Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan 1 BAB PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Subsektor peternakan merupakan salah satu subsektor yang memberikan kontribusi pada perekonomian nasional serta mampu menyerap tenaga kerja, sehingga dapat diandalkan dalam upaya perbaikan perekonomian nasional. Selain itu ketersediaan produk peternakan secara langsung akan meningkatkan status gizi masyarakat, khususnya untuk pemenuhan kalori dan protein hewani. Pemenuhan konsumsi masyarakat atas kalori dan protein hewani akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Peranan data dan informasi sangat diperlukan sebagai dasar perencanaan dan pengembangan pembangunan. Sesuai Undang-Undang RI Tahun 2006 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) telah ditetapkan bahwa kebijakan perencanaan pembangunan didasarkan pada data dan informasi yang akurat dan dapat dipertangungjawabkan. Pemenuhan data peternakan secara rutin setiap tahun dilakukan BPS melalui pendekatan perusahaan, RPH dan keurmaster. Pengumpulan data perusahaan peternakan bertujuan untuk memperoleh data struktur usaha peternakan. Sedangkan pengumpulan data melalui RPH dan keurmaster untuk memperoleh data produksi hasil pemotongan ternak. Pengumpulan data rumah tangga dilakukan melalui sensus dan survei. Pengumpulan data melalui sensus dilakukan setiap sepuluh tahun sekali. Pelaksanaan sensus yang terakhir adalah Sensus Pertanian 2003. Sensus Pertanian menghasilkan jumlah rumah tangga dan populasi ternak yang digunakan sebagai benchmark survei- survei peternakan berikutnya. Pengumpulan data melalui survei tergantung kebutuhan dan biaya yang tersedia. Survei peternakan yang telah dilakukan adalah Survei Rumah Tangga Peternakan Nasional (SPN) yang menghasilkan parameter mutasi ternak dan produktivitas ternak. Parameter mutasi tersebut digunakan untuk memperkirakan populasi ternak dari rumah tangga pada waktu yang akan datang. Hasil pengumpulan data perusahaan dan pemotongan ternak yang dipadukan dengan hasil SPN akan diperoleh data peternakan (populasi) secara menyeluruh dan I
110
Embed
Buku Pedoman Pengumpulan, Pengolahan, dan Penyajian Statistik ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan 1
BAB
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Subsektor peternakan merupakan salah satu subsektor yang memberikan kontribusi
pada perekonomian nasional serta mampu menyerap tenaga kerja, sehingga dapat
diandalkan dalam upaya perbaikan perekonomian nasional. Selain itu ketersediaan produk
peternakan secara langsung akan meningkatkan status gizi masyarakat, khususnya untuk
pemenuhan kalori dan protein hewani. Pemenuhan konsumsi masyarakat atas kalori dan
protein hewani akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Peranan data dan informasi sangat diperlukan sebagai dasar perencanaan dan
pengembangan pembangunan. Sesuai Undang-Undang RI Tahun 2006 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) telah ditetapkan bahwa kebijakan
perencanaan pembangunan didasarkan pada data dan informasi yang akurat dan dapat
dipertangungjawabkan.
Pemenuhan data peternakan secara rutin setiap tahun dilakukan BPS melalui
pendekatan perusahaan, RPH dan keurmaster. Pengumpulan data perusahaan peternakan
bertujuan untuk memperoleh data struktur usaha peternakan. Sedangkan pengumpulan
data melalui RPH dan keurmaster untuk memperoleh data produksi hasil pemotongan
ternak.
Pengumpulan data rumah tangga dilakukan melalui sensus dan survei.
Pengumpulan data melalui sensus dilakukan setiap sepuluh tahun sekali. Pelaksanaan
sensus yang terakhir adalah Sensus Pertanian 2003. Sensus Pertanian menghasilkan
jumlah rumah tangga dan populasi ternak yang digunakan sebagai benchmark survei-
survei peternakan berikutnya.
Pengumpulan data melalui survei tergantung kebutuhan dan biaya yang tersedia.
Survei peternakan yang telah dilakukan adalah Survei Rumah Tangga Peternakan
Nasional (SPN) yang menghasilkan parameter mutasi ternak dan produktivitas ternak.
Parameter mutasi tersebut digunakan untuk memperkirakan populasi ternak dari rumah
tangga pada waktu yang akan datang.
Hasil pengumpulan data perusahaan dan pemotongan ternak yang dipadukan
dengan hasil SPN akan diperoleh data peternakan (populasi) secara menyeluruh dan
I
2 Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan
lengkap. Agar data yang dihasilkan akurat dan up to date sebagai bahan perencanaan dan
dasar kebijakan di bidang peternakan, diperlukan suatu pedoman yang mengatur tata cara
pengumpulan, pengolahan, dan penyajian statistik peternakan.
1.2 LANDASAN HUKUM
Pelaksanaan pendataan perusahaan peternakan dan pemotongan ternak oleh
Badan Pusat Statistik dilandasi:
a. Undang-Undang No.16 tahun 1997 tentang Statistik.
b. Peraturan Pemerintah RI No. 51 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik.
c. Peraturan Presiden No. 86 Tahun 2007 tentang Badan Pusat Statistik.
1.3 TUJUAN
Tujuan pengumpulan data peternakan:
a. Mendapatkan populasi, produksi dan struktur ongkos usaha peternakan yang dilakukan
oleh perusahaan peternakan.
b. Mendapatkan produksi hasil pemotongan ternak dari RPH dan keurmaster .
c. Mendapatkan estimasi populasi dan produksi yang diusahakan rumah tangga di
wilayah.
1.4 RUANG LINGKUP DAN CAKUPAN
Pengumpulan data perusahaan peternakan dan pemotongan ternak dari RPH dan
keurmaster dilaksanakan di seluruh wilayah negara Republik Indonesia. Perusahaan
peternakan yang dicakup adalah perusahaan peternakan berbadan hukum yang
melakukan kegiatan usaha pembibitan dan budidaya ternak. RPH yang dicakup adalah
seluruh RPH baik milik pemerintah maupun swasta. Keurmaster yang dicakup adalah
keurmaster yang tidak bertugas di RPH.
1.5 PETUGAS
Petugas lapangan yang terlibat dalam pengumpulan data perusahaan peternakan,
RPH dan keurmaster adalah Koordinator Statistik Kecamatan (KSK) dan atau Staf BPS
Provinsi/Kabupaten/Kota yang diberi tugas.
Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan 3
1.6 JENIS DOKUMEN
Jenis dokumen yang digunakan dalam kegiatan ini yaitu:
a. Daftar-LTT
adalah daftar yang digunakan untuk mengumpulkan data perusahaan yang
mengusahakan ternak besar (sapi potong, kerbau, kuda) dan ternak kecil (kambing,
domba, dan babi).
b. Daftar-LTU
adalah daftar yang digunakan untuk mengumpulkan data perusahaan yang
mengusahakan unggas (ayam pedaging, ayam petelur, dan unggas lainnya).
c. Daftar-LTS
adalah daftar yang digunakan untuk mengumpulkan data perusahaan sapi perah.
d. Daftar-RPH
adalah daftar yang digunakan untuk mengumpulkan data pemotongan ternak dari
RPH.
e. Daftar-Keurmaster
adalah daftar yang digunakan untuk mengumpulkan data pemotongan ternak dari
keurmaster yang tidak bertugas di RPH.
