Top Banner
UNITED NATIONS INDUSTRIAL DEVELOPMENT ORGANIZATION Viena International Centre. P.O Box 300 .1400 Viena - Austria Tel. : (+43-1) 26026-0 - unido.unido.org www.unido.org INDUSTRI LEMBAGA JASA KEUANGAN (LJK) PEMBIAYAAN PROYEK ENERGI EFISIENSI Inclusive and Sustainable Industrial Development Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
161

Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Nov 07, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

UNITED NATIONS INDUSTRIAL DEVELOPMENT ORGANIZATION

Viena International Centre. P.O Box 300 .1400 Viena - AustriaTel. : (+43-1) 26026-0 - unido.unido.orgwww.unido.org

INDUSTRI LEMBAGA JASA KEUANGAN (LJK)

PEMBIAYAAN PROYEK ENERGI EFISIENSI

Inclusive and Sustainable Industrial Development

Buku Panduan Pela�han Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Page 2: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Penerbit: United Nations Industrial Development Organization (UNIDO) www.unido.org

Hak cipta dilindungi oleh undang-undang Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit

Tim Penyusun Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Tim Pengarah: Ida Nuryatin Finahari (Direktur Konservasi Energi), Farida Zed, Maritje Hutapea

Tim Pendukung: Mustofa Said, Harris, Dr. Arief Heru Kuncoro, Devi Laksmi, Tianni L. Sihotang, Rahmah, Andi Luxbinatur, Karmila Seran, Darmadi Eko, Muhamad Taufiq Fahmi, Noordiana Kamilya

Tim Penulis: Dr. Muhammad Ery Wijaya, Fabby Tumiwa, Aris Ika Nugrahanto

Editor: Dr. Muhammad Ery Wijaya

Edisi Pertama 2017

Publikasi Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Lembaga Jasa Keuangan adalah atas dukungan pendanaan dari Global Environment Facility (GEF) melalui “ Promoting Industrial Energy Efficiency through System Optimization and Energy Management Standards in Indonesia ” yang dilaksanakan oleh UNIDO dan bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dan Otoritas Jasa Keuangan.

Page 3: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iiv Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Sebelum memfasilitasi pelatihan, beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan oleh seorang

fasilitator adalah :

1. Bacalah bahan pelatihan secara keseluruhan secara seksama.

2. Perhatikan tujuan dan metode setiap sesi serta bahan bacaan dan lembar latihan yang

digunakan.

3. Persiapkan bahan-bahan yang diperlukan pada setiap sesi.

4. Perhatikan latar belakang dan komposisi peserta pelatihan.

5. Sesuaikan metode pelatihan yang akan digunakan dengan kondisi peserta.

6. Jangan lupa untuk mengevaluasi pelatihan pada periode tertentu sesuai kebutuhan (per

sesi atau perhari).

Catatan bagi Peserta

Dalam mengikuti pelatihan, beberapa petunjuk teknis yang harus diperhatikan oleh peserta

pelatihan adalah:

1. Ikutilah petunjuk yang diberikan oleh fasilitator pada setiap sesinya.

2. Bacalah bahan bacaan sesuai dengan sesi yang diberikan oleh fasilitator.

3. Ikutilah setiap studi kasus, diskusi kelompok dan pengerjaan lembar latihan secara

bersungguh-sungguh.

4. Tanyakanlah hal-hal yang belum jelas terkait dengan materi, bahan bacaan, maupun

metode pelatihan yang dibawakan oleh fasilitator.

5. Berikan masukan terhadap materi, bahan bacaan maupun metode yang dibawakan pada

setiap sesi untuk perbaikan materi pelatihan ke depan.

SAMBUTAN

DIREKTUR JENDERAL ENERGI BARU TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas Rahmat dan Karunia-Nya sehingga “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri” ini dapat disusun dan diterbitkan.

Konservasi dan efisiensi energi merupakan bagian dari program Pemerintah di sektor energi dalam rangka mencapai ketahanan energi yang berkelanjutan. Namun pelaksanaannya belum optimal terutama karena penerapan konservasi dan efisiensi energi tersebut membutuhkan pembiayaan yang tidak sedikit mengingat harga teknologi/peralatan yang efisien energi masih relatif mahal. Di lain pihak, lembaga pembiayaan/perbankan masih sangat kurang dalam penyediaan kredit/pinjaman untuk program konservasi dan efisiensi energi.

Dalam upaya meningkatkan pemahaman manajer energi di industri tentang kriteria kelayakan pembiayaan konservasi energi oleh lembaga keuangan dan untuk memotivasi para manajer energi tentang besarnya peluang konservasi energi di sektor industri, maka buku “Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri” ini disusun. Buku ini dilengkapi dengan materi bahan ajar dan panduan untuk pengajar termasuk aplikasi sederhana untuk pemodelan finansial suatu proyek konservasi di industri.

Melalui buku “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri” ini para pihak yang terlibat terutama pihak industri, tenaga ahli manajemen energi, penyedia peralatan industri, dan lembaga pembiayaan/perbankan akan memperoleh gambaran dan informasi yang komprehensif mengenai manfaat dan besarnya keuntungan yang diperoleh dari penerapan efisiensi energi. Sehingga Pihak industri diharapkan tertarik untuk mengidentifikasi peluang pembiayaan konservasi energi.

Semoga upaya ini dapat memberikan satu langkah maju bagi pengembangan implementasi konservasi dan efisiensi energi di Indonesia sehingga target penghematan energi nasional yang telah ditetapkan oleh Pemerintah dapat tercapai.

Akhir kata, terima kasih saya sampaikan khususnya kepada United Nations Industrial Development Organization (UNIDO) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang telah mendukung secara penuh penyusunan dan terbitnya buku “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri” ini.

Hemat energi demi kita dan generasi mendatang.

Jakarta, September 2017

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi

Rida Mulyana

Page 4: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri ii iv Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Sebelum memfasilitasi pelatihan, beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan oleh seorang

fasilitator adalah :

1. Bacalah bahan pelatihan secara keseluruhan secara seksama.

2. Perhatikan tujuan dan metode setiap sesi serta bahan bacaan dan lembar latihan yang

digunakan.

3. Persiapkan bahan-bahan yang diperlukan pada setiap sesi.

4. Perhatikan latar belakang dan komposisi peserta pelatihan.

5. Sesuaikan metode pelatihan yang akan digunakan dengan kondisi peserta.

6. Jangan lupa untuk mengevaluasi pelatihan pada periode tertentu sesuai kebutuhan (per

sesi atau perhari).

Catatan bagi Peserta

Dalam mengikuti pelatihan, beberapa petunjuk teknis yang harus diperhatikan oleh peserta

pelatihan adalah:

1. Ikutilah petunjuk yang diberikan oleh fasilitator pada setiap sesinya.

2. Bacalah bahan bacaan sesuai dengan sesi yang diberikan oleh fasilitator.

3. Ikutilah setiap studi kasus, diskusi kelompok dan pengerjaan lembar latihan secara

bersungguh-sungguh.

4. Tanyakanlah hal-hal yang belum jelas terkait dengan materi, bahan bacaan, maupun

metode pelatihan yang dibawakan oleh fasilitator.

5. Berikan masukan terhadap materi, bahan bacaan maupun metode yang dibawakan pada

setiap sesi untuk perbaikan materi pelatihan ke depan.

i Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

KATA PENGANTAR

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada satu dekade terakhir ini tumbuh dengan laju yang

cukup mengesankan. Sebagai akibatnya, konsumsi energi nasional juga naik hampir dua kali

lipat dalam satu dekade ini. Namun, kenaikan tingkat konsumsi energi tidak seimbang dengan

laju sumberdaya energi yang dimiliki oleh Indonesia. Saat ini sumber energi yang kita pakai

sebagian besar berasal dari sumber daya fosil seperti minyak bumi, gas bumi, dan batubara

yang tidak dapat terbarukan dan jumlahnya sangat terbatas di dalam negeri. Kebutuhan akan

konsumsi energi yang sangat tinggi menyebabkan Indonesia harus mengimpor bahan bakar

minyak.

Konsumsi energi yang sangat tinggi salah satunya disebabkan oleh inefisiensi dalam

pemakaian energi, terutama di sektor industri sebagai sektor terbesar dalam mengkonsumsi

energi. Sehingga, biaya energi yang dikeluarkan oleh industri menjadi sangat tinggi yang

mengakibatkan inefisiensi keuangan dan menurunnya daya saing produk. Dengan alasan

tersebut, masalah pemborosan pemakaian energi menjadi perhatian pemerintah dalam

beberapa waktu ini. Banyak kebijakan telah dikeluarkan oleh pemerintah untuk

mempromosikan efisiensi energi, terutama untuk industri. Program efisiensi energi sebagian

besar memanfaatkan teknologi baru atau tambahan yang memerlukan investasi besar dan

mungkin industri tidak dapat membiayai semua biaya investasinya sendiri. Oleh karena itu,

partisipasi dari investor atau kreditur dari bank/lembaga keuangan berperan sangat signifikan

untuk membiayai proyek-proyek efisiensi energi disektor industri.

Untuk itu, buku ini disusun sedemikian rupa guna memberikan pemahaman kepada staf dari

industri mengenai potensi pembiayaan proyek efisiensi energi dari bank atau lembaga

keuangan. Dalam buku ini kami memberikan pengantar pelatihan yang penting untuk

dicermati sebelum buku ini digunakan dalam pelatihan, juga petunjuk pelatihan dari setiap

sesinya, disertai lembar kerja dan lembar latihan yang dibutuhkan.

Kami mengucapkan terimakasih kepada beberapa pihak yang mendukung terwujudnya buku

ini, khususnya kepada penulis Dr. Ery Wijaya, kelompok kerja pembiayaan upaya efisiensi

energi di Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE)

Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tim proyek

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri ii

efisiensi energi di industri (UNIDO IEE Project), dan Fabby Tumiwa dari Institute for

Essential Reform (IESR). Buku ini tentu masih jauh dari sempurna, kritik dan saran sangat

kami harapkan untuk perbaikan kami di edisi revisi berikutnya. Akhir kata, semoga buku ini

bermanfaat bagi pengembangan proyek efisiensi energi di Indonesia. Amin.

Jakarta, September 2017

UNIDO Representative Indonesia

Page 5: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iiiiv Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Sebelum memfasilitasi pelatihan, beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan oleh seorang

fasilitator adalah :

1. Bacalah bahan pelatihan secara keseluruhan secara seksama.

2. Perhatikan tujuan dan metode setiap sesi serta bahan bacaan dan lembar latihan yang

digunakan.

3. Persiapkan bahan-bahan yang diperlukan pada setiap sesi.

4. Perhatikan latar belakang dan komposisi peserta pelatihan.

5. Sesuaikan metode pelatihan yang akan digunakan dengan kondisi peserta.

6. Jangan lupa untuk mengevaluasi pelatihan pada periode tertentu sesuai kebutuhan (per

sesi atau perhari).

Catatan bagi Peserta

Dalam mengikuti pelatihan, beberapa petunjuk teknis yang harus diperhatikan oleh peserta

pelatihan adalah:

1. Ikutilah petunjuk yang diberikan oleh fasilitator pada setiap sesinya.

2. Bacalah bahan bacaan sesuai dengan sesi yang diberikan oleh fasilitator.

3. Ikutilah setiap studi kasus, diskusi kelompok dan pengerjaan lembar latihan secara

bersungguh-sungguh.

4. Tanyakanlah hal-hal yang belum jelas terkait dengan materi, bahan bacaan, maupun

metode pelatihan yang dibawakan oleh fasilitator.

5. Berikan masukan terhadap materi, bahan bacaan maupun metode yang dibawakan pada

setiap sesi untuk perbaikan materi pelatihan ke depan.

i Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

KATA PENGANTAR

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada satu dekade terakhir ini tumbuh dengan laju yang

cukup mengesankan. Sebagai akibatnya, konsumsi energi nasional juga naik hampir dua kali

lipat dalam satu dekade ini. Namun, kenaikan tingkat konsumsi energi tidak seimbang dengan

laju sumberdaya energi yang dimiliki oleh Indonesia. Saat ini sumber energi yang kita pakai

sebagian besar berasal dari sumber daya fosil seperti minyak bumi, gas bumi, dan batubara

yang tidak dapat terbarukan dan jumlahnya sangat terbatas di dalam negeri. Kebutuhan akan

konsumsi energi yang sangat tinggi menyebabkan Indonesia harus mengimpor bahan bakar

minyak.

Konsumsi energi yang sangat tinggi salah satunya disebabkan oleh inefisiensi dalam

pemakaian energi, terutama di sektor industri sebagai sektor terbesar dalam mengkonsumsi

energi. Sehingga, biaya energi yang dikeluarkan oleh industri menjadi sangat tinggi yang

mengakibatkan inefisiensi keuangan dan menurunnya daya saing produk. Dengan alasan

tersebut, masalah pemborosan pemakaian energi menjadi perhatian pemerintah dalam

beberapa waktu ini. Banyak kebijakan telah dikeluarkan oleh pemerintah untuk

mempromosikan efisiensi energi, terutama untuk industri. Program efisiensi energi sebagian

besar memanfaatkan teknologi baru atau tambahan yang memerlukan investasi besar dan

mungkin industri tidak dapat membiayai semua biaya investasinya sendiri. Oleh karena itu,

partisipasi dari investor atau kreditur dari bank/lembaga keuangan berperan sangat signifikan

untuk membiayai proyek-proyek efisiensi energi disektor industri.

Untuk itu, buku ini disusun sedemikian rupa guna memberikan pemahaman kepada staf dari

industri mengenai potensi pembiayaan proyek efisiensi energi dari bank atau lembaga

keuangan. Dalam buku ini kami memberikan pengantar pelatihan yang penting untuk

dicermati sebelum buku ini digunakan dalam pelatihan, juga petunjuk pelatihan dari setiap

sesinya, disertai lembar kerja dan lembar latihan yang dibutuhkan.

Kami mengucapkan terimakasih kepada beberapa pihak yang mendukung terwujudnya buku

ini, khususnya kepada penulis Dr. Ery Wijaya, kelompok kerja pembiayaan upaya efisiensi

energi di Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE)

Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tim proyek

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri ii

efisiensi energi di industri (UNIDO IEE Project), dan Fabby Tumiwa dari Institute for

Essential Reform (IESR). Buku ini tentu masih jauh dari sempurna, kritik dan saran sangat

kami harapkan untuk perbaikan kami di edisi revisi berikutnya. Akhir kata, semoga buku ini

bermanfaat bagi pengembangan proyek efisiensi energi di Indonesia. Amin.

Jakarta, September 2017

UNIDO Representative Indonesia

Esam Alqararah

Page 6: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iv iv Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Sebelum memfasilitasi pelatihan, beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan oleh seorang

fasilitator adalah :

1. Bacalah bahan pelatihan secara keseluruhan secara seksama.

2. Perhatikan tujuan dan metode setiap sesi serta bahan bacaan dan lembar latihan yang

digunakan.

3. Persiapkan bahan-bahan yang diperlukan pada setiap sesi.

4. Perhatikan latar belakang dan komposisi peserta pelatihan.

5. Sesuaikan metode pelatihan yang akan digunakan dengan kondisi peserta.

6. Jangan lupa untuk mengevaluasi pelatihan pada periode tertentu sesuai kebutuhan (per

sesi atau perhari).

Catatan bagi Peserta

Dalam mengikuti pelatihan, beberapa petunjuk teknis yang harus diperhatikan oleh peserta

pelatihan adalah:

1. Ikutilah petunjuk yang diberikan oleh fasilitator pada setiap sesinya.

2. Bacalah bahan bacaan sesuai dengan sesi yang diberikan oleh fasilitator.

3. Ikutilah setiap studi kasus, diskusi kelompok dan pengerjaan lembar latihan secara

bersungguh-sungguh.

4. Tanyakanlah hal-hal yang belum jelas terkait dengan materi, bahan bacaan, maupun

metode pelatihan yang dibawakan oleh fasilitator.

5. Berikan masukan terhadap materi, bahan bacaan maupun metode yang dibawakan pada

setiap sesi untuk perbaikan materi pelatihan ke depan.

Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

iv Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Sebelum memfasilitasi pelatihan, beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan oleh seorang

fasilitator adalah :

1. Bacalah bahan pelatihan secara keseluruhan secara seksama.

2. Perhatikan tujuan dan metode setiap sesi serta bahan bacaan dan lembar latihan yang

digunakan.

3. Persiapkan bahan-bahan yang diperlukan pada setiap sesi.

4. Perhatikan latar belakang dan komposisi peserta pelatihan.

5. Sesuaikan metode pelatihan yang akan digunakan dengan kondisi peserta.

6. Jangan lupa untuk mengevaluasi pelatihan pada periode tertentu sesuai kebutuhan (per

sesi atau perhari).

Catatan bagi Peserta

Dalam mengikuti pelatihan, beberapa petunjuk teknis yang harus diperhatikan oleh peserta

pelatihan adalah:

1. Ikutilah petunjuk yang diberikan oleh fasilitator pada setiap sesinya.

2. Bacalah bahan bacaan sesuai dengan sesi yang diberikan oleh fasilitator.

3. Ikutilah setiap studi kasus, diskusi kelompok dan pengerjaan lembar latihan secara

bersungguh-sungguh.

4. Tanyakanlah hal-hal yang belum jelas terkait dengan materi, bahan bacaan, maupun

metode pelatihan yang dibawakan oleh fasilitator.

5. Berikan masukan terhadap materi, bahan bacaan maupun metode yang dibawakan pada

setiap sesi untuk perbaikan materi pelatihan ke depan.

Page 7: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri viv Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Sebelum memfasilitasi pelatihan, beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan oleh seorang

fasilitator adalah :

1. Bacalah bahan pelatihan secara keseluruhan secara seksama.

2. Perhatikan tujuan dan metode setiap sesi serta bahan bacaan dan lembar latihan yang

digunakan.

3. Persiapkan bahan-bahan yang diperlukan pada setiap sesi.

4. Perhatikan latar belakang dan komposisi peserta pelatihan.

5. Sesuaikan metode pelatihan yang akan digunakan dengan kondisi peserta.

6. Jangan lupa untuk mengevaluasi pelatihan pada periode tertentu sesuai kebutuhan (per

sesi atau perhari).

Catatan bagi Peserta

Dalam mengikuti pelatihan, beberapa petunjuk teknis yang harus diperhatikan oleh peserta

pelatihan adalah:

1. Ikutilah petunjuk yang diberikan oleh fasilitator pada setiap sesinya.

2. Bacalah bahan bacaan sesuai dengan sesi yang diberikan oleh fasilitator.

3. Ikutilah setiap studi kasus, diskusi kelompok dan pengerjaan lembar latihan secara

bersungguh-sungguh.

4. Tanyakanlah hal-hal yang belum jelas terkait dengan materi, bahan bacaan, maupun

metode pelatihan yang dibawakan oleh fasilitator.

5. Berikan masukan terhadap materi, bahan bacaan maupun metode yang dibawakan pada

setiap sesi untuk perbaikan materi pelatihan ke depan.

Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

iv

Sebelum memfasilitasi pelatihan, beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan oleh seorang

fasilitator adalah :

1. Bacalah bahan pelatihan secara keseluruhan secara seksama.

2. Perhatikan tujuan dan metode setiap sesi serta bahan bacaan dan lembar latihan yang

digunakan.

3. Persiapkan bahan-bahan yang diperlukan pada setiap sesi.

4. Perhatikan latar belakang dan komposisi peserta pelatihan.

5. Sesuaikan metode pelatihan yang akan digunakan dengan kondisi peserta.

6. Jangan lupa untuk mengevaluasi pelatihan pada periode tertentu sesuai kebutuhan (per

sesi atau perhari).

Catatan bagi Peserta

Dalam mengikuti pelatihan, beberapa petunjuk teknis yang harus diperhatikan oleh peserta

pelatihan adalah:

1. Ikutilah petunjuk yang diberikan oleh fasilitator pada setiap sesinya.

2. Bacalah bahan bacaan sesuai dengan sesi yang diberikan oleh fasilitator.

3. Ikutilah setiap studi kasus, diskusi kelompok dan pengerjaan lembar latihan secara

bersungguh-sungguh.

4. Tanyakanlah hal-hal yang belum jelas terkait dengan materi, bahan bacaan, maupun

metode pelatihan yang dibawakan oleh fasilitator.

5. Berikan masukan terhadap materi, bahan bacaan maupun metode yang dibawakan pada

setiap sesi untuk perbaikan materi pelatihan ke depan.

Excel sheet dari pemodelan pembiayaan pembiayaan proyek energi efisiensi dan versi elektronik buku ini dapat diunduh pada http://www.ebtke.esdm.go.id. Menu 'Publikasi', sub menu 'Buku Panduan'

Page 8: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri vi iv Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Sebelum memfasilitasi pelatihan, beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan oleh seorang

fasilitator adalah :

1. Bacalah bahan pelatihan secara keseluruhan secara seksama.

2. Perhatikan tujuan dan metode setiap sesi serta bahan bacaan dan lembar latihan yang

digunakan.

3. Persiapkan bahan-bahan yang diperlukan pada setiap sesi.

4. Perhatikan latar belakang dan komposisi peserta pelatihan.

5. Sesuaikan metode pelatihan yang akan digunakan dengan kondisi peserta.

6. Jangan lupa untuk mengevaluasi pelatihan pada periode tertentu sesuai kebutuhan (per

sesi atau perhari).

Catatan bagi Peserta

Dalam mengikuti pelatihan, beberapa petunjuk teknis yang harus diperhatikan oleh peserta

pelatihan adalah:

1. Ikutilah petunjuk yang diberikan oleh fasilitator pada setiap sesinya.

2. Bacalah bahan bacaan sesuai dengan sesi yang diberikan oleh fasilitator.

3. Ikutilah setiap studi kasus, diskusi kelompok dan pengerjaan lembar latihan secara

bersungguh-sungguh.

4. Tanyakanlah hal-hal yang belum jelas terkait dengan materi, bahan bacaan, maupun

metode pelatihan yang dibawakan oleh fasilitator.

5. Berikan masukan terhadap materi, bahan bacaan maupun metode yang dibawakan pada

setiap sesi untuk perbaikan materi pelatihan ke depan.

Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri v

Jadwal Penyampaian Materi dalam Pelatihan

Secara keseluruhan, bahan dalam buku ini dapat dilatihkan secara optimal dalam 2 (dua) hari

pelatihan efektif, dengan agenda pelatihan sebagai berikut:

Hari Sesi Materi

Pertama

Sesi I

Kebijakan dan Regulasi Energi dan Perbankan1. Kebijakan dan Regulasi Konservasi Energi, disampaikan

oleh DJEBTKE-KESDM 2. Kebijakan dan Regulasi “Sustainable Finance”, disampaikan

oleh OJKSesi II Peluang dan Pasar Efisiensi Energi di ASEAN dan Indonesia

Sesi III Prinsip – Prinsip Konservasi dan Efisiensi Energi

Persiapan Pelaksanaan Proyek Efisiensi Energi

Sesi IV Pendekatan Dasar dalam Proyek Efisiensi Energi

Persiapan Pelaksanaan Proyek Efisiensi Energi

Kedua

Sesi I Anatomi Proposal Pembiayaan Efisiensi Energi

Sesi II Pengantar Pemodelan Keuangan Proyek Efisiensi Energi

Sesi III Evaluasi Hasil Pelatihan (Post – Test)

vi Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Daftar Singkatan

ADB : Asia Development Bank AMDAL : Analisis Mengenai Dampak LingkunganASEAN : Association of Southeast Asian NationsASHRAE : American Society of Heating, Refrigeration, and Air-Conditioning

EngineersECM : Energy Conservation MeasuresEEM : Energy Efficiency MeasuresENCON : Energy Conservation Promotion FundESCO : Energy Services CompanyESPC : Energy Saving Performance ContractHNWI : High Net Worth IndividualsIEA : International Energy AgencyIFC : International Finance CorporationIGEA : Investment Grade Energy AuditISO : International Organization for StandardizationKESDM : Kementrian Energi dan Sumber Daya MineralMDB : Multilateral Development BankM & V Measurement and VerificationOECD : Organisation for Economic Co-operation and DevelopmentPACE : Property Assessed Clean Energy ProgramPDB : Produk Domestik BrutoPROPER : Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan

Lingkungan HidupSKKNI : Standar Kompetensi Kerja Nasional IndonesiaSNI : Standar Nasional IndonesiaUNIDO : United Nations Industrial Development OrganizationVSD : Variable Speed Drive

Page 9: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri viiiv Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Sebelum memfasilitasi pelatihan, beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan oleh seorang

fasilitator adalah :

1. Bacalah bahan pelatihan secara keseluruhan secara seksama.

2. Perhatikan tujuan dan metode setiap sesi serta bahan bacaan dan lembar latihan yang

digunakan.

3. Persiapkan bahan-bahan yang diperlukan pada setiap sesi.

4. Perhatikan latar belakang dan komposisi peserta pelatihan.

5. Sesuaikan metode pelatihan yang akan digunakan dengan kondisi peserta.

6. Jangan lupa untuk mengevaluasi pelatihan pada periode tertentu sesuai kebutuhan (per

sesi atau perhari).

Catatan bagi Peserta

Dalam mengikuti pelatihan, beberapa petunjuk teknis yang harus diperhatikan oleh peserta

pelatihan adalah:

1. Ikutilah petunjuk yang diberikan oleh fasilitator pada setiap sesinya.

2. Bacalah bahan bacaan sesuai dengan sesi yang diberikan oleh fasilitator.

3. Ikutilah setiap studi kasus, diskusi kelompok dan pengerjaan lembar latihan secara

bersungguh-sungguh.

4. Tanyakanlah hal-hal yang belum jelas terkait dengan materi, bahan bacaan, maupun

metode pelatihan yang dibawakan oleh fasilitator.

5. Berikan masukan terhadap materi, bahan bacaan maupun metode yang dibawakan pada

setiap sesi untuk perbaikan materi pelatihan ke depan.

Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri v

Jadwal Penyampaian Materi dalam Pelatihan

Secara keseluruhan, bahan dalam buku ini dapat dilatihkan secara optimal dalam 3 (tiga) hari

pelatihan efektif, dengan agenda pelatihan sebagai berikut:

Hari Sesi Materi

Pertama

Sesi I

Kebijakan dan Regulasi Energi dan Perbankan1. Kebijakan dan Regulasi Konservasi Energi, disampaikan

oleh DJEBTKE-KESDM2. Kebijakan dan Regulasi “Sustainable Finance”, disampaikan

oleh OJKSesi II Peluang dan Pasar Efisiensi Energi di ASEAN dan Indonesia

Sesi IIIPrinsip – Prinsip Konservasi dan Efisiensi Energi

Persiapan Pelaksanaan Proyek Efisiensi Energi

Sesi IVPendekatan Dasar dalam Proyek Efisiensi Energi

Persiapan Pelaksanaan Proyek Efisiensi Energi

Kedua

Sesi I Anatomi Proposal Pembiayaan Efisiensi Energi

Sesi II Pengantar Pemodelan Keuangan Proyek Efisiensi Energi

Sesi III Evaluasi Hasil Pelatihan (Post – Test)

vi Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Daftar Singkatan

ADB : Asia Development Bank AMDAL : Analisis Mengenai Dampak LingkunganASEAN : Association of Southeast Asian NationsASHRAE : American Society of Heating, Refrigeration, and Air-Conditioning

EngineersECM : Energy Conservation MeasuresEEM : Energy Efficiency MeasuresENCON : Energy Conservation Promotion FundESCO : Energy Services CompanyESPC : Energy Saving Performance ContractHNWI : High Net Worth IndividualsIEA : International Energy AgencyIFC : International Finance CorporationIGEA : Investment Grade Energy AuditISO : International Organization for StandardizationKESDM : Kementrian Energi dan Sumber Daya MineralMDB : Multilateral Development BankM & V Measurement and VerificationOECD : Organisation for Economic Co-operation and DevelopmentPACE : Property Assessed Clean Energy ProgramPDB : Produk Domestik BrutoPROPER : Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan

Lingkungan HidupSKKNI : Standar Kompetensi Kerja Nasional IndonesiaSNI : Standar Nasional IndonesiaUNIDO : United Nations Industrial Development OrganizationVSD : Variable Speed Drive

Page 10: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri viii iv Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Sebelum memfasilitasi pelatihan, beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan oleh seorang

fasilitator adalah :

1. Bacalah bahan pelatihan secara keseluruhan secara seksama.

2. Perhatikan tujuan dan metode setiap sesi serta bahan bacaan dan lembar latihan yang

digunakan.

3. Persiapkan bahan-bahan yang diperlukan pada setiap sesi.

4. Perhatikan latar belakang dan komposisi peserta pelatihan.

5. Sesuaikan metode pelatihan yang akan digunakan dengan kondisi peserta.

6. Jangan lupa untuk mengevaluasi pelatihan pada periode tertentu sesuai kebutuhan (per

sesi atau perhari).

Catatan bagi Peserta

Dalam mengikuti pelatihan, beberapa petunjuk teknis yang harus diperhatikan oleh peserta

pelatihan adalah:

1. Ikutilah petunjuk yang diberikan oleh fasilitator pada setiap sesinya.

2. Bacalah bahan bacaan sesuai dengan sesi yang diberikan oleh fasilitator.

3. Ikutilah setiap studi kasus, diskusi kelompok dan pengerjaan lembar latihan secara

bersungguh-sungguh.

4. Tanyakanlah hal-hal yang belum jelas terkait dengan materi, bahan bacaan, maupun

metode pelatihan yang dibawakan oleh fasilitator.

5. Berikan masukan terhadap materi, bahan bacaan maupun metode yang dibawakan pada

setiap sesi untuk perbaikan materi pelatihan ke depan.

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri vii

Daftar Isi

Sambutan Direktur Jenderal EBTKE …………………………………. i Pengantar Penulis …………………………………………………… iii

Pengantar Pelatihan …………………………………………………… v

Daftar Singkatan …………………………………………………… viii

Daftar Isi Ringkasan Eksekutif

…………………………………………………....

ix

xi

Bab 1

Pengantar Bab 1 …………………………………………………………….. 1

Peluang dan Pasar Efisiensi Energi di ASEAN dan Indonesia ..................... 2

Bab 2

Pengantar Bab 2……………………………………………………………... 20

Prinsip – Prinsip Konservasi dan Efisiensi Energi ………………………… 21

Bab 3

Pengantar Bab 3……………………………………………………………... 39

Pendekatan Dasar dalam Proyek Efisiensi Energi ………………………… 40

Bab 4

Pengantar Bab 4…………………………………………………………….. 47

Persiapan Pelaksanaan Proyek Efisiensi Energi……………………………. 48

Bab 5

Pengantar Bab 5…………………………………………………………..… 57

Anatomi Proposal Pembiayaan Efisiensi Energi …………………………… 58 Template Virtual Case: Proposal Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi 71 Materi Virtual Case: Proposal Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi …….. 79

Bab 6 Pengantar Bab 6 …………………………………………………………… 115

Pengantar Pemodelan Keuangan Proyek Efisiensi Energi………….……… 116

Daftar Pustaka ……………………………………………………. 149

Page 11: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri ixiv Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Sebelum memfasilitasi pelatihan, beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan oleh seorang

fasilitator adalah :

1. Bacalah bahan pelatihan secara keseluruhan secara seksama.

2. Perhatikan tujuan dan metode setiap sesi serta bahan bacaan dan lembar latihan yang

digunakan.

3. Persiapkan bahan-bahan yang diperlukan pada setiap sesi.

4. Perhatikan latar belakang dan komposisi peserta pelatihan.

5. Sesuaikan metode pelatihan yang akan digunakan dengan kondisi peserta.

6. Jangan lupa untuk mengevaluasi pelatihan pada periode tertentu sesuai kebutuhan (per

sesi atau perhari).

Catatan bagi Peserta

Dalam mengikuti pelatihan, beberapa petunjuk teknis yang harus diperhatikan oleh peserta

pelatihan adalah:

1. Ikutilah petunjuk yang diberikan oleh fasilitator pada setiap sesinya.

2. Bacalah bahan bacaan sesuai dengan sesi yang diberikan oleh fasilitator.

3. Ikutilah setiap studi kasus, diskusi kelompok dan pengerjaan lembar latihan secara

bersungguh-sungguh.

4. Tanyakanlah hal-hal yang belum jelas terkait dengan materi, bahan bacaan, maupun

metode pelatihan yang dibawakan oleh fasilitator.

5. Berikan masukan terhadap materi, bahan bacaan maupun metode yang dibawakan pada

setiap sesi untuk perbaikan materi pelatihan ke depan.

Ringkasan Eksekutif

Asia Tenggara telah menjadi pilar utama dari pertumbuhan ekonomi baru di Asia. Pesatnya pertumbuhan ekonomi menyebabkan terjadinya arus urbanisasi dan industrialisasi mendorong pertumbuhan yang tinggi dalam penggunaan energi di ASEAN. Kebutuhan listrik di Asia Tenggara meningkat sekitar lima kali lipat antara tahun 1990 dan 2011 menjadi 712 TWh dan total konsumsi energi rata-rata setiap tahun akan tumbuh pada tingkat 2,4%, meningkat dari 398 Mtoe pada 2011 menjadi lebih dari 700 Mtoe di 2035, menurut International Energy Agency (IEA). Namun, bauran energi primer di Asia Tenggara lebih dari tiga-perempat didominasi oleh bahan bakar fosil seperti minyak (25%), gas alam (44%) dan batubara (31%). Tapi selama beberapa dekade terakhir konsumsi bahan bakar fosil banyak bergeser ke arah batu bara dan gas alam untuk menggantikan konsumsi minyak di pembangkit listrik dan industri, dan biomassa tradisional di sektor rumah tangga.

Melihat potensi pertumbuhan konsumsi energi yang signifikan dan guna mengurangi dampak lingkungan akibat penggunaan bahan bakar fosil, beberapa negara ASEAN telah membuat strategi atau rencana tindakan dan perkiraan investasi untuk mengurangi intensitas energi melalui berbagai program efisiensi energi. Kebijakan yang telah direncanakan akan mendorong investasi yang signifikan di masa depan melalui penyebaran dan adopsi teknologi yang efisien. Indonesia, sebagai konsumen energi terbesar di ASEAN, memiliki lebih dari setengah dari total potensial investasi efisiensi energi.

Di Indonesia, pertumbuhan konsumsi energi didorong oleh sektor industri dan transportasi. Namun pertumbuhan konsumsi energi yang cepat tidak diikuti dengan upaya untuk meningkatkan efisiensi energi di sektor ini. Sebagai contoh, penggunaan energi di industri baja dan tekstil sangat tidak efisien jika dibandingkan dengan di India dan Jepang. Intensitas energi yang tinggi dari produk industri di Indonesia menunjukkan bahwa ada potensi besar untuk melaksanakan efisiensi energi guna mengurangi biaya produksi dan meningkatkan daya saing produk Indonesia. Namun, Indonesia masih kekurangan sumber daya manusia yang cakap dalam melaksanakan proyek efisiensi energi baik pada aspek teknik dan pembiayaan.

Sebelum pelaksanaan proyek efisiensi energi, audit energi diperlukan untuk mengevaluasi penggunaan energi dan mengidentifikasi peluang penghematan energi dan memberikan rekomendasi pada perbaikan efisiensi energi. Menurut standar internasional, ada tiga jenis tingkat audit yang dapat dikategorikan berdasarkan rincian inspeksi dan besarnya potensi penghematan energi: 1) Level 1: Audit pendahuluan, 2) Level 2: Survey energi dan Analisis, dan 3) level 3: Detil Analisis Modal Investasi / Investment Grade Energy Audit (IGEA). Investment Grade Energy Audit (IGEA) adalah proses perhitungan dan analisis konsumsi energi untuk mengidentifikasi kemungkinan potensi penghematan energi melalui pelaksanaan dan penerapan langkah-langkah efisiensi energi, dan teknologi. IGEA menginformasikan laporan rinci dan mendefinisikan langkah-langkah berbagai konservasi energi, penghematan biaya energi, investasi yang dibutuhkan, dan pengembalian pada investasi. IGEA adalah alat yang ampuh untuk menginformasikan kebutuhan investasi pada proyek efisiensi energi kepada lembaga keuangan atau calon investor karena tidak hanya menunjukkan kelayakan teknis tetapi juga kelayakan finansial proyek itu.

Menentukan siapa yang harus ditunjuk untuk melaksanakan proyek-proyek efisiensi energi sangat penting dan dapat dilakukan dengan dua pertimbangan: 1) kompleksitas proyek dan 2) jaminan atas investasi yang dibutuhkan. Standar dan kriteria dalam menentukan dua faktor ini dapat bervariasi dari perusahaan ke perusahaan. Untuk investasi kecil biasanya tingkat kompleksitas juga kecil, karena itu pelaksanaannya dapat dilakukan oleh staf internal. Semakin besar nilai investasi, maka kompleksitas proyek efisiensi energi akan lebih tinggi, sehingga dibutuhkan tenaga ahli khusus untuk mendapatkan hasil yang baik.

Page 12: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri x iv Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Sebelum memfasilitasi pelatihan, beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan oleh seorang

fasilitator adalah :

1. Bacalah bahan pelatihan secara keseluruhan secara seksama.

2. Perhatikan tujuan dan metode setiap sesi serta bahan bacaan dan lembar latihan yang

digunakan.

3. Persiapkan bahan-bahan yang diperlukan pada setiap sesi.

4. Perhatikan latar belakang dan komposisi peserta pelatihan.

5. Sesuaikan metode pelatihan yang akan digunakan dengan kondisi peserta.

6. Jangan lupa untuk mengevaluasi pelatihan pada periode tertentu sesuai kebutuhan (per

sesi atau perhari).

Catatan bagi Peserta

Dalam mengikuti pelatihan, beberapa petunjuk teknis yang harus diperhatikan oleh peserta

pelatihan adalah:

1. Ikutilah petunjuk yang diberikan oleh fasilitator pada setiap sesinya.

2. Bacalah bahan bacaan sesuai dengan sesi yang diberikan oleh fasilitator.

3. Ikutilah setiap studi kasus, diskusi kelompok dan pengerjaan lembar latihan secara

bersungguh-sungguh.

4. Tanyakanlah hal-hal yang belum jelas terkait dengan materi, bahan bacaan, maupun

metode pelatihan yang dibawakan oleh fasilitator.

5. Berikan masukan terhadap materi, bahan bacaan maupun metode yang dibawakan pada

setiap sesi untuk perbaikan materi pelatihan ke depan.

Sumber daya melaksanakan proyek efisiensi energi dapat diperoleh dari konsultan atau Energy Services Company (ESCO).

Dalam rangka untuk meningkatkan pembiayaan untuk investasi efisiensi energi, industri diwajibkan untuk membuat dan mengajukan proposal proyek. Proposal Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi adalah dokumen terstruktur yang disusun oleh debitur (industri / perusahaan) dan diverifikasi oleh kreditur (bank) untuk mengevaluasi kelayakan skema pembiayaan terhadap proyek efisiensi energi. Hal ini menjadi penentu bagi kreditur untuk memberikan pembiayaan. Dengan alasan ini, proyek harus didefinisikan secara jelas. Penjelasan harus melibatkan latar belakang, tujuan, dan dampak dari proyek untuk makro dan ekonomi mikro. Cara melakukan peningkatan efisien energi, keuntungan dari proyek, apa risiko yang mungkin timbul, dan bagaimana untuk meminimalkan risiko adalah penting utama. Masalah keuangan seperti biaya investasi, nilai proyek, potensi keuntungan, periode pengembalian investasi, dan proyeksi kinerja keuangan juga penting. Agunan yang diberikan oleh debitur adalah suatu keharusan dalam proposal pembiayaan. Oleh karena itu, debitur harus menyatakan mengapa proyek ini layak untuk dibiayai dan mengapa mereka memenuhi syarat untuk melaksanakan proyek. Selain itu, debitur harus memiliki kompetensi untuk membangun sebuah proposal yang baik seperti yang dipersyaratkan oleh kreditur dalam bentuk dan struktur dan harus mampu meyakinkan para kreditur.

Page 13: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 1Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 1

Pengantar Bab 1Peluang dan Pasar Efisiensi Energi di ASEAN dan Indonesia

Tujuan 1. Mengetahui trend proyeksi pertumbuhan konsumsi energi di

ASEAN

2. Mengenal program efisiensi energi di ASEAN dan potensi

investasinya

3. Mempelajari investasi efisiensi energi di salah satu negara ASEAN

4. Konsumsi energi dan potensi investasi efisiensi energi di Indonesia

Waktu 90 menit

Metode 1. Ceramah oleh narasumber/fasilitator

2. Tanya jawab forum

Alat dan Bahan Alat Tulis, Proyektor, Pointer, Kertas Plano dan Laptop

Tahapan Fasilitasi Pelatihan :

1. Pengantar

Fasilitator menjelaskan secara umum tujuan, alur dan alokasi waktu pada sesi ini.

Kemudian fasilitator mempersilahkan partisipan untuk bertanya dan memberi masukan

jika diperlukan. (waktu : 5 menit)

2. Ceramah Narasumber/Fasilitator

Sesi diikuti dengan paparan narasumber tentang peluang dan pasar efisiensi energi di

ASEAN dan Indonesia. (waktu : 55 menit)

3. Tanya Jawab Forum

Sesi dilanjutkan dengan tanya jawab dan diskusi forum antara peserta pelatihan dengan

narasumber/fasilitator terkait dengan paparan yang disampaikan sebelumnya. (waktu : 30

menit)

Page 14: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

2 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

2 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

BAB 1Peluang dan Pasar Efisiensi Energi di ASEAN dan Indonesia

1. Pendahuluan

Saat ini Asia Tenggara telah menjadi pilar utama pertumbuhan ekonomi baru di Asia,

bergabung dengan China dan India. Dengan jumlah populasi pada tahun 2011 yang hampir

mencapai 600 juta jiwa, Produk Domestik Bruto (PDB) gabungan dari sepuluh negara

anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara atau Association of Southeast Asian

Nations (ASEAN) ini telah tumbuh secara signifikan sejak tahun 2000. Sepuluh negara

tersebut adalah Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina,

Singapura, Thailand, Vietnam, China dan India. Tabel 1.1 menunjukkan pertumbuhan

ekonomi di beberapa negara di Asia Tenggara. Pesatnya pertumbuhan ekonomi menyebabkan

terjadinya arus urbanisasi dan industrialisasi.Hal tersebut mendorong tingginya pertumbuhan

penggunaan energi di ASEAN sejak krisis keuangan Asia terjadi di tahun 1997-1998. Saat ini

pusat gravitasi dari sistem energi global sedang bergeser ke wilayah Asia dan pertumbuhan

permintaan energi di ASEAN terus berlanjut bahkan pada saat krisis ekonomi global yang

terjadi baru-baru ini pada tahun 2008-2009. Hal ini dikarenakan fundamental keuangan dan

makroekonomi domestik yang kuat yang telah melindungi banyak negara maju di dunia dari

masalah yang dihadapi .

Table 1.1 Laju pertumbuhan PDB di beberapa negara ASEAN

1990 – 2011 2011 – 2020 2020 – 2035 2011 – 2035

Indonesia 4,7% 6,2% 4,2% 4,9%

Malaysia 5,8% 5,0% 3,4% 4,0%

Filipina 3,8% 5,6% 4,1% 4,6%

Thailand 4,2% 4,9% 3,8% 4,2%

ASEAN lainnya 6,7% 4,9% 4,4% 4,6%

ASEAN 5,0% 5,5% 4,1% 4,6%

Sumber: IEA, 2013 diolah dari data IMF, OECD dan World Bank

Kebutuhan listrik di Asia Tenggara meningkat sekitar lima kali lipat antara tahun 1990 dan

2011 menjadi sebesar 712 TWh. Seperti di sebagian besar wilayah dunia, bauran energi

primer di Asia Tenggara lebih dari tiga perempat didominasi oleh bahan bakar fosil berupa

Page 15: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 3Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 3

minyak (25%), gas alam (44%) dan batubara (31%). Namun selama beberapa dekade terakhir

konsumsi bahan bakar fosil terjadi banyak pergeseran ke arah batubara dan gas alam untuk

menggantikan konsumsi minyak di pembangkit listrik dan industri, dan biomassa tradisional

di sektor rumah tangga. Meski demikian, minyak tetap menjadi bahan bakar dominan dengan

permintaan saat ini sebesar 4,4 juta barel per hari, atau sekitar 37% porsi dalam bauran energi

primer. Porsi bauran gas alam berada di posisi kedua, yakni sebesar 21% dengan permintaan

sekitar 141 miliar meter kubik. -

Sebagai salah satu wilayah yang paling cepat berkembang di dunia selama 1980-2011,

pertumbuhan ekonomi ASEAN tidak disertai dengan penurunan yang signifikan dalam

intensitas energi. Penurunan intensitas energi di Asia Tenggara yang lambat terjadi, sebesar

12% secara keseluruhan, dikarenakan adanya transformasikan ke arah industri yang lebih

padat energi. . Penurunan tersebut relatif kecil jika dibandingkan dengan yang telah terjadi di

dunia secara keseluruhan sebesar 26%, di negara-negara anggota Organisation for Economic

Co-operation and Development (OECD) sebesar 38%, di Cina sebesar 74% dan di India

sebesar 44% (lihat Gambar 1.1).

Gambar 1.1: Intensitas energi dan PDB per kapita di negara-negara ASEAN, 1980 – 2011

(Sumber: IEA, 2013)

2 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

BAB 1Peluang dan Pasar Efisiensi Energi di ASEAN dan Indonesia

1. Pendahuluan

Saat ini Asia Tenggara telah menjadi pilar utama pertumbuhan ekonomi baru di Asia,

bergabung dengan China dan India. Dengan jumlah populasi pada tahun 2011 yang hampir

mencapai 600 juta jiwa, Produk Domestik Bruto (PDB) gabungan dari sepuluh negara

anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara atau Association of Southeast Asian

Nations (ASEAN) ini telah tumbuh secara signifikan sejak tahun 2000. Sepuluh negara

tersebut adalah Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina,

Singapura, Thailand, Vietnam, China dan India. Tabel 1.1 menunjukkan pertumbuhan

ekonomi di beberapa negara di Asia Tenggara. Pesatnya pertumbuhan ekonomi menyebabkan

terjadinya arus urbanisasi dan industrialisasi.Hal tersebut mendorong tingginya pertumbuhan

penggunaan energi di ASEAN sejak krisis keuangan Asia terjadi di tahun 1997-1998. Saat ini

pusat gravitasi dari sistem energi global sedang bergeser ke wilayah Asia dan pertumbuhan

permintaan energi di ASEAN terus berlanjut bahkan pada saat krisis ekonomi global yang

terjadi baru-baru ini pada tahun 2008-2009. Hal ini dikarenakan fundamental keuangan dan

makroekonomi domestik yang kuat yang telah melindungi banyak negara maju di dunia dari

masalah yang dihadapi .

Table 1.1 Laju pertumbuhan PDB di beberapa negara ASEAN

1990 – 2011 2011 – 2020 2020 – 2035 2011 – 2035

Indonesia 4,7% 6,2% 4,2% 4,9%

Malaysia 5,8% 5,0% 3,4% 4,0%

Filipina 3,8% 5,6% 4,1% 4,6%

Thailand 4,2% 4,9% 3,8% 4,2%

ASEAN lainnya 6,7% 4,9% 4,4% 4,6%

ASEAN 5,0% 5,5% 4,1% 4,6%

Sumber: IEA, 2013 diolah dari data IMF, OECD dan World Bank

Kebutuhan listrik di Asia Tenggara meningkat sekitar lima kali lipat antara tahun 1990 dan

2011 menjadi sebesar 712 TWh. Seperti di sebagian besar wilayah dunia, bauran energi

primer di Asia Tenggara lebih dari tiga perempat didominasi oleh bahan bakar fosil berupa

Page 16: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

4 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

4 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Permintaan energi di Asia Tenggara dikuasai oleh sektor industri, transportasi dan rumah

tangga pada tahun 2011. Sektor industri telah menunjukkan pertumbuhan yang cepat dalam

konsumsi energi sejalan dengan meningkatnya kegiatan manufaktur yang padat energi.

Menurut International Energy Agency (IEA), total konsumsi energi rata-rata setiap tahun

akan tumbuh pada tingkat 2,4%, naik dari 398 Mtoe pada tahun 2011 menjadi lebih dari 700

Mtoe pada tahun 2035 (lihat Gambar 1.2). Permintaan energi sektor industri rata-rata

tumbuh lebih dari 2,7% per tahun dari 2011 – 2035. Hal ini didorong oleh pergeseran

pertumbuhan tipe industri dari kegiatan padat karya menjadi industri padat energi.

Diperkirakan pertumbuhan permintaan energi di sektor industri akan melambat seiring waktu

dikarenakan akan adanya langkah-langkah penerapan efisiensi energi bagi pengguna energi

yang intensif. Permintaan energi sektor transportasi hampir tumbuh dua kali lipat lebih antara

tahun 2011 hingga 2035, atau tumbuh sebesar 2,7% per tahun. Sedangkan permintaan energi

di sektor rumah tangga meningkat 1,8% per tahun.

Gambar 1.2: Proyeksi pertumbuhan konsumsi energi di ASEAN (Sumber: IEA, 2013)

2. Program Efisiensi Energi di ASEAN dan Potensi Investasinya

Melihat potensi pertumbuhan konsumsi energi yang sangat signifikan, beberapa negara di

ASEAN telah membuat strategi atau rencana aksi dan perkiraan investasi untuk menurunkan

intensitas energi melalui berbagai program efisiensi energi (lihat Tabel 1.2). Kebijakan yang

telah dicanangkan tersebut akan mendorong investasi yang signifikan di masa depan melalui

penyebaran dan adopsi teknologi yang efisien dalam mengkonsumsi energi. Kebijakan

Page 17: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 5Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 5

nasional yang agresif dalam menurunkan intensitas konsumsi energi akan mendorong

pertumbuhan investasi di wilayah ASEAN.

Untuk memenuhi target pemerintah dalam program efisiensi energi di beberapa negara

ASEAN pada tahun 2020, Asia Development Bank (ADB) telah memperkirakan investasi

yang dibutuhkan, yaituuntuk Vietnam sebesar 649 juta $, Malaysia sebesar 901 juta $,

Indonesia sebesar 6 milyar $, Thailand sebesar 2 milyar $ dan Singapura sebesar 97 juta $.

Total investasi yang dibutuhkan di seluruh negara ASEAN, termasuk Kamboja, Filipina, Laos,

Myanmar, dan Brunei Darussalam adalah sebesar 11 milyar $.

Potensi investasi yang dibutuhkan di Indonesia lebih dari setengah dari potensi investasi

efisiensi energi di Asia Tenggara, yaitusebesar 57%, diikuti oleh Thailand sebesar 19%,

Malaysia 8%, Vietnam pada 6%, dan Filipina sebesar 5%.

Tabel 1.2 Strategi / rencana aksi dan investasi yang dibutuhkan untuk memenuhi target

efisiensi energi nasional di berbagai negara ASEAN

Negara Strategi/Rencana Aksi Investasi (juta $)

Vietnam Mengurangi konsumsi energi sebesar 3-5% (2010)

dan 5-8% (2010-2015)

649

Malaysia Mengurangi konsumsi energi sebesar 10% dari

tahun 2011-2030

901

Indonesia Mengurangi intensitas energi sebesar 1% per tahun

dan mengurangi elastisitas energi dibawah 1 pada

2025

6.019

Thailand Mengurangi intensitas energi sebesar 25% pada

2030

2.006

Singapura Mengurangi intensitas energi sebesar 20% (2020)

dan 8% (2030)

97

Sumber: ADB, 2013

Dampak investasi pada efisiensi energi untuk pemenuhan kebutuhan energi pada tahun 2030

dapat dilihat pada Tabel 1.3. Di Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Vietnam, pangsa

investasi efisiensi energi hanya 1% hingga 4% dari investasi energi secara keseluruhan untuk

4 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Permintaan energi di Asia Tenggara dikuasai oleh sektor industri, transportasi dan rumah

tangga pada tahun 2011. Sektor industri telah menunjukkan pertumbuhan yang cepat dalam

konsumsi energi sejalan dengan meningkatnya kegiatan manufaktur yang padat energi.

Menurut International Energy Agency (IEA), total konsumsi energi rata-rata setiap tahun

akan tumbuh pada tingkat 2,4%, naik dari 398 Mtoe pada tahun 2011 menjadi lebih dari 700

Mtoe pada tahun 2035 (lihat Gambar 1.2). Permintaan energi sektor industri rata-rata

tumbuh lebih dari 2,7% per tahun dari 2011 – 2035. Hal ini didorong oleh pergeseran

pertumbuhan tipe industri dari kegiatan padat karya menjadi industri padat energi.

Diperkirakan pertumbuhan permintaan energi di sektor industri akan melambat seiring waktu

dikarenakan akan adanya langkah-langkah penerapan efisiensi energi bagi pengguna energi

yang intensif. Permintaan energi sektor transportasi hampir tumbuh dua kali lipat lebih antara

tahun 2011 hingga 2035, atau tumbuh sebesar 2,7% per tahun. Sedangkan permintaan energi

di sektor rumah tangga meningkat 1,8% per tahun.

Gambar 1.2: Proyeksi pertumbuhan konsumsi energi di ASEAN (Sumber: IEA, 2013)

2. Program Efisiensi Energi di ASEAN dan Potensi Investasinya

Melihat potensi pertumbuhan konsumsi energi yang sangat signifikan, beberapa negara di

ASEAN telah membuat strategi atau rencana aksi dan perkiraan investasi untuk menurunkan

intensitas energi melalui berbagai program efisiensi energi (lihat Tabel 1.2). Kebijakan yang

telah dicanangkan tersebut akan mendorong investasi yang signifikan di masa depan melalui

penyebaran dan adopsi teknologi yang efisien dalam mengkonsumsi energi. Kebijakan

Page 18: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

6 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

6 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

memenuhi setidaknya 8% hingga 25% dari proyeksi peningkatan konsumsi energi primer di

masa mendatang. Dinamika ini memperkuat relevansi efisiensi energi sebagai solusi paling

murah untuk memenuhi permintaan energi yang tumbuh di Asia Tenggara.

Tabel 1.3 Proyeksi investasi efisiensi energi dan konsumsi energi primer di Asia Tenggara

tahun 2030

Investasi Efisiensi Energi dari Seluruh

Investasi di Sektor Energi (%)

Proyeksi Konsumsi Energi Primer

melalui Efisiensi Energi (%)

Vietnam 1% 8%

Malaysia 1% 21%

Indonesia 4% 25%

Thailand 4% 22%

Sumber: ADB, 2013

Gambar 1.3: Potensi investasi efisiensi energi di sektor industri dan komersial di ASEAN

(Sumber: ReEx Capital Asia, 2010)

Potensi investasi efisiensi energi di sektor industri dan komersial memegang bagian terbesar

dibandingkan di sektor lain. Pada tahun 2010 menurut ReEx Capital Asia, potensi investasi

efisiensi energi sektor industri di Indonesia sebesar 808 juta $, sebagai yangtertinggi di Asia

Tenggara. Sedangkan potensi investasi efisiensi energi sektor komersial di Malaysia terbesar

di Asia Tenggara, yaitu sebesar 907 juta $ (lihat Gambar 1.3). Peluang ini akan terus

meningkat seiring dengan pertumbuhan perekonomian di kawasan Asia Tenggara.

521 530

294

417

808

369

582

907

499

706

578479

0

200

400

600

800

1000

Singapura Malaysia Filipina Thailand Indonesia Vietnam

Juta

$

Industri Komersial

Page 19: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 7Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 7

3. Studi Kasus Investasi Efisiensi Energi di Thailand

Antara tahun 1990 dan 2010, PDB Thailand tumbuh rata-rata sebesar 4,5 persen per tahun,

dan permintaan energi tumbuh hampir secepat 4,4 persen per tahun. Pesatnya pertumbuhan

permintaan energi menyebabkan emisi CO2 meningkat menjadi 278 juta metrik ton pada

2010. Selain pertumbuhan emisi gas rumah kaca, isu tentang ketahanan energi dalam negeri

juga menjadi perhatian pemerintah Thailand. Untuk memenuhi pertumbuhan permintaan

energi yang pesat, pada tahun 2009 Thailand mengimpor 60 persen dari total pasokan

energinya. Sehingga pemerintah Thailand menempatkan isu manajemen energi sebagai

prioritas utama.

Pemerintah Thailand mengembangkan mekanisme keuangan untuk mendukung pertumbuhan

program efisiensi dan pengembangan energi terbarukan untuk mengurangi emisi gas rumah

kaca yang dihasilkan dari sektor energi. Pemerintah Thailand menemukan bahwa pembiayaan

proyek adalah salah satu hambatan utama untuk menjalankan program tersebut. Sehingga

dikembangkanlah strategi untuk meningkatkan dan menyebarluaskan dana yang diperlukan

melalui kemitraan publik-swasta.

Program Konservasi Energi Thailand dimulai sejak tahun 1992, yaitu sejak disahkannya

Undang-Undang Promosi Konservasi Energi (Energy Conservation Promotion Act).

Undang-undang tersebut menerapkan kewajiban melakukan langkah-langkah efisiensi dan

konservasi energi pada fasilitas komersial besar dan industri. Rencana induk program

efisiensi dan pengembangan energi terbarukan pembangunan dilaksanakan dalam tiga tahap:

Tahap I dilaksanakan pada tahun 1995 - 1999), Tahap II dilaksanakan pada tahun 2000 - 2004,

dan Tahap III dilaksanakan pada tahun 2005 - 2011.

Istimewanya, UU tersebut membentuk Energy Conservation Promotion Fund (ENCON

Fund) yang berasal dari pengeluaran modal awal dari Oil Fund yang telah ada dan dilanjutkan

oleh dana hasil retribusi atau pajak dari penjualan bahan bakar fosil sebesar 0.04 THB/liter

atau 0.001 $/liter. Dana yang terkumpul terus meningkat sebesar 50 juta $/tahun sejak tahun

1992. Dana ini telah disalurkan melalui sejumlah mekanisme yang berbeda, termasuk hibah,

subsidi, insentif pajak, feed-in tariff untuk energi terbarukan, dana bergulir untuk program

efisiensi energi (Energy Efficiency Revolving Fund) and dana untuk Energy Services

6 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

memenuhi setidaknya 8% hingga 25% dari proyeksi peningkatan konsumsi energi primer di

masa mendatang. Dinamika ini memperkuat relevansi efisiensi energi sebagai solusi paling

murah untuk memenuhi permintaan energi yang tumbuh di Asia Tenggara.

Tabel 1.3 Proyeksi investasi efisiensi energi dan konsumsi energi primer di Asia Tenggara

tahun 2030

Investasi Efisiensi Energi dari Seluruh

Investasi di Sektor Energi (%)

Proyeksi Konsumsi Energi Primer

melalui Efisiensi Energi (%)

Vietnam 1% 8%

Malaysia 1% 21%

Indonesia 4% 25%

Thailand 4% 22%

Sumber: ADB, 2013

Gambar 1.3: Potensi investasi efisiensi energi di sektor industri dan komersial di ASEAN

(Sumber: ReEx Capital Asia, 2010)

Potensi investasi efisiensi energi di sektor industri dan komersial memegang bagian terbesar

dibandingkan di sektor lain. Pada tahun 2010 menurut ReEx Capital Asia, potensi investasi

efisiensi energi sektor industri di Indonesia sebesar 808 juta $, sebagai yangtertinggi di Asia

Tenggara. Sedangkan potensi investasi efisiensi energi sektor komersial di Malaysia terbesar

di Asia Tenggara, yaitu sebesar 907 juta $ (lihat Gambar 1.3). Peluang ini akan terus

meningkat seiring dengan pertumbuhan perekonomian di kawasan Asia Tenggara.

521 530

294

417

808

369

582

907

499

706

578479

0

200

400

600

800

1000

Singapura Malaysia Filipina Thailand Indonesia Vietnam

Juta

$

Industri Komersial

Page 20: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

8 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

8 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Company (ESCO Fund).

3.1 Energy Efficiency Revolving Fund (EERF)

EERF diluncurkan pada tahun 2003 untuk merangsang investasi dalam proyek-proyek

industri skala besar dengan meningkatkan ketersediaan pembiayaan utang untuk proyek

efisiensi energi dan energi terbarukan, serta meminimalkan biaya pinjaman untuk

pengembang proyek. EERF awalnya didanai sebesar 2 miliar THB (sekitar 50 juta $) dari

ENCON Fund dan dikelola oleh Departemen Pengembangan Energi Alternatif dan Efisiensi

Energi (DEDE), Kementerian Energi Thailand. Selama tahap uji coba program, baik Global

Environment Facility (GEF) dan pemerintah Denmark memberikan bantuan teknis dalam

desain program. Pendanaan pada awalnya tersedia untuk fasilitas yang padat energi seperti

industri besar, namun seiring waktu diperluas untuk pendanaan proyek efisiensi energi pada

bangunan komersial, fasilitas industri, dan ESCOs.

EERF awalnya menyediakan kredit lunak dengan bunga sebesar 0% pada bank-bank lokal

yang berpartisipasi dengan dana sebesar 2,5 juta $ hingga 10 juta $ untuk membiayai

proyek-proyek efisiensi energi. Seiring dengan pertumbuhan volume pembiayaan, bank mulai

ikut membiayai sendiri proyek-proyek efisiensi energi, kemudian tingkat bunga pinjaman

EERF naik menjadi 0,5% untuk menutupi biaya administrasi. Bank lokal diwajibkan untuk

membayar pokok dan bunga ke EERF dalam waktu 10 tahun. Skema EERF dapat dilihat di

Gambar 1.4.

Bank lokal mampu memberikan pinjaman berbunga rendah yang meliputi hingga 100% dari

biaya proyek, tetapi terbatas pada 50 juta THB (sekitar 1,4 juta $) per proyek. Pinjaman yang

diberikan kepada pengembang proyek efisiensi energi dan ESCOs pada tingkat bunga tetap

antara 0% dan 4% (lebih rendah dibandingkan dengan tingkat bunga di pasar sebesar 9%),

sampai dengan masa pinjaman selama tujuh tahun. Pinjaman yang telah dilunasi kemudian

digunakan untuk membiayai proyek-proyek energi efisiensi yang baru. Seperti inilah desain

dari dana bergulir bekerja. Proyek-proyek yang memerlukan dana kurang dari 50 juta THB

dapat mengakses pinjaman hingga 100% dari EERF. Sedangkan proyek-proyek yang

membutuhkan lebih dari 50 juta THB dapat menggunakan dana pinjaman tambahan dari bank

lokal.

Page 21: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 9Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 9

Gambar 1.4: Skema Energy Efficiency Revolving Fund

(Sumber: Frankfurt School – UNEP, 2012)

Kelayakan pinjaman untuk proyek ditentukan oleh bank lokal melalui aplikasi pinjaman dan

dinilai dengan mengevaluasi neraca dan kualitas aset dibandingkan arus kas masa depan dan

penghematan yang diperoleh dari hasil implementasi proyek efisiensi energi. Sebagai

jaminan untuk pinjaman, bank memerlukan agungan atas tanah, bangunan atau peralatan

yang dimiliki oleh pemohon. Karena pemrakarsa proyek diminta untuk menyerahkan studi

kelayakan pada saat mengajukan kredit, sangat sedikit aplikasi yang ditolak selama program

ini. Selain itu, EERF ini dirancang untuk menghilangkan risiko kredit dari pemerintah, karena

bank diminta untuk membayar kembali jalur kredit untuk EERF dalam kasus gagal bayar.

Dengan demikian, bank-bank juga bebas untuk menghentikan masa pinjaman sebelum jatuh

tempo dan merestrukturisasi pinjaman dengan persyaratan yang mereka tentukan sendiri

untuk mengurangi kerugian.

8 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Company (ESCO Fund).

3.1 Energy Efficiency Revolving Fund (EERF)

EERF diluncurkan pada tahun 2003 untuk merangsang investasi dalam proyek-proyek

industri skala besar dengan meningkatkan ketersediaan pembiayaan utang untuk proyek

efisiensi energi dan energi terbarukan, serta meminimalkan biaya pinjaman untuk

pengembang proyek. EERF awalnya didanai sebesar 2 miliar THB (sekitar 50 juta $) dari

ENCON Fund dan dikelola oleh Departemen Pengembangan Energi Alternatif dan Efisiensi

Energi (DEDE), Kementerian Energi Thailand. Selama tahap uji coba program, baik Global

Environment Facility (GEF) dan pemerintah Denmark memberikan bantuan teknis dalam

desain program. Pendanaan pada awalnya tersedia untuk fasilitas yang padat energi seperti

industri besar, namun seiring waktu diperluas untuk pendanaan proyek efisiensi energi pada

bangunan komersial, fasilitas industri, dan ESCOs.

EERF awalnya menyediakan kredit lunak dengan bunga sebesar 0% pada bank-bank lokal

yang berpartisipasi dengan dana sebesar 2,5 juta $ hingga 10 juta $ untuk membiayai

proyek-proyek efisiensi energi. Seiring dengan pertumbuhan volume pembiayaan, bank mulai

ikut membiayai sendiri proyek-proyek efisiensi energi, kemudian tingkat bunga pinjaman

EERF naik menjadi 0,5% untuk menutupi biaya administrasi. Bank lokal diwajibkan untuk

membayar pokok dan bunga ke EERF dalam waktu 10 tahun. Skema EERF dapat dilihat di

Gambar 1.4.

Bank lokal mampu memberikan pinjaman berbunga rendah yang meliputi hingga 100% dari

biaya proyek, tetapi terbatas pada 50 juta THB (sekitar 1,4 juta $) per proyek. Pinjaman yang

diberikan kepada pengembang proyek efisiensi energi dan ESCOs pada tingkat bunga tetap

antara 0% dan 4% (lebih rendah dibandingkan dengan tingkat bunga di pasar sebesar 9%),

sampai dengan masa pinjaman selama tujuh tahun. Pinjaman yang telah dilunasi kemudian

digunakan untuk membiayai proyek-proyek energi efisiensi yang baru. Seperti inilah desain

dari dana bergulir bekerja. Proyek-proyek yang memerlukan dana kurang dari 50 juta THB

dapat mengakses pinjaman hingga 100% dari EERF. Sedangkan proyek-proyek yang

membutuhkan lebih dari 50 juta THB dapat menggunakan dana pinjaman tambahan dari bank

lokal.

