Menjadi Anggota Paskibra yang Hebat
Created by :
Arif Gusti PrasetyoThanks For :1. Bpk. H.M Ramlis M.Pd sebagai
Kepala SMP Negeri 1 balaraja.2. Ibu Ratna Sari M.Pd sebagai Pembina
Paskibra Cobra Balaraja SMP Negeri 1 Balaraja.3. Jajaran Dewan Guru
& Staf TU.4. Para Pembina & Pelatih Ekstrakulikuler.5.
Alumni KANIBAL & COBRA BALARAJA.6. Senior Paskibra kelas VII
& IX.7. Dan semua pihak yang ikut serta.
Menjadi Anggota Paskibra yang HebatMenjadi Anggota Paskibra yang
Hebat
1st Edition
Apa Yang Terdapat dalam buku ini ????Buku panduan ini dibuat
untuk para anggota Paskibra Cobra Balaraja SMP Negeri 1 Balaraja
mengetahui dengan rinci mengenai PASKIBRA, sejarah paskibra, TUB,
SKEP/PANGAB/1958, Kepemimpinan, Mars Paskibra, lambang Paskibra,
Motto Paskibra, Lambang Negara dan Bendera kebangsaan, PBB Dasar
dan lain-lain.Dalam buku ini juga terdapat sejarah Paskibra Cobra
Balaraja dari dahulu hingga sekarang dan Prestasi yang telah
didapat. Akan banyak pengetahuan yang akan kalian dapatkan untuk
membuat kalian menjadi anggota Paskibra yang hebat.
SEJARAH PASKIBRAKA
Beberapa hari menjelang peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan
RI pertama. Presiden Soekamo memberi tugas kepada ajudannya,Mayor
M. Husein Mutahar untuk mempersiapkan upacara peringatanDetik-Detik
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1946, dihalaman Istana
Presiden Gedung Agung Yogyakarta
Pada saat itu, sebuah gagasan berkelebat di benak Mutahar.
Alangkah baiknya bila persatuan dan kesatuan bangsa dapat
dilestarikan kepada generasi muda yang kelak akan menggantikan para
pemimpin saat itu. Pengibaran bendera pusaka bisa menjadi simbol
kesinambungan nilai-nilai perjuangan. Karena itu, para pemudalah
yang harus mengibarkan bendera pusaka. Dari sanalah kemudian
dibentuk kelompokkelompok pengibar bendera pusaka, mulai dari lima
orang pemuda - pemudi pada tahun 1946 yang menggambarkan
Pancasila.
Husein MutaharNamun, Mutahar mengimpikan bila kelak para
pengibar bendera pusaka itu adalah pemuda-pemuda utusan dari
seluruh daerah di Indonesia. Sekembalinya ibukota Republik
Indonesia ke Jakarta, mulai tahun 1950 pengibaran bendera pusaka
dilaksanakan di Istana Merdeka Jakarta. Regu-regu pengibar dibentuk
dan diatur oleh Rumah Tangga Kepresidenan Rl sampai tahun 1966.
Para pengibar bendera itu memang para pemuda, tapi belum mewakili
apa yang ada dalam pikiran Mutahar. Tahun 1967, Husain Mutahar
kembali dipanggil Presiden Soeharto untuk dimintai pendapat dan
menangani masalah pengibaran bendera pusaka. Ajakan itu, bagi
Mutahar seperti "mendapat durian runtuh" karena berarti ia bisa
melanjutkan gagasannya membentuk pasukan yang terdiri dari para
pemuda dari seluruh Indonesia. tersirat dalam benak Husain Mutahar
akhirnya menjadi kenyataan. Setelah tahun sebelumnya diadakan
ujicoba, maka pada tahun 1968 didatangkanlah pada pemuda utusan
daerah dari seluruh Indonesia untuk mengibarkan bendera pusaka.
Sayang, belum seluruhnya provinsi bisa mengirimkan utusannya,
sehingga pasukan pengibar bendera pusaka tahun itu masih harus
ditambah dengan eks anggota pasukan tahun 1967.
Selama enam tahun, 1967-1972, bendera pusaka dikibarkan oleh
para pemuda utusan daerah dengan sebutan Pasukan Penggerek Bendera
Pusaka. Nama, pada kurun waktu itu memang belum menjadi perhatian
utama, karena yang terpenting tujuan mengibarkan bendera pusaka
oleh para pemuda utusan daerah sudah menjadi kenyataan. Dalam
mempersiapkan Pasukan Penggerek Bendera Pusaka, Husein Mutahar
sebagai Dirjen Udaka (Urusan Pemuda dan Pramuka) tentu tak dapat
bekerja sendiri. Sejak akhir 1967, ia mendapatkan dukungan dari Drs
Idik Sulaeman yang dipindahtugaskan ke Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan (dari Departemen Perindustrian dan Kerajinan) sebagai
Kepala Dinas Pengembangan dan Latihan. Idik yang terkenal memiliki
karakter kerja sangat rapi dan teliti, lalu mempersiapkan konsep
pelatihan dengan sempurna, baik dalam bidang fisik, mental, maupun
spiritual. Latihan yang merupakan derivasi dari konsep Kepanduan
itu diberi nama Latihan Pandu Ibu Indonesia Ber-Pancasila. Setelah
melengkapi silabus latihan dengan berbagai atribut dan pakaian
seragam, pada tahun 1973 Idik Sulaeman melontarkan suatu gagasan
baru kepada Mutahar. Bagaimana kalau pasukan pengibar bendera
pusaka kita beri nama baru, katanya. Mutahar yang tak lain mantan
pembina penegak Idik di Gerakan Pramuka menganggukkan kepala. Maka,
kemudian meluncurlah sebuah nama antik berbentuk akronim yang agak
sukar diucapkan bagi orang yang pertama kali menyebutnya. Akronim
itu adalah PASKIBRAKA, yang merupakan singkatan dari Pasukan
Pengibar Bendera Pusaka. Pas berasal dari kata pasukan, kib dari
kata kibar, ra dari kata bendera dan ka dari kata pusaka. Idik yang
sarjana senirupa lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) itupun
juga segera memainkan kelentikan tangannya dalam membuat sketsa.
Hasilnya, adalah berbagai atribut yang digunakan Paskibraka, mulai
dari Lambang Anggota, Lambang Korps, Kendit Kecakapan sampai Tanda
Pengukuhan (Lencana Merah-Putih Garuda/MPG). Nama Paskibraka dan
atribut baru itulah yang dipakai sejak tahun 1973 sampai sekarang.
Sulitnya penyebutan akronim Paskibraka memang sempat mengakibatkan
kesalahan ucap pada sejumlah reporter televisi saat melaporkan
siaran langsung pengibaran bendera pusaka setiap tanggal 17 Agustus
di Istana Merdeka. Bahkan, tak jarang wartawan media cetak masih
ada yang salah menuliskannya dalam berita, misalnya dengan
Paskibrata. Tapi, bagi para anggota Paskibraka, Purna (mantan)
Paskibraka maupun orang-orang yang terlibat di dalamnya, kata
Paskibraka telah menjadi sesuatu yang sakral dan penuh
kebanggaan.
Memang pernah, suatu kali nama Paskibraka akan diganti, bahkan
pasukannya pun akan dilikuidasi. Itu terjadi pada tahun 2000 ketika
Presiden Republik Indonesia dijabat oleh KH Abdurrahman Wahid atau
Gus Dur. Kata pusaka yang ada dalam akronim Paskibraka dianggap Gus
Dur mengandung makna klenik. Untunglah, dengan perjuangan keras
orang orang yang berperan besar dalam sejarah Paskibraka, akhirnya
niat Gus Dur untuk melikuidasi Paskibraka dapat dicegah. Apalagi,
Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 1958 tentang Bendera Kebangsaan
Republik Indonesia, pada pasal 4 jelas-jelas menyebutkan: (1)
BENDERA PUSAKA adalah Bendera Kebangsaan yang digunakan pada
upacara Proklamasi Kemerdekaan di Jakarta pada tanggal 17 Agustus
1945. (2) BENDERA PUSAKA hanya dikibarkan pada tanggal 17 Agustus.
(3) Ketentuan-ketentuan pada Pasal 22 tidak berlaku bagi BENDERA
PUSAKA. (Pasal 22: Apabila Bendera Kebangsaan dalam keadaan
sedemikian rupa, hingga tak layak untuk dikibarkan lagi, maka
bendera itu harus dihancurkan dengan mengingat kedudukannya, atau
dibakar). Itu berati, bila Presiden ngotot mengubah nama
Paskibraka, berarti dia melanggar PP No. 40 Tahun 1958. Presiden
akhirnya tidak jadi membubarkan Paskibraka, tapi meminta namanya
diganti menjadi Pasukan Pengibar Bendera Merah-Putih saja. Hal ini
di-iyakan saja, tapi dalam siaran televisi dan pemberitaan media
massa, nama pasukan tak pernah diganti. Paskibraka yang telah
menjalani kurun sejarah 32 tahun tetap seperti apa adanya, sampai
akhirnya Gus Dur sendiri yang dilengserkan.
LAMBANG PASKIBRAKA (SETANGKAI BUNGA TERATAI)
Pada awal berdirinya lambang yang dipergunakan adalah
bintangSegi lima besar,untuk ciri pemuda.Pada tahun 1973 Bapak
H.Idik Sulaeman menetapkan lambang setangkai bunga teratai yang
bermakna sebagai berikut :*Setangkai bunga teratai yaitu :Anggota
Paskibra adalah pemuda yangtumbuh dari bawah ( orang biasa ) dari
tanah air yang sedangberkembang dan membangun.*Tiga helai bunga
yang tumbuh ke atas yaitu :Belajar Bekerja Bekerji*Tiga helai daun
yang tumbuh mendatar yaitu :Aktif dan disiplin*Jumlah mata Rantai
mengelilingi ada 32 yang terdiri1.Putri lambangnya lingkaran yang
berjumlah 16 buah2.Putra lambangnya belah ketupat yang berjumlah 16
buah( keduanya melambangkan persatuan dari kesatuan )*Warna hijau
melambangkan Pemuda yang kreatif*Bunga teratai dilingkari 16
lingkaran dan 16 buah belah ketupat yangartinya anggota Paskibra
dari 16 Penjuru arah mata angin tanpamembeda bedakan SARA (
Suku,Adat,Rasa,dan Agama ).Makna Sang Merah PutihKata Sang pada
Sang Merah Putih ,termasuk jenis kata sandang,digunakan untuk
menghormati sesuatu ( Sang Merah Putih,Sang Maha Kuasa).Bendera
Merah Putih mempunyai kedudukan yang tinggi menurut Pandangan
masyarakat indonesia,sehingga bergelar Sang Merah Putih yangBerarti
warisan yang di muliakan,yang merupakan lambang kemerdekaan
danKedaulatan negara.Bendera Pusaka ialah Bendera Bebangsaan yang
digunakan padaUpacara Proklamasi Kemerdekaan di Jakarta 17 Agustus
1945. Bendera Pusaka hanya dikibarkan pada tanggal 17 Agustus, pada
waktu Upacara Penaikan danPenurunan Bendera Kebangsaan, maka semua
yang hadir tegap diam diri, sambil menghadap kebendera, tangan
mengangkat sampai upacara selesai.Pada waktu di kibarkan atau di
bawah, bendera kebangsaan tidak boleh menyentuh tanah, air atau
benda lainnya,pada bendera kebangsaan tidak boleh di taruh
lencana,huruf,kalimat,Angka,gambar,atau tanda-tanda lainnya.
ASAL MUASAL NAMA INDONESIA
Pada zaman purba, kepulauan tanah air disebut dengan aneka nama.
Dalam catatan bangsa Tionghoa kawasan kepulauan tanah air dinamai
Nan-hai (Kepulauan Laut Selatan). Berbagai catatan kuno bangsa
Indoa menamai kepulauan ini Dwipantara (Kepulauan Tanah Seberang),
nama yang diturunkan dari kata Sansekerta dwipa (pulau) dan antara
(luar, seberang). Kisah Ramayana karya pujangga Walmiki
menceritakan pencarian terhadap Sinta, istri Rama yang diculik
Rahwana, sampai ke Suwarnadwipa (Pulau Emas, yaitu Sumatra
sekarang) yang terletak di Kepulauan Dwipantara.Bangsa Arab
menyebut tanah air kita Jaza'ir al-Jawi (Kepulauan Jawa). Nama
Latin untuk kemenyan adalah benzoe, berasal dari bahasa Arab luban
jawi (kemenyan Jawa), sebab para pedagang Arab memperoleh kemenyan
dari batang pohon Styrax sumatrana yang dahulu hanya tumbuh di
Sumatera. Sampai hari ini jemaah haji kita masih sering dipanggil
"Jawa" oleh orang Arab. Bahkan orang Indonesia luar Jawa sekalipun.
Dalam bahasa Arab juga dikenal Samathrah (Sumatra), Sholibis
(Sulawesi), Sundah (Sunda), semua pulau itu dikenal sebagai kulluh
Jawi (semuanya Jawa).Bangsa-bangsa Eropa yang pertama kali datang
beranggapan bahwa Asia hanya terdiri dari Arab, Persia, India dan
Tiongkok. Bagi mereka, daerah yang terbentang luas antara Persia
dan Tiongkok semuanya adalah "Hindia". Semenanjung Asia Selatan
mereka sebut "Hindia Muka" dan daratan Asia Tenggara dinamai
"Hindia Belakang". Sedangkan tanah air memperoleh nama "Kepulauan
Hindia" (Indische Archipel, Indian Archipelago, l'Archipel Indien)
atau "Hindia Timur" (Oost Indie, East Indies, Indes Orientales).
