UNITED NATIONS INDUSTRIAL DEVELOPMENT ORGANIZATION Viena International Centre. P.O Box 300 .1400 Viena - Austria Tel. : (+43-1) 26026-0 - unido.unido.org www.unido.org INDUSTRI LEMBAGA JASA KEUANGAN (LJK) PEMBIAYAAN PROYEK ENERGI EFISIENSI Inclusive and Sustainable Industrial Development Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
161
Embed
Buku Panduan Pelahan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
UNITED NATIONS INDUSTRIAL DEVELOPMENT ORGANIZATION
Viena International Centre. P.O Box 300 .1400 Viena - AustriaTel. : (+43-1) 26026-0 - unido.unido.orgwww.unido.org
INDUSTRI LEMBAGA JASA KEUANGAN (LJK)
PEMBIAYAAN PROYEK ENERGI EFISIENSI
Inclusive and Sustainable Industrial Development
Buku Panduan Pela�han Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
Penerbit: United Nations Industrial Development Organization (UNIDO) www.unido.org
Hak cipta dilindungi oleh undang-undang Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit
Tim Penyusun Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
Tim Pengarah: Ida Nuryatin Finahari (Direktur Konservasi Energi), Farida Zed, Maritje Hutapea
Tim Pendukung: Mustofa Said, Harris, Dr. Arief Heru Kuncoro, Devi Laksmi, Tianni L. Sihotang, Rahmah, Andi Luxbinatur, Karmila Seran, Darmadi Eko, Muhamad Taufiq Fahmi, Noordiana Kamilya
Tim Penulis: Dr. Muhammad Ery Wijaya, Fabby Tumiwa, Aris Ika Nugrahanto
Editor: Dr. Muhammad Ery Wijaya
Edisi Pertama 2017
Publikasi Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Lembaga Jasa Keuangan adalah atas dukungan pendanaan dari Global Environment Facility (GEF) melalui “ Promoting Industrial Energy Efficiency through System Optimization and Energy Management Standards in Indonesia ” yang dilaksanakan oleh UNIDO dan bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dan Otoritas Jasa Keuangan.
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iiv Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
Sebelum memfasilitasi pelatihan, beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan oleh seorang
fasilitator adalah :
1. Bacalah bahan pelatihan secara keseluruhan secara seksama.
2. Perhatikan tujuan dan metode setiap sesi serta bahan bacaan dan lembar latihan yang
digunakan.
3. Persiapkan bahan-bahan yang diperlukan pada setiap sesi.
4. Perhatikan latar belakang dan komposisi peserta pelatihan.
5. Sesuaikan metode pelatihan yang akan digunakan dengan kondisi peserta.
6. Jangan lupa untuk mengevaluasi pelatihan pada periode tertentu sesuai kebutuhan (per
sesi atau perhari).
Catatan bagi Peserta
Dalam mengikuti pelatihan, beberapa petunjuk teknis yang harus diperhatikan oleh peserta
pelatihan adalah:
1. Ikutilah petunjuk yang diberikan oleh fasilitator pada setiap sesinya.
2. Bacalah bahan bacaan sesuai dengan sesi yang diberikan oleh fasilitator.
3. Ikutilah setiap studi kasus, diskusi kelompok dan pengerjaan lembar latihan secara
bersungguh-sungguh.
4. Tanyakanlah hal-hal yang belum jelas terkait dengan materi, bahan bacaan, maupun
metode pelatihan yang dibawakan oleh fasilitator.
5. Berikan masukan terhadap materi, bahan bacaan maupun metode yang dibawakan pada
setiap sesi untuk perbaikan materi pelatihan ke depan.
SAMBUTAN
DIREKTUR JENDERAL ENERGI BARU TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas Rahmat dan Karunia-Nya sehingga “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri” ini dapat disusun dan diterbitkan.
Konservasi dan efisiensi energi merupakan bagian dari program Pemerintah di sektor energi dalam rangka mencapai ketahanan energi yang berkelanjutan. Namun pelaksanaannya belum optimal terutama karena penerapan konservasi dan efisiensi energi tersebut membutuhkan pembiayaan yang tidak sedikit mengingat harga teknologi/peralatan yang efisien energi masih relatif mahal. Di lain pihak, lembaga pembiayaan/perbankan masih sangat kurang dalam penyediaan kredit/pinjaman untuk program konservasi dan efisiensi energi.
Dalam upaya meningkatkan pemahaman manajer energi di industri tentang kriteria kelayakan pembiayaan konservasi energi oleh lembaga keuangan dan untuk memotivasi para manajer energi tentang besarnya peluang konservasi energi di sektor industri, maka buku “Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri” ini disusun. Buku ini dilengkapi dengan materi bahan ajar dan panduan untuk pengajar termasuk aplikasi sederhana untuk pemodelan finansial suatu proyek konservasi di industri.
Melalui buku “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri” ini para pihak yang terlibat terutama pihak industri, tenaga ahli manajemen energi, penyedia peralatan industri, dan lembaga pembiayaan/perbankan akan memperoleh gambaran dan informasi yang komprehensif mengenai manfaat dan besarnya keuntungan yang diperoleh dari penerapan efisiensi energi. Sehingga Pihak industri diharapkan tertarik untuk mengidentifikasi peluang pembiayaan konservasi energi.
Semoga upaya ini dapat memberikan satu langkah maju bagi pengembangan implementasi konservasi dan efisiensi energi di Indonesia sehingga target penghematan energi nasional yang telah ditetapkan oleh Pemerintah dapat tercapai.
Akhir kata, terima kasih saya sampaikan khususnya kepada United Nations Industrial Development Organization (UNIDO) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang telah mendukung secara penuh penyusunan dan terbitnya buku “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri” ini.
Hemat energi demi kita dan generasi mendatang.
Jakarta, September 2017
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi
Rida Mulyana
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri ii iv Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
Sebelum memfasilitasi pelatihan, beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan oleh seorang
fasilitator adalah :
1. Bacalah bahan pelatihan secara keseluruhan secara seksama.
2. Perhatikan tujuan dan metode setiap sesi serta bahan bacaan dan lembar latihan yang
digunakan.
3. Persiapkan bahan-bahan yang diperlukan pada setiap sesi.
4. Perhatikan latar belakang dan komposisi peserta pelatihan.
5. Sesuaikan metode pelatihan yang akan digunakan dengan kondisi peserta.
6. Jangan lupa untuk mengevaluasi pelatihan pada periode tertentu sesuai kebutuhan (per
sesi atau perhari).
Catatan bagi Peserta
Dalam mengikuti pelatihan, beberapa petunjuk teknis yang harus diperhatikan oleh peserta
pelatihan adalah:
1. Ikutilah petunjuk yang diberikan oleh fasilitator pada setiap sesinya.
2. Bacalah bahan bacaan sesuai dengan sesi yang diberikan oleh fasilitator.
3. Ikutilah setiap studi kasus, diskusi kelompok dan pengerjaan lembar latihan secara
bersungguh-sungguh.
4. Tanyakanlah hal-hal yang belum jelas terkait dengan materi, bahan bacaan, maupun
metode pelatihan yang dibawakan oleh fasilitator.
5. Berikan masukan terhadap materi, bahan bacaan maupun metode yang dibawakan pada
setiap sesi untuk perbaikan materi pelatihan ke depan.
i Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
KATA PENGANTAR
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada satu dekade terakhir ini tumbuh dengan laju yang
cukup mengesankan. Sebagai akibatnya, konsumsi energi nasional juga naik hampir dua kali
lipat dalam satu dekade ini. Namun, kenaikan tingkat konsumsi energi tidak seimbang dengan
laju sumberdaya energi yang dimiliki oleh Indonesia. Saat ini sumber energi yang kita pakai
sebagian besar berasal dari sumber daya fosil seperti minyak bumi, gas bumi, dan batubara
yang tidak dapat terbarukan dan jumlahnya sangat terbatas di dalam negeri. Kebutuhan akan
konsumsi energi yang sangat tinggi menyebabkan Indonesia harus mengimpor bahan bakar
minyak.
Konsumsi energi yang sangat tinggi salah satunya disebabkan oleh inefisiensi dalam
pemakaian energi, terutama di sektor industri sebagai sektor terbesar dalam mengkonsumsi
energi. Sehingga, biaya energi yang dikeluarkan oleh industri menjadi sangat tinggi yang
mengakibatkan inefisiensi keuangan dan menurunnya daya saing produk. Dengan alasan
tersebut, masalah pemborosan pemakaian energi menjadi perhatian pemerintah dalam
beberapa waktu ini. Banyak kebijakan telah dikeluarkan oleh pemerintah untuk
mempromosikan efisiensi energi, terutama untuk industri. Program efisiensi energi sebagian
besar memanfaatkan teknologi baru atau tambahan yang memerlukan investasi besar dan
mungkin industri tidak dapat membiayai semua biaya investasinya sendiri. Oleh karena itu,
partisipasi dari investor atau kreditur dari bank/lembaga keuangan berperan sangat signifikan
untuk membiayai proyek-proyek efisiensi energi disektor industri.
Untuk itu, buku ini disusun sedemikian rupa guna memberikan pemahaman kepada staf dari
industri mengenai potensi pembiayaan proyek efisiensi energi dari bank atau lembaga
keuangan. Dalam buku ini kami memberikan pengantar pelatihan yang penting untuk
dicermati sebelum buku ini digunakan dalam pelatihan, juga petunjuk pelatihan dari setiap
sesinya, disertai lembar kerja dan lembar latihan yang dibutuhkan.
Kami mengucapkan terimakasih kepada beberapa pihak yang mendukung terwujudnya buku
ini, khususnya kepada penulis Dr. Ery Wijaya, kelompok kerja pembiayaan upaya efisiensi
energi di Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE)
Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tim proyek
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri ii
efisiensi energi di industri (UNIDO IEE Project), dan Fabby Tumiwa dari Institute for
Essential Reform (IESR). Buku ini tentu masih jauh dari sempurna, kritik dan saran sangat
kami harapkan untuk perbaikan kami di edisi revisi berikutnya. Akhir kata, semoga buku ini
bermanfaat bagi pengembangan proyek efisiensi energi di Indonesia. Amin.
Jakarta, September 2017
UNIDO Representative Indonesia
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iiiiv Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
Sebelum memfasilitasi pelatihan, beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan oleh seorang
fasilitator adalah :
1. Bacalah bahan pelatihan secara keseluruhan secara seksama.
2. Perhatikan tujuan dan metode setiap sesi serta bahan bacaan dan lembar latihan yang
digunakan.
3. Persiapkan bahan-bahan yang diperlukan pada setiap sesi.
4. Perhatikan latar belakang dan komposisi peserta pelatihan.
5. Sesuaikan metode pelatihan yang akan digunakan dengan kondisi peserta.
6. Jangan lupa untuk mengevaluasi pelatihan pada periode tertentu sesuai kebutuhan (per
sesi atau perhari).
Catatan bagi Peserta
Dalam mengikuti pelatihan, beberapa petunjuk teknis yang harus diperhatikan oleh peserta
pelatihan adalah:
1. Ikutilah petunjuk yang diberikan oleh fasilitator pada setiap sesinya.
2. Bacalah bahan bacaan sesuai dengan sesi yang diberikan oleh fasilitator.
3. Ikutilah setiap studi kasus, diskusi kelompok dan pengerjaan lembar latihan secara
bersungguh-sungguh.
4. Tanyakanlah hal-hal yang belum jelas terkait dengan materi, bahan bacaan, maupun
metode pelatihan yang dibawakan oleh fasilitator.
5. Berikan masukan terhadap materi, bahan bacaan maupun metode yang dibawakan pada
setiap sesi untuk perbaikan materi pelatihan ke depan.
i Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
KATA PENGANTAR
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada satu dekade terakhir ini tumbuh dengan laju yang
cukup mengesankan. Sebagai akibatnya, konsumsi energi nasional juga naik hampir dua kali
lipat dalam satu dekade ini. Namun, kenaikan tingkat konsumsi energi tidak seimbang dengan
laju sumberdaya energi yang dimiliki oleh Indonesia. Saat ini sumber energi yang kita pakai
sebagian besar berasal dari sumber daya fosil seperti minyak bumi, gas bumi, dan batubara
yang tidak dapat terbarukan dan jumlahnya sangat terbatas di dalam negeri. Kebutuhan akan
konsumsi energi yang sangat tinggi menyebabkan Indonesia harus mengimpor bahan bakar
minyak.
Konsumsi energi yang sangat tinggi salah satunya disebabkan oleh inefisiensi dalam
pemakaian energi, terutama di sektor industri sebagai sektor terbesar dalam mengkonsumsi
energi. Sehingga, biaya energi yang dikeluarkan oleh industri menjadi sangat tinggi yang
mengakibatkan inefisiensi keuangan dan menurunnya daya saing produk. Dengan alasan
tersebut, masalah pemborosan pemakaian energi menjadi perhatian pemerintah dalam
beberapa waktu ini. Banyak kebijakan telah dikeluarkan oleh pemerintah untuk
mempromosikan efisiensi energi, terutama untuk industri. Program efisiensi energi sebagian
besar memanfaatkan teknologi baru atau tambahan yang memerlukan investasi besar dan
mungkin industri tidak dapat membiayai semua biaya investasinya sendiri. Oleh karena itu,
partisipasi dari investor atau kreditur dari bank/lembaga keuangan berperan sangat signifikan
untuk membiayai proyek-proyek efisiensi energi disektor industri.
Untuk itu, buku ini disusun sedemikian rupa guna memberikan pemahaman kepada staf dari
industri mengenai potensi pembiayaan proyek efisiensi energi dari bank atau lembaga
keuangan. Dalam buku ini kami memberikan pengantar pelatihan yang penting untuk
dicermati sebelum buku ini digunakan dalam pelatihan, juga petunjuk pelatihan dari setiap
sesinya, disertai lembar kerja dan lembar latihan yang dibutuhkan.
Kami mengucapkan terimakasih kepada beberapa pihak yang mendukung terwujudnya buku
ini, khususnya kepada penulis Dr. Ery Wijaya, kelompok kerja pembiayaan upaya efisiensi
energi di Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE)
Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tim proyek
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri ii
efisiensi energi di industri (UNIDO IEE Project), dan Fabby Tumiwa dari Institute for
Essential Reform (IESR). Buku ini tentu masih jauh dari sempurna, kritik dan saran sangat
kami harapkan untuk perbaikan kami di edisi revisi berikutnya. Akhir kata, semoga buku ini
bermanfaat bagi pengembangan proyek efisiensi energi di Indonesia. Amin.
Jakarta, September 2017
UNIDO Representative Indonesia
Esam Alqararah
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iv iv Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
Sebelum memfasilitasi pelatihan, beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan oleh seorang
fasilitator adalah :
1. Bacalah bahan pelatihan secara keseluruhan secara seksama.
2. Perhatikan tujuan dan metode setiap sesi serta bahan bacaan dan lembar latihan yang
digunakan.
3. Persiapkan bahan-bahan yang diperlukan pada setiap sesi.
4. Perhatikan latar belakang dan komposisi peserta pelatihan.
5. Sesuaikan metode pelatihan yang akan digunakan dengan kondisi peserta.
6. Jangan lupa untuk mengevaluasi pelatihan pada periode tertentu sesuai kebutuhan (per
sesi atau perhari).
Catatan bagi Peserta
Dalam mengikuti pelatihan, beberapa petunjuk teknis yang harus diperhatikan oleh peserta
pelatihan adalah:
1. Ikutilah petunjuk yang diberikan oleh fasilitator pada setiap sesinya.
2. Bacalah bahan bacaan sesuai dengan sesi yang diberikan oleh fasilitator.
3. Ikutilah setiap studi kasus, diskusi kelompok dan pengerjaan lembar latihan secara
bersungguh-sungguh.
4. Tanyakanlah hal-hal yang belum jelas terkait dengan materi, bahan bacaan, maupun
metode pelatihan yang dibawakan oleh fasilitator.
5. Berikan masukan terhadap materi, bahan bacaan maupun metode yang dibawakan pada
setiap sesi untuk perbaikan materi pelatihan ke depan.
Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
iv Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
Sebelum memfasilitasi pelatihan, beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan oleh seorang
fasilitator adalah :
1. Bacalah bahan pelatihan secara keseluruhan secara seksama.
2. Perhatikan tujuan dan metode setiap sesi serta bahan bacaan dan lembar latihan yang
digunakan.
3. Persiapkan bahan-bahan yang diperlukan pada setiap sesi.
4. Perhatikan latar belakang dan komposisi peserta pelatihan.
5. Sesuaikan metode pelatihan yang akan digunakan dengan kondisi peserta.
6. Jangan lupa untuk mengevaluasi pelatihan pada periode tertentu sesuai kebutuhan (per
sesi atau perhari).
Catatan bagi Peserta
Dalam mengikuti pelatihan, beberapa petunjuk teknis yang harus diperhatikan oleh peserta
pelatihan adalah:
1. Ikutilah petunjuk yang diberikan oleh fasilitator pada setiap sesinya.
2. Bacalah bahan bacaan sesuai dengan sesi yang diberikan oleh fasilitator.
3. Ikutilah setiap studi kasus, diskusi kelompok dan pengerjaan lembar latihan secara
bersungguh-sungguh.
4. Tanyakanlah hal-hal yang belum jelas terkait dengan materi, bahan bacaan, maupun
metode pelatihan yang dibawakan oleh fasilitator.
5. Berikan masukan terhadap materi, bahan bacaan maupun metode yang dibawakan pada
setiap sesi untuk perbaikan materi pelatihan ke depan.
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri viv Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
Sebelum memfasilitasi pelatihan, beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan oleh seorang
fasilitator adalah :
1. Bacalah bahan pelatihan secara keseluruhan secara seksama.
2. Perhatikan tujuan dan metode setiap sesi serta bahan bacaan dan lembar latihan yang
digunakan.
3. Persiapkan bahan-bahan yang diperlukan pada setiap sesi.
4. Perhatikan latar belakang dan komposisi peserta pelatihan.
5. Sesuaikan metode pelatihan yang akan digunakan dengan kondisi peserta.
6. Jangan lupa untuk mengevaluasi pelatihan pada periode tertentu sesuai kebutuhan (per
sesi atau perhari).
Catatan bagi Peserta
Dalam mengikuti pelatihan, beberapa petunjuk teknis yang harus diperhatikan oleh peserta
pelatihan adalah:
1. Ikutilah petunjuk yang diberikan oleh fasilitator pada setiap sesinya.
2. Bacalah bahan bacaan sesuai dengan sesi yang diberikan oleh fasilitator.
3. Ikutilah setiap studi kasus, diskusi kelompok dan pengerjaan lembar latihan secara
bersungguh-sungguh.
4. Tanyakanlah hal-hal yang belum jelas terkait dengan materi, bahan bacaan, maupun
metode pelatihan yang dibawakan oleh fasilitator.
5. Berikan masukan terhadap materi, bahan bacaan maupun metode yang dibawakan pada
setiap sesi untuk perbaikan materi pelatihan ke depan.
Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
iv
Sebelum memfasilitasi pelatihan, beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan oleh seorang
fasilitator adalah :
1. Bacalah bahan pelatihan secara keseluruhan secara seksama.
2. Perhatikan tujuan dan metode setiap sesi serta bahan bacaan dan lembar latihan yang
digunakan.
3. Persiapkan bahan-bahan yang diperlukan pada setiap sesi.
4. Perhatikan latar belakang dan komposisi peserta pelatihan.
5. Sesuaikan metode pelatihan yang akan digunakan dengan kondisi peserta.
6. Jangan lupa untuk mengevaluasi pelatihan pada periode tertentu sesuai kebutuhan (per
sesi atau perhari).
Catatan bagi Peserta
Dalam mengikuti pelatihan, beberapa petunjuk teknis yang harus diperhatikan oleh peserta
pelatihan adalah:
1. Ikutilah petunjuk yang diberikan oleh fasilitator pada setiap sesinya.
2. Bacalah bahan bacaan sesuai dengan sesi yang diberikan oleh fasilitator.
3. Ikutilah setiap studi kasus, diskusi kelompok dan pengerjaan lembar latihan secara
bersungguh-sungguh.
4. Tanyakanlah hal-hal yang belum jelas terkait dengan materi, bahan bacaan, maupun
metode pelatihan yang dibawakan oleh fasilitator.
5. Berikan masukan terhadap materi, bahan bacaan maupun metode yang dibawakan pada
setiap sesi untuk perbaikan materi pelatihan ke depan.
Excel sheet dari pemodelan pembiayaan pembiayaan proyek energi efisiensi dan versi elektronik buku ini dapat diunduh pada http://www.ebtke.esdm.go.id. Menu 'Publikasi', sub menu 'Buku Panduan'
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri vi iv Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
Sebelum memfasilitasi pelatihan, beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan oleh seorang
fasilitator adalah :
1. Bacalah bahan pelatihan secara keseluruhan secara seksama.
2. Perhatikan tujuan dan metode setiap sesi serta bahan bacaan dan lembar latihan yang
digunakan.
3. Persiapkan bahan-bahan yang diperlukan pada setiap sesi.
4. Perhatikan latar belakang dan komposisi peserta pelatihan.
5. Sesuaikan metode pelatihan yang akan digunakan dengan kondisi peserta.
6. Jangan lupa untuk mengevaluasi pelatihan pada periode tertentu sesuai kebutuhan (per
sesi atau perhari).
Catatan bagi Peserta
Dalam mengikuti pelatihan, beberapa petunjuk teknis yang harus diperhatikan oleh peserta
pelatihan adalah:
1. Ikutilah petunjuk yang diberikan oleh fasilitator pada setiap sesinya.
2. Bacalah bahan bacaan sesuai dengan sesi yang diberikan oleh fasilitator.
3. Ikutilah setiap studi kasus, diskusi kelompok dan pengerjaan lembar latihan secara
bersungguh-sungguh.
4. Tanyakanlah hal-hal yang belum jelas terkait dengan materi, bahan bacaan, maupun
metode pelatihan yang dibawakan oleh fasilitator.
5. Berikan masukan terhadap materi, bahan bacaan maupun metode yang dibawakan pada
setiap sesi untuk perbaikan materi pelatihan ke depan.
Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri v
Jadwal Penyampaian Materi dalam Pelatihan
Secara keseluruhan, bahan dalam buku ini dapat dilatihkan secara optimal dalam 2 (dua) hari
pelatihan efektif, dengan agenda pelatihan sebagai berikut:
Hari Sesi Materi
Pertama
Sesi I
Kebijakan dan Regulasi Energi dan Perbankan1. Kebijakan dan Regulasi Konservasi Energi, disampaikan
oleh DJEBTKE-KESDM 2. Kebijakan dan Regulasi “Sustainable Finance”, disampaikan
oleh OJKSesi II Peluang dan Pasar Efisiensi Energi di ASEAN dan Indonesia
Sesi III Prinsip – Prinsip Konservasi dan Efisiensi Energi
Persiapan Pelaksanaan Proyek Efisiensi Energi
Sesi IV Pendekatan Dasar dalam Proyek Efisiensi Energi
Persiapan Pelaksanaan Proyek Efisiensi Energi
Kedua
Sesi I Anatomi Proposal Pembiayaan Efisiensi Energi
Sesi II Pengantar Pemodelan Keuangan Proyek Efisiensi Energi
Sesi III Evaluasi Hasil Pelatihan (Post – Test)
vi Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
Daftar Singkatan
ADB : Asia Development Bank AMDAL : Analisis Mengenai Dampak LingkunganASEAN : Association of Southeast Asian NationsASHRAE : American Society of Heating, Refrigeration, and Air-Conditioning
EngineersECM : Energy Conservation MeasuresEEM : Energy Efficiency MeasuresENCON : Energy Conservation Promotion FundESCO : Energy Services CompanyESPC : Energy Saving Performance ContractHNWI : High Net Worth IndividualsIEA : International Energy AgencyIFC : International Finance CorporationIGEA : Investment Grade Energy AuditISO : International Organization for StandardizationKESDM : Kementrian Energi dan Sumber Daya MineralMDB : Multilateral Development BankM & V Measurement and VerificationOECD : Organisation for Economic Co-operation and DevelopmentPACE : Property Assessed Clean Energy ProgramPDB : Produk Domestik BrutoPROPER : Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan
Lingkungan HidupSKKNI : Standar Kompetensi Kerja Nasional IndonesiaSNI : Standar Nasional IndonesiaUNIDO : United Nations Industrial Development OrganizationVSD : Variable Speed Drive
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri viiiv Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
Sebelum memfasilitasi pelatihan, beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan oleh seorang
fasilitator adalah :
1. Bacalah bahan pelatihan secara keseluruhan secara seksama.
2. Perhatikan tujuan dan metode setiap sesi serta bahan bacaan dan lembar latihan yang
digunakan.
3. Persiapkan bahan-bahan yang diperlukan pada setiap sesi.
4. Perhatikan latar belakang dan komposisi peserta pelatihan.
5. Sesuaikan metode pelatihan yang akan digunakan dengan kondisi peserta.
6. Jangan lupa untuk mengevaluasi pelatihan pada periode tertentu sesuai kebutuhan (per
sesi atau perhari).
Catatan bagi Peserta
Dalam mengikuti pelatihan, beberapa petunjuk teknis yang harus diperhatikan oleh peserta
pelatihan adalah:
1. Ikutilah petunjuk yang diberikan oleh fasilitator pada setiap sesinya.
2. Bacalah bahan bacaan sesuai dengan sesi yang diberikan oleh fasilitator.
3. Ikutilah setiap studi kasus, diskusi kelompok dan pengerjaan lembar latihan secara
bersungguh-sungguh.
4. Tanyakanlah hal-hal yang belum jelas terkait dengan materi, bahan bacaan, maupun
metode pelatihan yang dibawakan oleh fasilitator.
5. Berikan masukan terhadap materi, bahan bacaan maupun metode yang dibawakan pada
setiap sesi untuk perbaikan materi pelatihan ke depan.
Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri v
Jadwal Penyampaian Materi dalam Pelatihan
Secara keseluruhan, bahan dalam buku ini dapat dilatihkan secara optimal dalam 3 (tiga) hari
pelatihan efektif, dengan agenda pelatihan sebagai berikut:
Hari Sesi Materi
Pertama
Sesi I
Kebijakan dan Regulasi Energi dan Perbankan1. Kebijakan dan Regulasi Konservasi Energi, disampaikan
oleh DJEBTKE-KESDM2. Kebijakan dan Regulasi “Sustainable Finance”, disampaikan
oleh OJKSesi II Peluang dan Pasar Efisiensi Energi di ASEAN dan Indonesia
Sesi IIIPrinsip – Prinsip Konservasi dan Efisiensi Energi
Persiapan Pelaksanaan Proyek Efisiensi Energi
Sesi IVPendekatan Dasar dalam Proyek Efisiensi Energi
Persiapan Pelaksanaan Proyek Efisiensi Energi
Kedua
Sesi I Anatomi Proposal Pembiayaan Efisiensi Energi
Sesi II Pengantar Pemodelan Keuangan Proyek Efisiensi Energi
Sesi III Evaluasi Hasil Pelatihan (Post – Test)
vi Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
Daftar Singkatan
ADB : Asia Development Bank AMDAL : Analisis Mengenai Dampak LingkunganASEAN : Association of Southeast Asian NationsASHRAE : American Society of Heating, Refrigeration, and Air-Conditioning
EngineersECM : Energy Conservation MeasuresEEM : Energy Efficiency MeasuresENCON : Energy Conservation Promotion FundESCO : Energy Services CompanyESPC : Energy Saving Performance ContractHNWI : High Net Worth IndividualsIEA : International Energy AgencyIFC : International Finance CorporationIGEA : Investment Grade Energy AuditISO : International Organization for StandardizationKESDM : Kementrian Energi dan Sumber Daya MineralMDB : Multilateral Development BankM & V Measurement and VerificationOECD : Organisation for Economic Co-operation and DevelopmentPACE : Property Assessed Clean Energy ProgramPDB : Produk Domestik BrutoPROPER : Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan
Lingkungan HidupSKKNI : Standar Kompetensi Kerja Nasional IndonesiaSNI : Standar Nasional IndonesiaUNIDO : United Nations Industrial Development OrganizationVSD : Variable Speed Drive
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri viii iv Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
Sebelum memfasilitasi pelatihan, beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan oleh seorang
fasilitator adalah :
1. Bacalah bahan pelatihan secara keseluruhan secara seksama.
2. Perhatikan tujuan dan metode setiap sesi serta bahan bacaan dan lembar latihan yang
digunakan.
3. Persiapkan bahan-bahan yang diperlukan pada setiap sesi.
4. Perhatikan latar belakang dan komposisi peserta pelatihan.
5. Sesuaikan metode pelatihan yang akan digunakan dengan kondisi peserta.
6. Jangan lupa untuk mengevaluasi pelatihan pada periode tertentu sesuai kebutuhan (per
sesi atau perhari).
Catatan bagi Peserta
Dalam mengikuti pelatihan, beberapa petunjuk teknis yang harus diperhatikan oleh peserta
pelatihan adalah:
1. Ikutilah petunjuk yang diberikan oleh fasilitator pada setiap sesinya.
2. Bacalah bahan bacaan sesuai dengan sesi yang diberikan oleh fasilitator.
3. Ikutilah setiap studi kasus, diskusi kelompok dan pengerjaan lembar latihan secara
bersungguh-sungguh.
4. Tanyakanlah hal-hal yang belum jelas terkait dengan materi, bahan bacaan, maupun
metode pelatihan yang dibawakan oleh fasilitator.
5. Berikan masukan terhadap materi, bahan bacaan maupun metode yang dibawakan pada
setiap sesi untuk perbaikan materi pelatihan ke depan.
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri vii
Daftar Isi
Sambutan Direktur Jenderal EBTKE …………………………………. i Pengantar Penulis …………………………………………………… iii
Pengantar Pelatihan …………………………………………………… v
Daftar Singkatan …………………………………………………… viii
Daftar Isi Ringkasan Eksekutif
…………………………………………………....
ix
xi
Bab 1
Pengantar Bab 1 …………………………………………………………….. 1
Peluang dan Pasar Efisiensi Energi di ASEAN dan Indonesia ..................... 2
Bab 2
Pengantar Bab 2……………………………………………………………... 20
Prinsip – Prinsip Konservasi dan Efisiensi Energi ………………………… 21
Bab 3
Pengantar Bab 3……………………………………………………………... 39
Pendekatan Dasar dalam Proyek Efisiensi Energi ………………………… 40
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri ixiv Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
Sebelum memfasilitasi pelatihan, beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan oleh seorang
fasilitator adalah :
1. Bacalah bahan pelatihan secara keseluruhan secara seksama.
2. Perhatikan tujuan dan metode setiap sesi serta bahan bacaan dan lembar latihan yang
digunakan.
3. Persiapkan bahan-bahan yang diperlukan pada setiap sesi.
4. Perhatikan latar belakang dan komposisi peserta pelatihan.
5. Sesuaikan metode pelatihan yang akan digunakan dengan kondisi peserta.
6. Jangan lupa untuk mengevaluasi pelatihan pada periode tertentu sesuai kebutuhan (per
sesi atau perhari).
Catatan bagi Peserta
Dalam mengikuti pelatihan, beberapa petunjuk teknis yang harus diperhatikan oleh peserta
pelatihan adalah:
1. Ikutilah petunjuk yang diberikan oleh fasilitator pada setiap sesinya.
2. Bacalah bahan bacaan sesuai dengan sesi yang diberikan oleh fasilitator.
3. Ikutilah setiap studi kasus, diskusi kelompok dan pengerjaan lembar latihan secara
bersungguh-sungguh.
4. Tanyakanlah hal-hal yang belum jelas terkait dengan materi, bahan bacaan, maupun
metode pelatihan yang dibawakan oleh fasilitator.
5. Berikan masukan terhadap materi, bahan bacaan maupun metode yang dibawakan pada
setiap sesi untuk perbaikan materi pelatihan ke depan.
Ringkasan Eksekutif
Asia Tenggara telah menjadi pilar utama dari pertumbuhan ekonomi baru di Asia. Pesatnya pertumbuhan ekonomi menyebabkan terjadinya arus urbanisasi dan industrialisasi mendorong pertumbuhan yang tinggi dalam penggunaan energi di ASEAN. Kebutuhan listrik di Asia Tenggara meningkat sekitar lima kali lipat antara tahun 1990 dan 2011 menjadi 712 TWh dan total konsumsi energi rata-rata setiap tahun akan tumbuh pada tingkat 2,4%, meningkat dari 398 Mtoe pada 2011 menjadi lebih dari 700 Mtoe di 2035, menurut International Energy Agency (IEA). Namun, bauran energi primer di Asia Tenggara lebih dari tiga-perempat didominasi oleh bahan bakar fosil seperti minyak (25%), gas alam (44%) dan batubara (31%). Tapi selama beberapa dekade terakhir konsumsi bahan bakar fosil banyak bergeser ke arah batu bara dan gas alam untuk menggantikan konsumsi minyak di pembangkit listrik dan industri, dan biomassa tradisional di sektor rumah tangga.
Melihat potensi pertumbuhan konsumsi energi yang signifikan dan guna mengurangi dampak lingkungan akibat penggunaan bahan bakar fosil, beberapa negara ASEAN telah membuat strategi atau rencana tindakan dan perkiraan investasi untuk mengurangi intensitas energi melalui berbagai program efisiensi energi. Kebijakan yang telah direncanakan akan mendorong investasi yang signifikan di masa depan melalui penyebaran dan adopsi teknologi yang efisien. Indonesia, sebagai konsumen energi terbesar di ASEAN, memiliki lebih dari setengah dari total potensial investasi efisiensi energi.
Di Indonesia, pertumbuhan konsumsi energi didorong oleh sektor industri dan transportasi. Namun pertumbuhan konsumsi energi yang cepat tidak diikuti dengan upaya untuk meningkatkan efisiensi energi di sektor ini. Sebagai contoh, penggunaan energi di industri baja dan tekstil sangat tidak efisien jika dibandingkan dengan di India dan Jepang. Intensitas energi yang tinggi dari produk industri di Indonesia menunjukkan bahwa ada potensi besar untuk melaksanakan efisiensi energi guna mengurangi biaya produksi dan meningkatkan daya saing produk Indonesia. Namun, Indonesia masih kekurangan sumber daya manusia yang cakap dalam melaksanakan proyek efisiensi energi baik pada aspek teknik dan pembiayaan.
Sebelum pelaksanaan proyek efisiensi energi, audit energi diperlukan untuk mengevaluasi penggunaan energi dan mengidentifikasi peluang penghematan energi dan memberikan rekomendasi pada perbaikan efisiensi energi. Menurut standar internasional, ada tiga jenis tingkat audit yang dapat dikategorikan berdasarkan rincian inspeksi dan besarnya potensi penghematan energi: 1) Level 1: Audit pendahuluan, 2) Level 2: Survey energi dan Analisis, dan 3) level 3: Detil Analisis Modal Investasi / Investment Grade Energy Audit (IGEA). Investment Grade Energy Audit (IGEA) adalah proses perhitungan dan analisis konsumsi energi untuk mengidentifikasi kemungkinan potensi penghematan energi melalui pelaksanaan dan penerapan langkah-langkah efisiensi energi, dan teknologi. IGEA menginformasikan laporan rinci dan mendefinisikan langkah-langkah berbagai konservasi energi, penghematan biaya energi, investasi yang dibutuhkan, dan pengembalian pada investasi. IGEA adalah alat yang ampuh untuk menginformasikan kebutuhan investasi pada proyek efisiensi energi kepada lembaga keuangan atau calon investor karena tidak hanya menunjukkan kelayakan teknis tetapi juga kelayakan finansial proyek itu.
Menentukan siapa yang harus ditunjuk untuk melaksanakan proyek-proyek efisiensi energi sangat penting dan dapat dilakukan dengan dua pertimbangan: 1) kompleksitas proyek dan 2) jaminan atas investasi yang dibutuhkan. Standar dan kriteria dalam menentukan dua faktor ini dapat bervariasi dari perusahaan ke perusahaan. Untuk investasi kecil biasanya tingkat kompleksitas juga kecil, karena itu pelaksanaannya dapat dilakukan oleh staf internal. Semakin besar nilai investasi, maka kompleksitas proyek efisiensi energi akan lebih tinggi, sehingga dibutuhkan tenaga ahli khusus untuk mendapatkan hasil yang baik.
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri x iv Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
Sebelum memfasilitasi pelatihan, beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan oleh seorang
fasilitator adalah :
1. Bacalah bahan pelatihan secara keseluruhan secara seksama.
2. Perhatikan tujuan dan metode setiap sesi serta bahan bacaan dan lembar latihan yang
digunakan.
3. Persiapkan bahan-bahan yang diperlukan pada setiap sesi.
4. Perhatikan latar belakang dan komposisi peserta pelatihan.
5. Sesuaikan metode pelatihan yang akan digunakan dengan kondisi peserta.
6. Jangan lupa untuk mengevaluasi pelatihan pada periode tertentu sesuai kebutuhan (per
sesi atau perhari).
Catatan bagi Peserta
Dalam mengikuti pelatihan, beberapa petunjuk teknis yang harus diperhatikan oleh peserta
pelatihan adalah:
1. Ikutilah petunjuk yang diberikan oleh fasilitator pada setiap sesinya.
2. Bacalah bahan bacaan sesuai dengan sesi yang diberikan oleh fasilitator.
3. Ikutilah setiap studi kasus, diskusi kelompok dan pengerjaan lembar latihan secara
bersungguh-sungguh.
4. Tanyakanlah hal-hal yang belum jelas terkait dengan materi, bahan bacaan, maupun
metode pelatihan yang dibawakan oleh fasilitator.
5. Berikan masukan terhadap materi, bahan bacaan maupun metode yang dibawakan pada
setiap sesi untuk perbaikan materi pelatihan ke depan.
Sumber daya melaksanakan proyek efisiensi energi dapat diperoleh dari konsultan atau Energy Services Company (ESCO).
Dalam rangka untuk meningkatkan pembiayaan untuk investasi efisiensi energi, industri diwajibkan untuk membuat dan mengajukan proposal proyek. Proposal Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi adalah dokumen terstruktur yang disusun oleh debitur (industri / perusahaan) dan diverifikasi oleh kreditur (bank) untuk mengevaluasi kelayakan skema pembiayaan terhadap proyek efisiensi energi. Hal ini menjadi penentu bagi kreditur untuk memberikan pembiayaan. Dengan alasan ini, proyek harus didefinisikan secara jelas. Penjelasan harus melibatkan latar belakang, tujuan, dan dampak dari proyek untuk makro dan ekonomi mikro. Cara melakukan peningkatan efisien energi, keuntungan dari proyek, apa risiko yang mungkin timbul, dan bagaimana untuk meminimalkan risiko adalah penting utama. Masalah keuangan seperti biaya investasi, nilai proyek, potensi keuntungan, periode pengembalian investasi, dan proyeksi kinerja keuangan juga penting. Agunan yang diberikan oleh debitur adalah suatu keharusan dalam proposal pembiayaan. Oleh karena itu, debitur harus menyatakan mengapa proyek ini layak untuk dibiayai dan mengapa mereka memenuhi syarat untuk melaksanakan proyek. Selain itu, debitur harus memiliki kompetensi untuk membangun sebuah proposal yang baik seperti yang dipersyaratkan oleh kreditur dalam bentuk dan struktur dan harus mampu meyakinkan para kreditur.
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 1Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
2 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
BAB 1Peluang dan Pasar Efisiensi Energi di ASEAN dan Indonesia
1. Pendahuluan
Saat ini Asia Tenggara telah menjadi pilar utama pertumbuhan ekonomi baru di Asia,
bergabung dengan China dan India. Dengan jumlah populasi pada tahun 2011 yang hampir
mencapai 600 juta jiwa, Produk Domestik Bruto (PDB) gabungan dari sepuluh negara
anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara atau Association of Southeast Asian
Nations (ASEAN) ini telah tumbuh secara signifikan sejak tahun 2000. Sepuluh negara
tersebut adalah Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina,
Singapura, Thailand, Vietnam, China dan India. Tabel 1.1 menunjukkan pertumbuhan
ekonomi di beberapa negara di Asia Tenggara. Pesatnya pertumbuhan ekonomi menyebabkan
terjadinya arus urbanisasi dan industrialisasi.Hal tersebut mendorong tingginya pertumbuhan
penggunaan energi di ASEAN sejak krisis keuangan Asia terjadi di tahun 1997-1998. Saat ini
pusat gravitasi dari sistem energi global sedang bergeser ke wilayah Asia dan pertumbuhan
permintaan energi di ASEAN terus berlanjut bahkan pada saat krisis ekonomi global yang
terjadi baru-baru ini pada tahun 2008-2009. Hal ini dikarenakan fundamental keuangan dan
makroekonomi domestik yang kuat yang telah melindungi banyak negara maju di dunia dari
masalah yang dihadapi .