Page 22: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

10 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

10 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Gambar 1.5: Pembiayaan proyek efisiensi energi dibawah skema EERF

(Sumber: Frankfurt School – UNEP, 2012)

Total ada 13 bank berpartisipasi dalam program ini dan berhasil membiayai 294 proyek. Total

investasi adalah 15.959 juta THB (521,5 juta $), yang terdiri dari 7.232 juta THB (236.34 juta

$) dari EERF dan 8.727 juta THB (285.2 juta $) dalam pembiayaan utang dari bank lokal.

Gambar 1.5 menunjukkan perkembangan pinjaman proyek efisiensi energi di Thailand.

Pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 0.98 juta ton CO2-eq dan total penghematan dari

hasil implementasi efisiensi energi diperkirakan sebesar 5,394 juta THB/tahun (169 juta

$/tahun). Kontribusi bank dalam pembiayaan proyek efisiensi energi terus menerus

meningkat sepanjang waktu.

3.2 Energy Service Company (ESCO) Fund

ESCO Fund dimulai pada tahun 2008 dengan anggaran awal sebesar 500 juta THB (15.7 juta

$) dan ditargetkan pada perusahaan ESCO kecil dan menengah. Dana ini disponsori oleh

DEDE dan dikelola oleh dua organisasi nirlaba yang ditunjuk oleh pemerintah, Yayasan

Konservasi Energi Thailand (Energy Conservation Foundation of Thailand/ECFT) dan

Yayasan Energi untuk Lingkungan (Energy for Environment Foundation/E for E). Dengan

anggaran tetap dari pemerintah, kedua pengelola dana tersebut memiliki kemampuan untuk

melakukan investasi bersama di proyek efisiensi energi atau energi terbarukan dan/atau

ESCO, dan juga dapat memberikan bantuan dalam mengamankan dana dari co-investor lain.

Page 23: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 11Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 11

ESCO Fund menyediakan berbagai mekanisme pembiayaan proyek dan atau ESCOs dapat

memanfaatkannya untuk mendapatkan akses modal dan menaikkan modal mereka. ESCO

Fund meliputi enam instrumen bantuan dana, diantaranya: ekuitas, modal ventura,

penyewaan peralatan, jaminan kredit parsial, perdagangan kredit karbon, dan bantuan teknis.

3.2.1 Investasi Ekuitas

Mekanisme investasi ekuitas menyediakan investasi bersama di proyek efisiensi energi atau

energi terbarukan. Investasi ekuitas memungkinkan pengembang proyek untuk menjual

sejumlah tertentu dari sebuah proyek kepada investor yang (dalam hal ini kepada ECFT atau

E for E dan atau investor swasta), sebagai imbalan atas saham tertentu dalam keuntungan

proyek masa depan. Gambar 1.6 menjelaskan konsep dari investasi ekuitas ini. Mekanisme

ini meningkatkan peluang untuk meningkatkan modal pada proyek efisiensi energi dan energi

terbarukan, sehingga dapat memperbesar kapasitas proyek mereka. Tujuan utama dari ESCO

Fund adalah untuk mendukung dan mempromosikan investasi dalam proyek efisiensi energi

dan energi terbarukan, dan tidak untuk mendapatkan hasil maksimal pada proyek-proyek

tersebut, yang biasanya terjadi dalam pembiayaan ekuitas biasa.

Gambar 1.6: Aliran dana ekuitas (Sumber: Frankfurt School – UNEP, 2012)

3.2.2 Venture Capital (VC) untuk ESCO

ESCO di Thailand secara historis mengalami kendala untuk mengakses pembiayaan karena

mereka adalah usaha kecil dan lebih berfokus pada teknologi (bukan fokus pada modal),

karena itu memiliki nilai kemampuan modal yang rendah. VC adalah mekanisme untuk

investasi bersama pada ESCO yang telah ada guna meningkatkan modal dari perusahaan

10 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Gambar 1.5: Pembiayaan proyek efisiensi energi dibawah skema EERF

(Sumber: Frankfurt School – UNEP, 2012)

Total ada 13 bank berpartisipasi dalam program ini dan berhasil membiayai 294 proyek. Total

investasi adalah 15.959 juta THB (521,5 juta $), yang terdiri dari 7.232 juta THB (236.34 juta

$) dari EERF dan 8.727 juta THB (285.2 juta $) dalam pembiayaan utang dari bank lokal.

Gambar 1.5 menunjukkan perkembangan pinjaman proyek efisiensi energi di Thailand.

Pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 0.98 juta ton CO2-eq dan total penghematan dari

hasil implementasi efisiensi energi diperkirakan sebesar 5,394 juta THB/tahun (169 juta

$/tahun). Kontribusi bank dalam pembiayaan proyek efisiensi energi terus menerus

meningkat sepanjang waktu.

3.2 Energy Service Company (ESCO) Fund

ESCO Fund dimulai pada tahun 2008 dengan anggaran awal sebesar 500 juta THB (15.7 juta

$) dan ditargetkan pada perusahaan ESCO kecil dan menengah. Dana ini disponsori oleh

DEDE dan dikelola oleh dua organisasi nirlaba yang ditunjuk oleh pemerintah, Yayasan

Konservasi Energi Thailand (Energy Conservation Foundation of Thailand/ECFT) dan

Yayasan Energi untuk Lingkungan (Energy for Environment Foundation/E for E). Dengan

anggaran tetap dari pemerintah, kedua pengelola dana tersebut memiliki kemampuan untuk

melakukan investasi bersama di proyek efisiensi energi atau energi terbarukan dan/atau

ESCO, dan juga dapat memberikan bantuan dalam mengamankan dana dari co-investor lain.

Page 24: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

12 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

12 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

untuk investasi baru, dan dimaksudkan untuk mendorong pertumbuhan di sektor ESCO (lihat

Gambar 1.7).

Gambar 1.7: Aliran dana ESCO Venture Capital dan sistem perjanjian kontrak

(Sumber: Frankfurt School – UNEP, 2012)

3.2.3 Fasilitas Penjaminan Kredit

Fasilitas penjaminan kredit mencontoh bentuk BUMN penjamin kredit UKM milik

kementrian Keuangan Thailand atau Small Business Credit Guarantee Corporation (SBCG)

yang diawasi dan dijalankan oleh Departemen Keuangan. SBCG memberikan jaminan kredit

parsial untuk bank-bank komersial untuk pinjaman untuk usaha kecil yang memenuhi syarat

untuk pembiayaan utang. SBCG akan bekerja sama dengan lembaga keuangan dan /atau

lembaga penjaminan kredit untuk membantu pengembang proyek atau ESCOs dalam

mengakses pinjaman jangka panjang dari bank dengan memberikan jaminan kredit yang

besarnya tergantung pada risiko proyek. Gambar 1.8 menjelaskan aliran mekanisme fasilitas

jaminan kredit.

Gambar 1.8: Aliran dana fasilitas penjamin kredit dan sistem perjanjian kontrak

(Sumber: Frankfurt School – UNEP, 2012)

Page 25: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 13Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 13

Gambar 1.9: Hasil penyaluran ESCO Fund Tahap I (2008-2010)

(Sumber: Chiang Mai University, 2012)

Pada penutupan Tahap 1 tahun 2010, total 330 juta THB (10.8 juta $) telah disalurkan oleh

ESCO Fund (lihat Gambar 1.9), dan berhasil menstimulus total investasi sebesar 3.334 juta

THB (109 juta $). Selama Tahap 1 mayoritas investasi berupa investasi ekuitas (76%),

sedangkan proyek penyewaan peralatan (24%), dan modal ventura (0,2%). Dari keseluruhan

dana dialirkan ke sebanyak 33 proyek, sebagian besar berupa proyek penyewaan peralatan

(23), diikuti oleh investasi ekuitas (9), dan kemudian modal ventura ESCO (1).

4. Konsumsi Energi dan Potensi Investasi Efisiensi Energi di Indonesia

Seiring dengan pulihnya perekonomian di wilayah Asia Tenggara, dan khususnya di

Indonesia pasca krisis moneter di tahun 1998, pertumbuhan konsumsi energi di Indonesia

sangat tinggi. Pertumbuhan ini terutama didorong dari sektor industri dan transportasi. Tabel

1.4 menunjukkan pertumbuhan konsumsi energi di Indonesia dari tahun 2000 hingga 2012.

Dari tahun 2000 sektor industri mengkonsumsi sebesar 193 juta SBM, meningkat hampir

70% di tahun 2012. Sedangkan konsumsi energi di sektor transportasi meningkat lebih dari

dua kali lipat dari tahun 2000 ke 2012. Tingkat peningkatan konsumsi energi berada pada

tingkat rata-rata 2,3%/tahun selama dekade terakhir dari tahun 2000.

12 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

untuk investasi baru, dan dimaksudkan untuk mendorong pertumbuhan di sektor ESCO (lihat

Gambar 1.7).

Gambar 1.7: Aliran dana ESCO Venture Capital dan sistem perjanjian kontrak

(Sumber: Frankfurt School – UNEP, 2012)

3.2.3 Fasilitas Penjaminan Kredit

Fasilitas penjaminan kredit mencontoh bentuk BUMN penjamin kredit UKM milik

kementrian Keuangan Thailand atau Small Business Credit Guarantee Corporation (SBCG)

yang diawasi dan dijalankan oleh Departemen Keuangan. SBCG memberikan jaminan kredit

parsial untuk bank-bank komersial untuk pinjaman untuk usaha kecil yang memenuhi syarat

untuk pembiayaan utang. SBCG akan bekerja sama dengan lembaga keuangan dan /atau

lembaga penjaminan kredit untuk membantu pengembang proyek atau ESCOs dalam

mengakses pinjaman jangka panjang dari bank dengan memberikan jaminan kredit yang

besarnya tergantung pada risiko proyek. Gambar 1.8 menjelaskan aliran mekanisme fasilitas

jaminan kredit.

Gambar 1.8: Aliran dana fasilitas penjamin kredit dan sistem perjanjian kontrak

(Sumber: Frankfurt School – UNEP, 2012)

Page 26: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

14 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

14 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Tabel 1.4 Konsumsi energi di Indonesia, tidak termasuk penggunaan biomasa

(dalam juta SBM)

Sektor 2000 2005 2010 2012

Industri 193 219 253 305

Rumah Tangga 88 89 81 92

Komersial 19 25 32 34

Transportasi 139 178 256 311

Sektor Lain 29 29 29 26

Penggunaan non-energi 40 54 84 110

Total 509 595 794 878

Sumber: Pusdatin, ESDM, 2013

Namun pertumbuhan konsumsi energi yang pesat ternyata tidak diikuti oleh upaya

peningkatan efisiensi energi di berbagai sektor. Peluang penghematan energi baik pada sektor

industri maupun sektor bangunan dan komersial di Indonesia cukup besar, yaitu rata-rata

sebesar 10-30%. Pemerintah Indonesia pada tahun 2025 memiliki target untuk melakukan

penghematan energi di sektor industri sebesar 17%, sedangkan di sektor transportasi sebesar

20%. Tabel 1.5 menunjukkan target penghematan energi di berbagai sektor pada tahun 2025.

Tabel 1.5 Target penghematan energi tahun 2025

SektorPotensi

Penghematan Energi

Target Penghematan

Energi di 2025

% dari Total

Konsumsi Energi

Industri 10 – 30% 17% 41%

Komersial 10 – 30% 15% 5%

Transportasi 15 – 35% 20% 5%

Rumah Tangga 15 – 30% 15% 37%

Sektor lain

(Konstruksi, Pertanian

dan Pertambangan)

15 – 30% 0% 4%

Sumber: Draft RIKEN

Page 27: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 15Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 15

Gambar 1.10: Emisi CO2 yang dihasilkan dari sektor energi (Sumber: ESDM, 2011)

Seiring dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 5,3% selama satu dekade terakhir,

pertumbuhan kebutuhan energi nasional juga meningkat pesat. Kenaikan konsumsi energi ini

mengakibatkan peningkatan emisi gas rumah kaca yang terlihat jelas pada Gambar 1.10,

dimana emisi CO2 pada tahun 2000 yang mencapai 244,31 juta ton meningkat menjadi

379,47 juta ton pada tahun 2010. Peningkatan emisi ini terjadi bukan hanya dari sektor

pembangkit listrik, melainkan juga dari sektor industri dan transportasi. Penerapan program

efisiensi energi perlu diberlakukan selain dalam rangka untuk melakukan penghematan

konsumsi energi dan biaya pemakaian energi, juga untuk mengurangi emisi dari sektor energi

di Indonesia yang saat ini tercatat sebagai salah satu kontributor utama disamping dari sektor

kehutanan dan perubahan lahan.

4.1 Konsumsi Energi Sektor Industri

Energi di sektor industri digunakan untuk dua tipe, yakni sebagai bahan bakar dan sebagai

bahan baku (feedstrock). Beberapa sektor energi di Indonesia yang menurut Kementrian

Perindustrian (2012) tergolong sebagai industri padat energi adalah industri besi dan baja,

industri tekstil, industri pupuk dan petrokimia, industri pulp dan kertas, industri pengolahan

kelapa sawit, industri semen, dan industri keramik.

Tabel 1.6 Perbandingan konsumsi energi sektor industri di Indonesia, Jepang dan India

14 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Tabel 1.4 Konsumsi energi di Indonesia, tidak termasuk penggunaan biomasa

(dalam juta SBM)

Sektor 2000 2005 2010 2012

Industri 193 219 253 305

Rumah Tangga 88 89 81 92

Komersial 19 25 32 34

Transportasi 139 178 256 311

Sektor Lain 29 29 29 26

Penggunaan non-energi 40 54 84 110

Total 509 595 794 878

Sumber: Pusdatin, ESDM, 2013

Namun pertumbuhan konsumsi energi yang pesat ternyata tidak diikuti oleh upaya

peningkatan efisiensi energi di berbagai sektor. Peluang penghematan energi baik pada sektor

industri maupun sektor bangunan dan komersial di Indonesia cukup besar, yaitu rata-rata

sebesar 10-30%. Pemerintah Indonesia pada tahun 2025 memiliki target untuk melakukan

penghematan energi di sektor industri sebesar 17%, sedangkan di sektor transportasi sebesar

20%. Tabel 1.5 menunjukkan target penghematan energi di berbagai sektor pada tahun 2025.

Tabel 1.5 Target penghematan energi tahun 2025

SektorPotensi

Penghematan Energi

Target Penghematan

Energi di 2025

% dari Total

Konsumsi Energi

Industri 10 – 30% 17% 41%

Komersial 10 – 30% 15% 5%

Transportasi 15 – 35% 20% 5%

Rumah Tangga 15 – 30% 15% 37%

Sektor lain

(Konstruksi, Pertanian

dan Pertambangan)

15 – 30% 0% 4%

Sumber: Draft RIKEN

Page 28: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

16 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

16 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Industri Negara Konsumsi Energi Unit

Industri Baja

Besi dan Baja

Indonesia 650 KWh/ton

India 600 KWh/ton

Jepang 350 KWh/ton

Baja Teknologi Arc

Furnace

Indonesia 464 KWh/ton

Jepang 300 KWh/ton

Baja teknologi

Reheating Furnace

Indonesia 550 KWh/ton

Jepang 264 KWh/ton

Industri Semen

SemenIndonesia 800 Kcal/Kg clinker

Jepang 773 Kcal/Kg clinker

Industri Gelas dan Keramik

KeramikIndonesia 16,6 GJ/Ton

Jepang 12,9 GJ/Ton

GelasIndonesia 12 MJ/Ton

Jepang 10 MJ/Ton

Tekstil

SpinningIndonesia 9,59 GJ/Ton

India 3,2 GJ/Ton

WeavingIndonesia 33 GJ/Ton

India 31 GJ/Ton

Sumber: ESDM, 2013

Secara umum intensitas energi/unit produk yang dihasilkan di industri Indonesia masih

terhitung boros. Sektor industri baja dan tekstil sangat tidak efisien pemakaian energinya jika

dibandingkan dengan energi yang sama di India dan Jepang. Namun, beberapa industri di

Indonesia yang berafiliasi dengan perusahaan internasional memiliki kepedulian yang tinggi

terhadap intensitas konsumsi energi/unit produk yang dihasilkan. Hal ini dapat dilihat di

Tabel 1.6, sektor industri seperti semen, keramik dan gelas banyak dikuasai oleh perusahaan

multinasional. Sehingga kebijakan global terhadap penurunan intensitas energi yang diatur

oleh perusahaan induk juga diterapkan di Indonesia.

Page 29: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 17Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 17

Tingginya intensitas energi/unit produk industri di Indonesia menunjukkan bahwa terdapat

potensi yang besar dalam mengimplementasikan efisiensi energi guna menurunkan biaya

energi dan meningkatkan daya saing produk Indonesia. Potensi konservasi energi tersebut

ditunjukkan di Tabel 1.7. Industri baja dan industri tekstil memiliki potensi konservasi energi

yang paling tinggi antara 10% hingga 35%.

Tabel 1.7 Potensi penghematan energi sektor Industri di Indonesia

Industri Potensi Konservasi Energi (%)

Semen 15 – 22%

Gelas dan Keramik 10 – 20%

Baja 11 – 32%

Pulp dan Kertas 10 – 20%

Petrokimia 12 – 17%

Tekstil 20 – 35%

Makanan dan Minuman 13 – 15%

Sumber: Rosenberg, 2009

4.2 Potensi Investasi Efisiensi Energi di Industri

Investasi dalam efisiensi energi pada dasarnya sangat menguntungkan dengan laju payback

period yang sangat singkat, hal ini disokong oleh teknologi-teknologi yang sudah terbukti

performanya dalam menghemat konsumsi energi. Berdasarkan kajian yang dilakukan oleh

ReEx Capital Asian pada tahun 2010 di Indonesia (lihat Gambar 1.11), investasi efisiensi

energi yang dibutuhkan di industri makanan dan minuman sebesar 271 juta $ dengan rata-rata

payback period selama 2,5 tahun. Sedangkan industri tekstil, investasi yang dibutuhkan

sebesar 63 juta $ dengan lama pengembalian investasi selama 3 tahun. Dengan lama

pengembalian rata-rata di bawah 5 tahun, maka pembiayaan proyek efisiensi energi dapat

menjadi daya tarik baru bagi lembaga pembiayaan/keuangan untuk turut berpartisipasi dalam

membiayai pelaksanaan proyek tersebut.

16 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Industri Negara Konsumsi Energi Unit

Industri Baja

Besi dan Baja

Indonesia 650 KWh/ton

India 600 KWh/ton

Jepang 350 KWh/ton

Baja Teknologi Arc

Furnace

Indonesia 464 KWh/ton

Jepang 300 KWh/ton

Baja teknologi

Reheating Furnace

Indonesia 550 KWh/ton

Jepang 264 KWh/ton

Industri Semen

SemenIndonesia 800 Kcal/Kg clinker

Jepang 773 Kcal/Kg clinker

Industri Gelas dan Keramik

KeramikIndonesia 16,6 GJ/Ton

Jepang 12,9 GJ/Ton

GelasIndonesia 12 MJ/Ton

Jepang 10 MJ/Ton

Tekstil

SpinningIndonesia 9,59 GJ/Ton

India 3,2 GJ/Ton

WeavingIndonesia 33 GJ/Ton

India 31 GJ/Ton

Sumber: ESDM, 2013

Secara umum intensitas energi/unit produk yang dihasilkan di industri Indonesia masih

terhitung boros. Sektor industri baja dan tekstil sangat tidak efisien pemakaian energinya jika

dibandingkan dengan energi yang sama di India dan Jepang. Namun, beberapa industri di

Indonesia yang berafiliasi dengan perusahaan internasional memiliki kepedulian yang tinggi

terhadap intensitas konsumsi energi/unit produk yang dihasilkan. Hal ini dapat dilihat di

Tabel 1.6, sektor industri seperti semen, keramik dan gelas banyak dikuasai oleh perusahaan

multinasional. Sehingga kebijakan global terhadap penurunan intensitas energi yang diatur

oleh perusahaan induk juga diterapkan di Indonesia.

Page 30: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

18 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

18 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Gambar 1.11: Potensi investasi efisiensi energi di berbagai sektor Industri di Indonesia

(Sumber: ReExCapital Asia, 2010)

Gambar 1.12: Investasi efisiensi energi dari hasil program audit energi tahun 2009 – 2012

(Sumber: ESDM, 2013)

579 Obyek

559 Obyek 20 Obyek Industri Pembangkit Energi

Sektor Industri 350

Rp. 619,354,468,151,00

Rp. 982,349,468,152.35

Sektor Bangunan218 Obyek

Rp 141.851.938.606,00

Sektor Industri 341 Obyek

Rp. 477.502.529.545,00

Biaya Investasi < 1 M192 Obyek

Rp. 44.965.175.326,00

1 M ≤ Biaya Investasi ≤ 10 M24 Obyek

Rp. 71.755.123.280,00

Biaya Investasi > 10 M2 Obyek

Rp. 25.131.640.000,00

Biaya Investasi < 1 M265 Obyek

Rp. 66.495.819.615,00

1 M ≤ Biaya Investasi ≤ 10 M64 Obyek

Rp. 182.717.047.275,00

Biaya Investasi > 10 M12 Obyek

Rp. 228.289.662.655,00

Rp 362,995,000,000

PK 554 Obyek EPS 5 ObyekEINCOPS 20 Obyek

Sektor Bangunan 204Sektor Industri 6Sektor Bangunan 14

Sektor Industri 5

Page 31: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 19Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 19

Berdasarkan hasil kajian dari berbagai kegiatan audit energi yang dilakukan oleh ESDM

maupun lembaga donor pada rentang tahun 2009 hingga 2012, diperoleh sekitar 559 obyek

yang terkait langsung dengan kebutuhan untuk dilakukan peningkatan efisiensi energi yang

terdiri dari 341 obyek sektor industri dan 218 obyek sektor bangunan (lihat Gambar 1.12).

Total investasi efisiensi energi yang dibutuhkan di sektor industri sebesar 448 milar rupiah

terdiri dari 12 obyek dengan kebutuhan investasi di atas 10 milyar rupiah, 64 obyek dengan

kebutuhan investasi antara 1 hingga 10 milyar rupiah, dan 265 obyek dengan kebutuhan

investasi di bawah 1 milyar rupiah. Dari hasil audit energi ini, menunjukkan bahwa peluang

pasar dalam investasi efisiensi energi di Indonesia terbuka sangat luas dengan potensi

pengembalian pinjaman rata-rata di bawah 5 tahun.

18 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Gambar 1.11: Potensi investasi efisiensi energi di berbagai sektor Industri di Indonesia

(Sumber: ReExCapital Asia, 2010)

Gambar 1.12: Investasi efisiensi energi dari hasil program audit energi tahun 2009 – 2012

(Sumber: ESDM, 2013)

579 Obyek

559 Obyek 20 Obyek Industri Pembangkit Energi

Sektor Industri 350

Rp. 619,354,468,151,00

Rp. 982,349,468,152.35

Sektor Bangunan218 Obyek

Rp 141.851.938.606,00

Sektor Industri 341 Obyek

Rp. 477.502.529.545,00

Biaya Investasi < 1 M192 Obyek

Rp. 44.965.175.326,00

1 M ≤ Biaya Investasi ≤ 10 M24 Obyek

Rp. 71.755.123.280,00

Biaya Investasi > 10 M2 Obyek

Rp. 25.131.640.000,00

Biaya Investasi < 1 M265 Obyek

Rp. 66.495.819.615,00

1 M ≤ Biaya Investasi ≤ 10 M64 Obyek

Rp. 182.717.047.275,00

Biaya Investasi > 10 M12 Obyek

Rp. 228.289.662.655,00

Rp 362,995,000,000

PK 554 Obyek EPS 5 ObyekEINCOPS 20 Obyek

Sektor Bangunan 204Sektor Industri 6Sektor Bangunan 14

Sektor Industri 5

Page 32: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

20 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

20 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Pengantar Bab 2Prinsip – Prinsip Konservasi dan Efisiensi Energi

Tujuan 1. Memahami proses konversi energi dan sistem energi

2. Mengenal langkah-langkah konservasi energi dan konservasi

energi di Industri

3. Mengetahui cara identifikasi potensi penghematan energi baik

melalui manajemen energi, audit energi dan benchmarking

4. Pengenalan metode Measurement and Verification (M&V) untuk

memastikan pencapaian penghematan energi dari suatu proyek

efisiensi energi

Waktu 90 menit

Metode 1. Ceramah oleh narasumber/fasilitator

2. Tanya jawab forum

Alat dan Bahan Alat Tulis, Proyektor, Pointer, Kertas Plano dan Laptop

Tahapan Fasilitasi Pelatihan :

1. Pengantar

Fasilitator menjelaskan secara umum tujuan, alur dan alokasi waktu pada sesi ini.

Kemudian fasilitator mempersilahkan partisipan untuk bertanya dan memberi masukan

jika diperlukan. (waktu : 5 menit)

2. Ceramah Narasumber/Fasilitator

Sesi diikuti dengan paparan narasumber tentang prinsip-prinsip konservasi dan efisiensi

energi di sektor industri, termasuk menjelaskan tahapan identifikasi potensi penghematan

energi melalui berbagai tingkatan audit energi dan pengukuran dan verifikasi penghematan

energi. (waktu : 55 menit)

3. Tanya Jawab Forum

Sesi dilanjutkan dengan tanya jawab dan diskusi forum antara peserta pelatihan dengan

narasumber/fasilitator terkait dengan paparan yang disampaikan sebelumnya. (waktu : 30

menit)

Page 33: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 21Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 21

Bab 2Prinsip – Prinsip Konservasi dan Efisiensi Energi

1. Pendahuluan

Menurut Undang-Undang No. 30 Tahun 2007 tentang Energi, energi adalah kemampuan

untuk melakukan kerja atau memindahkan benda yang dapat berupa panas, cahaya, mekanika,

kimia dan elektromagnetika. Sedangkan sumber energi diartikan sebagai sesuatu yang dapat

menghasilkan energi baik secara langsung maupun melalui proses konversi atau transformasi.

Untuk dapat memanfaatkan energi dari sumber energi melalui berbagai tahapan proses yang

disebut proses konversi dari satu bentuk energi ke bentuk energi lainnya, misalkan dari energi

kimia yang tersimpan dalam batubara dikonversi menjadi energi listrik dalam Pembangkit

Listrik Tenaga Uap (PLTU). Hal ini terjadi karena menurut hukum kekekalan energi (atau

disebut sebagai Hukum 1 Termodinamika) berbunyi “Energi tidak dapat diciptakan, tetapi

energi dapat berubah dari satu bentuk energi ke bentuk energi lainnya”. Di Tabel 2.1

menunjukkan berbagai proses proses konversi energi dari sumber energi hingga layanan yang

dinikmati dari penggunaan energi.

Tabel 2.1 Contoh berbagai proses konversi energi

Sumber Minyak Batubara Gas AlamSinar

MatahariBiomasa

Perlakuan

EkstraksiSumur minyak

Tambang

batubara

Pembersihan

gas-

Pertanian/

Perkebunan

Teknologi

KonversiKilang minyak

Pembangkit

listrik- Sel surya -

Bentuk Energi

Layak Pakai

Bensin, solar,

avtur, dll.Listrik Metana Listrik

Ethanol,

Methanol, arang

DistribusiSistem distribusi

minyak

Jaringan

listrik

Jaringan pipa

gas

Jaringan

listrik

Truk/tanki/jarin

gan pipa

Teknologi Akhir

Penggunaan

Kendaraan

bermotorLampu Kompor gas Lampu

Kendaraan

bermotor,

kompor masak

Bentuk Layanan

dari EnergiTransportasi Penerangan Memasak Penerangan

Transportasi,

dan memasak

20 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Pengantar Bab 2Prinsip – Prinsip Konservasi dan Efisiensi Energi

Tujuan 1. Memahami proses konversi energi dan sistem energi

2. Mengenal langkah-langkah konservasi energi dan konservasi

energi di Industri

3. Mengetahui cara identifikasi potensi penghematan energi baik

melalui manajemen energi, audit energi dan benchmarking

4. Pengenalan metode Measurement and Verification (M&V) untuk

memastikan pencapaian penghematan energi dari suatu proyek

efisiensi energi

Waktu 90 menit

Metode 1. Ceramah oleh narasumber/fasilitator

2. Tanya jawab forum

Alat dan Bahan Alat Tulis, Proyektor, Pointer, Kertas Plano dan Laptop

Tahapan Fasilitasi Pelatihan :

1. Pengantar

Fasilitator menjelaskan secara umum tujuan, alur dan alokasi waktu pada sesi ini.

Kemudian fasilitator mempersilahkan partisipan untuk bertanya dan memberi masukan

jika diperlukan. (waktu : 5 menit)

2. Ceramah Narasumber/Fasilitator

Sesi diikuti dengan paparan narasumber tentang prinsip-prinsip konservasi dan efisiensi

energi di sektor industri, termasuk menjelaskan tahapan identifikasi potensi penghematan

energi melalui berbagai tingkatan audit energi dan pengukuran dan verifikasi penghematan

energi. (waktu : 55 menit)

3. Tanya Jawab Forum

Sesi dilanjutkan dengan tanya jawab dan diskusi forum antara peserta pelatihan dengan

narasumber/fasilitator terkait dengan paparan yang disampaikan sebelumnya. (waktu : 30

menit)

Page 34: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

22 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

22 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Gambar 2.1: Proses konversi energi dan rugi-rugi yang terjadi

Dalam sistem energi, sebuah sistem yang sederhana dapat diklasifikasikan ke dalam tiga level,

yakni: 1) produksi dan konversi energi dari sebuah sumber energi (primary energy) menjadi

bentuk energi yang bisa dipakai (secondary energy); 2) distribusi dan penyimpanan energi,

dan; 3) pengkonsumsian energi. Namun, dalam setiap perubahan bentuk energi selalu terjadi

kehilangan sebagian energi yang dikenal dengan rugi-rugi energi (loses), dengan kata lain

tidak akan bisa energi dikonversi dengan efisiensi 100%. Gambar 2.1 menunjukkan proses

konversi energi dan rugi-rugi yang terjadi selama proses konversi.

Untuk mengetahui rugi-rugi yang terjadi selama proses konversi energi, maka perlu

dilakukan pengukuran efisiensi energi pada peralatan atau media pengkonversi energi.

Efisiensi energi adalah nilai maksimal dari perbandingan antara keluaran (output) dan

masukan energi (input) pada proses pemanfaatan energi. Rugi-rugi yang terjadi dapat

dikurangi dengan upaya konservasi energi. Konservasi energi berupa upaya sistematis,

terencana, dan terpadu guna melestarikan sumber daya energi serta meningkatkan efisiensi

pemanfaatannya.

2. Langkah – Langkah Konservasi Energi

Upaya untuk melakukan konservasi energi terdiri dari tiga tahap, masing-masing tahap

mempunyai konsekuensi biaya yang berbeda-beda. Tahap pertama berupa pencegahan untuk

menghilangkan buangan energi. Hal ini dapat berupa perubahan kebiasaan untuk mematikan

lampu atau AC pada ruangan yang tidak digunakan, upaya tersebut hampir tidak

menggunakan biaya. Tahap kedua berupa upaya untuk mengurangi rugi-rugi energi, berupa

Page 35: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 23Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 23

pemanfaatan kembali energi yang terbuang atau recovery. Contoh dari upaya tahap kedua

adalah pemanfaatan kembali panas yang terbuang melalui cerobong boiler untuk digunakan

sebagai pemanas (pre-heater) air baru yang akan diumpankan ke dalam boiler, sehingga dapat

menghemat penggunaan bahan bakar untuk memanaskan air di dalam boiler. Biaya yang

diperlukan dalam investasi upaya tahap kedua biasanya rendah hingga menengah.

Tabel 2.2 Tahapan upaya konservasi energi dan biaya yang dibutuhkan

Tahapan Upaya Biaya

Pertama Pencegahan; menghilangkan buangan energi Tanpa biaya atau biaya rendah

Kedua Recovery; mengurangi rugi-rugi energi Biaya rendah hingga menengah

Ketiga Inovasi efisiensi; meningkatkan efisiensi

pemanfaatan energi

Biaya menengah hingga tinggi

Upaya konservasi energi pada tahap ketiga adalah meningkatkan efisiensi pemanfaatan energi

melalui inovasi teknologi. Hal ini berupa penggantian peralatan lama ke peralatan baru yang

menggunakan teknologi lebih canggih dan hemat energi. Misalnya adalah penggantian lampu

neon atau fluorescent menjadi lampu Light Emitting Diode (LED), atau penggantian boiler

teknologi sub-critical ke boiler teknologi supercritical. Investasi yang dibutuhkan untuk

upaya konservasi energi pada tahap ini biasanya menengah hingga tinggi, dikarenakan padat

inovasi. Tabel 2.2 menunjukkan kompilasi tahapan upaya konservasi energi dan investasi

yang dibutuhkan.

3. Konservasi Energi di Industri

Sebagaimana ditunjukkan di Chapter 1, bahwa peluang penghematan energi di sektor industri

di Indonesia masih sangat besar. Peluang tersebut dapat dicapai melalui beberapa pendekatan

seperti yang ditampilkan pada Tabel 2.2. Namun, peluang penghematan energi di industri

yang paling besar biasanya dicapai melalui penggunaan berbagai teknologi yang lebih efisien.

Berbagai teknologi yang diterapkan tersebut adalah Variable Speed Drive (VSD), capacitor

bank motor dengan efisiensi tinggi, high COP chiller, teknologi heat recovery dan teknologi

sensor dan control.

Di sektor industri, peralatan yang acapkali tidak efisien adalah boiler, sistem pendingin atau

chiller, pompa, kompresor dan motor listrik. Untuk meningkatkan efisiensi energi di industri

22 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Gambar 2.1: Proses konversi energi dan rugi-rugi yang terjadi

Dalam sistem energi, sebuah sistem yang sederhana dapat diklasifikasikan ke dalam tiga level,

yakni: 1) produksi dan konversi energi dari sebuah sumber energi (primary energy) menjadi

bentuk energi yang bisa dipakai (secondary energy); 2) distribusi dan penyimpanan energi,

dan; 3) pengkonsumsian energi. Namun, dalam setiap perubahan bentuk energi selalu terjadi

kehilangan sebagian energi yang dikenal dengan rugi-rugi energi (loses), dengan kata lain

tidak akan bisa energi dikonversi dengan efisiensi 100%. Gambar 2.1 menunjukkan proses

konversi energi dan rugi-rugi yang terjadi selama proses konversi.

Untuk mengetahui rugi-rugi yang terjadi selama proses konversi energi, maka perlu

dilakukan pengukuran efisiensi energi pada peralatan atau media pengkonversi energi.

Efisiensi energi adalah nilai maksimal dari perbandingan antara keluaran (output) dan

masukan energi (input) pada proses pemanfaatan energi. Rugi-rugi yang terjadi dapat

dikurangi dengan upaya konservasi energi. Konservasi energi berupa upaya sistematis,

terencana, dan terpadu guna melestarikan sumber daya energi serta meningkatkan efisiensi

pemanfaatannya.

2. Langkah – Langkah Konservasi Energi

Upaya untuk melakukan konservasi energi terdiri dari tiga tahap, masing-masing tahap

mempunyai konsekuensi biaya yang berbeda-beda. Tahap pertama berupa pencegahan untuk

menghilangkan buangan energi. Hal ini dapat berupa perubahan kebiasaan untuk mematikan

lampu atau AC pada ruangan yang tidak digunakan, upaya tersebut hampir tidak

menggunakan biaya. Tahap kedua berupa upaya untuk mengurangi rugi-rugi energi, berupa

Page 36: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

24 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

24 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

maka perlu dilakukan upaya yang disebut sebagai Energy Conservation Measures (ECM),

yakni sebuah kegiatan atau aplikasi/modifikasi teknologi yang bertujuan untuk melakukan

penghematan energi, dan pada akhirnya untuk mengurangi biaya operasional. Identifikasi

ECM dapat dilakukan melalui sebuah audit energi yang dilakukan oleh pihak internal melalui

manager energi, auditor bersertifikasi atau perusahaan Energy Service Company (ESCO)

yang ditunjuk oleh industri untuk melakukan audit energi.

3.1 Boiler

Boiler adalah bejana tertutup untuk memproduksi uap bertekanan dari air (lihat Gambar 2.2).

Proses perubahan air menjadi uap terjadi dengan memanaskan air yang berada didalam

pipa-pipa dengan memanfaatkan panas dari hasil pembakaran bahan bakar. Pembakaran

dilakukan secara kontinyu di dalam ruang bakar dengan mengalirkan bahan bakar dan udara

dari luar. Bahan bakar yang digunakan mendidihkan air dalam boiler dapat berupa batubara,

minyak diesel, gas dan listrik. Uap tersebut digunakan untuk pemanas dan penggerak

peralatan yang lainnya, sehingga menjadikan boiler sebagai jantung penggerak kegiatan pada

sebagian besar industri.

Gambar 2.2: Boiler untuk menghasilkan uap bertekanan di industri

Pada boiler, sumber utama rugi-rugi energi berasal dari kehilangan panas dari ketel uap yang

melalui cerobong buang, blowdown dan radiasi. Menurut penelitian dari Carbon Trust (2011),

Secara umum rugi-rugi tersebut adalah rugi-rugi energi ke cerobong (~18%), rugi-rugi energi

konveksi (~2%), rugi-rugi energi radiasi (~2%), dan rugi-rugi energi blowdown (~3%).

Gambar 2.3 mengilustrasikan berbagai rugi-rugi energi yang terjadi di boiler.

Page 37: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 25Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 25

Gambar 2.3: Rugi-rugi energi yang terjadi di boiler

Gambar 2.4: Cara kerja economiser pada cerobong boiler (Sumber: Carbon Trust, 2011)

Teknologi yang dapat digunakan untuk mengurangi rugi-rugi energi di boiler salah satunya

adalah heat recovery. Menurut penelitian dari Carbon Trust (2011) pada sebuah sistem

biasanya dapat meningkatkan efisiensi hingga 65%. Untuk mengurangi rugi-rugi energi pada

cerobong (stack), salah satu teknologi heat recovery adalah economiser yang dipasang pada

cerobong tersebut. Air input boiler yang suhunya relatif dingin dipompa melalui economiser,

di mana air akan menyerap panas dari gas buang panas sebelum dipompa ke boiler (lihat

Gambar 2.4).

3.2 Motor Listrik

Motor listrik merupakan sebuah perangkat elektromagnetis yang mengubah energi listrik

24 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

maka perlu dilakukan upaya yang disebut sebagai Energy Conservation Measures (ECM),

yakni sebuah kegiatan atau aplikasi/modifikasi teknologi yang bertujuan untuk melakukan

penghematan energi, dan pada akhirnya untuk mengurangi biaya operasional. Identifikasi

ECM dapat dilakukan melalui sebuah audit energi yang dilakukan oleh pihak internal melalui

manager energi, auditor bersertifikasi atau perusahaan Energy Service Company (ESCO)

yang ditunjuk oleh industri untuk melakukan audit energi.

3.1 Boiler

Boiler adalah bejana tertutup untuk memproduksi uap bertekanan dari air (lihat Gambar 2.2).

Proses perubahan air menjadi uap terjadi dengan memanaskan air yang berada didalam

pipa-pipa dengan memanfaatkan panas dari hasil pembakaran bahan bakar. Pembakaran

dilakukan secara kontinyu di dalam ruang bakar dengan mengalirkan bahan bakar dan udara

dari luar. Bahan bakar yang digunakan mendidihkan air dalam boiler dapat berupa batubara,

minyak diesel, gas dan listrik. Uap tersebut digunakan untuk pemanas dan penggerak

peralatan yang lainnya, sehingga menjadikan boiler sebagai jantung penggerak kegiatan pada

sebagian besar industri.

Gambar 2.2: Boiler untuk menghasilkan uap bertekanan di industri

Pada boiler, sumber utama rugi-rugi energi berasal dari kehilangan panas dari ketel uap yang

melalui cerobong buang, blowdown dan radiasi. Menurut penelitian dari Carbon Trust (2011),

Secara umum rugi-rugi tersebut adalah rugi-rugi energi ke cerobong (~18%), rugi-rugi energi

konveksi (~2%), rugi-rugi energi radiasi (~2%), dan rugi-rugi energi blowdown (~3%).

Gambar 2.3 mengilustrasikan berbagai rugi-rugi energi yang terjadi di boiler.

Page 38: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

26 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

26 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

menjadi energi mekanik. Motor listrik berfungsi untuk menggerakkan utilitas di industri

seperti pompa, kompresor, AC, ban berjalan, roll mills dan lain-lain. Dari seluruh beban

konsumsi listrik di industri, diperkirakan motor listrik mengkonsumsi sekitar 70% dari beban

listrik total. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar 20% penghematan energi dari

sistem penggerak motor listrik yang berkaitan dengan motor. Sisanya, sekitar 80% terkait

dengan pendekatan pada seluruh bagian sistem termasuk faktor beban dan proses yang

bersangkutan.

Gambar 2.5: Motor listrik untuk menggerakkan berbagai utilitas di industri

Potensi penghematan listrik di motor dapat dilakukan dengan menggunakan penggerak

variabel kecepatan/Variable Speed Drive (VSD) baik pada penggunaan variasi torque maupun

untuk beban torque yang konstan. VSD secara empiris dapat menghemat hingga 20% pada

motor yang dipasang. Pada beban yang bervariasi, VSD kadangkala dapat menurunkan

pemakaian energi listrik pada pompa sentrifugal dan fan sebesar 50% atau lebih.

3.3 Kompresor

Kompresor udara adalah merupakan sistem transmisi daya yang menyediakan udara

bertekanan dan mendistribusikannya ke pengguna melalui pipa, dikontrol dan disesuaikan

dengan menggunakan beberapa katup kendali (lihat Gambar 2.6). Tekanan udara atau gas

dinaikkan dari level rendah menjadi lebih tinggi atau sedikit di atas tekanan yang dibutuhkan

oleh pengguna/konsumen. Keluaran yang dipasok dapat berupa tenaga mekanik yang

disesuaiakan dengan kebutuhan di sisi beban. Kompresor digunakan pada sistem yang

memerlukan tekanan lebih dari 20 psi.

Page 39: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 27Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 27

Gambar 2.6: Kompresor di industri untuk menghasilkan udara bertekanan

Secara umum, sekitar 10% dari listrik di industri biasanya digunakan untuk menghasilkan

udara terkompresi (compressed air). Menurut UNIDO, dari perhitungan siklus biaya hidup

dari kompresor, sekitar 75% adalah biaya yang dibutuhkan untuk konsumsi energi, 10 %

untuk biaya perawatan, dan hanya 15% adalah biaya yang dibutuhkan untuk membeli

kompresor itu sendiri. Sehingga, compressed air adalah sumber daya yang mahal harganya.

Oleh karena itu, upaya untuk meningkatkan efisiensinya sangat diperlukan. Rata-rata

penghematan yang diperoleh dapat mencapai 30% dengan biaya sedikit atau bahkan tanpa

biaya.

Berdasarkan hasil kajian dari UNIDO, rugi-rugi energi yang terjadi pada kompresor paling

banyak terjadi di berbagai industri adalah kebocoran pada tabung kompresor. Hampir 100%

dari seluruh industri mempunyai potensi peningkatan efisiensi energi melalui pengurangan

kebocoran (leakage reduction). Penanganan kebocoran pada kompresor dapat menghemat

energi hingga 15%. Gambar 2.7 menunjukkan potensi penghematan energi dengan berbagai

upaya/penerapan teknologi. Potensi penghematan energi di kompresor terbesar berasal dari

penggunaan VSD pada motor kompresor, yakni sebesar 17% dan peluang untuk

mengimplementasikan penggunaan teknologi VSD sangat besar, yakni di 33% dari seluruh

industri. Penggantian kompresor dengan yang lebih baru mungkin akan memberikan peluang

penghematan energi hingga 15%, namun hal ini hanya ekonomis untuk diberlakukan di 6%

dari seluruh industri.

26 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

menjadi energi mekanik. Motor listrik berfungsi untuk menggerakkan utilitas di industri

seperti pompa, kompresor, AC, ban berjalan, roll mills dan lain-lain. Dari seluruh beban

konsumsi listrik di industri, diperkirakan motor listrik mengkonsumsi sekitar 70% dari beban

listrik total. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar 20% penghematan energi dari

sistem penggerak motor listrik yang berkaitan dengan motor. Sisanya, sekitar 80% terkait

dengan pendekatan pada seluruh bagian sistem termasuk faktor beban dan proses yang

bersangkutan.

Gambar 2.5: Motor listrik untuk menggerakkan berbagai utilitas di industri

Potensi penghematan listrik di motor dapat dilakukan dengan menggunakan penggerak

variabel kecepatan/Variable Speed Drive (VSD) baik pada penggunaan variasi torque maupun

untuk beban torque yang konstan. VSD secara empiris dapat menghemat hingga 20% pada

motor yang dipasang. Pada beban yang bervariasi, VSD kadangkala dapat menurunkan

pemakaian energi listrik pada pompa sentrifugal dan fan sebesar 50% atau lebih.

3.3 Kompresor

Kompresor udara adalah merupakan sistem transmisi daya yang menyediakan udara

bertekanan dan mendistribusikannya ke pengguna melalui pipa, dikontrol dan disesuaikan

dengan menggunakan beberapa katup kendali (lihat Gambar 2.6). Tekanan udara atau gas

dinaikkan dari level rendah menjadi lebih tinggi atau sedikit di atas tekanan yang dibutuhkan

oleh pengguna/konsumen. Keluaran yang dipasok dapat berupa tenaga mekanik yang

disesuaiakan dengan kebutuhan di sisi beban. Kompresor digunakan pada sistem yang

memerlukan tekanan lebih dari 20 psi.

Page 40: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

28 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

28 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Gambar 2.7: Potensi upaya penghematan energi di kompresor

3.4 Chiller

Chiller adalah mesin refrigerasi yang berfungsi untuk mendinginkan air pada sebuah sistem

tata udara (lihat Gambar 2.8). Air kemudian dialirkan ke AHU (Air Handling Unit) untuk

diambil dinginnya dan udara dingin yang dihasilkan dihembuskan ke ruangan. Chiller hampir

digunakan di semua industri dan bangunan. Potensi penghematan energi di Chiller salah

satunya melalui teknologi heat recovery (lihat Gambar 2.9). Sebuah refrigerant-to-water

heat exchanger dapat dipasang di pipa udara panas untuk memulihkan panas guna keperluan

pemanasan alternatif seperti pre-heating air suplai untuk boiler atau keperluan pemanas

lainnya. Hal ini menurut penelitian dari Carbon Trust (2011) dapat memberikan penghematan

energi sebesar 5% hingga 10%.

Page 41: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 29Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 29

Gambar 2.8: Chiller sebagai mesin refrigerasi

Gambar 2.9: Penerapan heat exchanger pada chiller untuk menghemat energi

Terdapat berbagai macam teknologi dan upaya yang dapat diimplementasikan dalam upaya

konservasi energi di sektor industri. Teknologi tersebut diterapkan menyesuaikan dengan

utilitas yang menjadi obyek dari peningkatan efisiensi energi. Beberapa teknologi dan upaya

konservasi energi terangkum dalam Tabel 2.3.

28 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Gambar 2.7: Potensi upaya penghematan energi di kompresor

3.4 Chiller

Chiller adalah mesin refrigerasi yang berfungsi untuk mendinginkan air pada sebuah sistem

tata udara (lihat Gambar 2.8). Air kemudian dialirkan ke AHU (Air Handling Unit) untuk

diambil dinginnya dan udara dingin yang dihasilkan dihembuskan ke ruangan. Chiller hampir

digunakan di semua industri dan bangunan. Potensi penghematan energi di Chiller salah

satunya melalui teknologi heat recovery (lihat Gambar 2.9). Sebuah refrigerant-to-water

heat exchanger dapat dipasang di pipa udara panas untuk memulihkan panas guna keperluan

pemanasan alternatif seperti pre-heating air suplai untuk boiler atau keperluan pemanas

lainnya. Hal ini menurut penelitian dari Carbon Trust (2011) dapat memberikan penghematan

energi sebesar 5% hingga 10%.

Page 42: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

30 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

30 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Tabel 2.3 Potensi penggunaan teknologi dalam meningkatkan efisiensi energi di utilitas

No ActionAverage Saving % of Energy

Consumption

BOILERS

1. Boiler Tune Up 2 - 3%

2. Reduce Operating Pressure 1 - 5%

3. Install Preheater 4 - 7%

4. Install Economizer 4 - 7%

5. Recover Heat from Condensate 3 - 15%

6. Minimize Radiation Heat Loss 1%

7. Select Optimum Steam Pressure 1%

8. Control Heat Using Instrument 1%

9. Clean Heating Surface 1%

WASTE HEAT GENERATOR

1. Waste Heat Recovery 5 - 25%

2. Fuel Additive 1 - 3%

3. Fuel Preheating 1%

ELECTRICAL POWER SYSTEMS

1. Raise Power Factor 5 – 6%

2. Electrical Balance Loads 1 – 5%

3. Lower Excess Transformer Capacity 3 – 3.5%

AIR CONDITIONING SYSTEM

1. Install VAV Controls 12.6%

2. Install Heat Exchanger for Incoming Air 12%

3. Install High Efficiency Chillers 9.6%

4. Maintain Clean AHU Filters, Cooling Coils 7.2%

5. Minimize Outdoor Air Intake 6%

6. Optimize Multiple Chiller Operation 4.9%

7. Raise A/C Condenser Temperature 4.1%

8. Replace Over-Sized Electrical Motor 3.8%

9. Raise Set Point to 25.5 C 3.6%

10. Relocate Office to Lower Cooling Load 3%

Page 43: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 31Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 31

11. Modify Airflow to Condenser 2.8%

12. Reduce A/C Equipment Run Time 2.3%

13. Install Variable Speed Pumps 1.6%

14. Install Small A/C for Separate Space 1.3%

15. Install High Efficiency Pumps 1.3%

4. Identifikasi Potensi Penghematan Energi

Upaya konservasi energi dapat dilakukan setelah dilakukan upaya identifikasi potensi

penghematan energi. Dengan adanya identifikasi ini, maka akan memudahkan pengelola atau

pemilik fasilitas atau manajer energi untuk mengetahui tindakan konservasi energi apa saja

yang perlu dilakukan, berapa investasi yang dibutuhkan, berapa penghematan dan

pengembalian yang akan diperoleh atas investasi tersebut. Identifikasi potensi penghematan

energi dapat dilakukan melalui beberapa pilihan, yakni:

1. Benchmark atau nilai acuan adalah adalah salah satu cara untuk mengetahui status

pemakaian energi pada suatu fasilitas dibandingkan dengan pemakaian energi di

fasilitas lain yang sejenis. Jika pemakaian energi di sebuah fasilitas yang sejenis

memiliki intensitas konsumsi energi per output produksi lebih tinggi dibanding nilai

acuan, maka dapat diduga bahwa ada peluang untuk melakukan konservasi energi

pada fasilitas tersebut. Tabel 1.6 di Bab sebelumnya merupakan salah satu contoh

dari benchmark intensitas energi di industri.

2. Audit energi adalah proses evaluasi pemanfaatan energi dan identifikasi peluang

penghematan energi. Rekomendasi yang dihasilkan dari audit energi berupa tindakan

konservasi energi apa saja yang perlu dilakukan untuk menghemat pemakaian energi

di suatu fasilitas.

3. Manajemen energi adalah suatu kegiatan untuk memperoleh dan mempertahankan

penyediaan energi dan pemanfaatannya secara optimum dengan tujuan

meminimalkan biaya energi/pemborosan tanpa mengganggu produksi dan

kualitasnya. Ini adalah sebuah sistem yang dibangun untuk melakukan identifikasi

potensi penghematan energi dan upaya konservasi yang direncanakan secara

berkelanjutan.

30 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Tabel 2.3 Potensi penggunaan teknologi dalam meningkatkan efisiensi energi di utilitas

No ActionAverage Saving % of Energy

Consumption

BOILERS

1. Boiler Tune Up 2 - 3%

2. Reduce Operating Pressure 1 - 5%

3. Install Preheater 4 - 7%

4. Install Economizer 4 - 7%

5. Recover Heat from Condensate 3 - 15%

6. Minimize Radiation Heat Loss 1%

7. Select Optimum Steam Pressure 1%

8. Control Heat Using Instrument 1%

9. Clean Heating Surface 1%

WASTE HEAT GENERATOR

1. Waste Heat Recovery 5 - 25%

2. Fuel Additive 1 - 3%

3. Fuel Preheating 1%

ELECTRICAL POWER SYSTEMS

1. Raise Power Factor 5 – 6%

2. Electrical Balance Loads 1 – 5%

3. Lower Excess Transformer Capacity 3 – 3.5%

AIR CONDITIONING SYSTEM

1. Install VAV Controls 12.6%

2. Install Heat Exchanger for Incoming Air 12%

3. Install High Efficiency Chillers 9.6%

4. Maintain Clean AHU Filters, Cooling Coils 7.2%

5. Minimize Outdoor Air Intake 6%

6. Optimize Multiple Chiller Operation 4.9%

7. Raise A/C Condenser Temperature 4.1%

8. Replace Over-Sized Electrical Motor 3.8%

9. Raise Set Point to 25.5 C 3.6%

10. Relocate Office to Lower Cooling Load 3%

Page 44: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

32 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

32 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

4.1 Sistem Manajemen Energi

Melalui PP No. 70 Tahun 2009 tentang Konservasi Energi, pemerintah telah mewajibkan bagi

industri yang menkonsumsi energi lebih besar atau sama dengan 6.000 setara ton barel

minyak (SBM) per tahun wajib melakukan konservasi energi melalui manajemen energi.

Manajemen energi sebagaimana dimaksud dilakukan dengan: 1) menunjuk manajer energi, 2)

menyusun program konservasi energi, 3) melaksanakan audit energi secara berkala, 4)

melaksanakan rekomendasi hasil audit energi, dan 5) melaporkan pelaksanaan konservasi

energi setiap tahun kepada Menteri, gubernur, bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya

masing-masing.

Di dalam dunia internasional telah disusun sebuah standar internasional oleh International

Organization for Standardization (ISO) dalam mempraktekkan sebuah sistem manajemen

energi. ISO 50001 tentang Standar Sistem Manajemen Energi menyediakan kerangka

berbasis pasar dan praktik terbaik untuk mengintegrasikan efisiensi energi ke dalam budaya

korporat industri dan praktik manajemen sehari-hari. Manajemen energi tidak hanya

digunakan sebagai alat untuk identifikasi potensi penghematan energi, namun juga lebih dari

itu diterapkan sebagai sebuah budaya dalam perusahaan yang melibatkan, didukung dan

diterapkan secara menyeluruh mulai dari pimpinan puncak perusahaan hingga staff teknis

pelaksana di lapangan.

Gambar 2.10: Standar sistem manajemen energi ISO 50001

Page 45: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 33Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 33

Di dalam ISO 50001, kebijakan energi dikeluarkan oleh pimpinan puncak perusahaan, dan

kemudian dilakukan perencanaan energi sebagai bentuk implementasi dari kebijakan energi

yang telah dicanangkan (lihat Gambar 2.10). Rencana energi kemudian diimplementasikan

secara menyeluruh, dimonitor dan diukur pelaksanaannya dan kemudian dilakukan audit

secara menyeluruh atas pelaksanaan rencana energi. Hasil dari audit menjadi bahan

pertimbangan pimpinan puncak atas hasil evaluasi kebijakan energi yang telah diterapkan.

Peranan dari manajer energi di dalam sistem manajemen energi telah ditetapkan di dalam

Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) dari profesi manajer energi yang

meliputi 7 unit kompetensi yaitu:

1. Menerapkan prinsip-prinsip konservasi energi

2. Menjelaskan sistem penyediaan dan pemanfaatan energi yang berkelanjutan

3. Menyiapkan proses audit energi

4. Melakukan audit energi

5. Menyusun program aksi implementasi konservasi energi

6. Melaksanakan program peningkatan efisiensi energi

7. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi implementasi program konservasi energi

4.2 Audit Energi

Salah satu komponen dari sistem manajemen energi terdapat kegiatan audit energi. Kegiatan

audit energi di Indonesia telah distandarisasi dalam SNI 6196 tahun 2011. Di dalam SNI

tersebut audit energi didefinisikan sebagai sebuah proses evaluasi pemanfaatan energi dan

identifikasi peluang penghematan energi serta rekomendasi peningkatan efisiensi pada

penggunaa energi dan pengguna sumber energi dalam rangka konservasi energi. Proses audit

dapat berupa inspeksi, survei dan analisis aliran energi untuk konservasi energi pada

bangunan, proses atau sistem untuk mengurangi jumlah masukan energi ke dalam sistem

tanpa menimbulkan dampak negatif pada sisi produktivitas.

Tujuan dari kegiatan audit energi diantaranya adalah

1. Untuk mengidentifikasi jenis-jenis penggunaan energi dan biaya yang digunakan

dalam mengkonsumsi energi.

2. Untuk mengidentifikasi kemungkinan pemborosan dalam penggunaan energi.

3. Untuk mengidentifikasi peluang pengurangan pemborosan energi dan biaya

32 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

4.1 Sistem Manajemen Energi

Melalui PP No. 70 Tahun 2009 tentang Konservasi Energi, pemerintah telah mewajibkan bagi

industri yang menkonsumsi energi lebih besar atau sama dengan 6.000 setara ton barel

minyak (SBM) per tahun wajib melakukan konservasi energi melalui manajemen energi.

Manajemen energi sebagaimana dimaksud dilakukan dengan: 1) menunjuk manajer energi, 2)

menyusun program konservasi energi, 3) melaksanakan audit energi secara berkala, 4)

melaksanakan rekomendasi hasil audit energi, dan 5) melaporkan pelaksanaan konservasi

energi setiap tahun kepada Menteri, gubernur, bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya

masing-masing.

Di dalam dunia internasional telah disusun sebuah standar internasional oleh International

Organization for Standardization (ISO) dalam mempraktekkan sebuah sistem manajemen

energi. ISO 50001 tentang Standar Sistem Manajemen Energi menyediakan kerangka

berbasis pasar dan praktik terbaik untuk mengintegrasikan efisiensi energi ke dalam budaya

korporat industri dan praktik manajemen sehari-hari. Manajemen energi tidak hanya

digunakan sebagai alat untuk identifikasi potensi penghematan energi, namun juga lebih dari

itu diterapkan sebagai sebuah budaya dalam perusahaan yang melibatkan, didukung dan

diterapkan secara menyeluruh mulai dari pimpinan puncak perusahaan hingga staff teknis

pelaksana di lapangan.

Gambar 2.10: Standar sistem manajemen energi ISO 50001

Page 46: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

34 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

34 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

konsumsi energi, baik melalui pencegahan, perbaikan teknikal/operasional, atau

investasi peralatan baru.

4. Untuk menganalisa kelayakan secara ekonomi peluang pengurangan pemborosan

energi dan memberikan rekomendasi untuk diterapkan.

Audit energi secara umum dapat dilakukan oleh internal perusahaan melalui manajer energi,

namun juga dapat dilakukan oleh pihak ketiga yakni tim konsultan atau perusahaan penyedia

audit energi. Susunan dari tim audit energi disarankan terdiri dari 4 bidang keahlian yakni,

ahli sistim kelistrikan, ahli mesin dan transfer panas, ahli manajemen dan ahli keuangan.

Auditor energi di Indonesia telah memiliki SKKNI, yakni: menerapkan keselamatan dan

kesehatan kerja (K3), menyiapkan proses audit energi, melakukan survei lapangan,

melakukan analisis data lapangan, dan membuat laporan audit energi.

Terdapat beberapa jenis audit energi yang pemilihannya tergantung pada fungsi, ukuran dan

tipe obyek yang akan diaudit, tingkat kedalaman jenis audit yang dibutuhkan, potensi dan

besarnya penghematan energi dan juga besarnya pengurangan biaya energi yang diinginkan.

Untuk standar internasional yang dipakai dalam audit energi mengacu pada standar yang

dibuat oleh American Society of Heating, Refrigeration, and Air-Conditioning Engineers

(ASHRAE). Sedangkan untuk standar nasional yang dipakai dalam audit energi adalah

mengacu pada SNI 6196:2011. Audit energi yang mengacu pada SNI 6196:2011 pada

dasarnya merupakan adopsi secara lokal dari standar ASHRAE. Baik standar internasional

maupun standar internasional merupakan standar untuk pelaksanaan audit energi untuk sektor

bangunan, namun dapat digunakan juga sebagai standar kegiatan audit energi di sektor

industri. Hal ini karena prinsip-prinsip pelaksanaan dari audit energi adalah sama dan hanya

obyeknya saja yang berbeda-beda.

Di dalam standar internasional yang diterbitkan oleh ASHRAE, ada 3 jenis level audit yang

dapat dilakukan berdasarkan perbedaan tingkat kedalaman jenis audit, potensi dan besarnya

penghematan energi, yakni:

1. ASHRAE Level 1: Walk-through Analysis/Preliminary Audit

2. ASHRAE Level 2 :Energy Survey and Analysis

3. ASHRAELevel 3: Detailed Analysis of Capital Intensive Modifications/

Investment Grade Energy Audit (IGEA)

Page 47: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 35Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 35

ASHRAE Level 1: Walk-through Analysis/Preliminary Audit

Melibatkan wawancara singkat dengan personil operasi dari obyek audit, ulasan tagihan

energi dan data operasi lain, dan observasi di fasilitas obyek audit. Audit ini diarahkan untuk

mengidentifikasi potensi penghematan energi, dan memahami sistem energi pada obyek.

Audit menghasilkan berbagai langkah efisiensi energi dalam obyek tersebut yang rendah

biaya/tanpa biaya. Biasanya laporan rekomendasi tidak disampaikan secara rinci.

ASHRAE Level 2: Energy Survey and Analysis

Pengumpulan data audit level 2 dilakukan lebih detail, komprehensif dan waktu yang

diperlukan lebih lama. Dilakukan inspeksi dan pengukuran secara langsung terhadap obyek.

Audit level 2 harus menghasilkan laporan yang jelas dan ringkas dan menggambarkan

berbagai potensi Energy Efficiency Measures (EEM), maupun potensi perubahan operasional.

Potensi tersebut harus dianalisa lebih lanjut berdasarkan potensi penghematan energi, Life

Cycle Cost (LCC) Analysis dan dampak dari implementasinya. Dari analisa ini, diperoleh

penilaian kelayakan modal proyek untuk audit level 3.

ASHRAE Level 3: Detailed Analysis of Capital Intensive Modifications

Beberapa hasil laporan yang disampaikan pada audit level-2 audit terkadang membutuhkan

investasi dengan modal besar, personil, dan sumber daya lainnya. Sebelum membuat

investasi lebih lanjut, pemilik proyek biasanya ingin memiliki pemahaman yang lebih

menyeluruh dan terperinci tentang manfaat, biaya, dan ekspektasi kinerja dari hasil investasi.

Ini adalah tujuan dari audit level 3 atau sering kali disebut “investment grade-audit”. Dalam

kebanyakan kasus, rekomendasi dan ruang lingkup definisi untuk audit Level-3 biasanya

merupakan hasil dari proses Level-2.

Investment Grade Energy Audit (IGEA) adalah proses perhitungan & analisa konsumsi energi

untuk mengidentifikasi potensi kemungkinan penghematan energi melalui pelaksanaan dan

penerapan EEM, dan teknologi. IGEA adalah laporan rinci mendefinisikan berbagai langkah

konservasi energi, biaya penghematan energi, investasi yang dibutuhkan, dan payback atas

investasi tersebut. Analisa yang dilakukan pada audit level 3 adalah:

1. Analisa Teknik

Dilakukan secara spesifik pada langkah-langkah padat modal, dan laporan yang

34 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

konsumsi energi, baik melalui pencegahan, perbaikan teknikal/operasional, atau

investasi peralatan baru.

4. Untuk menganalisa kelayakan secara ekonomi peluang pengurangan pemborosan

energi dan memberikan rekomendasi untuk diterapkan.

Audit energi secara umum dapat dilakukan oleh internal perusahaan melalui manajer energi,

namun juga dapat dilakukan oleh pihak ketiga yakni tim konsultan atau perusahaan penyedia

audit energi. Susunan dari tim audit energi disarankan terdiri dari 4 bidang keahlian yakni,

ahli sistim kelistrikan, ahli mesin dan transfer panas, ahli manajemen dan ahli keuangan.

Auditor energi di Indonesia telah memiliki SKKNI, yakni: menerapkan keselamatan dan

kesehatan kerja (K3), menyiapkan proses audit energi, melakukan survei lapangan,

melakukan analisis data lapangan, dan membuat laporan audit energi.

Terdapat beberapa jenis audit energi yang pemilihannya tergantung pada fungsi, ukuran dan

tipe obyek yang akan diaudit, tingkat kedalaman jenis audit yang dibutuhkan, potensi dan

besarnya penghematan energi dan juga besarnya pengurangan biaya energi yang diinginkan.

Untuk standar internasional yang dipakai dalam audit energi mengacu pada standar yang

dibuat oleh American Society of Heating, Refrigeration, and Air-Conditioning Engineers

(ASHRAE). Sedangkan untuk standar nasional yang dipakai dalam audit energi adalah

mengacu pada SNI 6196:2011. Audit energi yang mengacu pada SNI 6196:2011 pada

dasarnya merupakan adopsi secara lokal dari standar ASHRAE. Baik standar internasional

maupun standar internasional merupakan standar untuk pelaksanaan audit energi untuk sektor

bangunan, namun dapat digunakan juga sebagai standar kegiatan audit energi di sektor

industri. Hal ini karena prinsip-prinsip pelaksanaan dari audit energi adalah sama dan hanya

obyeknya saja yang berbeda-beda.