Nama lain yang juga dipakai adalah "Kepulauan Melayu" (Maleische
Archipel, Malay Archipelago, l'Archipel Malais).Pada jaman
penjajahan Belanda, nama resmi yang digunakan adalah
Nederlandsch-Indie (Hindia Belanda), sedangkan pemerintah
pendudukan Jepang 1942-1945 memakai istilah To-Indo (Hindia
Timur).Eduard Douwes Dekker ( 1820 1887 ), yang dikenal dengan nama
samaran Multatuli, pernah mengusulkan nama yang spesifik untuk
menyebutkan kepulauan tanah air kita, yaitu Insulinde, yang artinya
juga "Kepulauan Hindia" ( Bahasa Latin insula berarti pulau). Nama
Insulinde ini kurang populer.NusantaraPada tahun 1920, Ernest
Francois Eugene Douwes Dekker ( 1879 1950), yang dikenal sebagai
Dr. Setiabudi (cucu dari adik Multatuli), memperkenalkan suatu nama
untuk tanah air kita yang tidak mengandung unsur kata "India". Nama
itu tiada lain adalah Nusantara, suatu istilah yang telah tenggelam
berabad-abad lamanya. Setiabudi mengambil nama itu dari Pararaton,
naskah kuno zaman Majapahit yang ditemukan di Bali pada akhir abad
ke-19 lalu diterjemahkan oleh JLA. Brandes dan diterbitkan oleh
Nicholaas Johannes Krom pada tahun 1920.Pengertian Nusantara yang
diusulkan Setiabudi jauh berbeda dengan pengertian nusantara zaman
Majapahit. Pada masa Majapahit, Nusantara digunakan untuk
menyebutkan pulau-pulau di luar Jawa (antara dalam Bahasa
Sansekerta artinya luar, seberang) sebagai lawan dari Jawadwipa
(Pulau Jawa). Sumpah Palapa dari Gajah Mada tertulis "Lamun huwus
kalah nusantara, isun amukti palapa" (Jika telah kalah pulau-pulau
seberang, barulah saya menikmati istirahat).Oleh Dr. Setiabudi kata
nusantara zaman Majapahit yang berkonotasi jahiliyah itu diberi
pengertian yang nasionalistis. Dengan mengambil kata Melayu asli
antara, maka Nusantara kini memiliki arti yang baru yaitu "nusa di
antara dua benua dan dua samudra", sehingga Jawa pun termasuk dalam
definisi nusantara yang modern. Istilah nusantara dari Setiabudi
ini dengan cepat menjadi populer penggunaannya sebagai alternatif
dari nama Hindia Belanda.Sampai hari ini istilah nusantara tetap
dipakai untuk menyebutkan wilayah tanah air dari Sabang sampai
Merauke.IndonesiaPada tahun 1847 di Singapura terbit sebuah majalah
ilmiah tahunan, Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia
(JIAEA), yang dikelola oleh James Richardson Logan ( 1819 1869 ),
seorang Skotlandia yang meraih sarjana hukum dari Universitas
Edinburgh. Kemudian pada tahun 1849 seorang ahli etnologi bangsa
Ingris, George Samuel Windsor Earl ( 1813 1865 ), menggabungkan
diri sebagai redaksi majalah JIAEA.Dalam JIAEA Volume IV tahun
1850, halaman 66-74, Earl menulis artikel On the Leading
Characteristics of the Papuan, Australian and Malay-Polynesian
Nations. Dalam artikelnya itu Earl menegaskan bahwa sudah tiba
saatnya bagi penduduk Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu untuk
memiliki nama khas (a distinctive name), sebab nama Hindia tidaklah
tepat dan sering rancu dengan penyebutan India yang lain. Earl
mengajukan dua pilihan nama: Indunesia atau Malayunesia (nesos
dalam bahasa Yunani berarti pulau). Pada halaman 71 artikelnya itu
tertulis:"... the inhabitants of the Indian Archipelago or Malayan
Archipelago would become respectively Indunesians or
Malayunesians".Earl sendiri menyatakan memilih nama Malayunesia
(Kepulauan Melayu) daripada Indunesia (Kepulauan Hindia), sebab
Malayunesia sangat tepat untuk ras Melayu, sedangkan Indunesia bisa
juga digunakan untuk Ceylon ( Srilanka ) dan Maladewa. Earl
berpendapat juga bahwa nahasa Melayu dipakai di seluruh kepulauan
ini. Dalam tulisannya itu Earl memang menggunakan istilah
Malayunesia dan tidak memakai istilah Indunesia.Dalam JIAEA Volume
IV itu juga, halaman 252-347, James Richardson Logan menulis
artikel The Ethnology of the Indian Archipelago. Pada awal
tulisannya, Logan pun menyatakan perlunya nama khas bagi kepulauan
tanah air kita, sebab istilah "Indian Archipelago" terlalu panjang
dan membingungkan. Logan memungut nama Indunesia yang dibuang Earl,
dan huruf u digantinya dengan huruf o agar ucapannya lebih baik.
Maka lahirlah istilah Indonesia.Untuk pertama kalinya kata
Indonesia muncul di dunia dengan tercetak pada halaman 254 dalam
tulisan Logan:"Mr. Earl suggests the ethnographical term
Indunesian, but rejects it in favour of Malayunesian. I prefer the
purely geographical term Indonesia, which is merely a shorter
synonym for the Indian Islands or the Indian Archipelago".Ketika
mengusulkan nama "Indonesia" agaknya Logan tidak menyadari bahwa di
kemudian hari nama itu akan menjadi nama resmi. Sejak saat itu
Logan secara konsisten menggunakan nama "Indonesia" dalam
tulisan-tulisan ilmiahnya, dan lambat laun pemakaian istilah ini
menyebar di kalangan para ilmuwan bidang etnologi dan geografi.Pada
tahun 1884 guru besar etnologi di Universitas Berlin yang bernama
Adolf Bastian (1826 1905 ) menerbitkan buku Indonesien oder die
Inseln des Malayischen Archipel sebanyak lima volume, yang memuat
hasil penelitiannya ketika mengembara ke tanah air pada tahun 1864
sampai 1880. Buku Bastian inilah yang memopulerkan istilah
"Indonesia" di kalangan sarjana Belanda, sehingga sempat timbul
anggapan bahwa istilah "Indonesia" itu ciptaan Bastian. Pendapat
yang tidak benar itu, antara lain tercantum dalam Encyclopedie van
Nederlandsch-Indie tahun 1918. Padahal Bastian mengambil istilah
"Indonesia" itu dari tulisan-tulisan Logan.Pribumi yang mula-mula
menggunakan istilah "Indonesia" adalah Suwardi Suryaningrat ( Ki
Hajar Dewantara ). Ketika dibuang ke negeri Belanda tahun 1913
beliau mendirikan sebuah biro pers dengan nama Indonesische
Pers-bureau.Nama indonesisch (Indonesia) juga diperkenalkan sebagai
pengganti indisch (Hindia) oleh Prof. Cornelis van Vollenhoven
(1917). Sejalan dengan itu, inlander (pribumi) diganti dengan
indonesir (orang Indonesia).Identitas PolitikPada dasawarsa
1920-an, nama "Indonesia" yang merupakan istilah ilmiah dalam
etnologi dan geografi itu diambil alih oleh tokoh-tokoh pergerakan
kemerdekaan tanah air kita, sehingga nama "Indonesia" akhirnya
memiliki makna politis, yaitu identitas suatu bangsa yang
memperjuangkan kemerdekaan. Akibatnya pemerintah Belanda mulai
curiga dan waspada terhadap pemakaian kata ciptaan Logan itu.Pada
tahun 1922 atas inisiatif Mohammad Hatta, seorang mahasiswa Handels
Hoogeschool (Sekolah Tinggi Ekonomi) di Rotterdam, organisasi
pelajar dan mahasiswa Hindia di Negeri Belanda (yang terbentuk
tahun 1908 dengan nama Indische Vereeniging berubah nama menjadi
Indonesische Vereeniging atau Perhimpoenan Indonesia. Majalah
mereka, Hindia Poetra, berganti nama menjadi Indonesia Merdeka.Bung
Hatta menegaskan dalam tulisannya,:"Negara Indonesia Merdeka yang
akan datang (de toekomstige vrije Indonesische staat) mustahil
disebut "Hindia Belanda". Juga tidak "Hindia" saja, sebab dapat
menimbulkan kekeliruan dengan India yang asli. Bagi kami nama
Indonesia menyatakan suatu tujuan politik (een politiek doel),
karena melambangkan dan mencita-citakan suatu tanah air di masa
depan, dan untuk mewujudkannya tiap orang Indonesia (Indonesier)
akan berusaha dengan segala tenaga dan kemampuannya."Di tanah air
Dr. Sutomo mendirikan Indonesische Studie Club pada tahun 1924).
Pada tahun 1925, Jong Islamieten Bond membentuk kepanduan Nationaal
Indonesische Padvinderij (Natipij). Itulah tiga organisasi di tanah
air yang mula-mula menggunakan nama "Indonesia". Akhirnya nama
"Indonesia" dinobatkan sebagai nama tanah air, bangsa dan bahasa
pada Kerapatan Pemoeda-Pemoedi Indonesia tanggal 28 Oktober 1928,
yang kini dikenal dengan sebutan Sumpah Pemuda.Pada bulan Agustus
1939 tiga orang anggota Volksraad (Dewan Rakyat; parlemen Hindia
Belanda), Muhammad Husni Thamrin, Wiwoho Purbohadidjojo dan
Sutardjo Kartohadikusumo, mengajukan mosi kepada Pemerintah Hindia
Belanda agar nama "Indonesia" diresmikan sebagai pengganti nama
"Nederlandsch-Indie". Tetapi Belanda menolak mosi ini.Dengan
jatuhnya tanah air ke tangan Jepang pada tanggal 8 Maret 1942,
lenyaplah nama "Hindia Belanda". Lalu pada tanggal 17 Agustus 1945,
lahirlah Republik Indonesia.
SEJARAH SINGKAT BENDERA MERAH PUTIH
Dalam sejarah Indonesia terbukti, bahwa Bendera Merah Putih
dikibarkan pada tahun 1292 oleh tentara Jayakatwang ketika
berperang melawan kekuasaan Kertanegara dari Singosari (1222-1292).
Sejarah itu disebut dalam tulisan bahwa Jawa kuno yang memakai
tahun 1216 Caka (1254 Masehi), menceritakan tentang perang antara
Jayakatwang melawan R. Wijaya.
Mpu Prapanca di dalam buku karangannya Negara Kertagama
mencerirakan tentang digunakannya warna Merah Putih dalam upacara
hari kebesaran raja pada waktu pemerintahan Hayam Wuruk yang
bertahta di kerajaan Majapahit tahun 1350-1389 M. Menurut Prapanca,
gambar-gambar yang dilukiskan pada kereta-kereta raja-raja yang
menghadiri hari kebesaran itu bermacam-macam antara lain kereta
raja puteri Lasem dihiasi dengan gambar buah meja yang berwarna
merah. Atas dasar uraian itu, bahwa dalam kerajaan Majapahit warna
merah dan putih merupakan warna yang dimuliakan.
Dalam suatu kitab tembo alam Minangkabau yang disalin pada tahun
1840 dari kitab yang lebih tua terdapat ambar bendera alam
Minangkabau, berwarna Merah Putih Hitam. Bendera ini merupakan
pusaka peninggalan jaman kerajaan Melayu Minangkabau dalam abad ke
14, ketika Maharaja Adityawarman memerintah (1340-1347). Warna
Merah = warna hulubalang (yang menjalankan perintah) Warna Putih =
warna agama (alim ulama) Warna Hitam = warna adat Minangkabau
(penghulu adat) Warna merah putih dikenal pula dengan sebutan warna
Gula Kelapa. Di Kraton Solo terdapat pusaka berbentuk bendera Merah
Putih peninggalan Kyai Ageng Tarub, putra Raden Wijaya, yang
menurunkan raja-raja Jawa.
Dalam babat tanah Jawa yang bernama babad Mentawis (Jilid II hal
123) disebutkan bahwa Ketika Sultan Agung berperang melawan negeri
Pati. Tentaranya bernaung di bawah bendera Merah. Sultan Agung
memerintah tahun 1613-1645.
Di bagian kepulauan lain di Indonesia juga menggunakan bendera
merah putih. Antara lain, bendera perang Sisingamangaraja IX dari
tanah Batak pun memakai warna merah putih sebagai warna benderanya
, bergambar pedang kembar warna putih dengan dasar merah menyala
dan putih. Warna merah dan putih ini adalah bendera perang
Sisingamangaraja XII. Dua pedang kembar melambangkan piso gaja
dompak, pusaka raja-raja Sisingamangaraja I-XII.
Ketika terjadi perang di Aceh, pejuang pejuang Aceh telah
menggunakan bendera perang berupa umbul-umbul dengan warna merah
dan putih, di bagian belakang diaplikasikan gambar pedang, bulan
sabit, matahari, dan bintang serta beberapa ayat suci Al Quran.
Di jaman kerajaan Bugis Bone,Sulawesi Selatan sebelum Arung
Palakka, bendera Merah Putih, adalah simbol kekuasaan dan kebesaran
kerajaan Bone.Bendera Bone itu dikenal dengan nama Woromporang.Pada
umumnya warna Merah Putih merupakan lambing keberanian, kewiraan
sedangkan warna Putih merupakan lambang kesucian.
MERAH PUTIH DALAM ABAD XX
Bendera Merah Putih berkibar untuk pertama kali dalam abad XX
sebagai lambang kemerdekaan ialah di benua Eropa. Pada tahun 1922
Perhimpunan Indonesia mengibarkan bendera Merah Putih di negeri
Belanda dengan kepala banteng ditengah-tengahnya. Tujuan
perhimpunan Indonesia Merdeka semboyan itu juga digunakan untuk
nama majalah yang diterbitkan.
Pada tahun 1924 Perhimpunan Indonesia mengeluarkan buku
peringatan 1908-1923 untuk memperingati hidup perkumpulan itu
selama 15 tahun di Eropa. Kulit buku peringatan itu bergambar
bendera Merah Putih kepala banteng.
