BUKU PANDUAN STUDISEKOLAH TINGGI SENI INDONESIA (STSI)
BANDUNG
TAHUN AJARAN 2006-2007
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL SEKOLAH TINGGI SENI INDONESIA
(STSI) BANDUNGJl. Buahbatu 212 Bandung 40265, Telp. 022-7314982,
022-7321595 Fax. 022-7303021, URL: //www.stsi-bdg.ac.id, Mail:
[email protected]
Buku Panduan Studi Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Bandung
2005-2006 @ BAAKSPI STSI Bandung 2006 Penyusun Tim Penyusun dan
Revisi Buku Panduan Studi STSI Bandung 2006-2007 Desain Sampul Joko
Kurnain Desain Isi Harris Sukristian Pracetak Euis Titin Kusmayati
Wawan Hermawan Tim BAAKSPI Foto Sampul Herman Effendi Penerbit:
BAAKSPI STSI Bandung Jl. Buahbatu 212 Bandung 40265 Telp.
022-7314982, 022-7321595 Fax. 022-7303021 URL: //www.stsi-bdg.ac.id
Mail: [email protected]
Sambutan Ketua STSI Bandung
Kemajuan adalah perkembangan yang dihasilkan oleh pemahaman dan
penerangan yang terus tumbuh Kutipan aporisme Cina di atas memberi
kita dorongan ke arah kemajuan untuk terus melangkah menjalankan
program kerja, khususnya program pendidikan seni. STSI Bandung yang
mengemban amanah sebagai perguruan tinggi seni di bawah Dirjen
Dikti Depdiknas melalui visi dan misinya terus mencoba menumbuhkan
kesadaran bersama di dalam proses pengembangan informasi sistem
pendidikan seni yang dianutnya. Selain buku panduan, kini terdapat
pula situs STSI Bandung melalui internet. Buku Panduan ini
merupakan hasil revisi bersama dan selalu ditinjau bersama untuk
mendapatkan kejelasan bagi pembacanya. Sebagai Ketua STSI Bandung
saya percaya, buku panduan ini akan memberi manfaat sebagai media
penerangan yang terus tumbuh. Bandung, 30 Mei 2006 Ketua STSI
Bandung,
Arthur S. Nalan, S.Sen.,M.Hum. NIP 131122990
DAFTAR ISIKATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN ~ 1 A.
Identitas ~ 1 B. Sejarah Singkat ~ 5 C. Misi, Visi, dan Tujuan
Pendidikan ~ 6 D. Pola Ilmiah Pokok ~ 7 E. Organisasi ~ 10 BAB II
PROGRAM STUDI, DAN JURUSAN ~ 21 A. Program Studi dan Jurusan ~ 21
B. Jurusan ~ 22 C. Perkuliahan Semester Pendek di STSI Bandung ~ 24
D. Struktur Kurikulum dan Sebaran Mata Kuliah ~ 26 SISTEM
PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ~ 56 A. Sistem Kredit ~ 56 B. Masa Studi
~ 60 C. Nomor Induk Mahasiswa (NIM) SISTEM, STANDAR PENILAIAN MATA
KULIAH, DAN PREDIKAT KELULUSAN MAHASISWA ~ 62 A. Sistem Penilaian ~
62 B. Skala Nilai ~ 62 C. Perhitungan IP dan IPK ~ 63 D. Predikat
Kelulusan ~ 64 KETENTUAN-KETENTUAN AKADEMIK ~ 65 A. Hak dan
Kewajiban, Larangan serta Sanksi Mahasiswa ~ 65 B. Sumbangan
Pembinaan Pendidikan ~ 68
BAB III
BAB IV
BAB V
C. Cuti Akademik ~ 69 D. Perpindahan Jurusan/Program Studi/Alih
Jenjang ~ 70 E. Akreditasi ~ 72 F. Ijazah, Gelar, dan Sebutan
Lulusan ~ 72 G. Status Mahasiswa ~ 73 H. Sanksi Akademik ~ 73 BAB
VI ADMINISTRASI AKADEMIK ~ 74 A. Pelaksana Administrasi ~ 74 B.
Registrasi dan Her-Registrasi ~ 7 PERKULIAHAN ~ 78 A. Kalender
Akademik ~ 78 B. Pembimbing Akademik ~ 78 C. Pelaksanaan
Perkuliahan ~ 79 D. Waktu Perkuliahan ~ 80 E. Praktikum ~ 81 F.
Tugas Akhir ~ 83
BAB VII
BAB VIII EVALUASI KEBERHASILAN STUDI MAHASISWA DAN SANKSI DROP
OUT (DO) ~ 85 A. Evaluasi Keberhasilan Studi Mahasiswa ~ 85 B.
Yudicium ~ 87 C. Sanksi Drop Out (DO) ~ 87 BAB IX FASILITAS
PERTUNJUKAN DAN PAMERAN ~ 88
Daftar Nama dan Jabatan Struktural ~ 90 Daftar Nama dan Kode
Pengajar Jurusan Tari ~ 92 Daftar Nama dan Kode Pengajar Jurusan
Karawitan ~ 95 Daftar Nama dan Kode Pengajar Jurusan Teater ~ 99
Daftar Nama dan Kode Pengajar Jurusan Seni Rupa ~ 102
BAB I PENDAHULUAN
Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Bandung adalah perguruan
tinggi negeri yang didirikan oleh pemerintah melalui Keppres Nomor
59 Tahun 1995, di bawah pembinaan Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Tugas pokok STSI
Bandung adalah menyelenggarakan pendidikan akademik dan atau
profesional di bidang seni di atas pendidikan menengah. A.
Identitas Sebagaimana laiknya sebuah perguruan tinggi, STSI Bandung
mempunyai identitas sendiri yang dapat membedakannya dari
perguruan-perguruan tinggi lainnya. Identitas tersebut terdiri
atas: (1) nama dan lokasi perguruan tinggi, (2) lambang, (3)
bendera, dan (4) hymne. 1. Nama dan Lokasi Perguruan Tinggi Nama
Perguruan Tinggi : Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Bandung.
Alamat : Jalan Buahbatu No. 212 Bandung 40265 Telefon :
022-7304532, 022-7314982 Faksimil : 022-7303021 2. Lambang Lambang
STSI Bandung berwarna biru tarum dengan bentuk paduan harmonis
antara figur Dewi Saraswati (dewi ilmu pengetahuan dan kesenian)
dan bunga padma (teratai). Dewi Saraswati digambarkan berdiri di
atas bunga padma bermahkota 8 dalam posisi dinamis, memakai sampur
yang berbentuk angka 2 dan 9, bermahkota susun tiga, kedua
tangannya memegang kujang, lontar, tasbih, dan pena.
Buku Panduan Studi
1
Makna Lambang a. Warna biru tarum Warna biru tarum adalah
lambang keagungan dan kewibawaan masyarakat Sunda. Warna ini
menginspirasikan setiap gerak dan langkah STSI Bandung untuk
senantiasa mengarah ke transendensi, sehingga memiliki nilai
keagungan dan kewibawaan. b. Dewi Saraswati Dewi Saraswati adalah
dewi ilmu pengetahuan dan seni yang melambangkan jiwa STSI Bandung
dalam mengemban visinya, yakni menjadi pusat kajian seni
pertunjukan yang merujuk pada benang merah tradisi serta momenmomen
kreatif yang hidup dan menghidupi lingkungannya. Dewi Saraswati
digambarkan dinamis dengan sampur membentuk angka 2 dan 9 (29) -
Gerak dinamis melambangkan geliat kesiapan STSI Bandung dalam
menjawab tantangan dan tuntutan zaman. - Sampur melambangkan
keparipurnaan setiap langkah STSI Bandung dalam menjalankan visi,
misi, dan tujuan. - Angka 29 melambangkan tanggal kelahiran STSI
Bandung. Mahkota bersusun tiga melambangkan Tridarma Perguruan
Tinggi yang diemban STSI Bandung, yakni Pendidikan, Penelitian, dan
Pengabdian Kepada Masyarakat. Tangan kanan atas memegang 5 (lima)
biji tasbih, melambangkan Pancasila yang menjadi dasar pijakan STSI
Bandung dalam melakukan Tridarma Perguruan Tinggi, serta semangat
STSI Bandung dalam mewujudkan visi, misi, dan tujuan. Tangan kiri
atas memegang daun lontar, melambangkan komitmen STSIBuku Panduan
Studi
2
Bandung dalam menggali, mengolah, dan mengembangkan aset dan
budaya bangsa demi kemaslahatan umat manusia. Tangan kanan bawah
memegang senjata kujang berlubang tiga. - Senjata kujang
menunjukkan bahwa STSI Bandung berada di Jawa Barat. - Lubang tiga
melambangkan semangat cipta, rasa, dan karsa STSI Bandung dalam
mengelola budaya lokal sehingga berwibawa global. Tangan kiri bawah
memegang pena, melambangkan semagat STSI Bandung untuk senantiasa
menorehkan hasil terbaik dari Tridarma Perguruan Tinggi yang
diembannya. Bunga padma (teratai) bermahkota delapan, melambangkan
kesucian hati segenap civitas akademika STSI Bandung dalam
menjalankan visi, misi, dan tujuan. Selain melambangkan bulan
kelahiran STSI Bandung (Agustus, Bulan delapan), juga melambangkan
delapan laku hastabrata, yakni cerminan sifat surya (matahari),
candra (bulan), kartika (bintang), mega (awan), bayu (angin), tirta
(air), agni (api), dan bumi (tanah), yang menjadi landasan segenap
civitas akademika STSI Bandung dalam menjalankan visi, misi, dan
tujuan.
3. Bendera Bendera berbentuk segi empat dengan perbandingan
panjang dan lebar 3:2, warna dasar bendera adalah biru tarum. Huruf
Sekolah Tinggi Seni Indonesia Bandung dengan fontasi Time New Roman
melingkari lambang Huruf dan lambang berwarna putih.Buku Panduan
Studi
3
Hymne STSI Bandung 4/4 IN D moderato espressido Lagu: Una Dairy
B Lirik: Arthur S. Nalan
Buku Panduan Studi
4
B. Sejarah Singkat Berawal dari aspirasi masyarakat Jawa Barat
yang menghendaki adanya lembaga pendidikan tinggi seni tari di
Bandung, dengan melalui Surat Keputusan Walikotamadya Bandung nomor
5539/68 tanggal 31 Maret 1968 didirikan Konservatori Tari (KORI)
yang pengelolaannya ada di bawah Pemerintah Daerah Tingkat II
Kotamadya Bandung. Atas meningkatnya animo masyarakat dan besarnya
perhatian pemerintah, maka KORI berupaya agar keberadaannya dapat
diakui sebagai lembaga formal. Dengan adanya kesepakatan antara
Dirjen Kebudayaan Kantor Daerah Kodya Bandung, Pemerintah Kodya
Bandung, dan Inspektorat Pendidikan Kesenian Jawa Barat dengan
Direktur Akademi Seni Tari Indonesia di Yogyakarta, lahirlah Surat
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
nomor 016/A.I/1970 tentang Akademi Seni Tari Indonesia (ASTI)
Bandung yang merupakan kelas jauh ASTI Yogyakarta. Dengan demikian,
sejak tanggal 27 Februari 1971, Konservatori Tari berubah menjadi
Akademi Seni Tari Indonesia Jurusan Sunda di Bandung. Sebagai
bagian dari ASTI Yogyakarta, kegiatan pendidikan di ASTI Jurusan
Sunda di Bandung pun harus menginduk kepada peraturan dan
ketentuan-ketentuan ASTI Yogyakarta. Dalam hal kurikulum, ASTI
Jurusan Sunda di Bandung menginduk kepada Surat Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan nomor: 088/0/1973 tentang Kurikulum ASTI
Yogyakarta. Pada salah satu bagian dari Surat Keputusan tersebut
tersurat teknis penggunaan kurikulum untuk ASTI Bidang Tari Sunda.
Pada tahun 1976 ASTI Jurusan Sunda di Bandung berada dalam
pembinaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Depdikbud bersama dengan
perguruan tinggi lainnya, yaitu Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI)
Yogyakarta, Akademi Seni Tari Indonesia (ASTI) Yogyakarta, Akademi
Seni Karawitan Indonesia (ASKI) Padangpanjang serta Akademi Seni
Tari Indonesia (ASTI) Denpasar. Semuanya dihimpun dalam satu
proyek, yaitu Proyek Pengembangan Institut Kesenian Indonesia (IKI)
Jakarta. Di antara perguruan tinggi tersebut di atas, ASTI
Yogyakarta, ASKI Surakarta dan ASTI Denpasar statusnya telah
ditingkatkan. ASTI dan akademi-akademi lainnya yang ada di
Yogyakarta dilebur dan kemudian ditingkatkan statusnya menjadi
Institut Seni Indonesia (ISI); ASKI Surakarta menjadi Sekolah
Tinggi Seni Indonesia (STSI); ASTI Denpasar menjadi Sekolah Tinggi
Seni Indonesia (STSI), dan ASTI Bandung mendapat giliran menjadi
Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) melalui Surat Keputusan
PresidenBuku Panduan Studi
5
RI No. 59 Tahun 1995. STSI Bandung terdiri dari jurusan Tari,
Karawitan, Teater dan Seni Rupa Pertunjukan. PIMPINAN
KORI/ASTI/STSI BANDUNG
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Nama Enoch Atmadibrata Drs. Karna Yudibrata Prof. Drs. Edi
Kartasubarna Drs. Mamur Danasasmita Drs. Saini Kosim Iyus Rusliana,
S.S.T. Anis Sujana, S.S.T., M.Hum. Arthur S. Nalan, S.Sen.,
M.Hum.
Jabatan Direktur KORI Pjs. Ketua (ASTI) Pejabat Ketua (ASTI)
Direktur (ASTI) Direktur (ASTI) Ketua (STSI) Ketua (STSI) Ketua
(STSI)
Periode 1968 1969 1970 1979 1979 1985 1985 1988 1988 1995 1995
1999 1999 2004 2004- Sekarang
C. Misi, Visi, dan Tujuan Pendidikan Selain identitas yang
jelas, sebuah lembaga pendidikan harus mempunyai tujuan, memuat
hal-hal yang ingin dicapai atas penyelenggarakan pendidikannya.