Table 1.1 Laju pertumbuhan PDB di beberapa negara ASEAN
1990 – 2011 2011 – 2020 2020 – 2035 2011 – 2035
Indonesia 4,7% 6,2% 4,2% 4,9%
Malaysia 5,8% 5,0% 3,4% 4,0%
Filipina 3,8% 5,6% 4,1% 4,6%
Thailand 4,2% 4,9% 3,8% 4,2%
ASEAN lainnya 6,7% 4,9% 4,4% 4,6%
ASEAN 5,0% 5,5% 4,1% 4,6%
Sumber: IEA, 2013 diolah dari data IMF, OECD dan World Bank
Kebutuhan listrik di Asia Tenggara meningkat sekitar lima kali lipat antara tahun 1990 dan
2011 menjadi sebesar 712 TWh. Seperti di sebagian besar wilayah dunia, bauran energi
primer di Asia Tenggara lebih dari tiga perempat didominasi oleh bahan bakar fosil berupa
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 3Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
4 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
Permintaan energi di Asia Tenggara dikuasai oleh sektor industri, transportasi dan rumah
tangga pada tahun 2011. Sektor industri telah menunjukkan pertumbuhan yang cepat dalam
konsumsi energi sejalan dengan meningkatnya kegiatan manufaktur yang padat energi.
Menurut International Energy Agency (IEA), total konsumsi energi rata-rata setiap tahun
akan tumbuh pada tingkat 2,4%, naik dari 398 Mtoe pada tahun 2011 menjadi lebih dari 700
Mtoe pada tahun 2035 (lihat Gambar 1.2). Permintaan energi sektor industri rata-rata
tumbuh lebih dari 2,7% per tahun dari 2011 – 2035. Hal ini didorong oleh pergeseran
pertumbuhan tipe industri dari kegiatan padat karya menjadi industri padat energi.
Diperkirakan pertumbuhan permintaan energi di sektor industri akan melambat seiring waktu
dikarenakan akan adanya langkah-langkah penerapan efisiensi energi bagi pengguna energi
yang intensif. Permintaan energi sektor transportasi hampir tumbuh dua kali lipat lebih antara
tahun 2011 hingga 2035, atau tumbuh sebesar 2,7% per tahun. Sedangkan permintaan energi
di sektor rumah tangga meningkat 1,8% per tahun.
Gambar 1.2: Proyeksi pertumbuhan konsumsi energi di ASEAN (Sumber: IEA, 2013)
2. Program Efisiensi Energi di ASEAN dan Potensi Investasinya
Melihat potensi pertumbuhan konsumsi energi yang sangat signifikan, beberapa negara di
ASEAN telah membuat strategi atau rencana aksi dan perkiraan investasi untuk menurunkan
intensitas energi melalui berbagai program efisiensi energi (lihat Tabel 1.2). Kebijakan yang
telah dicanangkan tersebut akan mendorong investasi yang signifikan di masa depan melalui
penyebaran dan adopsi teknologi yang efisien dalam mengkonsumsi energi. Kebijakan
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 5Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
6 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
memenuhi setidaknya 8% hingga 25% dari proyeksi peningkatan konsumsi energi primer di
masa mendatang. Dinamika ini memperkuat relevansi efisiensi energi sebagai solusi paling
murah untuk memenuhi permintaan energi yang tumbuh di Asia Tenggara.
Tabel 1.3 Proyeksi investasi efisiensi energi dan konsumsi energi primer di Asia Tenggara
tahun 2030
Investasi Efisiensi Energi dari Seluruh
Investasi di Sektor Energi (%)
Proyeksi Konsumsi Energi Primer
melalui Efisiensi Energi (%)
Vietnam 1% 8%
Malaysia 1% 21%
Indonesia 4% 25%
Thailand 4% 22%
Sumber: ADB, 2013
Gambar 1.3: Potensi investasi efisiensi energi di sektor industri dan komersial di ASEAN
(Sumber: ReEx Capital Asia, 2010)
Potensi investasi efisiensi energi di sektor industri dan komersial memegang bagian terbesar
dibandingkan di sektor lain. Pada tahun 2010 menurut ReEx Capital Asia, potensi investasi
efisiensi energi sektor industri di Indonesia sebesar 808 juta $, sebagai yangtertinggi di Asia
Tenggara. Sedangkan potensi investasi efisiensi energi sektor komersial di Malaysia terbesar
di Asia Tenggara, yaitu sebesar 907 juta $ (lihat Gambar 1.3). Peluang ini akan terus
meningkat seiring dengan pertumbuhan perekonomian di kawasan Asia Tenggara.
521 530
294
417
808
369
582
907
499
706
578479
0
200
400
600
800
1000
Singapura Malaysia Filipina Thailand Indonesia Vietnam
Juta
$
Industri Komersial
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 7Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
8 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
Company (ESCO Fund).
3.1 Energy Efficiency Revolving Fund (EERF)
EERF diluncurkan pada tahun 2003 untuk merangsang investasi dalam proyek-proyek
industri skala besar dengan meningkatkan ketersediaan pembiayaan utang untuk proyek
efisiensi energi dan energi terbarukan, serta meminimalkan biaya pinjaman untuk
pengembang proyek. EERF awalnya didanai sebesar 2 miliar THB (sekitar 50 juta $) dari
ENCON Fund dan dikelola oleh Departemen Pengembangan Energi Alternatif dan Efisiensi
Energi (DEDE), Kementerian Energi Thailand. Selama tahap uji coba program, baik Global
Environment Facility (GEF) dan pemerintah Denmark memberikan bantuan teknis dalam
desain program. Pendanaan pada awalnya tersedia untuk fasilitas yang padat energi seperti
industri besar, namun seiring waktu diperluas untuk pendanaan proyek efisiensi energi pada
bangunan komersial, fasilitas industri, dan ESCOs.
EERF awalnya menyediakan kredit lunak dengan bunga sebesar 0% pada bank-bank lokal
yang berpartisipasi dengan dana sebesar 2,5 juta $ hingga 10 juta $ untuk membiayai
proyek-proyek efisiensi energi. Seiring dengan pertumbuhan volume pembiayaan, bank mulai
ikut membiayai sendiri proyek-proyek efisiensi energi, kemudian tingkat bunga pinjaman
EERF naik menjadi 0,5% untuk menutupi biaya administrasi. Bank lokal diwajibkan untuk
membayar pokok dan bunga ke EERF dalam waktu 10 tahun. Skema EERF dapat dilihat di
Gambar 1.4.
Bank lokal mampu memberikan pinjaman berbunga rendah yang meliputi hingga 100% dari
biaya proyek, tetapi terbatas pada 50 juta THB (sekitar 1,4 juta $) per proyek. Pinjaman yang
diberikan kepada pengembang proyek efisiensi energi dan ESCOs pada tingkat bunga tetap
antara 0% dan 4% (lebih rendah dibandingkan dengan tingkat bunga di pasar sebesar 9%),
sampai dengan masa pinjaman selama tujuh tahun. Pinjaman yang telah dilunasi kemudian
digunakan untuk membiayai proyek-proyek energi efisiensi yang baru. Seperti inilah desain
dari dana bergulir bekerja. Proyek-proyek yang memerlukan dana kurang dari 50 juta THB
dapat mengakses pinjaman hingga 100% dari EERF. Sedangkan proyek-proyek yang
membutuhkan lebih dari 50 juta THB dapat menggunakan dana pinjaman tambahan dari bank
lokal.
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 9Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
10 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
Gambar 1.5: Pembiayaan proyek efisiensi energi dibawah skema EERF
(Sumber: Frankfurt School – UNEP, 2012)
Total ada 13 bank berpartisipasi dalam program ini dan berhasil membiayai 294 proyek. Total
investasi adalah 15.959 juta THB (521,5 juta $), yang terdiri dari 7.232 juta THB (236.34 juta
$) dari EERF dan 8.727 juta THB (285.2 juta $) dalam pembiayaan utang dari bank lokal.
Gambar 1.5 menunjukkan perkembangan pinjaman proyek efisiensi energi di Thailand.
Pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 0.98 juta ton CO2-eq dan total penghematan dari
hasil implementasi efisiensi energi diperkirakan sebesar 5,394 juta THB/tahun (169 juta
$/tahun). Kontribusi bank dalam pembiayaan proyek efisiensi energi terus menerus
meningkat sepanjang waktu.
3.2 Energy Service Company (ESCO) Fund
ESCO Fund dimulai pada tahun 2008 dengan anggaran awal sebesar 500 juta THB (15.7 juta
$) dan ditargetkan pada perusahaan ESCO kecil dan menengah. Dana ini disponsori oleh
DEDE dan dikelola oleh dua organisasi nirlaba yang ditunjuk oleh pemerintah, Yayasan
Konservasi Energi Thailand (Energy Conservation Foundation of Thailand/ECFT) dan
Yayasan Energi untuk Lingkungan (Energy for Environment Foundation/E for E). Dengan
anggaran tetap dari pemerintah, kedua pengelola dana tersebut memiliki kemampuan untuk
melakukan investasi bersama di proyek efisiensi energi atau energi terbarukan dan/atau
ESCO, dan juga dapat memberikan bantuan dalam mengamankan dana dari co-investor lain.
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 11Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
12 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
untuk investasi baru, dan dimaksudkan untuk mendorong pertumbuhan di sektor ESCO (lihat
Gambar 1.7).
Gambar 1.7: Aliran dana ESCO Venture Capital dan sistem perjanjian kontrak
(Sumber: Frankfurt School – UNEP, 2012)
3.2.3 Fasilitas Penjaminan Kredit
Fasilitas penjaminan kredit mencontoh bentuk BUMN penjamin kredit UKM milik
kementrian Keuangan Thailand atau Small Business Credit Guarantee Corporation (SBCG)
yang diawasi dan dijalankan oleh Departemen Keuangan. SBCG memberikan jaminan kredit
parsial untuk bank-bank komersial untuk pinjaman untuk usaha kecil yang memenuhi syarat
untuk pembiayaan utang. SBCG akan bekerja sama dengan lembaga keuangan dan /atau
lembaga penjaminan kredit untuk membantu pengembang proyek atau ESCOs dalam
mengakses pinjaman jangka panjang dari bank dengan memberikan jaminan kredit yang
besarnya tergantung pada risiko proyek. Gambar 1.8 menjelaskan aliran mekanisme fasilitas
jaminan kredit.
Gambar 1.8: Aliran dana fasilitas penjamin kredit dan sistem perjanjian kontrak
(Sumber: Frankfurt School – UNEP, 2012)
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 13Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
14 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
Tabel 1.4 Konsumsi energi di Indonesia, tidak termasuk penggunaan biomasa
(dalam juta SBM)
Sektor 2000 2005 2010 2012
Industri 193 219 253 305
Rumah Tangga 88 89 81 92
Komersial 19 25 32 34
Transportasi 139 178 256 311
Sektor Lain 29 29 29 26
Penggunaan non-energi 40 54 84 110
Total 509 595 794 878
Sumber: Pusdatin, ESDM, 2013
Namun pertumbuhan konsumsi energi yang pesat ternyata tidak diikuti oleh upaya
peningkatan efisiensi energi di berbagai sektor. Peluang penghematan energi baik pada sektor
industri maupun sektor bangunan dan komersial di Indonesia cukup besar, yaitu rata-rata
sebesar 10-30%. Pemerintah Indonesia pada tahun 2025 memiliki target untuk melakukan
penghematan energi di sektor industri sebesar 17%, sedangkan di sektor transportasi sebesar
20%. Tabel 1.5 menunjukkan target penghematan energi di berbagai sektor pada tahun 2025.
Tabel 1.5 Target penghematan energi tahun 2025
SektorPotensi
Penghematan Energi
Target Penghematan
Energi di 2025
% dari Total
Konsumsi Energi
Industri 10 – 30% 17% 41%
Komersial 10 – 30% 15% 5%
Transportasi 15 – 35% 20% 5%
Rumah Tangga 15 – 30% 15% 37%
Sektor lain
(Konstruksi, Pertanian
dan Pertambangan)
15 – 30% 0% 4%
Sumber: Draft RIKEN
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 15Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
16 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
Industri Negara Konsumsi Energi Unit
Industri Baja
Besi dan Baja
Indonesia 650 KWh/ton
India 600 KWh/ton
Jepang 350 KWh/ton
Baja Teknologi Arc
Furnace
Indonesia 464 KWh/ton
Jepang 300 KWh/ton
Baja teknologi
Reheating Furnace
Indonesia 550 KWh/ton
Jepang 264 KWh/ton
Industri Semen
SemenIndonesia 800 Kcal/Kg clinker
Jepang 773 Kcal/Kg clinker
Industri Gelas dan Keramik
KeramikIndonesia 16,6 GJ/Ton
Jepang 12,9 GJ/Ton
GelasIndonesia 12 MJ/Ton
Jepang 10 MJ/Ton
Tekstil
SpinningIndonesia 9,59 GJ/Ton
India 3,2 GJ/Ton
WeavingIndonesia 33 GJ/Ton
India 31 GJ/Ton
Sumber: ESDM, 2013
Secara umum intensitas energi/unit produk yang dihasilkan di industri Indonesia masih
terhitung boros. Sektor industri baja dan tekstil sangat tidak efisien pemakaian energinya jika
dibandingkan dengan energi yang sama di India dan Jepang. Namun, beberapa industri di
Indonesia yang berafiliasi dengan perusahaan internasional memiliki kepedulian yang tinggi
terhadap intensitas konsumsi energi/unit produk yang dihasilkan. Hal ini dapat dilihat di
Tabel 1.6, sektor industri seperti semen, keramik dan gelas banyak dikuasai oleh perusahaan
multinasional. Sehingga kebijakan global terhadap penurunan intensitas energi yang diatur
oleh perusahaan induk juga diterapkan di Indonesia.
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 17Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
18 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
Gambar 1.11: Potensi investasi efisiensi energi di berbagai sektor Industri di Indonesia
(Sumber: ReExCapital Asia, 2010)
Gambar 1.12: Investasi efisiensi energi dari hasil program audit energi tahun 2009 – 2012
(Sumber: ESDM, 2013)
579 Obyek
559 Obyek 20 Obyek Industri Pembangkit Energi
Sektor Industri 350
Rp. 619,354,468,151,00
Rp. 982,349,468,152.35
Sektor Bangunan218 Obyek
Rp 141.851.938.606,00
Sektor Industri 341 Obyek
Rp. 477.502.529.545,00
Biaya Investasi < 1 M192 Obyek
Rp. 44.965.175.326,00
1 M ≤ Biaya Investasi ≤ 10 M24 Obyek
Rp. 71.755.123.280,00
Biaya Investasi > 10 M2 Obyek
Rp. 25.131.640.000,00
Biaya Investasi < 1 M265 Obyek
Rp. 66.495.819.615,00
1 M ≤ Biaya Investasi ≤ 10 M64 Obyek
Rp. 182.717.047.275,00
Biaya Investasi > 10 M12 Obyek
Rp. 228.289.662.655,00
Rp 362,995,000,000
PK 554 Obyek EPS 5 ObyekEINCOPS 20 Obyek
Sektor Bangunan 204Sektor Industri 6Sektor Bangunan 14
Sektor Industri 5
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 19Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
20 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
Pengantar Bab 2Prinsip – Prinsip Konservasi dan Efisiensi Energi
Tujuan 1. Memahami proses konversi energi dan sistem energi
2. Mengenal langkah-langkah konservasi energi dan konservasi
energi di Industri
3. Mengetahui cara identifikasi potensi penghematan energi baik
melalui manajemen energi, audit energi dan benchmarking
4. Pengenalan metode Measurement and Verification (M&V) untuk
memastikan pencapaian penghematan energi dari suatu proyek
efisiensi energi
Waktu 90 menit
Metode 1. Ceramah oleh narasumber/fasilitator
2. Tanya jawab forum
Alat dan Bahan Alat Tulis, Proyektor, Pointer, Kertas Plano dan Laptop
Tahapan Fasilitasi Pelatihan :
1. Pengantar
Fasilitator menjelaskan secara umum tujuan, alur dan alokasi waktu pada sesi ini.
Kemudian fasilitator mempersilahkan partisipan untuk bertanya dan memberi masukan
jika diperlukan. (waktu : 5 menit)
2. Ceramah Narasumber/Fasilitator
Sesi diikuti dengan paparan narasumber tentang prinsip-prinsip konservasi dan efisiensi
energi di sektor industri, termasuk menjelaskan tahapan identifikasi potensi penghematan
energi melalui berbagai tingkatan audit energi dan pengukuran dan verifikasi penghematan
energi. (waktu : 55 menit)
3. Tanya Jawab Forum
Sesi dilanjutkan dengan tanya jawab dan diskusi forum antara peserta pelatihan dengan
narasumber/fasilitator terkait dengan paparan yang disampaikan sebelumnya. (waktu : 30
menit)
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 21Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
22 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
Gambar 2.1: Proses konversi energi dan rugi-rugi yang terjadi
Dalam sistem energi, sebuah sistem yang sederhana dapat diklasifikasikan ke dalam tiga level,
yakni: 1) produksi dan konversi energi dari sebuah sumber energi (primary energy) menjadi
bentuk energi yang bisa dipakai (secondary energy); 2) distribusi dan penyimpanan energi,
dan; 3) pengkonsumsian energi. Namun, dalam setiap perubahan bentuk energi selalu terjadi
kehilangan sebagian energi yang dikenal dengan rugi-rugi energi (loses), dengan kata lain
tidak akan bisa energi dikonversi dengan efisiensi 100%. Gambar 2.1 menunjukkan proses
konversi energi dan rugi-rugi yang terjadi selama proses konversi.
Untuk mengetahui rugi-rugi yang terjadi selama proses konversi energi, maka perlu
dilakukan pengukuran efisiensi energi pada peralatan atau media pengkonversi energi.
Efisiensi energi adalah nilai maksimal dari perbandingan antara keluaran (output) dan
masukan energi (input) pada proses pemanfaatan energi. Rugi-rugi yang terjadi dapat
dikurangi dengan upaya konservasi energi. Konservasi energi berupa upaya sistematis,
terencana, dan terpadu guna melestarikan sumber daya energi serta meningkatkan efisiensi
pemanfaatannya.
2. Langkah – Langkah Konservasi Energi
Upaya untuk melakukan konservasi energi terdiri dari tiga tahap, masing-masing tahap
mempunyai konsekuensi biaya yang berbeda-beda. Tahap pertama berupa pencegahan untuk
menghilangkan buangan energi. Hal ini dapat berupa perubahan kebiasaan untuk mematikan
lampu atau AC pada ruangan yang tidak digunakan, upaya tersebut hampir tidak
menggunakan biaya. Tahap kedua berupa upaya untuk mengurangi rugi-rugi energi, berupa
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 23Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
24 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
maka perlu dilakukan upaya yang disebut sebagai Energy Conservation Measures (ECM),
yakni sebuah kegiatan atau aplikasi/modifikasi teknologi yang bertujuan untuk melakukan
penghematan energi, dan pada akhirnya untuk mengurangi biaya operasional. Identifikasi
ECM dapat dilakukan melalui sebuah audit energi yang dilakukan oleh pihak internal melalui
manager energi, auditor bersertifikasi atau perusahaan Energy Service Company (ESCO)
yang ditunjuk oleh industri untuk melakukan audit energi.
3.1 Boiler
Boiler adalah bejana tertutup untuk memproduksi uap bertekanan dari air (lihat Gambar 2.2).
Proses perubahan air menjadi uap terjadi dengan memanaskan air yang berada didalam
pipa-pipa dengan memanfaatkan panas dari hasil pembakaran bahan bakar. Pembakaran
dilakukan secara kontinyu di dalam ruang bakar dengan mengalirkan bahan bakar dan udara
dari luar. Bahan bakar yang digunakan mendidihkan air dalam boiler dapat berupa batubara,
minyak diesel, gas dan listrik. Uap tersebut digunakan untuk pemanas dan penggerak
peralatan yang lainnya, sehingga menjadikan boiler sebagai jantung penggerak kegiatan pada
sebagian besar industri.
Gambar 2.2: Boiler untuk menghasilkan uap bertekanan di industri
Pada boiler, sumber utama rugi-rugi energi berasal dari kehilangan panas dari ketel uap yang
melalui cerobong buang, blowdown dan radiasi. Menurut penelitian dari Carbon Trust (2011),
Secara umum rugi-rugi tersebut adalah rugi-rugi energi ke cerobong (~18%), rugi-rugi energi
konveksi (~2%), rugi-rugi energi radiasi (~2%), dan rugi-rugi energi blowdown (~3%).
Gambar 2.3 mengilustrasikan berbagai rugi-rugi energi yang terjadi di boiler.
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 25Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
26 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
menjadi energi mekanik. Motor listrik berfungsi untuk menggerakkan utilitas di industri
seperti pompa, kompresor, AC, ban berjalan, roll mills dan lain-lain. Dari seluruh beban
konsumsi listrik di industri, diperkirakan motor listrik mengkonsumsi sekitar 70% dari beban
listrik total. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar 20% penghematan energi dari
sistem penggerak motor listrik yang berkaitan dengan motor. Sisanya, sekitar 80% terkait
dengan pendekatan pada seluruh bagian sistem termasuk faktor beban dan proses yang
bersangkutan.
Gambar 2.5: Motor listrik untuk menggerakkan berbagai utilitas di industri
Potensi penghematan listrik di motor dapat dilakukan dengan menggunakan penggerak
variabel kecepatan/Variable Speed Drive (VSD) baik pada penggunaan variasi torque maupun
untuk beban torque yang konstan. VSD secara empiris dapat menghemat hingga 20% pada
motor yang dipasang. Pada beban yang bervariasi, VSD kadangkala dapat menurunkan
pemakaian energi listrik pada pompa sentrifugal dan fan sebesar 50% atau lebih.
3.3 Kompresor
Kompresor udara adalah merupakan sistem transmisi daya yang menyediakan udara
bertekanan dan mendistribusikannya ke pengguna melalui pipa, dikontrol dan disesuaikan
dengan menggunakan beberapa katup kendali (lihat Gambar 2.6). Tekanan udara atau gas
dinaikkan dari level rendah menjadi lebih tinggi atau sedikit di atas tekanan yang dibutuhkan
oleh pengguna/konsumen. Keluaran yang dipasok dapat berupa tenaga mekanik yang
disesuaiakan dengan kebutuhan di sisi beban. Kompresor digunakan pada sistem yang
memerlukan tekanan lebih dari 20 psi.
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 27Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
28 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
Gambar 2.7: Potensi upaya penghematan energi di kompresor
3.4 Chiller
Chiller adalah mesin refrigerasi yang berfungsi untuk mendinginkan air pada sebuah sistem
tata udara (lihat Gambar 2.8). Air kemudian dialirkan ke AHU (Air Handling Unit) untuk
diambil dinginnya dan udara dingin yang dihasilkan dihembuskan ke ruangan. Chiller hampir
digunakan di semua industri dan bangunan. Potensi penghematan energi di Chiller salah
satunya melalui teknologi heat recovery (lihat Gambar 2.9). Sebuah refrigerant-to-water
heat exchanger dapat dipasang di pipa udara panas untuk memulihkan panas guna keperluan
pemanasan alternatif seperti pre-heating air suplai untuk boiler atau keperluan pemanas
lainnya. Hal ini menurut penelitian dari Carbon Trust (2011) dapat memberikan penghematan
energi sebesar 5% hingga 10%.
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 29Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
30 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
Tabel 2.3 Potensi penggunaan teknologi dalam meningkatkan efisiensi energi di utilitas
No ActionAverage Saving % of Energy
Consumption
BOILERS
1. Boiler Tune Up 2 - 3%
2. Reduce Operating Pressure 1 - 5%
3. Install Preheater 4 - 7%
4. Install Economizer 4 - 7%
5. Recover Heat from Condensate 3 - 15%
6. Minimize Radiation Heat Loss 1%
7. Select Optimum Steam Pressure 1%
8. Control Heat Using Instrument 1%
9. Clean Heating Surface 1%
WASTE HEAT GENERATOR
1. Waste Heat Recovery 5 - 25%
2. Fuel Additive 1 - 3%
3. Fuel Preheating 1%
ELECTRICAL POWER SYSTEMS
1. Raise Power Factor 5 – 6%
2. Electrical Balance Loads 1 – 5%
3. Lower Excess Transformer Capacity 3 – 3.5%
AIR CONDITIONING SYSTEM
1. Install VAV Controls 12.6%
2. Install Heat Exchanger for Incoming Air 12%
3. Install High Efficiency Chillers 9.6%
4. Maintain Clean AHU Filters, Cooling Coils 7.2%
5. Minimize Outdoor Air Intake 6%
6. Optimize Multiple Chiller Operation 4.9%
7. Raise A/C Condenser Temperature 4.1%
8. Replace Over-Sized Electrical Motor 3.8%
9. Raise Set Point to 25.5 C 3.6%
10. Relocate Office to Lower Cooling Load 3%
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 31Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
32 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
4.1 Sistem Manajemen Energi
Melalui PP No. 70 Tahun 2009 tentang Konservasi Energi, pemerintah telah mewajibkan bagi
industri yang menkonsumsi energi lebih besar atau sama dengan 6.000 setara ton barel
minyak (SBM) per tahun wajib melakukan konservasi energi melalui manajemen energi.
Manajemen energi sebagaimana dimaksud dilakukan dengan: 1) menunjuk manajer energi, 2)
menyusun program konservasi energi, 3) melaksanakan audit energi secara berkala, 4)
melaksanakan rekomendasi hasil audit energi, dan 5) melaporkan pelaksanaan konservasi
energi setiap tahun kepada Menteri, gubernur, bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya
masing-masing.
Di dalam dunia internasional telah disusun sebuah standar internasional oleh International
Organization for Standardization (ISO) dalam mempraktekkan sebuah sistem manajemen
energi. ISO 50001 tentang Standar Sistem Manajemen Energi menyediakan kerangka
berbasis pasar dan praktik terbaik untuk mengintegrasikan efisiensi energi ke dalam budaya
korporat industri dan praktik manajemen sehari-hari. Manajemen energi tidak hanya
digunakan sebagai alat untuk identifikasi potensi penghematan energi, namun juga lebih dari
itu diterapkan sebagai sebuah budaya dalam perusahaan yang melibatkan, didukung dan
diterapkan secara menyeluruh mulai dari pimpinan puncak perusahaan hingga staff teknis
pelaksana di lapangan.
Gambar 2.10: Standar sistem manajemen energi ISO 50001
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 33Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
3. ASHRAELevel 3: Detailed Analysis of Capital Intensive Modifications/
Investment Grade Energy Audit (IGEA)
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 35Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
36 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
dihasilkan dibuat sangat detail.
2. Analisa Finansial
Analisa dari biaya modal dan penghematan biaya yang diharapkan termasuk
biaya implementasi dari kontraktor dan vendor, biaya kontingensi, biaya
manajemen proyek dan konstruksi, biaya komisioning, pajak, biaya pelatihan
awal dan biaya tahunan (M&V, O&M).
3. Analisa Resiko
Analisa resiko mempertimbangkan resiko desain dan konstruksi, resiko kinerja,
finansial, ekonomi dan regulasi, resiko pasar, resiko lingkungan, resiko hukum,
dan force majeure.
Tabel 2.4 Bentuk pelaporan dari kegiatan audit energi di berbagai level
Level 1 Level 2 Level 3 (IGEA)
• Executive Summary
• Keterangan singkat
tentang obyek/fasilitas
target audit
• Ruang lingkup
audit/metodologi
• Preliminary analysis
berupa benchmark
analysis
• List no-cost dan low-cost
implementasi dari EEM
• Potensi penghematan yang
dapat dipertimbangkan ke
depan
• Semua item yang ada pada audit
Level 1
• Analisa yang lebih komprehensif
terhadap penggunaan energi
• Deskripsi semua jenis peralatan
pengkonsumsi energi dan deskripsi
sistem energi
• Analisa ekonomi dari EEM
• Deskripsi EEM yang
direkomendasikan/tidak layak secara
ekonomi
• Perhitungan biaya pemasangan,
penghematan energi, dan
penghematan O&M
• Capital intensive yang membutuhkan
audit level 3.
• Analisa perhitungan energi yang rinci
• Measurement and Verification
(M&V)
• Semua item pada audit
level 2
• Detail informasi pada
langkah-langkah yang
capital intensive,
termasuk skema, jenis
peralatan, spesifikasi,
dan biaya
• Evaluasi ekonomi atas
implementasi EEM
yang sangat rinci.
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 37Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
38 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
dilakukan selama audit.
Setelah implementasi proyek:
Step 3: Commisioning sistem untuk memastikan bahwa peralatan yang dipasang bekerja
sesuai dengan dengan spesifikasi sebelum penerimaan proyek.
Step 4: Verifikasi pasca-pemasangan memastikan bahwa peralatan/sistem terus beroperasi
dengan benar dan memiliki potensi untuk menghasilkan penghematan sesuai dengan
yang diprediksi.
Step 5: Verifikasi reguler terhadap performa peralatan selama periode yang disepakati. Untuk
memastikan bahwa peralatan yang dipasang telah dipelihara dengan baik, terus
beroperasi dengan benar, dan terus memiliki potensi untuk menghasilkan prediksi
penghematan. Data yang dikumpulkan juga dapat digunakan untuk menentukan
penghematan yang sebenarnya dicapai.
Prokol M&V ini harus disertakan dalam proposal pembiayaan proyek efisiensi energi guna
menjadi bahan periksa dan persetujuan oleh pemilik perusahaan atau investor, dan atau
lembaga pembiayaan seperti bank dan asuransi. Bagi pemilik perusahaan atau investor,
dengan mengetahui dan menyetujui M&V sangat berguna untuk memastikan bahwa investasi
yang telah ditanamkan akan berjalan dengan baik. Bagi lembaga pembiayaan, dengan
mengetahui dan menyetujui M&V sangat berguna untuk memastikan bahwa pinjaman yang
diberikan untuk membiayai proyek tersebut akan dapat kembali sesuai dengan tenor yang
disetujui.
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 39Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
atas jasa yang telah diberikan. Sebagai penyedia jasa konsultasi teknis, ESCO dapat
melakukan audit energi, menentukan potensi konservasi energi, mengadakan kajian
kelayakan sebuah proyek efisiensi energi, mengerjakan proyek efisiensi energi dan
melakukan komisioning atas hasil pekerjaan tersebut. Sebagai investor, ESCO dapat
bertindak sebagai penyandang dana baik sebagai investor, co-investor atau melalui saham.
Kemudian sebagai penjamin performa efisiensi energi, ESCO dapat menjamin resiko dan
melakukan perawatan atas peralatan yang diinvestasikan tersebut.
1. Energy Performance Contracting (EPC)
Ada berbagai bentuk kontrak kerja yang dapat dilakukan antara pemilik proyek atau
pengusaha dalam skema Energy Performance Contracting (EPC). EPC adalah suatu bentuk
“pembiayaan kreatif” untuk meningkatkan kapasitas modal yang dapat digunakan untuk
membiayai proyek efisiensi energi dan memperoleh penghematan atas biaya energi. Dengan
mekanisme seperti EPC, pihak eksternal seperti ESCO dapat mengimplementasikan sebuah
proyek efisiensi energi dan memperoleh pendapatan dari penghematan biaya energi yang
dihasilkan. Pendapatan tersebut dapat digunakan untuk membayar biaya proyek, termasuk
mengembalikan biaya investasi. Pada dasarnya ESCO tidak akan menerima pembayaran
kecuali jika proyek yang telah dikerjakan memberikan penghematan energi seperti yang
diharapkan. Gambar 3.1 mengilustrasikan konsep dari EPC.
Pendekatan EPC didasarkan pada metode transfer risiko teknis dari klien pemilik proyek ke
ESCO berdasarkan jaminan kinerja yang diberikan oleh ESCO. Dalam EPC pendapatan
ESCO diperoleh pada kinerja penghematan energi yang dihasilkan. EPC merupakan salah
satu skema untuk memperbaiki konsumsi energi di berbagai peralatan di industri. Biasanya
industri memiliki keterbatasan terkait penghematan energi baik dari aspek teknis, tenaga kerja
atau manajemen waktu, modal, pemahaman risiko, atau teknologi informasi.
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 41Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
42 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
Gambar 3.3: Struktur pembiayaan proyek efisiensi energi dalam skema EPC guaranteed
savings
Skema guaranteed savings kemungkinan hanya akan bekerja dengan baik di negara-negara
maju yang memiliki persyaratan sebagai berikut: 1) memiliki struktur perbankan yang mapan,
2) mengenal dengan baik skema pembiayaan proyek, dan 3) memiliki keahlian teknis yang
memadai. Biasanya sektor perbankan tersebut juga telah memahami dan memiliki
pengalaman yang cukup dalam proyek efisiensi energi.
Skema shared savings berarti baik investasi dari proyek efisiensi energi maupun
penghematan energi disediakan dan dijamin oleh ESCO. Sedangkann hasil penghematan
energi akan dibagi dalam proporsi yang telah disepakati antara ESCO dan pemilik proyek
atau pengusaha tersebut (lihat Gambar 3.4 dan 3.5). Setelah periode dari kontrak berakhir,
pengusaha akan memiliki proyek tersebut sepenuhnya.
Konsep shared savings merupakan model pengantar yang baik bagi pasar yang sedang
berkembang karena pemilik proyek menganggap tidak ada resiko keuangan yang harus
mereka tanggung. Dari sudut pandang ESCO skema ini memiliki nilai tambah dari layanan
pembiayaan mereka. Namun model ini cenderung untuk menciptakan hambatan bagi
perusahaan ESCO kecil karena keterbatasan permodalan mereka, sehingga hanya mampu
menangani satu jenis proyek saja. Oleh karena itu, konsep ini dapat membatasi pertumbuhan
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 43Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
42 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
Gambar 3.3: Struktur pembiayaan proyek efisiensi energi dalam skema EPC guaranteed
savings
Skema guaranteed savings kemungkinan hanya akan bekerja dengan baik di negara-negara
maju yang memiliki persyaratan sebagai berikut: 1) memiliki struktur perbankan yang mapan,
2) mengenal dengan baik skema pembiayaan proyek, dan 3) memiliki keahlian teknis yang
memadai. Biasanya sektor perbankan tersebut juga telah memahami dan memiliki
pengalaman yang cukup dalam proyek efisiensi energi.
Skema shared savings berarti baik investasi dari proyek efisiensi energi maupun
penghematan energi disediakan dan dijamin oleh ESCO. Sedangkann hasil penghematan
energi akan dibagi dalam proporsi yang telah disepakati antara ESCO dan pemilik proyek
atau pengusaha tersebut (lihat Gambar 3.4 dan 3.5). Setelah periode dari kontrak berakhir,
pengusaha akan memiliki proyek tersebut sepenuhnya.
Konsep shared savings merupakan model pengantar yang baik bagi pasar yang sedang
berkembang karena pemilik proyek menganggap tidak ada resiko keuangan yang harus
mereka tanggung. Dari sudut pandang ESCO skema ini memiliki nilai tambah dari layanan
pembiayaan mereka. Namun model ini cenderung untuk menciptakan hambatan bagi
perusahaan ESCO kecil karena keterbatasan permodalan mereka, sehingga hanya mampu
menangani satu jenis proyek saja. Oleh karena itu, konsep ini dapat membatasi pertumbuhan Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 43
pasar dan persaingan antar ESCOs dan juga antar lembaga pembiayaan dalam jangka panjang.
Secara umum, perbedaan antara skema guaranteed savings dan shared savings dapat dilihat
di Tabel 3.1.
Gambar 3.4: Cash flow dari shared savings
Gambar 3.5: Struktur pembiayaan proyek efisiensi energi dalam skema EPC shared savings
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
44 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
44 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
Tabel 3.1 Perbandingan antara guaranteed savings dan shared savings
Guaranteed Savings Shared Savings
Performa kinerja tergantung pada tingkat konsumsi energi yang berhasil dihemat
Performa kinerja tergantung pada biaya energi yang berhasil dihemat
Tingkat penghematan energi dijamin untuk memenuhi kewajiban utang atas modal investasi
Jumlah pembayaran kepada ESCO terkait dengan harga energi; bertaruh pada harga energi dapat berisiko.
ESCO menanggung risiko atas kinerjapenghematan energi. Pemilik proyek atau pengusaha menanggung risiko kredit pada bank
ESCO menanggung resiko kinerja atas penghematan energi dan sekaligus resiko kredit pada bank.
Pemilik proyek atau pengusaha harus layak kredit pada penilaian bank
ESCO dapat menjadi perantara dalam mengakses kredit bagi pemilik proyek atau pengusaha yang tidak memiliki akses ke sumber pembiayaan.
ESCO dapat melakukan lebih banyak proyek tanpa khawatir akan modal kerja mereka.
Hanya ESCO besar berkembang dengan baik. ESCO kecil tidak dapat mengerjakan lebih dari satu proyek karena kendala modal kerja
Semua jenis proyek efisiensi energi dapat dikerjakan oleh ESCO, tanpa khawatir terhadap periode pengembalian investasi.
Hanya proyek-proyek efisiensi energi dengan periode pengembalian investasi pendek saja yang akan dikerjakan oleh ESCO.
Total penghematan energi yang diperoleh akan lebih besar, hal ini karena investasi yang ditanamkan juga besar.
Penghematan energi yang diperoleh kecil, karena proyek efisiensi energi yang dikerjakan skalanya kecil.
2. Bentuk Kontrak Kerja Alternatif dalam Proyek Efisiensi Energi
Ada banyak jenis kontrak kerja alternative dalam proyek efisiensi energi selain model EPC
yang dapat digunakan. Diantaranya adalah kontrak 'chauffage', kontrak
Build-Own-Operate-Transfer (BOOT) dan kontrak sewa (leasing contract).
2.1 Kontrak 'Chauffage'
Kontrak kerja jenis ini sangat familiar digunakan di Eropa, di mana ESCO mengambil
alih tanggung jawab penuh atas serangkaian jasa untuk menyediakan energi sesuai
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 45Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
46 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
Gambar 3.6: Hubungan antar pihak dalam sebuah kontrak BOOT.
(Sumber: Dreessen, 2003)
2.3 Kontrak sewa (leasing contract)
Leasing bisa menjadi alternatif menarik karena pembayaran sistem sewa cenderung lebih
rendah dari pembayaran utang/kredit dan biasanya digunakan untuk peralatan industri
yang cenderung mahal harganya. Peminjam melakukan pembayaran pokok dan bunga
yang frekuensi pembayarannya tergantung pada kontrak kepada lembaga pembiayaan.
Sedangkan ESCO mengajukan penawaran dan mengatur perjanjian sewa-beli peralatan
dengan lembaga pembiayaan. Ada dua jenis utama dari sistem penyewaan ini: 1) Modal
dan 2) Operasional. Sewa modal berupa pembelian peralatan yang dapat diangsur dan
penyewa memiliki peralatan tersebut. Sedangkan dalam sewa operasional, pemilik aset
adalah ESCO yang memiliki peralatan dan pada dasarnya hanya menyewakan kepada
pengusaha dengan memberikan tagihan tetap bulanan.
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 47Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
tentang Energi menyebutkan bahwa konservasi energi nasional menjadi tanggung jawab
pemerintah pusat, pemerintah daerah, pengusaha dan masyarakat. Selanjutnya melalui
Peraturan Menteri ESDM No. 14 Tahun 2012 tentang Manajemen Energi mewajibkan
sektor industri dan komersial yang mengkonsumsi energi lebih dari 6,000 SBM per tahun
untuk menerapkan manajemen energi, membentuk tim manajemen energi, dan
melaksanaan upaya penghematan energi.
Kebijakan dan peraturan tersebut juga diikuti oleh mekanisme pemberian insentif bagi
para pelaku industri, yakni berupa audit energi dalam pola kemitraan yang dibiayai oleh
pemerintah dan/ atau direkomendasikan mendapat prioritas pasokan energi. Pemerintah
juga memberikan disinsentif bagi para pelaku industri yang memenuhi ketentuan dalam
Permen ESDM No. 14 Tahun 2012, yakni berupa berupa peringatan tertulis,
pengumuman di media massa, denda dan atau pengurangan pasokan energi, tergantung
dari upaya konservasi energi yang tidak dilakukan melalui manajemen energi.