Dalam tahun 1927 lahirlah di kota Bandung Partai Nasional
Indonesia (PNI) yang mempunyai tujuan Indonesia Merdeka. PNI
mengibarkan bendera Merah Putih kepala banteng.
Pada tanggal 28 Oktober 1928 berkibarlah untuk pertama kalinya
bendera merah putih sebagai bandera kebangsaan yaitu dalam Konggres
Indonesia Muda di Jakarta. Sejak itu berkibarlah bendera kebangsaan
Merah Putih di seluruh kepulauan Indonesia.
Pada tanggal 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI) yang dibentuk pada tanggal 9 Agustus 1945
mengadakan sidang yang pertama dan menetapkan Undang-Undang Dasar
Republik Indonesia yang kemudian dikenal sebagai Undang-Undang
Dasar 1945 (UUD 1945).Dalam UUD 1945, Bab I, pasal I, ditetapkan
bahwa Negara Indonesia ialah Negara kesatuan yang berbentuk
Republik. Dalam UUD 1945 pasal 35 ditetapkan pula bahwa bendera
Negara Indonesia ialah Sang Merah Putih. Dengan demikian , sejak
ditetapkannya UUD 1945 , Sang Merah Putih merupakan bendera
kebangsaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sang Saka Merah Putih merupakan julukan kehormatan terhadap
bendera Merah Putih negara Indonesia. Pada mulanya sebutan ini
ditujukan untuk bendera Merah Putih yang dikibarkan pada tanggal 17
Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta, saat Proklamasi
dilaksanakan. Tetapi selanjutnya dalam penggunaan umum, Sang Saka
Merah Putih ditujukan kepada setiap bendera Merah Putih yang
dikibarkan dalam setiap upacara bendera.
Bendera pusaka dibuat oleh Ibu Fatmawati, istri Presiden
Soekarno, pada tahun 1944. Bendera berbahan katun Jepang (ada juga
yang menyebutkan bahan bendera tersebut adalah kain wool dari
London yang diperoleh dari seorang Jepang. Bahan ini memang pada
saat itu digunakan khusus untuk membuat bendera-bendera negara di
dunia karena terkenal dengan keawetannya) berukuran 276 x 200 cm.
Sejak tahun 1946 sampai dengan 1968, bendera tersebut hanya
dikibarkan pada setiap hari ulang tahun kemerdekaan RI. Sejak tahun
1969, bendera itu tidak pernah dikibarkan lagi dan sampai saat ini
disimpan di Istana Merdeka. Bendera itu sempat sobek di dua
ujungnya, ujung berwarna putih sobek sebesar 12 X 42 cm. Ujung
berwarna merah sobek sebesar 15x 47 cm. Lalu ada bolong-bolong
kecil karena jamur dan gigitan serangga, noda berwarna kecoklatan,
hitam, dan putih. Karena terlalu lama dilipat, lipatan-lipatan itu
pun sobek dan warna di sekitar lipatannya memudar.
Setelah tahun 1969, yang dikerek dan dikibarkan pada hari ulang
tahun kemerdekaan RI adalah bendera duplikatnya yang terbuat dari
sutra. Bendera pusaka turut pula dihadirkan namun ia hanya
menyaksikan dari dalam kotak penyimpanannya.
Bendera Indonesia memiliki makna filosofis. Merah berarti
berani, putih berarti suci. Merah melambangkan tubuh manusia,
sedangkan putih melambangkan jiwa manusia. Keduanya saling
melengkapi dan menyempurnakan untuk Indonesia.
Ditinjau dari segi sejarah, sejak dahulu kala kedua warna merah
dan putih mengandung makna yang suci. Warna merah mirip dengan
warna gula jawa/gula aren dan warna putih mirip dengan warna nasi.
Kedua bahan ini adalah bahan utama dalam masakan Indonesia,
terutama di pulau Jawa. Ketika Kerajaan Majapahit berjaya di
Nusantara, warna panji-panji yang digunakan adalah merah dan putih
(umbul-umbul abang putih). Sejak dulu warna merah dan putih ini
oleh orang Jawa digunakan untuk upacara selamatan kandungan bayi
sesudah berusia empat bulan di dalam rahim berupa bubur yang diberi
pewarna merah sebagian.
Orang Jawa percaya bahwa kehamilan dimulai sejak bersatunya
unsur merah sebagai lambang ibu, yaitu darah yang tumpah ketika
sang jabang bayi lahir, dan unsur putih sebagai lambang ayah, yang
ditanam di gua garba. Dalam sejarah perjuangan kemrdekaan
Indonesia, Bendera Pusaka tidak pernah jatuh ke tangan musuh,
meskipun tentara kolonial Belanda menduduki Ibukota Negara Republik
Indonesia.
TATA ATURAN PENGGUNAAN BENDERAKetentuannya terdapat dalam UUD
1945 yang kemudian diatur dalam PP: 40 Tanggal 28 Juni 1945
(Lambang Negara Indonesia) 1958 1968 dan penjelasannya terdapat
dalam lembar 1033.
BENTUK, UKURAN & WARNA
Bentuk persegi panjang, yang lebarnya 2:3 panjangnya. Bendera
juga dapat digunakan pada mobil Presiden dan Wakil presiden dengan
ukuran 36 54 cm, serta mantan Presiden atau Wakil Presiden, Ketua
MPR, DPR, MA, Menteri, Jaksa Agung yang berukuran 34 45 cm dan
digunakan siapa saja dengan ukuran 20 30 cm.Warna bendera
kebangsaan republik indonesia adalah Merah Putih (MP).
PENGGUNAAN BENDERA KEBANGSAANSyarat:1.Bendera dikibarkan dari
terbit fajar sampai matahari terbenam (pkl. 06.00 18.00)2. Bendera
di kibarkan pada saat peringatan hari Kemerdekan RI dan Upacara
upacara resmi lainnya.3. Bendera dikibarkan juga :a. Digedung
sekolahb. Tiap hari di gedung kerjac. Tiap hari di makam pahlawand.
Tiap hari dirumah pejabat4. Tempat pemasangan :1. Bila Bendara
dipasang sebagai lencanaDipasang diatas sebelah kiri saku2. Bila
bersamaan bendera organisasiBendera Merah Putih ditaruh ditengah
harus lebih tinggi3. Dipasang disekolah tepat berada di tengah
(simetris) gedung menghadap.4. Bila diruangan pertemuan berada di
belakang Ketua.
TATA TERTIB PENGGUNAAN BENDERA MERAH PUTIH1. Bendera : Tiang :
Seimbang2. Pada saat bendera naik harus HORMAT3. Menaikan dan
menurunkan harus perlahan lahan4. Pemasangan bendera setengah tiang
:dilakukan penuh lalu diturunkan setengah tiang.
PENGGUNAAN BENDERA KEBANGSAAN DENGAN BENDERA BANGSA ASINGa. Jika
terdapat berjumlah 2 benderaBendera negara harus disebelah kanan
bendera lain.b. Bendera silangBendera lain disebelah kanan, bendera
negara sebelah kiri
PENGGUNAAN BENDERA KEBANGSAAN DENGAN BENDERA ORGANISASI.a.
Bendera Indonesia ditengahb. Bendera Indonesia lebih tinggic.
Bendera Indonesia tiangnya lebih tinggi dari bendera Laind. Bendera
Indonesia tidak boleh dipasang silang dengan bendera lain
LARANGAN1. Bendera tidak boleh menyentuh tanah2. Bendera tidak
boleh dikibarkan terbalik / melilit3. Bendera harus disimpan dengan
baik4. Bendera harus bersih5. Bendera harus utuh / tidak sobek6.
Bendera tidak boleh untuk alas7. Bendera tidak boleh digambar (
dicoret coret )8. Bendera tidak boleh ada tambalan9. Bendera tidak
boleh untuk bermain10. Bendera tidak boleh untuk pembungkus11.
Bendera tidak boleh untuk pakaian12. Bendera tidak boleh untuk
selimut13. Bendera tidak boleh untuk sapu tangan14. Tidak boleh
digunakan sebagai atapUkuan bendera adalah 3:2,yang terbesar 3m x
2m dan paling kecil3cm x 2cm.Ukuran standar adalah 17m
(tiang).Peraturan pemerintah no. 401.Tgl 26 juni 1958 tentang
bendera kebangsaan Republik Indonesia yang isinya : bahwa bendera
Merah Putih boleh digunakan / di pakai di mobil:
1.Mobil Presiden ( 36 cm x 54 cm )2.Mobil Wakil Presiden ( 30 cm
x 45 cm )3.Mobil Ketua MPR ( 30 cm x 45 cm )4.Mobil Ketua DPR ( 30
cm x 45 cm )5.Mobil Ketua MA ( 30 cm x 45 cm )6.Mobil Ketua BPK (
30 cm x 45 cm )7.Mobil Mentri ( 30 cm x 45 cm )
URUTAN LENCANA (LK) SESUAI WARNA DAN TINGKATANNYA
Warna putih untuk pemula (pelajar/paskibra SMP/SMA)Warna Hijau
untuk latihan perintis Pemuda (Anggota paskibraka tingkat
Kota/Kabupaten & Propinsi)Warna Merah untuk latihan pemuka
Pemuda (Paskibraka tingkat NasionalWarna Kuning untuk latihan
pendamping Pemuda (Para Pelatih Paskibraka)Warna Ungu untuk latihan
peatas Pemuda (Dewan Penasehat Pemuda)Warna Abu- abu untuk latihan
penaya Pemuda (Pelindung)
PENJELASAN TAMBAHANa. LK putih dipakai oleh anggota paskibra
kecamatan tingkat SMP maupun SMA yang sudah mengikuti kegiatan
pengibaran di masing-masing wilayahb. LK hijau dipakai oleh anggota
paskibra yang mengikuti Latihan Perintis Pemuda (DIKLAT) yang
diadakan oleh paskibra sekolah dengan dinas pendidikan serta
anggota paskibraka tingkat kabupaten/kotamadya dari provinsi yang
telah bertugasc. LK merah dipakai oleh anggota paskibra yang
mengikuti Latihan Pemuka Pemuda dan anggota paskibraka tingkat
nasional yang telah bertugasd. LK ungu dipakaii oleh anggota
paskibra yang mengikuti Latihan Pemuda Madya khusus para Pembina,
eks danlat dan eks danki
Peraturan Baris Berbaris
Peraturan baris berbaris diseluruh Indonesia hanya mengacu pada
Peraturan Baris Berbaris Militer yang terdapat dalam Buku Peraturan
tentang Baris Berbaris Angkatan Bersenjata. Buku ini disahkan oleh
Surat Keputusan Pangab dan peraturan yang terakhir adalah Skep
Pangab nomor : Skep/611/X/1985 tanggal 8 Oktober, tetapi tahun 1992
ada perubahan pada Skep tersebut pada tempo langkah biasa dan
langkah tegap dari 96 langkah tiap menit menjadi 120 langkah tiap
menit.Di dalam peraturan ini dibagi dalam 2 bagian yaitu baris
berbaris dengan menggunakan senjata dan baris berbaris tanpa
senjata. Peraturan baris berbaris militer tersebut diterapkan
disemua kegiatan baris berbaris, sehingga dalam latihan Paskibraka
harus mengacu pada peraturan baris berbaris tanpa senjata yang
berlaku dan tidak boleh menerapkan aturan-aturan sendiri.
Pelatih.Karena yang mengeluarkan peraturan baris berbaris adalah
militer maka dengan dasar itu pelatih Paskibraka diambil dari
instansi militer karena dianggap lebih memahami peraturan tersebut
dan dapat memberikan ilmu baris berbaris sesuai peraturan yang
berlaku. Didalam perkembangannya pelatih disekolah banyak yang
melibatkan para purna paskibraka untuk melatih baris berbaris,
namun harus dipahami bahwa siapapun yang memberikan latihan baris
berbaris baik dari unsur militer maupun sipil/purna paskibraka
semuanya harus berpedoman pada Peraturan Baris Berbaris yang
berlaku.
Kewajiban Pelatih.Keberhasilan latihan baris berbaris sangat
tergantung pada kualitas dan kesanggupan seorang pelatih. Pelatih
yang melatih hanya karena tugas tidak akan bisa mencapai hasil yang
sempurna. Pelatih baris berbaris harus mempunyai kemampuan ilmu
melatih sesuai peraturan peraturan yang berlaku dan kemampuan
psikologis untuk mengerti kemampuan anak didiknya. Pelatih yang
berkualitas harus mempunyai dasar-dasar melatih dan mempersiapkan
segala sesuatunya dengan sebaik-baiknya antara lain :
Perasaan kasih sayang,Pelatih harus dapat merasakan apa yang
dirasakan oleh anak didiknya.
PersiapanPersiapan yang baik akan menentukan keberhasilan
latihan. Pelatih harus mempersiapkan program apa yang akan
dilatihkan, pembagian waktu, alat alat yang diperlukan, tempat dan
lain sebagainya.
Mengenal tingkatan anak didik.Kemampuan setiap anak didik
berbeda-beda dalam menyerap materi latihan yang diberikan, oleh
sebab itu pelatih harus dapat memahami kemampuan setiap anak
didiknya dan memberikan metode latihan sesuai yang dibutuhkan
sehingga pada akhirnya dapat dicapai suatu hasil yang optimal.
Tidak sombongKeahlian dan kepandaian melatih bukanlah hal yang
harus disombongkan atau hanya dipamerkan, melainkan wajib diamalkan
dan diberikan kepada anak didiknya dengan kesabaran dan
ketelatenan.
AdilPelatih harus dapat memberikan keseimbangan saat latihan
dalam segala hal dengan cara memberikan pujian atau teguran tanpa
membeda-bedakan satu dengan lainnya.
TelitiPelatih harus cermat dalam melaksanakan
ketentuan-ketentuan sesuai dengan aturan yang berlaku. Gerakan
setiap anak didiknya harus selalu diperhatikan sehingga dapat
menerapkan gerakan sesuai dengan aturan yang benar.
SederhanaDalam memberikan penjelasan setiap gerakan pelatih
harus mempergunakan bahasa dan kalimat yang sederhana sehingga
mudah dipahami oelh setiap anak didik.