STSI Bandung dalam menyelenggarakan pendidikan mempunyai misi,
visi, dan tujuan sebagai berikut. Visi STSI Bandung menjadi Pusat
Kajian Seni Pertunjukan yang merujuk pada benang merah tradisi dan
momen-momen kreatif yang hidup dan menghidupi lingkungannya. Misi
1. Pengembangan sistem konservasi, rekonstruksi, dan revitalisasi;
2. Pengembangan jaringan komunikasi dan interaksi seni
pertunjukan.
Buku Panduan Studi
6
Tujuan 1. Menghasilkan sarjana seni yang memiliki kemampuan dan
kepekaan kesenimanan, serta kemampuan dan kepekaan akademik dalam
membaca kebutuhan zaman. 2. Menghasilkan sistem jaringan informasi
dan dokumentasi seni guna pengembangan wacana seni di kalangan
akademik dan masyarakat. D. Pola Ilmiah Pokok STSI Bandung Pola
ilmiah pokok STSI Bandung meliputi: (1) latar belakang dan dasar
pemikiran, (2) maksud dan tujuan, (3) perumusan PIP STSI Bandung,
(4) peranan dan fungsi PIP, (5) struktur fungsional dan jangkauan
operasional, (6) program dan implementasi PIP, dan (7) tata laksana
pengembangan PIP. 1. Latar Belakang dan Dasar Pemikiran a. Suatu
kenyataan bahwa dalam pengembangan dan pembinaan disiplin ilmu seni
di suatu perguruan tinggi seni akan ditemukan kelebihan dan
kekurangan. Berdasarkan hal tersebut akan timbul ciri khas dari
setiap perguruan tinggi. b. Saat ini bangsa Indonesia sedang
mengalami perubahan dari masyarakat agraris ke masyarakat industri.
Perubahan tersebut membawa pengaruh terhadap berbagai kehidupan,
termasuk ke dalam kehidupan kesenian. Kondisi tersebut perlu
diantisipasi secara arif agar perubahan tersebut dapat membuka
kemungkinan bagi pertumbuhan dan perkembangan kesenian. c. Sesuai
dengan amanat Pancasila dan UUD 1945 maka dalam melaksanakan
misinya STSI Bandung harus dapat berperan serta membentuk manusia
Indonesia seutuhnya yang mampu menunjang pembangunan kesenian di
masa yang akan datang. 2. Maksud dan Tujuan a. Menciptakan dan
menumbuhkembangkan suasana akademis dalam satu kesatuan sikap dan
kegiatan ilmiah sesuai dengan ciri khasnya. Dalam pelaksanaannya
daya hidup dan daya guna seni akan merupakan faktor pendukung
keberhasilan pengembangan tridarma dan pembangunan. b. Mewujudkan
suatu wahana yang dapat menciptakan kondisi secara multi-
Buku Panduan Studi
7
dimensional dengan memanfaatkan sarana dan prasarana yang
tersedia secara optimal. c. PIP bagi STSI Bandung merupakan
kerangka dasar untuk mengadakan kerja sama dengan berbagai
perguruan tinggi yang erat kaitannya dengan kesenian guna
terwujudnya cita-cita pembangunan nasional di bidang kesenian. 3.
Perumusan PIP STSI Bandung a. PIP STSI Bandung adalah Daya Hidup
dan Daya Guna Seni dalam Lingkungan b. Penjelasan: - Daya hidup
adalah vitalitas nilai-nilai seni yang hidup dan berkembang di
masyarakat. Dalam kaitannya dengan hal tersebut, konteks kehidupan
masyarakat penyangganya merupakan sumber potensi dan aset budaya
secara nasional. - Daya guna adalah manfaat menyeluruh bagi
kehidupan dengan mempertimbangkan berbagai fenomena seni yang
terdapat di dalam lingkungan. - Lingkungan adalah ruang dan waktu
di sekeliling manusia yang memiliki sumber hayati secara material
dan spiritual yang berpengaruh serta menentukan seluruh kehidupan
manusia. 4. Peranan dan Fungsi PIP STSI Bandung a. PIP STSI Bandung
merupakan suatu hasil pendekatan terhadap berbagai pengetahuan dan
seni. Sesuai dengan kondisi tersebut maka PIP STSI Bandung
mempunyai peranan ke luar dan ke dalam. Ke luar, mempunyai peranan
secara integral dalam mendukung pengembangan tridarma dan
pembangunan nasional; khususnya dalam bidang kesenian. Ke dalam,
mempunyai peranan untuk mempersatukan serta untuk menumbuhkan rasa
memiliki dalam hidup berkesenian. b. PIP STSI Bandung berfungsi
sebagai wahana perpaduan berbagai disiplin ilmu pengetahuan dan
seni. Dengan adanya fungsi tersebut maka pengembangan tridarma
dapat dicapai secara efektif dan efisien. c. STSI Bandung merupakan
perguruan tinggi yang seyogyanya mengembangkan dan mengamalkan
disiplin ilmu yang diasuhnya sesuai dengan
Buku Panduan Studi
8
kemampuan status dan fungsi utamanya. 5. Struktur Fungsional dan
Jangkauan Operasional a. Dalam rangka pengembanan PIP STSI Bandung,
dilakukan pendekatan secara integratif melalui kegiatan
multidimensional dan interdispliner ilmu pengetahuan dan seni yang
dibina secara periodik. b. Kegiatan multi dimensional ataupun
interdisipliner ilmu pengetahuan dan seni dilakukan dalam rangka
pengembangan PIP STSI Bandung. Kegiatan tersebut dilakukan atas
dasar keterkaitan komponen tridarma, baik melalui aspek kurikuler,
penelitian, maupun pengabdian kepada masyarakat. c. Kaitan
fungsional dan jangkauan PIP STSI Bandung dalam pengembangan
tridharma bertitik tolak dari pengembangan profesi dan
spesialisasi. Secara fungsional, ilmu pokok yang dikembangkan
diarahkan kepada aspek daya hidup dan daya guna seni dalam
menghadapi pembangunan nasional. Dukungan dan penekanan dalam
pendekatan permasalahan dilandasi oleh daya hidup dan daya guna
seni dalam lingkungan secara menyeluruh. Hal ini merupakan umpan
balik bagi pengembangan ilmu dan seni di masa yang akan datang. 6.
Program dan Implementasi Jurusan sebagai unit pelaksana di STSI
Bandung berkompeten melaksanakan program serta implementasi
pengembangan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat. Sesuai dengan tugas dan fungsinya, program dan
implementasi pendidikan di STSI Bandung disusun berdasarkan skala
waktu, yaitu jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.
Penyusunan program dilandasi oleh kepentingan profesionalitas dan
spesialisasi yang sejalan dengan komponen tridarma. 7. Tata laksana
Pengembangan a. Pengembangan STSI Bandung ditentukan oleh beberapa
faktor, antara lain oleh kerja sama yang terpadu dalam pengembangan
ilmu pengetahuan dan seni. Dengan kerja sama ini diharapkan akan
terwujud kelompok-kelompok seni pertunjukan, seni murni, dan seni
terapan.
Buku Panduan Studi
9
b. Kurikuler sebagai wahana keberhasilan pendidikan merupakan
faktor yang sangat menentukan dalam merealisasikan terwujudnya
keberhasilan dalam pendidikan. c. STSI Bandung merasa perlu untuk
memberikan kontribusi kepada masyarakat melalui pengabdian dan
aspek-aspek tridarma lainnya. E. Organisasi Sekolah Tinggi Seni
Indonesia (STSI) Bandung adalah unit organik di lingkungan
Departemen Pendidikan Nasional yang berada di bawah dan bertanggung
jawab langsung kepada Menteri Pendidikan Nasional. Pembinaan STSI
Bandung secara fungsional dilakukan oleh Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi. Unsur Organisasi STSI Bandung terdiri atas: 1.
Dewan Penyantun; 2. Unsur Pimpinan; 3. Unsur Normatif, yaitu Senat
Sekolah Tinggi; 4. Unsur Pelaksana Akademik; 5. Unsur Pelaksana
Administratif; dan 6. Unsur Penunjang. 1. Dewan Penyantun a. Dewan
Penyantun terdiri dari tokoh-tokoh masyarakat yang besar
perhatiannya terhadap ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau seni
untuk ikut mengasuh dan membantu memecahkan permasalahan STSI
Bandung. b. Anggota Dewan Penyantun diangkat oleh pimpinan STSI
Bandung. c. Pengurus Dewan Penyantun dipilih oleh dan di antara
para anggota Dewan Penyantun. 2. Unsur Pimpinan Unsur pimpinan
terdiri dari: (1) Ketua, dan (2) Pembantu Ketua. Pembantu Ketua
dibedakan atas: (a) Pembantu Ketua I Bidang Akademik; (b) Pembantu
Ketua II Bidang Administrasi Umum; (c) Pembantu Ketua III Bidang
Kemahasiswaan.
Buku Panduan Studi
10
a. Ketua Ketua STSI Bandung merupakan penanggung jawab utama di
samping melaksanakan arahan serta kebijakan umum, menyusun
perencanaan, menetapkan peraturan norma dan tolok ukur
penyelenggaraan pendidikan tinggi kesenian atas dasar keputusan
Senat Sekolah Tinggi. Ketua memimpin menyelenggarakan pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat; membina tenaga
kependidikan, mahasiswa, tenaga akademik dan administrasi STSI
Bandung serta hubungan dengan lingkungan. b. Pembantu Ketua
Pembantu Ketua terdiri atas 3 (tiga) unsur, yaitu: Pembantu Ketua I
Bidang Akademik, Pembantu Ketua II Bidang Administrasi Umum dan
Keuangan, dan Pembantu Ketua III Bidang Kemahasiswaan. Pembantu
Ketua I Bidang Akademik, mempunyai tugas: - Bilamana Ketua
berhalangan tidak tetap, Pembantu Ketua I bertindak sebagai
Pelaksana Harian Ketua. - Membantu Ketua dalam memimpin pelaksanaan
pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Pembantu
Ketua II Bidang Administrasi Umum dan Keuangan, membantu ketua
dalam pelaksanaan kegiatan di bidang keuangan dan administrasi
umum. Pembantu Ketua III Bidang Kemahasiswaan, membantu ketua dalam
melaksanakan kegiatan di bidang pembinaan mahasiswa serta pelayanan
kesejahteraan mahasiswa. 3. Senat Sekolah Tinggi Senat Sekolah
Tinggi mempunyai tugas: a. Merumuskan kebijakan akademik dan
pengembangan STSI Bandung; b. Merumuskan norma dan tolok ukur
penyelenggaraan pendidikan STSI Bandung; c. Memberikan persetujuan
atas rencana anggaran dan belanja akademi yang diajukan oleh
pimpinan STSI Bandung;Buku Panduan Studi
11
d. Menilai pertanggungjawaban pimpinan STSI Bandung atas
pelaksanaan kebijakan yang telah ditetapkan; e. Merumuskan norma
dan peraturan pelaksanaan kebebasan akademik, kebebasan mimbar
akademik, otonomi keilmuan STSI Bandung; f. Memberikan pertimbangan
kepada penyelenggaraan sekolah tinggi berkenaan dengan calon-calon
yang diusulkan untuk diangkat menjadi Ketua STSI Bandung dan dosen
yang dicalonkan untuk memangku jabatan akademik di atas lektor. 4.
Unsur Pelaksana Akademik Unsur pelaksana akademik terdiri dari: a.
Jurusan/Program Studi Jurusan merupakan unsur pelaksana akademik
yang melaksanakan pendidikan akademik dan profesional dalam
sebagian atau satu cabang kesenian nasional daerah Jawa Barat.
Jurusan terdiri dari : - Unsur pimpinan : Ketua dan Sekretaris
Jurusan - Unsur pelaksana: Para Dosen Jurusan dipimpin oleh ketua
yang dibantu oleh sekretaris. b. Pusat Pimpinan Pusat diangkat oleh
dan bertanggung jawab kepada Ketua STSI Bandung. Pusat terdiri atas
4 (empat), yaitu: Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
(PUSLIMAS), merupakan unsur pelaksana akademik di lingkungan STSI
Bandung yang mengkordinasi, memantau, dan menilai pelaksana
kegiatan kajian, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Pusat Pengelolaan Gedung Kesenian dan Fasilitas (P2GKF), merupakan
unsur pelaksana akademik berupa penyediaan fasilitas dan gedung
kesenian yang difungsikan untuk menunjang kegiatan akademik dan
masyarakat umum. Pusat Pengembangan dan Peningkatan Pendidikan dan
Aktivitas
Buku Panduan Studi
12
Instruksional (P3AI), merupakan unsur pelaksana akademik yang
berperan dalam pengembangan dan peningkatan mutu pembelajaran
melalui berbagai aktivitas yang menunjang kualitas pendidikan.
Pusat Dokumentasi Seni (PUSDOKSEN), merupakan unsur pelaksana
akademik yang menyusun dokumentasi audiovisual. c.