Di dalam standar internasional yang diterbitkan oleh ASHRAE, ada 3 jenis level audit yang

dapat dilakukan berdasarkan perbedaan tingkat kedalaman jenis audit, potensi dan besarnya

penghematan energi, yakni:

1. ASHRAE Level 1: Walk-through Analysis/Preliminary Audit

2. ASHRAE Level 2 :Energy Survey and Analysis

3. ASHRAELevel 3: Detailed Analysis of Capital Intensive Modifications/

Investment Grade Energy Audit (IGEA)

Page 48: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

36 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

36 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

dihasilkan dibuat sangat detail.

2. Analisa Finansial

Analisa dari biaya modal dan penghematan biaya yang diharapkan termasuk

biaya implementasi dari kontraktor dan vendor, biaya kontingensi, biaya

manajemen proyek dan konstruksi, biaya komisioning, pajak, biaya pelatihan

awal dan biaya tahunan (M&V, O&M).

3. Analisa Resiko

Analisa resiko mempertimbangkan resiko desain dan konstruksi, resiko kinerja,

finansial, ekonomi dan regulasi, resiko pasar, resiko lingkungan, resiko hukum,

dan force majeure.

Tabel 2.4 Bentuk pelaporan dari kegiatan audit energi di berbagai level

Level 1 Level 2 Level 3 (IGEA)

• Executive Summary

• Keterangan singkat

tentang obyek/fasilitas

target audit

• Ruang lingkup

audit/metodologi

• Preliminary analysis

berupa benchmark

analysis

• List no-cost dan low-cost

implementasi dari EEM

• Potensi penghematan yang

dapat dipertimbangkan ke

depan

• Semua item yang ada pada audit

Level 1

• Analisa yang lebih komprehensif

terhadap penggunaan energi

• Deskripsi semua jenis peralatan

pengkonsumsi energi dan deskripsi

sistem energi

• Analisa ekonomi dari EEM

• Deskripsi EEM yang

direkomendasikan/tidak layak secara

ekonomi

• Perhitungan biaya pemasangan,

penghematan energi, dan

penghematan O&M

• Capital intensive yang membutuhkan

audit level 3.

• Analisa perhitungan energi yang rinci

• Measurement and Verification

(M&V)

• Semua item pada audit

level 2

• Detail informasi pada

langkah-langkah yang

capital intensive,

termasuk skema, jenis

peralatan, spesifikasi,

dan biaya

• Evaluasi ekonomi atas

implementasi EEM

yang sangat rinci.

Page 49: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 37Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 37

4.3 Pengukuran dan Verifikasi Penghematan Energi

Untuk memastikan bahwa implementasi dari rekomendasi hasil audit energi telah memenuhi

kriteria penghematan energi dan biaya konsumsi energi sesuai dengan yang telah dianalisa

dalam audit energi, maka perlu dilakukan pengukuran dan verifikasi atau measurement and

verification (M&V). M&V juga untuk memastikan bahwa investasi yang telah ditanamkan

dalam proyek efisiensi energi berjalan sesuai harapan atau dapat meminimalisir kerugian

dalam investasi. Secara umum, M&V perlu dilakukan dalam sebuah proyek energi efisiensi

dengan tujuan untuk:

1. Secara akurat menilai keberhasilan penghematan energi untuk sebuah proyek,

2. Mengalokasikan risiko kepada pihak yang tepat,

3. Mengurangi ketidakpastian atas keberhasilan proyek ke tingkat yang wajar,

4. Memantau kinerja peralatan/teknologi yang diinstal.

5. Mencari peluang penghematan energi yang baru.

6. Meningkatkan operasional dan pemeliharaan (O & M),

7. Memverifikasi atas jaminan penghematan biaya energi

8. Memungkinkan untuk penyesuaian yang diperlukan di masa depan.

Untuk melakukan M&V penghematan energi dari proyek-proyek energi efisiensi memerlukan

perencanaan khusus dan kegiatan teknis. Sehingga diperlukan tenaga ahli khusus yang

menguasai bidang teknis. Tenaga ini bisa berasal dari pihak internal maupun dari pihak

eksternal. Ada beberapa standar protokol M&V secara internasional, diantaranya adalah the

International Performance Measurement & Verification Protocol (IPMVP 2001), FEMP

M&V Guidelines: Measurement and Verification for Federal Energy Projects Version 2.2

(2000), dan ASHRAE Guideline 14: Measurement of Energy and Demand Savings (2002).

Namun secara umum, protokol M&V bisa dijelaskan sebagai berikut:

Sebelum implementasi proyek:

Step 1: Mendefiniskan kondisi konsumsi energi saat ini dan proyeksinya ke depan/baseline.

Bertujuan untuk memperkirakan penghematan dengan membandingkan penggunaan

energi dasar dengan penggunaan energi pasca-instalasi

Step 2: Membuat rencana rinci M&V. Metode yang dipilih memiliki pengaruh yang

signifikan pada bagaimana baseline didefinisikan dan kegiatan apa saja yang

36 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

dihasilkan dibuat sangat detail.

2. Analisa Finansial

Analisa dari biaya modal dan penghematan biaya yang diharapkan termasuk

biaya implementasi dari kontraktor dan vendor, biaya kontingensi, biaya

manajemen proyek dan konstruksi, biaya komisioning, pajak, biaya pelatihan

awal dan biaya tahunan (M&V, O&M).

3. Analisa Resiko

Analisa resiko mempertimbangkan resiko desain dan konstruksi, resiko kinerja,

finansial, ekonomi dan regulasi, resiko pasar, resiko lingkungan, resiko hukum,

dan force majeure.

Tabel 2.4 Bentuk pelaporan dari kegiatan audit energi di berbagai level

Level 1 Level 2 Level 3 (IGEA)

• Executive Summary

• Keterangan singkat

tentang obyek/fasilitas

target audit

• Ruang lingkup

audit/metodologi

• Preliminary analysis

berupa benchmark

analysis

• List no-cost dan low-cost

implementasi dari EEM

• Potensi penghematan yang

dapat dipertimbangkan ke

depan

• Semua item yang ada pada audit

Level 1

• Analisa yang lebih komprehensif

terhadap penggunaan energi

• Deskripsi semua jenis peralatan

pengkonsumsi energi dan deskripsi

sistem energi

• Analisa ekonomi dari EEM

• Deskripsi EEM yang

direkomendasikan/tidak layak secara

ekonomi

• Perhitungan biaya pemasangan,

penghematan energi, dan

penghematan O&M

• Capital intensive yang membutuhkan

audit level 3.

• Analisa perhitungan energi yang rinci

• Measurement and Verification

(M&V)

• Semua item pada audit

level 2

• Detail informasi pada

langkah-langkah yang

capital intensive,

termasuk skema, jenis

peralatan, spesifikasi,

dan biaya

• Evaluasi ekonomi atas

implementasi EEM

yang sangat rinci.

Page 50: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

38 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

38 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

dilakukan selama audit.

Setelah implementasi proyek:

Step 3: Commisioning sistem untuk memastikan bahwa peralatan yang dipasang bekerja

sesuai dengan dengan spesifikasi sebelum penerimaan proyek.

Step 4: Verifikasi pasca-pemasangan memastikan bahwa peralatan/sistem terus beroperasi

dengan benar dan memiliki potensi untuk menghasilkan penghematan sesuai dengan

yang diprediksi.

Step 5: Verifikasi reguler terhadap performa peralatan selama periode yang disepakati. Untuk

memastikan bahwa peralatan yang dipasang telah dipelihara dengan baik, terus

beroperasi dengan benar, dan terus memiliki potensi untuk menghasilkan prediksi

penghematan. Data yang dikumpulkan juga dapat digunakan untuk menentukan

penghematan yang sebenarnya dicapai.

Prokol M&V ini harus disertakan dalam proposal pembiayaan proyek efisiensi energi guna

menjadi bahan periksa dan persetujuan oleh pemilik perusahaan atau investor, dan atau

lembaga pembiayaan seperti bank dan asuransi. Bagi pemilik perusahaan atau investor,

dengan mengetahui dan menyetujui M&V sangat berguna untuk memastikan bahwa investasi

yang telah ditanamkan akan berjalan dengan baik. Bagi lembaga pembiayaan, dengan

mengetahui dan menyetujui M&V sangat berguna untuk memastikan bahwa pinjaman yang

diberikan untuk membiayai proyek tersebut akan dapat kembali sesuai dengan tenor yang

disetujui.

Page 51: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 39Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 39

Pengantar Bab 3Pendekatan Dasar dalam Proyek Efisiensi Energi

Tujuan 1. Memahami fungsi dari Energy Services Company (ESCO)

2. Mengetahui berbagai jenis kontrak kerjasama proyek efisiensi

energi.

Waktu 90 menit

Metode 1. Ceramah oleh narasumber/fasilitator

2. Tanya jawab forum

Alat dan Bahan Alat Tulis, Proyektor, Pointer, Kertas Plano dan Laptop

Tahapan Fasilitasi Pelatihan :

1. Pengantar

Fasilitator menjelaskan secara umum tujuan, alur dan alokasi waktu pada sesi ini.

Kemudian fasilitator mempersilahkan partisipan untuk bertanya dan memberi masukan

jika diperlukan. (waktu : 5 menit)

2. Ceramah Narasumber/Fasilitator

Sesi diikuti dengan paparan narasumber tentang pendekatan dasar dalam proyek efisiensi

energi. (waktu : 55 menit)

3. Tanya Jawab Forum

Sesi dilanjutkan dengan tanya jawab dan diskusi forum antara peserta pelatihan dengan

narasumber/fasilitator terkait dengan paparan yang disampaikan sebelumnya. (waktu : 30

menit)

38 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

dilakukan selama audit.

Setelah implementasi proyek:

Step 3: Commisioning sistem untuk memastikan bahwa peralatan yang dipasang bekerja

sesuai dengan dengan spesifikasi sebelum penerimaan proyek.

Step 4: Verifikasi pasca-pemasangan memastikan bahwa peralatan/sistem terus beroperasi

dengan benar dan memiliki potensi untuk menghasilkan penghematan sesuai dengan

yang diprediksi.

Step 5: Verifikasi reguler terhadap performa peralatan selama periode yang disepakati. Untuk

memastikan bahwa peralatan yang dipasang telah dipelihara dengan baik, terus

beroperasi dengan benar, dan terus memiliki potensi untuk menghasilkan prediksi

penghematan. Data yang dikumpulkan juga dapat digunakan untuk menentukan

penghematan yang sebenarnya dicapai.

Prokol M&V ini harus disertakan dalam proposal pembiayaan proyek efisiensi energi guna

menjadi bahan periksa dan persetujuan oleh pemilik perusahaan atau investor, dan atau

lembaga pembiayaan seperti bank dan asuransi. Bagi pemilik perusahaan atau investor,

dengan mengetahui dan menyetujui M&V sangat berguna untuk memastikan bahwa investasi

yang telah ditanamkan akan berjalan dengan baik. Bagi lembaga pembiayaan, dengan

mengetahui dan menyetujui M&V sangat berguna untuk memastikan bahwa pinjaman yang

diberikan untuk membiayai proyek tersebut akan dapat kembali sesuai dengan tenor yang

disetujui.

Page 52: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

40 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

40 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Chapter 3Pendekatan Dasar dalam Proyek Efisiensi Energi

Energy Services Company atau ESCO berperan sangat penting dalam mensukseskan

pelaksanaan proyek efisiensi energi. ESCO pada dasarnya adalah sebuah entitas bisnis yang

berfungsi sebagai: 1) Penyedia jasa konsultasi teknis, 2) Investor, dan 3) Penjamin performa

atas jasa yang telah diberikan. Sebagai penyedia jasa konsultasi teknis, ESCO dapat

melakukan audit energi, menentukan potensi konservasi energi, mengadakan kajian

kelayakan sebuah proyek efisiensi energi, mengerjakan proyek efisiensi energi dan

melakukan komisioning atas hasil pekerjaan tersebut. Sebagai investor, ESCO dapat

bertindak sebagai penyandang dana baik sebagai investor, co-investor atau melalui saham.

Kemudian sebagai penjamin performa efisiensi energi, ESCO dapat menjamin resiko dan

melakukan perawatan atas peralatan yang diinvestasikan tersebut.

1. Energy Performance Contracting (EPC)

Ada berbagai bentuk kontrak kerja yang dapat dilakukan antara pemilik proyek atau

pengusaha dalam skema Energy Performance Contracting (EPC). EPC adalah suatu bentuk

“pembiayaan kreatif” untuk meningkatkan kapasitas modal yang dapat digunakan untuk

membiayai proyek efisiensi energi dan memperoleh penghematan atas biaya energi. Dengan

mekanisme seperti EPC, pihak eksternal seperti ESCO dapat mengimplementasikan sebuah

proyek efisiensi energi dan memperoleh pendapatan dari penghematan biaya energi yang

dihasilkan. Pendapatan tersebut dapat digunakan untuk membayar biaya proyek, termasuk

mengembalikan biaya investasi. Pada dasarnya ESCO tidak akan menerima pembayaran

kecuali jika proyek yang telah dikerjakan memberikan penghematan energi seperti yang

diharapkan. Gambar 3.1 mengilustrasikan konsep dari EPC.

Pendekatan EPC didasarkan pada metode transfer risiko teknis dari klien pemilik proyek ke

ESCO berdasarkan jaminan kinerja yang diberikan oleh ESCO. Dalam EPC pendapatan

ESCO diperoleh pada kinerja penghematan energi yang dihasilkan. EPC merupakan salah

satu skema untuk memperbaiki konsumsi energi di berbagai peralatan di industri. Biasanya

industri memiliki keterbatasan terkait penghematan energi baik dari aspek teknis, tenaga kerja

atau manajemen waktu, modal, pemahaman risiko, atau teknologi informasi.

Page 53: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 41Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 41

Gambar 3.1: Konsep dari Energy Performance Contracting (EPC)

(Sumber: Berliner Energieagentur GmbH)

Ada dua bentuk skema EPC, yakni 1) guaranteed savings dan 2) shared savings. Guaranteed

savings berarti bahwa investasi disediakan oleh pengusaha atau pemilik proyek, sedangkan

penghematan energi akan dijamin oleh ESCO (lihat Gambar 3.2). Pengusaha atau pemilik

proyek memperoleh pendanaan langsung dari bank atau lembaga pembiayaan (lihat Gambar

3.3). Hasil penghematan energi dari proyek tersebut akan dibagi antara ESCO dan pemilik

proyek dalam proporsi yang telah disepakati. ESCO akan menjamin hasil penghematan

energi untuk menutupi investasi yang telah dikeluarkan untuk biaya proyek. Jika hasil

penghematan energi kurang dari jumlah yang dijamin, maka ESCO akan membayar kerugian

ke pemilik proyek. Namun, jika hasil penghematan energi lebih besar dari yang dijamin,

maka pelanggan membayar persentase dari kelebihan penghematan energi tersebut ke ESCO.

Gambar 3.2: Cash flow dari guaranteed savings40 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Chapter 3Pendekatan Dasar dalam Proyek Efisiensi Energi

Energy Services Company atau ESCO berperan sangat penting dalam mensukseskan

pelaksanaan proyek efisiensi energi. ESCO pada dasarnya adalah sebuah entitas bisnis yang

berfungsi sebagai: 1) Penyedia jasa konsultasi teknis, 2) Investor, dan 3) Penjamin performa

atas jasa yang telah diberikan. Sebagai penyedia jasa konsultasi teknis, ESCO dapat

melakukan audit energi, menentukan potensi konservasi energi, mengadakan kajian

kelayakan sebuah proyek efisiensi energi, mengerjakan proyek efisiensi energi dan

melakukan komisioning atas hasil pekerjaan tersebut. Sebagai investor, ESCO dapat

bertindak sebagai penyandang dana baik sebagai investor, co-investor atau melalui saham.

Kemudian sebagai penjamin performa efisiensi energi, ESCO dapat menjamin resiko dan

melakukan perawatan atas peralatan yang diinvestasikan tersebut.

1. Energy Performance Contracting (EPC)

Ada berbagai bentuk kontrak kerja yang dapat dilakukan antara pemilik proyek atau

pengusaha dalam skema Energy Performance Contracting (EPC). EPC adalah suatu bentuk

“pembiayaan kreatif” untuk meningkatkan kapasitas modal yang dapat digunakan untuk

membiayai proyek efisiensi energi dan memperoleh penghematan atas biaya energi. Dengan

mekanisme seperti EPC, pihak eksternal seperti ESCO dapat mengimplementasikan sebuah

proyek efisiensi energi dan memperoleh pendapatan dari penghematan biaya energi yang

dihasilkan. Pendapatan tersebut dapat digunakan untuk membayar biaya proyek, termasuk

mengembalikan biaya investasi. Pada dasarnya ESCO tidak akan menerima pembayaran

kecuali jika proyek yang telah dikerjakan memberikan penghematan energi seperti yang

diharapkan. Gambar 3.1 mengilustrasikan konsep dari EPC.

Pendekatan EPC didasarkan pada metode transfer risiko teknis dari klien pemilik proyek ke

ESCO berdasarkan jaminan kinerja yang diberikan oleh ESCO. Dalam EPC pendapatan

ESCO diperoleh pada kinerja penghematan energi yang dihasilkan. EPC merupakan salah

satu skema untuk memperbaiki konsumsi energi di berbagai peralatan di industri. Biasanya

industri memiliki keterbatasan terkait penghematan energi baik dari aspek teknis, tenaga kerja

atau manajemen waktu, modal, pemahaman risiko, atau teknologi informasi.

Page 54: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

42 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

42 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Gambar 3.3: Struktur pembiayaan proyek efisiensi energi dalam skema EPC guaranteed

savings

Skema guaranteed savings kemungkinan hanya akan bekerja dengan baik di negara-negara

maju yang memiliki persyaratan sebagai berikut: 1) memiliki struktur perbankan yang mapan,

2) mengenal dengan baik skema pembiayaan proyek, dan 3) memiliki keahlian teknis yang

memadai. Biasanya sektor perbankan tersebut juga telah memahami dan memiliki

pengalaman yang cukup dalam proyek efisiensi energi.

Skema shared savings berarti baik investasi dari proyek efisiensi energi maupun

penghematan energi disediakan dan dijamin oleh ESCO. Sedangkann hasil penghematan

energi akan dibagi dalam proporsi yang telah disepakati antara ESCO dan pemilik proyek

atau pengusaha tersebut (lihat Gambar 3.4 dan 3.5). Setelah periode dari kontrak berakhir,

pengusaha akan memiliki proyek tersebut sepenuhnya.

Konsep shared savings merupakan model pengantar yang baik bagi pasar yang sedang

berkembang karena pemilik proyek menganggap tidak ada resiko keuangan yang harus

mereka tanggung. Dari sudut pandang ESCO skema ini memiliki nilai tambah dari layanan

pembiayaan mereka. Namun model ini cenderung untuk menciptakan hambatan bagi

perusahaan ESCO kecil karena keterbatasan permodalan mereka, sehingga hanya mampu

menangani satu jenis proyek saja. Oleh karena itu, konsep ini dapat membatasi pertumbuhan

Page 55: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 43Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

42 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Gambar 3.3: Struktur pembiayaan proyek efisiensi energi dalam skema EPC guaranteed

savings

Skema guaranteed savings kemungkinan hanya akan bekerja dengan baik di negara-negara

maju yang memiliki persyaratan sebagai berikut: 1) memiliki struktur perbankan yang mapan,

2) mengenal dengan baik skema pembiayaan proyek, dan 3) memiliki keahlian teknis yang

memadai. Biasanya sektor perbankan tersebut juga telah memahami dan memiliki

pengalaman yang cukup dalam proyek efisiensi energi.

Skema shared savings berarti baik investasi dari proyek efisiensi energi maupun

penghematan energi disediakan dan dijamin oleh ESCO. Sedangkann hasil penghematan

energi akan dibagi dalam proporsi yang telah disepakati antara ESCO dan pemilik proyek

atau pengusaha tersebut (lihat Gambar 3.4 dan 3.5). Setelah periode dari kontrak berakhir,

pengusaha akan memiliki proyek tersebut sepenuhnya.

Konsep shared savings merupakan model pengantar yang baik bagi pasar yang sedang

berkembang karena pemilik proyek menganggap tidak ada resiko keuangan yang harus

mereka tanggung. Dari sudut pandang ESCO skema ini memiliki nilai tambah dari layanan

pembiayaan mereka. Namun model ini cenderung untuk menciptakan hambatan bagi

perusahaan ESCO kecil karena keterbatasan permodalan mereka, sehingga hanya mampu

menangani satu jenis proyek saja. Oleh karena itu, konsep ini dapat membatasi pertumbuhan Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 43

pasar dan persaingan antar ESCOs dan juga antar lembaga pembiayaan dalam jangka panjang.

Secara umum, perbedaan antara skema guaranteed savings dan shared savings dapat dilihat

di Tabel 3.1.

Gambar 3.4: Cash flow dari shared savings

Gambar 3.5: Struktur pembiayaan proyek efisiensi energi dalam skema EPC shared savings

Page 56: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

44 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

44 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Tabel 3.1 Perbandingan antara guaranteed savings dan shared savings

Guaranteed Savings Shared Savings

Performa kinerja tergantung pada tingkat konsumsi energi yang berhasil dihemat

Performa kinerja tergantung pada biaya energi yang berhasil dihemat

Tingkat penghematan energi dijamin untuk memenuhi kewajiban utang atas modal investasi

Jumlah pembayaran kepada ESCO terkait dengan harga energi; bertaruh pada harga energi dapat berisiko.

ESCO menanggung risiko atas kinerjapenghematan energi. Pemilik proyek atau pengusaha menanggung risiko kredit pada bank

ESCO menanggung resiko kinerja atas penghematan energi dan sekaligus resiko kredit pada bank.

Pemilik proyek atau pengusaha harus layak kredit pada penilaian bank

ESCO dapat menjadi perantara dalam mengakses kredit bagi pemilik proyek atau pengusaha yang tidak memiliki akses ke sumber pembiayaan.

ESCO dapat melakukan lebih banyak proyek tanpa khawatir akan modal kerja mereka.

Hanya ESCO besar berkembang dengan baik. ESCO kecil tidak dapat mengerjakan lebih dari satu proyek karena kendala modal kerja

Semua jenis proyek efisiensi energi dapat dikerjakan oleh ESCO, tanpa khawatir terhadap periode pengembalian investasi.

Hanya proyek-proyek efisiensi energi dengan periode pengembalian investasi pendek saja yang akan dikerjakan oleh ESCO.

Total penghematan energi yang diperoleh akan lebih besar, hal ini karena investasi yang ditanamkan juga besar.

Penghematan energi yang diperoleh kecil, karena proyek efisiensi energi yang dikerjakan skalanya kecil.

2. Bentuk Kontrak Kerja Alternatif dalam Proyek Efisiensi Energi

Ada banyak jenis kontrak kerja alternative dalam proyek efisiensi energi selain model EPC

yang dapat digunakan. Diantaranya adalah kontrak 'chauffage', kontrak

Build-Own-Operate-Transfer (BOOT) dan kontrak sewa (leasing contract).

2.1 Kontrak 'Chauffage'

Kontrak kerja jenis ini sangat familiar digunakan di Eropa, di mana ESCO mengambil

alih tanggung jawab penuh atas serangkaian jasa untuk menyediakan energi sesuai

Page 57: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 45Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

44 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Tabel 3.1 Perbandingan antara guaranteed savings dan shared savings

Guaranteed Savings Shared Savings

Performa kinerja tergantung pada tingkat konsumsi energi yang berhasil dihemat

Performa kinerja tergantung pada biaya energi yang berhasil dihemat

Tingkat penghematan energi dijamin untuk memenuhi kewajiban utang atas modal investasi

Jumlah pembayaran kepada ESCO terkait dengan harga energi; bertaruh pada harga energi dapat berisiko.

ESCO menanggung risiko atas kinerjapenghematan energi. Pemilik proyek atau pengusaha menanggung risiko kredit pada bank

ESCO menanggung resiko kinerja atas penghematan energi dan sekaligus resiko kredit pada bank.

Pemilik proyek atau pengusaha harus layak kredit pada penilaian bank

ESCO dapat menjadi perantara dalam mengakses kredit bagi pemilik proyek atau pengusaha yang tidak memiliki akses ke sumber pembiayaan.

ESCO dapat melakukan lebih banyak proyek tanpa khawatir akan modal kerja mereka.

Hanya ESCO besar berkembang dengan baik. ESCO kecil tidak dapat mengerjakan lebih dari satu proyek karena kendala modal kerja

Semua jenis proyek efisiensi energi dapat dikerjakan oleh ESCO, tanpa khawatir terhadap periode pengembalian investasi.

Hanya proyek-proyek efisiensi energi dengan periode pengembalian investasi pendek saja yang akan dikerjakan oleh ESCO.

Total penghematan energi yang diperoleh akan lebih besar, hal ini karena investasi yang ditanamkan juga besar.

Penghematan energi yang diperoleh kecil, karena proyek efisiensi energi yang dikerjakan skalanya kecil.

2. Bentuk Kontrak Kerja Alternatif dalam Proyek Efisiensi Energi

Ada banyak jenis kontrak kerja alternative dalam proyek efisiensi energi selain model EPC

yang dapat digunakan. Diantaranya adalah kontrak 'chauffage', kontrak

Build-Own-Operate-Transfer (BOOT) dan kontrak sewa (leasing contract).

2.1 Kontrak 'Chauffage'

Kontrak kerja jenis ini sangat familiar digunakan di Eropa, di mana ESCO mengambil

alih tanggung jawab penuh atas serangkaian jasa untuk menyediakan energi sesuai

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 45

dengan yang disepakati (misalnya penghangat ruangan, pendingin ruangan, pencahayaan ,

dll). Kontrak kerja semacam ini merupakan bentuk solusi total atas manajemen energi

kepada pihak ketiga. ESCO juga bertanggung jawab penuh atas pembelian bahan bakar /

listrik. Biaya yang dibayar oleh pengusaha kepada ESCO dihitung berdasarkan tagihan

energi yang muncul dikurangi persentase penghematan energi yang biasanya sudah dapat

diperkirakan besarannya. ESCO bertanggung jawab untuk menyediakan layanan energi

yang biayanya lebih rendah dari tagihan sebelumnya. Semakin efisien dan murah layanan

energi yang diberikan oleh ESCO, maka semakin besar juga keuntungan yang akan

ESCO dapatkan. .

Kontrak ‘Chauffage’ biasanya berlangsung sangat panjang (20-30 tahun) dan ESCO

bertanggung jawab atas semua perawatan dan operasional selama kontrak berlangsung.

Kontrak ini sangat berguna bagi pengusaha yang ingin melakukan outsourcing layanan

fasilitas dan investasi terkait dengan energi.

2.2 Kontrak Build-Own-Operate-Transfer (BOOT)

Model kontrak BOOT mungkin akan melibatkan ESCO dalam tahap perancangan,

pembangunan, pembiayaan, kepemilikan dan pengoperasian peralatan untuk jangka

waktu tertentu dan kemudian mentransfer kepemilikan ini kepada pengusaha atau pemilik

proyek. Pengusaha melakukan kesepakatan jangka panjang dengan operator BOOT dan

akan dikenakan biaya sesuai untuk layanan yang diberikan. Biaya pelayanan tersebut

meliputi modal dan operasi pemulihan biaya (operating cost recovery) dan keuntungan

proyek. Skema BOOT menjadi bentuk kontrak yang semakin populer untuk pembiayaan

proyek-proyek efisiensi energi di Eropa. Gambar 3.6 memperlihatkan hubungan antar

pihak dalam sebuah kontrak BOOT.

Page 58: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

46 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

46 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Gambar 3.6: Hubungan antar pihak dalam sebuah kontrak BOOT.

(Sumber: Dreessen, 2003)

2.3 Kontrak sewa (leasing contract)

Leasing bisa menjadi alternatif menarik karena pembayaran sistem sewa cenderung lebih

rendah dari pembayaran utang/kredit dan biasanya digunakan untuk peralatan industri

yang cenderung mahal harganya. Peminjam melakukan pembayaran pokok dan bunga

yang frekuensi pembayarannya tergantung pada kontrak kepada lembaga pembiayaan.

Sedangkan ESCO mengajukan penawaran dan mengatur perjanjian sewa-beli peralatan

dengan lembaga pembiayaan. Ada dua jenis utama dari sistem penyewaan ini: 1) Modal

dan 2) Operasional. Sewa modal berupa pembelian peralatan yang dapat diangsur dan

penyewa memiliki peralatan tersebut. Sedangkan dalam sewa operasional, pemilik aset

adalah ESCO yang memiliki peralatan dan pada dasarnya hanya menyewakan kepada

pengusaha dengan memberikan tagihan tetap bulanan.

Page 59: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 47Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

46 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Gambar 3.6: Hubungan antar pihak dalam sebuah kontrak BOOT.

(Sumber: Dreessen, 2003)

2.3 Kontrak sewa (leasing contract)

Leasing bisa menjadi alternatif menarik karena pembayaran sistem sewa cenderung lebih

rendah dari pembayaran utang/kredit dan biasanya digunakan untuk peralatan industri

yang cenderung mahal harganya. Peminjam melakukan pembayaran pokok dan bunga

yang frekuensi pembayarannya tergantung pada kontrak kepada lembaga pembiayaan.

Sedangkan ESCO mengajukan penawaran dan mengatur perjanjian sewa-beli peralatan

dengan lembaga pembiayaan. Ada dua jenis utama dari sistem penyewaan ini: 1) Modal

dan 2) Operasional. Sewa modal berupa pembelian peralatan yang dapat diangsur dan

penyewa memiliki peralatan tersebut. Sedangkan dalam sewa operasional, pemilik aset

adalah ESCO yang memiliki peralatan dan pada dasarnya hanya menyewakan kepada

pengusaha dengan memberikan tagihan tetap bulanan.

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 47

Pengantar Bab 4Persiapan Pelaksanaan Proyek Efisiensi Energi

Tujuan 1. Memahami faktor-faktor pendorong investasi efisiensi energi

2. Mengetahui tahapan implementasi proyek efisiensi energi

3. Mengetahui prosedur pelaksanaan proyek efisiensi energi oleh

ESCO

4. Memahami faktor kunci sukses dalam proyek efisiensi energi

Waktu 90 menit

Metode 1. Ceramah oleh narasumber/fasilitator

2. Tanya jawab forum

Alat dan Bahan Alat Tulis, Proyektor, Pointer, Kertas Plano dan Laptop

Tahapan Fasilitasi Pelatihan :

1. Pengantar

Fasilitator menjelaskan secara umum tujuan, alur dan alokasi waktu pada sesi ini.

Kemudian fasilitator mempersilahkan partisipan untuk bertanya dan memberi masukan

jika diperlukan. (waktu : 5 menit)

2. Ceramah Narasumber/Fasilitator

Sesi diikuti dengan paparan narasumber tentang persiapan pelaksanaan proyek efisiensi

energi. (waktu : 55 menit)

3. Tanya Jawab Forum

Sesi dilanjutkan dengan tanya jawab dan diskusi forum antara peserta pelatihan dengan

narasumber/fasilitator terkait dengan paparan yang disampaikan sebelumnya. (waktu : 30

menit)

Page 60: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

48 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

48 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Bab 4Persiapan Pelaksanaan Proyek Efisiensi Energi

1. Faktor Pendorong Investasi Efisiensi Energi

Keputusan untuk melakukan investasi dalam efisiensi energi didorong oleh berbagai faktor

baik dari internal maupun eksternal, diantaranya adalah:

a) Kebijakan dan regulasi pemerintah

Berbagai kebijakan telah dikeluarkan oleh pemerintah terkait dengan upaya untuk

mendorong peningkatan proyek efisiensi energi. Pasal 25 ayat 1 UU No. 30 Tahun 2007

tentang Energi menyebutkan bahwa konservasi energi nasional menjadi tanggung jawab

pemerintah pusat, pemerintah daerah, pengusaha dan masyarakat. Selanjutnya melalui

Peraturan Menteri ESDM No. 14 Tahun 2012 tentang Manajemen Energi mewajibkan

sektor industri dan komersial yang mengkonsumsi energi lebih dari 6,000 SBM per tahun

untuk menerapkan manajemen energi, membentuk tim manajemen energi, dan

melaksanaan upaya penghematan energi.

Kebijakan dan peraturan tersebut juga diikuti oleh mekanisme pemberian insentif bagi

para pelaku industri, yakni berupa audit energi dalam pola kemitraan yang dibiayai oleh

pemerintah dan/ atau direkomendasikan mendapat prioritas pasokan energi. Pemerintah

juga memberikan disinsentif bagi para pelaku industri yang memenuhi ketentuan dalam

Permen ESDM No. 14 Tahun 2012, yakni berupa berupa peringatan tertulis,

pengumuman di media massa, denda dan atau pengurangan pasokan energi, tergantung

dari upaya konservasi energi yang tidak dilakukan melalui manajemen energi.

Selain itu, sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/15/PBI/2012 tentang

Penilaian Kualitas Aset Bank Umum, salah satu komponen dalam faktor penilaian

prospek usaha adalah upaya yang dilakukan debitur berskala besar dan/atau berisiko

tinggi dalam rangka menjaga kelestarian lingkungan hidup, yang dibuktikan dengan

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Hal ini sejalan dengan Penjelasan

Pasal 8 UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU

No. 10 Tahun 1998, UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup, dan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Ijin

Lingkungan. Hasil AMDAL diperlukan oleh Bank untuk memastikan bahwa proyek yang

Page 61: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 49Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

48 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Bab 4Persiapan Pelaksanaan Proyek Efisiensi Energi

1. Faktor Pendorong Investasi Efisiensi Energi

Keputusan untuk melakukan investasi dalam efisiensi energi didorong oleh berbagai faktor

baik dari internal maupun eksternal, diantaranya adalah:

a) Kebijakan dan regulasi pemerintah

Berbagai kebijakan telah dikeluarkan oleh pemerintah terkait dengan upaya untuk

mendorong peningkatan proyek efisiensi energi. Pasal 25 ayat 1 UU No. 30 Tahun 2007

tentang Energi menyebutkan bahwa konservasi energi nasional menjadi tanggung jawab

pemerintah pusat, pemerintah daerah, pengusaha dan masyarakat. Selanjutnya melalui

Peraturan Menteri ESDM No. 14 Tahun 2012 tentang Manajemen Energi mewajibkan

sektor industri dan komersial yang mengkonsumsi energi lebih dari 6,000 SBM per tahun

untuk menerapkan manajemen energi, membentuk tim manajemen energi, dan

melaksanaan upaya penghematan energi.

Kebijakan dan peraturan tersebut juga diikuti oleh mekanisme pemberian insentif bagi

para pelaku industri, yakni berupa audit energi dalam pola kemitraan yang dibiayai oleh

pemerintah dan/ atau direkomendasikan mendapat prioritas pasokan energi. Pemerintah

juga memberikan disinsentif bagi para pelaku industri yang memenuhi ketentuan dalam

Permen ESDM No. 14 Tahun 2012, yakni berupa berupa peringatan tertulis,

pengumuman di media massa, denda dan atau pengurangan pasokan energi, tergantung

dari upaya konservasi energi yang tidak dilakukan melalui manajemen energi.

Selain itu, sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/15/PBI/2012 tentang

Penilaian Kualitas Aset Bank Umum, salah satu komponen dalam faktor penilaian

prospek usaha adalah upaya yang dilakukan debitur berskala besar dan/atau berisiko

tinggi dalam rangka menjaga kelestarian lingkungan hidup, yang dibuktikan dengan

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Hal ini sejalan dengan Penjelasan

Pasal 8 UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU

No. 10 Tahun 1998, UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup, dan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Ijin

Lingkungan. Hasil AMDAL diperlukan oleh Bank untuk memastikan bahwa proyek yang

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 49

dibiayai telah menjaga kelestarian lingkungan hidup.

Sementara dalam melakukan penilaian kualitas kredit, khususnya prospek usaha debitur,

Bank harus tetap memperhatikan hasil penilaian Program Penilaian Peringkat Kinerja

Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER) yang dikeluarkan oleh

Kementerian Lingkungan Hidup. Sehingga, bagi industri yang tidak melakukan upaya

konservasi energi dengan baik dimungkinkan mendapatkan penilaian RED atau BLACK

dalam PROPER. Penilaian ini akan menghambat industri untuk mengakses pendanaan

dari dunia perbankan.

b) Harga energi atau biaya atas konsumsi energi

Dalam beberapa tahun terakhir ini, pemerintah berkomitmen untuk mengurangi subsidi

bahan bakar minyak dan listrik untuk dialokasikan pada sektor-sektor yang produktif

seperti pendidikan, kesehatan dan infrastruktur. Sebagai akibat dari pengurangan subsidi

energi, maka kenaikan harga energi tidak dapat terhindarkan. Sebagai contoh, harga listrik

untuk sektor industri (lihat Gambar 3.1) mengalami kenaikan sebesar 275% selama 11

tahun, atau dengan kenaikan rata-rata sebesar 25% pertahun.

Gambar 3.1: Tren kenaikan harga listrik untuk sektor industri dari tahun 2003 hingga 2014

Dampak dari kenaikan harga energi yang signifikan menjadikan porsi alokasi biaya

energi dalam proses produksi meningkat. Hal ini dapat berakibat meningkatnya harga

452520

598687

791 851 891 934 951 9651087

1250

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Rup

iah/

kWh

Page 62: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

50 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

50 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

jual dari produk yang dihasilkan. Untuk mengurangi kenaikan harga produk dan pada

akhirnya untuk memenangkan kompetisi di pasar, maka banyak industri

mempertimbangkan berbagai upaya efisiensi energi di proses produksinya.

c) Kompetisi atau lingkungan bisnis

Pelaksanaan efisiensi energi tidak hanya dikarenakan untuk mencapai harga produk yang

kompetitif untuk memenangkan kompetisi pasar, akan tetapi biasanya juga terkait dengan

lingkungan bisnis yang dijalankan. Banyak perusahaan saat ini menerapkan

prinsip-prinsip hijau dalam proses produksi, termasuk di dalamnya adalah menggunakan

energi dengan efisien dari sumber-sumber yang ramah lingkungan. Penerapan dari

prinsip-prinsip hijau merupakan bagian dari kultur baru di dunia industri.

Di beberapa pasar internasional, telah menerapkan standar-standar tertentu yang harus

dipenuhi oleh suatu produk terkait dengan lingkungan, diantaranya adalah ISO 14000

(Environmental Management System) dan ISO 50000 (Energy Management System).

Persyaratan dari pasar mendorong sektor industri untuk memenuhi standar-standar

lingkungan tersebut agar produknya dapat dipasarkan secara internasional.

d) Akses terhadap teknologi

Dorongan untuk melakukan investasi efisiensi energi terkadang tidak dilakukan

dikarenakan minimnya informasi tentang teknologi hemat energi yang diterima oleh

sektor industri. Terlebih lagi, memperkenalkan teknologi baru bukanlah hal yang mudah

diterima jika tidak terbukti keefektifannya dalam menghemat energi dan menghasilkan

keuntungan bagi perusahaan. Hal ini terjadi karena mayoritas teknologi di industri yang

hemat energi berasal dari luar negeri, sehingga memerlukan waktu dan upaya untuk

memperkenalkannya di Indonesia. Kurangnya akses baik informasi maupun ketersediaan

teknologi hemat energi menyebabkan rendahnya motivasi untuk melakukan upaya

penghematan energi di sektor industri.

e) Akses terhadap modal atau pendanaan

Beberapa investasi teknologi hemat energi di sektor industri membutuhkan biaya yang

besar, sehingga dibutuhkan akses pendanaan dari pihak ketiga, yakni lembaga keuangan

seperti bank atau asuransi. Namun, saat ini pinjaman dana untuk proyek efisiensi energi

Page 63: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 51Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

50 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

jual dari produk yang dihasilkan. Untuk mengurangi kenaikan harga produk dan pada

akhirnya untuk memenangkan kompetisi di pasar, maka banyak industri

mempertimbangkan berbagai upaya efisiensi energi di proses produksinya.

c) Kompetisi atau lingkungan bisnis

Pelaksanaan efisiensi energi tidak hanya dikarenakan untuk mencapai harga produk yang

kompetitif untuk memenangkan kompetisi pasar, akan tetapi biasanya juga terkait dengan

lingkungan bisnis yang dijalankan. Banyak perusahaan saat ini menerapkan

prinsip-prinsip hijau dalam proses produksi, termasuk di dalamnya adalah menggunakan

energi dengan efisien dari sumber-sumber yang ramah lingkungan. Penerapan dari

prinsip-prinsip hijau merupakan bagian dari kultur baru di dunia industri.

Di beberapa pasar internasional, telah menerapkan standar-standar tertentu yang harus

dipenuhi oleh suatu produk terkait dengan lingkungan, diantaranya adalah ISO 14000

(Environmental Management System) dan ISO 50000 (Energy Management System).

Persyaratan dari pasar mendorong sektor industri untuk memenuhi standar-standar

lingkungan tersebut agar produknya dapat dipasarkan secara internasional.

d) Akses terhadap teknologi

Dorongan untuk melakukan investasi efisiensi energi terkadang tidak dilakukan

dikarenakan minimnya informasi tentang teknologi hemat energi yang diterima oleh

sektor industri. Terlebih lagi, memperkenalkan teknologi baru bukanlah hal yang mudah

diterima jika tidak terbukti keefektifannya dalam menghemat energi dan menghasilkan

keuntungan bagi perusahaan. Hal ini terjadi karena mayoritas teknologi di industri yang

hemat energi berasal dari luar negeri, sehingga memerlukan waktu dan upaya untuk

memperkenalkannya di Indonesia. Kurangnya akses baik informasi maupun ketersediaan

teknologi hemat energi menyebabkan rendahnya motivasi untuk melakukan upaya

penghematan energi di sektor industri.

e) Akses terhadap modal atau pendanaan

Beberapa investasi teknologi hemat energi di sektor industri membutuhkan biaya yang

besar, sehingga dibutuhkan akses pendanaan dari pihak ketiga, yakni lembaga keuangan

seperti bank atau asuransi. Namun, saat ini pinjaman dana untuk proyek efisiensi energi

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 51

masih diperlakukan sama dengan pinjaman dana untuk proyek lainnya. Kemudahan untuk

mendapatkan pendanaan dengan suku bunga yang ringan akan meningkatkan keinginan

industri dalam mengimplementasikan proyek efisiensi energi.

f) Ketersediaan sumberdaya manusia baik internal maupun eksternal

Untuk mewujudkan proyek efisiensi energi, dibutuhkan tenaga ahli yang kompeten.

Tenaga ahli tersebut harus tersedia baik dari sisi internal perusahaan maupun dari sisi

eksternal seperti ESCO (Energy Services Company). Keberadaan tenaga ahli internal

diperlukan dalam tahap identifikasi awal sumber-sumber pemborosan energi melalui audit

energi. Sedangkan ketersediaan tenaga ahli eksternal biasanya diperlukan untuk

perencanaan investasi efisiensi energi yang membutuhkan biaya besar. Melalui ESCO,

dapat dilakukan Investment Grade Energy Audit (IGEA) yang menentukan jenis teknologi,

besaran investasi yang dibutuhkan, pengembalian atas investasi dan juga untuk

mendapatkan akses pendanaan dari pihak ketiga.

2. Tahapan Implementasi Proyek Efisiensi Energi

Sebelum memulai memutuskan investasi dalam efisiensi energi, perlu dipahami terlebih

dahulu tahapan-tahapan yang perlu dilakukan dari proses identifikasi pemborosan energi

hingga pelaksanaan proyek efisiensi energi. Gambar 3.2

Gambar 3.2: Tahapan menuju implementasi proyek efisiensi energi

Audit Energi

Mengidentifikasi pemborosan energi dan potensial penghematan energi

Mengidentifikasi tindakan konservasi energi

Perhitungan kebutuhan investasi

Aspek Teknis

Memahami kompleksitas proyek dan resikonya

Tentukan bagaimana proyek ini akan dilaksanakan, oleh siapa, dan kapan?

Keputusan Manajemen

Mengidentifikasi prioritas

Analisis biaya dan manfaat dari sudut pandang manajemen

Keputusan pada ruang lingkup proyek, investasi, sumber daya yang dibutuhkan, dan waktu, dan strategi

PelaksanaanStrategi eksekusi dilakukan oleh internal / eksternal

TOR dan Lingkup pekerjaan

Survei pasar pada konsultan / ESCOs / pemasok, dll

Page 64: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

52 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

52 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Pada tahap paling awal adalah Audit Energi. Tahap ini berupa identifikasi peralatan yang

boros energi dan langkah-langkah apa saja yang bisa dilakukan untuk menghemat energi.

Perhitungan kebutuhan investasi juga perlu dilakukan dalam tahap ini. Hasil dari proses audit

energi kemudian dibawa untuk dikaji lebih lanjut ke dalam Aspek Teknis. Pada tahap aspek

teknis, ditinjau secara mendalam kompleksitas dari pelaksanaan proyek tersebut berikut

resiko yang akan ditanggung baik resiko teknis maupun resiko finansial. Setelah semua

resiko dipahami dengan baik, lalu ditentukan cara pengerjaan, waktu dan pelaksana dari

proyek efisiensi energi tersebut.

Hasil kajian aspek teknis kemudian dibawa ke manajemen perusahaan untuk ditentukan skala

prioritas dari berbagai peluang penghematan energi yang berhasil diidentifikasi beserta

perkiraan pembiayaan dan resikonya. Pada akhirnya, Keputusan Manajemen yang

menentukan perhitungan dan analisa biaya manfaat atas usulan proyek efisiensi energi yang

diajukan berdasarkan hasil audit energi. Apabila proyek ini dianggap layak berdasarkan

kajian biaya manfaat, maka akan ditentukan proyek mana yang akan dilaksanakan sesuai

dengan alokasi sumberdaya baik sumberdaya manusia maupun sumber pendanaan.

Pelaksanaan proyek efisiensi energi dihasilkan dari keputusan pihak manajemen.

Gambar 3.3: Perbandingan tingkat kompleksitas dan jaminan dalam proyek efisiensi energi

Penentuan siapa yang harus ditunjuk untuk melaksanakan proyek efisiensi energi dapat

dilakukan dengan melihan dua faktor: 1) kompleksitas proyek dan 2) jaminan investasi yang

Page 65: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 53Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

52 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Pada tahap paling awal adalah Audit Energi. Tahap ini berupa identifikasi peralatan yang

boros energi dan langkah-langkah apa saja yang bisa dilakukan untuk menghemat energi.

Perhitungan kebutuhan investasi juga perlu dilakukan dalam tahap ini. Hasil dari proses audit

energi kemudian dibawa untuk dikaji lebih lanjut ke dalam Aspek Teknis. Pada tahap aspek

teknis, ditinjau secara mendalam kompleksitas dari pelaksanaan proyek tersebut berikut

resiko yang akan ditanggung baik resiko teknis maupun resiko finansial. Setelah semua

resiko dipahami dengan baik, lalu ditentukan cara pengerjaan, waktu dan pelaksana dari

proyek efisiensi energi tersebut.

Hasil kajian aspek teknis kemudian dibawa ke manajemen perusahaan untuk ditentukan skala

prioritas dari berbagai peluang penghematan energi yang berhasil diidentifikasi beserta

perkiraan pembiayaan dan resikonya. Pada akhirnya, Keputusan Manajemen yang

menentukan perhitungan dan analisa biaya manfaat atas usulan proyek efisiensi energi yang

diajukan berdasarkan hasil audit energi. Apabila proyek ini dianggap layak berdasarkan

kajian biaya manfaat, maka akan ditentukan proyek mana yang akan dilaksanakan sesuai

dengan alokasi sumberdaya baik sumberdaya manusia maupun sumber pendanaan.

Pelaksanaan proyek efisiensi energi dihasilkan dari keputusan pihak manajemen.

Gambar 3.3: Perbandingan tingkat kompleksitas dan jaminan dalam proyek efisiensi energi

Penentuan siapa yang harus ditunjuk untuk melaksanakan proyek efisiensi energi dapat

dilakukan dengan melihan dua faktor: 1) kompleksitas proyek dan 2) jaminan investasi yang Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 53

dibutuhkan. Standar dan kriteria dalam menentukan dua faktor ini bisa bervariasi dari

perusahaan ke perusahaan. Gambar 3.3 menunjukkan perbandingan tingkat kompleksitas

proyek dan garansi yang dibutuhkan untuk mencapai keberhasilan dalam proyek efisiensi

energi. Untuk investasi kecil biasanya tingkat kompleksitasnya juga kecil, oleh karena itu

pelaksanaannya cukup dilakukan oleh staff internal. Contoh dari investasi kecil misalnya

adalah penggantian lampu dari compact fluorescent lamp (CFL) ke lampu yang lebih hemat

energi, yakni lampu light-emitting diode (LED). Semakin besar nilai investasinya, maka

kompleksitas dari proyek efisiensi energi akan semakin tinggi, sehingga dibutuhkan keahlian

sumberdaya pelaksana yang lebih baik agar investasi yang digulirkan mendapatkan hasil

yang baik. Sumberdaya pelaksana proyek efisiensi energi bisa diperoleh dari konsultan atau

ESCO.

3. Prosedur Pelaksanaan Proyek Efisiensi Energi oleh ESCO (Energy Services

Company)

Jika berdasarkan audit energi yang dilakukan oleh pihak internal menemukan bahwa terdapat

potensi penghematan energi yang memerlukan investasi yang besar dan pelaksanaan proyek

yang kompleks, maka perlu untuk mengundang pihak eksternal yang berkompeten

menangani hal tersebut, yakni ESCO. Gambar 3.4 memperlihatkan proses yang dilakukan

dalam implementasi proyek efisiensi energi dengan menggunakan jasa ESCO.

Kontrak pekerjaan yang dilakukan antara perusahaan pemilik proyek dengan ESCO biasanya

berisi perkiraan IRR dari proyek tersebut yang disetujui oleh kedua belah pihak dan jaminan

yang diberikan oleh ESCO selama proses pelaksanaan proyek hingga di fase perawatan.

Dalam kontrak juga ditentukan bahwa pemilik proyek dapat menolak melakukan pembayaran

kepada ESCO jika dalam pengerjaan proyek tidak sesuai dengan perjanjian.

Tahap kedua, ESCO akan melakukan Investment Grade Energy Audit (IGEA) untuk

merekomendasikan proyek efisiensi energi mana saja yang diprooritaskan, beserta kajian

kelayakan dari proyek secara teknis, finansial, komersial dan hukum. Selain itu, IGEA juga

menentukan metode measurement and verification baik selama proyek berlangsung maupun

selama pengoperasian dan perawatan (operation and maintenance). Pelaksanaan IGEA

biasanya berlangsung selama 1 hingga 3 bulan.

Page 66: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

54 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

54 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Gambar 3.4: Tahapan implementasi proyek efisiensi energi dengan menggunakan jasa ESCO

Tahap ketiga adalah penawaran dan pengadaan barang dan peralatan untuk pelaksanaan

proyek. Dalam tahapan ini ESCO akan menjadi penyelenggara proses tersebut dan

melakukan seleksi atas berbagai proposal penawaran yang masuk. ESCO juga akan

melakukan negoisasi selama proses pengadaan barang dan peralatan. Setelah vendor yang

diinginkan terpilih, maka ESCO akan membuat kontrak atas pengadaan barang dan peralatan

proyek efisiensi energi.

Di tahap keempat berupa pelaksanaan proyek efisiensi energi terdiri yang dari manajemen

konstruksi dan instalasi, serta integrasi dengan sistem. Setelah proses konstruksi, instalasi dan

integrasi selesai, maka dilanjutkan dengan komisioning. Total waktu yang dibutuhkan selama

implementasi proyek adalah 3 hingga 24 bulan, tergantung pada kompleksitas dari proyek

tersebut. Dari tahap kedua hingga keempat, pemilik proyek harus membayar kepada ESCO

berupa biaya konsultasi (consulting fee).

Tahap kelima merupakan post-commisioning, di tahap ini ESCO bertugas untuk memastikan

bahwa penghematan energi yang dihasilkan dari proyek tersebut sesuai atau bahkan lebih

besar dari desain teknis awal. Sehingga apabila terdapat kelebihan penghematan energi, maka

ESCO akan mendapatkan bagi hasil sebesar kelebihan dari penghematan energi yang

dijanjikan. Sedangkan apabila penghematan energi di bawah performa yang diharapkan,

Page 67: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 55Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

54 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Gambar 3.4: Tahapan implementasi proyek efisiensi energi dengan menggunakan jasa ESCO

Tahap ketiga adalah penawaran dan pengadaan barang dan peralatan untuk pelaksanaan

proyek. Dalam tahapan ini ESCO akan menjadi penyelenggara proses tersebut dan

melakukan seleksi atas berbagai proposal penawaran yang masuk. ESCO juga akan

melakukan negoisasi selama proses pengadaan barang dan peralatan. Setelah vendor yang

diinginkan terpilih, maka ESCO akan membuat kontrak atas pengadaan barang dan peralatan

proyek efisiensi energi.

Di tahap keempat berupa pelaksanaan proyek efisiensi energi terdiri yang dari manajemen

konstruksi dan instalasi, serta integrasi dengan sistem. Setelah proses konstruksi, instalasi dan

integrasi selesai, maka dilanjutkan dengan komisioning. Total waktu yang dibutuhkan selama

implementasi proyek adalah 3 hingga 24 bulan, tergantung pada kompleksitas dari proyek

tersebut. Dari tahap kedua hingga keempat, pemilik proyek harus membayar kepada ESCO

berupa biaya konsultasi (consulting fee).

Tahap kelima merupakan post-commisioning, di tahap ini ESCO bertugas untuk memastikan

bahwa penghematan energi yang dihasilkan dari proyek tersebut sesuai atau bahkan lebih

besar dari desain teknis awal. Sehingga apabila terdapat kelebihan penghematan energi, maka

ESCO akan mendapatkan bagi hasil sebesar kelebihan dari penghematan energi yang

dijanjikan. Sedangkan apabila penghematan energi di bawah performa yang diharapkan, Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 55

maka ESCO bertanggung jawab untuk memperbaikinya.

4. Faktor Kunci Sukses dalam Proyek Efisiensi Energi

Keberhasilan dalam implementasi proyek efisiensi energi diukur dari besaran penghematan

energi yang diraih dan tentunya jangka waktu pengembalian dari investasi yang ditanamkan

pada proyek tersebut. Agar keberhasilan tersebut dapat tercapai dengan baik, ada beberapa

faktor kunci yang harus diperhatikan:

1. Efisiensi sistem secara keseluruhan

Efisiensi energi terjadi tidak hanya pada spesifik peralatan tertentu saja, hal ini

dikarenakan ada dalam sebuah sistem terdiri dari berbagai peralatan yang saling

menunjang satu sama lain. Ketika salah satu sistem tidak bekerja secara efisien,

maka kemungkinan efisiensi sistem secara keseluruhan akan juga tidak efisien.

Contoh adalah penggunaan udara bertekanan yang dihasilkan oleh kompresor.

Terkadang pemborosan energi bukan karena kebocoran pada tabung kompresor,

akan tetapi dikarenakan penggunaan udara bertekanan yang tidak sesuai

peruntukannya, sehingga kompresor akan terus menerus bekerja.

2. Kontrol emisi di bawah peraturan lingkungan

Regulasi yang meminta industri untuk mengurangi emisi yang dihasilkan akan

mendorong penggunaan teknologi yang hemat energi dan menghasilkan emisi yang

rendah.

3. Optimalisasi desain dari sudut klien

Pemilihan teknologi yang digunakan dalam proyek efisiensi harus disesuaikan

dengan profil dari industri tersebut, bukan berdasarkan dari teknologi yang

ditawarkan oleh vendor semata. Setiap industri mempunyai karakteristik yang khas

dalam konsumsi energi. Sehingga desain teknis yang dirancang harus dioptimalisasi

sesuai dengan karakteristik tersebut.

4. Kajian kelayakan proyek secara menyeluruh

Sebelum proyek efisiensi energi dilakukan, maka perlu dilakukan kajian kelayakan

secara menyeluruh yang meliputi kelayakan teknis, kelayakan finansial, kelayakan

komersial, dan kelayakan hukum. Hasil dari berbagai kajian di atas akan

menentukan keberhasilan dalam penghematan energi.

5. Evaluasi kinerja biaya jangka panjang.

Beberapa kontrak proyek efisiensi energi yang dilakukan bersama dengan ESCO

Page 68: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

56 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

56 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

bersifat jangka panjang, oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi atas biaya manfaat

yang dihasilkan selama periode kontrak tersebut dibandingkan dengan jaminan

penghematan yang dijanjikan oleh ESCO.

6. Proses pengadaan barang dan peralatan yang kompetitif dan transparan

Mengundang sebanyak mungkin vendor dalam proses pengadaan barang dan

peralatan akan menghasilkan penawaran harga dan pilihan barang yang terbaik.

Proses yang transparan juga untuk memastikan bahwa barang yang dibeli melalui

proses pengadaan adalah sesuai dengan kebutuhan proyek. Hal ini pada akhirnya

akan menjaga kualitas proyek sesuai dengan desain yang telah ditentukan

sebelumnya.

7. Sistem Measurement and Verification yang berkualitas

Sebagaimana dijelaskan dalam Bab 2, M&V bertujuan untuk memastikan bahwa

implementasi energi efisiensi telah memenuhi kriteria penghematan energi yang

diharapkan, dan juga untuk memastikan bahwa investasi yang telah ditanamkan

dalam proyek efisiensi energi berjalan sesuai harapan atau dapat meminimalisir

kerugian dalam investasi

8. Proses komisioning yang baku sesuai prosedur

Sistem komisioning dirancang untuk memastikan bahwa peralatan yang dipasang

bekerja sesuai dengan dengan spesifikasi sebelum serah terima proyek.

9. Manajemen kontrak yang baik

Manajemen kontrak yang teratur dengan rapi menentukan kelancaran proses

implementasi proyek efisiensi energi.

10. Pilihan investasi yang tepat

Dari berbagai rekomendasi yang muncul dari hasil IGEA, perlu dipilih dan dipilah

jenis investasi apa yang perlu ditindaklanjuti. Tentu dengan mempertimbangkan laju

pengembalian investasi.

Page 69: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 57Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

56 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

bersifat jangka panjang, oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi atas biaya manfaat

yang dihasilkan selama periode kontrak tersebut dibandingkan dengan jaminan

penghematan yang dijanjikan oleh ESCO.

6. Proses pengadaan barang dan peralatan yang kompetitif dan transparan

Mengundang sebanyak mungkin vendor dalam proses pengadaan barang dan

peralatan akan menghasilkan penawaran harga dan pilihan barang yang terbaik.

Proses yang transparan juga untuk memastikan bahwa barang yang dibeli melalui

proses pengadaan adalah sesuai dengan kebutuhan proyek. Hal ini pada akhirnya

akan menjaga kualitas proyek sesuai dengan desain yang telah ditentukan

sebelumnya.

7. Sistem Measurement and Verification yang berkualitas

Sebagaimana dijelaskan dalam Bab 2, M&V bertujuan untuk memastikan bahwa

implementasi energi efisiensi telah memenuhi kriteria penghematan energi yang

diharapkan, dan juga untuk memastikan bahwa investasi yang telah ditanamkan

dalam proyek efisiensi energi berjalan sesuai harapan atau dapat meminimalisir

kerugian dalam investasi

8. Proses komisioning yang baku sesuai prosedur

Sistem komisioning dirancang untuk memastikan bahwa peralatan yang dipasang

bekerja sesuai dengan dengan spesifikasi sebelum serah terima proyek.

9. Manajemen kontrak yang baik

Manajemen kontrak yang teratur dengan rapi menentukan kelancaran proses

implementasi proyek efisiensi energi.

10. Pilihan investasi yang tepat

Dari berbagai rekomendasi yang muncul dari hasil IGEA, perlu dipilih dan dipilah

jenis investasi apa yang perlu ditindaklanjuti. Tentu dengan mempertimbangkan laju

pengembalian investasi.

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 57

Pengantar Bab 5Anatomi Proposal Pembiayaan Efisiensi Energi

Tujuan 1. Memahami esensi dari proposal proyek efisiensi energi

2. Mengetahui anatomi proposal proyek efisiensi energi

3. Mengetahui anatomi dari memorandum analisis pembiayaan atas

proposal efisiensi energi.

4. Mengerti cara membuat proposal pembiayaan proyek efisiensi

energi

Waktu 90 menit

Metode 1. Ceramah oleh narasumber/fasilitator

2. Tanya jawab forum

Alat dan Bahan Alat Tulis, Proyektor, Pointer, Kertas Plano dan Laptop

Tahapan Fasilitasi Pelatihan :

1. Pengantar

Fasilitator menjelaskan secara umum tujuan, alur dan alokasi waktu pada sesi ini.

Kemudian fasilitator mempersilahkan partisipan untuk bertanya dan memberi masukan

jika diperlukan. (waktu : 5 menit)

2. Ceramah Narasumber/Fasilitator

Sesi diikuti dengan paparan narasumber tentang esensi dan anatomi proposal pembiayaan

proyek efisiensi energi dan mengajarkan kepada peserta cara menyusun proposal

pembiayaan ke bank atau lembaga keuangan. (waktu : 55 menit)

3. Tanya Jawab Forum

Sesi dilanjutkan dengan tanya jawab dan diskusi forum antara peserta pelatihan dengan

narasumber/fasilitator terkait dengan paparan yang disampaikan sebelumnya. (waktu : 30

menit)

Page 70: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

58 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

58 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Bab 5

Anatomi Proposal Pembiayaan Efisiensi Energi

1. Pendahuluan

Permintaan energi terus meningkat pada beberapa dekade terakhir seiring dengan

pertumbuhan ekonomi yang telah mendorong industrialisasi. Pertumbuhan sektor industri

kemudian mendorong peningkatan konsumsi energi untuk menggerakkan kegiatan industri

yang sebagian besar menggunakan mesin. -. Kontributor peningkatan permintaan energi yang

lain adalah urbanisasi yang menyebabkan permintaan energi untuk rumah tangga dan

pertumbuhan transportasi menjadi meningkat. Di sisi lain, terdapat isu penting mengenai

ketersediaan energi, yaituminyak, gas, dan batu bara sebagai sumber energi primer telah

mengalami banyak penyusutan. Selain itu, isu terkait lingkungan seperti meningkatnya emisi

𝐶𝐶𝐶𝐶2 dan efek rumah kaca yang diakibatkan oleh penggunaan energi yang berlebihan.

Kesadaran terhadap ketahanan energi dan isu lingkungan telah mendorong pemerintah

negara-negara di dunia untuk menempatkan manajemen energi sebagai prioritas utama.

Berbagai peraturan dan kebijakan telah dikeluarkan untuk menekan konsumsi energi,

khususnya untuk industri sebagai konsumen energi terbesar. Kebijakan insentif-disinsentif

telah mendorong industri untuk mengganti teknologi yang lebih hemat energi. Akan tetapi

pembiayaan masih menjadi hambatan yang utama.

Dalam menghimpun dana untuk investasi pada efisiensi energi, industri/perusahaan

diharuskan untuk menyusun proposal pembiayaan. Proposal Pembiayaan Efisiensi Energi

merupakan dokumen terstruktur yang disusun oleh pihak debitur dan diverifikasi oleh pihak

kreditur untuk menguji kelayakan finansial suatu skema

pembiayaan proyek efisiensi energi. Proposal ini menjadi

penentu bagi kreditur untuk mempertimbangkan pemberian

fasilitas pembiayaan. Oleh sebab itu, proyek harus dapat

dijabarkan dan dijelaskan dengan baik. Penjelasan harus

meliputi latar belakang, tujuan, dan pengaruh proyek terhadap

makro dan mikroekonomi. Bagaimana cara untuk menghemat

energi, manfaat dari proyek, risiko-risiko yang kemungkinan

dapat timbul, dan bagaimana meminimalisir risiko-risiko

PROPOSAL PEMBIAYAAN EFISIENSI ENERGI (EE) merupakan dokumen terstruktur yang disusun oleh pihak debitur dan diverifikasi oleh pihak kreditur untuk menguji kelayakan finansial suatu skema pembiayaan proyek efisiensi energi. MEMORANDUM ANALISIS PEMBIAYAAN (MAP) merupakan rekomendasi pembiayaan sebagai hasil analisis pembiayaan terhadap proposal Pembiayaan EE, disusun oleh analis kredit, dan diajukan kepada divisi pembiayaan dalam suatu bank.

Page 71: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 59Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

58 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Bab 5

Anatomi Proposal Pembiayaan Efisiensi Energi

1. Pendahuluan

Permintaan energi terus meningkat pada beberapa dekade terakhir seiring dengan

pertumbuhan ekonomi yang telah mendorong industrialisasi. Pertumbuhan sektor industri

kemudian mendorong peningkatan konsumsi energi untuk menggerakkan kegiatan industri

yang sebagian besar menggunakan mesin. -. Kontributor peningkatan permintaan energi yang

lain adalah urbanisasi yang menyebabkan permintaan energi untuk rumah tangga dan

pertumbuhan transportasi menjadi meningkat. Di sisi lain, terdapat isu penting mengenai

ketersediaan energi, yaituminyak, gas, dan batu bara sebagai sumber energi primer telah

mengalami banyak penyusutan. Selain itu, isu terkait lingkungan seperti meningkatnya emisi

𝐶𝐶𝐶𝐶2 dan efek rumah kaca yang diakibatkan oleh penggunaan energi yang berlebihan.

Kesadaran terhadap ketahanan energi dan isu lingkungan telah mendorong pemerintah

negara-negara di dunia untuk menempatkan manajemen energi sebagai prioritas utama.

Berbagai peraturan dan kebijakan telah dikeluarkan untuk menekan konsumsi energi,

khususnya untuk industri sebagai konsumen energi terbesar. Kebijakan insentif-disinsentif

telah mendorong industri untuk mengganti teknologi yang lebih hemat energi. Akan tetapi

pembiayaan masih menjadi hambatan yang utama.