TeladanPelatih sebaiknya banyak memberikan dengan contoh-contoh
gerakan, memberikan teladan dan selalu mengoreksi setiap anak
didiknya sehingga mereka dapat melakukan gerakan dengan baik dan
benar. Jika dilapangan pelatih sebaiknya tidak usah terlalu banyak
bercerita atau memberikan pengarahan-pengarahan yang tidak perlu
sebab yang diperlukan adalah pengulangan latihan-latihan setiap
gerakan sehingga anak didik benar-benar memahami setiap gerakan dan
dapat melaksanan dengan benar.
Perbandingan pelatihUntuk latihan baris berbaris maka kualitas
dan kemampuan pelatih sangat menentukan ratio pelatih dan anak
didik. Untuk latihan baris berbaris maka ratio 1 : 15 atau 1 : 20
adalah ratio yang ideal, kalau terlalu banyak pelatih akan membuat
anak didik menjadi bingung. Dalam melatih harus ditunjuk 1 orang
pelatih yang akan mengatur pembagian-pembagian kelompok kecil,
pemberian aba-aba gerakan dan lain sebagainya.
Program latihanTahap latihan baris berbaris adalah sebagi
berikut :
Gerakan ditempat.Gerakan baris berbaris yang dilakukan ditempat
misal : Sikap siap, istirahat, hormat, lencang kanan, jalan
ditempat dan lain sebagainya. Gerakan ditempat adalah kunci sukses
dalam latihan baris berabris. Dalam latihan awal ini ketegasan
pelatih mutlak diperlukan, karena jika anak didik sudah terbiasa
dengan aba-aba dan gerakan yang tegas serta kompak maka dalam
latihan pindah tempat dan berjalan akan menjadi mudah, karena
secara emosi mereka sudah mulai terarah pada gerakan-gerakan
selanjutnya.
Gerakan pindah tempatGerakan baris berbaris dengan pindah tempat
tanpa melakukan gerakan berjalan, misal : 2 langkah
kedepan/kebelakang, geser ke kekiri/kanan dan lain sebagainya
Gerakan berjalan.Dalam latihan berjalan maka tahap latihan
sebaiknya dibagi dalam kelompok-kelompok kecil antar 10 15 orang
per kelompok karena akan lebih mudah untuk memperhatikan dan
mengoreksi gerakan setiap anggota, setelah anggota pasukan dianggap
mampu baru digabung menjadi kelompok yang besar.
Langkah BiasaYaitu membiasakan peserta untuk melakukan
gerakan-gerakan langkah biasa, hal ini juga dimaksudkan agar dapat
diberikan dasar-dasar penyeragaman langkah.
Langkah TegapGerakan langkah tegap akan gerakan baris berbaris
dengan sikap yang tegap baik ayunan tangan dan kaki, termasuk
hentakan kaki sehingga dapat menimbulkan irama yang tegap, kompak
dan mantap.oDalam langkah tegap kekompakan dan keseragaman ayunan
tangan harus benar-benar diperhatikan karena ayunan tangan akan
menunjukkan keindahan dalam dalam berbaris.
Latihan tempo melangkah.Saat latihan baris berbaris yang harus
diperhatikan adalah tempo langkah baris berbaris dan kekompakan
untuk melaksanakan sesuai peraturan tempo yang berlaku.Untuk
latihan tempo berjalan maka para pelatih dapat menggunakan tape
recorder dan memutar lagu-lagu mars sesuai dengan tempo yang
berlaku. Saat ini tempo langkah baris berbaris yang berlaku adalah
120 langkah per menit dengan panjang langkah 65 cm.Berbaris sambil
diiringi lagu-lagu mars akan membuat semua anggota pasukan lebih
mudah menyeragamkan langkah sesuai dengan tempo lagu yang
diputar.Dalam latihan tempo dapat dibagi dalam kelompok-kelompok
kecil dan masing-masing kelompok bergantian melakukan gerakan
kombinasi jalan ditempat dan langkah biasa atau langkah tegap.
Dengan latihan kombinasi ini akan mempermudah saat melakukan
formasi pengibaran bendera, karena saat melakukan formasi biasanya
gerakan jalan ditempat dan langkah tegap akan saling mengisi
sehingga tempo langkah setiap anggota harus sama dan kompak
Pujian dan HukumanDalam latihan baris berbaris kadang-kadang ada
anggota yang melakukan gerakan-gerakan yang sangat kompak dan bagus
dalam melakukan gerakan. Pelatih yang baik akan selalu jeli
terhadap semua gerakan anak didiknya,dan disaat istirahat maka
pelatih sebaiknya tidak segan-segan untuk memberikan pujian. Tetapi
apabila ada anggota pasukan yang melakukan kesalahan-kesalahan
dalam melakukan baris berbaris maka pelatih dalam memberikan
hukuman harus jelas arahnya agar kejadian tersebut tidak terulang
lagi. Hukuman sebaiknya tidak berupa hukuman phisik yang dilakukan
secara langsung misal push up, squat jam dan lain-lainnya, karena
:Hukuman seperti ini tidak akan berdampak positip bagi anggota
karena merugikan kondisi phisik anggota yang terbuang tenaganya
sebab harus menjalani hukumanMembuang waktu karena ada anggota yang
dihukum sehingga anggota yang lain tidak dapat meneruskan
latihan.Hukuman yang dilakukan sebaiknya bersifat mendidik dan
membuat anggota yang melakukan kesalahan benar-benar merasakan
bahwa akibat kesalahan yang dilakukan akan merugikan anggota yang
lain.Jika ada anggota yang sering melakukan kesalahan maka anggota
yang bersangkutan dipisah dan secara individual diberikan arahan
dan dikoreksi gerakan-gerakannya. Jika kesalahan dilakukan saat
melakukan gerakan ditempat maka dapat diberi hukuman dengan
melakukan gerakan-gerakan yang salah sebanyak 10 kali, dengan cara
seperti ini selain akan meningkatkan kemampuan anak didik juga
sebagai bentuk latihan khusus sehingga anggota tersebut dapat lebih
memahami kekurangannya dan memperbaiki dengan cepat, sedang manfaat
pelatih dengan memberi hukuman seperti itu maka akan meningkatkan
kemampuan anggotanya secara cepat tanpa merugikan yang lain.Jika
kesalahan dilakukan saat latihan berjalan maka secara personal
anggota tersebut dapat diperintah untuk melakukan langkah tegap
secara sendiri/ personal. Dengan cara ini palatih dapat
memperhatikan kemampuan secara individu, sedang bagi anggota yang
melakukan baris berbaris sendiri akan menimbulkan perasaan malu
karena telah melakukan kesalahan dan pasti dia akan berusaha untuk
tidak mengulanginya lagi.Hukuman-hukuman yang berupa push up, squat
jam atau hukuman phisik lainnya sudah saatnya ditinggalkan karena
hanya akan merugikan peserta latihan secara keseluruhan dan
bersifat kurang mendidik. Jika ada yang beralasan kalau hukuman
tersebut untuk meningkatkan kondisi phisik, maka pelatih yang
mengatakan hal tersebut harus meningkatkan pemahaman tentang
latihan baris berbaris yang benar,sebab saat sudah masuk latihan
baris berbaris Paskibraka kondisi phisik peserta harus baik dan
peningkatan kondisi phisik secara instant akan membuat peserta
kurang sehat sehingga tidak dapat berprestasi dengan optimal.
SK PANGAB 611/X/1985
BAB IKETENTUAN UMUM
Pasal 1PENGERTIAN
Baris-berbaris adalah suatu wujud latihan fisik, diperlukan guna
menanamkankebiasaan dalam tata cara hidup Angkatan
Bersenjata/masyarakat yang diarahkankepada terbentuknya suatu
perwatakan tertentu.
Pasal 2MAKSUD DAN TUJUAN
1. Guna menumbuhkan sikap jasmani yang tegap dan tangkas, rasa
persatuan,disiplin, sehingga dengan demikian senantiasa dapat
mengutamakankepentingan tugas di atas kepentingan individu dan
secara tidak langsung jugamenanamkan rasa tanggung jawab.2. Yang
dimaksud dengan menumbuhkan sikap jasmani yang tegap dan
tangkasadalah mengarahkan pertumbuhan tubuh yang diperlukan oleh
tugas pokoktersebut dengan sempurna.3. Yang dimaksud dengan rasa
persatuan adalah rasa senasib dan sepenanggungan serta ikatan batin
yang sangat diperlukan dalam menjalankan tugas.4. Yang dimaksud
dengan disiplin adalah mengutamakan kepentingan tugas diatas
individu yang hakikatnya tidak lain dari pada keikhlasan
menyisihkan pilihan hati sendiri.5. Yang dimaksud dengan rasa
tanggung jawab adalah keberanian untuk bertindak yang mengandung
risiko terhadap dirinya tetapi menguntungkan tugas atau sebaliknya
tidak mudah melakukan tindakan yang akan dapat merugikan
kesatuan.
Pasal 3Ketentuan Khusus
1. Para pimpinan wajib mengetahui adanya, mengenal kegunaannya,
sertasenantiasa menegakkan peraturan tersebut.2. Para pembantu
pimpinan (kader) wajib paham isinya, mau mengerjakannya, danmampu
melatihnya.3. Semua warga Angkatan Bersenjata baik Perwira, Bintara
atau Tamtama wajibmelaksanakan secara tertib (tepat) serta dilarang
mengubah, menambah ataumengurangi apa yang tertera dalam peraturan
baris-berbaris ini.
Pasal 4KEWAJIBAN PELATIH1. Terwujud atau tidaknya maksud dan
tujuan peraturan ini sangat tergantungkepada mutu serta kesanggupan
seorang pelatih. Pelatih yang melaksanakannya hanya karena tugas
tidak akan mencapai hasil yang diharapkan.2. Hasil yang baik akan
dapat diperoleh dengan memperhatikan pokok-pokoksebagai berikut:a.
Rasa kasih sayangSeorang pelatih seharusnya dapat merasakan apa
yang dirasakan oleh anak didik.b. PersiapanPersiapan yang baik
adalah jaminan berhasilnya latihan yang dikehendaki,oleh karena itu
pelatih harus mengadakan persiapan terlebih dahulumengenai apa yang
akan dilatih, pembagian waktu, alat-alat, tempat dansebagainya.c.
Mengenal tingkatan anak didikTiap tingkatan kemampuan
seseorang/kelas membutuhkan metode melatih tersendiri, oleh karena
sebelum seorang pelatih memilih sesuau metode, ia terlebih dahulu
menilainya.d. Tidak sombongKeahlian dan kepandaian bukanlah hal-hal
yang patut dipamerkan,melainkan wajib diamalkan yang berarti
dibimbingkan, dituntunkan,sehingga dapat dimiliki oleh anak
didik.e. AdilSelalu dapat memelihara adanya keseimbangan dalam
segala hal dengancara memberikan pujian atau teguran pada tempatnya
tanpa membeda-bedakan satu dengan lainnya.f. TelitiTeliti
mengandung arti selalu mengusahakan pelaksanaan ketentuan-ketentuan
sesuai dengan semestinya, sebaliknya tidak puas denganpelaksanaan
yang setengah-setengah.g. SederhanaUntuk tidak mempesulit anak
didik perlu diusahakan kalimat maupun kata-kata yang mudah
dimengerti. Pelatih bertindak seperlunya sesuai denganapa yang
dituntutnya.3. Perhatian khusus bahwa dengan latihan (drill)
dimaksud untuk mencapaikebiasaan atau kepahaman bertindak bukan
untuk mengetahui saja. Olehkarenanya hendaklah selalu diperhatikan
jangan terlalu bercerita, melainkanteladan, mencoba, mengoreksi,
mengulangi sehingga paham mengerjakannya.catatan:a. Guna mencegah
terganggunya/rusaknya suasana pada saat-saat banyakmemberikan
aba-aba dan untuk membiasakan suara yang diperlukan dalammemberikan
aba-aba, maka para komandan/pemimpin pasukan agar diberilatihan
teratur (tiap hari).
b. Khusus dalam melatih sikap sempurna, pelatih agar
memberikanperhatian/mengawasi ketentuan mengenai pandangan mata.c.
Banyak melatih barisan dalam bentuk saf maju jalan untuk
membiasakan pada waktu defile dan parade.
Pasal 5ABA-ABA1. PengertianAba-aba adalah perintah yang
diberikan oleh seorang komandan/pimpinanpasukan kepada
pasukan/barisan untuk dilaksanakan pada waktunya secaraserentak
atau berturut-turut.2. Macam aba-abaAba-aba terdiri atas 3 bagian
dengan urutan:a. Aba-aba petunjukAba-aba petunjuk dipergunakan jika
perlu untuk menegaskan maksud dariaba-aba
peringatan/pelaksanaan.contoh:1. Untuk perhatian Istirahat di
tempat = GERAK2. Untuk istirahat Bubar = JALAN3. Jika aba-aba
ditujukan khusus terhadap salah satu bagian dari keutuhanpasukan:
Pleton II Siap = GERAK4. Selanjutnya lihat baris-berbaris kompi5.