Selain itu, sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/15/PBI/2012 tentang
Penilaian Kualitas Aset Bank Umum, salah satu komponen dalam faktor penilaian
prospek usaha adalah upaya yang dilakukan debitur berskala besar dan/atau berisiko
tinggi dalam rangka menjaga kelestarian lingkungan hidup, yang dibuktikan dengan
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Hal ini sejalan dengan Penjelasan
Pasal 8 UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU
No. 10 Tahun 1998, UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup, dan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Ijin
Lingkungan. Hasil AMDAL diperlukan oleh Bank untuk memastikan bahwa proyek yang
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 49Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
50 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
jual dari produk yang dihasilkan. Untuk mengurangi kenaikan harga produk dan pada
akhirnya untuk memenangkan kompetisi di pasar, maka banyak industri
mempertimbangkan berbagai upaya efisiensi energi di proses produksinya.
c) Kompetisi atau lingkungan bisnis
Pelaksanaan efisiensi energi tidak hanya dikarenakan untuk mencapai harga produk yang
kompetitif untuk memenangkan kompetisi pasar, akan tetapi biasanya juga terkait dengan
lingkungan bisnis yang dijalankan. Banyak perusahaan saat ini menerapkan
prinsip-prinsip hijau dalam proses produksi, termasuk di dalamnya adalah menggunakan
energi dengan efisien dari sumber-sumber yang ramah lingkungan. Penerapan dari
prinsip-prinsip hijau merupakan bagian dari kultur baru di dunia industri.
Di beberapa pasar internasional, telah menerapkan standar-standar tertentu yang harus
dipenuhi oleh suatu produk terkait dengan lingkungan, diantaranya adalah ISO 14000
(Environmental Management System) dan ISO 50000 (Energy Management System).
Persyaratan dari pasar mendorong sektor industri untuk memenuhi standar-standar
lingkungan tersebut agar produknya dapat dipasarkan secara internasional.
d) Akses terhadap teknologi
Dorongan untuk melakukan investasi efisiensi energi terkadang tidak dilakukan
dikarenakan minimnya informasi tentang teknologi hemat energi yang diterima oleh
sektor industri. Terlebih lagi, memperkenalkan teknologi baru bukanlah hal yang mudah
diterima jika tidak terbukti keefektifannya dalam menghemat energi dan menghasilkan
keuntungan bagi perusahaan. Hal ini terjadi karena mayoritas teknologi di industri yang
hemat energi berasal dari luar negeri, sehingga memerlukan waktu dan upaya untuk
memperkenalkannya di Indonesia. Kurangnya akses baik informasi maupun ketersediaan
teknologi hemat energi menyebabkan rendahnya motivasi untuk melakukan upaya
penghematan energi di sektor industri.
e) Akses terhadap modal atau pendanaan
Beberapa investasi teknologi hemat energi di sektor industri membutuhkan biaya yang
besar, sehingga dibutuhkan akses pendanaan dari pihak ketiga, yakni lembaga keuangan
seperti bank atau asuransi. Namun, saat ini pinjaman dana untuk proyek efisiensi energi
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 51Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
52 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
Pada tahap paling awal adalah Audit Energi. Tahap ini berupa identifikasi peralatan yang
boros energi dan langkah-langkah apa saja yang bisa dilakukan untuk menghemat energi.
Perhitungan kebutuhan investasi juga perlu dilakukan dalam tahap ini. Hasil dari proses audit
energi kemudian dibawa untuk dikaji lebih lanjut ke dalam Aspek Teknis. Pada tahap aspek
teknis, ditinjau secara mendalam kompleksitas dari pelaksanaan proyek tersebut berikut
resiko yang akan ditanggung baik resiko teknis maupun resiko finansial. Setelah semua
resiko dipahami dengan baik, lalu ditentukan cara pengerjaan, waktu dan pelaksana dari
proyek efisiensi energi tersebut.
Hasil kajian aspek teknis kemudian dibawa ke manajemen perusahaan untuk ditentukan skala
prioritas dari berbagai peluang penghematan energi yang berhasil diidentifikasi beserta
perkiraan pembiayaan dan resikonya. Pada akhirnya, Keputusan Manajemen yang
menentukan perhitungan dan analisa biaya manfaat atas usulan proyek efisiensi energi yang
diajukan berdasarkan hasil audit energi. Apabila proyek ini dianggap layak berdasarkan
kajian biaya manfaat, maka akan ditentukan proyek mana yang akan dilaksanakan sesuai
dengan alokasi sumberdaya baik sumberdaya manusia maupun sumber pendanaan.
Pelaksanaan proyek efisiensi energi dihasilkan dari keputusan pihak manajemen.
Gambar 3.3: Perbandingan tingkat kompleksitas dan jaminan dalam proyek efisiensi energi
Penentuan siapa yang harus ditunjuk untuk melaksanakan proyek efisiensi energi dapat
dilakukan dengan melihan dua faktor: 1) kompleksitas proyek dan 2) jaminan investasi yang
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 53Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
52 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
Pada tahap paling awal adalah Audit Energi. Tahap ini berupa identifikasi peralatan yang
boros energi dan langkah-langkah apa saja yang bisa dilakukan untuk menghemat energi.
Perhitungan kebutuhan investasi juga perlu dilakukan dalam tahap ini. Hasil dari proses audit
energi kemudian dibawa untuk dikaji lebih lanjut ke dalam Aspek Teknis. Pada tahap aspek
teknis, ditinjau secara mendalam kompleksitas dari pelaksanaan proyek tersebut berikut
resiko yang akan ditanggung baik resiko teknis maupun resiko finansial. Setelah semua
resiko dipahami dengan baik, lalu ditentukan cara pengerjaan, waktu dan pelaksana dari
proyek efisiensi energi tersebut.
Hasil kajian aspek teknis kemudian dibawa ke manajemen perusahaan untuk ditentukan skala
prioritas dari berbagai peluang penghematan energi yang berhasil diidentifikasi beserta
perkiraan pembiayaan dan resikonya. Pada akhirnya, Keputusan Manajemen yang
menentukan perhitungan dan analisa biaya manfaat atas usulan proyek efisiensi energi yang
diajukan berdasarkan hasil audit energi. Apabila proyek ini dianggap layak berdasarkan
kajian biaya manfaat, maka akan ditentukan proyek mana yang akan dilaksanakan sesuai
dengan alokasi sumberdaya baik sumberdaya manusia maupun sumber pendanaan.
Pelaksanaan proyek efisiensi energi dihasilkan dari keputusan pihak manajemen.
Gambar 3.3: Perbandingan tingkat kompleksitas dan jaminan dalam proyek efisiensi energi
Penentuan siapa yang harus ditunjuk untuk melaksanakan proyek efisiensi energi dapat
dilakukan dengan melihan dua faktor: 1) kompleksitas proyek dan 2) jaminan investasi yang Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 53
dibutuhkan. Standar dan kriteria dalam menentukan dua faktor ini bisa bervariasi dari
perusahaan ke perusahaan. Gambar 3.3 menunjukkan perbandingan tingkat kompleksitas
proyek dan garansi yang dibutuhkan untuk mencapai keberhasilan dalam proyek efisiensi
energi. Untuk investasi kecil biasanya tingkat kompleksitasnya juga kecil, oleh karena itu
pelaksanaannya cukup dilakukan oleh staff internal. Contoh dari investasi kecil misalnya
adalah penggantian lampu dari compact fluorescent lamp (CFL) ke lampu yang lebih hemat
energi, yakni lampu light-emitting diode (LED). Semakin besar nilai investasinya, maka
kompleksitas dari proyek efisiensi energi akan semakin tinggi, sehingga dibutuhkan keahlian
sumberdaya pelaksana yang lebih baik agar investasi yang digulirkan mendapatkan hasil
yang baik. Sumberdaya pelaksana proyek efisiensi energi bisa diperoleh dari konsultan atau
ESCO.
3. Prosedur Pelaksanaan Proyek Efisiensi Energi oleh ESCO (Energy Services
Company)
Jika berdasarkan audit energi yang dilakukan oleh pihak internal menemukan bahwa terdapat
potensi penghematan energi yang memerlukan investasi yang besar dan pelaksanaan proyek
yang kompleks, maka perlu untuk mengundang pihak eksternal yang berkompeten
menangani hal tersebut, yakni ESCO. Gambar 3.4 memperlihatkan proses yang dilakukan
dalam implementasi proyek efisiensi energi dengan menggunakan jasa ESCO.
Kontrak pekerjaan yang dilakukan antara perusahaan pemilik proyek dengan ESCO biasanya
berisi perkiraan IRR dari proyek tersebut yang disetujui oleh kedua belah pihak dan jaminan
yang diberikan oleh ESCO selama proses pelaksanaan proyek hingga di fase perawatan.
Dalam kontrak juga ditentukan bahwa pemilik proyek dapat menolak melakukan pembayaran
kepada ESCO jika dalam pengerjaan proyek tidak sesuai dengan perjanjian.
Tahap kedua, ESCO akan melakukan Investment Grade Energy Audit (IGEA) untuk
merekomendasikan proyek efisiensi energi mana saja yang diprooritaskan, beserta kajian
kelayakan dari proyek secara teknis, finansial, komersial dan hukum. Selain itu, IGEA juga
menentukan metode measurement and verification baik selama proyek berlangsung maupun
selama pengoperasian dan perawatan (operation and maintenance). Pelaksanaan IGEA
biasanya berlangsung selama 1 hingga 3 bulan.
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
54 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
54 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
Gambar 3.4: Tahapan implementasi proyek efisiensi energi dengan menggunakan jasa ESCO
Tahap ketiga adalah penawaran dan pengadaan barang dan peralatan untuk pelaksanaan
proyek. Dalam tahapan ini ESCO akan menjadi penyelenggara proses tersebut dan
melakukan seleksi atas berbagai proposal penawaran yang masuk. ESCO juga akan
melakukan negoisasi selama proses pengadaan barang dan peralatan. Setelah vendor yang
diinginkan terpilih, maka ESCO akan membuat kontrak atas pengadaan barang dan peralatan
proyek efisiensi energi.
Di tahap keempat berupa pelaksanaan proyek efisiensi energi terdiri yang dari manajemen
konstruksi dan instalasi, serta integrasi dengan sistem. Setelah proses konstruksi, instalasi dan
integrasi selesai, maka dilanjutkan dengan komisioning. Total waktu yang dibutuhkan selama
implementasi proyek adalah 3 hingga 24 bulan, tergantung pada kompleksitas dari proyek
tersebut. Dari tahap kedua hingga keempat, pemilik proyek harus membayar kepada ESCO
berupa biaya konsultasi (consulting fee).
Tahap kelima merupakan post-commisioning, di tahap ini ESCO bertugas untuk memastikan
bahwa penghematan energi yang dihasilkan dari proyek tersebut sesuai atau bahkan lebih
besar dari desain teknis awal. Sehingga apabila terdapat kelebihan penghematan energi, maka
ESCO akan mendapatkan bagi hasil sebesar kelebihan dari penghematan energi yang
dijanjikan. Sedangkan apabila penghematan energi di bawah performa yang diharapkan,
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 55Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
56 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
bersifat jangka panjang, oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi atas biaya manfaat
yang dihasilkan selama periode kontrak tersebut dibandingkan dengan jaminan
penghematan yang dijanjikan oleh ESCO.
6. Proses pengadaan barang dan peralatan yang kompetitif dan transparan
Mengundang sebanyak mungkin vendor dalam proses pengadaan barang dan
peralatan akan menghasilkan penawaran harga dan pilihan barang yang terbaik.
Proses yang transparan juga untuk memastikan bahwa barang yang dibeli melalui
proses pengadaan adalah sesuai dengan kebutuhan proyek. Hal ini pada akhirnya
akan menjaga kualitas proyek sesuai dengan desain yang telah ditentukan
sebelumnya.
7. Sistem Measurement and Verification yang berkualitas
Sebagaimana dijelaskan dalam Bab 2, M&V bertujuan untuk memastikan bahwa
implementasi energi efisiensi telah memenuhi kriteria penghematan energi yang
diharapkan, dan juga untuk memastikan bahwa investasi yang telah ditanamkan
dalam proyek efisiensi energi berjalan sesuai harapan atau dapat meminimalisir
kerugian dalam investasi
8. Proses komisioning yang baku sesuai prosedur
Sistem komisioning dirancang untuk memastikan bahwa peralatan yang dipasang
bekerja sesuai dengan dengan spesifikasi sebelum serah terima proyek.
9. Manajemen kontrak yang baik
Manajemen kontrak yang teratur dengan rapi menentukan kelancaran proses
implementasi proyek efisiensi energi.
10. Pilihan investasi yang tepat
Dari berbagai rekomendasi yang muncul dari hasil IGEA, perlu dipilih dan dipilah
jenis investasi apa yang perlu ditindaklanjuti. Tentu dengan mempertimbangkan laju
pengembalian investasi.
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 57Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
58 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
Bab 5
Anatomi Proposal Pembiayaan Efisiensi Energi
1. Pendahuluan
Permintaan energi terus meningkat pada beberapa dekade terakhir seiring dengan
pertumbuhan ekonomi yang telah mendorong industrialisasi. Pertumbuhan sektor industri
kemudian mendorong peningkatan konsumsi energi untuk menggerakkan kegiatan industri
yang sebagian besar menggunakan mesin. -. Kontributor peningkatan permintaan energi yang
lain adalah urbanisasi yang menyebabkan permintaan energi untuk rumah tangga dan
pertumbuhan transportasi menjadi meningkat. Di sisi lain, terdapat isu penting mengenai
ketersediaan energi, yaituminyak, gas, dan batu bara sebagai sumber energi primer telah
mengalami banyak penyusutan. Selain itu, isu terkait lingkungan seperti meningkatnya emisi
𝐶𝐶𝐶𝐶2 dan efek rumah kaca yang diakibatkan oleh penggunaan energi yang berlebihan.
Kesadaran terhadap ketahanan energi dan isu lingkungan telah mendorong pemerintah
negara-negara di dunia untuk menempatkan manajemen energi sebagai prioritas utama.
Berbagai peraturan dan kebijakan telah dikeluarkan untuk menekan konsumsi energi,
khususnya untuk industri sebagai konsumen energi terbesar. Kebijakan insentif-disinsentif
telah mendorong industri untuk mengganti teknologi yang lebih hemat energi. Akan tetapi
pembiayaan masih menjadi hambatan yang utama.
Dalam menghimpun dana untuk investasi pada efisiensi energi, industri/perusahaan
diharuskan untuk menyusun proposal pembiayaan. Proposal Pembiayaan Efisiensi Energi
merupakan dokumen terstruktur yang disusun oleh pihak debitur dan diverifikasi oleh pihak
kreditur untuk menguji kelayakan finansial suatu skema
pembiayaan proyek efisiensi energi. Proposal ini menjadi
penentu bagi kreditur untuk mempertimbangkan pemberian
fasilitas pembiayaan. Oleh sebab itu, proyek harus dapat
dijabarkan dan dijelaskan dengan baik. Penjelasan harus
meliputi latar belakang, tujuan, dan pengaruh proyek terhadap
makro dan mikroekonomi. Bagaimana cara untuk menghemat
energi, manfaat dari proyek, risiko-risiko yang kemungkinan
dapat timbul, dan bagaimana meminimalisir risiko-risiko
PROPOSAL PEMBIAYAAN EFISIENSI ENERGI (EE) merupakan dokumen terstruktur yang disusun oleh pihak debitur dan diverifikasi oleh pihak kreditur untuk menguji kelayakan finansial suatu skema pembiayaan proyek efisiensi energi. MEMORANDUM ANALISIS PEMBIAYAAN (MAP) merupakan rekomendasi pembiayaan sebagai hasil analisis pembiayaan terhadap proposal Pembiayaan EE, disusun oleh analis kredit, dan diajukan kepada divisi pembiayaan dalam suatu bank.
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 59Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
58 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
Bab 5
Anatomi Proposal Pembiayaan Efisiensi Energi
1. Pendahuluan
Permintaan energi terus meningkat pada beberapa dekade terakhir seiring dengan
pertumbuhan ekonomi yang telah mendorong industrialisasi. Pertumbuhan sektor industri
kemudian mendorong peningkatan konsumsi energi untuk menggerakkan kegiatan industri
yang sebagian besar menggunakan mesin. -. Kontributor peningkatan permintaan energi yang
lain adalah urbanisasi yang menyebabkan permintaan energi untuk rumah tangga dan
pertumbuhan transportasi menjadi meningkat. Di sisi lain, terdapat isu penting mengenai
ketersediaan energi, yaituminyak, gas, dan batu bara sebagai sumber energi primer telah
mengalami banyak penyusutan. Selain itu, isu terkait lingkungan seperti meningkatnya emisi
𝐶𝐶𝐶𝐶2 dan efek rumah kaca yang diakibatkan oleh penggunaan energi yang berlebihan.
Kesadaran terhadap ketahanan energi dan isu lingkungan telah mendorong pemerintah
negara-negara di dunia untuk menempatkan manajemen energi sebagai prioritas utama.
Berbagai peraturan dan kebijakan telah dikeluarkan untuk menekan konsumsi energi,
khususnya untuk industri sebagai konsumen energi terbesar. Kebijakan insentif-disinsentif
telah mendorong industri untuk mengganti teknologi yang lebih hemat energi. Akan tetapi
pembiayaan masih menjadi hambatan yang utama.
Dalam menghimpun dana untuk investasi pada efisiensi energi, industri/perusahaan
diharuskan untuk menyusun proposal pembiayaan. Proposal Pembiayaan Efisiensi Energi
merupakan dokumen terstruktur yang disusun oleh pihak debitur dan diverifikasi oleh pihak
kreditur untuk menguji kelayakan finansial suatu skema
pembiayaan proyek efisiensi energi. Proposal ini menjadi
penentu bagi kreditur untuk mempertimbangkan pemberian
fasilitas pembiayaan. Oleh sebab itu, proyek harus dapat
dijabarkan dan dijelaskan dengan baik. Penjelasan harus
meliputi latar belakang, tujuan, dan pengaruh proyek terhadap
makro dan mikroekonomi. Bagaimana cara untuk menghemat
energi, manfaat dari proyek, risiko-risiko yang kemungkinan
dapat timbul, dan bagaimana meminimalisir risiko-risiko
PROPOSAL PEMBIAYAAN EFISIENSI ENERGI (EE) merupakan dokumen terstruktur yang disusun oleh pihak debitur dan diverifikasi oleh pihak kreditur untuk menguji kelayakan finansial suatu skema pembiayaan proyek efisiensi energi. MEMORANDUM ANALISIS PEMBIAYAAN (MAP) merupakan rekomendasi pembiayaan sebagai hasil analisis pembiayaan terhadap proposal Pembiayaan EE, disusun oleh analis kredit, dan diajukan kepada divisi pembiayaan dalam suatu bank.
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 59
tersebut, menjadi faktor penting dalam isi proposal. Isu terkait keuangan seperti biaya
investasi, nilai proyek, potensi keuntungan, payback period, dan proyeksi kinerja keuangan
juga merupakan hal-hal yang sangat penting dalam proposal. Agunan pembiayaan juga harus
dijelaskan dalam proposal. Selain itu, debitur harus dapat menjelaskan mengapa proyek
efisiensi energi yang akan dijalankan layak untuk mendapatkan pembiayaan. Oleh karena itu,
debitur harus memiliki kompetensi yang memadai dalam menyusun proposal sesuai yang
dipersyaratkan oleh kreditur.
Kreditur harus memiliki kompetensi yang memadai dalam memverifikasi isi proposal yang
diajukan oleh debitur, menganalisis, dan membandingkan prospek kinerja proyek terhadap
proyek lain dalam industri sejenis sehingga kreditur yakin bahwa mereka membiayai proyek
yang prospektif. Hasil analisis kreditur terhadap proposal Pembiayaan Efisiensi Energi
tertuang dalam analisis pembiayaan. Analisis ini bertujuan untuk mengevaluasi kemampuan
debitur dalam memenuhi kewajiban kepada kreditur. Analisis tersebut akan dituangkan ke
dalam Memorandum Analisis Pembiayaan (MAP) yang akan menghasilkan rekomendasi
pembiayaan untuk debitur. MAP merupakan suatu jenis proposal. Berbeda dari proposal
Pembiayaan Efisiensi Energi yang diajukan oleh debitur, MAP diajukan oleh analis kredit
kepada divisi pembiayaan dalam suatu bank.
2. Esensi Proposal
Proposal Pembiayaan efisiensi energi berisi penjelasan rinci tentang bagaimana debitur akan
menjalankan rencana proyek efisiensi energi. Penjelasan tersebut terkait dengan proyek apa
yang akan dijalankan, dimana proyek tersebut akan dijalankan, dan bagaimana
menyelesaikan proyek tersebut. Sedangkan MAP berisi analisis terhadap proposal
Pembiayaan efisiensi energi dan rekomendasi pembiayaan. Walaupun kedua proposal
tersebut dapat berbeda dalam bentuk penyajian, secara umum keduanya memiliki Esensi
sebagai berikut:
1. Ringkasan Eksekutif
Ringkasan Eksekutif adalah dokumen ringkas di awal proposal yang menyoroti hal-hal
terpenting dalam isi proposal. Di dalam proposal Pembiayaan efisiensi energi, Ringkasan
Eksekutif berisi indentitas perusahaan, posisi keuangan perusahaan, kapasitas keuangan
dan sumber dana pelunasan hutang, agunan, dan tinjauan industri dan bisnis. Selain hal-
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
60 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
60 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
hal tersebut, dalam MAP disebutkan peringkat kredit internal, kebijakan kreditur, dan
rekomendasi pembiayaan.
2. Tujuan Proyek
Proposal harus menjelaskan tujuan proyek efisiensi energi, beserta pengaruhnya terhadap
makro dan mikroekonomi terkait usaha efisiensi energi. Proposal harus menjelaskan hal-
hal sebagai berikut:
a. Tujuan dari proyek efisiensi energi.
b. Usaha yang dilakukan perusahaan dalam mengurangi konsumsi energi.
c. Hal-hal yang diharapkan setelah proyek dijalankan.
d. Bagaimana proyek ditujukan untuk pembangunan nasional dalam bentuk program-
program spesifik dan bagaimana proyek dapat berkaitan dengan strategi dan
kebijakan pemerintah.
e. Bagaimana proyek berkontribusi pada peningkatan peradaban.
f. Apakah terdapat program dan aktivitas lain yang melengkapi proyek efisiensi energi
dan pihak lain yang terlibat dalam proyek tersebut.
g. Bentuk bantuan apa yang disediakan oleh pemerintah terkait proyek efisiensi energi.
3. Manfaat Proyek
Proposal harus menjelaskan siapa dan bagaimana pemangku kepentingan dapat
memperoleh manfaat dari proyek efisiensi energi.
a. Bagaimana kinerja dan produktivitas perusahaan dapat meningkat setelah
pelaksanaan proyek efisiensi energi.
b. Bagaimana kreditur dapat memperoleh manfaat dari proyek efisiensi energi tersebut.
c. Bagaimana pemerintah dapat memperoleh manfaat dari proyek efisiensi energi
tersebut.
d. Bagaimana masyarakat dapat memperoleh manfaat dari proyek efisiensi energi
tersebut.
e. Bagaimana pemangku kepentingan dapat berperan dalam perencanaan, implementasi,
dan evaluasi proyek.
Poin 2 dan 3 tergabung dalam Latar Belakang Proposal.
4. Identitas Perusahaan
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 61Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
62 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
pemasaran, dan perencanaan penjualan.
e. Tinjauan Produksi yang meliputi kapasitas dan relisasi produksi, proses produksi,
bahan baku produksi, perencanaan produksi, dan AMDAL.
Dalam MAP, analis kredit menggunakan istilah Analisis Kualitatif dalam mengevaluasi
bisnis perusahaan.
7. Laporan Keuangan Historis.
Proposal harus menjabarkan laporan keuangan historis yang meliputi Neraca dan
Laporan Laba/ Rugi minimal dua tahun berturut-turut. Deskripsi laporan keuangan
historis bertujuan untuk mengevaluasi pertumbuhan dan seberapa bagus kondisi
keuangan perusahaan. Penggunaan rasio keuangan seperti rentabilitas, likuiditas,
solvabilitas, dan aktivitas akan lebih merepresentasikan kinerja keuangan perusahaan.
8. Laporan Keuangan Pro Forma
Proposal harus menjabarkan proyeksi kinerja keuangan perusahaan yang disebut sebagai
Laporan Keuangan Pro Forma. Proyeksi Neraca dan Laporan Laba/ Rugi untuk lima
tahun mendatang akan memberi informasi mengenai prospek kinerja perusahaan setelah
investasi efisiensi energi.
a. Bagaimana investasi efisiensi energi dapat mendorong percepatan pertumbuhan
perusahaan dengan memberi sinyal peningkatan penjualan, laba bersih, return on
equity (ROE), atau return on investment (ROI).
b. Bagaimana investasi efisiensi energi dapat meningkatkan likuiditas dan mengurangi
leverage.
c. Bagaimana investasi efisiensi energi dapat meningkatkan aktivitas perusahaan
dengan sinyal peningkatan kebutuhan modal kerja.
9. Konfigurasi Energi Efisiensi
Proposal harus menjabarkan konfigurasi efisiensi energi, misalnya: penggantian mesin
dengan mesin yang lebih hemat energi, penambahan mesin, atau pengembangan sumber
energi alternatif. Selain itu, proposal juga harus menjelaskan tentang potensi
penghematan yang dapat diperoleh dari investasi efisiensi energi.
10. Estimasi Biaya dan Sumber Dana
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 63Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
keterlambatan, dan agunan. Selain hal-hal tersebut, dalam bagian ini terdapat rincian
syarat dan ketentuan seperti prasyarat penandatanganan, prasyarat pencairan, positive
covenant, negative covenant, hukum yang berlaku, dan prasyarat lainnya
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 65Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
66 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
lingkungan bisnis, dan tinjauan operasi yang meliputi produksi dan pemasaran.
E. KINERJA KEUANGAN
Bagian ini dapat menjadi bagian yang paling kompleks. Bagian ini merupakan gabungan
dari Esensi Proposal Poin 7 hingga 12. Perusahaan harus menjelaskan Kinerja Keuangan
Historis, menyusun Laporan Keuangan Pro Forma, menjabarkan Konfigurasi Proyek
efisiensi energi, menghitung Estimasi Biaya Investasi dan memaparkan Sumber Dana
Perusahaan, menaksir Risiko Proyek dan merancang Mitigasi, dan menyusun
Penganggaran Modal. Bagian ini sangat penting di mana angka-angka yang dihasilkan
dari perhitungan akan memperlihatkan seberapa prospektif proyek efisiensi energi dan
akan menetukan apakan proyek layak untuk dibiayai.
F. AGUNAN
Bagian ini mengacu pada Esensi Proposal Poin 13 di mana prusahaan harus menjabarkan
agunan beserta spesifikasinya (ukuran dan nilai pasar) yang disediakan untuk menjamin
kewajiban terhadap kreditur. Agunan dapat berupa properti atau aset lain.
G. Jadwal Proyek
Bagian ini mengacu pada Esensi Proposal Poin 14 di mana perusahaan harus
menjabarkan jadwal proyek dari fase permulaan hingga fase pengakhiran dalam
kerangka waktu yang spesifik.
Setelah proposal Pembiayaan efisiensi energi diajukan oleh perusahaan/ debitur kepada bank/
kreditur, analis kredit membuat analisis dan merekomendasikan pembiayaan melalui MAP
kepada divisi pembiayaan dalam suatu bank. Sebagaimana proposal Pembiayaan efisiensi
energi, MAP juga mengacu pada Esensi Proposal.
Anatomi dari MAP meliputi:
A. RINGKASAN EKSEKUTIF
Mengacu pada Esensi Proposal Poin 1, bagian ini menyoroti identitas perusahaan, posisi
keuangan perusahaan, kapasitas keuangan dan sumber dana pelunasan hutang, agunan,
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 67Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
68 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
perusahaan, pengalaman dan kualifikasi manajemen, tinjauan lingkungan bisnis, dan
tinjauan operasi yang meliputi produksi dan pemasaran.
② Kuantitatif Analisis
Bagian ini mengacu pada Esensi Proposal Poin 7
hingga 12. Kredit analis membuat analisis
mengenai kinerja keuangan perusahaan/ debitur
yang meliputi analisis Kinerja Keuangan Historis,
Laporan Keuangan Pro Forma, Konfigurasi
Priyek Efisiensi Energi, Estimasi Biaya Investasi
dan Sumber Dana, Risiko Proyek dan Mitigasi,
serta Penganggaran Modal.It refers to the Point 7
up to 12 of Proposal Essentials. Melalui analisis
ini, kredit analis dapat menyimpulkan seberapa
layak proyek untuk dibiayai.
F. ANALISIS AGUNAN
Bagian ini mengacu pada Esensi Proposal Poin 13 di
mana analis kredit mengevaluasi agunan yang
disediakan oleh debitur, apakah agunan tersebut sesuai
untuk menjamin kewajiban kepada kreditur.
G. RISIKO PEMBIAYAAN DAN MITIGASI
Bagian ini mengacu pada Esensi Proposal Poin 15. Berbeda dari analisis Risiko Proyek
dan Mitigasi, pada bagian ini kredit analis menjabarkan risiko pembiayaan, misalnya
risiko penyalahgunaan pembiayaan dan risiko gagal bayar oleh debitur.
H. ANALISIS USULAN KREDIT
Bagian ini mengacu pada Esensi Proposal Poin 16 di mana analis kredit menyatakan
rekomendasi pembiayaan beserta syarat dan ketentuan terkait dengan kontrak
pembiayaan.
Selain analisis di dalam MAP, terdapat beberapa
KRITERIA PEMILIHAN yang menjadi dasar
pertimbangan bagi analis kredit untuk menyetujui
proposal pembiayaan. Hal ini berhubungan dengan
sponsor proyek, yaitu individual atau entitas yang
memulai, memiliki, dan mengembangkan proyek
tersebut dan memiliki kekuatan dalam
pengambilan keputusan terhadap peminjaman
dan distribusi kekayaan. Kriteria tersebut seperti:
a. Rekam jejak dalam menjalankan bisnis dan
proyek.
b. Apakah pemilik proyek mempunyai
kapabilitas dalam mengembangkan dan
mengimplementasikan perencanaan
manajemen yang sesuai untuk menjamin
keberlanjutan operasi proyek.
c. Berapa kontribusi ekuitas dalam proyek.
d. Apakah pemilik proyek layak untuk
diberikan kredit.
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 69Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 73Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 71
RINGKASAN MEMORANDUM ANALISA PEMBIAYAAN – LONG FORM MAP No. 054/MAP/SYR/06/2013 tanggal 26/06/2013
Diisi oleh bank/lembaga keuangan 1. Nama Nasabah : 2. Bidang Usaha : 3. Group Usaha : 4. Total Fasilitas : 5. Kewenangan Memutus : 6. Kondisi Keuangan :
7. Kemampuan finansial
dan sumber pelunasan kredit
:
8. Jaminan : 9. Obligor Rating : 10. Industri dan Bisnis : 11. Justifikasi Eksport : 12. Account Strategy
Group : Growth dengan pertimbangan :
- Kinerja/Performance perusahaan selama ini baik - Track Record fasilitas kredit baik dan kolektibilitas selalu lancar
13. Bank Pembangunan Syariah Policy
:
14. Rekomendasi :
I. MEMORANDUM ANALISA PEMBIAYAAN Diisi oleh bank/lembaga keuangan
Perihal : Permohonan Fasilitas Baru Nama Pemohon : Dasar Usulan : Surat Permohonan Komite Pembiayaan Nama Jabatan Pengusul
:
Reviewer
Komite Pembiayaan II :
Wewenang Memutus :
Berkas Data
A. TUJUAN PROPOSAL
Diisi oleh nasabah/perusahaan
B. INTERNAL CREDIT RATING SUMMARY
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
74 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
72 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
Diisi oleh bank/lembaga keuangan
C. INFORMASI NASABAH / CALON NASABAH & GROUP Diisi oleh calon nasabah/perusahaan
• Informasi Umum
• Nama Nasabah : • Tahun pendirian : • Bidang Usaha : • Group Nasabah : • Kode Sector Ekonomi Bank
Pembangunan Syariah : Diisi oleh Bank/lembaga keuangan
• Alamat Kantor : • Lokasi Pabrik : • Key Person : • Tahun Hubungan dgn Bank : • Permodalan :
Nama Pemegang Saham Jumlah saham Nilai Saham (IDR ) %
• •
• Susunan Pengurus Dewan Komisaris Komisaris Utama Komisaris Dewan Direksi Direktur Utama Direktur Direktur
• Informasi Nasabah Group
• Relationship dengan Nasabah (Diisi oleh bank/lembaga keuangan) a. Aktivitas Ekspor : b. Resume Hasil OTS/Call Report :
-
D. FASILITAS NASABAH & GROUP (Diisii oleh nasabah/perusahaan) 1. Fasilitas di Bank Pembangunan Syariah (Posisi data tanggal 30/06/2013 )
2. Review Fasilitas Pembiayaan Investasi a.n PT. Airlangga Sawit Jaya dan PT. Charindo Palma Oetama
3. Fasilitas di Bank/Lembaga Keuangan Lain 4. Fasilitas Yang Diusulkan
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 75Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
c. Analisa Kebutuhan Pembiayaan Investasi (Diisi oleh Manager Energi perusahaan) 1) Tujuan Fasilitas Pembiayaan 2) Perhitungan Fasilitas Pembiayaan Investasi 3) Risiko dan Mitigasi Pembiayaan Energi Efisiensi (berisi metode M&V)
d. Analisa Viabilitas Pembiayaan Investasi
Analisa Sensitivitas diperhitungkan dari Corporate Cashflow dan cashflow proyek energy efficiency Viabilitas dari corporate cashflow Viabilitas Project EE Project (Diisi oleh Manager Energi)
e. Margin Pembiayaan/Loan Rate
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 77Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
c. Analisa Kebutuhan Pembiayaan Investasi (Diisi oleh Manager Energi perusahaan) 1) Tujuan Fasilitas Pembiayaan 2) Perhitungan Fasilitas Pembiayaan Investasi 3) Risiko dan Mitigasi Pembiayaan Energi Efisiensi (berisi metode M&V)
d. Analisa Viabilitas Pembiayaan Investasi
Analisa Sensitivitas diperhitungkan dari Corporate Cashflow dan cashflow proyek energy efficiency Viabilitas dari corporate cashflow Viabilitas Project EE Project (Diisi oleh Manager Energi)
e. Margin Pembiayaan/Loan Rate
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 75
F. LAIN-LAIN (Justifikasi atau keterangan untuk meyakinkan lembaga keuangan, diisi oleh nasabah/manager energy
perusahaan)
G. AGUNAN DAN COVERAGE (Diisi Nasabah/perusahaan)
1. Agunan yang Diserahkan
2. Security Coverage Ratio Fasilitas Pembiayaan Fasilitas Limit
PIE - ESS 16,067 Total Fasilitas 16,067
Rasio-Rasio (% atas dasar) Nilai Pasar Nilai Likuidasi Nilai Pengikatan Ad. Limit Ad. Limit Ad. Limit
Fixed Asset / Total PIE 53% 37% 53% Mesin PIE / Total PIE 143% 100% 143% Total Agunan / Total PIE 196% 137% 196%
H. RISIKO DAN MITIGASINYA (Diisi Nasabah/perusahaan)
No Identifikasi Risiko Mitigasi1 Risiko Penyimpangan Tujuan Penggunaan Kredit
2 Risiko Pemasaran Bisnis
3 Pengembalian / Pembayaran .
4 Resiko Output Proyek tidak sesuai
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
78 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 79Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 81Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
77
RINGKASAN MEMORANDUM ANALISA PEMBIAYAAN – LONG FORMMAP No. 054/MAP/SYR/06/2013 tanggal 26/06/2013
1. Nama Nasabah : PT. Empat Sekawan Sejahtera 2. Bidang Usaha : Industri Makanan Minuman Lainnya (Kode Sektor 3190)3. Group Usaha : PT. Empat Sekawan Sejahtera Food Tbk.4. Total Fasilitas :
Fasilitas eksisting Group Usaha a.n PT. Airasia Sawah Jaya (ASJ) dan PT.CantikaPratama Oetama (CPO), subsidiary PT. Empat Sekawan Sejahtera Food Tbk posisi08/07/2013:
.
Jenis Limit (Rp. Juta) Jangka Waktu Margin
PIE Sublimit Pembiayaan L/C / SKBDN
16.067,00 60 bulan sejak tanggal pembukaan fasilitas L/C atau SKBDN yang pertama.
9.50%
Total (IDR) 16.067,00
Jenis Limit (Rp. Juta)
Baki debet(Rp.Juta)
Jatuh Tempo Margin Kol
PIE – ASJ 20.599,09 20.599,09 25/11/15 11% 1PIE – CPO 41.093,32 41.093,32 25/11/15 11% 1Total Fasilitas Eksisting Group
61.692,41 61.692,41
Total Fasilitas Group termasuk Fasilitas Baru ESS
77.759,41 61.692,41
5. Kewenangan Memutus : Menunjuk PDD No.0003/PDE/02/2013 untuk nasabah baru dengan limit Rp. 50Milyar s.d Rp. 250 Milyar kewenangan memutus ada pada komite Pembiayaan III
6. Kondisi Keuangan : Kondisi Keuangan Historical pada 3 (tiga) periode terakhir adalah sebagai berikutRatios 2010 2011 2012 % 2012 -2011 Q1 2013
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 78
.7. Kemampuan finansial
dan sumber pelunasan kredit
: Kondisi keuangan Nasabah posisi tahun 2010 - 2012 cukup baik dan pemenuhan kewajiban berasal dari hasil operasional perusahaan, dimana selama kurun waktu tersebut COPAT/FP > 1.
Berdasarkan hasil proyeksi laporan keuangan tahun 2013 – 2018, Proyeksi NOPAT/FP dan COPAT/FP selama masa pembiayaan > 1.
Rasio-Rasio (% atas dasar) Nilai Pasar Nilai Likuidasi
Nilai Pengikatan
Ad. Limit Ad. Limit Ad. LimitFixed Asset / Total PIE 53% 37% 53%Mesin PIE / Total PIE 143% 100% 143%Total Agunan / Total PIE 196% 137% 196%
9. Obligor Rating : Rating Internal berdasarkan laporan keuangan audited :• Tahun 2010 adalah BBB -• Tahun 2011 adalah A-• Tahun 2012 adalah A
10. Industri dan Bisnis : Jumlah Penduduk Indonesia yang mencapai sekitar 200 juta jiwa dan pertumbuhan perekonomian Indonesia yang pesat memberikan peluang bagi pengembangan lebih lanjut usaha ESS dan ESSF Group dimasa yang akan datang. Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi tersebut, penghasilan masyarakat indonesia juga mengalami peningkatan. Hal itu terlihat dari trend kenaikan pendapatan perkapita penduduk indonesia dari tahun ke tahun. Dengan adanya kenaikan pendapatan per kapita maka permintaan akan barang konsumsi khususnya makanan diharapkan akan meningkat pula.
Ditinjau dari sisi kinerja ekspor, Pasar non-tradisional Asia merupakan pasar potensial yang bisa dijadikan tujuan ekspor untuk meningkatkan ekspor Indonesia. Produk makanan dan minuman olahan merupakan salah satu produk dari industri makanan dan minuman yang memiliki kontribusi cukup besar terhadap ekspor non migas Indonesia. Agar produk makanan dan minuman olahan Indonesia tetap berkontribusi terhadap ekspor non migas maka industri makanan dan minuman perlu melakukan pengembangan ekspor ke pasar non-tradisional Asia. Pada tahun 2012, nilai ekspor produk makanan dan minuman Indonesia tercatat 4.49 Milyar Dolar AS dengan trend dari tahun 2008 – 2012 yang meningkat sebesar 15%.
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 83Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 78
.7. Kemampuan finansial
dan sumber pelunasan kredit
: Kondisi keuangan Nasabah posisi tahun 2010 - 2012 cukup baik dan pemenuhan kewajiban berasal dari hasil operasional perusahaan, dimana selama kurun waktu tersebut COPAT/FP > 1.
Berdasarkan hasil proyeksi laporan keuangan tahun 2013 – 2018, Proyeksi NOPAT/FP dan COPAT/FP selama masa pembiayaan > 1.