Dalam menghimpun dana untuk investasi pada efisiensi energi, industri/perusahaan

diharuskan untuk menyusun proposal pembiayaan. Proposal Pembiayaan Efisiensi Energi

merupakan dokumen terstruktur yang disusun oleh pihak debitur dan diverifikasi oleh pihak

kreditur untuk menguji kelayakan finansial suatu skema

pembiayaan proyek efisiensi energi. Proposal ini menjadi

penentu bagi kreditur untuk mempertimbangkan pemberian

fasilitas pembiayaan. Oleh sebab itu, proyek harus dapat

dijabarkan dan dijelaskan dengan baik. Penjelasan harus

meliputi latar belakang, tujuan, dan pengaruh proyek terhadap

makro dan mikroekonomi. Bagaimana cara untuk menghemat

energi, manfaat dari proyek, risiko-risiko yang kemungkinan

dapat timbul, dan bagaimana meminimalisir risiko-risiko

PROPOSAL PEMBIAYAAN EFISIENSI ENERGI (EE) merupakan dokumen terstruktur yang disusun oleh pihak debitur dan diverifikasi oleh pihak kreditur untuk menguji kelayakan finansial suatu skema pembiayaan proyek efisiensi energi. MEMORANDUM ANALISIS PEMBIAYAAN (MAP) merupakan rekomendasi pembiayaan sebagai hasil analisis pembiayaan terhadap proposal Pembiayaan EE, disusun oleh analis kredit, dan diajukan kepada divisi pembiayaan dalam suatu bank.

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 59

tersebut, menjadi faktor penting dalam isi proposal. Isu terkait keuangan seperti biaya

investasi, nilai proyek, potensi keuntungan, payback period, dan proyeksi kinerja keuangan

juga merupakan hal-hal yang sangat penting dalam proposal. Agunan pembiayaan juga harus

dijelaskan dalam proposal. Selain itu, debitur harus dapat menjelaskan mengapa proyek

efisiensi energi yang akan dijalankan layak untuk mendapatkan pembiayaan. Oleh karena itu,

debitur harus memiliki kompetensi yang memadai dalam menyusun proposal sesuai yang

dipersyaratkan oleh kreditur.

Kreditur harus memiliki kompetensi yang memadai dalam memverifikasi isi proposal yang

diajukan oleh debitur, menganalisis, dan membandingkan prospek kinerja proyek terhadap

proyek lain dalam industri sejenis sehingga kreditur yakin bahwa mereka membiayai proyek

yang prospektif. Hasil analisis kreditur terhadap proposal Pembiayaan Efisiensi Energi

tertuang dalam analisis pembiayaan. Analisis ini bertujuan untuk mengevaluasi kemampuan

debitur dalam memenuhi kewajiban kepada kreditur. Analisis tersebut akan dituangkan ke

dalam Memorandum Analisis Pembiayaan (MAP) yang akan menghasilkan rekomendasi

pembiayaan untuk debitur. MAP merupakan suatu jenis proposal. Berbeda dari proposal

Pembiayaan Efisiensi Energi yang diajukan oleh debitur, MAP diajukan oleh analis kredit

kepada divisi pembiayaan dalam suatu bank.

2. Esensi Proposal

Proposal Pembiayaan efisiensi energi berisi penjelasan rinci tentang bagaimana debitur akan

menjalankan rencana proyek efisiensi energi. Penjelasan tersebut terkait dengan proyek apa

yang akan dijalankan, dimana proyek tersebut akan dijalankan, dan bagaimana

menyelesaikan proyek tersebut. Sedangkan MAP berisi analisis terhadap proposal

Pembiayaan efisiensi energi dan rekomendasi pembiayaan. Walaupun kedua proposal

tersebut dapat berbeda dalam bentuk penyajian, secara umum keduanya memiliki Esensi

sebagai berikut:

1. Ringkasan Eksekutif

Ringkasan Eksekutif adalah dokumen ringkas di awal proposal yang menyoroti hal-hal

terpenting dalam isi proposal. Di dalam proposal Pembiayaan efisiensi energi, Ringkasan

Eksekutif berisi indentitas perusahaan, posisi keuangan perusahaan, kapasitas keuangan

dan sumber dana pelunasan hutang, agunan, dan tinjauan industri dan bisnis. Selain hal-

Page 72: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

60 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

60 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

hal tersebut, dalam MAP disebutkan peringkat kredit internal, kebijakan kreditur, dan

rekomendasi pembiayaan.

2. Tujuan Proyek

Proposal harus menjelaskan tujuan proyek efisiensi energi, beserta pengaruhnya terhadap

makro dan mikroekonomi terkait usaha efisiensi energi. Proposal harus menjelaskan hal-

hal sebagai berikut:

a. Tujuan dari proyek efisiensi energi.

b. Usaha yang dilakukan perusahaan dalam mengurangi konsumsi energi.

c. Hal-hal yang diharapkan setelah proyek dijalankan.

d. Bagaimana proyek ditujukan untuk pembangunan nasional dalam bentuk program-

program spesifik dan bagaimana proyek dapat berkaitan dengan strategi dan

kebijakan pemerintah.

e. Bagaimana proyek berkontribusi pada peningkatan peradaban.

f. Apakah terdapat program dan aktivitas lain yang melengkapi proyek efisiensi energi

dan pihak lain yang terlibat dalam proyek tersebut.

g. Bentuk bantuan apa yang disediakan oleh pemerintah terkait proyek efisiensi energi.

3. Manfaat Proyek

Proposal harus menjelaskan siapa dan bagaimana pemangku kepentingan dapat

memperoleh manfaat dari proyek efisiensi energi.

a. Bagaimana kinerja dan produktivitas perusahaan dapat meningkat setelah

pelaksanaan proyek efisiensi energi.

b. Bagaimana kreditur dapat memperoleh manfaat dari proyek efisiensi energi tersebut.

c. Bagaimana pemerintah dapat memperoleh manfaat dari proyek efisiensi energi

tersebut.

d. Bagaimana masyarakat dapat memperoleh manfaat dari proyek efisiensi energi

tersebut.

e. Bagaimana pemangku kepentingan dapat berperan dalam perencanaan, implementasi,

dan evaluasi proyek.

Poin 2 dan 3 tergabung dalam Latar Belakang Proposal.

4. Identitas Perusahaan

Page 73: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 61Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

60 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

hal tersebut, dalam MAP disebutkan peringkat kredit internal, kebijakan kreditur, dan

rekomendasi pembiayaan.

2. Tujuan Proyek

Proposal harus menjelaskan tujuan proyek efisiensi energi, beserta pengaruhnya terhadap

makro dan mikroekonomi terkait usaha efisiensi energi. Proposal harus menjelaskan hal-

hal sebagai berikut:

a. Tujuan dari proyek efisiensi energi.

b. Usaha yang dilakukan perusahaan dalam mengurangi konsumsi energi.

c. Hal-hal yang diharapkan setelah proyek dijalankan.

d. Bagaimana proyek ditujukan untuk pembangunan nasional dalam bentuk program-

program spesifik dan bagaimana proyek dapat berkaitan dengan strategi dan

kebijakan pemerintah.

e. Bagaimana proyek berkontribusi pada peningkatan peradaban.

f. Apakah terdapat program dan aktivitas lain yang melengkapi proyek efisiensi energi

dan pihak lain yang terlibat dalam proyek tersebut.

g. Bentuk bantuan apa yang disediakan oleh pemerintah terkait proyek efisiensi energi.

3. Manfaat Proyek

Proposal harus menjelaskan siapa dan bagaimana pemangku kepentingan dapat

memperoleh manfaat dari proyek efisiensi energi.

a. Bagaimana kinerja dan produktivitas perusahaan dapat meningkat setelah

pelaksanaan proyek efisiensi energi.

b. Bagaimana kreditur dapat memperoleh manfaat dari proyek efisiensi energi tersebut.

c. Bagaimana pemerintah dapat memperoleh manfaat dari proyek efisiensi energi

tersebut.

d. Bagaimana masyarakat dapat memperoleh manfaat dari proyek efisiensi energi

tersebut.

e. Bagaimana pemangku kepentingan dapat berperan dalam perencanaan, implementasi,

dan evaluasi proyek.

Poin 2 dan 3 tergabung dalam Latar Belakang Proposal.

4. Identitas Perusahaan

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 61

Proposal Pembiayaan efisiensi energi dan MAP menjelaskan identitas perusahaan/

debitur.

a. Nama perusahaan.

b. Jenis industri.

c. Lokasi perusahaan.

d. Manajemen

e. Pemegang saham dan pemangku kepentingan.

f. Anak perusahaan yang tergabung dalam grup perusahaan.

5. Fasilitas Nasabah

Analisis Fasilitas Nasabah hanya tercantum dalam MAP. Analisis Fasilitas Nasabah

dilakukan oleh analis kredit untuk mengevaluasi apakah debitur sudah memiliki fasilitas

kredit sebelumnya, dan apabila sudah memiliki, analis

kredit harus menjelaskan beberapa hal berikut:

a. Berapa jumlah fasilitas kredit yang sudah dimiliki.

b. Berapa jumlah fasilitas kredit yang sudah

dicairkan.

c. Apakah anak perusahaan turut menggunakan

fasilitas kredit.

d. Apakah fasilitas kredit sudah melampaui plafon

kredit.

Apabila fasilitas kredit telah melampaui plafon,

proposal pembiayaan dapat ditolak.

6. Tinjauan Bisnis Perusahaan

Proposal harus menjelaskan bisnis dan operasional

perusahaan.

a. Pendirian dan rekam jejak perusahaan.

b. Pengalaman dan kualifikasi manajemen.

c. Tinjauan Lingkungan Bisnis yang meliputi

tinjauan ekonomi, industri, dan persaingan.

d. Tinjauan pemasaran yang meliputi produk atau

jasa yang dijual, pangsa pasar, penjualan, strategi

PROPOSAL ESSENTIALS is basic important points which must be exist in proposal contents.

1. Rigkasan Eksekutif

2.Tujuan Proyek

3. Manfaat Proyek

4. Identitas Perusahaan

5. Fasilitas Nasabah

6. Tinjauan Bisnis Perusahaan

7. Laporan Keuangan Historis

8. Laporan Keuangan Pro Forma

9. Konfigurasi Proyek

10. Estimasi Biaya dan Sumber Dana

11. Risiko Proyek dan Mitigasi

12. Penganggaran Modal

13. Agunan

14. Jadwal Proyek

15. Risiko Pembiayaan dan Mitigasi

16. Usulan Kredit

Page 74: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

62 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

62 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

pemasaran, dan perencanaan penjualan.

e. Tinjauan Produksi yang meliputi kapasitas dan relisasi produksi, proses produksi,

bahan baku produksi, perencanaan produksi, dan AMDAL.

Dalam MAP, analis kredit menggunakan istilah Analisis Kualitatif dalam mengevaluasi

bisnis perusahaan.

7. Laporan Keuangan Historis.

Proposal harus menjabarkan laporan keuangan historis yang meliputi Neraca dan

Laporan Laba/ Rugi minimal dua tahun berturut-turut. Deskripsi laporan keuangan

historis bertujuan untuk mengevaluasi pertumbuhan dan seberapa bagus kondisi

keuangan perusahaan. Penggunaan rasio keuangan seperti rentabilitas, likuiditas,

solvabilitas, dan aktivitas akan lebih merepresentasikan kinerja keuangan perusahaan.

8. Laporan Keuangan Pro Forma

Proposal harus menjabarkan proyeksi kinerja keuangan perusahaan yang disebut sebagai

Laporan Keuangan Pro Forma. Proyeksi Neraca dan Laporan Laba/ Rugi untuk lima

tahun mendatang akan memberi informasi mengenai prospek kinerja perusahaan setelah

investasi efisiensi energi.

a. Bagaimana investasi efisiensi energi dapat mendorong percepatan pertumbuhan

perusahaan dengan memberi sinyal peningkatan penjualan, laba bersih, return on

equity (ROE), atau return on investment (ROI).

b. Bagaimana investasi efisiensi energi dapat meningkatkan likuiditas dan mengurangi

leverage.

c. Bagaimana investasi efisiensi energi dapat meningkatkan aktivitas perusahaan

dengan sinyal peningkatan kebutuhan modal kerja.

9. Konfigurasi Energi Efisiensi

Proposal harus menjabarkan konfigurasi efisiensi energi, misalnya: penggantian mesin

dengan mesin yang lebih hemat energi, penambahan mesin, atau pengembangan sumber

energi alternatif. Selain itu, proposal juga harus menjelaskan tentang potensi

penghematan yang dapat diperoleh dari investasi efisiensi energi.

10. Estimasi Biaya dan Sumber Dana

Page 75: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 63Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

62 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

pemasaran, dan perencanaan penjualan.

e. Tinjauan Produksi yang meliputi kapasitas dan relisasi produksi, proses produksi,

bahan baku produksi, perencanaan produksi, dan AMDAL.

Dalam MAP, analis kredit menggunakan istilah Analisis Kualitatif dalam mengevaluasi

bisnis perusahaan.

7. Laporan Keuangan Historis.

Proposal harus menjabarkan laporan keuangan historis yang meliputi Neraca dan

Laporan Laba/ Rugi minimal dua tahun berturut-turut. Deskripsi laporan keuangan

historis bertujuan untuk mengevaluasi pertumbuhan dan seberapa bagus kondisi

keuangan perusahaan. Penggunaan rasio keuangan seperti rentabilitas, likuiditas,

solvabilitas, dan aktivitas akan lebih merepresentasikan kinerja keuangan perusahaan.

8. Laporan Keuangan Pro Forma

Proposal harus menjabarkan proyeksi kinerja keuangan perusahaan yang disebut sebagai

Laporan Keuangan Pro Forma. Proyeksi Neraca dan Laporan Laba/ Rugi untuk lima

tahun mendatang akan memberi informasi mengenai prospek kinerja perusahaan setelah

investasi efisiensi energi.

a. Bagaimana investasi efisiensi energi dapat mendorong percepatan pertumbuhan

perusahaan dengan memberi sinyal peningkatan penjualan, laba bersih, return on

equity (ROE), atau return on investment (ROI).

b. Bagaimana investasi efisiensi energi dapat meningkatkan likuiditas dan mengurangi

leverage.

c. Bagaimana investasi efisiensi energi dapat meningkatkan aktivitas perusahaan

dengan sinyal peningkatan kebutuhan modal kerja.

9. Konfigurasi Energi Efisiensi

Proposal harus menjabarkan konfigurasi efisiensi energi, misalnya: penggantian mesin

dengan mesin yang lebih hemat energi, penambahan mesin, atau pengembangan sumber

energi alternatif. Selain itu, proposal juga harus menjelaskan tentang potensi

penghematan yang dapat diperoleh dari investasi efisiensi energi.

10. Estimasi Biaya dan Sumber Dana

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 63

Proposal harus menjabarkan perhitungan estimasi biaya investasi dan sumber dana

pembiayaan proyek.

a. Berapa jumlah biaya investasi yang dihitung oleh perusahaan. Biaya investasi dapat

meliputi biaya pengadaan aset (tanah, bangunan, mesin, dll), biaya terkait proyek,

biaya persiapan operasi, biaya operasi, dan biaya pemeliharaan.

b. Berapa jumlah biaya yang berasal dari penghasilan perusahaan dan dari pemegang

saham.

c. Berapa jumlah pembiayaan yang diajukan kepada kreditur/ bank.

11. Risiko Proyek dan Mitigasi

Proposal harus menjelaskan prosedur Measurement and Verification (M&V) untuk

menjamin bahwa efisiensi energi yang ditunjukkan dalam laporan Investment Great

Audit (IGA) dapat tercapai. Measurement and Verification dilakukan dalam dua tahap,

yaitu:

(1) Commisioning, yang merupakan inspeksi yang dilakukan pada saat awal dan akhir

dari proses instalasi untuk menjamin bahwa kinerja efisiensi energi telah sesuai.

(2) Risk mitigation, yang merupakan pengawasan terhadap produk efisiensi energi

selama masa pembiayaan sebagaimana tercantum dalam “M&V Plan”.

12. Penganggaran Modal

Proposal harus menjabarkan apakah proyek layak untuk dibiayai. Dalam penganggaran

Modal, terdapat tiga kriteria yang digunakan secara umum.

a. Net Present Value (NPV) harus positif.

b. Internal Rate of Return (IRR) harus lebih besar dari diskonto.

c. Payback Period, yang merupakan periode untuk mencapai break-event point (BEP),

harus pendek, sehingga perusahaan dapat mengumpulkan aliran kas jauh diatas biaya

investasi dalam jangka waktu yang pendek.

Dalam Proposal Pembiayaan efisiensi energi, Poin 7 hingga 12 tergabung dalam

Kinerja Keuangan, atau analis kredit dapat menggunakan istilah Analisis

Kuantitatif dalam MAP.

Page 76: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

64 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

64 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

13. Agunan

Proposal harus menjabarkan agunan yang disediakan oleh debitur dalam bentuk properti

atau aset lain beserta spesifikasinya (ukuran aset dan nilai pasar).

14. Jadwal Proyek

Proposal harus menjabarkan jadwal pelaksanaan proyek, dari tahap permulaan hingga

pengakhiran.

15. Risiko Pembiayaan dan Mitigasi.

Berbeda dari analisis risiko proyek efisiensi energi dan mitigasi, pada bagian ini

menjabarkan analisis Risiko Pembiayaan dan Mitigasi terhadap pembiayaan yang

diajukan oleh debitur. Beberapa risiko yang kemungkinan muncul dapat berupa risiko

penyalahgunaan pembiayaan dimana dana digunakan untuk membiayai proyek lain,

risiko bisnis yang mempengaruhi pendapatan dan kondisi keuangan perusahaan, risiko

gagal bayar pada debitur dimana debitur tidak mampu memenuhi kewajiban terhadap

kreditur, dan risiko dimana hasil dari efisiensi energi tidak seperti yang diharapkan.Bank

dapat menggunakan kebijakan untuk memitigasi risiko-risiko tersebut. Analisis Risiko

Pembiayaan dan Mitigasi dilakukan oleh analis kredit dan tertuang dalam MAP.

16. Usulan Fasilitas Kredit

Fasilitas kredit akan diberikan setelah analisis yang mendalam. Usulan Struktur Fasilitas

Kredit disusun oleh kredit analis untuk menyatakan rekomendasi pembiayaan terhadap

proposal Pembiayaan efisiensi energi yang diajukan oleh perusahaan.

Pada bagian ini tercantum informasi mengenai kreditur/ bank dan debitur/ perusahaan,

tipe fasilitas kredit, limit pembiayaan, tujuan pembiayaan, periode pembiayaan, periode

penarikan, biaya administrasi, margin, biaya lain-lain, instrumen penarikan, biaya penalti

keterlambatan, dan agunan. Selain hal-hal tersebut, dalam bagian ini terdapat rincian

syarat dan ketentuan seperti prasyarat penandatanganan, prasyarat pencairan, positive

covenant, negative covenant, hukum yang berlaku, dan prasyarat lainnya

Page 77: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 65Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

64 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

13. Agunan

Proposal harus menjabarkan agunan yang disediakan oleh debitur dalam bentuk properti

atau aset lain beserta spesifikasinya (ukuran aset dan nilai pasar).

14. Jadwal Proyek

Proposal harus menjabarkan jadwal pelaksanaan proyek, dari tahap permulaan hingga

pengakhiran.

15. Risiko Pembiayaan dan Mitigasi.

Berbeda dari analisis risiko proyek efisiensi energi dan mitigasi, pada bagian ini

menjabarkan analisis Risiko Pembiayaan dan Mitigasi terhadap pembiayaan yang

diajukan oleh debitur. Beberapa risiko yang kemungkinan muncul dapat berupa risiko

penyalahgunaan pembiayaan dimana dana digunakan untuk membiayai proyek lain,

risiko bisnis yang mempengaruhi pendapatan dan kondisi keuangan perusahaan, risiko

gagal bayar pada debitur dimana debitur tidak mampu memenuhi kewajiban terhadap

kreditur, dan risiko dimana hasil dari efisiensi energi tidak seperti yang diharapkan.Bank

dapat menggunakan kebijakan untuk memitigasi risiko-risiko tersebut. Analisis Risiko

Pembiayaan dan Mitigasi dilakukan oleh analis kredit dan tertuang dalam MAP.

16. Usulan Fasilitas Kredit

Fasilitas kredit akan diberikan setelah analisis yang mendalam. Usulan Struktur Fasilitas

Kredit disusun oleh kredit analis untuk menyatakan rekomendasi pembiayaan terhadap

proposal Pembiayaan efisiensi energi yang diajukan oleh perusahaan.

Pada bagian ini tercantum informasi mengenai kreditur/ bank dan debitur/ perusahaan,

tipe fasilitas kredit, limit pembiayaan, tujuan pembiayaan, periode pembiayaan, periode

penarikan, biaya administrasi, margin, biaya lain-lain, instrumen penarikan, biaya penalti

keterlambatan, dan agunan. Selain hal-hal tersebut, dalam bagian ini terdapat rincian

syarat dan ketentuan seperti prasyarat penandatanganan, prasyarat pencairan, positive

covenant, negative covenant, hukum yang berlaku, dan prasyarat lainnya

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 65

.

3. Anatomi Proposal

Esensi Proposal kemudian akan dituangkan ke dalam Anatomi Proposal, yang merupakan

kerangka terstruktur sebagai acuan dalam menyusun proposal. Proposal Pembiayaan efisiensi

energi dan MAP memiliki anatomi tersendiri yang sedikit berbeda satu sama lain, namun

memiliki esensi yang sama.

Anatomi dari Proposal Pembiayaan efisiensi energi

meliputi:

A. RINGKASAN EKSEKUTIF

Mengacu pada Esensi Proposal Poin 1, bagian ini

menyoroti identitas perusahaan, posisi keuangan

perusahaan, kapasitas keuangan dan sumber dana pelunasan hutang, agunan, dan tinjauan

industri dan bisnis.

B. LATAR BELAKANG

Bagian ini mengacu pada Esensi Proposal Poin 2 dan 3

di mana perusahaan harus menjelaskan latar belakang

dan tujuan proyek efisiensi energi.

C. IDENTITAS PERUSAHAAN

Seperti pada Esensi Proposal Poin 4, bagian ini

menjabarkan nama perusahaan, jenis industri, lokasi

perusahaan, manajemen, pemegang saham dan

pemangku kepentingan, dan anak perusahaan yang

tergabung di dalam grup perusahaan.

D. TINJAUAN BISNIS

Bagian ini mengacu pada Esensi Proposal Poin 6 di

mana debitur harus menjelaskan rekam jejak perusahaan,

pengalaman dan kualifikasi manajemen, tinjauan

ANATOMI PROPOSAL adalah kerangka terstruktur sebagai acuan dalam menyusun proposal.

Anatomy of Energy Efficiency Financing (EEF) Proposal

A. RINGKASAN EKSEKUTIF

B. LATAR BELAKANG

C. IDENTITAS PERUSAHAAN

D. TINJAUAN BISNIS

E. KINERJA KEUANGAN

F. AGUNAN

G. JADWAL PROYEK

Page 78: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

66 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

66 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

lingkungan bisnis, dan tinjauan operasi yang meliputi produksi dan pemasaran.

E. KINERJA KEUANGAN

Bagian ini dapat menjadi bagian yang paling kompleks. Bagian ini merupakan gabungan

dari Esensi Proposal Poin 7 hingga 12. Perusahaan harus menjelaskan Kinerja Keuangan

Historis, menyusun Laporan Keuangan Pro Forma, menjabarkan Konfigurasi Proyek

efisiensi energi, menghitung Estimasi Biaya Investasi dan memaparkan Sumber Dana

Perusahaan, menaksir Risiko Proyek dan merancang Mitigasi, dan menyusun

Penganggaran Modal. Bagian ini sangat penting di mana angka-angka yang dihasilkan

dari perhitungan akan memperlihatkan seberapa prospektif proyek efisiensi energi dan

akan menetukan apakan proyek layak untuk dibiayai.

F. AGUNAN

Bagian ini mengacu pada Esensi Proposal Poin 13 di mana prusahaan harus menjabarkan

agunan beserta spesifikasinya (ukuran dan nilai pasar) yang disediakan untuk menjamin

kewajiban terhadap kreditur. Agunan dapat berupa properti atau aset lain.

G. Jadwal Proyek

Bagian ini mengacu pada Esensi Proposal Poin 14 di mana perusahaan harus

menjabarkan jadwal proyek dari fase permulaan hingga fase pengakhiran dalam

kerangka waktu yang spesifik.

Setelah proposal Pembiayaan efisiensi energi diajukan oleh perusahaan/ debitur kepada bank/

kreditur, analis kredit membuat analisis dan merekomendasikan pembiayaan melalui MAP

kepada divisi pembiayaan dalam suatu bank. Sebagaimana proposal Pembiayaan efisiensi

energi, MAP juga mengacu pada Esensi Proposal.

Anatomi dari MAP meliputi:

A. RINGKASAN EKSEKUTIF

Mengacu pada Esensi Proposal Poin 1, bagian ini menyoroti identitas perusahaan, posisi

keuangan perusahaan, kapasitas keuangan dan sumber dana pelunasan hutang, agunan,

Page 79: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 67Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

66 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

lingkungan bisnis, dan tinjauan operasi yang meliputi produksi dan pemasaran.

E. KINERJA KEUANGAN

Bagian ini dapat menjadi bagian yang paling kompleks. Bagian ini merupakan gabungan

dari Esensi Proposal Poin 7 hingga 12. Perusahaan harus menjelaskan Kinerja Keuangan

Historis, menyusun Laporan Keuangan Pro Forma, menjabarkan Konfigurasi Proyek

efisiensi energi, menghitung Estimasi Biaya Investasi dan memaparkan Sumber Dana

Perusahaan, menaksir Risiko Proyek dan merancang Mitigasi, dan menyusun

Penganggaran Modal. Bagian ini sangat penting di mana angka-angka yang dihasilkan

dari perhitungan akan memperlihatkan seberapa prospektif proyek efisiensi energi dan

akan menetukan apakan proyek layak untuk dibiayai.

F. AGUNAN

Bagian ini mengacu pada Esensi Proposal Poin 13 di mana prusahaan harus menjabarkan

agunan beserta spesifikasinya (ukuran dan nilai pasar) yang disediakan untuk menjamin

kewajiban terhadap kreditur. Agunan dapat berupa properti atau aset lain.

G. Jadwal Proyek

Bagian ini mengacu pada Esensi Proposal Poin 14 di mana perusahaan harus

menjabarkan jadwal proyek dari fase permulaan hingga fase pengakhiran dalam

kerangka waktu yang spesifik.

Setelah proposal Pembiayaan efisiensi energi diajukan oleh perusahaan/ debitur kepada bank/

kreditur, analis kredit membuat analisis dan merekomendasikan pembiayaan melalui MAP

kepada divisi pembiayaan dalam suatu bank. Sebagaimana proposal Pembiayaan efisiensi

energi, MAP juga mengacu pada Esensi Proposal.

Anatomi dari MAP meliputi:

A. RINGKASAN EKSEKUTIF

Mengacu pada Esensi Proposal Poin 1, bagian ini menyoroti identitas perusahaan, posisi

keuangan perusahaan, kapasitas keuangan dan sumber dana pelunasan hutang, agunan,

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 67

dan tinjauan industri dan bisnis, peringkat kredit internal, kebijakan kreditur, dan

rekomendasi pembiayaan.

B. LATAR BELAKANG

Bagian ini mengacu pada Esensi Proposal Poin 2 dan 3. Namun berbeda dari proposal

Pembiayaan efisiensi energi yang menjelaskan tujuan dan manfaat proyek efisiensi

energi secara rinci, analis kredit merangkum tujuan proyek efisiensi energi yang telah

dijelaskan oleh debitur dan menyoroti pernyataan debitur untuk mengajukan pembiayaan.

C. IDENTITAS PERUSAHAAN

Seperti pada Esensi Proposal Poin 4, bagian ini menjabarkan nama perusahaan, jenis

industri, lokasi perusahaan, manajemen, pemegang saham dan pemangku kepentingan,

dan anak perusahaan yang tergabung di dalam grup

perusahaan.

D. ANALISIS FASILITAS NASABAH

Bagian ini mengacu pada Esensi Proposal Poin 5. Analis

kredit mengevaluasi apakah sudah terdapat fasilitas

kredit untuk perusahaan, dan apabila sudah terdapat,

maka analis kredit harus menjabarkan jumlah fasilitas

kredit, jumlah yang sudah dicairkan, dan apakah fasilitas

kredit sudah melebihi plafon.

E. ANALISIS PERUSAHAAN

Analis kredit mengevaluasi kinerja perusahaan/ debitur

melalui Analisis Perusahaan. Analisis tersebut terbagi ke

dalam dua macam, yaitu:

① Analisis Kualitatif

Bagian ini mengacu pada Esensi Proposal Poin 6

dimana kredit analis menganalisis rekam jejak

Anatomy of Financing Analysis Memorandum (FAM)

A. RINGKASAN EKSEKUTIF

B. LATAR BELAKANG

C. IDENTITAS PERUSAHAAN

D. ANALISIS FASILITAS NASABAH

E. ANALISIS PERUSAHAAN

1. Analisis Kualitatif

2. Analisis Kuantitatif

F. ANALISIS AGUNAN

G. RISIKO PEMBIAYAAN DAN MITIGASI

H. ANALISIS USULAN KREDIT

Page 80: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

68 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

68 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

perusahaan, pengalaman dan kualifikasi manajemen, tinjauan lingkungan bisnis, dan

tinjauan operasi yang meliputi produksi dan pemasaran.

② Kuantitatif Analisis

Bagian ini mengacu pada Esensi Proposal Poin 7

hingga 12. Kredit analis membuat analisis

mengenai kinerja keuangan perusahaan/ debitur

yang meliputi analisis Kinerja Keuangan Historis,

Laporan Keuangan Pro Forma, Konfigurasi

Priyek Efisiensi Energi, Estimasi Biaya Investasi

dan Sumber Dana, Risiko Proyek dan Mitigasi,

serta Penganggaran Modal.It refers to the Point 7

up to 12 of Proposal Essentials. Melalui analisis

ini, kredit analis dapat menyimpulkan seberapa

layak proyek untuk dibiayai.

F. ANALISIS AGUNAN

Bagian ini mengacu pada Esensi Proposal Poin 13 di

mana analis kredit mengevaluasi agunan yang

disediakan oleh debitur, apakah agunan tersebut sesuai

untuk menjamin kewajiban kepada kreditur.

G. RISIKO PEMBIAYAAN DAN MITIGASI

Bagian ini mengacu pada Esensi Proposal Poin 15. Berbeda dari analisis Risiko Proyek

dan Mitigasi, pada bagian ini kredit analis menjabarkan risiko pembiayaan, misalnya

risiko penyalahgunaan pembiayaan dan risiko gagal bayar oleh debitur.

H. ANALISIS USULAN KREDIT

Bagian ini mengacu pada Esensi Proposal Poin 16 di mana analis kredit menyatakan

rekomendasi pembiayaan beserta syarat dan ketentuan terkait dengan kontrak

pembiayaan.

Selain analisis di dalam MAP, terdapat beberapa

KRITERIA PEMILIHAN yang menjadi dasar

pertimbangan bagi analis kredit untuk menyetujui

proposal pembiayaan. Hal ini berhubungan dengan

sponsor proyek, yaitu individual atau entitas yang

memulai, memiliki, dan mengembangkan proyek

tersebut dan memiliki kekuatan dalam

pengambilan keputusan terhadap peminjaman

dan distribusi kekayaan. Kriteria tersebut seperti:

a. Rekam jejak dalam menjalankan bisnis dan

proyek.

b. Apakah pemilik proyek mempunyai

kapabilitas dalam mengembangkan dan

mengimplementasikan perencanaan

manajemen yang sesuai untuk menjamin

keberlanjutan operasi proyek.

c. Berapa kontribusi ekuitas dalam proyek.

d. Apakah pemilik proyek layak untuk

diberikan kredit.

Page 81: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 69Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

68 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

perusahaan, pengalaman dan kualifikasi manajemen, tinjauan lingkungan bisnis, dan

tinjauan operasi yang meliputi produksi dan pemasaran.

② Kuantitatif Analisis

Bagian ini mengacu pada Esensi Proposal Poin 7

hingga 12. Kredit analis membuat analisis

mengenai kinerja keuangan perusahaan/ debitur

yang meliputi analisis Kinerja Keuangan Historis,

Laporan Keuangan Pro Forma, Konfigurasi

Priyek Efisiensi Energi, Estimasi Biaya Investasi

dan Sumber Dana, Risiko Proyek dan Mitigasi,

serta Penganggaran Modal.It refers to the Point 7

up to 12 of Proposal Essentials. Melalui analisis

ini, kredit analis dapat menyimpulkan seberapa

layak proyek untuk dibiayai.

F. ANALISIS AGUNAN

Bagian ini mengacu pada Esensi Proposal Poin 13 di

mana analis kredit mengevaluasi agunan yang

disediakan oleh debitur, apakah agunan tersebut sesuai

untuk menjamin kewajiban kepada kreditur.

G. RISIKO PEMBIAYAAN DAN MITIGASI

Bagian ini mengacu pada Esensi Proposal Poin 15. Berbeda dari analisis Risiko Proyek

dan Mitigasi, pada bagian ini kredit analis menjabarkan risiko pembiayaan, misalnya

risiko penyalahgunaan pembiayaan dan risiko gagal bayar oleh debitur.

H. ANALISIS USULAN KREDIT

Bagian ini mengacu pada Esensi Proposal Poin 16 di mana analis kredit menyatakan

rekomendasi pembiayaan beserta syarat dan ketentuan terkait dengan kontrak

pembiayaan.

Selain analisis di dalam MAP, terdapat beberapa

KRITERIA PEMILIHAN yang menjadi dasar

pertimbangan bagi analis kredit untuk menyetujui

proposal pembiayaan. Hal ini berhubungan dengan

sponsor proyek, yaitu individual atau entitas yang

memulai, memiliki, dan mengembangkan proyek

tersebut dan memiliki kekuatan dalam

pengambilan keputusan terhadap peminjaman

dan distribusi kekayaan. Kriteria tersebut seperti:

a. Rekam jejak dalam menjalankan bisnis dan

proyek.

b. Apakah pemilik proyek mempunyai

kapabilitas dalam mengembangkan dan

mengimplementasikan perencanaan

manajemen yang sesuai untuk menjamin

keberlanjutan operasi proyek.

c. Berapa kontribusi ekuitas dalam proyek.

d. Apakah pemilik proyek layak untuk

diberikan kredit.

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 69

Bagan berikut ini menunjukkan hubungan antara Esensi proposal dengan Anatomi

Proposal Pembiayaan efisiensi energi dan MAP.

1. Ringkasan Eksekutif

2. Tujuan Proyek

3. Manfaat Proyek

4. Identitas Perusahaan

5. Fasilitas Nasabah

6. Tinjauan Bisnis Perusahaan

7. Laporan Keuangan Historis

8. laporan Keuangan Pro Forma

9. Konfigurasi Proyek

10.Estimasi Biaya dan Sumber Dana

11. Risiko Proyek dan Mitigasi

12. Penganggaran Modal

13. Agunan

14. Jadwal Proyek

15. Risiko Pembiayaan dan Mitigasi

16. Usulan Kredit

A. RINGKASAN EKSEKUTIF

B. LATAR BELAKANG

C. IDENTITAS PERUSAHAAN

D. TINJAUAN BISNIS

E. KINERJA KEUANGAN

F. AGUNAN

G. JADWAL PROYEK

A. RINGKASAN EKSEKUTIF

B. LATAR BELAKANG

C. IDENTITAS PERUSAHAAN

D. ANALISIS FASILITAS NASABAH

E. ANALISIS PERUSAHAAN

1. Analisis Kualitatif

2. Analisis Kuantitatif

F. ANALISIS AGUNAN

G. RISIKO PEMBIAYAAN DAN MITIGASI

H. ANALISIS USULAN KREDIT

PROPOSAL PEMBIAYAAN EFISIENSI ENERGI MEORANDUM ANALISIS PEMBIAYAANEsensi Proposal

ANATOMI PROPOSAL

Page 82: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

70 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

70 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

TEMPLATE VIRTUAL CASE

PROPOSAL PEMBIAYAAN PROYEK EFISIENSI ENERGI

Page 83: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

70 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

TEMPLATE VIRTUAL CASE

PROPOSAL PEMBIAYAAN PROYEK EFISIENSI ENERGI

Page 84: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

72 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

Page 85: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 73Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 71

RINGKASAN MEMORANDUM ANALISA PEMBIAYAAN – LONG FORM MAP No. 054/MAP/SYR/06/2013 tanggal 26/06/2013

Diisi oleh bank/lembaga keuangan 1. Nama Nasabah : 2. Bidang Usaha : 3. Group Usaha : 4. Total Fasilitas : 5. Kewenangan Memutus : 6. Kondisi Keuangan :

7. Kemampuan finansial

dan sumber pelunasan kredit

:

8. Jaminan : 9. Obligor Rating : 10. Industri dan Bisnis : 11. Justifikasi Eksport : 12. Account Strategy

Group : Growth dengan pertimbangan :

- Kinerja/Performance perusahaan selama ini baik - Track Record fasilitas kredit baik dan kolektibilitas selalu lancar

13. Bank Pembangunan Syariah Policy

:

14. Rekomendasi :

I. MEMORANDUM ANALISA PEMBIAYAAN Diisi oleh bank/lembaga keuangan

Perihal : Permohonan Fasilitas Baru Nama Pemohon : Dasar Usulan : Surat Permohonan Komite Pembiayaan Nama Jabatan Pengusul

:

Reviewer

Komite Pembiayaan II :

Wewenang Memutus :

Berkas Data

A. TUJUAN PROPOSAL

Diisi oleh nasabah/perusahaan

B. INTERNAL CREDIT RATING SUMMARY

Page 86: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

74 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

72 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Diisi oleh bank/lembaga keuangan

C. INFORMASI NASABAH / CALON NASABAH & GROUP Diisi oleh calon nasabah/perusahaan

• Informasi Umum

• Nama Nasabah : • Tahun pendirian : • Bidang Usaha : • Group Nasabah : • Kode Sector Ekonomi Bank

Pembangunan Syariah : Diisi oleh Bank/lembaga keuangan

• Alamat Kantor : • Lokasi Pabrik : • Key Person : • Tahun Hubungan dgn Bank : • Permodalan :

Nama Pemegang Saham Jumlah saham Nilai Saham (IDR ) %

• •

• Susunan Pengurus Dewan Komisaris Komisaris Utama Komisaris Dewan Direksi Direktur Utama Direktur Direktur

• Informasi Nasabah Group

• Relationship dengan Nasabah (Diisi oleh bank/lembaga keuangan) a. Aktivitas Ekspor : b. Resume Hasil OTS/Call Report :

-

D. FASILITAS NASABAH & GROUP (Diisii oleh nasabah/perusahaan) 1. Fasilitas di Bank Pembangunan Syariah (Posisi data tanggal 30/06/2013 )

2. Review Fasilitas Pembiayaan Investasi a.n PT. Airlangga Sawit Jaya dan PT. Charindo Palma Oetama

3. Fasilitas di Bank/Lembaga Keuangan Lain 4. Fasilitas Yang Diusulkan

Page 87: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 75Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

72 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Diisi oleh bank/lembaga keuangan

C. INFORMASI NASABAH / CALON NASABAH & GROUP Diisi oleh calon nasabah/perusahaan

• Informasi Umum

• Nama Nasabah : • Tahun pendirian : • Bidang Usaha : • Group Nasabah : • Kode Sector Ekonomi Bank

Pembangunan Syariah : Diisi oleh Bank/lembaga keuangan

• Alamat Kantor : • Lokasi Pabrik : • Key Person : • Tahun Hubungan dgn Bank : • Permodalan :

Nama Pemegang Saham Jumlah saham Nilai Saham (IDR ) %

• •

• Susunan Pengurus Dewan Komisaris Komisaris Utama Komisaris Dewan Direksi Direktur Utama Direktur Direktur

• Informasi Nasabah Group

• Relationship dengan Nasabah (Diisi oleh bank/lembaga keuangan) a. Aktivitas Ekspor : b. Resume Hasil OTS/Call Report :

-

D. FASILITAS NASABAH & GROUP (Diisii oleh nasabah/perusahaan) 1. Fasilitas di Bank Pembangunan Syariah (Posisi data tanggal 30/06/2013 )

2. Review Fasilitas Pembiayaan Investasi a.n PT. Airlangga Sawit Jaya dan PT. Charindo Palma Oetama

3. Fasilitas di Bank/Lembaga Keuangan Lain 4. Fasilitas Yang Diusulkan

73

5. Perhitungan BMPP

E. ANALISA PERUSAHAAN (Diisii oleh nasabah/perusahaan) 1. Kualitas Kualitatif

a. Pendirian, Perizinan, Kewenangan dan Track Record Perusahaan

b. Karakter dan Management

c. Industri dan Usaha Nasabah 1. Analisa Ekonomi Makro – Kondisi Umum

2. Analisa Industri Makanan & Minuman Indonesia 2013

3. Analisa Persaingan Sektor Industri

a) Barrier to Entry

b) Posisi tawar pembeli (buyer)

c) Posisi tawar produsen (supplier). d) Barang Substitusi

e) Kondisi Persaingan

d. Pemasaran

1. Produk/Jasa yang dipasarkan. 2. Market Share

3. Realisasi Penjualan 4. Pasar yang dituju

5. Strategi Pemasaran

6. Rencana Penjualan

e. Teknis Produksi

1. Lokasi Proyek / Usaha

2. Kapasitas Produksi dan Realisasi Produksi 3. Proses Produksi 4. Bahan Baku dan Bahan Penolong 5. Rencana Produksi

6. Aspek Sosial dan Amdal

2. Kualitas Kuantitatif

a. Analisa Laporan Keuangan Historical

Page 88: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

76 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

74 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

AKTIVA

PASSIVA LABA RUGI

ASSET EFFICIENCY

LIQUIDITY & LEVERAGE

DEBT SERVICING ABILITY

b. Analisa Proyeksi Keuangan

Asumsi • AKTIVA • PASSIVA • NET SALES • COST STRUCTURE • NET OPERATING PROFIT • NPAUI • RETURN ON EQUITY (ROE)

Proyeksi Rasio Likuiditas & Leverage

Proyeksi Rasio Asset Efficiency Proyeksi Repayment Capacity

c. Analisa Kebutuhan Pembiayaan Investasi (Diisi oleh Manager Energi perusahaan) 1) Tujuan Fasilitas Pembiayaan 2) Perhitungan Fasilitas Pembiayaan Investasi 3) Risiko dan Mitigasi Pembiayaan Energi Efisiensi (berisi metode M&V)

d. Analisa Viabilitas Pembiayaan Investasi

Analisa Sensitivitas diperhitungkan dari Corporate Cashflow dan cashflow proyek energy efficiency Viabilitas dari corporate cashflow Viabilitas Project EE Project (Diisi oleh Manager Energi)

e. Margin Pembiayaan/Loan Rate

Page 89: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 77Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

74 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

AKTIVA

PASSIVA LABA RUGI

ASSET EFFICIENCY

LIQUIDITY & LEVERAGE

DEBT SERVICING ABILITY

b. Analisa Proyeksi Keuangan

Asumsi • AKTIVA • PASSIVA • NET SALES • COST STRUCTURE • NET OPERATING PROFIT • NPAUI • RETURN ON EQUITY (ROE)

Proyeksi Rasio Likuiditas & Leverage

Proyeksi Rasio Asset Efficiency Proyeksi Repayment Capacity

c. Analisa Kebutuhan Pembiayaan Investasi (Diisi oleh Manager Energi perusahaan) 1) Tujuan Fasilitas Pembiayaan 2) Perhitungan Fasilitas Pembiayaan Investasi 3) Risiko dan Mitigasi Pembiayaan Energi Efisiensi (berisi metode M&V)

d. Analisa Viabilitas Pembiayaan Investasi

Analisa Sensitivitas diperhitungkan dari Corporate Cashflow dan cashflow proyek energy efficiency Viabilitas dari corporate cashflow Viabilitas Project EE Project (Diisi oleh Manager Energi)

e. Margin Pembiayaan/Loan Rate

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 75

F. LAIN-LAIN (Justifikasi atau keterangan untuk meyakinkan lembaga keuangan, diisi oleh nasabah/manager energy

perusahaan)

G. AGUNAN DAN COVERAGE (Diisi Nasabah/perusahaan)

1. Agunan yang Diserahkan

2. Security Coverage Ratio Fasilitas Pembiayaan Fasilitas Limit

PIE - ESS 16,067 Total Fasilitas 16,067

Rasio-Rasio (% atas dasar) Nilai Pasar Nilai Likuidasi Nilai Pengikatan Ad. Limit Ad. Limit Ad. Limit

Fixed Asset / Total PIE 53% 37% 53% Mesin PIE / Total PIE 143% 100% 143% Total Agunan / Total PIE 196% 137% 196%

H. RISIKO DAN MITIGASINYA (Diisi Nasabah/perusahaan)

No Identifikasi Risiko Mitigasi1 Risiko Penyimpangan Tujuan Penggunaan Kredit

2 Risiko Pemasaran Bisnis

3 Pengembalian / Pembayaran .

4 Resiko Output Proyek tidak sesuai

Page 90: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

78 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

Page 91: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 79Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 76

MATERI VIRTUAL CASE

PROPOSAL PEMBIAYAAN PROYEK EFISIENSI ENERGI

Page 92: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

80 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

Page 93: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 81Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

77

RINGKASAN MEMORANDUM ANALISA PEMBIAYAAN – LONG FORMMAP No. 054/MAP/SYR/06/2013 tanggal 26/06/2013

1. Nama Nasabah : PT. Empat Sekawan Sejahtera 2. Bidang Usaha : Industri Makanan Minuman Lainnya (Kode Sektor 3190)3. Group Usaha : PT. Empat Sekawan Sejahtera Food Tbk.4. Total Fasilitas :

Fasilitas eksisting Group Usaha a.n PT. Airasia Sawah Jaya (ASJ) dan PT.CantikaPratama Oetama (CPO), subsidiary PT. Empat Sekawan Sejahtera Food Tbk posisi08/07/2013:

.

Jenis Limit (Rp. Juta) Jangka Waktu Margin

PIE Sublimit Pembiayaan L/C / SKBDN

16.067,00 60 bulan sejak tanggal pembukaan fasilitas L/C atau SKBDN yang pertama.

9.50%

Total (IDR) 16.067,00

Jenis Limit (Rp. Juta)

Baki debet(Rp.Juta)

Jatuh Tempo Margin Kol

PIE – ASJ 20.599,09 20.599,09 25/11/15 11% 1PIE – CPO 41.093,32 41.093,32 25/11/15 11% 1Total Fasilitas Eksisting Group

61.692,41 61.692,41

Total Fasilitas Group termasuk Fasilitas Baru ESS

77.759,41 61.692,41

5. Kewenangan Memutus : Menunjuk PDD No.0003/PDE/02/2013 untuk nasabah baru dengan limit Rp. 50Milyar s.d Rp. 250 Milyar kewenangan memutus ada pada komite Pembiayaan III

6. Kondisi Keuangan : Kondisi Keuangan Historical pada 3 (tiga) periode terakhir adalah sebagai berikutRatios 2010 2011 2012 % 2012 -2011 Q1 2013

ROE 9% 26% 24% -7% 8%ROA 2% 6% 7% 11% 2%A/R DOH 88 141 148 5% 148INV DOH 194 100 126 26% 138A/P DOH 41 34 78 127% 82A/E DOH 2 1 1 3% 2Net Trade Cycle 239 205 196 -5% 202Penjualan (Juta IDR) 556,782 853,729 809,473 -5% 193,933 Sales Growth 53.33% -5.18% N/A -4.17%HPP/Penjualan 71.17% 71.03% 67.87% -4% 69.31%GPM 22.99% 25.68% 28.95% 13% 27.86%SGA/Penjualan 6.87% 6.93% 7.45% 7% 4.16%NOP (Juta IDR) 87,176 157,013 170,807 9% 45,141 Biaya Bunga/Penjualan 11% 8% 8% -4% 6%NPAUI (Juta IDR) 16,612 62,622 72,470 16% 24,116 NPAUI / Penjualan 2.98% 7.34% 8.95% 22% 12.44%Current Asset (Juta IDR) 352,067 515,472 537,129 4% 562,252 Net Fixed Asset (Juta IDR) 309,904 281,288 253,635 -10% 248,460 Total Liabil ities (Juta IDR) 681,438 743,310 727,931 -2% 667,667 Total Equity (Juta IDR) 175,212 237,834 297,154 25% 321,270 Current Ratio 0.96 1.13 0.96 -15% 1.24 DER 3.48 2.42 1.74 -28% 1.40 Leverage 3.98 3.17 2.47 -22% 2.09

Page 94: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

82 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 78

.7. Kemampuan finansial

dan sumber pelunasan kredit

: Kondisi keuangan Nasabah posisi tahun 2010 - 2012 cukup baik dan pemenuhan kewajiban berasal dari hasil operasional perusahaan, dimana selama kurun waktu tersebut COPAT/FP > 1.

Berdasarkan hasil proyeksi laporan keuangan tahun 2013 – 2018, Proyeksi NOPAT/FP dan COPAT/FP selama masa pembiayaan > 1.

DEBT SERVICING ABILITY

2013 2014 2015 2016 2017 2018

FP (81,576) (5,653) (5,248) (4,325) (3,928) (1,835)NOPAT –FP 47,041 125,578 132,276 139,574 145,373 149,664

NOPAT / FP 1.58 23.22 26.20 33.27 38.00 82.55

COPAT –FP 79,213 161,923 170,309 179,315 186,565 191,457

COPAT / FP 1.97 29.65 33.45 42.46 48.49 105.32

8. Jaminan : Nilai Security Collateral Ratio sbb:

Fasilitas LimitPIE - ESS 16,067Total Fasilitas 16,067

Rasio-Rasio (% atas dasar) Nilai Pasar Nilai Likuidasi

Nilai Pengikatan

Ad. Limit Ad. Limit Ad. LimitFixed Asset / Total PIE 53% 37% 53%Mesin PIE / Total PIE 143% 100% 143%Total Agunan / Total PIE 196% 137% 196%

9. Obligor Rating : Rating Internal berdasarkan laporan keuangan audited :• Tahun 2010 adalah BBB -• Tahun 2011 adalah A-• Tahun 2012 adalah A

10. Industri dan Bisnis : Jumlah Penduduk Indonesia yang mencapai sekitar 200 juta jiwa dan pertumbuhan perekonomian Indonesia yang pesat memberikan peluang bagi pengembangan lebih lanjut usaha ESS dan ESSF Group dimasa yang akan datang. Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi tersebut, penghasilan masyarakat indonesia juga mengalami peningkatan. Hal itu terlihat dari trend kenaikan pendapatan perkapita penduduk indonesia dari tahun ke tahun. Dengan adanya kenaikan pendapatan per kapita maka permintaan akan barang konsumsi khususnya makanan diharapkan akan meningkat pula.

Ditinjau dari sisi kinerja ekspor, Pasar non-tradisional Asia merupakan pasar potensial yang bisa dijadikan tujuan ekspor untuk meningkatkan ekspor Indonesia. Produk makanan dan minuman olahan merupakan salah satu produk dari industri makanan dan minuman yang memiliki kontribusi cukup besar terhadap ekspor non migas Indonesia. Agar produk makanan dan minuman olahan Indonesia tetap berkontribusi terhadap ekspor non migas maka industri makanan dan minuman perlu melakukan pengembangan ekspor ke pasar non-tradisional Asia. Pada tahun 2012, nilai ekspor produk makanan dan minuman Indonesia tercatat 4.49 Milyar Dolar AS dengan trend dari tahun 2008 – 2012 yang meningkat sebesar 15%.

Page 95: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 83Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 78

.7. Kemampuan finansial

dan sumber pelunasan kredit

: Kondisi keuangan Nasabah posisi tahun 2010 - 2012 cukup baik dan pemenuhan kewajiban berasal dari hasil operasional perusahaan, dimana selama kurun waktu tersebut COPAT/FP > 1.

Berdasarkan hasil proyeksi laporan keuangan tahun 2013 – 2018, Proyeksi NOPAT/FP dan COPAT/FP selama masa pembiayaan > 1.

DEBT SERVICING ABILITY

2013 2014 2015 2016 2017 2018

FP (81,576) (5,653) (5,248) (4,325) (3,928) (1,835)NOPAT –FP 47,041 125,578 132,276 139,574 145,373 149,664

NOPAT / FP 1.58 23.22 26.20 33.27 38.00 82.55

COPAT –FP 79,213 161,923 170,309 179,315 186,565 191,457

COPAT / FP 1.97 29.65 33.45 42.46 48.49 105.32

8. Jaminan : Nilai Security Collateral Ratio sbb:

Fasilitas LimitPIE - ESS 16,067Total Fasilitas 16,067

Rasio-Rasio (% atas dasar) Nilai Pasar Nilai Likuidasi

Nilai Pengikatan

Ad. Limit Ad. Limit Ad. LimitFixed Asset / Total PIE 53% 37% 53%Mesin PIE / Total PIE 143% 100% 143%Total Agunan / Total PIE 196% 137% 196%

9. Obligor Rating : Rating Internal berdasarkan laporan keuangan audited :• Tahun 2010 adalah BBB -• Tahun 2011 adalah A-• Tahun 2012 adalah A

10. Industri dan Bisnis : Jumlah Penduduk Indonesia yang mencapai sekitar 200 juta jiwa dan pertumbuhan perekonomian Indonesia yang pesat memberikan peluang bagi pengembangan lebih lanjut usaha ESS dan ESSF Group dimasa yang akan datang. Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi tersebut, penghasilan masyarakat indonesia juga mengalami peningkatan. Hal itu terlihat dari trend kenaikan pendapatan perkapita penduduk indonesia dari tahun ke tahun. Dengan adanya kenaikan pendapatan per kapita maka permintaan akan barang konsumsi khususnya makanan diharapkan akan meningkat pula.

Ditinjau dari sisi kinerja ekspor, Pasar non-tradisional Asia merupakan pasar potensial yang bisa dijadikan tujuan ekspor untuk meningkatkan ekspor Indonesia. Produk makanan dan minuman olahan merupakan salah satu produk dari industri makanan dan minuman yang memiliki kontribusi cukup besar terhadap ekspor non migas Indonesia. Agar produk makanan dan minuman olahan Indonesia tetap berkontribusi terhadap ekspor non migas maka industri makanan dan minuman perlu melakukan pengembangan ekspor ke pasar non-tradisional Asia. Pada tahun 2012, nilai ekspor produk makanan dan minuman Indonesia tercatat 4.49 Milyar Dolar AS dengan trend dari tahun 2008 – 2012 yang meningkat sebesar 15%.

79 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

11. Justifikasi Eksport : Tujuan negara pemasaran ekspor produk pengolahan makanan ESSF Group untuk permen adalah USA, UK, Australia, Korea dan Jepang . Untuk produk mie instan, daerah tujuan pemasaran produk ESSF Group adalah Australia. Untuk produk Biskuit, ESS telah menandatangani kontrak penjualan tahun 2005 dengan World Food Programme untuk memproduksi dan mensuplay Fortified Biscuit (biskuit yang diperkaya vitamin dan mineral) untuk dikirim ke negara-negara yang memerlukan bantuan pangan seperti Irak, Pakistan, Bangladesh, Myanmar dan juga diekspor ke Italia dan Malaysia. Berdasarkan keterangan nasabah, ekspor berkontribusi hingga 25% dari total penjualan.

12. Account Strategy Group

: Growth dengan pertimbangan :- Kinerja/Performance perusahaan selama ini baik- Track Record fasilitas kredit baik dan kolektibilitas selalu lancar

13. Bank Pembangunan Syariah Policy

: - Pengurus dan pemegang saham perusahaan tidak termasuk dalam perusahaan yang termasuk kredit macet dan daftar hitam perusahaan.

- Atas total fasilitas pembiayaan yang diperoleh PT. ESS dan group belum melampaui BMPP.

14. Rekomendasi : 1. Fasilitas Pembiayaan Investasi Ekspor Sublimit Pembiayaan L/C / SKBDNuntuk pembiayaan Energi Efisiensi senilai IDR 16.067.000.000.

2. Tenor Fasilitas Pembiayaan 60 bulan sejak tanggal pembukaan LC atau SKBDN.

3. Tenor pembukaan LC / SKBDN maksimal selama 180 hari sejak tanggal pembukaan LC / SKBDN.

4. Fasilitas Pembiayaan dalam mata uang IDR dengan margin pembiayaan sebesar 9.5% (ALCO Basis).

Page 96: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

84 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 80

I. MEMORANDUM ANALISA PEMBIAYAAN SAP No. 057/SAP/SYR/06/2013 tanggal 30/06/2013

Perihal : Permohonan Fasilitas BaruNama Pemohon : PT. Empat Sekawan Sejahtera Dasar Usulan : Surat PermohonanKomite Pembiayaan Nama JabatanPengusul : 1. Eko Wijaya

2. Joko Santoso3. Intan Mutiara

Relationship Manager Pembiayaan SyariahKepala Departemen Pembiayaan SyariahKepala Divisi Pembiayaan Syariah

Reviewer 1.Gama Wisata2. Irawan Priambodo3.Arif Budiman

Risk Analyst Divisi Analisa Risiko BisnisCt. Kepala Departemen Analisa Risiko BisnisKepala Divisi Analisa Risiko Bisnis

Komite Pembiayaan II : 1. Trio Wahyudi2. Omar Hamzah

Direktur Pelaksana IDirektur Pelaksana IV

Wewenang Memutus : Komite Pembiayaan tingkat II

Berkas Data Surat Permohonan No.212/EMS/V/2013 tgl.17 Agustus

2013 Spreadsheet Lap Keu 3 tahun terakhir

Laporan Keuangan Audited periode per 31 Desember 2010,2011 dan 31 Desember 2012

Laporan Keuangan Inhouse periode 31 Maret 2013

Laporan SID BI per tgl. 17/06/2013 Laporan Appraisal KJPP Rizki Djunaedy &

Rekan No.073/D/LP.FR/RDR/X/2011 tgl.13/10/2011

Laporan Investment Grade Audit (“IGA”) dari Econoler

A. TUJUAN PROPOSAL

Melalui surat No. 212/EMS/V/2013 tanggal 17 Agustus 2013, PT. Empat Sekawan Sejahtera mengajukan permohonan pembiayaan Energy Efficiency Project (EEP) dengan kebutuhan investasi sebesar Rp 22.016.000.000,- dan dengan pembiayaan sebesar 80% dari Project Cost

B. INTERNAL CREDIT RATING SUMMARYHistorical Internal Rating perusahaan adalah sebagai berikut :

Date of Rating : 31/05/2013Tahun Rating Position Score Outlook2010 BBB- 48.72 Average2011 A- 59.77 Good2012 A 68.63 Good

C. INFORMASI NASABAH / CALON NASABAH & GROUP

• Informasi Umum• Nama Nasabah : PT. Empat Sekawan Sejahtera (“ESS”) • Tahun pendirian : 1995• Bidang Usaha : Industri Pengolahan Makanan• Group Nasabah : PT. Empat Sekawan Sejahtera Food Tbk. (“ESSF”)• Kode Sector Ekonomi Bank

Pembangunan Syariah: 3190

• Alamat Kantor : Gd. Alun-Alun, Jl. Bundaran Jaya Kav. 51, Jakarta Selatan

Page 97: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 85Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 80

I. MEMORANDUM ANALISA PEMBIAYAAN SAP No. 057/SAP/SYR/06/2013 tanggal 30/06/2013

Perihal : Permohonan Fasilitas BaruNama Pemohon : PT. Empat Sekawan Sejahtera Dasar Usulan : Surat PermohonanKomite Pembiayaan Nama JabatanPengusul : 1. Eko Wijaya

2. Joko Santoso3. Intan Mutiara

Relationship Manager Pembiayaan SyariahKepala Departemen Pembiayaan SyariahKepala Divisi Pembiayaan Syariah

Reviewer 1.Gama Wisata2. Irawan Priambodo3.Arif Budiman

Risk Analyst Divisi Analisa Risiko BisnisCt. Kepala Departemen Analisa Risiko BisnisKepala Divisi Analisa Risiko Bisnis

Komite Pembiayaan II : 1. Trio Wahyudi2. Omar Hamzah

Direktur Pelaksana IDirektur Pelaksana IV

Wewenang Memutus : Komite Pembiayaan tingkat II

Berkas Data Surat Permohonan No.212/EMS/V/2013 tgl.17 Agustus

2013 Spreadsheet Lap Keu 3 tahun terakhir

Laporan Keuangan Audited periode per 31 Desember 2010,2011 dan 31 Desember 2012

Laporan Keuangan Inhouse periode 31 Maret 2013

Laporan SID BI per tgl. 17/06/2013 Laporan Appraisal KJPP Rizki Djunaedy &

Rekan No.073/D/LP.FR/RDR/X/2011 tgl.13/10/2011

Laporan Investment Grade Audit (“IGA”) dari Econoler

A. TUJUAN PROPOSAL

Melalui surat No. 212/EMS/V/2013 tanggal 17 Agustus 2013, PT. Empat Sekawan Sejahtera mengajukan permohonan pembiayaan Energy Efficiency Project (EEP) dengan kebutuhan investasi sebesar Rp 22.016.000.000,- dan dengan pembiayaan sebesar 80% dari Project Cost

B. INTERNAL CREDIT RATING SUMMARYHistorical Internal Rating perusahaan adalah sebagai berikut :

Date of Rating : 31/05/2013Tahun Rating Position Score Outlook2010 BBB- 48.72 Average2011 A- 59.77 Good2012 A 68.63 Good

C. INFORMASI NASABAH / CALON NASABAH & GROUP

• Informasi Umum• Nama Nasabah : PT. Empat Sekawan Sejahtera (“ESS”) • Tahun pendirian : 1995• Bidang Usaha : Industri Pengolahan Makanan• Group Nasabah : PT. Empat Sekawan Sejahtera Food Tbk. (“ESSF”)• Kode Sector Ekonomi Bank

Pembangunan Syariah: 3190

• Alamat Kantor : Gd. Alun-Alun, Jl. Bundaran Jaya Kav. 51, Jakarta Selatan

81 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

• Lokasi Pabrik : Semarang, Jawa Tengah.• Key Person : Budi Luhur, Direktur Utama• Tahun Hubungan dgn Bank : 2009• Permodalan : Berdasarkan Akta No.19 tanggal 24 Juni 2008 dihadapan Notaris

Wimar Wijoyo, SH berdomisili di Semarang, modal dasar perusahaan adalah Rp.150 Milyar dan modal disetor adalah Rp.110 Milyar dengan rincian sbb :

Nama Pemegang Saham Jumlah saham Nilai Saham (IDR ) %

• PT Empat Sekawan Sejahtera Food Tbk 109.890 109.890.000.000 99.9• Susilo Bambang 110 110.000.000 0.10Total 110.000 110.000.000.000 100• Susunan Pengurus Susunan Pengurus dari PT. Empat Sekawan Sejahtera tercatat pada

Akta No.20 tanggal 24 Juni 2008 dihadapan Notaris Wimar Wijoyo,SH berdomisili di Semarang sbb :

Dewan KomisarisKomisaris Utama Susilo BambangKomisaris Herry BengkoestantoDewan DireksiDirektur Utama Budi LuhurDirektur Budhi Istanto SuwitoDirektur Herry Koeswoyo

• Informasi Nasabah GroupPerusahaan yang tergabung dalam PT. Empat Sekawan Sejahtera Food Tbk

PT. Empat Sekawan Sejahtera Food, Tbk.PT Empat Sekawan Sejahtera Food, Tbk (“ESSF”) telah terdaftar sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2003. ESSF Group Perseroan merupakan perusahaan yang bergerak di sektor makanan dan yang berhubungan dengan makanan melalui Entitas Anaknya. Kegiatan usaha Perseroan saat ini adalah di bidang pengolahan makanan, pengolahan beras dan kelapa sawit.

Perseroan pada awalnya menjalankan usaha berbentuk perusahaan keluarga dengan nama Pabrik Mie Asia yang dirintis sejak tahun 1959 di Ular, Sukoharjo, Jawa Tengah dan hanya memproduksi satu jenis produk, yaitu bihun kering. Sampai dengan tahun 2012, ESSF memiliki 5 lokasi pabrik pengolahan makanan dengan 174 jaringan distribusi, 2 lokasi pabrik pengolahan beras dan 1 lokasi yang terdiri dari 2 pabrik pengolahan beras baru yang masih dalam tahap pembangunan, serta serta 7 lokasi perkebunan kelapa sawit.

Untuk sektor usaha makanan olahan, Perseroan melakukan kegiatan operasinya melalui Entitas Anak PT Empat Sekawan Sejahtera (ESS), PT Putra Medan Indonesia (PMI), PT Bumi Biru Pancaran (BBP) dengan Entitas Anaknya PT Putri Tani Pancaran (PTP) dan PT Sejahtera Pantas Jaya (SPJ).

Beberapa Perusahaan dalam Group ESSF dapat disampaikan sebagai berikut:

PT Empat Sekawan Sejahtera (ESS)dimiliki oleh PT Empat Sekawan Sejahtera Food sebesar 99.9%, dan didirikan sejak tahun 1992 di Magelang.

PT ESS khusus untuk Basic Food dengan produk utama nasabah adalah mie dan bihun. Total omzet PT ESSper Maret 2013 berkontribusi hingga 22% dari total omzet group PT ESSF.

Page 98: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

86 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 82

PT. Putra Medan Indonesia (PMI)Didirikan sejak tahun 1994 di Jakarta dan diakuisisi oleh ESSF pada tahun 2008. PMI bergerak dibidang industri pembuatan dan penjualan makanan ringan. Produknya termasuk biskuit, wafer stick dan permen dengan merek dagang Gulas, Gulas Plus dan Growie

PT. Putra Tenaga Nusantara (PTN)Didirikan sejak tahun 2006 di Magelang dan diakuisisi oleh perseroan pada tahun 2008. PPN bergerak dibidang usaha pembangkit listrik dengan kapasitas produksi energi sebesar 3 MW yang digunakan untuk menyuplai kebutuhan listrik dan uap panas bagi fasilitas – fasilitas ESSF. PPN juga membuka kesempatan bagi ESSF untuk bermain di pasar energi nasional.