Kecuali di dalam upacara: aba-aba petunjuk pada penyampaian
penghormatan terhadap seseorang, cukup menyebutkan jabatan
orangyang diberi hormat tanpa menyebutkan eselon satuan yang lebih
tinggicontoh:a. Kepada kepala sekolah Hormat = GERAKb. Kepada
kepala kantor wilayah Hormat = GERAK
b. Aba-aba peringatanAba-aba peringatan adalah inti dari
perintah yang cukup jelas untuk dapatdilaksanakan tanpa
ragu-ragu.Contoh:1. Lencang kanan = GERAK dan bukan LENCANG =
KANAN2. Istirahat di tempat = GERAK dan bukan Di tempat =
ISRIRAHAT
Aba-aba pelaksanaanAba-aba pelaksanaan adalah ketegasan mengenai
saat untuk melaksanakanaba-aba petunjuk/peringatan dengan cara
serentak atau berturut-turut.Aba-aba pelaksanaan yang dipakai
adalah:1. GERAK2. JALAN3. MULAIGERAK : adalah untuk gerakan-gerakan
tanpa meninggalkan tempat yangmenggunakan kaki dan gerakan-gerakan
yang memakai anggota tubuhlain, baik dalam keadaan berjalan maupun
berhenti.
contoh: 1. Jalan di tempat = GERAK2. Siap = GERAK3. Hormat kanan
= GERAK4. Hormat = GERAK
JALAN : adalah untuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan
denganmeninggalkan tempat.
contoh: 1. Haluan kanan/kiri = JALAN2. Dua langkah ke depan =
JALAN3. Tiga langkah ke kiri = JALAN4. Satu langkah ke belakang =
JALANcatatan:Apabila gerakan meninggalkan tempat itu tidak dibatasi
jaraknya, maka aba-abapelaksanaan harus didahului dengan aba-aba
peringatan: MAJU
contoh: 1. Maju = JALAN2. Haluan kanan/kiri Maju = JALAN3.
Melintang kanan/kiri Maju = JALAN
MULAI: adalah untuk dipakai pada pelaksanaan perintah yang harus
dikerjakanberturut-turut.
contoh: 1. Hitung = MULAI2. Berbanjar/Bersaf Kumpul = MULAI3.
Cara menulis aba-aba:a. Aba-aba petunjuk dimulai dengan huruf besar
dan ditulis seterusnya denganhuruf kecil, atau semuanya huruf
besar.b. Aba-aba peringatan dimulai dengan huruf besar dan ditulis
seterusnyadengan huruf kecil yang satu dengan yang lainnya agak
jarang, atausemuanya huruf besar.c. Aba-aba pelaksanaan ditulis
seluruhnya dengan huruf besar.d. Semua aba-aba ditulis lengkap,
walaupun ucapannya dapat dipersingkat.e. Diantara aba-aba petunjuk
dan aba-aba peringatan terdapat garispenyambung/koma, antara
aba-aba peringatan dan aba-aba pelaksanaanterdapat dua garis
bersusun/koma.
4. Cara memberi aba-aba:
a. Waktu memberi aba-aba, pemberi aba-aba pada dasarnya harus
berdiridalam keadaan sikap sempurna dan menghadap pasukan.b.
Apabila aba-aba yang diberikan itu berlaku juga untuk si pemberi
aba-aba,makapadasaat memberikan aba-aba tidak menhadap pasukan.
contoh :Waktu pemimpin upacara memberi aba-aba penghormatan
kepada Pembina upacara : Hormat = GERAK. Pelaksanaan : Pada waktu
memberi aba-aba pemimpin upacara/Danup menghadap ke arah pembina
upacara/Irup sambil melakukan gerakan penghormatan bersama-sama
dengan pasukan. Setelah penghormatan selesai dijawab/dibalas oleh
pembina upacara/Irup maka dalam sikap sedang memberi hormat
Pemimpin upacara/Danup memberikan aba-aba : Tegak = GERAK dan
setelah aba-aba itu pemimpin upacara/Danup bersama-sama pasukan
kembali ke sikap sempurna.
c. Dalam rangka menyiapkan pasukan pada saat Pembina
upacara/Irup memasuki lapangan upacara dan setelah amanat pembina
upacara/Irup selesai,Pemimpin upacara/Danup tidak menghadap
pasukan.d. Pada taraf permulaan latihan aba-aba yang ditujukan
kepada pasukan yang sedang berjalan atau berlari, aba-aba
pelaksanaannya selalu harus diberikan bertepatan dengan jatuhnya
salah satu kaki tertentu yang pelaksanaan geraknya dilakukan dengan
tambahan 1 langkah pada waktu berjalan dan 3 langkah pada waktu
berlari.e. Sedang pada taraf lanjutan, aba-aba pelaksanaan dapat
diberikan bertepatan dengan jatuhnya kaki yang berlawanan yang
pelaksanaan gerakannya dilakukan dengan tambahan 2 langkah pada
waktu berjalan dan 4 langkah pada waktu berlari, kenudian berhenti
atau maju dengan merubah bentuk dan arah pada pasukan.f. Semua
aba-aba diucapkan dengan suara nyaring, tegas, dan bersemangat.g.
Pemberian aba-aba petunjuk yang dirangkaikan dengan aba-aba
peringatandan pelaksanaan, pengucapannya tidak diberi nada.h.
Pemberian aba-aba peringatan wajib diberi nada pada suku kata
pertamadan terakhir. Nada suku kata terakhir diucapkan lebih
panjang menurutbesar-kecilnya pasukan. Aba-aba pelaksanaan
senantiasa diucapkan dengancara yang dihentakkan.i. Waktu pemberi
aba-aba peringatan dan pelaksanaan diperpanjang
sesuaibesar-kecilnya pasukan dan/atau tingkatan perhatian pasukan
(konsentrasipasukan). Dilarang memberi keterangan-keterangan lain
di sela-sela aba-aba pelaksanaan.j. Bila ada suatu bagian aba-aba
diperlukan, maka dikeluarkan perintahulangiContoh :Kepada pemimpin
upacara = ulangi Kepada pembina upacara Hormat =GERAK. Gerakan yang
tidak termasuk aba-aba tetapi yang harus dijalankan pula, dapat
diberikan petunjuk-petunjuk sengan suara nyaring, tegas,
danbersemangat. Biasanya dipakai pada waktu di lapangan, seperti:
MAJU,IKUT, BERHENTI, LURUSKAN, LURUSPasal 6CARA MELATIH BERHIMPUN1.
Apabila seorang pelatih/komandan ingin mengumpulkan anggota
bawahannyasecara bebas, maka pelatih/komandan/pemimpin memberi
aba-aba:Berhimpun = MULAI2. Pelaksanaan:a. Pada waktu aba-aba
peringatan seluruh anggota mengambil sikap sempurna dan menghadap
kepada yang memberi aba-aba.b. Pada aba-aba pelaksanaan seluruh
anggota mengambil sikap lari,selanjutnya lari menuju ke depan
pelatih/komandan.pemimpin, di mana iaberada dengan jarak 3
langkah.c. Pada waktu datang di depan pelatih/komandan/ pemimpin,
mengambilsikap sempurna, kemudian mengambil sikap istirahat.d.
Setelah aba-aba selesai, seluruh anggota mengambil sikap sempurna,
balikkanan selanjutnya menuju tempat masing-masing.
e. Pada saat datang di depan pelatih/komandan/ pemimpin, serta
kembali,tidak menyampaikan penghormatan.
3. Yang dimaksud dengan berhimpun adalah semua anggota datang si
depankomandan/pemimin dengan berdiri bebas, dengan jarak tiga
langkah (lihatgambar).OOOOOOOOOOOOO+OO3 Langkah
Catatan: Bentuknya mengikat, hanya jumlah saf tidak mengikat
Pasal 7CARA MELATIH BERKUMPUL
1. Komandan/pelatih/pemimpin menunjuk seorang anggota untuk
berdiri kurang lebih 4 langkah di depannya, orang ini dinamakan
penjuru.2. Komandan/pelatih/pemimpin memberikan perintah: Sdr.
Hartono sebagaipenjuru (bila penjuru bernama Hartono).3. Penjuru
mengambil sikap sempurna dan menghadap penuh kepada yangmemberi
perintah, selanjutnya mengulangi perintah sebagai berikut:
SiapHartono sebagai penjuru.4. Penjuru mengambil sikap untuk lari
menuju tempat komandan /pelatih/ pemimpin yang memberi perintah.5.
Apabila bersenjata, mengambil sikap depan senjata kemudian lari
menujutempat komandan/pelatih/ pemimpin yang memberi perintah,
langsung pundakkiri senjata.6. Pada waktu aba-aba peringatan
Bersaf/Berbanjar Kumpul maka anggota lain mengambil sikap sempurna
dan menghadap penuh pada komandan/pelatih/pemimpin.7. Pada aba-aba
pelaksanaan anggota lainnya dengan serentak mengambil sikap lari,
selanjutnya penjuru memberi isyarat LURUSKAN, anggota secara
berturut-turut meluruskan diri.8. Bila bersenjata, mengambil sikap
depan senjata kemudian lari menuju disamping kiri/belakang penjuru
dan berturut-turut meluruskan diri.9. Cara meluruskan diri ke
samping (bila bersaf) sebagai berikut: Meluruskan lengan ke samping
dengan tangan kanan digenggam, punggung tanganmenghadap ke atas,
kepala dipalingkan ke kanan dan meluruskan diri, hingga dapat
melihat dada orang-orang yang di sebelah kanannya. Penjuru yang
ditunjuk pada waktu berkumpul melihat ke kiri, setelah barisan
terlihat lurus maka penjuru memberikan isyarat dengan perkataan
LURUS. Pada isyarat ini penjuru melihat ke depan serta yang lain
serentak menurunkan lengan kanan, melihat ke depan dan kembali ke
sikap sempurna. Bila bersenjata, maka senjata di pundak kiri dan
ditegakkan serentak.10. Cara meluruskan diri ke depan (bila
berbanjar) sebagai berikut: Meluruskanlengan kanannya ke depan,
tangan digenggam, punggung tangan menghadap keatas dan mengambil
jarak satu lengan ditambah dua kepal dari orang yang ada di
depannya dan meluruskan diri ke depan. Setelah orang yang paling
belakang banjar kanan melihat barisannya sudah lurus, maka ia
memberikan isyarat dengan mengucapkan LURUS, pada isyarat ini
serentak menurunka lengan kanan dan kembali ke sikap sempurna.11.
Apabila bersenjata, maka setelah menegakkan tangan kanannya
kemudiandengan serentak tegak senjata.Catatan : Bila lebih dari 9
orang selalu berkumpul dalam bersaf tiga atau berbanjar tiga, kalau
kurang dari 9 orang menjadi bersaf/berbanjar satu. Meluruskan ke
depan hanya digunakan dalam bentukberbanjar.12. Penunjukkan penjuru
tidak berdasarkan kepangkatan.
Pasal 8CARA MELATIH MENINGGALKAN BARISAN
1. Apabila pelatih memberikan perintah kepada seseorang dari
barisannya,terlebih dahulu ia memanggil orang itu ke luar barisan
dan memberikan perintahnya apabila orang tersebut telah berdiri
dalam sikap sempurna. Orang yang menerima perintah ini harus
mengulangi perintah tersebut sebelum melaksanakannya dan
mengerjakan perintah itu dengan bersemangat.
Tata cara keluar barisan:a. Bila keluar bersaf:1) Untuk saf
depan, tidak perlu balik, tetapi langsung menuju arah
yangmemanggil.2) Untuk saf tengah dan belakang, balik kanan
kemudian melalui saf palingbelakang selanjutnya memilih jalan yang
terdekat menuju arah yangmemanggil.3) Bagi orang yang berada di
ujung kanan maupun kiri, tanpa balik kananlangsung menuju arah yang
memanggil (termasuk saf 2 dan 3).
b. Bila pasukan berbanjar:1) Untuk saf depan tidak perlu balik
kanan, langsung menuju arah yangmemanggil.2) Untuk saf tengah dan
belakang, balik kanan kemudian melalui saf palingbelakang
selanjutnya memilih jalan yang terdekat menuju arah
yangmemanggil.
c. Cara menyampaikan laporan dan penghormatan apabila anggota
dipanggilsedang dalam barisan sebagai berikut:1)
Komandan/pelatih/pemimpin memanggil: Ahmad tampil ke depansetelah
selesai dipanggil orang yang dipanggil tersebut
mengucapkankata-kata Siap Ahmad Tampil ke depan, kemudian keluar
barisansesuai dengan tata cara keluar barisan.2)
KemudianmenghormatsesuaiPPM,setelahselesaimenghormatmengucapkan
kata-kata: Lapor, siap menghadap.Selanjutnya menunggu perintah.3)
Setelah mendapat perintah/petunjuk, mengulangi perintah
tersebut.Contoh:Berikan aba-aba di tempat. Selanjutnya
melaksanakanperintahyangdiberikanolehkomandan/pelatih/pemimpin(memberikan
aba-aba di tempat).4) Setelah selesai melaksanakan
perintah/petunjuk,kemudian menghadap6 langkah di depan
komandan/pelatih/pemimpin yang memanggil danmengucapkan kata-kata:
Memberikan aba-aba di tempat telahdilaksanakan, Laporan selesai.5)
Setelah mendapat perintah Kembali ke tempat, anggota
tersebutmengulangi perintah kemudian menghormat, selanjutnya
kembali ketempat.
2. Jika pada waktu dalam barisan salah seorang meninggalkan
barisannya,maka terlebih dahulu harus mengambil sikap sempurna dan
minta ijinkepada komandan/pelatih/pemimpin yang memanggil dengan
caramengangkat tangan kanannya ke atas (tangan dibuka, jari-jari
dirapatkan).
Contoh: Anggota yang akan meninggalkan barisan mengangkat
tangan.komandan/pelatih/pemimpin bertanya: Ada apa?Anggota
menjawab: ke belakang komandan/pelatih/ pemimpin memutuskan: Baik,
lima menit kembali Anggota yang meninggalkan barisan mengulangi:
Lima menit kembali
3. Setelah mendapat ijin, ia keluar dari barisannya selanjutnya
menuju tempatsesuai keperluannya.4. Bila keperluannya telah
selesai, maka orang tersebut menghadap 6langkah di depan
komandan/pelatih/pemimpin, menghormat dan laporansebagai berikut:
Lapor, Ke belakang selesai Laporan selesai. Setelah adaperintah
dari komandan/pelatih/pemimpin Masuk barisan maka orangtersebut
mengulangi perintah kemudian menghormat, balik kanan dankembali ke
barisannya pada kedudukan semula.