Studio/Laboratorium Studio/Laboratorium merupakan sarana penunjang
jurusan dalam satu atau sebagian cabang ilmu tertentu sesuai dengan
keperluan bidang studi yang bersangkutan dan unit sumber daya dasar
untuk pengembangan ilmu dan pendidikan. Satuan pelaksana
studio/Laboratorium ini dipimpin oleh seorang kepala. d. Kelompok
Dosen - Dosen merupakan tenaga pendidik yang khusus diangkat dengan
tugas utama mengajar pada jenjang pendidikan tinggi. - Dosen dapat
merupakan dosen biasa (tetap), dosen luar biasa, atau dosen tamu. -
Dosen biasa adalah dosen yang diangkat dan ditempatkan sebagai
dosen tetap pada STSI Bandung. - Dosen luar biasa adalah dosen yang
bukan tenaga tetap pada STSI Bandung. - Dosen tamu adalah seorang
yang diundang dan diangkat untuk menjadi dosen pada STSI Bandung
selama jangka waktu tertentu. - Jenjang jabatan akademik dosen pada
dasarnya terdiri atas asisten ahli, lektor, lektor kepala, dan guru
besar. - Wewenang dan tata cara pengangkatan dan pemberhentian
jabatan akademik diatur berdasarkan ketentuan peraturan perundangan
yang berlaku. 5. Unsur Pelaksana Administrasi Unsur pelaksana
administrasi terdiri dari: a. Bagian Administrasi Akademik,
Kemahasiswaan, Perencanaan, dan Sistem Informasi (BAAKPSI) yang
terdiri atas: - Subbagian Akademik;
Buku Panduan Studi
13
- Subbagian Kemahasiswaan; - Subbagian Perencanaan dan Sistem
Informasi. b. Bagian Administrasi Umum dan Keuangan (BAKU) yang
terbagi atas: - Subbagian Kepegawaian; - Subbagian Keuangan; -
Subbagian Umum. 6. Unsur Penunjang a. Unsur penunjang pada Sekolah
Tinggi merupakan perangkat kelengkapan di bidang pendidikan,
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang berada di luar
jurusan dan studio/laboratorium. b. Unsur penunjang di STSI Bandung
disebut Unit Pelaksana Teknis (UPT) terdiri atas: - UPT
Perpustakaan; - UPT Kerja sama dan Promosi; - UPT Penerbitan; - UPT
Advokasi Mahasiswa; - UPT Rias dan Busana - UPT Komputer UPT
Perpustakaan UPT Perpustakaan STSI Bandung merupakan suatu unit
kerja yang menggerakkan seluruh fasilitasnya agar dapat
didayagunakan oleh pemakai secara efektif dan efisien. Fungsi
Perpustakaan 1. Sumber Informasi, terdapat berbagai informasi,
khususnya tentang seni 2. Sumber Pendidikan, terdapat koleksi yang
sangat menunjang program belajar mengajar. 3. Sumber Penelitian,
terdapat koleksi yang dapat dijadikan rujukan/bahan penelitian. 4.
Sumber Hiburan, terdapat koleksi yang dapat dijadikan hiburan,
misalnya koleksi fiksi.Buku Panduan Studi
14
Pelayanan UPT Perpustakaan STSI Bandung menganut sistem
pelayanan terbuka, yaitu pemakai dapat secara langsung menelusuri
informasi yang dibutuhkan melalui sarana penelusuran. Sarana
penelusuran yang ada di perpustakaan saat ini adalah program khusus
yang dirancang sedemikian rupa sehingga pemakai dapat dengan mudah
mencari informasi yang dibutuhkan. Penelusuran dapat dilakukan
berdasarkan judul, pengarang, penerbit, deskripsi, nomor buku, dan
subklas. Keanggotaan Keanggotaan diberikan kepada: 1. Pegawai STSI
Bandung 2. Mahasiswa STSI Bandung 3. Darmasiswa Syarat keanggotaan
1. Mengisi formulir pendaftaran 2. Menyerahkan pas foto ukuran 2 x
3 cm sebanyak 3 buah 3. Menyerahkan fotokopi KTP yang masih berlaku
4. Membayar uang administrasi sebesar: a. Rp. 2000,- / semester
untuk mahasiswa b. Rp. 3.000,-/ semester untuk Darmasiswa Koleksi
Koleksi yang dimiliki oleh UPT Perpustakaan STSI saat ini terdiri
dari : 1. Sirkulasi, koleksi ini merupakan koleksi yang dapat
dipinjam oleh anggota perpustakaan; 2. Referensi, koleksi ini
terdiri dari hasil penelitian mahasiswa dan dosen serta koleksi
rujukan; 3. Audio/Audiovisual, koleksi ini merupakan koleksi
terekam dalam bentuk suara dan gambar. UPT Kerja sama dan Promosi
UPT Kerja sama dan Promosi merupakan salah satu unit pelaksana
teknisBuku Panduan Studi
15
akademik yang dimiliki program kegiatan membangun jaringan
kerjasama dengan berbagai pihak terkait, serta membangun atmosfer
akademik yang kondusif tentang peranan STSI Bandung sebagai lembaga
pendidikan tinggi seni yang dapat dikenali dan dimaknai oleh
masyarakat. Arah dan Kebijakan Kerja Kedudukan UPT Kerja sama dan
Promosi sebagai satu unit pelaksana teknis akademik berada di bawah
naungan Pembantu Ketua II Bidang Administrasi dan Keuangan. Oleh
karena itu maka segala sesuatu yang menyangkut penentuan kebijakan
akademik akan diatur dan dievaluasi oleh PK II. Sebagai unit
pelaksana teknis, maka UPT Kerja sama dan Promosi perlu membangun
konsolidasi internal antarunit atau antarpusat lainnya dalam
melaksanakan kegiatan, sehingga dapat menghasilkan suatu pemahaman
tentang alur kerja sama internal untuk merespon kerja sama dengan
pihak luar. Konsekuensi logis dari keadaan tersebut, maka UPT Kerja
sama dan Promosi diposisikan sebagai pintu utama bentuk kerja sama.
Program Kegiatan Program kegiatan UPT Kerja sama dan Promosi pada
prinsipnya mengacu kepada visi dan misi STSI Bandung. Di samping
merujuk pula kepada tema kerja kebijakan pimpinan dan moto STSI
Bandung, yaitu sebagai kampus gaul. Dengan mengacu pada dasar-dasar
pola kerja lembaga tersebut, maka UPT Kerja sama dan Promosi
mengambil langkah program kerja sebagai berikut: 1. Bidang Kerja
sama a. Membangun jaringan kerja sama dengan pihak luar yang
bersifat saling menguntungkan b. Menyusun dan menetapkan bentuk
naskah kesepakatan (MOU dan MOA) sebagai wujud legalitas formal
yang menaungi suatu bentuk kegiatan kerja sama dengan pihak luar
terkait. c. Mengatur dan melaksanakan program kegiatan dalam
pelaksanaan kerja sama yang berkoordinasi dengan unit-unit dan
pusat pelaksana akademik sesuai dengan proporsi bidang
kegiatannya.Buku Panduan Studi
16
2. Bidang Promosi a. Memberikan informasi kegiatan akademik dan
kegiatan monumental lainnya kepada sesama masyarakat kampus dan
masyarakat luas. b. Memberikan pemahaman akademik terhadap publik
tentang profil STSI dan kredibilitasnya di masyarakat, sebagai satu
lembaga pendidikan tinggi seni satu-satunya di Jawa Barat. c.
Membangun imej pencitraan kampus STSI sebagai kampus gaul dengan
tetap mengedepankan ciri keakademisan dan kesenimanan dalam melihat
fenomena dan realitas pada era globalisasi dengan berbagai
tantangannya. Sasaran dan Tujuan Melalui program kerja UPT Kerja
sama dan Promosi, diharapkan keberadaan STSI Bandung sebagai
lembaga pendidikan tinggi seni mampu menciptakan iklim kondusif,
baik di lingkungan internal maupun eksternal; dapat bekerja sama
dengan berbagai pihak terkait, berbagai bentuk kegiatan akademik,
dan kemasyarakatan. Melalui UPT kerja sama dan promosi, diharapkan
dapat meningkatkan mutu SDM lulusan STSI, sehingga out put
kelulusan bisa berdaya guna dan diserap oleh masyarakat sesuai
dengan bidang keahliannya masingmasing. Selain itu, diharapkan
dapat mengakses bentuk-bentuk kerja sama nonprofit, semiprofit, dan
profit yang semuanya bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan
dan pelayanan kepada publik melalui Tridarma Perguruan Tinggi. UPT
Penerbitan UPT Penerbitan merupakan salah satu tempat untuk
berkreativitas dalam bentuk karya tulis ilmiah, khusus yang
berkaitan dengan masalah seni dan budaya. Tulisan tersebut
disosialisasikan dalam jurnal ilmiah dan buku. Eksistensi sebuah
jurnal ilmiah pada suatu perguruan tinggi menjadi bagian yang
sangat penting untuk keajegan perguruan tinggi tersebut dalam
menyebarluaskan berbagai pemikiran dan pendapat atas fenomena di
sekitarnya. Bentuk produksi yang secara rutin dihasilkan UPT
Penerbitan adalah jurnal ilmiah seni PANGGUNG, yang terbit 4
(empat) kali dalam setahun. Jurnal yangBuku Panduan Studi
17
terbit tahun 1991 ini telah diakui keberadaannya di tingkat
nasional, terutama sejak terakreditasi tahun 2002. Jurnal ilmiah
seni PANGGUNG memuat berbagai topik yang bersinggungan secara
langsung dengan dunia kesenian pada khususnya dan budaya pada
umumnya. Tulisan-tulisan yang dimuat dalam jurnal ilmiah perguruan
tinggi merupakan cermin pengembangan atmosfer akademik yang sehat
dan bisa menjadi alat bukti pertanggungjawaban terhadap masyarakat.
Tujuan 1. Menampung berbagai pemikiran, gagasan, dan pendapat yang
dituangkan para penulis melalui media jurnal ilmiah, untuk menambah
wawasan tentang perkembangan dunia kebudayaan, khususnya kesenian.
2. Mensosialisasikan pemikiran tersebut kepada masyarakat melalui
media yang tentatif. 3. Menumbuhkan atmosfer akademik yang baik dan
benar bagi kemajuan institusi, dengan harapan bisa menumbuhkan etos
kerja yang baik dari para civitas akademika, terutama para
pengajar, untuk bekerja secara profesional. UPT Rias dan Busana
Keberadaan UPT Rias dan Busana bermanfaat bagi kelancaran proses
pendidikan (proses belajar mengajar), pertunjukan umum, dan
kegiatankegiatan lain yang relevan. Sarana yang disediakan
berkaitan dengan rias dan busana seni pertunjukan, baik untuk karya
tradisi maupun kreasi baru, yang melingkupi busana untuk seni tari,
karawitan, teater, dan seni rupa. Pelayanan rias dan busana
diberikan kepada para pemakai terutama dari kalangan kampus.
Peraturan peminjaman sarana tersebut diatur oleh UPT Rias dan
Busana. UPT Advokasi Mahasiswa UPT ini dibentuk untuk memfasilitasi
berbagai aspirasi atau permasalahan mahasiswa yang berkaitan dengan
proses belajar mengajar dan birokrasi di lingkungan kampus. Dengan
demikian mahasiwa dapat mencari jalan keluar melalui saluran yang
tersedia.Buku Panduan Studi
18
UPT Komputer Unit Pelaksana Teknis Komputer (UPT Komputer)
secara kontinyu mengaplikasikan dan mengembangkan jaringan
teknologi informasi (ICT) yang handal yang mampu mendukung
manajemen pengelolaan perguruan tinggi secara cepat, tetap, akurat,
dan efisien. Merujuk pada salah satu visi dan misi lembaga yang
berkaitan dengan pernyataan untuk mengembangkan jaringan komunikasi
dan interaksi seni pertunjukan, UPT komputer melalui ICT-nya
menjawab dinamika global yang menuntut segenap kalangan akademik
untuk terlibat dalam sebuah dialektika kemanusiaan, yang koridornya
ada dalam berbagai produk kesenian di berbagai penjuru dunia.
Selain itu, melalui UPT Komputer STSI Bandung berupaya menciptakan
sebuah sistem dasar pengelolaan interkoneksitas data yang akan
dikembangkan lebih luas dalam jejaring website, dalam upaya
meningkatkan kualitas pembelajaran di STSI Bandung yang adaptif
dengan perkembangan teknologi informatika yang menunjang paradigma
baru pembelajaran. Dalam pelaksanaannya, jaringan yang dikembangkan
meliputi penataan sistem terpadu dari berbagai unit kerja yang ada
di STSI Bandung, terutama yang berkaitan dengan unsur-unsur
tatalaksana penunjang, baik akademik maupun administratif melalui
koneksi intranet. Setelah itu kemudian dilakukan penataan dan
pemilahan layar-layar informasi, mana yang bisa diakses dalam ruang
publik dan mana yang hanya untuk otoritas unit kerja tertentu.
Informasi inilah yang kemudian diwujudkan dalam citra sebuah
homepage, yang kemudian dihubungkan dengan internet yang
memungkinkan untuk bisa diakses secara tak terbatas selama 24 jam
oleh siapa pun yang menghendaki untuk mendapatkan informasi tentang
STSI Bandung. Tugas dan Fungsi Tugas Pokok Mengumpulkan, mengolah,
menyimpan dan menyajikan data dan informasi, serta menyediakan
pelayanan untuk program-program pendidikan, penelitian dan
pengabdian pada masyarakat secara computerize.
Buku Panduan Studi
19
Fungsi - Penglola data mulai dari proses pengumpulan,
pengolahan, dan penyajian data dan informasi. - Menyimpan,
memilah-milah dan mendokumentasikan data dan informasi, baik berupa
tulisan maupun multimedia secara terstruktur. - Melakukan tata
usaha data dan informasi secara computerize. - Mengelola homepage
dan e-mail STSI Bandung, baik secara intranet maupun internet.
Buku Panduan Studi
20
BAB II PROGRAM STUDI, JURUSAN, DAN KURIKULUM
A. Program Studi dan Jurusan Sekolah Tinggi Seni Indonesia
(STSI) Bandung memiliki 4 (empat) program studi. Keempat program
studi itu masing-masing bernaung di bawah 1 (satu) jurusan, yaitu:
1. Program Studi Seni Tari di bawah Jurusan Tari; 2. Program Studi
Seni Karawitan di bawah Jurusan Karawitan; 3. Program Studi Seni
Teater di bawah Jurusan Teater; 4. Program Studi Kriya Seni
Pertunjukan di bawah Jurusan Seni Rupa. Program pendidikan Akademik
(S1) diselenggarakan oleh Jurusan Tari, Karawitan, dan Teater.