PT. Berjaya Investasi (BI)Didirikan sejak tahun 1993 dan diakuisisi ESSF pada tahun 2008. Bergerak pada bidang usaha perkebunan kelapa sawit yang terletak di Tanjung Seloka dan Kebun Lontar, kecamatan Pulau Laut Barat dan Pulau Laut Selatan, Kabupaten Kota Baru, Kalimantan Selatan. Pada tahun 2010, ESSF melalui BI mengakuisisi 5 perusahaan yang bergerak dibidang kelapa sawit yaitu PT. Medan Jaya Argo Palm yang berlokasi di Kalimantan Tengah, PT. Astana Sukses Jaya (ASJ) dan PT. Cantika Pratama Oetama (CPO) yang berlokasi di Kalimantan Barat, PT. Mesti Bisa Pantas berlokasi di Sumatera Selatan dan PT. Tiga Putra Sekawan yang berlokasi di Riau.

PT. Dunia Pangan (DP)Didirikan sejak tahun 2006 dan diakuisisi ESSF pada tahun 2010. Bergerak dibidang perdagangan dan industri. Memiliki 3 entitas yaitu PT. Indonesia Berjaya Ungul (IBU) yang bergerak dalam produksi dan perdagangan beras dan pabrik beras PT. Jakarta Sukses Raya (JSR) dan PT. Sukses Amanah Kerja Indonesia(SAKTI). IBU didirikan tahun 2008 dan mulai beroperasi sejak Juni 2010. JSR diakuisisi pada akhir tahun 2010. Sejak akhur November 2012 SAKTI menjadi entitas anak tidak langsung perseroan.

PT. Bumi Biru Pancaran (BBP)Didirikan tahun 2011 dan merupakan produsen makanan olahan dengan kapasitas terpasang per tahun untuk biskuit sebesar 27.000 ton. BBP memiliki entitas anak yaitu PT. Putri Tani Pancaran (PTP) dan PT. SejahteraPantas Jaya (SPJ). PTP memproduksi produk makanan ringan KORO yang diakuisisi dari PT. UnimasIndonesia Tbk dengan fasilitas produksi yang berlokasi di Bogor, Medan dan Kalimantan dengan kapasitas 7.500 ton per tahun.

• Relationship dengan Nasabah a. Aktivitas Ekspor :

Tujuan negara pemasaran ekspor produk pengolahan makanan ESSF Group untuk permen adalah USA, UK, Australia, Korea dan Jepang . Untuk produk mie instan, daerah tujuan pemasaran produk ESSF Group adalah Australia. Untuk produk Biskuit, ESS telah menandatangani kontrak penjualan tahun 2005 dengan World Food Programme untuk memproduksi dan mensuplay Fortified Biscuit (biskuit yang diperkaya vitamin dan mineral) untuk dikirim ke negara-negara yang memerlukan bantuan pangan seperti Irak, Pakistan, Bangladesh, Myanma dan juga diekspor ke Italia dan Malaysia. Berdasarkan keterangan nasabah, ekspor berkontribusi hingga 25% dari total penjualan.

b. Resume Hasil OTS/Call Report : - Pertemuan antara pihak ESSF, pihak ADB yang diwakili Econoler serta pihak Bank Pembangunan Syariah

yang diwakili Divisi International dan Divisi Pembiayaan Syariah telah berlangsung selama beberapa kali dengan perincian progress sebagai berikut :• 3 Februari 2012 : Presentasi pertama mengenai proyek dan program pembiayaan EEP.• 7 Februari 2012 : Survey industri telah dikirim dan diisi oleh management energy ESSF• Maret & April 2012 : Kunjungan pabrik pertama untuk investigasi peluang EEP.• Juli 2012 : Penandatanganan MOU antara ESSF dan Bank Pembangunan Syariah.• Agustus & September’12 : Kunjungan pabrik untuk memperoleh informasi detail dan data IGA.• 30 September 2012 : Presentasi IGA di depan Divisi keuangan dan teknis ESS.

Page 99: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 87Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 82

PT. Putra Medan Indonesia (PMI)Didirikan sejak tahun 1994 di Jakarta dan diakuisisi oleh ESSF pada tahun 2008. PMI bergerak dibidang industri pembuatan dan penjualan makanan ringan. Produknya termasuk biskuit, wafer stick dan permen dengan merek dagang Gulas, Gulas Plus dan Growie

PT. Putra Tenaga Nusantara (PTN)Didirikan sejak tahun 2006 di Magelang dan diakuisisi oleh perseroan pada tahun 2008. PPN bergerak dibidang usaha pembangkit listrik dengan kapasitas produksi energi sebesar 3 MW yang digunakan untuk menyuplai kebutuhan listrik dan uap panas bagi fasilitas – fasilitas ESSF. PPN juga membuka kesempatan bagi ESSF untuk bermain di pasar energi nasional.

PT. Berjaya Investasi (BI)Didirikan sejak tahun 1993 dan diakuisisi ESSF pada tahun 2008. Bergerak pada bidang usaha perkebunan kelapa sawit yang terletak di Tanjung Seloka dan Kebun Lontar, kecamatan Pulau Laut Barat dan Pulau Laut Selatan, Kabupaten Kota Baru, Kalimantan Selatan. Pada tahun 2010, ESSF melalui BI mengakuisisi 5 perusahaan yang bergerak dibidang kelapa sawit yaitu PT. Medan Jaya Argo Palm yang berlokasi di Kalimantan Tengah, PT. Astana Sukses Jaya (ASJ) dan PT. Cantika Pratama Oetama (CPO) yang berlokasi di Kalimantan Barat, PT. Mesti Bisa Pantas berlokasi di Sumatera Selatan dan PT. Tiga Putra Sekawan yang berlokasi di Riau.

PT. Dunia Pangan (DP)Didirikan sejak tahun 2006 dan diakuisisi ESSF pada tahun 2010. Bergerak dibidang perdagangan dan industri. Memiliki 3 entitas yaitu PT. Indonesia Berjaya Ungul (IBU) yang bergerak dalam produksi dan perdagangan beras dan pabrik beras PT. Jakarta Sukses Raya (JSR) dan PT. Sukses Amanah Kerja Indonesia(SAKTI). IBU didirikan tahun 2008 dan mulai beroperasi sejak Juni 2010. JSR diakuisisi pada akhir tahun 2010. Sejak akhur November 2012 SAKTI menjadi entitas anak tidak langsung perseroan.

PT. Bumi Biru Pancaran (BBP)Didirikan tahun 2011 dan merupakan produsen makanan olahan dengan kapasitas terpasang per tahun untuk biskuit sebesar 27.000 ton. BBP memiliki entitas anak yaitu PT. Putri Tani Pancaran (PTP) dan PT. SejahteraPantas Jaya (SPJ). PTP memproduksi produk makanan ringan KORO yang diakuisisi dari PT. UnimasIndonesia Tbk dengan fasilitas produksi yang berlokasi di Bogor, Medan dan Kalimantan dengan kapasitas 7.500 ton per tahun.

• Relationship dengan Nasabah a. Aktivitas Ekspor :

Tujuan negara pemasaran ekspor produk pengolahan makanan ESSF Group untuk permen adalah USA, UK, Australia, Korea dan Jepang . Untuk produk mie instan, daerah tujuan pemasaran produk ESSF Group adalah Australia. Untuk produk Biskuit, ESS telah menandatangani kontrak penjualan tahun 2005 dengan World Food Programme untuk memproduksi dan mensuplay Fortified Biscuit (biskuit yang diperkaya vitamin dan mineral) untuk dikirim ke negara-negara yang memerlukan bantuan pangan seperti Irak, Pakistan, Bangladesh, Myanma dan juga diekspor ke Italia dan Malaysia. Berdasarkan keterangan nasabah, ekspor berkontribusi hingga 25% dari total penjualan.

b. Resume Hasil OTS/Call Report : - Pertemuan antara pihak ESSF, pihak ADB yang diwakili Econoler serta pihak Bank Pembangunan Syariah

yang diwakili Divisi International dan Divisi Pembiayaan Syariah telah berlangsung selama beberapa kali dengan perincian progress sebagai berikut :• 3 Februari 2012 : Presentasi pertama mengenai proyek dan program pembiayaan EEP.• 7 Februari 2012 : Survey industri telah dikirim dan diisi oleh management energy ESSF• Maret & April 2012 : Kunjungan pabrik pertama untuk investigasi peluang EEP.• Juli 2012 : Penandatanganan MOU antara ESSF dan Bank Pembangunan Syariah.• Agustus & September’12 : Kunjungan pabrik untuk memperoleh informasi detail dan data IGA.• 30 September 2012 : Presentasi IGA di depan Divisi keuangan dan teknis ESS.

83 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

• Desember 2012 : Dewan Eksekutif ESSF menyetujui IGA dan meneruskan proses pinjaman.• 14 Januari 2013 : Pertemuan dengan Relationship Manager dan Analis Resiko Bisnis untuk

mendiskusikan ketentuan pinjaman EEP.- Adapun pilot project untuk fasilitas ini dilakukan untuk pabrik ESS yang berlokasi di Magelang Surakarta.

Untuk tahap awal, proyek ini difokuskan untuk pabrik mie kering dan pabrik bihun kering yang dikelola ESS.

D. FASILITAS NASABAH & GROUP

1. Fasilitas di Bank Pembangunan Syariah (Posisi data tanggal 30/06/2013 )ESS saat ini belum menjadi Nasabah Bank Pembangunan Syariah, Pembiayaan Bank Pembangunan Syariahkepada ESSF Group saat ini diberikan kepada PT. Cantika Pratama Oetama (CPO) dan PT. Airasia Sawah Jaya (ASJ).

2. Review Fasilitas Pembiayaan Investasi a.n PT. Airlangga Sawit Jaya dan PT. Charindo Palma Oetama• ESSF memperoleh fasilitas pembiayaan investasi ekspor dengan limit fasilitas sebesar IDR 100.000.000.000,-

dari Bank Pembangunan Syariah yang terdokumentasi pada PK No. 83 tgl. 26 Mei 2010 yang dibuat di hadapan Yualita, SH, Notaris di Jakarta. Tujuan pembiayaan tersebut adalah untuk refinancing pembangunan kebun kelapa sawit milik PT Airasia Sawah Jaya (ASJ) dan PT Cantika Pratama Oetama (CPO).

• Sehubungan dengan adanya restrukturisasi grup usaha ESSF pada akhir tahun 2010 dimana beberapa perusahaan dalam grup usaha yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit, termasuk ASJ dan CPO dialihkan kepemilikan sahamnya dari PT Tugu Palma Sejahtera (ESS) kepada PT Bumiraya Investindo (BRI) dan masuknya investor baru yaitu Bunge Agribusiness Singapore Pte Ltd maka ESSF mengajukan pengalihan fasilitas PIE yang telah diterimanya kepada ASJ dan CPO.

• Pengalihan fasilitas tersebut telah disetujui Bank Pembangunan Syariah yaitu kepada PT Airlangga Sawit Jaya vide MKP No. No.065/MKP/ARB/03/2012 tgl 15 Maret 2012 dan a.n PT Charindo Palma Oetama vide MKP No.066/MKP/ARB/03/2012 tgl 15 Maret 2012.

• Sampai saat ini pembayaran kewajiban baik pokok maupun bagi hasil lancar sesuai jadwal angsuran.

3. Fasilitas di Bank/Lembaga Keuangan LainBerdasarkan penelusuran BI Checking atas nama PT. Empat Sekawan Sejahtera dan PT. Empat Sekawan Sejahtera Food Tbk (Induk Usaha) serta ASJ dan CPO untuk Posisi data tanggal 30 Juni 2013 sbb :

Fasilitas Pembiayaan kepada PT. Empat Sekawan Sejahtera (No. 15/77202596/DPIP/PIK dan No.15/77202627/DPIP/PIK tanggal 18/07/2013)

No JenisFasilitas

Limit(Rp Juta)

Baki Debet(Rp Juta) Valuta Jatuh Tempo Suku

Bunga % Kol

BCA1 KI 186 186 IDR 02/06/2014 7.8% 12 Kend 19 19 IDR 09/10/2013 10.5% 13 Kend 16 16 IDR 13/10/2013 10.5% 14 Kend 19 19 IDR 09/10/2013 10.5% 19 Kend 19 19 IDR 09/10/2013 10.5% 110 Kend 16 16 IDR 13/10/2013 10.5% 1

Total 275 275

No. Jenis Limit(Rp. Juta)

Baki debet(Rp.Juta)

Jatuh Tempo

Margin Kol

1. PT. Empat Sekawan SejahteraNIHIL

2. PT. Airasia Sawah Jaya (ASJ)PIE – ASJ 20.599,09 20.599,09 25/11/15 11% 1

3. PT. Cantika Pratama Oetama (CPO)PIE – CPO 41.093,32 41.093,32 25/11/15 11% 1Total Fasilitas Eksisting Group 61.692,41 61.692,41

Page 100: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

88 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 84

Keterangan :• Berdasarkan informasi nasabah, per tanggal 8 April 2013 ESS melunasi seluruh hutang perbankan termasuk

fasilitas LC dan SKBDN dari Bank Mandiri sebesar Rp 530.972.652.225 dan Muamalat sebesar Rp 8.550.232.210.

• Adapun dana yang digunakan untuk pelunasan berasal dari ESSF yang dicatat sebagai Hutang Pemegang Saham Subordinasi.

Fasilitas Pembiayaan kepada PT. Empat Sekawan Sejahtera Food Tbk (No.15/77202595/DPIP/PIK, No.15/77202629/DPIP/PIK dan No.15/77202528/DPIP/PIK tanggal 17/06/2013)

No JenisFasilitas

Limit(Rp Juta)

Baki Debet(Rp Juta) Valuta Jatuh Tempo Suku

Bunga % Kol

Rabobank1 KMK 10.795 10.795 IDR 21/09/2013 10.83% 1

Sub Total 10.795 10.795Pan Indonesia Bank1 SBPM - Obligasi 64.000 64.000 IDR 21/09/2013 10.83% 1

Sub Total 64.000 64.000Total 74.795 74.795

Fasilitas Pembiayaan kepada PT. Cantika Pratama Oetama (CPO) (No.15/77204780/DPIP/PIK dan No.15/77204836/DPIP/PIK tgl.18/07/2013)

No Jenis Limit Baki Debet Valuta Jatuh Tempo SukuBunga % KolFasilitas (Rp Juta) (Rp Juta)

ORIX Indonesia Finance1 KI 317 256 IDR 26/10/2015 13,61% 12 KI 279 202 IDR 31/07/2015 10,34% 13 KI 4.626 3.039 IDR 13/10/2013 13,61% 14 KI 913 574 IDR 09/10/2013 13,61% 15 KI 665 289 IDR 03/06/2013 13,61% 16 KI 294 144 IDR 03/06/2013 13,62% 1

Sub Total 7.094 4.503Bank Pembangunan Syariah1 KI 61.280 41.093 IDR 25/11/2015 11,00% 1

Sub Total 61.280 41.093Total 68.374 45.596

Fasilitas Pembiayaan kepada PT. Airasia Sawah Jaya (ASJ) (No.15/77204745/DPIP/PIK tgl.18/07/2013)No Jenis Limit Baki Debet Valuta Jatuh Tempo Suku

Bunga % KolFasilitas (Rp Juta) (Rp Juta)Bank Pembangunan Syariah1 KI 30.721 20.599 IDR 25/11/2015 11,00% 1

Total 30.721 20.599

4. Fasilitas Yang Diusulkan

Jenis Fasilitas Limit Pembiayaan Suku Bunga Jangka Waktu KetExisting +/- Total

PIE Sublimit Pembiayaan L/C / SKBDN

0 16.067 16.067 9.50 % p.a 60 bulan sejak tgl pembukaan fasilitas L/C/SKBDN pertama.

Baru

TOTAL 0 16.067 16.067

5. Perhitungan BMPP Rincian Nilai (IDR juta)

Modal Bank Pembangunan Syariah per Juni 2013o BMPP Pihak tidak terkait untuk peminjam individu adalah sebesar o BMPP Pihak tidak terkait untuk kelompok peminjam adalah sebesar

7.946.8101.430.4261.788.032

Total Limit fasilitas Pembiayaan atas Group PT Empat Sekawan Sejahtera Food TbkPembiayaan Investasi Eksport - ESS 16.067Fasilitas PIE Eksisting a.n ASJ 20.599Fasilitas PIE Eksisting a.n CPO 41.093Total Fasilitas Pembiayaan 77.759

Page 101: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 89Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 84

Keterangan :• Berdasarkan informasi nasabah, per tanggal 8 April 2013 ESS melunasi seluruh hutang perbankan termasuk

fasilitas LC dan SKBDN dari Bank Mandiri sebesar Rp 530.972.652.225 dan Muamalat sebesar Rp 8.550.232.210.

• Adapun dana yang digunakan untuk pelunasan berasal dari ESSF yang dicatat sebagai Hutang Pemegang Saham Subordinasi.

Fasilitas Pembiayaan kepada PT. Empat Sekawan Sejahtera Food Tbk (No.15/77202595/DPIP/PIK, No.15/77202629/DPIP/PIK dan No.15/77202528/DPIP/PIK tanggal 17/06/2013)

No JenisFasilitas

Limit(Rp Juta)

Baki Debet(Rp Juta) Valuta Jatuh Tempo Suku

Bunga % Kol

Rabobank1 KMK 10.795 10.795 IDR 21/09/2013 10.83% 1

Sub Total 10.795 10.795Pan Indonesia Bank1 SBPM - Obligasi 64.000 64.000 IDR 21/09/2013 10.83% 1

Sub Total 64.000 64.000Total 74.795 74.795

Fasilitas Pembiayaan kepada PT. Cantika Pratama Oetama (CPO) (No.15/77204780/DPIP/PIK dan No.15/77204836/DPIP/PIK tgl.18/07/2013)

No Jenis Limit Baki Debet Valuta Jatuh Tempo SukuBunga % KolFasilitas (Rp Juta) (Rp Juta)

ORIX Indonesia Finance1 KI 317 256 IDR 26/10/2015 13,61% 12 KI 279 202 IDR 31/07/2015 10,34% 13 KI 4.626 3.039 IDR 13/10/2013 13,61% 14 KI 913 574 IDR 09/10/2013 13,61% 15 KI 665 289 IDR 03/06/2013 13,61% 16 KI 294 144 IDR 03/06/2013 13,62% 1

Sub Total 7.094 4.503Bank Pembangunan Syariah1 KI 61.280 41.093 IDR 25/11/2015 11,00% 1

Sub Total 61.280 41.093Total 68.374 45.596

Fasilitas Pembiayaan kepada PT. Airasia Sawah Jaya (ASJ) (No.15/77204745/DPIP/PIK tgl.18/07/2013)No Jenis Limit Baki Debet Valuta Jatuh Tempo Suku

Bunga % KolFasilitas (Rp Juta) (Rp Juta)Bank Pembangunan Syariah1 KI 30.721 20.599 IDR 25/11/2015 11,00% 1

Total 30.721 20.599

4. Fasilitas Yang Diusulkan

Jenis Fasilitas Limit Pembiayaan Suku Bunga Jangka Waktu KetExisting +/- Total

PIE Sublimit Pembiayaan L/C / SKBDN

0 16.067 16.067 9.50 % p.a 60 bulan sejak tgl pembukaan fasilitas L/C/SKBDN pertama.

Baru

TOTAL 0 16.067 16.067

5. Perhitungan BMPP Rincian Nilai (IDR juta)

Modal Bank Pembangunan Syariah per Juni 2013o BMPP Pihak tidak terkait untuk peminjam individu adalah sebesar o BMPP Pihak tidak terkait untuk kelompok peminjam adalah sebesar

7.946.8101.430.4261.788.032

Total Limit fasilitas Pembiayaan atas Group PT Empat Sekawan Sejahtera Food TbkPembiayaan Investasi Eksport - ESS 16.067Fasilitas PIE Eksisting a.n ASJ 20.599Fasilitas PIE Eksisting a.n CPO 41.093Total Fasilitas Pembiayaan 77.759

85 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Rincian Nilai (IDR juta)% Terhadap Modal 1%

Kesimpulan : Fasilitas pembiayaan kepada Anak Perusahaan Group PT Empat Sekawan Sejahtera Food BELUM melampaui BMPP internal Bank Pembangunan Syariah (Inhouse Limit maupun BMPP sesuai PMK yang berlaku).

E. ANALISA PERUSAHAAN

1. Kualitas Kualitatif a. Pendirian, Perizinan, Kewenangan dan Track Record Perusahaan

PT. Empat Sekawan Sejahtera (ESS) didirikan pada tanggal 2 Agustus 1990 berdasarkan akta no. 10 dibuat dihadapan notaris Tjondro Santoso SH dengan nama awal PT. Empat Sekawan Sejati . Kemudian pada tanggal 29 Januari 1992 berubah nama menjadi PT. Empat Sekawan Sejahtera tertuang pada akta No.72 tanggal 29 Januari 1992. Akta pendirian ini telah disahkan berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia tanggal 23 Januari 1993 No. C2-436 HT.01.01.Th93.

Legalitas Perusahaan sbb :1. Surat Keterangan Domisili Perusahaan : 474/25/II/20122. NPWP : 01.545.452.3-528.0013. SIUP : 517/722/29/2011 berlaku s.d 13/02/20144. TDP : 11 14 115 00046 berlaku s.d 13/02/20145. Izin Gangguan / HO : 530/1942/35/2008 berlaku s.d 29/08/2013

b. Karakter dan ManagementESS dikelola oleh team yang terdiri dari para profesional dan manajemen yang berpengalaman di Industri makanan.1. Budi Luhur, Direktur Utama

Walaupun ESS berdiri pada tahun 1990, bisnis perusahaan telah berjalan sudah hampir 1 abad. Dalam hal ini Sdr. Budi Luhur merupakan salah satu dari generasi penerus ke-3 yang melanjutkan usaha para pendahulunya serta melakukan ekspansi dan diversifikasi usaha sesuai dengan peluang bisnis yang ada. Lulus dari Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, jurusan Teknologi Pangan pada tahun 1991. Karir dimulai dengan mendirikan PT Empat Sekawan Sejahtera pada tahun 1992. Di tahun 2003, diangkat menjadi Direktur Utama PT Empat Sekawan Sejahtera dan telah memimpin Perusahaan hingga kini. Selain itu, saat ini juga memegang berbagai posisi penting lainnya diantaranya: Direktur Utama PT Empat Sekawan Sejahtera Food, Tbk sejak tahun 1992 dan Komisaris Utama PT Bumi Raya Investindo sejak 2006.

2. Budhi Istanto, DirekturMenyelesaikan pendidikan S1 dari Universitas Sebelas Maret, Surakarta, pada tahun 1995. Beberapa posisi yang dijabat hingga tahun 2010 adalah Direktur PT Empat Sekawan Sejahtera Food, Tbk, Direktur PT Poly Meditra Indonesia sejak 2006, Direktur Utama PT Sriwijaya Panganindo Prima Lestari sejak 2002, dan Komisaris PT Borneo Panganindo Prima Lestari sejak 2001, Komisaris PT Poly Meditra Indonesia pada tahun 2003 hingga 2006.

3. Herry Koeswoyo, DirekturMenyelesaikan pendidikan di University of Minnesota Twin Cities di bidang Science in Bio-system and Agricultural Engineering pada tahun 1998. Memulai karir sebagai Business Development Manager PT Empat Sekawan Sejahtera pada tahun 1999. Kemudian menjabat sebagai Operational Director PT Empat Sekawan Food, Tbk sejak tahun 2007 dan pada tahun 2011 diangkat menjadi Komisaris PT Empat Sekawan Food, Tbk. Selain itu, saat ini juga memegang berbagai posisi penting lainnya diantaranya: Direktur PT Poly Meditra Indonesia sejak tahun 2006. Sebelumnya pernah menjabat sebagai komisaris PT Poly Meditra Indonesia sejak tahun 2003 hingga 2006

Page 102: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

90 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 86

c. Industri dan Usaha Nasabah 1. Analisa Ekonomi Makro – Kondisi Umum (www.bi.go.id)

Perekonomian Indonesia pada 2012 tumbuh cukup tinggi sebesar 6,3% dan diprakirakan akan meningkat pada 2013 dan 2014. Daya tahan perekonomian selama ini didukung oleh stabilitas makro dan sistem keuangan yang terjaga sehingga mampu memperkuat basis permintaan domestik. Kinerja konsumsi rumah tangga dan investasi yang meningkat mampu menahan dampak turunnya pertumbuhan ekspor terutama mulai paruh kedua 2012. Dari sisi produksi, pertumbuhan ekonomi terutama ditopang oleh kinerja sektor Industri Pengolahan, sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran, serta sektor Pengangkutandan Komunikasi. Dari sisi kawasan, kesenjangan pertumbuhan ekonomi antar daerah semakin berkurang, tercermin dari kontribusi pertumbuhan ekonomi di Kawasan Timur Indonesia (KTI) yang semakin baik. Pada tahun 2013-2014, perekonomian Indonesia diprakirakan dapat mencapai kisaran masing-masing 6,3% - 6,8% dan 6,7% - 7,2%. Pertumbuhan tersebut ditopang oleh konsumsi yang terus meningkat dan investasi yang tetap kuat, sementara ekspor diprakirakan akan membaik. Kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada tahun 2012 masih mencatat surplus, meskipun mengalami tekanan defisit transaksi berjalan. Melemahnya permintaan dari negara-negara mitra dagang dan merosotnya harga komoditas ekspor berdampak pada menurunnya kinerja ekspor. Di sisi lain, impor masih tumbuh cukup tinggi, terutama dalam bentuk barang modal dan bahan baku, sejalan dengan meningkatnya kegiatan investasi. Tingginya impor juga tercatat pada komoditas migas akibat melonjaknya konsumsi BBM, sehingga berdampak pada defisit neraca migas yang terus meningkat dan menambah tekanan pada defisit transaksi berjalan. Sementara itu, transaksi modal dan finansial mencatat kenaikan surplus yang cukup besar terutama didukung oleh investasi langsung (PMA) dan arus masuk modal portofolio, baik dalam pasar saham maupun pasar obligasi, yang lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dengan perkembangan tersebut, cadangan devisa sampai dengan akhir Desember 2012 mencapai 112,78 miliar dolar AS, atau setara dengan 6,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah. Ke depan, bank central harus mewaspadai perkembangan defisit transaksi berjalan dan akan terus mempererat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah agar defisit tersebut menurun ke tingkat yang sustainable sehingga keseimbangan eksternal tetap terjaga. Nilai tukar Rupiah pada 2012 mengalami depresiasi dengan volatilitas yang cukup rendah. Rupiah secara point-to-point melemah 5,91% (yoy) selama tahun 2012 ke level Rp9.638 per dolar AS. Tekanan depresiasi terutama terjadi pada triwulan II dan III tahun 2012 terkait dengan memburuknya kondisi perekonomian global, khususnya di kawasan Eropa, yang berdampak pada penurunan arus masuk portfolio asing ke Indonesia. Dari sisi domestik, tekanan Rupiah berasal dari tingginya permintaan valas untuk keperluan impor di tengah perlambatan kinerja ekspor. Nilai tukar Rupiah kembali bergerak stabil pada triwulan IV-2012 seiring dengan peningkatan arus masuk modal asing yang cukup besar, baik dalam bentuk arus masuk modal portofolio maupun investasi langsung.

2. Analisa Industri Makanan & Minuman Indonesia 2013 (Industry Update Bank Mandiri )Jumlah populasi Indonesia yang besar, didukung oleh index daya beli yang semakin meningkat setiap tahunnya serta peningkatan pendapatan dari golongan kelas menengah menjadi hal utama yang mendorong pertumbuhan permintaan akan produk Industri makanan dan minuman. Menurut Gabungan Asosiasi Pengusahan Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) memprediksi nilai penjualan seluruh industri makanan dan minuman pada tahun 2013 mencapai Rp 770 Trilyun. Besarnya potensi pasar, terutama dari golongan masyarakat kelas menengah diharapkan mendorong konsumsi masyarakat atas produk makanan dan minuman. Berdasarkan riset dari Mc Kinsey memprediksikan bahwa belanja tahunan masyarakat terkait dengan produk makanan dan minuman di Indonesia akan meningkat dari USD 73 Milyar ditahun 2011 menjadi sebesar USD 194 Milyar ditahun 2030. Peningkatan populasi middle class income memiliki efek yang sangat signifikan untuk perkembangan industri pemrosesan makanan dan minuman dimana produk yang menawarkan kesehatan, kenyamanan serta gaya hidup diperkirakan akan tumbuh signifikan seiring dengan peningkatan kesejahteraan dan perubahan gaya hidup. Gaya hidup dari masyarakat middle class dan juga ekspansi dari berbagai perusahaan F&B telah mendorong konsumsi atas roti, makanan kaleng, mie instant dan lain sebagainya. Tercatat penjualan dari industri roti dan kue pada tahun 2012 sebesar Rp 18 Trilyun, sedangkan untuk produk makanan kaleng diperkirakan mencapai Rp 4.4 Trilyun. Industri pengolahan Mie Instant sepanjang tahun 2012 membukukan penjualan sebesar Rp 20 Trilyun dimana volume penjualan mie instant untuk tahun 2013 diekspektasikan meningkat sebesar 10%. Sementara itu, penjualan industri biskuit mencapai Rp 11.5 trilyun pada tahun 2012,

Page 103: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 91Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 86

c. Industri dan Usaha Nasabah 1. Analisa Ekonomi Makro – Kondisi Umum (www.bi.go.id)

Perekonomian Indonesia pada 2012 tumbuh cukup tinggi sebesar 6,3% dan diprakirakan akan meningkat pada 2013 dan 2014. Daya tahan perekonomian selama ini didukung oleh stabilitas makro dan sistem keuangan yang terjaga sehingga mampu memperkuat basis permintaan domestik. Kinerja konsumsi rumah tangga dan investasi yang meningkat mampu menahan dampak turunnya pertumbuhan ekspor terutama mulai paruh kedua 2012. Dari sisi produksi, pertumbuhan ekonomi terutama ditopang oleh kinerja sektor Industri Pengolahan, sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran, serta sektor Pengangkutandan Komunikasi. Dari sisi kawasan, kesenjangan pertumbuhan ekonomi antar daerah semakin berkurang, tercermin dari kontribusi pertumbuhan ekonomi di Kawasan Timur Indonesia (KTI) yang semakin baik. Pada tahun 2013-2014, perekonomian Indonesia diprakirakan dapat mencapai kisaran masing-masing 6,3% - 6,8% dan 6,7% - 7,2%. Pertumbuhan tersebut ditopang oleh konsumsi yang terus meningkat dan investasi yang tetap kuat, sementara ekspor diprakirakan akan membaik. Kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada tahun 2012 masih mencatat surplus, meskipun mengalami tekanan defisit transaksi berjalan. Melemahnya permintaan dari negara-negara mitra dagang dan merosotnya harga komoditas ekspor berdampak pada menurunnya kinerja ekspor. Di sisi lain, impor masih tumbuh cukup tinggi, terutama dalam bentuk barang modal dan bahan baku, sejalan dengan meningkatnya kegiatan investasi. Tingginya impor juga tercatat pada komoditas migas akibat melonjaknya konsumsi BBM, sehingga berdampak pada defisit neraca migas yang terus meningkat dan menambah tekanan pada defisit transaksi berjalan. Sementara itu, transaksi modal dan finansial mencatat kenaikan surplus yang cukup besar terutama didukung oleh investasi langsung (PMA) dan arus masuk modal portofolio, baik dalam pasar saham maupun pasar obligasi, yang lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dengan perkembangan tersebut, cadangan devisa sampai dengan akhir Desember 2012 mencapai 112,78 miliar dolar AS, atau setara dengan 6,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah. Ke depan, bank central harus mewaspadai perkembangan defisit transaksi berjalan dan akan terus mempererat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah agar defisit tersebut menurun ke tingkat yang sustainable sehingga keseimbangan eksternal tetap terjaga. Nilai tukar Rupiah pada 2012 mengalami depresiasi dengan volatilitas yang cukup rendah. Rupiah secara point-to-point melemah 5,91% (yoy) selama tahun 2012 ke level Rp9.638 per dolar AS. Tekanan depresiasi terutama terjadi pada triwulan II dan III tahun 2012 terkait dengan memburuknya kondisi perekonomian global, khususnya di kawasan Eropa, yang berdampak pada penurunan arus masuk portfolio asing ke Indonesia. Dari sisi domestik, tekanan Rupiah berasal dari tingginya permintaan valas untuk keperluan impor di tengah perlambatan kinerja ekspor. Nilai tukar Rupiah kembali bergerak stabil pada triwulan IV-2012 seiring dengan peningkatan arus masuk modal asing yang cukup besar, baik dalam bentuk arus masuk modal portofolio maupun investasi langsung.

2. Analisa Industri Makanan & Minuman Indonesia 2013 (Industry Update Bank Mandiri )Jumlah populasi Indonesia yang besar, didukung oleh index daya beli yang semakin meningkat setiap tahunnya serta peningkatan pendapatan dari golongan kelas menengah menjadi hal utama yang mendorong pertumbuhan permintaan akan produk Industri makanan dan minuman. Menurut Gabungan Asosiasi Pengusahan Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) memprediksi nilai penjualan seluruh industri makanan dan minuman pada tahun 2013 mencapai Rp 770 Trilyun. Besarnya potensi pasar, terutama dari golongan masyarakat kelas menengah diharapkan mendorong konsumsi masyarakat atas produk makanan dan minuman. Berdasarkan riset dari Mc Kinsey memprediksikan bahwa belanja tahunan masyarakat terkait dengan produk makanan dan minuman di Indonesia akan meningkat dari USD 73 Milyar ditahun 2011 menjadi sebesar USD 194 Milyar ditahun 2030. Peningkatan populasi middle class income memiliki efek yang sangat signifikan untuk perkembangan industri pemrosesan makanan dan minuman dimana produk yang menawarkan kesehatan, kenyamanan serta gaya hidup diperkirakan akan tumbuh signifikan seiring dengan peningkatan kesejahteraan dan perubahan gaya hidup. Gaya hidup dari masyarakat middle class dan juga ekspansi dari berbagai perusahaan F&B telah mendorong konsumsi atas roti, makanan kaleng, mie instant dan lain sebagainya. Tercatat penjualan dari industri roti dan kue pada tahun 2012 sebesar Rp 18 Trilyun, sedangkan untuk produk makanan kaleng diperkirakan mencapai Rp 4.4 Trilyun. Industri pengolahan Mie Instant sepanjang tahun 2012 membukukan penjualan sebesar Rp 20 Trilyun dimana volume penjualan mie instant untuk tahun 2013 diekspektasikan meningkat sebesar 10%. Sementara itu, penjualan industri biskuit mencapai Rp 11.5 trilyun pada tahun 2012,

87 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

dimana biskuit berlapis coklat mencatat pertumbuhan penjualan sebesar 12% sepanjang tahun 2012. Peningkatan jumlah masyarakat middle class income, perubahan gaya hidup serta tingkat kesadaran atas kesehatan yang semakin membaik, telah meningkatkan pasar produk susu dan yogurt yang diestimasi pada tahun 2012 memiliki sales sebesar Rp 2.4 trilyun.

Dari sisi produksi, industri F&B menjadi kontributor terbesar terhadap GDP diluar industri migas dengan share yang meningkat dari 28.6% di tahun 2005 menjadi 36.3% di tahun 2012. Pertumbuhan industri makanan dan minuman pada tahun 2013 ditargetkan sebesar 8%, relatif sama dengan realisasi tahun 2012 sebesar 7.7%. Jumlah pemain di industri F&B relatif banyak, dimana jumlah pemain dengan skala menengah mencapai 5.297 perusahaan di tahun 2011. Beberapa pemain utama dalam industri F&B adalah Indofood, Mayora, Nippon Indosari Corporindo, Ultrajaya, Siantar Top serta Empat Sekawan. Bahan baku mendominasi struktur biaya dari industri F&B sebesar 60%-80%. Harga komoditas makanan seperti gula, tepung dan kelapa sawit di tahun 2013 diprediksikan stabil bahkan cenderung menurun. Selain itu, nilai tukar rupiah saat ini cenderung untuk terdepresiasi sepanjang tahun 2013. Tantangan lain yang dihadapi oleh industri F&B adalah peningkatan UMR serta TDL walaupun secara struktur biaya relatif kecil (<10%), Masih rendahnya kualitas infrastruktur menyebabkan gangguan distribusi dari bahan baku serta kompetisi dari produk makanan import. GAPMMI memperkirakan nilai import F&B pada tahun 2013 dapat mencapai Rp 66 Triyun. Sementara itu, data dari Kementrian Perdagangan menunjukkan bahwa impor dari produk F&B sepanjang 2007 – 2011 tumbuh sekitar 17% per tahun.

3. Analisa Persaingan Sektor Industria) Barrier to Entry

Untuk bersaing dalam industri makan dan minuman di Indonesia, ESS dan ESSF Group akan menghadapi berbagai tantangan atau hambatan yang dapat dipandang sebagai barrier-to-entry, misalnya :

Page 104: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

92 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

Industri 88

• Untuk menjadi pemain utama dibidang consumer good maka dibutuhkan rantai usaha yang kuat mulai dari supply bahan baku, produksi hingga jaringan distribusi. ESS melalui ESSF telah berpengalaman selama lebih dari 20 tahun dalam mengembangkan rantai tersebut hingga memiliki skala usaha yang besar seperti saat ini

• ESSF merupakan perusahaan yang telah memiliki reputasi yang baik di Industri consumable fooddan telah mendukung program World Food Program selanjutnya ESSF mulai melebarkan usahanya dengan menggeluti Perkebunan Kelapa Sawit

• ESSF menyadari akan industri yang berpotensi dan menguntungkan ini akan memikat banyak investor dan menarik pemain baru untuk masuk dalam industri ini. Karena intu, ESSF telah melakukan berbagai riset yang sudah berjalan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualtas produk dan menperbaiki proses produksi agar semakin efisien dan efektif. ESSF juga berencana untuk melakukan banyak perbaikan terhadap fasilitas dan infrastruktur untuk melakukan banyak perbaikan terhadap fasilitas dan infrastruktur produksi sebagai antisipasi peningkatan target kapasitas produksi serta persiapan untuk masuk ke beberapa produk makanan baru.

b) Posisi tawar pembeli (buyer)Untuk mendukung strategi pemasarannya, ESS memiliki jaringan distribusi yang handal. Saat ini ESSmemiliki kurang lebih 60 distributor utama, diluar outlet-outlet, yang tersebar di seluruh wilayah nusantara. Sementara ESS Food memiliki 174 distributor dan kurang lebih 62 ribu outlet untuk memasarkan produknya. ESS telah memiliki hubungan track record yang lama dengan para distributornya, dan posisi tawar pembeli (buyer) terhadap ESS selama ini relatif terkendali mengingat ESS memiliki reputasi mampu memberikan produk dengan kualitas yang semakin memadai dan menerapkan standar kualitas yang tinggi dengan harga yang kompetitif. Untuk mendukung strategi pemasarannya, ESS juga berencana untuk menambah jumlah distributornya.

c) Posisi tawar produsen (supplier).Lebih dari 60% omzet ESS berasal dari produk mie kering dan instan dengan bahan baku utama untuk produksi adalah tepung terigu. Sebagian besar kebutuhan terigu dipasok oleh perusahaan nasional, seperti Sriboga dan Bogasari. ESS telah menjalin kerjasama sejak lama dengan para pemasok sehingga relatif tidak menemui kesulitan dalam menjaga ketersediaan pasokan bahan baku.

d) Barang SubstitusiESS memfokuskan untuk memproduksi basic food, yaitu produk makanan yang harus diolah dahulusebelum dikonsumsi. Adapun produk basic food yang diproduksi berupa mie kering dan bihun kering dan juga mie instant dan bihun instant. Produk subtitusi dari mie kering dan bihun kering berupa makanan pengganti seperti makanan berbasis beras, kentang ataupun spagetii yang dihasilkan oleh produsen lain. Namun, khusus untuk mie kering dan bihun kering, ESS telah memiliki market share yang cukup besar 23% sehingga kemungkinan untuk pelanggan berpindah ke produk lain relatif kecil dikarenakan merek mie kering ESS seperti mie ayam cap 2 telor sudah menjadi pilihan utama dari restoran maupun pedagang makanan.

e) Kondisi PersainganKhusus untuk kategory basic food yang diproduksi oleh ESS merupakan market leader dalam penguasaan market share dari produk basic food di Indonesia. Tercatat pada akhir tahun 2011, khusus untuk mie kering dan bihun kering ESS memiliki pangsa pasar sebesar 23%.

Produk ESS seperti Mie Kering cap ayam 2 telor danbihun kering superior telah memiliki pangsa pasar yang cukup solid dikalangan pedagang makanan olahan dan menjadi merek pilihan para pedagang untuk memenuhi kebutuhan mie kering dan bihun kering. Selain ESS,terdapat beberapa perusahaan besar yang masuk kedalam industri basic food khususnya mie kering dan bihun kering,

Page 105: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 93Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 88

• Untuk menjadi pemain utama dibidang consumer good maka dibutuhkan rantai usaha yang kuat mulai dari supply bahan baku, produksi hingga jaringan distribusi. ESS melalui ESSF telah berpengalaman selama lebih dari 20 tahun dalam mengembangkan rantai tersebut hingga memiliki skala usaha yang besar seperti saat ini

• ESSF merupakan perusahaan yang telah memiliki reputasi yang baik di Industri consumable fooddan telah mendukung program World Food Program selanjutnya ESSF mulai melebarkan usahanya dengan menggeluti Perkebunan Kelapa Sawit

• ESSF menyadari akan industri yang berpotensi dan menguntungkan ini akan memikat banyak investor dan menarik pemain baru untuk masuk dalam industri ini. Karena intu, ESSF telah melakukan berbagai riset yang sudah berjalan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualtas produk dan menperbaiki proses produksi agar semakin efisien dan efektif. ESSF juga berencana untuk melakukan banyak perbaikan terhadap fasilitas dan infrastruktur untuk melakukan banyak perbaikan terhadap fasilitas dan infrastruktur produksi sebagai antisipasi peningkatan target kapasitas produksi serta persiapan untuk masuk ke beberapa produk makanan baru.

b) Posisi tawar pembeli (buyer)Untuk mendukung strategi pemasarannya, ESS memiliki jaringan distribusi yang handal. Saat ini ESSmemiliki kurang lebih 60 distributor utama, diluar outlet-outlet, yang tersebar di seluruh wilayah nusantara. Sementara ESS Food memiliki 174 distributor dan kurang lebih 62 ribu outlet untuk memasarkan produknya. ESS telah memiliki hubungan track record yang lama dengan para distributornya, dan posisi tawar pembeli (buyer) terhadap ESS selama ini relatif terkendali mengingat ESS memiliki reputasi mampu memberikan produk dengan kualitas yang semakin memadai dan menerapkan standar kualitas yang tinggi dengan harga yang kompetitif. Untuk mendukung strategi pemasarannya, ESS juga berencana untuk menambah jumlah distributornya.

c) Posisi tawar produsen (supplier).Lebih dari 60% omzet ESS berasal dari produk mie kering dan instan dengan bahan baku utama untuk produksi adalah tepung terigu. Sebagian besar kebutuhan terigu dipasok oleh perusahaan nasional, seperti Sriboga dan Bogasari. ESS telah menjalin kerjasama sejak lama dengan para pemasok sehingga relatif tidak menemui kesulitan dalam menjaga ketersediaan pasokan bahan baku.

d) Barang SubstitusiESS memfokuskan untuk memproduksi basic food, yaitu produk makanan yang harus diolah dahulusebelum dikonsumsi. Adapun produk basic food yang diproduksi berupa mie kering dan bihun kering dan juga mie instant dan bihun instant. Produk subtitusi dari mie kering dan bihun kering berupa makanan pengganti seperti makanan berbasis beras, kentang ataupun spagetii yang dihasilkan oleh produsen lain. Namun, khusus untuk mie kering dan bihun kering, ESS telah memiliki market share yang cukup besar 23% sehingga kemungkinan untuk pelanggan berpindah ke produk lain relatif kecil dikarenakan merek mie kering ESS seperti mie ayam cap 2 telor sudah menjadi pilihan utama dari restoran maupun pedagang makanan.

e) Kondisi PersainganKhusus untuk kategory basic food yang diproduksi oleh ESS merupakan market leader dalam penguasaan market share dari produk basic food di Indonesia. Tercatat pada akhir tahun 2011, khusus untuk mie kering dan bihun kering ESS memiliki pangsa pasar sebesar 23%.

Produk ESS seperti Mie Kering cap ayam 2 telor danbihun kering superior telah memiliki pangsa pasar yang cukup solid dikalangan pedagang makanan olahan dan menjadi merek pilihan para pedagang untuk memenuhi kebutuhan mie kering dan bihun kering. Selain ESS,terdapat beberapa perusahaan besar yang masuk kedalam industri basic food khususnya mie kering dan bihun kering,

89 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

seperti Indofood melalui mie telor cap 3 ayam, PT. Kuala Pangan melalui mie atom cap bulan dan PT. Wijaya Panca Sentosa melalui mie telor kuda menjangan.

Sedangkan untuk mie instant dan bihun instant, market share ESS masih terbilang sangat kecil karena masih belum dapat bersaing secara optimal dengan merek – merek mie instant dari Indofood, Wings Group, ABC, Nissin dan lain sebagainya.

d. Pemasaran1. Produk/Jasa yang dipasarkan.

ESS sendiri memproduksi Basic Food seperti mie kering dan bihun kering serta mie instant dan bihun instant.Adapun merek – merek yang diproduksi ESS sbb :

• Mie Kering : Mie Ayam cap 2 dara, Superior, Filtra, Kurma, Spider, New Bossmi• Mie Instant : Hahamie• Bihun Kering : Superior (Putri Agung), Superior (Yumi), Superior (Raja), Tanam Jagung• Bihun Instant : Bihunku•

Pada tahun 2005, ESS menandatangani kontrak dengan WFP untuk penyediaan biskuit, namun perusahaan yang memproduksi adalah PT. Poly Meditra Indonesia (pihak berelasi – Anak perusahaan ESSF yang khusus memproduksi Consumer Food) sehingga pendapatan ESS dari Kontrak WFP sebenarnya adalah pendapatan untuk PT. Poly Meditra Indonesia. Pada komponen penjualan ESS terdapat penjualan produk lain – lain berupa penjualan bahan baku yang layak konsumsi tapi tidak memenuhi standard kualitas ESSkepada pihak ketiga.

2. Market ShareJumlah penduduk Indonesia yang mencapai sekitar 200 juta jiwa dan pertumbuhan perekonomian Indonesia yang cukup pesat memberi peluang bagi pengembangan lebih lanjut usaha ESSF secara group. Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi makan penghasilan masyarakat dan disposable income juga mengalami peningkatan, yang terlihat dari tren kenaikan pendapat per kapita penduduk Indonesia dari tahun ke tahun. Diharapkan dengan kenaikan pendapatan per kapita, permintaan akan barang konsumsi khususnya makanan akan meningkat juga.

Untuk produk basic food khusunya mie kering ESS dan bihun kering merupakan market leader dengan pangsa pasar 23%. Sedangkan untuk mie instant dan bihun instant masih dibawah produsen utama seperti Indofood, Wings Food, ABC Food dsb, jadi masih merupakan follower.

3. Realisasi PenjualanRealisasi penjualan ESS selama periode 2010 – 2012 sbb :

Penjualan Bersih 2010 2011 Δ 2012 ΔMie Kering dan Instan 312.824 490.500 57% 514.032 4,80%Bihun Kering dan Instan 92.130 119.487 30% 183.512 53,58%Biskuit WFP 135.687 159.449 18% 93.407 -41,42%Lain-lain 36.689 110.241 200% 38.385 -65,18%Subtotal 577.330 879.677 52% 829.336 -5,72%Dikurangi Retur & Potongan Penjualan 20.549 25.948 26% 19.863 -23,45%Penjualan Bersih 556.781 853.729 53% 809.473 -5,18%

Proporsi % % % AvgMie Kering dan Instan 54% 56% 62% 57%Bihun Kering dan Instan 16% 14% 22% 17%Biskuit 24% 18% 11% 18%Lain-lain 6% 13% 5% 8%Subtotal 100% 100% 100% 100%

Page 106: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

94 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 90

Penjualan pada tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 5.18%. Penurunan ini disebabkan adanya penurunan penjualan biskuit WFP sebesar 41% serta produk lain – lain sebesar 65%. Sedangkan dari produk inti ESS yaitu Mie Kering dan Mie Instan serta Bihun Kering dan Bihun Instan mengalami peningkatan sebesar 4.8% dan 53%. Penurunan biskuit WFP disebabkan adanya perubahan schedule pengiriman barang ke Iraq sesuai supply contract dengan UN, beberapa schedule pengiriman yang seharusnya dilakukan pada tahun 2012 dimundurkan ke tahun 2013.

4. Pasar yang ditujuProduk yang dijual oleh ESS berupa Basic Food serta Biskuit untuk kontrak kepada WFP. Basic Food adalah jenis produk yang harus diolah lebih dahulu sebelum dikonsumsi, biasanya banyak digunakan oleh pedagang sebagai bahan masakan yang akan mereka sajikan kepada konsumen akhir. ESSF melalui ESStelah menjadi pemimpin pasar dibidang bihun kering dan mie kering di Indonesia dengan market share sebesar 28%. Konsumen Mie Kering pada umumnya restoran, perusahaan katering, ibu rumah tangga dan pedagang kaki lima. Sedangkan produk bihun kering umumnya memiliki target konsumen terutama ibu rumah tangga dan pedagang makanan olahan.

ESSF melalui ESS dipercaya sebagai pemasok makanan bagi berbagai program kemanusiaan oleh World Food Program (WFP) sejak tahun 2005. Kepercayaan ini diraih dengan penuh karena perseroan telah memenangkan tender yang diikuti perusahaan seluruh dunia untuk memasok produk – produk makanan tersebut. Adapun penyaluran produk kontrak WFP diantaranya Myanmar, Bangladesh, Filipina, Pakistan dan Irak.

5. Strategi PemasaranPemasaran dari produk ESS disalurkan melalui ESSF sebagai induk usaha. Industri makanan merupakan industri yang dinamis baik dari segi selera maupun dari segi permintaan. Dalam upaya meningkatkan penjualan produk yang dihasilkan, ESS melalui ESSF berupaya memperkuat positioning setiap produk dan melakukan diferensiasi melalui strategy quality dan strategy value.

Strategy Quality adalah memberikan produk produk dengan kualitas yang lebih baik dibanding produk kompetitor sehingga menghasilkan kepuasan dan loyalitas dari pelanggan. Strategy value yang diterapkan adalah dengan memberikan nilai yang lebih bagi kustomer baik melalui layanan yang lebih baik maupun dengan mempertahankan harga yang terjangkau. Selain itu ESSF juga aktif melakukan berbagai invasi baik untuk produk yang dihasilkan maupun promosi dan proses distribusinya. Dalam melakukan agenda promosi, ESSF selalui melakukan aktifitas trade promo dan consumer promo. Trade Promo diberikan dalam bentuk insentif kepada jalur distribusi dan toko ritel. Sedangkan consumer promo melalui kampanye pemasaran melalui Iklan TV, Billboard dan promo kustomer.

6. Rencana PenjualanRencana penjualan ESS untuk tahun 2013 – 2014 diproyeksikan cukup konservatif hanya sebesar 5% per tahun, untuk tahun 2015 sebesar 2,75% per tahun dan untuk tahun 2016 – 2018 tidak ada pertumbuhandengan asumsi sbb :• Pertumbuhan ekonomi untuk tahun 2013 berdasarkan asumsi makro APBN-P 2013 sebesar 6.3%.• Komposisi produk menggunakan komposisi tahun 2012.• Pertumbuhan penjualan pada tahun 2010 – 2011 tercatat sebesar 53% dan untuk tahun 2011 – 2012

menurun sebesar -5%. Seperti yang telah diutarakan sebelumnya, penurunan penjualan ini berasal dari penurunan penjualan biskuit (-41%) serta produk lainnya (-65%). Namun untuk produk inti dari ESSyakni mie kering serta bihun kering selama tahun 2011 – 2012 naik masing – masing 5% dan 53%.

• Produksi mie kering + instant diasumsikan mencapai puncak kapasitas produksi (utilisasi telah mencapai 90%) pada tahun 2015, sehingga penjualan mie kering + instant tahun 2016 – 2018diasumsikan stagnan

• Produksi Bihun Kering + instant diasumsikan mencapai puncak kapasitas produksi pada tahun 2014sehingga penjualan Bihun Kering + instant tahun 2015 – 2018 diasumsikan stagnan

• Tidak ada penambahan kapasitas produksi.

Page 107: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 95Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 90

Penjualan pada tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 5.18%. Penurunan ini disebabkan adanya penurunan penjualan biskuit WFP sebesar 41% serta produk lain – lain sebesar 65%. Sedangkan dari produk inti ESS yaitu Mie Kering dan Mie Instan serta Bihun Kering dan Bihun Instan mengalami peningkatan sebesar 4.8% dan 53%. Penurunan biskuit WFP disebabkan adanya perubahan schedule pengiriman barang ke Iraq sesuai supply contract dengan UN, beberapa schedule pengiriman yang seharusnya dilakukan pada tahun 2012 dimundurkan ke tahun 2013.

4. Pasar yang ditujuProduk yang dijual oleh ESS berupa Basic Food serta Biskuit untuk kontrak kepada WFP. Basic Food adalah jenis produk yang harus diolah lebih dahulu sebelum dikonsumsi, biasanya banyak digunakan oleh pedagang sebagai bahan masakan yang akan mereka sajikan kepada konsumen akhir. ESSF melalui ESStelah menjadi pemimpin pasar dibidang bihun kering dan mie kering di Indonesia dengan market share sebesar 28%. Konsumen Mie Kering pada umumnya restoran, perusahaan katering, ibu rumah tangga dan pedagang kaki lima. Sedangkan produk bihun kering umumnya memiliki target konsumen terutama ibu rumah tangga dan pedagang makanan olahan.

ESSF melalui ESS dipercaya sebagai pemasok makanan bagi berbagai program kemanusiaan oleh World Food Program (WFP) sejak tahun 2005. Kepercayaan ini diraih dengan penuh karena perseroan telah memenangkan tender yang diikuti perusahaan seluruh dunia untuk memasok produk – produk makanan tersebut. Adapun penyaluran produk kontrak WFP diantaranya Myanmar, Bangladesh, Filipina, Pakistan dan Irak.

5. Strategi PemasaranPemasaran dari produk ESS disalurkan melalui ESSF sebagai induk usaha. Industri makanan merupakan industri yang dinamis baik dari segi selera maupun dari segi permintaan. Dalam upaya meningkatkan penjualan produk yang dihasilkan, ESS melalui ESSF berupaya memperkuat positioning setiap produk dan melakukan diferensiasi melalui strategy quality dan strategy value.

Strategy Quality adalah memberikan produk produk dengan kualitas yang lebih baik dibanding produk kompetitor sehingga menghasilkan kepuasan dan loyalitas dari pelanggan. Strategy value yang diterapkan adalah dengan memberikan nilai yang lebih bagi kustomer baik melalui layanan yang lebih baik maupun dengan mempertahankan harga yang terjangkau. Selain itu ESSF juga aktif melakukan berbagai invasi baik untuk produk yang dihasilkan maupun promosi dan proses distribusinya. Dalam melakukan agenda promosi, ESSF selalui melakukan aktifitas trade promo dan consumer promo. Trade Promo diberikan dalam bentuk insentif kepada jalur distribusi dan toko ritel. Sedangkan consumer promo melalui kampanye pemasaran melalui Iklan TV, Billboard dan promo kustomer.

6. Rencana PenjualanRencana penjualan ESS untuk tahun 2013 – 2014 diproyeksikan cukup konservatif hanya sebesar 5% per tahun, untuk tahun 2015 sebesar 2,75% per tahun dan untuk tahun 2016 – 2018 tidak ada pertumbuhandengan asumsi sbb :• Pertumbuhan ekonomi untuk tahun 2013 berdasarkan asumsi makro APBN-P 2013 sebesar 6.3%.• Komposisi produk menggunakan komposisi tahun 2012.• Pertumbuhan penjualan pada tahun 2010 – 2011 tercatat sebesar 53% dan untuk tahun 2011 – 2012

menurun sebesar -5%. Seperti yang telah diutarakan sebelumnya, penurunan penjualan ini berasal dari penurunan penjualan biskuit (-41%) serta produk lainnya (-65%). Namun untuk produk inti dari ESSyakni mie kering serta bihun kering selama tahun 2011 – 2012 naik masing – masing 5% dan 53%.

• Produksi mie kering + instant diasumsikan mencapai puncak kapasitas produksi (utilisasi telah mencapai 90%) pada tahun 2015, sehingga penjualan mie kering + instant tahun 2016 – 2018diasumsikan stagnan

• Produksi Bihun Kering + instant diasumsikan mencapai puncak kapasitas produksi pada tahun 2014sehingga penjualan Bihun Kering + instant tahun 2015 – 2018 diasumsikan stagnan

• Tidak ada penambahan kapasitas produksi.

91 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Dengan asumsi tersebut, maka proyeksi penjualan 2013 – 2019 sbb :Item % 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Nilai Penjualan 849.946 892.443 937.065 982.201 1.020.511 1.036.384% 5,0% 5,0% 5,0% 4,8% 3,9% 1,6%Mie Kering dan Instan 62% 526.806 553.146 580.804 609.844 640.336 648.000Bihun Kering dan Instan 22% 188.072 197.476 207.350 216.000 216.000 216.000Biskuit 11% 95.728 100.515 105.540 110.817 116.358 122.176Lain-lain 5% 39.339 41.306 43.371 45.540 47.817 50.208

e. Teknis Produksi1. Lokasi Proyek / Usaha

Lokasi pabrik dari ESS terletak di Jalan Solo – Magelang Km. 7,7, Desa Dagen, Kec. Jaten, Kab. Karanganyar – Propinsi Jawa Tengah. Sedangkan kantor pusat dari Empat Sekawan Group / PT. Empat Sekawan Sejahtera Food Tbk beralamat di Plaza Mutiara lantai 9, CBD Kuningan, Jakarta.

2. Kapasitas Produksi dan Realisasi ProduksiSaat ini ESS memproduksi 4 jenis produk yaitu Mie Kering, Mie Instant, Bihun Kering dan Bihun Instant. Adapun untuk memproduksi ke empat jenis produk tersebut, ESS memiliki 4 pabrik yang berada dalam 1 kompleks yaitu :• Mie Kering : 8 Line• Mie Instant : 4 Line• Bihun Kering : 7 line• Bihun instant + mie kering : 4 line

Total Line : 23 line

Untuk Mie Kering dan Mie Instant, total kapasitas dari ESS adalah sebesar 54 juta ton per tahun. Berikut adalah perbandingan antara tingkat produksi, kapasitas terpasang dan utilisasi dari produk mie kering dan mie instant selama periode 2010 – 2012 sbb :

ITEM 2010 2011 2012 CGARPenjualan 312 490 514 28%% Δ 57% 5%Produksi 25 36 42 29%% Δ 44% 16%

Page 108: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

96 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 92

ITEM 2010 2011 2012 CGARKapasitas Terpasang 54 54 54Utilisasi 46% 66% 77% 29%

Sedangkan untuk Bihun Kering dan Bihun Instant, total kapasitas dari ESS adalah sebesar 24 juta ton per tahun. Berikut adalah perbandingan antara tingkat produksi, kapasitas terpasang dan utilisasi dari produk Bihun Kering dan Bihun Instant selama periode 2010 – 2012 sbb :

ITEM 2010 2011 2012 CGARPenjualan 92 119 183 41%% Δ 29% 54%

Produksi 12 14 20 33%% Δ 16% 51%

Kapasitas Terpasang 24 24 24Utilisasi 48% 56% 85% 33%

Sedangkan untuk produk biskuit untuk WFP, diproduksi oleh PT. Poly Meditra Indonesia, sister company dibawah ESSF Group. Berdasarkan keterangan nasabah, Penjualan yang diterima ESS dari produk Biskuit untuk WFP ditransfer kepada PT. Poly Meditra Indonesia. Sehingga produk yang benar – benar diproduksi oleh ESS hanyalah basic food berupa mie kering – instant serta bihun kering – instant.

3. Proses ProduksiProses produksi mie kering dan mie instant sbb :

12 14

20 24 24 24

48% 56%

85%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

0

5

10

15

20

25

30

2010 2011 2012

Produksi Kapasitas Terpasang Utilisasi

Ribu Ton / Thn

Page 109: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 97Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 92

ITEM 2010 2011 2012 CGARKapasitas Terpasang 54 54 54Utilisasi 46% 66% 77% 29%

Sedangkan untuk Bihun Kering dan Bihun Instant, total kapasitas dari ESS adalah sebesar 24 juta ton per tahun. Berikut adalah perbandingan antara tingkat produksi, kapasitas terpasang dan utilisasi dari produk Bihun Kering dan Bihun Instant selama periode 2010 – 2012 sbb :

ITEM 2010 2011 2012 CGARPenjualan 92 119 183 41%% Δ 29% 54%

Produksi 12 14 20 33%% Δ 16% 51%

Kapasitas Terpasang 24 24 24Utilisasi 48% 56% 85% 33%

Sedangkan untuk produk biskuit untuk WFP, diproduksi oleh PT. Poly Meditra Indonesia, sister company dibawah ESSF Group. Berdasarkan keterangan nasabah, Penjualan yang diterima ESS dari produk Biskuit untuk WFP ditransfer kepada PT. Poly Meditra Indonesia. Sehingga produk yang benar – benar diproduksi oleh ESS hanyalah basic food berupa mie kering – instant serta bihun kering – instant.

3. Proses ProduksiProses produksi mie kering dan mie instant sbb :

12 14

20 24 24 24

48% 56%

85%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

0

5

10

15

20

25

30

2010 2011 2012

Produksi Kapasitas Terpasang Utilisasi

Ribu Ton / Thn

93 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Proses untuk pembuatan mie dan bihun pada umumnya adalah sama. Adapun alur produksi dapat diawali dengan penuangan bahan tepung ke dalam secrew conveyor, pengadukan (mixing), pembentukan adonan menjadi lembaran (roll-sheeting), pembelahan lembaran menjadi untaian mie (slitting), pengukusan (steaming), pemotongan dan pelipatan (cutting and folding), penggorengan (frying), pendinginan (cooling) dan pengemasan (packing).

4. Bahan Baku dan Bahan PenolongBahan baku utama untuk produksi makanan ESS adalah tepung terigu. Sebagian besar kebutuhan tepung terigu dipasok oleh perusahaan nasional. Bahan baku lainnya adalah tepung jagung, beras, tepung tapioka, minyak goreng dan pati gandum dimana sebagian besar dipasok dari dalam negeri dan sebagian kecilberasal dari impor antara lain dari Australia, Malaysia dan Pakistan. ESS telah menjalin kerjasama sejak lama dengan para pemasok sehingga relatif tidak menemui kesulitan dalam menjaga ketersediaan bahan baku. Selain kualitas bahan baku yang tinggi, bahan baku yang digunakan juga memenuhi persyaratan standar makanan dari Departement Kesehatan dan mendapatkan sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia.

5. Rencana ProduksiDengan asumsi rencana penjualan sebesar 5 %, maka proyeksi produksi selama periode 2013 – 2018sebagai berikut :

Mie Kering dan Instant 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Harga Rata - Rata 12 12 12 12 12 12Produksi 43,901 46,096 48,400 48,400 48,400 48,400Kapasitas 54,000 54,000 54,000 54,000 54,000 54,000Utilisasi 81% 85% 90% 90% 90% 90%

Bihun Kering & Instant 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Harga Rata - Rata 9 9 9 9 9 9Produksi 20,897 21,600 21,600 21,600 21,600 21,600Kapasitas 24,000 24,000 24,000 24,000 24,000 24,000Utilisasi 87% 90% 90% 90% 90% 90%

Keterangan :• Produksi mie kering + instant tahun 2013 diproyeksikan sebesar 43.901 ton atau meningkat 6%

dibandingkan tahun 2012 sebesar 41.503 ton.• Tingkat utilisasi produksi mie kering + instant diproyeksikan akan mencapai puncaknya pada tahun

2015 dimana tingkat utilisasi mencapai 90% atau sama dengan 48.400 ton per tahun.• Produksi Bihun Kering + Instant tahun 2013 diproyeksikan sebesar 20.897 ton atau meningkat 2%

dibandingkan tahun 2012 sebesar 20.457 ton.• Tingkat utilisasi produksi Bihun Kering + Instant diproyeksikan akan mencapai puncaknya pada tahun

2014 dimana tingkat utilisasi mencapai 90% atau sama dengan 21.600 ton per tahun.

6. Aspek Sosial dan AmdalSebagian besar bahan baku yang digunakan dan diolah ESSF berasal dari produk-produk pertanian dan bahan baku lainnya yang bersifat alamiah. Dalam proses produksinya hanya sedikit limbah produk yang

Page 110: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

98 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 94

dihasilkan. Minyak goreng yang telah digunakan disaring dengan mesin penyaringan agar dapat dipergunakan kembali, remah remah makanan olahan yang terbuang dari proses produksi dikumpulkan dan dijual kembali ke pedagang kecil. Limbah cair dari proses pencucian bahan baku akan ditampung terlebih dahulu sebelum diolah UPL.

Berdasarkan Surat Keterangan Nomor 660.1/623-19/2007 yang dikeluarkan oleh Dinas Lingkungan Hidup tanggal 13 Desember 2007 ESS telah melakukan pengurusan terhadap Izin Pembuangan Limbah Cair. Selain itu juga telah mendapatkan Certificate of Registration No. LTIPB-SRACCP-020-2006 tertanggal 12 Juni 2006 tentang Analisa Bahaya dan Pengendalian Titik Kritis Keamanan Pangan dengan ruang lingkup biskuit dan wafer stick peringkat level 1 (satu).

2. Kualitas Kuantitatif a. Analisa Laporan Keuangan Historical

Laporan keuangan yang dipergunakan untuk melakukan analisa kuantitatif adalah sbb :• Laporan keuangan posisi Maret 2013 menggunakan laporan inhouse• Laporan keuangan tahun 2012 – 2011 diaudit oleh KAP Aryanto, Amir Yusuf, Mawar & Saptoto (KAP

terdaftar sebagai Rekanan Bapepam dan rekanan Bank Pembangunan Syariah) melalui laporan No.R/265.AGA/dwd.2/2013 tanggal 28 Maret 2013 dengan opini wajar tanpa pengecualian.