Rasio-Rasio (% atas dasar) Nilai Pasar Nilai Likuidasi
Nilai Pengikatan
Ad. Limit Ad. Limit Ad. LimitFixed Asset / Total PIE 53% 37% 53%Mesin PIE / Total PIE 143% 100% 143%Total Agunan / Total PIE 196% 137% 196%
9. Obligor Rating : Rating Internal berdasarkan laporan keuangan audited :• Tahun 2010 adalah BBB -• Tahun 2011 adalah A-• Tahun 2012 adalah A
10. Industri dan Bisnis : Jumlah Penduduk Indonesia yang mencapai sekitar 200 juta jiwa dan pertumbuhan perekonomian Indonesia yang pesat memberikan peluang bagi pengembangan lebih lanjut usaha ESS dan ESSF Group dimasa yang akan datang. Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi tersebut, penghasilan masyarakat indonesia juga mengalami peningkatan. Hal itu terlihat dari trend kenaikan pendapatan perkapita penduduk indonesia dari tahun ke tahun. Dengan adanya kenaikan pendapatan per kapita maka permintaan akan barang konsumsi khususnya makanan diharapkan akan meningkat pula.
Ditinjau dari sisi kinerja ekspor, Pasar non-tradisional Asia merupakan pasar potensial yang bisa dijadikan tujuan ekspor untuk meningkatkan ekspor Indonesia. Produk makanan dan minuman olahan merupakan salah satu produk dari industri makanan dan minuman yang memiliki kontribusi cukup besar terhadap ekspor non migas Indonesia. Agar produk makanan dan minuman olahan Indonesia tetap berkontribusi terhadap ekspor non migas maka industri makanan dan minuman perlu melakukan pengembangan ekspor ke pasar non-tradisional Asia. Pada tahun 2012, nilai ekspor produk makanan dan minuman Indonesia tercatat 4.49 Milyar Dolar AS dengan trend dari tahun 2008 – 2012 yang meningkat sebesar 15%.
79 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
11. Justifikasi Eksport : Tujuan negara pemasaran ekspor produk pengolahan makanan ESSF Group untuk permen adalah USA, UK, Australia, Korea dan Jepang . Untuk produk mie instan, daerah tujuan pemasaran produk ESSF Group adalah Australia. Untuk produk Biskuit, ESS telah menandatangani kontrak penjualan tahun 2005 dengan World Food Programme untuk memproduksi dan mensuplay Fortified Biscuit (biskuit yang diperkaya vitamin dan mineral) untuk dikirim ke negara-negara yang memerlukan bantuan pangan seperti Irak, Pakistan, Bangladesh, Myanmar dan juga diekspor ke Italia dan Malaysia. Berdasarkan keterangan nasabah, ekspor berkontribusi hingga 25% dari total penjualan.
12. Account Strategy Group
: Growth dengan pertimbangan :- Kinerja/Performance perusahaan selama ini baik- Track Record fasilitas kredit baik dan kolektibilitas selalu lancar
13. Bank Pembangunan Syariah Policy
: - Pengurus dan pemegang saham perusahaan tidak termasuk dalam perusahaan yang termasuk kredit macet dan daftar hitam perusahaan.
- Atas total fasilitas pembiayaan yang diperoleh PT. ESS dan group belum melampaui BMPP.
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 80
I. MEMORANDUM ANALISA PEMBIAYAAN SAP No. 057/SAP/SYR/06/2013 tanggal 30/06/2013
Perihal : Permohonan Fasilitas BaruNama Pemohon : PT. Empat Sekawan Sejahtera Dasar Usulan : Surat PermohonanKomite Pembiayaan Nama JabatanPengusul : 1. Eko Wijaya
2. Joko Santoso3. Intan Mutiara
Relationship Manager Pembiayaan SyariahKepala Departemen Pembiayaan SyariahKepala Divisi Pembiayaan Syariah
Risk Analyst Divisi Analisa Risiko BisnisCt. Kepala Departemen Analisa Risiko BisnisKepala Divisi Analisa Risiko Bisnis
Komite Pembiayaan II : 1. Trio Wahyudi2. Omar Hamzah
Direktur Pelaksana IDirektur Pelaksana IV
Wewenang Memutus : Komite Pembiayaan tingkat II
Berkas Data Surat Permohonan No.212/EMS/V/2013 tgl.17 Agustus
2013 Spreadsheet Lap Keu 3 tahun terakhir
Laporan Keuangan Audited periode per 31 Desember 2010,2011 dan 31 Desember 2012
Laporan Keuangan Inhouse periode 31 Maret 2013
Laporan SID BI per tgl. 17/06/2013 Laporan Appraisal KJPP Rizki Djunaedy &
Rekan No.073/D/LP.FR/RDR/X/2011 tgl.13/10/2011
Laporan Investment Grade Audit (“IGA”) dari Econoler
A. TUJUAN PROPOSAL
Melalui surat No. 212/EMS/V/2013 tanggal 17 Agustus 2013, PT. Empat Sekawan Sejahtera mengajukan permohonan pembiayaan Energy Efficiency Project (EEP) dengan kebutuhan investasi sebesar Rp 22.016.000.000,- dan dengan pembiayaan sebesar 80% dari Project Cost
B. INTERNAL CREDIT RATING SUMMARYHistorical Internal Rating perusahaan adalah sebagai berikut :
Date of Rating : 31/05/2013Tahun Rating Position Score Outlook2010 BBB- 48.72 Average2011 A- 59.77 Good2012 A 68.63 Good
C. INFORMASI NASABAH / CALON NASABAH & GROUP
• Informasi Umum• Nama Nasabah : PT. Empat Sekawan Sejahtera (“ESS”) • Tahun pendirian : 1995• Bidang Usaha : Industri Pengolahan Makanan• Group Nasabah : PT. Empat Sekawan Sejahtera Food Tbk. (“ESSF”)• Kode Sector Ekonomi Bank
Pembangunan Syariah: 3190
• Alamat Kantor : Gd. Alun-Alun, Jl. Bundaran Jaya Kav. 51, Jakarta Selatan
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 85Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 80
I. MEMORANDUM ANALISA PEMBIAYAAN SAP No. 057/SAP/SYR/06/2013 tanggal 30/06/2013
Perihal : Permohonan Fasilitas BaruNama Pemohon : PT. Empat Sekawan Sejahtera Dasar Usulan : Surat PermohonanKomite Pembiayaan Nama JabatanPengusul : 1. Eko Wijaya
2. Joko Santoso3. Intan Mutiara
Relationship Manager Pembiayaan SyariahKepala Departemen Pembiayaan SyariahKepala Divisi Pembiayaan Syariah
Risk Analyst Divisi Analisa Risiko BisnisCt. Kepala Departemen Analisa Risiko BisnisKepala Divisi Analisa Risiko Bisnis
Komite Pembiayaan II : 1. Trio Wahyudi2. Omar Hamzah
Direktur Pelaksana IDirektur Pelaksana IV
Wewenang Memutus : Komite Pembiayaan tingkat II
Berkas Data Surat Permohonan No.212/EMS/V/2013 tgl.17 Agustus
2013 Spreadsheet Lap Keu 3 tahun terakhir
Laporan Keuangan Audited periode per 31 Desember 2010,2011 dan 31 Desember 2012
Laporan Keuangan Inhouse periode 31 Maret 2013
Laporan SID BI per tgl. 17/06/2013 Laporan Appraisal KJPP Rizki Djunaedy &
Rekan No.073/D/LP.FR/RDR/X/2011 tgl.13/10/2011
Laporan Investment Grade Audit (“IGA”) dari Econoler
A. TUJUAN PROPOSAL
Melalui surat No. 212/EMS/V/2013 tanggal 17 Agustus 2013, PT. Empat Sekawan Sejahtera mengajukan permohonan pembiayaan Energy Efficiency Project (EEP) dengan kebutuhan investasi sebesar Rp 22.016.000.000,- dan dengan pembiayaan sebesar 80% dari Project Cost
B. INTERNAL CREDIT RATING SUMMARYHistorical Internal Rating perusahaan adalah sebagai berikut :
Date of Rating : 31/05/2013Tahun Rating Position Score Outlook2010 BBB- 48.72 Average2011 A- 59.77 Good2012 A 68.63 Good
C. INFORMASI NASABAH / CALON NASABAH & GROUP
• Informasi Umum• Nama Nasabah : PT. Empat Sekawan Sejahtera (“ESS”) • Tahun pendirian : 1995• Bidang Usaha : Industri Pengolahan Makanan• Group Nasabah : PT. Empat Sekawan Sejahtera Food Tbk. (“ESSF”)• Kode Sector Ekonomi Bank
Pembangunan Syariah: 3190
• Alamat Kantor : Gd. Alun-Alun, Jl. Bundaran Jaya Kav. 51, Jakarta Selatan
81 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
• Lokasi Pabrik : Semarang, Jawa Tengah.• Key Person : Budi Luhur, Direktur Utama• Tahun Hubungan dgn Bank : 2009• Permodalan : Berdasarkan Akta No.19 tanggal 24 Juni 2008 dihadapan Notaris
Wimar Wijoyo, SH berdomisili di Semarang, modal dasar perusahaan adalah Rp.150 Milyar dan modal disetor adalah Rp.110 Milyar dengan rincian sbb :
Nama Pemegang Saham Jumlah saham Nilai Saham (IDR ) %
• PT Empat Sekawan Sejahtera Food Tbk 109.890 109.890.000.000 99.9• Susilo Bambang 110 110.000.000 0.10Total 110.000 110.000.000.000 100• Susunan Pengurus Susunan Pengurus dari PT. Empat Sekawan Sejahtera tercatat pada
Akta No.20 tanggal 24 Juni 2008 dihadapan Notaris Wimar Wijoyo,SH berdomisili di Semarang sbb :
Dewan KomisarisKomisaris Utama Susilo BambangKomisaris Herry BengkoestantoDewan DireksiDirektur Utama Budi LuhurDirektur Budhi Istanto SuwitoDirektur Herry Koeswoyo
• Informasi Nasabah GroupPerusahaan yang tergabung dalam PT. Empat Sekawan Sejahtera Food Tbk
PT. Empat Sekawan Sejahtera Food, Tbk.PT Empat Sekawan Sejahtera Food, Tbk (“ESSF”) telah terdaftar sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2003. ESSF Group Perseroan merupakan perusahaan yang bergerak di sektor makanan dan yang berhubungan dengan makanan melalui Entitas Anaknya. Kegiatan usaha Perseroan saat ini adalah di bidang pengolahan makanan, pengolahan beras dan kelapa sawit.
Perseroan pada awalnya menjalankan usaha berbentuk perusahaan keluarga dengan nama Pabrik Mie Asia yang dirintis sejak tahun 1959 di Ular, Sukoharjo, Jawa Tengah dan hanya memproduksi satu jenis produk, yaitu bihun kering. Sampai dengan tahun 2012, ESSF memiliki 5 lokasi pabrik pengolahan makanan dengan 174 jaringan distribusi, 2 lokasi pabrik pengolahan beras dan 1 lokasi yang terdiri dari 2 pabrik pengolahan beras baru yang masih dalam tahap pembangunan, serta serta 7 lokasi perkebunan kelapa sawit.
Untuk sektor usaha makanan olahan, Perseroan melakukan kegiatan operasinya melalui Entitas Anak PT Empat Sekawan Sejahtera (ESS), PT Putra Medan Indonesia (PMI), PT Bumi Biru Pancaran (BBP) dengan Entitas Anaknya PT Putri Tani Pancaran (PTP) dan PT Sejahtera Pantas Jaya (SPJ).
Beberapa Perusahaan dalam Group ESSF dapat disampaikan sebagai berikut:
PT Empat Sekawan Sejahtera (ESS)dimiliki oleh PT Empat Sekawan Sejahtera Food sebesar 99.9%, dan didirikan sejak tahun 1992 di Magelang.
PT ESS khusus untuk Basic Food dengan produk utama nasabah adalah mie dan bihun. Total omzet PT ESSper Maret 2013 berkontribusi hingga 22% dari total omzet group PT ESSF.
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
86 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 82
PT. Putra Medan Indonesia (PMI)Didirikan sejak tahun 1994 di Jakarta dan diakuisisi oleh ESSF pada tahun 2008. PMI bergerak dibidang industri pembuatan dan penjualan makanan ringan. Produknya termasuk biskuit, wafer stick dan permen dengan merek dagang Gulas, Gulas Plus dan Growie
PT. Putra Tenaga Nusantara (PTN)Didirikan sejak tahun 2006 di Magelang dan diakuisisi oleh perseroan pada tahun 2008. PPN bergerak dibidang usaha pembangkit listrik dengan kapasitas produksi energi sebesar 3 MW yang digunakan untuk menyuplai kebutuhan listrik dan uap panas bagi fasilitas – fasilitas ESSF. PPN juga membuka kesempatan bagi ESSF untuk bermain di pasar energi nasional.
PT. Berjaya Investasi (BI)Didirikan sejak tahun 1993 dan diakuisisi ESSF pada tahun 2008. Bergerak pada bidang usaha perkebunan kelapa sawit yang terletak di Tanjung Seloka dan Kebun Lontar, kecamatan Pulau Laut Barat dan Pulau Laut Selatan, Kabupaten Kota Baru, Kalimantan Selatan. Pada tahun 2010, ESSF melalui BI mengakuisisi 5 perusahaan yang bergerak dibidang kelapa sawit yaitu PT. Medan Jaya Argo Palm yang berlokasi di Kalimantan Tengah, PT. Astana Sukses Jaya (ASJ) dan PT. Cantika Pratama Oetama (CPO) yang berlokasi di Kalimantan Barat, PT. Mesti Bisa Pantas berlokasi di Sumatera Selatan dan PT. Tiga Putra Sekawan yang berlokasi di Riau.
PT. Dunia Pangan (DP)Didirikan sejak tahun 2006 dan diakuisisi ESSF pada tahun 2010. Bergerak dibidang perdagangan dan industri. Memiliki 3 entitas yaitu PT. Indonesia Berjaya Ungul (IBU) yang bergerak dalam produksi dan perdagangan beras dan pabrik beras PT. Jakarta Sukses Raya (JSR) dan PT. Sukses Amanah Kerja Indonesia(SAKTI). IBU didirikan tahun 2008 dan mulai beroperasi sejak Juni 2010. JSR diakuisisi pada akhir tahun 2010. Sejak akhur November 2012 SAKTI menjadi entitas anak tidak langsung perseroan.
PT. Bumi Biru Pancaran (BBP)Didirikan tahun 2011 dan merupakan produsen makanan olahan dengan kapasitas terpasang per tahun untuk biskuit sebesar 27.000 ton. BBP memiliki entitas anak yaitu PT. Putri Tani Pancaran (PTP) dan PT. SejahteraPantas Jaya (SPJ). PTP memproduksi produk makanan ringan KORO yang diakuisisi dari PT. UnimasIndonesia Tbk dengan fasilitas produksi yang berlokasi di Bogor, Medan dan Kalimantan dengan kapasitas 7.500 ton per tahun.
• Relationship dengan Nasabah a. Aktivitas Ekspor :
Tujuan negara pemasaran ekspor produk pengolahan makanan ESSF Group untuk permen adalah USA, UK, Australia, Korea dan Jepang . Untuk produk mie instan, daerah tujuan pemasaran produk ESSF Group adalah Australia. Untuk produk Biskuit, ESS telah menandatangani kontrak penjualan tahun 2005 dengan World Food Programme untuk memproduksi dan mensuplay Fortified Biscuit (biskuit yang diperkaya vitamin dan mineral) untuk dikirim ke negara-negara yang memerlukan bantuan pangan seperti Irak, Pakistan, Bangladesh, Myanma dan juga diekspor ke Italia dan Malaysia. Berdasarkan keterangan nasabah, ekspor berkontribusi hingga 25% dari total penjualan.
b. Resume Hasil OTS/Call Report : - Pertemuan antara pihak ESSF, pihak ADB yang diwakili Econoler serta pihak Bank Pembangunan Syariah
yang diwakili Divisi International dan Divisi Pembiayaan Syariah telah berlangsung selama beberapa kali dengan perincian progress sebagai berikut :• 3 Februari 2012 : Presentasi pertama mengenai proyek dan program pembiayaan EEP.• 7 Februari 2012 : Survey industri telah dikirim dan diisi oleh management energy ESSF• Maret & April 2012 : Kunjungan pabrik pertama untuk investigasi peluang EEP.• Juli 2012 : Penandatanganan MOU antara ESSF dan Bank Pembangunan Syariah.• Agustus & September’12 : Kunjungan pabrik untuk memperoleh informasi detail dan data IGA.• 30 September 2012 : Presentasi IGA di depan Divisi keuangan dan teknis ESS.
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 87Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 82
PT. Putra Medan Indonesia (PMI)Didirikan sejak tahun 1994 di Jakarta dan diakuisisi oleh ESSF pada tahun 2008. PMI bergerak dibidang industri pembuatan dan penjualan makanan ringan. Produknya termasuk biskuit, wafer stick dan permen dengan merek dagang Gulas, Gulas Plus dan Growie
PT. Putra Tenaga Nusantara (PTN)Didirikan sejak tahun 2006 di Magelang dan diakuisisi oleh perseroan pada tahun 2008. PPN bergerak dibidang usaha pembangkit listrik dengan kapasitas produksi energi sebesar 3 MW yang digunakan untuk menyuplai kebutuhan listrik dan uap panas bagi fasilitas – fasilitas ESSF. PPN juga membuka kesempatan bagi ESSF untuk bermain di pasar energi nasional.
PT. Berjaya Investasi (BI)Didirikan sejak tahun 1993 dan diakuisisi ESSF pada tahun 2008. Bergerak pada bidang usaha perkebunan kelapa sawit yang terletak di Tanjung Seloka dan Kebun Lontar, kecamatan Pulau Laut Barat dan Pulau Laut Selatan, Kabupaten Kota Baru, Kalimantan Selatan. Pada tahun 2010, ESSF melalui BI mengakuisisi 5 perusahaan yang bergerak dibidang kelapa sawit yaitu PT. Medan Jaya Argo Palm yang berlokasi di Kalimantan Tengah, PT. Astana Sukses Jaya (ASJ) dan PT. Cantika Pratama Oetama (CPO) yang berlokasi di Kalimantan Barat, PT. Mesti Bisa Pantas berlokasi di Sumatera Selatan dan PT. Tiga Putra Sekawan yang berlokasi di Riau.
PT. Dunia Pangan (DP)Didirikan sejak tahun 2006 dan diakuisisi ESSF pada tahun 2010. Bergerak dibidang perdagangan dan industri. Memiliki 3 entitas yaitu PT. Indonesia Berjaya Ungul (IBU) yang bergerak dalam produksi dan perdagangan beras dan pabrik beras PT. Jakarta Sukses Raya (JSR) dan PT. Sukses Amanah Kerja Indonesia(SAKTI). IBU didirikan tahun 2008 dan mulai beroperasi sejak Juni 2010. JSR diakuisisi pada akhir tahun 2010. Sejak akhur November 2012 SAKTI menjadi entitas anak tidak langsung perseroan.
PT. Bumi Biru Pancaran (BBP)Didirikan tahun 2011 dan merupakan produsen makanan olahan dengan kapasitas terpasang per tahun untuk biskuit sebesar 27.000 ton. BBP memiliki entitas anak yaitu PT. Putri Tani Pancaran (PTP) dan PT. SejahteraPantas Jaya (SPJ). PTP memproduksi produk makanan ringan KORO yang diakuisisi dari PT. UnimasIndonesia Tbk dengan fasilitas produksi yang berlokasi di Bogor, Medan dan Kalimantan dengan kapasitas 7.500 ton per tahun.
• Relationship dengan Nasabah a. Aktivitas Ekspor :
Tujuan negara pemasaran ekspor produk pengolahan makanan ESSF Group untuk permen adalah USA, UK, Australia, Korea dan Jepang . Untuk produk mie instan, daerah tujuan pemasaran produk ESSF Group adalah Australia. Untuk produk Biskuit, ESS telah menandatangani kontrak penjualan tahun 2005 dengan World Food Programme untuk memproduksi dan mensuplay Fortified Biscuit (biskuit yang diperkaya vitamin dan mineral) untuk dikirim ke negara-negara yang memerlukan bantuan pangan seperti Irak, Pakistan, Bangladesh, Myanma dan juga diekspor ke Italia dan Malaysia. Berdasarkan keterangan nasabah, ekspor berkontribusi hingga 25% dari total penjualan.
b. Resume Hasil OTS/Call Report : - Pertemuan antara pihak ESSF, pihak ADB yang diwakili Econoler serta pihak Bank Pembangunan Syariah
yang diwakili Divisi International dan Divisi Pembiayaan Syariah telah berlangsung selama beberapa kali dengan perincian progress sebagai berikut :• 3 Februari 2012 : Presentasi pertama mengenai proyek dan program pembiayaan EEP.• 7 Februari 2012 : Survey industri telah dikirim dan diisi oleh management energy ESSF• Maret & April 2012 : Kunjungan pabrik pertama untuk investigasi peluang EEP.• Juli 2012 : Penandatanganan MOU antara ESSF dan Bank Pembangunan Syariah.• Agustus & September’12 : Kunjungan pabrik untuk memperoleh informasi detail dan data IGA.• 30 September 2012 : Presentasi IGA di depan Divisi keuangan dan teknis ESS.
83 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
• Desember 2012 : Dewan Eksekutif ESSF menyetujui IGA dan meneruskan proses pinjaman.• 14 Januari 2013 : Pertemuan dengan Relationship Manager dan Analis Resiko Bisnis untuk
mendiskusikan ketentuan pinjaman EEP.- Adapun pilot project untuk fasilitas ini dilakukan untuk pabrik ESS yang berlokasi di Magelang Surakarta.
Untuk tahap awal, proyek ini difokuskan untuk pabrik mie kering dan pabrik bihun kering yang dikelola ESS.
D. FASILITAS NASABAH & GROUP
1. Fasilitas di Bank Pembangunan Syariah (Posisi data tanggal 30/06/2013 )ESS saat ini belum menjadi Nasabah Bank Pembangunan Syariah, Pembiayaan Bank Pembangunan Syariahkepada ESSF Group saat ini diberikan kepada PT. Cantika Pratama Oetama (CPO) dan PT. Airasia Sawah Jaya (ASJ).
2. Review Fasilitas Pembiayaan Investasi a.n PT. Airlangga Sawit Jaya dan PT. Charindo Palma Oetama• ESSF memperoleh fasilitas pembiayaan investasi ekspor dengan limit fasilitas sebesar IDR 100.000.000.000,-
dari Bank Pembangunan Syariah yang terdokumentasi pada PK No. 83 tgl. 26 Mei 2010 yang dibuat di hadapan Yualita, SH, Notaris di Jakarta. Tujuan pembiayaan tersebut adalah untuk refinancing pembangunan kebun kelapa sawit milik PT Airasia Sawah Jaya (ASJ) dan PT Cantika Pratama Oetama (CPO).
• Sehubungan dengan adanya restrukturisasi grup usaha ESSF pada akhir tahun 2010 dimana beberapa perusahaan dalam grup usaha yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit, termasuk ASJ dan CPO dialihkan kepemilikan sahamnya dari PT Tugu Palma Sejahtera (ESS) kepada PT Bumiraya Investindo (BRI) dan masuknya investor baru yaitu Bunge Agribusiness Singapore Pte Ltd maka ESSF mengajukan pengalihan fasilitas PIE yang telah diterimanya kepada ASJ dan CPO.
• Pengalihan fasilitas tersebut telah disetujui Bank Pembangunan Syariah yaitu kepada PT Airlangga Sawit Jaya vide MKP No. No.065/MKP/ARB/03/2012 tgl 15 Maret 2012 dan a.n PT Charindo Palma Oetama vide MKP No.066/MKP/ARB/03/2012 tgl 15 Maret 2012.
• Sampai saat ini pembayaran kewajiban baik pokok maupun bagi hasil lancar sesuai jadwal angsuran.
3. Fasilitas di Bank/Lembaga Keuangan LainBerdasarkan penelusuran BI Checking atas nama PT. Empat Sekawan Sejahtera dan PT. Empat Sekawan Sejahtera Food Tbk (Induk Usaha) serta ASJ dan CPO untuk Posisi data tanggal 30 Juni 2013 sbb :
Fasilitas Pembiayaan kepada PT. Empat Sekawan Sejahtera (No. 15/77202596/DPIP/PIK dan No.15/77202627/DPIP/PIK tanggal 18/07/2013)
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 84
Keterangan :• Berdasarkan informasi nasabah, per tanggal 8 April 2013 ESS melunasi seluruh hutang perbankan termasuk
fasilitas LC dan SKBDN dari Bank Mandiri sebesar Rp 530.972.652.225 dan Muamalat sebesar Rp 8.550.232.210.
• Adapun dana yang digunakan untuk pelunasan berasal dari ESSF yang dicatat sebagai Hutang Pemegang Saham Subordinasi.
Fasilitas Pembiayaan kepada PT. Empat Sekawan Sejahtera Food Tbk (No.15/77202595/DPIP/PIK, No.15/77202629/DPIP/PIK dan No.15/77202528/DPIP/PIK tanggal 17/06/2013)
Sub Total 10.795 10.795Pan Indonesia Bank1 SBPM - Obligasi 64.000 64.000 IDR 21/09/2013 10.83% 1
Sub Total 64.000 64.000Total 74.795 74.795
Fasilitas Pembiayaan kepada PT. Cantika Pratama Oetama (CPO) (No.15/77204780/DPIP/PIK dan No.15/77204836/DPIP/PIK tgl.18/07/2013)
No Jenis Limit Baki Debet Valuta Jatuh Tempo SukuBunga % KolFasilitas (Rp Juta) (Rp Juta)
ORIX Indonesia Finance1 KI 317 256 IDR 26/10/2015 13,61% 12 KI 279 202 IDR 31/07/2015 10,34% 13 KI 4.626 3.039 IDR 13/10/2013 13,61% 14 KI 913 574 IDR 09/10/2013 13,61% 15 KI 665 289 IDR 03/06/2013 13,61% 16 KI 294 144 IDR 03/06/2013 13,62% 1
Sub Total 7.094 4.503Bank Pembangunan Syariah1 KI 61.280 41.093 IDR 25/11/2015 11,00% 1
Sub Total 61.280 41.093Total 68.374 45.596
Fasilitas Pembiayaan kepada PT. Airasia Sawah Jaya (ASJ) (No.15/77204745/DPIP/PIK tgl.18/07/2013)No Jenis Limit Baki Debet Valuta Jatuh Tempo Suku
Bunga % KolFasilitas (Rp Juta) (Rp Juta)Bank Pembangunan Syariah1 KI 30.721 20.599 IDR 25/11/2015 11,00% 1
Total 30.721 20.599
4. Fasilitas Yang Diusulkan
Jenis Fasilitas Limit Pembiayaan Suku Bunga Jangka Waktu KetExisting +/- Total
PIE Sublimit Pembiayaan L/C / SKBDN
0 16.067 16.067 9.50 % p.a 60 bulan sejak tgl pembukaan fasilitas L/C/SKBDN pertama.
Baru
TOTAL 0 16.067 16.067
5. Perhitungan BMPP Rincian Nilai (IDR juta)
Modal Bank Pembangunan Syariah per Juni 2013o BMPP Pihak tidak terkait untuk peminjam individu adalah sebesar o BMPP Pihak tidak terkait untuk kelompok peminjam adalah sebesar
7.946.8101.430.4261.788.032
Total Limit fasilitas Pembiayaan atas Group PT Empat Sekawan Sejahtera Food TbkPembiayaan Investasi Eksport - ESS 16.067Fasilitas PIE Eksisting a.n ASJ 20.599Fasilitas PIE Eksisting a.n CPO 41.093Total Fasilitas Pembiayaan 77.759
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 89Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 84
Keterangan :• Berdasarkan informasi nasabah, per tanggal 8 April 2013 ESS melunasi seluruh hutang perbankan termasuk
fasilitas LC dan SKBDN dari Bank Mandiri sebesar Rp 530.972.652.225 dan Muamalat sebesar Rp 8.550.232.210.
• Adapun dana yang digunakan untuk pelunasan berasal dari ESSF yang dicatat sebagai Hutang Pemegang Saham Subordinasi.
Fasilitas Pembiayaan kepada PT. Empat Sekawan Sejahtera Food Tbk (No.15/77202595/DPIP/PIK, No.15/77202629/DPIP/PIK dan No.15/77202528/DPIP/PIK tanggal 17/06/2013)
Sub Total 10.795 10.795Pan Indonesia Bank1 SBPM - Obligasi 64.000 64.000 IDR 21/09/2013 10.83% 1
Sub Total 64.000 64.000Total 74.795 74.795
Fasilitas Pembiayaan kepada PT. Cantika Pratama Oetama (CPO) (No.15/77204780/DPIP/PIK dan No.15/77204836/DPIP/PIK tgl.18/07/2013)
No Jenis Limit Baki Debet Valuta Jatuh Tempo SukuBunga % KolFasilitas (Rp Juta) (Rp Juta)
ORIX Indonesia Finance1 KI 317 256 IDR 26/10/2015 13,61% 12 KI 279 202 IDR 31/07/2015 10,34% 13 KI 4.626 3.039 IDR 13/10/2013 13,61% 14 KI 913 574 IDR 09/10/2013 13,61% 15 KI 665 289 IDR 03/06/2013 13,61% 16 KI 294 144 IDR 03/06/2013 13,62% 1
Sub Total 7.094 4.503Bank Pembangunan Syariah1 KI 61.280 41.093 IDR 25/11/2015 11,00% 1
Sub Total 61.280 41.093Total 68.374 45.596
Fasilitas Pembiayaan kepada PT. Airasia Sawah Jaya (ASJ) (No.15/77204745/DPIP/PIK tgl.18/07/2013)No Jenis Limit Baki Debet Valuta Jatuh Tempo Suku
Bunga % KolFasilitas (Rp Juta) (Rp Juta)Bank Pembangunan Syariah1 KI 30.721 20.599 IDR 25/11/2015 11,00% 1
Total 30.721 20.599
4. Fasilitas Yang Diusulkan
Jenis Fasilitas Limit Pembiayaan Suku Bunga Jangka Waktu KetExisting +/- Total
PIE Sublimit Pembiayaan L/C / SKBDN
0 16.067 16.067 9.50 % p.a 60 bulan sejak tgl pembukaan fasilitas L/C/SKBDN pertama.
Baru
TOTAL 0 16.067 16.067
5. Perhitungan BMPP Rincian Nilai (IDR juta)
Modal Bank Pembangunan Syariah per Juni 2013o BMPP Pihak tidak terkait untuk peminjam individu adalah sebesar o BMPP Pihak tidak terkait untuk kelompok peminjam adalah sebesar
7.946.8101.430.4261.788.032
Total Limit fasilitas Pembiayaan atas Group PT Empat Sekawan Sejahtera Food TbkPembiayaan Investasi Eksport - ESS 16.067Fasilitas PIE Eksisting a.n ASJ 20.599Fasilitas PIE Eksisting a.n CPO 41.093Total Fasilitas Pembiayaan 77.759
85 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
Rincian Nilai (IDR juta)% Terhadap Modal 1%
Kesimpulan : Fasilitas pembiayaan kepada Anak Perusahaan Group PT Empat Sekawan Sejahtera Food BELUM melampaui BMPP internal Bank Pembangunan Syariah (Inhouse Limit maupun BMPP sesuai PMK yang berlaku).
E. ANALISA PERUSAHAAN
1. Kualitas Kualitatif a. Pendirian, Perizinan, Kewenangan dan Track Record Perusahaan
PT. Empat Sekawan Sejahtera (ESS) didirikan pada tanggal 2 Agustus 1990 berdasarkan akta no. 10 dibuat dihadapan notaris Tjondro Santoso SH dengan nama awal PT. Empat Sekawan Sejati . Kemudian pada tanggal 29 Januari 1992 berubah nama menjadi PT. Empat Sekawan Sejahtera tertuang pada akta No.72 tanggal 29 Januari 1992. Akta pendirian ini telah disahkan berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia tanggal 23 Januari 1993 No. C2-436 HT.01.01.Th93.
Legalitas Perusahaan sbb :1. Surat Keterangan Domisili Perusahaan : 474/25/II/20122. NPWP : 01.545.452.3-528.0013. SIUP : 517/722/29/2011 berlaku s.d 13/02/20144. TDP : 11 14 115 00046 berlaku s.d 13/02/20145. Izin Gangguan / HO : 530/1942/35/2008 berlaku s.d 29/08/2013
b. Karakter dan ManagementESS dikelola oleh team yang terdiri dari para profesional dan manajemen yang berpengalaman di Industri makanan.1. Budi Luhur, Direktur Utama
Walaupun ESS berdiri pada tahun 1990, bisnis perusahaan telah berjalan sudah hampir 1 abad. Dalam hal ini Sdr. Budi Luhur merupakan salah satu dari generasi penerus ke-3 yang melanjutkan usaha para pendahulunya serta melakukan ekspansi dan diversifikasi usaha sesuai dengan peluang bisnis yang ada. Lulus dari Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, jurusan Teknologi Pangan pada tahun 1991. Karir dimulai dengan mendirikan PT Empat Sekawan Sejahtera pada tahun 1992. Di tahun 2003, diangkat menjadi Direktur Utama PT Empat Sekawan Sejahtera dan telah memimpin Perusahaan hingga kini. Selain itu, saat ini juga memegang berbagai posisi penting lainnya diantaranya: Direktur Utama PT Empat Sekawan Sejahtera Food, Tbk sejak tahun 1992 dan Komisaris Utama PT Bumi Raya Investindo sejak 2006.
2. Budhi Istanto, DirekturMenyelesaikan pendidikan S1 dari Universitas Sebelas Maret, Surakarta, pada tahun 1995. Beberapa posisi yang dijabat hingga tahun 2010 adalah Direktur PT Empat Sekawan Sejahtera Food, Tbk, Direktur PT Poly Meditra Indonesia sejak 2006, Direktur Utama PT Sriwijaya Panganindo Prima Lestari sejak 2002, dan Komisaris PT Borneo Panganindo Prima Lestari sejak 2001, Komisaris PT Poly Meditra Indonesia pada tahun 2003 hingga 2006.
3. Herry Koeswoyo, DirekturMenyelesaikan pendidikan di University of Minnesota Twin Cities di bidang Science in Bio-system and Agricultural Engineering pada tahun 1998. Memulai karir sebagai Business Development Manager PT Empat Sekawan Sejahtera pada tahun 1999. Kemudian menjabat sebagai Operational Director PT Empat Sekawan Food, Tbk sejak tahun 2007 dan pada tahun 2011 diangkat menjadi Komisaris PT Empat Sekawan Food, Tbk. Selain itu, saat ini juga memegang berbagai posisi penting lainnya diantaranya: Direktur PT Poly Meditra Indonesia sejak tahun 2006. Sebelumnya pernah menjabat sebagai komisaris PT Poly Meditra Indonesia sejak tahun 2003 hingga 2006
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
90 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 86
c. Industri dan Usaha Nasabah 1. Analisa Ekonomi Makro – Kondisi Umum (www.bi.go.id)
Perekonomian Indonesia pada 2012 tumbuh cukup tinggi sebesar 6,3% dan diprakirakan akan meningkat pada 2013 dan 2014. Daya tahan perekonomian selama ini didukung oleh stabilitas makro dan sistem keuangan yang terjaga sehingga mampu memperkuat basis permintaan domestik. Kinerja konsumsi rumah tangga dan investasi yang meningkat mampu menahan dampak turunnya pertumbuhan ekspor terutama mulai paruh kedua 2012. Dari sisi produksi, pertumbuhan ekonomi terutama ditopang oleh kinerja sektor Industri Pengolahan, sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran, serta sektor Pengangkutandan Komunikasi. Dari sisi kawasan, kesenjangan pertumbuhan ekonomi antar daerah semakin berkurang, tercermin dari kontribusi pertumbuhan ekonomi di Kawasan Timur Indonesia (KTI) yang semakin baik. Pada tahun 2013-2014, perekonomian Indonesia diprakirakan dapat mencapai kisaran masing-masing 6,3% - 6,8% dan 6,7% - 7,2%. Pertumbuhan tersebut ditopang oleh konsumsi yang terus meningkat dan investasi yang tetap kuat, sementara ekspor diprakirakan akan membaik. Kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada tahun 2012 masih mencatat surplus, meskipun mengalami tekanan defisit transaksi berjalan. Melemahnya permintaan dari negara-negara mitra dagang dan merosotnya harga komoditas ekspor berdampak pada menurunnya kinerja ekspor. Di sisi lain, impor masih tumbuh cukup tinggi, terutama dalam bentuk barang modal dan bahan baku, sejalan dengan meningkatnya kegiatan investasi. Tingginya impor juga tercatat pada komoditas migas akibat melonjaknya konsumsi BBM, sehingga berdampak pada defisit neraca migas yang terus meningkat dan menambah tekanan pada defisit transaksi berjalan. Sementara itu, transaksi modal dan finansial mencatat kenaikan surplus yang cukup besar terutama didukung oleh investasi langsung (PMA) dan arus masuk modal portofolio, baik dalam pasar saham maupun pasar obligasi, yang lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dengan perkembangan tersebut, cadangan devisa sampai dengan akhir Desember 2012 mencapai 112,78 miliar dolar AS, atau setara dengan 6,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah. Ke depan, bank central harus mewaspadai perkembangan defisit transaksi berjalan dan akan terus mempererat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah agar defisit tersebut menurun ke tingkat yang sustainable sehingga keseimbangan eksternal tetap terjaga. Nilai tukar Rupiah pada 2012 mengalami depresiasi dengan volatilitas yang cukup rendah. Rupiah secara point-to-point melemah 5,91% (yoy) selama tahun 2012 ke level Rp9.638 per dolar AS. Tekanan depresiasi terutama terjadi pada triwulan II dan III tahun 2012 terkait dengan memburuknya kondisi perekonomian global, khususnya di kawasan Eropa, yang berdampak pada penurunan arus masuk portfolio asing ke Indonesia. Dari sisi domestik, tekanan Rupiah berasal dari tingginya permintaan valas untuk keperluan impor di tengah perlambatan kinerja ekspor. Nilai tukar Rupiah kembali bergerak stabil pada triwulan IV-2012 seiring dengan peningkatan arus masuk modal asing yang cukup besar, baik dalam bentuk arus masuk modal portofolio maupun investasi langsung.