Sedangkan program pendidikan Profesional (D3) diselenggarakan oleh
Jurusan Seni Rupa. Adapun Minat Utama untuk Program S1 adalah : 1.
Program Studi Seni Tari, Jurusan Tari: a. Minat Utama Karya Tulis
(KT) Penelitian; b. Minat Utama Karya Seni (KS) Penataan dan
Kepenarian. 2. Program Studi Seni Karawitan, Jurusan Karawitan: a.
Minat Utama Karya Tulis (KT) Skripsi; b. Minat Utama Karya Seni
(KS) Pembawaan dan Penciptaan Karawitan. 3. Program Studi Seni
Teater, Jurusan Teater: a. Minat Utama Karya Tulis (KT) Penelitian;
b. Minat Utama Karya Seni (KS) Penyutradaraan, Pemeranan, Penataan
Artistik, dan Penulisan Lakon.
Buku Panduan Studi
21
Sedangkan Minat Utama untuk Program D3 adalah : 4. Program Studi
Kriya Seni Pertunjukan, Jurusan Seni Rupa: Minat Utama Tatalaksana
Pentas, Tatalaksana Rias dan Busana, dan Tatalaksana Grafis. B.
JURUSAN 1. Jurusan Tari Visi Program Studi Tari menjadi Pusat
Kajian Seni Tari yang merujuk pada benang merah tradisi dan
momen-momen kreatif yang hidup dan menghidupi lingkungannya. Misi
Program Studi Tari mengembangkan pemuliaan daya hidup seni dengan:
a. Mengembangkan sistem konservasi, rekonstruksi dan revitalisasi;
b. Mengembangkan jaringan komunikasi dan interaksi tari dalam
komunitas profesi. Tujuan a. Menghasilkan Sarjana Seni Tari yang
kreatif dan mampu menjawab berbagai fenomena kehidupan tari di
masyarakat; b. Menghasilkan sistem jaringan informasi dan
dokumentasi tari guna mengembangkan wacana tari di kalangan
akademis dan masyarakat. 2. Jurusan Karawitan Visi Program Studi
Seni Karawitan menjadi Pusat Kajian Seni Karawitan yang merujuk
pada benang merah tradisi dan momen-momen kreatif yang hidup dan
menghidupi lingkungannya. Misi Program Studi Karawitan
mengembangkan pemuliaan daya hidup seni karawitan dengan : a.
Mengembangkan sistem konservasi, rekonstruksi dan revitalisasi;
Buku Panduan Studi
22
b. Mengembangkan jaringan komunikasi dan interaksi karawitan
serta kerja sama dengan masyarakat luas. Tujuan a. Menghasilkan
Sarjana Seni Karawitan yang memiliki kemampuan dan kepekaan
kesenimanan, kemampuan dan kepekaan akademik, serta berperan aktif,
dalam berbagai momen kreatif karawitan. b. Menghasilkan sistem
jaringan informasi dan dokumentasi seni karawitan guna
mengembangkan wacana seni di kalangan akademis dan masyarakat luas.
3. Jurusan Teater Visi Program Studi Seni Teater, menjadi Pusat
Kajian Seni Teater yang merujuk pada benang merah tradisi dan
momen-momen kreatif yang hidup dan menghidupi lingkungannya. Misi
Program Studi Teater mengembangkan pemuliaan daya hidup seni teater
dengan: a. Mengembangkan sistem konservasi, rekonstruksi dan
revitalisasi tradisi seni teater; b. Mengembangkan jaringan
komunikasi dan interaksi seni teater dan pelakunya dengan institusi
dan komunitas yang relevan. Tujuan a. Menghasilkan Aktor/Aktris
Teater yang mempunyai kepekaan; b. Menghasilkan sistem jaringan
informasi dan dokumentasi seni peran guna pengembangan wacana seni
peran di kalangan masyarakat. 4. Jurusan Seni Rupa Visi Program
Studi Seni Rupa STSI Bandung, menjadi Pusat Kajian Seni Rupa untuk
pertunjukan pada khususnya dan seni rupa pada umumnya, yang merujuk
pada benang merah tradisi dan momen-momen kreatif yang hidup dan
menghidupi lingkungannya.Buku Panduan Studi
23
Misi Program Studi Seni Rupa mengembangkan pemuliaan daya hidup
seni rupa dengan : a. Mengembangkan sistem konservasi, rekonstruksi
dan revitalisasi; b. Mengembangkan jaringan komunikasi dan
interaksi di bidang terkait dengan masyarakat luas. Tujuan a.
Menghasilkan Penata (Akhli Madya) Kriya Seni Pertunjukan yang
memiliki kemampuan dan kepekaan kesenimanan serta mendayagunakan
kepekaan akademik dalam membaca kebutuhan dan tuntutan zaman,
mandiri, bermartabat, menguasai bidangnya secara praktis, dan mampu
bekerja sama dengan pihak-pihak terkait dengan dilandasi dengan
sikap adaptif, asertif, dan resipatif; b. Menghasilkan sistem
jaringan informasi dan dokumentasi seni rupa guna pengembangan
wacana seni di kalangan akademis dan masyarakat. C. Perkuliahan
Semester Pendek di STSI Bandung 1. Pengertian Perkuliahan Semester
Pendek pada dasarnya merupakan kegiatan perkuliahan yang
diselenggarakan secara khusus oleh jurusan (Tari, Karawitan,
Teater, dan Seni Rupa) bekerja sama dengan BAAKPSI bagi para
mahasiswa yang mengalami hambatan dalam proses penyelesaian
studinya di STSI Bandung. Perkuliahan Semester Pendek dilaksanakan
di luar waktu perkuliahan reguler dengan biaya ditanggung oleh para
peserta (mahasiswa) perkuliahan Semester Pendek. 2. Tujuan
Perkuliahan Semester Pendek bertujuan untuk membantu proses
penyelesaian studi para mahasiswa yang mengalami hambatan dalam
proses penyelesaian studinya disebabkan oleh masih ada/banyaknya
mata kuliah yang belum/gagal ditempuh pada semester-semester
sebelumnya. 3. Sasaran Sasaran dari penyelenggaraan perkuliahan
Semester Pendek adalah agar mahasiswa yang termasuk ke dalam
kategori Pra-DO dan mahasiswa yang masihBuku Panduan Studi
24
memiliki beban utang mata kuliah terhindar dari sanksi DO, dan
kemudian dapat menyelesaikan studinya. 4. Peserta Peserta
Perkuliahan Semester Pendek adalah mahasiswa yang termasuk ke dalam
kategori Pra-DO, dan mahasiswa yang memiliki beban mata kuliah
(sisa jumlah SKS) yang belum/gagal ditempuh pada semester-semester
sebelumnya, yang secara administratif masih terdaftar sebagai
mahasiswa STSI Bandung. 5. Persyaratan Persyaratan yang harus
dipenuhi oleh para mahasiswa yang akan mengambil perkuliahan
Semester Pendek adalah sebagai berikut: a. Tidak memiliki tunggakan
SPP; b. Pernah mengikuti perkuliahan pada mata kuliah yang
bersangkutan (yang diambil dalam Semester Pendek) minimal 5 kali
pertemuan; c. Memiliki surat rekomendasi dari Ketua Jurusan. 6.
Prosedur a. Mendaftarkan diri untuk mengambil perkuliahan Semester
Pendek ke BAAKPSI dengan: - Mengisi formulir pendaftaran; -
Menyerahkan bukti KHS; - Menyerahkan bukti lunas SPP (tidak
memiliki tunggakan); - Menyerahkan rekomendasi dari Ketua Jurusan;
- Membayar biaya perkuliahan Semester Pendek sesuai dengan
banyaknya SKS dari mata-mata kuliah yang akan ditempuh. b.
Menyerahkan bukti pendaftaran untuk mengikuti perkuliahan Semester
Pendek kepada Ketua Jurusan atau pengelola perkuliahan Semester
Pendek di jurusan. 7. Pengajar Dosen yang mengajar pada perkuliahan
Semester Pendek adalah dosen mata kuliah yang bersangkutan pada
jurusan masing-masing.
Buku Panduan Studi
25
8. Pelaksanaan a. Perkuliahan Semester Pendek dilaksanakan di
luar jadwal perkuliahan reguler, setahun dua kali, yakni pada
setiap libur semester ganjil dan genap. b. Jumlah pertemuan/tatap
muka pada perkuliahan Semester Pendek dilaksanakan antara 4 s.d. 6
kali. c. Nilai Akhir diperoleh dari penilaian akumulatif dari:
kehadiran, tes I, tes II, dan tugas-tugas. 9. Biaya Biaya
perkuliahan Semester Pendek adalah Rp. 50.000,- (lima puluh ribu
rupiah) untuk setiap SKS mata kuliah. D. Struktur Kurikulum dan
Sebaran Mata Kuliah STRUKTUR KURIKULUM PROGRAM STUDI S1 JURUSAN
TARI SEKOLAH TINGGI SENI INDONESIA BANDUNGSKS No 1 MATA KULIAH 2
MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN (MPK) Pendidikan Pancasila
Pendidikan Agama Pendidikan Kewarganegaraan Bahasa Indonesia MATA
KULIAH KEILMUAN DAN KETERAMPILAN (MKK) Sej. Kebudayaan Indonesia
Seminar Seni Pertunjukan Indonesia Metode Penelitian I,II,I II
Sejarah Tari Pengantar Pengetahuan Tari Literatur Tari Filsafat
Seni I,II T P 3 4 SEMESTER V VI VII I II III IV VIII PL KP PT PL KP
PT PL KP PT 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 2 3 4
2 2 2 2
2 2 2 2
1 2 3 4 5 6 7 8
Buku Panduan Studi
26
2 2 4 6 2 2 2 4
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2
1 9 10 11 12 13
1 2 3 4 5 6 7 8
2 Bahasa Inggris I,II Antropologi I,II Perbandingan Seni Notasi
Tari Dramaturgi MATA KULIAH KEAHLIAN BERKARYA (MKB) Olah Tubuh I,II
Praktik Tari Musik Tari I,II,III,IV Komposisi/Koreografi
I,II,III,IV Tata Rias Busana I,II Deskripsi dan Analisis Tari I,II
Multimedia Tatapentas
3 4 4 2 2 2
4
5
6 2
7 2
8
9 10 11 12 13 14 15 16 17 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
18
2
4 2 60 6 8 14 4 4 2 2
2 9
6 2 2
8 2 2
2 2 2 2
8 2 2 2
2 2 4 2
3 2
8 2
3 2 4
5 4 2 2 2
2 2 2 2
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5 1 2
MATA KULIAH PERILAKU BERKARYA (MPB) Kapita Selekta Budaya
Pengetahuan HAKI Kritik Tari I,II Estetika Tari Manusia dan
Kebudayaan Sunda MATA KULIAH BERKEHIDUPAN BERSAMA (MBB) Studi
Lapangan Manajemen Seni Pertunjukan Silang Gaya Tari Sosiologi
Apresiasi Seni PRAKTIK KERJA PROFESI (PKP) TUGAS AKHIR (TA)
Jumlah
2 2 4 2 2
2 2
2
2 2 2 2 2
2 2
2
2 2 8 2 4 6
4 2 4 4 2 2 2 2 2
4
4
2 2
4
4
4 6 6
18 21 20 22 18 22 20 19 18 19 20 17 18
Keterangan:NO1 2 3
MINAT UTAMAPenulisan (PL) Kepenarian (KP) Penataan (PT)
I18 18 18
SEBARAN SKS PER SEMESTER II III IV V VI VII21 21 21 20 20 20 22
22 22 18 22 20 19 18 19 20 17 18
VIII6 6 6
JUMLAH144 144 144
Buku Panduan Studi
27
BAB III SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
A. Sistem Kredit 1. Pengertian Sistem penyelenggaraan pendidikan
yang dipergunakan Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Bandung
adalah Sistem Kredit Semester (SKS). a. Sistem Kredit adalah suatu
sistem penyelenggaraan pendidikan dengan menggunakan Satuan Kredit
Semester (SKS) untuk menyatakan beban studi mahasiswa, beban kerja
dosen, pengalaman belajar, dan beban penyelenggaraan program; b.
Semester adalah satuan waktu kegiatan yang terdiri dari 18 s.d. 20
minggu kuliah atau kegiatan terjadwal lainnya, berikut kegiatan
iringannya, termasuk 2 sampai 3 minggu kegiatan penilaian; c.
Satuan Kredit Semester (SKS) adalah takaran penghargaan terhadap
pengalaman belajar yang diperoleh selama satu semester melalui
kegiatan terjadwal per minggu sebanyak 1 jam perkuliahan, kerja
lapangan, kegiatan terstruktur, dan kegiatan mandiri. 2. Tujuan
Penerapan sistem kredit di Sekolah Tinggi Seni Indonesia Bandung
adalah agar lembaga dimungkinkan dapat lebih memenuhi tuntutan
pembangunan, karena di dalam sistem kredit dimungkinkan penyajian
program pendidikan yang bervariasi dan fleksibel. Dengan demikian
mahasiswa dapat memiliki kemungkinan yang lebih luas untuk memilih
program menuju suatu jenjang profesi tertentu yang dituntut oleh
pembangunan.
Buku Panduan Studi
56
Secara khusus penerapan sistem kredit semester ini bertujuan
untuk: a. Memberikan kesempatan kepada para mahasiswa yang
berprestasi agar dapat menyelesaikan studinya dalam waktu yang
sesingkat-singkatnya; b. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa
dalam merencanakan pengambilan mata kuliah yang sesuai dengan
minat, bakat, dan kemampuannya; c. Memberikan kemungkinan agar
sistem pendidikan dengan input dan output jamak dapat dilaksanakan;
d. Mempermudah penyesuaian kurikulum dari waktu ke waktu dengan
perkembangan ilmu dan teknologi yang sangat pesat dewasa ini; e.