• Laporan keuangan tahun 2010 – 2011 diaudit oleh KAP Aryanto, Amir Yusuf, Mawar & Saptoto (KAPterdaftar sebagai Rekanan Bapepam dan rekanan Bank Pembangunan Syariah) melalui laporan No.R/339.AGA/dwd.1/2012 tanggal 11 April 2012 dengan opini wajar tanpa pengecualian.

(Rp Juta)

Balance SheetThn 2010

Thn 2011 Thn 2012 Q1 2013

Audited Audited Audited InhouseAKTIVA· Current Asset 352.064 515.471 537.129 552.297· Net Fixed Asset 309.904 281.288 253.634 248.460· Non Current Asset 194.682 184.385 234.322 178.180Total Asset 856.650 981.144 1.025.085 988.937PASIVA· Current Liabilities 368.959 455.648 558.564 443.733· Long Term Liabilities 312.479 287.662 169.368 213.933· Net Worth 175.212 237.834 297.153 321.271 Total Liabilities + Net Worth 856.650 981.144 1.025.085 978.937

AKTIVA• Perbandingan Nilai Aset 2010 – 2011

Total Asset selama tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 15% dibandingkan dengan tahun 2010. Kenaikan ini disebabkan pertumbuhan yang signifikan di sisi current asset sebesar 46%. Dimana pertumbuhan Current Asset didorong oleh Trade receivable pihak ketiga yang meningkat sebesar 145%yang bersumber dari peningkatan AR kepada PT. Semar Kencana Sejati dari Rp 30 Milyar (2010) menjadi Rp 104 Milyar (2011) dan PT. Tata Makmur Sejahtera (2010) menjadi Rp 65 Milyar (2011). Walaupun AR meningkat namun AR DOH relatif stabil . Peningkatan Trade receivable yang sangat signifikant juga menyebabkan perubahan komposisi AR yang sebelumnya sebesar 16% dari asset menjadi sebesar 34% dari asset. Sedangkan dari Net Fixed Asset mengalami penurunan sebesar 9% dikarenakan tidak ada penambahan asset dan semakin berkurang dengan peningkatan akumulasi depresiasi. Dari Non Current Asset terdapat peningkatan yang cukup signifikan dari advance on purchases dari Rp 16 M menjadi Rp 41 M berupa peningkatan uang muka untuk pembelian tepung terigu dan bahan pembantu lainnya sebagai dampak dari peningkatan pembelian bahan baku, dimana pada tahun 2010 pembelian bahan baku sebesar Rp 272 Milyar sedangkan tahun 2011 meningkat menjadi Rp 360 Milyar.

• Perbandingan Nilai Aset 2011 – 2012

Page 111: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 99Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 94

dihasilkan. Minyak goreng yang telah digunakan disaring dengan mesin penyaringan agar dapat dipergunakan kembali, remah remah makanan olahan yang terbuang dari proses produksi dikumpulkan dan dijual kembali ke pedagang kecil. Limbah cair dari proses pencucian bahan baku akan ditampung terlebih dahulu sebelum diolah UPL.

Berdasarkan Surat Keterangan Nomor 660.1/623-19/2007 yang dikeluarkan oleh Dinas Lingkungan Hidup tanggal 13 Desember 2007 ESS telah melakukan pengurusan terhadap Izin Pembuangan Limbah Cair. Selain itu juga telah mendapatkan Certificate of Registration No. LTIPB-SRACCP-020-2006 tertanggal 12 Juni 2006 tentang Analisa Bahaya dan Pengendalian Titik Kritis Keamanan Pangan dengan ruang lingkup biskuit dan wafer stick peringkat level 1 (satu).

2. Kualitas Kuantitatif a. Analisa Laporan Keuangan Historical

Laporan keuangan yang dipergunakan untuk melakukan analisa kuantitatif adalah sbb :• Laporan keuangan posisi Maret 2013 menggunakan laporan inhouse• Laporan keuangan tahun 2012 – 2011 diaudit oleh KAP Aryanto, Amir Yusuf, Mawar & Saptoto (KAP

terdaftar sebagai Rekanan Bapepam dan rekanan Bank Pembangunan Syariah) melalui laporan No.R/265.AGA/dwd.2/2013 tanggal 28 Maret 2013 dengan opini wajar tanpa pengecualian.

• Laporan keuangan tahun 2010 – 2011 diaudit oleh KAP Aryanto, Amir Yusuf, Mawar & Saptoto (KAPterdaftar sebagai Rekanan Bapepam dan rekanan Bank Pembangunan Syariah) melalui laporan No.R/339.AGA/dwd.1/2012 tanggal 11 April 2012 dengan opini wajar tanpa pengecualian.

(Rp Juta)

Balance SheetThn 2010

Thn 2011 Thn 2012 Q1 2013

Audited Audited Audited InhouseAKTIVA· Current Asset 352.064 515.471 537.129 552.297· Net Fixed Asset 309.904 281.288 253.634 248.460· Non Current Asset 194.682 184.385 234.322 178.180Total Asset 856.650 981.144 1.025.085 988.937PASIVA· Current Liabilities 368.959 455.648 558.564 443.733· Long Term Liabilities 312.479 287.662 169.368 213.933· Net Worth 175.212 237.834 297.153 321.271 Total Liabilities + Net Worth 856.650 981.144 1.025.085 978.937

AKTIVA• Perbandingan Nilai Aset 2010 – 2011

Total Asset selama tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 15% dibandingkan dengan tahun 2010. Kenaikan ini disebabkan pertumbuhan yang signifikan di sisi current asset sebesar 46%. Dimana pertumbuhan Current Asset didorong oleh Trade receivable pihak ketiga yang meningkat sebesar 145%yang bersumber dari peningkatan AR kepada PT. Semar Kencana Sejati dari Rp 30 Milyar (2010) menjadi Rp 104 Milyar (2011) dan PT. Tata Makmur Sejahtera (2010) menjadi Rp 65 Milyar (2011). Walaupun AR meningkat namun AR DOH relatif stabil . Peningkatan Trade receivable yang sangat signifikant juga menyebabkan perubahan komposisi AR yang sebelumnya sebesar 16% dari asset menjadi sebesar 34% dari asset. Sedangkan dari Net Fixed Asset mengalami penurunan sebesar 9% dikarenakan tidak ada penambahan asset dan semakin berkurang dengan peningkatan akumulasi depresiasi. Dari Non Current Asset terdapat peningkatan yang cukup signifikan dari advance on purchases dari Rp 16 M menjadi Rp 41 M berupa peningkatan uang muka untuk pembelian tepung terigu dan bahan pembantu lainnya sebagai dampak dari peningkatan pembelian bahan baku, dimana pada tahun 2010 pembelian bahan baku sebesar Rp 272 Milyar sedangkan tahun 2011 meningkat menjadi Rp 360 Milyar.

• Perbandingan Nilai Aset 2011 – 2012

95 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Total Asset selama tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 4% dibandingkan dengan tahun 2011. Kenaikan ini disebabkan pertumbuhan yang signifikan di sisi current asset sebesar 4%. Dimana pertumbuhan Current Asset didorong oleh peningkatan inventory sebesar 16% yang disumbangkan oleh peningkatan inventory raw material dari Rp 140 Milyar menjadi Rp 160 Milyar. Peningkatan yang cukup signifikan juga terjadi pada due to affiliated dari Rp 135 Milyar menjadi Rp 185 Milyar.

• Perbandingan Nilai Aset 2012 – Q1 2013Total Asset selama Q1 2013 mengalami penurunan sebesar 5%. Penurunan ini disebabkan due to related parties yang menurun dari Rp 185 Milyar menjadi Rp 113 Milyar. Selain itu juga terjadi penurunan dari AR sebesar 5% walaupun dari keseluruhan total current asset meningkat sebesar 3%.

PASSIVA• Perbandingan Nilai PASSIVA 2010 – 2011

Total Passiva selama tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 15% dibandingkan dengan tahun 2010. Peningkatan ini disebabkan pertumbuhan baik dari sisi total liabilities maupun dari sisi net worth. Tercatat Total Liabilities meningkat sebesar 9% yang bersumber dari current liabilities yang meningkat sebesar 23%, sedangkan dari sisi Long Term Liabilities menurun sebesar 8%. Peningkatan Current Liabilities disebabkan oleh peningkatan STD sebesar 14%, CPLTD sebesar 27% serta tax payable sebesar 175%. Hutang bank jangka pendek dipergunakan untuk modal kerja perusahaan baik berupa cash loan, LC untuk pembelian bahan baku serta Non Cash Loan lainnya, sedangkan fasilitas bank jangka panjang perusahaan dipergunakan untuk pembiayaan kembali atas komplek pabrik yang berlokasi di Desa Sepat, Magelang.Peningkatan Net Worth tercatat sebesar 36% yang disebabkan oleh peningkatan laba ditahan perusahaan.

• Perbandingan Nilai PASSIVA 2011 – 2012Total Passiva selama tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 4% dibandingkan dengan tahun 2011. Peningkatan ini disebabkan oleh pertumbuhan Net Worth yang mengalami peningkatan sebesar 25%. Sedangkan dari sisi total liabilities mengalami penurunan sebesar 2%. Walaupun dari sisi Current Liabilities meningkat sebesar 23% maka dari sisi LTD mengalami penurunan sebesar 41%. Pengkatan Current Asset disebabkan oleh AP yang meningkat sebesar 108% serta tax payable sebesar 83%. Sedangkan STD hanya meningkat sebesar 6%.

• Perbandingan Nilai PASSIVA 2012 – Q1 2013Total Passiva selama tahun Q1 2013 mengalami penurunan sebesar 5% dibandingkan dengan tahun 2012. Penurunan ini disebabkan oleh Total Liabilities yang menurun sebesar 10% dikarenakan penurunan Current Liabilities sebesar 22%. Dari sisi Net Worth terjadi peningkatan sebesar 6% dari akumulasi laba ditahan. Berikut rincian dari hutang bank selama periode Q1 2013 – 2012 sbb :

Detail Limit Q1 2013

O/S Δ2012 Q1 2013

STDMandiri

KMK Revolving 120.000 120.000 252.200 KMK Fixed Loan 110.000 110.000

LC 170.000 65.798Total STD 400.000 295.798 252.200 -15%

CPLTDMandiri 280.000 50.000 -100%Muamalat 100.000 18.559 -100%

Total CPLTD 380.000 68.559 - -100%LTDMandiri 149.546 187.047 Muamalat - 8.423

Total LTD - 149.546 195.470 31%Total Bank Loan 780.000 513.903 447.670 -13%

LABA RUGI

Page 112: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

100 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 96

(Rp Juta)

INCOME STATEMENT Thn 2010

Thn 2011

Thn 2012 Q1 2013

NET SALES 556,782 853,729 809,473 193,817Cost of Goods Sold (COGS) 396,274 606,386 549,388 134,420Depreciation Expense 32,523 28,129 25,761 5,484GROSS PROFIT 127,985 219,214 234,324 53,913Sales General & Adm. Expense (SGA) 38,236 59,195 60,303 7,954

Depreciation Expense 2,573 3,006 3,214 818NET OPERATING PROFIT (NOP) 87,176 157,013 170,807 45,141

Other Expense / (Income)· Interest Expense 62,341 69,013 62,988 11,393 · Interest Income (294) (150) (209) (22)· FX Losses (Gains) 73 43 (25) (137)· Sundry Expense (Income) 2,267 11,968 10,889 14,868 NPBT 22,789 76,139 97,164 19,039· Income Tax - Current 6,150 17,349 25,905 4,923· Income Tax - DeferredNPBUI 16,612 62,622 72,470 14,116NPAUI 16,612 62,622 72,470 14,116

RATIO Thn 2010

Thn 2011 Thn 2012 Q1 2013

ROE 9.48% 26.33% 24.39% 4.36%ROS (RETURN ON SALES) 2.98% 7.34% 8.95% 7.25%

ATO (ASSET TURN OVER) 0.65 0.87 0.79 0.20

ALEV (ASSET LEVERAGE) 4.89 4.13 3.45 3.08

PROFITABILITAS· SALES 556,782 853,729 809,473 193,933· % CHANGE 53% -5% -4%· CGS / SALES 71.17% 71.03% 67.87% 69.31%· SGA / SALES 6.87% 6.93% 7.45% 4.16%· NOP 87,176 157,013 170,807 45,141· NOP / SALES 15.66% 18.39% 21.10% 23.28%· NPBUI / SALES 2.98% 7.34% 8.95% 12.44%· NPBUI 16,612 62,622 72,470 24,116· NPBT / SALES 4.09% 8.92% 12.00% 14.97%· NPAUI 16,612 62,622 72,470 24,116· NPAUI / SALES 2.98% 7.34% 8.95% 12.44%

Keterangan:• Penjualan nasabah tumbuh sebesar 53.33% di tahun 2011 namun mengalami penurunan sebesar 5.18% di

tahun 2012 yang terutama disebabkan pada penurunan di lini produksi biskuit dan produksi lain-lain.Produk biskuit yang mengalami penurunan diproduksi oleh PT. Poly Meditra Indonesia (afiliated company) yang merupakan bagian dari kontrak dengan World Food Programe.

• Berikut rincian penjualan pada tahun 2011-2012 (dalam jutaan Rupiah):

97 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

• Penurunan penjualan juga disebabkan oleh penurunan pada penjualan ke United Nations untuk World Food Programme yang turun hingga sebesar 63.58% dibandingkan tahun sebelumnya. Turunnya penjualan ini disebabkan adanya perubahan schedule pengiriman barang ke Iraq sesuai supply contract dengan UN, beberapa schedule pengiriman yang seharusnya dilakukan pada tahun 2012 dimundurkan ke tahun 2013. Penurunan penjualan tahun 2012 murni karena permintaan WFP untuk merubah schedule dan disanggupi oleh ESS karena WFP merupakan salah satu prime customer dari ESS dan untuk menjaga hubungan baik dengan WFP. Menurut info dari ESS, bahwa pengunduran kontrak ini hanya terjadi untuk tahun 2012 saja namun untuk tahun 2013 – 2014 masih normal.

• Buyer utama dari nasabah dengan nilai penjualan bersih melebihi 10% dari total net sales adalah sebagai berikut:

• Rasio COGS/Sales pada tahun 2010 dan 2011 berada pada kisaran 71%, turun menjadi sebesar 67.87% di tahun 2012, sementara rasio SGA/Sales mengalami peningkatan menjadi sebesar 8.47% dari sebelumnya sebesar 7.45%. Secara umum cost structure baik COGS dan SGA relatif stabil selama tahun 2010 – 2012. Untuk Q1 2013 COGS/Sales tercatat sebesar 69% dan SGA/Sales hanya sebesar 4%.

• ROE pada tahun 2012 tercatat sebesar 24.39% menurun dari tahun 2011 sebesar 26.33%. Penurunan ini disebabkan pertumbuhan NPAUI pada tahun 2012 sebesar 16% masih lebih kecil dibandingkan dengan pertumbuhan net worth sebesar 25%.

• Usaha yang dijalankan Nasabah selama tiga tahun terakhir masih menguntungkan yang terlihat dari NPAUI/Sales (ROS) bernilai positif dan menunjukkan peningkatan selama tiga tahun terakhir, berkisar antara 2.98% s.d. 8.95%.

ASSET EFFICIENCYASSET EFFICIENCY Thn

2010Thn 2011

Thn 2012 Q1 2013

ASSETS TURNOVER 0,65 0,87 0,79 0,20A/R DOH 88 141 148 148INV DOH 194 100 126 138A/P DOH 41 34 78 82A/E DOH 3 1 1 2TRADE CYCLE 239 205 196 202WORKING INVESTMENT 297.458 435.214 405.317 400.095

Keterangan:• Selama tiga tahun terakhir, trade cycle nasabah cenderung menurun dimana TC pada tahun 2010 tercatat

sebesar 239 hari sedangkan pada tahun 2012 tercatat sebesar 196 hari , dengan asset turnover berkisar antara 0.65 s.d. 0.87 kali.

• Di tahun 2012, A/R dan Inventory DOH cenderung lebih panjang dari posisi tahun sebelumnya, dikarenakan posisi piutang dagang dan inventory yang meningkat, sementara nilai sales dan COGS yang sedikit menurun. Hal ini pun mengakibatkan perputaran A/R dan Inventory menjadi lebih lambat.

Pertumbuhan2012 2011 % % 2012 % 2011

Mie Kering dan Instan 514.032 490.500 4,80% 63,50% 57,45%Bihun Kering dan Instan 183.512 119.487 53,58% 22,67% 14,00%Biskuit 93.407 159.449 -41,42% 11,54% 18,68%Lain-lain 38.385 110.241 -65,18% 4,74% 12,91%Subtotal 829.336 879.677 -5,72% 102,45% 103,04%Dikurangi Retur & Potongan Penjualan 19.863 25.948 -23,45% 2,45% 3,04%Penjualan Bersih 809.473 853.729 -5,18% 100,00% 100,00%

KomposisiPenjualan (dalam juta Rp)

2012 2011 % 2012 % 2011PT Semar Kencana Sejati 240.086 205.429 29,7% 24,1%PT Tata Makmur Sejahtera 166.619 132.868 20,6% 15,6%PT Kereta Kencana Mulia 78.052 58.814 9,6% 6,9%United Nations for World Food Programme 51.463 141.301 6,4% 16,6%Total 536.220 538.412 66,2% 63,1%

Penjualan (dalam juta Rp) % terhadap Net Sales

Page 113: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 101Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 96

(Rp Juta)

INCOME STATEMENT Thn 2010

Thn 2011

Thn 2012 Q1 2013

NET SALES 556,782 853,729 809,473 193,817Cost of Goods Sold (COGS) 396,274 606,386 549,388 134,420Depreciation Expense 32,523 28,129 25,761 5,484GROSS PROFIT 127,985 219,214 234,324 53,913Sales General & Adm. Expense (SGA) 38,236 59,195 60,303 7,954

Depreciation Expense 2,573 3,006 3,214 818NET OPERATING PROFIT (NOP) 87,176 157,013 170,807 45,141

Other Expense / (Income)· Interest Expense 62,341 69,013 62,988 11,393 · Interest Income (294) (150) (209) (22)· FX Losses (Gains) 73 43 (25) (137)· Sundry Expense (Income) 2,267 11,968 10,889 14,868 NPBT 22,789 76,139 97,164 19,039· Income Tax - Current 6,150 17,349 25,905 4,923· Income Tax - DeferredNPBUI 16,612 62,622 72,470 14,116NPAUI 16,612 62,622 72,470 14,116

RATIO Thn 2010

Thn 2011 Thn 2012 Q1 2013

ROE 9.48% 26.33% 24.39% 4.36%ROS (RETURN ON SALES) 2.98% 7.34% 8.95% 7.25%

ATO (ASSET TURN OVER) 0.65 0.87 0.79 0.20

ALEV (ASSET LEVERAGE) 4.89 4.13 3.45 3.08

PROFITABILITAS· SALES 556,782 853,729 809,473 193,933· % CHANGE 53% -5% -4%· CGS / SALES 71.17% 71.03% 67.87% 69.31%· SGA / SALES 6.87% 6.93% 7.45% 4.16%· NOP 87,176 157,013 170,807 45,141· NOP / SALES 15.66% 18.39% 21.10% 23.28%· NPBUI / SALES 2.98% 7.34% 8.95% 12.44%· NPBUI 16,612 62,622 72,470 24,116· NPBT / SALES 4.09% 8.92% 12.00% 14.97%· NPAUI 16,612 62,622 72,470 24,116· NPAUI / SALES 2.98% 7.34% 8.95% 12.44%

Keterangan:• Penjualan nasabah tumbuh sebesar 53.33% di tahun 2011 namun mengalami penurunan sebesar 5.18% di

tahun 2012 yang terutama disebabkan pada penurunan di lini produksi biskuit dan produksi lain-lain.Produk biskuit yang mengalami penurunan diproduksi oleh PT. Poly Meditra Indonesia (afiliated company) yang merupakan bagian dari kontrak dengan World Food Programe.

• Berikut rincian penjualan pada tahun 2011-2012 (dalam jutaan Rupiah):

97 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

• Penurunan penjualan juga disebabkan oleh penurunan pada penjualan ke United Nations untuk World Food Programme yang turun hingga sebesar 63.58% dibandingkan tahun sebelumnya. Turunnya penjualan ini disebabkan adanya perubahan schedule pengiriman barang ke Iraq sesuai supply contract dengan UN, beberapa schedule pengiriman yang seharusnya dilakukan pada tahun 2012 dimundurkan ke tahun 2013. Penurunan penjualan tahun 2012 murni karena permintaan WFP untuk merubah schedule dan disanggupi oleh ESS karena WFP merupakan salah satu prime customer dari ESS dan untuk menjaga hubungan baik dengan WFP. Menurut info dari ESS, bahwa pengunduran kontrak ini hanya terjadi untuk tahun 2012 saja namun untuk tahun 2013 – 2014 masih normal.

• Buyer utama dari nasabah dengan nilai penjualan bersih melebihi 10% dari total net sales adalah sebagai berikut:

• Rasio COGS/Sales pada tahun 2010 dan 2011 berada pada kisaran 71%, turun menjadi sebesar 67.87% di tahun 2012, sementara rasio SGA/Sales mengalami peningkatan menjadi sebesar 8.47% dari sebelumnya sebesar 7.45%. Secara umum cost structure baik COGS dan SGA relatif stabil selama tahun 2010 – 2012. Untuk Q1 2013 COGS/Sales tercatat sebesar 69% dan SGA/Sales hanya sebesar 4%.

• ROE pada tahun 2012 tercatat sebesar 24.39% menurun dari tahun 2011 sebesar 26.33%. Penurunan ini disebabkan pertumbuhan NPAUI pada tahun 2012 sebesar 16% masih lebih kecil dibandingkan dengan pertumbuhan net worth sebesar 25%.

• Usaha yang dijalankan Nasabah selama tiga tahun terakhir masih menguntungkan yang terlihat dari NPAUI/Sales (ROS) bernilai positif dan menunjukkan peningkatan selama tiga tahun terakhir, berkisar antara 2.98% s.d. 8.95%.

ASSET EFFICIENCYASSET EFFICIENCY Thn

2010Thn 2011

Thn 2012 Q1 2013

ASSETS TURNOVER 0,65 0,87 0,79 0,20A/R DOH 88 141 148 148INV DOH 194 100 126 138A/P DOH 41 34 78 82A/E DOH 3 1 1 2TRADE CYCLE 239 205 196 202WORKING INVESTMENT 297.458 435.214 405.317 400.095

Keterangan:• Selama tiga tahun terakhir, trade cycle nasabah cenderung menurun dimana TC pada tahun 2010 tercatat

sebesar 239 hari sedangkan pada tahun 2012 tercatat sebesar 196 hari , dengan asset turnover berkisar antara 0.65 s.d. 0.87 kali.

• Di tahun 2012, A/R dan Inventory DOH cenderung lebih panjang dari posisi tahun sebelumnya, dikarenakan posisi piutang dagang dan inventory yang meningkat, sementara nilai sales dan COGS yang sedikit menurun. Hal ini pun mengakibatkan perputaran A/R dan Inventory menjadi lebih lambat.

Pertumbuhan2012 2011 % % 2012 % 2011

Mie Kering dan Instan 514.032 490.500 4,80% 63,50% 57,45%Bihun Kering dan Instan 183.512 119.487 53,58% 22,67% 14,00%Biskuit 93.407 159.449 -41,42% 11,54% 18,68%Lain-lain 38.385 110.241 -65,18% 4,74% 12,91%Subtotal 829.336 879.677 -5,72% 102,45% 103,04%Dikurangi Retur & Potongan Penjualan 19.863 25.948 -23,45% 2,45% 3,04%Penjualan Bersih 809.473 853.729 -5,18% 100,00% 100,00%

KomposisiPenjualan (dalam juta Rp)

2012 2011 % 2012 % 2011PT Semar Kencana Sejati 240.086 205.429 29,7% 24,1%PT Tata Makmur Sejahtera 166.619 132.868 20,6% 15,6%PT Kereta Kencana Mulia 78.052 58.814 9,6% 6,9%United Nations for World Food Programme 51.463 141.301 6,4% 16,6%Total 536.220 538.412 66,2% 63,1%

Penjualan (dalam juta Rp) % terhadap Net Sales

Page 114: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

102 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

98

• Sementara A/P DOH pun menjadi lebih panjang dikarenakan posisi hutang dagang nasabah yang meningkat menjadi dua kali lipat, dan nilai COGS yang menurun. Nilai A/E DOH cenderung turun, namun tidak signifikan.

• Kebutuhan modal kerja yang dilihat dari nilai Working Investment tercatat sedikit mengalami penurunan di tahun 2012, disebabkan penurunan pada penjualan dan nilai hutang dagang serta accrued expenses dari nasabah.

LIQUIDITY & LEVERAGELIQUIDITY & LEVERAGE Thn

2010Thn 2011

Thn 2012 Q1 2013

CURRENT RATIO 0,95 1,01 0,96 1,20QUICK RATIO 0,38 0,68 0,62 0,78DEBT TO EQUITY RATIO 3,48 2,42 1,74 1,40LEVERAGE 3,98 3,17 2,47 2,09

Keterangan:• Likuiditas nasabah ditinjau dari Current Ratio berkisar di 1, namun sedikit menunjukkan penurunan di

tahun 2012 menjadi sebesar 0.96 disebabkan peningkatan asset lancar perusahaan sebesar 4% masih di bawah pertumbuhan kewajiban lancarnya sebesar 23% yang sebagian besar disebabkan peningkatan hutang dagang nasabah.

• Rasio DER nasabah cenderung menurun selama tiga tahun terakhir. Di tahun 2012, rasio DER nasabah sebesar 1.74, turun dari posisi tahun lalu sebesar 2.42 disebabkan penurunan pada hutang jangka panjang Bank dan CPLTD, sementara modal nasabah meningkat. Penurunan DER menunjukkan peningkatan struktur pemodalan nasabah dan peningkatan kemampuan nasabah untuk dapat membayar hutang banknya. Secara umum posisi leverage nasabah juga menunjukkan penurunan yang menggambarkan peningkatan kemampuan modal nasabah untuk mengcover total kewajiban perusahaan.

DEBT SERVICING ABILITYDEBT SERVICING

ABILITYThn 2010 Thn 2011 Thn

2012 Q1 2013

TOTAL FINANCING PAYMENT -62.341 -130.795 -141.364 -81.359

NOPAT – FP 32.508 36.977 36.421 -47.232NOPAT / FP 1,52 1,28 1,26 0,54COPAT – FP 67.603 68.111 65.401 -40.930COPAT / FP 2,08 1,52 1,46 0,62

Keterangan:• Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas relatif baik. Hal ini tercermin dari NOPAT yang

dihasilkan lebih besar dibandingkan dengan Financing Payment yang harus dibayarkan. NOPAT/FP di tahun 2012 sedikit menurun menjadi sebesar 1.46 dibandingkan tahun 2011 sebesar 1.52.

• COPAT/FP selama kurun periode 2009 – 2011 selalu berada diatas 1. Hal ini menunjukkan kemampuan nasabah atas pembayaran atas kewajiban – kewajiban perbankan yang relatif baik.

b. Analisa Proyeksi KeuanganAsumsi

Pos Realisasi 2012 2013 -2018 KeteranganSales Rp. 809

Milyar 2013 : Rp. 849 Milyar2014 : Rp. 892 Milyar2015 : Rp. 917Milyar

Tahun 2013 – 2014 diproyeksikan naik 5% per tahun, kemudian pada tahun 2015 naik 2.75%, 2016 - 2018 pertumbuhan stagnan dengan asumsi full capacity tanpa ada penambahan kapasitas dan harga relatif tetap.

Page 115: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 103Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan. 99 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Pos Realisasi 2012 2013 -2018 Keterangan2016 : Rp. 917Milyar2017 : Rp. 917 Milyar2018 : Rp. 917 Milyar

INV DOH 148 Hari 126 Hari

Rata – rata 3 tahun terakhir, khusus COGS/Sales telah memasukkan unsur Saving From Energy Efficiency sebesar Rp.6.515 Milyar per tahun.

AR DOH 126 Hari 140 HariAP DOH 78 Hari 51 HariAE DOH 1 Hari 1 HariTrade Cycle 196 hari 213 hariCOGS/Sales 67.87% 69.31% - 70.02%SGA/Sales 7.45% 7.08%Kurs USD Rp 9.800 / USD

(Rp Juta)BALANCE SHEET 2013 2014 2015 2016 2017 2018

AKTIVA· Current Asset 723,932 889,198 1,058,351 1,225,859 1,393,676 1,563,510· Net Fixed Asset 244,306 207,962 170,687 133,412 96,137 58,863· Non Current Asset 178,223 178,223 178,223 178,223 178,223 178,223Total Aktiva 1,146,461 1,275,382 1,407,260 1,537,494 1,668,036 1,800,595PASIVA· Current Liabilities 165,155 168,499 170,428 170,379 168,593 166,808· Long Term Liabilities 31,054 26,889 23,269 19,698 17,913 17,913· Net Worth 410,252 539,995 673,564 807,417 941,530 1,075,874Total Passiva 1,146,461 1,275,382 1,407,260 1,537,494 1,668,036 1,800,595

• AKTIVATotal asset dari tahun 2013 s.d. tahun 2019 cenderung meningkat. Posisi current asset menunjukkan peningkatan yang berasal dari asumsi pertumbuhan Trade Receivables dan Inventory sebagai dampak dari peningkatan nilai penjualan perusahaan (penjualan tahun 2013 diproyeksikan tumbuh sebesar 10% dibandingkan tahun 2012). Sementara dari sisi Net Fixed Asset cenderung mengalami penurunan dikarenakan efek dari akumulasi depresiasi fixed asset.

• PASSIVABerdasarkan keterangan dari pihak ESS, terkait dengan penerbitan bond ESSF sebesar Rp 900 Milyar pada tanggal 4 April 2013, Maka pada tanggal 8 April 2013 ESS melunasi seluruh hutang perbankan. Adapun total hutang bank yang dilunasi sebesar Rp 539.522.884.465,- dengan perincian sbb :- Bank Mandiri sebesar Rp 530.972.652.255,-- Bank Muamalat sebesar Rp 8.550.232.210,-Adapun dana dari ESSF dicatatkan sebagai hutang pemegang saham subordinasi.

Sedangkankan pada tahun 2013 diasumsikan ESSF mendapatkan fasilitas perbankan dari Bank Pembangunan Syariah sebesar Rp 15.9 Milyar yang digunakan untuk fasilitas Energy Efficiency Project. Sedangkan pertumbuhan Passiva bersumber dari peningkatan net worth yang berasal dari akumulasi laba ditahan perusahaan.

(Rp Juta)INCOME STATEMENT 2013 2014 2015 2016 2017 2018

NET SALES 849,947 892,444 917,025 917,025 917,025 917,025Cost of Goods Sold (COGS) 595,161 618,404 635,617 635,617 635,617 635,617Depreciation Expense 27,907 31,866 32,673 32,673 32,673 32,673GROSS PROFIT 226,878 242,173 248,735 248,735 248,735 248,735SGA 60,206 63,217 64,958 64,958 64,958 64,958

Page 116: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

104 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 100

Depreciation Expense 4,265 4,478 4,601 4,601 4,601 4,601NET OPERATING PROFIT 162,407 174,478 179,175 179,175 179,175 179,175· Interest Expense 11,610 1,488 1,083 705 358 50 NPBT 150,797 172,991 178,092 178,471 178,817 179,125· Income Tax - Current 37,699 43,248 44,523 44,618 44,704 44,781 NPAUI 113,098 129,743 133,569 133,853 134,113 134,344• NET SALES

Penjualan untuk tahun 2013 – 2014 diproyeksikan bertumbuh sebesar 5% per tahun. Pada tahun 2014diproyeksikan kapasitas produksi dari lini bihun kering + instant mencapai puncaknya sehingga proyeksi penjualan untuk bihun kering + instant menjadi stagnant. Hal ini menyebabkan penjualan untuk tahun 2014 diproyeksikan meningkat sebesar 2.75%. Untuk tahun 2015 diproyeksikan kapasitas produksi dari lini mie kering + instant mencapai puncak sehingga proyeksi penjualan untuk miekering + instant menjadi stagnant. Hal ini menyebabkan penjualan untuk tahun 2016-2018 diproyeksikan tidak ada pertumbuhan.

• COST STRUCTURECost Structure baik COGS/Sales maupun SGA/Sales selama tiga tahun terakhir relatif stabil. COGS/Sales selama periode 2010 – 2012 berada pada kisaran 68%-71%, proyeksi menggunakan rata-rata COGS/Sales tiga tahun terakhir yaitu 70.02%. Sementara SGA/Sales berada pada kisaran 7%-an proyeksi menggunakan rata-rata SGA/Sales tiga tahun terakhir yaitu sebesar 7.08%.

• NET OPERATING PROFITNet Operating Profit diproyeksikan akan terus meningkat seiring dengan kemampuan ESS dalam meningkatkan penjualan dan menjaga cost structure perusahaan.

• NPAUISeiring dengan peningkatan NOP, NPAUI nasabah juga menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun

RATIO 2013 2014 2015 2016 2017 2018ROE 27.57% 24.03% 19.83% 16.58% 14.24% 12.49%ROS (RETURN ON SALES) 13.31% 14.54% 14.57% 14.60% 14.62% 14.65%ATO (ASSET TURN OVER) 0.74 0.70 0.65 0.60 0.55 0.51ALEV (ASSET LEVERAGE) 2.79 2.36 2.09 1.90 1.77 1.67

PROFITABILITAS· SALES 849,947 892,444 917,025 917,025 917,025 917,025· % CHANGE 5.00% 5.00% 2.75% 0.00% 0.00% 0.00%· CGS / SALES 70.0% 69.3% 69.3% 69.3% 69.3% 69.3%· SGA / SALES 7.1% 7.1% 7.1% 7.1% 7.1% 7.1%· NOP 162,407 174,478 179,175 179,175 179,175 179,175 · NOP / SALES 19.11% 19.55% 19.54% 19.54% 19.54% 19.54%· NPBUI 113,098 129,743 133,569 133,853 134,113 134,344· NPBUI / SALES 13.31% 14.54% 14.57% 14.60% 14.62% 14.65%· NPBT / SALES 17.74% 19.38% 19.42% 19.46% 19.50% 19.53%· NPAUI 113,098 129,743 133,569 133,853 134,113 134,344· NPAUI / SALES 13% 15% 15% 15% 15% 15%

• RETURN ON EQUITY (ROE)ROE diproyeksikan menurun dikarenakan tingkat pertumbuhan Net worth selama masa proyeksi sebesar rata-rata 20% per tahun lebih besar dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan NPAUI sebesar rata-rata 14% per tahun.

• NPAUI/Sales relatif stabil pada kisaran 15%.

Proyeksi Rasio Likuiditas & LeverageLIQUIDITY & LEVERAGE 2013 2014 2015 2016 2017 2018

CURRENT RATIO 4.38 5.28 6.21 7.19 8.27 9.37QUICK RATIO 3.00 3.87 4.78 5.76 6.82 7.91

Page 117: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 105Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan. 101 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

DEBT TO EQUITY RATIO 0.04 0.02 0.01 0.01 0.00 0.00LEVERAGE 0.48 0.36 0.29 0.24 0.20 0.17• Current ration (CR) selama periode proyeksi diproyeksikan > 1 dan relatif akan mengalami peningkatan

setiap tahunnya.• DER diproyeksikan rendah, jauh dibawah 3x.

Proyeksi Rasio Asset Efficiency ESSASSET EFFICIENCY 2013 2014 2015 2016 2017 2018

TRADE CYCLE 213 213 213 213 213 213A/R DOH 126 126 126 126 126 126INV DOH 140 140 140 140 140 140A/P DOH 51 51 51 51 51 51A/E DOH 1 1 1 1 1 1WORKING INVESTMENT 435,437 455,643 468,236 468,236 468,236 468,236• TRADE CYCLE

Trade Cycle selama tahun 2013 – 2019 diproyeksikan sebesar 213 hari, dengan komposisi A/R DOH selama 126 hari, INV DOH selama 140 hari, A/P DOH selama 51 hari serta A/E DOH 1 hari.

• WORKING INVESTMENTProyeksi kebutuhan modal kerja nasabah yang direpresentasikan dari nilai Working Investment relatif terus mengalami peningkatan seiring dengan peningkatan aktivitas usaha nasabah.

Proyeksi Repayment Capacity ESSDEBT SERVICING ABILITY 2013 2014 2015 2016 2017 2018

NPAUI 113,098 129,743 133,569 133,853 134,113 134,344NOPAT 128,617 131,231 134,652 134,558 134,471 134,394COPAT 160,789 167,575 171,927 171,832 171,746 171,669FINANCING PAYMENT (81,576) (5,653) (5,248) (4,325) (3,928) (1,835)NOPAT – FP 47,041 125,578 129,404 130,233 130,543 132,559NOPAT / FP 1.58 23.22 25.66 31.11 34.23 73.23COPAT – FP 79,213 161,923 166,679 167,508 167,817 169,834COPAT / FP 1.97 29.65 32.76 39.73 43.72 93.54 Repayment Capacity

Repayment capacity dari ESS ditinjau dari nilai NOPAT/FP dan COPAT/FP relatif terus meningkat. Selama masa proyeksi baik NOPAT/FP dan COPAT/FP diproyeksikan > 1.

c. Analisa Kebutuhan Pembiayaan Investasi 1) Tujuan Fasilitas Pembiayaan

Pengajuan pembiayaan investasi adalah untuk tujuan penambahan atau penggantian alat-alat di pabrik yang akan menghasilkan penghematan energi bagi perusahaan. Sesuai hasil Investment Grade Audit (IGA) pada tanggal 23 November 2012 yang telah dilakukan oleh Econoler (Konsultan ADB untuk Energy Efficiency yang dibiayai dengan menggunakan dana Technical Assistance dari ADB) terdapat enam potensi penghematan yang dapat dilakukan di dalam perusahaan, yaitu sebagai berikut:

a. Retrofit Lampu (Lighting Retrofit) di area produksi dan kantor (mengganti 65 sistem penerangan)b. Pemasangan Insulasi baru untuk pipa steam, keran steam, boiler untuk feed water tank dan dryer untuk

mie di Plant 14c. Sistem pengatur temperatur (temperature controller) yaitu pemasangan 2 keran kontrol uap baru untuk

14 dryer, bertujuan untuk meningkatkan kontrol produksi, dan mengurangi penggunaan uap di proses pengeringan

d. Pemasangan Variable Speed Drives (VSD) pada motor di zona kipas individual pada 14 mesin pengering mie

e. Pemasangan condensing economizers pada dua boiler utama, untuk memanaskan make up water dan condensate return

Page 118: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

106 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 102

f. Perbaikan Condensate Return System untuk meningkatkan jumlah air yang diolah untuk kemudian dikembalikan ke boiler. Bertujuan untuk mengurangi produksi uap dan penggunaan batu bara

2) Perhitungan Fasilitas Pembiayaan Investasi

• Total biaya investasi diestimasikan sebesar USD 2.3 juta atau ekuivalen Rp 22.9 miliar dengan asumsi kurs Rp 9800. Nasabah berencana untuk melakukan pinjaman dalam mata uang IDR. Biaya bunga selama konstruksi (interest during construction) selama 6 bulan sebesar Rp 545 juta akan dikapitalisasi ke dalam project cost, sehingga total pembiayaan investasi yang diperlukan menjadi sebesar Rp 23.728miliar. Atas hal ini, project cost PIE mengeluarkan perhitungan IDC tersebut.

• Porsi Bank Financing direncanakan sebesar 70% dari project construction cost atau sebesar Rp 16.067miliar, sementara sisanya sebesar Rp 7.661 miliar atau 30% dari total kebutuhan investasi akan dibiayai dari dana perusahaan (porsi self financing). Fasilitas Interest During Construction tidak ditawarkan kepada nasabah mengingat jumlahnya yang tidak signifikan serta secara kondisi financial, Cash Flow ESS diproyeksikan sangat mampu untuk membayar kebutuhan Interest During Construction.

• Fasilitas yang diusulkan berupa fasilitas pembiayaan investasi sub limit pembiayaan fasilitas LC / SKBDN. Tenor opening LC atau SKBDN diusulkan maksimal selama 180 hari (6 bulan) dan jangka waktu pembiayaan selama 60 bulan sejak tanggal opening LC / SKBDN yang pertama.

• Pembiayaan yang diusulkan dalam mata uang IDR dengan tingkat margin sesuai dengan ALCO sebesar 9.5%

3) Risiko dan Mitigasi Pembiayaan Energi Efisiensi• Dalam melakukan pembiayaan Energy Efficiency, dilakukan prosedur Measurement and Verification

(M&V) untuk memastikan bahwa penghematan energi yang diindikasikan dalam laporan IGA dapat

# Energy Savings Measure SAVINGS Capital SAVINGS Capital ("ESM") Electric Thermal TOTAL Cost Electric Thermal TOTAL Cost

1 Lighting Retrofit 73 73 249 $ 7 $ 7 $ 25 2 Insulation on Steam System & Dryers 2.917 2.917 12.348 298 298 1.260 3 Temperature Control for Dryers 1.555 1.555 4.312 159 159 440 4 VSDs on Fans for Dryers 401 401 1.389 41 41 142

5 Condensing Economizers 1.231 1.231 3.871 126 126 395

6 Condensate Return on Building #3 (49) 454 405 784 (5) 46 41 80 TOTAL 425 6.157 6.582 22.953 $ 43 $ 628 $ 672 $ 2.342

IDR (Million) USD ($000) @ 9,800

PROJECT FUNDING:Project Construction Cost 22.953Development Fees -Legal and Due Diligence Costs -Interest During Construction @ 9,5% 545Guarantee Fees to 3rd Parties -Loan Commitment Fee 1,0% 230Total Financed Amount 23.728Less Deposits: -Total Project Financed Amount 23.728

Interest % of CapitalFINANCED AMOUNT: Rate Capital CostEIB Debt 9,5% 70% 16.067Shareholder Loan 0,0% 0% -Equity Investment 30% 7.661TOTAL PROJECT 100% 23.728

Page 119: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 107Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan. 103 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

tercapai, karena secara ideal penghematan energi tersebut yang akan digunakan oleh perusahaan untuk membayar kewajibannya kepada Bank.

• Sistem M&V untuk Energy Efficiency Project ESS dilakukan dalam 2 langkah:1. Commissioning: Inspeksi awal di akhir pemasangan untuk mengonfirmasi spesifikasi performa

EE cocok2. Mitigasi Resiko dan M&V: Memonitor performa EEP selama periode pinjaman seperti yang

disetujui dalam ‘Rencana M&V’.• Resiko dalam mencapai target penghematan energi beragam tergantung peralatan dan dapat

dikategorikan Tinggi, Sedang, Rendah tergantung tipe teknologi dan aplikasinya.• Prosedur M&V spesifik untuk project Energy Efficiency ESS sebagai berikut:

1. RETROFIT LAMPU• Pengecekan Awal (Commissioning) – Tim Konsultan melakukan pengecekan sampel dari

sistem lampu baru untuk mengonfirmasi besar watt yang dihasilkan.• Mitigasi Resiko dan Monitoring (M&V) – Penghematan tercapai dari berkurangnya besaran

watt lampu per jam produksi. Tiga kemungkinan resiko:

2. INSULATION• Pengecekan Awal (Commissioning) – Tim Konsultan akan mengambil sampel mengukur

berkurangnya panas yang keluar (panas yang dihasilkan sebelum dan setelah insulasi dipasang) yang berdampak pada berkurangnya peralatan pemanas dan panas yang harus dihasilkan dari boiler bertenaga batu bara.

• Mitigasi Resiko dan Monitoring (M&V) – Penghematan diperoleh dari berkurangnya panas yang lepas dan uap yang digunakan per kg produksi dan berdampak pada pengurangan belanja batu bara. Tiga resikonya di antaranya

3. TEMPERATURE CONTROLLER

Page 120: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

108 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 104

• Pengecekan Awal (Commissioning) – Meteran untuk uap akan dipasang untuk masing-masing dryer selama beberapa waktu, SEBELUM instalasi, untuk mendapat baseline energi per unit produk dimana SETELAH pemasangan, suhu uap akan diukur lagi.

• Mitigasi Resiko dan Monitoring (M&V) – Penghematan didapat dari pengurangan uap per kg produksi berdampak pada pengurangan belanja batu bara. Dua kemungkinan resiko adalah:

4. VARIABLE SPEED DRIVES• Pengecekan Awal (Commissioning) – Alat perekam KWH meter digunakan selama satu

minggu setelah instalasi VSD untuk mengukur pengurangan (KWH) listrik di motor berdasarkan baseline (penggunaan listrik per motor saat ini seperti yang dikalkulasi di IGA).

• Mitigasi Resiko and Monitoring (M&V) – Penghematan dicapai dari pengurangan penggunaan listrik per waktu produksi yang tercatat. Dua kemungkinan resiko adalah:

5. CONDENSING ECONOMIZERS• Pengecekan Awal (Commissioning) – Untuk mengukur penghematan energi, Tim Konsultan

akan mengukur perbedaan suhu air yang memasuki boiler (make-up water) SEBELUM dan SETELAH pemasangan alat.

• Mitigasi Resiko dan Monitoring (M&V) – Penghematan dicapai dari pengurangan penggunaan bensin untuk boiler per ton uap yang dihasilkan. Dua kemungkinan resiko adalah:

Page 121: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 109Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan. 105 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

6. CONDENSATE RETURN SYSTEM• Pengecekan Awal (Commissioning) – Tim Konsultan mengukur kondensat dari aliran air

yang dikembalikan ke tempat boiler menggunakan flow rate meter yang dipasang selama satu minggu – yang digunakan untuk menghitung pengurangan batu bara oleh boiler berkat uap dari condensate return.

• Mitigasi Resiko dan Monitoring (M&V) – Penghematan diperoleh dari pengurangan konsumsi batu bara oleh boiler untuk memproduksi uap. Dua kemungkinan resiko adalah:

d. Analisa Viabilitas Pembiayaan InvestasiAnalisa Sensitivitas diperhitungkan dari Corporate Cashflow (Proyeksi laporan keuangan PT. Empat SekawanSejahtera) serta dari cashflow proyek energy efficiency (Discount Factor = 9.5%)

Viabilitas dari corporate cashflow ESS

Description Proj Proj Proj Proj Proj Proj2013 2014 2015 2016 2017 2018

Net Income(1-tax) 97.308 102.331 107.396 111.708 113.588Bunga Bank 1.488 1.083 705 358 50Beban Depresiasi & Amortisasi 32.172 36.344 38.033 39.742 41.192Investment Cost (22.953)Proceed (EBITDA) - 130.967 139.759 146.133 151.808 154.829Free Cash Flow (22.953) 130.967 139.759 146.133 151.808 154.829akumulasi FCF (22.953) 108.014 247.773 393.907 545.715 700.544Tahun 0 1 2 3 4 5DF 1,00 0,91 0,83 0,76 0,70 0,64PV Akumulasi FCF (22.953) 98.643 206.646 300.021 379.585 445.005PV Proceed - 119.605 116.560 111.303 105.594 98.352

NPV 440.742IRR 576,89%

Page 122: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

110 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 106

BCR / PI 24,02Payback Period 1 tahun 2,10 bulan

Viabilitas Project EEP (USD Ribu)Berdasarkan perhitungan viabilitas proyek EEP dengan penyesuaian kurs IDR (Asumsi EEP Rp 9.400 / USD menjadi Rp 9.800/USD) dan penyesuaian jangka waktu perhitungan IRR (Asumsi EEP selama 10 tahun disesuaikan menjadi selama 5 tahun sesuai dengan tenor pembiayaan), berikut adalah project saving dari proyek EEP sbb :

Year 0 1 2 3 4 5 TotalPROJECT SAVINGS 672 678 685 692 699 3.426Interest Expense of Debt -149 -122 -91 -58 -21 (441)Depreciation Expense - Years @ 8 -303 -303 -303 -303 -303 (1.515)Earnings Before Taxes (EBT) 220 254 291 331 375 1.471Corporate Income Taxes @ 25% -55 -64 -73 -83 -94 (369)NET PROFIT 165 191 218 249 281 1.104Depreciation Expense 303 303 303 303 303 1.515Principal Repayment of EIB Debt -278 -306 -336 -369 -406 (1.695)IRR on Equity Investment 14% 190 188 185 182 178

Investment Cost (2.342)

Proceed 672 678 685 692 699Free Cash Flow (2.342) 672 678 685 692 699Akumulasi FCF (2.342) (1.670) (992) (307) 385 1.084DF 1,00 0,91 0,83 0,76 0,70 0,64PV Akumulasi DF (2.342) (1.525) (827) (234) 268 689PV Proceed - 614 565 522 481 444

NPV 260BCR/PI 1,12Payback Period 3 tahun 5,3 bulan

Keterangan :• Berdasarkan perhitungan viabilitas, proyek ini layak dibiayai karena :

NPV yang dihasilkan sebesar USD 260 ribu atau positif BCR/PI > 1 IRR sebesar 14% lebih besar dari Dicsount factor yang digunakan sebesar 9.5%

• Dari proyek ini, ESS dapat menghasilkan penghematan total dalam jangka waktu lima tahun sebesar USD 3.426.000,-, lebih besar dibandingkan dengan investment cost yang hanya sebesar USD 2.342.000,-.

e. Margin Pembiayaan• Penerapan margin pembiayaan untuk perusahaan dengan rating A dengan jangka waktu pembiayaan 3 <

Tahun ≤ 5 tahun berdasarkan Minuta ALCO Meeting bulan Juni 2013 No.MR.0023/CEO/06/2013 tanggal 14 Juni 2013 adalah 9.5% p.a.

F. LAIN-LAIN

Program Energi Efficiency Financing dilatarbelakangi oleh Fasilitas Non Sovereign Loan dari Asian Development Bank dengan total fasilitas sebesar USD 200 juta. Dari USD 200 juta tersebut, sebesar USD 30 juta didedikasikan khusus untuk pembiayaan Energy Efficiency, dimana ADB juga memberikan grant berupa dana Technical Assistance sebesar USD 1.1 juta untuk membiayai konsultan yang akan membantu IEB dalam implementasi program Energy Efficiency tersebut. Dana USD 30 juta sudah ditarik oleh IEB sejak 31 Maret 2012 dan Econoler telah ditunjuk

Page 123: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 111Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan. 107 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

sebagai konsultan Energy Efficiency ADB sejak 21 November 2011. Manual untuk Energy Efficiency telah disahkan pada bulan Maret 2012. Karakter utama dari pembiayaan Energy Efficiency yang membedakannya dengan Corporate Financing pada umumnya adalah bahwa penghematan (savings) dari Energy Efficiency Project yang akan diperhitungkan sebagai sumber pembiayaan yang primer, terlepas dari cash flow perusahaan secara umum. Karakter lainnya adalah adanya tahapan Investment Grade Audit (IGA) yaitu proses untuk memastikan potensi penghematan yang dapat dilakukan di perusahaan dan investasi yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk menghasilkan penghematan tersebut. Proses IGA sendiri dilakukan oleh konsultan EE dari ADB, dimana untuk 5-10 project pertama yang diajukan, proses IGA dapat dibiayai oleh dana Technical Assistance dari ADB.

Keuntungan yang dapat diperoleh perusahaan dengan melakukan pembiayaan Energy Efficiency adalah sebagai berikut:

• Capital cost Energy Efficiency project dapat dibayarkan dari penghematan (savings) yang dihasilkan.• Dari penghematan yang dihasilkan, akan menghasilkan positive cash flow, yang selain digunakan untuk

pembayaran installment kewajiban, juga dapat menjadi tambahan cash flow bagi perusahaan.• Adanya bantuan Technical Assistance dari ADB untuk pembiayaan proses Investment Grade Audit (IGA)

yang dilakukan oleh konsultan EE.• Dengan penghematan energi yang dilakukan di perusahaan akan dapat menekan biaya yang harus dikeluarkan

oleh perusahaan secara berkesinambungan dari tahun ke tahun, sehingga menghasilkan kegiatan produksi yang lebih efisisen.

• Dengan proses produksi yang lebih efisien, diharapkan dapat meningkatkan daya persaingan perusahaan di tingkat global.

Sementara keuntungan yang dapat diperoleh IEB dalam menyalurkan pembiayaan EE ini adalah:• Sebagai bentuk komitmen Management atas dana pinjaman USD 200 juta yang telah disalurkan oleh ADB• Sebagai salah satu alternatif produk baru yang dapat ditawarkan kepada customer IEB.• IEB merupakan pilot project pembiayaan Energy Efficiency di Indonesia, dan diharapkan langkah ini dapat

diikuti oleh bank-bank lain.• Merupakan salah satu sumber dana dengan tenor panjang dan bunga yang cukup kompetitif.• Semakin banyak lembaga multilateral dan donor yang menawarkan pinjaman atau grant untuk tujuan energy

efficiency, dengan keberhasilan IEB dalam menyalurkan pembiayaan EE ini diharapkan dapat menarik lebih banyak lembaga multilateral maupun donor untuk menyalurkan pinjaman dengan dana yang kompetitif melalui IEB.

G. AGUNAN DAN COVERAGE

1. Agunan yang Diserahkan

No Jaminan Lokasi Sertifikat Atas Nama Luas Nilai pasar

Nilai Likuidasi

Nilai pengikatan

1 Tanah Pabrik

Jl. Solo -Magelang, Desa Dagen, Kec. Jaten

SHM 450&415

PriyoHadisutanto

6,477 8,492 5,944 8,492

2 Mesin Desa Dagen, Jateng

PT.ESS - 22,953 16,067 22,953

Total Nilai Agunan 31,445 22,011 31,445Keterangan :• Jaminan Fixed Asset diserahkan berupa tanah pabrik serta mesin/ peralatan yang dibiayaai oleh Bank

Pembangunan Syariah.• Tanah Pabrik yang dijadikan agunan telah dilakukan penilaian oleh KJPP Rizki Djunaedy & Rekan (KJJP

rekanan Bank Pembangunan Syariah dan Bapepam) No. Laporan 039/D/LP.FR/RDR/VI/2013 tanggal 27 Juni 2013.

• Tanah pabrik yang dijaminkan terdiri atas 2 buah SHM No.450 dan 415 a.n Priyo Hadisutanto. Luas masing -masing SHM adalah 3.496 m2 (SHM No.450) dan 2.981m2 (SHM No.415) dengan total luas bangunan seluas

Page 124: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

112 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 108

4.081 m2 yang berlokasi di di jalan solo – Magelang KM 7.7 Desa Dagen, Kecamatan Jaten, Kab. Karanganyar Jawa Tengah.

• Sdr. Priyo Hadisutanto tercatat sebagai paman dari Sdr. Stefanus Joko Mokoginta selaku CEO dari PT. Empat Sekawan Sejahtera Food Tbk.

• Agunan Tanah Pabrik memiliki nilai pasar sebesar Rp.8.492 Juta dengan nilai likuidasi sebesar Rp.5.944 juta Pengikatan dengan menggunakan hak tanggungan sebesar nilai pasar agunan.

• Agunan mesin berupa mesin / peralatan yang dibiayai Bank Pembangunan Syariah dengan nilai pasar sebesar Rp 22.953 juta dengan nilai likuidasi sebesar Rp 16.067 juta. Pengikatan dengan menggunakan Fiducia sebesar nilai pasar agunan.

2. Security Coverage Ratio Fasilitas PembiayaanFasilitas Limit

PIE - ESS 16,067Total Fasilitas 16,067

Rasio-Rasio (% atas dasar) Nilai Pasar Nilai Likuidasi Nilai PengikatanAd. Limit Ad. Limit Ad. Limit

Fixed Asset / Total PIE 53% 37% 53%Mesin PIE / Total PIE 143% 100% 143%Total Agunan / Total PIE 196% 137% 196%

H. RISIKO DAN MITIGASINYA

No Identifikasi Risiko Mitigasi1 Risiko Penyimpangan Tujuan Penggunaan

KreditRisiko penyimpangan tujuan penggunaan pembiayaan merupakan risiko yang timbul akibat pembiayaan yang ditarik tidak didukung oleh adanya underlying yang jelas dan pembiayaan digunakan untuk yang lain.

Pembelian barang akan dilakukan melalui pembukaan LC / SKBDN kepada Bank Pembangunan Syariah. Sedangkan pembiayaan dicairkan dengan underlying LC / SKBDN jatuh tempo. Hal ini mempermudah kontrol BANK PEMBANGUNAN SYARIAH untuk mengawasi penggunaan dana.

2 Risiko Pemasaran BisnisRisiko bisnis merupakan risiko yang timbul akibat dari situasi dan kondisi bisnis usaha yang tidak kondusif antara lain kemungkinan tagihan kepada buyer tidak sesuai scedule dan tidak tertagih karena memburuknya kondisi keuangan buyer atau proyek yang dihentikan oleh buyer sebagai dampak dari kondisi ekonomi global yang kurang kondusif yang pada akhirnya akan mempengaruhi kondisi keuangan Nasabah

Walaupun sales pada tahun 2012 menurun, namun porsi penjualan yang bersumber dari bisnis inti ESS yakni penjualan mie dan bihun terus meningkat. Hal ini didukung olehg jaringan distribusi yang luas serta konsep pemasaran yang terencana dengan baik.

3 Pengembalian / Pembayaran .Resiko bisnis yang diakibatkan ketidak mampuan nasabah untuk memenuhi kewajibannya kepada Bank Pembangunan Syariah

DER dari ESS terhitung sangat rendah, karena pada bulan April 2013 ESS melunasi seluruh hutang bank kepada Bank Mandiri dan Bank Muamalat. Beban bank yang harus ditanggung hanya beban bank dari BANK

109 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

PEMBANGUNAN SYARIAH .4 Resiko Output Proyek tidak sesuai

Resiko yang muncul dimana hasil penghematan dari implementasi proyek energy efficiency tidak seperti yang diharapka n / diekspektasikan

Telah terdapat laporan Investment Grade Audit (IGA) untuk proyek energy efficiency untuk ESS dari Econoler sebagai konsultan proyek energi efisiensi yang didanai oleh ADB. Dalam laporan IGA tersebut mengidentifikasi dan mengkuantifikasi nilai pengehematan yang dihasilkan ESS jika mengimplementasikan proyek energi efisiensi dan nilai penghematan ini dapat dijadikan cara untuk membayar kewajiban kepada BANK PEMBANGUNAN SYARIAH.

Page 125: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 113Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 108

4.081 m2 yang berlokasi di di jalan solo – Magelang KM 7.7 Desa Dagen, Kecamatan Jaten, Kab. Karanganyar Jawa Tengah.

• Sdr. Priyo Hadisutanto tercatat sebagai paman dari Sdr. Stefanus Joko Mokoginta selaku CEO dari PT. Empat Sekawan Sejahtera Food Tbk.

• Agunan Tanah Pabrik memiliki nilai pasar sebesar Rp.8.492 Juta dengan nilai likuidasi sebesar Rp.5.944 juta Pengikatan dengan menggunakan hak tanggungan sebesar nilai pasar agunan.

• Agunan mesin berupa mesin / peralatan yang dibiayai Bank Pembangunan Syariah dengan nilai pasar sebesar Rp 22.953 juta dengan nilai likuidasi sebesar Rp 16.067 juta. Pengikatan dengan menggunakan Fiducia sebesar nilai pasar agunan.

2. Security Coverage Ratio Fasilitas PembiayaanFasilitas Limit

PIE - ESS 16,067Total Fasilitas 16,067

Rasio-Rasio (% atas dasar) Nilai Pasar Nilai Likuidasi Nilai PengikatanAd. Limit Ad. Limit Ad. Limit

Fixed Asset / Total PIE 53% 37% 53%Mesin PIE / Total PIE 143% 100% 143%Total Agunan / Total PIE 196% 137% 196%

H. RISIKO DAN MITIGASINYA

No Identifikasi Risiko Mitigasi1 Risiko Penyimpangan Tujuan Penggunaan

KreditRisiko penyimpangan tujuan penggunaan pembiayaan merupakan risiko yang timbul akibat pembiayaan yang ditarik tidak didukung oleh adanya underlying yang jelas dan pembiayaan digunakan untuk yang lain.

Pembelian barang akan dilakukan melalui pembukaan LC / SKBDN kepada Bank Pembangunan Syariah. Sedangkan pembiayaan dicairkan dengan underlying LC / SKBDN jatuh tempo. Hal ini mempermudah kontrol BANK PEMBANGUNAN SYARIAH untuk mengawasi penggunaan dana.

2 Risiko Pemasaran BisnisRisiko bisnis merupakan risiko yang timbul akibat dari situasi dan kondisi bisnis usaha yang tidak kondusif antara lain kemungkinan tagihan kepada buyer tidak sesuai scedule dan tidak tertagih karena memburuknya kondisi keuangan buyer atau proyek yang dihentikan oleh buyer sebagai dampak dari kondisi ekonomi global yang kurang kondusif yang pada akhirnya akan mempengaruhi kondisi keuangan Nasabah

Walaupun sales pada tahun 2012 menurun, namun porsi penjualan yang bersumber dari bisnis inti ESS yakni penjualan mie dan bihun terus meningkat. Hal ini didukung olehg jaringan distribusi yang luas serta konsep pemasaran yang terencana dengan baik.

3 Pengembalian / Pembayaran .Resiko bisnis yang diakibatkan ketidak mampuan nasabah untuk memenuhi kewajibannya kepada Bank Pembangunan Syariah

DER dari ESS terhitung sangat rendah, karena pada bulan April 2013 ESS melunasi seluruh hutang bank kepada Bank Mandiri dan Bank Muamalat. Beban bank yang harus ditanggung hanya beban bank dari BANK

109 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

PEMBANGUNAN SYARIAH .4 Resiko Output Proyek tidak sesuai

Resiko yang muncul dimana hasil penghematan dari implementasi proyek energy efficiency tidak seperti yang diharapka n / diekspektasikan

Telah terdapat laporan Investment Grade Audit (IGA) untuk proyek energy efficiency untuk ESS dari Econoler sebagai konsultan proyek energi efisiensi yang didanai oleh ADB. Dalam laporan IGA tersebut mengidentifikasi dan mengkuantifikasi nilai pengehematan yang dihasilkan ESS jika mengimplementasikan proyek energi efisiensi dan nilai penghematan ini dapat dijadikan cara untuk membayar kewajiban kepada BANK PEMBANGUNAN SYARIAH.

Page 126: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

114 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 110

Lembar Kerja

Setelah membaca proposal pembiayaan proyek efisiensi energi tersebut, diskusikan dalam kelompok beberapa pertanyaan berikut:

1. Dengan kondisi perusahaan saat ini dan proyeksi pertumbuhan ke depan, apakah proyek ini layak/feasible?

2. Apakah proposal proyek tersebut layak/bankable untuk mendapatkan pembiayaan dari bank/lembaga keuangan?

3. Konsep financing scheme seperti apakah yang cocok untuk diterapkan pada proposal proyek tersebut?

Page 127: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 115Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 110

Lembar Kerja

Setelah membaca proposal pembiayaan proyek efisiensi energi tersebut, diskusikan dalam kelompok beberapa pertanyaan berikut:

1. Dengan kondisi perusahaan saat ini dan proyeksi pertumbuhan ke depan, apakah proyek ini layak/feasible?

2. Apakah proposal proyek tersebut layak/bankable untuk mendapatkan pembiayaan dari bank/lembaga keuangan?

3. Konsep financing scheme seperti apakah yang cocok untuk diterapkan pada proposal proyek tersebut?

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 111

Pengantar Bab 6Pengantar Pemodelan Keuangan Proyek Efisiensi Energi

Tujuan 1. Memahami kriteria penganggaran modal dalam sebuah proyek

2. Dapat melakukan pemodelan keuangan pada sebuah proyek

efisiensi energi.

Waktu 180 menit

Metode 1. Ceramah oleh narasumber/fasilitator

2. Menyelesaikan Lembar Kerja melalui kerja kelompok

3. Diskusi forum dan rekomendasi sesi

Alat dan Bahan Alat Tulis, Proyektor, Pointer, Kertas Plano dan Laptop

Tahapan Fasilitasi Pelatihan :

1. Pengantar

Fasilitator menjelaskan secara umum tujuan, alur dan alokasi waktu pada sesi ini dan

memberikan penjelasan atas checklist pertanyaan dasar yang harus ditanyakan pada saat

kunjungan industri. Kemudian fasilitator mempersilahkan partisipan untuk bertanya dan

memberi masukan jika diperlukan. Fasilitator membagi kelompok diskusi yang

proporsional sesuai dengan jumlah peserta (waktu : 15 menit)

2. Ceramah Narasumber/Fasilitator

Sebelum peserta bekerja dalam kelompok, dilakukan sesi paparan dari narasumber tentang

kriteria penganggaran modal dalam proyek efisiensi energi, lalu dilanjutkan dengan

penjelasan mengenai pemodelan keuangan proyek efisiensi energi. (waktu : 60 menit)

3. Menyelesaikan Lembar Kerja Secara Berkelompok

Fasilitator membagi lembar kerja kepada setiap kelompok, kemudian mempersilahkan tiap

kelompok untuk menyelesaikan tugas pemodelan keuangan proyek efisiensi energi sesuai

dengan petunjuk pada lembar kerja yang ada (waktu : 30 menit)

Fasilitator mempersilahkan setiap kelompok untuk membuat presentasi atas hasil akhir

diskusi kelompok berdasarkan lembar kerja yang diberikan. (waktu : 15 menit)

4. Diskusi Forum

Fasilitator memandu forum untuk mendiskusikan jawaban dan hasil kerja tiap-tiap

kelompok. Fasilitator juga memandu forum untuk merangkum dan menemukan hal-hal

penting dan titik kunci dari tema pembahasan. (waktu : 60 menit)

Page 128: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

116 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

112 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Bab 6

Pengantar Pemodelan Keuangan Proyek Efisiensi Energi

1. Kriteria Penganggaran Modal

Investasi memerlukan analisis yang tajam agar investor dapat membuat keputusan investasi terbaik dimana asset-aset yang diinvesasikan dapat menghasilkan arus kas masuk dan keuntungan yang tinggi. Oleh karena itu, kriteria kelayakan investasi harus dapat dikuasai oleh investor. Penganggaran Modal (Capital Budgeting) akan membantu investor untuk menentukan investasi yang paling potensial dalam investasi Efisiensi Energi (EE). Secara umum, Penganggaran Modal adalah proses untuk mengevaluasi tingkat kelaiakan suatu proyek untuk dapat didanai. Hanya proyek yang memiliki nilai tinggi bagi investor yang layak untuk didanai. Beberapa kriteria yang terdapat dalam Penganggaran Modal adalah Payback Period, Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan Profitability Index (PI).