2. Analisa Industri Makanan & Minuman Indonesia 2013 (Industry Update Bank Mandiri )Jumlah populasi Indonesia yang besar, didukung oleh index daya beli yang semakin meningkat setiap tahunnya serta peningkatan pendapatan dari golongan kelas menengah menjadi hal utama yang mendorong pertumbuhan permintaan akan produk Industri makanan dan minuman. Menurut Gabungan Asosiasi Pengusahan Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) memprediksi nilai penjualan seluruh industri makanan dan minuman pada tahun 2013 mencapai Rp 770 Trilyun. Besarnya potensi pasar, terutama dari golongan masyarakat kelas menengah diharapkan mendorong konsumsi masyarakat atas produk makanan dan minuman. Berdasarkan riset dari Mc Kinsey memprediksikan bahwa belanja tahunan masyarakat terkait dengan produk makanan dan minuman di Indonesia akan meningkat dari USD 73 Milyar ditahun 2011 menjadi sebesar USD 194 Milyar ditahun 2030. Peningkatan populasi middle class income memiliki efek yang sangat signifikan untuk perkembangan industri pemrosesan makanan dan minuman dimana produk yang menawarkan kesehatan, kenyamanan serta gaya hidup diperkirakan akan tumbuh signifikan seiring dengan peningkatan kesejahteraan dan perubahan gaya hidup. Gaya hidup dari masyarakat middle class dan juga ekspansi dari berbagai perusahaan F&B telah mendorong konsumsi atas roti, makanan kaleng, mie instant dan lain sebagainya. Tercatat penjualan dari industri roti dan kue pada tahun 2012 sebesar Rp 18 Trilyun, sedangkan untuk produk makanan kaleng diperkirakan mencapai Rp 4.4 Trilyun. Industri pengolahan Mie Instant sepanjang tahun 2012 membukukan penjualan sebesar Rp 20 Trilyun dimana volume penjualan mie instant untuk tahun 2013 diekspektasikan meningkat sebesar 10%. Sementara itu, penjualan industri biskuit mencapai Rp 11.5 trilyun pada tahun 2012,
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 91Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 86
c. Industri dan Usaha Nasabah 1. Analisa Ekonomi Makro – Kondisi Umum (www.bi.go.id)
Perekonomian Indonesia pada 2012 tumbuh cukup tinggi sebesar 6,3% dan diprakirakan akan meningkat pada 2013 dan 2014. Daya tahan perekonomian selama ini didukung oleh stabilitas makro dan sistem keuangan yang terjaga sehingga mampu memperkuat basis permintaan domestik. Kinerja konsumsi rumah tangga dan investasi yang meningkat mampu menahan dampak turunnya pertumbuhan ekspor terutama mulai paruh kedua 2012. Dari sisi produksi, pertumbuhan ekonomi terutama ditopang oleh kinerja sektor Industri Pengolahan, sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran, serta sektor Pengangkutandan Komunikasi. Dari sisi kawasan, kesenjangan pertumbuhan ekonomi antar daerah semakin berkurang, tercermin dari kontribusi pertumbuhan ekonomi di Kawasan Timur Indonesia (KTI) yang semakin baik. Pada tahun 2013-2014, perekonomian Indonesia diprakirakan dapat mencapai kisaran masing-masing 6,3% - 6,8% dan 6,7% - 7,2%. Pertumbuhan tersebut ditopang oleh konsumsi yang terus meningkat dan investasi yang tetap kuat, sementara ekspor diprakirakan akan membaik. Kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada tahun 2012 masih mencatat surplus, meskipun mengalami tekanan defisit transaksi berjalan. Melemahnya permintaan dari negara-negara mitra dagang dan merosotnya harga komoditas ekspor berdampak pada menurunnya kinerja ekspor. Di sisi lain, impor masih tumbuh cukup tinggi, terutama dalam bentuk barang modal dan bahan baku, sejalan dengan meningkatnya kegiatan investasi. Tingginya impor juga tercatat pada komoditas migas akibat melonjaknya konsumsi BBM, sehingga berdampak pada defisit neraca migas yang terus meningkat dan menambah tekanan pada defisit transaksi berjalan. Sementara itu, transaksi modal dan finansial mencatat kenaikan surplus yang cukup besar terutama didukung oleh investasi langsung (PMA) dan arus masuk modal portofolio, baik dalam pasar saham maupun pasar obligasi, yang lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dengan perkembangan tersebut, cadangan devisa sampai dengan akhir Desember 2012 mencapai 112,78 miliar dolar AS, atau setara dengan 6,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah. Ke depan, bank central harus mewaspadai perkembangan defisit transaksi berjalan dan akan terus mempererat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah agar defisit tersebut menurun ke tingkat yang sustainable sehingga keseimbangan eksternal tetap terjaga. Nilai tukar Rupiah pada 2012 mengalami depresiasi dengan volatilitas yang cukup rendah. Rupiah secara point-to-point melemah 5,91% (yoy) selama tahun 2012 ke level Rp9.638 per dolar AS. Tekanan depresiasi terutama terjadi pada triwulan II dan III tahun 2012 terkait dengan memburuknya kondisi perekonomian global, khususnya di kawasan Eropa, yang berdampak pada penurunan arus masuk portfolio asing ke Indonesia. Dari sisi domestik, tekanan Rupiah berasal dari tingginya permintaan valas untuk keperluan impor di tengah perlambatan kinerja ekspor. Nilai tukar Rupiah kembali bergerak stabil pada triwulan IV-2012 seiring dengan peningkatan arus masuk modal asing yang cukup besar, baik dalam bentuk arus masuk modal portofolio maupun investasi langsung.
2. Analisa Industri Makanan & Minuman Indonesia 2013 (Industry Update Bank Mandiri )Jumlah populasi Indonesia yang besar, didukung oleh index daya beli yang semakin meningkat setiap tahunnya serta peningkatan pendapatan dari golongan kelas menengah menjadi hal utama yang mendorong pertumbuhan permintaan akan produk Industri makanan dan minuman. Menurut Gabungan Asosiasi Pengusahan Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) memprediksi nilai penjualan seluruh industri makanan dan minuman pada tahun 2013 mencapai Rp 770 Trilyun. Besarnya potensi pasar, terutama dari golongan masyarakat kelas menengah diharapkan mendorong konsumsi masyarakat atas produk makanan dan minuman. Berdasarkan riset dari Mc Kinsey memprediksikan bahwa belanja tahunan masyarakat terkait dengan produk makanan dan minuman di Indonesia akan meningkat dari USD 73 Milyar ditahun 2011 menjadi sebesar USD 194 Milyar ditahun 2030. Peningkatan populasi middle class income memiliki efek yang sangat signifikan untuk perkembangan industri pemrosesan makanan dan minuman dimana produk yang menawarkan kesehatan, kenyamanan serta gaya hidup diperkirakan akan tumbuh signifikan seiring dengan peningkatan kesejahteraan dan perubahan gaya hidup. Gaya hidup dari masyarakat middle class dan juga ekspansi dari berbagai perusahaan F&B telah mendorong konsumsi atas roti, makanan kaleng, mie instant dan lain sebagainya. Tercatat penjualan dari industri roti dan kue pada tahun 2012 sebesar Rp 18 Trilyun, sedangkan untuk produk makanan kaleng diperkirakan mencapai Rp 4.4 Trilyun. Industri pengolahan Mie Instant sepanjang tahun 2012 membukukan penjualan sebesar Rp 20 Trilyun dimana volume penjualan mie instant untuk tahun 2013 diekspektasikan meningkat sebesar 10%. Sementara itu, penjualan industri biskuit mencapai Rp 11.5 trilyun pada tahun 2012,
87 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
dimana biskuit berlapis coklat mencatat pertumbuhan penjualan sebesar 12% sepanjang tahun 2012. Peningkatan jumlah masyarakat middle class income, perubahan gaya hidup serta tingkat kesadaran atas kesehatan yang semakin membaik, telah meningkatkan pasar produk susu dan yogurt yang diestimasi pada tahun 2012 memiliki sales sebesar Rp 2.4 trilyun.
Dari sisi produksi, industri F&B menjadi kontributor terbesar terhadap GDP diluar industri migas dengan share yang meningkat dari 28.6% di tahun 2005 menjadi 36.3% di tahun 2012. Pertumbuhan industri makanan dan minuman pada tahun 2013 ditargetkan sebesar 8%, relatif sama dengan realisasi tahun 2012 sebesar 7.7%. Jumlah pemain di industri F&B relatif banyak, dimana jumlah pemain dengan skala menengah mencapai 5.297 perusahaan di tahun 2011. Beberapa pemain utama dalam industri F&B adalah Indofood, Mayora, Nippon Indosari Corporindo, Ultrajaya, Siantar Top serta Empat Sekawan. Bahan baku mendominasi struktur biaya dari industri F&B sebesar 60%-80%. Harga komoditas makanan seperti gula, tepung dan kelapa sawit di tahun 2013 diprediksikan stabil bahkan cenderung menurun. Selain itu, nilai tukar rupiah saat ini cenderung untuk terdepresiasi sepanjang tahun 2013. Tantangan lain yang dihadapi oleh industri F&B adalah peningkatan UMR serta TDL walaupun secara struktur biaya relatif kecil (<10%), Masih rendahnya kualitas infrastruktur menyebabkan gangguan distribusi dari bahan baku serta kompetisi dari produk makanan import. GAPMMI memperkirakan nilai import F&B pada tahun 2013 dapat mencapai Rp 66 Triyun. Sementara itu, data dari Kementrian Perdagangan menunjukkan bahwa impor dari produk F&B sepanjang 2007 – 2011 tumbuh sekitar 17% per tahun.
3. Analisa Persaingan Sektor Industria) Barrier to Entry
Untuk bersaing dalam industri makan dan minuman di Indonesia, ESS dan ESSF Group akan menghadapi berbagai tantangan atau hambatan yang dapat dipandang sebagai barrier-to-entry, misalnya :
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
92 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
Industri 88
• Untuk menjadi pemain utama dibidang consumer good maka dibutuhkan rantai usaha yang kuat mulai dari supply bahan baku, produksi hingga jaringan distribusi. ESS melalui ESSF telah berpengalaman selama lebih dari 20 tahun dalam mengembangkan rantai tersebut hingga memiliki skala usaha yang besar seperti saat ini
• ESSF merupakan perusahaan yang telah memiliki reputasi yang baik di Industri consumable fooddan telah mendukung program World Food Program selanjutnya ESSF mulai melebarkan usahanya dengan menggeluti Perkebunan Kelapa Sawit
• ESSF menyadari akan industri yang berpotensi dan menguntungkan ini akan memikat banyak investor dan menarik pemain baru untuk masuk dalam industri ini. Karena intu, ESSF telah melakukan berbagai riset yang sudah berjalan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualtas produk dan menperbaiki proses produksi agar semakin efisien dan efektif. ESSF juga berencana untuk melakukan banyak perbaikan terhadap fasilitas dan infrastruktur untuk melakukan banyak perbaikan terhadap fasilitas dan infrastruktur produksi sebagai antisipasi peningkatan target kapasitas produksi serta persiapan untuk masuk ke beberapa produk makanan baru.
b) Posisi tawar pembeli (buyer)Untuk mendukung strategi pemasarannya, ESS memiliki jaringan distribusi yang handal. Saat ini ESSmemiliki kurang lebih 60 distributor utama, diluar outlet-outlet, yang tersebar di seluruh wilayah nusantara. Sementara ESS Food memiliki 174 distributor dan kurang lebih 62 ribu outlet untuk memasarkan produknya. ESS telah memiliki hubungan track record yang lama dengan para distributornya, dan posisi tawar pembeli (buyer) terhadap ESS selama ini relatif terkendali mengingat ESS memiliki reputasi mampu memberikan produk dengan kualitas yang semakin memadai dan menerapkan standar kualitas yang tinggi dengan harga yang kompetitif. Untuk mendukung strategi pemasarannya, ESS juga berencana untuk menambah jumlah distributornya.
c) Posisi tawar produsen (supplier).Lebih dari 60% omzet ESS berasal dari produk mie kering dan instan dengan bahan baku utama untuk produksi adalah tepung terigu. Sebagian besar kebutuhan terigu dipasok oleh perusahaan nasional, seperti Sriboga dan Bogasari. ESS telah menjalin kerjasama sejak lama dengan para pemasok sehingga relatif tidak menemui kesulitan dalam menjaga ketersediaan pasokan bahan baku.
d) Barang SubstitusiESS memfokuskan untuk memproduksi basic food, yaitu produk makanan yang harus diolah dahulusebelum dikonsumsi. Adapun produk basic food yang diproduksi berupa mie kering dan bihun kering dan juga mie instant dan bihun instant. Produk subtitusi dari mie kering dan bihun kering berupa makanan pengganti seperti makanan berbasis beras, kentang ataupun spagetii yang dihasilkan oleh produsen lain. Namun, khusus untuk mie kering dan bihun kering, ESS telah memiliki market share yang cukup besar 23% sehingga kemungkinan untuk pelanggan berpindah ke produk lain relatif kecil dikarenakan merek mie kering ESS seperti mie ayam cap 2 telor sudah menjadi pilihan utama dari restoran maupun pedagang makanan.
e) Kondisi PersainganKhusus untuk kategory basic food yang diproduksi oleh ESS merupakan market leader dalam penguasaan market share dari produk basic food di Indonesia. Tercatat pada akhir tahun 2011, khusus untuk mie kering dan bihun kering ESS memiliki pangsa pasar sebesar 23%.
Produk ESS seperti Mie Kering cap ayam 2 telor danbihun kering superior telah memiliki pangsa pasar yang cukup solid dikalangan pedagang makanan olahan dan menjadi merek pilihan para pedagang untuk memenuhi kebutuhan mie kering dan bihun kering. Selain ESS,terdapat beberapa perusahaan besar yang masuk kedalam industri basic food khususnya mie kering dan bihun kering,
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 93Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 88
• Untuk menjadi pemain utama dibidang consumer good maka dibutuhkan rantai usaha yang kuat mulai dari supply bahan baku, produksi hingga jaringan distribusi. ESS melalui ESSF telah berpengalaman selama lebih dari 20 tahun dalam mengembangkan rantai tersebut hingga memiliki skala usaha yang besar seperti saat ini
• ESSF merupakan perusahaan yang telah memiliki reputasi yang baik di Industri consumable fooddan telah mendukung program World Food Program selanjutnya ESSF mulai melebarkan usahanya dengan menggeluti Perkebunan Kelapa Sawit
• ESSF menyadari akan industri yang berpotensi dan menguntungkan ini akan memikat banyak investor dan menarik pemain baru untuk masuk dalam industri ini. Karena intu, ESSF telah melakukan berbagai riset yang sudah berjalan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualtas produk dan menperbaiki proses produksi agar semakin efisien dan efektif. ESSF juga berencana untuk melakukan banyak perbaikan terhadap fasilitas dan infrastruktur untuk melakukan banyak perbaikan terhadap fasilitas dan infrastruktur produksi sebagai antisipasi peningkatan target kapasitas produksi serta persiapan untuk masuk ke beberapa produk makanan baru.
b) Posisi tawar pembeli (buyer)Untuk mendukung strategi pemasarannya, ESS memiliki jaringan distribusi yang handal. Saat ini ESSmemiliki kurang lebih 60 distributor utama, diluar outlet-outlet, yang tersebar di seluruh wilayah nusantara. Sementara ESS Food memiliki 174 distributor dan kurang lebih 62 ribu outlet untuk memasarkan produknya. ESS telah memiliki hubungan track record yang lama dengan para distributornya, dan posisi tawar pembeli (buyer) terhadap ESS selama ini relatif terkendali mengingat ESS memiliki reputasi mampu memberikan produk dengan kualitas yang semakin memadai dan menerapkan standar kualitas yang tinggi dengan harga yang kompetitif. Untuk mendukung strategi pemasarannya, ESS juga berencana untuk menambah jumlah distributornya.
c) Posisi tawar produsen (supplier).Lebih dari 60% omzet ESS berasal dari produk mie kering dan instan dengan bahan baku utama untuk produksi adalah tepung terigu. Sebagian besar kebutuhan terigu dipasok oleh perusahaan nasional, seperti Sriboga dan Bogasari. ESS telah menjalin kerjasama sejak lama dengan para pemasok sehingga relatif tidak menemui kesulitan dalam menjaga ketersediaan pasokan bahan baku.
d) Barang SubstitusiESS memfokuskan untuk memproduksi basic food, yaitu produk makanan yang harus diolah dahulusebelum dikonsumsi. Adapun produk basic food yang diproduksi berupa mie kering dan bihun kering dan juga mie instant dan bihun instant. Produk subtitusi dari mie kering dan bihun kering berupa makanan pengganti seperti makanan berbasis beras, kentang ataupun spagetii yang dihasilkan oleh produsen lain. Namun, khusus untuk mie kering dan bihun kering, ESS telah memiliki market share yang cukup besar 23% sehingga kemungkinan untuk pelanggan berpindah ke produk lain relatif kecil dikarenakan merek mie kering ESS seperti mie ayam cap 2 telor sudah menjadi pilihan utama dari restoran maupun pedagang makanan.
e) Kondisi PersainganKhusus untuk kategory basic food yang diproduksi oleh ESS merupakan market leader dalam penguasaan market share dari produk basic food di Indonesia. Tercatat pada akhir tahun 2011, khusus untuk mie kering dan bihun kering ESS memiliki pangsa pasar sebesar 23%.
Produk ESS seperti Mie Kering cap ayam 2 telor danbihun kering superior telah memiliki pangsa pasar yang cukup solid dikalangan pedagang makanan olahan dan menjadi merek pilihan para pedagang untuk memenuhi kebutuhan mie kering dan bihun kering. Selain ESS,terdapat beberapa perusahaan besar yang masuk kedalam industri basic food khususnya mie kering dan bihun kering,
89 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
seperti Indofood melalui mie telor cap 3 ayam, PT. Kuala Pangan melalui mie atom cap bulan dan PT. Wijaya Panca Sentosa melalui mie telor kuda menjangan.
Sedangkan untuk mie instant dan bihun instant, market share ESS masih terbilang sangat kecil karena masih belum dapat bersaing secara optimal dengan merek – merek mie instant dari Indofood, Wings Group, ABC, Nissin dan lain sebagainya.
d. Pemasaran1. Produk/Jasa yang dipasarkan.
ESS sendiri memproduksi Basic Food seperti mie kering dan bihun kering serta mie instant dan bihun instant.Adapun merek – merek yang diproduksi ESS sbb :
• Mie Kering : Mie Ayam cap 2 dara, Superior, Filtra, Kurma, Spider, New Bossmi• Mie Instant : Hahamie• Bihun Kering : Superior (Putri Agung), Superior (Yumi), Superior (Raja), Tanam Jagung• Bihun Instant : Bihunku•
Pada tahun 2005, ESS menandatangani kontrak dengan WFP untuk penyediaan biskuit, namun perusahaan yang memproduksi adalah PT. Poly Meditra Indonesia (pihak berelasi – Anak perusahaan ESSF yang khusus memproduksi Consumer Food) sehingga pendapatan ESS dari Kontrak WFP sebenarnya adalah pendapatan untuk PT. Poly Meditra Indonesia. Pada komponen penjualan ESS terdapat penjualan produk lain – lain berupa penjualan bahan baku yang layak konsumsi tapi tidak memenuhi standard kualitas ESSkepada pihak ketiga.
2. Market ShareJumlah penduduk Indonesia yang mencapai sekitar 200 juta jiwa dan pertumbuhan perekonomian Indonesia yang cukup pesat memberi peluang bagi pengembangan lebih lanjut usaha ESSF secara group. Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi makan penghasilan masyarakat dan disposable income juga mengalami peningkatan, yang terlihat dari tren kenaikan pendapat per kapita penduduk Indonesia dari tahun ke tahun. Diharapkan dengan kenaikan pendapatan per kapita, permintaan akan barang konsumsi khususnya makanan akan meningkat juga.
Untuk produk basic food khusunya mie kering ESS dan bihun kering merupakan market leader dengan pangsa pasar 23%. Sedangkan untuk mie instant dan bihun instant masih dibawah produsen utama seperti Indofood, Wings Food, ABC Food dsb, jadi masih merupakan follower.
3. Realisasi PenjualanRealisasi penjualan ESS selama periode 2010 – 2012 sbb :
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 90
Penjualan pada tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 5.18%. Penurunan ini disebabkan adanya penurunan penjualan biskuit WFP sebesar 41% serta produk lain – lain sebesar 65%. Sedangkan dari produk inti ESS yaitu Mie Kering dan Mie Instan serta Bihun Kering dan Bihun Instan mengalami peningkatan sebesar 4.8% dan 53%. Penurunan biskuit WFP disebabkan adanya perubahan schedule pengiriman barang ke Iraq sesuai supply contract dengan UN, beberapa schedule pengiriman yang seharusnya dilakukan pada tahun 2012 dimundurkan ke tahun 2013.
4. Pasar yang ditujuProduk yang dijual oleh ESS berupa Basic Food serta Biskuit untuk kontrak kepada WFP. Basic Food adalah jenis produk yang harus diolah lebih dahulu sebelum dikonsumsi, biasanya banyak digunakan oleh pedagang sebagai bahan masakan yang akan mereka sajikan kepada konsumen akhir. ESSF melalui ESStelah menjadi pemimpin pasar dibidang bihun kering dan mie kering di Indonesia dengan market share sebesar 28%. Konsumen Mie Kering pada umumnya restoran, perusahaan katering, ibu rumah tangga dan pedagang kaki lima. Sedangkan produk bihun kering umumnya memiliki target konsumen terutama ibu rumah tangga dan pedagang makanan olahan.
ESSF melalui ESS dipercaya sebagai pemasok makanan bagi berbagai program kemanusiaan oleh World Food Program (WFP) sejak tahun 2005. Kepercayaan ini diraih dengan penuh karena perseroan telah memenangkan tender yang diikuti perusahaan seluruh dunia untuk memasok produk – produk makanan tersebut. Adapun penyaluran produk kontrak WFP diantaranya Myanmar, Bangladesh, Filipina, Pakistan dan Irak.
5. Strategi PemasaranPemasaran dari produk ESS disalurkan melalui ESSF sebagai induk usaha. Industri makanan merupakan industri yang dinamis baik dari segi selera maupun dari segi permintaan. Dalam upaya meningkatkan penjualan produk yang dihasilkan, ESS melalui ESSF berupaya memperkuat positioning setiap produk dan melakukan diferensiasi melalui strategy quality dan strategy value.
Strategy Quality adalah memberikan produk produk dengan kualitas yang lebih baik dibanding produk kompetitor sehingga menghasilkan kepuasan dan loyalitas dari pelanggan. Strategy value yang diterapkan adalah dengan memberikan nilai yang lebih bagi kustomer baik melalui layanan yang lebih baik maupun dengan mempertahankan harga yang terjangkau. Selain itu ESSF juga aktif melakukan berbagai invasi baik untuk produk yang dihasilkan maupun promosi dan proses distribusinya. Dalam melakukan agenda promosi, ESSF selalui melakukan aktifitas trade promo dan consumer promo. Trade Promo diberikan dalam bentuk insentif kepada jalur distribusi dan toko ritel. Sedangkan consumer promo melalui kampanye pemasaran melalui Iklan TV, Billboard dan promo kustomer.
6. Rencana PenjualanRencana penjualan ESS untuk tahun 2013 – 2014 diproyeksikan cukup konservatif hanya sebesar 5% per tahun, untuk tahun 2015 sebesar 2,75% per tahun dan untuk tahun 2016 – 2018 tidak ada pertumbuhandengan asumsi sbb :• Pertumbuhan ekonomi untuk tahun 2013 berdasarkan asumsi makro APBN-P 2013 sebesar 6.3%.• Komposisi produk menggunakan komposisi tahun 2012.• Pertumbuhan penjualan pada tahun 2010 – 2011 tercatat sebesar 53% dan untuk tahun 2011 – 2012
menurun sebesar -5%. Seperti yang telah diutarakan sebelumnya, penurunan penjualan ini berasal dari penurunan penjualan biskuit (-41%) serta produk lainnya (-65%). Namun untuk produk inti dari ESSyakni mie kering serta bihun kering selama tahun 2011 – 2012 naik masing – masing 5% dan 53%.
• Produksi mie kering + instant diasumsikan mencapai puncak kapasitas produksi (utilisasi telah mencapai 90%) pada tahun 2015, sehingga penjualan mie kering + instant tahun 2016 – 2018diasumsikan stagnan
• Produksi Bihun Kering + instant diasumsikan mencapai puncak kapasitas produksi pada tahun 2014sehingga penjualan Bihun Kering + instant tahun 2015 – 2018 diasumsikan stagnan
• Tidak ada penambahan kapasitas produksi.
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 95Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 90
Penjualan pada tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 5.18%. Penurunan ini disebabkan adanya penurunan penjualan biskuit WFP sebesar 41% serta produk lain – lain sebesar 65%. Sedangkan dari produk inti ESS yaitu Mie Kering dan Mie Instan serta Bihun Kering dan Bihun Instan mengalami peningkatan sebesar 4.8% dan 53%. Penurunan biskuit WFP disebabkan adanya perubahan schedule pengiriman barang ke Iraq sesuai supply contract dengan UN, beberapa schedule pengiriman yang seharusnya dilakukan pada tahun 2012 dimundurkan ke tahun 2013.
4. Pasar yang ditujuProduk yang dijual oleh ESS berupa Basic Food serta Biskuit untuk kontrak kepada WFP. Basic Food adalah jenis produk yang harus diolah lebih dahulu sebelum dikonsumsi, biasanya banyak digunakan oleh pedagang sebagai bahan masakan yang akan mereka sajikan kepada konsumen akhir. ESSF melalui ESStelah menjadi pemimpin pasar dibidang bihun kering dan mie kering di Indonesia dengan market share sebesar 28%. Konsumen Mie Kering pada umumnya restoran, perusahaan katering, ibu rumah tangga dan pedagang kaki lima. Sedangkan produk bihun kering umumnya memiliki target konsumen terutama ibu rumah tangga dan pedagang makanan olahan.
ESSF melalui ESS dipercaya sebagai pemasok makanan bagi berbagai program kemanusiaan oleh World Food Program (WFP) sejak tahun 2005. Kepercayaan ini diraih dengan penuh karena perseroan telah memenangkan tender yang diikuti perusahaan seluruh dunia untuk memasok produk – produk makanan tersebut. Adapun penyaluran produk kontrak WFP diantaranya Myanmar, Bangladesh, Filipina, Pakistan dan Irak.
5. Strategi PemasaranPemasaran dari produk ESS disalurkan melalui ESSF sebagai induk usaha. Industri makanan merupakan industri yang dinamis baik dari segi selera maupun dari segi permintaan. Dalam upaya meningkatkan penjualan produk yang dihasilkan, ESS melalui ESSF berupaya memperkuat positioning setiap produk dan melakukan diferensiasi melalui strategy quality dan strategy value.
Strategy Quality adalah memberikan produk produk dengan kualitas yang lebih baik dibanding produk kompetitor sehingga menghasilkan kepuasan dan loyalitas dari pelanggan. Strategy value yang diterapkan adalah dengan memberikan nilai yang lebih bagi kustomer baik melalui layanan yang lebih baik maupun dengan mempertahankan harga yang terjangkau. Selain itu ESSF juga aktif melakukan berbagai invasi baik untuk produk yang dihasilkan maupun promosi dan proses distribusinya. Dalam melakukan agenda promosi, ESSF selalui melakukan aktifitas trade promo dan consumer promo. Trade Promo diberikan dalam bentuk insentif kepada jalur distribusi dan toko ritel. Sedangkan consumer promo melalui kampanye pemasaran melalui Iklan TV, Billboard dan promo kustomer.
6. Rencana PenjualanRencana penjualan ESS untuk tahun 2013 – 2014 diproyeksikan cukup konservatif hanya sebesar 5% per tahun, untuk tahun 2015 sebesar 2,75% per tahun dan untuk tahun 2016 – 2018 tidak ada pertumbuhandengan asumsi sbb :• Pertumbuhan ekonomi untuk tahun 2013 berdasarkan asumsi makro APBN-P 2013 sebesar 6.3%.• Komposisi produk menggunakan komposisi tahun 2012.• Pertumbuhan penjualan pada tahun 2010 – 2011 tercatat sebesar 53% dan untuk tahun 2011 – 2012
menurun sebesar -5%. Seperti yang telah diutarakan sebelumnya, penurunan penjualan ini berasal dari penurunan penjualan biskuit (-41%) serta produk lainnya (-65%). Namun untuk produk inti dari ESSyakni mie kering serta bihun kering selama tahun 2011 – 2012 naik masing – masing 5% dan 53%.
• Produksi mie kering + instant diasumsikan mencapai puncak kapasitas produksi (utilisasi telah mencapai 90%) pada tahun 2015, sehingga penjualan mie kering + instant tahun 2016 – 2018diasumsikan stagnan
• Produksi Bihun Kering + instant diasumsikan mencapai puncak kapasitas produksi pada tahun 2014sehingga penjualan Bihun Kering + instant tahun 2015 – 2018 diasumsikan stagnan
• Tidak ada penambahan kapasitas produksi.
91 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
Dengan asumsi tersebut, maka proyeksi penjualan 2013 – 2019 sbb :Item % 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Lokasi pabrik dari ESS terletak di Jalan Solo – Magelang Km. 7,7, Desa Dagen, Kec. Jaten, Kab. Karanganyar – Propinsi Jawa Tengah. Sedangkan kantor pusat dari Empat Sekawan Group / PT. Empat Sekawan Sejahtera Food Tbk beralamat di Plaza Mutiara lantai 9, CBD Kuningan, Jakarta.
2. Kapasitas Produksi dan Realisasi ProduksiSaat ini ESS memproduksi 4 jenis produk yaitu Mie Kering, Mie Instant, Bihun Kering dan Bihun Instant. Adapun untuk memproduksi ke empat jenis produk tersebut, ESS memiliki 4 pabrik yang berada dalam 1 kompleks yaitu :• Mie Kering : 8 Line• Mie Instant : 4 Line• Bihun Kering : 7 line• Bihun instant + mie kering : 4 line
Total Line : 23 line
Untuk Mie Kering dan Mie Instant, total kapasitas dari ESS adalah sebesar 54 juta ton per tahun. Berikut adalah perbandingan antara tingkat produksi, kapasitas terpasang dan utilisasi dari produk mie kering dan mie instant selama periode 2010 – 2012 sbb :
Sedangkan untuk Bihun Kering dan Bihun Instant, total kapasitas dari ESS adalah sebesar 24 juta ton per tahun. Berikut adalah perbandingan antara tingkat produksi, kapasitas terpasang dan utilisasi dari produk Bihun Kering dan Bihun Instant selama periode 2010 – 2012 sbb :
Sedangkan untuk produk biskuit untuk WFP, diproduksi oleh PT. Poly Meditra Indonesia, sister company dibawah ESSF Group. Berdasarkan keterangan nasabah, Penjualan yang diterima ESS dari produk Biskuit untuk WFP ditransfer kepada PT. Poly Meditra Indonesia. Sehingga produk yang benar – benar diproduksi oleh ESS hanyalah basic food berupa mie kering – instant serta bihun kering – instant.
3. Proses ProduksiProses produksi mie kering dan mie instant sbb :
12 14
20 24 24 24
48% 56%
85%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
0
5
10
15
20
25
30
2010 2011 2012
Produksi Kapasitas Terpasang Utilisasi
Ribu Ton / Thn
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 97Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Sedangkan untuk Bihun Kering dan Bihun Instant, total kapasitas dari ESS adalah sebesar 24 juta ton per tahun. Berikut adalah perbandingan antara tingkat produksi, kapasitas terpasang dan utilisasi dari produk Bihun Kering dan Bihun Instant selama periode 2010 – 2012 sbb :
Sedangkan untuk produk biskuit untuk WFP, diproduksi oleh PT. Poly Meditra Indonesia, sister company dibawah ESSF Group. Berdasarkan keterangan nasabah, Penjualan yang diterima ESS dari produk Biskuit untuk WFP ditransfer kepada PT. Poly Meditra Indonesia. Sehingga produk yang benar – benar diproduksi oleh ESS hanyalah basic food berupa mie kering – instant serta bihun kering – instant.
3. Proses ProduksiProses produksi mie kering dan mie instant sbb :
12 14
20 24 24 24
48% 56%
85%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
0
5
10
15
20
25
30
2010 2011 2012
Produksi Kapasitas Terpasang Utilisasi
Ribu Ton / Thn
93 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
Proses untuk pembuatan mie dan bihun pada umumnya adalah sama. Adapun alur produksi dapat diawali dengan penuangan bahan tepung ke dalam secrew conveyor, pengadukan (mixing), pembentukan adonan menjadi lembaran (roll-sheeting), pembelahan lembaran menjadi untaian mie (slitting), pengukusan (steaming), pemotongan dan pelipatan (cutting and folding), penggorengan (frying), pendinginan (cooling) dan pengemasan (packing).
4. Bahan Baku dan Bahan PenolongBahan baku utama untuk produksi makanan ESS adalah tepung terigu. Sebagian besar kebutuhan tepung terigu dipasok oleh perusahaan nasional. Bahan baku lainnya adalah tepung jagung, beras, tepung tapioka, minyak goreng dan pati gandum dimana sebagian besar dipasok dari dalam negeri dan sebagian kecilberasal dari impor antara lain dari Australia, Malaysia dan Pakistan. ESS telah menjalin kerjasama sejak lama dengan para pemasok sehingga relatif tidak menemui kesulitan dalam menjaga ketersediaan bahan baku. Selain kualitas bahan baku yang tinggi, bahan baku yang digunakan juga memenuhi persyaratan standar makanan dari Departement Kesehatan dan mendapatkan sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia.
5. Rencana ProduksiDengan asumsi rencana penjualan sebesar 5 %, maka proyeksi produksi selama periode 2013 – 2018sebagai berikut :
Mie Kering dan Instant 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Harga Rata - Rata 12 12 12 12 12 12Produksi 43,901 46,096 48,400 48,400 48,400 48,400Kapasitas 54,000 54,000 54,000 54,000 54,000 54,000Utilisasi 81% 85% 90% 90% 90% 90%
Harga Rata - Rata 9 9 9 9 9 9Produksi 20,897 21,600 21,600 21,600 21,600 21,600Kapasitas 24,000 24,000 24,000 24,000 24,000 24,000Utilisasi 87% 90% 90% 90% 90% 90%
Keterangan :• Produksi mie kering + instant tahun 2013 diproyeksikan sebesar 43.901 ton atau meningkat 6%
dibandingkan tahun 2012 sebesar 41.503 ton.• Tingkat utilisasi produksi mie kering + instant diproyeksikan akan mencapai puncaknya pada tahun
2015 dimana tingkat utilisasi mencapai 90% atau sama dengan 48.400 ton per tahun.• Produksi Bihun Kering + Instant tahun 2013 diproyeksikan sebesar 20.897 ton atau meningkat 2%
dibandingkan tahun 2012 sebesar 20.457 ton.• Tingkat utilisasi produksi Bihun Kering + Instant diproyeksikan akan mencapai puncaknya pada tahun
2014 dimana tingkat utilisasi mencapai 90% atau sama dengan 21.600 ton per tahun.
6. Aspek Sosial dan AmdalSebagian besar bahan baku yang digunakan dan diolah ESSF berasal dari produk-produk pertanian dan bahan baku lainnya yang bersifat alamiah. Dalam proses produksinya hanya sedikit limbah produk yang
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
98 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 94
dihasilkan. Minyak goreng yang telah digunakan disaring dengan mesin penyaringan agar dapat dipergunakan kembali, remah remah makanan olahan yang terbuang dari proses produksi dikumpulkan dan dijual kembali ke pedagang kecil. Limbah cair dari proses pencucian bahan baku akan ditampung terlebih dahulu sebelum diolah UPL.
Berdasarkan Surat Keterangan Nomor 660.1/623-19/2007 yang dikeluarkan oleh Dinas Lingkungan Hidup tanggal 13 Desember 2007 ESS telah melakukan pengurusan terhadap Izin Pembuangan Limbah Cair. Selain itu juga telah mendapatkan Certificate of Registration No. LTIPB-SRACCP-020-2006 tertanggal 12 Juni 2006 tentang Analisa Bahaya dan Pengendalian Titik Kritis Keamanan Pangan dengan ruang lingkup biskuit dan wafer stick peringkat level 1 (satu).
2. Kualitas Kuantitatif a. Analisa Laporan Keuangan Historical
Laporan keuangan yang dipergunakan untuk melakukan analisa kuantitatif adalah sbb :• Laporan keuangan posisi Maret 2013 menggunakan laporan inhouse• Laporan keuangan tahun 2012 – 2011 diaudit oleh KAP Aryanto, Amir Yusuf, Mawar & Saptoto (KAP
terdaftar sebagai Rekanan Bapepam dan rekanan Bank Pembangunan Syariah) melalui laporan No.R/265.AGA/dwd.2/2013 tanggal 28 Maret 2013 dengan opini wajar tanpa pengecualian.
• Laporan keuangan tahun 2010 – 2011 diaudit oleh KAP Aryanto, Amir Yusuf, Mawar & Saptoto (KAPterdaftar sebagai Rekanan Bapepam dan rekanan Bank Pembangunan Syariah) melalui laporan No.R/339.AGA/dwd.1/2012 tanggal 11 April 2012 dengan opini wajar tanpa pengecualian.
(Rp Juta)
Balance SheetThn 2010
Thn 2011 Thn 2012 Q1 2013
Audited Audited Audited InhouseAKTIVA· Current Asset 352.064 515.471 537.129 552.297· Net Fixed Asset 309.904 281.288 253.634 248.460· Non Current Asset 194.682 184.385 234.322 178.180Total Asset 856.650 981.144 1.025.085 988.937PASIVA· Current Liabilities 368.959 455.648 558.564 443.733· Long Term Liabilities 312.479 287.662 169.368 213.933· Net Worth 175.212 237.834 297.153 321.271 Total Liabilities + Net Worth 856.650 981.144 1.025.085 978.937
AKTIVA• Perbandingan Nilai Aset 2010 – 2011
Total Asset selama tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 15% dibandingkan dengan tahun 2010. Kenaikan ini disebabkan pertumbuhan yang signifikan di sisi current asset sebesar 46%. Dimana pertumbuhan Current Asset didorong oleh Trade receivable pihak ketiga yang meningkat sebesar 145%yang bersumber dari peningkatan AR kepada PT. Semar Kencana Sejati dari Rp 30 Milyar (2010) menjadi Rp 104 Milyar (2011) dan PT. Tata Makmur Sejahtera (2010) menjadi Rp 65 Milyar (2011). Walaupun AR meningkat namun AR DOH relatif stabil . Peningkatan Trade receivable yang sangat signifikant juga menyebabkan perubahan komposisi AR yang sebelumnya sebesar 16% dari asset menjadi sebesar 34% dari asset. Sedangkan dari Net Fixed Asset mengalami penurunan sebesar 9% dikarenakan tidak ada penambahan asset dan semakin berkurang dengan peningkatan akumulasi depresiasi. Dari Non Current Asset terdapat peningkatan yang cukup signifikan dari advance on purchases dari Rp 16 M menjadi Rp 41 M berupa peningkatan uang muka untuk pembelian tepung terigu dan bahan pembantu lainnya sebagai dampak dari peningkatan pembelian bahan baku, dimana pada tahun 2010 pembelian bahan baku sebesar Rp 272 Milyar sedangkan tahun 2011 meningkat menjadi Rp 360 Milyar.
• Perbandingan Nilai Aset 2011 – 2012
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 99Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 94
dihasilkan. Minyak goreng yang telah digunakan disaring dengan mesin penyaringan agar dapat dipergunakan kembali, remah remah makanan olahan yang terbuang dari proses produksi dikumpulkan dan dijual kembali ke pedagang kecil. Limbah cair dari proses pencucian bahan baku akan ditampung terlebih dahulu sebelum diolah UPL.
Berdasarkan Surat Keterangan Nomor 660.1/623-19/2007 yang dikeluarkan oleh Dinas Lingkungan Hidup tanggal 13 Desember 2007 ESS telah melakukan pengurusan terhadap Izin Pembuangan Limbah Cair. Selain itu juga telah mendapatkan Certificate of Registration No. LTIPB-SRACCP-020-2006 tertanggal 12 Juni 2006 tentang Analisa Bahaya dan Pengendalian Titik Kritis Keamanan Pangan dengan ruang lingkup biskuit dan wafer stick peringkat level 1 (satu).
2. Kualitas Kuantitatif a. Analisa Laporan Keuangan Historical
Laporan keuangan yang dipergunakan untuk melakukan analisa kuantitatif adalah sbb :• Laporan keuangan posisi Maret 2013 menggunakan laporan inhouse• Laporan keuangan tahun 2012 – 2011 diaudit oleh KAP Aryanto, Amir Yusuf, Mawar & Saptoto (KAP
terdaftar sebagai Rekanan Bapepam dan rekanan Bank Pembangunan Syariah) melalui laporan No.R/265.AGA/dwd.2/2013 tanggal 28 Maret 2013 dengan opini wajar tanpa pengecualian.
• Laporan keuangan tahun 2010 – 2011 diaudit oleh KAP Aryanto, Amir Yusuf, Mawar & Saptoto (KAPterdaftar sebagai Rekanan Bapepam dan rekanan Bank Pembangunan Syariah) melalui laporan No.R/339.AGA/dwd.1/2012 tanggal 11 April 2012 dengan opini wajar tanpa pengecualian.