Memberikan kemungkinan agar sistem evaluasi kemajuan belajar
mahasiswa dapat diselenggarakan sebaik-baiknya; f. Memungkinkan
pengalihan kredit antarjurusan ataupun antarprogram dalam suatu
perguruan tinggi; dan g. Memungkinkan perpindahan mahasiswa dari
STSI Bandung ke perguruan tinggi seni yang lain, atau dari
perguruan tinggi seni lain ke STSI Bandung. 3. Ciri-ciri Ciri-ciri
dasar sistem kredit adalah: a. Tiap-tiap mata kuliah diberi harga
yang dinamakan nilai kredit; b. Nilai kredit setiap mata kuliah
ditentukan oleh frekuensi jam yang dipergunakan; c. Nilai kredit
untuk masing-masing mata kuliah ditentukan atas besarnya usaha
untuk menyelesaikan tugas-tugas yang dinyatakan dalam proses
perkuliahan, praktikum, kerja lapangan, serta tugas-tugas lain. 4.
Nilai Kredit dan Beban Studi dalam semester a. Nilai Kredit
Besarnya beban studi mahasiswa dinyatakan dalam nilai kredit
semester suatu mata kuliah. Untuk penyelesaian program yang
diikuti, besarnya nilai kredit adalah sebagai berikut : Jenjang
Program D3 (Diploma 3) : 110 - 120 SKS termasuk tugas akhir;
Buku Panduan Studi
57
Jenjang Program S1 (Strata-1)
: 144 - 160 SKS termasuk tugas akhir.
b. Beban Studi dalam Semester Beban studi mahasiswa dalam satu
semester ditentukan atas dasar rata-rata waktu kerja sehari dan
kemampuan individu. Pada umumnya orang bekerja rata-rata 6 - 8 jam
selama 6 hari berturut-turut. Seorang mahasiswa di lain pihak
dituntut bekerja lebih lama, sebab tidak saja ia bekerja pada siang
hari, tetapi juga pada malam hari. Dalam keadaan normal mahasiswa
dapat bekerja ratarata siang hari 6 - 8 jam dan malam hari 2 jam
selama 6 hari berturut-turut. Untuk itu seorang mahasiswa
diperkirakan memiliki waktu belajar sebanyak 8-10 jam per hari atau
48-60 jam per minggu. Oleh karena itu, satu nilai kredit semester
kira-kira setara dengan 3 jam kerja, maka beban studi mahasiswa
untuk tiap semester akan sama dengan 16-20 kredit semester atau
sekitar 18 semester. Dalam menentukan beban studi satu semester
perlu diperhatikan kemampuan individu. Hal ini dapat dilihat dari
hasil studi seorang mahasiswa pada semester yang lalu, yang diukur
dengan indeks prestasi (IP). Pada semester pertama mahasiswa hanya
dapat mengambil maksimum satuan program semester awal tersebut.
Pada awal semester selanjutnya mahasiswa dapat mengambil beban
studi sesuai dengan keinginan dan kemampuan (IP) melalui konsultasi
dengan pejabat yang diberi tugas, yaitu penasehat akademik (PA).
Pengambilan beban studi dapat berbeda di antara mahasiswa
seangkatan, sepanjang fasilitasnya memungkinkan. Jadi beban studi
semester dapat dipakai sebagai wahana pengendalian proses
pendidikan di perguruan tinggi. 5. Nilai Kredit Semester dalam
Perkuliahan Untuk menyelenggarakan perkuliahan, nilai satu kredit
semester ditentukan sebagai berikut: a. Bagi mahasiswa, satu kredit
semester adalah beban studi untuk mengikuti tiga acara per minggu,
yaitu: - 50 menit mata kuliah teori dan 100 menit untuk mata kuliah
praktik, acara tatap muka terjadwal dengan tenaga pengajar,
misalnya dalam bentuk mata kuliah;
Buku Panduan Studi
58
- 60 menit acara kegiatan akademik terstruktur, yaitu kegiatan
studi mahasiswa yang tidak terjadwal, tetapi direncanakan oleh
tenaga pengajar, misalnya dalam bentuk penyelesaian tugas-tugas
pekerjaan rumah; - 60 menit acara kegiatan akademik mandiri, yaitu
kegiatan yang harus dilakukan mahasiswa secara mandiri untuk
mendalami, mempersiapkan, atau tujuan lain suatu tugas, misalnya
dalam bentuk membaca buku referensi, diskusi di luar kuliah dalam
rangka mendalami materi kuliah. b. Bagi tenaga pengajar, satu
kredit semester adalah beban penyelenggaraan pendidikan untuk
menyelenggarakan tiga acara per minggu, yaitu : - 50 menit untuk
mata kuliah teori dan 100 menit untuk mata kuliah praktik, acara
tatap muka terjadwal dengan mahasiswa; - 60 menit acara perencanaan
dan evaluasi kegiatan akademik terstruktur; - 60 menit pengembangan
materi mata kuliah. 6. Nilai Kredit Semester Untuk Praktikum Dalam
kenyataannya, kadang-kadang tidak mudah untuk menentukan lama serta
intensitas kegiatan suatu praktikum. Oleh karena itu, 3 - 4 jam
merupakan perkiraan rentang waktu dalam menentukan satu kredit
semester praktikum, dihitung per minggu dalam satu semester. 7.
Nilai Kredit Semester untuk Kuliah Kerja Lapangan Penentuan lama
intensitas kegiatan hampir sama dengan penentuan untuk praktikum di
laboratorium, dan digunakan perkiraan rentang waktu 4 - 5 jam per
minggu selama satu semester setara dengan satu kredit semester. Ini
berarti, bahwa dalam satu semester seorang mahasiswa diharapkan
melakukan kegiatan sekitar 72 - 78 jam di lapangan untuk
mendapatkan pengakuan satu kredit semester. Sebagai ilustrasi,
seorang mahasiswa yang menanggung beban studi dua kredit, harus
bekerja 6 - 8 jam sehari apabila ia hanya bekerja di lapangan
selama satu bulan dengan 25 hari kerja. Hanya beberapa mata kuliah
yang menentukan praktik kerja lapangan.
Buku Panduan Studi
59
B. Masa Studi Masa studi program jenjang S1 adalah 8 s.d. 14
semester (4-7 tahun), program D3 antara 6 s.d. 10 semester (3-5
tahun) terhitung sejak mahasiswa diterima. Caranya antara lain
dengan melihat kode tahun masuk pada nomor induk mahasiswa (NIM).
Bagi mahasiswa yang telah lulus Sarjana Muda/D3 pada perguruan
tinggi sejenis yang akan melanjutkan studi ke jenjang program S1,
perhitungan masa studi paling lama 14 semester (7 tahun), terhitung
sejak saat mahasiswa terdaftar sebagai mahasiswa di perguruan
tinggi asal (waktu selang tidak diperhitungkan). Apabila
penyelesaian program Sarjana Muda/D3 ditempuh lebih dari 10
semester (5 tahun), maka masa studinya dihitung 10 semester (5
tahun). C. Nomor Induk Mahasiswa (NIM) Setiap mahasiswa STSI
Bandung diberi Nomor Induk Mahasiswa (NIM) yang sekaligus
mencerminkan berbagai informasi yang berkaitan dengan masa studi,
jurusan, strata atau jenjang studi, status kemahasiswaan, serta
nomor registrasi yang terinci, sebagai berikut: Digit ke 1 dan 2
Digit ke 3 Digit ke 4 Digit ke 5 Digit ke 6 = kode tahun masuk =
kode jurusan = kode program studi = kode jenjang program = nomor
urut registrasi = dua angka terakhir tahun pertama registrasi = 1 :
Tari = 2 : Karawitan = 3 : Teater = 4 : Seni Rupa = 1 : Seni Tari =
2 : Seni Karawitan = 3 : Seni Teater = 4 : Kriya Seni Pertunjukan =
1 : Jenjang Program Diploma 3
1 dan 2 kode tahun masuk 3 kode jurusan
4 kode program studi
5 kode jenjang program
Buku Panduan Studi
60
2 : Jenjang Program Strata- 1 6 kode Nomor Urut Registrasi =
Nomor Urut Registrasi mahasiswa pada satu tahun memperhatikan
urutan jurusan dan program Contoh: Nomor Induk Mahasiswa Jenjang
Program S-1 Jurusan Tari: 0511201 05 = Mahasiswa angkatan tahun
2005 1 = Jurusan Tari 1 = Program Studi Seni Tari 2 = Jenjang
Program Strata-1 01 = Nomor Urut Nomor Induk Mahasiswa Jenjang
Program D3 Jurusan Seni Rupa: 0544101 05 = Mahasiswa angkatan tahun
2005 4 = Jurusan Seni Rupa 4 = Program Studi Kriya Seni Pertunjukan
1 = Jenjang Program Diploma 3 01 = Nomor Urut
Buku Panduan Studi
61
BAB IVSISTEM, STANDAR PENILAIAN MATA KULIAH, DAN PREDIKAT
KELULUSAN MAHASISWAA. Sistem Penilaian Dalam proses pemberian
nilai, ada dua macam cara penilaian yang biasa digunakan, yaitu:
norm-referenced atau penilaian acuan norma, disingkat PAN, atau
disebut juga penilaian norma relatif; dan criterion-referenced atau
penilaian acuan patokan, disingkat PAP, atau disebut juga penilaian
norma absolut. Dalam sistem normreferenced, prestasi belajar
seorang mahasiswa dibandingkan dengan mahasiswa lain dalam kelompok
atau kelasnya. Dalam satu kelas bagaimanapun harus diupayakan agar
muncul seorang atau dua orang mahasiswa yang mendapatkan nilai
tertinggi; dan untuk mendapatkan hal tersebut harus melalui tahapan
proses pengolahan yang panjang dan rumit dengan menggunakan metode
Mean dan Deviasi Standard dengan rumus-rumus perhitungannya.
Sedangkan dalam sistem criterion-referenced, prestasi belajar
seorang mahasiswa dibandingkan dengan sebuah standar tertentu, yang
dikenal sebagai standar mutlak. Sehubungan dengan kedua macam
sistem penilaian ini, melalui berbagai macam pertimbangan ditinjau
dari segi kesederhanaan, kemudahan, kepraktisan, dan
kelebihobjektifan, STSI Bandung menetapkan untuk tidak mengubah
sistem penilaian, yakni tetap menggunakan sistem
criterion-referenced (penilaian norma absolut) yang selama ini
digunakan, yang dipandang sangat relevan bagi lembaga pendidikan
yang menggunakan kurikulum berbasis kompetensi (KBK). B. Skala
Nilai Skala nilai yang digunakan adalah skala angka 1 - 100 dan
skala huruf A, B, C, D, dan E dengan standar perbandingan sebagai
berikut: Nilai Angka 80 - 100 66 - 79 56 - 65 Nilai Huruf A B C
Buku Panduan Studi
62
36 - 55 0 - 35
D E
Keterangan: Bobot Nilai Huruf: A = 4; B = 3; C = 2; D = 1; E = 0
Nilai D, tidak lulus, tetapi bisa her (ujian perbaikan) secara
langsung. Nilai E, tidak lulus, harus mengulang (mengikuti
perkuliahan lagi). C. Perhitungan IP dan IPK 1. Perhitungan IP IP
(Indeks Prestasi) semester dihitung dengan cara tertentu. IP sama
dengan jumlah perkalian antara bobot nilai dan bobot SKS dari
setiap mata kuliah dibagi dengan jumlah bobot SKS dari setiap mata
kuliah yang diambil (dikontrak). (bNH x bSKS) IP = bSKS Keterangan:
bNH = Bobot Nilai Huruf bSKS = bobot SKS Berikut adalah contoh
perhitungan IP. Perhitungan Indeks Prestasi Semester IINo Mata
Kuliah SKS Nilai Angka Huruf 76 83 62 75 76 65 80 83 82 68 B A C B
B C A A A B Bobot Nilai Huruf X Bobot SKS 6 8 4 6 6 4 8 8 16 6
72
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Pendidikan Kewarganegaraan 2 Bahasa Indonesia 2 Bahasa Inggris 2
Pengetahuan HAKI 2 Kebudayaan Sunda 2 Pengetahuan Karawitan I 2
Gamelan P/S II 2 Gamelan Degung I 2 Praktik Karawitan Mandiri II 4
Titi Laras II 2 Jumlah 22 IP: 72:22 = 3,27
Buku Panduan Studi
63
2. Perhitungan IPK IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) dihitung
dengan cara tertentu. IPK sama dengan jumlah IP tiap semester
dibagi dengan jumlah semester. Ips IP = s Keterangan: Ips = Indeks
Prestasi tiap semester s = Semester Berikut adalah contoh
perhitungan IPK. Perhitungan Indeks Prestasi Kumulatif No. 1. 2. 3.
4. 5. 6. 7. 8. Semester IP I 3,17 II 3,27 III 3,25 IV 3,34 V 2,96
VI 3,12 VII 2,97 VIII 3,56 Jumlah 25,64 IPK: 25,64:8=3,20
D. Predikat Kelulusan Summa Cum Laude Cum Laude Sangat Memuaskan
MemuaskanBuku Panduan Studi
64
: IPK 4,00 : 3,51 - 3,99 : IPK 2,76 - 3,50 : IPK 2,00 -2,75
BAB V KETENTUAN-KETENTUAN AKADEMIK
A. Hak dan Kewajiban, Larangan serta Sanksi Mahasiswa 1. Hak dan
Kewajiban a. Setiap mahasiswa berhak menggunakan kebebasan akademik
secara bertanggung jawab untuk menuntut dan mengkaji ilmu sesuai
dengan norma dan susila yang berlaku dalam lingkungan akademik. b.