1. Payback Period

Payback Period merupakan periode yang diperlukan untuk menutup kembali biayainvestasi. Dengan kata lain, Payback Period merupakan jumlah periode tertentu (misal: jumlah tahun) yang diperlukan untuk mencapai titik impas (Break Even Point). Payback Period dirumuskan sebagai berikut:

𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃 = 𝑇𝑇𝑃𝑃ℎ𝑢𝑢𝑢𝑢 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑃𝑃𝑃𝑃ℎ𝑖𝑖𝑡𝑡 𝑑𝑑𝑖𝑖𝑑𝑑𝑃𝑃𝑢𝑢𝑃𝑃 𝑖𝑖𝑢𝑢𝑖𝑖𝑡𝑡𝑖𝑖𝑡𝑡𝑃𝑃𝑖𝑖𝑖𝑖 𝑃𝑃𝑡𝑡𝑏𝑏𝑢𝑢𝑑𝑑 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑢𝑢𝑡𝑡𝑢𝑢𝑡𝑡

+ 𝐵𝐵𝑖𝑖𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃 𝑖𝑖𝑢𝑢𝑖𝑖𝑡𝑡𝑖𝑖𝑡𝑡𝑃𝑃𝑖𝑖𝑖𝑖 𝑃𝑃𝑃𝑃𝑢𝑢𝑦𝑦 𝑃𝑃𝑡𝑡𝑏𝑏𝑢𝑢𝑑𝑑 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑢𝑢𝑡𝑡𝑢𝑢𝑡𝑡

𝐴𝐴𝑡𝑡𝑢𝑢𝑖𝑖 𝑃𝑃𝑃𝑃𝑖𝑖 𝑡𝑡𝑃𝑃ℎ𝑢𝑢𝑢𝑢 𝑃𝑃𝑡𝑡𝑡𝑡𝑏𝑏𝑃𝑃𝑏𝑏𝑃𝑃𝑢𝑢

Contoh: Misal sebuah investasi senilai $10,000 memiliki arus kas masuk sebagai berikut:Tahun Proyek A Proyek B

1 5.000 1.5002 5.000 2.0003 2.000 2.5004 - 5.0005 - 5.000

Berapa lamakah periode pengembaliannya (Payback Period)?

PENGANGGARAN MODAL merupakan suatu proses untuk mengevaluasi kelayakan suatu proyek untuk dijalankan dan didanai.

Page 129: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 117Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

112 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Bab 6

Pengantar Pemodelan Keuangan Proyek Efisiensi Energi

1. Kriteria Penganggaran Modal

Investasi memerlukan analisis yang tajam agar investor dapat membuat keputusan investasi terbaik dimana asset-aset yang diinvesasikan dapat menghasilkan arus kas masuk dan keuntungan yang tinggi. Oleh karena itu, kriteria kelayakan investasi harus dapat dikuasai oleh investor. Penganggaran Modal (Capital Budgeting) akan membantu investor untuk menentukan investasi yang paling potensial dalam investasi Efisiensi Energi (EE). Secara umum, Penganggaran Modal adalah proses untuk mengevaluasi tingkat kelaiakan suatu proyek untuk dapat didanai. Hanya proyek yang memiliki nilai tinggi bagi investor yang layak untuk didanai. Beberapa kriteria yang terdapat dalam Penganggaran Modal adalah Payback Period, Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan Profitability Index (PI).

1. Payback Period

Payback Period merupakan periode yang diperlukan untuk menutup kembali biayainvestasi. Dengan kata lain, Payback Period merupakan jumlah periode tertentu (misal: jumlah tahun) yang diperlukan untuk mencapai titik impas (Break Even Point). Payback Period dirumuskan sebagai berikut:

𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃 = 𝑇𝑇𝑃𝑃ℎ𝑢𝑢𝑢𝑢 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑃𝑃𝑃𝑃ℎ𝑖𝑖𝑡𝑡 𝑑𝑑𝑖𝑖𝑑𝑑𝑃𝑃𝑢𝑢𝑃𝑃 𝑖𝑖𝑢𝑢𝑖𝑖𝑡𝑡𝑖𝑖𝑡𝑡𝑃𝑃𝑖𝑖𝑖𝑖 𝑃𝑃𝑡𝑡𝑏𝑏𝑢𝑢𝑑𝑑 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑢𝑢𝑡𝑡𝑢𝑢𝑡𝑡

+ 𝐵𝐵𝑖𝑖𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃 𝑖𝑖𝑢𝑢𝑖𝑖𝑡𝑡𝑖𝑖𝑡𝑡𝑃𝑃𝑖𝑖𝑖𝑖 𝑃𝑃𝑃𝑃𝑢𝑢𝑦𝑦 𝑃𝑃𝑡𝑡𝑏𝑏𝑢𝑢𝑑𝑑 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑢𝑢𝑡𝑡𝑢𝑢𝑡𝑡

𝐴𝐴𝑡𝑡𝑢𝑢𝑖𝑖 𝑃𝑃𝑃𝑃𝑖𝑖 𝑡𝑡𝑃𝑃ℎ𝑢𝑢𝑢𝑢 𝑃𝑃𝑡𝑡𝑡𝑡𝑏𝑏𝑃𝑃𝑏𝑏𝑃𝑃𝑢𝑢

Contoh: Misal sebuah investasi senilai $10,000 memiliki arus kas masuk sebagai berikut:Tahun Proyek A Proyek B

1 5.000 1.5002 5.000 2.0003 2.000 2.5004 - 5.0005 - 5.000

Berapa lamakah periode pengembaliannya (Payback Period)?

PENGANGGARAN MODAL merupakan suatu proses untuk mengevaluasi kelayakan suatu proyek untuk dijalankan dan didanai.

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 113

Proyek A Proyek B

TahunArus Kas

BersihArus Kas Bersih

KumArus Kas

BersihArus Kas Bersih

Kum0 -10000 -10000 -10000 -100001 5000 -5000 1500 -85002 5000 0 2000 -65003 2000 2000 2500 -40004 - - 5000 10005 - - 5000 6000

Payback Period Proyek A = 2 + 𝟎𝟎𝟐𝟐𝟎𝟎𝟎𝟎𝟎𝟎

= 2 tahun

Payback Period of Proyek B = 3 + 𝟒𝟒𝟎𝟎𝟎𝟎𝟎𝟎𝟓𝟓𝟎𝟎𝟎𝟎𝟎𝟎

= 3,8 tahun.

Semakin pendek Payback Period dari suatu investasi, maka semakin baik investasi tersebut.Jika suatu proyek memiliki Payback Period yang lebih pendek daripada yang disyaratkan, maka proyek layak untuk diterima. Kelemahan dari metode Payback Period adalah:

a. Payback Period mengabaikan arus kas masuk setelah biaya investasi tertutup.Misalnya: Arus kas masuk pada Proyek A sebesar $2000 pada tahun ke-3 diabaikan. Arus kas masuk pada Proyek B sebesar $5000 pada tahun ke-5 juga diabaikan dan membuat Proyek B lebih buruk karena memiliki Payback Period yang lebih panjang. Walaupun $5000 diganti dengan $50000, hal ini tidak akan mempengaruhi keputusan yang berdasarkan pada metode Payback Period.

b. Payback Period mengabaikan nilai waktu uang.Arus kas masuk dari investasi sebesar $10.000

Tahun Proyek A Proyek B1 9.000 1.0002 1.000 9.0003 1.000 1.000

Menggunakan Excel

1. Masukkan data arus kas ke dalam tabel. 2. Hitung Arus Kas Kumulatif dengan menambahkan Arus

Kas Kumulatif Tahun Sebelumnya dengan Arus Kas saat ini. Contoh: Arus Kas Kumulatif Proyek A =

Tahun ke- 0 = -10,000 Tahun ke-1 = -10,000+5000 = -5000 Tahun ke-2 = -5000+5000 = 0 Tahun ke-3 = 0+2000 = 2000

Tahun sebelum nilai positif yang pertama berarti tahun di mana biaya investasi sudah kembali modal.

3. Pilih cell untuk menampilkan hasil perhitungan. (Dalam contoh ini, pergunakan cell C13).

4. Ketik “=”, klik cell B7, ketik “(“, ketik “-“, klik cell D7, ketik “/”, klik cell C8, ketik “)”, dan tekan Enter. Ini akan menghasilkan 2 yang berarti dua tahun. • Cell B7 berisi tahun terakhir sebelum investasi

tertutup. Cell D7 berisi biaya investasi yan gbelum tertutup. Cell C8 berisi arus kas tahun berjalan.

• Tanda Minus adalah perlu untuk mengeliminasi nilai negatif dari Arus Kas Kumulatif.

Page 130: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

118 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

114 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Proyek A lebih baik daripada Proyek B karena menghasilkan pengembalian sebesar$9000 lebih awal.

Walaupun memiliki beberapa kelemahan, Payback Period memberi informasi kepada investor tentang berapa lama dana akan terikat pada suatu investasi. Hal tersebut berarti semakin pendek Payback Period, likuiditas proyek akan semakin tinggi. Metode ini juga memberikan informasi mengenai tingkat risiko proyek, yaitu: arus kas yang diterima dalam jangka panjang akan relatif lebih berisiko daripada arus kas yang diterima dalam jangka pendek.

2. Net Present Value

Net Present Value (NPV) merupakan total seluruh biaya investasi dan nilai sekarang (present value) dari seluruh arus kas masuk dalam suatu periode investasi. Berdasarkan metode ini, seluruh arus kas akan diperkirakan dan didiskontokan. Diskonto dari seluruh arus kas kemudian dijumlahkan. Jika NPV menghasilkan nilai positif, proyek seharusnya diterima dan jika nilai NPV adalah negatif, maka proyek ditolak.

Dalam praktik, manajer dapat menaikkan nilai pemegang saham/ investor dengan menerima seluruh proyek yang bernilai melebihi dari biaya investasi. Sehingga, manajer seharusnya menerima semua proyek yang mempunyai nilai NPV positif. Net Present Value dirumuskan sebagai berikut:

𝑁𝑁𝑃𝑃𝑁𝑁 = 𝐶𝐶0 +𝐶𝐶𝑡𝑡

(1 + 𝑡𝑡)𝑡𝑡

𝑁𝑁𝑃𝑃𝑁𝑁 = 𝐶𝐶0 +𝐶𝐶1

(1 + 𝑡𝑡)1+

𝐶𝐶2(1 + 𝑡𝑡)2

+ ⋯+𝐶𝐶𝑡𝑡

(1 + 𝑡𝑡)𝑡𝑡Where:NPV = Net Present Value (Nilai Sekarang bersih)PV = Present Value (Nilai Sekarang)C = arus kast = periode investair = tingkat diskonto (contoh: biaya modal)

Page 131: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 119Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

114 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Proyek A lebih baik daripada Proyek B karena menghasilkan pengembalian sebesar$9000 lebih awal.

Walaupun memiliki beberapa kelemahan, Payback Period memberi informasi kepada investor tentang berapa lama dana akan terikat pada suatu investasi. Hal tersebut berarti semakin pendek Payback Period, likuiditas proyek akan semakin tinggi. Metode ini juga memberikan informasi mengenai tingkat risiko proyek, yaitu: arus kas yang diterima dalam jangka panjang akan relatif lebih berisiko daripada arus kas yang diterima dalam jangka pendek.

2. Net Present Value

Net Present Value (NPV) merupakan total seluruh biaya investasi dan nilai sekarang (present value) dari seluruh arus kas masuk dalam suatu periode investasi. Berdasarkan metode ini, seluruh arus kas akan diperkirakan dan didiskontokan. Diskonto dari seluruh arus kas kemudian dijumlahkan. Jika NPV menghasilkan nilai positif, proyek seharusnya diterima dan jika nilai NPV adalah negatif, maka proyek ditolak.

Dalam praktik, manajer dapat menaikkan nilai pemegang saham/ investor dengan menerima seluruh proyek yang bernilai melebihi dari biaya investasi. Sehingga, manajer seharusnya menerima semua proyek yang mempunyai nilai NPV positif. Net Present Value dirumuskan sebagai berikut:

𝑁𝑁𝑃𝑃𝑁𝑁 = 𝐶𝐶0 +𝐶𝐶𝑡𝑡

(1 + 𝑡𝑡)𝑡𝑡

𝑁𝑁𝑃𝑃𝑁𝑁 = 𝐶𝐶0 +𝐶𝐶1

(1 + 𝑡𝑡)1+

𝐶𝐶2(1 + 𝑡𝑡)2

+ ⋯+𝐶𝐶𝑡𝑡

(1 + 𝑡𝑡)𝑡𝑡Where:NPV = Net Present Value (Nilai Sekarang bersih)PV = Present Value (Nilai Sekarang)C = arus kast = periode investair = tingkat diskonto (contoh: biaya modal)

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 115

Contoh:Misalnya anda memiliki kesempatan untuk membeli sebuah gedung baru. Anda akan memiliki penyewa yang bersedia membayar $16,000 per tahun selama 3 tahun. Di akhir tahun ke-3, anda mengharapkan dapat menjual gedung tersebut senilai $450,000. Berapakah nilai investasi yang seharusnya anda keluarkan?(expected rete of return = 7%)

466,000

450,000

16,000 16,000

16,000

Present Value

0 1 2 3

14,953

13,975

380,395

409,323

Nilai Present Value atas gedung tersebut adalah$409,323,000.

Jika gedung tersebut dijual dengan harga$350,000, apakah anda akan membayarnya? Dan berapa nilai tambah dari pendanaan anda?

𝑁𝑁𝑃𝑃𝑁𝑁 = −350,000 +16,000

(1 + 07)1 +16,000

(1 + 07)2

+466,000

(1 + 07)3NPV = $ 59, 323.10Selama NPV bernilai positif, maka gedung tersebut layak untuk didanai.

3. Internal Rate of Return

Internal Rate of Return (IRR) merupakan suatu tingkat diskonto di mana seluruh arus kas masuk setelah di-present value-kan, bernilai sama dengan biaya investasi.

Menggunakan Excel

1. Masukkan data Required Rate of Return (7%), Tahun (1;2; and 3), and Arus Kas Bersih (16,000; 16,000; and 466,000)

2. Pilih cell untuk menampilkan hasil perhitungan. (Dalam contoh ini, pergunakan cell D7).

3. Cari rumus PV memalui tab “Formula. Kemudian akan muncul Function Argument sebagai berikut:

4. Isi field “Rate” dengan data Required Rate of Return (7%),

“Nper” dengan data Tahun 1 (1), dan “Fv” dengan data Aliran Kas 1 (16,000) dengan tanda negatif. Ini akan menghsailkan 14,953.27.

5. Ulangi Langkah ke-4 untuk menghitung present value (PV) Tahun ke-2 dan ke-3.

6. Jumlahkan seluruh PV dari tahun ke-1 hingga tahun ke-3. Ini akan mengasilkan nilai PV 409,323.10.

Saat menghitung NPV, kita dapat dengan mudah mengurangi total PV dengan biaya investasi yang dikeluarkan. NPV = 409,323.10-350,000=59,323.10, Ataupun kit adapat mempergunakan rumus NPV yang terdapat dalam Excel.

Page 132: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

120 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

116 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

PV (arus kas masuk) = PV (biaya investasi)

Internal Rate of Return akan membuat nilai NPV dari seluruh arus kas proyek sama dengan nol.

IRR – Tingkat Diskonto NPV = 0

Nilai IRR tidak didapatkan secara analitis, melainkan dengan cara trial-and-error untuk mendapatkan tingkat diskonto yang sesuai. Namun, kebanyakan kalkulator finansial dan program spreadsheet dapat secara otomatis menemukan tingkat diskonto.

Contoh:Anda dapat membeli sebuah gedung senilai $350,000. Investasi akan menghasilkan arus kas masuk sebesar $16,000 (misalnya: sewa) selama tiga tahun. Pada akhir tahun ke-3, anda akan menjual gedung tersebut seharga $450,000. Berapakah nilai IRR dari investasi tersebut?

0 = −350,000 +16,000

(1 + 𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼)1 +16,000

(1 + 𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼)2

+466,000

(1 + 𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼)3IRR = 12.96%

Nilai IRR mencerminkan daya tarik suatu proyek. Pada saai nilai IRR melebihi tingkat biaya modal untuk membiayai suatu proyek, hal ini berarti terdapat surplus yang dapat meningkatkan nilai investor. Jika nilai IRR di bawah tingkat biaya modal, maka proyek seharusnya ditolak.

NPV vs IRR

Memahami klasifikasi proyek dalam Penganggaran Modal adalah sangat penting dalam menentukan kelaikan suatu proyek. Di dalam Penganggaran Modal, ada dua tipe proyek, yaitu proyek yang Independent dan Mutually Exclusive. Memahami keduanya adalah sangat penting karena akan mempengaruhi keputusan berdasarkan metode NPV and IRR.

Proyek yang Independent adalah proyek yang arus kasnya tidak dipengaruhi oleh proyek lain, sedangkan proyek Mutually Exclusive adalah serangkaian proyek di mana hanya salah satu proyek yang dapat dipilih. Nilai NPV and IRR akan menghasilkan rekomendasi keputusan yang sama pada proyek yang Independen, namun kontradiksi antara NPV dan IRR akan terjadi bila proyek adalah Mutually Exclusive. NPV dan IRR akan bertentangan karena:

a. Perbedaan ukuran proyek dimana yang satu lebih besar daripada yang lain. b. Terdapat perbedaan pola arus kas. Salah satu proyek mempunyai arus kas yang lebih banyak pada

awal proyek sedangkan yang lain pada akhir proyek.

Jika konflik antara NPV dan IRR terjadi dalam proyek yang Mutually Exclusive, nilai Net Present Value seharusnya diprioritaskan karena NPV lebih konservatif atau memiliki asumsi reinvestment rate yang lebih realistis.

Using Excel

1. Masukkan data Arus kas Bersih/ Net Cash Flow (-50,000; 16,000; 16,000; and 466,000)

2. Pilih cell untuk menampilkan hasil perhitungan. (Dalam contoh ini, pergunakan cell D7).

3. Cari rumus PV memalui tab “Formula. Kemudian akan muncul Function Argument sebagai berikut:

4. Isilah “Value” dengan data Net Cash Flow. Dalam

contoh ini adalah D4:G4. Akan muncul hasil Formula sebesar 12.96%.

Page 133: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 121Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

116 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

PV (arus kas masuk) = PV (biaya investasi)

Internal Rate of Return akan membuat nilai NPV dari seluruh arus kas proyek sama dengan nol.

IRR – Tingkat Diskonto NPV = 0

Nilai IRR tidak didapatkan secara analitis, melainkan dengan cara trial-and-error untuk mendapatkan tingkat diskonto yang sesuai. Namun, kebanyakan kalkulator finansial dan program spreadsheet dapat secara otomatis menemukan tingkat diskonto.

Contoh:Anda dapat membeli sebuah gedung senilai $350,000. Investasi akan menghasilkan arus kas masuk sebesar $16,000 (misalnya: sewa) selama tiga tahun. Pada akhir tahun ke-3, anda akan menjual gedung tersebut seharga $450,000. Berapakah nilai IRR dari investasi tersebut?

0 = −350,000 +16,000

(1 + 𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼)1 +16,000

(1 + 𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼)2

+466,000

(1 + 𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼)3IRR = 12.96%

Nilai IRR mencerminkan daya tarik suatu proyek. Pada saai nilai IRR melebihi tingkat biaya modal untuk membiayai suatu proyek, hal ini berarti terdapat surplus yang dapat meningkatkan nilai investor. Jika nilai IRR di bawah tingkat biaya modal, maka proyek seharusnya ditolak.

NPV vs IRR

Memahami klasifikasi proyek dalam Penganggaran Modal adalah sangat penting dalam menentukan kelaikan suatu proyek. Di dalam Penganggaran Modal, ada dua tipe proyek, yaitu proyek yang Independent dan Mutually Exclusive. Memahami keduanya adalah sangat penting karena akan mempengaruhi keputusan berdasarkan metode NPV and IRR.

Proyek yang Independent adalah proyek yang arus kasnya tidak dipengaruhi oleh proyek lain, sedangkan proyek Mutually Exclusive adalah serangkaian proyek di mana hanya salah satu proyek yang dapat dipilih. Nilai NPV and IRR akan menghasilkan rekomendasi keputusan yang sama pada proyek yang Independen, namun kontradiksi antara NPV dan IRR akan terjadi bila proyek adalah Mutually Exclusive. NPV dan IRR akan bertentangan karena:

a. Perbedaan ukuran proyek dimana yang satu lebih besar daripada yang lain. b. Terdapat perbedaan pola arus kas. Salah satu proyek mempunyai arus kas yang lebih banyak pada

awal proyek sedangkan yang lain pada akhir proyek.

Jika konflik antara NPV dan IRR terjadi dalam proyek yang Mutually Exclusive, nilai Net Present Value seharusnya diprioritaskan karena NPV lebih konservatif atau memiliki asumsi reinvestment rate yang lebih realistis.

Using Excel

1. Masukkan data Arus kas Bersih/ Net Cash Flow (-50,000; 16,000; 16,000; and 466,000)

2. Pilih cell untuk menampilkan hasil perhitungan. (Dalam contoh ini, pergunakan cell D7).

3. Cari rumus PV memalui tab “Formula. Kemudian akan muncul Function Argument sebagai berikut:

4. Isilah “Value” dengan data Net Cash Flow. Dalam

contoh ini adalah D4:G4. Akan muncul hasil Formula sebesar 12.96%.

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 117

4. Profitability Index

Profitability Index (PI) sangat bermanfaat untuk mengidentifikasi hubungan antara biaya dan manfaat dari suatu proyek. Profitability Index memungkinkan investor untuk mengetahui nilai yang dihasilkan dari satu unit investasi, sehingga ini merupakan cara yang mudah untuk memeringkat suatu proyek. Profitability Index dirumuskan sebagai berikut:

𝑃𝑃𝐼𝐼 =𝑃𝑃𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑡𝑡 𝑑𝑑𝑁𝑁𝑡𝑡𝑃𝑃 𝑁𝑁𝑡𝑡𝑁𝑁𝑡𝑡 𝑃𝑃𝑁𝑁𝑡𝑡 𝑑𝑑𝑁𝑁𝑡𝑡𝑁𝑁𝑃𝑃

𝐼𝐼𝑡𝑡𝑢𝑢𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑁𝑁𝑡𝑡𝑃𝑃

Peraturanya, 1.0 adalah index terendah dimana proyek layak untuk didanai. Nilai di bawah 1.0 berarti present value dari proyek adalah kurang dari biaya investasi yang berarti investor akan merugi. Semakin tinggi nilai PI, maka proyek semakin atraktif.

Proyek Present Value

Investasi Profitability Index

L 4 3 4/3=1.33M 6 5 6/5=1.20N 10 7 10/7=1.43O 8 6 8/6=1.33P 5 4 5/4=1.25

Terlihat jelas bahwa Proyek N harus diterima karena memiliki nilai PI tertinggi.

Page 134: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

122 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

118 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

2. Pemodelan Keuangan Untuk Mengevaluasi Suatu Proyek

Pemodelan keuangan adalah suatu proses untuk menyusun model matematis yang mewakili situasi keuangan. Model keuangan dapat diterapkan untuk mengevaluasi kinerja keuangan dari aset, bisnis, proyek, atau investasi yang lain. Selain itu, kriteria Penganggaran Model yang telah dibahas sebelumnya juga merupakan dasar dari pemodelan keuangan untuk menilai kelaikan suatu proyek.

Tujuan dari pemodelan keuangan pada proyek Efisiensi Energi (EE) adalah untuk menyemakan persepsi antara kreditur dan debitur, khususnya mengenai evaluasi arus kas. Di dalam proposal pembiayaan, debitur menggunakan pemodelan keuangan untuk menjabarkan kinerja keuangan yang bertujuan untuk memperlihatkan prospek suatu proyek dan tingkat kelaikan proyek tersebut untuk didanai. Kreditur juga menggunakan pemodelan keuangan pada analisis kuantitatif untuk mengevaluasi proposal pembiayaan yang diajukan oleh debitur.

Bagan di atas menunjukkan aliran pembuatan model keuangan. Langkah pertama adalah menyusun asumsi keuangan, misalnya: asumsi makroekonomi seperti nilai tukar, suku bunga, dan pajak; serta asumsi keuangan perusahaan seperti pertumbuhan pendapatan, struktur biaya, biaya modal, biaya operasional, dsb.

I. Menyusun Asumsi Keuangan

II. Menggabungkan Data Proyeksi Keuangan

1. Model Pendapatan (Revenue Model)

2. Model Biaya Modal (Capital Expenditure Model)

3. Model Biaya Operasional (Operating Expenditure Model)

4. Model Pinjaman (Loan Model)

III. Menyusun Proyeksi Laba/ Rugi

IV. Menyusun Proyeksi Arus Kas

V. Menyusun Penganggaran Modal

VI. Menyusun Analisis Rasio

VII. Menyusun Highlight

5. Model Laporan Keuangan Pro Forma (Pro Forma Financial Statement Model)

Bagan Alir Pemodelan Keuangan

Page 135: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 123Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

118 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

2. Pemodelan Keuangan Untuk Mengevaluasi Suatu Proyek

Pemodelan keuangan adalah suatu proses untuk menyusun model matematis yang mewakili situasi keuangan. Model keuangan dapat diterapkan untuk mengevaluasi kinerja keuangan dari aset, bisnis, proyek, atau investasi yang lain. Selain itu, kriteria Penganggaran Model yang telah dibahas sebelumnya juga merupakan dasar dari pemodelan keuangan untuk menilai kelaikan suatu proyek.

Tujuan dari pemodelan keuangan pada proyek Efisiensi Energi (EE) adalah untuk menyemakan persepsi antara kreditur dan debitur, khususnya mengenai evaluasi arus kas. Di dalam proposal pembiayaan, debitur menggunakan pemodelan keuangan untuk menjabarkan kinerja keuangan yang bertujuan untuk memperlihatkan prospek suatu proyek dan tingkat kelaikan proyek tersebut untuk didanai. Kreditur juga menggunakan pemodelan keuangan pada analisis kuantitatif untuk mengevaluasi proposal pembiayaan yang diajukan oleh debitur.

Bagan di atas menunjukkan aliran pembuatan model keuangan. Langkah pertama adalah menyusun asumsi keuangan, misalnya: asumsi makroekonomi seperti nilai tukar, suku bunga, dan pajak; serta asumsi keuangan perusahaan seperti pertumbuhan pendapatan, struktur biaya, biaya modal, biaya operasional, dsb.

I. Menyusun Asumsi Keuangan

II. Menggabungkan Data Proyeksi Keuangan

1. Model Pendapatan (Revenue Model)

2. Model Biaya Modal (Capital Expenditure Model)

3. Model Biaya Operasional (Operating Expenditure Model)

4. Model Pinjaman (Loan Model)

III. Menyusun Proyeksi Laba/ Rugi

IV. Menyusun Proyeksi Arus Kas

V. Menyusun Penganggaran Modal

VI. Menyusun Analisis Rasio

VII. Menyusun Highlight

5. Model Laporan Keuangan Pro Forma (Pro Forma Financial Statement Model)

Bagan Alir Pemodelan Keuangan

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 119

Langkah berikutnya adalah menggabungkan data proyeksi keuangan. Data tersebut adalah masukan dari beberapa model sebagai berikut: 1. Model Pendapatan (Revenue Model)

Model Pendapatan menjabarkan proyeksi pendapatan, yaitu arus kas masuk dari proyek dalam suatu periode investasi.

2. Model Biaya Modal (Capital Expenditure/ Capex Model)Model Biaya Modal menjabarkan pengeluaran dana untuk membeli aset tetap dan biaya lain atas pembelian aset tetap tersebut.

3. Model Biaya Operasional (Operating Expenditure/ Opex Model)Model Biaya Operasional menjabarkan pengeluaran dana untuk membiayai pengeluaran rutin dalam operasi proyek.

4. Model Pinjaman (Loan Model)Model Pinjaman menjabarkan pembayaran pinjaman tahunan yang terdiri atas cicilan pokok pinjaman dan bunga atas pinjaman.

Langkah berikutnya dalam pemodelan keuangan adalah menyusun proyeksi Laba/ Rugi dan Arus Kas yang dihasilkan dari transaksi masa depan. Penyusunan Penganggaran Modal menjabarkan kelaikan suatu proyek untuk didanai dan dilaksanakan. Analisis rasio memberi informasi tentang seberapa baik dan seberapa prospektif kinerja keuangan proyek. Bagian Highlight menunjukkan angka-angka terpenting dari hasil evaluasi proyek. Hasil dari proses-proses tersebut tertuang di dalam Model Laporan Keuangan Pro Forma (Pro Forma Financial Statement Model). Dengan kata lain, Model Laporan Keuangan Pro Forma adalah muara dari Model Pendapatan, Model Biaya Modal, Model Biaya Operasional, dan Model Pinjaman. Deskripsi dari model-model tersebut akan dijabarkan melalui analisis kasus berikut ini.

3. Analisis KasusSebuah perusahaan akan melaksanakan proyek Efisiensi Energi (EE) selama 10 tahun. Berikut ini adalah informasi mengenai proyek, jumlah modal yang dibutuhkan, dan perkiraan arus kas tahunan yang dihasilkan oleh proyek.

Nama Proyek Modal (Rp) Arus Kas Tahunan (Rp)

Lighting Retrofit 6,890,000,000 2,785,000,000Insulation on Steam System 4,760,000,000 687,000,000Temperature Control 4,570,000,000 2,247,000,000VSDs on Fans 4,820,000,000 975,000,000Condensing Economizers 3,760,000,000 2,833,000,000Condensate Return 7,150,000,000 3,666,000,000

Proyek akan didanai oleh pinjaman dengan Rasio Hutang (Debt Ratio) 70%. Periode pinjaman adalah 10 tahun dengan suku bunga per tahun sebesar 12% serta Provisi (Loan

Page 136: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

124 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

120 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Provision) sebesar 2%. Arus Kas tahunan akan berjumlah tetap selama 10 tahun dan tidak ada fee pendapatan.

Pajak Pertambahan Nilai/ Value Added Tax (VAT) dalah 10% dari Biaya Modal. Perusahaan tidak mengeluarkan biaya akuisisi tanah dan biaya kontinjensi. Aset akan didepresiasi selama 20 tahun.

Beberapa biaya dikeluarkan sebelum proyek, yaitu: Studi Kelayakan (0.1% dari Investasi), Biaya Legal (0.1% dari Investasi), dan Biaya Peluncuran (Launching) (0.2% dari Investasi). Periode Commisioning adalah 6 bulan.

Selama operasi proyek, beberapa biaya operasional dikeluarkan oleh perusahaan. Biaya Pemeliharaan (Maintenance) adalah sebesar 0.5% dari Investasi dan akan meningkat sebesar 5% per tahun. Tidak ada biaya Asuransi. Biaya-biaya tesebut adalah biaya yang melekat pada proyek.

Biaya tidak langsung antara lain Gaji Tahunan (Rp 1,010,648,520), Bonus, (Rp 84,220,710), Internet (Rp 12,000,000), Air (Rp 24,000,000), Telepon (Rp 12,000,000), dan GA&Admin (1.5% dari biaya tidak langsung). Tidak terdapat Biaya Listrik dan Kontinjensi. Hurdle Ratedari proyek ini adalah 10% and Pajak Penghasilan adalah 25%. Dengan menggunakan informasi tersebut, evaluasi kinerja keuangan dan kelaikan dari proyek EE tersebut.

Page 137: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 125Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

120 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Provision) sebesar 2%. Arus Kas tahunan akan berjumlah tetap selama 10 tahun dan tidak ada fee pendapatan.

Pajak Pertambahan Nilai/ Value Added Tax (VAT) dalah 10% dari Biaya Modal. Perusahaan tidak mengeluarkan biaya akuisisi tanah dan biaya kontinjensi. Aset akan didepresiasi selama 20 tahun.

Beberapa biaya dikeluarkan sebelum proyek, yaitu: Studi Kelayakan (0.1% dari Investasi), Biaya Legal (0.1% dari Investasi), dan Biaya Peluncuran (Launching) (0.2% dari Investasi). Periode Commisioning adalah 6 bulan.

Selama operasi proyek, beberapa biaya operasional dikeluarkan oleh perusahaan. Biaya Pemeliharaan (Maintenance) adalah sebesar 0.5% dari Investasi dan akan meningkat sebesar 5% per tahun. Tidak ada biaya Asuransi. Biaya-biaya tesebut adalah biaya yang melekat pada proyek.

Biaya tidak langsung antara lain Gaji Tahunan (Rp 1,010,648,520), Bonus, (Rp 84,220,710), Internet (Rp 12,000,000), Air (Rp 24,000,000), Telepon (Rp 12,000,000), dan GA&Admin (1.5% dari biaya tidak langsung). Tidak terdapat Biaya Listrik dan Kontinjensi. Hurdle Ratedari proyek ini adalah 10% and Pajak Penghasilan adalah 25%. Dengan menggunakan informasi tersebut, evaluasi kinerja keuangan dan kelaikan dari proyek EE tersebut.

Peng

anta

r Pem

biay

aan

Proy

ek E

fisie

nsi E

nerg

i bag

i Ind

ustr

i 12

1 a)

Mod

el P

enda

pata

n (R

even

ue M

odel

)

Mod

el P

enda

pata

n (R

even

ue M

odel

)men

jaba

rkan

per

kira

an p

ener

imaa

n ya

ng d

ihas

ilkan

ole

h su

atu

proy

ek d

alam

per

iode

terte

ntu.

Mod

el

Pend

apat

an m

erin

ci p

enda

pata

n ya

ng d

ihas

ilkan

ole

h se

tiap

aset

. Pen

dapa

tan

akan

diju

mla

hkan

men

jadi

Tot

al P

enda

pata

n (T

otal

Rev

enue

) da

n ak

an m

enja

di m

asuk

an u

ntuk

pro

yeks

iLap

oran

Lab

a/ R

ugi (

Pro

fit/ L

oss

Stat

emen

t)pa

daM

odel

Lap

oran

Keu

anga

n Pr

o Fo

rma

(Pro

Fo

rma

Fina

ncia

l Sta

tem

ent).

Bes

aran

pen

dapa

tan

adal

ah te

tap

sela

ma

10 ta

hun.

Seh

ingg

a, m

enda

patk

an T

otal

Pen

dapa

tan

cuku

p de

ngan

men

jum

lahk

an n

ilai a

rus

kas

tahu

nan

(Ann

ual C

ash

Flow

)dar

i pro

yek.

Ligh

ting

Ret

rofit

2,78

5,00

0,00

0In

sula

tion

on S

team

Sys

tem

687,

000,

000

Tem

pera

ture

Con

trol

2,24

7,00

0,00

0V

SDs o

n Fa

ns97

5,00

0,00

0C

onde

nsin

g Ec

onom

izer

s2,

833,

000,

000

Con

dens

ate

Ret

urn

3,66

6,00

0,00

0T

OT

AL

RE

VE

NU

E13

,193

,000

,000

Year

12

34

56

78

910

Ligh

ting

Ret

rofit

2,78

5,00

0,00

02,

785,

000,

000

2,78

5,00

0,00

02,

785,

000,

000

2,78

5,00

0,00

02,

785,

000,

000

2,78

5,00

0,00

02,

785,

000,

000

2,78

5,00

0,00

02,

785,

000,

000

Insu

lati

on o

n St

eam

Sys

tem

687,

000,

000

687,

000,

000

687,

000,

000

687,

000,

000

687,

000,

000

687,

000,

000

687,

000,

000

687,

000,

000

687,

000,

000

687,

000,

000

Tem

pera

ture

Con

trol

2,24

7,00

0,00

02,

247,

000,

000

2,24

7,00

0,00

02,

247,

000,

000

2,24

7,00

0,00

02,

247,

000,

000

2,24

7,00

0,00

02,

247,

000,

000

2,24

7,00

0,00

02,

247,

000,

000

VSD

s on

Fan

s97

5,00

0,00

097

5,00

0,00

097

5,00

0,00

097

5,00

0,00

097

5,00

0,00

097

5,00

0,00

097

5,00

0,00

097

5,00

0,00

097

5,00

0,00

097

5,00

0,00

0

Cond

ensi

ng E

cono

miz

ers

2,83

3,00

0,00

02,

833,

000,

000

2,83

3,00

0,00

02,

833,

000,

000

2,83

3,00

0,00

02,

833,

000,

000

2,83

3,00

0,00

02,

833,

000,

000

2,83

3,00

0,00

02,

833,

000,

000

Cond

ensa

te R

etur

n3,

666,

000,

000

3,66

6,00

0,00

03,

666,

000,

000

3,66

6,00

0,00

03,

666,

000,

000

3,66

6,00

0,00

03,

666,

000,

000

3,66

6,00

0,00

03,

666,

000,

000

3,66

6,00

0,00

0

Reve

nue

Fees

00

00

00

00

00

Reve

nue

Taxe

s0

00

00

00

00

0

Tota

l Rev

enue

(Rp)

13,1

93,0

00,0

0013

,193

,000

,000

13,1

93,0

00,0

0013

,193

,000

,000

13,1

93,0

00,0

0013

,193

,000

,000

13,1

93,0

00,0

0013

,193

,000

,000

13,1

93,0

00,0

0013

,193

,000

,000

Mas

uk k

e da

lam

pro

yeks

i Lap

oran

Lab

a/ R

ugi p

ada

Mod

el L

apor

an K

euan

gan

Pro

Form

a

Page 138: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

126 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

b)M

odel

Bia

ya M

odal

(Cap

ital E

xpen

ditu

re/ C

apex

Mod

el)

Mod

el B

iaya

Mod

al (

Cap

ital E

xpen

ditu

re/ C

apex

Mod

el)

men

jaba

rkan

jum

lah

dana

yan

g di

kelu

arka

n un

tuk

mem

beli

aset

teta

p da

n bi

aya

lain

ata

s pe

mbe

lian

aset

teta

p te

rseb

ut. M

odel

Bia

ya M

odal

mer

inci

jum

lah

dan

nila

i ase

t tet

ap s

erta

bia

ya-b

iaya

lain

ata

s ak

uisi

si

aset

teta

p se

perti

Paj

ak P

erta

mba

han

Nila

i (Va

lue

Adde

d Ta

x/VA

T),B

iaya

Aku

isis

i Tan

ah (L

and

Acqu

isiti

on C

ost),

Bia

ya K

ontin

jens

i(C

ontin

genc

y C

ost),

dsb

. Tot

al B

iaya

Mod

al d

iper

laku

kan

seba

gai I

nves

tasi

(Inv

estm

ent)

dan

akan

men

jadi

mas

ukan

unt

uk p

roye

ksi

Lapo

ran

Aru

s K

as (

Cas

h Fl

ow S

tate

men

t)pa

da M

odel

Lap

oran

Keu

anga

n Pr

o Fo

rma.

Tota

l Bia

ya M

odal

ada

lah

teta

p hi

ngga

akh

ir pe

riode

inve

stas

i. Pa

da k

asus

ini,

kita

mem

puny

ai B

iaya

Mod

al se

baga

i ber

ikut

:

%N

om

inal

(Rp

))0

12

34

56

78

91

0

Ligh

tin

g R

etr

ofi

t6

,89

0,0

00

,00

06

,89

0,0

00

,00

0

Insu

lati

on

on

Ste

am S

yste

m4

,76

0,0

00

,00

04

,76

0,0

00

,00

0

Tem

pe

ratu

re C

on

tro

l4

,57

0,0

00

,00

04

,57

0,0

00

,00

0

VSD

s o

n F

ans

4,8

20

,00

0,0

00

4,8

20

,00

0,0

00

Co

nd

en

sin

g Ec

on

om

ize

rs3

,76

0,0

00

,00

03

,76

0,0

00

,00

0

Co

nd

en

sate

Re

turn

7,1

50

,00

0,0

00

7,1

50

,00

0,0

00

VA

T1

0%

3,1

95

,00

0,0

00

3,1

95

,00

0,0

00

Lan

d A

cqu

isit

ion

Co

st0

0

Co

nti

gen

cy0

.00

%0

0

35

,14

5,0

00

,00

0

35

,14

5,0

00

,00

03

5,1

45

,00

0,0

00

35

,14

5,0

00

,00

03

5,1

45

,00

0,0

00

35

,14

5,0

00

,00

03

5,1

45

,00

0,0

00

35

,14

5,0

00

,00

03

5,1

45

,00

0,0

00

35

,14

5,0

00

,00

03

5,1

45

,00

0,0

00

35

,14

5,0

00

,00

0

Tota

l Cap

ital

Exp

en

dit

ure

Cu

mm

ula

tive

Cap

ital

Exp

en

dit

ure

(Rp

)

Inve

stm

ent C

ost:

Ligh

ting

Retr

ofit

6,89

0,00

0,00

0

Insu

latio

n on

Ste

am S

yste

m

4,76

0,00

0,00

0

Tem

pera

ture

Con

trol

4,

570,

000,

000

VSDs

on

Fans

4,

820,

000,

000

Cond

ensin

g Ec

onom

izers

3,

760,

000,

000

Cond

ensa

te R

etur

n 7,

150,

000,

000

31

,950

,000

,000

VAT

(10%

*31,

950,

000,

000)

3,

195,

000,

000

Land

Acq

uisit

ion

Cost

0

Cont

inge

ncy

(0%

) 0

TOTA

L CA

PITA

L EX

PEN

DITU

RE

35,1

45,0

00,0

00

INVE

STM

ENT

Mas

uk k

e da

lam

pro

yeks

i Lap

oran

Aru

s Kas

pad

a M

odel

Lap

oran

Keu

anga

n Pr

o Fo

rma

Page 139: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 127Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

122

Peng

anta

r Pem

biay

aan

Proy

ek E

fisie

nsi E

nerg

i bag

i Ind

ustr

i

b)M

odel

Bia

ya M

odal

(Cap

ital E

xpen

ditu

re/ C

apex

Mod

el)

Mod

el B

iaya

Mod

al (

Cap

ital E

xpen

ditu

re/ C

apex

Mod

el)

men

jaba

rkan

jum

lah

dana

yan

g di

kelu

arka

n un

tuk

mem

beli

aset

teta

p da

n bi

aya

lain

ata

s pe

mbe

lian

aset

teta

p te

rseb

ut. M

odel

Bia

ya M

odal

mer

inci

jum

lah

dan

nila

i ase

t tet

ap s

erta

bia

ya-b

iaya

lain

ata

s ak

uisi

si

aset

teta

p se

perti

Paj

ak P

erta

mba

han

Nila

i (Va

lue

Adde

d Ta

x/VA

T),B

iaya

Aku

isis

i Tan

ah (L

and

Acqu

isiti

on C

ost),

Bia

ya K

ontin

jens

i(C

ontin

genc

y C

ost),

dsb

. Tot

al B

iaya

Mod

al d

iper

laku

kan

seba

gai I

nves

tasi

(Inv

estm

ent)

dan

akan

men

jadi

mas

ukan

unt

uk p

roye

ksi

Lapo

ran

Aru

s K

as (

Cas

h Fl

ow S

tate

men

t)pa

da M

odel

Lap

oran

Keu

anga

n Pr

o Fo

rma.

Tota

l Bia

ya M

odal

ada

lah

teta

p hi

ngga

akh

ir pe

riode

inve

stas

i. Pa

da k

asus

ini,

kita

mem

puny

ai B

iaya

Mod

al se

baga

i ber

ikut

:

%N

om

inal

(Rp

))0

12

34

56

78

91

0

Ligh

tin

g R

etr

ofi

t6

,89

0,0

00

,00

06

,89

0,0

00

,00

0

Insu

lati

on

on

Ste

am S

yste

m4

,76

0,0

00

,00

04

,76

0,0

00

,00

0

Tem

pe

ratu

re C

on

tro

l4

,57

0,0

00

,00

04

,57

0,0

00

,00

0

VSD

s o

n F

ans

4,8

20

,00

0,0

00

4,8

20

,00

0,0

00

Co

nd

en

sin

g Ec

on

om

ize

rs3

,76

0,0

00

,00

03

,76

0,0

00

,00

0

Co

nd

en

sate

Re

turn

7,1

50

,00

0,0

00

7,1

50

,00

0,0

00

VA

T1

0%

3,1

95

,00

0,0

00

3,1

95

,00

0,0

00

Lan

d A

cqu

isit

ion

Co

st0

0

Co

nti

gen

cy0

.00

%0

0

35

,14

5,0

00

,00

0

35

,14

5,0

00

,00

03

5,1

45

,00

0,0

00

35

,14

5,0

00

,00

03

5,1

45

,00

0,0

00

35

,14

5,0

00

,00

03

5,1

45

,00

0,0

00

35

,14

5,0

00

,00

03

5,1

45

,00

0,0

00

35

,14

5,0

00

,00

03

5,1

45

,00

0,0

00

35

,14

5,0

00

,00

0

Tota

l Cap

ital

Exp

en

dit

ure

Cu

mm

ula

tive

Cap

ital

Exp

en

dit

ure

(Rp

)

Inve

stm

ent C

ost:

Ligh

ting

Retr

ofit

6,89

0,00

0,00

0

Insu

latio

n on

Ste

am S

yste

m

4,76

0,00

0,00

0

Tem

pera

ture

Con

trol

4,

570,

000,

000

VSDs

on

Fans

4,

820,

000,

000

Cond

ensin

g Ec

onom

izers

3,

760,

000,

000

Cond

ensa

te R

etur

n 7,

150,

000,

000

31

,950

,000

,000

VAT

(10%

*31,

950,

000,

000)

3,

195,

000,

000

Land

Acq

uisit

ion

Cost

0

Cont

inge

ncy

(0%

) 0

TOTA

L CA

PITA

L EX

PEN

DITU

RE

35,1

45,0

00,0

00

INVE

STM

ENT

Mas

uk k

e da

lam

pro

yeks

i Lap

oran

Aru

s Kas

pad

a M

odel

Lap

oran

Keu

anga

n Pr

o Fo

rma

Peng

anta

r Pem

biay

aan

Proy

ek E

fisie

nsi E

nerg

i bag

i Ind

ustr

i 12

3

Pada

pra

oper

asi p

roye

k, p

erus

ahaa

n m

enge

luar

kan

bebe

rapa

bia

ya s

eper

ti: B

iaya

Stu

di K

elay

akan

(Fe

asib

ility

Stu

dy),

Lega

l (Le

gal

Expe

nses

),C

omm

isio

ning

,Pel

uncu

ran

(Lau

nchi

ng),

dan

lain

-lain

.Bia

ya-b

iaya

ters

ebut

terg

abun

g ke

dal

am B

iaya

Pra

Ope

rasi

(Pr

e-O

pera

ting

Expe

nses

).Se

lain

itu

, ter

dapa

t Pr

ovis

i (L

oan

Prov

isio

n)jik

a in

vest

asi

dibi

ayai

den

gan

pinj

aman

.Bia

ya P

ra O

pera

si da

nPr

ovis

i ter

gabu

ng k

e da

lam

Mod

el B

iaya

Pra

Ope

rasi

(Pre

-Ope

ratin

g Ex

pend

iture

Mod

el),

dan

jum

lahn

ya k

onst

an s

elam

a 10

tahu

n.Ju

mla

h te

rseb

ut a

kan

men

jadi

mas

ukan

unt

uk p

roye

ksi L

apor

an A

rus K

as p

ada

Mod

el L

apor

an K

euan

gan

Pro

Form

a.

Deb

t Rat

io =

70%

, ber

arti

prop

orsi

Eku

itas d

an P

inja

man

ada

lah

30:7

0 da

ri In

vest

asi.

Ekui

tas=

30%

x 3

5,14

5,00

0,00

0 =

10,5

43,5

00,0

00Pi

njam

an=

70%

x 3

5,14

5,00

0,00

0 =

24,6

01,5

00,0

00

Pre-

Ope

ratin

g Ex

pens

es

Feas

ibili

ty S

tudy

(0.1

% x

35,

145,

000,

000)

35

,145

,000

0.1

% d

ari I

nves

tasi

Lega

l Exp

ense

s (0.

1% x

35,

145,

000,

000)

35

,145

,000

0.1

% d

ari I

nves

tasi

Com

miss

ioni

ng (6

/12

x 1,

335,

737,

268)

66

7,86

8,63

4

6 b

ulan

dar

i Bia

ya O

pera

siona

l Tah

un P

erta

ma

Laun

chin

g (0

.2%

x 3

5,14

5,00

0,00

0)

70,2

90,0

00

0.2

% d

ari I

nves

tasi

Oth

er E

xpen

ses

0

Cont

igen

cy (0

%)

0

Pre-

Ope

ratin

g Ex

pens

es

808,

448,

634

Loan

Pro

visi

on (2

%x2

4,60

1,50

0,00

0)

492,

030,

000

2

% d

ari P

inja

man

TOTA

L PR

E-O

PERA

TIN

G E

XPEN

DITU

RE

1,30

0,47

8,63

4

%No

min

al (R

p)0

12

34

56

78

910

Pre-

Oper

atin

g Exp

ense

s80

8,44

8,63

480

8,44

8,63

4

Loan

Pro

visio

n2.

00%

492,

030,

000

492,

030,

000

1,30

0,47

8,63

4

1,30

0,47

8,63

41,

300,

478,

634

1,30

0,47

8,63

41,

300,

478,

634

1,30

0,47

8,63

41,

300,

478,

634

1,30

0,47

8,63

41,

300,

478,

634

1,30

0,47

8,63

41,

300,

478,

634

1,30

0,47

8,63

4

Tota

l Pre

-Ope

ratin

g Exp

endi

ture

Cum

mul

ativ

e Pr

e-Op

erat

ing E

xpen

ditu

re

Mas

uk k

e da

lam

pro

yeks

i Lap

oran

Aru

s Kas

pad

a M

odel

Lap

oran

Keu

anga

n Pr

o Fo

rma

Dire

ct C

ost:

Mai

nten

ance

Cos

t (0.

5% x

35,

145,

000,

000)

175

,725

,000

In

sura

nce

Cost

0

Tota

l Dire

ct C

ost

17

5,72

5,00

0

Indi

rect

Cos

t: Sa

lary

1,

010,

648,

520

Bo

nuse

s

84,2

20,7

10

Inte

rnet

12

,000

,000

El

ectr

icity

0

W

ater

24

,000

,000

Te

leph

one

12,0

00,0

00

Tota

l

1,

142,

869,

230

GA &

Adm

in (1

.50%

x1,1

42,8

69,2

30)

17,1

43,0

38

Cont

inge

ncy

0

Tota

l Ind

irect

Cos

t

1,1

60,0

12,2

68

To

tal F

irst Y

ear O

pera

ting

Expe

nditu

re

1

,335

,737

,268

Page 140: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

128 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

124

Peng

anta

r Pem

biay

aan

Proy

ek E

fisie

nsi E

nerg

i bag

i Ind

ustr

i

Sete

lah

dika

pita

lisas

i, as

et h

arus

did

epre

sias

i/ di

amor

tisas

i un

tuk

men

galo

kasi

kan

biay

a at

aspe

nggu

naan

ase

t te

tap

sela

ma

perio

de

inve

stas

i ata

u se

lam

a as

et m

asih

dig

unak

an p

ada

proy

ek. D

enga

n ka

ta la

in, B

iaya

Mod

al (C

apex

)dan

Bia

ya O

pera

sion

al (O

pex)

haru

s di

depr

esia

si da

n di

amor

tisas

i.D

epre

sias

i&A

mor

tisas

i (D

epre

ciat

ion&

Amor

tizat

ion)

akan

men

jadi

mas

ukan

unt

uk p

roye

ksi

Lapo

ran

Laba

/ Rug

i pad

a M

odel

Lap

oran

Keu

anga

n Pr

o Fo

rma.

Pad

a ka

sus

ini,

perio

de d

epre

sias

i ada

lah

20 ta

hun.

Seh

ingg

a, C

apex

dan

Ope

xak

an d

idep

resi

asi/

diam

ortis

asi s

ebag

ai b

erik

ut:

Pros

enta

se d

epre

sias

i tah

unan

= 10

0% :

20 ta

hun

= 5%

Bia

ya D

epre

sias

i&A

mor

tisas

i ada

lah

seba

gai b

erik

ut:

Cap

ex D

epre

ciat

ion

(5%

x

35,1

45,0

00,0

00)

1,75

7,25

0,00

0

5% d

ari I

nves

tasi

Pre-

Ope

ratin

g Ex

pend

iture

Am

ortiz

atio

n (5

% x

1,3

00,4

78,6

34)

65,0

23,9

32

5% d

ari B

iaya

Pra

O

pera

siT

OT

AL

DE

PRE

CIA

TIO

N &

AM

OR

TIZ

AT

ION

1,82

2,27

3,93

2

20ye

ars

% D

epr

12

34

56

78

910

5.00

%1,

757,

250,

000

1,75

7,25

0,00

01,

757,

250,

000

1,75

7,25

0,00

01,

757,

250,

000

1,75

7,25

0,00

01,

757,

250,

000

1,75

7,25

0,00

01,

757,

250,

000

1,75

7,25

0,00

0

5.00

%65

,023

,932

65,0

23,9

3265

,023

,932

65,0

23,9

3265

,023

,932

65,0

23,9

3265

,023

,932

65,0

23,9

3265

,023

,932

65,0

23,9

32

1,82

2,27

3,93

21,

822,

273,

932

1,82

2,27

3,93

21,

822,

273,

932

1,82

2,27

3,93

21,

822,

273,

932

1,82

2,27

3,93

21,

822,

273,

932

1,82

2,27

3,93

21,

822,

273,

932

Pre-

Oper

atin

g Exp

endi

ture

Am

ortiz

atio

n

Tota

l Dep

reci

atio

n &

Am

ortiz

atio

n

Cape

x Dep

reci

atio

n

Depr

ecia

tion/

Amor

tizat

ion

Perio

d

Depr

ecia

tion/

Amor

tizat

ion

Sche

dule

Mas

uk k

e da

lam

pro

yeks

i Lap

oran

Lab

a/ R

ugi p

ada

Mod

el L

apor

an K

euan

gan

Pro

Form

a

Page 141: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 129Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

Peng

anta

r Pem

biay

aan

Proy

ek E

fisie

nsi E

nerg

i bag

i Ind

ustr

i 12

5

c)M

odel

Bia

ya O

pera

sion

al (O

pera

ting

Exp

endi

ture

/ Ope

x M

odel

)

Mod

el B

iaya

Ope

rasi

onal

(O

pera

ting

Expe

nditu

re/

Ope

xM

odel

)m

enja

bark

an j

umla

h da

na y

ang

dike

luar

kan

untu

k m

embi

ayai

pe

ngel

uara

n ru

tin d

ari

oper

asi

sebu

ah p

roye

k.M

odel

ini

mem

berik

an i

nfor

mas

i te

ntan

g se

bera

pa e

fisie

n pe

nggu

naan

dan

a un

tuk

kegi

atan

rutin

.Mod

el in

i ber

isi:

a.B

iaya

Lan

gsun

g (D

irec

t Cos

t)D

alam

seb

uah

proy

ek, B

iaya

Lan

gsun

g (D

irec

t Cos

t)m

erup

akan

sel

uruh

pen

gelu

aran

yan

g te

rkai

t lan

gsun

g de

ngan

mes

in/ s

iste

m/

inst

alas

i. B

iaya

Lan

gsun

g da

pat

beru

pa B

iaya

Pem

elih

araa

n (M

aint

enan

e)da

n A

sura

nsi

(Ins

uran

ce)

dari

asse

t. Pa

da k

asus

ini

, B

iaya

Pem

elih

araa

nse

besa

r 0.5

% d

ari t

otal

Inve

stas

i dan

tida

k te

rdap

at B

iaya

Asu

rans

i.D

irect

Cos

t:M

aint

enan

ce C

ost (

0.5%

x

35,1

45,0

00,0

00)

1,75

7,25

0,00

0

0.5%

dar

i Inv

esta

si

Insu

ranc

e C

ost

0T

OT

AL

DIR

EC

T C

OST

1,75

7,25

0,00

0

Tahu

n Pe

rtam

a

Jika

Bia

ya P

emel

ihar

aan

men

ingk

at se

besa

r 5%

pad

a ta

hun

sela

njut

nya,

stru

ktur

Bia

ya L

angs

ung

adal

ah se

baga

i ber

ikut

:

Yea

r1

23

45

67

89

10M

aint

enac

e C

ost

175,

725,

000

184,

511,

250

193,

736,

813

203,

423,

653

213,

594,

836

224,

274,

578

235,

488,

306

247,

262,

722

259,

625,

858

272,

607,

151

Insu

ranc

e C

ost

00

00

00

00

00

Tot

al D

irec

t Cos

t17

5,72

5,00

018

4,51

1,25

019

3,73

6,81

320

3,42

3,65

321

3,59

4,83

622

4,27

4,57

823

5,48

8,30

624

7,26

2,72

225

9,62

5,85

827

2,60

7,15

1

1.05

x 1

757,

250,

000

1.05

x 1

84,5

11,2

50

1.05

x 2

59,2

62,8

58

Page 142: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

130 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

b.B

iaya

Tid

ak L

angs

ung

(Ind

irec

t Cos

ts)

Dal

am k

asus

ini,

Bia

ya T

idak

Lan

gsun

g (I

ndir

ect C

osts

)m

elip

uti G

aji,

Bon

us, I

nter

net,

List

rik, A

ir, T

elep

on, G

A&

Adm

in, d

an

Kon

tinje

nsi.

Bia

ya G

aji d

ibay

arka

n ke

pada

Pla

nt H

ead,

Sup

ervi

sor,

Engi

neer

, Ope

rato

r, da

nSe

curit

y. B

erik

ut in

i ada

lah

tabe

lBia

ya

Gaj

i:

(Rp.

)(R

p.)

( Rp

)10

.00%

( Rp

)2.

00%

( Rp

)15

.00%

Plan

t Hea

d1

3,00

0,00

07,

000,

000

500,

000

010

,500

,000

210,

000

10,2

90,0

001,

543,

500

11,8

33,5

0011

,833

,500

Supe

rvis

or3

3,00

0,00

03,

000,

000

200,

000

06,

200,

000

124,

000

6,07

6,00

091

1,40

06,

987,

400

20,9

62,2

00

Engi

neer

35,

000,

000

100,

000

510,

000

5,61

0,00

011

2,20

05,

497,

800

824,

670

6,32

2,47

018

,967

,410

Ope

rato

r6

3,00

0,00

030

0,00

03,

300,

000

66,0

003,

234,

000

485,

100

3,71

9,10

022

,314

,600

Secu

rity

33,

000,

000

00

3,00

0,00

060

,000

2,94

0,00

044

1,00

03,

381,

000

10,1

43,0

00

Tota

l16

84,2

20,7

10To

tal S

alar

y Ex

pens

e (p

er M

onth

)

PPh

21

(Inco

me

Tax)

Take

Hom

e Pa

yG

ross

Sal

ary

Tota

lRa

nkN

umbe

r of

Empl

oyee

Sala

ryBP

JSM

anag

eria

l Al

low

ance

Phon

e Al

low

ance

Ove

rtim

e

SALA

RY C

OM

PON

ENT

Basi

c Sa

lary

Indi

rect

Cos

ts:

Ann

ual S

alar

y Ex

pens

es (1

2 x

84,2

20,7

10)

1,01

0,64

8,52

0

12 x

Bia

ya g

aji

per b

ulan

Bon

uses

84,2

20,7

10In

tern

et12

,000

,000

Elec

trici

ty0

Wat

er24

,000

,000

Tele

phon

e12

,000

,000

Tota

l1,

142,

869,

230

GA

& A

dmin

(1

.50%

x1,1

42,8

69,2

30)

17,1

43,0

38

1.50

% d

ari T

otal

Con

tigen

cy0

Tot

al In

dire

ct C

ost

1,16

0,01

2,26

8B

iaya

Tid

ak L

angs

ung

adal

ah te

tap

sela

ma

10 ta

hun.

Term

asuk

dal

am

Biay

a Ti

dak

Lang

sung

Page 143: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 131Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

126

Peng

anta

r Pem

biay

aan

Proy

ek E

fisie

nsi E

nerg

i bag

i Ind

ustr

i

b.B

iaya

Tid

ak L

angs

ung

(Ind

irec

t Cos

ts)

Dal

am k

asus

ini,

Bia

ya T

idak

Lan

gsun

g (I

ndir

ect C

osts

)m

elip

uti G

aji,

Bon

us, I

nter

net,

List

rik, A

ir, T

elep

on, G

A&

Adm

in, d

an

Kon

tinje

nsi.

Bia

ya G

aji d

ibay

arka

n ke

pada

Pla

nt H

ead,

Sup

ervi

sor,

Engi

neer

, Ope

rato

r, da

nSe

curit

y. B

erik

ut in

i ada

lah

tabe

lBia

ya

Gaj

i:

(Rp.

)(R

p.)

( Rp

)10

.00%

( Rp

)2.

00%

( Rp

)15

.00%

Plan

t Hea

d1

3,00

0,00

07,

000,

000

500,

000

010

,500

,000

210,

000

10,2

90,0

001,

543,

500

11,8

33,5

0011

,833

,500

Supe

rvis

or3

3,00

0,00

03,

000,

000

200,

000

06,

200,

000

124,

000

6,07

6,00

091

1,40

06,

987,

400

20,9

62,2

00

Engi

neer

35,

000,

000

100,

000

510,

000

5,61

0,00

011

2,20

05,

497,

800

824,

670

6,32

2,47

018

,967

,410

Ope

rato

r6

3,00

0,00

030

0,00

03,

300,

000

66,0

003,

234,

000

485,

100

3,71

9,10

022

,314

,600

Secu

rity

33,

000,

000

00

3,00

0,00

060

,000

2,94

0,00

044

1,00

03,

381,

000

10,1

43,0

00

Tota

l16

84,2

20,7

10To

tal S

alar

y Ex

pens

e (p

er M

onth

)

PPh

21

(Inco

me

Tax)

Take

Hom

e Pa

yG

ross

Sal

ary

Tota

lRa

nkN

umbe

r of

Empl

oyee

Sala

ryBP

JSM

anag

eria

l Al

low

ance

Phon

e Al

low

ance

Ove

rtim

e

SALA

RY C

OM

PON

ENT

Basi

c Sa

lary

Indi

rect

Cos

ts:

Ann

ual S

alar

y Ex

pens

es (1

2 x

84,2

20,7

10)

1,01

0,64

8,52

0

12 x

Bia

ya g

aji

per b

ulan

Bon

uses

84,2

20,7

10In

tern

et12

,000

,000

Elec

trici

ty0

Wat

er24

,000

,000

Tele

phon

e12

,000

,000

Tota

l1,

142,

869,

230

GA

& A

dmin

(1

.50%

x1,1

42,8

69,2

30)

17,1

43,0

38

1.50

% d

ari T

otal

Con

tigen

cy0

Tot

al In

dire

ct C

ost

1,16

0,01

2,26

8B

iaya

Tid

ak L

angs

ung

adal

ah te

tap

sela

ma

10 ta

hun.

Term

asuk

dal

am

Biay

a Ti

dak

Lang

sung

Peng

anta

r Pem

biay

aan

Proy

ek E

fisie

nsi E

nerg

i bag

i Ind

ustr

i 12

7

Bia

ya L

angs

ung

dan

Tida

k La

ngsu

ng d

ijum

lahk

an m

enja

di T

otal

Bia

ya O

pera

sion

al (T

otal

Ope

ratin

g Ex

pend

iture

)dan

aka

n m

enja

di

mas

ukan

unt

ukpr

oyek

siLa

pora

n La

ba/ R

ugi p

ada

Mod

el L

apor

an K

euan

gan

Pro

Form

a.

Year

12

34

56

78

910

Dir

ect C

ost

Mai

nten

ance

0.50

%17

5,72

5,00

018

4,51

1,25

019

3,73

6,81

320

3,42

3,65

321

3,59

4,83

622

4,27

4,57

823

5,48

8,30

624

7,26

2,72

225

9,62

5,85

827

2,60

7,15

1

Insu

ranc

e0.

00%

00

00

00

00

00

Tota

l Dir

ect C

ost

175,

725,

000

184,

511,

250

193,

736,

813

203,

423,

653

213,

594,

836

224,

274,

578

235,

488,

306

247,

262,

722

259,

625,

858

272,

607,

151

Indi

rect

Cos

t

Sala

ry

121,

010,

648,

520

1,01

0,64

8,52

01,

010,

648,

520

1,01

0,64

8,52

01,

010,

648,

520

1,01

0,64

8,52

01,

010,

648,

520

1,01

0,64

8,52

01,

010,

648,

520

1,01

0,64

8,52

0

Bonu

ses

184

,220

,710

84,2

20,7

1084

,220

,710

84,2

20,7

1084

,220

,710

84,2

20,7

1084

,220

,710

84,2

20,7

1084

,220

,710

84,2

20,7

10

Inte

rnet

12,0

00,0

0012

,000

,000

12,0

00,0

0012

,000

,000

12,0

00,0

0012

,000

,000

12,0

00,0

0012

,000

,000

12,0

00,0

0012

,000

,000

12,0

00,0

00

Elec

tric

ity

00

00

00

00

00

0

Wat

er24

,000

,000

24,0

00,0

0024

,000

,000

24,0

00,0

0024

,000

,000

24,0

00,0

0024

,000

,000

24,0

00,0

0024

,000

,000

24,0

00,0

0024

,000

,000

Tele

phon

e12

,000

,000

12,0

00,0

0012

,000

,000

12,0

00,0

0012

,000

,000

12,0

00,0

0012

,000

,000

12,0

00,0

0012

,000

,000

12,0

00,0

0012

,000

,000

GA

& A

dmin

1.50

%17

,143

,038

17,1

43,0

3817

,143

,038

17,1

43,0

3817

,143

,038

17,1

43,0

3817

,143

,038

17,1

43,0

3817

,143

,038

17,1

43,0

38

Cont

igen

cy0.