1.7 METODOLOGI
Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data perusahaan peternakan adalah
pencacahan lengkap (sensus) terhadap seluruh perusahaan peternakan yang berbadan
hukum (PT, CV, Firma, Koperasi, BUMN, Yayasan) baik usaha pembibitan maupun
budidaya ternak. Periode data yang dikumpulkan adalah tahunan dengan referensi waktu
setahun yang lalu.
Periode pengumpulan data pemotongan ternak yang dikumpulkan dari RPH dan
keurmaster adalah triwulanan. Metode pengumpulan data RPH dan keurmaster dilakukan
dengan pencacahan lengkap di seluruh Indonesia dengan menggunakan dua pendekatan,
yaitu:
a. RPH, milik pemerintah maupun swasta dengan responden adalah petugas RPH
setempat atau keurmaster yang bertugas di RPH tersebut.
b. Keurmaster, yaitu aparat Dinas Peternakan/Pemda setempat khususnya yang tidak
langsung menangani/tidak bertugas di RPH.
4 Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan
1.8 KONSEP DAN DEFINISI
Perusahaan peternakan adalah unit usaha yang mengusahakan ternak baik untuk
pembibitan maupun budidaya dengan status badan hukum PT, CV, Firma, Koperasi,
BUMN, atau Yayasan.
Pembibitan ternak adalah kegiatan pemeliharaan ternak dengan tujuan utama
pembibitan/pengembangbiakan ternak.
Budidaya ternak adalah kegiatan pemeliharaan ternak dengan tujuan utama
pembesaran/penggemukan ternak.
PT adalah perusahaan yang berstatus badan hukum, dengan modal yang terbagi dalam
saham-saham dan pemegang saham bertanggung jawab terbatas pada nilai nominal
saham yang dimiliki. Dalam menjalankan kegiatannya pemegang saham ikut serta
berperan tergantung besar kecilnya jumlah saham yang dimiliki, atau berdasarkan
perjanjian antar pemegang saham.
CV adalah suatu bentuk perjanjian kerjasama untuk berusaha antara orang-orang yang
bersedia memimpin, mengatur perusahaan, dan bertanggung jawab penuh atas kekayaan
pribadinya, dengan orang-orang yang memberikan pinjaman dan tidak bersedia memimpin
perusahaan serta bertanggung jawab pada kekayaan yang diikutsertakan dalam
perusahaan tersebut.
Firma adalah suatu persekutuan untuk menjalankan perusahaan dengan nama bersama,
masing-masing anggota firma bertanggung jawab sepenuhnya atas segala perikatan. Laba
yang diperoleh dibagi bersama-sama dan rugi dari perusahaan ditanggung bersama pula.
Koperasi adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-
orang atau badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha
bersama atas azas kekeluargaan.
Yayasan adalah sebuah badan hukum dengan kekayaan yang dipisahkan. Tujuan
pendiriannya dititikberatkan pada usaha-usaha sosial dan bukan untuk mencari
keuntungan.
PMA (Penanaman Modal Asing) adalah nilai investasi yang disetujui pemerintah terdiri
atas saham peserta Indonesia, saham peserta asing, dan modal pinjaman pemerintah
yang diinvestasi untuk proyek di sektor tertentu dan diatur oleh pemerintah.
PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) adalah nilai investasi yang disetujui
pemerintah terdiri atas modal sendiri dan modal pinjaman pemerintah yang diinvestasikan
untuk proyek di sektor tertentu dan diatur oleh pemerintah melalui undang-undang.
Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan 5
Tahun mulai operasional adalah tahun dimana perusahaan pertama kali melakukan
kegiatan operasional perusahaan secara komersial.
Pekerja tetap adalah pekerja dengan memperoleh upah/gaji secara tetap termasuk pemilik
atau pekerja keluarga.
Pekerja tidak tetap (Honorer) adalah pekerja yang menerima upah/gaji berdasarkan
banyaknya waktu kerja.
Pekerja harian lepas adalah pekerja yang bekerja secara harian dimana pembayaran
upahnya dihitung secara harian/banyaknya hari bekerja.
Pekerja borongan adalah pekerja yang bekerja atas dasar kontrak yang disepakati
menyangkut jenis pekerjaan yang harus diselesaikan dan upah yang akan dibayarkan.
Jumlah hari-orang (mandays) adalah perkalian antara jumlah hari kerja pekerja harian
dengan rata-rata jumlah pekerja per hari kerja.
Sediaan Biologik adalah obat ternak/unggas yang meliputi vaksin, serum, dan bahan
diagnostika biologik.
Sediaan Farmasetik adalah obat ternak/unggas antara lain vitamin, hormon, mineral, anti
bakteria, anti protozoa, anti diare, obat pencernaan.
Sediaan Premix adalah obat ternak/unggas berupa imbuhan pakan dan pelengkap pakan
yang dicampurkan pada pakan atau minuman.
Pemeliharaan barang modal adalah pengeluaran rutin untuk memelihara atau
memperbaiki agar tetap dapat bekerja/berfungsi seperti biasa.
Barang modal tetap adalah barang untuk pemakaian jangka panjang seperti tanah,
gedung, mesin, kendaraan, dan sebagainya.
Barang modal baru adalah barang modal yang belum pernah dipakai pihak lain (kecuali
tanah). Barang modal bekas dari luar negeri digolongkan sebagai barang modal baru.
Barang modal bekas dalam negeri adalah barang modal yang pernah dipakai pihak lain
di dalam negeri (kecuali tanah).
Perbaikan besar barang modal adalah perbaikan barang modal sehingga memperbesar
kapasitas atau menambah usia barang modal tersebut.
RPH (Rumah Potong Hewan) adalah suatu bangunan atau kompleks bangunan dengan
disain dan syarat tertentu yang digunakan sebagai tempat memotong hewan selain unggas
bagi konsumsi masyarakat.
6 Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan
Keurmaster adalah tenaga paramedik pemerintah yang telah mengikuti pelatihan tentang
uji daging, dan bertugas di Rumah Potong Hewan (RPH), serta ditunjuk oleh Dinas
Peternakan/Dinas yang membidangi fungsi peternakan atas nama bupati/walikota yang
selanjutnya memiliki kewenangan untuk melaksanakan uji daging.
1.9 JADWAL KEGIATAN
Jadwal kegiatan pengumpulan data statistik perusahaan peternakan dan RPH.
Contoh: Jadwal Kegiatan Pengumpulan Data pada Tahun 2010
Kegiatan
RPH/Keurmaster Perusahaan
Peternakan
(LTT/LTS/LTU) Triw I Triw II Triw III Triw IV
Periode Data Jan – Mar „10 Apr – Juni „10 Juli – Sept „10 Okt – Des „10 Jan – Des „09
Pencacahan Apr – Mei „10 Juli – Agust „10 Okt – Nop „10 Jan – Feb „11 Jan – Feb „10
Pengiriman Mei – Juni „10 Agust – Sept „10 Nop – Des „10 Feb – Mar „11 Feb – Mar „10
Pengolahan Mei – Juli „10 Agust – Okt „10 Nop 10 – Jan „11 Feb – Apr „11 Mar – April „10
Publikasi Mei – Juni 2011 Mei – Juni „10
1.10 TAHAP KEGIATAN
a. Persiapan
Dalam tahapan persiapan kegiatan yang dilaksanakan adalah melakukan
pemutakhiran direktori untuk menentukan jumlah perusahaan, RPH dan keurmaster yang
akan digunakan sebagai target pencacahan dan alokasi dokumen. Langkah pemutakhiran
direktori dilakukan sebagai berikut:
1) Menambahkan nama dan alamat perusahaan, RPH dan keurmaster yang baru berdiri
atau baru ditemui di lapangan dan belum tercantum dalam direktori serta menghapus
nama dan alamat yang telah tutup atau tidak ada kegiatan.