Setiap mahasiswa berhak memperoleh pendidikan sebaik-baiknya dan
layanan akademik sesuai dengan minat, bakat, kegemaran, dan
kemampuan. c. Setiap mahasiswa berhak mendapat bimbingan dari dosen
yang bertanggung jawab sesuai dengan program studi yang diikutinya
hingga selesai. d. Setiap mahasiswa berhak memperoleh layanan
informasi yang berkaitan dengan program studi yang diikutinya serta
informasi prestasi belajarnya. e. Setiap mahasiswa berhak mengikuti
studi program akademis sesuai dengan jadwal yang ditetapkan dan
persyaratan yang berlaku. f. Setiap mahasiswa berhak memperoleh
layanan fasilitas pendidikan yang sesuai dengan peraturan yang
ditetapkan oleh lembaga. g. Setiap mahasiswa berhak memanfaatkan
sumber daya perguruan tinggi yang tersedia melalui
perwakilan/organisasi kemahasiswaan untuk mengurus dan mengatur
kesejahteraan, minat, bakat dan tatakehidupan bermasyarakat. h.
Setiap mahasiswa berhak ikut serta dalam kegiatan organisasi
mahasiswa perguruan tinggi yang bersangkutan. i. Setiap mahasiswa
wajib ikut mananggung biaya penyelenggaraan pendidikan kecuali bagi
mahasiswa yang dibebaskan dari kewajiban tersebut sesuai dengan
peraturan yang berlaku. j. Setiap mahasiswa wajib mematuhi
peraturan/ketentuan yang berlaku pada perguruan tinggi yang
bersangkutan. k. Setiap mahasiswa wajib menyelesaikan studi sesuai
dengan program yangBuku Panduan Studi
65
ditetapkan serta sesuai dengan persyaratan administrasi yang
berlaku. l. Setiap mahasiswa wajib ikut memelihara sarana dan
prasarana, kebersihan, ketertiban, dan keamanan kampus. m.Setiap
mahasiswa wajib menghargai dan menambah wawasan berbagai disiplin
ilmu. n. Setiap mahasiswa wajib ikut menjaga nama baik almamater.
o. Setiap mahasiswa wajib lapor/minta izin bila terlambat masuk
kelas kepada dosen yang bersangkutan. p. Setiap mahasiswa wajib
bersikap sopan terhadap pegawai (dosen dan tenaga administrasi)
STSI Bandung. q. Setiap mahasiswa wajib menjaga, memelihara,
mengamankan, merawat barang-barang dan alat-alat praktik milik
semua program studi. r. Setiap mahasiswa wajib menjaga ketertiban
dan kebersihan ruang kuliah serta fasilitas lainnya. s. Setiap
mahasiswa wajib mengikuti perkuliahan yang sedang berjalan dengan
tepat waktu menurut jadwal yang dikeluarkan oleh BAAKPSI. t. Setiap
mahasiswa wajib berpakaian rapi dan sopan selama mengikuti
perkuliahan 2. Larangan a. Setiap mahasiswa dilarang mengikuti
seluruh program kegiatan sebelum memenuhi persyaratan administratif
dan persyaratan lain yang merupakan kewajiban bagi setiap
mahasiswa. b. Setiap mahasiswa dilarang memberi sesuatu dalam
bentuk apapun kepada pegawai (dosen dan tenaga administrasi) STSI
Bandung yang dapat diduga bahwa perbuatan itu berkaitan dengan
kepentingan dirinya dalam kegiatan akademis, baik langsung maupun
tidak langsung. c. Setiap mahasiswa dilarang berbicara, bersikap
dan bertingkah laku yang dapat merusak nama baik almamater, baik di
dalam maupun di luar kampus. d. Setiap mahasiswa dilarang membuat
pernyataan, baik dalam bentuk lisan, tertulis, mapun dalam bentuk
tindakan lainnya yang mengatasnamakan STSI Bandung, kecuali
terlebih dahulu disetujui oleh pejabat STSI Bandung yang
berwenang.Buku Panduan Studi
66
e. Setiap mahasiswa dilarang melakukan kegiatan politik praktis
di lingkungan kampus. f. Setiap mahasiswa dilarang memakai
alat-alat atau fasilitas STSI Bandung kecuali mendapat izin
tertulis dari pejabat STSI Bandung yang berwenang. g. Setiap
mahasiswa dilarang melakukan kecurangan akademik berupa
penyontekan, plagiat, memberi hadiah/sogokan, mengintimidasi,
memalsukan nilai atau memalsukan tanda tangan dosen. h. Setiap
mahasiswa dilarang mengunjungi tempat tertentu yang dapat
merusak/merendahkan martabat kemahasiswaannya. i. Setiap mahasiswa
dilarang melakukan pelecehan, baik secara langsung maupun tidak
langsung (sexual, harga diri, nama baik, dan profesi kesenian). j.
Setiap mahasiswa dilarang membawa senjata tajam, dll., yang dapat
menimbulkan ancaman terhadap keselamatan jiwa orang lain. k. Setiap
mahasiswa dilarang secara sembunyi-sembunyi ataupun terbuka memakai
atau mengedarkan obat terlarang (narkoba) dan sejenisnya di
lingkungan kampus. l. Setiap mahasiswa dilarang
menginap/mondok/tidur di dalam kampus. m.Setiap mahasiswa dilarang
memakai sandal dalam mengikuti perkuliahan dan dilarang merokok di
ruang kuliah, dalam ujian-ujian atau di perpustakaan serta di
laboratorium. 3. Sanksi Bagi mahasiswa yang melanggar
ketentuan-ketentuan yang telah diputuskan di atas, akan mendapat
sanksi sebagai berikut: a. Sanksi berupa teguran lisan, dengan
maksud memperingatkan secara lisan agar ada perbaikan atas
kesalahannya. b. Sanksi berupa teguran tertulis kalau teguran lisan
tidak mendapat tanggapan. c. Sanksi akademis, berupa pemberhentian
sementara dari kegiatan perkuliahan, praktikum, dan Praktik Kerja
Lapangan. d. Jika sanksi akademis tersebut tidak juga menghasilkan
perubahan, maka mahasiswa bersangkutan dinonaktifkan dari segenap
kegiatan akademis, dilakukan pemberhentian atas hak dan
kewajibannya selaku mahasiswa STSI Bandung.Buku Panduan Studi
67
e. Jika mahasiswa melakukan tindak pidana di dalam kampus
ataupun di luar kampus, penanggulangannya akan langsung diserahkan
kepada pihak yang berwajib. B. Sumbangan Pembinaan Pendidikan
Setiap mahasiswa yang mengikuti pendidikan di STSI Bandung wajib
membayar SPP, yang besarnya ditetapkan sesuai dengan peraturan yang
berlaku dan pelaksanaannya diatur berdasarkan Kalender Akademik. 1.
Pembayaran SPP a. Pembayaran SPP disampaikan ke Bank BNI 46 melalui
STSI Bandung; b. Pembayaran SPP untuk satu tahun atau per semester;
c. Pembayaran SPP yang terlambat, wajib dilunasi pada semester
berikutnya; d. Untuk Program S1, D3, pembayaran SPP penuh selama 8
semester (semester I hingga semester XIV tergantung pada lama
studi). e. Untuk Program D3, pembayaran SPP penuh selama 6 semester
(semester I hingga semester X tergantung pada lama studi). 2.
Keringanan/Pembebasan SPP Mahasiswa yang tidak mampu, anak panti
asuhan, anak pahlawan nasional, anak pahlawan revolusi, anak
perintis pergerakan kebangsaan/kemerdekaan, anak cacat veteran,
anak penerima tunjangan veteran, anak pejuang kemerdekaan, dapat
diberikan Pembebasan SPP sesuai dengan peraturan yang berlaku. 3.
Prosedur Pengajuan Keringanan/Pembebasan SPP Mahasiswa mengajukan
permohonan tertulis kepada Ketua STSI Bandung melalui Pembantu
Ketua II, diketahui oleh Penasihat Akademik (PA) dengan persetujuan
Ketua Jurusan, selambat-lambatnya dua minggu sebelum jadwal waktu
pembayaran SPP, dengan dilengkapi persyaratan yang telah ditentukan
sebagai berikut: a. Bagi mahasiswa yang tidak mampu, dengan
melampirkan surat keterangan tidak mampu, surat keterangan
penghasilan orangtua setiap bulan yang diketahui Kepala Desa dan
Camat setempat, serta fotocopy Kartu Keluarga. Pemohon pembebasan
SPP sekurang-kurangnya telah menduduki semesterBuku Panduan
Studi
68
ganjil tahun kedua (Semester III); b. Bagi anak panti asuhan,
dengan melampirkan surat keterangan dari panti asuhan, yang
diketahui oleh pejabat terkait. Pemohon pembebasan SPP
sekurangkurangnya telah menduduki semester ganjil tahun kedua
(Semester III); c. Bagi putra/i pahlawan nasional, pahlawan
revolusi, perintis pergerakan kebangsaan/kemerdekaan, anak cacat
veteran, putra/i penerima tunjangan veteran pejuang kemerdekaan,
dengan melampirkan surat keterangan yang diketahui oleh pejabat
yang terkait, fotocopy Kartu Keluarga, dan SK Pengangkatan Veteran.
Pengajuan pembebasan SPP dilakukan tiap semester. Bagi mahasiswa
yang telah mendapat beasiswa atau TID, tidak berhak mengajukan
pembebasan SPP; d. Dikabulkan tidaknya permintaan pembebasan SPP
tersebut sepenuhnya merupakan kewenangan STSI setelah
mempertimbangkan berbagai aspek. 4. Prosedur Penangguhan pembayaran
SPP Mahasiswa yang bermaksud meminta penangguhan pembayaran SPP
diwajibkan mengisi Surat Perjanjian di BAAKPSI. 5. Sanksi
Keterlambatan Pembayaran SPP Mahasiswa yang terlambat membayar SPP
pada waktu yang telah ditentukan STSI Bandung, tidak diperbolehkan
mengikuti seluruh kegiatan akademik selama satu semester dengan
ketentuan sebagai berikut: a. Keterlambatan atau tidak membayar SPP
berarti tidak terdaftar sebagai mahasiswa dan tidak dilayani
kegiatan akademiknya; b. Waktu studi tetap diperhitungkan; c. Tidak
membayar SPP dua semester berturut-turut dinyatakan mengundurkan
diri. Hal-hal yang belum tercantum pada ketentuan-ketentuan di atas
diatur/ditetapkan kemudian berdasarkan Rapat Pimpinan (Rapim) STSI
Bandung. C. Cuti Akademik Cuti Kuliah/Cuti Akademik adalah suatu
kondisi yang menyebabkan mahasiswa berhenti mengikuti perkuliahan.
Mahasiswa yang diizinkan mengambil cuti perkuliahanBuku Panduan
Studi
69
harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1. Mahasiswa minimal
telah menempuh 2 (dua) semester, kecuali sakit yang memerlukan
penyembuhan lama yang disertai Surat Dokter dapat diberikan izin
khusus dari Ketua STSI Bandung; 2. Mengisi formulir (tersedia di
BAAKPSI) dan mengajukan permohonan Cuti Kuliah kepada Ketua STSI
Bandung melalui Pembantu Ketua I, setelah mendapat persetujuan dari
Dosen Penasihat Akademik dan Ketua Jurusan dengan alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan; 3. Pengajuan Cuti Kuliah selambat-lambatnya
2 (dua) minggu sebelum masa pembayaran SPP dan daftar ulang
berakhir; 4. Izin Cuti Kuliah hanya berlaku satu semester, dan
setinggi-tingginya dua kali atau dua semester berturut-turut.
Pengesahan izin Cuti Kuliah dari Ketua STSI Bandung; 5. Mahasiswa
yang Cuti Kuliah, wajib daftar ulang dan wajib membayar SPP
sebanyak 50% dari SPP per semester; 6. Cuti Kuliah, waktunya
diperhitungkan untuk kumulatif perkuliahannya. D. Perpindahan
Jurusan/Program Studi/Alih Jenjang 1. Pengertian Perpindahan
mahasiswa adalah proses perpindahan mahasiswa dari perguruan tinggi
negeri sejenis yang akan memasuki salah satu jurusan/program studi
di STSI Bandung. Perpindahan jurusan/program studi adalah proses
perpindahan mahasiswa dari satu jurusan ke jurusan lain, dalam
jenjang program yang sama. 2. Persyaratan Mahasiswa dapat
mengajukan permohonan pindah jurusan atau program studi apabila
memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. Mahasiswa yang pindah
jurusan atau program studi, minimal telah menempuh dua semester
dengan jumlah SKS yang lulus minimal 20 SKS di luar MKK; b.