(Rp Juta)
Balance SheetThn 2010
Thn 2011 Thn 2012 Q1 2013
Audited Audited Audited InhouseAKTIVA· Current Asset 352.064 515.471 537.129 552.297· Net Fixed Asset 309.904 281.288 253.634 248.460· Non Current Asset 194.682 184.385 234.322 178.180Total Asset 856.650 981.144 1.025.085 988.937PASIVA· Current Liabilities 368.959 455.648 558.564 443.733· Long Term Liabilities 312.479 287.662 169.368 213.933· Net Worth 175.212 237.834 297.153 321.271 Total Liabilities + Net Worth 856.650 981.144 1.025.085 978.937
AKTIVA• Perbandingan Nilai Aset 2010 – 2011
Total Asset selama tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 15% dibandingkan dengan tahun 2010. Kenaikan ini disebabkan pertumbuhan yang signifikan di sisi current asset sebesar 46%. Dimana pertumbuhan Current Asset didorong oleh Trade receivable pihak ketiga yang meningkat sebesar 145%yang bersumber dari peningkatan AR kepada PT. Semar Kencana Sejati dari Rp 30 Milyar (2010) menjadi Rp 104 Milyar (2011) dan PT. Tata Makmur Sejahtera (2010) menjadi Rp 65 Milyar (2011). Walaupun AR meningkat namun AR DOH relatif stabil . Peningkatan Trade receivable yang sangat signifikant juga menyebabkan perubahan komposisi AR yang sebelumnya sebesar 16% dari asset menjadi sebesar 34% dari asset. Sedangkan dari Net Fixed Asset mengalami penurunan sebesar 9% dikarenakan tidak ada penambahan asset dan semakin berkurang dengan peningkatan akumulasi depresiasi. Dari Non Current Asset terdapat peningkatan yang cukup signifikan dari advance on purchases dari Rp 16 M menjadi Rp 41 M berupa peningkatan uang muka untuk pembelian tepung terigu dan bahan pembantu lainnya sebagai dampak dari peningkatan pembelian bahan baku, dimana pada tahun 2010 pembelian bahan baku sebesar Rp 272 Milyar sedangkan tahun 2011 meningkat menjadi Rp 360 Milyar.
• Perbandingan Nilai Aset 2011 – 2012
95 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
Total Asset selama tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 4% dibandingkan dengan tahun 2011. Kenaikan ini disebabkan pertumbuhan yang signifikan di sisi current asset sebesar 4%. Dimana pertumbuhan Current Asset didorong oleh peningkatan inventory sebesar 16% yang disumbangkan oleh peningkatan inventory raw material dari Rp 140 Milyar menjadi Rp 160 Milyar. Peningkatan yang cukup signifikan juga terjadi pada due to affiliated dari Rp 135 Milyar menjadi Rp 185 Milyar.
• Perbandingan Nilai Aset 2012 – Q1 2013Total Asset selama Q1 2013 mengalami penurunan sebesar 5%. Penurunan ini disebabkan due to related parties yang menurun dari Rp 185 Milyar menjadi Rp 113 Milyar. Selain itu juga terjadi penurunan dari AR sebesar 5% walaupun dari keseluruhan total current asset meningkat sebesar 3%.
PASSIVA• Perbandingan Nilai PASSIVA 2010 – 2011
Total Passiva selama tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 15% dibandingkan dengan tahun 2010. Peningkatan ini disebabkan pertumbuhan baik dari sisi total liabilities maupun dari sisi net worth. Tercatat Total Liabilities meningkat sebesar 9% yang bersumber dari current liabilities yang meningkat sebesar 23%, sedangkan dari sisi Long Term Liabilities menurun sebesar 8%. Peningkatan Current Liabilities disebabkan oleh peningkatan STD sebesar 14%, CPLTD sebesar 27% serta tax payable sebesar 175%. Hutang bank jangka pendek dipergunakan untuk modal kerja perusahaan baik berupa cash loan, LC untuk pembelian bahan baku serta Non Cash Loan lainnya, sedangkan fasilitas bank jangka panjang perusahaan dipergunakan untuk pembiayaan kembali atas komplek pabrik yang berlokasi di Desa Sepat, Magelang.Peningkatan Net Worth tercatat sebesar 36% yang disebabkan oleh peningkatan laba ditahan perusahaan.
• Perbandingan Nilai PASSIVA 2011 – 2012Total Passiva selama tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 4% dibandingkan dengan tahun 2011. Peningkatan ini disebabkan oleh pertumbuhan Net Worth yang mengalami peningkatan sebesar 25%. Sedangkan dari sisi total liabilities mengalami penurunan sebesar 2%. Walaupun dari sisi Current Liabilities meningkat sebesar 23% maka dari sisi LTD mengalami penurunan sebesar 41%. Pengkatan Current Asset disebabkan oleh AP yang meningkat sebesar 108% serta tax payable sebesar 83%. Sedangkan STD hanya meningkat sebesar 6%.
• Perbandingan Nilai PASSIVA 2012 – Q1 2013Total Passiva selama tahun Q1 2013 mengalami penurunan sebesar 5% dibandingkan dengan tahun 2012. Penurunan ini disebabkan oleh Total Liabilities yang menurun sebesar 10% dikarenakan penurunan Current Liabilities sebesar 22%. Dari sisi Net Worth terjadi peningkatan sebesar 6% dari akumulasi laba ditahan. Berikut rincian dari hutang bank selama periode Q1 2013 – 2012 sbb :
Keterangan:• Penjualan nasabah tumbuh sebesar 53.33% di tahun 2011 namun mengalami penurunan sebesar 5.18% di
tahun 2012 yang terutama disebabkan pada penurunan di lini produksi biskuit dan produksi lain-lain.Produk biskuit yang mengalami penurunan diproduksi oleh PT. Poly Meditra Indonesia (afiliated company) yang merupakan bagian dari kontrak dengan World Food Programe.
• Berikut rincian penjualan pada tahun 2011-2012 (dalam jutaan Rupiah):
97 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
• Penurunan penjualan juga disebabkan oleh penurunan pada penjualan ke United Nations untuk World Food Programme yang turun hingga sebesar 63.58% dibandingkan tahun sebelumnya. Turunnya penjualan ini disebabkan adanya perubahan schedule pengiriman barang ke Iraq sesuai supply contract dengan UN, beberapa schedule pengiriman yang seharusnya dilakukan pada tahun 2012 dimundurkan ke tahun 2013. Penurunan penjualan tahun 2012 murni karena permintaan WFP untuk merubah schedule dan disanggupi oleh ESS karena WFP merupakan salah satu prime customer dari ESS dan untuk menjaga hubungan baik dengan WFP. Menurut info dari ESS, bahwa pengunduran kontrak ini hanya terjadi untuk tahun 2012 saja namun untuk tahun 2013 – 2014 masih normal.
• Buyer utama dari nasabah dengan nilai penjualan bersih melebihi 10% dari total net sales adalah sebagai berikut:
• Rasio COGS/Sales pada tahun 2010 dan 2011 berada pada kisaran 71%, turun menjadi sebesar 67.87% di tahun 2012, sementara rasio SGA/Sales mengalami peningkatan menjadi sebesar 8.47% dari sebelumnya sebesar 7.45%. Secara umum cost structure baik COGS dan SGA relatif stabil selama tahun 2010 – 2012. Untuk Q1 2013 COGS/Sales tercatat sebesar 69% dan SGA/Sales hanya sebesar 4%.
• ROE pada tahun 2012 tercatat sebesar 24.39% menurun dari tahun 2011 sebesar 26.33%. Penurunan ini disebabkan pertumbuhan NPAUI pada tahun 2012 sebesar 16% masih lebih kecil dibandingkan dengan pertumbuhan net worth sebesar 25%.
• Usaha yang dijalankan Nasabah selama tiga tahun terakhir masih menguntungkan yang terlihat dari NPAUI/Sales (ROS) bernilai positif dan menunjukkan peningkatan selama tiga tahun terakhir, berkisar antara 2.98% s.d. 8.95%.
Keterangan:• Selama tiga tahun terakhir, trade cycle nasabah cenderung menurun dimana TC pada tahun 2010 tercatat
sebesar 239 hari sedangkan pada tahun 2012 tercatat sebesar 196 hari , dengan asset turnover berkisar antara 0.65 s.d. 0.87 kali.
• Di tahun 2012, A/R dan Inventory DOH cenderung lebih panjang dari posisi tahun sebelumnya, dikarenakan posisi piutang dagang dan inventory yang meningkat, sementara nilai sales dan COGS yang sedikit menurun. Hal ini pun mengakibatkan perputaran A/R dan Inventory menjadi lebih lambat.
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 101Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Keterangan:• Penjualan nasabah tumbuh sebesar 53.33% di tahun 2011 namun mengalami penurunan sebesar 5.18% di
tahun 2012 yang terutama disebabkan pada penurunan di lini produksi biskuit dan produksi lain-lain.Produk biskuit yang mengalami penurunan diproduksi oleh PT. Poly Meditra Indonesia (afiliated company) yang merupakan bagian dari kontrak dengan World Food Programe.
• Berikut rincian penjualan pada tahun 2011-2012 (dalam jutaan Rupiah):
97 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
• Penurunan penjualan juga disebabkan oleh penurunan pada penjualan ke United Nations untuk World Food Programme yang turun hingga sebesar 63.58% dibandingkan tahun sebelumnya. Turunnya penjualan ini disebabkan adanya perubahan schedule pengiriman barang ke Iraq sesuai supply contract dengan UN, beberapa schedule pengiriman yang seharusnya dilakukan pada tahun 2012 dimundurkan ke tahun 2013. Penurunan penjualan tahun 2012 murni karena permintaan WFP untuk merubah schedule dan disanggupi oleh ESS karena WFP merupakan salah satu prime customer dari ESS dan untuk menjaga hubungan baik dengan WFP. Menurut info dari ESS, bahwa pengunduran kontrak ini hanya terjadi untuk tahun 2012 saja namun untuk tahun 2013 – 2014 masih normal.
• Buyer utama dari nasabah dengan nilai penjualan bersih melebihi 10% dari total net sales adalah sebagai berikut:
• Rasio COGS/Sales pada tahun 2010 dan 2011 berada pada kisaran 71%, turun menjadi sebesar 67.87% di tahun 2012, sementara rasio SGA/Sales mengalami peningkatan menjadi sebesar 8.47% dari sebelumnya sebesar 7.45%. Secara umum cost structure baik COGS dan SGA relatif stabil selama tahun 2010 – 2012. Untuk Q1 2013 COGS/Sales tercatat sebesar 69% dan SGA/Sales hanya sebesar 4%.
• ROE pada tahun 2012 tercatat sebesar 24.39% menurun dari tahun 2011 sebesar 26.33%. Penurunan ini disebabkan pertumbuhan NPAUI pada tahun 2012 sebesar 16% masih lebih kecil dibandingkan dengan pertumbuhan net worth sebesar 25%.
• Usaha yang dijalankan Nasabah selama tiga tahun terakhir masih menguntungkan yang terlihat dari NPAUI/Sales (ROS) bernilai positif dan menunjukkan peningkatan selama tiga tahun terakhir, berkisar antara 2.98% s.d. 8.95%.
Keterangan:• Selama tiga tahun terakhir, trade cycle nasabah cenderung menurun dimana TC pada tahun 2010 tercatat
sebesar 239 hari sedangkan pada tahun 2012 tercatat sebesar 196 hari , dengan asset turnover berkisar antara 0.65 s.d. 0.87 kali.
• Di tahun 2012, A/R dan Inventory DOH cenderung lebih panjang dari posisi tahun sebelumnya, dikarenakan posisi piutang dagang dan inventory yang meningkat, sementara nilai sales dan COGS yang sedikit menurun. Hal ini pun mengakibatkan perputaran A/R dan Inventory menjadi lebih lambat.
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
98
• Sementara A/P DOH pun menjadi lebih panjang dikarenakan posisi hutang dagang nasabah yang meningkat menjadi dua kali lipat, dan nilai COGS yang menurun. Nilai A/E DOH cenderung turun, namun tidak signifikan.
• Kebutuhan modal kerja yang dilihat dari nilai Working Investment tercatat sedikit mengalami penurunan di tahun 2012, disebabkan penurunan pada penjualan dan nilai hutang dagang serta accrued expenses dari nasabah.
LIQUIDITY & LEVERAGELIQUIDITY & LEVERAGE Thn
2010Thn 2011
Thn 2012 Q1 2013
CURRENT RATIO 0,95 1,01 0,96 1,20QUICK RATIO 0,38 0,68 0,62 0,78DEBT TO EQUITY RATIO 3,48 2,42 1,74 1,40LEVERAGE 3,98 3,17 2,47 2,09
Keterangan:• Likuiditas nasabah ditinjau dari Current Ratio berkisar di 1, namun sedikit menunjukkan penurunan di
tahun 2012 menjadi sebesar 0.96 disebabkan peningkatan asset lancar perusahaan sebesar 4% masih di bawah pertumbuhan kewajiban lancarnya sebesar 23% yang sebagian besar disebabkan peningkatan hutang dagang nasabah.
• Rasio DER nasabah cenderung menurun selama tiga tahun terakhir. Di tahun 2012, rasio DER nasabah sebesar 1.74, turun dari posisi tahun lalu sebesar 2.42 disebabkan penurunan pada hutang jangka panjang Bank dan CPLTD, sementara modal nasabah meningkat. Penurunan DER menunjukkan peningkatan struktur pemodalan nasabah dan peningkatan kemampuan nasabah untuk dapat membayar hutang banknya. Secara umum posisi leverage nasabah juga menunjukkan penurunan yang menggambarkan peningkatan kemampuan modal nasabah untuk mengcover total kewajiban perusahaan.
DEBT SERVICING ABILITYDEBT SERVICING
ABILITYThn 2010 Thn 2011 Thn
2012 Q1 2013
TOTAL FINANCING PAYMENT -62.341 -130.795 -141.364 -81.359
Keterangan:• Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas relatif baik. Hal ini tercermin dari NOPAT yang
dihasilkan lebih besar dibandingkan dengan Financing Payment yang harus dibayarkan. NOPAT/FP di tahun 2012 sedikit menurun menjadi sebesar 1.46 dibandingkan tahun 2011 sebesar 1.52.
• COPAT/FP selama kurun periode 2009 – 2011 selalu berada diatas 1. Hal ini menunjukkan kemampuan nasabah atas pembayaran atas kewajiban – kewajiban perbankan yang relatif baik.
Tahun 2013 – 2014 diproyeksikan naik 5% per tahun, kemudian pada tahun 2015 naik 2.75%, 2016 - 2018 pertumbuhan stagnan dengan asumsi full capacity tanpa ada penambahan kapasitas dan harga relatif tetap.
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 103Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
AKTIVA· Current Asset 723,932 889,198 1,058,351 1,225,859 1,393,676 1,563,510· Net Fixed Asset 244,306 207,962 170,687 133,412 96,137 58,863· Non Current Asset 178,223 178,223 178,223 178,223 178,223 178,223Total Aktiva 1,146,461 1,275,382 1,407,260 1,537,494 1,668,036 1,800,595PASIVA· Current Liabilities 165,155 168,499 170,428 170,379 168,593 166,808· Long Term Liabilities 31,054 26,889 23,269 19,698 17,913 17,913· Net Worth 410,252 539,995 673,564 807,417 941,530 1,075,874Total Passiva 1,146,461 1,275,382 1,407,260 1,537,494 1,668,036 1,800,595
• AKTIVATotal asset dari tahun 2013 s.d. tahun 2019 cenderung meningkat. Posisi current asset menunjukkan peningkatan yang berasal dari asumsi pertumbuhan Trade Receivables dan Inventory sebagai dampak dari peningkatan nilai penjualan perusahaan (penjualan tahun 2013 diproyeksikan tumbuh sebesar 10% dibandingkan tahun 2012). Sementara dari sisi Net Fixed Asset cenderung mengalami penurunan dikarenakan efek dari akumulasi depresiasi fixed asset.
• PASSIVABerdasarkan keterangan dari pihak ESS, terkait dengan penerbitan bond ESSF sebesar Rp 900 Milyar pada tanggal 4 April 2013, Maka pada tanggal 8 April 2013 ESS melunasi seluruh hutang perbankan. Adapun total hutang bank yang dilunasi sebesar Rp 539.522.884.465,- dengan perincian sbb :- Bank Mandiri sebesar Rp 530.972.652.255,-- Bank Muamalat sebesar Rp 8.550.232.210,-Adapun dana dari ESSF dicatatkan sebagai hutang pemegang saham subordinasi.
Sedangkankan pada tahun 2013 diasumsikan ESSF mendapatkan fasilitas perbankan dari Bank Pembangunan Syariah sebesar Rp 15.9 Milyar yang digunakan untuk fasilitas Energy Efficiency Project. Sedangkan pertumbuhan Passiva bersumber dari peningkatan net worth yang berasal dari akumulasi laba ditahan perusahaan.
Penjualan untuk tahun 2013 – 2014 diproyeksikan bertumbuh sebesar 5% per tahun. Pada tahun 2014diproyeksikan kapasitas produksi dari lini bihun kering + instant mencapai puncaknya sehingga proyeksi penjualan untuk bihun kering + instant menjadi stagnant. Hal ini menyebabkan penjualan untuk tahun 2014 diproyeksikan meningkat sebesar 2.75%. Untuk tahun 2015 diproyeksikan kapasitas produksi dari lini mie kering + instant mencapai puncak sehingga proyeksi penjualan untuk miekering + instant menjadi stagnant. Hal ini menyebabkan penjualan untuk tahun 2016-2018 diproyeksikan tidak ada pertumbuhan.
• COST STRUCTURECost Structure baik COGS/Sales maupun SGA/Sales selama tiga tahun terakhir relatif stabil. COGS/Sales selama periode 2010 – 2012 berada pada kisaran 68%-71%, proyeksi menggunakan rata-rata COGS/Sales tiga tahun terakhir yaitu 70.02%. Sementara SGA/Sales berada pada kisaran 7%-an proyeksi menggunakan rata-rata SGA/Sales tiga tahun terakhir yaitu sebesar 7.08%.
• NET OPERATING PROFITNet Operating Profit diproyeksikan akan terus meningkat seiring dengan kemampuan ESS dalam meningkatkan penjualan dan menjaga cost structure perusahaan.
• NPAUISeiring dengan peningkatan NOP, NPAUI nasabah juga menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun
• RETURN ON EQUITY (ROE)ROE diproyeksikan menurun dikarenakan tingkat pertumbuhan Net worth selama masa proyeksi sebesar rata-rata 20% per tahun lebih besar dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan NPAUI sebesar rata-rata 14% per tahun.
CURRENT RATIO 4.38 5.28 6.21 7.19 8.27 9.37QUICK RATIO 3.00 3.87 4.78 5.76 6.82 7.91
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 105Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan. 101 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
DEBT TO EQUITY RATIO 0.04 0.02 0.01 0.01 0.00 0.00LEVERAGE 0.48 0.36 0.29 0.24 0.20 0.17• Current ration (CR) selama periode proyeksi diproyeksikan > 1 dan relatif akan mengalami peningkatan
setiap tahunnya.• DER diproyeksikan rendah, jauh dibawah 3x.
Trade Cycle selama tahun 2013 – 2019 diproyeksikan sebesar 213 hari, dengan komposisi A/R DOH selama 126 hari, INV DOH selama 140 hari, A/P DOH selama 51 hari serta A/E DOH 1 hari.
• WORKING INVESTMENTProyeksi kebutuhan modal kerja nasabah yang direpresentasikan dari nilai Working Investment relatif terus mengalami peningkatan seiring dengan peningkatan aktivitas usaha nasabah.
Repayment capacity dari ESS ditinjau dari nilai NOPAT/FP dan COPAT/FP relatif terus meningkat. Selama masa proyeksi baik NOPAT/FP dan COPAT/FP diproyeksikan > 1.
c. Analisa Kebutuhan Pembiayaan Investasi 1) Tujuan Fasilitas Pembiayaan
Pengajuan pembiayaan investasi adalah untuk tujuan penambahan atau penggantian alat-alat di pabrik yang akan menghasilkan penghematan energi bagi perusahaan. Sesuai hasil Investment Grade Audit (IGA) pada tanggal 23 November 2012 yang telah dilakukan oleh Econoler (Konsultan ADB untuk Energy Efficiency yang dibiayai dengan menggunakan dana Technical Assistance dari ADB) terdapat enam potensi penghematan yang dapat dilakukan di dalam perusahaan, yaitu sebagai berikut:
a. Retrofit Lampu (Lighting Retrofit) di area produksi dan kantor (mengganti 65 sistem penerangan)b. Pemasangan Insulasi baru untuk pipa steam, keran steam, boiler untuk feed water tank dan dryer untuk
mie di Plant 14c. Sistem pengatur temperatur (temperature controller) yaitu pemasangan 2 keran kontrol uap baru untuk
14 dryer, bertujuan untuk meningkatkan kontrol produksi, dan mengurangi penggunaan uap di proses pengeringan
d. Pemasangan Variable Speed Drives (VSD) pada motor di zona kipas individual pada 14 mesin pengering mie
e. Pemasangan condensing economizers pada dua boiler utama, untuk memanaskan make up water dan condensate return
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
106 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 102
f. Perbaikan Condensate Return System untuk meningkatkan jumlah air yang diolah untuk kemudian dikembalikan ke boiler. Bertujuan untuk mengurangi produksi uap dan penggunaan batu bara
2) Perhitungan Fasilitas Pembiayaan Investasi
• Total biaya investasi diestimasikan sebesar USD 2.3 juta atau ekuivalen Rp 22.9 miliar dengan asumsi kurs Rp 9800. Nasabah berencana untuk melakukan pinjaman dalam mata uang IDR. Biaya bunga selama konstruksi (interest during construction) selama 6 bulan sebesar Rp 545 juta akan dikapitalisasi ke dalam project cost, sehingga total pembiayaan investasi yang diperlukan menjadi sebesar Rp 23.728miliar. Atas hal ini, project cost PIE mengeluarkan perhitungan IDC tersebut.
• Porsi Bank Financing direncanakan sebesar 70% dari project construction cost atau sebesar Rp 16.067miliar, sementara sisanya sebesar Rp 7.661 miliar atau 30% dari total kebutuhan investasi akan dibiayai dari dana perusahaan (porsi self financing). Fasilitas Interest During Construction tidak ditawarkan kepada nasabah mengingat jumlahnya yang tidak signifikan serta secara kondisi financial, Cash Flow ESS diproyeksikan sangat mampu untuk membayar kebutuhan Interest During Construction.
• Fasilitas yang diusulkan berupa fasilitas pembiayaan investasi sub limit pembiayaan fasilitas LC / SKBDN. Tenor opening LC atau SKBDN diusulkan maksimal selama 180 hari (6 bulan) dan jangka waktu pembiayaan selama 60 bulan sejak tanggal opening LC / SKBDN yang pertama.
• Pembiayaan yang diusulkan dalam mata uang IDR dengan tingkat margin sesuai dengan ALCO sebesar 9.5%
3) Risiko dan Mitigasi Pembiayaan Energi Efisiensi• Dalam melakukan pembiayaan Energy Efficiency, dilakukan prosedur Measurement and Verification
(M&V) untuk memastikan bahwa penghematan energi yang diindikasikan dalam laporan IGA dapat
# Energy Savings Measure SAVINGS Capital SAVINGS Capital ("ESM") Electric Thermal TOTAL Cost Electric Thermal TOTAL Cost
1 Lighting Retrofit 73 73 249 $ 7 $ 7 $ 25 2 Insulation on Steam System & Dryers 2.917 2.917 12.348 298 298 1.260 3 Temperature Control for Dryers 1.555 1.555 4.312 159 159 440 4 VSDs on Fans for Dryers 401 401 1.389 41 41 142
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 107Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan. 103 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
tercapai, karena secara ideal penghematan energi tersebut yang akan digunakan oleh perusahaan untuk membayar kewajibannya kepada Bank.
• Sistem M&V untuk Energy Efficiency Project ESS dilakukan dalam 2 langkah:1. Commissioning: Inspeksi awal di akhir pemasangan untuk mengonfirmasi spesifikasi performa
EE cocok2. Mitigasi Resiko dan M&V: Memonitor performa EEP selama periode pinjaman seperti yang
disetujui dalam ‘Rencana M&V’.• Resiko dalam mencapai target penghematan energi beragam tergantung peralatan dan dapat
dikategorikan Tinggi, Sedang, Rendah tergantung tipe teknologi dan aplikasinya.• Prosedur M&V spesifik untuk project Energy Efficiency ESS sebagai berikut:
1. RETROFIT LAMPU• Pengecekan Awal (Commissioning) – Tim Konsultan melakukan pengecekan sampel dari
sistem lampu baru untuk mengonfirmasi besar watt yang dihasilkan.• Mitigasi Resiko dan Monitoring (M&V) – Penghematan tercapai dari berkurangnya besaran
watt lampu per jam produksi. Tiga kemungkinan resiko:
2. INSULATION• Pengecekan Awal (Commissioning) – Tim Konsultan akan mengambil sampel mengukur
berkurangnya panas yang keluar (panas yang dihasilkan sebelum dan setelah insulasi dipasang) yang berdampak pada berkurangnya peralatan pemanas dan panas yang harus dihasilkan dari boiler bertenaga batu bara.
• Mitigasi Resiko dan Monitoring (M&V) – Penghematan diperoleh dari berkurangnya panas yang lepas dan uap yang digunakan per kg produksi dan berdampak pada pengurangan belanja batu bara. Tiga resikonya di antaranya
3. TEMPERATURE CONTROLLER
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
108 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 104
• Pengecekan Awal (Commissioning) – Meteran untuk uap akan dipasang untuk masing-masing dryer selama beberapa waktu, SEBELUM instalasi, untuk mendapat baseline energi per unit produk dimana SETELAH pemasangan, suhu uap akan diukur lagi.
• Mitigasi Resiko dan Monitoring (M&V) – Penghematan didapat dari pengurangan uap per kg produksi berdampak pada pengurangan belanja batu bara. Dua kemungkinan resiko adalah:
4. VARIABLE SPEED DRIVES• Pengecekan Awal (Commissioning) – Alat perekam KWH meter digunakan selama satu
minggu setelah instalasi VSD untuk mengukur pengurangan (KWH) listrik di motor berdasarkan baseline (penggunaan listrik per motor saat ini seperti yang dikalkulasi di IGA).
• Mitigasi Resiko and Monitoring (M&V) – Penghematan dicapai dari pengurangan penggunaan listrik per waktu produksi yang tercatat. Dua kemungkinan resiko adalah:
5. CONDENSING ECONOMIZERS• Pengecekan Awal (Commissioning) – Untuk mengukur penghematan energi, Tim Konsultan
akan mengukur perbedaan suhu air yang memasuki boiler (make-up water) SEBELUM dan SETELAH pemasangan alat.
• Mitigasi Resiko dan Monitoring (M&V) – Penghematan dicapai dari pengurangan penggunaan bensin untuk boiler per ton uap yang dihasilkan. Dua kemungkinan resiko adalah:
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 109Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan. 105 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
6. CONDENSATE RETURN SYSTEM• Pengecekan Awal (Commissioning) – Tim Konsultan mengukur kondensat dari aliran air
yang dikembalikan ke tempat boiler menggunakan flow rate meter yang dipasang selama satu minggu – yang digunakan untuk menghitung pengurangan batu bara oleh boiler berkat uap dari condensate return.
• Mitigasi Resiko dan Monitoring (M&V) – Penghematan diperoleh dari pengurangan konsumsi batu bara oleh boiler untuk memproduksi uap. Dua kemungkinan resiko adalah:
d. Analisa Viabilitas Pembiayaan InvestasiAnalisa Sensitivitas diperhitungkan dari Corporate Cashflow (Proyeksi laporan keuangan PT. Empat SekawanSejahtera) serta dari cashflow proyek energy efficiency (Discount Factor = 9.5%)
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 106
BCR / PI 24,02Payback Period 1 tahun 2,10 bulan
Viabilitas Project EEP (USD Ribu)Berdasarkan perhitungan viabilitas proyek EEP dengan penyesuaian kurs IDR (Asumsi EEP Rp 9.400 / USD menjadi Rp 9.800/USD) dan penyesuaian jangka waktu perhitungan IRR (Asumsi EEP selama 10 tahun disesuaikan menjadi selama 5 tahun sesuai dengan tenor pembiayaan), berikut adalah project saving dari proyek EEP sbb :
NPV 260BCR/PI 1,12Payback Period 3 tahun 5,3 bulan
Keterangan :• Berdasarkan perhitungan viabilitas, proyek ini layak dibiayai karena :
NPV yang dihasilkan sebesar USD 260 ribu atau positif BCR/PI > 1 IRR sebesar 14% lebih besar dari Dicsount factor yang digunakan sebesar 9.5%
• Dari proyek ini, ESS dapat menghasilkan penghematan total dalam jangka waktu lima tahun sebesar USD 3.426.000,-, lebih besar dibandingkan dengan investment cost yang hanya sebesar USD 2.342.000,-.
e. Margin Pembiayaan• Penerapan margin pembiayaan untuk perusahaan dengan rating A dengan jangka waktu pembiayaan 3 <
Tahun ≤ 5 tahun berdasarkan Minuta ALCO Meeting bulan Juni 2013 No.MR.0023/CEO/06/2013 tanggal 14 Juni 2013 adalah 9.5% p.a.
F. LAIN-LAIN
Program Energi Efficiency Financing dilatarbelakangi oleh Fasilitas Non Sovereign Loan dari Asian Development Bank dengan total fasilitas sebesar USD 200 juta. Dari USD 200 juta tersebut, sebesar USD 30 juta didedikasikan khusus untuk pembiayaan Energy Efficiency, dimana ADB juga memberikan grant berupa dana Technical Assistance sebesar USD 1.1 juta untuk membiayai konsultan yang akan membantu IEB dalam implementasi program Energy Efficiency tersebut. Dana USD 30 juta sudah ditarik oleh IEB sejak 31 Maret 2012 dan Econoler telah ditunjuk
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 111Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan. 107 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
sebagai konsultan Energy Efficiency ADB sejak 21 November 2011. Manual untuk Energy Efficiency telah disahkan pada bulan Maret 2012. Karakter utama dari pembiayaan Energy Efficiency yang membedakannya dengan Corporate Financing pada umumnya adalah bahwa penghematan (savings) dari Energy Efficiency Project yang akan diperhitungkan sebagai sumber pembiayaan yang primer, terlepas dari cash flow perusahaan secara umum. Karakter lainnya adalah adanya tahapan Investment Grade Audit (IGA) yaitu proses untuk memastikan potensi penghematan yang dapat dilakukan di perusahaan dan investasi yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk menghasilkan penghematan tersebut. Proses IGA sendiri dilakukan oleh konsultan EE dari ADB, dimana untuk 5-10 project pertama yang diajukan, proses IGA dapat dibiayai oleh dana Technical Assistance dari ADB.
Keuntungan yang dapat diperoleh perusahaan dengan melakukan pembiayaan Energy Efficiency adalah sebagai berikut:
• Capital cost Energy Efficiency project dapat dibayarkan dari penghematan (savings) yang dihasilkan.• Dari penghematan yang dihasilkan, akan menghasilkan positive cash flow, yang selain digunakan untuk
pembayaran installment kewajiban, juga dapat menjadi tambahan cash flow bagi perusahaan.• Adanya bantuan Technical Assistance dari ADB untuk pembiayaan proses Investment Grade Audit (IGA)
yang dilakukan oleh konsultan EE.• Dengan penghematan energi yang dilakukan di perusahaan akan dapat menekan biaya yang harus dikeluarkan
oleh perusahaan secara berkesinambungan dari tahun ke tahun, sehingga menghasilkan kegiatan produksi yang lebih efisisen.
• Dengan proses produksi yang lebih efisien, diharapkan dapat meningkatkan daya persaingan perusahaan di tingkat global.
Sementara keuntungan yang dapat diperoleh IEB dalam menyalurkan pembiayaan EE ini adalah:• Sebagai bentuk komitmen Management atas dana pinjaman USD 200 juta yang telah disalurkan oleh ADB• Sebagai salah satu alternatif produk baru yang dapat ditawarkan kepada customer IEB.• IEB merupakan pilot project pembiayaan Energy Efficiency di Indonesia, dan diharapkan langkah ini dapat
diikuti oleh bank-bank lain.• Merupakan salah satu sumber dana dengan tenor panjang dan bunga yang cukup kompetitif.• Semakin banyak lembaga multilateral dan donor yang menawarkan pinjaman atau grant untuk tujuan energy
efficiency, dengan keberhasilan IEB dalam menyalurkan pembiayaan EE ini diharapkan dapat menarik lebih banyak lembaga multilateral maupun donor untuk menyalurkan pinjaman dengan dana yang kompetitif melalui IEB.
G. AGUNAN DAN COVERAGE
1. Agunan yang Diserahkan
No Jaminan Lokasi Sertifikat Atas Nama Luas Nilai pasar
Nilai Likuidasi
Nilai pengikatan
1 Tanah Pabrik
Jl. Solo -Magelang, Desa Dagen, Kec. Jaten
SHM 450&415
PriyoHadisutanto
6,477 8,492 5,944 8,492
2 Mesin Desa Dagen, Jateng
PT.ESS - 22,953 16,067 22,953
Total Nilai Agunan 31,445 22,011 31,445Keterangan :• Jaminan Fixed Asset diserahkan berupa tanah pabrik serta mesin/ peralatan yang dibiayaai oleh Bank
Pembangunan Syariah.• Tanah Pabrik yang dijadikan agunan telah dilakukan penilaian oleh KJPP Rizki Djunaedy & Rekan (KJJP
rekanan Bank Pembangunan Syariah dan Bapepam) No. Laporan 039/D/LP.FR/RDR/VI/2013 tanggal 27 Juni 2013.
• Tanah pabrik yang dijaminkan terdiri atas 2 buah SHM No.450 dan 415 a.n Priyo Hadisutanto. Luas masing -masing SHM adalah 3.496 m2 (SHM No.450) dan 2.981m2 (SHM No.415) dengan total luas bangunan seluas
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
112 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 108
4.081 m2 yang berlokasi di di jalan solo – Magelang KM 7.7 Desa Dagen, Kecamatan Jaten, Kab. Karanganyar Jawa Tengah.
• Sdr. Priyo Hadisutanto tercatat sebagai paman dari Sdr. Stefanus Joko Mokoginta selaku CEO dari PT. Empat Sekawan Sejahtera Food Tbk.
• Agunan Tanah Pabrik memiliki nilai pasar sebesar Rp.8.492 Juta dengan nilai likuidasi sebesar Rp.5.944 juta Pengikatan dengan menggunakan hak tanggungan sebesar nilai pasar agunan.
• Agunan mesin berupa mesin / peralatan yang dibiayai Bank Pembangunan Syariah dengan nilai pasar sebesar Rp 22.953 juta dengan nilai likuidasi sebesar Rp 16.067 juta. Pengikatan dengan menggunakan Fiducia sebesar nilai pasar agunan.
2. Security Coverage Ratio Fasilitas PembiayaanFasilitas Limit
PIE - ESS 16,067Total Fasilitas 16,067
Rasio-Rasio (% atas dasar) Nilai Pasar Nilai Likuidasi Nilai PengikatanAd. Limit Ad. Limit Ad. Limit
Fixed Asset / Total PIE 53% 37% 53%Mesin PIE / Total PIE 143% 100% 143%Total Agunan / Total PIE 196% 137% 196%
H. RISIKO DAN MITIGASINYA
No Identifikasi Risiko Mitigasi1 Risiko Penyimpangan Tujuan Penggunaan
KreditRisiko penyimpangan tujuan penggunaan pembiayaan merupakan risiko yang timbul akibat pembiayaan yang ditarik tidak didukung oleh adanya underlying yang jelas dan pembiayaan digunakan untuk yang lain.
Pembelian barang akan dilakukan melalui pembukaan LC / SKBDN kepada Bank Pembangunan Syariah. Sedangkan pembiayaan dicairkan dengan underlying LC / SKBDN jatuh tempo. Hal ini mempermudah kontrol BANK PEMBANGUNAN SYARIAH untuk mengawasi penggunaan dana.
2 Risiko Pemasaran BisnisRisiko bisnis merupakan risiko yang timbul akibat dari situasi dan kondisi bisnis usaha yang tidak kondusif antara lain kemungkinan tagihan kepada buyer tidak sesuai scedule dan tidak tertagih karena memburuknya kondisi keuangan buyer atau proyek yang dihentikan oleh buyer sebagai dampak dari kondisi ekonomi global yang kurang kondusif yang pada akhirnya akan mempengaruhi kondisi keuangan Nasabah
Walaupun sales pada tahun 2012 menurun, namun porsi penjualan yang bersumber dari bisnis inti ESS yakni penjualan mie dan bihun terus meningkat. Hal ini didukung olehg jaringan distribusi yang luas serta konsep pemasaran yang terencana dengan baik.
3 Pengembalian / Pembayaran .Resiko bisnis yang diakibatkan ketidak mampuan nasabah untuk memenuhi kewajibannya kepada Bank Pembangunan Syariah
DER dari ESS terhitung sangat rendah, karena pada bulan April 2013 ESS melunasi seluruh hutang bank kepada Bank Mandiri dan Bank Muamalat. Beban bank yang harus ditanggung hanya beban bank dari BANK
109 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
PEMBANGUNAN SYARIAH .4 Resiko Output Proyek tidak sesuai
Resiko yang muncul dimana hasil penghematan dari implementasi proyek energy efficiency tidak seperti yang diharapka n / diekspektasikan
Telah terdapat laporan Investment Grade Audit (IGA) untuk proyek energy efficiency untuk ESS dari Econoler sebagai konsultan proyek energi efisiensi yang didanai oleh ADB. Dalam laporan IGA tersebut mengidentifikasi dan mengkuantifikasi nilai pengehematan yang dihasilkan ESS jika mengimplementasikan proyek energi efisiensi dan nilai penghematan ini dapat dijadikan cara untuk membayar kewajiban kepada BANK PEMBANGUNAN SYARIAH.
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 113Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 108
4.081 m2 yang berlokasi di di jalan solo – Magelang KM 7.7 Desa Dagen, Kecamatan Jaten, Kab. Karanganyar Jawa Tengah.
• Sdr. Priyo Hadisutanto tercatat sebagai paman dari Sdr. Stefanus Joko Mokoginta selaku CEO dari PT. Empat Sekawan Sejahtera Food Tbk.
• Agunan Tanah Pabrik memiliki nilai pasar sebesar Rp.8.492 Juta dengan nilai likuidasi sebesar Rp.5.944 juta Pengikatan dengan menggunakan hak tanggungan sebesar nilai pasar agunan.
• Agunan mesin berupa mesin / peralatan yang dibiayai Bank Pembangunan Syariah dengan nilai pasar sebesar Rp 22.953 juta dengan nilai likuidasi sebesar Rp 16.067 juta. Pengikatan dengan menggunakan Fiducia sebesar nilai pasar agunan.
2. Security Coverage Ratio Fasilitas PembiayaanFasilitas Limit
PIE - ESS 16,067Total Fasilitas 16,067
Rasio-Rasio (% atas dasar) Nilai Pasar Nilai Likuidasi Nilai PengikatanAd. Limit Ad. Limit Ad. Limit
Fixed Asset / Total PIE 53% 37% 53%Mesin PIE / Total PIE 143% 100% 143%Total Agunan / Total PIE 196% 137% 196%
H. RISIKO DAN MITIGASINYA
No Identifikasi Risiko Mitigasi1 Risiko Penyimpangan Tujuan Penggunaan
KreditRisiko penyimpangan tujuan penggunaan pembiayaan merupakan risiko yang timbul akibat pembiayaan yang ditarik tidak didukung oleh adanya underlying yang jelas dan pembiayaan digunakan untuk yang lain.
Pembelian barang akan dilakukan melalui pembukaan LC / SKBDN kepada Bank Pembangunan Syariah. Sedangkan pembiayaan dicairkan dengan underlying LC / SKBDN jatuh tempo. Hal ini mempermudah kontrol BANK PEMBANGUNAN SYARIAH untuk mengawasi penggunaan dana.
2 Risiko Pemasaran BisnisRisiko bisnis merupakan risiko yang timbul akibat dari situasi dan kondisi bisnis usaha yang tidak kondusif antara lain kemungkinan tagihan kepada buyer tidak sesuai scedule dan tidak tertagih karena memburuknya kondisi keuangan buyer atau proyek yang dihentikan oleh buyer sebagai dampak dari kondisi ekonomi global yang kurang kondusif yang pada akhirnya akan mempengaruhi kondisi keuangan Nasabah
Walaupun sales pada tahun 2012 menurun, namun porsi penjualan yang bersumber dari bisnis inti ESS yakni penjualan mie dan bihun terus meningkat. Hal ini didukung olehg jaringan distribusi yang luas serta konsep pemasaran yang terencana dengan baik.