2) Selanjutnya dilakukan matching direktori dengan instansi terkait atau sumber lain.
Jumlah perusahaan hasil pemutakhiran direktori digunakan sebagai target
pencacahan dan perkiraan pencetakan kuesioner. Kuesioner pencacahan dan direktori
hasil pemutakhiran dikirim ke BPS Provinsi untuk selanjutnya didistribusikan ke BPS
Kabupaten/Kota. Setiap perusahaan akan dikirimkan sebanyak 3 (tiga) set kuesioner. Satu
Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan 7
set untuk pertinggal di perusahaan dan dua set untuk dikirim kembali ke BPS Provinsi
melalui BPS Kabupaten/Kota dan selanjutnya1 (satu) set dikirim ke BPS.
b. Pelaksanaan
Pengumpulan data dilakukan terhadap semua perusahaan peternakan yang berbadan
hukum dengan mengisi kuesioner sesuai catatan administrasi yang ada di perusahaan dan
atau dengan mewawancarai penanggung jawab perusahaan peternakan.
Pengumpulan data pemotongan ternak dilakukan secara lengkap terhadap seluruh
RPH dan keurmaster. Daftar-RPH diisi dengan menyalin catatan pemotongan ternak di
RPH atau mewawancarai pengelola RPH/keurmaster yang bertugas di RPH. Sedangkan
Daftar-Keurmaster untuk laporan pemotongan ternak dari keurmaster yang tidak bertugas
di RPH, diisi dengan menyalin catatan pemotongan ternak dari keurmaster tersebut di
seluruh wilayah tugasnya.
8 Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan
Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan 9
BAB
LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN TERNAK BESAR DAN KECIL (DAFTAR-LTT)
2.1 PENDAHULUAN
2.1.1 Tujuan
Daftar-LTT digunakan untuk mendapatkan keterangan rinci mengenai perusahaan
ternak besar dan kecil. Ternak besar meliputi sapi potong, kerbau, dan kuda, sedangkan
ternak kecil meliputi kambing, domba dan babi. Keterangan yang dikumpulkan adalah
keterangan umum perusahaan, jumlah pekerja dan pengeluaran untuk pekerja, jumlah dan
mutasi ternak, produksi ternak dan pendapatan lain, pemakaian bahan bakar, pengeluaran
perusahaan, serta pembentukan modal selama setahun. Satu Daftar-LTT digunakan untuk
mencacah satu perusahaan peternakan.
Perusahaan ternak besar dan kecil yang dicakup dalam survei ini adalah perusahaan
yang berbadan hukum/usaha yaitu: PT/CV, Firma, Koperasi, BUMN, dan Yayasan.
2.1.2 Keterangan yang Dikumpulkan
Keterangan yang dikumpulkan dalam Daftar-LTT dikelompokkan menjadi delapan
blok, yaitu :
Blok I : Keterangan Umum
Blok II : Jumlah Pekerja dan Pengeluaran untuk Pekerja
Blok III : Jumlah Ternak yang Diusahakan
Blok IV : Pendapatan/Penerimaan Usaha Peternakan Selama Tahun (t)
Blok V : Pemakaian Bahan Bakar, Pelumas, Listrik, dan Air Selama Tahun (t)
Blok VI : Pengeluaran untuk Pakan Ternak, Obat-obatan, dan Lainnya
Blok VII : Pembentukan Modal Tetap, Penambahan, Pengurangan, dan Perbaikan Besar
(000 Rp)
Blok VIII : Catatan
II
10 Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan
2.2 TATA CARA PENGISIAN DAFTAR - LTT
KETERANGAN TEMPAT
Keterangan tempat terdapat pada halaman pertama digunakan untuk mencatat
identitas perusahaan yang terdiri dari provinsi, kabupaten/kota, kecamatan,
desa/kelurahan, nomor urut perusahaan, nama lengkap perusahaan, lokasi perusahaan,
dan alamat kantor pusat.
Rincian 1 s.d. 4: Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan.
Tuliskan nama provinsi pada rincian 1, kabupaten/kota pada rincian 2, kecamatan pada
rincian 3, dan desa/kelurahan pada rincian 4, sesuai dengan lokasi perusahaan. Untuk
provinsi, kabupaten/kota, dan kecamatan tuliskan juga kodenya pada kotak yang tersedia.
Rincian 5: Nomor Urut Perusahaan
Rincian ini dikosongkan dan hanya diisi oleh petugas BPS.
Rincian 6: Nama Lengkap Perusahaan
Tuliskan nama perusahaan secara lengkap, berikut bentuk badan hukumnya.
Contoh:
6. Nama Lengkap Perusahaan : PT. GREAT GIANT LIVESTOCK
Rincian 7: Lokasi Perusahaan
Tuliskan alamat lokasi perusahaan secara lengkap dan jelas, dengan kode pos, nomor
telepon dan nomor Fax.
7. Lokasi Perusahaan:........................................................................................................
C. Keterangan Pembelian dan Penjualan Kolom (2) dan kolom (6) harus sama dengan isian Blok IIIB rincian 2 (untuk jenis ternak yang sesuai) Kolom (4) dan kolom (8) harus sama dengan isian Blok IIIB rincian 5 (untuk jenis ternak yang sesuai)
Ternak …………………………….. Ternak …………………………….
Jumlah Nama Jumlah Nama Jumlah Nama Jumlah Nama
(ekor) Wilayah (ekor) Wilayah (ekor) Wilayah (ekor) Wilayah
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1. Dalam Kabupaten/Kota Ini
2. Luar Kab/Kota dalam Provinsi
3. Luar Provinsi Ini
4. Luar Negeri (Impor/Ekspor)
Anak Muda
Berumur < 1 tahun Berumur 1-2 tahun dan belum pernah
beranak
Berumur < 2 bulan Berumur 2-6 bulan dan belum pernah
beranak
3. Jumlah Upah yang Dibayarkan untuk Pekerja Harian Selama Setahun
III. JUMLAH TERNAK YANG DIUSAHAKAN
A. Jumlah Ternak Yang Diusahakan pada Juni 2009
Sapi, Kerbau, Kuda
Golongan
Umur(1)
1. Anak
2. Muda
3. Dewasa
II. JUMLAH PEKERJA DAN PENGELUARAN UNTUK PEKERJA (LANJUTAN)
1. Jumlah Hari Kerja dalam Setahun
2. Rata-rata Jumlah Pekerja Harian per Hari Kerja
C. Pekerja Harian Lepas/Borongan Selama Tahun 2009
4. J u m l a h
B. Mutasi Ternak Selama Tahun 2009
Ternak Ternak Ternak U r a i a n
Jumlah (ekor) Jumlah (ekor) Jumlah (ekor)(1) (2) (3) (4)
1. Stok Awal Januari 2009
2. Pembelian
3. Kelahiran
4. Penambahan Lain
5. Penjualan
6. Pemotongan
* Golongan Umur Ternak (anak, muda, dewasa)
7 Kematian
Penjualan
Dewasa
Berumur > 2 tahun atau
Jenis Ternak
8. Pengurangan Lain
9. Stok Akhir Desember 2009
PembelianUraian
(1)
PenjualanPembelian
pernah beranak
Kambing, Domba, Babi
pernah beranak
Berumur > 2 bulan atau
3
28 Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan
Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan 29
30 Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan
Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan 31
A. Pengeluaran untuk Pakan Ternak Selama Tahun 2009
a. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
b. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
c. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Pemakaian Air adalah air yang dibeli dari PDAM atau dari pihak lain
Pengeluaran Pakan adalah jumlah dan nilai pakan yang telah benar-benar dipakai selama tahun 2009
14. J u m l a h {(Rincian 1 s.d 13c)}
V. PEMAKAIAN BAHAN BAKAR, PELUMAS, LISTRIK, DAN AIR SELAMA TAHUN 2009
U r a i a n Satuan Jumlah Nilai (000 Rp)
(1) (2) (3) (4)