Pasal 9CARA MELATIH GERAKAN BERJALAN
1. Untuk melatih seseorang tentang gerakan berjalan, ia disuruh
berjalan sesua dengan petunjuk dari pelatih. Pelatih memperhatikan
gayanya, diperbaiki dan disesuaikan dengan gaya Langkah Biasa.2.
Mula-mula hanya diperhatikan gerakan kaki saja, dimulai dengan
meletakkan kaki, lalu tempo irama dan panjangnya langkah.
Selanjutnya gerakan lengan dan badan.
Pasal 10TATA CARA PENGHORMATAN
1. Sebagai dasar pegangan mengenai tata cara memberi hormat apa
yang telahtercantum dalam pasal 5 PPM/AB.2. Untuk membiasakan
pelaksanaannya dengan cara yang sama, wajib diadakan
latihan-latihan sebagai berikut:a. Penghormatan perorangan,
bertutup kepala tanpa senjata dalam keadaanberhenti/berdiri.1)
Pasukan disuruh berdiri dalam bentuk huruf U.2) Pelatih
menggambarkan tentang adanya garis lurus yang terdapatantara
samping paha kanan dan bagian tertentu dari tutup kepala.3) Dalam
sikap sempurna dengan tangan terkepal, pelatih memerintahkan
menunjuk dengan jari telunjuk kebagian daripada tutup kepala
yangmerupakan tempat ujung jari pada gerakan langsung melalui garis
lurusini yaitu dari samping paha kanan ke bagian tertentu tutup
kepala.
4) Gerakan ini dilakukan berulang-ulang menunjuk dan kembali
bersikapsempurna yang akhirnya menggantikan gerakan menunjuk itu
denganseluruh telapak tangan terbuka.
b. Penghormatan sambil memalingkan kepala ke kanan/kiri1)
Sebelum melakukan gerakan gabungan, terlebih dahulu
diperintahkanuntuk memalingkan kepala secara baik ke kiri dan ke
kanan.2) Kemudian memalingkan kepala disertai gerakan
penghormatan.
c. Penghormatan perseorangan, bertutup kepala, tanpa senjata
dalamkeadaan berjalan. Anggota-anggota pasukan diperhatikan
berjalan dari arahkanan ke kiri, atau sebaliknya melalui depan
pelatih sambil memberihormat.
d. Penghormatan perseorangan, bertutup kepala, tanpa senjata,
satu danlainnya dalam keadaan berjalan.1) Pasukan dibagi atas 2
pasukan yaitu pasukan A dan B. Misalnya pasukanA di sebelah barat
sebagai atasan dan pesukan B sebagai bawahan.2) Masing-masing
pasukan dimulai dengan nomor urut satu dan seterusnya berjalan
berpapasan dengan jarak sepuluh langkah tiap anggota.3) Tiap-tiap
anggota pasukan B yang berpapasan dengan anggota pasukanA
memberikan penghormatan dan pasukan A membalas penghormatan.4)
Demikian seterusnya sampai seluruh anggota pasukan berpapasan
danpelatih memerintahkan bergantian pasukan B sebagai atasan.
e. Penghormatan pasukan, bertutup kepala, tanpa senjata dalam
keadaanberjalan.1) Pasukan disuruh membentuk formasi pleton
berbanjar. Pelatih menjadiatasan untuk diberi penghormatan oleh
pasukan.2) Seorang ditunjuk menjadi Danton/pemimpin pasukan.3)
Pasukan bergerak dengan langkah biasa dan pada jarak tertentu
sebelummemberikan penghormatan melakukan gerakan Langkahtegap.4)
Pada aba-aba Hormat kanan/kiri = GERAK maka dilakukan
gerakan-gerakan sebagai berikut:a)
Danton/pemimpinpasukanbersamapasukanmemberipenghormatan seperti
hormat bertutup kepala tanpa senjata (pasal5 ayat 2a PPM) pasukan
memalingkan kepala dengan batas 45kepada pelatih.b) Pelatih
membalas penghormatan.c. Kemudian Danton/pimpinan pasukan memberi
aba-aba Tegak =GERAK. Danton/pemimpin pasukan dan pasukannya
memalingkankepala kembali serentak dan kedua tangan dilenggangkan
dengantetap langkah tegap.d) Dilanjutkan dengan aba-aba Langkah
biasa = JALAN.BAB IIGERAKAN PERORANGAN TANPA SENJATAGERAKAN
DASAR
Pasal 11SIKAP SEMPURNA
Aba-aba: Siap = GERAKPelaksanaan:Pada aba-aba pelaksanaan
badan/tubuh berdiri tegap, kedua tumit rapat, kedua kaki merupakan
sudut 45, lutut lurus dan paha dirapatkan, berat badan dibagi atas
kedua kaki. Perut ditarik sedikit dan dada dibusungkan, pundak
ditarik ke belakang sedikit dan tidak dinaikkan. Lengan rapat pada
badan, pergelangan tangan lurus, jari-jari tangan menggenggam tidak
terpaksa dirapatkan pada paha, punggung ibu jari menghadap ke
depan, mulut ditutup, mata memandang lurus ke depan,bernapas
sewajarnya.
Pasal 12ISTIRAHAT
Aba-aba: Istirahat di tempat = GERAKPelaksanaan:1. Pada aba-aba
pelaksanaan, kaki kiri dipindahkan ke samping kiri dengan
jaraksepanjang telapak kaki (30 cm).2. Kedua belah lengan dibawa ke
belakang di pinggang, punggung tangan kanan diatas telapak tangan
kiri, tangan kanan dikepalkan dengan dilemaskan, tangankiri
memegang pergelangan tangan kanan di antara ibu jari dan telunjuk
sertakedua lengan dilemaskan, badan dapat bergerak.Catatan:a) Dalam
keadaan parade di mana diperlukan pemusatan pikiran dan
kerapianistirahat dilakukan atas aba-aba Parade Istirahat di tempat
= GERAK.Pelaksanaan sama dengan tersebut di atas, hanya tangan
ditarik ke atas sedikit,tidak boleh bergerak, tidak berbicara, dan
pandangan tetap ke depan.b) Dalam keadaan parade maupun bukan
parade apabila akan diberikan suatu amanat atau sambutan oleh
atasan/pembina, maka istirahat dilakukan atas aba-aba: Untuk
perhatian Istirahat di tempat = GERAK. Pelaksanaan sama dengan
tersebut dalam titik a, dan pandangan ditujukan kepada pemberi
perhatian/ amanat/sambutan.
Pasal 13PERIKSA KERAPIHAN
Aba-aba: Periksa kerapihan = MULAI1. Tanpa senjata:a) Periksa
kerapihan dimaksudkan untuk merapihkan perlengkapan yang dipakai
anggota pada saat itu dan pasukan dalam keadaan istirahat(pasal
12).b) Pelaksanaan:1) Pada aba-aba peringatan, pasukan secara
serentak mengambil sikap sempurna.2) Pada saat aba-aba pelaksanaan
dengan serentak membungkukkan badan masing-masing, mulai memeriksa
atau membetulkan perlengkapannya dari bawah (ujung kaki ke atas
sampai ke tutup kepala).3) Setelah yakin sudah rapih, masing-masing
anggota pasukan mengambil sikap sempurna (pasal 11).4) Setelah
Pelatih/danpas/pemimpin pasukan melihat semua pasukannya sudah
selesai (sudah dalam keadaan sikap sempurna) maka
Pelatih/danpas/pemimpin pasukan memberi aba-aba = SELESAI.5)
Pasukan dengan serentak mengambil sikap istirahat (pasal 12).
2. Bersenjata (khusus ABRI).
Pasal 14BERKUMPUL
Pada dasarnya berkumpul selalu dilakukan dengan bersaf, kecuali
keadaan ruangtidak memungkinkan.1. Berkumpul bersaf. Aba-aba:
Bersaf - Kumpul = MULAI.Pelaksanaan:a. Sebelum aba-aba peringatan,
pelatih/komandan/ pemimpin pasukanmenunjuk salah seorang sebagai
penjuru.b. Yang ditunjuk sebagai penjuru mengambil sikap sempurna
dan menghadappenuh komandan/pelatih/ pemimpin yang memberi
perintah, selanjutnya mengucapkan: Siap Ahmad sebagai penjuru (bila
nama penjuru Ahmad)
c. Penjuru mengambil sikap untuk lari, kemudian lari menuju ke
depankomandan/pelatih/pemimpin yang memberi perintah pada jarak 4
langkah di depan komandan/pelatih/pemimpin yang memberi perintah.d.
Pada waktu aba-aba peringatan, maka anggota lainnya mengambil
sikapsempurna dan menghadap penuh kepada
komandan/pelatih/pemimpinyang memberi perintah.e. Pada aba-aba
pelaksanaan, seluruh anggota (kecuali penjuru) secaraserentak
mengambil sikap untuk lari, kemudian lari menuju samping
kiripenjuru, selanjutnya penjuru mengucapkan Luruskan.f. Anggota
lainnya secara berturut-turut meluruskan diri dengan
mengangkatlengan kanan ke samping kanan, tangan kanan digenggam,
punggungtangan menghadap ke atas, kepala dipalingkan ke kanan dan
meluruskandiri, hingga dapat melihat dada orang-orang yang di
sebelah kanannyasampai ke penjuru kanan, mata penjuru melihat ke
kiri, setelah barisanterlihat lurus maka penjuru mengucapkan Lurus.
Pada isyarat ini penjurumelihat ke depan yang lain serentak
menurunkan lengan kanan, melihat kedepan dan kembali sikap
sempurna.
2. Berkumpul berbanjar. Aba-aba: Banjar Kumpul =
MULAI.Pelaksanaan:a. Sama dengan pasal 14 sub a s.d. db. Pada
aba-aba pelaksanaan, seluruh anggota (kecuali penjuru) secara
serentakmengambil sikap untuk lari, kemudian lari menuju ke
belakangpenjuru, selanjutnya penjuru mengucapkan Luruskan.c.
Anggota lainnya secara berturut-turut meluruskan diri dengan
mengangkatlengan kanan ke depan, tangan kanan digenggam, punggung
tanganmenghadap ke atas, mengambil jarak satu lengan ditambah dua
kepal dari orang yang ada di depannya dan meluruskan diri ke depan.
setelah orang paling belakang/banjar kanan paling belakang melihat
barisannya lurus maka ia memberi isyarat dengan mengucapkan Lurus.
Pada isyarat ini seluruh anggota yang di banjar kanan serentak
menurunkan lengan kanan dan kembali sikap sempurna.
Pasal 15LENCANG KANAN/KIRI
1. Lencang kanan/kiri (hanya dalam bentuk bersaf)Aba-aba:
Lencang kanan/kiri = GERAK.Pelaksanaan:Gerakan ini dijalankan dalam
sikap sempurna. Pada aba-aba pelaksanaan semua mengangkat lengan
kanan/kiri ke samping kanan/kiri, jari-jari tangan kanan/kiri
menggenggam, punggung tangan menghadap ke atas. Bersamaan dengan
ini kepala dipalingkan ke kanan/kiri dengan tidak terpaksa kecuali
penjuru kanan/kiri tetap menghadap ke depan. Masing-masing
meluruskan diri hingga dapat melihat dada orang yang ada di sebelah
kanan/kiri sampai kepada penjuru kanan/kirinya. Jarak ke samping
harus sedemikian rupa, hingga masing-masing jari menyentuh bahu
kiri orang yang ada di sebelah kanannya. Kalau lencang kiri maka
masing-masing tangan kirinya menyentuh bahu kanan orang yang berada
di sebelah kirinya. Penjuru kanan/kiri tidak berubah
tempat.Catatan:a. Kalau bersaf tiga mereka yang berada di saf
tengah dan belakang kecualipenjuru, setelah meluruskan ke depan
dengan pandangan mata, ikut pula memalingkan muka ke samping
kanan/kiri dengan tidak mengangkattangan. Penjuru pada saf tengah
dan belakang mengambil jarak ke depan sepanjang satu lengan
ditambah dua kepal dan setelah lurusmenurunkan tangan. Setelah
masing-masing anggota berdiri lurus dalam barisan, maka semuanya
berdiri di tempatnya dan kepala tetap dipalingkan ke kanan/kiri.
Semua gerakan dikerjakan dengan badan tegak seperti dalam
sikapsempurna. Pada aba-aba Tegak = GERAK semua anggota dengan
serentak menurunkan lengan dan memalingkan muka kembali ke depan
dberdiri dalam sikap sempurna.b. Pada waktu
komandan/pelatih/pemimpin pasukan memberikan aba-abalencang
kanan/kiri dan barisan sedang meluruskan safnya,
komandan/pelatih/pemimpin yang berada dalam barisan itu memeriksa
kelurusan saf dari sebelah kanan/kiri pasukan, dengan menitik
beratkan kepada kelurusan tumit (bukan ujung depan sepatu).
2. Setengah lencang kanan/kiriAba-aba: Setengah lengan lencang
kanan = GERAKPelaksanaan:Seperti lencang kanan/kiri, tetapi tangan
kanan/kiri di pinggang (bertolak pinggang) dengan siku menyentuh
lengan orang yang berdiri di sebelah kanan/kirinya, pergelangan
tangan lurus, ibu jari di sebelah belakang dan empat jari lainnya
rapat satu sama lainnya di sebelah depan. Pada aba-aba Tegak =
GERAK semua serentak menurunkan lengan memalingkan muka kembali ke
depan dan berdiri dalam sikap sempurna
3. Lencang depan (hanya dalam bentuk berbanjar)Aba-aba: Lencang
depan = GERAKPelaksanaan:
Penjuru tetap sikap sempurna, banjar kanan nomor dua dan
seterusnyameluruskan ke depan dengan mengangkat tangan. Bila
berbanjar tiga maka saf depan mengambil jarak satu/setengah lengan
di samping kanan, setelah lurus menurunkan tangan, serta menegakkan
kepala kembali dengan serentak.Anggota-anggota yang ada di banjar
tengah dan kiri melaksanakannya tanpa mengangkat tangan.