Mahasiswa tidak pernah mendapat sanksi akademik dan bukan mahasiswa
yang terkena drop out dari jurusan/program studi asal;
Buku Panduan Studi
70
c. Jurusan atau program studi akan menerima mahasiswa pindahan
apabila: - Daya tampung mahasiswa memungkinkan, dan - lulus
menempuh tes khusus yang diselenggarakan oleh jurusan/program
studi; d. Apabila proses perpindahan mahasiswa tidak diterima,
mahasiswa tetap menempuh kuliah pada jurusan/program studi asal,
dengan ketentuan: - Melaporkan kembali kepada Dosen Pembimbing
Akademik dan Ketua Jurusan; - Setelah mendapat rekomendasi dari
Dosen PA dan Ketua Jurusan, baru dapat menempuh perkuliahan yang
berlaku. 3. Tata Cara Mengajukan Permohonan Pindah a. Bagi
Mahasiswa STSI Bandung - Mahasiswa mengajukan permohonan secara
tertulis kepada Ketua Jurusan/Program Studi yang diinginkan, yang
diketahui oleh Ketua Jurusan asal dan Dosen PA, dengan tembusan
disampaikan kepada Pembantu Ketua I, Kepala Bagian Administrasi
Akademik, Kemahasiswaan, Perencanaan dan Sistem Informasi
(BAAKPSI), dengan melampirkan transkrip nilai dan fotocopy Kartu
Tanda Mahasiswa (KTM); - Pengajuan permohonan pindah
selambat-lambatnya dua minggu sebelum hari pertama
Her-Registrasi/pendaftaran ulang; - Permohonan pindah tidak
dipertimbangkan apabila telah melebihi batas yang telah ditentukan.
b. Bagi Mahasiswa dari Perguruan Tinggi Lain yang Sejenis -
Mengajukan permohonan tertulis kepada Ketua STSI Bandung dengan
melampirkan: - Transkrip nilai; - Surat pindah; - Surat pernyataan
dari perguruan tinggi asal bahwa mahasiswa yang bersangkutan tidak
pernah kena sanksi akademik; - Surat izin belajar, bagi mahasiswa
yang sudah bekerja; - Ijazah terakhir yang dilegalisasi oleh
pejabat yang berwenang; - Pengajuan permohonan pindah dilakukan
bersamaan dengan pendaftaran mahasiswa baru;Buku Panduan Studi
71
c. Permohonan pindah tidak dipertimbangkan apabila telah
melebihi batas waktu yang telah ditentukan; d. Membayar uang
pendaftaran; e. Melaksanakan dan lulus tes. 4. Pertimbangan
Permohonan Pindah a. Perpindahan antarjurusan/program studi hanya
berlaku satu kali selama menjadi mahasiswa STSI Bandung; b. Yang
berwenang memutuskan diterima atau ditolaknya permohonan pindah
adalah Ketua Jurusan/Program Studi penerima; c. Bagi mahasiswa
pindahan dilakukan akreditasi; d. Permohonan pindah yang ditolak,
dapat kembali pada jurusan/program studi asal. E. Akreditasi
Perpindahan mahasiswa dari perguruan tinggi negeri sejenis atau
jurusan/program studi di STSI Bandung dilaksanakan melalui
penghasilan kredit yang telah ditempuh oleh mahasiswa. Di samping
akreditasi, mahasiswa yang berasal dari perguruan tinggi lain
diwajibkan menempuh mata kuliah wajib yang dianggap perlu, yang
ditentukan oleh STSI Bandung. Mahasiswa tingkat sarjana (semester
VII) yang berasal dari perguruan tinggi negeri sejenis dan akan
melanjutkan kuliah di STSI Bandung, akreditasi dilakukan dengan
mempertimbangkan jenis dan isi mata kuliah yang telah ditempuh
dengan jenis mata kuliah yang diprogramkan oleh STSI Bandung. F.
Ijazah, Gelar, dan Sebutan Lulusan Ijazah, gelar, dan sebutan
lulusan, diberikan kepada mahasiswa yang telah menyelesaikan studi
dan dinyatakan LULUS. Pemberian gelar dan sebutan lulusan STSI
Bandung didasarkan atas SK Mendikbud Nomor: 036/U/1993 tanggal 9
Februari 1993, gelar akademik lulusan Program Sarjana adalah
Sarjana Seni yang disingkat S.Sn. Sebutan/gelar profesional lulusan
Program Diploma-3 adalah Ahli Madya disingkat A.Md. Penyerahan
ijazah dilakukan pada Upacara Wisuda yang pelaksanaannya diaturBuku
Panduan Studi
72
dalam Kalender Akademik. Mahasiswa yang berhak mengikuti
wisuda/menerima ijazah adalah mahasiswa yang telah menyelesaikan
seluruh kegiatan akademik serta kewajiban lainnya. G. Status
Mahasiswa Status mahasiswa STSI Bandung dapat dibagi atas 3 (tiga)
kategori, yaitu: 1. Mahasiswa biasa; 2. Dharmasiswa; 3. Mahasiswa
luar biasa. Mahasiswa Berstatus Ganda Mahasiswa yang memiliki
status ganda, artinya merangkap kuliah di perguruan tinggi lain,
mata-mata kuliah MKU dan Mata Kuliah Dasar Keahlian (MKDK) tidak
dapat diakreditasi. Ketentuan ini juga berlaku bagi mereka yang
telah menyelesaikan Program D-3 maupun S-1 disiplin ilmu lain
(nonseni) STSI Bandung dilarang memiliki status ganda atau
merangkap pada strata/program studi/jurusan yang berada di
lingkungan STSI Bandung. H. Sanksi Akademik 1. Mahasiswa yang
terbukti melakukan pemalsuan antara lain tanda tangan dosen, nilai,
dan surat lainnya, mendapat sanksi tidak mendapatkan nilai ujian
pada semester tersebut, tetapi harus mengulang pada semester
berikutnya; 2. Mahasiswa yang mengikuti kuliah/menempuh ujian tanpa
KRS, dinyatakan tidak lulus/batal dan mahasiswa bersangkutan harus
mengulang kembali mata kuliah yang sama. 3. Mahasiswa yang telah
terdaftar/tidak membayar SPP tidak berhak mendapatkan nilai ujian
dari dosen.
Buku Panduan Studi
73
BAB VI ADMINISTRASI AKADEMIK
Pelaksanaan administrasi akademik adalah suatu sistem
pengelolaan administrasi akademik sebagai salah satu pendukung dan
penunjang pelaksanaan pendidikan dan pengajaran pada STSI Bandung
secara efektif dan efisien. A. Pelaksana Administrasi Pelaksanaan
administrasi sistem kredit diperlukan tahapan kegiatan administrasi
akademik dalam penyelenggaraan perkuliahan untuk setiap semester,
yang terdiri dari: 1. Pendaftaran dan daftar ulang
(registrasi/her-registrasi); 2. Pengisian Kartu Rencana Studi (KRS)
melalui konsultasi dengan Penasihat Akademik (PA); 3. Pengisian
Kartu Perubahan Rencana Studi (KRS), paling lambat setelah 4 kali
tatap muka; 4. Pelaksanaan Perkuliahan; 5. Pelaksanaan Ujian; 6.
Pengadministrasian Nilai. B. Registrasi dan Her-Registrasi
Mahasiswa yang telah membayar SPP diwajibkan melakukan pendaftaran
awal/registrasi (mahasiswa baru) dan pendaftaran
ulang/her-registrasi (mahasiswa lama) sesuai dengan waktu yang
telah ditetapkan STSI Bandung. 1. Prosedur
Registrasi/Her-Registrasi a. Daftar mahasiswa yang diizinkan
registrasi (mahasiswa baru) dan mahasiswa her-registrasi (mahasiswa
lama) disusun oleh Subbagian Administrasi Akademik. b. Mahasiswa
mengisi dan membayar SPP pada Bank BNI 1946, melalui STSI
Buku Panduan Studi
74
Bandung dengan waktu yang telah ditetapkan. c. Mahasiswa mengisi
dan menyerahkan kembali formulir registrasi (mahasiswa baru) dan
her-registrasi (mahasiswa lama) dengan melampirkan tanda bukti
pembayaran SPP. d. Subbagian Administrasi Akademik memeriksa isian
formulir registrasi/herregistrasi dan tanda bukti pembayaran SPP
serta membagikan Kartu Tanda Mahasiswa (KTM). Mahasiswa yang tidak
melaksanakan registrasi (mahasiswa baru) pada jadwal waktu yang
telah ditetapkan dinyatakan mengundurkan diri. Mahasiswa yang tidak
melaksanakan her-registrasi (mahasiswa lama) pada jadwal waktu yang
telah ditetapkan tidak diperbolehkan mengikuti seluruh program
akademik, dan waktu studi yang digunakan tetap diperhitungkan. 2.
Prosedur Pengisian Kartu Rencana Studi (KRS) a. Mahasiswa mengisi
(3 rangkap) dan menyerahkan kembali Kartu Rencana Studi (KRS)
dengan menunjukkan tanda bukti pembayaran SPP pada semester tahun
berjalan kepada Dosen Penasihat Akademik (PA); b. Kartu Rencana
Studi (KRS) disahkan oleh Dosen Penasihat Akademik (PA) yang telah
ditugaskan Manajer Program Studi atas pilihan jurusan; c.
Menyerahkan kembali KRS kepada: - Satu eksemplar ke Subbagian
Administrasi Akademik, dan mengambil Kartu Perkuliahan; - Satu
eksemplar ke Penasihat Akademik; dan - Satu eksemplar untuk
pegangan mahasiswa yang bersangkutan. d. Subbagian Administrasi
Akademik menyusun daftar mahasiswa berdasarkan KRS untuk dibuatkan
daftar hadir perkuliahan. 3. Perurutan Pengambilan Mata Kuliah a.
Pengambilan Mata Kuliah Sesuai dengan sebaran mata kuliah yang
telah ditetapkan setiap semesternya, maka setiap mahasiswa dalam
pengambilan mata kuliah tergantung dari kemampuan dan kesanggupan
mahasiswa bersangkutan, yang diatur sebagai berikut:Buku Panduan
Studi
75
- Bagi mahasiswa baru yang mulai semester I, diperbolehkan
mengambil seluruh mata kuliah semester I tersebut; - Bagi mahasiswa
lama atau yang menempuh pada semester II sampai dengan semester
VIII, ditetapkan sebagaimana tercantum pada Bab VII tentang
Evaluasi Keberhasilan Studi Mahasiswa. b. Pengambilan Mata Kuliah
Pilihan Mata kuliah pilihan adalah mata kuliah yang wajib dipilih
salah satu atau dua dari jumlah mata kuliah yang tersedia dan
jumlahnya akan ditentukan oleh jurusan. Mata kuliah pilihan
ditempuh untuk memenuhi: 1) Tuntutan karena syarat dan prasyarat
menempuh mata kuliah bidang studi/profesi/ spesialisasi tertentu;
2) Tuntutan karena mendukung bidang studi/profesi atau
spesialisasinya. c. Pengambilan Mata Kuliah Bersyarat Mata kuliah
bersyarat adalah mata kuliah yang dapat diambil, apabila syarat
terpenuhi. Terdapat dua macam mata kuliah bersyarat, yaitu: 1) Mata
kuliah bersyarat telah ditempuh/lulus mata kuliah tertentu yang
berjenjang: - jenjang sejenis, yakni mata kuliah yang secara
bertahap setiap semester diajarkan (minimal dalam dua tingkat
semester); - jenjang tidak sejenis, adalah mata kuliah tertentu
yang mendasarinya dan berbeda nama mata kuliahnya. 2) Mata kuliah
bersyarat status tingkat semester dari mahasiswa yang bersangkutan,
artinya terdapat sejumlah mata kuliah yang tidak dapat/tidak boleh
diambil oleh mahasiswa pada tingkat semester yang lebih rendah. 4.
Pelaksanaan Kuliah Perkuliahan atau proses belajar mengajar dapat
dilaksanakan dengan melalui: a. Tatap Muka Langsung di kampus; b.
Studi Lapangan terbagi atas: - Kuliah Lapangan, artinya mengadakan
aktivitas studi di luar kampus dan pengajar yang bersangkutan
bertindak sebagai pembimbing/motivator dan penilai;Buku Panduan
Studi
76
- Tugas Lapangan, mahasiswa secara mandiri (tanpa disertai
pengajar) mengadakan studi di luar kampus untuk merealisasikan
tugas-tugas dari pengajar. c. Teknis Perkuliahan - Setiap
perkuliahan mahasiswa wajib mengisi absensi (daftar hadir) secara
kolektif, kemudian disahkan oleh pengajar yang bersangkutan; -
Setiap tatap muka dalam perkuliahan, pengajar wajib mencantumkan
materi perkuliahan. d. Kuliah Tambahan Kuliah Tambahan adalah
penyelenggaraan kuliah di luar jadwal reguler, apabila tatap muka
kurang dari 75% atau materi perkuliahan dalam SAP belum selesai.
Waktu pelaksanaannya ditentukan oleh pengajar yang bersangkutan; e.
Syarat menempuh minat utama akademik jalur profesi Program D3 dan
S1, penetapannya diatur oleh masing-masing jurusan. 5. Cara
Penulisan Semester a. Semester ganjil/genap; ditulis salah satu
atau dicoret salah satu sehingga dapat terbaca lebih jelas. b.
Semester ditulis dengan angka Romawi: I, II, III, dst. c. Bagi
mahasiswa yang mengambil cuti akademik, maka waktu cuti tersebut
tidak diperhitungkan lama waktu kuliah. Contoh: Semester Ganjil :
III tahun 3, berarti semester ketiga tahun ketiga (karena cuti
kuliah) satu tahun. Semester Genap : VI tahun 5, berarti mahasiswa
yang bersangkutan pada tahun kelima baru mengikuti semester VI
(karena cuti kuliah dua tahun).
Buku Panduan Studi
77
BAB VII PERKULIAHAN
A. Kalender Akademik Tahun kuliah STSI Bandung dibagi menjadi 2
semester, yaitu semester ganjil dari bulan September sampai dengan
Januari dan semester genap dari bulan Februari sampai dengan Juni.
Rincian waktu kegiatan-kegiatan kuliah diatur dalam Kalender
Akademik. B. Pembimbing Akademik Setiap mahasiswa dibimbing oleh
seorang Penasihat Akademik (PA) untuk memberikan bantuan dan
nasihat kepada mahasiswa dalam menyusun program studi dan
memberikan pengawasan secara terus menerus untuk kemajuan studi
mahasiswa. Tugas dan tanggung-jawab Penasihat Akademik: 1.
Memberikan penjelasan dan petunjuk kepada mahasiswa tentang program
studinya; 2. Memberikan bimbingan dan nasihat kepada mahasiswa
tentang cara-cara belajar yang baik dalam menyelesaikan studinya;
3. Memberikan nasihat kepada mahasiswa dalam pemilihan mata kuliah
sesuai dengan program studinya; 4. Membantu mahasiswa dalam
menyusun rencana studi untuk memilih mata kuliah yang tepat sesuai
dengan kemampuan dan tujuan pendidikan; 5. Meneliti sebab-sebab dan
memberikan persetujuan atas perubahan rencana studi mahasiswa; 6.