10. Umbi-umbian
11. Tepung Olahan
12. Konsentrat (bahan olahan pabrik)
13. Pakan Lainnya:
6. Bungkil Kelapa, Bungkil Kedelai, dll.
7. Ampas Tahu, Ampas Kelapa, dll.
8. Biji-bijian (beras, jagung, dll.)
9. Kacang-kacangan
2. Daun-daunan (daun pisang, daun nangka, dll.)
3. Jerami (jerami padi, jerami jagung, dll.)
4. Katul/Bekatul
5. Dedak
(1) (2) (3)
1. Rumput Hijau (rumput gajah, alang-alang, dll.)
10. J u m l a h {Rincian (8+9)}
VI. PENGELUARAN UNTUK PAKAN TERNAK, OBAT-OBATAN, DAN LAINNYA
Jenis Pakan Jumlah (Kg) Nilai (000 Rp)
8. Listrik Dibeli dari PLN Kwh
9. A i r M3
5. Bahan Bakar/Minyak Lainnya
6. Jumlah {Rincian (1+2+3+4+5)}
7. Listrik Dibangkitkan Sendiri Kwh
3. Minyak Tanah liter
4. Pelumas liter
1. Bensin liter
2. Solar liter
7
32 Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan
B. Pengeluaran untuk Obat-obatan Selama Tahun 2009
5. . . . . . . . . . . . . .
6. . . . . . . . . . . . . .
5. . . . . . . . . . . . . . . . .
6. . . . . . . . . . . . . . . . .
7. . . . . . . . . . . . . . . . .
8. . . . . . . . . . . . . . . . .
1. . . . . . . . . . . . . . . . .
3. . . . . . . . . . . . . . . . .
4. . . . . . . . . . . . . . . . .
1. . . . . . . . . . . . . . . . .
3. . . . . . . . . . . . . . . . .
4. . . . . . . . . . . . . . . . .
tahun 2009
Sediaan Biologik, meliputi vaksin, serum, dan bahan diagnostika biologik untuk hewan/unggas
Sediaan Farmasetik, meliputi vitamin, antibiotik, hormon, mineral, anti bakteri, anti protozoa, dsb.
Sediaan Premix, meliputi imbuhan pakan (feed aditive) dan pelengkap pakan (feed suplement)
Sediaan Lainnya, meliputi obat-obatan selain tersebut diatas
. . .
. . .
(e). J u m l a h {Rincian (a) s.d (d)}
Pengeluaran Obat-obatan yang Dicatat adalah jumlah dan nilai obat-obatan yang telah digunakan selama
(d). Lainnya
. . .
2. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . .
. . .
. . .
. . .
(c). Sediaan Premix
. . .
4. Vitamin B kompleks/B 12 . . .
. . .
. . .
2. Tetrasiklin ml/cc
3. Penisilin ml/cc
. . .
. . .
(b). Sediaan Farmasetik
1. Teramicin ml/cc
3. Vaksin Broceulus ml/cc
4. Vaksin Antrax ml/cc
(a). Sediaan Biologik
1. Vaksin SE ml/cc
2. Vaksin Kolera ml/cc
(1) (2) (3) (4)
VI. PENGELUARAN UNTUK PAKAN TERNAK, OBAT-OBATAN, DAN LAINNYA (LANJUTAN)
Jenis/Merk Obat-obatan Satuan Jumlah Nilai (000 Rp)
8
Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan 33
dari luar negeri digolongkan sebagai barang modal baru
modal tersebut
* Perbaikan Besar adalah perbaikan barang modal sehingga menambah kapasitas atau memperpanjang umur barang
* Barang Modal Baru adalah barang modal yang belum pernah dipakai pihak lain (kecuali tanah), barang modal bekas
VI. PENGELUARAN UNTUK PAKAN TERNAK, OBAT-OBATAN, DAN LAINNYA (LANJUTAN)
C. Pengeluaran lainnya
U r a i a n N i l a i (000 Rp)
(1) (2)
1. Suku Cadang dan Bahan untuk Pemeliharaan/Perbaikan Barang Modal
2. Ongkos Perbaikan dan Pemeliharaan Barang Modal
3. Bahan-bahan untuk Keperluan Kantor
4. Jasa Peternakan yang Dibayarkan Kepada Pihak Lain
5. Sewa Tanah, Gedung, dan Alat-alat
6. Pajak Tidak Langsung
7. Penyusutan
8. Bunga Atas Pinjaman
9. Hadiah, Sumbangan, dsb.
10. Pengeluaran Lainnya
11. J u m l a h (Rincian 1 s.d 10)
Pajak tidak langsung, meliputi segala jenis pajak yang dikenakan atas kegiatan produksi, penjualan, macam-macam
bea, dan sebagainya kecuali pajak pendapatan dan pajak perseroan
VII. PEMBENTUKAN MODAL TETAP, PENAMBAHAN, PENGURANGAN, DAN PERBAIKAN BESAR
( 000 Rp)
Jenis Barang ModalPembelian Barang Modal Perbaikan Besar Pengurangan
Baru Bekas Dlm Negeri Barang Modal Barang Modal(5)
1. Tanah
2. Gedung/Konstruksi Lainnya
3. Mesin-mesin & Perlengkapan
(1) (2) (3) (4)
4. Kendaraan Angkutan
5. Kandang
6. ……………………………..
7. ……………………………..
8. ……………………………..