Pasal 16BERHITUNGAba-aba: Hitung = MULAIPelaksanaan:Jika bersaf,
maka pada aba-aba peringatan penjuru tetap melihat ke depan,
sedangkan anggota lainnya pada saf depan memalingkan muka ke kanan.
Pada aba- aba pelaksanaan, berturut-turut tiap pasukan mulai dari
penjuru kanan menyebut nomornya sambil memalingkan muka kembali ke
depan. Jika berbanjar, maka pada aba-aba peringatan semua pasukan
tetap dalam sikap sempurna. Pada aba-aba pelaksanaan tiap pasukan
mulai dari penjuru kanan depan berturut-turut ke belakang
menyebutkan nomornya masing-masing, penyebutan nomor diucapkan
penuh.
Pasal 17PERUBAHAN ARAH1. Hadap Kanan/KiriAba-aba: Hadap
kanan/kiri = GERAKPelaksanaan:a. Kaki kanan/kiri diajukan melintang
di depan kaki kanan/kiri, lekuk kaki kiri/kanan berada di ujung
kaki kanan/kiri, berat badan berpindah ke kaki kiri/kanan.b. Tumit
kaki kanan/kiri dengan badan diputar ke kanan/kiri 90.c. Kaki
kiri/kanan dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri seperti dalam
keadaan sikap sempurna.
2. Hadap serong kanan/kiriAba-aba: Hadap serong kanan/kiri =
GERAKPelaksanaan:a. Kaki kanan/kiri diajukan ke muka berjajar
dengan kaki kiri/kananb. Berputar arah 45 ke kanan/kiric. Kaki
kiri/kanan dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri.
3. Balik kananAba-aba: Balik kanan = GERAKPelaksanaan:Pada
aba-aba pelaksanaan kaki kiri diajukan melintang (lebih dalam dari
hadap kanan) di depan kaki kanan. Tumit kaki kanan beserta dengan
badan diputar kek kanan 180. Kaki kiri dirapatkan pada kaki
kanan.
Pasal 18MEMBUKA ATAU MENUTUP BARISAN
1. Buka barisanAba-aba: Buka barisan = JALANPelaksanaan:Pada
aba-aba pelaksanaan regu kanan dan kiri masing-masing membuat
satulangkah ke kanan dan kiri, sedangkan regu tengah tetap di
tempat.
2. Tutup barisanAba-aba: Tutup barisan = JALANPelaksanaan:Pada
aba-aba pelaksanaan regu kanan dan kiri masing-masing membuat
satulangkah kembali ke kiri dan kanan, sedangkan regu tengah tetap
di tempat.
Pasal 19BUBAR
Aba-aba: Bubar = JALANPelaksanaan:Aba-aba tiap pasukan
menyampaikan penghormatan kepada komandan, sesudah dibalas kembali
dalam sikap sempurna kemudian melakukan balik kanan dan setelah
menghitung dua hitungan dalam hati, melaksanakan gerakan seperti
langkah pertama dalam gerakan maju jalan, selanjutnya bubar menuju
tempat masing-masing.
BAB IIIGERAKAN PERORANGAN TANPA SENJATAGERAKAN BERJALAN
Pasal 20PANJANG, TEMPO, DAN MACAM LANGKAHLangkah dapat
dibeda-bedakan sebagai berikut:No Macam langkah Panjang Tempo1
Langkah biasa 65 cm 110 tiap menit2 Langkah tegap 65 cm 110 tiap
menit3 Langkah perlahan 40 cm 30 tiap menit4 Langkah ke kanan/kiri
40 cm 70 tiap menit5 Langkah ke belakang 40 cm 70 tiap menit6
Langkah ke depan 60 cm 70 tiap menit7 Langkah di waktu lari 80 cm
165 tiap menit
Panjangnya suatu langkah diukur dari tumit ke tumit. Bila dalam
peraturan disebutsatu langkah, maka panjangnya 70 cm.
Pasal 21MAJU JALANDari sikap sempurnaAba-aba: Maju =
JALANPelaksanaan:a. Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri diajukan ke
depan, lutut lurus, telapak kakidiangkat rata sejajar dengan tanah
setinggi 20 cm, kemudian dihentakkan ketanah dengan jarak satu
langkah dan selanjutnya berjalan dengan langkah biasa.b. Langkah
pertama dilakukan dengan melangkah, lengan kanan ke depan 90,lengan
kiri ke belakang 30 ke belakang dengan tangan menggenggam.
Padalangkah-langkah selanjutnya lengan kanan dan kiri lurus
dilenggangkan kedepan 45 dan ke belakang 30, banjar kanan depan
mengambil dua titik yangterletak dalam satu garis sebagai arah
barisan. Seluruh anggota meluruskanbarisan ke depan dengan melihat
pada belakang leher.Dilarang keras:- Berbicara- Melihat ke kiri
atau kananPada waktu melenggangkan lengan supaya jangan kaku.
Pasal 22LANGKAH BIASA
1. Pada waktu berjalan, kepala dan badan seperti pada waktu
sikap sempurna.Waktu mengayunkan kaki ke depan lutut kaki
dibengkokan sedikit (kaki tidak boleh diseret). Kemudian diletakkan
ke tanah menurut jarak yang telah ditentukan.2. Cara melangkahkan
kaki seperti pada waktu berjalan biasa. Pertama tumitdiletakkan di
tanah selanjutnya seluruh kaki. Lengan dilenggangkan
dengansewajarnya lurus ke depan dan ke belakang di samping badan,
ke depan 45 dan ke belakang 30. Jari-jari tangan digenggam dengan
tidak terpaksa, punggung ibu jari menghadap ke atas.3. Bila
berjalan dengan hubungan pasukan agar menggunakan hitungan
iramalangkah (untuk kendali kesamaan langkah).
Pasal 23LANGKAH TEGAP
1. Dari sikap sempurnaAba-aba: Langkah tegap maju =
JALANPelaksanaan:Mulai berjalan dengan kaki kiri, langkah pertama
selebar satu langkah,selanjutnya seperti jalan biasa (panjang dan
tempo) dengan cara kakidihentakkan terus-menerus tetapi tidak
berlebihan, telapak kaki rapat dan sejajar dengan tanah, lutut
lurus, kaki tidak boleh diangkat tinggi. Bersamaan dengan langkah
pertama tangan menggenggam, punggung tangan menghadap ke samping
luar, ibu jari tangan menghadap ke atas, lenggang lengan 90 ke
depan dan 30 ke belakang.
2. Dari langkah biasaAba-aba: Langkah tegap =
JALANPelaksanaan:Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri
jatuh di tanah, ditambah satu langkah selanjutnya berjalan langkah
tegap.
3. Kembali ke langkah biasa (sedang berjalan)Aba-aba: Langkah
biasa = JALANPelaksanaan:Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu
kaki kanan atau kiri jatuh di tanahditambah satu langkah dan mulai
berjalan dengan langkah biasa, hanya dengan langkah biasa, hanya
langkah pertama dihentakkan selanjutnya berjalan langkah
biasa.Catatan:Dalam keadaan sedang berjalan cukup menggunakan
aba-aba peringatan: Langkahtegap atau Langkah biasa = JALAN pada
tiap-tiap perubahan langkah (tanpa kata maju).Pasal 24LANGKAH
PERLAHAN
1. Untuk berkabung (mengantar jenazah).Aba-aba: Langkah perlahan
Maju = JALANPelaksanaan:a. Gerakan dilakukan dengan sikap
sempurnab. Pada aba-aba JALAN kaki kiri dilangkahkan ke depan, kaki
kiri ditarik kedepan dan ditahan sebentar di sebelah mata kaki
kiri, kemudian dilanjutkanditapakkan di depan kaki kiri
dilangkahkan ke depan, setelah kaki kirimenapak segera disusul
dengan kaki kanan ditari ke depan dan ditahansebentar di mata kaki
kiri, kemudian dilanjutkan di depan kaki kiri.c. Gerakan
selanjutnya melakukan gerakan-gerakan seperti semula.
Catatan:a. Dalam sedang berjalan, aba-aba adalah langkah
perlahan = JALAN yang diberikan pada waktu kaki kanan atau kiri
jatuh di tanah ditambah satu langkah dan kemudian mulai berjalan
dengan langkah perlahan.b. Tapak kaki pada saat melangkah
(menginjak tanah) tidak dihentakkanrata-rata untuk lebih khidmat.2.
Berhenti dari langkah perlahanAba-aba: Henti
GERAKPelaksanaan:Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki
kanan atau kiri dirapatkan pada kaki kanan atau kiri menurut irama
langkah biasa dan mengambil sikap sempurna.
Pasal 25LANGKAH KE SAMPING
Aba-aba: Langkah ke kanan/kiri = JALANPelaksanaan:Pada aba-aba
pelaksanaan kaki kanan/kiri dilangkahkan ke kanan/kiri sepanjang 40
cm. Selanjutnya kaki kanan/kiri dirapatkan pada kaki kiri/kanan,
sikap akan tetap seperti pada sikap sempurna. Sebanyak-banyaknya
hanya boleh dilakukan empat langkah.
Pasal 26LANGKAH KE BELAKANG
Aba-aba: Langkah ke belakang = JALANPelaksanaan:Pada aba-aba
pelaksanaan melangkah ke belakang mulai dengan kaki kiri menurut
panjangnya langkah dan sesuai tempo yang telah ditentukan (pasal
20),menurut jumlah langkah yang diperintahkan. Lengan tidak boleh
dilenggangkan dan sikap badan seperti dalam sikap sempurna.
Sebanyak-banyaknya, hanya boleh dilakukan empat langk
Pasal 27LANGKAH KE DEPAN
Aba-aba: Langkah ke depan = JALANPelaksanaan:Pada aba-aba
pelaksanaan melangkah ke depan mulai dengan kaki kiri menurut
panjangn langkah 60 cm dan tempo langkah 70 tiap menit, menurut
jumlah langkah yang diperintahkan. Gerakan kaki seperti kaki
langkah tegap (pasal 23) dan dihentakkan terus-menerus. Lengan
tidak boleh dilenggangkan dan sikap seperti sikap sempurna.
Sebanyak-banyaknya, boleh dilakukan empat langkah.Pasal 28LANGKAH
DI WAKTU LARI
1. Dari sikap sempurnaAba-aba: Lari Maju = JALANPelaksanaan:Pada
aba-aba peringatan dua tangan dikepalkan dengan lemas dan
diletakkan dipinggang sebelah depan, dengan punggung tangan
menghadap ke luar, kedua siku sedikit ke belakang, badan agak
condongkan ke depan. Pada aba-aba pelaksanaan dimulai lari dengan
panjang langkah 80 cm dan tempo langkah 165tiap menit dengan cara
kaki diangkat secukupnya, telapak kaki diletakkan dengan ujung
telapak kaki terlebih dahulu, lengan dilenggangkan secara tidak
kaku.
2. Dari langkah biasaAba-aba: Lari = JALANPelaksanaan:Pada
aba-aba peringatan pelaksanaannya sama dengan aba-aba peringatan
(pasal 28 ayat 1). Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki
kanan/kiri jatuh ke tanah. Kemudian ditambah satu langkah.
selanjutnya berlari menurut ketentuan yang ada.
3. Kembali ke langkah biasaAba-aba: Langkah biasa =
JALANPelaksanaan:Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri
jatuh ke tanah ditambah 3 langkah, kemudian berjalan dengan langkah
biasa, dimulai dengan kaki kiri dihentakkan, bersamaan dengan itu
kedua lengan dilenggangkan.
Catatan:Untuk berhenti dengan keadaan berlari, diberikan
aba-aba: Henti = GERAK.Aba=aba pelaksanaan diberikan pada waktu
kaki kanan atau kiri jatuh di tanahditambah 3 langkah, selanjutnya
kaki dirapatkan kemudian kedua kepalantangan diturunkan untuk
mengambil sikap sempurna.
Pasal 29LANGKAH MERDEKA
1. Dari langkah biasaAba-aba: Langkah merdeka =
JALANPelaksanaan:Anggota berjalan bebas tanpa terikat ketentuan
panjang, macam, dan tempolangkah. Ataas pertimbangn komandan,
anggota dapat diizinkan untuk berbuat sesuatu yang dalam keadaan
lain terlarang (antara lain: berbicara, buka topi, dan menghapus
keringat).
Catatan:Langkah merdeka biasanya dilakukan untuk menempuh jalan
jauh atau di luarkota atau lapangan yang tidak rata. Anggota tetap
dilarang meninggalkanbarisan.
2. Kembali ke langkah biasaUntuk melakukan gerakan ini lebih
dahulu harus diberikan petunjuk samakanlangkah. Setelah langkah
sama, komandan dapat memberikan aba-abaperingatan dan
pelaksanaan.Aba-aba: Langkah biasa = JALAN
Pelaksanaan:Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki
kiri/kanan jatuh di tanahkemudian di tambah satu langkah dan mulai
berjalan dengan langkah biasa,hanya langkah pertama
dihentakkan.
Pasal 30GANTI LANGKAH
Aba-aba: Ganti langkah = JALANPelaksanaan:Gerakan dapat
dilakukan pada waktu langkah biasa/tegap. Aba-aba pelaksanaan
diberikan pada waktu kaki kanan/kiri jatuh di tanah ditambah satu
langkah. Sesudah itu ujung kaki kanan atau kiri yang sedang di
belakang dirapatkan kepada tumit kaki sebelahnya. Bersamaan dengan
itu lenggang tangan dihentikan tanpa dirapatkan pada badan. Untuk
selanjutnya disesuaikan dengan langkah baru yang disamakan. Langkah
pertama tetap sepanjang satu langkah. Kedua gerakan ini dilakukan
dalam satu hitungan.
Pasal 31JALAN DI TEMPAT
1. Dari sikap sempurnaAba-aba: Jalan di tempat =
GERAKPelaksanaan:Gerakan dimulai dengan kaki kiri, lutut bergantian
diangkat setinggi paha rata-rata (horisontal), ujung kaki menuju
bawah dan tempo langkah sesuai dengantempo langkah biasa. Badan
tegak pandangan mata tetap ke depan, lengantetap lurus dirapatkan
pada badan (tidak dilenggangkan).
