan fi sik (kesehatan), psikis • (kejiwaan), ekonomi dan sosial.

Pemulangan ke daerah asal.•

Reintegrasi (penyatuan kembali) dengan • keluarga dan masyarakat.

Page 26: Buku Pegangan Pemberantasan Perdagangan Orang

34

KEMANA KITA HARUS MENGADU?

Pusat Pelayanan Terpadu (PPT; dan sejenisnya • termasuk P2TP2A - Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak, Women and Children Crisis Centre - WCCC) umumnya berada di Provinsi dan Kabupaten/Kota.PPT yang berbasis rumah sakit, seperti yang • ada di Rumah Sakita Bhayangkara dan Rumah Sakit lainnya yang menampung rujukan korban anak dan perempuan.Lembaga Perlindugan Anak (LPA), di Provinsi • maupun di Kabupaten/Kota.Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI • maupun KPAI Daerah).Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia • (PKBI).Lemabaga Sawadaya Masyarakat (LSM) atau • Lembaga Bantuan Hukum (LBH) terkait yang menangani anak dan perempuan.Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (UPPA) di • Ruang Pelayanan Khusus (RPK) pada Kepolisian Resort (Polres), Wilayah (Polwil) atau Daerah (Polda).Instansi yang menangani Pemberdayaan • Perempuan, Perlindungan Anak atau Sosial.

Page 27: Buku Pegangan Pemberantasan Perdagangan Orang

35

Children Centre• di daerah korban bencana.Telepon Sahabat Abak 129 (TESA 129).•

Anda juga dapat menghubungi lembaga-lembaga mitra perlindungan berikut ini:

Anda juga bisa menghubungi nomor-nomor darurat berikut:

(021) 129 - TESA (Telepon Sahabat Anak) Jakarta

110 - Kepolisian (laporan)118 - Ambulans (tindakan medis)

Page 28: Buku Pegangan Pemberantasan Perdagangan Orang

38

BerantasPerdagangan Orang

Sekarang Juga !!!