9. Lainnya: ………………..
10. Jumlah
* Barang Modal Tetap adalah barang untuk pemakaian jangka panjang, seperti tanah, gedung, mesin, dan sebagainya
9
34 Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan
10
Bila Ada yang Kurang Jelas, Nama Pejabat/Karyawan Nama :
Perusahaan yang Dapat Dihubungi : NIP :
Nama : Jabatan :
Jabatan :
Telepon :
Fax :
E-mail :
Hasil Laporan Perusahaan Peternakan Ternak Besar/Kecil 2002 - 2006
Partisipasi anda dalam melengkapi data ini membantu perencanaan pembangunan
Pengumpul Susu Sapi -3 (hanya Blok II dan Blok XI saja yang diisi)
PT/CV/Firma -1 BUMN -2
Koperasi -3 Yayasan -4
BKPM -1 BKPMD -2
Ditjennak -3 Pemda/Dinas Prov/Kab/Kota -4
PMA PMDN -2
Lainnya -3
4. A S. Peternakan
1. Jumlah Hari Kerja dalam Setahun : ............................ Hari
2. Rata-rata Jumlah Pekerja Harian per Hari Kerja : ............................ Orang
3. Jumlah Upah yang Dibayarkan untuk Pekerja Harian Selama Setahun : ............................ (000 Rp)
Perusahaan peternakan Sapi perah yang berbadan hukum (PT, CV, Firma, Koperasi, Yayasan)
Akademi/
Universitas
3. Izin Usaha Berasal dari
* Pekerja Harian adalah pekerja yang menerima upah menurut jumlah hari ia bekerja
Jumlah
(4)
Laki-laki Perempuan(3) (4)
B. Pengeluaran Untuk Pekerja Selama Tahun 2009
(000 Rp)
WNI
5. Jumlah
dr. Hewan
Berupa Barang
(000 Rp)
* Pekerja Honorer adalah pekerja tidak tetap yang dibayar secara bulanan, tidak tergantung jumlah hari ia bekerja
2. Upah Lembur, Bonus, Hadiah, dan Lainnya
* Perusahaan Sapi Perah yang dicakup dalam survei ini adalah:
C. Pekerja Harian Lepas/Borongan Selama Tahun 2009
3. J u m l a h
* Pekerja Tetap adalah pekerja dengan memperoleh upah/gaji secara tetap, termasuk pemilik
Jenis Pengeluaran
(1)
1. Upah dan Gaji
(000 Rp)(2) (3)
Berupa Uang
Lainnya 3. SLTA
SNakMA
2. SLTP
Lainnya
6. Bila R.5 terisiWNA
Perempuan
2. Bentuk Badan Hukum
1. Sampai dengan SD
Tingkat Pendidikan
(1)
II. JUMLAH PEKERJA DAN PENGELUARAN UNTUK PEKERJA
A. Jumlah Pekerja Pada Juni Tahun 2009
(5)
4. Status Permodalan
I. KETERANGAN UMUM
1. Kegiatan Utama Perusahaan
5. Tahun Mulai Operasional ……………………………….
Pekerja HonorerPekerja Tetap
Laki-laki(2)
2
70 Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan
A. Jumlah Sapi Perah Betina Menurut Golongan Pada Juni 2009
2. Sedang Berproduksi/Laktasi
3. Sedang Dalam Keadaan Kering
4. Tidak Berproduksi Lagi
B. Mutasi Ternak Sapi Perah Selama Tahun 2009
Muda Dewasa Jumlah Anak Muda Dewasa Jumlah(3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1. Stok Awal
Januari 2009
4. Penambahan
Lain
8. Pengurangan
lain
9. Stok Akhir
Desember 2009
* Penggolongan Umur Ternak: Anak : Berumur kurang dari 1 tahun
Muda : Berumur 1 sampai 2 tahun dan belum pernah kawin/beranak
Dewasa : Berumur lebih 2 tahun atau pernah kawin/beranak
* Nilai Pembelian adalah nilai pada saat transaksi
* Penambahan Lain misalnya pemberian, hibah, dan sebagainya
* Pengurangan Lain misalnya hilang, dihibahkan, disumbangkan dsb.
3.
Jantan
Jantan
Betina
Jantan
Betina
Kematian
Betina
III. JUMLAH DAN MUTASI TERNAK
Nilai (000 Rp)
5. Jumlah
1. Belum Berproduksi
(1)
Berproduksi per Ekor
Selama Setahun
(2) (3)
per Ekor/Hari
Rata-rata
(2)
Anak
Produksi Susu
Jumlah (ekor)
Rata-rata Lama
(4)
(hari)
Jantan
Betina
Jantan
Betina
Jantan
Betina
Jantan
(1)
Jantan
Betina
Jantan 2.
Betina
(liter)
5.
6.
Golongan Produktivitas Sapi Perah Betina
Pembelian
Kelahiran
Jumlah
(ekor)
U r a i a n
Betina
Penjualan
Pemotongan
7.
3
Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan 71
Satuan
(2)
liter
liter
liter
liter
Kwh
Kwh
M3
(4)
Jumlah
(3)
e. Bahan bakar lainnya
f. Jumlah {Rincian (a+b+c+d+e)}
a. Dibangkitkan sendiri
a. Rumput hijau (rumput gajah, alang-alang, dsb.)
V. PENGELUARAN UNTUK PAKAN DAN OBAT-OBATAN
Jumlah (Kg)
(3)(2)
Nilai (000 Rp)
IV. PEMAKAIAN BAHAN BAKAR, PELUMAS, LISTRIK, DAN AIR SELAMA TAHUN 2009
U r a i a n
c. Minyak tanah
d. Pelumas
1. Bahan Bakar dan Pelumas
(1)
a. Bensin
b. Solar
Nilai (000 Rp)
c. Susu
(1)
a. Konsentrat
b. Tepung olahan
2. Listrik
1. Hijauan Makanan Ternak
2. Konsentrat (makanan jadi buatan pabrik)
a. Bekatul
b. Dedak
d. ......................................
3. Lainnya
c. Bungkil kelapa, bungkil kedelai, dsb.
d. Ampas tahu, ampas kelapa, dsb.
e. Biji-bijian (beras, jagung, dsb.)
f. Kacang-kacangan
4. J u m l a h
g. Umbi-umbian (ubi kayu, ketela rambat, dsb.)
h. ..........................................
i. ..........................................
b. Daun-daunan (daun pisang, nangka, lamtoro, turi, dsb.)
c. Limbah pertanian (jerami padi, jagung, daun kacang, dsb.)
b. Dibeli dari PLN
3. A i r
A. Pengeluaran Untuk Pakan Ternak Selama Tahun 2009
Jenis Pakan
4. J u m l a h {Rincian (1f+2b+3)}
Pemakaian Air yang dicatat adalah air yang dibeli dari PDAM atau dari pihak lain
Konsentrat adalah bahan makanan hasil olahan pabrik seperti pellet, dsb. Bila konsentrat dibuat sendiri oleh perusahaan, maka
makanan tersebut harus dihitung berdasarkan nilai bahan asal dari campuran tersebut
Pengeluaran Pakan adalah jumlah dan nilai pakan yang telah benar-benar dipakai selama tahun 2009
4
72 Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan
Satuan *)
(2)
2. Sediaan Farmasetik (Vitamin, Hormon, Mineral)
a. Antibiotik (Teramicin, Tetrasiklin, Penisilin)
3. Sediaan Premix (Imbuhan dan Pelengkap Pakan)
*) Satuan : cc - 1 ml - 2 liter - 3 gram - 4 kg - 5
Jenis/Merk Obat-obatan
(1)
B. Pengeluaran Untuk Obat-obatan Selama Tahun 2009
V. PENGELUARAN UNTUK PAKAN DAN OBAT-OBATAN (LANJUTAN)
Jumlah Nilai (000 Rp)
(3) (4)
1. Sediaan Biologik (Vaksin, Serum)
a. Vaksin SE
b. Vaksin Kolera
c. Vaksin Broceulus
d. Vaksin Antrax
c. ...................................
a. Calsium
b. Minvit
a. Anti kembung
e. Vaksin Cacing hati
f. ....................................
g. ....................................
h. ....................................
i. ....................................
b. Hormon
c. Mineral
e. ....................................
d. ...................................
b. Anti diare
c. Penambah nafsu makan
d. Vitamin B kompleks/B12
f. ....................................
g. ....................................
e. ....................................
h. ....................................
i. ....................................
4. Lainnya
f. ....................................
d. Obat cacing
g. Jamu tradisional
e. Aqua
f. Vaselin
5. Inseminasi Buatan (IB)
h. ...................................
i. ....................................
j. ....................................
k. ....................................