00%

00

00

00

00

00

Tota

l Ind

irec

t Cos

t1,

160,

012,

268

1,16

0,01

2,26

81,

160,

012,

268

1,16

0,01

2,26

81,

160,

012,

268

1,16

0,01

2,26

81,

160,

012,

268

1,16

0,01

2,26

81,

160,

012,

268

1,16

0,01

2,26

8

Tota

l Ope

rati

ng E

xpen

ditu

re

Year

12

34

56

78

910

Ann

ual O

pera

ting

Exp

endi

ture

1,33

5,73

7,26

81,

344,

523,

518

1,35

3,74

9,08

11,

363,

435,

922

1,37

3,60

7,10

41,

384,

286,

846

1,39

5,50

0,57

51,

407,

274,

990

1,41

9,63

8,12

61,

432,

619,

419

Mas

uk k

e da

lam

pro

yeks

i Lap

oran

Lab

a/ R

ugi p

ada

Mod

el L

apor

an K

euan

gan

Pro

Form

a

Tota

l Bia

ya O

pera

sion

al =

Bia

ya L

angs

ung

+ Bi

aya

Tida

k La

ngsu

ng

Page 144: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

132 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

128

Peng

anta

r Pem

biay

aan

Proy

ek E

fisie

nsi E

nerg

i bag

i Ind

ustr

i

d)M

odel

Pin

jam

an (L

oan

Mod

el)

Mod

el P

inja

man

(Loa

n M

odel

)bar

tuju

aan

untu

k m

enja

bark

an P

emba

yara

n Pi

njam

an (L

oan

Repa

ymen

t)ta

huna

n.Pe

mba

yara

n Pi

njam

an

terd

iri d

ari

Cic

ilan

Poko

k Pi

njam

an (

Prin

cipa

l Lo

an R

epay

men

t)da

n B

unga

Ata

s Pi

njam

an (

Inte

rest

). Pe

mba

yara

n Pi

njam

an a

kan

men

jadi

mas

ukan

unt

uk p

roye

ksi

Lapo

ran

Aru

s K

as p

ada

Mod

el L

apor

an K

euan

gan

Pro

Form

a. P

ada

kasu

s in

i, ki

ta m

empe

role

h in

form

asi b

ahw

a R

asio

Hut

ang

(Deb

t Rat

io)a

dala

h70

%, y

ang

bera

rti b

ahw

a 70

% d

ari t

otal

Inve

stas

i dib

iaya

i den

gan

pinj

aman

.

Equi

ty(3

0%x3

5,14

5,00

0,00

0)10

,543

,500

,000

30

% d

ari I

nves

tasi

Loan

(70%

x35,

145,

000,

000)

24,6

01,5

00,0

00

70%

dar

i Inv

esta

si

Loan

Rep

aym

ent P

erio

d10

tahu

nLo

an R

ate

12%

per t

ahun

Loan

Pro

visi

on(2

%x2

4,60

1,50

0,00

0)49

2,03

0,00

0

2% d

ari P

inja

man

Pem

baya

ran

Pinj

aman

dap

at d

irum

uska

n se

baga

i ber

ikut

: 𝑷𝑷𝑷𝑷𝑷𝑷

=𝑷𝑷

𝒓𝒓(𝟏𝟏

+𝒓𝒓)

𝒏𝒏

(𝟏𝟏+𝒓𝒓)

𝒏𝒏−𝟏𝟏

whe

re PMT

=Ju

mla

h Pe

mba

yara

n pe

r per

iode

P=

Poko

k Pi

njam

anr

=Ti

ngka

t Suk

u B

unga

per p

erio

den

=Ju

mla

h Pe

riode

Pem

baya

ran

Page 145: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 133Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

Peng

anta

r Pem

biay

aan

Proy

ek E

fisie

nsi E

nerg

i bag

i Ind

ustr

i 12

9

Den

gan

men

ggun

akan

rum

us te

sebu

t, Pe

mba

yara

n Pi

njam

anta

huna

n ad

alah

=24

,601

,500

,000

12%

(1+12%

)10

(1+12%

)10 −

1=

4,35

4,07

5,91

9

Pem

baya

ran

Pinj

aman

terd

iri a

tas

Cici

lan

Poko

k Pi

njam

an (P

rinc

ipal

Loa

n Re

paym

ent),

yang

aka

n m

enja

di m

asuk

an u

ntuk

pro

yeks

i La

pora

n A

rus K

as p

ada

Mod

el L

apor

an K

euan

gan

Pro

Form

a da

n B

unga

(Int

eres

t)ya

ng a

kan

men

jadi

mas

ukan

unt

uk p

roye

ksi L

apor

an

Laba

/ Rug

i pad

a M

odel

Lap

oran

Keu

anga

n Pr

o Fo

rma.

Wal

aupu

n Pe

mba

yara

n Pi

njam

an ta

huna

n be

rjum

lah

teta

p, n

amun

pem

baya

ran

Bun

ga d

apat

ber

beda

setia

p ta

hunn

ya, s

edan

gkan

sisa

nya

mer

upak

anju

mla

h C

icila

n Po

kok

Pinj

aman

.

Unt

uk p

emba

yara

n pe

rtam

a, k

ita s

udah

men

dapa

tkan

ang

ka 4

,354

,075

,915

.U

ntuk

men

entu

kan

bera

pa b

esar

bun

gany

a, k

ita a

kan

men

galik

an P

okok

Pin

jam

an d

enga

n Ti

ngka

t Suk

u B

unga

.

Bun

ga ta

hun

perta

ma

= 12

% x

24,

601,

500,

000

=2,

952,

180,

000

Jum

lah

Cic

ilan

Poko

k Pi

njam

an a

dala

h Pe

mba

yara

n Pi

njam

an d

ikur

angi

den

gan

Bun

ga.

Cic

ilan

Poko

k Pi

njam

an ta

hun

perta

ma

= 4,

354,

075,

915

-2,9

52,1

80,0

00=

1,40

1,89

5,91

5

Jadi

, set

elah

pem

baya

ran

perta

ma,

Pok

ok P

inja

man

ber

kura

ng se

besa

r 4,3

54,0

75,9

15 m

enja

di23

,199

,604

,085

.

Sald

o Pi

njam

an=

24,6

01,5

00,0

00–

4,35

4,07

5,91

5 =

23,1

99,6

04,0

85

Bung

a =

Ting

kat S

uku

Bung

a x

Sald

o Ak

hir P

inja

man

Tah

un S

ebel

umny

a

Cici

lan

Poko

k Pi

njam

an =

Pem

baya

ran

Pinj

aman

Tah

unan

- B

unga

Sald

o Pi

njam

an =

Sal

do A

khir

Pinj

aman

Tah

un S

ebel

umny

a –

Pem

baya

ran

Pinj

aman

Tah

unan

Page 146: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

134 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

130

Peng

anta

r Pem

biay

aan

Proy

ek E

fisie

nsi E

nerg

i bag

i Ind

ustr

i

Rin

cian

pem

baya

ran

tahu

n ke

-2 a

dala

h sa

ma

sepe

rti ta

hun

perta

ma,

kec

uali

bahw

a sa

ldo

pinj

aman

tela

h be

rkur

ang.

Bun

ga ta

hun

ke d

ua=

12%

x 2

3,19

9,60

4,08

5=

2,78

3,95

2,49

0

Cic

ilan

Poko

k Pi

njam

an ta

hun

ke d

ua=

4,35

4,07

5,91

5 -2

,783

,952

,490

=1,

570,

123,

424

Sald

o Pi

njam

an=

23,1

99,6

04,0

85–

4,35

4,07

5,91

5 =

21,6

29,4

80,6

61

Mon

ths

01

23

45

67

89

10

Disb

urse

d Lo

an24

,601

,500

,000

Loan

Pro

visi

on49

2,03

0,00

0

Outs

tand

ing

24,6

01,5

00,0

0024

,601

,500

,000

23,1

99,6

04,0

8521

,629

,480

,661

19,8

70,9

42,4

2617

,901

,379

,602

15,6

95,4

69,2

4013

,224

,849

,634

10,4

57,7

55,6

767,

358,

610,

442

3,88

7,56

7,78

1

Inte

rest

02,

952,

180,

000

2,78

3,95

2,49

02,

595,

537,

679

2,38

4,51

3,09

12,

148,

165,

552

1,88

3,45

6,30

91,

586,

981,

956

1,25

4,93

0,68

188

3,03

3,25

346

6,50

8,13

4

Prin

cipa

l Loa

n Re

paym

ent

01,

401,

895,

915

1,57

0,12

3,42

41,

758,

538,

235

1,96

9,56

2,82

32,

205,

910,

362

2,47

0,61

9,60

62,

767,

093,

958

3,09

9,14

5,23

33,

471,

042,

661

3,88

7,56

7,78

1

Accu

mul

ated

Loan

Rep

aym

ent

01,

401,

895,

915

2,97

2,01

9,33

94,

730,

557,

574

6,70

0,12

0,39

88,

906,

030,

760

11,3

76,6

50,3

6614

,143

,744

,324

17,2

42,8

89,5

5820

,713

,932

,219

24,6

01,5

00,0

00

Mas

uk k

e da

lam

pro

yeks

i Lap

oran

Lab

a/ R

ugi p

ada

Mod

el L

apor

an K

euan

gan

Pro

Form

a

Mas

uk k

e da

lam

pro

yeks

i Lap

oran

Aru

s Kas

pad

a M

odel

Lap

oran

Keu

anga

n Pr

o Fo

rma

Page 147: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 135Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

Peng

anta

r Pem

biay

aan

Proy

ek E

fisie

nsi E

nerg

i bag

i Ind

ustr

i 13

1

e)M

odel

Lap

oran

Keu

anga

n Pr

o Fo

rma

(Pro

For

ma

Fin

anci

al S

tate

men

tMod

el)

Peru

saha

an m

enyu

sun

Lapo

ran

Keu

anga

n Pr

o Fo

rma

(Pro

For

ma

Fina

ncia

l Sta

tem

ent)

untu

k m

enya

jikan

info

rmas

i ter

kait

perk

iraan

tra

nsak

si k

euan

gan

mas

a m

enda

tang

.Lap

oran

Keu

anga

n Pr

o Fo

rma

mer

angk

um p

roye

ksi k

eada

an k

euan

gan

peru

saha

an, y

ang

terd

iri

dari:

Lap

oran

Lab

a/ R

ugi (

Prof

it/ L

oss

Stat

emen

t),La

pora

n A

rus

Kas

(C

ash

Flow

Sta

tem

ent),

Peni

laia

n Pr

oyek

(Pr

ojec

t Val

uatio

n),

Ras

io K

euan

gan

(Fin

anci

al R

atio

s),d

an R

ingk

asan

Stu

di K

elay

akan

(Su

mm

ary

of F

easi

bilit

y St

udy)

.Dat

a da

ri M

odel

Pen

dapa

tan,

M

odel

Bia

ya M

odal

, Mod

el B

iaya

Ope

rasi

onal

, dan

Mod

el P

inja

man

mer

upak

an m

asuk

an u

ntuk

Lap

oran

Keu

anga

n Pr

o Fo

rma.

Pro

Form

a m

enya

jikan

pem

aham

an y

ang

lebi

h ba

ik k

epad

a in

vest

or m

enge

nai h

asil

dari

oper

asi p

roye

k.

1.L

apor

an L

aba/

Rug

i (Pr

ofit/

Los

s Sta

tem

ent)

Mod

el in

i men

geva

luas

i Lab

a B

ersi

h (N

et I

ncom

e)ya

ng d

ihas

ilkan

ole

h in

vest

asi.

Mod

el in

i mem

beri

info

rmas

i kep

ada

inve

stor

te

rkai

t den

gan

keun

tung

an y

ang

akan

dite

rima

oleh

inve

stor

sela

ma

perio

de in

vest

asi.

dim

ana:

•Pe

ndap

atan

ada

lah

Tota

lPen

dapa

tan.

•To

tal B

iaya

Ope

rasi

onal

terd

iri d

ari B

iaya

Ope

rasi

onal

dita

mba

h D

epre

sias

i&A

mor

tisas

i.•

Laba

Fin

ansi

al te

rdiri

dar

i Pen

dapa

tan

Bun

ga d

ikur

angi

Beb

an B

unga

. Jik

a tid

ak te

rdap

at P

enda

pata

n B

unga

ata

u ju

mla

h Pe

ndap

atan

Bun

ga le

bih

keci

l dar

i Beb

anB

unga

, hal

ini a

kan

men

ghas

ilkan

nila

i neg

atif

pada

Fin

anci

al In

com

e da

n ak

an

men

gura

ngi P

enda

pata

n O

pera

sion

al.

•Pa

jak

Peng

hasi

lan

adal

ah ra

te p

ajak

dik

alik

anLa

ba S

ebel

um P

ajak

.

Laba

Ber

sih

= P

enda

pata

n –

Tota

l Bia

ya O

pera

sion

al +

Lab

a Fi

nans

ial –

Paj

ak P

engh

asila

n

Page 148: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

136 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

132

Peng

anta

r Pem

biay

aan

Proy

ek E

fisie

nsi E

nerg

i bag

i Ind

ustr

i

Tota

l Pen

dapa

tan

(Tot

al R

even

ue)d

ikur

angi

den

gan

Tota

l Bia

ya O

pera

siona

l (To

tal O

pera

ting

Expe

nse)

men

ghas

ilkan

Lab

a O

pera

sion

al(O

pera

ting

Inco

me)

. Tot

al P

enda

patk

an d

iam

bil d

ari M

odel

Pen

dapa

tan.

Tot

al B

iaya

Ope

rasi

onal

dia

mbi

l dar

i Mod

el

Bia

ya O

pera

sion

al. D

epre

sias

i&A

mor

tisas

i dia

mbi

l dar

i Mod

el B

iaya

Mod

al.

Tota

l Bia

ya O

pera

sion

al a

dala

h ju

mla

h da

ri B

eban

Ope

rasi

onal

dita

mba

h D

epre

sias

i&A

mor

tisas

i.

Laba

Ope

rasi

onal

tahu

n pe

rtam

a=

13,1

93,0

00,0

00 –

(1,3

35,7

37,2

68 +

1,8

22,2

73,2

68) =

10,

034,

988,

800,

dan

sete

rusn

ya.

Year

01

23

45

67

89

10

Reve

nue

Tota

l Rev

enue

13,1

93,0

00,0

0013

,193

,000

,000

13,1

93,0

00,0

0013

,193

,000

,000

13,1

93,0

00,0

0013

,193

,000

,000

13,1

93,0

00,0

0013

,193

,000

,000

13,1

93,0

00,0

0013

,193

,000

,000

Ope

rati

ng E

xpen

se

Ope

rati

ng E

xpen

ditu

re1,

335,

737,

268

1,34

4,52

3,51

81,

353,

749,

081

1,36

3,43

5,92

21,

373,

607,

104

1,38

4,28

6,84

61,

395,

500,

575

1,40

7,27

4,99

01,

419,

638,

126

1,43

2,61

9,41

9

Dep

reci

atio

n &

Am

orti

zati

on1,

822,

273,

932

1,82

2,27

3,93

21,

822,

273,

932

1,82

2,27

3,93

21,

822,

273,

932

1,82

2,27

3,93

21,

822,

273,

932

1,82

2,27

3,93

21,

822,

273,

932

1,82

2,27

3,93

2

Tota

l Ope

rati

ng E

xpen

se3,

158,

011,

200

3,16

6,79

7,45

03,

176,

023,

013

3,18

5,70

9,85

33,

195,

881,

036

3,20

6,56

0,77

83,

217,

774,

507

3,22

9,54

8,92

23,

241,

912,

058

3,25

4,89

3,35

1

Ope

rati

ng In

com

e10

,034

,988

,800

10,0

26,2

02,5

5010

,016

,976

,987

10,0

07,2

90,1

479,

997,

118,

964

9,98

6,43

9,22

29,

975,

225,

493

9,96

3,45

1,07

89,

951,

087,

942

9,93

8,10

6,64

9

] Laba

Ope

rasi

onal

dik

uran

gi o

leh

Laba

Fin

ansi

al m

engh

asilk

an L

aba

Sebe

lum

Paj

ak (E

arni

ng B

efor

e Ta

x/ E

BT).

Laba

Fin

ansi

al

adal

ah P

enda

pata

n B

unga

dik

uran

gi o

leh

Beb

anB

unga

. Dal

am k

asus

ini,

Laba

Fin

ansi

al b

erni

lai n

egat

if se

lam

a tid

ak a

da

Pend

apat

an B

unga

dar

i ope

rasi

pro

yek.

Beb

an B

unga

dia

mbi

l dar

i Mod

el P

inja

man

.

Laba

Ope

rasi

onal

= T

otal

Pen

dapa

tan

– To

tal B

iaya

Ope

rasi

onal

Dia

mbi

l dar

i Mod

el P

enda

pata

n

Diam

bil d

ari M

odel

Bia

ya O

pera

sion

al

Diam

bil d

ari M

odel

Bia

ya M

odal

Laba

Seb

elum

Paj

ak =

Lab

a O

pera

sion

al +

Lab

a Fi

nans

ial

Page 149: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 137Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

Peng

anta

r Pem

biay

aan

Proy

ek E

fisie

nsi E

nerg

i bag

i Ind

ustr

i 13

3

Laba

Fin

ansi

al a

dala

h ju

mla

h Pe

ndap

atan

Bun

ga d

ikur

angi

ole

h B

eban

Bun

ga.

Laba

Seb

elum

Paj

ak ta

hun

perta

ma

= 10

,034

,988

,00

–2,

952,

180,

000

= 7,

082,

808,

800,

dan

sete

rusn

ya.

Year

01

23

45

67

89

10

Ope

rati

ng In

com

e10

,034

,988

,800

10,0

26,2

02,5

5010

,016

,976

,987

10,0

07,2

90,1

479,

997,

118,

964

9,98

6,43

9,22

29,

975,

225,

493

9,96

3,45

1,07

89,

951,

087,

942

9,93

8,10

6,64

9

Fina

ncia

l Inc

ome

/ Ex

pens

e

Inte

rest

Inco

me

Inte

rest

exp

ense

2,95

2,18

0,00

02,

783,

952,

490

2,59

5,53

7,67

92,

384,

513,

091

2,14

8,16

5,55

21,

883,

456,

309

1,58

6,98

1,95

61,

254,

930,

681

883,

033,

253

466,

508,

134

Fina

ncia

l Inc

ome

(2,9

52,1

80,0

00)

(2,7

83,9

52,4

90)

(2,5

95,5

37,6

79)

(2,3

84,5

13,0

91)

(2,1

48,1

65,5

52)

(1,8

83,4

56,3

09)

(1,5

86,9

81,9

56)

(1,2

54,9

30,6

81)

(883

,033

,253

)(4

66,5

08,1

34)

Earn

ings

Bef

ore

Taxe

s (EB

T)0

7,08

2,80

8,80

07,

242,

250,

060

7,42

1,43

9,30

87,

622,

777,

056

7,84

8,95

3,41

28,

102,

982,

913

8,38

8,24

3,53

78,

708,

520,

397

9,06

8,05

4,68

99,

471,

598,

515

Laba

Seb

elum

Paj

ak (E

arni

ng B

efor

e Ta

x/EB

T)di

kura

ngi P

ajak

Pen

ghas

ilan

(Inc

ome

Tax)

men

ghas

ilkan

Lab

a B

ersi

h(N

et

Inco

me)

.Dal

am k

asus

ini,

Paja

k Pe

ngha

sila

n ad

alah

25%

dar

i Lab

a Se

belu

m P

ajak

.Pa

jak

Peng

hasi

lan

= 25

% x

Lab

a Se

belu

m P

ajak

Con

toh,

Paja

k Pe

ngha

sila

n ta

hun

perta

ma

= 25

% x

7,0

82,8

08,8

00 =

1,7

70,7

02,2

00, d

an se

teru

snya

.

Laba

Ber

sih

tahu

n pe

rtam

a=

7,08

2,80

8,80

0 -1

,770

,702

,200

= 5

,312

,106

,600

, dan

sete

rusn

ya.

Year

01

23

45

67

89

10

Earn

ings

Bef

ore

Taxe

s (EB

T)0

7,08

2,80

8,80

07,

242,

250,

060

7,42

1,43

9,30

87,

622,

777,

056

7,84

8,95

3,41

28,

102,

982,

913

8,38

8,24

3,53

78,

708,

520,

397

9,06

8,05

4,68

99,

471,

598,

515

Inco

me

tax

1,77

0,70

2,20

01,

810,

562,

515

1,85

5,35

9,82

71,

905,

694,

264

1,96

2,23

8,35

32,

025,

745,

728

2,09

7,06

0,88

42,

177,

130,

099

2,26

7,01

3,67

22,

367,

899,

629

Def

fere

d ta

x

Net

Inco

me

05,

312,

106,

600

5,43

1,68

7,54

55,

566,

079,

481

5,71

7,08

2,79

25,

886,

715,

059

6,07

7,23

7,18

56,

291,

182,

653

6,53

1,39

0,29

86,

801,

041,

017

7,10

3,69

8,88

7

Dia

mbi

l dar

i Mod

el P

inja

man

Laba

Ber

sih

= La

ba S

ebel

um P

ajak

– P

ajak

Pen

ghas

ilan

Page 150: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

138 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

134

Peng

anta

r Pem

biay

aan

Proy

ek E

fisie

nsi E

nerg

i bag

i Ind

ustr

i

Ber

ikut

ini a

dala

h pr

oyek

si L

apor

an L

aba/

Rug

i:

PRO

FIT

& L

OSS

Year

01

23

45

67

89

10

Reve

nue

Tota

l Rev

enue

13,1

93,0

00,0

0013

,193

,000

,000

13,1

93,0

00,0

0013

,193

,000

,000

13,1

93,0

00,0

0013

,193

,000

,000

13,1

93,0

00,0

0013

,193

,000

,000

13,1

93,0

00,0

0013

,193

,000

,000

Ope

rati

ng E

xpen

se

Ope

rati

ng E

xpen

ditu

re1,

335,

737,

268

1,34

4,52

3,51

81,

353,

749,

081

1,36

3,43

5,92

21,

373,

607,

104

1,38

4,28

6,84

61,

395,

500,

575

1,40

7,27

4,99

01,

419,

638,

126

1,43

2,61

9,41

9

Dep

reci

atio

n an

d am

orti

zati

on1,

822,

273,

932

1,82

2,27

3,93

21,

822,

273,

932

1,82

2,27

3,93

21,

822,

273,

932

1,82

2,27

3,93

21,

822,

273,

932

1,82

2,27

3,93

21,

822,

273,

932

1,82

2,27

3,93

2

Tota

l Ope

rati

ng E

xpen

se3,

158,

011,

200

3,16

6,79

7,45

03,

176,

023,

013

3,18

5,70

9,85

33,

195,

881,

036

3,20

6,56

0,77

83,

217,

774,

507

3,22

9,54

8,92

23,

241,

912,

058

3,25

4,89

3,35

1

Ope

rati

ng In

com

e10

,034

,988

,800

10,0

26,2

02,5

5010

,016

,976

,987

10,0

07,2

90,1

479,

997,

118,

964

9,98

6,43

9,22

29,

975,

225,

493

9,96

3,45

1,07

89,

951,

087,

942

9,93

8,10

6,64

9

Fina

ncia

l Inc

ome

/ Ex

pens

e

Inte

rest

Inco

me

Inte

rest

exp

ense

2,95

2,18

0,00

02,

783,

952,

490

2,59

5,53

7,67

92,

384,

513,

091

2,14

8,16

5,55

21,

883,

456,

309

1,58

6,98

1,95

61,

254,

930,

681

883,

033,

253

466,

508,

134

Fina

ncia

l Inc

ome

(2,9

52,1

80,0

00)

(2,7

83,9

52,4

90)

(2,5

95,5

37,6

79)

(2,3

84,5

13,0

91)

(2,1

48,1

65,5

52)

(1,8

83,4

56,3

09)

(1,5

86,9

81,9

56)

(1,2

54,9

30,6

81)

(883

,033

,253

)(4

66,5

08,1

34)

Earn

ings

Bef

ore

Taxe

s (EB

T)0

7,08

2,80

8,80

07,

242,

250,

060

7,42

1,43

9,30

87,

622,

777,

056

7,84

8,95

3,41

28,

102,

982,

913

8,38

8,24

3,53

78,

708,

520,

397

9,06

8,05

4,68

99,

471,

598,

515

Inco

me

tax

1,77

0,70

2,20

01,

810,

562,

515

1,85

5,35

9,82

71,

905,

694,

264

1,96

2,23

8,35

32,

025,

745,

728

2,09

7,06

0,88

42,

177,

130,

099

2,26

7,01

3,67

22,

367,

899,

629

Def

fere

d ta

x

Net

Inco

me

05,

312,

106,

600

5,43

1,68

7,54

55,

566,

079,

481

5,71

7,08

2,79

25,

886,

715,

059

6,07

7,23

7,18

56,

291,

182,

653

6,53

1,39

0,29

86,

801,

041,

017

7,10

3,69

8,88

7

Dia

mbi

l dar

i Mod

el P

enda

pata

n

Dia

mbi

l dar

i Mod

el B

iaya

Ope

rasi

onal

Diam

bil d

ari M

odel

Bia

ya M

odal

Diam

bil d

ari M

odel

Pin

jam

an

Page 151: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 139Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

Peng

anta

r Pem

biay

aan

Proy

ek E

fisie

nsi E

nerg

i bag

i Ind

ustr

i 13

5

2.L

apor

an A

rus K

as (C

ash

Flo

w S

tate

men

t)

Mod

el i

ni b

ertu

juan

unt

uk m

enge

valu

asi

Aru

s K

as B

ersi

h(N

et C

ash

Flow

)se

tiap

tahu

n da

n A

rus

Kas

Ber

sih

Kum

ulat

if (C

umm

ulat

ive

Net

Cas

h Fl

ows)

sela

ma

perio

de in

vest

asi.

Lapo

ran

Aru

s Kas

mem

beri

info

rmas

i kep

ada

inve

stor

terk

ait d

enga

n to

tal

pene

rimaa

n ka

s sel

ama

perio

de in

vest

asi.

Peru

baha

n di

seba

bkan

ole

h pe

ruba

han

mod

al k

erja

ata

u pe

nam

baha

n in

vest

asi s

elam

a pe

riode

inve

stas

i. D

alam

kas

us in

i, be

bera

paha

l yan

g da

pat m

enye

babk

an P

erub

ahan

ada

lah

kas

mas

uk y

ang

bera

sal d

ari P

inja

man

, pen

amba

han

Mod

al, I

nves

tasi

, Bia

ya P

ra

Ope

rasi

, da

n Pr

ovis

i Pi

njam

an.

Terd

apat

pul

a K

as m

asuk

dar

i da

n K

as k

elua

r un

tuk

pem

egan

g sa

ham

. Se

lam

a tid

ak t

erda

pat

Peru

baha

n, ju

mla

h A

rus K

as a

dala

h ju

mla

h da

ri La

ba B

ersi

h di

tam

bah

Dep

resi

asi&

Am

ortis

asi d

ikur

angi

Cic

ilan

Poko

k Pi

njam

an.

Laba

Ber

sih

diam

bil d

ari L

apor

an L

aba/

Rug

i. D

epre

sias

i&A

mor

tisas

i dia

mbi

l dar

i Mod

el B

iaya

Mod

al. C

icila

n Po

kok

Pinj

aman

di

ambi

l da

ri M

odel

Pin

jam

an.

Aru

s K

as B

ersi

h K

umul

atif

adal

ah t

otal

Aru

s K

as B

ersi

h ta

hun

sebe

lum

nya

dita

mba

h A

rus

Kas

B

ersi

h pa

da ta

hun

berja

lan.

Aru

s Kas

Ber

sih

tahu

n pe

rtam

a=

5,31

2,10

6,60

0 +

1,82

2,27

3,93

2 –

1,40

1,89

5,91

5 =

5,73

2,48

4,61

7, d

an se

teru

snya

.A

rus K

as B

ersi

h K

umul

atif

tahu

n pe

rtam

a=

5,73

2,48

4,61

7A

rus K

as B

ersi

h K

umul

atif

tahu

n ke

dua

= 5

,732

,484

,617

+ 5

,683

,484

,617

= 1

1,41

6,32

2,66

9, d

an se

teru

snya

.

Arus

Kas

Ber

sih

= L

aba

Bers

ih +

Dep

resi

asi&

Amor

tisas

i + P

erub

ahan

– C

icila

n Po

kok

Pinj

aman

Arus

Kas

Ber

sih

= L

aba

Bers

ih +

Dep

resi

asi&

Amor

tisas

i – C

icila

n Po

kok

Pinj

aman

Page 152: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

140 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

136

Peng

anta

r Pem

biay

aan

Proy

ek E

fisie

nsi E

nerg

i bag

i Ind

ustr

i

Ber

ikut

ini a

dala

h pr

oyek

si L

apor

an A

rus K

as:

CASH

FLO

W

Year

01

23

45

67

89

10

Net

Inco

me

05,

312,

106,

600

5,43

1,68

7,54

55,

566,

079,

481

5,71

7,08

2,79

25,

886,

715,

059

6,07

7,23

7,18

56,

291,

182,

653

6,53

1,39

0,29

86,

801,

041,

017

7,10

3,69

8,88

7

Add

Dep

reci

atio

n &

Am

orti

zati

on1,

822,

273,

932

1,82

2,27

3,93

21,

822,

273,

932

1,82

2,27

3,93

21,

822,

273,

932

1,82

2,27

3,93

21,

822,

273,

932

1,82

2,27

3,93

21,

822,

273,

932

1,82

2,27

3,93

2

Cash

In fr

om L

oan

24,6

01,5

00,0

000

00

00

00

00

0

Proc

eed

from

Equ

ity

11,8

43,9

78,6

340

00

00

00

00

0

Inve

stm

ent

(35,

145,

000,

000)

00

00

00

00

00

Pre-

Ope

rati

ng E

xpen

ses

(808

,448

,634

)

Loan

Pro

visi

on(4

92,0

30,0

00)

Cash

In f

rom

Sha

reho

lder

00

00

00

00

00

Cash

Out

to S

hare

hold

er0

00

00

00

00

0

Prin

cipa

l Loa

n Re

paym

ent

0(1

,401

,895

,915

)(1

,570

,123

,424

)(1

,758

,538

,235

)(1

,969

,562

,823

)(2

,205

,910

,362

)(2

,470

,619

,606

)(2

,767

,093

,958

)(3

,099

,145

,233

)(3

,471

,042

,661

)(3

,887

,567

,781

)

Net

Cas

h Fl

ow0

5,73

2,48

4,61

75,

683,

838,

052

5,62

9,81

5,17

75,

569,

793,

900

5,50

3,07

8,62

85,

428,

891,

511

5,34

6,36

2,62

65,

254,

518,

996

5,15

2,27

2,28

75,

038,

405,

037

Cum

mul

ativ

e Ca

sh F

low

05,

732,

484,

617

11,4

16,3

22,6

6917

,046

,137

,847

22,6

15,9

31,7

4628

,119

,010

,375

33,5

47,9

01,8

8638

,894

,264

,512

44,1

48,7

83,5

0849

,301

,055

,795

54,3

39,4

60,8

32

Diam

bil d

ari L

apor

an L

aba/

Rug

i

Dia

mbi

l dar

i Mod

el B

iaya

Mod

al

Diam

bil d

ari M

odel

Pin

jam

an

Page 153: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 141Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

Peng

anta

r Pem

biay

aan

Proy

ek E

fisie

nsi E

nerg

i bag

i Ind

ustr

i 13

7

3.Pe

nila

ian

Proy

ek (P

roje

ct V

alua

tion)

Peni

laia

n pr

oyek

ber

tuju

an u

ntuk

men

geva

luas

i kel

aika

n pr

oyek

apa

kah

haru

s di

laks

anak

an d

an d

iber

i pen

dana

an. M

odel

ini a

kan

men

ggun

akan

krit

eria

Pen

gang

gara

n M

odal

sep

erti

yang

sud

ah d

ibah

as p

ada

awal

bab

ini

. Aru

s K

as K

elua

r ad

alah

jum

lah

dari

Inve

stas

i (In

vest

men

t),B

iaya

Pra

Ope

rasi

(Pr

e-O

pera

ting

Expe

nse)

,da

n Pr

ovis

i Pi

njam

an (

Loan

Pro

visi

on).

Aru

s K

as M

asuk

ad

alah

jum

lah

dari

Laba

Ber

sih

(Net

Inco

me)

dan

Dep

resi

asi&

Am

ortis

asi (

Dep

reci

atio

n&Am

ortiz

atio

n)se

lam

a pe

riode

inve

stas

i.

Aru

s Kas

Kel

uar=

35,1

45,0

00,0

00 +

808

,448

,634

+ 4

92,0

30,0

00 =

36,

445,

478,

634

Aru

s Kas

mas

uk ta

hun

perta

ma

=5,

312,

106,

600

+ 1,

882,

273,

932

= 7,

134,

380,

532,

dan

sete

rusn

ya.

VA

LUA

TIO

N

Year

01

23

45

67

89

10

Net

Inco

me

5,31

2,10

6,60

05,

431,

687,

545

5,56

6,07

9,48

15,

717,

082,

792

5,88

6,71

5,05

96,

077,

237,

185

6,29

1,18

2,65

36,

531,

390,

298

6,80

1,04

1,01

77,

103,

698,

887

Add

depr

ecia

tion

1,82

2,27

3,93

21,

822,

273,

932

1,82

2,27

3,93

21,

822,

273,

932

1,82

2,27

3,93

21,

822,

273,

932

1,82

2,27

3,93

21,

822,

273,

932

1,82

2,27

3,93

21,

822,

273,

932

Tota

l7,

134,

380,

532

7,25

3,96

1,47

67,

388,

353,

413

7,53

9,35

6,72

37,

708,

988,

991

7,89

9,51

1,11

78,

113,

456,

585

8,35

3,66

4,22

98,

623,

314,

948

8,92

5,97

2,81

8

Cash

In0

00

00

00

00

00

Cash

Out

(36,

445,

478,

634)

0

Tota

l(3

6,44

5,47

8,63

4)0

00

00

00

00

0

Net

Cas

h Fl

ow(3

6,44

5,47

8,63

4)7,

134,

380,

532

7,25

3,96

1,47

67,

388,

353,

413

7,53

9,35

6,72

37,

708,

988,

991

7,89

9,51

1,11

78,

113,

456,

585

8,35

3,66

4,22

98,

623,

314,

948

8,92

5,97

2,81

8

Unt

uk m

enge

valu

asi p

roye

k,ki

ta a

kan

men

ggun

akan

krit

eria

Pen

gang

gara

n M

odal

sepe

rti y

ang

suda

h di

baha

s pad

a aw

al b

ab in

i.

Arus

Kas

Kel

uar =

Inv

esta

si +

Bia

ya P

ra O

pera

si +

Pro

visi

Pin

jam

an

Arus

Kas

Mas

uk =

Lab

a Be

rsih

+ D

epre

sias

i&Am

ortis

asi

Page 154: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

142 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

138

Peng

anta

r Pem

biay

aan

Proy

ek E

fisie

nsi E

nerg

i bag

i Ind

ustr

i

•Th

e N

et P

rese

nt V

alue

(NPV

)

Net

Pre

sent

Val

ue (

NPV

) m

erup

akan

jum

lah

dari

Aru

s K

as K

elua

r da

n ni

lai s

ekar

ang

(pre

sent

val

ue)

dari

selu

ruh

Aru

s K

asM

asuk

sela

ma

10 ta

hun.

Hur

dle

Rate

untu

k pr

oyek

ini a

dala

h 10

%,s

ehin

gga

nila

i NPV

dap

at d

ihitu

ng se

baga

i ber

ikut

:

𝑁𝑁𝑃𝑃𝑁𝑁

=−

36,4

45,4

78,6

34+

7,13

4,38

0,53

2(1

+10%

)1+

7,25

3,96

1,47

6(1

+10%

)2+⋯

+8,

925,

975,

972,

818

(1+10%

)10

Den

gan

men

ggun

akan

apl

ikas

i Ex

cel,

kita

dap

at m

enem

ukan

nila

i N

PV, y

aitu

11,

140,

544,

805.

Sela

ma

proy

ek m

engh

asilk

an

nila

i NPV

yan

g po

sitif

, mak

a pr

oyek

laya

k un

tuk

dila

ksan

akan

dan

did

anai

.

•In

tern

al R

ate

of R

etur

n(I

RR

)

Inte

rnal

Rat

e of

Ret

urn

(IR

R)

mer

upak

an s

uatu

ting

kat d

isko

nto

di m

ana

selu

ruh

arus

kas

mas

uk s

etel

ah d

i-pre

sent

val

ue-k

an,

bern

ilai s

ama

deng

an b

iaya

inve

stas

i. N

ilai I

RR

unt

uk k

asus

ters

ebut

dap

at d

ihitu

ng se

baga

i ber

ikut

:

0=−

36,4

45,4

78,6

34+

7,13

4,38

0,53

2(1

+10%

)1+

7,25

3,96

1,47

6(1

+10%

)2+⋯

+8,

925,

975,

972,

818

(1+10%

)10

Den

gan

men

ggun

akan

apl

ikas

i Exc

el, k

ita d

apat

men

emuk

an n

ilai I

RR

,yai

tu16

.43%

.Sel

ama

IRR

lebi

h tin

ggi d

arip

ada

Hur

dle

Rate

, mak

a pr

oyek

laya

k un

tuk

dila

ksan

akan

dan

did

anai

.

•Pr

ofita

bilit

y In

dex

(PI)

Prof

itabi

lity

Inde

x(P

I) m

emun

gkin

kan

inve

stor

unt

uk m

enge

tahu

i nila

i yan

g di

hasi

lkan

dar

i sat

u un

it in

vesta

si.N

ilai P

I da

pat

dihi

tung

seba

gai b

erik

ut:

𝑃𝑃𝐼𝐼=

47,5

86,0

23,4

2936

,445

,478

,634

=1.

31

Page 155: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 143Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

Peng

anta

r Pem

biay

aan

Proy

ek E

fisie

nsi E

nerg

i bag

i Ind

ustr

i 13

9

Kita

dap

at m

enem

ukan

nila

i PI,

yaitu

130.

57%

ata

u1.

31.N

ilai P

I ya

ng ti

nggi

aka

n m

enin

gkat

kan

daya

tarik

pro

yek

sehi

ngga

pr

oyek

men

jadi

atra

ktif

untu

k di

laks

anak

an d

an d

idan

ai.

4.R

asio

Keu

anga

n (F

inan

cial

Rat

ios)

Ras

io K

euan

gan

(Fin

anci

al R

atio

s)be

rtuju

an u

ntuk

men

geva

luas

i lap

oran

keua

ngan

.Dal

am k

asus

ini a

dala

h La

pora

n La

ba/ R

ugi

dan

Aru

s K

as.R

asio

Keu

anga

n ak

an m

embe

ri in

form

asi b

ahw

a ko

ndis

i keu

anga

n pr

oyek

aka

n m

enin

gkat

ata

u ju

stru

mem

buru

k.

Beb

erap

a ra

sio

yang

dig

unak

an d

alam

eva

luas

i ini

ada

lah:

Ras

io D

ebt S

ervi

ce C

over

age,

yang

men

guku

r se

bera

pa e

fekt

if La

ba O

pera

sion

al y

ang

diha

silk

anol

eh p

roye

k un

tuk

men

utup

Pi

njam

an.

Ras

ioD

ebt

Serv

ice

Cov

erag

edi

rum

uska

n se

baga

i be

rikut

:La

ba O

pera

sion

al/

(Cic

ilan

Poko

k Pi

njam

an+

Beba

nBu

nga)

. Sem

akin

ting

gi ra

sio

Deb

t Ser

vice

Cov

erag

e,m

aka

sem

akin

bai

k.•

Ras

io I

nter

est

Cov

erag

e,ya

ng m

engu

kur

kem

ampu

an p

roye

k da

lam

mem

baya

r B

unga

Pin

jam

an.

Ras

io I

nter

est

Cov

erag

edi

rum

uska

n se

baga

i ber

ikut

:Lab

a O

pera

sion

al/B

eban

Bung

a.Se

mak

in ti

nggi

rasi

o In

tere

st C

over

age,

mak

a se

mak

in b

aik.

•R

asio

Deb

t Se

rvic

e,ya

ng m

engu

kur

rasi

o pe

mba

yara

n pi

njam

an t

erha

dap

laba

ope

rasi

onal

. R

asio

Deb

t Se

rvic

edi

rum

uska

n se

baga

i ber

ikut

:(C

icila

n Po

kok

Pinj

aman

+Be

ban

Bung

a)/ L

aba

Ope

rasi

onal

.Sem

akin

kec

il ra

sio

Deb

t Ser

vice

,mak

a se

mak

in

baik

.•

Prof

it M

argi

n,ya

ng m

engu

kur

Laba

Ber

sih

yang

dih

asilk

an p

er u

nitp

enda

pata

n.Pr

ofit

Mar

gin

diru

mus

kan

seba

gai b

erik

ut:

Laba

Ber

sih/

Pend

apat

an.S

emak

in ti

nggi

Pro

fit M

argi

n, m

aka

sem

akin

bai

k.•

Tota

l As

set

Turn

over

,yan

g m

engu

kur

tingk

at e

fisie

nsi

proy

ek d

alam

men

ggun

akan

ass

et.T

otal

Ass

et T

urno

ver

diru

mus

kan

seba

gai b

erik

ut:P

enda

pata

n/In

vest

asi.

Sem

akin

ting

gi T

otal

Ass

et T

urno

ver,

mak

a se

mak

in b

aik.

•Re

turn

on

Asse

t,ya

ng m

engu

kur

tingk

at k

eunt

unga

n da

ri as

set

proy

ek y

ang

tela

h di

guna

kan.

Retu

rn o

n As

set

diru

mus

kan

seba

gai b

erik

ut:L

aba

Bers

ih/ T

otal

Ass

et, a

tau

dala

m k

asus

ini d

apat

diru

mus

kan

deng

anLa

ba B

ersi

h/In

vest

asi.

Sem

akin

ting

gi

Retu

rn o

n As

setm

aka

sem

akin

bai

k.•

Asse

t Mul

tiplie

r,ya

ng m

engu

kur j

umla

h in

vest

asi p

roye

k ya

ng d

ibia

yai d

enga

n pi

njam

an re

latif

terh

adap

mod

al in

vest

or.A

sset

M

ultip

lierd

irum

uska

n se

baga

i ber

ikut

:Inv

esta

si/M

odal

.Sem

akin

kec

il As

set M

ultip

lier,

mak

a se

mak

in b

aik.

•Re

turn

on

Equi

ty,y

ang

men

guku

r kem

ampu

an p

roye

k da

lam

men

ghas

ilkan

laba

dar

i mod

al in

vest

or. R

asio

ini p

ada

umum

nya

men

jadi

per

hatia

n ut

ama

dari

para

inve

stor

.Ret

urn

on E

quity

diru

mus

kan

seba

gai b

erik

ut:L

aba

Bers

ih/M

odal

.Sem

akin

ting

gi

Retu

rn o

n Eq

uity

, mak

a se

mak

in b

aik.

Page 156: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

144 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

140

Peng

anta

r Pem

biay

aan

Proy

ek E

fisie

nsi E

nerg

i bag

i Ind

ustr

i

Ras

ioD

ebt S

ervi

ce C

over

age

tahu

n pe

rtam

a=

10,0

34,9

88,8

00/ (

1,40

1,89

5,91

5+

2,95

2,18

0,00

0) =

2.3

0, d

an se

teru

snya

.R

asio

Inte

rest

Cov

erag

eta

hun

perta

ma

=10

,034

,988

,800

/ 2,9

52,1

80,0

00=

3,40

, dan

sete

rusn

ya.

Ras

ioD

ebt S

ervi

ceta

hun

perta

ma

=(1

,401

,895

,915

+2,

952,

180,

000)

/10,

034,

988,

800

=43.

39%

, dan

sete

rusn

ya.

Prof

it M

argi

nta

hun

perta

ma

=5,

312,

106,

600/

13,

193,

000,

000

= 40

.26%

, dan

sete

rusn

ya.

Tota

l Ass

et T

urno

vert

ahun

per

tam

a= 1

3,19

3,00

0,00

0/ 3

5,14

5,00

0,00

0 =

37.5

4%, d

an se

teru

snya

.Re

turn

On

Asse

ttah

un p

erta

ma

=5,

312,

106,

600/

35,

145,

000,

000

= 15

.11%

, dan

sete

rusn

ya.

Asse

t Mul

tiplie

rtah

un p

erta

ma

= 35

,145

,000

,000

/ 11,

843,

978,

634

= 2.

97,d

an se

teru

snya

.Re

turn

On

Equi

tyta

hun

perta

ma

=5,

312,

106,

600/

11,

843,

978,

634

= 44

.85%

,dan

sete

rusn

ya.

Ber

ikut

ini a

dala

h ta

ble

Ras

io K

euan

gan.

FIN

AN

CIA

L RA

TIO

S

Year

01

23

45

67

89

10

Deb

t Ser

vice

Cov

erag

e Ra

tio

2.30

2.30

2.30

2.30

2.30

2.29

2.29

2.29

2.29

2.28

Inte

rest

Cov

erag

e Ra

tio

3.40

3.60

3.86

4.20

4.65

5.30

6.29

7.94

11.2

721

.30

Deb

t Ser

vice

Rat

io43

.39%

43.4

3%43

.47%

43.5

1%43

.55%

43.6

0%43

.65%

43.7

0%43

.75%

43.8

1%

Prof

it M

argi

n40

.26%

41.1

7%42

.19%

43.3

3%44

.62%

46.0

6%47

.69%

49.5

1%51

.55%

53.8

4%

Tota

l Ass

et T

urn

Ove

r37

.54%

37.5

4%37

.54%

37.5

4%37

.54%

37.5

4%37

.54%

37.5

4%37

.54%

37.5

4%

Retu

rn O

n As

set

15.1

1%15

.46%

15.8

4%16

.27%

16.7

5%17

.29%

17.9

0%18

.58%

19.3

5%20

.21%

Asse

t Mul

tipl

ier

2.97

2.97

2.97

2.97

2.97

2.97

2.97

2.97

2.97

2.97

Retu

rn o

n Eq

uity

44.8

5%45

.86%

47.0

0%48

.27%

49.7

0%51

.31%

53.1

2%55

.15%

57.4

2%59

.98%

Page 157: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 145Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

Peng

anta

r Pem

biay

aan

Proy

ek E

fisie

nsi E

nerg

i bag

i Ind

ustr

i 14

1

5.H

ighl

ight

Hig

hlig

htm

embe

rikan

info

rmas

i men

gena

i ang

ka-a

ngka

pen

ting

hasi

l dar

i eva

luas

i kin

arja

keu

anga

n pr

oyek

.Hig

hlig

htm

emba

ntu

inve

stor

unt

uk m

elak

ukan

kaj

ian

sing

kat

terh

adap

kel

aika

n pr

oyek

seb

elum

mem

asuk

i an

alis

is y

ang

lebi

h da

lam

den

gan

men

geva

luas

i sa

tu p

er s

atu

angk

a ha

sil

dari

pem

odel

an k

euan

gan.

Hig

hlig

ht d

apat

ber

sisi

Hur

dle

Rate

,Rat

e Pa

jak

Peng

hasi

lan

(Inc

ome

Tax

Rate

),Pe

ndap

atan

10

Tahu

n(T

otal

10

Year

Inco

me)

,Aru

s K

as 1

0 Ta

hun

(Tot

al 1

0 Ye

ar C

ash

Flow

),R

OE

10 T

ahun

(10

Year

RO

E),I

nter

nal R

ate

of R

etur

n,N

et P

rese

nt V

alue

,dan

Pro

fitab

ility

Inde

x.H

urdl

e Ra

teda

nRa

tePa

jak

Peng

hasi

lan

adal

ah

angk

a ya

ng d

iteta

pkan

. A

nalis

men

etap

kan

Hur

dle

Rate

mel

alui

ana

lisis

,se

dang

kan

Rate

Paj

ak P

engh

asila

n m

enga

cu k

epad

a pe

ratu

ran

pem

erin

tah.

Hur

dle

Rat

e10

.00%

D

iteta

pkan

mel

alui

ana

lisis

Inco

me

Tax

Rat

e25

.00%

D

eter

min

ed d

enga

n m

enga

cu k

epad

a pe

ratu

ran

pem

erin

tah

Tota

l 10

Yea

r Inc

ome

60,7

18,2

21,5

15

Laba

Ber

sih

sela

ma

10 ta

hun

Tota

l 10

Yea

r Cas

h Fl

ow54

,339

,460

,832

To

tal A

rus K

as K

umul

atif

sela

ma

10 ta

hun

10 Y

ear R

OE

512.

65%

La

ba B

ersi

10

tahu

n/M

odal

= 60

,718

,221

,515

/ 11,

843,

978,

634

Inte

rnal

Rat

e of

Ret

urn

16.4

3%

Krit

eria

Pen

gang

gara

n M

odal

Net

Pre

sent

Val

ue11

,140

,544

,805

K

riter

ia P

enga

ngga

ran

Mod

alPr

ofita

bilit

y In

dex

1.31

K

riter

ia P

enga

ngga

ran

Mod

al

Page 158: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

146 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

142

Peng

anta

r Pem

biay

aan

Proy

ek E

fisie

nsi E

nerg

i bag

i Ind

ustr

i

f)R

ingk

asan

Eks

ekut

if (E

xecu

tive

Sum

mar

y)

Rin

gkas

an E

ksek

utif

(Exe

cutiv

e Su

mm

ary)

men

yajik

an g

amba

ran

umum

tent

ang

inve

stas

i pro

yek.

A

ngka

-ang

ka p

entin

g da

ri ev

alua

si k

iner

ja k

euan

gan

proy

ek d

isaj

ikan

dal

am b

entu

k m

atrik

s se

bgai

ber

ikut

:a.

Mat

riks P

roye

k (P

roje

ct M

etri

c),y

ang

beris

i nam

a pr

oyek

(pro

ject

nam

e),t

ipe

(type

),da

nar

us

kas t

ahun

an (a

nnua

l cas

h flo

w)y

ang

diha

silk

an o

leh

proy

ek.

b.M

atrik

s In

vest

asi

(Inv

estm

ent

Met

ric),

yang

mer

inci

Tot

al I

nves

tasi

(Tot

al I

nves

tmen

t)da

n pr

opor

si p

enda

naan

ant

ara

Hut

ang

(Loa

n)da

n Ek

uita

s (Eq

uity

).c.

Mat

riks

Lapo

ran

Keu

anga

n (F

inan

cial

Sta

tem

ent M

etri

c),y

ang

beris

i ras

io k

iner

ja k

euan

gan

proy

ek se

lam

a pe

riode

inve

stas

i sep

erti

Prof

it M

argi

n, T

otal

Ass

et T

urno

ver,

Retu

rn o

n As

sets

,da

nAs

set M

ultip

lier.

Di d

alam

mat

riks

ini j

uga

terd

apat

beb

an p

ajak

sep

erti

Paja

k Pe

ghas

ilan

(Inc

ome

Tax)

dan

Paja

k Pe

rtam

baha

n N

ilai (

Valu

e Ad

ded

Tax/

VAT)

.d.

Mat

riks

Pem

egan

g Sa

ham

(Sh

areh

olde

r M

etri

c),

yang

ber

isi

rasi

o pe

ntin

g ya

ng m

enja

di

perh

atia

n ut

ama

dari

inve

stor

sep

erti

Hur

dle

Rate

, Deb

t Rat

io, A

vera

ge Y

earl

y In

com

e,R

OI,

IRR

, NPV

, dan

PI.

e.M

atrik

s K

redi

tur

(Loa

nhol

der

Met

ric)

,ya

ng b

eris

i in

form

asi

pent

ing

bagi

kre

ditu

r se

perti

Ti

ngka

t B

unga

Pin

jam

an (

Loan

Rat

e),

Prov

isi

Pinj

aman

(Lo

an P

rovi

sion

),Pe

mba

yara

n Pi

njam

an T

ahun

an (A

nnua

l Pay

men

t),La

ba O

pera

sion

al T

ahun

an (A

nnua

l Ope

ratin

g In

com

e),

Aru

s Kas

Tah

unan

(Ann

ual C

ash

Flow

s),R

asio

Deb

t Ser

vice

, dan

Ras

ioIn

tere

st C

over

age.

f.M

atrik

s Bia

ya M

odal

(Cap

ex M

etri

c),y

ang

beris

i Bia

ya In

vest

asi (

Inve

stm

ent C

ost)

dan

Bia

ya P

ra O

pera

si(P

re-O

pera

ting

Cos

t).g.

Mat

riks B

iaya

Ope

rasi

onal

(Ope

x M

etri

c),y

ang

beris

i bia

ya o

pera

sion

al p

roye

k.

PRO

POSA

L O

R AN

ALYS

IS P

RESE

NTA

TIO

N

Pada

saa

t men

yusu

n pe

mod

elan

keu

anga

n, k

ita m

emul

ai

deng

an

men

ghitu

ng

item

ya

ng

dibu

tuhk

an

seba

gai

mas

ukan

dal

am L

apor

an K

euan

gan

Pro

Form

a. H

al i

ni

bera

rti b

ahw

a ki

ta h

arus

men

yusu

n M

odel

Pen

dapa

tan,

Bi

aya

Mod

al,

Biay

a O

pera

sion

al,

dan

Pinj

aman

ter

lebi

h da

hulu

. Set

elah

itu,

kita

men

gam

bil a

ngka

-ang

ka p

entin

g un

tuk

dita

mpi

lkan

pad

a Ri

ngka

san

Ekse

kutif

.

Dala

m p

enya

jian

lapo

ran,

rin

gkas

an E

ksek

utif

akan

lebi

h ba

ik

jika

dita

mpi

lkan

pa

da

awal

pe

nyaj

ian

untu

k m

empe

rliha

tkan

ga

mba

ran

kine

rja

proy

ek

sehi

ngga

da

pat m

emba

ntu

inve

stor

unt

uk m

elak

ukan

kaj

ian

cepa

t te

rhad

ap k

iner

ja k

euan

gan

proy

ek.

Berik

utny

a, L

apor

an

Keua

ngan

Pr

o Fo

rma

untu

k m

engg

amba

rkan

tin

gkat

ke

laik

an p

roye

k se

cara

lebi

h m

enda

lam

. Mod

el y

ang

lain

di

sajik

an s

etel

ah L

apor

an K

euan

gan

Pro

Form

a se

baga

i be

ntuk

pen

jela

san

atas

ang

ka-a

ngka

pen

ting.

I.Ri

ngka

san

Ekse

kutif

II.La

pora

n Ke

uang

an P

ro F

orm

a III

.M

odel

Pen

dapa

tan

IV.

Mod

el B

iaya

Mod

al

V.M

odel

Bia

ya O

pera

sion

al

VI.

Mod

el P

inja

man

Page 159: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 147Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

Peng

anta

r Pem

biay

aan

Proy

ek E

fisie

nsi E

nerg

i bag

i Ind

ustr

i 14

3

Ber

ikut

ini a

dala

h ta

ble

Rin

gkas

an E

ksek

utif.

Exec

utiv

e Su

mm

ary

Proj

ect N

ame

Type

An

nual

CF

Sh

areh

olde

r Met

ric

Ca

pex

Ligh

ting

Retr

ofit

Retr

ofit

2,78

5,00

0,00

0 ID

R

Hurd

le R

ate

10%

pe

r yea

r

Ligh

ting

Retr

ofit

6,89

0,00

0,00

0 ID

R In

sula

tion

on S

team

Sys

tem

Re

trof

it 68

7,00

0,00

0 ID

R

Debt

Rat

io

70%

of

Ass

et

In

sula

tion

on S

team

Sys

tem

4,

760,

000,

000

IDR

Tem

pera

ture

Con

trol

Ca

paci

ty

2,24

7,00

0,00

0 ID

R

Aver

age

Year

ly In

com

e 6,

071,

882,

152

IDR

Te

mpe

ratu

re C

ontr

ol

4,57

0,00

0,00

0 ID

R

VSDs

on

Fans

Re

trof

it 97

5,00

0,00

0 ID

R

Aver

age

Year

ly R

OI

51.2

7%

VSDs

on

Fans

4,

820,

000,

000

IDR

Cond

ensi

ng E

cono

miz

ers

Capa

city

2,

833,

000,

000

IDR

In

tern

al R

ate

of R

etur

n 16

.43%

Co

nden

sing

Eco

nom

izer

s 3,

760,

000,

000

IDR

Cond

ensa

te R

etur

n Ca

paci

ty

3,66

6,00

0,00

0 ID

R

Net

Pre

sent

Val

ue

11,1

40,5

44,8

05

IDR

Co

nden

sate

Ret

urn

7,15

0,00

0,00

0 ID

R

Pr

ofita

bilit

y In

dex

1.31

0

De

prec

iatio

n Pe

riod

20

year

s

Inve

stm

ent M

etric

Lo

anho

lder

Met

ric

D&

A Ex

pens

es

1

,822

,273

,932

ID

R An

nual

y

Lo

an R

ate

12%

Co

mm

ision

ing

Perio

d 6

Mon

ths

Capi

tal E

xpen

ditu

re

35,1

45,0

00,0

00

IDR

Loan

Pro

visi

on

2%

upfr

ont

Fe

asib

ility

Stu

dy

0.10

%

of In

vest

men

ts

Pre-

Op

Expe

nditu

re

1,30

0,47

8,63

4

IDR

Annu

al P

aym

ent

4,35

4,07

5,91

5

IDR

Le

gal E

xpen

ses

0.10

%

of In

vest

men

ts

Tota

l Inv

estm

ents

36

,445

,478

,634

ID

R

An

nual

Ope

ratin

g In

com

e

9,

998,

688,

7683

ID

R

Laun

chin

g Ex

pens

es

0.20

%

of In

vest

men

ts

Equi

ty

11,8

43,9

78,6

34

IDR

Annu

al C

ash

Flow

5,

433,

946,

083

ID

R

Pre-

op E

xpen

ses

808,

448,

634

ID

R

Loan

24

,601

,500

,000

ID

R

De

bt S

ervi

ce R

atio

0.

44

In

tere

st C

over

age

Ratio

7.

18

Ope

x

M

aint

enan

ce

0.50

%

of In

vest

men

ts

Fina

ncia

l Sta

tem

ents

Met

ric

Insu

ranc

e 0.

00%

of

Inve

stm

ents

Inco

me

Tax

Rate

25

%

of N

I

M

aint

enan

ce In

crem

ents

5%

an

nual

y

VAT

10%

Expe

nses

Incr

emen

ts

0%

annu

aly

Cont

igen

cy

0%

An

nual

Ope

x

1,3

81,0

37,2

85

IDR

Prof

it M

argi

n 0.

46

Tota

l Ass

et T

urno

ver

0.38

*Leg

end:

Retu

rn o

n As

set

0.17

Gre

en C

ell

Varia

ble

Para

met

er th

at c

an b

e ad

just

ed

Asse

t Mul

tiplie

r 2.

97

W

hite

Cel

l Fi

xed

/ Cal

cula

ted

Para

met

er

Page 160: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

148 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

144 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Lembar Kerja

Lakukan sebuah pemodelan keuangan dan analisa dari pemodelan tersebut pada sebuah kasus sebagai berikut:

Sebuah perusahaan akan melaksanakan proyek Efisiensi Energi (EE) selama 10 tahun. Berikut ini adalah informasi mengenai proyek, jumlah modal yang dibutuhkan, dan perkiraan arus kas tahunan yang dihasilkan oleh proyek.

Nama Proyek Arus Kas Tahunan (Rp) Modal (Rp)

VSDs on pumps 400,000,000 900,000,000

Condensing Economizer 1,200,000,000 3,500,000,000

Compressor Replacement 1,000,000,000 3,000,000,0000

Insulations on Steam System 700,000,000 2,400,000,000

Proyek akan didanai oleh pinjaman dengan Rasio Hutang (Debt Ratio) 80%. Periode pinjaman adalah 10 tahun dengan suku bunga per tahun sebesar 11% serta Provisi (Loan Provision) sebesar 2%. Arus Kas tahunan akan berjumlah tetap selama 10 tahun dan tidak ada fee pendapatan.

Pajak Pertambahan Nilai/ Value Added Tax (VAT) dalah 10% dari Biaya Modal. Perusahaan tidak mengeluarkan biaya akuisisi tanah dan biaya kontinjensi. Aset akan didepresiasi selama 20 tahun.

Beberapa biaya dikeluarkan sebelum proyek, yaitu: Studi Kelayakan (0.2% dari Investasi), Biaya Legal (0.1% dari Investasi), dan Biaya Peluncuran (Launching) (0.1% dari Investasi). Periode Commisioning adalah 6 bulan.

Selama operasi proyek, beberapa biaya operasional dikeluarkan oleh perusahaan. Biaya Pemeliharaan (Maintenance) adalah sebesar 0.4% dari Investasi dan akan meningkat sebesar 5% per tahun. Tidak ada biaya Asuransi. Biaya-biaya tesebut adalah biaya yang melekat pada proyek.

Biaya tidak langsung antara lain Gaji Tahunan (Rp 1,010,648,520), Bonus, (Rp 84,220,710), Internet (Rp 12,000,000), Air (Rp 24,000,000), Telepon (Rp 12,000,000), dan GA&Admin (2% dari biaya tidak langsung). Tidak terdapat Biaya Listrik dan Kontinjensi. Hurdle Ratedari proyek ini adalah 15% and Pajak Penghasilan adalah 20%. Dengan menggunakan informasi tersebut, evaluasi kinerja keuangan dan kelaikan dari proyek EE tersebut.

Page 161: Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 149Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii

Pengantar Pelatihan

Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”

ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan

staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.

Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal

pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.

Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari

pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca

bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain

aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan

(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi

baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat

menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau

lembaga keuangan.

Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan

masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang

disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman

peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip

konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan

pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan

pengantar pemodelan keuangan proyek efisiensi energi.

Catatan bagi Fasilitator

Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki

kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang

ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi

dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki

kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.

144 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri

Lembar Kerja

Lakukan sebuah pemodelan keuangan dan analisa dari pemodelan tersebut pada sebuah kasus sebagai berikut:

Sebuah perusahaan akan melaksanakan proyek Efisiensi Energi (EE) selama 10 tahun. Berikut ini adalah informasi mengenai proyek, jumlah modal yang dibutuhkan, dan perkiraan arus kas tahunan yang dihasilkan oleh proyek.

Nama Proyek Arus Kas Tahunan (Rp) Modal (Rp)

VSDs on pumps 400,000,000 900,000,000

Condensing Economizer 1,200,000,000 3,500,000,000

Compressor Replacement 1,000,000,000 3,000,000,0000

Insulations on Steam System 700,000,000 2,400,000,000

Proyek akan didanai oleh pinjaman dengan Rasio Hutang (Debt Ratio) 80%. Periode pinjaman adalah 10 tahun dengan suku bunga per tahun sebesar 11% serta Provisi (Loan Provision) sebesar 2%. Arus Kas tahunan akan berjumlah tetap selama 10 tahun dan tidak ada fee pendapatan.

Pajak Pertambahan Nilai/ Value Added Tax (VAT) dalah 10% dari Biaya Modal. Perusahaan tidak mengeluarkan biaya akuisisi tanah dan biaya kontinjensi. Aset akan didepresiasi selama 20 tahun.

Beberapa biaya dikeluarkan sebelum proyek, yaitu: Studi Kelayakan (0.2% dari Investasi), Biaya Legal (0.1% dari Investasi), dan Biaya Peluncuran (Launching) (0.1% dari Investasi). Periode Commisioning adalah 6 bulan.

Selama operasi proyek, beberapa biaya operasional dikeluarkan oleh perusahaan. Biaya Pemeliharaan (Maintenance) adalah sebesar 0.4% dari Investasi dan akan meningkat sebesar 5% per tahun. Tidak ada biaya Asuransi. Biaya-biaya tesebut adalah biaya yang melekat pada proyek.

Biaya tidak langsung antara lain Gaji Tahunan (Rp 1,010,648,520), Bonus, (Rp 84,220,710), Internet (Rp 12,000,000), Air (Rp 24,000,000), Telepon (Rp 12,000,000), dan GA&Admin (2% dari biaya tidak langsung). Tidak terdapat Biaya Listrik dan Kontinjensi. Hurdle Ratedari proyek ini adalah 15% and Pajak Penghasilan adalah 20%. Dengan menggunakan informasi tersebut, evaluasi kinerja keuangan dan kelaikan dari proyek EE tersebut.

Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 145

Daftar Pustaka

1. USAID Asia, 2009, Innovative Approaches to Financing Energy Efficiency in Asia,Bangkok, Thailand

2. U.S. Department of Energy, 2007, Introduction to Measurement & Verification for DOE Super ESPC Projects, USA.

3. KfW Development Bank, 2008, Mainstreaming Environmental Finance Market -Small-Scale Energy Efficiency and Renewable Energy Finance, Jerman

4. Center for Clean Air Policy, 2012, How Financial Mechanisms Catalyzed Energy Efficiency and Renewable Energy Investments, Case Study: Thailand’s Energy Conservation (ENCON) Fund, Washington, USA.

5. U.S. Department of Energy, 2011, A Guide to Energy Audits, USA6. Anja Rosenberg, 2009, Greenhouse Gas Emissions released by the Manufacturing

Industries in Java, GTZ, Jakarta, Indonesia7. Center for Clean Air Policy, 2012, Revolving and ESCO Funds for Renewable Energy

and Energy Efficiency Finance, Washington, USA.8. UNIDO, 2010, Global Industrial Energy Efficiency Benchmarking; An Energy Policy

Tool Working Paper, Vienna, Austria.9. ADB, 2013, Same Energy, More Power; Accelerating Energy Efficiency in Asia,

Filipina.10. The National Governors Association, 2011, State Clean Energy; Financing Guidebook,

USA.11. IEA, 2013, Southeast Asia Energy Outlook, Paris, France.