2. Dari langkah biasaAba-aba: Jalan di tempat =
GERAKPelaksanaan:Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki
kanan atau kiri jatuh di tanah.kemudian ditambah satu langkah,
selanjutnya di mulai dengan kaki kanan/kiriberjalan di tempat,
selanjutnya gerakan di tempat.
3. Dari jalan di tempat ke langkah biasaAba-aba: Maju =
JALANPelaksanaan:Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri
jatuh ke tanah, kemudian ditambah satu langkah di tempat dan mulai
berjalan dengan menghentakkan kaki kiri satu langkah ke depan dan
selanjutnya berjalan langkah biasa.
4. Dari jalan di tempat ke berhentiAba-aba: Henti =
GERAKPelaksanaan:Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki
kanan.kiri jatuh di tanah lalu ditambah satu langkah. Selanjutnya
kaki kanan/kiri dirapatkan pada kaki kanan menurut irama langkah
biasa mengambil sikap sempurna.Pasal 32BERHENTI
Aba-aba: Henti = GERAKPelaksanaan:Aba-aba pelaksanaan dibrikan
pada waktu kaki kanan/kiri jatuh di tanah. Setelah ditambah satu
langkah selanjutnya kaki kanan/kiri dirapatkan kemudian mengambil
sikap sempurna.
Pasal 33HORMAT KANAN/KIRI
1. Gerakan hormat kanan/kiriAba-aba: Hormat kanan/kiri =
GERAKPelaksanaan:Gerakan ini dilakukan pada waktu berjalan dengan
langkah tegap. Aba-abapelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan
jatuh di tanah, kemudianditambah satu langkah, langkah berikutnya
kepala dipalingkan dan pandangan mata diarahkan kepada yang diberi
hormat sampai hingga ada aba-aba Tegak = GERAK. Penjuru kanan/kiri
tetap melihat ke depan untuk memelihara arah. Setelah arah
pandangan yang diberi hormat mencapai sudut 45 dari pada pandangan
lurus ke depan, maka kepala dan pandangan mata tetap pada arah
tersebut hingga dapat aba-aba Tegak = GERAK.Catatan:Pada saat
penghormatan apabila bersenjata/pundak bersenjata, tangan kanan
tetap melenggang. Apabila tidak bersenjata, lengan kiri tidak
melenggang tangan kanan menyampaikan penghormatan.2. Gerakan
selesai menghormatAba-aba: Tegak = GERAKPelaksanaan:Aba-aba
pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan jatuh di tanah. Setelah
ditambah satu langkah, lengan dilenggangkan (kembali langkah
tegap)
Pasal 34PERUBAHAN ARAH DARI BERHENTI KE BERJALAN
1. Ke hadap kanan/kiri maju jalanAba-aba: Hadap kanan/kiri Maju
= JALANPelaksanaan:Membuat gerakan hadap kanan/kiri. Pada hitungan
ketiga kaki kiri/kanan tidakdirapatkan tetapi dilangkahkan seperti
gerakan maju jalan.
2. Ke hadap serong kanan/kiri maju jalanAba-aba: Hadap serong
kanan/kiri Maju = JALANPelaksanaan:Membuat gerakan hadap serong
kanan/kiri. Pada hitungan ketiga kakikiri/kanan tidak dirapatkan
tetapi dilangkahkan seperti gerakan maju jalan.
3. Ke balik kanan maju jalanAba-aba: Balik kanan Maju =
JALANPelaksanaan:Membuat gerakan Balik kanan. Gerakan selanjutnya
pada hitungan ketiga mulai melangkah dengan kaki kiri dan
dilanjutkan dengan langkah biasa.
4. Ke belok kanan/kiri maju jalanAba-aba: Belok kanan/kiri Maju
= JALANPelaksanaan:Penjuru depan merubah arah 90 ke kanan/kiri dan
mulai berjalan ke arahTertentu. Pasukan lainnya mengikuti
gerakan-gerakan ini setibanya pada tempat belokan tersebut (tempat
penjuru berbelok).Catatan:Aba-aba dua kali belok kanan/kiri maju =
JALAN dan tiap-tiap banjar dua kalibelok kanan/kiri maju =
JALAN.
Pasal 35PERUBAHAN ARAH DARI BERJALAN KE BERJALAN
1. Ke hadap kanan/kiri maju jalanAba-aba: Hadap kanan/kiri Maju
= JALANPelaksanaan:Aba-aba pelaksanaan dijatuhkan pada waktu kaki
kiri/kanan jatuh di tanah,kemudian ditambah satu langkah, gerakan
selanjutnya seperti tersebut padapasal 34 ayat 1.
2. Ke hadap serong kanan/kiri maju jalanAba-aba: Hadap serong
kanan/kiri Maju = JALANPelaksanaan:Aba-aba pelaksanaan dijatuhkan
pada waktu kaki kiri/kanan jatuh di tanah,kemudian ditambah satu
langkah, gerakan selanjutnya seperti tersebut padapasal 34 ayat
2.
3. Ke balik kanan maju jalanAba-aba: Balik kanan Maju =
JALANPelaksanaan:Aba-aba pelaksanaan dijatuhkan pada waktu kaki
kiri/kanan jatuh di tanah,kemudian ditambah satu/dua langkah,
gerakan selanjutnya kaki kiri melintang ke depan kaki kanan secara
bersamaan tumit kaki, tangan, dan badan diputar kekanan sebesar
180, kaki kiri dihentakkan seperti langkah pertama,
selanjutnyaberjalan seperti langkah biasa.
4. Ke belok kanan/kiri maju jalanAba-aba: Belok kanan/kiri Maju
= JALANPelaksanaan:Aba-aba pelaksanaan dijatuhkan pada waktu kaki
kiri/kanan jatuh di tanah,kemudian ditambah satu langkah, kemudian
penjuru depan merubah arah 90 ke kanan/kiri dan mulai berjalan ke
arah yang baru. Pasukan lainnya mengikuti gerakan-gerakan ini
setibanya pada tempat belokan tersebut (tempat
penjuruberbelok).
Catatan:a. Aba-aba: dua kali belok kanan/kiri maju =
JALANPelaksanaan:Seperti tersebut di atas yang selanjutnya setelah
dua langkah berjalankemudian melakukan gerakan belok kanan/kiri
jalan lagi.b. Aba-aba: tiap-tiap banjar dua kali belok kanan/kiri
maju = JALAN.Pelaksanaan:Seperti tersebut di atas tetapi tiap-tiap
banjar membuat langsung dua kalibelok kanan/kiri pada tempat di
mana aba-aba pelaksanaan diberikan.Perubahan arah kiri 180. Tujuan
gerakan dari catatan a dan b gunamembelokkan pasukan di
ruang/lapangan yang sempit.
Pasal 36PERUBAHAN ARAH DARI BERJALAN KE BERHENTI
1. Ke hadap kanan/kiri berhentiAba-aba: Hadap kanan/kiri Henti =
GERAKPelaksanaan:Aba-aba pelaksanaan dijatuhkan pada waktu kaki
kiri/kanan jatuh di tanah, kemudian ditambahkan satu langkah,
gerakan selanjutnya seperti gerakan hadap kanan/kiri
2. Ke hadap serong kanan/kiri berhentiAba-aba: Hadap serong
kanan/kiri Henti = GERAKPelaksanaan:Aba-aba pelaksanaan dijatuhkan
pada waktu kaki kiri/kanan jatuh di tanah, kemudian ditambahkan
satu langkah, gerakan selanjutnya seperti gerakanhadap serong
kanan/kiri.
3. Ke balik kanan berhentiAba-aba: Balik kanan Henti =
GERAKPelaksanaan:Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki
kiri/kanan jatuh di tanah,kemudian ditambahkan satu/dua langkah,
gerakan selanjutnya kaki kirimelintang ke depan kaki kanan secara
bersamaan tumit kaki, tangan, dan badan diputar ke kanan sebesar
180, selanjutnya kaki kiri dirapatkan dengan kaki kanan (sikap
sempurna).
Pasal 37PERUBAHAN ARAH PADA WAKTU BERLARI
Perubahan arah pada waktu berjalan yang ditentukan pada pasal 35
dan 36 dapatdilakukan juga oleh pasukan dalam keadaan berlari
dengan perbedaan bukanditambah satu langkah tetapi tiga
langkah.
Pasal 38HALUAN KANAN/KIRI
Gerakan ini hanya dilakukan dalam bentuk bersaf, guna merubah
arah tanpamerubah bentuk.
1. Berhenti ke berhentiAba-aba: Haluan kanan/kiri =
JALANPelaksanaan:Setelah aba-aba pelaksanaan, penjuru kanan/kiri
berjalan di tempat dengan memutar arah secara perlahan hingga
merubah sampai sebesar 90. Bersamaan dengan itu masing-masing saf
mulai maju jalan dengan rapih (dengan tidak melenggang) sambil
meluruskan safnya hingga merubah arah sebesar 90, kemudian berjalan
di tempat. Setelah penjuru kanan/kiri depan melihat safnya lurus
memberi isyarat: Lurus, kemudian komandan memberi aba-aba: Henti =
GERAK, yang diucapkan pada waktu kaki kiri/kanan jatuh di tanah.
Setelah ditambahkan satu langkah kemudian seluruh pasukan
berhenti.
2. Berhenti ke berjalanAba-aba: Haluan kanan/kiri Maju =
JALANPelaksanaan:Seperti haluan kanan/kiri dari berhenti ke
berhenti kemudian setelah aba-aba Maju = JALAN, pasukan maju jalan
yang gerakannya sama dengan gerakan langkah biasa.Catatan:Setelah
ada isyarat lurus dari penjuru, komandan langsung memberikan Maju
=JALAN (pasukan tidak berhenti dulu).
3. Berjalan ke berhentiAba-aba: Haluan kanan/kiri =
JALANPelaksanaan:Aba-aba diberikan pada waktu kaki kanan/kiri jatuh
di tanah kemudian ditambah satu langkah. Selanjutnya barisan
melakukan gerakan seperti haluan kanan/kiri dari berhenti ke
berhenti.
4. Berjalan ke berjalanAba-aba: Haluan kanan/kiri =
JALANPelaksanaan:Aba-aba diberikan pada waktu kaki kanan/kiri jatuh
di tanah kemudianditambah satu langkah. Selanjutnya barisan
melakukan gerakan seperti haluan kanan/kiri dari berhenti ke
berjalan.Catatan:Pada pelaksanaan haluan lengan tidak
melenggang.
Pasal 39MELINTANG KANAN/KIRI
Gerakan ini hanya dilakukan dalam bentuk berbanjar, guna merubah
bentukpasukan menjadi bersaf dalam arah tetap.
1. Berhenti ke berhentiAba-aba: Melintang kanan/kiri =
JALANPelaksanaan:Setelah aba-aba pelaksanaan melakukan gerakan
Hadap kanan/kiri, kemudian barisan membuat gerakan Haluan
kiri/kanan dari berhenti ke berhenti.
2. Berjalan ke berjalanAba-aba: Melintang kanan/kiri =
JALANPelaksanaan:Setelah aba-aba pelaksanaan, ditambah satu
langkah, barisan melakukangerakan seperti gerakan melintang
kanan/kiri berhenti ke berhenti. Kemudian setelah diberi aba-aba
Maju = JALAN, barisan melakukan gerakan Maju = JALAN.
Catatan:Setelah ada isyarat lurus dari penjuru, komandan
langsung memberikan aba-aba maju = JALAN (Pasukan tidak berhenti
dulu).
3. Berhenti ke berjalanAba-aba: Melintang kanan/kiri Maju =
JALANPelaksanaan:Setelah aba-aba pelaksanaan, melakukan gerakan
seperti gerakan melintangkanan/kiri berhenti ke berhenti. kemudian
setelah diberi aba-aba Maju =JALAN, barisan melakukan gerakan Maju
= JALAN.
Catatan:Setelah ada isyarat lurus dari penjuru, komandan
langsung memberikan aba-aba maju = JALAN (Pasukan tidak berhenti
dulu)..
SEJARAH BARIS-BERBARIS
Berbaris pertama kali dikenal pada jaman Kekaisaran Romawi pada
saat Kaisarnya Julius Caesar, dengan maksud agar pasukan yang
berada dibawah kekuasaannya mempunyai rasa tanggungjawab, disiplin
yang tinggi dengan melihat hasil lahir, yaitu Kerapihan,
kekompakan, Ketertiban dan Kesigapan.Pasukan Julius Caesar
sangatlah terkenal pada jamannya (baca sejarah romawi)
PENGERTIANBaris berbaris adalah suatu wujud latihan fisik guna
menanamkan disiplin, patriotisme, tanggung jawab serta membentuk
sikap lahir dan bathin yang diarahkan pada terbentuknya suatu
perwatakan tertentu.Sikap lahir yang diperoleh
Sikap lahir yang diperoleh :Sikap bathin yang diperoleh :
vKetegaranvKetangkasanvKelincahanvKerapihanvKetertibanvKehidmatanvKekompakanvKeseragamanvKesigapanvKeindahanvKetanggapanvKewajaran
tenagavKesopananvKetelitianvKetenanganvKetaatanvKeikhlasanvKesetiakawananvKebersamaanvPersaudaraanvKeyakinanvKeberanianvKekuatanvKesadaranvKonsentrasivKebiasaanvBerani
berkorbanvPersatuan
INGAT !!! Pelatihan Inti PBB1. Sikap dan Penampilan2. Hentakan
Kaki3. Patah patah4. Rata rata Air5. Irama Langkah6. Kewajaran
Tenaga7. Konsentrasi
A.Maksud Dan Tujuan
Maksuddari PBB dibagi dua yaitu :1)Maksud Umum adalah suatu
latihan awal membela negara dandapat membedakan hak dan
kewajiban2)Maksud Khusus adalah menanamkan rasa di