6. J u m l a h
5
Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan 73
2. Jumlah Sapi Perah yang Berhasil Bunting Hanya dengan Sekali IB
1. Suku Cadang dan Bahan untuk Pemeliharaan/Perbaikan Barang Modal
2. Ongkos Perbaikan dan Pemeliharaan Barang Modal
3. Bahan-bahan untuk Keperluan Kantor
4. Jasa Peternakan yang Dibayarkan kepada Pihak Lain
5. Sewa Tanah, Gedung, Mesin, dan Alat-alat
6. Pajak Tidak Langsung
7. Penyusutan
8. Bunga Atas Pinjaman
Satuan
(2)
liter
kg
1. Penerimaan dari Jasa Peternakan
2. Keuntungan Penjualan Barang Dalam Bentuk yang Sama dengan Waktu Membeli
3. Pendapatan dan Penerimaan Lainnya
4. Jumlah
C. Nilai Produksi dan Pendapatan (Rincian 4A+4B)
(1)
U r a i a n Jumlah
Jumlah (Ekor)
(1) (2)
B. Pendapatan dan Penerimaan Lain
U r a i a n
(1)
Nilai (000 Rp)
(2)
1. Susu Segar
2. Kotoran Ternak
3. Lainnya (..................................................)
4. Jumlah
(3)
Jika Pernah Dilakukan IB
1. Jumlah Sapi Perah Betina yang Dilakukan IB
4. Jumlah Sapi Perah yang Berhasil Bunting Lebih dari Dua Kali IB
3. Jumlah Sapi Perah yang Berhasil Bunting dengan Dua Kali IB
U r a i a n
(1) (2)
9. Hadiah, Sumbangan, dsb.
10. Pengeluaran Lainnya
11. J u m l a h
VIII. PRODUKSI DAN PENDAPATAN LAIN SELAMA TAHUN 2009
Nilai (000 Rp)
A. Produksi
VI. INSEMINASI BUATAN (IB) SELAMA TAHUN 2009
U r a i a n
VII. PENGELUARAN LAINNYA SELAMA TAHUN 2009
(4)
Nilai (000 Rp)
6
74 Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan
D. Keterangan Pembelian dan Penjualan Kolom (2) harus sama dengan isian Blok IIIB rincian 2 (jantan + betina) Kolom (4) harus sama dengan isian Blok IIIB rincian 5 (jantan + betina)
Nama Wilayah
(3)
1. Dalam Kabupaten/Kota Ini
2. Luar Kabupaten/Kota dalam Provinsi
3. Luar Provinsi Ini
4. Luar Negeri (Impor/Ekspor)
1. Dijual
2. Dikonsumsi Sendiri
3. Disusukan kepada Anak Sapi Perah
4. Tercecer
5. Jumlah
luar negeri digolongkan sebagai barang modal baru
(1)
Penggunaan Jumlah (Liter) Nilai (000 Rp)
(5)(4)(2)(1)
Jumlah (ekor) Nama WilayahJumlah (ekor)Uraian
Pembelian Penjualan
BaruJenis Barang Modal
Dalam Negeri Barang Modal(2)
Modal
IX. PENGGUNAAN PRODUKSI SUSU SELAMA TAHUN 2009
(1)
Bekas Besar Barang
(5)(3)
* Barang Modal Baru adalah barang modal yang belum pernah dipakai pihak lain (kecuali tanah), barang modal bekas dari
* Perbaikan Besar Barang Modal adalah perbaikan barang modal sehingga menambah kapasitas atau memperpanjang umur
barang modal tersebut
1. T a n a h
2. Gedung/Konstruksi lainnya
5. Sapi Perah
6. Kandang
3. Mesin-mesin & Perlengkapan
7. .................................
8. .................................
11. Lainnya: ………………......
Disusukan kepada Anak Sapi Perah adalah produksi susu yang sengaja disisihkan untuk diberikan kepada anak sapi perah
dengan menggunakan botol susu/alat bantu lain (anak sapi perah tidak menyusu secara alami)
4. Produksi dari pemotongan ternak menurut provinsi per triwulan 2009.
5. Produksi dari pemotongan ternak menurut provinsi per triwulan 2009.
6. Jumlah ternak yang dipotong menurut wilayah asal ternak.
84 Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan
5.4 CONTOH KUESIONER RPH
RAHASIA DAFTAR RPH
1. Provinsi :
2. Kabupaten/Kota*) :
3. Kecamatan :
4. Desa/Kelurahan *) :
5. Data yang Dilaporkan : Triwulan …………Tahun ………
6.Nomor urut Rumah Potong Hewan : Diisi di BPS
7. Nama Lengkap Rumah Potong Hewan :
8. Alamat Lengkap Rumah Potong Hewan :
*) Coret yang tidak perlu
Memperoleh data statistik yang akurat dan tepat waktu untuk perencanaan pembangunan peternakan
▼ Dasar Hukum
Pengumpulan data ini berdasarkan Undang-Undang No. 16 Tahun 1997 tentang Statistik
▼ Kerahasiaan
Kerahasiaan data yang diberikan dijamin oleh Undang-Undang No. 16 Tahun 1997 tentang Statistik
▼ Kewajiban Responden
Setiap responden wajib memberikan keterangan yang diperlukan dalam penyelenggaraan statistik dasar oleh
Badan Pusat Statistik berdasarkan Undang-Undang No. 16 Tahun 1997
▼ Tujuan
LAPORAN TRIWULANAN PEMOTONGAN TERNAK
REPUBLIK INDONESIA
BADAN PUSAT STATISTIK
Perhatian: Pengumpulan data ini tidak memungut biaya apapun
Bila memerlukan keterangan lebih lanjut, hubungi :
Subdirektorat Statistik Peternakan, Jl. Dr. Sutomo No. 6-8, Jakarta 10710
Telp. (021) 3810291-5, 3841195 ext. 5210
Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan 85
DAFTAR RPH
BLOK II : JUMLAH TERNAK YANG DIPOTONG
- Isikan jumlah ternak yang dipotong di RPH dan di luar RPH yang dilaporkan menurut jenis selama triwulan laporan.
Pemotongan ternak yang dicatat adalah pemotongan ternak di RPH dan di luar RPH yang dilaporkan kepada petugas di RPH.
BLOK III : KETERANGAN ASAL TERNAK YANG DIPOTONG- Isikan jumlah dan asal ternak yang dipotong. Penulisan asal ternak adalah nama dan kode kab/kota serta kode prov.
Isian Blok III kolom (15) harus sama dengan isian Blok II kolom (4) dan kolom (7).
Lanjutan Blok III
BLOK IV : RATA-RATA BERAT TERNAK HIDUP DAN PRODUKSI HASIL PEMOTONGAN
. . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . .
Kulit Basah
(5)
Jenis Ternak
(1)
1. Sapi
(3)
5. Domba
6. Babi
Berat Ternak Hidup
(Kg)
6. Babi
4. Kambing
Rata-rata berat dituliskan dalam kilogram (Kg) bilangan bulat.
- Isikan rata-rata berat ternak hidup, karkas, jeroan, kulit basah, dan produksi lainnya per ekor menurut jenis ternak.
(12)
Jumlah
(Ekor)
. . . . . . . . . . . . . . . .
(15)
(4)
JeroanKarkas
Produksi (Kg)
Lainnya
(6)
. . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . .
Jumlah Kol
(2)+(3)+(6)+
(9)+(12)
Di Luar RPH
Betina
(6)
. . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . .
(7)
Dari Kab/Kota Lain (II)
Jumlah
(Ekor)Nama Kab/Kota
Kode (Diisi di BPS)
(8)(6)
5. Domba
Jumlah
(4)
6. Babi
(5)
Jumlah
(Ekor)Nama Kab/Kota
Kode (Diisi di BPS)
(9) (10)
Dari Kab/Kota Lain (IV)
2. Kerbau
3. Kuda
4. Kambing
Nama Kab/KotaKode
(Diisi di BPS)
(11) (13) (14)
. . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . .
1. Sapi
(1)
. . . . . . . . . . . . . . . .
(4)
. . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . .
Nama Kab/Kota
Dari Kab/Kota Lain (I)
Jantan
(5)
Kode (Diisi di BPS)
Jumlah
(7)
Jenis Ternak
(1) (2)
Di RPH
Jantan Betina
(3)
1. Sapi
2. Kerbau
3. Kuda
4. Kambing
(2)
2. Kerbau
6. Babi
(1)
1. Sapi
Jenis Ternak
Dari Kab/Kota Lain (III)
3. Kuda
4. Kambing
5. Domba
2. Kerbau
3. Kuda
5. Domba
Jenis Ternak
Berasal dari
Kab/Kota ini
(Ekor)
(2)
Jumlah
(Ekor)
(3)
2
86 Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan
DAFTAR RPH
BLOK V : RATA-RATA HARGA TERNAK HIDUP DAN PRODUKSI HASIL PEMOTONGAN- Isikan rata-rata harga ternak hidup per ekor, karkas per Kg, jeroan per Kg, kulit basah per Kg dan produksi lainnya per Kg
dalam rupiah, menurut jenis ternak.
Rata-rata harga diisikan berdasarkan harga yang berlaku selama triwulan laporan.
BLOK VI : JUMLAH SAPI & KERBAU BETINA YANG DIPOTONG MENURUT ALASAN PEMOTONGAN- Isikan jumlah sapi dan kerbau betina yang dipotong karena tidak produktif di kolom (2), positif brucellosis di kolom (3), lainnya di
kolom (4) dan jumlah di kolom (5).
Catatan : Jumlah sapi dan kerbau betina yang diisikan pada Blok VI kolom (5) harus sama dengan jumlah sapi
dan kerbau betina Blok II kolom (3) dan kolom (6).
BLOK VII : KETERANGAN RESPONDEN BLOK VIII : KETERANGAN PETUGAS
1. Nama Petugas RPH 1. Nama Pencacah
2. Jabatan/NIP 2. Tgl Pencacahan
3. 3. Tanda Tangan
4. Nama Pemeriksa
5. Tgl Pemeriksaan
6. Tanda Tangan
Keterangan Asal Ternak:
Jika ternak yang dipotong berasal dari luar negeri (import) maka nama kab/kota diisi dengan nama nagara asal ternak, kode
kab/kota diisi '999' sedangkan kode prov diisi '99'
RPH adalah : semua tempat pemotongan hewan/ternak yang mempunyai bangunan permanen atau semi permanen yang
khusus digunakan untuk tempat pemotongan hewan/ternak yang telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai RPH
Rumah potong ayam/unggas tidak dicakup pada penerbitan ini
Karkas adalah : seluruh daging dan tulang dari ternak yang dipotong tanpa kepala, jeroan dan kaki bagian bawah
Jeroan adalah : organ tubuh bagian dalam dari ternak yang dipotong serta dimanfaatkan
Kulit Basah adalah : organ tubuh bagian luar (kecuali babi) dari ternak yang dipotong dalam keadaan basah
Produksi Lainnya adalah : kepala, tanduk, darah, dan kaki bagian bawah
Alasan pemotongan:
- Tidak produktif/majir adalah : ternak yang tidak dapat memperoleh keturunan, baik secara alami atau buatan
- Positif Brucellosis adalah : jenis penyakit kelamin pada ternak yang dapat menular, serta dapat mengakibatkan keman-
dulan pada ternak yang diserang (ditentukan berdasarkan hasil pemeriksaan medis)
- Lainnya adalah : seperti sakit mendadak, keracunan, dan sebagainya
BLOK IX : CATATAN
1. Sapi
(1)
Tanda Tangan dan Cap
2. Kerbau
(2)
Jenis Ternak
6. Babi
Tidak Produktif/Majir Positif Brucellosis
5. Domba
4. Kambing
3. Kuda
2. Kerbau
(5) (6)
1. Sapi
(1) (2) (3) (4)
per Kg per Kg per Kg Lainnya per Kg
Jenis Ternak
Harga (Rp)
Ternak Hidup Karkas Jeroan Kulit Basah Produksiper Ekor
(3)
Lainnya Jumlah
(4) (5)
3
Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan 87
4. Produksi dari pemotongan ternak menurut provinsi per triwulan 2009.
5. Produksi dari pemotongan ternak menurut provinsi per triwulan 2009.
6. Jumlah ternak yang dipotong menurut wilayah asal ternak.
92 Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan
6.5 CONTOH KUESIONER KEURMASTER
RAHASIA DAFTAR KEURMASTER
1. Propinsi :
2. Kabupaten/Kota*) :
3. Kecamatan (Wilayah Tugas) :
4. Desa/Kelurahan (Wilayah Tugas)*) :
5. Data yang Dilaporkan : Triwulan …………Tahun ……
: Diisi di BPS
7. Nama Lengkap Keurmaster :
8. Alamat Tempat Tinggal Keurmaster :
*) Coret yang tidak perlu
Memperoleh data statistik yang akurat dan tepat waktu untuk perencanaan pembangunan peternakan
▼ Dasar Hukum
Pengumpulan data ini berdasarkan Undang-Undang No. 16 Tahun 1997 tentang Statistik
▼ Kerahasiaan
Kerahasiaan data yang diberikan dijamin oleh Undang-Undang No. 16 Tahun 1997 tentang Statistik
▼ Kewajiban Responden
Setiap responden wajib memberikan keterangan yang diperlukan dalam penyelenggaraan statistik dasar oleh
Badan Pusat Statistik berdasarkan Undang-Undang No. 16 Tahun 1997
REPUBLIK INDONESIA
BADAN PUSAT STATISTIK
LAPORAN TRIWULANAN PEMOTONGAN TERNAK
6. Nomor urut Keurmaster
Telp. (021) 3810291-5, 3841195 ext. 5210
▼ Tujuan
Perhatian: Pengumpulan data ini tidak memungut biaya apapun
Bila memerlukan keterangan lebih lanjut, hubungi :
Subdirektorat Statistik Peternakan, Jl. Dr. Sutomo No. 6-8, Jakarta 10710
Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan 93
DAFTAR KEURMASTER
BLOK II : JUMLAH TERNAK YANG DIPOTONG
- Isikan jumlah ternak yang dipotong di RPH dan di luar RPH yang dilaporkan menurut jenis selama triwulan laporan.
Pemotongan ternak yang dicatat adalah pemotongan ternak di luar RPH yang dilaporkan ke keurmaster yang tidak bertugas di RPH
tetapi mempunyai tugas untuk mencatat pemotongan ternak.