3 Pengembalian / Pembayaran .Resiko bisnis yang diakibatkan ketidak mampuan nasabah untuk memenuhi kewajibannya kepada Bank Pembangunan Syariah
DER dari ESS terhitung sangat rendah, karena pada bulan April 2013 ESS melunasi seluruh hutang bank kepada Bank Mandiri dan Bank Muamalat. Beban bank yang harus ditanggung hanya beban bank dari BANK
109 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
PEMBANGUNAN SYARIAH .4 Resiko Output Proyek tidak sesuai
Resiko yang muncul dimana hasil penghematan dari implementasi proyek energy efficiency tidak seperti yang diharapka n / diekspektasikan
Telah terdapat laporan Investment Grade Audit (IGA) untuk proyek energy efficiency untuk ESS dari Econoler sebagai konsultan proyek energi efisiensi yang didanai oleh ADB. Dalam laporan IGA tersebut mengidentifikasi dan mengkuantifikasi nilai pengehematan yang dihasilkan ESS jika mengimplementasikan proyek energi efisiensi dan nilai penghematan ini dapat dijadikan cara untuk membayar kewajiban kepada BANK PEMBANGUNAN SYARIAH.
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
114 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 110
Lembar Kerja
Setelah membaca proposal pembiayaan proyek efisiensi energi tersebut, diskusikan dalam kelompok beberapa pertanyaan berikut:
1. Dengan kondisi perusahaan saat ini dan proyeksi pertumbuhan ke depan, apakah proyek ini layak/feasible?
2. Apakah proposal proyek tersebut layak/bankable untuk mendapatkan pembiayaan dari bank/lembaga keuangan?
3. Konsep financing scheme seperti apakah yang cocok untuk diterapkan pada proposal proyek tersebut?
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 115Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
112 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
Bab 6
Pengantar Pemodelan Keuangan Proyek Efisiensi Energi
1. Kriteria Penganggaran Modal
Investasi memerlukan analisis yang tajam agar investor dapat membuat keputusan investasi terbaik dimana asset-aset yang diinvesasikan dapat menghasilkan arus kas masuk dan keuntungan yang tinggi. Oleh karena itu, kriteria kelayakan investasi harus dapat dikuasai oleh investor. Penganggaran Modal (Capital Budgeting) akan membantu investor untuk menentukan investasi yang paling potensial dalam investasi Efisiensi Energi (EE). Secara umum, Penganggaran Modal adalah proses untuk mengevaluasi tingkat kelaiakan suatu proyek untuk dapat didanai. Hanya proyek yang memiliki nilai tinggi bagi investor yang layak untuk didanai. Beberapa kriteria yang terdapat dalam Penganggaran Modal adalah Payback Period, Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan Profitability Index (PI).
1. Payback Period
Payback Period merupakan periode yang diperlukan untuk menutup kembali biayainvestasi. Dengan kata lain, Payback Period merupakan jumlah periode tertentu (misal: jumlah tahun) yang diperlukan untuk mencapai titik impas (Break Even Point). Payback Period dirumuskan sebagai berikut:
Berapa lamakah periode pengembaliannya (Payback Period)?
PENGANGGARAN MODAL merupakan suatu proses untuk mengevaluasi kelayakan suatu proyek untuk dijalankan dan didanai.
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 117Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
112 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
Bab 6
Pengantar Pemodelan Keuangan Proyek Efisiensi Energi
1. Kriteria Penganggaran Modal
Investasi memerlukan analisis yang tajam agar investor dapat membuat keputusan investasi terbaik dimana asset-aset yang diinvesasikan dapat menghasilkan arus kas masuk dan keuntungan yang tinggi. Oleh karena itu, kriteria kelayakan investasi harus dapat dikuasai oleh investor. Penganggaran Modal (Capital Budgeting) akan membantu investor untuk menentukan investasi yang paling potensial dalam investasi Efisiensi Energi (EE). Secara umum, Penganggaran Modal adalah proses untuk mengevaluasi tingkat kelaiakan suatu proyek untuk dapat didanai. Hanya proyek yang memiliki nilai tinggi bagi investor yang layak untuk didanai. Beberapa kriteria yang terdapat dalam Penganggaran Modal adalah Payback Period, Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan Profitability Index (PI).
1. Payback Period
Payback Period merupakan periode yang diperlukan untuk menutup kembali biayainvestasi. Dengan kata lain, Payback Period merupakan jumlah periode tertentu (misal: jumlah tahun) yang diperlukan untuk mencapai titik impas (Break Even Point). Payback Period dirumuskan sebagai berikut:
Semakin pendek Payback Period dari suatu investasi, maka semakin baik investasi tersebut.Jika suatu proyek memiliki Payback Period yang lebih pendek daripada yang disyaratkan, maka proyek layak untuk diterima. Kelemahan dari metode Payback Period adalah:
a. Payback Period mengabaikan arus kas masuk setelah biaya investasi tertutup.Misalnya: Arus kas masuk pada Proyek A sebesar $2000 pada tahun ke-3 diabaikan. Arus kas masuk pada Proyek B sebesar $5000 pada tahun ke-5 juga diabaikan dan membuat Proyek B lebih buruk karena memiliki Payback Period yang lebih panjang. Walaupun $5000 diganti dengan $50000, hal ini tidak akan mempengaruhi keputusan yang berdasarkan pada metode Payback Period.
b. Payback Period mengabaikan nilai waktu uang.Arus kas masuk dari investasi sebesar $10.000
Tahun Proyek A Proyek B1 9.000 1.0002 1.000 9.0003 1.000 1.000
Menggunakan Excel
1. Masukkan data arus kas ke dalam tabel. 2. Hitung Arus Kas Kumulatif dengan menambahkan Arus
Kas Kumulatif Tahun Sebelumnya dengan Arus Kas saat ini. Contoh: Arus Kas Kumulatif Proyek A =
Tahun ke- 0 = -10,000 Tahun ke-1 = -10,000+5000 = -5000 Tahun ke-2 = -5000+5000 = 0 Tahun ke-3 = 0+2000 = 2000
Tahun sebelum nilai positif yang pertama berarti tahun di mana biaya investasi sudah kembali modal.
3. Pilih cell untuk menampilkan hasil perhitungan. (Dalam contoh ini, pergunakan cell C13).
4. Ketik “=”, klik cell B7, ketik “(“, ketik “-“, klik cell D7, ketik “/”, klik cell C8, ketik “)”, dan tekan Enter. Ini akan menghasilkan 2 yang berarti dua tahun. • Cell B7 berisi tahun terakhir sebelum investasi
tertutup. Cell D7 berisi biaya investasi yan gbelum tertutup. Cell C8 berisi arus kas tahun berjalan.
• Tanda Minus adalah perlu untuk mengeliminasi nilai negatif dari Arus Kas Kumulatif.
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
118 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
114 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
Proyek A lebih baik daripada Proyek B karena menghasilkan pengembalian sebesar$9000 lebih awal.
Walaupun memiliki beberapa kelemahan, Payback Period memberi informasi kepada investor tentang berapa lama dana akan terikat pada suatu investasi. Hal tersebut berarti semakin pendek Payback Period, likuiditas proyek akan semakin tinggi. Metode ini juga memberikan informasi mengenai tingkat risiko proyek, yaitu: arus kas yang diterima dalam jangka panjang akan relatif lebih berisiko daripada arus kas yang diterima dalam jangka pendek.
2. Net Present Value
Net Present Value (NPV) merupakan total seluruh biaya investasi dan nilai sekarang (present value) dari seluruh arus kas masuk dalam suatu periode investasi. Berdasarkan metode ini, seluruh arus kas akan diperkirakan dan didiskontokan. Diskonto dari seluruh arus kas kemudian dijumlahkan. Jika NPV menghasilkan nilai positif, proyek seharusnya diterima dan jika nilai NPV adalah negatif, maka proyek ditolak.
Dalam praktik, manajer dapat menaikkan nilai pemegang saham/ investor dengan menerima seluruh proyek yang bernilai melebihi dari biaya investasi. Sehingga, manajer seharusnya menerima semua proyek yang mempunyai nilai NPV positif. Net Present Value dirumuskan sebagai berikut:
𝑁𝑁𝑃𝑃𝑁𝑁 = 𝐶𝐶0 +𝐶𝐶𝑡𝑡
(1 + 𝑡𝑡)𝑡𝑡
𝑁𝑁𝑃𝑃𝑁𝑁 = 𝐶𝐶0 +𝐶𝐶1
(1 + 𝑡𝑡)1+
𝐶𝐶2(1 + 𝑡𝑡)2
+ ⋯+𝐶𝐶𝑡𝑡
(1 + 𝑡𝑡)𝑡𝑡Where:NPV = Net Present Value (Nilai Sekarang bersih)PV = Present Value (Nilai Sekarang)C = arus kast = periode investair = tingkat diskonto (contoh: biaya modal)
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 119Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
114 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
Proyek A lebih baik daripada Proyek B karena menghasilkan pengembalian sebesar$9000 lebih awal.
Walaupun memiliki beberapa kelemahan, Payback Period memberi informasi kepada investor tentang berapa lama dana akan terikat pada suatu investasi. Hal tersebut berarti semakin pendek Payback Period, likuiditas proyek akan semakin tinggi. Metode ini juga memberikan informasi mengenai tingkat risiko proyek, yaitu: arus kas yang diterima dalam jangka panjang akan relatif lebih berisiko daripada arus kas yang diterima dalam jangka pendek.
2. Net Present Value
Net Present Value (NPV) merupakan total seluruh biaya investasi dan nilai sekarang (present value) dari seluruh arus kas masuk dalam suatu periode investasi. Berdasarkan metode ini, seluruh arus kas akan diperkirakan dan didiskontokan. Diskonto dari seluruh arus kas kemudian dijumlahkan. Jika NPV menghasilkan nilai positif, proyek seharusnya diterima dan jika nilai NPV adalah negatif, maka proyek ditolak.
Dalam praktik, manajer dapat menaikkan nilai pemegang saham/ investor dengan menerima seluruh proyek yang bernilai melebihi dari biaya investasi. Sehingga, manajer seharusnya menerima semua proyek yang mempunyai nilai NPV positif. Net Present Value dirumuskan sebagai berikut:
𝑁𝑁𝑃𝑃𝑁𝑁 = 𝐶𝐶0 +𝐶𝐶𝑡𝑡
(1 + 𝑡𝑡)𝑡𝑡
𝑁𝑁𝑃𝑃𝑁𝑁 = 𝐶𝐶0 +𝐶𝐶1
(1 + 𝑡𝑡)1+
𝐶𝐶2(1 + 𝑡𝑡)2
+ ⋯+𝐶𝐶𝑡𝑡
(1 + 𝑡𝑡)𝑡𝑡Where:NPV = Net Present Value (Nilai Sekarang bersih)PV = Present Value (Nilai Sekarang)C = arus kast = periode investair = tingkat diskonto (contoh: biaya modal)
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 115
Contoh:Misalnya anda memiliki kesempatan untuk membeli sebuah gedung baru. Anda akan memiliki penyewa yang bersedia membayar $16,000 per tahun selama 3 tahun. Di akhir tahun ke-3, anda mengharapkan dapat menjual gedung tersebut senilai $450,000. Berapakah nilai investasi yang seharusnya anda keluarkan?(expected rete of return = 7%)
466,000
450,000
16,000 16,000
16,000
Present Value
0 1 2 3
14,953
13,975
380,395
409,323
Nilai Present Value atas gedung tersebut adalah$409,323,000.
Jika gedung tersebut dijual dengan harga$350,000, apakah anda akan membayarnya? Dan berapa nilai tambah dari pendanaan anda?
𝑁𝑁𝑃𝑃𝑁𝑁 = −350,000 +16,000
(1 + 07)1 +16,000
(1 + 07)2
+466,000
(1 + 07)3NPV = $ 59, 323.10Selama NPV bernilai positif, maka gedung tersebut layak untuk didanai.
3. Internal Rate of Return
Internal Rate of Return (IRR) merupakan suatu tingkat diskonto di mana seluruh arus kas masuk setelah di-present value-kan, bernilai sama dengan biaya investasi.
Menggunakan Excel
1. Masukkan data Required Rate of Return (7%), Tahun (1;2; and 3), and Arus Kas Bersih (16,000; 16,000; and 466,000)
2. Pilih cell untuk menampilkan hasil perhitungan. (Dalam contoh ini, pergunakan cell D7).
3. Cari rumus PV memalui tab “Formula. Kemudian akan muncul Function Argument sebagai berikut:
4. Isi field “Rate” dengan data Required Rate of Return (7%),
“Nper” dengan data Tahun 1 (1), dan “Fv” dengan data Aliran Kas 1 (16,000) dengan tanda negatif. Ini akan menghsailkan 14,953.27.
5. Ulangi Langkah ke-4 untuk menghitung present value (PV) Tahun ke-2 dan ke-3.
6. Jumlahkan seluruh PV dari tahun ke-1 hingga tahun ke-3. Ini akan mengasilkan nilai PV 409,323.10.
Saat menghitung NPV, kita dapat dengan mudah mengurangi total PV dengan biaya investasi yang dikeluarkan. NPV = 409,323.10-350,000=59,323.10, Ataupun kit adapat mempergunakan rumus NPV yang terdapat dalam Excel.
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
120 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
116 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
PV (arus kas masuk) = PV (biaya investasi)
Internal Rate of Return akan membuat nilai NPV dari seluruh arus kas proyek sama dengan nol.
IRR – Tingkat Diskonto NPV = 0
Nilai IRR tidak didapatkan secara analitis, melainkan dengan cara trial-and-error untuk mendapatkan tingkat diskonto yang sesuai. Namun, kebanyakan kalkulator finansial dan program spreadsheet dapat secara otomatis menemukan tingkat diskonto.
Contoh:Anda dapat membeli sebuah gedung senilai $350,000. Investasi akan menghasilkan arus kas masuk sebesar $16,000 (misalnya: sewa) selama tiga tahun. Pada akhir tahun ke-3, anda akan menjual gedung tersebut seharga $450,000. Berapakah nilai IRR dari investasi tersebut?
0 = −350,000 +16,000
(1 + 𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼)1 +16,000
(1 + 𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼)2
+466,000
(1 + 𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼)3IRR = 12.96%
Nilai IRR mencerminkan daya tarik suatu proyek. Pada saai nilai IRR melebihi tingkat biaya modal untuk membiayai suatu proyek, hal ini berarti terdapat surplus yang dapat meningkatkan nilai investor. Jika nilai IRR di bawah tingkat biaya modal, maka proyek seharusnya ditolak.
NPV vs IRR
Memahami klasifikasi proyek dalam Penganggaran Modal adalah sangat penting dalam menentukan kelaikan suatu proyek. Di dalam Penganggaran Modal, ada dua tipe proyek, yaitu proyek yang Independent dan Mutually Exclusive. Memahami keduanya adalah sangat penting karena akan mempengaruhi keputusan berdasarkan metode NPV and IRR.
Proyek yang Independent adalah proyek yang arus kasnya tidak dipengaruhi oleh proyek lain, sedangkan proyek Mutually Exclusive adalah serangkaian proyek di mana hanya salah satu proyek yang dapat dipilih. Nilai NPV and IRR akan menghasilkan rekomendasi keputusan yang sama pada proyek yang Independen, namun kontradiksi antara NPV dan IRR akan terjadi bila proyek adalah Mutually Exclusive. NPV dan IRR akan bertentangan karena:
a. Perbedaan ukuran proyek dimana yang satu lebih besar daripada yang lain. b. Terdapat perbedaan pola arus kas. Salah satu proyek mempunyai arus kas yang lebih banyak pada
awal proyek sedangkan yang lain pada akhir proyek.
Jika konflik antara NPV dan IRR terjadi dalam proyek yang Mutually Exclusive, nilai Net Present Value seharusnya diprioritaskan karena NPV lebih konservatif atau memiliki asumsi reinvestment rate yang lebih realistis.
Using Excel
1. Masukkan data Arus kas Bersih/ Net Cash Flow (-50,000; 16,000; 16,000; and 466,000)
2. Pilih cell untuk menampilkan hasil perhitungan. (Dalam contoh ini, pergunakan cell D7).
3. Cari rumus PV memalui tab “Formula. Kemudian akan muncul Function Argument sebagai berikut:
4. Isilah “Value” dengan data Net Cash Flow. Dalam
contoh ini adalah D4:G4. Akan muncul hasil Formula sebesar 12.96%.
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 121Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
116 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
PV (arus kas masuk) = PV (biaya investasi)
Internal Rate of Return akan membuat nilai NPV dari seluruh arus kas proyek sama dengan nol.
IRR – Tingkat Diskonto NPV = 0
Nilai IRR tidak didapatkan secara analitis, melainkan dengan cara trial-and-error untuk mendapatkan tingkat diskonto yang sesuai. Namun, kebanyakan kalkulator finansial dan program spreadsheet dapat secara otomatis menemukan tingkat diskonto.
Contoh:Anda dapat membeli sebuah gedung senilai $350,000. Investasi akan menghasilkan arus kas masuk sebesar $16,000 (misalnya: sewa) selama tiga tahun. Pada akhir tahun ke-3, anda akan menjual gedung tersebut seharga $450,000. Berapakah nilai IRR dari investasi tersebut?
0 = −350,000 +16,000
(1 + 𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼)1 +16,000
(1 + 𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼)2
+466,000
(1 + 𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼)3IRR = 12.96%
Nilai IRR mencerminkan daya tarik suatu proyek. Pada saai nilai IRR melebihi tingkat biaya modal untuk membiayai suatu proyek, hal ini berarti terdapat surplus yang dapat meningkatkan nilai investor. Jika nilai IRR di bawah tingkat biaya modal, maka proyek seharusnya ditolak.
NPV vs IRR
Memahami klasifikasi proyek dalam Penganggaran Modal adalah sangat penting dalam menentukan kelaikan suatu proyek. Di dalam Penganggaran Modal, ada dua tipe proyek, yaitu proyek yang Independent dan Mutually Exclusive. Memahami keduanya adalah sangat penting karena akan mempengaruhi keputusan berdasarkan metode NPV and IRR.
Proyek yang Independent adalah proyek yang arus kasnya tidak dipengaruhi oleh proyek lain, sedangkan proyek Mutually Exclusive adalah serangkaian proyek di mana hanya salah satu proyek yang dapat dipilih. Nilai NPV and IRR akan menghasilkan rekomendasi keputusan yang sama pada proyek yang Independen, namun kontradiksi antara NPV dan IRR akan terjadi bila proyek adalah Mutually Exclusive. NPV dan IRR akan bertentangan karena:
a. Perbedaan ukuran proyek dimana yang satu lebih besar daripada yang lain. b. Terdapat perbedaan pola arus kas. Salah satu proyek mempunyai arus kas yang lebih banyak pada
awal proyek sedangkan yang lain pada akhir proyek.
Jika konflik antara NPV dan IRR terjadi dalam proyek yang Mutually Exclusive, nilai Net Present Value seharusnya diprioritaskan karena NPV lebih konservatif atau memiliki asumsi reinvestment rate yang lebih realistis.
Using Excel
1. Masukkan data Arus kas Bersih/ Net Cash Flow (-50,000; 16,000; 16,000; and 466,000)
2. Pilih cell untuk menampilkan hasil perhitungan. (Dalam contoh ini, pergunakan cell D7).
3. Cari rumus PV memalui tab “Formula. Kemudian akan muncul Function Argument sebagai berikut:
4. Isilah “Value” dengan data Net Cash Flow. Dalam
contoh ini adalah D4:G4. Akan muncul hasil Formula sebesar 12.96%.
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 117
4. Profitability Index
Profitability Index (PI) sangat bermanfaat untuk mengidentifikasi hubungan antara biaya dan manfaat dari suatu proyek. Profitability Index memungkinkan investor untuk mengetahui nilai yang dihasilkan dari satu unit investasi, sehingga ini merupakan cara yang mudah untuk memeringkat suatu proyek. Profitability Index dirumuskan sebagai berikut:
Peraturanya, 1.0 adalah index terendah dimana proyek layak untuk didanai. Nilai di bawah 1.0 berarti present value dari proyek adalah kurang dari biaya investasi yang berarti investor akan merugi. Semakin tinggi nilai PI, maka proyek semakin atraktif.
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
118 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
2. Pemodelan Keuangan Untuk Mengevaluasi Suatu Proyek
Pemodelan keuangan adalah suatu proses untuk menyusun model matematis yang mewakili situasi keuangan. Model keuangan dapat diterapkan untuk mengevaluasi kinerja keuangan dari aset, bisnis, proyek, atau investasi yang lain. Selain itu, kriteria Penganggaran Model yang telah dibahas sebelumnya juga merupakan dasar dari pemodelan keuangan untuk menilai kelaikan suatu proyek.
Tujuan dari pemodelan keuangan pada proyek Efisiensi Energi (EE) adalah untuk menyemakan persepsi antara kreditur dan debitur, khususnya mengenai evaluasi arus kas. Di dalam proposal pembiayaan, debitur menggunakan pemodelan keuangan untuk menjabarkan kinerja keuangan yang bertujuan untuk memperlihatkan prospek suatu proyek dan tingkat kelaikan proyek tersebut untuk didanai. Kreditur juga menggunakan pemodelan keuangan pada analisis kuantitatif untuk mengevaluasi proposal pembiayaan yang diajukan oleh debitur.
Bagan di atas menunjukkan aliran pembuatan model keuangan. Langkah pertama adalah menyusun asumsi keuangan, misalnya: asumsi makroekonomi seperti nilai tukar, suku bunga, dan pajak; serta asumsi keuangan perusahaan seperti pertumbuhan pendapatan, struktur biaya, biaya modal, biaya operasional, dsb.
I. Menyusun Asumsi Keuangan
II. Menggabungkan Data Proyeksi Keuangan
1. Model Pendapatan (Revenue Model)
2. Model Biaya Modal (Capital Expenditure Model)
3. Model Biaya Operasional (Operating Expenditure Model)
4. Model Pinjaman (Loan Model)
III. Menyusun Proyeksi Laba/ Rugi
IV. Menyusun Proyeksi Arus Kas
V. Menyusun Penganggaran Modal
VI. Menyusun Analisis Rasio
VII. Menyusun Highlight
5. Model Laporan Keuangan Pro Forma (Pro Forma Financial Statement Model)
Bagan Alir Pemodelan Keuangan
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 123Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
118 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
2. Pemodelan Keuangan Untuk Mengevaluasi Suatu Proyek
Pemodelan keuangan adalah suatu proses untuk menyusun model matematis yang mewakili situasi keuangan. Model keuangan dapat diterapkan untuk mengevaluasi kinerja keuangan dari aset, bisnis, proyek, atau investasi yang lain. Selain itu, kriteria Penganggaran Model yang telah dibahas sebelumnya juga merupakan dasar dari pemodelan keuangan untuk menilai kelaikan suatu proyek.
Tujuan dari pemodelan keuangan pada proyek Efisiensi Energi (EE) adalah untuk menyemakan persepsi antara kreditur dan debitur, khususnya mengenai evaluasi arus kas. Di dalam proposal pembiayaan, debitur menggunakan pemodelan keuangan untuk menjabarkan kinerja keuangan yang bertujuan untuk memperlihatkan prospek suatu proyek dan tingkat kelaikan proyek tersebut untuk didanai. Kreditur juga menggunakan pemodelan keuangan pada analisis kuantitatif untuk mengevaluasi proposal pembiayaan yang diajukan oleh debitur.
Bagan di atas menunjukkan aliran pembuatan model keuangan. Langkah pertama adalah menyusun asumsi keuangan, misalnya: asumsi makroekonomi seperti nilai tukar, suku bunga, dan pajak; serta asumsi keuangan perusahaan seperti pertumbuhan pendapatan, struktur biaya, biaya modal, biaya operasional, dsb.
I. Menyusun Asumsi Keuangan
II. Menggabungkan Data Proyeksi Keuangan
1. Model Pendapatan (Revenue Model)
2. Model Biaya Modal (Capital Expenditure Model)
3. Model Biaya Operasional (Operating Expenditure Model)
4. Model Pinjaman (Loan Model)
III. Menyusun Proyeksi Laba/ Rugi
IV. Menyusun Proyeksi Arus Kas
V. Menyusun Penganggaran Modal
VI. Menyusun Analisis Rasio
VII. Menyusun Highlight
5. Model Laporan Keuangan Pro Forma (Pro Forma Financial Statement Model)
Bagan Alir Pemodelan Keuangan
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 119
Langkah berikutnya adalah menggabungkan data proyeksi keuangan. Data tersebut adalah masukan dari beberapa model sebagai berikut: 1. Model Pendapatan (Revenue Model)
Model Pendapatan menjabarkan proyeksi pendapatan, yaitu arus kas masuk dari proyek dalam suatu periode investasi.
2. Model Biaya Modal (Capital Expenditure/ Capex Model)Model Biaya Modal menjabarkan pengeluaran dana untuk membeli aset tetap dan biaya lain atas pembelian aset tetap tersebut.
3. Model Biaya Operasional (Operating Expenditure/ Opex Model)Model Biaya Operasional menjabarkan pengeluaran dana untuk membiayai pengeluaran rutin dalam operasi proyek.
4. Model Pinjaman (Loan Model)Model Pinjaman menjabarkan pembayaran pinjaman tahunan yang terdiri atas cicilan pokok pinjaman dan bunga atas pinjaman.
Langkah berikutnya dalam pemodelan keuangan adalah menyusun proyeksi Laba/ Rugi dan Arus Kas yang dihasilkan dari transaksi masa depan. Penyusunan Penganggaran Modal menjabarkan kelaikan suatu proyek untuk didanai dan dilaksanakan. Analisis rasio memberi informasi tentang seberapa baik dan seberapa prospektif kinerja keuangan proyek. Bagian Highlight menunjukkan angka-angka terpenting dari hasil evaluasi proyek. Hasil dari proses-proses tersebut tertuang di dalam Model Laporan Keuangan Pro Forma (Pro Forma Financial Statement Model). Dengan kata lain, Model Laporan Keuangan Pro Forma adalah muara dari Model Pendapatan, Model Biaya Modal, Model Biaya Operasional, dan Model Pinjaman. Deskripsi dari model-model tersebut akan dijabarkan melalui analisis kasus berikut ini.
3. Analisis KasusSebuah perusahaan akan melaksanakan proyek Efisiensi Energi (EE) selama 10 tahun. Berikut ini adalah informasi mengenai proyek, jumlah modal yang dibutuhkan, dan perkiraan arus kas tahunan yang dihasilkan oleh proyek.
Nama Proyek Modal (Rp) Arus Kas Tahunan (Rp)
Lighting Retrofit 6,890,000,000 2,785,000,000Insulation on Steam System 4,760,000,000 687,000,000Temperature Control 4,570,000,000 2,247,000,000VSDs on Fans 4,820,000,000 975,000,000Condensing Economizers 3,760,000,000 2,833,000,000Condensate Return 7,150,000,000 3,666,000,000
Proyek akan didanai oleh pinjaman dengan Rasio Hutang (Debt Ratio) 70%. Periode pinjaman adalah 10 tahun dengan suku bunga per tahun sebesar 12% serta Provisi (Loan
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
124 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
120 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
Provision) sebesar 2%. Arus Kas tahunan akan berjumlah tetap selama 10 tahun dan tidak ada fee pendapatan.
Pajak Pertambahan Nilai/ Value Added Tax (VAT) dalah 10% dari Biaya Modal. Perusahaan tidak mengeluarkan biaya akuisisi tanah dan biaya kontinjensi. Aset akan didepresiasi selama 20 tahun.
Beberapa biaya dikeluarkan sebelum proyek, yaitu: Studi Kelayakan (0.1% dari Investasi), Biaya Legal (0.1% dari Investasi), dan Biaya Peluncuran (Launching) (0.2% dari Investasi). Periode Commisioning adalah 6 bulan.
Selama operasi proyek, beberapa biaya operasional dikeluarkan oleh perusahaan. Biaya Pemeliharaan (Maintenance) adalah sebesar 0.5% dari Investasi dan akan meningkat sebesar 5% per tahun. Tidak ada biaya Asuransi. Biaya-biaya tesebut adalah biaya yang melekat pada proyek.
Biaya tidak langsung antara lain Gaji Tahunan (Rp 1,010,648,520), Bonus, (Rp 84,220,710), Internet (Rp 12,000,000), Air (Rp 24,000,000), Telepon (Rp 12,000,000), dan GA&Admin (1.5% dari biaya tidak langsung). Tidak terdapat Biaya Listrik dan Kontinjensi. Hurdle Ratedari proyek ini adalah 10% and Pajak Penghasilan adalah 25%. Dengan menggunakan informasi tersebut, evaluasi kinerja keuangan dan kelaikan dari proyek EE tersebut.
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 125Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
120 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
Provision) sebesar 2%. Arus Kas tahunan akan berjumlah tetap selama 10 tahun dan tidak ada fee pendapatan.
Pajak Pertambahan Nilai/ Value Added Tax (VAT) dalah 10% dari Biaya Modal. Perusahaan tidak mengeluarkan biaya akuisisi tanah dan biaya kontinjensi. Aset akan didepresiasi selama 20 tahun.
Beberapa biaya dikeluarkan sebelum proyek, yaitu: Studi Kelayakan (0.1% dari Investasi), Biaya Legal (0.1% dari Investasi), dan Biaya Peluncuran (Launching) (0.2% dari Investasi). Periode Commisioning adalah 6 bulan.
Selama operasi proyek, beberapa biaya operasional dikeluarkan oleh perusahaan. Biaya Pemeliharaan (Maintenance) adalah sebesar 0.5% dari Investasi dan akan meningkat sebesar 5% per tahun. Tidak ada biaya Asuransi. Biaya-biaya tesebut adalah biaya yang melekat pada proyek.
Biaya tidak langsung antara lain Gaji Tahunan (Rp 1,010,648,520), Bonus, (Rp 84,220,710), Internet (Rp 12,000,000), Air (Rp 24,000,000), Telepon (Rp 12,000,000), dan GA&Admin (1.5% dari biaya tidak langsung). Tidak terdapat Biaya Listrik dan Kontinjensi. Hurdle Ratedari proyek ini adalah 10% and Pajak Penghasilan adalah 25%. Dengan menggunakan informasi tersebut, evaluasi kinerja keuangan dan kelaikan dari proyek EE tersebut.
Peng
anta
r Pem
biay
aan
Proy
ek E
fisie
nsi E
nerg
i bag
i Ind
ustr
i 12
1 a)
Mod
el P
enda
pata
n (R
even
ue M
odel
)
Mod
el P
enda
pata
n (R
even
ue M
odel
)men
jaba
rkan
per
kira
an p
ener
imaa
n ya
ng d
ihas
ilkan
ole
h su
atu
proy
ek d
alam
per
iode
terte
ntu.
Mod
el
Pend
apat
an m
erin
ci p
enda
pata
n ya
ng d
ihas
ilkan
ole
h se
tiap
aset
. Pen
dapa
tan
akan
diju
mla
hkan
men
jadi
Tot
al P
enda
pata
n (T
otal
Rev
enue
) da
n ak
an m
enja
di m
asuk
an u
ntuk
pro
yeks
iLap
oran
Lab
a/ R
ugi (
Pro
fit/ L
oss
Stat
emen
t)pa
daM
odel
Lap
oran
Keu
anga
n Pr
o Fo
rma
(Pro
Fo
rma
Fina
ncia
l Sta
tem
ent).
Bes
aran
pen
dapa
tan
adal
ah te
tap
sela
ma
10 ta
hun.
Seh
ingg
a, m
enda
patk
an T
otal
Pen
dapa
tan
cuku
p de
ngan
men
jum
lahk
an n
ilai a
rus
kas
tahu
nan
(Ann
ual C
ash
Flow
)dar
i pro
yek.
Ligh
ting
Ret
rofit
2,78
5,00
0,00
0In
sula
tion
on S
team
Sys
tem
687,
000,
000
Tem
pera
ture
Con
trol
2,24
7,00
0,00
0V
SDs o
n Fa
ns97
5,00
0,00
0C
onde
nsin
g Ec
onom
izer
s2,
833,
000,
000
Con
dens
ate
Ret
urn
3,66
6,00
0,00
0T
OT
AL
RE
VE
NU
E13
,193
,000
,000
Year
12
34
56
78
910
Ligh
ting
Ret
rofit
2,78
5,00
0,00
02,
785,
000,
000
2,78
5,00
0,00
02,
785,
000,
000
2,78
5,00
0,00
02,
785,
000,
000
2,78
5,00
0,00
02,
785,
000,
000
2,78
5,00
0,00
02,
785,
000,
000
Insu
lati
on o
n St
eam
Sys
tem
687,
000,
000
687,
000,
000
687,
000,
000
687,
000,
000
687,
000,
000
687,
000,
000
687,
000,
000
687,
000,
000
687,
000,
000
687,
000,
000
Tem
pera
ture
Con
trol
2,24
7,00
0,00
02,
247,
000,
000
2,24
7,00
0,00
02,
247,
000,
000
2,24
7,00
0,00
02,
247,
000,
000
2,24
7,00
0,00
02,
247,
000,
000
2,24
7,00
0,00
02,
247,
000,
000
VSD
s on
Fan
s97
5,00
0,00
097
5,00
0,00
097
5,00
0,00
097
5,00
0,00
097
5,00
0,00
097
5,00
0,00
097
5,00
0,00
097
5,00
0,00
097
5,00
0,00
097
5,00
0,00
0
Cond
ensi
ng E
cono
miz
ers
2,83
3,00
0,00
02,
833,
000,
000
2,83
3,00
0,00
02,
833,
000,
000
2,83
3,00
0,00
02,
833,
000,
000
2,83
3,00
0,00
02,
833,
000,
000
2,83
3,00
0,00
02,
833,
000,
000
Cond
ensa
te R
etur
n3,
666,
000,
000
3,66
6,00
0,00
03,
666,
000,
000
3,66
6,00
0,00
03,
666,
000,
000
3,66
6,00
0,00
03,
666,
000,
000
3,66
6,00
0,00
03,
666,
000,
000
3,66
6,00
0,00
0
Reve
nue
Fees
00
00
00
00
00
Reve
nue
Taxe
s0
00
00
00
00
0
Tota
l Rev
enue
(Rp)
13,1
93,0
00,0
0013
,193
,000
,000
13,1
93,0
00,0
0013
,193
,000
,000
13,1
93,0
00,0
0013
,193
,000
,000
13,1
93,0
00,0
0013
,193
,000
,000
13,1
93,0
00,0
0013
,193
,000
,000
Mas
uk k
e da
lam
pro
yeks
i Lap
oran
Lab
a/ R
ugi p
ada
Mod
el L
apor
an K
euan
gan
Pro
Form
a
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
126 Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
b)M
odel
Bia
ya M
odal
(Cap
ital E
xpen
ditu
re/ C
apex
Mod
el)
Mod
el B
iaya
Mod
al (
Cap
ital E
xpen
ditu
re/ C
apex
Mod
el)
men
jaba
rkan
jum
lah
dana
yan
g di
kelu
arka
n un
tuk
mem
beli
aset
teta
p da
n bi
aya
lain
ata
s pe
mbe
lian
aset
teta
p te
rseb
ut. M
odel
Bia
ya M
odal
mer
inci
jum
lah
dan
nila
i ase
t tet
ap s
erta
bia
ya-b
iaya
lain
ata
s ak
uisi
si
aset
teta
p se
perti
Paj
ak P
erta
mba
han
Nila
i (Va
lue
Adde
d Ta
x/VA
T),B
iaya
Aku
isis
i Tan
ah (L
and
Acqu
isiti
on C
ost),
Bia
ya K
ontin
jens
i(C
ontin
genc
y C
ost),
dsb
. Tot
al B
iaya
Mod
al d
iper
laku
kan
seba
gai I
nves
tasi
(Inv
estm
ent)
dan
akan
men
jadi
mas
ukan
unt
uk p
roye
ksi
Lapo
ran
Aru
s K
as (
Cas
h Fl
ow S
tate
men
t)pa
da M
odel
Lap
oran
Keu
anga
n Pr
o Fo
rma.
Tota
l Bia
ya M
odal
ada
lah
teta
p hi
ngga
akh
ir pe
riode
inve
stas
i. Pa
da k
asus
ini,
kita
mem
puny
ai B
iaya
Mod
al se
baga
i ber
ikut
:
%N
om
inal
(Rp
))0
12
34
56
78
91
0
Ligh
tin
g R
etr
ofi
t6
,89
0,0
00
,00
06
,89
0,0
00
,00
0
Insu
lati
on
on
Ste
am S
yste
m4
,76
0,0
00
,00
04
,76
0,0
00
,00
0
Tem
pe
ratu
re C
on
tro
l4
,57
0,0
00
,00
04
,57
0,0
00
,00
0
VSD
s o
n F
ans
4,8
20
,00
0,0
00
4,8
20
,00
0,0
00
Co
nd
en
sin
g Ec
on
om
ize
rs3
,76
0,0
00
,00
03
,76
0,0
00
,00
0
Co
nd
en
sate
Re
turn
7,1
50
,00
0,0
00
7,1
50
,00
0,0
00
VA
T1
0%
3,1
95
,00
0,0
00
3,1
95
,00
0,0
00
Lan
d A
cqu
isit
ion
Co
st0
0
Co
nti
gen
cy0
.00
%0
0
35
,14
5,0
00
,00
0
35
,14
5,0
00
,00
03
5,1
45
,00
0,0
00
35
,14
5,0
00
,00
03
5,1
45
,00
0,0
00
35
,14
5,0
00
,00
03
5,1
45
,00
0,0
00
35
,14
5,0
00
,00
03
5,1
45
,00
0,0
00
35
,14
5,0
00
,00
03
5,1
45
,00
0,0
00
35
,14
5,0
00
,00
0
Tota
l Cap
ital
Exp
en
dit
ure
Cu
mm
ula
tive
Cap
ital
Exp
en
dit
ure
(Rp
)
Inve
stm
ent C
ost:
Ligh
ting
Retr
ofit
6,89
0,00
0,00
0
Insu
latio
n on
Ste
am S
yste
m
4,76
0,00
0,00
0
Tem
pera
ture
Con
trol
4,
570,
000,
000
VSDs
on
Fans
4,
820,
000,
000
Cond
ensin
g Ec
onom
izers
3,
760,
000,
000
Cond
ensa
te R
etur
n 7,
150,
000,
000
31
,950
,000
,000
VAT
(10%
*31,
950,
000,
000)
3,
195,
000,
000
Land
Acq
uisit
ion
Cost
0
Cont
inge
ncy
(0%
) 0
TOTA
L CA
PITA
L EX
PEN
DITU
RE
35,1
45,0
00,0
00
INVE
STM
ENT
Mas
uk k
e da
lam
pro
yeks
i Lap
oran
Aru
s Kas
pad
a M
odel
Lap
oran
Keu
anga
n Pr
o Fo
rma
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 127Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
124
Peng
anta
r Pem
biay
aan
Proy
ek E
fisie
nsi E
nerg
i bag
i Ind
ustr
i
Sete
lah
dika
pita
lisas
i, as
et h
arus
did
epre
sias
i/ di
amor
tisas
i un
tuk
men
galo
kasi
kan
biay
a at
aspe
nggu
naan
ase
t te
tap
sela
ma
perio
de
inve
stas
i ata
u se
lam
a as
et m
asih
dig
unak
an p
ada
proy
ek. D
enga
n ka
ta la
in, B
iaya
Mod
al (C
apex
)dan
Bia
ya O
pera
sion
al (O
pex)
haru
s di
depr
esia
si da
n di
amor
tisas
i.D
epre
sias
i&A
mor
tisas
i (D
epre
ciat
ion&
Amor
tizat
ion)
akan
men
jadi
mas
ukan
unt
uk p
roye
ksi
Lapo
ran
Laba
/ Rug
i pad
a M
odel
Lap
oran
Keu
anga
n Pr
o Fo
rma.
Pad
a ka
sus
ini,
perio
de d
epre
sias
i ada
lah
20 ta
hun.