Membantu menyusun dan menyimpan secara rahasia data mahasiswa yang
dibimbingnya; 7. Memberikan laporan dan rekomendasi tentang
mahasiswa yang dibimbingnya jika diperlukan;
Buku Panduan Studi
78
8. Memberikan peringatan kepada mahasiswa yang prestasinya
rendah; 9. Menyediakan waktu yang cukup untuk berkonsultasi dengan
mahasiswa; 10.Mengikuti dan memperhatikan segala segi kepribadian
mahasiswa. Tugas dan Kewajiban Mahasiswa terhadap Penasihat
Akademik: 1. Berkonsultasi dalam menyusun rencana studi; 2.
Berkonsultasi pada saat yang diperlukan; 3. Melaporkan
kesulitan-kesulitan yang dialami dalam menyelesaikan studi.
Kriteria Penasihat Akademik: 1. Berstatus Dosen Tetap; 2.
Serendah-rendahnya Asisten Ahli (III/b) atau yang diberi
kualifikasii Penasihat Akademik oleh Ketua STSI Bandung. Jumlah
Mahasiswa dan Masa Bimbingan: 1. Setiap Penasihat Akademik (PA)
membimbing mahasiswa tidak lebih dari 12 orang, kecuali jumlah
mahasiswa lebih besar daripada jumlah Penasihat Akademik yang ada;
2. Setiap Penasihat Akademik (PA) membimbing mahasiswa hingga waktu
penyelesaian studi mahasiswa. C. Pelaksanaan Perkuliahan
Perkuliahan atau Proses Belajar Mengajar (PBM) dapat dilaksanakan:
1. Tatap muka langsung di Kampus; 2. Studi Lapangan: a. Kuliah
Lapangan, artinya mengadakan aktivitas studi di luar Kampus dan
pengajar yang bersangkutan bertindak sebagai pembimbing/motivator
dan penilai; b. Tugas Lapangan, mahasiswa secara mandiri (tanpa
disertai pengajar) mengadakan studi di luar kampus merealisasikan
tugas-tugas dari pengajar. 3. Teknis Perkulihan a. Setiap
perkuliahan mahasiswa wajib mengisi daftar hadir secara kolektif,
kemudian disyahkan oleh Dosen Pengajar yang bersangkutan; b. Setiap
tatap muka dalam perkuliahan, menandatangani Berita Acara
Perkuliahan.Buku Panduan Studi
79
D. Waktu Perkuliahan 1. Ujian Semester dan Penilaian Terhadap
kegiatan dan kemajuan belajar mahasiswa dilakukan
pemeriksaan/pengukuran hasil pendidikan secara berkala yang dapat
berbentuk ujian, pelaksanaan tugas, dan pengamatan oleh pengajar.
Persyaratan Peserta Ujian Semester a. Yang diperbolehkan mengikuti
ujian semester adalah mahasiswa yang telah mengikuti
sekurang-kurangnya 75% dari semua kegiatan tatap muka serta
memenuhi ketentuan-ketentuan lain yang ditetapkan. b. Mahasiswa
yang kehadirannya kurang dari 75% dari jumlah tatap muka,
diperbolehkan mengikuti ujian dengan terlebih dahulu diberi tugas
tambahan. c. Mahasiswa tidak dapat mengikuti ujian untuk matakuliah
yang tidak direncanakan dalam KRS/KPRS. d. Mahasiswa yang tidak
hadir pada ujian terjadwal tanpa keterangan yang dapat
dipertanggungjawabkan dinyatakan gugur. e. Dosen mengajar minimal
12x pertemuan/semester, apabila kurang, perlu diadakan kuliah
padat/khusus. Setiap semester diakhiri dengan satu kali ujian
semester dengan ketentuan: a. Seminggu sebelum ujian semester
diberikan minggu tenang; b. Jadwal ujian semester ditetapkan
tersendiri atau sesuai dengan jadwal kuliah; c. Selama satu
semester minimal diadakan tiga kali penilaian, terdiri dari ujian
tengah semester, tugas-tugas, dan ujian akhir semester. d. Ujian
akhir semester hanya bisa dilakukan bila pengajar telah memenuhi
syarat minimal tatap muka yaitu 75% dari kegiatan kuliah terjadwal;
e. Mahasiswa hanya boleh mengikuti ujian akhir semester jika telah
memenuhi registrasi administrasi akademik, serta mengikuti
perkuliahan minimal75% dari kegiatan kuliah; f. Mahasiswa yang
berhalangan mengikuti ujian karena sakit berdasarkan surat
keterangan dokter dapat menempuh ujian tersendiri,
selambat-lambatnya 1 minggu setelah ujian akhir semester
berakhir;
Buku Panduan Studi
80
g. Ujian akhir semester dapat berupa ujian tertulis atau
praktik; h. Mahasiswa harus menaati tatatertib ujian semester. 2.
Penilaian Hasil Ujian Semester Sistem penilaian menggunakan standar
mutlak. Akan tetapi pada kondisi tertentu dapat menggunakan standar
pengurutan relatif. Standar mutlak digunakan untuk memisahkan
mahasiswa menjadi dua kategori, yaitu mahasiswa yang memenuhi
syarat kelulusan dan mahasiswa yang tidak memenuhi syarat
kelulusan. Sedangkan standar pengurutan relatif digunakan untuk
menetapkan batas terendah pencapaian yang dianggap memenuhi syarat
kelulusan, kemudian diteruskan dengan pemberian nilai berdasarkan
posisi relatifnya masing-masing. 3. Perbaikan Nilai Bagi mahasiswa
yang akan memperbaiki nilai dapat dilakukan dengan cara: a.
Mengajukan permohonan kepada dosen pengajar untuk ujian ulang; b.
Mengulang/mengikuti kuliah penuh dengan merencanakan ke dalam KRS
yang pelaksanaannya disesuaikan dengan jadwal/semester tertentu; c.
Waktu pelaksanaan dilaksanakan dalam waktu satu semester
berikutnya. 4. Pengumuman Pengumuman hasil ujian semester dilakukan
oleh Subbagian Akademik sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
E. Praktikum 1. Praktikum adalah kegiatan di luar perkuliahan tatap
muka (teori yang terstruktur dan terjadwal) yang bertujuan untuk
meningkatkan pemahaman teori atau memberikan suatu keterampilan; 2.
Praktik adalah kegiatan penerapan kemampuan umum di bidang ilmu
(PS) nya. 3.`Kegiatan belajar-mengajar di kelas yang bersifat
praktik tidak semuanya bisa dikategorikan dalam pengertian
praktikum di atas; 4. Kegiatan praktikum di satu sisi bisa
merupakan kegiatan yang menghasilkan barang, di sisi lain bisa pula
berupa satu kegiatan yang bisa didokumentasikan;
Buku Panduan Studi
81
5. Kegiatan praktikum yang menghasilkan barang, bisa
dilaksanakan secara mandiri di luar kegiatan mata kuliah yang
terkait; 6. Kegiatan praktikum yang menghasilkan kegiatan, bisa
dilaksanakan secara terpadu ditunjang oleh kegiatan praktikum yang
menghasilkan barang; 7. Pelaksanaan kegiatan praktikum mandiri
dilakukan secara berjenjang berdasarkan mata kuliah yang sudah
ditempuhnya; 8. Pelaksanaan kegiatan praktikum terpadu diberlakukan
bagi mahasiswa semester akhir (Semester VII ); 9. Kegiatan
praktikum bisa merujuk pada terciptanya karya-karya unggulan, baik
eksperimental maupun bukan, sebagai ajang gelar kemampuan
keterampilan mahasiswa dalam mendukung karya cipta sivitas
akademika terpilih; 10.Konsistensi hasil serta pelaksanaan
praktikum pada setiap jenjang diharapkan bisa dipertahankan secara
optimal. Rincian lebih lanjut dapat dilihat pada Pedoman Praktikum.
Praktik Kerja Persyaratan Peserta PKL dan PKP, baik untuk Program
Strata-1 maupun Diploma-3 jumlah minimal sks yang ditempuh sebanyak
75 %. Praktek Kerja Lapangan Praktik Kerja Lapangan ini merupakan
mata kuliah wajib bagi mahasiswa program Diploma (D-3) Jurusan Seni
Rupa. Pelaksanaannya berupa aplikasi dari Metode Latihan Seni pada
berbagai institusi di masyarakat sebagai bagian dari uji coba
kemampuan mahasiswa dalam berolah seni dalam rangka persiapan
kemandiriannya di masyarakat. Beban Akademik Praktik Kerja lapangan
terinci sebagai berikut: 1. Tahap Persiapan: Mahasiswa diwajibkan
mengikuti kuliah/pembekalan sekitar 50 jam tatap muka yang dihargai
sebanyak 1 SKS; 2. Tahap Pelaksanaan: Mahasiswa diwajibkan
melakukan kegiatan antara lain pengamatan dan pendekatan sosial,
penyusunan dan pemasyarakatan program, pelaksanaan program bersama
masyarakat, serta penulisan laporan dalam waktu 1 bulan diBuku
Panduan Studi
82
lapangan. Kegiatan ini dihargai sebanyak 3 SKS. Praktik Kerja
Profesi Praktik Kerja Profesi (PKP) STSI Bandung merupakan bagian
dari proses pendidikan yang berhubungan erat dengan pembenahan
mahasiswa secara utuh yang diharapkan juga berdampak pada
pengembangan dan peningkatan kemampuan masyarakat. Oleh karena itu
PKP merupakan bagian yang integral pada kurikulum STSI Bandung dan
merupakan persyaratan bagi mahasiswa program Strata (S1). Dengan
kata lain Praktik Kerja Profesi pada STSI Bandung berstatus
intrakurikuler wajib dan merupakan prasyarat untuk penyelesaian
studi jenjang pendidikan Strata (S1). Pesertanya adalah semua
mahasiswa program S1 yang telah menempuh minimal 75% dari seluruh
mata kuliah serta memenuhi persyaratan administrasi PKP yang telah
ditentukan. Adapun beban akademik Kuliah Kerja Nyata dirinci dengan
perhitungan sebagai berikut: 1. Tahap Persiapan: Mahasiswa
diwajibkan mengikuti kuliah/pembekalan sekitar 80 jam tatap muka
yang dihargai sebanyak 1 SKS; 2. Tahap Pelaksanaan: Mahasiswa
diwajibkan melakukan kegiatan antara lain pengamatan dan pendekatan
sosial, penyusunan dan pemasyarakatan program, pelaksanaan program
bersama masyarakat, serta penulisan laporan dalam waktu dua bulan
di lapangan. Kegiatan ini dihargai sebanyak 3 SKS. F. Tugas Akhir
Tugas akhir merupakan persyaratan (akhir) untuk menyelesaikan
studi, baik di D3 maupun S1. Keterangan pokok-pokoknya adalah
sebagai berikut: 1. Bentuk tugas akhir sesuai dengan minat utama
yang dipilih mahasiswa, yaitu Karya Tulis atau Karya Seni (S1), dan
Karya Seni (D3); 2. Penyusunan tugas akhir dibimbing oleh Dosen
Pembimbing sejak mahasiswa menginjak semester VII (S1) atau
semester V (D3);Buku Panduan Studi
83
3. Tugas Akhir akan diuji oleh satu Tim Penguji yang berjumlah 5
orang; 4. Pengujian Tugas Akhir berlangsung 2 tahap: Tahap I
Kolokium, dan Tahap II Sidang (Karya Tulis S1), dan atau Resital
(Karya Seni, S1 dan D3); 5. Mahasiswa dinyatakan lulus dalam
menempuh Tugas Akhir dengan nilai serendah-rendahnya 65; 6. Syarat
utama untuk mengikuti ujian tugas akhir adalah bahwa mahasiswa
sudah menyelesaikan semua kredit termasuk PKP (S1) atau PKL (D3);
7. Ujian Tugas Akhir berlangsung satu semester sekali, yaitu pada
bulan-bulan Oktober/November dan Mei/Juni (S1), atau September dan
Mei (D3); 8. Tugas Akhir dihargai sebesar 6 SKS baik S1 maupun D3.
Informasi lengkap dan rinci mengenai Tugas Akhir ini dimuat dalam
sajian khusus yaitu Panduan Tugas Akhir.
Buku Panduan Studi
84
BAB VIII EVALUASI KEBERHASILAN STUDI MAHASISWA DAN SANKSI DROP
OUT (DO)
A. Evaluasi Keberhasilan Studi Mahasiswa Evaluasi keberhasilan
studi mahasiswa dilakukan secara bertahap, meliputi: evaluasi
semesteran, evaluasi dua tahun pertama, dan evaluasi akhir program.
1. Evaluasi Semesteran Evaluasi semesteran dilakukan pada tiap-tiap
akhir semester terhadap mata kuliah yang diambil mahasiswa. Hasil
evaluasi ini terutama digunakan untuk menentukan beban studi yang
boleh diambil pada semester berikutnya dengan memperhitungkan
keberhasilan studi semester-semester sebelumnya. Besarnya beban
studi yang boleh diambil mahasiswa (Program Diploma/Sarjana) pada
semester berikutnya ditentukan dengan pedoman sebagai berikut
(lihat tabel di halaman berikutnya). 2. Evaluasi Dua Tahun Pertama
Pada akhir dua tahun pertama terhitung mulai saat mahasiswa
terdaftar, keberhasilan studi mahasiswa dievaluasi dengan disertai
Berita Acara untuk menentukan apakah boleh melanjutkan studi atau
tidak. Mahasiswa boleh melanjutkan studi, apabila memenuhi
syarat-syarat: a. Mengumpulkan sekurang-kurangnya 30 SKS; b.
Mencapai indeks prestasi kumulatif sekurang-kurangnya 2,00. Apabila
dalam waktu dua tahun mahasiswa mampu mengumpulkan lebih dari 30
SKS, maka untuk evaluasi tersebut diambil 30 SKS dari mata kuliah
yang mempunyai nilai tertinggi. Pada akhir dua tahun berikutnya
mahasiswa diwajibkan: - Mengumpulkan sekurang-kurangnya 75 SKS
(khusus untuk Program S1)
Buku Panduan Studi
85
termasuk jumlah SKS yang dikumpulkan pada dua tahun pertama; -
Mencapai Indeks P