BLOK III : RATA-RATA BERAT TERNAK HIDUP DAN PRODUKSI HASIL PEMOTONGAN
BLOK IV : RATA-RATA HARGA TERNAK HIDUP DAN PRODUKSI HASIL PEMOTONGAN- Isikan rata-rata harga ternak hidup per ekor, karkas per Kg, jeroan per Kg, kulit basah per Kg dan produksi lainnya per Kg
dalam rupiah, menurut jenis ternak.
Rata-rata harga diisikan berdasarkan harga yang berlaku selama triwulan laporan.
2. Kerbau
(2)
1. Sapi
Jenis Ternak
(1)
(5) (6)
3. Kuda
4. Kambing
5. Domba
6. Babi
- Isikan rata-rata berat ternak hidup, karkas, jeroan, kulit basah, dan produksi lainnya per ekor menurut jenis ternak.
Rata-rata berat dituliskan dalam kilogram (Kg) bilangan bulat.
Jenis TernakKulit Basah
5. Domba
(1)
1. Sapi
3. Kuda
4. Kambing
2. Kerbau
(4)
Jantan Betina Jumlah
(3)
Lainnya
Harga (Rp)
6. Babi
(2)
Berat Ternak Hidup
(Kg)
(3) (4)
JeroanKarkas
Produksi (Kg)
Produksi Lainnya
per Kg
4. Kambing
5. Domba
3. Kuda
2. Kerbau
(1)
1. Sapi
(5) (6)
Jenis Ternak
(4)
Karkas per Kg Jeroan per KgKulit Basah
per Kg
6. Babi
Ternak Hidup
per Ekor
(2) (3)
2
94 Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan
DAFTAR KEURMASTER
BLOK V : JUMLAH SAPI & KERBAU BETINA YANG DIPOTONG MENURUT ALASAN PEMOTONGAN- Isikan jumlah sapi dan kerbau betina yang dipotong karena tidak produktif di kolom (2), positif brucellosis di kolom (3), lainnya di
kolom (4) dan jumlah di kolom (5).
Catatan : Jumlah sapi dan kerbau betina yang diisikan pada Blok V kolom (5) harus sama dengan jumlah sapi
dan kerbau betina Blok II kolom (3).
BLOK VI : KETERANGAN RESPONDEN BLOK VII : KETERANGAN PETUGAS
1. Nama Keurmaster 1. Nama Pencacah
2. Tanda Tangan dan Cap 2. Tgl Pencacahan
3. Tanda Tangan
4. Nama Pemeriksa
5. Tgl Pemeriksaan
6. Tanda Tangan
Keurmaster adalah :
Karkas adalah : seluruh daging dan tulang dari ternak yang dipotong tanpa kepala, jeroan dan kaki bagian bawah
Jeroan adalah : organ tubuh bagian dalam dari ternak yang dipotong serta dimanfaatkan
Kulit Basah adalah : organ tubuh bagian luar (kecuali babi) dari ternak yang dipotong dalam keadaan basah
Produksi Lainnya adalah : kepala, tanduk, darah, dan kaki bagian bawah
Alasan pemotongan:
- Tidak produktif/majir adalah : ternak yang tidak dapat memperoleh keturunan, baik secara alami atau buatan
- Positif Brucellosis adalah :
- Lainnya adalah : seperti sakit mendadak, keracunan, dan sebagainya
BLOK VIII : CATATAN
2. Kerbau
(1) (2) (3) (5)
petugas (biasanya pegawai Dinas Peternakan atau Pemda setempat) yang diberi wewenang untuk
memeriksa kesehatan ternak sebelum dipotong (ante mortem), memeriksa daging ternak setelah
dipotong apakah cukup layak untuk dikonsumsi (post mortem), memungut retribusi, pajak potong,
dan sebagainya
jenis penyakit kelamin pada ternak yang dapat menular, serta dapat mengakibatkan keman-
dulan pada ternak yang diserang (ditentukan berdasarkan hasil pemeriksaan medis).
Jenis Ternak Tidak Produktif/Majir Positif Brucellosis Lainnya Jumlah
(5)
1. Sapi
3
Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan 95
BAB
ESTIMASI POPULASI DAN PRODUKSI HASIL PETERNAKAN
7.1 SURVEI RUMAH TANGGA PETERNAKAN (SPN)
Salah satu target pembangunan di subsektor peternakan adalah meningkatkan
produksi peternakan serta pendapatan yang berasal dari peternakan. Untuk itu sangat
diperlukan perbaikan perencanaan pembangunan peternakan yang didasari oleh kualitas
data populasi dan produksi yang akurat dan mutakhir.
Penghitungan populasi dan produksi ternak selama ini dilakukan Direktorat Jenderal
Peternakan dan Dinas Peternakan Daerah dengan cara melakukan kompilasi laporan dari
tingkat kabupaten/kota. Dengan diberlakukannya otonomi daerah, pelaporan data
peternakan yang selama ini dilakukan, sudah tidak seperti yang diharapkan.
Untuk memenuhi kebutuhan data produksi dan populasi secara rutin, setiap tahun
Badan Pusat Statistik (BPS) melaksanakan Survei Perusahaan Peternakan dan Rumah
Potong Hewan (RPH)/Keurmaster. Sedangkan populasi dan produksi peternakan yang
diusahakan oleh rumah tangga secara lengkap dikumpulkan melalui Sensus Pertanian
setiap sepuluh tahun sekali. Sensus Pertanian yang terakhir dilaksanakan adalah Sensus
Pertanian 2003 (ST03). Hasil ST03 digunakan sebagai kerangka sampel untuk survei
survei selanjutnya.
Dengan terbatasnya ketersediaan data peternakan baik yang dihasilkan BPS
maupun Direktorat Jenderal Peternakan, maka diperlukan suatu sistem pendataan
peternakan yang mantap, kontinyu dan “satu data” (BPS, Direktorat Jenderal Peternakan,
dan Dinas Peternakan Daerah). Sebagai langkah awal adalah dengan memperbaiki
metode estimasi populasi dan produksi ternak yang dikuasai rumah tangga yaitu dengan
melakukan Survei Rumah Tangga Peternakan (SPN) yang bertujuan untuk memperoleh
dinamika perubahan populasi ternak yang terjadi di rumah tangga. SPN merupakan
kerjasama BPS dengan Direktorat Jenderal Peternakan dan Pusat Data Informasi
Pertanian Departemen Pertanian (Ditjennak dan Pusdatin Deptan) pada tahun 2006 -
2009, dengan tahapan kegiatan sebagai berikut.
a. SPN06
SPN06 merupakan bentuk kegiatan yang dilaksanakan atas dasar perjanjian
kerjasama Kuasa Swakelola antara Sekretariat Direktorat Jenderal Peternakan, Deptan
VII
96 Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan
dengan Direktorat Statistik Pertanian, BPS. Berdasarkan kesepakatan kerjasama tersebut,
pihak yang memberi Kuasa Swakelola adalah Sekretariat Direktorat Jenderal Peternakan,
Deptan, penanggungjawab atas pelaksanaan dan hasil kerjasama kuasa swakelola adalah
Direktorat Statistik Pertanian, BPS.
SPN06 bertujuan untuk mendapatkan parameter dalam penghitungan estimasi
populasi dan produksi ternak di tingkat provinsi dengan biaya APBN Pusat. SPN06
dilaksanakan pada Bulan Agustus 2006 di seluruh wilayah Indonesia dengan jumlah
sampel sebanyak 50.000 rumah tangga usaha peternakan. Komoditas yang dicakup dalam