Seh
ingg
a, C
apex
dan
Ope
xak
an d
idep
resi
asi/
diam
ortis
asi s
ebag
ai b
erik
ut:
Pros
enta
se d
epre
sias
i tah
unan
= 10
0% :
20 ta
hun
= 5%
Bia
ya D
epre
sias
i&A
mor
tisas
i ada
lah
seba
gai b
erik
ut:
Cap
ex D
epre
ciat
ion
(5%
x
35,1
45,0
00,0
00)
1,75
7,25
0,00
0
5% d
ari I
nves
tasi
Pre-
Ope
ratin
g Ex
pend
iture
Am
ortiz
atio
n (5
% x
1,3
00,4
78,6
34)
65,0
23,9
32
5% d
ari B
iaya
Pra
O
pera
siT
OT
AL
DE
PRE
CIA
TIO
N &
AM
OR
TIZ
AT
ION
1,82
2,27
3,93
2
20ye
ars
% D
epr
12
34
56
78
910
5.00
%1,
757,
250,
000
1,75
7,25
0,00
01,
757,
250,
000
1,75
7,25
0,00
01,
757,
250,
000
1,75
7,25
0,00
01,
757,
250,
000
1,75
7,25
0,00
01,
757,
250,
000
1,75
7,25
0,00
0
5.00
%65
,023
,932
65,0
23,9
3265
,023
,932
65,0
23,9
3265
,023
,932
65,0
23,9
3265
,023
,932
65,0
23,9
3265
,023
,932
65,0
23,9
32
1,82
2,27
3,93
21,
822,
273,
932
1,82
2,27
3,93
21,
822,
273,
932
1,82
2,27
3,93
21,
822,
273,
932
1,82
2,27
3,93
21,
822,
273,
932
1,82
2,27
3,93
21,
822,
273,
932
Pre-
Oper
atin
g Exp
endi
ture
Am
ortiz
atio
n
Tota
l Dep
reci
atio
n &
Am
ortiz
atio
n
Cape
x Dep
reci
atio
n
Depr
ecia
tion/
Amor
tizat
ion
Perio
d
Depr
ecia
tion/
Amor
tizat
ion
Sche
dule
Mas
uk k
e da
lam
pro
yeks
i Lap
oran
Lab
a/ R
ugi p
ada
Mod
el L
apor
an K
euan
gan
Pro
Form
a
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 129Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
b.B
iaya
Tid
ak L
angs
ung
(Ind
irec
t Cos
ts)
Dal
am k
asus
ini,
Bia
ya T
idak
Lan
gsun
g (I
ndir
ect C
osts
)m
elip
uti G
aji,
Bon
us, I
nter
net,
List
rik, A
ir, T
elep
on, G
A&
Adm
in, d
an
Kon
tinje
nsi.
Bia
ya G
aji d
ibay
arka
n ke
pada
Pla
nt H
ead,
Sup
ervi
sor,
Engi
neer
, Ope
rato
r, da
nSe
curit
y. B
erik
ut in
i ada
lah
tabe
lBia
ya
Gaj
i:
(Rp.
)(R
p.)
( Rp
)10
.00%
( Rp
)2.
00%
( Rp
)15
.00%
Plan
t Hea
d1
3,00
0,00
07,
000,
000
500,
000
010
,500
,000
210,
000
10,2
90,0
001,
543,
500
11,8
33,5
0011
,833
,500
Supe
rvis
or3
3,00
0,00
03,
000,
000
200,
000
06,
200,
000
124,
000
6,07
6,00
091
1,40
06,
987,
400
20,9
62,2
00
Engi
neer
35,
000,
000
100,
000
510,
000
5,61
0,00
011
2,20
05,
497,
800
824,
670
6,32
2,47
018
,967
,410
Ope
rato
r6
3,00
0,00
030
0,00
03,
300,
000
66,0
003,
234,
000
485,
100
3,71
9,10
022
,314
,600
Secu
rity
33,
000,
000
00
3,00
0,00
060
,000
2,94
0,00
044
1,00
03,
381,
000
10,1
43,0
00
Tota
l16
84,2
20,7
10To
tal S
alar
y Ex
pens
e (p
er M
onth
)
PPh
21
(Inco
me
Tax)
Take
Hom
e Pa
yG
ross
Sal
ary
Tota
lRa
nkN
umbe
r of
Empl
oyee
Sala
ryBP
JSM
anag
eria
l Al
low
ance
Phon
e Al
low
ance
Ove
rtim
e
SALA
RY C
OM
PON
ENT
Basi
c Sa
lary
Indi
rect
Cos
ts:
Ann
ual S
alar
y Ex
pens
es (1
2 x
84,2
20,7
10)
1,01
0,64
8,52
0
12 x
Bia
ya g
aji
per b
ulan
Bon
uses
84,2
20,7
10In
tern
et12
,000
,000
Elec
trici
ty0
Wat
er24
,000
,000
Tele
phon
e12
,000
,000
Tota
l1,
142,
869,
230
GA
& A
dmin
(1
.50%
x1,1
42,8
69,2
30)
17,1
43,0
38
1.50
% d
ari T
otal
Con
tigen
cy0
Tot
al In
dire
ct C
ost
1,16
0,01
2,26
8B
iaya
Tid
ak L
angs
ung
adal
ah te
tap
sela
ma
10 ta
hun.
Term
asuk
dal
am
Biay
a Ti
dak
Lang
sung
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 131Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
128
Peng
anta
r Pem
biay
aan
Proy
ek E
fisie
nsi E
nerg
i bag
i Ind
ustr
i
d)M
odel
Pin
jam
an (L
oan
Mod
el)
Mod
el P
inja
man
(Loa
n M
odel
)bar
tuju
aan
untu
k m
enja
bark
an P
emba
yara
n Pi
njam
an (L
oan
Repa
ymen
t)ta
huna
n.Pe
mba
yara
n Pi
njam
an
terd
iri d
ari
Cic
ilan
Poko
k Pi
njam
an (
Prin
cipa
l Lo
an R
epay
men
t)da
n B
unga
Ata
s Pi
njam
an (
Inte
rest
). Pe
mba
yara
n Pi
njam
an a
kan
men
jadi
mas
ukan
unt
uk p
roye
ksi
Lapo
ran
Aru
s K
as p
ada
Mod
el L
apor
an K
euan
gan
Pro
Form
a. P
ada
kasu
s in
i, ki
ta m
empe
role
h in
form
asi b
ahw
a R
asio
Hut
ang
(Deb
t Rat
io)a
dala
h70
%, y
ang
bera
rti b
ahw
a 70
% d
ari t
otal
Inve
stas
i dib
iaya
i den
gan
pinj
aman
.
Equi
ty(3
0%x3
5,14
5,00
0,00
0)10
,543
,500
,000
30
% d
ari I
nves
tasi
Loan
(70%
x35,
145,
000,
000)
24,6
01,5
00,0
00
70%
dar
i Inv
esta
si
Loan
Rep
aym
ent P
erio
d10
tahu
nLo
an R
ate
12%
per t
ahun
Loan
Pro
visi
on(2
%x2
4,60
1,50
0,00
0)49
2,03
0,00
0
2% d
ari P
inja
man
Pem
baya
ran
Pinj
aman
dap
at d
irum
uska
n se
baga
i ber
ikut
: 𝑷𝑷𝑷𝑷𝑷𝑷
=𝑷𝑷
𝒓𝒓(𝟏𝟏
+𝒓𝒓)
𝒏𝒏
(𝟏𝟏+𝒓𝒓)
𝒏𝒏−𝟏𝟏
whe
re PMT
=Ju
mla
h Pe
mba
yara
n pe
r per
iode
P=
Poko
k Pi
njam
anr
=Ti
ngka
t Suk
u B
unga
per p
erio
den
=Ju
mla
h Pe
riode
Pem
baya
ran
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 133Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
130
Peng
anta
r Pem
biay
aan
Proy
ek E
fisie
nsi E
nerg
i bag
i Ind
ustr
i
Rin
cian
pem
baya
ran
tahu
n ke
-2 a
dala
h sa
ma
sepe
rti ta
hun
perta
ma,
kec
uali
bahw
a sa
ldo
pinj
aman
tela
h be
rkur
ang.
Bun
ga ta
hun
ke d
ua=
12%
x 2
3,19
9,60
4,08
5=
2,78
3,95
2,49
0
Cic
ilan
Poko
k Pi
njam
an ta
hun
ke d
ua=
4,35
4,07
5,91
5 -2
,783
,952
,490
=1,
570,
123,
424
Sald
o Pi
njam
an=
23,1
99,6
04,0
85–
4,35
4,07
5,91
5 =
21,6
29,4
80,6
61
Mon
ths
01
23
45
67
89
10
Disb
urse
d Lo
an24
,601
,500
,000
Loan
Pro
visi
on49
2,03
0,00
0
Outs
tand
ing
24,6
01,5
00,0
0024
,601
,500
,000
23,1
99,6
04,0
8521
,629
,480
,661
19,8
70,9
42,4
2617
,901
,379
,602
15,6
95,4
69,2
4013
,224
,849
,634
10,4
57,7
55,6
767,
358,
610,
442
3,88
7,56
7,78
1
Inte
rest
02,
952,
180,
000
2,78
3,95
2,49
02,
595,
537,
679
2,38
4,51
3,09
12,
148,
165,
552
1,88
3,45
6,30
91,
586,
981,
956
1,25
4,93
0,68
188
3,03
3,25
346
6,50
8,13
4
Prin
cipa
l Loa
n Re
paym
ent
01,
401,
895,
915
1,57
0,12
3,42
41,
758,
538,
235
1,96
9,56
2,82
32,
205,
910,
362
2,47
0,61
9,60
62,
767,
093,
958
3,09
9,14
5,23
33,
471,
042,
661
3,88
7,56
7,78
1
Accu
mul
ated
Loan
Rep
aym
ent
01,
401,
895,
915
2,97
2,01
9,33
94,
730,
557,
574
6,70
0,12
0,39
88,
906,
030,
760
11,3
76,6
50,3
6614
,143
,744
,324
17,2
42,8
89,5
5820
,713
,932
,219
24,6
01,5
00,0
00
Mas
uk k
e da
lam
pro
yeks
i Lap
oran
Lab
a/ R
ugi p
ada
Mod
el L
apor
an K
euan
gan
Pro
Form
a
Mas
uk k
e da
lam
pro
yeks
i Lap
oran
Aru
s Kas
pad
a M
odel
Lap
oran
Keu
anga
n Pr
o Fo
rma
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 135Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
132
Peng
anta
r Pem
biay
aan
Proy
ek E
fisie
nsi E
nerg
i bag
i Ind
ustr
i
Tota
l Pen
dapa
tan
(Tot
al R
even
ue)d
ikur
angi
den
gan
Tota
l Bia
ya O
pera
siona
l (To
tal O
pera
ting
Expe
nse)
men
ghas
ilkan
Lab
a O
pera
sion
al(O
pera
ting
Inco
me)
. Tot
al P
enda
patk
an d
iam
bil d
ari M
odel
Pen
dapa
tan.
Tot
al B
iaya
Ope
rasi
onal
dia
mbi
l dar
i Mod
el
Bia
ya O
pera
sion
al. D
epre
sias
i&A
mor
tisas
i dia
mbi
l dar
i Mod
el B
iaya
Mod
al.
Tota
l Bia
ya O
pera
sion
al a
dala
h ju
mla
h da
ri B
eban
Ope
rasi
onal
dita
mba
h D
epre
sias
i&A
mor
tisas
i.
Laba
Ope
rasi
onal
tahu
n pe
rtam
a=
13,1
93,0
00,0
00 –
(1,3
35,7
37,2
68 +
1,8
22,2
73,2
68) =
10,
034,
988,
800,
dan
sete
rusn
ya.
Year
01
23
45
67
89
10
Reve
nue
Tota
l Rev
enue
13,1
93,0
00,0
0013
,193
,000
,000
13,1
93,0
00,0
0013
,193
,000
,000
13,1
93,0
00,0
0013
,193
,000
,000
13,1
93,0
00,0
0013
,193
,000
,000
13,1
93,0
00,0
0013
,193
,000
,000
Ope
rati
ng E
xpen
se
Ope
rati
ng E
xpen
ditu
re1,
335,
737,
268
1,34
4,52
3,51
81,
353,
749,
081
1,36
3,43
5,92
21,
373,
607,
104
1,38
4,28
6,84
61,
395,
500,
575
1,40
7,27
4,99
01,
419,
638,
126
1,43
2,61
9,41
9
Dep
reci
atio
n &
Am
orti
zati
on1,
822,
273,
932
1,82
2,27
3,93
21,
822,
273,
932
1,82
2,27
3,93
21,
822,
273,
932
1,82
2,27
3,93
21,
822,
273,
932
1,82
2,27
3,93
21,
822,
273,
932
1,82
2,27
3,93
2
Tota
l Ope
rati
ng E
xpen
se3,
158,
011,
200
3,16
6,79
7,45
03,
176,
023,
013
3,18
5,70
9,85
33,
195,
881,
036
3,20
6,56
0,77
83,
217,
774,
507
3,22
9,54
8,92
23,
241,
912,
058
3,25
4,89
3,35
1
Ope
rati
ng In
com
e10
,034
,988
,800
10,0
26,2
02,5
5010
,016
,976
,987
10,0
07,2
90,1
479,
997,
118,
964
9,98
6,43
9,22
29,
975,
225,
493
9,96
3,45
1,07
89,
951,
087,
942
9,93
8,10
6,64
9
] Laba
Ope
rasi
onal
dik
uran
gi o
leh
Laba
Fin
ansi
al m
engh
asilk
an L
aba
Sebe
lum
Paj
ak (E
arni
ng B
efor
e Ta
x/ E
BT).
Laba
Fin
ansi
al
adal
ah P
enda
pata
n B
unga
dik
uran
gi o
leh
Beb
anB
unga
. Dal
am k
asus
ini,
Laba
Fin
ansi
al b
erni
lai n
egat
if se
lam
a tid
ak a
da
Pend
apat
an B
unga
dar
i ope
rasi
pro
yek.
Beb
an B
unga
dia
mbi
l dar
i Mod
el P
inja
man
.
Laba
Ope
rasi
onal
= T
otal
Pen
dapa
tan
– To
tal B
iaya
Ope
rasi
onal
Dia
mbi
l dar
i Mod
el P
enda
pata
n
Diam
bil d
ari M
odel
Bia
ya O
pera
sion
al
Diam
bil d
ari M
odel
Bia
ya M
odal
Laba
Seb
elum
Paj
ak =
Lab
a O
pera
sion
al +
Lab
a Fi
nans
ial
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 137Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
134
Peng
anta
r Pem
biay
aan
Proy
ek E
fisie
nsi E
nerg
i bag
i Ind
ustr
i
Ber
ikut
ini a
dala
h pr
oyek
si L
apor
an L
aba/
Rug
i:
PRO
FIT
& L
OSS
Year
01
23
45
67
89
10
Reve
nue
Tota
l Rev
enue
13,1
93,0
00,0
0013
,193
,000
,000
13,1
93,0
00,0
0013
,193
,000
,000
13,1
93,0
00,0
0013
,193
,000
,000
13,1
93,0
00,0
0013
,193
,000
,000
13,1
93,0
00,0
0013
,193
,000
,000
Ope
rati
ng E
xpen
se
Ope
rati
ng E
xpen
ditu
re1,
335,
737,
268
1,34
4,52
3,51
81,
353,
749,
081
1,36
3,43
5,92
21,
373,
607,
104
1,38
4,28
6,84
61,
395,
500,
575
1,40
7,27
4,99
01,
419,
638,
126
1,43
2,61
9,41
9
Dep
reci
atio
n an
d am
orti
zati
on1,
822,
273,
932
1,82
2,27
3,93
21,
822,
273,
932
1,82
2,27
3,93
21,
822,
273,
932
1,82
2,27
3,93
21,
822,
273,
932
1,82
2,27
3,93
21,
822,
273,
932
1,82
2,27
3,93
2
Tota
l Ope
rati
ng E
xpen
se3,
158,
011,
200
3,16
6,79
7,45
03,
176,
023,
013
3,18
5,70
9,85
33,
195,
881,
036
3,20
6,56
0,77
83,
217,
774,
507
3,22
9,54
8,92
23,
241,
912,
058
3,25
4,89
3,35
1
Ope
rati
ng In
com
e10
,034
,988
,800
10,0
26,2
02,5
5010
,016
,976
,987
10,0
07,2
90,1
479,
997,
118,
964
9,98
6,43
9,22
29,
975,
225,
493
9,96
3,45
1,07
89,
951,
087,
942
9,93
8,10
6,64
9
Fina
ncia
l Inc
ome
/ Ex
pens
e
Inte
rest
Inco
me
Inte
rest
exp
ense
2,95
2,18
0,00
02,
783,
952,
490
2,59
5,53
7,67
92,
384,
513,
091
2,14
8,16
5,55
21,
883,
456,
309
1,58
6,98
1,95
61,
254,
930,
681
883,
033,
253
466,
508,
134
Fina
ncia
l Inc
ome
(2,9
52,1
80,0
00)
(2,7
83,9
52,4
90)
(2,5
95,5
37,6
79)
(2,3
84,5
13,0
91)
(2,1
48,1
65,5
52)
(1,8
83,4
56,3
09)
(1,5
86,9
81,9
56)
(1,2
54,9
30,6
81)
(883
,033
,253
)(4
66,5
08,1
34)
Earn
ings
Bef
ore
Taxe
s (EB
T)0
7,08
2,80
8,80
07,
242,
250,
060
7,42
1,43
9,30
87,
622,
777,
056
7,84
8,95
3,41
28,
102,
982,
913
8,38
8,24
3,53
78,
708,
520,
397
9,06
8,05
4,68
99,
471,
598,
515
Inco
me
tax
1,77
0,70
2,20
01,
810,
562,
515
1,85
5,35
9,82
71,
905,
694,
264
1,96
2,23
8,35
32,
025,
745,
728
2,09
7,06
0,88
42,
177,
130,
099
2,26
7,01
3,67
22,
367,
899,
629
Def
fere
d ta
x
Net
Inco
me
05,
312,
106,
600
5,43
1,68
7,54
55,
566,
079,
481
5,71
7,08
2,79
25,
886,
715,
059
6,07
7,23
7,18
56,
291,
182,
653
6,53
1,39
0,29
86,
801,
041,
017
7,10
3,69
8,88
7
Dia
mbi
l dar
i Mod
el P
enda
pata
n
Dia
mbi
l dar
i Mod
el B
iaya
Ope
rasi
onal
Diam
bil d
ari M
odel
Bia
ya M
odal
Diam
bil d
ari M
odel
Pin
jam
an
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 139Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
136
Peng
anta
r Pem
biay
aan
Proy
ek E
fisie
nsi E
nerg
i bag
i Ind
ustr
i
Ber
ikut
ini a
dala
h pr
oyek
si L
apor
an A
rus K
as:
CASH
FLO
W
Year
01
23
45
67
89
10
Net
Inco
me
05,
312,
106,
600
5,43
1,68
7,54
55,
566,
079,
481
5,71
7,08
2,79
25,
886,
715,
059
6,07
7,23
7,18
56,
291,
182,
653
6,53
1,39
0,29
86,
801,
041,
017
7,10
3,69
8,88
7
Add
Dep
reci
atio
n &
Am
orti
zati
on1,
822,
273,
932
1,82
2,27
3,93
21,
822,
273,
932
1,82
2,27
3,93
21,
822,
273,
932
1,82
2,27
3,93
21,
822,
273,
932
1,82
2,27
3,93
21,
822,
273,
932
1,82
2,27
3,93
2
Cash
In fr
om L
oan
24,6
01,5
00,0
000
00
00
00
00
0
Proc
eed
from
Equ
ity
11,8
43,9
78,6
340
00
00
00
00
0
Inve
stm
ent
(35,
145,
000,
000)
00
00
00
00
00
Pre-
Ope
rati
ng E
xpen
ses
(808
,448
,634
)
Loan
Pro
visi
on(4
92,0
30,0
00)
Cash
In f
rom
Sha
reho
lder
00
00
00
00
00
Cash
Out
to S
hare
hold
er0
00
00
00
00
0
Prin
cipa
l Loa
n Re
paym
ent
0(1
,401
,895
,915
)(1
,570
,123
,424
)(1
,758
,538
,235
)(1
,969
,562
,823
)(2
,205
,910
,362
)(2
,470
,619
,606
)(2
,767
,093
,958
)(3
,099
,145
,233
)(3
,471
,042
,661
)(3
,887
,567
,781
)
Net
Cas
h Fl
ow0
5,73
2,48
4,61
75,
683,
838,
052
5,62
9,81
5,17
75,
569,
793,
900
5,50
3,07
8,62
85,
428,
891,
511
5,34
6,36
2,62
65,
254,
518,
996
5,15
2,27
2,28
75,
038,
405,
037
Cum
mul
ativ
e Ca
sh F
low
05,
732,
484,
617
11,4
16,3
22,6
6917
,046
,137
,847
22,6
15,9
31,7
4628
,119
,010
,375
33,5
47,9
01,8
8638
,894
,264
,512
44,1
48,7
83,5
0849
,301
,055
,795
54,3
39,4
60,8
32
Diam
bil d
ari L
apor
an L
aba/
Rug
i
Dia
mbi
l dar
i Mod
el B
iaya
Mod
al
Diam
bil d
ari M
odel
Pin
jam
an
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 141Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
138
Peng
anta
r Pem
biay
aan
Proy
ek E
fisie
nsi E
nerg
i bag
i Ind
ustr
i
•Th
e N
et P
rese
nt V
alue
(NPV
)
Net
Pre
sent
Val
ue (
NPV
) m
erup
akan
jum
lah
dari
Aru
s K
as K
elua
r da
n ni
lai s
ekar
ang
(pre
sent
val
ue)
dari
selu
ruh
Aru
s K
asM
asuk
sela
ma
10 ta
hun.
Hur
dle
Rate
untu
k pr
oyek
ini a
dala
h 10
%,s
ehin
gga
nila
i NPV
dap
at d
ihitu
ng se
baga
i ber
ikut
:
𝑁𝑁𝑃𝑃𝑁𝑁
=−
36,4
45,4
78,6
34+
7,13
4,38
0,53
2(1
+10%
)1+
7,25
3,96
1,47
6(1
+10%
)2+⋯
+8,
925,
975,
972,
818
(1+10%
)10
Den
gan
men
ggun
akan
apl
ikas
i Ex
cel,
kita
dap
at m
enem
ukan
nila
i N
PV, y
aitu
11,
140,
544,
805.
Sela
ma
proy
ek m
engh
asilk
an
nila
i NPV
yan
g po
sitif
, mak
a pr
oyek
laya
k un
tuk
dila
ksan
akan
dan
did
anai
.
•In
tern
al R
ate
of R
etur
n(I
RR
)
Inte
rnal
Rat
e of
Ret
urn
(IR
R)
mer
upak
an s
uatu
ting
kat d
isko
nto
di m
ana
selu
ruh
arus
kas
mas
uk s
etel
ah d
i-pre
sent
val
ue-k
an,
bern
ilai s
ama
deng
an b
iaya
inve
stas
i. N
ilai I
RR
unt
uk k
asus
ters
ebut
dap
at d
ihitu
ng se
baga
i ber
ikut
:
0=−
36,4
45,4
78,6
34+
7,13
4,38
0,53
2(1
+10%
)1+
7,25
3,96
1,47
6(1
+10%
)2+⋯
+8,
925,
975,
972,
818
(1+10%
)10
Den
gan
men
ggun
akan
apl
ikas
i Exc
el, k
ita d
apat
men
emuk
an n
ilai I
RR
,yai
tu16
.43%
.Sel
ama
IRR
lebi
h tin
ggi d
arip
ada
Hur
dle
Rate
, mak
a pr
oyek
laya
k un
tuk
dila
ksan
akan
dan
did
anai
.
•Pr
ofita
bilit
y In
dex
(PI)
Prof
itabi
lity
Inde
x(P
I) m
emun
gkin
kan
inve
stor
unt
uk m
enge
tahu
i nila
i yan
g di
hasi
lkan
dar
i sat
u un
it in
vesta
si.N
ilai P
I da
pat
dihi
tung
seba
gai b
erik
ut:
𝑃𝑃𝐼𝐼=
47,5
86,0
23,4
2936
,445
,478
,634
=1.
31
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 143Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
140
Peng
anta
r Pem
biay
aan
Proy
ek E
fisie
nsi E
nerg
i bag
i Ind
ustr
i
Ras
ioD
ebt S
ervi
ce C
over
age
tahu
n pe
rtam
a=
10,0
34,9
88,8
00/ (
1,40
1,89
5,91
5+
2,95
2,18
0,00
0) =
2.3
0, d
an se
teru
snya
.R
asio
Inte
rest
Cov
erag
eta
hun
perta
ma
=10
,034
,988
,800
/ 2,9
52,1
80,0
00=
3,40
, dan
sete
rusn
ya.
Ras
ioD
ebt S
ervi
ceta
hun
perta
ma
=(1
,401
,895
,915
+2,
952,
180,
000)
/10,
034,
988,
800
=43.
39%
, dan
sete
rusn
ya.
Prof
it M
argi
nta
hun
perta
ma
=5,
312,
106,
600/
13,
193,
000,
000
= 40
.26%
, dan
sete
rusn
ya.
Tota
l Ass
et T
urno
vert
ahun
per
tam
a= 1
3,19
3,00
0,00
0/ 3
5,14
5,00
0,00
0 =
37.5
4%, d
an se
teru
snya
.Re
turn
On
Asse
ttah
un p
erta
ma
=5,
312,
106,
600/
35,
145,
000,
000
= 15
.11%
, dan
sete
rusn
ya.
Asse
t Mul
tiplie
rtah
un p
erta
ma
= 35
,145
,000
,000
/ 11,
843,
978,
634
= 2.
97,d
an se
teru
snya
.Re
turn
On
Equi
tyta
hun
perta
ma
=5,
312,
106,
600/
11,
843,
978,
634
= 44
.85%
,dan
sete
rusn
ya.
Ber
ikut
ini a
dala
h ta
ble
Ras
io K
euan
gan.
FIN
AN
CIA
L RA
TIO
S
Year
01
23
45
67
89
10
Deb
t Ser
vice
Cov
erag
e Ra
tio
2.30
2.30
2.30
2.30
2.30
2.29
2.29
2.29
2.29
2.28
Inte
rest
Cov
erag
e Ra
tio
3.40
3.60
3.86
4.20
4.65
5.30
6.29
7.94
11.2
721
.30
Deb
t Ser
vice
Rat
io43
.39%
43.4
3%43
.47%
43.5
1%43
.55%
43.6
0%43
.65%
43.7
0%43
.75%
43.8
1%
Prof
it M
argi
n40
.26%
41.1
7%42
.19%
43.3
3%44
.62%
46.0
6%47
.69%
49.5
1%51
.55%
53.8
4%
Tota
l Ass
et T
urn
Ove
r37
.54%
37.5
4%37
.54%
37.5
4%37
.54%
37.5
4%37
.54%
37.5
4%37
.54%
37.5
4%
Retu
rn O
n As
set
15.1
1%15
.46%
15.8
4%16
.27%
16.7
5%17
.29%
17.9
0%18
.58%
19.3
5%20
.21%
Asse
t Mul
tipl
ier
2.97
2.97
2.97
2.97
2.97
2.97
2.97
2.97
2.97
2.97
Retu
rn o
n Eq
uity
44.8
5%45
.86%
47.0
0%48
.27%
49.7
0%51
.31%
53.1
2%55
.15%
57.4
2%59
.98%
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 145Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
142
Peng
anta
r Pem
biay
aan
Proy
ek E
fisie
nsi E
nerg
i bag
i Ind
ustr
i
f)R
ingk
asan
Eks
ekut
if (E
xecu
tive
Sum
mar
y)
Rin
gkas
an E
ksek
utif
(Exe
cutiv
e Su
mm
ary)
men
yajik
an g
amba
ran
umum
tent
ang
inve
stas
i pro
yek.
A
ngka
-ang
ka p
entin
g da
ri ev
alua
si k
iner
ja k
euan
gan
proy
ek d
isaj
ikan
dal
am b
entu
k m
atrik
s se
bgai
ber
ikut
:a.
Mat
riks P
roye
k (P
roje
ct M
etri
c),y
ang
beris
i nam
a pr
oyek
(pro
ject
nam
e),t
ipe
(type
),da
nar
us
kas t
ahun
an (a
nnua
l cas
h flo
w)y
ang
diha
silk
an o
leh
proy
ek.
b.M
atrik
s In
vest
asi
(Inv
estm
ent
Met
ric),
yang
mer
inci
Tot
al I
nves
tasi
(Tot
al I
nves
tmen
t)da
n pr
opor
si p
enda
naan
ant
ara
Hut
ang
(Loa
n)da
n Ek
uita
s (Eq
uity
).c.
Mat
riks
Lapo
ran
Keu
anga
n (F
inan
cial
Sta
tem
ent M
etri
c),y
ang
beris
i ras
io k
iner
ja k
euan
gan
proy
ek se
lam
a pe
riode
inve
stas
i sep
erti
Prof
it M
argi
n, T
otal
Ass
et T
urno
ver,
Retu
rn o
n As
sets
,da
nAs
set M
ultip
lier.
Di d
alam
mat
riks
ini j
uga
terd
apat
beb
an p
ajak
sep
erti
Paja
k Pe
ghas
ilan
(Inc
ome
Tax)
dan
Paja
k Pe
rtam
baha
n N
ilai (
Valu
e Ad
ded
Tax/
VAT)
.d.
Mat
riks
Pem
egan
g Sa
ham
(Sh
areh
olde
r M
etri
c),
yang
ber
isi
rasi
o pe
ntin
g ya
ng m
enja
di
perh
atia
n ut
ama
dari
inve
stor
sep
erti
Hur
dle
Rate
, Deb
t Rat
io, A
vera
ge Y
earl
y In
com
e,R
OI,
IRR
, NPV
, dan
PI.
e.M
atrik
s K
redi
tur
(Loa
nhol
der
Met
ric)
,ya
ng b
eris
i in
form
asi
pent
ing
bagi
kre
ditu
r se
perti
Ti
ngka
t B
unga
Pin
jam
an (
Loan
Rat
e),
Prov
isi
Pinj
aman
(Lo
an P
rovi
sion
),Pe
mba
yara
n Pi
njam
an T
ahun
an (A
nnua
l Pay
men
t),La
ba O
pera
sion
al T
ahun
an (A
nnua
l Ope
ratin
g In
com
e),
Aru
s Kas
Tah
unan
(Ann
ual C
ash
Flow
s),R
asio
Deb
t Ser
vice
, dan
Ras
ioIn
tere
st C
over
age.
f.M
atrik
s Bia
ya M
odal
(Cap
ex M
etri
c),y
ang
beris
i Bia
ya In
vest
asi (
Inve
stm
ent C
ost)
dan
Bia
ya P
ra O
pera
si(P
re-O
pera
ting
Cos
t).g.
Mat
riks B
iaya
Ope
rasi
onal
(Ope
x M
etri
c),y
ang
beris
i bia
ya o
pera
sion
al p
roye
k.
PRO
POSA
L O
R AN
ALYS
IS P
RESE
NTA
TIO
N
Pada
saa
t men
yusu
n pe
mod
elan
keu
anga
n, k
ita m
emul
ai
deng
an
men
ghitu
ng
item
ya
ng
dibu
tuhk
an
seba
gai
mas
ukan
dal
am L
apor
an K
euan
gan
Pro
Form
a. H
al i
ni
bera
rti b
ahw
a ki
ta h
arus
men
yusu
n M
odel
Pen
dapa
tan,
Bi
aya
Mod
al,
Biay
a O
pera
sion
al,
dan
Pinj
aman
ter
lebi
h da
hulu
. Set
elah
itu,
kita
men
gam
bil a
ngka
-ang
ka p
entin
g un
tuk
dita
mpi
lkan
pad
a Ri
ngka
san
Ekse
kutif
.
Dala
m p
enya
jian
lapo
ran,
rin
gkas
an E
ksek
utif
akan
lebi
h ba
ik
jika
dita
mpi
lkan
pa
da
awal
pe
nyaj
ian
untu
k m
empe
rliha
tkan
ga
mba
ran
kine
rja
proy
ek
sehi
ngga
da
pat m
emba
ntu
inve
stor
unt
uk m
elak
ukan
kaj
ian
cepa
t te
rhad
ap k
iner
ja k
euan
gan
proy
ek.
Berik
utny
a, L
apor
an
Keua
ngan
Pr
o Fo
rma
untu
k m
engg
amba
rkan
tin
gkat
ke
laik
an p
roye
k se
cara
lebi
h m
enda
lam
. Mod
el y
ang
lain
di
sajik
an s
etel
ah L
apor
an K
euan
gan
Pro
Form
a se
baga
i be
ntuk
pen
jela
san
atas
ang
ka-a
ngka
pen
ting.
I.Ri
ngka
san
Ekse
kutif
II.La
pora
n Ke
uang
an P
ro F
orm
a III
.M
odel
Pen
dapa
tan
IV.
Mod
el B
iaya
Mod
al
V.M
odel
Bia
ya O
pera
sion
al
VI.
Mod
el P
inja
man
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 147Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
144 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
Lembar Kerja
Lakukan sebuah pemodelan keuangan dan analisa dari pemodelan tersebut pada sebuah kasus sebagai berikut:
Sebuah perusahaan akan melaksanakan proyek Efisiensi Energi (EE) selama 10 tahun. Berikut ini adalah informasi mengenai proyek, jumlah modal yang dibutuhkan, dan perkiraan arus kas tahunan yang dihasilkan oleh proyek.
Insulations on Steam System 700,000,000 2,400,000,000
Proyek akan didanai oleh pinjaman dengan Rasio Hutang (Debt Ratio) 80%. Periode pinjaman adalah 10 tahun dengan suku bunga per tahun sebesar 11% serta Provisi (Loan Provision) sebesar 2%. Arus Kas tahunan akan berjumlah tetap selama 10 tahun dan tidak ada fee pendapatan.
Pajak Pertambahan Nilai/ Value Added Tax (VAT) dalah 10% dari Biaya Modal. Perusahaan tidak mengeluarkan biaya akuisisi tanah dan biaya kontinjensi. Aset akan didepresiasi selama 20 tahun.
Beberapa biaya dikeluarkan sebelum proyek, yaitu: Studi Kelayakan (0.2% dari Investasi), Biaya Legal (0.1% dari Investasi), dan Biaya Peluncuran (Launching) (0.1% dari Investasi). Periode Commisioning adalah 6 bulan.
Selama operasi proyek, beberapa biaya operasional dikeluarkan oleh perusahaan. Biaya Pemeliharaan (Maintenance) adalah sebesar 0.4% dari Investasi dan akan meningkat sebesar 5% per tahun. Tidak ada biaya Asuransi. Biaya-biaya tesebut adalah biaya yang melekat pada proyek.
Biaya tidak langsung antara lain Gaji Tahunan (Rp 1,010,648,520), Bonus, (Rp 84,220,710), Internet (Rp 12,000,000), Air (Rp 24,000,000), Telepon (Rp 12,000,000), dan GA&Admin (2% dari biaya tidak langsung). Tidak terdapat Biaya Listrik dan Kontinjensi. Hurdle Ratedari proyek ini adalah 15% and Pajak Penghasilan adalah 20%. Dengan menggunakan informasi tersebut, evaluasi kinerja keuangan dan kelaikan dari proyek EE tersebut.
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 149Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri iii
Pengantar Pelatihan
Secara umum, “Buku Panduan Pelatihan Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri”
ini dapat digunakan sebagai bahan pelatihan yang ditujukan bagi staf bagian keuangan dan
staf bagian teknik untuk memahami pembiayaan proyek efisiensi energi di sektor industri.
Sebagai bahan pelatihan, buku ini secara spesifik ditujukan untuk menyusun proposal
pembiayaan proyek efisiensi energi yang akan diajukan ke bank atau lembaga jasa keuangan.
Isi dalam buku ini dapat disajikan dalam rangkaian sesi-sesi pelatihan. Setiap sesi dari
pelatihan ini menggunakan metode yang bervariasi, mulai dari metode ceramah, membaca
bahan bacaan, diskusi kelompok, studi kasus, hingga menyelesaikan lembar kerja. Selain
aspek pengetahuan (knowledge), buku ini juga berusaha membelajarkan aspek keterampilan
(skill) bagi peserta untuk mempersiapkan analisa kelayakan sebuah proyek efisiensi energi
baik dari segi teknis, legal dan finansial. Pada akhirnya, diharapkan para peserta dapat
menyusun proposal pembiayaan proyek efisiensi energi yang dapat menyakinkan bank atau
lembaga keuangan.
Melalui bahan bacaan yang disajikan, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan
masyarakat secara umum tanpa melalui sebuah training atau pelatihan. Bahan bacaan yang
disajikan mengikuti sesi ini sengaja dihantarkan secara bertahap, mulai dari pemahaman
peluang dan pasar efisiensi energi secara umum sebagai pengantar, prinsip – prinsip
konservasi dan efisiensi energi, pendekatan dasar dalam proyek efisiensi energi, persiapan
pelaksanaan proyek efisiensi energi, anatomi proposal pembiayaan efisiensi energi, dan
Fasilitator yang akan menggunakan buku ini untuk sebuah pelatihan diharapkan memiliki
kriteria: memiliki latar belakang pendidikan atau pengalaman pekerjaan dalam bidang
ekonomi energi, memahami prinsip – prinsip konservasi energi, memahami kebijakan energi
dan kebijakan perbankan/lembaga keuangan terkait dengan aspek lingkungan, dan memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan.
144 Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri
Lembar Kerja
Lakukan sebuah pemodelan keuangan dan analisa dari pemodelan tersebut pada sebuah kasus sebagai berikut:
Sebuah perusahaan akan melaksanakan proyek Efisiensi Energi (EE) selama 10 tahun. Berikut ini adalah informasi mengenai proyek, jumlah modal yang dibutuhkan, dan perkiraan arus kas tahunan yang dihasilkan oleh proyek.
Insulations on Steam System 700,000,000 2,400,000,000
Proyek akan didanai oleh pinjaman dengan Rasio Hutang (Debt Ratio) 80%. Periode pinjaman adalah 10 tahun dengan suku bunga per tahun sebesar 11% serta Provisi (Loan Provision) sebesar 2%. Arus Kas tahunan akan berjumlah tetap selama 10 tahun dan tidak ada fee pendapatan.
Pajak Pertambahan Nilai/ Value Added Tax (VAT) dalah 10% dari Biaya Modal. Perusahaan tidak mengeluarkan biaya akuisisi tanah dan biaya kontinjensi. Aset akan didepresiasi selama 20 tahun.
Beberapa biaya dikeluarkan sebelum proyek, yaitu: Studi Kelayakan (0.2% dari Investasi), Biaya Legal (0.1% dari Investasi), dan Biaya Peluncuran (Launching) (0.1% dari Investasi). Periode Commisioning adalah 6 bulan.
Selama operasi proyek, beberapa biaya operasional dikeluarkan oleh perusahaan. Biaya Pemeliharaan (Maintenance) adalah sebesar 0.4% dari Investasi dan akan meningkat sebesar 5% per tahun. Tidak ada biaya Asuransi. Biaya-biaya tesebut adalah biaya yang melekat pada proyek.
Biaya tidak langsung antara lain Gaji Tahunan (Rp 1,010,648,520), Bonus, (Rp 84,220,710), Internet (Rp 12,000,000), Air (Rp 24,000,000), Telepon (Rp 12,000,000), dan GA&Admin (2% dari biaya tidak langsung). Tidak terdapat Biaya Listrik dan Kontinjensi. Hurdle Ratedari proyek ini adalah 15% and Pajak Penghasilan adalah 20%. Dengan menggunakan informasi tersebut, evaluasi kinerja keuangan dan kelaikan dari proyek EE tersebut.
Pengantar Pembiayaan Proyek Efisiensi Energi bagi Industri 145
Daftar Pustaka
1. USAID Asia, 2009, Innovative Approaches to Financing Energy Efficiency in Asia,Bangkok, Thailand
2. U.S. Department of Energy, 2007, Introduction to Measurement & Verification for DOE Super ESPC Projects, USA.
3. KfW Development Bank, 2008, Mainstreaming Environmental Finance Market -Small-Scale Energy Efficiency and Renewable Energy Finance, Jerman
4. Center for Clean Air Policy, 2012, How Financial Mechanisms Catalyzed Energy Efficiency and Renewable Energy Investments, Case Study: Thailand’s Energy Conservation (ENCON) Fund, Washington, USA.
5. U.S. Department of Energy, 2011, A Guide to Energy Audits, USA6. Anja Rosenberg, 2009, Greenhouse Gas Emissions released by the Manufacturing
Industries in Java, GTZ, Jakarta, Indonesia7. Center for Clean Air Policy, 2012, Revolving and ESCO Funds for Renewable Energy
and Energy Efficiency Finance, Washington, USA.8. UNIDO, 2010, Global Industrial Energy Efficiency Benchmarking; An Energy Policy
Tool Working Paper, Vienna, Austria.9. ADB, 2013, Same Energy, More Power; Accelerating Energy Efficiency in Asia,
Filipina.10. The National Governors Association, 2011, State Clean Energy; Financing Guidebook,
USA.11. IEA, 2013, Southeast Asia Energy Outlook, Paris, France.